soal ttk 2 blok nu 2011

45
Soal TTk 2 BLOk NU 2011 Bagian 1 1. Apa sajakah metode pengambilan sampel urn untuk urinalisis ? Jelaskan dari masing-masing aspek : Pemeriksaan penunjang paling efektif pada Infeksi Saluran Kemih adalah dengan analisa urin rutin. Pemeriksaan urin secara mikroskopis dilakukan tanpa sentrifugasi, setelah itu urin dikultur dan dihitung jumlah kuman/mL (Sukandar, 2006). Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka perlu diperhatikan cara pengumpulan specimen yang tepat. a.Wanita: 1. Sediakan 2 mangkuk yang berisi masing-masing 5 butir kapas. Mangkuk pertama diberikan sabun pencuci piring 5 mL dan 20-30mL air keran. Mangkuk kedua diberikan air keran dengan volume yang sama. Pegang wadah urin sekali pakai. 2. Lebarkan labium dengan dua jari dan jaga agar tetap terbuka selama proses pembersihan dan pengumpulan. Apus daerah uretra sekali dari depan ke belakang dengan 5 kapas bersabun lalu apus lagi daerah uretra dari depan ke belakang dengan kapas yang telah direndam air keran. 3. Mulai alirkan urin pada wadah, lalu specimen dikumpulkan dan diberi label b.Pria: Sama dengan metode pada wanita namun bagi laki-laki yang belum disirkumsisi sebaiknya kulit depan tetap diretraksi. Selain dengan mengalirkan urin lewat uretra, specimen juga bisa didapatkan dengan cara kateterisasi, untuk diagnostic urine dapat diaspirasi secara aseptic langsung dari kandung kemih yang penuh dengan tindakan pungsi suprapubik dinding abdomen (Brooks, 2007). Namun pemakaian kateter untuk diagnosis hanya digunakan pada pasien yang menggunakan kateter. Aspirasi suprapubik dilakukan

Upload: sidik-kaca-paiisan

Post on 31-Dec-2014

57 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Soal TTk 2 BLOk NU 2011

Bagian 1

1. Apa sajakah metode pengambilan sampel urn untuk urinalisis ? Jelaskan dari masing-masing aspek :

Pemeriksaan penunjang paling efektif pada Infeksi Saluran Kemih adalah dengan analisa urin rutin. Pemeriksaan urin secara mikroskopis dilakukan tanpa sentrifugasi, setelah itu urin dikultur dan dihitung jumlah kuman/mL (Sukandar, 2006).

Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka perlu diperhatikan cara pengumpulan specimen yang tepat.

a. Wanita:

1. Sediakan 2 mangkuk yang berisi masing-masing 5 butir kapas. Mangkuk pertama diberikan sabun pencuci piring 5 mL dan 20-30mL air keran. Mangkuk kedua diberikan air keran dengan volume yang sama. Pegang wadah urin sekali pakai.

2. Lebarkan labium dengan dua jari dan jaga agar tetap terbuka selama proses pembersihan dan pengumpulan. Apus daerah uretra sekali dari depan ke belakang dengan 5 kapas bersabun lalu apus lagi daerah uretra dari depan ke belakang dengan kapas yang telah direndam air keran.

3. Mulai alirkan urin pada wadah, lalu specimen dikumpulkan dan diberi label

b. Pria:

Sama dengan metode pada wanita namun bagi laki-laki yang belum disirkumsisi sebaiknya kulit depan tetap diretraksi.

Selain dengan mengalirkan urin lewat uretra, specimen juga bisa didapatkan dengan cara kateterisasi, untuk diagnostic urine dapat diaspirasi secara aseptic langsung dari kandung kemih yang penuh dengan tindakan pungsi suprapubik dinding abdomen (Brooks, 2007). Namun pemakaian kateter untuk diagnosis hanya digunakan pada pasien yang menggunakan kateter. Aspirasi suprapubik dilakukan pada bayi dan dewasa yang dimana pemeriksaan urin porsi tengah berulang kali tidak menunjukkan hasil karena kontaminasi atau jumlah bakteri yang rendah (Mansjoer, 2000).

Jumlah specimen yang dibutuhkan untuk pemeriksaan biasanya hanya dengan 0,5mL urin ureteral atau 5 mL urine yang dikeluarkan. Specimen harus segera dikirim ke laboratorium atau dibekukan maksimal satu malam (Brooks, 2007).

Setelah mendapatkan specimen, selanjutnya dilakukan pemeriksaan mikroskopik, dengan cara urin segar tanpa sentrifugasi diteteskan pada objek glass (1 tetes), ditutup dengan cover glass, lalu diamati di bawah mikroskop yang biasanya dapat memperlihatkan leukosit,n sel epitel, dan bakteri jika terdapat lebih dari 105/mL (Brooks, 2007).

Page 2: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

2. Terkait tes carik celup, jelaskan mengenai hal berikut :a. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan KekuranganCepat untuk mendiagnosa berbagai penyakit

Hasil pembacaan mungkin tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaan kurang.

Table. Kekurangan kelebihan tes carik celup

b. IndikasiIndikasi untu kdiagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,memantau perkembangan penyakit seperti diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.

c. Cara / tehnik penggunaan

Gambar. Tes carik celup

Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya kedalam urin selama dua detik. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan strip di tepi wadah specimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu. Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen strip. Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item.

d. Interpretasi

Tes Prinsip Indikasi False (+) False (-) Sensitivitas Spesifitas

pH pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi. Urine dengan pH

Page 3: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Darah

Protein

mendeteksi hemoglobin dengan pemakaian substrat peroksidase serta aseptor oksigen.

mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.

yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batu asam urat.

Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan

bila urine tercemar deterjen yang mengandung hipoklorid atau peroksida, bila terdapat bakteriuria yang mengandung peroksidase.

bila urine mengandung vitamin C dosis tinggi, pengawet formaldehid, nitrit konsentrasi tinggi, protein konsentrasi tinggi, atau berat jenis sangat tinggi.

Page 4: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Glukosa

Leukosit

Keton

Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun.

Lekosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secara kimiawi.

Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat) diproduksi untuk menghasilkan energi saat karbohidrat

petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel.

Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.

Hasil tes lekosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit (granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis.

gangguan absorbsi

pada penggunaan pengawet formaldehid. Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

terjadi bila kadar glukosa urine tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi (>300mg/dl), berat jenis urine tinggi, kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin, tetrasiklin

Page 5: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Nitrit

tidak dapat digunakan. Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan keton sudah mencukupi maka akan diekskresi ke dalam urine, dan apabila kemampuan ginjal untuk mengekskresi keton telah melampaui batas, maka terjadi ketonemia. Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.

urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein, yang kemudian jika terdapat bakteri dalam jumlah yang signifikan dalam urin (Escherichia coli, Enterobakter,

karbohidrat (kelainan gastrointestinal), gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes)

metabolisme bakteri in vitro apabila pemeriksaan tertunda, urine merah oleh sebab apapun, pengaruh obat (fenazopiridin). diet

vegetarian menghasilkan nitrat dalam jumlah cukup banyak, terapi

Page 6: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Citrobacter, Klebsiella, Proteus) yang megandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrat menjadi nitrit.

antibiotik mengubah metabolisme bakteri, organism penginfeksi mungkin tidak mereduksi nitrat, kadar asam askorbat tinggi, urine tidak dalam kandung kemih selama 4-6 jam, atau berat jenis urine tinggi.

