stase obsgyn
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
1/19
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup
bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus,
mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan
pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa,
solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio
sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan,hematoma, dan koagulopati obstetri.
1. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang dari
! minggu. "iagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenore, tanda#tanda
kehamilan, perdarahan hebat per vagina, pengeluaran jaringan plasenta dan
kemungkinan kematian janin.
Pada abortus septik, perdarahan per vagina yang banyak atau sedang, demam
(menggigil), kemungkinan gejala iritasi peritoneum, dan kemungkinan syok.
$erapi untuk perdarahan yang tidak mengancam nyawa adalah dengan%acrode&, 'aemaccel, Periston, Plasmagel, Plasmaundin (pengekspansi plasma
pengganti darah) dan perawatan di rumah sakit. $erapi untuk perdarahan yang
mengancam nyawa (syok hemoragik) dan memerlukan anestesi, harus dilakukan
dengan sangat hati#hati jika kehilangan darah banyak. Pada syok berat, lebih
dipilih keretase tanpa anestesi kemudian %ethergin. Pada abortus pada demam
menggigil, tindakan utamanya dengan penisilin, ampisilin, sealotin, reboasin,
dan pemberian inus.
. %ola hidatidosa (ista *esikular)
Penyebab gangguan ini adalah pembengkakan/ edematosa pada vili (degenerasi
hidro+k) dan prolierasi trooblast. "iagnosis ditegakkan melalui anamnesis yangditemukan amenore, keluhan kehamilan yang berlebihan, perdarahan tidak
teratur, sekret per vagina berlebihan. Pada hasil pemeriksaan, biasanya uterus
lebih besar dari pada usia kehamilannya aren ada pengeluaran kista. ista
ovarium tidak selalu dapat dideteksi. Pada mola kistik, hanya perdarahan
mengancam yang boleh dianggap kedaruratan akut, akibatnya tindakan berikut
tidak dapat dilakukan pada kejadian gawat#darurat.
$erapi untuk gangguan ini adalah segera merawat pasien di rumah sakit, dan
pasien diberi terapi oksitosin dosis tinggi, pembersihan uterus dengan hati#hati,
atau histerektomi untuk wanita tua atau yang tidak menginginkan menambah
anak lagi, transuse darah, dan antibiotika.
. ehamilan -kstrauteri (-ktopik)
Penyebab gangguan ini adalah terlambatnya transport ovum karena obstruksi
mekanis pada jalan yang melewati tuba uteri. ehamilan tuba terutama di
ampula, jarang terjadi kehamilan di ovarium. "iagnosis ditegakkan melalui
adanya amenore #1! minggu, jarang lebih lama, perdarahan per vagina tidak
teratur (tidak selalu).
yeri yang terjadi serupa dengan nyeri melahirkan, sering unilateral (abortus
tuba), hebat dan akut (rupture tuba), ada nyeri tekan abdomen yang jelas dan
menyebar. avum douglas menonjol dan sensitive terhadap tekanan. ika adaperdarahan intra#abdominal, gejalanya sebagai berikut0
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
2/19
1. ensitivitas tekanan pada abdomen bagian bawah, lebih jarang pada
abdomen bagian atas.
. Abdomen tegang.
. %ual.
2. yeri bahu.
3. %embran mukosa anemis.
ika terjdi syok, akan ditemukan nadi lemah dan cepat, tekanan darah di bawah
1!! mm'g, wajah tampak kurus dan bentuknya menonjol#terutama hidung,
keringat dingin, ekstremitas pucat, kuku kebiruan, dan mungkin terjadi gangguan
kesadaran.
$erapi untuk gangguan ini adalah dengan inuse ekspander plasma ('aemaccel,
%acrode&) 1!!! ml atau merujuk ke rumah sakit secepatnya.
