stia bandung · kabupaten karawang merupakan salah satu daerah penyangga ibu kota negara kesatuan...

16
STIA BANDUNG STIA BANDUNG Page | 56 Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1) PENGARUH KINERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) DI WILAYAH KELURAHAN KARANGPAWITAN KABUPATEN KARAWANG Muhammad Multazam Dosen Tetap Sarjana Administrasi Publik STIA Bandung ABSTRACT This research presents to analyze the influences of performance and habitation area towards the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village of Karawang regency. The research approach using quantitative method, with the type of research is survey research, and the level of explanation is descriptive, which means that this research collect the data using research instruments, then the data is analyzed to using statistical analysis that is path analysis which presented in the descriptive explanation form of the results analysis. The influences performance of Dinas Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman is assessed in the good category of 71.38%, which must be considered for improvement on the achievement of the Dinas performance goals. Furthermore, effectiveness is assessed in the good category of 71.76%, which must be considered to be improved program control system in Karangpawitan village Karawang regency. The influences performance of Dinas Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman toward the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village of Karawang regency is 79,51%, while the influence of other variables toward the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village Karawang regency is 20.49%. Increasing the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village Karawang regency must be done by improving the control system on the implemented program. Keywords : Performance, Habitation Area, and Effevtiveness. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa: “ Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut menunjukkan bahwa tinggal di sebuah hunian dengan lingkungan yang layak merupakan hak dasar yang harus dijamin pemenuhannya oleh Pemerintah sebagai penyelenggara Negara. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan permukiman yaitu peningkatan kualitas permukiman kumuh, pencegahan tumbuh kembangnya permukiman kumuh baru, dan penghidupan yang berkelanjutan. Permukiman kumuh masih menjadi tantangan bagi pemerintah kabupaten/kota, karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian kota. Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaian, diperlukan kolaborasi beberapa pihak antara pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan/desa, pihak swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Pelibatan beberapa pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai dampak positif, antara lain meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pencapaian kota layak huni, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam

Upload: lamkhuong

Post on 11-Jul-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 56

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

PENGARUH KINERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM KOTA TANPA KUMUH

(KOTAKU) DI WILAYAH KELURAHAN KARANGPAWITAN KABUPATEN KARAWANG

Muhammad Multazam

Dosen Tetap Sarjana Administrasi Publik STIA Bandung

ABSTRACT This research presents to analyze the influences of performance and habitation area

towards the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village of Karawang regency.

The research approach using quantitative method, with the type of research is survey research, and the level of explanation is descriptive, which means that this research collect the data using research instruments, then the data is analyzed to using statistical analysis that is path analysis which presented in the descriptive explanation form of the results analysis.

The influences performance of Dinas Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman is assessed in the good category of 71.38%, which must be considered for improvement on the achievement of the Dinas performance goals. Furthermore, effectiveness is assessed in the good category of 71.76%, which must be considered to be improved program control system in Karangpawitan village Karawang regency.

The influences performance of Dinas Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman toward the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village of Karawang regency is 79,51%, while the influence of other variables toward the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village Karawang regency is 20.49%.

Increasing the effectiveness of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program in Karangpawitan village Karawang regency must be done by improving the control system on the implemented program. Keywords : Performance, Habitation Area, and Effevtiveness. A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa: “Setiap orang

berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut menunjukkan bahwa tinggal di sebuah hunian dengan lingkungan yang layak merupakan hak dasar yang harus dijamin pemenuhannya oleh Pemerintah sebagai penyelenggara Negara.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan permukiman yaitu peningkatan kualitas permukiman kumuh, pencegahan tumbuh kembangnya permukiman kumuh baru, dan penghidupan yang berkelanjutan.

Permukiman kumuh masih menjadi tantangan bagi pemerintah kabupaten/kota, karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian kota. Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaian, diperlukan kolaborasi beberapa pihak antara pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan/desa, pihak swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Pelibatan beberapa pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai dampak positif, antara lain meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pencapaian kota layak huni, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam

Page 2: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 57

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan, menjamin keberlanjutan, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta terhadap Pemerintah.

Kota tanpa permukiman kumuh di tahun 2019, Direktorat Jenderal Cipta Karya menginisiasi pembangunan platform kolaborasi melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Program KOTAKU mendukung Pemerintah Daerah sebagai pelaku utama penanganan permukiman kumuh dalam mewujudkan permukiman layak huni diantaranya melalui revitalisasi peran Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal Cipta Karya perlu menetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya tentang Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).

