strategi framing hti, fpi dalam aksi damai 411:...
TRANSCRIPT
STRATEGI FRAMING HTI, FPI DALAM AKSI DAMAI 411:
PERSPEKTIF GERAKAN SOSIAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
MOH. FAISAL ASADI
1112111000047
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
STRATEGI FRAMING HTI, FPI DALAM AKSI DAMAI 411:
PERSPEKTIF GERAKAN SOSIAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
MOH. FAISAL ASADI
1112111000047
Di bawah bimbingan
M. Hasan Ansori, Ph.D
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
STRATEGI FRAMING HTI, FPI DALAM AKSI DAMAI 411:
PERSPEKTIF GERAKAN SOSIAL
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain (plagiarisme),
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 22 Maret 2018
Moh. Faisal Asadi
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Moh. Faisal Asadi
NIM : 1112111000047
Program Studi : Sosiologi
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
STRATEGI FRAMING HTI, FPI DALAM AKSI DAMAI 411:
PERSPEKTIF GERAKAN SOSIAL
dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Ciputat, 22 Maret 2018
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si M. Hasan Ansori, Ph.D
NIP:197609182003122003 NIP:
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
STRATEGI FRAMING HTI, FPI DALAM AKSI DAMAI 411:
PERSPEKTIF GERAKAN SOSIAL
Oleh:
Moh. Faisal Asadi
1112111000047
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
22 Maret 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.
Ketua Sekretaris
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr. Joharotul Jamilah, M.Si
NIP:197609182003122003 NIP:196808161997032002
Penguji I Penguji II
Saefuddin Asrori, M.Si Husnul Khitam, M.Si
NIP:197701192009121001 NIP:198308072015031003
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 22 Maret 2018
Ketua Program Studi Sosiologi,
FISIP UIN Jakarta
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si
NIP:197609182003122003
v
ABSTRAK
Skripsi ini mengulas gerakan sosial di Indonesia yang secara khusus
mengenai “Strategi Framing HTI, FPI dalam Aksi Damai 411: Perspektif Gerakan
Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi yang digunakan oleh
ormas keislaman (HTI, FPI) yang berada dibawah payung GNPF-MUI dalam
memprotes pernyataan Basuki Tjahya Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu
terkait surat Al-Maidah ayat 51.
Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif. Teori yang
dipakai sebagai pondasi dalam penelitian ini adalah teori framing strategy
(strategi pembingkaian), dan fokus pada teorinya David A. Snow „frame
alignment process’ (proses penyejajaran bingkai). Teori ini meliputi;
penyembatan bingkai (frame bridging), penguatan bingkai (frame amplification)
yang meliputi amplifikasi nilai (value) dan keyakinan (belief). Amplifikasi
keyakinan meliputi; (a) keseriusan isu yang diangkat; (b) lokus sebab – akibat
atau kesalahan; (c) lawan atau target utama dalam aksi kolektis; (d) kemungkinan
(peluang) perubahan atau efektifitas aksi kolektif; (e) pentingnya dan kewajiban
untuk ambil bagian dalam aksi. Selanjutnya, perluasan bingkai (frame extension)
dan yang terakhir mengenai peran berbagai media dan sosial media dalam
membantu mengabarkan berbagai framing diatas.
Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa pertama, frame bridging
berisikan tentang nilai – nilai masyarakat yang tertanam seperti fanatisme atau
fundamentalisme agama Islam seperti kecintaan terhadap agamanya yang bisa
membuat semangat juang masyarakat berkobar untuk terjun langsung ke
lapangan. Oleh sebab itu, ketika kitab sucinya dinistakan oleh sang penista agama
(Ahok) maka masyarakat terpanggil hatinya untuk ikut aksi damai 411.
Kedua, penyegaran tafsiran atau penjelasan frame amplification dalam aksi
damai 411 yakni mengangkat nilai-nilai ketidak-adilan yang sering disuarakan
oleh para peserta aksi (value amplification). Sedangkan (belief amplification)
yaitu; (a) seriusnya persoalan isu atau masalah penistaan agama yang diangkat;
(b) sebab-akibat dan persoalan mendasar dalam aksi damai 411; (c) Ahok sebagai
target utama dalam aksi; (d) adanya hasil dari dilangsungkannya aksi kolektif,
seperti ditangkap dan dipenjarakannya Ahok; (e) adanya rasa kecintaan ummat
muslim terhadap agama yang di cintainya dengan cara melibatkan diri dalam aksi
damai 411.
Sedangkan,ekstensi/perluasan bingkai (frame extension). Pembingkaian ini
berupaya memperluas kumpulan pengikut dengan cara memotret tujuan yang
awalnya masalah penistaan agama kemudian diangkat isu lain, seperti; Sumber
Waras, Reklamasi Teluk Jakarta, penggusuran rumah yang tidak manusiawi, dan
sifatnya Ahok yang sangat arogansi, tetapi kunci utamanya masih tetap masalah
penistaan agama sehingga keterlibatan partisipan makin besar.
vi
Ketiga,adapun media atau saluran yang digunakan untuk membantu
mengabarkan berbagai framing atau isu yang diangkat dengan massa, antara lain:
media sosial (BBM, Whatsapp, Facebok, Instagram, Line), media cetak (buletin
dan pamflet), media informasi (radio), cyber muslim/cyber army, door to door,
khutbah/mimbar jum‟at, website resmi, organisasi dan juga hubungan personal.
Kata kunci: aksi damai 411, penistaan agama, framing strategy.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan limpahan kesehatan, rahmat nikmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
FRAMING STRATEGI DALAM AKSI DAMAI 411. Shalawat beserta salam
semoga tetap tercurah limpahkan atas keharibaan junjungan kita yakni Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya, karena dengan jerih
payahnya kita dapat terangkis dari alam kebodohan menuju alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan yakni adanya Addinul Islam.
Terima kasih yang tiada tara untuk seluruh keluarga tercinta, terutama
Bapak dan Ibu (Ach. Fathoni dan Su‟adah). Kalian telah memberikan segala
bentuk dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terlebih-lebih
bagi ibu yang selalu menanyakan dan mewanti-wanti agar skripsi yang penulis
kerjakan cepat terselesaikan. Terima kasih juga kepada adik tercinta „Nuri
Wildatus Shofiyah‟ dan adik kebanggaan „Ilma Inayah Diana‟ yang selama ini
selalu memberikan support, memotivasi beserta memberikan kasih sayangnya
kepada penulis.
Skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis juga berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah dengan segala kerendahan hati,
perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Sosiologi
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Joharotul Jamilah, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi
Sosiologi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak M. Hasan Ansori, Ph.D., selaku pembimbing penulisan skripsi ini,
berkat ketelitian, kesabaran dan keikhlasannya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas waktu dan jasa, baik moril
maupun pokok pikiran yang beliau berikan.
5. Seluruh jajaran Dosen Program Studi Sosiologi Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas ilmu
yang diberikan selama ini, baik dari segi pengetahuan teori maupun
praktek di lapangan.
6. Para staff pengurus Bidang Akademik dan Bidang Administrasi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima
kasih telah mempermudah penulis dalam pengurusan administrasi.
7. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan berbagai rujukan
sehingga mempermudah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
8. Para informan baik dari ormas FPI, HTI, HMI dll. Terima kasih telah
memberikan data yang penulis butuhkan selama penelitian ini
berlangsung.
9. Kanda-kanda primordial (Madura), Kanda Abdus Saleh Meller, Kanda
Sabran Sanaf, Kanda Idris Hemay, Kanda Helmiyono, Kanda
Habiburrahman, Kanda Suhardi, Kanda Aji, Kanda Kurniadi, Kanda
Supriyono Hemay dan Kanda Wahid Mannan.
10. Terima kasih juga kepada Yunda Nia Trisnawati, Yunda Suliyati Sanaf,
dan Yunda Atifatul Uyun yang sering memeberikan support kepada
penulis supaya cepat menyelsaikan skripsi strata (S1) ini.
11. Kawan-kawan sosiologi angkatan 2012 baik kelas A dan B, Doyok, Galih,
Faisal Macan, Albi, Farhan, Lukman, Ara, Hartadi, Reza (Wota), Hanif,
Ucok, Fajrul, Rifki, Roby, Derinah, Bintu, Yossy, Desy, Ayu brose, Ayu
Fitri, Mita, Ratu, Fala, Rahmi, dan lainnya tidak bisa disebutkan satu
persatu. Terima kasih, kita semua pernah berada dalam satu naungan
dalam menimba ilmu di FISIP UIN Jakarta.
12. Luapan terima kasih kepada Muhammad Lutfi (Govay) dan Rusydan
Fathy yang selama ini datang ke kosan untuk membangkitkan ghiroh
penulis ketika penulis dirundung rasa malas yang berlebihan.
13. Tak lupa, terima kasih banyak kepada Kanda dan Yunda HMI Cabang
Ciputat, terlebih HMI Komisariat FISIP UIN Jakarata, Kanda Ali Wafa,
Kanda Sulaiman, Kanda Haikal, Kanda Wira, Kanda Ulumuddin, Kanda
Ican Fajri, Yunda Bibah dan lainnya. Terima kasih kalian telah
x
memberikan sebuah pengetahuan akan pentingnya berorganisasi, semoga
bendera HMI semakin berkibar di FISIP dan yakinlah usaha sampai
(YAKUSA).
14. Kawan-kawan KKN JARIYAH, Santi Ferdiana, Eka Stefany, Dwi Aryani,
Awal, Irsyad, Dedi, Bli, Faris, Ana, Leni, Iki, Arfan, Aziz, Acus dan Acil
yang selama sebulan telah menemani penulis di Desa Citaringgul dan
menjadi teman sampai saat ini.
15. Kawan-kawan sengakatan dari kampung Halaman, Wawan, Walid, Ulam,
Khairil, Supaili, dan Redy M (selaku taretan tibhi‟). Terima kasih kalian
masih solid ketika penulis ajak ngopi bersama.
16. Terima kasih banyak buat kawan-kawan se-kosan, Bambang, Hendri,
Rifki, dan Muniri yang selama ini telah menemani penulis dalam
mengarungi hidup baik suka dan duka di Kampung Utan Nurul Huda.
17. Terlebih kepada teman sekamar waktu di Ma‟had, Nursilam (Serang),
Randi (Tasikmalaya), dan Roni (Karawang). Terima kasih kalian telah
memberikan pengetahuan tentang budaya-budaya di daerah kalian.
18. Terakhir, terima kasih kepada para junior, Rijal, Mila, Nita dan Aini yang
selama ini juga menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ciputat, 22 Maret 2018
Moh. Faisal Asadi
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bersatunya Ormas Keislaman dalam Aksi Damai 411 ............ 5
Gambar 2.1. Pengarahan dari Habieb Rizieq Shihab .................................... 39
Gambar 2.2. Suasana Sholat Jum‟at para Peserta Aksi Damai 411 didalam
Masjid Istiqlal .......................................................................... 40
Gambar 2.3. Laskar FPI Menjadi Pagar Pembatas Antara Massa dengan
Barikade Polisi ......................................................................... 42
Gambar 3.1. Tuntutan Terhadap Penista Agama .......................................... 64
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................... iv
ABSTRAKSI ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ................................................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
E. Kerangka Teori ........................................................................ 17
F. Metode Penelitian .................................................................... 26
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 29
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Proses Lahirnya GNPF-MUI ................................................... 31
B. Kondisi dan Dinamika Sebelum aksi Damai 411 .................... 32
C. Kondisi dan Dinamika Pada Saat Aksi Damai 411 ................. 38
D. Kondisi dan Dinamika Pasca Aksi Damai 411 ........................ 42
xiii
BAB III FRAMING ALIGNMENT GNPF-MUI DALAM AKSI DAMAI
411
A. Strategi Frame Bridging GNPF-MUI ...................................... 45
B. Strategi Frame Amplification dan Frame Extension GNPF-MUI
1. Frame amplification ........................................................... 48
1.1. Amplifikasi Nilai ........................................................ 49
1.2. Amplifikasi Keyakinan ............................................... 52
2. Frame Extension ................................................................ 61
C. Peran Media dan Sosial Media dalam Membantu Mengabarkan
Berbagai Framing Yang Diangkat GNPF-MUI dalam Aksi
Damai 411 ................................................................................ 64
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Demokrasi merupakan terjadinya distribusi kekuasaan dalam hubungan
antara yang memerintah dengan yang diperintah atau antara suatu pemerintahan
dengan rakyatnya. Namun demokrasi bukanlah sekedar distribusi kekuasaan,
tetapi suatu keharusan dalam memenuhi kriteria keadilan dan moral dalam
kehidupan bernegara (Himawan, 2016:53). Ditinjau dari asal kata, demokrasi
berasal dari kata Yunani demos berarti “rakyat” dan kratos/kratein berarti
“kekuasaan/berkuasa”, sehingga demokrasi berarti “rakyat berkuasa” atau
“government or rule by the people” (Budiardjo, 2005:50). Hal ini senada dengan
Soebiantoro (1998) yang mengemukakan bahwa demokrasi adalah rakyat
mempunyai kekuasaan, dan pemerintah diberi mandat oleh rakyat (dengan
demikian mempunyai kekuasaan) untuk menjalankan pemerintahan (h. 113).
Demokrasi sendiri menurut Charles Tilly dikelompokkan menjadi empat
dimensi. Pertama, “dimensi konstitutional” dimana suatu sistem demokrasi
didefinisikan oleh kelengkapan kerangka legal jaminan infrastruktur demokrasi.
Kedua, “dimensi prosedural” menekankan pada praktek-praktek kenegaraan
sempit terkait keabsahan suatu proses demokratik. Ketiga, “dimensi subtantif”
dimana demokrasi dikondisikan sebagai sarana mencapai suatu tujuan subtantif
masyarakat seperti kesejahteraan sosial, keadilan, keamanan, dan perdamaian.
2
Keempat, “dimensi berorientasi pada proses” yang menekankan pada kualitas
partisipasi efektif publik, kesempatan yang setara dari segala elemen-elemen
masyarakat, akses dan kontrol publik dalam pengambilan kebijakan strategis
(Herry Priyono, 201:49).
Tetapi, pada awalnya demokrasi dimaknai sebagai bentuk pemerintahan
yang dilawankan dengan bentuk monarki dan aristokrasi. Sehingga menjadi
Contradictio Interminus apabila pada waktu itu disebut adanya negara kerajaan
demokrasi, yang mana bentuk ini baru dikenal pada perkembangan demokrasi
dewasa ini. Republik adalah cermin satu-satunya dari pemerintahan demokrasi
(Harjono, 2009:20).
Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, merupakan
satu contoh negara demokrasi yang masyarakatnya mayoritas Muslim. Terlepas
dari kontroversi dan beberapa kekurangan yang dimilikinya, Indonesia bisa
dikatakan telah berhasil menegakkan sistem demokrasi dengan baik.
Semarak reformasi dan demokrasi yang dianggap bangsa Indonesia
memungkinkan kontestasi ideologi secara terbuka lebar. Dalam ruang demokratik
itulah warga memperoleh kesempatan untuk merasakan, mengalami dan menilai
sejauhmana otentitas dan efektifitas era baru dan sistem baru – pula bagi
kemaslahatan publik. Ekspresi bentuk nyata dari Civil Society pada era ini
ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan Islamisme yang tercermin dalam
gerakan salafi sebagai upaya untuk melindungi NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia).
3
Gerakan salafi berkembang pesat sejak lengsernya kepemimpinan Soeharto.
Pertumbuhan komunitas-komunitas salafi menandai kecendrungan baru dalam
aktivisme Islam di Indonesia. Meski memperlihatkan identitas yang berbeda dan
ambisi untuk kembali kepada apa yang mereka sebut “Islam murni”, sebagaimana
dipraktekkan oleh salaf as-shaleh (pendiri dahulu yang shalih) mereka
mengusung pendirian kesunyian apolitis. Perhatian mereka terutama pemurnian
tauhid dan beberapa isu lain yang berpusat pada seruan untuk pembaruan praktek
keagamaan yang ketat dan akan mengembangkan integritas moral pribadi-pribadi
(Hidayat, 2012:116).
Pertumbuhan gerakan ini tentunya ditopang oleh keadaan pada era reformasi
yang terbuka lebar. Seperti yang diutarakan oleh Hidayat (2012) bahwa pada era
ini keran politik terbuka lebar yang menjamin kebebasan berekspresi bagi
individu maupun sebuah kelompok. Sehingga, pada era ini organisasi massa dari
segala elemen mulai muncul, dan kebanyakan organisasi massa yang muncul
adalah berbasiskan Islam seperti, Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI), Laskar Jihad, Majlis Mujahidin Indonesia (MMI), Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) (h. 117).
Selain itu, dalam dua dekade terakhir ini organisasi massa yang berbasiskan
keislaman tersebut memiliki cheks and balances system dalam mengontrol sebuah
kebijakan maupun menjaga keteraturan NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia). Fakta terbaru bisa terlihat dari adanya Aksi Damai 411 (gerakan aksi
bela Islam jilid – 2) yang dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam (FPI, HTI,
dll) yang berada dibawah payung GNPF-MUI dalam memprotes pernyataan
4
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan gerakan tersebut merupakan salah satu
gerakan keislaman terbesar yang pernah terjadi di Indonesia setelah gerakan 98
yang dipelopori oleh mahasiswa dan civil society dalam meruntuhkan rezim
otoriter (Soeharto) yang berkuasa pada waktu itu.
Aksi Damai 411 November merupakan aksi turun lapangan yang dilakukan
masyarakat Indonesia untuk memprotes pernyataan resmi Gubernur DKI Jakarta
terkait surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu bahwa “jangan percaya sama
orang, kan bisa dalam hati kecil bapak/ibu gak bisa pilih saya “ya kali dibohongi
pakai surat Al-Maidah ayat 51 macem-macem itu”. Itu hak bapak/ibu, jadi kalau
bapak/ibu perasaan gak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin
gitu ya, tidak apa-apa. Karena ini panggilan hati pribadi bapak/ibu, biarkan
program ini jalan saja. Jadi bapak/ibu tidak usah merasa tidak enak dalam
nuraninya tidak pilih Ahok dan tidak suka sama Ahok”. Youtube @PemprovDKI
(https://www.youtube.com/watch?v=MNdJv3ZAqQE&t=16s).
Pernyataan di atas tersebut menimbulkan polemik dan banyak mendapatkan
respon negatif dari masyarakat tidak terkecuali ormas – ormas Islam di Indonesia.
Seperti yang diutarakan oleh Habib Ali bahwa “FPI-lah yang menjadi garda
terdepan menentang pemimpin kafir naik ke tampuk kekuasaan gubernur waktu
itu dan mengutuk keras sang penista agama” (Wawancara dengan Habib Ali
Alatas, 16 November 2017). Oleh karenanya ormas Islam (FPI) menyeru kepada
seluruh ormas Islam lainnya tak terkecuali masyarakat secara umum untuk
melakukan Aksi Bela Islam di Jakarta untuk meminta keadilan mengusut tuntas
5
kasus penistaan agama, sehingga aksi yang bertepatan hari jum‟at tersebut kota
Jakarta menjadi lautan manusia.
Indopress mencoba menghitung berapa sebenarnya estimasi jumlah
pengunjuk rasa menggunakan aplikasi google earth. Maka ditemukan jumlah
pengunjuk rasa pada Aksi Damai 411 November yaitu sebanyak 2.245.200 jiwa,
jika pengunjuk rasa memiliki berat badan 75-100kg. Pendemo berjumlah
2.806.500 jiwa, jika massa pendemo berberat badan 60-75kg. Atau sebanyak
3.367.800 jiwa, jika berat badan massa pendemo dikisaran 45-60kg
(Abdurrahman Djaelani, “EKSLUSIF – Benarkah 2,3 juta pengunjuk rasa
mengepung istana?” yang diakses pada tanggal 10 Januari 2017.
(https://www.indopress.id/article/nasional/eksklusif-benarkah-23-juta-pengunjuk-
rasa-mengepung-istana).
Gambar I.1. Bersatunya Ormas Keislaman dalam Aksi Damai 411
Sumber: Indopress.id
6
Senada dengan Indopress, Ust. Eko menuturkan bahwa “ jumlah aksi damai
411 sekitar 2-3 juta, saya hanya mengklaim dikarenakan saya tidak mempunyai
alat hitung untuk melihat massa dalam aksi damai 411 dan saya melihatnya dari
daftar hadir yang diperlihatkan oleh panitia” (Wawancara dengan Ust. Eko
Herdanto, 28 November 2017).
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik pada aspek framing
strategy yang lebih fokusnya pada frame alignment processes (proses
penyejajaran bingkai) yang didalamnya meliputi; frame bridging, frame
amplification, dan frame extension. Hal itu dikarenakan pada penelitian-penelitian
sebelumnya mengenai gerakan keislaman belum ada yang memakai teori gerakan
sosial yang lebih spesifik fokus pada aspek framing apalagi frame alignment
processes. Sehingga penulis merasa tertarik menggunakan teori tersebut dalam
penelitian “Strategi Framing HTI, FPI Dalam Aksi Damai 411: Perspektif
Gerakan Sosial”.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana strategi frame bridging HTI, FPI dalam aksi damai 411?
2. Bagaimana strategi frame amplification dan frame extension HTI, FPI
dalam aksi damai 411?
3. Bagaimana peran media, dan sosial media dalam membantu mengabarkan
berbagai framing tersebut?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi frame bridging HTI, FPI dalam aksi damai
411;
b. Untuk mengetahui strategi frame amplification dan frame extension HTI,
FPI dalam aksi damai 411;
c. Untuk melihat peran media, dan sosial media dalam membantu
mengabarkan berbagai framing yang diangkat.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Penelitian ini bisa menambah wawasan khasanah keilmuan mahasiswa
dalam bidang gerakan sosial dan mempertajam refrensi mahasiswa
dalam melihat aksi damai 411.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi penulis; Menambah wawasan intelektual penulis dalam melihat
aksi damai 411 November yang dilakukan oleh GNPF-MUI (FPI,
HTI, HMI) dan ormas lainnya;
2) Bagi Masyarakat; untuk memberikan sebuah informasi yang aktual
yang terjadi saat ini dengan adanya Aksi Damai 411 yang dilakukan
oleh berbagai ormas semisal FPI, HTI, HMI, dll yang berada dalam
naungan GNPF-MUI dan juga hasil yang diperoleh dari adanya aksi
tersebut.
8
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian dalam bentuk skripsi ini mengacu kepada penelitian terlebih
dahulu sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan baik dari segi persamaan
atau perbedaan terhadap penelitian yang sedang peneliti lakukan. Adapun
penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Daddy Hidayat (2012) terkait
dengan “Gerakan Dakwah Salafi di Indonesia: Sebuah Studi Terhadap
Kemunculan dan Perkembangannya di Era Reformasi”. Penjelasan dalam
penelitian ini bahwa salah satu kelompok gerakan Islam yang mulai muncul pada
tahun1980-an adalah kelompok yang disebut sebagai gerakan dakwah salafi.
Gerakan ini berkembang pesat sejak lengsernya kepemimpinan Soeharto.
Pertumbuhan komunitas-komunitas salafi menandai kecenderungan baru dalam
aktivisme Islam di Indonesia.
Maka dari itu, era reformasi menjadi awal kebangkitan lahirnya beberapa
komunitas-komunitas maupun organisasi massa dan kebanyakan organisasi massa
yang muncul adalah berbasiskan Islam seperti, Front Pembela Islam (FPI), Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI), Laskar Jihad, Majlis Mujahidin Indonesia (MMI),
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan lain sebagainya.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode penelitian field research, dimana peneliti melakukan
observasi langsung terhadap subjek yang ditelitinya dan mencoba mengkaji
pengalaman-pengalaman subjektif dari subjek tersebut secara sosiologis. Adapun
teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori gerakan sosial dengan 3 faktor
9
utamanya: struktur kesempatan politik, framing strategi, dan mobilisasi sumber
daya.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa reformasi sebagai sebuah
era keterbukaan memberikan kesempatan kepada gerakan dakwah salafi untuk
berkembang. Perkembangan ini didukung oleh jaringan sosial yang dimiliki untuk
dapat memperoleh akses sumber daya dan secara tidak langsung membantu
gerakan ini untuk melakukan ekspansi dari aktifitasnya.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Haris Khariri (2014)
mengenai “Gerakan Fundamentalis di Perguruan Tinggi Islam (Studi: Pola
Gerakan Strategi Kaderisasi Hizbut Tahrir Indonesia di Kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)”. Dalam penelitiannya Akhmad memaparkan bahwa awal
persentuhan HTI dimulai sejak 2001. Pada fase ini pola gerakan HTI masih
bersifat eksklusif dan struktur keorganisasian HTI belum begitu solid, sehingga
hal ini berpengaruh pada efektifitas penyampaian gagasan-gagasan mereka di
lingkungan kampus. Dimulai pada tahun 2002 sampai 2013, aktivitas HTI
semakin terorganisir dengan baik, hal itu dapat dibuktikan dengan adanya
beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh para aktivis HTI seperti Halaqah
‘Am di masjid-masjid sekitar kampus, diantaranya: Masjid Fathullah, Masjid Al-
Mukhlisin Legoso, Masjid Al-Muqhiro, dan lain sebagainya.
Keterlibatan HTI dalam membangun afiliasi dengan masjid bukan tanpa
alasan. Selain tempat ibadah, masjid merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa
sehingga hal ini dianggap instrumen yang sangat ideal untuk menyampaikan
gagasan HTI pada jamaah khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10
Selain masjid pola lain yang dibangun HTI untuk menyampaikan pesannya yaitu
memanfaatkan hubungan personal pertemanan dan keluarga, membentuk
kelompok studi di lingkungan kampus seperti kelompok studi (LISMA HTI,
Gema pembebasan, SRIKAYA, Muslimah HTI, dan lain-lain), dan terlibat dalam
pembingkaian isu-isu baik itu masalah agama dan non agama.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kerangka teori yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu teori fundamentalisme Islam, teori gerakan
sosial dan teori strategi. Adapun hasil dari penelitian ini memberitahukan bahwa
dalam operasinya para aktivis HTI biasanya melakukan pendekatan-pendekatan
yang intensif terhadap para mahasiswa baik melalui interaksi langsung maupun
dalam pertemuan-pertemuan dalam berbagai acara. Terkait dengan kaderisasi,
HTI mengembangkan sistem kaderisasi pembinaan yang berjenjang. Di HTI
setiap calon kader akan dibina secara intensif sebelum menjadi kader. Adapun
beberapa tahapan yang harus dilalui oleh calon kader HTI yaitu tahapan
pengkaderan (al-tathqif), tahapan berinteraksi dengan umat (marhalah al-tafaul
ma’a al-umah), tahapan pengambilan kekuasaan (istilam al-hukm).
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ngatawi (2002) tentang
“Radikalisasi Gerakan Islam Simbolik FPI”. Penelitian ini melihat bahwa
munculnya gerakan Islam radikal di Indonesia secara manifes pada dekade 90-an
yang menimbulkan keterkejutan banyak pihak di negeri ini. Keterkejutan ini
terjadi karena beberapa alasan: pertama, kekuatan hegemonik Orba pada saat itu
anti dengan gerakan Islam radikal, sehingga sekecil apapun potensi yang
mengarah pada terbentuknya gerakan ini akan cepat dihabisi; kedua, munculnya
11
gerakan ini akan mengancam integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang masyarakatnya majemuk; ketiga, gerakan ini secara sosiologis tidak
memiliki akar di Indonesia, karena masyarakat Indonesia pada dasarnya tidak
memiliki tradisi radikal dalam beragama. Atas pertimbangan ini, banyak kalangan
yang merespon munculnya gerakan Islam radikal ini dengan berbagai pandangan,
ada yang keras menolaknya, ada yang ketakutan, dan ada yang khawatir bahkan
ada yang bangga.
Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Sedangkan teori yang dipakai adalah teori konstruksi sosial Peter L. Berger.
Adapun hasil temuan dalam penelitian ini yaitu bahwa gerakan Islam radikal FPI,
bukanlah suatu gerakan ideologis sebagaimana yang dikhawatirkan oleh banyak
orang. Gerakan ini tidak memiliki basis ideologi yang jelas, organisasi yang solid
dan konsolidasi yang mapan. Gerakan ini lebih merupakan suatu proyek politik
dari kekuatan politik tertentu, yang menggunakan simbol Islam untuk menutupi
kepentingan politik yang sebenarnya. Dari sini juga terlihat adanya dua realitas
yang berbeda. Realitas pertama adalah realitas formal material. Realitas ini tampil
dalam wujud gerakan sosial yang kasat mata, statement politik dan aturan-aturan
organisasi. Sedangkan realitas kedua yaitu realitas politik. Realitas ini tidak tampil
ke publik, sifatnya sangat khusus dan tertutup dan berada dibalik permukaan
(back stage). Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengakses realitas ini. Dia
tidak tampil di publik namun justru memiliki fungsi yang penting bagi gerakan.
Seluruh gerakan ini dikendalikan oleh realitas politik yang tidak tampak ini.
Realitas formal material hanya kamuflase untuk menutupi realitas politik.
12
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan Abdullah (2004)
tentang “Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer (Studi Kasus Hizbut Tahrir
Indonesia). Penelitian ini melihat bahwa terdapat sebuah kelompok yang
mengidentifikasi dirinya sebagai partai politik berideologi Islam namun bergerak
diluar sistem politik yang berlaku merupakan fenomena menarik untuk di
eksplorasi. Orientasi politiknya yang lebih menekankan kesadaran masyarakat
alih-alih pemenangan parlemen, pemikiran politiknya yang anti-demokrasi, serta
cita-citanya untuk menegakkan negara khilafah dan memberlakukan hukum islam
secara menyeluruh dan serentak sudah pasti menimbulkan keunikan tersendiri
berkaitan dengan struktur dan kepemimpinan, fungsi politik, basis pendukung,
ideologi, dan cara-cara dalam melakukan perubahan. Kelompok ini dinamakan
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Sedangkan teori yang dipakai dan konsep-konsep yang relevan dengan penelitian
ini dirangkai dalam dua kerangka konsep. Teori utama yang digunakan untuk
mengetahui profil HTI sebagai gerakan politik islam ekstraparlementer adalah
konsep Tony Fitzpatrick (1995) tentang oposisi ekstraparlementer dan konsep
Philo C. Wasburn (1992) tentang aktivitas politik non-rutin. Teori penjelasnya
adalah tentang partai politik dari Arnold K. Sherman & Aliza Kolker (1987),
konsep gerakan sosial dari Charles L. Harper (1989), dan kerangka konsep
Dwight B. Billings (1990) tentang oposisi berbasis agama. Adapun teori yang
digunakan untuk mengetahui cara-cara yang ditempuh HTI adalah terori Charles
13
Tilly (1978) tentang model mobilisasi dan kerangka konsep Rejai (1977) tentang
tipologi dan strategi revolusi.
Hasil temuan-temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa HTI lebih
merupakan organisasi gerakan alih-alih partai politik. Ciri ekstraparlementer dari
gerakannya dapat dilihat dari curahan konsentrasinya pada pembinaan masyarakat
dan penolakannya untuk terlibat dalam pemilu, dari mobilisasinya di seputar
tunggal berupa kewajiban kaum muslim untuk mendirikan negara khilafah, dan
dari pemaknaannya terhadap politik sebagai kultur tandingan, yakni sebagai
aktivitas yang mulia dan wajib, sebagai lawan dari anggapan muslim kontemporer
bahwa politik itu kotor dan karenanya patut dijauhi. Aktifitas politik non – rutin
dari organisasi ini sesungguhnya sangat rentan dengan tuduhan makar, subversi,
atau kudeta. Namun, kepiawaiannya dalam mereduksi pandangan ideologis dan
keagamaan dalam komunikasi politik membuat masyarakat dan negara tidak
memberikan reaksi tajam terhadap ide penegakan negara khilafah yang
diusungnya. Kemampuan inilah yang tampaknya membedakan HTI dengan HT di
negara-negara lain yang hampir seluruhnya mendapat perlakuan represif dari
negara.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Rohmad Suryadi (2009) mengenai
“Tindakan Golput Aktifis Gerakan Islam (Studi Interpretatif Mengenai Tindakan
Golput Aktifis Gerakan Islam Anti Demokrasi di Kota Surakarta)”. Penelitian ini
melihat bahwa golput merupakan fenomena dalam pemilihan umum di Indonesia
sebagai Negara yang menganut asas demokrasi pancasila dalam sistem
pemerintahannya. Dimana golput tidak hanya sebagai pilihan politik melainkan
14
juga sebagai gerakan politik yang dilakukan oleh gerakan massa baik yang
berhaluan nasionalis maupun gerakan Islam yang mempunyai pandangan bahwa
demokrasi adalah sistem yang tidak sesuai dengan sistem keyakinan.
Oleh karenanya, aktifis gerakan Islam yang berada di jalur non demokrasi
memilih golput dalam pemilu sebagai perlawanan terhadap sistem yang
berlangsung selain sebagai bagian untuk memperjuangkan syariat Islam yang
diyakini kebenarannya untuk diterapkan dalam sistem kenegaraan. Tindakan
golput yang dilakukan oleh aktivis gerakan Islam yang tersebar di HTI, Salafy dan
MMI-JAT di kota Surakarta merupakan tindakan rasional instrumental yaitu
tindakan yang penuh kesadaran dengan adanya tujuan yang sejalan dengan cara
yang ditempuh. Tindakan ini juga bertipe golput politis ideologis, yaitu golput
yang dilakukan karena adanya kekecewaan politik karena parpol Islam yang
terlibat di dalam proses demokrasi tidak sesuai dengan harapan dari gerakan Islam
non parlementer untuk menyuarakan syariat Islam. Disamping adanya motivasi
dan pertimbangan pemikiran dan keyakinan bahwa sistem Negara demokrasi
dinilai tidak sejalan dengan cara pandang Islam. Oleh karenanya gerakan Islam
merasa bahwa kepentingan kelompoknya belum terakomodasi dengan baik. Maka
dari itu gerakan Islam mengambil posisi sebagai penekan yang sering
menyampaikan kritik terhadap pemerintah dalam lembaga politik formal yang
terkadang dilakukan dengan keras dan kurang menghargai perbedaan pendapat
dan pandangan.
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif dengan tehnik
pengumpulan data melalui wawancara secara mendalam, obeservasi (pengamatan)
15
dan studi pustaka yang berkaitan dengan partisipasi politik gerakan aktivis Islam.
Adapun teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori tindakan sosial (social
action) yang dipelopori oleh teoritikus sosiologi Max Weber.
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat bahwa tindakan golput yang dilakukan
oleh aktivis gerakan Islam adalah partisipasi yang bersifat dimobilisasikan.
Dimana pemimpin gerakan memegang peranan sangat penting untuk
memobilisasi aktivisnya yang berada di level bawah melalui seruan atau fatwa
haram untuk mengikuti proses pemilu demokrasi. Sebagai gerakan protes, tujuan
akhir dari tindakan ini adalah masih tidak percaya terhadap sistem dengan jalan
melemahkan legitimasi pemerintahan yang terbentuk melalui pemilu kemudian
gerakan ini dapat dengan mudah melancarkan aksi mewujudkan penerapan syariat
Islam sebagai konstitusi Negara.
Beberapa tinjauan pustaka yang disajikan diatas terlihat perbedaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian dalam bentuk skripsi ini. Penelitian
Daddy Hidayat, Kurniawan Abdullah, dan Akhmad Haris Khariri subjek
penelitiannya mengenai HTI, tetapi konteks dalam penelitian tersebut berbeda-
beda dari setiap yang mereka teliti dan teorinya – pun menggunakan teori gerakan
sosial. Namun dalam penelitian ini teori yang dipakai adalah lebih mengerucut
pada teori proses penyejajaran bingkai atau sering dikenal dengan frame
alignmen process sebagai pendekatan dalam teori gerakan sosial untuk
menganalisa “Strategi Framing HTI, FPI dalam Aksi Damai 411: Perspektif
Gerakan Sosial”. Frame alignmen process menurut penulis sangatlah cocok dalam
menganalisa aksi damai 411, hal itu dikarenakan dari penelitian – penelitian
16
gerakan sosial keislaman sebelumnya yang menjadi tinjauan pustaka tidaklah
banyak yang menggunakan teori frame alignmen process, meskipun tidak dapat
dipungkiri terdapat sebahagian yang menggunakan teori ini dalam penelitiannya.
Penelitian yang berbeda dengan sebelumnya yaitu penelitian oleh Ngatawi
menyangkut masalah FPI dan teorinya-pun bukan lagi teori gerakan sosial
melainkan teori konstruksi sosial. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Rohmad
Suryadi masih mengangkat tema yang sama mengenai gerakan HTI, tetapi peneliti
tersebut tidaklah menggunakan teori gerakan sosial sebagai pisau analisis dalam
penelitiannya.
Kemudian yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang menjadi
tinjauan pustaka yaitu teletak pada isu penelitian yang diangkat. Dimana dalam
penelitian ini membahas masalah gerakan aksi damai pada 411 November di
Jakarta yang booming diperbincangkan oleh seluruh masyarakat Indonesia tak
terkecuali kancah Internasional.
E. Kerangka Teoritis
1. Konsep Gerakan Sosial
Diani dan Bison mendefinisikan gerakan sosial sebagai aksi kolektif
dengan orientasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik
tertentu, dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh
aktor-aktor yang diikat rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat
melebihi bentuk-bentuk ikatan dalam koalisi dan kampanye bersama
(Darmawan, 2006:5). Sedangkan Sidney Tarrow memberikan definisi singkat
17
dari gerakan sosial sebagai tantangan kolektif, berdasarkan tujuan umum dan
solidaritas sosial, dalam interaksi yang berkelanjutan dengan elit, lawan, dan
otoritas (Suzanne, 2012:5-6).
Dengan demikian, konsepsi sentral sebuah gerakan sosial adalah berbagai
perilaku kolektif dari kolompok-kelompok kepentingan yang diarahkan dalam
suatu cara tertata secara sistematis untuk mempengaruhi sebuah kebijakan
sehingga terwujudnya perubahan sosial.
Adapun karakteristik menyangkut gerakan sosial menurut McAdam dan
Snow adalah sebegai berikut, a) berbentuk aksi-aksi kolektif atau bersama, b)
memiliki tujuan yang berorientasi pada perubahan, c) berbentuk organisasi, d)
berkelanjutan atau kadang temporal, e) bersifat ekstra-instutional atau
kombinasi antara aksi-aksi ekstra-institutional (demonstrasi) dan institutional
(lobi) (Burhanuddin, 2012:51). Sedangkan karakteristik dan tipe-tipe gerakan
sosial menurut Ritzer dkk sebagai berikut:
Pertama, suatu gerakan melibatkan sebagian besar individu yang
berusaha memprotes suatu keadaan. Agar dapat dikategorikan sebagai gerakan,
usaha sejumlah individu harus memiliki persyaratan dasar dari suatu
organisasi. Kedua, suatu gerakan harus mempunyai skop yang relatif luas.
Gerakan tersebut mungkin berawal dari skop yang kecil, tetapi akhirnya harus
mampu mempengaruhi sebagian warga masyarakat. Ketiga, gerakan tersebut
mampu menggunakan berbagai macam taktik untuk mencapai tujuannya.
Taktik-taktik tadi bervariasi yang sifat awalnya tidak memakai kekerasan
sampai menggunakan kekerasan. Keempat, meskipun gerakan tersebut
18
didukung oleh individu-individu tertentu, namun tujuan akhir gerakan adalah
mengubah kondisi yang ada pada masyarakat. Kelima, gerakan tersebut
merupakan usaha yang secara sadar dilakukan untuk mengadakan perubahan
dan bagi mereka yang terlibat didalamnya mungkin tidak menyadari segala
tindakannya tetapi mereka tetap mengetahui tujuan utama dari gerakan tersebut
(Haryanto, 2003:3).
Selain itu, dalam teori gerakan sosial terdapat tiga perspektif besar
didalam menjelaskan ataupun menganalisis sebuah gerakan yang terjadi.
Perspektif-perspektif itu diantaranya;
a. Struktur Kesempatan Politik (Political Opportunity)
Eisinger melihat bawa struktur kesempatan politik menekankan
siginifikansi terbukanya celah kesempatan politik ketika negara begitu
rentan, sehingga dapat memicu munculnya gerakan – gerakan sosial
(Burhanuddin, 2012:21).
b. Mobilisasi Sumber Daya (Resource Mobilization)
Pendekatan mobilisasi sumber daya (resource mobilization) sendiri
menurut Canel yaitu seperangkat proses kontekstual (keputusan mengenai
pengelolaan sumber daya, dinamika organisasi, serta perubahan politik)
yang memampukan gerakan sosial untuk mengoptimalkan potensi-potensi
struktural yang dimiliki guna mencapai tujuannya (Darmawan, 2006:11).
Jadi, pendekatan ini menganalisis bagaimana para aktor mengembangkan
strategi-strategi yang dimiliki serta berinteraksi dengan lingkungannya
untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan yang mereka cita-citakan.
19
Namun, Menurut Fireman dan Gamson dalam Pichardo (1988), esensi
dari Resource Mobilization Theory (RMT) adalah upaya untuk mencari basis
rasionalitas tentang bentuk dan partisipasi dalam suatu gerakan sosial
(Pichardo, 1988:97).
c. Pembingkaian Aksi Kolektif (Framing)
Perspektif framing menurut Snow (2004) berasal dari prinsip kalangan
interaksionis dan konstruktivis yang mengungkapkan bahwa meanings tidak
secara otomatis ada pada objek, kejadian ataupun pengalaman – pengalaman
yang kita hadapi, tapi ia dibangun dalam satu kerangka interpretatif.
(Hidayat, 2012:20).
Dari ketiga perspektif tersebut, masing-masing memiliki corak pandang
yang berbeda diantara satu sama lainnya dalam melihat sebuah gerakan.
Sedangkan dalam penelitian berbentuk karya ilmiah ini penulis lebih tertantang
memakai teori frame alignmen process sebagai pisau analisis dalam menyikapi
atau menganalisis persoalan yang penulis sedang kaji.
2. Strategi Pembingkaian (Framing Strategy)
Istilah frame (pembingkaian) berakar pada studi meta – komunikatif
sebagai tawaran yang menjadi parameter untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi. Menurut Snow pembingkaian memotivasi seseorang untuk terlibat
dalam aksi – aksi kolektif (Burhanuddin, 2012:24-25). Bagi Benford dan Snow
(2000) proses pembingkaian merupakan proses konstruksi makna dalam
20
gerakan sosial dari berbagai macam peristiwa dan realitas terkait gerakan yang
disederhanakan dan dipadatkan dengan tujuan memobilisasi pengikut dan
konstituen guna memperoleh dukungan (Darmawan, 2006:122).
Dalam konsep pembingkaian terdapat pula konsep resonansi
pembingkaian untuk menjelaskan pembingkaian dalam gerakan sosial yaitu,
menjelaskan kapasitas gerakan dalam aktualisasi potensi mobilisasi dalam
bentuk aksi kolektif yang konkrit. Bagi Wiktorowicz, konsep ini digunakan
untuk menguji kemampuan gerakan sosial dalam transformasi potensi
mobilisasi ke aktual gerakan tergantung pada kemampuan sebuah faming untuk
menjaring calon partisipan. (Burhanuddin, 2012:165).
Benford dan Snow menjelaskan bahwa dalam proses pembingkaian
terdapat proses yang meliputi pertama, proses pembingkaian diagnostik
(diagnostik framing) yaitu untuk mendefinisikan masalah dan identifikasi
penyebab masalah serta memprediksi masalah. Kedua, proses pembingkaian
prognostik (prognostik framing) yaitu, untuk mengidentifikasi target, strategi
dan taktik untuk memecah serta justifikasi masalah. Ketiga, proses
pembingakain motivasi (motivational framing) yaitu proses untuk membangun
pembenaran bagi tindakan tersebut atau mengajak partisipan untuk bergerak
atau beraksi. (Darmawan, 2006:122).
21
3. Proses Penyejajaran Bingkai (Frame Alignment Process)
Penelitian ini mengunakan teori proses penyejajaran bingkai atau sering
dikenal dengan frame alignment process. Penulis menghendaki bahwa teori ini
dirasa cocok sebagai penunjang dari teori framing strategy yang menjadi
pondasi dalam menganalisa aksi damai 411. Adapun pengertian frame
alignment process sendiri menurut David A. Snow, dkk (1986) adalah sebagai
berikut;
“By frame alignment, we refer to the linkage of individual and SMO
(Social Movement Organization) interpretative orientations, such that
some set of individual interest, values and belief and SMO activities,
goals, and ideology are congruent and complementary...frame
alignment is a necessary condition for movement condition...” (h.
464).
(Yang kami maksudkan dengan ‘frame alignment’ adalah
keterhubungan seorang individu dengan arah interpretasi organisasi
gerakan sosial (OGS). Sehingga seperangkat nilai, keyakinan, dan
kepentingan mereka (para individu) dengan ideologi, tujuan dan
kegiatan organisasi gerakan sosial (OGS) berada dalam posisi yang
sebangun, sejajar dan saling melengkapi. ...proses penyejajaran
bingkai ini merupakan kondisi penting bagi kondisi sebuah gerakan).
(h. 464).
Menurut David A. Snow, dkk, elemen – elemen dalam frame alignment
process terbagi menjadi empat macam, diantaranya yakni: frame bridging
(penyembatan bingkai), frame amplification (penguatan bingkai), frame
transformation (transformasi bingkai), dan frame extension (perluasan/ekstensi
bingkai). Adapun penjabarannya adalah sebagai beriut;
a. Frame Bridging
Penyembatan bingkai (frame bridging) adalah “...hubungan dua
bingkai atau lebih yang sebenarnya sejajar (kongruen) secara ideologis
22
tetapi tidak saling terhubung secara struktural terkait isu atau masalah
tertentu” (David A. Snow, dkk, 1986:467). Lebih lanjut dia mengatakan
bahwa hubungan itu tidak hanya terjadi di level organisasi, semisal diantara
dua organisasi gerakan sosial (OGS), tetapi juga di level individu, yakni
hubungan organisasi gerakan sosial (OGS) dengan individu. (h.467).
“...frame bridging involves the linkage of an SMO with what
McCarthy (1986) has referred to as unmobilized sentiment pools or
public opinion preference clusters. These sentiment pools refer to
aggregates of individuals who share common grievances and
attributional orientations, but who lack the organizational base for
expressing their discontents and for acting in pursuit of their
interests”. (David A. Snow, dkk, 1986:467).
“...Penyembatan bingkai (frame bridging) meliputi hubungan
sebuah organisasi gerakan sosial (OGS) dengan apa yang disebut
oleh McCarthy sebagai „kelompok – kelompok sentimen‟ atau
„kluster – kluster pendapat umum‟ yang belum termobilisasi‟,
yakni sekumpulan orang-orang yang sama mengalami penderitaan
tetapi mereka tidak memiliki kendaraan atau wadah berupa
organisasi untuk mengungkapkan kekecewaan untuk mengejar
kepentingannya”. (David A. Snow, dkk, 1986:467).
Lebih lanjut McCarthy mengatakan dalam David A. Snow, dkk,
(1986) bahwa “kelompok sentimen, bukan transformasi kendaraan yang
semula-mula, tetapi kesejajaran atau kesebangunan secara ideologis antara
mereka dan organisasi gerakan sosial (OGS) dapat terjembatani secara
struktural”. (h. 468).
Efektifitas dari sebuah aksi kolektif mampu merekrut „kelompok-
kelompok sentimen yang belum termobilisasi‟ adalah sangat dipengaruhi
oleh kepiawaian organisasi tersebut dalam mempergunakan berbagai
saluran. Seperti yang dikatakan oleh Snow bahwa “penyembatan ini
23
terutama dipengaruhi oleh jangkauan organisasi dan persebaran informasi
melalui jaringan antar personal atau kelompok, media massa, telepon dan
surat langsung” (This bridging is effected primarily by organizational
outreach and information diffusion through interpersonal or intergrouop
networks, the mass media, the telephone, and direct mail). (1986:467).
b. Frame Amplification
Penguatan bingkai (frame amplification) adalah klarifikasi/penjelasan
atau penyegaran bingkai tafsiran (interpretative frame) atas isu, masalah
atau seperangkat peristiwa tertentu. Pemaknaan peristiwa dan hubungannya
dengan situasi kehidupan langsung sesorang seringkali terselubungi oleh
kebodohan mereka sendiri, pembodohan atau penipuan oleh individu atau
kelompok lain, dan oleh ambiguitas juga ketidakpastian dukungan dan
partisipasi atas sebuah kegiatan seringkali sejajar dengan penjelasan dan
penyegaran kembali atas bingkai tafsir. (David A. Snow, dkk, 1986:469).
Amplifikasi/penguatan bingkai terbagi menjadi dua yakni amplifikasi
nilai (value amplification) dan amplifikasi keyakinan (belief amplification).
Amplifikasi nilai (value) dapat dipahami sebagai tujuan atau kondisi akhir
yang ingin dicapai oleh organisasi gerakan sosial (OGS), sedangkan
amplifikasi keyakinan (belief) dapat dianggap sebagai elemen ideasional
yang secara kognitif mendukung atau menghalangi tindakan mengejar nilai-
nilai yang diinginkan. (David A. Snow, dkk, 1986).
Amplifikasi keyakinan terbagi menjadi lima: (1) keyakinan mengenai
derajat keseriusan isu, penderitaan atau masalah yang dipersoalkan; (2)
24
keyakinan tentang lokus sebab – akibat atau kesalahan; (3) keyakinan
streotipe mengenai (siapa) lawan – lawan atau target – target pengaruh; (4)
keyakinan soal kemungkinan (peluang) perubahan atau efektifitas aksi
kolektif; (5) keyakinan mengenai pentingnya dan kewajiban untuk „ambil
bagian‟. (David A. Snow, dkk, 1986:470).
c. Frame Extension
Ekstensi/perluasan bingkai (frame extension) dapat dipahami bahwa
“sebuah organisasi gerakan sosial (OGS) harus memperluas batas-batas
kerangka utamanya sehingga mencakup pula kepentingan atau sudut
pandang yang bersifat insidentil bagi tujuan utama, tapi sangat
penting/menonjol bagi para pengikut yang potensial. Akibatnya, gerakan
berupaya memperluas kumpulan pengikut dengan cara memotret tujuan atau
kegiatan sebagai hadir atau sejajar dengan nilai-nilai atau kepentingan
pengikut potensial”. (David A. Snow, dkk, 1986:472).
d. Frame Tranformation
Goffman (1974) dalam David A. Snow, dkk, telah mencatat
bagaimana penyelarasan individu dan organisasi gerakan sosial (OGS) dapat
dilakukan melalui penjembatanan, penguatan, dan penyambungan atau
penyatuan kerangka interpretasi yang ada dan nilai dan keyakinan mereka
yang hadir. Program, sebab, dan nilai-nilai yang oleh beberapa orang kecil
promosikan mungkin tidak beresonansi, dan terkadang bahkan muncul
berlawanan dengan gaya hidup konvensional atau ritual dan kerangka
penafsiran yang masih ada. Bila demikian, nilai baru mungkin harus
25
ditanam dan dipelihara, makna atau pemahaman lama disingkirkan, dan
kepercayaan yang keliru atau "misframings". (1986:473). Maka dari itu
untuk mengumpulkan dukungan atau mengumpulkan peserta dibutuhkan
yang namanya transformasi bingkai (frame transformation).
Menurut Goffman (1974) transformasi semacam itu, yang disebutnya
sebagai „kunci‟ mengubah aktivitas, kejadian, dan biografi yang sudah
bermakna dari sudut pandang beberapa kerangka utama, dalam kerangka-
kerangka kerja lainnya. Sehingga mereka sekarang „dilihat oleh para peserta
untuk menjadi sesuatu yang lain‟. Apa yang terlibat adalah „perubahan
sistematis‟ yang secara radikal menyusun kembali apa adanya bagi peserta
yang sedang berlangsung. (David A. Snow, dkk, 1986:474).
F. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau
sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan
(Creswell, 2010:2). Pendekatan ini dirasa cocok membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian tentang Aksi Damai 411, hal itu dikarenakan untuk
memperoleh data yang akurat dan meaning yang sesungguhnya dalam aksi
26
tersebut penulis diharuskan terjun langsung kelapangan (field research) dan
harus mewawancarai informan yang menjadi sasaran penelitian.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai
fenomena yang diselidiki, metode ini penulis gunakan dalam rangka
untuk memperoleh data secara langsung tentang “Strategi Framing HTI,
FPI dalam Aksi Damai 411: Perspektif Gerakan Sosial;”
b. Wawancara yaitu dalam mencari dan memperoleh data yang dianggap
penting maka dengan mengadakan wawancara langsung diantaranya
dengan informan HTI, FPI yang terlibat dalam gerakan aksi damai 411
November di Jakarta;
c. Dokumentasi yaitu melihat dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang
ada hubungannya dengan pokok masalah dan dokumen tersebut dapat
berupa buku, foto-foto, media cetak dan lain sebagainya.
3. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data
(Moleong, 1990 : 103). Adapun langkah-langkah yang diambil dalam
menganalisis penelitian ini adalah sebagai berikut:
27
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan. (Miles, 1992 : 15-16)
Dalam reduksi data yang terkumpul diringkas atau disederhanakan
untuk diseleksi dan diteliti, sehingga mempunyai tingkat relevansi yang
tinggi sesuai dengan masalah yang diteliti. Data yang sudah di transkip
nantinya disederhanakan dengan cara menyeleksi dan meneliti secara
mendalam, agar mendapatkan data yang kuat dan berkesinambungan dengan
masalah yang diteliti.
b. Penyajian Data
Menurut Miles (1992 : 17-18), penyajian data merupakan kegiatan
analisis merancang deretan dan kolom-kolom sebuah matriks untuk data
kualitatif dan menentukan jenis dan bentuk data yang masuk ke dalam
kotak-kotak matriks. Jadi, data yang sudah terkumpul di lapangan kemudian
penulis mengolahnya dengan cara memasukkan ke dalam matriks sehingga
nantinya dapat dengan mudah menyajikannya.
c. Menarik Kesimpulan
Tahap terakhir yaitu melakukan penarikan kesimpulan dari hasil
penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Miles (1992 : 19),
28
menarik kesimpulan adalah sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang
utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian
berlangsung, singkatnya makna-makna yang muncul dari data harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian yang berbentuk skripsi ini penulis akan mengklasifikan dalam
empat bab, adapun masing-masing sub bab tersebut rinciannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, pada bab ini pemaparan tentang pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori, metode penelitian dan sistematika penulisan;
Bab II Gambaran Umum, tentang proses lahirnya GNPF-MUI dan struktur
kelembagaannya, kondisi dan dinamika sebelum aksi damai 411, kondisi dan
dinamika pada saat aksi damai 411, dan terakhir mengenai kondisi dan dinamika
pasca aksi damai 411;
Bab III, bab ini merupakan hal yang terpenting dalam penulisan karya ilmiyah
ini. Hal itu dikarenakan pada bab ini merupakan hasil dari temuan-temuan yang
penulis lakukan di lapangan mengenai (frame alignment HTI, FPI dalam aksi
damai 411) menggunakan teori frame alignment process yang meliputi; a)
Proses penyembatan bingkai (frame bridging), b) Proses penguatan bingkai
(frame amplification), dan Proses ekstensi/perluasan bingkai (frame
29
extension), c) Peran media dan sosial media dalam membantu mengabarkan
berbagai framing yang diangkat dalam aksi.
