spektrum
TRANSCRIPT
SPEKTRUM FREKUENSI DAN TRANSFORMASI FOURIER
Disusun untuk memenuhi tugas Komunikasi Data dan Jaringan Komputer yang dibina oleh Bapak Dr. Muladi, S.T., M.T.
OlehLILIK EMI RAHAYU
207533408593
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKAJURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2010
1. Spektrum ElektromagnetikSpektrum sebuah sinyal adalah rentang frekuensi di mana sinyal itu berada.
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang
mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang
terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada
gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang.
Pembagian spektrum frekuensi adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Spektrum Frekuensi
Nama Band Singkatan Frekuensi Panjang GelombangExtremely LowFrequency
ELF 3–30 Hz 100,000 km – 10,000 km
Super Low Frequency SLF 30–300 Hz 10,000 km – 1000 kmUltra Low Frequency ULF 300–3000 Hz 1000 km – 100 kmVery Low Frequency VLF 3–30 kHz 100 km – 10 kmLow Frequency LF 30–300 kHz 10 km – 1 kmMedium Frequency MF 300–3000 kHz 1 km – 100 mHigh Frequency HF 3–30 MHz 100 m – 10 mVery High Frequency VHF 30–300 MHz 10 m – 1 mUltra High Frequency UHF 300–3000 MHz 1 m – 100 mmSuper High Frequency SHF 3–30 GHz 100 mm – 10 mmExtremely High Frequency
EHF 30–300 GHz 10 mm – 1 mm
2. Contoh Spektrum Gelombang Elektromagnetik
2.1 Gelombang Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan
kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter.
Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan
sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta
3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan
memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.
Berdasarkan lebar frekuensinya, gelombang radio dibagi menjadi :
a. Middle Frekuensi (MF)
MF memiliki frekuensi 300 – 3.000 KHz. MF (Middle Frekuensi) disebut dengan
gelombang radio dengan panjang gelombang sedang. Banyak digunakan untuk
frekuensi radio siaran swasta niaga.
b. High Frekuensi (HF)
HF memiliki frekuensi 3 – 30 MHz. HF (High Frekuensi) disebut juga sistem
radio gelombang pendek dan banyak dipakai untuk hubungan ke tempat yang jauh/
terpencil misalnya hubungan antar pulau. Dengan sistem ini satu saluraan dapat
digunakan untuk 4 percakapan sekaligus tanpa saling mengganggu.
Gelombang radio HF merambat melalui udara dan kemudian dipantulkan
kembali ke bumi melalui lapisan ionosfer. Jarak dua terminal bisa mencapai lebih
dari 1500 Km untuk satu hop.
Sistem dengan gelombang ini daya jangkauannya sangat jauh tetapi
membutuhkan daya pancar yang kuat sehingga dibutuhkan sumberdaya listrik yang
banyak. Oleh karena itu biasanya tidak beroperasi 24 jam secara terus-menerus.
Lebih lengkapnya, kelebihan dan kekurangan gelombang HF adalah sebagai berikut:
Kelebihan
1) Dapat menjangkau jarak yang jauh
2) Dapat melewati laut, gurun, tandus, hutan belantara,
3) Dapat melintasi daerah rawan
4) Kapasitas lebih besar dibanding saluran fisik
Kekurangan
1) Tidak dapat beroperasi selama 24 jam
2) Mudah terganggu oleh keadaan cuaca
3) Kualitas percakapan kurang bisa diandalkan
4) Kapasitas Kecil
c. Very High Frekeunsi (VHF)
Gelombang VHF memiliki frekuensi 30 - 300 MHz. VHF dan UHF disebut
sistem gelombang sangat pendek, banyak digunakan untuk kepentingan hubungan
jarak dekat. Sistem VHF ini berhubungan dengan cara line of sight (saling
bercermin), artinya kedua tempat yang dihubungkan harus saling melihat sesamanya
tanpa ada penghalang.
d. Ultra High Frekuensi (UHF)
Gelombang UHF memiliki frekuensi 300 – 3.000 MHz. Sistem UHF mempunyai
kapasitas salur yang lebih besar dibanding VHF. Di Indonesia sistem ini dipakai
untuk menghubungkan gelombang radio antara Surabaya dengan Banjarmasin
melalui jalur tropocaster. Disebut tropocaster karena pancaran gelombangnya
dipancarkan oleh saluran troposfer (atmosfer terbawah bumi kita).
e. Super High Frekuensi (SHF)
Gelombang SHF memiliki frekuensi 3 – 30 GHz. SHF ini biasa disebut juga
sebagai Gelombang Mikro (Microwave). Disebut gelombang mikro karena
menggunakan panjang gelombang yang sangat pendek.