Tahun 2016 masih terdapat 35.291 Ha permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia sesuai hasil perhitungan pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang inovatif, menyeluruh, dan tepat sasaran.

Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun terus bertambah, salah satunya terkait penyandang masalah kesejahteraan sosial peran serta dari seluruh potensi sumber kesejahteraan sosial sangat dibutuhkan tetapi sampai saat ini belum dapat berperan secara maksimal, oleh karenanya keberadaan dan peran potensi sumber kesejahteraan sosial memerlukan pengelolaan yang baik dan penyandang masalah kesejahteraan sosial merupakan salah satu dampak negatif bagi pembangunan, khususnya pembangunan di Kabupaten Karawang.

Masalah bagi Pemerintah Kabupaten Karawang yaitu mengenai keindahan, ketertiban, keamanan dan kebersihan, di daerah Kabupaten Karawang masalah jumlah permukiman kumuh terus meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal ini merupakan salah satu tugas bagi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dalam menanggulanginya, karena permukiman yang kumuh adalah ketidakberhasilan Pemerintah dalam suatu pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Karawang terus berupaya menata perkotaan dan perdesaan untuk bisa lebih manusiawi. Kota yang diharapkan di masa depan adalah kota yang nyaman, tempat anak-anak, orang tua, dan penyandang disabilitas dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Kota yang masyarakatnya memliki kebersamaan di ruang-ruang publik, saling bercanda dan berdiskusi dalam memecahkan masalah di lingkungan.

Hasil pemutakhiran data kawasan permukiman kumuh yang dilakukan di Kabupaten Karawang pada bulan April-Juni 2016 tergambar bahwa kawasan permukiman kumuh berada di 4 Kecamatan dengan jumlah 7 kawasan kumuh luasnya 63,89 Ha. Secara keseluruhan, dari 7 kawasan permukiman kumuh yang disurvai, karakteristik kawasannya adalah dataran.

Adapun gambaran sebaran kawasan dan penilaian kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Karawang sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Sebaran Kawasan dan Penilaian Kawasan Permukiman Kumuh di Kabupaten Karawang

No Uraian Keadaan Luas (Ha)

1 Jumlah Kawasan Permukiman Kumuh

7 Kawasan 63,89

2 Kategori Kumuh

Berat 36,91

Sedang 26,98

Ringan -

3 Rekomendasi Penanganan Relokasi 9,07

Page 3: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 58

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Peremajaan 54,82

Pemugaran -

4 Rekomendasi Prioritas Penanganan

Tinggi 63,89

Sedang -

Rendah -

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang Tahun 2017.

Berdasarkan data pada Profil Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Karawang Tahun 2014, memperlihatkan bahwa 7 kawasan permukiman kumuh yang disurvai, menunjukan hasil yaitu Kawasan dengan kategori Kumuh Sedang sebanyak 5 kawasan dengan Luas 26,98 Ha dan Kumuh Tinggi sebanyak 2 kawasan dengan Luas 36,91 Ha.

Permukiman kumuh yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah difokuskan di Kelurahan Karangpawitan Kecamatan Karawang Barat yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Kondisi Kawasan Kumuh di Kelurahan Karangpawitan Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang

No Uraian Kategori

1 Luas Kawasan 15,28 Ha

2 Kawasan Jatirasa Tengah, Timur dan Barat

3 Kategori Kumuh Kumuh Sedang

4 Rekomendasi Pola Penanganan

Peremajaan

5 Permasalahan Utama Kawasan

Fisik Hunian

Sanitasi

Drainase

Kepadatan Penduduk

6 Rekomendasi Prioritas Penanganan

Tinggi

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang Tahun 2017.

Merujuk pada latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kinerja organisasi publik dalam penelitian ini yaitu Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang yang dikaitkan terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dengan lokus penelitiannya di Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang, maka peneliti mengambil penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Kinerja Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Terhadap Efektivitas Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang”.

2. Rumusan Masalah

Bertolak dari pembatasan masalah, selanjutnya dikemukakan pernyataan masalah penelitian secara umum yaitu seberapa besar pengaruh variabel pengaruh kinerja (X) terhadap variabel efektivitas program (Y).

Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, maka fokus masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: seberapa besar pengaruh Kinerja Dinas Perumahan

Page 4: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 59

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang terhadap Efektivitas Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang?

3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji dan menganalisis kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Adapun tujuannya adalah untuk mengkaji dan menganalisis apakah kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman berpengaruh positif terhadap efektivitas Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Manfaat secara pengembangan keilmuan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan keilmuan di bidang Ilmu Administrasi Publik, khususnya mengenai kinerja organisasi, dan efektivitas program.

b. Manfaat bagi organisasi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbang saran bagi penerapan keilmuan bidang Ilmu Administrasi Publik, sehingga Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang dapat mengefektifkan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di salah satu Kelurahan di Kabupaten Karawang yaitu Kelurahan Karangpawitan dengan meningkatkan kinerja organisasinya dalam hal ini adalah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang.

5. Kerangka Penelitian Penelitian ini melibatkan 2 (dua) variabel, yaitu variabel motivasi kerja sebagai

variabel bebasnya dan kinerja pegawai sebagai variabel terikatnya. Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kinerja, yang selanjutnya didefinisikan sebagai variabel bebas yang dalam penelitian ini disimbolkan sebagai X. Kinerja yang akan dioperasionalkan dalam penelitian ini sebagaimana dikemukakan oleh Kumorotomo dalam Pasolong (2016:180) menggunakan beberapa indikator kinerja untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja birokrasi, antara lain: 1) Efisiensi; 2) Efektivitas; 3) Keadilan; dan 4) Daya Tanggap.

2. Efektivitas Program, yang selanjutnya didefinisikan sebagai variabel terikat yang dalam penelitian ini disimbolkan sebagai Y. Efektivitas program yang akan dioperasionalkan menjadi variabel terikat dalam penelitian ini sebagaimana dikemukakan oleh Suyanto (2013: 246-249) menjelaskan prasyarat yang dibutuhkan untuk lebih menjamin percepatan dan efektivitas pelaksanaan program adalah: 1) Pemberdayaan; 2) Peran; 3) Kerentanan; dan 4) Perlindungan.

Lebih jelas mengenai penjabaran dari teori digunakan dalam penelitian ini terlihat pada tabel mengenai operasionalisasi variabel di bawah ini.

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No.

Item Skala Data

Kinerja (X)

Efisiensi (X1) Keberhasilan organisasi mendapatkan kepuasan masyarakat

1 Ordinal

Page 5: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 60

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Menurut Kumorotomo

dalam Pasolong (2016:180)

Memanfaatkan faktor-faktor produksi

2 Ordinal

Rasionalitas ekonomis 3 Ordinal

Efektivitas (X2)

Pencapaian tujuan 4 Ordinal Rasionalitas teknis terhadap nilai, misi dan tujuan organisasi

5 Ordinal

Fungsi agen pembangunan

6 Ordinal

Keadilan (X3) Ketercukupan 7

Kepantasan 8

Daya Tanggap (X4)

Memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak

9 Ordinal

Dipertanggungjawabkan secara transparan

10 Ordinal

Efektivitas Organisasi

(Y) Menurut Suyanto

(2013: 246-249)

Pemberdayaan (Y1)

Kemudahan fasilitas ekonomi

11 Ordinal

Menciptakan peluang sosial

12 Ordinal

Peran (Y2) Mekanisme 13 Ordinal

Sistem kontrol 14 Ordinal

Kerentanan (Y3)

Pendampingan 15 Ordinal

Pemberian bantuan 16 Ordinal

Perlindungan (Y4)

Jaminan pendidikan 17 Ordinal

Jaminan kesehatan 18 Ordinal Sumber : Kumorotomo dalam Pasolong (2016:180) dan Suyanto (2013: 246-249)

Sebagaimana telah disampaikan mengenai operasional variabel pada tabel tersebut di atas, maka untuk menjelaskan hubungan antara variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini, lebih jelas tergambar pada model penelitian sebagaimana tertuang di bawah ini.

KINERJA

(X)

1. Efisiensi (X1)

2. Efektivitas (X2)

3. Keadilan (X3)

4. Daya Tanggap (X4)

Menurut Kumorotomo dalam

Pasolong (2016:180)

EFEKTIVITAS

PROGRAM

(Y)

1. Pemberdayaan

2. Peran

3. Kerentanan

4. Perlindungan

Menurut Suyanto (2013: 246-

249)

Page 6: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 61

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

6. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya

(Darmawan, 2014:122), maka hipotesis penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah bahwa: “Adanya pengaruh kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang”.

