strategi dosis dan memulai antipsikotik untuk manajemen klinik yang optimal
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen klinik yang optimal untuk kasus schizofrenia dan gangguan bipolar harus
dengan dosis antipsikotik yang dicapai secara bertahap, kadang-kadang dibutuhkan
strategi untuk memulai penggunaan antipsikotik dengan strategi yang sesuai. Untuk
pasien yang parah yang diobati di praktek, dosis yang adekuat tidak selalu
memberikan hasil meskipun telah mengikuti level dosis rendah yang relatif dan
jadwal titrasi yang biasa digunakan pada percobaan klinis. Baru-baru ini dilakukan
penilitian tentang level dosis dan strategi titrasi yang sangat berguna dalam praktek
sehari-hari.
Terputusnya pengobatan dan seringnya berganti obat umum terjadi pada pasien yang
mendapatkan obat antipsikotik, tapi data tentang pasien yang mendapatkan terapi
antipsikotik yang pertama sebelum penggantian obat antipsikotik lain tidak diambil.
Mengambil keputusan untuk mengubah obat antipsikotik tipikal ke obat-obatan
antipsikotik atipikal harus memperhatikan beberapa variabel yang terlibat meliputi
penyakit paien, medikasi, dan lingkungan pasien.
Peralihan obat dapat meningkatkan kemanjuran dan kemampuan toleransi tapi juga
dapat menimbulkan efek samping yang dapat diprediksi dan juga bisa menyebabkan
gejala penarikan, seperti meningkatnya berat badan dan efek metabolisme sepereti
yang terjadi pada perubahan prolaktin.
Banyak efek samping yang terjadi selama peralihan obat diduga disebabkan oleh
blokade profil reseptor dan antimuskarinik dan antihistaminik. Strategi peralihan obat
dengan pendekatan individu yang meliputi pemilihan obat secara hati-hati, dosis dan
jadwal titrasi dan pengurangan dosisyang sesuai, manajemen untuk setiap gejala, dan
psikoedukasi pada pasien dapat mengurangi atau mengobati efek samping,
meningkatkan efektivitas dan kemanjuran dari pengobatan.
Diantara pasien schizofrenia dan gangguan bipolar yang diobati dengan antipsikotik,
terputusnya pengobatan dan peralihan medikasi yang sering memiliki laju yang tinggi.
The Clinical Antipsychotic Trials of Intervention Effectiveness (CATIE) study1
menemukan bahwa sekitar 74% pasien yang mendapatkan obat antipsikotik
mengalami putus obat. Studi naturalistik menunjukkan bahwa pasien biasanya beralih
antara antipsikotik atipikal yang berbeda 2 kali dalam setahun.2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dosis Pengobatan Antipsikotik
Dosis pengobatan antipsikotik pada percobaan klinis biasanya lebih rendah
dibandingkan dengan dosis yang digunakan pada praktek klinis sehari-hari.3-5
Percobaan yang terdaftar dari manufaktur dengan dosis yang sudah ditentukan
berawal dari percobaan yang dirancang untuk membandingkan keampuhannya
dibandingkan plasebo.
Secara komparatif dosis rendah dari obat-obatan antipsikotik dibutuhkan untuk
menunjukkan keampuhannya dibandingkan dengan plasebo, dosis rendah tersebut
juga dapat mengurangi angka dropout karna efek samping. Sebagai tambahan, pasien
yang termasuk dalam double-blind, banyak yang tidak menyukai percobaan dengan
menggunakan kontrol dan plasebo dari obat antipsikotik, hal tersebut terlihat pada
praktek sehari-hari6- mereka menginginkan pengobatan secara acak untuk mereka,
dan mereka cenderung berkurang keparahannya dibandingkan dengan pasien lain
pada.
