strategi guru pendidikan agama islam dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa smk … · 2020. 3....
TRANSCRIPT
STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR SISWA SMK YPLP PGRI I
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unversitas Muhammadiyah Makassar
DARNIATI
105 192 303 15
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
ABSTRAK
DARNIATI, 105 192 030 15. 2019. Strategi Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1
Makassar di Jl.Dg Tata Blok II/E No.31A.Dibimbing oleh Hj. Maryam dan
Hj. Nurhaeni Ds.
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui Strategi Guru
Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar siswa di SMK
YPLP PGRI 1 Makassar, gambaran kejenuhan belajar siswa dan strategi
guru pendidikan agama islam dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa
SMK PGRI 1 Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, data
diperoleh dengan menggunakan istrumen penelitian yaitu melalui pedoman
observasi wawancara dan dokumentasi, Teknik analisis data yang digunakan
yaitu teknik reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian membuktikan bahwa, strategi guru Pendidikan
Agama Islam dalam proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif
yang dilakukan oleh Guru dan peserta didik di dalam situasi tertentu, dan
kemampuan dalam membuat perancangan materi pelajaran hendaknya
menyesuaikan metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
karakteristik siswa dan memotifasi mereka untuk belajar, Gambaran
kejenuhan belajar siswa di SMK YPLP 1 Makassar dalam melakukan proses
belajar mengajar, siswanya sering keluar masuk kelas dengan alasan buang
air kecil, buang sampah, dan cuci muka karna mengantuk dan ada juga
teriak-teriak sambil pukul-pukul meja, ada pula yang tidur dimeja. Strategi
Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, dengan cara mengatasinya
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, diantaranya
menghindarkan suasana kaku, tegang, apalagi menakutkan dalam belajar,
menyisipkan humor - humor yang segar dan mendidik tidak memberikan
soal - soal yang terlalu sukar, dan membuat lingkungan belajar yang
menggairahkan menciptakan suasana kelas yang nyaman seperti meja
belajar di hiasi dengan sesuatu yang menyegarkan dan memberi semangat
pada siswa dan mengadakan refresing caranya bisa dengan menyertakan
music dalam ruangan belajar dan pada saat tertentu ajak siswa belajar di
luar kelas seperti di taman, di lapangan. selain untuk melihat kempuan guru
juga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa karna dengan adanya
stratrgi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa ini, guru lebih gampang
untuk mengarahkan siswa dalam belajar agar lebih mudah dipahami.
Kata kunci: Strategi Guru Pai dan Kejenuhan belajar siswa
KATA PENGANTAR
حيم ن ٱلره حم ٱلره بسم ٱلله
Alhamdulillahi rabbil „alamin, was sholatu wassalamu „ala, asyrofil
ambiyaa iwal mursalim, sayyidina wa maulana Muhammadin, wa „alaa „alihi wa
shohbihi ajmain. Ama ba‟du. Segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah
SWT. Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi
alam semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara
jasmani maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada
pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah
membimbing umat kearah jalan yang benar.
Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran
dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasanya yang
diberikan secara tulus ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari
kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.
1. Kedua orang tua tercinta, Nasir dan Darwanti, yang selalu memberikan
cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu
bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini hingga
tercapainya cita-cita penulis.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM sebagai Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan
Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
5. Ibu Dr. Maryam, M.Th.I dan Ibu Dra. Hj. Nurhaeni Ds, M.Pd, selaku
pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing
serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat tersusun.
6. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
7. Bapak Drs. H. Satturuddin, selaku Kepala Sekolah SMK YPLP PGRI 1
Makassar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Bapak/Ibu guru SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
9. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi banyak
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis.
Aamiin.
Makassar, 09 Jumadil Akhir 1441 H 04 Februari 2020 M
Darniati
10519230315
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Darniati
NIM : 10519230315
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Agama Islam
Kelas : A
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,
saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran
Makassar, 09 Jumadil Akhir 1441 H 04Februari 2020 M
Yang Membuat Pernyataan
Darniati
NIM:10519230315
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................................ iii
ABSTRAK .......................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................ v
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Startegi Pembelajaran ............................................................................................... 6
1. Strategi Pembelajaran ......................................................................................... 6
2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ....................................................................... 7
3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran .......................................... 10
B. Kejenuhan Belajar .................................................................................................... 12
1. Kejenuhan Belajar ............................................................................................ 12
2. Faktor-faktor Penyebab Kejenuhan Belajar dan Cara Mengatasinya ................. 13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................................................... 19
B. Lokasi dan Obyek Penelitian .................................................................................... 19
C. Fokus Penelitian........................................................................................................ 19
D. Deskripsi Fokus Penelitian ....................................................................................... 20
E. Sumber Data ............................................................................................................ 21
F. Instrumen Penelitian ................................................................................................. 22
G. Teknik Pengumpulan Data....................................................................................... 23
H. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................................... 27
B. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Belajar Mengajar
SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR.......................................................................... 35
C. Gambar Kejenuhan Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR .................. 47
D. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar
Siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR ............................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 59
B. Saran ........................................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Profil Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar
Tabel 2.1Data Guru SMK YPLP PGRI 1 Makassar
Tabel 3.1JumlahKeseluruhanSiswa SMK YPLP PGRI 1 Makassar
Tabel 4.1Sarana SMK YPLP PGRI 1 Makassar
Table 4.2Prasarana SMK YPLP PGRI 1 Makassar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara eksistensi
setiap bangsa didunia sepanjang zaman. Pendidikan sangat menentukan bagi
terciptanya peradaban masyarakat yang lebih baik. Untuk itulah perwujudan
masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan,
terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin
berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan
berdaya saing dengan bangsa-bangsa di dunia.
Pemerintah Indonesia telah menggariskan dasar-dasar dari tujuan
pendidikan dan pengajaran dalam Undang – Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menurut Bab 1 pasal 1 ayat 1,Undang – Undang ini
disebutkan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keteramplian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pengertian pendidikan di atas menunjukkan bahwa tugas seorang pendidik
adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
anak didik, serta ikut berperan serta di dalam meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta membentuk kepribadian siswa baik secara lahir maupun batin.
Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional Bab 1 dalam pasal 3 Undang-
1Hasbullah, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012 )
h. 304
Undang No. 20 Tahun 2003 adalah:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mendidik watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Dari pengertian pendidikan dan fungsi serta tujuan pendidikan di atas,
maka akan tampak jelas target dari pendidikan itu sendiri yaitu diharapkan akan
terwujudnya manusia-manusia Indonesia yang mempunyai potensi dan
kepribadian seutuhnya, yang mampu bertanggung jawab untuk dirinya maupun
orang-orang yang berada disekitarnya.
Tujuan utama pendidikan ialah mengembangkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan secara simultan dan seimbang, sehingga terjadi suatu hubungan baik antara masing-masing kecakapan yang menjadi tujuan dari pendidikan tersebut. Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang
sangat besar untuk pengetahuan, namun disisilain mengesampingkan pengembangan sikap atau nilai dan perilaku dalam pembelajarannya.3
Pendidik harus bisa mengenali minat belajar siswa yang diajarkan
sehingga seorang pendidik harus memiliki strategi pembelajaran yang efektif,
supaya anak didiknyaturut mengikut pembelajaran dengan baik. Salah satuna
contohnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pendidikan harus punya
strategi yang handal agar anak didiknya meminati pelajaran yang diajarkannya,
apalagi di masa searang tingkat minat belajar anak terhadap mata pelajaran
Pendidkan Agama Islam sangat kurang.
2Ibid., h. 307
3 Lawrence E. Shapiro, Kiat-kiat Mengajarkan Emosional Anak, ( Jakarta: Gramedia, 1997
) h. 7
Anak didik lebih cenderung pada pelajaran seperti IPA, IPS, dan
Matematika. Di dalam proses meningkatkan minat belajar siswa dibutuhkan
dukungan dari org tua siswa.
Salah satu strategi yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan minat belajar siswa ialah dengan menggunakan metode metde
menghafal, ceramah, dan menggunaan gambar. Denan demikian anak didik akan
termotivasi dalam pembelajaran Pendidkan Agama Islam. Dalam proses
pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif.
Menurut aliran ini belajar adalah proses minat dan proses berpikir dengan
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki individu secara optimal. Belajar lebih
dari sekedar menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana
pengetahuan yang diperolehnya bermakna bagi siswa melalui keterampilan
berpikirnya. Bagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surah Ali-Imran[03]
ayat 190.
Terjemahnya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terhadap tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”4.
Kaitan ayat diatas dengan strategi pembelajaran dalam mengatasi
kejenuhan belajar siswa, bahwa denan menggunakan keterampilan berpikirnya,
4Kementrian Agama RI“Al-Quran Dan Terjemahnya” (Bandung, CV Penerbit
Diponegoro, 2005), h. 69
siswa dapat mencegah hal-hal yang mungkar dan melaksanakan hal-hal yang
berkaitan dengan amal saleh baik di lingkungan keluarga,sekolah, dan
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud untukmengadakan
penelitian ilmiah dengan judul “Srategi Guru Pendidikn Agama islam Dalam
Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa di SMK YPLP PGRI I Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Proses Belajar
Mengajar di SMK YPLP PGRI 1 Makassar ?
2. Bagaimana Gambaran Kejenuhan BelajarSiswa SMK YPLP PGRI I
Makassar ?
3. Bagaimana Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi
Kejenuhan Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1 Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam proses
belajar mengajar di SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
2. Untuk mengetahui gambaran kejenuhan belajar siswa di SMK YPLP PGRI
I Makassar.
3. Untuk mengetahui Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengatasi kejenuhan belajar siswa di SMK YPLP PGRI I Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan teoritis yaitu peningkatan ilmu pengetahuan dan penambahan
wawasan mengenai Stategi guru Pendidikan Agama Islam dan mampu
menjadi pengetahuan baru tentang mengatasi kejenuhan belajar peserta
didik.
2. Kegunaan praktis yaitu diharapkan penelitian ini berguna untuk menambah
khazanah ilmu pengetahuan bagi guru di sekolah sehingga dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik dan memberiakn kesan penting
sehingga anak didik semakin meminati pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran
Strategi adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk mencapai
suatu tujuan dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Secara harfiah, kata
“strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan stratagem yakni siasat
atau rencana.
Sedangkan rober mendifinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang
terdiri atas sepereangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Begitupun halnya Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa strategi merupakan sebuah cara atau sebuah metode. Sedangkan secara
umum strategi memiliki pengertian sutau garis besar haluan untuk bertindak akan usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.5
Menurut J. R. David dalam Wina Sanjaya strategi merupakan sebuah cara atau metode. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaianyang didesain untuk mencapai
pendidikan tertentu.6
Berdasarkan definisi tersebut maka ada dua hal yang perlu kita cermati.
