strategi komisi pemilihan umum provinsi jambi …digilib.unila.ac.id/55178/3/tesis tanpa bab...

106
STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI PEMILIH DI KABUPATEN KERINCI (Studi Pada Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum 2019) (TESIS) Oleh : AGUNG NUGROHO PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: phungnhu

Post on 19-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI DALAMPENINGKATAN PARTISIPASI PEMILIH DI KABUPATEN KERINCI

(Studi Pada Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum 2019)

(TESIS)

Oleh :

AGUNG NUGROHO

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI DALAM

PENINGKATAN PARTISIPASI PEMILIH DI KABUPATEN KERINCI

(Studi Pada Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum 2019)

Oleh :

AGUNG NUGROHO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 3: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

ABSTRAK

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI DALAMPENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DI KABUPATEN KERINCI

(Studi Pada Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilu 2019)

Oleh

AGUNG NUGROHO

Tingkat partisipasi pemilih seringkali menjadi parameter keberhasilan pemilu,mengingat partisipasi pemilih berhubungan dengan legitimasi hasil pemilu danberkaitan juga dengan kepercayaan warga negara pada demokrasi, sistem politik,penyelenggara pemilu dan para wakil rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk (1)mendeskripsikan dan menganalisis strategi yang dilakukan oleh KPU ProvinsiJambi untuk meningkatkan partisipasi pemilih, (2) Mendeskripsikan danmenganalisis faktor-faktor penyebab penurunan partisipasi pemilih, (3)Mendeskripsikan dan menganalisis kebijakan yang dilakukan oleh KPU ProvinsiJambi untuk mengatasi partisipasi yang rendah. Teknik pengumpulan datamelalui panduan wawancara, observasi dan dokumentasi. Tipe penelitiandeskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu dataprimer dan data sekunder, informan dipilih dengan sengaja. Hasil penelitianmenunjukkan, pertama KPU Provinsi Jambi menerapkan beberapa strategi dalampeningkatan partisipasi pemilih, yaitu: pemilihan dan penetapan komunikator,menetapkan target sasaran, teknik menyusun pesan, memilih media,penyebarluasan media sosialiasi, memobilisasi kelompok berpengaruh, penetapanrencana anggaran dan penyusunan jadwal kegiatan. Kedua, faktor-faktor yangmenyebabkan penurunan partisipasi pemilih di Kabupaten Kerinci dibagi menjadidua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputibekerja di luar negeri, berada di luar kota, primordial, teknis, apatis, jenuh danidentitas ganda. Sedangkan faktor eksternal meliputi administratif, politik dansosialisasi. Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untukmengatasi partisipasi pemilih yang rendah meliputi perumusan masalah, formulasikebijakan, rekomendasi kebijakan, monitoring kebijakan, dan evaluasi kebijakan.Pada Pilkada Kabupaten Kerinci Tahun 2018, tingkat partisipasi pemilihmenunjukkan peningkatan yaitu berada pada angka 71,25 %. Dengan demikianstrategi yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk meningkatkan partisipasipemilih menunjukkan keberhasilan.

Kata Kunci : Partisipasi Pemilih, Strategi, Komisi Pemilihan Umum

Page 4: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

ABSTRACT

STRATEGY GENERAL ELECTION COMMISSION OF JAMBIPROVINCE FOR IMPROVING VOTER TURNOUT IN KERINCI

REGENCY(Study on 2018 Regional Election and 2019 General Election)

By

AGUNG NUGROHO

The level of voter turnout is often to be a parameter of the success of elections,given that voter turnout is related to the legitimacy of election results and is alsorelated to citizens' trust in democracy, political systems, election organizers andrepresentatives of the people. This study aims to (1) describe and analyze thestrategies carried out by the Election Commission of Jambi Province to increasevoter participation, (2) Describe and analyze the factors causing the decline invoter participation, (3) Describe and analyze policies carried out by the ElectionCommission of Jambi Province to overcome low participation. Data collectiontechniques through interview guides, observation and documentation. Descriptiveresearch type with qualitative approach. Sources of data used are primary data andsecondary data, informants are chosen by purposive sampling. The results showedthat the first Election Commission Of Jambi Province implemented severalstrategies in increasing voter participation, namely: choosing and determiningcommunicators, setting targets, techniques for composing messages, choosingmedia, disseminating socialization media, mobilizing influential groups,establishing budget plans and preparing activity schedules. Second, the factorsthat led to a decrease in voter participation in Kerinci Regency were divided intotwo factors: internal factors and external factors. Internal factors include workingabroad, outside the city, primordial, technical, apathetic, bored and multipleidentities. While external factors include administrative, political andsocialization. Third, the policies carried out by the Election Commission Of JambiProvince to overcome low voter turnout include the formulation of problems,policy formulation, policy recommendations, policy monitoring, and policyevaluation. In the Kerinci Regency Election in 2018, the level of voter turnoutshowed an increase of 71.25%. Therefore the strategy carried out by the ElectionCommission Of Jambi Province to increase voter turnout shows success.

Keywords: Voter Turnout, Strategy, Electoral General Comission

Page 5: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi
Page 6: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi
Page 7: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi
Page 8: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purbalingga pada tanggal 19 Maret 1985.

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Utoyo,

S.Pd dan Ibu Murniasih, S.Pd dengan dua orang adik bernama Ade

Hidayat Wijanarko, S.Pd dan Vera Yunita Sari, S.Kep., telah

berkeluarga dengan Istri bernama Heni Herawati, SE dan telah dikaruniai seorang

putra bernama Ranu Budi Nugroho.

Penulis mengawali pendidikan formal awal penulis tempuh di TK Aisyiah 1990 –

1991, SD Negeri 1 Kutasari, Purbalingga tahun 1991 – 1997, SMP Negeri 3

Purbalingga 1997 – 2000, SMU Negeri 1 Purbalingga 2000 – 2003, dan S1 Jurusan

Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah tahun

2004 melalui jalur SPMB. Selama menempuh pendidikan strata satu penulis aktif

dalam kegiatan akademik dan kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Ilmu Pemerintahan Fisip Undip 2004, Lulus S.1 pada tahun 2009 dengan IPK 3,11.

Pada tahun 2009 penulis pernah bekerja di PT. Nusantara Surya Sakti (NSS) Jakarta

sebagai CMS dan ditempatkan di Provinsi Jambi. Pada tahun 2010 penulis diterima

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum

(KPU) Provinsi Jambi pada Bagian Program Data Organisasi dan SDM sebagai

Page 9: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

tenaga Penyusun Program dan Anggaran. Selama bertugas di Sekretariat KPU

Provinsi Jambi, penulis telah mengikuti bimtek, seminar, diklat dan pelatihan

penyusunan anggaran dan SDM. Pada tahun 2014 dan 2015 dipercaya menjadi

Bendahara Pengeluaran KPU Provinsi Jambi, pada tahun 2016 menjadi staf di bagian

Organisasi dan SDM sampai sekarang.

Pada tahun 2016, penulis berkesempatan untuk melanjutkan studi pada jenjang yang

lebih tinggi pada program pascasarjana setelah dinyatakan memenuhi syarat sebagai

penerima beasiswa melalui hasil seleksi beasiswa pendidikan tinggi konsentrasi tata

kelola pemilu yang diselenggarakan atas kerja sama Komisi Pemilihan Umum dengan

Universitas Lampung. Penulis ditetapkan sebagai penerima beasiswa dan ditugaskan

untuk mengikuti perkuliahan dengan status tugas belajar pada Program Pascasarjana

Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung.

Page 10: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

MOTTO

“SELALU ADA HARAPAN BAGI MEREKA YANG SERING BERDOA, DAN

SELALU ADA JALAN BAGI MEREKA YANG SERING BERUSAHA”(NN)

“SUKSES ADALAH SINKRONISASI ANTARA USAHA DAN DOA”(NN)

Page 11: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya yang sederhana ini untuk:

1. Kedua Orangtuaku Bapak Utoyo, S.Pd dan Ibu Murniasih, S.Pd

2. Istriku tercinta Heni Herawati, SE

3. Anakku tersayang Ranu Budi Nugroho

4. Seluruh keluarga besarku

5. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

6. Almamater Universitas Lampung

Page 12: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas Ridho-Nya penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul: Stretegi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jambi

Dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih di Kabupaten Kerinci (Studi Pada Pemilihan

Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum 2019) sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Magister Ilmu Pemerintahan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung;

5. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A., selaku Pembimbing Utama atas bimbingannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini;

6. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D., selaku Pembimbing Pembantu atas

bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini;

Page 13: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

7. Bapak Dr. Sindung Haryanto, M.Si., selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya

menjadi pembahas dan memberikan masukan, saran serta bimbingan terbaiknya;

8. Kedua Orang tuaku Bapak Utoyo, S.Pd dan Ibu Murniasih, S.Pd yang selalu

mendoakanku; Istriku Heni Herawati, SE dan anakku tersayang Ranu Budi

Nugroho yang telah menjadi penyemangat hidup. Semoga kita selalu berada

dalam lindungan-NYA;

9. Seluruh staf pengajar dan akademik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung khususnya Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan;

10. Rekan-rekan Tata Kelola Pemilu tahun 2016 Antonius, Candrawansyah, Fajar,

Ikhsan, Zuhairi, Tohap, Susi, Silvi, Risma, Yuliza, Mery dan Muhajiroh semoga

dapat mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh selama menempuh studi tata

kelola pemilu;

11. Rekan-rekan MIP Konsentrasi Otonomi dan Politik Daerah dan Manajemen

Pemerintahan FISIP Universitas Lampung angkatan 2016;

12. KPU RI, KPU Provinsi Jambi dan KPU Kabupaten Kerinci;

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis

selama proses penulisan tesis ini yang belum dapat kami sebutkan satu-persatu.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Penulis,

Agung Nugroho

Page 14: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................... ii

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... iii

I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1B. Rumusan Masalah ............................................................... ..... 17C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 17D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 18

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 19

A. Lembaga Penyelenggara Pemilu .............................................. 19B. Partisipasi Politik....................................................................... 22C. Pemilihan Umum (Pemilu)........................................................ 28D. Strategi ...................................................................................... 31E. Kerangka Teori .......................................................................... 34

1. Teori Strategi................................................................... 342. Kebijakan Publik............................................................. 403. Partisipasi Pemilih........................................................... 47

III. METODE PENELITIAN ................................................................ 54

A. Tipe Penelitian ......................................................................... 54B. Fokus Penelitian ....................................................................... 56C. Lokasi Penelitian ...................................................................... 58D. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 58E. Instrumen Penelitian.................................................................. 59F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 60G. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 63H. Teknik Analisis Data................................................................. 64I. Keabsahan Data ........................................................................ 67

Page 15: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 69

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 691. Letak Wilayah dan Topografi ............................................... 692. Demografi Penduduk Provinsi Jambi.................................... 71

B. Gambaran Umum KPU Provinsi Jambi .................................... 711. Sejarah Singkat KPU ............................................................ 712. Kedudukan KPU Provinsi Jambi .......................................... 72

C. Visi dan Misi KPU Provinsi Jambi ........................................... 751. Visi ........................................................................................ 752. Misi ....................................................................................... 75

D. Tugas dan Wewenang KPU Provinsi Jambi ............................. 761. Tugas KPU Provinsi Jambi ................................................... 762. Wewenang KPU Provinsi Jambi........................................... 77

E. Pilkada Kabupaten Kerinci Tahun 2018 ................................... 781. Pasangan Calon dan Partai Politik Pengusung...................... 782. Perolehan Suara dan Sengketa .............................................. 783. Daftar Pemilih dan Partisipasi Pemilih pada tiga pemilu/pilkadaterakhir ...................................................................................... 80

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ . 82

A. Identifikasi Faktor Penyebab Partisipasi Pemilih Yang Rendah DiKabupaten Kerinci.................................................................... 821. Identifikasi Faktor Internal Yang Menyebabkan PartisipasiPemilih Rendah Di Kabupaten Kerinci ................................... 83

a. Bekerja Di Luar Negeri ................................................. 83b. Berada Di Luar Kota ..................................................... 88c. Primordial...................................................................... 91d. Faktor Teknis ................................................................ 93e. Apatis............................................................................. 95f. Jenuh .............................................................................. 98g. Identitas Ganda.............................................................. 100

2. Identifikasi Faktor Eksternal Yang Menyebabkan PartisipasiPemilih Rendah Di Kerinci ....................................................... 103

a. Administratif .................................................................. 103b. Politik ............................................................................. 105c. Sosialisasi ....................................................................... 107

B. Strategi KPU Provinsi Jambi Dalam Meningkatkan Partisipasi PemilihDi Kabupaten Kerinci ............................................................... 1091. Pemilihan dan Penetapan Komunikator ............................... 1102. Penetapan Target Sasaran .................................................... 1183. Teknik Penyusunan Pesan.................................................... 1344. Pemanfaatan Media.............................................................. 1405. Penyebarluasan Media Sosialisasi ....................................... 1436. Memobilisasi Kelompok Berpengaruh ................................ 1457. Penetapan Rencana Anggaran.............................................. 1498. Penyusunan Jadwal Kegiatan............................................... 151

Page 16: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

C. Kebijakan Yang Ditetapkan Oleh KPU Provinsi Jambi UntukMeningkatkan Partisipasi Pemilih Di Kabupaten Kerinci......... 1551. Perumusan Masalah ............................................................ 1552. Formulasi Kebijakan (forecasting) ...................................... 1593. Rekomendasi Kebijakan....................................................... 1604. Implementasi Kebijakan....................................................... 1625. Evaluasi Kebijakan............................................................... 164

VI. SIMPULAN DAN SARAN........................................................ ....... 172

A. Simpulan .................................................................................. 172B. Saran ......................................................................................... 174

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

DAFTAR SINGKATAN

APBN/D : Anggaran Pendapatan Belanja Nasional/Daerah

Bawaslu : Badan Pengawas Pemilu

Caleg : Calon Anggota Legislatif

Dapil : Daerah Pemilihan

DPD : Dewan Perwakilan Daerah

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPT : Daftar Pemilih Tetap

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

ILM : Iklan Layanan Masyarakat

KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

KPU : Komisi Pemilihan Umum

Medsos : Media Sosial

NPHD : Naskah Perjanjian Hibah Daerah

Pemilu : Pemilihan Umum

Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah

PPK : Panitia Pemilihan Kecamatan

PPS : Panitia Pemungutan Suara

TKI : Tenaga Kerja Indonesia

TPS : Tempat Pemungutan Suara

Page 18: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Tahun 1999, 2004, 2009dan 2014…………………………………........................................... 8

2. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Jambi Tahun 20052010, dan 2015...............................................……………………….. 8

3. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Jambi di KabupatenKerinci Tahun 2005, 2010 dan 2015.......................………………….. 9

4. Faktor Penyebab Golput pada Pilkada Gubernur KalimantanTimur di Kecamatan Muara Jawa........................…………………..... 50

5. Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Pemilih Golput diProvinsi Riau Tahun 2009.....................................………………….. 51

6. Jumlah Kecamatan, Desa, Kelurahan dan Luas WilayahKabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi................................................ 71

7. Kepadatan Penduduk Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi............ 798. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Bupati

dan Wakil Bupati Kerinci Tahun 2018................................................... 809. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kerinci

Tahun 2008, 2013 dan 2018.................................................................... 8010. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi

Tahun 2005, 2010 dan 2015.................................................................... 7811. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2005, 2010

dan 2015............................................................................................. 8112. Rekapitulasi Penempatan TKI Berdasarkan Periode Di Provinsi

Jambi Tahun 2017................................................................................ 8513. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Tatap Muka......................... 15414. Pengadaan Bahan Sosialisasi................................................................ 15415. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Kepada Masyarakat............ 15416. Tabel Kontekstualitas Teori Strategi Komunikasi............................... 169

Page 19: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Desentralisasi di Indonesia dalam perspektif dinamika politik lokal telah

memasuki babak baru. Pemilihan Umum kepala daerah langsung (pilkada

langsung) yang diberlakukannya dengan dasar Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disertai dengan Perturan Pemerintah

Nomor 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah telah menandai

dimulainya era demokrasi langsung. Kedua dasar regulasi tersebut mengatur

Pilkada secara langsung. Keberhasilan demokrasi politik pada aras lokal

ditandai dengan berlangsungnya pilkada langsung menunjukkan bahwa di

Indonesia telah berlangsung sistem politik yang demokratis dan stabil untuk

pemerintahan yang terdesentralisasi, sistem kawal dan imbang (checks and

balances) yang makin baik (Usman, 2003).

