standard operating procedure...

78
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) BAWANG MERAH GUNUNGKIDUL DINAS PERTANIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012

Upload: hanhu

Post on 17-Sep-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

i

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

BAWANG MERAH GUNUNGKIDUL

DINAS PERTANIAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012

Page 2: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

ii

PENGANTAR

Puji syukur ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) bawang merah Kabupaten Gunungkidul.

SOP ini memuat tentang teknis budidaya bawang merah mulai dari penetapan lokasi, pemilihan benih, penanaman, pemeliharaan hingga panen hingga pasca panen. SOP ini disusun sebagai acuan dalm budidaya bawang merah untuk petani di Kabupaten Gunungkidul guna memperoleh produk yang bermutu dan aman konsumsi, khususnya bagi petani yang akan mendaftarkan register kebunnya sabagai kebun yang telah melakukan Good Agriculture Practices (GAP).

Buku ini disusun atas bantuan berbagai pihak, untuk itu kami sampaikan terimakasih kepada: 1. KT Ngudi Hasil, Dusun Ngaliyan, Desa Pulutan,

Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul 2. KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa Plembutan,

Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. 3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunannya.

Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih dimungkinkan revisi bila tidak sesuai lagi dengan kondisi lapangan di waktu yang akan datang.

Semoga buku ini bermanfaat untuk pengembangan hortikultura khususnya komoditas bawang merah.

Yogyakarta, November 2012 Plt Kepala Dinas Pertanian DIY

Ir. Akhmad Dawam NIP. 19570114 198403 1 003

Page 3: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

iii

DAFTAR ISI

halaman

PENGANTAR ………………………..…………… ii DAFTAR ISI ………………………..…………… iii DAFTAR GAMBAR ………………………..…………… iv DAFTAR LAMPIRAN ………………………..…………… v PENDAHULUAN ………………………..…………… 1 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) BUDIDAYA BAWANG MERAH GUNUNGKIDUL

I. PEMILIHAN LOKASI ……………………………………… 4 II PENENTUAN WAKTU

TANAM

……………………………………… 6

III. PENYIAPAN BENIH ……………………………………… 8 IV. PENYIAPAN LAHAN ………………………..…………… 11 V. PENANAMAN ………………………..…………… 20 VI. PEMUPUKAN ………………………..…………… 22 VII. PENGAIRAN ……………………………………… 27 VIII. PEMELIHARAAN ………………………..…………… 29 IX. PENGENDALIAN HAMA &

PENYAKIT

………………………..…………… 31

X. PENENTUAN SAAT PANEN 48 XI. PANEN ………………………..…………… 51 XII. PASCA PANEN ………………………..…………… 53 XIII. PENGEMASAN DAN

DISTRIBUSI

……………………………………… 60

LAMPIRAN ………………………..…………… 64 TIM PENYUSUN ………………………..…………… 73

Page 4: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

iv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Umbi yang sudah diteres untuk mempermudah keluarnya Tunas

10

Gambar 2. Kegiatan Pembersihan Lahan 12 Gambar 3. Penaburan Penaburan pupuk kandang diatas bedengan 17 Gambar 4. Bedengan Sudah Siap Untuk Ditanami

Bawang Merah 17

Gambar 5. Benih Bawang Merah yang Sudah Ditanam 21 Gambar 6. Pemupukan Dasar 1 hari sebelum tanam 26 Gambar 7. Lalat Pengorok Daun Dewasa 33 Gambar 8. Ulat Bawang Pada Pertanaman bawang Merah 35 Gambar 9. Perangkap Lampu Yang Digunakan Untuk

Mengendalikan Ulat Bawang 37

Gambar 10. Nimfa Trips Dewasa 37 Gambar 11. Ulat Bawang yang Memakan Leher Batang

Tanaman Bawang Merah 39

Gambar 12. Serangan Layu Fusarium pada Bawang Merah 41 Gambar 13. Cendawan Bercak Ungu pada Daun Bawang

Merah 42

Gambar 14. Serangan Embun Tepung pada Tanaman Bawang Merah

46

Gambar 15. Daun Bawang Merah Terlihat Mulai Rebah 49 Gambar 16. Daun Bawang Merah Mulai Menguning serta Umbi

Mulai Muncul Di Permukaan Tanah 50

Page 5: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. : Beberapa varietas Bawang Merah Yang Dilepas

Oleh Menteri Pertanian

64

Lampiran 2. : Contoh Form Catatan Kegiatan

65

Page 6: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

1

PENDAHULUAN

Bawang merah merupakan sayuran rempah yang sangat

diperlukan masyarakat yang digunakan sebagai bumbu/penyedap baik

dalam masakan sehari-hari maupun industri makanan dan dapat

dipergunakan sebagai obat. Budidaya bawang merah yang dilakukan

petani di Indonesia umumnya belum menerapkan sepenuhnya kaidah

budidaya yang benar. Hal ini mengakibatkan usaha agribisnis bawang

merah belum memberikan hasil yang optimal bagi pelakunya. Oleh

sebab itu perbaikan cara-cara budidaya mulai dari persiapan lahan,

penerapan teknik budidaya, perbaikan penanganan pasca panen,

prosesing dan pemasaran perlu dilakukan agar hasil panen bawang

merah mempunyai nilai tambah, menghasilkan produk yang bermutu

dan berdaya saing.

Untuk memperoleh hasil bawang merah yang optimal, maka

syarat–syarat kesesuaian agroklimat perlu diperhatikan agar

pertumbuhannya dapat pula optimal. Kesesuaian agroekologi bawang

merah dapat di lihat pada tabel 1 di bawah ini.

Page 7: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

2

Tabel 1. Kesesuaian Agroekologi untuk Usahatani Bawang Merah.

No Komponen Biofisik

Sesuai Sesuai Bersyarat

Tidak Sesuai

1 Suhu (0C) 24 – 28 0C 24 – 28 0C 28 – 34 0C

< 20 0C

2 Bulan Kering (<100mm/bln)

4 – 5 2 - 3 5 – 6

< 2 > 6

3 Curah hujan (mm/th) 1000 -1500 2000-2500 1000-1500

> 2500 > 1000

4 Klas drainase tanah Baik Sedang Sangat cepat, sangat terlambat

5 Tekstur tanah Lempung Liat berpasir

Liat pasir, kerikil

6 Struktur tanah Remah Sedang Rendah 7 Kedalaman tanah

(cm) > 60 40 - 60 < 40

8 Kesuburan Baik Sedang Rendah 9 pH (H2O) 6,0 – 6,5 5,0 – 6,5

6,0 – 7,0 < 5 >7

10 Lereng (%) < 5 5 – 25 > 25 11 Elevasi m dpl < 250 250 – 1000 > 1000 12 Batuan < 5 5 – 25 > 25 13 Singkapan batuan < 8 8 – 25 > 25

Sumber : BPTP Yogyakarta, 2001 Beberapa varietas bawang merah yang sudah dilepas tingkat

nasional dan direkomendasikan sebagai varietas unggul lokal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 8: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

3

Tabel 2. Varietas, Produktivitas & Umur Panen Bawang Merah

No Varietas Umur Panen (hari)

Produk-vitas (t/ha)

1 Tiron 55 13-15 2 Crok Kuning /

Parangtritis*) 56-66 10-13

3 Super Philip 60 15-17 4 Biru/Probolinggo 60 13-25

*) varietas unggul lokal (VUL) Sumber : UPTD BPSBP DIY, 2012

Dalam rangka meningkatkan produksi yang bermutu dan berdaya saing untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan untuk ekspor, maka proses produksi perlu dilakukan secara baik sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) berbasis norma budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Practices/GAP).

Target yang akan dicapai melalui penerapan SPO budidaya bawang merah adalah: 1. Produktivitas > 13 ton/ha umbi kering untuk musim penghujan dan

> 25 ton/ha untuk musim kemarau. 2. Diameter umbi 2 – 3 cm. 3. Keseragaman bentuk dan warna umbi mencapai minimal 90 % 4. Rendemen hasil > 85 %.

