strategi komunikasi baznas dalam menyosialisasikan...
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI BAZNAS
DALAM MENYOSIALISASIKAN PEMBAYARAN ZAKAT
SECARA ONLINE DI PERUSAHAAN E-COMMERCE
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh:
Rahmat Agung Aditya
NIM: 1112051000146
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
i
ABSTRAK
Rahmat Agung Aditya
Strategi Komunikasi BAZNAS Dalam Mensosialisasikan Pembayaran Zakat
Secara Online Di Perusahaan E-commerce
Zakat adalah solusi bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial,
maka perlu adanya pengelolaan zakat secara professional dan bertanggung jawab yang
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Indonesia memiliki potensi yang layak
dikembangkan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi yang ada, karena ajaran islam
mewajibkan seseorang mengeluarkan sebagian rezekinya untuk berzakat, infaq dan
sodaqoh. BAZNAS sebagai lembaga pemerintahan nonstructural bertanggung jawab
kepada presiden dalam melayani pemabayaran dan penyaluran zakat di Indonesia
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut: bagaimana strategi komunikasi BAZNAS dalam mensosialisasikan
pembayaran zakat secara online di perusahaan e-commerce? Dan apa factor pendukung
penghambat dan solusi BAZNAS dalam mensosialisasikan pembayaran zakat di
perusahaan e-commerce.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Hafied
Cangara bahwa strategi komunikasi meliputi lima tahap yaitu: penelitian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa
strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dengan
manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam ilmu
manejemen, strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu: perumusan, implementasi dan
evaluasi. Ketiga tahapan ini memiliki kesamaan makna dengan lima tahapan yang
dijabarkan oleh Hafied Cangara.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif. Yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata,
gambar dan buku-buku. Paradigm penelitian yang digunakan ialah paradigm
konstruktivis yang berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang
objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat dan
budaya.
Hasil penelitian ini menampilkan bahwa BAZNAS mensosialisasikan
program pembayaran zakat di e-commerce berdasarkan lima tahapan. Pertama, tahap
penelitian dimana BAZNAS melakukan kerjasama dengan e-commerce. Kedua, tahap
perumusan, BAZNAS melakukan perumusan strategi berdasarkan unsur-unsur
komunikasi meliputi komunikator, pesan, media, komunikan dan efek yang ingin
diperoleh. Ketiga, tahap pelaksanaan menjalankan strategi yang sudah dirumuskan
seperti mengadakan conferensi pers bersama perusahaan e-commerce dengan
mengundang berbagai media massa. Terakhir evaluasi dan pelaporan. Lalu
menjabarkan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat proses sosialisasi, serta
memberikan solusi untuk BAZNAS kedepannya.
Kata Kunci: Strategi, Komunikasi, BAZNAS, E-commerce, Zakat
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdullillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga pada akhirnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Strategi Komunikasi BAZNAS Dalam
Mensosialisasikan Pembayaran Zakat Secara Online Di
Perusahaan E-commerce”. Shalawat serta salam semoga
tercurah bagi junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umat manusia kepada jalan kebenaran.
Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun guna
memenuhi salah sau persyaratan yang telah ditentukan dalam
menempuh program studi Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam hal ini, penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini
tidak akan mampu terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain
yang telah memberikan bimbingan, nasihat serta motivasi baik
secara moral maupun material. Oleh karenanya, penulis hendak
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Suparto, M. Ed, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, MSW.
Selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik. Dr. Ruli
Nasrullah, M.Si. selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Drs. Cecep Sastrawijaya, MA.
Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
iii
2. Drs. Masran, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Fita Fathurokhmah SS, M.Si selaku
Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Muhammad Zen, S.Ag., M.A selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktunya guna memberikan
bimbingan, arahan serta inspirasi yang amat berharga bagi
penuis.
4. Dr. Gun Gun heryanto M. Si, selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu mengarahkan seluruh
mahasiswa untuk mengikuti seluruh kegiatan akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan berbagai pengarahan,
pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama
dalam masa perkuiahan.
6. Segenap Pimpinan serta Karyawan Perpustakaan Utama
dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah melayani penulis dalam menggunakan
bukubuku serta literatur yang penulis butuhkan selama
penyusunan skripsi ini.
7. Kepada BAZNAS khususnya Ibu Hafizah selaku
narasumber dari BAZNAS selaku Manager Digital
Fundraising, terima kasih atas bantuannya hingga
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Kepada orang tua ku tercinta, Yan Mulyadi, dan Suhartati,
yang selalu mendoakan, menjadi inspirasi serta
memberikan dukungan baik secara moral maupun
material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
9. Abang, kakak dan adik saya Angga Liberty Pratama,
Aisyah dan M.Irfan Aprilian Akbar, Rei, beserta seluruh
anggota keluarga yang selalu memberikan motivasi
kepada penulis.
10. Ahmad Hilman Zulfahmi, Trisaka Octarian yang selalu
hadir untuk berdiskusi, memberikan bimbingan dan
menjadi sahabat terbaik dikehidupan penulis, berkat
mereka maka skripsi ini pun bisa terselesaikan.
11. Uci, Richard, Lapo, Tamam, Ryoy, Kacung Sebagai
sahabat dari kecil yang selalu memberikan keceriaan.
12. Debby, Icha, Caca sahabat yang selalu membantu dalam
mengerjakan skripsi
13. Sahabat SMAN 32 2012 Jay, Roni, Ganggas, Mbe,
Viktor, Audrey, Kiting, Igma. Indrek, Black yang selalu
ada disaat susah dan senang.
14. Teman-teman KONTRAS FDIKOM , Agun, Kaisan,
Ajeng, Ogi, Ojay, Bombom, Adin, Ayu, Hilman, Nabilah,
Kindi, Sela, Redifa, Hilal, Edo Dll.
15. Aya, Kokom, Rama, Meteor, Idat sahabat
sepertongkrongan yang selalu menghibur
16. Kawan senasib sejak semester awal KPI E, RIdho Fallah
Adli, Giovanni, Akbar Ramadhan, Ferdy Rizky,
Muhammad Ridho Adriansyah, Fahmi Syamsyi Sabani,
M. Aidillah, Taufik Abdullah, Arif Syahrizal, Muhammad
Arif Faturahman, Achmad Faizal Riwanto, Akbar
Ramadhan, Milki Amirussaleh yang selalu berbagi
kesulitan maupun kebahagiaan.
v
17. Rekan-rekan band Ajis, Idrus, Nizar, Ganis (catastrophe).
Bernard, Bongky, Acong (STD). Adi (aganee). Yang
selalu mensuport untuk menyelesaikan skripsi.
18. Teman-teman wisuda ke 100 Iyos, Oji, Alif, Parama,
Fatur, Angga, Harry
19. Keluarga Besar KPI angkatan 2012 serta kakak-kakak
senior dan adik-adik junior yang sudah memberikan
inspirasi kepada peneliti.
20. Orang-orang yang telah memberikan dukungan dan
membaca skripsi ini, mohon maaf belum dapat saya
cantumkan namanya.
Penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat
bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikianlah
pengantar yang dapat penulis sampaikan, akhir kata penulis
mohon maaf jika terdapat kesalahan penulis dalam skripsi ini.
Jakarta, 28 April 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
BAB PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................. 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................. 8
D. Metodologi Penelitian ........................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 14
F. Kerangka Teori .................................................................... 15
G. Sitematika Penulisan ........................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORITIS
1. Strategi Komunikasi ............................................................ 20
a. Pengertian Strategi ...................................................... 20
b. Pengertian Strategi Komunikasi .................................. 21
c. Tahapan Strategi Komunikasi ..................................... 22
d. Langkah-langkah Strategi Komunikasi ....................... 24
e. Fungsi Strategi Komunikasi. ....................................... 27
2. Komunikasi.......................................................................... 28
a. Pengertian Komunikasi ................................................ 23
b. Unsur-unsur Komunikasi ............................................. 29
c. Media Komunikasi ....................................................... 32
3. Sosialisasi ............................................................................ 36
Pengertian Sosialisasi ......................................................... 36
4. Zakat .................................................................................... 38
5. E-commerce ......................................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BAZNAS
A. Profil BAZNAS ................................................................... 43
vii
B. Visi, Misi BAZNAS ............................................................ 44
C. Nilai BAZNAS .................................................................... 45
D. Fungsi BAZNAS ................................................................. 45
E. Program-Program BAZNAS ............................................... 46
F. Struktur Organisasi BAZNAS ............................................. 51
G. Program Zakat E-commerce ................................................ 53
1. Latar Belakang Program Zakat E-commerce ............... 53
2. Tujuan dan Sasaran Program Zakat E-commerce ........ 53
3. Indikator Keberhasilan Zakat E-commerce .................. 54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Strateg BAZNAS Dalam Mensosialisasikan Pembayaran
Zakat .................................................................................... 57
B. Penelitian ............................................................................. 59
C. Perencanaan ......................................................................... 61
D. Pelaksanaan ......................................................................... 66
E. Evaluasi ............................................................................... 71
F. Pelaporan ............................................................................. 73
G. Faktor Pendukung, Penghambat dan Solusi BAZNAS
dalam Mensosialisasikan Pembayaran Zakat Secara
Online di Perusahaan E-commerce ...................................... 76
1. Pendukung .................................................................... 76
2. Penghambat .................................................................. 77
3. Solusi ............................................................................ 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 81
B. Saran-saran .......................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengutip dari ekonomi.kompas.com, menurut data
Oxfam Indonesia dan International NGO Forum on Indonesia
Development (lNFlD) dalam laporannya yang berjudul
“Menuju Indonesia yang Lebih Setara”, mencatat peringkat
ketimpangan ekonomi Indonesia berada di posisi enam
terburuk di dunia.1 Zakat adalah solusi bagi kesejahteraan
masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari
kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial, maka
perlu adanya pengelolaan zakat secara professional dan
bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama
pemerintah. Indonesia memiliki potensi yang layak
dikembangkan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi yang
ada, karna ajaran agama Islam mewajibkan seseorang
mengeluarkan sebagian rezekinya untuk berzakat, infaq dan
sodaqoh.
Zakat termasuk dalam ibadah maliyah ijtima’iyah, artinya
ibadah di bidang harta yang memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam membangun masyarakat. Jika zakat dikelola
dengan baik, baik pengambilan maupun pendistribusiannya,
1http://ekonomi.kompas.com/read/2017/02/23/131342526/ketimpanga
n.di.indonesia.duduki.peringkat.keenam.terburuk.di.dunia Diakses pada 11
Febuari 2018 Pukul 19.10
2
pasti akan dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat.2
Jumhur ulama’ baik salaf maupun khalaf berpendapat bahwa
zakat harta wajib atas harta-harta yang memenuhi syarat-
syaratnya. Dalillnya adalah keumunan firman Allah swt:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.”( At-Taubah Ayat 103)
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak
2 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2002) h.140
3
mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji” (Q.S Surat Al-Baqarah Ayat 267) 3
Kewajiban zakat tidak hanya terbatas pada jenis harta
yang ada pada zaman rasulullah saw, pada masa permulaan
islam, yaitu naqdain (emas dan perak), barang-barang
dagangan, hasil pertanian, buah-buahan, binatang ternak, dan
rikaz (harta karun). Akan tetapi zakat wajib dikeluarkan atas
semua harta yang telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat.
Secara garis besar zakat dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu zakat mal (zakat harta) dan zakat fitrah (zakat jiwa).4
Para fuqha sepakat bahwa zakat wajib dikeluarkan segera
setelah terpenuhi syarat-syaratnya. Baik nisab, hawl, maupun
yang lainnya. Pendapat ini difatwakan oleh Mazhab Hanafi.
Dengan demikian, barang siapa berkewajiban mengeluarkan
zakat dan mampu mengeluarkannya, dia tidak boleh
menangguhkannya. Dia akan berdosa mengakhirkan
pengeluaran zakatnya tanpa ada uzur.5
Zakat diatur juga dalam UUD Bab IV Pengumpulan Zakat
pada pasal 11 ayat 2 huruf (f) UU nomor 38 Tahun 1999
tentang pengelolaan zakat, dijelaskan bahwa harta yang
3 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Buku
Terjemahan dari : Al - Fiqh Al - Islami Adilatuh (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya) h.38 4 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, h.39
5 Fakhrruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat Modern, (Malang: UIN-
MALANG PRESS) h.119
4
dikenai zakat adalah (hasil pendapatan dan jasa).6 Kemudian
pada tahun 2011,DPR beserta pemerintah merevisi UU
Nomor 38 Tahun 1999 dan mengeluarkan UU Nomor 23
Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Pada pasal 4 ayat 2
huruf (h) UU Nomor 23 Tahun 2011 dijelaskan “Zakat Mal
meliputi (pendapatan dan jasa)”.7
Ibadah zakat akan terlaksana dengan baik, apabila zakat
tersebut ditangani dan dikelola oleh orang-orang yang
professional dan dapat dipercaya. Dalam pengelolaan zakat,
perlu diperhatikan bahwa para muzakki harus mengetahui
kemana harta zakat itu dibagikan dan dimanfaatkan. Lembaga
zakat juga harus mempunyai dokumen dan data terperinci
mengenai jumlah uang zakat yang diterima, orang yang
membayarnya. Lembaga penerima zakat terbesar dan
terpercaya saat ini adalah Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS). BAZNAS merupakan Lembaga pemerintah
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri Agama. BAZNAS juga
melayani pembayaran zakat via ATM, Layanan Jemput Zakat,
internet banking, sms banking, layanan online berbagai bank,
bahkan pembayaran zakat lewat situs belanja online.
6 Republik Indonesia, UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 199 Nomor
164, Sekretariat Negara : Jakarta :1999 7 Republik Indonesia, UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 115, Sekretariat Negara,
Jakarta,2011
5
Seiring dengan pelaksanaan zakat yang diselenggarakan
oleh BAZNAS, maka dibutuhkan strategi tertentu dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat. Pelayanan zakat ini
diusahakan dapat memudahkan para pembayar zakat
(muzaki). Strategi komunikasi merupakan strategi yang tepat
dalam mensosialisasikan zakat yang dilakukan oleh
BAZNAS.
Strategi komunikasi yang dilakukan BAZNAS
merupakan strategi yang baru dalam hal sosialisasi zakat.
