solo sci_tech exhibition centre dengan penekanan

135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan Arsitektur Metafora TUGAS AKHIR Dikerjakan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh : JATU PUJOWATI I 0204072 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: lamkhuong

Post on 12-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE

Dengan Penekanan Arsitektur Metafora

TUGAS AKHIR

Dikerjakan sebagai Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

JATU PUJOWATI

I 0204072

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

DDAAFFTTAARR IISSII

HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii UCAPAN TERIMAKASIH iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi BAB I PENDAHULUAN

I. A. Pengertian Judul 1 I. B. Latar Belakang

1. Umum 1 2. Khusus 3

I. C. Permasalahan 7 I. D. Persoalan 7 I. E. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan 8 2. Sasaran 8

I. F. Lingkup dan Batasan Pembahasan 1. Lingkup Pembahasan 8 2. Batasan Pembahasan 8

I. G. Metode Pembahasan 1. Pengumpulan Data 8 2. Analisa Data 9 3. Merumuskan Konsep 9

I. H. Sistematika Pembahasan 9

BAB II TINJAUAN

II. A. Tinjauan Teori Tentang Sains dan Teknologi 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan 11 2. Pengertian Teknologi 15 3. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 17 4. Pengertian Belajar 19

II. B. Tinjauan Science Centre 1. Pengertian 20

Page 3: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

2. Jenis-jenis 20 3. Materi Peragaan 21 4. Metode Penyajian 22 5. Teknik Peragaan 23 6. Ruang Peragaan dan Sirkulasi Pengunjung 25

II. C. Tinjauan Arsitektur Metafora 1. Pengertian Arsitektur Metafora 26 2. Kategori Metafora Dan Penerapannya Dalam Desain Arsitektur 27

II. D. Studi banding · PPIPTEK Jakarta 33

II. E. Tinjauan Kota Surakarta 1. Geografi 38 2. Topografi 39 3. Klimatologi 39 4. Pembagian Sub Wilayah Pembagian (SWP) Kota Surakarta 39 5. Potensi Kota Surakarta terhadap Keberadaan Solo Sci_Tech

Exhibition Centre a. Potensi Umum

1) Penduduk 42 2) Geografis 43 3) Pendidikan 43

b. Potensi Khusus 1) Sesuai dengan visi dan misi Kota Surakarta 44 2) Perhatian besar dari Pemkot terhadap kemajuan teknologi 45 3) Antusiasme masyarakat Surakarta terhadap sains dan

teknologi 45 4) Potensi Perkembangan IPTEK di Surakarta 46 5) Potensi Arsitektur Kota Surakarta 46

II.F. Kesimpulan 50

BAB III SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE

III. A. Pengertian 51 III. B. Visi, Misi, Peran dan Fungsi

1. Visi 51 2. Misi 51 3. Peran 51 4. Fungsi 51

III. C. Status Kelembagaan 52 III. D. Kegiatan

1. Macam Kegiatan 53 2. Tuntutan Kegiatan 54 3. Pelaku Kegiatan 55

III. E. Materi Pameran dan Peragaan 1. Outdoor 60 2. Indoor 61

III. F. Pola Kegiatan

Page 4: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

1. Kegiatan Pengunjung 65 2. Kegiatan Pengelola 65

BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

IV. A. Analisa Makro 1. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Peruangan 66 2. Pendekatan Hubungan Pelaku dan, Kegiatan, dan Ruang 68 3. Analisa Pendekatan Besaran Ruang 70 4. Analisa Perhitungan Besaran Ruang 71 5. Analisa Pola Hubungan Ruang 81 6. Analisa Pemilihan Lokasi 83 7. Analisa Pemilihan Site 86 8. Analisa Pencapaian Site 92 9. Analisa View 95 10. Analisa Penzoningan

a) Sirkulasi 97 b) Kebisingan (Noise) 102 c) Klimatologis 103

11. Tata Lansekap 106

IV. A. Analisa Mikro 1. Analisa Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan berdasar

Penekanan Metafora a) Analisa Penampilan Eksterior Bangunan 111 b) Analisa Penampilan Interior Bangunan 114

2. Analisa Sirkulasi 117 3. Analisa Persyaratan Ruang

a. Pencahayaan 120 b. Penghawaan 123

4. Analisa Sistem Struktur a) Analisa Struktur Sub-structure 125 b) Analisa Struktur Super-structure 126 c) Analisa Struktur Upper-structure 127

5. Analisa Sistem Utilitas a) Analisa Listrik 128 b) Analisa Air Bersih 129 c) Analisa Drainase 130 d) Analisa Penanggulangan Kebakaran 131 e) Analisa Komunikasi 133 f) Analisa Penangkal Petir 134 g) Analisa Jaringan Pembuangan Sampah 135

Page 5: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTER

V. A. Konsep Makro

1. Konsep Peruangan 137 2. Konsep Pemilihan Lokasi 139 3. Konsep Pemilihan Site 139 4. Konsep Pencapaian Site 141 5. Konsep View 142 6. Konsep Penzoningan

a. Sirkulasi 144 b. Kebisingan (Noise) 147 c. Klimatologis 148

7. Tata Lansekap 150

V. B. Konsep Mikro 1. Konsep Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan

a. Konsep Penampilan Eksterior Bangunan 153 b. Konsep Penampilan Interior Bangunan 156

2. Konsep Sirkulasi 158 3. Konsep Persyaratan Ruang

a. Pencahayaan 161 b. Penghawaan 163

4. Konsep Sistem Struktur a. Konsep Struktur Sub-structure 163 b. Konsep Struktur Super-structure 164 c. Konsep Struktur Upper-structure 164

6. Konsep Sistem Utilitas a. Konsep Listrik 164 b. Konsep Air Bersih 165 c. Konsep Drainase 165 d. Konsep Penanggulangan Kebakaran 166 e. Konsep Komunikasi 167 f. Konsep Penangkal Petir 167 g. Analisa Jaringan Pembuangan 168

DAFTAR PUSTAKA xvi LAMPIRAN

Page 6: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. A. Pengertian Judul

Judul : Solo Sci_Tech Exhibition Centre

Dengan Penekanan Arsitektur Metafora

Sci_Tech : singkatan dari Science dan Technology

Exhibition : berarti pameran

Centre : pusat

Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan

dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang

yang menikmati atau memakai karyanya1.

Solo Sci_Tech Exhibition Centre Dengan Penekanan Arsitektur

Metafora adalah pusat pameran sains dan teknologi di Solo sebagai sarana

memperluas pengetahuan tentang sains dan teknologi di Surakarta dengan

menerapkan konsep kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam

bangunan.

I. B. Latar Belakang

1. Umum

Perkembangan IPTEK kian hari kian semakin pesat. Perkembangan

IPTEK tersebut sebagai upaya menjadikan segala sesuatunya lebih mudah.

Bisa dikatakan perkembangan teknologi tidak bisa lepas dari kehidupan

manusia karena sebagai dampak dari tuntutan pemenuhan kebutuhan yang

semakin banyak dan beraneka ragam. Ada yang mengatakan siapa yang

menguasai IPTEK maka akan menguasai dunia. Mungkin pendapat tersebut

ada benarnya, kita bisa melihat contohnya yaitu negara Amerika, Jepang dan

negara-negara Eropa. Negara-negara tersebut merupakan negara-negara

yang maju karena didukung oleh kemajuan IPTEKnya. Bisa dikatakan negara-

negara tersebut menguasai kancah percaturan dunia dalam hampir segala

bidang.

1 Charles Jenks dalam bukunya “The Language of Post Modern”

Page 7: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sebaliknya, di negara-negara berkembang, tidak terkecuali dengan

Indonesia, tidak demikian halnya. Sains dan teknologi hanya dimiliki dan

dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat. Apalagi kalau kita spesifikasi lagi

masalah sains, keadaannya akan lebih parah. Sains hanya dimiliki oleh

orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi, yang jumlahnya sangat sedikit

sekali. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya

adalah perbedaan minat dan perhatian masyarakat terhadap IPTEK. Padahal

salah satu andil sebuah negara menjadi negara yang besar dan maju adalah

karena sumber daya manusianya yang telah menguasai sains dan teknologi

dengan baik.

Melihat hal tersebut, maka untuk menumbuhkan minat masyarakat akan

sains dan teknologi maka pengenalan akan IPTEK kepada seluruh lapisan

masyarakat bisa dimulai sejak usia dini, bahkan jika dimungkinkan sejak usia

pra sekolah, sehingga diharapkan generasi penerus lokal/regional akan

mempunyai semangat untuk ikut serta mengembangkan Iptek sesuai dengan

minat dan bakatnya masing-masing. Dengan kata lain generasi penerus

bangsa Indonesia telah sadar Iptek dan menerapkan Iptek dalam

kehidupannya sehari-hari (berbudaya iptek).

Maka salah satu upaya yang ditempuh untuk memasyarakatkan IPTEK

kepada masyarakat adalah dengan menyediakan sarana untuk

menginformasikan tentang perkembangan IPTEK kepada masyarakat luas.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat berbudaya IPTEK dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sarana tersebut berupa

pusat peragaan IPTEK atau yang biasa dikenal dengan sebutan science

center.

Memang dijaman kecanggihan dunia teknologi seperti sekarang ini,

akses untuk menambah khasanah keilmuan tentang IPTEK bisa melalui akses

ke dunia virtual yaitu internet yang lebih mudah dan cepat. Namun, berpijak

dari teori Howard L. Kigsley bahwa dalam proses belajar yang paling efektif

adalah melalui pengalaman, maka salah satu usaha untuk memahamkan

IPTEK kepada masyarakat yaitu dengan menampilkan contoh-contoh nyata

IPTEK itu sendiri agar IPTEK mudah dipelajari dan dipahami. Maka dari itu

Page 8: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sehingga dibutuhkan wadah untuk mewadahi contoh-contoh aplikatif dari

IPTEK tersebut. Wadah tersebut yang disebut dengan science centre.

Science centre yang dibangun pertama kali di Indonesia adalah PPIPTEK

(Pusat Peragaan IPTEK) yang berlokasi di Jakarta tepatnya dikawasan TMII

(Taman Mini Indonesia Indah). Sebagai institusi science centre pertama di

Indonesia yang melakukan pengembangan peragaan dan pelayanan iptek

berbasis pendidikan kepada masyarakat, keberadaan PPIPTEK-TMII telah

dirasakan manfatnya bagi pelajar, masyarakat dan pelaku pendidikan lainnya

di berbagai penjuru tanah air.

PPIPTEK-TMII sejak tahun 2000 telah merintis pembangunan science

centre di beberapa provinsi lain di Indonesia agar masyarakat berbudaya

iptek tumbuh dan berkembang merata ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk

memeratakan akan informasi tentang IPTEK sehingga dibangun science

centre ke daerah-daerah. Sampai saat ini pembangunan berupa fasilitas

pusat peragaan IPTEK atau science centre baru dibangun di beberapa wilayah

saja, yaitu di Jakarta yang bernama PPIPTEK, di Jogjakarta yang bernama

Taman Pintar, di Bandung yang bernama Puspa IPTEK Sundial, di Malang

yang bernama Jatim Park Science Centre.

2. Khusus

Pada masa pemerintahan bapak Walikota yang baru ini, kota Solo telah

banyak mengalami kemajuan terutama dibidang pembangunan kota. Salah

satu yang menjadi terobosan adalah dengan dibangunnya sebuah fasilitas

yang bernama Solo Tekno Park. Solo Tekno Park ini adalah wujud dari

kepedulian pemerintah kota Solo terhadap kemajuan dan perkembangan

IPTEK di Surakarta. Dengan bekerjasama dengan salah satu akademi

keteknikan di Surakarta yaitu ATMI, Pemerintah membangun sebuah

kawasan yang berfungsi sebagai zona pelatihan dan inkubasi teknik

khususnya teknik produksi. Dengan adanya Teknopark ini, menggambarkan

Solo sebagai kota yang melek teknologi. Namun keberadaan Tekno park yang

berfungsi sebagai balai pelatihan dan zone inkubasi bisnis, ini tidak semua

kalangan bisa mengakses Teknopark. Padahal di Kota ini belum ada fasilitas

Page 9: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sejenis yang lebih bersifat umum, sehingga masyarakat dapat mengakses

dan sebagai wadah bagi masyarakat untuk lebih kenal akan IPTEK.

Meskipun terkenal dengan sebutan kota budaya, namun tidak mesti

harus berorientasi dengan masa lalu. Sebut saja Negara Jepang, Negara

dengan masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan mereka, namun jika

bicara IPTEK mereka tidak kalah dengan kota maju lainnya. IPTEK dan

budaya memang sesuatu yang berbeda dimana IPTEK menjunjung tinggi

kekinian sedang budaya lebih condong kea rah sejarah masa lampau. Namun

jika kedua hal tersebut disinergikan maka akan menciptakan sebuah harmoni

yang sempurna, dimana hidup dengan pola pikir maju namun tetap berjiwa

santun sesuai dengan tradisi warisan yang adi luhung.

Untuk itu, ada sebuah mimpi yaitu kota Solo ini mempunyai sebuah

wadah agar masyarakat dapat lebih mengenal tentang IPTEK, sehingga

terbentuk pola pikir masyarakat yang maju.

Kota Surakarta sendiri terletak di jantung wilayah Jawa Tengah yang

mempunyai potensi pembangunan yang besar dan sudah dapat dikatakan

mapan dengan banyaknya fungsi dan peranannya yaitu sebagai kota

pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga, serta

sosial budaya. Juga secara geografis memiliki letak sebagai kota perantara

dan dilalui jalur transportasi utama dari kota-kota besar di Pulau Jawa.

Sehingga dengan kondisi demikian, kota Surakarta mempunyai potensi untuk

dibangunnya science centre. Kebutuhan akan informasi IPTEK merupakan

kebutuhan semua orang, sehingga dengan adanya pusat peragaan IPTEK di

Surakarta, tidak hanya masyarakat Solo saja yang bisa mengakses, namun

juga masyarakat di sekitar Surakarta karena mengingat kota Surakarta

sebagai basis dan acuan beberapa jenis kegiatan dalam system perkotaan.

Yaitu beberapa macam kegiatan serta wadah kegiatan yang dimiliki lebih

lengkap dibanding dengan kota lain berskala kota maupun kabupaten.

Science centre yang direncanakan di Surakarta ini diberi nama Solo

Sci_Tech Exhibition Centre. Sci_Tech merupakan singkatan dari science and

technology. Tujuan adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre di Surakarta ini

adalah untuk memasyarakatkan atau membudayakan IPTEK kepada

Page 10: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

masyarakat Surakarta dan sekitarnya. IPTEK yang disajikan di Solo Sci_Tech

Exhibition Centre ini tidak secara keseluruhan mengambil jenis-jenis IPTEK

yang disajikan di PPIPTEK pusat yaitu di Jakarta. Tidak hanya penyajian

konsep IPTEK secara umum, namun juga IPTEK yang sesuai dengan keadaan

di Surakarta yaitu IPTEK yang berdasar muatan lokal daerah.

Hal-hal yang berkaitan dengan IPTEK, mungkin masih dianggap sebagai

sesuatu yang serius dan membosankan. Karena memang IPTEK sendiri

merupakan ilmu berdasar logika, sehingga memerlukan konsentrasi ekstra

untuk menelaahnya. Untuk mempermudah pemahaman IPTEK, maka

diperlukan visualisasi yaitu berupa peragaan-peragaan IPTEK. Visualisasi

tersebut bisa dikemas sedemikian rupa agar menarik.

Ø Arsitektur Metafora

Tema merupakan hal yang sangat penting dalam merancang sebuah

arsitektur. Tema dapat mengarahkan seorang arsitek dalam merancang

sekaligus memberi batasan. Arsitektur yang dirancang dengan menggunakan

tema akan menghasilkan suatu karya yang memiliki makna tertentu yang

membuat orang yang menikmatinya akan merasa mengalami arsitektur.

Salah satu tema yang bisa digunakan dalam merancang arsitektur adalah

arsitektur metafora yang memasukkan konsep – konsep di luar arsitektur ke

dalam suatu rancangan arsitektur. Metafora menjadi suatu konsep rancangan

arsitektur yang yang memberikan keleluasaan imajinasi bagi arsitek dalam

perancangan arsitektur.

Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s

Dictionary :

…………….A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind

of object or idea in place of another to suggest a likeness between them

(Sebuah ungkapan yang berupa suatu kata atau frase yang menyatakan

suatu objek atau gagasan tentang kesukaan antar objek atau gagasan

tersebut).

Page 11: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

…………….A figure of speech in which a term is transferred from the object

it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit

comparison or analogies

(Sebuah ungkapan suatu istilah yang ditransfer dari objek yang didesain

secara umum pada suatu objek yang hanya dapat mendesain secara

perbandingan implisit atau analogi).

……………..A figure of speech in which a name or quality is attributed to

something to which it is not literally applicable

(Sebuah ungkapan pada suatu nama atau kualitas untuk disampaikan

sesuatu tidak dapat digunakan secara literal).

………………The use of words to indicate something different from the literal

meaning

(Penggunaan kata-kata untuk menunjukkan sesuatu yang berbeda

dengan makna literal).

Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of

Architecture”

Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang

lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik

dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek

dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang

lain.

Ada tiga kategori dari metafora

………….intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba)

yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep,

sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus

(individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)

…………..Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba)

Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material

…………..Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)

Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-

unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk

mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Page 12: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam

“Introduction of Architecture”

Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-

hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi

yang melihat secara literal

Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern

Architecture”

Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari

suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu

bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in

Architecture”

Transforming : figure of speech in which a name of description term is

transferred to some object different from. Dan juga menurutnya pada

metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metod kreatifitas yang

ada dalam desain spektrum perancang.

I. C. Permasalahan

Bagaimana merencana dan merancang sebuah pusat pameran sains dan

teknologi di Surakarta sebagai wadah fasilitas yang menghadirkan peragaan

sains dan teknologi dengan menerapkan konsep arsitektur metafora.

I. D. Persoalan

Bagaimana penentuan lokasi yang sesuai untuk Pusat Pameran Sains

dan teknologi.

Bagaimana perancangan Pusat Pameran Sains dan Teknologi yang dapat

dituangkan dalam :

- bentuk bangunan dan tata ruang luar (landscape)

- suasana ruang dan tata ruang dalam, dengan pengaturan ruang,

pengaturan pola gerak, maupun finishing ruang.

Page 13: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

I. E. Tujuan Dan Sasaran

1. Tujuan

Merencana dan merancang Solo Sci_Tech Exhibition Centre yaitu

sebuah pusat pameran sains dan teknologi sebagai wadah fasilitas yang

menghadirkan peragaan sains dan teknologi dengan menerapkan konsep

arsitektur metafora.

2. Sasaran

Menghasilkan konsep site, tata massa, penampilan bangunan dan

lansekap yang mencerminkan fasilitas berupa Pusat Pameran Sains dan

Teknologi dengan menggunakan pendekatan metafora arsitektur.

Menghasilkan konsep dan rancangan desain program ruang dari

kegiatan Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang direncanakan.

I. F. Lingkup dan Batasan Pembahasan

1. Lingkup Pembahasan (makro):

a. Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin

ilmu lainnya dibahas selama mendukung pembahasan.

b. Pembahasan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi di Indonesia khususnya di Surakarta.

c. Proyek yang direncanakan diproyeksikan untuk jangka panjang dan

diharapkan menjadi salah satu aset daerah.

d. Tidak menyangkut tentang pendanaan dan perhitungan ekonomi

bangunan.

2. Batasan Pembahasan (mikro):

Sebagai batasan dalam pembahasan untuk Solo Sci_Tech Exhibition Centre

ini adalah dengan penekanan arsitektur metafora.

I. G. Metode Pembahasan

Untuk lebih memudahkan, metode pembahasan dibagi menjadi

beberapa tahap yaitu:

1. Pengumpulan Data

Page 14: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

a. Studi observasi

Mengadakan survey langsung ke lapangan yaitu ke pameran-pameran

teknologi, ke lembaga penelitian UNS yaitu LPPM UNS. Survey tersebut

dilakukan untuk mendapatkan data primer dan mengetahui informasi

tentang IPTEK yang ada di kota Surakarta.

Selain itu juga dengan mengadakan pengamatan mengenai

perkembangan minat masyarakat kota Surakarta terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi.

b. Studi literatur

Merupakan data sekunder mengenai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi). Data-data ini diperoleh melalui buku dan website-website di

internet yang memuat artikel-artikel tentang IPTEK.

c. Wawancara

Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung

kelengkapan data yang ada.

d. Dokumentasi

2. Analisa Data

a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada.

b. Menganalisa data-data dan permasalahan yang telah diidentifikasi untuk

diperoleh penyelesaiannya.

3. Merumuskan Konsep

Merumuskan sintesa dari hasil korelasi antar komponen pembahasan

dan outputnya, digunakan sebagai pedoman penentuan desain.

I. H. Sistematika

Garis besar sistematika pembahasan dapat dikemukakan sebagai

berikut:

Tahap I Pendahuluan

Berisi tentang pengertian judul, latar belakang masalah, tujuan dan

sasaran yang hendak dicapai, permasalahan dan persoalan yang

ada untuk mewujudkan Solo Sci_Tech Exhibition Centre di

Surakarta.

Page 15: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Tahap II Tinjauan umum

Berisi tentang pengertian dari ilmu pengetahuan dan teknologi,

science center, arsitektur metafora dan juga berisi tentang tinjauan

terhadap kota Surakarta.