Page 9: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

4

Standar Operasional Prosedur

Nomor: SOP BM-GK I

1-2

Tanggal Dibuat 22 November 2012

"Pemilihan Lokasi" Revisi….. Tanggal………

Disahkan ……………..

I. PEMILIHAN LOKASI A. Definisi

Pemilihan lokasi adalah memilih lokasi tanam yang sesuai dengan

persyaratan tumbuh bawang merah untuk mencegah kegagalan

proses produksi, serta dapat menghasilkan bawang merah sesuai

dengan target yang ditetapkan.

B. Tujuan

Agar diperoleh lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh untuk

budidaya bawang merah.

C. Standar Tentang Pemilihan Lokasi yang Sesuai Dengan Persyaratan

Tumbuh

1. Calon lokasi pertanaman bawang merah memiliki kesesuaian

agroklimat pertumbuhan bawang merah antara lain pH berkisar

5,6 – 6,5, tinggi tempat 0-400 m dpl, dengan kisaran suhu 25o-

32o C dan cukup mengandung banyak bahan organik, tanah

berupa sawah atau tegalan dengan tekstur sedang sampai liat.

Page 10: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

5

2. Calon lokasi pertanaman dapat diketahui batas lahan dan

sumber air yang tersedia.

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Data atau informasi mengenai pH tanah, ketinggian tempat dan

suhu udara.

2. Peta wilayah untuk mengetahui lokasi usaha budidaya

3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Kerja Pemilihan Lokasi

1. Mencari informasi mengenai pH tanah, tinggi tempat, suhu

udara dan mengetahui sumber air.

2. Melakukan pemetaan lokasi lahan.

3. Mencatat sejarah penggunaan lahan

4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan

F. Validasi Pemilihan Lokasi

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 11: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

6

II. PENENTUAN WAKTU TANAM A. Definisi

Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat

bagi penanaman bawang merah.

B. Tujuan

Untuk menentukan waktu tanam yang tepat sehingga tanaman

bawang merah dapat tumbuh baik diawal pertumbuhannya sampai

saat panen.

C. Standar Tentang Penentuan Waktu Tanam

Waktu tanam ditentukan berdasar perkiraan datangnya musim hujan

atau tersedianya air irigasi atau berdasarkan kesepakatan pola

tanam kelompok biasanya bulan Juni-Juli (MK) dan September-

Oktober (MH) dan pertimbangan kerawanan terhadap serangan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Standar Operasional Prosedur

Nomor: SOP BM-GK II

1-2

Tanggal Dibuat 22 November 2012

"Penentuan Waktu Tanam"

Revisi….. Tanggal………

Disahkan ………….

Page 12: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

7

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Data curah hujan tahun penanaman sebelumnya minimal selama

5 tahun.

2. Data pola tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan. 3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

E. Prosedur Kerja Penentuan Waktu Tanam

1. Melakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi curah hujan. 2. Melakukan diskusi untuk menentukan waktu tanam yang

disepakati sesuai dengan kebutuhan. 3. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan

F. Validasi Penentuan Waktu Tanam

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 13: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

8

Standar Operasional

Prosedur

Nomor: SOP BM-GK

III

1-3

Tanggal Dibuat 22 November 2012

"Penyiapan Benih"

Revisi….. Tanggal………

Disahkan …………………

III. PENYIAPAN BENIH A. Definisi dan Tujuan

Penyiapan benih adalah rangkaian kegiatan mulai dari pemilihan benih bermutu dari varietas unggul sampai dengan siap tanam dalam jumlah cukup pada waktu yang tepat.

B. Tujuan Untuk menjamin benih yang ditanam berkualitas (memiliki keseragaman, kekuatan tumbuh, dan sehat ).

C. Standar Tentang Penyiapan Benih

1. Benih yang digunakan sebaiknya adalah benih bermutu dari varietas unggul yang ditandai dengan label benih yang disahkan oleh BPSB dan benih tersebut siap tanam (telah disimpan 3 – 4 bulan).

2. Peneresan 1/3 bagian ujung benih diperlukan jika tunas dalam benih masih sekitar 50 – 60%

3. Ukuran umbi benih yang optimal adalah 3-4 g/umbi atau diameter < 2 cm

4. Benih bersih dari kulit yang kering atau kotoran maupun penyakit/ hama.

Page 14: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

9

5. Kebutuhan benih 637,5 kg/ha – 1000kg/ha disesuaikan dengan jarak tanam, ukuran bedengan dan ukuran benih

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Benih 2. Keranjang/ kantong jala/karung untuk menampung benih. 3. Pisau untuk memisahkan daun dan umbi. 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

E. Prosedur Kerja Penyiapan Benih 1. Memilih benih bermutu 2. Memilih benih yang telah siap tanam (telah disimpan 3-4

bulan). 3. Jika calon/tunas dalam benih sudah muncul 80% maka ujung

benih tidak perlu diteres (dipotong). 4. Jika tunas dalam benih masih sekitar 50 – 60% maka perlu

diteres 1/3 bagian ujungnya. 5. Membersihkan benih dari kulit yang kering atau kotoran

maupun penyakit/hama. 6. Sebelum ditanam, sebaiknya benih direndam dalam larutan

Plant Growth Promoting Rhizobacterium (PGPR) sekitar 20 menit dengan dosis 10 cc/lt air

7. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 5)

Page 15: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

10

F. Validasi Penyiapan Benih

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Gambar 1.Umbi yang sudah diteres untuk mempermudah keluarnya Tunas

Page 16: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

11

Standar Operasional Prosedur

Nomor: SOP BM-GK IV

1-9

Tanggal Dibua

22 November 2012 "Penyiapan Lahan " Revisi……..

Tanggal…… Disahkan

…………….. IV. PENYIAPAN LAHAN

Sub Kegiatan: Pembersihan Lahan A. Definisi

Penyiapan lahan adalah rangkaian kegiatan mulai dari membersihkan lahan dari bebatuan, gulma dan sisa-sisa tanaman lain.

B. Tujuan Agar diperoleh lahan yang siap diolah dan terbebas dari gangguan fisik (batu-batuan, dll) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa tanaman).

C. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Sabit untuk memotong dan membersihkan semak yang dapat

menghalangi pertumbuhan tanaman muda. 2. Cangkul untuk membersihkan tanah dari rumput dan sisa-sisa

tanaman yang tertinggal serta untuk mengolah tanah. 3. Gancu lebih bagus untuk mengambil rumput agar tidak putus

dan mudah menancap pada tanah. Juga dapat dipergunakan untuk olah tanah.

4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 17: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

12

D. Standar tentang Pembersihan Lahan 1. Lahan calon lokasi penanaman dibersihkan dari gulma, semak

atau sisa-sisa tanaman sebelumnya yang dapat mengganggu

pertumbuhan bawang merah sehingga lahan siap diolah

2. Sisa-sisa tanaman dikumpulkan dan dibersihkan dari lahan

3. Lahan yang akan dipakai untuk budidaya bukan bekas

pertanaman yang sefamili, untuk menghindari resiko serangan

penyakit.

E. Prosedur Pelaksanaan: 1. Membersihkan lahan dari batu-batuan, gulma, semak yang

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan menggunakan cangkul

2. Membuang dan memusnahkan sisa-sisa tanaman. 3. Mengumpulkan batu-batuan dan membuang pada tempat

tertentu yang aman di luar areal tanam. 4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.

Gambar 2. Kegiatan Pembersihan Lahan

Page 18: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

13

E. Validasi Pembersihan Lahan

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 19: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

14

Sub Kegiatan: Pembuatan Bedengan dan Pemberian Pupuk Organik A. Definisi

Pembuatan bedengan adalah membuat lahan pertanaman dengan cara mengolah tanah hingga gembur dan dikeringkan

B. Tujuan Agar diperoleh lahan pertanaman yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman.

C. Standar Tentang Pembuatan Bedengan dan Pemberian Pupuk Organik 1. Lahan calon bedengan diolah terlebih dahulu dengan cara tanah

dibalik agar kering, kemudian diberi pupuk kandang dengan dosis 5-10 ton/ha.

