strategi kepolisian dalam mengurangi …

94
STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI PELANGGARAN LALU LINTAS DI KABUPATEN GOWA MIRNAWATI Nomor Stambuk: 105610523615 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI PELANGGARAN LALU LINTAS DI KABUPATEN GOWA

MIRNAWATI

Nomor Stambuk: 105610523615

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

ii

STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI PELANGGARAN

LALU LINTAS DI KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Diusulkan dan Diajukan Oleh

Mirnawati

Nomor Stambuk : 105610523615

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

iii

Page 4: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

iv

Page 5: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

v

Page 6: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

vi

ABSTRAK

MIRNAWATI 2019. Strategi Kepolisian Dalam Mengurangi Pelanggaran Lalu Lintas Di Kabupaten Gowa (Di Bimbing Oleh Mappamiring dan Muhammad Tahir).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi preventif dan strategi represif yang dilakukan kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas serta faktor penghambat dan faktor pendukung dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menjelaskan dan menggambarkan peristiwa yang benar-benar terjadi dilapangan selama penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini informan terdapat sebanyak 8 orang yang terdiri dari 5 anggota Kepolisian Satlantas Polres Gowa dan 3 anggota masyarakat. Pengambilan data ini dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan informan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Kepolisian Polres Gowa yang terdiri dari dua macam yaitu: 1. (a) Strategi preventif yaitu Sosialisasi, kepada kalangan pelajar yang disertai dengan pelatihan (sapaty riding) dan sosialisasi kepada masayarakat yang disertai dengan pembagian brosur. (b) Srategi represif yaitu melakukan kegiatan operasi dengan menindaki pelanggar berupa tilang serta penyitaan. 2. faktor penghambat dan pendukung Kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas. (a) faktor penghambat yaitu: pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat masih kurang serta kurangnya personel kepolisian Satlantas. (b) faktor pendukung yaitu: adanya kerjasama Pihak Kepolisian , dan buku tilang yang dimiliki setiap kopolisian untuk dapat menindaki pelanggar.

Kata Kunci: Strategi Kepolisian, Preventif dan Represif

Page 7: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya penyusunan skripsi yang berjudul Strategi Kepolisian Dalam Mengurangi Pelanggaran Lalu Lintas di Kabupaten Gowa dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Muhammad Tahir, M.Si selaku Pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, motivasi, arahan dan saran-saran yang sangat berharga yang diberikan pembimbing kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, M.Pa selaku ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak dan Ibu Dosen dilingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univeristas Muhammadiyah Makassar yang memberikan konstribusi

pemikirannya terhadap perkembangan pemikiran penulis.

5. Teristimewa buat kedua Orang Tua saya Ayahanda Mustafa dan Ibunda

Salmawati, dimana karena berkat do’a, kasih sayang dan dukungan semangatnya

yang selama ini banyak berkorban ikhlas lahir dan batin dalam mendidik,

membina, merawat, membesarkan dan mendampingi sehingga peneliti

mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik.

Page 8: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

viii

6. Pratu Muh. Alfi Sahar yang selalu memberikan motivasi, bantuan dan semangat

untuk mengalihkan rasa lelah dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Pihak Kepolisian satuan lalu lintas (Satlantas) Polres Gowa yang telah

memberikan izin meneliti dan membantu dalam pengumpulan data untuk

penyusunan skripsi.

8. Teman-teman mahasiswa jurusan ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya kelas A

angkatan 2015 atas segala bantuan dan kebersamaanya selama menjalani

perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Demi Kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan, dan semoga Allah SWT. Memberikan pahala yang melimpah atas segala kebaikan kita semua, Aamiin ya Rabbalamin.

Makassar, 26 Agustus 2019

Mirnawati

Page 9: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................................... i

Halaman Judul ......................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan .............................................................................................. iii

Halaman Penerimaan Tim ...................................................................................... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................................... v

Abstrak ................................................................................................................... vi

Kata Pengantar ...................................................................................................... vii

Daftar Isi................................................................................................................. ix

Daftar Tabel ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

A. Konsep Strategi....................................................................................... 5

B. Konsep Kepolisian ................................................................................ 14

C. Konsep Pelanggaran Lalu Lintas .......................................................... 15

Page 10: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

x

D. Strategi Kepolisian ............................................................................... 17

E. Kerangka Pikir ...................................................................................... 19

F. Fokus Penelitian ................................................................................... 20

G. Deskripsi Fokus Penelitian ................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 23

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 23

B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 23

C. Sumber Data ......................................................................................... 24

D. Informan Penelitian .............................................................................. 24

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 25

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 26

G. Pengabsahan Data ................................................................................. 27

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 29

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 29

B. Strategi Kepolisian dalam mengurangi Pelanggaran Lalu Lintas ...... 47

C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung ........................................ 64

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 73

A. Kesimpulan......................................................................................... 73

B. Saran .................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75

LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Informan Penelitian ............................................................................... 25

Tabel 4.2 Jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin ..................... 31

Tabel 4.3 Data pelanggaran lalu lintas roda empat ............................................... 42

Tabel 4.4 Data pelanggaran lalu lintas roda dua ................................................... 43

Tabel 4.5 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan usia ...................................... 44

Tabel 4.6 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan profesi ................................. 44

Tabel 4.7 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan pendidikan ........................... 45

Tabel 4.8 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan jenis kelamin ....................... 45

Tabel 4.9 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan jenis kendaraan.................... 46

Tabel 4.10 Data sosialisasi kepada pelajar ........................................................... 49

Tabel 4.11 Data sosialisasi kepada masyarakat .................................................... 54

Tabel 4.11 Jumlah Personel Kepolisian ............................................................... 68

Page 12: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan yang terus terjadi di kota besar salah satunya adalah

perkembangan lalu lintas. Perkembangan lalu lintas dapat memberi pengaruh, baik

bersifat positif maupun bersifat negatif bagi kehidupan masyarakat yang setiap tahun

jumlah kendaraan terus meningkat dan tidak disertai penambahan akses jalan raya

yang memadai untuk menampung banyaknya kendaraan. Bagi individu dan

masyarakat zaman sekarang, transportasi seakan bagian dari kehidupan untuk dapat

memudahkan aktivitas sehari-hari ke berbagai tempat yang akan dituju.

Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang No. 22 Tahun 2009 lalu lintas

didefinisikan sebagai gerakan kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan, adalah

prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang

yang berupa jalan dengan fasilitas pendukungnya.

Namun kenyataannya masih banyak masyarakat sebagai pengguna jalan yang

tidak mematuhi dan mengabaikan keselamatan dan kenyamanan saat dijalan raya

serta tidak menyadari bahwa kecelakaan bemula dari pelanggaran lalu lintas. Oleh

karena itu pihak pemerintah maupun pihak kepolisian memiliki peran penting dalam

mengatasi masalah tersebut agar dapat mengurangi pelanggaran lalu lintas yang

terjadi dengan melakukan penegakan hukum yang kuat.

Proses penegakan hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian tentu saja

tidak hanya menindak lanjuti pelanggar lalu lintas melalui teguran, akan tetapi juga

Page 13: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

2

melalui penilangan dengan beberapa prosesedur. Pelanggaran lalu lintas atau yang

lebih dikenal dengan istilah tilang, sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat

Kabupaten Gowa yang sudah menjadi budaya dikalangan masyarakat, sehingga

setiap kali dilakukan operasi tertib berlalu lintas dijalan raya yang dilakukan oleh

pihak kepolisian yang tentunya banyak terjaring kasus pelanggaran lalu lintas.

Pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa terus terjadi, dilihat dari

banyaknya pengguna kendaraan baik itu kendaraan motor, mobil, angkutan umum

dan truk yang terlihat berhenti dipinggir jalan pada saat Pihak Kepolisian menggelar

kegiatan obrasi zebra. Pelanggaran ini, rata-rata masyarakat tidak memiliki

kelengkapan surat-surat kendaraan yakni Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

Pelanggaran lalu lintas terjadi disebabkan karena kurangnya tingkat

pendidikan dan pengetahuan masyarakat dalam berkendara mengenai peraturan dan

rambu-rambu lalu lintas jalan serta kurangnya kesadaran hukum warga masyarakat

masih sangat rendah. Lebih lanjut lagi bahwa akar dari permasalahan dibidang lalu

lintas disebabkan oleh masyarakat yang kurang peduli terciptanya ketertiban

berlalulintas yang secara sadar kurang melakukan pengawasan terhadap setiap

kendaraan yang menyalahi aturan dan tidak mempunyai dokumen-dokumen yang

lengkap sehingga layak untuk mengemudi dijalan raya. Sehingga anak kecil atau

dibawah umur 17 tahun sudah diperbolehkan memakai kendaraan yang semestinya

umurnya belum mencukupi sesuai dengan standar kelayakan berkendara dijalan raya.

Hal tersebut di karenakan kurangnya sosialisasi pihak pemerintah maupun pihak

kepolisian kepada masyarakat Kabupaten Gowa yang dapat menjadi himbauan agar

Page 14: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

3

masyarakat lebih mengetahui bagaimana tata cara berbelalu lintas dengan benar demi

keselamtan jiwa baik diri sendiri maupun orang lain.

Lalu lintas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sehingga

penyelenggraannya dikuasai oleh negara pembinaannya dilakukan oleh pemerintah

dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas yang tertib, aman, lancar dan teratur.

Pembinaan tersebut dimulai dari perubahan kesadaran masyarakat itu sendiri

termasuk institusi kepolisian, dimana di dalam UU No.2 Tahun 2002 Pasal 14 ayat

(1b) dinyatakan bahwa “Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepolisian Negara

Republik Indonesia bertugas menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin

keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan”. Dalam hal ini peran

kepolisian sangat penting untuk menjalankan fungsinya dengan baik dan benar

dalam pembinaan lalu lintas untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban

dan kelancaran dalam berlalu lintas dan diperlukan penetapan suatu aturan yang

berlaku secara umum. Untuk itu diperlukan Strategi kepolisian untuk mencapai

tujuan yang menjadi tugas pokok kepolisian.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik utuk melakukan

penelitian dengan judul “Strategi Kepolisian Dalam Mengurangi Pelanggaran Lalu

Lintas Di Kabupaten Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan diatas maka dalam studi

penelitian ini, dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Gowa?

Page 15: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

4

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam mengurangi

pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka studi penelitian ini

diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk strategi kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu

lintas di Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam

mengurangi pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa.

D. Kegunaan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka mamfaat studi

penelitian ini diarahkan untuk mencapai sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

memberikan manfaat bagi ilmuan yang mengkaji masalah tentang strategi

kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai kontribusi yang

dapat berguna sebagai bahan pertimbangan, masukan dan rumusan pemikiran

bagi kepolisian Kabupaten Gowa dalam mengatasi masalah-masalah pelanggaran

lalu lintas di Kabupaten Gowa.

Page 16: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi Strategi secara ekspilisit, yaitu upaya untuk mengetahui sumber daya

alam maupun sumber saya manusia yang dimiliki dengan mencari tahu apa yang

dibutuhkan masayarakat di lingkungan kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan

keunggulan dalam bersaing sehingga dapat memberikan perbedaan perusahaan dari

perusahaan lainnya dan sebagai ciri khas dari perusahaan tersebut untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sebagi konsumen yang menjadi tujuan perusahaan. Strategi

tentu saja berubah seiring waktu sesuai dengan kondisi lingkungan, namun agar tetap

kompotitif, perusahaan membuat strategi yang berfokus kepada kompotensi dasar,

mengembangkan sinergi dan menciptakan nilai bagi pelanggan. (Richard 2010: 249)

Menurut Tedjo Tripomo (2005:17): “Strategi adalah kerangka atau rencana

yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals) kebijakan-kebijakan (policies), dan

tindakan-tindakan atau program (programs) organisasi”.

Menurut Sondang P Siagian (2014), menyatakan bahwa pengertian strategi

adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen

puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Sumber lainnya mengatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi

sebuah aktivitas dalam kurung waktu tertentu. Menurut Rangkuti, strategi adalah alat

Page 17: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

6

untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat

secara objektif kondisi-kondisi internal sehingga dapat mengantisipasi perubahan

lingkungan eksternal. Menurut Freddy Rangkuti (2009:3)

Menurut Crown Dirgantoro (2001:5) menyatakan definisi strategi sebagai

berikut:“Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti

orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentiikasikan

kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan

persaingan dalam pasar.

Strategi sebagai sebuah rencana atau semacam arah rangkaian tindakan

tertentu di dalam suatu organisasi merupakan pedoman atau kelompok pedoman

untuk menghadapi situasi tertentu. Sebagai sebuah rencana strategi memiliki dua

karakteristik esensial, yaitu disusun sebelum rangkaian tidakan tertentu dilaksanakan

dan dikembangkan secara sadar dengan tujuan tertentu. Seringkali strategi

dinyatakan secara ekspilisit, dalam dokumen-dokumen yang dikenal sebagai

rencana-rencana , tetapi ada kalanya strategi tidak dinyatakan secara formal, meski

hal itu jelas tercantum dalam benak orang-orang yang berkepentingan. Definisi ini

mentitik beratkan strategi sebagai sebuah renacana, metode atau suatu seri manuver

atau strategisme yang dilaksanakan untuk mencapai hasil atau tujuan yang telah

direncanakan oleh organisasi sebelumnya. Menurut J.Winardi (2003:112)

Dari berbagai pengertian dan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

adalah tindakan sebagai wujud pencapaian tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya melalui beberapa cara atau langkah-langkah yang dilakukan secara

rasional untuk mencapai tujuan.

Page 18: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

7

2. Tujuan Strategi

Tujuan strategi berbicara tentang apa yang hendak dilakukan di masa yang

akan datang dengan jangka waktu sekitar 3 sampai 5 tahun untuk dapat mencapai

kunci dari perubahan masa depan. Untuk mencapai tujuan strategi diperlukan arah

yang jelas untuk lebih mudah bertindak dan mengambil keputusan. Tujuan strategi

adalah susuatu yang sudah direncanakan sebelumnya untuk melakukan tindakan dari

semua unit kerja sebagai kegiatan yang menyeluruh dan menyatu dalam suatu

organisasi. (Koten 1991).

