st udi kas us asuhan keper awata n kelua rga pa...

47
A ASUHAN HI SEKOLA KEPERA IPERTEN W PROGRA AH TINGG STU AWATAN NSI PADA WONOSA GON DI SU JAL NIM AM STUD GI ILMU SU UDI KASU N KELUAR A KELUAR ARI KECA NDANGRE USUN OLE LI IRAWA M. P. 1010 DI D III K KESEHA RAKART 2013 US RGA PAD RGA TN.S AMATAN EJO EH : AN 03 KEPERAW ATAN KU TA DA TN.S D S DI DESA WATAN USUMA HU DENGAN A USADA

Upload: phungdung

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

AASUHAN

HI

SEKOLA

KEPERA

IPERTEN

W

PROGRA

AH TINGG

STU

AWATAN

NSI PADA

WONOSA

GON

DI SU

JAL

NIM

AM STUD

GI ILMU

SU

UDI KASU

N KELUAR

A KELUAR

ARI KECA

NDANGRE

USUN OLE

LI IRAWA

M. P. 1010

DI D III K

KESEHA

RAKART

2013

US

RGA PAD

RGA TN.S

AMATAN

EJO

EH :

AN

03

KEPERAW

ATAN KU

TA

DA TN.S D

S DI DESA

WATAN

USUMA HU

DENGAN

A

USADA

Page 2: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

AASUHAN

HI

SEKOLA

KEPERA

IPERTEN

W

Unt

Dalam Men

PROGRA

AH TINGG

STU

AWATAN

NSI PADA

WONOSA

GON

Kary

tuk Memenu

nyelesaikan P

DI SU

JAL

NIM

AM STUD

GI ILMU

SUR

UDI KASU

N KELUAR

A KELUAR

ARI KECA

NDANGRE

ya Tulis Ilm

uhi Salah Sat

Program Dip

USUN OLE

LI IRAWA

M. P. 1010

DI D III K

KESEHA

RAKART

2013

US

RGA PAD

RGA TN.S

AMATAN

EJO

miah

tu Persyarata

ploma III Ke

EH :

AN

03

KEPERAW

ATAN KU

TA

DA TN.S D

S DI DESA

an

eperawatan

WATAN

USUMA HU

DENGAN

A

USADA

Page 3: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat
Page 4: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat
Page 5: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat
Page 6: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

TN. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA TN. S DI DESA

WONOSARI, KECAMATAN GONDANGREJO”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan STIKes

Kusuma Husada, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi selama proses

pembelajaran di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi kesempurnaannya studi kasus ini.

Page 7: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

vi

4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Setiyawan, S.Kep.,Ns, sebagai dosen penguji yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sebar dan wawasanya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, Bapak Soepardjo dan Ibu Katirah yang selalu menjadi

inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Kakakku (Mas Hadi, Mas Danil, Mbak Mila, Mbak Ika), adekku (Nenik, Lusi,

Mei) serta keponakanku (Pritha dan Salsa) yang senantiasa memberikan do’a,

inspirasi serta semangat.

9. Dek Eva yang selalu membantu, mendewasakanku, memberikan dukungan,

do’a serta sabar dan setia menungguku.

10. Temen-temen kost blue yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

11. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang

telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Page 8: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

vii

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan, Amin.

Surakarta, Mei 2013

Penulis

Page 9: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Tujuan penulisan ............................................................... 4

C. Manfaat penulisan ............................................................. 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Data umum keluarga ......................................................... 7

B. Pengkajian ......................................................................... 8

C. Diagnosa Keperawatan ..................................................... 10

D. Intervensi .......................................................................... 11

E. Implementasi ..................................................................... 11

F. Evaluasi ............................................................................. 13

Page 10: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

ix

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan ....................................................................... 16

1. Pengkajian .................................................................. 16

2. Diagnosa Keperawatan .............................................. 21

3. Intervensi ................................................................... 23

4. Implementasi Keperawatan ........................................ 25

5. Evaluasi Keperawatan ................................................ 29

B. Simpulan ............................................................................ 31

C. Saran .................................................................................. 33

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 11: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Log Book

Lampiran 3 : Surat Keterangan Selesai Pengmbilan Data

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Asuhan Keperawatan

Page 12: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan

dirinya terintegrasi secara keseluruhan, yaitu fisik, mental, sosial yang

bertujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi (Nursalam, 2008).

Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat adalah

keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan sakit adalah keadaan

tidak normal/ sehat, secara sederhana sakit dapat diartikan penyakit. Alat ukur

yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit adalah jika terjadi

perubahan dari nilai rata-rata normal yang telah ditetapkan. Sebagai contoh:

bunyi paru dalam keadaan normal biasanya adalah bronko vesikuler, jika

terdapat bunyi mengi, bisa dikatakan bahwa individu tersebut menderita sakit

(Asmadi, 2005).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan

penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi,

dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga (Lubis dkk, 2005).

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.

(Shobirun, 2013).

Page 13: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

2

Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa oleh The Sixth of the Joint

National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure (JNC VI) dalam Brashers, (2008) yaitu: Optimal: sistolik <120

mmHg dan diastolik <80 mmHg, Normal: sistolik <130 mmHg dan diastolik

<85 mmHg, Tinggi normal: sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 85-89

mmHg, hipertensi ringan: sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99

mmHg, hipertensi sedang: sistolik 160-179 mmHg dan diastolik 100-109

mmHg, hipertensi berat: sistolik 180 mmHg dan diastolik 110 mmHg.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu

hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer

merupakan 90 persen dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial

yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui

penyebabnya (idopatik). Yang dapat sebabkan oleh genetik, jenis kelamin,

diet, berat badan, dan gaya hidup. Sedangkan Hipertensi sekunder merupakan

10 persen dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang

didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik

yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor

pencetus hipertensi sekunder antara lain: luka bakar, penggunaan kontrasepsi

oral, tumor otak, kehamilan, dan stress. (Udjianti, 2010).

Menurut WHO, 2011 dalam kemenkes, (2013) sekitar satu milyar

orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di

Negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Prevalensi

hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, di prediksi tahun 2015

Page 14: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

3

sebanyak 29 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi.