Sebagai contoh, pasien CATIE1 dan studi The Broad Effectiveness Trial with
Aripiprazole (BETA)7 memiliki nilai keparahan dengan rata-rata 4 yang berarti masuk
dalam kategori sedang. Pasien dengan masalah substansial seperti kecenderungan
bunuh diri, membunuh orang, atau agresif biasanya dikeluarkan dari penelitian.6,8
Pada praktek klinis, dosis yang lebih tinggi sering digunakan untuk pasien dengan
subgrup tersebut, fakta ini menjadi bukti dari percobaan klinis untuk para praktisi
dalam mengobati pasien yang parah.8
Pada fase pertama CATIE1, penelitian efektivitas terbesar untuk schizofrenia telah
dilakukan, rentang dosis yang luas dari 5 obat-obatan ( olanzapine, quetiapine,
risperidone, ziprasidone, dan perphenazine) telah digunakan. Dosis ditentukan oleh
kelompok psikiatri senior dan dikonsultasikan dengan penelitian obat yang dilakukan
manufaktur dan berguna untuk merefleksikan praktek klinis pada saat yang
bersamaan. Meskipun terdapat kriteria seleksi yang luas pada partisipan CATIE, dan
pasien berasal dari 57 klinik di Amerika Serikat, terdapat beberapa pasien yang keras
kepala, tapi dalam jumlah yang kecil dan sekitar 4-10 pasien yang menerima dosis
yang tinggi diizinkan dalam percobaan. Olanzapine adalah satu-satunya obat yang
2
boleh digunakan dalam dosis tinggi dibandingkan dengan obat-obat lain yang
direkomendasikan oleh administrasi obat dan makanan Amerika Serikat.
B. Dosis pada praktek klinis
Penelitian CATIE, menjadi bastar di antara percobaan klinis dengan metode acak
yang disesuaikan dengan praktek klinis sehari-hari. Klinisi CATIE cenderung
memilih dosis sekitar 2/3 dari dosis yang diberikan, sedangkan para psikiatri biasanya
memberikan dosis penuh. Pada penelitian CATIE, dosis untuk olanzapine lebih tinggi
karena lebih tinggi 50% dari dosis yang direkomendasikan para psikiatri.9
Kecenderungan lain pada praktek klinis adalah peralihan obat sebelum dosis optimal
dari pengobatan sebelumnya atau manajemen yang optimal dari efek samping. Essock
et al10 membandingkan hasil antara pasien CATIE yang mendapatkan pengobatan
yang sama dari awal penelitian dengan pasien yang mendapatkan antipsikotik yang
berbeda. Terdapat angka signifikan yang rendah antara pasien yang mengalami putus
obat dengan pasien yang mengalami peralihan obat, yaitu sebesar p=0.07. Data ini
menunjukkan bahwa mengganti obat terlalu dini merupakan strategi yang tidak
efisien.
Citrome and collageous study11 yaitu studi yang meneliti dosis obat antipsikotik untuk
pasien di New York menunjukkan pertumbuhan yang bermakna dari penggunaan
dosis yang lebih tinggi antara tahun 2001 dan 2006, meskipun persentasi pasien yang
mendapatkan pengobatan dengan dosis tinggi dari obat aripiprazole lebih rendah
dibandingkan dengan pasien yang menggunakan obat antipsikotik generasi ke dua
lainnya. Dosis yang tinggi jarang digunakan pada clozapine dan risperidone,12 hal ini
disebabkan oleh adanya peningkatan resiko kejang, sedasi dan efek antikolinergik
untuk penggunaan clozapine diatas 900 mg/hari dan resiko efek samping
extrapiramidal untuk risperidon diatas dosis 8 mg/hari.
Citrome and collageous study11 menyarankan peningkatan dosis maksimal dari
antipsikotik sebelum mengganti obat dengan jenis lain. Dibandingkan dengan pasien
rawat inap yang lama, dan pada umumnya kebanyakan pasien yang memiliki
pengalaman rawat inap yang singkat mengakibatkan rendahnya toleransi terhadap
dosis, sehingga dibutuhkan waktu 2-4 minggu untuk mendapatkan dosis terapi pada
beberapa antipsikotik atipikal.
Selain penggantian obat yang terlalu cepat, kecenderungan lain pada praktek klinis
adalah memulai pengobatan yang kompleks sebagai pengganti dosis antipsikotik yang
optimal.
3
Meskipun demikian, dosis yang adekuat juga dapat menjadi masalah pada praktek
klinis. Dosis yang adekuat bervariasi antara pasien yang satu dengan pasien yang lain
dan tergantung pada keparahan dan kronisitas penyakit, kepekaan terhadap efek
samping dan apakah pasien memiliki metabolisme yang tinggi atau metabolisme yang
rendah.6 Dosis yang tinggi kadang dibutuhkan pada beberapa obat seperti quetiapine
dan ziprasidone, meskipun pada percobaan klinis digunakan dalam dosis rendah.
Tidak ada data yang jelas bahwa aripiprazole dengan dosis diatas 30 mg/hari efektif
atau pernah dicoba. Dari seluruh antipsikotik yang dipasarkan, aripiprazole
merupakan golangan antipsikotik yang memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor
Dopamin-2 (D2)13 .