Bab IV Penutup, bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang
merupakan rangkuman dari data-data yang diperoleh/terkumpul selama
pelaksanaan penelitian dalam bentuk kesimpulan dan saran;
Daftar Pustaka, merupakan halaman yang berisikan pustaka yang menjadi acuan
dalam penulisan skripsi, pustaka yang menjadi acuan harus berasal dari sumber
yang terpercaya, misalnya buku teks, tesis, jurnal ilmiah, laporan teknis
penelitian, majalah ilmiah dan dokumen.
30
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Proses Lahirnya GNPF-MUI
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI)
merupakan payung bagi ormas keislaman seperti: HTI, FPI dan ormas Islam
lainnya dalam memprotes pernyataan Ahok yang dianggap telah melakukan
penistaan agama dengan menyebut surat Al-Maidah ayat 51 di depan masyarakat
Kepulaun Seribu.
GNPF-MUI sendiri kurang lebihnya muncul pada bulan November 2016,
ketika semua ormas keislaman sepakat melakukan aksi besar-besaran pada 4
November 2016 (411). Seperti yang dikatakan oleh Arsun Rodja bahwa “GNPF-
MUI secara kronologis mucul pada bulan November 2016 sebagai bentuk
pengawalan terhadap dugaan kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama
alias Ahok. Sehingga masalah penistaan agama yang menjadi polemik tersebut
menjadi framing yang dipakai oleh GNPF-MUI dalam memobilisasi massa untuk
terlibat aksi yang diberi nama aksi bela Islam jilid II atau sering dikenal aksi
damai 411”. (Arsun Rodja “jadi, sebenarnya GNPF-MUI itu apa?” yang diakses
pada 26 Januari 2018. https://seword.com/jadi-gnpf-mui-itu-sebenarnya-apa).
Hal senada juga disampaikan oleh ketua pembina GNPF-MUI (Habieb
Rizieq Shihab) bahwa “GNPF-MUI terbentuk sebagai representasi kemarahan
31
umat muslim terhadap penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok”. (Utin Mutia
“FPI dan GNPF-MUI” yang diakses pada 26 Januari 2016 pada laman
kompasiana.com https://www.kompasiana.com/utinmutiaa/fpi-dan-gnpf-mui).
Berdasarkan kasus penistaan agama tersebut GNPF-MUI terbentuk dan menjadi
naungan atau payung bagi ormas-ormas keislaman, semisal; FPI, HTI, HMI dan
ormas islam lainya yang mengutuk keras terhadap pernyataan Ahok.
Adapun struktur kepengurusan dalam GNPF-MUI adalah sebagai berikut:
“Habib Rizieq Shihab (pembina), Bachtiar Nasir (Ketua), Misbahul Anam (Wakil
Ketua) dan Muhammad Zaitun Rasmin sebagai koordinator lapangan ditunjuk
panglima besar FPI H. Munarman sebagai komando pasukan yang memberikan
intruksi langsung dilapangan”. (Hizbut-Tahrir.co.id). Institusi GNPF-MUI sendiri
sampai saat ini masih tetap survive meski Ahok sudah dijebloskan ke dalam
penjara, tetapi namanya bukan lagi GNPF-MUI melainkan GNPF ULAMA
(Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama).
B. Kondisi dan Dinamika Sebelum Aksi Damai 411
Proses sebelum terjadinya aksi damai 411 atau yang sering dikenal „Aksi
Bela Islam – jilid II sangatlah panjang, dalam artian aksi ini tidak langsung
mengangkat isu masalah penistaan agama yang dilakukan oleh gubernur DKI
Jakarta waktu itu (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok), melainkan jauh-jauh hari
beberapa ormas Islam pernah melakukan aksi untuk menolak ibu kota Indonesia
dipimpin oleh seorang kristiani (non-muslim). Seperti halnya yang diutarakan
32
oleh Habib Ali Alatas selaku ketua FMI (Front Mahasiswa Islam) di DPP FPI
yang mengutarakan bahwa:
“Karena kalau berbicara aksi damai 411 yakni sejak tahun 2014 akhir saja
ketika Jokowi naik menjadi presiden kami sendiri (FPI) telah menolak yang
namanya gubernur non-muslim dan kita semua suarakan bahwa yang
namanya negeri yang masyarakatnya mayoritas muslim, maka
pemimpinnya harus dari muslim. Bahkan kita menyuarakan diharamkannya
pemimpin non-muslim di mayoritas muslim khususnya di Indonesia
menyeruak ketika pemilihan gubernur yang calonnya saat itu Jokowi
melawan Fauzi Bowo yang mana kita telah melakukan aksi selama
bertahun-tahun yang pada akhirnya terjadi peristiwa di depan DPRD wali
kota yang sempat ramai dan ada yang ditangkap bahkan ada yang
meninggal. Jadi proses terjadinya aksi damai 411 ini bukan proses yang
sebentar melainkan prosesnya sangat lama”. (Wawancara dengan HB. Ali
Alatas, 16 November 2017).
Jadi, kondisi dan dinamika sebelum terjadinya aksi damai 411 sangatlah
panjang sekali. Hal itu terlihat dimana isu yang pertama diangkat bukanlah
masalah penistaan agama melainkan isu “tolak pemimpin kafir, haram pemimpin
kafir, ras/suku (Cina), dan ketidak-adilan” sehingga kemudian munculnya pidato
Ahok terkait surat Al-Maidah 51 yang dianggap sebagai penistaan agama.
Lebih lanjut, Ust. Hanif Ahmat Anshorullah selaku orator dari ormas HTI
mengutarakan bahwa “sebelum terjadinya aksi damai 411 terlebih dahulu terjadi
aksi 4 september 2016 atau dikenal aksi 49. Hizbut Tahrir mengadakan aksi besar
20 ribu massa yaitu dengan hastag “haram pemimpin kafir”. Sebelumnya itu,
bagaimana untuk menghantam Ahok yang mana dia sudah besar memegang
media, memegang militer, memegang seluruh aparatur-aparatur Negara. Maka
kebanyakan warga DKI Jakarta merasa bingung bagaimana caranya untuk
menghantam Ahok, disisi lain mereka terus menghembuskan isu syara‟ istilah
33
kafir dan lain-lain. Semuanya pada kebingungan, yang pada akhirnya Hizbut
Tahrir yang melempar isu pertama kali tanggal 4 september 2016. Pada 4
september itu kita bumingkan hastag “tolak pemimpin kafir dan haram pemimpin
kafir”. (Wawancara dengan Ust. Hanif Ahmat Anshorullah, 29 November 2017).
Hal senada juga diutarakan oleh anggota HTI lainnya (Ust. Eko Herdanto)
bahwa “Hizbut Tahrir memandang pada kepemimpinan kepala daerah keatas itu
wajib muslim, itu yang dipahami Hizbut Tahrir sejak awal. Makanya ketika Ahok
mencalonkan diri, waktu itu masih melalui jalur independen “Teman Ahok”,
Hizbut Tahrir itu sudah merilis pamflet haram pemimpin kafir, yang kita
kampanyekan ditempat masing-masing anggota Hizbut Tahrir tiap pekan dan kita
keluar masuk kampung dengan menyebarkan “haram pemimpin kafir”.
(Wawancara dengan Ust. Eko Herdanto, 23 November 2017). Sehingga dengan
adanya tekanan yang dilakukan terus-menerus oleh ormas-ormas Islam
terhadapnya, akhirnya dengan gamblang gubernur yang menjabat saat itu (Ahok)
keseleo lidah di depan warga Kepulauan Seribu yang dianggap melakukan
penistaan agama atau menghina agama Islam dan videonya disebarluaskan oleh
Bun Yani.
Maka dari situlah isu yang diangkat bukan lagi masalah „tolak pemimpin
kafir‟ melainkan „hukum penista agama‟. Dengan berjalannya waktu beberapa
ormas Islam di Indonesia melakukan rapat koordinasi untuk membahas masalah
aksi kolektif turun ke jalan untuk menentang Ahok dan meminta penegak hukum
untuk memprosesnya dengan hukum yang setimpal, sehingga akhirnya lahir aksi
14 Oktober 2016. Kemudian, diadakan rapat koordinasi lagi untuk membahas aksi
34
yang lebih besar yang diberi nama Aksi Damai 411 (Aksi Bela Islam Jilid II) yang
booming diperbincangkan dan aksi tersebut berada dibawah naungan GNPF-
MUI.
Ahok waktu itu telah meminta maaf atas ucapan yang dia katakan dan
berdalih bahwa dirinya tidak berniat melecehkan ayat suci Al-Qur‟an. Sebagian
tokoh Islam juga mengatakan, Ahok tidak bisa dituding melakukan penistaan
agama. Namun kasus ini menjadi amunisi baru bagi kalangan penentang Ahok
yang dalam hal ini dipimpin Front Pembela Islam (FPI), dibawah pimpinan Habib
Rizieq Shihab yang terus menyuarakan untuk melakukan sebuah aksi turun
lapangan bagi seluruh umat muslim yang ada di Indonesia. Baik Nadlatul Ulama
(NU) maupun Muhammadiyah selaku organisasi besar yang memiliki pengaruh
besar di Indonesia mengaku tidak bisa menolak aksi tersebut, namun tidak juga
menganjurkan anggotanya ikut dalam aksi.
Muhammadiyah kata Danhil adalah salah satu organisasi pertama yang
melaporkan Ahok ke polisi atas tuduhan penistaan agama, namun merasa
penyelesaian kasus itu harus ditempuh dengan jalur hukum, bukan dengan
pengerahan massa. „Kami tidak menghimbau warga Muhammadiyah melakukan
demonstrasi pada 4 November. Kami menghormati saudara-saudara kami
memutuskan untuk berdemonstrasi, tetapi harus dilakukan dengan cara damai dan
jauhkan tindakan-tindakan anarkis. (Danhil Azhar Simanjuntak, “siapa yang tidak
ikut serta dalam aksi damai 411?” dikutip dari BBC Indonesia yang diakses pada
tanggal 3 Maret 2017 http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-37831654).
35
Sementara itu NU dalam pernyataannya meminta seluruh pengurus NU dan
warga NU untuk secara proaktif turut menenangkan situasi, menjaga agar suasana
yang aman dan damai tetap terpelihara dan tidak ikut-ikutan memperkeruh
suasana dengan provokasi dan hasutan. (Mei Amelia R, dikutip dari Detik.com
yang diakses pada tanggal 3 Maret 2017. https://news.detik.com/berita/d-
3339694/kronologi-demo-4-november-dari-damai-hingga-berakhir-ricuh).
Meskipun demikian, NU dan Muhammadiyah tidak menganjurkan pada
seluruh anggotanya untuk ikut dalam aksi, tetapi loyalitas massa untuk
mengikutsertakan dirinya dalam aksi damai 411 sangatlah membeludak sekali
yang memadati area Istiqlal dan sekitarnya. Hal itu terlihat semenjak H-1, dimana
banyaknya massa dari berbagai daerah mulai memadati masjid Istiqlal pada
malam harinya dan melakukan sholat subuh berjamaah. Masjid Istiqlal sendiri
nantinya sebagai pusat titik kumpul seluruh umat Islam untuk melakukan start
demo yang nantinya akan mengarah ke Istana Negara.
Hal yang perlu dicermati dari adanya aksi damai 411 (aksi bela Islam jilid –
II) kemarin adalah berjalan dengan penuh kedamaian dan terlihat dari peserta
yang berasal dari berbagai kalangan usia, tidak hanya dewasa bahkan anak-anak,
wanita dan ibu-ibu yang membawa anaknya turut serta dalam aksi damai ini.
Selain itu, hal lain yang perlu disoroti adalah aksi 411 kemarin adalah ajang
silaturahmi ummat Muslim dari berbagai unsur, saling memperkenalkan dan
mengikat Ukhuwah Islamiyah dari masing masing ormas Islam, organisasi
mahasiswa, komunitas Islam dari berbagai daerah.
36
Menariknya lagi, gerakan aksi damai 411 yang berlangsung di Jakarta
tersebut membuat decak kagum masyarakat baik itu dari kalangan bawah sampai
masyarakat kalangan atas dan juga kancah Internasional. Bahkan dibalik itu
terdapat seseorang yang mengaitkan kejadian tersebut tersebut dengan hal – hal
yang urgent. Seperti halnya Imam Shamsi Ali yang mengatakan bahwa “Di
Amerika Serikat nomor 411 adalah panggilan ketika membutuhkan sesuatu yang
bersifat "non emergency". Jika disimak, maka nomor tersebut sangat relevan
dengan semangat perjuangan teman-teman di Jakarta. 411 atau aksi 4 Nopember
lalu mengindikasikan sebuah keperluan penting, walaupun belum bersifat "life
threatening" (hidup-mati). Itu terjadi karena tuntutan kepada apa yang
disangkakan sebagai "penistaan agama", di satu sisi sudah berjalan, tapi di sisi
lain ada indikasi ada upaya dialihkan”. (Imam Shamsi Ali, dimuat dalam surat
kabar online (republika.co.id) yang diakses pada tanggal 16 Agustus 2017.
http://www.republika.co.id/berita/jurnalismewarga/wacana/16/12/01/ohgwd0396-
aksi-411-212-akankah-ada-aksi-911).
Bersatunya kekuatan Islam dalam aksi 411 kemarin mulai terlihat dan
dirasakan semangat juang saat melakukan shalat jum‟at berjamaah di Masjid
Istiqlal yang berkapasitas 200.000 tidak bisa menampung jumlah massa yang akan
melakukan aksi bela Islam II ini. Terpaksa area sekitar masjid – pun digunakan
untuk menampung jamaah lainnya yang ingin ikut melakukan sholat jum‟at
berjamaah. Diinformasikan dari surat kabar online Beritalangitan.com.
37
C. Kondisi dan Dinamika Pada Saat Aksi Damai 411
Suasana sebelum melaksanakan aksi damai 411 semakin meriah dengan
kehadiran tokoh ulama, politikus dan publik figur yang ikut terjun langsung
kelapangan. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M selaku
ketua ICMI Lubang Buaya bahwa “terdapat Majelis Dzikir Adzikra pimpinan
Ustadz Arifin Ilham yang membawa ratusan jamaahnya disambut hangat oleh
massa yang sudah hadir duluan. Tidak ketinggalan juga politisi seperti Fahri
Hamzah, Fadli Zon dan juga dalam aksi tersebut para artis ikut andil dalam
menyuarakan kebenaran ini diantaranya Ahmad Dhani, Rhoma Irama, Lucky
Hakim, Kiwil, Peggy Melati Sukma, Neno Warisman dan masih banyak artis
lainnya yang ikut dalam aksi damai bela Islam II”. (Wawancara dengan Dr.
Abidin Sastra Wijaya M.M, 11 Desember 2017).
Pukul 10.00 Gerakan Nasional Pendukung Fatwa MUI (GNPF-MUI) yang
dipimpinan oleh Habib Rizieq Shihab (pembina), Bachtiar Nasir (Ketua),
Misbahul Anam (Wakil Ketua) dan Muhammad Zaitun Rasmin memberikan
pengarahan terbatas kepada pengendali barisan aksi dan para orator dengan pesan
yang kuat bahwa ini adalah aksi damai dan harus menunjukkan akhlakul karimah.
Sejam berselang sebelum melaksanakan sholat jum‟at pimpinan GNPF bersama
ulama menetapkan kesepakatan target aksi damai yang akan diperjuangkan
kepada Presiden Jokowi. Diakses dari laman resmi HTI (Hizbut-Tahrir.co.id).
Selanjutnya, orasi mulai disuarakan oleh berbagai ormas Islam, organisasi
mahasiswa, komunitas muslim, komunitas pelajar, maupun perorangan disekitar
38
area Masjid Istiqlal yang nantinya sebagai tahap awal dimulainya gerakan aksi
damai 411 dengan menyuarakan beberapa tuntutan menanggapi masalah penistaan
agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Para awak media
tidak ingin ketinggalan sedikitpun untuk meliput aksi ini.
Gambar II.1. Pengarahan dari Habib Rizieq Shihab
Sumber: Berita Langitan.com
Dimulainya aksi damai bela Islam II terjadi setelah selesai melaksanakan
shalat jum‟at, Imam besar FPI Habib Rizieq Shihab langsung memberikan arahan
untuk mengawal aksi ini dengan membakar semangat para demonstran lewat
tausiah, doa dan juga menyatukan suara dengan Himne FPI yang penuh semangat.
Setelah itu aksi dilakukan dengan melakukan longmarch ke istana presiden sesuai
rute yang telah ditetapkan yang diarahkan dan dipimpin oleh pimpinan GNPF-
MUI yakni Habib Rizieq Shihab (pembina), Bachtiar Nasir (Ketua), Misbahul
Anam (Wakil Ketua) dan Muhammad Zaitun Rasmin. Sebagai koordinator
lapangan ditunjuk panglima besar FPI, H. Munarman sebagai komando pasukan
yang memberikan intruksi langsung dilapangan. Sedangkan untuk orasi di depan
39
Istana baru dimulai ba‟da Ashar. Begitulah data informasi yang penulis dapatkan
mengenai kondisi dan dinamika aksi damai 411 yang diunduh tanggal 5 Mei 2017
dari laman Beritalangitan.com.
Gambar II.2. Suasana Sholat Jum’at para Peserta Aksi Damai 411 didalam
Masjid Istiqlal
Sumber: Detik.com
Aksi berlangsung dengan penuh kedisiplinan yang dikomandoi oleh tiap-
tiap oratornya, massa yang ikut terjun semakin bertambah banyak. Disaat itu pula
perwakilan atau juru runding GNPF-MUI melakukan negoisasi dan konsolidasi ke
Istana untuk berbicara langsung dengan presiden, tetapi sangat disayangkan
Presiden Joko Widodo tidak ada ditempat.
Perundingan pertama mengutus dua orang juru runding GNPF-MUI yaitu
Bachtiar Nasir, dan M Zaitun Razmin untuk mendatangi Istana. Hasilnya, juru
runding menolak pembicaraan karena hanya akan ditemui oleh Menko Polhukam
Wiranto dan beberapa menteri sebagai utusan resmi Presiden RI Joko Widodo.
40
Juru runding mendatangi Istana untuk kedua kalinya namun kemudian mereka
tetap menolak untuk berunding karena Istana tetap menawarkan Menko Polhukam
dan petinggi lainnya sehingga kemudian juru runding kembali kepada barisan
aksi. Dikutip dari laman resmi HTI (Hizbut-Tahrir.co.id).
Selanjutnya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi
mobil barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada
peserta aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan
menawarkan agar juru runding bisa diterima oleh Wapres Republik Indonesia
(Jusuf Kalla). Habib Rizieq Shihab bersedia memenuhi penawaran tersebut
dengan jaminan agar Wapres RI bersedia memerintahkan Kapolri untuk
menangkap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hari itu juga. Hasilnya Wapres RI
memberikan jaminan akan memproses hukum BTP alias Ahok secara cepat, tegas
dan transparan serta meminta waktu selama dua pekan untuk merealisasikannya.
Juru runding kembali ke barisan aksi untuk menyampaikan hasil perundingan.
Perundingan terakhir ini baru selesai pukul 18.00 Wib. Pernyataan resmi GNPF-
MUI yaang dimuat dalam laman resmi HTI (Hizbut-Tahrir.co.id).
D. Kondisi dan Dinamika Pasca Aksi Damai 411
Setelah disampaikan hasil perundingan yang ketiga yaitu pernyataan dari
Wapres RI yang meminta waktu dua pekan untuk memproses hukum Ahok, reaksi
para peserta aksi tidak bisa menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk
bermalam di depan Istana. Ustad Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha
bernegosiasi langsung menemui Wapres RI. Kericuhan kecil sebenarnya sudah
41
mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang
terprovokasi dengan barikade polisi.
Gambar II.3. Laskar FPI Menjadi Pagar Pembatas Antara Massa Dengan
Barikade Polisi
Sumber: Berita Langitan.com
Agar tidak terjadi bentrok, maka Laskar FPI menjadi pagar pembatas antara
massa dengan barikade polisi, seperti yang diutarakan oleh Habib Ali Alatas
bahwa:
Pasca aksi damai 411 terjadi keributan kecil dimana para aparat
keamanan bentrok dengan para mujahid yang masih bertahan di depan
Istana Negara dan laskar FPI waktu itu tetap berdiri kokoh menjadi
benteng atau brikade untuk meredam keributan massa dengan aparat
keamanan. Keributan itu terjadi ba‟da maghrib dimana di bagian paling
depan itu terdapat anak muda yang ghirohnya masih menggebu-gebu
sehingga memancing terjadinya kekeributan. Akan tetapi FPI masih
bersikukuh waktu itu tetap bertahan dan tidak mundur dikarenakan kita
masih menjaga komitmen kalau aksi tersebut merupakan aksi damai,
meskipun terjadi keributan kecil pada waktu itu sampai mengeluarkan
gas air mata dan tidak dapat dipungkiri dari peserta aksi cukup banyak
yang terkena gas air mata tersebut. (Wawancara dengan Habib Ali
Alatas, 16 November 2017).
42
Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya bergerak menginap di pagar luar
Gedung MPR/DPR, pada Pukul 03.00 dinihari delegasi GNPF-MUI diterima
oleh Komisi 3 DPR dan Ketua DPR, setelah beberapa-kali berunding. Keamanan
gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI dan Kapolri yang akan
menggusur massa yang menginap di luar pagar Gedung MPR/DPR. Komisi 3
DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk
memenuhi janjinya di depan massa aksi damai 411. (Hizbut-Tahrir.co.id).
Pada pukul 04.05 tanggal 5 Nov 2016 secara resmi GNPF-MUI
membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF-MUI Ust.
Bachtiar Nasir, “Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal meski
ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak
melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai”. Pembina GNPF-MUI, Habib
Rizieq Shihab menegaskan bahwa “Sebenarnya kita bisa saja melawan, perang,
tapi kita ini aksi damai, kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi dan TNI,
mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan Al-Quran oleh Ahok”.
(Hizbut-Tahrir.co.id).
43
BAB III
FRAMING ALIGNMENT HTI, FPI DALAM AKSI DAMAI 411
A. Strategi Frame Bridging HTI, FPI
Aksi bela Islam jilid II atau yang sering dikenal dengan aksi damai 411
merupakan aksi yang begitu dahsyat yang pernah terjadi di Indonesia. Aksi damai
411 dipimpin oleh kelompok kepentingan (orang-orang yang mempunyai
kepentingan), seperti halnya ormas FPI, HTI, HMI, dll yang berada dibawah
payung GNPF-MUI. Dan aksi tersebut tidak langsung besar begitu saja,
melainkan membutuhkan proses yang sangat panjang sehingga harus melibatkan
kelompok semu (sekumpulan orang yang tidak mempunyai kepentingan) seperti
meminjam istilahnya McCharty sebagai „kelompok-kelompok sentimen‟ atau
„kluster-kluster pendapat umum‟ yang belum termobilisasi‟. (David A. Snow,
dkk, 1986:467). Memang semestinya sebuah aksi kolektif atau gerakan sosial itu
harus meliputi yang namanya kelompok kepentingan dan kelompok semu,
sehingga sukses tidaknya suatu gerakan terlihat dari jumlah massa yang hadir dan
juga masalah yang diangkat.
Terlepas dari hal diatas, penulis melihat proses beserta nilai-nilai dalam
masyarakat dalam hal ini fanatisme/fundamentalisme agama Islam yang menjadi
dasar bagi umat Islam di Indoneisa yang kemudian menjadi senjata bagi
kelompok kepentingan dalam mengajak serta menginformasikan kepada khalayak
44
umum akan adanya aksi damai 411. Pandangan itu sering dikenal dengan „frame
bridging’ (proses penyembatan bingkai).
Proses awal terjadinya aksi Damai 411 November merupakan bentuk protes
yang dilakukan masyrakat muslim Indonesia terhadap pernyataan Gubernur DKI
Jakarta terkait surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu bahwa “jangan
percaya sama orang, kan bisa dalam hati kecil bapak/ibu gak bisa pilih saya “ya
kali dibohongi pakai surat Al-Maidah ayat 51 macem-macem itu”. Itu hak
bapak/ibu, jadi kalau bapak/ibu perasaan gak bisa pilih nih karena saya takut
masuk neraka, dibodohin gitu ya, tidak apa-apa. Karena ini panggilan hati pribadi
bapak/ibu, biarkan program ini jalan saja. Jadi bapak/ibu tidak usah merasa tidak
enak dalam nuraninya tidak pilih Ahok dan tidak suka sama Ahok”. Youtube
@PemprovDKI (https://www.youtube.com/watch?v=MNdJv3ZAqQE&t=16s).
Pernyataan tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Pendapat
pertama datangnya dari K.H. Tengku Zulkarnaen (Wasekjen MUI)
menyampaikan sikap keagaman MUI sebagai berikut: (1) Al-Qur‟an, surat Al-
Maidah ayat 51 secara eksplisit berisi larangan bagi Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin. Ayat ini menjadi dalil larangan bagi seorang non-muslim menjadi
pemimpin; (2) ulama wajib menyampaikan isi surat Al-Maidah ayat 51 kepada
umat Islam bahwa memilih pemimpin muslim adalah wajib; (3) setiap orang
Islam wajib meyakini kebenaran isi surat Al-Maidah ayat 51 sebagai panduan
dalam memilih pemimpin; (4) menyatakan bahwa kandungan surat Al-Maidah
ayat 51 yang berisi larangan Yahudi dan Nasrani adalah sebuah kebohongan,
hukumnya haram dan termasuk penodaan terhadap Al-Qur‟an; (5) menyatakan
45
bohong terhadap ulama yang menyampaikan dalil-dalil surat Al-Maidah ayat 51
tentang larangan non-muslim menjadi seorang pemimpin adalah penghinaan
terhadap ulama dan umat Islam. Maka dari itu Ahok dikategorikan sebagai orang:
(a) menghina Al-Qur‟an; (b) menghina ulama. Sedangkan pendapat berbeda
datang dari Nusron Wahid yang menyatakan bahwa Ahok tidaklah bisa di
interpretasikan sebagai seseorang yang yang melakukan penistaan agama, hal itu
dikarenakan dialah sendiri yang mengetahui terhadap makna ucapannya, bukan
orang lain yang menasfsirinya. @ILC_tvOnenews.
