soal ujian kelas xii

6
Soal TPO Kelas XII, Pilihlah satu jawaban anda dengan melingkari ( O ) atau mencentang ( ) pada tanda bintang (*) dari pilihan jawaban yang tersedia !!! 1. Orang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal adalah * Hipocrates * Galen * Dioscorides * Philipus A.T. Bombatus Van Hohenheim Hipocrates (460-370), adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dioscorides (abad ke-1 setelah Masehi), adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama yang menggunakan tumbuh- tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Galen, adalah dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika. Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim (1493-1541 setelah masehi), Adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya Paracelcus , sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal. 2. Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit pada tanggal . . . . . * 20 Mei 1966 * 20 Mei 1965 * 20 Mei 1962 * 20 April 1962 Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei 1962 Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei 1965 Formularium Indonesia ( FOI ) terbit 20 Mei 1966 Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972 Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974 Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978 Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979 3. Di dalam Farmakope dinyatakan dalam derajat celcius, Jika dinyatakan suhu kamar terkendali, yang dimaksud adalah suhu yang diatur antara . . . . . * 2 o dan 8 o * 15 o dan 30 o * 30 o dan 40 o * 36 o dan 37 o Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8o, Lemari pendingin memiliki suhu antara 2o dan 8o sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara - 20o dan -10o Sejuk adalah suhu antara 8o dan 15o Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di dalam lemari pendingin Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 o dan 30o Hangat adalah suhu antara 30o dan 40 o Panas berlebih adalah suhu di atas 40o 4. Istilah kelarutan ”Agak sukar larut” menyatakan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan satu bagian zat dari . . . . . * 30 sampai 100 * 100 sampai 1000 * 1000 sampai 10.000 * > 10.000 o Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan satu bagian zat. Sangat mudah larut Kurang dari 1 Mudah larut 1 sampai 10 Larut 10 sampai 30 Agak sukar larut 30 sampai 100 Sukar larut 100 sampai 1000 Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000 Praktis tidak larut lebih dari 10.000

Upload: fadlinugraha6109

Post on 17-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Soal Ujian Kelas XII

TRANSCRIPT

Soal TPO Kelas XII, Pilihlah satu jawaban anda dengan melingkari ( O ) atau mencentang ( () pada tanda bintang (*) dari pilihan jawaban yang tersedia !!!1. Orang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal adalah

* Hipocrates* Galen * Dioscorides* Philipus A.T. Bombatus Van Hohenheim Hipocrates (460-370), adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah.

Dioscorides (abad ke-1 setelah Masehi), adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama yang menggunakan tumbuh- tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan.

Galen, adalah dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika.

Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim (1493-1541 setelah masehi), Adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya Paracelcus , sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

2. Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit pada tanggal . . . . .

* 20 Mei 1966

* 20 Mei 1965

* 20 Mei 1962 * 20 April 1962 Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei 1962

Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei 1965

Formularium Indonesia ( FOI ) terbit 20 Mei 1966

Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972

Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974

Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978

Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 19793. Di dalam Farmakope dinyatakan dalam derajat celcius, Jika dinyatakan suhu kamar terkendali, yang dimaksud adalah suhu yang diatur antara . . . . .* 2 o dan 8 o

* 15 o dan 30 o

* 30 o dan 40 o

* 36 o dan 37 o

Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8o, Lemari pendingin memiliki suhu antara 2o dan 8o sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara - 20o dan -10o

Sejuk adalah suhu antara 8o dan 15o Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di dalam lemari pendingin

Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja.

Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 o dan 30o

Hangat adalah suhu antara 30o dan 40 o

Panas berlebih adalah suhu di atas 40o

4. Istilah kelarutan Agak sukar larut menyatakan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan satu bagian zat dari . . . . .

* 30 sampai 100* 100 sampai 1000 * 1000 sampai 10.000* > 10.000 Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan satu bagian zat.