Keseluruhan upaya pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi

memerlukan strategi yang mantap dan jelas. Tujuan strategi merupakan kunci untuk

menciptakan perubahan yang mengarahkan pada sesuatu yang lebih baik dari kondisi

sebelumnya. Apabila tujuan strategi berjalan dengan baik maka itu sudah menjadi

bentuk kekuatan dan peluang bagi organisasi.

3. Perumusan Strategi

Perumusan strategi mencakup perencanaan dan pengambilan keputusan

untuk mencapai tujuan perusahaan serta membuat rencana stategis spesifik.

Perumusan strategi (strategy formulation) dapat mencakup evaluasi masalah-

masalah dilingkungan internal maupun ekternal dan integritas hasil evaluasi tersebut

kedalam tujuan dan strategi. Proses ini berkebalikan dengan pelaksanaan strategi

(strategy execution) yaitu menggunakan sarana manajerial dan organisasional untuk

mengarahkan berbagai sumber daya agar dapat mencapai tujuan strategis. Para

manajerial dapat menggunakan persuasi, peralatan baru, perubahan struktur,

Page 19: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

8

perusahaan atau perubahan sistem imbalan untuk memastikan para pegawai dan

sumber daya digunakan untuk mewujudkan strategi. (Richard L. Daft 2010: 253)

Sedangkan menurut Sondang P Siagian (2014: 35-36) Kesuluruhan upaya

pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi memerlukan strategi yang mantap

dan jelas. Dilingkungan dunia bisnis, strategi pada umumnya didefinisikan sebagai

“pernyataan sadar oleh manajemen tentang bidang bisnis apa saja ditekuni oleh

organisasi sekarang dan dalam kegiatan bisnis apa organisasi akan bergerak dimasa

yang akan datang”.

Salah satu instrumen ilmiah yang umum digunakan dalam menentukan dan

menetapkan strategi organisasi yaitu analisis SWOT. Seperti dimaklumi, SWOT

merupakan akronim dari kata-kata Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),

Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman). Instrumen ini ternyata ampuh

dalam mempelajari dan menentukan strategi yang tepat. Artinya, agar suatu

organisasi meraih keberhasilan, manajemen mutlak perlu mengenali faktor-faktor

kekuatan organisasi, kelemahannya, peluang yang mungkin atau diperkirakan akan

timbul, dan berbagai ancaman yang harus dihadapi. Para pakar biasanya menekankan

bahwa agar analisis SWOT benar-benar bermanfaat sebagai alat bantu dalam

perumusan dan penentuan strategi organisasi, faktor-faktor kekuatan dan peluang

digabungkan untuk memperoleh manfaat yang maksimal dan kelemahan serta

ancaman juga digabungkan untuk meredam atau meminimalisasi dampak negatifnya.

Agar analisi SWOT benar-benar ampuh sebagai instrumen pembantu dalam

pengambilan keputusan tentang strategi organisasi, diperlukan berbagai informasi

baik yang bersumber dari dalam organisasi sendiri maupun yang digali dari luar

Page 20: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

9

organisasi yang bersangkutan. Pemahaman yang tepat tentang faktor-faktor yang

berupa kekuatan dan kelemahan organisasi, misalnya memerlukan informasi internal

antara lain tentang filsafat organisasi, kemampuannya memiliki dan menguasai

berbagai sarana dan prasarana dan dana, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

sumber daya manusia serta budaya organisasi. Organisasi tentang peluang yang

mungkin timbul dan harus dimanfaatkan juga sangat penting antara lain menyangkut

potensi pasar dimana produk organisasi dijual, dibidang bisnis baru, peluncuran

produk baru, dan lain sebagainya. Demikian juga halnya dengan ancaman yang harus

dihadapi, misalnya perubahan kebijaksanaan pemerintah, kemungkinan

terganggunya stabilitasi dan keamanan sosial, bentuk persaingan ketat karena

beberapa perusahaan memproduksi, memasarkan, dan menjual produk serupa atau

produk subsitusi yang oleh para konsumen dipandang mempunyai nilai yang relatif

sama, ancaman pengambilalihan perusahaan oleh pengusaha kuat, misalnya karena

niatnya menduduki posisi yang monopolistik dan oligopolistikdan lain sebagainya.

Penjelasan mengenai empat komponen analisis SWOT menurut David (2005)

yaitu sebagai berikut:

a. Strenght (S)

Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari

suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan didalam

nalisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-

kekuatan dan kelemahan dibandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika

kekuatan perusahaan tersebut unggul didalam teknologinya, maka keunggulan itu

Page 21: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

10

dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat

teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.

b. Weaknesses (W)

Yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan

dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini merupakan cara menganalisis

kelemahan didalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala

yang serius dan kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.

c. Opportunity (O)

Yaitu analisis peluang, situasi dan kondisi yang merupakan peluang diluar suatu

organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi

dimasa depan. Cara ini adalah untuk perusahaan ataupun organisasi bisa

berkembang dimasa depan atau masa yang akan datang.

d. Threats (T)

Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus

dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai

macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan dan

organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman

tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik

dimasa sekarang maupun yang akan datang.

Menurut Bambang (2005) terdapat empat unsur dalam perumusan strategi

sebagai berikut yaitu:

a. Mengidentifikasi atau memahami lingkungan sekitar perusahaan di masa depan

dan menentukan visi misi perusahaan guna tercapainya tujuan bersama.

Page 22: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

11

b. Melakukan analisis internal dan eksternal perusahaan untuk mengukur kelebihan

dan kekurangan serta peluang dan ancaman dimasa yang akan datang yang

menghambat tercapainya misi.

c. Merumuskan dan merencanakan faktor-faktor ukuran keberhasilan key success

factors dari strategi yang sudah di buat pada tahap analisis.

d. Menentukan ukuran tujuan target, mengevaluasi dan memeriksa strategi dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki.

4. Tipe-tipe Strategi

Setiap organisasi pasti memiliki strategi untuk mencapai tujuan yang telah

dicapai. Tipe strategi yang digunakan dalam suatu organisasi tidaklah sama, ada

beberapa yang digunakan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Menurut Kooten dalam Salusu (2006: 104-105), tipe-tipe strategi

meliputi:

a. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)

Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif-

inisiatif strategi yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan, yaitu mengenai

apa yang dilakukan dan untuk siapa.

b. Program Strategy (Strategi Program)

Strategi ini telah memberikan perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari

suatu program tertentu. Kira-kira apa dampaknya apabila sesuatu program

tertentu dilacarkan atau diperkenalkan apa dampaknya bagi organisasi.

Page 23: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

12

c. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)

Srategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan sumber-

sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas, kinerja

organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan

sebagainya.

d. Institusional Strategy (Startegi Kelembagaan)

Fokus dari strategi kelembagaan ini ialah mengembangkan kemampuan

organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif Strategi.

Berkaitan dengan penelitian ini, tipe stateginya adalah corporate Strategy

(Strategi Organisasi). Hal ini demikian dikarenakan strategi organisasi melakukan

perencanaan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan yaitu dengan merumuskan

misi, tujuan yang akan dicapai, menyusun stategi yang baru. Oleh sebab itu strategi

mencakup bagaimana organisasi menentukan tindakan apa yang akan dilakukan dan

untuk siapa sehingga tidakan yang dilakukan jelas serta tepat sasaran.

5. Dimensi-dimensi Strategi

Menurut J.Winardi (2003:113-114), berbagai dimensi yang terdapat dalam

strategi pada suatuorganisasi adalah sebagai berikut:

a. Tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang paling penting dan yang perlu dicapai.

Tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran menyatakan apa saja yang perlu dicapai,

kapan hasil-hasil harus dilaksanakan dari sasaran-sasaran nilai, menyatakan

kearah mana organisasi tersebut menuju, melalui berbagai macam sasaran

Page 24: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

13

keorganisasian yang bersifat menyeluruh, yang menetapkan sifat organisasi, dan

menetapkan target bagi setiap kesatuan keorganisasiannya.

b. Kebijakan-kebijakan yang paling penting dan mengarahkan atau membatasi

kegiatan-kegiatan. Kebijakan-kebijakan (policies) merupakan peraturan-peraturan

atau prosedur-prosedur yang menggariskan batas-batas didalam mana kegiatan

akan dilaksanakan. Peraturan-peraturan demikian sering kali mencapai keputusan-

keputusan kontigen, guna menyelesaikan konflik antara sasaran-sasaran spesifik.

c. Tahapan-tahapan tindakan pokok atau program-program yang akan mencapai

tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam batas-batas yang telah digariskan. Program-

program menspesifikasi langkah demi langkah tahapan-tahapan tindakan yang

diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran utama. Mereka menyatakan

bagaimana sasaran-sasaran akan tercapai di dalam batas-batas oleh kebijakan.

Mereka menyatakan bahwa sumber-sumber daya diarahkan kearah pencapaian

tujuan dan dengan apa kemajuan organisasi dapat diukur.

B. Konsep Kepolisian

Dalam pasal 59 Peraturan Susunan Organisasi dan tata kerja pada tingkat

Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor, disebutkan bahwa Satuan Lalu Lintas

(Satlantas) merupakan unsur pelaksanaan tugas pokok yang berada dibawah kepala

Kepolisian Resort (Kapolres). Satlantas dipimpin oleh Kepala Satuan Lalu Lintas

(Kasatlantas) yang bertanggungjawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari dibawah kendali Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres).

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang

Lalu lintas dan jalan raya (pasal 7 ayat e), bahwa urusan pemerintahan dibidang

Page 25: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

14

registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum,

operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas serta pendidikan berlalu lintas,

diselenggarakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Tugas kepolisian dibidang lalu lintas tersebut meliputi:

a. Pengujian dan penerbitan surat izin pengemudi (SIM) kendaraan bermotor.

b. Pelaksanaan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (BPKB, STNK,

TNBK).

c. Pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data lalu lintas dan

angkutan jalan.

d. Pengelolaan pusat pengendalian sistem informasi dan komunikasi lalu lintas dan

angkutan jalan.

e. Pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli lalu lintas.

f. Penegakan hukum yang meliputi penindakan dan penanganan kecelakaan lalu

lintas.

g. Pendidikan berlalu lintas.

h. Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas.

i. Pelaksanaan manajemen operasional lalu lintas.

Dengan adanya Undang-undang no 22 tahun 2009, dengan melaksanakan

tugas Polri tersebut dalam hal penegakan hukum di jalan raya adalah dengan

melakukan pemeriksaan kendaraan dijalan raya dan penindakan pelanggaran lalu

lintas dan angkutan jalan untuk terciptanya kepatuhan dan budaya keamanan dan

keselamatan berlalu lintas.

Sebagai aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugas kepolisian dituntut

mempunyai sikap profesionalisme yang merupakan vara berfikir dalam bertindak

Page 26: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

15

dan berperilaku dan diharapkan anggota Kepolisian dapat melaksanakan fungsi dan

perannya sehingga masyarakat sehingga mewujudkan kemanan dan ketertiban

masyarakat.

C. Konsep Pelanggaran Lalu Lintas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pelanggaran adalah

perbuatan (perkara) melanggar tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan.

Sedangkan lalu lintas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebagai

gerak bolak balik atau hilir mudik dijalan dari suatu tempat ketempat lainnya.

Pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan

dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas. Pelanggaran

yang dimaksud tersebut adalah sebagaimana diatur dalam pasal 105 Undang-undang

no 22 tahun 2009 yang berbunyi “setiap arang yang mengunggunakan jalan, wajib:

a. Berperilaku tertib

b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan

keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan atau yang dapat menimbulkan

kerusakan jalan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggaran lalu

lintas adalah perilaku yang tidak mentaati atau mematuhi peraturan yang berlaku

sehingga tidak layak mengemudi dijalan raya. Oleh karena itu perlunya disiplin

dalam berlalu lintas bagi masyarakat, guna menghindari diri dari pelanggaran yang

dapat berakibat fatal menyebabkan kecelakan lalu lintas jalan.

Berikut ini klarifikasi yang diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2009

tentang lalu lintas dengan angkutan jalan sebagai berikut:

Page 27: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

16

a. Klasifikasi pelanggaran ringan

1. Pasal 288 ayat (2) jo pasal 106 ayat (5) huruf b: Pengemudi yang tidak dapat

menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang tidak sah akan denda paling banyak

Rp 250.000,00

2. Pasal 288 ayat (1) jo pasal 106 ayat (5) huruf a: Kendaraan bermotor tidak

dilengkapi dengan STNK atau STCK yang ditetapkan oleh Polri akan denda

paling banyak Rp 500.000,00

3. Pasal 280 jo pasal 68 ayat (1): Kendaraan bermotor tdak dipasangi Tanda

Nomor Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Polri akan denda paling

banyak Rp 500.000,00

4. Pasal 290 jo pasal 106 ayat (7): Mengemudi kendaraan tidak menggunakan

sabuk keselamatan dan tidak menggunakan helm akan denda paling banyak Rp

250.000,00

5. Pasal 287 ayat (1) pasal 106 ayat (4) huruf a dan b: Melanggar aturan perintah

atau larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka sebagai

mana yang dimaksud dalam akan denda paling banyak Rp 500.000,00

6. Pasal 276 jo pasal 57 ayat (3): Ranmor tidak dilengkapi dengan ban cadangan,

dongkrak, dan pembuka roda akan denda paling banyak Rp 250.000,00

7. Pasal 285 ayat (7) jo pasal 106 ayat (3) jo pasal 48 ayat (2): Ranmor tidak

memenuhi persyaratan teknis meliputi , kaca spion, klakson, lampu utama,

lampu mundur, lampu rem, alat ukur kecepatan dan penghapus kaca akan

denda paling banyak Rp 500.000,00

b. Klasifikasi pelanggaran sedang

Page 28: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

17

1. Pasal 283 jo pasal 106 ayat (1):Melakukan kegiatan lain saat mengemudi serta

dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi

dalam mengemudi dijalan akan denda paling banyak Rp 750.000,00

2. Pasal 281 jo pasal 77 ayat (1): Mengemudi kendaraan bermotor di jalan, tidak

memiliki Surat Izin Mengemudi akan denda paling banyak Rp 1.000.000,00

c. Klasifikasi pelanggaran berat

Jenis pelanggaran ini memiliki sanksi paling besar dan berat diantaran

pelanggaran lainnya yaitu pada Pasal 297 jo pasal 115 ayat (1): berbalapan

dengan kendaraan lain di jalan akan denda paling banyak Rp.3000.000,00.