Oleh karenya, meski terdapat pro dan kontra terkait pernyataan Ahok di
Kepulauan Seribu tentang surat Al-Maidah ayat 51, maka berangkat dari sikap
keagamaan MUI itulah ormas HTI, FPI membingkai sedemikian rupa isu tersebut
agar masyarakat mau mengikutsertakan dirinya terjun langsung dalam aksi damai
411.
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M menuturkan bahwa “aksi itu timbul dan
dimotori oleh ormas-ormas Islam yang berada dibawah naungan GNPF-MUI yang
disebabkan oleh ketidakadilan dan menimbulkan protes sosial dan membentuk
komunitas sosial lalu terbangunlah kekuatan sosial sehingga terciptalah aksi sosial
karena adanya marginalisasi agama ataupun lebih tepatnya penistaan agama yang
dilakukan Ahok”. (Wawancara dengan Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M, 05
Desember 2017).
Lebih lanjut, Ust. Eko Herdanto menuturkan bahwa “ketika kemudian pak
Bun Yani ini merilis video mengenai pernyataan Ahok yang di depan masyarakat
46
Kepulauan Seribu, kami dari Hizbut Tahrir di DKI itu menuju masjid Al-
Munawar di Pancoran kemudian merilis hukum penista agama Islam”.
(Wawancara dengan Ust. Eko Herdanto, 28 November 2017). Semenjak itu, Ust.
Eko selaku penggiat aksi meminta masyarakat untuk melek dan sadar akan
kejadian tersebut dan memintanya untuk ikut terjun langsung melakukan aksi
membela agamanya yang telah dinistakan.
Jadi, yang kita sampaikan adalah mengenai haramnya pemimpin kafir dan
tegakkan hukum bagi orang kafir yang menistkan agama Islam. Dan
menistakan itu banyak kategorisasinya meliputi menistakan Allah SWT,
menistakan agama, menistakan Nabi dan menistakan Al-qur‟an. Akan
tetapi dalam konteks ini si penista melakukan penistaan terhadap kitab suci
(Al-qur‟an) dengan menyebut surat Al-maidah ayat 51. Sehingga 411 juga
dikenal dengan Al-maidah 51 yang bisa memikat ummat muslim seluruh
Indonesia dan Hizbut Tahrir sendiri datang ketengah-tengah masyarakat
untuk menyuarakan akan adanya aksi damai 411 dan kita menjelaskan
dalil-dalil mengenai hukum penista agama menurut Al-qur‟an yaitu
dipenggal lehernya, kecuali tobat dan masuk Islam. (Wawancara dengan
Ust. Eko Herdanto, 28 November 2017).
Tetapi pada dasarnya, proses terjadinya aksi damai 411 dikarenakan murni
ingin membela agama yang telah dinistakan. Seperti yang diutarakan oleh Habib
Ali Alatas bahwa “Intinya diadakannya aksi damai 411 itu untuk membela agama
Islam yang kitab sucinya telah dinistakan oleh sang penista agama (Ahok),
sehingga fokus dalam aksi tersebut aksi bela agama dan kita bersatu padu di
dalam NKRI ini melawan orang-orang yang dilindungi oleh kuasa boleh bebas
ketika melakukan penitaan agama Islam, apalagi di Negeri yang penduduknya
mayoritas muslim”. (Wawancara dengan Habib Ali Alatas, 16 November 2017).
47
B. Strategi Frame Amplification dan Frame Extension GNPF-MUI
1. Frame Amplification
Penguatan bingkai (frame amplification) adalah klarifikasi/penjelasan
atau penyegaran bingkai tafsiran (interpretative frame) atas isu, masalah atau
seperangkat peristiwa tertentu. (David A. Snow, dkk, 1986:469). Dengan
frame ini maka masalah yang semula dianggap sederhana dan tidak dianggap
memiliki poin-poin yang sangat penting sehinggga akhirnya diangkat
semenarik mungkin dengan tafsiran segar yang bisa membuat masyarakat
umum „kluster-kluster yang belum termobilasi‟ untuk melibatkan dirinya dan
bergabung dalam aksi kolektif.
Amplifikasi/penguatan bingkai (frame amplification) menurut David.
Snow terbagi menjadi dua yakni amplifikasi nilai (value amplification) dan
amplifikasi keyakinan (belief amplification).
1.1. Amplifikasi Nilai (Value Amplification)
Amplifikasi nilai (value) dapat dipahami sebagai tujuan atau kondisi
akhir yang ingin dicapai oleh organisasi gerakan sosial (OGS), atau upaya
identifikasi, idealisasi dan pengangkatan atas satu atau lebih dari nilai-nilai
yang sebenarnya mendasar terhadap masa depan konstituen tetapi tidak
mengilhami aksi kolektif . (David A. Snow, dkk, 1986:469). Dalam hal ini,
tugas para penggiat aksi yaitu mengartikulasikan dan membingkai niai-nilai
yang diangkat dengan sedemikian rupa sehingga nantinya tersebar luas ke
48
publik dan diterima oleh publik kemudian mau bergabung untuk melakukan
aksi kolektif.
Amplifikasi nilai sering ditemui dalam aksi damai 411 yang dilakukan
oleh para penggiat aksi dengan cara proses penyebarannya melalui media
ssial (BBM, Whatsapp, Facebook, Instagram, Line, Website), media cetak,
khutbah/mimbar-mimbar masjid atau media saluran lainnya.
Dalam aksi damai 411, frame dan nilai-nilai yang diangkat oleh para
penggiat aksi tidak lain yakni masalah penistaan agama dan juga nilai
ketidak-adilan. Hal itu di sampaikan oleh Ust. Hanif bahwa “Kalau aksi 411
frame yang dipakai satu yaitu jangan sampai pemimpin kafir itu memimpin
ummat Islam, dikarenakan Jakarta adalah Ibu kota jadi semuanya turun
seperti Bekasi, ring-ring Jakarta megapolitan ikut turun semua, sampai
penjuru Indonesisa dan yang terpenting framingnya masalah penistaan
agama”. (Wawancara dengan Ust. Hanif, 29 November 2017). Berbeda
halnya dengan yang disampikan oleh Dr. Abidin bahwa:
Perlunya perbaikan ekonomi, kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta,
perlunya persatuan dan kesatuan umat dalam memilih pemimpin,
yang ketiga perlunya masyarakat DKI Jakarta dipimpin oleh
pemimpin yang mengerti problematika yang ada di ibu kota dan
memiliki kompetensi dalam bidang pemerintahan, pengelolaan
sekaligus berasal dari orang muslim. Yang terpenting framing yang
diangkat yakni tentang penistaan agama. (Wawancara dengan Dr.
Abidin, 05 Desember 2017).
49
Kendati demikian, frame ataupun nilai yang diangkat adalah sama
mengenai masalah penistaan agama dan meminta keadilan penegak hukum
untuk menindaklanjuti masalah yang sangat kompleks ini.
Adapun faktor-faktor diangkatnya framing dan nilai-nilai tersebut
dikarenakan Indonesia merupakan penduduknya mayoritas muslim dan juga
kasus itu menyangkut isu sara masalah agama. Karena seyogyanya pasti
semua penganut sebuah agama atau aliran tidak akan menerima ketika
agamanya dinistakan oleh orang yang berbeda alirannya. Seperti yang
diutarakan oleh Ust. Eko bahwa “karena wajib hukumnya kita membela
agama yang kita cintai ketika dinistakan oleh seorang kafir dan yang kedua
memang dalam Islam itu seorang kafir tidak diperbolehkan pemimpin orang
muslim apalagi konteksnya di DKI Jakarta yang masyarakatnya mayoritas
muslim, maka wajib hukumnya diharamkan dipimpin oleh orang kafir”.
(Wawancara dengan Ust. Eko Herdanto, 28 November 2017). Pernyataan
ini dipertegas oleh H.B. Ali Alatas bahwa:
DKI Jakarta mayoritas muslim dan ada non-muslim seorang
pemimpin yang dekat dengan rezim yang jelas-jelas telah melakukan
penistaan agama tetapi kebal hukum. Seperti ketika diterpa kasus
Sumber Waras dll dia tetap lolos karena memang begitu kebalnya
orang tersebut, dan lucunya setiap dia terkena kasus pasti mampir ke
istana dan setiap mampir ke istana baru muncul pengumuman kalau
yang bersangkutan tidak punya kesalahan. (Wawancara dengan
Habib Ali Alatas, 16 November 2017).
Oleh karena itu, mengapa rasa keadilan yang sering didengungkan dan
diperjuangkan oleh para penggiat aksi beserta peserta aksi ketika melakukan
50
aksi damai 411 dan meminta penegak hukum untuk segera menangkap dan
mengadili sang penista agama.
1.2. Amplifikasi Keyakinan (Belief Amplification)
Amplifikasi keyakinan (belief) dapat dianggap sebagai elemen
ideasional yang secara kognitif mendukung atau menghalangi tindakan
mengejar nilai-nilai yang diinginkan. (David A. Snow, dkk, 1986).
Amplifikasi keyakinan sendiri terbagi menjadi 5 (lima), diantaranya:
Pertama, Amplifikasi keyakinan mengenai derajat keseriusan isu,
penderitaan atau masalah yang dipersoalkan. Dalam konteks ini, aksi damai
411 berupaya mengartikulasikan masalah atau isu penistaan agama yang
diangkat sungguh terlihat sangatlah serius dan hukumnya wajib untuk
diperjuangkan oleh setiap muslim. Begitu seksi dan seriusnya masalah
penistaan agama, terdapat sebuah ormas yang memang gencar
menginformasikan akan diadakannya aksi damai 411. Seperti yang
disampaikan oleh Ust. Eko bahwa;
Semua potensi media kita pakai seperti: sosial media, hutbah jum‟at,
dan door to door sehingga setiap pekan para anggota HTI diwajibkan
untuk menyebarkan pamflet dan buletin kerumah-rumah. Akan tetapi
kita tidak bisa menggunakan saluran media televisi dikarenakan
media tersebut sifatnya mainstream dan juga harus dibayar ketika
kita ingin mengangkat sebuah isu. Sehingga kita memanfaatkan
sosial media seperti facebook, instagram, group whatshapp dan
telegram semua kita pakai baik itu secara resmi seperti akun official
maupun akun pribadi. (Wawancara dengan Ust. Eko Herdanto, 28
November 2017).
51
Oleh sebab itu, aksi damai 411 menjadi magnet tersendiri bagi umat
Islam karena dari begitu seriusnya kasus penistaan agama. Bisa dikatakan
juga bahwa aksi damai 411 merupakan aksi kolektif ataupun gerakan sosial
keislaman terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.
Kedua, keyakinan tentang lokus sebab – akibat atau kesalahan.
Hukum kausalitas terjadinya aksi damai 411 terkait pernyataan Ahok
tentang surat Al-Maidah ayat 51dianggap oleh sebagian kalangan
melakukan penistaan agama terlebih lebih-lebih kitab suci Al-Qur‟an. Ust.
Umar sendiri menjelaskan tentang sebab-akibat terjadinya aksi damai 411
dikarenakan “kesalahan mendasarnya terletak pada penistaan agama yang
dilakukan oleh Ahok di Kepulauan Seribu yang menyinggung surat Al-
maidah ayat 51 dalam pidatonya didepan publik”. (Wawancara dengan Ust.
Umar Sadi, 04 Desember 2017). Atas dasar itu, isu tersebut tersebar luas
dan menjadi trending topik di media sosial maupun di media lainnya.
Ketiga, keyakinan streotipe mengenai (siapa) lawan – lawan atau
target – target pengaruh. Target utama dalam aksi damai 411 tidak lain
adalah sang penista agama, yaitu Ahok sendiri. Penjelasan tersebut diamini
oleh Ali seto yang mengatakan bahwa “yang pasti utama dan paling utama
itu sang penista agama (Ahok), kemudian para penegak hukum yang mana
mereka dengan kewajibannya harus menegakkan hukum dengan seadil-
adilnya dan tidak tebang pilih”. (Wawancara dengan Ali Seto, 19 November
2017). Berbeda halnya dengan yang dikatakan oleh Ust. Hanif bahwa target
dalam aksi damai 411 terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
52
Kalau bicara target, target aksi 411 itu ada yang jangka pendek, dan
ada jangka panjang. Jangka pendeknya itu bagaimana Ahok tidak
memimpin Jakarta dengan cara melakukan aksi damai 411. Dan juga
ketika itu Ahok sempat melarang tempat-tempat seperti Alexis di
tutup dan itu bikin semangat kaum muslim untuk menyerangnya.
Jangka panjangnya adalah bagaimana cara untuk menghapus rezim
dan sistem kapitalisme yang memang sudah menggigit, contohnya
“kenapa adanya Ahok?” karena memang sistem kapitalisme memang
dari buatan manusia itu memang membolehkan orang kafir itu untuk
menjadi pemimpin muslim. (Wawancara deng Ust. Hanif Ahmat
Anshorullah, 29 November 2017).
Tetapi semua ormas keislaman mengafirmasi bahwa dalam aksi
damai 411 terget utamanya adalah Ahok, dikarenakan dialah yang menjadi
biang keladi dari timbulnya polemik di Indonesia terkait pernyataannya di
depan masyarakat Kepulauan Seribu.
Keempat, keyakinan soal kemungkinan (peluang) perubahan atau
efektifitas aksi kolektif. Hasil yang diperoleh dari adanya aksi damai 411,
Ahok dinyatakan bersalah melakukaan penodaan/penistaan agama sehingga
dijatuhi pidana penjara selama 2 tahun.
Seperti yang diutarakan oleh Ali Seto bahwa “dalam benak pejuang
Islam atau penegak keadilan khususnya orang yang berjuang dijalan Allah
apapun hasilnya intinya kita berjuang dulu dan kita tetap optimis sehingga
hasilnya kita bisa lihat sekarang bahwa sang penista agama ditangkap dan
dipenjara”. (Wawancara dengan Ali Seto, 19 November 2017).
Perubahan secara kasat mata ketika kita semua melihat bahwa dari
terciptanya aksi damai 411 mampu mendesak para penegak hukum untuk
segera mengambil tindakan dan menetapkan Ahok menjadi tersangka yang
53
pada akhirnya itu berhasil. Disisi lain aksi damai 411 menyadarkan
masyarakat muslim akan pentingnya Ukhuwah Islamiyan dan Wathaniyah
dalam membela agama yang dicintainya.
Kelima, keyakinan mengenai pentingnya dan kewajiban untuk ambil
bagian dalam aksi. Pada sub – bab amplikasi keyakinan terakhir masalah
penting tidaknya seorang muslim untuk melibatkan dirinya dalam aksi
damai 411, semua informan yang penulis wawancarai memiliki pandangan
yang berbeda. Misalnya saja, Habib Ali yang mengutarakan bahwa “kalau
orang muslim tidak wajib untuk ikut aksi, tetapi yang kita wajibkan yaitu
bela agama Islam”. (Wawancara dengan H.B. Ali Alatas, 16 November
2017). Dalam artian disini bahwa setiap muslim itu tidak diwajibkan untuk
ikut terjun langsung ke lapangan melainkan setiap muslim itu diwajibkan
untuk mensupport saudara-saudaranya yang memperjuangkan agama Islam
dengan cara membantu secara moril dan materil (memberikan makanan,
minuman, dll) terhadap peserta aksi yang berjuang dijalan Allah.
Dr. Abidin selaku akademisi dan ketua ICMI Lubang Buaya
mengutarakan bahwa “menururt kaca mata saya selaku aktifis ICMI
hukumnya fardhu „ain (wajib) karena itu merupakan sebuah ibadah dalam
membela agama Islam”. (wawancara dengan Dr. Abidin Sastra Wijaya
M.M, 05 Desember 2017). Lebih lanjut Ust. Eko megutarakan dengan
gamblangnya bahwa “saya rasa hanya orang-orang munafik yang tidak ingin
bersatu untuk ikut damai aksi 411”. (Wawancara dengam Ust. Eko
Herdanto, 28 November 2017).
54
Berbeda dengan peserta aksi lainnya seperti Ust. Umar yang
mengutarakan bahwa “kalau dibilang penting atau wajib itu tergantung
pemahaman dia terhadap Islam, tetapi kalau bagi saya sendiri itu sangat
penting untuk terlibat dalam aksi damai 411. Hal itu dikarenakan Islam
berada diatas segalanya apabila Islam itu dilecehkan maka kita wajib turun
tangan membela agama kita yang kita muliakan”. (Wawancara dengan Ust.
Umar Sadi, 04 Desember 2017).
Ali Seto selaku peserta aksi dari ormas FPI menuturkan bahwa “jika
mereka merasa cinta akan agamanya dan juga mereka benci terhadap penista
agama, maka mereka harus turun lapangan. Apalagi berbicara internal
organisasi seperti FPI, maka semuanya wajib turun dan jikalau mereka
merasa berat untuk melakukan aksi ke Jakarta mereka boleh melakukan aksi
di daerahnya masing-masing”. (Wawancara dengan Ali Seto, 19 November
2017).
Intinya, sangatlah penting sekali bagi setiap insanul kamil untuk
mengikutsertakan dirinya dalam aksi damai 411. Hal itu dikarenakan
menyangkut kepentingan bersama membela agama yang dicinta dan juga
untuk menjaga keteraturan Negeara Kesatuan Republik Indonesia serta
upaya pemecahan masalah (problem solving) yang terjadi.
Maka dari itu, untuk mengumpulkan dukungan atau mengumpulkan
peserta dibutuhkan yang namanya transformasi bingkai (frame
transformation) nilai dan keyakinan dari para penggiat atau elite aksi
55
terhadap para peserta aksi sehingga akhirnya memungkinkan tingkat
keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi damai 411.
Adapun tugas para elite gerakan yakni mendakwahkan melalui
mimbar-mimbar di masjid dan melalui bawahannya. Seperti yang dijelaskan
oleh Ust. Al-Ghoby yang menuturkan bahwa “kita banyakin group
whatsapp kemudian kita bikin redaksi berita yang menarik dan juga
mengabarkan lewat mimbar-mimbar masjid dengan cara dakwah, dll”.
(Wawancara dengan Ust. Nazirul Al-ghoby, 18 November 2017). Hal
senada diucapkan oleh Ali Seto bahwa:
Habieb Rizieq selaku imam besar FPI, dai‟ dan juga guru, beliau
tetap memobilisasi massa dan juga tokoh-tokoh dengan cara
bersafari dakwah untuk menyebarluaskan berita aksi sehingga
keterlibatan massa kian besar dalam aksi damai 411. Coba kalau kita
lihat safari dakwah beliau seperti di Madura, Malang, Surabaya dan
Jawa Barat yang isinya tentang selama momentum masalah
penistaan agama belum selesai maka beliau angkat dan yang
disampaikan diantaranya tegakkan keadilan, menyuarakan penolakan
terhadap pemimpin kafir. (Wawancara dengan Ali Seto, 19
November 2017).
Berbeda halnya pandangan yang diutarakan oleh Ust. Hanif tentang
tugas elite gerakan untuk memperluas pembingkaian sehingga
memungkinkan tingkat keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi
damai 411;
Aksi damai 411 kita semua gerakan mahasiswa, seluruh elemen-
elemen ormas (organisasi masyarakat) dan elemen-elemen jamaah
semuanya bersatu karena dengan sendirinya mereka akan saling
menghubungi “ayo hadir, jangan sampai gak hadir” jadi memang
ikut 410 kemudian aksi 411 apalagi aksi 212. Maka yang paling
penting itu adalah mereka telah membangunkan ummat Islam seperti
56
singa yang sebelum terjadinya aksi damai 411 itu seperti kucing tapi
setelah aksi 411 ummat Islam layaknya seperti singa dan akhirnya
sampai sekarang mereka tidak berani macam-macam. (Wawancara
dengan Ust. Hanif Ahmat Anshorullah, 29 November 2017).
Jadi, cara yang dilakukan oleh para penggiat aksi dengan harus
mensosialisasikan lebih dulu kepada masyarakat dari berbagai golongan dan
tingkatan bahwa saat ini problematika kebangsaan dan kenegaraan sudah
rumit dikarenakan pemimpin DKI Jakarta sudah melakukan penistaan
agama sehingga bagi warga muslim diajak untuk berpartisipasi dalam aksi
damai 411.
Sedangkan cara mentransformasikan nilai dan keyakinan yang
diusung oleh penggiat aksi damai 411 untuk mengumpulkan dukungan
massa yang banyak dengan cara menginformasikan bahwa membela agama
mutlak harga mati bagi seorang muslim itu sendiri. Ust. Eko juga
menambahkan bahwa “kalau dalam HTI ada istilahnya iqtishalul maqsudah
(maksud dan tujuan) yang kita bawa adalah misi khusus untuk mengajak
aksi damai 411 dan kita juga mendiskusikan ke masyarakat akan pentingnya
aksi tersebut”. (Wawancara dengan Ust. Eko Herdanto, 28 November 2017).
Tetapi, menurut Dr. Abidin selaku ketua ICMI bahwasanya “kita
memanfaatkan semua komunitas baik itu ormas untuk mensosialisasikan
kepada anggota-anggotanya dengan cara menanamkan nilai-nilai
bahwasanya penting sekali untuk membela agama Islam yang telah
57
dinistakan”. (Wawancara dengan Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M, 05
Desember 2017).
Oleh karena itu, upaya yang dilakukan oleh penggiat aksi untuk
mentransformasikan nilai dan keyakinan dalam aksi damai 411 untuk
mengumpulkan dukungan massa yang banyak sangatlah berhasil. Hal itu
terlihat dari membeludaknya massa yang hadir dan mengikutsertakan
dirinya dalam aksi damai 411.
2. Frame Extension
Ekstensi/perluasan bingkai (frame extension) dapat dipahami bahwa
“sebuah organisasi gerakan sosial (OGS) harus memperluas bata-batas
kerangka utamanya sehingga mencakup pula kepentingan atau sudut pandang
yang bersifat insidentil bagi tujuan utama, tapi sangat penting/menonjol bagi
para pengikut yang potensial. (David A. Snow, dkk, 1986:472). Dalam artian,
pembingkaian ini berupaya memperluas kumpulan pengikut dengan cara
memotret tujuan sehingga keterlibatan partisipan makin besar.
Semula aksi damai 411 isunya masalah penistaan agama, haramnya
pemimpin kafir. Isu tersebut yang dengan lantang disuarakan oleh peserta aksi
dan menjadikannya slogan ketika aksi damai 411, seperti yang disampaikan
oleh Ust. Hanif bahwa:
Kalau yang kita pakai apa yang kita lihat itu hastag “haram pemimpin
kafir” dan hastag “tolak pemimpin kafir” hastag “tolak Ahok” dan
“hukum penista agama”. Jadi yang saya lihat dan slogan yang dipakai
oleh peserta aksi adalah seperti itu. (Wawancara dengan Ust. Hanif
Ahmat Anshorullah, 29 November 2017).
58
Kendati demikian, isu lain yang diangkat dalam aksi damai 411 yakni
masalah Sumber Waras, Reklamasi Teluk Jakarta, merupakan kasus yang
sempat menyeret Ahok sebelum melakukan penistaan tehadap agama Islam.
Seperti yang dikatakan oleh Ali Seto bahwa “bukan hanya masalah penistaan
terhadap agama yang kami persoalkan dalam aksi damai 411 melainkan
persoalan lain seperti halnya kasus Sumber Waras, Reklamasi Teluk Jakarta,
penggusuran rumah yang tidak manusiawi dan sifatnya Ahok yang sangat
arogan”. (Wawancara dengan Ali Seto, 29 November 2017). Isu tersebut sering
terdengar juga ketika aksi, dikarenakan kasus tersebut seksi juga
dipebincangkan oleh khalayak umum sehingga banyak ormas Islam
menjadikan isu tersebut untuk meruntuhkan Ahok dari tampuk
kepemimpinannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun ujung dari kasus
tersebut tidaklah ada hasilnya, yang mana Ahok lolos dari kasus yang
menjeratnya sehingga banyak yang beranggapan Ahok kebal hukum dan
dilindungi oleh hukum.
Sama seperti sebelumya, meski terdapat beberapa isu yang diangkat
dalam aksi damai 411 tetapi masalah penistaan agama yang menjadi core atau
inti permasalahan terjadinya aksi damai 411. Oleh karenanya, terdapat banyak
tuntutan yang di sampaikan oleh para peserta aksi ketika dilapangan. Seperti
yang diutarakan oleh Habib Ali Alatas yang meminta “penegakan hukum yang
sebenar-benarnya terhadap sang penista agama”. (Wawancara dengan Habib
Ali Alatas, 16 November 2017).
59
Gambar III.1. Tuntutan Terhadap Penista Agama
Sumber: Berita Langitan.com
Salah satunya tegakkan keadilan yang menjadi garis besar dalam aksi
tersebut. Adapun poin-poin dalam menegakkan keadilan yaitu di dalamnya
berisi; proses hukum, diberikan sanksi dan hukuman yang setimpal bagi orang-
orang yang korupsi dan penista agama. Dr. Abidin menambahkan;
Tuntutannya pertama tangkap dan penjarakan Ahok sesuai dengan
hukum yang ada di Indonesia, kedua pemerintah harus berpihak kepada
masyarakat muslim jangan sampai memarginalkan masyarakat muslim.
Ketiga kita menolak pemerintah yang tidak pro masyarakat muslim dan
sering melakukan deskriminatif yang sering menjual aset-aset negara ke
Asing, Aseng, Asong. (Wawancara dengan Dr. Abidin Sastra Wijaya
M.M, 05 Desember 2017).
Bervariasinya berbagai tuntutan yang disuarakan tetapi intinya semua
menuntut agar Ahok sang penista dan penoda Al-Qur‟an untuk segera
ditangkap dan diadili oleh penegak hukum sesuai aturan yang berlaku.
60
C. Peran Media dan Sosial Media dalam Membantu Mengabarkan Berbagai
Framing yang Diangkat GNPF-MUI dalam Aksi Damai 411
Adapun media atau saluran yang digunakan oleh berbagai ormas Islam
dalam menginformasikan dan mengajak masyarakat umum untuk ikut
berpartisipasi secara langsung dalam aksi damai 411 antara lain: media sosial,
media cetak, media penyiaran (radio), cyber muslim/cyber army, door to door,
khutbah/mimbar jum‟at, website resmi, organisasi dan juga hubungan personal.
Pertama, media sosisal. Adapun media sosial yang dipakai oleh penggiat
aksi damai 411 meliputi: Whatsapp, Facebook, BBM, Twitter, Line, Instagram.
Tetapi, dari berbagai media sosial tersebut banyak dari informan yang telah saya
wawancarai berbeda pendapat mengenai media yang dipakai dan efektif dalam
menyebarkan informasi akan diadakannya aksi damai 411.
Ust. Umar selaku penggiat aksi dari barisan HTI mengatakan bahwa media
yang sering beliau gunakan dalam menginformasikan akan diadakannya aksi
damai 411 melalui Facebook, dikarenakan beliau juga sering melihat informasi
yang sama melalui Facebook meskipun tidak dapat dipungkiri bahwasanya media
lain seperti Whatsapp sering juga menginformasikan dan mengajak untuk ikut
aksi dengan cara Broadcast yang dilakukan oleh petingginya. Hal senada juga
dikatakan oleh Rahmat Isco bahwasanya dia juga sering mengunakan Facebook
untuk menginformasikan kepada umat muslim akan diadakannya aksi damai 411.
