spesifikasi teknis tpa morowali

101
SPESIFIKASI TEKNIS SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH 1 SPESIFIKASI TEKNIS P a s a l - 1 Uraian Pekerjaan Pekerjaan meliputi : 1.1. Pekerjaan yang dilaksanaan meliputi : Rencana Teknis Rinci Pembangunan TPA Sampah Kab. Morowali Jenis Pekerjaan : Pembangunan TPA Sampah Bahoruru 1.2. Pekerjaan tersebut pada pasal 1 ayat 1 diatas dilaksanakan sesuai dengan : - Uraian dan syarat-syarat kerja (Bestek) - Gambar situasi, Detail dan gambar susulan bila ada - Rízala rapat penjelasan (Aanwijzing) - Petunjuk-petunjuk dari direksi pelaksanaan dengan kondisi lapangan. P a s a l - 2 Lokasi Pekerjaan 2.1. Lokasi pekerjaan Desa Bahoruru Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali Propinsi Sulawesi Tengah 2.2. Tempat pekerjaan akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi 2.3. Lokasi pekerjaan akan dijelaskan pada Pemborongan pada saat Aanwijzing berlangsung berdasarkan gambar-gambar perencanaan P a s a l - 3 Umum 3.1 Gambar, Spesifikasi Teknis, dan HPS merupakan sesuatu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu bahan (material) dan kualitas hasil pekerjaan. 3.2 Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaan. 3.3 Sebelum memulai pekerjaan, pihak Kontraktor harus memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada pihak direksi. 3.3 Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada di tempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan dengan dikonsultasikan bersama direksi, demi kelancaran pekerjaan. 3.4 Penyedia jasa wajib menyediakan penerangan malam untuk pengamanan dan kegiatan malam hari.

Upload: setiyo-pambudi

Post on 11-Apr-2017

118 views

Category:

Environment


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

1

SPESIFIKASI TEKNIS

P a s a l - 1

Uraian Pekerjaan

Pekerjaan meliputi :

1.1. Pekerjaan yang dilaksanaan meliputi :

Rencana Teknis Rinci Pembangunan TPA Sampah Kab. Morowali

Jenis Pekerjaan :

Pembangunan TPA Sampah Bahoruru

1.2. Pekerjaan tersebut pada pasal 1 ayat 1 diatas dilaksanakan sesuai dengan :

- Uraian dan syarat-syarat kerja (Bestek)

- Gambar situasi, Detail dan gambar susulan bila ada

- Rízala rapat penjelasan (Aanwijzing)

- Petunjuk-petunjuk dari direksi pelaksanaan dengan kondisi lapangan.

P a s a l - 2

Lokasi Pekerjaan

2.1. Lokasi pekerjaan Desa Bahoruru Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten

Morowali Propinsi Sulawesi Tengah

2.2. Tempat pekerjaan akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi

2.3. Lokasi pekerjaan akan dijelaskan pada Pemborongan pada saat Aanwijzing

berlangsung berdasarkan gambar-gambar perencanaan

P a s a l - 3

Umum

3.1 Gambar, Spesifikasi Teknis, dan HPS merupakan sesuatu kesatuan yang

saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas

mutu bahan (material) dan kualitas hasil pekerjaan.

3.2 Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaan.

3.3 Sebelum memulai pekerjaan, pihak Kontraktor harus memberikan

pemberitahuan secara tertulis kepada pihak direksi.

3.3 Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada di tempat

pekerjaan dan dapat mengambil keputusan dengan dikonsultasikan bersama

direksi, demi kelancaran pekerjaan.

3.4 Penyedia jasa wajib menyediakan penerangan malam untuk

pengamanan dan kegiatan malam hari.

Page 2: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

2

P a s a l - 4

Gambar

4.1 Perbedaan Gambar

- Kontraktor wajib mengikuti/memenuhi semua persyaratan yang ditulis dalam

spesifikasi teknis ini, juga wajib memenuhi persyaratan umum yang

dikeluarkan oleh Pemberi Tugas.

- Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian bab/gambar

lain, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap

yang lain tetapi malah untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi

hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi teknis

maka Kontraktor wajib berkonsultasi dengan direksi dan Pejabat Pelaksana

Teknis Kegiatan (PPTK)

- Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi kontraktor

untuk mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.

4.2 Perubahan Gambar

Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib meneliti/memeriksa

Gambar Perencanaan dan Spesifikasi Teknis; dan jika Kontraktor

menemukan kesalahan dalam gambar-gambar Perencanaan dan/atau

spesifikasi teknisnya, maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pemberi

Tugas secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan sebelum masalah tersebut

dilaksanakan di lapangan.

P a s a l - 5

Perbedaan

5.1 Apabila dalam dokumen pengadaan tertulis/tercantum, sedangkan dalam

gambar belum tercantum maka dokumen pengadaan yang mengikat.

5.2. Apabila dalam gambar tertulis sedang dokumen pengadaan belum

tercantum/tertulis maka gambar yang mengikat.

5.3. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detailnya, maka

Penyedia Jasa wajib minta pertimbangan kepada Direksi.

5.4 Apabila dalam rencana dan dokumen pengadaan tidak tercantum, maka

Direksi dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang menentukan.

Page 3: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

3

P a s a l – 6

Mobilisasi dan Demobilisasi

6.1 Mobilisasi dan demobilisasi merupakan kegiatan yang bertujuan mendatangkan

segala kebutuhan yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan pekerjaan

yang harus disediakan oleh pihak kontraktor.

6.2 Segala kebutuhan demi kelancaran sebuah pekerjaan merupakan kewajiban

yang disediakan oleh pihak kontraktor, dengan mendatangkan ke lokasi

pekerjaan baik tenaga kerja maupun peralatan yang dibutuhkan.

6.3 Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus

disediakan oleh kontraktor, baik peralatan tukang maupun alat berat yang

diperlukan. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus

mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap

pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan

peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan

persetujuan dari direksi.

6.4 Tanpa persetujuan direksi, kontraktor tidak diperbolehkan untuk memindahkan

peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.

6.5 Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan

mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau

diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

P a s a l – 7

Pengukuran/Pematokan

7.1 Ukuran-ukuran pokok dan detail tertera pada gambar penyedia barang/jasa

harus mentaati ukuran tersebut dan ikut menelitinya apabila ada

perbedaan/penggambaran harus dibicarakan dengan Direksi.

7.2 Semua pekerjaan pengukuran/pematokan yang bertalian dengan pekerjaan ini

menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa dan dilaksanakan dengan alat

ukur yang baik.

7.3 Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menetukan

kedudukan dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini

harus seluruhnya telah disetujui oleh direksi sebelum memulai pekerjaan

selanjutnya.

7.4 Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang

perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai petunjuk

direksi.

7.5 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan pematokan tersebut, penyedia

barang/jasa harus memberitahukan kepada direksi dalam waktu tidak kurang

dari 24 jam sehingga direksi dapat menyiapkan peralatan yang perlu untuk

melakukan pengawasan.

7.6 Pekerjaan pematokan yang telah diukur oleh penyedia barang/jasa untuk

kemudian disetujui oleh direksi.

7.7 Hasil pengukuran yang disetujui oleh direksi dapat dilaksanakan dasar

pembayaran.

Page 4: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

4

P a s a l - 8

Pekerjaan Persiapan dan Papan Nama Kegiatan

8.1 Penyedia barang/jasa harus membuat dan memasang Papan Nama Kegiatan

pada lokasi pekerjaan dengan ukuran 120 cm x 80 cm, sebagai Papan Nama

Pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan,

pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan dan nama penyedia barang/jasa

pekerjaan.

8.2 Format Papan Nama Proyek

8.3 Bahan-bahan harus ditempatkan pada tempat yang tidak akan mengganggu

lalu lintas dan selambat-lambatnya dalam waktu satu kali 24 jam.

8.4 Setiap kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian penyedia barang/jasa

memberi pengamanan seperti tersebut diatas sepenuhnya tanggung jawab

penyedia barang/jasa.

8.5 Sebelum melaksanakan pekerjaan lokasi harus dibersihkan dari segala kotoran

dan setelah pekerjaan selesai harus dibersihkan dari segala sisa bahan dan lain-

lain.

Page 5: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

5

P a s a l - 9

Penyediaan Pos Kerja, Kantor, dan Gudang

9.1 Penyedia barang/jasa herus menyiapkan kantor direksi sementara, yang

dilengkapi oleh fasilitas meja, kursi, papan tulis dan sebagainya seperti

disebutkan dalam syarat-syarat khusus dan petunjuk direksi.

9.2 Juga harus disediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup dan

memenuhi syarat agar material maupun peralatan lain tidak menjadi lembab

atau karena sebab-sebab lain. Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut

terletak diluar daerah yang disediakan direksi, maka penyedia barang/jasa

harus menyelesaiakan ganti rugi atau biaya-biaya lain sehubungan hal tersebut

dan tidk diperkenankan meminta biaya-biaya tambahan.

P a s a l - 10

Penyediaan Tenaga, Peralatan, dan Lampu Penerangan

10.1 Tenaga yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri

oleh penyedia barang/jasa dengan jumlah dan kapasitas yang sesuai dengan

pekerjaan yang dilaksanakan, yaitu seorang tenaga teknis dengan pendidikan

minimal sarjana muda sipil dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dan memiliki

SKA/SKT serta seorang tenaga administrasi dengan pendidikan minimal SLTA

dengan pengalaman kerja lebih dari 5 tahun. dan harus disetujui oleh direksi.

10.2 Penyedia barang/jasa harus mengajukan daftar peralatan secara terperinci

yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus

disetujui direksi. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-

alat tersebut yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera

diperbaiki atau diganti sehingga direksi menganggap pekerjaan dapat

dimulai/dilanjutkan yaitu Memiliki :

5 Unit Excavator

1 Unit Vibrator Roller

1 Unit Motor Grader

1 Unit Water tank

5 Unit Dump Truck

5 Unit Concrete Mixer

10.3 Penyedia barang/jasa harus mnyediakan lampu-lampu penerangan apabila

pekerjaan tersebut dilaksanakan pada waktu malam hari.

Page 6: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

6

P a s a l - 11

Penyediaan Rambu-Rambu Lalu Lintas

11.1 Dimana yang dipandang perla, penyedia barang/jasa harus menyediakan

rambu-rambu untuk keperluan lalu lintas melewati jalan dan rambu tersebut

harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas.

Apabila melalui jalan-jalan yang sibuk, maka penyedia barang/jasa harus

melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.

Biaya yang dikeluarkan akibat keperluan-keperluan tersebut diatas harus

menjadi tanggungan Penyedia barang/Jasa.

P a s a l - 12

Penyediaan Air

Air yang diperlukan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa termasuk

penyediaan peralatan dan perpipaan antara ukuran dan gambarnya, maka segera

diminta petunjuk direksi untuk menetapkan ukuran yang benar.

P a s a l - 13

Peyediaan Material

13.1 Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri material seperti yang

disebutkan dalam daftar volume pekerjaan. Material-material yang disediakan

oleh direksi atau pemberi perintah akan ditentukan tersendiri dalam syarat-

syarat khusus atau dalam rapat penjelasan.

13.2 Penyedia barang/jasa harus memeriksa terlebih dahulu meterial-meterial

tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi

pekerjaan. Penyadia barang/jasa harus mengganti kalau material itu rusak

yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah, hilang atau

berkurangnya material yang diangkut kelalaian penyedia barang/jasa.

P a s a l - 14

Perlindungan Terhadap Cuaca

Penyedia barang/jasa harus mengusahakan atas tanggungannya sendiri, langkah-

langkah peralatan yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang

digunakan agar tidak rusak atau berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca.

Page 7: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

7

P a s a l - 15

Rencana Kerja

Penyedia barang/jasa harus menyiapkan status rencana kerja dan harus

disampaikan kepada direksi, rencana kerja tersebut harus mencakup :

15.1 Tanggal mulai, serta selesai pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan

kegiatan pekerjaan termasuk pengujiannya.

15.2 Jam kerja bagi tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/jasa

15.3 Jumlah dari tenaga yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan dengan

disertai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja.

15.4 Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yag akan dipakai pada

pelaksanaan pekerjaan.

15.5 Cara pelaksanaan pekerjaan.

P a s a l - 16

Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan

Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan secara tertulis akan memulai

pekerjaan kepada direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Printah

Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Dalam keadaan apapun tidak diperkenankan untuk

memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat

persetujuan direksi, pemberitahuan lengkap dan jelas harus terlebih dahulu

disampaikan kepada direksi dan dalam jangka waktu yang cukup sebelum

dimulainya pekerjaan tersebut.

P a s a l - 17

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

1. PEKERJAAN TANAH

1.1 Umum

a). Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan yang berhubungan

dengan pengupasan dan penimbunan atau pembuangan

tanah, batu-batu atau material lain dari atau ke tempat

proyek, atau pembongkaran dan pembersihan bekas-

bekas saluran air, selokan parit dan pembuangan bekas-

bekas tanah longsor dan yang berhubungan dengan

pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi,

menurut gambar pelaksanaan atau petunjuk direksi.

b). Pada lokasi yang akan diurug, pemborong harus melakukan

stripping terlebih dahulu, sehingga mendapatkan permukaan

tanah asli yang bebas dari segala bentuk kotoran, humus, akar-

akar atau sisa-sisa material lain yang dapat membusuk.

c). Bila yang akan didirikan bangunan kontraktor harus

melakukan pengupasan, ketebalan pengupasan ini minimum

Page 8: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

8

30 cm dari permukaan tanah asli untuk tanah

yang cukup baik tetap memperhatikan syarat-syarat

tersebut diatas. Tanah bekas stripping ini harus

dibuang/disingkirkan sesuai dengan petunjuk direksi.

d). Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug,

harus menggunakan tanah yang baik dan bersih dari

tanaman, akar-akaran, brangkal-brangkal, puing- puing dan

segala macam kotoran lainnya.

e). Pekerjaan pengurugan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah,

sesuai dengan syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan pada

RKS ini dan gambar-gambar pelaksanaan yang disetujui direksi.

Gambar pelaksanaan menunjukkan antara lain gambar-

gambar profil melintang memanjang, kemiringan dan dimensi-

dimensi dengan jelas.

1.2 Sumber Penggunaan Material

a). Material untuk timbunan site/lokasi terdiri dari material-

material yang sesuai untuk keperluan itu dan disetujui oleh

direksi.

b). Apabila tanah untuk pengurugan harus diambil dari luar

site, maka tanah yang diambil harus dari satu sumber dan

harus dilakukan test laboratorium meliputi : compactor

(standar proctor) kandungan bahan-bahan organik, plastisitas

dan harus mendapat persetujuan direksi.

c). Material lebih atau material yang tidak dapat dipakai harus

dibuang sesuai dengan ketentuan yang telah dicantumkan

dalam RKS ini atau menurut petunjuk direksi. Material yang

ada dalam keadaan basah, dimana dalam keadaan kering

dapat dipakai harus dikeringkan lebih dahulu/sampai

mencapai kadar air optimum baru kemudian digunakan untuk

timbunan.

d). Material penimbunan dari tanah asli yang didatangkan dengan

memenuhi persyaratan material penimbunan jalan, standar

Bina Marga antara lain :

- Bukan termasuk tanah lempung (clay)

- Memenuhi persyaratan plastisitas

- Bersih dari bahan-bahan organik

- CBR rendaman laboratorium minimal 4%.

e). Kepadatan yang harus dicapai di lapangan

- CBR minimal 1-4 %

- Kepadatan lapangan 95% dari kepadatan standard

proctor laboratorium pada kadar air yang optimum.

Page 9: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

9

f). Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, direksi dapat

memerintahkan untuk pemadatan permukaan yang telah

dibersihkan itu dengan kepadatan yang telah dicantumkan

dalam RKS ini.

1.3 Tanah Dasar dari Material yang Kurang Baik

Bila direksi menghendaki, pemborong harus menggali tanah yang

kurang baik mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup

oleh direksi sebelum pekerjaan konstruksi timbunan maupun

bangunan dimulai. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai,

direksi dapat memerintahkan untuk memadatkan permukaan

tanah yang telah dibersihkan itu dengan kepadatan yang

tercantum dalam RKS ini.

1.4 Penghamparan dan Pemadatan

a). Material untuk pengurugan didapat dari jenis yang telah

disetujui direksi akan dihamparkan berlapis-lapis dengan

ketebalan perlapis 20 cm lalu dipadatkan. Untuk pekerjaan

pemadatan ini, pemborong harus melaksanakan sedemikian

rupa, sehingga kepadatan yang direncanakan dapat

tercapai, dengan memperhatikan kadar air optimum dari

material timbunan tersebut.

b). Untuk melaksanakan hamparan, maka pemborong harus

melindungi dari curahan hujan, panas matahari yang

mengakibatkan perubahan kadar air optimum. Bila

hamparan ini kena hujan, maka pemborong harus mengupas

kembali hamparan tersebut.

c). Dalam pekerjaan penghamparan dan pemadatan ini

pemborong harus melaksanakannya dengan sistem

pentahapan atau pembagian lokasi per zone. Untuk itu

pemborong harus menyampaikan rencananya kepada

direksi untuk disetujui pelaksanaannya.

d). Pekerjaan Pemadatan "Fill"

- Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis. Tiap

lapis tidak boleh lebih dari 30 cm tebal sebelum dipadatkan

atau 25 cm setelah dipadatkan.

- Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping)

dilakukan dengan blade graders dan 3 wheel power roller

yang beratnya 8 ton sampai 10 ton, atau pneumatic

roller lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari

perencanaan sebelum tanah harus dipadatkan dengan

sheep foot roller.

- Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90% kepadatan

maksimum yang dapat dicapai pada keadaan kadar air

optimum yang ditentukan dengan modified AASTHO T-99.

Page 10: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

10

- Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya,

sebelum pemadatan kadar air dari fill material harus

sama dengan kadar air optimum dari hasil test

compaction modified proctor dari contoh fill material.

- Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari

kadar air optimum, maka fill material harus diberi air sehingga

menyamai kadar optimum. Sebaliknya apabila kadar air

bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air

optimum maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu

atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.

- Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai

100% compacted dari modified proctor (untuk lapisan sub

grade setebal 30 cm di bawah su base) tetapi tidak

mencapai nilai soaked CBR=4, maka tanah (sub grade)

tersebut harus diganti dengan fill material yang fill 100%

compacted mencapai nilai soaked CBR minimum = 5.

- Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan

dan terjadi penggenangan air maka pemadatan harus

dihentikan, diusahakan supaya air dapat mengalir

dengan membuat saluran-saluran drainase.

- Setiap lapisan dari daerah yang dipadatkan harus ditest

dengan field density test untuk mengetahui kepadatan

tanah yang dicapai serta moisture content. Dapat

dilakukan satu test untuk setiap 1500 m2 per lapis field

density test dengan cara sand cone.

- Apabila tanah yang telah dipadatkan tidak mencapai

1,6 ton/m3, maka tanah tersebut harus diganti dengan

tanah lain atau dicampur pasir, sehingga tanah tersebut

menjadi 1,6 ton/m3.

e). Pemadatan tanah pada daerah "Cut"

- Untuk daerah cut, maka tanah digaru/digali lagi

minimum sedalam 30 cm kemudian dipadatkan hingga

mencapai 100% compacted dari modified proctor. Syarat

pemadatan dengan daerah fill.

f). Khusus untuk pemadatan pada daerah jalan

- Kontraktor harus melakukan pemadatan daerah cut/fill

pada badan jalan sampai dengan peil permukaan sub

base.

- Harus selalu dihindarkan terjadinya genangan-genangan air

pada daerah badan jalan selama lapisan-lapisan konstruksi

jalan tersebut dikerjakan.

1.5 Percobaaan Pemadatan

a). Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang

sesungguhnya, pemborong harus mengirimkan sampel tanah

Page 11: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

11

urug yang akan dipakai, dan setelah disetujui direksi

kemudian diadakan test di laboratorium untuk mendapatkan

nilai kadar air optimum dan standar penggilasan dengan road

roller/walls yang akan digunakan.

b). Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air

optimum yang akan dipakai dan hubungan antara jumlah

penggilasan dengan kepadatan yang dapat dicapai

contoh material urugan tersebut.

c). Pemborong wajib melaksanakan field density test sesuai dengan

ASTM D 1556 (sand cone method) di lokasi pemadatan yang

dilaksanakan. Lokasi tempat test ini akan ditentukan oleh

direksi. Lapisan pemadatan berikutnya belum dapat

dilaksanakan sebelum field density test dilakukan. Semua biaya

laboratorium/test adalah tanggung jawab pemborong.

1.6 Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan

Kepadatan yang dicapai untuk konstruksi urugan adalah sebagai

berikut : Tiap lapisan tanah setinggi 20 cm harus dipadatkan

sampai 95% dari kepadatan (kering) maximum yang dipakai test ASTM

D 1556 (san cone method).

1.7 Kadar Air

a). Material urugan yang tidak mengandung air yang cukup

untuk dapat mencapai kepadatan yang dikehendaki, harus

ditambah air dengan alat penyemprot (sprinkler) dan dicampur

sampai kadar air lebih tinggi dari seharusnya, tidak boleh

dipadatkan sebelum cukup dikeringkan dan disetujui direksi

untuk dipakai. Cara-cara mengeringkan tanah basah tersebut

dapat dengan cara digelar/dihampar atau cara- cara lain

yang umum dipakai.

b). Test kadar air di lapangan dilakukan dengan alat pengetes

yang cepat dan disediakan oleh pemborong.

c). Pekerjaan pemadatan urugan tanah tadi harus dilaksanakan

pada kadar air optimum sesuai dengan sifat-sifat dan alat-alat

pemadat yang tersedia.

d). Pada pelaksanaan, pemborong harus mengambil langkah-

langkah yang diperlukan agar pada pekerjaan tersebut air

hujan dapat mengalir dengan lancar dan harus dipersiapkan

kemungkinan adanya pengerutan atau pengembangan.

1.8 Urugan Pasir

a). Urugan pasir harus disirami semua lantai atau plat dasar

Page 12: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

12

dengan stemper hingga padat.

b). Urugan pasir dilakukan di bawah semua lantai atau plat dasar

dengan tebal urugan sesuai dengan gambar, termasuk

lantai rabat, sehingga diperoleh peil-peil yang dikehendaki.

c). Urugan pasir dilakukan juga pada bekas galian pondasi sebelah

dalam bangun dengan ketebalan sesuai dengan gambar

rencana, dan di bawah pondasi, pipa dan lain-lain sesuai

dengan gambar.

2. PASANGAN BATU KALI

2.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan anstamping batu kosong dan

pondasi batu kali untuk landasan sloof, pasangan batu kali sebagaimana

dinyatakan dalam gambar kerja.

2.2 Material :

a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras, tidak keropos, serta

mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.

b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 4 Pasir dan 1 PC : 2 Pasir

c. Baik batu kali, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini

harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.

d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin

Direksi.