Tahap IV Identifikasi terhadap adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre di

Surakarta

Berisi penjabaran mengenai Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang

direncanakan, dan analisa-analisa data yang mengungkapkan

masalah yang ada dan solusinya

Tahap V Analisa Perencanaan dan Perancangan Solo Sci_Tech Exhibition

Centre

Berisi tentang alternatif-alternatif perencanaan dan perancangan

Tahap VI Konsep Perencanaan Dan Perancangan Solo Sci_Tech Exhibition

Centre

Berisi tentang alternatif terpilih yang akan digunakan untuk

perencanaan dan perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre

Page 16: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

BAB II

TINJAUAN

II.A. Tinjauan Teori tentang Sains dan Teknologi

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan

‘Science’ merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk

dalam pengetahuan ilmiah, dan berisikan informasi yang memberikan

gambaran tentang struktur dari sistem-sistem serta penjelasan tentang

pola-laku sistem-sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa

sistem alami, maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia

mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang

diinstitusionalisasikan.

Bila sistem yang menjadi perhatiannya merupakan sistem alami, maka

disebut ilmu pengetahuan alam atau ‘natural sciences’, dan bila yang

menjadi perhatian adalah sistem-sistem yang merupakan rekaan pemikiran

manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan

masyarakat, maka disebut ilmu pengetahuan sosial atau ‘social- sciences’.

Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan

terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah

cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem.

Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem

tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering

disebut sebagai sains.1

Ilmu dapat digolongkan menurut cara berikut ini,

· Humaniora

· Ilmu sosial

· Ilmu pasti (ilmu dalam arti yang lebih ketat)

o Ilmu alam

o Matematika

o Ilmu terapan (rekayasa)

· Ilmu kedokteran dan farmasi

1 www.wikipedia.com

Page 17: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

Yang merupakan basic atau dasar dari komponen teknologi adalah ilmu

pasti.

a. Bagian-bagian ilmu pasti

1) Ilmu alam

Istilah ilmu alam (natural science) atau ilmu pengetahuan alam

adalah ilmu mengenai aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan

alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan.

Ilmu-ilmu alam

· Astronomi

Adalah Ilmu yang mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi

benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses

yang melibatkan mereka.

· Biologi

Adalah ilmu mengenai kehidupan, obyek kajian biologi sangat luas dan

mencakup semua makhluk hidup.

· Kimia

Adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau

materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi

serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-

hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom

individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada

tingkat makroskopik.

· Ilmu Bumi

· Ekologi

Adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan

lingkungannya dan yang lainnya.

· Geologi

Adalah ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-

sifat fisik, sejarah, dah proses yang membentuknya.

Page 18: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

· Fisika

Adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika

mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup

ruang dan waktu.

· Geografi fisik berbasis ilmu

Adalah ilmu tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan

manusia di atas permukaan bumi.

Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian,

penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru

mendorong teknologi baru.

2) Matematika

Matematika (dari bahasa Yunani: - á) adalah

studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan beraneka topik

pola, bentuk, dan entitas. Para matematikawan mencari pola dan dimensi-

dimensi kuantitatif lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu

pengetahuan alam, komputer, abstraksi imajiner, atau entitas-entitas

lainnya. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan

aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik

dan notasi matematika, pandangan lain tergambar dalam filsafat

matematika2.

Para matematikawan merumuskan konjektur dan kebenaran baru

melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang

dipilih dan saling bersesuaian. Terdapat perselisihan tentang apakah

objek-objek matematika hadir secara objektif di alam menurut kemurnian

logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan manusia dan terpisah dari

kenyataan. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut

matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang

penting". Albert Einstein, di pihak lain, menyatakan bahwa "sejauh

hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah

pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada

kenyataan." Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika,

2 www.wikipedia.com

Page 19: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

matematika dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran,

dan pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika.

Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat

melekat dan bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok.

Pemurnian gagasan-gagasan dasar dapat diketahui di dalam naskah-

naskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno, Mesopotamia,

India, Cina, Yunani, dan Islam. Argumentasi kaku pertama muncul di

dalam Matematika Yunani, terutama di dalam buku Euclid, Unsur-Unsur.

Pengembangan berlanjut di dalam ledakan yang tidak

menenteramkan hingga periode Renaisans pada abad ke-16, ketika

pembaharuan matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru,

mengarah pada percepatan penelitian yang menerus hingga Kini. Kini,

matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai

bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu

pengetahuan sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan,

cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika

ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-

temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada

pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru. Para

matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau

matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya

penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi

latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan

terkemudian.

Secara umum, semakin kompleks suatu gejala, semakin kompleks

pula alat (dalam hal ini jenis matematika) yang melalui berbagai

perumusan (model matematikanya) diharapkan mampu untuk

mendapatkan atau sekadar mendekati penyelesaian eksak seakurat-

akuratnya. Jadi, tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang matematika

bukan disebabkan oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri,

melainkan disebabkan oleh sulit dan kompleksnya gejala yang

penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan (model

Page 20: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika

tersebut. Sebaliknya berbagai gejala fisika yang mudah diamati, misalnya

jumlah penduduk di seluruh Indonesia, tidak memerlukan jenis atau

cabang matematika yang canggih. Kemampuan aritmetika sudah cukup

untuk mencari penyelesaian (jumlah penduduk) dengan keakuratan yang

cukup tinggi.

3) Ilmu Terapan

Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih

bidang-bidang: matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu

biologi untuk penyelesaian masalah praktis yang langsung mempengaruhi

kehidupan kita sehari-hari3.

Cabang-cabangnya adalah :

· Arsitektur

· Bisnis dan Industri

· Hukum

· Informatika

· Komunikasi

· Otomotif

· Pendidikan

· Pertanian

· Teknik

· Teknologi

· Transportasi

· Sosio-teknologi

2. Pengertian Teknologi

Teknologi berarti ilmu pengetahuan terutama bidang eksakta yang

sudah teraplikasi oleh ilmu pengetahuan praktis.4

Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk

dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai

penciptaan sistem-sistem dan pengoperasian sistem-sistem ciptaan

3 www.wikipedia.com 4 Sumantri, 1978

Page 21: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

tersebut. Pengertian yang dirumuskan ini tidak membatasi bahwa sistem

yang dimaksud hanyalah sistem-sistem fisik (physical systems). Teknologi

merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terkait dengan penciptaan

sistem-sistem, sedangkan ‘science’ merupakan bagian dari ilmu

pengetahuan yang terkait dengan penggambaran dan penjelasan mengenai

sistem-sistem yang telah ada.5

a. Ruang lingkup teknologi

Teknologi akan mencakup semua bidang utama dalam keinsinyuran

ditambah dengan unsur lainnya seperti misalnya organisasi perindustrian.

Di dalam The New Encyclopedia Britanica membagi teknologi ke dalam

unsur-unsur dan bidang-bidang seperti di bawah ini 6

Unsur-unsur teknologi mencakup lima kelompok teknis sebagai berikut :

1. Teknologi konversi dan pemanfaatan tenaga

2. Teknologi alat-alat dan mesin

3. Teknologi pengukuran, observasi dan kontrol

4. Teknologi yang terlibat dalam pengambilan dan konversi bahan mentah

industri

5. Teknologi proses-proses produksi industri.

Sedangkan bidang-bidang teknologi yang pokok dibedakan ke dalam

delapan perincian sebagai berikut :

1. Teknologi pertanian dan produksi pangan

2. Teknologi industri-industri penting

3. Teknologi pemrosesan keterangan dan sistem-sisem komunikasi

4. Teknologi masyarakat perkotaan

5. Teknologi penyelidikan bumu dan angkasa

6. Teknologi konstruksi

7. Teknologi militer

8. Teknologi transportasi

5 Saswinadi SASMOJO, ‘Science, Teknologi, Masyarakat dan Pembangunan’ 6 The New Encyclopedia Britannica : Outline of Knowledge and Guide to The Britannica, 1982, pp. 721-725

Page 22: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

Unsur-unsur teknologi mencakup proses-proses teknis yang tidak

dapat secara khusus pada suatu bidang sedang bidang-bidang teknologi

menyangkut berbagai kebutuhan manusia, tujuan, barang dan jasa yang

mendatangkan kemajuan teknologi. Antara unsur-unsur dengan bidang-

bidang teknologi terdapat pertalian erat.

3. Hubungan Ilmu dan Teknologi

Perkataan teknologi dewasa ini telah terbiasa dihubungkan di belakang

kata ilmu sehingga membentuk frasa ilmu dan teknologi (science and

techology). Namun sebenarnya terdapat pokok-pokok perbedaan penting

padanya.

a. Perbedaan ilmu dan teknologi

Mengenai perbedaan ini banyak yang mengemukakannya antara lain oleh

:

- Charles Kidd, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bertujuan

meningkatkan pengembangan pengetahuan sedang teknologi

meningkatkan kapasitas teknik untukmenghasilkan barang dan jas.

- Derek De Solla Price, berpendapat bahwa hasil akhir ilmu adalah

pengetahuan tentang dunia kealaman sedang hasil akhir teknologi

adalah suatu produk tiga dimensi, suatu alat berdasr akal.

Dengan demikian ilmu dan teknologi memiliki perbedaan-perbedaan

pokok dan penting sehingga tidak tepatlah pendapat yang menggolongkan

teknologi sebagai ilmu. Perbedaan ilmu dan teknologi dapat dirangkum

sebagai berikut :

Segi Ilmu Teknologi

Tujuan Mencari pengetahuan dan

memperoleh

pengetahuan

Menciptakan benda dan

mengusahakan

perubahan

Output Karya tulis ilmiah Benda atau jasa

teknologis

Lingkungan Kebudayaan umumnya

Khususnya teknologi

Kebudayaan umumnya,

khususnya ilmu

Page 23: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

Input Pengetahuan yang ada Brbagai sumber alam,

manusia dan

pengetahuan

Aktivitas Penelitian Berbagai komponen dari

keinsinyuran sampai

pelayanan

Kontrol Berdasarkan umpan balik

peralatan keilmuan

Berdasarkan umpan balik

pengetahuan ilmiah

Tabel 2.1 Perbedaan Ilmu dan Teknologi

Sumber: TGA Minarni, Pusat Peragaan IPTEK Di Jakarta

b. Pola hubungan Ilmu dan Teknologi

Ilmu dan teknologi memang mempunyai kaitan yang erat. Ilmu dan

teknologi masing-masing terus berkembang dan mengalami kemajuan.

Gambar 2.1 Diagram Pola Hubungan Ilmu dan Teknologi

Sumber: TGA Minarni, Pusat Peragaan IPTEK Di Jakarta

Terdapat empat pola hubungan antara teknologi dengan ilmu yang

dapat diikhtisarkan. Menurut diagram di atas, hubungan ilmu dan

teknologi menunjukkan pola-pola sebagai berikut :

a. Teknologi dan ilmu masing-masing berkembang dan mencapai

keajuan sendiri-sendiri tanpa pengaruh penting atau dorongan

utama dari pihak lainnya.

TEKNOLOGI

a

d c b

ILMU

Page 24: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

b. Teknologi merupakan pihak utama yang mendorong

perkembangan ilmu atau membantu kemajuan ilmu

c. Ilmu merupakan pihak utama yang mendorong perkembangan

teknologi atau membantu kemajuan ilmu.

d. Teknologi dan ilmu saling berkaitan dan mempunyai pengaruh

timbal balik yang saling memacu perkembangan dan kejauan

masing-masing.

4. Pengertian Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan.7

Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan

atau diubah melalui praktek atau latihan.8

Oleh karena itu sebuah bentuk penanaman nilai pendidikan dalam diri

seorang anak bsa dilakukan dalam bentuk dan suasana yang lebih

menyenangkan seperti wisata dengan pengalaman di dalamnya.

Secara psikologis proses pengetahuan akan maksimal apabila

pengalaman yang ia miliki menjadi pengetahuan bagi mereka sendiri.

Mendengar guru di kelas, menonton video/TV atau membaca buku adalah

faktor eksternal dari proses pembelajaran modern. Hanya orang-orang yang

beruntung mampu 20 % mengingat dari apa yang ia dengar, hanya 50 %

maksimal untuk memahami dari apa yang kita lihat namun manusia dapat

memahaminya sebesar 85 % apabila dilibatkan dalam proses pendidikan.

Konsep pendidikan “I hear and I forget, I see and I remember, I do and

I understand” yang lebih mengutamakan manusia sebagai subjek dari

pendidikan itu sendiri betul-betul mampu diterapkan, bukan hanya sebatas

slogan kosong belaka.9

7 Drs. H Abu Ahmadi, Drs Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka cipta, Solo, 1990 8 ibid 9 Fince Herry M.Si., Membangun Pendidikan Alam, PIODA (Pionir Outdoor Activity), 2006

Page 25: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

II. B. Tinjauan Science Centre

1. Pengertian Science Centre

Science center adalah suatu bangunan atau wadah kegiatan baik di

dalam maupun di luar bangunan untuk meningkatkan minat masyarakat

terutama generasi muda akan IPTEK. Kegiatan yang ada di Science center

ini adalah berupa pameran, peragaan, diskusi ilmiah. Materi yang disajikan

meliputi perkembangan ilmu sains yang mendasari kemajuan teknologi,

peragaan mekanisme-mekanisme dasar dari produk-produk hasil

pengembangan teknologi dan dampak perkembangan IPTEK terhadap

kehidupan manusia dan lingkungannya.

Disebutkan bahwa science centre merupakan salah satu perangkat

untuk mentransformasikan kemajuan sains dan teknologi kepada

masyarakat melalui cara peragaan, demanstrasi, latihan, mengajak

masyarakat dan menimbulkan motivasi masyarakat.10

Benda koleksi atau alat peraga tidak harus merupakan benda asli

pembuktian dari para ilmuan, tetapi benda tersebut dapat menerangkan

konsep, proses dan prinsip-prinsip dari sains dan teknologi. Maka pameran

dapat disajikan dengan media tiga dimensi ataupun dua dimensi yang dapat

digerakkan atau menimbulkan efek visual.

2. Jenis-jenis Science Centre

a. Comprehensive Centre

Yaitu yang menyajikan objek peraga secara lengkap, hampir semua

bidang dari sains diperagaakan, dengan menggunakan teknik peragaan

moder. Berdasarkan latar belakang pembangunan dan pengadaan benda

peraga comprehensive centre diklasifikasikan sebagai berikut:

1). industrially oriented centres

Yaitu lebih mengutamakan pergaan hasil dari pengembangan teknologi

dan industri mutakhir. Pembangunan dan pengelolaannya biasanya

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terkait langsung dengan

10 Saroj Ghose dalam tulisannya “Science Centre for 2000 AD in Newly Emerging Countries” yang disampaikan dalam “General Conference of The Icon”

Page 26: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

benda yang diperagakan, contohnya Evolution dibangun oleh

perusahaan elektronik Philips.

2). educationally oriented centres

Yaitu lebih berorientasi pada pendidikan, biasanya dikelola oleh

universitas atau lembaga pemerintah, contohnya Singapore Science

Centre.

3). scientifically oriented centres

Lebih beroriantasi pada fenomena-fenomena alam, contohny Museum of

Science di Boston.

b. Specialized Centres

Yaitu memperagakan salah satu bidang dari sains, pembahasannya

biasanya lebih khusus dan mendalam, misalnya Energy Centre,

Transportation Centre.

c. Limited Centres

Hampir sama dengan comprehensive centres hanya lebih kecil dan cara

peragaannya lebih sederhana. Biasanya sasaran pengunjungnya lebih

terbatas. Misalnya Museum Ilmu Pengetahuan Anak untuk Anak di

Brooklyn.

Sedangkan dari segi pelayanannya, science center dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. publik science centre, yaitu terbuka untuk umum dan biasanya materi

disajikan lebih mendasar.

2. university science centre, yaitu terbatas pada lingkungan tertentu dan

biasanya materi yang diperagakan merupakan hasil penelitian yang

dilakukan oleh universitas tersebut.

3. Materi Peragaan

Kegiatan peragaan pada science centre merupakan bagian yang

terpenting, karena dengan cara peragaan ini dapat lebih memudahkan

pengunjung untuk mengerti dan memahami mengenai konsep, proses dan

prinsip dari sains. Dengan peragaan ini, diharapkan konsep-konsep ilmu

sains yang abstrak dapat diterangkan secara lebih mudah, nyata dan

Page 27: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

menyenangkan dengan menggunakan alat peraga. Benda-benda yang

diperagakan harus mempunyai nilai ilmiah yang tinggi, bendanya bisa

memiliki nilai historis, bisa juga objek yang hanya menerangkan suatu

kawasan dasar dari evolusi sains dan teknologi. Benda yang ditampilkan

terdiri dari:

· benda asli

· benda replika

· model peragaan untuk memperjelas informasi yang hendak disampaikan

Masalah yang dihadapi adalah menentukan dan menyusun materi

yang akan diperagakan, mengingat objek yang disajikan dan diperagakan

dari sains dan teknologi banyak ragamnya. Oleh karena itu pada umumnya

science centre berusaha mengklasifikasikan materi pameran dalam

beberapa tema. Tujuan dari pengklasifikasian tersebut adalah:

· mempermudah pengunjung dalam mencari dan menguasai materi yang

diperagakan

· memperjelas wawasan materi peragaan sains dan teknologi sebagai hasil

karya yang indah

· mempermudah persiapan perencanaan peragaan

· mempermudah pelaksanaan peragaan untuk jangka panjang dan jangka

jangka pendek

Selanjutnya tema tersebut dikembangkan dalam beberapa sub tema.

Pengklsifikasian tema yang berdasarkan pada ilmu sains umumnya sulit

karena sains terutama ilmu eksak memiliki banyak cabang ilmu, sehingga

akan menimbulkan pembagian yang cukup banyak, tema peragaan pada

umumnya hanya meliputi sains dasar saja. Demikian pula pengklasifikasian

tema berdasar teknologi yang berhubungan langsung dengan kehidupan

manusia dan lingkungannya.

4. Metode Penyajian

Setiap benda yang diperagakan disusun sedemikian rupa agar

pengunjung dapat mengerti maksud benda yang akan diperagakan, dan

kaitannya dengan fungsi sains dalam kehidupan manusia. Sukses tidaknya

Page 28: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

suatu peragaan banyak tergantung pada metode dan teknik yang

digunakan.11

Peragaan harus dapat membangkitkan rasa ingin yahu dan

merangsang kreativitas pengunjung. Beberapa metode yang dapat

digunakan adalah:

a. Metode pendekatan estetik

Cara penyajian benda koleksi dengan mengutamakan segi keindahan dari

benda yang diperagakan

b. Metode pendekatan romantik

Cara penyajian benda koleksi tersebut disusun sehingga dapat

mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan benda yang

diperagakan

c. Metode pendekatan intelektual atau metode tematik

Cara penyajian benda koleksi disusun sehingga dapat mengungkapkan dan

memberi informasi ilmu yang bersangkutan dengan benda yang

diperagakan.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam tata peragaan agar

tujuan dari science centre dapat tercapai adalah:

a. Faktor pengunjung

Pengunjung harus dapat bergerak dan mengamati objek yang disajikan

sacara khusus dan nyaman. Oleh karena itu, gangguan-gangguan seperti

kebisingan suara, kesilauan cahaya agar dapat dihindarkan.

b. Faktor benda koleksi

Koleksi benda yang diperagakan harus memiliki nilai ilmiah dan nilai historis

agar tidak membosankan

5. Teknik peragaan

Teknik peragaan yang digunakan adalah:

a. Penggunaan vitrine

Untuk memamerkan benda-benda yang membutuhkan perlindungan

khusus, seperti perlindungan terhadap debu dan sentuhan.

11 Udansyah, 1979

Page 29: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

Gambar 2.4 Penggunaan Sistem Push Button Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me

b. Penggunaan panel

c. Penggunaan audio visual

Seperti film, slide, video, dan tape dengan menggunakan sistem push

button.

d. Perletakan benda diatur berdasarkan dimensi berat

Untuk benda peraga dengan dimensi yang besar dan berat cenderung

diletakkan di atas lantai sedangkan benda yang ringan peletakannya bisa

mengenakan meja atau digantungkan di langit-langit.

Gambar 2.2 Komponen Mesin yang dipamerkan dalam vitrine

Sumber:Dok.pribadi

Gambar 2.3 Penggunaan Teknik Panel Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me

Page 30: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

6. Ruang peragaan dan sirkulasi pengunjung

Pada umumnya desain ruang peragaan di museum ilmu pengetahuan

dan teknologi dilandasi oleh kebebasan arus pengunjung. Kebanyakan

merupakan susunan ruang yang besar dan menerus. Ruang peragaan yang

besar lebih banyak memberikan kebebasan dalam penyusunan tata letak

benda peraga, sehingga pengunjung dapat elihat dengan bebas dan

nyaman.

Jalur sirkulasi harus dapat memberikan keleluasaan kepada

pengunjung terutama yang datang secara berkelompok, untuk berkumpul

dan mendengarkan penjelasan oral atau melihat demonstrasi alat peraga.