Meskipun demikian, Rahmat sering juga menggunakan media suara politik, berita
360 dikarenakan dia sendiri anggota dalam berita tersebut.
61
Kedua, media penyiaran (radio). Media ini pernah digunakan juga dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411, seperti yang diutarakan oleh Ust.
Al-Ghoby bawa ”Kalau di media nasional (televisi) tidak ada yang
menginformasikan tetapi kalau di Bekasi terdapat yang namanya radio dakta yang
waktu itu pernah mewawancarai ust. Bahtiar Nasir dan kyai. Al-khaththath (alias
Gatot Saptono) yang mengajak untuk menginformasikan akan adanya aksi damai
411”. (Wawancara dengan Ust. Nazirul Al-ghoby, 18 November 2017).
Ketiga, media cetak disini menjadi mediasi juga dalam menginformasikan
akan adanya aksi damai 411. Seperti halnya setiap pekan para anggota HTI
diwajibkan untuk menyebarkan pamflet dan buletin kerumah-rumah, seperti yang
diutarakan oleh Ust. Eko bahwa “HTI mempunyai media rutin yaitu majalah Al-
Wai yang terbit tiap bulanan dan buletin Ummat terbit setiap dua mingguan dan
satu lagi buletin jum‟at yang terbit setiap hari jum‟at, itu kita semua gunakan
untuk menyampaikan opini kita”. (Wawancara dengan Ust. Eko Herdanto, 28
November 2017). Oleh karena itu, unsur media yang ada sangatlah dimanfaatkan
oleh ormas HTI.
Keempat, cyber muslim/cyber army. Media ini mempunyai andil cukup
besar juga dalam menginformasikan akan adanya aksi damai 411. Seperti yang
dikatakan oleh Ali Seto bahwa “munculnya sahabat-sahabat muslim atau cyber
muslim bisa membantu ulama dalam menginformasikan akan adanya aksi damai
411, tidak dapat dipungkiri musuh-musuh Islam juga punya cyber tetapi mereka
kewalahan dengan Cyber Muslim. Cyber Muslim itu sendiri tidak ada yang
namanya yang digaji mereka sifatnya spontanitas berdasarkan hati nurani sendiri
62
utuk menginformasikan adanya aksi damai 411”. (Wawancara dengan Ali Seto,
19 November 2017). Hal itu diamini juga oleh Ust. Hanif dan Dr. Abidin
bahwasanya Cyber Muslim/Cyber Army memiliki peranan penting dan juga
sebagai sarana untuk melakukan dakwah dalam memberitahukan akan adanya aksi
damai 411.
Kelima, dor to door. Media selanjutnya ini sangatlah dibutuhkan ketika
ormas HTI ingin menghimpun massa yang berada di daerah pedalaman untuk ikut
aksi damai 411. Seperti yang diutarakan oleh Ust Eko bawa “menurut saya saat itu
media yang paling efektif diluar daerah yaitu door to door yang dilakukan oleh
anggota Hizbut Tahrir yang dibantu oleh media sosial. Karena kita melihat untuk
di wilayah-wilayah, sosial media masih kurang efektif untuk digunakan
dikarenakan masyarakat masih kurang melek akan teknologi sehingga kita
menggunakannya door to door”. (Wawancara dengan Ust. Eko Herdanto, 28
November 2017).
Keenam, khutbah/mimbar jum‟at. Media ini sangat membantu sekali dalam
mempublikasikan akan diadakannya aksi damai 411 dikarenakan setiap
pekan/jum‟atnya para imam sering menyuarakan melalui khotbahnya ketika di
mimbar-mimbar jum‟at. Ust. Al-Ghoby berpendapat bahwa mimbar-mimbar
dalam sholat jum‟at sangatlah juga memegang peranan penting dalam
mempublikasikan akan adanya aksi.
Ketujuh, webitse resmi para ormas keislaman sering juga dimanfaatkan,
meskipun orang-orang sukar sekali untuk selalu membuka website resmi setiap
63
ormas keislaman, dan yang membuka hanyalah anggota dari ormas keislaman
tersebut.
Kedelapan, hubungan personal (kekeluargaan, kekerabatan, keorganisasian).
Semuanya itu merupakan bagian yang dimaksimalkan dalam menyebarkan akan
adanya aksi damai 411, seperti keluarga terlebih dahulu, baru kemudian kerabat
dan terlebih-lebih organisasi. Organisasi disini perannya sebagai media sangat
dibutuhkan sekali dalam penyebaran, seperti halnya ormas FPI, HTI, HMI,
Majelis Rasulullah dll yang memiliki banyak pengikut di Indonesia dituntut untuk
memviralkan kepada seluruh pengikutnya sehingga nantinya para anggota yang
berada di berbagai daerah bisa berkumpul menjadi satu di satu titik dan juga
dalam rangka menjaga ikatan tali salaturrahmi maupun ukhuwah islamiyah.
Kekuatan hubungan personal disini sangatlah terlihat ketika aksi damai
411 dari banyaknya massa dari berbagai ormas-ormas keislaman maupun
masyarakat secara umum yang berkumpul bersatu padu waktu itu. Seperti yang
disampaikan oleh H.B. Ali Alatas bahwa “terdapat banyak organisasi yang ikut
andil dalam aksi damai 411, seperti yang saya lihat FPI, HTI, Muhammadiyah,
NU, HMI, Persis, Wasliyah dan hampir seluruh ormas islam ikut andil dalam aksi
damai 411”. (Wawancara dengan H.B. Alatas, 16 November 2017). Menariknya,
mereka tidak lagi mengatasnamakan bendera yang mereka pakai dalam
memprotes masalah penistaan agama, mereka semua menyisingkan bendera
masing-masing dan berada dibawah bendera Rasulullah SAW (Rayahnya (panji)
Rasulullah SAW yang berwarna HITAM sedangkan benderanya (liwa’) berwarna
PUTIH) dan bertuliskan “La ilaha illa Allah”.
64
Jadi, media ataupun saluran yang menjadi core atau dasar dalam
mempublikasikan aksi damai 411 yakni media sosial, seperti yang dikatakan oleh
H.B. Ali Alatas;
Jadi, media yang besar dan efektif dalam menginformasikan akan adanya
aksi damai 411 yaitu medsos. Bahkan ketika aksi-aksi kita ini dihina dan
dihujat dan dikecilkan tapi perlawanannya di medsos. Jadi, medsos
menjadi saluran alternatif informasi ketika media-media mainstream
menyebarkan kebohongan terus kita melawannya melalui medsos. Karena
saya dapat membuktikan bahwa media-media mainstream pra-kondisi aksi
damai 411 media tersebut dikondisikan, sehingga berita yang naik ke
media mainstream rata-rata memiliki kecendrungan memihak kepada
rezim yang berkuasa. Contoh konkritnya seperti halnya presiden Jokowi
sudah berapa banyak telah melakukan pertemuan dengan redaktur media
elektronik, media cetak termasuk media sosial. Jadi ketika muncul
kecurigan ada pra-kondisi untuk mendandani informasi. Tetapi medsos
juga pisau bermata dua, ada yang bisa memberikan dampak positif dan
bahkan ada yang berdampak negatif. (Wawancara dengan HB. Ali Alatas,
16 November 2017).
Hal senada juga disampaikan oleh Ust. Hanif bahwa “media mainstream
seperti televisi-televsi yang sering kita lihat selama ini, justru mengambil
rujukannya dari media sosial dan juga keterbatasan kita dalam menguasai dan
mengiklankan di media mainstream atau media televisinya karena itu punya
orang-orang kapitalis dan kepentingan. Mereka itu mempunyai kepentingan untuk
meredam ide Islam seperti syariah dan khilafah kemudian mereka
mengkriminalisasi ulama kemudian mengkriminalisasi ajaran Islam dan lain
sebagainya”. (Wawancara dengan Ust. Hanif Ahmat Anshorullah, 29 November
2017). Maka berangkat dari hal itu media nasional atau media mainstream seperti
televisi menjadi pengecualian dalam proses pemberian informasi dalam mengajak
masyarakat secara umum untuk ikut aksi damai 411.
65
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis telah lakukan tentang aksi damai 411
dapat ditarik kesimpulan bahwa aksi tersebut merupakan tuntutan mayoritas umat
muslim di Indonesia untuk meminta sang penista agama (Ahok) untuk segera
diadili, ditangkap, dan dipenjara atas kesalahannya yang telah dianggap
melakukan penistaan agama. Sebuah aksi kolektif dalam hal ini aksi damai 411
tidak bisa berjalan sesuai rencana tanpa adanya strategi-strategi yang dijalankan
oleh penggiat aksi. Maka, dalam penelitian ini penulis menngunakan teori strategi
pembingkaian yang meliputi;
Pertama, penyembatan bingkai (frame bridging). Strategi yang pertama
berisikan tentang nilai – nilai masyarakat yang tertanam seperti fanatisme atau
fundamentalisme agama Islam seperti kecintaan terhadap agamanya yang bisa
membuat semangat masyarakat berkobar untuk terjun langsung ke lapangan. Oleh
sebab itu, ketika kitab sucinya dinistakan oleh sang penista agama (Ahok) maka
semua masyarakat terpanggil hatinya untuk ikut aksi damai 411.
Kedua, penguatan bingkai (frame amplification). Model ini merupakan
penjelasan atau penyegaran bingkai tafsiran (interpretative frame) atas isu yang
diangkat dalam aksi damai 411 yang meliputi amplifikasi nilai dan keyakinan.
66
Amplifikasi nilai berisikan tentang nilai-nilai ketidak-adilan yang menjadi seruan
para peserta aksi untuk meminta keadilan bagi sang penista agama, dan juga rasa
Ukhuwah Islamiyah menjadi nilai yang dipertontonkan oleh peserta aksi dalam
aksi damai 411. Selanjutnya, amplifikasi keyakinan meliputi: (a) seriusnya
persoalan isu atau masalah penistaan agama yang diangkat; (b) sebab – akibat dan
persoalan mendasar dalam aksi damai 411; (c) Ahok sebagai target utama dalam
aksi dan juga pemerintah selaku pemangku kepentingan; (d) adanya hasil dari
dilangsungkannya aksi kolektif, seperti ditangkap dan dipenjarakannya Ahok; (e)
adanya rasa kecintaan ummat muslim terhadap agama yang di cintanya dengan
cara melibatkan diri dalam aksi damai 411.
Sedangkan, ekstensi/perluasan bingkai (frame extension). Pembingkaian ini
berupaya memperluas kumpulan pengikut dengan cara memotret tujuan yang
awalnya masalah penistaan agama kemudian diangkat isu lain, seperti; Sumber
Waras, Reklamasi Teluk Jakarta, penggusuran rumah yang tidak manusiawi dan
sifat Ahok yang sangat arogan, tetapi kunci utamanya masih tetap masalah
penistaan agama sehingga keterlibatan partisipan makin besar.
Ketiga, Adapun media atau saluran yang dipakai oleh berbagai ormas Islam
dalam menginformasikan berbagai framing dan mengajak masyarakat umum
untuk ikut berpartisipasi secara langsung dalam aksi damai 411 antara lain: media
sosial (BBM, Whatsapp, Facebok, Instagram, Line), media cetak (buletin dan
pamflet), media informasi (radio), cyber muslim/cyber army, door to door,
khutbah/mimbar jum‟at, website resmi, organisasi dan juga hubungan personal.
67
B. Saran
Temuan-temuan dari proses pembingkain terkait isu yang diangkat dari aksi
damai 411 terlihat banyak sekali, dan menunjukkan kepada kita bahwa aksi
kolektif ini telah banyak mengadopsi gerakan-gerakan yang lebih modern.
Perlawanan demi membela agamanya dengan cara damai, dan tertib. Meski
demikian, pasca aksi terdapat kekeributan kecil yang di lakukan oleh oknum-
oknum tidak bertanggung jawab demi mengacaukan kedamaian aksi.
Saran atas aksi damai 411 tentu saja terus memepertahankan konsistensinya
agar tetap survive dan juga pentingnya mengingatkan rasa Ukhuwah Islamiyah
dan Wathaniyah bagi umat muslim di Indonesia yang bisa dipetik dari adanya aksi
damai 411. Diluar itu, aksi damai 411 merupakan medium yang efektif dan
menarik untuk selalu menjadi pengingat, alarm bagi presiden dan pejabat atau
aparatur pemerintah yang duduk di parlemen. Sehingga, keberlangsungan aksi
damai 411 harus di support dan terus dipertahankan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.
2005.
Creswell W. Jhon. Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Della Porta, Donatella dan Mario Diani. Social Movement : An Introduction.
Australia: Blackwell Publishing. 2006.
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.
Harjono. Transformasi Demokrasi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi. 2009.
Haryanto. Gerakan Sosial Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2003.
Lexy. J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. 1990.
Miles, Mettew. B dan Hubberman. A. Micheal. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
UI Press. 1992.
Muhtadi, Burhanuddin. Dilema PKS Suara dan Syariah. Jakarta: Gramedia. 2012.
---------. Demokrasi Zonder Toleransi : Potret Islam Pasca Orde Baru. Jakarta:
Salihara. 2011.
Newman, W. L. Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif.
Edisi ke-7. Terj E. T. Sofia. Jakarta: PT. Indeks. 2013.
Rahmat, Imdadun. Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur
Tengah Ke Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga. 2005.
Soebiantoro, M. dkk. Pengantar Ilmu Politik. Purwokerto: Unsoed. 1998.
69
Staggenborg, Suzanne. Social Movements. Canada: Oxford University Press.
2012.
Tribowo, Darmawan. Gerakan Sosial Wahana Civil Society Bagi Demokratisasi.
Jakarta: LP3ES. 2006.
Tesis dan Jurnal:
Abdullah, Kurniawan. Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer (Studi Kasus
Hizbut Tahrir Indonesia). Tesis Program Pascasarjana Sosiologi, Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2004.
Hidayat, Daddy. Gerakan Dakwah Salafi Di Indonesia: Sebuah Studi Terhadap
Kemunculan Dan Perkembangannya Di Era Reformasi. Jurnal Sosiologi
MASYARAKAT Vol 17. No. 2, Juli 2012: 115 – 133. 2012.
Indrajat, Himawan. Demokrasi Terpimpin Sebuah Konsepsi Pemikiran Soekarno
Tentang Demokrasi. Jurnal Sosiologi, Vol. 18. No. 1, 2016: 53 – 62. 2016.
Ngatawi. Radikalisasi Gerakan Islam Simbolik FPI. Tesis Program Pascasarjana
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2002.
Pichardo, Nelson A. Resource Mobilization: An Analysis of Conflicting
Theoretical Variations. The Sociological Quarterly, Vol. 29, No. 1. 1988.
Snow, David A, E. Burke Rochrord, Jr. Steven K. Worden, Robert D. Benford.
Frame Alignment Processes, Microbilization and Movement Participation.
American Sociological Review, Vol. 51, No.4 (Aug., 1986), pp. 464-481.
1986.
Skripsi:
Haris Khariri, Akhmad. Gerakan Fundamentalis Di Perguruan Tinggi Islam
(Studi:Pola Gerakan Strategi Kaderisasi Hizbut Tahrir Indonesia Di
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Jakarta: Skripsi Fakultas Ilmu
70
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2014.
Suryadi, Rohmad. Tindakan Golput Aktifis Gerakan Islam (Studi Interpretatif
Mengenai Tindakan Golput Aktifis Gerakan Islam Anti Demokrasi Di Kota
Surakarta). Surakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret. 2009.
Website:
Ali, Imam Shamsi. Sebelum terjadinya aksi damai 411
(http://www.republika.co.id/berita/jurnalismewarga/wacana/16/12/01/ohg
wd0396-aksi-411-212-akankah-ada-aksi-911). yang diakses pada tanggal
16 Agustus 2017.
Data jumlah aksi (https://www.indopress.id/article/nasional/eksklusif-benarkah-
23-juta-pengunjuk-rasa-mengepung-istana) yang diakses pada tanggal 10
Januari 2017.
Keterlibatan dalam aksi (http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-37831654)
dikutip dari BBC Indonesia yang diakses pada tanggal 3 Maret 2017.
Muitia, Utin. “FPI dan GNPF-MUI” dikutip dari kompasiana.com
(https://www.kompasiana.com/utinmutiaa/fpi-dan-gnpf-mui) yang diakses
pada 26 Januari 2018.
R, Amelia, Mei. Keterlibatan dalam aksi (https://news.detik.com/berita/d-
3339694/kronologi-demo-4-november-dari-damai-hingga-berakhir-ricuh)
dikutip dari Detik.com yang diakses pada tanggal 3 Maret 2017.
Rodja, Arsun. Jadi, sebenarnya GNPF-MUI itu apa? (https://seword.com/jadi-
gnpf-mui-itu-sebenarnya-apa) dikutip dari seword.com yang diakses pada
26 Januari 2018.
Hizbut-Tahrir.co.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Nama : Habib Ali Alatas
Jabatan : Ketua FMI (Front Mahasiswa Islam) di FPI
Lokasi : DPP FPI Petamburan III
Tanggal : 16 November 2017
Pewawancara: Bagaimana proses sebelum terjadinya aksi damai 411 di jalankan?
HB. Ali Alatas: Prosesnya sangat panjang. Karena kalau berbicara aksi damai 411
yakni sejak tahun 2014 akhir saja ketika Jokowi naik menjadi presiden kami
sendiri (FPI) telah menolak yang namanya gubernur non-muslim dan kita semua
suarakan bahwa yang namanya negeri yang masyarakatnya mayoritas muslim,
maka pemimpinnya harus dari muslim. Bahkan kita menyuarakan diharamkannya
pemimpin no-muslim di mayoritas muslim khususnya di Indonesia menyeruak
ketika pemilihan gubernur yang calonnya saat itu Jokowi melawan Fauzi Bowo
yang mana kita telah melakukan aksi selama bertahun-tahun yang pada akhirnya
terjadi peristiwa di depan DPRD wali kota yang sempat ramai dan ada yang
ditangkap bahkan ada yang meninggal. Jadi proses terjadinya aksi damai 411 ini
bukan proses yang sebentar melainkan prosesnya sangat lama, sehingga dengan
seizin Allah dengan gamblangnya Gubernur yang menjabat saat itu (Ahok)
keseleo lidahnya karena kesombongannya dengan menistakan agama dan ayat
suci Al-Qur‟an dan sampai benar-benar terbukti di persidangan jikalau Ahok
melakukan penistaan agama Islam. Jadi, aksi damai 411 itu bukanlah aksi milik
FPI melainkan aksi tersebut milik bersama meskipun sejarah panjangnya FPI-lah
yang menjadi garda terdepan menentang pemimpin kafir naik ke tampuk
kekuasaan gubernur waktu itu. Sehingga dengan berjalannya waktu kita semua
ormas islam di Indonesia melakukan rapat koordinasi untuk membahas masalah
aksi untuk menentang Ahok, sehingga akhirnya lahir aksi 14 Oktober 2016.
Kemudian, kita rapat koordinasi lagi untuk membahas aksi yang lebih besar yang
diberi nama Aksi Damai 411 (Aksi Bela Islam Jilid 1) yang booming
diperbincangkan dan aksi tersebut berada dibawah naungan GNPF-MUI.
Pewawancara: Seperti apa start/awal dimulainya aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Pertama, kita start awalnya dari masjid Istiqlal dengan sholat
jum‟at terlebih dahulu disana setelah itu jam 13.00 wib orasipun mulai
dikumandangkan yang dipimpin oleh Habib Rizieq dan silih berganti dengan
orator yang lainnya dan melakukan long march ke depan Istana Negara.
Pewawancara: Apa yang terjadi pasca terjadinya aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Pasca aksi damai 411 terjadi keributan kecil dimana para aparat
keamanan bentrok dengan para mujahid yang masih bertahan di depan Itana
Negara dan laskar FPI waktu itu tetap berdiri kokoh menjadi taming atau brikade
untuk meredam keributan massa dengan aparat keamanan. Keributan itu terjadi
terjadi ba‟da maghrib dimana di bagian paling depan itu terdapat anak muda yang
ghirohnya masih menggebu-gebu sehingga memancing terjadinya kekeributan.
Akan tetapi FPI masih bersikukuh waktu itu tetap bertahan dan tidak mundur
dikarenakan kita masih menjaga komitmen kalau aksi tersebut merupakan aksi
damai, meskipun terjadi kekeributan kecil pada waktu itu sampai mengeluarkan
gas air mata dan tidak dapat dipungkiri dari peserta aksi cukup banyak yang
terkena gas air mata tersebut. Setelah kita dipukul mundur oleh aparat keamanan
maka kita langsung jalan kaki dai Istana Negara menuju gedung MPR, dan
sesampainya disitu kami ditemui oleh ketua MPR bpk Zulkifli Hasan dan juga
Abu Bakar Habsi yang merupakan anggota MPR dan setelah itu kita semua
dibubarkan sekitar jam dini hari.
Pewawancara: Apa yang Bapak/ibu ketahui tentang aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Intinya diadakannya aksi damai 411 itu untuk membela agama
islam yang kitab sucinya telah dinistakan oleh sang penista agama (Ahok),
sehingga fokus dalam aksi tersbut aksi bela agama dan kita bersatu padu di dalam
NKRI ini melawan orang-orang yang dilindungi oleh kuasa boleh bebas ketika
melakukan penitaan agama Islam, apalagi di Negeri yang penduduknya mayoritas
muslim. Karena kita melihat Kapolri seperti advokatnya Ahok sampai ada kata-
kata “jangan disalahpahami terlebih dahhulu”, kita tidak menuduh Kapolri
melainkan kita ada kecuriagaan karena kita menganggap disini terdapat
ketidakadilan karena terdapat orang yang telah minghina agama islam, menghina
al-qur‟an khususnya Surat Al-Maidah ayat 51 cuman dibiarkan bebas berkeliaran
dan penista tersebut terbukti mengina agama yang kita cintai. Sehingga konsep
utamanya yaitu bela agama, maka judulnya aksi bela islam jilid 1 (aksi damai
411).
Pewawancara: Bagaimana cara yang dilakukan oleh penggiat aksi damai 411
untuk mengangkat isu tersebuat agar tersebar dan terdengar oleh publik?
HB. Ali Alatas: Kalau kita berbicara aksi damai 411 yang mana aksi ini menyedot
perhatian publik baik itu di media sosial maupun di media mainstrim menjadi
perbincangan baik positif maupun negatif. Media sosial banyak yang menanggapi
baik itu yang pro dan kontra akan adanya aksi damai 411. Dan kita berterima
kasih terhadap media sosial karena baik dan pro dan kontra kaena kita melihat
ketika kejadian 14 oktober 2016 terdapat media yang kontra yang membahas
masalah sampah padahal topiknya waktu itu masalah Ahok, sehingga di aksi
damai 411 seluruh kalangan membangun kesadaran masing-masing bahwa islam
mengajarkan tentang kebersihan, dan juga di aksi tersebut dilarang menginjak
tanaman.
Pewawancara: Media/saluran apa saja yang digunakan ataupn dimanfaatkan demi
efektifnya penyebaran tentang aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Waktu 2014 sebenarnya kita memiliki website resmi sebelum
dibradle oleh polisi dan masing-masing kita memiliki akun facebook terus juga
twitter dll. Tapi sebenarnya terdapat seruan dari ulama yang kemudian diviralkan
di medsos dan medsos sendiri yang bergerak dkarenakan kita tidak punya dana
buat buser tapi umat bergerak sendiri artinya tersebernya di medsos karena umat
sendiri yang menyebarkannya.
Pewawancara: Menurut Bapak/ibu media apakah yang paling efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Jadi, media yang besar dan Efektif dalam menginformasikan akan
adanya aksi damai 411 yaitu medsos. Bahkan ketika aksi-aksi kita ini dihina dan
dihujat dan dikecilkan tapi perlawanannya di medsos. Jadi medsos menjadi
saluran alternatif informasi ketika media-media mainstrem menyebarkan
kebohongan terus kita melawannya melalui medsos. Karena saya dapat
membuktikan bahwa media-media maintream pra-kondisi aksi damai 411 media
tersebut dikondisikan, sehingga berita yang naik ke media mainstream rata-rata
memiliki kecendrungan memihak kepada rezim yang berkuasa. Contoh
konkritnya seperti halnya presiden jokowi sudah berapa banyak telah melakukan
pertemuan dengan redaktur media elektronik, media cetak termasuk media sosial.
Jadi ketika muncul kecurigan ada pra-kondisi untuk mendandani informasi. Tetapi
medsos juga pisau bermata dua, ada yang bisa memberikan dampak positif dan
bahkan ada yang berdampak negatif.
Pewawancara: Organisasi apa saja yang ikut andil dalam aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Terdapat banyak organisasi yang ikut andil dalam aksi damai 411,
seperti yang saya lihat FPI, HTI, Muhammadiyah, NU, HMI, Persis, Wasliyah
dan hampir seluruh ormas islam ikut andil dalam aksi damai 411. Sehingga ketika
aksi damai 411 itu semua ormas keislaman di Indonesia menutup dulu benderanya
dan berada dibawah bendera Nabi Muhammada SAW yang bertuliskan Lailaha
Illallah.
Pewawancara: Apakah ada hubungan personal (kekeluargaan, pertemanan dll)
dalam memperkenalkan akan adanya aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Pasti tidak akan terelakkan, semua punya andil dalam
memperkenalkan akan adanya aksi damai 411.
Pewawancara: Strategi framing ataupun nilai – nilai apa saja yang digunakan
dalam aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Poin-poin kita hanya sederhana saja. Pertama, Indonesia ini
mayoritas penduduknya umat Islam, Jakarta mayoritas muslim terus ada orang
yang lebih-lebih non-muslim berbicara tentang ajaran islam dengan cara
melecehkan kitab sucinya orang islam.
Pewawancara: Apa faktor yang melatar belakangi/mendorong dipakainya strategi
framing dalam aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: DKI Jakarta mayoritas muslim dan ada non-muslim seorang
pemimpin yang dekat dengan rezim yang jelas-jelas telah melakukan penistaan
agama tetapi kebal hukum. Seperti ketika diterpa kasus sumber waras dll dia tetap
lolos karena memang begitu kebalnya orang tersebut, dan lucunya setiap dia kena
kasus pasti mampir ke istana dan setiap mampir ke istana baru muncul
pengumuman kalau yang bersangkutan tidak punya kesalahan.
Pewawancara: Apa kesalahan mendasar (kausalitas) penyebab terjadinya aksi
damai 411?
HB. Ali Alatas: Masalah penistaan agama terlebih lebih-lebih kitab suci Al-
Qur‟an surat Al-Maidah ayat 51.
Pewawancara: Siapa target utama dalam aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Tersangkanya saja (Ahok).
Pewawancara: Berapa jumlah massa dalam aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Kalau menurut perhitungan kita sekitar 2 juta massa yang ikut
andil dala aksi damai 411.
Pewawancara: Apakah ada kemungkinan (peluang)/efektifitas bahwa aksi damai
411 akan menciptakan sebuah perubahan?
HB. Ali Alatas: Buktinya ada perubahan dari terjadinya aksi damai 411 seperti
yang kita lihat saat ini Ahok tersangka dan masuk sel tahanan (penjara).
Pewawancara: Menurut Bapak/Ibu apa pentingnya/kewajiban untuk ikut aksi
damai 411?
HB. Ali Alatas: Kalau orang muslim tidak wajib untuk ikut aksi, tetapi yang kita
wajibkan yaitu bela agama islam.
