st udi kas us asuhan keper awatan kelua rga pad … · bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,...
TRANSCRIPT
AASUHAN
GAST
SEKOLA
KEPERA
TRITIS PA
KIDUL,
PROGR
AH TINGG
STU
AWATAN
ADA KEL
, KECAM
DI SU
ANNA N
NI
RAM STUD
GI ILMU
SUR
UDI KASU
KELUAR
UARGA T
MATAN GO
USUN OL
NUR KHAS
M. P.1007
DI DIII K
KESEHA
RAKART
2013
US
RGA PAD
TN. N DI D
ONDANG
LEH:
SANAH
76
KEPERAW
ATAN KU
TA
A TN. N D
DESA TU
GREJO
WATAN
USUMA HU
DENGAN
UBAN
USADA
AASUHAN
GAST
SEKOLA
KEPERA
TRITIS PA
KIDUL
Unt
Dalam Men
PROGR
AH TINGG
STU
AWATAN
ADA KEL
L, KECAM
Kary
tuk Memenu
nyelesaikan P
DI S
ANNA N
NI
RAM STUD
GI ILMU
SUR
i
UDI KASU
KELUAR
UARGA T
MATAN G
ya Tulis Ilm
uhi Salah sat
Program Dip
USUN OLE
NUR KHAS
M. P.1007
DI DIII K
KESEHA
RAKART
2013
US
RGA PAD
TN. N DI D
GONDANG
iah
tu Persyarata
ploma III Ke
EH:
SANAH
76
KEPERAW
ATAN KU
TA
A TN. N D
DESA TU
GREJO
an
eperawatan
WATAN
USUMA HU
DENGAN
UBAN
USADA
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. N
DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA TN. N DI DESA TUBAN KIDUL,
KECAMATAN GONDANGREJO”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu di STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKES Kusuma Husada Surakarta.
3. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
vi
5. Setiyawan, S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Progam Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasanya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku yang selalu menjadi inspirasi, selalu memberikan doa dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Kaek, Nenek, Eyang dan Kakak tercinta yang selalu memberikan semangat
dan doa.
9. Bayu Winarko yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
10. Teman – teman Mahasiswa Progam Studi DIII Keperawtan STIKES Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ...................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan .................................................................... 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga .............................................................. 7
B. Pengkajian ................................................................................ 7
C. Analisa Data Keperawatan ....................................................... 9
D. Perencanaan Keperawatan ....................................................... 9
E. Implementasi Keperawatan ...................................................... 11
F. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 13
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan .............................................................................. 15
B. Simpulan .................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Log Book
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 4 Asuhan Keperawatan
Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit. Dimana
rentang sehat sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status
kesehatan yang dinamis dan dapat menjadi batasan oleh seorang perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan yang jelas. Sehat adalah keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental, sosial, serta tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan akan tetapi mampu hidup produktif. Sedangkan
sakit adalah hasil interaksi seseorang dengan lingkungan akibat kegagalan
beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbulkan ketidak seimbangan
antara host, agent, dan lingkungan. Penyakit adalah gangguan dalam fungsi
tubuh yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnya
dapat berupa sakit (Padila, 2012).
Penyakit maag atau gastritis adalah penyakit yang anda kenal dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati,
mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut, dan lain sebagainya. Akibat
pengobatan yang salah ataupun tidak tuntas, penyakit ini kerap kambuh dan
mengganggu aktifitas harian anda. Hal ini tidak lepas dari kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit maag atau gastritis. Banyak orang
mengira penyakit maag atau gastritis hanya disebabkan telat makan dan stres.
Mereka beranggapan bahwa pengobatan tidak diperlukan dan penyakit maag
2
atau gastritis tidak akan kambuh asal mereka makan secara teratur dan
menghindari stres. Padahal, pengobatan penyakit maag atau gastritis yang
benar adalah dengan mengetahui dan menghilangkan penyebabnya terlebih
dahulu, kemudian didukung dengan meniadakan stres, mengatur diet dengan
baik, dan menjauhi makanan yang dipantang. Sayangnya, kebanyakan
penderita maag lebih suka mengkonsumsi obat maag yang dijual secara
bebas, padahal umumnya obat-obatan tersebut hanya menurunkan produksi
asam lambung. Akibatnya sejumlah penyakit maag atau gastritis yang
disebabkan oleh bakteri tidak dapat disembuhkan dan berulangkali kambuh
(Yuliarti, 2009).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan
terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka
kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22 persen, China 31 persen,
Jepang 14,5 persen, Kanada 35 persen, dan Perancis 29,5 persen. Di dunia,
insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun.
Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui
endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2 persen yang secara
substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1 persen
dan bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang
remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat
menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia
menurut WHO adalah 40,8 persen. Angka kejadian gastritis pada beberapa
3
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari
238,452,952 jiwa penduduk. Menurut Maulidiyah (2006, dalam Gustin 2011),
di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2 persen, Denpasar 46
persen, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6
persen. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009, gastritis
merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada
pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9 persen). Berdasarkan data di puskesmas kecamatan Gondangrejo,
kabupaten Karanganyar pada bulan maret 2013 terdapat 235 kasus gastritis
(0,32 persen), (Puskesmas Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar).
Dari uraian diatas, maka sangatlah tepat bila keluarga sebagai titik
sentral pelayanan keperawatan. Salah satu aspek terpenting dalam keluarga
adalah keluarga. Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya
sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Karena keluarga
merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang
begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat
menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut (Padila, 2013).
Keluarga yang dapat menyelesaikan tugas kesehatan yang baik
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Selain keluarga
mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga juga harus mampu
melakukan tugas kesehatan keluarga diantaranya adalah mengenal masalah
kesehatan keluarga, mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat,
memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan
4
suasana rumah yang sehat, dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang
tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga.
Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya
(Mubarak, 2009).
Pada keluarga Tn. N, khususnya Tn. N menderita penyakit gastritis
sejak 3 bulan yang lalu. Dari data Subyektif didapatkan Tn.N mengatakan
mal, muntah, kembung, dan nyeri ulu hati seperti diiris-iris, nyeri timbul
setiap kali telat makan, skala nyeri 5. Sedangkan data obyektifnya yaitu ada
nyeri tekan di bagian abdomen.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan pengelolaan kasus asuhan keperawatan keluarga yang dilanjutkan
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Tn. N dengan Gastritis pada Keluarga Tn. N di Desa Tuban
Kidul, Kecamatan Gondangrejo”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
5
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. N dengan gastritis
pada keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pada Tn. N dengan gastritis
pada keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. N dengan
gastritis pada keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan
Gondangrejo.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. N
dengan gastritis pada keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan
Gondangrejo.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. N dengan gastritis
pada keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. N dengan gastritis pada
keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi pendidikan
Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan konstribusi laporan kasus
bagi pengembangan praktik keperawatan keluarga dan pemecahan masalah
pada bidang atau profesi keperawatan.
2. Manfaat bagi penulis
Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.
6
N dengan gastritis.
3. Manfaat bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak puskesmas untuk membuat
kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan pada Tn. N dengan gastritis.
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini berisikan tentang resume kasus asuhan keperawatan keluarga
pada Tn. N dengan gastritis pada keluarga Tn. N di Desa Tuban kidul, Kecamatan
Gondangrejo pada tanggal 22 April 2013 sampai dengan tanggal 24 April 2013.
Resume kasus meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
A. Data Umum Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari senin, tanggal 22 April 2013 di
rumah keluarga Tn. N yang beralamat di Desa Tuban Kidul, Kecamatan
Gondangrejo. Komposisi keluarga Tn. N terdiri dari tiga anggota keluarga
yaitu Tn. N 32 tahun sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai buruh
bangunan dan pendidikan terakhir adalah SMP, Ny. S sebagai istri berusia 38
tahun berpendidikan SD bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan anaknya An.
F yang berusia 19 bulan. Tipe keluarga Tn. N adalah Nuklear Family, dimana
keluarganya terdiri dari ayah, ibu dan anak.
B. Pengkajian
Keluarga Tn. N saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak pertama kurang dari 30 bulan (child bearing). Hasil pengkajian
pada keluarga Tn. N, khususnya Tn. N menderita penyakit gastritis sejak 3
8
bulan yang lalu. Tn. N mengeluh mual, muntah, kembung dan nyeri ulu hati
seperti diiris-iris, nyeri timbul setiap saat telat makan, Tn. N mengatakan
skala nyeri 5. Jika sakit Tn. N tidak mau periksa ke dokter, akan tetapi pada
saat dikaji Tn. N merasa nyeri ulu hati dan memeriksakan keadaannya ke
Puskesmas setelah dipaksa dan di marahi oleh istrinya untuk periksa ke
Puskesmas. Tn. N mendapat terapi dari dokter yaitu antasid 3 x 200 mg,
ranitidin 3 x 25 mg, vitamin B1 3 x 10 mg, dan asam mefenamat 3 x 500 mg.
