status dan rencana pengembangan geopark indonesia segi konservasi warisan geologi

144
STATUS DAN RENCANA PENGEMBANGAN GEOPARK INDONESIA SEGI KONSERVASI WARISAN GEOLOGI Menarah MTH, Jl. Letjen MT Harjono Kav 23, Tebet, Jakarta 04 November 2014 oleh: Oman Abdurahman Ketua Tim Geopark Jawa Barat 2013/ Kepala Bagian Rencana dan Laporan/ Pemimpin Redaksi “GEOMAGZ, Majalah Geologi Populer” Badan Geologi 12/23/2021 1 FGD Pariwisata - Geopark Forum FGD ITB81 Badan Geologi KESDM

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 21-Nov-2015

474 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

oleh Oman Abdurahman (Ketua Tim Geopark Jawa Barat 2013/Kabag Rencana dan Laporan/Pemimpin redaksi GeoMAgz, Majalah Geologi Populer Badan Geologi Kemen ESDM disampaikan pada FGD Pariwisata Forum FGD ITB 81 tanggal 4 Nopember 2014

TRANSCRIPT

Mencari Calon Taman Bumi (Geopark) Jawa Barat

STATUS DAN RENCANA PENGEMBANGAN GEOPARK INDONESIA SEGI KONSERVASI WARISAN GEOLOGIMenarah MTH, Jl. Letjen MT Harjono Kav 23, Tebet, Jakarta04 November 2014

oleh:Oman AbdurahmanKetua Tim Geopark Jawa Barat 2013/ Kepala Bagian Rencana dan Laporan/ Pemimpin Redaksi GEOMAGZ, Majalah Geologi Populer Badan Geologi11/19/141FGD Pariwisata - Geopark Forum FGD ITB81

Badan GeologiKESDMDAFTAR ISIMELIHAT KELUAR MENATAP KE DALAMSTATUS GEOPARK INDONESIA DAN PROFIL SINGKATSTUDI KASUS PENGEMBANGAN GEOPARK DI JAWA BARATIDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGEMBANGAN GEOPARKRENCANA PENGEMBANGAN GEOPARK INDONESIA (PANDANGAN SEGI WARISAN GEOLOGI) LAMPIRAN: GEOPARK DALAM FOTO

11/19/142MELIHAT KE LUAR MENATAP KE DALAM

11/19/143PULAU JEJU, KOREA SELATAN (3)Pemegang Lima Mahkota Pengelolaan Lingkungan yang Menguntungkan11/19/144Its better to be born as cattle than as a womanHAENYEO dulu, diabadikan di Museum HAENYEO:

1. Melihat Keluar Menatap ke DalamSeongsan Ilchulbong, Geopark Jeju (Courtesy: Oki Oktariadi, 2013)PULAU JEJU, KOREA SELATAN (1)Pemegang Lima Mahkota Pengelolaan Lingkungan yang Menguntungkan11/19/145SAMDADO : terdapat Bebatuan, Angin dan Perempuan yang BerlimpahSAMMOODO: tidak ada pencuri, tidak ada pemulung dan tidak ada pintu gerbang depan.

Pulau Jeju:Ibu kota : Jeju-siStatus : Provinsi dgn otonomi khususLuas total : 1.825 km2 (1/19 luas Jawa Barat)Penduduk: 560.000 jiwa1. Melihat Keluar Menatap ke Dalam

Halasan Mount, Geopark Jeju (Courtsey: Oki Oktariadi, 2013)Seongsan Ilchulbong, Geopark Jeju (Courtesy: Oki Oktariadi, 2013)WCC International Union for Conservation of Nature (2012) New 7 wonders of Nature (2011)UNSECO Global Geopark Network (2010)UNESCO Natural Heritage Site (2007)UNESCO Biosphere Reserve (2002)PULAU JEJU, KOREA SELATAN (2)Pemegang Lima Mahkota Pengelolaan Lingkungan yang Menguntungkan11/19/1461. Melihat Keluar Menatap ke DalamPULAU JEJU, KOREA SELATAN (3)Pemegang Lima Mahkota Pengelolaan Lingkungan yang Menguntungkan11/19/147

Its better to be born as cattle than as a womanLebih baik lahir sebagai anak sapi dari pada sebagai perempuan

HAENYEO dulu, bagian dari yukgoyeok ("enam jenis pekerja keras):

1. Melihat Keluar Menatap ke DalamPULAU JEJU, KOREA SELATAN (5)Pemegang Lima Mahkota Pengelolaan Lingkungan yang Menguntungkan11/19/148 PEREMPUAN JEJU, menjadi HAENYEO (sekarang):

Pendapatan terbesar masyarakat Jeju berasal dari sektor pariwisata : 7 juta wisman pada 2011 (Jabar dengan luas 19 kali Jeju mendapat wisaman 700.000 orang pada tahun yang sama)Mereka masih menyelam, ringan, sebagai atraksi wisata yang dibayar mahal1. Melihat Keluar Menatap ke DalamPULAU JEJU, KOREA SELATAN (6)Pemegang Lima Mahkota Pengelolaan Lingkungan yang Menguntungkan11/19/149Praktek geowisata geotrek di Seongsan Ilchubong, Geopark Jeju, selalu ada:Daya tarik atraksi alamFasilitas untuk geowisataPendidikan (interpretator, papan penjelasan, dll)

Seongsan Ilchulbong, Geopark Jeju 1. Melihat Keluar Menatap ke DalamPULAU JEJU, KOREA SELATAN (7)Pemegang Lima Mahkota Pengelolaan Lingkungan yang Menguntungkan11/19/1410Jungmun, Geopark Jeju

Para pengunjung berjubel, tapi tak khawatir karena fasilitasnya kokoh1. Melihat Keluar Menatap ke DalamPERKEMBANGAN GEOPARK DI CHINA 11 GEOPARK NASIONAL TAHUN 2000 33 GEOPARK NASIONAL TAHUN 200141 GEOPARK NASIONAL TAHUN 200453 GEOPARK NASIONAL TAHUN 2005138 GEOPARK NASIONAL TAHUN 2011140 GEOPARK NASIONAL TAHUN 2013142 GEOPARK NASIONAL TAHUN 2014

TOTAL ADA 142 GEOPARK NASIONAL, 31 DIANTARANYA TERMASUK DALAM JARINGAN GEOPARK DUNIA (GGN) UNESCO

11/19/1411INDONESIA?11/19/1412Untaian Zamrud di Khatulistiwa? Sudahkah tercermin dalam geopark? Masihkah sepotong surga di ekuator?Di beberapa tempat: Leuweung ruksak, Cai beak, Hirup balangsak (Hutan rusak, Air habis, Hidup sengsara)Di banyak tempat: Lahan dan sumber daya lainnya rusak karena pertambangan yang tak terkendali. Contoh di Jabar: Kerugian akibat penambangan pasir besi (di pantai selatan Jabar) mencapai 8 Trilyun, (http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/07/09/mpnzv1-kerugian-akibat-kerusakan-pasir-besi-capai-rp-8-triliun). Sementara itu, pemasukan Pemerintah dari pertambangan tersebuta kurang dari 1 milyar. Kalimantan? Sumatera?

1. Melihat Keluar Menatap ke Dalam

FOTO: MH. SOEDJONO/ LEX/ 2002JANGAN SAMPAI JADI:NEGERI BENCANASUPARDIYONO/ DPKLTS/BPLHD/ 20021. Melihat Keluar Menatap ke DalamGeopark merupakan salah satu bentuk pembangunan berkelanjutan yang menerapkan paradigma baru dalam pembangunan SDA, yaitu menjadikan SDA sebagai sumber pertumbuhan.Secara manajemen, konsep geopark merupakan pengembangan kawasan secara berkelanjutan yang memadu-serasikan tiga keragaman, yaitu: keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan variasi atau keragaman budaya (cultural diversity).11/19/14141. Melihat Keluar Menatap ke DalamGEODIVERSITY Geoheritage (Warisan Geologi)(Terbentuk sejak bumi terbentuk kl 4,6 milyar tahun)

BIODIVERSITY(Terbentuk sekitar 2 milyar thn lalu)

CULTURALDIVERSITY (Terbentuk sekitar2 juta th lalu)

GEO-PARKREGULASIKEBIJAKANINFRASTRUKTURCAPACITY BUILDINGCOMDEVTIGA PILAR PENGEMBANGAN GEOPARK11/19/14151. Melihat Keluar Menatap ke DalamDasar Hukum di Indonesia (1)Undang- undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan EkosistemnyaUndang- undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang KepariwisataanUndang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang KehutananUndang- undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Penataan RuangPeraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Flora dan FaunaPeraturan pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata AlamPeraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam

11/19/14161. Melihat Keluar Menatap ke DalamDasar Hukum di Indonesia (2)Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perlindungan Lingkungan GeologiKeputusan Menteri Kehutanan Nomor 446/Kpts-II/1996 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Izin Pengusaha Pariwisata AlamKeputusan Menteri Kehutanan Nomor 390/Kpt II/2003 tentang Tata Cara Kerjasama di Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan EkosistemnyaPeraturan Menteri Kehutanan No. P.19/Menhut-II/2004 tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam & Cagar Alam11/19/14171. Melihat Keluar Menatap ke DalamPERAN BADAN GEOLOGIKebijakanNasionalNeraca Sumber Daya MineralInformasi sektor ESDMMitigasi Bencana GeologiInformasi geologi untuk sektor PU, Penataan Ruang, LH dan Kebencanaan, Kesehatan, Pertanian dan PariwisataTantangan dan isu strategisNasional dan GlobalSAINS GEOLOGISUMBER DAYAGEOLOGILINGKUNGANGEOLOGIUUD 45BENCANA GEOLOGIMandat Undang Undang: Panas Bumi, Migas, Pertambangan Mineral dan Batubara, Energi, Sumber Daya Air, Penataan Ruang, Kebencanaan, Pengelolaan Lingkungan 1. Melihat Keluar Menatap ke DalamSUMBER DAYA FENOMENA GEOLOGIGEODIVERSITYGEOHERITAGEPemanfaatan dalam pembangunan berkelanjutanInventarisasi & Identifikasi AwalIdentifikasi Terperinci & KarakterisasiSeleksi berdasarkan kriteria PembangunanPENTAHAPAN PEMANFAATAN POTENSI FENOMENA GEOLOGI BAGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPEMANFAATANPOTENSIUMUMPOTENSISPESIFIKK E S D MMULTI STAKEHOLDERPEMDA, PAREKRAF, LH, PU, KESDM DLL.Ka BGMESDM 11/19/1419(Yunus Kusumahbrata, 2013)1. Melihat Keluar Menatap ke DalamSTATUS GEOPARK INDONESIA DAN PROFIL SINGKAT

11/19/1420Negara wajib melindungi segenap tumpah darahnya (Pembukaan UUD 45), termasuk perlindungan dari kerusakan sumber daya, sedemikian sehingga tidak lagi memberikan kesejahteraan bagi warganya;Pengembangan geopark akan sangat mendukung visi dibentukna negara kesatuan NKRI sebagaimana dalam Pembukaan UUD 45Menerapkan berbagai peraturan perundang-undangan tentang perlindungan lingkungan atau konservasi yang teritegrasi dengan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi setempat

11/19/1421MENGAPA INDONESIA PERLU GEOPARK? (1)2. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatIndonesia baru sedikit memiliki destinasi wisata internasional. Diantara yang sedikir: Bali, Rajaampat, Pulau Komodo, dll;Diantara yang sedikit kelas dunia pun, kunjungan wisatawan mancanegara masih sedikit lihat data BPSMengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan keragaman geologi yang tinggi, demikian pula keragaman hayati dan budaya; yang melakukan konservasi untuk semua keragaman tsb.Dapat menjadi model penerapan paradigma baru penggunaan sumber daya alam dan lingkungannya yang menjadikan sumber daya untuk pertumbuhan.

