spesifikasi teknis pengairan 2016_2

9
SPESIFIKASI TEKNIS A. BAHAN-BAHAN Apabila dibutuhkan pada pekerjaan ini, spesifikasi bahan-bahannya adalah sebagai berikut : 1. Batu Kali / Batu Belah - Batu harus berasal dari batuan yang baik (granit, andesit, basalt) dan tidak mengandung retakan. - Bidang permukaan batu harus bersih dari lumpur atau kotoran-kotoran - Batu untuk pasangan batu harus lebih besar dari 100 mm dan kurang dari 300 mm. - Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan sebelum digunakan. 2. Kerikil / Batu Pecah - Kerikil atau batu pecah harus bersih dari kandungan tanah atau lumpur. - Ukuran butir kerikil / batu pecah adalah lebih besar dari 10 mm dan lebih kecil dari 30mm dan komposisinya bervariasi. - Kerikil / batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Butir- butir kerikil/batu pecah harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. - Kerikil / batu pecah tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti garam. - Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan sebelum digunakan. 3. Pasir - Pasir terdiri dari butiran tajam dan keras, tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. - Kandungan lumpur sangat kecil dan tidak tercampur rumput-rumput, daun-daunan, ranting-ranting dan lain-lain. - Pasir yang digunakan tidak mengandung garam mineral atau zat-zat organik lainnya. - Untuk pekerjaan plesteran dan siaran, pasir tidak banyak mengandung butiran kasar (diayak). - Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan sebelum digunakan. 4. Semen Portland - Semen yang digunakan adalah semen yang masih ada dalam kantong plastik asli dari pabrik, dalam keadaan utuh dan tidak membatu. - Semen yang kantongnya terbuka atau pecah tidak dapat diterima. - Penyimpanan semen harus dalam gudang yang terlindung dari pengaruh cuaca. - Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan sebelum digunakan.

Upload: rivan-oroh

Post on 09-Jul-2016

308 views

Category:

Documents


91 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

SPESIFIKASI TEKNIS

A. BAHAN-BAHAN

Apabila dibutuhkan pada pekerjaan ini, spesifikasi bahan-bahannya adalah sebagai berikut :

1. Batu Kali / Batu Belah

- Batu harus berasal dari batuan yang baik (granit, andesit, basalt) dan tidak mengandung

retakan.

- Bidang permukaan batu harus bersih dari lumpur atau kotoran-kotoran

- Batu untuk pasangan batu harus lebih besar dari 100 mm dan kurang dari 300 mm.

- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan

sebelum digunakan.

2. Kerikil / Batu Pecah

- Kerikil atau batu pecah harus bersih dari kandungan tanah atau lumpur.

- Ukuran butir kerikil / batu pecah adalah lebih besar dari 10 mm dan lebih kecil dari

30mm dan komposisinya bervariasi.

- Kerikil / batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Butir-

butir kerikil/batu pecah harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur akibat

pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.

- Kerikil / batu pecah tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti

garam.

- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan

sebelum digunakan.

3. Pasir

- Pasir terdiri dari butiran tajam dan keras, tidak mudah pecah atau hancur oleh

pengaruh cuaca.

- Kandungan lumpur sangat kecil dan tidak tercampur rumput-rumput, daun-daunan,

ranting-ranting dan lain-lain.

- Pasir yang digunakan tidak mengandung garam mineral atau zat-zat organik lainnya.

- Untuk pekerjaan plesteran dan siaran, pasir tidak banyak mengandung butiran kasar

(diayak).

- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan

sebelum digunakan.

4. Semen Portland

- Semen yang digunakan adalah semen yang masih ada dalam kantong plastik asli dari

pabrik, dalam keadaan utuh dan tidak membatu.

- Semen yang kantongnya terbuka atau pecah tidak dapat diterima.

- Penyimpanan semen harus dalam gudang yang terlindung dari pengaruh cuaca.

- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan

sebelum digunakan.

Page 2: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

5. Besi Beton

- Besi beton yang digunakan adalah besi yang bebas dari karat.

- Besi beton yang digunakan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan

ukuran yang sesuai dengan gambar atau sesuai petunjuk direksi lapangan / pengawas

lapangan.

- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan

sebelum digunakan.

6. Kawat Bronjong

- Kawat Bronjong yang digunakan adalah bronjong pabrikasi.

- Kualitas bronjong harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) terbaru atau

standar lain yang lebih tinggi kualitasnya.

- Bronjong kawat adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang

pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah erosi yang dipasang pada tebing-

tebing, tepi-tepi sungai.

- Sifat tampak bronjong harus kokoh, bentuk anyaman hexagonal dan harus simetri.

