cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali dijumpai tanaman teh di indonesia yang tumbuh di pinggir
jalan raya yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat
menyebabkan logam berat yang berasal dari asap kendaraan bermotor dapat
menempel pada tanaman teh tersebut, misalnya logam timbal atau kadmium.
logam tersebut merupakan mineral non esensial yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh dan dapat menimbulkan efek toksik.1
Kandungan timbal (Pb) dalam tubuh manusia ditetapkan cara yang akurat
dalam bentuk analisis konsentrasi timbal (Pb) di dalam darah atau urin.
Konsentrasi timbal (Pb) di dalam darah merupakan indikator yang lebih baik
dibandingkan dengan konsentrasi timbal (Pb) di dalam urin.
Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode AAS. Metode
AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) merupakan salah satu metode
analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam
berat dalam berbagai bahan, namun terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi
cuplikan. Pada metode destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan
cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis.
Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti H2SO4,
1Faizah Utami dan Yunahara Farida. “Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom” Jurnal Farmasi. http://dosen. univpancasila.ac.id/ (30 Oktober 2014).
1
2
HNO3, H2O2, HClO4 atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi
suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.2
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan percobaan penentuan
kandungan timbal (Pb) dalam sampel minuman kemasan teh gelas) dengan
menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA)-nyala.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu berapa kadar timbal (Pb) dalam
sampel minuman kemasan (teh gelas) dengan menggunakan alat spektrofotometer
serapan atom (SSA)?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan berapa kadar timbal
(Pb) dalam sampel minuman kemasan (teh gelas) dengan menggunakan alat
spektrofotometer serapan atom (SSA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh
Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Manfaat teh antara
lain untuk mengurangi resiko kanker, membantu kinerja pencernaan,
2Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya”, Jurnal Kimia.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf (31 Oktober 2014).
3
menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah tinggi,
menguatkan gigi, membuat tubuh menjadi segar dan mengurangi
kelelahan serta menetralisir radikal bebas. Berbagai komponen teh
mempunyai efek terhadap kesehatan salah satunya adalah mineral,
beberapa mineral yang terkandung dalam teh adalahfluor, kalium,
mangan, magnesium, kalsium, tembaga, besi, seng dan selenium.3
Teh hitam merupakan minuman yang berasal dari tumbuhan teh
(Camelia Sinensis). Ada empat tahap proses dari daun teh menjadi teh
hitam yang siap diseduh/dikonsumsi. Pertama-tama, daun teh yang
telah dipetik dibiarkan layu sebentar, kemudian daun teh tersebut
digiling hingga kandungan cairan dalam teh tersebut keluar. Daun teh
tersebut dibiarkan teroksidasi enzimatis seluruhnya, lalu teh tersebut
dikeringkan dan siap diseduh.4
B. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) yang terlepas ke udara dapat masuk ke dalam tubuh
manusia selanjutnya akan mengendap di dalam darah. Akumilasi
kandungan timbal (Pb) dalam darah akan menyebabkan berbagai dampak
buruk. Seperti peningkatan jumlah kematian orang dewasa karena
3Faizah Utami danYunahara Farida, “Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom”, Jurusan Teknik Kimia, h. 1.
4Frans Liwang. “Manfaat Konsumsi Teh Hitam Sebagai Upaya Preventif Penyakit Jantung Koroner Akibat Aterosklerosis di Indonesia” Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Kesehatan, Sains Teknologi. http://manfaatkonsumsi-teh-hitam.pdf (31 Oktober 2014).
3
4
pemyakit jantung koroner, peningkatan kasus hipertensi menurunnya IQ
anak-anak dan dapat menimbulkan gangguan intestinal dan anemia.5
Logam-logam yang mudah diuapkan seperti Cu, Pb, Zn, Cd,
umumnya ditentukan pada suhu rendah sedangkan untuk unsur-unsur yang
tak mudah diatomisasi diperlukan suhu tinggi. Suhu tinggi dapat dicapai
dengan menggunakan suatu oksidator bersamaan dengan gas pembakaran,
contohnya atomisasi unsur seperti Al, Ti, Be.6
C. Destruksi
Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi
unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan,
yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik, pada
dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi
basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini
memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang
berbeda.7
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik
tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat
oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain
asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida. Kesemua pelarut
5Indra Chahaya, Surya Dharma dan Lenni Simalunnang. “Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan” Jurnal Majalah Kedokteran Nusantara. http://repository. usu.ac.id/bitstream/ 123456789/15585/ 1/mkn-sep2005-%20%283%29.pdf (31 Oktober 2014).
6S.M. Khopkar, Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A. Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI-Press, 1990), h. 290.
7Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4.