11/19/1422MENGAPA INDONESIA PERLU GEOPARK? (2)2. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatIndonesia hanya memiliki satu buah geopark anggota GGN Global Geopark Network) UNESCO, yaitu: Geopark Batur (Batur Global Geopark) di Bali. Sedangkan di tingkat global ada 111 geopark GGN (31 diantaranya berada/milik China); dan di Asia Tenggara terdapat 3 geopark GGN, termasuk Geopark Global Batur;Selian Batur, Indonesia memiliki 4 geopark nasional: 1) Merangin, Jambi; 2) Gunungsewu, DIY-Jateng-Jatim; 3) Rinjani, Lombok, NTB; dan 4) Kaldera Toba, Sumut Geopark Nasional Indonesia perlu menjadi anggota dari GGN karena sejumlah pertimbangan dan keuntungan11/19/1423Fakta Posisi Geopark Indonesia di Tataran Global2. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatPeta Indeks Geopark Indonesia status s.d 2014:Geopark Global Batur, Bangli, BaliGeopark Nasional Merangin, JambiGeopark Nasional Gunungsewu, DIY-Jawa Tengah- Jawa TimurGeopark Nasional Rinjani, Lombok, Nusatenggara BaratGeopark Nasional Kaldera Toba, Sumatera Utara

523142. Status Geopark Indonesia dan Profil Singkat11/19/14252. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatProfil Singkat Geopark Indonesia (1)GeoparkLokasi (admin)KeteranganBatur (2012)Kec. Kintamani, Kab. Bali.Global geopark, 2012Geoheritage: kaldera, 4 periode letusan, lava-lava yang unik, termasuk lava tube, danau kaldera (Badan Batur) , scanic viewDaerah wisata yg telah berlangsung (existing)Tradisi: Trunyan, tari khas Bali, dll perlu Geowisata: geotrack ke puncak Batur, menyusuri tepian Danau Batur, dan geosite-geosite yang telah disiapkanSudah ada kenaikan nilai ekonomi antara sebelum geopark vs sesudah berstatus geoparkMasih ada masalah pertambangan (vis a vis konservasi)Ada potensi longsor di beberapa tempat11/19/14262. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatProfil Singkat Geopark Indonesia (2)GeoparkLokasi (admin)Keterangan2. Merangin (2013) Kab. Merangin & Kab. Kerinci, JambiGeopark nasional, 2013Geoheritage: Fosil Flora Jambi, Sungai Merangin dengan singkapan granitnya, dll, graben (kompleks sesar turun/tektonik), danau tektonik)Tradisi: Tariaan, dllFlora & fauna khasGeowisata: geotrack (berperahu) menyusuri Sungai Merangin melihat fosil Flora Jambi dan singkapan granitSudah terbentuk lembaga pengelolaan bottom up, sudah terbentuk masyarakat / anak muda yg sadar geopark, & dukungan pemerintah setempat cukup kuatMasalah utama: infrastruktur (Merangin berada di daerah cukup remote)11/19/14272. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatProfil Singkat Geopark Indonesia (3)GeoparkLokasi (admin)Keterangan3. Gunung Sewu (2013) Kab. Gunung Kidul (DIY), Wonogiri (Jawa Tengah), Kab. Pacitan (Jawa Timur)Geopark nasional, 2013Geoheritage: Karst khas, gua-gua, sungai bawah tanah (dalam gua), yang berkaitan dengan situs arkeologi, pantai, dllTradisi: Tarian, dllFlora & fauna khas gua/ luweng masih perlu dirumuskan Geowisata: geotrack gua dan kawasan karst sampai ke pantaiTerdapat Museum Karst di Wonogiri, satu-satunya di IndonesiaSudah terbentuk masyarakat pengelola, dukungan Pemerintah setempat kuatMasalah utama: luasan kawasan terlalu luas untuk status pengelola saat iniMasih ada penambangan11/19/14282. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatProfil Singkat Geopark Indonesia (4)GeoparkLokasi (admin)Keterangan4. Rinjani (2014) Pulau Lombok, Prov. NTBGeopark nasional, 2014Geoheritage: Kaldera cukup luas, sisa letusan dahsyat, a.l puncak Samalas; air terjun, lava, dllTradisi: tradisi khas LombokFlora & fauna khas kalderaGeowisata: geotrack ke puncak RinjaniSudah terbentuk masyarakat pengelola, dukungan Pemerintah setempat kuat, geotrack ke puncak Rinjani sudah terkelola cukup baikMasalah utama: masih perlu kelengkapan geopark, masih perlu peningkatan kapasitas pengelola11/19/14292. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatProfil Singkat Geopark Indonesia (4)GeoparkLokasi (admin)Keterangan5. Toba (2014) 7 kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraGeopark nasional, 2014Geoheritage: Kaldera besar, danau volkanik terbesar di dunia, pulau di atas pulau, danau di atas danau; sejarah letusan dan evolusi manusia (75.000 tyl) Tradisi: tradisi khas Tapanuli/Toba/dll, pengobatan tradisional masih perlu perumusanFlora & fauna khas Danau Toba? perlu dirumuskanGeowisata: geotrack keliling Toba, Pulau Samosir, dan sekitarnyaMasalah utama: lokasi termsuk/ dimiliki oleh 7 pemerintah kabupaten; belum terbentuk lembaga pengelola, masih perlu kelengkapan geopark, masih perlu peningkatan kapasitas pengelola11/19/1430GEOPARK TIDAK HANYA GEOLOGI!, melainkan- plus KERAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) Indonesia sangat kaya, tapi, apakah tidak mulai banyak yang punah? Mengapa?- plus VARIASI BUDAYA (CULTURAL DIVERSITY) Indonesia sangat kaya, tapi, masihkah bertenaga? Mengapa?2. Status Geopark Indonesia dan Profil Singkat

TAHURA, BANDUNG (Courtesy: DPKLTS, 2002)2. Status Geopark Indonesia dan Profil Singkat11/19/1432

Rusa di Pangandaran (Cervus timorensis) 2. Status Geopark Indonesia dan Profil Singkat11/19/1433Rusa di Pangandaran (Cervus timorensis)

Kampung Adat Ciptagelar, Banten2. Status Geopark Indonesia dan Profil Singkat

CURUG CIWEUNI, SAGARANTEN, SUKABUMIPANTAI KARANG HAWU, PELABUHAN RATU

SISINGAAN, SUBANG, CONTOH KERAGAMAN BUDAYAHELARAN PESTA PANEN, DUSUN BANCEUY, JALAN CAGAK, KAB. SUBANGFOTO: DENI SUGANDI11/19/14342. Status Geopark Indonesia dan Profil SingkatSTUDI KASUS PENGEMBANGAN GEOPARK DI JAWA BARAT

11/19/1435

PRIANGAN SI JELITA, masihkah jelita?11/19/1436

Provinsi Jawa BaratIbu kota: BandungKabupaten/ Kota: 26Luas total: 35.222,18 km2Penduduk: 43.053.732 (2010)(Courtesy: Adjat Sudradjat, 2013)Courtesy: Budi Brahmantyo 20133. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat

Identifikasi Keragaman Geologi dan Potensi Geopark Jabar 37Gambar Zona Geowisata di Jawa BaratKeterangan: Pembagian wilayah geowisata Jawa bagian Barat menjadi 10 zona dengan 6 Zona diantaranya berada di Jawa Barat. Keenam zona tersebut adalah : (1) Gunung Salak dan sekitarnya (Bogor Sukabumi Utara Cianjur

Utara); (2) Sukabumi Selatan-Cianjur Selatan, (3) Priangan (Bandung-Sumedang-Subang-Purwakarta-Karawang); (4) Ciayumajak (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan); (5) Priangan Timur (Garut Utara Tasik Utara Ciamis-Banjar); dan (6) Priangan Selatan (Pangandaran-Tasiklamaya Selatan Garut Selatan). (Sumber: Budi Brahmantyo (2013) dengan perubahan oleh penulis)1235463. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa BaratPenzonasian Geopark Jabar (sementara)Kriteria:Keunggulan geologi (geodiversity, geoheritage)Pariwisata (alam) yang telah berkembangInfrastruktur yang sudah ada

11/19/14383 Zona/Lokasi Geopark Jabar yang diusulkan:Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso Tangkubanparahu-Citatah-SagulingTasikmalaya Selatan-Pangandaran

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa BaratMulai : 2013. Status saat ini: dalam proses pengusulan gepark nasional11/19/1439

Pembagian FisiografiVan Bemmelen, 1949Geo-area 1: Palabuhanratu-Ciletuh-CikasoGeo-area 2: Tangkubanparahu-Citatah-SagulingGeo-area 3: Tasikmalaya Selatan - Pangandaran

Peta Indikasi Tiga Zona (geo-area) Geopark di Jawa Barat (Geopark Parahiyangan, Jawa Barat) yang Diusulkan 2013-20183. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat40Zona Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso (1)

> Batas Zona: Utara: Kec. Nanggung, Kec.Cibungbulang (Bogor); Kec. Kalapanunggal, Kec. Parakan-salak, dan Kec. Parungkuda (Kab. Sukabumi)Timur: Kec. Cibadak, Kec. Cisaat, Kec. Nyalindung, Kec. Baros, Kec. Sagaranten, Kec. Tegalbuleud (Kab. Sukabumi), & Kec. Takokak (Kab. Cianjur)Selatan: Samudera IndonesiaBarat: Kec. Bayah, Kec. Cibeber, Kec. Cilograng (Prov. Banten) > Cakupan wilayah administratif: Kec. Cisolok, Kec. Cikakak, Kec. Pelabuhanratu, Kec. Cikidang, Kec. Warungkiara, Kec. Lengkong, Kec. Jampang Tengah, Kec. Jampang-kulon, Kec. Cikembar, Kec. Kalibunder, Kec. Kabandungan, Kec. Pabuaran, Kec. Simpenan, Kec. Ciemas, Kec. Waluran, Kec. Surade, Kec. Jampangkulon, Kec. Ciracap, Kab. Sukabumi> Zona Inti (geosite): Ujunggenteng-Pangumbahan, Kec. Ciracap (pantai, keragaman-hayati, dll); Cikaso, Kec. Surade (air terjun, singkapan sedimen); Ciletuh, Kec. Ciemas (bentang alam amfiteater, Batuan Melange, dll); Cengkuk, Kec. Cikakak (tinggalan purbakala); Cisolok (mata air panas) dan Sirnaresmi (Kampung Adat dan tradisi), Kec. Cisolok; dan Kec. Pelabuhanratu dan sekitarnya (morfologi pantai, dll)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat11/19/1441Zona Pelabuhanratu Ciletuh Cikaso (2)

Karakteristik kawasan Kawasan Ciletuh memilik keragaman geologi yang unik dan umurnya paling tua di Jawa Barat. Geologinya merupakan hasil dari tumbukan dua lempeng yang berbeda, yaitu: Lempeng Eurasia (lempeng benua) yang berkomposisi granit (asam), dan Lempeng Indo-Australia (lempeng samudera) yang berkomposisi basal (basa), yang menghasilkan batuan sedimen laut dalam (pelagic sediment), batuan metamorfik (batuan ubahan), dan batuan beku basa hingga ultra basa; kesemuanya sangat menarik untuk dipelajari.Berbagai jenis batuan yang bercampur di dalam palung ini dinamakan batuan bancuh (batuan campur aduk) atau dikenal sebagai melange yang merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier) yang tersingkap di permukaan daratan Pulau Jawa, dengan umur berkisar 120 65 juta tahun. Akibat proses tektonik yang terus berlangsung hingga saat ini, seluruh batuan tersebut telah mengalami pengangkatan, pelipatan dan pensesaran.Keunikan lain: seluruh singkapan batuan berada di dalam suatu lembah besar menyerupai amfiteater berbentuk tapal kuda yang terbuka ke arah Samudra Hindia.3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat4111/19/1442Karakteristik kawasan (lanjutan)Selain disusun oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan beku basa (gabro) hingga ultra basa (peridotit), Ciletuh juga disusun oleh batuan sedimen berumur lebih muda, Paleogen, terdiri atas batupasir greywacke, tuf, batupasir kuarsa dan konglomerat.Morfologi kawasan Ciletuh juga sangat menarik. Lembah Ciletuh dibatasi oleh dataran tinggi Jampang (Plateau Jampang) dengan kemiringan lereng yang sangat terjal hingga mendekati vertikal. Di atas dataran tinggi ini, kita dapat menikmati pemandangan lembah Ciletuh yang indah dengan latar belakang Samudra Hindia dengan pulau-pulau kecil di sekitar pantainya. Di dalam lembah Ciletuh akan tampak rangkaian bukit-bukit kecil dan bukit soliter yang batuannya disusun oleh batuan Pra-Tersier & sedimen PaleogenKeragaman bentukan bumi dengan kehidupan yang terdapat di atasnya flora, fauna dan manusia dengan budayanya menjadikan kawasan Ciletuh sebagai tempat pembelajaran tentang ilmu kebumian bagi seluruh kalangan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Zona Pelabuhanratu Ciletuh Cikaso (3)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat4211/19/1443Beberapa geodiversity geoheritageLanskap pantai Palabuhanratu dan pantai Karanghawu. Lanskap ini akan semakin indah jika dilihat dari Bukit Habibie (Kp. Pasir Suren arah ke Cibareno)Kompleks batuan bancuh (melange): kerabat ofiolit (kelompok batuan ultra basa: peridotit, gabro, lava bantal basalt), kelompok batuan metamorfik (serpentinit, filit, skis), kelompok batuan sedimen laut dalam (serpih hitam, greywacke, lempung merah), dan kelompok batuan sedimen benua (konglomerat, batugamping nummulite, batuan vulkanik). Batuan unik dan langka tersebut tersebar di Batununggul, Sodong, Cikepuh, Citisuk, Citirem, Pulau Mandra, Pulau Kunti, dll); kawasan Ciletuh. Karena kelangkaannya dan posisinya yang unik, batuan-batuan yang terdapat di Ciletuh ini berpotensi untuk ditetapkan sebagai geoheritage. Fosil Numulites yang termasuk langka dan merupakan fosil penciri untuk lingkungan pengendapan palung laut dan fosil penting sebagai petunjuk umur zaman Kapur.