2.3 Pelaksanaan :

a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan

bentuk yang ditunjukan dalam gambar kerja.

b. Antar satu batu kali dengan batu kali lainnya tidak boleh saling

bersentuhan, tetapi diantaranya diberi spesi 1Pc : 5 Psr sampai penuh

sebagai perekat sambil ditekan agar padat.

3. PASANGAN BATU BATA

3.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua

pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan

pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, siku dan

bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi

ini.

3.2 Referensi :

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBI N-

3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara

Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.

3.3 Material :

a. Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran yang cukup

Page 13: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

13

sehingga masak, keras, kering dan tidak mudah patah. Jika diketuk

menimbulkan suara nyaring. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm

x 23 cm dengan toleransi 0,5 cm.

b. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah campuran

1 PC : 4 Pasir. Untuk dinding kedap air pada KM/WC, ruang cuci dan 20 cm

diatas lantai seluruh dinding menggunakan spesi transram campuran 1 PC :

2 Pasir.

3.4 Pengerjaan dan Penyimpanan.

Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan

cara-cara yang disetujui Direksi, untuk menghindari dari segala hal yang

dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan tersebut.

3.5 Contoh-contoh.

Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi

dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah ada sebelum bahan

yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah

ada dilapangan akan diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan

Direksi guna keperluan pengujian.

3.6 Pelaksanaan :

a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi

memberikan petunjuk lain.

b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur

tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam

gambar maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur

dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh

pekerjaan.

c. Pada jarak-jarak tertentu atau luasan maksimum 10 M2 pasangan batu

bata perlu diperkuat dengan kolom praktis (beton bertulang), dengan

dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.

d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1

cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.

e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh,

dan pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang

baik. Batu bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada

pertemuan-pertemuan dengan kosen/kolom.

Page 14: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

14

4. PEKERJAAN BETON

4.1 Umum

Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan

persyaratan-persyaratan yang tercantum di dalam Peraturan

Beton Inonesia (PBI NI-2 1971). Pemborong harus melaksnakan

pekerjaannya dengan ketepatan dan ketelitian yang tinggi

menurut spesifikasi gambar kerja dan instruksi-instruksi dari direksi

pelaksnaan. Direksi pelaksanaan berhak untuk

memeriksa/mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh

pemborong. Direksi pelaksanaan berhak untuk melakukan

pemeriksaan, dan setiap kegagalan direksi pelaksanaan tidak

membebaskan pemborong dari tanggungjawabnya. Semua

pekerjaan-pekerjaan yang jelek atau tidak memenuhi uraian dan

syarat-syarat peleksanaan (spesifikasi) harus dibongkar dan diganti

dari yang ditentukan (contoh) dan harus disetujui direksi

pelaksanaan sebelum dipakai. Direksi pelaksanaan akan

menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar

untuk memeriksa selanjutnya. Semua material yang tidak disetujui

direksi harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya

pemborong.

4.2 Material

Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan

memenuhi syarat PBI 1971. Pemborong harus menyediakan contoh

dari material-material yang akan digunakan untuk menghasilkan

beton, untuk dimintakan persetujuan dari direksi, dan tidak

boleh memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan.

Direksi akan menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui

sebagai standar, dengan maksud untuk memeriksa/mencocokkan

pengiriman-pengiriman selanjutnya. Pemborong tidak diizinkan

mengirimkan material-material dengan perbedaan yang besar dari

standar sampel tanpa persetujuan dari direksi. Semua material

yang ditolak oleh direksi harus segera dikeluarkan dari tempat

pekerjaan atas biaya pemborong.

4.3 Semen

a). Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement type I

yang memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam N.I.8

1972 dan Standard Industri Indonesia (SII 0013-

81). Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah

disetujui direksi dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan

kantong tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal

terpaksa menggunakan semen dari pabrik lain, harus

mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi, merk

semen tersebut setarap dengan Tiga Roda.

b). Bila direksi menganggap perlu pemborong harus mengirimkan

surat pernyataan dari pabrik yang menyetakan tipe, kualitas

Page 15: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

15

dari semen beserta manufacture's test certificate yang

menyatakan memenuhi semua syarat-syarat yang ditentukan

N.I.8. Semen yang menggumpal, sweeping atau kantong

yang robek/rusak ditolak untuk disegel.

c). Semen harus disimpan dalam gudang/silo dengan ventilasi

yang cukup dan tidak bocor, serta diletakkan di atas lantai

yang ditinggikan minimal 30 cm dari tanah. Kantong-kantong

semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun melebihi 2

(dua) meter dan setiap pengiriman diberi tanda pengenal

sehingga dapat dipakai sesuai dengan tanggal pengiriman.

d). Pemborong harus mengirimkan laporan dari pengujian-pengujian

semen di laboratorium kepada direksi secara rutin. Laboratorium

yang ditunjuk untuk pengetesan tersebut, terlebih dahulu harus

disetujui direksi.

4.4 Agregat Halus (Pasir)

a). Agregat halus untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada

proyek ini harus sesuai dengan persyaratan pada PBI atau ASTM.

b). Klasifikasi dan gradasi agregat halus sebagai berikut :

Ukuran Ayakan

(US Standard Sieve)

Lolos (%)

No. 4 100 %

No. 8 92 – 100%

No. 16 65 – 85%

No. 30 35 – 55%

No. 50 15 – 30%

No. 100 0 – 12%

No. 200 %

c). Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%

(ditentukan terhadap kering), dan yang diartikan dengan

lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063

mm atau ayakan No. 200 bila test sesuai dengan ASTM C 117.

d). Agregat halus harus bersih dan bebas dari segala macam

kotoran baik dalam organis lumpur, tanah, karang, garam dan

sebagainya. pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.

e). Pemborong harus mengajukan contoh agregat halus yang

akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan direksi.

Test-test yang harus dilakukan terhadap contoh di atas berupa :

- test gradasi sesuai dengan ASTM C 136

- test abrou-holder (larutan NaOH)

- test-test lainnya bila memang dianggap perlu olehdireksi

Page 16: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

16

f). Bahan agregat halu harus disimpan di tempat bersih, keras

permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pengotoran

dan pencampuran satu sama lain.

g). Persyaratan-pesyaratan agregat halus di atas dari ayat a

s/d f berlaku juga untuk beton ready mix.

4.5 Agregat Kasar (Kerikil atau Koral)

a). Agregat kasar untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada

proyek ini harus sesuai dengan persyaratan pada PBI 1971 atau

ASTM.

b). Klasifikasi dan gradasi agregat kasar sebagai berikut :

Agregat kasar type A1 : (besar)

Ukuran Ayakan

(US Standard Sieve)

Lolos (%)

1 Inch 100 %

¾ Inch 90 - 98%

½ Inch 30 - 45%

3/8 Inch 0 - 10%

No. 4 0 - 5%

Agregat kasar type A2 : (medium)

Ukuran Ayakan

(US Standard Sieve)

Lolos (%)

½ Inch 100 %

3/8 Inch 90 - 98%

No. 4 30 - 45%

No. 8 0 - 10%

%

c). Agregat tersebut tidak mengandung lumpur melebihi dari 1%

(ditentukan terhadap berat kering). yang diartikan dengan

lumpur adalah bagian-bagian yang dapat lolos melalui ayakan

0,063 mm atau ayakan no. 200 bila ditest sesuai dengan ASTM C

117. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar

harus dicuci.

d). Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras

dan tidak berpasir. Agregat kasar yang mengandung butir-butir

pipih hanya dapat dipakai bila butir-butir pipih tersebut tidak

melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.

Yang dimaksud butir agregat pipih adalah perbandingan antara

lebar dengan tebalnya lebih besar dari pada 3 (tiga). Butir-butir

agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau

hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari

dan hujan.

Page 17: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

17

e). Pemborong harus mengajukan contoh agregat kasar yang

akan dipergunakan untuk dapat persejutuan direksi. Test-test

yang harus dilakukan terhadap contoh di atas berupa :

- test dengan mesin sesuai dengan ASTM C 131 Resistance to

abrasion of small size coarse

- test gradasi sesuai dengan ASTM A 136

- test gradasi untuk kadar lumpur sesuai dengan ASTM C 117

- test-test lainnya bila dianggap perlu dan semuanya

menjadi tanggungjawab pemborong

f). Agregat tersebut harus disimpan di tempat yang saling

terpisahkan di permukaan tanah yang bersih, padat serta

kering dan harus dicegah terhadap pengotoran dan

pencampuran

g). Persyaratan-persyaratan agregat kasar di atas dari ayat a

s/d g berlaku juga untuk beton ready mix.

4.6 Baja Tulangan

a). Bahan

Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai

dengan PBI-1971. Mutu, ukuran dan jenis tersebut di atas

adalah sebagai berikut :

Diameter Jenis

Batang

Mutu □ Au (0,2)

Lebih kecil atau sama

dengan (<) 12 mm

Polos U.24 2.400

kg/cm2

Lebih besar atau sama

dengan (>) 12 mm

Profil U.39 3.900

kg/cm2

Keterangan :

□ Au = tegangan lelah karakteristik

0,2 = tegangan karakteristik yang memberikan tegangan

tetap 0,2%

Baja tulangan yang dipakai adalah setaraf produksi Krakatau

Steel.

Kawat beton : Kawat pengikat baja tulangan harus terbuat

dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm yang telah

dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng.

b). Penggantian diameter

- Penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan

atas persetujuan tertulis dari direksi.

- Bila penggantian disetujui maka luas penampang yang

diperlukan tidak boleh kurang dari yang tercantum dalam

gambar atau perhitungan.

- Biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan

Page 18: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

18

terhadap yang ada gambar sejauh bukan kesalahan

gambar adalah tanggungan pemborong.

c). Pelaksanaan

- Baja dan kawat seperti dimaksud di atas harus bebas dari

kotoran-kotoran, karat, cat, kulit giling serta bahan lain

yang akan mengurangi daya lekat terhadap beton.

- Membengkok akan meluruskan baja tulangan harus

dilakukan dalam keadaan dingin serta dipotong dan

dibengkokkan sesuai dengan gambar.

- Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat

sehingga tidak berubah tempat atau bergeser sebelum

dan selama pengecoran. Selimut tulangan minimum 3

cm.

- Sambungan dan panjang lawatan baja tulangan harus

sesuai buku pedoman perencanaan untuk struktur beton

bertulang biasa dan struktur tembok bertulang untuk gedung

1983.

- Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera

dikeluarkan dari lapangan dalam waktu 24 jam setelah ada

perintah tertulis dari direksi.

- Penyambungan tulangan dengan diameter lebih besar atau

sama dengan 20 mm baik untuk kolom maupun balok,

setiap panjang 6 m selang seling dilakukan sesuai dengan

buku pedoman perencanaan untuk struktur tembok

bertulang untuk gedung 1983.

d). Penyimpanan

Penyimpanan besi beton dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya karat, dengan cara meletakkannya di atas papan

atau balok kayu sehingga tidak langsung di atas tanah, untuk

penyimpanan waktu lama maka besi beton harus disimpan di

bawah atap.

e). Test dan sertifikat

- Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja

tulangan sesuai dengan RKS ini, maka pada saat pemesanan

baja tulangan pemborong harus menyerahkan sertifikat resmi

dari laboratorium.

- Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus

diadakan test periodic minimal 3 contoh untuk setiap

diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh

baja tulangan akan ditentukan oleh direksi.

Page 19: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

19

- Semua pengetesan tersebut di atas, harus dilakukan di

laboratorium Lembar Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong

atau Laboratorium lainnya yang direkomendasi oleh direksi

dan minimal sesuai dengan standar/peralatan lain yang

setaraf.

- Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh

pemborong.

4.7 Pekerjaan Pengisi Dilatasi (Bila Diperlukan)

Bahan untuk pengisisan dilatasi dipergunakan bahan setaraf

sikaflexla atau feabseal 2 part dengan spesifikasi teknis sebagai

berikut :

- Bahan untuk pengisian delatasi (joint delatation)

Warna : Abu-abu

Elastisitas: Permanen

Kekerasan: Shore A durometer 28 kurang lebih 5 Sifat perekatan

pada beton tetap baik dalam jarak suhu 20 sampai 60 derajat

celcius. Tahan terhadap asam, alkali, lemak dan bahan yang

berasal dari Hydrocarbon.

Memenuhi standar : DIN 18540 BS 4252 : 1967, BS 5 : 1980 JIS A 5757

- Setelah plat lantai beton maupun plat atap menjadi kering,

maka lobang delatasi segera dibersihkan dari segala macam

kotoran

- Pasang back up material (stirr up foam)

- Pasang masking tape pada sisi beton

- Priming dengan sika primer

- Selanjutnya bahan delatasi ini dimasukkan ke dalam lubang

tersebut dengan mengikuti petunjuk dari pabriknya

- Disarankan agar pemasangan dikerjakan oleh licenced

applicator.

4.8 Bahan Campuran Tambahan

a). Penggunaan bahan campuran beton hanya seizin direksi dan

harus sesuai dengan pasal 3.8 bab 2 PBI 1971 dan ASTM C 494

Chemical Admixtures for Concrete.

b). Bahan campuran beton yang dipakai hanya type A dan D dan

sesuai ASTM C 494.

4.9 Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh

mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan

organis dan bahan-bahan lain yang merusak beton atau baja

tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat

diminum.

Page 20: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

20

4.10 Mutu Beton

Mutu beton yang dipergunakan adalah :

Kolom : f’c 26,4 Mpa dan f’c 19,3 Mpa

Pelat Lantai/Slab : f’c 26,4 Mpa dan f’c 19,3 Mpa

Pelat Dinding/Wall : f’c 26,4 Mpa dan f’c 19,3 Mpa

Untuk menjamin kestabilan mutu beton, dianjurkan memakai

beton ready mixed.

4.11Rencana Campuran Beton (Concrete Mix Design)

a). Lima minggu sebelum pekerjaan pengecoran beton

dimulai, pemborong harus membuat design procedure dan

prelimary test atas biaya sendiri untuk mendapatkan mutu

seperti yang disyaratkan. campuran harus menggunakan

perbandingan berat antara semen, pasir, kerikil, dan air.

b). Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI

ayat 4.6. dan dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat

4.5.

c). Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kualitas dari

semen dan/atau agregat diganti, maka harus dicari lagi

campuran yang baru sehingga tetap memenuhi syarat, sesuai

ayat-ayat di atas. Jumlah semen yang dipakai 340 kg per m3

beton, dan pada pondasi, pipa caps dan luifel atap jumlah

minimum tersebut adalah 375 kg/m3 beton.

d). Dalam hal dipakai beton beton ready mix, maka semua syarat-

syarat dalam standard spesification for ready mixed

concrete AASHTO designation H. 157-74 harus dipenuhi.

4.12 Pengujian Beton dan Peralatannya

a). Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan

dan tempat untuk melakukan percobaan berikut :

- Slump test

- Test specimens

- Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton

- Test kadar lumpur

Pemborong juga menyediakan peralatan untuk

menentukan moisture content dari agregat halus,

timbangan dan alat lain. Alat yang perlu untuk melakukan

percobaan- percobaan berikut.

b). Pengujian slump dilakukan segera setelah beton keluar dari

mixer minimum 5 cm dan maksimum 10 cm untuk campuran

koral beton dan maksimum 12 cm untuk campuran dengan

crushed stones.

c). Atas biaya sendiri pemborong harus membuat, merawat dan

Page 21: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

21

mengangkut semua test specimens ke laboratorium yang

ditentukan/disetujui oleh direksi pelaksanan untuk dilakukan

compresion test pada 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.

d). Setiap kubus test harus bersih dan ditandai secara tetap

dengan nomor kode dan hari pembuatan, bersama-sama

dengan tanda dari bagian pekerjaan mana sample

diambil. Sistem dari pengukuran dan penandaan dari kubus

akan ditentukan oleh direksi pelaksanaan.

e). Pemborong harus memberikan material untuk pembuatan

sample, dari semua test yang diperlukan pada bagian ini

dalam spesifikasi. Kontraktor harus menyampaikan semua hasil

test tersebut kepada direksi secara rutin. Segala hal

biaya yang menyangkut pengetesan tersebut adalah biaya

kontraktor.

4.13 Beton Bertulang

4.13.1 Kekuatan dan Penggunaan Beton

a). Beton struktural

Meliputi beton konstruksi plat atas, dinding dan plat

dasar. Untuk mencapai mutu K.225, Pemborong wajib

membuat adukan sesuai dengan proporsi trial mix

yang disetujui.

b). Beton non struktural

- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl meliputi

beton lantai kerja, tebal 5 cm, tidak dicor ke dalam

cetakan.

- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl meliputi

rabat beton, sesuai dengan gambar kerja.

- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl meliputi

kolom atau beton bertulang yang mempunyai

ukuran maksimal 15 cm, kanstin, neut kaki kusen

kayu, pengisi lubang angker dan sudut-sudut beton

dan lain-lain.

- Beton mortal dengan adukan 1 pc + 2 ps + 5 krl

K adalah tegangan tekan hancur karakteristik

untuk kubus beton 15 x 15 x 15 cm pada usia 28

hari. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan

ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI

1971.

Page 22: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

22

4.13.2 Campuran Tambahan

Selain bahan seperti sudah ditentukan pada ayat 3.6.7. RKS

ini, bahan campuran lainnya yang digunakan hanya jika

disetujui oleh direksi secara khusus dan tertulis.

4.13.3 Pengadukan

Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin

pengaduk yang berkapasitas tidak kurang dari 600 liter dan

dilengkapi dengan alat timbangan berat.

a. Bahan

- Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari

plywood dengan tebal 12 mm dan dapat dipakai

untuk 2 kali pengecoran beton. Plywood ini diberi

perkuatan kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari

bekisting tersebut.

- Lain-lain jenis tersebut diatas harus dengan

persetujuan direksi.

- Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus

dibuat dari kayu klas II tebal sesuai kebutuhan dan

dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton,

acuan ini diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga

kestabilan dari bekisting tersebut.

- Untuk perkerasan bekisting (acuan) tersebut,

apabila diperlukan direksi dapat meminta

kontraktor menghitungnya dan kemudian disetujui

direksi.

b. Konstruksi

- Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku

mencegah pergeseran atau

perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan

bekisting halus halus dan rata, tidak boleh

melendut atau cekung. Sambungan-sambungan

bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam

arah horisontal dan vertikal.

- Tiang penyangga anti lendutan (cambres) harus

dibuat sebaik mungkin dan mampu menunjang

seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya

kerusakan atau overstress ataupun pergeseran

tempat pada bagian konstruksi yang dibebani.

- Struktur dari tiang-tiang penyangga harus

ditempatkan pada posisi sedemikian rupa,

sehingga konstruksi ini benar-benar kuat dan kaku

Page 23: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

23

untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban

yang berada di atasnya selama pelaksanaan.

- Kecuali detail-detail yang berlainan pada gambar,

bekisting untuk semua balok dan pelat lantai

dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke

atas sebagai berikut:

- Semua balok atau/dan pelat lantai 0,2% lebar

bentang pada tengah-tengah bentang. Semua

balok cantilever dan pelat lantai 0,4% dari bentang,

dihitung dari ujung bebas.

c. Baut

Baut-baut tie rod yang diperlukan untuk ikatan-

ikatan dalam beton harus diatur sedemikian rupa

sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka

semua besi tulangan akan berada 4 cm dari

permukaan beton. Kawat pengikat tidak diizinkan

pada beton exposed yang akan berhubungan langsung

dengan keadaan alam, dimana dapat menimbulkan

warna yang tidak merata. Semua bekisting harus

dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan

paku tanpa merusak beton.

d. Pembersihan

Semua bekisting harus dibersihkan sebelum

dipergunnakan. Pekerjaan harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi

kemungkinan adanya beton yang keropos dan lain-lain

kerusakan/cacat pada beton. Segera sebelum beton

dicor pada beberapa bagian dari bekisting, bagian

dalam dari bagian itu harus dibersihkan dari semua

material lain, termasuk air. Tiap-tiap bagian dari

bekisting, bagian-bagian yang struktural harus diperiksa

oleh direksi pelaksanaan segera sebelum beton dicor

di bagian itu. Khusus untuk acuan kolom dan dinding

beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya

harus dibuat bukaan atau dua sisinya untuk

mengeluarkan kotoran yang mungkin terdapat pada

dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan ini boleh ditutup

setelah diperiksa dan disetujui oleh direksi pelaksanaan.

e. Pelapisan (coating)

Sebelum pemasangan besi beton bertulang bekisting

yang dipergunakan untuk beton yang tidak diplester lagi

(exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang

tidak meninggalkan bekas pada beton. Bekisting untuk

beton biasa (yang perlu diplester lagi permukaannya)

Page 24: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

24

harus dibasahi air dengan seksama sebagai

pengganti minyak sebelum beton dicor.

f. Pembongkaran

Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk,

kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban

dengan rencana pembongkaran bekisting pada

beton. Pertanggungjawaban atas keselamatan

pada waktu pembongkaran tiap bagian bekisting

atau penyangga berada dipihak pemborong.

g. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting.

Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton

sampai dengan pembongkaran bekisting dari bagian-

bagian struktur ditentukan dari percobaan kubus

benda uji yang memberikan kuat desak minimum

sebagai berikut :

Bagian Struktur Waktu Minimum

Pembongkaran Bekisting

(Hari)

Sisi balok dan dinding 1

Penyanggah plat lantai 21

Penyanggah balok 21

4.14 Pembuatan Beton dan Peralatannya

a. Pemborong bertanggungjawab seluruhnya atas pembuatan

campuran beton yang baik/unform dan memenuhi syarat-

syarat yang ditentukan. Untuk memenuhi syarat- syarat ini,

pemborong atas biaya sendiri harus menyediakan dan

menggunakan, mesin pencampur beton (beton molen) yang

baik, volumetric system untuk mengukur air dengan tepat yang

disetujui direksi.

b. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan

pencampuran material-material harus dengan persetujuan

direksi.

c. Mencampur beton dengan tidak menggunakan perbandingan

berat (timbangan), tidak diperbolehkan.

d. Mixer harus betul-betul kosong sebelum

menampung/menerima material untuk adukan selanjutnya,

harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai lebih lama

dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan. Mixer juga

harus dibersihkan dan dikosongkan lebih dulu, bila beton yang

akan dibuat berbeda mutunya.

Page 25: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

25

e. Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah

terjatuh/mengeras tidak diizinkan. Demikian juga

penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi (dari

hasil mixer) dengan tujuan memudahkan pengerjaan dan

sebagainya tidak diizinkan.

4.15 Penolakan Pekerjaan Beton

a. Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi

syarat. Pemborong harus mengganti atau

memperbaiki/membongkar pekerjan beton yang tidak

memenuhi syarat, atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi

yang diberikan oleh direksi pelaksanaan.

b. Percobaan compressive strength dari pengujian kubus harus

memenuhi syarat sebagai berikut :

- Sr adalah deviasi standard rencana.

- Tidak boleh lebih dari 1 (satu) nilai diantara 20 nilai hasil

pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi kurang dari '

bk.

