st udi kas us asuhan keper awata n kelua rga pa...
TRANSCRIPT
AASUHAN
HI
SEKOLA
KEPERA
IPERTEN
W
PROGRA
AH TINGG
STU
AWATAN
NSI PADA
WONOSA
GON
DI SU
JAL
NIM
AM STUD
GI ILMU
SU
UDI KASU
N KELUAR
A KELUAR
ARI KECA
NDANGRE
USUN OLE
LI IRAWA
M. P. 1010
DI D III K
KESEHA
RAKART
2013
US
RGA PAD
RGA TN.S
AMATAN
EJO
EH :
AN
03
KEPERAW
ATAN KU
TA
DA TN.S D
S DI DESA
WATAN
USUMA HU
DENGAN
A
USADA
AASUHAN
HI
SEKOLA
KEPERA
IPERTEN
W
Unt
Dalam Men
PROGRA
AH TINGG
STU
AWATAN
NSI PADA
WONOSA
GON
Kary
tuk Memenu
nyelesaikan P
DI SU
JAL
NIM
AM STUD
GI ILMU
SUR
UDI KASU
N KELUAR
A KELUAR
ARI KECA
NDANGRE
ya Tulis Ilm
uhi Salah Sat
Program Dip
USUN OLE
LI IRAWA
M. P. 1010
DI D III K
KESEHA
RAKART
2013
US
RGA PAD
RGA TN.S
AMATAN
EJO
miah
tu Persyarata
ploma III Ke
EH :
AN
03
KEPERAW
ATAN KU
TA
DA TN.S D
S DI DESA
an
eperawatan
WATAN
USUMA HU
DENGAN
A
USADA
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
TN. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA TN. S DI DESA
WONOSARI, KECAMATAN GONDANGREJO”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan STIKes
Kusuma Husada, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di STIKes Kusuma Husada.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi selama proses
pembelajaran di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnaannya studi kasus ini.
vi
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Setiyawan, S.Kep.,Ns, sebagai dosen penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sebar dan wawasanya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, Bapak Soepardjo dan Ibu Katirah yang selalu menjadi
inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Kakakku (Mas Hadi, Mas Danil, Mbak Mila, Mbak Ika), adekku (Nenik, Lusi,
Mei) serta keponakanku (Pritha dan Salsa) yang senantiasa memberikan do’a,
inspirasi serta semangat.
9. Dek Eva yang selalu membantu, mendewasakanku, memberikan dukungan,
do’a serta sabar dan setia menungguku.
10. Temen-temen kost blue yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
11. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang
telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
vii
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan, Amin.
Surakarta, Mei 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Tujuan penulisan ............................................................... 4
C. Manfaat penulisan ............................................................. 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data umum keluarga ......................................................... 7
B. Pengkajian ......................................................................... 8
C. Diagnosa Keperawatan ..................................................... 10
D. Intervensi .......................................................................... 11
E. Implementasi ..................................................................... 11
F. Evaluasi ............................................................................. 13
ix
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan ....................................................................... 16
1. Pengkajian .................................................................. 16
2. Diagnosa Keperawatan .............................................. 21
3. Intervensi ................................................................... 23
4. Implementasi Keperawatan ........................................ 25
5. Evaluasi Keperawatan ................................................ 29
B. Simpulan ............................................................................ 31
C. Saran .................................................................................. 33
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 : Log Book
Lampiran 3 : Surat Keterangan Selesai Pengmbilan Data
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 : Asuhan Keperawatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan
dirinya terintegrasi secara keseluruhan, yaitu fisik, mental, sosial yang
bertujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi (Nursalam, 2008).
Menurut (UU kesehatan RI No. 1992, dalam Asmadi, 2005) sehat adalah
keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan sakit adalah keadaan
tidak normal/ sehat, secara sederhana sakit dapat diartikan penyakit. Alat ukur
yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit adalah jika terjadi
perubahan dari nilai rata-rata normal yang telah ditetapkan. Sebagai contoh:
bunyi paru dalam keadaan normal biasanya adalah bronko vesikuler, jika
terdapat bunyi mengi, bisa dikatakan bahwa individu tersebut menderita sakit
(Asmadi, 2005).
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan
penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi,
dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga (Lubis dkk, 2005).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
(Shobirun, 2013).
2
Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa oleh The Sixth of the Joint
National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC VI) dalam Brashers, (2008) yaitu: Optimal: sistolik <120
mmHg dan diastolik <80 mmHg, Normal: sistolik <130 mmHg dan diastolik
<85 mmHg, Tinggi normal: sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 85-89
mmHg, hipertensi ringan: sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99
mmHg, hipertensi sedang: sistolik 160-179 mmHg dan diastolik 100-109
mmHg, hipertensi berat: sistolik 180 mmHg dan diastolik 110 mmHg.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu
hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
merupakan 90 persen dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial
yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui
penyebabnya (idopatik). Yang dapat sebabkan oleh genetik, jenis kelamin,
diet, berat badan, dan gaya hidup. Sedangkan Hipertensi sekunder merupakan
10 persen dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang
didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik
yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor
pencetus hipertensi sekunder antara lain: luka bakar, penggunaan kontrasepsi
oral, tumor otak, kehamilan, dan stress. (Udjianti, 2010).
Menurut WHO, 2011 dalam kemenkes, (2013) sekitar satu milyar
orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di
Negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Prevalensi
hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, di prediksi tahun 2015
3
sebanyak 29 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi.
Sedangkan di Indonesia mencapai 31,7 persen.
Di Amerika serikat, 15 persen golongan kulit putih dewasa dan 25-30
persen golongan kulit hitam dewasa adalah pasien hipertensi. Di Indonesia
1,8-28,6 persen penduduk berusia di atas 20 tahun adalah pasien hipertensi.
