strategi komunikasi pemasaran tvri sumut dalam

50
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM MENINGKATKAN PENGHASILAN DARI IKLAN SKRIPSI OLEH: YULIZAR SIREGAR 13.853.0027 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MEDAN AREA 2017 UNIVERSITAS MEDAN AREA

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT

DALAM MENINGKATKAN PENGHASILAN

DARI IKLAN

SKRIPSI

OLEH:

YULIZAR SIREGAR

13.853.0027

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2017

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT

DALAM MENINGKATKAN PENGHASILAN

DARI IKLAN

SKRIPSI

OLEH:

YULIZAR SIREGAR

13.853.0027

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Medan Area

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2017

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yulizar Siregar lahir di Medan pada tanggal 23 juli 1994,

Ayahanda bernama Muhammad Hasbi Siregar dan ibunda Masmurni Harahap.

Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, pada tahun 2000 penulis

diterima di SD. Negeri No.100300 Bargottopong Padang sidimpuan dan lulus

pada tahun 2006, pada tahun yang sama penulis diterima di SMP Negeri 37

Medan dan lulus pada tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

SMA Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2012. Dan kemudian penulis

melanjutkan jenjang pendidikan strata 1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

Universitas Medan Area.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

i

ABSTRAK

TVRI Stasiun Sumatera Utara merupakan lembaga penyiaran public dan

daerah yang dapat merelay TVRI Sumatera Utara adalah Kota Medan, Binjai,

Tebing tinggi, Pematang Siantar, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang,

Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Simalungun. Tujuan dari penelitian

ini untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran TVRI Sumut dalam

meningkatkan penghasilan dari iklan. Teori yang dipakai dalam penelitian ini

antara lain adalah uraian teoritis komunikasi, komunikasi massa, komunikasi

pemasaran dan strategi komunikasi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif kualitatif. Narasumber dalam penelitian ini antara lain

Kepala Seksi Pengembangan Usaha dan pegawai staf Pengembangan Usaha,

kegiatan pemasaran TVRI Sumut dalam meningkatkan penghasilan dari iklan

melalui tahapan perencanaan implementasi dan pengendalian. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa strategi pemasaran TVRI Sumut dalam meningkatkan

penghasilan dari iklan tidak berjalan sesuai dengan harapan karena target

penghasilan dari iklan tidak terealisasi.

Kata kunci : TVRI Sumatera Utara, Strategi pemasaran

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

ii

ABSTRACK

TVRI Station of North Sumatra is a broadcasting institution of public

and regional that can relay TVRI North Sumaterais Medan City, Binjai, Tebing

Tinggi, Pematang Siantar, Langkat Regency, Deli Serdang Regency, Serdang

Bedagai Regencyand Simalungun Regency. The purpose of this study to determine

marketing communication strategy TVRI North Sumatra in increasing revenue

from advertising. Theories used in this study include the theoretical description of

communication, mass communication, marketing communications and marketing

communication strategies.The research method used is qualitative descriptive

method. Resource persons in this study include Section Head of Business

Development and staff of Business Development staff, TVRI North Sumatra

marketing activities in increasing the income from advertising through the stages

of planning implementation and control. The results showed that TVRI North

Sumatra marketing strategy in increasing the income from advertising did not run

in accordance with expectations because the target revenue from advertising is

not realized

Keywords: TVRI North Sumatera ,Marketing Strategy

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pada program Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu PolitikUniversitas

Medan Area. Judul yang penulis ajukan adalah “STRATEGI KOMUNIKASI

PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM MENINGKATKAN

PENGHASILAN DARI IKLAN”

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa

adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis dengan

senang hati menyampaikan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada penulis dan

dimudahkan segala sesuatu dalam penulisan skripsi ini.

2. Kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, menyayangi, mendidik,

menasehati dan member semangat kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. HA Yakub Matondang, MA. Selaku Rektor Universitas

Medan Area.

4. Bapak Prof. Dr. H. M.ArifNasution, MA selaku Dekan Fakultas

Universitas Medan Area.

5. Bapak Drs. IndraMuda, M, AP selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Medan Area.

6. Bapak Armansyah Matondang S. sos, M.Si selaku Wakil Dekan bidang

kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan

Area.

7. Ibu Dra. Effiati Juliana Hasibuan, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan

Area.

8. Bapak Dr. Yan Hendra M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

iv

9. Bapak Drs. Novri M.M selaku pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

10. Ibu Ilma Sakinah Tamsil, M.com selaku sekretaris dalam panitia skripsi.

11. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Medan Area.

12. Seluruh teman-teman stambuk 2013 yang telah menjadi teman dan sahabat

dalam perkulihan.

13. Bapak HeriFristanto, SE, MM. Ibu Junizar Harahap dan Ibu Imelda selaku

narasumber yang telah banyak memberikan data dan informasi yang

diinginkan penulis sehingga skripsi ini bias terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari

kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran

dan kritik yang membangun agar dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi

pembaca.

Penulis

Yulizar Siregar

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian. ............................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi ........................................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Komunikasi ............................................................. 6

2.1.2 Tujuan Komunikasi ................................................................... 7

2.1.3 Fungsi Komunikasi ................................................................... 10

2.2 Komunikasi Massa ................................................................................ 10

2.2.1 Defenisi Komunikasi Massa ..................................................... 10

2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa .............................................. 12

2.3 Media Massa .......................................................................................... 14

2.3.1 Pengertian Media Massa ........................................................... 14

2.3.2 Karakteristik Media Massa……….……...…………….……… 15

2.4 Televisi.……...……………………………….……...…………………. 16

2.4.1 Pengertian Televisi…………………………………….…........ 16

2.4.2 Sejarah Televisi di Indonesia….……………………….……... 17

2.5 TVRI…………………………………………..……………….…..…... 19

2.5.1 TVRI Sumut….………………………..……………….…….... 19

2.6 Defenisi iklan/periklanan……………………………………….……..... 20

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

vi

2.6.1 Jenis-jenis iklan/Periklanan ...................................................... 20

2.7 Komunikasi Pemasaran ......................................................................... 23

2.7.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran ........................................... 23

