sst mcsst revisi

Upload: anonymous-tcd9mm

Post on 20-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    1/16

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    2/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam

    penelitian kelautan dan penginderaan jauh kelautan, karena suhu permukaan laut memiliki

    kaitan yang erat dengan parameter kelautan lainnya, seperti kesuburan perairan maupun

    dengan parameter cuaca dan iklim seperti perubahan musim, badai tropis maupun

    fenomena ENSO (El Nino Southern Oscilation).

    Data suhu permukaan laut telah diaplikasikan pada berbagai bidang seperti pada

    peningkatan informasi daerah penangkapan ikan yang dilakukan oleh Balai Riset dan

    Observasi Kelautan, Departemen Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2000 hingga saat ini.

    Data satelit yang diterima dari Ground receivingNOAA, diolah menjadi informasi prediksi

    potensi ikan di perairan Indonesia berdasarkan suhu permukaan laut ( Realino et al. 2005)

    Suhu permukaan laut juga digunakan sebagai indikator utama untuk pemantauan

    fenomena El Nino dan perubahan musim. El Nino yang merupakan fenomena permukaan

    laut di Samudera Pasifik secara langsung mempengaruhi karakteristik laut di perairan

    Indonesia termasuk karakteristik suhu permukaan laut. Demikian juga siklus musim yang

    terjadi di Indonesia, sangat mempengaruhi suhu permukaan laut. Oleh karena itu, suhu

    permukaan laut digunakan sebagai indikator utama didalam pemantauan fenomena El Nino

    dan perubahan musim (Sukresno, 2008)

    Kazmin (2002) melakukan penelitian mengenai variabilitas daerah front musiman

    dan tahunan dengan menggunakan data satelit dan data observasi menggunakan kapal.

    Penelitian dilakukan dengan menggunakan data suhu permukaan laut rata-rata mingguan

    dengan resolusi spasial 18 km periode 1982 2000 yang digunakan untuk menganalisis

    klimatologi global zona front lautan skala besar (large-scale oceanic frontal zones, OFZ)

    dan variabilitas gradien suhu permukaan laut pada beberapa zona front. Analisis spektral

    terhadap gradien SST menunjukan adanya variabilitas musiman sebagaimana terjadi pada

    variabilitas tahunan yang berkaitan dengan fenomena El Nino.

    Pariwono dan Siregar (2002) menemukan adanya variabilitas suhu permukaan laut

    di sekitar laut Jawa dengan menggunakan data satelit. Hasil penelitian menunjukan

    penurunan suhu antara 2oC - 3

    oC dari bulan Juni hingga September. Hal ini dimungkinkan

    karena adanya beberapa proses seperti intrusi masa air dari laut Banda dan atau laut

    Sulawesi, serta adanya mekanisme upwelling yang terjadi di pesisir selatan Sulawesi. Suhu

    permukaan laut di perairan selatan Jawa pada periode Juni September 1997 secara

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    3/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    signifikan mengalami penurunan sebesar 5oC hingga 6

    oC dibandingkan pada periode yang

    sama di tahun 1998, 1999 dan tahun 2000. Proses upwelling secara intensif pada periode

    tersebut dimungkinkan sebagai penyebab utamanya.

    Hingga saat ini, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suhu

    permukaan laut dari satelit NOAA-AVHRR. Namun demikian satu hal yang cukup sulit

    dilakukan adalah validasi dengan menggunakan data hasil pengukuran lapangan terkait

    dengan ketersediaan data lapangan.

    Tersedianya data buoy TAO secara time-series di internet dan dapat di akses secara

    bebas merupakan salah satu peluang untuk penelitian kelautan terutama di Indonesia.

    Demikian juga dengan validasi suhu permukaan laut dari data satelit NOAA-AVHRR.

    Dengan tersedianya data insitu suhu permukaan laut dari buoy TAO memungkinkan untuk

    dilakukan validasi terhadap algoritma yang digunakan untuk mengolah data satelit menjadi

    data suhu permukaan laut.