Penataan pola sirkulasi harus memperhatikan pola perilaku

pengunjung (visitor behavior). Dari telaah keputusan mengenai peragaan di

museum didapatkan bahwa:

§ Manusia menyukai kompleksitas visual

§ Manusia cenderung menyukai keragaman

§ Manusia memiliki suatu pola untuk melakukan suatu lompatan dari urutan

yang sudah ada, tergantung minat dan ketertarikannya

§ Manusia tidak begitu suka tata ruang yang berturutan dan membosankan,

tetapi lebih menyukai kebebasan memilih objek yang disukainya

§ Dalam memasuki suatu ruangan manusia cenderung untuk melakukan

liputan searah jarum jam

§ Bila dihadapkan pada suatu penghalang ketika memasuki ruangan,

manusia cenderung untuk membelok ke kanan dan kemudian melakukan

liputan searah jarum jam

Gambar 2.5 Jenis-jenis benda peraga Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me

Page 31: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

§ Manusia cenderung membaca display dari kiri ke kanan

II. C. Tinjauan Arsitektur Metafora

1. Pengertian Arsitektur Metafora

Menurut Arsitotle, Metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang

menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies,

atau dari spesies menjadi genus, atau dari spesies menjadi spesies atau pada

dasar analogi... bahwa dari analogi terdapat empat istilah yang sangat

berhubungan, yaitu yang kedua (B) menuju yang pertama (A) sebagaimana

yang keempat (D) menuju yang ketiga (C), untuk itu kemudian secara

metafora meletakkan D sebagai pengganti B dan B sebagai pengganti D.

Aristotle juga mengatakan, ”Metafora memberi gaya, kejernihan, daya tarik

dan berbeda dari yang lain: dan ini bukanlah hal yang penggunaannya bisa

diajarkan oleh satu orang ke orang yang lain”. Dimana Aristoteles

memberikan dua pengertian terhadap metafora:

1. Benda à contoh : Toko makanan yang sekilas mirip donut, merupakan

aplikasi dari metafora sebagai benda. Dengan adanya toko makanan, orang

ingat donut.

2. Kegiatan à metafora sebagai kegiatan, inilah oleh Abel dijabarkan lebih

jauh ke dalam arsitektur.12

Dari definisi yang telah dipaparkan oleh Aristotle tersebut, bisa

disimpulkan bahwa metafora adalah pendefinisian sesuatu dengan sesuatu

yang lain atau bisa juga dikatakan sebagai bentuk perumpamaan. Arsitektur

Metafora adalah mengidentifikasi suatu bangunan arsitektural dengan

pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap pengamat akan

mempunyai persepsi masing–masing sesuai dengan persepsi yang timbul

pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut. Melalui metafora,

imajinasi perancang bisa diuji dan dikembangkan. Mereka yang memiliki

daya imajiasi yang tinggi tidak akan mengalami kesulitan dalam

12 Abel,1997

Page 32: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

menggunakan metafora, bahkan metafora akan semakin memperluas dan

memperdalam daya imajinasi mereka.13

2. Kategori Metafora Dan Penerapannya Dalam Desain Arsitektur

a. Kategori arsitektur metafora

Ada tiga kategori metáfora, yaitu14:

• Intangible metaphor (metafora abstrak), kreasi metafora berangkat dari

konsep, ide, kondisi manusia, atau kualitas tertentu (individualitas,

kealamiahan, komunitas, tradisi, budaya)

• Tangible metaphor (metafora konkrit), metafora berangkat dari visual

atau karakter material (rumah sebagai istana, atap kuil sebagai langit)

• Combine metaphor (metafora kombinasi), di mana konseptual dan visual

saling menindih sebagai titik keberangkatan desain.

Kebanyakan arsitek memiliki kecenderungan untuk menghindari

intangible metaphor sebagai titik awal, dan banyak yang bisa lebih mudah

terinspirasi oleh tangible metaphor, dengan kesuksesan yang berbeda-

beda15. Hal itu disebabkan karena tangible metaphor lebih mudah

diaplikasikan daripada intangible metaphor. Begitu juga dengan combine

metaphor. Kategori metafora ini juga tergolong sulit untuk dilakukan.

Intangible metaphor, dalam penerapannya pada desain arsitektur, adalah

lebih menggunakan sifat-sifat non fisik daripada sifat fisik yang tampak

pada suatu hal untuk diterapkan pada bangunan.

Sebagai contoh, yaitu apabila seorang perancang ingin merancang

bangunan Music Center dengan menggunakan kategori intangible

metaphor, maka dia bisa menampilkan konsep dari unsur-unsur musik yang

non fisik ke dalam bangunannya, seperti nada, tempo, ketukan, dan

konsep-konsep musik lainnya. Hal ini tentulah tidak mudah karena musik

dan arsitektur merupakan dua jenis seni yang sangat berbeda, di mana

musik merupakan unsur bunyi atau suara, sedangkan arsitektur lebih

kepada visual.

13 (Antoniades, 1990) 14 Ibid 15 Ibid

Page 33: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

Hal inilah yang menyebabkan intangible metaphor sulit untuk diraba,

terlebih lagi untuk diterapkan. Sedangkan tangible metaphor lebih mudah

untuk diraba, karena lebih bersifat fisik, yaitu sebuah arsitektur

menampilkan sifat fisik dari sesuatu yang lain. Sebagai contoh, yaitu bila

seorang arsitek ingin merancang sebuah Music Center seperti contoh di

atas, tetapi ingin menggunakan tema tangible metaphor. Yang bisa

dilakukan dalam menerapkan tema tersebut adalah dengan cara merancang

bentuk bangunan menyerupai bentuk kunci G, atau menyerupai bentuk alat

musik. Hal ini lebih mudah untuk dilakukan, tapi arsitek harus berhati-hati

karena dalam menggunakan tema ini bisa dengan mudah terjadi kerancuan

dengan analogi dan mimesis. Sementara combine metaphor merupakan

gabungan antara kedua hal di atas. Jadi dalam merancang bukan hanya

menampilkan sifat-sifat fisik dari subyek yang lain, tapi juga sifat non

fisiknya. Kategori ini merupakan kategori yang paling sulit untuk

diterapkan.

b. Penerapan Dalam Desain Arsitektur

1). Metafora abstrak (intangible metaphor)

Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah sebagai

berikut:

a). Nagoya City Art Museum

Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa

unsur sejarah dan budaya di dalamnya. Kisho Kurokawa mengangkat

konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba

‘membawa’ elemen sejarah dan budaya

pada engawa (tempat peralihan sebagai

“ruang antara” pada bangunan: antara

alam dan buatan, antara masa lalu dan

masa depan). Konsep ini diterapkan pada

salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu

Gambar 2.6 Nagoya City Art Museum Sumber: www.city.nagoya.jp

Page 34: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek

yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu,

karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.

b). New Louvre Museum

New Louvre Museum di Abu Dabhi yang dirancang oleh Jean

Nouvel. Ia melakukan pendekatan metafora yang mengibaratkan

museum seperti ruang di dalam hutan. Secara eksterior museum ini

tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruang

yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancang

memasukkan sinar matahari alami menembus ruangan dan

memberikan kesan seperti di dalam hutan. Ini memberikan terobosan

baru dalam perancangan museum. Dimana bila sebelumnya,

penekanan museum lebih ditekankan pada aspek sirkulasi ataupun

penataan barang yang akan di-display, Jean Nouvel membuat sebuah

terobosan baru dengan menciptakan ruang yang metaforis dan puitis

agar tercipta suasana yang “khusyuk” dalam menikmati kunjungan di

dalam museum.

2). Metafora konkrit (tangible metaphor)

Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.7 New Louvre Museum Sumber: arkhitekton.files.wordpress.com

Page 35: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

a). Stasiun TGV

Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu

contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora

konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible).

Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek

kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago

Calatrava merancang Stasiun TGV dengan

konsep metafora seekor burung. Bentuk

Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor

burung. Bagian depan bangunan ini runcing

seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi

bangunannya pun dirancang menyerupai

bentuk sayap burung.

b). Sydney Opera House

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya,

sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa

metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah

satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon,

seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya

Gambar 2.8 Stasiun TGV Sumber: www.girinarasoma.com

Gambar 2.9 Sydney Opera House Sumber: www.girinarasoma.com

Page 36: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai

dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep

metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau

kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan

layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat,

bagaikan bunga yang sedang mekar. Itulah keunikan metafora dalam

arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi dan

menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa

dikatakan ‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan

bagaimana masyarakat ‘membaca’ karyanya. Metafora dalam

arsitektur memberikan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan orang

awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan kualitas

visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur.

3). Metafora kombinasi (combine metaphor),

Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah sebagai

berikut:

a). Museum Tsunami

Museum Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Konsep

besarnya adalah “Rumoh Aceh as a ascape hill”. Ia mengibaratkan

museum sebagai rumah panggung yang dapat menyelamatkan diri

para penduduk Aceh bila sewaktu-waktu terjadi Tsunami. Di dalamnya

juga menceritakan dan mengajak kita untuk merasakan suasana saat

Tsunami terjadi. Di awali dengan pintu masuk yang “menekan”

perasaan pengunjung dengan luasan yang sempit dan di dindingnya

Gambar 2.10 Museum Tsunami Sumber: www.thejakartapost.com

Page 37: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

terdapat air yang mengalir (water wall) seolah-olah pengunjung

dibawa masuk ke dalam dasar laut yang amat dalam. Lalu masuk ke

dalam galeri pertama yang memuat data-data tentang Tsunami.

Ruangan ini terletak di bawah reflecting pool dari public park yang

dimiliki oleh museum Tsunami ini. Ruangan ini memberikan kesan

suram dimana pengunjung seakan-akan berada benar-benar di dasar

laut. Dengan penggunaan langit-langit kaca membuat cahaya

temaram dari atas yaitu reflecting tadi menambah kesan dramatis

pada ruang ini. Pada perjalanan terakhir dihadapkan pada ruangan

yang menampilkan nama-nama korban Tsunami yang ditulis pada

dinding yang berebntuk silinder yang menjulang ke atas. Pada

puncaknya terdapat kaligrafi Allah yang berpendar dan ini ditujukan

untuk menambah kesan sakral. Ini bermakna bahwa akhir perjalanan

manusia berada pada tangan Tuhan dan tidak ada yang dapat

menghindar dari kematian.

b). Museum of Fruit, Yamanasi, Jepang

Pada Museum of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan

bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang lain.

Itsuko Hazegawa berusaha menampilkan metafora dari kekuatan serta

perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yang tersembunyi

dalam jiwa manusia. Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang

Gambar 2.11 Museum of Fruit Sumber: www.greatbuildings.com

Page 38: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan

kompleks bangunannya, termasuk dalam menemukan bentuk denah

dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible

metaphor. Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada

gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang

besar yang ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit

plaza. Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di

mana bibit berkecambah pada green house. Dia juga menggambarkan

dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan exhibition hall. Kekuatan

bibit digambarkan dalam workshop, cerita buah-buahan tampak pada

museum, sementara kekayaan hubungan budaya dan sejarah antara

manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan

bibit dan menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta

pencampurannya bisa dilihat sebagai metafora hidup berdampingan

dengan damai pada daerah yang bermacam2 di dunia, simbiosis

manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan

bangunan merupakan “new age village”.

II. D. Studi Banding

· Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (PPIPTEK) Jakarta

PPIPTEK adalah suatu sarana pendidikan luar sekolah yang

memadukannya dengan unsur hiburan untuk memperkenalkan iptek kepada

masyarakat segala usia secara mudah,

menarik dan berkesan melalui berbagai

kegiatan peragaan interaktif yang dapat

disentuh dan mainkan. Diharapkan melalui

interaksi pengunjung dengan alat peraga

akan dapat mendorong tumbuhnya

pemikiran pada diri pengunjung tentang

APA, MENGAPA, BAGAIMANA IPTEK digali

dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan

kehidupan manusia. Gambar 2.12 Tampak bangunan PPIPTEK Sumber : www.tamanmini.com

Page 39: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

Gambar 2.13 Salah satu jenis peragaan yang dimainkan pengunjung Sumber: www.tamanmini.com

Konsep Materi di PPIPTEK

a) Lantai 1 (dasar)

Kegiatan utama PPIPTEK adalah

menyajikan berbagai peragaan iptek yang

dapat diindera oleh pengunjung, interaktif dan

dapat disentuh mainkan. Alat peraga PPIPTEK

dibagi menjadi 2 yaitu alat peraga interaktif

dan artefak. Terdapat lebih dari 250 alat

peraga interaktif yang dapat disentuh-

mainkan oleh pengunjung.

b) Lantai 2

· Wahana Optik (Istana Cahaya)

· Wahana Sumber Alam & Energi

· Wahana Transportasi

· Wahana Antariksa

· Wahana Matematika

· Wahana Komputer

· Wahana Peragaan Galileo

c) Lingkaran tengah (bangunan pusat)

· Wahana Biologi

· Cluster Ilusi Mata

d) Fasilitas pendukung

Berbagai fasilitas yang ada di Peragaan Iptek adalah taman parkir

yang mampu menampung hingga 26 bus ukuran besar dan puluhan mobil

lainnya, perpustakaan & arena baca yang berisi lebih 5.000 koleksi

bacaan iptek populer, auditorium berkapasitas 135 kursi dengan suara

bagaikan bioskop megah dan biasa digunakan untuk pemutaran film-film

ilmiah, seminar atau kegiatan lain sejenis, fasilitas selanjutnya adalah tiga

ruang kuliah berkapasitas masing-masing 75 orang dan sangat

representatif untuk digunakan sebagai ruang pelatihan, seminar dan

kegiatan lain sejenis. Selain itu juga terdapat kantin koperasi yang

Gambar 2.14 Demonstrasi sains Sumber: www.tamanmini.com

Page 40: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

menjual aneka makanan ringan dan minuman kemasan serta mushola.

Seluruh fasilitas yang ada di Peragaan Iptek merupakan sarana yang

dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat untuk kepentingan

kegiatan yang bersifat ilmiah atau menunjang kemajuan pendidikan.

Beberapa Layanan yang disajikan oleh Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi Jakarta, yaitu :

· Pemberian pengarahan mengenai cara berkunjung yang efektif

Sebelum pengunjung rombongan memasuki arena galeri peraga,

seorang pemandu akan memberikan pengarahan kepada setiap

rombongan mengenai tata cara yang efektif dalam berinteraksi dengan

alat peraga mengingat alat peraga yang tersaji di galeri PPIPTEK-TMII

jumlahnya begitu banyak.

· Pemberian lks bagi pengunjung rombongan pelajar

Agar kunjungan pelajar lebih bermakna, PPIPTEK-TMII memberikan

lembar kerja sains (LKS) kepada setiap anggota rombongan pelajar.

Melalui LKS setiap pelajar kini menjadi semakin fokus dalam

mengeksplorasi ilmu dan berinteraksi dengan alat peraga.

· Pemberian layanan kunjungan tematik

Untuk memberi pemahaman yang lebih mendalam mengenai satu

topik bahasan yang terdapat dalam pelajaran di sekolah, PPIPTEK-TMII

memberikan layanan kunjungan tematik kepada pengunjung rombongan

pelajar yang berminat. Dalam layanan kunjungan tematik ini seorang

pemandu akan membahas tuntas satu topik fenomena iptek dengan

pendekatan demo sains interaktif yang sangat menarik.

Gambar 2.15 Science corner Sumber: www.taman mini.com

Page 41: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

Gambar 2.16 Pertunjukkan roket air Sumber: www.tamanmini.com

· Riset inovasi pengembangan peragaan

Sebelum sebuah peragaan/klaster peragaan diproduksi untuk

disajikan di galeri peraga PPIPTEK-TMII, tim pengembangan alat peraga

melakukan kegiatan riset inovasi untuk menghasilkan peragaan yang

sesuai dengan harapan : menggugah keingintahuan; membangkitkan

minat; menyenangkan; menantang; menarik perhatian; mengejutkan;

komunikatif; aman dan tangguh. Riset inovasi yang dilakukan meliputi :

Riset disain dan rekayasa; riset sistem; dan Riset uji coba prototip

kepada pengunjung. Setelah rangkaian riset inovasi tersebut dijalani

selanjutnya dilakukan proses produksi pembuatan alat peraga.

· Demonstrasi sains

Demonstrasi sains adalah pertunjukan interaktif yang mengungkap

fenomena dan keajaiban sains di atas panggung dan ditampilkan oleh

pemandu berpengalaman. Setiap hari, dari Selasa hingga Minggu,

PPIPTEK menyelenggarakan acara ini untuk menghibur pengunjung

galeri. Materi demonstrasi diklasifikasikan dalam bentuk paket dimana

tiap paket terdiri dari 5 judul percobaan.

Paket yang biasa ditampilkan antara lain : Atraksi kimia,

keseimbangan otak, kelembaman,

panas, udara dan elastisitas. Jadwal

dan frekuensi pertunjukan tentatif,

disesuaikan dengan waktu kunjungan.

Rata-rata 20-30 pengunjung dalam

satu pertunjukan, terdiri dari

pengunjung keluarga dan pelajar dari

tingkat SD hingga SMU.

· Pertunjukan film sains

Para pengunjung galeri bisa menyaksikan film-film ilmiah berdurasi

20 – 50 menit di dalam ruang auditorium yang berkapasitas 135 tempat

duduk. Judul film yang pernah diputar diantaranya : Tsunami Chaser,

Page 42: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

Gambar 2.17 Judul-judul film sains Sumber: www.tamanmini.com

Pregnancy, Science of Alcohol, Clone, Science of SARS, 4,6 Milyar Tahun

Bumi dan masih banyak lagi.

· Sanggar kerja

Sanggar kerja merupakan program eksperimentasi sains yang

banyak diminati sekolah. Tahun ini, tidak kurang dari 4164 siswa dari

jenjang TK hingga SMU mengikuti kegiatan sanggar kerja dengan

perincian : peserta TK (340 org), SD (2084 org), SMP (180 org) dan

SMU (1560 org). Penambahan materi yang beragam dan disesuaikan

dengan kurikulum baru mendapat tanggapan yang positif dari sekolah.

· Sanggar kerja robot

Pada awal tahun 2006 Pusat Peragaan Iptek meluncurkan, program

baru bernuansa constructive learning ini, Program ini ditujukan untuk

siswa SMA agar mereka mampu berpikir logis dan sistematis.

Gambar 2.18 Peragaan tematik Sumber: www.tamanmini.com

Page 43: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

Ada 3 paket yang kami tawarkan, paket dasar, mahir A dan mahir B.

Peserta dapat memilih paket mahir dengan syarat telah lulus paket

dasar. Berdasarkan permintaan beberapa sekolah, PPIPTEK berencana

melakukan pelatihan yang sama di sekolah-sekolah di Jakarta.

II. E. Tinjauan Kota Surakarta

1. Keadaan Geografi

Surakarta adalah salah satu kota yang berada di Jawa Tengah. Secara

astronomis, Kota Surakarta berada di antara 110°45’15” -110°45’35” Bujur

Timur, 70°36’-70°56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta juga berada di antara

kaki Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dan dilalui oleh beberapa sungai yang

merupakan anak sungai Bengawan Solo, yaitu kali Pepe dan kali Jenes.

Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di Propinsi Jawa

Tengah, yang terletak di bagian Selatan. Luas wilayah Kota Surakarta adalah

44.04km2.

Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah Kota Surakarta :

§ sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali

§ sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo

§ sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

§ sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo

Gambar2.19 Peta Kota Surakarta Sumber: Dok. pribadi

Page 44: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

2. Keadaan Topografi

Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata

92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan rata-

rata 0-3%. Di bagian utara agak bergelombang dengan kemiringan kurang

dari 5%.

3. Keadaan Klimatologi

Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan

penghujan, sesuai dengan letak Indonesia yang berada di daerah sekitar

khatulistiwa. Kota ini merupakan daerah yang mempunyai suhu udara yang

relatif panas dengan suhu udara minimum 21.7°C, suhu rata-rata 26°C, dan

suhu maksimum 32ºC. Rata-rata tekanan udara di Surakarta sekitar

1008,74° mbs, kelembaban udara 71%, kecepatan angin 4 knot, arah angin

1880, dan curah hujan yang cukup tinggi sekitar 2200 mm/ tahun.

4. Pembagian Sub Wilayah Pembagian (Swp) Kota Surakarta

Berdasar SK Walikota Dati II Surakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal

25 Mei 1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah

pengembanganya itu meliputi:

a. wilayah pengembangan utara

b. wilayah pengembangan barat

c. wilayah pengembangan timur

d. wilayah pengembangan selatan

Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP),

sebagai unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-2013.16

a. SWP I, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Pucang Sawit. Meliputi 6

kelurahan (Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkarah, Sewu dan

Semanggi) seluas 487,52 Ha.

b. SWP II, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru. Meliputi

12 kelurahan ( Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,

16RUTRK Kota Surakarta 1993-2013

Page 45: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran,

Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) seluas 430,90 Ha.

c. SWP III, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan. Meliputi 12

kelurahan ( Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,

Kemlayan, pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu,

dan Joyosuran) seluas 494,31 Ha.

d. SWP IV, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari. Meliputi 8

kelurahan ( Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,

Manahan, dan Mangkubumen).

e. SWP V, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sondakan. Meliputi 3

kelurahan ( Pajang, Laweyan, Sondakan) seluas 253,50 Ha.

f. SWP VI, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar. Meliputi 3

kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) seluas 327,60 Ha.

g. SWP VII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber, meliputi 2

kelurahan ( Sumber, Banyuanyar) seluas 258,30 Ha.

h. SWP VIII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jebres. Meliputi 2

kelurahan ( Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha.

i. SWP IX, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro. Meliputi 2

kelurahan (Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha.

j. SWP X, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo. Meliputi 1

kelurahan (Mojosongo) seluas 532,90 Ha.

