soal blok kedokteran komunitas 2011 prof bhisma murti

Upload: sheilla-elfira

Post on 11-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kedok komunitas

TRANSCRIPT

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 1

    Blok Kedokteran Komunitas Soal Ujian Akhir Blok

    (Jumlah 60 soal)

    _______________________________

    Epidemiologi (10 soal)

    Pilih satu jawaban yang paling benar.

    1. Jumlah kasus baru dalam suatu periode dibagi dengan populasi berisiko pada awal periode, menunjukkan besarnya risiko untuk terjadi penyakit pada populasi dalam suatu

    periode:

    A. Prevalensi titik B. Prevalensi periode C. Cumulative incidence D. Incidence density E. Attack rate

    2. Intervensi ini meliputi pengobatan, rehabilitasi dan pembatasan kecacatan, dengan tujuan untuk mencegah kematian dini, mengurangi dan mencegah sekulae dan disfungsi sisa,

    mencegah serangan ulang, mencegah komplikasi, meringankan akibat penyakit

    A. Upaya preventif dan promotif B. Pencegahan premordial C. Pencegahan primer D. Pencegahan sekunder E. Pencegahan tersier

    3. Faktor yang berhubungan dengan berkurangnya risiko untuk terjadinya penyakit, misalnya vaksin, kolesterol HDL, penggunaan kondom:

    A. Paparan B. Kausa yang diperlukan C. Kausa yang mencukupi D. Faktor risiko E. Faktor protektif

    4. Jumlah kasus baru dan lama pada suatu saat dibagi dengan jumlah populasi pada saat itu, menunjukkan besarnya beban penyakit (disease burden) bagi sistem pelayanan kesehatan

    A. Prevalensi titik B. Prevalensi periode C. Cumulative incidence D. Incidence density E. Attack rate

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 2

    5. Epidemiologi dengan paradigma ini mempelajari hubungan paparan-penyakit tanpa perlu mengetahui patogenesis atau faktor-faktor dalam mekanisme kausal paparan-penyakit

    pada level molekul, sel, dan sistem tubuh. Epidemiologi dengan paradigma ini banyak

    mempelajari hubungan antara faktor risiko pada level individu seperti gaya hidup (diet,

    aktivitas fisik, perilaku seks), agen (makanan), atau lingkungan (polusi, merokok pasif)

    dengan penyakit kardio-vaskuler, kanker, dan diabetes melitus.

    A. Black box epidemiology B. Chinese box epidemiolgy C. Eco-epidemiology D. Classical epidemiology E. Clinical epidemiology

    6. Kedekatan (proximity) individu dengan suatu determinan penyakit sehingga individu dapat berisiko mengalami penyakit, merupakan prasyarat bagi determinan penyakit untuk

    bisa mulai menyebabkan penyakit, atau memulai terjadinya infeksi pada penyakit infeksi.

    A. Faktor risiko B. Faktor protektif C. Faktor prognostik D. Kausa E. Paparan

    7. Peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada suatu populasi, khususnya suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya desa,

    kecamatan, kota, atau institusi yang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja, atau

    pesantren), pada suatu periode waktu:

    A. Outbreak B. Sporadis C. Endemis D. Hiperendemis E. Pandemi

    8. Dalam epidemiologi analitik dikenal suatu jenis kesalahan sistematis dalam memilih subjek penelitian, yang menyebabkan terjadinya deviasi antara kesimpulan tentang efek

    paparan/ intervensi terhadap penyakit pada sampel dan efek yang sesungguhnya pada

    populasi:

    A. Kesalahan random B. Signifikansi statistik C. Kerancuan (confounding) D. Bias seleksi E. Bias informasi

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 3

    9. Desain studi epidemiologi analitik yang dimulai dengan menentukan kelompok subjek penelitian berdasarkan status penyakit (yaitu, kelompok kasus dan kelompok kontrol),

    lalu menelusuri ke belakang (retrospektif) tentang riwayat paparan yang dialami subjek:

    A. Studi potong-lintang B. Studi kohor C. Studi kasus kontrol D. Studi eksperimental E. Meta-analisis

    10. Jumlah individu yang terinfeksi di antara semua individu rentan yang terpapar oleh agen infeksi, menunjukkan kemampuan agen untuk menginfeksi:

    A. Infektivitas B. Patogenesitas C. Virulensi D. Imunogenesitas E. Stabilitas antigen

    _________________________________

    Biostatistika (10 soal)

    Pilih satu jawaban yang paling benar.