Di Jakarta pelajar berumur 15-20 tahun didapatkan 3,3 persen menderita
hipertensi (Lubis dkk, 2005). Di Indonesia angka prevalensi di provinsi jawa
tengah 21,4 persen, (Riskesdas, 2007, dalam Rahajeng, 2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar hipertensi tahun 2013 berada di posisi 5 dari 10 besar penyakit
dengan prevalensi 828 orang menderita hipertensi, sedangkan ditempat
tinggal Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, karanganyar
terdapat 29 orang yang menderita hipertensi.
Maglaya, 1989, dalam Harmoko, (2012) Keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan dan hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,
dan dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. Sedangkan menurut Helvie, 1981 dalam Harmoko, (2012)
keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
Keluarga merupakan subsistem komunitas sebagai system sosial yang
bersifat unik dan dinamis. Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan
kesehatan keluarga karena keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas yang
4
dapat mempengaruhi derajat kesehatan system diatasnya. Perubahan pada
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi semua anggota keluarga.
Adanya hubungan yang kuat antar keluarga dan status kesehatan setiap
anggota keluarga, sangat memerlukan peran keluarga pada saat menghadapi
masalah yang terjadi pada keluarga. Anggota keluarga selalu termotivasi
untuk berkomunikasi dengan keluarga lain, masyarakat sekitar serta memiliki
lima tugas keluarga yaitu ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan,
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, ketidakmampuan
keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Achjar, 2012).
Berdasarkan pengkajian keluarga yang dilakukan penulis didapatkan
data pada keluarga pasien belum mengerti pengertian, tanda gejala hipertensi
dan data dari puskesmas yang mendukung untuk penulis lakukan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. S
Dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan
Gondangrejo”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan Studi Kasus tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Tn. S Dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn. S di Desa Wonosari
Kecamatan Gondangrejo.
5
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan hipertensi
pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S
dengan Hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari,
Kecamatan Gondangrejo.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S
dengan Hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari,
Kecamatan Gondangrejo.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan
Hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan
Gondangrejo.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan Hipertensi
pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai wacana untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Hipertensi.
b. Sebagai wacana untuk studi kasus berikutnya dibidang kesehatan
terutama dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi.
6
2. Manfaat praktis
a. Puskesmas
1) Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai masukan
perbaikan dalam pemberian asuhan keperawatan dengan
masalah Hipertensi.
2) Meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan dengan
masalah Hipertensi.
3) Bagi petugas puskesmas khususnya petugas puskesmas
Gondangrejo Karanganyar untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat secara terprogram dan
berkelanjutan.
b. Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman karena sesuai
dengan profesi yang penulis tekuni sebagai perawat, sehingga
nantinya dapat diterapkan dilapangan.
c. Institusi Pendidikan
Dapat menjadikan pendidikan kesehatan sebagai salah satu aplikasi
program pengabdian kepada masyarakat.
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis membahas tentang ringkasan asuhan keperawatan
keluarga pada Tn. S dengan hipertensi pada keluarga Tn. S di Desa Wonosari,
Kecamatan Gondangrejo. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
A. Data Umum Keluarga
Tanggal 25 April 2013 jam 15.30 WIB, didapat data umum keluarga.
Klien bernama Tn. S, alamat Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, umur
42 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan PNS, pendidikan terakhir SMA.
Tn. S tinggal bersama seorang istri yang bernama Ny. W, umur 36 tahun,
pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SD, dan seorang anak yang
bernama An. M, berjenis kelamin laki-laki, berumur 2 tahun 7 bulan. Tipe
keluarga Tn. S adalah tipe keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Penghasilan keluarga berasal dari Tn. S yang bekerja
disuatu institusi pemerintah ± Rp. 2.300.000,00 / bulan yang dipergunakan
untuk keperluan sehari-hari, seperti membayar listrik, air, arisan, makan
sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Tn.S tidak memiliki tabungan khusus
untuk kesehatan, tetapi Tn. S memiliki alat transportasi berupa 2 unit sepeda
motor. Tanggal 25 April 2013 pukul 10.00 WIB Tn.S datang ke Puskesmas
8
Gondangrejo untuk memeriksakan sakitnya karena sering merasakan nyeri
ditengkuk, lemas serta pusing. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter Tn. S di
diagnosa menderita tekanan darah tinggi. Dokter memberikan terapi
farmakologi berupa Captopril 50 mg, Paracetamol 500 mg, Ergotamin 1 mg.
B. Pengkajian
Pada waktu pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga
penulis mendapatkan data perkembangan keluarga Tn. S saat ini masuk
keluarga prasekolah (umur 2-6 tahun) dengan anak pertama 2 tahun 7 bulan.
Tn. S sudah melakukan tugas perkembangan memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, membantu anak bersosialisasi, menanamkan keyakinan beragama,
memenuhi kebutuhan bermain anak. Tahap perkembangan yang belum
terpenuhi pada keluarga Tn. S adalah merencanakan kegiatan dan waktu
stimulasi tumbuh dan kembang anak, dalam waktu yang dekat Tn. S harus
mempersiapkan anaknya untuk sekolah TK. Riwayat keluarga inti, Tn. S dan
Ny. W menikah dan sekarang mempunyai anak berumur 2 tahun 7 bulan. Tn.
S memiliki riwayat hipertensi sekitar tahun 1997-1998 dan sudah sembuh,
tetapi akhir-akhir ini pasien mengatakan merasa pusing, lemas dan nyeri
kepala atau tengkuk. Sedangkan Ny. W tidak memiliki riwayat penyakit
seperti yang diderita suaminya dan saat ini Ny. W dalam kondisi sehat, anak
M dalam kondisi sehat saat ini dan tidak mempunyai riwayat penyakit
menular. Riwayat keluarga sebelumnya Tn. S memiliki penyakit keturunan
yang berasal dari ayahnya yang mempunyai riwayat hipertensi. Meskipun Tn.