2. Lahan calon bedengan diolah dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 30 cm sampai gembur. Pengolahan lahan dilakukan 10-15 hari sebelum tanam untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas beracun dan panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman sebelumnya. Setelah dibajak, lahan dibiarkan selama 1 minggu.

3. Bedengan dibuat dengan lebar 80-100 cm, jarak antar bedeng 40-50 cm dengan tinggi bedengan 30 - 60 cm pada musim hujan dan 10-20 cm pada musim kemarau dengan ukuran got keliling lebar 60 cm kedalaman 50 cm. Panjang bedengan, parit atau got menyesuaikan kondisi lahan dan ketersediaan air.

Page 20: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

15

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Cangkul untuk menggemburkan tanah 2. Meteran sebagai alat ukur menentukan ukuran calon bedengan

dan parit. 3. Tali dan patok kayu untuk meluruskan bedengan. 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan. 5. Pupuk Organik (pupuk kandang). 6. Agensia hayati (Trichoderma/Gliocladium) untuk mencegah

terjadinya penyakit. E. Prosedur Pelaksanaan :

1. Mencangkul tanah sampai menjadi gembur dan dipetak-petak

dengan sebelumnya diberi pupuk kandang (5-10 ton/ha) yang telah dicampur dengan agensia hayati;

2. Membuat bedengan dengan ukuran lebar 80-100 cm dan panjang menyesuaikan lahan;

3. Jarak antar bedengan (got/parit) adalah 40-50 cm, kedalaman 50 cm;

4. Membuat got keliling dengan lebar 30 cm dan kedalaman 40 cm;

5. Setelah lahan dikeringkan 7-10 hari, lahan diratakan dan diberi pupuk kandang. Setelah itu lahan siap untuk ditanami.

6. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan;

Page 21: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

16

F. Validasi Pembuatan Bedengan/dan Pemberian Pupuk Organik

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Gambar 3. Penaburan Pupuk Kandang di atas Bedengan

Gambar 4. Bedengan Sudah Siap Untuk Ditanami

Page 22: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

18

Sub Kegiatan : Pembuatan Lubang Tanam dan Jarak Tanam A. Definisi

Membuat lubang tanam dengan jarak yang sesuai untuk penanaman benih.

B. Tujuan Agar diperoleh lubang tanam dengan jarak yang sesuai rencana

C. Standar Tentang Pembuatan Lubang Tanam dan Jarak Tanam

1. Pembuatan larikan dan lubang tanaman menggunakan bilah

bambu/kayu dengan kedalaman ¾ umbi benih.

2. Jarak antar baris 15 - 20 cm dengan jarak tanam dalam barisan

15 cm

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Bilah bambu/kayu yang diruncingkan dan diberi besi untuk

membuat larikan 2. Meteran/alat ukur untuk membuat larikan lubang tanam 3. Bilah bambu/kayu untuk mengatur jarak tanam dalam baris 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

E. Prosedur Pelaksanaan

1. Membuat blak, yang telah diberi tanda sesuai dengan jarak yang ditentukan

2. Melakukan penyiraman lahan pertanaman secukupnya dan dilanjutkan dengan membuat larikan dan lubang tanaman dengan bilah bambu/kayu dengan kedalaman ¾ umbi benih.

Page 23: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

19

3. Jarak antar baris 15-20 cm dan jarak tanam dalam barisan 15 cm.

4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan F. Validasi Pembuatan Lubang Tanam dan Jarak Tanam

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 24: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

20

Standar Operasional

Prosedur

Nomor: SOP BM-GK V

Halaman

1-2

Tanggal Dibuat

22 November 2012 "Penanaman" Revisi…

Tanggal… Disahkan

……………..

V. PENANAMAN

A. Definisi Membenamkan benih kedalam lubang tanam yang telah disiapkan

B. Tujuan Agar tanaman tumbuh optimal

C. Standar tentang Penanaman 1. Penanaman dilakukan dengan membenamkan ¾ bagian

benih pada lubang tanam yang tersedia dengan mata tunas menghadap keatas

2. Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangi penguapan

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Benih

2. Wadah benih (kantong, ember) untuk membawa benih

3. Gembor untuk menyiram

4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 25: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

21

E. Prosedur Pelaksanaan 1. Membenamkan 2/3 bagian benih ke dalam lubang tanam

kemudian ditutup tanah tipis. 2. Setelah selesai penanaman, dilakukan penyiraman 3. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.

F. Validasi Penanaman :

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Gambar 5. Benih Bawang Merah yang Sudah Ditanam

Page 26: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

22

Standar

Operasional Prosedur

Nomor: SOP BM-GK VI

Halaman 1-5

Tanggal Dibuat

22 November 2012 "Pemupukan" Revisi……

Tanggal… Disahkan …………

…..

VI. PEMUPUKAN

A. Definisi Pemupukan adalah menambah unsur hara di dalam tanah untuk memperbaiki kesuburan tanah.

B. Tujuan Menyediakan unsur hara yang cukup dan dapat diserap untuk pertumbuhan tanaman.

C. Standar tentang Pemupukan 1. Pemupukan harus mengacu pada empat tepat, yaitu tepat

dosis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat jenis. a. Pada MK pemberian pupuk kandang dilakukan 1

minggu sebelum tanam (pada waktu pengolahan tanah) dengan dosis 10-15 ton/ha

b. Pemupukan Dasar (1 hari sebelum tanam) Musim Kemarau (MK) : NPK (15:15:15) 125 kg/ha

Page 27: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

23

Musim Hujan (MH) : - Urea sebanyak 50 kg/ha - ZA sebanyak 100 kg/ha. - SP-36 sebanyak 100 kg/ha. - KCl sebanyak 100 kg/ha.

c. Pemupukan susulan I (15 – 20 hari setelah tanam) - Urea 125 kg/ha - ZA 50 kg/ha. - KCl sebanyak 100 kg/ha.

d. Pemupukan susulan II (28 - 35 hari setelah tanam) Musim Kemarau (MK) : - ZA 50 kg/ha. - KCl sebanyak 50 kg/ha. - Bila tanaman terlihat subur, pemupukan susulan

II tidak perlu dilakukan Catatan : Pada MH, pemupukan hanya diberikan 2 kali,

yaitu pemupukan dasar dan pemupukan susulan I

A. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Alat :

a. Karung dan ember digunakan untuk mengangkut pupuk selama penaburan pupuk di lahan.

b. Gembor untuk menyiram lahan setelah dipupuk c. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 28: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

24

2. Bahan : a Pada MK pemberian pupuk kandang dilakukan 1

minggu sebelum tanam (pada waktu pengolahan tanah) dengan dosis 12 ton/ha atau 4-5 ton/ha jika dengan Bokashi.

b. Pemupukan Dasar (1 hari sebelum tanam) Musim Kemarau (MK) : - Urea sebanyak 2-4 kg/ha - ZA sebanyak 7-15 kg/ha. - SP-36 sebanyak 15-25 kg/ha. Musim Hujan (MH) : - Urea sebanyak 50 kg/ha - ZA sebanyak 100 kg/ha. - SP-36 sebanyak 100 kg/ha. - KCl sebanyak 100 kg/ha.

c. Pemupukan susulan I (15 – 20 hari setelah tanam) - Urea sebanyak 25 kg/ha - ZA 50 kg/ha. - KCl sebanyak 100 kg/ha

d. Pemupukan susulan II (28 - 35 hari setelah tanam) Musim Kemarau (MK) : - ZA 50 kg/ha. - KCl sebanyak 50 kg/ha.

- Bila tanaman terlihat subur, pemupukan susulan II tidak perlu dilakukan

Page 29: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

25

B. Prosedur Pelaksanaan : 1. Melakukan pemupukan pertama dengan menaburkan

secara merata ke lahan pertanaman 2. Pemupukan kedua dilakukan dengan menaburkan secara

merata ke lahan pertanaman 3. Pemupukan ketiga dilakukan pada waktu 35-40 hari

setelah tanam, tergantung pertumbuhan tanaman dengan cara ditabur tipis-tipis.