2. Plasenta previa
Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta ke dalam segmen bawah
uterus. Penyebab gangguan ini adalah terjadi ase pergeseran/ tumpang
tindihnya plasenta di atas ostium uteri internum yang menyebabkan pelepasan
plasenta. "iagnosis ditegakkan dengan menemukan gejala utama. Pasien ini
mungkin tidak mengalami nyeri, perdarahan berulang atau kontinu dalam
trimester tiga atau selama persalinan tanpa penyebab yang jelas.juga ditemukan
uterus selalu lunak, abdomen tidak tegang, umumnya tanpa kontraksi persalina
atau hanya sedikit. eadaan umum pasien berhubungan dengan kehilangan
darah. ebagian besar bunyi jantung janin tetap baik, bunyi jantung yang tidak
memuaskan atau tidak ada hanya pada kasus rupture plasenta atau pelepasanyang luas.
$indakan pada plasenta previa
1. $indakan dasar umum. %emantau tekanan darah, nadi, dan hemoglobin,
memberi oksigen, memasang inuse, member ekspander plasma atau serum
yang diawetkan. 4sahakan pemberian darah lengkap yang telah diawetkan
dalam jumlah mencukupi.
. Pada perdarahan yang mengancam nyawa, seksio sesarea segera dilakukan
setelah pengobatan syok dimulai.
. Pada perdarahan yang tetap hebat atau meningkat karena plasenta previatotalis atau parsialis, segera lakukan seksio sesaria5 karena plasenta letak
rendah (plasenta tidak terlihat jika lebar mulut serviks sekitar 2#3 cm), pecahkan
selaput ketuban dan berikan inuse oksitosin5 jika perdarahan tidak berhenti,
lakukan persalinan pervagina dengan orsep atau ekstraksi vakum5 jika
perdarahan tidak berhenti lakukan seksio sesaria.
2. $indakan setelah melahirkan.
a. 6egah syok (syok hemoragik)
b. Pantau urin dengan kateter menetap
c. Pantau sistem koagulasi (koagulopati).
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
3/19
d. Pada bayi, pantau hemoglobin, hitung eritrosit, dan hematokrit.
$erapi atau tindakan terhadap gangguan ini dilakukan di tempat praktik. Pada
kasus perdarahn yang banyak, pengobatan syok adalah dengan inuse
%acrode&, Periston, 'aemaccel, Plasmagel, Plasmaudin. Pada kasus pasien
gelisah, diberikan 1! mg valium (dia7epam) 8% atau 8* secara perlahan.
3. olusio (Abrupsio) Plasenta
olusio plasenta adalah lepasnya plasenta yang tertanam normal pada dinding
uterus baik lengkap mauppun parsial, pada usia kehamilan ! minggu atau lebih.
Penyebabnya adalah hematoma retroplasenta akibat perdarahan dari uteri
(perubahan dinding pembuluh darah), peningkatan tekanan di dalam ruangan
intervillus ditingkatkan oleh hipertensi atau toksemia. "iagnosis ditegakkan
melalui temuan nyeri (akibat kontraksi peralinan sering ada sebagai nyeri
kontinu, uterus tetanik), perdarahan per vagina (jarang ada dan dalam kasus
berat, perdarahan eksternal bervariasi), bunyi jantung jani ber9uktuasi (hampir
selalu melebihi batas#batas norma, umumnya tidak ada pada kasus berat), syok(nadi lemah, cepat, tekanan darah rendah, pucat, berkeringat dingin, ekstremitas
dingin, kuku biru).
Penderita yang disangka menderita solusio plasenta dengan pendarahan
genetalia selama kehamilan lanjut, persalinan harus di rumah sakit. elama
solusio plasenta, dapat terjadi hal#hal berikut0
1. Perdarahan yang mengancam nyawa dan syok.
. $romboplasti yang diikuti oleh apopleksi uteroplasenta.
. :agal ginjal akut, pada kasus anuria atau oligouria yang lebih ringan, pada
kasus ginjal syok yang berat dan nekrosis korteks ginjal.
2. 8nuse amnion (sangat jarang).
$indakan yang dilakukan di tempat praktik dokter harus hati#hati ketika
melakukan pemeriksaan luar, harus menghindari pemeriksaan vagina. "i tempat
praktik dokter, biasanya sangat sulit membedakan dengan jelas solusio plasenta
dari plasenta previa. Pasien diberi inuse %acrode&, Periston, 'aemaccel,
Plasmagel, dan Plasmaudin, serta petidin ("olantin) 1!! mg 8%. $indakan di
rumah sakit meliputi pemeriksaan umum yang teliti (nadi, tekanan darah, jumlah
perdarahan per vagina, penentuan hemoglobin, hematokrit dan pemantauan
pengeluaran urin).
