sprektrofotomerri inframerah

6
ANALISIS GUGUS FUNGSI DALAM PRODUK MINYAK GORENG SANIA ROYALE® DENGAN METODE SPEKTROSKOPI INFRAMERAH Yulia Putri Carliana Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor e-mail : [email protected] TUJUAN Menganalisis Gugus Fungsi Dalam Sampel Minyak Goreng Sania Royale® Dengan Menggunakan Metode Spektroskopi Inframerah. PENDAHULUAN Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat yang biasanya digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan (Winarno, 1986). Penggunaan minyak khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial yang banyak mengandung HDL (high-density lipoprotein) yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak yang memiliki kandungan HDL termasuk asam lemak tidak jenuh dan memiliki ikatan rangkap dua dari struktur melekulnya, Akibat pemanasan tinggi, dan berulang-ulang maka ikatan rangkap molekul tersebut akan putus sehingga menjadi lemak jenuh dan mengandung LDL tinggi, hal ini disebabkan akibat pemanasan tinggi maka akan terjadi pergeseran gugus fungsi dan pergesaran panjang gelombang dari bahan minyak goreng yang dipanaskan tersebut (Ketaren, 1986). Asam lemak adalah salah satu golongan lipid yang merupakan komponen paling penting pada minyak. Asam lemak merupakan senyawa yang mengandung rantai hidrokarbon dengan ujung gugus karboksilat. Minyak mengandung banyak asam lemak dalam bentuk ester dengan gliserol (trigliserida). Trigliserida merupakan unsur utama dalam minyak nabati dan lemak hewani. Minyak adalah campuran kompleks yang mengandung berbagai senyawa, terutama triasilgliserol, monoasilgliserol, diasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid

Upload: yulia-putri-carliana

Post on 19-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sprektrofotomerri Inframerah

TRANSCRIPT

  • ANALISIS GUGUS FUNGSI DALAM PRODUK MINYAK GORENG SANIA ROYALE DENGAN METODE

    SPEKTROSKOPI INFRAMERAH

    Yulia Putri Carliana

    Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

    Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor

    e-mail : [email protected]

    TUJUAN

    Menganalisis Gugus Fungsi Dalam Sampel

    Minyak Goreng Sania Royale Dengan

    Menggunakan Metode Spektroskopi

    Inframerah.

    PENDAHULUAN

    Minyak goreng merupakan salah satu

    dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi

    oleh seluruh lapisan masyarakat yang

    biasanya digunakan sebagai media

    menggoreng bahan pangan (Winarno, 1986).

    Penggunaan minyak khususnya

    minyak nabati, mengandung asam-asam

    lemak esensial yang banyak mengandung HDL

    (high-density lipoprotein) yang dapat

    mencegah penyempitan pembuluh darah

    akibat penumpukan kolesterol. Minyak yang

    memiliki kandungan HDL termasuk asam

    lemak tidak jenuh dan memiliki ikatan

    rangkap dua dari struktur melekulnya, Akibat

    pemanasan tinggi, dan berulang-ulang maka

    ikatan rangkap molekul tersebut akan putus

    sehingga menjadi lemak jenuh dan

    mengandung LDL tinggi, hal ini disebabkan

    akibat pemanasan tinggi maka akan terjadi

    pergeseran gugus fungsi dan pergesaran

    panjang gelombang dari bahan minyak

    goreng yang dipanaskan tersebut (Ketaren,

    1986).

    Asam lemak adalah salah satu

    golongan lipid yang merupakan komponen

    paling penting pada minyak. Asam lemak

    merupakan senyawa yang mengandung rantai

    hidrokarbon dengan ujung gugus karboksilat.

    Minyak mengandung banyak asam lemak

    dalam bentuk ester dengan gliserol

    (trigliserida). Trigliserida merupakan unsur

    utama dalam minyak nabati dan lemak

    hewani. Minyak adalah campuran kompleks

    yang mengandung berbagai senyawa,

    terutama triasilgliserol, monoasilgliserol,

    diasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid

  • dan komponen kecil lainnya. (Widyaningtyas,

    2013).