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan
dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan rencana kerja belum sampai
padatindakan. Kedua, strategi disususn untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,
5 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cita, 2013), h. 5-6.
6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Bandung : Kencana Prenada Media Group,
2006), h.126.
arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian penyusunan langkah–langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai
polaumum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Pemakaian istilah
dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.7
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembealajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien.8 Demikian pula Dick dan Carey menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran itu adalah suatu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Menurut Newman dan Logan, strategi dasar arti setiap usaha meliputi
empat masalah, yaitu: a. Pengentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang
harus di capai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
b. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk
mencapai sasaran. c. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal
sampai akhir. d. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan
digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang akan dilakukan.9
2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Dalam kegiatan strategi belajar-mengajar guru berusaha menyampaikan sesuatu hal yang disebut (pesan). Sebaliknya, dalam kegiatan belajar siswa
7Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar ( Bandung : Pustaka Setia, 1997), h. 11.
8Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Bandung : Kencana Prenada Media Group, 2006),
h.126. 9Abu Ahmadi, op.cit., h. 12
juga berusaha memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat
berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan, atau isi ajaran.10 Kurikulum dan Pembelajaran” yaitu :
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Model pengajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi
terperinci tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada
siswa, dan hal yang esensial pada bahan pengajaran harus disampaikan kepada siswa.11
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
kelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.12
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran ekspositori lebih menekankan kepada informasi-informasi yang
bersumber dari guru.
Olehnya itu guru dalam strategi ekspositori, guru harus memperhatikan
hal-hal berikut :
1) Penyusunan program pembelajaran
2) Pemberi informasi yang benar
3) Pemberi fasilitas belajar baik
4) Pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar
5) Penilaian pemerolehan informasi.
Sedangkan peranan siswa yang penting adalah : 1) Pencari informasi yang benar
2) Pemakai media dan sumber yang benar
10
Wina Sanjaya, op.cit., h.299. 11
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran ( Cet, l l ; Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 172. 12
Wina Sanjaya, op.cit., h.300.
3) Menyelesaikan tugas sehubungan dengan penilaian guru.13
Siswa harus aktif dalam menggali pengetahuan, siswa tidak boleh
berharap hanya kepada guru saja tetapi harus mencari informasi pengetahuan dari
sumber lain, memanfaatkan media yang ada, dan mengejarkan tugas dengan
sempurna tanpa menunda-nunda.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran dengan strategi inkuiri pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran inkuiri. Perilaku mengajar dengan strategi inkuiri merupakan pengajaran yang
mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam model inkuiri siswa dirancang untuk
terlibat dalam melakukan inkuiri, dan model pengajaran yang berpusat pada siswa. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah
secara ilmiah.14
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu
masalah yang dipertanyakan.15
Dalam strategi ini bahan pelajaran yang dicari dan ditemukan sendiri oleh
siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi
ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung. Olehnya itu,
dalam strategi inkuiri ini siswa ditekankan untuk:
1) Mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah,
2) Pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian, 3) Penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan, dan 4) Penemu pemecahan masalah.16
13
Dimyanti dan Mudjiono, op.cit., h. 173. 14
ibid., h. 174. 15
Wina Sanjaya,op.cit., h.301 16
Dimyanti dan Mudjiono, op.cit.,h. 175.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang proses belajar mengajar berpusat
kepada siswa. Siswa diberi kebebasan dan berusaha untuk mencari sendiri
jawaban-jawaban dari sebuah masalah dalam proses pembelajaran.
c. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokkan kecil. Yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).17
Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tidak
mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih, sampai pada akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.18
Kesimpulan
Guru harus sabar dalam proses mengajar dan tidak bosan memberitahukan
dan mengajarkan kepada siswa sampai siswa tersebut bisa memahami, menguasai apa yang diberikan dan diajarkan oleh Guru karena tidak semua siswa, bisa dengan mudah memahami yang diajarkan oleh Guru.
3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran.
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran
adalah hal-hal yang diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran.
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua
strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai suatu tujuan dan semua
keadaan. Setiap strtaegi memiliki kekhasan tersendiri, guru perlu memahami
prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
17
Wina Sanjaya,op.cit., h.309. 18
Ibid., h.310-311.
a. Beriorentasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.
Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang
telah di tentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang
bertujuan. Guru dituntut untuk menyadari tujuan dan kegiatan mengajarnya
dengan titik tolak kebutuhansiswa.
1) Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar
adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai tujuan yang ingin
diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi
juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Dinamika
perkembangan psikologis dan fisiologis yang normal dengan baik akan sangat
mendukung proses pembelajaran dan percapaian hasilnya.
2) Individualis
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, dan
pada hakekatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa.
Walaupun yang diajar adalah kelompok siswa dan standar keberhasilan guru di
tentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan,
maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
3) Integrasi
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
pribadi siswa. Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek
kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya guru
harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada
pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka
bisa berkembang secara keseluruhan.
Mendorong siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain,
mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atau ide-ide yang orisinil, mendorong siswa bersikap jujur, tenggang rasa, dan lain
sebagainya.19
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa proses
pembelajaran pendidikan diselenggrakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangka, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisifasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis siswa.
B. Kejenuhan Belajar
1. Kejenuhan Belajar
Kejenuhan belajar terdiri atas dua kata yaitu kejenuhan dan belajar.
Kejenuhan akar katanya adalah jenuh. Kejenuhan berarti padat atau penuh
sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Jenuh berarti bosan.20 Kejenuhan
belajar ialah rentan waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak
mendatangkan hasil belajar dan tidak adanya kemajuan.
19
Wina Sanjaya, op.cit., h. 131-133 20
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persabda, 2006), h. 141.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesean untuk memperoleh
suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasilnya
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.21
Definisi tentang kejenuhan belajar, dimana dia menganggap bahwa kejenuhan belajar adalah kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehigga mengakibatkan timbulnya rasa
enggan, lesu, tidak bersemangat atau tidak bergairah untuk melakukan akivitas belajar.22
Kesimpulan
Penyebab utama kejenuhan belajar, karena cara mengajar yang
membosankan, terlalu lama dalam proses belajar mengajar dan banyak memberikan tugas – tugas kepada siswa.
Banyak penyebab yang membuat kurang konsentrasi dan bosan dalam mengikuti pelajaran beberapa penyebabnya yaitu kurangnya motivasi
dalam diri peserta didik, keadaan lingkungan yang mengalihkan perhatian dan tugas terlampau banyak.23
Kesimpulan
Pendidikan yang diberikan kepada anak baik itu dari keluarga dan sekolah, maupun lingkungan akan membentuk karakter dan masa depan anak
tersebut ibarat gelas yang diisi kebaikan, maka anak tersebut akan menjadi anak yang baik, namun ketika anak tersebut diisi dengan keburukan, maka
kita tau sendiri bagaimana masa depan dari anak tersebut.
2. Faktor-faktor penyebab kejenuhan belajar dan cara mengatasinya
Penyebab kejenuhan yang paling umum adalah keletihan yang melanda peserta didik, karena keletihan dapat menyebabkan munculnya rasa bosan
pada peserta didik yang bersangkutan. Selain itu, menurut Cross (1974) dalam bukunyaThe Psychologi of Learning, kejenuhan belajar juga dapat disebabkan oleh keletihan peserta didik. Keletihan peserta didik tersebut
dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indera, 2) keletihan fisik, 3) keletihanmental peserta didik.24
21
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ( Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 2.
22Thursan Hakim, Belajar secara Efektif (Cet, V; Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 62.
23E.P. hutabarat, Cara Belajar (Cet. II Jakarta: Bapak Gunung Mulia, 1998), h. 13-18.
24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Cet.III; Jakarta: Raja Grafindo Persabda, 2004),
h.180.
Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah Guru harus menghindarkan suasana kaku, tegang, apalagi menakutkan dan memberi soal yang terlalu sukar dan dalam proses belajar yang terlalu lama karena siswa akan merasa
jenuh dan bosan.
Adapun faktor-faktor penyebab keletihan mental peserta didik, yaitu:
a. Karena kecemasan peserta didik terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri.
b. Karena kecemasan peserta didik terhadap standar keberhasilan bidang-
bidang studi tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika peserta didik tersebut merasa bosan mempelajari bidang-bidang
tersebut. c. Karena peserta didik berada ditengah-tengah situasi kompetitif yang
ketat dan menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat.
d. Karena peserta didik mempercayai konsep kerja akademik yang optimal, sedangkan dia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya
berdasarkan ketentuanyang ia bikin sendiri.25
Adapun faktor-faktor yang umunya menyebabkan kejenuhan belajar,
sebagai berikut:
1) Cara atau metode yang tidak bervariasi
Seringkali peserta didik tidak menyadari bahwa cara belajar mereka,
sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi tidak berubah-berubah.
2) Suasana belajar yang tidak berubah-berubah
Setiap peserta didik ataupun mahasiswa membuatkan suasana yang
berbeda satu sama lain, suasana yang dibutuhkan setiap peserta didik atau
mahasiswa, tentu saja suasana lingkungan yang dapat menimbulkan ketenangan.
Karena suasana yang tidak pernah berubah-ubah akan menimbulkan kejenuhan
belajar.
25
ibid., h. 115.
3) Kurangnya aktivitas rekreasi atau hiburan
Dengan kurangnya aktivitas rekreasi atau hiburan dapat menyebabkan
prosesmental saat kita belajar dapat menimbulkan kelelahan dimana kelelahan
tersebut membutuhkan istirahat dan penyegaran. Aktivitas belajar sangat menyita
energi energi mental. Kelelahan yang ditimbulkan tidak terasa pada mental atau
pikiran saja, tetapi juga pada seluruh bagian fisik.
4) Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut pada saat
belajar
Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut pada saat belajar dapat menimbulkan kejenuhan belajar dengan intensitas yang kuat. Yang mana ketegangan tersbut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti: pelajaran tertentu dirasakan sulit, pelajaran-pelajaran tertentu diajarkan oleh pengajar yang ditakuti dan tidak disenangi, jumlah mata
pelajaran, dirasakan terlalu banyak karena sering menunda-nunda belajar.26
Kesimpulan
Siswa yang merasa dalam keadaan tertekan, karena banyaknya tugas – tugas yang diberikan dan sulit serta Guru yang ditakuti yang bisa membuat siswa
merasa bosan dan jenuh dalam proses belajar.
Ketegangan mental tersbut disebabkan banyak faktor diantaranya sebagai
berikut:
a) Pelajaran-pelajaran tertentu dirasakan sangat sulit. b) Pengajar yang kurang disenangi atau ditakuti c) Jumlah materi pelajaran yang dianggap terlalu banyak.
d) Takut gagal dalam ujian. e) Belajar secara mendadak karena biasanya belajar hanya dilakukan bila
ada ujian, dan lain-lain.27
26
Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, (Cet. II;
Bandung: Alfabeta, 2009), h. 15. 27
Ibid., h. 17.