9
S sakit tetapi masih bisa beraktivitas mandiri, seperti mandi, makan dan
aktivitas sehari-harinya, sedangkan Ny. W tidak mempunyai penyakit
keturunan seperti suaminya atau penyakit yang berasal dari keluarga Ny. W.
Berdasarkan 5 fungsi keluarga, keluarga Tn. S mengalami masalah
pada fungsi mengenal masalah kesehatan keluarga, khususnya Tn. S dan Ny.
W sebagai istri tidak bisa mengenali penyakit suaminya. karena Ny. W tidak
tahu pengertian, tanda gejala dan penyebab hipertensi. Jika anak atau
suaminya sakit Ny. W langsung membawa ke klinik atau rumah sakit terdekat.
Pada pengkajian ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit didapatkan Ny. W mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit
biasanya diolesi minyak kayu putih, jika anaknya demam Ny. W
mengompresnya, selanjutnya dibawa kerumah sakit, klinik dan untuk merawat
keluarga dengan penyakit tekanan darah tinggi Ny. W mengurangi
penggunaan garam pada masakannya, tidak memberikan masakan dari daging
kambing.
Dari hasil pengkajian pemeriksaan fisik pada keluarga Tn. S yaitu
khususnya Tn. S yang menderita penyakit Hipertensi. Tn. S mengeluh pusing,
lemas, nyeri pada tengkuk, nyeri seperti di tusuk tusuk, nyeri sering timbul
pada saat beraktivitas berlebihan. Pengkajian skala nyeri Tn. S adalah
provocat: saat beraktivitas berlebihan, quality: seperti tertusuk-tusuk, region:
kepala sampai leher, severity: 5, time: hilang timbul. Pengkajian tekanan darah
Tn. S 150/100 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit,
10
leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat nyeri pada leher bagian
belakang.
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian penulis pada keluarga Tn. S didapatkan
data adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, fungsi keluarga,
pemeriksaan fisik, lingkungan keluarga. Prioritas masalah di tunjang dari
Data Subyektif: Tn. S mengatakan pusing, lemas, dan nyeri tengkuk,
Keluarga mengatakan tidak tahu tentang tanda dan gejala serta obat
tradisional untuk hipertensi, pengkajian skala nyeri yaitu provocat: saat
beraktivitas berlebihan; quality: seperti tertusuk-tusuk jarum; region: kepala-
leher; severity: 5; time: hilang timbul. Data Obyektif: Tn. S terlihat lemas
tetapi Tn. S masih bisa beraktifitas mandiri seperti mandi, makan dan
aktivitas sehari-harinya, Tekanan darah: 150/100 mmHg.
Sedangkan data skoring pada kasus diatas adalah sifat masalah aktual
dengan skor 2/3 x 1 bobot 1, kemungkinan masalah dapat dirubah sebagian
dengan skor 1/2 x 1 bobot 1, kemungkinan masalah dapat dicegah cukup
dengan skor 2/3 x 1 bobot 2/3, menonjolnya masalah tidak dirasakan dengan
skor 0/2 x 1 bobot 0. Jumlah skoring adalah 8/3. Maka dari itu penulis
memprioritaskan diagnosa pada kasus ini, yaitu: Nyeri akut pada Tn. S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
hipertensi.
11
D. Intervensi
Berdasarkan diagnosa keperawatan diatas penulis dapat merumuskan
perencanaan dengan tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 35 menit diharapkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3, tekanan darah dalam
batas normal dan keluarga mengetahui tentang penyakit hipertensi.
Perencanaan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah jelaskan
pengertian hipertensi, jelaskan tanda gejala hipertensi, jelaskan faktor
pencetus hipertensi, jelaskan penatalaksanaan hipertensi, jelaskan komplikasi
hipertensi, demonstrasikan cara membuat obat tradisional jus timun, kaji
skala nyeri dan tekanan darah, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam,
kolaborasi pemberian obat penurun tekanan darah dan nyeri: captopril 50 mg,
paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg.
E. Implementasi
Berdasarkan rencana keperawatan yang di lakukan penulis pada hari
kamis tanggal 25 April 2013 dengan diagnosa keperawatan nyeri akut pada
Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
hipertensi yaitu pada pukul 15.30 WIB, mengobservasi tekanan darah dan
skala nyeri. Saat dikaji tekanan darah dan skala nyeri Tn. S mengatakan
bersedia diukur tekanan darah dan skala nyerinya, Tn. S tampak bersedia
diukur tekanan darahnya, tekanan darah 150/100 mmHg dan skala nyeri 5.
Menjelaskan pengertian hipertensi, saat menjelaskan pengertian hipertensi,
keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak
12
mendengarkan dengan baik. Menjelaskan tanda gejala hipertensi, saat
menjelaskan tanda gejala hipertensi keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan
sudah jelas, keluarga Tn. S tampak mendengarkan dengan baik. Menjelaskan
faktor pencetus hipertensi, saat menjelaskan faktor pencetus hipertensi
keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak
mendengarkan dengan baik. menjelaskan penatalaksanaan hipertensi, saat
menjelaskan penatalaksanaan hipertensi keluarga Tn. S mengatakan mengerti
dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak mendengarkan dengan baik.
menjelaskan komplikasi hipertensi, saat menjelaskan komplikasi hipertensi
keluarga Tn. S mengatakan mengerti dan sudah jelas, keluarga Tn. S tampak
mendengarkan dengan baik. menganjurkan untuk minum obat sesuai resep
dokter, saat dianjurkan minum obat dengan benar Tn. S mengatakan bersedia
minum obat dengan benar, Tn. S tampak memahami cara minum obat dengan
benar: captopril 50 mg, paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg
Pada hari jum’at tanggal 26 April 2013 pukul 15.20 WIB yaitu
mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, saat diajarkan teknik
relaksasi nafas dalam keluarga Tn. S mengatakan bersedia dan mau
melakukannya, keluarga Tn. S tampak berusaha mencoba melakukan teknik
relaksasi napas dalam. menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter.
saat dianjurkan minum obat dengan benar Tn. S mengatakan bersedia minum
obat dengan benar, Tn. S tampak memahami cara minum obat dengan benar:
captopril 50 mg, paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg. mengobservasi
tekanan darah dan skala nyeri. Saat dikaji tekanan darah dan skala nyeri Tn. S
13
mengatakan bersedia diukur tekanan darah dan skala nyerinya, Tn. S tampak
bersedia diukur tekanan darahnya, tekanan darah: 130/90 mmHg dan skala
nyeri: 4.