    Spektrofotometri Infra Red atau Infra

    Merah merupakan suatu metode yang

    mengamati interaksi molekul dengan radiasi

    elektromagnetik yang berada pada daerah

    panjang gelombang 0,75 1.000 m atau

    pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm-1.

    Radiasi elektromagnetik dikemukakan

    pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang

    menyatakan bahwa cahaya secara fisis

    merupakan gelombang elektromagnetik,

    artinya mempunyai vektor listrik dan vektor

    magnetik yang keduanya saling tegak lurus

    dengan arah rambatan (Chatwal, 1985).

    Absorpsi sinar ultraviolet dan cahaya

    tampak akan mengakibatkan tereksitasinya

    elektron. Sedangkan absorpsi radiasi

    inframerah, energinya tidak cukup untuk

    mengeksitasi electron. nuklir menyebabkan

    peningkatan amplitudo getaran

    (vibrasi).atom-atom pada suatu molekul. Hal

    yang sangat unik pada penyerapan radiasi

    gelombang elektromagnetik adalah bahwa

    suatu senyawa menyerap radiasi dengan

    panjang gelombang tertentu bergantung

    pada struktur senyawa tersebut. Absorbsi

    inframerah oleh suatu materi dapat terjadi

    jika dipenuhi dua syarat, yaitu kesesuaian

    antara frekuensi radiasi inframerah dengan

    frekuensi vibrasional molekul sampel dan

    perubahan momen dipol selama bervibrasi

    (anam, 2011).

    Spektroskopi inframerah berfokus

    pada radiasi elektromagnetik pada rentang

    frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang

    dikenal sebagai wavenumber (1/wavelength),

    yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.

    Untuk menghasilkan spektrum inframerah,

    radiasi yang mengandung semua frekuensi di

    wilayah IR dilewatkan melalui sampel.

    Mereka frekuensi yang diserap muncul

    sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi.

    Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum

    radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol

    melawan wavenumber (Silverstein, 2002).

    Sampel yang akan dianalisis oleh

    spektrofotometri infra merah ini adalah

    minyak goreng Sania Royale dengan nomor

    batch 260EAD 3SP2523-19 04755.

    METODE PENELITIAN

    Alat yang digunakan anatara lain,

    botol vial, kuvet, mikropipet beserta tip, serta

    spektroskopi FTIR (Fourier Transform

    Infrared). Sedangkan Bahan yang digunakan

    adalah Minyak Goreng Sania Royale dengan

    nomor batch 260EAD 3SP2523-19 04755,

    bahan kimia yang digunakan yaitu N-heksan.

  • Preparasi Alat dan Bahan

    Disiapkan Semua alat dan bahan yang

    diperlukan untuk analisis. Kemudian cuvett

    disiapkan dan dibersihkan dengan cara

    mencelupkan tisue ke dalam larutan n-

    heksana dan ditiriskan, kemudian diusapkan

    pada cuvett sehingga tidak ada kontaminan.

    Setiap pemasukan dan penambahan sample

    minyak gorng ke dalam cuvett harus

    dilakukan pembersihan dengan menggunakan

    n-heksana terlebih dahulu. Instrument

    spektroskopi FTIR (Fourier Transform

    Infrared) dinyalakan dan diatur sesuai untuk

    analisis sampel. Sampel Sania Royale

    disiapkan.

    Analisis Sampel Minyak Goreng

    Sebanyak 10 l sampel minyak goreng Sania

    Royale dipipet dengan menggunakan

    mikropipet, kemudian diteteskan perlahan di

    atas kuvet. Kemudian tip mikropipet

    dilepaskan dari mikropipet. Kuvet yang telah

    berisi sampel kemudian dimasukkan ke dalam

    alat spektrofotometer IR dan dilakukan

    analisis gugus fungsinya. Cuvett yang telah

    berisi sampel minyak goreng selanjutnya

    dimasukkan kedalam instrument spektroskopi

    Inframerah, kemudian diukur atau dianalisis

    gugus fungsi yang ada didalam sampel.