2.7.2 Strategi Komunikasi Pemasaran ............................................... 25

2.7.3 Bauran Pemasaran ..................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian .................................................................................. 30

3.2 Sumaer Data dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 31

3.3 Instrumen Penelitian .............................................................................. 33

3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................. 33

3.5 Pengujian Kredibilitas Data ................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………..……................. 36

4.1.1 Dasar Hukum Status Kelembagaan TVRI .................................... 38

4.1.2 Tugas danFungsi TVRI Sumut ..................................................... 38

4.1.3 Visi dan Misi TVRI Sumut ........................................................... 39

4.1.4 Struktur Organisasi TVRI Sumut ................................................. 40

4.2 Gambaran Umum Informan/Narasumber .............................................. 42

4.3 Hasil Penelitian ...................................................................................... 44

4.3.1 Daftar Pertanyaan ........................................................................ 44

4.3.2 Hasil ........................................................................................... 45

4.4 Pembahasan ........................................................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 56

5.2 Saran ...................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPRAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Jadwal Penelitian .............................................................................................. 55

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 ......................................................................................................... 36

Gambar 2 .......................................................................................................... 42

Gambar 3 .......................................................................................................... 43

Gambar 4 .......................................................................................................... 43

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan informasi dan

teknologi (IT) sangatlah maju pesat dan tidak terbatas penyebarannya. Dengan

banyak hal yang perlu dilakukan manusia dalam mengolah informasi menjadi

bermanfaat bagi khalayak umum. Dalam penyampaian informasi dapat disebut

dengan media, yang merupakan wadah atau sarana media komunikasi yang

berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Media dapat

dikelompokkan dalam beberapa jenis, salah satunya adalah media massa yaitu

televisi merupakan suatu perangkat yang dapat didengar dan dilihat.

Media audiovisual merupakan suatu sarana atau alat komunikasi yang

dapat menyampaikan pesan kepada khalayak umum secara menyeluruh dan

dianggap sebagai alat yang dapat menampilkan teks, gambar, suara, musik, dan

sebagainya. Dari sekian banyak media massa yang dapat menyebarkan informasi

ke khalayak salah satunya adalah televisi. Televisi merupakan media komunikasi

atau hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk

audiovisual gerak, yang isi pesan audiovisual gerak ini memiliki kekuatan yang

sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir individu, dan bertujuan

untuk menyiarkan siaran dalam bentuk audiovisual secara bersama-sama ke

televisi penerima pemancar (receiver) di wilayah tertentu dan dipancarkan ke

rumah-rumah penduduk.

Stasiun televisi yang pertama kali muncul di Indonesia yaitu pada tahun

1962 adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI). Selama 27 tahun, sejak

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

2

berdirinya TVRI penduduk Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran

televisi saja. Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI memiliki 27 stasiun daerah

dan 1 stasiun pusat dengan didukung oleh 76 satuan transmisi yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya adalah LPP TVRI Sumatera Utara. LPP

TVRI Sumatera Utara merupakan stasiun televisi regional, yang mengudara di

kawasan Sumatera Utara dan didirikan pada tanggal 28 Desember 1970. LPP

TVRI Sumatera Utara menjalankan fungsi, tugas maupun tanggung jawab dalam

menjalankan atau melaksanakan kebijaksanaan tehnis yang telah ditetapkan oleh

Direktorat Jenderal Radio, Televisi, Film. Perannya sebagai media komunikasi

dua arah yang dituntut harus lebih mampu menyalurkan perkembangan aspirasi

masyarakat yang positif di samping aspirasi pemerintah dalam pembangunan

bangsa disegala bidang.

Pada tahun 1989 Rajawali Citra Televisi Indonesia ( RCTI ) hadir sebagai

stasiun televisi swasta pertama yang diberi izin untuk mengudara, memberikan

informasi kepada rakyat Indonesia. Jangkauan RCTI pada awal mengudara

tidaklah luas, jangkauan frekuensinya. Hanya berada di beberapa daerah besar di

Indonesia, selanjutnya muncullah stasiun-stasiun televisi swasta lainnya yang

mengudara seperti RCTI. Surya Citra Televisi (SCTV) hadir pada tahun 1989.

Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Yang sudah berganti nama MNCTV mulai

mengudara 23 januari 1991.

Seiring perkembangan zaman stasiun televisi swasta di Indonesia semakin

banyak dan berkembang pesat dengan menampilkan program-program yang

menarik dan berkualitas, persaingan televisi semakin ketat dan tentunya setiap

stasiun televisi berlomba-lomba untuk menampilkan program menarik guna

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

3

mendapatkan perhatian dari banyak pemirsa, bukan hanya hiburan, tapi juga

program beritanya.

Berjayanya televisi di Indonesia seperti sekarang tidak terlepas dari

iklan/periklanan, tanpa iklan mustahil televisi mempertahankan eksistensinya.

Sebagai salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran, iklan merupakan salah satu

cara bagaimana informasi dan pesan produk dari merek tertentu dapat

disampaikan kepada konsumen. Bagi produsen, iklan bukan hanya menjadi alat

promosi barang dan jasa, melainkan juga untuk menanamkan citra kepada

konsumen maupun calon konsumen tentang produk yang ditawarkan. Citra yang

dibentuk oleh iklan seringkali mengiring khalayak untuk percaya pada produk,

sehingga mendorong calon konsumen untuk mengkomsumsi maupun

mempertahankan loyalitas konsumen.

Iklan televisi dimulai pada tahun 1947 berupa iklan sponsorsip. Iklan

televisi memperbaiki keterbatasan dari penyiaran radio dan kebekuan karakter dari

iklan cetak. Iklan televisi menjadikan jangkauan penyiaran lebih luas dan

membuat karakter lebih hidup. Iklan televisi mulai menonjol pada bulan juni 1948

di stasiun televisi Colombia Broadcasting System (CBS) berupa iklan sponsorsip

dari Lincoln-mercury pada acara the ed Sullivan show dan menjadi salah satu

acara yang penayangannya paling panjang dan serial yang paling sukses. Televisi

di Indonesia sejak didirikan pada 1962, TVRI sudah diperbolehkan untuk

beriklan, walau tidak terlalu rutin. Baru pada 1 April 1981, TVRI menanyangkan

semua iklan yang dikumpulkan pada satu jam tertentu dengan judul “Mana suka

Siaran Niaga” agar tidak memutus program dan tidak menawarkan budaya

konsumtif kepada masyarakat. Sejak April tahun 1981 hingga akhir 90-an TVRI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

4

tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI kembali

menayangkan iklan.