Pada hari sabtu tanggal 27 April 2013 pukul 16.30 WIB yaitu
mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional: jus timun, saat
mendemonstrasikan cara membuat jus timun keluarga Tn. S mengatakan
bersedia dan mau mencoba membuat membuat jus timun. keluarga Tn. S
tampak memeperhatikan cara membuat jus timun dengan baik.
menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter. saat dianjurkan minum
obat dengan benar Tn. S mengatakan bersedia minum obat dengan benar, Tn.
S tampak memahami cara minum obat dengan benar: captopril 50 mg,
paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg. Mengkaji tekanan darah dan skala
nyeri klien. Saat dikaji tekanan darah dan skala nyeri Tn. S mengatakan
bersedia diukur tekanan darah dan skala nyerinya, Tn. S tampak bersedia
diukur tekanan darahnya, tekanan darah: 120/80 mmHg dan skala nyeri: 3.
F. Evaluasi
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan berdasarkan diagnosa
keperawatan hasil evaluasi pada tanggal 25 April 2013 pukul 15.30 WIB
didapatkan Data Subyektif : Tn. S mengatakan bersedia di ukur tekanan darah
dan skala nyerinya, keluarga mengatakan hipertensi adalah kenaikan tekanan
darah, keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi kepala pusing dan
lemas, keluarga mengatakan faktor pencetus hipertensi karena kelelahan,
14
keluarga mengatakan komplikasi hipertensi dapat menyebabkan stroke, klien
mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu captopril 50 mg,
paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg. Data Obyektif : keluarga menyimak
baik penjelasan hipertensi, keluarga berusaha menjawab pertanyaan yang
diajukan, Tn. S tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 150/100 mmHg,
skala nyeri 5. Analisa: masalah keperawatan belum teratasi. Planing:
intervensi di lanjutkan, anjurkan untuk kontrol tekanan darah secara teratur,
ajarkan teknik relaksasi.
Pada tanggal 26 April 2013 pukul 15.20 WIB di dapatkan Data
Subyektif : klien mengatakan bersedia untuk diajarkan teknik relaksasi napas
dalam, klien bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien
mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif: klien
tampak mengikuti apa yang diajarkan dengan benar, klien bersedia minum
obat dengan benar captopril 50 mg, paracetamol 500 mg, ergotamine 1 mg,
klien tampak ingin tahu hasil tekanan darahnya 130/90 mmHg, skala nyeri 4.
Analisa: masalah belum teratasi. Planing: intervensi di lanjutkan, anjurkan
untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam jika nyeri.
Pada tanggal 27 April 2013 pukul 16.30 WIB di dapatkan Data
Subyektif : keluarga bersedia diajarkan cara membuat obat tradisional: jus
timun, klien bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien
mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif :
keluarga memperhatikan penjelasan cara membuat obat tradisional: jus timun,
klien tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 120/80 mmHg, skala nyeri 3,
15
klien bersedia minum obat dengan benar captopril 50 mg, paracetamol 500
mg, ergotamine 1 mg. Analisa: masalah keperawatan keluarga sudah teratasi.
Planing: intervensi di hentikan.
16
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas proses telaah antara data
pendukung yang terjadi antara teori dan kenyataan pada kasus nyata yang
dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. S Dengan Hipertensi Pada
Keluarga Tn. S di Desa Wonosari Kecamatan Gondangrejo pada tanggal 25-
27 April 2013. Pada pembahasan ini dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Menurut Andreson dan McFarland, 2006 dalam buku (Nanda,
2009-2010), pengkajian komunitas terdiri dari kelengkapan informasi
dari pemberian informasi kunci di dalam komunitas
(data subyektif) dan data statistik (data obyektif).
Pengkajian dalam kasus ini dilaksanakan pada tanggal 25 April
2013. Dalam pengambilan kasus ini penulis mengumpulkan data dengan
cara wawancara langsung kepada keluarga, observasi secara langsung
dan pemeriksaan fisik. Penulis melakukan pengkajian pada Tn. S
berdasarkan pengkajian 32 item data menurut Freedman 1998.
17
Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn. S ditemukan data: klien
mengeluh pusing, lemas, nyeri pada tengkuk, tekanan darah
150/100 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit,
skala nyeri 5.
Tanda dan gejala pada penyakit hipertensi biasanya tak
bergejala pada stadium awal. Jika tekanan darah meningkat secara akut,
pasien dapat mengalami epistaksis, sakit kepala, penglihatan kabur,
tinnitus, pusing, defisit neurologis transien, atau angina. Jika
perkembangan gejala lebih lambat, pasien dapat datang dengan gejala
yang berhubungan dengan kerusakan organ akhir, seperti gagal jantung
kongestif, stroke, gagal ginjal, atau retinopati (Brashers, 2008).
Sedangkan data pengkajian pada klien, Tn. S mengeluh pusing, lemas,
nyeri pada tengkuk. Dari sini dapat dilihat bahwa terdapat kesenjangan
antara teori dengan kenyataan dimana pada kenyataan terdapat nyeri
pada tengkuk dan di teori tidak ada.
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu: a).
Hipertensi Primer (90 persen dari kasus hipertensi) merupakan
peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).