Adapun hipotesis statistik yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : PYX1 = 0

Tidak adanya pengaruh efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ha : PYX1 ≠ 0 Adanya pengaruh pengaruh efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ho : PYX2 = 0 Tidak adanya pengaruh efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ha : PYX2 ≠ 0 Adanya pengaruh efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ho : PYX3 = 0 Tidak adanya pengaruh keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ha : PYX3 ≠ 0 Adanya pengaruh keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ho : PYX4 = 0 Tidak adanya pengaruh daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ha : PYX4 ≠ 0 Adanya pengaruh daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ho : PYX = 0 Tidak adanya pengaruh kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ha : PYX ≠ 0

Page 7: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 62

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Adanya pengaruh kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

7. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan metode penelitian survei, hal ini sesuai yang dikemukakan Ali (Riduwan, 2005:275), yang artinya peneliti meneliti mengenai kinerja organisasi publik dalam hal ini Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang apakah berpengaruh terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Karangpawitan, dengan data primernya diambil langsung dari responden yang mewakili masyarakat di seluruh Kabupaten Karwang.

Tingkat eksplanasi yang menjelaskan hasil penelitian adalah metode deskriptif, sesuai yang dikemukakan oleh Arikunto (Riduwan, 2005:276). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Nazir (Riduwan, 2005:276). Sehingga dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah jenis penelitian survei, tingkat eksplanasi adalah deskriptif, dengan pendekatan secara kuantitatif, sehingga metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini dan hasilnya dipaparkan secara deskriptif pada akhir penelitian.

8. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian

Berdasarkan hal tersebut maka Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang masuk dalam wilayah program Kota Tanpa Kumuh di Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang yang berjumlah 1327 Kepala Keluarga.

Adapun untuk menentukan ukuran sampel dalam Ilmu Sosial adalah dengan menggunakan rumus Slovin (Sedarmayanti dan Hidayat, 2011:143).

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁. 𝜀2

Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi = tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir Perhitungan sampel dengan rumus slovin diatas, sebagai berikut :

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁. 𝜀2

𝑛 =1327

1 + (1327. (0.1)2)

𝑛 =1327

14,27

𝑛 = 77,99 𝑛 = 78 (Dibulatkan)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin tersebut, maka didapatkan

sampel sebanyak 78 Kepala Keluarga.

B. LANDASAN TEORI Pengertian Kinerja

Kinerja menurut Pasolong (2016:175) dapat diartikan sebagai berikut: “Menurut Rue dan Byars bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil.

Menurut Interplan bahwa kinerja adalah berkaitan dengan operasi, aktivitas, program dan misi organisasi. Menurut Murphy dan Cleveland bahwa kinerja adalah kualitas perilaku

Page 8: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 63

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Menurut Widodo bahwa kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.” Kumorotomo dalam Pasolong (2016:180) menggunakan beberapa indikator kinerja untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja birokrasi publik, antara lain: 1) Efisiensi; 2) Efektivitas; 3) Keadilan; dan 4) Daya Tanggap.

1. Efisiensi a. Keberhasilan organisasi mendapatkan kepuasan masyarakat b. Memanfaatkan faktor-faktor produksi c. Rasionalitas ekonomis

2. Efektivitas a. Pencapaian tujuan b. Rasionalitas teknis terhadap nilai, misi dan tujuan organisasi c. Fungsi agen pembangunan

3. Keadilan a. Ketercukupan b. Kepantasan

4. Daya Tanggap a. Memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak b. Dipertanggungjawabkan secara transparan

Berdasarkan dimensi dan indikator di atas inilah yang menjadi dasar kualitas

pelayanan yang diselenggarakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang.

Pengertian Efektivitas

Pengertian Efektivitas menurut Makmur (2011: 6) efektivitas dapat kita katakan sebagai ketepatan harapan, implementasi, dan hasil yang dicapai. Sedangkan kegiatan yang tidak efektif adalah kegiatan yang selalu mengalami kesenjangan antara harapan, implementasi dengan hasil yang di capai.