Ditengah persaingan televisi yang ketat seperti sekarang ini TVRI tetap

eksis hingga sekarang, dengan menampilkan tanyangan-tanyangan program

pemerintah. TVRI pada masanya, bahkan hingga saat ini menjadi alat komunikasi

pemerintah. Dalam usianya yang ke-55, TVRI tetap konsisten menampilkan

program-program yang informatif, mendidik, dan menghibur bagi rakyat

Indonesia.

Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai strategi komunikasi pemasaran TVRI Sumut dalam meningkatkan

penghasilan dari iklan. Oleh karena itu penulis memilih judul untuk penelitian ini

tentang “STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT

DALAM MENINGKATKAN PENGHASILAN DARI IKLAN”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana strategi komunikasi pemasaran TVRI Sumut dalam meningkatkan

penghasilan dari iklan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

strategi komunikasi TVRI Sumut dalam meningkatkan penghasilan dari iklan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

5

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan setelah melakukan penelitian di stasiun

TVRI Sumut adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian

tentang komunikasi khususnya strategi komunikasi pemasaran.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah uraian teoritis

tentang strategi komunikasi, khususnya strategi komunikasi pemasaran.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

berbagai pihak, khususnya TVRI Sumut dalam membuat kebijakan tentang

strategi komunikasi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi

manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-

hari di rumah, ditempat kerja, pasar, masyarakat, atau dimanapun manusia berada.

Tidak ada manusia yang tidak ada terlibat dalam komunikasi, karena manusia

adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.

Agus Hermawan mendefenisikan komunikasi sebagai berikut: Komunikasi

(communicaton) berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.

Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make

to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan

antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,

komunikasi “tergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu

dengan yang lainnya, dan kemampuan penyesuaian dengan pihak yang diajak

berkomunikasi”. (Agus Hermawan 2012:4).

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy Pengertian dari komunikasi

menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk

merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan

pendapat dan sikap. (Effendy 2005:10).

Menurut Harold D. Laswell sebagaimana yang dikutip oleh Onong

Uchjana Effendy cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

7

Dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who, Say What, In Which

Channel, To Whom, With What Effect. (Effendy, 2005 : 10).

Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:

1. Komunikator yakni orang yang menyampaikan, mengatakan, atau menyiatkan

pesan-pesan baik secara lisan maupun tulisan. dalam hal ini komunikator

melihat dan menganalisa faktor yang memprakasai dan membimbing kegiatan

komunikasi.

2. Pesan yaitu: ide, informasi, opini yang dinyatakan sebagai isi pesan dengan

menggunakan simbol atau lambang yang berarti.

3. Media ialah alat yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan pesan

agar pesan lebih mudah untuk diterima dan dipahami, biasanya komunikator

menggunakan surat kabar, radio, televisi, dan lain-lain.

4. Komunikan ialah orang yang menjadi sasaran komunikator dalam

menyampaikan pesan. untuk itu seorang komunikator harus mengetahui betul

sifat dan kondisi komunikan dimanapun berada.

5. Efek yakni efek atau pengaruh kegiatan komunikasi yang di lakukan

komunikator kepada komunikan, sehingga terlihat adanya perubahan yang

terjadi dalam diri komunikan.

2.1.2 Tujuan Komunikasi

Arnold dan Bowers mengemukakan ada empat tujuan atau motif

komunikasi sebagaimana yang dikutip Agus Hermawan

Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga tidak

perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka. Tujuan

dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak. Selanjutnya,

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

8

meskipun teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastis

(misalnya, kita mengirimkan surat elektronika/e-mail melalui komputer)

tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun hebatnya

revolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan datang. (Agus

Hermawan 2012: 10)

1. Menemukan

Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal

discovery). Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenai

diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi diri anda

sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri sendiri

dari orang lain selama proses komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-

perjumpaan antarpribadi.

Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan orang lain kita

memperoleh umpan balik yang berharga mengenai perasaan, pemikiran, dan

perilaku kita. Dari perjumpaan seperti ini kita menyadari, misalnya bahwa

perasaan kita ternyata tidak jauh berbeda dengan perasaan orang lain.

Pengukuhan positif ini membantu kita merasa "normal."

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami diri kita sendiri dan diri

orang lain yang kita ajak bicara secara lebih baik. Tetapi, berkomunikasi juga

memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar dunia yang dipenuhi objek,

peristiwa dan manusia lain.

2. Untuk Berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan

orang lain (membina dan memelihara hubungan dengan orang lain). Kita ingin

merasa dicintai dan disukai, dan kemudian kita juga ingin mencintai dan

menyukai orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

9

kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial. Anda berkomunikasi

dengan teman dekat di sekolah, di kantor, dan barangkali melalui telepon.

Anda berbincang-bincang dengan orangtua, anak-anak, dan saudara anda.

Anda berinteraksi dengan mitra kerja.

3. Untuk Meyakinkan

Media massa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah

sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang

diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai produk. Sekarang ini

mungkin anda lebih banyak bertindak sebagai konsumen ketimbang sebagai

penyampai pesan melalui media, tetapi tidak lama lagi barangkali andalah

yang akan merancang pesan-pesan itu bekerja di suatu surat kabar, menjadi

editor sebuah majalah, atau berbagai bidang lain yang berkaitan dengan

komunikasi. Tetapi, kita juga menghabiskan banyak waktu untuk melakukan

persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun sebagai penerima.

Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap

dan perilaku orang lain. kita berusaha mengajak mereka melakukan sesuatu,

mencoba cara diet baru, membeli produk tertentu, menonton film, membaca

buku, rnengambil mata kuliah tertentu, meyakini bahwa sesuatu itu salah atau

benar, menyetujui atau mengecam gagasan tertentu, dan sebagainya.