Beberapa faktor yang diduga adalah gen, jenis kelamin, diet, berat badan
dan gaya hidup. b). Hipertensi Sekunder (10 persen dari kasus hipertensi)
merupakan peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang
18
ada sebelumnya, seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor
pencetusnya adalah penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta,
neurogewnik (tumor otak, ensefasitil, gangguan psikiatris), kehamilan,
peningkatan volume intravaskuler, luka bakar dan stress
(Udjianti, 2010).
Nyeri adalah suatu kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda
pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang di
alaminya. Secara umum nyeri di bagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan
nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot. Sedangkan nyeri kronis merupakan nyeri
yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk nyeri kronis adalah
nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Pengkajian
nyeri dapat dilakukan dengan cara PQRST: P (provocat) yaitu faktor
yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri, Q (quality) dari nyeri
yaitu seperti apakah rasa tajam, tumpul tau tersayat, R (region) yaitu
daerah perjalanan nyeri, S (severity) yaitu keparahan atau intensitas
nyeri, T (time) yaitu lama/ waktu serangan atau frekuensi nyeri
( Alimul. A, 2012).
19
Sedangkan dari pengkajian nyeri Tn. S termasuk dalam nyeri akut karena
nyeri mendadak dan cepat hilang, nyeri Tn. S kurang dari 6 bulan.
Riwayat keluarga inti mencakup riwayat keluarga mulai lahir
hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa
digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau
penglaman penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, kehilangan) (Harmoko, 2012). Sedangkan data riwayat
keluarga inti pada keluarga Tn. S yaitu Tn. S dan Ny. W menikah dan
sekarang punya anak berumur 2 tahun, 7 bulan. Tn. S memiliki riwayat
hipertensi sekitar tahun 1997-1998 dan sudah sembuh, tetapi akhir-akhir
ini pasien mengatakan pusing, lemas dan nyeri kepala/tengkuk.
Pengkajian skala nyeri Tn. S adalah Provocat: saat beraktivitas, quality:
seperti tertusuk-tusuk jarum, region: kepala – leher, severity: 5, time:
hilang timbul.
Data pemeriksaan fisik pada pasien hipertensi menurut Udjianti
(2010), yaitu: tekanan darah tinggi, hipotensi postural akibat kebiasaan
minum obat tertentu, nadi (meningkat pada arteri karotis, jugularis,
pulsasi radialis, perbedaan denyut nadi atau tidak ada denyut nadi pada
beberapa area seperti arteri popliteal, posterior tibia), denyut apikal
bergeser dan/atau kuat angkat, denyut jantung (takikardia, disritmia);
bunyi jantung: S2 mengeras, S3 (gejala CHF dini); murmur: dapat
20
terdengar jika ada stenosis atau insufisiensi katup;vascular bruit:
terdengar diatas karotis, femoral, atau epigastrum (arteri stenosis),
distensi vena jagular (kongesti vena); perifer: suhu kulit dingin, warna
kulit pucat, pengisian kapiler lambat ( >2 detik), sianosis, diaphoresis,
atau flushing (pheochromocytoma). Sedangkan dari hasil pengkajian
pemeriksaan fisik pada keluarga Tn. S yaitu khususnya Tn. S yang
menderita penyakit Hipertensi. Tn. S mengeluh pusing, lemas, nyeri pada
tengkuk, nyeri seperti di tusuk tusuk, nyeri sering timbul pada saat
beraktivitas berlebihan, skala nyeri 5. Saat dilakukan pengkajian pada
Tn. S didapatkan hasil tekanan darah 150/100 mmHg; nadi 84 kali per
menit; pernafasan 18 kali per menit.
Menurut Harmoko (2012), 5 tugas keluarga salah satunya
mengenal masalah kesehatan keluarga, kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak
langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila
menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
Sedangkan dari pengkajian lima tugas keluarga, keluarga Tn. S
mengalami masalah pada fungsi mengenal masalah keluarga kesehatan
keluarga, khususnya Tn. S dan Ny. W sebagai istri tidak bisa mengenali
21
penyakit suaminya. karena Ny. W tidak tahu pengertian, tanda gejala dan
penyebab hipertensi. Jika anak atau suaminya sakit Ny. W langsung
membawa ke klinik atau rumah sakit terdekat. Pada pengkajian
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
didapatkan Ny. W mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit
biasanya diolesi minyak kayu putih, jika anaknya demam Ny. W
mengompresnya, selanjutnya dibawa kerumah sakit, klinik dan untuk
merawat keluarga dengan penyakit tekanan darah tinggi Ny. W
mengurangi penggunaan garam pada masakannya, tidak memberikan
masakan dari daging kambing.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yaitu sebuah label singkat,
mengambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini
dapat berupa masalah-masalah aktual dan potensial Segera setelah
penyelesaian riwayat kesehatan dan pengkajian kesehatan, perawat
mengorganisasikan, menganalisa, mensintesa dan merangkum data yang
telah terkumpul dan menentukan kebutuhan atau masalah klien terhadap
asuhan keperawatan (Wilkinson dan Judith M, 2007).
Perumusan masalah keperawatan yang diambil oleh penulis
dengan Data Subyektif: Tn. S mengatakan pusing, lemas, dan nyeri
tengkuk, Keluarga mengatakan tidak tahu tentang tanda dan gejala serta
obat tradisional untuk hipertensi. Data Obyektif: Tn. S terlihat lemas
22
tetapi Tn. S masih bisa beraktifitas mandiri seperti mandi, makan dan
aktivitas sehari-harinya, Tekanan darah: 150/100 mmHg, pengkajian
skala nyeri adalah Provocat: saat beraktivitas; Quality: seperti tertusuk-
tusuk jarum; Region: kepala-leher; Severity: 5; Time: hilang timbul.