Dari pemeriksaan fisik abdomen, pada palpasi didapatkan ada nyeri tekan
abdomen di bagian kuadran atas. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
keluhan Tn. N yaitu perut mual, muntah, nyeri ulu hati, dan perut kembung.
Pada pengkajian fungsi keperawatan keluarga mengenal masalah
didapatkan Tn. N mengatakan belum begitu paham tentang penyakit gastritis,
tanda dan gejalanya, makanan yang tidak boleh dikonsumsi serta obat
tradisionalnya. Menurut Ny. S yang mereka tahu tentang gastritis aatu maag
itu jika telat makan maka perutnya akan sakit.
Pengkajian dalam merawat anggota keluarga yang sakit didapatkan
Ny. S mengatakan tidak mengetahui cara merawat keluarga yang sakit
gastritis, cara perawatan yang ia ketahui hanya tidak boleh telat makan.
Biasanya jika Tn. N mengeluh sakit, hanya dikerok pakai minyak angin /
minyak kayu putih. Apabila ada keluarga yang panas, demam di kompres
dengan air hangat saja.
9
C. Analisa Data
Dari pengkajian pada tanggal 22 April 2013, maka didapatkan
analisa data subyektif sebagai berikut : Tn. N mengatakan mual, muntah,
kembung dan nyeri ulu hati seperti diiris-iris, nyeri timbul setiap saat telat
makan, skala nyeri 5. Tn. N juga mengatakan belum begitu paham tentang
penyakit maag, tanda dan gejalanya, serta makanan yang tidak boleh
dikonsumsi dan obat tradisionalnya. Untuk data obyektifnya adalah ada nyeri
tekan dibagian abdomen. Kemudian dari analisa data tersebut penulis
merumuskan diagnosa keperawatan: nyeri akut pada Tn. N dengan gastristis
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
tentang gastritis. Berdasarkan hasil skoring didapatkan prioritas masalah :
nyeri akut pada Tn. N dengan gastristis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah (skor: 2 2/3).
D. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan tanggal 22 April
2013, didapatkan nyeri pada Tn. N dengan gastritis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, maka intervensi keperawatan
keluarga yang akan dilkukan adalah ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam,
rasionalnya untuk mengurangi nyeri. Anjurkan Tn. N untuk minum obat anti
nyeri yaitu asam efenamat, rasionalnya untuk mengurangi nyeri , jelaskan
pengertian gastritis, rasionalisasinya agar keluarga memahami pengertian
10
gastritis. Jelaskan tanda dan gejala gastritis, rasionalisasinya supaya keluarga
mengetahui tanda dan gejala gastritis. Jelaskan faktor penyebab gastritis,
rasionalisasinya agar keluarga mengetahui faktor penyebab gastritis. Jelaskan
pentalaksanaan gastritis, rasionalisasinya agar keluarga mengetahui
penatalaksanaan gastritis. Jelaskan komplikasi gastritis, rasionalisasinya agar
keluarga mengetahui komplikasi penyakit gastritis. Jelaskan makanan yang
tidak boleh di konsumsi oleh penderita gastritis, rasionalisasinya agar
keluarga mengetahui makanan yang tidak boleh di konsumsi oleh penderita
gastritis. Demonstrasikan cara membuat obat tradisional dengan ramuan daun
pepaya, rasionalisasinya agar keluarga dapat mendemonstrasikan cara
membuat obat tradisional dengan ramuan daun pepaya.
Tujuan umum dari diagnosa keperawatan tersebut yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu, nyeri pada Tn. N
berkurang.
Untuk tujuan khususnya yaitu setelah dilakukan tindakan selama
3x45 menit, keluarga mampu merasakan nyeri berkurang, mengetahui
pengertian gastritis, keluarga mengetahui tanda dan gejala gastritis, keluarga
mengetahui penyebab gastritis, keluarga mengetahui penatalaksanaan
gastritis, keluarga mengetahui komplikasi gastritis, keluarga mengetahui
makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis, dan keluarga
mampu mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional dengan ramuan
daun pepaya.