4. Setelah dilakukan pemupukan, lahan disiram. 5. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang

digunakan.

C. Validasi Penanaman :

- Rekomendasi teknologi budiaya bawang merah, Balai

Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Jawa Barat;

- Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara,

Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten

Gunungkidul.

Page 30: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

26

Gambar 6. Pemupukan Dasar 1 hari sebelum tanam

Page 31: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

27

Standar

Operasional Prosedur

Nomor: SOP BM-GK

VII

Halaman 1-2

Tanggal Dibuat

22 November 2012 "Pengairan" Revisi…..

Tanggal….. Disahkan

……………..

VII. PENGAIRAN

A. Definisi Pengairan adalah mengatur pemberian air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

B. Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

C. Standar Tentang Pengairan :

1. Air selalu tersedia mulai dari penanaman sampai dengan menjelang panen.

2. Pemberian air dilakukan dengan penyiraman/ disiram dengan gembor.

3. Untuk pertumbuhan awal (setelah tunas tumbuh merata), penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 30 hari. Selanjutnya penyiraman dilakukan 2 hari sekali sampai 5 hari menjelang panen.

Page 32: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

28

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Air untuk menyiram tanaman 2. Pompa air digunakan untuk memompa air dari saluran

irigasi, sumur atau embung yang ada 3. Selang air untuk mengalirkan air ke areal pertanaman

melalui parit – parit. 4. Ember/gembor untuk menyiramkan air dari parit

kepermukaan bedengan yang sudah ditanami. 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Pelaksanaan :

1. Pemberian air dilakukan dengan gembor. 2. Untuk pertumbuhan awal (setelah tunas tumbuh merata),

penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 30 hari. Selanjutnya penyiraman dilakukan 2 hari sekali sampai 5 hari menjelang panen.

3. Penyiraman dilakukan pada waktu pagi atau sore 4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang

digunakan.

F. Validasi Pengairan

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara,

Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 33: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

29

Standar Prosedur

Operasional

Nomor: SPO BM-GK VIII

Halaman

1-2

Tanggal Dibuat

22 November 2012 "Pemeliha-

raan Tanaman"

Revisi…… Tanggal…..

Disahkan ……………..

VIII. PEMELIHARAAN TANAMAN

A. Definisi Pemeliharaan tanaman adalah melakukan pemeliharaan dan memperbaiki struktur tanah, membersihkan gulma pada lahan pertanaman serta pengendalian OPT.

B. Tujuan

Agar struktur tanah dan kebersihan lahan tetap terjaga sehingga pertumbuhan tanaman optimal

C. Standar Tentang Pemeliharaan Tanaman 1. Pemeliharaan tanaman dilaksanakan dengan penyiangan 2. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan areal

pertanaman dari gulma yang tumbuh.

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Gathul digunakan untuk mendangir. 2. Cangkul untuk memperbaiki bedengan 3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 34: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

30

E. Prosedur Pelaksanaan : 1. Mempersiapkan peralatan yang akan dipergunakan untuk

melakukan pemeliharaan yang meliputi pembumbunan (nglepo)

2. Melakukan penyiangan dengan cara membersihkan areal pertanaman dari gulma sesuai kondisi tanaman.

3. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.

E. Validasi Pemeliharaan Tanaman

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara,

Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 35: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

31

Standar Operasional

Prosedur

Nomor: SOP BM.

IX

Halaman 1-10

Tanggal Dibuat

22 November 2012 "Pengendalian

Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT)”

Revisi…… Tanggal…

Disahkan ……………..

IX. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU

TANAMAN (OPT) A. Definisi

Pengendalian OPT adalah tindakan untuk menekan serangan OPT guna mempertahankan produksi dengan sistem pengendalian hama terpadu ( PHT ).

B. Tujuan Agar OPT terkendali dan terjaganya kelestarian lingkungan

tanaman.

C. Standar tentang pengendalian OPT 1. Lakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di

lahan secara berkala. 2. Tentukan alternatif tindakan yang perlu segera dilakukan.

a) Teknis budidaya (meliputi penentuan waktu tanam, pola tanam, tanam serempak dan perbaikan cara budidaya)

b) Pengendalian cara fisik/mekanis/trap. c) Pengendalian cara bilogis (pemanfaatan agensia hayati) d) Pengendalian secara kimiawi (penggunaan perstisida

alterntif terakhir)

Page 36: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

32

3. Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan pestisida yang terdaftar apabila serangan mencapai ambang pengendalian.

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Handsprayer, perangkap kuning sebagai alat untuk

mengendalikan OPT Pestisida (biopestisidia, pestisida nabati, pestisida kimiawi) untuk mengendalikan OPT

2. Air sebagai bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih.

3. Ember/ timba untuk mencampur pestisida dengan air. 4. Pengaduk dari kayu untuk mengaduk pestisida dengan air. 5. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan air. 6. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari

cemaran bahan kimia (Topi, Masker, Kaos lengan panjang, sarung tangan, celana panjang, sepatu lapang).

7. Sabun sebagai pencuci tangan setelah selesai pelaksanaan penyemprotan.

8. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E.Prosedur Kerja Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman 1. Melakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di

lahan secara berkala. 2. Menentukan jenis tindakan yang perlu segera dilakukan.. 3. Melakukan pengendalian OPT bila serangan mencapai

ambang pengendalian, sesuai dengan kondisi serangan

Page 37: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

33

OPT dan fase/stadia tanaman sesuai teknik yang dianjurkan.

4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan

F. Validasi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan 1. UPTD BPTP Dinas Pertanian DIY

2. Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem

Utara, Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten

Gunungkidul.

Berikut ini adalah jenis OPT utama yang terdapat pada setiap fase/stadia pertumbuhan tanaman bawang merah.

Hama – hama penting pada bawang merah 1. Lalat Pengorok Daun (Liriomyza chinencis)*

Gambar 7. Lalat Pengorok Daun Dewasa

Page 38: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

34

a) Gejala serangan : Daun bawang yang terserang ditandai dengan adanya bintik-bintik putih akibat tusukan ovipositor lalat betina dan liang korokan larva yang berkelok-kelok pada daun bawang. Serangan berat mengakibatkan hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan, sehingga menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar.

b) Cara Pengendalian : 1) Mengumpulkan daun yang terserang lalu dimasukkan ke

dalam kantong plastik kemudian diikat dan dimusnahkan

2) Melakukan pemasangan perangkap likat kuning (oli)

yang terbuat dari kertas atau plastik kuning dengan

ukuran 16 cm x 16 cm kemudian ditempelkan pada

triplek atau kaleng dengan ukuran yang sama lalu

dipasang pada tiang bambu yang tingginya 20 cm diatas

tajuk tanaman. Jumlah perangkap yang digunakan untuk

setiap ha adalah sekitar 80-100 buah. Penggatian perekat

dilakukan disesuaikan kondisi perangkap.

3) Apabila serangan telah mencapai 10% dapat dilakukan

penyemprotan dengan insektisida efektif dengan jenis

dan dosis sesuai anjuran.

Page 39: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

35

2. Ulat Bawang (Spodoptera exigua Hubn)

Gambar 8. Ulat Bawang Pada Pertanaman bawang Merah

a) Gejala serangan : Gejala serangan tampak pada daun berupa bercak berwarna putih transparan. Begitu menetas dari telur ulat masuk ke dalam daun dengan jalan melubangi ujung daun pada saat stadia larva kemudian menggerek permukaan bagian dalam daun, sedangkan bagian epidermis luar ditinggalkan. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun mengering. Jika populasi ulat banyak, dapat menyerang umbi. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun terkulai dan mengering

b) Pengendalian:

1) Melakukan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman yang bukan inang (tanaman palawija) untuk musim tanam selanjutnya

Page 40: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

36

2) Melakukan penanaman secara serentak

3) Mengumpulkan kelompok telur dan ulat bawang, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian dimusnahkan

4) Untuk mengendalikan imago/ klaper ulat bawang dapat menggunakan perangkap lampu yang dipasang secara serentak pada satu hamparan. Pengendalian ini dilakukan dengan cara menggunakan lampu perangkap yang dipasang disawah dengan jarak 20 x 20 m, sehinga tiap hektarnya terdapat 25 – 30 lampu atau titik. Setiap titik terdiri dari lampu neon beserta fitingan, bak penampung yang berisi air detergen, kayu penyangga, paku dan kabel. Jarak mulut bak dengan tanaman tidak lebih dari 40 cm. Sedangkan jarak lampu dengan mulut bak kurang lebih 7 cm.Untuk menghindari hujan diatas lampu diberi pelindung. Lampu dinyalakan secara serentah sejak matahari terbenam sampai dengan menjelang matahari terbit.