Titrasi juga dapat menimbulkan masalah pada praktek klinis yaitu pada peningkatan
bertahap dari jumlah optimal dan dibutuhkan waktu untuk memperoleh hasil yang
adekuat. Contohnya, dibutuhkan peningkatan dosis dari quetiapine dan ziprasidone
yang biasanya diberikan satu kali sehari yang hanya memiliki waktu paro 7 jam.
Meskipun, dibutuhkan jadwal titrasi yang berbeda pada obat dengan waktu paro yang
panjang, khususnya aripiprazole, dengan efek yang baru terlihat setelah 10-14 hari
dosis ditingkatkan. Sebagai tambahan, aripiprazole dapat mencetuskan efek samping
yang lebih cepat karena efek agonis parsial jika dosis awalnya terlalu tinggi. 14
C. Petunjuk penggunaan dosis
Bukti yang diperoleh dari survey14 dan dikombinasikan dengan pendapat para ahli dan
menghasilkan konsensus tentang rekomendasi dosis dan titrasi antipsikotik pada
pasien skizofrenia episode awal. Perbedaan dosis antara episode awal dengan pasien
kronis tidak didapatkan pada semua agen, tapi sebagai aturan dasar, dosis yang
dibutuhkan pada episode awal umumnya setengah dari dosis yang digunakan pada
pasien yang penyakitnya kronis.
Di masa yang akan datang, panduan pemilihan obat dan dosis ditentukan oleh
farmakogenomik dari sitokrom P450 dan penelitian pada gen CYP2D6, CYP3A3, dan
CYP3A4; informasi yang lebih banyak bisa diperoleh meliputikecepatan metabolisme
pasien dan kecenderungan efek samping seperti penambahan berat badan, sedasi dan
efek extrapiramidal. 15,16
D. Keputusan untuk mengganti obat antipsikotik
Alasan mengganti obat
Dua alasan utama untuk mengganti obat antipsikotik adalah kurangnya keampuhan
dan seringnya terjadi efek samping. Waktu yang tepat untuk mengganti antipsikotik
4
adalah selama rawat inap untuk mencegah kekambuhan, pasien rawat jalan yang tidak
dalam fase krisis dan memiliki dukungan sosial yang tinggi dan ketika pasien ingin
mengganti obatnya. 17,18
Pergantian obat antipsikotik tipikal ke antipsikotik atipikal
Alasan untuk berganti antara obat tipikal ke obat-obat atipikal pada pasien dengan
schizofrenia meliputi gejala positif dengan respon yang tidak adekuat dan gejala sisa
negatif seperti berkurangnya motivasi, anhedonia dan depresi. Gangguan mood atau
disfungsi kognitif juga dapat memprovokasi pergantian antara psikotik tipikal ke
antipsikotik atipikal. Efek samping sepertiextrapiramidal, meliputi efek distress dan
tardive dyskinesia dapat menjadi alasan untuk mengganti pengobatan dengan resiko
yang lebih rendah. Di zaman sekarang ini, orang bisa menemukan informasi dari
berbagai sumber seperti internet, majalah dan televisi, pasien dan keluarganya bisa
melihat langsung efek dari pengobatan dan menjadi alasan untuk mengganti
pengobatan. Pada pasien dengan gangguan bipolar, depresi membutuhkan
antipsikotik19 generasi pertama dan penggantian obat kadangkala diperlukan.17,18
Penggantian obat diantara sesama golongan antipsikotik atipikal
Alasan utama untuk mengganti obat antara sesama golongan antipsikotik atipikal
adalah untuk meningkatkan keampuhan dan mengurangi efek samping. Respon yang
tidak sempurna terhadap dosis awal antipsikotik dapat menimbulkan gejala sisa
psikosis atau gejala mood. Bentuk efek samping yang terjadi bergantung pada aksi
dari antipsikotik. Semua obat antipsikotik atipikal bekerja sebagai antagonis dopamin.
Meskipun mereka memiliki perbedaan efek pada sistem neuroreseptor, meliputi
serotonin, yang berhubungan dengan gejala depresi dan anxietas. Beberapa
antipsikotik atipikal menyebabkan sedasi, penambahan berat badan, dan kemungkinan
menurunkan fungsikognitif dibandingkan obat lain yang terjadi karena efek
antimuskarinik(clozapine, olanzapine, quetiapine). Lainnya, seperti risperidone, dapat
menimbulkan gejala extrapiramidal atau prolaktin dan efek samping sexual. 17
Beberapa perdebatan tentang keampuhan antipsikotik sering terjadi. Penggantian obat
bisa menjadi strategi yang efektif, tapi para klinisi tidak bisa langsung mengganti obat
sebelum mencapai dosis optimum dari obat sebelumnya.