Gambar 2.20 Persebaran SWP

Sumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK

Page 46: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

TABEL 2.2 Tabel Potensi Dan Prosentase Fungsi / Kegiatan Kawasan – Kawasan Di Kotamadya Surakarta Sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel

Keterangan :

A = Fungsi Pariwisata

B = Fungsi Kebudayaan

C = Fungsi Olahraga

D = Fungsi Industri

E = Fungsi Pendidikan

F = Fungsi Perdagangan

G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran

H = Fungsi Perumahan

BWK = Bagian Wilayah Kota

Inter = Internasional

SWP

Skala Pelayanan Kegiatan Fungsi / kegiatan (%) Jumlah

(%) Ters Sekunder Primer Ling BWK Kota

/lokal Regi onal

Nas Inter

A B C D E F G H

I ü ü ü ü ü 20 10 70 100

II ü ü ü ü ü ü10 5 5 10 10 60 100

III ü ü ü ü ü ü15 15 25 45 100

IV ü ü ü ü ü ü5 15 5 10 65 100

V ü ü ü ü 15 5 10 70 100

VI ü ü ü ü 5 10 5 5 75 100

VII ü ü ü 5 5 90 100

VIII

ü ü ü ü ü 10 5 10 25 5 55 100

IX ü ü ü ü ü 15 5 5 75 100

X ü ü ü 5 5 90 100

Page 47: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

Ø Kebutuhan lokasi terhadap potensi fungsi wilayah

Berdasarkan tabel Potensi Dan Prosentase Fungsi / Kegiatan Kawasan –

Kawasan Di Kotamadya Surakarta, terdapat beberapa kawasan yang memiliki

potensi pengembangan fungsi pendidikan dan pariwisata, kawasan-kawasan

tersebut adalah :

Ø SWP II : 5% fungsi pendidikan & 10 % fungsi pariwisata

Ø SWP III : 15% pariwisata

Ø SWP IV : 5% pendidikan & 5% fungsi pariwisata

Ø SWP V : 5% fungsi pendidikan

Ø SWP VI : 10% fungsi pendidikan

Ø SWP VIII : 25 % fungsi pendidikan dan 10 % fungsi pariwisata

Ø SWP IX : 5 % fungsi pendidikan

Dari beberapa SWP yang memiliki potensi untuk pendidikan dan

pariwisata, SWP VIII memiliki prosentase terbesar diantara yang lain yaitu

25% fungsi pendidikan dan 10 % fungsi pariwisata. Oleh karena itu, Solo

Sci_Tech Exhibition Centre mengambil SWP VIII sebagai lokasi bangunan.

SWP VIII memiliki pusat pertumbuhan di kelurahan Jebres yang meliputi dua

kelurahan, yaitu kelurahan Jebres dan kelurahan Tegalharjo.

5. Potensi Kota Surakarta sebagai Lokasi Solo Sci_Tech Exhibition Centre

a. Potensi Umum

1) Potensi Penduduk

Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 534.540

jiwa, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan.

Kelompok

Umur

Jenis kelamin Jumlah

Pria Wanita Pria +

Wanita

1 2 3 4

0-4

5-9

18.880

17.936

16.284

23.128

35.164

41.064

Page 48: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65+

21.476

24.072

22.656

24.072

20.296

20.296

19.588

16.992

12.744

9.204

8.024

14.632

24.780

24.072

29.264

24.544

23.128

23.836

21.240

16.048

13.452

10.620

11.564

21.712

46.256

48.144

51.920

48.916

43.424

44.132

40.828

33.040

26.196

19.824

19.588

36.344

Jumlah 250.868 283.672 534.540

2) Potensi Geografis

Kota Surakarta menempati posisi yang strategis dalam jalur

transportasi darat, yaitu sebagai penghubung ibukota Dati II maupun

propinsi yang lain. Jalur selatan menghubungkan Jakarta, Yogyakarta,

Surakarta, dan Surabaya. Jalur utara menghubungkan Jakarta,

Semarang, Surakarta, dan Surabaya. Selain itu, ditunjang dengan

pengembangan Bandara Adi Sumarmo yang ditingkatkan dari bandara

penerbangan domestik menjadi bandara penerbangan internasional.

3) Potensi Pendidikan

Kota Surakarta memiliki berbagai fasilitas pendidikan, dari TK, SD,

SLTP, SMA, dan juga universitas.

Menurut data pada tahun 2007, Kota Surakarta memiliki fasilitas

pendidikan yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak 282 unit, Sekolah

Dasar 281 unit, SLTP 71 unit, dan SMU 41 unit. Selain itu Kota

Surakarta juga memiliki Perguruan Tinggi sebanyak 32 unit.

Tabel 2.3 Jumlah penduduk kota Surakarta Sumber: Surakarta.go.id

Page 49: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

b. Potensi Khusus

1) Sesuai dengan visi dan misi Kota Surakarta

Peningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni guna mewujudkan inovasi integritas masyarakat

madani yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan

seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh

berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta

menggunakan potensi dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.

TK=72 SD=95 SMP=20 SMA=18 SMK=17

TK=56 SD=57 SMP=18 SMA=12 SMK=13

TK=63 SD=59 SMP=17 SMA=6 SMK=6

TK=35 SD=53 SMP=9 SMA=5 SMK=2

TK=32 SD=30 SMP=11 SMA=3 SMK=3

Gambar 2.21 Peta persebaran sekolah di Surakarta Sumber: Analisa pribadi

Page 50: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

Demikian sebuah penggalan dari misi kota Surakarta, dari penggalan

misi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kota Surakarta memang

sedang ingin mengejar ketertinggalannya dengan kota-kota lain.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu

target penting yang ingin digapai oleh pemerintah kota Surakarta dalam

mengejar ketertinggalan tersebut, hal ini karena aset sumber daya

manusia merupakan aset yang paling berharga bagi sebuah kota atau

bahkan sebuah negara sekalipun, sumber daya manusia yang berkualitas

yang dimiliki oleh sebuah kota atau negara akan menjadi motor

penggerak dalam setiap aspek kehidupan bagi sebuah kota atau negara.

2) Perhatian besar dari Pemkot terhadap kemajuan teknologi

Sejak tahun 2007 pemerintah kota Surakarta bekerjasama dengan

ATMI berencana mendirikan sebuah fasilitas publik yang bertujuan untuk

mencetak tenaga-tenaga ahli dan terampil dibidang permesinan industri.

Fasilitas tersebut bernama Solo Techno Park (STP). STP ini diharapkan

menjadi pusat penelitian, platihan dan pendidikan di bidang teknologi

khususnya permesinan industri agar Kota Solo unggul dari yang lain

dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya

rencana ini berarti pemerintah Kota Surakarta mempunyai perhatian yang

besar terhadap perkembangan teknologi demi majunya kota Surakarta ini.

3) Antusiasme masyarakat Surakarta terhadap sains dan teknologi

Selain perhatian yang besar dari Pemkot akan perkembangan

teknologi ternyata minat dan antusiasme warga Surakarta akan ilmu dan

teknologi juga cukup tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

event-event seperti pameran teknologi dan perlombaan sains yang diikuti

oleh banyak peserta dan pengunjung. Seperti pameran teknologi di Solo

Square (2nd Education Expo 2008) yang diikuti oleh Akademi Teknologi

Warga dan beberapa instansi pendidikan lainnya, perlombaan sains atau

festival sains yang diikuti oleh SD dan SMP se-eks Karesidenan Surakarta,

Page 51: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

dan Java Young Scientist Event yang diselenggarakan di Pondok

Assalaam.

4) Potensi Perkembangan IPTEK di Surakarta

Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dan sangat tergantung

kepada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Di Surakarta

sendiri, terutama di UNS yang merupakan salah satu perguruan tinggi

negeri ternama di kota ini, terdapat lembaga penelitian yang bernama

LPPM UNS. Visi dari lembaga ini adalah menjadikan lembaga yang unggul,

terpercaya dan mandiri di bidang penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat khususnya pada pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dan

kebudayaan. LPPM sendiri telah menghasilkan banyak hasil-hasil

penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut mencakup ilmiah murni, IPTEK,

pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Namun karena kurangnya

sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak dari hasil-hasil penelitian

tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dengan

adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini, diharapkan dapat menjadi

wadah untuk memamerkan hasil-hasil karya penelitian agar masyarakat

dapat mengetahui dan memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Dan juga

untuk menarik para pelaku industri atau investor untuk memakai hasil-

hasil penelitian tersebut dan mengembangkannya.

5) Potensi arsitektur kota surakarta

Kota Surakarta dalam hal perkembangan arsitekturnya, dari waktu

ke waktu terus mengalami perubahan. Mulai dari arsitektur tradisional

hingga mengarah ke arsitektur modern. Perkembangan ini dapat kita lihat

dari bangunan-bangunan yang telah berdiri di kota ini. Citra sebagai kota

budaya terlihat dari tetap lestarinya bangunan-bangunan tempo dulu.

Misalnya saja Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran,

dua ikon dari arsitektur kota Surakarta. Dulu, arsitektur tradisional jawa

merupakan pakem dari bangunan-bangunan yang mau dibangun di kota

ini pada saat itu, namun seiring perkembangan jaman dengan adanya

Page 52: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

akulturasi budaya dengan pendatang seperti kolonial Belanda

menyebabkan wajah arsitektur Kota Surakarta menjadi variatif. Hal ini

dapat kita lihat dari contoh bangunan seperti Pasar Gede. Karya Thomas

Karsten ini, merupakan perpaduan dari arsitektur tradisional dengan

arsitektur kolonial. Hal ini terlihat dari dimensi bukaan yang lebar khas

bangunan Belanda dan pemakaian atap limasan dan penggunaan bahan

material lokal sebagai pencitraan akan bangunan lokal. Setelah arus

modernisasi semakin berkembang di kota Solo, maka hal ini berpengaruh

juga terhadap perkembangan wajah arsitektur kota. Misalnya

pembangunan fasilitas publik seperti mall, hotel maupun fasilitas yang

lain.

TRADISI DENGAN NAFAS MODERN

Citra sebagai kota budaya sudah melekat cukup lama di Kota Solo.

Citra ini tidak terlepas dari keberadaan dua lembaga adat budaya Jawa

yang hingga kini masih bertahan, yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan

Pura Mangkunegaran. Hampir tiap tahun kedua lembaga ini menggelar

beragam perhelatan adat tahunan. Mulai dari Grebeg Besar, Kirab Pusaka

Kebo Bule "Kiai Slamet", Jumenengan KGPAA Mangkunegoro, Sekaten,

Mahesa Lawung, Jumenengan Sinuhun Paku Buwono, Malam Selikuran,

serta Syawalan. Belum lagi kegiatan rutin berupa latihan tari, sinden,

serta klenengan yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta maupun Pura

Mangkunegaran. Namun itu semua tak cukup menunjukkan jati diri Solo

sebagai Kota budaya. Mengapa Solo terkesan sudah mulai kehilangan roh

budaya Jawa?

Pemerhati budaya Winarso Kalinggo menilai, itu semua tak cukup

menunjukkan jati diri Solo sebagai kota budaya. Bahkan sebaliknya, Solo

saat ini tak hanya kehilangan roh budaya Jawa, tapi sudah tidak

menghidupi budaya Jawa.

Orang Solo saat ini sudah tidak lagi berperilaku Jawa, menurutnya

karena wewangunan atau pemandangan di hadapan mereka saat ini

adalah pemandangan modern, bukan lagi pemandangan yang identik

Page 53: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

dengan budaya Jawa. Arsitektur gedung perkantoran, pusat perbelanjaan,

hotel, dan gedung-gedung di Solo lebih bernuansa modern, tak ubahnya

seperti kota-kota besar lain. Akibatnya, wewangunan di Solo itu pada

akhirnya turut mengaburkan identitas budaya Jawa di Solo. Akar

perubahan wewangunan itu disebabkan pergeseran semangat hidup orang

Jawa di Solo dari gotong-royong menjadi individualis materialistis.

Sujamto dalam bukunya Otonomi, Birokrasi, dan Partisipasi, menyebutkan

esensi budaya Jawa adalah religius, nondoktriner atau nondogmatis,

toleran, akomodatif, dan optimistis. Jadi etos orang Jawa lebih

berorientasi pada kesempurnaan batin ketimbang segi-segi lahiriah

ataupun materiil. Ini tercermin dari sebagian falsafah yang dianut orang

Jawa, yakni nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, dan sugih

tanpa bandha. "Bukan berarti menolak modernitas, tetapi keberadaan mal

di Solo sebagai citra peradaban modern, misalnya, seharusnya bisa

beradaptasi dengan budaya Jawa. Bukankah tidak mustahil mal di Solo

dibangun dengan arsitektur Jawa, menampilkan tulisan Jawa, dan

menghadirkan suasana mal dalam alunan gending gamelan Jawa?" kata

Kalinggo. Kompas, Jumat 6 Juli 2007

Melihat fenomena di atas, sebenarnya modernisasi tidak bisa

dianggap sepenuhnya buruk, namun kalau kebablasan maka hal tersebut

merupakan ancaman besar bagi kelangsungan budaya daerah. Untuk

menjembatani antara modernitas dan lokalitas, maka bisa dengan cara

menggabungkan kedua unsur tersebut dalam berarsitektur. Kita bisa

melihat contoh yaitu negara Jepang. Negara tersebut merupakan negara

yang maju baik dalam segala bidang, namun

mereka masih menggunakan bahasa Jepang

sebagai bahasa pengantar. Dan dari segi

wajah arsitektur negara tersebut, unsur

budaya masih terlihat dalam bangunan-

bangunan. Salah satu arsitek yang dengan

baik dapat memadukan unsur lokal dengan

modern yaitu Kenzo Tange.

Gambar 2.22 Community Center, Hiroshima PC

Sumber: www.greatbuildings.com

Page 54: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

Tange pandai menyaring esensi spirit modern lalu mengawinkannya

ke dalam pemahaman mendalam budaya tradisional Jepang, seperti

terlihat pada Hiroshima Peace Center. Bangunan yang dimenangkan

Tange melalui kompetisi ini didirikan di area jatuhnya bom atom, di

kawasan luas terbuka yang dibiarkan seperti keadaan semula, lengkap

dengan reruntuhan gedungnya. Monumen utama berujud pelengkung

beton sederhana yang diekspos, berpenampang hiperbola yang mengatapi

titik jatuhnya bom. Ada museum dan pusat komunitas di dekatnya.

Arsitekturnya terpengaruh cubism-nya Le Corbusier, terlihat di bagian

atas kolong jajaran kolom. Teras mengelilingi bagian bawah Community

Center. Pembatas kaca antara teras dan ruang dalam memudahkan

pengunjung yang berada di dalam melihat reruntuhan dan titik bom di

luar.

Konsep arsitektur tradisional Jepang diterapkan melalui

kesederhanaan bentuk, tata unit, penonjolan elemen yang disusun selaras

dalam komposisi garis dan bidang horisontal seperti halnya rumah-rumah,

istana dan kuil Jepang. Karya yang sering disebut ‘inti spiritual kota’ ini,

menjadi simbol kerinduan manusia akan perdamaian.

Bagi Tange, arsitektur mesti punya sesuatu yang menyeru hati

manusia. Bentuk dasar, ruang dan penampakannya mesti logis. Kerja

kreatif terekspresikan di masanya sebagai perpaduan teknologi dan

kemanusiaan. Peran tradisi sebagai katalis, senyawa, yang tak lagi terlihat

di hasil akhir. Tradisi bisa berperan dalam kreasi, tapi tak lagi menjadi

kreativitas itu sendiri. Prinsip arsitektur tradisional Jepang adalah

kesederhanaan. Tange menerapkan dalam karyanya dengan cara

menonjolkan elemen konstruksi hingga sekaligus berfungsi estetik. Tak

ada elemen hiasan selain konstruksi balok, konsol, yang diekspos seperti

konstruksi kayu. Kontras yang timbul dari perbedaan karakter antara

tekstur kasar beton exposed dan permukaan halus balok vertikal, juga

antara bidang halus putih dan kaca warna gelap, tampak mengesankan.

“Melalui studi lebih lanjut”, ujar Tange,”kita yang ada di era

arsitektur transisi sekarang akan menemukan gaya baru yang lebih cocok,

Page 55: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

sehingga tiga elemen tadi bisa terekspresikan dalam sebuah sistem yang

konsisten”. Arsitek yang kerap memberi sentuhan personal pada karya

futuristiknya ini salah satu arsitek terpenting abad 20. Spesialisasinya,

memadukan gaya tradisional Jepang dengan nafas modern, yang

diaplikasikan pada banyak bangunan penting di lima benua. Talenta,

energi dan karir cukup panjang dari seorang Kenzo mengantarkannya

menjadi klasik. Dalam menyiapkan desain, Tange senantiasa menggali,

mengangkat, menampilkan bentuk-bentuk peninggalan kuno yang

terlupakan menjadi adikarya yang mempesona.

II.F. Kesimpulan

Dengan melihat dari berbagai latar belakang dan dari potensi-potensi kota

Surakarta yang ada maka Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini mempunyai

potensi untuk dibangun di kota Surakarta. Yaitu sebagai alternatif tempat

untuk mengeksplorasi IPTEK bagi masyarakat kota Surakarta, juga sebagai

wisata edukasi tentang IPTEK yang selama ini belum terdapat di kota ini. Solo

Sci_Tech Exhibition Centre ini dapat sebagai sarana penunjang pendidikan

formal untuk menumbuhkan motivasi belajar pada anak terutama belajar

tentang sains, yang selama ini dianggap menjadi momok bagi siswa.

Dalam marancang Solo Sci_Tech Exhibition Centre, sebagai strategi

desain yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan perancangan

menggunakan pendekatan metafora. Karena arsitektur metafora merupakan

salah satu strategi desain dimana konsep sebuah rancangan didasari dengan

pengibaratan terhadap sesuatu agar tercipta suasana IPTEK yang akan

direncanakan. IPTEK yang identik dengan kemodernan, berimbas pada

pemilihan material-material fabrikasi. Pemakaian langgam arsitektur modern

yang mengarah kepada arsitektur high tech merupakan wujud simbolisasi

dari dunia teknologi dan modernitas.

Page 56: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

BAB III

SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE DENGAN MENERAPKAN KONSEP

ARSITEKTUR METAFORA YANG DIRENCANAKAN

III.A Pengertian

Solo Sci_Tech Exhibition Centre Dengan Penekanan Arsitektur

Metafora adalah pusat pameran sains dan teknologi di Solo sebagai sarana

memperluas pengetahuan tentang sains dan teknologi di Surakarta dengan

menerapkan konsep kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam

bangunan.

III.B Visi, Misi, Peran dan Fungsi

1. Visi

Menumbuhkan minat masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan

pentingnya IPTEK untuk kesejahteraan hidup dan kemajuan bangsa serta

memasyarakatkan atau membudayakan IPTEK kepada masyarakat

khususnya di Surakarta dan sekitarnya.

2. Misi

Mewujudkan sarana yang digunakan untuk menampung dan mendukung

kegiatan pemasyarakatan IPTEK.

3. Peran

Perlunya pengenalan IPTEK sejak dini dikalangan anak-anak, remaja dan

masyarakat pada umumnya, serta belum terdapatnya fasilitas Science

center di Surakarta, maka peran Solo Scie_Tech Exhibition Centre lebih

ditekankan pada:

· Sebagai sarana penunjang pendidikan, pameran, peragaan prinsip-

prinsip ilmu dasar yag menjadi landasan dalam pengembangan

teknologi.

· Sebagai sarana rekreasi

Sedangkan sarana lainnya adalah:

· Sebagai wadah dokumentasi perawatan koleksi karya ilmiah

· Sebagai alternatif informasi perkembangan IPTEK

Page 57: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 52

4. Fungsi

a. sebagai sarana penunjang pendidikan dan pameran

- menampilkan berbagai bentuk peragaan ilmu-ilmu dasar yang

sesuai dengan prinsip-prinsipnya, sehingga mempermudah anak-

anak dan remaja (pelajar) untuk memahaminya, setelah mereka

menyentuh, mencoba dan mengoperasikannya.

- membantu sekolah sebagai sarana pendidikan formal, dalam

menumbuhkan motivasi belajar.

b. sebagai salah satu wadah untuk menyampaikan informasi

perkembangan IPTEK

- sebagai wadah untuk penyampai perkembangan serta penyebaran

tentang karya ilmiah dan produk-produk teknologi sekaligus media

pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa untuk memperoleh

pengetahuan.

- perpustakaan yang memberikan informasi melalui buku-buku,

brosur-brosur yang berhubungan dengan IPTEK

c. sebagai wadah dokumentasi perawatan karya ilmiah

menampung, mempelajari, dan menyeleksi hasil-hasil karya ilmiah

dan produk teknologi, baik yang baru maupun yang sudah cukup

lama, yang berasal dari lembaga ilmiah edukatif lainnya untuk

kemudian ditransformasikan pada masyarakat melalui pameran.

d. sebagai sarana rekreasi

dalam arti Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini selain berfungsi

sebagai media komunikasi, informasi, dan pendidikan juga harus bisa

memberi kesenangan bagi masyarakat agar memberi kesan

masyarakat dapat bersahabat dengan IPTEK.

