sosialisasi aksara sunda (ppsx)

44

Click here to load reader

Upload: trinhkhanh

Post on 17-Jan-2017

361 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

AKSARA SUNDA

Tedi Permadi, S.S., M.Hum.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Page 2: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

MENGAPA AKSARA

Aksara menjadi batas pra-sejarah dan sejarah

Aksara telah berperan mempercepat kemajuan peradaban manusia

Aksara menjadi simbol kemajuan peradaban

Page 3: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

AKSARA

ak.sa.ra n Ling 1 sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran; 2

jenis sistem tanda grafis tertentu, misalnya aksara Pallawa, aksara Inka; 3 huruf;

-- Arab aksara yang mula-mula digunakan untuk menuliskan bahasa Arab, diturunkan dari Aramea, ditulis dari kanan ke kiri; --

Aramea aksara yang dipakai dalam bahasa Aramea (di daerah sekitar Siria sekarang dan Mesopotamia) sejak sekitar abad ke-

10 SM; -- Brahmi aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa India Kuno, diturunkan dari aksara Aramea dan bersifat

setengah alfabetis, mula-mula dituliskan dari kanan ke kiri kemudian dari kiri ke kanan; -- Dewanagari aksara India yang

dipakai untuk menuliskan bahasa Sansekerta yang tumbuh pada abad ke-7 –- 9 M, masih digunakan hingga saat ini dan

menurunkan aksara yang dipakai di Nepal dan Bangladesh; -- fonemis sistem tulisan yang menggunakan satu lambang satu

fonem (bunyi yang membedakan arti) secara konsisten;

Page 4: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

-- fonetis tulisan yang menggunakan satu lambang untuk tiap variasi fonem atau bunyi; -- Grantha aksara Pallawa; --

hieroglyph aksara yang dipakai oleh para pendeta Mesir Kuno dan bersifat ideografis; -- Jawa aksara yang digunakan untuk

menuliskan bahasa Jawa, berjumlah dua puluh huruf, bermula dengan ha dan berakhir dengan nga; -- Jawi aksara Arab yang

yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu; -- Kawi aksara yang dipakai pada prasasti di Indonesia sejak pertengahan abad

ke-8 M yang diturunkan dari aksara Pallawa; -- Latin aksara yang bersifat alfabetis, dipakai mula-mula untuk bahasa Latin

sekitar abad ke-7 SM, kemudian untuk bahasa di Eropa Barat dan bahasa lain di dunia; -- morfemis sistem tulisan yang

menggunakan satu lambang untuk menggambarkan satu morfem, misalnya aksara Cina; -- Pallawa aksara yang dipakai untuk

menuliskan bahasa di India Selatan dan diturunkan dari aksara Brahmi (disebut juga aksara Grantha); -- Pegon lihat pegon; --

silabis sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk satu suku kata; -- Sunda aksara yang digunakan untuk

menuliskan bahasa Sunda, bermula dengan ha berakhir dengan nga (bentuk dan kaidah penulisannya sama dengan aksara

Jawa). (KBBI, 2002:21—22)

Page 5: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Catatan:

pada –- Sunda, deskripsinya harus diganti dengan sistem ortografi hasil kreasi masyarakat Jawa Barat

(Sunda) yang meliputi aksara dan sistem pengaksaraan untuk menuliskan bahasa Sunda/daerah

[Perda Nomor 6 Tahun 1996 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda; Perda Nomor 5 Tahun 2003

tentang Pelestarian dan Pembinaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah]

Page 6: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Kenyataan di Masyarakat:

Sementara ini masih ada anggapan di sebagian masyarakat bahwa model tulisan tradisional yang berkembang di kalangan

masyarakat Sunda sama dengan model tulisan yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa, yang lebih populer disebut

dengan Cacarakan atau Hanacaraka. Namun sesungguhnya semenjak tahun 1867, K.F. Holle sudah mulai merintis

penggarapan naskah-naskah lontar yang diperoleh dari wilayah Sunda. Sejak saat itu Holle menyebutkan bahwa dalam lontar-

lontar tersebut berisi teks yang ditulis dalam aksara dan bahasa Sunda Kuno. Jejak Holle lalu diikuti, antara lain, oleh C.M. Pleyte

(1911, 1914), R.Ng. Poerbatjaraka (1919-1921), H. ten Dam (1957), J. Noorduyn (1962, 1965, 1982), Atja (1968, 1970), Atja &

Saleh Danasasmita (1981abc), Saleh Danasasmita, Ayatrohaedi, Tien Wartini & Undang A. Darsa (1985/1986, 1987), Ayatrohaedi,

Tien Wartini & Undang A. Darsa (1987), Undang A. Darsa & Edi S. Ekadjati (1995), Noorduyn & Teeuw (2000).