D. Strategi Kepolisian Dalam Mengurangi Pelanggaran Lalu Lintas

Untuk menanggulangi masalah pelanggaran lalu lintas diperlukan kerjasama

dari semua pihak baik itu dari pihak kepolisian sebagai aparat penegak hukum yang

bersikap disiplin dalam menetapkan sanksi yang ada maupun masyarakat sebagai

pengguna jalan.

Pemerintah dan aparat penegak hukum seperti istansi yang terkait telah

banyak mengeluarkan peraturan-peraturan, kebijaksanaan, serta pedoman usaha

mengurangi pelanggaran lalu lintas. Hal ini diwujudkan melalui tindakan-tindakan

yang nyata, seperti adanya patroli lalu lintas, pedoman-pedoman pembinaan generasi

muda dan lain-lain. Semua ini dilakukan untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas.

(Soedjono, 1976:4)

Sedangkan menurut Alam dan Amir Ilyas (2010: 79-80) strategi untuk

mengurangi pelanggaran lalu lintas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan

starategi pre-emtif, preventif (pencegahan) dan refresif (penindakan).

Page 29: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

18

a. Strategi Pre-Emtif

Strategi Pre-Emtif adalah upaya-upaya awal yang dilakukan oleh pihak

kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana. Strategi yang dilakukan

dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas secara pre-emtif adalah menanamkan

nilai-nilai atau norma-norma yang baik sehingga norma-norma tersebut

terinternalisasikan dalam diri seseorang. Meskipun ada kesepakatan untuk

melakukan pelanggaran tetapi tidak ada niat untuk melakukan hal tersebut, maka

tidak akan terjadi pelanggaran. Jadi dalam strategi ini faktor niat menjadi hilang

meskipun ada kesempatan.

b. Strategi Preventif (Pencegahan)

Strategi preventif merupakan tindakan lanjut dari upaya pre-emtif masih

ada tataran pencegahan sebelum terjadi pelanggaran. Dalam strategi ini yang

ditekankan adalah menghilangkan kesempatan untuk melakukan kejahatan berupa

pelanggaran. Dengan kata lain, strategi preventif dimaksudkan sebagai usaha

untuk mengadakan perubahan-perubahan yang bersifat positif terhadap

kemungkinan terjadinya gangguan-gangguan didalam masyarakat, sehingga

tercipta stabilitas hukum.

Tindakan ini merupakan strategi yang lebih baik dari strategi setelah

terjadi suatu tindak pidana. Mencegah tindak pidana atau pelanggaran yaitu

dengan cara memberikan pendidikan dengan memberikan sosialisasi untuk

mengurangi pelanggaran. Sosialisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai,

peran dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan

partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. (Robert M.Z Lawang)

Page 30: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

19

c. Strategi Represif (Penindakan)

Strategi represif dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana atau pelanggaran

diberikan penindakan berupa penegakan hukum dengan menjatuhkan hukuman

berupa tilang dan denda serta melakukan penyitaan.

F. Kerangka Pikir

Strategi adalah tindakan sebagai wujud pencapaian tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya melalui beberapa cara atau langkah-langkah yang

dilakukan secara rasional dengan memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, mengidentifikasi

faktor pendukung, efesien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai

tujuan secara efektif.

Sehubungan dengan pelanggaran lalu lintas yang terus terjadi di Kabupaten

Gowa tentunya memerlukan strategi yang handal, dan bagaimana strategi tersebut

dilaksanakan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Alam dan Amir Ilyas (2010:

79-80), strategi untuk mengurangi pelanggran lalu lintas dapat dilakukan dengan tiga

cara, yaitu dengan starategi pre-emtif, preventif (pencegahan) dan represif

(penindakan). Dan yang menjadi indikator fokus penelitian ini adalah starategi

preventif (pencegahan) dan represif (penindakan). Untuk mengetahui secara

mendalam bagaimana strategi Kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas

di Kabupaten Gowa dengan menggambarkan bagan kerangka pikir berikut ini:

Page 31: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

20

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Bagan Kerangka Pikir

G. Fokus Penelitian

Untuk mecocokkan pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini,

maka penulis akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan fokus penelitian

terhadap penulisan karya ilmiah ini. Fokus penelitian merupakan penjelasan dari

kerangka fikir. Adapun variabel yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Strategi

Preventif

(Pencegahan)

2. Strategi

Represif

((Penindakan)

Mengurangi Pelanggaran

Lalu lintas

Strategi Kepolisian Dalam Mengurangi

Pelanggaran Lalulintas di Kabupaten Gowa

Faktor Penghambat

1. Pengetahuan

dan tingkat

kesadaran

masyarakat

masih kurang

2. Kurangnya

personil

Kepolisian

Faktor Pendukung

1. Kerja sama

Pihak

Kepolisian

2. Buku Tilang

Page 32: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

21

1. Strategi kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas di Kabupaten

Gowa.

2. Faktor yang menghambat dan mendukung Strategi kepolisian dalam mengurangi

pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa.

G. Deskripsi fokus penelitian

1. Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan

(goals) kebijakan-kebijakan (policies), dan tindakan-tindakan atau program

(programs) organisasi.

2. Strategi Preventif (Pencegahan)

Strategi Preventif dimaksud sebagai usaha untuk mengadakan perubahan-

perubahan yang bersifat positif yaitu dengan cara memberikan sosialisasi tentang

mematuhi peraturan-peraturan lalu lintas kepada kalangan pelajar mulai dari

tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi yang disertai dengan

pelatihan (sapaty riding) dan sosialisasi kepada masyarakat yang disertai dengan

pembagian brosur dan stikker yang berisi himbauan untuk mematuhi atauran lalu

lintas.

3. Strategi Represif (Penindakan)

Strategi Represif dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana atau pelanggaran

diberikan penindakan berupa penegakan hukum dengan menjatuhkan hukuman

yaitu dengan melakukan penilangan dengan menjatuhkan denda serta melakukan

penyitaan kendaraan dalam kegiatan operasi yang dilakukan kepolisian sebagai

efek jerah kepada para pelanggar.

4. Faktor penghambat adalah faktor yang menghambat strategi kepolisian dalam

mengurangi pelanggaran lalu lintas yaitu pengetahuan dan tingkat kesadaran

Page 33: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

22

masayarakat masih kurang sehingga masih melakukan pelanggaran dan

kurangnya personel kepolisian Satlantas sehingga strategi prefentif (pencegahan)

dan strategi represif (penindakan) dilakukan belum maksimal. Sedangkan faktor

pendukung adalah faktor yang mendukung strategi kepolisian dalam mengurangi

pelanggaran lalu lintas, yang adanya kerjasama yang dilakukan Pihak Kepolisian

dengan pihak sekolah dan masyarakat dalam memberikan sosialisasi dan adanya

buku tilang yang di miliki setiap anggota kepolisian yang berisi pasal-pasal UU

No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dan berupa sejumlah

sanksi yang akan diberikan kepada pelanggar lalu lintas.

Page 34: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dan dilaksanakan di Kabupaten

Gowa. Lokasi ini didasarkan atas pertimbangan karena pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Gowa terus-menerus terjadi. Untuk itu peneliti tertarik melakukan

penelitian di Kabupaten Gowa untuk melihat bagaimana strategi kepolisian Polres

Gowa dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Gowa.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

penelitian kualitatif dengan menjelaskan dan menggambarkan peristiwa yang benar-

benar terjadi baik kejadian secara mendalam, rinci dan tuntas sehingga merupakan

tujuan dari penelitian ini. Oleh sebab itu melalui pendekatan kualitatif dalam

penelitian ini yaitu dengan menggabungkan dan mencocokkan antara peristiwa yang

terjadi dengan teori yang berlaku.

2. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian fenomenologi yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai masalah-masalah yang akan

diteliti baik berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi pada objek penelitian

selama penelitian berlangsung maupun pengalaman informan.

Page 35: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

24

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan pernyataan atau informasi yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan informan, dalam hal ini yaitu pihak-pihak kepolisian yang terkait

dengan masalah pelanggran lalu lintas Kabupaten Gowa.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Peraturan Perundang-

undangan, pencatatan dokumen-dokumen (arsip), ataupun data-data informasi lain

mengenai penelitian ini.

D. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, peran informan sangat penting dan perlu. Penentuan

narasumber (informan) dalam penelitian ini untuk diwawancarai secara mendalam

dilakukan dengan cara, memilih orang tertentu yang dipandang memiliki

pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang diteliti mengenai strategi

kepolisian Polres Gowa dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas yang terjadi di

Sungguminasa Kabupaten Gowa

Penelitian ini terdapat informan yang terdiri dari 5 orang Anggota Kepolisian

dan 4 orang masyarakat yakni, Kaur Binopnal, Kaur Mintu, Kanit Turjawali, Kanit

Dikyasa, Banit Tilang, Pelajar, Mahasiswa, dan Masyarakat. Untuk mengetahui lebih

jelas informan dalam peneletian ini dapat dilihat pada tabel data informan berikut ini:

Page 36: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

25

Gambar 3.1 Data informan penelitian

No Nama Inisial Jabatan Jumlah

1. Ida Ayu Made Ari, S.H IA Kaur Binopnal 1

2. Abdul Aziz AZ Kaur Mintu 1

3. Dalhari DL Kanit Turjawali 1

4. Misbar, S.Sos MS Kanit Dikyasa 1

5. Ahmad Muthahar Syabir AM Banit Tilang 1

6. Raya Anjani RA Pelajar 1

7. Usrianto US Mahasiswa 1

8. Hasniah HS Masyarakat 1

9. Ramli RM Pengendara 1

Jumlah 9

Sumber: Hasil observasi, Juni 2019

E. Tehnik Pengumpulan Data

Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah

penelitian antara lain:

1. Observasi

Observasi adalah tinjauan langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui

keadaan wilayah secara langsung sebagai bahan pertimbangan dan referensi

penelitian untuk mendapatkan informan yang dilakukan di Polres Gowa.

Page 37: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

26

2. Wawancara

Wawancara yaitu diskusi lapangan dengan pihak yang terkait dalam

pengumpulan data dan informan guna mempercepat dan mengkongkritkan informasi

yang di kumpulkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu suatu informasi tertulis, visual atau fakta yang bisa

dinyatakan dalam bentuk dokumen-dokumen,buku yang mengenai tentang strategi

Kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas di Sungguminasa Kabupaten

Gowa.

F. Tehnik Analisis data

Adapun teknik Analisis data yang digunakan pada peelitian ini dikemukakan

oleh Menurut Milles and Huberman, (2012: 173-174) memiliki tiga langkah sebagai

berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti memilih hal yang pokok dan memfokuskan pada hal

yang penting reduksi data juga berarti komponen pertama dalam analisis data

yang memperpendek, mempertegas dan membuang hal yang dirasa tidak penting

ataupun tidak berkaitan dengan focus penelitian sehingga penarikan kesimpulan

dapat dilakukan.

Page 38: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

27

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah bentuk rakitan data dalam uraian singkat. Menyajikan

data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif hal

ini dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi secara lebih mudah.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan. kesimpulan

dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti ada

dilapangan kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya

belum jelas menjadi jelas.

G. Pengabsahan Data

Menurut Sugiyono (2011:121) Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas

data, uji transferability, dan uji comfirmability. Keabsahan data pada penelitian ini

diperiksa menggunakan uji kredibilitas data yang dilakukan dengan teknik

triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan dengan berbagai cara, berbagai

sumber, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga triangulasi dalam

keabsahan data yaitu triagulasi sumber, triagulasi Teknik dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan

Page 39: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

28

apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, membandingkan hasil

wawancara dengan dokumen yang ada pada Polres Gowa.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan menggunakan

teknik observasi dan wawancara untuk mengecek data yang diperoleh dengan

teknik pengumpulan data sebelumnya.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi Waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan

pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu

ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi pada penelitian ini

akan diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja, sehingga data

yang diperoleh di Polres Gowa Valid.

Page 40: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil Kabupaten Gowa

Kabupaten Gowa merupakan salah satu Kabupaten di bagian selatan

Sulawesi Selatan yang beranjak lebih 10 mkm dari ibu kota provinsi Sulawesi

Selatan, terletak diantara 5°5’ – 5° 34.7’ Litang Selatan (LS) dan 12°33.19’ - 13°15.

17’ Bujur Timur (BT), dengan batas-batas wilayah Kabupaten Gowa:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Makassar dan Kab. Maros

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Takalar dan Kab. Jeneponto

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Makassar dan Kab. Takalar

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kab. Sinjai, Kab Bulukumba dan

Kab. Bantaeng

Ibu kota Kabupaten Gowa adalah Sungguminasa, yang meliputi seluruh

wilayah kecamatan Somba Opu, sebagian kecamatan Pallangga dan 2 (dua)

Kelurahan di wilayah Kecamatan Bontomarannu. Luas wilayah Kabupaten Gowa

sekitar 1.883,33 km atau sekitar 3,01% dari luas wilayah Sulawesi Selatan, terbagi

dalam 18 kecamatan yang meliputi 167 desa/kelurahan.

Dari 18 kecamatan di Kabupaten Gowa dibagi menjadi 2 golongan

kecamatan berdasarkan sebagian besar wilayah, yaitu kecamatan daratan rendah dan

Page 41: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

30

kecamatan daratan tinggi. Terdapat 9 kecamatan yang terletak di daratan rendah dan

9 kecamatan yang terletak di daratan tinggi. Wilayah Kabupaten Gowa yang

termasuk daratan tinggi yaitu Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao,

Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Kabupaten Gowa

dilalui oleh sungai yang cukup besar yaitu ada 15 sungai, demgan luas daerah aliran

yang terbesar adalah sungai Jeneberang yaitu seluas 881 km2 dengan panjang 90 km.