III.C Status Kelembagaan

Status kelembagaan dari Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah

berada di bawah Universitas Sebelas Maret yaitu sebagai perguruan tinggi

negeri terbesar di wilayah Surakarta dengan bekerjasama dengan LIPI dan

BPPT serta lembaga ilmiah lainnya.

Page 58: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

III.D. KEGIATAN

1. Macam kegiatan

Berdasarkan peran dan fungsinya maka secara garis besar kegiatan utama

dalam Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini dapat dibedakan menjadi:

a. kegiatan utama

§ kegiatan pameran dan pagelaran

§ pengenalan dan pemahaman ilmu dasar

§ pengenalan teknologi

§ pengenalan masa depan

§ pameran dan pengenalan produk-produk ilmuan serta hasil pemenang

lomba karya ilmiah pelajar

§ pameran temporer, diadakan dengan tema-tema khusus

§ penyelenggaraan diskusi, ceramah, dialog

§ kegiatan perpustakaan, penyediaan buku dan brosur-brosur

§ audio visual

b. kegiatan pendukung

1). kegiatan dokumentasi dan perawatan materi

Menristek

Pemkot Surakarta

LIPI UNS BPPT

Solo Scie_Tech Exhibition Centre

BADAN ILMIAH LAINNYA

Gambar 3.1 Status Kelembagaan Solo Scie_Tech Exhibition Centre Sumber: Analisa pribadi

Page 59: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

§ Menyeleksi, meneliti, merawat materi yang dipamerkan

§ Mengadakan kerjasama dengan para ilmuan dalampengadaan materi

pameran

§ Menyiapkan materi pameran

2). kegiatan pengelolaan administrasi

§ Mengadakan pembukuan terhadap surat masuk dan keluar

§ Mengkoordinasi kerja

§ Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan

§ Mengurusi kerumahtanggaan kegiatan

§ Mengurusi masalah keuangan (pendanaan)

3). kegiatan servis

§ Menyediakan fasilitas kantin/kafetaria bagi pengunjung yang ingin

beristirahat

§ Menyediakan cinderamata/souvenir

§ Pemeliharaan, pengamanan, palayanan sistem bangunan dan

perawatan system

2. Tuntutan kegiatan

Untuk mendukung mekanisme kegiatan yang sesuai dengan

karakteristiknya maka perlu diperhatikan tuntutan kegiatan terhadap aspek-

aspek berikut ini:

a. Kenikmatan pandang gerak

Sesuai dengan kegiatan utamanya berupa pameran dan peragaan maka

pandangan pengunjung terhadap objek-objek materi yang harus betul-

betul ditata sesuai dengan persyaratannya.

b. Keamanan

Menyangkut keamanan terhadap materi pamer dari kerusakan, hilang,

terutama untuk materi-materi yang tidak boleh disentuh

Keamanan terhadap pengunjung terutama yang berhubungan dengan

materi peragaan yang dapat disentuh, diperagakan, dimainkan

c. Kenyamanan

§ Physical comfort

Page 60: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

Dengan pengaturan penghawaan, pencahayaan, dan dampak dari

kebisingan yang sesuai dengan persyaratan kegiatan.

§ Spiritual comfort

Berkaitan erat dengan suasana ruang dimana secara umum ruang Solo

Scie_Tech Exhibition Centre mencerminkan filosofinya.

3. Pelaku kegiatan

a. Pengunjung

Ø Identitas

1) ditinjau berdasarkan kebersamaan dalam melakukan kegiatan-

kegiatannya pengunjung, adalah :

§ Perorangan, merupakan individu yang melakukan perjalanan

sendiri.

§ Kelompok, dalam perjalanan rekreasi individu-individu bergabung

dalam hubungan teman, saudara, kelompok-kelompok paket

wisata

§ Keluarga, merupakan kelompok yang terdiri gabungan antara

ayah, ibu, anak dan kerabat keluarganya

2) ditinjau dari segi minat pengunjung dapat dibagi atas kaum pelajar,

mahasiswa dan masyarakat umum

3) ditinjau dari segi minat pengunjung dapat dibagi atas wisatawan asing

dan domestic

4) ditinjau dari segi umur, dibagi atas anak-anak,remaja, dan dewasa

Ø Karakteristik dan motivasi pengunjung berdasar jenjang usia

§ Anak-anak (usia 13 tahun ke bawah)

Mempunyai daya khayal yang cukup tinggi, selalu bergerak aktif,

kreatif, selalu ingin tahu, agak kritis, sehingga menuntut penyajian

yang mudah ditangkap guna dimaksudkan untuk adanya

pengembangan daya khayalnya.

§ Remaja ( usia 14-20 tahun)

Mempunyai subjektifitas tinggi dan didasari kesadaran sudah dapat

menentukan pilihan, bersifat kritis, kesadaran terhadap nilai estetis,

Page 61: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

etis dan religius walaupun belum matang akan cenderung

melakukan kegiatan yang bersifat petualang karena sifatnya yang

kritis, perlu penyaluran bakat, sehingga menuntut penyajian yang

mudah dan dapat dioperasikan atau dimainkan

§ Dewasa (usia 21 ke atas)

Konsekuen terhadap tindakannya, matang dalam bertindak, bersikap

dewasa, jiwanya tenang, lebih cenderung melakukan rekreasi,

bersantai, sambil menikmati apa yang dilihatnya, kadang-kadang

punya tujuan khusus mendatangi tempat ini.

b. Pengelola

Yang dimaksud ke dalam kelompok pengelola Solo Sci_Tech

Exhibition Centre disini adalah orang-orang yang terlibat secara aktif

dalam pengelolaan dan berjalannya aktivitas di dalam Solo Sci_Tech

Exhibition Centre setiap hari.

Dilakukan pembagian staf dalam kelompok pengelola untuk

mengoptimalkan kegiatan pembinaan dalam staf.

1) Manager

Yaitu orang mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan yang

dilakukan di dalam Solo Sci_Tech Exhibition Centre

2) Pengawas

Yaitu orang yang melakukan kegiatan pengawasan di lapangan

terkait dengan aktivitas pengelola.

3) Bagian Operasional

Tugas yang dilakukan adalah bertanggung jawab untuk

mengadakan, menyediakan atau melengkapi, pengolahan,

pemeliharaan sarana dan prasarana Solo Sci_Tech Exhibition

Centre sehingga siap dimanfaatkan oleh pengunjung. Bagian

keamanan bertugas menjaga keamanan pengunjung dalam

menggunakan fasilitas Solo Sci_Tech Exhibition Centre lebih

khusus pada permainan edukatif yang berada di luar ruangan

Page 62: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

4) Bagian Tata Usaha

Tugas yang dilakukan adalah berhubungan dengan pengelolaan

keuangan, administrasi seperti surat menyurat, dan urusan umum

5) Bagian Informasi

Tugas yang dilakukan adalah bertanggung jawab untuk

mengadakan pengembangan materi isi Solo Sci-Tech Exhibition

Centre, membuat konsep pameran, dan pelayanan pengunjung

terhadap perpustakaan

6) Bagian Edukasi

Tugas yang dilakukan adalah bertanggung jawab terkait dengan

penyampaian isi materi Solo Sci_Tech Exhibition Centre kepada

pengunjung, pengarahan dan pendampingan pengunjung dalam

memahami materi Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang

memerlukan penjelaan dan praktik di secara langsung di lapangan.

Pengelola yang langsung berhadapan dengan pengunjung untuk

memberi penjelasan pada setiap anjungan selanjutnya disebut

edukator. Ada empat orang bagian edukasi pada tiap-tiap gedung

yang berasal dari bagian pembinaan yang sekaligus berperan

sebagai edukator.

7) Tenaga Pendukung

Satuan unit kerja yang paling kecil yang biasanya bekerja dalam

kelompok/banyak orang, tergantung dari area besar kecilnya

lingkup pekerjaan. Jenis unit-unit pekerjaan pada Solo Sci_Tech

Exhibition Centre antara lain:

a) Security

b) Cleaning Service

c) Teknisi ME, dll.

III. E. Materi Pameran dan Peragaan

1. Outdoor

a. Science playground

Page 63: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

Science playground berada pada zone rekreasi. User dari science

playground ini adalah kalangan pelajar yang masih anak-anak.

Materi science playground, adalah sebagai berikut:

1) Pipa gossip

Tujuan dari alat peraga ini adalah agar anak mengerti prinsip dari

gelombang bunyi, cepat rambat suara.

2) Jam matahari

Tujuan dari alat peraga ini adalah agar anak mengetahui asal mula

perhitungan waktu, dan anak dapat mengetahui perhitungan waktu

berdasar garis edar perputaran matahari.

Gambar 3.2 Pipa gossip Sumber: Asri Desindo Intiwidya

Gambar 3.3 Jam matahari (sundial) Sumber: Dokumen pribadi

Page 64: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

3) Parabola berbisik

Ada dua bagian yaitu sebagai pemancar dan sebagai penerima. Alat ini

bertujuan agar anak dapat mengetahui proses perambatan suara dan

prinsip kerja dari alat parabola.

4) Piringan cakram warna

Agar anak mengetahui komposisi warna sinar matahari.

5) Katrol Keseimbangan

Alat peraga untuk mengetahui prinsip-prinsip pembebanan.

Gambar 3.4 Parabola berbisik Sumber: Asri Desindo Intiwidya

Gambar 3.6 Katrol kesetimbangan Sumber: Asri Desindo Intiwidya

Gambar 3.5 Piringan cakram warna Sumber: Asri Desindo Intiwidya

Page 65: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

6) Fountain

Fountain ini adalah berupa alat berbentuk pipa logam sebagai tempat

keluarnya semburan air. Dan jika semburan air tersebut ditekan, maka

akan menimbulkan harmonisasi nada-nada yang cukup unik. Fountain

ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas pengunjung dalam hal

harmonisasi nada-nada.

b. Outdoor exhibition

Space terbuka yang terdapat di muka halaman bangunan utama. Space

terbuka ini digunakan jika terdapat event-event tertentu yang bersifat

outdoor.

Exhibition outdoor terletak di area depan kawasan, hal ini bertujuan

sebagai sarana publik ekspose terhadap event-event yang berhubungan

dengan IPTEK. Hal ini bertujuan untuk menarik pengunjung dari luar.

Gambar 3.7 Fountain Sumber: hackedgadgets.com

Gambar 3.8 Jenis-jenis outdoor exhibition Sumber: dokumen pribadi

Page 66: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

2. Indoor

a. Exhibition Area

Exhibition area ini digunakan jika untuk mewadahi aktifitas seperti temu

karya ilmiah, lomba-lomba antar sekolah dan untuk pameran produk-

produk tertentu yang berhubungan dengan IPTEK.

b. Pameran temporer

Berisi pameran-pameran yang bersifat sementara tidak bersifat tetap.

c. Pameran peragaan

1) Basic science

§ Matematika

Beberapa contoh peragaan dalam bidang matematika, adalah:

- Sistem perputaran roda kotak

- Sumur gravitasi

Pengunjung dapat mengetahui prinsip percepatan koin saat

melintas

§ Fisika

Beberapa contoh peragaan dalam bidang fisika, adalah:

- Spectrum warna

Gambar 3.10 Sumur gravitasi Sumber: www.tamanpintar.com

Gambar 3.9 Roda kotak Sumber: www.tamanpintar.com

Page 67: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

Pengunjung menikmati sensasi perubahan warna bayangan dan

percampuran warna oleh cahaya.

- Generator

Pengunjung dapat mengetahui prinsip dari energy gerak menjadi

energy listrik.

- Pendulum

Pengunjung dapat mengetahui gerakan rotasi bumi dalam satu

harinya

Gambar 3.11 Spektrum warna Sumber: Science museum, science and society library picture

Gambar 3.12 Prinsip generator Sumber: Science museum, science and society library

picture

Gambar 3.13 Pendulum Sumber: Science museum, science and society library picture

Page 68: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

- Big Optik

Pengunjung dapat memahami prinsip-prinsip optic.

- Roda bergerigi

Pengunjung dapat memindahkan tiang dengan menggunakan prinsip

pergerakan roda gigi

§ Kimia

Beberapa contoh peragaan dalam bidang kimia, adalah:

- System nuklir

Gambar 3.14 Big optic Sumber: Science museum, science and society library

picture

Gambar 3.15 Roda bergerigi Sumber: Science museum, science and society

library picture

Gambar 3.16 Bagan system nuklir Sumber: dokumen pribadi

Page 69: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

- Bola plasma

§ Biologi

Beberapa contoh peragaan dalam bidang biologi, adalah:

- System peredaran darah

- System persendian tubuh

- System metamorfosis

2) Applied science

Lebih mengarah kepada teknologi aplikatif, seperti bidang konstruksi,

permesinan, teknologi transportasi, dan lain-lain.

Gambar 3.17 Bola plasma Sumber: Science museum, science and society library picture

Gambar 3.18 Sistem peredaran darah, system persendian, system metamorphosis Sumber: dokumen pribadi

Gambar 3.19 Contoh-contoh teknologi aplikatif Sumber: www.tamanpintar.com

Page 70: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 65

3) Future science

- Robotic, microchip, transportasi masa depan

III.E. Pola Kegiatan

1. Kegiatan Pengunjung

2.Kegiatan Pengelola

Datang/ pulang

Pengelola di masing-masing

bidang

Space penerima

Jalan kaki

Kendaraan

Parkir Servis/ pelayanan

Datang/ pulang

Informasi Edukasi Rekreasi

Space penerima

Jalan kaki

Kendaraan

Parkir

Gambar 3.20 Robotic Sumber: www.tamanpintar.com

Page 71: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

Page 72: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

§

Page 73: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

BAB IV

ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN SOLO SCI_TECH

EXHIBITION CENTER

IV. A. Analisa Makro

1. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Peruangan

Tabel 4.1 Pendekatan pelaku kegiatan, jenis kegiatan, dan kebutuhan ruang

No Kelompok kegiatan

Pelaku Jenis kegiatan Kebutuhan ruang

1 Kegiatan Edukatif-rekreatif

- Pengunjung Semua umur

o Pameran dan peragaan - Melihat pameran dan

berinteraksi dengan alat peraga (indoor dan outdoor)

- Relaksasi - Metabolisme

- R. Pamer - Open space - R. Relaksasi - Lavatory

- Pengunjung Anak-anak &Remaja

- Edukator

o Kegiatan edukatif - Menunggu/ duduk-

duduk - Simulasi - Memberi penjelasan - Metabolisme

- R. Relaksasi - Lavatory - R. Relaksasi - R. Science

Club

- Pengunjung semua umur

- Pengelola bagian perpustakaan

o Kegiatan pustaka - Mencari referensi - Akses internet - Pustaka audio visual - Baca dan santai - Melayani perpustakaan - Metabolisme

- R. computer/

catalog - R. internet - R. pustaka

audio visual - Lavatory

- Pengunjung semua umur

o Kegiatan melihat film - Menunggu/ duduk-

duduk - Menonton film

- R. tunggu

- R. bioskop

- Pengunjung semua umur

- Pengelola bagian operasional

o Kegiatan melihat pertunjukkan (demonstrasi sains)

· indoor - Menunggu/ duduk-

duduk - Persiapan - Metabolisme

- R. tunggu/ R.

Relaksasi - R.

pertunjukka

Page 74: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

· outdoor

n - R. operator - Lavatory - Open space

- Pengunjung semua umur

- Pengelola bagian operasional

o Kegiatan Laboratorium (science corner) - Belajar dasar-dasar

sains - Menunggu/ duduk-

duduk - Metabolisme

- Lab. Fisika

- Lab.Kimia

- Lab. Biologi

-

Lab.Matematika

- Lab.

Elektronika

2. Kegiatan

Rekreatif Pengunjung anak-anak

o Bermain - Permainan air - Bermain penstimulus

motorik - Bermain penstimulus

sensorik - Metabolisme

- Playground - Lavatory

3. Kegiatan Pengelolaan

Pengelola - Manager - Pengawas - Kepala

Bagian - Kepala Sub

Bagian

o Kegiatan pengelolaan administrasi - Memimpin dan

mengendalikan jalannya kegiatan

- Menerima pengunjung - Mengelola

administrasi - Melakukan koordinasi - Istirahat - Metabolism

- R. Direktur

dan karyawan

- R. Penerima

tamu - R.

Administrasi - R. Rapat - Pantry - Lavatory

4. Kegiatan service

Security o Kegiatan pelayanan non teknis - Parkir - Menjaga keamanan - Metabolisme

- Area Parkir - R.

Keamanan - Lavatory

Teknisi MEE Cleaning Service

o Kegiatan Pelayanan Teknis - Mengurus listrik

(genset) - Mengurus plumbing - Bristirahat

- R. Listrik

(genset) - R. Plumbing - R. Istirahat

teknisi

Page 75: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

- Membersihkan fasilitas indor &outdor

- Metabolisme

- Seluruh ruangan

- Lavatory

5. Kegiatan Penunjang

- Pengunjung semua umur

- Pengelola bagian operasional

- Menunggu/ duduk-duduk - Membeli tiket - Makan/ minum - Membeli souvenir - Sholat

- Plaza - Cafeteria - Souvenir

shop - Musholla

2. Pendekatan Hubungan pelaku, kegiatan, dan ruang

Pola hubungan yang terjadi antara pelaku kegiatan dan ruang sebagai

berikut

Sumber: Analisis Pribadi

Pergi

Gambar 4.1 Bagan Hubungan kegiatan tenaga pendukung yang direncanakan

Sumber : analisa pribadi

Parkir Datang

Teknisi ME Security Cleaning Service

Membersihkan seluruh area Solo Scie_Tech Exhibition

Center indoor dan outdoor

Mengecek, mengadakan perawatan, serta perbaikan pada mekanikal

elektrikal di lingkungan Solo Scie_Tech Exhibition Center

Mengamankan kompleks Solo Scie_Tech Exhibition Center

demi kelancaran kegiatan yang berlangsung di dalamnya

Absensi

Ambil Kendaraan

Absensi Mushola, pantry, lav.

Kegiatan lain

Page 76: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

Anak-anak Remaja Dewasa

Fasilitas Dewasa

(pekerja&masyarakat) umum)

Fasilitas Remaja

(pelajar)

Fasilitas Anak-anak (pelajar)

Parkir Datang

· Perpustakaan · R. Pertunjukkan · R. Pameran · Demonstrasi Sains

Pergi Ambil Kendaraan

Loket

Penitipan barang

Plaza

Relaksasi

Lavatory Cafeteria

Souvenir shop

Mushola

· Playground Science Club Laboratorium

R. Seminar

Gambar 4.2 Bagan Hubungan kegiatan pengunjung pada Solo Scie_Tech Exhibition Centre yang direncanakan

Sumber : analisa pribadi

Page 77: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

3. Analisa Pendekatan Besaran Ruang

Tujuannya adalah menentukan wadah kegiatan di dalamnya, dengan

dasar pertimbangan :

Kapasitas dan Fasilitas, yang meliputi:

a. Jumlah Ukuran persyaratan

b. Melalui proporsi atas peraturan bangunan dan standart luasan.

c. Anggapan yang menimbulkan asumsi yang berdasarkan pada studi

banding, survey dan pertimbangan bentuk penggunaan.

Ø Aktivitas Dalam Ruang dengan dimensi alat yang digunakan.

Ø Flow gerak, dengan atas dasar tujuan tuntutan dan karakter

kebutuhan untuk kelancaran kegiatan dengan mempertimbangkan

effisiensi dan efektivitas.

Sedangkan dasar perhitungan adalah dengan menggunakan :

Manager Bag Informasi Bag Operasional Pengawas

Datang

Parkir

Pergi Ambil Kendaraan

Rapat

Menerima tamu

Kegiatan lain

Pantry

Absensi

Bag Tata Usaha Bag Edukasi Bag Rekreasi

Absensi

Lavatory

Mushola

Gambar 4.3 Bagan Hubungan kegiatan Pengelola yang direncanakan

Sumber : analisa pribadi

Page 78: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

1. Standart-standart yang digunakan, berupa antara lain:

· Time Saver Standart for Building Type 2, Zelnik dkk

· Architect’s Data, Ernst Neufert, John Wiley and Sons, New York

(DA).

· Edward White-concept source book, Julius Panero & Marthin Zelnik

2.Studi Banding dan asumsi.

4. Analisa Perhitungan Besaran Ruang

Dasar perhitungan besaran ruang

a. Perhitungan standar (studi literatur)

Perhitungan yang didapat dari studi literatur yang berhubungan

dengan permasalahan yang ada.

b. Perhitungan khusus

Dengan pertimbangan :

· Kapasitas ruang

· Kebutuhan perabot

· Modul ruang

· Ruang-ruang yang dapat memunculkan kreativitas (secara psikologis)

· Juga, mempertimbangkan kebutuhan ruang gerak pengunjung dan

peralatan yang dipakai.