Table. Interpretasi tes carik celup

3. Terkait pemeriksaan mikroskopis urin, jelaskan mengenai hal berikut :a. Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan mikroskopis urine

Kelebihan : Lebih akurat dan teliti dalam diagnosisKekurangan : lebih banyak tahapan dan sulit dalam pelaksanaannya dibandingkan pemeriksaan makroskopis.

b. Indikasi

Page 7: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

cystitis, gagal ginjal, glomerulonefritis akut, pielonefritisc. cara/teknik pelaksanaan

sampel urine dihomogenkan terlebih dahulu,kemudian dipindahkan ke dalam tabung dan disentrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5 menit. Akan terbentuk endapan. Endapan tersebut bisa diletakkan di objek glass dan ditutup cover glass. Siap untuk diamati.

d. interpretasi:1) eritrosit normal : 0-3 / lapang pandang2) silinder normal : 0-1 / lapang pandang3) kristal normal : 0-1 / lapang pandang4) bakteri normal : tidak ada bakteri5) leukosit normal : 0-4 / lapang pandang

4. Bagaimanakah sensitivitas dan spesivitas urinalisis ?a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter penting ISK yaitu leukosit

dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti deskripsi warna, berat jenis dan pH, konsentrasi

glukosa, protein, keton, darah dan bilirubin tetap dilakukan. (Semeniuk H, Church D. 1999).

Prinsip pemeriksaan urinalisis dengan reagen celup atau dipstick urine melalui analisis kimiawi

urine. Carik celup telah membuktikan dapat melakukan srining untuk specimen urin dalam

jumlah banyak. Carik celup ini merupakan secarik plastic yang pada permukaannya terdapat pita

yang telah mengandung reagen secara terpisah satu sama lain dan dapat menguji 10 jenis

pemeriksaan sekaligus yaitu PH, protein, glukosa, keton, eritrosit, bilirubin, urobilinogen, nitrit,

lekosit esterase dan berat jenis (Lewandrowski, 2002).

b. Pemeriksaan Dipstik

Pemeriksaan dengan dipstik merupakan salah satu alternatif pemeriksaan leukosit dan bakteri di

urin dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri, dipstik akan bereaksi dengan leucocyte

esterase (suatu enzim yang terdapat dalam granul primer netrofil). Sedangkan untuk

mengetahui bakteri, dipstik akan bereaksi dengan nitrit (yang merupakan hasil perubahan nitrat

oleh enzym nitrate reductase pada bakteri). Penentuan nitrit sering memberikan hasil false-

negative karena tidak semua bakteri patogen memiliki kemampuan mengubah nitrat atau kadar

nitrat dalam urin menurun akibat obat diuretik. (Semeniuk H, Church D. 1999).

Sensitivitas dan spesifitas dipstick urine pernah dilaporkan memiliki nilai 82 % dan 42 % dan

negative palsu 36 %. Pada tahun 2001 melaporkan bahwa dipstick urine memiliki nilai 98-99 %.

Page 8: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Sementara pada penelitian ini akan menggunakan dipstick urine Aution Sticks yang memiliki

sensitivitas 52-91 % (Lewandrowski, 2002). Uji sensitivitas antibiotika, antibiotik atau

antimikroba adalah obat atau zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungsi yang

dapat menghambat/membasmi mikroba lain (jasad / bakteri), khususnya mikroba yang

merugikan manusia yaitu mikroba penyebab infeksi pada manusia (Saepudin dkk, 2007).

Kedua pemeriksaan ini memiliki angka sensitifitas 60-80% dan spesifisitas 70 – 98 %. Sedangkan nilai

positive predictive value kurang dari 80 % dan negative predictive value mencapai 95%. Akan tetapi

pemeriksaan ini tidak lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik urin dan kultur urin.

Pemeriksaan dipstik digunakan pada kasus skrining follow up. Apabila kedua hasil menunjukkan hasil

negatif, maka urin tidak perlu dilakukan kultur. (Semeniuk H, Church D. 1999).

5. Terkait pemeriksaan kultur urin, jelaskan mengenai hal berikut :a. Indikasi :

1) Penderita dengan gejala dan tanda infeksi saluran kemih (simtomatik).

2) Untuk pemantauan penatalaksanaan infeksi saluran kemih.

3) Pasca instrumentasi saluran kemih dalam waktu lama, terutama pasca keteterisasi urin.

4) Penapisan bakteriuria asimtomatik pada masa kehamilan.

5) Penderita dengan nefropati / uropati obstruktif, terutama sebelum dilakukan .

b. Cara/teknik pelaksanaan :

1) Pengambilan sampel

Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih, digunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi

adalah urin yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun tidur. Digunakan

urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada sedimen dan protein dalam

urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam waktu maksimal 2

jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka sampel harus disimpan dalam lemari es atau

diberi pengawet seperti asam format.

Bahan untuk sampel urin dapat diambil dari:

1. Urin porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun

dan NaCl 0,9%.

2. Urin yang diambil dengan kateterisasi 1 kali.

3. Urin hasil aspirasi supra pubik.

2) Pemeriksaan Sampel

Page 9: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Sampel yang sudah diambil harus segera dilakukan pemeriksaan, jika tidak bakteri akan

berkembang biak dan akan memberikan hasil yang palsu pada pemeriksaan. Jika

pemeriksaan akan ditunda maka urine harus disimpan dulu dalam lemari es hingga 24jam.

3) Cara pemeriksaan sampel urin

1. Urine harus disentrifuge (dicampur) terlebih dahulu untuk memisahkan antara pelarut

dengan terlarut.

2. Setelah terpisah ambil bagian yang mengendap sebagai sampel untuk pemeriksaan

sampel urine.

3. Lakukan isolasi dengan menempelkan sampel ke media pertumbuhan.

4. Inkubasi selama 24jam dalam suhu 370 celsius.

4) Setelah 24 jam bisa dilihat pada media pertumbuhan dari cirri-ciri dan bentuk dari koloni.

Setelah itu bisa dilakukan pewarnaan gram untuk mengetahui morfologi sel dari bakteri.

c. Karakteristik koloni bakteri

Organisme Warna Koloni Memfermentasi Laktosa

E.coli Warna merah tua

sampai merah bata,

metalik, berukuran

sedang-besar, sedikit

cembung.

Lactose fermented

Pseudomonas koloni besar, pipih,

berwarna putih abu-abu,

tidak teratur,

menghasilkan pigmen

Lactose fermented

P.vulgaris koloni sedang-besar,

tidak berwarna, non

laktosa fermented,

smooth, menjalar/tidak

Non-lactosa fermented

(Jawetz, 1996)

6. Bagaimanakah mengetahui lokasi infeksi berdasarkan hasil urinalisis ?a. Eritrosit

Eritrosit dalam air seni dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih.