4. Untuk Bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan

menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film

sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi

kita dirancang untuk menghibur orang lain. Adakalanya hiburan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

10

ini merupakan tujuan akhir, tetapi adakalanya ini merupakan cara untuk

mengikat perhatian orang Iain sehingga kita dapat mencapai tujuan-tujuan lain.

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (To inform)

Yakni kegiatan mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini

komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya.

2. Mendidik (To educate)

Yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik

untuk pendidikan formal maupun informal.

3. Menghibur (To entertain)

Yakni media massa telah menyita banyak waktu luang dari semua golongan

usia dengan difungsikannya media komunikasi sebagai alat hiburan dalam

rumah tangga.

4. Mempengaruhi (To influence)

Yakni dari proses komunikasi, komunikator dapat mempengaruhi komunikan

untuk mengubah perilaku dari komunikan agar dapat berubah seperti yang

komunikator inginkan.

2.2. Komunikasi Massa

2.2.1 Defenisi Komunikasi Massa

Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

(cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukkan

pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain,

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

11

massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa.

Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton,

pemirsa, atau pembaca.

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner yang dikutip oleh Syafruddin Ritonga yakni pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat

diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi,

sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat

akbar di lapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang

jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa. “Media

komunikasi massa yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, film dan

internet, sedangkan media massa cetak adalah surat kabar dan majalah”

(Syafruddin Ritonga 2014:3)

Komunikasi massa merupakan suatu proses penyampaian pesan

komunikasi, informasi melalui media massa baik cetak maupun elektronik, media

komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau

khalayak yang luar biasa banyaknya, tidak terbatas pada penduduk yang ada di

suatu daerah melainkan semua orang dinegara yang satu dengan yang lain dapat

mengetahui secara langsung apa yang disiarkan oleh media elektronik seperti

televisi, radio, internet (satelit).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, komunikasi massa adalah

komunikasi yang dilakukan komunikator melalui media massa dalam

penyampaian informasinya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

12

2.2.2 Karateristik Komunikasi Massa

Karakteristik dari komunikasi massa menurut Syafruddin Ritonga dapat

diuraikan masing-masing sebagai berikut:

1. Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya terlembagakan.

bahwa Komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya

bergerak dalam organisasi yang kompleks.

2. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan

untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan

komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi

kriteria penting atau menarik bagi sebagian besar komunikannya.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam

komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena

komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim,

komunikan komunikasi massa adalah heterogen karena terdiri dari berbagai

lapisan masyarakat yang berbeda yang dapat dikelompokkan berdasarkan usia

atau jenis kelamin.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah

jumlah sasaran khalayaknya atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan

tidak terbatas. Effendy (dalam Syafruddin Ritonga, 2014:14) mengartikan

keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

13

besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan antar penduduk

berada dalam keadaan terpisah.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Karakteristik komunikasi massa yang kelima ini menunjukkan bahwa pada

komunikasi massa yang paling utama adalah unsur isi daripada hubungan.

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan

sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakterisitk media massa yang akan

digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa komunikasi massa menggunakan

media. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya

tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan

pesan, komunikan pun aktif menerima pesan namun diantara keduanya tidak

dapat melakukan dialog seperti halnya komunikasi antar pribadi.

7. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media

massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio

siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya dapat mendengar, sedangkan pada

media televisi dan film digunakan alat indera penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback

merupakan faktor penting dalam komunikasi. Seringkali efektivitas komunikasi

dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikannya. Karena

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

14

komunikasi massa menggunakan media, maka feedback yang terjadi tidak

secara langsung.

2.3. Media Massa

2.3.1 Pengertian Media Massa

Menurut Cangara media massa adalah alat yang digunakan untuk

penyampaian pesan dari sumber kepada penerima (khalayak) dengan

menggunakan alat alat komunikasi mekanis yaitu seperti surat kabar, film, radio,

televisi dan internet. Begitu juga yang dikatakan oleh Effendy (2003:82)

mengenai media massa menimbulkan keserempakkan kontak dengan sejumlah

besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa media massa

adalah suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi

secara serempak kepada masyarakat banyak melalui media yang ada.

Adapun bentuk bentuk media massa adalah :

1. Media Cetak

Media cetak yang dapat dikategorikan sebagai media massa adalah majalah dan

koran. Sebagai media cetak, koran dan majalah tetap berbeda karena memiliki

karakteristik isi khas yang berbeda beda.

2. Media Elektronik

1. Radio

Radio adalah media massa tertua dan media massa pertama yang bisa

menyebarkan informasi secara serempak secara cepat. Walaupun

perkembangan media massa sangat cepat dengan tumbuhnya televisi, internet,

dan sebagainya, tetapi radio tetap menjadi primadona bagi khalayak luas.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

15

Keunggulan radio adalah siarannya yang berada dimana saja dan daya jual

yang masih tinggi bagi para pengiklan untuk memberitahukan informasi

produk atau jasa yang dia sediakan.

2. Televisi

Dalam bahasa inggris, televisi disebut television. Istilah ini berasal dari bahasa

Yunani, Tele yang artinya jauh. Ditambah dengan visio yang berasal dari

bahasa latin, yang berarti pengelihatan. Televisi adalah sistem penyiaran

gambar yang disertai bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan

menggunakana alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara)

menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya

yang dapat dilihat dan bunyi dapat didengar.

3. Internet

Internet adalah media dalam bentuk baru yang ditemukan pada tahun 1969 di

Amerika. Internet dahulu bernama ARPANET (Advanced Research Project

Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana bisa

melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran

telepon.

2.3.2 Karakteristik Media Massa

Media massa memiliki beberapa karakteristik sebagaimana diungkapkan

oleh Cangara sebagai berikut:

1. Bersifat melembaga artinya pihak yang mengelola media terdiri atas banyak

orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian

informasi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

16

2. Bersifat satu arah artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan

terjadinya dialog antara pengirim dengan penerima. Kalau misalnya terjadi

reaksi atau umpan balik maka biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3. Meluas dan serempak artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak

karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana

informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis Seperti radio, televisi, surat kabar, dan

semacamnya.