Tabel 4.2 Studi Ruang Pameran

Koleksi : kecil

Isi Benda : 8-10 buah

Luas Bidang : 0,9 x 1,2 m

Pengamatan : satu sisi vertikal

Sifat pengamatan : 0 - 30 teliti

30 – 90 normal

Luas ruang pengamat : 0,9 x 1,2 = 1,08

m2

Page 79: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

Koleksi : kecil

Isi Benda : 6 buah

Luas Bidang : 0,6 x 1,2 m

Pengamatan : horizontal/ miring &

hanya 1sisi

Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti

60 – 120 normal

Luas ruang pengamat : 1,2 x 1,2 = 2,4

m2

Koleksi : sedang

Isi Benda : 2-4 buah

Luas Bidang : 0,9 x 1,2 m

Pengamatan : satu sisi vertikal

Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti

60 – 120 normal

Luas ruang pengamat 1,2 x 1,2 = 2,4

m2

Koleksi : sedang

Isi Benda : 2-4 buah

Luas Bidang : 0,6 x 1,2 m

Pengamatan : horisontal/ miring &hanya

1 ssis

Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti

60 – 90 normal

Luas ruang pengamat : 1,5 x 1,2 = 1,80

m2

Koleksi : sedang

Pengamatan : segala sisi

Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti

60 – 120 normal

Luas ruang pengamat : 2,4 x 2,4 = 5,76

m2

Page 80: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 73

Koleksi : sedang

Pengamatan : 4 arah

Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti

60 – 120 normal

Luas ruang pengamat : 2,4 x 2,8 = 6,7

m2

Asumsi jumlah orang yang datang ke Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini adalah

didasarkan pada hasil survey ke Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

di Jakarta. Yang mana PPIPTEK tersebut mempunyai target pengunjung

sebanyak 1000 orang perhari. Namun pada kenyataannya, jumlah pengunjung

yang datang perharinya kurang dari jumlah tersebut, sehingga atas

pertimbangan luas bangunan yang lebih kecil, maka jumlah pemakai Solo

Scie_Tech Exhibition Centre diasumsikan 500 orang perhari.

Tabel 4.3 Analisa perhitungan Luas

Macam Ruang Perhitungan besaran ruang Hasil besaran ruang

1 2 3 KEGIATAN EDUKATIF- REKREATIF

Gedung Utama Lobby Kapasitas diasumsikan dari jumlah pengunjung per hari

= 500 org Circulation zone = @1, 2 m2 = 500 org x 1,2 = 600 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

±600 m2

R. Pameran Indoor

Ruang Pamer Tetap

- Area pamer ilmu pengetahuan dasar

- Area pamer ilmu pengetahuan terapan bidang

Peraga bidang ilmu dasar (Matematika, Fisika, Biologi, Kimia) Peraga alat transportasi darat, laut, udara, luar angkasa

±1250 m2

±1250 m2

Sumber : analisa pribadi

Page 81: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 74

transportasi - Area pamer ilmu

pengetahuan terapan bidang rumah tangga

- Area pamer ilmu pengetahuan masa depan Ruang Pamer Khusus Peraga bidang IPTEK mutakhir(pameran temporer) Exhibition area Outdoor

Peraga bidang energi, elektronika, informatika, telekomunikasi Peraga bidang kedokteran, robotika, antariksa Sumber: Studi Banding Sumber: asumsi Open space Sumber: Asumsi

±1250 m2

±1250 m2

±1250 m2

±1250 m2 ±500 m2

R. Relaksasi Kapasitas diasumsikan 20% dari jumlah pengunjung per hari

= 500 0rg x 20% = 100 org Luas area duduk = @(91,5 x 61) cm = 5581,5 cm2 = 0,56 m2 100 x 0, 56 m2 = 56 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

±56 m2

R. Laboratorium (science corner) - Laboratorium

Fisika - Laboratorium Kimia - Laboratorium

Matematika - Laboratorium

Biologi - Laboratorium

Elektronika - Laboratorium

Komputer

Asumsi kapasitas 90 orang setiap laboratorium (rombongan) Circulation zone = @1,2 m2 = 90 org x 1,2 = 108 m2 = 108 m2 x 6= 648 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979 Gudang = 15 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = 648 m2 + 15 m2

±663 m2

Perpustakaan Kapasitas perpustakaan diasumsikan 50% dari jumlah pengunjung per hari = 500 x 50% = 250 org a.Ruang Buku

Standar untuk kapasitas <2.499 org Luas area untuk rak buku = 93 m2

b.Ruang baca Standar untuk kapasitas < 2.499 org Luas area yang dibutuhkan = 37,2 m2

c. Ruang pelayanan Standar untuk kapasitas < 2.499 org Luas area yang dibutuhkan 27,9 m2

Page 82: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 75

d.Ruang internet Luas area yang dibutuhkan = @90 cm x 120 cm = 1,1 m2 Luas area untuk 10 org = 10 x 1,1 m2 = 11 m2

Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara, 1973 Gudang = 15 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = (93 m2 + 37,2 m2 + 27,9 m2 + 11 m2) + 15 m2 = 184, 1 m2

Dengan perhitungan, adanya user dari pihak luar sehingga luasan ditambah menjadi 384 m2

±384 m2

Ruang Bioskop Asumsi ±396 m2 Ruang Seminar Asumsi ±596 m2 Kantor Pengelola Jumlah pengelola 4 org dengan perhitungan sudah mencakup

dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone. Luas area untuk 1 org = (111,8 + 137,2)cm x 118,8 cm = 249 x 118,8 = 29.581,2 cm2 = 2,96 m2 Luas area untuk 70 org = 2,96 x 70 = 207,2 m2 Sumber: Marthin Zelnik dkk, 1979

±207,2 m2

Lavatory Asumsi kapasitas 5 org laki-laki dan 10 perempuan Toilet laki-laki = @Luas urinal + sirkulasi + lavatory = 314,2 cm x 81,3 cm = 25.544,46 cm2 = 2,55 m2 Luas toilet laki-laki = 2,55 m2 x 5 = 12,75 m2 Toilet perempuan = @luas WC + sirkulasi + lavatory = 370,1 cm x 106,7 cm = 39.489,67 cm2 = 3,95 m2 Luas toilet perempuan = 3,95 m2 x 5 = 19,75 m2 Luas total toilet laki-laki dan perempuan = 12,75 + 19,75 = 32,5 m2

Lavatory ditempatkan pada tiap lantai, diperkirakan terdapat 7 titik penempatan lavatory. = 32,5 m2x 7

±256 m2

Page 83: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 76

Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

Total Luas+sirkulasi 15% Indoor 10562,2 + 1584,33 = 12146,53 Outdoor 500 + 225 = 725

±12146,53

m2

±725 m2 KELOMPOK KEGIATAN REKREATIF

1 2 3 Science Playground Asumsi = 2.000 m2

2000 m2

KELOMPOK KEGIATAN PELAYANAN/ SERVICE 1 2 3

Parkir pengunjung Asumsi pengunjung selama satu hari = 500 org 60% naik kendaraan = 300 org à 40% naik roda 4 = 300 x 0,4 = 120 buah Tiap mobil 3 orang 120:3=40 mobil à 60% naik roda 2 = 300 x 0,6 = 180 buah 30% naik bus = 150 org Kapasitas bus 40 org = 150:40 = 3,75~4buah 10% jalan kaki Standar @bus dengan < 45 untuk posisi parkir = 20,13 x 5,49 = 110,5 m2 Luas keseluruhan = 110,5 x 4 = 442 m2 Standar @mobil dengan <450 = 45,58 m2 Luas area keseluruhan = 45,58 x 40 = 1823,2 m2 Standar @motor = 2 m2 Sirkulasi 20% = (2 m2 x 180) + (2 m2x 180x 20%) = 360 + 72 = 432 m2 Luas area parkir pengunjung keseluruhan = 442 m2 + 1823,2 m2 + 432 m2 = 6343,6 m2 Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara and John Callender, 1973

±2755,2 m2

Parkir pengelola Jumlah pengelola 70 org Asumsi 90% menggunakan motor = 63 org Luas area @motor = 2 m2 Sirkulasi 20% = (2 m2 x 63) + (2 m2 x 63 x 20%)

Page 84: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 77

= 126+ 25,2 = 151,2 m2 10% menggunakan mobil = 7 org Luas area @mobil dengan <450 = 45,58 m2 Luas area parkir mobil = 45,58 x 7 = 319,06 m2 Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara, 1973

±319,06 m2

R. Satpam Asumsi jumlah pengelola 2 org/ tempat, diperhitungkan ada 2 tempat. Perhitungan sudah mencakup dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone Luas area untuk 1 org = (96,5 + 45,7 + 76,2) x 152,4 = 33.284,16 cm2 = 3,33 m2

Luas untuk 2 org = 3,33 x 2 = 6,66 m2 Luas untuk 2 tempat = 2 x 6,66 = 13,32 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

±13,32 m2

R. Pantry Asumsi kapasitas untuk 20 org pegawai Luas area duduk = @(91,5 x 61) cm = 5581,5 cm2 = 0,56 m2 Luas keseluruhan = 20 x 0,56 = 11,2 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

±11,2 m2

R. MEE Asumsi kapasitas 2 org dengan luas standard 6 m2 Luas area = 6 m2x 2 =12 m2 Sumber: Asumsi & data arsitek

±12 m2

R. Generator house Asumsi kapasitas 100 kVA, luas standard 27 m2/mesin Dibutuhkan 2 ruang = 27 m2 x 2 = 54 m2

Sumber: Asumsi & data arsitek

±54 m2

R. Cooling tower o R. Cooling tower Asumsi 3 cooling tower Luas standard = 40 m2 = 40 m2 x 3bh = 120 m2

Sumber: Asumsi & data arsitek o R. Chiller Asumsi 3 chiller, luas standard = 12 m2 Dibutuhkan 3 ruang Chiller

±299 m2

Page 85: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

= 12 m2 x 3 = 36 m2

Sumber: Asumsi & data arsitek o R. AHU Asumsi kapasitas 2% layanan Luas standard = 14,3 Terdapat 10 buah= 10 x 14,3 = 143 Luas total = 120 + 36 + 143 = 299

R. Reservoir Asumsi kapasitas 1 tangki 17,7 m3

Luas standard = 12 m2 Luas area untuk 4 ruang = 12 m2 x 4 = 48 m2

Sumber: Asumsi & data arsitek

±48 m2

R. Computer Maintenance

Asumsi kapasitas jumlah pengelola 2 org Luas standard = 47 m2 Sumber: Asumsi & Data arsitek

±47 m2

R. Audio visual maintenance

Asumsi kapasitas jumlah pengelola 2 org Luas standard = 47 m2 Sumber: Asumsi & Data arsitek

± 47 m2

Total Luas+sirkulasi 15% Outdoor = 3074,26+ 461,139 = 3535,399

Indoor = 531,52 + 79,73 = 611,25

±3535,399

m2

±611,25 m2

KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG

1 2 3 Plaza Kapasitas diasumsikan 50% dari jumlah pengunjung per hari

= 500 x 50% = 250 org Circulation zone @ 1,2 m2 = 250 x@1,2 = 300 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

±300 m2

Page 86: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 79

R. Loket

Jumlah pengelola 2 org dengan perhitungan sudah mencakup dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone = 233,6 cm x 152,4 cm = 35.600 cm2 = 3,56 m2 Area antri Kapasitas diasumsikan 25% dari jumlah pengunjung per hari = 500 x 25% = 125 org Area untuk 1 org antri beserta dengan sirkulasinya memiliki radius 0,61 m sehingga luas area untuk 1 org = 3,14 x 0,61 x 0,61 = 1,2 m2 Luas untuk 69 org = 125 x 1,2 = 150 m2 Sumber: Marthin Zelnik dkk, 1979

±150 m2

Cafetaria Asumsi kapasitas 30% dari pengunung per hari = 150 org à Tempat duduk pengunjung 60% berisi tempat duduk untuk 2 org = (150 x 0,6):2 = 45 unit Luas area tempat duduk keseluruhan (perabot dan sirkulasi) = 45 x (345,4 cm x 167,6 cm) = 259,27 m2 40% berisi tempat duduk untuk 50 org = (150x 0,4):5 = 12 unit Luas area tempat duduk keseluruhan (perabot dengan meja bundar an sirkulasi) = 12x ( 314 x 259 x 259)cm = 252,76 m2 à Dapur = 243,8 x 284,5 = 6,94 m2

à Ruang counter penjualan = 3 x 1,8 = 5,4 m2 Luas total= tempat duduk pengunjung + dapur + counter penjualan = (259,27 +252,76) + 6,94 + 5,4 = 524,86 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

±524,86 m2

Souvenir shop Asumsi kapasitas 25% dari jumlah pengunjung per hari = 125 org Luas counter penjualam = 213,4 cm x 600 cm = 12,8 m2 Sirkulasi = 125 x 0,66 = 82,5 m2

Page 87: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 80

Total luas souvenir shop 12,8 m2 + 82,5 m2 = 95,3 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979

±95,3 m2

Musholla Asumsi kapasitas 30% dari jumlah pengunjung per hari = 150 org = 150 x@ 0,96 m2 = 144 m2 Sumber: Asumsi & Data Arsitek, 2002 o Gudang = 3 x 3 = 9 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = 144 m2+ 9 m2 = 153 m2

±153 m2

Total Luas+ sirkulasi 20% Indoor = 773,16 + 154,632 = 927,792 Outdoor =300 + 60 = 360

±927,792m

2

±360 m2

Besar ruang

Dari perhitungan masing-masing fungsi bangunan di atas maka

dapat diketahui luas lahan yang dibutuhkan untuk kemudian direncanakan

pada Solo Sci_Tech Exhibition Centre.

Berdasarkan analisa besaran ruang yang telah dihitung maka di

dapat total luas ruangan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Besaran Ruang

Kelompok

Kegiatan

Besar Ruang

(Indoor)

Besar Ruang

(Outdoor)

Edukatif

Rekreatif

Pelayanan

Penunjang

12146,5 m2

-

611,25 m2

927,792 m2

725 m2

2000 m2

3535,399 m2

360 m2

Jumlah ±13685,542 m2 ±6620,399 m2

Banyaknya lantai yang direncanakan adalah 5 lantai pada

bangunan utama (kelompok kegiatan edukasi)

= 12146,5 m2 : 5

= 2436,625 m2 (luas lantai dasar bangunan utama)

Sumber : analisa pribadi

Sumber : analisa pribadi

Page 88: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 81

Perkiraan luasan pada lantai 1 adalah 2436,625 m2+611,25 m2+927,792

m2

=4575,667 m2

BC = 50%

Sehingga, luas minimal lahan yang dibutuhkan adalah (100/50 x

4575,667) + 6620,399 =

Luas yang dibutuhkan adalah 9151,334+6620,399= 15771,733 m2

= ± 1,6 ha

5. Analisa Pola Hubungan Ruang

· Kegiatan Edukatif

A

B

C

D

E

Kegiatan Edukatif

Kegiatan Rekreatif

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan Service Kegiatan Penunjang

A B

C D E

a b

cde fg

h

ij kl

Lobby

Exhibition Area

R. Basic science

R. Laboratorium (science corner)

R. Pameran Temporer

R. Seminar

R. Applied scienceR. Future science

R. Audio VisualR. Perpustakaan

R. Servis Lavatory

m Pengelola

Page 89: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

· Kegiatan Service

a

b

c

de fg

hij

k l

m

Parkir pengunjung

Parkir pengelolaR. Satpam

R. Alat Pemadam Kebakaran

R. Istirahat Building MaintenanceR. Cleaning Service

R. MEE R. Generator HouseR. Cooling TowerR. Reservoir

R. Sewage TreatmentR. Komputer

Page 90: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

· Kegiatan Penunjang

6. Analisa Lokasi dan Site

a. Kriteria pemilihan lokasi

Tujuannya :agar lokasi yang didapat mampu mendukung keberadaan

bangunan Solo Scie_Tech Exhibition Centre Lokasi berada

di kotamadya Surakarta.

Adapun kriteria lokasi yang dibutuhkan oleh bangunan Solo Scie_Tech

Exhibition Centre adalah sebagai berikut:

1) Ditinjau dari tata guna lahan, lokasi Solo Scie_Tech Exhibition

Center tersebut pada zone fasilitas pariwisata dan pendidikan.

2) Adanya lahan yang relatif luas sesuai dengan kebutuhan yang

direncanakan.

3) Dekat dengan daerah pemukiman penduduk dan daerah pendidikan.

4) Akses pencapaian mudah atau lokasinya strategis.

5) Ditinjau dari segi wilayah, dapat mendukung pertumbuhan dan

perkembangan wilayah sekitarnya.

6) Tersedianya jaringan utilitas kota.

b. Alternatif lokasi

Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini mempunyai visi untuk

menumbuhkan minat masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan

pentingnya IPTEK untuk kesejahteraan hidup dan kemajuan bangsa serta

Ket :

: Tidak ada hubungan : Hubungan sedang

: Hubungan Erat

ab cd

Science playgroundCafetariaSouvenir Shop Mushola

a

c d

b

Page 91: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 84

memasyarakatkan atau membudayakan IPTEK kepada masyarakat

khususnya di Surakarta dan sekitarnya. Terutama untuk masyarakat

generasi muda yaitu kalangan pelajar. Dari beberapa SWP yang memiliki

potensi untuk pendidikan dan pariwisata, ada tiga alternatif wilayah yang

sesuai dengan peruntukkan Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini.

Berdasarkan survey, terpilih 3 alternatif wilayah yang mempunyai

penilaian tertinggi untuk lokasi Solo Scie_Tech Exhibition Centre, yaitu :

§ Alternatif 1 : Wilayah Jl Adi Sucipto bagian barat (SWP VI)

§ Alternatif 2 : Wilayah daerah Sumber Jl. Letjen Suprapto (SWP VII)

§ Alternatif 3 : Wilayah daerah Jebres Jl. Ki Hajar Dewantara (SWP VIII)

Gambar 4.4 Alternatif pemilihan wilayah Sumber : Analisa Pribadi

Page 92: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 85

Alternative 1

Alternative 2

Alternative 3

Gambar 4.5 Alternatif Pemilihan wilayah 1 Sumber : Analisa Pribadi

Gambar 4.7 Alternatif Pemilihan wilayah 3 Sumber : Analisa Pribadi

Gambar 4.6 Alternatif Pemilihan wilayah 2 Sumber : Analisa Pribadi

Page 93: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

Kriteria Pemilihan Alternatif Lokasi

7. Analisa Penentuan Lokasi Site

Analisa pendekatan penentuan lokasi site ini bertujuan untuk

mendapatkan kriteria-kriteria dalam penilaian sesuai kaidah arsitektural

yang sesuai dengan tempat dan kedudukan sebuah bangunan Solo

Scie_Tech Exhibition Centre.

a. Dasar Pertimbangan

Pemilihan lokasi ini menggunakan dasar pertimbangan:

Tata guna lahan yang diperuntukan bagi pengembangan pendidikan

dan pariwisata

Luasan site memenuhi/mencukupi untuk menampung kegiatan yang

mewadahi dengan pengembangannya.

KRITERIA ALT. 1 ALT. 2 ALT. 3

Untuk daerah pendidikan dan pariwisata 2 1 3

Ada lahan yang relatif luas sesuai dengan kebutuhan 2 1 3

Dekat dengan daerah pemukiman penduduk dan pendidikan

2 2 3

Akses pencapaian mudah dan lokasinya strategis 2 1 2

Kelengkapan sarana utilitas 2 2 2

Dekat dengan sarana penunjang 2 2 3

Jumlah 12 9 16

Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa, maka lokasi terpilih untuk perancangan Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah alternatif III yaitu kawasan Jebres.

Ket: Skala penilaian 1-3 1= kurang 2= tinggi 3= sangat tinggi

Tabel 4.5 Kriteria pemilihan alternatif site Sumber : Analisa Pribadi

Page 94: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 87

Kemudahan berhubungan dengan kegiatan pendidikan.

Berada pada lokasi yang strategis, tidak tersembunyi.

Aksesibilitas yang tinggi

Utilitas dan jaringan infrastruktur yang lengkap

Peraturan perencanaan bangunan yang diberlakukan di kota

Surakarta.

Tapak alternatif pada sudut atau tepi jalan mempunyai nilai lebih di

tengah tapak bangunan yang lain.

Dilewatinya lokasi tapak oleh angkutan umum / angkutan perkotaan.

b. Alternatif Pemilihan Site

Alternatif pemilihan site didasarkan pada kedekatan dengan icon kota

Solo, yaitu Teknopark, Taman Budaya Jawa Tengah, dan Satwa Taru

Jurug.

§ Alternatif 1 : Jl. Ki Hajar Dewantara

§ Alternatif 2 : Jl. Ir. Sutami

§ Alternatif 3 : dekat dengan Satwa Taru Jurug

1

3

2

Gambar 4.8 Alternatif pemilihan site Sumber : Analisa pribadi

Page 95: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 88

Kriteria Penentuan Site

§ Alternatif 1 : jl. Ki Hajar Dewantara

§ Alternatif 2 : jl. Sutami

§ Alternatif 3 : dekat dengan Satwa Taru Jurug

- Merupakan kawasan potensial untuk pendidikan

dan pariwisata

- Akses ke site mudah karena dilalui kendaraan

umum

- Berada di dekat Solo Technopark

- Perkembangan sekitar site cukup pesat

- Dekat dengan sarana dan prasarana

pendukung.