Dalam penyelenggaraan pemilu di banyak negara, partisipasi pemilih sering

menjadi isu bersama karena berkaitan dengan seberapa banyak warga negara

hadir untuk memberikan suara mereka di tempat pemungutan suara (TPS).

Tingkat partisipasi seringkali dihubungkan dengan legitimasi hasil pemilu,

karena akan menentukan orang-orang yang akan dipilih oleh rakyat untuk

Page 20: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

2

menduduki jabatan tertentu. Pada konteks lain, partisipasi pemilih juga

berkaitan dengan kepercayaan warga negara pada demokrasi, sistem politik,

penyelenggara pemilu dan pihak-pihak yang akan mewakili mereka untuk

memerintah dan menjadi perwakilan di parlemen (Supriyono, 2014).

Menurut Djani (2014 : 25), tingkat partisipasi pemilih (voter turnout) sering

menjadi perhatian terutama menjelang pemilu. Substansinya, keterlibatan di

bidang politik dipandang positif untuk masyarakat karena membuat demokrasi

lebih berarti dan mengakibatkan pemerintahan lebih tanggap dan positif bagi

perorangan karena mengembangkan kepribadian menjadi manusia susila dan

warga negara bertanggung jawab. Bahkan pakar politik tersebut sepakat

dengan konstatasi, keberhasilan pemilu dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya

tingkat partisipasi warganya (voter turnout).

Semakin tinggi tingkat partisipasi pemilih dalam suatu pemilu akan

berdampak positif terhadap legitimasi kandidat atau calon terpilih. Tingkat

partisipasi dan legitimasi yang tinggi akan menjadi amunisi atau modal yang

bermanfaat bagi kandidat terpilih dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

sebagai kepala daerah. Sebaliknya, manakala tingkat partisipasi pemilihnya

rendah dan apalagi suara calon terpilih kalah dibandingkan yang tidak

menyalurkan hak pilihnya (golput), maka legitimasi calon terpilih menjadi

rendah dan patut dipersoalkan. Partisipasi dan legitimasi politik yang rendah

tentu akan menyulitkan kepala daerah menjalankan fungsi dan perannya

(Djani, 2014: 25).

Page 21: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

3

Menurut Budiardjo (2008: 369) tingkat partisipasi yang rendah pada

umumnya dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan

bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan.

Lagi pula, dikhawatirkan bahwa jika pelbagai pendapat dalam masyarakat

tidak dikemukakan, pimpinan negara akan kurang tanggap terhadap kebutuhan

dan aspirasi masyarakat, dan cenderung melayani kepentingan beberapa

kelompok saja. Pada umumnya partisipasi yang rendah dianggap

menunjukkan legitimasi yang rendah pula.

Partisipasi masyarakat menjadi salah satu kebutuhan agar keberlanjutan

demokrasi dan sistem politik tidak mengalami hambatan. Pemilu sebagai

instrumen utama demokrasi merupakan salah satu instrumen yang

menjembatani suara rakyat sebagai pemilik kedaulatan untuk memberikan

mandat kepada seseorang sebagai wakil rakyat atau sebagai penguasa yang

akan duduk dalam pemerintahan. Di Indonesia partisipasi masyarakat dalam

pemilu dijadikan agenda yang tidak dapat dikesampingkan dalam proses

pemilu khususnya dalam hal hadir atau tidaknya warga negara untuk memilih

(voter turnout) (Nurhasim, 2014: 2).

Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara

demokrasi, sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Secara

umum dalam masyarakat tradisional yang sifat kepemimpinan politiknya lebih

ditentukan oleh segolongan elit penguasa, keterlibatan warga negara dalam

ikut serta mempengaruhi pengambilan keputusan dan mempengaruhi

kehidupan bangsa relatif sangat kecil. Warga negara yang hanys terdiri dari

Page 22: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

4

masyarakat sederhana cenderung kurang diperhitungkan dalam proses politik

(Sastroatmodjo, 1995: 56).

Partisipasi politik sangat penting dalam kehidupan berpolitik, baik penting

bagi pemerintah maupun penting bagi masyarakat. Dalam hubungannya

dengan demokrasi, partisipasi politik berpengaruh terhadap legitimasi

masyarakat terhadap jalannya pemerintahan. Dalam suatu pemilu misalnya

partisipasi politik berpengaruh terhadap legitimasi masyarakat kepada

pasangan calon yang terpilih. Setiap masyarakat memiliki preferensi dan

kepentingan masing-masing untuk menentukan pilihan mereka dalam pemilu.

Bisa dikatakan bahwa masa depan pejabat publik yang terpilih dalam suatu

pemilu tergantung pada preferensi masyarakat sebagai pemilih. Tidak hanya

itu, partisipasi politik masyarakat dalam pemilu dianggap penting karena

sebagai kontrol masyarakat terhadap suatu pemerintahan. Kontrol yang

diberikan beragam tergantung dengan tingkat partisipasi politik masing-

masing. Selain sebagai inti dari demokrasi, partisipasi politik juga berkaitan

erat dengan pemenuhan hak-hak politik warga negara. Wujud dari pemenuhan

hak-hak politik adalah adanya kebebasan bagi setiap warga untuk menyatakan

pendapat dan berkumpul seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 28.

Bagi KPU partisipasi politik merupakan hal yang penting dalam upayanya

mewujudkan pemiluhan umum yang berkualitas. Salah satu indikator

keberhasilan pemilihan umum dapat dilihat dari tingkat partisipasi politik

masyarakat yang tinggi. Dalam penyelenggaraan pemilihan umum, partisipasi

masyarakat dapat dilihat dari bagaimana masyarakat tersebut ikut serta terlibat

dalam kegiatan-kegiatan sehubungan dengan penyelenggaraan pemilihan

Page 23: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

5

umum, seperti partisipasi masyarakat dalam memberikan hak suaranya. Dalam

proses penyelenggaraan pemilihan umum, pemilih berada pada posisi yang

sejajar atau setara dengan KPU, partai politik dan stakeholder lainnya. Partai

politik membutuhkan dukungan pemilih, begitu juga dengan KPU yang

berusaha ingin meningkatkan keterlibatan pemilih dalam pemilu (Djani, 2014

:33).

Oleh karena itu, partisipasi pemilih ini dianggap penting bagi penyelenggara

pemilu, kontestan pemilu, ataupun masyarakat. Penting bagi penyelenggara

pemilu yaitu untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih sebagai target

utama, kemudian penting bagi kontestan pemilu untuk meraih suara terbanyak

dan juga masyarakat sebagai alat kontrol untuk jalannya pemerintahan.

Pelaksanaan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur di Jambi sudah

dilaksanakan tiga kali semenjak tahun 2005, 2010 dan terbaru 2015. Pada

Pilkada tahun 2005 diikuti oleh tiga pasang calon gubernur. Data pemilih pada

tahun 2005 sejumlah 1.807.716, pengguna hak pilih berjumlah 1.225.283

sehingga persentase jumlah partisipasi sebesar 67,78%. Pada tahun 2010

pilkada gubernur Jambi diikuti oleh empat pasang calon gubernur. Data

pemilih pada tahun 2010 sejumlah 2.231.990, pengguna hak pilih sejumlah

1.537.303 sehingga persentase jumlah partisipasi sebesar 68,88%. Sedangkan

pada tahun 2015 yang sekaligus merupakan pilkada serentak pertama calon

gubernur Jambi diikuti oleh dua pasang calon gubernur. Data partisipasi

pemilih berjumlah 2.483.426, pengguna hak pilih sejumlah 1.660.093

sehingga persentase jumlah partisipasinya adalah 66,85%. Dari hasil

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi tahun 2015, tingkat

Page 24: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

6

pasrtisipasi pemilih tertinggi tercatat di Kabupaten Tanjung Jabung timur

dengan data pemilih berjumlah 167.588, pengguna hak pilih 126.610 sehingga

persentasenya adalah 75,55%. Sedangkan partisipasi pemilih terendah adalah

di Kabupaten Kerinci dengan data pemilih 219.848, pengguna hak pilih

120.759 sehingga persentasenya adalah 54,93%. Selain partisipasinya

terendah dari semua kabupaten/kota di Provinsi Jambi, tren partisipasi

pemilihnya terus menurun dari tahun 2005 sebesar 69,53%, tahun 2010

sebesar 68,04% dan 2015 sebesar 54,93% (KPU Provinsi Jambi, 2017).

Pelaksanaan Pilkada Tahun 2015 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang

ditetapkan pada bulan Maret 2015. Pemilihan Kepala Daerah Secara serentak

Tahun 2015 diikuti oleh 269 daerah, dengan rincian 9 Provinsi, 224

Kabupaten, dan 36 Kota. Untuk Provinsi Jambi sendiri akan diikuti oleh 1

(satu) Provinsi yaitu Provinsi Jambi dan 5 (lima) Kabupaten/Kota yaitu

Kabupaten Bungo, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kota Sungai Penuh. Sebagian besar

daerah dari wilayah-wilayah tersebut telah berakhir masa jabatannya dan akan

digantikan oleh Pelaksana Tugas (KPU Provinsi Jambi, 2017).

Pilkada serentak pada Tahun 2015 merupakan yang pertama kali dalam

sejarah Indonesia. KPU sebagai penyelenggara pemilu akan menghadapi

tantangan yang besar untuk mengorganisir penyelenggaraannya. Salah satu

Page 25: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

7

tantangannya adalah masalah partisipasi pemilih. Tingkat partisipasi pemilih

sering menjadi perhatian terutama menjelang pemilu/pilkada.

Legitimasi suatu pemilu/pilkada akan tinggi jika partisipasinya tinggi. Inilah

yang menjadi perhatian sekaligus tantangan penyelenggara pemilu dalam

setiap penyelenggaraan pemilu/pilkada. Pada tahun 2015 KPU RI sebagai

penyelenggara pemilu menargetkan tingkat partisipasi pemilih yang

menggunakan hak pilih sebesar 77,5%. Jumlah itu dinilai cukup besar dan

perlu usaha serius dari semua pihak untuk mencapai target tersebut. KPU

Provinsi Jambi sebagai penyelenggara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur

berupaya untuk meningkatkan partisipasi pemilihnya. KPU sebagai

penyelenggara pemilu menghadapi tantangan untuk mengorganisir

penyelenggara pemilu di tingkat bawah dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pemilu. Berkaca dari pemilu 1999 hingga 2014 terjadi

penurunan partisipasi pemilih yang cukup signifikan. Tingkat partisipasi terus

menurun dari 92,6% pada pemilu 1999 menjadi 84,1% di 2004 kemudian

70,9% di tahun 2009 dan menjadi 75,2% pada tahun 2014. Begitu juga dalam

pilkada serentak. Target KPU untuk Pilkada serentak pertama tahun 2015

cukup tinggi di angka 77,5%. Sedangkan tren partisipasi pemilih pada

pemilihan gubernur Jambi dari tahun 2005 sampai 2015 adalah 67,7%, 68,8%

dan 66,8%. Kondisi ini berarti angka partisipasi pemilih selama ini di provinsi

Jambi stagnan pada kisaran 67%. Angka ini masih belum memenuhi target

yaitu 77,5%. Berbagai upaya sudah dilakukan demi meningkatnya partisipasi

pemilih, namun tingkat pasrtisipasi pemilih tidak mengalami perubahan, justru

pada tahun 2015 ini menurun (KPU RI dan KPU Provinsi Jambi, 2017).

Page 26: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

8

Tabel 1. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Tahun 1999, 2004, 2009dan 2014

Sumber : KPU Republik Indonesia, 2017

Tabel 2. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Jambi Tahun 2005,2010 dan 2015

Sumber : KPU Provinsi Jambi, 2017

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

1999 2004 2009 2014

Pers

enta

se

Tahun

Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan UmumTahun 1999, 2004, 2009, dan 2014

65.50%66.00%66.50%67.00%67.50%68.00%68.50%69.00%

2005 2010 2015

Pers

enta

se

Tahun

Partisipasi Pemilih Pada PemilihanGubernur Jambi Tahun 2005, 2010 dan

2015

Page 27: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

9

Tabel 3. Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Jambi di KabupatenKerinci Tahun 2005, 2010 dan 2015

Sumber : KPU Provinsi Jambi, 2017

Meskipun kecenderungannya menurun, namun KPU memiliki target tinggi

dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Jika dalam Pemilihan Legislatif

target partisipasi pada 2014 sebesar 75% maka target pada pemilihan kepala

daerah serentak tahun 2015 ditarget pada angka 77,5%.

Berdasarkan hal itu KPU sebagai penyelenggara pemilu mulai mengambil

fokus untuk melakukan sosialisasi pemilu dan pendidikan pemilih dalam

memastikan bahwa pemilih memperoleh informasi yang memadai terkait

dengan teknis penyelenggaraan pemilu, selain itu tujuannya agar membangun

pengetahuan politik dan kesadaran politik dalam masyarakat.

Penelitian sejenis yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dapat

dijadikan sebagai referensi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Gleko

(2017) tentang Strategi Komisi Pemilihan Umum Dalam Upaya Meningkatkan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

2005 2010 2015

Pers

enta

se

Tahun

Partisipasi Pemilih Pada PemilihanGubernur Jambi di Kabupaten Kerinci

Tahun 2005, 2010, dan 2015

Page 28: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

10

Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Malang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat

pada pilkada 2015, strategi yang digunakan adalah dengan melakukan

sosialisasi pilkada kepada masyarakat. Penerapan strategi sosialisasi tersebut

dapat dilihat dari tiga langkah pelaksanaan strategi antara lain sebagai berikut :

a. Formulasi dan Sasaran Jangka Panjang

Formulasi dan sasaran jangka panjang merupakan sebuah upaya yang

dilakukan oleh organsiasi dalam melakukan perencanaan, dengan

mempertimbangkan beberapa aspek penting antara lain yaitu mengenai

kondisi lingkungan serta identifikasi ancaman dan peluang,

perhitungan mengenai kekuatan dan kelemahan organisasi, identifikasi

tujuan serta nilai-nilai organisasi yang hendak dicapai, serta syarat

strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

b. Pemilihan Tindakan

KPU Kabupaten Malang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik

masyarakat melakukan tindakan sosialisasi pilkada kepada delapan

segmen, yaitu melakukan sosialiasi kepada pemilih pemula, pedagang

pasar, masyarakat nelayan, masyarakat adat, masyarakat disabilitas,

pemilih komunitas, masyarakat agama, dan masyarakat umum.

c. Alokasi Sumber Daya

KPU Kabupaten Malang dalam upaya meningkatkan sumber daya

panitia pilkada yaitu dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

sifatnya memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada pegawai

Page 29: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

11

KPU serta seluruh panitia ad hoc. Instruksi kepada pegawai KPU dan

panita ad hoc agar memanfaatkan segala moment yang melibatkan

banyak orang dapat digunakan sebagai sarana sosialisasi kepada

masyarakat.

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian diatas mengkaji

keberhasilan strategi yang sudah KPU lakukan untuk meningkatkan partisipasi

pemilih, sedangkan penelitian penulis hanya sebatas strategi yang akan dilakukan

dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah dan

pemilihan umum yang akan datang. Persamaannya adalah penelitian diatas sama-

sama menerapkan strategi sosialisasi dalam upaya meningkatkan partisipasi

pemilih.

Hasil penelitian Hartina (2013), Partisipasi Politik Pemilih Dalam Pemilihan

Umum Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2013 Di Desa Saliki

Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara mengungkapkan bahwa

tingkat partisipasi pemilih di Desa Saliki masih rendah karena hanya sebagian

masyarakat saja yang ikut menyalurkan hak suaranya. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif dengan fokus penelitian partisipasi konvensional yang berupa

pemberian hak suara pada saat pemilu, keterlibatan dalam diskusi politik dan

keterlibatan dalam kampanye. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Saliki

keterlibatan dalam pemberian suara pada pilkada tahun 2013 masih sedikit. Dalam

hal pemberian suara ini masyarakat masih belum menyadari perannya sebagai

pemilih. Hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi politik antara Komisi

Pemilihan Umum (KPU) kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), kepada

Panitia Pemungutan Suara (PPS) agar memberikan informasi kepada masyarakat

Page 30: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

12

untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah

Kalimantan Timur tahun 2013. Informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga

negara yang baik untuk ikut terlibat langsung dalam pelaksanaan Pilkada

Kalimantan Timur Tahun 2013.

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian diatas mengkaji masalah

penyebab partisipasi pemilih yang rendah antara lain karena sosialisasi KPU

kepada PPK dan PPS kurang, sehingga informasi yang dibutuhkan oleh

masyarakat terkait dengan pemilihan kepala daerah juga kurang.