Page 7: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Fakta Objektif:

Hingga kini naskah-naskah Sunda Kuno yang berbahan lontar ataupun nipah yang telah berhasil digarap dan umumnya berasal

dari abad XV-XVI Masehi adalah Carita Parahiyangan, Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian, Amanat Dari Galunggung, Kawih

Paningkes, Jatiniskala, Carita Ratu Pakuan, Fragmen. Carita Parahyangan, Sang Hyang Hayu, Serat Dewa Buda, Serat Catur Bumi,

Sang Hyang Raga Dewata, Kisah Purnawijaya, kisah Keturunan Rama dun Rahwana atau Pantun Ramayana, Kisah Perjalanan

Bujangga Manik, Sewaka Darma, dan Kisah Sri Ajnyana. Di samping itu, ada pula teks-teks yang tertuang dalam bahan-bahan

yang lebih permanen berupa batu dan lempengan logam, antara lain, prasasti- prasasti di Astana Gede Kawali dan Piagam

Kebantenan. Teks-teks tersebut secara jelas ditulis dalam aksara dan bahasa Sunda Kuno.

Page 8: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Kesimpulan:

Fakta objektif tersebut membuktikan bahwa masyarakat Sunda telah mengenal tradisi tulis sejak lama, bahkan mereka telah

mampu menciptakan sebuah model aksara sendiri yang dikenal dengan aksara Sunda Kuno. Naskah paling muda yang

menggunakan aksara Sunda Kuno berjudul Waruga Guru ditulis di atas kertas ber-watermark.

Rupa-rupanya mulai pertengahan abad XVIII Masehi aksara Sunda Kuno mulai tenggelam karena secara kultural terdesak dengan

adanya aksara Cacarakan yang pembakuan pertama kalinya dilakukan oleh G.J. Grashuis melalui karangannya Handleiding voor

Aanleren van het Soendaneesch Letterschrift `Buku Petunjuk untuk Belajar aksara Sunda' yang terbit tahun 1860. Model aksara

Cacarakcan tersebut tiada lain adalah hasil modifikasi dari aksara Carakan Jawa yang telah dibakukan sebelumnya oleh T. Roorda

pada tahun 1835.

Page 9: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Jenis aksara yang pernah digunakan

1. aksara Pallawa

2. aksara Jawa Kuna

3. aksara Sunda Kuna

4. aksara Arab Pegon

5. aksara Cacarakan

6. aksara Latin

Aksara Pallawa yang terdapat pada

prasasti Ciaruteun

Page 10: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Aksara Jawa Kuno yang terdapat pada Arca

Persembahan

Page 11: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Aksara Sunda Kuna yang terdapat pada Piagam

Kebantenan

Page 12: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Page 13: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Page 14: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Aksara Arab Pegon Babad Banten

Page 15: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Aksara Sunda

Aksara Sunda bersifat "logo-silabik", sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk satu suku kata.

Aksara Sunda berjumlah 30 buah yang terdiri atas 7 aksara swara ‘vokal mandiri’, 18 aksara ngalagena ‘konsonan’ yang berasal

dari suara bahasa Sunda, dan 5 aksara ngalagena ‘konsonan’ yang berasal dari suara bahasa asing. Di samping itu, dikenal pula

lambang-lambang bilangan berupa angka dasar yang memiliki nilai hitungan mulai dari nol sampai sembilan.

Aksara swara adalah tulisan yang melambangkan bunyi fonem vokal mandiri yang dapat berperan sebagai sebuah sukukata yang

bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Sedangkan aksara ngalagena adalah tulisan yang dianggap

dapat melambangkan bunyi fonem konsonan dan dapat berperan sebagai sebuah kata maupun sukukata yang bisa menempati

posisi awal, tengah maupun akhir sebuah kata.

Page 16: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Wujud fisik

Aksara Sunda termasuk tanda vokalisasinya dapat ditulis pada posisi kemiringan antara 45°-75°. Perbandingan ukuran fisik

aksara, baik aksara swara ‘vokal’ maupun aksara ngalagena `konsonan' pada umumnya ditulis 4:4, kecuali untuk aksara

ngalagena /ra/ adalah 4:3, untuk /ba/ dan /nya/ adalah 4:6; serta untuk aksara swara /i/ adalah 4:3.

Sedangkan perbandingan ukuran fisik angka pada umumnya ditulis 4:4, kecuali untuk angka /4/ dan /5/ adalah 4:3.

