sp askep halusinasi

10
Tindakan keperawatan dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan (SP) SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya Fase Orientasi “Halo, selamat Siang Ibu. Perkenalkan, saya perawat I Putu Praja Santika Abadi bisa dipanggil Praja. Mulai hari ini saya bertugas untuk merawat Ibu selama 1 minggu ke depan. Nama Ibu siapa? nama lengkapnya? suka dipanggil siapa? oh iya bu, baiklah. Saya panggil Ibu Dhiyah saja ya. Hari ini saya jaga pagi dari jam 8 pagi sampai jam setengah 2 siang. Jadi, jika Ibu ada keperluan, bisa mencari saya di ruang perawat” “Bagaimana kabarnya hari ini, Ibu ? tadi pagi Ibu sudah sarapan? “Hari ini kita akan mengobrol-ngobrol untuk saling mengenal” “Lamanya 15 menit, bagaimana Ibu? Jadi, kita akan ngobrol dari jam setengah 12 sampai jam 12 nanti ya?” “Ingin ngobrol dimana, Ibu ? Bagaimana jika di kursi tempat makan?” Fase Kerja “Bagaimana perasaan dan keadaan Ibu hari ini? Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita mengobrol-ngobrol?” “Ibu tidak usah khawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Ibu”

Upload: ananta-wijaya

Post on 05-Feb-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sadas

TRANSCRIPT

Page 1: Sp Askep Halusinasi

Tindakan keperawatan dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan (SP)

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya

Fase Orientasi

“Halo, selamat Siang Ibu. Perkenalkan, saya perawat I Putu Praja Santika

Abadi bisa dipanggil Praja. Mulai hari ini saya bertugas untuk merawat Ibu

selama 1 minggu ke depan. Nama Ibu siapa? nama lengkapnya? suka

dipanggil siapa? oh iya bu, baiklah. Saya panggil Ibu Dhiyah saja ya. Hari

ini saya jaga pagi dari jam 8 pagi sampai jam setengah 2 siang. Jadi, jika Ibu

ada keperluan, bisa mencari saya di ruang perawat” “Bagaimana kabarnya

hari ini, Ibu ? tadi pagi Ibu sudah sarapan? “Hari ini kita akan mengobrol-

ngobrol untuk saling mengenal” “Lamanya 15 menit, bagaimana Ibu? Jadi,

kita akan ngobrol dari jam setengah 12 sampai jam 12 nanti ya?” “Ingin

ngobrol dimana, Ibu ? Bagaimana jika di kursi tempat makan?”

Fase Kerja

“Bagaimana perasaan dan keadaan Ibu hari ini? Apakah ada yang

dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita mengobrol-ngobrol?”

“Ibu tidak usah khawatir karena kita berada di tempat yang aman.

Saya dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu

Ibu”

“Ibu, bisa saya bertanya tentang identitas Ibu, baik alamat, keluarga,

hobi atau mungkin keinginan untuk saat ini?”

“Bagus sekali Ibu sudah dapat menceritakannya dengan detail. Ibu

dulu bekerja dimana?

“Bagaimana dengan teman-teman sekamar Ibu? Ibu sudah kenal

dengan mereka semua? Ada berapa orang semuanya? bagus sekali Ibu bisa

menghafal semua nama teman-temannya dengan baik”

“Wah terima kasih Ibu karena sudah mau berkenalan dengan saya

dan sekarang saya akan memberitahu identitas saya, Ibu mau kan

mendengarkan?”

Page 2: Sp Askep Halusinasi

“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita

berteman, jadi Ibu Dhiyah tidak perlu sungkan lagi. Bila ada masalah bisa

diceritakan pada saya, Ibu Dhiyah mau kan berteman dengan saya?”

Fase terminasi

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang?” “Coba

bisa diulang tadi, nama saya siapa? Wah, bagus sekali Ibu bisa ingat nama

saya.”

“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Ibu Dhiyah dan Ibu

sudah bisa mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan

berteman dengan saya. ”Baiklah, sesuai janji di awal, hari ini kita akan

berbincang-bincang selama 15 menit dan ternyata waktunya sudah habis.

Jika ada yang ingin Ibu bicarakan, Ibu bisa mencari saya di ruang perawat.”

“Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang lagi? Besok kita

akan membahas tentang cara mempraktekkan membina hubungan dengan

orang lain dan membicarakan kemampuan yang Ibu miliki.” “Mau dimana

kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”

“Kira-kira 15 menit lagi ya. Kalau begitu, Saya pamit dulu. Terima

kasih Ibu. Sampai jumpa besok.”

SP 2 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelas cara-

cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi

dengan cara pertama : menghardik halusinasi.

Fase Orientasi

“Selamat pagi, Ibu Dhiyah. “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa

keluhan Ibu saat ini?”

“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang

selama ini Ibu Dhiyah dengar tapi tak tampak wujudnya? Dimana kita

duduk? Di kursi tempat makan lagi? Berapa lama? Bagaimana kalau 15

menit?”

Page 3: Sp Askep Halusinasi

Fase Kerja

“Apakah Ibu Dhiyah mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apakah

yang dikatakan suara itu?”

“Apakah terus-menerus terdengar atau hanya sewaktu-waktu saja?

Kapan Ibu paling sering dengar suara? Berapa kali sehari Ibu alami? Pada

keadaan apa suara itu terdengar? Apakah waktu sendiri?”

“Apakah yang Ibu rasakan ketika mendengar suara itu?”