Menurut Suyanto (2013: 246-249) menjelaskan prasyarat yang dibutuhkan untuk lebih menjamin percepatan dan efektivitas pelaksanaan program adalah:

1. Pemberdayaan a. Kemudahan fasilitas ekonomi; b. Menciptakan peluang sosial.

2. Peran a. Mekanisme; b. Sistem kontrol.

3. Kerentanan a. Pendampingan; b. Pemberian bantuan permodalan usaha.

4. Perlindungan a. Jaminan pendidikan; b. Jaminan Kesehatan.

Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor 40/SE/DC/2016 Tentang

Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh adalah program yang dilaksanakan secara nasional di 271 kabupaten/kota di 34 Propinsi yang menjadi “platform kolaborasi” atau basis penanganan permukiman kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, donor,

Page 9: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 64

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. KOTAKU bermaksud untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan permukiman kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan partisipasi masyarakat. KOTAKU diharapkan menjadi “platform kolaborasi” yang mendukung penanganan permukiman kumuh seluas 35.291 Ha yang dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia melalui pengembangan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat, penguatan kelembagaan, perencanaan, perbaikan infrastruktur dan pelayanan dasar di tingkat kota maupun masyarakat, serta pendampingan teknis untuk mendukung tercapainya sasaran RPJMN 2015-2019 yaitu kota tanpa kumuh.

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dijelaskan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat, sedangkan Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan karakteristik perumahan kumuh dan permukiman kumuh dari aspek fisik sebagai berikut:

1. Merupakan satuan entitas perumahan dan permukiman; 2. Kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, tidak teratur dan memiliki kepadatan

tinggi; 3. Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus untuk bidang

keciptakaryaan, batasan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut: a. Jalan Lingkungan b. Drainase Lingkungan; c. Penyediaan Air Bersih/Minum; d. Pengelolaan Persampahan; e. Pengelolaan Air Limbah; f. Pengamanan Kebakaran; dan g. Ruang Terbuka Publik.

Karakteristik fisik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan kriteria dan

indikator dari gejala kumuh dalam proses identifikasi lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Selain karakteristik fisik, karakteristik non fisik pun perlu diidentifikasi guna melengkapi penyebab kumuh dari aspek non fisik seperti perilaku masyarakat, kepastian bermukim, kepastian berusaha dan sebagainya.

C. HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Nilai validitas pada dasarnya merupakan nilai korelasi. Maka untuk menghitung

validitas item yang digunakan dapat menggunakan metoda item discriminality (daya pembeda item). Oleh karena itu tidak pernah disarankan untuk mengadakan uji signifikansi pada analisis item, maka teknik yang digunakan adalah korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor item keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor secara keseluruhan, yang merupakan dasar arti korelasi Pearson (Kismantoroadji, 1994:40).

Split Half Correction (Spearman-Brown Correction)/Teknik Belah Dua yaitu metode penghitungan realibilitas yang dilakukan dengan cara memberikan suatu test pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar. Cara pembagian yang disarankan adalah dengan membagi tes berdasarkan item-item yang bernomor ganjil dan genap.

Untuk menguji nilai R tersebut adalah reliabel atau tidaknya, dengan membandingkan

Page 10: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 65

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

pada tabel nilai-nilai R (Riduwan, 2005:368). Dengan N hingga 30 dan taraf signifikansi atau kesalahan yang ditolerir (=5% atau =1%). Atau cara lain dengan memasukkan nilai R menggunakan uji student-t.

Penggujian instrumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu kuesioner/angket adalah uji reliabilitas atau kesesuaian/reliabel antara angket dengan penelitian yang dilakukan.

Hasil Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistika

yaitu dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagaimana telah ditetapkan pada bab sebelumnya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini melibatkan 4 variabel penyebab (eksogenus) dan 1 variabel akibat (endogenus) yaitu efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang selanjutnya disebut dengan variabel penyebab pertama, yang dinotasikan dengan X1, kemudian efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang selanjutnya disebut dengan variabel penyebab kedua, yang dinotasikan dengan X2, kemudian keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang selanjutnya disebut dengan variabel penyebab ketiga, yang dinotasikan dengan X3, kemudian daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang selanjutnya disebut dengan variabel penyebab keempat, yang dinotasikan dengan X4, dengan variabel akibat yaitu efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang yang dinotasikan Y.