    1. Pada usia 35 tahun, berapa probabilitas perokok untuk bisa melangsungkan hidup sampai usia 70 tahun (lihat Gambar di bawah)?

    A. 0% B. 2% C. 24% D. 58% E. 81%

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 4

    2. Sebuah studi kohor dilakukan selama 30 tahun untuk membandingkan tiga kelompok paparan: (1) Perokok Berat; (2) Perokok Ringan; dan (3) Tidak Merokok. Variabel hasil

    yang dibandingkan adalah kejadian Stroke yang dibagi ke dalam 2 kategori: (1) Stroke;

    (2) Tidak Stroke. Apakah uji statistik yang tepat untuk membandingkan proporsi Stroke

    antara ketiga kelompok tersebut?

    A. Uji F B. Uji t C. Chi Kuadrat D. Mann-Whitney E. Friedman

    3. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil studi ekologis (disebut juga studi korelasi populasi) tentang hubungan antara obesitas pria dan kesenjangan pendapatan di 21 negara

    kaya (Pickett et al., 2005).

    Pernyataan yang benar dari hasil analisis tersebut:

    A. Jepang merupakan negara yang paling besar kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin

    B. Swis termasuk di antara negara kaya dengan prevalensi obesitas tinggi C. AS termasuk negara yang paling egaliter dalam distribusi pendapatan D. Makin tinggi kesenjangan kaya-miskin, makin tinggi prevalensi obesitas E. Makin tinggi kesenjangan kaya-miskin, makin rendah prevalensi obesitas

    Rasio antara pendapatan 20% tertinggi dan 20%

    terendah

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 5

    4. Sebuah eksperimen randomisasi (RCT) membandingkan efektivitas sebuah obat analgetika baru. Tingkat nyeri diukur dalam skala ordinal, mulai dari skor 0 untuk tanpa

    nyeri hingga skor 5 untuk paling nyeri. Kelompok yang dibandingkan terdiri atas sebuah

    kelompok intervensi yang menerima analgetika baru, dan sebuah kelompok kontrol yang

    menrima analgetika standar. Apakah uji statistik yang tepat untuk membandingkan

    perbedaan tingkat nyeri antara kedua kelompok itu?

    A. Kruskal-Wallis B. Mann-Whitney C. Friedman D. Wilcoxon E. Uji t

    5. Hasil riset menunjukkan, probiotik dapat memperpendek lama diare anak yang disebabkan oleh antibiotika (antibiotic-associated diarrhea) sebesar 3 hari dengan

    p=0.002. Apakah arti dari p=0.002?

    A. Penelitian itu memberikan hasil yang valid dan konsisten B. Penelitian itu memberikan hasil yang valid tetapi tidak konsisten C. Jika penelitian ini diulangi 1000 kali, maka 2 kali di antaranya akan memberikan

    kesimpulan yang sama dengan kesimpulan sekarang

    D. Jika penelitian ini diulangi 1000 kali, maka 998 kali di antaranya akan memberikan kesimpulan yang sama dengan kesimpulan sekarang

    E. Nilai p tersebut secara statistik bermakna, sehingga sebaiknya dilaporkan sebagai p

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 6

    7. Sebuah studi kohor (survival analysis) dilakukan untuk membandingkan kelangsungan hidup kelompok pasien dengan profil gen A dan pasien dengan profil gen B. Gambar di

    bawah menyajikan grafik Kaplan-Meier tentang kelangsungan hidup tersebut. Pernyataan

    yang benar tentang grafik Kaplan-Meier.