5) Apabila populasi kelompok telur pada musim kemarau telah mencapai 1 kelompok/10 rumpun atau 5% daun sudah terserang/rumpun dan pada musim hujan terdapat 3 kelompok telur/10 rumpun atau 10% daun sudah terserang /rumpun dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif.

Page 41: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

37

Gambar 9. Perangkap Lampu Yang Digunakan Untuk Mengendalikan Ulat Bawang*

3. Trips (Thrips tabaci Lind & Thrips parvisipunus Karny)

Gambar 10. Nimfa Trips Dewasa

Page 42: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

38

a) Gejala serangan :

Sasaran serangan adalah daun muda dan pucuk daun. Nimfa

dan imago menyerang bagian tersebut dengan jalan menggaruk

atau meraut jaringan daun muda dan menghisap cairan selnya.

Secara visual daun yang terserang berwarna putih mengkilap

seperti perak dan kemudian berubah kecoklatan dan berbintik

hitam. Bila serangan berat seluruh daun bisa berwarna putih.

Pada serangan berat dapat mengakibatkan umbi menjadi kecil

dengan kualitas rendah. Trips dapat juga dijumpai pada umbi

bawang merah pada saat panen kemungkinan ikut terbawa ke

tempat penyimpanan dan dapat merusak bagian lembaga umbi

bawang merah. Serangan berat ini terjadi pada suhu rata – rata

di atas suhu normal yang disertai hujan rintik-rintik dan

kelembaban udara di atas 70%.

b) Pengendalian : 1) Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang

bukan inangnya

2) Penanaman dilakukan secara serentak sekitar

pertengahan Mei sampai awal Juni

3) Menggunakan musuh alami kumbang macan/ kumbang

helm predator Coccinellidae

Page 43: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

39

4) Melakukan pemasangan perangkap berwarna kuning berperekat, sebanyak 80 – 100 buah/ hektar

5) Apabila populasi dan serangan terus meningkat

dilakukan pengendalian dengan insektisida efektif yang

berbahan aktif betaslifutrin, piraklos.

4. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Gambar 11.Ulat Bawang yang Memakan Leher Batang Tanaman Bawang Merah

a) Gejala serangan :

Ulat aktif pada malam hari. Ulat menyerang leher batang

dengan memotong-motong bagian tersebut. Potongan –

potongan tanaman tersebut sering ditarik/dibawa ke tempat

persembunyiannya. Ulat bersembunyi di dalam tanah dan

aktif menyerang pada sore –malam hari sekitar jam 5 – 7.

Page 44: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

40

b) Pengendalian : 1) Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang

bukan inangnya atau tingkat keinangannya rendah (tanaman palawija)

2) Melakukan pengolahan tanah sebaik-baiknya sehingga pupa maupun ulat mati terkena sinar matahari.

3) Memusnahkan ulat yang dijumpai di sekitar tanaman inang

4) Menggunakan lampu perangkap seperti pengendalian pada ulat bawang

Page 45: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

41

Penyakit – Penyakit Penting Pada Bawang Merah Pada umumnya penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah disebabkan oleh cendawan, terutama disebabkan oleh lahan yang selalu lembab sehingga memungkinkan cendawan berkembang dengan baik. Beberapa jenis penyakit penting yang menyerang tanaman bawang merah, antar lain :

1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Hanz)

Gambar 12. Serangan Layu Fusarium pada Bawang Merah

a) Gejala Serangan Sasaran serangan adalah bagian dasar dari umbi lapis. Daun

bawang menguning dan terpelintir layu ( moler ) serta tanaman

mudah tercabut. Umbi yang terserang akan menampakkan dasar

umbi yang putih karena massa cendawan dan umbi membusuk

dimulai dari dasar umbi. Apabila umbi lapis dipotong membujur

terlihat adanya pembusukan berawal dari dasar umbi meluas baik

Page 46: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

42

ke atas maupun samping Serangan lebih lanjut menyebabkan

kematian, dimulai dari ujung daun kemudian menjalar ke bagian

bawah.

b) Pengendalian:

1) Menentukan waktu tanam yang tepat 2) Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan

inangnya atau tingkat keinangannya rendah (tanaman palawija).

3) Menggunakan benih yang bebas penyakit 4) Menggunakan pupuk organik dengan penambahan agens

hayati Gliocladium sp atau Trichodherma pada setiap lubang tanam

5) Drainase dijaga sebaik mungkin 6) Menjaga tanaman/umbi jangan sampai terluka akibat

perlakuan sewaktu pemeliharaan maupun panen

2. Bercak Ungu/trotol (Alternaria porri)

Gambar 13. Cendawan Bercak Ungu pada Daun Bawang Merah

Page 47: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

43

a) Gejala Serangan : Cendawan Alternaria porri menimbulkan gejala bercak melekuk

pada daun, berwana putih atau kelabu. Pada serangan lanjut,

terdapat bercak - bercak menyerupai cincin, berwarna agak ungu

dengan tepi agak merah atau keunguan dan dikelilingi oleh

bagian berwarna kuning yang dapat meluas ke atas atau ke

bawah bercak dan ujung daunnya mengering. Ujung daun

mengering bahkan dapat patah. Pada saat atau setelah panen

biasanya dapat terjadi infeksi pada umbi sehingga umbi

membusuk dan berair yang bermula dari bagian leher umbi

sampai umbi berwarna kuning atau merah kecoklatan. Serangan

berat mengakibatkan jaringan umbi mengering dan berwarna

gelap.

b) Pengendalian : 1) Menentukan waktu tanam yang tepat.

2) Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inangnya atau tingkat keinangannya rendah (tanaman palawija ).

3) Menggunakan benih yang berasal dari tanaman sehat, tidak keropos, tidak terdapat luka pada kulit/terkelupas dan warna mengkilap.

4) Melakukan sanitasi dan pembakaran sisa-sisa tanaman yang sakit

Page 48: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

44

5) Menjaga lahan tidak tergenang air dengan membuat saluran drainase.

6) Mengadakan penyiraman di pagi hari (sebelum terbit matahari) untuk menghilangkan embun upas.

7) Jika terjadi hujan pada siang hari, maka tanaman segera disiram dengan air bersih untuk menghindari patogen yang menempel pada daun

8) Apabila masih ditemukan gejala serangan dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida efektif yang dianjurkan.

3. Antraknosa (Collectrotichum gloeospoiroides)

a) Gejala serangan Tampak bercak putih pada daun yang terserang dengan ukuran antara 1-2 mm. Bercak putih tersebut berkembang dan melebar kemudian berubah warna menjadi putih kehijauan. Tanaman bawang merah dapat mati mendadak karena daun bagian bawah pangkal mengecil. Apabila infeksi berlanjut spora akan terlihat dengan koloni berwarna merah muda kemudian berubah menjadi coklat gelap dan akhirnya menjadi kehitam-hitaman.

b) Pengendalian 1) Mengatur waktu tanam yang tepat yaitu penanaman pada

musim kemarau

2) Menggunakan benih yang berasal dari tanaman sehat dan bebas bibit penyakit

3) Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang ( tanaman palawija ) pada musim tanam selanjutnya

4) Melakukan sanitasi dan pemusnahan tanaman sakit

Page 49: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

45

5) Perbaikan saluran drainase 6) Apabila masih ditemukan gejala serangan dapat dilakukan

penyemprotan dengan fungisida efektif yang dianjurkan.