    Algoritma MCSST merupakan algoritma pengolahan data satelit NOAA-AVHRR

    yang dikembangkan oleh NASA dan merupakan salah satu algoritma yang memberikan

    hasil yang memuaskan. Namun aplikasi algoritma ini untuk suhu permukaan laut di

    Indonesia belum banyak dikembangkan, oleh karena itu validasi algoritma MCSST dengan

    menggunakan data insitu dari buoy TAO akan memberikan gambaran mengenai akurasi

    algoritma MCSST untuk mengolah data satelit NOAA-AVHRR di perairan Indonesia.

    Panjang gelombang inframerah thermal memungkinkan dilakukannya estimasi suhu

    permukaan laut. Secara khusus dapat dijelaskan bahwa suhu permukaan laut yang diukur

    adalah suhu permukaanpada beberapa milimeter di permukaan laut dan bukan suhu kolom

    airyang berada beberapa centimeter di bawah permukaan laut (Miller, R, L et al , 2005).

    Panjang gelombang infra merah pada penginderaan jauh sangat sesuai untuk

    pengukuran suhu permukaan laut, karena puncak emisi thermal permukaan bumi berada

    pada spektrum infra merah, serta emisivitas air pada panjang gelombang infra merah relatif

    seragam. Namun demikian terdapat dua permasalahan utama yang harus di pecahkan untuk

    mendapatkan pengukuran suhu permukaan laut yang akurat. Permasalahan pertama adalah

    perhitungan radiansi permukaan laut yang dipengaruhi oleh tingkat kekasaran permukaan.

    Permasalahan kedua adalah adanya pengaruh atmosfer seperti tutupan awan, kandungan

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    4/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    gas dan aerosol. Atmosfer dapat mempengaruhi perhitungan suhu permukaan laut hingga 1

    oC.

    Terdapat dua interval panjang gelombang yang umum digunakan untuk perhitungan

    suhu permukaan laut, yaitu infra merah jauh (10.0 m 12,5 m) dan infra merah dekat

    ( 3,7 m 4,2 m). Namun demikian ternyata pada kedua interval tersebut emisi radiasi

    infra merah dari permukaan laut secara parsial mengalami penyerapan oleh atmosfer. Skala

    penyerapan oleh atmosfer berbeda-beda pada setiap interval panjang gelombang, sehingga

    bisa digunakan untuk koreksi pada saat perhitungan suhu permukaan laut.

    Akurasi suhu permukaan laut di daerah yang bebas tutupan awan bisa dilakukan

    dengan membandingkan hasil perhitungan dari satelit dengan data hasil pengukuran insitu

    menggunakan data buoy pada kedalaman 1 meter. Sejauh ini selisih antara keduanya

    berkisar 0,5 oC. Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan antara suhu permukaan

    dengan suhu kolom air(Miller, R, L et al , 2005).

    Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang dioperasikan oleh National Oceanic

    and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika. Terdapat dua tipe satelit yang saat ini

    beroperasi yaitu orbit geostasioner dan orbit polar. Satelit NOAA dengan orbit geostasioner

    memonitor belahan bumi bagian barat pada ketinggian sekitar 22,240 mil di atas

    permukaan bumi. Sedangkan satelit NOAA dengan orbit polar mengitari bumi pada

    ketinggian sekitar 540 mil di atas permukaan bumi (NOAA, 2008)

    AVHRR (advanced very high resolution radiometer) adalah sensor radiasi yang

    bisa digunakan untuk menentukan tutupan awan dan suhu permukaan. Sensor ini berupa

    radiometer yang menggunakan 6 detector yang merekam radiasi pada panjang gelombang

    yang berbeda-beda seperti ditunjukan pada Tabel. 1

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    5/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    AVHRR pertama memiliki 4 saluran radiometer. Di luncurkan pada satelit TIROS-

    N pada bulan Oktober 1978. Kemudian dikembangkan menjadi 5 saluran yang pertama kali

    diluncurkan pada satelit NOAA-7 pada bulan Juni 1981. Dan terakhir diluncurkan pada

    satelit NOAA-18 pada bulan Mei 2005. Pembuatan buoy Tropical Atmosphere Ocean

    (TAO) termotivasi oleh adanya kejadian El Nino pada tahun 1982 -1983 yang merupakan

    El Nino paling kuat pada saat itu dan terjadi tanpa terdeteksi maupun di perkirakan

    sebelumnya. Hal tersebut mengingatkan akan perlunya data real-time Samudera Pasifik

    bagian tropis untuk pemantauan maupun prakiraan, serta pengembangan pengetahuan

    mengenai El Nino. Pada saat ini buoy TAO/TRITON dioperasikan oleh NOAA Amerika,JAMSTEC Jepang dengan kontribusi dari IRD/ORSTOM, Perancis. Buoy TAO terpasang

    sepanjang katulistiwa di Samudera Pasifik seperti pada gambar 1.(TAO Project. 2008).