Sedangkan di Indonesia mencapai 31,7 persen.

Di Amerika serikat, 15 persen golongan kulit putih dewasa dan 25-30

persen golongan kulit hitam dewasa adalah pasien hipertensi. Di Indonesia

1,8-28,6 persen penduduk berusia di atas 20 tahun adalah pasien hipertensi.

Di Jakarta pelajar berumur 15-20 tahun didapatkan 3,3 persen menderita

hipertensi (Lubis dkk, 2005). Di Indonesia angka prevalensi di provinsi jawa

tengah 21,4 persen, (Riskesdas, 2007, dalam Rahajeng, 2009).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Gondangrejo

Karanganyar hipertensi tahun 2013 berada di posisi 5 dari 10 besar penyakit

dengan prevalensi 828 orang menderita hipertensi, sedangkan ditempat

tinggal Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, karanganyar

terdapat 29 orang yang menderita hipertensi.

Maglaya, 1989, dalam Harmoko, (2012) Keluarga adalah dua atau

lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan

perkawinan dan hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,

dan dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan. Sedangkan menurut Helvie, 1981 dalam Harmoko, (2012)

keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga

dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

Keluarga merupakan subsistem komunitas sebagai system sosial yang

bersifat unik dan dinamis. Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan

kesehatan keluarga karena keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas yang

Page 15: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

4

dapat mempengaruhi derajat kesehatan system diatasnya. Perubahan pada

salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi semua anggota keluarga.

Adanya hubungan yang kuat antar keluarga dan status kesehatan setiap

anggota keluarga, sangat memerlukan peran keluarga pada saat menghadapi

masalah yang terjadi pada keluarga. Anggota keluarga selalu termotivasi

untuk berkomunikasi dengan keluarga lain, masyarakat sekitar serta memiliki

lima tugas keluarga yaitu ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan,

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, ketidakmampuan

keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Achjar, 2012).

Berdasarkan pengkajian keluarga yang dilakukan penulis didapatkan

data pada keluarga pasien belum mengerti pengertian, tanda gejala hipertensi

dan data dari puskesmas yang mendukung untuk penulis lakukan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. S

Dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan

Gondangrejo”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan Studi Kasus tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Pada

Tn. S Dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn. S di Desa Wonosari

Kecamatan Gondangrejo.

Page 16: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

5

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan hipertensi

pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S

dengan Hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari,

Kecamatan Gondangrejo.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S

dengan Hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari,

Kecamatan Gondangrejo.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan

Hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan

Gondangrejo.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan Hipertensi

pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo.

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai wacana untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien dengan Hipertensi.

b. Sebagai wacana untuk studi kasus berikutnya dibidang kesehatan

terutama dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi.

Page 17: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

6

2. Manfaat praktis

a. Puskesmas

1) Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai masukan

perbaikan dalam pemberian asuhan keperawatan dengan

masalah Hipertensi.

2) Meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan dengan

masalah Hipertensi.

3) Bagi petugas puskesmas khususnya petugas puskesmas

Gondangrejo Karanganyar untuk memberikan pendidikan

kesehatan kepada masyarakat secara terprogram dan

berkelanjutan.

b. Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman karena sesuai

dengan profesi yang penulis tekuni sebagai perawat, sehingga

nantinya dapat diterapkan dilapangan.

c. Institusi Pendidikan

Dapat menjadikan pendidikan kesehatan sebagai salah satu aplikasi

program pengabdian kepada masyarakat.

Page 18: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis membahas tentang ringkasan asuhan keperawatan

keluarga pada Tn. S dengan hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari,

Kecamatan Gondangrejo. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A. Data Umum Keluarga

Tanggal 25 April 2013 jam 15.30 WIB, didapat data umum keluarga.

Klien bernama Tn. S, alamat Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, umur

42 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan PNS, pendidikan terakhir SMA.

Tn. S tinggal bersama seorang istri yang bernama Ny. W, umur 36 tahun,

pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SD, dan seorang anak yang

bernama An. M, berjenis kelamin laki-laki, berumur 2 tahun 7 bulan. Tipe

keluarga Tn. S adalah tipe keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari

ayah, ibu dan anak. Penghasilan keluarga berasal dari Tn. S yang bekerja

disuatu institusi pemerintah ± Rp. 2.300.000,00 / bulan yang dipergunakan

untuk keperluan sehari-hari, seperti membayar listrik, air, arisan, makan

sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Tn.S tidak memiliki tabungan khusus

untuk kesehatan, tetapi Tn. S memiliki alat transportasi berupa 2 unit sepeda

motor. Tanggal 25 April 2013 pukul 10.00 WIB Tn.S datang ke Puskesmas

Page 19: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

8

Gondangrejo untuk memeriksakan sakitnya karena sering merasakan nyeri

ditengkuk, lemas serta pusing. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter Tn. S di

diagnosa menderita tekanan darah tinggi. Dokter memberikan terapi

farmakologi berupa Captopril 50 mg, Paracetamol 500 mg, Ergotamin 1 mg.

B. Pengkajian

Pada waktu pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga

penulis mendapatkan data perkembangan keluarga Tn. S saat ini masuk

keluarga prasekolah (umur 2-6 tahun) dengan anak pertama 2 tahun 7 bulan.

Tn. S sudah melakukan tugas perkembangan memenuhi kebutuhan anggota

keluarga, membantu anak bersosialisasi, menanamkan keyakinan beragama,

memenuhi kebutuhan bermain anak. Tahap perkembangan yang belum

terpenuhi pada keluarga Tn. S adalah merencanakan kegiatan dan waktu

stimulasi tumbuh dan kembang anak, dalam waktu yang dekat Tn. S harus

mempersiapkan anaknya untuk sekolah TK. Riwayat keluarga inti, Tn. S dan

Ny. W menikah dan sekarang mempunyai anak berumur 2 tahun 7 bulan. Tn.