4. Virus mozaik bawang (Onion Yellow Dwarf Virus)*

a) Gejala serangan : Tanaman yang terserang tumbuh kerdil, bentuk daun lebih kecil

dibanding daun sehat. Warna daun belang hijau pucat sampai

bergaris kekuningan, disertai dengan pertumbuhan daun yang

terpilin, sehingga tanaman tampak kerdil meskipun tidak

mengalami pemendekan. Umbi menjadi kecil sehingga produksi

menjadi rendah

b) Pengendalian : 1) Menggunakan benih yang sehat dan baik dan ditanam

didaerah bebas virus dengan jarak jauh dari sumber penyakit

2) Melakukan eradikasi tanaman yang menunjukkan gejala

dengan mencabut tanaman yang terserang dan

memusnahkannya

Page 50: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

46

5. Penyakit Embun Tepung (Sercospora duddie)

Gambar 14. Serangan Embun Tepung pada Tanaman Bawang Merah a) Gejala serangan :

Daun bagian luar dan umbi tertutup “bulu- bulu” halus berwarna

ungu yang merupakan massa spora dalam jumlah yang sangat

banyak, yang kemudian mngakibatkan daun menjadi layu dan

kering. Jika tanaman terinfeksi mampu bertahan hidup,

pertumbuhannya terhambat, daun hijau pucat. Serangan dapat

menjalar ke umbi yang mengakibatkan umbi membusuk, tetapi

lapis luarnya mengering dan berkerut.

b) Pengendalian : 1) Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim kemarau

2) Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang ( tanaman palawija ) pada musim tanam selanjutnya

Page 51: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

47

3) Menjaga kebersihan lahan dengan memotong daun daun yang terinfeksi dan membongkarnya

4) Menggunakan benih yang sehat dan bebas penyakit

5) Menjaga kondisi mikroklimat disekitar tanaman tetap kering dengan membuat saluran drainase dengan baik sehingga kelembaban tanah dan udara berkurang

6) Apabila masih ditemukan gejala serangan dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida efektif yang dianjurkan/ terdaftar.

Page 52: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

48

Standar Operasional

Prosedur

Nomor: SOP BM. X

Tanggal Dibuat

22 November 2012 " Penentuan Saat Panen"

Halaman 1-3

Revisi…… Tanggal…...

Disahkan …………….

X. PENENTUAN SAAT PANEN A. Definisi

Penentuan saat panen adalah memantau/melihat keadaan fisik tanaman untuk menentukan saat panen yang tepat.

B. Tujuan Agar diperoleh mutu dan produksi umbi yang optimal.

C. Standar tentang Penentuan Saat Panen 1. Penentuan saat panen dilakukan dengan melihat

perkembangan fisik tanaman (terutama daun) maupun dokumentasi/catatan kebun lainnya.

2. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 60-72 hari dengan ciri-ciri fisik 80% daun rebah, menguning dan leher batang kosong, umbi tersembul kepermukaan tanah dan berwarna merah.

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Catatan waktu tanam untuk mengetahui umur tanaman dan

menentukan saat panen.

2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 53: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

49

E. Prosedur Pelaksanaan: 1. Melakukan pengamatan secara periodik terhadap

perkembangan fisik tanaman (terutama daun) maupun dokumentasi/catatan kebun lainnya.

2. Melakukan panen setelah tanaman berumur 60-72 dengan ciri-ciri fisik 80% daun rebah menguning dan leher batang kosong, umbi mengambang kepermukaan tanah serta berwarna merah mengkilat dan keras.

3. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. F. Validasi Penentuan Saat Panen

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Gambar 15. Daun Bawang Merah Terlihat Mulai Rebah

Page 54: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

50

Gambar 16 . Daun Bawang Merah Mulai Menguning serta Umbi

Mulai Muncul di Permukaan Tanah

Page 55: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

51

Standar Operasional

Prosedur

Nomor: SOP BM.

XI

Halaman 1-2

Tanggal Dibuat

22 November 2012 " Panen" Revisi………

Tanggal…… Disahkan ………

XI. PANEN A. Definisi

Panen adalah proses pengambilan umbi yang sudah menunjukkan ciri (sifat khusus) untuk dicabut (masak panen optimal).

B. Tujuan Untuk mendapatkan hasil tanaman

C. Standar tentang Panen 1. Umbi bawang merah dipanen dari dalam tanah dengan cara

dicabut dengan tangan atau menggunakan alat dengan hati-hati. 2. Panen dilakukan pada cuaca yang cerah dan tidak pada saat

turun hujan atau menjelang hujan.

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Kayu/bambu digunakan untuk mencabut umbi dari dalam tanah. 2. Plastik penutup bila terjadi hujan. 3. Tali untuk mengikat umbi 4. Karung untuk membawa umbi setelah panen 5. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 56: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

52

E. Prosedur Kerja Panen 1. Mempersiapkan peralatan panen seperti keranjang, karung, tali. 2. Mencabut umbi dengan hati-hati. Musim penghujan umbi

dijemur dengan diangin-anginkan dengan posisi umbi di atas selama ½ hari.

3. Memasukkan umbi ke dalam karung untuk kemudian dibawa ke tempat penyimpanan.

4. Apabila terjadi hujan lakukan penutupan menggunakan plastik 5. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan

F. Validasi Panen :

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 57: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

53

Standar Operasional

Prosedur

Nomor: SOP BM.

XII

Halaman 1-7

Tanggal Dibuat

22 November 2012 " Pasca Panen"

Revisi…… Tanggal

Disahkan ……………..

XII. PASCA PANEN Sub Kegiatan: Pelayuan dan Pengeringan A. Definisi

Pelayuan dan pengeringan adalah proses pelayuan dan pengeringan umbi untuk mengurangi kadar air.

B. Tujuan Agar terjadi penurunan kadar air pada daun dan leher umbi.

C. Standar Pelayuan dan Pengeringan

1. Pelayuan dan pengeringan dilakukan pada saat cuaca cerah dan sinar matahari optimal.

2. Pelayuan dilakukan setelah panen dengan menjemur bawang merah dibawah sinar matahari selama 2 – 3 hari atau diangin-anginkan selama 2-4 minggu sampai daun menjadi setengah kering. Usahakan pada saat pelayuan umbi bawang tidak terkena sinar matahari secara langsung, sehingga yang layu hanya daun dan leher umbi bawang merah.

Page 58: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

54

3. Pengeringan prosesnya hampir sama dengan pelayuan, hanya waktunya lebih lama 7-10 hari atau juga bisa dengan cara menggantung diatas para-para dan dibalik setiap 2 hari.

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Alas kepang sebagai alas untuk pelayuan dan pengeringan. 2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

E. Prosedur Kerja Pelayuan dan Pengeringan 1. Mempersiapkan alas kepang untuk alas umbi pada saat

pelayuan dan pengeringan. 2. Melakukan pelayuan dengan menjemur bawang merah dibawah

sinar matahari selama 2-3 hari setelah panen atau sampai daun menjadi setengah kering. Pada saat pelayuan diusahakan umbi bawang tidak terkena sinar matahari secara langsung, sehingga yang layu hanya daun dan leher umbi bawang merah.

3. Pengeringan prosesnya hampir sama, hanya waktunya lebih lama 7-10 hari atau juga bisa dengan cara menggantung diatas para para dan dibalik tiap 2 hari.

4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan

F. Validasi Pelayuan dan Pengeringan

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 59: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

55

Sub Kegiatan: Pembersihan dan Sortasi A. Definisi

Pembersihan dan Sortasi adalah proses menghilangkan kotoran yang menempel pada umbi agar diperoleh umbi yang berkualitas baik.

B. Tujuan Untuk menghilangkan kotoran (seperti tanah, kerikil, rumput, akar, dll) yang masih menempel pada umbi dan memisahkan antara umbi yang baik dengan yang jelek.