11
E. Implementasi
Implementasi dilakukan pada hari selasa, tanggal 23 April 2013
yaitu pada pukul 18:00 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam,
didapatkan respon subyektif bahwa Tn. N mengatakan bersedia diajarkan
tehnik relaksasi napas dalam, dan respon obyektif yaitu Tn. N tampak
melakukan relaksasi napas dalam. Pada pukul 18:10 WIB menjelaskan
pengertian gastritis, didapatkan respon subyektif bahwa keluarga engatakan
bersedia dijelaskan tentang gastritis, dan respon obyektif yaitu keuarga
tampak memperhatikan. Pada pukul 18:20 WIB menjelaskan tanda dan gejala
gastritis, didapatkan respon subyektif keluarga mengatakan bersedia
dijelaskan tanda dan gejala gastritis, dan respon obyektif yaitu keluarga
tampak mengerti.
Pada pukul 18:30 WIB menjelaskan faktor penyebab gastritis,
menjelaskan makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis,
didapatkan respon subyektif bahwa keluarga bersedia dijelaskan tentang
faktor penyebab dan makanan yang tidak dikonsumsi, dan respon obyektif
yaitu keluarga tampak kooperatif. Pada pukul 18:35 WIB menganjurkan Tn.
N untuk minum obat yang diberikan oleh dokter yaitu antasid 3 x 200 mg,
asam mefenamat 3 x 500 mg, ranitidin 3 x 25 mg dan vitamin B1 3 x 10 mg,
dengan respon subyektif bahwa Tn. N mengatakan bersedia minum obat dari
dokter, dan respon obyektif yaitu Tn. N tampak bersedia minm obat dari
dokter. Pada pukul 18:40 WIB mendemonstrasikan cara membuat obat
12
tradisional dengan ramuan daun pepaya, dengan respon subyektif bahwa
keluarga bersedia diajari cara membuat obat tradisional, dan respon obyektif
yaitu keluarga tampak mengerti.
Kemudian implementasi hari ke dua pada hari Rabu, tanggal 24
April 2013 yaitu pada pukul 18:00 WIB mengobservasi tingkat nyeri dan
menganjurkan pasien melakukan tehnik relaksasi napas dalam saat terjadi
nyeri, didapatkan respon subyektif bahwa Tn. N mengatakan nyeri sudah
berkurang dan Tn. N sudah melakukan relaksasi napas dalam saat nyeri, dan
respon obyektif yaitu Tn. N tampak melakukan relaksasi napas dalam. Pada
pukul 18:10 mengkaji kembali pengetahuan keluarga tentang pengertian
gastritis, didapatkan respon subyektif bahwa keluarga mengatakan
gastritis/maag adalah inflamasi pada lapisan lambung, dan respon obyektif
yaitu keluarga dapat menjelaskan pengertian gastritis. Pada pukul 18:20
mengkaji ulang pengetahuan keluarga tentang tanda gejala gastritis,
didapatkan respon subyektif bahwa keluarga mengatakan tanda dan gejala
gastritis adalah mual, muntah, kembung dan nyeri ulu hati, dan respon
obyektif yaitu keluarga tampak mengerti. Pada pukul 18:30 mengkaji ulang
pengetahuan keluarga tentang faktor penyebab gastritis dan makanan yang
tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis, didapatkan respon subyektif
bahwa keluarga mengatakan faktor penyebab maag adalah alkohol, kafein
dan faktor pikiran, keluarga juga mengatakan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi adalah makanan yang pedas, kopi, nangka,alkohol, dan respon
obyektif yaitu keluarga tampak mengerti tentang faktor penyebab dan
13
makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Pada pukul 18:40 WIB
mengobservasi tentang cara membuat obat tradisional dengan daun pepaya,
didapatkan respon subyektif bahwa keluarga mengatakan sudah mengetahui
cara membuat ramuan daun pepaya dan sudah diminum oleh Tn. N, dan
respon obyektif yaitu keluarga tampak mempraktekkan cara pembuatan obat
tradisional daun pepaya.
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada hari selasa, tanggal 23April 2013 pada
pukul 18:00 WIB didapatkan respon subyektif yaitu Tn. N mengatakan nyeri
ulu hati belum berkurang. Keluarga mengatakan gastritis adalah inflamasi
pada lapisan lambung, keluarga mengatakan tanda dan gejala gastritis adalah
mual, muntah, kembung, dan nyeri ulu hati, keluarga mengatakan penyebab
penyakit maag adalah faktor pikiran, keluarga mengatakan sudah tahu
makanan yang harus dihindari yaitu makanan pedas dan kopi dan keluarga
mengatakan mengerti cara membuat ramuan tradisional dari daun pepaya.