Secara teoritis, harusnya tidak dapat ditemukan adanya eritrosit, namun dalam urine

Page 10: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

normal dapat ditemukan 0 – 3 sel/LPK. Hematuria adalah adanya peningkatan jumlah

eritrosit dalam urin karena: kerusakan glomerular, tumor yang mengikis saluran kemih,

trauma ginjal, batu saluran kemih, infeksi, inflamasi, infark ginjal, nekrosis tubular akut,

infeksi saluran kemih atas dan bawah, nefrotoksin, dll (FK USU, 2008)

Hematuria dibedakan menjadi hematuria makroskopik (gross hematuria) dan

hematuria mikroskopik. Darah yang dapat terlihat jelas secara visual menunjukkan

perdarahan berasal dari saluran kemih bagian bawah, sedangkan hematuria mikroskopik

lebih bermakna untuk kerusakan glomerulus (FK USU, 2008)

Dinyatakan hematuria mikroskopik jika dalam urin ditemukan lebih dari 5

eritrosit/LPK. Hematuria mikroskopik sering dijumpai pada nefropati diabetik, hipertensi,

dan ginjal polikistik. Hematuria mikroskopik dapat terjadi persisten, berulang atau

sementara dan berasal dari sepanjang ginjal-saluran kemih. Hematuria persisten banyak

dijumpai pada perdarahan glomerulus ginjal. Eritrosit dismorfik tampak pada ukuran

yang heterogen, hipokromik, terdistorsi dan sering tampak gumpalan-gumpalan kecil

tidak beraturan tersebar di membran sel. Eritrosit dismorfik memiliki bentuk aneh akibat

terdistorsi saat melalui struktur glomerulus yang abnormal. Adanya eritrosit dismorfik

dalam urin menunjukkan penyakit glomerular seperti glomerulonefritis (FK USU, 2008).

b. Leukosit

Lekosit berbentuk bulat, berinti, granuler, berukuran kira-kira 1,5 – 2 kali eritrosit.

Lekosit dalam urine umumnya adalah neutrofil (polymorphonuclear, PMN). Lekosit

dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih (FK USU, 2008)

Lekosit hingga 4 atau 5 per LPK umumnya masih dianggap normal. Peningkatan jumlah

lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnya menunjukkan adanya infeksi

saluran kemih baik bagian atas atau bawah, sistitis, pielonefritis, atau glomerulonefritis

akut. Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa

adanya infeksi atau inflamasi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang

mungkin disebabkan karena adanya perubahan permeabilitas membran glomerulus atau

perubahan motilitas leukosit. Pada kondisi berat jenis urin rendah, leukosit dapat

ditemukan dalam bentuk sel Glitter merupakan lekosit PMN yang menunjukkan gerakan

Brown butiran dalam sitoplasma. Pada suasana pH alkali leukosit cenderung

Page 11: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

berkelompok (FK USU, 2008) Lekosit dalam urine juga dapat merupakan suatu

kontaminan dari saluran urogenital, misalnya dari vagina dan infeksi serviks, atau meatus

uretra eksterna pada laki-laki.

c. Sel Epitel

1) Sel Epitel Tubulus

Sel epitel tubulus ginjal berbentuk bulat atau oval, lebih besar dari leukosit,

mengandung inti bulat atau oval besar, bergranula dan biasanya terbawa ke urin

dalam jumlah kecil. Namun, pada sindrom nefrotik dan dalam kondisi yang mengarah

ke degenerasi saluran kemih, jumlahnya bisa meningkat. Jumlah sel tubulus ≥ 13 /

LPK atau penemuan fragmen sel tubulus dapat menunjukkan adanya penyakit ginjal

yang aktif atau luka pada tubulus, seperti pada nefritis, nekrosis tubuler akut, infeksi

virus pada ginjal, penolakan transplnatasi ginjal, keracunan salisilat. Sel epitel tubulus

dapat terisi oleh banyak tetesan lemak yang berada dalam lumen tubulus (lipoprotein

yang menembus glomerulus), sel-sel seperti ini disebut oval fat bodies / renal tubular

fat / renal tubular fat bodies. Oval fat bodiesmenunjukkan adanya disfungsi disfungsi

glomerulus dengan kebocoran plasma ke dalam urin dan kematian sel epitel tubulus

(FK USU, 2008)

Oval fat bodies dapat dijumpai pada sindrom nefrotik, diabetes mellitus lanjut,

kerusakan sel epitel tubulus yang berat karena keracunan etilen glikol, air raksa. Selain

sel epitel tubulus, oval fat bodies juga dapat berupa makrofag atau hisiosit. Sel epitel

tubulus yang membesar dengan multinukleus (multinucleated giant cells) dapat

dijumpai pada infeksi virus. Jenis virus yang dapat menginfeksi saluran kemih adalah

Cytomegalovirus (CMV) atau Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 maupun tipe 2 (FK

USU, 2008)

2) Sel epitel transisional

Sel epitel ini dari pelvis ginjal, ureter, kandung kemih (vesica urinaria), atau uretra,

lebih besar dari sel epitel tubulus ginjal, dan agak lebih kecil dari sel epitel skuamosa.

Page 12: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Sel epitel ini berbentuk bulat atau oval, gelendong dan sering mempunyai tonjolan.

Besar kecilnya ukuran sel epitel transisional tergantung dari bagian saluran kemih

yang mana dia berasal. Sel epitel skuamosa adalah sel epitel terbesar yang terlihat

pada spesimen urin normal. Sel epitel ini tipis, datar, dan inti bulat kecil. Mereka

mungkin hadir sebagai sel tunggal atau sebagai kelompok dengan ukuran bervariasi

(FK USU, 2008)

3) Sel skuamosa

Epitel skuamosa umumnya dalam jumlah yang lebih dan berasal dari permukaan kulit

atau dari luar uretra. Signifikansi utama mereka adalah sebagai indikator kontaminasi

(FK USU, 2008)

d. Silinder

Silinder (cast) adalah massa protein berbentuk silindris yang terbentuk di tubulus ginjal

dan dibilas masuk ke dalam urine. Silinder terbentuk hanya dalam tubulus distal yang

rumit atau saluran pengumpul (nefron distal). Tubulus proksimal dan lengkung Henle

bukan lokasi untuk pembentukan silinder. Silinder dibagi-bagi berdasarkan gambaran

morfologik dan komposisinya. Faktor-faktor yang mendukung pembentukan silinder

adalah laju aliran yang rendah, konsentrasi garam tinggi, volume urine yang rendah, dan

pH rendah (asam) yang menyebabkan denaturasi dan precipitasi protein, terutama

mukoprotein Tamm-Horsfall. Mukoprotein Tamm-Horsfall adalah matriks protein yang

lengket yang terdiri dari glikoprotein yang dihasilkan oleh sel epitel ginjal. Semua benda

berupa partikel atau sel yang terdapat dalam tubulus yang abnormal mudah melekat pada

matriks protein yang lengket.

Konstituen selular yang umumnya melekat pada silinder adalah eritrosit, leukosit, dan sel

epitel tubulus, baik dalam keadaan utuh atau dalam berbagai tahapan disintegrasi.