2. Kondisi penduduk Kabupaten Gowa

Penduduk Kabupaten Gowa pada tahun 2016 sampai 2018 mengalami

peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2016 berjumlah 735. 493, sedangkan pada

tahun 2017 dengan jumlah 748.200 dan tahun 2018 sebanyak 751.981 jiwa, yang

tersebar di 18 kecamatan. Jumlah penduduk terbesar yakni 169.118 jiwa yang

mendiami Kecamatan Somba Opu. Kemudian di Kecamatan Bontolempangan

merupakan wilayah yang jumlah penduduknya paling rendah sebanyak 12.335 jiwa.

Secara umum perbandingan jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Gowa

lebih sedikit dari pada perempuan. Artinya jumlah penduduk perempuan lebih

banyak dari pada penduduk laki-laki yaitu dengan perbandingan 45% laki-laki dan

55% perempuan. Hal ini dapat dilihat dari jenis kelamin laki-laki penduduk

Kabupaten Gowa sebanyak 370.151 sedangkan perempuan sebanyak 381.830.

jumlah penduduk di Kabupaten Gowa dapa dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 42: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

31

Tabel 4.1 Jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin di Kabupaten

Gowa, 2017-2018

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. Bontonompo

2. Bontonompo Selatan

3. Bajeng

4. Bajeng Barat

5. Pallangga

6. Barombong

7. Somba Opu

8. Bontomarannu

9. Pattallsasang

10. Parangloe

11. Manuju

12. Tinggimoncong

13. Tombolo Pao

14. Parigi

15. Bungaya

16. Bontolempangan

17. Tompobulu

18. Biringbulu

20.167

14.427

34.526

12.794

60.664

19.895

85.108

17.665

12.226

9.122

7.310

11.931

14.963

6.056

7.916

5.909

13.953

15.515

22.170

15.531

35.447

12.594

63.878

20.735

84.010

18.166

12.264

9.665

7.835

12.272

14.646

6.687

8.561

6.426

14.726

16.180

42.337

29.958

69.973

25.388

124.542

40.630

169.118

35.831

24.490

18.787

15.145

24.203

29.609

12.743

16.477

12.335

28.720

31.695

Jumlah 2018

2017

370.151

368.234

381.830

379.966

751.981

748.200

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa 2018

Page 43: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

32

3. Profil Polres Gowa

Kepolisian resot yang disingkat Polres adalah pelaksanaan tugas dan

wewenang Polri di wilayah kabupaten/kota, yang berada du bawah Kapolda. Kepala

Polres yang selanjutnya disingkat Kapolres adalah pimpinan Polri di daerah dan

bertanggung jawab kepada Kapolda.

Polres Gowa sebagai kesatuan kewilayahan dalam rangka mendukung

program Polda Sulsel dan untuk menciptakan Kamtibmas yang kondusif melalui

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, penegakan hukum yang profesional dan

profesioanal serta kebersamaan antar instansi dan masayarakat dalam mendukung

program Polda Sulsel, maka dirumuskan Visi dan Misi Polres Gowa, sebagai

berikut:

a. Visi

Terciptanya pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat Prima, tegaknya

hukum dan terjaminnya keamanan di wilayah hukum Polres Gowa serta

terselenggaranya sinergi Polisional secara optimal.

b. Misi

a) Memberikan perlidungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah, responsif

dan tidak diskriminatif.

b) Menerapkan perpolisian masayarakat berbasis pada masyarakat patuh hukum

kepada komunitas masyarakat.

c) Meningkatkan kerjasama dengan instansi dan lembaga pemerintahan maupun

masyarakat dalam rangka mendukung operasional kepolisian di wilayah

hukum Polres Gowa.

Page 44: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

33

d) Melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini terhadap permasahan, ancaman

dan segala kemungkinan gangguan kamtibmas yang bisa terjadidi wilayah

hukum Polres Gowa melalui kegaiatan / operasi penyelidikan dan

pengamanan.

e) Menjaga Kamseltibcar lantas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran

arus lalu lintas orang dan barang.

f) Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan Kamtibmas di wilayah

hukum Polres Gowa.

g) Menegakkan hukum secara profesional, transparan, akuntabel dan modern

seluruh sumber daya Polri guna mendukung operasional Polri.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Polres Gowa

a. Tugas Pokok

Polres bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan

tugas-tugas Polri lainnya dalam daerah hukum Polres, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi

Polres menyelenggarakan fungsi:

a) Pemberian pelayanan kepada masyarakat, dalam bentuk penerimaan dan

penanganan laporan/pengaduan, pemberian bantuan, dan pertolongan termasuk

pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, dan pelayanan surat

Page 45: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

34

izin/keterangan, serta pelayanan pengaduan atas tindandakan anggota polri

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Pelaksanaaan fungsi intelijen dalam bidang keamanan guna terselenggaranya

deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning).

c) Penyelidikan dan penyelidikan tindak pidana, fungsi identifikasi dan fungsi

laboratorium forensif lapangan dalam rangka penegakan hukum serta

pembinaan, koordinasi, dan pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS).

d) Pembinaan masyarakat, yang meliputi pemberdayaan masyarakat melalui

perpolisian pembinaan dan pengembangan bentuk-bentuk pengamanan

swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat

terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan, terjalinnya

hubungan antara Polri dengan masyarakat, koordinasi dan pengawasan

Kepolisian khusus.

e) Pelaksanaan fungsi sabraha, meliputi kegiatan pengaturan, penjagaan

pengawal, patroli (Turjawali) serta pengamanan kegiatan masyarakat dan

pemerintah, termasuk penindakan tindak pidana ringan (Tipiring)pengamanan

untuk rasa dan pengendalian massa, serta pengamanan objek vital, pariwisata

dan Very Important Person (VIP)

f) Pelaksanaan fungsi lalu lintas , meliputi kegiatan Turjawali lalu lintas,

termasuk penindakan pelanggaran lalu lintas dan penyidikan kecelakaan lalu

lintas serta registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dalam rangka

penegakan hukum dan pembinaan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan

kelancaran lalu lintas.

Page 46: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

35

g) Pelaksanaan fungsi kepolisian perairan, meliputi kegiatan patroli perairan,

penanganan pertama terhadap tindak pidana perairan, pencarian dan

penyelamatan kecelakaan di wilayah perairan, pembinaan masyarakat perairan

dalam rangka pencegahan kejahatan dan pemeliharaan keamanan di wilayah

perairan.

h) Pelaksanaan fungsi-fungsi lain, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

5. Profil Satlantas Polres Gowa

Satuan lalu lintas (Satlantas) dipimpin oleh Kasat Lantas yang bertanggung

jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolres. Kasat Lantas bertugas melaksanakan Turjawali lalu lintas, pendidikan

masyarakat Satlantas menyelenggarakan fungsi Pembinaan lalu lintas kepolisian

yaitu pelaksanaan operasi kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas.

Tugas polisi lalu lintas adalah melaksanakan tugas polri dibidang lalu lintas

yang meliputi usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam pengendalian lalu lintas untuk

mencegah dan meniadakan segala bentuk gangguan serta ancaman agar terjamin

keamanan, ketertiban, keselamatan dan kelancaran lalu lintas dijalan umum.

Page 47: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

36

Bagan 4.2 Struktur Organisasi Sat Lantas Polres Gowa

a. Susunan Organisasi Sat Lantas Polres Gowa terdiri dari:

a) Unsur pimpinan

b) Unsur pengawas dan pembantu pimpinan

c) Unsur pelaksanaan tugas pokok

b. Unsur pimpinan: Kasat

c. Unsur pengawas dan pembantu pimpinan: Kaur Bin Ops

d. Unsur pelaksanaan tugas pokok terdiri dari:

a) Urmintu

b) Unit Dikyasa

Kasat Lantas

Iptu Hasrawati

Kaur Bin Ops

Iptu Ida Ayu Made Ari. S.H

Kanit Turjawali

Ipda Dalhari

BA URMINTU

Aipda Abdul Aziz

Kanit Dikyasa

Ipda H. Misbar S.Sos

Kanit Regident

Ipda Nursanti, S.H

Kanit Laka

Ipda H. Marwah S.H

Page 48: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

37

c) Unit Laka

d) Unit Regident

e. Unit Turjawali

1. Kasat Lantas bertugas melaksanakan Turjawali lalu lintas, pendidikan masyarakat

lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan

bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan

hukum di bidang lalu lintas.

Kasat Lantas dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi:

a. pembinaan lalu lintas Kepolisian

b. pelaksanaan operasi Kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas

(Kamseltibcarlantas)

c. pelaksanaan patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta penanganan

kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum, serta menjamin

Kamseltibcarlantas di jalan raya

d. pengamanan dan penyelamatan masyarakat pengguna jalan

2. Kaur Binopsnal bertugas melaksanakan pembinaan lalu lintas, melakukan kerja

sama lintas sektoral, pengkajian masalah di bidang lalu lintas, pelaksanaan

operasi Kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka penegakan hukum dan

Kamseltibcarlantas, perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan.

Page 49: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

38

Kaur Binopsnal dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan kegiatan:

a. merumuskan dan mengembangkan prosedur dan tata cara kerja tetap

pelaksanaan tugas pada fungsi Sat Lantas serta mengendalikan, mengawasi,

mengarahkan, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaannya pada semua unit

pelaksana, termasuk Supervisi bidang lalu lintas ke wilayah Polres jajaran

b. menyiapkan rencana dan program kegiatan termasuk rencana pelaksanaan

operasi Kepolisian yang mengedepankan fungsi teknis lalu lintas dan rencana

latihan fungsi Sat Lantas secara internal dalam rangka pengembangan sumber

daya manusia Polri

c. mengadakan koordinasi bersama instansi lintas sektoral dalam rangka

kerjasama keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas

(Kamseltibcarlantas) dan penegakan hukum lalu lintas

d. mengatur dan mengelola pemanfaatan peralatan dan kendaraan inventaris

untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsi Sat Lantas

3. Kaur Mintu bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan.

Kaur Mintu dalam penyelenggaraan tugas, melaksanakan kegiatan :

a. segala pekerjaan/kegiatan staf pelaksanaan tugas fungsi Sat Lantas di

lingkungan Polres

b. membuat laporan secara umum atau periodik dan laporan khusus yang terjadi

di wilayah Polres yang berkaitan dengan masalah lalu lintas

Page 50: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

39

c. menyelenggarakan kegiatan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data dan

informasi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pelaksanaan kegiatan

serta visualisasi data dalam bentuk grafik, peta, aplikasi online dan lain-lain

d. menyelenggarakan administrasi operasional termasuk administrasi penanganan

pelanggaran lalu lintas

4. Kanit Turjawali bertugas melaksanakan kegiatan Turjawali dan penindakan

terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka penegakan hukum.

Kanit Turjawali dalam melaksanakan kegiatan Turjawali dan Gakkum

Lantas, membuat/mengadakan :

a. jadwal dan lokasi ploting kegiatan penjagaan dan pengaturan berdasarkan

situasi prioritas kerawanan lokasi-lokasi tertentu

b. melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan pelayanan kegiatan Turjawali

dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum

c. penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas baik secara edukatif menggunakan

teguran dan yuridis menggunakan berita acara singkat (Tilang) / Tipiring atau

berita acara biasa terhadap pelanggaran yang berpotensi atau memiliki bobot

sangat fatal / berat dan dapat merusak fasilitas umum ( putusnya jembatan dll )

d. mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi setiap kegiatan

Turjawali dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas serta melaporkan

pelaksanaan kegiatannya

Page 51: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

40

5. Kanit Regident bertugas melayani administrasi Registrasi dan Identifikasi

Kendaraan Bermotor serta Pengemudi.

Kanit Regident dalam pemberian pelayanan, melaksanakan kegiatan :

a. penerbitan dan pemberian sarana identifikasi pengemudi dan kendaraan

bermotor kepada pemohon yang memenuhi persyaratan baik yang diterbitkan

sendiri maupun dari satuan atasan

b. penerimaan dan penelitian terhadap persyaratan masyarakat pemohon untuk

memperoleh

a) surat izin mengemudi (SIM)

b) surat tanda nomor kendaraan (STNK)

c) buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB)

d) tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) ;

c. melaksanakan pengujian terhadap pengetahuan – pengetahuan, keterampilan

pemohon sim untuk menjamin kebenaran / ketepatan material atas surat izin

yang di terbitkan ;

d. mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi dan melaporkan

pelaksanaan kegiatan registrasi / identifikasi pengemudi dan kendaraan

bermotor;

Page 52: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

41

6. Kanit Dikyasa bertugas melakukan pembinaan partisipasi masyarakat dan

Dikmaslantas.

Kanit Dikyasa dalam melakukan pembinaan partisipasi masyarakat, dan

Dikmaslantas melaksanakan kegiatan :

a. koordinasi dengan semua unit dalam fungsi Sat Lantas serta fungsi lain (Sat

Binmas), instansi lintas sektoral dan kelompok-kelompok masyarakat dalam

rangka pembinaan, penyuluhan dan penerangan terkait keamanan, keselamatan

dalam berlalu lintas.

b. melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan kesadaran masyarakat dalam

berlalu lintas ;

c. meneliti jalan-jalan rawan serta saran ke instansi lintas sektoral guna

penanggulangannya ;

7. Kanit Laka bertugas menangani kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum.

Kanit Laka dalam penanganan kecelakaan lalu lintas, melaksanakan kegiatan

a. penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus kecelakaan lalu lintas sampai

dengan penyerahan berkasa perkara ke penuntut umum ;

b. pengumpulan, pengelolaan data dan informasi yang berkenan dengan

kecelakaan lalu lintas baik secara manual atau aplikasi online ;

c. pengelolaan tahanan dan barang bukti kasus kecelakaan lalu lintas ;

Page 53: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

42

d. mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi serta melaporkan

pelaksanaan kegiatan termasuk administrasi dukungan anggaran kegiatan

penanganan kecelakaan lalu lintas ;

6. Data pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa pada tahun 2016-2018

Dari Penelitian yang dilakukan di Satlantas Polres Gowa, penulis

mendapatkan data mengenai pelanggaran lalu lintas oleh pengguna kendaraan roda

empat dan roda dua di Kabupaten Gowa dari bulan oktober sampai desember 2018,

dimana dalam kurang waktu tersebut pelanggaran lalu lintas mengalami

penurunanan namun, pelanggaran lalu lintas adakalanya mengalami peningkatan.