- Tidak boleh satupun rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan

benda uji berturut-turut, terjadi kurang dari ( ' bk + 0,82 Sr).

- Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4

(empat) hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak

boleh lebih besar dari 4,3 Sr.

- Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-

turut harus memenuhi ( ' bk = ' bm - 1,64 Sr).

c. Bila compressive strength test dari kelompok kubus test gagal

memenuhi syarat di atas, maka direksi pelaksanaan akan

menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari kubus-kubus

tersebut diambil.

4.16 Pengangkutan dan Pengecoran Beton

a. Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum direksi

memeriksa dan menyetujui cetakan, bekisting (formwork),

tulangan, angker-angker dan lain-lain, dimana beton akan

dituangkan/dicor. Tempat dimana beton akan dituangkan

harus bebas dari segala macam kotoran, puing-puing,

potongan-potongan, kayu, air dan sebagainya.

b. Air (genangan) harus dibuang dari tempat/ruangan yang akan

diisi/dicor beton. Air yang mengalir ke dalam galian harus

dikontrol/dibuang dengan cara yang disetujui direksi

pelaksanaan.

Page 26: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

26

c. Isi dari mixer yang dikeluarkan pada suatu operasi continous

harus diangkut tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus

diangkut dalam gerobak yang bersih dan kedap air. Metoda

yang digunakan harus disetujui direksi pelaksanaan, setelah

pemborong mengajukan proposal/usulan cara-cara

pengangkutan.

d. Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan

beton harus diberikan dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih

lama dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan.

Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus

diletakkan/dicor dan dipadatkan pada tempatnya dalam

waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.

e. Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan

bebas/dituangkan dari ketinggian lebih besar dari 1,5 m.

pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari

timbulnya degradasi dan menjamin suatu pengecoran

yang tidak terputus. Beton harus diletakkan dalam lapisan

tidak lebih dari 60 cm tebalnya dan dipadatkan sesuai

ketentuan di bawah ini tanpa timbulnya

degradasi/pemisahan. pengecoran dari satu unit atau

bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu

operasi yang continous atau sampai construction joint

tercapai.

f. Beton, acuan atau penulangan tidak boleh diganggu selama

minimal 24 jam setelah pengecoran, kecuali dengan izin direksi

pelaksanaan. Semua pengecoran harus dilaksanakan di siang

hari dan pengecoran beton dari suatu bagian pekerjaan

jangan dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada siang

hari, kecuali atas izin Direksi Pelaksanaan boleh dikerjakan

pada malam hari. Izin ini tidak boleh diberikan, bila sistem

penerangan yang dipersiapkan Pemborong belum

disetujui Direksi Pelaksanaan.

g. Dalam hal dinding, kolom beton atau bagian-bagian yang

dianggap tinggi, tidak boleh dicor dari atas, tetapi harus dari

samping melalui satu bukaan pada ketinggian yang disetujui.

Saluran curah untuk pengecoran tidak boleh

dipergunakan, kecuali jaraknya dekat dan hanya dengan

persetujuan direksi pelaksanaan. Bila hal ini disetujui direksi

pelaksanaan, maka saluran itu harus dibuat dari logam (metal)

atau bahan dihaluskan, agar dapat mengalirkan adukan

beton dengan lancar, sedangkan kemiringan saluran/talang

tersebut tidak lebih curam dari perbandingan 1 (satu) tegak

dan 2 (dua) mendatar.

Page 27: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

27

h. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga

tidak banyak mengurangi kekuatan konstruksi. Bila siar-siar

pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-

gambar rencana, maka tempat-tempatnya harus disetuji oleh

direksi.

i. Penyimpanan tempat siar daripada yang dinyatakan dalam

gambar harus disetujui direksi.

j. Penempatan air (penyambungan pengecoran) pada

dinding yang berfungsi

menampung air, harus dipasang water stop dari type yang

terlebih dahulu disetuji direksi.

4.17 Pemadatan Beton

a. Beton harus dipadatkan keseluruhan dengan mechanical

vibrator yang dikerjakan oleh orang-orang yang

berpengalaman dan telah mendapatkan trainning untuk

pekerjaan tersebut. Pekerjaan beton yang telah selesai harus

merupakan suatu massa yang bebas dari lubang-lubang

degradasi atau kropos-kropos (honey combing).

b. Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance

dengan frekuensi tidak kurang dari 6.000 cycles per menit. harus

diperhatikan agar pemadatan/ penggetaran semua bagian

beton tidak menyebabkan degradasi dari material-material

akibat over vibration. Vibration tidak boleh dipergunakan pada

tulang-tulang, terutama tulang- tulangan yang telah masuk

pada beton yang mulai mengeras.

c. Banyaknya vibrator yang dipergunakan harus disesuaikan

dengan volume dan kecepatan pengecoran.

Pemborongan juga harus menyediakan paling sedikit 1

vibrator tambahan/cadangan untuk mengganti yang rusak

pada waktu yang sedang dipakai.

4.18 Perlindungan Terhadap Cuaca Alam

a. Cuaca Panas

Bila perlu dipergunakan rangkaian instalasi penahanan angin,

naungan, fog spraying, memerciki dengan air, menggenangi

dengan air ataupun menutup dengan penutup basah yang

berwarna muda dapat dibuat bagian yang telah selesai

dicor, dan tindakan perlindungan yang sedemikian harus

segera diambil setelah pengecoran dan pekerjaan akhir selesai

dikerjakan.

Page 28: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

28

b. Musim Hujan

- Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan lebat,

dan beton yang baru dicor harus segera dilindungi dari

curahan hujan. Sambungan harus dilindungi seperti yang

dijelaskan dalam spesifikasi ini.

- Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh

beton yang terkena hujan/aliran air hujan harus

diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu dari beton-

beton yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran

selanjutnya harus mendapat izin direksi pelaksanaan terlebih

dahulu.

4.19 Perawatan

a. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari

kerusakaan yang disebabkan oleh alat-alat. Semua beton

hendaknya selalu dalam keadaan basah, selama paling

sedikit 7 hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa yang

berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan

beton itu selalu dalam keadaan basah.

b. Bekisting kayu dibiarkan terpasang agar beton itu tetap

basah selama perawatan untuk mencegah retak pada

sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat. Air

yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama

sekali bebas dari unsur-unsur kimia yang dapat menyebabkan

kerusakan atau perubahan warna pada beton.

4.20 Cacat pada Beton

Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, pemberi tugas

mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat

seperti berikut.

a. Konstruksi beton yang sangat keropos.

b. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang

direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan oleh

gambar.

c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang

direncanakan.

d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

Page 29: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

29

5. PEKERJAAN PLESTERAN

5.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan

adukan sebagai berikut :

a. Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1Pc : 4 Ps.

b. Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc: 2Ps

c. Untuk semua plesteran beton, kaki pondasi digunakan 1Pc: 4Ps.

5.2 Material :

a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir

yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.

b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta

dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.

5.3 Pelaksanaan :

a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan diplester

harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih

kurang 1 cm.

b. Tebal plesteran dinding ditentukan dengan ketebalan minimal 1 cm,

dikerjakan dengan lurus dan rata, juka terdapat bidang-bidang dinding

yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.

c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan acian

semen.

5.4 Memperbaiki dan membersihkan

Pemborong wajib memperbaiki plesteran dinding tersebut dengan bentuk

memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plester yang

telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain. Pada waktu-waktu

tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plester

yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

6. PEKERJAAN KAYU

6.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-kayu untuk

konstruksi rangka kusen pintu/jendela, bingkai pintu,kayu untuk pek. Gazebo,

pek. Bantaya, kuda- kuda, gording, rangka atap dan pekerjaan kayu lainnya

yang tertera dalam gambar kerja.

6.2 Material :

a. Jenis :

Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini terdiri atas 2 jenis kayu yaitu

- Kayu yang mempunyai kelas keawetan I dan kelas kuat I sesuai dengan

SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048. Yaitu Kayu Ulin untuk konstruksi bagian

bawah dermaga.

- Kayu yang mempunyai kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai

dengan SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048. untuk konstruksi bangunan dan

bagian atas dermaga.

Page 30: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

30

b. Mutu :

Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang teratur, tidak

terdapat mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-

bidang yang lemah.

c. Ukuran :

Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan yang

terdapat pada gambar detail.

d. Kadar Air :

Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar air

maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air

maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.

e. Pengikat-pengikat :

Bahan pengikat digunakan dari kayu paku galvanis, baut atau plat besi.

Apabila menggunakan perekat, bahan perekat yang digunakan harus

terbuat dari lem tahan air setaraf dengan merk "Herferin".

6.3 Pelaksanaan :

a. Semua pekerjaan kosen, daun pintu dan jendela pada bagian-bagian

tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan

harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.

b. Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan

rapi, untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.

c. Semua lubang-lubang bekas paku, baut dan sebagainya harus ditutup

dengan dempul hingga rapi kembali.

7. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN,LISPLANK DAN BUBUNGAN

7.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan rangka baja

ringan termasuk atap, bubungan dan lisplank.

7.2 Material :

Material yang digunakan sesuai dengan standar kekuatan yang tercantum

dalam Standar Nasional Indonesia.

Material Rangka atap baja ringan, lisplank dan bubungan atap harus

dilengkapi dengan spesifikasi teknis.

7.3 Pelaksanaan :

Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan rapi,

untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.

Page 31: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

31

8. PEKERJAAN KERAMIK

8.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan

pemasangan lantai dan dinding sesuai yang ditentukan dalam gambar.

8.2 Material :

a. Keramik dinding dan Lantai KM/WC menggunakan Tegel 20x20 cm, merk

roman atau setara dengan mutu KW 1.

b. Tegel Keramik yang digunakan adalah yang mempunyai kualitas satu

(KW-1).

8.3 Pelaksanaan :

a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar

padat sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.

b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus, serta

mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.

c. Semua pemasangan Tegel Dinding harus menggunakan campuran 1 pc :

4 ps dengan perekat AM-30 Mortar Flax.

d. Pemasangan tegel pada lantai dan dinding harus dikerjakan dengan

rata dan datar serta dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli. Untuk

pekerjaan pemasangan lantai KM/WC harus dibuat miring (1%) kearah

saluran pembuangan air (floor drain).

e. Pemasangan tegel lantai keramik dipasang diatas lantai kerja (beton

tidak bertulang) dengan mutu beton K 175l setebal 5 cm.

f. Pada sudut-sudut pertemuan antara dinding dengan lantai Keramik,

dipasang ubin plint (dinding bagian luar) dengan ukuran yang sesuai

dengan ukuran lantainya.

g. Pemasangan plint keramik sejajar dengan dinding tembok, antara plint

keramik dan plesteran dinding dibuat tali air.

h. Pekerjaan tali air atas plint keramik dilakukan dengan kualitas kelas satu,

rapi dan lurus.

9. KUNCI DAN PENGGANTUNG

9.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan

pemasangan kunci serta alat-alat penggantung, seperti : engsel, kunci,

handle dan sebagainya.

9.2 Material :

a Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 (dua)

slaag kualitas baik, setara Yale.

Page 32: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

32

b Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah untuk daun pintu

engsel Nylon Ring 4", untuk jendela engsel nylon ring 3".

c Grendel tanam lengkap untuk Pintu 2 daun, grendel biasa untuk pintu

tunggal dan jendela. Semua Grendel buatan dalam negeri dengan

kualitas baik.

d Semua daun jendela dilengkapi satu pasang Haq Angin buatan dalam

negeri.

e Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus

diperlihatkan contohnya kepada Direksi/Pengawas.

9.3 Pelaksanaan :

a Semua daun pintu menggunakan engsel Stainless Steel Ring 4" buatan

dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.

b Untuk pintu-pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan grendel tanam

yang dipasang pada bagian atas dan bawah.

c Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3" buatan

dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2 (dua) buah dan

untuk pengunci dipasang grendel 1 (satu) buah.

d Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak

kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.

10. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR

10.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan

pengecatan kayu, tembok, plafond.

10.2 Material :

a. Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk Avian atau setara.

b. Jenis Cat tembok yang digunakan adalah merk Avian atau setara.

c. Plamur yang digunakan adalah merk AVIAN atau setara.

d. Residu dengan kekentalan yang cukup untuk kap.

e. Politur/teakoil digunakan untuk permukaan teekwood dan pada

pekerjaan kayu yang diekspos seperti yang ditunjukan pada gambar.

10.3 Pelaksanaan :

a. Pekerjaan Cat Kayu :

1) Bidang yang akan dicat harus bersih dari segala macam kotoran,

sebelum pengecatan dilaksanakan Kontraktor harus

memperlihatkan bagian yang akan dicat kepada Direksi untuk

diperiksa.

2) Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas,

Page 33: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

33

dan lobang-lobang bekas paku harus didempul dan diamplas

kembali sampai rata.

3) Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu kali cat dasar

dan satu kali plamur, kemudian digosok dengan amplas, dan

akhirnya dua kali cat akhir.

4) Warna Cat kayu yang digunakan untuk kosen, daun pintu, bingkai

jendela dan listplank akan ditentukan kemudian.

b Pekerjaan Cat Tembok/Plafond :

1) Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur

kemudian diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.

2) Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua)

kali sampai kelihatan rata dan cukup tebal.

3) Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond,

broken white untuk bagian dalam dan cream bagian luar.

c Pekerjaan Politur/Teakoil :

Semua daun pintu teekwood dan dinding papan harus dipolitur.

Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas

bagian/permukaan yang akan dipolitur. Selanjutnya dapat dipolitur

dengan menggunakan Ultra Politur P-01.

d. Pekerjaan Water Proofing

Dinding dan dasar penampung yang berfungsi menampung

air harus dilapisi water proofing dari type yang tidak

mengandung zat-zat kimia yang membahayakan air

minimum. Dalam hal ini kontraktor harus mengajukan sistem

dan spesifikasi teknisnya untuk terlebih dahulu disetujui direksi.

11. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

11.1 Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

a Pengadaan Lampu SL, Kabel-Kabel, Stop Kontak, Saklar, Fitting, Pipa

Instalasi, Material Bantu, termasuk pemasangannya.

b Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Kontraktor beserta

pembuatan gambar instalasi yang terpasang.

11.2 Bahan yang dipakai :

a. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi

standard PLN (SPLN) serta berinitial LMK (Minimal merk Eterna atau

setara).

b. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan

Page 34: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

34

harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN,

kemampuan minimal 10/16A.

c. Untuk trafo lampu SL yang digunakan merk Philips atau setara,

sedangkan balon pijar/TL harus merk Phillips TL atau setara harus

dilengkapi Capasitor.

11.3 Pemasangan :

a Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum

Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.

b Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatur yang telah

memiliki SPJT dan SBUJK Bidang E&M dari AKLI.

c Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan listrik yang

terpasang di area proyek.

d Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah

jenis NYA diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC

diameter 5/8" dan dipasang inbouw.

e Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan ditutup

dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.

f Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup

dan pelesteran diding dikerjakan.

g Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan

menggunakan kawat BC, dan khusus pentanahan harus dikerjakan

sampai mendapatkan tahanan yang disyaratkan, serta diberi pelindung

pipa Paralon diameter 3/4".

12. PEKERJAAN JALAN OPERASI, GALIAN DAN SALURAN DRAINASE

12.1 Umum

Pekerjaan yang meliputi :

- Prosedur galian

- Bahan-bahan

- Penempatan dan pemadatan timbunan

- Jaminan kualitas

- Prosedur pengerjaan

- Subbase

- Base

- Pekerjaan perkerasan jalan

- Saluran drainase

- Box dan culvert

- Pipa-pipa drainase

akan disajikan dalam uraian berikut ini.

Page 35: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

35

12.2 Prosedur Galian

a. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan

ketinggian yang ditentukan dalam gambar atau

diperintahkan oleh direksi dan harus meliputi pembuangan

semua bahan-bahan yang ditemukan, termasuk tanah,

batuan, batu bata, batu beton, pasangan batu dan

bahan-bahan perkerasan jalan lama.

b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan

yang seminimal mungkin hadap bahan-bahan di bawah dan

diluar batas galian.

c. Apabila batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras

lainnya ditemukan pada jalur selokan atau pada ketinggian

tanah dasar untuk perkerasan dan bahu jalan, atau pada

dasar parit pipa atau galian pondasi struktur maka bahan-

bahan tersebut harus digali lebih dari 150 mm sampai suatu

permukaan yang rata halus dan mantap. Tidak boleh ada

tonjolan batuan ditinggalkan dari permukaan yang terbuka

dan semua pecahan batu yang berdiameter lebih besar dari

150 mm harus dibuang. Profil galian yang ditentukan harus

dicapai dengan bahan-bahan urugan kembali yang

dipadatkan dan disetujui oleh direksi.

d. Peledakan tidak boleh digunakan untuk pekerjaan galian.

e. Galian batuan dilaksanakan sampai kedalaman sesuai

perencanaan yang dinyatakan pada gambar kerja atau

yang ditetapkan oleh direksi. Permukaan harus datar,

dengan 50 mm maksimum gelombang permukaan. Batuan

lepas dengan ukuran lebih dari 150 mm harus disingkirkan.

f. Permukaan dasar batuan harus dibersihkan menggunakan

kompresor air bertekanan tinggi.

g. Jika diperlukan, kontraktor harus memasang landasan beton

tanpa tulang belulang sebelum pekerjaan beton struktur.

h. Parit atau pipa, gorong kecil dan saluran beton, pasangan

batu atau pasangan batu adukan encer harus berukuran

cukup untuk memungkinkan pemasangan yang layak dari

bahan-bahan, pemeriksaan pekerjaan dan pemadatan

urugan kembali di bawah dan disekeliling pekerjaan yang

ditempatkan.

i. Jika gorong-gorong atau parit lainnya digali pada

embankmen baru, embankmen harus dibangun sampai tinggi

permukaan yang disyaratkan dengan suatu jarak pada

Page 36: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

36

masing-masing sisi lokasi parit tidak kurang dari 5 kali ukuran

lebar parit, dan setelahnya parit digali dengan sisi-sisi hampir

vertikal sebagaimana kondisi tanah mengijinkan.

j. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan dengan

cara yang cermat untuk menghindari kemungkinan setiap

bagian bahan-bahan konstruksi yang baru ditempatkan

dapat terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan

selama penempatan beton atau suatu perioda sekurang-

kurangnya 24 jam sesudahnya, harus dilaksanakan dari suatu

bak yang tepat, dan terletak diluar acuan beton, dan aliran

air yang dipompa masuk ke dalam sistim drainase yang telah

ditetapkan.

12.3 Bahan-Bahan

a. Sumber bahan-bahan

Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui

direksi.

b. Timbunan biasa

- Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan

terdiri dari tanah atau bahan-bahan batuan yang disetujui

oleh direksi.

- Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak

termasuk penggunaan tanah liat yang sangat plastis,

diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau

sebagian CH pada Unified or Cassagrande Siol

Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah

yang plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari

secara layak, maka bahan-bahan tersebut hanya

kan digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam

urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung

atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah plastis

berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada

lapisan bahan-bahan 400 mm di bawah setiap tanah

dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai tambahan,

maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji sesuai

dengan AASHTO T-193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak

kurang dari 6 % setelah terendam empat hari bila

dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum

sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T-99.

- Bila digunakan situasi pemadatan dengan kondisi jenuh

atau banjir tidak dapat dihindari, maka timbunan

dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atu

kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya

dengan suatu Indeks Plastisitas maksimum 6%.

Page 37: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

37

- Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau

lereng atau dalamsituasi lainnya dimana kekuatan geser

adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan

normal, maka timbunan dengan bahan-bahan

terpilih dapat merupakan timbunan batuan atau kerikil

berlempung yang bergradasi baik atau tanah liat berpasir

atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. jenis

bahan- bahan yang terpilih dan disetujui oleh direksi akan

bergantung pada kecuraman dari lereng yang akan

dibangun atau ditimbun atau pada tekanan tanah

yang harus dipikul.

12.4 Penempatan dan Pemadatan Timbunan

a. Penempatan Timbunan

- Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang

dipersiapkan dan disebarkan merata serta bila

dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan

lapisan tertentu.

- Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah

galian ke permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan

cuaca kering. Penumpukan tanah timbunan tidak akan

diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya

hanya dengan izin tertulis dari direksi.

- Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut

pasir atau bahan-bahan drainase porous lainnya,

maka harus diperhatikan untuk menghindari

pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut.

Dalam hal pembentukan drainase vertikal, maka suatu

pemisah yang luas antara kedua bahan-bahan tersebut

harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara

dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan

ditarik sewaktu penempatan timbunan dan bahan

drainase porous dilaksanakan.

- Penimbunan kembali di atas pipa atau di belakang

struktur harus sesuai dengan galian dan urugan kembali

untuk struktur.

- Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng

timbunan yang ada harus dipersiapkan dengan

mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan dan

harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan

sehingga timbunan yang baru terikat pada timbunan

yang ada hingga memuaskan direksi. Timbunan yang

diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan

horizontal sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah

Page 38: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

38

dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat mungkin

dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian

permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan

dan kemungkinan peretakan permukaan.

- Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput

dan tumbuh-tumbuhan harus dibuang dari permukaan atas

di mana timbunan tersebut ditempatkan dan permukaan

yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan

atau pengupasan selajutnya akan dipadatkan

kembali, sesuai dengan jenis pemadatan yang

ditentukan untuk timbunan jalan raya selanjutnya.

Jika permukaan asli di atas mana timbunan yang akan

ditempatkan adalah jalan lama, permukaan tersebut

harus dibajak, dikupas, atau dihancurkan tanpa

menghiraukan tinggi dari timbunan yang kan ditempatkan.

Dalam tiap-tiap kasus tidak ada pembayaran terpisah

yang akan dilakukan untuk pekerjaan ini sebagaimana

hal tersebut dipertimbangkan sebagai tambahan pada

item lain-lain di dalam bill of quantities.

b. Pemadatan

- Segera setelah penempatan dan penghamparan

timbunan maka setiap lapisan harus dipadatkan secara

menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak

serta disetujui oleh direksi sampai suatu kepadatan yang

memenuhi persyaratan.

- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila

kadar air bahan-bahan berada dalam batas antara 3%

kurang daripada kadar air optimum sampai 1% lebih

daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut

harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan

kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut dipadat

sesuai dengan AASTHO T99.

- Semua timbunan batuan harus ditutup degan sebuah

lapisan atau lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-

bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak

lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua

sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup

ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk

timbunan tanah.

- Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus

dipadatkan sebagaimana ditentukan, diuji untuk

kepadatan diterima oleh direksi, sebelum lapisan berikut

ditempatkan.

Page 39: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

39

- Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan

dilanjutkan ke arah sumbu jalan dengan suatu cara yang

sedemikian sehingga setiap bagian menerima jumlah

pemadatan yang sama. Dimana mungkin lalu lintas alat

konstruksi harus dilewatkan di atas pekerjaan timbunan

dan jalur yang digunakan diubah secara terus menerus

untuk menyebar pengaruh pemadatan dari lalu-lintas.

- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki

oleh alat pemadat yang biasa, harus ditempatkan dalam

lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih dari

150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan

menggunakan alat pemadat tangan mekanis

(mechanical temper) yang disetujui. Perhatian khusus

harus diberikan guna menjamin pemadatan yang

memuaskan dibawah dan ditepi pipa untuk menghindari

rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang

sepenuhnya.

c. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah

- Lapisan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian

tanah dasar harus dipadatkan sampai 95% dari

standar maksimum kepadatan kering yang ditentukan

sesuai AASTHO T99. Untuk tanah yang mengandung lebih

dari 10% bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4

inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus

disesuaikan untuk bahan-bahan yang berukuran lebih

besar sebagaimana diarahkan oleh direksi.

- Lapisan 300 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah

harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering

maksimum yang ditentukan AASTHO T99.

- Pengujian kepadatan harus dibuat setiap lapisan

timbunan yang dipadatkan sesuai dengan AASTHO T191 dan

bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan

kurang daripada kepadatan yang disyaratkan maka

kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut sesuai

dengan ketentuan diatas. Pengujian harus dibuat sampai

kedalaman lapisan sepenuhnya pada lokasi yang

diarahkan oleh direksi, tetapi satu dengan yang lainnya

tidak terpisah lebih 50 cm. Untuk urugan kembali

disekeliling struktur atau pada parit gorong-gorong,

sekurang- kurangnya satu pengujian untuk satu lapisan

urugan kembali yang ditempatkan harus dilaksanakan.

Pada timbunan, sekurang-kurangnya satu pengujian

Page 40: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

40

harus dilaksanakan pada setiap 150 meter kubik timbunan

yang ditempatkan.

- Kriteria untuk timbunan batuan

Penampatan dan pemadatan timbunan batuan harus

dilaksanakan dengan menggunakan mesin gilas atau

mesin pemadat bergetar atau sebuah traktor beroda

rantai yang berbobot sekurang-kurangnya 20 ton

atau peralatan konstrukasi berat yang serupa.

Pemadatan harus dikerjakan dalam arah memanjang

sepanjang timbunan, dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan

menuju ke arah sumbu, dan harus diteruskan sampai tak

ada gerakan yang nampak di bawah peralatan tersebut.

Setiap lapisan harus terdiri dari batuan bergradasi yang

cukup baik dan semua rongga permukaan harus terisi

dengan pecahan kecil sebelum lapisan berikutnya

ditempatkan.

Batuan tidak boleh digunakan pada 150 mm lapisan atas

timbunan dan tidak ada batu dengan suatu ukuran

melebihi 100 mm boleh dimasukkan ke dalam lapisan atas

ini.

- Percobaan pemadatan

Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pemilihan

peralatan dan metoda untuk mencapai kepadatan yang

diisyaratkan, maka pemadatan berikutnya harus menyusul.

Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan

jumlah lintasan alat pemadat dan kadar air harus

diubah-ubah sampai kepadatan yang ditentukan

tercapai sehingga memuaskan direksi. Hasil percobaan

lapangan ini kemudian harus digunakan untuk

menentukan jumlah lintasan yang diisyaratkan, jenis alat

pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang

selanjutnya.

12.5 Prosedur Pengerjaan

a. Galian untuk struktur

- Parit untuk struktur dan telapak struktural digali menurut

garis, kelandaian dan ketinggian yang terlihat pada

gambar atau sebagaimana diarahkan oleh direksi.

Ketinggian dasar telapak yang terlihat pada gambar

adalah hanya perkiraan saja dan direksi boleh

menginstruksikan perubahan pada ukuran atau

ketinggian telapak sebagaimana dianggap perlu untuk

menjamin hasil yang memuaskan. Batu besar bulat, balok

kayu dan bahan-bahan lain yang di bawah dan di sekitar

pekerjaan yang ditempatkan.

Page 41: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

41

- Parit harus berukuran cukup untuk memungkinkan

pemasangan bahan-bahan yang layak, pemeriksaan

pekerjaan dan pemadatan urugan kembali di bawah dan

di sekitar pekerjaan yang ditempatkan.

- Bila gorong-gorong atau parit lainnya akan digali ada

timbunan baru, maka timbunan tersebut harus dibangun

hingga setinggi permukaan yang diperlukan suatu jarak sisi

lokasi parit tidak kurang 5 kali ukuran lebar parit

tersebut, sesudah itu parit tersebut akan digali dengan

sisi-sisi yang vertikal sesuai dengan kondisi yang

memungkinkan.

- Setiap pemompaan galian harus dikerjakan dengan

cara tertentu untuk menghindari kemungkinan setiap

bagian bahan-bahan konstruksi yang baru ditempatkan

terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan

selama penempatan beton, atau untuk suatu perioda

sekurang-kurangnya 24 jam setelah itu, harus dikerjakan dari

tempat penampungan air yang terletak di bagian luar

acuan beton.

b. Urugan kembali pada standar

- Daerah yang digali di sekitar struktur harus diurug kembali

dengan bahan-bahan yang disetujui dalam pelapisan

horisontal dengan kedalaman tidak lebih dari 150 mm

sampai setinggi permukaan tanah asal atau setinggi

permukaan tanah dasar, dan dipilih yang lebih rendah.

Setiap lapisan harus dibasahi atau dikeringkan sampai

kadar air optimum sebagimana diisyartkan dan

dipadatkan seluruhnya.urugan kembali yang membentuk

bagian timbunan harus dipadatkan sampai 100% dari

kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuatu

dengan AASTHO T99. Urugan kembali di luar daerah

jalan dan timbunan harus dipadatkan sampai suatu

kepadatan sekurang-kurangnya setinggi bahan-bahan

yang berdampingan dan tak terganggu.

c. Pengendalian lalu lintas

- Pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan

persyaratan pengaturan dan pengendalian lalu lintas.

- Kontraktor harus bertanggungjawab untuk semua akibat

dari lalu lintas yang diizinkan melewati tanah dasar.

Semua lalu lintas selain mesin-mesin konstruksi yang langsung

terlibat dalam penempatan lapisan di atasnya harus

dicegah melewati tanah dasar setelah penyelesaian dan

penerimaan.

Page 42: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

42

d. Bahan-bahan

Tanah dasar dibentuk pada timbunan biasa, timbunan dengan

bahan-bahan terpilih, agregat lapisan pondasi atau

drainase porous, atau pada tanah asli dengan

merapikan atau memotong dengan menggunakan galian

biasa atau galian batuan. Bahan-bahan yang akan

digunakan pada setiap contoh harus sebagaimana diarahkan

oleh direksi. Sifat bahan-bahan untuk digunakan dalam

pembentukan tanah dasar harus sesuai dengan sifat bahan-

bahan khusus yang sedang digunakan sebagaimana diberikan

di bagian lain dalam spesifikasi ini.

e. Pemadatan tanah dasar

Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang

relevan dari spesifikasi ini. Persyaratan pemadatan dan

persyaratan jamian kualitas untuk tanah dasar harus sesuai

dengan ketentuan spesifikasi ini

12.6 Sub-Base

a. Material

- Peserta pelelangan harus sebelumnya menentukan sendiri

akan tempat, jumlah dan keserasian bahan yang ada

untuk digunakan sebagai bahan subbase. harus juga

diperhitungkan biaya sehubungan dengan pengambilan,

pengukuran, penyaringan bila perlu yang kesemuanya itu

harus juga tercakup dalam suatu harga bahan subbase

yang diajukan pada harga penawaran.

Kontraktor selambat-lambatnya 30 hari sebelum

dimulainya pekerjaan subbase harus sudah mengajukan

kepada Direksi sesuai pernyataan yang menerangkan

tempat asal dan komposisi dari material yang

digunakan sebagai subbase, dimana sifat-sifat material

tersebut harus memenuhi persyaratan yang akan

disebutkan selanjutnya pada spesifikasi ini.

- Pemeriksaan, testing dan persetujuan

Sebagaimana keharusan, sebelum dimulai pekerjaan

penggalian bahan, kontraktor harus menyerahkan hasil

pemeriksaan laboratorium yang diakui direksi mengenai

sifat-sifat bahan tersebut. Pengambilan bahan untuk

keperluan pemeriksaan, biaya yang diperlukan untuk

pemeriksaan tersebut ditanggung oleh kontraktor.

Pengambilan contoh bahan untuk pemeriksaan dihadiri

direksi atau wakil yang ditunjuk olehnya dimana sebagian

dari bahan itu akan disimpan oleh direksi di tempat

pekerjaan sebagai barang contoh.

Page 43: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

43

Kategori Spesifikasi

3/8” 40 – 70

No.4 30 – 60

No.10 20 – 50

No.40 10 – 30

No.200 5 – 15

Persentase berat yang lewat untuk masing-masing ayakan

dapat dikoreksi oleh direksi bila digunakan batu pecah

dengan bermacam-macam berat jenis

- Batas cair (AASTHO T89) 25 max

- Indeks Plastis (ASSTHO T91) 6 max

- Kadar lempung (AASTHO T176) 25 min

- Kehilangan berat dari partikel yang tertinggal pada

ayakan ASTM No. 12

- (AASTHO T96)

- CBR direndam yang ditest pada density yang

dikehendaki (100% dari kepadatan kering maksimum

menurut AASTHO T180) 60 max

Kelas C subbase terdiri dari pasir dan kerikil dengan gradasi

baik menurut persyaratan di bawah ini.

ASTM Standar Sieve Persentase Berat Yang Lewat

1 1/2” 100 max

No. 10 80 max

No.12 15 max

Kadar Lempung

(AASTHO T176 kehilangan

berat

25 max

akibat abrasi dari partikel

yang tertinggal pada ayakan

ASTM No. 12 (AASTHO T96)

40 max

Kepadatan Kering maksimum

(AASTHO T180) Min 20 gr/cucm

b. Pelaksanaan

- Pekerjaan persiapan untuk subgrade

Subgrade akan dibuat, dipersiapkan dan dikerjakan seperti

yang disebut pada lab sebelumnya, sebelum subbase

ditempatkan.

- Pencampuran dan pembuatan

Kecuali ditentukan lain, bila kontraktor mengerjakan

pencampuran material subbase harus menuruti salah

satu cara di bawah ini, dengan bahan-bahan

pembantu bila perlu seperti diisyaratkan pada gambar

rencana.

Page 44: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

44

- Cara dengan alat pencampur stasioner

Agregat dan air dicampur di dalam suatu mixer.

Jumlah air diatur selama pencampuran agar mencapai

kadar air yang sesuai untuk keperluan pamadatan yang

memenuhi syarat. Setelah proses pencampuran,

material diangkut ke tempat pekerjaan, dijaga agar

kadar air tetap dalam batas-batas yang diisyaratkan

dan dihampar di lapangan untuk segera dipadatkan.

- Cara dengan alat pencampuran yang berjalan

Setelah material untuk masing-masing ditempatkan dengan

mesin penyebar (spreader) atau alat lain, kemudian

dilakukan pencampuran dengan alat pencampur

berjalan. Selama itu air bila perlu ditambah agar dicapai

kadar air optimum.

- Cara dengan pencampuran setempat (mixed on place)

Setelah material untuk masing-masing lapisan

ditempatkan, pencampuran dilakukan dengan motor

grader atau alat lain pada kadar air yang dikehendaki.

Subbase material akan dipadatkan tiap lapisan dengan

tebal sedemikian agar kepadatan maksimum dapat

dicapai dengan alat-alat yang ada. Tebal lapisan itu

umumya tidak boleh dari 25 cm setelah jadi. Bila lebih

dari satu lapis, tiap lapisan yang terdahulu harus sudah

dipadatkan secukupnya sebelum penempatan lapisan

selanjutnya.

- Penebaran dan pemadatan

Segera setelah dilakukan penebaran dan perataan, tiap

garis segera dipadatkan pada seluruh lebar jalan dengan

mesin gilas, mesin gilas roda karet atau alat pemadat lain

yang disetujui direksi untuk dipakai. Penggilasan dilakukan

dari tepi menggeser ke tengah, berjalan paralel

dengan as jalan dan diusahakan berlangsung terus tanpa

berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas.

Bila terjadi pelendutan atau hal-hal yang tidak wajar

pada suatu tempat, harus segera dilakukan perbaikan

dengan cara membongkar tempat itu, mengganti atau

dilakukan menambah material lain dan menggilasnya

kembali sehingga rata dengan permukaan yang

dikehendaki.

Pada tepi-tepi curb, dinding-dinding dan pada tempat-

tempat yang tidak dapat dicapai oleh mesin gilas harus

dipadatkan dengan alat-alat tangan yang tepat

(temper, compactor). Lapisan yang dipadatkan

tersebut harus digilas dan dipangkas (bladed)

sedemikian agar permukaan jadi berbentuk sesuai

dengan gambar rencana. Material subbase harus

Page 45: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

45

dipadatkan hingga mencapai paling tidak 100% dari

kepadatan kering maksimum yang dipadatkan pada

pemeriksaan AASTHO T180 Method D. Kepadatan

tersebut harus dicapai pada seluruh tebalnya.

Direksi melakukan pengukuran pada tempat-tempat

yang dipilihnya selama pelaksanaan pekerjaan untuk

memeriksa tebal lapisan subbase yang dihampar agar

dapat mencapai tebal jadi yang disyaratkan pada

kepadatan maksimum. Pembuatan lubang-lubang untuk

keperluan pengukuran itu dan pengisiannya kembali akan

dilakukan oleh kontraktor dan diawasi oleh direksi atau wakil

yang ditunjuk olehnya.

12.7 Base

a. Sumber Material

- Peserta lelang sebelum mengajukan harga penawaran

harus menentukan sendiri lokasi, kemungkinan bahan

tersebut untuk dipakai sebagai bahan base, cara

pengambilan atau pengangkutannya, biaya

pemecahan batu, penyeleksian dan pembiayaan lain

yang perlu sehubungan dengan pendatangan material itu.

Kontraktor harus juga memperhitungkan, bila memang

demikian keadaannya, cara menggali dan membuang

lapisan tanah atas tempat pengambilan bahan

tersebut. Harga satuan dari material base yang diajukan

harus telah mencakup semua pembiayaan itu.

Kontraktor harus mengajukan pernyataan selambat-

lambatnya 30 hari sebelum dilakukan pengambilan

material tersebut yang berisi tentang tempat asal bahan

komposisi dan macam agregat yang akan dipakai sebagai

bahan base. Sifat-sifat material tersebut harus sesuai

dengan persyaratan di bawah ini.

b. Persyaratan material

Agregat untuk base harus memenuhi persyaratan untuk bahan

base kelas B di bawah ini. Semua agregat untuk base course

harus terdiri dari bahan-bahan yang bersih, keras, awet,

bersudut tajam, tidak banyak bercampur dengan bentuk-

bentuk yang pipih atau memanjang, dan dalam batas

tertentu tidak banyak mengandung batu- batu yang lunak,

yang mudah hancur, kotoran atau bahan-bahan lain yang

mudah membusuk/tidak dikehendaki.

Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan base kelas

B terdiri dari hasil pemecahan kerikil dan batu. Bila

ditentukan demikian oleh direksi, maka untuk bahan kerikil

sebelumnya harus diayak terlebih dahulu sehingga agregat

hasil dari pemecahan kerikil itu tidak kurang dari 50% beratnya

terdiri dari partikel yang mempunyai sekurang-kurangnya satu

Page 46: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

46

bidang pecahan.

Agregat base course harus menuruti persyaratan dibawah ini.

Kategori Keterangan

Kekerasan (Toughness ASTM D3) Min 6%

Kehilangan berat dengan percobaan sodium

sulfate (AASTHO T104)

Max 10%

Kehilangan berat dengan percobaan magnesium

sulfate (AASTHO T140)

Max 12%

Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 100

putaran (AASTHO T96) Max 10%

Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 500

putaran (AASTHO T96) Max 40%

Partikel-partikel tipis, memanjang persentase berat

(partikel lebih besar dari 1” dengan ketebalan

kurang dari 1/5 panjang

Max 5%

Bagian-bagian baru yang lunak (ASTM C235) Max 55%

Gumpalan-gumpalan lengkung (AASTHO T12) Max 0,225%

ASTM Standar Sieve Persentase Berat Butir Yang

Lewat

2 ½” 100

2” 90 - 100

1 ½ “ 35 - 70

1” 0 - 15

½” 0 - 5

Kelas B terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah atau

batu pecah dengan berat jenis yang seragam dengan pasir,

lanau atau lempung dengan persyaratan di bawah ini :

ASTM Standar Sieve Persentase Berat Butir Yang

Lewat

2 ½” 100

1” 60 - 100

3/4“ 55 - 85

No. 4 35 - 60

No. 10 25 - 60

No. 14 15 – 30

No. 200 8 - 15

Partikel yang mempunyai diamater kurang dari 0,02 mm harus

tidak lebih dari 35% dari berat total contoh bahan yang diuji.

Persentase berat butir yang lewat dapat dikoreksi oleh direksi

bila agregat terdiri dari bahan-bahan dengan berat jenis yang

berlain-lainan :

- Batas cair (AASTHO T89) : max 25%

- Indeks plastis (AASTHO T91) : 4-8%

Page 47: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

47

- Kadar lempung (AASTHO T176) : min 50%

Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang

pecah harus paling tidak berjumlah 80% dari berat material

yang tertinggal pada ayakan No. 4.

Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang

pecah harus paling tidak berjumlah 80% dari berat material

yang tertinggal pada ayakan No. 4.

12.8 Saluran Drainase

a. Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan saluran dari pasangan

batu dengan bentuk dan beton pracetak, kemiringan dan

kedudukan seperti yang tercantum pada Gambar Rencana

dan Petunjuk Direksi. Saluran beton pracetak digunakan di sisi

luar rencana jalan baru, sedangkan saluran dengan pasangan

batu digunakan di sisi median.

b. Material

Batu yang digunakan hendaknya terdiri dari pecahan batu

keras dengan permukaan yang kasar. Aduk yang digunakan

apabila tidak disebutkan tersendiri pada gambar rencana

hendaknya terdiri dari campuran semen dan pasir dengan

perbandingan 1:3

c. Pelaksanaan

Lubang galian dibuat sesuai dengan bentuk kemiringan dan

kedudukan seperti yang diisyaratkan pada gambar rencana.

Apabila dinding-dinding dan dasar lubang galian tersebut

masih dalam keadaan gembur harus dilakukan pemadatan

seperlunya agar didapat suatu permukaan yang stabil dan

keras. Batu-batu yang telah dipecah berukuran terpanjang

0.75 tebal dinding dan tidak lebih dari 25 cm dipasangkan

setelah terlebih dahulu diberikan lapisan aduk yang cukup.

Batu-batu yang lebih kecil ditempatkan untuk mengisi rongga-

rongga agar pasangan tidak goyah dan tebal aduk

diantaranya tidak menjadi terlalu tebal. Permukaan luar

hendaknya diatur sedemikian sehingga didapat permukaan

yang datar dan rapih. Apabila tidak ditentukan adanya

pekerjaan plesteran maka setelah pemasangan cukup keras

dan kokoh, harus dilakukan pekerjaan siar dengan

campuran aduk semen dan pasir halus 1 : 2.

Pekerjaan siar itu hendaknya dilakukan dengan cermat agar

tidak terjadi bagian-bagian yang terbuka atau keropos.

Pembahasan sebelum dan sesudah pekerjaan siar dapat

dilakukan sesuai dengan keperluannya untuk mencapai

daya lekat dan mencegah keretakan bidang-bidang siar.

Pada umumnya tebal pasangan ini tidak boleh kurang dari 20

cm.

Page 48: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

48

12.9 Box Culvert

a. Material

Box Culvert yang terbuat dari beton bertulang harus memenuhi persyaratan

AASTHO – M170. Adukan untuk sambungan harus memenuhi persyaratan

artikel 9.01 dari spesifikasi khusus.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan sesuai dengan yang tersebut untuk

pemasangan box-culvert secara umum dan pemasangan-

pemasangan lain sesuai dengan cara-cara dan petunjuk yang

sesuai dengan itu dari pihak pabrik yang mengeluarkannya.

12.10 Pipa-Pipa Drainase

a. Material

Material yang digunakan harus terdiri dari pipa bulat non-metal

yang halus dan tidak bergelombang berdimensi 6", seperti

paralon yang mampu menahan beban rencana jalan, yang

dihasilkan oleh pabrik-pabrik yang telah diakui oleh direksi

serta jaminan yang perlu diberikan oleh pabriknya.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan sesuai dengan yang tersebut untuk

pemasangan pipa-pipa drainase secara umum dan

pemasangan-pemasangan lain sesuai dengan cara-cara

dan petunjuk yang sesuai dengan itu dari pihak pabrik yang

mengeluarkannya.

13. PEKERJAAN TANAH DAN SAMPAH

Spesifikasi teknis ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-

syarat (RKS) yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi

Teknis ini berlaku dalam kaitan, merujuk pada, menjelaskan, serta

tidak perlu mengulangi apa yang terdapat dalam bagian lain dari RKS.

Meskipun Spesifikasi Teknis ini terdiri atas beberapa bagian, semua

ketentuan berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas

bagian tidak membatasi berlakunya ketentuan dari bagian lainnya.

Dalam hal Spesifikasi Teknis ini bertentangan dengan Gambar RKS, maka

yang berlaku adalah Gambar RKS.

A. DIMENSI GEOMETRIK

a. Elevasi dan Bench Mark

Semua elevasi yang dimaksud adalah terhadap LWS, kecuali

dinyatakan lain. Semua elevasi harus dinyatakan dalam meter

dengan ketelitian sampai dua desimal. Kontraktor wajib

membuat sedikitnya 6 (enam) buah bench mark di sekitar

lokasi proyek yang ditunjuk Direksi Teknik/Konsultan. Bench mark

Page 49: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

49

yang terpasang harus diikatkan terhadap referensi yang ada

yang disetujui Konsultan. Ikatannya harus merupakan ikatan

sempurna dari poligon tertutup. Bila diperlukan, Kontraktor harus

menambahkan sendiri bench mark tambahan untuk pelaksanaan

pekerjaan.

b. Dimensi

Semua dimensi dalam gambar dinyatakan dalam satuan metrik.

Tidak ada tambahan akibat konversi dari satuan lainnya ke sistem

metrik. Semua gambar dan komunikasi harus dinyatakan dalam

sistem metrik.

c. Toleransi

Toleransi pengukuran untuk pekerjaan tanah dan sampah ini

adalah :

Pekerjaan Galian

Vertikal : 0,25 m

Horisontal : 0,25 m

Pekerjaan Timbunan

Vertikal : 0,05 m

Horisontal : 0,05 m

Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Vertikal : 0,03 m

Horisontal : 0,03 m

B. DEFINISI

Pada seluruh dokumen ini dipakai kata-kata :

Direksi Teknik menerangkan : Pemberi Tugas

Konsultan menerangkan : Konsultan Pengawas

Kontraktor menerangkan : Kontraktor yang

memenangkan Tender

Insinyur Pengawas menerangkan : Insinyur yang ditunjuk oleh

Konsultan Supervisi sebagai Pengawas di lapangan

Ahli Geoteknis menerangkan : Ahli Geoteknis yang

kompeten dan berpengalaman.

