stock dividen

Upload: jjdamayana

Post on 07-Mar-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

stock deviden

TRANSCRIPT

Stock Dividen (pembayaran tambahan saham)Misal PT XYZ mempunyai struktur Modal sbb: (dalam jutaan) Saham Biasa ( 700.000lbr, nominal Rp 15.000,) Rp 10.500 Capital Surplus Rp 7.000 Laba ditahan Rp 17.500 Modal Sendiri Rp 35.000 Bila stock dividen sebesar 5%, harga pasar saham Rp 20.000 Maka neraca perusahaan menjadi: Saham Biasa (750.000 lbr nominal Rp 15.000,) Rp .11.250 Capital Surplus Rp 7.250 Laba ditahan Rp16.500 Modal Sendiri Rp 12.000

Stock Splits: Saham Biasa (700.000 lembar, nom. Rp 15.000,) Rp 10.500 Capital Surplus Rp 7.000 Laba ditahan Rp 17.500 Modal Sendiri Rp35.000 Setelah Stock Splits two for one( Dua untu satu),Saham Biasa (1.400.000 lbr, nominal Rp 7500,) Rp 10.500 Capital Surplus Rp 7.000 Laba ditahan Rp 17.500 Modal Sendiri Rp 35.000

Repurchase of Stock Misalnya PT XYZ memiliki laba dan harga pasar saham sebagai berikut : Laba setelah pajak Rp. 500.000.000Jumlah saham beredar 500.000Laba per lembar saham Rp 1.000Harga pasar saham setelah dividen Rp 1.500Price/earning ratio (PER) 12 kaliMisalkan perusahaan membagikan keuntungan Rp. 250.000.000 sebagai pembayaran dividen atau pembelian kembali saham. Maka dividen per lembar saham menjadi Rp. 250.000.000/500.000 = Rp. 500. Kalau investor menghendaki cash dividen maka nilai saham sebelum dividen dibayarkan adalah Rp. 500 + Rp. 1.500 = Rp.2.000. Jika perusahaan akan membeli saham dengan dana Rp. 250.000.000 maka akan dapat membeli saham sebanyak 125.000 lembar saham sehingga lembar saham yang beredar menjadi 375.000 lembar. Jadi keuntungan per lembar saham adalah Rp. 500.000.000/375.000= Rp 1.333,333333Bila Prince Earning Ratio tidak berubah (12 kali) maka harga pasar saham secara keseluruhan tidak mengalami perubahan yaitu Rp. 1.333,3333333333 x 12 = Rp.16.000. sehingga yang diterima investor baik dari penerimaan dividen maupun dari pembelian kembali adalah Rp.16.000Soal 1PT XYZ sedang merencanakan untuk memperluas sarana produksinya tahun depan dengan investasi Rp 150.000.000,-. Rasio hutang terhadap total assets saat ini adalah 40% dan itu dianggap merupakan struktur modal yang optimum, laba setelah pajak saat ini Rp 50.000.000,-. Jika PT XYZ berharap untuk mempertahankan 60% dividen payout rasionya, berapa banyak eksternal equity yang diperlukan untuk membiayai ekspansi tersebut? Laba setelah pajakRp. 50.000.000

Dividen payout60 %

DividenRp. 30.000.000.

Laba yang ditahanRp. 20.000.000

Capital budgetRp. 150.000.000

Debt to total assets40 %

Total utangRp. 60.000.000

Total equity 60 %Rp. 90.000.000

Laba yang ditahanRp. 20.000.000

Eksternal equityRp. 70.000.000

Soal 2PT. XYZ memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp. 500 juta pada tahun 2013 dan membagikannya dalam bentuk diveden sebesar Rp. 150 juta. Laba tersebut telah tumbuh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6 % per tahun selama 10 tahun. Pada tahun 2015 perusahaan memperoleh laba sebesar RP. 750 juta. Kesempatan investasi yang tersedia sebesar Rp. 350 juta. Hitunglah dividen untuk tahun ini di bawah setiap kebijakan berikut :1. Payout yang konstan ?1. Pertumbuhan dividen yang stabil ?1. Residual dividen policy ( anggap perusahaan berharap akan mempertahankan debt to total asset ratio 40%

1. Payout ratio : Rp. 150.000.000 / Rp. 500.000.000= 30%= 30 % ( Rp. 750.000.000 ) = Rp. 225.000.0001. Pertumbuhan 6 %, sehingga dividen yang di bayarkan = ( 1 + 6 % ) ( Rp. 150.000.000 )= Rp. 159.000.0001. InvestasiRp. 350.000.000