5
tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran. Kesempurnaan
destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang
menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau
perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa
garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang stabil dan
disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja destruksi basah
dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan metode telah
dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.8
Destruksi kering merupakan perombakan organic logam di dalam sampel
menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle
furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam
destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini
sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.9
D. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Spektroskopi atom merupakan teknik analisis kuantitatif dari
unsur-unsur, dimana sekitar 70 unsur dapat dianalisis. Pemakaiannya luas
pada berbagai bidang karena prosedurnya paling selektif, spesifik,
sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran ppm sampai ppb, waktu yang
diperlukan cepat dan mudah dilakukan.10
8Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.
9Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.
10Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 196.
6
Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah
penyerapan energi secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan
berada dalam bentuk gas. Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam
tertentu ketika disedot ke dalam nyala, maka akan berubah menjadi uap
sesuai dengan spesi logam. Beberapa logam akan naik langsung ke tingkat
energi eksitasi sedemikian rupa untuk memancarkan radiasi logam
tertentu. Titik kritis dari atom logam dengan energi kuantum yang cukup
besar dari unsure tertentu akan tetap berada dalam keadaan dasar dan tidak
teremisi. Atom tersebut yang akan menerima radiasi cahaya yang memiliki
panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan atom logam.11
Spektroskopi absorpsi atom pada metodenya radiasinya dari suatu
sumber yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan kedalam nyala api
yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut
diteruskan ke detektor melalui monokromator, untuk membedakan antara
radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala api,
biasanya digunakan chopper yang dipasang sebelum radiasi dari sumber
radiasi mencapai nyala api. Detektor disini akan menolak arus searah (DC)
dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak balik (sinyal absorpsi)
dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur berdasarkan perbedaan
intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang diukur (sampel)
dalam nyala api.12
11Nursalam Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 88-89.
12Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 197.
7
Pelarut digunakan dalam prosedur dalam spektrofotometrik
menimbulkan permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut
tidak hanya harus melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap
cukup banyak dalam daerah itu dibuat.13
SSA dapat mengukur kadar unsure tertentu dengan baik meskipun
dengan adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali tidak ada keharusan
untuk memisahkan unsure uji dari yang lain sehingga tidak hanya
menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber kesalahan
yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, SSA dapat juga
digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan berair.
Kenyataannya, SSA bebas dari segala kerumitan persiapan sampel, telah
terbukti sebagai alat analisis yang ideal dan serbaguna, walaupun bukan
ahli kimia, misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur yang lebih
berorientasi pada pentingnya hasil.14
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat13R. A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius
Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.14Nursalam hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer, h. 88.
8
Hari/ Tanggal : Jumat/ 31 Oktober 2014
Pukul : 13.00 - 17.30 WITA
Tempat : Laboratotium Kimia Anorganik dan Laboratorium
Kimia Riset Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu rangkaian alat
spektrofotometer serapan atom (SSA) varian AA240F, kompor listrik, labu
takar 50 mL dan 100 mL, erlenmeyer 50 mL, gelas kimia 50 mL, pipet skala
5 mL dan 25 mL, pipet tetes 3 mL, corong, batang pengaduk, bulp dan botol
semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquabides (H2O),
asam nitrat pekat (HNO3), kertas whatman 41, larutan induk timbal (Pb) 1000
ppm, sampel minuman kemasan (teh gelas) dan tissue.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1. Preparasi Sampel (Teh Gelas)
a. Menghomogenkan larutan sampel (teh gelas).
b. Memipet 50 mL larutan sampel (teh gelas) ke dalam masing-masing 2
erlenmeyer 100 mL.
8
9
c. Menambahkan 5 mL asam nitrat pekat (HNO3).
d. Memanaskan ke dalam lemari asam menggunakan kompor listrik secara
perlahan-lahan hingga volumenya 20 mL dan larutannya menjadi jernih.
e. Mendinginkan larutan.
f. Menyaring larutan ke dalam labu ukur 50 mL.
g. Membilas erlenmeyer 100 mL dan menyaring hasil bilasanya.
h. Menambahkan larutan standar 100 ppm sebanyak 1 mL masing-masing ke
dalam labu ukur 50 mL .
i. Mengencerkan dan menghomogenkan masing-masing larutan.
j. Mengukur absorbansi sampel (teh gelas) dengan menggunakan
spektrofotometer serapan atom (SSA).
2. Pembuatan larutan baku 100 ppm
a. Memipet 10 mL larutan induk Pb(NO3)2 1000 ppm ke dalam labu takar 100
mL.
b. Mengencerkan dengan aquabides (H2O).
3. Pembuatan deret standar
a. Memipet 0,5 mL, 0,75 mL, 1 mL, 1,25 mL dan 1,5 mL larutan baku 100 ppm
ke dalam 5 buah labu takar 50 mL.
b. Mengencerkan masing-masing larutan dengan aquades (H2O) dan
menghomogenkannya.