Penelitian tentang strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada

pemilihan walikota Samarinda oleh Haryono (2016), hasil penelitian

menunjukkan bahwa strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada

pemilihan walikota Samarinda adalah melalui: Pertama, strategi penguatan

kelembagaan dengan cara meningkatkan kapasitas dan kualitas penyelenggara

dalam hal ini PPK, PPS, dan KPPS dan meningkatkan komunikasi dan

keterbukaan informasi KPU kepada publik. Kedua, strategi sosialisasi politik

yaitu dengan metode sosialisasi komunikasi melalui media. Ketiga, strategi

pendidikan pemilih pemula yaitu Training of Trainer, Pemilos (Pemilihan Ketua

OSIS) dan Pemilihan Duta Pemilih Pemula. Sedangkan faktor yang

mempengaruhi strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih adalah

faktor pendukung SDM, anggaran, perhatian pemerintah, kualitas data pemilih.

Sedangkan faktor penghambat adalah sikap apatis dari pemilih tentang

penyelenggaraan pemilu, kurangnya sosialisasi baik oleh KPU maupun kandidat,

partai politik dan pemerintah.

Page 31: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

13

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian diatas membahas tentang

tingginya angka partisipasi pemilih di Kota Samarinda, sedangkan penelitian

penulis membahas tentang rendahnya angka partisipasi pemilih sehingga

diperlukan strategi untuk meningkatkannya pada pemilihan kepala daerah dan

pemilihan umum yang akan datang. Persamaannya adalah mengkaji tentang

strategi yang KPU lakukan dalam meningkatkan partisipasi pemilih.

Penelitian yang membahas Peningkatan Partisipasi Masyarakat yang dilakukan

oleh Munir (2016) hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menarik partisipasi

masyarakat KPU Kabupaten Sumenep memiliki strategi dengan melibatkan

kelompok strategis, seperti PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan), PPS (Panitia

Pemungutan Suara), tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, organisasi

mahasiswa, dan tokoh agama. KPU bersama kelompok strategis tersebut bekerja

sama mensosialisasikan pemilihan kepala daerah dengan beberapa metode

sosialisasi antara lain: tatap muka, media massa, media sosial, mobilisasi serta

bentuk lain yang memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi

pemilihan dengan baik. Disisi lain KPU menemui kendala dalam meningkatkan

partisipasi pemilih antara lain: minimnya tenaga sosialisasi, tidak terakomodirnya

suara pemilih yang merantau, serta adanya kekecewaan terhadap hasil pemilihan

sebelumnya.

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian diatas hanya mengkaji

pelibatan badan ad hoc, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, organisasi

agama dan tokoh agama dalam meningkatkan partisipasi pemilih, sedangkan

penelitian penulis adalah mengkaji strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi

pemilih untuk pemilihan kepala daerah dan pemilihan umum yang akan datang.

Page 32: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

14

Penelitian tentang sosialiasi dan partisipasi dalam pemilu di Indonesia oleh

Wardani (2014) mengungkapkan bahwa pemilih dihadapkan pada berbagai

kepentingan secara bersamaan. Kepentingan penyelenggara pemilu meningkatkan

angka partisipasi pemilih sebagai target utama; kepentingan caleg untuk meraih

suara terbanyak; kepentingan parpol untuk meraih kursi sebanyak-banyaknya;

kepentingan pengawas pemilu untuk mengurangi kecurangan pemilu dan

sebagainya. Sementara kepentingan pemilih untuk mendapat informasi yang

memadai, akses terbuka terhadap track record peserta pemilu, akses terbuka

terhadap informasi kepemiluan, bebas dari intimadasi dan mobilisasi belum

sepenuhnya terkelola secara memadai, intensif dan berkualitas. Hasilnya adalah

deretan apatisme masyarakat terhadap proses pemilu, seperti ditunjukkan oleh

angka partisipasi pemilih.

Hasil pilkada DKI Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa pendidikan pemilih

belum terkelola secara intens dan beranjak dari kebutuhan pemilih. Format

pendidikan pemilih lebih didasarkan pada kepentingan penyelenggara pemilu

yang bertujuan untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih dalam

menggunakan hak pilih. Sehingga pendekatan yang digunakan cenderung satu

arah yaitu mengajak masyarakat untuk datang ke TPS dengan informasi dasar

tentang jadwal, peserta pemilu, visi misi calon dan sebagainya, namun

kepentingan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas kurang

tegarap secara maksimal.

Perbedaanya dengan penelitian ini adalah penelitian diatas mengkaji masalah

pendidikan pemilih yang belum dikelola dengan baik sehingga angka partisipasi

masyarakat dalam pemilu rendah. Pendekatan hanya cenderung satu arah yaitu

Page 33: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

15

mengajak masyarakat untuk datang ke TPS, namun pemenuhan pemilih untuk

memberikan hak pilihnya belum maksimal, sedangkan penelitian penulis terkait

strategi sosialisasi yang akan digunakan oleh KPU dalam meningkatkan angka

partisipasi politik yang rendah.

Reformasi telah membawa perubahan terhadap penyelenggaraan pemilu, dimana

pemilu dipahami sebagai arena terbuka antar peserta pemilu untuk memobilisasi

dukungan suara pemilih. Akibatnya terjadi interaksi yang relatif intens antara

masyarakat dengan peserta pemilu, pemerintah, lembaga penyelenggara pemilu,

pengawas pemilu dan pemantau. Dalam interaksi ini, pemilih berada pada posisi

yang sejajar dengan elemen lainnya atau bahkan seharusnya diuntungkan. Peserta

pemilu memerlukan dukungan pemilih begitu pula dengan penyelenggara pemilu

membutuhkan keterlibatan pemilih dalam pemilu.

Pemilu menjadi indikator yang paling mudah dalam menentukan sebuah negara

tersebut demokratis atau tidak, karena pemilu memberikan sebuah momentum

kepada masyarakat untuk menentukan arah perkembangan sebuah negara. Pada

pemilu rakyat dapat memilih wakilnya dan menentukan siapa yang akan

memimpin sebuah negara. Untuk itu, momentum pemilu juga membutuhkan

keterlibatan masyarakat. Tanpa adanya keterlibatan masyarakat, maka pemilu

hanya akan menjadi instrumen formal dan indikator penilaian demokrasi saja,

tanpa adanya substansi. Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam proses

penyelenggaraan pemilu harus terus ditingkatkan.

Namun, kondisi yang terjadi tidaklah demikian, hasil evaluasi pemilu sebelumnya

menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

Page 34: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

16

pemilu terus mengalami penurunan. Hal ini dapat diketahui dari semakin

meningkatnya angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya/golput. Pada

pemilu pertama dapat diketahui angka partisipasi mencapai 87%, pada masa orde

baru berada di kisaran 90%, pada tahun 1997 mencapai 88%, kemudian pemilu

1999 mencapai 92%, pada pemilu 2004 mencapai 84%, kemudian pada tahun

2009 turun menjadi 70%, dan pemilu terakhir 75%.

Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang

strategi KPU Provinsi Jambi dalam meningkatkan partisipasi pemilih di

Kabupaten Kerinci Pada Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum

2019. Fokus penelitian yang diambil adalah terkait strategi yang akan dilakukan

oleh KPU Provinsi Jambi dalam meningkatkan angka partisipasi pemilih di

Kabupaten Kerinci yang mengalami kecenderungan menurun dan menjadi daerah

dengan angka partisipasi terendah pada tahun 2015. Hal-hal yang menjadi alasan

KPU untuk menyusun strategi meningkatkan partisipasi pemilih ini yaitu :

Pertama, rendahnya partisipasi pemilih menunjukkan bahwa masyarakat tidak

menaruh perhatian pada masalah kenegaraan, sehingga dikhawatirkan partisipasi

yang rendah menunjukkan legitimasi yang rendah pula. Kedua, pertisipasi pemilih

yang rendah merupakan suatu pemborosan anggaran, karena tidak digunakannya

surat suara yang sudah dicetak oleh KPU. Ketiga, partisipasi pemilih yang rendah

akan menguntungkan calon yang belum tentu berkualitas atau disukai. Artinya,

calon akan bisa memenangkan kontestasi dengan perolehan suara yang rendah.

Sejak pemilihan kepala daerah yang pertama kali pada tahun 2005, angka

partisipasi pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi tidak mengalami

Page 35: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

17

perubahan yang signifikan yaitu pada tahun 2005 angka partisipasi pemilih

mencapai 67%, 2010 partisipasi pemilih mencapai 68% dan pada pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur terakhir mencapai angka 66%. Tingginya angka

golput ini cukup mengkhawatirkan, karena mencapai angka lebih dari 30%.

Khusus dalam penelitian ini fokus yang diambil adalah bagaimana strategi yang

dilakukan untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih di Kabupaten Kerinci

yang pada pemilihan terakhir yaitu pada tahun 2015 angka partisipasinya sangat

rendah yaitu hanya berada pada angka 54%. Hal ini yang menarik minat peneliti

untuk membahas permasalahan mengenai Strategi Komisi Pemilihan Umum

Provinsi Jambi Dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih Di Kabupaten Kerinci

Pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana KPU mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya

partisipasi pemilih di Kabupaten Kerinci?

2. Bagaimana strategi KPU Provinsi Jambi dalam meningkatkan partisipasi

pemilih di Kabupaten Kerinci?

3. Bagaimana kebijakan yang ditetapkan oleh KPU Provinsi Jambi untuk

mengatasi tingkat partisipasi yang rendah di Kabupaten Kerinci?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi

pemilih di Kabupaten Kerinci.

Page 36: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

18

2. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi

dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Kabupaten Kerinci.

3. Untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi

untuk mengatasi tingkat partisipasi yang rendah di Kabupaten Kerinci.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh KPU

Provinsi Jambi dalam melakukan evaluasi program pendidikan pemilih

dan sosialisasi dalam meningkatkan partisipasi pemilih agar ditemukan

formula yang tepat untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih.

2. Secara akademis, diharapkan kajian ini memberikan kontribusi baik secara

langsung atau tidak langsung bagi kepustakaan Program Studi Magister

Ilmu Pemerintahan Fisip Universitas Lampung, serta menjadi alternatif

referensi bagi peneliti yang tertarik pada kajian partisipasi pemilih,

sosialisasi dan pendidikan politik di Provinsi Jambi.

Page 37: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

19

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum

Dalam perkembangan sejarah, teori dan pemikiran tentang pengorganisasian

kekuasaan dan tentang organisasi negara berkembang sangat pesat. Variasi

struktur dan fungsi organisasi dan institusi-institusi kenegaraan itu

berkembang dalam banyak ragam dan bentuknya, baik di tingkat pusat

atau nasional maupun di tingkat daerah atau lokal. Gejala perkembangan

semacam itu merupakan kenyataan yang tak terelakkan karena tuntutan

keadaan dan kebutuhan yang nyata, baik karena faktor- faktor dari pengaruh

sosial, ekonomi, politik dan budaya di tengah dinamika gelombang pengaruh

globalisme versus lokalisme yang semakin kompleks dewasa ini. (Robbins

dalam Assiddiqie, 2006 :1).

Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah (lokal) sama-sama terlibat

dalam upaya eksperimentasi kelembagaan yang mendasar dengan aneka

bentuk organisasi baru yang diharapkan lebih mendorong keterlibatan sektor

swasta dalam mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam mengatasi

masalah ekonomi dan kesejahteraan.

Menurut Rhodes dalam Assidiqie (2006: 2), lembaga-lembaga seperti ini

mempunyai tiga peran utama,

Page 38: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

20

“Pertama, lembaga-lembaga tersebut mengelola tugas yang diberikanpemerintah pusat dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatanberbagai lembaga lain (coordinate the activities of the various otheragencies). Misalnya, Regional Department of the usaha real-estate diwilayahnya. Kedua, melakukan peman-tauan (monitoring) danmemfasilitasi pelaksanaan berbagai kebijakan atau policies pemerintahpusat. Ketiga, mewakili kepentingan daerah dalam berhadapan denganpusat.”

Corak dan struktur organisasi negara kita di Indonesia juga mengalami dinamika

perkembangan yang sangat pesat. Setelah masa reformasi sejak tahun 1998,

banyak sekali lembaga-lembaga dan komisi-komisi independen yang dibentuk.

Banyak orang yang bingung dan tidak mengerti dengan pertumbuhan

kelembagaan semacam ini. Karena itu, untuk melengkapi informasi mengenai

soal, beberapa di antara lembaga-lembaga atau komisi-komisi independen

(Assiddiqie, 2006 :26).

Apter (1996 137-138) mengemukakan bahwa dalam negara demokratis

lembaga penyelenggara pemilihan umum sangat penting artinya yang dapat

menjadi jembatan antara rakyat dengan partai politik.

“Dalam pemerintahan demokratis, kedaulatan rakyat dibutuhkanuntuk jalannya demokrasi. Untuk menghindari tirani mayoritas, makapemerintahan harus dibatasi, agar efisien dalam lingkupkekuasaannya. Tetapi kekuasaan tersebut juga perlu diawasi olehbadan legislatif. Dengan demikian, tanggung jawab pengawasandiserahkan kepada badan legislatif maupun kepada publik. Untukmewujudkan tanggung jawab publik membutuhkan pemungutansuara, yang agar efektif harus diorganisir oleh partai-partai dalampersaingan yang damai. Partai-partai tidak dapat bersaing secara sehattanpa adanya sistem pemilihan dan lembaga pemilihan yang dibentukterlebih dahulu. Oleh karena itu dalam negara demokratis sangatdiperlukan adanya lembaga yang berfungsi sebagai jembatan antararakyat dengan partai politik.”

Page 39: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

21

Pendapat lain dikemukakan oleh Rizkiansyah (2007: 78) yang menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan penyelenggara pemilihan umum adalah suatu

lembaga yang secara khusus yang menangani proses pemilihan umum.

Definisi di atas menyebutkan bahwa penyelenggara pemilihan umum adalah

lembaga khusus yang menangani proses pemilihan umum. Komisi pemilihan

umum merupakan lembaga khusus yang menangani proses pemilihan umum

di Indonesia. Komisi pemilihan umum sesuai dengan amanat UUD 1945

merupakan lembaga khusus penyelenggara pemilihan umum yang bersifat

nasional, tetap dan mandiri.

Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang

dapat menjamin pelaksanaan hak politik masyarakat dibutuhkan

penyelenggara pemilihan umum yang profesional serta mempunyai

integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas. Sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Penyelenggaraan Pemilu memiliki tugas menyelenggarakan Pemilu dengan

kelembagaan yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Bersifat nasional

artinya mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU

mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, bersifat

tetap artinya menunjukan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas

secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu, dan

secara mandiri artinya menegaskan KPU dalam menyelenggarakan

pemilihan umum bebas dari pengaruh pihak manapun.

Menurut Hakim (2010: 55) eksistensi Komisi Pemilihan Umum adalah

sebagai berikut :

Page 40: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

22

“Komisi Pemilihan Umum merupakan suatu komisi negara. Peran

komisi negara secara hierarki sebagai lembaga penunjang utama

seperti MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK dan BPK.”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Komisi Pemilihan Umum

merupakan suatu komisi negara. Posisi komisi pemilihan umum adalah

sebagai lembaga penunjang atas lembaga utama. Kedudukan Komisi

Pemilihan Umum dengan demikian tidak dapat disejajarkan dengan lembaga-

lembaga negara yang telah ditentukan dalam UUD 1945.

Diantara lembaga-lembaga atau komisi-komisi independen Komisi Pemilihan

Umum (KPU) berada pada lembaga negara dan komisi negara yang bersifat

independen berdasarkan konstitusi atau yang memiliki constitutional

importance setara kedudukannya dengan Komisi Yudisial (KY), Bank

Indonesia (BI), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara

Republik Indonesia (POLRI), Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK), dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham).

B. Partisipasi Politik

KPU sebagai lembaga negara yang mempunyai tugas utama

menyelenggarakan pemilu terus berupaya agar pemilu dapat berjalan dengan

baik dan benar. Ukuran keberhasilan pemilu di Indonesia sesungguhnya

sangat sederhana. Pemilu bisa dianggap sukses besar jika pelaksanaannya

berjalan luber (langsung, umum, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur dan adil)

serta tingkat partisipasinya tinggi. Hal yang tidak sederhana adalah

mengamankan agar asas pemilu tersebut bisa terpenuhi. Bila asas luber dan

Page 41: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

23

jurdil bisa berlangsung dengan baik, maka ukuran berikutnya adalah

pencapaian tingkat partisipasi warga (Supriyono, 2014: 47).