S memiliki riwayat hipertensi sekitar tahun 1997-1998 dan sudah sembuh,

tetapi akhir-akhir ini pasien mengatakan merasa pusing, lemas dan nyeri

kepala atau tengkuk. Sedangkan Ny. W tidak memiliki riwayat penyakit

seperti yang diderita suaminya dan saat ini Ny. W dalam kondisi sehat, anak

M dalam kondisi sehat saat ini dan tidak mempunyai riwayat penyakit

menular. Riwayat keluarga sebelumnya Tn. S memiliki penyakit keturunan

yang berasal dari ayahnya yang mempunyai riwayat hipertensi. Meskipun Tn.

Page 20: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

9

S sakit tetapi masih bisa beraktivitas mandiri, seperti mandi, makan dan

aktivitas sehari-harinya, sedangkan Ny. W tidak mempunyai penyakit

keturunan seperti suaminya atau penyakit yang berasal dari keluarga Ny. W.

Berdasarkan 5 fungsi keluarga, keluarga Tn. S mengalami masalah

pada fungsi mengenal masalah kesehatan keluarga, khususnya Tn. S dan Ny.

W sebagai istri tidak bisa mengenali penyakit suaminya. karena Ny. W tidak

tahu pengertian, tanda gejala dan penyebab hipertensi. Jika anak atau

suaminya sakit Ny. W langsung membawa ke klinik atau rumah sakit terdekat.

Pada pengkajian ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit didapatkan Ny. W mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit

biasanya diolesi minyak kayu putih, jika anaknya demam Ny. W

mengompresnya, selanjutnya dibawa kerumah sakit, klinik dan untuk merawat

keluarga dengan penyakit tekanan darah tinggi Ny. W mengurangi

penggunaan garam pada masakannya, tidak memberikan masakan dari daging

kambing.

Dari hasil pengkajian pemeriksaan fisik pada keluarga Tn. S yaitu

khususnya Tn. S yang menderita penyakit Hipertensi. Tn. S mengeluh pusing,

lemas, nyeri pada tengkuk, nyeri seperti di tusuk tusuk, nyeri sering timbul

pada saat beraktivitas berlebihan. Pengkajian skala nyeri Tn. S adalah

provocat: saat beraktivitas berlebihan, quality: seperti tertusuk-tusuk, region:

kepala sampai leher, severity: 5, time: hilang timbul. Pengkajian tekanan darah

Tn. S 150/100 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit,

Page 21: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

10

leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat nyeri pada leher bagian

belakang.

C. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian penulis pada keluarga Tn. S didapatkan

data adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, fungsi keluarga,

pemeriksaan fisik, lingkungan keluarga. Prioritas masalah di tunjang dari

Data Subyektif: Tn. S mengatakan pusing, lemas, dan nyeri tengkuk,

Keluarga mengatakan tidak tahu tentang tanda dan gejala serta obat

tradisional untuk hipertensi, pengkajian skala nyeri yaitu provocat: saat

beraktivitas berlebihan; quality: seperti tertusuk-tusuk jarum; region: kepala-

leher; severity: 5; time: hilang timbul. Data Obyektif: Tn. S terlihat lemas

tetapi Tn. S masih bisa beraktifitas mandiri seperti mandi, makan dan

aktivitas sehari-harinya, Tekanan darah: 150/100 mmHg.

Sedangkan data skoring pada kasus diatas adalah sifat masalah aktual

dengan skor 2/3 x 1 bobot 1, kemungkinan masalah dapat dirubah sebagian

dengan skor 1/2 x 1 bobot 1, kemungkinan masalah dapat dicegah cukup

dengan skor 2/3 x 1 bobot 2/3, menonjolnya masalah tidak dirasakan dengan

skor 0/2 x 1 bobot 0. Jumlah skoring adalah 8/3. Maka dari itu penulis

memprioritaskan diagnosa pada kasus ini, yaitu: Nyeri akut pada Tn. S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

hipertensi.

Page 22: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

11

D. Intervensi

Berdasarkan diagnosa keperawatan diatas penulis dapat merumuskan

perencanaan dengan tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3

x 35 menit diharapkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3, tekanan darah dalam

batas normal dan keluarga mengetahui tentang penyakit hipertensi.

Perencanaan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah jelaskan

pengertian hipertensi, jelaskan tanda gejala hipertensi, jelaskan faktor

pencetus hipertensi, jelaskan penatalaksanaan hipertensi, jelaskan komplikasi

hipertensi, demonstrasikan cara membuat obat tradisional jus timun, kaji

skala nyeri dan tekanan darah, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam,

kolaborasi pemberian obat penurun tekanan darah dan nyeri: captopril 50 mg,

paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg.

E. Implementasi

Berdasarkan rencana keperawatan yang di lakukan penulis pada hari

kamis tanggal 25 April 2013 dengan diagnosa keperawatan nyeri akut pada

Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

hipertensi yaitu pada pukul 15.30 WIB, mengobservasi tekanan darah dan

skala nyeri. Saat dikaji tekanan darah dan skala nyeri Tn. S mengatakan

bersedia diukur tekanan darah dan skala nyerinya, Tn. S tampak bersedia

diukur tekanan darahnya, tekanan darah 150/100 mmHg dan skala nyeri 5.

Menjelaskan pengertian hipertensi, saat menjelaskan pengertian hipertensi,

keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak

Page 23: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

12

mendengarkan dengan baik. Menjelaskan tanda gejala hipertensi, saat

menjelaskan tanda gejala hipertensi keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan

sudah jelas, keluarga Tn. S tampak mendengarkan dengan baik. Menjelaskan

faktor pencetus hipertensi, saat menjelaskan faktor pencetus hipertensi

keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak

mendengarkan dengan baik. menjelaskan penatalaksanaan hipertensi, saat

menjelaskan penatalaksanaan hipertensi keluarga Tn. S mengatakan mengerti

dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak mendengarkan dengan baik.