    A. Kelangsungan hidup pasien dengan profil gen A sama baiknya dengan profil gen B B. Probabilitas untuk hidup hingga 3.5 tahun pada kelompok pasien dengan profil gen A

    sekitar tiga kali lebih tinggi daripada pasien dengan profil gen B

    C. Baik profil gen A maupun B, makin lama probabilitas untuk hidup pasien makin meningkat

    D. Dalam waktu dua tahun sekitar 80% pasien dengan profil gen A mampu bertahan hidup, tetapi hanya sekitar 50% pasien dengan profil gen B bertahan hidup

    E. Pada awal periode, kelangsungan hidup pasien dengan profil gen A maupun gen B masing-masing sebesar 50%

    8. Sebuah studi potong lintang (cross-sectional) bertujuan menganalisis hubungan antara body mass index (kgBB/ m

    2 TB) dan sensitivitas insulin (M-Value). Hasil analisis

    disajikan pada Gambar di bawah. Pernyataan yang benar tentang Gambar tersebut:

    A. Terdapat korelasi positif antara BMI dan sensitivitas insulin B. Koefisien korelasi Pearson adalah kuadrat dari koefisien determinasi R2 C. Variabel BMI dan sensitivitas insulin berskala kategorikal D. Hubungan antara BMI dan sensitivitas insulin tidak konsisten E. BMI mampu menjelaskan variasi sensitivitas insulin sebesar 71.4%

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 7

    9. Sebuah studi kohor dilakukan untuk meneliti hubungan antara merokok dan risiko penyakit pneumokokus (lihat Gambar di bawah). Pernyataan yang benar tentang grafik

    pada Gambar tersebut.

    A. Grafik pada Gambar tersebut merupakan histogram B. Odds Ratio merupakan ukuran hubungan antar dua buah variabel yang masing-masing

    terukur dalam skala kategorikal

    C. Odds Ratio untuk terkena penyakit pneumokokus jika tidak merokok adalah 0 D. Makin banyak jumlah batang sigaret yang diisap, makin menurun risiko terkena

    penyakit pneumokokus.

    E. Grafik pada Gambar tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan dosis-repons antara jumlah batang sigaret yang diisap dan peningkatan risiko terkena penyakit

    pneumokokus.

    10. Sebuah eksperimen random (RCT) dilakukan untuk membandingkan efektivitas sebuah intervensi. Terdapat 4 kelompok yang dibandingkan: (1) kelompok A tanpa intervensi; (2)

    kelompok B dengan intervensi dosis rendah; (3) kelompok C dengan intervensi dosis

    sedang; (4) kelompok D dengan intervensi dosis tinggi (lihat Gambar di bawah).

    Pernyataan yang benar tentang Gambar tersebut.

    A. RCT tersebut menunjukkan hubungan dosis-respons sebagai salah sebuah bukti yang menguatkan hubungan kausal antara pemberian intervensi dan penurunan variabel

    hasil yang diteliti

    B. Variabel dependen yang diteliti berskala kontinu C. Variabel hasil yang diteliti berskala kategorikal D. Garis horisontal di dalam kotak boxplot menunjukkan mean, bukan median E. Variabel independen yang diteliti berskala kontinu

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 8

    _____________________________

    Primary Health Care (The Five Star Doctor)

    (10 soal)

    Pilih satu jawaban yang paling benar.

    1. Di suatu Puskesmas dikumpulkan data tentang jumlah kasus Tuberkulosis. Data dikumpulkan secara rutin berdasarkan kunjungan pasien yang datang di Puskesmas.

    Pengumpulan data dengan cara tersebut adalah:

    A. Penelitian potong lintang B. Penelitian kasus kontrol C. Penelitian eksperimental D. Surveilens pasif E. Surveilens aktif

    2. Seorang dokter kepala Puskesmas berinisiatif untuk meningkatkan jumlah penemuan kasus Tuberkulosis dengan mengaktifkan kader kesehatan untuk datang dari rumah ke

    rumah untuk mencari tersangka TB dan kemudian melakukan pemeriksaan sputum.

    Kegiatan tersebut bersifat rutin dan terus menerus. Cara pengumpulan data tersebut

    disebut dengan:

    A. Penelitian potong lintang B. Penelitian kasus kontrol C. Penelitian eksperimental D. Surveilens pasif E. Surveilens aktif

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 9

    Skenario berikut digunakan untuk soal no.3-5. Pada bulan-bulan tertentu, Pemerintah

    mengadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) secara serentak di seluruh Puskesmas.