    Hasilnya kemudian dibandingkan dengan

    spektrum baku pembanding yaitu minyak

    curah.

    Analisis Spektrofotometer IR

    Dilakukan analisis pada panjang gelombang

    500 - 4500 cm-1. Setelah sample dianalisi

    menggunakan spektrofotometer IR maka aan

    menghasilkan suatu kurva dengan peak-peak

    tertentu. Kemudian peak-peak inilah yang

    menjadi dasar untuk melihat gugus fungsi

    yang terkandung didalam sample Sania

    Royale, dengan menggunakan pedoman-

    pedoman berikut ini:

    Gugus C=O terdapat pada daerah

    1820 1600 cm-1 (5,6 6,1 m).

    Puncak ini biasanya yang terkuat

    dengan lebar medium dalam

    spektrum. Serapan tersebut sangat

    karakteristik.

    Ikatan rangkap dua dan / atau cincin

    aromatik. C=C memiliki serapan lemah

    didekat 1650 cm-1 (6,1 m)

    Serapan medium tinggi kuat pada

    daerah 1650-1450 cm-1 (6,7 m).

    Ikatan rangkap tiga: memiliki serapan

    medium dan tajam didekat 2250 cm-1

    (4,5 m). memiliki serapan lemah tapi

    tajam didekat 2150 cm-1 (4,65 m).

    Gugus Nitro : Dua serapan kuat pada

    1600 1500 cm-1 (6,25 6,67) dan

    1390 1300 cm-1 (7,2 m - 7,7 m).

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dilakukan preparasi sample terlebih

    dahulu, yaitu dengan cara sample dipipet

    kedalam kuvet yang sebelumnya sudah

    dibersihkan dulu dengan menggunakan n-

    heksan yang merupakan senyawa non-polar

    sehingga kuvet dapat dibersihkan dari sisa

    sample minyak sebelumnya sehingga tidak

    terjadi kontaminan. N-heksan bersifat non

    polar sama seperti minyak yang juga bersifat

    non-polar sehingga menganut prinsip like

    disolve like sehingga kontaminan dapat

    dibersihkan.

    Sampel yang sudah berada di dalam

    kuvet kemudian diletakan pada instrumen

    dibawah infrared. Kemudian dilakukan

    pengaturan terhadap nama file untuk sampel

    dalam komputer, jumlah pengulangan

    skrining alat terhadap sampel, dan

    penyimpanan data pada komputer. Dari

    pendeteksian, akan diperoleh spektrum

    inframerah berupa grafik dari panjang

    gelombang atau frekuensi atau bilangan

    gelombang versus transmitan-persen atau

    absorbans (A) yang menunjukkan nilai

    puncak/peak. Analisis ini didasarkan pada

    analisis dari panjang gelombang puncak-

    puncak karakteristik dari sampel. Pada

    gelombang puncak-puncak tersebut

    menunjukkan adanya gugus fungsi tertentu

    yang ada pada sampel, karena masing-masing

    gugus fungsi memiliki puncak karakteristik

    yang spesifik untuk gugus fungsi tertentu.

    Spektroskopi inframerah digunakan

    untuk menentukan gugus fungsi didalam

    molekul karena tiap ikatan memiliki tingkat

    energi yang berbeda, maka nilai bilangan

    gelombang sinar infra merah yang diserap

    juga akan berbeda.

    Vibrasi dan atau rotasi gugus fungsi dalam

    molekul akan terjadi dengan adanya radiasi

    infra merah yang menyebabkan suatu

    struktur kimia yang memiliki gugus fungsi

    yang berlainan akan menunjukkan spectrum

    serapan infra merah yang karakteristik.