Djani (2014: 27), Salah satu penjelasan dominan tentang mengapa

memberikan suaranya ke TPS pada hari pemungutan suara digagas oleh

kelompok rational choice theory. Pendekatan ‘calculus of voting’

dikembangkan oleh Anthony Downs (1957) dan kemudian dilanjutkan oleh

Riker dan Ordeshook (1968). Downs menjelaskan “the political functions of

elections in a democracy is to select a government. Therefore rational

behavior in connection with elections is behavior oriented towards this end

and no other” (Downs, dalam Djani: 7).

Menurut teori ini, warga negara memilih setelah melakukan perhitungan jika

keuntungan yang akan diperoleh (expected benefit) dikalikan dengan

probabilitas pilihan tersebut akan memenangkan kandidat pilihannya. Pada

pemilu yang kompetitif, maka suara yang ia berikan akan menentukan

probabilitas kandidat yang didukung menang. Setelah estimasi keuntungan

dan probabilitas tersebut diperoleh, pemilih rasional lalu menghitung biaya

(opportunity costs) yang dikeluarkan untuk memilih.

Akan tetapi, perhitungan sederhana diatas tidak dapat menjelaskan mengapa

orang tetap memilih walau biaya memilih lebih besar, apa yang disebut

dengan paradox of voting (Blais, 2000). Andre Blais mempertanyakan

argumen demi mempertahankan demokrasi karena satu suara dianggap tidak

dapat menentukan hasil pemilu dan mempertahankan demokrasi. Kritik lain

terhadap “minimax regret” karena sebenarnya pemilih dapat mengira hasil

dari suatu pemilu walau daerah dengan dapil dan jumlah pemilih besar. Kritik

Page 42: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

24

kedua terhadap model “minimax regret” adalah model ini justru menegaskan

perilaku pemilih yang tidak rasional (Beck dalam Djani, 1975: 918).

Meraih legitimasi formal yang tinggi, sekaligus juga mendapatkan legitimasi

riil yang memadai, bisa diperoleh sekaligus bila tingkat pertisipasi warga

dalam pelaksanaan pemilu cukup tinggi. Mendorong partisipasi masyarakat

agar aktif menggunakan hak pilih menjadi sesuatu yang sangat penting dalam

kaitan ini. Meningkatkan partisipasi pemilih , dengan demikian menjadi

kewajiban bagi pihak yang berkepentingan (Supriyono, 2014: 38).

Merujuk pendapat Huntington dan Nelson (1990) partisipasi merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh warga negara yang bertujuan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Partisipasi politik ini bersifat

suka rela dan bukan merupakan mobilisasi massa. Disini jelas, Huntington dan

Nelson membedakan partisipasi dan mobilisasi politik. Warga negara

diwajibkan untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu dianggap sebagai

bentuk mobilisasi massa. Dalam menjalankan partisipasinya ini, seseorang

bertindak dalam kapasitasnya sebagai warga negara biasa dan bukan aktor

politik.

Keikutsertaan masyarakat (partisipasi) dalam pemilu merupakan salah satu

bentuk untuk mempengaruhi keputusan proses politik berupa pemilihan calon

pemimpin. Proses ini merupakan salah satu tahap penting karena akan sangat

berpengaruh terhadap model dan kebijakan apa yang akan diambil dan

dijalankan oleh pemerintah mendatang. Rakyat sangat berkepentingan untuk

menyalurkan aspirasinya kepada pemimpin yang akan membawa negara ke

arah yang lebih baik (Supriyono, 2014: 39).

Page 43: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

25

Pendapat lain dikemukakan oleh Kumoroto dalam Efriza (2012 : 151)

menyatakan bahwa partisipasi merupakan berbagai corak tindakan massa

Partisipasi adalah berbagai corak tindakan massa maupun individual yang

memperlihatkan adanya hubungan timbal balik antara pemerintah dan

warganya corak partisipasi warga negara dibedakan menjadi empat macam,

yaitu : pertama, partisipasi dalam pemilihan (electoral participation), kedua,

partisipasi kelompok (group participation), ketiga, kontak antara warga

negara dengan warga pemerintah (citizen government contacting) dan

keempat, partisipasi warga negara secara langsung.

Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara

demokrasi sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Di

negara-negara yang proses modernisasinya secara umum telah berjalan dengan

baik, biasanya tingkat partisipasi warga negara meningkat. Modernisasi politik

dapat berkaitan dengan aspek politik dan pemerintah. Partisipasi politik pada

dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan warga negara untuk terlibat

dalam proses pengambilan keputusan dengan tujuan untuk mempengaruhi

pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah.

Dari pengertian mengenai partisipasi politik di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa yang dimaksud partisipasi politik adalah keterlibatan

individu atau kelompok sebagai warga negara dalam proses politik yang

berupa kegiatan yang positif dan dapat juga yang negatif yang bertujuan

untuk berpatispasi aktif dalam kehidupan politik dalam rangka mempengaruhi

kebijakan pemerintah.

Page 44: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

26

Partisipasi politik mempunyai beberapa bentuk, seperti yang diungkapkan

oleh Dedi Irawan dalam Efriza (2012: 178), yatiu :

1. Voting ( pemberian suara)

Voting adalah bentuk partisipasi yang dapat diukur dengan skala

waktu atau periodisasi. Pemberian suara pada pemilu legislatif,

pemilu presiden dan wakil presiden, pemilihan kepala daerah,

pemilihan kepala desa, dan lain-lain.

2. Kampanye Politik

Kampanye adalah kegiatan politik yang bertujuan untuk memengaruhi

orang atau kelompok lain agar orang lain atau kelompok lain tersebut

mengikuti kegiatan politik pihak yang berkampanye (misalnya dalam

pemilu).

3. Aktivitas Group

Kegiatan politik yang digerakkan oleh sebuah kelompok secara

sistematis. Misalnya saja demonstrasi, aksi menuntut perubahan

politik, terror dan intimidasi, diskusi politik, dan lain-lain.

4. Kontak Politik

Kegiatan politik yang biasanya dilakukan oleh individu-individu untuk

melakukan komunikasi politik kepada pimpinan parpol, elit politik,

dan lain-lain.

Page 45: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

27

Selain bentuk partisipasi diatas, ilmuan politik mengidentifikasi beberapa

kecenderungan perilaku politik masyarakat, Rush dan Althoff (1989:131)

dalam Efriza (2012: 170) menyebutkan sebagai berikut :

1. Apatis (masa bodoh) dapat diartikan sebagai tidak punya minat atau

tidak punya perhatian terhadap orang lain, situasi, atau gejala-gejala.

2. Sinisme diartikan sebagai “kecurigaan yang busuk dari manusia”,

dalam hal ini dia melihat bahwa politik adalah urusan yang kotor,

tidak dapat dipercaya, dan menganggap partisipasi politik dalam

bentuk apa pun sia-sia dan tidak ada hasilnya.

3. Alienasi sebagai perasaan keterasingan seseorang dari politik dan

pemerintahan masyarakat dan kecenderungan berpikir mengenai

pemerintahan dan politik bangsa yang dilakukan oleh orang lain untuk

oranng lain tidak adil.

4. Anomie sebagai suatu perasaan kehidupan nilai dan ketiadaan awal

dengan kondisi seorang individu mengalami perasaan ketidak efektifan

dan bahwa para penguasa bersikap tidak peduli yang mengakibatkan

devaluasi dari tujuan-tujuan dan hilangnya urgensi untuk bertindak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemilih

merupakan bagian dari partisipasi politik, yaitu dalam bentuk pemberian suara

dalam pemilihan umum. Partisipasi pemilih hanya bagian konvensional dari

partisipasi politik.

Page 46: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

28

C. PEMILIHAN UMUM (PEMILU)

Dalam sebuah negara demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah

satu pilar utama dari sebuah akumulasi kehendak rakyat, pemilu sekaligus

merupakan prosedur demokrasi untuk memilih pemimpin. Melalui pemilu

rakyat memilih wakilnya, selanjutnya para wakil rakyat ini diserahi mandat

kedaulatan rakyat untuk mengurusi negara. Menurut Gaffar (2012:5) pemilu

adalah sarana utama untuk mewujudkan demokrasi dalam sebuah negara.

Substansi pemilu adalah penyampaian suara rakyat untuk membentuk lembaga

perwakilan dan pemerintahan sebagai penyelenggara negara. Suara rakyat

diwujudkan dalam bentuk hal pilih, yaitu hak untuk memilih wakil dari

berbagai calon yang ada. Sedangkan menurut Efriza (2012:335) pemilu

merupakan cara yang terkuat bagi rakyat untuk berpartisipasi di dalam sistem

demokrasi perwakilan modern.

Negara demokrasi mengutamakan kepentingan umum dari pada pribadi,

artinya demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dimana formulasi

kebijakan, secara langsung atau tidak ditentukan oleh suara mayoritas warga

yang memiliki hak suara melalui wadah pemilihan. Demokrasi bicara

soal kehendak rakyat, demokrasi juga bisa sebagai kebaikan bersama, jadi

pemerintahan demokratis adalah menciptakan kebaikan bersama yang

ditetapkan melalui kontrak politik, bicara demokrasi berarti berhubungan

dengan pemilihan umum.

Dalam demokrasi, pemilu merupakan sarana bagi masyarakat untuk memilih

dan mengawasi pemerintahan. Melalui pemilu, rakyat memilih wakil-wakilnya

yang akan duduk di lembaga legislatif. Wakil-wakil itu akan menjalankan

Page 47: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

29

kedaulatan yang didelegasikan kepadanya (Darmawan, 2009). Saat ini, hanya

sistem demokrasi yang memiliki ruang terbuka untuk memberikan

penghargaan yang maksimal kepada rakyat (Hall dan Klinger dalam

Darmawan, 2009). Sistem demokrasi memberikan ruang terbuka bagi pengakuan

terhadap kedaualatan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai warga negara

(Madjid, 1994: 132). Oleh karena itu, tujuan untuk melakukan penguatan sistem

demokrasi perlu terus dilakukan dan ditumbuhkembangkan oleh semua,

termasuk melalui proses pemilu.

Pemilu adalah salah satu instrumen untuk memberikan ruang politik kepada

rakyat Indonesia. Pemilu adalah saluran kedaulatan politik rakyat. Melalui

saluran inilah, seseorang dapat menunjukkan sikap politiknya. Dan melalui hal

ini pula, proses dan mekanisme politik dapat dibangun. Oleh karena itu,

pemilu adalah bagian penting atau selebrasi yang mutlak bagi sebuah proses

demokrasi (Budiardjo, 1992: 50).

Ada beberapa alasan mengapa pemilu sangat penting bagi kehidupan

demokrasi suatu negara, khususnya di negara-negara dunia ketiga, pertama,

melalui pemilu memungkinkan suatu komunitas politik melakukan transfer

kekuasaan secara damai. Kedua, melalui pemilu akan tercipta pelembagaan

konflik. Persoalannya adalah bagaimana menciptakan suatu pemilu yang

bebas dan adil. Sebab jika tidak, akan mengundang protes massa untuk

menentang penyelewengan dalam penyelenggaraan kekuasaan, yang tidak

jarang dilakukan dengan cara-cara kekerasan (Darmawan, 2009).

Secara konseptual, terdapat dua mekanisme untuk menciptakan pemilu yang

bebas dan adil. Pertama, menciptakan seperangkat metode atau aturan untuk

Page 48: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

30

mentransfer suara pemilih ke dalam suatu lembaga perwakilan rakyat secara

adil, atau yang disebut oleh banyak kalangan ilmuwan politik disebut dengan

sistem pemilihan (electoral system). Kedua, menjalankan pemilu sesuai

dengan aturan main dan prinsip-prinsip demokrasi, atau yang oleh kalangan

ilmuwan politik disebut dengan proses pemilihan (electoral process) (Harris,

2002: 2).

Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu

diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah,

serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh

dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu

dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan

rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi,

meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam

pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang

demokratis.

Penyelenggara pemilu yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan

adil hanya dapat terwujud apabila penyelenggara pemilu mempunyai integritas

yang tinggi serta memahami dan menghormati hak-hak sipil dan politik dari

warga negara.

Pemilihan umum secara langsung oleh rakyat, akan lebih meningkatkan

kualitas partisipasi rakyat di satu pihak dan keterwakilan elit di lain pihak,

Page 49: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

31

karena masyarakat dapat menentukan sendiri siapa yang di anggap pantas dan

layak yang akan menjadi calon anggota legislatif dan partai politik untuk

membawa aspirasi masyarakatnya, baik di pusat maupun di tingkat lokal

(Darmawan, 2008: 85).

Menurut Diamond dalam Darmawan (2008), demokrasi pemilihan adalah

suatu sistem konstitusional yang menyelenggarakan pemilihan umum

multipartai yang kompetitif dan teratur dengan hak pilih universal untuk

memilih anggota legislatif dan kepala eksekutif. Mengutip dari Caller dan

Levitsky, Diamond mengidentifikasi sistem seperti itu sebagai demokrasi

prosedural yang diperluas menyatakan bahwa yang terpenting dalam pemilu

adalah substansi demokrasi bukan klaim politis atas kedemokrasian negara

yang dibangun.

D. STRATEGI

Dalam penyelenggaraan pemilu, partisipasi masyarakat merupakan aspek

yang sangat penting sehingga KPU perlu menggunakan strategi khusus untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan (Gleko, dkk, 2017).

Strategi merupakan sebuah langkah yang dilakukan oleh individu atau organisasi

dalam proses pencapaian tujuannya dengan mengambil langkah-langkah seperti

menetukan tujuan dan sasaran jangka panjang, pengunaan serangkaian tindakan serta

pengalokasian sumber daya yang diperlukan untuk panjang, pengunaan serangkaian

tindakan serta pengalokasian sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan

tersebut (Salusu 2015:64).

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya seni atau

ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi juga bisa diartikan suatu rencana

Page 50: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

32

untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada daerah – daerah tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu (Tciptono, 2006:3).

Penetapan strategi yang baik dalam mencapai suatu tujuan sangat penting untuk

dilakukan. Dalam menetapkan strategi ada beberapa hal yang harus diperhatikan

yaitu :

1. Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.

Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah

bisnis tersebut harus ada atau tidak (Learned, Christensen, Andrews,

dan Guth dalam Rangkuti, 2013).

2. Strategi merupakan respons secara terus-menerus maupun adaptif

terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan

kelemahan internal yang dapat memengaruhi organisasi (Learned,

Christensen, Andrews, dan Guth dalam Rangkuti, 2013).

3. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut

pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di masa depan.

Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari

“apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”

(Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti, 2013).

Pendapat lain dikemukakan oleh Arifin (1984:59) strategi merupakan

Keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna

mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan

perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhatikan kondisi dan situasi

khalayak.

Page 51: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

33

Berbeda dengan Arifin menurut Reksohadiprodjo (2010:41) strategi

merupakan Fondasi tujuan organisasi dan pola gerak serta pendekatan

manajemen mencapai ujuan. Strategi juga merupakan rencana menyatu,

komprehensif dan terpadu yang mengkaitkan keunggulan strategis dengan

kesempatan dan ancaman yang datang dari luar.

Sedangkan menurut Effendi (2016: 32) strategi merupakan Perencanan atau

planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat

dicapai melalui taktik operasional. Sebuah strategi komunikasi hendaknya

mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana

berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan

khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan

bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut

pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat

dijangkau secara efektif.

Berdasarkan pengertian diatas, dapa disimpulkan strategi merupakan suatu

kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu

rangkaian kegiatan, yang dibuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dengan memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Strategi

juga diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan berdasarkan

ketentuan yang telah direncanakan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.

Strategi yang baik, memiliki beberapa dimensi tim kerja, memiliki tema,

mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip

pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki

taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Salah satu cara yang ditempuh

Page 52: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

34

KPU Provinsi Jambi dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Kabupaten

Kerinci adalah melalui pelaksanaan pendidikan pemilih dan kegiatan

sosialisasi pemilihan.

Dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan dan misi organisasi maka suatu

organisasi menggunakan bentuk atau tipe strategi tertentu. Menurut Koten

dalam Salusu (2008: 104) tipe-tipe strategi meliputi :

1. Corporate strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan

perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif-inisiatif strategis yang

baru;

2. Program strategy (strategi program). Strategi ini lebih memberi

perhatian pada implikasi-implikasi strategis dari suatu program

tertentu;

3. Resource support strategy (strategi pendukung sumber daya). Strategi

ini memusatkan pada perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan

sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan

kulitas kinerja organisasi.