Respon obyektif pasien yaitu Tn. N tampak menahan nyeri,Keluarga
memperhatikan penjelasan tentang gastritis, keluarga bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan. Analisa yang dapat diambil pada masalah nyeri
pada Tn. N dengan gastritis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah belum teratasi. Planning yang dapat dibuat adalah
intervensi dilanjutkan, anjurkan Tn. N melakukan tehnik relaksasi nafas
dalam, jelaskan kembali tentang pengertian gastritis, tanda gejala, faktor
14
penyebab gastritis, makanan yag tidak boleh dikonsumsi penderita gastritis,
serta anjurkan untuk membuat obat tradisional dari ramuan daun pepaya.
Evaluasi hari kedua pada hari rabu, tanggal 24 April 2013 pada
pukul 18:00 WIB didapatkan respon subyektif keluarga yaitu Tn. N nyeri
sudah berkurang, skala nyeri 3.keluarga mengatkan gastritis atau maag adalah
inflamasi pada lapisan lambung. Keluarga mengatakan tanda dan gejala maag
adalah mual, muntah, kembung dan nyeri ulu hati. Keluarga mengatakan
penyebab maag adalah alkohol, kafein dan faktor pikiran. Keluarga
mengatakan sudah mengerti makanan yang harus dihindari yaitu makanan
pedas, kopi, nangka, alkohol. Keluarga mengatakan sudah membuat obat
tradisional dari ramuan daun pepaya. Untuk respon obyektifnya yaitu Tn. N
tampak rileks. Keluarga tampak memperhatikan penjelasan tentang gastritis.
Keluarga bisa menjelaskan kembali tentang gastritis. Analisa yang dapat
diambil pada masalah nyeri pada Tn. N dengan gastritis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah sudah teratasi. Untuk
planningnya yaitu pertahankan intervensi, anjurkan keluarga memeriksakan
kesehatannya, anjurkan untuk membuat ramuan tradisional dari daun pepaya.
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini akan membahas tentang proses telaah antara data
pendukung yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada pada kasus
nyata yang dilakukan Asuhan keperawatan tanggal 22 April 2013 sampai
dengan tanggal 24 April 2013 pada Tn. N dengan gastritis pada keluarga Tn.
N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo. Pada pembahasan ini
dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi , implementasi
sampai dengan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien, (Iyer
1996 dalam M. Nurs, 2008).
Pengkajian dalam kasus pada tanggal 22 April 2013 dalam
pengambilan kasus ini, penulis mengumpulkan data dengan wawancara
langsung dengan keluarga, observasi secara langsung dan pemeriksaan
fisik. Penulis melakukan pengkajian pada Tn. N dengan gastritis pada
keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo,
berdasarkan pengkajian 32 item menurut friedman.
16
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. N dengan gastritis
pada keluarga Tn. N di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo,
ditemukan data mengeluh mual, muntah, kembung nyeri ulu hati seperti
diiris-iris, nyeri timbul setiap saat telat makan, Tn. N mengatakan skala
nyeri 5.
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya
riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, kualitas, dan waktu
serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST yaitu : P
(pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri, Q
(quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat, R
(region), yaitu daerah perjalanan nyeri, S (saverity) adalah keparahan atau
intensitas nyeri, T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
(Hidayat, 2006).
Tanda dan gejala gastritis menurut Yuliarti (2009), yaitu nyeri ulu
hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut. Dari pengkajian pasien di
dapatkan data mengeluh mual, muntah, kembung nyeri ulu hati seperti
diiris-iris, nyeri timbul setiap saat telat makan, Tn. N mengatakan skala
nyeri 5. Menurut Muttaqin (2011), pada pemeriksaan fisik biasanya
didapatkan nyeri tekan abdomen, dehidrasi (perubahan turgor kulit,
membran mukosa kering). Dan dari pemeriksaan fisik pada Tn. N juga
didapatkan nyeri tekan abdomen di bagian kuadran atas.
Tugas keluarga terutama dalam bidang kesehatan yang mencakup
lima fungsi keluarga, salah satunya adalah mengenal masalah kesehatan
17
keluarga yaitu kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sedikit
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua dan keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan
keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan
seberapa besar perubahannya (Suprajitno, 2012).