Lilitan harus erat, tidak terjadi kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat

anyaman dililit minimum 3 kali sehingga kawat mampu menahan beban dari segala

jurusan.

- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan

sebelum digunakan.

7. Air

- Air untuk pekerjaan adalah air tawar, bebas dari garam, mineral dan lain-lain yang

dapat merusak / menurunkan kualitas pasangan.

- Penyedia jasa wajib mengusahakan sendiri air untuk pekerjaan dengan cara

mendatangkan atau mengambil dari sumber air yang memenuhi syarat untuk dipakai

pada pekerjaan ini.

- Air harus diambil dari sumber yang sudah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai ukuran / dimensi yang tertera dalam

gambar dan/atau sesuai dengan kuantitas yang tertera dalam kontrak dan/atau sesuai

dengan arahan Direksi Teknis.

2. Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dari Standar Nasional Indonesia dari edisi / revisi terakhir atau

standar internasional yang secara substansial setara atau lebih tinggi dari standar

nasional yang disyaratkan.

3. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci di sini atau dicakup

oleh Standar Nasional Indonesia, haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.

Page 3: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

4. Biaya untuk pekerjaan persiapan dan pekerjaan lain-lain sudah termasuk dalam biaya

umum.

a. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan selama berlangsungnya kontrak.

Kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan dari penyedia jasa yang merusak / merugikan

masyarakat atau pemerintah harus diperbaiki atau diganti dengan biaya penyedia jasa. Item pekerjaan

yang termasuk dalam pekerjaan persiapan ini secara detail berikut ini :

1. Mobilisasi dan Demobilisasi

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan

dengan transportasi peralatan yang akan digunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.

2. Papan Tanda Proyek

Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara papan tanda pengenal proyek yang

dipasang di lokasi proyek.

3. Pembuatan jalan sementara dan pemeliharaan jalan desa.

Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan konstruksi maka perlu dibuat jalan yang sifatnya

sementara selama pelaksanaan proyek. Penyedia Jasa harus sudah bisa membuat rencana jalan

sementara sesuai dengan kondisi lapangan. Di samping itu, jalan-jalan yang sudah ada baik

berupa jalan desa yang akan dipergunakan oleh penyedia jasa selama pelaksanaan kontrak,

terlebih dahulu harus mendapat izin penggunaan dari aparat / pemilik jalan tersebut.

4. Pekerjaan survey dan pengukuran

Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak penyedia jasa diminta untuk mengajukan

permintaan kepada Direksi Teknis untuk pekerjaan pengukuran ini. Penarikan / penentuan titik-

titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui / ditentukan oleh Direksi Lapangan /

Direksi Teknis. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, digunakan elevasi lokal yang

dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE), dengan persetujuan Direksi Teknis. Semua Alat ukur

topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh Direksi Teknis. Semua pemasangan

Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau diletakkan pada bangunan yang sifatnya

tetal / tidak berubah.

b. Pekerjaan Tanah

1. Lingkup dari pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah sebagai berikut :

- Pembersihan

- Penggalian

- Penimbunan Tanah

- Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi Teknis.

2. Semua daerah di sekitar jalur pekerjaan ini harus dibersihkan seperti ditentukan Direksi Teknis

dan hasil pembersihan harus dibuang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis.

Page 4: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

3. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang

ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar,

atau menurut ukuran dan ketinggian lain yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi Teknis.

Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus

ditunjukkan kepada Direksi Teknis lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap

tempat. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah" adalah tinggi permukaan tanah sesudah

pembersihan lapangan sebelum pekerjaan tanah dimulai.

4. Jenis-jenis pekerjaan tanah :

A. Penggalian

- Penggalian dimaksud adalah galian tanah untuk pasangan bronjong atau pasangan batu atau

galian untuk saluran dan lain sebagainya. Setelah jalur galian dibersihkan, penyedia jasa

wajib memasang patok-patok sebagai dasar pekerjaan galian sesuai dengan rencana gambar

atau petunjuk dari direksi teknis. Pemasangan patok ini harus mendapat persetujuan dari

Direksi Teknis.

- Pekerjaan galian ini harus memenuhi ketentuan dimensi yang meliputi elevasi dasar galian,

kemiringan rencana, kemiringan talud dan lebar dasar. Pekerjaan galian tanah harus

memenuhi luas galian minimum menurut ketentuan pada gambar bestek yang ditandai pada

patok-patok dengan kedalaman yang sesuai dengan elevasi galian rencana sesuai instruksi

Direksi Teknis.

- Tanah hasil galian jika menurut direksi teknis dipandang tidak memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai bahan timbunan, harus ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh

Direksi Teknis atau dibuang pada tempat yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis.