    Karakteristik Panjang Gelombang Satelit NOAA-AVHRR

    Saluran ResolusiPanjang

    Gelombang (um)Penggunaan

    1 1.09 km 0.58 - 0.68Pemetaan awan dan Permukaan

    siang hari

    2 1.09 km 0.725 - 1.00 Batas Daratan dan Perairan

    3A 1.09 km 1.58 - 1.64 Deteksi salju dan es

    3B 1.09 km 3.55 - 3.93Pemetaan awan malam hari dan suhu

    permukaan laut

    4 1.09 km 10.30 - 11.30Pemetaan awan malam hari dan suhu

    permukaan laut

    5 1.09 km 11.50 - 12.50 Suhu permukaan laut

    Tabel 1. Karakteristik Panjang Gelombang Satelit NOAA-AVHRR

    (NOAA-AVHRR Band Characteristic)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    6/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Akurasi buoy TAO untuk pengukuran suhu permukaan laut sangat tinggi, (TAO Project,

    2008), dengan spesifikasi sebagai berikut :

    Sensor : Thermistor

    Model : NX ATLAS using YSI

    Resolusi : 0.001C

    Batas ukuran : -5C hingga 35C

    Akurasi : 0.003C

    METODOLOGI

    Penelitian dilakukan dengan menggunakan data satelit NOAA-17 dan NOAA-18

    periode perekaman 2007 yang tutupan awannya relatif kecil dan pada lokasi buoy TAO

    bebas awan. Data buoy TAO yang digunakan adalah data buoy pada 137o

    BT 2o

    U serta

    buoy pada 137 o BT 5 o U. Data satelit NOAA diperoleh dari stasiun bumi NOAA yg

    dioperasikan oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan Perancak Bali.

    Dari keseluruhan data satelit NOAA yang direkam pada tahun 2007 terdapat 20 citra

    satelit yang bisa di gunakan untuk validasi suhu permukaan laut. Hal ini karena sebagian

    dari data yang direkam memiliki tutupan awan yang tinggi, sehingga data tersebut tidak

    Gambar 1. Konfigurasi buoy TAO sepanjang Katulistiwa di Samudera Pasifik

    (TAO Buoy array along equator in Pacific)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    7/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    bisa diolah menjadi data suhu permukaan laut. Data satelit dengan tutupan awan relatif

    sedikit seperti terlihat pada gambar 2, pada lokasi buoy TAO tidak tertutup oleh awan.

    Gambar 2 memperlihatkan bahwa tutupan awan lebih banyak berada di bagian barat

    dan selatan, sedangkan di lokasi buoy yang terletak di utara pulau Papua relatif tidak

    tertutup awan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengolahan data menjadi suhu

    permukaan laut yang kemudian di validasi menggunakan data buoy TAO.

    Pengolahan data satelit NOAA-AVHRR menjadi suhu permukaan laut dilakukan

    dengan menggunakan algoritma Day Time Multy Chanel Sea Surface Temperature

    (MCSST) yang menggunakan saluran 4 dan saluran 5 dari satelit NOAA. Algoritma

    MCSST dapat di tuliskan sebagai berikut :

    MCSST NOAA 18

    Ts : A1*T4+A2*(T4-T5)+ A3*(T4-T5)*(sec(satelite Angle)-1)+A4

    Ts = suhu permukaan lautA1 = 1.02453

    A2 = 2.10044

    A3 = 0.784059

    A4 = -280.430

    Gambar 2. Data Satelit NOAA 17 Tanggal Perekaman 8 Januari 2007 (NOAA Satellite Data

    Received in January 8th

    2007)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    8/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    MCSST NOAA 17