Persentase equity financing60 %

Equity financingRp. 210.000.000

Laba yang diperolehRp. 750.000.000

Dividen yang dibagikanRp. 450.000.000

Soal 3PT XYZ akan membagikan stock dividen sebesar 15 %. Saat ini posisi keuangan perusahaan sebagai berikut :Harga saham per lembar Rp 15.000Jml lembar saham beredar 15 jt lmbrLaba perlembar saham. (EPS ) Rp 1.000Apa yg terjadi dengan harga saham, apabila pemodal berpendapat bahwa prospek dan resiko perusahaan tidak berubahJawab : Sebelum membagi stock dividend, EAT (1.000 x 15 jt ) Rp 15.000 jt PER (Harga Shm/EPS) 15 x Keadaan tersebut diperkiran sama. Maka setelah stock dividen posisinya menjadi : EAT Rp 15.000 jt Jml lbr saham 16 jt lembar EPS Rp 937 Harga saham (15 x 937) Rp 14.055/lbr Ini berarti bahwa harga saham turun 6.3%, karena penambahan lembar saham sebesar 6.3% Soal 4PT XYZ merencanakan untuk mengembangkan perusahaannya dan memerlukan dana untuk investasi sebesar Rp 15 jt. Debt to equity ratio 40%, EAT saat ini Rp 7 juta, Dividen payout ratio 60%.Berapakah jml modal yang diperlukan dari pihak luar ?Jawab : EAT 7 jt Dividend payout ratio 60% Dividen( 60% x 3 jt) 4.2 jt Laba ditahan (40% x 3 jt) 2,8 jt Capital budget 15 jt Debt to Equity ratio 40% Total Hutang(40%x 6,5 jt) 6 jt Total equity (60% x 6,5 jt) 9 jt Laba ditahan 2,8 jt External Equity (9 jt 2,8 jt) 6,2 jt

Soal 5PT XYZ memperoleh EAT Rp 100 jt tahun yg lalu dan membagikannya dalam bentuk dividen sebesar Rp 15.000 laba tsb telah tumbuh dg tk pertumbuhan 5%/tahun selama 10 tahun. Pada tahun ini perusahaan memperoleh laba Rp 150 jt. Kesempatan investasi yang tersedia Rp 120 jt. Hitunglah untuk tahun ini apabila perusahaan mengambil kebijakan sbb :1. Payout yang konstan2. Pertumbuhan dividen yang stabil3. Residual policy (dg asumsi debt to total asset ratio 40%)Jawab :1. Dividend payout konstan Div. Payout lama x laba baru (15.000 Jt/ 100 jt) (150 jt) = Rp 22.500 jt 2. Pertumbuhan dividen yang stabil (6%) (1 + 5%) (15.000 jt) = Rp 15.750.0003. Resudual dividen policyInvestasi Rp 120 jtDebt to Total Assets 40 % Equity financing (60% X 120 t) Rp 72 jtEAT Rp 150 jtDividen yang dibagikan (150 jt 72 jt) Rp 78 jt

Marger dan AkuisisiPengertian Merger dan Akuisisi, Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).Akuisisi adalahpengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

Jenis-jenis Merger dan AkusisiMenurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan beberapa cara, yaitu :

a. MergerPada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.

b. KonsolidasiSetelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.

c. Tender offerTerjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.

d. Acquisistion of assetsSebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham target firm. (p.835). Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002. Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :

a. Merger atau konsolidasiMerger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm. Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang me-merger tidak dibedakan.

b. Acquisition of stockAkuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.

c. Acquisition of assetsPerusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat dibedakan :a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama bergabung.b.Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau customernya.c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717).

Alasan-alasan Melakukan Merger dan AkuisisiAda beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun akuisisi, yaitu :

a. Pertumbuhan atau diversifikasiPerusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

b. SinergiSinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan danaBanyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologiBeberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajakPerusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi.Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilikMerger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihanHal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan AkuisisiKelebihan MergerPengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan MergerDibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

Kelebihan dan Kekurangan AkuisisiKelebihan AkuisisiKeuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).

KekuranganAkuisisiKerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)

Restrukturisasi Reorganisasi dan LikuidasiRestrukturisasiRestrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, dalam hal ini bisa berarti membesar atau makin kecil. Kegiatan akuisisi dan merjer yang dibicarakan pada bab sebelumnya adalah termasuk restrukturisasi yang semakin membesar, karena dalam kegiatan ini perusahaan bisa melakukan integerasi vertical untuk mengamankan bahan bakunya dan atau distribusi hasil produksinya.Sell off,perusahaan yang mempunyai unit kegiatan yang beraneka ragam, pada suatu ketika dianggap unit-unit tersebut dianggap tidak ekonomis lagi. Kondisi ini disebabkan kemungkinan karena tingkat kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapaieconomic of scale.Spin Off, dilakukan apabila unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. Dengan demikian perusahaan baru yang terpisah tersebut memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil keputusan.Mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan yaitu dengan :Extension.Melalui perpanjangan, kreditor bersedia memperpanjang masa jatuh tempo hutangnya. Sebagai contoh, hutang yang pada mulanya jatuh tempo dalam lima tahun, sekarang diperpanjang menjadi sepuluh tahun.Komposisi (Composition). Komposisi dilakukan melalui perubahan nilai hutang lama. Sebagai contoh, hutang lama sebesar Rp 100 diturunkan nilainya menjadi Rp 60. Meskipun nilai hutang turun, kreditor masih bisa menerimanya karena nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai hutang jika perusahaan dilikuidasi.Going Private,perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal, hal ini bisa dilakukan dengan membeli saham-saham yang sudah dipublish (bisa dibeli oleh direksi atau dengan teman-temannya).Leverage buy out, perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal (going private) yang dilakukan dengan menggunakan dana pihak ketiga.

ReorganisasiDalam melakukan reorganisasi financial, ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu menaksir nilai perusahaan, menentukan struktur modal yang baru.1.Menentukan nilai perusahaan. Penilaian yang sering digunakan dan yang termasuk cukup sederhana, adalah menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi. Misalkan kurator atau pihak penilai memperkirakan perusahaan setelah direorganisasi mampu menghasilkan pendapatan bersih pertahunnya adalah Rp 10 milyar. Tingkat kapitalisasi untuk perusahaan yang serupa adalah 20 %. Nilai perusahaan tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini :Nilai perusahaan = Rp 10 milyar/0,2 = Rp 50 milyarPihak lain bisa sampai pada angka yang berbeda. Perbedaan sangat mungkin terjadi karena sangat sulit menghitung pendapatan bersih di masa mendatang.2.Menentukan struktur modal yang baru. Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi. Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.1.Menghitung nilai perusahaan : Misalkan pihak pengadilan dan kurator mengestimasi penjualan di masa mendatang bias mencapai Rp 75 juta pertahun.Profit marginyang bias dicapai diperkirakan sekitar 10%. Dengan kata lain keuntungan yang diperkirakan diperoleh perusahaan tersebut adalah Rp 7,5 juta pertahun.2.Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple dan nilai perusahaan : Misalkan saja tingkat kapitalisasi perusahaan yang sejenis adalah sekitar 12%. Maka, Nilai = 7,5 juta / 0,12 = Rp 62,50 juta.Teknik multiple (seperti PER) juga bisa digunakan. Misalkan saja rasioPER (Price Earning Ratio)untuk perusahaan lain adalah sekitar 8 kali. Pihak penilai menganggap rasio tersebut cukup wajar untuk perusahaan tersebut. Dengan menggunakan teknik tersebut nilai perusahaan adalah :Nilai perusahaan = Rp 7,5 juta x 8 = Rp 60 juta. Tentu saja teknik atau cara yang berbeda akan menghasilkan angka yang berbeda. Misalkan saja pihak kurator menentukan nilai perusahaan adalah Rp 60 juta.3.Menentukan Struktur Modal yang BaruKarena jumlah Rp 60 juta tersebut lebih rendah dibandingkan total klaim (total pasiva), maka struktur modal yang baru perlu ditentukan. Struktur modal yang baru diharapkan lebih meringankan beban tetap perusahaan.