5. Bersifat terbuka artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja

tanpa mengenal usia, jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. Beberapa bentuk

media massa meliputi alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,

radio, dan televisi.

Media massa terdiri dari media cetak dan elektronik, media cetak (surat kabar,

majalah, dan lain-lain) dan media non cetak atau elektronik (Radio, Televisi,

internet, film).

2.4. Televisi

2.4.1 Pengertian Televisi

Televisi merupakan “sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam

dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini

menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang

elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan

suaranya dapat didengar”. (Soerjokanto 2003:24)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi yaitu proses

penyiaran gambar melalui gelombang frekuensi radio dan menerimanya pada

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

17

pesawat yang memunculkan gambar tersebut pada sebidang layar. Televisi juga

dapat diartikan sebagai bisnis penyiaran pertunjukan televisi. Televisi adalah

media yang sangat vital dalam rangka menyebarkan informasi dan opini ditengah

masyarakat. Kalau televisi berada ditangan orang baik-baik, maka materi acaranya

itu baik juga.

Televisi adalah sistem telekomunikasi untuk penyiaran dan penerimaan

gambar bergerak dan suara. Kata televisi saat ini mengelami perubahan makna

menjadi sebuah aspek pertelevisian mulai dari 1 set televisi hingga program

transmisi. Kata televisi ini diambil dari gabungan bahasa Latin dan Yunani yang

berarti melihat jauh. Tele berasal dari bahasa Yunani artinya jauh, sementra Vesus

berasal dari bahasa Latin berarti melihat.

Penggunaan kata Televisi sendiri juga dapat merujuk kepada kotak

televisi, acara televisi, ataupun transmisi televisi. Penemuan televisi disejajarkan

dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.

Di Indonesia televisi secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi,

teve ataupun tipi.) Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun

1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor

bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan

berita serta menjadi media periklanan.

2.4.2 Sejarah Televisi di Indonesia

Teknologi televisi bermula dari penemuan electrische teleskop sebagai

perwujudan dari gagasan seorang mahasiswa Berlin Jerman Timur, yang bernama

Paul Gothlieb Nipkow. Paul Gothlieb Nipkow memanfaatkan electrische teleskop

untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

18

terjadi antara tahun 1883 – 1884. Karena penemuannya itu, Nipkow diakui

sebagai Bapak Televisi Dunia.

Sejak penemuan televisi, di berbagai negara di dunia mulai diperkenalkan

televisi sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat

umum. Televisi di perkenalkan ke Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan

dengan pelaksanaan Olahraga Asia IV (Asian games IV) di jakarta. Peresmian

televisi dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI) dibuka presiden

Soekarno tanggal 24 Agustus 1962. Tujuan utama dari pengadaan televisi itu

adalah untuk meliput semua kejuaraan dan pertandingan selama pesta olahraga

berlangsung.

Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia semakin marak sejak

pemerintah mengeluarkan izin kehadiran televisi swasta untuk mengudara pada

tahun 1989. Stasiun televisi pertama adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia atau

RCTI. RCTI mengudara secara nasional pada tanggal 24 Agustus 1989. Stasiun

televisi swasta lainnya antara lain Surya Citra Televisi (SCTV) mulai mengudara

bulan Agustus 1989, Televisi Pendidikan indonesia (TPI), (TPI sudah berganti

nama mejadi MNCTV) mulai mengudara tanggal 23 anuari 1991, Andalas

Televisi (ANTV) tahun 1993, Indosiar Januari 1995. Dan pada tahun 2001

mengudara pula beberapa Televisi Swasta Nasional lainnya, antara lain Metro TV,

Trans TV, TV7 (TV7 pada tahun 2011 namanya diubah menjadi Trans7), Global

TV, Lativi (Lativi berubah namanya menjadi TV One Pada tanggal 14 Februari

2008).

Melalui televisi dapat diinformasikan berbagai hal yang terkait dengan

kehidupan manusia. bahkan dengan munculnya televisi di Indonesia sangat

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

19

berdampak besar bagi kehidupan manusia, terutama dibidang politik, ekonomi,

sosial, budaya dan pertahanan keamanan negara.

2.5. TVRI

2.5.1 TVRI Sumatera Utara

Pembangunan Stasiun TVRI Sumatera Utara adalah rencana dan

perjuangan dari pemerintah Sumatera Utara yaitu: unsur TNI, Pemerintah Daerah,

DPRD Sumatera Utara, dan P.N Pertamina, yang menggabungkan diri kedalam

satu wadah kepanitiaan. “Yayasan Pembangunan TVRI Sumatera Utara” pada

tanggal 6 Januari 1969 yang dipimpin oleh Letkol Wahid Lubis dan Ketua Harian

adalah Letkol Ridwan Hutagalung.

Tujuan dari pembentukan ini adalah panitia yang bertugas dalam pencarian

dana pembangunan dan dana untuk pembelian sejumlah alat penyiaran. Sejumlah

pinjaman yang diusahakan oleh panitia akhirnya terkumpul, yaitu sebesar US $

40.000 dari Ibnu Sutowo pimpinan P.N Pertamina. Dana yang terkumpul ini

segera direalisasikan untuk pembelian peralatan pemancar berkapasitas 75 Watt

dan peralatan studio sederhana. Panitia juga melakukan peminjaman kepada P.N

Pertamina untuk dana pendirian gedung-gedung dan menara pemancar.