Apabila silinder mengandung sel atau bahan lain yang cukup banyak, silinder tersebut

dilaporkan berdasarkan konstituennya. Apabila konstituen selular mengalami disintegrasi

menjadi partikel granuler atau debris, biasanya silinder hanya disebut sebagai silinder

granular (FK USU, 2008)

Page 13: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

1) Silinder hialin

Silinder hialin atau silinder protein terutama terdiri dari mucoprotein (protein Tamm-

Horsfall) yang dikeluarkan oleh sel-sel tubulus. Silinder ini homogen (tanpa struktur),

tekstur halus, jernih, sisi-sisinya parallel, dan ujung-ujungnya membulat. Sekresi

protein Tamm-Horsfall membentuk sebuah silinder hialin di saluran pengumpul (FK

USU, 2008)

Silinder hialin tidak selalu menunjukkan penyakit klinis. Silinder hialin dapat dilihat

bahkan pada pasien yang sehat. Sedimen urin normal mungkin berisi 0 – 1 silinder

hialin per LPL. Jumlah yang lebih besar dapat dikaitkan dengan proteinuria ginjal

(misalnya, penyakit glomerular) atau ekstra-ginjal (misalnya, overflow proteinuria

seperti dalam myeloma). Silinder protein dengan panjang, ekor tipis terbentuk di

persimpangan lengkung Henle's dan tubulus distal yang rumit disebut silindroid

(cylindroids) (FK USU, 2008)

2) Silinder Eritrosit

Silinder eritrosit bersifat granuler dan mengandung hemoglobin dari kerusakan

eritrosit. Adanya silinder eritrosit disertai hematuria mikroskopik memperkuat

diagnosis untuk kelainan glomerulus. Cedera glomerulus yang parah dengan

kebocoran eritrosit atau kerusakan tubular yang parah menyebabkan sel-sel eritrosit

melekat pada matriks protein (mukoprotein Tamm-Horsfall) dan membentuk silinder

eritrosit (FK USU, 2008)

3) Silinder Leukosit

Silinder lekosit atau silinder nanah, terjadi ketika leukosit masuk dalam matriks

Silinder. Kehadiran mereka menunjukkan peradangan pada ginjal, karena silinder

tersebut tidak akan terbentuk kecuali dalam ginjal. Silinder lekosit paling khas untuk

pielonefritis akut, tetapi juga dapat ditemukan pada penyakit glomerulus

(glomerulonefritis). Glitter sel (fagositik neutrofil) biasanya akan menyertai silinder

lekosit. Penemuan silinder leukosit yang bercampur dengan bakteri mempunyai arti

penting untuk pielonefritis, mengingat pielonefritis dapat berjalan tanpa keluhan

meskipun telah merusak jaringan ginjal secara progresif (FK USU, 2008)

4) Silinder Granular

Page 14: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Silinder granular adalah silinder selular yang mengalami degenerasi. Disintegrasi sel

selama transit melalui sistem saluran kemih menghasilkan perubahan membran sel,

fragmentasi inti, dan granulasi sitoplasma. Hasil disintegrasi awalnya granular kasar,

kemudian menjadi butiran halus (FK USU, 2008)

5) Silinder Lilin (Waxy Cast)

Silinder lilin adalah silinder tua hasil silinder granular yang mengalami perubahan

degeneratif lebih lanjut. Ketika silinder selular tetap berada di nefron untuk beberapa

waktu sebelum mereka dikeluarkan ke kandung kemih, sel-sel dapat berubah menjadi

silinder granular kasar, kemudian menjadi sebuah silinder granular halus, dan

akhirnya, menjadi silinder yang licin seperti lilin (waxy). Silinder lilin umumnya

terkait dengan penyakit ginjal berat dan amiloidosis ginjal. Kemunculan mereka

menunjukkan keparahan penyakit dan dilasi nefron dan karena itu terlihat pada tahap

akhir penyakit ginjal kronis (FK USU, 2008)

Yang disebut telescoped urinary sediment adalah salah satu di mana eritrosit,

leukosit, oval fat bodies, dan segala jenis silinder yang ditemukan kurang lebih sama-

sama berlimpah. Kondisi yang dapat menyebabkan telescoped urinary sediment

adalah: 1) lupus nefritis 2) hipertensi ganas 3) diabetes glomerulosclerosis, dan 4)

glomerulonefritis progresif cepat. Pada tahap akhir penyakit ginjal dari setiap

penyebab, sedimen saluran kemih sering menjadi sangat kurang karena nefron yang

masih tersisa menghasilkan urin encer (FK USU, 2008)

7. Apakah indikasi pemeriksaan tambahan selain urinalisis dan kultur ?a. ISK kambuh (relapsing infection)

b. Pasien laki-laki

c. Gejala urologik

d. Hematuria persisten

e. Mikroorganisme jarang

f. ISK berulang denga interval kurang dari sama dengan enam minggu (Sukandar, 2006)

8. Apakah indikasi dari :a. Kultur darah

Page 15: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Kultur darah adalah tes laboratorium darah, yang diambil melalui sampling darah

vena untuk mengetahui apakah dalam darah terdapat bakteri ataupun

mikroorganisme lainnya untuk mengetahui adanya infeksi pada darah seperti

septikemia atau bakterimia. Selain itu dengan kultur darah dapat diidentifikasi

bakteri apa yang menyebabkan terjadinya infeksi pada tubuh. Hal ini akan

membantu klinisi untuk menentukan terapi yang tepat.

b. Swab urethra

Swab urethra adalah pemeriksaan lab dengan mengambil sample dari uretra dengan

cara memasukkan kapas tipis yang disebut cotton swab kedalam uretra, dengan

sedikit diputar secara halus. Prosedur ini membutuhkan beberapa detik dan memang

sedikit tidak nyaman, namun tidak nyeri dikarenakan hanya perlu beberapa detik

untuk melakukannya. Indikasi dilakukan urethral swab ini adalah untuk mengetahui

penyebab radang uretra (urethritis). Selain itu tes ini juga bisa digunakan untuk

mengetahui bakteri-bakteri lain yang terdapat pada uretra, seperti Gonore, dan

lainnya. Tes ini dilakukan apabila terdapat discharge abnormal pada urin.

c. Pemeriksaan urodinamik

Urodinamik merupakan tes untuk mengetahui bagaimana kandung kemih bekerja

untuk menyimpan urin, dan kerja uretra serta musculus sphincter dalam ekskresi

urin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari inkontinensia,

frequency, urgency, rasa sakit ketika miksi, dan infeksi traktus urinarius yang

rekuren. Pada pemeriksaan ini, pasien diminta mengosongkan kandung kemih

kepada suatu toilet yang sudah dipasang uroflowmetry, yaitu alat untuk mengukur

kecepatan dan volume dari pengeluaran urin, yang dapat mengetahui fungsi dari

otot kandung kemih. Kemudian, pasien dipasangkan kateter untuk mengukur urin

residual dalam kandung kemih, pemasangan cystometry, dan electromyography

untuk mengetahui ada tidaknya gangguan impuls saraf dalam menyampaikan

informasi miksi.

d. Ronsen traktus urinariusdigunakan untuk melihat bayangan,besar,dan posisi organ traktus urinarius dan dapat pula dilihat klasifikasi kista,tumor,dan batu.