- Tanah-tanah yang berada pada tebing-tebing serta material-material yang mungkin longsor

ke daerah galian, di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh penyedia jasa menurut

cara yang disetujui oleh Direksi Teknis dan tebing tersebut harus diperbaiki menurut garis

rencana.

- Penyedia jasa mungkin juga diminta untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan

longsor di luar batas penggalian untuk mencegah kerusakan pekerjaan.

- Pekerjaan galian harus memperhatikan keselamatan pekerja, keselamatan bangunan yang

berdekatan, atau yang membahayakan atau merugikan pihak lain. Apabila hal ini tidak

diperhatikan, maka segala kerugian yang diakibatkan adalah menajadi tanggung jawab

penyedia jasa.

- Tanah hasil galian harus dirapihkan

- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan

terlebih dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

B. Timbunan Tanah

- Timbunan terdiri dari 2 macam. Timbunan dari hasil galian atau galian setempat dan

timbunan dari borrow area. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi Teknis, maka dalam hal

pekerjaan timbunan di dalam satu ruas pekerjaan yang telah ditentukan oleh Direksi Teknis,

Page 5: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

penyedia jasa wajib menggunakan terlebih dahulu material timbunan yang berasal dari hasil

galian terdekat. Apabila material timbunan dari hasil galian sudah habis maka prioritas

berikutnya adalah tanah diambil dari borrow area.

- Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau borrow area harus memenuhi syarat

kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar,

rerumputan, akar-akaran dan sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bahan-bahan

yang akan membahayakan konstruksi.

- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan

terlebih dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

c. Pekerjaan Pasangan

1. Yang termasuk pekerjaan pasangan meliputi : pasangan batu, pekerjaan siaran, pekerjaan

plesteran, pekerjaan batu kosong, pekerjaan bronjong, pekerjaan beton bertulang (bila ada dalam

Daftar Kuantitas dan/atau ada dalam gambar dan/atau berdasarkan petunjuk Direksi Teknis).

2. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air di lokasi kerja,

kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik

pelindung hujan, tukang batu, buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.

3. Material yang akan segera digunakan untuk pekerjaan pasangan disiapkan terpisah di tempat

kering.

4. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan

Semen disiapkan terpisah di tempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).

4. Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran

pekerjaan. Memudahkan pula bagi pengawas untuk mengawasi dan menjamin tercapainya mutu

adukan yang baik dan terlindung.

5. Kotak pengaduk dipasang di tempat datar di lokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan

pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.

6. Drum air ditempatkan di dekat kotak pengaduk. Kotak takaran disiapkan secukupnya di lokasi

timbunan pasir dan semen.

7. Jenis-jenis dari pekerjaan pasangan adalah seperti dibawah ini, dan dikerjakan apabila tercantum

dalam daftar kuantitas dan/atau sesuai petunjuk gambar dan/atau petunjuk dari direksi teknis.

A. Pasangan Batu 1 : 4

- Pasangan batu menggunakan adukan campuran semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan

1PC : 4Pasir

- Pencampuran spesi harus diaduk sampai benar-benar homogen.

- Adukan (spesi) harus digunakan selambat-lambatnya 30 menit setelah dicampur dengan air.

- Adukan (spesi) yang telah mengering tidak boleh digunakan lagi.

- Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta

dibasahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.

Page 6: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

- Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghampar adukan setebal 3 - 5 cm,

kemudian menyusun batu di atas hamparan dengan jarak 2-3 cm (tidak bersinggungan),

pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.

- Isi rongga di antara batu-batu dengan adukan sampai penuh / mampat dengan

menggunakan sendok adukan.

- Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan yang masih baru

tersebut tidak rusak karena air hujan.

- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang 2 cm sampai 5 cm dan merupakan

kebutuhan minimal untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi

penuh.

- Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi

sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.

- Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu

tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi

dengan adukan yang baru.

- Pelaksanaan pasangan batu tidak boleh seperti timbunan batu yang ditutupi spesi.

- Permukaan pasangan harus rata.

- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan

dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

B. Pekerjaan Plesteran 1 : 3

- Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu atau pasangan beton

bertulang sesuai dengan gambar dan/atau sesuai dengan Daftar Kuantitas dan/atau

petunjuk dari Direksi Teknis.

- Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran ini, permukaan bangunan yang akan diplester

harus terlebih dahulu dibersihkan dari macam kotoran kemudian disiram dengan air.

- Plesteran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC :

3Pasir.

- Plesteran ini dipasang pada bagian atas dari dinding, lantai, ujung-ujung saluran pasangan,

dan untuk 10 cm di bawah tepi atas dan/atau sesuai dengan yang tertera pada gambar,

dan/atau sesuai dengan petunjuk PPTK atau direksi Teknis.