Secara umum, faktor timbulnya kejenuhan belajar dibagi menjadi dua
komponen, yaitu kejenuhan mental menunjukkan kurang motivasi atau kesiapan
menghadapi sesuatu. Fisik menunjukkan kekurangan energi atau ketakutan yang
berhubungan dengan otot.
Muhibbin syah mengemukakan bahwa kejenuhan belajar itu lazimnya
dapat diatasi dengan menggunakan kiat-kiat antara lain.
(1) Melakukan istirahat dan konsumsi makanan dan minuman yang bergizi
dengan takaran yang cukup bayak. (2) Perubahan penjadwalan kembali jam dari hari-hari belajar yang dianggap
lebih memungkinkan peserta didik belajar lebih giat. (3) Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar peserta didik yang
meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari rak buku, alat-alat
perlengkapan belajar dan sebagainya sampai memungkinkan peserta didik merasa berada disebuah kamar baru yang lebih menyenangkan untuk
belajar. (4) Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar peserta didik merasa
terdorong untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
(5) Peserta didik harus berbuat nyata ( tidak menyerah tinggal diam) dengan cara mencoba belajar dan belajar kembali.28
Cara mengatasi kejenuhan belajar menurut Paryati Sudirman adalah
dengan membuat suasana baru, misalnya dengan memperbaharui suasana kamar,
mengubah posisi perabot kamar untuk menimbulkan nuansa baru dan membrikan
kesegaran, mengadakan rekreasi untuk mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang,
tertawa.
Selain itu ada beberapa strategi untuk mengatasi kejenuhan belajar
diantaranya adalah: 1. Ambillah inisiatif.
2. Berganti karir. 3. Kembalilah belajar memanfaatkan keahlian dalam bidang. 4. Menciptakan keseimbangan.29
28
Muhibbin Syah, Psikologi Dengan Pendekatan Baru (Cet. IX; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 116.
Bagaimana yang kita ketahui bahwa aktivitas sesuatu hal yang
menyenangkan jika dilakukan terus tanpa perubahan dalam waktu yang lama,
aktivitas tersebut akan membuat kita merasa bosan dan jenuh. Selanjutnya kita
akan merasa enggan, malas, lesu dan tidak bersemangat untuk melakukannya.
Demikian pula halnya dengan aktivitas belajar. Jika dilakukan dengan metode
yang tidak berubah-berubah, kita akan dihinggapi rasa bosan dan jenuh.
a) Mengadakan perubahan fisik diruang belajar.
Untuk mencegah dan mengatasi kejenuhan belajar dan juga menambah
motivasi belajar, perlu diadakan perubahan-perubahan dalam ruang belajar.
b) Menciptakan suasana baru diruang belajar
Pada umumnya ruang belajar yang tenang dan jauh dari kebisingan
merupakan tempat yang ideal untuk belajar namun ,jika hal ini dilakukan dalam
jangka waktu lama tanpa perubahan, mungkin saja kita hinggapi kejenuhan
belajar. Karena itu, sebaiknya coba ciptakan suasana baru dalam belajar dapat
dinetralisir.
c) Melakukan aktivitas rekreasi dan hiburan
Salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi kejenuhan belajar adalah
dengan jalan membuat renacana atau program aktivitas rekreasi dan refresing
yang dapat dilakukan setelah belajar secara kontinyu. Usahakan agar aktivitas –
aktivitas tersebut merupakan pengembangan hobby yang berbentuk keterampilan
tertentu dan bermanfaat pula menunjang masa depan.
29
Paryati Sudarman, Belajar Efektif di Perguruan Tinggi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2004) h. 116.
d) Hindarkan adanya ketegangan mental saat belajar.30
Ketegangan mental akan mebuat aktivitas belajar terasa jauh lebih berat
dan melelahkan. Ketegangan mental tersebut bila telah dialami dalam waktu lama
menimbulkan kejenuhan belajar yang sangat kuat. Adapun cara belajar yang
santai untuk menghindari atau mengurangi ketegangan dapat dilakukan dengan
cara:
1) Memperkecil seminimal mungkin kesulitan-kesulitan dalam pelajaran tertentu.
2) Usahakan untuk lebih memfokuskan perhatian kepada pelajaran yang diajarkan, bukan kepada pengajarnya.
3) Hindarkan kebiasaan untuk menunda-menunda waktu belajar yang hanya akan menyebabkan materi pelajaran yang belum dipelajari menjadi semakin berat.31
Kesimpulan
Tidak memberikan tugas yang terlalu sulit dalam pelajaran agar siswa bisa lebih mudah focus kepada pelajaran yang di ajarkan dan selalu memberikan pelajaran pada jamnya agar materi pelajaran tidak menumpuk dan tidak
membuat siswa kesusahan dalam belajar .
30
Ibid., h. 17. 31
Muhibbin Syah,op.cit., h. 25.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan
kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran secara cepat dan tepat
tentang.Strategi Guru Pendididikan Agama Islam dalam Mengatasi Kejenuhan
Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat Deskriktif
dan cenderung menggunakan analisis, proses dan makna (Perspektif subjek) Lebih ditonjolkan dalam Penelitian Kualitatif, landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan.32
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Dengan pertimbangan bahwa banyaknya siswa yang kurang focus dan jenuh
dalam belajar, maka dengan itu saya mengambil strategi guru Pend. Agama Islam
dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa dan guru di SMK
YPLP PGRI 1 Makassar
C. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:
1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
2. Kejenuhan Belajar Siswa
32
WinaSanjaya,Penelitian Pendidikan,(Bandung,Kencana Prenada Media Group,2013),h,47.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Strategi Guru PAI
Strategi Guru PAI yang dimaksud adalah cara memberikan sedikit
permainan, simulasi – simulasi yang terkait dengan materi belajar
dan pada saat tertentu ajak siswa belajar di luar kelas seperti di
taman, di Mushollah, di lapangan. Dalam memberikan pengarahan dan
pembelajaran.
2. Kejenuhan Belajar
Kejenuhan belajar siswa yang saya maksud dalam penelitian ini adalah
siswanya sering keluar masuk kelas dengan alasan buang air kecil,
buang sampah, dan cuci muka karna mengantuk dan ada juga teriak-
teriak sambil pukul-pukul meja, ada pula yang tidur dimeja pada saat
guru memberikan pembelajaran PAI.
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan strategi guru agama islam dalam mengatasi
kejenuhan belajar siswa dapat mengetahui kemampuan guru, juga mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan adanya strategi dalam
mengatasi kejenuhan belajar siswa, dengan cara seperti mengajak siswa
belaajr yang di selingi dengan sedikit tanya jawab agar siswa tidak merasa
jenuh dan bisa cepat memahami apa yang diajarkan oleh guru dan agar
guru lebih gampang untuk mengarahkan siswa dalam belajar agar lebih
mudah dipahami, karena kejenuhan belajar pada siswa yang kurang
menyukai pelajaran pendidikan agama islam ialah siswa yang sering
keluar masuk kelas dengan alasan buang air kecil, buang sampah, dan cuci
muka karna megantuk, maka dari itu belajar dengan metode yang
bervariasi dan belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman di ruang
belajar melakukan aktivitas, rekreasi secara berkala agar siswa tidak jenuh,
oleh sebab itu guru sangat berperan penting pada penigkatan prestasi
belajar siswa.
E. Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis sumber data, yakni data primer
dan data sekunder. Dibawah ini penulis akan menjelaskan maksud kedua jenis
data tersebut.
1. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang
melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara).
Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data
primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.33
33
HadariNawawi, Metode Penelitian Bidang sosial,(Yogyakarta Gadja Maa University
Press 2011),h, 117.
Menjadi data primer dalam penelitian ini adalah perwakilian siswa dari
setiap tingkatan baik kelas 1 maupun kelas 3 dengan mempertimbangkan
kebutuhan penulis dalam rangka melengkapi data penelitian. Dan guru mata
pelajaran pendidikan Agama Islam disekolah tersebut.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penunjang dari sumber pertama.34 Data ini berupa dokumen-dokumen sekolah
seperti keadaan geografis lembaga pendidikan, profile sekolah, struktur
kepengurusan sekolah, visi dan misi dan lain sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian menggunakan instrumen, penelitian sebagai alat bantu agar
kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur, dalam pengumpulan
data dilakukan dengan beberapa cara sebagai mana yang dikatakan. Suharsimi
Arikunto antara lain sebagai berikut:
1. Pedoman observasi
Pedoman observasi yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi
langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian,keadaan guru dan
keadaan siswa.
2. Pedoman Wawancara
34
SumadiSuryabrta, Metodologi Penelitian (Jakarta Raja Grafindo Persada, 1998),h, 85.
Pedoman Wawancara adalah pengamatan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan. Ciri
utama dari wawancara atau interview adalah kontak langsung dengan tatap muka
antara interview dan sumber informasi. Pedoman wawancara yaitu instrumen yang
berbentuk pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada responden. Dalam
hal ini yang diwawancarai adalah: Guru pendidikan Agama Islam.
3. Catatan dokumentasi
Catatan dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi adalah
metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, prasasti,
agenda dan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari dan
mengumpulkan data dan informasi tertulis dari informan yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Sehingga dapat memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan hasil-hasil penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat
dan mencatat fenomena yang muncul. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena social dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.35
Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati
perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat
dilakukan penilaian atas perubahan tersebut.
35
P. JokoSubagyo, Metode PenelitianDalam Teori dan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h ,63.
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang dipakai
dapat berupa lembar pengamatan, penduan pengamatan, dan lainnya.36 Data yang
diperoleh dari observasi adalah tentang situasi umum objek penelitian atau untuk
mencari data yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini
observasi digunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran peserta didik,
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, serta fasilitas atau sarana dan data
yang dapat menunjang kelengkapan penelitian ini.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau
lebih berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian.37
Lincoln and guba dalam buku Sugiyono mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan. 2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan. 3) Mengawali atau membuka alur wawancara. 4) Melangsungkan alur wawancara
5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah di peroleh.38
Dalam hal ini peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang
langsung ditujukan kepada guru dan beberapa perwaklian siswa dari setiap kelas
36
Husain Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,(Jakarta: Rajawali
Pres,2009), h, 51. 37
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek,(Jakarta: Bumi
Aksara,2013), h, 160. 38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 322
tentang Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barangtertulis. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hai
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.39
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencaridan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajaridan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.40
Dalam penelitian kualitatif, dalam melakukan analisis data terdapat
beberapa komponen sebagai berikut:41
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,
memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana
kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.
39
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.231
40Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2010), h.
