strategi menyikapi pma di indonesia

2
STRATEGI MENYIKAPI PMA di INDONESIA 1. Mencari negara lain yang mau menanamkan modalnya di Indonesia seperti Emerging Countries dan NICs 2. Alokasi berdasarkan daerah. Alokasi FDI masih terkonsetrasi di Jawa yakni sebesar 53.4% dari total, selama Januari-September 2014. Menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk memberikan insentif bagi alokasi FDI ke luar Jawa serta meningkatkan locational advantages daerah-daerah di luar Jawa dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dan reformasi birokrasi pemerintah daerah. 3. Meningkatkan dampak forward dan backward linkage bagi perekonomian Indonesia. Hal ini diakibatkan karena menurut data, 90% dari total impor adalah barang-barang setengah jadi serta capital goods. Sehingga perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia mendapatkan pasokan bahan baku dari luar negeri, bukan dari perusahaan lokal. 4. Meningkatkan fokus alokasi anggaran pemerintah pada investasi R&D. Hal ini guna memicu knowledge spillovers dan technology transfer. Menurut data, pada 2012 persentase pengeluaran untuk R&D terhadap GDP di Indonesia hanya sebesar 0.2%, masih dibawah India (0.85%), Malaysia (0.7%), China (1.6%) dan Singapura (2.65%). 5. Penting juga mengubah insentif pajak menjadi berbasis sektor ketimbang berbasis proyek sehingga sektor-sektor yang berorientasi value-added industry dan strategis untuk transfer technology bisa tergarap. Diharapkan insentif-insentif untuk menarik FDI tidak sekedar mengarah ke sektor yang tidak menyerap lapangan kerja dan bersifat ekstraktif seperti pertambangan. Insentif pajak juga bisa digunakan sebagai alat untuk menjaga tingkat repatriasi tidak terlampau tinggi, sehingga pengusaha bersedia menginvestasikan labanya di tanah air.

Upload: muhammad-ilham-ashari

Post on 13-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Strategi for FDI

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Menyikapi Pma Di Indonesia

STRATEGI MENYIKAPI PMA di INDONESIA

1. Mencari negara lain yang mau menanamkan modalnya di Indonesia seperti Emerging Countries dan NICs

2. Alokasi berdasarkan daerah. Alokasi FDI masih terkonsetrasi di Jawa yakni sebesar 53.4% dari total, selama Januari-September 2014. Menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk memberikan insentif bagi alokasi FDI ke luar Jawa serta meningkatkan locational advantages daerah-daerah di luar Jawa dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

3. Meningkatkan dampak forward dan backward linkage bagi perekonomian Indonesia. Hal ini diakibatkan karena menurut data, 90% dari total impor adalah barang-barang setengah jadi serta capital goods. Sehingga perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia mendapatkan pasokan bahan baku dari luar negeri, bukan dari perusahaan lokal.

4. Meningkatkan fokus alokasi anggaran pemerintah pada investasi R&D. Hal ini guna memicu knowledge spillovers dan technology transfer. Menurut data, pada 2012 persentase pengeluaran untuk R&D terhadap GDP di Indonesia hanya sebesar 0.2%, masih dibawah India (0.85%), Malaysia (0.7%), China (1.6%) dan Singapura (2.65%).

5. Penting juga mengubah insentif pajak menjadi berbasis sektor ketimbang berbasis proyek sehingga sektor-sektor yang berorientasi value-added industry dan strategis untuk transfer technology bisa tergarap. Diharapkan insentif-insentif untuk menarik FDI tidak sekedar mengarah ke sektor yang tidak menyerap lapangan kerja dan bersifat ekstraktif seperti pertambangan. Insentif pajak juga bisa digunakan sebagai alat untuk menjaga tingkat repatriasi tidak terlampau tinggi, sehingga pengusaha bersedia menginvestasikan labanya di tanah air.

6. Penting pula untuk mengkritisi peran pemerintah dalam menghindari ancaman kerusakan lingkungan akibat FDI.

7. Aspek kedaulatan. Sebagai contoh, sebuah studi dari Kolstad dan Wiig (2009) menunjukan bahwa outward FDI dari China berbanding lurus dengan buruknya institusi negara host-countries dan tingkat persediaan natural resources. Jadi, semakin lemah institusi suatu negara maka semakin tinggi tingkat outward FDI China ke negara itu dan mengarah ke sektor natural resources. Hal ini tercermin dalam outward FDI dari China ke negara-negara Afrika yang lemah institusinya, sehingga hal ini malah mendukung “resources curse” di negara-negara itu, alih-alih memberikan kesejahteraan. Di sisi lain pemerintah China mampu memperoleh kesempatan untuk mengamankan pasokan energi negaranya.

8. Mendorong tumbuhnya industri lokal

https://www.selasar.com/ekonomi/kebijakan-investasi-asing-di-indonesia