Karena BAZNAS menggandeng perusahaan-perusahaan e-
commerce dalam pelaksanaannya dapat menjangkau dengan
luas para pembayar zakat maupun para calon pembayar zakat
baru. Oleh sebab itu, strategi komunikasi BAZNAS melalui
perusahaan e-commerce merupakan strategi yang menarik
untuk dibahas.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana
cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekadar perniagaan
tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis,
pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi
jaringan www, e-commerce juga memerlukan
teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat
elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang
6
lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat
pembayaran untuk e-dagang ini.8
Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih mengenal E-
commerse sebagai perusahaan jual beli barang, maupun jasa.
Namun dengan adanya perkembangan teknologi yang
semakin canggih, e-commerce mulai memperkenalkan
lembaga zakat kepada masyarakat untuk berdonasi secara
online.
Saya telah melakukan observasi mulai pada tanggal 20
februari tahun 2019 dengan mengunjungi beberapa website
perusahaan E-commerce. Saya mendapatkan data bahwa
BAZNAS telah bekerja sama digital dengan beberapa
perusahaan yang dapat membuat masyarakat lebih berminat
menunaikan zakatnya atau ibadah kurbannya melalui
pembayaran secara online. BAZNAS diketahui telah bekerja
sama dengan perusahaan e-commerce seperti Bukalapak,
Shopee, dan dengan platform pembayaran GoPay.9
Strategi komunikasi BAZNAS sangat diperlukan dalam
mensosialisasikan zakat kepada perusahaan E-commerce agar
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap masyarakat, sehingga
perusahaan e-commerse dpat dengan mudah memprkenalkan
program donasi berbentuk zakat. Dari pembahasan tersebut,
8 https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik diakses pada
tanggal 20 februari 2019 9 https://nasional.kontan.co.id/news/baznas-miliki-tiga-platform-
digital-alternatif-pembayaran-zakat
7
maka peneliti tertarik meneliti tentang bagaimana strategi
komunikasi BAZNAS agar memudahkan masyarakat dalam
pembayaran zakat, dan percaya bahwa zakat yang dibayarkan
akan tersalurkan kepada orang yang membutuhkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti masalah ini dalam sebuah bentuk skripsi yang
berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI BAZNAS DALAM
MENSOSIALISASIKAN PEMBAYARAN ZAKAT
SECARA ONLINE DI PERUSAHAAN E-COMMERCE”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu meluas dan terarah,
maka penelitian ini dibatasi hanya pada sumber
(source) dan saluran (channel).
2. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan sebagai berikut:
1) Bagaimana strategi komunikasi BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online
di perusahaan E-commerce?
2) Bagaimana penelitian BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online
di perusahaan E-comerce?
8
3) Bagaimana perencanaan BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online
di perusahaan E-comerce?
4) Bagaimana pelaksanaan BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online
di perusahaan E-comerce?
5) Bagaimana evaluasi BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online
di perusahaan E-comerce?
6) Bagaimana pelaporan BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online
di perusahaan E-comerce?
7) Apa faktor pendukung ,penghambat dan solusi
dalam pembayaran program zakat profesi online
pada perusahaan E-commerce?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi BAZNAS
dalam mensosialisasikan pembayaran zakat online
di perusahaan E-commerce.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung, penghambat,
dan solusi program pembayaran zakat online pada
perusahaan E-commerce.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
9
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi
referensi bahan keilmuan dibidang strategi
komunikasi dan informasi bagi mahasiswa jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi para
peminat mengenai masalah yang sama.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif. Yaitu metode penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan buku-
buku. Laporan penelitian akan bersifat kutipan-
kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian
laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari
naskah wawancara, catatan atau memo dan dokumen
resmi lainnya.10
Maka dalam penelitian ini peneliti ingin
mendapatkan data yang sangat akurat dan lengkap
dengan terjun langsung ke lapangan. Yaitu kepada
pihak BAZNAS untuk dimintai keterangan terkait
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000) h.3
10
dengan strategi komunikasinya pada program
pembayaran zakat secara online. Kemudian setelah
data-data itu diperoleh, data tersebut dianalisis dan
dilaporkan dalam bentuk deskriptif yang
menggambarkan sebagaimana kondisi sebenarnya.
2. Paradigma Penelitian
Denzin & Licoln mendefinisikan paradigma
sebagai sistem keyakinan dasar atau cara memandang
dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam
pemilihan metode, tetapi juga cara-cara fundamental
yang bersifat ontologis dan epistimologis.11
Littlejohn mengatakan bahwa teori-teori aliran
konstruktivis berlandaskan pada ide bahwa realitas
bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi
melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat
dan budaya.12
Jadi peneliti memilih paradigma konstruktivis
untuk mengetahui bagaimana bukalapak membentuk
realitas di masyarakat, agar tujuan dari strategi
komunikasinya pada program bukazakat dapat
tercapai.
3. Subjek dan Objek Penelitian
11
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 26. 12
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta:
Wacana Media 2013) h.165.
11
Subjek penelitian ini adalah tim BAZNAS, dan
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
strategi komunikasi yang dilakukan BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat online di
perusahaan E-commerce.
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Penelian ini menggunakan teknik
pengumpulan data yang terbagi menjadi tiga, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1) Observasi
Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman,
dan cook, 1976:253) mendefinisikan observasi
sebagai” pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana
yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai
dengan tujuan tujuan empiris.13
Pada tahap ini observasi yang penulis lakukan
adalah mengunjungi semua platform e-commerce
yang mempunyai program pembayaran zakat.
2) Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu dan
13
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Remadja
Karya CV Bandung 1985) h. 99
12
merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.14
Pada tahap ini wawancara yang dilakukan
penulis adalah wawancara pribadi kepada pihak
BAZNAS untuk mendapatkan informasi terkait
penelitian yang dilakukan penulis.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini
menggunakan kepustakaan yang didapat dari
berbagai macam sumber bacaan dan literatur. Ini
digunakan untuk sebagai penambah wawasan
peneliti. Sumber-sumber lain untuk penelitian ini
didapat dalam bentuk buku referensi, koran, jurnal
yang sesuai dengan objek kajian dan sumber berita
lainnya yang selanjutnya dijadikan bahan
argumen.
b. Pengolahan Data
Langkah selanjutnya adalah mengolah hasil
temuan atau data, melalui proses meninjau
kembali berkas-berkas data yang telah terkumpul.
Data yang diperoleh yaitu dari observasi,
wawancara, serta dokumentasi, dan artikel berita.
Data yang diperoleh akan dideskripsikan secara
14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik,
h.160
13
kongkret dengan didukung oleh beberapa hasil
temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.
Penulisan dalam penlitian ini merujuk kepada
buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta berdasarkan Keputusan
Rektor Nomor 507 tahun 2017.
c. Analisis Data
Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa analisis
data adalah proses pencarian dan pengaturan
secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan,
dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap semua hal
yang dikumpulkan dan memungkinkan
menyajikan apa yang ditemukan.15
Penulis menggunakan analisis data deskriptif
analisis untuk memperoleh hasil akhir dalam
penelitian. Peneliti menggambarkan ke dalam
bentuk kalimat disertai kutipan-kutipan data dan
menganalisis data yang diperoleh dari observasi,
wawancara, dan dari kumpulan dokumen-
15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik, h.
210
14
dokumen yang didapat.16
Serta penulis melakukan
penjelasan secara naratif dengan kalimat-kalimat
untuk memudahkan proses penelitian.
E. Tinjauan Pustaka
1. Skripsi karya M. Dzikril Amin menemukan strategi
komunikasi dompet dhuafa dalam sosialisasi zakat
adalah berusaha mengumpulkan relawan zakat yang
berjiwa sosial tinggi suntuk menggalang dana zakat
untuk masyarakat muslim. Persamaan dengan judul
skripsi tersebut yaitu pada teori dan objek yang akan
diteliti, yaitu mengenai strategi komunikasi dan
sosialisasi zakat. Selain itu, perbedaan mendasar dari
penelitian yang penulis ajukan dengan skripsi ini
adalah subjeknya, yaitu strategi komunikasi yang
dilakukan Dompet dhuafa republika dalam
sosialisasikan zakat, sedangkan penulis ingin meneliti
Bukalapak dalam mensosialisasikan pembayaran
zakat.17
2. Skripsi karya Poppy Oktarini menemukan dalam
mensosilisasikan program majelis dhuha dibutuhkan
beberapa strategi yang digunakan majelis dhuha
nasional yaitu dengan menggunakan media audio
visual. Persamaan dengan judul skripsi tersebut yaitu
16
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 6. 17
M. Dzikril Amin, Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa Republika
dalam Sosialisasi Zakat. (skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012)
15
pada teori yang digunakan, yaitu mengenai strategi
komunikasi dan sosialisasi, perbedaan mendasar dari
penelitian yang penulis ajukan dengan skripsi ini
adalah subjeknya. Pada skripsi ini yang menjadi
subjeknya adalah penguurus majelis dhuha nasional
sedangkan penulis tim bukalapak.18
3. Skripsi karya Anggita Septiani Persamaan dengan
judul skripsi tersebut yaitu pada subjek yang akan
diteliti, yaitu Bukalapak. Selain itu, perbedaan
mendasar dari penelitian yang penulis ajukan dengan
skripsi ini adalah permasalahan dan objeknya. Dalam
skripsi ini permasalahan dan objek yang diangkat
adalah Pengaruh Brand Image dan E-Service Quality
Terhadap Customer Satisfaction Bukalapak.
Sedangkan penulis ingin meneliti strategi komunikasi
Bukalapak dalam mensosialisasikan pembayaran zakat
profesi secara online19
F. Kerangka Teori
Middleton menyatakan bahwa “strategi
komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua
elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan,
18
Poppy Oktarini, Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional
dalam Mensosialisasikan Program Majelis. (skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013) 19
Anggita Septiani, Pengaruh Brand Image dan E-Service Quality
Terhadap Customer Satisfaction Bukalapak: (Studi Kasus Pada Pelanggan
Bukalapak). (skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016)
16
saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek)
yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang
optimal.”20
Jadi strategi komunikasi disini adalah suatu
rancangan yang dibuat oleh Pengurus Bukalapak untuk
menyampaikan visi, misi dan tujuan komunikasinya
dalam mensosialisasikan zakat online.
Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul
“Perencanaan dan Strategi Komunikasi” menyebutkan
tahapan perencanaan komunikasi meliputi lima tahapan,
yaitu: Penelitian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan
Pelaporan.21
1. Penelitian
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
problematika yang dihadapi suatu lembaga.
Problematik bisa dalam bentuk wabah penyakit
yang akan menyerang anggota masyarakat,
kerugian perusahaan, ketidakpercayaan
terhadap organisasi, dan lain sebagainya.
2. Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan yang akan
diambil setelah memperoleh hasil penelitian.
Perencanaan yang dimaksud adalah
20
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2013) h. 61 21
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.72-73
17
perencanaan komunikasi. dengan demikian,
diperlukan strategi tentang pemilihan atau
penentuan sumber (komunikator), pesan, media,
sasaran (segmen), dan efek yang diharapkan.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil
dalam rangka implementasi perencanaan
komunikasi yang telah dibuat. Pelaksanaan
dapat dilakukan dalam bentuk tayangan di
televisi, wawancara di radio, pemasangan iklan
di surat kabar, pembagian stiker kepada target
sasaran, pemasangan baliho atau spanduk di
jalanan, dan pemberangkatan tim penyuluhan
untuk bertatap muka dengan komunitas di
lokasi yang menjadi target sasaran.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil
akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Misalnya apakah daya exposure media yang
digunakan dapat mencapai target sasaran,
apakah pesan yang disampaikan dapat dipahami
oleh penerima, dan tindakan apa yang telah
dilakukan khalayak setelah menerima dan
mengerti informasi yang disampaikan.
5. Pelaporan
Pelaporan ialah tindakan terakhir dari
kegiatan perencanaan komunikasi yang telah
18
dilaksanakan. Laporan sebaiknya dibuat secara
tertulis kepada pimpinan kegiatan (proyek)
untuk dijadikan bahan pertimbangan. Jika
dalam laporan itu diperoleh hasil positif dan
berhasil, maka bisa dijadikan sebagai landasan
untuk program selanjutnya. Tapi jika dalam
laporan itu ditemukan hal-hal yang kurang
sempurna, maka temuan tersebut bisa dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi
atau memodifikasi program yang akan
dilakukan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teoritis
Pada bab ini membahas tentang strategi komunikasi,
terdiri dari landasan teoritis, definisi strategi, teori-teori
komunikasi sebagai dasar perbandingan strategi BAZNAS
dalam mensosialisasikan pembayaran zakat online di
perusahaan E-commerce.
19
BAB III Gambaran Umum
Bab ini berisi tentang profil BAZNAS, Visi dan Misi,
Nilai BAZNAS, Fungsi BAZNAS, program-program
BAZNAS, struktur organisasi BAZNAS, dan program
zakat online.
BAB IV Temuan dan Analisis Data
Bab ini berisi tentang strategi komunikasi program
BAZNAS dalam mensosialisasikan zakat online di
perusahaan E-commerce yang meliputi, penelitian,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Pada
bab ini juga meliputi faktor pendukung, faktor
penghambat, dan solusi program BAZNAS dalam
mensosialisasikan zakat online di perusahaan E-
commerce
BAB V Penutup
Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan mengenai
kesimpulan dan saran.
20
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Strategi Komunikasi
a) Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu
“stratos” yang berarti tentara dan kata “agein” yang
berarti memimpin. Sehingga strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para
jendral (The Art Of General), atau suatu rancangan
yang terbaik untuk memenangkan peperangan.1
Hafied cangara dalam buku Perencanaan dan
Strategi komunikasi menyatakan bahwa “Strategi
adalah seni di mana melibatkan kemampuan
intelegensi atau pikiran untuk membawa semua
sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dan
efesien.2
Mengenai definisi di atas strategi merupakan
pernecanaan dan manajemen untuk mencapai suatu
tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi harus
menunjukkan cara taktik opersionalnya.
1 H. Rachmat, Manajemen Strategik, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2014) h. 2 2 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta:
PT: RajaGrafindo Persada, 2003) h. 61
21
b) Pengertian Strategi Komunikasi
Menurut Effendy Uchjana, Strategi komunikasi
merupakan percampuran antara perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan
manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan operasional secara praktis, artinya
pendekatan yang digunakan dapat bergantug pada
situasi dan kondisi.3
Menurut Alo Liliweri strategi komunikasi adalah
strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan
mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan
tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.4
Hafied Cangara dalam buku Perencanaan dan Strategi
Komunikasi memberi batasan pengertian strategi
komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat
untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala
yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru.5
Berkaitan dengan definisi di atas, penulis
memahami bahwa strategi komunikasi merupakan
3 Onong Effendy Uchjana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 45-46 4 Alo Liliweri, Komunikasi : Serba Ada Serba Makna, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011) h.240 5 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi,h. 61
22
perencanaan yang disusun untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Jika dikaitkan dengan pokok
permasalahan penelitian, strategi komunikasi yang
dimaksud adalah bagaimana perusahaan membuat
sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah
dibuat perusahaan tersebut.
c) Tahapan Strategi Komunikasi
Strategi tidak cukup hanya perumusan konsep dan
implementasi terhadap strategi tersebut melainkan
menurut Hafied Cangara dalam bukunya yang
berjudul “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”
menyebutkan tahapan strategi komunikasi meliputi
lima tahapan, yaitu: Penelitian, Perencanaan,
Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pelaporan.6
a. Penelitian
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
problematika yang dihadapi suatu lembaga.