246. 41
Sugiyono,op.cit., h.337.
2. Penyajian Data
Setelah peneliti melakukan reduksi data, langkah yang diambil selanjutnya
adalah menyajkan data yang diperoleh. Dalam penyajian datadilakukan ke dalam
bentuk uraian singkat atau teks dan lain sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.
Kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah
dirumuskan sebelumnya, akan tetapi ada kemungkinan tidak dapat menjawab
rumusan masalah tersebut. Karena rumusan masalah dalam penelitian yang
bersifat kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang nantinya setelah
peneliti berada di lapangan. Sangat diharapkan, kesimpulan dalam penelitian ini
merupakan temuan baru dari peneliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya
SMK YPLP PGRI 1 Makassar didirikan pada tahun 1985 dan pada saat
itu berlokasi di SMKN 1 Makassar di Jl. Andi Mangerangi No. 38 Makassar
dengan nama SMEA PGRI Ujung Pandang, Tahun 1990 membeli tanah dan
membangun sekolah sendiri yang berlokasi di Jl. Dg. Tata Blok II/E No. 31
A dengan luas tanah 2,382 M². kemudian di tahun 1993 SMEA PGRI
berubah nama menjadi SMK PPLP PGRI Makassar. Tahun 1995 berubah
kembali menjadi SMEA PGRI Makassar dan tahun 2001 telah berubah
menjadi SMK YPLP PGRI 1 Makassar hingga sekarang.
Letak kampus SMK YPLP PGRI 1 Makassar berada dipinggiran kota
yang cukup padat jumlah penduduknya. Hal ini merupakan salah satu faktor
yang menguntungkan dilihat dari segi jumlah calon siswa. SMK YPLP
PGRI 1 Makassar beralamat di Jalan Dg. Tata Kompleks Hartaco Indah
Blok II/E No. 31A. Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota
Makassar. SMK YPLP PGRI 1 Makassar terletang di Lintang -5.1839000
dan Bujur 119.4179000 dan sebelah Timur SD Inp. Hartaco Indah, sebelah
Barat Tanah Kosong, sebelah Utara Perumahan Dokter, sebelah Selatan
Jalan Perumahan.
Situasi dan kondisi SMK YPLP PGRI 1 Makassar sangatlah kondusif
karena tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga memungkinkan siswa
belajar dengan tenang tanpa adanya kebisingan dari lalu lalang kendaraan
bermotor. Selain dari itu juga masyarakat yang berada di sekitar lingkungan
sekolah sangat aman sehingga sangat mendukung terlaksananya proses
belajar mengajar dengan baik.
Proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, aman
dan lancer karena adanya beberapa faktor yang mendukung. Proses
pembelajaran dilakukan mulai dari pukul 07.15 s.d 14.00 setiap hari kecuali
pada hari Jumat yaitu pukul 07.15 s.d 11.30, kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum 2013. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah dalam mendukung maupun menampung minat dan aspirasi dari
siswa antara lain. kegiatan Pramuka, kegiatan PMR, kegiatan Marchin
Band, kegiatan Les Bahasa Inggris, kegiatan Futsal, kegiatan Kursus
Komputer, dll.
2. Visi dan Misi
1. VISI
Menjadi pusat pelatihan yang unggul berbasis local bertaraf
Nasional/Internasional, menghasilkan SDM yang Cerdas, Unggul,
Profesional, berimtaq dan berdaya saing tinggi untuk mengisi/membuka
lapangan kerja.
2. MISI
a. Menyiapkan tamatan yang siap kerja/membuka lapangan kerja.
b. Menyiapkan SDM yang berdayasaing tinggi, Cerdas, Profesional,
berimtaq dan menguasai iptek.
c. Mengembangkan pelatihan yang terstandar
d. Menjalin kerjsama dengan Du/Di dan Assosiasi untuk Uji Kompetensi
dan Sertifikasi Profesi.
3. Profil SMK YPLP PGRI 1 Makassar
Tabel 1.1
Profil Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar
1. Nama Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar
2. Nama Yayasan YPLP PGRI Tk. I Prov. Sul - Sel.
3. NSS 342196009003
4. NDS S 22084201
5.
No. Pokok Sekolah Nasional
(NPSN) 40307382
6. SK Pendirian
No. 458/KPTS/YPLP-PGRI/VII/85
Tanggal 1 Juli 1985
7. Akreditasi Terakreditasi "B"
10. Program Keahlian 1. Akuntansi
2. Administrasi Perkantoran
13. Waktu Belajar 07.15 - 14.00
14.
Alamat
a. Jalan
Jl. Daeng Tata Komp. Hartaco
Indah Blok II/E No. 31 A
b. Desa/Kelurahan Balang Baru
c. Kecamatan Tamalate
d. Kota Makassar
e. Provinsi Sulawesi Selatan
f. Nomor Telpon 0411 867901
g. Nomor Fax 0411 867901
h. Kode POS 90224
i. Website -
j. E-mail -
15. Luas Tanah 2,382 M²
16. Luas Bangunan 756 M²
17. Tanggal dan Tahun Berdiri 01 Juli 1985
20. Kondisi Lingkungan Sekolah Baik /Aman
21. Kondisi Fisik Bangunan Baik
Sumber data:SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 2019
4. Jumlah Guru
Tabel 2.1
Data Guru SMK YPLP PGRI 1 Makassar
NO Nama Jabatan Keterangan
1 Drs. Satturuddin Kepala sekolah PNS
2 Dra. Ratnah Farida Nuntung Wakasek sarana dan
prasarana
PNS
3 Dra hj. Nuradi Hawu Wakasek Kurikulum PNS
4 Najamuddin Wakasek Kesiswaan
5 Dra. Siti Sukmawati Guru akuntansi PNS
6 Dra. Hj. Hanisa Guru PAI PNS
7 Dra. Muhaina Guru PKN PNS
8 Hj. Nurlinda, S.Pd Guru Matematika Non-PNS
9 Evi Nurtavi A. Samir, S.Pd Guru Bhs. Indonesia Non-PNS
10 Kurniawaty Dusung, S.Pd Guru Akuntansi Non-PNS
11 Hasrawati Hasan, S.Pd Guru Bhs. Inggris Non-PNS
12 Rosmala, S.Pd Guru Bhs. Indonesia Non-PNS
13 Rahmawati Said, S.Pd Ketua jurusan Non-PNS
14 Ayu Arisna S.Pd Guru Bhs. Inggris Non-PNS
15 Nurlina S.Pd Guru Matematika Non-PNS
16 Drs. Abdullah Kaprodi akuntansi Non-PNS
17 Parno Kepala Tata Usaha Non-PNS
18 Nurlaila Tata Usaha Non-PNS
19 Iswanul S.Pd Guru Sejarah Non-PNS
20 A. Arwindah Wulandari Guru Akuntansi Non-PNS
21 Ardyansyah Putra.S, S.Pd Guru Kewirausahaan Non-PNS
22 Ir. A. Aisyah Mattalitti Guru Seni budaya Non-PNS
23 Muh. Zainul Abidin Guru Produktif Non-PNS
24 Wawan Bujang sekolah Non-PNS
Sumber data: SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 2019
5. JumlahSiswa
Tabel 3.1
Jumlah Keseluruhan Siswa SMK YPLP PGRI 1 Makassar
No. TP Prog. Keahlian Tingkat Jen. Kel.
JML L P
1. 2015/2016
AK
X 18 32 50
XI 26 40 66
XII 16 23 39
AP X 16 18 34
XI 10 14 24
XII 17 22 39
2. 2016/2017
AK
X 25 30 55
XI 18 32 40
XII 26 40 66
AP
X 14 27 41
XI 16 18 34
XII 10 14 24
3. 2018/2019
AK
X 19 41 60
XI 25 30 55
XII 18 32 50
AP
X 31 43 74
XI 14 27 41
XII 16 18 34
Sumber data: SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 2019
6. Sarana Dan Prasarana
Tabel 4.1
Sarana SMK YPLP PGRI 1 Makassar
No Jenis Ruangan/ Gedung Jumlah Kondisi
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
Ruangan Kelas untuk belajar
Ruangan Kepala Sekolah dan Wakil
Ruangan BP/BK
Ruangan Guru
Ruagan Praktek Komputer
Mushallah
WC/Kamar Kecil
perpustakaan
lapangan olahraga
Ruangan TU
Ruangan UKS
Ruang OSIS
Ruang Penjaga sekolah
kantin
12
1
1
1
2
1
6
1
3
1
1
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber data: SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 2019
Table 4.2
Prasarana SMK YPLP PGRI 1 Makassar
Sumber data: SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 2019
7. Tata Tertib Guru
1. Dalam menunaikan tugas, guru harus tetab bersikap dan berbuat sesuai
dengan kode etik guru
2. Guru yang bertugas mengajar seharusnya datang kesekolah selambat-
lambatnya pada waktu pelajaran dimulai
3. Guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama atau terakhir diharuskan
membimbing dan mengawasi siswa berdo‟a
No Inventaris Jumlah Kondisi
1. Meja peserta didik 230 Baik
2. Kursi peserta didik 250 Baik
3. Meja Guru 34 Baik
4. Kursi guru 34 Baik
5. Papan tulis 12 Baik
6. Lemari kelas 2 Baik
7. Meja kantor 8 Baik
8. Kursi tamu 1 Set Baik
9. Komputer 24 Baik
10. Wifi 1 Baik
4. Pada tiap pergantian jam mengajar, guru yang bertugas segera masuk
kedalam kelas dan tidak memberi peluang kepada siswa menjadi gaduh/
membuat keributan
5. Guru piket harus siap disekolah 10 menit sebelum jam pertama dan hingga
5 menit jampelajaran berakhir
6. Guru yang bertugas sebagai wali kelas bertanggung jawab untuk:
7. Ketertiban kelas
8. Kemajuan kelas
9. Disiplin kelas
10. Kebersihan kelas, keindahan, dan lain-lain
11. Pelaksanaan tata tertib dan pengisian rapor, serta sebagai staf pembantu
guru BP.
