strategi menghidupkan sekolah yang mati suri

21
STRATEGI MENGHIDUPKAN SEKOLAH YANG MATI SURI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Sekolah Dosen Pengampu Anam Sutopo S.Pd., M.Hum Disusun Oleh : Nama : Sulastri NIM : A510120011 Kelas : VIA Email : [email protected] PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014/2015 ABSTRAK Penulisan makalah ini memaparkan tentang penyebab sekolah mati suri. Tugas dan Fungsi pengawas dan kepala sekolah. Manajemen pendidikan ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya pendidikan dan yang terkait lainnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau 1

Upload: widiya-pangestika

Post on 02-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pengembangan sekolah

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

STRATEGI MENGHIDUPKAN SEKOLAH YANG MATI SURI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Sekolah

Dosen Pengampu Anam Sutopo S.Pd., M.Hum

Disusun Oleh :

Nama : Sulastri

NIM : A510120011

Kelas : VIA

Email : [email protected]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014/2015

ABSTRAK

Penulisan makalah ini memaparkan tentang penyebab sekolah mati

suri. Tugas dan Fungsi pengawas dan kepala sekolah. Manajemen pendidikan

ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya pendidikan dan yang terkait

lainnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau

penggerakan, dan pengendalian atau pengawasan untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Serta strategi

yang digunakan untuk menghidupkan sekolah mati suri dengan melakukan

manajemen berbasis sekolah langkah-langkah manajemen meliputi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading)

dan pengawasan (controlling).

Kata kunci: Strategi menghidupkan sekolah yang mati suri

1

Page 2: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan

formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan

ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).

Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak

diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar

negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian

Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya

berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara

struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas

pendidikan kabupaten/kota. Sekolah dasar sebagai institusi atau lembaga

pendidikan. Sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan

bagi anak didik dan melibatkan banyak komponen. Sehingga aktivitas

maupun komponen pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajemen

yang baik dalam rangka mencapai tujuan institusional sekolah dasar.

Menurut Samino (2012:22) mengatakan bahwa manajemen pendidikan

adalah ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya pendidikan dan

yang terkait lainnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan atau penggerakan, dan pengendalian atau pengawasan untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.

2

Page 3: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

PEMBAHASAN

A. Penyebab Sekolah Mati Suri

1. Kinerja kepala sekolah yang tidak maksimal

2. Kinerja guru yang kurang porofesional di saat pembelajaran

3. Jumlah siswa yang sedikit

4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai

B. Strategi Menghidupkan Sekolah Mati Suri

a. Penilaian Kinerja terhadap Kepala Sekolah

a) Pengawas Sekolah

Pengawas pendidikan (supervisi) seorang yang melakukan pengawasan kepada kepala sekolah-sekolah.

1. Tugas Pengawas Sekolah

Tugas nyata seorang pengawas pada garis besarnya ada dua

macam, yaitu:

a. Melaksanakan Supervisi akademik terhadap guru dalam

melaksanakan pembelajaran. Sebelum pengawas sekolah

melaksanakan supervisi akademik terlebih dahulu menyusun

kepengawasan akademik (RKA).

b. Melaksanakan supervisi manajerial terhadap kinerja kepala

sekolah. Sebelum pengawas sekolah melaksanakan supervisi

manajerial  terlebih dahulu menyusun kepengawasan manajerial

(RKM).

2. Wewenang Pengawas Sekolah

Salah satu wewenang pengawas sekolah adalah menilai dan

menetapkan tingkat kinerja kepala sekolah, guru, dan tenaga didik

3

Page 4: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

lain. Jadi di sini seorang pengawas menilai peningkatan kinerja

kepala sekolah sudah menjadi wewenang pengawas sekolah.

3. Fungsi Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah melaksanakan tugas pokok dan wewenangnya

harus menggunakan fungsinya, yaitu pengawas berfungsi mitra

guru, inovator, konselor, motivator, kolaborator, asesor, evaluator,

dan konsultan.

b) Kepala Sekolah

Kepala dapat diartikan ‘Ketua atau ‘Pemimpin’ dalam suatu organisai

atau lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi

tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian pengertian kepala

sekolah dapat didefinisikan :”seorang tenaga professional guru yang diberi

tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar

mengajar.

Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, sebagai berikut:

a. Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu

b. Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai

c. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah

d. Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk

pelaksanan peningkatan mutu

e. Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah

f. Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting

sekolah

g. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intentif dari orang tua murid

h. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidian dan tenaga

kependidikan

i. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi siswa

4

Page 5: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

j. Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif menegenai pelaksanaan

kurikulum

k. Meningkatkan mutu pendidikan

Jika ada sekolah yang mati suri ”mati enggan hidup tak mau” seorang

pengawas sekolah bisa menegur atau memberi penilaian terhadap kinerja

kepala sekolah dan guru di sekolah dasar tersebut. Karena salah satu

wewenang pengawas sekolah adalah menilai dan menetapkan tingkat kinerja

kepala sekolah, guru, dan tenaga didik lain. Seharusnya kepala sekolah

bekerja sesuai apa yang menjadi tugasnya seperti yang tertera di atas.