Pewawancara: Slogan – slogan apa saja yang dipakai dalam aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Indonesia mayoritas muslim, jadi tidak boleh dipimpin orang
kafir dan juga Indonesia negara hukum jadi tidak boleh ada yang kebal hukum
dan juga kita selaku umat islam, jadi harus tunduk terhadap ajaran islam (tata cara
memilih seorang pemimpin).
Pewawancara: Apa justifikasi/tuntutan dalam aksi damai 411?
HB. Ali Alatas: Tegakkan Hukum yang sebenar-benarnya terhadap sang penista
agama.
Pewawancara: Apa tugas elite gerakan untuk memperluas pembingkaian sehingga
memungkinkan tingkat keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi damai
411? (Pelopor/Peggiat)
HB. Ali Alatas: Para Elite gerakan mendakwahkan melalui mimbar-mimbar di
masjid dan melalui bawahannya.
Pewawancara: Bagaimana cara mentransformasikan nilai dan keyakinan yang
diusung oleh penggiat aksi damai 411 untuk mengumpulkan dukungan massa
yang banyak? (Pelopor/Penggiat)
HB. Ali Alatas: Dengan cara menginformasikan bahwa membela agama mutlak
harga mati bagi seorang muslim itu sendiri.
2. Nama : Ust. Nazirul Al-ghoby
Jabatan : Wakil Skretaris Umum (Wasekum) Bidang Jihad di DPP FPI
Lokasi : DPP FPI Petamburan III
Tanggal : 18 November 2017
Pewawancara: Bagaimana proses sebelum terjadinya aksi damai 411 di jalankan?
Ust. Nazirul Al-ghoby: Aksi 411 dijakarta merupakan akumulasi kekecewaan dari
lambatnya penegakan hukum dari pengadilan yang istilah kita telanjang kasat
mata secara hukum dibeli dan anak bangsa dibentukkan akhirnya ummat islam
terpanggil untuk melakukan aksi besar-besaran. Jadi semuanya murni atas dasar
untuk membela agama islam yang dicintai tidak ada kesan politik bayaran itu
murni dari hati nurani kita karena Al-qur‟an dilecehkan dan turunannya ulama-
ulama ikut dilecehkan bahkan dimedia sosial itu ulama-ulama dicaci maki dan
seterusnya. Sehingga kita merasa terpanggil untuk ikut dalam aksi damai 411.
Pewawancara: Seperti apa start/awal dimulainya aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: titik kumpulnya dari istiqlal dan langsung jalan menuju
istina sedangkan yang tidak dari istiqlal yaitu dari titik kumpul lainnya. Misalkan
yang dari riau, kalimantan mereka semua sudah mabit dimasjid-masjid sekitar
istana dan setelah selesai sholat jum‟at kita semua dalam satu komando
melakukan long march menuju istana negara. Saat itu saya ditugaskan membawa
logistik ataupun pembekalan yang berangkatnya dari bekasi dan ketika dilapangan
kita merapat dekat komando Habib riziq yang berjarak 15 m sehingga masalah
kejadian apapun kita mengetahuinya. Ketika dijalanpun mobil komando
melakukan aksi supaya massa aksi yang ikut dalam aksi tersebut bisa memahami
tentang apa maksud dan tujuan diadakannya aksi tersebut. Aksi tersebut para dai
selalu mengumandangkan aksi damai, tidak ada kekerasan, tidak ada caci maki
dan menghina bahkan tidak ada rumput dan pohon yang dipatahkan dan tujuan
kita cuma satu yaitu untuk memenjarakan sang penista agama dan bukan tidak
lain untuk melakukan revolusi yang akan meruntuhkan rezim yang berkuasa saat
ini.
Pewawancara: Apa yang terjadi pasca terjadinya aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: waktu itu kita hanya meminta satu presiden tertinggi di
Negara kita ini mau menemui kita malahan beliau entah pergi kemana, ada yang
mengatakan pergi dinas, kunjungan dll. Akan tetapi kunjungan itu bisa diatur oleh
protokoler. Akhirnya beberapa ulama ditugaskan seperti kiyai Arifin Ilham untuk
menemui wakil presiden Yusuf Kalla didalam istana ketika belum ada
kesepakatan yang jelas ada yang memulai ketika itu seolah-olah memancing
seluruh kalangan untuk marah dan melakukan kekerasan. Sehingga aparat
kepolisian harus mengeluarkan tembakan keras air mata akan tetapi disaat
bersamaan Habib Riziq terus mewanti-wanti terhadap peserta aksi untuk tetap
bertahan dan tidak mundur. Sehingga saat itu massa banyak menjadi korban dari
tembakan gas air mata polisi dan laskarpun menjadi taming ataupun lempeng
antara aparat kepolisian dan peserta aksi. Waktu itu saya terkena juga gas air mata
dan sayapun hampir lupa bahwa sanya membawa mobil sehingga waktu itu saya
masuk kedalam mobil dan mengoleskan odol keluka saya dan saya mundur
kedepan studio RRI dan kericuhanpun sampai jam 20.00 WIB. Kita semua merasa
kecewa atas tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian sehingga kami semua
meganggap prilaku tersebut sangat biadab dan tidak berprikamanusiaan karena
kami semua tidak memakai senjata tetapi terus menerus ditembak dengan gas air
mata. Kalau saja kita saat itu ada niat jahat untuk negeri ini maka mungkin saja
terjadi revolusi.
Pewawancara: Apa yang Bapak/ibu ketahui tentang aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: saya bersyukur hikmah dari adanya penistaan agama
tersebut Allah bisa mempersatukan seluruh ummat muslim diindonesia. Kedua
kita yakin dari GNPF-MUI maupun FPI sendiri merasa yakin aksi tersebut akan
berjalan damai. Karena saya melihat dalam aksi tersebut terdapat banyak politisi
dan juga aktis bergabung dalam aksi damai tersebut dan seterusnya banyak ummat
islam itu yang berinfak dengan cara membagikan makanan dan air dan saya
bersyukur bisa berada dalam aksi damai 411 tersebut.
Pewawancara: Bagaimana cara yang dilakukan oleh penggiat aksi damai 411
untuk mengangkat isu tersebuat agar tersebar dan terdengar oleh publik?
Ust. Nazirul Al-ghoby: pertama yang kita lakukan dari dai mendakwahkan
melalui membar-membar karena kalau kita lihat saat ini banyak media-media
ekstrim yang lebih pro terhadap rezim terhadap pemerintahan dan juga kita sering
melakukan tabligh akbar disela-selanya kita mengabari ummat bahwasanya akan
ada aksi damai 411.
Pewawancara: Media/saluran apa saja yang digunakan ataupn dimanfaatkan demi
efektifnya penyebaran tentang aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: media-media yang kita gunakan seperti laman website
resmi FPI dan juga cyber army yang didalamnya meliputi instagram, facebook,
group watsapp dll. Kalau di media nasional tidak ada yang menginformasikan
tetapi kalau dibekasi terdapat yang namanya radio dakta yang waktu itu pernah
mewawancarai ust. Bahtiar Nasir dan kyai. Al-hatod yang mengajak untuk
menginformasikan akan adanya aksi damai tersebut.
Pewawancara: Menurut Bapak/ibu media apakah yang paling efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: media yang paling efektif dalam menginformasikan yaitu
media sosial dan mellaui mimbar-mimbar ketika sholat jum‟at.
Pewawancara: Organisasi apa saja yang ikut andil dalam aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: banyak, organisasi islam bahkan sampai organisasi
kedaerahan. Kalau organisasi islam seperti kami sendiri (FPI) Alwasliyah persis
Al-irsyad dewan dakwah HTI, HMI, NU, Muhammadiyah. Sedangkan organisasi
kedaeraan seperti halnya FBR, FORKABI, termasuk pemuda pancasila bahkan
juga ada komonitas konghuju dan juga mata-mata dari kulit putih dan mata sipit
banyak juga yang ikut dalam aksi damai bahkan dari timur-timurpun juga banyak.
Pewawancara: Apakah ada hubungan personal (kekeluargaan, pertemanan dll)
dalam memperkenalkan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: yang jelas ada, karena di DPP kita mengundang dan siaran
pers baik itu keormas persis, HTI dll. Karena kita menganggap suatu gerakan
tidak akan hancur kalau tidak diinformasikan melalui hubungan keorganisian
kekerabatan, pertemanan, keluarga dll.
Pewawancara: Strategi framing ataupun nilai – nilai apa saja yang digunakan
dalam aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: pertama kita ingin dinegeri ini saling menghormati dan
menghargai keyakinan seseorang dan tidak boleh menghina agama siapapun
apalagi yang melakukanya pejabat. Kedua warning, pembelaan terhadap agama
dan bangsa, dan saya yakin ketika terjadi kasus seperti ini lagi maka masyarakat
muslim akan tampil membela agama yang dicintainya.
Pewawancara: Apa faktor yang melatar belakangi/mendorong dipakainya strategi
framing dalam aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: faktor yang mendorong dianggapnya framing tersebut
dikarenakan ummat muslim saking cintanya akan agama yang mereka anut dan
juga ulama dan juga kecintaan terhadap bangsa dan tanah air.
Pewawancara: Apa kesalahan mendasar (kausalitas) penyebab terjadinya aksi
damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: tentang penistaan agama.
Pewawancara: Siapa target utama dalam aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: target utamanya adalah Ahok karena di telah terang-
terangan melakukan penistaan agama.
Pewawancara: Berapa jumlah massa dalam aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: kalau kita melihat dari google yang menghitung dari segi
lapangan maka yang ikut dalam aksi tersebut mencapai 3 juta peserta aksi.
Pewawancara: Apakah ada kemungkinan (peluang)/efektifitas bahwa aksi damai
411 akan menciptakan sebuah perubahan?
Ust. Nazirul Al-ghoby: artinya dengan adanya aksi 411 kita bisa merasakan
perubahannya dengan ditersangkanya Ahok dan sampai dicebloskan kedalam
penjara, akhirnya aksi yang kita lakukan bersama membuahkan hasil yang sampai
terjadinya aksi yang lebih besar lagi (aksi 212) dan aksi tersebut sangat melekat
dan berkesan sampai saat ini. Sampai-sampai dibekasi itu mau dibuat minimarket
212 dan alumni 212 dan kalau flasback bahwa semua itu berawal dari aksi damai
411.
Pewawancara: Menurut Bapak/Ibu apa pentingnya/kewajiban untuk ikut aksi
damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: karena kita terinspirasi dari firman Allah yang berbunyi
“hai orang beriman, jadilah kalian hamba-hamba penolong agama Allah
sebagamana Nabi Isa berkata kepada khawari siapa yang akan menolong aku
kejalan Allah dan khawari bilang kamilah yang akan menolongmu” jadi kemarin
itu kami yang ingin menolong agama Allah dengan secara aksi.
Pewawancara: Slogan – slogan apa saja yang dipakai dalam aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: slogan-slogan yang dipakai yaitu yang viral saat ini yang
fenominal saat ini yang menjadi mars dalam aksi damai 411 “Al-qur‟an imam
kami Al-qur‟an pedoman kami” itu yang selalu kita nyanyikan dijalan, itu yang
jadi agitasi dan menjadi magicnya sampai kepada depan istana Negara.
Pewawancara: Apa justifikasi/tuntutan dalam aksi damai 411?
Ust. Nazirul Al-ghoby: tuntutan-tuntutan tangkap dan hukum Ahok dengan
keadilan yang ada dinegeri ini.
Pewawancara: Apa tugas elite gerakan untuk memperluas pembingkaian sehingga
memungkinkan tingkat keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi damai
411? (Pelopor/Peggiat)
Ust. Nazirul Al-ghoby: kita banyakin group watsapp kemudian kita bikin redaksi
berita yang menarik dan juga mengabarkan lewat mimbar-mimbar masjid dengan
cara dakwah dll.
Pewawancara: Bagaimana cara mentransformasikan nilai dan keyakinan yang
diusung oleh penggiat aksi damai 411 untuk mengumpulkan dukungan massa
yang banyak? (Pelopor/Penggiat)
Ust. Nazirul Al-ghoby: kita katakan pada mereka untuk menjalin Ukhuwah
islamiyah dalam menuntut sang penista agama dan harus turun aksi damai 411.
3. Nama : Ali Seto
Jabatan : Sekretaris Badan Amil Zakat di DPP FPI
Lokasi : Kampus II (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tanggal : 19 November 2017
Pewawancara: Bagaimana proses sebelum terjadinya aksi damai 411 di jalankan?
Ali Seto: sebelum terjadinya aksi damai 411 magnet umat itu kurang, jadi
adakalanya masyarakat melihat langkah-langkah perjuangan, melihat ghiroh
perjuangan dan ketika semuanya meyakinkan diri berbondong-bondong ingin
berjuang disitulah mereka bangkit. Sebelum dilaksanakannya aksi 411 sebnarnya
FPI setiap jum‟at itu selalu melakukan aksi mengenai tindak pidana korupsi dan
juga tentang penolakan terhadap pemimpin non muslim.
Pewawancara: Seperti apa start/awal dimulainya aksi damai 411?
Ali Seto: start awalnya itu kalau tidak salah dari masjid istiqlal menuju istana.
Sebelumnya kita sholat jama‟ah bersama di Istiqlal setelah itu melakukan long
march dalam satu komando yang dipimpim oleh Habib Riziq, pejabat pemerintah
maupun para artis yang berada dalam naungan GNPF-MUI menuju istana negara.
Pewawancara: Apa yang terjadi pasca terjadinya aksi damai 411?
Ali Seto: Perjalanan aksi tidak kondusif karena tidak adanya represif dari aparat
ketika kita memasuki jam yang sudah seharusnya aksi dibubarkan tetapi massa
aksi pada waktu itu tetap bertahan. Hal itu dikarenakan kita masih belum bertemu
presiden sehingga massa bertahan sampai jam 18.00 WIB maka tejadilah ketidak
kondusifan suasana yang membuat aparat kepolisian melakukan tindakan
anarkisme dengan cara menembakkan gas air mata kepeserta aksi dan juga para
kyai-kyai yang pada waktu itu masih tetap bertahan.
Pewawancara: Apa yang Bapak/ibu ketahui tentang aksi damai 411?
Ali Seto: meminta keadilan untuk memproses secara hukum bagi sang penista
agama sesuai aturan yang berlaku direpublik Indonesia. Kamipun bukan hanya
masalah penistaan terhadap agama yang kami persoalkan dalam aksi damai 411
melainkan persoalan lain seperti halnya kasus sumber waras, Reklamasi Teluk
Jakarta, penggusuran rumah yang tidak manusiawi dan sifatnya Ahok yang sangat
arogansi. Tetapi pada waktu itu kami hanya berfokus pada masalah penistaan
agama itu sendiri. Pada dasarnya aksi damai 411 intinya merupakan aksi yang
positif, efektif dan menjadikan sebuah magnet persatuan umat islam yang tadinya
tidak sadar menjadi sadar dan juga membangun ukhuwah islamiyah dari sabang
sampai merauke dan terakhir membangkitkan ghiroh umat muslim untuk selalu
membela agama yang dicintainya.
Pewawancara: Bagaimana cara yang dilakukan oleh penggiat aksi damai 411
untuk mengangkat isu tersebuat agar tersebar dan terdengar oleh publik?
Ali Seto: dunia metsos umat islam sangat luar biasa munculnya sahabat-sahabat
umat muslim bisa membantu ulama dalam menginformasikan akan adanya aksi
damai 411 tidak dapat dipungkiri musuh-musuh islam juga punya cyber tetapi
mereka kewalahan dengan cyber muslim. Cyber muslim itu sendiri tidak ada yang
namanya yang digaji mereka sifatnya spontanitas berdasarkan hati nurani sendiri
utuk menginformasikan adanya aksi damai 411.
Pewawancara: Media/saluran apa saja yang digunakan ataupn dimanfaatkan demi
efektifnya penyebaran tentang aksi damai 411?
Ali Seto: media yang digunakan dalam aksi 411 meliput; facebook, instagram,
dan juga dibantu oleh media cetak yang pro muslim.
Pewawancara: Menurut Bapak/ibu media apakah yang paling efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411?
Ali Seto: media yang paling efektif yaitu cyber muslim karena didalamnya
terdapat banyak ahli tehnologi yang bisa membingkai sebagus mungkin masalah
penistaan agama dan langsung dipublikasikan kepublik melalui media sosial
sehingga banyak masyarakat yang responnya positif ketika ada informasi tersebut.
Pewawancara: Organisasi apa saja yang ikut andil dalam aksi damai 411?
Ali Seto: secara garis besar organisasi yang terlibat waktu itu seperti FPI yang
sudah pasti, mahasiswa khususnya HMI, HTI dan juga masyarakat umum yang
mempunyai giroh yang tinggi ikut ambil bagian dalam mengawal ulama pada aksi
tersebut. Dan yang hadir dari petinggi-petinggi Negara dalam acara aksi damai
411 itu diantaranya; Fadli Zon, Fahri Hamzah dan kalau dari tokoh ulama‟ yakni;
Ust. Bachtiar Natsir, Ust. Arifin Ilham, Syeih Abu Jabeer dan masih banyak tokoh
ualama‟ lainnya. Kalau dari seniman dan artis yaitu Achmad Dani, Kiwil.
Pewawancara: Apakah ada hubungan personal (kekeluargaan, pertemanan dll)
dalam memperkenalkan akan adanya aksi damai 411?
Ali Seto: lebih tepatnya kalau saya bilang hubungan keimanan, kekeluargaan
dalam keimanan maksudnya. Jd selama kita beriman maka satu keluarga dan
bersaudara.
Pewawancara: Strategi framing ataupun nilai – nilai apa saja yang digunakan
dalam aksi damai 411?
Ali Seto: mengenai penistaan agama yang dilakukan gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahja Purnama alias Ahok dan juga masalah korupsi yang dibarengi dengan
pamflet, banner dan juga orasi-orasi mengenai framing yang diangkat tersebut
dengan fakta-fakta yang valid.
Pewawancara: Apa faktor yang melatar belakangi/mendorong dipakainya strategi
framing dalam aksi damai 411?
Ali Seto: masalah penistaan agama itu merupakan sebuah kewajiban bagi seorang
muslim untuk membela agamanya, itulah moto yang benar ketika aksi damai 411.
Sedangkan korupsi memang seharusnya kita berantas, dikarenakan kalau tidak di
berantas maka korupsi tersebut malah makin menjadi. Apalagi kalau melihat FPI
sendiri dari track recordnya memang melakukan perjuangan melawan
deskriminasi agama, korupsi dan lain sebagainya. Misalnya saja ada terdapat di
suatu wilayah ada yang mengaku nabi maka kita bereskan melalui proses hukum
dan itu memang yang ada dalam ADART FPI sehingga anggota FPI hukumnya
wajib melakukan jihad.
Pewawancara: Apa kesalahan mendasar (kausalitas) penyebab terjadinya aksi
damai 411?
Ali Seto: kesalahannya tidak lain masalah penistaan agama.
Pewawancara: Siapa target utama dalam aksi damai 411?
Ali Seto: yang pasti utama dan paling utama itu sang penista agama (Ahok),
kemudian para penegak hukum yang mana mereka dengan kewajibannya harus
menegakkan hukum dengan seadil-adilnya dan tidak tebang pilih.
Pewawancara: Berapa jumlah massa dalam aksi damai 411?
Ali Seto: aksi damai 411 itu massanya kurang lebih mencapai 1 juta.
Pewawancara: Apakah ada kemungkinan (peluang)/efektifitas bahwa aksi damai
411 akan menciptakan sebuah perubahan?
Ali Seto: jadi dalam benak pejuang islam atau penegak keadilan khususnya orang
yang berjuang dijalan Allah apapun hasilnya intinya kita berjuang dulu dan kita
tetap optimis sehingga akhirnya hasilnya kita lihat sekarang bahwa sang penista
agama ditangkap dan dipenjara.
Pewawancara: Menurut Bapak/Ibu apa pentingnya/kewajiban untuk ikut aksi
damai 411?
Ali Seto: jika mereka merasa cinta akan agamanya dan juga mereka benci
terhadap penista agama, maka mereka harus turun. Apalagi berbicara internal
organisasi sseperti FPI, maka semuanya wajib turun dan jikalau mereka merasa
berat untuk melakukan aksi ke Jakarta mereka boleh melakukan aksi di daerahnya
masing-masing.
Pewawancara: Slogan – slogan apa saja yang dipakai dalam aksi damai 411?
Ali Seto: „Tegakkan keadilan‟ itu yang terus kita kumandangkan di sepanjang
jalan ketika melakukan aksi damai 411 dan jangan sampai tebang pilih, jangan
hanya dia orang yang berduit maka dia akan dilolosakn dari proses hukum
sedangkan ibu-ibu yang mencuri sebatang kayu dan juga mencuri makanan lantas
dia dihukum dan dipenjara.
Pewawancara: Apa justifikasi/tuntutan dalam aksi damai 411?
Ali Seto: salah satunya tegakkan keadilandan juga menjadi garis besar dalam aksi
tersebut. Adapun poin-poin dalam menegakkan keadilan yaitu didalamnya berisi;
proses hukum, diberikan sanksi dan hukuman yang setimpal bagi orang-orang
yang korup dan penista agama.
Pewawancara: Apa tugas elite gerakan untuk memperluas pembingkaian sehingga
memungkinkan tingkat keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi damai
411? (Pelopor/Peggiat)
Ali Seto: Habieb Rizieq selaku imam besar FPI, dai‟ dan juga guru beliau tetap
memobilisasi massa dan juga tokoh-tokoh dengan cara bersafari dakwah untuk
menyebarluaskan berita aksi sehingga keterlibatan maasa kian besar dalam aksi
damai 411. Coba kalau kita lihat safari dakwah beliau seperti di Madura, Malang,
Surabaya dan jawa barat yang isinya tentang selama momentum masalah
penistaan agama belum selesai maka beliau angkat dan yang disampaikan
diantaranya tegakkan keadilan, menyuarakan penolakan terhadap pemimpin kafir.
Pewawancara: Bagaimana cara mentransformasikan nilai dan keyakinan yang
diusung oleh penggiat aksi damai 411 untuk mengumpulkan dukungan massa
yang banyak? (Pelopor/Penggiat)
Ali Seto: para petinggi memanfaatkan Cyber muslim dan juga media sosial yang
digunakan dalam mengumpulkan massa yang banyak seperti halnya Ust. Abd.
Shomad yang mendakwahkan melalui media sosial selain itu Habieb Rizieq juga
memiliki jamaah yang militan sehingga banya dari pemudanya yang menjadi
Cyber dan juga dituntut untuk melakukan jihad.
4. Nama : Ust. Hanif Ahmat Anshorullah
Jabatan : Di DPP Cempaka Putih Anggota Hizbut Tahrir
Diamananahkan Menjadi HUMAS Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa
Pembebasan
Lokasi : Sekretariat HTI, Semanggi II
Tanggal : 29 November 2017
Pewawancara: Bagaimana proses sebelum terjadinya aksi damai 411 di jalankan?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: jadi sebelum adanya aksi 411 sebelumnya itu
pada tanggal ini sangat penting karena kalau bagi kami ini kan memang sejarah
itu subjektif ada versi modern, versi islam. Tapi yang jelas kalau dari versi kita
karena mas itu nanyaknya bahwasanya saya adalah anggota Hizbut Tahrir maka
kalau bicara detail tentang sejarah sebelum aksi 411, jadi sebelum itu 4 september
atau 49 itu Hizbut Tahrir ngadain aksi besar 20 ribu masa yaitu dengan hastag
“haram pemimpin kafir”. Sebelumnya itu bagaimana untuk menghamtam Ahok
yang dimana Ahok itu sudah besar dia megang media, megang militer, mengang
seluruh aparatur-aparatur negara. Maka kebanyakan mayoritas dijakarta itu
bingung bagaimana untuk menghantam Ahok, disisi lain mereka terus
menghembuskan isu syara‟ istilah kafir dll. Semuanya pada bingung akhirnya
Hizbut Tahrir yang membuat isu melempar isu pertama kali tanggal 4 september
2016. Pada 4 september itu kita bumingkan hastag “tolak pemimpin kafir dan
haram pemimpin kafir” dan setelah aksi itu didepan patung kuda dan salah
satunya saya menjadi narasumber disana menjadi orator jadi langsung dimakan
oleh media langsung dimakan sama seluruh ummat islam dimakan sama seluruh
elemen. Lambat laun istilah kafirpun semakin membahana dikonstalasi politik
jakarta khususnya bicara Ahok kafir, kafir ini bukan syara‟ tapi istilah Al-qur‟an
ini titik poinnya dan akhirnya berhasil untuk menghajar Ahok dari konstalasi
politik Ahok, makanya Ahok kalau seandainya bergerak itu agak terbatas setelah
ada isu kafir tersebut. Ditambah lagi pada tanggal 8 september ataukah 7
september Ahok itu kepeleset lidahnya, intinya surat Al-maidah 51 poinnya saya
lupa teksnya seperti apa. Setelah itu nanti koreksi kalau salah yang dikepulauan
seribu setelah itu belum dimakan oleh media kalau gak salah jedanya lima sampai
tujuh hari pokoknya tidak langsung dimakan oleh media sekitar tiga atau
seminggu baru dimakan oleh media. Kalau yang diisukan yang nyebar pertama
kali itu Bun Yani padahal itu salah satu yang nyebar pertama itu fanspack garda
apa gitu lupa saya. Kemudian setelah Ahok ini kepeleset lidahnya kemudian ada
namanya kalau betul-betul detail tentang bagaimana sebelum aksi bela islam ada
yang namanya Bobi UI, Bobi ini adalah aktifis mahasiswa gerakan pembebasan
UI. Dia membuat video intinya tentang Ahok kafir dan juga tentang bagaimana
sistem kapitalisme dan diujungnya ada khilafah nanti mungkin bisa dicari Bobi
UI+Ahok+gemma dari situ video Bobi viral meledak sampai sekarang sampai
Ahok komentar itu yang mahasiswa UI kalau mau menolak saya ya silahkan pergi
saja dari Indonesia intinya seperti itu nanti mungkin bisa dicari. Kemudian setelah
itu setelah Bobi meledak kemudian nitizen-nitizen di sosial media itu pada panas
semuanya baru setelah itu perang sosial media nyata disitu, makanya dari situ ada
istilah cyber muslim community itu baru muncul kalau betul-betul detail.
Sebelum-sebelumnya itu belum booming cyber muslim itu, boomingnya itu pas
setelah Bobi itu, Bobi viral. Sampai Bobi itu didatangi trans tv sampai di datangi
sama seluruh media sampai didatangin kekosannya tapi kemudian Bobi tetap
dalam kependiriannya kemudian setelah itu barulah aksi sebelum 411 aksi 1410
itu aksinya dipolri massanya itu tidak sampai 10 ribu sekitar seribu sampai
duaribu tigaribu setelah itu akhirnya dimaenkanlah isu terus. Jadi dari kita
khususnya mahasiswa dari gerakan 411an Hizbut Tahrir ini terus menggiring
hastag “haram pemimpin kafir dan tolak pemimpin kafir” yang dimana memang
ini adalah sasaran yang paling empuk untuk menghajar tubuh Ahok dan
menguntungkan tubuh islam tapi posisi Hizbut Tahrir ini bukan mendukung partai
karena kebijakan Hizbut Tahrir itu jelas, kita memilih kalau ada pemimin yang
ingin menggerakkan pemimpin secara kaffah dan juga menggerakkan khilafah
kalau ada maka kita coblos tapi karena kondisinya seperti itu kita melempar isu
dan itu dimakan dan istilah kafir itu menjadi pembahasan yang betul-betul keras
karena istilah kafir itu istilah Tuhan istilah Al-qur‟an itu sejarahnya akhirnya
timbullah aksi 411.