Oleh karena itu diperlukan strategi kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu

lintas di Kabupaten Gowa.

Tabel 4.3 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan jenis pelanggaran roda empat pada tahun 2018

Jenis Pelanggaran Oktober November Desember

Muatan

Kelengkapan Ran

Surat-surat

Sabuk keselamatan

Marka rambu

Melawan arus

50

-

90

120

80

3

100

-

260

70

20

3

50

-

75

18

15

-

Jumlah 343 453 158

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Page 54: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

43

Tabel 4.4 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan jenis pelanggaran roda dua pada tahun 2018

Jenis Pelanggaran Oktober November Desember

Helm

Kelengapan

Surat-surat

Boncengan lebih +1

Marka rambu

Melawan arus

250

200

794

50

30

-

104

100

698

-

30

80

50

100

338

5

10

20

Jumlah 1,324 1,012 523

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Dari banyaknya jumlah data pelanggaran yang terjadi dapat disimpulkan

bahwa jenis pelanggaran paling banyak dilakukan oleh pengendara roda empat dan

roda dua di Kabupaten Gowa adalah jenis pelanggaran surat-surat kendaraan

(STNK), yakni pengendara roda empat sebanyak 425 dan pengendara roda dua

sebanyak 1,830. Jumlah pelanggaran lalu lintas roda empat paling banyak dibulan

November yaitu sebanyak 453 sedangkan jumlah pelanggaran lalu lintas roda dua

paling banyak dibulan Oktober yaitu sebanyak 1,324. Hal tersebut terjadi selama 3

bulan terakhir dari bulan oktober sampai desember pada tahun 2018.

Hal tersebut umumnya diakibatkan karena kelalaian masyarakat serta

kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki surat-surat kendaraan

sebagai alat bukti pemilik kendaraan yang berisi nomor registrasi dan identifikasi

kendaraan. Oleh karena itu dalam situasi apapun saat berkendara wajib membawa

surat-surat kendaraan (STNK).

Page 55: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

44

Tabel 4.5 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan usia pada tahun 2018

Bulan <17 17-27 28-50 51-70 Jumlah

Oktober

November

Desember

50

200

100

757

400

486

900

800

150

60

62

10

1,667

1,562

746

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Berdasarkan data diatas, menunjukkan usia pelaku pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Gowa dari usia <17 tahun hingga 51-70 tahun yang semuanya terdapat

pelanggaran setiap bulannya. Sebagian besar pelanggaran lalu lintas oleh pengguna

kendaraan roda empat dan roda dua didominasi pada usia 28-50 tahun sebanyak

1,850 pelanggar selama 3 bulan yakni mulai bulan oktober sampai desember.

Berdasarkan data usia pelanggaran tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

sebagian besar pelanggaran lalu lintas diwilayah Polres Gowa adalah orang dewasa.

Tabel 4.6 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan profesi pelanggar pada tahun 2018

Bulan PNS Swasta Mahasiswa Pelajar Pengemudi Jumlah

Oktober

November

Desember

26

100

25

1191

800

341

300

300

150

100

162

100

50

-

130

1667

1562

746

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pelaku pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Gowa didomiosi pelanggar yang bekerja di Swasta yakni sebanyak 2,332

pengendara melanggar. Sedangkan pelangaran yang paling sedit dilakukan oleh

pengemudi yakni sebanyak 180 pengendara melanggar. Hal ini menunjukkan bahwa

pelanggaran lalu lintas lebih banyak dilakukan oleh Swasta selama tiga bulan mulai

dari bulan oktober sampai desember pada tahun 2018.

Page 56: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

45

Tabel 4.7 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan pendidikan pelanggar pada tahun 2018

Bulan SD SLTP SLTA Akademik Putus

Sekolah

Jumlah

Oktober

November

Desember

-

6

-

30

200

100

1582

1056

496

35

300

150

20

-

-

1667

1562

746

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pelaku pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Gowa pelanggaran yang paling banyak dilakukan oleh pelanggar yang

berpendidikan SLTA 3,134. Sedangkan pelangaran yang paling sedit dilakukan oleh

pengemudi yang berpendidikan SD yang hanya sebanyak 6 orang dalam tiga bulan

yakni mulai dari bulan oktober sampai desember pada tahun 2018.

Tabel 4.8 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2018

Bulan Pria Wanita Jumlah

Oktober

November

Desember

1000

900

500

667

662

246

1,667

1,562

746

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pelaku pelanggaran lalu lintas

pengendara roda empat dan roda dua di Kabupaten Gowa yang berjenis kelamin pria

yaitu sebanyak 2.400 orang dan pelanggar berjenis kelamin wanita sebanyak 1,575.

Hal ini menunjukkan bahwa pelanggaran lalu lintas lebih banyak dilakukan oleh

pengendara berjenis kelamin pria dibandingkan pengendara berjenis kelamin wanita.

Page 57: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

46

Tabel 4.9 Data pelanggaran lalu lintas berdasarkan jenis kendaran pelanggar pada tahun 2018

Jenis kendaran pelanggar Banyaknya pelanggaran Persentase%

Mobil

Motor

954

2,859

30%

70%

Jumlah 3,818 100%

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Dari data yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran lalu

lintas yang terjadi selama tiga bulan terakhir dari bulan oktober sampai desember

2018 sebanyak 3, 818 diantaranya 954 dilakukan oleh pengguna kendaraan roda

empat dan dilakukan oleh pengguna kendaraan roda dua sebanyak 2,859. Hal ini

dapat dilihat bahwa sebagian besar pelanggaran didomisili oleh pengguna kendaraan

roda dua. Beberapa faktor yang mengakibatkan hal tersebut terjadi karena jumlah

kendaraan roda dua lebih lebih banyak dibandingkan dengan pengendara roda empat.

Selain itu, disebabkan karena angka pembelian roda dua di Kabupaten Gowa yang

mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dilihat dari jumlah data penduduk dan

jumlah data pelanggaran lalu lintas pengendara roda empat dan roda dua tahun 2018

di Kabupaten Gowa dapat disimpulkan bahwa, banyaknya jumlah penduduk

sebanyak 751.981 jiwa dan jumlah pelanggar lalu lintas sebanyak 3,818 pengendara

selama 3 bulan yaitu dari bulan oktober sampai desember tahun 2018, diantaranya

oleh pengendara dari usia <17 tahun sampai 70 tahun yang berjenis kelamin pria dan

wanita.

Page 58: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

47

B. Strategi Kepolisian dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas

Pelanggaran lalu lintas saat ini menjadi masalah yang dihadapi bagi semua

pengguna jalan. Semakin berbertambahnya kendaraan tidak seimbang dengan

perilaku pengguna kendaraan untuk mematuhi peraturan agar tercipta kondisi lalu

lintas yang aman dan tertib. Dalam hal ini peran kepolisian sangat penting untuk

menjalankan fungsinya dengan baik dan benar dalam pembinaan lalu lintas untuk

mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran dalam berlalu lintas

dan diperlukan penetapan suatu aturan yang berlaku secara umum. Untuk itu

diperlukan Strategi kepolisian untuk mencapai tujuan yang menjadi tugas pokok

kepolisian.

Berbagai cara atau tindakan yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian untuk

mengurangi pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa, diantaranya dengan

menggunakan Strategi Preventif (Pencegahan ) dan Strategi Represif (Penindakan)

yaitu sebagai berikut:

1. Strategi Preventif (Pencegahan)

Strategi preventif merupakan tindakan lanjut dari upaya pre-emtif masih ada

tataran pencegahan sebelum terjadi pelanggaran. Dalam strategi ini yang ditekankan

adalah menghilangkan kesempatan untuk melakukan kejahatan berupa pelanggaran.

Dengan kata lain, strategi preventif dimaksudkan sebagai usaha untuk mengadakan

perubahan-perubahan yang bersifat positif terhadap kemungkinan terjadinya

gangguan-gangguan didalam masyarakat, sehingga tercipta stabilitas hukum.

Page 59: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

48

Adapun strategi preventif meliputi sosialisasi yang dilakukan kepada pelajar dan

masyarakat yaitu sebagai berikut:

a. Sosialisasi kepada Pelajar

Sosialisasi yaitu proses penanaman nilai dan aturan yang dilakukan kepada

para pelajar Kabupaten Gowa untuk mengetahui bahwa sangat penting untuk

mematuhi peraturan-peraturan lalu lintas sesuai dengan Undang-undang RI No. 22

Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Sedangkan Pelajar merupakan

aset yang penting bagi suatu negara, karena generasi pelajar adalah bibit-bibit yang

harus dikembangkan untuk menjadi generasi yang dapat memajukan kehidupan.

Seorang pelajar yang baik harus mampu menempatkan dirinya dengan

baikpula di kalangan masyarakat. Karena sebagai seorang peserta didik, secara tidak

langsung pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki juga lebih baik di bandingkan

yang lain. Strategi preventif (pencegahan) Pihak Kepolisian melakukan sosialisasi

yang disertai dengan pelatihan (sapaty riding) sebagai sesuatu bentuk pola perilaku

pada saat mengendarai kendaraan secara aman dan nyaman dalam penggunaan

kendaraan bermotor. Kegiatan ini dilakukan kepada anak sekolah mulai dari tingkat

SD sampai perguruan tinggi. Berikut ini data pelaksanaan kegiatan sosialisasi di

kalangan pelajar di Kabupaten Gowa yaitu:

Page 60: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

49

Tabel. 4.10 Data sosialisasi Satlantas Polre Gowa kepada pelajar pada tahun 2018

Bulan Tempat

Januari Persantren Madani Alauddin Pao-pao

Februari MA Aliyah Guppi Samata

Polisi SAHABAT ANAK TK Anugrah Kampili

SMP Negeri 2 Sungguminasa

SMK Handayani

Maret SD Bonto kamase Kab.Gowa

SD Negeri 3 Sungguminasa

SMP Negeri 1 Pallangga

April SMA Negeri 1 Bontomarannu

Mei

SMA Negeri 3 Sungguminasa

SMP Negeri 2 Sungguminasa

SMK Negeri 1 Gowa

Juni SMA Negeri 1 Sungguminasa

Juli SMK Negeri 3 Gowa

Agustus SMK Garudaya Bontonompo

SMK Tekhnologi Somba Opu

September SMA Negeri 1 Bajeng

Oktober SMK Negeri 2 Gowa

November SMP Negeri 1 Pallangga

Desember SMA Handayani

SMA Negeri 19 Bajeng Barat

Sumber: Sub bagian Ba Urmintu Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan

dikalangan pelajar selama satu tahun paling banyak pada bulan februari tahun 2018

dilakukan sebanyak 4 kali dan diantaranya dilakukan hanya 1 kali sosialisasi pada

bulan januari, april, juni, juli, september, oktober dan november pada tahun 2018.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa sosialisasi yang di lakukan pihak kepolisian

Page 61: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

50

Satlantas Polres Gowa kepada pelajar di lakukan secara rutin dalam setiap bulan.

Namun, sosialisasi yang di lakukan dalam setiap bulannya tidak menentu.

Hal ini dapat dilihat dari wawancara dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres

Gowa mengenai sosialisasi yang mengatakan bahwa:

“Sosialisasi dilakukan dilihat dari jumlah data laka, jika kecelakan dominan terjadi di dalam kota, maka kami melakukan sosialisasi disana. Sebelum melakukan sosialisasi kami juga melihat korban kecelakaannya, jika korbannya lebih banyak masyarakat maka kami akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat, namun jika korban kecelakaannya lebih banyak pelajar maka kami akan melakukan sosialisasi disekolah-sekolah” (Hasil

wawancara dengan IA, 8 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat diketahui bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh

Pihak Kepolisian dilihat dari jumlah data laka dan korban kecelakaan lalu lintas. Jika

korban kecelakaan lebih banyak masyarakat maka solialisasi akan dilakukan

ditengah-tengah masyarakat sebaliknya jika korban kecelakaan lebih banyak

kalangan muda maka pihak kepolisian akan melakukan sosialisasi disekolah-sekolah.

Jadi sosiasisasi yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian tergantung dari lokasi dan

korbaan kecelakaan lalu lintas.

Tambahan wawancara dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Sebelum melakukan sosialisasi disekolah, kami melakukan koordinasi dengan pihak sekolah karena kami juga tidak mau mengorbankan jam pelajaran mereka, jadi kapan ada waktu kami akan melakukan sosialisasi misalnya hari senin ketika upacara kami menjadi Irup (inspektur) upacara dengan memberikan himbauan kepada anak-anak sekolah” (Hasil wawancara

dengan IA, 8 Juni 2019).

Page 62: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

51

Wawancara di atas dapat diketahui bahwa dikatakan bahwa sebelum

melakukan sosialisasi atau penyuluhan disekolah Pihak Kepolisian terlebih dahulu

melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan dilakukan sosialisasi

sehingga sosialisasi yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.

Berikut adalah hasil wawancara yang dikemukakan Kanit Dikyasa Satlantas

Polres Gowa yang mengatakan bahwa:

“Meski anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar belum bisa mengendarai kendaraan bermotor, kami dari pihak kepolisian memperkenalkan lebih dini sejumlah arti rambu lalu lintas yang ada di jalan” (Hasil wawancara dengan MS, 15 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa, pada dasarnya anak-anak yang

masih duduk dibangku Sekolah Dasar belum mengerti cara berkendara, namun hal

ini dilakukan untuk memberikan pemahaman sejak dini sehingga saat mereka bisa

menggunakan kendaraan sudah lebih paham tentang tata cara berlalu lintas yang baik

dan benar. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Kaur Mintu Polres Gowa

yang mengatakan bahwa:

Berikut hasil wawancara peneliti dengan salah satu pelajar di SMA Negeri 10

Gowa mengatakan bahwa:

“Kami diberikan sejumlah pengetahuan tentang aturan tata tertib berlalu lintas, diantaranya di wajibkan untuk menggunakan helm standar SNI baik pengendara dan penumpang/pembonceng saat berkendara dan tidak memperbolehkan kami menggunakan kendaraan bermotor jika belum cukup umur sesuai ketentuan” (Hasil wawancara dengan RA, 15 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa, Pihak Kepolisian memberikan

edukasi untuk keselamatan dijalan raya wajib menggunakan helm standar SNI saat

Page 63: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

52

akan menggunakan kendaraan baik pengendara dan penumpang/pembonceng dan

menekankan untuk tidak menggunakan kendaraan pada saat usia belum mencukupi

sesuai dengan ketentuan yang diperuntukkan.

