standar akuntansi dan kaitannya dengan film kungfu panda ii

4
REFLEKSI DIRI: METAFORA IFRS DALAM FILM KUNGFU PANDA 2 (TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER V AKUNTANSI INTERNASIONAL) OLEH: FADHLILLAH RAHMAWATI 125020301111015 AKUNTANSI INTERNASIONAL-CC JURUSAN AKUNTANSI

Upload: ila-rahmawati

Post on 02-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refleksi mengenai kaitan antara standar akuntansi dunia dengan film Kungfu Panda II

TRANSCRIPT

REFLEKSI DIRI: METAFORA IFRS DALAM FILM KUNGFU PANDA 2

(TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER V AKUNTANSI INTERNASIONAL)

OLEH:

FADHLILLAH RAHMAWATI

125020301111015

AKUNTANSI INTERNASIONAL-CC

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2015

Kungfu Panda 2 adalah film animasi anak-anak yang bersetting pada era Cina Kuno. Film ini menceritakan sesosok Panda yang menjadi salah satu anggota dari Dragon Warrior. Dragon Warrior merupakan sekelompok ksatria yang berupaya untuk menjaga perdamaian di daratan Cina. Pada film kedua Kungfu Panda ini, Xiao Po dan teman-temannya harus berhadapan dengan seekor merak putih bernama Shen yang ingin menguasai Cina menggunakan meriam kembang api.

Film Kungfu Panda 2 adalah metafora untuk standar akuntansi yang ada di dunia, khususnya di Indonesia saat ini. Meriam kembang api, senjata yang digunakan oleh Shen dapat diibaratkan sebagai IFRS yang sangat agresif dalam memperkuat posisinya di Indonesia. Meriam ini memiliki kekuatan yang hebat dalam menghancurkan benda-benda. Bahkan salah satu guru kungfu, yaitu Master Rhino tewas karena serangan meriam itu. Kekuatan meriam ini sama halnya dengan IFRS. IFRS membuat penguasa negara tidak berdaya dalam menghadapi gempurannya karena di sini terdapat pihak-pihak yang berkepentingan yang sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian di suatu negara, yaitu para investor. Lalu siapa yang memerankan Shen, merak putih yang sangat haus akan kekuasaan itu? Tentu saja badan internasional yang menaungi IFRS, yaitu IASB. IASB merupakan dewan yang beranggotakan pihak-pihak yang seperti kita tahu, sangat kapitalis, dimana modal dijadikan sebagai tujuan utama dalam misi yang mereka emban. IFRS yang sangat pro investor merupakan senjata yang sangat ampuh untuk menguasai suatu negara. Dengan dalih untuk menyeragamkan standar laporan keuangan di dunia agar mudah untuk diperbandingkan, pihak-pihak di balik IFRS sebenarnya mempunyai tujuan utama yaitu memperluas sistem kapitalis dan ekspansi perusahaan-perusahaan multinasional, terutama di negara-negara yang kaya akan sumber daya dengan harga murah. Salah satu korban nyata dari misi ini yaitu Indonesia. Karena ingin menarik minat para investor agar berinvestasi di Indonesia, maka Indonesia dengan kesadaran penuh akhirnya memilih untuk melakukan konfergensi Standar IFRS ke dalam PSAK yang sebelumnya hanya diadopsi. Yang saya herankan, apakah Indonesia, dalam hal ini IAI (Ikatan Akuntang Indonesia) sadar bahwa dengan adanya konfergensi ini, Indonesia tidak lagi berbeda dengan Amerika maupun negara-negara Eropa yang menganut sistem kapitalis dalam perekonomian mereka, dan sedikit-demi sedikit meninggalkan sistem perekonomian Pancasila yang dicetuskan oleh bapak pendiri bangsa kita. Tapi apabila memang saya harus menanyakan langsung pada pihak IAI, tentu mereka akan memberikan segudang alasan yang terdengar ralional dan bisa saja membuat saya balik mendukung mereka karena pengetahuan saya yang masih sempit mengenai politik akuntansi. Lalu kenapa Indonesia bisa dengan mudahnya menjadi korban? Karena Indonesia tidak punya kungfu dan Dragon Warrior. Tentu saja kungfu yang dimaksudkan di sini bukanlah sejenis bela diri super keren dan tentu saja Dragon Warrior yang saya maksud bukanlah seekor panda gendut, harimau, ular, belalang, dan burung pelikan yang memiliki kemampuan kungfu yang hebat. Kungfu yang saya maksud di sini adalah suatu instrumen, entah itu berupa undang-undang atau standar yang memiliki kedudukan kuat yang bisa digunakan sebagai alat untuk mencegah agar pengaruh IFRS bisa ditekan, dan instrumen tersebut harus dijalankan oleh suatu dewan independen yang bisa mengkritisi dan memberi pandangan yang objektif mengenai standar dan keputusan yang dibuat oleh IAI yang berkenaan dengan nasib akuntansi di Indonesia.Jika saja dunia memiliki Dragon Warrior dan kungfunya, maka kita akan mendapatkan ending yang bahagia seperti halnya dalam film Kungfu Panda 2. Meriam berhasil dihancurkan dan Shen mati karena obsesinya sendiri. Tentu saja saya tidak mengharapkan para anggota IASB bernasib nahas seperti Shen. Bagi saya, cukup dengan memperlemah kekuatan dan posisi mereka, dan membiarkan negara-negara di seluruh dunia menggunakan standar akuntansi yang sesuai dengan struktur perekonomian mereka. Tapi sayangnya, kita tidak punya Dragon Warrior, jadi kita hanya bisa menunggu dan berharap agar suatu hari nanti akan muncul sekelompok ksatria dengan bela diri mereka yang hebat yang bisa menghancurkan dominasi ini.