C. Standar Tentang Pembersihan dan Sortasi 1. Sortasi dilakukan untuk memisahkan antara umbi yang baik

(bernas, tidak cacat fisik atau busuk, berukuran seragam) dengan umbi yang jelek, rusak atau busuk.

2. Pembersihan dilakukan dengan hati hati untuk memisahkan umbi bawang merah dengan kotoran yang masih melekat pada umbi di atas alas dari anyaman bambu (kepang).

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Tali untuk mengikat umbi menjadi satu. 2. Alas kepang untuk menampung kotoran yang tertinggal. 3. Para–para untuk menggantungkan untingan umbi yang sudah

dibersihkan dan disortasi. 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

Page 60: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

56

E. Prosedur Kerja Pembersihan dan Sortasi 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebagai

sarana pembersih dan pengguntingan umbi. 2. Mengambil satu genggam daun umbi bawang merah yang

menjadi satu dengan umbi, kemudian memisahkan tiap genggaman antara umbi yang baik dengan umbi yang jelek

3. Mengikat umbi yang baik menjadi satu 4. Menghentakkan pelan-pelan untingan tadi untuk merontokkan

kotoran yang masih melekat pada umbi diatas alas dari kepang. 5. Mengikat dua ikatan untingan menjadi satu agar mudah

diletakkan di para-para. Letakkan umbi yang sudah dibersihkan dan diikat pada para para yang telah dipersiapkan.

6. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan

F. Validasi Pembersihan dan Sortasi

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 61: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

57

Sub Kegiatan : Grading A. Definisi

Grading adalah memisahkan umbi yang besar dan yang kecil sesuai ukuran pengkelasan.

B. Tujuan Untuk menentukan kelas umbi bawang merah.

C. Standar Tentang Grading (sesuai SNI nomor :01 3159 1992)

Karakteristik Syarat Cara Pengujian Mutu I Mutu II

Kesamaan varietas Ketuaan Kekerasan Diameter (cm) min. Kerusakan,(% bobot)maks. Busuk, (% bobot) maks. Kotoran, (% bobot) maks.

Seragam Tua Keras 1,7 5 1 Tidak ada

Seragam Cukup Tua Cukup Keras 1,3 8 2 Tidak ada

Organoleptik Organoleptik Organoleptik SP-SMP-309 SP-SMP-309 SP-SMP-309 SP-SMP-309

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Kepang/anyaman bambu untuk alas. 2. Para–para untuk menggantungkan untingan umbi yang sudah

digrading. 3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Kerja Grading

1. Mempersiapkan kepang untuk meletakkan bawang merah yang akan digrading.

2. Mempersiapkan para-para dari kayu atau bambu yang bersih untuk tempat menggantung umbi.

Page 62: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

58

3. Menggantung dan menyusun rapi bawang merah yang telah digrading dalam bentuk untingan di para-para.

4. Meakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. E. Validasi Grading

Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Bawang Merah Segar,

Nomor: 013159 1992), pengalaman petani bawang merah KT

Ngudi Hasil, Dusun Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari,

Kabupaten Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem

Utara, Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten

Gunungkidul.

Sub Kegiatan: Penyimpanan A. Definisi

Penyimpanan adalah proses menyimpan hasil panen sebelum dipasarkan.

B. Tujuan Untuk menunggu saat pemasaran yang tepat

C. Standar Tentang Penyimpanan

1. Penyimpanan secara tradisional dapat menggantung bawang merah menggunakan para-para diatas tungku perapian.

2. Penyimpanan di dalam gudang ventilasi harus memadai agar sirkulasi udara lancar dan kelembaban sekitar 65-70%, sinar matahari cukup dan tempat penyimpanan harus bersih.

Page 63: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

59

Penyimpanan dapat juga dilakukan dengan cara menggantung untingan umbi bawang merah menggunakan para para.

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Tempat penyimpanan digunakan sebagai tempat penyimpanan bawang merah yang telah selesai dibersihkan dan disortasi.

2. Para-para digunakan sebagai tempat menggantung umbi bawang merah yang akan disimpan dalam tempat penyimpanan

3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Kerja Penyimpanan 1. Menyiapkan para-para dari kayu atau bambu yang bersih untuk

tempat menggantung umbi. 2. Menyiapkan tempat penyimpanan yang akan digunakan 3. Bawang merah yang telah dibersihkan dan disortasi serta

untingan digantung ke dalam ruang penyimpanan yang disusun secara rapi menggunakan para para.

4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan F. Validasi Penyimpanan :

Pengalaman petani bawang merah KT Ngudi Hasil, Dusun

Ngaliyan, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Gunungkidul dan KT Sumber Rejeki, Dusun Ngasem Utara, Desa

Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Page 64: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

60

Standar Operasional

Prosedur

Nomor: SOP BM.

XIII

Halaman 1-4

Tanggal Dibuat

22 November 2012 " Pengemasan dan Distribusi"

Revisi…… Tanggal…

Disahkan ……………..

XIII. PENGEMASAN DAN DISTRIBUSI

Sub Kegiatan: Pengemasan A. Definisi

Pengemasan adalah proses mengemas umbi yang dilakukan dengan menggunakan bahan pengemas yang sesuai tujuan pasar.

B. Tujuan Agar diperoleh bawang merah dalam kemasan yang tepat dan aman.

C. Standar tentang Pengemasan 1. Jumlah umbi bawang merah yang dikemas harus sesuai dengan

tujuan pengirimannya. 2. Untuk pengiriman jarak dekat bawang merah dikemas

menggunakan karung jala/rajut (koli) dengan berat 90 - 100 kg. Dan untuk pengiriman jarak jauh/ antar pulau bawang merah dikemas menggunakan karung jala (koli) dengan berat 20 - 25 kg/koli

Page 65: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

61

D. Alat, Bahan dan Fungsi 1. Timbangan digunakan untuk menimbang bawang merah yang

akan dikemas. 2. Karung jala atau koli untuk mengemas bawang merah yang

sudah disortir dari tempat penyimpanan untuk didistribusikan. 3. Tali plastik untuk mengikat karung jala (koli) plastik 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

E. Prosedur Kerja Pengemasan :

1. Menyiapkan peralatan pengemasan beserta timbangan sesuai dengan tujuan pasar;

2. Untuk pengiriman jarak dekat bawang merah dikemas menggunakan karung jala (koli) dan ditimbang dengan berat 90-100 kg dan ujung karung jala diikat menggunakan tali plastik;

3. Untuk pengiriman jarak jauh/antar pulau bawang merah dikemas menggunakan karung jala dan ditimbang dengan berat 20-25 kg dan ujung karung jala diikat menggunakan tali plastik;

4. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. F. Validasi Pengemasan

Pengalaman pedagang bawang merah di Kecamatan Wonosari

dan Playen, Kabupaten Gunungkidul dan petugas pembina Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gunungkidul.

Page 66: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

62

Sub Kegiatan Pendistribusian A. Definisi

Pendistribusian adalah proses memindahkan umbi dari produsen ke pasar/konsumen.

B. Tujuan Untuk mendistribusikan umbi bawang merah sampai ke pasar/konsumen dengan kualitas tetap terjaga

C. Standar Tentang Pendistribusian

1. Alat transportasi untuk mengangkut umbi ke konsumen/pasar/pabrik layak digunakan dan muatan sesuai kapasitas angkut;

2. Tanggal, lokasi dan jumlah yang hendak dikirim sudah dilakukan pengecekan ulang.

D. Alat, Bahan dan Fungsi

1. Alat transportasi untuk mengangkut umbi ke konsumen/pasar/pabrik;

2. Plastik atau terpal sebagai penutup dalam alat transportasi; 3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

E. Prosedur Kerja Pendistribusian

1. Menyiapkan peralatan transportasi beserta peralatan lain yang diperlukan seperti tali, dan terpal;

Page 67: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

63

2. Melakukan pengecekan tanggal, lokasi dan jumlah yang hendak dikirim;

3. Meletakkan secara perlahan kemasan-kemasan umbi dalam kendaraan. Apabila hendak ditumpuk, diupayakan jumlah tumpukan tidak melebihi kapasitas alat angkut;

4. Memindahkan kemasan dengan hati-hati; 5. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.

F. Validasi Pendistribusian

Pengalaman pedagang bawang merah di Kecamatan Wonosari dan

Playen, Kabupaten Gunungkidul dan petugas pembina Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gunungkidul.