Spesifikasi teknis ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS) yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam

Spesifikasi Teknis ini berlaku dalam kaitan, merujuk pada,

menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat

dalam bagian lain dari RKS.

Meskipun Spesifikasi Teknis ini terdiri atas beberapa bagian, semua

ketentuan berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian

atas bagian tidak membatasi berlakunya ketentuan dari bagian

lainnya.

Page 50: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

50

13.1 PEKERJAAN GALIAN

13.1.1 Umum

13.1.1.1 Uraian

a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan,

pembuangan tanah, humus atau cadas atau material lain.

b. Pekerjaan ini diperlukan untuk pembentukan tempat kerja

sesuai dengan ketinggian dan penampang melintang yang

ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh

Direksi Teknik.

c. Kecuali untuk kepentingan pembayaran, ketentuan dari

Seksi ini berlaku untuk seluruh pekerjaan galian yang

dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan seluruh galian

dapat merupakan salah satu dari :

Galian biasa

Galian padas

Galian/dredging sungai

d. Galian biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi

sebagai galian padas atau galian sungai.

e. Galian padas mencakup galian dari batu dengan volume 1

m3 atau lebih dan seluruh padas atau bahan lainnya yang

digali tanpa penggunaan alat bertekanan udara,

pemboran, atau peledakan. Galian ini tidak termasuk

bahan yang menurut pendapat Direksi Teknik dapat

dilepaskan dengan penggaruk yang ditarik oleh traktor

dengan berat minimum 15 ton dan tenaga kuda netto

sebesar 180 HP.

f. Galian/dreging sungai mencakup seluruh pekerjaan

dredging pada daerah sungai.

g. Data bor dan profil tanah yang disajikan dalam dokumen

tender adalah informasi umum. Variasi dan/atau

interpretasi diperbolehkan sepanjang tidak mempengaruhi

kontrak. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus

menyerahkan gambar penampang memanjang yang

menunjukkan tanah dasar yang ada.

h. Kontraktor dianggap telah memenuhi pekerjaan bila

material substansi yang digali telah dibuang sampai pada

batas yang ditunjukkan dalam gambar atau ketentuan

lain.

i. Kontraktor harus melakukan penggalian dan membuang

substansi apapun yang ditemukan hingga kedalaman yang

Page 51: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

51

ditentukan dalam gambar atau hingga kedalaman yang

perlu untuk pelaksanaan konstruksi yang layak dan

penyelesaian pekerjaan.

j. Kontraktor dianggap telah memasukkan dalam jadwal

kecepatan yang diizinkan untuk melingkupi seluruh faktor

yang mungkin timbul selama atau dalam hubungan dengan

penggalian dan pembuangan sisa-sisa.

13.1.1.2 Survei

a. Pada waktu yang telah disepakati untuk memulai

pekerjaan galian, Kontraktor di bawah pengawasan

Konsultan, harus memeriksa dan melakukan survei

dengan peralatan yang disetujui pada lokasi pekerjaan.

b. Level yang disepakati harus dicatat dan

ditandatangani oleh Konsultan dan Kontraktor.

13.1.1.3 Peralatan

a. Peralatan yang digunakan Kontraktor harus memenuhi

persyaratan minimal yang ditentukan.

b. Jika pemakaian peralatan lain tidak diizinkan oleh

Konsultan, Kontraktor harus menggunakan peralatan yang

telah diusulkan dalam tender atau telah disetujui untuk

digunakan ketika kontrak ditandatangani. Kontraktor

harus menyerahkan rencana kerja detail pelaksanaan

pekerjaan sehubungan dengan mobilisasi peralatan.

c. Peralatan yang dipakai pada saat pelaksanaan harus

diajukan pada rencana kerja dan disetujui oleh Direksi Teknik

sebelum dioperasikan.

13.1.1.4 Toleransi Dimensi

a. Galian harus dilakukan sesuai dengan ukuran, ketinggian,

dan kemiringan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

dengan kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian

tidak boleh bervariasi dari yang ditentukan lebih dari 25 cm

pada setiap titik.

b. Permukaan galian yang telah selesai dan terbuka

terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan

harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin drainase

yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan

atau menggunakan pelindung plastik sebagaimana

tercantum di dalam Gambar RKS.

Page 52: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

52

13.1.1.5 Pelaporan dan Pencatatan

a. Untuk setiap pekerjaan galian, sebelum memulai pekerjaan

Kontraktor harus menyerahkan gambar perincian potongan

melintang yang menunjukan tanah asli sebelum operasi

pembabatan dan penggarukan dilakukan kepada Direksi

Teknik.

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar

perincian dari seluruh struktur sementara yang

diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan,

seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok penahan

dan harus memperoleh persetujuan Direksi Teknik dari

gambar tersebut sebelum melaksanakan pekerjaan galian

yang dimaksudkan akan dilindungi oleh struktur yang

diusulkan tersebut.

c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi

atau fondasi selesai, Kontraktor harus memberitahu Direksi

Teknik, dan bahan landasan atau meterial lain tidak boleh

dipasang sebelum disetujui oleh Direksi Teknik.

13.1.1.6 Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian

a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk

menjamin keselamatan pekerja yang melaksanakan

pekerjaan galian serta penduduk sekitar.

b. Selama masa pekerjaan galian, suatu lereng yang harus

mampu menahan aktivitas pekerjaan disekitarnya,

termasuk struktur atau mesin harus dipertahankan

sepanjang waktu. Skor serta turap yang memadai

harus dipasang, jika tepi permukaan galian tidak stabil.

c. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan

atau keperluan lainnya tidak boleh diijinkan berada atau

beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi galian

terbuka.

d. Tembok ujung cofferdam atau cara lainnya untuk

menghindarkan air dari daerah galian harus dirancang

dengan benar dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadi

keruntuhan mendadak, yang mungkin dapat membanjiri

tempat kerja secara cepat.

e. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya

berada dalam galian yang mengharuskan kepala mereka

berada di bawah permukaan tanah, Kontraktor harus

menempatkan Konsultan keamanan pada tempat

kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan

Page 53: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

53

keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan

(yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus

tersedia pada tempat kerja galian.

f. Bahan Peledak yang diperlukan untuk galian padas harus

disimpan, ditangani, dan digunakan secara hati-hati dan

ketat sesuai dengan Peraturan Perundangan dari

Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk

pencegahan pengeluaran atau penggunaan yang tidak

tepat dari bahan peledak dan harus menjamin bahwa

yang menangani peledakan harus dipercayakan hanya

kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung

jawab.

13.1.1.7 Jadwal Kerja

a. Perpanjangan jadwal pekerjaan oleh Kontraktor harus

disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Bila lalu lintas pada jalan terpaksa terganggu karena

peledakan atau operasi pekerjaan lainnya, Kontraktor

harus mendapatkan persetujuan sebelumnya terhadap

jadwal untuk gangguan tersebut dari penguasa

setempat dan juga dari Direksi Teknik.

13.1.1.8 Kondisi Tempat Kerja

a. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan

Kontraktor harus menyediakan seluruh material dan

peralatan (pompa) yang diperlukan serta buruh untuk

pengeringan, pengalihan saluran air dan pembangunan

saluran sementara. Pompa agar siap di tempat kerja pada

setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam

prosedur pengeringan dengan pompa.

b. Bila pekerjaan sedang dilakukan pada daerah saluran

yang ada atau tempat lain dimana aliran air tanah

mungkin tercemari, Kontraktor harus setiap saat

menyediakan pada tempat kerja sejumlah air minum

yang dapat digunakan oleh pekerja.

13.1.1.9 Perbaikan Pekerjaan Galian Yang Tidak Memuaskan

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan

dalam Pasal 3.1.1.4 di atas harus diperbaiki oleh Kontraktor

sebagai berikut :

Material yang berlebih harus dibuang dengan penggalian

lebih lanjut.

Daerah dimana telah tergali lebih, atau daerah retak

atau lepas, harus diurug kembali dengan timbunan

pilihan atau lapis fondasi agregat seperti yang

Page 54: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

54

diperintahkan Direksi Teknik.

13.1.1.10 Penambahan Kedalaman Galian

a. Apabila dalam pelaksanaan galian Direksi Teknik merasa

perlu untuk memperdalam galian, maka Direksi Teknik

berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk

menambah kedalaman galian.

b. Penambahan biaya penambahan kedalaman galian hanya

dihitung, jika penambahan tersebut diperintahkan Direksi

Teknik atau Konsultan.

c. Penambahan kedalaman galian diukur dengan cara

yang ditetapkan Konsultan disesuaikan dengan kondisi

setempat. Pengukuran dibulatkan ke bawah sampai

dengan 25 cm.

d. Jika penambahan pekerjaan berupa penambahan

kedalaman membutuhkan waktu tambahan dari time

schedule, Kontraktor diijinkan memperpanjang jadwal

pekerjaan tersebut, selama waktu tambahan yang logis

dengan jalan mengirim permohonan tertulis kepada Direksi

Teknik/Konsultan.

13.1.1.11 Pengurangan Kedalaman Galian

a. Konsultan Pengawas atas persetujuan Konsultan

Perencana berhak memerintahkan Kontraktor untuk

menghentikan galian sebelum kedalaman rencana jika

dianggap perlu.

b. Pengukuran pengurangan volume pekerjaan akibat

pengurangan kedalaman galian sama dengan cara

perhitungan penambahan kedalaman galian.

c. Kontraktor tidak diijinkan menyimpan sisa waktu akibat

pengurangan kerja ini untuk time schedule-nya.

13.1.1.12 Penggunaan Dan Pembuangan Material Galian

a. Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam

batas-batas dan cakupan proyek dimana memungkinkan

harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan

atau urugan kembali.

b. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi,

peat, sejumlah besar akar, atau benda tumbuhan lain

serta tanah yang kompresif yang menurut pendapat

Direksi Teknik akan menyulitkan pemadatan dari

material pelapisan atau yang mengakibatkan terjadinya

Page 55: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

55

kerusakan atau penurunan yang tidak dikehendaki, harus

diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai

timbunan dalam pekerjaan permanen.

c. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan

timbunan, atau tiap material yang tidak disetujui oleh

Direksi Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan

diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor daerah

yang diperintahkan Direksi Teknik.

d. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh

pengaturan dan biaya untuk pembuangan material yang

berlebihan atau tidak memenuhi syarat, termasuk

pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah

dimana pembuangan dilakukan.

13.1.1.13 Pengembalian Bentuk Dan Pembuangan Pekerjaan

Sementara

a. Material bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara

tetap merupakan milik dari Kontraktor atau bila

memenuhi syarat yang disetujui oleh Direksi Teknik,

dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan

dibayar dalam Mata Pembayaran yang bersangkutan

dalam Daftar Penawaran.

b. Setiap pemakaian material galian yang bersifat

sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam

saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan

berakhir sedemikian rupa sehingga tidak menganggu

saluran air.

c. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber

bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus

ditinggalkan dalam keadaan rapi dengan tepi dan

lereng yang stabil.

13.1.2 Prosedur Penggalian

13.1.2.1 Prosedur Umum

a. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan

elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan

oleh Direksi Teknik dan harus mencakup pembuangan

seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai,

termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton, tembok

dan perkerasan yang lama.

b. Dimana material yang terbuka pada garis formasi atau

permukaan lapis tanah dasar atau fondasi dalam

keadaan lepas atau tanah gambut material lainnya

Page 56: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

56

yang tak memenuhi dalam pendapat Direksi Teknik, maka

material tersebut harus dipadatkan dengan benar atau

seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang

memenuhi syarat, sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik.

c. Galian lapisan tanah atas setebal + 30 cm atau material

tanah yang mengandung humus harus diletakkan ditempat

yang telah ditentukan oleh Direksi Teknik.

d. Jika material padas atau lapisan keras yang sukar

dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan

berpasangan atau untuk fondasi struktur, maka material

tersebut harus digali 15 cm lebih dalam hingga ke

permukaan yang mantap dan merata. Tidak boleh ada

tonjolan-tonjolan padas dari permukaan tersebut dan

seluruh pecahan padas yang diameternya lebih besar dari

15 cm harus dibuang, dan harus diurug lagi dengan

meterial yang dipadatkan yang disetujui oleh Direksi

Teknik.

e. Penggalian padas harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

tepi dari galian harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan

serata mungkin. Padas yang lepas yang dapat menjadi

tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan

atau orang harus dibuang.

13.1.2.2 Blasting

a. Peledakan sebagai cara pembongkaran padas hanya

boleh digunakan jika, menurut pendapat Direksi Teknik,

tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau

penggaruk hidraulis. Direksi Teknik dapat melarang

peledakan dan memerintahkan padas untuk digali

dengan cara lain, jika menurut pendapatnya,

peledakan berbahaya bagi manusia atau struktur yang

berdekatan.

b. Bila diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus

menyediakan anyaman pelindung ledakan untuk melindungi

orang, benda dan pekerjaan selama penggalian. Jika

dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya

seperti yang diuraikan oleh Direksi Teknik.

13.1.2.3 Penggalian Untuk Sumber Material

a. Galian untuk mendapatkan sumber material harus digali

sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

b. Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau

pengoperasian yang lama harus diperoleh dari Direksi

Page 57: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

57

Teknik secara tertulis sebelum operasi penggalian dimulai.

c. Galian tidak boleh dilakukan pada daerah yang dilindungi

atau daerah yang diperlukan untuk keperluan lainnya.

d. Galian tidak boleh mengganggu drainase alam atau

rancangan lainnya.

13.1.3 Pengukuran dan Pembayaran

a. Prestasi akhir penggalian dihitung dengan membandingkan

peta situasi pengukuran awal dan sesudah digali. Volume

yang dipakai untuk pembayaran termin dihitung dari gambar

kerja yang diberikan dan penambahan maupun

pengurangan volume galian.

b. Bagi keperluan perhitungan prestasi pekerjaan yang

berhubungan dengan pembayaran tahapan termin,

pengukuran dilaksanakan oleh kontraktor dan dilakukan

bersama-sama dengan Konsultan.

c. Pengukuran peta situasi awal dan peta situasi akhir

dilaksanakan berdasarkan referensi yang sama. Referensi

ditentukan Direksi Teknik.

d. Ukuran satuan untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan

yang digunakan untuk galian yang ditentukan di sini

adalah dalam lump sum. Jadwal yang dimasukkan dalam

Bill of Quantity harus memuat semua biaya untuk

transportasi peralatan dari dan menuju lokasi dan

depresiasi selama periode yang diperlukan. Jika tidak

dinyatakan dalam kontrak, ukuran tersebut harus dianggap

termasuk biaya pajak, asuransi dan semua tagihan/biaya

yang diperlukan untuk prosedur-prosedur yang

berhubungan dengan pekerjaan ini.

e. Ukuran satuan untuk galian harus dalam meter kubik insitu

dari tanah yang digali, dihitung berdasarkan level yang

disepakati dan pekerjaan selesai. Kecuali adanya

penambahan dan pengurangan yang diperintahkan Direksi

Teknik termasuk dalam sub bab 1.1.10 dan 1.1.11.

Kelebihan ataupun kekurangan galian tidak diperhitungkan

jika galian yang terselesaikan tidak dalam toleransi yang

ditentukan.

Schedule rate harus dimasukkan ke dalam Bill of

Quantity, kecuali biaya dalam pembayaran terpisah,

biaya untuk material, tenaga kerja, dan semua

pekerjaan lain yang dibutuhkan.

Page 58: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

58

13.2 PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN

13.2.1 Umum

13.2.1.1 Uraian

a. Istilah timbunan apabila tidak dijelaskan secara khusus,

berarti dimaksudkan untuk timbunan tanah dan atau

timbunan sampah.

b. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan,

penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan

berbutir yang disetujui untuk konstruksi timbunan atau

untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat

bentuk dimensi timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai

dengan persyaratan atau penampang melintangnya.

c. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan

secara tertulis kepada Konsultan dan harus mendapat

persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk memulai

pekerjaan.

d. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini

harus dibagi menjadi dua jenis, yaitu timbunan biasa dan

timbunan pilihan. Timbunan pilihan akan digunakan di

daerah berair dan lokasi serupa dimana material yang

plastis sulit untuk dipadatkan dengan baik. Timbunan

pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau

pekerjaan pelebaran jika diperlukan lereng yang curam

karena keterbatasan ruang, dan untuk pekerjaan

timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah

faktor yang kritis.

e. Pekerjaan timbunan dengan material yang dipasang

sebagai landasan pada saluran beton, juga tidak

termasuk material drainase berpori yang dipakai untuk

maksud drainase bawah permukaan atau untuk

mencegah hanyutnya butir halus akibat filtrasi.

13.2.1.2 Survei

a. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei

topografi. Level yang disepakati harus dicatat dan

ditandatangani oleh Konsultan dan Kontraktor.

b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk

gambar tampak dan penampang dengan skala yang

disetujui oleh konsultan. Gambar penampang harus pada

interval 10 m. Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa

gambar tampak dan penampang.

Page 59: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

59

13.2.1.3 Peralatan

a. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja termasuk

output kerja harian, jumlah, tipe dan kapasitas peralatan

yang akan dioperasikan kepada Konsultan.

b. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi

lapangan dan lingkungan.

13.2.2 Pekerjaan Timbunan

13.2.2.1 Lingkup

a. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan,

penempatan dan pemadatan tanah atau bahan-

bahan butiran yang disetujui untuk timbunan atau

pengurugan kembali pada lokasi timbunan badan jalan.

Galian dan urugan atau timbunan, pada umumnya

diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari

penampang melintang yang telah disetujui.

b. Timbunan/urugan kering (di atas elevasi HWS) memakai

material lempung seperti yang disyaratkan dan memenuhi

kepadatan yang disyaratkan pada spesifikasi ini.

13.2.2.2 Toleransi Dimensi

a. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah

pemadatan tidak akan melebihi tinggi 30 mm lebih rendah

dari yang ditentukan atau disetujui.

b. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung

harus cukup halus dan rata serta mempunyai kemiringan

yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari air

permukaan.

c. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan

berbeda dari garis profil yang ditentukan dengan melebihi

100 mm dari ketebalan yang dipadatkan.

d. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan

lapisan yang dipadatkan melebihi 300 mm.

13.2.2.3 Standar Rujukan

a. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian di bawah

pengawasan Konsultan dan harus mengajukan laporan

dalam waktu 1 (satu) minggu setelah masing-masing

pengujian dilaksanakan.

b. Pengujian mencakup:

Page 60: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

60

Analisis Saringan

Pemadatan

Lapangan

: AASHTO T 88 - 78,

: AASHTO T 99 - 74,

ASTM D422

ASTM D698,

D1557 Penetapan Batas Cair

Tanah

: AASHTO T 89 - 68, ASTM D423

Penetapan Batas

Plastis

CBR

Sand cone

: AASHTO T 90 - 70,

: AASHTO T 193-74,

: ASTM D-1556

ASTM D424

ASTM D1883-73

Test Mineralogi.

13.2.2.4 Pengajuan

a. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada

Konsultan sebelum suatu persetujuan untuk memulai

pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.

Gambar penampang melintang terinci yang

menunjukkan permukaan yang dipersiapkan bagi

timbunan yang akan ditempatkan.

Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil

pemadatan yang baik dari permukaan yang

dipersiapkan dimana timbunan itu akan ditempatkan.

b. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada

konsultan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari

sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan bahan-

bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan.

Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-

bahan, salah satu akan ditahan oleh konsultan untuk

rujukan selama perioda kontrak.

Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap

bahan-bahan yang diusulkan untuk digunakan sebagai

timbunan bersama dengan data pengujian

laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan

tersebut memenuhi sifat yang ditentukan.

c. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis

kepada Konsultan segera setelah penyelesaian setiap

bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan

diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas

timbunan.

Hasil pengujian kepadatan.

Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data

pengukuran membuktikan bahwa permukaan berada

dalam toleransi yang ditentukan.

Page 61: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

61

13.2.2.5 Kondisi Tempat Kerja

a. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering

sebelum dan selama pekerjaan pemadatan.

b. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup

untuk menunjang sistem drainase dari aliran air hujan dan

pekerjaan yang diselesaikan mempunyai drainase yang

baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan ke dalam

sistem drainase permanen. Penjebak lumpur harus

disediakan pada sistem drainase sementara yang

mengalirkan ke dalam sistem drainase permanen.

c. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu

persediaan air yang cukup untuk pengendalian

kelembaban timbunan selama operasi pemadatan.

13.2.2.6 Pembetulan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat

a. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang

melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan

toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki

dengan menggaruk permukaan tersebut dan

membuang atau menambah bahan- bahan

sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan

pemadatan kembali.

b. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam

batas kadar air yang ditentukan atau sebagaimana

diarahkan oleh konsultan, harus dikoreksi dengan

menggaruk bahan-bahan disusul dengan penyiraman

dengan jumlah air secukupnya dan mencampur secara

keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader)

atau peralatan lain yang disetujui.

c. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam

batas kadar air yang ditetapkan atau sebagaimana

diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan

menggaruk bahan-bahan disusul dengan pengerjaan

dengan mesin perata berulang- ulang atau peralatan

lainnya yang disetujui, dengan selang istirahat antara

pekerjaan, di bawah kondisi cuaca kering. Kalau tidak

atau bila pengeringan yang cukup tak dapat dicapai

dengan pengerjaan dan membiarkan bahan terlepas,

maka Konsultan dapat memerintahkan agar bahan-

bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti

dengan bahan-bahan kering yang memadai.

d. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir

atau sebaliknya setelah dipadatkan secara memuaskan

Page 62: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

62

sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak akan

memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-

bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi

persyaratan dari spesifikasi ini.

e. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan

sifat atau kepadatan bahan- bahan dari spesifikasi ini

harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan dan dapat

meliputi pemadatan tambahan, penggarukan kemudian

disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan

kembali atau pembuangan dan penggantian bahan-

bahan.

13.2.2.7 Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh

pengujian kepadatan atau lainnya harus ditimbun kembali oleh

Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan sampai

persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi

ini.

13.2.2.8 Pembatasan Cuaca

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan

sewaktu hujan turun, dan tak ada pemadatan yang boleh

dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air bahan-

bahan berada di luar batas yang ditentukan.

13.2.2.9 Royalti Bahan-Bahan

Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik,

Kontraktor harus membuat semua pengaturan yang diperlukan

dan membayar semua biaya dan royalti kepada pemilik

tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.

13.2.2.10 Bahan-Bahan

1. Sumber Bahan-Bahan

Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang

disetujui.

2. Bahan Timbunan

a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang

digali dan disetujui oleh Konsultan sebagai bahan-

bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan

dalam pekerjaan permanen. Material yang

digunakan adalah material silty clay yang memenuhi

klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM

(khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah).

Clay fraction (< 0.002 mm) bahan-bahan timbunan

harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari

hasil analisis saringan.