Untuk perbandingan ukuran fisik tanda vokalisasi pada umumnya ditulis 2:2, kecuali untuk panyecek /+ng/ adalah 1:1,

panglayar /+r/ adalah 2:3, panyakra /+ra/ adalah 2:4, pamaeh adalah 4:2, dan pamingkal /+ya/ adalah 2:4 (bawah) dan 3:2

(samping kanan).

Page 17: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Tata Tulis Aksara Sunda

Dalam sistem tata tulis aksara Sunda dikenal adanya rarangken, tanda vokalisasi atau penanda bunyi yang berfungsi untuk

mengubah, menambah, maupun menghilangkan bunyi vokal pada aksara ngalagena.

Lambang vokalisasi dimaksud berjumlah 13 lambang yang dalam penempatannya terbagi ke dalam tiga kelompok, masing-masing

adalah sebanyak 5 buah ditempatkan di atas aksara ngalagena, sebanyak 3 buah ditempatkan di bawah aksara ngalagena, dan

sebanyak 5 buah ditempatkan sejajar dengan aksara ngalagena yang masing-masing dibagi lagi menjadi: 1 buah ditempatkan di

sebelah kiri aksara ngalagena, 2 buah ditempatkan di sebelah kanan aksara ngalagena, dan sebanyak 2 buah ditempatkan di

sebelah kanan dengan sedikit menjulur ke bagian bawah aksara ngalagena.

Page 18: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Aksara Swara ‘Vokal Mandiri’ [7 buah]

Aksara Ngalagena ‘Konsonan’ [18 buah dari suara bahasa Sunda]

Aksara Ngalagena ‘Konsonan’ [5 buah dari suara bahasa asing]

Page 19: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Rarangken ‘Penanda Bunyi/Vokalisasi’

Rarangken aksara Sunda terdiri atas 13 buah yang cara penulisannya adalah sebagai berikut:

Rarangken yang ditulis di atas lambang aksara ngalagena berjumlah 5 buah, yaitu:

1. = panghulu, mengubah bunyi vokal aksara ngalagena /a/ menjadi /i/

contoh: = ka menjadi = ki

2. = pamepet, mengubah bunyi vokal aksara ngalagena /a/ menjadi /e/

contoh: = ka menjadi = ke

3. = paneuleung, mengubah bunyi vokal aksara ngalagena /a/ menjadi /eu/

contoh: = ka menjadi = keu

Page 20: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

4. = panglayar, menambah konsonan /+r/ di akhir aksara ngalagena

contoh: = ka menjadi = kar

5. = panyecek, menambah konsonan /+ng/ di akhir aksara ngalagena

contoh: = ka menjadi = kang

Rarangken yang ditulis di bawah aksara ngalagena berjumlah 3 buah, yaitu:

1. = panyuku, mengubah bunyi vokal aksara ngalagena /a/ menjadi /u/

contoh: = ka menjadi = ku

2. = panyakra, menambah bunyi /+ra/ pada aksara ngalagena dan disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara

yang disandingnya

contoh: = ka menjadi = kra

3. = panyiku, menambah bunyi /+la/ pada aksara ngalagena dan disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara

yang disandingnya

contoh: = ka menjadi = kla

Page 21: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Rarangken yang ditulis sejajar dengan aksara ngalagena berjumlah 5 buah, yaitu:

1. = panéléng, mengubah bunyi vokal aksara ngalagena /a/ menjadi /é/

contoh: = ka menjadi = ké

2. = panolong, mengubah bunyi vokal aksara ngalagena /a/ menjadi /o/

contoh: = ka menjadi = ko

3. = pamingkal, menambah bunyi /+ya/ pada aksara ngalagena dan disesuaikan dengan tanda vokalisasi

pada aksara yang disandingnya

contoh: = ka menjadi = kya

4. = pangwisad, menambah tanda bunyi /+h/ pada aksara ngalagena dan disesuaikan dengan

tanda vokalisasi pada aksara yang disandingnya

contoh: = ka menjadi = kah

5. = pamaéh, menghilangkan bunyi vokal pada aksara ngalagena, umumnya digunakan di akhir kata.

Penghilangan bunyi vokal di tengah kata seperti pada konsonan rangkap lebih baik menggunakan cara penulisan

pasangan, merangkaikan aksara ngalagena selanjutnya pada aksara

ngalagena yang mendahuluinya.

contoh: = ka menjadi = k

Page 22: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Terdapat pula 3 rarangken yang bisa disandingkan dengan aksara vokal, yaitu:

1. = panglayar : ar; ér; ir; or; ur; er; & eur

2. = panyecek : ang; éng; ing; ong; ung; eng; & eung

3. = pangwisad: ah; éh; ih; oh; uh; eh; & euh

Angka Aksara Sunda dilengkapi pula dengan lambang bilangan. Penulisan angka puluhan, ratusan, ribuan, dst. Ditulis berderet dari

kiri ke kanan, seperti halnya sistem penulisan angka Arab.