Variabel untuk mempertimbangkan dosis dan penggantian obat
Variabel yang harus diperhatikan psikiatris dalam mempertimbangkan dosis dan
penggantian obat adalah meliputi pasien, penyakit, obat-obatan, dan karakteristik
5
lingkungan. Sulit bagi klinisi untuk mempertimbangkan seluruh variabel, tapi yang
paling penting mencakup:
Respon medikasi terdahulu
Keyakinan pasien terhadap pengobatan
Keparahan penyakit
Kemanjuran obat
Efek samping
Jadwal pemberian dosis
Lingkungan pasien
Respon terdahulu terhadap pengobatan berhubungan dengan tingkah laku dan
keyakinan pasien terhadap pengobatan. Pasien yang dulunya pernah mengalami putus
obat karena efek samping seperti kelebihan berat badan atau sedasi memiliki
kecenderungan untuk melakukan hal tersebut jika mereka mengalami efek samping
yang sama. Di antara variabel penyakit,keparahan penyakit adalah hal terpenting
karena pasien yang parah membutuhkan dosis aptimum yang cepat dibandingkan
dengan pasien yang tidak terlalu parah. Untuk klinisi dan pasien, hal terpenting
cenderung ke arah efikasi. Profil farmakologi adalah variabel yang penting yang
berhubungan dengan kebutuhan pasien yang menginginkan kompleksitas dosis dan
efek samping yang bisa diprediksi untuk mengatasi kesulitan mereka. Variabel
lingkungan pasien, derajat di dalam struktur, faktor pendukung, juga dapat menjadi
pertimbangan dalam pengobatan.
Keuntungan mengganti obat
CATIE1 dan BETA7 menyajikan bukti mengenai alasan untuk memutuskan obat dan
mengganti obat antipsikotik. Pada CATIE1, 74% pasien menghentikan pengobatan
sebelum 18 bulan, dan alasan utama mereka melakukan hal tersebut adalah
ketidakpuasan terhadap kemanjuran dan toleransi. Pada BETA7, ditemukan alasan
yang sama untuk mengganti obat, tapi secara spesifik, ketidakpuasan terhadap
keampuhan antipsikotik untuk gejala positif dan negatif dan khususnya tentang efek
samping obat. Keuntungan yang luas bisa diperoleh dengan mengganti antipsikotik,
tapi pilihan antipsikotik harus disesuaikan dengan pasien secara individual. 7,10,20-39
Efikasi penggantian obat
Beberapa penelitian telah dilakukan dengan mengganti pengobatan untuk
meningkatkan keampuhan obat. Weiden and colleagues24 mengevaluasi pasien yang
6
memulai ziprasidone dari antipsikotik konvensional, olanzpine atau risperidone.
Setelah percobaan 6 minggu, terlihat peningkatan yang signifikan, dan peningkatan
terbesar terlihat pada pasien yang mengganti obat dari antipsikotik konvensional.
Pada penelitian Essock et al analisis pasien yang melanjutkan atau mengganti obat
risperidone atau olanzapine pada penelitian CATIE1, presentasi kecil dari partisipan
yang menggunakan olanzapine dibandingkan risperidone keluar dari penelitian karena
kurangnya efikasi, meskipun mereka melanjutkan terapi yang sama atau telah
mengganti obat. Penambahan Aripiprazole pada penelitian CATIE terlambat , tapi
pada penelitian BETA menunjukkan peningkatan efikasi dengan beralih pada
aripiprazole dibandingkan dengan pengobatan standar seperti risperidone, olanzapine,
atau quetiapine pada pasien yang tidak terlalu parah.
Ritchie and colleagues23 menunjukkan bahwa gejala skizofrenia berkuran dan kualitas
hidup meningkat pada pasien tua yang mengganti obat konvensional dengan
olanzapine atau risperidone. Meningkatnya kualitas hidup juga meningkatkan level
keuntungan kognitif ketika pasien beralih dari haloperidol ke clozapine, olanzapine,
atau risperidone.20 Kognisi dan gejalanya berhubungan dengan fungsi kognitif dengan
mengganti ziprasidone dari pengobatan konvensional, risperidone atau olanzapine22
atau mengganti olanzapine dari clozapine,risperidone atau haloperidol21.