    Puncak pada spectrum infra merah memiliki

    panjang gelombang yang berbeda sesuai

    gugus fungsi yang terkandung pada molekul

    tersebut. Panjang gelombang yang diabsorpsi

    oleh suatu tipe ikatan, bergantung pada

    macam getaran dari ikatan tersebut.

    Dari uji spektroskopi inframerah

    dengan sampel minyak goreng sania royale

    maka didapatkan spektrum inframerah

    seperti ini:

  • Pada hasil identifikasi minyak bimoli

    menggunakan spektrometri infra merah ini

    dihasilkan lebih dari 10 puncak spektrum, tapi

    untuk analisa ini diambil 5 contoh puncak

    spektrum yang memiliki nilai paling dominan

    yaitu dengan nilai serapan puncak 1=

    3472/cm, puncak 2= 3634/cm, puncak 3=

    2970/cm, puncak 4= 1757/cm, puncak 5=

    668/cm. Dari nilai serapan ke-5 puncak

    tersebut selanjutnya dibandingkan terhadap

    tabel korelasi sehingga dapat diketahui gugus

    fungsinya.

    Dari hasil perbandingan terhadap tabel

    korelasi dapat diketahui gugus funsi yang

    terkandung di dalam sampel minyak goreng

    KUNCI MAS yaitu pada puncak 1 dan 2

    adalah gugus fungsi O-H fenol, dimana sesuai

    dengan tabel korelasi, karena di dalam

    rentang 3590-3650/cm, dan pada puncak 3

    adalah gugus fungsi C-H alkana karena di

    dalam rentang 2850-2970/cm. puncak 4

    adalah yaitu gugus fungsi C-O Aldehid, Keton,

    Asam Karboksilat, Ester karena di dalam

    rentang 1690-1760/cm, dan puncak ke 5

    500750100012501500175020002250250027503000325035003750400042504500

    1/cm

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    55

    60

    65

    70

    75

    80

    85

    90

    95

    %T

    43

    37

    ,13

    42

    58

    ,04

    36

    34

    ,05

    34

    72

    ,98

    29

    72

    ,43

    28

    76

    ,95 2

    82

    9,6

    9

    23

    60

    ,01

    17

    57

    ,23

    17

    24

    ,44

    14

    68

    ,86

    11

    83

    ,38

    72

    2,3

    7

    66

    8,3

    6

    58

    1,5

    6

    sampel 7 minyak Sania Royale

  • adalah gugus fungsi C-H cincin aromatik di

    dalam rentang 690-900/cm.

    KESIMPULAN

    Identifikasi gugus fungsi pada sampel minyak

    goreng Sania Royale dapat dilakukan dengan

    motode spektroskopi inframerah dengan

    teridentifikasinya gugus fungsi penyusun

    sampel yaitu gugus O-H fenol, C-H alkana C-O

    Aldehid, Keton, Asam Karboksilat, Ester C-H

    cincin aromatik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anam, choirul, dkk. 2011. ANALISIS GUGUS

    FUNGSI PADA SAMPEL UJI, BENSIN

    DAN SPIRITUS MENGGUNAKAN

    METODE SPEKTROSKOPI FTIR.

    Tersedia di http://eprints.undip.ac.id/

    [Diaskes pada tanggal 4 Desember

    2014.]

    Chatwall,G, 1985, Spectroscopy Atomic and

    Molecule, Himalaya Publishing House,

    Bombay.

    Ketaren, S. 1986. Pengantar Minyak dan

    Lemak Pangan. UI Press. Jakarta

    Silverstein. 2002. Identification of Organic

    Compund, 3rd Edition. John Wiley &

    Sons Ltd. New York.

    Widyaningtyas , R. Analisis Pemalsuan

    Minyak Hati Ikan Kod (Gadus morhua

    Linne) Secara Spektroskopi

    Inframerah dan Kalibrasi Multivariat.

    Tersedia di http://etd.ugm.ac.id/

    [Diaskes pada tanggal 4 Desember

    2014.]

    Winarno, F.G., 1986, Kimia Pangan dan Gizi.

    Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

    http://etd.ugm.ac.id/