Sistem yang menggunakan gelombang ini hanya menjangkau 50 – 70 Km,
sehingga diperlukan repeater-repeater untuk menghubungkannya.
Contohnya adalah Terminal Gelombang Mikro Jakarta - Medan dengan jarak 2.300
Km memerlukan repeater sebanyak 56 buah.
Di Indonesia memiliki Sistem Gelombang Mikro Nusantara, yang meliputi :
Gelombang Mikro Trans Sumatera
Gelombang Mikro Jawa – Bali
Gelombang Mikro Indonesia bagian Timur
f. Extremely High Frekuensi (EHF)
EHF memiliki frekuensi gelombang 30 – 300 GHz. Sama seperti SHF, EHF juga
merupakan gelombang mikro. Di Indonesia EHF digunakan oleh PT TELKOM
untuk terestrial dan satelit. Media transmisi terestrial adalah media transmisi dalam
bentuk gelombang radio yang perambatannya tidak jauh atau seolah-olah sejajar
dengan bumi (tidak termasuk transmisi satelit).
Berikut adalah tabel klasifikasi gelombang radio berdasarkan frekuensinya
beserta penggunaannya :
Tabel 2 Jenis-Jenis Gelombang Radio berdasarkan Frekuensi
Nama Lebar Frekuensi Panjang
Gelombang
Penggunaan
Low LF 30 kHz – 300 kHz Long wave
1500 m
Navigasi, Radio
gelombang panjang
dan
komunikasi melalui
jarak jauh
Medium(MF) 300 kHz – 30 MHz Medium wave Gelombang
300 m medium lokal,
radio jarak jauh,
Radio AM komersil
High (HF) 3 MHZ – 30 MHz Short wave
30 m
Radio gelombang
pendek dan
komunikasi, radio
amatir dan CB
Very high
(VHF)
30 MHZ – 300
MHz
Very short wave
30 cm
Radio FM, polisi,
dan pelayanan
Darurat, Televisi
VHF, radio FM
Ultrahigh
(UHF)
300 MHz – 3 GHz Ultra short wave
30 cm
Televisi UHF, TV
(jalur 4, 5),
gelombang mikro
terrestrial
Super high
(SHF)
Di atas 3 GHz Microwaves
3 cm
Radar, komunikasi
satelit, telepon,
saluran TV,
gelombang mikro
terrestrial,
gelombang mikro
satelit
2.2 Gelombang Mikro
Gelombang mikro (microwaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi
paling tinggi yaitu diatas 3 GHz (3x109 Hz). Panjang gelombang radiasi microwave
berkisar antara 0.3 – 300 cm. Super High Frequency (SHF) termasuk gelomabang
mikro.
Penggunaan gelombang mikro terutama dalam bidang komunikasi dan
pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada
sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya
diukur untuk mempelajari karakteristik target.
Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s
(TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang
dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik atmosfer bumi
untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.
Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek
pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka
makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang
dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan
ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio
Detection and Ranging). RADAR digunakan untuk mencari dan menentukan jejak
suatu benda dengan gelombang mikro dengan frekuensi sekitar 1010 Hz. Pesawat
radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat
glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu
antara pemancaran dengan penerimaan.
Secara garis besar, kelebihan dan kekurangan gelombang mikro bila
dibandingkan dengan gelombang radio (terutama jenis HF) adalah sebagai berikut :
Kelebihan
1) Kemampuan salur yang besar dibanding HF
2) Kehandalan tinggi tidak terpengaruh oleh cuaca
3) Memungkinkan disalurkannya percakapan SLJJ
4) Fleksibilitas tinggi
5) Repeater dapat dikendalikan tidak perlu dijaga oleh tenaga teknis
Kekurangan
1) Jarak jangkau lebih pendek dibanding HF
2) Membutuhkan saluran repeater yang banyak
3) Lokasi repeater sering terpencil dan sukar dicapai
4) Membutuhkan penelitian site yang tepat lama dan sukar
5) Perambatan gelombangnya mudah terpengaruh oleh gunung
2.3 Sinar Inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik yang panjang gelombangnya lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra = "bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang.
Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang
gelombang antara 700 nm dan 1 mm.Sinar inframerah memiliki rentang frekuensi
1011-1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang
bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar
inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan
warna benda.
Radiasi infrared (IR) bisa dipancarkan dari sebuah obyek ataupun dipantulkan
dari sebuah permukaan. Pancaran infrared dideteksi sebagai energi panas dan disebut
thermal infrared. Energi yang dipantulkan hampir sama dengan energi sinar nampak
dan disebut dengan reflected IR atau near IR karena posisinya pada spektrum
elektromagnetik yang berada di dekat sinar nampak. Panjang gelombang radiasi
infrared berkisar antara 0.7 – 300 m, dengan spesifikasi: near IR atau reflected IR:
0.7 – 3 m, dan thermal IR: 3 –15 m.
Pemanfaatan antara lain : terapi fisik (physical therapy), fotografi inframerah
untuk keperluan pemetaan sumber alam, diagnosa penyakit dan aplikasi PJ.
Untuk aplikasi PJ untuk lingkungan hidup menggunakan citra Landsat,
Reflected IR pada band 4 (near IR), band 5,7 (Mid IR) dan thermal IR pada band 6,
merupakan karakteristik utama untuk interpretasi citra. Sebagai contoh, gambar
berikut menunjukkan suhu permukaan laut global (dengan thermal IR) dan sebaran
vegetasi (dengan near IR).
Gambar 1 Rentang Suhu Gambar 2 Tampilan Suhu Permukaan Laut Global
2.4 Cahaya Tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal dan
didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat
dideteksi oleh mata manusia. Dalam rentang spektrum gelombang elektromagnetik,
cahaya atau sinar tampak hanya menempati pita sempit di atas sinar inframerah.
Spektrum frekuensi sinar tampak berisi frekuensi dimana mata manusia peka
terhadapnya. Frekuensi sinar tampak membentang antara 40.000 dan 80.000 GHz (10
pangkat 13) atau bersesuaian dengan panjang gelombang antara 380 dan 780 nm (10
pangkat -9). Panjang gelombang berkisar antara 0.4 hingga 0.7 m, mulai dari panjang
gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk
cahaya merah. Perbedaan panjang gelombang dalam kisaran ini dideteksi oleh mata
manusia dan oleh otak diterjemahkan menjadi warna. Posisi sinar tampak pada
spektrum elektromagnetik adalah di tengah. Tipe energi ini bisa dideteksi oleh mata
manusia, film dan detektor elektronik.
Gambar 3 Cahaya Tampak
Berdasarkan dari urutan frekuensi terkecil, cahaya tampak memiliki cahaya
Merah, Jingga, Kuning, Hijau , Biru, Nila dan Ungu ( Me Ji Ku Hi Bi Ni U).
Sedangkan dilihat dari kisaran panjang gelombang yaitu dari ungu – merah.
Meskipun spektrum optik adalah spektrum yang kontinu sehingga tidak ada
batas yang jelas antara satu warna dengan warna lainnya, tabel berikut memberikan
batas kira-kira untuk warna-warna spektrum :
Tabel 3 Jenis-Jenis Cahaya Tampak
Warna Panjang gelombang (nm)
ungu 380 – 450
biru 450 – 495
hijau 495 – 570
kuning 570 – 590
jingga 590 – 620
merah 620 - 750
Kegunaan cahaya salah satunya adalah penggunaan laser dalam serat optik
pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.
2.5 Sinar Ultraviolet
Istilah ultraviolet berarti "melebihi ungu" (dari bahasa Latin ultra,
"melebihi"), sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling
pendek dari cahaya dari sinar tampak. Radiasi ultraungu (sering disingkat UV, dari
bahasa Inggris: ultraviolet) adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang
gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang
dari sinar-X yang kecil.