Pro+laksis untuk syok dengan mulai memberi inuse, menyediakan darah
lengkap yang diawetkan, pemeriksaan golongan darah dan pro+l koagulasi.
Pemeriksaan vagina, pada perdarahan hebat pecahkan selaput ketuban tanpa
memandang keadaan serviks dan nyeri persalinan. $indakan ini harus diikuti
dengan inuse oksitosin (yntocinon) unit per 3!! ml. Penghilangan nyeri dan
sedative untuk pro+laksis syok menggunakan dolantin (Petidin), novalgin
(oraminodopirin) 8*, talwin (Penta7osin) 8* dan 8%.
$indakan tambahan pada janin yang hidup dan dapat hidup adalah dengan
seksio sesaria. Pada janin yang mati, usahakan persalinan spontan. ika perlu,
ekstraksi vakum atau kraniotomi pada perdarahan yang mengancam nyawa(juga pada janin yang mati atau tidak dapat hidup).
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
4/19
;.
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
5/19
@. Perdarahan Pascapersalinan
Penyebab gangguan ini adalah kelainan pelepasan dan kontraksi, rupture serviks
dan vagina (lebih jarang laserasi perineum), retensio sisa plasenta, dan
koagulopati. Perdarahan pascapersalinan tidak lebih dari 3!! ml selama 2 jam
pertama, kehilangan darah 3!! ml atau lebih berarti bahaya syok. Perdarahan
yang terjadi bersiat mendadak sangat parah (jarang), perdarahan sedang (pada
kebanyakan kasus), dan perdarahan sedang menetap (terutama pada ruptur).
Peningkatan anemia akan mengancam terjadinya syok, kegelisahan, mual,
peningkatan rekuensi nadi, dan penurunan tekanan darah.
$erapinya bergantung penyebab perdarahan, tetapi selalu dimulai dengan
pemberian inuse dengan ekspander plasma, sediakan darah yang cukup untuk
mengganti yang hilang, dan jangan memindahkan penderita dalam keadaan
syok yang dalam. Pada perdarahan sekunder atonik0
1. >eri yntocinon (oksitosin) 3#1! unit 8*, tetes oksitosin dengan dosis ! unit
atau lebih dalam larutan glukosa 3!! ml.
. Pegang dari luar dan gerakkan uterus ke arah atas.
. ompresi uterus bimanual.
2. ompresi aorta abdominalis.
3. akukan hiserektomi sebagai tindakan akhir.
B. yok 'emoragik
Penyebab gangguan ini.
1. Perdarahan eksterna atau interna yang menyebabkan hiposekmia atau ataksiavasomotor akut.
. etidakcocokan antara kebutuhan metabolit perier dan peningkatan transpor
gangguan metabolic, kekurangan oksigen jaringan dan penimbunan hasil sisa
metabolik yang menyebabkan cidera sel yang semula reversibel kemudian tidak
reversibel lagi.
. :angguan mikrosirkulasi.
"iagnosis ditegakkan berdasarkan tekanan darah dan nadi5 pemeriksaan suhu,
warna kulit, dan membrane mukosa perbedaab suhu antara bagian pusat dan
perier badan5 evaluasi keadaan pengisian (kontraksi) vena dan evaluasi palungkuku5 keterlambatan pengisian daerah kapiler setelah kuku ditekan5 dan ekskresi
urin tiap jam.
etiap penderita syok hemoragik di rawat di rumah sakit. $erapi awal syok
bertujuan mengembalikan hubungan normal antara volume kecepatan
denyutjantung dan kebutuhan perier yang sebenarnya.