- Relatif berkontur

Luasan site mencukupi

- Merupakan kawasan potensial untuk

pendidikan

- Akses ke site mudah karena dilalui

kendaraan umum

- Berada di dekat Taman Budaya Jawa

Tengah

- Dekat dengan pemukiman penduduk

- Luasan site mencukupi

- Merupakan kawasan potensial untuk

pariwisata

- Site berada di dekat Satwa Taru

Jurug

- Memiliki jalan akses utama yang

cukup lebar dan dilalui jalur

angkutan umum

- Luasan site mencukupi

- Relatif berkontur

Gambar 4.9 Alternatif pemilihan site 1 Sumber : Analisa pribadi

Gambar 4.10 Alternatif pemilihan site 2 Sumber : Analisa pribadi

Gambar 4.11 Alternatif pemilihan site 3 Sumber : Analisa pribadi

Page 96: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 89

Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa kualitas yang ada, maka

tapak terpilih untuk perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah

alternatif I, yaitu Jl. Ki Hajar Dewantara.

Situasi Site

Keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center ini ditunjang dengan

adanya jaringan transportasi yang merupakan jalan Ki Hajar Dewantara,

sebagai sarana pencapaian ke dalam site. Jalan Ki Hajar Dewantara yang

menjadi akses utama ke dalam site ini memiliki lebar ± 8 m dan memiliki 2

arah yaitu dari dalam dan luar kota. Site ini terletak di kawasan pendidikan

yaitu kampus UNS dan ISI. Serta di lokasi ini terdapat Solo Teknopark,

dimana STP ini bisa disebut sebagai icon teknologi bagi Kota Surakarta,

sehingga hal ini sangat mendukung keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition

NO KRITERIA ALTERNATIF

1 2 3

1 Sesuai dengan peruntukan lahan yang terdapat dalam RUTRK kota Surakarta

3 2 3

2 Kemudahan akses menuju site dari & ke luar kota

3 2 2

3 Lokasi strategis 3 3 2

4 Terdapat sarana prasarana yang menunjang 3 1 2

5 Mempunyai orientasi dan view yang baik 2 1 1

6 Utilitas dan jaringan infrastruktur yang

lengkap 3 3 3

Jumlah 17 12 13

Ket: Skala penilaian 1-3

1= kurang 2= tinggi 3= sangat tinggi

Tabel 4.6 Kriteria penentuan site

Sumber : Analisa Pribadi

Page 97: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 90

Centre. Yaitu sebagai fasilitas untuk transfer ilmu tentang dunia sains dan

teknologi melalui media peragaan-peragaan sains dan pameran teknologi.

SITE TERPILIH

BATAS-BATAS SITE TERPILIH

Ø Sebelah utara : Kawasan Solo Techno Park

Ø Sebelah timur : Kawasan Solo Techno Park

Ø Sebelah Selatan : Jl Ki Hajar Dewantoro, di seberang jalan Kawasan

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Ø Sebelah Barat : Perkebunan, PDAM Pedaringan

Gambar 4.12 Situasi site terpilih Sumber : Analisa pribadi

Page 98: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 91

Peraturan bangunan:

Merupakan daerah yang tidak potensial untuk bangunan bertingkat banyak

SOLO TEKNO PARK

PERGUDANGAN

SITE

ISI UNS

Kawasan Pergudangan

Solo Tekno Park

Kawasan Pergudangan

Jl. Ki Hajar Dewantara

SITE

Gambar 4.13 Situasi Site Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 4.14 keadaan kontur site Sumber: Analisa pribadi

Page 99: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 92

8. Analisa Pencapaian Site

Tujuannya adalah untuk mendapatkan ME dan SE. Factor yang menjadi

dasar pertimbangan yaitu:

Ø Sirkulasi lalu lintas, keberadaan ME dan SE tidak menyebabkan

kemacetan.

Ø Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas

Ø Kemudahan pencapaian dari jalan utama.

Analisa

ME :

Ø Menghadap jalan, untuk memudahkan sirkulasi kendaraan keluar masuk

site

Ø Mudah dikenali pengunjung sebagai entrance Solo Scie_Tech Exhibition

Centre

Site ini mempunyai kontur yang landai, perbedaan tiap garis konturnya

adalah 1 m.

Gambar 4.15 Potongan kawasan site Sumber: Dokumen pribadi

Page 100: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 93

Ø Mampu mengarahkan pengunjung ke dalam site

Ø Mudah untuk dicapai

SE :

Ø Letak yang cukup tersembunyi dari arah datangnya pengunjung

Ø Kelancaran sirkulasi harus tetap terpenuhi (tidak menyebabkan

kemacetan )

Solo Sci_Tech Exhibition Centre merupakan fasilitas publik sehingga

pemilihan site harus aksesible, yaitu yang dapat dan mudah dijangkau oleh

angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

Berdasar peta jaringan diatas, letak site yang berada di jalur jalan Ki

Hajar Dewantara sudah cukup aksesible karena berada di jalur jalan arteri

sekunder yaitu jalan Ki Hajar Dewantara dan ditunjang dengan adanya

jaringan transportasi yang memadai. Karena berdekatan dengan stasiun

dan terminal.

Jl Ki Hajar

Jl Ir. Sutami

Jl Slamet

SITE

Keberadaan user yang rata-rata di wilayah Solo bagian tengah dan barat

Gambar 4.16 Peta Jaringan Jalan Sumber:Bapeda kota Surakarta

Page 101: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 94

Berdasarkan analisa di atas, maka diperoleh pencapaian ke dalam site

adalah sebagai berikut.

Karena akses ke dalam site hanya terletak pada jalur jalan Ki Hajar

Dewantara saja, dan tidak dimungkinkan untuk akses yang lain sehingga

pemisahan SE terletak pada zona dalam kawasan site.

ME terletak di sisi

ini karena

langsung

terhubung dengan

Jl. Ki Hajar

Dewantara sebagai

jalan arteri

sekunder yang

dilalui kendaraaan

besar dan mudah

dikenali oleh

pengunjung yang

berkendaraan

pribadi

site

Pencapaian terbesar terletak

pada jalur sebelah barat, hal ini

dikarenakan arah kendaraan

dari terminal dan stasiun.

ME

SOLO TEKNO PARK EXIT

PERGUDANGAN

Gambar 4.17 Analisa pencapaian Sumber: Analisa pribadi

Gambar 4.18 Hasil analisa pencapaian Sumber: Analisa pribadi

Page 102: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 137

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SCI_TECH

EXHIBITION CENTRE

V. A. Konsep Makro

1. Konsep Peruangan

Ruang-ruang di dalam Solo Scie_Tech Exhibition Centre dikelompokkan

sesuai dengan kegiatan yang terjadi di dalamnya, yang terbagi atas:

a. Kegiatan edukatif

b. Kegiatan rekreatif

c. Kegiatan pengelolaan

d. Kegiatan service

e. Kegiatan penunjang

Matrik hubungan ruang

Tabel 5.1 Konsep Besaran Ruang

Macam Ruang Hasil besaran

ruang

1 2

Lobby ±600 m2

R. Pameran

Ruang Pamer Tetap

Indoor

- Area pamer ilmu pengetahuan dasar - Area pamer ilmu pengetahuan terapan

bidang transportasi - Area pamer ilmu pengetahuan terapan

bidang rumah tangga - Area pamer ilmu pengetahuan masa depan

Ruang Pamer Khusus - Peraga bidang IPTEK mutakhir

±1250 m2 ±1250 m2

±1250 m2

±1250 m2

±1250 m2

A

B C

D E

Kegiatan Edukatif

Kegiatan Rekreatif

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan Service

Kegiatan Penunjang

A B

C D E

Page 104: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 138

- Exhibition area Outdoor

±1250 m2

±500 m2

R. Relaksasi ±56 m2

R. Laboratorium

- Laboratorium Fisika - Laboratorium Kimia - Laboratorium Matematika - Laboratorium Biologi - Laboratorium Elektronika - Laboratorium Komputer

±663 m2

Perpustakaan ±384 m2

Ruang Bioskop ±896 m2

Kantor Pengelola ±207,2 m2

Lavatory ±256 m2

R. Seminar ±384 m2

Indoor

Outdoor

±12146,5m2

±725 m2

1 2

Playground ±2000 m2

1 2

Parkir pengunjung ±2755 m2

R. Satpam ±13,32 m2

R. Pantry ±11,2 m2

R. MEE ±12 m2

R. Generator house ±54 m2

R. Cooling tower ±299 m2

R. Reservoir ±48 m2

R. Computer Maintenance ±47 m2

R. Audio visual maintenance ± 47 m2

Outdoor

Indoor

±3535,399 m2

±611,25 m2

1 2

Plaza ±300 m2

R. Loket ±150 m2

Page 105: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 139

R. Penitipan barang ±6,66 m2

Cafetaria ±524,86 m2

Souvenir shop ±95,3 m2

Musholla ±153 m2

Indoor

outdoor

±927,792m2

±360 m2

Kesimpulan luasan

2. Konsep Pemilihan Site

Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa, maka lokasi terpilih untuk

perancangan Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah wilayah Jl. Ki Hajar

Dewantara

Kelompok

Kegiatan

Besar Ruang

(Indoor)

Besar Ruang

(Outdoor)

Edukatif

Rekreatif

Pelayanan

Penunjang

12146,5m2

-

611,25 m2

927,792 m2

725 m2

2000 m2

8067,71 m2

360 m2

Jumlah ±13685,542 m2 ±6620,399 m2

Tabel 5.2 Hasil besaran ruang per kelompok kegiatan

Gambar 5.1 Hasil Pemilihan Site

Sumber: Analisa pribadi

Page 106: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 140

Keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center ini ditunjang dengan adanya

jaringan transportasi yang merupakan jalan Ki Hajar Dewantara, sebagai

sarana pencapaian ke dalam site. Jalan Ki Hajar Dewantara yang menjadi

akses utama ke dalam site ini memiliki lebar ± 7 m dan memiliki 2 arah yaitu

dari dalam dan luar kota. Site ini terletak di kawasan pendidikan yaitu

kampus UNS dan ISI. Serta di lokasi ini terdapat Solo Teknopark, dimana

STP ini bisa disebut sebagai icon teknologi bagi Kota Surakarta, sehingga hal

ini sangat mendukung keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center. Yaitu

sebagai fasilitas untuk transfer ilmu tentang dunia sains dan teknologi

melalui media peragaan-peragaan sains dan pameran teknologi.

Gambar 5.2 Situasi Site

Sumber: Analisa pribadi

Page 107: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 141

3. Konsep Pencapaian Site

Letak site yang berada di jalur jalan Ki Hajar Dewantara sudah cukup

aksesible karena berada di jalur jalan arteri sekunder yaitu jalan Ki Hajar

Dewantara dan ditunjang dengan adanya jaringan transportasi yang

memadai. Karena berdekatan dengan stasiun dan terminal.

Berdasarkan analisa di atas, maka diperoleh pencapaian ke dalam site

adalah sebagai berikut.

ME terletak di sisi

ini karena

langsung

terhubung dengan

Jl. Ki Hajar

Dewantara sebagai

jalan arteri

sekunder yang

dilalui kendaraaan

besar dan mudah

dikenali oleh

pengunjung yang

berkendaraan

pribadi

site

Pencapaian terbesar terletak

pada jalur sebelah barat, hal ini

dikarenakan arah kendaraan

dari terminal dan stasiun.

ME

SOLO TEKNO

PARK

EXIT

PERGUDANGAN

Gambar 5.3 Pencapaian Site

Sumber: Analisa pribadi

Gambar 5.4 Perletakkan ME

Sumber: Analisa pribadi

Page 108: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 142

Karena akses ke dalam site hanya terletak pada jalur jalan Ki Hajar

Dewantara saja, dan tidak dimungkinkan untuk akses yang lain sehingga

pemisahan SE terletak pada zona dalam kawasan site.

4. Konsep View dan Orientasi bangunan

View to site

Daerah ini mempunyai view ke dalam yang bagus

karena jalan tersebut merupakan jalan arteri

sekunder, dimana jalan dilalui kendaraan yang

cukup padat sehingga view akan sangat

diperhatikan oleh pengguna jalan

U

Dari arah ini, view ke dalam tidak

perlu diperhatikan karena hanya dilalui

oleh pengguna jalan dari pergudangan

Dari arah ini juga tidak

begitu banyak pengguna

jalan, sehingga view ke

dalam site kurang perlu

diperhatikan

SITE

ISI UNS

Kawasan

Pergudangan

Solo Tekno Park

Kawasan

Pergudangan

Jl. Ki Hajar Dewantara

SITE

U

Gambar 5.5 Konsep View to site

Sumber: Analisa pribadi

Page 109: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 143

View from site

Berdasarkan analisa di atas maka orientasi utama bangunan Solo Sci_Tech

Exhibition Centre menghadap Jalan Ki Hajar Dewantara. Orientasi

bangunan yang menghadap ke arah ini akan mampu menarik pengunjung.

Site Solo Scie_Tech Exhibition Centre berada di sekitar lingkungan

pendidikan dan berada pada jalur arteri sekunder.

Sebelah Utara adalah pergudangan, sedangkan untuk sebelah timur

berbatasan dengan Solo Technopark, sebelah barat berbatasan dengan

area transit truk-truk sedangkan sebelah selatan menghadap langsung ke

jalan arteri sekunder yaitu Jl. Ki Hajar Dewantara. Zona potensial

berdasarkan analisa di atas adalah terletak di sepanjang site yang

menghadap langsung ke jalan arteri sekunder.

View ke arah ini kurang bagus karena

view terlalu dekat dengan area

pergudangan

View ke arah

ini cukup

bagus, bisa

menjadi

alternative

arah ekspos

bangunan

View ke arah Jl. Ki Hajar Dewantara bagus karena

berbatasan dengan ISI, bangunan ISI yang berlanggam

tradisional bisa dijadikan sebuah vista yang sekaligus

menjadi elemen arsitektur tradisional dalam bangunan.

View ke arah ini cukup

bagus, karena berbatasan

dengan areal kosong

SITE

ISI UNS

Kawasan

Pergudangan

Solo Tekno Park

Kawasan

Pergudangan

Jl. Ki Hajar Dewantara

SITE

U

Gambar 5.6 Konsep View from Site

Sumber: Analisa pribadi

Page 110: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 144

5. Konsep Penzoningan

a. Penzoningan berdasar analisa sirkulasi

Penzoningan horisontal

Gambar 5.7 Penzoningan berdasar

sirkulasi

Sumber: Analisa pribadi

Bangunan utama diletakkan di

area depan, karena

pertimbangan intensitas

kegiatan yang sering

berhubungan dengan pihak luar

Alur sirkulasi, mengikuti

alur site yang memanjang

ke belakang. Area parkir

pengunjung diletakkan

dalam satu zone atau sisi

Areal depan kawasan, dibuat areal hijau,

selain sebagai pembatas sirkulasi antara

dalam dan luar site, disitu juga

ditempatkan sculpture yang berguna

sebagai penanda atau icon kawasan Solo

Sci_Tech Exhibition Centre.

Parkir pengunjung dipisah

dengan parkir pengelola

karena masing-masing

pelaku memiliki sifat yang

berbeda terkait dengan jenis

dan waktu kegiatannya.

Jenis dan waktu kegiatan

pengelola dan kegiatan

servis yang tidak terlalu

kontinyu

sehinggameminimalkan

terjadinya cross dengan

Bangunan

penunjang berupa

cafetaria,

shouvenir shop,

masjid diletakkan

diarea rekreatif Bangunan servis

diletakkan

berdekatan dengan

bangunan utama

Bangunan utama,

kegiatan edukasi

berupa exhibisi dan

peragaan IPTEK

Dibuat space untuk

area pemberhentian

penumpang yang

memakai kendaraan

umum

Demi kenyamanan

dan keamanan

pejalan kaki maka

dibuat pedestrian

untuk sirkulasi

dalam site

terutama untuk

sirkulasi ke area

rekreasi

Ket :

: kegiatan edukasi (bangunan utama)

: bangunan servis

: kegiatan rekreasi

Page 111: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 145

Penzoningan vertical

Untuk pengoptimalan fungsi lahan sehingga, untuk bangunan

utama dibuat bertingkat dengan jumlah lima lantai dan juga

dikarenakan peraturan bangunan di daerah ini yang tidak berpotensial

untuk lantai banyak. Maka penzoningan vertical bangunan utama

berdasar kegiatannya adalah sebagai berikut:

Lantai 1: hall, exhibition area, pameran temporary

Lantai 2: basic science,

Lantai 3: applied science, future science,

Lantai 4: audio visual, perpus, science corner

Lantai 5: seminar

Area servis

Exhibition area

Sirkulasi vertikal

Pameran temporer

Hall

Area servis

Future Science

Sirkulasi vertikal

Applied Science

Applied S.

Area servis

Audio Visual

Sirkulasi vertikal

Science corner

Perpus

Area servis

Sirkulasi vertikal

Basic Science

Basic Science

Basic Science

Area servis

Sirkulasi vertikal Perpus

Ruang Seminar

Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3

Lantai 4 Lantai 5

Gambar 5.8 Konsep Penzoningan Vertikal

Sumber: Analisa pribadi

Page 112: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 146

Lantai 1 : Berdasarkan waktu kegiatannya, pameran dan peragaan dibedakan

menjadi dua yaitu yang bersifat temporer (sementara) dan bersifat

tetap. Hall diletakkan di lantai 1 karena sebagai ruang penerima

untuk menuju ke area pameran dan peragaan IPTEK yang bersifat

tetap. Karena pertimbangan kemudahan akses bagi pengunjung yang

lebih bersifat insidental, maka ruang exhibition area dan pameran

temporer diletakkan di lantai satu. Exhibition area berfungsi untuk

mewadahi kegiatan berupa lomba karya ilmiah, pameran karya-karya

mahasiswa, sehingga penggunaan ruang ini bersifat incidental,

sehingga jika tidak ada eventevent tertentu maka ruang ini tidak

difungsikan. Sedangkan pameran temporer berfungsi untuk mewadahi

kegiatan berupa pameran tentang temuan-temuan IPTEK mutakhir,

yang terkini agar masyarakat tahu akan perkembangan IPTEK terkini.

Kegiatan di ruang pamer temporer ini lebih bersifat kontinyu

meskipun benda-benda pamer tentang temuan IPTEK mutakhir selalu

berganti-ganti.

Lantai 2: Berisi tentang pameran dan peragaan tentang IPTEK yang lebih bersifat

dasar (basic science).

Proses penyajian peragaan IPTEK disini mempunyai urutan tertentu, yaitu

dimulai dari yang bersifat dasar, kemudian terapan atau aplikasi pada kehidupan

sehari-hari dan tentang prediksi perkembangan IPTEK masa depan.

Lantai 3: Berisi pameran dengan kategori applied science, future science.

Setelah dari lantai 3, sebenarnya pengunjung sudah melewati proses

pameran dan peragaan secara keseluruhan sehingga mereka bisa langsung

menuju jalan keluar. Namun jika mereka masih ingin menikmati fasilitas

tambahan untuk menambah khasanah tentang ilmu pengetahuan, pengunjung

dapat naik ke lantai 4 yang berisi ruang audio visual dan perpustakaan. Di

Basic Science Applied Science Future Science

Page 113: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 147

lantai 4 ini juga ditempatkan science corner (pojok sains), science corner ini

adalah merupakan salah satu fasilitas pendukung yang bertujuan untuk

member pemahaman yang lebih mendalam mengenai satu topic bahasan yang

terdapat dalam pelajaran sekolah. Dalam layanan kunjungan tematik ini,

seorang pemandu akan membahas tuntas satu tema topic fenomena IPTEK

dengan pendekatan demo sains interaktif.

Lantai paling atas berisi ruang seminar, karena sifat kegiatan yang bersifat

membutuhkan ketenangan maka ruang seminar di letakkan di lantai paling

atas.

b. Konsep Noise

Bising lingkungan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi yang

berasal dari luar bangunan. Bising ini dapat berasal dari kendaraan, suara

hewan dan manusia.

Langkah antisipasi dari pengaruh kebisingan :

· Mengatur jarak sumber noise

· Menggunakan ruang-ruang penyangga, misalnya gudang untuk

melindungi ruang-ruang tenang.

SITE

ISI UNS

Kawasan

Pergudangan

Solo Tekno Park

Kawasan

Pergudangan

Jl. Ki Hajar Dewantara

SITE

perbedaan elevasi

dengan wilayah STP

sebesar 1 m, sehingga

dapat meredam

kebisingan yang

bersumber dari STP

Jl. Ki Hajar Dewantara

merupakan jalur dengan

sumber kebisingan paling

tinggi Gambar 5.9 Konsep Noise

Sumber: Analisa pribadi

Page 114: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 148

Gambar 5.10 Penzoningan berdasar noise

Sumber: Analisa pribadi

· Manfaatkan open space dan taman sebagai ruang penyangga dari

kebisingan ruang luar tanpa mengganggu sirkulasi entrance dan arah

pandang terhadap bangunan.

· Menempatkan ruang sesuai dengan karakternya (penzoningannya)

c. Konsep Zone Berdasar Faktor Klimatologis (garis edar matahari dan

arah angin)

Dengan memanfaatkan

open space berupa taman

sebagai peredam dari

kebisingan

SITE

ISI UNS

Kawasan

Pergudangan

Solo Tekno Park

Kawasan

Pergudangan

Jl. Ki Hajar Dewantara

SITE

Angin barat laut berhembus dari arah pemukiman dan pasar. Bersifat sejuk

dengan kandungan air cukup, tidak berpotensi membawa polusi asap dan

debu

Berada pada iklim tropis, membuat tapak menerima sinar matahari sepanjang tahun dengan maksimal. Karenanya sinar matahari bisa dijadikan sebagai sumber penerangan utama disiang hari dengan meminimalkan efek negatifnya.