Problematik bisa dalam bentuk wabah penyakit
yang akan menyerang anggota masyarakat,
kerugian perusahaan, ketidakpercayaan terhadap
organisasi, dan lain sebagainya.
b. Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan yang akan
diambil setelah memperoleh hasil penelitian.
Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan
6 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 72-
73
23
komunikasi. dengan demikian, diperlukan strategi
tentang pemilihan atau penentuan sumber
(komunikator), pesan, media, sasaran (segmen),
dan efek yang diharapkan.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil
dalam rangka implementasi perencanaan
komunikasi yang telah dibuat. Pelaksanaan dapat
dilakukan dalam bentuk tayangan di televisi,
wawancara di radio, pemasangan iklan di surat
kabar, pembagian stiker kepada target sasaran,
pemasangan baliho atau spanduk di jalanan, dan
pemberangkatan tim penyuluhan untuk bertatap
muka dengan komunitas di lokasi yang menjadi
target sasaran.
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil
akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Misalnya apakah daya exposure media yang
digunakan dapat mencapai target sasaran, apakah
pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh
penerima, dan tindakan apa yang telah dilakukan
khalayak setelah menerima dan mengerti
informasi yang disampaikan.7
7 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 72-
73
24
e. Pelaporan
Pelaporan ialah tindakan terakhir dari kegiatan
perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan.
Laporan sebaiknya dibuat secara tertulis kepada
pimpinan kegiatan (proyek) untuk dijadikan bahan
pertimbangan. Jika dalam laporan itu diperoleh
hasil positif dan berhasil, maka bisa dijadikan
sebagai landasan untuk program selanjutnya. Tapi
jika dalam laporan itu ditemukan hal-hal yang
kurang sempurna, maka temuan tersebut bisa
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi atau memodifikasi program yang akan
dilakukan.
d) Langkah-langkah Strategi Komunikasi
Onong Uchajana dalam buku Ilmu Komunikasi:
Teori dan Praktek mengatakan dalam
mengaplikasikan strategi perlu memperhatikan
komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor
pendukung dan penghambat dari setiap komponen
tersebut8. Berikut penjelasanya:
a. Mengenali sasaran komunikasi
Sasaran komunikasi perlu dipelajari untuk
melancarkan sebuah komunikasi. Hal ini juga
bergantung pada tujuan komunikasi, apakah tujuan
komunikasi tersebut hanya untuk memberikan
8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek
(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2005)h.36
25
informasi kepada komunikan (dengan metode
informatif) atau agar komunikan melakukan
tindakan tertentu (dengan metode persuasif).
Terdapat 2 faktor yang perlu diperhatikan pada
komunikan berikut:
Pertama, pesan komunikasi yang akan
disampaikan kepada komunikan harus sesuai
dengan kerangka referensi (frame of reference).
Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam diri
seseorang sebagai hasil dari paduan pengalaman,
pendidikan, status sosial, ideologi, cita-cita, gaya
hidup, norma hidup, dan sebagainya.
Kedua, faktor situasi dan kondisi. Yaitu
dimana situasi merupakan situasi komunikasi pada
saat komunikan akan menerima pesan yang
disampaikan. Sedangkan kondisi adalah state of
personality komunikan yaitu keadaan fisik dan
psikis komunikan pada saat menerima pesan
komunikasi.
b. Pemilihan media komunikasi
Jenis media komunikasi telah banyak
dipergunakan, dari jenis komunikasi tradisional
maupun modern. Seperti bedug, surat, papan
pengumuman, telepon, telegram, kentongan,
pagelaran kesenian, pamflet, poster, spanduk, surat
kabar, majalah, film, radio, dan televisi yang pada
umumnya dapat diklasifikasikan sebagai media
26
tulisan atau cetakan, visual, aural, dan audio-
visual.
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat
memilih salah satu atau gabungan dari beberapa
media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai,
pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang
akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian
banyak media komunikasi itu tidak dapat
ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan.9
c. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan adalah “ segala sesuatu yang
disampaikan kepada seseorang dalm bentuk
symbol yang dipersepsi dan diterima oleh
khalayak dalam serangkaian makn. Simbol sendiri
merupakan kreasi manusia yang mengandung
makna sehingga dapat digunakan untuk
berkomunikasi antarsesama manusia, seperti
bahasa, gambar atau gerak tubuh.”10
d. Peranan komunikator dalam komunikasi
Ada faktor penting pada diri komunikator
untuk melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik
sumber (source attractiveness) dan kredibilitas
sumber (source credibility).
9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek
(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2005)h.36
10 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Kominikasi,h.113
27
1) Daya Tarik sumber
Seorang komunikator akan berhasil dalam
komunikasi, akan mampu mengubah sikap,
opini, dan perilaku komunikan melalui
mekanisme daya tarik jika pihak komunikan
merasa bahwa komunikator ikut serta
dengannya. Dengan kata lain, komunikan
merasa ada kesamaan antara komunikator
dengannya sehingga komunikan bersedia taat
pada isi pesan yang dilancarkan oleh
komunikator.
2) Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan
komunikasi berhasil ialah kepercayaan
komunikan pada komunikator. Kepercayaan
ini banyak bersangkutan dengan profesi atau
keahlian yang dimiliki oleh seorang
komunikator.
e) Fungsi Strategi komunikasi
Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil
tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Dengan
demikian, strategi komunikasi, baik secara makro
(planned multi-media stategi) maupun secara mikro
(single communication medium strategi) mempunyai
fungsi ganda11
:
11
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.28
28
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat
informatif, persuasif dan instruktif secara
sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil
optimal.
b. Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya
media massa yang begitu ampuh yang jika
dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.12
1. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggris Communication yang
dikembangkan di Amerika Serikat dan
komunikasipum berasal dari unsur persurat kabaran,
yakni journalism. Adapun definisi komunikasi dapat
dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa
(etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi).13
Communication berasal dari kata latin
Communicatio yang juga bersumber dari kata
Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
adalah sama makna. Pengertian komunikasi secara
etimologi ini memberi pengertian bahwa komunikasi
yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang
atau Bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara
12
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.28 13
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h.
18
29
orang yang memberi pesan dengan orang yang
menerima pesan.14
Everett M. Rogers, mengemukakan bahwa
komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Harold
D. Laswell juga mengemukakan yang bahwa
komunikasi merupakan suatu proses yang
menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan
saluran apa”, “kepada siapa”, dan dengan akibat atau
hasil apa” (Who? says what? In which channel? To
whom? With what effect?).15
Dari kedua pendapat di atas, maka dapat dikatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana
seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan
lambang, bahasa maupun dengan isyarat, gambar,
gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan
makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang
sedang dikomunikasikan. Dengan kata lain jika
lambangnya tidak dimengerti oleh salah satu pihak,
maka komunikasinya akan tidak lancar dan tidak
komunikatif.
2. Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang
14
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 18 15
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 21
30
lain dengan menggunakan lambang. Pikiran bisa
merupakan: gagasan, informasi, opini, ide, peristiwa
dan lainnya. Lambang bisa merupakan bahasa lisan
dan tulisan atau lambang bisa juga berupa isyarat,
signal, gambar, warna dan lainnya. Dalam prosesnya
komunikasi dibangun oleh tiga unsur, yaitu: (1)
komunikator, orang yang menyampaikan pesan
kepada orang lain, (2) pesan, suatu gagasan atau ide,
informasi, pengalaman yang telah dituangkan dalam
bentuk lambang untuk disebarkan kepada pihak lain,
(3) komunikan, orang yang menerima pesan dari
komunikator.16
Selain ketiga unsur di atas, untuk lebih lengkapnya
unsur-unsur komunikasi terdiri dari:
a. Source
Source atau sumber merupakan suatu hal yang
ada dalam benak seseorang, baik berupa ide,
gagasan, pemikiran, kejadian, pengetahuan dan
lain-lain, yang berupa hasil dari persepsi (pantauan
dan pemaknaan indra kepada yang ada
disekelilingnya), yang kemudian disimpan dalam
kotak hitam dikepala, yang disebut dengan ideasi.
b. Komunikator
Komunikator adalah orang yang pertama kali
menyampaikan pesan. Encoder adalah istilah lain
16
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h.
45
31
yang mempunyai pengertian yang sama dengan
komunikator. Encoder dalam menyampaikan
pesan mempunyai sifat Encoding, yaitu suatu
usaha komunikator dalam menafsirkan pesan yang
akan disampaikan kepada komunikan, agar
komunikan dapat memahaminya.
c. Message
Message adalah pesan, baik berupa kata-kata,
lambang-lambang, isyarat, tanda-tanda atau
gambar yang disampaikan. Pesan merupakan
keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan memiliki inti pesan (tema)
yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha
mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan.17
d. Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima
pesan. Decoder merupakan istilah lain yang
mempunyai arti sama dengan komunikan. Decoder
mempunyai sifat Decoding, yaitu suatu usaha
komunikan dalam menafsirkan pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
e. Destination
Destination adalah tujuan yang ingin dicapai
pada proses komunikasi.
17
Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000), hl.32
32
f. Medium
Medium merupakan alat yang digunakan
dalam berkomunikasi, agar hasil komunikasi dapat
mencapai sasaran yang lebih banyak dan luas.
Media ada yang bersifat nirmasa yaitu seperti
telepon, hand phone dan lain-lain, dan ada juga
yang bersifat media massa, seperti TV, koran
(pers), radio dan film.
g. Feed back
Feed back atau umpan balik adalah tanggapan,
jawaban, respon komunikan terhadap
komunikator, yang menunjukkan bahwa
komunikasi dapat diterima dan berjalan.
h. Efek
Efek adalah suatu perubahan yang terjadi pada
pihak komunikan sebagai akibat dari pesan yang
diterima melalui komunikasi. Efek dapat bersifat
kognitif yang meliputi pengetahuan, juga bersifat
afektif yang meliputi perasaan emosi, dan bisa
juga bersifat konatif yang merupakan tindakan.18
3. Media Komunikasi
Media komunikasi saat ini telah merasuk ke dalam
kehidupan modern yang menjadi alat atau sarana
dalam menyampaikan pesan. Melalui media, orang
18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46-47
33
mampu membentuk opini dari informasi dan
interpretasi atas informasi yang diterima.
a. Koran
Koran merupakan media massa utama bagi
seseorang untuk memperoleh suatu berita. Pada
sebagian besar kota, tidak ada sumber berita lain
yang bisa menyamai keluasan dan kedalaman
liputan berita koran. Hal ini memperkuat
popularitas dan pengaruh sebuah koran.19
b. Buku
Produksi buku secara masal pertama kali
dilakukan pada pertengahan tahun 1400-an, hal ini
telah mengubah sejarah manusia dengan
mempercepat pertukaran ide dan informasi antar
manusia. Buku merupakan wahana utama dalam
mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi
baru dan sarana utama bagi generasi baru untuk
memahami pelajaran dari generasi lama.20
c. Radio
Radio merupakan media massa yang tersedia
di semua tempat dan di sepanjang waktu. Radio
mempunyai suatu keuntungan yang unik,
dibandingkan dengan media lain, yaitu dari
kecepatan penyebaran atau penyiaran-penyiaran
berita-berita. Radio juga tidak mengenal rintangan
19
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Prenada Media
Group, 2008, h.71 20
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, h.40
34
geografis. Oleh karena itu berita radio dapat
diterima dimana saja, mencakup khalayak yang
jauh lebih besar.
d. Telepon
Telepon adalah alat komunikasi modern yang
digunakan hanya menggunakan audio saja.
e. Televisi
Televisi merupakan inovasi baru sebagai
sarana komunikasi yang berbasis audio maupun
visual. Tampilan yang terdapat orang dalam layar
kaca televisi, bukan hanya mendengarkan suara
saja secara audio. Pendapat lain menyebutkan,
televise dalam bahasa inggris disebut television.
Televise terdiri dari istilah tele yang berarti jauh
dan visi (vision) yang berarti penglihatan.21
f. Telepon Genggam (Handphone)
Telepon genggam/seluler cukup banyak
digunakan sebagai media untuk penyebarluasan
informasi, contohnya penggunaan pesan singkat
atau biasa disebut SMS. Hanya saja telepon
genggam sangat terbatsa dalam memuat pesan,
sehingga pesan dalam sms harus singkat padat dan
21
Onong Uchijana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, cet
ke-3 (Bandung: PT. Itra Aditya Bakti, 2003), h.174
35
jelas. Tetapi berevolusi menjadi smartphone
sehingga sudah bisa mengakses internet dan kita
bisa mengaplikasikan media online, website, dan
media social melalui smartphone yang kita
miliki.22
.
g. Internet
Internet merupakan gabungan dari berbagai
jenis jaringan yang saling berhubungan satu sama
lain sehingga dapat menghubungkan seluruh
manusia melalui antar jaringan. Dengan adanya
internet sebagai media komunikasi dapat berjalan
dengan lancar, efektif, dan efisien. Karena internet
memiliki kata-kata seperti, „Mendekatkan yang
Jauh‟. Kata-kata tersebutlah yang membuat
banyak orang untuk kerap kali menggunakan
internet sebagai sarana media komunikasi. Sudah
banyak orang yang berkomunikasi melalui
internet. Beberapa contoh jejaring sosial yang
menggunakan internet yaitu facebook, instagram,
twitter, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat
kata-kata, „Yang jauh terasa dekat‟.
Semua orang dapat berkomunikasi dengan
siapa saja dan di mana saja, dengan menggunakan
sarana media komunikasi ini. Kita dapat
22
H. Hafied cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.135-
137
36
berkomunikasi dengan orang di belahan dunia
manapun dan siapapun.23
2. Sosialisasi
a. Pengertian Sosialisai
Menurut Defleur dan Rokeach, sosialisasi
merupakan suatu rangkaian pertukaran komunikasi
yang kompleks, berjangka panjang dan
multidimensional antara individu yang
menghasilkan persiapan individu tersebut untuk
hidup di lingkungan sosiokultural.