Zona Pelabuhanratu Ciletuh Cikaso (4)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat4311/19/1444Beberapa geodiversity geoheritage (lanjutan)Lanskap atau bentang alam amfiteater raksasa Ciletuh yang yang membuka ke arah Samudera Indonesia, merupakan bagian dari patahan Plato Jampang, membentang mulai dari Panenjoan hingga ke Teluk Ciletuh di Kec. Ciemas;Air terjun (curug) yang menghiasi dinding barat (sebelah kanan jika kita menghadap ke laut dari Panenjoan) amfiteater Ciletuh yang indah, jarak 1 2 km satu-lainnya: Curug Cimarinjung, & Curug CikantehAir terjun lainnya yang tidak kalah indahnya, yaitu: Curug Cikaso di Cikaso dan Curug Awang atau Curug Cigangsa di Surade, Kec. Surade; dan deretan tiga air terjun di Sungai Ciletuh, yaitu Curug Awang, Curug Tengah, dan Curug Puncak Manik di Desa Tamanjaya, Kec. Ciemas; Singkapan Batupasir Formasi Ciletuh di Sungai Ciletuh di bawah dan di sekitar jembatan antara Surade Ciwaru, Kec. Ciemas ;Gua dan kawasan karst Sukabumi Selatan yg masih perlu diverifikasiJalur Sesar Cimandiri (Pelabuhanratu Jampangtengah Gegerbitung) yang juga masih perlu diverifikasi data lapangannya

Zona Pelabuhanratu Ciletuh Cikaso (5)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat4411/19/1445Keragaman Hayati dan Keragaman Budaya Terpilih FLORA: i) Setigi (Paemis acydula), ii) Kepuh (Sterculia foetida), iii) Butun (Barringtonia alatica), iv) Nyamplung (Callophyillum inophyllum), v) Haur gereng (Bambusa spinosa). Lainnya perlu verifikasi.FAUNA: i) Penyu hijau (Chelonia midas), ii) Elang Laut (Haliaeetus leucogaster), iii) Elang (Hallastur indus), iv) Rajaudang (Alcedo sp), dan v) Elang ruguk/Brontok (Spiaetus cirhatus). Lainnya perlu verifikasi.TINGGALAN BUDAYA: i) Tugu Gede Cengkuk, Cikakak; ii) Situs punden berundak Pangguyangan, Cikakak, dan iii) Situs batu masjid di curug Cigangsa, Surade. Lainnya masih perlu verifikasi. TRADISI YANG TUMBUH: i) Upacara Adat Seren Taun, Sirnaresmi dan Ciptagelar; ii) Upacara Adat Nyalin (panen padi perdana) di Sirnaresmi dan Ciptagelar, Cisolok; dan iii) Hajat Laut di Palabuhanratu dan Cisolok. Lainnya masih perlu diverifikasi.GENRE SENI: i) Rengkong, ii) Angklung Gubrag, iii) Angklung Buhun, iv) Lais, v) Dogdog lojor, vi) Jipeng, vii) Pantun Gede. dll. Zona Pelabuhanratu Ciletuh Cikaso (6)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat4511/19/1446

Curug Cikaso (Dedi Suhendra, Geomagz V2/N2)Batu Nunggul, Ciletuh (Oman Abdurahman)

Teluk Palabuhanratu (Budi Brahmantyo)

Curug Luhur, Surade (Oman Abdurahman)

Pelabuhanratu Ciletuh Cikaso

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat11/19/1447Dari kiri ke kanan searah jarum jam:Bukit batupasir GraywackeBentangalam amfiteater CiletuhSingkapan lava bantal (pillow lava)Singkapan batuan beku Gabro(Foto: Oman Abdurahman)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa BaratFOTO: OMAN ABDURAHMAN11/19/1448

AMFITEATER CILETUH3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa BaratBatas Zona: Utara: Kec. Tanjungkerta, Kec. Cijambe, Kec. Subang, Kec. Kalijati, dan Kec. Cipeundeuy (Kab. Subang), Kec. Sumedang Utara (Kab. Sumedang)Timur: Kec. Cimanggung, Kec. Sumedang Selatan (Kab. Sumedang); Kec. Cibiru, Kec. Cicadas, Kec. Arcamanik, Kec. Rancaekek (Kab. Bdg), & Kec.Cileunyi (Kota Bdg). Selatan: Kota Bandung .Barat: Kec. Manis, Kec. Jatiluhur, Kec. Plered, Kec. Purwakarta, Kec. Campaka (Kab. Purwakarta), Kec. Cibeber, Kec. Ciranjang, Kec. Sukaluyu, Kec. Mande, Kec. Cikalongkulon (Kab. Cianjur); Kec. Gunung Halu, Kec. Cipongkor, Kec. Batujajar, Kec. Cimahi Selatan, Ke. Cimahi Tengah, Kec. Cimahi Utara (KBB) Cakupan wilayah administratif: Kec. Tanjungsiang, Kec. Cisalak, Kec. Jalan Cagak, Kec. Kasomalang, Kec. Ciater, Kec. Sagalaherang, Kec. Serangpanjang (Kab. Subang); Kec. Lembang, Kec. Parongpong, Kec. Cisarua, Kota Cimahi, Kec. Ngamprah, Kec. Padalarang, Kec. Cipatat, Kec. Cipeundeuy, Kec. Cikalongwetan (KBB); Kec. Cimenyan, Kec. Cilengkrang (Kab. Bandung); Kec. Cikeruh, Kec. Tanjungsari, Kec. Rancakalong (Kab. Sumedang); Kec. Sukatani, Kec. Darangdan, Kec. Bojong, Kec. Wanayasa, Kec. Pasawahan (Kab. Purwakarta), dan Kec. Bojongpicung (Kab. Cianjur).

11/19/1449Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (1)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa BaratZona Inti (geosite): (1) Kompleks Gn. Tangkubanparahu-Gn Burangrang-Gn Sunda, Kab. Subang (Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Domas; panorama ke cekungan Bandung-perbukitan di Utara, dan gunung-gunung yang mengelilinginya); (2) Panaruban Cijalu, Kec. Sagalaherang, Subang (air terjun, lava di sungai, dll); (3) Ciater Kasomalang - Kec. Cisalak, Subang (Mataair panas Ciater, air terjun Cileat, mataair dari lava vesikuler Cigayonggong, Kasomalang); (4) Ranggawulung - Cicabe, Kec. Subang, Subang (tektit dan jejak tumbukan meteor (?) di Ranggawulung, fosil vertebrata di Cicabe); (5) Kec. Padalarang dan Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat (Kars Citatah, Sanghiyang Tikoro, Bendungan Saguling, dll); (6) Lembang, Cibodas, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat hingga Dago, Kota Bandung (Sesar Lembang di Gn. Batu dan Cibodas, Mataair panas dan Curug Omas, Maribaya, Gn. Bukittunggul; dan lava pahoehoe di THR Juanda, Curug Dago); (7) Parongpong Cisarua Ngamprah - Padalarang (Endapan Piroklastik Gn. Sunda dan Gn. T. Parahu di Prongpong, Curug Aleh, Curug Cimahi, Cisarua, dan Mataair asin Ciuyah); (8) lokasi lain: mataair panas berdekatan (fenomena gasbumi di Serangpanjang, Subang, dll;) dan (9) Bandung Selatan & Bandung Timur yang belum diperinci.

11/19/1450Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (2)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5011/19/1451 Karakteristik kawasan Kompleks Gunung Tangkubanparahu dan sekitarnya yang meliputi Gunung (Gn.) Burangrang di sebelah Barat, Gn. Bukittunggul di sebelah Timur, Gn. Puteri, lembah Kota Lembang, Bukit Gunungbatu, matair panas Maribaya di sebelah Selatan merupakan laboratorium alam tempat banyak fenomena geologi yang penting untuk kajian gejala dan perkembangan gunungapi, geologi Kuarter, dan bahaya geologi (letusan gunungapi, sesar);Gn. Tangkubanparahu yang aktif, sangat khas, merupakan gunungapi yang tumbuh dari kaldera Gn. Sunda, kl. 90.000 tahun yang lalu (tyl). Gn. Sunda sendiri merupakan gunungapi yanh tumbuh dari kaldera raksasa (luas sekitar 48 km2) gunungapi Pra Sunda, pada sekita 210.000-105.000 tyl; dan Gn. Pra Sunda terbentuk pada sekitar 560.000 500.000 tyl;Danau Bandung purba, yang saat ini telah menjadi Kota Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, merupakan fenomena geologi yang unik. Danau tersebut terbentuk oleh karena Letusan Gn. Sunda membendung Sungai Ci Tarum yang mengalir di lembah Bandung purba. Lokasi pengeringan danau tersebut menarik untuk terus dipelajari.

Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (3)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5111/19/1452Karakteristik kawasan (lanjutan)Jalur Sesar Lembang sangat penting untuk terus dipantau dan dipelajari, dapat dilihat dengan jelas dari tepi kawah Tangkubanparahu. Demikian pula deretan gunung Tampomas, Canggak, dan Cireme di sebelah Utara; dan Mandalawangi, Malabar, dan Cikuray di Sebelah Selatan, merupakan panorama yang indah dan khas. Sesar Lembang, aliran lava dan lahar Gn. T. Parahu dan gunungapi pendahulunya penting untuk kajian kebencanaan;Karst Citatah sangat khas karena merupakan kawasan karst yang terdapat pada lokasi yang cukup tinggi (kl 700-900 m dpl) dan sangat dekat dengan perkotaan, berumur Oligosen-Miosen menunjukkan pernah hadirnya lingkungan laut pada lokasi tersebut, sehingga cocok sebagai laboratorium alam. Ditambah lagi pada gua Pawon di kawasan ini pernah ditemukan fosil manusia purba;Kawasan Saguling selain tempat lokasi bendungan besar Saguling-satu dari tiga bendungan besar di Sungai Ci Tarum- juga merupakan tempat dijumpainya fenomena geologi menarik lainnya (Sanghiyangtikoro, Sanghiyang Heuleut, dll).

Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (4)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5211/19/1453Beberapa geodiversity geoheritageKompleks Kawah Gunung Tangkubanparahu (Kawah Ratu, Kawah Domas, dll) sebagai gunungapi yg lahir dari kaldera raksasa Gn Sunda, Kab. SubangLanskap Cekungan Bandung dan deretan gunung yang mengelilinginya sebagaimana tampak dari Kawah Tangkubanparahu (Utara Barat, a.l: TampomasCareme Canggak Bukittunggul Pulosari Manglayang Mandalawangi Cikuray Malabar - Burangrang), Kab. SubangGn. Burangrang & Gn. Sunda (kecil) sebagai sisa Gn. Sunda (dinding kaldera gunungapi raksasa, Gn. Sunda, kl. 4.000 m dpl), Kab. SubangAir terjun, singkapan lava di sungai, dinding sesar, dll di Panaruban, Cijalu dan sekitarnya, Sagalaherang; dan Cileat, Cisalak, Kab. SubangMataair panas & endapan Jarosit, Ciater; mataair dingin lava vesikuler di Cigayonggong, Kasomalang; dll mataair sumber, & pembangkit listrik tenaga air mikro (PLTMH) tua di Tambaksari, Kab. SubangTektit di Ranggawulung dan fossil vertebrata (Gajah purba, dll) di Cicabe, Kec. Subang, Kab. Subang

Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (5)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5311/19/1454Beberapa geodiversity geoheritage (lanjutan - 1)Lava di hulu Sungai Ciasem, batugamping langka di Sungai Cinangka, & mataair panas di Curug Agung/Batu Kapur, Sagalaherang, Kab. Subang;Mataair panas - fenomena gasbumi,Kec. Serangpanjang, Kab. SubangSesar Lembang di Gn. Batu dan Cibodas; mataair panas & Curug Omas, Maribaya, dan Gn. Bukittunggul, Lembang, Kab. Bandung Barat (KBB)Lava pahoehoe di THR Juanda dan Curug Dago, Kota BandungEndapan Piroklastik Gn. Sunda dan Gn. T. Parahu , Prongpong, KBBCurug Aleh dan Curug Cimahi, Situ Lembang, Cisarua, KBBMataair asin Ciuyah di Padalarang, KBBKarst Citatah, Padalarang - Bendungan Saguling, Rajamandala, KBB (Catatan: dengan syarat penambangan di lokasi ini dihentikan): a) Gunung Hawu, b) Pasir Pabeasan, c) Taman Batu (Stone Garden) di Puncak Pawon, d) Tanjakan Frustasi, e) Gua Pawon dan situs fosil manusia purba, f) Cibukur, g) Pasir Kolecer, Padalarang; h) Jembatan Cimeta, i) Sanghiangtikor dan Power House PLTA Saguling, j) Gua Sanghiyang Poek, k) Cipanas dan Puncak Pasir Tikukur, l) Cikuda, Jembatan Citarum, dan m) Bendungan Saguling, Rajamandala

Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (6)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5411/19/1455Beberapa geodiversity geoheritage (lanjutan - 2)Bandung Selatan (Catatan: Jika zona diperluas ke Bandung Selatan): a) Pasir Salam, Lagadar dan Curug Jompong, Margaasih; b) Cimanis dan Gunung Halu, Cililin; c) Bongkah-bongkah batu dasitis yang bersifat magnetis di Gunung Sadu, Soreang, d) Lembah Sungai Ci Widey Jembatan KA Tua, Ciwidey, e) Kawah Putih, Gunung Patuha, Ciwidey, f) sisa-sisa gunung purba dan mataair panas di Cimanggu-Ranca Upas dan Ranca Walini, Ciwidey, g) Perkebunan Teh Rancabali dan kawah purba Situ Patengan, Ciwidey; h) Argasari, Pacet; i) Ci Santi, Mataair hulu Ci Tarum, dan j) Lapangan panasbumi Wayang- Windu, Malabar, Pangalengan; dan lereng Gn. Puntang, di Cimaung Pacet;Bandung Timur (Catatan: Jika zona diperluas ke Bandung Timur): a) Batuan Gunungapi Tua yang terpotong jalan Bandung-Garut/ Tasikmalaya, Cicalengka, b) Welded tuff (abu gunungapi yg terelaskan), Obsidian dan batupasir, di Kendan, Nagreg, c) Curug Sindulang, Cicalengka, d) Gn. Geulis & Gn. Bukitjarian, Rancaekek-Jatinangor, d) Lembah kaki Gn. Manglayang & jembatan KA Tua, Jatinangor.

Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (7)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5511/19/1456Keragaman Hayati dan Keragaman Budaya Terpilih FLORA: i) Cantigi (Vaccinium varingii-folium); ii) Paku Kawah (Selliquea feii), iii) Paku Kawat (Lycopodium cernuum)- khas kawasan Kawah Gn. T. Parahu; iv) Jamuju (Podocarpus imbricatus), v) Rasamala (Altingia excelsea), dan vii) Saninten (Castanea argentea) di lereng Gn. T. Parahu; dan viii) Tangkolo (Kleinhovia hospita) di Citatah-Saguling. Lainnya masih perlu verifikasi.FAUNA: i) Kupu-kupu (Lepidoptera: Rhopalocera) di lingkungan kawah Gn. Tangkubanparahu, ii) Monyet ekor panjang (Maccaca sp), iii) Lutung (Trachypythecus auratus), iv) Surili (Presbytis aygula) sangat jarang, a.l di Bandung selatan; v) Tekukur (Strepto pellascinansip), vi) Elang Lurik (Spiloreis cheela), dan vii) Elang Jawa (Spizaetus bartelis) di Panaruban, Sagalaherang. Lainnya: perlu verifikasi.TINGGALAN BUDAYA: i) Gua Pawon dan site Manusia Pawon, Citatah; ii) Punden berundak Situs Babalongan, Gn. Bukittunggul, iii) Batu Lonceng Suntenjaya, Cibodas, iv) Goa Jepang, Maribaya, Lembang, KBB; v) PLTMH generasi pertama, Cijambe, vi) Museum Kalijati Kab. Subang Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (8)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5611/19/1457Keragaman Hayati dan Keragaman Budaya Terpilih lanjutanTINGGALAN BUDAYA - lanjutan: vii) Artefak di Cikapundung: Dago Pakar dan Prasasti Raja Thai, Curug Dago, viii) Museum Geologi, ix) Gedung Asia-Afrika - Kota Bandung; Pasir Panyandaan, Cimenyan, Jembatan KA Tua, Ciwidey, Situs Radio Perjuangan Malabar, Gn. Puntang, Pacet; Parit pertahanan/alur irigasi purba Argasari, Pacet; itus Kendan, Nagreg, Candi Bojongmenje, Rancaekek. TRADISI YANG TUMBUH : i) Cakrub Cai, ii) Ngalokat; iii) Hajat Sungapan, iv) Hajat Lembur Cipeundeuy, v) Wuku Taun KBB, Cimahi, Kota/Kab. Bandung; v) Hajat Lembur vi) Ngabeungkat, vii) Turun Nyambut Ampih Pare, viii) Ngarak Beas, ix) Kuda KosongKab. Subang. GENRE SENI: i) Sasapian, ii) Pencak, iii)) Buncis, iv) Bangkong Reang, v) Ketuk Tilu, vi) Angklung, vii) Calung, viii) Benjang, ix) Wayang Golek, x) Tutunggulan, Kaulinan Barudak, xi) Reak , xii) KungclungKBB, Cimahi, Kota/Kab Bandung; xiii) Sisingaan, xiv) Doger, xv) Gembyung Buhun,xvi) Tutunggulan, xvii) Kaulinan Barudak, xviii) Toleat, xix) Celempung Banceuy, xx) Rudat Kab. Subang; xxi) Tarawangsa, xxii) Tutunggulan, xxiii) Kuda Renggong Kab. Sumedang.

Zona Tangkubanparahu Citatah Saguling (9)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat5711/19/1458TangkubanparahuCitatahSaguling

Peta Geologi Lembar Bandung(Silitonga, 1972)Geologi Lembar Cinajur (Sujatmiko, 1973)

Air terjun Cileat, Subang (Budi Brahmantyo)

Sangiangheuleut, Saguling (Budi Brahmantyo)

Kars Bukit Pawon ,Citatah(Budi Brahmantyo)3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat11/19/1459

Dari kiri ke kanan searah jarum jam:Lava Pahoehoe yang langkaKawah Gunung TangkubanparahuSungai bawah tanah Sanghiyang TikoroSitus manusia purba di Gua Pawon(Courtesy: Budi Brahmantyo)11/19/1460

GUNUNG TAMPOMAS SUMEDANG, GUNUNG CANGGAK, SUBANg, DAN GUNUNG CIREME, CIREBON, TAMPAK DARI TEPI KAWAH GN. TANGKUBANPARAHUFOTO: OMAN ABDURAHMAN3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat11/19/1461Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran (1)

Batas Zona: Utara: Kec. Sukaraja, Kec. Kawalu, Kec. Cibeureum, Kec. Manonjaya (Kab. Tasimlaya); Kec. Cijeungjing, Kec. Ciamis (Kab. Ciamis); seluruh Kota BanjarTimur: Batas dengan Kab. Purwokerto dan Kab. Cilacap (Prov. Jawa Tengah).Selatan: Samudera Indonesia.Barat: Kec. Cibalong, Kec. Bantarkalong, Kec. Bojonggambir (Kab. Tasikmalaya); Kec. Cibalong (Kab. Garut). Cakupan wilayah administratif: Seluruh Kab. Pangandaran; Kec. Cineam, Kec. Karangnunggal, Kec. Cipatujah, Kec. Cikatomas, Kec. Pancatengah, Kec. Salopa, Kec. Gunungtanjung, Kec. Bojong Asih, Kec. Jatiwaras, Kec. Cikalong (Kab. Tasikmalaya); Kec. Banjarsari, Kec. Pamarican, & Kec. Cimaragas (Kab. Ciamis)Zona Inti (geosite): Kec. Pangandaran (Pananjung-Karang Nini), Kec. Cijulang (Cukangtaneuh Batu Karas), Kec. Parigi (Pantai Batuhiu); Kab. Pangandaran; Kec. Pancatengah (Kawasan Taman Jasper Merah), Kec. Cikatomas Kec. Salopa Kec. Jatiwaras Kec. Karangnunggal Kec. Bantarkalong (Kompleks gua-gua dan kawasan karst); Kec. Cikalong (kekar kolom Karangtawulan), Kec. Cipatujah (morfologi pantai dan endapan pasir besi), Kabupaten Tasikmalaya.

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat11/19/1462Karakteristik KawasanBatuan Jasper atau Jaspis yang secara itu geologis merupakan batuan jenis silika dengan mineral utama kuarsa, bersifat opak yang tidak transparan, dan umumnya berwarna merah karenanya sering disebut Jasper Merah ada juga yang berwarna kuning dan coklat, berukuran mulai sekepalan tangan hingga sebesar rumah tipe 21, berserakan di ladang, sawah, sungai (Ci Medang) bahkan pekarangan rumah warga di Kp Pasirgintung, Ds. Cibuniasih, Kec. Pancatengah, Kab.Tasikmalaya, merupakan fenomena geologi yang langka. Batuan Jasper merah yang asal-usul kejadiannya berkaitan dengan gunungapi purba di bawah laut tersebut sangat penting untuk mempelajari pembentukan mineral dari material gunungapi melalui proses hidrotermal. Demikian pula lokasi keterdapatanya sangat penting untuk kajian di lokasi in-situnya. Keterdapatan Jasper Merah ini dapat meluas ke kecamatan lainnya seperti Karangnunggal hingga Cipatujah, sehingga secara keseluruhan zona ini penting untuk dikonservsi sekaligus sebagai kawasan pendidikan dan pengembangan ekonomi melalui geowisata.

Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran (2)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat6211/19/1463Karakteristik Kawasan (lanjutan)Selain itu, kehadiran kekar kolom di tepi pantai Karangtawulan, kl 6 km ke arah Selatan dari Pancatengah, juga menjadi penciri zona ini. Bukti gunungapi bawah laut yang berkaitan dengan kejadian jasper merah di bagian utaranya dapat dipelajari secara lebih intensif di kawasan ini, sekaligus sambil menikmati panorama pantai yang luar bisa.Ke arah timur dari zona Jasper Merah, bentang alam beralih menjadi karst dengan ciri banyak memiliki gua dan aliran sungai bawah tanah. Tidak kurang dari 388 gua telah didata dengan 25 gua berpotensi untuk wisata rekreasi; 48 gua untuk wisata petualangan; 28 gua untuk wisata budaya; dan 82 gua sebagi sumber air sedang-sangat besar. Salah satu fenomena kawasan karst ini adalah ke arah Pangandaran, tepatnya di Cijulang, yaitu kawasan Cukangtaneuh yang sangat eksotik yang kini sudah berkembang menjadi lokasi wisata umum untuk bagian hilirnya, dan wisata khusus di bagian hulunya.Daerah paling Timur dari zona ini adalah kawasan rekreasi umum terkenal, Pangandaran, ciri khas: pantai Pananjung dan Batulayar.

Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran (3)

6311/19/1464Beberapa geodiversity geoheritageTaman Jasper Merah, Ds. Cibuniasih, Kec. Pancatengah, Kab. TasikmalayaGua-gua karst Tasikmalaya Selatan, a.l.: Gua Cupu Agung atau Gua Sukarno (Ds. Linggalaksana), Gua Hulukuya dan Gua Sodong Parat (Ds. Cogreg), Gua Nyai (Ds. Mekarsari), Kec. Cikatomas; Gua Ciodeng dan Gua Cikaret (Ds. Mekarsari, Kec. Pancatengah); Gua Cigerendong, Gua Curug dan Gua Surupan/Tajur (Ds. Tawang, Kec. Tawang); Gua Wadon (Desa Mertajaya, Kec. Bojongasih); Gua Anteng (Desa Malatisuka, Kec. Gunung Tanjung), Gua Malawang (Desa Sukawangun, Kec. Karangnunggal), Gua Ranggawulung (Desa Setiawaras, Kec. Cibalong), Gua Rejeng (Desa Kersagalih, Kec. Jatiwaras), gua-gua di situs religi Ds. Pamijahan (Kec. Bantarkalong). Catatan: Gua-gua tsb bagian dari 388 gua telah didata oleh Disparbud Kab. Tasikmalaya dengan rincian: 25 gua potensi wisata rekreasi, 48 gua untuk wisata petualangan, 28 gua untuk wisata budaya, dan 82 gua sebagai sumber air.Beberapa curug: Curug Cidendeng, Tawang, Kec. Tawang, Tasikmalaya

Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran (4)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat6411/19/1465Beberapa geodiversity geoheritage - lanjutanKekar kolom Lava Karangtawulan, Desa Kalapagenep, Kec. Cikalong, Kab. TasikmalayaEndapan pasir besi di Cipatujah dan keragaman hayati Penyu Hijau di Sindangkerta, Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya Sungai jalur body rafting dan wisata alam serta gua-gua di kawasan karst Cukangtaneuh, Kec. Cijulang, Kab. PangandaranSungai dan gua-gua karst Citumang, Kec. Parigi, Kab. PangandaranMorfologi dan abrasi serta rekreasi pantai Batukaras, Kec. Cijulang, Kab. PangandaranMorfologi pantai & wisata alam Batuhiu, Kec. Parigi, Kab. PangandaranKarst dan gua-gua (Gua Jepang, Gua Parat, Gua Panggung, Gua Lanang), scenic view pantai Pananjung, Batulayar Kec. Pangandaran, Kab. PangandaranKarst Karang Nini dan tinggalan sejarah terowongan KA di Karang Nini dan sekitarnya, Kec. Pangandaran, Kab. PangandaranMorfologi pantai Karapyak, Kec. Pangandaran, Kab. Pangandaran

Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran (5)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat6511/19/1466Keragaman Hayati dan Keragaman Budaya Terpilih FLORA: i) Laban (Vitex pubescens), ii) Kisegel (Dilenia excelsea), iii) Kondang (Ficus variegata), iv) Teureup (Artocarpus elsatica); v) Gebang (Curypha elata), vi) Manggis hutan (Garcinia mangostama), vii) Burahol (Stelechocarpus burahol), viii) Raflesia Fatma (Tetrastigma lanceolarium), ix) Nyamplung (Callophylum inophylum), x) Katapang (Terminalia catapa) terutama di Cagar Alam (CA) Pananjung, Pangandaran; xi) Kaboa (Dipteroearpus gracilis) xii) Palahlar (Dipterocarpus spee.div), dan xiii) Meranti merah(Shorea sp.) di CA Leuweung Sancang, Garut. Lainnya masih perlu verifikasi FAUNA: i) Kera abu-abu (Macaca fascicularis), ii) Lutung (Trcyphithecus auratus), iii) Kijang (Muntiacus muntjak), iv) Kancil (Tragulus javanicus), v) Landak (Hystrix javanica), vi) Tando (Cynocephalus variegatus), vii) Jeralang (Ratufa bicolor), viii) Sero (Prionodon linsang), ix) Kalong (Pteroptus vampyrus), x) Owa (Hylobates moloch), xi) Burung Rangkong (Buceros rhinoceros), xii) Burung Kangkareng (Anthracoceros albirostris), dan xiii) Merak (Pava mutius), terutama di CA Pananjung Pangandaran & CA Leuweung Sancang, Garut, dll.

Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran (6)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat6611/19/1467Keragaman Hayati dan Keragaman Budaya Terpilih lanjutanTINGGALAN BUDAYA: i) Situs Batukalde, ii) Gua Situs Rangga Carita, iii) Gua Situs Mayangsari, iv) Situs Syekh Wali Kutub Cikabuyutan, v) Anggasinga Wencana Bagaspati, PangandaranKarang Nini, Pangandaran; vi) Situs Bumi Rongsok, Jatiwaras; vii) Situs Joglo dan Gua Sarongge, Bantarkalong, viii) Situs Pamijahan, Bantarkalong - Tasikmalaya; ix) Situs Sancang, Cibalong, x) Situs Gn. Nagara, Cisompet; xi) Kp. Adat Dukuh, Cikelet. Lainnya masih perlu verifikasi.TRADISI YANG TUMBUH : i) Hajat Laut Pangandaran, ii) Pesta Nelayan, dan iii) Balap Kerbau, Cipatujah Tasikmalaya, iv) Hajat Laut, Pameungpeuk; v) Upacara Makom Karomah, Kp Adat Dukuh, Cikelet, vi) Upacara 12 Mulud dan Upacara 14 Mulud, di Kp Adat Dukuh, vii) Hajat Laut Pakidulan, Cikelet Garut. Lainnya masih perlu diverifikasi. GENRE SENI: i) Ronggeng Gunung, ii) Ronggeng Amen, iii) Ebeg, iv) Kentongan, v) Rengkong, vi) Gamelan Awi Pangandaran; vii) Calung Tarawangsa, Cibalong, viii) Celempungan, ix) Terbang Tasikmalaya Selatan; x) Bangkolung, xi) Rudat Hadro, Bungbulang, xii) Debus, xiii) Rengkong, xiv) Rudat Garut Selatan.

Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran (7)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat6711/19/1468Tasikmalaya Selatan - Pangandaran

Peta Geologi Lembar Karangnunggal(Sutrisna dkk, 1992)Peta Geologi Lembar Pangandaran(Simanjuntak & Surono, 1992)

Taman Jasper Pancatengah , Tasikmalaya Selatan(Budi Brahmantyo)

Lava kekar kolom, Karangtawulan, Kalapagenep, Tasikmalaya Selatan(Budi Brahmantyo)

Cukangtaneuh, Cijulang, Pangandaran (Budi Brahmantyo)3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat11/19/1469Dari kiri ke kanan searah jarum jam:Pantai Tombolo, Cipatujah, Tasikmalaya SelatanBongkah-bongkah Jasper Merah di Pancatengah, Tasikmalaya SelatanSungai Karst di Cukangtaneuh, Cijulang, Pangandaran,Lava Kekar Kolom, Tasikmalaya Selatan,(Courtesy: Budi Brahmantyo)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat

PANTAI KARANG TAWULAN, KAB. TASIKMALAYAFOTO: DENI SUGANDI11/19/14703. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat71Saat ini status geopark Jawa Barat masih dalam tahap penyusunan proposal untuk pengajuan Ciletuh-Sukabumi sebagai geopark Nasional pada 2015. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa hal yang telah dilakukan/ telah tercapai sebagai fondasi, sbb:Kebijakan pengembangan geopark di Jawa Barat telah tercantum dalam RPJMD Jawa Barat, 2014 2018; Atas dasar butir 1), beberapa kegiatan atas nama pengembangan geopark Jawa Barat telah digulirkan oleh Pemprov Jawa Barat yang tersebar di beberapa SKPD, seperti di Dinas Pariwisata & Dinas ESDM, Prov. Jawa Barat; Beberapa Daerah sudah mengadakan kegiatan terkait dengan pengembangan geopark, seperti Pemeritah Kabupaten Sukabumi;

STATUS PENGEMBANGAN GEOPARK JAWA BARAT (1)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat7172Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa hal yang telah dilakukan/ telah tercapai sebagai fondasi, sbb (lanjutan - 1):Pemerintah Pusat sangat mendukung terbentuknya geopark, antara lain melalui Badan Geologi telah dilakukan kegiatan verifikasi data & informasi 3G yang dimulai 2013. Pada periode 2013 telah dilakukan pula sosialisasi ke mitra Pemprov, yaitu Bappeda Jabar, pengusulan geopark oleh komunitas; dan pencantuman payung kebijakan pengembangan geopark dalam RPJMD 2014 2018;Saat ini Badan Geologi melalui salah satu satuan kerjanya, yaitu Museum Geologi sedang menyusun/ membuat: (1) Buku Master Plan Geopark Jawa Barat, (2) Buku Pengembangan Geotrek untuk Geowisata; dan (3) Video Geopark Jawa Barat; direncanakan selesai di akhir 2014;

STATUS PENGEMBANGAN GEOPARK JAWA BARAT (2)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat7273Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa hal yang telah dilakukan/ telah tercapai sebagai fondasi, sbb (lanjutan - 2) :Instansi lain yang beradasarkan kewenangannya mendukung pengusulan geopark adalah Kementerian Parekraft, khususnya Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata. Telah mengkerucut prioritas pengusulan geopark Nasional di Jawa Barat untuk jangka pendek (1 2 tahun ke depan) pada lokasi/kawasan Ciletuh, yang areal utamanya terdapat di Kecematan Ciemas, Kabupaten SukabumiGeopark Nasional Ciletuh, Sukabumi diharapkan telah mendapatkan pengukuhan/ pengakuan pada kuartal 1 tahun 2015; dan status GGN pada 2016 atau 2017; Namun demikian, untuk Ciletuh ini nama resmi dan batasan (deliniasi) cakupan kawasannya masih belum diputuskan

STATUS PENGEMBANGAN GEOPARK JAWA BARAT (3)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat7374Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa hal yang telah dilakukan/ telah tercapai sebagai fondasi, sbb (lanjutan - 2) :Untuk pengusulan Geopark Ciletuh ini, bola telah diambil alih secara aktif sesuai kewenangannya oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Ada pun mitra yang mendukung dan aktif melakukan kegiatan untuk geopark Ciletuh adalah PAPSI (Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi), Komunitas Backpacker Sukabumi; dan PT. Biofarma;Kawasan berikutnya yang cukup memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi geopark dalam jangka pendek menurut pengamatan kamiadalah Kawasan Cukangtaneuh, Cijulang, Pangandaran, karena, selain geologinya yang unik, juga telah berkembang dengan aktif dan baik lembaga pengelola dari masyarakat.

STATUS PENGEMBANGAN GEOPARK JAWA BARAT (4)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat74Salah satu yang perlu disoialisasikan adalah inisiatif masyarakat untuk menjalankan usaha wisata berbasis geologi. Pelatihan geotrek sudah harus mulai diperkenalkan kepada masyarakat. Sebagai contoh, untuk kawasan keragaman geologi Bandung dan sekitarnya, jalur geotrek berikut sebagaimana dalam buku Wisata Bumi Bandung Cekungan Bandung, (Budi Brahmantyo & T. Bachtiar, 2009), sudah biasa dilakukan oleh beberapa komunitas: GEOTREK 1 : (1) Kawah Ratu > (2) Kawah Upas > (3) Upas-Domas > (4) Kawah Domas > (5) Jungle / Tea Walk >(6) Ciater GEOTREK 2 : (1) Puncak Gunung Batu, Lembang > (2) Maribaya > (3) Gerbang Desa Cibodas > (4) Kampung Batu Loceng > (5) Gunung Bukit Tunggul GEOTREK 6 : (1) Gunung Hawu > (2) PR. Pabeasan > (3) Stone Garden, Taman Batu Puncak Pawon > (4) Tanjakan Frustasim > (5) Gua Pawon > (6) Cibukur > (7) Pasir Kolecer

STATUS PENGEMBANGAN GEOPARK JAWA BARAT (5)

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat7576Kegiatan pengembangan 3G untuk geopark Jawa Barat di Badan Geologi telah menghasilkan usulan indikator dan perencanaan untuk pengembangan geopark di Jawa Barat dan :Indikator Kinerja dan Sasaran Pengembangan Geopark Parahyangan Jawa BaratRoadmap Geopark di Jawa BaratRencana Tindak Lanjut (jangka pendek-jangka menengah) Pengembangan Geopark di Jawa Barat

RENCANA PENGEMBANGAN (ROADMAP GEOPARK JABAR)

CATATAN:Indikator Kinerja dan Sasaran Pengembangan Geopark di Jawa Barat ini telah diusulkan ke Bappeda Jawa Barat pada tahun 2013;ndikator kinerja dan sasaran serta roadmap dan rencana tindak lanjut pengembangn geopark ini usulan dari tim kajian 3G Jawa Barat di Badan Geologi, dan belum tentu seluruhnya diadopsi oleh Pemerintah Pem Provinsi Jawa Barat:Mengingat perkembangan yang terjadi kemudian, roadmap dan rencana tindak lanjut pengembangan geopark Jawa Barat tersebut perlu dikaji-ulang.

3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat76(1) INDIKATOR KINERJA PENGEMBANGAN GEOPARK JAWA BARAT 2013-2018Indikator kinerja untuk terwujudnya geopark dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018 sbb:Terwujudnya satu geopark yang diakui oleh UNESCO (GGN) di Jawa Barat (indikator Gubernur Jawa Barat);Ditetapkannya kebijakan dan atau regulasi Daerah Provinsi Jawa Barat yang diperlukan sebagai landasan pengembangan geopark di Jawa Barat;Tercapainya riset terpadu (keragaman geologi, pusaka geologi, keragaman hayati dan ekologinya, keragaman budaya dan geowisata) dan deliniasi batas-batas zona (geoarea) untuk pengusulan geopark Jawa Barat menjadi geopark Nasional dan geopark global yang diakui UNESCO (geopark anggota GGN )Tumbuhnya komunitas-komunitas yang memiliki kapasitas dalam pengelolaan geopark Jawa Barat di wilayah provinsi Jawa Barat.773. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat(2) SASARAN PROGRAM KEGIATAN GEOPARK JAWA BARAT 2013-2018 - 178NoIndikator KinerjaSasaran Pencapaian Tahunan2013201420152016201720181.Terwujudnya satu geopark yang diakui oleh UNESCO (GGN atau UGG: Unesco Global Geopark) di Jawa Barat (indikator Gubernur Jawa Barat)Tercantumnya arah kebijakan dan indikator kinerja pengembangan geopark Jawa Barat menuju geopark anggota GGN (UGG) dalam RPJMD Provinsi Jawa BaratTercapainya 1 (satu) lokasi geopark National di JabarDitetapkannya Peraturan Gubernur yang berhubungan dengan percepatan perwujudan geopark di JabarTercapainya dosier (proposal) pendamping untuk pengusulan geopark Nasional Jawa Barat menjadi anggota GGN (UGG)Tercapainya sertifikat UNESCO untuk satu geopark Jawa Barat (Parahiyangan West Java Global Geopark) sebagai GGNDipertahankan-nya status Parahiyangan West Java Global Geopark sebagai GGNTercapainya persiapan pembangunan Pusat Riset Terintegrasi Geo-Bio-Eco-CultureDipertahankan-nya status Parahiyangan West Java Global Geopark sebagai GGNDiresmikannya Pusat Riset Terintegrasi Geo-Bio-Eco-Culture kawasan geopark GGN Jawa Barat 2.Ditetakannya kebijakan dan atau regulasi Daerah Provinsi Jawa Barat yang diperlukan sebagai landasan pengembangan geopark di Jawa BaratTercantumnya kebijakan pendukung sebagai landasan percepatan pengembangan Geopark Jawa Barat di dalam RPJMD Provinsi Jawa BaratDitetapkannya kebijakan konservasi terpadu geo-bio-eko-budaya/kearifan lokal untuk pengembangan Geopark Jawa BaratDitetapkannya kebijakan percepatan pengembangan masyarakat (community development) utk pengelo-laan geopark di Jawa BaratDitetapkannya kebijakan penguatan fasilitas pendukung dan infrastruktur pendukung Geopark Jawa BaratDitetapkannya kebijakan penumbuhan kepedulian masyarakat dan pemangku kepentingan untuk pengembangan geopark JabarDitetapkannya kebijakan yang terintegrasi di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial budaya untuk peningkatan pemanfaatan geopark di Jabar 3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat(2) SASARAN PROGRAM KEGIATAN GEOPARK JAWA BARAT 2013-2018 - 279NoIndikator KinerjaSasaran Pencapaian Tahunan2013201420152016201720183.Tercapainya riset terpadu (keragaman geologi, pusaka geologi, keragaman hayati dan ekologinya, keragaman budaya dan geowisata) dan deliniasi batas-batas zona (geoarea) untuk pengusulan geopark Jawa Barat menjadi geopark Nasional dan geopark global yang diakui UNESCO (geopark anggota GGN atau UGG)Teridentifikasinya indikasi awal Zona/Geoarea Geopark Jawa BaratTeridentifikasi dan terinventari-sasinya indikasi kekayaan geologi, biologi, ekologi dan budaya lokal di masing-masing Zona/Geoarea Geopark Jawa Barat