4. Institutional strategy (strategi kelembagan). Fokus dari strategi

institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk

melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi.

E. KERANGKA TEORI

1. Teori Strategi

Ujung tombak dari peningkatan partisipasi pemilih adalah dengan

melakukan sosialisasi pemilihan dan pendidikan politik. Untuk itu

Page 53: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

35

teori yang tepat untuk menganalisa permasalahan yang ada adalah

dengan menggunakan teori strategi komunikasi. Menurut Hafied

Changara (2014: 133-175) penetapan strategi komunikasi kembali

kepada elemen dari komunikasi, yakni who says what, to whom

through what channel dan what effects. Karena itu strategi yang

dijalankan dalam perencanaan komunikasi harus diawali dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pemilihan dan Penetapan Komunikator

Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber

dari kendali semua aktivitas komunikasi. Karena itu jika proses

komunikasi tidak berhasil dengan baik, maka kesalahan bersumber

dari komunikator, karena komunikatorlah yang tidak memahami

penyusunan pesan, memilih media yang tepat dan mendekati

khalayak yang menjadi target sasaran. Sebagai pelaku utama dalam

aktivitas komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat

penting. Untuk itu seorang komunikator yang akan bertindak

sebagai ujung tombak suatu program harus terampil

berkomunikasi, kaya ide serta penuh daya kreativitas.

b. Penetapan Target Sasaran dan Analisis Kebutuhan Khalayak

Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target sasaran

program merupakan hal yang sangat penting, sebab semua aktivitas

komunikasi diarahkan kepada mereka. Merekalah yang

menentukan berhasil tidaknya suatu program, sebab bagaimanapun

besarnya biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk

Page 54: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

36

mempengaruhi mereka jika masyarakat tidak tertarik pada program

yang ditawarkan, maka kegiatan komunikasi akan sia-sia.

Manusia tidak bisa dipisahkan dengan kelompok, maka masyarakat

sering dikelompokkan menurut segmentasi. Misalnya ada

kelompok masyarakat yang hidup dengan mata pencaharian

sebagai petani, maka ia menjadi segmen petani. Ada kelompok

masyarakat yang hidup dengan gaji sebagai pegawai pemerintah

maka ia menjadi segmen pegawai, demikian pula ada segmen

menurut agama, minat, pendidikan, jenis kelamin, usia dan lain-

lain.

c. Teknik Penyusunan Pesan

Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh seseorang yang

disampaikan dalam bentuk simbol yang dipersepsi dan diterima

oleh khalayak dalam serangkaian makna. Kemampuan manusia

menciptakan membuktikan bahwa manusia sudah memiliki

kebudayaan yang tinggi dalam berkomunikasi, mulai dari simbol

yang sederhana seperti bunyi, isyarat, dan warna sampai pada

simbol-simbol yang dimodifikasi dalam bentuk sinyal-sinyal

melalui gelombang udara dan cahaya. Melalui radio, televisi,

telegram, satelit dan internet.

Pesan sangat bergantung pada program yang mau disampaikan.

Jika program itu bersifat komersial untuk mengajak orang lain

membeli barang yang dipasarkan, maka pesannya bersifat persuasif

dan provokatif, sedangkan jika produk dalam bentuk penyuluhan

Page 55: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

37

atau sosialisasi kepada masyarakat maka sifat pesannya harus

persuasif dan edukatif. Tapi jika program yang ingin disampaikan

sifatnya hanya sekedar untuk diketahui masyarakat maka sifat

pesannya harus bersifat informatif. Pesan yang bersifat informatif

sebenarnya harus melekat pada semua jenis program apakah itu

komersial, sosialisasi dan informasi publik, sebab sebuah pesan

yang tidak memiliki nuansa informatif bisa menimbulkan

kesalahan persepsi.

Selain itu, ada juga teknik penyusunan pesan dalam bentuk (1)

One-side issue, yaitu teknik penyampaian pesan yang menonjolkan

sisi kebaikan atau keburukan sesuatu. Artinya seorang komunikator

dalam menyampaikan sesuatu harus memberikan tekanan apakah

pada kebaikannya atau sebaliknya pada keburukannya. Teknik

penyampaian seperti ini hanya cocok untuk mereka yang kurang

berpendidikan, sehingga tidak mempunyai alternatif pilihan, (2)

Two side Issue, yaitu teknik penyampaian pesan dimana

komunikator selain mengemukakan yang baik-baik juga

menyampaikan hal-hal yang kurang baik. Komunikator memberi

kesempatan kepada khalayak untuk berpikir apakah ada

keuntungan jika mereka melaksanakan informasi yang diterimanya.

Biasanya teknik seperti ini lebih cocok disampaikan kepada

khalayak yang berpendidikan dan bersikap kritis.

Page 56: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

38

d. Pemanfaatan Media

Memilih media harus mempertimbangkan karakteristik isi dan

tujuan pesan yang ingin disampaikan dan jenis media yang dimiliki

oleh khalayak. Isi pesan ialah maksudnya kemasan pesan untuk

komunitas tertentu. Untuk masyarakat luas pesan sebaiknya

disalurkan melalui media massa misalnya surat kabar atau televisi

dan untuk komunitas tertentu digunakan media selebaran atau

saluran komunikasi kelompok.

Perkembangan jenis media pada saat ini sudah terjadi pergeseran.

Media cetak(surat kabar, majalah, tabloid), media elektrinik (radio

dan TV), media luar ruang dan media tradisional sudah

digolongkan sebagai media lama (konvensional) sedangkan internet

dan telepon selular digolongkan dalam media baru.

e. Penyebarluasan Media Komunikasi

Penyebarluasan media sangat menentukan keberhasilan suatu

program, sebab jika tidak selain akan membuang waktu dan tenaga

juga bisa menjadi pemborosan dari segi uang. Penyebarluasan

media pada prinsipnya berbeda satu sama lain, tergantung dari

sifat, karakteristik dan jangkauan media itu sendiri.

f. Memobilisasi Kelompok Berpengaruh

Dalam berbagai program komunikasi, apakah itu sosialisasi,

pemasaran, promosi, kampanye politik selain dilakukan dalam

bentuk media maka memobilisasi massa juga perlu dilakukan.

Mobilisasi dilakukan dengan menggerakkan masyarakat untuk bisa

Page 57: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

39

mengerti, memahami dan menerima program-program yang

ditawarkan. Untuk menggerakkan atau memobilisasi masyarakat

tentu tidak mudah, apalagi dalam situasi reformasi dimana orang

sudah tidak terlalu tergantung kepada orang lain.

Namun, di beberapa negara Asia, Afrika dan Amerkia Latin masih

ditemui warga dalam mengambil keputusan masih tergantung

kepada tokoh-tokoh formal dan informal, khususnya mereka yang

tinggal di daerah pedesaan. Para warga memiliki hubungan yang

sangat erat dengan para tokoh-tokoh formal dan informal ini.

Tokoh formal misalnya Camat, Kepala Desa, Kepala Kampung dan

Ketua RT/RW. Sedangkan tokoh informal misalnya imam desa,

guru-guru, tetua adat, punggawa dan semacamnya. Para warga

umumnya hanya bisa menerima sesuatu pembaruan jika para

tokoh-tokoh masyarakat yang mereka panuti lebih dulu menerima

perubahan itu.

g. Penetapan Rencana Anggaran

Untuk program yang dilakukan dengan skala nasional sebaiknya

digunakan media komunikasi seperti televisi, radio dan surat kabar.

Akan tetapi dalam berbagai kasus pemilihan kandidat, pemasaran

maupun sosialisasi ternyata yang banyak menentukan adalah

penggunaan saluran-saluran komunikasi sosial seperti tatap muka,

komunikasi kelompok, media format kecil (selebaran, leaflet).

Mengenai besarnya belanja media pada prinsipnya tergantung dari

terget sasaran. Tidak ada patokan resmi, sebab tidak ada gunanya

Page 58: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

40

mengeluarkan dana untuk beriklan di televisi jika sasaran target

khalayak tidak terjangkau oleh televisi, demikian juga beriklan di

surat kabar jika target khalayaknya tidak dijangkau oleh sebaran

surat kabar.

h. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Menetapkan jadwal kegiatan (time schedule) untuk suatu program

komunikasi harus memakai strategi, terutama untuk menghindari

kegiatan yang memiliki gaung lebih besar pengaruhnya dari

kegiatan yang akan kita lakukan.

Kegiatan kampanye atau sosialisasi harus dilakukan dengan

memperhitungkan waktu yang kondisif, sehingga sasaran

kampanye/sosialisasi mengena. Dalam penetapan waktu harus

memperhitungkan waktu-waktu awal (starting point) dan waktu-

waktu akhir (ending point).

2. Kebijakan Publik

Kebijakan dalam Bahasa Inggris adalah policy, sedangkan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan sebagai rangkaian

konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam

pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak

(tentang pemerintahan, organisasi, dan sebagainya) pernyataan cita-

cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman untuk manajemen dalam usaha

mencapai sasaran.

Page 59: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

41

Carl J Federick dalam Agustino (2008: 7) mendefinisikan kebijakan

sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana

terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-

kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut

dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Pendapat yang dikemukakan oleh Friederich di atas akan semakin

jelas dipertegas lagi dengan pendapat Knoephel dan kawan-kawan

dalam Wahab (2012:10) dengan mengartikan

”Kebijakan sebagai serangkaian keputusan dan tindakan-tindakan sebagai akibat dari interaksi terstruktur dan berulang diantara berbagai aktor, baik publik/pemerintah maupunprivat/swasta yang terlibat berbagai cara dalam merespon,mengidentifikasikan, dan memecahkan suatu masalah yangsecara politis didefinisikan sebagai masalah publik”.

Berdasarkan definisi di atas, kebijakan mengandung suatu unsur

tindakantindakan untuk mencapai tujuan. Umumnya tujuan tersebut

ingin dicapai oleh seseorang, kelompok ataupun pemerintah.

Kebijakan tentu mempunyai hambatan-hambatan pada

pelaksanaannya tetapi harus mencari peluang-peluang untuk

mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dari beberapa pengertian

tentang kebijakan yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakekatnya studi tentang

policy (kebijakan) menyangkut tentang masalah yang dihadapi

lembaga-lembaga yang mengambil keputusan yang menyangkut isi,

Page 60: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

42

cara atau prosedur yang ditentukan, strategi, waktu keputusan itu

diambil dan dilaksanakan.

Sedangkan pemahaman mengenai kebijakan publik sendiri masih

terjadi adanya silang pendapat dari para ahli. Namun dari beberapa

pendapat mengenai kebijakan publik terdapat beberapa persamaan,

diantaranya yang disampaikan oleh Dye dalam Subarsono (2012:2)

yang mendefinisikan kebijakan publik sebagai “is what ever

government chose to do or not to do” (apapun yang dipilih oleh

pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan).

Apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka harus

ada tujuannya (obyektifnya) dan kebijakan negara itu harus meliputi

semua “tindakan” pemerintah, jadi bukan semata-mata merupakan

pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja.

Disamping itu, “sesuatu yang tidak dilaksanakan” oleh pemerintah

pun termasuk kebijakan negara. Hal ini disebabkan karena “ sesuatu

yang tidak dilakukan” oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh

(dampak) yang sama besarnya dengan sesuatu yang dilakukan oleh

pemerintah.

Jenskins dalam Wahab (2012:15) merumuskan definisi mengenai

kebijakan publik yaitu

”A set of interrelated decisions taken by a political actor orgroup of actors concerning the selection of goals and the meansof achieving them within a specified situation where thesedecisions should, in principle, be within the power of theseactors to achieve”

Page 61: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

43

(serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil olehseorang aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengantujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainyadalam situasi keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masihberada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari para aktortersebut).

Dalam hubungan ini dapat dinyatakan bahwa kebijakan publik adalah

serentetan instruksi/perintah dari para pembuat kebijakan yang

menjelaskan tujuan-tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan

tersebut. Pandangan mengenai kebijakan publik tersebut, dapat

dikatakan bahwa kebijakan merupakan serangkaian tindakan yang

telah ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh

pemerintah yang memiliki tujuan dan berorientasi pada tujuan yang

telah ditentukan untuk kepentingan seluruh rakyat.

Dunn dalam Subarsono (2012:8) mengungkapkan bahwa proses

kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual yang

dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Dunn (2000:25-

29) menyatakan prosedur analisis kebijakan dengan tipe-tipe

pembuatan kebijakan aktivitas politis tersebut nampak dalam

serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda, formulasi

kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian

kebijakan. Sedangkan aktivitas perumusan masalah, forecasting,

rekomendasi kebjakan, monitoring dan evaluasi kebijakan adalah

aktivitas yang lebih bersifat intelektual.

a. Perumusan Masalah (Penyusunan agenda)

Perumusan masalah dapat memasok pengetahuan yang relevan

dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang

Page 62: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

44

mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan

kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan masalah dapat

membantu menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi,

mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memetakan tujuan-tujuan

yang memungkinkan, memadukan pandangan-pandangan yang

bertentangan, dan merancang peluang-peluang kebijakan yang

baru.

b. Formulasi Kebijakan (forecasting)

Yaitu tahap peramalan yang dapat menyediakan pengetahuan yang

relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di

masa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif,

termasuk tidak melakukan sesuatu. Ini dilakukan dalam tahap

formulasi kebijakan. Peramalan dapat menguji masa depan yang

potensial, dan secara normatif bernilai, mengestimasi akibat dari

kebijakan yang ada atau yang diusulkan, mengenali kendala-

kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian tujuan, dan

mengestimasi kelayakan politik (dukungan dan oposisi) dari

berbagai pilihan.

Tujuan dari forecasting adalah memberikan informasi mengenai

kebijakan dimasa depan dan konsekuensinya, melalui kontrol dan

intervensi kebijakan guna mempengaruhi perubahan, sehingga akan

mengurangi resiko yang lebih besar. Pada tahap ini juga dilakukan

pengembangan terhadap alternatif-alternatif kebijakan dan

menentukan kriteria seleksi terhadap berbagai alternatif yang

Page 63: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

45

ditawarkan untuk kemudian dipilih dan ditetapkan sebagai

kebijakan yang selanjutnya akan dilaksanakan untuk tujuan

memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

c. Rekomendasi Kebijakan (Adopsi Kebijakan)

Yaitu tahap rekomendasi membuahkan pengetahuan yang relevan

dengan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai

alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diestimasikan

melalui peramalan. Ini membantu pengambil kebijakan pada tahap

adopsi kebijakan. Rekomendasi membantu mengestimasi tingkat

resiko dan ketidakpastian, mengenali eksternalitas dan akibat

ganda, menentukan pertanggungjawaban administratif bagi

implementasi kebijakan.

d. Monitoring Kebijakan (Implementasi Kebijakan)

Yaitu tahap pemantauan yang menyediakan pengetahuan yang

relevan dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang

diambil sebelumnya. Ini membantu pengambil kebijakan pada

tahap implementasi kebijakan. Banyak badan secara teratur

memantau hasil dan dampak kebijakan dengan mempergunakan

berbagai indikator kebijakan di bidang kesehatan, pendidikan,

perumahan, kesejahteraan, kriminalitas, dan ilmu teknologi.

Pemantauan membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan

akibat-akibat yang tidak diinginkan dari kebijakan dan program,

mengidentifikasi hambatan dan rintangan implementasi, dan

Page 64: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

46

menemukan letak pihak-pihak yang bertanggung jawab pada setiap

tahap kebijakan.

Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan monitoring agar

kesalahankesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat

dilakukan tindakan perbaikan sehingga mengurangi resiko yang

lebih besar. Adapun tujuan dari monitoring adalah menjaga agar

kebijakan yang sedang diimplementasikan sesuai dengan tujuan

dan sasaran, menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga

mengurangi resiko yang lebih besar dan melakukan tindakan

modifikasi terhadap kebijakan apabila hasil monitoring

mengharuskan untuk itu.

e. Evaluasi Kebijakan (Penilaian Kebijakan)

Tahap terakhir dari proses kebijakan publik adalah penilaian

kebijakan atau evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan untuk

menilai tingkat kinerja suatu kebijakan, sejauh mana kebijakan

tersebut mencapai sasaran dan tujuannya, juga berguna untuk

memberikan input bagi kebijakan yang akan datang supaya lebih

baik. Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan

kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang

diharapkan dengan benar-benar dihasilkan. Jadi ini membantu

pengambilan kebijakan pada tahap penilaian kebijakan terhadap

proses pembuatan kebijakan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan

kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah terselesaikan,

tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-

Page 65: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

47

nilai yang mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan

perumusan kembali masalah. Contoh bagus dari evaluasi adalah

tipe analisis yang membantu memperjelas, mengkritik, dan

mendebat nilai-nilai dengan mempersoalkan dominasi penalaran

teknis yang mendasari kebijakan.