Sosialisasi adalah proses suatu individu
dalam menerima kemudian menghayati banyak
nilai sosial, kepercayaan, pola-pola perilaku dari
kebudayaan mereka. Menurut James W Vander
Zanden sosialisasi adalah suatu proses interaksi
sosial dimana orang memperoleh pengetahuan,
nilai, sikap dan perilaku esensial untuk
berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.24
Proses sosialisasi dapat dikelempokan
menjadi formal dan informal. Sosialisasi formal
adalah proses yang dilalui secara terstruktur, yaitu
seperti sekolah, pelatihan kerja dan lain-lain.
23
https://pakarkomunikasi.com/media-komunikasi-modern. Diakses
pada 10 Juli 2017, pukul 20.00 WIB. 24
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h. 60
37
Sedangkan sosialisasi informal dapat diperoleh
melalui pengalaman pribadi, keluarga, dan lain-
lain.
George Herbet Mead menyatakan bahwa
sosialisasi dapat berlangsung dengan melalui
beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:25
a) Tahap meniru (play stage), yaitu seseorang
(anak kecil) yang mulai belajar mengambil
peran orang yang berada disekitarnya.
b) Tahap siap bertindak (game stage), pada
tahap ini peniruan yang dilakukan mulai
berkurang dan berganti menjadi peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan
penuh kesabaran. Mead menyatakan bahwa
pada setiap orang telah dapat mengambil
peran orang lain.
c) Tahap penerima norma kolektif
(generalized stage), pada tahap ini seorang
telah dianggap dewasa dan telah menjadi
warga masyarakat sepenuhnya. Orang tersebut
telah mampu berinteraksi dengan orang lain di
dalam masyarakat karena telah memahami
peran dirinya sendiri serta orang lain, dan
dengan siapa ia berinteraksi.
25
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, h.57
38
3. Zakat
Zakat secara bahasa berart: tumbuh, berkembang,
dan berkah atau dapat pula berarti membersihkan atau
mensucikan. Seorang yang membayar zakat karena
keimanannya niscaya akan memperoleh kebaikan
yang banyak. Allah SWT berfirman : “Pungutlah
zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”
Sedangkan menurut terminology syari;ah zakat berarti
kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah
harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu
tertentu.26
Indonesia mendefinisikan zakat secara resmi
melalui ketentuan undang-undang sebagai “harta yang
wajib disisihkan oleh seseorang muslim atau badan
yang dimiliki orang muslim sesuai dengan ketentuan
agama Islam untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.”
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa
dan dengan pengertian menurut istilah, sangat nyata
dan erat, yaitu harta yang dikeluarkan zakatnya akan
menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah,
suci dan beres (baik). Hal ini sebagaimana dinyatakan
surah ar-Ruum: 39.27
26
MuhammadZen, buku 24hours of contemporary zakat.(Ciputat: Zis
indosat dan imz) h.12 27
Didin Hafhiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, h.7-8.
39
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan
agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba
itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”
Zakat juga berarti derma yang telah ditetapkan
jenis, jumlah, dan waktu suatu kekayaan atau harta
yang wajib diserahkan; dan pendayagunaannya pun
ditentukan pula, yaitu dari umay islam untuk umat
islam. Atau zakat adlah nama dari sejumlah harta
tertentu yang telah mencapai syarat tertentu (nishab)
yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan
diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula (QS. 9:103 dan QS. 30:39).28
Amil adalah pekerja yang telah diserahi tugas oelh
penguasa atau penggantinya untuk mengambil harta
zakat dari wajib zakat, mengumpulkan, menjaga dan
menyalurkan. Dengan kata lain amil adalah suatu
28
MuhammadZen, buku 24hours of contemporary zakat. h.12
40
badan/lembaga atau panitia yang mengurus dan
mengelola zakat, terdiri dari orang-orang yang
diangkat oelh pemerintahan atau masyarakat. Menurut
Syafi‟I amil mendapat bagian seperdelapan dari
keseluruhan zakat yang terkumpul, untuk
dipergunakan sebagai biaya operasional, administrasi,
dan honor/gaji bagi anggota tim. Setiap amil boleh
menerima bagian zakatnya sebagai petugas sesuai
dengan kedudukan dan prestasi kerjanya, kendatipun
dia orang kaya29
Zakat untuk pemberdayaan ekonomi dengan
berupaya menciptakan iklim masyarakat yang berjiwa
wirausaha akan terwujud, apabila penyaluran tidak
langsung diberikan kepada mustahik, untuk keperluan
konsumtif, tetapi dihimpun, dikelola dan
didistribusikan oleh badan/lembaga yang amanah dan
profesional30
Ada dua macam zakat yaitu zakat nafs (jiwa) atau
disebut juga zakat fitrah, lalu zakat mal (harta).
1. Yusuf Qardawi dalam bukunya Fiqhuz Zakaah
menjelaskan bahwa zakat fitrah adalah zakat
yang disebabkan oleh future (berbuka puasa)
pada bulan ramadhan atau juga disebut dengan
29
Muhammad zen, Zakat dan Wirausaha, (Ciputat: CED. 2005), h. 15 30
Muhammad zen, Zakat dan Wirausaha, h.15
41
sedekah fitrah.31
Zakat fitrah disebut juga
sebagai zakat jiwa yang berarti pensucian jiwa
yang diwajibkan pada jiwa orang muslim yang
berfungsi mensucikan diri dari dosa-dosa yang
telah menodai dirinya selama bulan ramadhan.
2. Zakat mal (Harta) adalah segala sesuatu yang
dapat dimiliki atau dikuasai dan dapat
digunakan (dimanfaatkan) sebagaimana
lazimnya. Dengan demikian sesuatu dapat
disebut mal apabila memenuhi syarat berikut:
a) Dapat dimiliki, disimpan,
dihimpun, dikuasai
b) Dapat diambil manfaatnya
sebagaimana lazimnya
Contohnya: rumah, mobil, ternak, hasil
pertanian, uang, emas, perak, dan lain
sebagainya
3. E-commerce
Secara sederhana E-commere dapat diartikan sebagai
konsep penerapan E-bussines sebagai strategi jual-beli barang
dan jasa melalui jaringan elektronik dan biasanya melibatkan
transaksi data elektronik, sistem manajemen inventory otomatis
dan sistem pengumpulan data otomatis. Hal ini disebabkan
semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi baik dalam
31
Yusuf Qardhawi, Pedoman Zakat, ( Jakarta: Lintera Antara Nusa, 1996), cet.ke-v, h.920.
42
segi efisiensi serta keamanannya, sehinnga memunculkan ide-ide
gagasan untuk menjadikan teknologi informasi itu sebagai media
untuk melakukan pemasaran, promosi, bahkan transakasi data
yang dianggap bisa lebih effisien dan mempermudah transaksi
jual-beli.32
Berikut beberapa contoh dari praktek e-commerce:
Menerima pembayaran kartu kredit untuk transaksi
penjualan online
Menghasilkan pendapatan dari iklan online
Pertukaran saham melalui broker online
Penyaluran informasi kepada perusahaan melalui intranet
Penyaluran manufaktur dan distribusi dengan partner
melalui ekstranet
Melakukan penjualan produk digital melalui website.33
Jadi secara umum pengertian E-commerce adalah
kegiatan jual beli barang/jasa dengan melakukan pembayaran
melalui jaringan elektronik terutama internet. Dengan
perkembangan teknologi dan informasi yang pesat hal ini
membuat transasksi konvensional menjadi mungkin dilakukan
secara elektronik atau online.
32
https://www.unpas.ac.id/pengertian-e-commerce/. Diakses pada 13 maret 2019. Pukul 16.00
33 https://www.progresstech.co.id/blog/pengertian-e-commerce/ .
Diakses pada tanggal 13 maret 2019 pukul 16.15
43
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG BAZNAS
A. Profil BAZNAS
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
merupakan badan resmi dan satu-satunya yang
dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan
Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas
dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat,
infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan
peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang
melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam
UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga
pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri
Agama.
Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah
bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan
zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah,
kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi
dan akuntabilitas.1
1 http://baznas.go.id/profil diakses pada 8 april 2019 Pukul 14.00
44
B. Visi, Misi BAZNAS
1. Visi BAZNAS
Menjadi pengelola zakat terbaik dan terpercaya di
dunia.
2. Misi BAZNAS
a. Mengkoordinasikan BAZNAS provinsi,
BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ dalam
mencapai target-target nasional.
b. Mengoptimalkan secara terukur pengumpulan
zakat nasional.
c. Mengoptimalkan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat untuk pengentasan
kemiskinan, peningkatan kesejhteraan
masyarakat, dan pemoderasian kesenjangan
social.
d. Menerapkan system manajemen keuangan
yang transparan dan akuntabel berbasis
teknologi informnasi dan komunikasi terkinin
e. Menerapkan system pelayanan prima kepada
seluruh pemangku kepentingan zakat nasional
f. Menggerakkan dakwah islam untuk
kebangkitan zakat nasional melalui sinergi
ummat.
g. Terlibat aktif dan memimpin gerakan zakat
dunia
45
h. Mengarusutamakan zakat sebagai instrument
pembangunan menuju masyarakat yang adil
dan makmur, baldatun thayyibatun wa rabbin
ghafuur.2
i. Mengembangkan kompetensi amil zakat yang
unggul dan menjadi rujukan dunia.
C. Nilai BAZNAS
Nilai-nilai BAZNAS mencakup semua nilai luhur
dan umggul islami, di antaranya:
1. Visioner
2. Optimis
3. Jujur
4. Sabar
5. Amanah
6. Keteladanan
7. Professional
8. Perbaikan Berkelanjutan
9. Entreprenurial
10. Transformasi3
D. Fungsi BAZNAS
BAZNAS menjalankan 4 fungsi, yaitu
2 http://baznas.go.id/profil diakses pada 8 April 2019 Pukul 14.00
3 http://baznas.go.id/profil diakses pada 8 April 2019 Pukul 14.00
46
1. Perencanaan pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
2. Pelaksanaan pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
3. Pengendalian pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan pengelolaan zakat
E. Program-program BAZNAS
Program-program yang ada di BAZNAS terbagi
menjadi 2 kategori, yaitu4:
1. Pendistribusian
a. Layanan Aktif BAZNAS
Bahwa dalam rangka meningkatkan
manfaat zakat dengan mengakomodir
kebutuhan mustahik secara prima, perlu
mendayagunakan zakat di bidang sosial dan
ekonomi. Oleh karenanya, Badan Amil Zakat
Nasional melalui program Layanan Aktif
BAZNAS (LAB) sebagai program khusus
divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan
Zakat (DPP), hadir untuk bisa menyalurkan
dana zakat sesuai ketentuan tersebut. Layanan
Aktif BAZNAS (LAB) adalah program
4 http://baznas.go.id/profil diakses pada 8 April 2019 Pukul 14.00
47
layanan darurat sosial untuk mustahik dengan
model penanganan tepat sasaran, tepat waktu
(cepat) dan tepat penanganan.
Untuk melayani mustahik yang
diketegorikan dalam keadaan darurat, Layanan
Aktif BAZNAS (LAB) membagi ke dalam
beberapa unit, yaitu melalui Unit Layanan,
Unit Respon dan ATM Beras. Terkhusus unit
layanan dan unit respon melayani jenis
layanan bantuan akses tempat tinggal (biaya
kontrakan dan atau renovasi rumah), bantuan
akses pengobatan dan atau kesehatan, bantuan
akses pendidikan, bantuan akses konsumsi
(biaya hidup, pakaian, dan atau ATM Beras),
bantuan akses transportasi, dan bantuan
hutang untuk pemenuhan biaya hidup dasar.
b. BAZNAS Tanggap Bencana
BAZNAS TANGGAP BENCANA (BTB)
adalah unit kerja dari bidang Pendistribusian
dan Pendayagunaan BAZNAS yang bertugas
mengurangi dampak bencana yang
mengakibatkan kemiskinan dan menekan
risiko keterparahan kemiskinan akibat
bencana.
48
BTB bertujuan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) melalui edukasi; menangani
korban bencana melalui tahapan Rescue,
Relief, Recovery, Recontruction; serta
menumbuhkan jiwa kerelawanan di
masyarakat, menguatkan kapasitas dan
membangun jaringan Relawan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BTB
melakukan tiga program.
Pertama, Penanganan Korban Bencana
melalui kegiatan Rescue (upaya penyelamatan
secara cepat dan tepat untuk mengurangi
jumlah); Relief (bantuan kebutuhan dasar
untuk mengembalikan kemandirian korban);
Recovery (mengembalikan keadaan sebelum
terjadi bencana); dan Recontruction
(pembangunan kembali sarana prasarana yang
rusak akibat bencana menjadi lebih baik)
Kedua, Penanganan Risiko Bencana (PRB)
melalui kegiatan Edukasi di sekolah,
masyarakat, komunitas, tentang simulasi
evakuasi, pembuatan renkon, penggunaan alat
keselamatan diri, penggunaan alat-alat
evakuasi dan pembuatan meme kampanye
49
PRB; Sekolah Aman Bencana; BTB Goes to
School; dan PRB berbasis komunitas.
Ketiga, Kerelawanan melalui kegiatan
rekrutmen relawan darurat dan rekrutmen
relawan terencana; Pelatihan kepada
rekrutmen relawan terencana; pelatihan
kepada rekrutmen terencana untuk dapat
memberikan responn cepat terhadap bencana
di lokasi sekitar tempat tinggal mereka dan
memiliki garis koordinasi dengan BTB
(Kab/Kota, Provinsi, Pusat); Pembinaan
berupa pembekalan dan pengorganisasian
lanjutan bagi relawan BTB untuk dapat
mendiri dengan tetap berkoordinasi dengan
BAZNAS (Kab/Kota, Provinsi, Pusat);
Jaringan antara penggiat PB dan relawan PB,
baik skala nasional dan regional.
c. Rumah Sehat Baznas
Merupakan suatu program yang mewakili
BAZNAS dalam pelayanan kesehatan secara
terpadu kepada seluruh mustahik termasuk
pelayanan kesehatan di daerah bencana yang
meliputi aspek kuratif, preventif, rehabilitatif,
promotif dan advokatif seta mengikuti
50
peraturan dan perundang-Undangan kesehatan
di Republik Indonesia.
d. Pusat Kajian Strategis
Untuk menjadikan BAZNAS sebagai
badan pengelola zakat bertaraf nasional yang
terpercaya, transparan, dan profesonal, maka
dibentuklah Pusat Kajian Strategis BAZNAS
yang bertugas untuk mendukung terciptanya
manajemen dan pengembangan system zakat
yang terarah di dalam BAZNAS. Agar hal
tersebut terwujud, Pusat Kajian Strategis
BAZNAS menjalankan berbagai studi
lapangan, memperluas koneksi dengan
beberapa institusi zakat, dan upaya
pengembangan yang terintegrasi.5
2. Pendayagunaan
a. Zakat Community Development
Program pelayanan charity/bantuan
langsung terhadap kebutuhan hidup
masyarakat kalangan bawah/keluarga pra
sejahtera. Alhamdulillah, saat ini penerima
manfaat program ditahun 2012 berjumlah 2000
orang.
b. BAZNAS Microfinance
5 https://www.tokopedia.com/donasi-online/baznas/ diakses pada 29
April 2019 Pukul 22.00
51
SIGAB (Santri Siaga Bencana) adalah
program sosial kemanusiaan untuk aksi paska
bencana di wilayah terdampak baik bencana
alam, sosial, dan kejadian luar biasa. SIGAB
melingkupi aktivitas emergency, rehabilitasi,
atau rekonstruksi wilayah terdampak.