Ditetapkan-nya Deliniasi Zona/ Geoarea Geopark Jawa Barat, 3 lokasiTercapainya hasil survei terpadu (geo-bio-eko-budaya/ kearifan lokal-ekonomi) untuk mendukung pencapaian Geopark Jawa Barat, 3 lokasi

Tercapainya hasil riset/ penelitian terpadu (geo-bio-eko-budaya/ kearifan lokal) untuk mendukung pencapaian Geopark Jawa BaratTercapainya model pengembangan ekonomi lokal berbasis geowisataTerwujudnya revitalisasai kebudayaan lokal terutama yang hampir dilupakanDipertahankannya kebudayaan dan kearifan lokal yang telah ada di kawasan

Terwujudnya inovasi kegiatan lanjutan untuk pembudayaan kegiatan penelitian dan kebudayaan di kawasan Geopark Jawa BaratTerpeliharanya kegiatan penelitian dan kegiatan kebudayaan yang telah ada di kawasan Geopark Jawa Barat3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat(2) SASARAN PROGRAM KEGIATAN GEOPARK JAWA BARAT 2013-2018 - 380NoIndikator KinerjaSasaran Pencapaian Tahunan2013201420152016201720184.Tumbuhnya komunitas-komunitas yang memiliki kapasitas dalam pengelolaan geopark Jawa Barat.Tercapainya sosialisai geopark kepada masyarakat yang berada di geoarea/zona Geopark Jawa Barat Terbentuknya organisasi masyarakat yang melakukan pengelolaan geopark di Zona/Geoarea Geopark Jabar Terlaksananya pelatihan pengelolaan geopark kepada masyarakat di Zona/Geoarea Geopark JabaTercapainya inventarisasi kekayaan geo-bio-culture di setiap Zona/ Geoarea Geopark Jawa Barat oleh organisasi masyarakat setempatSosialisas tentang geopark oleh organisasi masyarakat/komunitas kepada anggota masyarakat di setiap Zona/ Geoarea Geopark Jawa Barat Terlaksananya model pengelolaan geopark oleh komunitas/ organisasi masyarakat di Zoba/Geo-area Geopark jawa BaratTerlaksananya Kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh komunitas untuk mengembangkan kegiatan di Geopark jawa BaratTerpaliharanya keberlangsungan kegiatan masing- masing komunitas di Zona/geoarea Geopark Jawa BaratMenuju Geopark Jawa Barat, Buku Kecil Sari Hasil Kegiatan Koordinasi dan Pengembangan Geopark3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat20142013Januari: Inisiasi perencanaan Mei: Verifikasi data geodiversity-geoheritage Juli: FGD mengenai substansi kebijakan dan kelembagaan dan kaitannya dengan pengusulan dan pengelolaan geopark di Jawa BaratAgustus: Penetapan batas-batas serat cakupan cluster atau zona atau geo-area untuk geopark dan nama geoparknya September: presentasi di APGN 2013 Jeju, Korsel

Januari: SK Kepala BG tentang Kawasan Cagar Alam Geologi Provinsi Jabar Januari - September: Sosialisasi, FGD, pengembangan komunitas calon pengelola geopark Februari: Perencanaan aktivitas ekonomi Maret - September: Penguatan daya dukung dan Infrasruktur untuk geoparkMei: Perencanaan kebijakan yang berkaitan pengembangan masyarakat Oktober: SK Penetapan Geopark Nasional November: Presentasi Seminar Internasional(3) PETA JALAN (ROADMAP) MENUJU TAMAN BUMI (GEOPARK) GLOBAL, GEOPRAK PARAHYANGAN JAWA BARAT - 181Evaluasi singkat: 1 dan 2: done perlu revisi, 3: diganti dengan sosialisasi di 3 lokasi terpilih; 4: belum terlaksana; 5: done!3. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat20162015Januari September: penyusunan dosier (proposal) geopark Jawa Barat untuk diajukan ke UNESCOJanuari-April: Kunjungan tim penilai (assessor) UNESCO untuk melakukan site visite dan advisory mission terhadap geopark yang diusulkanApril: Pengembangan kebijakan penumbuhan kepedulian masyarakat dan pemangku kepentingan.Mei-Juli: Evaluasi dan revisi dosier Oktober Desember: Pengajuan dosier ke GGN, evaluasi usulan geopark Januari- April: Proses penilaian dosier oleh asessor GGN UNESCO Februari-Mei : Evaluasi dan Revisi hasil verifikasi tim UNESCOJuli-Agustus: Field Assesment oleh Assesor GGN UNESCO September: Penetapan geopark Jabar sebagai anggota GGGN pada Sidang GGN UNESCOOktober Desember: Pengembangan Kegiatan dan Program yang langung ke sasaran Memuliakan Bumi, Mensejahterakan Masyarakat di geoarea geopark

82(3) PETA JALAN (ROADMAP) MENUJU TAMAN BUMI (GEOPARK) GLOBAL, GEOPRAK PARAHYANGAN JAWA BARAT - 23. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat8320172018Januari: Penerapaan DMO dalam Pengembangan Geopark Februari-Juni: Pengembangan kebijakan pembangunan berkelanjutan untuk Geowisata, Geoheritage dan Geoedukasi Maret Agustus : (1) Penguatan fasilitas dan infrastruktu pendukung kegiatan dan Daya Dukung Wilayah; (2) Peningkatan kegiatan di kawasan geoparkMaret September: Penyusunan dosier (proposal) untuk geopark II dan pengajuan dosier tersebut ke GGN UNESCO;Evaluasi geopark GGN yang ada Januari- April: Proses penilaian oleh asessor GGN untuk geopark II Februari-Mei : Evaluasi dan Revisi hasil verifikasi tim UNESCO geopark II Juli-Agustus: Field Assesment oleh Assesor GGN UNESCO geopark II September: Penetapan geopark II Jabar sebagai geopark GGN di Sidang GGN UNESCO, Memuliakan Bumi, Mensejahterakan MasyarakatOktober Desember : Evaluasi geopark I dan perencanaan pengembangan geopark I dan II Jabar (3) PETA JALAN (ROADMAP) MENUJU TAMAN BUMI (GEOPARK) GLOBAL, GEOPRAK PARAHYANGAN JAWA BARAT - 33. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat(4) RENCANA TINDAK LANJUT (JANGKA PENDEK-MENENGAH) PENGEMBANGAN GEOPARK PARAHYANGAN JAWA BARAT - 1Penetapan indikator kinerja, sasaran dan perencanaan yang lebih reliable: (1) Sinkronisasi dengan Pemprov Jabar (Bappeda dan SKPD terkait) dan Pemkab/pemkot terkait dalam bidang Tata Ruang, konservasi, pendidikan dan aktivitas ekonomi, penguatan infrastruktur, dll; (2) Penyusunan Rencana Induk (master plan) Pengembangan 3G menjadi Geopark di Jawa Barat (BG) 2014Kebijakan dan Kelembagaan: (1) mengawal ditetapkannya SK Kepala Badan Geologi sebagai salah satu landasan yang diperlukan untuk mewujudkan geopark di Jawa Barat (a.l: SK tentang Kawasan Cagar Alam Geologi Provinsi Jabar); (2) mendorong pemprov dan pemkab/ pemkot untuk menetapkan kebijakan yang diperlukan (Tata Ruang, pengembangan kapasitas kelembagaan di masyarakat, dll); (3) mendorong terbentuknya task force atau pantia bersama untuk percepatan terwujudnya Geopark Parahyangan Jawa Barat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait; (4) mendorong terbentuknya kelembagaan yang lebih mantap dari masyaralat di lokasi/ zona yang akang dikembangkan menjadi geopark; (5) xxxxx (kegiatan lainnya) ? 2014 - 2015843. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa Barat(4) RENCANA TINDAK LANJUT (JANGKA PENDEK-MENENGAH) PENGEMBANGAN GEOPARK PARAHYANGAN JAWA BARAT - 2 Status geopark: (1) penyusunan proposal (dosier) untuk penetapan Geopark Nasional (BG); (2) penetapan (SK) Geopark Nasional untuk Geopark Parahyangan, Jawa Barat 2014; (3) Penyusunan dosier Geopark Parahyangan Jawa Barat untuk diajukan ke UNESCO sebagai anggota GGN 2015; (4) mensukseskan kunjungan tim penilai (assessor) UESCO untuk melakukan site visite dan advisory mission terhadap geopark yang diusulkan 2016Zonasi dan kegiatan di dalamnya: mendorong pemprov dan pemkab/pemkot untuk: (1) menetapkan batas-batas fisik dan administratif zona geopark yang akan diusulkan, (2) melakukan pendataan zona geopark yang akan diusulkan dan kegiatan yang ada di dalamnya berikut otoritas pelaku kegiatan; (3) penguatan daya dukung dan infrastruktur 2014-2015Sosialisasi dan publikasi: (1) pembuatan film dokumentar tentang pengembangan 3G menjadi geopark di Jabar; (2) penyusunan buku geowisata dan geotrek untuk pengembangan geopark Jabar (BG), (2) keikutsertaan dalam seminar internasional (BG) --2014853. Studi Kasus Pengembangan Geopark Jawa BaratIDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGEMBANGAN GEOPARK

11/19/148687Permasalahan berikut, baik yang sudah atau/dihadapi saat ini maupun diperkirakan akan muncul ke depan, teridentifikasi di zona/kawasan 3G/potensi geopark yang dikaji:Pesatnya pembangunan sumber daya buatan atau lingkungan binaan menyebabkan ancaman terhadap kelestarian lokasi/zona/kawasan pengembangan 3G (geodiversiti, geoheritage dan geokonservasi) atau kawasan yang berpotensi menjadi geopark. Ancaman itu a.l ditandai dengan: (1) mulai terjadinya tumpang tindih penggunaan lahan, (2) mulai terjadinya kerusakan pada unsur geodiversiti/ geoheritage yang ada, beberapa diantaranya terancam hilang seperti jasper merah di Tasikmalaya, (3) Unsur keragaman hayati yang sebelumnya dijumpai bersama geodiversity/geheritage di kawasan tersebut, juga terancam hilang; bahkan beberapa diantaranya disebut-sebut sudah punah seperti keberadaan banteng (Boss sondaicus) di Ciletuh, (4) kegiatan penambangan, baik penambangan berizin maupun tambang liar, mengancam keberadaan 3G atau potensi geoprak setempat, seperti penambangan sirtu di Taman Lava Guntur, Cipanas, Garut; penambangan emas liar di Sukabumi Selatan yang menyebabkan air terjun Cimarinjung dan lainnya di kawasan Ciletuh keruh dan tidak lagi menarik; dan penambangan pasir besi sepanjang pantai Selatan wilayah Tasikmalaya - Cianjur yang menyebabkan kerusakan di sepanjang pantai tersebut.