    Ts: A1*T4+A2*(T4-T5)+ A3*(T4-T5)*(sec(sate_Angle)-1)+A4

    Ts = suhu permukaan lautA1 = 0.992818

    A2 = 2.49916

    A3 = 0.915103A4 = -271.206

    T4 dan T5 (Te) adalah equivalent blackbody temperature yang dihitung dengan

    menggunakan nilai dari data satelit NOAA pada saluran 4 dan saluran 5 sebagaimana

    dihitung dengan menggunakan kalkulasi berikut ini

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    9/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Keterangan :

    TBB : measured black body temperature

    Ve, A dan B : coefficient and value, lihat Tabel 2 dan Tabel 3

    C1 : first radiation constant : 0.000011910659

    C2 : second radiation constant : 1.4387752

    e eular value : 2.718281828459045235360287471352

    NBB : Blackbody Radiance

    Cs : Average Space Count

    CBB : Average Blackbody Count

    CE : Nilai digital pada saluran 4 dan

    NOAA

    18

    Chanel Ve A B

    3B 2669.3554 1.702380 0.997378

    4 926.2947 0.271683 0.998794

    5 839.8246 0.309180 0.999012

    NOAA

    17

    Chanel Ve A B

    3B 2659.7952 1.698704 0.996960

    4 928.1460 0.436645 0.998607

    5 833.2532 0.253179 0.999057

    Tabel 2.Koefisien A, B dan Nilai Ve Satelit NOAA 18

    (A , B Coefficient and Ve Value of NOAA 18 satellite)

    Tabel 3.Koefisien A, B dan nilai Ve satelit NOAA 17

    (A , B Coefficient and Ve Value of NOAA 17 Satellite)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    10/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil pengolahan data satelit NOAA-AVHRR, suhu permukaan laut di

    lokasi buoy TAO berkisar antara 26,30oC hingga 30,75

    . suhu terendah didapati pada bulan

    januari seperti terlihat pada Gambar 3.

    Gambar 3 memperlihatkan adanya sebaran suhu permukaan laut yang relatif rendah di

    lokasi buoy TAO yang terletak di sebelah utara Pulau Papua yang diwakili dengan warna

    hijau hingga kuning, yang menunjukan kisaran suhu permukaan laut sekitar 26o

    C - 27o

    C.

    Sedangkan suhu permukaan laut yang relatif tinggi terlihat di sekitar laut Banda dan laut

    Arafura yang terletak di bagian barat pulau Papua yang terlihat dengan warna kuning

    hingga merah, yang berkisar antara 27oC hingga 32

    oC.

    Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO yang tertinggi didapati pada bulan februari

    seperti yang terlihat pada data suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA 17

    perekaman tanggal 20 Februari 2007 seperti terlihat pada gambar 4.

    buoy TAO

    buoy TAO

    oC

    Gambar 3. Suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit

    NOAA18 tanggal 19 Januari 2007 (Sea surface temperature derivedfrom NOAA 18 satellite data received in Jnuary 18

    th2007)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    11/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO relatif tinggi, berkisar antara 30o

    C hingga

    31o

    C yang terlihat dengan warna merah. Hampir secara keseluruhan suhu permukaan laut

    di utara pulau Papua relatif tinggi dan rata. Sedangkan di bagian barat pulau Papua suhu

    permukaan laut tidak terukur seperti terlihat pada gambar 4 yang diwakili dengan warna

    biru. Hal ini terjadi karena pada daerah tersebut memiliki tutupan awan yang tinggi,

    sehingga suhu permukaan laut tidak terekam oleh satelit. Dari keseluruhan data yang

    diolah untuk mendapatkan suhu permukaan laut dapat dilihat adanya fluktuasi suhu

    permukaan laut seperti yang terlihat pada gambar 5.

    Gambar 4. Suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA17 tanggal 20 Februari

    2007 (Sea surface temperature derived from NOAA 17 satellite data received in

    February 20th

    2007)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    12/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Secara umum dari gambar 5 dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut di lokasi buoy

    TAO mengalami fluktuasi harian yang berkisar antara 26 o

    C hingga 31 o

    C dengan suhu

    terendah didapati pada bulan januari, sedangkan suhu tertinggi didapati pada bulan juni.