1!. yok eptik (>akteri, -ndotoksin)
Penyebab gangguan ini adalah masuknya endotoksin bakteri gram negative (coli,
proteus, pseudomonas, aerobakter, enterokokus). $oksin bakteri gram positi
(streptokokus, 6lostridium welchii) lebih jarang terjadi. Pada abortus septic,sering terjadi amnionitis atau pieloneritis. Adanya demam sering didahului
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
6/19
dengan menggigil, yang diikuti penurunan suhu dalam beberapa jam, jarang
terjadi hipotermi. $anda lain adalah takikardia dan hipotensi yang jika tidak
diobati hamper selalu berlanjut ke syok yang tidak reversible. :angguan pikiran
sementara (disorientasi) sering tidak diperhatikan. yeri pada abdomen
(obstruksi portal dan ekstremitas yang tidak tegas). etidakcocokan antara
gambaran setempat dan keparahan keadaan umum. ika ada gagal ginjal akutdapat berlanjut ke anuria. $robopenia sering terjadi hanya sementara.
$erapi untuk gangguan ini adalah tindakan segera selama ase awal. $erapi
tambahan untuk pengobatan syok septic (bakteri) selalu bersiat syok
hipovolemik (hipovolemia relati) adalah terapi inuse secepat mungkin yang
diarahkan pada asidosis metabolik. $erapi untuk ineksi adalah antibiotika
(eucomycin, kloramenikol # mg/hari, penisilin sampai @! juta satuan/ hari).
Pengobatan insu+siensi ginjal dengan pengenalan dini bagi perkembangan
insu+siensi ginjal, manitol (Csmoundin). ika insu+siensi ginjal berlanjut 2 jam
setelah kegagalan sirkulasi, diperlukan dialysis peritoneal.
11. Preeklamsia >erat
8stilah eklamsia berasal dari bahasa Dunani yang berarti EhalilintarF. ata
tersebut dipakai karena seolah#olah gejala eklamsia terjadi dengan tiba#tiba
tanpa didahului tanda#tanda lain. Pada wanita yang menderita eklamsia timbul
serangan kejang yang diikuti oleh koma. >ergantung pada saat timbulnya,
eklamsia dibedakan menjadi eklamsia gravidarum, eklamsia parturientum, dan
eklamsia puerperalis.
ika salah satu diantara gejala atau tanda berikut ditemukan pada ibu hamil,
dapat diduga ibu tersebut mengalami preeklamsia berat.
1. $ekanan darah 1;!/11! mm'g.
. Cligouria, urin kurang dari 2!! cc/ 2 jam.
. Proteinuria, lebih dari g/ liter.
2. eluhan subyekti (nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala,
edema paru, sianosis, gangguan kesadaran).
3. Pada pemeriksaan, ditemukan kadar en7im hati meningkat disertai ikterus,
perdarahan pada retina, dan trombosit kurang dari 1!!.!!!/ mm.
"iagnosis eklamsia harus dapat dibedakan dari epilepsy, kejang karena obat
anesthesia, atau koma karena sebab lain seperti diabetes. omplikasi yangterberat adalah kematian ibu dan janin.
ebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang dapat diberikan 0
1. arutan magnesium sulat 2!? sebanyak 1! ml (2 gram) disuntikkan intra
muskulus pada bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dan dapat
diulang 2 gram tiap jam menurut keadaan. Cbat tersebut selain menenangkan
juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis.
. lorpoma7in 3! mg intramuskulus.
. "ia7epam ! mg intramuskulus.
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
7/19
Penanganan kejang dengan memberi obat anti#konvulsan, menyediakan
perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan napas, masker,dan balon
oksigen), memberi oksigen ; liter/menit, melindungi pasien dari kemungkinan
trauma tetapi jangan diikat terlalu keras, membaringkan pasien posisi miring kiri
untuk mengurangi resiko respirasi. etelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorok
jika perlu.
Penanganan umum meliputi 0
1. ika setelah penanganan diastolik tetap lebih dari 11! mm'g, beri obat anti
hipertensi sampai tekanan diastolik di antara B!#1!!mm'g.
. Pasang inus dengan jarum besar (1;: atau lebih besar).
. 4kur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload cairan.
2. ateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria.
3. ika jumlah urin kurang dari ! ml/jam, hentikan magnesium sulat dan berikan
cairan 8* a6l !,B? atau
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
8/19
Gambar 2. 1 olusio Plasenta (Placental abrubtion) (1!).