= 1 = 2 = 3 = 4 = 5

= 6 = 7 = 8 = 9 = 10

Page 23: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Fungtuasi

Fungtuasi atau tanda baca yang digunakan untuk melengkapi penulisan aksara Sunda dalam suatu kalimat, alinea/paragraf,

maupun wacana dilakukan dengan mengadopsi tanda baca yang digunakan pada sistem penulisan aksara Latin. Tanda baca

dimaksud adalah koma ( , ), peun ‘titik’ ( . ), titik-koma ( ; ), deubeul peun ‘titik dua’ ( : ), panyeluk ‘tanda seru’ ( ! ), pananya

‘tanda tanya’ ( ? ), kekentang ‘tanda kutip’ ( “……” ), panyambung ‘tanda hubung’ ( - ), tanda kurung ( ( ) ), dan sebagainya.

Lain-lain

Hal lainnya yang berkaitan dengan nama gelar atau predikat, baik gelar akademik, gelar keagamaan, gelar kebangsawanan,

maupun gelar kemasyarakatan, cara penulisannya adalah dengan menggunakan cara penulisan aksara Latin.

Page 24: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Bentuk dan Ukuran Aksara Swara

a é i o u e eu

Bentuk dan Ukuran Aksara Ngalagena

ka ga nga ca ja nya

ta da na pa ba ma

Page 25: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

ya ra la wa sa ha

fa va xa qa za

Bentuk dan Ukuran Rarangken ‘Tanda Vokalisasi’

Panghulu (i) pampet (e) paneuleung (eu) panglayar (+r) panyecek (+ng) panyuku (+u) panyakra (+ra) panyiku (+la)

Page 26: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Panéléng (é) panolong (o) pangwisad (+h) pamingkal (+ya) pamaéh (ø)

Ancangan Penulisan Aksara

Page 27: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Cara Menulis Aksara Swara

Cara Menulis Aksara Ngalagena

Page 28: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Cara Menulis Aksara Rarangken ‘Tanda Vokalisasi’

Page 29: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Cara Menulis Angka

Page 30: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Cara penulisan aksara Sunda

1. Aksara Swara

1. agama

2. ékalaya

3. iraha

4. otawa

5. ulama

6. enya

7. euwah

2. Aksara Ngalagena

1. kalapa

2. gagala

3. ngalalana

4. caraka

5. jajaka

6. nyata

7. tamaha

8. darana

9. nagara

10.pahala

11.badaya

12.makara

13.yasana

14. rakata

Page 31: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

15. lara

16.walakaya

17. sabaraha

18.hawara

19. fakultas

20. khatib

21.qoriah

22. syawal

23. vitamin

24.éxtra

25. zakat

3. Rarangken ‘vokalisasi’

1. panghulu 2. pamepet

Page 32: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

4. panglayar

3. paneuleung 5. panyecek

6. panyuku

Page 33: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

8. panyiku

7. panyakra 9. panéleng

10. panolong

Page 34: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

12. pangwisad

11. pamingkal 9. pamaéh

Page 35: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Cara penulisan aksara Sunda dalam bentuk kalimat

1. Kalimat Biasa

Urang kudu buméla kana bebeneran

Saha anu disangka ngahianat bangsa?

Jawab ieu pananya téh!

Page 36: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Cara penulisan aksara Sunda dalam bentuk kalimat

2. Kalimat Langsung

“Mangga atuh Pa, dileueut caina, bilih kabujeng tiis manten.”

“Ari ceuk Akang mah alus kénéh nu urang aksara téh, tibatan nu séjén mah.”

Page 37: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

3. Penulisan angka

Page 38: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Bentuk Aksara: Variasi bentuk, ukuran, volume, kemiringan, kait, lekuk, dsb...

Page 39: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Page 40: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Page 41: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Page 42: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

4. Kaligrafi Aksara Sunda

Page 43: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Page 44: Sosialisasi Aksara Sunda (ppsx)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

TERIMAKASIH

Tedi Permadi, S.S., M.Hum. – 0812 216 8580

Jl. Gunung Batu RT 01 RW 04 Belakang SD Langensari 1

Ds. Langensari (Cikidang) Kec. Lembang

Kab. Bandung Barat