menjelaskan komplikasi hipertensi, saat menjelaskan komplikasi hipertensi

keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak

mendengarkan dengan baik. menganjurkan untuk minum obat sesuai resep

dokter, saat dianjurkan minum obat dengan benar Tn. S mengatakan bersedia

minum obat dengan benar, Tn. S tampak memahami cara minum obat dengan

benar: captopril 50 mg, paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg

Pada hari jum’at tanggal 26 April 2013 pukul 15.20 WIB yaitu

mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, saat diajarkan teknik

relaksasi nafas dalam keluarga Tn. S mengatakan bersedia dan mau

melakukannya, keluarga Tn. S tampak berusaha mencoba melakukan teknik

relaksasi napas dalam. menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter.

saat dianjurkan minum obat dengan benar Tn. S mengatakan bersedia minum

obat dengan benar, Tn. S tampak memahami cara minum obat dengan benar:

captopril 50 mg, paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg. mengobservasi

tekanan darah dan skala nyeri. Saat dikaji tekanan darah dan skala nyeri Tn. S

Page 24: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

13

mengatakan bersedia diukur tekanan darah dan skala nyerinya, Tn. S tampak

bersedia diukur tekanan darahnya, tekanan darah: 130/90 mmHg dan skala

nyeri: 4.

Pada hari sabtu tanggal 27 April 2013 pukul 16.30 WIB yaitu

mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional: jus timun, saat

mendemonstrasikan cara membuat jus timun keluarga Tn. S mengatakan

bersedia dan mau mencoba membuat membuat jus timun. keluarga Tn. S

tampak memeperhatikan cara membuat jus timun dengan baik.

menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter. saat dianjurkan minum

obat dengan benar Tn. S mengatakan bersedia minum obat dengan benar, Tn.

S tampak memahami cara minum obat dengan benar: captopril 50 mg,

paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg. Mengkaji tekanan darah dan skala

nyeri klien. Saat dikaji tekanan darah dan skala nyeri Tn. S mengatakan

bersedia diukur tekanan darah dan skala nyerinya, Tn. S tampak bersedia

diukur tekanan darahnya, tekanan darah: 120/80 mmHg dan skala nyeri: 3.

F. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan berdasarkan diagnosa

keperawatan hasil evaluasi pada tanggal 25 April 2013 pukul 15.30 WIB

didapatkan Data Subyektif : Tn. S mengatakan bersedia di ukur tekanan darah

dan skala nyerinya, keluarga mengatakan hipertensi adalah kenaikan tekanan

darah, keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi kepala pusing dan

lemas, keluarga mengatakan faktor pencetus hipertensi karena kelelahan,

Page 25: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

14

keluarga mengatakan komplikasi hipertensi dapat menyebabkan stroke, klien

mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu captopril 50 mg,

paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg. Data Obyektif : keluarga menyimak

baik penjelasan hipertensi, keluarga berusaha menjawab pertanyaan yang

diajukan, Tn. S tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 150/100 mmHg,

skala nyeri 5. Analisa: masalah keperawatan belum teratasi. Planing:

intervensi di lanjutkan, anjurkan untuk kontrol tekanan darah secara teratur,

ajarkan teknik relaksasi.

Pada tanggal 26 April 2013 pukul 15.20 WIB di dapatkan Data

Subyektif : klien mengatakan bersedia untuk diajarkan teknik relaksasi napas

dalam, klien bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien

mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif: klien

tampak mengikuti apa yang diajarkan dengan benar, klien bersedia minum

obat dengan benar captopril 50 mg, paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg,

klien tampak ingin tahu hasil tekanan darahnya 130/90 mmHg, skala nyeri 4.

Analisa: masalah belum teratasi. Planing: intervensi di lanjutkan, anjurkan

untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam jika nyeri.

Pada tanggal 27 April 2013 pukul 16.30 WIB di dapatkan Data

Subyektif : keluarga bersedia diajarkan cara membuat obat tradisional: jus

timun, klien bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien

mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif :

keluarga memperhatikan penjelasan cara membuat obat tradisional: jus timun,

klien tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 120/80 mmHg, skala nyeri 3,

Page 26: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

15

klien bersedia minum obat dengan benar captopril 50 mg, paracetamol 500

mg, ergotamine 1 mg. Analisa: masalah keperawatan keluarga sudah teratasi.

Planing: intervensi di hentikan.

Page 27: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

16

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas proses telaah antara data

pendukung yang terjadi antara teori dan kenyataan pada kasus nyata yang

dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. S Dengan Hipertensi Pada

Keluarga Tn. S di Desa Wonosari Kecamatan Gondangrejo pada tanggal 25-

27 April 2013. Pada pembahasan ini dimulai dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Menurut Andreson dan McFarland, 2006 dalam buku (Nanda,

2009-2010), pengkajian komunitas terdiri dari kelengkapan informasi

dari pemberian informasi kunci di dalam komunitas

(data subyektif) dan data statistik (data obyektif).

Pengkajian dalam kasus ini dilaksanakan pada tanggal 25 April

2013. Dalam pengambilan kasus ini penulis mengumpulkan data dengan

cara wawancara langsung kepada keluarga, observasi secara langsung

dan pemeriksaan fisik. Penulis melakukan pengkajian pada Tn. S

berdasarkan pengkajian 32 item data menurut Freedman 1998.

Page 28: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

17

Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn. S ditemukan data: klien

mengeluh pusing, lemas, nyeri pada tengkuk, tekanan darah

150/100 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit,

skala nyeri 5.

Tanda dan gejala pada penyakit hipertensi biasanya tak

bergejala pada stadium awal. Jika tekanan darah meningkat secara akut,

pasien dapat mengalami epistaksis, sakit kepala, penglihatan kabur,

tinnitus, pusing, defisit neurologis transien, atau angina. Jika

perkembangan gejala lebih lambat, pasien dapat datang dengan gejala

yang berhubungan dengan kerusakan organ akhir, seperti gagal jantung

kongestif, stroke, gagal ginjal, atau retinopati (Brashers, 2008).

Sedangkan data pengkajian pada klien, Tn. S mengeluh pusing, lemas,

nyeri pada tengkuk. Dari sini dapat dilihat bahwa terdapat kesenjangan

antara teori dengan kenyataan dimana pada kenyataan terdapat nyeri

pada tengkuk dan di teori tidak ada.