Pewawancara: Seperti apa start/awal dimulainya aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: kebetulan pas ada aksi 411 ada dimobil komando,
mungkin yang lebih detail itu teman-teman FPI mungkin dapat Habib Ali karena
ketika itu yang betul-betul dilapangan itu adalah temen-temen FPI. Tapi kalau
bicara tentang ide itu tidak bisa dipungkiri Hizbut Tahrir, makanya kenapa Hizbut
Tahrir dibubarkan salah satunya adalah politik balas dendam Ahok, politik balas
dendam orang-orang mereka Jokowi dan Ahok. Kalau saya sendiri itu brangkat
aksi 411 saya brangkat sebelum dzuhur sebelum jum‟atan. Untuk saya tidak sholat
subuh di Istiqlal, kalau saya sholat jum‟at itu saya tidak di Istiqlal lupa saya sholat
dimana tapi yang pasti sholat jum‟at tidak di Istiqlal. Saya ketika itu sholat
didepan patung kuda, saya jadi orasi yang didepan patung kuda kemudian baru
itu kan ada yang titik patung kuda ada yang titik Istiqlal mobil komando dari
Istiqlal, saya tiba-tiba masuk itu saya awalnya bareng-bareng karena terbatas
akhirnya cuma saya yang maju. Iya longmacrh dari Istiqlal ke monas itu ada yang
longmacrh dari patung kuda ke istana. Karena kan pas diistana kemudian itu
sudah ada kawat tinggi sekitar 500 m dari istana dan kita itu sudah dikawal oleh
polisi.
Pewawancara: Apa yang terjadi pasca terjadinya aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: kebetulan saya juga sampai magrib, padahal
dalam SOP kita itu memang aksi itu batasnya harus sore. Tapi karena saya tidak
informasi akhirnya saya disitu dan pada saat magrib terakhir itu Opick kemudian
Arifin Ilham kemudian dipegang miknya sama Habib Riziq terus menerus
menahan massa dan akhirnya terjadilah hal yang tidak diinginkan, hal yang tidak
diinginkan inilah yang sangat dibenci oleh kita oleh pihak peserta aksi 411
sampai-sampai ketika tim polisi dan tim TNI itu menembakkan gas air mata,
Gatot sama Tito sama Irjen Ariawan itu sudah bilang kepada orang-orang yang
menembak itu “stop, stop, stop, stop” tapi tidak dihiraukan, akhirnya terus-terus
seperti itu sampai-sampai itu Gatot itu mengeluarkan yang tidak pantas untuk
diucapkan. Ini terus menerus jadi sepertinya juga ada penyusup intelegent di TNI
dan polisi padahal dimobil komando itu masih ada farhabal dan ulama. Jadi
memang gas air mata tersebut sama ketika membubarkan aksi 98 dan juga sama
untuk membubarkan aksi-aksi “aksi berbahaya”, dan ketika sudah kena langsung
rasanya beda dengan mungkin dengan asap-asap yang lain. Kalau saya pribadi
memang tidak pernah terkena karena kita aksi Hizbut Tahrir itu memang diam
tanpa ada kekerasan dan memang sudah jelas kalau memang mau pulang sebelum
magrib ya pulang, tapi kalau ini karena memang salah satu daya tarik politiknya
411 waktu itu.
Pewawancara: Apa yang Bapak/ibu ketahui tentang aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: aksi damai 411 itu intinya adalah tokoh-tokoh
islamiyah bagaimana perlawanan terhadap orang-orang yang memang itu telah
merongrong ummat islam, merongrong orang Indonesia dan semuanya Hizbut
Tahrir kemudian FPI seluruhnya itu bergabung untuk melawan posisinya Ahok ini
yang nyata telah angkuh sombong dan tidak mau mengakui kesalahannya.
Makanya wajar ketika aksi 411 ini banyak, padahal aksi 411 itu tidak dikomandoi
secara maseir terus juga opini juga tidak maseir karena butuh kesadaran imbasnya
aksi 212 karena memang aksi 411 ini aksi pemanasan maka aksi ini hanya sekedar
bara api yang siap untuk membakar ummat islam agar bisa dikusai samapai-
sampai pasukan ciamis mungkin saja pasukan ciamis itu berfikir mereka kok bisa
berjalan karena ketika itu aksi 411 ulama ditembak-tembakin.
Pewawancara: Bagaimana cara yang dilakukan oleh penggiat aksi damai 411
untuk mengangkat isu tersebuat agar tersebar dan terdengar oleh publik?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: jadi memang itu melalui sosial budaya dan juga
wasapp, banyak yang dapat dan banyak tidak dapat tapi dari lisan saja cepat itu.
Cepat dalam artian terefektif.
Pewawancara: Media/saluran apa saja yang digunakan ataupn dimanfaatkan demi
efektifnya penyebaran tentang aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: itu biasanya difacebook kemudian twither,
instagram, wasapp. Tapi lebih banyak itu kalau yang saya lihat semua berjalan
pasif karena sekarang bisa buka karena sekarang zaman melineal, zaman digital.
Maka orang itu sesekali setiap hari buka hp, wajar sekali kalau kita buat aksi itu
sudah cukup dari hp-pun juga bisa karena banyak refolusi dari timur tengah
seperti suryah, irak dan afganistan kemudian yordania dan libanun itu memang itu
gak dari mesin tapi dari hp. Maka fungsi cyber fungsi sosial media itu sangat
penting untuk dakwah. Sampai-sampai itukan media mainstrim itu seperti itukan
televisi-televsi yang sering kita lihat selama ini itu justru mengambil rujukannya
dari media sosial dan juga keterbatasan kita dalam menguasai dan mengiklankan
dimedia mainstrim atau media televisinya karena itu punya mereka punya mereka
orang-orang kapitalis dan kepentingan mereka itu kepentingan untuk meredam ide
islam seperti syariah yang khilafah kemudian mereka mengkriminalisasi ulama
kemudian mengkriminalisasi ajaran islam dan lain sebagainya.
Pewawancara: Menurut Bapak/ibu media apakah yang paling efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: masalah utamanya yaitu tentang penistan agama
islam.
Pewawancara: Organisasi apa saja yang ikut andil dalam aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: organisasi yang terlibat dalam aksi damai 411
diantaranya; HTI, FPI, HMI, NU, Muhammadiyah, Persis, Majelis Rsulullah, dan
masih banyak ormas lainnya.
Pewawancara: Apakah ada hubungan personal (kekeluargaan, pertemanan dll)
dalam memperkenalkan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: ada, baik itu teman atau saudara.
Pewawancara: Strategi framing ataupun nilai – nilai apa saja yang digunakan
dalam aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: jadi sebenernya sangat mudah ketika membuat
suatu acara tinggal kita framingkan kita tinggal buat setingan. Kalau aksi 411 itu
satu yaitu jangan sampai pemimpin kafir itu memimpin ummat islam dan bicara
jakarta, jakarta adalah ibu kota jadi semuanya turun seperti bekasi, ring-ring
jakarta megapolitan itu turun semua, tangerang sampek banten pelosok itu cilegon
itu turun semua dan yang terpenting framingnya maslah penistaan agama.
Pewawancara: Apa faktor yang melatar belakangi/mendorong dipakainya strategi
framing dalam aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: jadi begini, jadi memang isu pemimpin kafir ini
memang seksi sampai-sampai diperdebatkan dalam bangku kuliahan, baik itu
tafsir, ataukah politik, ataukah sosiologi ataukah sejarah. Dari sisi tafsir ada yang
bilang bahwasanya wali itu adalah teman dekat dan sebagainya, tapi jelas ini ijma‟
ulama yang bilang bahwasanya dalam surat Al-maidah 51 itu adalah seorang
pemimpin dan memang istilah kafir ini adalah istilah sama seperti mereka ketika
ada contoh orang kristen menyebut orang-orang muslim apa “domba-domba yang
tersesat” jadi istilah kafir itu sebenarnya istilah yang biasa tapi bagi mereka itu
memang betul-betul kebakaran jenggot. Jadi langsung istilahnya itu “kafir vs
muslim”. Kan awalnya Ahok, AHY sama Anis itu kan masih gamang kan
takutnya nanti Ahok yang menang tapi Alhamdulillah Allah memberikan Anis vs
Ahok, jadi muslim vs kafir saya kira seperti itu. Jadi otomatis, makanya wajar
kalau aksi 411 itu banyak sekali.
Pewawancara: Apa kesalahan mendasar (kausalitas) penyebab terjadinya aksi
damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: kesalahan mendasarnya masalah penistaan agam
itu sendiri dan juga masalah pemimpin kafir.
Pewawancara: Siapa target utama dalam aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: kalau bicara target, target aksi 411 itu pertama:
ada jangka pendek, ada jangka panjang. Jangka pendeknya itu bagaimana Ahok
tidak memimpin dengan cara apa dengan aksi dan itu juga aksi 212 itu pasti juga
udah disetting, jadi setelah aksi 411 kita harus mengadakan klarifikasi seluruh
Indonesia dimonas kan itukan diistiqlal dan memang pada saat itu juga ini seru
dan jadi agak bingung dari kubu Ahok ketika itu karena ketika itu yang jadi
Gubernur sementara Ahok. Ketika itu Ahok itu melarang tempat-tempat seperti
Alexis di tutup dan itu bikin semangat kaum muslim untuk menyerangnya.
Mereka melarang tapi massa udah banyak “apakah bisa” akhirnya gak bisa. Dan
itu menjadi jangka pendek. Jangka panjang adalah bagaimana cara untuk
menghapus rezim dan sistem kapitalisme ini yang memang sudah menggigit,
contohnya “kenapa adanya Ahok?” karena memang sistem kapitalisme memang
dari buatan manusia itu memang membolehkan orang kafir itu untuk menjadi
pemimpin muslim. Kalau dalam masyarakat islam kalau dalam khilafah itu tidak
boleh seorang kafir memimpin seorang muslim, makanya sekarang itu contoh ada
isu didaerah medan “apakah Amin Rais menjadi dewan pembina” kemaren 212,
sekarang anaknya Amin Rais mencalonkan diri bersama orang-orang yang non
muslim dan pks-pks dipapua ini adalah perbedaan yang sangat kuat kan, dia disisi
lain diaksi 212 dia bilang seperti ini tapi tetap keruang pks, makanya kita Hizbut
Tahrir itu melihat jangka panjangnya itu adalah bagaimana syariat itu agar
diterapkannya itu dengan adanya khilafah itu sendiri maka itu jangka panjangnya,
mungkin kalau yang lain itu perspektifnya berbeda.
Pewawancara: Berapa jumlah massa dalam aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: kalau yang rill sekitar 1-2 juta massa.
Pewawancara: Apakah ada kemungkinan (peluang)/efektifitas bahwa aksi damai
411 akan menciptakan sebuah perubahan?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: iya, jadi aksi 411 itukan konsennya atau fokusnya
itu kan diistilah kafir itu. Kalau perubahan jelas ada karena perubahannya itu tadi
ukhuwah islamiyah semuanya bersatu untuk mengangungkan meninggikan ajaran
islam yaitu surat Al-maidah ayat 51 itu dan juga point pentingnya adalah tidak ada
lagi devit empera politik pecah belah yang dimana kita lihat, sekarang coba lihat
GP Anshor bagaimana menjadi corongnya rezim untuk melawan ataukah meng-
cut lawan orang-orang yang tidak sepakat dengan rezim makanya ada istilah anti
pancasila, anti NKRI, anti benneka tunggal ika. Padahal siapa yang sebenarnya
anti pancasila yang korupsi orang mana kemudian yang kriminal orang mana dan
lain sebagainya. Oleh karena itu kita harus fear.
Pewawancara: Menurut Bapak/Ibu apa pentingnya/kewajiban untuk ikut aksi
damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: jadi seorang muslim itu sebenarnya sudah
terpanggil ketika ada ngumpul-ngumpul ukhuwah islamiyah itu dilihat dari
konteks karena apalagi aksi 411 sudah jelas arahnya yaitu agar bagaimana ummat
kristiani tidak bisa memimpin islam karena itu sudah digariskan oleh Allah, sama
halnya seperti itu jadi dalam konsep agama seseorang contoh orang islam itu tidak
maulah dipimpin orang kristen begitu juga orang hindu gak mau lah dipimpin
orang islam, yang menjadikan mereka itu bisa linglung contoh orang kristen
dipimpin ama orang islam orang islam dipimpin ama orang kristen, karena kan
sisitem kapitalisme demokrasi ini mazhabnya itu kan adalah bebas liberalisme jadi
ini sebabnya makanya sekarang itukan bebas sebebas-bebasnya.
Pewawancara: Slogan – slogan apa saja yang dipakai dalam aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: kalau yang kita pakai apa yang kita lihat itu
hastag “haram pemimpin kafir” dan hastag “tolak pemimpin kafir” hastag “tolak
Ahok” jadi lebih banyak itu dan yang saya lihat yang dipakai oleh peserta aksi
adalah seperti itu.
Pewawancara: Apa justifikasi/tuntutan dalam aksi damai 411?
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: tuntutan utamanya itu adalah tolak Ahok tolak
pemimpin kafir tapi kesemua itu disimpulkan yaitu ukhuwah islamiyah
bagaimana singa itu bangun bagaimana ummat islam yang banyak itu seperti buih
dilautan bisa bersatu dan akhirnya mereka itu semua ketakutan. Mereka disini
kubu-kubu Ahok yang memegang uang banyak sistem kapitalisme itu sendiri.
Pewawancara: Apa tugas elite gerakan untuk memperluas pembingkaian sehingga
memungkinkan tingkat keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi damai
411? (Pelopor/Peggiat)
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: jadi sebelum aksi 411 juga sebelum aksi 212
khsusunya aksi 411 itu sudah kita semua gerakan mahasiswa seluruh elemen-
elemen ormas (organisasi masyarakat) dan elemen-elemen jamaah semuanya
bersatu karena dengan sendirinya mereka akan saling menghubungi “ayo hadir,
jangan sampai gak hadir” jadi memang inklut 410 kemudian aksi 411 apalagi aksi
212 jadi secara tidak langsung sudah terpanggil justru yang banyak orang-orang
yang nyinyir orang-orang yang itu justru mereka itu gak punya massa mereka
cuma yang nyinyir saja dan itu sekarang banyak orang-orang yang seperti itu
karena mereka itu akunnya banyak, satu orang menurut saya minimalnya 10 akun
jadi kemudian mas juga punya 10 akun padahal mereka orang-orangnya itu-itu
aja. Maka yang paling penting itu adalah mereka telah membangunkan ummat
islam seperti singa yang sebelumnya aksi 411 itu seperti kucing tapi setelah aksi
411 itu tapi ummat islam itu layaknya ummat islam seperti singa dan akhirnya
sampai sekarang mereka tidak berani macam-macam dan terakhir kan akan ada
aksi bersama hari minggu membela paletina yang digalang oleh ulama BMF
ulama dan BMF MUI. Oleh karena itu mereka orang-orang barat orang yahudi
dan nasrani.................bahwa sanya orang yahudi itu tidak akan pernah diam
sampai kita mengikuti ajaran mereka, oleh karena itu mereka itu kalau istilah saya
itu “maju kena, mundur kena”, mereka ingin menyerang umat islam udah solid
contoh: anti pancasila, anti pokoknya yang gak ngikutin Jokowi itu anti pancasila
mereka itu radikal anti kebinnekaan ini semua tidak bisa dimakan. Hizbut Tahrir
akan dibubarkan tapi justru sekarang itu banyak pembelaan-pembelaan terhadap
Hizbut Tahrir baik itu dari tokok ataukah dari organisasi yang lain. Justru Izra
Mahendra saja sampai pasang dada dan juga sekarang itu semakin besar aktifis-
aktifis masyarakat yang bergabung bersama Hizbut Tahrir karena dzolimnya
Jokowi dzolimnya pemerintah dan juga perang bp anshor dan juga peran NU yang
liberal karena banyak NU yang sholih NU yang liberal disebutlah Said Agil Siraj
kemudian juga Gusya Gutipi anshor dan masih banyak lagi tapi lebih banyak NU
yang solid itu sengaja dibenturkan dengan orang-orang muslim seperti pediksa
dibubarkan pengajiannya kemudian Gusdur kemudian ashabut somat disekak
semua ini adalah mereka kan maju tapi kena mereka terlanjur sendiri, Ust. Afian
Tanjung difonis 2 tahun padahal Ust. Afian Tanjung itu ngomongnya mereka-
mereka membunuh Jokowi dan itu dengan data tapi dipenjara 2 tahun. Dan ketika
mereka terus menyerang umat islam mereka akan hancur, contoh kram isu Irsalem
itu juga bingung itu makanya khilafah itu adalah janji Allah khilafah itu adalah
perintah Allah dan khilafah itu adalah suatu kepastian maka barat itu tidak bisa
menghalangi baratpun tahu dari NAEC itu entelegentnya amerika, mereka bilang
bahwa sanya kelak setelah 2023 atau 2022 itu umat islam akan memegang kendali
dunia kalau bahasa mereka adalah ideologi syetan akan menguasai dunia oleh
karena itu mereka tidak bisa menghalangi ini, karena mereka telah memprediksi
maka justru saya mengajak kepada mas untuk begabung untuk ngaji karena kan
ini adalah suatu kepastian, coba kita lihat fakta sekarang kasus yang terbaru Satea
Novanto ketika dia diadili diem aja begini buktinya apa coba jadi sekarang itu
dagelan-dagelan ataukah yang benar itu benar kan Allah...............ya Allah tolong
tunjukkan pada kami yang benar itu benar yang salah itu salah, nah sekarang itu
yang benar itu benar seperti cahaya sedangkan yang salah itu pura-pura bener.
Liat Jokowi listrik naik dua kali lipat kemudian bengsin kemudian contoh dan
masih banyak lagi apa blok sepu blok natuna kemudian freeport dan masih banyak
lagi dan mereka hanya bisa ketawa dan mereka misalnya contoh ketika anaknya
Jokowi nikah langsung semua jajaran kesana, negara mau dibawa kemana dua
hari itu. Dan ingat ketika itu pripot diperpanjang, jadi ketika ada isu yang seksi
dibaliknya itu ada isu kepentingan mereka, makanya kenapa saya bisa masuk
Hizbut Tahrir karena Hizbut Tahrir itu bisa membaca politik diluar politik atau
ketika orang melihat Hizbut Tahrir itu A atau B atau C, contok kenapa isunya
khilafah karena khilafah itu sekarang menjadi seksi dibahas menjadi mainstrim
gitu karena banyak yang membahas dan khilafah itu adalah suatu keniscayaan dan
suatu kepastian. Maka bang Hanif disini ingin mengajak mas untuk mengaji
kembali sebelumnya apa yang sudah diajarkan agama isudin sebelum terlambat
karena kedepan itu jadi gini isu khilafah itu seperti isu jilbab tahun 80an kalau
mas tahu isu jilbab tahun 80an itu sama 60an itu sama seperti isu khilafah dulu
diperdebatkan dipertentangkan tapi sekarang isu jilbab sekanrang banyak yang
makek jilbab, sama juga isu kemerdekaan dulu kemerdekaan mustahil enggak
semua bilang mustahil karena disitu ada belanda ada jepang tapi terus saja opini
merdeka-merdeka makanya kita merdeka, khilafah juga sama dan itu juga sudah
digariskan oleh Nabi bahwasanya islam itu akan tegak dan ketika sampai 5 atau
20 tahun tegak kemudian nanti ada Imam Mahdi baru kiamat.
Pewawancara: Bagaimana cara mentransformasikan nilai dan keyakinan yang
diusung oleh penggiat aksi damai 411 untuk mengumpulkan dukungan massa
yang banyak? (Pelopor/Penggiat)
Ust. Hanif Ahmat Anshorullah: jadi gini ini juga ingklut bagaimana kekuatan
ataukah daya ikat suatu organisasi suatu ulama suatu tokoh terhadap acara aksi
411 ini saya gambaran umum dan kenapa saya milih Hizbut Tahrir hanya satu
poinnya itu kekuatan ide, jadi kenapa Hizbut Tahrir dibubarkan apakah ketika aksi
ceos ataukah Hizbut Tahrir mengumandangkan angkat senjata jihad tidak, tapi
Hizbut Tahrir itu adalah kekuatan ide ngomong terus itu juga menjiplak atau
mencontohi Rasulullah. Kan Rasulullah ketika pertama kali dakwah apa
mengatakan jihad? Enggak, jihad itu waktu di Madinah waktu dim Mekkah
ngomong terus dakwah terus dan itu adalah kekuatan ide sama dengan aksi 411
selanjutnya 212 itu kekuatan ide dan islam itu mengakarjan yang paling penting
itu adalah berdakwah menyampaikan kekuatan ide baru jihad, makanya kekuatan
umat islam itu ada dua dakwah dan jihad, dakwah itu adalah menyampaikan sama
dengan apa yang dikatakan Hizbut Tahrir maka itu dibubarkan kerena itu lebih
berbahaya dibandingkan dengan Abu Bakar Baasir ditangkap tapi organisasinya
tidak dibubarkan maka kekuatan idelah yang contoh kenapa sekarang Amerika
menguasai kita? Karena dia menggunakan kekuatan ide dengan cara adanya
dangdut, adanya artis-artis itu sistem. Hizbut Tahrir ini juga menggunakan ide
yaitu syariah dan khilafah maka Hizbut Tahrir ini berbahaya jika terus menerus
dia ilegal makanya dibubarkan oleh pihak resinasistem. Ketika dibubarkan tokoh-
tokoh masyarakat justru malah mengempati simpati kepada Hizbut Tahrir justru
semakin banyak jadi mereka maju kenak mundur kenak, mereka pengin mundur
pengin diam mereka bingung membubarkan Hizbut Tahrir juga bingung. Kalau
berdasarkan unadang-undang ormas yang baru disahkan kemaren 24 october kalau
berdasarkan undang-undang itubsetiap anggota partai politik atau organisasi yang
dibubarkan oleh pemerintah maka seluruh anggotanya dipenjara minimal 1 tahun
dan maksimal 25 tahun penjara, harusnya anggota Hizbut Tahrir itu diepenjarakan
tapi tidak karena mereka beruntung para tokoh-tokoh Hizbut Tahrir sekarang juga
tidak ada yang dipenjarakan padahal ketika bicara mashumi itu langsung
ditangkap itu tokoh-tokoh mashumi HAMKA, tapi Hizbut Tahrir tidak mereka
berhitung mereka ketakutan makanya Hizbut Tahrir-pun sekarang penuh, justru
Hizbut Tahrir itu mau melawan mau betul-betul vis to vis.
5. Nama : Ust. Eko Herdanto
Jabatan : Recepsionist di HTI
Lokasi : DPP HTI
Tanggal : 28 November 2017
Pewawancara: Bagaimana proses sebelum terjadinya aksi damai 411 di jalankan?
Ust. Eko Herdanto: ini dari sudut pandangnya Hizbut Tahrir, kalau sudut
pandangnya yang lain mereka yang tahu. Kalau awalnya aksi 411 itu adalah
adanya keresahan ummat muslim dijakarta itu terkait dengan akan
berlangsungnya pilkada yang sudah berlalu pada 2017 kemaren. Itu karena calon
utamanya kafir kemudian ormas islam, partai islam, segalanya macam berusaha
untuk mengangkat figur calon gubernur penanding. Itu umum, tapi kalau dari
Hizbut Tahrir tidak seperti itu. Hizbut Tahrir memandang pada kepemimpinan
kepala daerah keatas itu wajib muslim, itu yang dipahami Hizbut Tahrir sejak
awal. Makanya ketika ada bahwa Ahok mencalonkan diri, waktu itu masih
melalui jalur independen temen Ahok itu, itu Hizbut Tahrir itu sudah meringis
pamflet haram pemimpin kafir. Yang kita kampanyekan ditempat masing-masing
anggota Hizbut Tahrir tiap pekan kita keluar masuk kampung itu sebar “haram
pemimpin kafir”. Sehingga ini membuat suasana baru dijakarta waktu itu jadi
terbagi dua, orang yang ingin tetap maju ke Gubernur muslim dan tandingannya
Gubernur kafir itu, itu awalnya ya. Kalau Hizbut Tahrir itu tidak ada kepentingan
dengan itu, Hizbut Tahrir hanya menyeru kepada ummat islam bahwa kalau
memilih pemimpin itu harus muslim. Sehingga ketika ada calon yang non muslim
kita sampaikan haram pemimpin kafir, maksudnya silahkan aja kalau memang
mau memilih yang non muslim. Tapi Hizbut Tahrir melepaskan diri dari hal itu
dan hanya menyampaikan pendapat bahwa haram pemimpin kafir, begitu. Nah
disambut oleh ormas islam dan yang lain, iya haram pemimpin kafir makanya
pilihlah Gubernur dan wakil gubernur muslim. Waktu dulu keluar beberapa nama
calon Gubernur muslim itu awalnya. Mungkin namanya juga ditekan terus sama
pamflet, opini segala macem dan akhirnya kelepasan bicara Ahok itu dikepulauan
seribu. Ketika kemudian pak Bun Yani ini merilis video mengenai itu kita engeh
langsung kami dari Hizbut Tahrir di DKI itu menuju masjid Al-munawar
dipancoran kemudian merilis hukum penista agama islam langsung, semenjak
itulah kemudian berubah isunya menjadi penista agama bukan lagi Gubernur
muslim dan Gubernur kafir melainkan itulah penista agama. Kalau Sudah polanya
penista agama kemudian polarisasi ada kutub antara muslim dijakarta dan
pendukungnya secara umum karena tidak semuanya orang kafir, orang muslim
juga ada mendukung Ahok karena dianggapnya sebagai ini masalah pilkada
masalah pemimpin tidak perlu harus islam. Terus sebelum terjadinya aksi damai
411 terdapat satu aksi yaitu 14 oktober 2016, disitu solusinya masih tentang
Gubernur muslim jakarta dan tandingannya orang kafir maka kita menghimbau
dari situ untuk memilih Gubernur muslim. Tapi kalau Hizbut Tahrir masih tetap
dengan pendirian awal yakni untuk menolak pemimpin kafir dan haramnya
pemimpin kafir itu kita selalu suarakan dan juga kita tambahkan dengan isu
hukum penista agama. Dan waktu itu saya sempat interview dimasjid Al-munawar
tentang masalah itu sehingga isu tersebut meluas ke Indonesia. Jadi aksi damai
411 merupakan bentuk kemarahan ummat islam karena Ahok telah menistakan
agama islam yang disebarluaskan oleh Bun Yani, meskipun waktu itu malah Bun
yaninya yang diserang. Memang benar Bun yani itu mengedit video Ahok
dikepulauan seribu akan tetapi ia tidak merubah isi akan apa yang diucapkan oleh
Ahok itu sendiri. Intinya, 411 itu buah dari opini yang selalu dihembuskan oleh
Hizbut Tahrir versi pemerintah yang tetap bersikukuh untuk menolak pemimpin
kafir sehingga isu tersebut meluas (nasoinal) bukan lagi tentang isu politik pilkada
DKI jakarta.