Maka dari itu penulis memprioritaskan masalah keperawatan dengan
nyeri sebagai problem yang telah disesuaikan dengan diagnosa
keperawatan NANDA. Pada kasus nyeri yang dialami Tn. S yaitu nyeri
akut. Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International
Association for the Study of Pain) awitan yang tiba-tibaatau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan (NANDA, 2011).
Sedangkan etiologi didasarkan pada lima tugas keluarga
khususnyaketidakmampuan keluarga mengenal masalah dengan alasan
keluarga tidak mengetahui tanda gejala dan penyebab, serta yang
mempengaruhi prinsip keluarga terhadap masalah. (Harmoko, 2012).
Berdasarkan problem dan etiologi diatas penulis
memprioritaskan diagnosa keperawatan pada Tn. S yaitu nyeri akut
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
hipertensidengan alasan Pada kasus Tn. S penulis merumuskan masalah
keperawatan utama nyeri akut karena nyeri yang dirasakan kurang lebih
2 hari yang lalu, hal ini didukung keluhan utama dan awitan nyeri pada
23
Tn. S kurang dari 6 bulan. Pada etiologi yang ditegakkan dari diagnosa
keperawatan utama adalah ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah hipertensi.
3. Intervensi
Menurut (Andreson & Mc Farlane dalam Achjar, 2010)
Intervensi/ perencanaan adalah tahap berikutnya setelah merumuskan
diagnosis keperawatan. Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan
yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang
ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stressor
dan intervensi dirancang berdasarkan tingkat pencegahan. Pencegahan
primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan
sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan
tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada
bagaimana mengatasi problem/ masalah (P) (Achjar, 2010). sedangkan
tujuan umum pada kasus Tn. S yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari diharapkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3,
tekanan darah dalam batas normal, keluarga mengetahui tentang penyakit
hipertensi. jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagian
bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART
(S: spesifik, M: measurable/ dapat diukur, A: achievable/ dapat dicapai,
24
R: reality, T: time limited/ punya limit waktu) (Achjar, 2010). Sedangkan
tujuan khusus pada kasus Tn. S yaitu setelah pertemuan 3x35menit
keluarga mampu: Mengetahui pengertian hipertensi. Mengetahui tanda
dan gejala hipertensi. Mengetahui faktor pencetus hipertensi. Mengetahui
penatalaksanaan hipertensi. Mengetahui komplikasi hipertensi. Skala
nyeri menjadi 2-3.
Berdasarkan diagnosa diatas maka rencana tindakan
keperawatan pada Tn. S yang dapat dilakukan bersertarasionalnya adalah
jelaskan pengertian hipertensi dengan rasional supaya keluarga tahu apa
itu hipertensi, jelaskan tanda gejala hipertensi dengan rasional agar
keluarga mengetahui tanda dan gejala hipertensi, jelaskan faktor pencetus
hipertensi dengan rasional agar keluarga mengetahui faktor pencetus
hipertensi, jelaskan penatalaksanaan hipertensi dengan rasional supaya
keluarga tahu penatalaksanaan hipertensi, jelaskan komplikasi hipertensi
dengan rasional agar keluarga mengetahui komplikasi hipertensi,
demonstrasikan cara membuat obat tradisional jus timun dengan rasional
untuk menurunkan tekanan darah, kaji skala nyeri dan tekanan darah
dengan rasional untuk mengetahui kondisi dan perkembangan pasien,
ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk mengurangi
rasa nyeri, kolaborasi pemberian obat: captopril 50mg, paracetamol
500mg, ergotamine 1mg dengan rasional untuk menurunkan tekanan
darah dan mengurangi rasa nyeri.
25
4. Implementasi
Implementasi adalah suatu pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap klien yang didasarkan pada rencana keperawatan yang telah
disusun (Harmoko, 2012).
Berdasarkan rencana keperawatan yang di lakukan penulis pada
hari kamis tanggal 25 April 2013 dengan diagnosa keperawatan nyeri
akut pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah hipertensi pada jam 15.30 yaitu Menjelaskan
pengertian hipertensi, yaitu Hipertensi adalah tekanan darah sistolik
140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg yang terjadi
pada seorang klien (Udjianti W.J, 2010).
Menjelaskan tanda gejala hipertensi, yaitu Pada penyakit
hipertensi biasanya tak bergejala pada stadium awal. Jika tekanan darah
meningkat secara akut, pasien dapat mengalami epistaksis, sakit kepala,
penglihatan kabur, tinnitus, pusing, defisit neurologis transien, atau
angina. Jika perkembangan gejala lebih lambat, pasien dapat datang
dengan gejala yang berhubungan dengan kerusakan organ akhir, seperti
gagal jantung kongestif, stroke, gagal ginjal, atau retinopati
(Brashers, 2008).
Menjelaskan faktor pencetus hipertensi, yaitu pasien dapat
mengalami epistaksis, sakit kepala, penglihatan kabur, tinnitus, pusing,
defisit neurologis transien, atau angina (Brashers, 2008). Menjelaskan
penatalaksanaan hipertensi, yaitu penatalaksanaan non farmakologis
26
dengan mengurangi asupan garam, sedangkan penatalaksanaan
farmakologis atau dengan obat anti hipertensi berdasarkan beberapa
faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya manifestasi
klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor resiko lain (Lubis dkk, 2005).
menjelaskan komplikasi hipertensi, yaitu hipertensi dapat menyebabkan
jantung koroner, gagal ginjal, stroke (Simpson dkk. 2005).
Menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter, yaitu
captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Sedangkan fungsi
farmakologisnya adalah captopril 50mg untuk indikasi hipertensi ringan
sampai sedang, paracetamol 500mg untuk indikasi menghilangkan rasa
sakit dan menurunkan demam pada keadaan sakit kepala, pusing.