2. 2 Klasifkasi
a. $rijatmo
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
9/19
kehamilan. "i sini terlihat bahwa tidak ada angka pasti untuk insiden solusio
plasenta, karena adanya perbedaan kriteria menegakkan diagnosisnya (@).
Penelitian 6unningham di Parkland %emorial 'ospital melaporkan 1 kasus dalam
3!! persalinan. $etapi sejalan dengan penurunan rekuensi ibu dengan paritas
tinggi, terjadi pula penurunan kasus solusio plasenta menjadi 1 dalam =3!
persalinan (). %enurut hasil penelitian yang dilakukan "eering didapatkan !,1?
dari semua kejadian solusio plasenta di Amerika erikat menjadi sebab kematian
bayi (11). Penelitian retrospekti yang dilakukan oleh "ucloy di wedia melaporkan
dalam @B2.;1B kelahiran didapatkan !,3? terjadi solusio plasenta (1).
6unningham di Amerika erikat melakukan penelitian pada =; kasus kematian
ibu hamil yang disebabkan oleh perdarahan. 'asilnya dapat dilihat pada tabel
berikut 0
Tabel 2. 1ematian ibu hamil yang disebabkan perdarahan().
N
. Pen"ebab Perdara#an Sampel $%&
1. olusio Plasenta 121 1B
. aserasi/
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
10/19
1. Gaktor kardio#reno#vaskuler
:lomeruloneritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan
eklamsia (13,1;). Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi
pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang
hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi
yang disebabkan oleh kehamilan. "apat terlihat solusio plasenta cenderung
berhubungan dengan adanya hipertensi pada ibu (,).
. Gaktor trauma
$rauma yang dapat terjadi antara lain 0
# "ekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
# $arikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.
# $rauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain#lain.
"ari penelitian yang dilakukan lava di Amerika erikat diketahui bahwa trauma
yang terjadi pada ibu (kecelakaan, pukulan, jatuh, dan lain#lain) merupakan
penyebab 1,3#B,2? dari seluruh kasus solusio plasenta (B). "i
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
11/19
8bu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta
sampai dengan 3? pada ibu yang merokok H 1 (satu) bungkus per hari. 8ni
dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih
luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya (1=). "eering dalam
penelitiannya melaporkan bahwa resiko terjadinya solusio plasenta meningkat
2!? untuk setiap tahun ibu merokok sampai terjadinya kehamilan (1)
@.
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
12/19
sehinggasebagian dan akhirnya seluruh plasenta akan terlepas dari
implantasinya di dinding uterus. ebagian darah akan masuk ke bawah selaput
ketuban, dapat juga keluar melalui vagina, darah juga dapat menembus masuk
ke dalam kantong amnion, atau mengadakan ekstravasasi di antara otot#otot
miometrium. Apabila ekstravasasinya berlangsung hebat akan terjadi suatu
kondisi uterus yang biasanya disebut dengan istilah Uterus Couvelaire,dimanapada kondisi ini dapat dilihat secara makroskopis seluruh permukaan uterus
terdapat bercak#bercak berwarna biru atau ungu. 4terus pada kondisi seperti ini
(Uterus Couvelaire) akan terasa sangat tegang, nyeri dan juga
akan mengganggu kontraktilitas (kemampuan berkontraksi) uterus yang sangat
diperlukan pada saat setelah bayi dilahirkan sebagai akibatnya akan terjadi
perdarahan post partum yang hebat (,3).
Akibat kerusakan miometrium dan bekuan retroplasenter adalah pelepasan
tromboplastin yang banyak ke dalam peredaran darah ibu, sehingga
berakibat pembekuan intravaskuler dimana#mana yang akan menghabiskan
sebagian besar persediaan +brinogen. Akibatnya ibu jatuh pada keadaanhipo+brinogenemia. Pada keadaan hipo+brinogenemia ini terjadi gangguan
pembekuan darah yang tidak hanya di uterus, tetapi juga pada alat#alat tubuh
lainnya (3).