Page 63: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

63

b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang

(shrinkage) sangat tinggi yang mempunyai suatu

nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu

derajat pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO

T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak

akan digunakan sebagai bahan timbunan secara

langsung kecuali apabila dilakukan perbaikan tanah

terlebih dahulu sesuai usulan seorang Ahli Geoteknis.

Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks

Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan Persentase Ukuran Tanah

Liat (AASHTO T88).

c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan

harus lebih kecil dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih

kecil dari 45% (AASHTO T90).

d. Material yang telah dipadatkan menurut Modified

Proctor, harus memiliki:

Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah

yang dijenuhkan lebih besar dari 50 kPa atau

sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa.

Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6

Kepadatan kering minimum harus mencapai

kepadatan minimal 95 % Modified Proctor

maximum density untuk bahan timbunan umum,

dan 98 % Modified Proctor maximum density untuk

bahan timbunan subgrade jalan.

3. Bahan Lapisan Kedap harus memiliki karakteristik sebagai

berikut:

Jenis tanah MH, Ml, CH, CL.

Prosentase butiran halus > 50%

Liquid Limit 35 % – 60 %

Indeks plastisitas vs liquid limit > garis A

Permeabilitas lebih kecil dari 1 x 10-7 cm/det.

4. Bahan lapisan penutup harian dan lapisan antara dan

akhir

Bahan penutup harian dan antara harus memiliki

permeabilitas maksimum 1 x 10-6 cm/det.

Sedangkan untuk bahan penutup akhir harus

memiliki permeabilitas maksimum sebesar 1 x 10-7

cm/det.

Page 64: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

64

13.2.2.11 Penempatan dan Pemadatan Timbunan

1. Persiapan Tempat Kerja

a) Sebelum menempatkan timbunan pada suatu

daerah maka semua operasi pembersihan dan

pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang

tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon

harus telah diselesaikan dan bahan-bahan yang

tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan

sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan.

Seluruh areal harus diratakan secukupnya sebelum

penimbunan dimulai.

b) Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter

atau kurang, maka daerah pondasi timbunan

tersebut harus dipadatkan secara penuh

(termasuk penggarukan dan pengeringan atau

pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas

150 mm dari tanah memenuhi persyaratan

kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang

akan ditempatkan di atasnya.

c) Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi

bukit atau ditempatkan pada timbunan yang

ada, maka lereng-lereng yang ada harus

dipotong untuk membentuk terasering dengan

ukuran lebar yang cukup untuk menampung

peralatan pemadatan sewaktu timbunan

ditempatkan dalam lapisan horisontal.

2. Penempatan Timbunan

a) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang

dipersiapkan dan disebarkan merata serta bila

dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan

lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu

lapisan yang akan ditempatkan, maka lapisan

tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.

b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari

daerah galian tambahan ke permukaan yang

dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering.

Penumpukan tanah timbunan tidak akan diizinkan

selama musim hujan, dan pada waktu lainnya

hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.

c) Dalam penempatan timbunan di atas atau pada

selimut pasir atau bahan-bahan drainase porous

lainnya, maka harus diperhatikan untuk

menghindari pencampuran adukan dari kedua

bahan-bahan tersebut. Dalam hal pembentukan

Page 65: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

65

drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas

antara kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin

dengan menggunakan acuan sementara dari

lembaran baja tipis yang secara bertahap akan

ditarik sewaktu penempatan timbunan dan bahan

drainase porous dilaksanakan.

d) Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng

timbunan yang ada harus dipersiapkan dengan

mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan

harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan

sehingga timbunan yang baru terikat pada

timbunan yang ada hingga memuaskan Konsultan.

Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun

dalam lapisan horisontal sampai pada ketinggian

tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan

sepraktis dan secepat mungkin dengan lapis pondasi

bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang

ada untuk mencegah pengeringan dan

kemungkinan peretakan permukaan.

e) Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh

rumput dan tumbuhan harus dibuang dari

permukaan atas di mana timbunan tersebut

ditempatkan dan permukaan yang sudah

dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan atau

pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.

3. Pemadatan

a. Apabila diperlukan pelaksanaan pekerjaan

pemadatan harus dilakukan pada musim kering

guna mendapatkan kualitas pemadatan yang

disyaratkan.

b. Segera setelah penempatan dan penghamparan

timbunan maka setiap lapisan harus dipadatkan

secara menyeluruh dengan alat pemadat yang

cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan

sampai suatu kepadatan yang memenuhi

persyaratan yang ditentukan.

c. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya

bila kadar air bahan-bahan berada dalam batas

antara 2 % lebih daripada kadar air optimum

(wet of optimum). Kadar air optimum tersebut

harus ditentukan sebagai kadar air di mana

kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah

tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180.

Page 66: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

66

d. Semua timbunan batuan harus ditutup dengan

lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan

yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih

besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-

sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup

ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk

timbunan tanah.

e. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus

dipadatkan sebagaimana ditentukan, diuji untuk

kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum

lapisan berikutnya ditempatkan.

f. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan

dilanjutkan ke arah sumbu timbunan dengan suatu

cara yang sedemikian rupa sehingga setiap

bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.

g. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat

dicapai/dimasuki oleh alat pemadat biasa, harus

ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-

bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan

seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat

pemadat tangan mekanis (mechanical tamper)

yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna

menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah

dan di tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga

dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang

sepenuhnya.

4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan

a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan

yang sudah dipadatkan dari segala pengaruh yang

merusak mutu timbunan.

b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan

terhadap terjadinya longsoran lokal pada talud.

Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud, maka

Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24

jam setelah ada instruksi dari Direksi

Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang

diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.

c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka

Direksi Teknik berhak memerintahkan pengujian

tambahan pada sebagian atau keseluruhan

timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila

Page 67: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

67

terbukti bahwa timbunan tersebut mengalami

penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi

Teknis ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri

memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi

Spesifikasi Teknis ini, maka Kontraktor wajib atas

biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut

sampai memenuhi Spesifikasi Teknis ini dan

menanggung biaya pengujian yang diperintahkan

Direksi Teknik.

13.2.2.12 Jaminan Kualitas

1. Pengawasan Kualitas Bahan

a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang

diperlukan untuk persetujuan awal kualitas bahan-

bahan harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan,

tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan

yang telah ditentukan, sekurang- kurangnya tiga

contoh yang mewakili sumber bahan-bahan yang

diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian

kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari

sumber tersebut.

b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-

bahan timbunan yang diajukan, maka pengujian

kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi

lagi atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam

hal mengenai perubahan yang diamati pada

bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.

c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu

bahan-bahan harus dilaksanakan untuk

mengendalikan keanekaragaman bahan yang

dibawa ke tempat proyek. Jangkauan pengujian

tersebut harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan

tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang

diperoleh dari setiap sumber.

2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan

a) Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan

dipadatkan adalah 300 mm.

b) Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan

harus mencapai kepadatan minimal 95 % Modified

Proctor maximum density pada kadar air optimum +

2%.

c) Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian

elevasi muka air rata-rata harus dipadatkan sampai

95 % dari standar maksimum kepadatan kering

Page 68: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

68

yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk

tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan-

bahan yang tertahan pada ayakan 3/4 inch,

kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus

disesuaikan untuk bahan-bahan yang berukuran lebih

besar sebagaimana diarahkan oleh Tenaga

Ahli/Insinyur.

d) Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus

dilaksanakan untuk setiap 500 m2 pada setiap lapisan

timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM D-1556

dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa

kepadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan

maka Kontraktor harus membetulkan pekerjaan

tersebut.

3. Percobaan Pemadatan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk

pemilihan peralatan dan metoda untuk mencapai

tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal

bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai

kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan

berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan

seizin Konsultan Pengawas.

b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan

dengan jumlah lintasan alat pemadat dan kadar

air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang

ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil

percobaan lapangan ini kemudian harus digunakan

untuk menentukan jumlah lintasan yang

disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air

untuk semua pemadatan yang selanjutnya.

13.2.2.13 Pengukuran

a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-

bahan yang dipadatkan yang diterima lengkap di

tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada

gambar penampang melintang yang disetujui dari profil

tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan

ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian

dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan

dan disetujui. Metoda perhitungan volume bahan-

bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung

rata-rata, dengan menggunakan penampang

melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari

25 meter.

Page 69: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

69

b. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan

penampang melintang yang disetujui, termasuk setiap

tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat

pekerjaan terasing atau pengikatan timbunan pada

lereng yang ada atau sebagai akibat penurunan pondasi,

tidak akan diukur untuk pembayaran, kecuali:

Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan

yang kurang sesuai atau lunak atau untuk mengganti

bahan-bahan batuan atau keras lainnya.

Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan

pekerjaan yang kurang memuaskan atau kurang stabil

atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak

dianggap bertanggung jawab.

c. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan

biasa dinyatakan sebagai bagian dari pos pekerjaan

tanah tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai

timbunan di bawah bab ini.

d. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari

konstruksi timbunan atau untuk mengubur bahan-bahan

yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak

akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

e. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan,

maka bahan-bahan ini akan dibayar sebagai timbunan.

f. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh

Konsultan sebagi drainase porous akan diukur dan tidak

akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan di dalam

bab ini.

g. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap

meter kubik timbunan. Biaya tersebut sudah termasuk

pekerjaan persiapan, penyelesaian dan penempatan

material, keuntungan jasa kontraktor serta semua

kegiatan untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.

14. PEKERJAAN PENGUMPUL/PENYALURAN DAN PENGOLAHAN LINDI

14.1. LINGKUP PEKERJAAN

14.1.1. Umum

Sistem Pengelolaan lindi dan biogas untuk TPA Bahoruru Kab. Morowali

1. Sistem pengumpul dan penyalur lindi

2. Sistem pengolahan lindi

3. Sistem resirkulasi lindi

4. Sistem penyalur biogas

Keempat sistem ini dapat dikatakan saling berhubungan,

Page 70: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

70

seperti ditunjukkan dalam gambar kerja.

Pembangunan sistem ini dikerjakan sekaligus secara bertahap

yaitu :

Masing-masing penahapan tersebut kemudian dibagi lagi

menjadi beberapa sub penahapan sesuai arahan direksi.

Sistem pengumpul dan pengolah lindi terdiri dari sub sistem

perpipaan yaitu :

- Pengumpul lindi : menangkap dan mengumpulkan lindi

yang berada di daerah

tangkapannya menuju penyalur lindi.

- Penyalur lindi : menyalurkan lindi yang terkumpul

menuju unit pengolah lindi;

perpipaan ini dapat pula berfungsi

sebagai pengumpul lindi. Sistem

pengolah lindi terdiri dari sub sistem

pengolahan, yaitu :

- Kolam penyeimbang yang menangkap dan sebagai kolam

stabilisasi sekaligus kolam anaerob dengan input

mikroorganisme dari kolam seeding

- Kolam fakultatif mekanis

- Kolam maturasi

- Kolam biofilter/lahan sanitasi.

Sistem resirkulasi lindi terdiri dari :

- Bak penampung lindi

- Pompa resirkulasi

- Pipa fleksibel resirkulasi lindi.

14.1.2 Standar

Semua pekerjaaan harus dilakukan dengan baik dan penuh

keahlian sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar

perencanaan. Pelaksanaannya harus mentaati semua

standar untuk hal yang relevan yang berlaku di Indonesia.

14.2. PEKERJAAN SISTEM PENGUMPUL DAN PENYALUR LINDI

14.2.1 Persyaratan Umum

Pekerjaan perpipaan lindi hendaknya mengikuti

persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Pedoman

Plumbing Indonesia tahun 1974, serta persyaratan yang telah

ditentukan oleh pihak berwenang. Mutu bahan harus baik dan

telah diuji oleh lembaga yang berwenang.

Gambar-gambar rencana instalasi pipa bersifat garis besar,

letak persyaratan instalasi dan jalur pemasangan pipa harus

disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

Jaringan perpipaan terdiri dari 1 (satu) sistem, yaitu :

Perpipaan yang melayani TPA Zona Landfill mengumpulkan lindi

dari masing-masing cabang pipa (pipa sekunder) untuk

selanjutnya menuju pipa tengah (pipa primer) yang selanjutnya

Page 71: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

71

untuk dialirkan ke pengolah lindi di bagian hilir dari siteplan.

14.2.2. Persyaratan Teknis Perpipaan

a. Kecuali ditentukan lain oleh direksi, maka perpipaan

yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah dari jenis pipa

HDPE.

b. Sistem perpipaan terdiri dari 1 jenis, yaitu :

Perpipaan yang berfungsi sebagai penangkap/pengumpul

lindi dengan pipa beroperasi. Perpipaan yang berfungsi

sebagai penyalur semua sistem perpipaan mengalirkan lindi

secara gravitasi.

c. Seluruh pipa dan fitting-accesories yang digunakan harus

mengikuti standar-standar yang berlaku untuk pipa air

buangan.

d. Coupling (sambungan pipa) yang digunakan adalah jenis

sambungan dengan lem yang biasa digunakan dalam pipa

HDPE.

e. Setiap pipa dan accesories yang digunakan harus jelas berisi

informasi tentang:

- Jenis pipa

- Diameter pipa (mm)

- Tekanan pipa (bar)

- Nilai kekuatan pipa

- Merk

- Nomor produksi, tanggal dan tanda-tanda lain

- Sudut (derajat) dari fitting

f. Perforasi pada pipa penangkap/pengumpul dilaksanakan

sesuai dengan gambar dengan alat yang tidak akan merusak

kekuatan pipa.

14.2.3. Lingkup Perkerjaan Pemasangan Pipa

Pekerjaan pemasangan pipa yang selanjutnya disebut pekerjaan

pemipaan meliputi :

- Pekerjaan pengukuran

- Pekerjaan patok ukur

- Pekerjaan galian tanah

- Pekerjaan urugan tanah (perataan)

- Pekerjaan perpipaan.

a. Pekerjaan dan rencana kerja

- Pekerjaan pengukuran

Yang dimaksud dengan pekejaan pengukuran dalam

pekerjaan ini adalah pengukuran arah memanjang dan

Page 72: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

72

pekerjaan pemipaan.

- Rencana kerja

Berdasarkan pengukuran tersebut, kontraktor harus

membuat rencana kerja pekerjaan pemipaan yang

berisi :

Elevasi permukaan tanah

Elevasi dasar tanah (dari galian yang harus

dilaksanakan)

Elevasi peletakan pipa

Elevasi permukaan tanah setelah selesai

pekerjaan urugan dan atau pembuatan jalan

Letak dan atau posisi perpipaan yang lurus, bend

piping, trust block

b. Pekerjaan Galian Tanah

Untuk pengalian tanah (trench cutting) diberlakukan hal-hal

khusus :

- Profil ekonomis

Untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah, kotraktor

hanya diperkenankan melakukannya berdasarkan profil

galian seperlunya.

- Galian tanah dan konstruksi pelindung

Untuk kedalaman yang lebih dari 1,2 meter dan pada

tanah yang biasa (yaitu tanah yang bercampur

lempung atau pasir atau batu-batu kecil), maka

kontraktor harus melakukan perlindungan terhadap

galian tersebut. Konstruksi pelindung galian terbuat dari

konstruksi kayu atau baja (selanjutnya disebut konstruksi

pelindung). Konstruksi pelindung tersebut harus benar-

benar kuat, aman serta memudahkan manuver kerja dan

peralatan para pekerja dan petugas dalam galian.

- Pembongkaran bekisting

Pada pelaksanaan pembongkaran konstruksi pelindung,

bahan konstruksi tidak diperkenankan tertinggal dalam

galian dan harus dikeluarkan dari lubang galian.

- Tanah dari jenis lain

Untuk pekerjaan galian tanah dari jenis lain, kontraktor

harus membicarakannya dengan direksi pengawas untuk

mendapatkan hasil galian dengan profil yang kuat,

aman dan semurah-murahnya.

14.2.4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

a. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-

benar mengenai kedudukan pipa agar betul-betul lurus serta

Page 73: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

73

pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak rata,

tidak boleh ada batu-batu (puing-puing) atau benda-

benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian

hari.

b. Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam

keadaan kering tidak boleh ada air sama sekali dan dalam

pipa harus diperiksa kembali kebersihannya.

c. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan

dapat dilakukan kontraktor dengan persetujuan pengawas

dan harus dilakukan dan harus dilaksanakan dengan alat

yang sesuai untuk pipa yang dipakai.

14.2.5. Pengetesan Pipa

a. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan

oleh pengawas untuk selanjutnya bila telah

diterima/memenuhi syarat untuk dibuatkan berita acara.

b. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara

bagian dari panjang pipa maksimum 100 m.

c. Pengetesan pipa induk (penyalur) harus dilakukan dengan

tekanan minimal enam (6) atmosfir dan apabila selama

satu (1) jam tekanan tidak berubah/turun, test dapat

dinyatakan berhasil dan dapat diterima.

d. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan

adalah menjadi tanggungan kontraktor.

e. Apabila pengetesan tidak berhasil, kontraktor harus

mencari sebab-sebabnya, kemudian memperbaikinya,

kalau perlu diadakan pembongkaran dan perbaikan

kembali adalah tanggungan kontraktor.

14.2.6. Perubahan Arah Peletakan Pipa

Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus

dilaksanakan dengan bantuan alat penyambung bend/elbow

yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan tee

atau tee-cross (sesuai kebutuhannya). Membengkokkan atau

mengubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak

diperbolehkan (secara mekanis maupun cara pemanasan).

14.2.7. Pekerjaan Tanah

a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan,

pengupasan lapisan tanah, penebangan tanaman,

pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan

daerah rendah, pemindahan batu, pembuangan humus dan

Page 74: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

74

tanah yang mengandung organis minimum sedalam 30 cm

serta pembongkaran bangunan, semua dikerjakan dalam

area seluas daerah pelaksanaan. Pekerjaan penimbunan

dilakukan untuk mencapai peil yang disyaratkan.

b. Dalam minimum dan tempat galian untuk pemasangan pipa

berikut peralatannya, begitupula bangunan yang nyata-

nyata termasuk dalam pekerjaan ini harus dibuat sesuai

dengan gambar pelaksanan, atau bila tidak ada

digunakan ketentuan- ketentuan persyaratan minimal

menurut buku petunjuk pemasangan pipa dari pabrik dan

peralatan yang bersangkutan (khusus untuk dalamnya

galian). Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya

galian adalah diukur dari atas pipa sampai ke muka

jalan/tanah asal, ditambah tebal lapisan pasir di bawah

pipa. Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa/disetujui

oleh pengawas.

c. Penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus

dilaksanakan serentak dengan diikuti pelaksanaan

pemasangan pipa dan perlengkapannya dan harus diikuti

pula dengan penimbunan/pengurugan kembali dengan

segera sesuai dengan cara-cara yang disetujui direksi.

d. Pekerjaan ini meliputi :

- Pengerjaan galian tanah untuk pemasangan pipa

- Pengerjaan urugan tanah untuk pemasangan pipa

- Mengatur kemiringan dan pengontrolan drainase

- Penggalian dan penimbunan

- Pemadatan

- Pemindahan material-material yang tak berguna dan

puing-puing

- Menyediakan material-material pengisi yang baik.

e. Peralatan untuk pekerjaan tanah

Agar didapat hasil yang baik, maka kontraktor harus

menyediakan alat-alat yang memenuhi syarat untuk

pekerjaan tanah. Apabila perlu pembuangan, maka

kontraktor harus menyediakan sarana pengangkutan

tersebut ke tempat-tempat pembuangan.

f. Pengerjaan urugan tanah untuk pemasangan pipa :

- Tanah urugan yang boleh dipakai adalah tanah yang

tidak mengandung bahan organis dipadatkan lapis demi

lapis tiap 20 cm sampai rata dan padat dengan alat

penimbris dari besi berat 10 kg. Apabila tanah

setempat tidak memenuhi persyaratan di atas maka

kontraktor harus mendatangkan tanah tersebut.

Page 75: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

75

- Urugan tanah untuk pemasangan pipa harus

dilaksanakan setelah pengurugan kerikil pasir di

sekeliling pipa yang dipasang telah selesai dan

harus mendapatkan persetujuan pengawas terlebih

dahulu sebelum dilaksanakan (lihat gambar

pelaksanaan).

g. Pekerjaan Urugan Pasir untuk Pemasangan Pipa

- Urugan pasir dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm

dengan penyiraman air, sehingga rata dan padat sampai

ketinggian yang dibutuhkan alat-alat penimbris dari besi

dengan berat minimum 10 kg.

- Urugan kerikil dan pasir dilakukan pada sekeliling pipa,

tebal 10 cm kecuali pipa- pipa yang memotong jalan

yang harus diurug penuh dengan pasir. Untuk

bangunan lainnya disesuaikan dengan gambar

pelaksanaan.

- Agar peletakan pipa tepat pada peilnya, pengurugan

pasir baru dapat dinyatakan selesai/disetujui oleh

pengawas yaitu bila peil tersebut sudah tepat pada

tempatnya.

h. Pekerjaan Galian

- Pekerjaan galian harus sesuai dengan gambar kerja,

tetapi dengan grade level yang lebih tinggi dari final

grade untuk memperhitungkan pengaruh pemadatan.

Penggalian yang dilakukan tidak boleh menyimpang dari

kemiringan (gradient) yang ditentukan pada gambar

kerja. Apabila pada waktu melakukan penggalian

bertemu dengan batukarang, batu-batuan lainnya,

maka material-material tadi harus dipindahkan dengan

seijin pengawas. Lubang bekas material yang

dikeluarkan tadi harus diisi kembali dengan tanah yang

disetujui oleh pengawas yang nantinya akan dipadatkan.

- Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan

ukuran gambar kerja, datar dan dibersihkan dari kotoran.

Bilamana kontraktor melakukan penggalian yang melebihi

dari apa yang telah ditetapkan, kontraktor harus

menutupi kelebihan tersebut dengan urugan tanah

yang terlebih dahulu mendapat persetujuan

pengawas. Urugan dipadatkan dan ditimbris air setiap

ketebalan 15 cm, lapis demi lapis sampai mencapai

ketinggian/ukuran yang dibutuhkan dan semua biaya

tambahan ditanggung oleh kontraktor.

Page 76: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

76

i. Pekerjaan urugan/penimbunan

- Penimbunan dilakukan sampai peil dan kemiringan yang

ditentukan pada gambar kerja.

- Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang

dikupas dipadatkan sampai 100% kepadatan maksimum

compaction modified proctor.

- Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah

yang berbutir-butir bagus serta bebas dari humus/akar-

akaran/bahan-bahan organis lainnya.

14.2.8. Pekerjaan Manhole

a. Pekerjaan tersebut dari konstruksi beton dengan ketebalan

dinding sesuai dengan gambar. Saluran setengah pipa harus

dipasang pada manhole dengan material dan spesifikasinya

sesuai dengan jalur pipanya. Jika kontraktor tidak berhasil

mendapatkannya, maka kontraktor harus mengusulkan

alternatif lain yang sesuai untuk saluran air buangan.