Bekerja secara intensif selama 45 hari berupa pemasangan Broadcasting

Eguipment, Air Conditioning System dan Lighting System (perlengkapan

penyiaran dan tower) untuk studio Medan, sehingga tanggal 28 Desember 1970

Stasiun TVRI Sumatera Utara menyiarkan program pertamanya, dengan

jangkauan siarannya diperkirakan meliputi: Kisaran, Tanjung Balai, Tebing

Tinggi, Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan, dan Langsa, atau dengan radius

siaran mencapai 150 Km dari pusat pemancar yang berada Medan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

20

Setelah menyelesaikan masa percobaan selama 45 hari dengan siaran

pemutaran Film Cerita, maka peralatan TVRI dinyatakan berhasil, sehingga TVRI

sudah memulai program penyiarannya setiap hari. Program acara yang

ditayangkan Stasiun TVRI Sumatera Utara sejak tahun 1970 hingga tahun 1975,

hanyalah acara yang disusun di Medan sendiri. Pada babakan ini hubungan antara

TVRI pusat dengan TVRI yang ada di daerah hanyalah bidang materi siaran.

2.6 Defenisi Iklan/Periklanan

Periklanan atau advertising dapat didefinisikan sebagai bentuk presentasi

non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang, serta jasa-jasa yang dilakukan

oleh seorang sponsor yang dapat di identifikasi dan yang memberikan imbalan

untuk tujuan tersebut. Berkenaan mengenai pengertian iklan

Alo Liliweri mendefenisikan iklan/periklanan sebagai berikut: Iklan

/periklanan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk

mempersuasi para pendengar, pemirsa dan pembaca agar mereka memutuskan

untuk melakukan tindakan tertentu, misalnya membeli apa dalam kemasan merek

dagang yang dikomunikasikan melalui media. Pesan-pesan iklan umumnya berisi

produk atau layanan yang oleh perusahaan atau badan publik lainnya, dipandang

sangat dibutuhkan dan menguntungkan konsumen.(Alo Liliweri 2011:534)

2.6.1 Jenis-jenis iklan/periklanan

Ada beberapa jenis iklan sebagaimana dikemukakan Alo Liliweri Jenis-

jenis iklan berdasarkan fungsi

Ada beberapa bentuk iklan, yaitu iklan advokasi, corparative, iklan

perusahaan, direct-mail, informational advertising.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

21

1. Iklan advokasi

Iklan advokasi adalah iklan yang memuat pesan tentang berbagai isu publik

seperti ekonomi, bisnis, politik, hukum, hak azasi manusia, anak dan gender,

atau isu sosial lain. Iklan ini dirancang untuk mempersuasi pendapat publik

agar publik aktip dan terlibat didalamnya. Tujuan utama iklan ini ialah

menghubungkan lembaga pemeritah atau lembaga nirlaba dengan publik

tertentu, atau dengan lembaga yang berkaitan dengan isu-isu ini ( bandingkan

dengan iklan layanan masyarakat, seperti penghijauan, pencegahan narkoba,

dan pelestarian sumber daya alam).

2. Comparative advertising

Adalah pesan iklan tentang perbandingan antara satu merek barang dan merek

barang lainnya.perusahaan sepeda motor, mobil dan lain-lain sering memakai

iklan ini untuk meyakinkan audiensi tentang produk yang mereka hasilkan.

3. Iklan perusahaan

Adalah iklan bersama dari dua atau lebih perusahaan yang memperkenalkan

produk-produk yang saling berkaitan kerja sama untuk memasang iklan ini

untuk ditempuh agar menghemat biaya pemasangan iklan. Contohnya iklan

perusahaan minuman ringan dipadukan dengan iklan makanan lokal.

4. Direct-mail advertising

Jenis iklan ini selalu ditampilkan melalui media seperti catalog, kartu pos,

mailing list di internet (termasuk junk mail, sejenis e-mail yang kebutuhan

diterima di file computer tanpa diminta). Jenis iklan ini merupakan pilihan

pengiklan yang ingin mencari trobosan menggunakan media lain selain surat

kabar, radio televisi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

22

5. Informational advertising

Informational advertising atau iklan informasi, berupa informasi awal tentang

suatu produk baru ketika produk ini diluncurkan. Fungsi iklan ini sebagai

pengantar produk baru yang isinya memperkenalkan nama barang, nama

perusahaan, cara menggunakan produk, kemampuan, dan kapasitas.

Jenis iklan berdasarkan media

Kategori iklan berdasarkan media merupakan petunjuk tentang pilihan

media yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi tentang produk tertentu.

1. Iklan televisi

Iklan televisi merupakan iklan yang paling mahal, karena pengiklan membayar

penayangan iklan berdasarkan penghitungan per detik. Pola perhitungan ini

masih dapat dikategorikan lagi berdasarkan waktu penayangan, misalnya

penayangan pada prime time. Pada umumnya televisi komersil mengiklankan

produk secara visual yang di iringi oleh lagu pengantar (jingle) yang sekaligus

sebagai ikon produk ini.

2. Infokomersial

Format iklan televisi ini umumnya berdurasi antara lima menit atau lebih. Kata

informercial berasal dari kata information dan commercial, jadi pesan iklannya

berisi informasi tentang produk yang dikemas dengan bahasa komersil.

3. Iklan cetak

Adalah iklan yang disebarkan melalui media cetak seperti surat kabar dan

majalah. Para pengiklan menyewa ruang atau tempat yang disebut kolom. Cara

pembayarannya dengan menghitung rupiah/millimeter/kolom.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

23

4. Iklan online

Iklan yang disebarluaskan melalui internet dan word wide web. Beberapa

contoh jenis ini meliputi seach engine results pages, banner advertising, in text

advertiding dan lain-lain.

5. Billboard advertising

Merupakan iklan yang panjang pada papan-papan besar yang disebut

billboards. Pemasangan papan ini biasanya dilakukan di tempat-tempat umum

dan tempat ramai.

2.7. Komunikasi Pemasaran

2.7.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Kebanyakan orang mungkin menempatkan komunikasi pemasaran berada

di bawah periklanan dan promosi, namun pada perkembangannya saat ini,

komunikasi pemasaaran muncul sebagai suatu bentuk komunikasi yang lebih

kompleks dan berbeda. Pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi

mendefinisikan komunikasi pemasaran yaitu “semua elemen-elemen promosi dari

marketing mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience

pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran”

(Prisgunanto, 2006: 8).

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk, dan mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan

loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

William G. Nickels mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai

berikut: proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

24

proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien (Purba, dkk, 2006:

126). Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk

mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan bauran pemasaran

(promotion mix) yaitu : iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal

selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan

publisitas (public relation and publicity) serta pemasaran langsung (direct

marketing) (Purba, dkk, 2006: 126 – 127).

Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti komunikasi pemasaran adalah

pertukaran (exchange). Alasan yang mendasari bahwa konsep inti pemasaran

adalah pertukaran yaitu bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan satu individu

dengan individu yang lainnya merupakan pertukaran. Tidak ada individu yang

mendapatkan sesuatu tanpa memberikan sesuatu baik langsung ataupun tidak

langsung. Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan.

Pertukaran yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung memerlukan

komunikasi yang membawa peran. Dengan demikian komunikasi memegang

peranan penting dalam proses pertukaran. Pada tingkat dasar komunikasi dapat

menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari akan produk

yang ditawarkan. Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen agar berhasrat

masuk dalam hubungan pertukaran (exchange relationship) pada pemasaran.

Peran lain dari komunikasi adalah untuk membedakan (differenting) produk yang

ditawarkan oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya ini dilakukan

dengan mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan

berbeda dengan produk lainnya yang sejenisnya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

25

2.7.2 Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di

mana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah

perusahaan. Strategi pemasaran tidak hanya diperuntukkan bagi usaha bersekala

besar saja, usaha kecil juga membutuhkan strategi pemasaran untuk

mengembangkan usahanya. Menurut W.Y. Stanton, pemasaran adalah sesuatu

yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk

merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual

maupun potensial.(Agus Hermawan, 2012: 40)

Berikut merupakan tipe-tipe strategi pemasaran yaitu: (Agus Hermawan,

2012: 42)

1. Orientasi

Pendekatan kontemporer untuk pemasaran sering dikategorikan ke dalam

dua pendekatan: strategi pemasaran yang berorientasi kepada pelanggan dan

strategi pemasaran yang berorientasi kepada pesaing. Strategi ini

mengansumsikan bahwa pelanggan cendrung melakukan pembelian lebih

banyak dan tetap setia pada merek tertentu ketika mereka puas dengan sebuah

perusahaan. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang berorientasi kepada

pelanggan mencoba untuk membantu membangun hubungan jangka panjang

antara pelanggan dan bisnis. Sedangkan strategi yang berorientasi kepada

peasaing berfokus pada pengamatan tentang apa yang sesungguhnya dilakukan

pesaing, strategi ini akan membawa perusahaan untuk meniru produk pesaing,

menyesuaikan harga dengan pesaing, dan menawarkan promosi yang serupa

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

26

dengan pesaing, strategi pemasaran yang sukses biasanya memasukkan kedua

bentuk orientasi pemasaran tersebut, karena jika hanya fokus terhadap suatu

orientasi saja akan menghasilkan hal-hal yang buruk dan merugikan bagi

perusahaan.

2. Strategi umum

Strategi umum merupakan strategi yang biasa dilakukan oleh setiap

perusahaan, ada tiga bentuk strategi umum pemasaran termasuk kepada

penurunan harga, diferensiasi prosuk, dan juga segmentasi pasar. Strategi

pangsa pasar atau penurunan harga biasanya digunakan untuk mengurangi

biaya produksi dalam rangka menurunkan harga konsumen. Melalui strategi

ini, perusahaan berusaha untuk memproduksi produk yang murah daan efisien

untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Strategi diferensi produk

membedakan produk perusahaan dari para pesaingnya melalui modifikasi

karateristik dan fisik produk.

3. Strategi spesifik

Selain kedua hal tersebut, pemasaran juga mengembangkan strategi khusus

untuk jenis produk tertentu dalam mengatasi masalah dan juga kendala dalam

pemasaran. Dalam hal ini ketiga tipe strategi pemasaaran tersebut tidak dapat

berjalan sendiri karena strategi tersebut dapat saling berkolaborasi untuk

mengembangkan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk memudahkan penjelasan tentang strategi

komunikasi pemasaran, maka strategi komunikasi pemasaran diturunkan dalam

bentuk kategori sebagai berikut:

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

27

1. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap yang paling penting dalam proses strategi

pemasaran. Dalam tahap ini dikumpulkan semua informasi mengenai

perusahaan itu sendiri beserta analisis perusahaan, yang bertujuan untuk

memahami faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan, baik yang

menguntungkan ataupun yang merugikan perusahaan.

2. implementasi

Tahap kedua adalah implementasi, dimana dari sebuah perencanaan yang

sudah dipersiapkan terlebih dahulu maka diubah kedalam bentuk tindakan.

Tahap implementasi juga membutuhkan pemantauan untuk memastikan bahwa

perubahan-perubahan yang dibutuhkan terlaksana jika kondisi internal atau

eksternal mengakibatkan timbulnya situasi.

3. Pengendalian

Tahap ini mencakup proses membandingkan hasil dengan tujuan dan acuan

yang ditetapkan pada tahap perencanaan. Pengendalian akan memungkinkan

perusahaan untuk melihat kesenjangan atas hasil yang mungkin menyimpang

dari perencanaan. Perusahaan kemudian dapat mengambil tindakan untuk

mengoreksi kekurangan dan kelemahan dan dapat mengubahnya menjadi hal

yang positif bagi perusahaan.

2.7.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang

dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan

pemasaran dalam pasar sasaran. Perusahaan bisnis khususnya pada saat ini sudah

gencar dalam menggunakan berbagai alat guna untuk meningkatkan respon yang

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

28

baik dari para konsumennya. Alat tersebut berupa bauran pemasaran (marketing

mix), dimana setiap perusahaan berusaha untuk mencari alat / media terbaik dalam

mencapai suatu tujuan pemasaran dalam setiap pasar sasaran.

Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) agar dapat

mendorong efektifitas dan efisiensi komunikasi pemasaran terdiri dari delapan

model komunikasi utama (Kotler & Keller, 2009), antara lain :

1. Iklan yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi

ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.

2. Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong

percobaan atau pembelian produk atau jasa.

3. Acara dan pengalaman, kegiatan dan program yang di sponsori perusahaan

yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang

berhubungan dengan merek tertentu.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas, beragam program yang dirancang untuk

mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.