    Apabila di bandingkan dengan menggunakan data hasil pengukuran menggunakan buoy

    TAO maka terdapat sedikit perbedaan antara suhu permukaan laut yang didapatkan dari

    pengolahan data satelit NOAA-AVHRR dengan data insitu seperti yang terlihat pada

    tabel 4.

    Suhu permukaan laut 2007

    26.00

    26.50

    27.00

    27.50

    28.00

    28.50

    29.00

    29.50

    30.00

    30.50

    31.00

    29-Nov 18-Jan 9-Mar 28-Apr 17-Jun 6-Aug

    Tanggal

    Suhu

    'C

    Suhu permukaan laut

    Gambar 5. Fluktuasi Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO tahun 2007 (Sea

    surface temperature fluctuation in TAO buoy location during 2007)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    13/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Dari tabel 4 terlihat bahwa secara umum suhu permukaan laut hasil pengolahan data

    satelit NOAA-AVHRR lebih rendah dibandingkan data pengukuran buoy TAO. Seperti

    misalnya data tanggal 7 januari 2007 yang diolah dari data satelit n17_070107

    memperlihatkan suhu permukaan laut pada lokasi 137oBT - 2

    oLU berkisar pada 26,31

    oC

    sedangkan hasil pengukuran dengan menggunakan buoy TAO memperlihatkan suhu

    permukaan laut berkisar 28,73oC. Sedangkan pada tanggal yang sama data suhu permukaan

    laut di lokasi 137oBT - 5

    oLU berkisar 26,89

    oC dimana buoy TAO mencatat suhu

    permukaan laut pada saat itu berkisar 29,07o

    C.

    No satelit bujur lintang AVHRR C Tao C Suhu C

    1 n17_070107 137 2 26.31 28.73 2.42

    2 n17_070107 137 5 26.89 29.07 2.18

    3 n17_070117 137 2 26.50 28.86 2.36

    4 n17_070121 137 2 28.33 28.79 0.46

    5 n17_070220 137 2 30.75 29.26 1.49

    6 n17_070220 137 5 28.77 28.21 0.56

    7 n17_070408 137 5 27.19 29.04 1.85

    8 n17_070409 137 2 29.91 29.99 0.089 n18_070108 137 2 27.80 29.00 1.20

    10 n18_070108 137 5 28.69 29.07 0.38

    11 n18_070119 137 2 27.55 28.82 1.27

    12 n18_070119 137 5 26.30 28.18 1.88

    13 n18_070120 137 2 27.87 28.87 1.00

    14 n18_070120 137 5 27.62 28.44 0.82

    15 n18_070121 137 2 27.75 28.79 1.04

    16 n18_070121 137 5 27.26 28.51 1.25

    17 n17_070413 137 2 29.10 29.69 0.59

    18 n18_070614 137 5 27.36 29.80 2.4419 n18_070623 137 2 28.46 30.37 1.91

    20 n18_070623 137 5 28.52 30.34 1.82

    Tabel 4.Perbandingan suhu Permukaan laut dari data satelit NOAA dengan data insitu daribuoy TAO (Comparison of sea surface temperature derived from NOAA satellite

    data with insitu data from TAO buoy)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    14/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Perbandingan SPL NOAA dengan TAO

    26.00

    26.50

    27.0027.50

    28.00

    28.50

    29.00

    29.50

    30.00

    30.50

    31.00

    29-Nov 18-Jan 9-Mar 28-Apr 17-Jun 6-Aug

    Tanggal

    SuhuP

    ermukaanLaut'C

    noaa

    TAO

    Fluktuasi suhu permukaan laut yang diperoleh dari pengolahan data satelit NOAA-

    AVHRR relatif lebih rendah dibandingkan fluktuasi suhu permukaan laut hasil pengukuran

    insitu menggunakan buoy TAO seperti terlihat pada gambar 6.

    Perbedaan antara suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA-

    AVHRR dengan data insitu dari buoy TAO rata-rata sebesar 1.15 o

    C, dimana suhu

    permukaan laut hasil pengolahan data satelit lebih rendah. Hal ini dimungkinkan oleh

    adanya beberapa faktor seperti yang telah diungkap dalam penelitian sebelumnya antara

    lain adanya perbedaan antara skin temperaturpada beberapa milimeter di permukaan laut

    yang direkam oleh sensor satelit dan suhu kolom air yang berada beberapa sentimeter

    dibawah permukaan laut yang diukur oleh buoy TAO.