Menurut Padila (2012), untuk mengetahui kemampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan, maka perlu dikaji sejauhmana keluarga
mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda
dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi
keluarga terhadap masalah. Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn. N di
dapatkan data Tn. N mengatakan belum begitu paham tentang penyakit
gastritis, tanda dan gejalanya, makanan yang tidak boleh dikonsumsi serta
obat tradisionalnya. Dan menurut Ny. S yang mereka tahu tentang
gastritis/maag itu jika telat makan maka perutnya akan sakit.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang iperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar
18
untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab
untuk melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari
hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping
keluarga, baik yang bersifat resiko, aktual, maupun sejahtera dimana
perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan
tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan
kemampuan, dan sumber daya keluarga (Mubarak, 2009). Masalah
keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar masalah
keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika (NANDA), yang
meliputi masalah aktual, resiko atau resiko tinggi, dan potensial (untuk
keadaan wellness/sejahtera). Penyebab merujuk kepada tugas keluarga di
bidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk tindakan, merawat anggota keluarga, memodifikasi
lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan sesuai data
yang telah dikumpulkan dalam pengkajian. Sedang tanda dapat dituliskan
atau tidak karena telah diidentifikasi pada langkah awal (Suprajitno, 2004).
Menurut Muttaqin (2011), diagnosis yang lazim muncul pada pasien
dengan gastritis adalah nyeri, resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan, resiko ketidakseimbangan cairan, kecemasan, dan kurang
pengetahuan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus didapatkan
dari analisa data subyektif sebagai berikut : Tn. N mengatakan mual,
muntah, kembung dan nyeri ulu hati seperti diiris-iris, nyeri timbul setiap
19
saat telat makan, skala nyeri 5. Tn. N juga mengatakan belum begitu
paham tentang penyakit gastritis, tanda dan gejalanya, serta makanan yang
tidak boleh dikonsumsi dan obat tradisionalnya. Dan untuk data
obyektifnya adalah ada nyeri tekan dibagian abdomen. Kemudian dari
analisa data tersebut penulis menemukan diagnosa keperawatan: nyeri akut
pada Tn. N dengan gastristis berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah.
3. Intervensi
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan
intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Perry &
Potter, 2005).
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan tanggal 22 April
2013, didapatkan nyeri pada Tn. N dengan gastritis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, maka intervensi
keperawatan keluarga yang diangkat adalah ajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam,anjurkan Tn. N untuk minum obat anti nyeri yaitu asamefenamat,
jelaskan pengertian gastritis, jelaskan tanda dan gejala gastritis, jelaskan
faktor penyebab gastritis, jelaskan pentalaksanaan gastritis, jelaskan
komplikasi gastritis, jelaskan makanan yang tidak boleh di konsumsi oleh
penderita gastritis, dan demonstrasikan cara membuat obat tradisional
dengan ramuan daun pepaya.
20
Tujuan umum dari diagnosa keperawatan tersebut yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu, nyeri pada Tn. N
berkurang / teratasi.
Untuk tujuan khususnya yaitu setelah dilakukan tindakan selama 3x45
menit, keluarga mampu merasakan nyeri berkurang, mengetahui
pengertian gastritis, keluarga mengetahui tanda dan gejala gastritis,
keluarga mengetahui penyebab gastritis, keluarga mengetahui
penatalaksanaan gastritis, keluarga mengetahui komplikasi gastritis,
keluarga mengetahui makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
gastritis, dan keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat
tradisional dengan ramuan daun pepaya.
4. Implementasi
Imlementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Perry &
Potter, 2005).
Implementasi dilakukan yaitu mengajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam, rasionalnya untuk mengurangi nyeri. Implementasi ini sesuai
dengan teori menurut Hidayat (2006), yaitu menganjurkan pasien untuk
menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara,
menghmbuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki,
21
perut, punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus
berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang dan rileks.
Menganjurkan Tn. N untuk minum obat dari dokter yaitu antasid
3x1, ranitidin 3x1 dan asam mefenamat 3x1 kaplet, Rasionalnya untuk
mengurangi nyeri. Implementasi ini sesuai dengan teori menurut Hidayat
(2006), yaitu pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu
atau memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan
cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Menurut Muttaqin (2011),
antasida bekerja mempercepat penyembuhan tukak dengan menetralisasi
asam hidroklorida dan mengurangi aktivitas pepsin. Sedangkan ranitidin
mempunyai daya hambat terhadap sekresi asam lebih kuat, tidak
menghalangi perombakan oksidatif obat-obat lain sehingga tidak
mengakibatkan interaksi yang tidak diinginkan. Selain pada gastritis dan
tukak lambung, obat ini juga digunakan untuk menghindari keluhan
lambung.