Efek samping motorik
Gejala extrapiramidal berkurang pada pasien yang beralih ke olanzapine dari
antipsikotik tipikal.27 Pada pasien tua dengan schizofrenia, gejala diskinetik berkurang
ketika pasien beralih ke olanzapine dari antipsikotik convensional.23 Gejala
extrapiramidal berkurang pada pasien yang beralih dari haloperidol oral, quetiapine,
atau olanzapine ke risperidone kerja lambat28 dan pada pasien yang beralih dari
antipsikotik konvensional ke risperidon kerja lambat.29
Efek samping yang berhubungan dengan prolaktin
Efek samping yang berhubungan dengan prolaktin seperti galaktorrhea,gangguan
menstruasi dan disfungsi sexual terjadi pada penggunaan antipsikotik yang
menginduksi prolaktin. Hiperprolaktinemia berkurang pada 2 dari 3 pasien wanita
yang beralih ke quetiapine dari antipsikotik konvensional,32 dan level prolaktin
berkurang pada pasien laki-laki schizofrenia yang beralih ke olanzapine, perospirone,
atau quetiapine dari antipsikotik tipikal.31
Peningkatan berat badan dan efek metabolisme
7
Beberapa pasien mendapatkan keuntungan dari pengobatan dengan mengganti obat
karena kelebihan berat badan atau efek samping metabolisme.38 pada pasien yang
mendapatkan aripiprazole pada minggu ke 26, dimana 555 pasien secara acak
diberikan aripiprazole atau pengobatan standar dari olanzapine, quetiapinem
risperidone, kurang dari 10% pasien yang mendapatkan aripiprazole mengalami
peningkatan 7% dari berat badan mereka dibandingkan dengan pasien yang
mendapatkan pengobatan standar dengan peningkatan 20%.
Mekanisme yang mendasari penambahan berat badan dan nafsu makan bisa
menjelaskan mengapa pasien merasa lapar atau makan secara berlebihan ketika
mereka mendapatkan pengobatan dari obat-obatan yang bertindak seperti antagonis
histamin-1(H1). Bukti terbatas, tapi penelitian dari Kim dan kolega menjelaskan
bahwa antipsikotik atipikal menstimulasiu nafsu makan kemungkinan dimediasi oleh
aktivasi hipotalamus AMP-kinase(AMPK)yang berkaitan dengan blokade reseptor H1.
Stimulasi AMPK sejajar dengan akso rexigenik dan dipasaran dikenal dengan
clozapine, olanzapine, dan quetiapine. Kontras dengan risperidone, ziprasidone,
haloperidol, obat-obat yang kurang orexigenik dan gagal menstimulasi AMPK.
E. Strategi untuk mengganti antipsikotik
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika mengganti obat antipsikotik berkisar tentang
reseptor. Ketika pasien beralih dari obat yang meningkatkan regulasi reseptor ke obat-
obatan yang tidak memblokade reseptor tersebut, 5 gejala dapat dirasakan yaitu
psikosis, agitasi, parkinson/akatsia, insomnia dan anxietas.59 Klinisi memiliki
beberapa strategi pengobatan yang memungkinkan; (1)menambah benzodiazepine (2)
menambah antihistamin (3) menambah asam valproat yang berpotensi mengurangi
agitasi dan mempercepat efek medikasi yang baru60 (4) menambah benztropine dan
(5) menggunakan periode yang lebih panjang.
Psikoedukasi pasien
Beberapa pesan psikoedukasi bisa membantu pasien ketika mengganti medikasi
antipsikotik. Pasien harus tahu apa yang diharapkan dan harus mengerti bahwa obat
baru tersebut bukanlah obat dewa dan tidak ada garansi untuk bekerja dan mungkin
juga memiliki efek samping.
8
BAB III
PENUTUP
Ketika pasien tidak mendapat respon yang baik dari antipsikotik atau mengalami efek
samping yang tidak bisa ditoleransi, klinisi dan pasien memiliki banyak pertimbangan
untuk mengganti pengobatan. Dalam mengambil keputusan untuk mengganti
pengobatan, kemanjuran antipsikotik dan profil keamanannya dibutuhkan untuk
keseimbangan sebagai kunci dalam menangani pasien dan variabel lingkungan. Sekali
keputusan diambil untuk beralih, strategi peralihan secara individual harus dijelaskan
kepada pasien.