Rentang frekuensi sinar ultraviolet (ultraungu) membentang dalam kisaran
80.000 GHz sampai puluhan juta GHz (10 pangkat 17). Radiasi UV dapat dibagi
menjadi “Hampir UV” (panjang gelombang: 380–200 nm) dan “UV Vakum” (200–
10 nm). Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga seperti lebah dapat
melihat hingga mencapai "hampir UV". Banyak buah-buahan, bunga dan benih
terlihat lebih jelas di latar belakang dalam panjang gelombang UV dibandingkan
dengan penglihatan warna manusia.
Ketika mempertimbangkan pengaruh radiasi UV terhadap kesehatan manusia
dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi menjadi “UV A” (380–
315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau "blacklight" dan “UV B”
(315–280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium Wave) serta UVC
(280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).
Gelombang UV ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik.
Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan
bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap
sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan
kehidupan makluk hidup di bumi.
Gambar 4 Wilayah Gelombang Ultra Violet dalam Spektrum Elektromagnetik
Sinar UV digunakan dalam asimilasi tumbuh-tumbuhan, dan dapat
membunuh kuman penyakit.
2.6 Sinar X
Sinar-X berada pada rentang frekuensi 300 juta GHz (1016 Hz) dan 50 miliar
GHz (1020 Hz). Daya tembus kuat,dapat menembus buku tebal, kayu setebal beberapa
sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.
Gambar 5 Wilayah Gelombang Sinar X dalam Spektrum Elektromagnetik
Sinar – X dihasilkan oleh elektron-elektron yang berada dibagian dalam kulit
elektron atom, atau pancaran yang terjadi karena elektron dengan kelajuan besar
menumbuk logam. Sinar – X dapat digunakan untuk memotret kedudukan tulang-
tulang dalam badan, khususnya untuk menentukan tulang yang patah.
Gambar 6 Hasil Foto dengan menggunakan Sinar X
2.7 Sinar Gamma
Sinar gamma memiliki rentang frekuensi dari 1018 sampai 10 22 Hz. Sinar
gamma mempunyai daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius
jika diserap oleh jaringan tubuh.
2. Transformasi Fourier
Trasformasi matematis dapat digunakan terhadap suatu sinyal untuk
mengetahui informasi lain yang terkandung dalam sinyal tersebut yang tidak dapat
terbaca pada sinyal aslinya. Ada banyak metode yang digunakan untuk melakukan
tranformasi, salah satunya adalah Transfomasi Fourier.
Transformasi Fourier adalah transformasi yang dapat menangkap informasi
apakah suatu sinyal memiliki frekuensi tertentu ataukah tidak. Selain itu,
Transformasi Fourier berdasarkan pada basis sin-cos yang bersifat periodik dan
kontinu. Selain itu berbeda dengan deret Fourier yang hanya bisa digunakan untuk
sinyal periodik saja, Transformasi Fourier dapat digunakan pada sinyal periodik dan
non-periodik.
Cara kerja Transformasi Fourier adalah dengan mendekomposisi sinyal ke
bentuk fungsi eksponensial dari frekuensi yang berbeda-beda. Caranya adalah
dengan didefinisikan ke dalam dua persamaan berikut:
Dengan :
t = waktu
f = frekuensi
x = notasi sinyal dalam ruang waktu
X = notasi untuk sinyal dalam domain frekuensi
Persamaan (1) disebut Transformasi Fourier dari x(t) sedangkan persamaan
(2) disebut Invers Transformasi Fourier dari X(f), yakni x(t).
Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai :
Cos(2 πft)+jSin(2 πft).........................................(3)
Transformasi Fourier dari respon impuls sebuah sistem disebut juga respon frekuensi
H(jw) = transformasi Fourier dari h(t) = respon frekuensi.
Respon frekuensi memperlihatkan bagaimana sistem mengubah amplitudo
dan fase sinyal masukan periodis yang berfrekuensi. Respon frekuensi seringkali
digambarkan dalam bentuk grafik yaitu grafik magnitudo dan grafik fase.
Transformasi Fourier banyak dipakai di bidang komunikasi. Sebuah contoh
kecil adalah grafik respon frekuensi pita kaset tergambar di sampul kaset sebagai
penjelasan mutu pita kaset (pada pita kaset kosong yang dijual di toko-toko).