Menjelaskan pengertian gastritis, rasionalisasinya agar keluarga
memahami pengertian gastritis. Gastritis adalah inflamasi dari lapisan
lambung (Mansjoer, 2007).
Menjelaskan tanda dan gejala gastritis, rasionalisasinya supaya
keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit gastritis. Tanda dan gejala
gastritis menurut Yuliarti (2009), yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah, cepat
kenyang, nyeri perut.
22
Menjelaskan faktor penyebab gastritis, rasionalisasinya agar
keluarga mengetahui faktor penyebab penyakit gastritis. Menurut Muttaqin
(2011), banyak faktor yang menyebabkan gastritis, seperti beberapa jenis
obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau
intoksikasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia,
dan trauma langsung.
Menjelaskan makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
gastritis, rasionalisasinya supaya pasien dan keluarga mengetahui makanan
yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis, dan
mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional dengan ramuan daun
pepaya, rasionalisasinya agar keluarga bisa mendemonstrasikan cara
membuat obat tradisional dengan ramuan daun pepaya.
Menurut Agromedia (2007), daun pepaya mengandung alkaloid
karpain, papain, karpain, pseudokarpain, glikosid, karposid, dan saponin.
Cara pembuatan ramuan tradisional dari daun pepaya menurut Yuliarti
(2009), yaitu ambil dua lembar daun pepaya yang sedang (jangan terlalu
tua ), tumbuk sampai halus, lalu beri ¼ sendok teh garam dan 1 gelas air
hangat. Kemudian, peras untuk diambil airnya. Minumlah pagi hari
sebelum sarapan. Cukup dilakukan satu kali sehari, maka dalam lima hari
sakit maag anda akan sembuh.
23
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
intervensi, dan implementasinya (M. Nurs, 2008).
Evaluasi dilakukan pada hari selasa, tanggal 23April 2013
didapatkan respon Subyektif yaitu Tn. N mengatakan nyeri ulu hati belum
berkurang. Keluarga mengatakan gastritis adalah inflamasi pada lapisan
lambung, Keluarga mengatakan tanda dan gejala gastritis adalah mual,
muntah, kembung, dan nyeri ulu hati, Keluarga mengatakan penyebab
penyakit maag adalah faktor pikiran, Keluarga mengatakan sudah tahu
makanan yang harus dihindari yaitu makanan pedas dan kopi dan
Keluarga mengatakan mengerti cara membuat ramuan tradisional dari
daun pepaya. Respon Obyektif pasien yaitu Tn. N tampak menahan nyeri,
Keluarga memperhatikan penjelasan tentang gastritis, Keluarga bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan. Analisa yang dapat diambil pada
masalah nyeri pada Tn. N dengan gastritis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah belum teratasi. Planning
yang dapat dibuat adalah intervensi dilanjutkan, anjurkan Tn. N
melakukan tehnik relaksasi nafas dalam, jelaskan kembali tentang
pengertian gastritis, tanda gejala, faktor penyebab gastritis, makanan yag
tidak boleh dikonsumsi penderita gastritis, serta anjurkan untuk membuat
obat tradisional dari ramuan daun pepaya.
24
Evaluasi hari kedua pada hari rabu, tanggal 24 April 2013,
didapatkan respon subyektif keluarga yaitu Tn. N nyeri sudah berkurang,
skala nyeri 3. Keluarga mengatakan gastritis atau maag adalah inflamasi
pada lapisan lambung. Keluarga mengatakan tanda dan gejala maag adalah
mual, muntah, kembung dan nyeri ulu hati. Keluarga mengatakan
penyebab maag adalah alkohol, kafein dan faktor pikiran. Keluarga
mengatakan sudah mengerti makanan yang harus dihindari yaitu makanan
pedas, kopi, nangka, alkohol. Keluarga mengatakan sudah membuat obat
tradisional dari ramuan daun pepaya. Untuk respon obyektifnya yaitu Tn.
N tampak rileks. Keluarga tampak memperhatikan penjelasan tentang
gastritis. Keluarga bisa menjelaskan kembali tentang gastritis. Analisa
yang dapat diambil pada masalah nyeri pada Tn. N dengan gastritis
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah sudah
teratasi. Untuk planningnya yaitu pertahankan intervensi, anjurkan
keluarga memeriksakan kesehatannya, anjurkan untuk membuat ramuan
tradisional dari daun pepaya.
B. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Kesimpulan dan saran dari pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa gastritis merupakan inflamasi pada mukosa lambung
yang disebabkan oleh obat-obatan: aspirin, alkohol, gangguan
25
mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis. Dan ditandai
dengan mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati.
a. Pengkajian
Hasil pengkajian pada Tn. N, mengeluh mual, muntah,
kembung dan nyeri ulu hati seperti diiris-iris, nyeri timbul setiap saat
telat makan, Tn. N mengatakan skala nyeri 5. Pada pengkajian fungsi
keperawatan keluarga mengenal masalah didapatkan Tn. N
mengatakan belum begitu paham tentang penyakit gastritis, tanda dan
gejalanya, makanan yang tidak boleh dikonsumsi serta obat
tradisionalnya. Dan menurut Ny. S yang mereka tahu tentang gastritis /
maag itu jika telat makan maka perutnya akan sakit.
b. Diagnosa
Nyeri akut pada Tn. N dengan gastritis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
c. Intervensi
Intervensi keperawatan keluarga yang diangkat adalah ajarkan
tehnik relaksasi nafas dalam,anjurkan Tn. N untuk minum obat anti
nyeri yaitu asamefenamat, jelaskan pengertian gastritis, jelaskan tanda
dan gejala gastritis, jelaskan faktor penyebab gastritis, jelaskan
pentalaksanaan gastritis, jelaskan komplikasi gastritis, jelaskan
makanan yang tidak boleh di konsumsi oleh penderita gastritis, dan
demonstrasikan cara membuat obat tradisional dengan ramuan daun
pepaya.
26
d. Implementasi
Implementasi dilakukan pada hari selasa, tanggal 23 April
2013yaitu mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, rasionalnya
untuk mengurangi nyeri. Menganjurkan Tn. N untuk minum obat asam
mefenamat 3x1 kaplet, Rasionalnya untuk mengurangi nyeri.
Menjelaskan pengertian gastritis, rasionalisasinya agar keluarga
memahami pengertian gastritis. Menjelaskan tanda dan gejala gastritis,
rasionalisasinya supaya keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit
gastritis. Menjelaskan faktor penyebab gastritis, rasionalisasinya agar
keluarga mengetahui faktor penyebab penyakit gastritis. Menjelaskan
makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis,
rasionalisasinyasupaya pasien dan keluarga mengetahuimakanan yang
tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis, dan
mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional dengan ramuan
daun pepaya, rasionalisasinya agar keluarga bisa mendemonstrasikan
cara membuat obat tradisional dengan ramuan daun pepaya.
Kemudian implementasi hari ke dua pada hari Rabu, tanggal 24
April 2013 yaitu mengobservasi tingkat nyeri, Rasionalnya untuk
mengetahui nyeri sudah berkurang atau belum. Mengulang kembali
tentang pengertian gastritis, tanda gejala gastritis, faktor penyebab
gastritis, rasionalnya untuk mngetahui apakah keluarga sudah paham
atau belum tentang pengertian gastritis, tanda gejala gastritis serta
faktor penyebab gastritis. Mengulang kembali tentang makanan yang
27
tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis, rasionalnya untuk
mengetahui apakah keluarga sudah mengetahui makanan yang tidak
boleh dikonsumsi oleh penderita gastritis atau belum. Menganjurkan
untuk membuat obat tradisional dengan daun pepaya, Rasionalnya
untuk mengobati gastritis.
e. Evaluasi
Respon subyektif didapatkan Tn. N nyeri sudah berkurang, skala
nyeri 3. Keluarga mengerti tentang pengertian,tanda gajala,makanan
dan minuman yang harus dihindari serta obat tradisional gastritis.
Respon obyektif didapatkan Tn. N tampak rileks. Keluarga
tampak memperhatikan penjelasan tentang gastritis. Keluarga bisa
menjelaskan kembali tentang gastritis.
Analisa dari masalah nyeri pada Tn. N dengan gastritis
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
sudah teratasi.
Planningnya yaitu pertahankan intervensi, anjurkan keluarga
memeriksakan kesehatannya, anjurkan untuk membuat ramuan
tradisional dari daun pepaya.
2. Saran
a. Bagi Pendidikan
Diharapkan pendidikan lebih meningkatkan pendidikan yang lebih
berkualitas dan menciptakan tenaga kesehatan yang profesional.
28
b. Bagi Tenaga Kesehatan (Puskesmas)
Diharapkan Puskesmas lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat.
c. Bagi Penulis
Diharapkan penulis mampu mendalami masalah kesehatan dan lebih
teliti dalam pembuatan asuhan keperawatan.