Sangat mudah larut

Kurang dari 1

Mudah larut

1 sampai 10

Larut

10 sampai 30

Agak sukar larut

30 sampai 100

Sukar larut

100 sampai 1000

Sangat sukar larut

1000 sampai 10.000

Praktis tidak larut

lebih dari 10.000

5. Resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar disebut . . . . .

* Recipe * copy resep

* formulae magistralis* formulae officinalis formulae officinalis (yaitu resep yang tercantum dalam buku farma-kope atau buku lainnya dan merupakan standar)

formulae magistralis (yaitu resep yang ditulis oleh dokter)

6. Perbandingan dosis orang usia lanjut terhadap dosis dewasa umur 60 70 tahun adalah

* x dosis dewasa* 2/3 x dosis dewasa* x dosis dewasa* 4/5 x dosis dewasa Umur Dosis

60-70 tahun 4/5 x dosis dewasa

70-80 tahun x dosis dewasa

80-90 tahun 2/3 x dosis dewasa

90 tahun keatas x dosis dewasa

7. Obat-obat dengan baik generik, nama dagang maupun paten yang dijual di apotek pada umumnya sudah tersedia dalam dosis . . . . .* Dosis Terapi

* Dosis Lazim

* Dosis Maksimum* Dosis Tunggal Dosis terapi adalah dosis (takaran) yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit. Dosis Maksimal ( maximum), adalah dosis (takaran) yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan. Dosis Lazim (Usual Doses), merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang biasa / umum digunakan).8. Dalam klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halusnya, untuk serbuk kimia dengan kategori halus dapat diayak dengan menggunakan ayakan nomor . . . . .* 60

* 80

* 120

* 40

Simplisia Nabati & HewaniBahan Kimia Sangat kasar

60

Kasar

60

40

Setengah kasar

80

60

Halus

100

120

Sangat halus

80

1209. Yang dimaksud Extractum Spissum adalah . . . . .* Ekstrak Kering

* Ekstrak Cair

* Ekstrak Segar

* Ekstrak Kental Extractum Siccum (ekstrak kering)

Extractum Spissum (ekstrak kental)

Extractum Liquidum (ekstrak cair)10. Serbuk yang halus sekali yang penggunaannya dihisap melalui hidung adalah . . . . .* Pulvis Sternutatorius* Pulveres* Pulvis adspesorius* Pulvis dentifricius

11. Umumnya ukuran cangkang kapsul terbesar yang dapat diberikan kepada pasien adalah nomor . . . . .* 000

* 00

* 0

* 1 Ukuran kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5

Untuk hewan: 10 11 1212. Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah . . . . .* 30%

* 20%

* 10%

* 5%13. salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air, merupakan deinisi dari . . . . .* Cerata* Pasta

* Gelones Spumae* Cream Unguenta : adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.

Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.

Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi.

Cerata : adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes), sehingga konsistensinya lebih keras. Gelones Spumae: (Jelly) adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah.

14. Suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes), sehingga konsistensinya lebih keras, merupakan deinisi dari . . . . .* Cerata* Pasta

* Gelones Spumae* Cream15. Poly Ethylen Glycol (PEG) merupakan dasar salep yang termasuk ke dalam kelompok dasar salep . . . . .* hidrokarbon* larut air* dapat dicuci dengan air* lanolin

16. Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40, merupakan peraturan salep ke . . .* Satu

* dua

* tiga

* empat Peraturan Salep Pertama, Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan. Peraturan Salep Kedua Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis. Peraturan Salep Ketiga. Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40. Peraturan Salep Keempat, Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin.17. Peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut disebut . . . . .* maserasi* salting in* salting out* cosolvensi Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya Luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air gliserin atau solutio petit.

Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : riboflavin (vitamin B2) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan yang mengandung nicotinamidum (terjadi penggaraman riboflavin + basa NH4 ).

Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar di banding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.

18. macam-macam garam biasa dilarutkan dalam pelarut . . . . .* air

* gliserin* eter

* spiritus

19. Adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar disebut . . . . .* maserasi* salting in* salting out* cosolvensi20. Saturatio adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas, dimana komponen asam dilarutkan dalam . . . . . bagian air.* 1

* 2/3

* 1/3

* 2 Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.

Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang tersedia.

2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.

21. Dalam pembuatan tetes mata untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca, maka dapat ditambahkan . . . . .* pengawet* pengisotonis

* pengental* pendapar22. Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair disebut . . . . .* suspensi* emulsi* lotio

*gargarisma23. Peristiwa terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain, bersifat reversible artinya bila digojok perlahan-lahan akan terdispersi kembali, disebut . . . . .* Koalesen* creaming* cracking* inversi

24. Pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30 mg, mengandung 1 mg bahan obat disebut* bolus

* boli

* granula* Trochisi

25. Zat pengikat yang digunakan dalam pembuatan pil adalah . . . . .* bolus alba* radix liquiritae* succus liquirite* gliserin26. Untuk emulsi yang mengandung minyak atsiri, maka jumlah PGA yang dibutuhkan adalah . . . . .* sama banyak dengan minyak* kali minyak* kali minyak* 30% berat minyak27. Singkatan volat. Artinya . . . . .* mengembang

* menguap* kocok

* tuangkan28. Yang termasuk emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan adalah . . . . .* adeps lanae

* bentonit* Acasia* tween

29 Tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasinya serta penggunaan alatnya lebih sederhana, merupakan keuntungan dari proses . . . . .