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau

tekanan darah diastolik 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu: a).

Hipertensi Primer (90 persen dari kasus hipertensi) merupakan

peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).

Beberapa faktor yang diduga adalah gen, jenis kelamin, diet, berat badan

dan gaya hidup. b). Hipertensi Sekunder (10 persen dari kasus hipertensi)

merupakan peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang

Page 29: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

18

ada sebelumnya, seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor

pencetusnya adalah penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta,

neurogewnik (tumor otak, ensefasitil, gangguan psikiatris), kehamilan,

peningkatan volume intravaskuler, luka bakar dan stress

(Udjianti, 2010).

Nyeri adalah suatu kondisi berupa perasaan tidak

menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda

pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang

tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang di

alaminya. Secara umum nyeri di bagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan

nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak

dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya

peningkatan tegangan otot. Sedangkan nyeri kronis merupakan nyeri

yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu

cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk nyeri kronis adalah

nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Pengkajian

nyeri dapat dilakukan dengan cara PQRST: P (provocat) yaitu faktor

yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri, Q (quality) dari nyeri

yaitu seperti apakah rasa tajam, tumpul tau tersayat, R (region) yaitu

daerah perjalanan nyeri, S (severity) yaitu keparahan atau intensitas

nyeri, T (time) yaitu lama/ waktu serangan atau frekuensi nyeri

( Alimul. A, 2012).

Page 30: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

19

Sedangkan dari pengkajian nyeri Tn. S termasuk dalam nyeri akut karena

nyeri mendadak dan cepat hilang, nyeri Tn. S kurang dari 6 bulan.

Riwayat keluarga inti mencakup riwayat keluarga mulai lahir

hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa

digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau

penglaman penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,

kematian, kehilangan) (Harmoko, 2012). Sedangkan data riwayat

keluarga inti pada keluarga Tn. S yaitu Tn. S dan Ny. W menikah dan

sekarang punya anak berumur 2 tahun, 7 bulan. Tn. S memiliki riwayat

hipertensi sekitar tahun 1997-1998 dan sudah sembuh, tetapi akhir-akhir

ini pasien mengatakan pusing, lemas dan nyeri kepala/tengkuk.

Pengkajian skala nyeri Tn. S adalah Provocat: saat beraktivitas, quality:

seperti tertusuk-tusuk jarum, region: kepala – leher, severity: 5, time:

hilang timbul.

Data pemeriksaan fisik pada pasien hipertensi menurut Udjianti

(2010), yaitu: tekanan darah tinggi, hipotensi postural akibat kebiasaan

minum obat tertentu, nadi (meningkat pada arteri karotis, jugularis,

pulsasi radialis, perbedaan denyut nadi atau tidak ada denyut nadi pada

beberapa area seperti arteri popliteal, posterior tibia), denyut apikal

bergeser dan/atau kuat angkat, denyut jantung (takikardia, disritmia);

bunyi jantung: S2 mengeras, S3 (gejala CHF dini); murmur: dapat

Page 31: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

20

terdengar jika ada stenosis atau insufisiensi katup;vascular bruit:

terdengar diatas karotis, femoral, atau epigastrum (arteri stenosis),

distensi vena jagular (kongesti vena); perifer: suhu kulit dingin, warna

kulit pucat, pengisian kapiler lambat ( >2 detik), sianosis, diaphoresis,

atau flushing (pheochromocytoma). Sedangkan dari hasil pengkajian

pemeriksaan fisik pada keluarga Tn. S yaitu khususnya Tn. S yang

menderita penyakit Hipertensi. Tn. S mengeluh pusing, lemas, nyeri pada

tengkuk, nyeri seperti di tusuk tusuk, nyeri sering timbul pada saat

beraktivitas berlebihan, skala nyeri 5. Saat dilakukan pengkajian pada

Tn. S didapatkan hasil tekanan darah 150/100 mmHg; nadi 84 kali per

menit; pernafasan 18 kali per menit.

Menurut Harmoko (2012), 5 tugas keluarga salah satunya

mengenal masalah kesehatan keluarga, kesehatan merupakan kebutuhan

keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala

sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan

dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak

langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila

menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

Sedangkan dari pengkajian lima tugas keluarga, keluarga Tn. S

mengalami masalah pada fungsi mengenal masalah keluarga kesehatan

keluarga, khususnya Tn. S dan Ny. W sebagai istri tidak bisa mengenali

Page 32: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

21

penyakit suaminya. karena Ny. W tidak tahu pengertian, tanda gejala dan

penyebab hipertensi. Jika anak atau suaminya sakit Ny. W langsung

membawa ke klinik atau rumah sakit terdekat. Pada pengkajian

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

didapatkan Ny. W mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit

biasanya diolesi minyak kayu putih, jika anaknya demam Ny. W

mengompresnya, selanjutnya dibawa kerumah sakit, klinik dan untuk

merawat keluarga dengan penyakit tekanan darah tinggi Ny. W

mengurangi penggunaan garam pada masakannya, tidak memberikan

masakan dari daging kambing.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yaitu sebuah label singkat,

mengambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini

dapat berupa masalah-masalah aktual dan potensial Segera setelah

penyelesaian riwayat kesehatan dan pengkajian kesehatan, perawat

mengorganisasikan, menganalisa, mensintesa dan merangkum data yang

telah terkumpul dan menentukan kebutuhan atau masalah klien terhadap

asuhan keperawatan (Wilkinson dan Judith M, 2007).

Perumusan masalah keperawatan yang diambil oleh penulis

dengan Data Subyektif: Tn. S mengatakan pusing, lemas, dan nyeri

tengkuk, Keluarga mengatakan tidak tahu tentang tanda dan gejala serta

obat tradisional untuk hipertensi. Data Obyektif: Tn. S terlihat lemas

Page 33: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

22

tetapi Tn. S masih bisa beraktifitas mandiri seperti mandi, makan dan

aktivitas sehari-harinya, Tekanan darah: 150/100 mmHg, pengkajian

skala nyeri adalah Provocat: saat beraktivitas; Quality: seperti tertusuk-

tusuk jarum; Region: kepala-leher; Severity: 5; Time: hilang timbul.