e. USG

Page 16: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

digunakanuntukmenemukanletakmassadalamronggaperutataupelvis,membedakankistadenganmassa yang solid,mempelajaripergerakanorganmaupunpergerakanjanin,pengukurandanpenentuanvolum.Batuempedu, pemeriksaanutamaadalahdengan USG.

f. IVUTes ini dilakukan dengan menginjeksikan cairan kontras lewat vena sebelum dilakukan

pencitraan. Cairan kontras yang diinjeksikan akan masuk melalui saluran-saluran traktus

urinarius, dari ureter dan uretra, juga ke ginjal. Dengan ini dapat diketahui adanya

obstruksi pada ginjal dan saluran kemih seperti pembentukan batu ginjal atau batu saluran

kemih, tumor, kista, pembesaran kelenjar prostat, dan pemendekan ureter.

g. Voidingcystourethrogramuntukmengungkapkanadanyarefluksvesiko-ureter,buli-bulineurogenic,atau diverticulum uretrapadawanita yang seringmenyebabkaninfeksi yang seringkambuh

h. CT-scanddapatdilakukansecarapolosataudengankontras(mengetahuiadanya enhancement). Dapatdilakukanuntuk cranium, thorax., abdomen, dsb. CT-scan cranium sangatmembantubagianSaraf / NeurologidanBedahSaraf.

i. Pemeriksaandenganradionuklidamerupakanpemeriksaan in vivo karenamenjadikan organ tubuhsebagaisumberradiasi.Diamatiuntukmenentukanbesar,bentuk,danletak organ sertakelainannya.Radionuklidajugadimanfaatkanuntukmenghitungkonsentrasi hormone atauobatdalamdarah.

Bagian 2

1. Apa definisi / pengertian dari ISK ?ISK uncomplicated (sederhana) yaitu infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelinan

anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih. (Purnomo,B Basuki.2007)

ISK complicated (rumit) yaitu adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita

kelainan anatomik/struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini akan

menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika. (Purnomo,B Basuki.2007)

2. Apa faktor resiko terkait ISK pada tiap kelompok usia ?

Umur (Tahun)Insidensi (%)

Faktor risikoPerempuan Laki-laki

< 1 0, 7 2, 7 Foreskin, kelainan anatomy gastrourinary

Page 17: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

1 – 5 4, 5 0, 5 Kelainan anatomy gastrourinary

6 – 15 4, 5 0, 5 Kelainan fungsional gastrourinary

16 – 35 20 0, 5 Hubungan seksual, penggunaan diaphragm

36 – 6535 20

Pembedahan, obstruksi prostat,

pemasangan kateter

>6540 35

Inkontinensia, pemasangan kateter,

obstruksi prostat

3. Jelaskan 4 cara masuknya bakteri ke dalam traktus urinarius> Manakah yang paling sering terjadi ?

Bakteri masuk ke saluran kemih manusia dapat melalui beberapa cara yaitu :

a. Penyebaran endogen

yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat. Jika didaerah saluran urinarius terdapat suatu

perlukaan makan bakteri akan menyebar ke lingkungan sekitarnya sehingga menyebabkan ISK.

b. Hematogen

Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena

menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan

imunosupresif. Penyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu

tempat. Contoh mikroorganisme yang dapat menyebar secara hematogen adalah Staphylococcus

aureus, Salmonella sp, Pseudomonas, Candida sp., dan Proteus sp (Price,2006).

Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli karena itu jarang

terjadi infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa tindakan yang mempengaruhi struktur dan fungsi

ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran

hematogen. Hal ini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut :

1) Adanya bendungan total aliran urin

2) Adanya bendungan internal baik karena jaringan parut maupun terdapatnya presipitasi obat

intratubular, misalnya sulfonamide

3) Terdapat faktor vaskular misalnya kontriksi pembuluh darah

4) Pemakaian obat analgetik atau estrogen

5) Pijat ginjal

Page 18: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

6) Penyakit ginjal polikistik

7) Penderita diabetes melitus (Britigan,1985).

c. Limfogen

Yaitu dari saluran kelenjar getah bening atau kelenjar limfe. Biasanya terjadi pada ginjal dan

ureter.

d. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi

Jalur eksogen merupakan jalur yang sering menyebabkan masuknya bakteri ke dalam traktus

urinaria. Hal ini dikarenakan pada saat pemasangan kateter dan tindakan medis lain yang tidak

steril sehingga kuman bisa mudah masuk lewat peralatan medis.

4. Jelaskan factor host-defense berperan dalam mencegah ISK. Sebutkan contoh kelainan dari tiap factor tersebut :a. Aliran urin yang tidak tersumbat

Kelainan anatomi dapat mengganggu mekanisme pertahanan tubuh, karena akan mengakibatkan stasis urin. Pada wanita kelainan anatomi yang sering dijumpai adalah nefropati refluks, nefropati analgesic, bat, dan kehamilan. Sedangkan pada pria biasanya akibat batu dan penyakit prostat. Aliran urin yang stasis ini tidak dapat membersihkan bakteri yang masuk ke saluran kemih (Mansjoer, 2000).

b. Karakteristik urinTubuh menjaga agar urin yang dikeluarkan memiliki tingkat osmolalitas tinggi, konsentrasi urea tinggi, dan pH asam. Kondisi menyebabkan urin mempunyai 'efek antibakteri' (Mansjoer, 2000).

c. Lapisan epitel Tr. UrinariusLapisen Epitel dari traktus urinarius memiliki sel penghasil uromukoid, zat ini sangat

membantu sekali dalam proses pertahanan tubuh dikarenakan memiliki enzim lisozim,

yang berfungsi untuk membunuh mikro organisme yang menempel di lapisan mukosa

traktur urinarius. Contoh kelainan : defisiensi Estrogen pada kehamilan (menyebabkan

produksi uromukoid di uroepitelial terganggu). (Lumbanbatu, S.M., 2003).

d. Antibodi spesifikPenelitian laboratorium melaporkan sekresi IgA urin meningkat dan diduga mempunyai peranan penting untuk kepekaan terhadap ISK (Sukandar, 2006).

e. GenetikPenelitian laboratorium mengungkapkan bahwa golongan darah dan status secretor mempunyai kontribusi untuk kepekaan terhadap ISK. Prevalensi ISK meningkat juga terkait dengan golongan darah AB, B, dan PI (antigen terhadap tipe fimbriae bakteri) den dengan fenotipe golongan darah Lewis. Kepekaan terhadap ISK rekuren dari kelompok pasien dengan saluran kemih normal (ISK tipe sederhana) lebih besar pada kelompok antigen darah non-sekretorik dibandingkan dengan kelompok sekretorik (Sukandar, 2006).

f. Flora normal

Page 19: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Gram Negative Gram Positive

Enterob

acteriac

ai

Escherichia Coli Micrococcacea

e

Staphy

lococc

us

aureus

Klebsiella pneumonia

oxytosa

Streptococcea

e

Strepto

coccus

fecalis

enteroco

ccus

Proteus mirabilis

vulgaris

Enterobacte

r

Cloacae

aerogenes

Providencia rettgeri

stuartii

Morganella morganii

Citrobacter Freundii

diversus

Serratia morcescens

Pseudo

monada

ceae

Pseudomon

as

aeruginosa

5. Menjelaskan :a. Apa sajakah factor patogenisitas bakteri?

Pili,karena berfungsi untuk menempel pada urotelium.Selain itu bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen,menghasilkan toksin,dan menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana urine menjadi basa

b. Strain e.coli apa yang mempunyai uropatogen?