“Apa yang Ibu lakukan ketika mendengar suara itu? Apakah dengan

cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kita belajar cara-cara untuk

mencegah suara-suara itu muncul. Pertama dengan menghardik suara

tersebut. Kedua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,

melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan yang keempat minum obat

denga teratur.”

“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan

menghardik.”

“Caranya sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul, langsung

bilang pergi sana, saya tidak mau dengar, saya tidak mau dengar, pergi sana

kamu suara aneh, begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.

Coba ibu peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah

bisa.”

Fase Terminasi

“Bagaimana perasaan Ibu setelah peragaan latihan tadi ? Kalau

muncul lagi suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut!

Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja

latihannya? (masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam

jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk

belajar dan berlatih mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua?

Jam berapa Ibu? Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita

akan berlatih? Dimana tempatnya?”

“Baiklah, sampai jumpa”

Page 4: Sp Askep Halusinasi

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua

(bercakap-cakap dengan orang lain)

Fase Orientasi

“Hai Ibu Dhiyah. Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah suara-

suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?

Berkurangkah suara-suaranya? Bagus! Sesuai janji kita tadi saya akan

latihan cara yang kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-

cakap dengan orang lain. Kita akan berlatih selama 15 menit. Mau dimana?

Disini saja?”

Fase Kerja

“Cara kedua untuk mencegah / mengontrol halusinasi yang lain

adalah dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Jika Mbak mulai

mendengar suara-suara, lansung saja mencari teman untuk diajak

mengobrol. Minta teman mengobrol dengan Ibu. Contohnya begini :

Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo mengobrol dengan saya! Atau

kalau ada orang dirumah misalnya adik Ibu Dhiyah katakan : dik, ayo

ngobrol dengan saya. Coba Ibu lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya,

begitu, bagus! Coba sekali lagi, Bagus! Nah, latihan terus ya Ibu!”

Fase Terminasi

“Bagaimana perasaan Ibu saat ini setelah latihan? Jadi sudah ada

beberapa cara yang sudah Ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu?

Bagus, cobalah kedua cara itu kalau Ibu mengalami halusinasi lagi.

Bagaimana kalau kita masukkan jadwal kegiatan harian Ibu. Mau jam

berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta

sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok saya akan kemari lagi. Bagaimana

kalau kita latihan cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau

berapa jam? Bagaimana kalau jam 2 sore? Mau dimana/disini lagi? Sampai

jumpa besok ya”

“Sampai jumpa”

Page 5: Sp Askep Halusinasi

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga

(melaksanakan aktivitas terjadwal)

Fase Orientasi :

“Selamat Siang, Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah

suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang kita

latih? Bagaimana hasilnya? Bagus! Sesuai dengan janji kita akan belajar

cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan

terjadwal. Mau dimana kita bicara/ baik kita duduk diruang tamu. Berapa

lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah”

Fase Kerja :

“Apa saja yang bisa Ibu lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus

jam berikutnya (terus ajak sampai mendapatkan kegiatan sampai malam).

Wah banyak sekali kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali

Ibu bisa lakukan, kegiatan ini dapat Ibu lakukan untuk mencegah suara

tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai

malam ada kegiatan”.

Fase Terminasi :

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap cara yang

ketiga mencegah suara-suara itu? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang

telah kita latih untuk mencegah suara-suara! Bagus sekali, mari kita

masukkan dalam jadwal kegiatan harian Ibu. Coba lakukan sesuai jadwal

ya! (saudara dapat melakukan aktivitas yang lain pada pertemuan berikut

sampai terpenuhi seluruh aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai

terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau

menjelang makan siang nanti, kita mebahas cara meminum obat yang baik

serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 siang?

Diruang makan ya, sampai jumpa.”.

SP 5 : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Fase Orientasi :

“Selamat pagi, Ibu Dhiyah. Bagaimana perasaan Ibu hari ini?

Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang

Page 6: Sp Askep Halusinasi

kita latih? Apakah jadwal kegiatan sudah dilaksanakan? Apakah pagi ini

sudah minum obat? Baik, hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obat

yang Ibu minum. Kita akan diskusikan selama 20 menit sambil menunggu

makan siang. Disini saja ya Ibu.”

Fase Kerja :

“Ibu adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah

suara-suara berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-

suara yang Ibu dengar dan menggangu selama ini tidak muncul lagi.

Beberapa macam obat yang Ibu minum? (Perawat menyiapkan obat untuk

pasien) ini yang warna putih 2 kali sehari pagi dan sore hari. Kalau suaranya

sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti konsultasi dengan

dokter, sebagian kalau putus obat, ibu bisa kambuh dan sulit untuk

mengembalikan keadaan semula. Kalau obat habis Ibu bisa minum obat ke

dokter untuk mendapatkan obat lagi. Ibu juga harus teliti saat menggunakan

obat ini. Pastikam obatnya benar, artian Ibu harus memastikan bahwa itu

benar-benar punya Ibu. Jangan keliru dengan obat punya orang lain. Baca

waktunya, dengan cara yang benar, yaitu dimakan sesudah makan dan tepat

jamnya. Ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan

harus cukup minum 10 gelas per hari”.

Fase Terminasi :

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat?

Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba

jelaskan! Bagus, (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum

obat pada jadwal kegiatan Ibu. Jangan lupa pada waktu minum obat minta

obat pada perawat atau pada keluarga kalau ada dirumah. Nah makanan

sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara

mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana

kalau jam 16.00. Sampai jumpa.”.