LikuidasiPengertian likuidasi sendiri bisa dilihat dari pendekatan aliran kas dan pendekatanstock.Dengan pendekatanstock, perusahaan bisa dinyatakan likuidasi jika total kewajiban lebih besar dari total aktiva. Jika perusahaan mempunyai hutang Rp 1 milyar, sedangkan total asetnya hanya Rp 500 juta, maka persuahaan tersebut sudah bisa dinyatakan likuidasi/bangkrut. Dengan pendekatan aliran kas, perusahaan akan bangkrut jika tidak bisa menghasilkan aliran kas yang cukup. Dari sudut pandangstock,perusahaan bisa dinyatakan likuidasi/bangkrut meskipun mungkin masih menghasilkan aliran kas yang cukup, atau mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.Proses likuidasi bisa dilakukan secara formal ataupun tidak formal. Proses likuidasi tidak formal dilakukan perusahaan dengan pertimbangan : biaya lebih murah, aktivitas lebih sederhana, kreditor mendapatkan uangnya lebih banyak dan lebih cepat.Proses likuidasi formal melibatkan pihak ketiga seperti pengadilan. Melalui pihak ketiga, pihak-pihak yang terlibat dalam kebangkrutan bisa memperoleh perlindungan dari pihak lainnya. Pengadilan berusaha agar pihak-pihak yang berkaitan memperoleh perlakuan yang adil selama proses perbaikan tersebut.Ada dua alasan secara teoritis yang mendorong perusahaan menggunakan jalur formal, yaitu permasalahanCommon Pool,danHold Out.Common Pool.Misalkan suatu perusahaan mempunyai nilai hutang nominal sebesar total Rp 20 milyar, yang berasal dari 10 kreditor dengan besar masing-masing adalah sama (Rp 2milyar). Nilai pasar perusahaan tersebut jika bertahan adalah Rp 15milyar. Jika dilikuidasi, asset perusahaan bisa dijual menghasilkan kas sebesar Rp 10milyar. Misalkan kondisi perusahaan memburuk sehingga tidak bisa membayar salah satu hutangnya, maka kreditor tersebut bisa menuntut agar perusahaan dibangkrutkan.Hold-Out.Misalkan pada contoh di atas perusahaan berhasil meyakinkan kreditor agar dilakukan restrukturisasi. Hutang yang lama (yang besarnya Rp 2 milyar untuk setiap kreditor), diganti dengan hutang baru yang nilainya lebih rendah, missal Rp 1,4 milyar untuk setiap kreditor. Jika kreditor menyetujui usulan tersebut, total hutang menjadi Rp 14milyar. Karena nilai perusahaan jika jalan terus adalah Rp 15 milyar, maka pemegang saham memperoleh sisa sebesar Rp 1 milyar. Perusahaan dengan demikian tidak perlu dilikuidasi, tetapi masih bisa berjalan terus. Kreditor secara keseluruhan juga diuntungkan (dibandingkan jika bangkrut), karena nilai Rp 14milyar lebih besar dibandingkan dengan Rp 10milyar (jika dibangkrutkan dan dilikuidasi.

Manejemen Keuangan untuk Bisnis NonlabaOrganisasi nonlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). organisasi nirlaba meliputi keagamaan, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh.Menurut PSAKNo.45bahwa organisasi nonlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. (IAI, 2004: 45.1)Lembaga atau organisasi nonlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Pahala Nainggolan, 2005 : 01). Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan lembaga nonlaba.Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi nonlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya.Dalam organisasi nonlaba pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang yang ingin membantu sesamanya. Tujuan organisasi nonlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi.Organisasi nonlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan (aktualisasi filosofi) dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu bukan tidak mungkin diantara lembaga yang satu dengan yang lain memiliki filosofi (pandangan hidup) yang berbeda, maka operasionalisasi dari filosofi tersebut kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki organisasi nonlaba sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan poleksosbud (politik, ekonomi, sosial dan budaya) tempat organisasi nonlaba itu ada.

DEFINISI ORGANISASI NONLABAOrganisasi nonlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nonlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasasukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.Perbedaan organisasi nonlaba dengan organisasi labaBanyak hal yang membedakan antara organisasi nonlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya pemilik organisasi nonlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nonlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah pemilik organisasi.CIRI-CIRI ORGANISASI NONLABA 1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitastersebut.3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.

Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi nonlaba Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun tandar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accountingg Standard Board (GASB) menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal AS.Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari FASB di AS atau Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia karena karateristik entitasnya berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak memadai.

International Federation og Accountant (IFAC) membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya Negara bagian, daerah otonom, provinsi, daerah istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas pemerintah terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun standara kuntansi sector public nonpemerintah.Organisasi Nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung menekankan pada prioritas kualitas program dan tidak terlalu memperhatikan pentingnya sistem pengelolaan keuangan. Padahal sistem pengelolaan keuangan yang baik diyakini merupakan salah satu indikator utama akuntabilitas dan transparansi sebuah lembaga. Pengetahuan dari staff keuangan mengenai pengelolaan keuangan organisasi nirlaba masih sangat minimal. Padahal untuk membangun sistem pengelolaan keuangan yang handal dibutuhkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang cukup.