Adapun hasil wawancara yang dikemukakan Kanit Dikyasa Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Selain melakukan sosialisasi dengan cara menerangkan kami juga

memberikan pelatihan langsung yang dilanjutkan dengan kegiatan Safety Riding dari pihak Honda mengenai tata cara berkendara dengan baik dan benar” (Hasil wawancara dengan MS, 15 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa Pihak Kepolisian tidak hanya

melakukan sosialisasi dengan cara memberikan penjelasan akan tetapi juga di

lakukan pelatihan tentang bagaimana tata cara berkendara dengan baik dan benar

yang melibatkan langsung mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa.

Wawancara yang dikemukakan oleh salah satu Mahasiswa Politeknik

Pembangunan Pertanian Gowa yang mengatakan bahwa:

“Memang betul Pihak Kepolisian telah melakukan sosialisasi dan pelatihan

tata tertib lalu lintas di kampus kami, awalnya kami hanya mengetahui cara

menggunakan kendara tapi belum cukup paham mengenai peraturan-

peraturan lalu lintas, dengan sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan

Kepolisian, kami jadi lebih mengerti dan mendapatkan wawasan yang lebih

luas lagi tentang tata cara berlalu lintas dan bisa mengoreksi kesalahan yang

pernah dilakukan saat mengendarai motor seperti posisis berkendara” (Hasil

wawancara dengan US, 15 Juni 2019).

Page 64: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

53

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa dengan adanya sosialisasi dan

pelatihan tata cara berlalu lintas maka akan lebih mengerti dan memahami

bagaimana tata cara berkendara dengan baik serta memiliki kesadaran untuk

mengoreksi diri sendiri terhadap pelanggaran yang pernah dilakukan dan sebisa

mungkin untuk tidak melakukan pelanggaran yang sama serta lebih berhati-hati

dalam menggunakan kendaraan.

b. Sosialisai kepada Masyarakat

Sosialisasi sebagai sarana yang digunakan untuk menyampaikan atau

memberitahukan kepada masyarakat tentang tata cara berlalu lintas dengan baik dan

benar. Sedangkan masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup

bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki

tatanan kehidupan, norma-norma dan adat istiadat yang di taati dalam lingkungan

masing-masing.

Strategi preventif (pencegahan) yang dilakukan Pihak Kepolisian kepada

masyarakat melalui sosialisasi dan disertai dengan pembagian brosur dan stikker.

Pembagian brosur dan stikker merupakan salah satu media yang digunakan untuk

dapat menyampaikan suatu informasi berupa himbauan kepada pengguna jalan agar

dapat mematuhi tata tertib berlalu lintas di Kabupaten Gowa. Berikut ini data

pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di Kabupaten Gowa yaitu:

Page 65: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

54

Tabel 4.11 Data sosialisasi Satlantas Polres Gowa kepada masyarakat pada tahun 2018

Bulan Tempat Januari Jl. KH. Wahidin Hasyim Sungguminasa

Februari Jl. Hos Cokroaminoto Sungguminasa

Maret Jamaah mesjid Siratol Mustakim

April Jl. Sultan Hasanuddin Somba Opu

Kelurahan tamarunang Kec. Soba Opu

Kelurahan samata Kec. Soba Opu

Mei RT II Jl. Bokolu

Juni Jl. Poros Pallangga Kec. Pallangga

Juli -

Agustus Jl. DR. Wahidin Sudirohusodo

Jl. Malino

September Jl. Syech Yusuf III

Oktober -

November -

Desember Jl. Mangka DG. Bombong

Jl. Andi Tonro Permai

Sumber: Sub bagian Ba Urmintu Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi yang dilakukan

kepada masyarakat paling banyak pada bulan april spada tahun 2018, diantaranya

sosialisasi yang dilakukan ada yang hanya 1 kali dalam sebulan yakni pada bulan,

januari, februari, maret, mei, juni dan september. Bahkan terdapat tidak ada kegiatan

sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat dalam sebulan yakni pada bulan juli,

oktober dan november. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sosialisasi yang dilakukan

kepada masyarakat hanya sebagian kecil dari jumlah penduduk di Kabupaten Gowa,

artinya sosialisasi yang dilakukan belum maksimal.

Page 66: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

55

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres

Gowa mengatakan bahwa:

“Kami menekankan kepada masyarakat sebagai orangtua untuk tidak

memberikan kendaraan kepada anak-anak mereka yang belum berusia 17 tahun sebagai syarat ketentuan kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM)”

(Hasil wawancara dengan IA, 8 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa Pihak Kepolisian secara tegas

tidak memperbolehkan penggunaan kendaraan pada usia yang belum mencukupi

standar ketentuan kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM). Kepemilikan Surat Izin

Mengemudi (SIM) sebagai tanda seseorang sudah memiliki kematangan seseorang

berlalu lintas.

Adapun hasil wawancara yang dikemukakan Kanit Dikyasa Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Kami juga berharap masyarakat sebagai orangtua dapat memberikan contoh

yang baik kepada anak-anaknya untuk tidak melakukan pelanggaran” (Hasil wawancara dengan MS, 15 Mei 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa sebagai orangtua yang baik harus

memberikan contoh kepada anak-anaknya, karena pada umunya anak-anak

melakukan sesuatu bergantung dari apa yang mereka lihat. Jadi sangat penting

memberikan perilaku-perilaku yang baik sehingga potensi pelanggaran lalu lintas

dapat menurun.

Berikut hasil wawancara yang dikemukakan Kanit Turjawali Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Dalam melakukan sosialisasi kami juga membagikan brosur dan stikker

yang berupa himbauan kepada masyarakat Dalam himbauan tersebut berisi

Page 67: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

56

tiga poin himbauan yakni menghimbau pengendara roda dua agar selalu menggunakan Helm standar SNI demi keselamatan berlalu lintas, himbauan kedua petugas menghimbau agar pengemudi mobil selalu menggunakan sabuk keselamatan saat berkendara, sedangkan himbauan yang ke tiga yaitu dilarang menggunakan Handphone pada saat berkendara. Selain itu ketiga poin tersebut, juga terdapat himbauan kepada masyarakat agar selalu patuh pada aturan berlalulintas dan tetap memperhatikan keselamatan baik diri sendiri maupun orang lain” (Hasil wawancara dengan DL, 10 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa pemberian brosur dan stikker

berupa tulisan yang berisi himbauan untuk menjaga keselamatan diri dalam

berkendara baik diri sendiri maupun penggendara lainnya. Untuk itu masyarakat

tidak hanya sebatas dibaca atau didengarkan saja namun diharapkan masyarakat

memiliki kesadaran sehingga dapat lebih mematuhi tata tertib berlalu lintas sesuai

dengan apa yang telah disampaikan oleh pihak kepolisian.

Adapun hasil wawancara dengan masyarakat Kabupaten Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Memang betul pihak kepolisian sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, namun sosialisasi tersebut tidak merata kesemua lapisan masyarakat. Umumnya pihak kepolisian hanya melakukan sosialisasi hanya diperkotaan saja, padahal sosialisasi seperti ini sangat di perlukan bagi oleh masyarakat karena menurut saya menurut saya masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui peratura-peraturan lalu lintas yang ada.” (wawancara dengan HS, 15 Mei 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa sosialisasi seharusnya dilakukan

secara menyeluruh tidak hanya di wilayah perkotaan saja melainkan di wilayah desa

juga perlu dilakukan sosialisasi, karena sebagian masyarakat bekerja di kota jadi

mereka juga harus mengetahui dampak-dampak negatif yang terjadi ketika tidak

mematuhi peraturan-peraturan lalu lintas dalam berkendara sehingga hal tersebut

Page 68: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

57

dapat membuat masyarakat tidak mementingkan kepentingan pribadi dalam berlalu

lintas.

Dari beberapa hasil wawancara di atas, sosialisasi yang dilakukan kepada

pelajar dan masyarakat dapat di ambil kesimpulan bahwa:

1) Realitanya anak yang masih dibawah umur saat berkendara sering melanggar

peraturan lalu lintas karena belum mengetahui dan dan memahami peraturan-

peraturan lalu lintas. Pernyataan tersebut telah dijelaskan dalam pasal 81 ayat (2),

disebutkan bahwa “syarat usia sebagaimana telah dimaksud pada ayat (1)

ditentukan paling rendah usia 17 tahun untuk surat izin mengemudi A, surat izin

mengemudi C dan surat izin mengemudi D. Dengan penetapan usia minimal

mereka yang berada dijalan raya sudah memiliki kematangan pemikiran, sehingga

dalam menjalankan kendaraan tidak didasarkan pada emosi, namun lebih

mengedepankan pemikiran sehat berdasar rasionalitas. Oleh karena berbagai

strategi yang telah dilakukan oleh Pihak Kepolisian Satlantas Polres Gowa lebih

banyak melakukan sosialisasi atau penyuluhan serta memberkan pelatihan

langsung tentang tata cara berlalu lintas yang baik dan benar mulai dari tingkat

SD sampai perguruan tinggi.

2) Perlu adanya kesadaran dari pihak orang tua untuk memberikan pemahaman yang

benar kepada anak-anaknya dan memberikan contoh yang baik sehingga

kedisiplinan berlalu lintas dapat terwujud. apalagi di usia anak-anak yang masih

kecil yang secara langsung meniru dan mengaplikasikan apa yang telah diajarkan

oleh orang tua. Tentunya sosialisasi yang diberikan kepada anak haruslah yang

bernilai positif bukan negatif. Sosialisasi yang dilakukan harus merata kepada

Page 69: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

58

semua masyarakat baik didaerah perkotaan maupun desa. Berkendara dalam desa

tidak berbahaya dibandingkan dengan berkendara di jalan raya atau daerah kota,

namun masayarakat desa juga akan berkendara di jalan raya sehingga harus

mengetahui mereka juga harus mengetahui bagaimana tata cara berkendara yang

aman, baik dan benar. Hal ini membuktikan bahwa sosialisasi yang dilakukan

masih kurang maksimal sehingga masih banyak masyarakat masih melanggar

karena belum mengetahui tentang peraturan-peraturan lalu lintas dan dampak

yang ditimbulkan dari pelanggaran tersebut.

Hasil penelitian tersebut senada dengan teori yang didapatkan pada bab II

menurut Alam dan Amir Ilyas (2010: 79-80) yang mengatakan bahwa dalam strategi

pencegahan yang ditekankan adalah menghilangkan kesempatan untuk melakukan

kejahatan berupa pelanggaran. Dengan kata lain, strategi preventif dimaksudkan

sebagai usaha untuk mengadakan perubahan-perubahan yang bersifat positif.

Mencegah tindak pidana atau pelanggaran yaitu dengan cara memberikan pendidikan

dengan memberikan sosialisasi untuk mengurangi pelanggaran. Sedangkan menurut

Robert M.Z Lawang (1985) yang mengatakan bahwa Sosialisasi merupakan proses

mempelajari norma, nilai, peran dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan

untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.

Begitupun pada penelitian ini, sosialisasi diberikan pihak kepolisian Satlantas

Polres Gowa kepada pelajar berupa memberikan pemahaman dan disertai dengan

pelatihan (sapaty riding) sedangkan sosialisasi kepada masyarakat Kabupaten Gowa

dengan cara memberikan pemahaman dan di sertai dengan pembagian brosur dan

stikker yang berisi himbauan untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Namun

Page 70: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

59

sosialisasi tentang tata tertib berlalu lintas belum dilakukan secara merata baik itu di

sekolah-sekolah maupun masyarakat Kabupaten Gowa sehingga strategi preventif

(pencegahan) belum di lakukan secara maksimal. Seharusnya Satlantas Polres Gowa

melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah dan masyarakat secara rutin, teratur dan

merata keseluruh wilah Kabupaten Gowa, sehingga mendapatkan pengetahuan dan

pemahaman yang sama mengenai peraturan-peraturan lalu lintas.

2. Strategi Represif (Penindakan)

Strategi represif dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana atau

pelanggaran diberikan penindakan berupa penegakan hukum dengan menjatuhkan

hukuman berupa tilang serta melakukan penyitaan kendaraan. Strategi Represif

(penindakan) meliputi penilangan dan penyitaan. Tilang dan penyitaan tidak hanya

dilakukan pada saat kegiatan oprasi, tetapi penyitaan juga dapat dilakukan

Kepolisian pada saat melakukan patroli atau pengaturan lalu lintas dijalan ketika

mendapati masyarakat yang melakukan pelanggaran lalu lintas secara kasat mata.

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Oprasi yang dilakukan juga dilihat dari jumlah data Laka, dimana jumlah data Laka yang paling banyak, maka disitulah akan dilakukan oprasi karena salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah melakukan pelanggaran lalu lintas” (Hasil wawancara dengan IA, 8 Juni 2019).

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa operasi yang dilakukan

oleh pihak kepolisian tidak harus setiap hari, akan tetapi operasi sebra dilakukan di

daerah yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas sebagai langkah pihak kepolisian

Page 71: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

60

melakukan penindakan terhadap pelanggar lalu lintas sehingga dapat mengurangi

terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Adapun hasil wawancara dengan Banit Tilang Satlantas Polres Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Kegiatan operasi sebagai upaya untuk menekan pelanggaran berlalu lintas,

dan untuk melaksanakan penegakkan hukum yang tegas kepada masyarakat yang memang melakukan pelanggaran lalu lintas” (Hasil wawancara dengan AM, 10 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa kegiatan operasi dilakukan dengan

tujuan untuk menegakkan hukum secara tegas kepada masyarakat yang melakukan

pelanggaran lalu lintas.