Pewawancara: Seperti apa start/awal dimulainya aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: aksi damai 411 one the sport dari Istiqlal yang mana, semua
mengakui bahwa sanya Istiqlal merupakan titik kumpul dan start awal dimulainya
aksi damai 411 menuju istana negara meskipun terdapat juga yang long march
dari patung kuda, bundaran HI dll. Tetapi Hizbut Tahrir waktu itu hanya ikut
berpartisipasi saja karena diundang oleh ormas FPI dan kita menanggapinya
dengan senang hati karea untuk menjaga solidaritas dan soliditas ummat muslim
itu sendiri sehingga disanalah dikenal bendera liwak warna putih dan royak warna
hitam yang berlafalkan “laailahaillah muhammad rasulullah” oleh karenanya
waktu itu juga ormas HTI lah yang dianggap menjadi dalang oleh pemerintah
untuk menggerakkan aksi damai 411 padahal kenyataannya tidak tetapi HTI
hanya diundang tidak masuk kepanitiaan dll. Pada aksi damai 411 ormas HTI
berpencar-pencar tidak dalam satu komando dikarenakan banyaknya masa yang
memadati istiqlal sehingga saya sendiri memulai aksi damai 411 itu dari jl.
Merdeka timur disamping kedubes AS dan waktu itu saya sholat jum‟at dijalan
dan melakukan long march sekitar jam 13.00 menuju balai kota dan monomin
nasionaol (monas).
Pewawancara: Apa yang terjadi pasca terjadinya aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: waktu itu saya kurang tahu pasca terjadinya aksi damai 411
dikarenakan saya tertahan dipatung kuda dan tahunya kerusuhan itu dari media
sosial saja. Sehingga sebelum magrib saya sudah kembali keparkiran motor. Jadi
secara gambarnya mengenai kerusuhan itu saya tidak terlibat secara langsung.
Tetapi teman-teman FPI lah yang terlibat langsung dan ormas lainnya dalam
kericuhan waktu itu setelah magrib.
Pewawancara: Apa yang Bapak/ibu ketahui tentang aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: dari sudut pandang saya sendiri dan juga sebagai anggota
Hizbut Tahrir menyampaikan kepada ummat islam itu sendiri dan juga pemerintah
bahwa hukum penista agama.
Pewawancara: Bagaimana cara yang dilakukan oleh penggiat aksi damai 411
untuk mengangkat isu tersebuat agar tersebar dan terdengar oleh publik?
Ust. Eko Herdanto: jadi, yang kita sampaikan adalah mengenai haramnya
pemimpin kafir dan tegakkan hukum bagi orang kafir yang menistkan agama
islam. Dan menistakan itu banyak kategorisasinya meliputi menistakan Allah
SWT, menistakan agama, menistakan Nabi dan menistakan Al-qur‟an. Akan
tetapi dalam konteks ini sipenista melakukan penistaan terhadap kitab suci (Al-
qur‟an) dengan menyebut surat Al-maidah ayat 51. Sehingga 411 juga dikenal
dengan Al-maidah 51 yang bisa memikat ummat muslim seluruh Indonesia dan
Hizbut Tahrir sendiri datang ketengah-tengah masyarakat untuk menyuarakan
akan adanya aksi damai 411 dan kita menjelaskan dalil-dalil mengenai hukum
penista agama menurut Al-qur‟an yaitu dipenggal lehernya, kecuali tobat dan
masuk islam. Akan tetapi HTI melihat hukum buat penista agama di Indonesia
begitu ringan sehingga kita mengikuti hukum positif diindonesia untuk meminta
tangkap Ahok dan hukum Ahok karena kita yakin hukum positif diindonesia tidak
bisa mencover hukum islam yang dijelaskan oleh agama dan juga kita melihat
bahwasanya hukum di Indonesia itu hanya berpihak pada elit pemerintah saja.
Pewawancara: Media/saluran apa saja yang digunakan ataupn dimanfaatkan demi
efektifnya penyebaran tentang aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: semua potensi media kita pakai seperti: sosial media, hutbah
jum‟at, dan door to door sehingga setiap pekan para anggota HTI diwajibkan
untuk menyebarkan pamflet dan buletin kerumah-rumah. Akan tetapi kita tidak
bisa menggunakan saluran media televisi dikarenakan media tersebut sifatnya
mainstrim dan juga harus dibayar ketika kita ingin mengangkat sebuah isu.
Sehingga kita memanfaatkan sosial media seperti facebook, instagram, gruop
washap dan telegram semua kita pakai baik itu secara resmi seperti akun oficial
maupun akun pribadi. Selain itu HTI mempunyai media rutin yaitu majalah Al-
wai yang terbit tiap bulanan dan blutien ummat terbit setiap dua mingguan dan
satu lagi buletin jum‟at yang terbit setiap hari jum‟at, itu kita semua gunakan
untuk menyampaikan opini kita.
Pewawancara: Menurut Bapak/ibu media apakah yang paling efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: kalau menurut saya saat itu media yang paling efektif diluar
daerah yaitu door to door yang dilakukan oleh anggota Hizbut Tahrir yang dibantu
oleh media sosial. Karena kita melihat untuk diwilayah-wilayah sosial media
masih kurang efektif untuk digunakan dikarenakan masyarakat masih kurang
melek akan tekhnologi sehingga kita menggunakannya door to door.
Pewawancara: Organisasi apa saja yang ikut andil dalam aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: menurut sepengetahuan saya yang hadir dalam aksi damai 411
itu seperti ormas HTI, FPI, HMI, KAMMI dan juga Majlis Taklim.
Pewawancara: Apakah ada hubungan personal (kekeluargaan, pertemanan dll)
dalam memperkenalkan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: itu merupakan bagian yang kita maksimalkan seperti keluarga,
kerabat dan juga organisasi.
Pewawancara: Strategi framing ataupun nilai – nilai apa saja yang digunakan
dalam aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: menurut Hizbut Tahrir tidak ada kepentingan lain selain untuk
menghukum penista agama dan tolak pemimpin kafir dan itu saja dan tidak ada
framing lain.
Pewawancara: Apa faktor yang melatar belakangi/mendorong dipakainya strategi
framing dalam aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: pertama karena wajib hukumnya kita membela agama yang
kita cintai ataupun untuk dibela ketika dinistakan oleh seorang kafir dan yang
kedua memang didalam islam itu seorang kafir tidak diperbolehkan pemimpin
orang muslim apalagi konteksnya di DKI Djakarta masyarakatnya penduduk
muslim maka wajib hukumnya diharamkan dipemimpin oleh orang kafir.
Pewawancara: Apa kesalahan mendasar (kausalitas) penyebab terjadinya aksi
damai 411?
Ust. Eko Herdanto: kesalahan mendasarnya yaitu penistaan agama yang dilakukan
oleh Gubernur (Ahok).
Pewawancara: Siapa target utama dalam aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: : target utamanya adalah Ahok tidak ada yang lain.
Pewawancara: Berapa jumlah massa dalam aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: sekitar dua jutaan saya hanya menklaim saja karena saya tidak
mempunyai alat hitung untuk melihat massa dalam aksi damai 411 dan saya
melihatnya dari daftar hadir yang diperlihatkan oleh panitia.
Pewawancara: Apakah ada kemungkinan (peluang)/efektifitas bahwa aksi damai
411 akan menciptakan sebuah perubahan?
Ust. Eko Herdanto: opini aksi damai 411 itu merupakan bentuk penyadaran publik
sehingga sekarang masyarakat muslim itu bersatu padu menuntut sang penista
agama dan berkumpul dalam satu atap yang dinaungi oleh GNTF-MUI dan
hasilnya sudah terlihat sekaranag bahwa aksi tersebut meciptakan sebuah
perubahan karena Ahok menjadi tersangka dan ditangkap lalu dipenjara.
Pewawancara: Menurut Bapak/Ibu apa pentingnya/kewajiban untuk ikut aksi
damai 411?
Ust. Eko Herdanto: saya rasa hanya orang-orang munafik yang tidak ingin bersatu
untuk ikut aksi 411.
Pewawancara: Slogan – slogan apa saja yang dipakai dalam aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: slogan-slogan haram pemimpin kafir, tolak pemimpin kafir.
Pewawancara: Apa justifikasi/tuntutan dalam aksi damai 411?
Ust. Eko Herdanto: tangkap dan penjarakan Ahok.
Pewawancara: Apa tugas elite gerakan untuk memperluas pembingkaian sehingga
memungkinkan tingkat keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi damai
411? (Pelopor/Peggiat)
Ust. Eko Herdanto: saat itu ketua umum memerintahkan kepada jajarannya dan
anggotanya untuk door to door kerumah-rumah.
Pewawancara: Bagaimana cara mentransformasikan nilai dan keyakinan yang
diusung oleh penggiat aksi damai 411 untuk mengumpulkan dukungan massa
yang banyak? (Pelopor/Penggiat)
Ust. Eko Herdanto: kalau dalam HTI ada istilahnya iqtishalul maqsudah maksud
dan tujuan yang kita bawa misi husus untuk mengajak aksi damai 411 dan kita
juga mendiskusikan kemasyarakat akan pentingnya aksi tersebut.
6. Nama : Ust. Umar Sadi
Jabatan : Anggota di DPP HTI
Lokasi : Masjid An-Nur, Pamulang
Tanggal : 04 Desember 2017
Pewawancara: Bagaimana proses sebelum terjadinya aksi damai 411 di jalankan?
Ust. Umar Sadi: menurut saya, aksi tersebut merupakan pembelaan terhadap Al-
qur‟an dihina. Kedua, umat ingin bersatu dalam artian disini umat ingin bersatu
padu karena sebelumnya terpecah-pecah antara NU Muhammadiyah tetapi pada
aksi tersebut organisasi yang dinaunginya disingkirkan terlebih dahulu demi
kepentingan bersama dalam rangka membela agama yang dicinta.
Pewawancara: Seperti apa start/awal dimulainya aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: yang saya alami tidak tahu awalnya karena waktu saya datang
keadaan sudah ramai soalnya ketika itu saya sholat jum‟at distasiun sehingga
setibanya dilokasi keadan sudah ramai. Setelah itu saya melakukan long march
kemonas akan tetapi tidak tepat depan monasnya karena kita tidak bisa masuk
oleh saking banyaknya massa yang memadati monas pada waktu itu.
Pewawancara: Apa yang terjadi pasca terjadinya aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: waktu itu aturan unjuk rasa yang diberlakukan oleh pemerintah
hanya sampai jam 17.00 sehingga aparat pemerintah menginstruksikan agar massa
mundur tetapi massa malah tetap bertahan sehingga kerusuhan terjadi menjelang
magrib antara aparat kepolisian dengan massa dari situlah aparat kepolisian
mengeluarkan tembakan gas air mata dan memaksa mundur massa tetapi
keributan itu semakin jadi dan akhirnya massa pun dibubarkan skitar jam 20.00.
Pewawancara: Apa yang Bapak/ibu ketahui tentang aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: pertama membela agama islam, kedua persatuan umat sudah
mulai terlihat. Dalam artian kesadaran umat untuk bersatu sudah mulai timbul.
Pewawancara: Bagaimana cara yang dilakukan oleh penggiat aksi damai 411
untuk mengangkat isu tersebuat agar tersebar dan terdengar oleh publik?
Ust. Umar Sadi: kita semua bersinergi dalam membangun kesadaran publik
dengan cara menjelaskan apa yang telah terjadi saat ini yakni tentang masalah
penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Jadi tidak ada embel-embel atas
dasar politik atau masalah lainnya.
Pewawancara: Media/saluran apa saja yang digunakan ataupn dimanfaatkan demi
efektifnya penyebaran tentang aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: pertama media sosial seperti wasapp, instagram. Selain itu
melalui webset resmi HTI. Menggunakan majalah dan juga buletin-buletin yang
kita sebar luaskan kemasyarakat.
Pewawancara: Menurut Bapak/ibu media apakah yang paling efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: menurut saya media yang lebih efektif dalam menyebarluaskan
akan adanya aksi damai tersebut yaitu melalui facebook. Karena saya sering
melihat beritanya itu melalui facebook.
Pewawancara: Organisasi apa saja yang ikut andil dalam aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: FPI, HTI, HMI.
Pewawancara: Apakah ada hubungan personal (kekeluargaan, pertemanan dll)
dalam memperkenalkan akan adanya aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: paling yang sering saya alami itu pertemanan tetapi juga ada
keluarga saya dan juga ponakan saya yang menginformasikan bahwa akan
diakannya aksi 411 itu.
Pewawancara: Strategi framing ataupun nilai – nilai apa saja yang digunakan
dalam aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: masalah penistaan agama.
Pewawancara: Apa faktor yang melatar belakangi/mendorong dipakainya strategi
framing dalam aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: manurut saya masalah penistaan agama harus segera diproses dan
hukumnya wajib karena saya menilai pemerintah melek dalam mengatasi masalah
ini soalnya hukum yang dipakai yaitu adalah hukum positif bukan hukum syariat
islam. Beda halnya jikalau hukum islam itu diterapkan diindonesia seperti yang
diinginkan oleh HTI niscaya masalah penistaan agama ini segera cepat
diselesaikan apalagi di Indonesia penduduknya mayoritas muslim.
Pewawancara: Apa kesalahan mendasar (kausalitas) penyebab terjadinya aksi
damai 411?
Ust. Umar Sadi: kesalahan mendasarnya terletak pada penistaan agama yang
dilakukan oleh Ahok dikepulauan seribu yang menyinggung surat Al-maidah ayat
51 dalam pidatonya didepan publik.
Pewawancara: Siapa target utama dalam aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: Ahok atau sang penista agama.
Pewawancara: Berapa jumlah massa dalam aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: menurut amatan saya jumlahnya itu mencapai sekitar 2 juta.
Pewawancara: Apakah ada kemungkinan (peluang)/efektifitas bahwa aksi damai
411 akan menciptakan sebuah perubahan?
Ust. Umar Sadi: peluang ada, sebab saya melihat semangat pembelaan agama
yang dilakukan oleh masyarakat sangatlah menonjol sekali walaupun agamanya
minim sekali, tetapi karena kasus penistaan agama ini masalah yang cukup
komplek maka semua masyarakat muslim harus terjun atau ikut aksi sehingga kita
mengondisikan dan mengakomodir orang-orang tersebut.
Pewawancara: Menurut Bapak/Ibu apa pentingnya/kewajiban untuk ikut aksi
damai 411?
Ust. Umar Sadi: kalau dibilang penting atau wajib itu tergantung pemahaman dia
terhadap islam tetapi kalau dibagi saya sendiri itu sangat penting kita terlibat
dalam aksi damai 411. Hal itu dikarenakan islam berada diatas segalanya apabila
islam itu dilecehkan maka kita wajib turun tangan membela agama kita yang kita
muliakan.
Pewawancara: Slogan – slogan apa saja yang dipakai dalam aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: kalau dari HTI sendiri kita selalu menyuarakan untuk
menerapkan syari‟at islam di Indonesia dan juga kita selalu meminta keadilan.
Pewawancara: Apa justifikasi/tuntutan dalam aksi damai 411?
Ust. Umar Sadi: karena kita posisinya di Indonesia disini kita merasa bingung
karena hukum yang diterapkan adalah hukum positif bukan hukum syari‟at islam
oleh karenanya kita harus mengikuti hukum yang berlaku di Indonesia dengan
cara menuntut Ahok untuk segera diproses secara hukum untuk segera ditetapkan
sebagai tersangka penista agama.
10. Nama : Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M
Jabatan : Ketua ICMI Lubang Buaya dan Wakil Ketua ICMI DKI
Jakarta
Lokasi : UIC (Universitas Ibnu Chaldun) Rawamangun
Tanggal : 05 Desember 2017
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: kalau berbicara motifasi orang datang kelapangan
monas baik itu aksi 411 ataupun aksi 212 itu adalah karena tujuan motifasi dari
individunya sendiri karena merasa agamanya dinistakan yang kedua adanya suatu
informasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh ormas-ormas islam oleh gerakan
GNPF-MUI bahwa sudah saatnya kita melakukan demo untuk menolak
kepemimpinan Gubernur Ahok yang telah mendholimi dan memarjinalkan
masyarakat muslim jadi dua dorongan, dorongan individu karena agamanya
dinistakan seperti seorang muslim tertepatilah membela agamanya yang kedua
memang secara organisasi secara kelembagaan itu ada dorongan untuk bersama
mempergenais kegiatan itu supaya terjadi besar secara kelembagaan memang
lembaga organisasi umat islam mengundang kita untuk melakukan bersama
melalui medsos. Jadi saya sebagai ICMI tentu ini merupakan kewajiban untuk
mengikut sertakan anggota saya dalam aksi demo 411 karena ICMI itu bertujuan
bagaimana mempersatukan umat untuk memcapai rahmatan lil‟alamin untuk
mencapai kebahagiaan didunia maupun diakherat oleh karena itu tugas ICMI
dimanapun sebagai seorang cendikiawan kita harus melakukan amar ma‟ruf nahi
mungkar kita usahakan peka terhadap kepentingan tuhan, masalah tuhan apalagi
masalah masalah Al-qur‟an yang di dzholimi.
Pewawancara: Bagaimana proses sebelum terjadinya aksi damai 411 di jalankan?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: Sebelum aksi damai 411 masyarakat kita umat
islam itu terpecah belah ada yang pro ada yang kontra sehingga tidak solid
sebelum adanya aksi damai 411. Oleh karena itu maka dibantu oleh MUI dengan
dibentuknya GNPF-MUI sedangkan yang memfasilitasi infrastruktur dilapangan
yaitu FPI dan ormas-ormas islam yang lainnya. Kita melakukan aksi dikarenakan
ada kesepahaman untuk menuntut Gubernur DKI jakarta yang telah melakukan
penistaan agama. Yang kedua khususnya bagi masyarakat DKI jakarta untuk
membangun sosial politik dan kesejahteraan kota ternyata sangat ditentukan oleh
pemimpinnya baik itu Presiden, Gubernur yang adil dan amanah dikarenakan
Jakarta merupakan jantung atau ibu kota Indonesia. Yang ketiga kita semua
memang menginginkan pemimpin baru yang bisa memberikan perubahan disemua
bidang, selanjutnya pemimpin itu punya kemauan atau keterpihakan terhadap
masyarakat pribumi khususnya masyarakat muslim dan dia memang konsisten
dan konsekuen membangun peeradaban masyarakat DKI Jakarta yang maju,
madani, modern dengan tidak harus menjual atau menggadaikan aset-aset negara
dan daerah kepada asing, aseng, asong. Kita ingin membangun kesamaan
ekonomi rakyat itu dalam prinsip pasal 33 yang berbunyi “dari kita, oleh kita,
untuk kita” karena kami ingin pemerintah itu menjadi pasilitator, eksekutor
pengelolaan sumber daya alam bagi masyarakat DKI Jakarta lebih-lebih
masyarakat muslim.
Pewawancara: Seperti apa start/awal dimulainya aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: brangkat dari markas ICMI DKI dan ada juga
brangkat dari simpu-simpu pusat ormas islam. Dari ICMI lubang buaya
berkumpul dengan ICMI DKI Jakarta dibendungan hilir lalu kita brangkat menuju
monas dan melakukan orasi-orasi. Saya sendiri sempat naik kemimbar dan
melakukan orasi menjelaskan tentang pentingnya soliditas dan ukhuwah islamiyah
dalam membela agama yang dicintai dan oleh sebab itu kita sebagai ICMI merasa
terpanggil untuk melakukan aksi dan bersatu padu dalam satu barisan utnutk
mensukseskan diselengarakannya aksi damai 411. Dalam aksi damai 411 juga
dihadiri oleh para Habaib seperti H.B Rizieq dan juga syekh Ali Jaber, Ust. Arifin
Ilham, Batiar Nazir dan Ustad lainnya bahkan juga aksi tersebut menyedot
perhatian para artis (Ahmad Dani, Kiwil dll). Tapi secara keseluruhan stats awal
dimulainya aksi damai 411 itu dari istiqlal menuju istana tetapi dari komando kita
tertahan dipatung kita dan tidak sampai didepan istana negara.
Pewawancara: Apa yang terjadi pasca terjadinya aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: saya setelah jam 14.00 WIB mengambil mobil
dan langsung balik kelubang bauaya karena makanan sudah habis dan teman-
teman ICMI yang lain saya sudah tidak ada komonikasi lagi, tapi yang saya
dengar teman-teman ICMI pada balik sekitar jam 17.00 sore. tapi saya liat
dimedia kalau aksi itu ada juga keosnya yang terjadi ketika jam 18.00-21.00
setelah itu aparat keamanan membubarkan massa secara paksa dan banyak dari
massa aksi yang hadir terkena gas air mata dan mengalami luka-luka.
Pewawancara: Apa yang Bapak/ibu ketahui tentang aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: aksi itu timbul dan dimotori oleh ormas-ormas
islam yang berada dibawah naungan GNPF-MUI yang disebabkan oleh
ketidakadilan dan menimbulkan protes sosial dan membentuk komunitas sosial
lalau terbangunlah kekuatan sosial sehingga terciptalah aksi sosial karena adanya
marginalisasi agama ataupun lebih tepatnya penistaan agama Ahok karena
kebijakan-kebijakan Gubernur Ahok itu lebih banyak memarginalkan agama
islam dan orangnya sangat rasis dan kalau boleh kita tahu yang namanya asisten
Gubernur dan staf-stafnya itu banyak yang dihuni oleh orang-orang bermata sipit
dan juga orang yang menjadi direksi BUMD rata-rata orangnya Ahok.
Pewawancara: Bagaimana cara yang dilakukan oleh penggiat aksi damai 411
untuk mengangkat isu tersebuat agar tersebar dan terdengar oleh publik?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: itu karena kita semua mensosialisasikan akan
adanya aksi 411 itu melalui medsos dan juga cyber muslim.
Pewawancara: Media/saluran apa saja yang digunakan ataupn dimanfaatkan demi
efektifnya penyebaran tentang aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: media-media yang digunakan dalam aksi damai
411 melalui whatsapp, bbm, instagram, facebook dan juga tablig-tablig akbar
yang dilakukan ditempatnya masing-masing disetiap daerah yang diutarakan
langsung oleh para dai-dainya melalui Habib dan kyai-kyai dan ulama-ulama.
Pewawancara: Menurut Bapak/ibu media apakah yang paling efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: menurut saya media yang efektif dalam
menginformasikan akan adanya aksi damai itu yaitu medsos apalagi dibantu oleh
cyber muslim.
Pewawancara: Organisasi apa saja yang ikut andil dalam aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: ormas islam yang hadir waktu itu ada FPI, HTI,
HMI, NU Muhammadiyah bahkan ada dari Bank Jabar, GPI dan juga majlis-
majlis, LSM maupun masyarakat secara umum.
Pewawancara: Apakah ada hubungan personal (kekeluargaan, pertemanan dll)
dalam memperkenalkan akan adanya aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: banyak, seperti keluarga yang memberi tahu dan
juga ormas-ormas lain memberi tahu melalui BMM, Whatapp. Seperti kahmi GPI
dan ormas yang lainnya.
Pewawancara: Strategi framing ataupun nilai – nilai apa saja yang digunakan
dalam aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: perlunya perbaikan ekonomi, kesejahteraan
masyarakat DKI Jakarta, perlunya persatuan dan kesatuan umat dalam memilih
pemimpin, yang ketiga perlunya masyarakat DKI Jakarta dipimpin oleh pemimpin
yang mengerti problematika yang ada diibu kota dan memiliki kompetensi dalam
bidang pemerintahan, pengelolaan sekaligus berasal dari orang muslim. Yang
terpenting framing yang diangkat yakni tentang penistaan agama.
Pewawancara: Apa faktor yang melatar belakangi/mendorong dipakainya strategi
framing dalam aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: framing tersebut sangat cocok digunakan dalam
aksi damai 411 dikarenakan kesemua dari framing diatas itu memancing amarah
dan juga libido politik masyarakat DKI dan masyarakat umum secara
keseluruhan.
Pewawancara: Apa kesalahan mendasar (kausalitas) penyebab terjadinya aksi
damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: masalah penistaan agama islam.
Pewawancara: Siapa target utama dalam aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: target utamanya itu Ahok karena tidak boleh
menghina agama, suku dan ras.
Pewawancara: Berapa jumlah massa dalam aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: kurang lebih pada waktu hampir 2 juta.
Pewawancara: Apakah ada kemungkinan (peluang)/efektifitas bahwa aksi damai
411 akan menciptakan sebuah perubahan?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: adanya aksi damai 411 itu jelas manfaatnya
sangat banyak karena bisa menyatukan umat muslim di Indonesia dan juga dan
banyak menciptakan sebuah perubahan seperti halnya Ahok telah ditangkap dan
dimasukkan kedalam penjara.
Pewawancara: Menurut Bapak/Ibu apa pentingnya/kewajiban untuk ikut aksi
damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: menururt kaca mata saya selaku aktifis ICMI
hukumnya fardhu „ain (wajib) karena itu merupakan sebuah ibadah dalam
membela agama islam.
Pewawancara: Slogan – slogan apa saja yang dipakai dalam aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: slogan-slogan yang dipakai sangat berfariasi
seperti ada yang buat spanduk yang bertuliskan “penjarakan Ahok dengan segera,
gantung Ahok dimonas” kemudian ada juga yang meminta untuk menghukum
Ahok dengan adil dan transparan jangan sampai ada hukum yang runcing
kebawah tumpul keatas, kami ingin pemimpin yang istiqomah terhadap Allah
SWT dan sopan, kami tidak ingin pemimpin yang kafir.
Pewawancara: Apa justifikasi/tuntutan dalam aksi damai 411?
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: tuntutannya pertama tangkap dan penjarakan
Ahok sesuai dengan hukum yang ada diindonesia, kedua pemerintah harus
berpihak kepada masyarakat muslim jangan sampai memarginalkan masyarakat
muslim. Ketiga kita menolak pemerintah yang tidak pro masyarakat muslim dan
sering melakukan deskriminatif yang sering menjual aset-aset negara ke Asing,
Aseng, Asong.
Pewawancara: Apa tugas elite gerakan untuk memperluas pembingkaian sehingga
memungkinkan tingkat keterlibatan dari partisipan kian besar dalam aksi damai
411? (Pelopor/Peggiat)
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: caranya kita harus mensosialisasikan lebih dulu
kepada masyarakat dierbagai golongan dan tingkatan bahwa saat ini problematika
kebangsaan dan kenegaraan sudah rumit dikarenakan pemimpin DKI Jakarta
sudah melakukan penistaan agama sehingga bagi warga muslim diajak untuk
berpartisipasi dalam aksi damai 411. Selain itu kita mensosialisasikan tentang
masalah ketidak adilan ekonomi dan hukum seperti susahnya lapangan pekerjaan.
Pewawancara: Bagaimana cara mentransformasikan nilai dan keyakinan yang
diusung oleh penggiat aksi damai 411 untuk mengumpulkan dukungan massa
yang banyak? (Pelopor/Penggiat)
Dr. Abidin Sastra Wijaya M.M: kita memanfaatkan semua komunitas baik itu
oramas untuk mensosialisasikan kepada anggota-anggotanya dengan cara
menanamkan nilai-nilai bahwasanya penting sekali untuk membela agama islam
yang telah dinistakan.