Berdasarkan hasil analisis data jawaban responden dalam lampiran, bahwa persamaan jalur antara efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X1), efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X2), keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X3), dan daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X4), terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y) adalah sebagai berikut:

++++= 4321 153,0205,0369,0304,0 XXXXY

Persamaan jalur di atas dapat diartikan antara lain: Pertama, koefisien jalur dari efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang yang dinotasikan dengan PYX1 adalah sebesar 0,304, yang berarti dapat dikatakan bahwa, jikalau meningkatkan 1 satuan dari efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X1) akan menaikkan nilai dari efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y) sebesar 0,304 satuan.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Efisiensi

NO

INDIKATOR

HASIL JAWABAN TOTAL

SR = 1 R = 2 C = 3 T = 4 ST = 5 F

FXB

% f fXb f

fXb

f fXb f fXb

f fXb

1

Keberhasilan organisasi mendapatkan kepuasan masyarakat

0 0 1 2 29

87 48 192 0 0 78 281 72.05

%

Page 11: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 66

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

2

Memanfaatkan faktor-faktor produksi

0 0 3 6 31 93 44 176 0 0 78 275 70.51

%

3

Rasionalitas ekonomis

0 0 0 0 36

108 42 168

0 0 78 276 70.77

%

EFISIENSI (X1)

0 0 4 8 96

288

134

536

0 0 234

832

71.11%

Sumber: Olahan peneliti dari kuesioner penelitian, tahun 2018

Kedua, koefisien jalur dari efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang yang dinotasikan dengan PYX2 adalah sebesar 0,369, yang berarti dapat dikatakan bahwa jikalau meningkatkan 1 satuan dari efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X2) akan menaikkan nilai dari efektivitas program Kotaku di Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y) sebesar 0,369 satuan.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Efektivitas

NO INDIKATOR

HASIL JAWABAN TOTAL

SR = 1 R = 2 C = 3 T = 4 ST = 5 F FXB %

f fXb f fXb f fXb f fXb f fXb

4 Pencapaian tujuan

0 0 4 8 43 129 31 124 0 0 78 261 66.92%

5

Rasionalitas teknis terhadap nilai, misi dan tujuan organisasi

0 0 0 0 31 93 46 184 1 5 78 282 72.31%

6 Fungsi agen pembangunan

0 0 0 0 31 93 47 188 0 0 78 281 72.05%

EFEKTIVITAS (X2) 0 0 4 8 105 315 124 496 1 5 234 824 70.43%

Sumber: Olahan peneliti dari kuesioner penelitian, tahun 2018

Ketiga, koefisien jalur dari keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang yang dinotasikan dengan PYX3 adalah sebesar 0,205, yang berarti dapat dikatakan bahwa jikalau meningkatkan 1 satuan dari keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X3) akan menaikkan nilai dari efektivitas program Kotaku di Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y) sebesar 0,205 satuan.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Keadilan

NO INDIKATOR HASIL JAWABAN TOTAL

SR = 1 R = 2 C = 3 T = 4 ST = 5 F FXB %

f fXb f fXb f fXb f fXb f fXb 7 Ketercukupan 0 0 0 0 33 99 43 172 2 10 78 281 72.05%

8 Kepantasan 0 0 0 0 26 78 50 200 2 10 78 288 73.85%

KEADILAN (X3) 0 0 0 0 59 177 93 372 4 20 156 569 72.95%

Page 12: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 67

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Sumber: Olahan peneliti dari kuesioner penelitian, tahun 2018

Keempat, koefisien jalur dari daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang yang dinotasikan dengan PYX4 adalah sebesar 0,153, yang berarti dapat dikatakan bahwa jikalau meningkatkan 1 satuan dari daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X4) akan menaikkan nilai dari efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y) sebesar 0,153 satuan.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Daya Tanggap

NO

INDIKATOR

HASIL JAWABAN TOTAL SR = 1 R = 2 C = 3 T = 4 ST = 5

F FXB

% f

fXb

f fXb

f fXb

f fXb

f fXb

9 Memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak

0 0 3 6 33

99 42

168 0 0 78 273 70.00

%

10 Dipertanggungjawabkan secara transparan

0 0 1 2 27

81 47

188

3 15 78 286

73.33%

DAYA TANGGAP (X4) 0 0 4 8 60

180

89

356

3 15 156

559

71.67%

Sumber: Olahan peneliti dari kuesioner penelitian, tahun 2018

Hasil analisis jalur tersebut dijelaskan lebih rinci pada gambar di bawah ini. Diagram Jalur X1 , X2 , X3 , X4 Terhadap Y