Selama pipa tegak biogas belum dihubungkan pada manhole

ini, maka manhole perlu ditutup dengan tutup manhole.

b. Tutup manhole dari DCI dengan cover dan frame berbentuk

segi empat dan memiliki karakteristik sebagai berikut :

- Tahan karat

- Kuat dan aman

- Mempunyai pengaman agar tidak mudah dicuri

- Mempunyai lubang ventilasi

- Mudah dioperasikan petugas

- Frame dilengkapi dengan gelang polythilane untuk

menghindarkan kontak antara metal dengan metal

- Frame mempunyai lubang-lubang untuk pembautan

- Untuk menghindari masuknya air kedalam manhole, tutup

manhole harus lebih tinggi 2 cm dari permukaan jalan

atau 3 cm dari permukaan tanah.

14.3. PEKERJAAN PEMBUATAN INSTALASI PENGOLAH LINDI

14.3.1. Bak Kontrol Efluen TPA

a. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan kolam pengumpul efluen dari TPA (merupakan

pipa efluen ke bak ini) mencakup pekerjaan-pekerjaan

sebagai berikut :

- Pekerjaan tanah

- Pekerjaan pondasi

- Pekerjaan beton

Page 77: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

77

- Pembuatan kolam pengumpul efluen

- Pemasangan alat ukur Thomson

- Pemasangan pipa.

Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pekerjaan beton

dan pekerjaan pondasi dapat dilihat dalam uraian Bab II

(Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil).

Bak pengumpul efluen ini terbuat dari pasangan beton

bertulang, sesuai dengan gambar perencanaan.

b. Alat ukur Thomson

Alat ukur Thomson sebanyak 2 (dua) unit terbuat dari plat

baja 3 mm, masing- masing dengan sudut 60˚ dan 90˚. Alat

ukur ambang ini dapat dipasang dan dilepas pada bak

pengumpul efluen melalui celah yang dibuat pada dinding

bak. Di sisi bak juga kemudian dipasang mistar ukur berskala

centimeter, dengan titik nol berada tepat pada ambang

terendah dari alat ukur tersebut.

c. Perpipaan

- Pipa influen dan efluen dibuat dan ditetapkan

sebagaimana tercantum di dalam gambar rencana

- Pipa dari bahan baja atau besi tuang

- Pipa ini dipasang menembus dinding bak dan ruang inlet

pada posisi ketinggian seperti yang ditunjukkan di dalam

gambar perencanaan.

d. Valve (Disesuaikan dengan gambar rencana)

- Setiap cabang pipa dari pertemuan antara pipa-pipa

dari bangunan pengolahan sebelumnya dilengkapi

dengan valve

- Ukuran dan diameter valve sesuai dengan diameter

pipanya

- Valve yang dipilih adalah valve yang terbuat dari besi cor.

- Setiap valve dilengkapi dengan manhole yang

dilengkapi dengan konstruksi penutup.

- Penutup dibuat dari pelat baja yang bisa dibuka dan

dilengkapi dengan kunci gembok.

14.3.2. Kolam Stabilisasi/Anaerob

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kolam stabilisasi/anaerob

mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

Page 78: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

78

- Pekerjaan tanah

- Pekerjaan lantai kerja beton f’c 7,4 Mpa

- Pekerjaan lantai beton bertulang

- Pekerjaan dinding beton bertulang

- Pembuatan bak pengendap dan struktur inlet

- Pembuatan konstruksi pelimpah (sesuai gambar rencana)

- Pembuatan saluran pembuang influen dan efluen

Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, lantai kerja,

dan beton dapat dilihat pada bab II.

b. Kolam stabilisasi/Anaerob

- Kolam stabilisasi terbuat dari konstruksi beton,

sesuai dengan gambar perencanaan. Bak yang

dibuat dengan posisi sesuai dengan gambar site plan

instalasi pengolahan lindi.

- Inlet merupakan saluran terbuka yang langsung

dihubungkan dari bak pengumpul efluen melalui pintu-

pintu air.

- Outlet dari kolam stabilisasi/anaerob terdiri dari 2

elevasi sesuai dengan gambar, masing-masing melalui

pintu air yang berbeda. Level dari pintu air tersebut

harus diletakkan secara akurat, agar fungsi pengaturan

aliran sesuai dengan yang diinginkan.

14.3.3. Kolam Fakultatif

a. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kolam fakultatif meliputi :

- Pekerjaan tanah

- Pekerjaan lantai kerja beton f’c 7,4 Mpa

- Pekerjaan lantai dan dinding beton bertulang

- Pemasangan perpipaan

Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, lantai kerja dan

beton dapat dilihat pada uraian bab II.

b. Bak fakultatif

- Bak fakultatif terbuat dari konstruksi beton.

- Sudut-sudut samping dasar bak berbentuk 90˚ akan

tetapi dibuat miring seperti tertera pada gambar

perencanaan.

- Lantai kerja terbuat dari beton dengan ketebalan 30

cm sesuai dengan gambar perencanaan.

c. Pemasangan pipa

- Pemasangan pipa inlet yang masuk ke dalam tangki

fakultatif harus dilakukan dengan teliti.

Page 79: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

79

- Posisi ketinggian pipa dari muka tanah maupun dari

dasar bak fakultatif harus sesuai dengan apa yang

tercantum di dalam gambar perencanaan.

- Bahan pipa adalah pipa PVC AW

- Sambungan-sambungan pipa dilakukan secara

mekanis, yaitu menggunakan flange diameter yang

sesuai.

d. Konstruksi pelimpah (sesuaikan gambar rencana)

- Konstruksi pelimpah dari bak fakultatif ini adalah

ambang pelimpah yang dipasang selebar bak.

- Ukuran lebar dan tinggi saluran pelimpah mengikuti apa

yang tercantum pada gambar perencanaan.

- Pelimpah terbuat dari bahan papan kayu yang lurus.

Papan ini dipasang di atas ketebalan dinding pelimpah

yang terbuat dari beton bertulang seperti

diperlihatkan pada gambar perencanaan. Pemasangan

papan pelimpah ini pada beton dilakukan dengan hati-

hati dan rapi. Agar tidak terjadi kebocoran maka setiap

penempelan harus diberi lem dan karet.

- Guna memudahkan pemasangan dan pencabutan

papan pelimpah, maka dibutuhkan jembatan (bordes)

operasi, yang terbuat dari baja. Posisi dan ukuran bordes

tersebut sesuai dengan gambar perencanaan.

14.3.4. Kolam Maturasi

Lingkup pekerjaan

Pekerjaan bak maturasi mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai

berikut :

- Pekerjaan tanah

- Pekerjaan lantai kerja beton f’c 7,4 Mpa

- Pekerjaan lantai beton bertulang

- Pekerjaan dinding beton bertulang

- Pemasangan pipa overflow

- Pembuatan pipa underdrain

Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, lantai kerja dan

beton bertulang dapat dilihat pada bab II.

14.3.5. Kolam Biofilter

Kolam kontrol merupakan lahan sanitasi yang dibatasi oleh

dinding beton dengan konstruksi yang biasa digunakan di

daerah tersebut. Bentuk dan letak dari kolam ini dapat dilihat

Page 80: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

80

pada gambar-gambar teknis.

Pembuatan kolam biofilter :

- Kolam sorpsi terbuat dari konstruksi beton dengan ukuran

sesuai dengan gambar perencanaan. Pada dinding keluar

(efluen), digunakan pipa PVC berlubang di seluruh

bidangnya guna memungkinkan penyaluran air.

- Pengisian media pasir halus dan kerikil atau bahan sorpsi

lain sesuai dengan gambar perencanaan.

14.3.6. Pipa Resirkulasi (sesuaikan gambar rencana)

Pada efluen bak sendimentasi aliran air sebagian mengalir pada

bak resirkulasi dengan pengaturan melalui pintu-pintu air seperti

terlihat dalam gambar.

Bak resirkulasi yang terbuat dari pasangan beton bertulang,

dilengkapi dengan pipa dan valve-valve guna memungkinkan

penyambungan slang (pipa) fleksibel ke pompa, agar dapat

dialirkan ke TPA.

Jenis spesifikasi dari pompa ini dapat dilihat pada pekerjaan

mekanikal dan elektrikal.

15. PEKERJAAN SISTEM LINER

15.1. LINGKUP

Pekerjaan yang tercakup oleh bab ini meliputi penyediaan

tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan pengawasan

untuk pekerjaan pemasangan sistem liner. Pemakaian

komponen-komponen dalam sistem liner ini harus berasal dari

produk satu pabrikan (atau komponen tertentu dapat atas

rekomendasi oleh satu pabrikan). Demikian juga untuk

pemasangan sistem liner ini wajib dilakukan sekaligus dalam

satu paket dengan pembelian sistem liner oleh pihak

pabrikan/supplier, dan tidak boleh dilakukan terpisah oleh pihak

yang tidak ahli di bidangnya. Hal ini penting dicantumkan,

mengingat pemasangan sistem liner memerlukan keahlian khusus.

15.2. LINER GEOSINTETIS

15.2.1. BAHAN

Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci yang dilengkapi

dengan sertifikat pengujian dan 8 lembar contoh base lining

system pada landfill yang diusulkan berukuran 400 x 400 mm2

kepada Direksi. Penyerahan ini tidak boleh kurang dari 1

(satu) bulan sebelum pemasangan dilakukan. Tidak ada base

lining system pada landfill yang dipasang sebelum ada

persetujuan dari Direksi.

Usulan Konkrit Penggunaan Material Geosynthetics untuk TPA

Page 81: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

81

Bahoruru Kabupaten Morowali, adalah sebagai berikut : dengan

memperhatikan dan menimbang pada uraian teknis tersebut

diatas dan juga mengacu pada standard / aturan

international untuk Landfill Base Liner, maka berikut ini adalah

usulan konkrit kami sebagai berikut :

1. Lapisan clay (tanah setempat)

2. Lapisan geomembrane yang terbuat dari High Density

Polypropylene 1,5 mm

(spesifkasi teknis terlampir).

3. Lapisan geotextile 4 mm

4. Drainage layer merupakan alternatif dari mineral material

layer (gravel) (spesifikasi teknis sesuai gambar desain).

Usulan alternatif sistem liner untuk TPA Bahoruru Kabupaten

Morowali lebih detail dapat dilihat pada Gambar 6.1,

sedangkan spesifikasi teknis lebih detail tentang spesifikasi

teknis masing-masing lapisan pada sistem liner ini dapat

dilihat pada bahasan berikutnya.

Gambar : Usulan Rencana Pelapisan Dasar (Liner)

15.2.2. DETAIL BASE LINING LANDFILL

Ada beberapa hal yang sangat penting untuk diperhitungkan

dalam melakukan detail desain untuk base lining system pada

landfill, terutama yang berhubungan dengan struktur

Page 82: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

82

bangunan landfill dan lingkungan secara keseluruhan.

a). Penentuan parameter base lining yang sesuai dengan

kriteria / kebutuhan akhir yang

dikehendaki / ditentukan oleh consultant engineer

(misalnya : safety factor, permeabilitas liner, capasitas

drainase, lifetime dari struktur sesuai dengan perkiraan

fungsinya, dan lain-lain).

b). Analisa stabilitas struktur bangunan landfill dan material

pendukungnya dengan mempertimbangkan gaya-gaya

yang bekerja pada bidang / struktur tersebut. Dalam hal

ini, perlu diperhatikan juga kondisi pada saat landfill

tersebut masih pada masa konstruksi maupun setelah

beroperasi, sehubungan dengan adanya beban statis dan

dinamis.

c). Analisa stabilitas pertemuan antar material (secara khusus

ditentukan oleh koefisien geser), baik antara material

natural dengan material sintetis, ataupun antar material

sintetis.

d). Analisa bahan material dan aplikasinya sesuai parameter

(a).

Dalam melakukan suatu desain pada base lining landfill, hal

pertama yang harus dilakukan oleh consultant engineering

adalah menentukan parameter-parameter yang mutlak harus

dipenuhi dalam desain. Parameter-parameter tersebut antara

lain adalah :

- Usia yang diharapkan (Expected Design Lifetime) dari struktur

bangunan tersebut.

- Angka keamanan (safety factor), baik untuk struktur, base

lining, dan slope lining.

- Koefisien permeabilitas masing-masing lapisan.

- Puncture resistance dari material pelindung.

Sesuai dengan tujuan utama dari landfill system, yaitu

menghindari polusi pada tanah, air tanah dan air permukaan,

maka kegagalan, sekecil apapun tidak dapat ditolerir. Setiap

hal yang berhubungan dengan stabilitas harus dianalisa, baik

stabilitas struktur bangunan (sub-grade dan lereng), maupun

interaksi antara material lining dengan struktur tersebut.

Stabilitas ini harus sudah memperhitungkan gaya-gaya statis

dan dinamis yang bekerja pada bidang itu. Dua hal pokok

yang penting di lakukan perhitungan stabilitas adalah :

- Pada saat konstruksi, maka harus diperhitungkan gaya-gaya

yang ditimbulkan akibat alat-alat berat yang bekerja pada

struktur tersebut termasuk momen-momen yang terjadi

Page 83: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

83

akibat perputaran roda dan komponen lainnya.

- Ketika telah beroperasi, harus diperhitungkan gaya-gaya

akibat moda pengangkut (truk) dan excavator yang

bekerja pada bangunan tersebut, berikut momen-momen

yang terjadi pada saat moda transportasi tersebut

melakukan aktifitasnya.

Meskipun di Indonesia belum merupakan suatu hal yang

populer, tetapi adalah merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk melakukan detail desain (analisa stabilitas)

antar material (poin c), sesuai dengan prinsip “zero mistake”

seperti tersebut dalam bab Pendahuluan, paragraf keempat.

Dan salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal,

sangat direkomendasikan bahwa untuk semua jenis material

geosynthetics yang akan digunakan pada suatu landfill

harus berasal dari Satu Manufaktur / Pabrikan (bukan dari

satu supplier). Hal ini sangat penting, karena dengan berasal dari

satu sumber, maka garansi material secara keseluruhan dapat

diperoleh dan juga koefisien geser yang timbul dari interaksi

antar material juga dapat diperoleh dengan benar, dimana

kedua hal ini sulit diperoleh apabila setiap jenis material

geosynthetics berasal pabrikan yang berbeda. Ketidaktahuan

tentang koefisien geser antar material akan mengakibatkan

kegagalan (failure) base lining Landfill system.

Khusus untuk desain base lining system yang berhubungan

dengan material sintetis, ada beberapa parameter penting

yang harus diperhitungkan dalam menentukan kriteria /

spesifikasi material, yaitu dengan mengacu pada fungsi-fungsi

seperti tersebut di bawah ini :

- Fungsi Penutup / Sealing (lapisan impermeable)

- Fungsi Pelindung / Protection

- Fungsi Filtrasi dan Separasi

- Fungsi Pengikat / Reinforcement.

Salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah

menentukan bahan material yang akan digunakan. Pada

umumnya, alternatif material yang dapat digunakan bisa

dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : material natural dan

material sintetis (geosynthetics).

Untuk jenis material natural, ada 2 (dua) hal utama yang perlu

menjadi pertimbangan, yaitu :

a). Ketersediaan (supply) material

b). Tingkat kesulitan dan biaya dalam hal aplikasi material

tersebut sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.

Page 84: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

84

Misalnya, ketersediaan material clay pada lokasi setempat,

serta analisa biaya dan jaminan kualitas (quality assurance)

untuk aplikasi material clay tersebut sesuai dengan koefisien

permeabilitas yang telah ditentukan.

Untuk jenis material geosynthetics, hal utama adalah seperti

tersebut pada poin di atas. Dan selain itu analisa bahan

dan metode aplikasi harus dilakukan satu per satu untuk

didapatkan bahan / jenis material yang terbaik. Dalam

hal ini, beberapa kriteria yang perlu dijadikan sebagai

pertimbangan utama adalah :

- Creep factor, yaitu angka / koefisien yang

merupakan parameter kunci untuk menentukan usia

desain dari struktur bangunan landfill (expected design

lifetime). Dalam hal ini uji material jangka panjang

dari lembaga international yang independen mutlak

diperlukan

- Koefisien geser antar material geosynthetics dan dengan

material natural.

- Cara / metode produksi material, dimana hal ini sangat

menentukan kualitas akhir suatu material.

- Data teknis material sesuai dengan fungsinya dan

parameter yang diperlukan (poin a), misalnya : koefisien

permeabilitas bahan untuk GCL (sealing element),

puncture resistance untuk material geotextile pelindung

(protection element), opening size untuk material

geotextile untuk filtrasi (filtration element) dan kapasitas

drainase untuk beban tertentu (drainage element).

Sehubungan dengan hal ini, data teknis dari supplier /

pabrikan mutlak diperlukan.

15.2.3. PENYIMPANAN, PEMASANGAN DAN PERBAIKAN

Komponen material base lining system pada landfill harus

disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terkena sinar matahari

langsung. Kontraktor bertanggungjawab terhadap pengadaan

dan pemasangan base lining system, tetapi untuk

pemasangannya harus merupakan satu paket dengan

pemasangannya, jadi kontraktor tidak boleh melakukan

pemasangan sendiri, jadi pemasangan harus dilakukan oleh pihak

pabrikan/supplier yang memang mempunyai keahlian khusus

dalam hal pemasangan base lining system pada landfill.

Tetapi tanggungjawab pemasangan base lining system pada

landfill tetap merupakan tanggungjawab kontraktor.

Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci cara pemasangan

Page 85: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

85

base lining system pada landfill kepada Direksi untuk mendapat

persetujuannya. Sambungan harus dijahit, atau disambung

dengan cara lain yang disetujui Direksi.

Kontraktor harus memperbaiki base lining system pada landfill

yang rusak. Metoda perbaikan harus mendapat persetujuan

Direksi. Apabila Direksi merasa bahwa perbaikan itu tidak

memuaskan, maka Kontraktor harus menggantinya dengan yang

baru.

15.2.4. SPESIFIKASI MATERIAL BASE LINING LANDFILL

GEOMEMBRANE SEBAGAI LAPISAN PENGEDAP

1. Umum

Geomembran yang dipergunakan untuk fungsi lapisan

pengedap pada suatu sistem kolam/tempat penampungan

akhir sampah harus memenuhi persyaratan spesifikasi, yaitu

menjaga agar tidak terjadi kebocoran pada kolam agar tidak

mencemari lingkungan sekitar.

Kontraktor diharuskan untuk menunjukkan contoh

material yang disertai dengan spesifikasi teknik material

kepada pemberi tugas dan atau konsultan yang ditunjuk

untuk diperiksa dan disetujui.

Material yang digunakan haruslah sudah sering digunakan

di Indonesia dan pihak kontraktor harus melampirkan

daftar proyek-proyek di Indonesia yang telah

menggunakan material geomembran ini.

Kontraktor harus mempunyai pengalaman dalam

pemasangan material geomembran ini dan telah melakukan

pemasangan material geomembran yang sama untuk proyek-

proyek di Indonesia.

Kontraktor wajib melampirkan brosur geomembran yang akan

digunakan pada saat penawaran, jika ridak melampirkan atau

ketidaksesuain brosur yang dilampirkan dengan spesifikasi

dapat menggugurkan penawaran.

2. Sifat-Sifat Fisik

(a) Geomembran harus terbuat dari resin dengan

kepadatan (ASTM D-1505) > 0,932 g/ cc dan kandungan

carbon black antara (2,0 – 3,0)% sehingga

menghasilkan lembar HDPE (High Density Polyothlene)

smooth dengan density (ASTM D-1505) >0,94 g/ cc.

(b) Untuk meminimalkan jumlah jalur sambungan sebagai

area yang rawan bocor dan effisiensi penggunaan

Page 86: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

86

bahan, maka lebar roll geomembrane minimal 8,0 m

sebagai lebar standar yang umum diproduksi dan tidak

menimbulkan kesulitan dalam transportasi dan

pemasangan.

(c) Material Geomembran hharus memenuhi spesifikasi

Carbon Black Dispersion (ASTM D-5596) category 1 /

category 2 dan Oxidation Induction Time (ASTM D-3895)

minimum average 100 min.

(d) Untuk antisipasi kondisi pemakaian expose, bahan

geomembrane harus memenuhi spesifikasi dimensional

stability (ASTM D-1204) +/- 2%, Stress Crack Resistance SP-

NCTL (ASTM D5397) 400 Hr.

Geomembrane harus memenuhi spesifikasi Oven Aging

0% Retained sesudah 90 hari (ASTM D-5721) dan HP OIT

(ASTM D-5885) minimum Average 80%. Geomembrane harus

memenuhi spesifikasi Ultra Violet Resistance 0%

Retained sesudah 1.600 jam GRI-GM-11 HP-OIT, minimum

average 50%.

(e) Setiap roll geomembran yang dikirimkan ke lapangan,

harus dilengkapi stiker data merk dan tipe yang dibuat

oleh pabrik.

Data merk dan tipe/ ketebalan harus tercetak pula

secara teratur sepanjang lembaran geomembrane

untuk pemeriksaan visual.

3. Penyimpanan dan Pemasangan

(a) Geomembran yang dikirim ke lapangan harus disimpan

dan dilindungi dari hal-hal yang dapat merusak

geomembran dan dari pengaruh sinar matahari

langsung (untuk jangka waktu yang lama).

(b) Geomembran yang dipasang sesuai dengan

rekomendasi/petunjuk yang dikeluarkan pabrik, dan

harus dipasang pada lokasi seperti yang dicantumkan

pada gambar rencana atau atas petunjuk Engineer.

(c) Permukaan tanah tempat geomembran akan digelar,

haruslah kering dan bersih dari benda-benda

pengrusak seperti lumpur, bebatuan, akar pohon,

batang pohon, dan lain-lain yang dapat

menimbulkan kerusakan pada geomembran. Tanah

dibawah tempat geomembran akan digelar

diusahakan kepadatannya seragam atau atas

persetujuan Engineer.

(d) Lokasi penyimpanan material sebaiknya berdekatan

Page 87: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

87

dengan lokasi kerja untuk meminimalkan transportasi

dan penanganan. Material liner harus disimpan di

tempat dengan permukaan halus dan bebas dari batu

atau benda lain yang dapat merusak material.

(e) Akses ke lokasi pekerjaan harus diperiksa jika ada

pembatasan-pembatasan yang akan menentukan

keputusaan penggunaan alat, awal lokasi mulai kerja,

jadwal pelaksanaan, atau metoda penggelaran.

(f) Pola cuaca/iklim setempat perlu dimasukkan sebagai

pertimbangan untuk memutuskan jika dibutuhkan

penggantian untuk mencegah kontraksi tegangan

berlebihan dan pengangkatan liner atau membentuk

ruang kosong pada kaki lereng. Kompensator adalah

kerutan atau lipatan dari tambahan material yang

digunakan untuk pembentukan ke dalam liner untuk

kontraksi yang akan dating dari liner yang dapat

diijinkan.

(g) Tidak dianjurkan untuk mencoba menggelar material

selama periode musim angin besar, hujan, atau kondisi

lainnya yang menghalangi keberhasilan pengelasan

geomembran.