Angin tenggara (panas dengan kandungan air sedikit) berhembus dari arah pertigaan dengan sirkulasi padat sehingga membawa polusi debu ke arah tapak.

Gambar 5.11 Zone berdasar Faktor Klimatologis

Sumber: Analisa pribadi

Page 115: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 149

Masalah yang berhubungan dengan iklim mempunyai beberapa

alternatif pemecahan dengan pertimbangan sebagai berikut:

Bukaan

Biasanya berhubungan dengan dimana seharusnya diletakkan bukaan

untuk menangkap sinar matahari ke dalam bangunan ataupun bukaan

bagi angin sebagai penghawaan alami.

Barier

Barier atau penghalang dapat berupa vegetasi ataupun bangunan dan

pagar yang didesain sebaik mungkin sebagai penghalang sinar

matahari ataupun angin yang merugikan bangunan dan kegiatan yang

ada didalamnya.

Material

Material lebih difungsikan sebagai solusi permasalahan bangunan

dengan sinar matahari, dimana ia berperan sebagai filter sinar dan

mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan.

Penzoningan akhir

Jenis kegiatan Sangat

tenang

Cukup

tenang

Tidak

tenang

kegiatan penunjang, penjualan Ö

kegiatan pengelolaan Ö

kegiatan pameran Ö Ö

Kegiatan servis Ö

Tabel 5.3 Tuntutan ruang terhadap ketenangan

Sumber : Analisa pribadi

Page 116: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 150

Hasil

6. Konsep Tata Lansekap

Ø Vegetasi

a. Vegetasi sebagai Pengendali Fisik

Sebagai pengendali fisik, vegetasi dimanfaatkan untuk :

§ Menciptakan buffer zone untuk mengurangi polusi udara dan

kebisingan dari arah area parkir dan jalan.Contohnya adalah pohon

cemara yang berdaun tinggi.

§ Menciptakan buffer zone sebagai penahan terik dan silau sinar

matahari di siang hari. Contohnya adalah pohon aksia.

Gambar 5.12 Penzoningan Akhir

Sumber: Analisa pribadi

Kegiatan penunjang(cafetaria,

souvenir shop, musholla),

kegiatan bermain lebih

mengarah ke area rekreasi yang

lebih membutuhkan ketenangan

Kegiatan edukatif(pameran,

perpustakaan, pertunjukkan)

diletakkan di depan, dengan

pertimbangan intensitas

kegiatan yang sering

berhubungan dengan pihak

luar

Untuk kegiatan pengelolaan,

ditempatkan pada bangunan

utama dengan pertimbangan

keefisienan waktu dalam

pelayanan

Zone Servis

Untuk kegiatan pelayanan teknis dan

non teknis diletakkan berdekatan

Gambar 5.13 Vegetasi sbg pengendali fisik Sumber : Dokumen pribadi

Page 117: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 151

b. Vegetasi sebagai Pengendali Sirkulasi

Keberadaan vegetasi sebagai pendukung sirkulasi secara langsung

dapat memberikan fungsi kontrol sirkulasi berupa :

§ Kejelasan batas terhadap area sirkulasi

§ Sebagai pengarah sirkulasi

§ Mempertegas jalur sirkulasi

Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembatas jalur sirkulasi

adalah tanaman semak rendah, sedangkan sebagai pengarah sirkulasi

dapat digunakan tanaman palem.

c. Vegetasi sebagai Aspek Estetika Visual

Pada lokasi kegiatan, keragaman tanaman asli sangat rendah, oleh

karena itu perlu dilakukan penghijauan dengan tanaman pelindung dan

tanaman hias. Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai aspek

estetika visual adalah tanaman bunga seperti soka, juga rumput

sebagai penutup tanah.

Gambar 5.15 Vegetasi sbg pendukung estetika visual

Sumber : Dokumen pribadi

Gambar 5.14 Vegetasi sbg pengendali sirkulasi Sumber : Dokumen pribadi

Page 118: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 152

Hasil pengolahan lansekap

Kegiatan utama Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah sebagai sarana

edukasi dan rekreasi. Dimana area rekreasi terletak pada area outdoor. Area

rekreasi outdoor berupa science playground. Science playground adalah areal

luas sebagai tempat bermain anak, dengan dilengkapi alat permainan yang

berhubungan dengan sains.

Beberapa alternative penunjang science playground

Area science

playground

Gambar 5.16 Hasil Pengolahan Lansekap

Sumber: Analisa pribadi

Gambar 5.17 Alternatif materi playground

Sumber : Dokumen pribadi

Permainan pasir Permainan air

Natural playground

Open theatre

Page 119: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 153

V. B. Konsep Mikro

1. Konsep Pendekatan Penampilan Bangunan

Tampilan bangunan

Penampilan dan citra bangunan menjadi bagian dan merupakan

artikulasi dasar citra bangunan dalam kawasan. Tampilan bangunan Solo

Sci_Tech Exhibition Centre ini dirancang dengan memakai pendekatan

arsitektur metafora. Untuk tampilan eksterior bangunan utama yaitu

bangunan pameran, direncanakan untuk dapat mencitrakan bangunan

sebagai bangunan berkarakter IPTEK. IPTEK yang masih dianggap rumit

dan susah. Dari kata kunci rumit inilah sehingga terinspirasi mengambil

simbol dari ekspresi kerumitan, yaitu puzzle.

Mengambil filosofi dari permainan anak-anak yaitu puzzle kayu.

Permainan ini berfungsi untuk melatih kemampuan motorik dan sensorik

anak.

Gambar 5.18 Rangkaian Puzzle

Sumber : Dokumen pribadi

Page 120: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 154

IPTEK yang cenderung rumit, berubah-ubah, selalu mengalami

perubahan, mempunyai dinamikanya sendiri. Puzzle kayu, di bongkar,

kemudian di pasang kembali disesuaikan dengan pola yang ada. Cukup

rumit dan dapat digunakan untuk melatih kemampuan otak. Inti dari

permainan ini adalah dengan menyusun kembali kumpulan balok-balok

yang sudah ada sehingga menghasilkan bentuk yang sesuai.

Pengembangan bentuk dari bangunan utama ini berdasar dari situ.

Arsitektur Metafora adalah mengidentifikasi suatu bangunan

arsitektural dengan pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap

pengamat akan mempunyai persepsi masing–masing sesuai dengan

persepsi yang timbul pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut.

Mengambil konsep dari unsur-unsur IPTEK yang non fisik untuk

diaplikasikan ke dalam bangunan. Combine metaphor, merancang bukan

hanya menampilakan sifat fisik dari subjek lain, tapi juga sifat non fisiknya.

Sifat fisik dari puzzle tercermin dari tampilan eksterior, Sifat dasar puzzle

adalah kotak dengan tonjolan-tonjolan ke arah vertikal dan horizontal.

Dalam bangunan utama ini, tonjolan-tonjolan tersebut tercermin dari

kantilever-kantilever yang berada pada sisi-sisi bangunan

Sifat non fisik tampak dengan penonjolan-penonjolan di sisi-sisi

bangunan, menggambarkan sebuah dinamika dan dari fasade bangunan

dengan menampilkan bentuk frame kaca yang atraktif serta penggunaan

material yang high tech. Mentransfer sifat dari IPTEK itu sendiri yang

selalu berkembang, berorientasi masa depan atau futuristik.

Page 121: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 155

sumber:images.google.co.id sumber: www.molon.de sumber:images.google.co.id

Ekspresi high tech

1) Bentuk bangunan

High-tech oriented yaitu cenderung dengan bentuk-bentuk modern.

Bentuk modern merupakan bentuk yang minimalis atau sedikit

menggunakan detail ornamen. Cenderung menganut aliran cubism, milik Le

Corbu.

Penggunaan

kantilever pada

bangunan

Penonjolan dinding-

dinding pada fasade

membuat tampilan

bangunan terkesan

Gambar 5.19 Studi bentuk

Sumber: Analisa pribadi

Gambar 5.20 Permainan bentuk-bentuk cubism

Page 122: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 156

sumber: www.NipponTelevisionHeadquarters.com

sumber:images.google.co.id

2) Menggunakan material kaca dan baja

Menggunakan material yang berasal dari teknologi modern. Biasanya

material yang digunakan adalah material fabrikasi. Material kaca dan

alumunium digunakan sebagai material Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang

direncanakan. Dengan memberikan dominasi material kaca yang transparan

pada bidang solid sehingga mampu menghadirkan kesan terbuka sesuai

dengan fungsinya sebagai bangunan publik dan terbuka.

· material dinding partisi

material dinding partisi mengguanakan kaca berwarna-warni, sekaligus

dengan didukung dengan pemakaian efek pencahayaan pada ruangan,

sehingga memberi suasana pameran yang kreatif dan atraktif.

Gambar 5.21 Dominasi kaca pada bangunan

Gambar 5.22 material kaca berwarna

Sumber: www.hounterdouglas.com

Page 123: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 157

Pelat Lantai Keraton

Sumber : Properti vol. III, no. 28, Juni 2005 : 26

Pelat Lantai Aluminium Komposit

Sumber:

http://www.singaporeinterior.com

· Lantai

Pemilihan pemilihan lantai didasarkan pada kemudahan peng-instalan

pada balok yang berupa steger baja ringan, sehingga harus memiliki modul dan

prefabrikasi. Pelat lantai keramik komposit beton (Keraton) adalah material lantai

yang dapat sekaligus berfungsi sebagai plat lantai pada bangunan. Material beton

keraton diaplikasikan pada ruang-ruang yang banyak terdapat sirkulasi

pergerakan manusia. Sedangkan untuk plat aluminium komposit pada ruangan

dengan zona yang tidak banyak pergerakan.

Untuk jendela digunakan system rangka dengan ekspose frame, hal ini

dimaksudkan untuk menambah kesan hi-tech pada bangunan. Bahan Unplasticise

Poly Vinyl Chloride (uPVC) pada Pintu dan Jendela.

Kelebihan bahan ini adalah :

Gambar 5.23 Suasana ruang pameran yang futuristik

Sumber: www.designsigh.com

Gambar 5.24 Material Lantai

Page 124: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 158

Jendela uPVC

Sumber : Properti vol. III,

no. 28, Juni 2005 : 25

Polyurethane

Sumber : Properti vol. III, no. 28, Juni 2005 : 40

a. Diperkuat konstruksi baja baik rangka maupun bagian dalam pintu dan

jendela.

b. Anti rayap, anti air, anti karat, anti muai/susut, menolak panas, meredam

api, tidak mudah pudar/lapuk dan tahan segala cuaca, sehingga

perawatannya mudah (tidak perlu dicat ulang tiap tahun).

c. Anti bising. Untuk pemakaian double Insulate Glass dapat meredam

kebisingan sampai 56 desibel

2. Konsep Sirkulasi Bangunan

a. Sistem Sirkulasi Horizontal

beberapa type sirkulasi horisontal dapat dibedakan menurut karakter,

sifat kegiatan, volume kegiatan, dsb.

Pola Linier:

Biasanya diwujudkan dengan ruang yang

dominan diantara ruang-ruang lainnya,

misalnya lobby/hall yang dapat langsung

menerima pengguna bangunan sebelum masuk

dalam unit-unit kegiatan.

Gambar 5.25 Alternatif Material Atap

Page 125: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 159

Pola radial

Biasanya berupa ruang-ruang terpola dalam

bentuk yang memusat atau menyebar sehingga

bentuk radial ini mempunyai jalan yang

berkembang dari atau menuju sebuah titik

pusat. Aplikasi pada : hall, ruang pamera.

Pola Organik

Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh

letaknya secara bersama/berhubungan.

Aplikasinya pada: play ground.

b. Konsep Sirkulasi Vertikal

Karena bangunan lebih dari satu lantai, maka diperlukan jalur sirkulasi

vertical. Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar

lantai. Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam,

yaitu:

1). Tangga Konvensional

§ lebar tangga untuk dua orang dengan sedikit ruang bebas

§ ukuran standard 120 cm (data arsitek)

§ syarat :

- optrede 16-20 cm

- antrede 26-30 cm

- pengaman

- mudah dilihat/ dicapai

2t + l = 60 – 65 cm

Page 126: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 160

2). Lift

§ sirkulasi vertikal menggunakan lift, efektif dan efisien untuk

pencapaian lantai-lantai atas (lebih dari 3 lantai)

§ faktor syarat lift/ elevator :

- kecepatan memadai

- letaknya mudah dilihat

- pengontrolan/ operasional mudah

- sistem pengamanan memadai

- water proof pada struktur bagian bawah

3). Ramp

§ Sebagai alat sirkulasi utama pengunjung ke ruang pameran,

dengan pertimbangan mengurangi tingkat kelelahan pengunjung

disbanding dengan menggunakan tangga.

§ cukup lebar untuk sirkulasi pengunjung, 2.5 m

§ sudut kemiringan 5-15

§ bahan lantai ramp tidak licin (dapat memakai karet pengaman)

Gambar 5.26 Modulasi Tangga konvensional Sumber : Data Arsitek

Page 127: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 161

§ pengaman samping berupa border

4). Tangga Darurat

§ dipakai untuk keadaan darurat, misal saat terjadi bencana

kebakaran atau gangguan keamanan lain

§ syarat :

- konstruksi tahan api

- ruang tangga tahan api, kedap asap. Terhubung dengan ruang

luar

- lebar minimum dapat dilalui 2 orang yang membawa barang,

120 cm

3. Konsep Persyaratan Ruang

a. Konsep pencahayaan

Pencahayaan Alami

Berdasarkan analisa di atas dapat diambil suatu pemecahan untuk

mendapatkan pencahayaan alami, yaitu dengan penyinaran tidak

Gambar 5.27 Sirkulasi vertical dengan ram melingkar

Sumber: analisa pribadi

Page 128: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 162

langsung dengan menggunakan dinding kaca sunscreen. Kaca sunscreen

dengan kualitas bagus dapat meredam efek dari silau matahari.

Kelompok

kegiatan Pencahayaan alami

Pencahayaan buatan

Jenis lampu

Edukatif Sebagian membutuhkan pencahayaan

alami

Sebagian membutuhkan

pencahayaan buatan

· Pijar, fluorescent

· Down-lighter, flood light,

spot-light

Rekreatif Sinar matahari secara langsung -

Pengelola Dinding kaca Sebagian membutuhkan

pencahayaan buatan

· Pijar, fluorescent

· Down-lighter

Pelayanan/

service

Jendela

sinar matahari secara langsungà pada

area parkir

· Pijar, fluorescent

Penunjang Jendela,

sinar matahari secara langsung

-

Gambar 5.28 Pemakaian Sun Screen

Sumber: Dokumen pribadi Gambar 5.29 Kaca Interlayer

Sumber: Dokumen pribadi

Tabel 5.4 Konsep Pencahayaan tiap zone kegiatan

Sumber: Analisa Pribadi

Page 129: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 163

b. Konsep penghawaan

Penghawaan Alami

Pada tapak yang terpilih, angin bertiup paling kencang berasal dari timur,

selatan dan utara. Bangunan di sekitar tapak adalah bangunan bertingkat

rendah yang memungkinkan angin masuk dengan leluasa.

Untuk bangunan Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang direncanakan,

penghawaan alami untuk penghawaan pada area demonstrasi sains dan open

space saja.

Penghawaan Buatan

4. Konsep System Struktur

a. Konsep sub struktur

Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil dan jenis tanah yang tidak

terlalu keras, alternatif pondasi yang akan digunakan adalah footplat.

Kelompok

kegiatan Pencahayaan alami

Pencahayaan buatan

Jenis lampu

Edukatif Sebagian membutuhkan pencahayaan

alami

Sebagian membutuhkan

pencahayaan buatan

· Pijar, fluorescent

· Down-lighter, flood light,

spot-light

Rekreatif Sinar matahari secara langsung -

Pengelola Dinding kaca Sebagian membutuhkan

pencahayaan buatan

· Pijar, fluorescent

· Down-lighter

Pelayanan/

service

Jendela

sinar matahari secara langsungà pada

area parkir

· Pijar, fluorescent

Penunjang Jendela,

sinar matahari secara langsung

-

Tabel 5.5 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan

sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

Page 130: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 164

Gambar 5.30 Macam sistem pondasi

Sumber: Konst.Bangunan Bertingkat, Ir Benny P,1992

Sistem Pondasi Foot Plate dan bordpile.

Untuk bangunan berlantai 2 dengan lebar konstruksi super

struktur berat.

b. Konsep super struktur

Alternatif yang akan diterapkan pada bangunan Solo Sci_Tech Exhibition

Centre adalah struktur gabungan, yaitu kombinasi frame system dan bearing

wall, dimana dinding berfungsi sebagai penguatan struktur bangunan

terhadap gaya-gaya horisontal.

c. Konsep upper struktur

Struktur atap yang digunakan adalah kombinasi antara struktur beton

bertulang. Sedangkan bahan penutup yang dipilih untuk Solo Sci_Tech

Exhibition Centre adalah pelat beton.

5. Konsep Sistem Utilitas

a. Konsep Sistem Listrik

- Sumber tenaga listrik yang digunakan berasal dari PLN dengan generator

(genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam

penggunaannya memakai sistem Automatic Transfer Switch (ATS) yang

berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik PLN

mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang

berhubungan dengan komputer dilengkapi dengan UPS (Uniterrupted

Power Supply).

Page 131: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 165

Skema jaringan listrik :

Keterangan :

ATS : Automatic Switch Transfer

MDP : Main Distribution Panel

SDP : System Distribusi Panel

b. Konsep Sistem Air Bersih

- Pada prinsipnya dalam penyediaan air ada 2 sumber air bersih, dari sumur

& PDAM.

- Sistem yang dipilih untuk bangunan Solo Sci_Tech Exhibition Centre

adalah sistem down feed distribution.

Skema Down Feed Distribution

c. Konsep Sistem Drainase

Jaringan drainase ini meliputi pembuangan :

- Air kotor : berasal dari kloset, kamar mandi, dan pantry.

Gambar 5.31 Skema Sistem Jaringan Listrik Sumber : Analisa pribadi

MDP

PLN

Bahan bakar Genset

ATS SDP Meteran Ruang

SDP Meteran Ruang

SDP Meteran

Ruang Meteran

Gambar 5.32 Skema Down Feed Distribution Sumber : Analisa pribadi

Sumur Pompa Water

treatment

Top tank

Pompa

Ground Reservoir PDAM

KM/WC

Cafeteria

Ruang pamer

sprinkle

Page 132: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 166

- Air hujan : berasal dari atap, halaman, dsb. Pembuangan air hujan

disalurkan langsung ke sumur resapan sedangkan sisanya baru dialirkan

ke riol kota.

Skema Sistem Pembuangan Air Kotor

d. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran

- Evakuasi

Tangga darurat diletakkan pada area yang bebas kebakaran dan jalan

keluar diletakkan berdekatan dengan udara bebas di luar bangunan.

- Hidran Bangunan

Hidran diletakkan dengan jarak 35 m antara satu dengan lainnya, berada

di tempat yang mudah terjangkau dan relatif aman.

- Hidran Halaman

- Sprinkler air

Sprinkler dihubungkan dengan jaringan pipa air bertekanan tinggi dan air

akan memancar pada radius sekitar 3.5m.

- Pemadam powder (dry chemical)

Gambar 5.33 Skema Sistem Drainase Sumber : Analisa Pribadi

Air hujan Bak kontrol Sumur resapan

Lavatory Kotoran cair

Kotoran padat

Bak pengolahan limbah

Septictank Sumur peresapan

Gambar 5.34 Dry chemical powder otomatis dan portable

Sumber : www.digilip.petra.ac.id

Page 133: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 167

Skema jaringan pemadam kebakaran :

e. Konsep Sistem Komunikasi

Skema jaringan komunikasi :

f. Konsep Sistem Penangkal Petir

Sistem yang digunakan adalah sistem Faraday, berupa tiang setinggi 50 cm

yang dipasang di puncak atap, kemudian dihubungkan dengan kawat, yang

dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan

listrik (seperti pipa peralon), dan kemudian dihubungkan ke ground. Sudut

yang mampu dilindungi dan terjangkau oleh penangkal petir. Pada ujung

ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantar listrik di tanah.

PABX Office TELKOM

Tenant

Servise

Gambar 5.36 Skema jaringan komunikasi Sumber : Analisa pribadi

Alat deteksi Panel alarm Manusia / operator

sistem start

ß´¿¬ °»³¿¼¿³¿² ¿µ¬·º

Pemadaman manual (tabung

portable)

ßÐ× ñ ßÍßÐ

Menghubungi pemadam kebakaran

Pemadaman api dari luar bangunan dengan

hydrant

Gambar 5.35 Skema pemadam kebakaran Sumber : Analisa pribadi

Page 134: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 168

Gambar 5.38 Skema pengelolaan sampah sumber: Analisa pribadi

Sampah yang

dapat didaur ulang

Sampah yang tidak

dapat didaur ulang

TPA

Bak penampung

sampah daur Shaft

sampah Bak penampung sampah non daur

ulang

g. Konsep Sistem Pembuangan Sampah

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih

bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan

untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan

dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-

sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum

dibuang.

Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah

melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap

suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan

sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak

penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan

dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat

pembuangan akhir).

Skema sistem pembuangan sampah

Gambar 5.37 Pemasangan sistem penangkal petir pada bangunan Sumber : Utilitas Bangunan, Dwi Tanggoro, UI Press, 2004

Page 135: SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 169