Maka dari itu penulis memprioritaskan masalah keperawatan dengan

nyeri sebagai problem yang telah disesuaikan dengan diagnosa

keperawatan NANDA. Pada kasus nyeri yang dialami Tn. S yaitu nyeri

akut. Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang

muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau

digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International

Association for the Study of Pain) awitan yang tiba-tibaatau lambat dari

intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau

diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan (NANDA, 2011).

Sedangkan etiologi didasarkan pada lima tugas keluarga

khususnyaketidakmampuan keluarga mengenal masalah dengan alasan

keluarga tidak mengetahui tanda gejala dan penyebab, serta yang

mempengaruhi prinsip keluarga terhadap masalah. (Harmoko, 2012).

Berdasarkan problem dan etiologi diatas penulis

memprioritaskan diagnosa keperawatan pada Tn. S yaitu nyeri akut

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

hipertensidengan alasan Pada kasus Tn. S penulis merumuskan masalah

keperawatan utama nyeri akut karena nyeri yang dirasakan kurang lebih

2 hari yang lalu, hal ini didukung keluhan utama dan awitan nyeri pada

Page 34: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

23

Tn. S kurang dari 6 bulan. Pada etiologi yang ditegakkan dari diagnosa

keperawatan utama adalah ketidakmampuan keluarga dalam mengenal

masalah hipertensi.

3. Intervensi

Menurut (Andreson & Mc Farlane dalam Achjar, 2010)

Intervensi/ perencanaan adalah tahap berikutnya setelah merumuskan

diagnosis keperawatan. Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan

yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang

ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stressor

dan intervensi dirancang berdasarkan tingkat pencegahan. Pencegahan

primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan

sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan

tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten.

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka

pendek. Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada

bagaimana mengatasi problem/ masalah (P) (Achjar, 2010). sedangkan

tujuan umum pada kasus Tn. S yaitu setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 hari diharapkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3,

tekanan darah dalam batas normal, keluarga mengetahui tentang penyakit

hipertensi. jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagian

bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART

(S: spesifik, M: measurable/ dapat diukur, A: achievable/ dapat dicapai,

Page 35: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

24

R: reality, T: time limited/ punya limit waktu) (Achjar, 2010). Sedangkan

tujuan khusus pada kasus Tn. S yaitu setelah pertemuan 3x35menit

keluarga mampu: Mengetahui pengertian hipertensi. Mengetahui tanda

dan gejala hipertensi. Mengetahui faktor pencetus hipertensi. Mengetahui

penatalaksanaan hipertensi. Mengetahui komplikasi hipertensi. Skala

nyeri menjadi 2-3.

Berdasarkan diagnosa diatas maka rencana tindakan

keperawatan pada Tn. S yang dapat dilakukan bersertarasionalnya adalah

jelaskan pengertian hipertensi dengan rasional supaya keluarga tahu apa

itu hipertensi, jelaskan tanda gejala hipertensi dengan rasional agar

keluarga mengetahui tanda dan gejala hipertensi, jelaskan faktor pencetus

hipertensi dengan rasional agar keluarga mengetahui faktor pencetus

hipertensi, jelaskan penatalaksanaan hipertensi dengan rasional supaya

keluarga tahu penatalaksanaan hipertensi, jelaskan komplikasi hipertensi

dengan rasional agar keluarga mengetahui komplikasi hipertensi,

demonstrasikan cara membuat obat tradisional jus timun dengan rasional

untuk menurunkan tekanan darah, kaji skala nyeri dan tekanan darah

dengan rasional untuk mengetahui kondisi dan perkembangan pasien,

ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk mengurangi

rasa nyeri, kolaborasi pemberian obat: captopril 50mg, paracetamol

500mg, ergotamine 1mg dengan rasional untuk menurunkan tekanan

darah dan mengurangi rasa nyeri.

Page 36: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

25

4. Implementasi

Implementasi adalah suatu pelaksanaan tindakan keperawatan

terhadap klien yang didasarkan pada rencana keperawatan yang telah

disusun (Harmoko, 2012).

Berdasarkan rencana keperawatan yang di lakukan penulis pada

hari kamis tanggal 25 April 2013 dengan diagnosa keperawatan nyeri

akut pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah hipertensi pada jam 15.30 yaitu Menjelaskan

pengertian hipertensi, yaitu Hipertensi adalah tekanan darah sistolik

140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg yang terjadi

pada seorang klien (Udjianti W.J, 2010).

Menjelaskan tanda gejala hipertensi, yaitu Pada penyakit

hipertensi biasanya tak bergejala pada stadium awal. Jika tekanan darah

meningkat secara akut, pasien dapat mengalami epistaksis, sakit kepala,

penglihatan kabur, tinnitus, pusing, defisit neurologis transien, atau

angina. Jika perkembangan gejala lebih lambat, pasien dapat datang

dengan gejala yang berhubungan dengan kerusakan organ akhir, seperti

gagal jantung kongestif, stroke, gagal ginjal, atau retinopati

(Brashers, 2008).

Menjelaskan faktor pencetus hipertensi, yaitu pasien dapat

mengalami epistaksis, sakit kepala, penglihatan kabur, tinnitus, pusing,

defisit neurologis transien, atau angina (Brashers, 2008). Menjelaskan

penatalaksanaan hipertensi, yaitu penatalaksanaan non farmakologis

Page 37: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

26

dengan mengurangi asupan garam, sedangkan penatalaksanaan

farmakologis atau dengan obat anti hipertensi berdasarkan beberapa

faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya manifestasi

klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor resiko lain (Lubis dkk, 2005).

menjelaskan komplikasi hipertensi, yaitu hipertensi dapat menyebabkan

jantung koroner, gagal ginjal, stroke (Simpson dkk. 2005).

Menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter, yaitu

captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Sedangkan fungsi

farmakologisnya adalah captopril 50mg untuk indikasi hipertensi ringan

sampai sedang, paracetamol 500mg untuk indikasi menghilangkan rasa

sakit dan menurunkan demam pada keadaan sakit kepala, pusing.