    Kegiatan PIN meliputi pemberian vaksinasi Campak dan Polio, penyuluhan dan pemberian

    makanan tambahan pada balita. Sebagai persiapan, dokter di Puskesmas diminta untuk

    menghitung target sasaran Balita untuk mempersiapkan logistik imunisasi yang dibutuhkan.

    Selain itu, dokter tersebut juga menyiapkan materi penyuluhan dengan leaflet dan flip chart

    (lembar balik).

    3. Pemberian vaksinasi merupakan contoh suatu upaya:

    A. Pencegahan Primer B. Pencegahan Sekunder C. Pencegahan Tersier D. Promosi Kesehatan E. Rehabilitasi Kesehatan

    4. Pemberian materi penyuluhan dengan leaflet dan flip chart (lembar balik:

    A. Pencegahan Primer B. Pencegahan Sekunder C. Pencegahan Tersier D. Promosi Kesehatan E. Rehabilitasi Kesehatan

    5. Kegiatan dokter dalam menghitung sasaran balita untuk mempersiapkan logistik imunisasi terkait dengan kompetensi five star doctor berikut:

    A. Care provider B. Manajer C. Komunikator D. Community leader E. Decision maker

    6. Kemampuan dokter dalam menyampaikan materi penyuluhan terkait dengan kompetensi five star doctor berikut:

    A. Care provider B. Manajer C. Komunikator D. Community leader E. Decision maker

    Skenario berikut dipakai untuk soal no.7-10. Seorang dokter puskesmas melakukan

    penelitian sederhana dengan jenis penelitian potong lintang untuk membandingkan proporsi

    individu dengan Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) pada kelompok perokok dan

    bukan perokok. Hasil analisis menyimpulkan ada hubungan antara perilaku merokok dan

    PPOM (p=0,020).

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 10

    7. Dari jenis penelitian potong lintang, dapat dihitung:

    A. Risiko Relatif B. Insidensi C. Prevalensi D. Sensitivitas E. Spesifisitas

    8. Ukuran risiko pada penelitian potong lintang adalah:

    A. Risiko Relatif B. Rasio Odds C. Rasio Prevalensi D. Sensitivitas E. Spesifisitas

    9. Hal yang sesuai untuk penelitian potong lintang:

    A. Dilakukan dengan memilih kasus dan kontrol B. Dilakukan dengan memilih kohort orang dengan faktor risiko dan tanpa faktor risiko C. Terdapat kelompok intervensi dan kelompok kontrol D. Tidak mampu menyimpulkan suatu sebab akibat E. Mampu menyimpulkan suatu sebab akibat

    10. Penelitian di atas menyimpulkan hal berikut:

    A. Perilaku merokok adalah sebab dari PPOM B. Perilaku merokok adalah faktor risiko PPOM C. Perbedaan proporsi PPOM pada kelompok perokok dan bukan perokok semata-mata

    terjadi by chance

    D. Rasio Odds PPOM karena perilaku merokok adalah 0,020 E. Rasio Prevalensi PPOM karena perilaku merokok adalah 0,020

    _________________________________

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 11

    Kedokteran Keluarga (10 soal)

    Pilih satu jawaban yang paling benar.

    1. Berikut ini adalah karakteristik pelayanan dokter keluarga yang paling tepat adalah

    A. Lebih mengikatkan diri pada disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik-teknik kedokteran tertentu

    B. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pengobatan penyakit

    C. Melayani pasien dengan cakupan yang terbatas D. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan berbagai faktor

    yang mempengaruhinya

    E. Lebih mengutamakan sistem pembayaran secara tunai (fee for service).

    2. Standar Pelayanan Menyeluruh (Holistic Care) dalam Kedokteran Keluarga adalah

    A. Memandang pasien sebagai bagian keluarga dan lingkungannya B. Memberikan pelayanan medis mulai dari melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik

    dan penunjang, menegakkan diagnosis serta memberikan konseling dan konsultasi

    C. Memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative D. Melakukan koordinasi dengan tim dalam menatalaksana pasien E. Memberikan pelayanan yang efektif-efisien serta proaktif