3. Partisipasi Pemilih

Dalam kajian perilaku memilih hanya ada dua konsep utama, yaitu :

perilaku memilih (voting behavior) dan perilaku tidak memilih (non

voting behavior). David Moon mengatakan ada dua pendekatan

teoritik utama dalam menjelaskan perilaku tidak memilih yaitu :

pertama, menekankan pada karakteristik sosial dan psikologi pemilih

dan karakteristik institusional sistem pemilu; dan kedua, menekankan

pada harapan pemilih tentang keuntungan dan kerugaian atas

keputusan mereka untuk hadir atau tidak hadir (Saleh: 2007).

Istilah golput muncul pertama kali menjelang pemilu pertama zaman

Orde Baru tahun 1971. Pemakarsa sikap untuk tidak memilih itu,

antara lain Arief Budiman, Usman dan Malujo Sumali. Langkah

mereka didasari pada pandangan bahwa aturan main berdemokrasi

tidak ditegakkan, cenderung diinjak-injak (Putra: 2003:104).

Sikap orang-orang golput, menurut Arbi Sanit dalam memilih

memang berbeda dengan kelompok pemilih lain atas dasar cara

Page 66: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

48

penggunaan hak pilih. Apabila pemilih umumnya menggunakan hak

pilih sesuai peraturan yang berlaku atau tidak menggunakan hak pilih

karena berhalangan di luar kontrolnya, kaum golput menggunakan hak

pilih dengan tiga kemungkinan. Pertama, menusuk lebih dari satu

gambar partai. Kedua,menusuk bagian putih dari kartu suara. Ketiga,

tidak mendatangi kotak suara dengan kesadaran untuk tidak

menggunakan hak pilih. Bagi mereka, memilih dalam pemilu

sepenuhnya adalah hak. Kewajiban mereka dalam kaitan dengan hak

pilih ialah menggunakannya secara bertanggungjawab dengan

menekankan kaitan penyerahan suara kepada tujuan pemilu, tidak

hanya membatasi pada penyerahan suara kepada salah satu kontestan

pemilu (Sanit: 1992).

Jadi berdasarkan hal di atas, golput adalah mereka yang dengan

sengaja dan dengan suatu maksud dan tujuan yang jelas menolak

memberikan suara dalam pemilu. Dengan demikian, orang-orang yang

berhalangan hadir di Tempat Pemilihan Suara (TPS) hanya karena

alasan teknis, seperti jauhnya TPS atau terluput dari pendaftaran,

otomatis dikeluarkan dari kategori golput. Begitu pula persyaratan

yang diperlukan untuk menjadi golput bukan lagi sekedar memiliki

rasa enggan atau malas ke TPS tanpa maksud yang jelas. Pengecualian

kedua golongan ini dari istilah golput tidak hanya memurnikan

wawasan mengenai kelompok itu, melainkan juga sekaligus

memperkecil kemungkinan terjadinya pengaburan makna, baik di

sengaja maupun tidak.

Page 67: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

49

Berbeda dengan Sanit, Ali (1992:22) mengklasifikasikan dua

kelompok golput. Pertama, adalah kelompok golput awam. Yaitu

mereka yang tidak mempergunakan hak pilihnya bukan karena alasan

politik, tetapi karena alasan ekonomi, kesibukan dan sebagainya.

Kemampuan politik kelompok ini tidak sampai ke tingkat analisis,

melainkan hanya sampai tingkat deskriptif saja. Kedua, adalah

kelompok golput pilihan. Yaitu mereka yang tidak bersedia

menggunakan hak pilihnya dalam pemilu benar-benar karena alasan

politik. Misalnya tidak puas dengan kualitas partai politik yang ada

atau karena mereka menginginkan adanya satu organisasi politik lain

yang sekarang belum ada. Maupun karena mereka mengkehendaki

pemilu atas dasar sistem distrik, dan berbagai alasan lainnya.

Kemampuan analisis politik mereka jauh lebih tinggi dibandingkan

golput awam. Golput pilihan ini memiliki kemampuan analisis politik

yang tidak cuma berada pada tingkat deskripsi saja, tapi juga pada

tingkat evaluasi.

Berdasarkan kajian penelitian sebelumnya, secara garis besar

partisipasi pemilih yang rendah (golput) dapat dikelompokkan

menjadi dua sebab yakni internal dan eksternal. Menurut Rinjani pada

Studi Tentang Golongan Putih Dalam Pilkada Gubernur Kaltim 2013

faktor penyebab golput adalah sebagai berikut :

Page 68: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

50

Tabel 4. Faktor penyebab golput pada Pilkada Gubernur KalimantanTimur di Kecamatan Muara Jawa

No Faktor penyebabgolput

Jenis-jenis golput

1. Faktor Internal - Teknis : telat bangun, malas- Ekonomi : lebih baik mencari uang- Tidak percaya pada calon- Tidak melihat pentingnya pemilu- Rasionalisme terbatas

2. Faktor Eksternal - Teknis : tidak terdaftar- Ideologi atau paham tertentu- Cuaca- Letak TPS yang jauh

Sumber : Rahmad Rinjani, 2013

Golput yang terjadi di Kecamatan Muara Jawa dapat dikelompokan

menjadi dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

yang meliputi kesalahan teknis dari diri sendiri seperti malas, telat

bangun, ada keperluan mendadak dan lain-lain. Selain itu faktor

internal lain yang menyebabkan banyaknya golput tersebut adalah

tidak percaya lagi masyarakat terhadap calon-calon yang ada,

kemudian masyarakat tidak melihat akan pentingnya pemilu bagi

mereka serta rasionalisme terbatas.

Kemudian faktor eksternal penyebab golput yang dimaksud disini

meliputi kesalahan-kesalahan teknis dari petugas pelaksana baik itu

KPU, PPK, PPS maupun KPPS. Seperti masih banyak warga

masyarakat yang tidak terdaftar atau terdaftar ganda, selanjutnya

adanya warga yang sudah tidak berada di daerah tersebut tetapi masih

ada dalam daftar pemilih tetap. Selain kendala teknis dari KPU

penyebab lain yang menyebabkan golput karena faktor eksternal

adalah adanya para penganut ideologi atau paham-paham tertentu

Page 69: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

51

yang bertentangan dengan kondisi serta sistem pemilu yang ada saat

ini, sehingga mereka tidak ingin menggunakan hak pilih mereka

dengan tidak ikut berpartisipasi dalam pemilihan yang dilaksanakan

oleh pemerintah. Alasan lainnya adalah letak atau lokasi tempat

pemilihan atau TPS yang berada jauh dari wilayah tempat tinggal

masyarakat yang bersangkutan serta karena kendala cuaca seperti

turun hujan ada saat pemilihan berlangsung juga menjadi penyebab

golput yang didasari oleh faktor eksternal.

Kajian penelitian lain terkait dengan penyebab partisipasi pemilih

yang rendah adalah penelitian Bismar Arianto tentang Analisa

Penyebab Masyarakat Tidak Memilih Dalam Pemilu di Provinsi Riau

Tahun 2009. Secara sederhana penyebab partisipasi pemilih rendah

dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar yaitu faktor

internal dan eksternal.

Tabel 5. Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Pemilih Golput diProvinsi Riau Tahun 2009

No Internal Eksternal

1. Teknis Administratif

2. Pekerjaan Sosialisasi

3. - Politik

Sumber : Arianto, 2009

1. Faktor internal

a. Faktor teknis, faktor teknis yang dimaksud adalah kendala

yang bersifat teknis yang dialami oleh pemilih sehingga

menghalanginya untuk menggunakan hak pilih. Contoh : sakit,

Page 70: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

52

sedang di luar kota, ada keperluan keluarga, dan sedang

liburan.

b. Faktor pekerjaan, faktor pekerjaan pemilih ini menurut

penulis memiliki kontribusi cukup besar terhadap jumlah yang

tidak memilih. Penduduk Indonesia sebagian besar bekerja di

sektor informal yang apabila tidak bekerja maka tidak akan

mendapat penghasilan. Contohnya adalah tukang ojek, buruh

harian, nelayan, petani harian. Kemudian ada pekerjaan yang

mengharuskan mereka untuk tinggal di tempat kerjanya selama

beberapa lama, seperti pelaut dan pekerja tambang.

2. Faktor eksternal

a. Faktor administratif, Faktor adminisistratif adalah faktor yang

berkaitan dengan aspek adminstrasi yang mengakibatkan

pemilih tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Diantaranya

tidak terdata sebagai pemilih, tidak mendapatkan kartu

pemilihan tidak memiliki identitas kependudukan (KTP).

b. Sosialisasi, Sosialisasi atau menyebarluaskan pelaksanaan

pemilu di Indonesia sangat penting dilakukan dalam rangka

memenimalisir golput. Hal ini di sebabkan intensitas pemilu di

Indonesia cukup tinggi mulai dari memilih kepala desa,

bupati/walikota, gubernur pemilu legislatif dan pemilu

presiden hal ini belum dimasukkan pemilihan yang lebih kecil

RT/RW.

Page 71: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

53

c. Faktor politik, Faktor politik adalah alasan atau penyebab yang

ditimbulkan oleh aspek politik masyarakat tidak mau memilih.

Seperti ketidak percaya dengan partai, tak punya pilihan dari

kandidat yang tersedia atau tak percaya bahwa pileg/pilkada

akan membawa perubahan dan perbaikan. Kondisi inilah yang

mendorong masyarakat untuk tidak menggunakan hak

pilihnya.

Stigma politik itu kotor, jahat, menghalalkan segala cara dan

lain sebagainya memperburuk kepercayaan masyarakat

terhadap politik sehingga membuat masyarakat enggan untuk

menggunakan hak pilih. Stigma ini terbentuk karena tabiat

sebagian politisi yang masuk pada kategori politik instan.

Politik dimana baru mendekati masyarakat ketika akan ada

agenda politik seperti pemilu. Maka kondisi ini meruntuhkan

kepercayaan masyarakat pada politisi.

Page 72: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

54

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian bersifat deskriptif kualitatif, yaitu memberikan gambaran

tentang masalah yang diteliti mengenai bagaimana Strategi Komisi

Pemilihan Umum Provinsi Jambi dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih di

Kabupaten Kerinci Pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Penggunaan

penelitian kualitatif dipandang jauh lebih subjektif karena menggunakan

metode yang berbeda dari mengumpulkan informasi, individu dalam

wawancara. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Pada penyelesaian suatu masalah yang dihadapi metodologi penelitian

mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian ilmiah disini

diperlukan suatu metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti

sebelumnya, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode

penelitian dirasakan perlu, guna memperoleh data yang akurat dan

pengembangan pengehtahuan serta menguji suatu kebenaran di dalam

pengehtahuan tersebut dan ini akan menentukan nilai ilmiah atau tidaknya

suatu hasil penelitian yang telah dilakukan.

Penggunaan metode deskriptif didasarkan pada asumsi bahwa penelitian

ini bermaksud untuk mendapatkan keterangan atau gambar secara aktual

Page 73: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

55

dan faktual terhadap gejala sosial, dalam arti bahwa penelitian tersebut

memusatkan pada pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang,

yaitu memperoleh gambaran yang nyata mengenai strategi KPU dalam

peningkatan partisipasi pemilih melalui pendidikan politik dan sosialisasi

pemilihan.

Peneliti berusaha menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-

fenomena yang diteliti, kemudian digambarkan ke dalam bentuk uraian-

uraian yang menunjukan bagaimana strategi KPU Provinsi Jambi dalam

peningkatan partisipasi.

Oleh karena itu, selama proses penelitian, peneliti lebih banyak

berkomunikasi dengan subjek penelitian yaitu Komisioner KPU Provinsi

Jambi beserta jajarannya. Selajutnya dalam penelitian ini peneliti

menggunakan lebih banyak uraian secara deskriptif hasil temuan-temuan

di lapangan.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif bukan hanya menyajikan

data apa adanya melainkan juga berusaha menginterpretasikan korelasi

sebagai faktor yang ada yang berlaku meliputi sudut pandang atau proses

yang sedang berlangsung.

Menurut Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-

lain secara menyeluruh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Page 74: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

56

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2007: 5)

mengemukakan bahwa penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai

suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif

berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang

diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.

B. Fokus Penelitian

Moleong (2006: 63) menyatakan bahwa fokus penelitian dimaksudkan

untuk membatasi studi kualitatif, sekaligus membatasi penelitian untuk

memilih data yang relevan, agar tidak dimasukkan kedalam data yang

sedang dikumpulkan, walaupun data tersebut menarik.

Berdasarkan pada rumusan masalah, peneliti memfokuskan pada :

Strategi KPU Provinsi Jambi dalam peningkatan partisipasi pemilih di

Kabupaten Kerinci meliputi :

a. Pemilihan dan penetapan Komunikator

Penyelenggara Pemilu (KPU Provinsi dan KPU Kabupaten

Kerinci)

Tokoh masyarakat/ tokoh adat/ tokoh agama

Agen/ relawan demokrasi

b. Penetapan Target Sasaran

Page 75: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

57

Pemilih pemula, pemilih perempuan, pemilih disabilitas,

kelompok agama, pemilih komunitas, masyarakat umum

c. Teknik Penyusunan Pesan

Informatif

Persuasif

Edukatif

d. Pemanfaatan Media

Media massa (media cetak, media elektronik)

Media sosial (facebook, instagram, twitter)

Website

Spanduk, baliho, brosur, leaflet

Telepon selular

e. Penyebarluasan Media Sosialisasi

Iklan Layanan Masyarakat (ILM)

Talk Show

Mobilisasi massa (KPU goes to school/campus, Gerak jalan,

kirab nasional)

f. Memobilisasi Kelompok Berpengaruh

Tokoh masyarakat/ Tokoh adat/ Tokoh agama

Kepala Desa, Ketua RT/RW

g. Penetapan Rencana Anggaran

Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK)

h. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Page 76: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

58

Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi pemilihan

dan pendidikan politik

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jambi, penentuan lokasi penelitian ini

atas pertimbangan sebagai berikut : pertama, berdasarkan latar belakang

masalah tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Kerinci merupakan yang

terendah pada pemilihan kepala daerah terakhir. Kedua, pertimbangan

efisiensi dan efektivitas dalam penelitian. Ketiga, faktor kemudahan dalam

memperoleh sumber data dalam penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

menurut Lofland dalam Moelong (2006:157) jenis data dalam penelitian

kualitatif terbagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto

dan statistik. Sumber data utama dapat dicatat tertulis atau melalui

perekam, pengambilan foto atau film. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara

yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap

berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya

di lapangan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui hasil

wawancara mendalam dengan informandan catatan di lapangan yang

Page 77: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

59

relevan dengan masalah penelitian. Informan-informan yang dipilih

meliputi :

a. Anggota KPU Provinsi Jambi yang membidangi divisi Sosialisasi.

b. Anggota KPU Kabupaten Kerinci yang membidangi divisi

Sosialisasi.

c. Kabag dan Kasubag Teknis dan Hupmas KPU Provinsi Jambi

d. Staf Teknis dan Hupmas Sekretariat KPU Provinsi Jambi

e. Unsur Masyarakat

f. Akademisi, LSM Pemilu, Jurnalis, NGO, Partai Politik

Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang

mewakili populasi. Informasn ditentukan terlebih dahulu dengan

menggunakan teknik purposive sampling dimana pemilihan informan

dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan

menggunakan beberapa orang sebagai key informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data diperoleh dari

kepustakaan, studi dokumentasi atau dari laporan penelitian terdahulu,

sehingga data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui

catatan-catatan, arsip dan dokumen-dokumen lain yang dapat

digunakan sebagai informasi pendukung dalam analisis data primer.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.

Instrument atau alat yang dimaksud adalah semenjak awal hingga akhir

Page 78: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

60

penelitian, peneliti sendiri yang berfungsi penuh atau peneliti sendiri yang

terlibat aktif dalam penelitian yang dilakukan, mulai dari menetapkan

fokus masalah, sumber data analisis data, sampai membuat kesimpulan.

