spektrofotometer
DESCRIPTION
praktikum biomol yooooTRANSCRIPT
PENENTUAN KUALITAS DAN KUANTITAS ASAM NUKLEAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER
Oleh :
Nama : Putri Etty FerayantiNIM : B1J011060Kelompok : 2Rombongan : IIAsisten : Arthika Lovia Sari
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plasmid merupakan DNA ekstrakromosom yang dikenal pada bakteri, berutas
ganda, dan berbentuk sirkuler (Jusuf 2001). Plasmid biasanya digunakan dalam
teknologi DNA rekombinan menggunakan Escherichia coli sebagai inang
sehingga dalam rekayasa genetika, plasmid sering digunakan sebagai vektor untuk
membawa gen-gen tertentu yang diinginkan ke dalam suatu sel inang. Plasmid
dapat dijadikan sebagai vektor disebabkan dapat melakukan replikasi, terletak
ekstrakromosom, ditransfer secara stabil, berukuran kecil, susunan DNA sudah
dketahui, harus mempunyai jumlah salinan yang banyak di dalam sel inang,
memiliki titik Ori, memiliki marker seleksi, memiliki marker kedua yang berguna
untuk tanda bila plamid disisipkan gen asing, dan memiliki situs restriksi yang
unik sebagai tanda untuk menyisipkan gen asing (Brolle, 1997).
Pengamatan DNA plasmid dilakukan melalui proses isolasi plasmid,
elektroforesis, dan visualisasi menggunakan sinar ultra violet (UV). Elektroforesis
DNA merupakan teknik untuk memisahkan sampel DNA berdasarkan atas ukuran
(berat molekul) dan struktur fisik molekulnya. Gel yang biasa digunakan dalam
proses elektroforesis adalah agarosa. Elektroforesis biasanya digunakan untuk
analisa ukuran dan konfirmasi sampel DNA, kuantifikasi DNA, pemisahan dan
ektraksi DNA. Proses kuantifikasi DNA dan analisa kualitas merupakan
serangkaian proses yang berperan untuk mengetahui konsentrasi dan menganalisa
kualitas dari DNA tersebut. Kualitas DNA sangat erat kaitannya dengan
kemurnian DNA terhadap berbagai kontaminan seperti kontaminan protein.
Kemurnian DNA dapat diukur melalui rasio antara absorpsi suspensi DNA pada
panjang gelombang 256 nm terhadap panjang gelombang 280 (Jusuf, 2001).
Diawali dengan isolasi DNA. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan DNA
yang berada dalam inti sel dari organisme. Kemudian dilakukan dengan uji
kualitatif DNA dengan metode Elektroforesis gel agarosa yang bertujuan untuk
mengetahui keberadaan DNA dalam larutan contoh dan metode spekrofotometri
dimana pengukuran jumlah DNA dengan spektrofotometer didasarkan pada
prinsip iradiasi sinar ultraviolet yang diserap oleh nukleotida dan protein dalam
larutan. Analisis asam nukleat umumnya dilakukan untuk penentuan konsentrasi
rata-rata dan kemurnian DNA yang terdapat dalam sampel. Jumlah dan kemurnian
tertentu diperlukan untuk kinerja optimal sampel DNA yang digunakan. Asam
nukleat menyerap sinar ultraviolet dengan pola tertentu. Sampel ditembus sinar
ultraviolet dan fotodetektor cahaya pada 260 nm, semakin besar cahaya yang
diserap sampel, maka semakin tinggi konsentrasi asam nukleat dalam sampel
(Sambrook dan Russel 2001).
B. Tujuan
Tujuan dari acara praktikum kali ini adalah untuk melakukan pengukuran
kualitas dan kuantitas DNA hasil isolasi.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah akuades steril dan DNA
hasil isolasi dari buah (buah strawberry (Fragaria X ananassa), buah naga
(Hylocereus undatus), buah alpukat (Persea americana), buah mangga
(Mangifera indica) dan buah papaya (Carica papaya)) dan bakteri Escherichia
coli.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalahSpektrofotometer UV
(dalam praktikum ini digunakan UV-VIS Spectrophotometer Shimadzu model UV
Mini 1240), tabung reaksi, tisu, kuvet dan mikropipet beserta tipnya.