PERMASALAHAN UMUM (1)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark8788[lanjutan] Kegiatan pertambangan secara umum telah menyebabkan degradasi (kerusakan) lingkungan; dan (5) perkembangan wisata umum (mass tourism) yang tidak tertata juga dapat menurunkan kualitas lingkungan, nilai jual, daya tarik, dan cenderung menimbulkan masalah tumpang tindih penggunaan lahan/ pengelolaan kawasan. Hal ini teridentifikasi seperti di Kawah Tangkubanparahu, Subang; Kawah Talagabodas, Garut; pantai Pananjung, Pangandaran, dll.Wisata umum yang berkembang pesat yang tidak diiringi dengan perhatian pada masalah kebersihan, kesehatan dan penataan pemukiman dan lahan usaha, telah menyebabkan masalah sampah yang berserakan di mana-mana, dan lingkungan yang semrawut (Bhs. Sunda: sareukseuk), sehingga beberapa lokasi/kawasan 3G atau potensi geopark menjadi tidak menarik lagi untuk pengembangan wisata khusus seperti geowisata dalam geopark;Infrastruktur ke lokasi/kawasan pada umumnya belum memadai. Di beberapa tempat kondisi jalan banyak yang rusak dan tidak memungkinkan dilalui oleh kendaraan roda empat, kecuali kendaraan double gardan (four-wheel drive/4x4). Khususnya akses ke lokasi/ kawasan 3G / potensi geopark di Ciletuh dan sekitarnya, Sukabumi Selatan dan Taman Jasper Merah, Tasikmalaya Selatan di beberapa ruas masih perlu ditingkatkan; demikian pula akses ke kawasan Taman Fosil Tambaksari,

PERMASALAHAN UMUM (2)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark8889(lanjutan) Ciamis. Beberapa ruas jalan penghubung di kawasan ini juga mengalami kerusakan berat akibat adanya lalu lintas pengangkutan hasil tambang seperti di Tasikmalaya Selatan Pangandaran tersebut.Tingkat pendidikan masyarakat di lokasi/ kawasan 3G atau potensi geopark banyak yang masih rendah dan secara umum masyarakat belum mengenal konsep 3G maupun geopark. Sementara itu, aparat Pemerintah Daerah, mulai dari rurah/ kepala desa hingga ke pemerintahan kabupaten, masih belum mengenal atau belum memilih konsep geopark (konsep pembangunan berbasis konservasi) sebagai pilihan pembangunan. Visi pembangunan di Daerah masih lebih dominan berorientasi pada pembangunan berbasis eksplorasi seperti pertambangan. Beberapa kawasan, selain kawasan Ciletuh-Cikaso-Palabuhanratu, Sukabumi Selatan; Tangkubanparahu-Citatah-Saguling, Subang-Bandung Barat-Bandung, dan Pancatengah, Tasikmalaya Selatan, juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan pengembangan 3G dan geopark, namun memerlukan penelitian yang lebih intensif. Beberapa diantaranya perlu segera memiliki ketatapan batas-batas kawasannya untuk menghindari tumpang tindih penggunaan lahan ke depan. Kawasan tersebut antara lain:(1) Taman fossil di Tambaksari dan sekitarnya, Ciamis

PERMASALAHAN UMUM (3)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark8990(lanjutan) berupa fossil langka mamalia dan bahkan manusia purba (gigi); (2) Gunung Careme (Ciremei) dan sekitarnya, sebagian Kab. Cirebon, Kuningan dan Majalengka (gunungapi, mataair dan danau/telaga maar, dll); (3) Kawasan Gunung GunturKamojangWayang Windu - Papandayan, Garut dan Bandung (proses gunungapi Kuarter, dll).Sebagian besar lokasi masih memerlukan survei/verifikasi data lebih lanjut/ lebih rinci dan penataan lebih lanjut untuk pengembangan 3G dan geoparkBeberapa segmen infrastruktur jalan ada yang rusak atau belum memadai sebagai akses ke lokasi pengembangan 3G;.Ada beberapa lokasi pengembangan 3G yang pencapaian lokasi/site-nya tidak dapat dilakukan di sepanjang waktu, seperti ke Kawah Gn. Gede, dll.Kemacetan lalu lintas masih banyak terjadi di jalur jalan menuju lokasi pengembangan 3GBanyak lokasi, seperti di Cigugur, yang bertalian dengan adat istiadat dan kepercayaan tertentu, sehingga perlu penanganan khusus dalam pengembangannya.

PERMASALAHAN UMUM (4)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark 9091Zona Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso : (1.1) Potensi tumpang tindih penggunaan lahan dengan kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh-Citireum dan Cagar Alam Cibanteng, dibawah pengawasan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat; (1.2) Degradasi lingkungan akibat penambangan (terutama tambang emas) di bagian hulu, (1.3) Akses jalan yang drusak berat di beberapa ruas (a.l ruas Surade muara Cikadal, Ciletuh; Ujunggenteng Pangumbahan); (1.4) Infrastruktur lain (penginapan, dan fasilitas umum lainnya) masih kurang; dan lokasi-lokasi minatan yang cukup jauh dari kota besar (relatif terpelosok); (1.5) Di beberapa lokasi, seperti Pelabuhanratu, sudah berkembang wisata massal (mass tourism) dan sejumlah lokasi di kawasan ini telah menjadi obyek wisata khusus melalui jalur tidak resmi/ individu, berpotensi adanya benturan kepentingan;Zona Tangkubanparahu-Citatah-Saguling: (2.1) Saat ini merupakan aset wisata yang penting bagi Daerah setempat (Kabupaten Subang), jumlah pengunjung selalu meningkat dari waktu ke waktu. Wisata yang sudah berkembang disana adalah ekoswisata dengan nama resmi Taman Wisata Alam Gunung Tangkubanparahu (TWA GTP). Namun, keberadaan PT. Graha Rani Putera Persada (PT. GRPP) sebagai pengelola TWA GTP ini ditengarai menjadi/berpotensi jadi masalah besar ke depan

PERMASALAHAN KHUSUS (1)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark9192[Zona Tangkubanparahu-Citatah-Saguling lanjutan 1] Kewenangan PT. GRPP masih dipermasalahan oleh beberapa kalangan, khususnya oleh para penggiat tradisi, adat dan kebudayaan lokal. Adanya indikasi bahwa Pemda Kab. Subang berkurang pendapatannya dan pungutan biaya masuk ke areal TWA GTP yang lebih besar dari biaya masuk areal wisata jenis TWA pada umumnya, setelah kawasan itu dikelola oleh PT. GRPP, perlu ditelusuri lebih lanjut. Sebab, hal ini menyimpan bom waktu permasalahan yang satu waktu ke depan dapat meledak. Sebuah laporan dari komunitas adat di Subang menyebutkan bahwa keberadaan PT. GRPP disana adalah tidak sah karena melanggar beberapa peraturan yang berlaku. Pernyataan ini perlu diselidiki lebih lanjut, atau paling tidak, perlu diklarifikasi lebih jauh. Sementara itu, adalah fakta bahwa telah terjadi beberapa kali dmonstrasi oleh masyarakat di sekitar kawasan TWA TGP dan para penggiat kebudayaan dan seni tradisi yang menyatakan protes dan penolakan atas kehadiran PT. GRPP sebagai pengelola TWA TGP. Ada juga laporan dari penggiat geotrek yang batal melakukan aktivitasnya melintasi kawasan TWA TGP karena dipungut biaya yang cukup besar oleh pihak PT. GRPP; (2.2) Aktivitas Gn. T. Parahu yang kadang meningkat dan menimbulkan letusan freatik perlu selalu diwaspadai/ dimitigasi yang baik agar tidak mengganggu kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung kawasan TWA TGP

PERMASALAHAN KHUSUS (2)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark9293[Zona Tangkubanparahu-Citatah-Sagulinglanjutan 2] (2.3) Pesatnya pembangunan sumber daya buatan dan aktivitas wisata umum (mass tourism) menyebabkan masalah kebersihan (sampah, dll) dan penggunaan ruang yang kurang tertata rapih di sekitar area kawasan yang dapat mengurangi daya tarik kawasan tersebut konteks geopark; (2.4) Kegiatan penambangan yang terus berlanjut di sekita lokasi, seperti kasus penambangan batugamping/batu kapur di kawasan karst Citatah, menurunkan nilai kawasan/ zona untuk diusulkan menjadi geopark, dan bentuk pelanggaran terhadap ketetapan kawasan konservasi Cagar Alam Geologi yang telah ditetapkan untuk areal tersebut; dan (2.5) Akses jalan ke lokasi minatan pengembangan 3G/ potensi geopark pada kawasan ini umumnya jalan raya yang sibuk dan sering macer, sehingga masalah transportasi / akses ke lokasi ini perlu diantisipasi dicarikan solusi pemecahan masalahnya.Zona Tasikmalaya Selatan Pangandaran: (3.1) Kawasan Jasper Merah di Pancatengah yang dikenal pula sebagai Taman Jasper Merah Tasikmalaya Selatan, merupaka kawasan unik, sekaligus sangat terancam. Pencurian besar-besaran bongkah-bongkah Jaser Merah itu untuk dijual ke Luar Negeri (Jepang dan Korea Selatan) di masa lalu, dan secara kecil-kecilan masih mungkin terjadi hingga saat ini mengancam kelestarian sumber daya geodiversity/ geoheritage kawasan tersebut;

PERMASALAHAN KHUSUS (3)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark9394[Zona Tasikmalaya Selatan- Pangandaran - lanjutan] (3.2) Kawasan ini juga merupakan daerah endapan Mangan yang sudah ditambang sejak Zaman Belanda dan sekarang umumnya tambang rakyat (Karangnunggal, dll); dan di pantainya merupakan daerah endapan pasir besi dan logam ikutannya (Cipatujah, dll) yang sekarang banyak ditambang. Khusus berkaitan dengan penambangan pasir, kegiatan tersebut dapat dikatakan masif, berlangsung di sepanjang pantai Selatan, mulai dari wilayah Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur hingga Sukabumi, pada segmen-segmen pantai yang memiliki endapan pasir besi. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rusaknya infrastruktur jalan raya disebabkan lalu lalang kendaraan berat yang umumnya sebagai sarana angkutan hasil penambangan pasir besi. Hal ini dari sudut pandang pembangunan berbasi konservai, seperti pengembangan 3G dan geopark, menjadi nilai minus kawasan ini. Moratorium penambangan pasir yang telah diberlakukan tampak tidak terlalu efektif dengan indikasi masih banyak dijumpainya penambangan pasir di kawasan pantai Pangandaran Tasikmalaya Selatan; (3.3) Masalah lainnya adalah kawasan pantai yang sudah padat dengan kegiatan wisata umum seperti di pantai Pangandaran. ***

PERMASALAHAN KHUSUS (4)

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark9495KEBERSIHAN dan PENATAAN kawasan yang terkesan semrawut dan masih belum memenuhi KRITERIA wisata alam, apalagi waisata berbasis geologi (geowisata) untuk geoparkPERAN SERTA / KETERLIBATAN masyarakat berikut organisasinya sebagai pengelola belum banyak. Dikawasan Gn. Tangkubanparahu Citatah Saguling, bahkan belum ada yang menyatakan sebagai pengelolaSTATUS PENGUASAAN LAHAN dan KEGIATAN, terindikasi berpotensi TUMPANG TINDIH (sebagian, seperti kasus GRPP di TWA Gn. Tangkubanparahu memberikan masalah tertentu untuk pelaksanaan geoparkINFRASTRUKTUR dan SARANA lainnya masih kurangDUKUNGAN dari mitra/ stake-holder lainnya juga kurang (diantaranya, karena pengetahuan & pengalaman yang kurang***

RESUME RANKING PERMASALAHAN

4. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Geopark95RENCANA PENGEMBANGAN GEOPARK INDONESIA (SEGI WARISAN GEOLOGI) DAN REKOMENDASI

11/19/1496PENGEMBANGAN DARI SEGI WARISAN GEOLOGI11/19/14975. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan RekomendasiRencana pengembangan ini hanya berdasarkan kandungan warisan geologinya, belum mempertimbangkan segi lainnya, seperti: kesiapan pemerintah daerah untuk mendukung, hadirnya komunitas (bottom up) yang mau mengelola, dst.

Warisan geologi yang ada pun masih banyak yang perlu diverifikasi untuk keperluan pengusulan geopark, maupun untuk integrasinya dengan unsur geopark yang lain (biodiversity, cultural diversity, wisata yang sudah ada, dll).

