sop ian dan an berkas perkara dit reskrimsus polda sumsel

Upload: iepoel-teger

Post on 22-Jul-2015

251 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN BERKAS PERKARA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Kegiatan penyelesaian dan penyerahan berkas perkara merupakan kegiatan akhir dan proses penyidikan tindak pidana yang dilakukan oleh penyidik/penyidik pembantu. b. Proses yang meliputi pembuatan resume, penyusunan isi berkas perkara dan penyerahan berkas perkara haruslah dilakukan secara cermat dan teliti agar berkas perkara memenuhi syarat, tersusun rapih dan sistimatis. c. Untuk dapat melaksanakan pembuatan resume, penyusunan isi berkas perkara dan penyerahan berkas perkara yang optimal, perlu dibuat standarisasi. d. Untuk kepentingan tersebut dikeluarkan ketentuan berupa Standar Operasional Prosedur ini. Maksud dan Tujuan a. Maksud Penyusunan buku ini adalah untuk dijadikan standar bagi para penyidik dalam melakukan penyelesaian akhir dan proses penyidikan tindak pidana yang ditangani. Untuk memperoleh keseragaman dalam melaksanakan pemberkasan sampai dengan penyerahan berkas perkaranya

2.

b.

3.

Ruang Lingkup Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur ini meliputi tatacara standar dalam proses pembuatan resume, penyusunan berkas dan pelaksanaan penyerahan berkas perkara, serta penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti.

4.

Tata Urut. BAB BAB BAB BAB BAB I II III IV V PENDAHULUAN PENGGOLONGAN PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENUTUP

2

5.

Pengertian. a. Berkas perkara adalah kumpulan dan seluruh kegiatan dan atau keterangan yang berkaitan dengan tindakan penyidikan tindak pidana dalam bentuk produk tertulis yang dilakukan oleh penyidik/penyidik pembantu. Resume adalah ikhtisar dan kesimpulan dari hasil penyidikan tindak pidana yang terjadi yang dituangkan dalam bentuk dan tertentu penulisan tertentu Berita Acara adalah Catatan atau tulisan yang bersifat otentik yang memuat kegiatan tertentu dalam penyidikan dibuat dalam bentuk tertentu oleh Penyidik atau Penyidik Pembantu atas kekuatan sumpah jabatan, diberi tanggal dan ditanda tangani oleh Penyidik atau Penyidik Pembantu dan orang yang diperiksa. Penyusunan berkas perkara adalah kegiatan penempatan urutan lembar kelengkapan administrasi penyidikan yang merupakan isi berkas perkara yang disusun dalam satu berkas perkara. Pemberkasan adalah kegiatan memberkas isi berkas perkara dengan susunan, syarat penyampulan, pengikatan dan penyegelan yang telah ditentukan serta pemberian nomor berkas perkara. Penyerahan berkas perkara, adalah tindakan penyidik untuk menyerahkan berkas perkara clan menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum atau ke Pengadilan dalam hal acara pemeriksaan cepat atas kuasa umum sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengembalian Berkas Perkara adalah dikembalikannya Berkas Perkara dari Penuntut Umum kepada Penyidik karena adanya kekurangan isi/materi Berkas Perkara yang perlu dilengkapi sesuai petunjuk yang diberikan.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

6.

Dasar a. b. c. d. Pasal 8 Ayat (2) clan (3) dan Pasal 110 Ayat (1), Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI. Peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Acara Pidana. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1983 tentang pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: M.01.PW.07/1982 tentang pedoman pelaksanaan KUHAP. Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung Dan Kepala Kepolisian Nomor KMA/003/SKB/II/1998, M.02.PW.07.03.Th-1998, Kep/007/JA/2/1998 Dan Pol Kep/02/B/1998 Tahun 1998 tentang pemantapan keterpaduan dalam penanganan dan penyelesaian perkara-perkara pidana.

e. f.

3

g.

h.

Buku Petunjuk Pelaksanaan, Buku Petunjuk Lapangan, dan Buku Petunjuk Administrasi proses penyidikan Tindak Pidana, No. Pol. : Skep /1205/1X/2000, tanggal 11 September 2000. Peraturan Kapolri Nomor 12 tahun 2009 tentang pengawasan dan pengendalian penanganan perkara pidana di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. BAB II PENGGOLONGAN

7.