Tabel 4.10 Data pelanggaran lalu lintas Satlantas Polres Gowa dari tahun 2016-2018

Sumber: Sub bagian Banit Tilang Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Berdasarkan data pelanggaran diatas menunjukkan bahwa jumlah

pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa dari tahun 2016-2018 mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Dalam tindakan operasi dilakukan penindakan sanksi

kepada para pelanggar lalu lintas akan dilakukan penilangan dan penyitaan terhadap

pelanggar lalu lintas.

Adapaun wawancara peneliti dengan Banit Tilang Satlantas Polres Gowa

yang mengatakan bahwa:

“Tilang sebagai bentuk pemberian sanksi yang dikenakan bagi pelanggar lalu lintas agar tidak melakukan kesalahan dalam berlalu lintas” (Hasil

wawancara dengan AM, 10 Juni 2019).

Page 72: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

61

Wawancara di atas dapat di ketahui bahwa tilang yang dilakukan oleh pihak

kepolisian sebagai bentuk efek jerah kepada pelanggar yang melakukan pelanggaran

lalu lintas yakni membayar sejumlah denda sesuai dengan Undang-Undang RI

Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Hal ini sebagai tindakan

agar pelanggar jerah sehingga tidak melakukan pelanggaran lalu lintas lagi pada saat

berkendara.

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Pemberian tilang atau sanksi sesuai dengan bentuk pelanggaran yang dilakukan pengendara atau pengemudi” (Hasil wawancara dengan IA, 8 Juni 2019).

Wawancara di atas dapat di ketahui bahwa Pihak Kepolisian melakukan

penilangan kepada setiap masyarakat yang melakukan pelanggaran lalu lintas dan

sanksi yang diberikan sesuai dengan bentuk pelanggaran yang telah dilanggar.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Pada saat terjadi pelanggaran Kepolisian memiliki 3 hak, yang bisa kami

sita ada 3 yaitu SIM, STNK dan kendaraannya. Diluar dari itu kami tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyitaan” (Hasil wawancara dengan IA, 8 Juni 2019).

Wawancara di atas dapat di ketahui bahwa dalam melakukan penilangan

Kepolisian hanya dapat menyita tiga benda pelanggar diantaranya yaitu SIM, STNK

dan kendaraan pelanggar. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Ba Tilang

Satlantas Polres Gowa yang mengatakan bahwa:

Page 73: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

62

“Kami cek surat-surat kendaraan ada atau tidak seperi SIM dan STNK. Jika pajak kendaraan sudah lewat maka kami akan mengambil SIMnya dan STNK tersebut wajib dibayar pajak karena jika belum membayar pajak sama saja STNK tidak sah, begitupun sebaliknya jika masa aktif SIMnya sudah lewat maka harus dilakukan perpanjangan SIM. Jika SIM dan STNKnya tidak ada atau tidak sah maka kami akan menyita kendaraannya” (Hasil wawancara dengan AM, 10 Juni 2019).

Wawancara di atas dapat di ketahui bahwa Kepolisian memiliki kewenangan

untuk melakukan penyitaan berupa SIM, STNK dan kendaraan pelanggar. Jika SIM

dan STNK yang ditunjukkan tidak sah atau tidak dapat menunjukkannya kepada

petugas Kepolisian maka kendaraannya yang akan di sita sebagai tanda bukti

penyitaan atas barang yang disita oleh pihak Kepolisian dari pelanggar.

Adapun hasil wawancara yang masyarakat Kabupaten Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Pada saat itu kepolisian melakukan oprasi zebra dan saya tidak membawa

SIM karena saya sedang terburu-buru dan ada keperluan mendesak makanya saya tetap nekad untuk melewati jalan yang dilakukan oprasi oleh Kepolisian dan tiba-tiba saya disuruh berhenti oleh salah satu Polisi yang sedang bertugas dan meminta surat-surat kendaraan, karena saya tidak membawa SIM makanya saya hanya menunjukkan STNK pada polisi dan polisi tersebut menahan STNK saya dan digantikan dengan surat tilang” (Hasil wawancara

dengan RM, 15 Juni 2019).

Wawancara di atas dapat di ketahui bahwa faktor masayarakat melakukan

pelanggaran lalu lintas yakni adanyan keperluan yang mendesak sehingga surat-surat

penting dalam berkendara lupa dibawa sehingga melakukan pelanggaran lalu lintas.

Namun apapun alasannya masayarakat tetap melakukan pelanggaran yang telah

diatar dalam undang-undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

Page 74: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

63

Pendapat yang sama dengan masyarakat sebagai pengemudi Kabupaten Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Saya pernah ditilang karena tidak membawa SIM dan pihak kepolisian menawarkan kepada saya untuk disidang ditempat atau disidang dipengadilan. Lalu saya memilih untuk disidang ditempat karena menurut saya apabila disidang di pengadilan prosesnya lebih lama dan dendanya pun bisa lebih mahal” (Hasil wawancara dengan RM, 15 Juni 2019).

Wawancara di atas dapat di ketahui bahwa proses hukum terkesan berbelit-

belit sehingga kebanyakan masyarakat lebih memilih untuk sidang ditempat untuk

melakukan damai dengan pihak kepolisian dengan melakukan suap dibandingkan

menyelesaikan perkara lalu lintas di persidangan.

Dari beberapa wawancara diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa

Penindakan pelanggaran lalu lintas yang di lakukan oleh Polisi lalu lintas terhadap

pengguna jalan Kabupaten Gowa yang biasanya di kenal dengan proses tilang dan

melakukan penyitaan berupa Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK) serta kendaraan, sebagai sebagai tanda bukti penyitaan atas

barang yang disita oleh pihak Kepolisian dari pelanggar.

Hasil penelitian tersebut senada dengan teori yang didapatkan pada bab II

menurut Alam dan Amir Ilyas (2010: 79-80) yang mengatakan bahwa strategi

represif dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana atau pelanggaran diberikan

penindakan berupa penegakan hukum dengan menjatuhkan hukuman berupa tilang

dan denda serta melakukan penyitaan.

Tilang dan penyitaan dilakukan sebagai bentuk efek jerah agar masyarakat

tidak lagi melakukan pelanggaran Untuk mengurangi pelanggara lalu lintas, namun

Page 75: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

64

kewenangan kepolisian dalam melakukan penyitaan dalam penilangan sering sekali

di salah gunakan oleh beberapa oknum Kepolisian untuk melakukan pemerasan

terhadap pengendara, ini menjadi permasalahan yang sering terjadi dalam

pelaksanaan bagaimana kewenangan dan fungsi aparat Kepolisian dalam melakukan

penyitaan barang bukti tindak pidana pelangaran lalu lintas. Berdamai dengan

pelanggar lalu lintas Berdamai dengan pelanggar lalu lintas dan meminta uang

(pungli) adalah memberi pengalaman yang sangat jelek bagi para pelanggar, mereka

tidak mengindahkan lagi pelanggaran yang dilakukan karena tidak mendapat sanksi

apa-apa dari petugas, tetapi akan mendidik menyiapkan uang untuk memberi

kepetugas guna pelanggran yang dilakukan, jelas bagi mereka yang melakukan

pungli ini akan menambah permasalahan lalu lintas.

C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung

1. Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah sesuatu yang sifatnya menghambat. Hambat

sendiri maksudnya adala membuat sesuatu hal bisa perjalanan, pekerjaan dan

semacamnya menjadi tidak lancar, lambat atau tertahan. Adanya hambatan atau

kendala tersebut sering menyebabkan masyarakat Kabupaten Gowa untuk

melakukan pelanggaran lalu lintas, diantaranya sebagai berikut:

a. Pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat masih kurang

Pengetahuan adalah segala informasi yang ketahui. Dengan adanya

pengetahuan yang didapatkan seseorang menjadi mengetahui perbedaan kebenaran

dan kesalahan. Setiap pengguna jalan wajib mengetahui dan memahami setiap aturan

yang telah dibakukan secara formal baik dalam bentuk Undang-undang, Perpu,

Page 76: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

65

Peraturan Pemerintah, Perda dan aturan lainnya sehingga terdapat satu persepsi

dalam pola tindak dan pola pikir dalam berinteraksi di jalan raya. Selain memiliki

pengetahuan tentang peraturan dalam lalu lintas masyarakat juga harus memiliki

sikap kesadaran yang merupakan keadaan mengingat, sehingga dengan pengetahuan

yang dimiliki masyarakat tidak melakukan pelanggaran lalu lintas karena memiliki

sikap kesadaran bahwa melanggar peraturan lalu lintas adalah perbuatan yang salah.

Oleh karena itu pengetahuan dan kesadaran yang dimiliki masyarakat adalah dua hal

yang sangat penting dalam berlalu lintas.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Pengetahuan masyarakat tentang keselamatan dan tertib berlalu lintas masih

kurang sehingga kesadaran masyarakat tentang peraturan lalu lintas masih minim” (wawancara dengan ID 8 Mei 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa pengetahuan masyarakat terhadap

peraturan lalu lintas atau tata tertib lalu lintas masih kurang, sehingga masyarakat

sering kali menyepelekan keselamatannya sendiri yang bahkan bisa berdampak

terhadap keselamatan orang lain. Selain itu, kurangnya kesadaran dalam diri

masyarakat dalam mentaati peraturan lalu lintas karena menganggap hal tersebut

tidak penting, masyarakat hanya menganggap bagaimana bisa sampai ketempat yang

ingin dituju. Sikap kurangnya kesadaran inilah yang menjadi penyebab masyarakat

melakukan pelanggaran lalu lintas. Berikut hasil wawancara di atas, Kanit Dikyasa

Satlantas Polres Gowa yang mengatakan bahwa:

“Masyarakat selalu menganggap bahwa melakukan pelanggaran lalu lintas

adalah hal-hal yang biasa sehingga mereka terus melakukannya. Misalnya

Page 77: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

66

masyarakat tidak menggunakan helm ketikan tujuannya dekat” (wawancara dengan MS 15 Mei 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa adanya anggapan bahwa

melakukan pelanggaran lalu lintas adalah hal yang biasa. Hal ini yang menyebabkan

masyarakat sering melakukan pelanggaran secara berulang baik itu pelanggaran yang

sama maupun bentuk pelanggaran yang berbeda terutama masyarakat tidak

menggunakan helm ketika tempat tujuan mereka dekat, namun masyarakat tidak

menyedari bahwa penggunaan helm ketika berkendara sangat penting bagi

keselamatan diri sendiri sebagai pemakai jalan.

Adapun hasil wawancara yang dikemukakan Kanit Turjawali Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Sebagian besar masyarakat tertib berlalu lintas ketika ada polisi yang sedang

melakukan penertiban atau pengaturan lalu lintas dan oprasi, namun jika mereka tidak melihat polisi yang sedang bertugas dijalan raya masyarakat kembali melakukan pelanggaran lalu lintas” (wawancara dengan DL 10 Mei 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa tertib berlalu lintas pengendara

roda empat maupun pengendara roda dua hanya dilakukan pada saat pihak kepolisian

sedang melakukan tugas di jalan raya, selebihnya masyarakat kembali melakukan

pelanggaran lalu lintas baik dengan pelanggaran yang sama maupun pelanggaran

yang berbeda. Adapun hasil wawancara peneliti dengan Kaur Mintu Satlantas Polres

Gowa yang mengatakan bahwa:

“Sebagian besar masyarakat gowa bekerja di Makassar, apalagi yang berada

diwilayah kota yang jumlah penduduknya lebih banyak. Karena mereka orang yang bekerja, jadi lebih fokus pada pekerjaan dibandingkan anak-

Page 78: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

67

anaknya. Sikap kepedulian itulah yang kurang sehingga menjadikan anak-anak liar dalam berkendara” (wawancara dengan AZ 8 Mei 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui sebagian besar masyarakat yang

bertempat tinggal diwilayah kota adalah orang-orang bekerja. Untuk itu mereka tidak

memiliki kesempatan untuk mengantar anak-anaknya kesekolah mereka malah

membiarkan anak-anaknya membawa kendaraan sehingga terjadi pelanggaran lalu

lintas. Hal tersebut juga berdampak pada kegiatan sosialisasi yang dilakukan pihak

kepolisian yang kesulitan untuk bertemu langsung dengan orang tua siswa.

Dari beberapa wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahan dan

kesadaran masyarakat Kabupaten Gowa dalam mematuhi peraturan-peraturan lalu

lintas masih kurang, walaupun sudah banyak dilakukan tindakan untuk memberikan

pemahaman kepda masyarakat seperti penyuluhan, sosialisasi, pembagian brosur dan

stikker namun masih banyak masyarakat Kabupaten Gowa yang melakukan

pelanggaran. Hal ini terjadi karena tingkat kesadaran dalam diri masih sangat

kurang. Untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan pengendara tidak hanya

cukup dibekali dengan pengetahuan, akan tetapi harus menumbuhkan sikap

kesadaran untuk berkendara juga sangat penting. Dengan adanya sikap sadar dan

didukung oleh pengetahuan yang dimiliki masyarakat maka pengendara akan lebih

mematuhi peraturan-peraturan berlalu lintas. Namun kenyataannya, hal ini masih

sebatas pemberian informasi kepada masyarakat, tetapi belum mampu merubah

kesadaran masyarakat atau menanamkan kesadaran kepada masyarakat agar dapat

mematuhi tata tertib berlalu lintas.

Page 79: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

68

b. Kurangnya personil Kepolisian

Salah satu faktor yang menjadi hambatan Polres Gowa dalam melakukan

strategi untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas adalah kurangnya personil

Satlantas Polres Gowa.