12. Pada waktu dinas, guru harus berpakaian seragam dinas yang rapi dan
bersih sesuai dengan kode etik jabatan guru
13. Tetap berpakaian dinas saat memberikan pelajaran tambahan pada hari-
hari libur
14. Guru yang memberi les private kepada siswa, harus atas izin kepala
sekolah
15. Guru dilarang membawa pulang alat-alat inventaris sekolah, kecuali
mendapat izin dari kepala sekolah
16. Guru tidak diperkenankan memberikan pelajaran diluar sekolah, kecuali
atas izin kepala sekolah
17. Peraturan tata tertib lainnya yang belum tercantum akan ditentukan
kemudian dan diatur menurut instruksi kepala sekolah
18. Pegawai tata usaha dalam melayani kepentingan siswa harus ramah dan
penuh tanggung jawab
19. Pengurus tata usaha harus dapat memelihara dan menjaga kebersihan dan
keamanan alat-alat kantor
B. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Belajar Mengajar
SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR
Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan
oleh guru dan peserta didik di dalam situasi tertentu. Mengajar atau lebih
khusus lagi melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah dan dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya,
akan tetapi mengajar itu merupakan sesuatu kegiatan yang semestinya
direncanakan dan didesain sedemikian rupa mengikuti langkah-langkah dan
prosedur tertentu.42 Dalam dunia proses belajar mengajar, yang disingkat
menjadi PBM, sebuah ungkapan popular kita kenal dengan: ”metode jauh
lebih penting dari materi”. Demikian pentingnya metode dalam proses
pendidikan dan pengajaran, sebuah proses belajar mengajar (PBM) bias
dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan
metode.43 Dikatakan pentingnya metode dalam proses pendidikan dan
pengajaran di karenakan penetapan metode dalam
perancangan pembelajaran merupakan inti dari disain pembelajaran.44
Pada bagian ini, peneliti ingin menyajikan hasil penelitian berupa data
yang diangkat dari hasil observasi dan wawancara (interview) yang penulis
adakan dengan kepala sekolah dan guru Pendidikan agama islam di SMK
42
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), h. 85 43
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 109.
44Hamzah B. Uno, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 3.
YPLP PGRI 1 Makassar tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa.
Pendidikan merupakan suatu proses komunikasi antara pendidik dan
peserta didik dalam pembelajaran yang disampaikan berupa isi/ajaran yang
secara seimbang agar tujuan dari Pendidikan itu sendiri dapat tercapai sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
memerlukan komponen yang mendukung proses Pendidikan yang
berlangsung dan salah satunya adalah guru, dimana guru harus menyadari
bahwa ia adalah komponen utama dalam system Pendidikan sekolah.
Relasiantara guru dan siswa merupakan relasi kewibawaan, artinya
suatu relasi yang dilandasi saling percaya, siswa percaya bahwa guru akan
mengarahkan siswa menjadi manusia yang baik dan guru juga percaya
bahwa siswa juga dapat dan mau diarahkan menjadi manusia yang baik.
Demikianlah guru juga diharapkan dapat mewujudkan empat unsure pokok
yaitu gagasan, usaha, rasa dan keutamaan guru menjadi satukesatuan yang
utuh yang menjadi cirri kepribadiannya dalam menyelenggarakan tugasnya
untuk memanusiakan manusia.
Akan tetapi kegiatan belajar bagi setiap individu tidak selamanya
dapat berlangsung secara wajar, biasanya lancer, biasanya tidak dan kadang-
kadang juga amat sulit. Dalam hal motivasi, kadang semangatnya tinggi
tetapi kadang juga sulit untuk konsentrasi, bosan, jenuh, tidak menarik dan
berbagai kesan negatif lain biasanya muncul saat mengomentari kegiatan
belajar, inilah salah satu yang menjadikan belajar jadi sesuatu yang tidak
diminati dan sangat mempengaruhi prestasi siswa.
Begitu juga di SMK YPLP PGRI 1 Makassar, dalam belajar
Pendidikan agama islam siswa juga masih banyak yang mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran tersebut sehingga kadang
mempengaruhi prestasi belajarnya.
Adapun cara yang harus dilakukan guru Pendidikan agama islam di
SMK YPLP PGRI 1 Makassar untuk menjadi pendidik yang baik maka
harus mempunyai strategi mengajar dalam mengatasi kejenuhan belajar
siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah Bapak Drs. H.
Satturuddin bahwa:
“strategi mengajar dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa yang dimiliki guru pendidikan agama islam ibu Hj. Hanisa, selalu ada
peningkatan dari tahun ke tahun selama beliau mengajar dan walaupun awalnya sangat sulit untuk mengubah kejenuhan belajar
siswa, akan tetapi sedikit demi sedikit mulai ada peningkatan. dikarenakan ibu Hj. Hanisa sudah memiliki banyak pengalaman dari mengajar dan kesabaran yang sangat besar”.45
Dari hasil wawancara peneliti terhadap guru Pendidikan agama islam
strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa yang dimiliki guru
tersebut beliau mengatakan ada 6 aspek dalam mengatasi kejenuhan belajar
siswa yang telah dipenuhi, yaitu:
45
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 2 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar.
1. Kemampuan dalam memahami peserta didik
Menguasai karakteristik peserta didik berhubungan dengan kemampuan
guru dalam memahami peserta didik. Anak memiliki karakteristik tersendiri
yang berbeda satu dengan yang lainnya baik dari segiminat, bakat motivasi,
daya serat mengikut pelajaran, tingkat perkembangan, tingkat intelegensi
dan memiliki perkembangan social sendiri. Berbagai pendapat tersebut
sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
Untuk itu anak diberikan kesempatan mendapatkan apa yang di
inginkan sehingga anak dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuan, bakat dan minatnya masing-masing serta perbedaan-
perbedaan juga harus diperhatikan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan agama islam
cara dalam memahami peserta didik pada mata pelajaran agama islam
menurut ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I yang mengatakan bahwa:
“Adapun cara yang dilakukan oleh saya selaku guru Pendidikan agama islam dalam kemampuan memahami peserta didik yaitu dengan cara mengamati tingkah laku peserta didik saat di sekolah maupun
dilingkungan tempat tinggal mereka serta menanyakan bagaimana perilaku peserta didik jika dirumah kepada orang tua/wali peserta didik.
Menurut beliau karakter peserta didik berbeda-beda, namun walaupun demikian pendidik selalu berusaha untuk tidak membeda-bedakan mereka dalam hal memberikan fasilitas belajar. Tetapi, jika ada peserta
didik yang memiliki karakter yang kurang baik, maka dia perlu diberikan perhatian khusus dari pendidik untuk memperbaiki karakter
anak tersebut”.46
46
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 2 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti, hal tersebut sependapat dengan
kepala sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar yaitu Bapak Drs. H.
Satturuddin, yang mengatakan bahwa:
“Dalam memahami kemampuan peserta didik ibu Hj. Hanisah S,Pd.I memberikan perhatiannya kepada peserta didik secara menyeluruh baik
mengamati didalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung maupun mengamati diluar lingkungan sekitar sekolah,
setiap siswa mempunya karakter yang berbeda-beda sehingga guru perlu sekali untuk memperbaiki karakter siswa yang kurang”.47
Adapun hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu siswa
di SMK YPLP PGRI 1 Makassar oleh Dwiyanti kelas XI, mengatakan
bahwa:
“Saya selaku siswa terkadang mengalami kesulitan belajar khususnya
mata pelajaran Pendidikan agama islam, ibu Hj. Hanisah S,Pd.I sering sekali mengunjungi saya dan menjelaskan kembali materi yang tidak
saya mengerti dan juga sering memberikan tugas tambahan agar saya bias belajar dirumah untuk mengulas kembali pembelajaran yang telah diajarkan. Beliau juga tidak membeda-bedakan siswa yang pintar
maupun yang kurang pintar, beliau selalu bersikap adil kepada siswanya, serta membantu siswa yang merasa kesulitan dalam
mengajar”.48
Adapun Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah Bapak Drs.
H. Satturuddin di sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar:
“bahwasanya memang dalam proses belajar mata pelajaran Pendidikan
agama islam, ibu Hj. Hanisah S,Pd.I mengembangkan atau mendalami serta memahami karakter siswa secara menyeluruh, baik itu dalam potensi akademik apabila ada siswa yang mempunyai kompetensi
akademik yang kurang beliau berusaha mengatasinya dengan cara pendekatan secara khusus terhadap siswa tersebut, biasanya apabila ada
peserta didik yang tidak paham atau tidak mengerti beliau mendekati
47
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 2 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar. 48
Wawancara dengan Dwiyanti Kelas XI, 2Agustus 2019 di Sekolah SMK YPLP PGRI 1
Makassar.
siswa tersebut dan menjelaskan kembali sampai siswa tersebut benar-
benar paham apa yang diajarkan”.49
2. Kemampuan dalam membuat perancangan metode pembelajaran
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
Teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standard
kompetensi guru. Guru hendaknya menyesuaikan metode pembelajaran
yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa dan memotivasi mereka
untuk belajar. Metode mengajar merupakan teknik-teknik menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, salah satu keterampilan guru yang memegang peranan
penting dalam pengajaran adalah keterampilan memilih metode.
Menurut peneliti sendiri, metode yaitu “cara yang digunakan oleh guru
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Makin tepat
metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin
efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Hj. Hanisah S,Pd.I bahwa:
“Metode mengajar tidak dapat diabaikan, karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu system
pengajaran. Kebaikan suatu metode itu sendiri juga terletak pada ketepatan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran, oleh karena itu
metode yang saya gunakan bervariasi, tergantung pada materi dan
49
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 2 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar.
kondisi siswa masing-masing kelas agar siswa tidak cepat bosan dan
lebih cepat memahami materi”.50
“Yang pendidik lakukan dalam menentukan strategi maupun metode di
dalam kelas, ibu Hj. Hanisah S,Pd.I terlebih dahulu mempelajari materi yang akan diajarkan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Adapun metode dan strategi yang saya gunakan dalam pembelajaran yaitu dengan metode ceramah, Tanya jawab, diskusi maupun demonstrasi. Penggunaan metode pembelajaran berbeda-beda pada
setiap materi yang dipelajari, contohnya saya menggunakan metode demonstrasi pada materi shalat ataupun wudhu agar siswa dapat praktik
secara langsung dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari karena apabila menggunakan metode caramah saja siswa tidak akan terlalu peham dengan materi yang diajarkan. Penggunaan metode dan strategi
sangat penting digunakan dalam proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswa pada materi yang akan disampaikan”.51
Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh Dwiyanti siswa kelas XI,
mengatakan bahwa:
“Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung ibu Hj. Hanisah S,Pd.I selalu menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, serta
diskusi, takjarang juga beliau menggunakan metode demonstrasi pada materi seperti saat praktik shalat atau pun praktik wudhu agar siswa dapat mengerti dan dapat peraktek secara langsung dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari”.52
Menurut peneliti jika seorang guru dapat menguasai teori dan
prinsip-prinsip pembelajaran maka akan lebih mudah lagi bagi guru untuk
menentukan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang dimampu sesuai
dengan kebutuhan siswa.