Ergotamine 1mg adalah golongan anti migraine di indikasikan untuk
gangguan fungsional karena ketidakseimbangan system autonom
misalnya sakit kepala, migraine, vertigo (ISO, 2010). Mengkaji tekanan
darah dan skala nyeri, yaitu tekanan darah Tn. S 150/100 mmHg, skala
nyeri 5. Data subyektif: keluarga Tn. S mengatakan bersedia di berikan
penkes tentang penyakit hipertensi dan di kaji tekanan darahnya serta
skala nyerinya. Data obyektif: keluarga Tn. S tampak memperhatikan
apa yang dijelaskan oleh penulis dan hasil tekanan darah Tn. S: 150/100
mmHg, skala nyeri: 5.
Pada hari jum’at tanggal 26 April 2013 jam 15.20 yaitu
Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, yaitu menganjurkan
pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara,
27
menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki,
perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus
berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks
(Alimul. H, 2006).
Menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter yaitu
captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Sedangkan fungsi
farmakologisnya adalah captopril 50mg untuk indikasi hipertensi ringan
sampai sedang, paracetamol 500mg untuk indikasi menghilangkan rasa
sakit dan menurunkan demam pada keadaan sakit kepala, pusing.
Ergotamine 1mg adalah golongan anti migraine di indikasikan untuk
gangguan fungsional karena ketidakseimbangan system autonom
misalnya sakit kepala, migraine, vertigo (ISO, 2010).
Mengobservasi tekanan darah dan skala nyeri yaitu tekanan
darah: 130/90 mmHg dan skala nyeri: 4. Data subyektif: klien
mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, klien
tampak mengikuti apa yang diajarkan dengan baik, klien mau meminum
obat dengan benar: captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine
1mg, tekanan darah: 130/90 mmHg dan skala nyeri: 4.
Pada hari sabtu tanggal 27 April 2013 jam 16.30 yaitu
Mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional: jus timun, Penulis
hanya mengetahui jus timun sebagai penurun tekanan darah yang sudah
diketahui oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan di teori buah
mentimun sudah dikenal luas baik manfaat buah maupun khasiatnya.
28
Namun, mungkin baru sedikit tahu bahwa mentimun juga dapat
digunakan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi. Selain itu,
mentimun juga berkhasiat untuk mengurangi batu ginjal. Cara
mengkonsumsinya untuk mengatasi hipertensi dapat dipilih sesuai
kesenangan kita. Bisa dikonsumsi secara langsung, dijus, digunakan
untuk campuran lalapan, disayur, dan lain-lain. Yang penting
konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui porsi yang
tepat untuk menurunkan hipertensi (Susilo,2011).
Menganjurkan untuk minum obat sesuai resep dokter, yaitu
captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Sedangkan fungsi
farmakologisnya adalah captopril 50mg untuk indikasi hipertensi ringan
sampai sedang, paracetamol 500mg untuk indikasi menghilangkan rasa
sakit dan menurunkan demam pada keadaan sakit kepala, pusing.
Ergotamine 1mg adalah golongan anti migraine di indikasikan untuk
gangguan fungsional karena ketidakseimbangan system autonom
misalnya sakit kepala, migraine, vertigo (ISO, 2010).
Mengkaji tekanan darah dan skala nyeri klien, yaitu tekanan
darah: 120/80 mmHg, skala nyeri: 3. Data subyektif: klien mengatakan
bersedia diajarkan cara membuat obat tradisional jus timun, klien
bersedia minum obat dengan benar dan diukur tekanan darah serta skala
nyerinya. Data obyektif: pasien memperhatikan penjelasan cara
membuatnya dan minum obat dengan benar: captopril 50mg,
29
paracetamol 500mg, ergotamine 1mg, tekanan darah: 120/80 mmHg,
skala nyeri: 3.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Menurut (Friedman, 1998 dalam Harmoko, 2012) evaluasi didasarkan
pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh
keluarga, perawat dan yang lainnya. Ada beberapa metode evaluasi yang
dipakai dalam perawatan. Faktor yang paling penting adalah bahwa
metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang
sedang dievaluasi. Bila tujuan tersebut sudah tercapai maka kita membuat
rencana tindak lanjut. Sedangkan menurut Nursalam, (2008) Evaluasi
adalah intelektual untuk melengkapi proses keperawatan menandakan
seberapa jauh rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai
dengan menggunakan SOAP, yaitu S (Subyektif): Mengambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa
sebagai langkah satu varney; O (Obyektif): Mengambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil labolatorium dan
test diagnose lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung
asuhan langkah satu varney; A (Assessment) : Mengambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subyektif dan
obyektif suatu identifikasi. 1). Diagnosa atau masalah, 2). Antisipasi
diagnose atau masalah, 3). Perlunya tindakan segera oleh dokter,
30
konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV
varney; P (Planning) : Mengambarkan pendokumentasian dari tindakan
dan evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment langkah V, VI, VII
varney.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan berdasarkan diagnosa
keperawatan hasil evaluasi pada tanggal 25 April 2013 didapatkan Data
Subyektif: Tn. S mengatakan bersedia di ukur tekanan darah dan skala
nyerinya, keluarga mengatakan hipertensi adalah kenaikan tekanan darah,
keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi kepala pusing dan lemas,
keluarga mengatakan faktor pencetus hipertensi karena kelelahan, keluarga
mengatakan komplikasi hipertensi dapat menyebabkan stroke, klien
mengatakan bersedia untuk minum obat tepat waktu captopril 50mg,
paracetamol 500mg, ergotamine 1mg. Data Obyektif: keluarga menyimak
baik penjelasan hipertensi, keluarga berusaha menjawab pertanyaan yang
diajukan, Tn. S tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 150/100
mmHg, skala nyeri 5. Analisa: masalah keperawatan belum teratasi.
Planing: intervensi di lanjutkan, anjurkan untuk kontrol tekanan darah
secara teratur, ajarkan teknik relaksasi.