Selain itu dalam penelitian kualitatif ini, peneliti harus mampu berperan

sebagai peneliti itu sendiri dan sebagai evaluator. Penelitian ini

menggunakan human instrument.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

wawancara dan dokumentasi, yaitu:

1. Wawancara

Teknik wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi

verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang

diinginkan, yaitu dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara

lisan untuk dijawab secara lisan pula. Teknik wawancara yang

diarahkan pada suatu masalah tertentu atau yang menjadi pusat

penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapat informasi secara

langsung dan mendalam sebagai data primer. Wawancara mendalam

ini dilakukan dengan informan yang dianggap memiliki representasi

informasi yang relevan dengan penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan berbagai

narasumber. Adapun laporan hasil wawancaranya adalah sebagai

berikut :

Page 79: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

61

a. Wawancara dengan D. A pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018

dengan tema wawancara identifikasi penyebab rendahnya

partisipasi pemilih di Kabupaten Kerinci.

b. Wawancara dengan Nsi pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018

dengan tema identifikasi penyebab rendahnya partisipasi pemilih di

Kabupaten Kerinci.

c. Wawancara dengan M. A. A pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018

dengan topik TKI ilegal yang berasal dari Kabupaten Kerinci.

d. Wawancara dengan An pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018

dengan topik alasan tidak memilih pada hari pemungutan suara.

e. Wawancara dengan M. F pada hari Rabu 16 Mei 2018 dengan tema

identifikasi penyebab rendahnya partisipasi pemilih di Kabupaten

Kerinci dan strategi peningkatan partisipasi pemilih.

f. Wawancara dengan M. A pada hari Kamis 17 Mei 2018 dengan

tema identifikasi penyebab rendahnya partisipasi pemilih di

Kabupaten Kerinci.

g. Wawancara dengan D. A pada hari Kamis 17 Mei 2018 dengan

tema strategi KPU Provinsi Jambi dalam meningkatkan partisipasi

pemilih.

h. Wawancara dengan Fy pada hari Jumat 18 Mei 2018 dengan topik

alasan tidak mau datang ke TPS.

i. Wawancara dengan Kdi pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2018

dengan tema strategi melibatkan tokoh masyarakat dalam

sosialisasi dan sosialisasi kepada pemilih pemula.

Page 80: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

62

j. Wawancara dengan A. K pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018

dengan tema strategi partai politik dalam meningkatkan partisipasi

pemilih, pendekatan dalam meraih suara masyarakat, pendekatan

kepada pemilih pemula dan pemilih berbasis agama serta berbagai

kegiatan yang dilakukan dalam sosialisasi partai politik kepada

masyarakat.

k. Wawancara dengan Ar pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2018

dengan tema penyebab rendahnya partisipasi pemilih di Provinsi

Jambi dan di Kerinci, strategi dan upaya KPU dalam meningkatkan

partisipasi pemilih dan perbaikan dalam peningkatan partisipasi

dan pemilu.

l. Wawancara dengan M. F pada hari Minggu tanggal 23 Desember

2018 dengan tema identifikasi penyebab rendahnya partisipasi

pemilih, strategi peningkatan partisipasi pemilih dan kebijakan

yang dilakukan KPU.

m. Wawancara dengan A. K pada hari Minggu tanggal 23 Desemeber

2018 dengan tema identifikasi penyebab rendahnya partisipasi

pemilih, strategi peningkatan partisipasi pemilih dan kebijakan

yang dilakukan KPU.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan

tertulis seperti arsip, buku tentang teori, pendapat ataupun hukum yang

berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik ini untuk

menghimpun secara selektif bahan-bahan yang digunakan sebagai

Page 81: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

63

landasan dalam penyusunan teori. Dalam penelitian ini, dokumentasi

yang digunakan adalah setiap bahan-bahan tertulis, yang kemudian

didukung dengan kajian pustaka berupa buku-buku maupun peraturan

perundang-undangan yang terkait.

G. Teknik Pengolahan Data

Data primer dan sekunder yang telah terkumpul selanjutnya diolah melalui

1. Tahapan Editing

Merupakan kegiatan mengolah data dengan cara meneliti data yang

berhasil diperoleh melalui wawancara mendalam dan dokumentasi

dalam rangka menjamin validitas data sehingga dapat segera diproses

lebih lanjut.

2. Tabulating dan Coding

Tahap tabulasi adalah tahap mengelompokkan jawaban-jawaban yang

serupa, teratur, dan sistematis. Tahap ini dilakukan dengan cara

mengelompokkan data data yang serupa dan sesuai secara sistematis.

Data-data yang telah diperolah dari lapangan kemudian disusun ke

dalam bentuk table dan diberi kode oleh peneliti.

3. Interpretasi Data

Tahap intepretasi data yaitu tahapan peneliti untuk memberikan

penafsiran atau penjabaran dari data yang ada pada tabel untuk dicari

maknanya yang lebih luas dengan menghubungkan data dengan hasil

yang lain, serta hasil dari data-data lain yang sudah dikumpulkan.

Page 82: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

64

H. Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data kualitatif ini terdapat tiga komponen analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Dalam tahapan reduksi data peneliti memilih hal-hal pokok dan

memfokuskan pada hal-hal penting dalam penelitian. Kemudian

melakukan analisis menajam, menggolongkan, mengarahkan

penelitian terhadap indikator-indikator yang sudah dibuat sebelumnya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila

diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik

seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek

tertentu.

2. Penyajian Data (Display Data)

Tahap kedua adalah penyajian data, data yang sudah disusun dan

dikelompokkan adalah data-data yang didapat dari lapangan. Dalam

penyajian data informasi informasi yang sudah disusun ditarik sebuah

kesimpulan dan tidakan-tindakan yang harus dilakukan. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dengan

mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

Page 83: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

65

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

dipahami tersebut.

3. Conclution Drawing/Verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis

dan teori.

4. Analisis data taksonomi

Setelah selesai analisis domein, dilakukan pengamatan dan wawancara

terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh

peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data ditemukan melalui

pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih

dimuat dalam catatan lapangan. Tujuh langkah analisis taksonomi

yaitu: (1) memilih satu domein untuk dianalisis untuk dianalisis, (2)

mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama digunakan

untuk domein itu, (3) mencari tambahan istilah bagian, (4) mencari

Page 84: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

66

domein yang lebih besar dan lebih inklusif, (5) membentuk taksonomi

sementara, (6) mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis

yang telah dilakukan, dan (7) membangun taksonomi secara lengkap.

I. Keabsahan Data

Penelitian kulitatif menurut Moleong (2006:324) ada beberapa teknik

untuk memperoleh tingkat keabsahan data yang meliputi sebagai berikut :

1. Kredibilitas Data

Kredibilitas data diperoleh dengan melakukan teknik triangulasi yaitu

teknik keabsahan data yang memanfaatkan data dari luar data tersebut

sebagai pembanding sehingga kebenaran itu dapat diketahui dengan

pasti, selain itu juga dapat melakukan pengamatan, memperbanyak

referensi serta melakukan pembicaraan dengan rekan sejawat.

2. Ketergantungan Data

Ketergantungan data dapat digunakan dengan model audit trail yaitu

pemeriksaan data lapangan, reduksi data, dan interpretasi data.

3. Kepastian Data

Hal ini diperoleh dari pengumpulan data, rekonstruksi data, sintesis

emik-etik, dan memperhatikan etika lapangan.

4. Triangulasi

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan berbagai waktu.

Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi

sumber. Trianglasi sumber merupakan alat uji kredibilitas data yang

Page 85: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

67

dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting) sehingga disebut juga metode etnografi karena pada awalnya

metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi

budaya; disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan

analisanya lebih bersifat kualitatif (Sugiyanto, 2015: 8).

Penelitian kualitatif tidak lepas dari perspektif etik dan emik.

Koentjaraningrat (1982: xviii-xix) menyatakan bahwa pandangan etik

adalah pandangan yang dikuasai oleh nilai-nilai, norma-norma dan teori-

teori ilmiah yang merupakan pandangan “dari luar”. Sebaliknya

pandangan emik adalah pandangan tentang kebudayaan sendiri dari warga

masyarakat yang bersangkutan yang merupakan pandangan “dari dalam”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa emik merupakan upaya menjelaskan suatu

fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri.

Sebaliknya, etik merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang

berjarak (peneliti) untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara dengan para

informan menggunakan pendekatan emik sehingga dapat diketahui

fenomena yang berlangsung berdasarkan sudut pandang informan yang

diteliti. Kemudian peneliti menggunakan pendekatan etik dalam

Page 86: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

68

merumuskan kesimpulan akhir terhadap fenomena yang diteliti

berdasarkan sudut pandang peneliti.

Page 87: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Wilayah dan Topografi

Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 00 45' sampai 20 45' lintang

selatan dan antara 1010 10' sampai 1040 55' bujur timur. Luas wilayah

Provinsi Jambi adalah 50.250 km², dan panjang pantai adalah 185 km². Secara

administratif pemerintahan Provinsi Jambi terdiri dari 9 (sembilan) Kabupaten

dan 2 (dua) Kota, 135 Kecamatan, 1.399 Desa dan 163 Kelurahan.

Selanjutnya, jarak dari Ibu Kota Provinsi dengan Ibu Kota Kabupaten/Kota,

serta luas wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota.

Tabel 6 Jumlah Kecamatan, Desa, Kelurahan dan Luas WilayahKabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi.

No Kabupaten/Kota JumlahKecamatan

JumlahDesa

JumlahKelurahan

LuasWilayah(km2)

1. Kab. Kerinci 10 285 2 3.3552. Kab. Merangin 24 205 10 7.7693. Kab. Sarolangun 10 149 9 6.1844. Kab. Batanghari 8 110 14 5.8045. Kab. Muaro Jambi 11 150 5 5.3266. Kab. Tanjab Barat 11 73 20 4.6497. Kab. Tanjab Timur 13 114 20 5.4458. Kab. Tebo 12 107 5 6.4619. Kab. Bungo 17 141 12 4.65910. Kota Jambi 11 - 62 205,4311. Kota Sungai Penuh 8 65 4 391,5

Jumlah 135 1.399 163 50.250Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2016

Page 88: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

70

Fokus penelitian ini dilakukan pada Provinsi Jambi dan Kabupaten Kerinci.

Kabupaten Kerinci berada pada ketinggian 500 sampai 1500 meter diatas

permukaan air laut. Kabupaten Kerinci berjarak 419 km dari ibukota Provinsi

Jambi, yang secara administratif kabupaten Kerinci terdiri dari 10 wilayah

Kecamatan dan 285 Desa serta 2 Kelurahan dengan luas wilayah 3.355 km2.

Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi

ketinggian (Bappeda, 2010):

a. Daerah dataran rendah 0-100 m (69,1%), berada di wilayah timur sampai

tengah. Daerah dataran rendah ini terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Tanjung

Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagian Kabupaten

Batanghari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan

Kabupaten Merangin.

b. Daerah dataran dengan ketinggian sedang 100-500 m (16,4%), pada

wilayah tengah. Daerah dengan ketinggian sedang ini terdapat di 64

Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten

Merangin serta sebagian Kabupaten Batanghari.

c. Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%), pada wilayah barat. Daerah

pegunungan ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh serta

sebagian Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan

Kabupaten Merangin.

Provinsi Jambi memiliki topografi wilayah yang bervariasi mulai dari

ketinggian 0 meter dpl di bagian timur sampai pada ketingian di atas 1.000

meter dpl, ke arah barat morfologi lahannya semakin tinggi dimana di bagian

barat merupakan kawasan pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan dengan

Page 89: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

71

Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat yang merupakan bagian dari kawasan

Taman Nasional Kerinci Seblat.

2. Demografi Penduduk Provinsi Jambi

Menurut Badan Pusat Statistik (2015), jumlah penduduk Provinsi Jambi tahun

2014 berjumlah 3.344.421 jiwa, pada tahun 2013 sebanyak 3.317.034 jiwa.

Selama kurun waktu tersebut terjadi pertumbuhan sebesar 0,83%. Kepadatan

penduduk tahun 2014 menurut kabupaten/kota adalah sebagai berikut :

Tabel 7 Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi

No Kabupaten/Kota Kepadatan

(Orang/K

m2)

Jml Penduduk Luas Wilayah

1. Kabupaten Kerinci 72 234.882 3.355

2. Kabupaten Merangin 47 366.315 7.769

3. Kabupaten Sarolangun 44 278.222 6.184

4. Kabupaten Batanghari 44 260.631 5.804

5. Kabupaten Muaro Jambi 73 399.157 5.326

6. Kabupaten Tanjab Timur 39 213.670 4.649

7. Kabupaten Tanjab Barat 66 310.914 5.445

8. Kabupaten Tebo 50 330.962 6.461

9. Kabupaten Bungo 72 344.100 4.659

10. Kota Jambi 2.765 576.067 205,43

11. Kota Sungai Penuh 220 87.132 391,5

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015

B. Gambaran Umum KPU Provinsi Jambi

1. Sejarah singkat KPU

Pada tahun 2000 atau satu tahun setelah penyelenggaraan pemilu tahun 1999,

Pemerintah bersama DPR mengeluarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun

2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang

Page 90: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

72

Pemilihan Umum. Pokok isi dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2000

adalah adanya perubahan pada penyelenggaraan Pemilu tahun 2004, yaitu

dilaksanakan oleh sebuah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang independen

dan non partisan.

2. Kedudukan KPU Provinsi Jambi

Keberadaan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota saat ini memiliki

landasan hukum yang sangat kuat. Selain didasarkan pada konstitusi negara

pasal 22E Undang-Undang Dasar 1945 juga telah memiliki undang-undang

tersendiri yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi yang ada saat ini merupakan

periode keanggotaan ketiga yaitu periode 2013-2018, setelah sebelumnya

periode kedua 2008-2013 dan periode pertama 2003-2008.

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Kerja KPU,

KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, keanggotaan KPU Kabupaten/Kota

terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota dan anggota yang berjumlah 5

(lima) orang.

Dalam surat edaran KPU Nomor 420/KPU/VIII/2016 perihal Penamaan dan

Pembagian Divisi Anggota KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP

Kabupaten/Kota disebutkan pembagian divisi sebagai berikut:

a. Divisi Umum, Keuangan dan Logistik yang mempunyai tugas terkait

dengan kebijakan:

1. Administrasi perkantoran;

2. Kearsipan;

3. Protokol dan Persidangan;

Page 91: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

73

4. Pengelolaan dan Pelaporan Barang Milik Negara;

5. Kerumahtanggaan kantor;

6. Keamanan;

7. Pelaksanaa, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Keuangan;

8. Logistik;

9. Pengadaan barang dan jasa.

b. Divisi Teknis mempunyai tugas terkait dengan kebijakan:

1. Penentuan daerah pemilihan dan alokasi kursi;

2. Pencalonan;

3. Pemungutan, penfhitungan dan rekapitulasi suara serta penetapan

hasil pemilu;

4. Penggantian Antar Waktu anggota DPRD dan DPD.

c. Divisi Perencanaan dan Data mempunyai tugas terkait pengambilan

kebijakan:

1. Penyusunan Program dan Anggaran;

2. Pemutakhiran data pemilih;

3. Sistem Informasi yang berkaitan dengan Tahapan Pemilihan;

4. Pengelolaan jariangan IT;

5. Scan Hasil Pemilu;

6. Pelaporan dan evaluasi tahapan pemilu.

d. Divisi Hukum mempunyai tugas terkait pengambilan kebijakan:

1. Pembuatan Rancangan Keputusan;

2. Verifikasi Partai Politik;

3. Verifikasi DPD;

Page 92: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

74

4. Pelaporan Dana Kampanye;

5. Telaah Hukum;

6. Advokasi Hukum;

7. Sengketa Pemilu;

8. Dokumentasi Hukum;

9. Pengawasan/Pengendalian Internal.

e. Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat mempunyai tugas terkait

pengambilan kebijakan:

1. Administrasi dan Rekruitmen Kepegawaian;

2. Rekruitmen dan PAW Anggota KPU dan Badan Adhock;

3. Diklat dan Pengembangan SDM;

4. Pengembangan budaya kerja organisasi;

5. Penegakan disiplin organisasi;

6. Kampanye;

7. Sosialisasi, Publikasi dan Kehumasan;

8. Partaisipasi Masyarakat dan Pendidikan Pemilih;

9. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis. Dalam

menjalankan tugasnya KPU Provinsi dibantu oleh sekretariat yang dipimpin

oleh seorang sekretaris. Sekretaris KPU Provinsi/Kabupaten/Kota secara

administratif bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal KPU dan secara

fungsional bertanggung jawab kepada ketua KPU Provinsi/Kabupaten/Kota.