Penyelesaian dan penyerahan berkas perkara dapat digolongkan sebagai berikut: a. Penyelesaian Berkas Perkara b. Penyerahan Berkas perkara c. Penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti BAB III PELAKSANAAN

8.

Penyelesaian Berkas Perkara a. Pembuatan Berita Acara Pendapat / Resume 1) Persyaratan a) Syarat formal (1) Pasal 8 Ayat (2) clan (3) dan Pasal 110 Ayat (1), UndangUndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP; (2) Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; (3) Undang-Undang yang dipersangkakan; (4) Undang-Undang lain yang terkait; (5) Laporan Polisi; (6) Surat Perintah Penyidikan; (7) Surat Perintah Tugas. b) Syarat materiil (1) Dasar : Laporan Polisi (2) Fakta-fakta (a) Memuat tindakan yang telah dilakukan (b) Barang bukti yang disita (c) keterangan-keterangan saksi dan/atau Ahli. (3) Pembahasan : Memuat gambaran kostruksi tindak pidananya didasarkan pada hubungan yang logis antara fakta-fakta dengan keterangan-keterangan diperoleh, untuk dilakukan analisa meliputi (a) Analisa kasus: Hubungan yang logis antara fakta-fakta yang ada dengan keterangan yang diperoleh baik dari tersangka maupun saksi/ahli

4

Hubungan keterangan yang satu dengan keterangan lainnya Hubungan yang logis antara barang bukti yang ada dengan fakta maupun keteranganketerangan yang diperoleh Terjadinya hubungan/persentuhan antara tersangka, korban, barang bukti dan saksi-saksi di TKP. Atas dasar konstruksi unsur-unsur pasal dipersangkakan berdasarkan fakta-fakta yang dibahas dalam analisa kasus.

(b)

Analisa yuridis : Memuat gambaran konstruksi unsur-unsur pasal yang dipersangkakan berdasarkan fakta yang dibahas dalam analisa kasus. Kesimpulan: Memuat pendapat penyidik berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan tentang sangkaan perbuatan pidana yang dilakukan oleh tersangka dan apakah perbuatan yang dilakukan tersangka telah memenuhi unsur unsur pasal dalam undangundang atau tidak.

(c)

2)

Langkah-langkah a) Pembuatan Berita Acara Pendapat/Resume dilakukan oleh Kanit atau Penyidik dibawah pengawasan Kanit. Resume berisi tentang: Dasar Laporan Polisi, Uraian perkara dan pasal yang disangkakan, tempus dan locus delicty, fakta-fakta, Analisa Fakta, Analisa Yuridis, serta Kesimpulan. b) Berita Acara Pendapat/Resume adalah merupakan ringkasan seluruh tindakan penyidik yang telah dilakukan dalam melakukan penanganan terhadap perkara. Oleh karna itu dalam fakta-fakta keterangan saksi-saksi maupun tersangka bukan memindahkan/menyalin isi Berita Acara Pemeriksaan, akan tetapi berisi tentang ringkasan keterangan dari saksi maupun tersangka. c) Setelah Resume selesai dibuat, Penyidik menyerahkan kepada Kanit. Kanit melakukan penelitian terhadap Resume berkaitan dengan syarat formilnya yaitu: Dasar Laporan Polisi, Uraian perkara dan pasal yang disangkakan, tempus dan locus delicty, fakta-fakta serta syarat penulisan Resume itu sendiri. Selain itu Kanit melakukan pengecekan terhadap syarat materiilnya yaitu korelasi antara analisa fakta dengan analisa yuridisnya terkait dengan pemenuhan unsur pasal. d) Selesai melakukan pengecekan terhadap syarat formil dan materiil Resume, Penyidik dan Kanit membubuhkan tanda tangannya pada Resume yang telah dibuat.

5

b.

