soft drink
TRANSCRIPT
SOFT DRINK SEBAGAI BAGIAN GAYA HIDUP REMAJA
Noviana Anjar H (12708251009)
Remaja
LATAR BELAKANG
Penyakit Degeneratif,
Obesitas
Pola Makan yang tidak baik
Junk Food dan Soft Drink
Soft drink, manis dan
menyegarkan
Candu bagi penikmatnya
Obesitas
Karies Gigi
Osteoporosis
Efek Negatif
1. Bagaimana kandungan dari
minuman ringan (soft drink)?
2. Bagaimana dampak konsumsi soft
drink bagi kesehatan?
3. Bagaimana bentuk pengaturan
pengkonsumsian soft drink agar
tidak berdampak negatif bagi
kesehatan?
RUMUSAN MASALAH
Tujuan penulisan makalah
1.Kandungan dari minuman ringan (soft drink)
2.Dampak konsumsi soft drink bagi kesehatan
3.Bentuk pengaturan pengkonsumsian soft drink agar tidak berdampak negatif bagi kesehatan
Belum lama ini, masyarakat di AS dan Eropa kembali diingatkan mengenai bahaya yang tersimpan dalam satu kaleng soda. Temuan dari badan kesehatan di AS menemukan bahwa salah satu zat pewarna yang digunakan dalam produk soda buatan Coca-cola dan Pepsi ditenggarai mampu memicu penyakit kanker. Parahnya, studi lain yang dilakukan oleh beberapa pakar kesehatan dari Centre for Science in the Public Interest menemukan bahwa satu kaleng soda ternyata mengandung zat pewarna yang cukup tinggi.
Soft drink merupakan minuman berkarbonasi yang
diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis
seperti gula.
Komposisi Soft Drink
Kandungan Soft drink
Air Soda
Bahan Pemanis
Perasa
Asam
KafeinPewarna
Kelebihan Berat Badan (Overweight) dan Obesitas
Overweight merupakan keadaan gizi lebih, dinyatakan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih besar dari 23 di daerah Asia Pasifik. Suatu keadaan yang melebihi overweight dinamakan obesitas. Obesitas ialah peningkatan berat badan sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh yang melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Pada anak-anak dan remaja, obesitas berkaitan dengan intoleransi glukosa, hipertensi, dan dislipidemia. Konsumsi sugar-sweetened soft drink dapat menjadi faktor penting terhadap kejadian obesitas remaja. He et al (2010) melakukan studi intervensi berupa pengurangan 1,5 kaleng konsumsi soft drink setiap minggu selama satu tahun dan didapati hasil bahwa anak mengalami penurunan terhadap berat badan dan obesitas sekitar 7,7%.
Karies Gigi
Konsumsi soft drink memiliki banyak potensi untuk masalah kesehatan. Kandungan asam dan gula dalam soft drink memiliki potensi untuk menimbulkan karies gigi dan erosi lapisan enamel. Karies gigi ialah suatu penyakit dari jaringan kapur atau kalsium pada gigi yang ditandai adanya kerusakan jaringan gigi. Asam terutama asam fosfor sebagai penyebab kehilangan total enamel gigi. Asam fosfor menurunkan pH saliva dari 7,4 menjadi suasana asam. Agar dapat meningkatkan level pH kembali di atas 7, tubuh akan berusaha menarik ion kalsium dari gigi sehingga lapisan enamel gigi menjadi sangat berkurang, ditandai dengan gigi yang terlihat berwarna kekuningan.
DiabetesKonsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa memiliki sejumlah kecil insulin dibandingkan dengan asupan karbohidrat. Pada penelitian hewan, konsumsi fruktosa dapat menimbulkan resistensi insulin, impaired glucose tolerance, hiperinsulinemia, hipertriasilgliserolemia, dan hipertensi. Keadaan-keadaan ini dapat menyebabkan timbulnya diabetes. Diabetes ialah suatu sindrom kronik terjadinya gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju.
Dalam suatu studi yang melibatkan 91249 wanita dan dilakukan selama delapan tahun, terjadi peningkatan dua kali lipat penyakit diabetes pada mereka yang mengonsumsi satu atau lebih soft drink per hari dibandingkan dengan yang mengonsumsi kurang dari satu soft drink per bulan.
Osteoporosis dan Fraktur Tulang
Konsumsi soft drink telah menggantikan konsumsi susu, dengan jumlah konsumsi susu menjadi 1½ gelas susu per hari pada remaja putra dan kurang dari satu gelas per hari pada remaja putri. Akibatnya, konsumsi soft drink meningkat yang diikuti dengan penurunan konsumsi susu menyebabkan seseorang dapat mengalami penurunan asupan kalsium. Hal ini meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis, terutama perempuan dan mengarah pada kejadian fraktur tulang.Jacobson (2008) menjelaskan bahwa ada suatu penelitian yang menyatakan konsumsi soft drink dapat menyebabkan kejadian fraktur tulang pada anak. Studi yang dilakukan pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan fraktur tulang hebat memiliki tingkat kepadatan tulang yang rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan kalsium yang rendah.
Langkah Nyata
1. Peraturan hukum di negara bagian Maryland menonaktifkan mesin penjual softdrink pada hari sekolah. Serta senator Patrick Leahy melarang pemberian soda dan junk food sebelum makan siang
2. Philipina menerapkan “junk food diet” dengan memberi pajak pada setiap botol kecil minuman ringan berkabonasi yang dijual
3. Aliansi generasi yang lebih sehat, Cadburry Schweppes, Coca-cola, PepsiCo, dan asosiasi minuman Amerika mengumumkan pedoman minuman sekolah yang secara sukarela memindahkan soft drink yang tinggi kalori dari semua sekolah di Amerika
4. Sekretaris Pendidikan British, Alan Johnson mengumumkan standar minimum nutrisi pada makanan sekolah. Dari september 2006, makan siang sekolah harus bebas dari minuman berkarbonasi. Sekolah juga membatasi penjualan junk food (termasuk minuman berkarbonasi) pada mesin penjual otomatis dan toko truk.