    Kasus di bawah ini untuk soal no. 3-10. Anda seorang dokter baru yang ditugaskan di

    Puskesmas suatu daerah. Ada seorang pasien wanita geriatri yang memiliki masalah

    kesehatan, yakni sudah lebih dari 20 tahun menderita Diabetes Melitus Tipe II yang tidak

    terkontrol dengan baik. Pasien juga sudah lama menderita tekanan darah tinggi. Selama ini,

    pasien hanya berobat ke puskesmas diantar oleh anaknya yang tinggal serumah apabila

    merasakan keluhan-keluhan saja. Saat ini, pasien mengeluhkan kaki sebelah kanannya

    terdapat luka yang tidak sembuh-sembuh dan bernanah sehingga pasien kesulitan untuk

    berjalan. Anda kemudian mengunjungi pasien di rumahnya untuk mengetahui keadaan pasien

    yang sesungguhnya dengan tim medis.

    3. Anda sebagai seorang dokter layanan primer yang ingin menerapkan prinsip kedokteran keluarga, pelayanan apa yang akan Anda berikan dibandingkan dokter pelayanan umum?

    A. Melayani pasien ini sesuai dengan keluhan yang dirasakannya B. Mengutamakan pengobatan pada penyakit yang menjadi keluhan utamanya C. Melibatkan peranan anggota keluarga lainnya D. Menangani permasalahan ini kasus per kasus tergantung keluhan yang dirasakan

    pasien

    E. Pelayanan kuratif adalah hal terpenting yang harus diperhatikan demi kesembuhan pasien

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 12

    4. Sebagai dokter keluarga, dalam menangani pasien tersebut Anda ingin secara proaktif menjaga kesinambungan layanan dan memperhatikan aspek biaya yang harus dikeluarkan

    oleh pasien dan keluarganya. Hal ini termasuk standar pelayanan yang bagaimana?

    A. Holistic Care B. Integration Care C. Continuous Care D. Medical Care E. Comprehensive Care

    5. Dalam menangani masalah kesehatan pasien tersebut, Anda berkoordinasi dengan tim medis Puskesmas untuk melakukan kunjungan dan perawatan rumah bagi pasien. Hal ini

    disebut:

    A. Standar perilaku terhadap pasien B. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik C. Standar perilaku dengan sejawat D. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan E. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik

    6. Untuk mengetahui dukungan dari anggota keluarga lain yang satu rumah dengan penderita, data fungsi patologis keluarga tersebut dapat Anda dapatkan ukur dengan cara

    apa?

    A. Genogram keluarga B. Diagram interaksi antar manusia C. APGAR score D. SCREEM score E. Data demografi keluarga

    7. Dari data demografi keluarga, Anda mengetahui bahwa ada 4 orang anggota keluarga yang tinggal serumah. APGAR score masing-masing adalah sebagai berikut:

    Nenek (pasien) 6

    Ayah (anak pasien) 7

    Ibu (menantu pasien) 7

    Anak (cucu pasien) 7

    Bagaimanakah interpretasi fungsi keluarga ini?

    A. Fungsi keluarga jelek B. Fungsi keluarga sedang C. Fungsi keluarga baik D. Interaksi keluarga sedang E. Interaksi keluarga baik

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 13

    8. Sebagai dokter keluarga, Anda ingin mengidentifikasi adakah faktor ketidakharmonisan dalam keluarga yang dirasakan oleh pasien dengan teknik BATHE agar memudakan

    jalannya konsultasi medis yang akan Anda berikan kepada pasien dan keluarganya.

    Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui aspek feeling state (Affect) yang tepat

    adalah ?

    A. Apakah perbedaan yang dirasakan sejak sebelum Anda sakit ? B. Apa yang paling membuat Anda khawatir di rumah ? C. Apakah Anda mendapatkan dorongan di rumah untuk mengatasi keluhan Anda ini ? D. Pasti sangat sulit bagi Anda dengan adanya penyakit ini ? E. Bagaimana perasaan Anda tentang anak, menantu, dan cucu Anda ?