Penyusunan Berkas Perkara Penyusunan Berkas Perkara dilakukan dengan mempedomani Naskah Sementara Pedoman Penyidikan Tindak Pidana sesuai Skep Kabareskrim Polri No. Pol : Skep/82/XII/2006/Bareskrim tanggal 15 Desember 2006, meliputi : 1) Penyidik melakukan penyusunan Berkas Perkara dengan urut-urutan: a) Sampul Berkas Perkara. b) Daftar Isi Berkas Perkara. c) Resume. d) Laporan Polisi e) Surat Pemberitahuan Dimulai Penyidikan f) Surat Perintah Penyidikan. g) Surat Perintah Tugas h) Pencegahan/Penangkalan dari Imigrasi i) Pencegahan/Penangkalan dari Jaksa Agung RI j) Daftar Pencarian Orang. k) Surat Perintah Penangkapan l) Berita Acara Penangkapan m) Surat Perintah Penahanan n) Berita Acara Penahanan o) Surat Pemberitahuan Kepada Keluarga Tersangka. p) Surat Perintah Penangguan penahanan q) Berita Acara Penangguhan Penahanan r) Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan s) Berita Acara Pengalihan Jenis Penahanan t) Surat Perintah Pembantaran Penahanan. u) Berita Acara Pembantaran Penahanan. v) Surat Perintah perpanjangan penahanan dari Kejaksaan w) Surat Perintah perpanjangan penahanan dari Pengadilan x) Surat Perintah perpanjangan penahanan y) Berita Acara Perpanjangan Penahanan z) Surat Perintah Pengeluaran Penahanan aa) Berita Acara Penggeluaran Penahanan bb) Surat Perintah Penggeledahan cc) Berita Acara Penggeledahan dd) Surat Persetujuan Penggeledahan dari Ketua PN ee) Surat Perintah Penyitaan ff) Surat Persetujuan Penyitaan/ Ijin Khusus Penyitaan dari Ketua PN gg) Surat Tanda Penerimaan (STP) Barang-Bukti. hh) Berita Acara Penyitaan ii) Surat Panggilan jj) Surat Perintah membawa tersangka /saksi kk) Berita Acara Saksi-Saksi ll) Berita Acara Keterangan Ahli mm) Foto Copy Identitas (KTP/SIM/Pasport) Tersangka nn) Berita Acara Tersangka oo) Dokumen-Dokumen Barang Bukti pp) Daftar Saksi.

6

qq) Daftar Tersangka rr) Daftar Barang-Bukti. ss) Dokumen lainnya yang perlu dilampirkan. 2) Setelah selesai dilakukan penyusunan berkas perkara, penyidik melakukan penelitian terhadap isi berkas perkara berkaitan dengan kelengkapan formil seperti tanda tangan dan cap/stempel kesatuan pada setiap lembar administrasi penyidikan maupun, berita acara yang telah dibuat, serta kelengkapan materiilnya. Setelah diteliti, penyidik mengajukan berkas perkara yang telah disusun namun belum dijilid kepada Kanit untuk diteliti kembali berkaitan dengan kelengkapan formil, materiil maupun syarat penyusunan berkas perkara (vide Petunjuk Teknis Penyidikan Tindak Pidana). Selain itu penyidik mengajukan Surat Pengantar Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum kepada Kanit untuk otentikasi penyidik membubuhkan paraf di kolom konseptor Selanjutnya Kanit membubuhkan tanda tangan pada Sampul Berkas Perkara (bagian dalam) dan kemudian mengajukan berkas perkara yang belum dijilid kepada Kasubdit. Berkaitan dengan Surat Pengantar Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum Kanit membubuhkan paraf untuk otentikasi di kolom Kanit. Kasubdit melakukan penelitian terhadap berkas perkara dan resume berkaitan dengan pemenuhan unsur pasal dan korelasinya dengan fakta-fakta penyidikan serta kelengkapan dalam berkas perkara itu sendiri. Selesai melakukan penelitian, Kasubdit membubuhkan tandatangannya pada Sampul Berkas Perkara (bagian dalam). Berkaitan dengan Surat Pengantar Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum, Kasubdit membubuhkan paraf untuk otentikasi di kolom Kasubdit. Selanjutnya Kasubdit mengajukan berkas perkara yang belum dijilid beserta dengan Surat Pengantar Pengiriman Berkas Perkara kepada Penuntut Umum secara berjenjang kepada : a) Urmin, untuk melakukan penelitan terhadap Surat Pengantar Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum dan untuk otentikasi membubuhkan paraf pada kolom Urmin. b) Kabag Bin Opsnal, untuk melakukan penelitan terhadap Surat Pengantar Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum dan untuk otentikasi membubuhkan paraf pada kolom Kabag Bin Opsnal. c) Wadir, wajib membaca Resume yang memuat fakta-fakta penyidikan, Pembahasan mengenai pembuktian Tindak Pidana yang dipersangkakan dan Analisis Yuridis (penerapan pasalpasal yang diterapkan), kemudian melakukan penelitan kembali terhadap isi Berkas Perkara lainnya berikut Surat Pengantar Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum. Untuk otentikasi membubuhkan paraf pada kolom Wadir. d) Direktur, wajib membaca Resume yang memuat fakta-fakta penyidikan, Pembahasan dan pembuktian Tindak Pidananya serta Analisis Yuridis dan konstruksi hukum penerapan pasal