B. Metode
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3 µl DNA + akuades steril hingga
volume 3000 µl.
2. Disiapkan spektrofotometer, larutkan blankonya dan dibandingkan tingkat
kemurnian dan konsentrasi DNA buah (buah strawberry (Fragaria X
ananassa), buah naga (Hylocereus undatus), buah alpukat (Persea
americana), buah mangga (Mangifera indica) dan buah papaya (Carica
papaya)) dan bakteri Escherichia coli dengan nilai absorbansi λ 230, λ 260, λ
280 dan λ 320.
3. Dihitung konsentrasi DNA.
DNA : λ 260 nm
Protein : λ 260/ λ 280 nm
Karbohidrat dan kemikalia : λ 260/ λ 230 nm
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Perhitungan Konsentrasi DNA
No. Sampel
Absorbansi
λ 230
A[S] – A[B]
λ 260
A[S] – A[B]
λ 280
A[S] – A[B]
λ 320
A[S] – A[B]
1
Strawberry
(Fragaria X
ananassa)
0.019 0.026 0.016 0.011
2Pepaya (Carica
papaya)0.162 0.063 0.045 0.046
3Alpukat (Persea
americana)0.069 0.025 0.012 0.011
4Mangga (Mangifera
indica)0.037 0.023 0.015 0.012
5
Buah Naga
(Hylocereus
undatus)
0.023 0.026 0.015 0.012
6 Escherichia coli -0.026 -0.013 -0.015 0.009
Keterangan :
A[S] : Absorbansi sampel
A[B] : Absorbansi blanko
Tabel 2. Perhitungan Konsentrasi DNA terhadap Kontaminasi
Konsentrasi
No.λ 260 λ 280 λ 230
1 1300 ng/µL 1.625 ng/µL 0.160 ng/µL
2 3150 ng/µL 1.4 ng/µL 0.389 ng/µL
3 1250 ng/µL 2.08 ng/µL 0.3 ng/µL
4 1150 ng/µL 1.533 ng/µL 0.622 ng/µL
5 1300 ng/µL 1.733 ng/µL 0.130 ng/µL
6 - 650 ng/µL 0.867 ng/µL 0.5 ng/µL
Interpretasi :
λ 230 = 2-2,2 : DNA murni
< 2 : kemikalia/karbohidrat
>2,2 : blanko tidak sesuai
λ 280 = 1,8 : DNA murni
< 1,8 : protein
> 1,8 : RNA
Perhitungan :
DNA Buah
1. Konsentrasi DNA (λ 260) = λ 260 x 50 x faktor pengenceran
= λ 260 x 50 x 1000
= 0,025 x 50 x 1000
= 1250 ng/µL2. Protein (λ 280) = λ 260
λ 280
= 0,0250,012
= 2.08 ng/µL
3. Kemikalia (λ 230) = λ 260λ 230
= 0,0250,011
= 0.3 ng/µL
DNA Bakteri
1. Konsentrasi DNA (λ 260) = λ 260 x 50 x faktor pengenceran
= λ 260 x 50 x 1000
= - 0,013 x 50 x 1000
= - 650 ng/µL
2. Protein (λ 280) = λ 260λ 280
= - 0,013- 0,015
= 0.867 ng/µL
3. Kemikalia (λ 230) = λ 260λ 230
= - 0,013 0,009
= 0.5 ng/µL
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum didapatkan hasil absorbansi perhitungan
konsentrasi DNA buah alpukat panjang gelombang 230, 260, 280 dan 320 nm
adalah 0.069, 0.025, 0.012 dan 0.011ng/µL, sedangkan perhitungan panjang DNA
buah alpukat terhadap kontaminasi panjang gelombang 260, 280 dan 230 nm
adalah 1250, 2.08 dan 0.3ng/µL. Hasil absorbansi perhitungan konsentrasi DNA
bakteri E.coli panjang gelombang 230, 260, 280 dan 320 nm adalah -0.026, -
0.013, -0.015 dan 0.009ng/µL, sedangkan perhitungan panjang DNA bakteri
E.coli terhadap kontaminasi panjang gelombang 260, 280 dan 230 nm adalah –
650, 0.867 dan 0.5ng/µL. Jumlah DNA dicerminkan berat molekul bukan oleh
volume Kualitas DNA yang berhubungan dengan kemurnian terhadap kontaminan
protein dapat dilihat dari perbandingan absorbansi suspensi DNA pada panjang
gelombang 260 nm terhadap 280 nm. Rasio OD260/OD280 antara 1,8-2,0
mencerminkan DNA yang relatif murni dan terbebas dari kontaminan protein.