Sumber : Olahan Peneliti

Berdasarkan pada gambar di atas, bahwa model analisis Jalur dari efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X1), efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X2), keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X3), dan daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (X4), terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y), harus diujikan secara hipotesis baik model maupun individual dari masing-masing koefisien jalur yang didapatkan.

X1

0,453

Y

X2

X3

0,369

0,304

X4

0,654

0,153

0,205

0,624

0,711 0,539

0,758

0,674

Page 13: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 68

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Adapun hasil menunjukkan bahwa koefisien jalur efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (PYX1) yang sebesar 0,304; kemudian koefisien jalur untuk efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (PYX2) yang sebesar 0,369; kemudian koefisien jalur untuk keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (PYX3) yang sebesar 0,205; dan koefisien jalur untuk daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (PYX4) yang sebesar 0,153.

Hal tersebut akan dibahas pada akhir bab 4 ini termasuk menghitung besaran dari masing-masing pengaruh parsial dan pengaruh simultan untuk masing-masing variabel penyebab diteliti dalam penelitian ini.

Efektivitas Program

Adapun hasil jawaban responden mengenai efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y) yang mana responden adalah perwakilan Kepala Keluarga yang masuk program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang sebanyak 78 Kepala Keluarga.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Efektivitas Program

NO

INDIKATOR

HASIL JAWABAN TOTAL SR = 1 R = 2 C = 3 T = 4 ST = 5

F FXB % f

fXb

f fXb

f fXb

f fXb f fXb

11 Kemudahan fasilitas ekonomi

0 0 0 0 29 87 49 196 0 0 78 283 72.56

%

12 Menciptakan peluang sosial

0 0 0 0 28 84 50 200 0 0 78 284 72.82

%

Pemberdayaan 0 0 0 0 57 171 99 396 0 0 156 567 72.69

%

13 Mekanisme 0 0 7 14 25 75 46 184 0 0 78 273 70.00

%

14 Sistem kontrol

0 0 5 10 34 102

39 156 0 0 78 268 68.72

%

Peran 0 0 12

24 59 177 85 340 0 0 156 541 69.36

%

15 Pendampingan

0 0 0 0 32 96 46 184 0 0 78 280 71.79%

16 Pemberian bantuan

0 0 1 2 21 63 56 224 0 0 78 289 74.10%

Kerentanan 0 0 1 2 53 159

102 408 0 0 156 569 72.95

%

17 Jaminan pendidikan

0 0 2 4 24 72 52 208 0 0 78 284 72.82

%

18 Jaminan Kesehatan

0 0 0 0 34 102

44 176 0 0 78 278 71.28%

Perlindungan 0 0 2 4 58 174

96 384 0 0 156 562 72.05

%

Page 14: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 69

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

EFEKTIVITAS ORGANISASI (Y)

0 0 15

30 227

681

382

1528

0 0 624

2239

71.76%

Sumber: Olahan peneliti dari kuesioner penelitian, tahun 2018

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikemukakan untuk meningkatkan efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang adalah dengan meningkatkan aspek peran terutama pada sistem kontrol dan mekanisme program Kotaku yang dilaksanakan itu sendiri, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Pengaruh Variabel Yang Diteliti Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Efisiensi

Adapun bentuk hipotesis statistik yang akan diujikan adalah sebagai berikut: Ho : PYX1 = 0 → Tidak adanya pengaruh efisiensi dalam kinerja Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X1) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Ha : PYX1 ≠ 0 → Adanya pengaruh efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X1) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Efektivitas

Adapun bentuk hipotesis statistik yang akan diujikan adalah sebagai berikut: Ho : PYX2 = 0 → Tidak adanya pengaruh efektivitas dalam kinerja Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X2) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Ha : PYX2 ≠ 0 → Adanya pengaruh efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X2) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Keadilan

Adapun bentuk hipotesis statistik yang akan diujikan adalah sebagai berikut: Ho : PYX3 = 0 → Tidak adanya pengaruh keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X3) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Ha : PYX3 ≠ 0 → Adanya pengaruh keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X3) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Daya Tanggap

Adapun bentuk hipotesis statistik yang akan diujikan adalah sebagai berikut: Ho : PYX4 = 0 → Tidak adanya pengaruh daya tanggap dalam kinerja Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X4)

Page 15: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 70

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Ha : PYX4 ≠ 0 → Adanya pengaruh daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X4) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y).