F. Struktur Organisasi BAZNAS
Struktur organisasi adalah susunan berbagai
komponen atau unit unit dalam sebuah organisasi.
Dengan adanya struktur organisasi bertujuan untuk
membagi pekerjaan kepada individu yang ada
disebuah organisasi. Dengan adanya struktur tersebut
maka individu tersebut melakukan pekerjaanya sesuai
fungsi dan tugas yang telah ditetapkan sebuah
organisasi. Yang artinya , masing-masing komponen
di dalamnya akan saling mempengaruhi yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada jalanya organisasi
secara keseluruhan.
Berikut merupakan struktur organisasi
BAZNAS. Adapun data didapatkan dari situs resmi
BAZNAS. Berikut adalah struktur organisasi
BAZNAS.6
ANGGOTA:
6 http://baznas.go.id/profil diakses pada 8 April 2019 Pukul 14.00
52
Bambang Sudibyo KETUA BAZNAS
Zainulbahar Noor WAKIL KETUA
BAZNAS
Mundzir Suprata ANGGOTA
Masdar Farid Mas’udi ANGGOTA
Ahmad Satori Ismail ANGGOTA
Emmy Hamidiyah ANGGOTA
Irsyadul Halim ANGGOTA
Nana Minarti ANGGOTA
Muhammadiyah Amin ANGGOTA
Nuryanto ANGGOTA
Astera Primanto Bakti ANGGOTA
DIREKSI:
M. Arifin Purwakananta Direktur Utama
Mohd. Nasir Tajang Direktur Pendistribusian
dan Pendayagunaan
Wahyu T.T Kuncahyo Direktur Operasi
Mochammad Ichwan Direktur Kepatuhan dan
Audit Internal
Jaja Jaelani Sekretaris
53
G. Program Zakat E-commerce
1. Latar Belakang Program Zakat E-commerce
Zakat E-commerce di BAZNAS
merupakan salah satu program dari 2 konsep
digital fundraising atau penghimpunan dana digital
yang dimiliki oleh baznas. Konsep digital
fundraising di BAZNAS dibagi menjadi 2 yaitu
internal dan eksternal platform. dimana internal
platform adalah platform yang dikelola oleh
BAZNAS sendiri yaitu website. Website tersebut
menghadirkan pula fitur pembayaran zakat secara
online. Dan yang kedua adalah eksternal platform
yaitu platform yang bukan dikelola oleh BAZNAS
seperti E-commerce atau aplikasi-aplikasi digital
lainnya yang bekerja sama oleh BAZNAS. 7
2. Tujuan dan Sasaran Program Zakat E-
commerce
Tujuan program layanan zakat e-commerce
adalah untuk memberikan kemudahan kepada
masyarakat yang sibuk tetapi tetap bisa membayar
zakat, memperluas kerja sama dengan e-commerce
atau perushaan startup lainya dari komunitas
7 Wawancara pribadai dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS,
hafizah, Jakarta 26 Maret 2019
54
sampai perushaan besar, menigkatkan layanan
zakat di e-commerce.8
3. Indikator Keberhasilan zakat E-commerce
Pencapaian indikator keberhasilan program antara
lain:
a. Meningkatnya jumlah muzaki di Indonesia
agar mencapai potensi zakat di indonesia
b. Menumbuhkan muzaki-muzaki baru
khususnya generasi milenial
c. Masyarakat sadar dan mengerti tentang
pentingnya berzakat
8 Wawancara pribadai dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS,
hafizah, Jakarta 26 Maret 2019
55
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Teknologi saat ini mengalami perkembangan yang begitu
pesat. Hal ini dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan hidup manusia seakan menjadi lebih mudah dengan
hadirnya berbagai teknologi. Yang menjadi tonggak perubahan
peradaban adalah hadirnya teknologi intertnet. Internet membuat
segala hal menjadi lebih cepat. Hadirnya internet juga membuat
manusia saat ini tidak dapat terlepas dari kegiatan dalam jaringan
(online). Kegiatan online ini membuat kereatifitas manusia
menjadi terpacu dengan munculnya aplikasi-aplikasi pendukung
kegiatan manusia.
Aplikasi-aplikasi online ini banyak macamnya sesuai
kebutuhan. Ada aplikasi yang membantu kebutuhan manusia
dalam bidang komunikasi, kebutuhan mobilitas (seperti
transportasi online), hingga kebutuhan paling dasar manusia.
Bukan hanya kebutuhan primer manusia saja, kebutuhan akan
menunaikan kewajiban juga dipermudah oleh hadirnya kegiatan
online ini. Membayar zakat adalah kewajiban yang harus
ditunaikan setiap muslim.
Ada pula hadis yang menjelaskan mengenai wajibnya
berzakat yaitu:
56
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada
ilah (sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan
Muhammad adalah utusan-nya; mengakan shalat; menunaikan
zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan ramadhan”1
Semakin berkembangnya zaman , layanan zakat, infak,
dan sedekah pun mulai berkembang. Dalam penghimpunan dan
penyaluran zakat tentu di perlukan cara dan strategi yang baik.
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh BAZNAS dalam
menghimpun dana zakat adalah bekerjasama dengan e-commerce.
“jadi kita memang mendorong perusahaan-perusahaan ini untuk
membuka channel juga. Jadi kita mendorong bukalapak,
tokopedia, terakhir juga kita mendorong gojek bisa membayar
sedekah dengan cara scan Qr code, jadi kita memang yang
mendorong perusahan-perusahaan ini untuk membukakan akses
pembayaran zakat di platform mereka.”2
BAZNAS mendorong perussahaan e-commerce untuk
berbuat baik dengan cara membuka link pembayaran zakat.
Istilah e-commerce memang masih asing didengar di masyarakat
1 https://muslim.or.id/9427-panduan-zakat-1-keutamaan-menunaikan-
zakat.html diakses pada 28 april 2019 Pukul 20.00 2 Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019
57
Indonesia, dilihat dari pengertiannya, e-commerce merupakan
wadah untuk bertransaksi dalam jual beli. Tetapi pada saat ini e-
commerce tidak hanya dijadikan sebagai transaksi jual beli saja,
saat ini e-commerce juga hadir sebagai perusahaan yang melayani
pembayaran zakat. Hal ini tentu merupakan hal yang baik bagi
dunia perzakatan.
Cakupan fasilitas layanan pembayaran zakat yang
disediakan oleh BAZNAS kin dapat menjangkau hampir seluruh
wilayah di Indonesia. hal ini karena BAZNAS melibatkan
sejumlah institusi e-commerce. Melalui lembaga e-commerce,
masyarakat yang berada di daerah manapun di Indonesia bahkan
di luar negeri dapat dengan mudah melakukan kewajiban
membayar zakat secara online3
A. Strategi Komunikasi Dalam Mensosialisasikan
Pembayaran Zakat Secara Online Di Perusahaan E-
commerce
Zakat di Indonesia dikelola secara nasional oleh sebuah
lembaga di bawah kementerian agama Republik Indonesia
bernama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Berbagai
upaya dilakukan BAZNAS dalam mengajak masyarakat
untuk membayar zakat demi kepentingan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat. BAZNAS memanfaatkan
perkembangan teknologi dalam memudahkan masyarakat
3 http//www.puskasbaznas.com/news/370-baznas-cooperates-with-
6-e-commerce-to-facilitate-people-to-pay-zakat diakses pada 28 April 2019
Pukul 22.45
58
membayar zakat. Dalam hal ini, BAZNAS merangkul
perusahaan e-commerce untuk mensosialisasikan program-
program zakat yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Namun
pada kenyataanya pengumpulan zakat nasional belum
mencapai potensi zakat nasional. Hal ini membuat BAZNAS
melakukan berbagai upaya dan strategi untuk mencapai target
tersebut.
Hafizah sebagai manager digital fundraising mengatakan
bahwa baznas mempunyai dua konsep digital fundraising
sebagai upaya penghimpunan zakat secara digital. dua konsep
tersebut adalah internal dan eksternal platform.
“Baznas ini sebenarnya punya konsep di
digital funraising yaitu penghimpunan dana digital
itu kita sebut dengan internal dadn eksternal
platform. Internal platform yaitu platform yang
baznas kelola sendiri dalam hal ini website jadi
orang bisa bayar zakat di website baznas kalo yang
disebut eksternal platform ini adalah platform yang
diluar baznas contohnya mitra mitra kerjasama
seperti e-commerce crossfounding terus juga
mungkin aplikasi-aplikasi digital lainnya itu kita
sebut eksternal platform . nah e-commerce ini
adalah salah satu strategi penggalangan dana baznas.
59
Nah makanya baznas juga masuk dalam
penggalangan dana e-commerce”.4
Internal platform yang dimiliki oleh baznas masyarakat
bisa mengaksesnya melalui website www.baznas.go.id media
social seperti instagram baznas dan melalui e-mail. Dan
eksternal platform penghimpunan dana zakat digital yang
dilakukan BAZNAS adalah hasil kerjasama dengan E-
commerce dan aplikasi-aplikasi digital lainnya salah satunya
melalui BukaLapak.com.
Terkait hal tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana
strategi komunikasi BAZNAS dalam mensosialisasikan
pembayaran zakat secara online di perusahaan E-commerce.
Hafied Cangara menyebutkan lima langkah perencanaan
komunikasi yaitu : Penelitian, Perencanaan, Pelaksanaan,
Evaluasi dan Pelaporan. Dengan demikian tahapan strategi
komunikasi yang digunakan oleh BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online di
perusahaan E-commere terdiri dari lima langkah yaitu:
B. Penelitian BAZNAS dalam mensosialisasikan
pembayaran zakat secara online di perusahaan E-
comerce
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
problematik yang dihadapi suatu lembaga. Tahapan
penelitian ini biasanya dilihat dari fakta yang ada
4 Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019
60
dilapangan, apa yang sedang terjadi di sekitar lembaga
atau organisasi tersebut. Tahap ini juga mencari masalah-
masalah apa yang sedang berkembang di masyarakat.5
Zakat adalah salah satu kewajiban yang harus
dipenuhi oleh umat muslim . Indonesia merupakan Negara
yang mayoritas penduduknya beragama islam. Seharusnya
zakat yang dikumpulkan di Indonesia tergolong besar
nilainya, namun pada kenyataanya zakat di Indonesia
belum mencapai potensi yang diharapkan. Seperti yang
dinyatakan oleh hafizah:
“kalo untuk potensi zakat ini kan besar banget gitu
nilainya tapi untuk penghimpunan zakat nasional masih
jauh dibawah itu maka kita juga berharap bisa
meningkatkan potensi zakat di insonesia”.6
Hal ini selaras dengan pernyataan Ketua Baznas,
Bambang Sudibyo, beliau mengatakan bahwa potensi
zakat masih harus terus dioptimalkan antara lain dengan
dukungan regulasi, dan meningkatkan efektivitas
kelembagaan. Untuk mengoptimalkan perkembangan
zakat nasional, Komisioner Baznas, Emmy Hamidiyah,
mengatakan perlu adanya penambahan faktor-faktor
seperti kelembagaan dan legalitas, pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan, keuangan, SOP dan
5 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.72
6 Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising
BAZNAS Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019
61
sistem informasi serta sumber daya manusia yang harus
diperhatikan dengan baik7
BAZNAS telah melakukan berbagai kerjasama
dengan perusahaan E-commerce. Sebagai langkah awal
BAZNAS mendatangi perusahaan hingga membuat
kesepakatan.
“kalo dalam konteks sosialisasi ke perusahaan itu kita
melakukanya pertama kita menghubungi ke perusahaanya
kemuddian mengadakan pertemuan atau meeting setelah
meeting mungkin kita ada kesepakatan, kesepakatan
tentang penempatan link untuk pembayaran zakat itu ada
dimana kemudian kita ada perjanjian kerjasamanya”
Dengan adanya fakta tersebut BAZNAS ingin
menghimpun penggalangan dana zakat yang bisa
menjangkau seluruh kaum muslim di Indonesia khususnya
kaum milenial, dan bagi kaum muslim yang tidak sempat
datang ke counter BAZNAS untuk membayar zakat.
Karena segmen pengguna E-commerce didominasi oleh
kaum milenial yang mempunyai potensi zakat yang besar
kedepaannya.
C. Perencanaan BAZNAS dalam mensosialisasikan
pembayaran zakat secara online di perusahaan E-
comerce
7 https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-
islam/wakaf/18/12/17/pjv09z384-puskas-baznas-luncurkan-outlook-zakat-
indonesia-2019 20 April 2019 Pukul 16.35
62
Perencanaan meliputi pengembangan misi dan tujuan
jangka panjang, pengidentifikasian peluang dan ancaman
dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi dan
penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi. Dengan
demikian, diperlukan strategi tentang pemilihan atau
penentuan sumber (komunikator), pesan, media, sasaran
(komunikan), dan efek yang diharapkan.8
a. Komunikator
Komunikator adalah individu atau lembaga yang
menyampaikan pesan berupa informasi. Komunikator
yang dimaksud disini adalah BAZNAS yang dikelola
oleh tim digital fundraising sebagai pengembang
program tersebut.
b. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang
disampaikan komunikator. Pesan dapat berupa kata-
kata, lambang-lambang, isyarat, tanda-tanda atau
gambar yang disampaikan. Pesan yang dimaksud
disini adalah proses sosialisasi zakat. Pada saat
sosialisasi dijalankan berlangsung pesan dapat berupa
dorongan dan ajakan oleh komunikator kepada muzaki
agar menyalurkan zakatnya, dan kepada mitra
perusahaan dalam hal ini adalah perusahaan e-
commerce agar memperluas layanan zakat seperti
8 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.72
63
membuka program-program sedekah, infaq, zakat
fitrah, dan lain-lain.
c. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk
berkomunikasi agar hasil komunikasi dapat mencapai
sasaran dan dapat dimengerti oleh penerima pesan
(komunikan). Media yang digunakan BAZNAS untuk
mensosialisasikan programnya adalah website dan
media social. Website BAZNAS adalah
www.baznas.go.id, situs web berbagi video youtube
pada channel BAZNAS TV dan media sosial yang
digunakan adalah facebook, Whatsapp, dan Instagram.