Dalam memilih antipsikotik yang baru, klinisi harus fokus pada profil reseptor antara
obat yang lama dengan obat yang baru. Gejala rebound dan withdrawal sering terjadi
selama fase peralihan. Gejala penarikan sering terjadi jika obat yang baru memiliki
efek sedasi dan antikolinergik yang lebih kecil dibandingkan dengan obat yang lama
atau jika antipsikotik yang baru memiliki respon agonis parsial atau waktu paro yang
lebih panjang dibandingkan dengan obat yang lama. Kebutuhan akan dosis harus
dievaluasi untuk setiap individu dengan memperhatikan efikasi, toleransi, kebutuhan
dan hasil fungsional.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Lieberman JA, Stroup TS,McEvoy JP, et al. Effectiveness of antipsychotic drugs in
patients with chronic schizofrenia. N EngJ Med 2005;353:1209-1223
2. Mahmoud RA, Engelhart LM, Janagap CC, et al. Risperidone versus conventional
antipsychotic for schizofrenia and schizoaffective disorder;symptom, quality of life
and resorce use under customary clinical care. Clin Drug Investig 2004;24: 275-286
3. Sohler NL, Walkup J, McAlpine D, et al. Antipsychotic dosage in hospital discharge
and outcomes among persons with schizofrenia. Psychiater Serv 2003;54: 1258-1263
4. Diaz FJ, de Leon J. Excessive antipsychotic dosing in 2 US state hospitals. J Clin
Psychiatry 2002; 63:998-1003
5. Owen RR, Fiscer EP, Kirchner JE,et al. Clinical practice variations in prescribing
antipsychotic in patients with schizofrenia. Am J Med qual 2003;18:140-146
6. Preskorn SH. Relating clinical trials to psychiatric practice,pt 2. The gap between the
usual patient in registration trials and in practice. J Psychiatr Pract 2003;9:455-461
7. Tandon R, marcus RN, Stock EG, et al. A prospective, multinuclear, randomized,
parallel-group, open-label study of aripiprazole in the management of patients with
schizofrenia or schizo affective disorder in general psychiatric practice: Broad
Effectiveness Trial with Aripiprazole (BETA). Schizopr Res 2006;84:77-89
8. Correl CU. Real life dosing with second generatin antipsychotic. J Clin Psychiatry
2005;66;1610-1611
9. Zyprexa(olanzapine). Physicians Desk Reference. 61st ed. Montvale,NJ.Thomson:
2007
10. Essock SM,Covell NH, Davis SM, et al. Effectiveness of switching antipsychotic
medications. Am J Psychiatry 2006;163;2090-2095
11. Citrome L, Jaffe A, Levine J. Datapoints; the ups and downs of dosinmg second
generation antipshycotics. Psychiatry Serv 2007; 58; 11
12. Citrome L, Jaffe A, Levine J. Dosing of second generation antipsychotic Marder
medication in a state hospital system. J Clin Psychofarmacol 2005; 25; 388-391
13. Marder SR, McQuade RD, Stock E, et al. Aripiprazole in the tratment of shizofrenia ;
s; 123afety and tolerability in short-term, placebo-controlled trials. Schizopr Res
2003;61; 123-136
10
14. Weiden PJ, Preskorn SH, Fahnestock P, et al. Translating the psychopharmacology of
antipsychotics to individual –ized treatment for severe mental illness; a roadmap. J
Clin Psychiatry 2007; 86; 3-46
15. De Leon J, Susce MT, Pan RM. The CYP2D6 poor metabolizer phenotype may be
associated with risperidone adverse drug reactions and discontinuation. J Clin
Psychiatry 2005; 66; 15-27
16. De Leon J, Susce MT, Murray–Charmichael E.The Amplichip CYP450 genotyping
test; integrating in new clinical tool. Mol Diagn Ther 2006; 10; 135-151
17. Masand PS, Berry SL. Switching antipsychotic terapies. Ann Pharmacother 2000; 34;
200-207
18. Masand PS. A review pharmacologic strategies for switching to atipikal
antipsychotics. Prim Care Companion J Clin Psychoiatry 2005; 7; 121-129
19. Zarate CA,Tohen M. Double blind comparison of the continued use of antipsychotic
treatment versus its discontinuation in remitted manic patients. Am J Psychiatry
2004; 161; 169-171
20. Aguglia E, De Vanna M, Onor ML,et al. Insight in persons with schizofrenia ; effects
of switching from conventional neuroleptics to atypical antipsychotics. Prog
Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry 2002; 26; 1229-1233
21. Lindenmayer JP, Czobor P, Volavka J, et al. Olanzapine in refractory schizofrenia
after failure of typical or atypical antipsychotic treatment; an open label switch study.