    Perbedaan suhu permukaan laut tersebut juga dimungkinkan oleh adanya perbedaan

    waktu antara perekaman oleh satelit dan pengukuran oleh buoy TAO yang berkisar antara 1

    hingga 2 jam, hal ini terjadi karena data buoy TAO yang tersedia adalah pengukuran suhu

    permukaan laut harian pada jam 12.00 waktu setempat sedangkan perekaman satelit

    Gambar 6. Perbandingan Fluktuasi Suhu permukaan laut hasil pengolahandata satelit NOAA dengan pengukuran buoy TAO (Comparison

    of sea surface temperature fluctuation between NOAA satellite

    data with TAO buoy)

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    15/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    NOAA-AVHRR yang digunakan dalam penelitian ini berkisar pada jam 10.00 hingga jam

    14.00 waktu setempat.

    Hal lain yang memungkinkan terjadinya perbedaan adalah bahwa koefisien MCSST

    yang digunakan harus di sesuaikan lagi dengan karakteristik suhu permukaan laut di lokasi

    penelitian mengingat bahwa suhu permukaan laut di setiap wilayah , khususnya pada

    wilayah yang berada pada lintang yang berbeda akan memiliki karakteristik yang berbeda

    pula.

    Kesimpulan

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

    - Secara umum data satelit NOAA-AVHRR dapat digunakan untuk menentukan suhu

    permukaan laut dengan akurasi yang cukup tinggi

    - Algoritma MCSST bisa diaplikasikan untuk mengolah data satelit NOAA-AVHRR

    dengan tingkat akurasi yang memuaskan

    - Dari hasil validasi diketahui terdapat perbedaan antara suhu permukaan laut hasil

    pengolahan data satelit NOAA-AVHRR dengan suhu permukaan laut dari data

    insitu yang diukur oleh buoy TAO sebesar 1,15 o

    C dimana data dari satelit lebih

    rendah dibandingkan data buoy TAO.

    - Perbedaan pengukuran suhu dari data satelit dengan data buoy TAO dimungkinkan

    oleh beberapa faktor antara lain adanya perbedaan suhu permukaan dan suhu kolom

    air, perbedaan waktu pengukuran dan perbedaan nilai koefisien MCSST.

    Daftar Pustaka

    Kazmin, A. S. (2002). Seasonal to Decadal Variability in the Oceanic Frontal Zones as

    Revealed in Satellite and Ship Observations. Proceeding of PORSEC II 2002.

    Denpasar.

    Pariwono, J., & Siregar, V. (2002). Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Sekitar Laut Jawa

    dan Perairan Selatan Jawa Timur dari Citra Satelit Antara 1997 dan 2000.

    Proceeding of PORSEC II 2002. Denpasar.

  • 7/24/2019 Sst Mcsst Revisi

    16/16

    Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya

    May be cited with reference to the source

    Miller, R, L. et al. (Ed). (2005). Remote Sensing of Coastal Aquatic Environtments

    Technologies, Technique and Applications.Netherlands : Springer.

    NOAA. (2008). National Oceanic and Atmospheric Administration satellite. Retrieved

    February 13, 2008. Website : http://www.noaa.gov/satellites.html

    Realino, B,. Suryo, S,. Widodo, S, P,. Marina, C,. Retno, A,. Bambang, A,.2005.

    Peningkatan Informasi Daerah Penangkapan Ikan Melalui Integrasi Teknologi

    Inderaja Pemodelan Hidrodinamika dan Bioakustik. Jakarta: Departemen Kelautan

    dan Perikanan.

    Sukresno, Bambang. (2008). Dynamical Analysis of Banda Sea Concerning With El Nino

    Indonesian Through Flow and Monsoon By Using Satellite Data and Numerical

    Model. Tesis yang tidak dipublikasikan, Universitas Udayana, Denpasar.

    TAO Project. 2008.History of TAO Array. Retrieved February 13, 2008.

    Website : http://www.pmel.noaa.gov/tao/proj_over/taohis.html