4. Pengujian kadar timbal (Pb) dengan AAS
a. Menyalakan rangkaian sektrofotometer serapan atom.
10
b. Mengeset hollow cathode lamp.
c. Memastikan alat sektrofotometer serapan atom telah tersambung dengan
komputer.
d. Menghubungkan alat sektrofotometer serapan atom dengan larutan standar
dan sampel.
e. Melakukan analisis larutan standar dan sampel.
f. Mencatat nilai absorbansi dari masing-masing larutan.
g. Membuat kurva absorbansi timbal (Pb).
h. Mencatat konsentrasi timbal (Pb) dalam sampel dengan menggunakan
evaporasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diamati sebagai
berikut:
11
1. Tabel Pengamatan
Tabel. IV.1 Larutan standar, blanko dan sampel
Tabel VI.2. Pengamatan Sampel
No. Sampel Absorben
1 Teh gelas (I) 0,0136
2 Teh gelas (II) 0,0122
2. Tabel Absorbansi Tabel VI.3. Absorbansi
No. Sampel x y x.y x2 y2
1 Blanko 0,0000 0,0014 0,0000 0,0000 1,96 x 10-6
2 Standar 1 1,0000 0,0114 0,0114 1,0000 1,2996 x 10-4
3 Standar 2 1,5000 0,0256 0,0384 2,2500 6,5536 x 10-4
4 Standar 3 2,0000 0,0335 0,0670 4,0000 1,12225 x 10-3
5 Standar 4 2,5000 0,0445 0,11125 6,2500 1,98025 x 10-3
6 Standar 5 3,0000 0,0539 0,1617 9,0000 2,90521 x 10-3
N=6 Σx= 10
Σy= 0,1703
Σxy= 0,38975 Σx2=22,5 Σ y2= 6,79499 x 10-311
No. Sampel Konsentrasi(x) (ppm)
Absorbansi (y)
1 Blanko 0,0000 0,00142 Standar 1 1,0000 0.01143 Standar 2 1,5000 0.02564 Standar 3 2,0000 0.03355 Standar 4 2,5000 0.04456 Standar 5 3,0000 0.0539
12
3. Reaksi
4. Analisis Data
a. Persamaan garis linier
y = a + bx
b = nΣxy−Σx . Σy
n Σ x2−¿¿
= 6 (0,38975 )−10.(0.1703)
6 (22,5 )−(100)
= 2,3385−1,703
135−100
= 0,6355
35
= 0.01816
Persamaan garis linier dapat juga dicari dengan:
b=Σxy−
( Σx )(Σy)N
Σ x2−¿¿¿
¿0,38975−
(10 )(0,1703)6
22,5−(100)6
13
¿ 0,38975−(1,703 ) ¿6
¿
22,5−(100)
6
¿ 0,38975−0,283822,5−16,6666
¿ 0,105955,8334
¿0,01816
a = y rata-rata – b (x rata-rata)
= 0.02838 – 0.01816 (1,66666)
= 0,02838 – 0.03026
= -1,88 x 10-3 = -0,001
b. Konsentrasi timbal (Pb) dalam teh gelas I
y = a + bx
0,0136 = -0,001+ 0,018x
0,0136 +0,001= 0,018x
0.0146 = 0,018x
x = 0. 01460 , 018
x = 0,81
c. Konsentrasi timbal (Pb) dalam teh gelas II
y = a + bx
0,0122 = -0,001 + 0,018x
0,0122 +0,001 = 0,018x
0,0122 =0.054x
x= 0,01220 , 018
x= 0,73
14
d. konsentrasi deret standar
Standar 1 :
x= y−ab
x=0.0114−(−0,001)0,018
x=0.0114+0,0010,018
x=0,01240,018
x=0,6888
Standar 2:
x= y−ab
x=0.0256−(−0,001)0,018
x=0.0256+0,0010,018
x=0,02570,018
x=1,4277
Standar 3 :
x= y−ab
15
x=0.0335−(−0,001)0,018
x=0.0335+0,0010,018
x=0,03450,018
x=1,9166
Standar 4:
x= y−ab
x=0,0445−(−0,001)0,018
x=0.0445+0,0010,018
x=0,04550,018
x=2,5277
Standar 5:
x= y−ab
x=0,0539−(−0,001)0,018
x=0.0539+0,0010,018
x=0,05490,018
x=3,05
16
e. Nilai regresi (R)
R2= nΣxy−ΣxΣy
√ ¿¿
R2= 5 x (1.5381 )−10 x(0.5225)
√ [(6 x 22,5 )−(100 )] x [ (6 x0,00679499 )−(0.029 )]
R2= 2,3385−1,703
√[ (135 )−(100 ) ] x [(0.0407 )−(0.029 )]
R2= 0,6355
√ (35)(0.0117)
R2= 0,6355
√ 0,4095
R2= 0,6355
0,64
R2= 0,99
5. Grafik
a.Grafik komputer
17
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
f(x) = 0.0181571428571429 x − 0.0018785714285714R² = 0.980541414592665
yLinear (y)
Konsentrasi Larutan Standar
Abso
rban
si La
ruta
n St
anda
r
Grafik IV. 1 Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
b. Grafik Manual
Grafik IV. 2 Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
B. Pembahasan
18
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar timbal (Pb)
yang terdapat pada teh gelas. Teh gelas yang akan diuji didestruksi dengan metode
basah. Pengukuran kandungan timbal dilakukan dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectroscopy (AAS).
Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk
Timbal (Pb) 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar 100 mL.
Memipet larutan standar timbal (Pb) dengan volume 0,5 mL, 0,75 mL, 1 mL, 1,25
mL dan 1,5 mL untuk masing-masing 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm, 2,5 ppm dan 3 ppm
deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan
absorbansi dari masing-masing deret standar.
Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan memipet 50 mL
sampel teh gelas. Menambahkan asam nitrat (HNO3) berfungsi untuk
mencegah terjadinya endapan, juga berfungsi sebagai pelarut untuk
menghilangkan pengotor yang ada dalam sampel dan untuk mengikat dan
mengomplekskan logam. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat
terjadinya proses destruksi karena pada suhu tinggi destruksi berlangsung
cepat, kemudian larutan didinginkan setelah munculnya uap putih yang
menandakan perombakan senyawa organik telah berjalan dengan baik,
mendinginkan dan menyaring larutan ke dalam labu takar dan selanjutnya
mengencerkan untuk memperkecil konsentrasi lautannya, dimana sebelum
penyaringan ditambahkan 1 ml larutan baku 100 ppm untuk mepermudah
dalam pengidentifikasian timbal (Pb) dalam sampel pada saat
pengidentifikasian menggunakan spektrofotometer serapan atom
19
Larutan yang telah dihimpitkan di uji kadar timbalnya dengan alat
spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 283,3 nm, dari
kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan
hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,018x – 0,001
dengan R² = 0,980. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji
kelinieran kurva. Uji ini diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R)
yang merupakan ukuran kesempurnaan hubungan antara konsentrasi
larutan standar dengan absorbansi larutan. Nilai R menyatakan bahwa
terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi dan absorbansi, dan hampir
semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien yang positif. Nilai R2
yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1.
Nilai R2 kurva kalibrasi larutan sampel ditambahkan standar pada
penelitian ini adalah 0,980, sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut
maka kurva kalibrasi ini layak digunakan karena berada dalam kisaran 0,9
≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang
menyatakan hubung anantara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,018x
- 0,001, dalam hal ini y adalah absorbansi, x adalah konsentrasi. Nilai
0,018 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan nilai 0,001
menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y,
dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi
sampel didapatkan sampel (teh gelas I) sebesar 0,81 gr sampel (teh gelas
II) 0,73 gr. Menurut teori kandungan timbal (Pb) menurut Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.
20
HK.00.06.1.52.4011 Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan
Kimia dalam Makanan 2,0 dimana percobaan yang dilakukan tidak sesuai
teori, hasil yang diperoleh dibawahh teori, hal ini berarti bahwa dalam teh
gelas tidak mengandung banyak timbal (Pb) dan layak untuk dikonsumsi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar timbal (Pb) dalam
sampel teh gelas dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom yaitu
sampel (teh gelas) simplo sebesar 0,81 ppm dan sampel (teh gelas II) duplo
sebesar 0,73 ppm.
B. Saran
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya
dilakukan pula uji kandungan Zn (zink) dalam teh gelas.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.
Chahaya, Indra, Surya Dharma dan Lenni Simalunnang. “Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan” Jurnal Majalah Kedokteran Nusantara. http://repository. usu.ac.id/bitstream/ 123456789/15585/ 1/mkn-sep2005-%20%283%29.pdf (31 Oktober 2014).
Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002.
Hamzah, Nursalam. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.
Kristianingrum, Susila.”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada30 Oktober 2014.
Liwang, Frans. “Manfaat Konsumsi Teh Hitam Sebagai Upaya Preventif Penyakit Jantung Koroner Akibat Aterosklerosis di Indonesia” Jurnal
20
22
UI Untuk Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi. http://manfaatkonsumsi-teh-hitam.pdf (31 Oktober 2014).
Utami, Faizah dan Yunahara Farida. “Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom” Jurnal Farmasi. http://dosen. univpancasila.ac.id/pdf (30 Oktober 2014).
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Kimia Instrumen dengan judul
“Cara Uji Timbal (Pb) dengan Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA)-nyala” yang disusun oleh:
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten
dan dinyatakan diterima.
Samata,
November 2014
21