J clin Psychiatry2002; 63; 931-935
22. Loebel A, Siu C, Romano S. Improvement in prosocial functioning after a switch to
ziprasidone treatment. CNS Spectr 2004; 9; 357-364
23. Ritchie CW, Chui E, Harrigan S, et al. The impact upon extra pyramidal side effects,
clinical symptom and quality of life of a switch from conventional to atypical
antipsychotic in elderly patients with schizofrenia. Int J Geriatr Psychiatry 2003; 18;
432-440
24. Weiden PJ, Simpson GM, Potkin SG, et al. Effectiveness of switching to ziprasidon
for stable but symptomatic outpatients with schizoprenia. J Clin Psychiatry
2003;64:580-588
25. McEvoy JP, Lieberman JA, StroupTS, et al. Effectiveness of clozapine versus
olanzapine, quetiapine, and risperidone in patients with chronic schizophrenia who
did not respons to prior atypical antipsychotic treatment. Am J Psychiatry 2006; 163;
600-610
11
26. De Nayer A, Windhager E, Irmansyah, et al. Efficacy and tolerability of quetiapine in
patients with schizophrenia switched from other antipsychotics. Int J Psychiatry Clin
Practice 2003; 7; 59-66
27. Lang DJ, Kopala LC, Vandorpe RA, et al. Reduced basal ganglia volumes after
switching to olanzapine in chronically treated patients with schizofrenia. Am J
Psychiatry 2004; 161; 1829-1836
28. Lindenmayer JP, Eerdekens E, Berry SA,et al. Safety and efficacy of long acting
risperidone in schiziphrenia; a 12 week, multinuclear, open label study in stable
patients switched from typical and atypical oral antipsychotics. J Clin Psychiatry
2004; 65; 1084-1089
29. Van os J, Bossie CA, Lasser RA. Improvements iun stable patients with psychotic
disorders switched from oral conventional antipsychotic therapy to long acting
risperidone. Int Clin Psychopharmacol 2004; 19; 229-232
30. Cook PE, Goldberg JO, Van Lieshout RJ. Benefit of switching from typical to
atypical antipsychotic medications; a longitudinal study in a community base setting.
Can J Psychiatry 2002; 47; 870-874
31. Kaneda Y, Kawamura 1, Fujii A, et al. Impact of a switch from typical to atypical
antipsychotic drugs on quality of life and gonadal hormones in male patients with
scizophrenia. Neuro endocrinol lett 2004; 25; 135-140
32. Nakajima m, Terao T, Iwata N, et al. Switching female schizophrenic patients to
quetiapine from conventional antipsychotic drugs; effects on hyperprolactinemia.
Pharmacopsychiatry 2005; 38; 17-19
33. Bartko G, Trixler M, Bitter 1, et al. Switching patients with schizofrenia to
ziprasidone from conventional or other atypical antipsychotics.
Neuropsychopharmacol Hung 2006; 8; 201-209
34. De Hert m, Hanssens L, van Winkel R, et al. A case series: evaluation of the
metabolic safety of aripiprazole. Schizophrenia Bull 2007; 33; 823-830
35. Meyer JM, Pandina G, Bossie CA, et al. Effects of switching from olanzapine to
risperidone on the prevalence of the metabolic syndrome in overweight or obese
patients with schizophrenia or schizoaffective disorder; analysis of a multicenter, rater
blinded, open label study. Clin Ther 2005; 27; 1930-1941
36. Montes JM, Rodriguez JL, Balbo E, et al. Improvement in antipsychotic related
metabolic disturbances in patients with schizofrenia switched to ziprasidone. Prog
Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry 2007; 31; 383-388
12
37. Pigott TA, Carson WH, Saha AR, et al. Aripiprazole for the prevention of relapse in
stabilized patients with chronic schizophrenia; a placebo controlled 26 week study. J
Clin Psychiatry 2003;64; 1048-1056
38. Ried LD, Renner BT, Bengtson MA, et al. Weight change after an atypical
antipsychotic switch. Ann Pharmacother 2003; 37; 1381-1386
39. Su KP, Wu PL, Pariante CM. A crossover study on lipid and weight changes
associated with olanzapine and risperidone. Psychopharmacology (Berl)
2005;183;383-386
40. Weiden PJ. Discontinuing and switching antipsychotic medications; understanding
the CATIE schizophrenia trial. J Clin Psychiatry 2007; 68; 12-19
41. Casey DE, Carson WH, Saha AR, et al. For the aripiprazole study group, switching
patients to aripiprazole from other antipsychotic agents; a multicenter randomized
study. Psychopharmacology (Berl) 2003; 166; 391-399
42. Potkin SG, Saha AR, Kujawa MJ, et al. Aripiprazole, an antipsychotic with a novel
mechanism of action, and risperidone vs placebo in patients with schizophrenia and
schizoaffective disorder. Arch Gen Psychiatry 2003; 60; 681-690
43. Kujawa MJ, Saha AR, Ingenito GG, et al. Aripiprazole for long term maintenance
treatment of schizophrenia. Int J Neuropsychopharmacol 2002; 5; S186
44. Kujawa M, Stock E, Carson WH, et al. Aripiprazole and risperidone versus placebo in
schizophrenia and schizoaffective disorder. Presented at the 23rd Collegium
Internationale Neuro-PsychopharmacologicumCongress; June 23-27,2002; Montreal,
Quebec, Kanada
45. Kane JM, Carson WH, Saha AR, et al. Efficacy and savety of aripiprazole and
haloperidil versus placebo in patients with schizophrenia and schizoaffective disorder.