5. Pemasaran langsung, penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail, atau internet

untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog

dari pelanggan dan prospek tertentu.

6. Pemasaran interaktif, kegiatan dan program online yang dirancang untuk

melibatkan pelanggan atau prospek secara langsung atau tidak langsung

meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan

produk dan jasa.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

29

7. Pemasaran dari mulut ke mulut, komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar

masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli

atau menggunakan produk atau jasa.

8. Penjualan personel, interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli

prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertayaan, dan

pengadaan pesanan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan,

dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang

masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-

cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain

dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya

proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah

tertentu yang bersikap logis. (Sugiyono 2016: 2).

Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan metode penelitian

kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengelola dan

menganalisis data hasil penelitian. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk

memahami interaksi sosial, misalnya dengan menggunakan wawancara medalam.

Menurut Krisyantono (2008: 196), riset kualitatif adalah riset yang

menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-

hal yang khusus (fakta empiris), menuju hal-hal yang umum (tataran konsep).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha memberikan gambaran secara

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

31

deskriptif mengenai situasi dan peristiwa yang terjadi secara rinci dan lebih

mendalam terhadap kondisi yang terjadi di lapangan.

3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di tempat penelitian atau

di suatu tempt tempat yang menjadi objek penelitian sehingga peneliti

mendapatkan informasi yang akurat dan tepat. Pengambilan data yang

dilakukan peneliti menggunakan wawancara dan dokumentasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang

menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi

yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data

sekunder ini bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis.

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih

jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan

spesifik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.

1. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data peneliti untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

32

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu: wawancara

terstruktur, wawancara dan semiterstruktur.

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data lebih mengetahui dengan pasti tentang

informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan

wawancara, peneliti sudah menyiapkan berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannya.

b. Wawancara Semiterstruktur

Wawancara ini termasuk kedalam in-dept interview, yang berarti dalam

Pelaksanaannya wawancara dilakukan dengan bebas dibandingkan dengan

wawancara terstruktur, wawancara ini bertujuan untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-idenya.

2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.

Metode observasi menurut Krisyantono (2010: 64) merupakan metode dimana

periset akan mengamati langsung terhadap obyek yang diteliti. Dalam peneliti

ini, peneliti akan mengamati secara langsung situasi dilapangan bagaimana

TVRI Sumut dalam menjalankan strategi pemasarannya.

3. Dokumentasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

33

Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan data seperti dokumentasi foto-foto peneliti dan informan,

laporan kegiatan wawancara, dan juga video saat melakukan wawancara.

3.3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih

dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan

yang dilakukan menjadi sistematis atau lebih mudah untuk mengumpulkan data

yang akurat.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam dan

observasi lapangan, instrument yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

pedoman wawancara, catatan harian, rekaman wawancara, dokumentasi dan

lembar pemgamatan observasi.

3.4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri dan orang lain.

Menganalisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, untuk itu pada saat pengumpulan data, peneliti

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

34

harus memperhatikan komponen dalam menganalisis data seperti mereduksi data,

menyajikan data dan penarik kesimpulan. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono

(2012: 246) bahwa adanya analisis data dilapangan, menurut model Miles

Huberman adalah sebagai berikut:

1. Rreduksi data (data reduction )

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok memfokuskan pada hal-

hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan dapat memudahkan

penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian data (Data Display)

Kegiatan ini bertujuan mengorganisasikan data dengan uraian singkat dan

tersusun dengan pola saling berhubungan sehingga data mudah dipahami.

3. Verifikasi (Conclusion Drawing)

Langkah selanjutnya adalah penarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah

diteliti data yang dikumpulkan menjadi jelas.

3.5. Pengujian Kredibilitas Data

Setiap penelitian harus memiliki kredibilitas sehingga dapat

dipertanggungjawabkan. Kredibilitas penelitian kualitatif adalah keberhasilan

mencapai maksud mengeksplorasi masalah yang majemuk atau keterpercayaan

terhadap hasil data penelitian. Upaya untuk menjaga kredibiltas dalam penelitian

adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2009:270-276) :

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

35

a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali lagi ke lapangan untuk melakukan pengamatan untuk

mengetahui kebenaran data yang telah diperoleh maupun untuk menemukan

data-data yang baru.

b. Meningkatkan ketekunan

Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan

meningkatkan ketekunan tersebut, maka peneliti akan melakukan pengecekan

kembali apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak.

c. Triangulasi

Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu.

d. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung untuk membuktikan

data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara

perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara

e. Mengadakan memberchek

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data

berarti data tersebut sudah valid, sehingga semakin kredibel atau dipercaya,

tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak

disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan

pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah

temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi

data.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta, Rineka Cipta.

Ardianto, Elvinaro dan Komala Erdinaya, Lukiati. 2005. Komunikasi Massa Suatu

Pengantar. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT RajaGraFindo

Persada.

Effendy, Onong Uchjana 1986. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung, Rosda

karya

---------------------------------- 2003. Ilmu teori dan filsafat komunikasi. Bandung,

Citra Aditya Bakti.

Fandy, Tjiptono. 1995. Strategi Pemasaran. Yogyakarta, Andi Offset.

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta, Erlangga.

Krisyantono, Rachmad. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, Kencana

Prenada Media Group.

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta, Kencana.

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta, Kencana

Prenada Media Group.

Mc.Quail, Dennis. 2005. Teori Komunikasi Massa. Jakarta, Erlangga.

Prisgunanto, Ilham. (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor,

Ghalia Indonesia.

Purba, Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan, Pustaka Bangsa

Press.

Ritonga Syafruddin. 2014. Komunikasi Massa. Medan Area University Press.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung, Alfabeta

-------------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung,

Alfabeta.

--------------. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung,

Alfabeta

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TVRI SUMUT DALAM

Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta, PT Gransindo.

Sumber lain :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Format_TV

Di akses 22 februari 2017 jam 22:25

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia

Di akses 22 februari 2017 jam 23:03

UNIVERSITAS MEDAN AREA