(h) Front end loader sangat direkomendasikan untuk

digunakan menggelar material geomembran, atau tipe

lain peralatan yang dapat digunakan adalah all

terrain forklift atau crane. Peralatan yang dapat

digunakan untuk penggelaran roll lebar 7 meter adalah

mempunyai kapasitas untuk mengangkat sambil berjalan

minimal seberat 2.000 kg.

(i) Batang penggelar roll dipasang pada front end loader

atau peralatan lain dan digunakan untuk batang as

untuk menggelar material liner :

Batang penggelar terbuat dari baja profil I atau

pipa. Batang as terbuat dari pipa baja berdiameter

15 cm.

Batang penggelar dan as minimum 1 meter lebih

panjang dari lebar rol dan mempunyai kapasitas

untuk mendukung roll material secara keseluruhan.

(j) Material geomembran dapat digelar dengan

beberapa metoda. Yang manapun metoda yang

digunakan tidak boleh merusak liner, dan material tidak

melipat, terlipat, dan mengkerut selama penggelaran :

Sangat dianjurkan untuk menggunakan metoda

Page 88: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

88

penggelaran yang terbaik, yaitu untuk membuka

material menggunakan spreader dan axle bar

dan menempatkan rol pada permukaan tanah dan

ditarik dengan mesin menuju belakang alat.

Metoda lain adalah rol diangkat lebih tinggi dari

tanah dan material ditarik dari roll dimana

mesin/alat dalam keadaan tetap.

Rol dengan axle bar juga dapat digunakan dan

ditempatkan pada suatu perancah tetap dan

material ditarik keluar. Metoda ini dapat digunakan

untuk proyek kecil dengan jumlah material yang tidak

terlalu banyak.

(k) Panel geomembran harus segera diperiksa sesudah

penggelaran dan jika ditemukan kerusakan atau

cacat pabrik secepatnya diberi tanda untuk diperbaiki.

(l) Penyambungan geomembran harus dilakukan dengan

cara yang benar guna mengantisipasi kebocoran

yang terjadi, dan juga harus dilakukan pemeriksaan

terhadap sambungan.

(m) Pengisian material diatas geomembran harus dilakukan

secara hati-hati guna menghindari kerusakan pada

geomembran dan harus dihindari penjatuhan

material timbunan langsung ke atas geomembran.

Untuk lokasi-lokasi tertentu dimana penjatuhan langsung

tidak dapat dihindari, geomembran harus dilindungi

misalnya dengan geotekstil dan atau lapisan

pasir/tanah.

4. Persyaratan Spesifikasi

Geomembran yang digunakan harus berwarna hitam dan

halus pada kedua sisi serta harus memenuhi semua

persyaratan seperti yang tersebut dibawah ini melalui

metoda pengujian yang sama :

No. Data Teknis Metoda Tes Satuan Nilai Keterangan

1. Ketebalan ASTM D 5199 mm 1,5 Minimal

2. Kuat tarik

Tegangan saat

leleh

ASTM D 6693 kN/m 23 Minimal

Kemuluran saat

leleh

ASTM D 6693 % 13 Minimal

Tegangan saat

putus

ASTM D 6693 kN/m 43 Minimal

Kemuluran saat

putus

ASTM D 6693 % 700 Minimal

3. Ketahanan ASTM D 1004 N 187 Minimal

Page 89: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

89

terhadap

sobek/Tear

Ressistance

4. Ketahanan

terhadap

jebol/Puncture

Ressistance

ASTM D 4833 N 530 Minimal

Area (lokasi) yang akan di-lining diharapkan untuk diukur

secara akurat dan gambar lapangan atau sketsa, detail

panel, dan lokasi sambungan atau susunannya.

(a) Susunan panel harus direncanakan untuk meminimalkan

potongan, panjang total yang memerlukan pengelasan

untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

(b) Kegunaan dari bagian prafabrikasi liner harus betul-betul

dipertimbangkan.

(c) Secara umum, panel geomembran harus

diorientasikan pararel terhadap garis maksimal lereng,

tidak melintang terhadap lereng atau dengan kata

lain sambungannya direncanakan memotong lereng

tegak lurus dari atas ke bawah.

Panel dapat digelar secara horizontal memotong

lereng hanya bila panjang total material mencukupi

ke arah bawah lereng sampai kaki lereng tidak lebih

dari lebar roll material.

Panel tidak pernah diorientasikan menuju

arah yang memerlukan penyambungan melintang

memotong lereng.

Lokasi penyambungan material tidak boleh dilakukan

di atas lereng.

5. Pengawasan Kualitas

Kontraktor harus mencatat dengan baik setiap lembar

geomembran yang terpasang, lokasi pemasangan,

tanggal penggelaran, waktu mulai dan selesai, dan

ukuran geomembran yang terpasang.

Pabrikan harus memiliki sertifikat ISO 9001 (2000). Setiap roll

harus memiliki nomor identifikasi produksi dan supplier

diwajibkan untuk melampirkan laporan QA/QC hasil tes pada

saat produksi. Frekuensi tes pada hasil akhir produksi tidak

boleh kurang dari :

Thickness (DIN 53370) setiap 1 per shift @ 8 jam

Kualitas permukaan (DIN 16925) setiap 1 per shift @ 8 jam

Kepadatan (ISO 1183) setiap 1 per shift @ 8 jam

Penyusutan akibat suhu setiap 1 per shift @ 8 jam

Page 90: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

90

Index leleh (MFI) (ISO-R1133) setiap 1 per shift @ 8 jam

6. Metoda Pengukuran

Lembaran geomembran diukur dalam meter persegi untuk

tiap luas areal yang dipasang.

7. Persetujuan Material dan Sub Kontraktor (Aplikator) :

Agar material yang dipergunakan di lapangan sesuai

dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perencana.

Kontraktor wajib mengajukan persetujuan material dan sub

kontraktor (aplikator) kepada Konsultan dan Direksi terlebih

dahulu sebelum pemesanan barang/penunjukan sub

kontraktor dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Material yang diajukan harus dilengkapi dengan

surat keterangan asli dari manufaktur yang

menyatakan bahwa material yang disuplai harus sesuai

dengan spesifikasi teknis terlampir diatas, dan juga

pernyataan bahwa sub kontraktor/aplikator yang

ditunjuk adalah agen resmi untuk di Indonesia.

(b) Sampel material harus disertakan dalam pengajuan

tersebut.

(c) Sub kontraktor yang akan ditunjuk harus melampirkan

surat pernyataan memiliki perlengkapan untuk aplikasi

dan tes di lapangan sebagai berikut :

Mesin hot air welding, dengan 2 line welding sekaligus

(dengan saluran tes udara ditengahnya).

Mesin extrusion.

Mesin hand welding.

Alat tes kompresi udara (air test channel).

Alat vacuum test, untuk perbaikan dan sudut.

Alat tensio meter untuk peel dan shear test

daripada material dan overlap sesuai dengan ASTM

D638. Tes ini harus dilakukan setiap hari sebelum

pekerjaan dimulai di lapangan, dan harus dicatat

dan diberikan kepada Direksi dan Konsultan.

Untuk aplikasi di lapangan, sub kontraktor wajib

melakukan tes untuk hasil pekerjaan sesuai dengan

standar tes yang tercantum dalam dokumen ini.

15.2.5. SPESIFIKASI TEKNIS GEOTEXTILE NON WOVEN (GEONET) SEBAGAI LAPISAN PROTEKSI DAN

FILTRASI

1. Umum

Geotekstil sebagai lapisan proteksi harus memenuhi

persyaratan spesifikasi, yaitu harus dapat melindungi lapisan

pengedap dari kerusakan fisik akibat material timbunan.

Selain berfungsi sebagai lapisan proteksi, material ini juga

Page 91: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

91

dapat digunakan untuk lapisan filtrasi, untuk filter lindi

sebelum jatuh ke gravel dan dalam hal ini material ini

mempunyai fungsi ganda sebagai penahan sampah agar

tidak masuk ke pori-pori gravel sehingga tidak menghambat

laju aliran lindi menuju pipa lindi.

Kontraktor diminta untuk menunjukkan contoh material yang

disertai dengan sertifikasi pabrik pembuat kepada Direksi

untuk diperiksa dan disetujui. Contoh-contoh ini harus

diseleksi oleh Direksi bersama-sama dengan contoh dari

lapangan untuk disetujui.

Penyedia jasa harus menyediakan dan memasang

geotekstil non woven seperti yang tertera pada gambar

atau ditentukan oleh Konsultan dan Direksi. Pemakaian

geotekstil non woven sudah umum dalam pekerjaan teknik

sipil, diantaranya sebagai filter, lapisan pelindung, lapisan

pemisah tanah untuk mencegah bercampurnya

tanah/material timbunan dengan tanah lunak, dan drainase

dibawah tanah.

2. Sifat-Sifat Fisik

(a) Untuk mencapai ketebalan tertentu dengan

puncture resistance yang cukup, Geotekstil harus dari

jenis yang tidak dianyam (non woven), dan dibuat

terdiri dari continuous filament (serabut menerus),

bukan dari staple fiber (seratpendek).

(b) Geotekstil yang dipasang sebagai pelindung

geomembrane sering kali terkena cahaya matahari

dalam waktu lama, sehingga harus mempunyai ultra

violetresistance >70% strength retention sesudah 3

bulan expose baik untuk Tensile Strength Retention

dengan method pengujian ISO 10319, maupun untuk

Puncture Strength Retention dengan method pengujian

ISO 12236.

(c) Karena terbentuknya Leachate seperti pada TPA

sampah, maka geotextile harus mempunyai chemical

resistance yang baik, tidak terpengaruh akibat asam,

alkali dan zat kimia dalam rentang pH 2 – 13. Dan

tidak mengalami hidrolisis pada kondisi iklim tropis.

(d) Setiap roll geotekstil yang dikirimkan ke lapangan, harus

dilengkapi data merk dan tipe yang tertera jelas pada

pembungkus luar. Data merk dan tipe harus tercetak

pula secara teratur sepanjang lembaran geotextile

untuk pemeriksaan visual.

Page 92: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

92

3. Penyimpanan dan Pemasangan

(a) Geotekstil yang dikirim ke lapangan harus dengan

pembungkus untuk melindungi material tersebut

terutama dari sinar matahari. Penyimpanan dan

pemasangan gulungan geotekstil tersebut tidak boleh

mengakibatkan kerusakan fisik.

(b) Geotekstil dipasang sesuai dengan

rekomendasi/petunjuk yang dikeluarkan pabrik, dan

harus dipasang pada lokasi seperti yang dicantumkan

pada gambar rencana atau atas petunjuk Engineer.

(c) Penyambungan geotekstil yang overlap harus tepat,

baik lebar maupun posisinya agar geotekstil dapat

berfungsi selama waktu pelaksanaan dan selama

umur rencana dari struktur. Alternatif lain dari overlap

dapat dilakukan dengan cara menjahit dengan

menggunakan mesin jahit ketik ganda portabel.

(d) Penyambungan geotekstil dengan cara menjahit harus

dengan jahitan ganda, dengan jarak 50 mm sampai

dengan 100 mm dari tepi lembaran geotekstil yang

disambung. Sambungan diusahakan sesedikit

mungkin dan harus dengan persetujuan dari Engineer.

(e) Penempatan material timbunan setelah penggelaran

geotekstil harus dilakukan dengan baik sehingga

geotekstil tidak mengalami beban melebihi

tegangan ijinnya. Kerusakan geotekstil selama

penempatan material timbunan harus diperbaiki atas

petunjuk Engineer.

4. Sifat-Sifat Mekanik dan Hidrolik

Geotekstil harus memenuhi atau melampaui semua

persyaratan seperti yang tersebut di bawah ini melalui

metoda pengujian yang sama :

No Data Teknis Test Method Satuan Nilai Keterangan

1 Weight ASTM D5261/ISO 9864 gr/m2 500 Minimal

2 Tensile properties by wide strip method

MD/CD ASTM D4595 / ISO 10319

KN/m 14.8 Minimal

Elongation MD/CD % 80 Minimal

3 Grab Breaking Load and Elongation

MD/CD ASTM D4632

KN 1.22 Minimal

Elongation MD/CD % 80 Minimal

4 Trapezoidal Tearing Strength

Page 93: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

93

MD/CD ASTM D4533 N 550 Minimal

5 Static Puncture Resistence

Puncture Resistence, Fp ASTM D6241 / ISO

12236 N 2480 Minimal

6 Water permeability of geotextiles by permittivity

Permittivity ASTM D4491 S-1 0.95 Minimal

7 Nominal Thickness ASTM D5199 / ISO

9863 mm 4 Minimal

Pembuatan material geotextile non woven sesuai dengan ISO

9001. Dengan frekuensi tes yang tinggi di laboratorium sesuai

standar manajemen kualitas ISO 9001.

5. Pengawasan Kualitas

Kontraktor harus mencatat dengan baik setiap lembar

geotekstil yang terpasang, lokasi pemasangan, tanggal

penggelaran, waktu mulai dan selesai, dan ukuran geotekstil

yang terpasang. Pencatatan juga mencakup

penyambungan lembaran geotekstil.

6. Metoda Pengukuran

Lembaran geotekstil diukur dalam meter persegi untuk tiap

luas areal yang dipasang.

15.3 Urugan Batu Bulat (Gravel)

15.3.1 Umum

Batu yang dipergunakan adalah batu kali yang bulat, keras, tidak porous,

bukan batu pecah, bersih dari sedimen dan dengan ukuran 3/5 dan 5/7.

15.3.2 Prosedur Pemasangan

a) Batu bulat (gravel) yang diperoleh atau diambil dari sungai dengan

ukuran 3/5 dan 5/7, harus dalam kondisi bersih dari sedimen dengan

mencuci terlebih dahulu.

b) Batu bulat (gravel) tidak boleh bertekstur kasar atau pecah,

dikarenakan dapat merusak lapisan geomembran dan geotekstile.

c) Penghamparan batu bulat (gravel) dengan menggunakan alat berat

maupun sejenisnya harus hati-hati, jangan sampai merusak lapisan

geomembran dan geotekstile.

d) Apabila terjadi kerusakan lapisan geomembran dan geotekstile

akibat kelalaian dari penyedia jasa, maka di wajibkan penyedia jasa

harus memperbaiki kembali kerusakan tersebut sesuai dengan

spesifikasi pemasangan geomembran dan geotekstile.

Page 94: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

94

16. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

16.1 Proyek Konstruksi

Proyek adalah sebuah kata yang sering digunakan

untuk sebuah pekerjaan didalam sebuah program kegiatan,

akan tetapi kata ini mempunyai arti dimana sebuah

pekerjaan besar yang berkemungkinan besar tidak akan

terulang kembali pada jangka waktu tertentu dimasa yang

akan dating. Setiap proyek harus memiliki start dan finish yang

jelas, sekumpulan aktivitas yang berurutan diantara dua

kejadian itu, berikut adanya suatu sasaran tertentu. Suatu

proyek adalah suatu usaha sementara yang dilaksanakan

untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang unik. Setiap

proyek memiliki tanggal mulai dan selesai yang tertentu. Unik

diartikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan adalah

berbeda dari produk atau jasa sejenis lainnya. Tidak ada dua

proyek yang 100% sama (Evha, 2010).

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang

sifatnya hanya dilakukan satu kali. Pada umumnya proyek

konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Didalam

rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya

terdapat suatu proses yang berfungsi untuk mengolah sumber

daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan

yang menghasilkan sebuah bangunan (Soeharto, 2001).

Sedangkan menurut Gould (2002) mendefinisikan proyek

konstruksi sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya

baik biaya, tenaga kerja, material, dan peralatan.

Proyek konstruksi dilakukan secara detail dan tidak berulang

Dari pengertian dan batasan di atas, maka dapat

dijabarkan beberapa karakteristik proyek sebagai berikut :

1. Waktu proyek terbatas, artinya jangka waktu, waktu mulai

(awal proyek dan waktu finish (akhir proyek) sudah tertentu.

2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya

sekali, bukan produk rutin/berulang (Pabrikasi).

3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda,

dengan pola di awal sedikit, berkembang makin banyak,

menurun dan berhenti.

4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan,

perencanaan, tahapan perancangan dan

pelaksanaan).

Page 95: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

95

5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga

beragam pula.

6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan

tempat proyek sudah ditetapkan, tidak dapat

sembarang tempat.

7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang

berkaitan dengan bahan, alat, tenaga dan metoda

pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus

memenuhi prosedur persyaratan tersebut.

16.2. Faktor-faktor penyebab kecelakaan konstruksi

Kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di luar negeri

umumnya adalah metode pelaksanaan konstruksi yang kurang

tepat mengakibatkan gedung runtuh yang menewaskan

banyak korban.

Sedangkan kasus yang terjadi di Indonesia umumnya terjadi

karena lemah nya pengawasan pada proyek konstruksi. Kurang

disiplin nya tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan K3 dan

kurang memadainya kuantitas dan kualitas alat perlindungan

diri di proyek konstruksi.

Dari kasus-kasus diatas ada beberapa faktor

penyebab terjadinya kecelakaan kerja konstruksi adalah

akibat dari beberapa hal berikut :

1. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi dan

penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat.

2. Lemahnya pengawasan K3

3. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan

peralatanpelindung diri

4. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi

ketentuan mengenai K3.

16.3. Perlengkapan, Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah

seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja

untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari

adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja

(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia NomorPer.08/MEN/VII/2010).

Page 96: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

96

1. Pakaian Kerja

Gambar : Pakaian Kerja

Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi

badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang

kurang sehat atau yang bisa melukai badan.

Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada

umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka

selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak

sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan

yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti

betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3

pasang dalam setiap tahunnya.

2. Sepatu Kerja

Gambar : Sepatu Kerja

Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan

terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu

memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya

bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh

benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari

bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras

supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari

atas.

Page 97: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

97

3. Kacamata Kerja

Gambar : Kacamata Kerja

Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi

mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang

beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-

partikel debu berukuran sangat kecil yang

terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh

karenanya mata perlu diberikan perlindungan.

Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata

adalah mengelas.

4. Sarung Tangan

Gambar : Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa

jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung

tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda

keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya.

Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan

adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan

yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor

secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet

pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada

gerobak.

Page 98: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

98

5. Helm

Gambar : Helm

Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai

pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan

bagi setiap pekerja konstruksi untuk

menggunakannya dengan benar sesuai peraturan.

Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari

bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada

barang, baik peralatan atau material konstruksi yang

jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan

para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang

tentunya dapat membahayakan diri sendiri.

6. Sabuk Pengaman

Gambar : Sabuk Pengaman

Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan

kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi

yang membahayakan wajib mengenakan tali

pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali

pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari

kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja

kegiatan erection baja pada bangunan tower.

Page 99: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

99

7. Penutup Telinga

Gambar : Penutup Telinga

Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-

bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume

suara yang cukup keras dan bising. Terkadang

efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari

mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.

8. Masker

Gambar : Masker

Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk

pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu

sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar

sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu

kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan

memotong, mengamplas, mengerut kayu.

9. Tangga

Gambar : Tangga

Page 100: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

100

Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum

digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk

mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman

harus menjadi pertimbangan utama.

10. P3K

Gambar : P3K

Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat

ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah

seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek.

Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan

obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan

pertama.

Demikianlah peralatan standar K3 di proyek yang

memang harus ada dan disediakan oleh kontraktor

dan harusnya sudah menjadi kewajiban. Tindakan

preventif jauh lebih baik untuk mengurangi resiko

kecelakaan.

Pasal - 17

Pekerjaan Akhir

Pekerjaan akhir yang berupa pembersihan akhir, dilaksanakan setelah seluruh

pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik selesai.Kontraktor diwajibkan membuang

semua sisa-sisa bahan yang tidak terpakai dari lokasi proyek, yang diakibatkan oleh

adanya pelaksanaan konstruksi fisik.

Pasal - 18

Dokumentasi Dan Adiministrasi Apabila jangka waktu masa pemeliharaan pekerjaan sudah berakhir,

pekerjaan akan diterima apabila sudah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai

berikut :

- Pihak Penyedia Jasa sudah melaksanakan perbaikan-perbaikan terhadap

kerusakan/cacat–cacat dari kategori bencana alam, dan hasil perbaikan oleh

pelaksana tersebut sudah dapat diterima oleh Pemberi Pekerjaan dalam

kualitas/kuantitas sesuai dengan syarat-syarat teknis.

Page 101: Spesifikasi teknis tpa morowali

SPESIFIKASI TEKNIS

SATUAN KERJA PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

101

- PIHAK PENYEDIA JASA sudah mengajukan permohonan tertulis sebelum

tanggal ditetapkan penyerahan II (KEDUA) pekerjaan kepada Pemberi Tugas,

untuk diadakan pemeriksaan terhadap hasil perintah tertulis atau dan pada

buku harian sewaktu penyerahan (PERTAMA) pekerjaan.

- Penyedia Jasa harus membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap 0 %, 50 %

dan 100 % dengan pengambilan gambar pada sudut pandang yang sama,

termasuk tahapan pekerjaan yang penting. Dokumentasi ini dibuat 3 (tiga) set

dan disusun rapi pada album sesuai urutan dan jenis pekerjaan.

- As Built Drawing (gambar bangunan terpasang/jadi) dan laporan

kemajuan pekerjaan (harian, mingguan dan bulanan), serta back up data harus

dipersiapkan pada saat penyerahan pertama pekerjaan untuk keperluan

pemeriksaan dan harus sudah diserahkan pada Direksi pada saat penyerahan

kedua, sebanyak 3 rangkap (1 asli + 2 salinan), semuanya atas biaya Penyedia

Jasa.

- Penyedia Jasa wajib memiliki Kontrak (SPK) lengkap dengan gambar

bestek,perubahan Kontrak (Amandemen) lengkap dengan Gambar Perubahan

(Bila Ada).

Pasal - 19

Penutup

19.1 Perbaikan terhadap kerusakan

Jika terjadi ketidaksesuaian dengan persyaratan atau ketentuan-ketentuan

yang telah ditetapkan, dan terjadinya kerusakan atau cacat baik yang

terlihat maupun yang tersembunyi, penyedia barang/jasa diwajibkan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan sesuai peralatan teknis yang ada dan

sesuai petunjuk direksi.

Segala biaya dan resiko yang timbul akibat seperti hal diatas menjadi

tanggung jawab penyedia barang/jasa.

19.2 Hubungan Masyarakat

Penyedia barang/jasa diwajibkan menjalin hubungan baik dengan

masyarakat, tokoh dan aparat setempat.

Penyedia barang/jasa dapat menjamin hubungan imbal balik yang saling

menguntungkan dengan masyarakat setempat, seperti sewa tanah dan

rumah untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan, pembelian material

seperti pasir, batu, kayu dan lain-lain.

Segala akibat dan resiko yang timbul dalam hubungan masyarakat adalah

tanggung jawab penyedia barang/jasa.