50
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 2 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 51
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 2 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 52
Wawancara dengan Dwiyanti Kelas XI, 2 Agustus 2019 di Sekolah SMK YPLP PGRI
1 Makassar.
3. Mengembangkan kurikulum
Guru sebagai pelaksana teknis Pendidikan dan penentu kebijakan
terhadap perubahan kurkiulum dengan segala formatnya, baik perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Seorang guru harus mampu mengelola kegiatan
pembelajaran, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksaan kegiatan
pembelajaran, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus
menguasai kurikulum, mulai darimerencanakan perangkat kurikulum,
melaksanakan kurikulum dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki
pemahaman psikologi pendidikan terutama terhadap kebutuhan dan
perkembangan siswa agar pembelajaran lebih bermakna dan tujuan
pendidikan dapat tercapai.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru pendidikan agama Islam
cara memahami perkembangan kurikulum menurut ibu Hj. Hanisah S,Pd.I
megatakan bahwa:
“Prinsip pengembangan kurikulum menurut ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I
yaitu yang pertama; kesesuaian, kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaian antara tujuan, isi, dan proses belajar hendaknya sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Karena pendidikan bertujuan tidak hanya untuk mempersiapkan peserta didik pada kehidupan sekarang, tetapi juga untuk mempersiapkan peserta didik
dalam kehidupan di masa yang akan datang. Kedua; fleksibel, kurikulum hendaknya dapat dilaksanakan dan di sesuaikan berdasarkan
kondisi daerah, kemampuan peserta didik, dan latar belakang peserta didik, karena latar belakang kondisi peserta didik itu berbeda-beda. Ketiga; berkesinambungan, karena proses belajar yang dialami peserta
didik belangsung secara berkesinambungan. Oleh karena itu, sebaiknya kurikulum juga berkesinambungan antara tingkat kelas dengan kelas
lainnya, jenjang pendidkan dengan jenjang yang lainnya, dan antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Dan yang keempat; praktis,
dalam hal ini yaitu mudah dilaksanakan dan tidak mempersulit guru dan
juga siswa”.53
Berdasarkan hasil wawancara, hal tersebut juga sependapat dengan
kepala sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar Drs. H. Satturuddin,
mengatakan bahwa:
“Dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I ialah kesesuaian antara tujuan, isi dan proses belajar
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa dan masyarakat, kurikulum dilaksanakan dan disesuaikan dengan kondisi
daerah dan kemampuan siswa karena kemampuan akademik siswa berbeda-beda, serta dilaksanakan secara berkesinambungan”.54
IbuHj. Hanisah, S,Pd.I juga sebelum pembelajaran dilaksanankan beliau
membuat atau menyusun silabus sesuai dengan kurikulum, serta merancang
rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi
ajar agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan
serta mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran. Kemampuan guru seharusnya mampu dilaksanakan oleh
guru, karena sangat menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
4. Kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik yaitu
guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
53
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 2 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 54
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 3 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar.
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru menyusun dan menggunakan
berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik siswa. Dalam bagian ini ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I selaku guru
pendidikan agama islam mengatakan bahwa:
“Bahwasanya dalam memulai pembelajaran pendidik harus memiliki beberapa criteria dalam kemampuannya melaksanakan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis. Pertama; membuka pelajaran, dalam membuka pembelajaran pertama-tama yang beliau lakukan adalah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memotivasi
siswa agar siswa mengerti apa yang akan dipelajari pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, disamping itu beliau juga
memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-harisiswa. Kedua; mengelola kegiatan belajar mengajar, dalam mengelola kegiatan belajar mengajar ibu Hj. Hanisah,
S,Pd.I menjelaskan materi secara rinci dan jelas dengan menggunakan Bahasa yang santai agar siswa dapat memahami apa yang disampaikan
oleh beliau. Ketiga; berkomunikasi dengan siswa, dalam berkomunikasi dengan siswa saya terkadang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, dan saya juga memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apa saja yang tidak dipahami. Keempat; mampu mengorganisasi kelas dan menggunakan waktu dengan baik. Kelima; mampu melaksanakan penilaian selama proses belajar mengajar
berlangsung dan melaksanakan penilaian pada akhir pelajaran. Dan yang terakhir; mampu menutup pelajaran, dalam menutuppelajaran,
saya biasanya menyimpulkan kesimpulan materi yang telah diajarkan atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, contohnya saya menyuruh dua atau tiga orang untuk menjelaskan atau menyimpulkan
materi yang telah saya ajarkan, serta biasanya saya juga memberikan tugas tambahan dirumah agar siswa dapat membuka bukunya kembali
dirumah”.55
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru
pendidikan agama islam ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I bahwasanya beliau
memang benar melakukan kegiatan menyimpulkan pembelajaran dengan
55
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 3 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
cara menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang
telah diajarkan dan diberikan tugas tambahan untuk dikerjakan dirumah.
Seperti yang telah dirumuskan dan ditegaskan kembali dalam rencana
peraturan pemerintah tentang guru, bahwa guru harus memiliki kompetensi
untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Oleh karena
itu, sebaiknya guru bisa menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan
usia dan tingkat kemampuan siswa sertahal-hal yang menarik bagi siswa,
hal ini bertujuan agar mereka tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Misalnya dengan menggunakan metode dan strategi yang biasa membuat
siswa aktif dalam kelas dan tidak merasa bosan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
5. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar
Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk
mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk mengetahui tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang sangat penting dari
sebuah proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh
pendidik. Guru melakukan evaluasi dengan maksud untuk mengaetahui
tingkat pemahaman siswa, mengetahui keberhasilan proses pendidikan,
mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dan untuk pengembangan
kurikulum. Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I selaku
guru pendidikan agama islam menyatakan bahwa:
“Evaluasi yang saya lakukan yaitu dengan memberikan ulangan harian,
Tanya jawab didalam kelas, pemberian tugas, UTS dan UAS. Jika ada siswa yang nilainya masih dibawah KKM maka saya akan memberikan soal remedial atau memberikan tugas untuk menambah nilai siswa
tersebut. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan”.56
Pendidik memanfaatkan hasil evaluasi tersebut untuk mengukur apakah
hasil pembelajaran telah tercapai atau belum, sebagai alat ukur apakah
proses belajar mengajar telah berjalan sesuai rencana atau belum, sebagai
alat untuk mengetahui kelemahan siswa, dan untuk mengetahui apakah
metode yang digunakan untuk mengajar tepat diterapkan atau tidak.
Dengan demikian, evaluasi harus diselenggarakan dan dimanfaatkan
untuk mengevaluasi seluruh proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Seorang guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar siswa
dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh dari evaluasi ini merupakan
umpan balik terhadap proses belajar mengajar, umpan balik tersebut dapat
dapat digunakan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar.
6. Kemampuan dalam mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Memfasilitasi pengembangan potensi siswa berarti membantu
pengembangan diri dan potensi yang dimiliki siswa, misalnya dengan
menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi siswa termasuk kreatifitasnya. Adapun hasil wawancara yang
56
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 3 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
dilakukan oleh ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I guru pendidikan agama islam
menyatakan bahwa:
“Dalam pengembangan potensi siswa khususnya dalam hal keagamaan
yang saya lakukan, misalnya dengan mendampingi siswa yang akan mengikuti kegiatan perlombaan keagamaan. Ekstrakulikuler keagamaan yang diadakan sekolah sudah tidak berjalan karena siswa sudah di
sibukkan dengan penambahan pelajaran yang diadakan oleh sekolah. Komunikasi yang terjalin antara saya dan siswa juga cukup harmonis,
hal itu dikarenakan cara komunikasi saya santai dan sering bercanda dengan siswa, namun walupun demikian siswa tetap menghormati beliau selaku pendidik di sekolah”.57
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar yaitu Bapak Drs. H. Satturuddin, guru pendidikan
agama islam ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I dan salah satu siswakelas XI dan
disertai pula dengan observasi peneliti terhadap strategi dalam mengatasi
kejenuhan belajar siswa guru pendidikan agama islam serta kegiatan belajar
mengajar agama islam dikelas bahwa strategi dalam mengatasi kejenuhan
belajar siswa yang dimiliki guru agama islam sudah cukup baik dalam
kemampuan dan mengelola kegiatan pembelajaran. Jadi strategi dalam
mengatasi kejenuhan belajar siswa guru itu sangat penting dan bermanfaat
bagi guru dalam mengelola pembelajaran siswa agar dapat secara langsung
memantau perkembangan siswadalam proses pembelajaran.
C. Gambaran Kejenuhan Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR
Gambaran kejenuhan belajar siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR
yang dimaksud ialah siswa yang sering keluar masuk kelas dengan alasan
57
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 3 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
buang air kecil, buang sampah, dan cuci muka karna mengantuk dan ada
juga teriak – teriak sambil pukul – pukul meja, ada pula yang tidur dimeja
pada saat guru memberikan pembelajaran PAI dan timbulnya rasa malas
yang berat untuk belajar, disaat belajar merasa kehilangan semangat dan
tidak bergairah, merasa sulit untuk berkonsentrasi disaat belajar, pelajar
yang tadinya rajin berubah menjadi malas dan prestasinya menurun, kadang
– kadang rasa malas tersebut sedemikian beratnya sehingga siswa merasa
seperti tidak mau belajar sama sekali, sebagaimana yang di katakana Ibu Hj.
Hanisah, S,Pd.I bahwa :
“Gambaran kejenuhan belajar siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR yang pertama kaitannya dengan kelas, penguasaan
kelas, saya merasakan memang banyak hal yang terkait dengan sikap anak – anak, masih kurang mendukung mata pelajaran PAI, karena pelajaran PAI bagi mereka ini masih belum di anggap
seperti kayak Matematika dan Bahasa Indonesia mereka masih memisahkan atau membedakan sehingga banyak siswa jika pelajaran PAI dimulai akan banyak alasan untuk tidak mengikuti,
jika pelajaran dimulai dengan alasan bermacam - macam seperti ada yang bermalas – malasan tidur di meja, ada yang bercerita
dengan temannya, dan bermain handphone walaupun sudah dilarang untuk tidak bermain handphone ketika pelajaran berlangsung”58
Berhasil atau tidaknya pendidikan dapat dilihat dari proses belajar
mengajar yang dilakukan. Oleh sebab itu, peranan guru yang sangat
mendasar adalah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar
semakin aktif belajar. Motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul
dalam peserta didik itu sendiri misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari
pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari guru, ingin
58
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 1 Januari 2020 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
mendapat nilai sebagai bukti “Mampu Berbuat”. Apalagi bila siswa
berkeinginan untuk melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi lagi, maka
pelajaran Pendidikan Agama Islam akan terus di peroleh, sehingga
pengamanan dan penguasaan materi pada tahap-tahap awal akan membantu
untuk tahap-tahap selanjutnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Dra.