3)

4)

5)

6)

7

e)

yang dipersangkakan, kemudian bila telah disetujui maka untuk otentikasi Direktur membubuhkan paraf pada arsip Surat serta membubuhkan tanda tangan pada Surat Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum. Apabila dalam proses penelitian kembali Berkas Perkara ditemukan adanya koreksi yang diperlukan dalam setiap tahapan yang dilalui, maka Berkas Perkara dikembalikan lagi kepada penyidik untuk diperbaiki.

7)

Setelah Direktur menandatangani Surat Pengiriman Berkas Perkara ke Penuntut Umum, penyidik menggandakan Berkas Perkara menjadi 4 (empat) rangkap kemudian menjilid dan me-lak Berkas Perkara serta memberikan nomor register Berkas.

9.

Penyerahan Berkas Perkara Kepada Penuntut Umum Penyerahan Berkas Perkara kepada Penuntut Umum dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : a. Membuat surat pengantar pengiriman berkas perkara ke Penuntut Umum (sesuaikan levelering) dengan melampirkan Berkas perkaranya. b. Mengirim berkas perkara kepada JPU dengan menggunakan surat pengantar dan buku Register Pengiriman Berkas Perkara. c. Bukti Pengiriman/ Tanda Terima dari TU atas pengiriman berkas perkara. d. Koordinasi dengan JPU. e. Penelitian Berkas Perkara oleh JPU. f. Pengembalian Berkas Perkara dari JPU kepada Penyidik (P.18 dan P.19). g. Pemenuhan petunjuk JPU. h. Buat surat pengantar pengiriman kembali berkas perkara kepada JPU. i. Pengiriman Kembali Berkas perkara kepada JPU dengan menggunakan surat pengantar dan buku register pengiriman berkas perkara. j. Bukti pengiriman/ tanda terima pengiriman kembali berkas perkara.

10. Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti Setelah berkas perkara dinyatakan lengkap oleh Penuntut Umum (P.21) dilanjutkan dengan penyerahan tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum, yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Membuat surat pengantar pengiriman tersangka dan barang bukti. b. Meneliti kembali/ mempersiapkan tersangka dan barang-bukti yang akan diserahkan tanggung jawabnya kepada JPU. c. Koordinasi dengan JPU untuk menentukan waktu penyerahan Tersangka dan Barang bukti. d. Mempersiapkan transportasi dan akomodasi untuk penyerahan tersangka dan barang bukti kepada JPU. e. Menyerahkan tersangka dan barang bukti dilengkapi dengan surat pengantar pengiriman tersangka dan barang bukti. f. Membuat berita acara serah terima tersangka dan barang bukti yang ditandatangani oleh penyidik dan JPU. g. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas penyerahan tersangka dan barang bukti kepada pimpinan.

8

BAB IV ADMINISTRASI 11. Penyelenggaraan Administrasi Umum mempedomani Jukmin yang berlaku di lingkungan Poiri. 12. Penyelenggaraan Administrasi Penyidikan mempedomani Naskah Sementara Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Penyidikan Tindak Pidana. BAB V PENUTUP 13. Standar Operasional Prosedur Penyelesaian dan Penyerahan Berkas Perkara ini dikeluarkan untuk dijadikan pedoman didalam pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana. 14. Ketentuan terdahulu yang bertentangan dengan Standar Operasional Prosedur ini agar dilakukan penyesuaian seperlunya. 15. Format administrasi penyidikan berpedoman kepada Buku Petunjuk Administrasi yang berlaku.

Dikeluarkan di : Palembang Pada tanggal : Nopember 2011 DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMATERA SELATAN

Drs. RAJA HARYONO, SH, M. Hum KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 62110751