Pada tanggal 26 April 2013 di dapatkan Data Subyektif: klien
mengatakan bersedia untuk diajarkan teknik relaksasi napas dalam, klien
bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien mengatakan
bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif: klien tampak
mengikuti apa yang diajarkan dengan benar, klien bersedia minum obat
31
dengan benar captopril 50mg, paracetamol 500mg, ergotamine 1mg, klien
tampak ingin tahu hasil tekanan darahnya 130/90 mmHg, skala nyeri 4.
Analisa: masalah belum teratasi. Planing: intervensi di lanjutkan, anjurkan
untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam jika nyeri.
Pada tanggal 27 April 2013 di dapatkan Data Subyektif:
keluarga bersedia diajarkan cara membuat obat tradisional: jus timun,
klien bersedia di ukur tekanan darah dan skala nyerinya, klien mengatakan
bersedia untuk minum obat tepat waktu. Data Obyektif: keluarga
memperhatikan penjelasan cara membuat obat tradisional: jus timun, klien
tampak bersedia di ukur tekanan darahnya 120/80 mmHg, skala nyeri 3,
klien bersedia minum obat dengan benar captopril 50mg, paracetamol
500mg, ergotamine 1mg. Analisa: masalah keperawatan keluarga sudah
teratasi. Planing: intervensi di hentikan.
B. Simpulan Dan Saran
Setelah penulis melakukan Pengkajian, Analisa Data, Penentuan
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi tentang Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Tn.S Dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn.S di
Desa Wonosari Kecamatan Gondangrejodengan metode studi kasus, maka
dapat ditarik kesimpulan :
1. Pengkajian terhadap masalah nyeri akut pada Tn. S telah dilakukan
secara komprehensif dan diperoleh hasil, yaitu terdapat keluhan utama
nyeri, nyerinya karena hipertensi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri di
32
leher bagian belakang, nyeri sedang dengan skala 5 (0-10), nyeri terus-
menerus. Tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 84 kali /menit, pernafasan
18 kali /menit, suhu 360C. Pengkajian fisik tidak terdapat luka atau tanda
gejala yang mengarah ke penyakit hipertensi. Tidak ada jenis
pemeriksaan lanjut seperti laboratorium, rontgen, dan lainnya.
2. Diagnosa yang muncul pada kasus Tn. S adalah nyeri akut berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
3. Rencana keperawatan yang disusun yaitu kaji karakteristik nyeri
(PQRST) dan observasi tanda-tanda vital, ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam, berikan penkes tentang hipertensi, ajarkan cara membuat obat
tradisional untuk menurunkan hipertensi.
4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari
rencana keperawatan yang telah disusun.
5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan
secaran komprehensif serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya didapatkan hasil evaluasi keadaan pasien dengan kriteria hasil
sudah tercapai, maka nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah keluarga pada Tn. S sudah teratasi dan
intervensi dilanjutkan, anjurkan untuk selalu mengontrol tekanan
darahnya,anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam jika
terasa nyeri, anjurkan untuk membuat jus timun dan minum obat secara
teratur.
33
C. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah hipertensi, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang
positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Puskesmas)
Hal ini diharapkan puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan
dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan,
kader di desa maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan keluarga yang optimal pada umumnya
dan pasien hipertensi khususnya dan diharapkan puskesmas mampu
menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung
kesembuhan pasien.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dan kader di
desa dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga agar lebih
maksimal, khususnya pada klien dengan hipertensi. Perawat diharapkan
dapat memberikan pelayanan profesional dan komprehensif.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas
dan profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,
inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan
secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan serta dapat
34
menjadikan pendidikan kesehatan sebagai salah satu aplikasi program
pengabdian kepada masyarakat.
4. Bagi keluarga
Diharapkan keterlibatan keluarga yang lebih dalam memperhatikan
kesehatan anggota keluarga, meskipun keterlibatan keluarga sudah cukup
baik namun perlu ditingkatkan lagi, khususnya dalam ketertiban kontrol
kesehatan secara rutin dan kesadaran keluarga untuk memperhatikan pola
diit, aktivitas, dan kondisi psikis.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.H, (2010), Asuhan Keperawatan Keluarga, Edisi 1, Penerbit Buku
Sagung Seto, Jakarta.
Alimul, A, (2012), Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Buku Salemba Medika,
Jakarta.
Asmadi, (2005), Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Brashers, V.L, (2007), Aplikasi Klinis Patologi, Edisi 2, Alih Bahasa dr.
H.Y.Kuncara, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Harmoko, (2012), Asuhan Keperawatan Keluarga, Penerbit Buku Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Ikatan Apoteker Indonesia, (2010), Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia,
PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Kemenkes, (2013), Blood Pressure Take Control / Waspadai Hipertensi,
www.penelitiankemenkes.com . diakses tanggal 26 april 2013. Jam 20.00
Lubis, dkk, (2004), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nanda I, (2010) Diagnosis Keperawatan, Alih Bahasa Tiar.E, dkk, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
_______, (2011), Diagnosis Keperawatan, Alih Bahasa Tiar.E, dkk, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nursalam, (2008), Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan,
Penerbit Buku Salemba Medika, Jakarta.
Rahajeng, (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya Di Indonesia.
www.penelitianrahajeng.com .diakses tanggal 26 april 2013. Jam 20.00
Shobirun, dkk, (2013).penelitian hipertensi. www.penelitianshobirun.com .
diakses tanggal 26 april 2013.jam 20.00
Simpson, dkk, (2005), Kardiologi, Edisi 4, Penerbit Buku Erlangga, Jakarta.
Susilo yekti dan Ari Wulandari, (2011), Cara jitu mengatasi hipertensi, Penerbit
Buku C.V ANDI, Yogyakarta.
Udjianti, W.J, (2010), Keperawatan Kardiovaskular, Penerbit Buku Salemba
Medika, Jakarta.
Wilkinson, Judith M, (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 7, Alih
Bahasa Nurjanah I.S, dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.