Manajemen Keuangan Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional awalnya adalah perusahaan domestic, dengan tingkat pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang pasar yang dihadapi semakin besar, maka perusahaan akan melakukan ekspansi ke negara lain atau go internasional. Motivasi perusahaan go international meliputi:1.Memperluas pasar2.Penggunaan bahan baku dari negara asing,3.Untuk mempertahankan kelangsungan suplai bahan baku dari berbagai Negara,4.Penggunaan teknologi asing5.Peningkatan efisiensi produksi6.Menghindari hambatan politik dan peraturan pemerintah7.Fluktuisasi foreign exchange market8.Diversifikasi international

Perbedaan manajemen keuangan multinasional dengan manajemen keuangan domestic terletak pada skup bisnis yang dilaksanakan. Perbedaan tersebut menjadi inti munculnya kondisi-kondisi yang tidak terdapat pada manajemen keuangan domestic seperti:1.Perbedaan denominasi mata uang. Aliran kas dari anak perusahaan di berbagai negara terdiri atas mata uang yang berbeda. Dengan demikian analisis nilai tukar dan pengaruh perubahan nilai mata uang harus diperhatikan2.Ramifikasi legal dan ekonomi, setiap negara dimana perusahan beroperasi mempunyai institusi ekonomi dan politik yang berbeda, dan perbedaan ini menimbulkan masalah yang serius bagi holding company.3.Perbedaan bahasa, kemampuan berbahasa yang baik memungkinkan untuk melakukan penetrasi pasar dengan mudah4.Perbedaan budaya, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan faktor budaya terutama dalam penentuan tujuan, ketenaga kerjaan, dan kemampuannya untuk memperoleh profit yang wajar.5.Peranan pemerintah, memilki peran dalam menciptakan aturan dasar dan partisipasi yang minim. Kondisi seperti ini mudah dijumpai di beberapa negara maju, tetapi dibanyak negara berkembang peran pemerintah begitu besar dalam transaksi international.6.Risiko politik, adalah kumungkinan bahwa perusahaan multinasional diambil alih oleh negara dimana perusahaan itu berada.

Perdagangan foreign exchange pada nilai tukar mata uang selain memiliki kuotasi langsung dan tidak langsung, dalam perdagangannya memiliki harga (rate) yaitu spot rate dan forward rate. Dimana spot rate merupakan besarnya nilai tukar dengan penyerahan segera dan forward rate menunjukan besarnya nilai tukar yang disepakati sekarang dimana transaksinya akan dilakukan pada tanggal tertentu.Penganggaran modal perusahaan multinasional pada dasarnya sama dengan perusahaan domestic. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran modal perusahaan multinasional adalah:1.Estimasi aliran kas, perusahaan multinasional memiliki anak perusahaan atau subsidiary di berbagai negara. Masing-masing subsdiary memiliki memililki pembukuuan yang terpisah dengan induknya uang didenominasi dengan mata uang negara dimana negara subsidiariesnya berada.2.Konversi nilai mata uang induk perusahaan. Aliran kas yang dibawa pulang ke induknya harus dikonversikan dalam mata uang induk perusahaan.3.Pajak ganda. Beberapa negara melarang adanya aliran kas besar-besaran ke negara lain.4.Penentuan discount rate yang tepat akan lebih sulit bagi perusahaan multinasional. Penentuan cost of capital untuk investasi di negara lain mungkin berbeda dengan cost of capital didalam negeri,karena risiko investasiyang dihadapi lebih tinggi.

Manajemen modal kerja perusahan multinasional perusahaan multinasional pada prinsipnya sama dengan perusahan domestik, secara umum memilki tujuan:1.Mempercepat pengumpulan piutang dan memperlambat pembayaran kewajiban jangka pendek, sehingga diperoleh net float yang maksimum.2.Mengalokasikan dana secara optimal dari bagian yang kurang membutuhkan ke bagian yang membutuhkan.3.Memperoleh profit yang maksimum untuk investasi kelebihan dana jangka pendek.

Permasalahan manajemen modal kerja perusahaan multinasional meliputi 1) manajemen kas yang dihadapi berkaitan dengan adanya perturan dari negara perusahaan subsidiraiesnya tentang batasan dana yang dapat di transfer ke perusahan induk dn batasan dana yang dipergunakan untuk membeli bahan baku atauperalatan ke negara dimana perusahaan induk berada. 2) Manajemen piutang dimana adanya risiko nilai tukar terutama berkaitan dengan melemahnya nilai tukar mata uang yang mendenominasi penjualan kredit yang telah dilakukan. 3) manajemen persediaan berkaitan tentang lokasi secara geografis berbeda

MANAJEMEN KEUANGAN

Nama:JJC Rangga DamayanaNim:1306205157No: 02

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS UDAYANA2015