Page 20: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Banyak sekali strain-strain dari E. coli E. coli yang patogenik terhadap tubuh kita. Akan

tetapi, strain E.coli yang uropatogen adalah E. coli yang umumnya memiliki P-pili di

permukaan selnya (Jawetz et al, 2007).

c. Jelaskan tentang ligand?Ligand adalah molekul organic yang berkaitan dengan molekul lainnya, digunakan terutama untuk menunjukkan molekul yang terikat terutama dengan molekul yang lebih besar

d. Jelaskan tentang P pili?Pili P adalah pili yang dimiliki oleh bakteri untuk menempel pada urotelium.Bakteri yang mempunyai pili P sangat virulen,karena pili P tidak dapat diikat oleh uromukoid/protein Tamm-Horsfall(protein di dalam urin yang bertindak sebagai bakterisidal)

e. Jelaskan tentang tipe 1 pili?Pili tipe 1 adalah pili yang dapat menimbulkan infeksi pada sistitis

f. Jelaskan tentang hemolisin?Hemolisin adalah bahan yang dapat mengakibatkan perusakan integritas membrane eritrosit sehingga terjadi pelepasan hemoglobin.

g. Jelaskan tentang Ag K?Antigen K adalah bagian luar dari antigen O yang berupa polisakarida. Antigen K berpengaruh terhadap reaksi aglutinasi dan dihubungkan dengan virulensi (menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang memungkinkan invasi ke system GI atau saluran kemih.

h. Jelaskan tentang patogenisitas bakteri dalam menyediakan mekanisme ISK persisten?Bakteri masuk kesaluran kemih dengan 3 cara

a. Hematogen Ascending Organ yang terinfeksi

b. Virulensi agen meningkat

c. Terjadi gangguan keseimbangan oleh karena system pertahanan tubuh menurun

d. Infeksi saluran Kemih (ISK)

Page 21: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

6. Sebutkan bakteri yang paling sering menyebabkan ISK pada kelompok ?7. Bagaimanakah diagram alir investigasi disuria pada wanita ?

ya tidak

Disuria(pasien wanita)

Beresiko terkena penyakit menular

seksual

Evaluasi kemungkinan sistitis / penyakit menular seksual

Kemungkinan sistitis

Kemungkinan penyakit menular seksual

Obati sebagai penyakit menular seksual

obati

Resolusi gejala

dalam 2 hari

Terapi ISK akut

demam

demam dan toksisitas sitemik

tidak ya

Tanda dan gejala nyeri suprapubikya tidak

Positif dan tidak berespon

terhadap terapi

Positif dan berespon

terhadap terapi

Evaluasi penyebab lain

negatif

Kemungkinan :Organisme

resistenAbnormalitas

saluran kemihPenyebab lain

demam

Terapi penuh, atasi berbagai

problem

Terapi sebagai ISK akut

(pielonefritis)

Terapi penuh

Kultur urin jika belum

Periksa etiologi lain dari demam

Kultur urin

(+) dan tidak

terdeteksi etiologi

lain

ISK

ya tidak

Page 22: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

8. Bagaimanakah diagram alir investigasi disuria pad pria ?

(JB. 2000)

Evaluasi adanya penyebab lainPertimbangkan :

Resistensi bakteriAbnormalitas traktur

urinarius

Terapi komplit dan terapi problem yang berkaitan

lakukan kultur urine dan beri terapi awal

Jika ada Gejala persisten

Positif

Positif dan tidak responsif untuk terapi

Positif dan responsif untuk terapi

Negatif

Resiko penyakit menular seksual

(PMS)

Diterapi sebagai gonococcal /

nongonococcal urethritis

Cari predisposisi ISK

Iya Tidak

Disuria pada pria

Page 23: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

9. Kapan skrining terhadap bakteriuria asimtomatik yang direkomendasikan ?Bakteriuria asimptomatikdidefinisikan sebagai kultur urin positif tanpa keluhan, terjadi pada 1-2% gadis usia sekolah, 5% dari wanita muda aktif seksual, 15-50% pasien lanjut usia dalam perawatan, 50% wanita dengan kateterisasi intermiten, dan 100% pasien dengan foley kateter jangka lama. Bacteria asimptomatik tidak sinonim dengan ISK akut dan hanya diobati pada keadaan khusus seperti kehamilan atau pada wanita yang menjalani prosedur genitourinary invasive (Santoso, 2008).

10.Bagaimana prinsip terapi pada ISK ?Prinsip pengobatan penderita ISK adalah untuk membebaskan saluran kemih dari bakteri dan

mencegah atau mengendalikan infeksi berulang, sehingga angka kesakitannya dapat

dihilangkan atau dikurangi. Dalam pengobatan ini, pemilihan antibiotika memegang peranan

yang penting untuk menunjang keberhasilannya. Dewasa ini ada berbagai macam jenis

antibiotika di pasaran. Pengobatan ISK harus memperhatikan pola kuman yang ada, sehingga

antibiotika yang diberikan akan bekerja optimal.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya selain pengobatan di atas adalah perbaikan kebiasaan,

terutama yang menyangkut kebersihan daerah perkemihan dan kelamin. Hal ini menjadi

penting karena kebersihan daerah tersebut dapat mengurangi risiko berkoloni dan masuknya

kuman merugikan ke dalam saluran kemih sehingga faktor predisposisi tersebut hilang. Selain

itu, penderita ISK dianjurkan untuk minum air sekitar 1,5 sampai 2 liter per hari.

11.Faktor apa sajakah yang berperan dalam pemilihan antibiotic pada ISK ?

Pada ISK yang tidak memberikan gejala klinis tidak perlu pemberian terapi,tetapi ISK yang telah memberikan keluhan harus segera mendapatkan antibiotika;bahkan jika infeksi cukup parah diperlukan perawatan di rumah sakit guna tirah baring,pemberian hidrasi,dan pemberian medikamentosa secara inravena berupa analgesika dan antibiotika.Antibiotika yang diberikan berdasarkan atas kultur kuman dan tes kepekaan antibiotika.