Nilai absorbansi pada panjang gelombang 260 nm dapat dikonversikan menjadi
konsentrasi, yaitu nilai 1 pada OD260 = 50 ug DNA utas ganda tiap ml.
Kemurnian asam nukleat dari pengotor karbohidrat ataupun materi organic lain
dan kemikalia ditentukan berdasarkan perbandingan nilai absorbansi pada panjang
gelombang 260 nm terhadap absorbansi pada panjang gelombang 230 nm. Bila
perbandingan absorbansi tersebut berkisar dari 2 hingga 2,2 dikatakan bahwa
sampel asam nukleat yang diukur murni. Namun, bila nilai tersebut lebih rendah
dari 2 dikatakan bahwa asam nukleat terkontaminasi oleh karbohidrat, materi
organic lain ataupun kemikalia. Sebaliknya, jika perbandingan nilai absorbansi
tersebut lebih tinggi dari 2,2 hal ini menandakan penggunaan blanko yang tidak
sesuai dengan pelarut DNA yang digunakan (Suharsono dan Widyastuti, 2006).
DNA murni dapat diperiksa pada panjang gelombang 260 dan 280 nm (Khadye
dan Abhijit, 2012).
Spektrofotometri adalah metode untuk mengukur konsentrasi senyawa
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi cahaya. Menurut
Underwood (2001), spektofotometri merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat
untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda
yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Basset, 1994).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan
visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi
oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh
suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen
yang berbeda (Khopkar, 2003). Spektrometri molekular (baik kualitatif dan
kuantitatif) bisa dilaksanakan di daerah sinar tampak, sama halnya seperti di
daerah yang sinar ultraviolet dan daerah sinar inframerah. Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih
mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda ( Mathias, 2005 ).
Kelebihan analisis kualitatif dan kuantitatif DNA dengan menggunakan
metode spektrofotometri yakni prosesnya cepat atau sederhana dan dapat
menganalisa dari konsentrasi yang sangat kecil. Sedangkan kekurangannya yakni
absorbansi sendiri dipengaruhi oleh pH, suhu, dan adanya zat pengganggu
sehingga kebersihan kuvet harus terjaga agar nilai absorbansi tidak terganggu
kemudian pemakainannya hanya dapat dipakai pada UV daerah yang panjang
gelnya paling tinggi 185 nm. Menurut pustaka Sastrohamidjojo (1992),
Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri ini adalah metode ini
memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang
sangat kecil. Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan
energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang
gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada
suatu panjang gelombang tertentu. Analisis spektrofotometri digunakan suatu
sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari
spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita
kurang dari 1 nm.