- Sebelum plesteran dipasang, di antara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm di

bawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar

terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.

- Bentuk permukaan plesteran dibuat rata atau sesuai petunjuk gambar dan/atau direksi

teknis.

- Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan

dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

Page 7: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

C. Pekerjaan Siaran 1 : 2

- Pekerjaan siaran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu sesuai dengan gambar

dan/atau sesuai dengan Daftar Kuantitas dan/atau petunjuk dari Direksi Teknis.

- Siaran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC : 2Pasir.

- Jenis siaran harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Teknis.

- Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan di antara batu-batu harus dikorek sampai

kedalaman 1-2 cm di bawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3cm

untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi

ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

- Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan atau air.

- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan

dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

D. Pekerjaan Beton Bertulang

- Ukuran, tulangan, bentuk dan penampang dari pekerjaan beton bertulang ini disesuaikan

dengan gambar, daftar kuantitas dan/atau petunjuk dari direksi teknis.

- Mutu beton minimal adalah K175.

- Bekisting yang digunakan dapat dibuka pada saat proses pengerasan telah memenuhi syarat

(minimal 3-5 hari)

- Material halus (agregat halus) yaitu pasir yang digunakan adalah material dengan ukuran

maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan

lain seperti pasir dari batu pecah akan diizinkan, apabila menurut pendapat Direksi Teknis,

pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya, dan kualitas betonnya tidak akan menurun dari

yang disyaratkan.

- Material kasar (agregat kasar) yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar

dari 10 mm dan lebih kecil 30 mm sampai ukuran maksimum yang dibutuhkan dan

tergantung dari klas betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah kerikil atau batu pecah,

kecuali diinstruksikan lain oleh Direksi Teknis dan harus disediakan oleh Penyedia Jasa.

E. Pasangan Bronjong Pabrikasi

- Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta posisi

yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian

batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat anyaman itu

sendiri.

- Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga

seminimal mungkin. Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai

permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.

- Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir

penaik pada permukaan atasnya dan diikat.

Page 8: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

- Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat

berselang-seling.

- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan

dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

d. Pekerjaan Lain-lain

1. Laporan Pelaksanaan dan Kemajuan Pekerjaan

Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan kemajuan pekerjaan kepada Direksi Teknis berupa

Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan. Laporan ini menggambarkan secara

detail kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan dapat menjelaskan kemajuan pekerjaan untuk

periode mingguan dan bulanan.

* Laporan Harian sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :

- Uraian pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari kerja.

- Volume pekerjaan yang dihasilkan

- Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan

- Jumlah Peralatan yang digunakan

- Jumlah Bahan yang digunakan

- Keterangan-keterangan lain yang perlu dilaporkan seperti cuaca, kendala-kendala di lapangan

dan lain sebagainya.

* Laporan Mingguan dan Bulanan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :

- Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada periode mingguan /

bulanan tersebut.

- Prosentase kemajuan pekerjaan yang dicapai sampai pada periode mingguan / bulanan

sebelumnya.

- Prosentase kemajuan pekerjaan yang dicapai sampai pada periode mingguan / bulanan

tersebut.

2. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan (progress meeting).

Rapat tetap antara Direksi Teknis dan Penyedia Jasa diadakan minimal seminggu sekali pada

waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan

kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya

dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

3. Dokumentasi

Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto

serta keterangan yang menjelaskan foto tersebut. Untuk setiap dokumentasi bagian tertentu dari

pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum

pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan, dan setelah selesai dilaksanakan (100%), dimana pada

setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang

sama sesuai dengan yang sudah ditentukan sebelumnya. Dokumentasi ini harus bisa menjelaskan

Page 9: Spesifikasi Teknis Pengairan 2016_2

dengan baik proses pekerjaan di lapangan. Selain album foto, juga dimasukkan dalam bentuk

softcopy (diisi di flashdisk).

Bilamana mungkin, maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus

untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi obyek yang akan

difoto.

C. ASPEK-ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Aspek Keselamatan Kerja

Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan keselamatan

kerja dari personil yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Ketentuan-ketentuan yang

berkaitan dengan keselamatan kerja harus diadopsi secara menyeluruh oleh pelaksana pekerjaan

mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.

2. Aspek Administrasi

Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku

dalam bentuk surat-menyurat, untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan. Seluruh dokumen

pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima dan pemeliharaan harus

didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau

kategori lain yang dianggap penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek

(Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan).

3. Aspek Ekonomis

Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk

dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara

efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-

peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan

terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material

harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.

4. Aspek Sosial Budaya

Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya

masyarakat di lokasi pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif seperti gangguan kebisingan pada

waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh

masyarakat setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang

terlibat dalam pekerjaan.