Lalu juga ada media publicity yaitu dengan
mengundang media contohnya dengan diadakan press
confrence, membuat press release yang di sebar ke
berbagai media. Lalu media lain yang digunakan
adalah media yang berbayar seperti iklan di social
media, tv, radio, baliho, dan lain-lain. Juga melalui e-
mail para muzaki BAZNAS.9
d. Komunikan
Komunikan adalah target yang ingin
dipengaruhi oleh komunikator. Yaitu target penerima
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
9 Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019
64
komunikan dapat berupa individu ataupun kelompok
masyarakat tertentu.
Pada penelitian ini yang menjadi target yang
menjadi sasaran BAZNAS tentang sosialisasi
pembayaran zakat di perusahaan E-commerce di bagi
menjadi dua, yaitu kepada perusahaan E-commerce
dan yang kedua adalah ke masyarakat khususnya
kaum milenial. Masyarakat milenial ini yang
dimaksudkan adalah yang baru mulai bekerja atau
hanya sekedar berbelanja di platform tersebut dan
yang belum pernah membayar zakat.
e. Efek
Efek adalah perubahan yang terjadi di pihak
komunikan sebagai akibat dari diterimanya pesan
melalui komunikasi. efek bisa bersifat kognitif yang
meliputi perasaan, emosi, atau bisa juga bersifat
konatif yang berupa tindakan.10
Dalam kasus ini efek yang ingin dicapai BAZNAS
juga terbagi menjadi dua target sasaranya. Yang
pertama kepada perusahaan E-commerce yaitu
mendapatkan kerjasama di program pembayaran
zakat dengan memaparkan branding BAZNAS di
platform mereka lalu paparan edukasi tentang zakat
yang diharapkan agar mengerti pentingnya zakat dan
10
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46-47
65
kepada perusahaan agar meningkatkan layanan zakat
jadi tidak hanya untuk membayar zakat saja tetapi
diharapkan juga bisa untuk bersedekah atau
membayar zakat fitrah.
Yang kedua adalah ke masyarakat untuk mencapai
target potensi zakat nasional berbagai macam cara
BAZNAS lakukan agar bisa melampaui target
tersebut. Dengan adanya pembayaran zakat E-
commerce yang biasanya pengguna platform tersebut
kaum milenial akan menumbuhkan muzaki-muzaki
baru yang sebelumnya belum pernah membayar zakat
atau tidak mengerti tentang zakat bisa mengerti dan
membayar zakat d platform tersebut.
“kerjasamanya.jadi yang pertama adalah paparan
branding baznas paparan edukasi zakat di platform
mereka yang kedua yang didapatkan tentu traffic atau
calon muzaki orang-orang yang sebelumnya gatau
jadi tau yang sebelumnya gabayar jadi bayar jadi
orangnya traffic orangnya. Tentu yang ketiga
zakatnya dalam konteks ini maksdunya dari orang
yang gatau jadi tau yang gabayar jadi bayar maka
kahirnya kan dia bayar zakatnya kebaznas melalui
66
mitra tadi jadi terkumpulah dana zakat dari platform
tersebut” 11
D. Pelaksanaan BAZNAS dalam mensosialisasikan
pembayaran zakat secara online di perusahaan E-
comerce
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka implementasi perencanaan komunikasi yang telah
dibuat. Pelaksanaan dapat dilakukan dalam bentuk
tayangan di televisi, wawancara di radio, pemasangan
iklan di surat kabar, pembagian stiker kepada target
sasaran, pemasangan baliho atau spanduk di jalanan, dan
pemberangkatan tim penyuluhan untuk bertatap muka
dengan komunitas di lokasi yang menjadi target sasaran.12
Setelah melakukan perencanaan tindakan selanjutnya
yang dilakukan oleh BAZNAS dalam sosialisasi adalah
dengan melakukan press conference dengan
menggandeng beberapa perusahaan E-commerce yaitu
Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, MatahariMall,
a) Tokopedia
Pada tanggal 21 desember 2016 platform
Tokopedia layanan baru yang ditujukan untuk
memudahkan penggunanya melakukan donasi.
Perusahaan ini menyediakan dua jalur sekaligus
11
Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising
BAZNAS Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019 12
H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.73
67
untuk berdonasi yaitu TopDonasi100 dan
TopDonasiBebas, TopDonasiBebas ditujukan
untuk merekan yang ingin berdonasi tanpa
berbelanja terlebih dahulu
Vice President Tokopedia Melissa Siska
Juminto mengatakan bahwa layanan TopDonasi
bebas memungkinkan siapa saja untuk berdonasi di
Tokopedia melalui kerjasama dengan berbagai
lembaga kemanusiaan antara lain Yayasan Cinta
Anak Bangsa, Badan Amil Zakat Nasional,
Domper Dhuafa dan PKPU.13
Berikut adalah layanan zakat di tokopedia
13
http://mysharing.co/tokopedia-luncurkan-fitur-donasi/ diakses pada
23 April 2019 Pukul 17.15
68
b) Bukalapak
Bukalapak telah membuat fitur baru pada
tanggal 2 Agustus 2017 untuk masyarakat dan
penggunanya bisa membayar zakat yang bernama
BukaZakat. Saat ini layanan pembayaran zakat di
Bukalapak hanya fokus pada zakat profesi dengan
membayar 2,5 persen dari jumlah pendapatan
yang diterima setiap bulanya.
Bukalapak juga menyediakan beberapa
metode lain untuk melakukan pembayaran di fitur
BukaZakat yaitu dengan melakukan transfer di
bank, pembayaran di Indomaret, Alfamart, Pos
Indonesia, atau dengan memotong saldo dompet
virtual BukaDompet.14
Berikut adalah layanan zakat di BukaLapak
14
https://id.techinasia.com/bukazakat-layanan-baru-bukalapak di
akses pada 23 April 2019 Pukul 17.30
69
Saat ini BukaLapak hanya menyediakan layanan
untuk pembayaran zakat profesi saja, Bukalapak
juga menyediakan fitur kalkulator penghitungan
zakat. Dengan adanya kalkulator tersebut sangat
membantu masyarakat untuk menghitung jumlah
zakat yang harus mereka bayarkan.
c) Mataharimall
Pada tanggal 1 juni 2017 BAZNAS
menggandeng Mataharmall meluncurkan sarana
pembayaran zakata digital beserta kalkulator zakat
online. CEO MatahariMall.com, Hadi Wenas
mengatakan bahwa sebelumnya juga ada program
yang sama yaitu Amal Fitri, tetapi ia ingin
meningkatkan layanan hingga tingkat nasional
maka mereka bekerjasama dengan BAZNAS.
Program ini murni gerakan sosial dan tidak
mengambil biaya apapun.
Pembayaran zakat di MatahariMall dapat di
akses melalui halaman digital
www.mataharimall.com/zakat. Program ini
memfasilitasi masyarakat untuk pembayaran zakat
profesi dan zakat harta (maal). Adapula kalkulator
zakat yang tersemat didalamnya untuk
memudahkan masyarakat yang ingin membayar
zakat di platform tersebut untuk menghitung zakat
70
yang harus dibayarkan. Selanjutnya calon muzaki
dapat membayar melalui bank transfer dan virtual
account setelah memasukan data diri lalu baznas
akan segera mengirimkan bukti setor zakat via
email.15
d) Elevenia
Pada tangal 20 Juni 2017 bekerja sama
dengan BAZNAS dalam menyalurkan program
pembayaran zakat. Elevenia bukan kali ini saja
menyelenggarakan program penghimpunan zakat
melalui kanal e-commerce mereka tetapi Elevenia
sudah menyediakan program zakat sejak tahun
2014.
GM Brand & Strategy elevenia, Bayu S.
Tjahjono menjelaskan pihaknya telah mengandeng
tujuh yayasan donator zakat untuk menyalurkan
donasi zakat yang mereka himpun di tahun 201716
Berikut adalah layanan zakat di elevenia
15
https://bisnis.tempo.co/read/880472/rangkul-matahari-mall-baznas-
layani-zakat-digital di akses pada 23 April 2019 Pukul 17.45 16
https://id.techinasia.com/elevenia-gandeng-7-lembaga-donasi-
salurkan-zakat-online diakses pada 29 April 2019 Pukul 23.15
71
Pembayaran zakat melalui E-commerce menjadi daya
tarik tersendiri bagi BAZNAS dalam mengumpulkan dana
zakat. Bekerja sama dengan E-comerce bertujuan untuk
memudahkan calon muzaki untuk membayarkan zakat
atau donasi lainnya. Layanan pembayaran zakat di E-
commerce dapat dilakukan dimana saja jangkaunya sangat
luas samapai ke seluruh wilayah Indonesia.
E. Evaluasi BAZNAS dalam mensosialisasikan
pembayaran zakat secara online di perusahaan E-
comerce
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari
kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya apakah daya
exposure media yang digunakan dapat mencapai target
sasaran, apakah pesan yang disampaikan dapat dipahami
oleh penerima, dan tindakan apa yang telah dilakukan
khalayak setelah menerima dan mengerti informasi yang
disampaikan.17
Evaluasi yang dilakukan BAZNAS adalah dengan
menggunakan metode kuantitatif. Yaitu hanya melihat
17
H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.73
72
dari meningkatnya pengumpulan dana zakat setiap
tahunya di BAZNAS dan semakin signifikan pada saat
menjelang ramadhan. Peningkatan ini dilandasi oleh
kepercayaan para muzaki atas kemudahan-kemudahan
yang diberikan oleh BAZNAS. Hal ini menjadi
kesempatan baik untuk BAZNAS dalam menjaring
muzaki-muzaki baru.
“Sejauh ini kalo respon kita lihat secara kualitatif kta
ga ada datanya tapi secara kuantitatif kita lihat secara
pengumpulan dananya Alhamdulillah meningkat terus
tiap bulanya apalagi nanti menjelang ramadhan nah
sebetulnya itu respon yang baik berarti mereka merasakan
kemudahan dan mereka percaya jadi mereka membayar
terus atau mungkin tambah lagi muzaki-muzaki yang
baru.”18
Evaluasi ini sangatlah penting dilakukan oeleh pihak
BAZNAS dan masyarakat yang telah berdonasi disana
mempunyai hak bahwa apa yang telah mereka donasikan
tersampaikan kepada yang membutuhkan, karena
kepercayaan masyarakatlah yang menjadi kunci untuk
masyarakat bisa terus berzakat di BAZNAS.
“Kalo aduan atau keluhan sih tidak ada ya, mereka
membayar itu biasanya sudah percaya dengan lembaganya
karena kalo mereka ga percaya mereka memilih
18
Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019
73
metodenya yang lain atau datang langsung gitu ya ke
counter tapi karena mereka percaya pada lembaganya dan
mereka percaya dengan e-commercenya maka mereka
membayar disitu”19
F. Pelaporan BAZNAS dalam mensosialisasikan
pembayaran zakat secara online di perusahaan E-
comerce
Pelaporan adalah tindakan terakhir dari perencanaan
komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan sebaiknya
dibuat secara tertulis kepada pimpinan kegiatan (proyek)
untuk dijadikan bahan pertimbangan. Jika dalam laporan
itu diperoleh hasil positif dan berhasil, maka bisa
dijadikan sebagai landasan untuk program selanjutnya.
Tapi jika dalam laporan itu ditemukan hal-hal yang
kurang sempurna, maka temuan tersebut bisa dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi atau
memodifikasi program yang akan dilakukan.20
Pelaporan yang dilakukan BAZNAS ditujukan kepada
masyarakat selaku yang telah mendonasikan sebagian
hartanya untuk dizakatkan di BAZNAS. Ada beberapa hal
yang dilakukan oleh BAZNAS dalam menyampaikan
laporan dana zakat yang pertama adalah menyerahkan
bukti setor zakat dengan cara mengirim email ke para
muzaki bahwa zakat yang mereka donasikan sudah
19
Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019 20
H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.73
74
diterima oleh BAZNAS lalu selanjutnya yang kedua
adalah mengirimkan email rutin setiap bulanya kepada
muzaki BAZNAS bahwa dana zakat yang didonasikan ke
BAZNAS telah di salurkan melalui program-program
yang dijalankan oleh BAZNAS.
“cara kita kirimkan informasi pertama kita kirimkan
informasi bahwa dana zakatnya sudah kita terima jadi kita
kirimkan ke email mereka bukti setor zakat jadi itu bentuk
kepercayaan kan akhirnya terus yang kedua juga kita
sampaikan email yang biasanya setiap bulan rutin kita
kirim tentang program-program di baznas jadi dana zakat
online udah jadi ini jadi caranya dengan kaya tadi”21
Yang ketiga adalah catatan akhit tahun BAZNAS,
kegiatan ini dilakukan rutin setiap tahun oleh BAZNAS
dengan cara mengadakan press conference dengan
mengundang berbagai media. Pada jumat tanggal 28
desember 2018 BAZNAS menyampaikan kepada media
dalam press conference bahwa penghimpunan dana zakat
di BAZNAS naik menjadi 31,8 persen. Bambang Sudibyo
selaku ketua BAZNAS mengatakan bahwa meningkatnya
jumlah penghimpunan dana zakat tak lepas dari kinerja
menyeluruh mulai dari penghimpunan hingga penyaluran
zakat yang bermanfaat bagi mustahik.
21
Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019
75
Dari hasil penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa
strategi komunikasi BAZNAS dalam mensosialisasikan
zakat di e-commerce adalah BAZNAS melakukan
kerjasama dengan berbagai perusahaan e-commerce untuk
membukakan link pembayaran zakat di platform tersebut.
Hal ini didasari karena BAZNAS melihat bahwa potensi
zakat di Indonesia sangat besar dan sampai saat ini target
potensi zakat itu belum tercapai. Maka BAZNAS
melakukan inovasi-inovasi untuk mencapai target tersebut
salah satunya dengan bekerja sama dengan perusahaan e-
commerce tersebut.