Muhaina :
“Kejenuhan belajar dapat melanda peserta didik apabila ia telah
kehilangan motivasi dan kehilangan salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa sampai kepada tingkat keterampilan berikutnya,
selain itu, kejenuhan dapat terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaninya karena bosan dan keletihan, adapun yang menjadi gambaran kejenuhan belajar siswa yaitu sering
lupa yang telah di pelajari, bosan mengikuti pelajaran ketika pelajaran PAI berlangsung dan kurangnya konsentrasi dalam belajar, apabila guru
sedang menerangkan atau menjelaskan pelajaran”59
D. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kejenuhan
Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR
Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, perlu diterapkan yang
namanya strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa. Karena hal
tersebut dapat mengetahui kemampuan guru dalam mengajar terutama guru
pendidikan agama islam, selain untuk melihat kemampuan guru, juga
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa karena dengan adanya strategi
dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa dengan cara seperti mengajak
siswa belajar sambil bermain agar siswa tidak merasa jenuh dan
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan diantaranya
59
Wawacara dengan Dra. Muhaina, Guru Pendidikan Kewarganegaraan, Tanggal 1
Januari 2020 di Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
menghindarkan suasa kaku, tegang dan menyisipkan humor – humor yang
segar dan mendidik, membuat lingkungan belajar yang menggairahkan,
menciptakan suasana kelas yang nyaman, memberi semangat pada siswa
dan mengadakan refresing dan pada saat tertentu ajak siswa belajar di luar
kelas seperti di taman, di lapangan dan di Musollah. Agar siswa bisa cepat
memahami apa yang diajarkan oleh guru, agar guru lebih gampang untuk
mengarahkan siswa dalam belajar agar lebih mudah di pahami. Hal ini
serupa dengan yang dipaparkan oleh kepala sekolah Drs. H. Satturuddin
bahwa:
“Strategi merupakan syarat mutlak bagi seorang guru, apabila guru memiliki kompetensi maka ia akan menjadi guru yang professional
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan apalagi di masa sekarang ini, dan sering juga saya memanggil siswa yang merasa jenuh dalam belajar untuk memberikan tugas tambahan agar siswa bisa lebih
berprestasi, guru harus benar-benar memiliki kemampuan yang lebih dalam segala hal. Strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa perlu dimiliki oleh seorang guru apalagi guru pendidikan agama islam.
Karena hal ini terkait dengan proses belajar mengajar”.60
Guru pendidikan agama islam juga menanamkan strategi dalam
mengatasi kejenuhan belajar siswa di dalam proses mengajarnya karena bias
sangat membantu meringankan dalam proses pembelajaran, sebagaiamana
yang dikatakan ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I bahwa:
“Di dalam proses pembelajaran saya selalu menggunakan strategi yang
bisa membuat siswa agar tidak jenuh dalam belajar seperti mengajak siswa belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman dengan metode yang bervariasi mengadakan perubahan fisik di ruang belajar dan
melakukan aktifitas rekreasi secara berkala agar siswa tidak jenuh, mengatasi kejenuhan belajar siswa untuk membantu pengelolaan
60
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 4 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar.
pembelajaran yang saya ajarkan. Bagi saya sebagai seorang pendidik
memang sangat dianjurkan untuk menggunakan kompetensi ini, selain bisa lebih teratur dan tersusun juga bisa lebih santai dalam mengajar selama pelajaran berlangsung”.61
Strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa guru pendidikan
agama islam dalam mengajar di SMK YPLP PGRI 1 Makassar merupakan
salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang
pendidikan apapun, kompetensi-kompetensi lainnya adalah kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Menguasai karakteristik siswa disini juga berhubungan dengan
kemampuan guru dalam memahami kondisi siswa. Anak memiliki
karakteristik tersendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya baik dari segi
minat, bakat, motivasi, daya serap dan memiliki perkembangan social
sendiri. Berbagai perbedaan tersebut merupakan faktor yang ikut
mempengaruhi prestasi belajar anak. Oleh karena itu, didalam proses
pembelajaran Strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa itu sangat
penting, sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I bahwa:
“Strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa sangat penting
didalam proses pembelajaran, saya sangat merasakan disaat saya mengajar kemampuan saya benar-benar terlatih sehingga di saat saya sedang berdiri di depan kelas dihadapan siswa-siswa saya sudah tidak
merasa canggung atau tidak percaya diri karena sudah menerapkan strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa dalam pengelolaan
pembelajaran”.62
61
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 4 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar. 62
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 4 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru pendidikan
agama islam ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I benar-benar melakukan pembelajaran
dengan sangat santai dan tenang tetapi mudah di pahami oleh para siswa.
Disamping itu ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I juga benar adanya menanamkan
strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa didalam proses
pengajarannya.
Hal ini juga serupa dengan yang dilakukan guru pendidikan agama
islam di SMK YPLP PGRI 1 Makassar, penerapan ini sudah lama
diterapkan disekolah dalam mengajar siswanya seperti dalam hal melakukan
suatu perlombaan antar siswa dan untuk melatih kemampuan siswa dalam
Tanya jawab agar bisa mencapai prestasi, dan lomba yang sering dilakukan
yang diberikan oleh guru, yaitu: cerdas cermat, pembacaan puisi, tilawatil
qur‟an, dan qasidah, sekolah tersebut juga sangat mengutamakan prestasi
belajar siswa dan nilai akademiknya, banyak hal yang mempengaruhi
prestasi belajar, yaitu:
a. Prestasi Akademik Siswa
Prestasi belajar adalah harapan bagi setiap siswa yang sedang mengikuti
proses pembelajaran di sekolah serta harapan bagi wali kelas dan guru. Kata
prestasi belajar adalah suatu pengertian yang terdiri atas dua kata yaitu
prestasi dan kata belajar, dimana masing-masing mempunyai arti berbeda.
Prestasi belajar banyak didefinisikan, seberapa jauh hasil yang sudah di
dapat peserta didik dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran
yang diterima oleh waktu tertentu.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Drs. H. Satturuddin
mengatakan bahwa:
“Pada umumnya prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf untuk membandingkan dengan satu kriteria. Kemampuan bagi
siswa dalam pencapaian berpikir yang tinggi, harus dimiliki tiga aspek dalam prestasi belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Prestasi
belajar tersebut yang dinamakan prestasi akademik peserta didik”.63
Penjelasan kepala sekolah diatas sejalan dengan penjelasan ibu Hj.
Hanisah, S,Pd.I selaku guru pendidikan agama islam yang disampaikan
kepada penulis, bahwa:
“Prestasi belajar dikatakan baik apabila telah mencapai syarat criteria
ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan secara kualitas dikatakan baik apabila sudah mencapai kategori minimal baik. Prestasi akademik selain berbentuk angka atau nilai, juga diperoleh dari hasil perlombaan-
perlombaan dalam bidang penguasaan materi mata pelajaran”.64
Berdasarkan hasil wawancarai peneliti prestasi belajar siswa di
SMK YPLP PGRI 1 Makassar, dapat dipahami bahwa intelegensi
(kecerdasan) menjadi factor penentu dalam meraih prestasi belajar. Namun
intelegensi tidak ditempatkan pada faktor di urutan pertama. Hal ini
disebabkan karena fenomena yang terjadi anak yang berintelegensi tinggi
tidaklah menjamin prestasi yang optimal tanpa dukungan factor lain,
b. Pengetahuan peserta didik
63
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 4 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar. 64
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 4 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Pengetahuan awal siswa umumnya bersifat resisten, oleh karena itu
pengetahuan awal siswa harus benar-benar diperhatikan oleh guru sebelum
pembelajaran dimulai. Pengetahuan awal siswa merupakan gagasan-gagasan
yang terbentuk dari pembelajaran informal dalam proses memahami
pengalaman sehari-hari, sebagian besar dari gagasan-gagasan ini lebih
bersifat sebagai pengetahuan sehari-hari dari pada sebagai pengetahuan
ilmiah.
Sebagaimana yang diungkapakan oleh ibu Hj. Hanisah, S,Pd.I yang
mengatakan bahwa:
“Cara yang saya lakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori dan
kesimpulan adalah dengan mengingat kembali. Jadi siswa saya suruh untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta sederhana yang
dialami oleh siswa misalnya mengingat pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya, hal apapun yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, dalam hal ini siswa tidak hanya mengetahui, mengingat, tetapi
juga harus mengerti”.65
Dari hasil wawancara diketahui bahwa guru pendidikan agama islam
dalam mengukur pengetahuan siswa melalui membangkitkan ingatan siswa,
pemahaman terhadap materi yang disampaikan dan melalui penerapan serta
aplikasi.
c. Hasil Nilai
Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang siswa merupakan hasil
interaksi berbagai factor yang berasal dari dalam diri siswa maupun faktor
65
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 4 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
yang berasal dari luar diri siswa. Keberhasilan atau kegagalan siswa dalam
belajar, dapat ditunjukkan melalui prestasi belajar yang telah dicapai,
prestasi belajar adalah bukti usaha yang telah dicapai. Sebagaimana yang
dikatakan kepala sekolah Drs. H. Satturuddin bahwa:
“Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui keseluruhan penyelenggaraan pengajaran, bahkan terdapat hubungan timbal balik
antara penilaian pengajaran. Prosedur penilaian tertentu menuntut terselenggaranya program pengajaran yang sesuai, sebaliknya suatu pendekatan tertentu menuntut usaha-usaha penilaian yang tertentu pula.
Prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya; motivasi belajar, kesiapan siswa, ketekunan, kesanggupan
untuk memahami pelajaran, dan waktu yang tersedia untuk belajar”.66
Berbicara mengenai prestasi belajar, tidak akan lepas dari pembahasan
tentang proses belajar mengajar. Dari proses belajar mengajar akan
diperoleh suatu hasil, umumnya disebut dengan hasil pengajaran, atau
tujuan pembelajaran atau pun hasil belajar. Untuk memperoleh hasil optimal
dari proses belajar mengajar haruslah dilakukan secara sadar dan sengaja
serta terorganisir dengan baik. Hal ini juga ditambahkan oleh ibu Hj.
Hanisah, S,Pd.I selaku guru pendidikan agama islam, bahwa:
“Mengenai prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran pendidikan
agama islam sudah cukup baik. Saya katakan cukup baik karena sebagian besar nilai semester siswa pada mata pelajaran agama islam ini sudah sesuai dengan standar KKM yang ditetapkan. Walaupun ada
beberapa siswa yang tidak mencapai standar KKM disebabkan oleh faktor-faktor dari siswa yang sering tidak hadir dikarenakan sakit dan
kemampuan daya serap siswa yang berbeda dengan siswa lainnya”.67
66
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 4 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar. 67
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 4 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru agama islam di atas
diketahui hasil belajar belajar pendidikan agama islam siswa di SMK YPLP
PGRI 1 Makassar sudah cukup baik. Hal ini juga tidak lepas dari peran guru
dan guru agama islam dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar
merupakan tolak ukur keberhasilan guru dalam pembelajaran, tingkat
pencapaian hasil belajar siswa menjadi salah satu indicator keberhasilan
proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.
d. Menciptakam Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru,
diantaranya menghindarkan suasana kaku, tegang, apalagi menakutkan
dalam belajar, menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik, tidak
memberikan soal-soal yang terlalu sukar dan lain-lain.