Spektrofotometri analisis sampel DNA terutama dilakukan untuk
memeriksa kualitas dan kuantitas sampel DNA terisolasi. Kuantifikasi sampel
DNA terisolasi ditentukan oleh mengambil absorbansi di 260 nm (1 OD = 50 g
mL.1 double terdampar DNA). Juga A260 280, A260/230 dan A260 270 bertekad
untuk mengidentifikasi kotoran dari protein, polisakarida dan polyphnolics
masing-masing. DNA murni, rasio A260 280 harus 1.8, A260/230 harus lebih
besar dari 1,8 dan A260 270 harus antara 1.2 untuk 1,3. Untuk agarose
Elektroforesis, 0,8% agarose gel disiapkan dan ditempatkan ke dalam sebuah unit
electrophoretic yang mengandung 1 X TAE buffer. Sampel DNA murni (2 L)
dicampur dengan bromophenol biru yang dimuat ke dalam sumur dan 150
tegangan V diterapkan untuk 20-45 menit. Band utuh DNA genom diamati di gel
dengan pewarnaan dengan ethidium bromida. Tes kualitatif untuk memeriksa
apakah DNA terpencil adalah PCR amplifiable, dilakukan untuk menguji jika ada
mencemari bahan yang bisa menghambat reaksi PCR. Saham DNA genom
diencerkan sampai kadar akhir 50.1 dan acak primers urutan: 5-GTGATCGCAG-
3 (Eurofins Genomics, Bangalore) digunakan dalam campuran reaksi PCR (Teare,
2011).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Spektrofotometri adalah metode untuk mengukur konsentrasi senyawa
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi cahaya.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
2. Kualitas DNA yang berhubungan dengan kemurnian terhadap kontaminan
protein dapat dilihat dari perbandingan absorbansi suspensi DNA pada
panjang gelombang 260 nm terhadap 280 nm. Rasio OD260/OD280 antara
1,8-2,0 mencerminkan DNA yang relatif murni dan terbebas dari
kontaminan protein.
3. Kemurnian asam nukleat dari pengotor karbohidrat ataupun materi organic
lain dan kemikalia ditentukan berdasarkan perbandingan nilai absorbansi
pada panjang gelombang 260 nm terhadap absorbansi pada panjang
gelombang 230 nm. Bila perbandingan absorbansi tersebut berkisar dari 2
hingga 2,2 dikatakan bahwa sampel asam nukleat yang diukur murni.
Namun, bila nilai tersebut lebih rendah dari 2 dikatakan bahwa asam
nukleat terkontaminasi oleh karbohidrat, materi organic lain ataupun
kemikalia. Sebaliknya, jika perbandingan nilai absorbansi tersebut lebih
tinggi dari 2,2 hal ini menandakan penggunaan blanko yang tidak sesuai
dengan pelarut DNA yang digunakan.
4. Hasil absorbansi perhitungan konsentrasi DNA buah alpukat panjang
gelombang 230, 260, 280 dan 320 nm adalah 0.069, 0.025, 0.012 dan
0.011ng/µL, sedangkan perhitungan panjang DNA buah alpukat terhadap
kontaminasi panjang gelombang 260, 280 dan 230 nm adalah 1250, 2.08
dan 0.3ng/µL. Hasil absorbansi perhitungan konsentrasi DNA bakteri
E.coli panjang gelombang 230, 260, 280 dan 320 nm adalah -0.026, -
0.013, -0.015 dan 0.009ng/µL, sedangkan perhitungan panjang DNA
bakteri E.coli terhadap kontaminasi panjang gelombang 260, 280 dan 230
nm adalah – 650, 0.867 dan 0.5ng/µL.
B. Saran
Acara praktikum sudah berjalan dengan baik, namun harus lebih teliti dan
hati-hati. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, praktikan harus mengetahui
dan memahami dengan baik prosedur kerja terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan saat melakukan praktikum.
DAFTAR REFERENSI
Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC. Jakarta.
Brolle. 1997. Microbiology Biotechnology. University of Tubingen, Germany.
Jusuf M. 2001. Genetika 1 Struktur dan ekspresi Gen. Sagung Seto, Bogor.
Khadye, Vishwanath S. dan Abhijit V Sahasrabudhe. 2012. Rapid Detection Of Genetically Modified Organisms In Cotton Seeds By Real Time PCR. Int. J. LifeSc. Bt & Pharm. Res. 1(4): 99-105.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta .
Mathias, Ahmad. 2005. Spektrofotometri. Exacta: Solo.
Sambrook J, Russell DW. 2001. Molecular Cloning: A laboratory manual. Ed ke-3. New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1992. Spektroskopi Inframerah. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta
Teare, J.M. 2011. Measurement of Nucleic Acid Concentration Using the DyNa Quant and the Genequant. BioTechniques. 22(6):1170-1171.
Suharsono dan Widyastuti, U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan Teknik Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi, IPB.
Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.