Setelah mendapatkan kerjasama BAZNAS dengan
perushaan bersama-sama mensosialisasikan program
zakat tersebut. Dalam melakukan sosialisasi BAZNAS
menggunakan berbagai macam media seperti media massa
dan sosial media sebagai alat untuk menyebarkan
informasi ke masyarakat atau calon muzaki.
Sampai saat ini pengumpulan dana zakat di BAZNAS
terus meningkat setiap tahunnya. Untuk para muzaki yang
telah melakukan donasi di BAZNAS akan dikirimkan
bukti setor zakat melalui e-mail dari BAZNAS ke muzaki.
Dan BAZNAS akan mengirimkan informasi setiap
bulannya ke e-mail para muzaki bahwa dana zakat yang
didonasikan sudah di pergunakan dalam program-proram
BAZNAS.
76
G. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Solusi
Dalam mensosialisasikan zakat pada perusahan e-
commerce terdapat banyak dukungan dari berbagai pihak,
baik pihak dari dalam maupun pihak luar. Namun, dengan
banyaknya dukungan pasti ada berbagai kendala dan
hambatan dalam prosesnya. Berikut ini faktor pendukung dan
penghambat yang dialami oleh BAZNAS dalam
mensosialisasikan zakat di e-commerce:
1. Faktor Pendukung
a. E-commerce merupakan sebuah situs jual beli
yang berbasis teknologi, dalam hal ini teknologi
yang digunakan adalah internet dan website.
Dengan adanya website ini akses yang digunakan
akan lebih mudah dan mudah menjangkau ke
seluruh bagian wilayah Indonesia maupun dunia.
b. Meningkatnya jumlah pengguna internet dan
smartphone di Indonesia. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah pengguna internet yang
cukup tinggi. Hal ini menjadi keuntungan bagi
BAZNAS untuk mensosialisasikan zakat.
c. BAZNAS merupakan badan resmi dan satu-
satunya yang dibentuk langsung oleh
pemerintahan Indonesia untuk menghimpun dan
menyalurkan zakat di Indonesia. Hal ini
merupakan keunggulan bagi BAZNAS dalam
mendapatkan kepercayaan tinggi dari berbagai
77
perusahaan e-commerce untuk menjalin
kerjasama.
d. Paparan informasi di internet sangat luas, sehingga
tidak hanya muzaki BAZNAS atau followersnya
BAZNAS saja yang mendapatkan informasi tetapi
user pengguna e-commerce tersebut juga
mendapatkan informasi.22
2. Faktor Penghambat
a. Keterbatasan layanan zakat di e-commerce, belum
semua perusahaan e-commerce yang memperluas
layanan donasinya. Kebanyakan di antara
perusahaan e-commerce membuka layanan
membayar zakat secara terbatas, karena masih ada
beberapa macam zakat atau donasi yang bisa
masyarakat gunakan seperti zakat fitrah atau infaq.
b. BAZNAS tidak bisa memberikan informasi yang
lengkap di platform milik perusahaan e-commerce.
Platform tersebut hanya menyediakan sarana
pembayaranya saja, jadi bagi muzaki yang ingin
membayar zakat tidak bisa bertanya tenang zakat
di platform yang dituju untuk membayar zakat
maka harus bertanya langsung ke BAZNAS.23
c. Tidak ada sosialisasi langsung ke masyarakat, di
Indonesia saat ini masih banyak wilayah yang
22
Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019 23
Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising BAZNAS
Hafizah, Jakarta, 26 Maret 2019
78
belum bisa mendapatkan akses internet sehingga
hal ini menyebabkan kurangnya informasi yang
akan didapatkan oleh masyarakat mengenai
pembayaran zakat via e-commerce.
d. Prosedur dan persyaratan membayar zakat yang
berbeda-beda pada setiap e-commerce, hal ini
menyebabkan calon muzaki menjadi bingung dan
merasa rumit. Hingga akhirnya memilih metode
atau bahkan melalui tempat lain untuk membayar
zakat. Sebagai contoh, di Tokopedia memerlukan
NPWP sebagai persyaratan membayar zakat,
sedangkan Bukalapak tidak memerlukannya.
3. Solusi
a. Solusinya adalah seharusnya perlu ditetapkan
bagaimana metode pembayaran zakat yang
lengkap pada platform e-commerce. Seperti
membuat layanan zakat yang lengkap sesuai
layanan zakat yang disediakan oleh BAZNAS,
sehingga masyarakat mudah mengakses seluruh
program BAZNAS hanya melalui satu perusahaan
e-commerce saja.
b. Seharusnya ada kesepakatan dalam hal persyaratan
dan prosedur pembayaran zakat antara BAZNAS
dan semua perusahaan e-commerce yang telah
bekerja sama. Sehingga setiap e-commerce tidak
memiliki prosedur berbeda-beda yang dapat
membuat calon muzaki merasa bingung.
79
c. Harus adanya link yang terhubung, dikelola, dan
diawasi langsung oleh BAZNAS berupa layanan
customer care di setiap platform e-commerce.
Sehingga memudahkan calon muzaki dalam
bertanya lebih lanjut mengenai informasi layanan
zakat.
d. Perlu diadakan penyuluhan lebih khusus dalam
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang
akses membayar zakat yang tersedia di beberapa
perusahaan e-commerce. Seperti mengadakan
seminar dan sejenisnya yang menjelaskan seluruh
proses, prosedur, dan program-program zakat
BAZNAS yang bisa diakses melalui perusahaan e-
commerce.
Dari penjabaran mengenai faktor pendukung dan
penghambat diatas adalah BAZNAS mempunyai keunggulan
tersendiri yaitu satu-satunya lembaga penghimpun zakat yang
dibentuk oleh pemerintah Indonesia. Hal ini sangat
menguntungkan untuk BAZNAS menjalin kerjasama dengan
perusahaan e-commerce. Dengan adanya e-commerce yang
berbasis pada internet dan website informasi yang disampaikan
akan lebih mudah dan dapat menjangkau ke seluruh bagian di
Indonesia.
Tetapi saat ini masih banyak wilayah di Indonesia yang
belum bisa tersentuh oleh internet bahkan listrik pun belum ada ,
hal ini perlu adanya sosialisasi langsung ke masyarakat agar
80
program pembayaran zakat via e-commerce ini bisa diketahui
oleh seluruh masyarakat Indonesia.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian strategi komunikasi BAZNAS
dalam mensosialisasikan pembayaran zakat secara online
di perusahaan e-commerce, maka kesimpulannya adalah:
B. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan
BAZNAS
strategi komunikasi BAZNAS dalam
mensosialisasikan zakat di e-commerce adalah BAZNAS
melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan e-
commerce untuk membukakan link pembayaran zakat di
platform tersebut. Hal ini didasari karena BAZNAS
melihat bahwa potensi zakat di Indonesia sangat besar dan
sampai saat ini target potensi zakat itu belum tercapai.
Maka BAZNAS melakukan inovasi-inovasi untuk
mencapai target tersebut salah satunya dengan bekerja
sama dengan perusahaan e-commerce tersebut.
C. Bagaimana penelitian yang dilakukan BAZNAS
Penelitian akan potensi zakat di Indonesia masih
harus dioptimalkan antara lain dengan dukungan regulasi,
dan meningkatkan efektivitas kelembagaan. Hal ini
mendorong BAZNAS untuk melakukan berbagai cara
82
agar target potensi zakat di Indonesia bisa tercapai. Salah
satu cara BAZNAS yaitu dengan melakukan kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan e-commerce.
D. Bagaimana perencanaan yang dilakukan BAZNAS
Perencanaan strategi komunikasi dengan melihat dari
unsur-unsur komunikasinya, seperti penetapan
komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Komunikatornya adalah BAZNAS yang dikelola oleh tim
digital fundraising. Selanjutnya adalah pesannya adalah
sosialisasi mengenai pembayaran zakat di perusahaan e-
commerce. Medianya melalui media massa dan sosial
media. Target atau komunikan yang dituju adalah
perusahaan dan masyarakat khususnya kaum milenial.
Terakhir efek yang ingin di dapat adalah kerjasama
dengan perusahaan dan mencapai target potensi zakat di
Indonesia.
E. Bagaimana pelaksanaan yang dilakukan BAZNAS
Pelaksanaan dilakukan setelah merumuskan strategi
untuk selanjutnya dilakukan eksekusi, yaitu dengan
mengadakan press conference dengan perusahaan e-
commerce di media.
F. Bagaimana evaluasi yang dilakukan BAZNAS
Evaluasi dilakukan BAZNAS dengan menggunakan
metode kuantitatif. Yaitu hanya melihat dari
83
meningkatnya pengumpulan dana zakat setiap tahunnya di
BAZNAS dan semakin signifikan pada saat menjelang
ramadhan.
G. Bagaimana pelaporan yang dilakukan oleh BAZNAS
Pelaporan sebagai tahap terakhir dari serangkaian
strategi komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan
yang dilakukan oleh BAZNAS kepada muzaki yang telah
mendonasikan hartanya adalah dengan mengirimkan bukti
setor zakat yang kedua mengirimkan email rutin setiap
bulanya dan yang ketiga adalah melakukan catatan akhir
tahun BAZNAS dengan mengadakan press conference
yang mengundang media.
H. Kelebihan, Kekurangan, dan Solusi
Dalam mensosialisasikan zakat, BAZNAS memiliki
keunggulan yaitu BAZNAS sebagai lembaga pemerintah
telah mendapatkan kepercayaan tinggi di masyarakat luas.
Dengan adanya website dan internet diharapkan informasi
disampaikan akan lebih mudh menjangkau ke seluruh
wilayah Indonesia. Meningkatnya jumlah pengguna
internet dan smartphone di Indonesia.
Tidak jarang juga BAZNAS mengalami kendala dan
hambatan seperti keterbatasan layanan zakat di e-
commerce. BAZNAS juga tidak dapat memberikan
informasi yang lengkap pada platform milik perusahaan e-
84
commerce dikarenakan regulasi perusahaan e-commerce
yang berbeda-beda. Tidak adanya sosialisasi langsung ke
masyarakat.
Solusi yang memungkinkan untuk dilakukan adalah
dengan menetapkan metode pembayaran zakat yang
lengkap. Adanya kesepakatan dalam hal persyaratan dan
prosedur pembayaran agar tidak ada perbedaan. Perlunya
link yang terhubung, dikelola, dan diawasi langsung oleh
BAZNAS. Serta perlu adanya penyuluhan khusus dalam
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pembayaran
zakat di e-commerce.
I. Saran
Adapun beberapa saran yang peneliti utarakan dalam
skripsi ini kepada pihak-pihak tertentu antara lain:
Kepada BAZNAS sudah seharusnya menjaga
kepercayaan yang sudah didapatkan dari muzaki dan
perusahaan yang telah bekerjasama dengan BAZNAS.
Diharapkan juga kepada BAZNAS untuk tetap melakukan
inovasi dan kreasi untuk menarik minat dan ketertarikan
muzaki. Memperluas kerjasama dengan lemabag lainnya.
Kepada perusahaan e-commerce diharapkan
menampilkan fitur pembayaran zakat pada tempat yang
mudah dilihat oleh penggunanya. Seperti meletakan fitur
85
layanan zakat pada laman pertama, memperbesar icon
pembayaran zakat.
Kepada para muzaki ataupun calon muzaki harus bisa
menggunakan layanan zakat yang tersedia dengan sebaik-
baiknya dan tambahlah wawasan tentang teknologi agar
mengerti prosedur pembayaran zakat via e-commerce.
Dan juga diharapkan kepada muzaki pengguna e-
commerce tidak hanya mengunjungi platform e-commerce
hanya untuk berbelanja saja tetapi juga menggunakan
layanan zakat tersebut.
86
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zuhayly, Wahbah. 1997. Zakat: Kajian Berbagai Mazhab,
Buku Terjemahan dari : Al - Fiqh Al - Islami Adilatuh
(Ed.) Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Damsar, 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Effendy, Onong Uchijana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi, cet ke-3 Bandung: PT. Itra Aditya Bakti.
Fakhrruddin, 2008. Fiqh dan Manajemen Zakat Modern, Malang:
UIN-MALANG PRESS.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori &
Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hafiduddin, Didin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern,
Jakarta: Gema Insani Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
87
Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Metode Penelitian Komunikasi,
Bandung: Remadja Karya CV
Republik Indonesia, UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 199 Nomor 164, Sekretariat Negara : Jakarta :1999
Republik Indonesia, UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat, Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 115, Sekretariat Negara, Jakarta,2011
Roudhonah, 2007. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press,
Qardhawi, Yusuf., 1996. Pedoman Zakat, Jakarta: Lintera Antara
Nusa, cet.ke-v
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Prenada
Media Group,
Wawancara pribadi dengan Manager Digital Fundraising
BAZNAS, Hafizah, Jakarta 26 Maret 2019
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi,
Jakarta: Wacana Media
Widjaja, 2000. Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Rineka Cipta,
88
Zen, Muhammad. 2010. buku 24hours of contemporary zakat.
Ciputat: Zis indosat dan imz
Zen, Muhammad, 2005. Zakat dan Wirausaha, Ciputat: CED.
2005
SITUS INTERNET
7 Media Komunikasi Modern
https://pakarkomunikasi.com/media-komunikasi-modern.
Diakses pada 10 Juli 2017, pukul 20.00 WIB.
Aditya Hadi Pratama, Bantu Masyarakat Bayar Zakat
Penghasilan, Bukalapak Luncurkan Bukazakat.
https://id.techinasia.com/bukazakat-layanan-baru-
bukalapak di akses pada 23 April 2019 Pukul 17.30
Agus Susanto. Ketimpangan di Indoneisa Duduki Peringkat
Keenam Terburuk di
Dunia.http://ekonomi.kompas.com/read/2017/02/23/131342
526/ketimpangan.di.indonesia.duduki.peringkat.keenam.ter
buruk.di.dunia Diakses pada 11 Febuari 2018 Pukul 19.10
Amelya, BAZNAS COOPERATES WITH 6 E-COMMERCE TO
FACILITATE PEOPLE TO PAY ZAKAT
89
http//www.puskasbaznas.com/news/370-baznas-cooperates-
with-6-e-commerce-to-facilitate-people-to-pay-zakat.
