status jiwa poli
DESCRIPTION
kedokteranTRANSCRIPT
![Page 1: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/1.jpg)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. TerusanArjuna No 6, KebonJeruk. Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI JAWA BARAT
Nama : Mia Ckristia
NIM : 11 2013 298
Tanda Tangan
…………………….
Dr. Pembimbing / Penguji : dr. Lenny I, sp.KJ
…………………….
Nama pasien : Sdr. S
Nama dokter yang merawat : dr. Lenny
Nama dokter muda : Mia Ckristina
Datangke Poliklinik pada tanggal : 20 Oktober 2015
Rujukan / datang sendiri / keluarga :Datangsendiri
Riwayat Perawatan : -
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. S
Tempat/ Tanggal Lahir : Bandung, 26 Januari 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
SukuBangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tukang Ojek
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat :Kampung Gandrung RT/RW 02/10, Bandung
1
![Page 2: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/2.jpg)
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis; 20 Oktober 2015, pukul 11.00
Alloanamnesis ; 20 Oktober 2015, pukul 11.00, dengan Sdri. H, adik pasien
A. Keluhan Utama
Berbicara sendiri
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke poliklinik RSJ Provinsi Jawa Barat, di bawa oleh adiknya
karena pasien sering berbicara sendiri.Dikatakan bahwa pasien mulai berbicara
sendiri sejak ia masih kecil. Namun, pasien baru dibawa berobat sekarang ini
karena pasien baru memiliki jaminan kesehatan untuk berobat.
Pasien dikeluhkan sering berbicara sendiri (psikosis) dengan berbisik-bisik,
melamun, dan tampak murung di rumah. Tetapi kadang pasien jugadikatakan
senyum-senyum tanpa sebab yang jelas, tertawa, atau kadang marah-marah
(agresivitas verbal) tanpa sebab.
Pasien mengatakan bahwa yang ia rasakan saat ini adalah sedih. Pasien
merasa orang tuanya sering memarahinya karena kebiasaannyamenonton TV,
tetapi hal tersebut disangkal keluarga pasien.Yang di maksudkan oleh orang tua
pasien ialah kebiasaan pasien berbicara sendiri.
Pasien mengaku bahwa ia berbicara dengan seseorang yang ia lihat
(halusinasi visual) dan dapat ia dengarsuaranya berbicara dengannya
(halusinasi auditorik).
Saat ini pasien masih dapat beraktivitas cukup baik, pasien juga dapat
bekerja secara produktif, tetapi diakui bahwa pasien cukup tertutup dan terbiasa
berbicara sendiri. Dalam rutinitas sehari-hari pasien dapat melakukan cukup
baik, tetapi lambat. Memori jangka panjang dan pendek pasien cukup baik,
tidak terdapat disorientasi waktu dan tempat.
Keluarga pasien menduga hal tersebut berhubungan dengan kejadian saat
pasien masih kecil, saat pasien terjatuh dari mobil dan kepalanya terbentur.
Sejak saat itu, dikatakan pasien mulai berbicara sendiri. Pasien juga mengalami
gangguan dalam pendidikannya, sehingga hanya tamat SD.
2
![Page 3: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/3.jpg)
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat GangguanPsikiatri
Keluhan serupa sudah dialami pasien sejak pasien masih kanak-kanak.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien pada saat ini tidak ada kelaina medis
3. Riwayat PenggunaanZatPsikoaktif
Pasien mengatakan pasien merokok tetapi tidak pernah mengkonsumsi zat
psikoaktif.
4. Skema Perjalanan Gangguan Psikiatrik
Skema perjalanan gangguan psikiatrik tidak dapat digambarkan karena
onset penyakit pasien yang tidak jelas dikarenakan informasi yang
didapatkan secara autoanamnesis ataupun alloanamnesis kurang
mendukung.
D. RiwayatKeluarga
= Pasien
III.Status Mental
A. Deskripsi Umum
Didapatkan dari autoanamnesis pada tanggal 20 Oktober 2015 di Poliklinik
RSJ Provinsi Jawa Barat
1. Penampilan
Postur tubuh pasien sedikit membungkuk dan menunduk, menggunakan
pakaian cukup rapih secara informal, kebersihan diri cukup terjaga. Raut
muka tampak datar dan agak sedikit bingung.
2. Kesadaran3
![Page 4: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Kesadaran neurologis : kompos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Sebelum wawancara : pasien duduk tenang
b. Saat wawancara : pasien duduk dengan agak sedikit bingung dan
ketakutan saat menjawab pertanyaan.
c. Setelah wawancara : pasien bersalaman dan mengucapkan terima kasih
4. Sikap terhadap Pemeriksa : ragu-ragudalam menjawab dengan suara pelan
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : lambat, terbata-bata dan pelan, pasien kurang
koperatif menjawab
b. Gangguan berbicara : tidak ada gangguan bicara
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana Perasaan (Mood): depresi
2. Afek Ekspresi Afektif
a. Arus : lambat
b. Stabilisasi : stabil
c. Kedalaman : dangkal, respon emosi sedikit saja
d. Skala diferensiasi : sempit, respon emosi terbatas
e. Keserasian : serasi
f. Pengendalian Impuls : lemah, masih sering berbicara sendiri
g. Ekspresi : tumpul
h. Dramatisasi : tidak ada
i. Empati : tidak dapat berempati
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
Visual : melihat sosok orang yang berbicara dengan pasien
Auditorik : mendengar bisikan/ suara yang berbicara kepada
pasien
2. Ilusi : tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : tidak ditemukan
4
![Page 5: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Derealisasi : tidak ditemukan
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf Pendidikan : SD
2. Pengetahuan Umum : Cukup (presiden sekarang Jokowi)
3. Kecerdasan : kurang
4. Konsentrasi : kurang
5. Orientasi
a. Waktu : kurang, pasien tidak mengetahui sekarang tahun 2015
b. Tempat : baik, pasien mengetahui dirinya berada di rumah sakit jiwa
c. Orang : baik, pasien dapat membedakan dokter, perawat, dan
keluarganya.
d. Situasi : baik, pasien dapat mandi dan makan secara teratur di rumah
6. Daya Ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : baik, pasien dapat menyebutkan nama saudara-
saudaranya dengan benar.
Jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat bagaimana ia ke RS
Segera : baik, mengetahui nama pemeriksa
b. Gangguan: tidak ditemukan
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : kemiskinan ide
b. Hendaya Bahasa : tidak ditemukan
2. Isi Pikir
a. Preokupasi dalam pikiran: tidak ditemukan
b. Waham : tidakditemukan
c. Obsesi : tidak ditemukan
d. Fobia : tidak ditemukan
e. Gagasan rujukan : tidak ditemukan
f. Gagasan pengaruh : tidak ditemukan
5
![Page 6: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/6.jpg)
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tensi : 110/80 mmHg
4. Nadi : 86 kali/menit
5. Suhu : 36,4˚C
6. Frekuensipernafasan : 20 x/menit
7. Sistemkardiovaskular : S1 danS2 reguler, murmur (-), gallop (-)
8. Sistemrespiratorius :Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing(-/-)
9. Sistem gastro-intestinal : Bunyi usus (+)
10. Sistem musculoskeletal : Dalam batas normal
11. Sistem urogenital : Dalam batas normal.
B. Status Neurologis
a. Sarafkranial (I-XIII) : Tidak ada kelainan
b. Gejalarangsang meningeal : Tidak ada kelainan
c. Mata : Tidak ada kelainan
d. Pupil : Isokor
e. Ofthalmoscopy : Tidak ada kelainan
f. Motorik : Tidak ada kelainan
g. Sensbilitas : Normal
h. Sistemsarafvegetatif : Tidakadakelainan
i. Fungsiluhur : Baik
j. Gangguankhusus : Tidakadakelainan
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Anjuran :
Pemeriksaan darah rutin (Hb ,Ht, Trombosit, Leukosit),
fungsi hati (SGOT, SGPT) ,
fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
6
![Page 7: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/7.jpg)
1. Aksis I:
Gangguan skizoafektif tipe depresif (F25.1)
Adanya halusinasi yang menetap lebih dari 1 bulan, serta adanya gangguan
afektif yang juga menonjol disaat yang bersamaan. Afek depresif lebih
menonjol.
DD:/ - Gangguan depresif berulang, episode kini dengan gejala psikotik (F33.3)
Adanya gejala depresi yang disertai dengan halusinasi, yang sering
berulang dengan onset yang kurang jelas.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala
psikotik (F31.5)
Adanya gejala depresi yang disertai dengan halusinasi dengan
kecurigaan adanya episode manik, hipomanik, ataupun campuran dimasa
lampau.
2. Aksis II:
Susp. Retardasi Mental Ringan (F70)
Terdapat kecenderungan terhambatnya kemampuan untuk berbicara, namun
cukup untuk berbicara sehari-hari. Dapat mandiri memenuhi keperluan
sehari-hari dalam merawat diri dan keterampulan walau tingkat
perkembangannya agak lambat daripada orang normal.
3. Aksis III: Tidak ada
4. Aksis IV: Tidak ada
5. Aksis V:GAF scale 70-61 beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik
7
![Page 8: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/8.jpg)
VII. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis:
Prognosis Baik Prognosis Buruk
Awitan lambat Awitan muda
Ada faktor presipitasi yang jelas Tidak ada faktor presipitasi
Awitan akut Awitan insidius
Riwatar sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid baik
Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid buruk
Gejala gangguan mood (depresif) Perilaku autistik, menarik diri
Menikah Lajang, cerai
Riwayat keluarga dengan gangguan
mood
Riwayat keluarga dengan skizofrenia
Gejala positif Gejala negatif
2. Kesimpulan prognosis:
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
VIII. TERAPI
1. Farmakoterapi:
Risperidon 2mg No 28
S 1-0-1 tab p.o
Trihexyphenidyl 2mg No. 14
S 0-0-1 tab p.o
-------------------------------------------
pro : Sdr. S
8
![Page 9: Status Jiwa Poli](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072111/5695cfde1a28ab9b028fe477/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Psikoterapi:
Memotivasikan pasien supaya mau minum obat secara teratur dan rutin
kontrol berobat
Memotivasi pasien agar pasien tahu bahwa halusinasi yang ia miliki itu
tidak benar-benar ada.
Memotivasikan pasienuntuk lebih menceritakan apa yang ia rasakan dan
meyakinkan pasien bahwa dia dapat mengatasi perasaan tersebut.
3. Sosioterapi:
Memotivasikan pasien agar terus bergaul dengan orang lain dan
beraktivitas seperti biasa.
4. Terapi keluarga:
- Memberitahukan pentingnya peran keluarga sebagai sarana berbagi
masalan pasien dan keteraturan pasien dalam melakukan kontrol dan
mengkonsumsi obat secara teratur dan berlanjut sehingga keluarga dapat
membantu memberikan dukungan dan memudahkan mengatasi gangguan
pada pasien.
9