2. * Gambaran Klinis
:ambaran klinis dari kasus#kasus solusio plasenta diterangkan atas
pengelompokannya menurut gejala klinis (,3,=)0
1. olusio plasenta ringan
olusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana
terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila
terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam#hitaman dan sedikit
sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang siatnya terus
menerus. Ialaupun demikian, bagian#bagian janin masih mudah diraba. 4terus
yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin
tegang karena perdarahan yang berlangsung. alah satu tanda yang
menimbulkan kecurigaan adanya solusio plasenta ringan ini adalah perdarahan
pervaginam yang berwarna kehitam#hitaman(,3,=).
. olusio plasenta sedang
"alam hal ini plasenta telah terlepas lebih dari satu per empat bagian, tetapi
belum dua per tiga luas permukaan. $anda dan gejala dapat timbul perlahan#
lahan seperti solusio plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak
dengan gejala sakit perut terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul
dengan perdarahan pervaginam. Ialaupun perdarahan pervaginam dapat
sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah mencapai 1!!! ml. 8bu
mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih
hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. "inding uterus teraba
tegang terus#menerus dan nyeri tekan sehingga bagian#bagian janin sukar untuk
diraba. Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar. elainan
pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi, walaupun haltersebut lebih sering terjadi pada solusio plasenta berat (,3,=).
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
13/19
. olusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari dua per tiga permukaannnya. $erjadi sangat
tiba#tiba. >iasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah
meninggal. 4terusnya sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan
pervaginam tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang
perdarahan pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan#
keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan
darah dan kelainan/gangguan ungsi ginjal (,3,=).
2.+ Kmplikasi
omplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta
yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta
berlangsung. omplikasi yang dapat terjadi pada ibu 0
1. yok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak
dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. >ila persalinan
telah diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena
kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala
888 persalinan dan adanya kelainan pada pembekuan darah. Pada solusio plasenta
berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang
terlihat (,,1).
$itik akhir dari hipotensi yang persisten adalah as+ksia, karena itupengobatan
segera ialah pemulihan de+sit volume intravaskuler secepat mungkin. Angka
kesakitan dan kematian ibu tertinggi terjadi pada solusio plasenta berat.
%eskipun kematian dapat terjadi akibat nekrosis hipo++s dan gagal ginjal, tapimayoritas kematian disebabkan syok perdarahan dan penimbunan cairan yang
berlebihan. $ekanan darah tidak merupakan petunjuk banyaknya
perdarahan, karena vasospasmeakibat perdarahan
akanmeninggikan tekanan darah. Pemberian terapi cairan bertujuan
mengembalikan stabilitas hemodinamik dan mengkoreksi keadaan koagulopathi.
4ntuk tujuan ini pemberian darah segar adalah pilihan yang ideal, karena
pemberian darah segar selain dapat memberikan sel darah merah juga
dilengkapi oleh platelet dan aktor pembekuan (1B).
. :agal ginjal
:agal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusioplasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena
perdarahan yang terjadi. >iasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak,
yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik. Perusi
ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan intravaskuler. Cliguri dan
proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau nekrosis korteks ginjal
mendadak (,3). Cleh karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan
pengukuran pengeluaran urin yang harus secara rutin dilakukan pada solusio
plasenta berat. Pencegahan gagal ginjal meliputi penggantian darah yang hilang
secukupnya, pemberantasan ineksi, atasi hipovolemia,
secepat mungkinmenyelesaikan persalinan dan mengatasi kelainan pembekuan
darah ().
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
14/19
. elainan pembekuan darah
elainan pembekuan darah pada solusio plasenta biasanya disebabkan oleh
hipo+brinogenemia. "ari penelitian yang dilakukan oleh Iirjohadiwardojo di
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
15/19
2. , Dia!nsis
eluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas. ebagai
contoh, perdarahan eksternal dapat banyak sekali meskipun pelepasan plasenta
belum begitu luas sehingga menimbulkan eek langsung pada janin, atau dapat
juga terjadiperdarahan eksternal tidak ada, tetapi plasenta sudah terlepas
seluruhnya dan janin meninggal sebagai akibat langsung dari keadaan ini.
olusio plasenta denganperdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya
yang jauh lebih besar bagi ibu, hal ini bukan saja terjadi akibat kemungkinan
koagulopati yang lebih tinggi, namun juga akibat intensitas perdarahan yang
tidak diketahui sehingga pemberian transusi sering tidak memadai atau
terlambat (,).