Kemudian pengawas memberikan sebuah motivasi agar kepala sekolah

mampu meningkatkan mutu dan kualitas sekolah agar tujuan sekolah dapat

tercapai. Sehingga tercipta suasana kehidupan sebagaimana mestinya di

sekolah dasar yang maju. Dengan cara kepala sekolah melakukan manajemen

sekolah dengan baik.

b. Melakukan Manajemen Berbasis Sekolah

Setelah kepala sekolah mendapatkan teguran dari pengawas atau

penilaian kinerja tentang sekolahnya tidak ada perkembangan dan hanya terus

seperti itu saja. Kepala sekolah harus bisa memanajemen sekolah dengan baik.

Menurut Samino (2012:14) mengatakan bahwa manajemen adalah

ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya manusia dan sumberdaya

selain manusia atau sumberdaya yang terkait lainnya melalui proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta bekerja

sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara

efektif dan efisien.

Dengan adanya manajemen sekolah yang baik maka mutu sekolah

akan meningkat. Langkah-langkah melakukan manejemen sebagai berikut:

5

Page 6: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Menurut Sergiovanni dalam (Bafadal, 2006: 58) menegaskan bahwa

langkah-langkah manajemen meliputi perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading) dan pengawasan

(controlling).

a) Manajemen Pembelajaran

1. Perencanaan

Analisis materi pelajaran (AMP).

Penyususnan kalender pendidikan.

Penyususnan program tahunan (prota) dengan

memperhatikan kalender pendidikan dan hasil

analisis materi pelajaran.

Penyususnan program caturwulan atau semester

berdasarkan program tahunan yang disusun.

Penyusunan program satuan pembelajaran (PSP).

Penyusunan rencana pembelajaran (RP).

Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan.

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas mengajar dan tugas lain.

Penyusunan jadwal pelajaran.

Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan.

Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan.

Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.

Penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan

penyuluhan.

3. Pengerahan

Pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun

ajaran baru.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

6

Page 7: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

Supervisi pelaksanaan pembelajaran.

Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

4. Pengawasan

Supervisi pelaksanaan pembelajaran.

Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran.

Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan

penyuluhan.

b) Manajemen Kesiswaan

1. Perencanaan

Sensus anak usia prasekolah.

Perencanaan daya tampung.

Perencanaan penerimaan siswa baru.

Penerimaan siswa baru.

2. Pengorganisasian

Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu.

3. Pengerahan

Pembinaan disiplin belajar.

Pencatatan kehadiran siswa.

Pengaturan perpindahan siswa.

Pengaturan kelulusan siswa.

4. Pengawasan

Pemantauan siswa.

Penilaian siswa.

c) Manajemen kepegawaian

1. Perencanaan

Analisis pekerjaan di sekolah.

7

Page 8: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Penyusunan formasi guru dan pegawai.

Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru.

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas guru dan pegawai.

3. Pengerahan

Pembinaan profesionalisme guru dan pegawai.

Pembinaan karier guru dan pegawai.

Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai.

Pengaturan perpindahan guru dan pegawai.

Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai.

4. Pengawasan

Pemantauan kinerja guru dan pegawai.

Penilaian kinerja guru dan pegawai.

d) Manajemen Sarana dan Prasarana

1. Perencanaan

Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah.

Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana

sekolah.

2. Pengorganisasian

Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah.

Penataan sarana dan prasarana sekolah.

3. Pengerahan

Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara

efektif dan efisien.

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah.

4. Pengawasan

8

Page 9: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana sekolah.

Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana sekolah.

e) Manajemen Keuangan

1. Perencanaan

Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah

(RAPBS).

2. Pengorganisasian

Pengadaan dan pengalokasian anggaran

berdasarkan RAPBS.

3. Pengerahan

Pelaksanaan anggaran sekolah.

Pembukuan keuangan sekolah.

Pertanggungjawaban keuangan sekolah.

4. Pengawasan

Pemantauan keuangan sekolah.

Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah.

f) Manajemen Humas

1. Perencanaan

Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam

penyelenggaraan sekolah.

Penyususan program hubungan sekolah dengan

masyarakat.

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas melaksanakan program hubungan

sekolah dengan masyarakat.

3. Pengerahan

9

Page 10: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Mencipatkan hubungan sekolah dengan orang tua

siswa.

Mendorong orang tua siswa menyediakan

lingkungan belajar yang efektif.

Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat.

Mengadakan kerja sama dengan instansi

pemerintahan dan swasta.

Mengadakan kerja sama dengan organisasi sosial

dan keagamaan.

4. Pengawasan

Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan

masyarakat.

g) Manajemen Layanan Khusus

1. Perencanaan

Analisis kebutuhan program layanan khusus bagi

warga sekolah.