* kempa langsung* granulasi basah* cetak langsung* granulasi kering30. Periculum In Mora (PIM) artinya adalah . . . . .

* Berbahaya bila ditunda* segera* penting* cepatPernyataan dibawah ini dapat merupakan pernyataan yang benar (B) atau salah (S), lingkari B jika menurut anda pernyataan itu benar atau lingkari S jika pernyataan tersebut salah!!!1. obat-obatan yang dalam satu hari cukup menelan satu tablet saja, tablet tersebut bekerja secara long acting. B / S2. Sediaan farmasi yang ditanam di dalam tubuh (subkutan) dengan tujuan memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama merupakan tujuan penggunaan dari Pelet. B / S3. Rute pemberian obat yang bekerja sistemik adalah melalui inhalasi.B / S4. Sediaan farmasi yang mengandung hormon seperti testosteron atau estradiol yang dikemas dalam vial atau lembaran kertas timah steril, ditanam dengan bantuan injektor khusus (tracord) atau dengan sayatan bedah lebih dikenal dengan nama implan.

B / S5. Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi dan zat penghancur, bila perlu ditambahkan zat pengikat, zat pelicin menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan. Merupakan cara pembuatan tablet yang disebut Granulasi Basah. B / S6. Multivitamin, antasida dan antibiotik tertentu biasanya diformulasi menjadi tablet kunyah. B / S7. Tablet yang digunakan dengan cara meletakkannya di bawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral adalah tablet bucal. B / S8. Selain zat aktif, juga mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida; disimpan dalam wadah tertutup rapat atau dalam kemasan tahan lembab, pada etiket tertera tidak untuk langsung ditelan, merupakan ciri-ciri dari tablet effervescent. B / S9. Tablet hisap yang digunakan untuk pengobatan pada rongga mulut dan Ovula pengobatan pada infeksi di vagina, merupakan tablet yang bekerja secara sistemik. B / S10. Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti ( core tablet ). Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekelilingnya kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru, disebut tablet Repeat Action Tablet. B / S11. Tujuan penggunaan tablet salut enterik (enteric coated tablet) adalah menunda pelepasan obat sampai tablet melewati Usus. B / S12. Agar tablet menjadi bulat dan licin, menggunakan sirup pelicin, dilakukan proses polishing. B / S13. Waktu penyalutan lama, dan perlu penyalut tahan air, sehingga memperlambat disolusi dan memperbesar bobot tablet, merupakan kelemahan dari tablet salut gula. B / S14. Jika tablet mengandung zat yang hygroskopis, menggunakan salut penutup agar air dari sirup penutup tidak masuk ke dalam tablet, maka dilakukan proses finishing. B / S15. Excipient yang berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat disebut coating agent. B / S16. Bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi, disebut glidan. B /S17. Macam-macam minyak atsiri dalam pembuatan tablet biasanya digunakan sebagai flavourist.

B / S18. Supaya sifat alirnya baik (free-flowing) maka untuk tablet yang mengandung zat aktif yang tahan pemanasan dilakukan slugging terlebih dahulu.B /S19. Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiran-butiran serbuk lembut / halus (fines) pada rentang 5 10%. B / S20. Setelah proses granulasi basah kemudian diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 300 - 400 C (tidak lebih dari 600 C ).B / S21. Bila jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak dan memiliki sifat alir yang baik (free-flowing), maka proses pembuatan tablet yang dipilih adalah dengan kempa/cetak langsung. B / S22. Membelahnya tablet di bagian atasnya merupakan kerusakan tablet yang disebut caping. B / S23. Crumbling adalah kerusakan tablet yang disebabkan karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.

B / S24. Parameter tablet yang erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet adalah Friksibilitas.B / S25. Berikut ini berturut-turut adalah merupakan alat untuk penyalutan tablet, uji keregasan tablet, uji waktu hancur dan disolusi adalah Accela-Cota, Hardness Tester, Disintegration Tester. B / S