123456789221311161718202136 Lokasi Geoheritage di Indonesia (Badan Geologi, KESDM, 2011)Sumatera 13Jawa 9Bali-Nusa Tenggara 6

Kalimantan 3Sulawesi 3Maluku-Papua 2

Tsunami Aceh Besar, NADLut Tawar, Takengon, NADKaldera Danau Toba, SumutLembah Harau, SumbarDanau Maninjau, SumbarDanau Singkarak, SumbarBekas Tambang SawahluntoTektono-Vulkano KerinciFosil Flora Merangin, JambiBekas Tambang Rejanglebong, BengkuluDanau Vulkano Ranau, SumselGunung Krakatau, LampungBayah Dome, BantenMelange Ciletuh, jabarPegunungan aktif PrianganCukangtaneuh, PangandaranDataran Tinggi Dieng, JatengGunung Merapi, JatengKarst Pegunungan SewuLumpur Sidiarjo, JatimKomplek Gunung Bromo, JatimKaldera Batur, BaliGunung Rinjani, LombokGunungapi Purba Bawah Laut Tanjung Aan, LombokKaldera Tambora, SumbawaGunung Kalimutu, FloresDanau Rawa Sentarum, KalbarKarst Sangkurilang-MangkaliatDelta MahakamKars Maros, SulSelDanau Tektonik Metano, SulselKaldera Danau Tondano, SulutKarst Tajaampat, PapuaTaman Lorentz, Papua11/19/1498(Courtesy: Oki Oktariadi, 2013)5. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan RekomendasiKRITERIA PENGEMBANGAN DAN LOKASI - 111/19/14995. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan RekomendasiSIMBOLKRITERIALOKASIExisting, global geopark, perlu dipertahankan agar tidak sampai dicabut statusnya Global Geopark Batur, BaliStatusnya sekarang sebagai geopark nasional perlu ditingkatkan menjadi geopark global (diakui UNESCO)Perlu pengawasan & pemeliharaan atas pengelola dan perangkat geopark yang ada saat iniWisata umum dan di beberapa lokasi sudah geowisata sudah berlangsungGeopark Nasional Merangin, JambiGeopark Nasional Gunungsewu, DI Yogyakarta-Jawa Tengah- Jawa TimuGeopark Nasional Rinjani, Lombok, Nusatenggara BaratGeopark Nasional Kaldera Toba, Sumatera UtaraKRITERIA PENGEMBANGAN DAN LOKASI - 211/19/141005. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan RekomendasiSIMBOLKRITERIALOKASISaat ini sedang dalam proses diusulkan,/ditargetkan untuk menjadi geopark nasional, atau Termasuk warisan geologi pentingWisata umum dan/atau geowisata sudah berlangsung di beberapa tempatSudah ada yang mengusulkan ke Badan Geologi dari pihak pemerintah atau mitra setempat, baik melalui surat resmi atau datang langsung berkonsultasiProses menjadi geopark diperkirakan relatif cepatCiletuh, Sukabumi Selatan, Jawa BaratBelitung, Bangka BelitungBromo, Jawa TimurMerapi, DI Yogyakarta - Jawa TengahKarst Maros Toraja, Sulawesi SelatanKarst Sangkulirang-Tarakan, Kalimantan TimurBunaken Kaldera Tondano- Gunungapi Bawah Laut, Sulawesi UtaraKaldera Maninjau Lembah Harau Solok, Sumatera BaratTambora Satonda, NTBKRITERIA PENGEMBANGAN DAN LOKASI - 311/19/141015. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan RekomendasiSIMBOLKRITERIALOKASITermasuk warisan geologi penting/ sangat pentingWisata umum dan/atau geowisata sudah berlangsung di beberapa tempatBelum ada yang mengusulkan dari daerah setempatProses menjadi geopark diperkirakan relatif sulit/ lambatPenduduk kurang/ daerah yang relatif belum berkembangPulau Komodo, NTTKelimutu, Flores, NTTDanau Tektonik Metano, Sulawesi SelatanRajaampat, Papua BaratBADAN GEOLOGIKEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

64125183

PENGEMBANGAN GEOPARK INDONESIA87101612111314151795. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan RekomendasiRANGKUMAN - 111/19/141035. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan RekomendasiGEOPARK adalah sebuah pilihan pembangunan untuk membangun wilayah secara berkelanjutan dengan cara menjadikan sumber daya alam sebagai sumber pertumbuhan dan bukannya sebagai sumber daya untuk dieksploitasi/ dihabiskanUnsur atau syarat sebuah kawasan dapat menjadi geopark adalah pada kawasan itu terdapat : Keragaman Geologi, Keragaman Hayati dan Keragaman Budaya dengan kriteria pengembangan tertentu (minimal lima kriteria) sebagaimana disarankan oleh UNESCO. Adapun kegiatan yang harus ada pada sebuah kawasan geopark adalah: 1) Konservasi, 2) Pendidikan, dan 3) Pengembangan ekonomi masyarakat yang bertumpu pada geowisata;RANGKUMAN - 211/19/14104Pengembangan Geopark diharapkan mampu mengintegrasikan komponen sumber daya alam (geodiversity dan biodiversity) serta budaya dalam suatu kawasan untuk mendukung program konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara regional;Penyelenggaraan geopark medatangkan keuntungan yang besar dengan lingkungan tetap terpelihara (pembangunan berkelanjutan), contoh: Cina dan Korea (Pulau Jeju) ;Melihat pelaksanaan geopark di negara lain, tampak bahwa tidak perlu / tidak ada berbenturan pelaksanaan diantara instasi Pemerintah/ Pemerintah Daerah, misal: antara Dinas Kehutanan dengan Dinas Pertambangan dan Energi, dan lainnya. Yang terjadi bahkan saling mendukung karena semuanya berpijak pada azas keuntungan bersama, baik sosial budaya, ekonimo, maupun lingkungan;5. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan Rekomendasi11/19/14105Aspek yang paling utama adalah menumbuhkan BUDAYA BERSIH (kebersihan diri dan lingkungan/ higienis dan sanitasi lingkungan yang baik), hidup aman dan tertib, dan lingkungan tertata. Sebab, faktor-faktor itulah yang merupakan prasyarat masyarakat maju dan berbudaya. Untuk itu, sosialisasi , selain diarahkan untuk mengenal geopark dan komponennya serta keterampilan menjalankan usaha wisata (dengan berbagai pendukungnya) berbasis geologi (geowisata), juga perlu dibiasakan hidup bersih, tertib, aman, dan lingkungan tertata;PERAN SERTA dan KETERLIBATAN MASYARAKAT harus secepatnya ditumbuhkan. Lebih banyak anggota masyarakat yang mengenal geopark dan berusaha ke arah penyelenggaraannya itu lebih baik. Setiap anggota masyarakat di lokasi zona inti geopark harus mengenal konsep tersebut dan aktif mendukungnya. Untuk itu, pembinaan, sosialisasi dan pelatihan aktif perlu dilakukan di lokasi target;REKOMENDASI - 15. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan Rekomendasi11/19/14106Siapa saja, baik dari Masyarakat, LSM, Swasta, dan Pemerintah dapat (bahkan harus) berperan serta jika ingin geopark di Jawa Barat segera terwujud. Peran serta tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian: 1) peran serta yang bersifat umum, seperti menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan; dan 2) peran serta bersifat khusus, seperti: menyelenggarakan geowisata / geotrek di lingkungan geopark, membangun galeri untuk kelengkapan geopark, dll;Untuk peran serta yang bersifat umum, dapat langsung dilaksanakan oleh masing-masing komponen masyarakat, swasta, dan Pemerintahan. Adapun untuk peran serta yang bersifat khusus seharusnya dikonsultasikan dan/atau dikoordinasikan dengan Pemerintah yang memiliki otoritas dalam pengembangan geopark.REKOMENDASI - 25. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan Rekomendasi11/19/14107Harus segera di-DELINIASI dan diketahui STATUS LAHAN yang akan diusulkan menjadi geopark. Sebaiknya Pemerintah/ Pemerintah Daerah menguasai lahan tersebut. Atau, menjalin kerjasama dan kesepahaman untuk mengembangkan georpak dengan para pihak pemilik lahan. Kemungkinan tumpan tindih penggunaan lahan harus dihindari sejak awal;INFRASTRUKTUR dan SARANA lainnya pendukung geopark harus segera dilengkapi dengan dimotori oleh Pemerintah dan masyarakat melalui pemerintah desa-nya masing-masing didorong untuk swadaya melakukan perbaikan/ pelengkapan infrastruktur dengan pendanaan dari berbagai sumber yang dimungkinkan (CSR, dll);Perlu sosialisasi dan pelatihan yang menghasilkan kemandirian masyarakat di zona geopark dalam menjalankan usaha-usaha yang merupakan bagian dari manajemen geopark.***REKOMENDASI - 35. Rencana Pengembangan Geopark Indonesia dan Rekomendasi11/19/14108

Hatur NuhunOman [email protected] Alhamdulillahi robbil alamin, Allohumma sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad LAMPIRAN FOTO-FOTOSTATUS DAN RENCANA PENGEMBANGAN GEOPARK INDONESIA SEGI KONSERVASI WARISAN GEOLOGI11/19/14109oleh:Oman AbdurahmanKetua Tim Geopark Jawa Barat 2013/ Kepala Bagian Rencana dan Laporan/ Pemimpin Redaksi GEOMAGZ, Majalah Geologi Populer Badan GeologiFGD Pariwisata - Geopark Forum FGD ITB81

Menarah MTH, Jl. Letjen MT Harjono Kav 23, Tebet, Jakarta04 November 2014

Peta Geologi Lembar Jampang-Balekambang (Sukamto, 1975)1. PELABUHAN RATU CILETUH - CIKASO

Teluk Ciletuh dilihat dari Puncak DarmaFoto: Ronald Agusta111Amfiteater alam, Ciletuh, dilihat dari Panenjoan

Foto: Oman Abdurahman112Curug Awang, Sungai Ciiletuh, Ds. Tamanjaya, Kec. CiemasFoto: Oman Abdurahman

Foto: Ronald Agusta113Curug Puncakmanik, Sungai Ciiletuh, Ds. Tamanjaya, Kec. CiemasFoto: Oman AbdurahmanFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald Agusta

Foto: Oman Abdurahman114Curug Cimarinjung(kiri) & di pen Curug Cimarinjung kanan), CiemasFoto: Oman AbdurahmanFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald Agusta

Foto: Ronald Agusta

115Pulau Mandra, CiletuhFoto: Oman AbdurahmanFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald Agusta

Foto: Ronald Agusta116Lava Bantal, Pulau Kunti, CiletuhFoto: Oman AbdurahmanFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald Agusta

Foto: Ronald Agusta117

BATU BERBENTUK KODOK, CILETUH, SUKABUMIFOTO: DENI SUGANDIBatununggal, Sodong, CiletuhFoto: Oman AbdurahmanFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald Agusta

Foto: Ronald Agusta119Foto: Oman AbdurahmanFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald AgustaFoto: Ronald Agusta

Batu Batik, Ciitirem, CiletuhFoto: Rezha1202. TANGKUBANPARAHU CITATAH - SAGULING

Geologi Lembar Cinajur (Sujatmiko, 1973)Peta Geologi Lembar Bandung, (Silitonga, 1972)

Foto: Koleksi Budi Brahmantyo

Sesar LembangFoto: Koleksi Budi Brahmantyo

Sesar LembangFoto: Koleksi Budi Brahmantyo

Lava Pahoehoe Cikapundung: 50 kaFoto: Koleksi Budi Brahmantyo

Curug Dago: Lava 48 kaFoto: Koleksi Budi Brahmantyo126

Gunung Hawu, CitatahFoto: Koleksi Budi Brahmantyo

Pr. PabeasanPr. PawonGunung MasigitPr. BancanaFoto oleh R.P. Koesoemadinata

Karang PangantenPasir PawonFoto: Koleksi Budi Brahmantyo

Ekskavasi BAB Oktober 2003Foto: Koleksi Budi Brahmantyo

Taman Batu,Puncak Pr. Pawon

Foto: Koleksi Budi Brahmantyo3. TASIKMALAYA SELATAN - PANGANDARAN

Peta Geologi Lembar Karangnunggal (Sutrisna dkk, 1992)Peta Geologi Lembar Pangandaran (Simanjuntak & Surono, 1992)

Jasper Merah & Kuning, Sungai Cimedang, TasikmalayaFoto: Deni Sugandi

Jasper Merah & Kuning, Sungai Cimedang, TasikmalayaFoto: Deni Sugandi

Jasper Merah & Kuning, Sungai Cimedang, Tasikmalaya (di saat air bening)Foto: Koleksii Deni Sugandi

Jasper Merah & Kuning, Sungai Cimedang, Tasikmalaya (di saat air bening)Foto: Koleksii Deni Sugandi

Jasper Merah di Tengah Sawah, Pancatengah, TasikmalayaFoto: Deni Sugandi

Pantai Karangtawulan, TasikmalayaFoto: Ronald Agusta

Cukangtaneuh, Cijulang, PangandaranFoto: Deni Sugandi

Oray-orayan para pe-body-rafting, Cukangtaneuh, Cijulang, PangandaranFoto: Deni Sugandi

Hujan abadi, Cukangtaneuh, Cijulang, PangandaranFoto: Deni Sugandi

Kehijauan di tengah sungai dan batukapur, Cukangtaneuh, Cijulang, PangandaranFoto: Deni Sugandi

Batulayar, Pananjung, PangandaranFoto: Deni Sugandi

Hatur Nuhun