Dalam struktur organisasi Sekretariat KPU Provinsi Jambi dipimpin oleh

Page 93: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

75

seorang Sekretaris dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Bagian, 6 (enam) Kepala Sub

Bagian, staf PNS dan tenaga honor. Sedangkan Sekretariat KPU Kabupaten

Kerinci dipimpin oleh seorang Sekretaris dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub

Bagian.

C. Visi Dan Misi KPU Provinsi Jambi

1. Visi :

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan

Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan

akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Misi :

a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki

kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan

Pemilihan Umum;

b. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

adil, akuntabel, edukatif dan beradab;

c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang

bersih, efisien dan efektif;

Page 94: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

76

d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara

adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara

konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif

dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat

Indonesia yang demokratis. (sumber : KPU Provinsi Jambi, 2018).

D. Tugas dan Wewenang KPU Provinsi Jambi

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum tugas dan wewenang KPU Provinsi adalah sebagai berikut :

1. Tugas KPU Provinsi :

a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran;

b. Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan Pemilu di provinsi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Mengoordinasikan, menyelenggrakan dan mengendalikan tahapan

Penyelenggaraan Pemilu yang dilaksanakan oleh KPU

Kabupaten/Kota;

d. Menerima daftar pemilih dari KPU Kabupaten/Kota dan

menyampaikannya kepada KPU;

e. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data pemilu terakhir dengan

memperhatikan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan

itungan suara oleh Pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar

pemilih;

Page 95: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

77

f. Merekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu anggota DPR dan

anggota DPD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di provinsi

yang bersangkutan dan mengumumkannya berdasarkan berita acara

hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota.

g. Membuat berita acara penghitungan suara serta membat sertifikat

penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta

Pemilu, Bawaslu Provinsi dan KPU;

h. Mengumumkan calon anggota DPRD provinsi terpilih sesuai dengan

alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di provinsi yang

bersangkutan dan membuat berita acaranya;

i. Melaksanakan putusan Bawaslu dn Bawaslu Provinsi;

j. Menyosialisasikan Penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan

dengan tugas dan wewenang KPU Provinsi kepada masyarakat;

k. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan

Penyelenggaraan Pemilu;

2. Wewenang KPU Provinsi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2017 adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan jadwal pemilu di provinsi;

b. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara

Pemilu anggota DPRD provinsi berdasarkan hasil rekapitulasi di KPU

Kabupaten/Kota dengan membuat berita acara penghitungan suara dan

sertifikat hasil penghitungan suara;

c. Menerbitkan keputusan KPU Provinsi untuk mengesahkan hasil

Pemilu anggota DPRD provinsi dan mengumumkannya;

Page 96: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

78

d. Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara

anggota KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang

mengakibatkan terganggunya tahapan Penyelenggaraan Pemilu

berdasarkan putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau ketentuan

peraturan perundang-undangan.

E. Gambaran Umum Pilkada Kabupaten Kerinci Tahun 2018

1. Pasangan Calon dan Partai Politik Pendukung

Pada Pilkada tahun 2018 di Kabupaten Kerinci diikuti oleh tiga pasangan

calon yaitu :

a. Pasangan calon Monadi-Edison yang diusung oleh empat partai politik

yaitu Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Nasional Demokrat

(Nasdem), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai

Bulan Bintang (PBB)

b. Pasangan calon Adirozal-Ami Taher yang diusung oleh dua partai

politik yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan

Pembangunan (PPP).

c. Pasangan calon Zainal-Arsal yang diusung oleh dua partai politik yaitu

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Kebangkitan

Bangsa.

2. Perolehan Suara dan Sengketa

Berdasarkan hasil Rapat pleno penetapan rekapitulasi hasil penghitungan

perolehan suara pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Kerinci tahun 2018, KPU Kabupaten Kerinci menetapkan pasangan Adi

Page 97: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

79

Rozal dan Ami Taher ditetapkan sebagai pemenang perolehan suara

dengan jumlah perolehan suara sebanyak 55.597 (37,5%) suara disusul

pasangan calon Zainal Abidin dan Arsal Arpi dengan perolehan suara

sebanyak 49.992 (33,7%) dan pasangan calon Monadi dan Edison dengan

perolehan suara 42.683 (28,8%). Adapun jumlah pengguna hak pilih

dalam Pilkada Kabupaten Kerinci pada Tahun 2018 ini adalah sejumlah

151.385 (71,2%).

Dalam pilkada Kabupaten Kerinci pasangan calon Zainal Abidin dan Arsal

Arpi mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil

Pilkada Kerinci Tahun 2018. Dalam putusannya Mahkamah Konstitusi

menolak gugatan pasangan calon Zainal Abidin dan Arsal Arpi, sehingga

pada tanggal 12 Agustus 2018 KPU Kabupaten Kerinci menggelar rapat

pleno terbuka penetapan Bupati dan Wakil Bupati terpilih.

Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Bupatidan Wakil Bupati Kabupaten Kerinci Tahun 2018

NO URAIAN PEROLEHAN SUARA %

1. MONADI, S.Sos, M.Si danEDISON, SH

42.683 28,8

2. Dr. H. ADIROZAL, M.Sidan Ir. H. Ami Taher

55.597 37,5

3. ZAINAL ABIDIN, SH, MHdan ARSAL ARPI

49.992 33,7

4. Jumlah Pengguna Hak Pilih 151.385 71,25. Jumlah Pemilih 212.458Sumber : KPU Kabupaten Kerinci, 2018.

Page 98: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

80

3. Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Partisipasi Pemilih

Sejak digelar pilkada langsung, Kabupaten Kerinci telah melaksanakan

pilkada sebanyak 3 kali untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kerinci,

yaitu tahun 2008, 2013 dan 2018. Sedangkan pilkada Gubernur dan Wakil

Gubernur Jambi juga 3 kali yaitu pada tahun 2005, 2010 dan 2015. Pada

pertama yang digelar tahun 2005 jumlah pemilih sebanyak 218.630

dengan tingkat partisipasi 69,53%. Sedangkan pada pilkada terakhir

digelar yaitu tahun 2018 data pemilih sejumlah 212.458 dengan tingkat

partisipasi sebesar 71,25%. Berikut ini data lengkap jumlah pemilih dan

tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Kerinci. Pada tahun 2010 terjadi

pemekaran wilayah di Kabupaten Kerinci yaitu menjadi Kabupaten

Kerinci dan Kota Sungai Penuh.

Tabel 9 Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Bupati dan Wakil BupatiKerinci Tahun 2008, 2013 dan 2018

NO TAHUN DATAPEMILIH

PARTISIPASIPEMILIH

PERSENTASE

1. 2008 240.092 165.366 68,882. 2013 200.028 138.228 69,103. 2018 212.458 152.385 71,25Sumber : KPU Provinsi Jambi, tahun 2018

Tabel 10 Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur Jambi Tahun 2005, 2010 dan 2015

NO TAHUN DATAPEMILIH

PARTISIPASIPEMILIH

PERSENTASE

1. 2005 218.630 152.010 69,532. 2010 257.124 174.937 68,043. 2015 219.848 120.759 54,93Sumber : KPU Provinsi Jambi, tahun 2018

Page 99: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

81

Tabel 11 Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2004, 2009dan 2014

NO TAHUN DATAPEMILIH

PARTISIPASIPEMILIH

PERSENTASE

1. 2004 214.611 157.669 73,472. 2009 251.641 175.449 69,723. 2014 209.666 162.561 77,53Sumber : KPU Provinsi Jambi, tahun 2018

Page 100: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang mengenai strategi KPU Provinsi Jambi

dalam peningkatan partisipasi pemilih pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara garis besar terdapat dua faktor penyebab rendahnya partisipasi pemilih

di Kabupaten Kerinci yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal meliputi bekerja diluar negeri, berada di luar kota, primordial, teknis,

apatis, jenuh, dan identitas ganda. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor

administratif, politik dan sosialiasi. Faktor administratif merupakan faktor

yang berkaitan dengan aspek administrasi pemilih yang mengakibatkan

pemilih tidak dapat menggunakan hak pilihnya seperti tidak mempunyai KTP

dan tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Faktor politik merupakan penyebab

yang ditimbulkan oleh aspek politik sehingga masyarakat enggan

memberikan suaranya. Faktor terakhir yaitu sosialisasi yang kurang bisa

menyebabkan masyarakat tidak mengetahui kapan hari pemungutan suara

apalagi masyarakat yang jauh dari pusat kota.

Page 101: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

173

2. Strategi KPU Provinsi Jambi dalam meningkatkan partisipasi pemilih adalah

sebagai berikut :

a. Pemilihan dan Penetapan komunikator

b. Penetapan target sasaran

c. Teknik penyusunan pesan

1. Pesan yang bersifat informatif

2. Pesan yang bersifat persuasif

3. Pesan yang bersifat edukatif

d. Pemanfaatan media

e. Penyebarluasan media sosialisasi

f. Memobilisasi kelompok berpengaruh

g. Menetapkan rencana anggaran

h. Penyusunan jadwal kegiatan

3. Kebijakan yang ditempuh KPU Provinsi Jambi dalam meningkatkan

partisipasi pemilih adalah melalui beberapa tahapan kebijakan yaitu

perumusan masalah (penyusunan agenda), formulasi kebijakan, rekomendasi

kebijakan, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan.

4. Berdasarkan hasil Pilkada Kabupaten Kerinci Tahun 2018 dapat diketahui

bahwa tingkat partisipasi pemilihnya mencapai 71%, meningkat

dibandingkan pada pilkada sebelumnya (pilgub 2015) yang mencapai 54%.

Untuk itu strategi yang diterapkan oleh KPU Provinsi Jambi dalam

peningkatan partisipasi di Kabupaten Kerinci dapat dikatakan berhasil.

Page 102: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

174

5. Program sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan hanya sebatas

melaksanakan PKPU Nomor 8 Tahun 2017 tentang Sosialisasi, Pendidikan

Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, belum ada pemetaan daerah golput.

B. Saran

Adapun saran hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam meningkatkan tingkat partisipasi pemilih, KPU Provinsi Jambi dan

KPU Kabupaten Kerinci bekerja sama dengan Disosnakertrans dalam

menekan jumlah TKI ilegal agar tingkat akurasi DPT lebih baik.

2. Kerja sama dengan Kementrian Pendidikan agar pedidikan pemilih dapat

masuk kurikulum sekolah. Tujuannya supaya pada usia dini dapat ditanamkan

tentang arti pentingnya pemilu dan dapat menumbuhkan kesadaran politik

dalam masyarakat.

3. Tugas peningkatan partisipasi pemilih bukan menjadi tugas penyelenggara

pemilu semata, melainkan menjadi tugas bersama baik pemerintah, partai

politik dan KPU sebagai penyelenggara pemilu.

4. Dalam sosialisasi dan pendidikan pemilih seharusnya dilakukan

berkesinambungan, tidak hanya pada saat ada pemilu/pilkada tetapi setiap

tahun seharusnya menjadi rutinitas yang harus dikerjakan.

5. Perlu pemetaan daerah golput agar sosialisasi dapat lebih tepat sasaran.

Page 103: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku :

Afifudin, Muhammad. 2014. Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Dalam Pemilu diIndonesia (Belajar dari Pengalaman JPRR). Jakarta: Yayasan Perludem.

Agustino, Leo. 2008. Dasar- dasar Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung

Ali, Novel. 1999. Peradaban Komunikasi Politik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi Politik. Bandung: Armico.

Apter, David E.. 1996. Pengantar Analisa Politik. Jakarta: LP3ES Indonesia.

Assiddiqie, Jimly. 2011. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: SinarGrafika.

Assiddiqie, Jimly. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara PascaReformasi. Jakarta : Sekjen Kepaniteraan dan Mahkamah Konstitusi.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Darmawan, Cecep. 2008. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Lab PKN UPI.

David, Fred R. 2005. Manajemen Strategi Konsep-Konsep. Jakarta: PT IndeksKelompok Gramedia.

Effendi, Onong Uchjana. 2016. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: RemajaRosdakarya.

Efriza. 2012. Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta.

Heene, A. dan Desmidt, S. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Jakarta:PT. Refika Aditama.

Hakim, Lukman. 2010. Kedudukan Hukum Komisi Negara di Indonesia. Malang: PPSUB, Puskasi Universitas Widyagama Malang dan Setara Press.

Page 104: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

Harun, Rochhajat dan Sumarno AP, 2006. Komunikasi Politik sebagai SuatuPengantar. Bandung: CV Mandar Maju.

Huntington, Samuel P. dan Joan Nelson, 1990. Partisipasi Politik di NegaraBerkembang. Jakarta: Rineka Cipta.

Madjid, Nurcholish. 1994. Demokratisasi Politik, Budaya dan Ekonomi : PengalamanIndoensia Masa Orde Baru. Jakarta: Paramadina.

Moleong, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Perludem. 2016. Evaluasi Pilkada Serentak 2015, Jakarta: Yayasan Perludem.

Perludem, 2014. Mendorong Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu. Jakarta: YayasanPerludem.

Rangkuti, Freddy, 2005. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :PT. Gramedia.

Rizkiansyah, Ferry Kurnia. 2007. Mengawal Pemilu, Menatap Demokrasi : CatatanPenyelenggaraan Pemilu 2004. Jakarta: iDEA Publishing.

Putra, Fadillah. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Salusu. J. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik DanOrganisasi Non Profit. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sanit, Arbi. 1992. Aneka Pandangan Fenomena Politik Golput. Jakarta : Pustaka SinarHarapan.

Sastroatmodjo, Sudjiono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:CV Alfabeta

Tjenreng, Zubkhrum. 2016. Pilkada Serentak Penguatan Demokrasi di Indonesia.Depok: Pustaka Kemang.

Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke PenyusunanModel-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 105: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

Jurnal :

Arianto, Bismar. 2011. Analisis Penyebab Masyarakat Tidak Memilih Dalam Pemilu.Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Maritim Raja AliHaji.

Darmawan, Cecep. 2009. Pemilu dan Penguatan Demokrasi. Jurnal Konstitusi, VolumeII, Nomor 1. Fakultas Hukum, Universitas Wishnuwardhana.

Djani, Lucky. 2014. Irregukar Voters dan Voter Turnout. Perludem.

Hartina, Andi. 2014. Partisipasi Politik Pemilih Dalam Pemilihan Umum KepalaDaerah Provinsi Kalimantan Timur 2013 Di Desa Saliki Kecamatan MuaraBadak Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal Administrasi Negara, 5 (3)2014, Universitas Mulawarman.

Gleko, Petrus, dkk. 2017. Strategi Komisi Pemilihan Umum Dalam UpayaMeningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan Umum KepalaDaerah. Jurnal Ilmu Sosial Politik, Vol. 6 No. 1, Unitri.

Haryono, Dwi. 2016. Strategi KPU Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih PadaPemilihan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015. eJournalAdministrative Reform, Unmul.

Munir, Sirajul. 2016. Peningkatan Partisipasi Masyarakat (Analisis Dalam PemilihanKepala Daerah di Kabupaten Sumenep Tahun 2015). UIN Sunan Kalijaga.

Rinjani, Rahmad. 2014. Studi tentang golongan putih (Golput) Dalam pilkadagubernur Kaltim di Kecamatan Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara.Ejournal Ilmu Pemerintahan Universitas Mulawarman, Volume 2, Nomor 4tahun 2014, Unmul.

Saleh, Hasanuddin M.. 2007. Perilaku Tidak Memilih Dalam Pemilihan KepalaDaerah (Pilkada) Langsung Di Riau: Suatu Bahasan Awal. UniversitasRiau.

Supriyono, Arif. 2014. Mendongkrak Partisipasi Pemilu di Indonesia. Perludem.

Usman, Syaikhu. 2003. Politik Lokal Di Era Desentralisasi: Menuju Otonomi Rakyat.Lembaga Penelitian SMERU.

Wardani, Sri Budi Eko, 2014. Sosialisasi dan Partisipasi Dalam Pemilu di Indonesia :Antara Regulitas, Cara, dan Substansi. Perludem. Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan :

Page 106: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAMBI …digilib.unila.ac.id/55178/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ketiga, kebijakan yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jambi untuk mengatasi

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.PKPU Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atauWalikota dan Wakil Walikota Tahun 2018.

PKPU Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan PartisipasiMasyarakat Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan WakilBupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.

PKPU Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan PartisipasiMasyarakat Dalam Pemilihan Umum.