12.Susunlah table antimicrobial yang direkomendasikan berdasarkan lokasi anatomisnya

Antimikroba Dosis Lama Terapi

Page 24: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Trimetoprim-Sulfametoksazol

Trimetoprim

Siprofloksasin

Levofloksasin

Sefiksim

Sefpodoksim proksetil

Nitrofurantoin makrokristal

Nitrofurantoin monohidrat

makrokristal

Amoksisilin/Klavulanat

2 x 160/800 mg

2 x 100 mg

2 x 100-250 mg

2 x 250 mg

1 x 400 mg

2 x 100 mg

4 x 50 mg

2 x 100 mg

2 x 500 mg

3 hari

3 hari

3 hari

3 hari

3 hari

3 hari

7 hari

7 hari

7 hari

Table 1. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi

Antimikroba Dosis Interval

Sefepim

Siprofloksasin

Levofloksasin

Ofloksasin

Gentamisin (+ ampisilin)

Ampisilin (+ gentamisin)

Tikarsilin-klavulanat

Piperasilin-tazobaktam

Imipenem-silastatin

1 gram

400 gram

500 gram

400 gram

3-5 mg/kgBB

1 mg/kgBB

1-2 gram

3,2 gram

3,375 gram

250-500 mg

12 jam

12 jam

24 jam

12 jam

24 jam

8 jam

6 jam

8 jam

2-8 jam

6-8 jam

Tabel 2. Obat parenteral pada ISK atas akut berkomplikasi

13.Susunlah table antimicrobial yang direkomendasikan berdasarkan tipe ISk, serta durasi terapi masing-masing ?

Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antimikroba

Page 25: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Infeksi Saluran kemih

a. Sistitis akut E. coli, S. saprophyticus, kuman

gram negatif lainnya

Nitrofurantoin, ampisilin,

trimetroprim

b. Pielonefritis akut E. coli, kuman gram negatif

lainnya, Streptococcus

untuk pasien rawat :

Gentamisin (atau aminoglikosid

lainnya), kotrimoksazol parenteral,

sefalosporin generasi III, aztreonam

c. prostatitis akut E. coli, kuman gram negatif

lainnya, E. faecalis

Kotrimoksazol atau fluorokuinolon

atau aminoglikosid dan ampisilin

parenteral

d. Prostatitis kronis E. coli, kuman gram negatif

lainnya, E. faecalis

Kotrimoksazol, fluorokuinolon atau

trimetroprim

14.Bagaimana regimen Ab profilaksis ?

Terapi antibiotika profilaksis bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih rekurens.

Antibiotika yang diberikan dalam dosis rendah selama 6 bulan. Daftar regimen antibiotika yang

digunakan untuk profilaksis.

Agent Dosis

Regimen Standar:

• Trimethoprim-sulphamethoxazole 40/200 mg/hari or tiga kali /minggu

• Trimethoprim 100 mg/hari

• Nitrofurantoin 50 mg/hari

• Nitrofurantoin macrocrystals 100 mg/hari

Lain-lain:

• Cephalexin 125 or 250 mg/hari

• Norfloxacin 200 mg/hari

• Ciprofloxacin 125 mg/hari

Tabel 1. Regimen antibiotika profilaksis untuk pencegahan infeksi saluran kemih non komplikata

akut pada wanita. (Zunilda, 2007)

Page 26: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

15.Apa sajakah Ab yang memerlukan penyesuaian dosis untuk penyakit hepar dan ginjal ?

ACE inhibitor1 Cidofovir Ifosfamid Mitomisin Simetidin

Allopurinol Cisplatin Kokain NSAID6 Statin7

Amfoterisin B Fenofibrat Kuinolon baru4 Penisilin Sulfonamid

Aminoglikosida2 Foscarnet Laksatif5 Pentamidin Tetrasiklin

Asam

asetilsalisilat3

Furosemid Metadon Rifampisin Thiazide

diuretik

Asiklovir (IV) Gemfibrozil Metamfetamin Sefalosporin Trimetoprim

Basitrasin Heroin Metotreksat Siklosporin Vankomisin

Keterangan1Misalnya: captopril, ramipril, lisinopril, dan sebagainya.2Misalnya: streptomisin, gentamisin, tobramisin, dan sebagainya.3Pada lansia dalam dosis kecil.4Misalnya: siprofloksasin, levofloksasin, dan sebagainya.5Hanya pada pemakaian kronik.6Misalnya: ibuprofen, meloksikam, indometasin, dan sebagainya.7Misalnya: atorvastatin, simvastatin, dan sebagainya.

16.Bagaimana manajemen ISK pada pasien yang sedang hamil ?

Langkah yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut:

a. Istirahat

1) Upayakan segera miksi setelah reflex miksi muncul

2) Pada wanita bila cebok tangan dari arah belakang tidak sampai

kedepan/vagina/orifisium uretrae

b. Diet

Cukup vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih

c. Medikamentosa

Obat pertama :

Terbaik menurut kultur

Bila tidak, obat-obat berikut dapat dipilih dan diikuti :

Page 27: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

1) Sefotaksin

2) Seftriakson, 2-3 1 gr/hari

3) Kotrimoksazol : dosis tunggal 4 tablet

4) Trimetoprin : 400

5) Fluoroquinolon (norfloxacin, ciprofloxacin, ofloxacin)

6) Amoksisilin 3 gram obat ini sepertiganya resisten terhadap E. Coli

7) Doksisiklin pada klamedia : 2 x 100 mg/hari

8) Aminoglikosid

9) Sefalosporin generasi ketiga

10) Bila penyakit berat atau ada tanda-tanda urosepsis, harus dirawat inap dan secara

emperis dapat diberikan Imipenem atau Penisilin/Sefalosporin plus amino

glikoside dan seftriakson atau seftazidine. Obat-obat tersebut diberikan 7-14 hari.

Ditindaklanjuti 7-21 pasca-terapi

11) Pada ibu hamil, sistitis akut diberikan amoksisilin, nitrofurantoin atau

sefalosporin

12) Pada ibu hamil pun di lakukan :

13) Terapi yang dapat diberikan :

14) Ampisilin 3 x 500 mg selama 7 – 10 hari atau

15) Cephalosporin

16) Nitrofurantoin

Setelah terapi, lakukan pemeriksaan ulangan dengan biakan urine oleh karena

kejadian ini seringkali berulang ( 25% )

17.Antibiotik apa saja yang aman untuk ISK pada kehamilan ?a. Sulfonamide

Pemakaian sistemik dapat menimbulkan komplikasi pada saluran kemih, meskipun sekarang jarang terjadi karena telah banyak ditemukan sulfa yang lebih mudah larut seperti sulfisoksazol. Penyebab utama ialah pembentukan dan penumpukan Kristal dalam ginjal, kaliks, pelvis, ureter atau kandung kemih, yang menyebabkan iritasi dan obstruksi.

b. MetenaminMetenamin dikontraindikasikan pada gangguan fungsi hati karena dalam lambung obat ini membebaskan ammonia. Metenamin sebenarnya tidak kontraindikasi untuk gagal ginjal, namun asamnya dapat memperburuk keadaan. Oleh karena itu metenamin mandelat misalnya, tidak boleh diberikan pada keadaan ini.

Page 28: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

c. NitrofurantionNitrofurantion dikontraindikasikan pada gangguan faal ginjal dengan klirens kreatinin kurang dari 40mL/menit (FKUI, 2007)

18.Bagaimana manajemen ISK rekuren ?

Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotika yang adekuat, dan

kalau perlu terapi asimtomatik untuk alkalinisasi urin:

a. Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotika tunggal; seperti

ampisilin 3 gram, trimetoprim 200 mg.

b. Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisi (lekositoria) diperlukan terapi konvensional selama

5-10 hari.

c. Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa

lekositoria (Sukandar, 2004).