Page 68: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

64

Page 69: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

65

Lampiran 1.

CONTOH JENIS BAWANG MERAH YANG DILEPAS OLEH MENTERI PERTANIAN

No Jenis/Varietas Asal Lokasi/Materi

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

Bima Brebes Medan

Keling Maja Cipanas

Bauji Super Philip

Kramat – 1 Kramat – 2

Kuning Tiron

Lokal Brebes Lokal samosir

Lokal Maja Lokal Cipanas

Lokal Nganjuk Introduksi dari Philipina

Maja Cipanas x B.Bombay Maja Cipanas x B.Bombay

Lokal Brebes Bamtul, Yogyakarta

Page 70: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

66

Lampiran 2 : CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN

1. Form Catatan Kegiatan Pemilihan Lokasi Nama Petani : ………………….. Alamat Lahan : …………………..

Tanggal Petak Luas (Ha) Kondisi Lahan Riwayat Penggunaan Lahan Petugas

- Tinggi tempat : - pH Tanah : - Suhu : - Batas Lahan : - Sumber Air :

2. Form Catatan Kegiatan Penentuan Waktu Tanam

Nama Petani :.............. Alamat Lahan :.............

Tgl Petak Luas ( ha) Perkiraan Bulan Basah ( Bulan hujan ) Rencana Waktu Tanam Petugas

Minggu ke..... Bulan ke....

3. Form Catatan Kegiatan Penyiapan Benih Nama Petani :............. Alamat Lahan :.............

Tgl Petak Luas (ha) Jml

Benih (kg)

Sumber/ Asal Benih

Perlakuan Benih *) Petugas

Dirompes Tdk dirompes

*) Beri tanda ( √ ) pada kolom sesuai kegiatan yang dilakukan

Page 71: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

67

4. Form Catatan Kegiatan Pembersihan Lahan Nama Petani :............. Alamat Lahan :.............

Tgl Pe- tak

Luas (Ha)

Kendala di Lahan Cara

Hasil Akhir dan Hal yang Perlu

Diperhatikan Petugas

5. Form Kegiatan Pembuatan Bedengan/ Cemplongan Nama Petani :............. Alamat Lahan :.............

Tgl Petak Luas ( ha)

Jenis Tanah *)

Waktu & Cara

Pengolahan Tanah

Cara Membuat Bedengan &

parit/cemplong

Ukuran bedeng &

parit/ cemplong

Pemberian Pupuk Kandang

Petugas Waktu Dosis Cara

debu berpasir lempung berpasir

*) Beri tanda ( √ ) sesuai jenis tanah yang dikelola

Page 72: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

68

7. Form Kegiatan Pembuatan Lubang Tanam & Jarak Tanam

Nama Petani :.............. Alamat Lahan :..............

Tgl Petak Luas ( ha ) Ukuran

Lubang Tanam & jarak Tanam

Pembuatan Lubang Tanam

Penetapan Jarak Tanam Petu-

gas Alat Cara Alat Cara Umbi besar :

Umbi kecil :

8. Form Kegiatan Penanaman Nama Petani :........... Alamat Lahan :...........

Tgl Petak Luas ( ha )

Cara

Penanaman

Waktu Penanaman Petugas

9. Form Catatan Kegiatan Pemupukan Nama Pemilik : ………………….. Alamat Lahan : …………………..

A. Catatan Kegiatan Pemupukan Dasar Tgll Petak Luas

(Ha) Nama Pupuk Dosis Cara Cuaca Petugas

Page 73: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

69

B. Catatan Kegiatan Pemupukan Susulan

Tgl Petak Luas (Ha)

Fase Pertumbuhan

Nama Pupuk Cara Dosis Cua-

ca Petu-gas

10. Form Catatan Kegiatan Pengairan

Nama Pemilik : ………………….. Alamat Lahan : …………………..

Tanggal Petak Luas (Ha)

Fase Pertumbuhan Cara Pengairan Lama Diairi Petugas

11. Form Catatan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman

Nama Pemilik : ………………….. Alamat Lahan : …………………..

Tgl Petak Luas (Ha)

Fase Pertum-buhan

Cara Pemeliharaan Tanaman Petugas

Page 74: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

70

12. Form Catatan Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Nama Petani :.............. Alamat Lahan :.............

Tgl Petak Luas (ha)

Umur Tanaman

Jenis OPT

Tingkat Serangan

Cara Pengenda-

lian

Nama Bahan

Pengendali OPT

Cara Aplikasi Bahan

Pengendali OPT

Cuaca Petugas

13. Form Catatan Kegiatan Penentuan Saat Panen

Nama Petani :…………. Alamat Lahan :…………

Tgl Petak Luas (ha)

Umur Tanaman

Penampakan Ciri Fisik Tanaman Siap Dipanen

Rencana Umbi Dipanen

Petugas Umur Tanggal

Page 75: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

71

14. Form Catatan Kegiatan Penentuan Saat Panen Nama Pemilik : ………………….. Alamat Lahan : …………………..

Tgl Petak Luas (Ha) Umur

Tanaman Rencana Umbi Dipanen

Petugas

15. Form Catatan Kegiatan Panen

Nama Petani :................ Alamat Lahan :...............

Tgl Petak Luas

( ha ) Tahapan Cara

Panen

Cuaca & Waktu Panen

Jumlah Hasil Panen Petugas

Page 76: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

72

16. Form Catatan Kegiatan Pelayuan & Pengeringan

Nama Petani :............. Alamat Lahan :.............

17. Form Catatan Kegiatan Pembersihan dan Sortasi

Nama Petani :............. Alamat Lahan :.............

Tgl Jumlah ( kg )

Lokasi Pembersihan

& Sortasi

Cara Pembersihan

Cara Sortasi

Prosentase Rusak Petugas

Tgl Jum-lah ( kg )

Lokasi : Cara dan Alat : Lama :

Petugas Pelayu-an

Pengering-an Pelayu-an Pengeri

ngan Pelayuan

Pengeri-ngan

Page 77: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

73

18. Form Catatan Kegiatan Penyimpanan Nama Petani :............ Alamat Lahan :............

Tgl Jumlah ( Kg )

Lokasi Penyimpanan

(rumah/gudang dll)

Cara Penyimpanan

Tujuan Penyimpanan

Lama Penyimpa

nan

Petu-gas

19. Form Catatan Kegiatan Pengemasan

Nama Petani :............... Alamat Lahan :..............

Tgl Jumlah (Kg)

Lokasi Pengemasan

( rumah/gudang dll)

Cara Pengemasan

Bahan Kemasan

Jumlah Perkemasan

( Kg ) Petugas

20. Form Catatan Kegiatan Pendistribusian

Nama Pemilik :................ Alamat Lahan :...............

Tgl Jumlah Kemasan Yang Diangkut

Jenis Alat Transportasi

( Kapasitas angkut )

Daerah Tujuan

Lama Perjalanan

( hari ) Petugas

Page 78: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)distan.jogjaprov.go.id/wp-content/.../teknologi/sopbawangmerahgk.pdf · Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak, masih ... dipergunakan sebagai obat

74

TIM PENYUSUN

Ir. Purwantiningsih Arini Sutaryanti, SP, MSc. Sukino Devi Ria Arthasari, STP Ir. Suharyadi Fibrianty, SP, MSi Ir. Suzie Wisudarti Ir. Jihadin M Purwono Sulistyohadi SP, MP Nur Elia Mujahidah, S.P. Reki Hendrata, SP

Dinas Pertanian DIY Dinas Pertanian DIY Dinas Pertanian DIY Dinas Pertanian DIY UPTD BPTP BPTP Yogyakarta BKPP DIY UPTD BPSB DIY Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Gunungkidul Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Gunungkidul BPTP Yogyakarta