Ergotamine 1mg adalah golongan anti migraine di indikasikan untuk

gangguan fungsional karena ketidakseimbangan system autonom

misalnya sakit kepala, migraine, vertigo (ISO, 2010). Mengkaji tekanan

darah dan skala nyeri, yaitu tekanan darah Tn. S 150/100 mmHg, skala

nyeri 5. Data subyektif: keluarga Tn. S mengatakan bersedia di berikan

penkes tentang penyakit hipertensi dan di kaji tekanan darahnya serta

skala nyerinya. Data obyektif: keluarga Tn. S tampak memperhatikan

apa yang dijelaskan oleh penulis dan hasil tekanan darah Tn. S: 150/100

mmHg, skala nyeri: 5.

Pada hari jum’at tanggal 26 April 2013 jam 15.20 yaitu

Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, yaitu menganjurkan

pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara,

Page 38: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

27

menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki,

perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus

berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks

(Alimul. H, 2006).

Menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter yaitu

captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Sedangkan fungsi

farmakologisnya adalah captopril 50mg untuk indikasi hipertensi ringan

sampai sedang, paracetamol 500mg untuk indikasi menghilangkan rasa

sakit dan menurunkan demam pada keadaan sakit kepala, pusing.

Ergotamine 1mg adalah golongan anti migraine di indikasikan untuk

gangguan fungsional karena ketidakseimbangan system autonom

misalnya sakit kepala, migraine, vertigo (ISO, 2010).

Mengobservasi tekanan darah dan skala nyeri yaitu tekanan

darah: 130/90 mmHg dan skala nyeri: 4. Data subyektif: klien

mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, klien

tampak mengikuti apa yang diajarkan dengan baik, klien mau meminum

obat dengan benar: captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine

1mg, tekanan darah: 130/90 mmHg dan skala nyeri: 4.

Pada hari sabtu tanggal 27 April 2013 jam 16.30 yaitu

Mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional: jus timun, Penulis

hanya mengetahui jus timun sebagai penurun tekanan darah yang sudah

diketahui oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan di teori buah

mentimun sudah dikenal luas baik manfaat buah maupun khasiatnya.

Page 39: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

28

Namun, mungkin baru sedikit tahu bahwa mentimun juga dapat

digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi. Selain itu,

mentimun juga berkhasiat untuk mengurangi batu ginjal. Cara

mengkonsumsinya untuk mengatasi hipertensi dapat dipilih sesuai

kesenangan kita. Bisa dikonsumsi secara langsung, dijus, digunakan

untuk campuran lalapan, disayur, dan lain-lain. Yang penting

konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui porsi yang

tepat untuk menurunkan hipertensi (Susilo,2011).

Menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter, yaitu

captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Sedangkan fungsi

farmakologisnya adalah captopril 50mg untuk indikasi hipertensi ringan

sampai sedang, paracetamol 500mg untuk indikasi menghilangkan rasa

sakit dan menurunkan demam pada keadaan sakit kepala, pusing.

Ergotamine 1mg adalah golongan anti migraine di indikasikan untuk

gangguan fungsional karena ketidakseimbangan system autonom

misalnya sakit kepala, migraine, vertigo (ISO, 2010).

Mengkaji tekanan darah dan skala nyeri klien, yaitu tekanan

darah: 120/80 mmHg, skala nyeri: 3. Data subyektif: klien mengatakan

bersedia diajarkan cara membuat obat tradisional jus timun, klien

bersedia minum obat dengan benar dan diukur tekanan darah serta skala

nyerinya. Data obyektif: pasien memperhatikan penjelasan cara

membuatnya dan minum obat dengan benar: captopril 50mg,

Page 40: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

29

paracetamol 500mg, ergotamine 1mg, tekanan darah: 120/80 mmHg,

skala nyeri: 3.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.

Menurut (Friedman, 1998 dalam Harmoko, 2012) evaluasi didasarkan

pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh

keluarga, perawat dan yang lainnya. Ada beberapa metode evaluasi yang

dipakai dalam perawatan. Faktor yang paling penting adalah bahwa

metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang

sedang dievaluasi. Bila tujuan tersebut sudah tercapai maka kita membuat

rencana tindak lanjut. Sedangkan menurut Nursalam, (2008) Evaluasi

adalah intelektual untuk melengkapi proses keperawatan menandakan

seberapa jauh rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai

dengan menggunakan SOAP, yaitu S (Subyektif): Mengambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa

sebagai langkah satu varney; O (Obyektif): Mengambarkan

pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil labolatorium dan

test diagnose lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung

asuhan langkah satu varney; A (Assessment) : Mengambarkan

pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subyektif dan

obyektif suatu identifikasi. 1). Diagnosa atau masalah, 2). Antisipasi

diagnose atau masalah, 3). Perlunya tindakan segera oleh dokter,

Page 41: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

30

konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV

varney; P (Planning) : Mengambarkan pendokumentasian dari tindakan

dan evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment langkah V, VI, VII

varney.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan berdasarkan diagnosa

keperawatan hasil evaluasi pada tanggal 25 April 2013 didapatkan Data

Subyektif: Tn. S mengatakan bersedia di ukur tekanan darah dan skala

nyerinya, keluarga mengatakan hipertensi adalah kenaikan tekanan darah,

keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi kepala pusing dan lemas,

keluarga mengatakan faktor pencetus hipertensi karena kelelahan, keluarga

mengatakan komplikasi hipertensi dapat menyebabkan stroke, klien

mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu captopril 50mg,

paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Data Obyektif: keluarga menyimak

baik penjelasan hipertensi, keluarga berusaha menjawab pertanyaan yang

diajukan, Tn. S tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 150/100

mmHg, skala nyeri 5. Analisa: masalah keperawatan belum teratasi.

Planing: intervensi di lanjutkan, anjurkan untuk kontrol tekanan darah

secara teratur, ajarkan teknik relaksasi.