Penyusunan program layanan khusus bagi warga

sekolah.

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas melaksanakan program layanan

khusus bagi warga sekolah.

3. Pengerahan

Pengaturan pelaksanaan antar jemput siswa.

Pengaturan pelaksanaan asrama siswa.

Pengaturan pelaksanaan makan siang siswa.

Pengaturan pelaksanaan program koperasi sekolah.

10

Page 11: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Pengaturan pelaksanaan program layanan khusus

lainnya.

4. Pengawasan

Pemantauan program layanan khusus.

Penilaian kinerja program layanan khusus bagi

warga sekolah.

Menurut Direktorat TK dan SD (1997) ada lima komponen yang

menentukan mutu pendidikan yaitu:

1. Pembinaan Kegiatan Belajar Mengajar

Guru harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola

kegiatan belajar mengajar (KBM), yakni yang mampu merancang,

melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar secara

professional. Sehubungan dengan itu, pembinaan kegiatan belajar

mengajar ditekankan pada peningkatan profesionalisme guru, sehingga

menjadi guru yang professional, yaitu:

a) Menguasai kurikulum serta perangkat pedoman

pelaksanaannya

b) Menguasai materi mata pelajaran yang harus diajarkan

c) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai metode

yang bervariasi

d) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam

media pembelajaran

e) Terampil menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil belajar

f) Memiliki rasa tanggung jawab dan dedikasi guru terhadap

tugasnya dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya

2. Pembinaan Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan untuk sekolah dasar ditekankan pada

manajemen kelas, manajemen sekolah dan manajemen gugus.

11

Page 12: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

a) Manajemen Kelas

Pembinaan manajemen kelas, terutama sekali disediakan bagi

para guru. Inti dari pelatihan ini ialah bagaimana mengatur

siswa di dalam kelas yang bervariasi untuk dapat meningkatkan

proses pembelajaran siswa secara aktif.

b) Manajemen Sekolah

Pembinaan manajemen sekolah dasar terutama ditunjukan

kepada para kepala sekolah dasar untuk dapat meningkatkan

kemampuannya mengelola sekolah yang dipimpinnya.

c) Manajemen Gugus

Pembinaan manajemen gugus sekolah disediakan bagi

pengawas, kepala sekolah dan tutor serta guru pemandu.

3. Pembinaan Buku dan Sarana Belajar

Buku yang harus ada atau yang disediakan sekolah dasar terdiri dari

atas buku pelajaran atau buku teks, buku bacaan, dan buku

pegangan/sumber.

4. Pembinaan Fisik dan Penampilan Sekolah

Lingkungan sekolah menciptakan suasana yang dapat mendukung atau

menghambat kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. Suasana yang

sejuk dapat diciptakan apabila di halaman sekolah ditanami pohon-pohon

pelindung, yang memiliki rasa indah dan nyaman apabila halaman juga di

Tanami dengan bunga-bunga yang berwarna-warni.

5. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan

pemerintah. Tanggung jawab tersebut bukan merupakan tanggung jawab

bersama melainkan tanggung jawab yang bersifat komplementer.

Tanggung jawab masyarakat tersebut antara lain dijabarkan dalam bentuk

partisispasi masyarakat.

12

Page 13: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

Gambar: Komponen-komponen SD yang bermutu

Dengan melakukan hal di atas sekolah yang di kategorikan mati suri

akan berkembang menjadi sekolah yang bermutu. Yaitu kepala sekolah harus

bisa memanajemen sekolah yang dipimpinya. Maka siswa akan tertarik untuk

sekolah di sekolah tersebut. Hasil output yang di keluarkan berkualitas atau

bermutu. Sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar

dengan adanya manajemen yang baik maka tercapailah tujuan institusional

sekolah dasar.

13

2

Manajemen

1

Kegiatan Belajar Mengajar

SD BERMUTU

HASIL BERMUTU

5

Partisipasi Masyarakat

4

Fisik Sekolah

3

Buku dan Sarana Belajar

Page 14: Strategi Menghidupkan Sekolah Yang Mati Suri

PENUTUP

Kesimpulan

Penyebab Sekolah Mati Suri : kinerja kepala sekolah yang tidak

maksimal. kinerja guru yang kurang porofesional di saat pembelajaran,

jumlah siswa yang sedikit, sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Manajemen pendidikan ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya

pendidikan dan yang terkait lainnya melalui proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan atau penggerakan, dan pengendalian atau

pengawasan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara

efektif dan efisien. Serta strategi yang digunakan untuk menghidupkan

sekolah mati suri dengan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah dan

melakukan manajemen berbasis sekolah langkah-langkah manajemen meliputi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading)

dan pengawasan (controlling).

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Samino. 2012. Manajemen Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press

Samino. 2013. Kepemimpinan Pendidikan. Kartasura Solo: Fairuz Media

14