Pengaruh Kinerja Organisasi Terhadap Efektivitas Program

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa hipotesis yang ditetapkan untuk menguji adanya pengaruh secara simultan dari efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X1), efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X2), keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X3), dan daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X4) terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (Y) yang ditetapkan adalah sebagai berikut: Ho : PYX = 0 → Tidak adanya pengaruh kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Ha : PYX ≠ 0 → Adanya pengaruh kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kota Tanpa Kumuh di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

Disimpulkan bahwa efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan

Kabupaten Karawang (Y) akan meningkat bilamana efisiensi dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X1), efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X2), keadilan dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X3), dan daya tanggap dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X4) terkondisikan secara baik, terutama dalam efektivitas dalam kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang (X2) yaitu dengan meningkatkan kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang dalam segi pencapaian tujuan dengan dilaksanakannya program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang.

D. PENUTUP

1. Simpulan Merujuk pada hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya serta dikaitkan dengan rumusan permasalahan yang telah ditetapkan, maka peneliti menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang

(71,38%) atau dapat dikatakan sudah baik, hal tersebut dikarenakan indikator kepantasan program yang dilaksanakan yang memberikan nilai tertinggi yang sebesar 73,85% (tinggi), sedangkan untuk yang harus diperbaiki adalah pada indikator pencapaian tujuan yang memberikan nilai sebesar 66,92%.

2. Efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang (71,76%) atau dapat dikatakan sudah baik, hal tersebut dikarenakan indikator pemberi bantuan yang memberikan nilai tertinggi yang sebesar 74,10% (tinggi), sedangkan untuk yang harus diperbaiki adalah pada indikator sistem kontrol program yang memberikan nilai sebesar 68,72%.

3. Pengaruh kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten

Page 16: STIA BANDUNG · Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak dan setiap tahun

STIA BANDUNG

STIA BANDUNG

P a g e | 71

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Karawang adalah sebesar 79,51%, hal tersebut dapat dikategorikan pengaruh yang kuat, dengan pengaruh tertinggi disumbangkan oleh dimensi keadilan, sehingga pengaruh lain yang tidak diteliti namun berpengaruh terhadap efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang adalah sebesar 20,49%.

2. Saran Adapun beberapa hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini, yang mana

berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: a. Saran Praktis

1. Dalam upaya meningkatkan kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, hendaknya dapat ditingkatkan mengenai pemahaman pegawai pada tujuan dikeluarkannya program.

2. Sedangkan untuk meningkatkan efektivitas program Kotaku di Wilayah Kelurahan Karangpawitan Kabupaten Karawang yang harus dilakukan dengan memperbaiki sistem kontrol pada program yang dilaksanakan.

b. Saran Akademis 1. Diperlukannya penelitian lanjutan dengan menggunakan analisis kualitatif baik

mengenai kinerja organisasi publik, sehingga dapat terkuak lebih detail mengenai kendala dan upaya dalam kinerja organisasi publik, terutama dipandang dari dimensi efisiensi, efektivitas, keadilan, dan daya tanggap.

2. Diperlukannya penelitian yang lain mengenai efektivitas program, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari variabel-variabel lainnya, misalnya aspek manajemen lainnya misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Pasolong, Harbani. 2016. Teori Administrasi Publik. Cetakan ketujuh. Bandung: Penerbit

Alfabeta. Suyanto, Bagong. 2013. Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penanganannya. Malang: Intrans

Publishing. Sedarmayanti, dan Hidayat, Syarifudin. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Mandar Maju. Riduwan. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis

(Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta. Sitepu, Nirwana S.K. 1994. Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Unit Pelayanan Statistika

Jurusan Statistika, FMIPA Universitas Padjadjaran Sumber Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3).

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

Keputusan Bupati Kabupaten Karawang Nomor 640/Kep.532-Huk/2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Karawang.