Pada tanggal 26 April 2013 di dapatkan Data Subyektif: klien

mengatakan bersedia untuk diajarkan teknik relaksasi napas dalam, klien

bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien mengatakan

bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif: klien tampak

mengikuti apa yang diajarkan dengan benar, klien bersedia minum obat

Page 42: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

31

dengan benar captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg, klien

tampak ingin tahu hasil tekanan darahnya 130/90 mmHg, skala nyeri 4.

Analisa: masalah belum teratasi. Planing: intervensi di lanjutkan, anjurkan

untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam jika nyeri.

Pada tanggal 27 April 2013 di dapatkan Data Subyektif:

keluarga bersedia diajarkan cara membuat obat tradisional: jus timun,

klien bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien mengatakan

bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif: keluarga

memperhatikan penjelasan cara membuat obat tradisional: jus timun, klien

tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 120/80 mmHg, skala nyeri 3,

klien bersedia minum obat dengan benar captopril 50mg, paracetamol

500mg, ergotamine 1mg. Analisa: masalah keperawatan keluarga sudah

teratasi. Planing: intervensi di hentikan.

B. Simpulan Dan Saran

Setelah penulis melakukan Pengkajian, Analisa Data, Penentuan

Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi tentang Asuhan

Keperawatan Keluarga Pada Tn.S Dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn.S di

Desa Wonosari Kecamatan Gondangrejodengan metode studi kasus, maka

dapat ditarik kesimpulan :

1. Pengkajian terhadap masalah nyeri akut pada Tn. S telah dilakukan

secara komprehensif dan diperoleh hasil, yaitu terdapat keluhan utama

nyeri, nyerinya karena hipertensi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri di

Page 43: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

32

leher bagian belakang, nyeri sedang dengan skala 5 (0-10), nyeri terus-

menerus. Tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 84 kali /menit, pernafasan

18 kali /menit, suhu 360C. Pengkajian fisik tidak terdapat luka atau tanda

gejala yang mengarah ke penyakit hipertensi. Tidak ada jenis

pemeriksaan lanjut seperti laboratorium, rontgen, dan lainnya.

2. Diagnosa yang muncul pada kasus Tn. S adalah nyeri akut berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

3. Rencana keperawatan yang disusun yaitu kaji karakteristik nyeri

(PQRST) dan observasi tanda-tanda vital, ajarkan teknik relaksasi nafas

dalam, berikan penkes tentang hipertensi, ajarkan cara membuat obat

tradisional untuk menurunkan hipertensi.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari

rencana keperawatan yang telah disusun.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan

secaran komprehensif serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan

lainnya didapatkan hasil evaluasi keadaan pasien dengan kriteria hasil

sudah tercapai, maka nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah keluarga pada Tn. S sudah teratasi dan

intervensi dilanjutkan, anjurkan untuk selalu mengontrol tekanan

darahnya,anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam jika

terasa nyeri, anjurkan untuk membuat jus timun dan minum obat secara

teratur.

Page 44: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

33

C. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal

masalah hipertensi, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang

positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Puskesmas)

Hal ini diharapkan puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan

dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan,

kader di desa maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu

pelayanan asuhan keperawatan keluarga yang optimal pada umumnya

dan pasien hipertensi khususnya dan diharapkan puskesmas mampu

menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung

kesembuhan pasien.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dan kader di

desa dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga agar lebih

maksimal, khususnya pada klien dengan hipertensi. Perawat diharapkan

dapat memberikan pelayanan profesional dan komprehensif.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas

dan profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,

inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan

secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan serta dapat

Page 45: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

34

menjadikan pendidikan kesehatan sebagai salah satu aplikasi program

pengabdian kepada masyarakat.

4. Bagi keluarga

Diharapkan keterlibatan keluarga yang lebih dalam memperhatikan

kesehatan anggota keluarga, meskipun keterlibatan keluarga sudah cukup

baik namun perlu ditingkatkan lagi, khususnya dalam ketertiban kontrol

kesehatan secara rutin dan kesadaran keluarga untuk memperhatikan pola

diit, aktivitas, dan kondisi psikis.

Page 46: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H, (2010), Asuhan Keperawatan Keluarga, Edisi 1, Penerbit Buku

Sagung Seto, Jakarta.

Alimul, A, (2012), Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Buku Salemba Medika,

Jakarta.

Asmadi, (2005), Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Brashers, V.L, (2007), Aplikasi Klinis Patologi, Edisi 2, Alih Bahasa dr.

H.Y.Kuncara, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Harmoko, (2012), Asuhan Keperawatan Keluarga, Penerbit Buku Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Ikatan Apoteker Indonesia, (2010), Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia,

PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.

Kemenkes, (2013), Blood Pressure Take Control / Waspadai Hipertensi,

www.penelitiankemenkes.com . diakses tanggal 26 april 2013. Jam 20.00

Lubis, dkk, (2004), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi 3, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Nanda I, (2010) Diagnosis Keperawatan, Alih Bahasa Tiar.E, dkk, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

_______, (2011), Diagnosis Keperawatan, Alih Bahasa Tiar.E, dkk, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Nursalam, (2008), Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan,

Penerbit Buku Salemba Medika, Jakarta.

Rahajeng, (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya Di Indonesia.

www.penelitianrahajeng.com .diakses tanggal 26 april 2013. Jam 20.00

Shobirun, dkk, (2013).penelitian hipertensi. www.penelitianshobirun.com .

diakses tanggal 26 april 2013.jam 20.00

Simpson, dkk, (2005), Kardiologi, Edisi 4, Penerbit Buku Erlangga, Jakarta.

Page 47: ST UDI KAS US ASUHAN KEPER AWATA N KELUA RGA PA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-jaliirawan... · Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat

Susilo yekti dan Ari Wulandari, (2011), Cara jitu mengatasi hipertensi, Penerbit

Buku C.V ANDI, Yogyakarta.

Udjianti, W.J, (2010), Keperawatan Kardiovaskular, Penerbit Buku Salemba

Medika, Jakarta.

Wilkinson, Judith M, (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 7, Alih

Bahasa Nurjanah I.S, dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.