Reinfeksi berulang (frequent re-infection)

a. Disertai faktor predisposisi. Terapi antimikroba yang intensif diikuti koreksi faktor resiko.

b. Tanpa faktor predisposisi seperti, asupan cairan banyak, cuci setelah melakukan senggama

diikuti terapi antimikroba takaran tunggal (misal trimetroprim 200 mg) dan terapi antimikroba

jangka lama sampai 6 bulan (Sukandar, 2004).

Sindroma uretra akut (SUA). Pasien dengan SUA dengan hitungan kuman 103-

105memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia memberikan hasi l yang baik dengan

tetrasiklin. Infeksi disebabkan MO anaerobic diperlukan antimikroba yang serasi, misal golongan

kuinolon (Sukandar, 2004).

Pielonefritis akut pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap

untuk memlihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam. Indikasi rawat

inap pielonefritis akut adalah seperti berikut (Sukandar, 2004):

a. Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotika oral.

b. Pasien sakit berat atau debilitasi.

c. Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan.

d. Diperlukan invesstigasi lanjutan.

Page 29: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

e. Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi.

f. Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus, usia lanjut.

The Infection Disease of America menganjurkan satu dari tiga alternatif terapi antibiotik IV

sebagai terapi awal selama 48-72jam sebelum diketahui MO sebagai penyebabnya yaitu

fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin dengan spectrum luas

dengan atau tanpa aminoglikosida (Sukandar, 2004).

Antibiotika merupakan terapi utama pada ISK. Hasil uji kultur dan tes sensitivitas sangat

membantu dalam pemilihan antibiotika yang tepat. Efektivitas terapi antibiotika pada ISK dapat

dilihat dari penurunan angka lekosit urin disamping hasil pembiakan bakteri dari urin setelah terapi

dan perbaikan status klinis pasien. Idealnya antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus

memiliki sifat-sifat sebagai berikut : dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat

mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk mikroba yang

diketahui atau dicurigai. Pemilihan antibiotika harus disesuaikan dengan pola resistensi lokal,

disamping juga memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan pasien (Coyle and Prince, 2005).

Terapi antibiotika profilaksis bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih rekurens.

Antibiotika yang diberikan dalam dosis rendah selama 6 bulan. Daftar regimen antibiotika yang

digunakan untuk profilaksis. (Rubin RH et all, 1992)

Agent Dosis

Regimen Standar:

• Trimethoprim-

sulphamethoxazole

40/200 mg/hari or tiga kali /minggu

• Trimethoprim 100 mg/hari

• Nitrofurantoin 50 mg/hari

• Nitrofurantoin macrocrystals 100 mg/hari

Lain-lain:

• Cephalexin 125 or 250 mg/hari

• Norfloxacin 200 mg/hari

• Ciprofloxacin 125 mg/hari

Tabel 1. Regimen antibiotika profilaksis untuk pencegahan infeksi saluran kemih

non komplikata akut pada wanita. (Rubin RH et all, 1992)

Page 30: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

19.Bagaimanakah manajemen ISK pada pasien DM ? a. Farmakologis (Aru,2009)

1) Tes glukosa urine dengan metode dipstick urine2) Berikan AB aesuai kultur3) AB profilaksis dosis rendah = digunakan setelah lebih dari 3x kejadian ISK dalam 1 tahun4) AB profilaksis diberikan 6 bulan sampai 1 tahun tetapi dapat lebih lama.5) AB diminum sebelum tidur atau setelah koitus

b. Non-farmakologis1) Celana damlam katun 2) Celana dalam tidak ketat dan tidak panas dan basah untuk mencegah timbulnya bakteri.3) Bersihkan dari depan ke belakang setelah miksi dan defekasi untuk mencegah penyebaran

bakteri dari anus ke vagina dan uretra.4) Tidak menahan kencing5) Batasi makanan yang mengandung gula berlebih

Page 31: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Daftar Pustaka

Semeniuk H, Church D. Evaluation of the lecocyte esterase and nitrite urine dipstick screening

tests for detection of bacteriuria in womwn with suspected uncomplicated urinary tract

infections. Journal of clinical microbiology 1999 : 3051-2.

Henry, J.B. 2000. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. Saunders: New York

Sudoyo, Aru W.2009.Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid II. FKUI: Jakarta.

Britigan BE et al. 1985. Gonococal infection: A model molecular pathogenesis, N Engl J. Med ;

312 :1682.

Jawetz, Ernest, dkk.1996.Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. EGC: Jakarta.

Price dan Wilson.2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. EGC:

Jakarta.

Zunilda.2007.Farmakolgi dan Terapi Edisi 5. FKUI: Jakarta.

SuryaatmadjaM,SosroR.Tesfaalginjaldanmanfaatnya di klinik.CerminDunia Kedokteran.1983;30:39-44

Purnomo,Basuki.2008.Dasar-dasar Urologi.Jakarta:CV.SagungSeto

FK USU, Infeksi Saliran Kemih, diakses dari repository.usu.ac.id/infeksi.saluran.kemih/tghl3a/2008

Sukandar, Enday. 2006. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa (Ilmu Penyakit Dalam). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.

Departemen Farmakologi dan Teurapetik FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Rubin RH, Shapiro ED, Andriole VT, Davis RJ, Stamm WE. General guidelines for the evaluation of

new anti-infective drugs for the treatment of urinary tract infection. Clin Inf Dis 1992

(15) : S216-27.

Sukandar,Enday.2009.Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa.dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam.Jakarta:FKUI

Page 32: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011

Rubin RH, Shapiro ED, Andriole VT, Davis RJ, Stamm WE. General guidelines for the evaluation of

new anti-infective drugs for the treatment of urinary tract infection. Clin Inf Dis 1992

(15) : S216-27.

Sukandar,Enday.2009.Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa.dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam.Jakarta:FKUI

Coyle, EA and Prince, RA. 2005. Urinary Tract Infections and Prostatitis, Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, DiPiro, J.T., et al, (eds) McGraw-Hill Mudical Publishing Division

Lewandrowski, K. 2002. Clinical Chemistry Laboratory Management and Clinical Correlations. Lippincott

Williams and Wilkins. Philadelphia.

Nguyen, H.T. 2004. Bacterial Infection of the Genitourinary Tract. In: Tanagho, E.A., and McAninch, J.W.,

ed. Smith’s General Urology 16thedtion. The McGraw Hill companies. US of America: 203-227

Saepudin, Sulistiawa, R Y, dan Hanifah, S. 2007. Perbandingan Penggunaan Antibiotika Pada Pengobatan

Pasien Infeksi Saluran Kemih Yang Menjalani Rawat Inap di Salah Satu RSUD di Yogyakarta

Tahun 2004 dan 2006. Yogyakarta : Universtitas Islam Indonesia, 57-63

Setiabudy, Rianto. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Stevenson, Farazier; Datta, Shreelata. 2003. Crash Course-Renal and Urinary Systems. California : Elsevier

Mosby.

Sukandar, E. 2004. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta:

Balai Penerbit FK UI. Hal:553-557

Suryaatmadja M,Sosro R.Tes faal ginjal dan manfaatnya di klinik.Cermin Dunia Kedokteran.1983;30:39-44

Page 33: Soal Ttk 2 Blok Nu 2011