%enurut penelitian retrospekti yang dilakukan 'urd dan kawan#kawan pada 3B
kasus solusio plasenta dilaporkan gejala dan tanda pada solusio plasenta (,)0
Tabel 2. 2$anda dan :ejala Pada olusio Plasenta
N
.Tanda a(a- Geala /rek-ensi $%&
1. Perdarahan pervaginam =@
. yeri tekan uterus atau nyeri pinggang ;;
. :awat janin ;!
2. Persalinan prematur idiopatik
3. ontraksi berrekuensi tinggi 1=
;. 4terus hipertonik 1=
=. ematian janin 13
"ari tabel di atas dapat dilihat bahwa perdarahan pervaginam merupakan gejala
atau tanda dengan rekuensi tertinggi pada kasus#kasus solusio plasenta.
>erdasarkan kepada gejala dan tanda yang terdapat pada solusio plasenta klasik
umumnya tidak sulit menegakkan diagnosis, tapi tidak demikian halnya pada
bentuk solusio plasenta sedang dan ringan. olusio plasenta klasik mempunyai
ciri#ciri nyeri yang hebat pada perut yang datangnya cepat disertai uterus yang
tegang terus menerus seperti papan, penderita menjadi anemia dan syok,denyut jantung janin tidak terdengar dan pada pemeriksaan palpasi perut
ditemui kesulitan dalam meraba bagian#bagian janin (1@).
Prosedur pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis solusio plasenta
antara lain 0
1. Anamnesis (3,1B)
# Perasaan sakit yang tiba#tiba di perut, kadang#kadang pasien dapat
menunjukkantempat yang dirasa paling sakit.
# Perdarahan pervaginam yang siatnya dapat hebat dan sekonyong#
konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan#bekuan darah yang
berwarna kehitaman .
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
16/19
# Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
(anak tidak bergerak lagi).
# epala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang#kunang. 8bu
terlihat anemis yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar pervaginam.
# adang ibu dapat menceritakan trauma dan aktor kausal yang lain.
. 8nspeksi (3,1B)
# Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
# Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
# $erlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
. Palpasi (3,1B,!)
# $inggi undus uteri ($G4) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
# 4terus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in ois (!oodenuterus) baik waktu his maupun di luar his.
# yeri tekan di tempat plasenta terlepas.
# >agian#bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
2. Auskultasi (3,1B)
ulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung terdengar biasanya di
atas 12!, kemudian turun di bawah 1!! dan akhirnya hilang bila plasenta
yangterlepas lebih dari satu per tiga bagian.
3. Pemeriksaan dalam (1B)
# erviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
# alau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, baik
sewaktu his maupun di luar his.
# Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan
turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebutprolapsus placenta, ini
sering meragukan dengan plasenta previa.
;. Pemeriksaan umum (3,1B,!)
# $ekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita
penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh dalam keadaan
syok. adi cepat, kecil dan +liormis.
=. Pemeriksaan laboratorium (1B,!)
# 4rin 0 Albumin (J), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan
leukosit.
# "arah 0 'b menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test.arena
pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuandarah
hipo+brinogenemia, maka diperiksakan pula 6C$ (Clot"servation test) tiap l
jam, tes kualitati +brinogen (#erinde$),dan tes kuantitati +brinogen (kadarnormalnya 13C mg?).
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
17/19
@. Pemeriksaan plasenta (1).
Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. >iasanya tampak tipis dan cekung di
bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku
yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma
retroplacenter.
B. Pemeriksaaan 4ltrasonogra+ (4:) (!,1)
Pada pemeriksaan 4: yang dapat ditemukan antara lain 0
# $erlihat daerah terlepasnya plasenta
# anin dan kandung kemih ibu
# "arah
# $epian plasenta
Gambar 2. 34ltrasonogra+ kasus solusio plasenta (1).
2. 0 Terapi
Penanganan kasus#kasus solusio plasenta didasarkan kepada berat atau
ringannya gejala klinis, yaitu0
a. olusio plasenta ringan
-kspektati, bila usia kehamilan kurang dari ; minggu dan bila ada perbaikan(perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan
tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan ().