Tabel 4.12 Jumlah Personel Satlantas Polres Gowa

No Jabatan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Kasatlantas

Kaur Binopsnal

Kaur Mintu

Kanit Regident

Kanit Dikyasa

Kanit Laka

Kanit Turjawali

Banit Mintu

Banit Regident

Banit Dikyasa

Banit Laka

Banit Turjawali

1

1

1

1

1

1

1

4

10

3

11

31

Jumlah 66

Sumber: Satlantas Polres Gowa, Juni 2019

Sesuai dengan uraian tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah anggota

satuan lalu lintas (Satlantas) Polres Gowa berjumlah 66 orang yang terdiri dari

Kasatlantas 1 orang, Kaur Binopsnal 1, Kaur Mintu 1 orang yang disertai dengan

Banit Mintu 4 orang, Kanit Regident orang yang disertai dengan Banit Regident 10

orang, Kanit Dikyasa 1 orang yang disertai dengan Banit Dikyasa 3 orang, Kanit

Laka 1 orang yang disertai dengan Banit Laka 11 orang, dan Kanit Turjawali 1 orang

Page 80: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

69

yang disertai dengan Banit Turjawali sebanyak 31 orang, dengan jumlah keseluruhan

66 orang.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kanit Dikyasa Satlantas Polres

Gowa mengatakan bahwa:

“Salah satu yang menjadi hambatan kami melakukan sosialisasi adalah kurangnya personel Kepolisian di bagian Satlantas, dan jarak yang terlalu jauh sehingga kami tidak dapat menjangkau seluruh desa yang ada di Kabupaten Gowa” (Hasil wawancara dengan MS, 10 Juni 2019).

Wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa yang menjadi hambatan dalam

melakukan sosialisasi di pedesaan karena jarak yang jauh sehingga dapat

menjangkau seluruh desa yang ada di Kabupaten Gowa. Adapun wawancara peneliti

dengan Kaur Binopsnal Satlantas Polres Gowa mengatakan bahwa:

“Memang perlu penambahan personel yang sekarang ini realnya hanya berjumlah 66 orang sehingga kami terkendala dalam melakukan melakukan upaya mengurangi pelanggaran lalu lintas” (Hasil wawancara dengan IA, 8 Juni 2019).

Wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa kurangnya personel anggota

kepolisian Satlantas menjadi kendala dalam melakukan upaya dalam mengurangi

pelanggaran lalu lintas.

Dari beberapa wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kurang porsonel

Satlantas Polres Gowa sangat mempengaruhi strategi Kepolisian yang menjadi

kendala dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas Kabupaten Gowa. Kondisi ini

dibuktikan dengan ketidak sesuaian kebutuhan pelaksanaan tugas di lapangan yang

sangat padat. Hal ini meyebabkan Kepolisian terkendala dalam melakukan upaya

pencegahan dan penindakan dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas, utamanya

Page 81: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

70

pada Kepolisian yang bertugas dalam melakukan sosialisasi kepada pelajar dan

masyarakat yang hanya berjumlah 4 orang sementara wilah Kabupaten cukup luas

sehingga Pihak Kepolisian tidak dapat menjangkau seluruh wilah utamanya daerah

pedesaan.

2. Faktor pendukung

Faktor pendukung adalah semua faktor yang sifatnya turut mendorong,

menyokong, melancarkan, menunjang, membantu, mempercepat terjadinya sesuatu.

Adapun faktor yang mendukung Kepolisian dalam melakukan strategi untuk

mengurangi pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Gowa yaitu:

a. Kerja sama Pihak Kepolisian

Kerjasama adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau

kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama bisa terjadi ketika individu-

individu yang bersangkutan mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama

untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Dalam hal ini

kerjasama yang dimaksud yaitu kerjasama antara pihak Kepolisian dengan pihak

sekolah maupun masyarakat. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kaur

Binopsnal Satlantas Polres Gowa yang mengatakan bahwa:

“Kegiatan sosialisasi atau penyuluhan yang akan diselenggarakan kepada para pelajar selalu dilakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah yang akan dikunjungi karena kami juga tidak mau mengorbankan jam pelajaran mereka”

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa koordinasi sebagai langkah awal

yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk memberikan kepastian agar kegiataan

Page 82: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

71

yang akan dilakukan tidak mengganggu kegiatan lainnya. Tujuan melakukan

koordinasi salah satunya adalah mencegah terjadinya konflik dalam melakukan

kerjasama. Selain itu koordinasi sebagai langkah yang baik agar tercipta interaksi

yang baik antara pihak kepolisian dengan pihak sekolah.

Hasil wawancara yang dikemukakan Kaur Mintu Polres Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Selain dalam bentuk penyampaian langsung kepada anak sekolah kami juga memberikan selebaran kepada pihak sekolah dimana selebaran tersebut berisi surat pernyataan yang diberikan kepada para siswa untuk diberikan kepada orang tua mereka dan wajib menandatangani surat pernyataan tersebut yang berisi bahwa tidak akan memberikan kendaraan kepada anak-anaknya” (Hasil

wawancara dengan AZ, 8 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa selain memberikan pemahaman

langsung kepada anak sekolah Pihak Kepolisian juga memberikan selebaran yang

berisi surat pernyataan kepada para orang tua siswa yang menyatakan bahwa

orangtua tidak boleh memberikan kendaraan kepada anaknya karena belum memiliki

kematangan dalam berkendara. Kerja sama lainnya yang dilakukan dengan pihak

Honda dan Yahama.

Adapun hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Satlantas Polres Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Dalam kegiatan pelatihan melalui safaty riding kami melibatkan pihak Honda atau Yahama untuk mendukung kegiatan yang akan kami lakukan baik kepada pelajar maupun masyarkat” (Hasil wawancara dengan MS, 15 Juni 2019).

Page 83: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

72

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa dalam kegiatan pelatihan yang

dilakukan Kepolisian melibatkan pihak honda dan yamaha untuk membantu

kelancarkan kegiatan pelatihan melalui safaty riding.

Dari beberapa wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa adanya dukungan

dari pihak sekolah di Kabupaten Gowa dalam melakukan sosialisasi atau penyuluhan

serta pelatihan tata tertib berlalu lintas, sangat membantu Pihak Kepolisian dalam

melaksanakan tujuan untuk menciptakan keamanan, kenyamanan pengendara dan

kelancaran arus lalu lintas di jalan raya.

b. Buku Tilang

Peraturan yang merupakan perangkat berisi patokan dan ketentuan untuk

dijadikan pedoman sebagai hasil dari keputusan yang telah disepakati oleh

masyarakat yang bersifat mengikat, membatasi dan mengatur dan harus ditaati serta

harus dilakukan untuk menghindari sangsi dengan tujuan menciptakan ketertiban,

keteraturan, dan kenyaman. Peraturan dibuat dengan tujuan untuk mengatur sehingga

terjadi keteraturan, untuk bisa mencapai tujuan, yakni keteraturan tersebut, tentu

peraturan harus dipatuhi. Peraturan juga merupakan tanda kepastian dan ketegasan,

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

Adapun hasil wawancara dengan Kaur Binopsal Satlantas Polres Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Setiap polisi yang ditugaskan dalam melakukankegiatan operasi harus memiliki buku tilang agar menjadi penunjang ketika terjadi pelanggaran pihak kepolisian memiliki kewenangan dalam memberlakukan penilangan. Dalam

Page 84: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

73

buku tilang terdapat pasal-pasal dan beserta denda yang harus dibayar oleh pelanggar” (Hasil wawancara dengan IA, 8 Juni 2019).

Wawancara diatas dapat di ketahui bahwa Setiap polisi harus memiliki buku

tilang yang berisi peraturan-peraturan yang terdapat sanksi denda sejumlah uang

sesuai dengan bentuk pelanggaran yang dilakukan pelanggar

Pendapat yang sama dengan Banit Tilang Satlantas Polres Gowa yang

mengatakan bahwa:

“Pada saat masayarakat melakukan pelanggaran kami akan menegur

pelanggar dan menerangkan dengan jelas kepada pelanggar apa kesalahan yang terjadi, pasal berapa yang telah dilanggar dan beserta denda yang harus dibayar oleh pelanggar dengan menunjukkan buku tilang” (Hasil wawancara dengan AM, 10 Mei 2019).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Penegakan hukum

bidang lalu lintas adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau

berfungsinya norma-norma hukum bidang lalu lintas dan angkutan jalan secara nyata

sebagai pedoman perilaku dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan

seabgaimana yang telah diatur dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan. Penegakan hukum yang kuat memerlukan komitmen moral yang

tinggi harus dimiliki oleh penagakan hukum. Hanya dengan tegaknya hukum,

keberlangsungan hidup dalam bermasyarakat dan bernegara dapat terus berlangsung

aman, tertib, dalam suasana yang damai. Namun kenyataannya hukum di Kabupaten

Gowa masih melemah karena masih terdapat masyarakat yang menyelesaikan proses

tilang dengan membayar uang yang lebih sedikit di bandingkan sanksi yang telah di

tetapkan dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan atau

buku tilang.

Page 85: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai Strategi Kepolisian dalam

Mengurangi Pelanggaran Lalu Lintas di Kabupaten Gowa, maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat pelanggaran lalu lintas selama tiga bulan dari bulan

oktober sampai pada bulan desember pada tahun 2018 pelanggaran lalu lintas

mengalami penurunanan namun, pelanggaran lalu lintas adakalanya mengalami

peningkatan. Oleh karena itu dilihat strategi preventif (pencegahan) yang

dilakukan Satlantas Polres Gowa belum maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari

data sosialisasi yang dilakukan kepada di kalangan pelajar dan masyarakat belum

maksimal. Salah satu faktor yang menjadi hambatan Polres Gowa dalam

melakukan strategi untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas adalah kurangnya

personil Satlantas Polres Gowa. Kondisi ini dibuktikan dengan ketidak sesuaian

kebutuhan pelaksanaan tugas di lapangan yang sangat padat. Hal ini meyebabkan

Kepolisian terkendala dalam melakukan upaya pencegahan dan penindakan dalam

mengurangi pelanggaran lalu lintas, utamanya pada Kepolisian yang bertugas

dalam melakukan sosialisasi kepada pelajar dan masyarakat yang hanya

berjumlah 4 orang sementara wilah Kabupaten cukup luas sehingga Pihak

Kepolisian tidak dapat menjangkau seluruh wilah utamanya daerah pedesaan di

Kabupaten Gowa.

Page 86: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

75

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian maka penulis memberikan saran yang

semestinya akan dapat bermanfaat untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas di

Kabupaten Gowa.

1. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, tenaga pendidik, anak-

anak sekolah, orangtua maupun masyarakat umum untuk meminimalisir atau

mengurangi adanya masalah-masalah pelanggaran lalu lintas dengan mematuhi

peraturan-peraturan lalu lintas yang berlaku sesuai dengan undang-undang no

22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang harus dipatuhi oleh

masyarakat maupu aparat penegak hukum itu sendiri.

2. Perlu adanya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk menghindari

terjadinya pelanggaran lalu lintas. Disinilah peran kepolisian sangat

dibutuhkan untuk mengatur dan mengarahkan masyarakat agar menerima dan

melaksanakan strategi atau cara-cara yang dilakukan oleh pihak kepolisian

dalam menangangani masalah pelanggaran lalu lintas.

Page 87: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

76

DAFTAR PUSTAKA

Alam, A.S dan Ilyas, Amir. 2010. Pengantar Kriminologi. Makassar: Pustaka Refleksi Books.

Daft, Richard L. 2011. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

David, Fred R. 2005. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi. Grasindo, Jakarta.

Hariadi, Bambang. 2005. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Bisnis.

Bayumedia Publishing: Malang.

Koteen, J Salusu. 1991, Pengambilan Keputusan Strategi: Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Frofil. Jakarta: Grasindo

Miles dan Huberman. 2012. Teknik Analisis Data. Jakarta: PT Gunung Agung.

Muhammad, Suarsono. 2013. Strategi pemerintahan: Manajemen Organisasni Publik, Jakarta: Erlangga.

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integradet Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Salusu J. 2006. Pengambilan Keputusan Strateguk Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta: Grasindo.

Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Strategik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Siagian, Sondang P. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Soekanto, Soerjono. 1990. Polisi Lalu Lintas. Bandung: Mandar Maju.

Tripomo, Tedjo. 2005. Manajemen Strategi. Rekayasa Sains, Jakarta.

Page 88: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

77

Winardi J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. 2003. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang RI No 22 Tahun 2009 pasal 7 ayat (e) Tentang Lalu lintas dan jalan raya.

Undang-undang RI No 22 Tahun 2009 pasal 105 tentang Lalu lintas Penggunaan

Jalan

Undang-Undang RI No 22 tahun 2009 pasal 260 ayat (1), Tentang Kewenangan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang RI No.2 Tahun 2002 Pasal 14 ayat (1b) Tentang Tugas Pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Page 89: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

78

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 90: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

79

Dokumentasi di kantor Polres Gowa

Hasil wawancara dengan Kaur Binopnal Satlantas Polres Gowa

Hasil wawancara dengan Kaur Mintu Satlantas Polres Gowa

Page 91: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

80

Hasil wawancara dengan Kanit Turjawali Satlantas Polres Gowa

Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Satlantas Polres Gowa

Hasil wawancara dengan Ba Tilang Satlantas Polres Gowa

Page 92: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

81

Hasil wawancara dengan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Hasil wawancara dengan pelajar SMA Negeri 10 Sungguminasa

Hasil wawancara dengan masyarakat Kabupaten Gowa

Page 93: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

82

Sosialisasi oleh Satlantas Polres Gowa dengan pelajar yang disertai dengan pelatihan

pada halaman 45-52

Sosialisasi oleh Satlantas Polres Gowa dengan masyarakat yang disertai dengan

pembagian brosur pada halaman 52-56

Page 94: STRATEGI KEPOLISIAN DALAM MENGURANGI …

83

RIWAYAT HIDUP

Mirnawati, lahir di Kalumpang pada tanggal 1998.

Anak pertama dari 2 bersaudara, buah cinta dan kasih dari

pasangan dari Mustafa dan Salma dalam keluarga yang

sederhana. Penulis memulai jenjang pendidikan dasar

pada tahun 2003 di SD Inpres Bontosallang Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa dan selesai pada tahun

2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 dan

Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa selesai pada tahun 2010.

Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1

Bajeng Barat Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dan selesai pada tahun

2015. Berkat usaha dan kerja keras yang disertai doa kedua orang tua pada tahun

2015, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Program Strata satu (S1). Penulis sangat bersyukur atas rahmat dan kasih

sayang Allah SWT karena telah diberikan kesempatan untuk membina ilmu

pengetahuan di Universitas Muhammadiyah Makassar. Saat ini penulis

mengharapkan dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dengan baik dan

membahagiakan kedua orang tua serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi

agama, masyarakat bangsa dan Negara.