Diakses pada 28 April 2019 Pukul 22.45
Andi Nur Aminah, Puskas Baznas Luncurkan Outlook Zakat
Indonesia 2019
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-
islam/wakaf/18/12/17/pjv09z384-puskas-baznas-luncurkan-
outlook-zakat-indonesia-2019. Di akses pada 20 April 2019
Pukul 16.35
BAZNAS, Profil BAZNAS, http://baznas.go.id/profil diakses pada
8 April 2019, Pukul 14.00
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. Panduan Zakat (1):
Keutamaan Menunaikan Zakat https://muslim.or.id/9427-
panduan-zakat-1-keutamaan-menunaikan-zakat.html
diakses pada 28 april 2019 Pukul 20.10
Pengertian E-commece, https://www.unpas.ac.id/pengertian-e-
commerce/. Diakses pada 13 maret 2019. Pukul 16.00
Rebecca. Pengertian E-commerce (perdagangan Elektronik)
https://www.progresstech.co.id/blog/pengertian-e-
commerce/ . Diakses pada tanggal 13 maret 2019 pukul
16.15
90
Rizqi Maulana, Elevenia Kembali Salurkan Zakat Secara Online
dengan Menggandeng 7 Lembaga Donasi.
https://id.techinasia.com/elevenia-gandeng-7-lembaga-
donasi-salurkan-zakat-online diakses pada 29 April 2019
23.15
Tempo.co, Rangkul Matahari Mall, Baznas Layani Zakat Digital.
https://bisnis.tempo.co/read/880472/rangkul-matahari-mall-
baznas-layani-zakat-digital di akses pada 23 april 2019
Pukul 17.45
Tokopedia, Fitur Donasi https://www.tokopedia.com/donasi-
online/baznas/ diakses pada 29 April 2019 Pukul 22.00
Yoogi Respati, Tokopedia Luncurkan Fitur Donasi.
http://mysharing.co/tokopedia-luncurkan-fitur-donasi/
diakses pada 23 April 2019 Pukul 17.15
KARYA ILMIAH
M. Dzikril Amin, Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa
Republika dalam Sosialisasi Zakat. (skripsi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2012)
Poppy Oktarini, Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional
dalam Mensosialisasikan Program Majelis. (skripsi
91
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013)
Anggita Septiani, Pengaruh Brand Image dan E-Service Quality
Terhadap Customer Satisfaction Bukalapak: (Studi Kasus
Pada Pelanggan Bukalapak). (skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016)
HASIL WAWANCARA
NAMA : Hafizah
Jabatan : Manager Digital Fundraising
Tempat : Kantor BAZNAS Pusat
Tanggal : 26 Maret 2019
Pukul : 10:00 – 10:40
Keterangan : Wawancara untuk penelitian Strategi
Komunikasi BAZNAS Dalam Mensosialisasikan
Pembayaran Zakat Secara Online di Perusahaan E-
commerce
1. Bagaimana strategi komunikasi BAZNAS dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat secara online di
perusahaan E-commerce?
“Jadi sebenernya yang kita lakukan pada fundraising adalah
kerjasama kemitraan yah, partnersip jadi partnersip ini yang kita
lakukan di eksternal platform itu mitra salah satunya dengan e-
commerce jadi kita itu datang ke perusahaaan e-commercenya
kita mengajak untuk bisa ga agar di platform mereka di e-
commercenya itu ada pilihan untuk membayar zakat jadi nanti
usernya mereka bisa membayar zakat ke baznas via e-
commercenya. Jadi yang kita lakukan ini adalah ada 2 macam nih
bentuk sosialisasinya yang pertama sosialisasi ke perusahaanya
agar mereka membukakan akses untuk orang bisa membayar
zakat di platformnya mereka kalo itu udah oke maka yang kedua
kita melakukan sosialisasi ke masyarakat luas bahwa sekarang
udah bisa membayar zakat di e-commercenya.jadi sosialisasinya
ke perusahaanya dalam bentuk kerjasama agar di bukakan
linknya yang kedua kita sosialisasinya dalam konteks ke
masyarakat ke calon calon muzaki atau ke pengguna aplikasinya
itu bahwa sekarang sudah bisa membayar zakat ke baznas”
2. Apa pertimbangan Baznas bekerja sama dengan E-
commerce
“Baznas ini sebenarnya punya konsep di digital funraising yaitu
penghimpunan dana digital itu kita sebut dengan internal dadn
eksternal platform. Internal platform yaitu platform yang baznas
kelola sendiri dalam hal ini website jadi orang bisa bayar zakat di
website baznas kalo yang disebut eksternal platform ini adalah
platform yang diluar baznas contohnya mitra mitra kerjasama
seperti e-commerce crossfounding terus juga mungkin aplikasi-
aplikasi digital lainnya itu kita sebut eksternal platform . nah e-
commerce ini adalah salah satu strategi penggalangan dana
baznas. Nah makanya baznas juga masuk dalam penggalangan
dana e-commerce”
3. Langkah-langkah apa saja yang digunakan BAZNAS
dalam mensosialisasikan pembayaran zakata online di
perusahaan E-commerce.
“Ya jadi memang gimana ya karna tadi aku jelasin jadi ada 2 yah
sosialisasinya apa sosialisasi tentang kerjasama nya atau
sosialisasi mengkampanyekanya di e-commernya tadi langkah-
langkahnya ya, jadi aku bagi 2 juga nih jawabanya kalo dalam
konteks sosialisasi ke perusahaan itu kita melakukanya pertama
kita menghubungi ke perusahaanya kemuddian mengadakan
pertemuan atau meeting setelah meeting mungkin kita ada
kesepakatan, kesepakatan tentang penempatan link untuk
pembayaran zakat itu ada dimana kemudian kita ada perjanjian
kerjasamanya yang terakhir ada sosialisasi ke public bersama
perusahaanya dalam bentuk pressconfrence atau launching itu
yang dengan perusahaan. Kalo sosialisasi dengan muzakinya atau
usernya sendiri tahapanya pertama dimulai jadi ini melanjutkan
nih melanjutkan yang tadi launching lalu kita membuat poster-
poster kampanye membuat sebaran informasi di whatsapp terus
juga kita posting di social media seperti instagram facebook terus
juga kita masukan di iklan dan kita juga melakukan komunikasi
sosialisasi ke muzakinya baznas melalui e-mail jadi kita ngasih
tau ke muzaki baznas bahwa kita sekarang bisa membayar zakat
via e-commerce ini.”
- jadi saya melihat awalnya program zakat e-commerce
itu di bukalapak ya bu , jadi itu sebenarnya bukan
program e-commercenya ya bu?
“Iya jadi mereka menyediakan tempat untuk lembaga
zakat untuk bisa membayar zakat di tempat mereka”
- jadi memang yang meremuskan bukan dari pihak e-
commercenya ya ?
“jadi kita memang mendorong perusahaan-perusahaan ini
untuk membuka channel juga. Jadi kita mendorong bukalapak,
tokopedia, terakhir juga kita mendorong gojek bisa membayar
sedekah dengan cara scan Qr code, jadi kita memang yang
mendorong perusahan-perusahaan ini untuk membukakan akses
pembayaran zakat di platform mereka.”
4. Apa hasil yang didapatkan setelah mensosialisasikan
pembayaran zakat online di perusahaan E-commerce
“Yang didapatkan yang pertama sudah pasti
kerjasamanya.jadi yang pertama adalah paparan branding baznas
paparan edukasi zakat di platform mereka yang kedua yang
didapatkan tentu traffic atau calon muzaki orang-orang yang
sebelumnya gatau jadi tau yang sebelumnya gabayar jadi bayar
jadi orangnya traffic orangnya. Tentu yang ketiga zakatnya dalam
konteks ini maksdunya dari orang yang gatau jadi tau yang
gabayar jadi bayar maka kahirnya kan dia bayar zakatnya
kebaznas melalui mitra tadi jadi terkumpulah dana zakat dari
platform tersebut.”
5. Media apa saja yang digunakan dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat online di
perusahaan E-commerce
“Medianya mulai dari social media,social media itu kan
ada banyak ada whatsapp ada isntagram ada facebook terus juga
medianya public city maksudnya adalah dengan mengundang
media contoh dengan adanya pressconfrence launching press rilis
kita sebar ke media terus media lainnya media yang berbayar
seperti iklan, iklan di social media terus ada di mer= dia internal
ada di website ada di email para muzaki.”
-berarti kalo proses ke e-commercenya gimana cara
sosialisasinya?
“Kalo e-commerce sih kita ga sosialisasi ke karyawanya itu
engga tapi biasanya mereka yang menginfokan ke internal kan
kalo lagi ada acara pressconfrence nih pasti internalnya
terinfokan kan kalo lagi ada pressconffrence dengan baznas ada
layanan zakat nah jadi mereka yang menginfokan sendiri.”
6. Apa kelebihan dan kekurangan dalam
mensosialisasikan pembayaran zakat online di
perusahaan E-commerce
“Paling kekuranganya adalah , eh kelebihan dan kekuranganya
ya? Kalo kelebihanya adalah akses yang lebih mudah buat user
yang udah ada disana untuk membayar zakat menjadi lebih
mudah jadi gausah pindah-pindah platform, terus yang kedua
paparan informasinya lebih luas Jadi ga cuma muzaki baznas atau
followersnya baznas doing yang tau jadi usernya mereka juga jadi
tau. Kalo kekuranganya yang pertama itu kita gabisa ngasih
informasi yang lebih lengkap di platform mereka karena biasanya
mereka cuma menyediakan sarana pembayaran doang gitu. Jadi
kalo mau nanya-nanya zakat gabisa disana adanya dibaznas
mungkin kekurangan lainya apa yah , aku rasa sih ga ada sih ya”
-saya melihat di platform di bukalapak ada kalkulator
penghitung zakat dan cara membayar zakat itu apakah
baznas yang mengajarkan atau inisiatif dari perusahaanya?
“Ya itu memang kita yang kasih rumusnya karena memang kan
zakat itu ranahnya baznas jadi itu memang kita yang ngasih ini
rumusnya terus mereka yang bikin tampilan digitalnya.”
-berarti baznas ada mengedukasi ke perusahaanya?
“Iya ada ke IT nya agar di buatkan kaya gini”
-Ada ga keluhan yang disampaikan masyarakat ke baznas
kalo ada keraguan atau takut tidak sampai zakatnya kalo
membayar di e-commerce?
“Kalo aduan atau keluhan sih tidak ada ya, mereka membayar itu
biasanya sudah percaya dengan lembaganya karena kalo mereka
ga percaya mereka memilih metodenya yang lain atau datang
langsung gitu ya ke counter tapi karena mereka percaya pada
lembaganya dan mereka percaya dengan e-commercenya maka
mereka membayar disitu nah kekhawatiranya mereka itu kita
atasi dengan cara kita kirimkan informasi pertama kita kirimkan
informasi bahwa dana zakatnya sudah kita terima jadi kita
kirimkan ke email mereka bukti setor zakat jadi itu bentuk
kepercayaan kan akhirnya terus yang kedua juga kita sampaikan
email yang biasanya setiap bulan rutin kita kirim tentang
program-program di baznas jadi dana zakat online udah jadi ini
jadi caranya dengan kaya tadi”
7. Bagaimana respon masyarakat terhadap program
pembayaran zakat online di e-commerce.
“Sejauh ini kalo respon kita lihat secara kualitatif kta ga ada
datanya tapi secara kuantitatif kita lihat secara pengumpulan
dananya Alhamdulillah meningkat terus tiap bulanya apalagi
nanti menjelang ramadhan nah sebetulnya itu respon yang baik
berarti mereka merasakan kemudahan dan mereka percaya jadi
mereka membayar terus atau mungkin tambah lagi muzaki-
muzaki yang baru.”
-kan sekarang udah ada pembayaran zakat di e-commerce
ada datanya ga lebih banyak bayar di e-commerce atau bayar
langsung bukan via e-commerce?
“Kalo secara proporsional di bazna masih kebanyakan yang
membayar langsung ke baznas entah itu melalui counter atau
kebanyakan masih via transfer jadi ke rekeningnya baznas jadi
masih didominasi orang yang bayar langsung ke baznas”
-jadi menurut baznas efektif ga pembayaran zakat di e-
commerce itu?
“Sebenarnya gabisa kita bilang ga efektif ya kalo ga efektif
mungkin ga kita pake haha jadi kita tutup aja haha. Jadi koreksi
nya adalah e-commerce ini adalah ranah yang baru yang nanti
bisa jadi potensi yang bagus karena dengan kita kerja sama
dengan e-commerce jadinya kan nambah muzaki-muzaki yang
masih muda yang baru pada mulai kerja yang tadinya cuma bisa
belanja doang jadi bisa membayar zakat jadi justru menambah
segmen muzaki baru untuk baznas jadi ada benefit sebenarnya
untuk baznas jadi dakwahnya bisa jadi luas jadi sebenarnya
kerjasama ini sangat menguntungkan baagi kedua pihak
meskipun secara proporsional masih lebih kecil dari orang yang
bayar langsung ke baznas tapi kita melihat ini ada potensi yang
lebih luas lagi kedepanya karna orang banyak dengan kemajuan
teknologi ya akan banyak bayar via digital terus yang kedua
segmen muzakinya jadi tambah terus yang ketiga temen-temen di
ecommerce juga semangat buat mengembangkan layanan-
layanan di tempat mereka jadi ini mungkin masih kecil mungkin
kedepanya akan menjadi besar lagi”
-terus target kedepanya apa bu untuk zakat e-commerce ini?
“untuk zakat e-commerce kita akan memperluas kerjasama
dengan e-commerce yang lain jadi nih kita ga ada kerjasama yang
eksklsif dengan satu perusahaan karena orang mau membayar
zakat berdonasi kita harus membuka pintu yang seluas luasnya
jadi yang kedepanya kita terus memperluas kerjasama dengan e-
commerce baik dari startup atau yang masih baru atau komunitas
juga kita ada kerjasama juga sampe yang besar lagi yang kedua
adalah meningkatkan layanan di e-commercenya jadi yang
tadinya e-commercenya cuma menerima zakat doang kita
tawarkan juga buka dong layanan untuk zakat fitrah buka juga
dong untuk layanan infaq jadi menigkatkan layanan zakatnya.”
8. Apa harapan BAZNAS dengan adanya pembayaran
zakat online di perushaan e-commerce
“Harapanya adalah ini akan mempermudah masyarakat
untuk membayar zakat terus yang kedua menumbuhkan muzaki-
muzaki baru karena biasanya yang memakai e-commerce kan
segmenya milenial tuh kita edukasi, terus yang ketiga
meningkatkan penghimpunan zakatnya itu sendiri karna kan kalo
untuk potensi zakat ini kan besar banget gitu nilainya tapi untuk
penghimpunan zakat nasional masih jauh dibawah itu maka kita
juga berharap bisa meningkatkan potensi zakat di insonesia”
foto bersama narasumber di kantor BAZNAS pusat
MEDIA MEDIA