Sebagaimana yang dikatakan kepala sekolah Drs. H. Satturuddin yang
mengatakan, bahwa:
“Angka kelulusan bukan jaminan peningkatan kualitas, tingkat kelulusan yang mencapai hamper 100% sekalipun. Sebagai praktisi pendidikan menjadikan angka kelulusan menjadi satu-satunya tolak
ukur mutu pembelajaran tentu tidak relevan, sebab itu bukan jaminan kualitas pendidikan meningkat. Banyak faktor yang mendukung suatu
kualitas atau mutu pembelajaran dapat terwujud, dan angka kelulusanhanya salah satu diantaranya”.68
Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa angka kelulusan di SMK
YPLP PGRI 1 Makassar termasuk tinggi, terutama pada mata pelajaran
pendidikan agama islam. Meskipun mata pelajaran pendidikan agama islam
68
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 4 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar.
bukanlah pelajaran yang masuk dalam ujian nasional namun mata pelajaran
pendidikan agama islam merupakan tolak ukur kemampuan siswa yang
menjadi pertimbangan dalam memberikan kelulusan.
e. Membuat lingkungan belajar yang menggairahkan dan mengadakan
refreshing
Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat mempengaruhi sikap
belajar siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi
dengan sesuatu yang menyegarkan dan memberi semangat pada siswa,
dinding kelas ditempeli dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang
mereka minati. Dan untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan, dan penat
dalam belajar, siswa diberikan suasana refreshing, caranya bisa dengan
menyertakan musik dalam ruangan belajar, memberikan permainan-
permainana, simulasi-simulasi yang terkait dengan materi belajar. Pada saat-
saat tertentu, ajak siswa belajar diluar kelas, seperti di taman, dilapangan,
dan lain sebagainya. Dalam hal ini kepala sekolah Bapak Drs. H.
Satturuddin mengatakan, bahwa:
“Saya akan terus selalu memberikan semangat kepada siswa saya dan juga dewan guru, lebih-lebih kepada wali murid yang sudah sangat
mendukung kegiatan yang dilaksanakan disekolah, kedepannya saya juga berkomitmen untuk selalu berupaya menambah prestasi untuk
sekolah ini, dengan cara menekankan segala pembelajaran kepada anak-anak kami dari kelas X hingga kelas XII terutama pada pelajaran pendidikan agama islam agar setiap ada perlombaan selalu meraih
prestasi yang baik dari pelajaran akademik maupun non-akademik”.69
69
Wawancara dengan H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 4 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar.
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh kepala sekolah, ibu Hj.
Hanisah, S,Pd.I selaku guru pendidikan agama islam juga mengatakan,
bahwa:
Untuk prestasi non-akademik di SMK YPLP PGRI 1 Makassar masih tergolong sangat rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya
semangat berkompetensi dalam bidang non-akademik seperti mengikuti lomba pidato, lomba tilawah, MTQ, dan sebagainya, jadi kedepannya
saya sangat berharap untuk lebih ditinggikan lagi minat belajarnya baik itu dalam bidang non-akademik”.70
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru
pendidikan agama islam di atas dapat dipahami bahwa perkembangan
prestasi belajar siswa selama diterapkannya strategi dalam mengatasi
kejenuhan belajar siswa sangat meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang prestasinya meningkat dari sebelumnya. Mental
bersaing atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, persaingan
ini sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
70
Wawacara dengan Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 4 Agustus 2019 di
Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan
tentang “Strategi guru pendidikan agama islam dalam mengatasi kejenuhan
belajar siswa SMK YPLP PGRI 1 Makassar” dapat diketahui bahwa strategi guru
mengatasi kejenuhan belajar pendidikan agama islam sangat berperan penting
dalam mengatasi motivasi belajar sehingga berpengaruh juga untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Strategi mengatasi kejenuhan belajar yang di miliki guru pendidikan
agama islam sudah cukup baik, untuk aspek memahami karakteristik siswa
masih sebatascara guru memahami karakteristik siswa, belum sampai pada
pemahaman guru terhadap karakteristik tersebut. Kemudian untuk aspek
kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan siswa dan dalam mengevaluasi pembelajaran guru
menggunakan model penilaian otentik. Serta guru mampu dalam
mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya walaupun masih terkendala dengan berbagai keadaan seperti
sarana dan prasarana yang kurang memadai serta masih terdapat siswa
yang kurang disiplin.
2. Gambaran Kejenuhan Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR di
bidang akademik meliputi pengetahuan, hasil nilai raport mengalami
peningkatan dengan adanya strategi mengatasi kejenuhan belajar siswa,
guru pendidikan agama islam berbicara mengenai prestasi belajar, tidak
akan lepas dari pembahasan tentang proses belajar mengajar. Dari proses
belajar mengajarkan diperoleh suatu hasil, umumnya disebut dengan hasil
pengajaran, atau tujuan pembelajaran atau pun hasil belajar. Untuk
memperoleh hasil optimal dari proses belajar mengajar haruslah dilakukan
secara sadar dan sengaja serta terorganisir dengan baik.
3. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kejenuhan
Belajar Siswa SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR, Dalam kegiatan belajar
mengajar disekolah, perlu diterapkan yang namanya strategi dalam
mengatasi kejenuhan belajar siswa. Karena hal tersebut dapat mengetahui
kemampuan guru dalam mengajar terutama guru pendidikan agama islam,
selain untuk melihat kemampuan guru, juga mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa karena dengan adanya strategi dalam mengatasi kejenuhan
belajar siswa ini guru lebih gampang untuk mengarahkan siswa dalam
belajar agar lebih mudah di pahami, selain itu strategi mengatasi
kejenuhan belajar ini juga berperan penting dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa karena jika strategi kejenuhan belajar di terapkan proses
belajar akan terstruktur sehingga membuat siswa nyaman dalam belajar
dan tidak gampang bosan.
B. Saran
Setelah peneliti menarik beberapa kesimpulan dari uraian-uraian dalam
skripsi ini, maka selanjutnya peneliti akan mengemukakan saran-saran sebagai
bahan pertimbangan untuk menerapkan dan mengembangkan hasil pikiran yang
diluangkan dalam skripsi dan mempunyai sumbangsi moril bagi masyarakat,
bangsa dan negara, antara lain:
1. Kepada kepala sekolah untuk selalu memberikan dukungan yang lebih
terhadap peningkatan strategi belajar pai
2. Kepada guru pendidikan Agama Islam hendaknya lebih kreatif lagi dalam
memilih metode dan strategi pembelajaran, agar siswa tidak merasa bosan
dan lebih tertarik dengan pelajaran pendidikan agama islam, serta guru
memberikan pembinaan yang lebih untuk mengembangkan potensi siswa
dalam bidang keagamaan, tidak hanya pada saat ada perlombaan saja.
3. Kepada siswa hendaknya lebih meningkatkan kembali keaktifan mereka
pada saat pembelajaran, siswa harus bisa memanfaatkan waktu saat
pembelajaran sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan siswa
hendaknya bisa mengamalkan ajaran agama islam tidak hanya sekedar
memahami teorinya saja.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an al-Karim Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar ( Bandung : Pustaka Setia, 1997), h. 11.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 109.
Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar,
(Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 15.
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran ( Cet, ll; Jakarta: Rineka
Cipta,2002), h. 172. Dwiyanti Kelas XI, Wawancara, 2Agustus 2019
E.P. hutabarat, Cara Belajar (Cet. II Jakarta: Bapak Gunung Mulia, 1998), h. 13-
18. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang sosial,(Yogyakarta Gadja Maa
University Press 2011),h, 117.
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 3. Hasbullah, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, ( Jakarta: Rajawali Pers,
2012 ) h. 304 Hj. Hanisah, Guru Pendidikan Agama Islam, 4 Agustus 2019 di Sekolah SMK
YPLP PGRI 1 Makassar. Husain Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,(Jakarta: Rajawali
Pres,2009), h, 51.
H. Satturuddin, Kepala Sekolah, 4 Agustus 2019 di Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek,(Jakarta: Bumi Aksara,2013), h, 160.
Kementerian Agama RI “Al-Quran Dan Terjemahnya” (Bandung, CV Penerbit
Diponegoro, 2005), h. 69
Lawrence E. Shapiro, Kiat-kiat Mengajarkan Emosional Anak, ( Jakarta:
Gramedia, 2000 ) h. 7 Lexy J.Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya,
2010), h. 246.
Muhaina, Guru Pendidikan Kewarganegaraan, Tanggal 1 Januari 2020 di Sekolah SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Cet.III; Jakarta: Raja Grafindo Persabda, 2004),h.180.
Muhibbin Syah, Psikologi Dengan Pendekatan Baru (Cet. IX; Bandung: Remaja
Rosda karya, 2004), h. 116.
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), h ,63. Paryati Sudarman, Belajar Efektif di Perguruan Tinggi, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media 2004) h. 116.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ( Jakarta: Rineka Cipta,2004), h. 2.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 322
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.231
Sumadi Suryabrta, Metodologi Penelitian (Jakarta Raja Grafindo Persada, 2007),h. 85.
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), h. 85
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cita, 2013),
h. 5-6. Thursan Hakim, Belajar secara Efektif (Cet, V; Jakarta: Puspa Swara, 2005),h.62.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet. I; Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persabda, 2006), h. 141. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet, IV: Jakarta :Kencana, 2011),
h.299.
Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006), h.124.
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Bandung, Kencana Prenada Media Group,2013),h,47.
L
A
M
P
I
R
A
N
D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I
1. Gambar Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam
2. Gambar Wawancara Guru PKN
3. Gambar Memberikan Tugas Ke Siswa
4. Gambar Memberikan Tugas Ke Siswa
RIWAYAT HIDUP
DARNIATI, lahir di Makassar pada tanggal 11 April 1990 yang
merupakan buah hati dari pasangan Nasir (ayah) dan Darwanti
(ibu) dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
Memulai awal pendidikan pada tahun 1997 di SD MADRASAH IBTIDAYYAH
BANTA BANTAENG dan tamat 2003. Setelah lulus di sekolah dasar
melanjutkan pendidikannya di SMP NEGERI 1 BOTOMARANNU dan tamat
2006. Kemudian setelah lulus di SMP NEGERI 1 BOTOMARANNU, lalu
melanjutkan pendidikannya di SMA YAPIP MAKASSAR mulai dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2009. Setelah lulus di SMA, kemudian melanjutkan
pendidikannya pada tahun 2015 di perguruan tinggi swasta yaitu UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang pada akhirnya dapat menyelesaikan study Strata Satu (S1) di
tahun 2020.