J Clin Psychiatry 2002; 63; 763-771
46. Bourin M, Auby P, Swanink R, et al. Aripiprazole vs haloperidol for maintained
treatment effect in acute mania. Presented at the 156th annual meeting of the
American Psychiatric Association; May 17-22, 2003; San Fransisco,Calif
47. Cornblatt B, Kern RS, Carson WS, et al. Neurocognitive effects of aripiprazole vs
olanzapine in stable psychosis. Int J Neuropsychopharmacol 2002; 5; S185-S186
48. Weiden PJ. Switching antipsychotics; an updated review with a focus on quetiapine. J
Psychopharmacol 2006;20; 104-118
49. Weiden PJ. EPS profiles; the atypical antipsychotics are not all the same. J Psychiatr
Pract 2007;13; 13-24
13
50. Hanssens L, L’Italian G, Marcus RN, et al. Sexual dysfunction in a naturalistic open
label study of aripiprazole and standard of care in the management of community –
treated schizophrenic patients. Presented at the 159th annual meeting of the American
psychiatry Association; May 20-25 ,2006; Toronto, Ontario, Canada
51. L’Italien G, Hanssens L, Marcus RN, et al. Metabolic effect of aripiprazole versus
standard of care. Presented at the 159th annual meeting of the America Psychiatric
Association; May 20-25 ,2006; Toronto, Ontario, Canada
52. Kim SF, Huang AS, Snowman AM, et al. From the cover; antipsychotic drug-induced
weigth gain mediated by histamine H-1 receptor linked activation of hypothalamic
AMP kinase. Proc Natl Acad Sci USA 2007;104; 3456-3459
53. Pfizer Inc. Briefing Document for Zeldox Capsules (zipra sidone HCI). Submitted to
FDA Psychopharmacological Drugs Advisory Committee; July 19, 2000. Available
at: http://www.fda.gov/ohrms/dockets/ac/00/backgrd/3619b1a.pdf. Accessed Dec 15,
2006
54. McQuede RD, Stock E, Marcus R, etv al. A comparison of weight change during
treatment with olanzapine or aripiprazole: results from a randomized, double-blind
study. J Clin Psychiatry 2004;65(suppl 18):47-56
55. Weiden PJ, Newcomer JW, Loebel AD, et al. Longterm changes in weight and
plasma lipids during maintenance treatment with ziprasidone [published online ahead
of print 18 July 2007]. Neuropsychopharmacology.doi: 10.1038/ sj,.npp. 1301482
56. Marcus RN, Newcomer JW, Carson WH, et al. A large, multicenter, randomized,
doble blind study of the effects of aripiprazole in overweight patients with
schiziphrenia/n schizoaffective disorder switched from olanzepine. Presented at the
11th International Congress on schiziphrenia research; March 28-April 1, 2007;
Colorado springs, Colo
57. Lambert TJ. Switching antipsychotic therapy; what to expect and clinical strategies
for improving therapeutic outcomes. J Clin Psychiatry 2007;68;10-13
58. Remington G, Chue P, Stip E, et al. The crossover approach to switching
antipsychotics; what is the evidence? Schizophr Res 2005; 76; 2-3
59. Correll CU. Real life switching strategies with second generation antipsychotics. J
Clin Psychiatry 2006; 67; 160-161
60. Casety DE, Daniel DG, Wassef AA, et al. Effect of divalproex combined with
olanzapine or risperidone in patients with an acute excacerbation of schizophrenia.
Neuropsychopharmacology 2003; 28;182-192.
14