Bila f(t) adalah fungsi dari t maka transformasi Fouriernya adalah:
F(w) = e -j w t f(t) dt.
Bila u(t) didefinisikan dengan u(t) = 1 for t >= 0 and u(t) = 0 for t < 0 maka
gambar dari persamaan tersebut adalah :
Gambar 7 Tampilan fungsi u(t)
a. Tabel Transformasi Fourier
Tabel 4 Transformasi Fourier
f(t) F(w)
u(t) e -a t , a > 0 1 / (a + i w)
1 for - a <= t <= a
dan 0
2 sin (w a) / w
A (konstan) 2 A (w)
(t) 1
(t - a) e -i w a
cos (a t) [ (w + a) + (w - a) ]
sin (a t) ( / i) [ (w - a) - (w + a) ]
e i a t 2 [ (w - a) ]
f'(t) i w f(w)
f"(t) (i w) 2 f(w)
t f(t) i d [f(w)] / dw
t 2 f(t) i 2 d 2[f(w)] / dw 2
b. Properti Transformasi Fourier
Tabel 5 Properti Transformasi Fourier
c. Sifat-Sifat Transformasi Fourier
1) Linearitas : Jika x(t) ←→ X(ω) dan v(t) ←→ V(ω)
Maka ax(t) + bx(t) ←→ aX(ω) + bV(ω)
2) PergeseranWaktu : Jikax(t) ←→ X(ω), maka untuk suatu nilai real c
positif atau negatif : x(t-c) ←→ (ω)e-jωc
3) Penskalaan Waktu : Jika x(t) ←→ X(ω), untuk suatu nilai real positif a,
x(at) ←→ (1/a)X(ω/a)
4) PembalikanWaktu : Jika x(t) ←→ X(ω), maka akan kita miliki:
x(-t) ←→ X(-ω)
5) Perkalian dengan Suatu Bentuk Pangkat :
Jika x(t) ←→ X(ω), untuk suatu nilai positif integer n:
6) Perkalian dengan Sinusoida
Jika x(t) ←→ X(ω), maka untuk suatu bilangan ω0,
x(t) cos ω0t ←→ (j/2) [X(ω + ω0) -X(ω −ω0)]
x(t) sin ω0t ←→ (1/2) [X(ω + ω0) -X(ω −ω0)]
7) Konvolusi dalam Domain Waktu
Jika sinyal x(t) dan v(t) memiliki transformasi Fourier X(ω) danV(ω).
x(t)*v(t) ←→ X(ω)V(ω)
8) Perkalian dalam Domain Waktu
Jika x(t) ←→ X(ω) dan v(t) ←→ V(ω) maka
d. Kelemahan Transformasi Fourier
Kelemahan transformasi Fourier antara lain adalah tidak dapat menangkap
dimana frekuensi itu terjadi. Misalnya kita punya dua sinyal yang berbeda. Misalkan
pula keduanya mempunyai komponen spectral yang sama. Katakan sinyal pertama
mempunyai 4 frekuensi muncul bersamaan, dan yang satu lagi mempunyai 4
frekuensi muncul bergantian. Transformasi Fourier keduanya sama sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 8 dan Gambar 9. Contoh:
Gambar 8 Transformasi Fourier dari 4 Frekuensi pada Sinyal yang Muncul Bersamaan
Gambar 9 Transformasi Fourier dari 4 Frekuensi pada Sinyal yang Muncul Bergantian
Dari sini dapat dilihat bahwa Transformasi Fourier tidak sesuai bila
digunakan terhadap sinyal yang non stasioner. Transformasi Fourier hanya dapat
menangkap informasi apakah suatu sinyal memiliki frekuensi tertentu ataukah tidak,
tapi tidak dapat menangkap dimana frekuensi itu terjadi. Sebagai ilustrasi seperti
pada konser musik. Trasformasi Fourier hanya bisa mengatakan apakah suatu ‘nada’
tertentu muncul, tapi tidak dapat mengatakan kapan nada itu muncul dan berapa kali.
Selain itu, karena berdasarkan pada basis sin-cos yang bersifat periodik dan kontinu,
sulit bagi kita jika ingin melakukan perubahan hanya pada posisi tertentu karena
pasti akan mempengaruhi posisi-posisi lainnya .