>ila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta
makin jelas, pada pemantauan dengan 4: daerah solusio plasenta bertambah
luas), maka kehamilan harus segera diakhiri. >ila janin hidup, lakukan seksio
sesaria, bila janin mati lakukan amniotomi disusul inus oksitosin untuk
mempercepat persalinan (2,).
b. olusio plasenta sedang dan berat
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
18/19
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan, penanganan di
rumah sakit meliputi transusi darah, amniotomi, inus oksitosin dan jika perlu
seksio sesaria(3).
Apabila diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan berarti perdarahan telah
terjadi sekurang#kurangnya 1!!! ml. %aka transusi darah harus segera
diberikan (3). Amniotomi akan merangsang persalinan dan mengurangi tekanan
intrauterin. eluarnya cairan amnion juga dapat mengurangi perdarahan dari
tempat implantasi dan mengurangi masuknya tromboplastin ke dalam sirkulasi
ibu yang mungkin akan mengaktikan aktor#aktor pembekuan dari hematom
subkhorionik dan terjadinya pembekuan intravaskuler dimana#mana. Persalinan
juga dapat dipercepat dengan memberikan inus oksitosin yang bertujuan untuk
memperbaiki kontraksi uterus yang mungkin saja telah mengalami gangguan (,2,
!).
:agal ginjal sering merupakan komplikasi solusio plasenta. >iasanya yang terjadi
adalah nekrosis tubuli ginjal mendadak yang umumnya masih dapat tertolong
dengan penanganan yang baik. $etapi bila telah terjadi nekrosis korteks ginjal,prognosisnya buruk sekali. Pada tahap oliguria, keadaan umum penderita
umumnya masih baik. Cleh karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan
pengukuran pengeluaran urin yang teliti yang harus secara rutin dilakukan pada
penderita solusio plasenta sedang dan berat, apalagi yang disertai hipertensi
menahun dan preeklamsia. Pencegahan gagal ginjal meliputi penggantian darah
yang hilang, pemberantasan ineksi yang mungkin terjadi, mengatasi
hipovolemia, menyelesaikan persalinan secepat mungkin dan mengatasi
kelainan pembekuan darah (1B).
emungkinan kelainan pembekuan darah harus selalu diawasi dengan
pengamatan pembekuan darah. Pengobatan dengan +brinogen tidak bebas daribahaya hepatitis, oleh karena itu pengobatan dengan +brinogen hanya pada
penderita yang sangat memerlukan, dan bukan pengobatan rutin. "engan
melakukan persalinan secepatnya dan transusi darah dapat mencegah kelainan
pembekuan darah (1B).
Persalinan diharapkan terjadi dalam ; jam sejak berlangsungnya solusio
plasenta. $etapi jika itu tidak memungkinkan, walaupun sudah dilakukan
amniotomi dan inus oksitosin, maka satu#satunya cara melakukan persalinan
adalah seksio sesaria (3,1=).
Apople&i uteroplacenta (uterus couvelaire) tidak merupakan indikasi
histerektomi. Akan tetapi, jika perdarahan tidak dapat dikendalikan setelahdilakukan seksio sesaria maka tindakan histerektomi perlu dilakukan (3).
2. 1 Pr!nsis
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,
banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia,
tersembunyi tidaknya perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio plasenta
sampai selesainya persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta
berat berkisar antara !,3#3?. ebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh
perdarahan, gagal jantung dan gagal ginjal (3).
'ampir 1!!? janin pada kasus solusio plasenta berat mengalami kematian.$etapi ada literatur yang menyebutkan angka kematian pada kasus berat
-
7/24/2019 Stase ObsGyn
19/19
berkisar antara 3!#@!?. Pada kasus solusio plasenta ringan sampai sedang,
keadaan janin tergantung pada luasnya plasenta yang lepas dari dinding uterus,
lamanya solusio plasenta berlangsung dan usia kehamilan. Perdarahan lebih dari
!!! ml biasanya menyebabkan kematian janin. Pada kasus#kasus tertentu
tindakan seksio sesaria dapat mengurangi angka kematian janin (3)