    9. Karena pasien geriatri ini telah menderita Diabetes Melitus tipe II dengan ulkus dan Hipertensi, maka Anda ingin merujuk masalah ini kepada dokter Spesialis Penyakit

    Dalam, sedangkan untuk masalah kesehatan lainnya yang dikeluhkan pasien Anda akan

    tetap menanganinya. Rujukan yang seperti ini disebut

    A. Interval referral B. Collateral referral C. Cross referral D. Split referral E. Rujukan kesehatan

    10. Seandainya Anda ingin menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu, dan selama jangka

    waktu tersebut Anda sebagai dokter keluarga tidak ikut menangani pasien, maka ini

    disebut rujukan.

    A. Interval referral B. Collateral referral C. Cross referral D. Split referral E. Rujukan kesehatan

    ____________________________________

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 14

    Manajemen Pelayanan Kesehatan (10 soal)

    Pilih satu jawaban yang paling benar.

    1. Keterampilan manajerial yang digunakan untuk berkomunikasi, memotivasi, membimbing, dan mendelegasi:

    A. Teknis B. Politis C. Konseptual D. Interpersonal E. Diagnostik

    2. Teori motivasi ini menyatakan, individu-individu memiliki hierarki kebutuhan, dari

    kebutuhan pangan, sandang, papan, hingga aktualisasi diri, yang bisa digunakan untuk

    memotivasi. Jika kebutuhan seorang di suatu hierarki telah terpenuhi, maka kebutuhan itu

    tidak lagi penting untuk memotivasi.

    A. Teori dua faktor Herzberg B. Teori Hawthorne Elton Mayo C. Teori manajemen ilmiah Frederick Taylor D. Teori hierarki kebutuhan Maslow E. Teori administrasi Henry Fayol

    3. Agar efektif, manajer membagi beban tugas, memperkuat para pemimpin dengan meningkatkan keterlibatan anggota tim, dan mengembangkan keterampilan anggota tim:

    A. Memberikan umpan-balik B. Mendelegasikan C. Mendengarkan D. Mengarahkan E. Memonitor

    4. Keterampilan manajer untuk menyelesaikan suatu situasi ketika dua pihak memiliki

    keinginan yang saling bertentangan, dengan cara meneliti situasi, mempertimbangkan

    berbagai sudut pandang, untuk menemukan solusi yang bisa diterima kedua pihak.

    A. Kreativitas B. Komunikasi C. Negosiasi D. Mendengarkan E. Delegasi

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 15

    5. Metode pendelegasian tujuan, di mana karyawan menentukan sasaran yang harus dipenuhi tetapi bebas untuk memilih taktik dan strategi yang akan digunakan untuk

    mencapai tujuan:

    A. Strategic management B. Management by wandering around C. Management by objective D. Top management E. First line management

    6. Mengorganisasi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama:

    A. Kreativitas B. Kepemimpinan C. Teamwork D. Kekuasaan E. Otoritas

    7. Gaya kepemimpinan di mana semua pengambilan keputusan dipusatkan pada pemimpin:

    A. Otokratik/ otoriter B. Demokratik/ partisipatif C. Laisser faire D. Ing madya mbangun karsa E. Tut wuri handayani

    8. Dalam model difusi Roger (1995) yang menjelaskan kesediaan dan kesiapan orang untuk mengadopsi perubahan, orang-orang yang benar-benar tidak berminat, tidak mau

    terlibat, atau tidak mau mengadopsi perubahan:

    A. Innovator B. Early adopter C. Early majority D. Late majority E. Laggard

    9. Suatu teknik untuk menumbuhkan kreativitas kelompok, di mana tak seorangpun di dalam kelompok diperbolehkan untuk mengkritik atau bahkan mengomentari setiap saran

    setelah seorang memberikan saran.

    A. Mind mapping B. Time out (outbound) C. Brainstorming D. Directing E. Instruction

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 16

    10. Keterampilan manajerial yang menggunakan pengetahuan khusus yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu

    A. Teknis B. Politis C. Konseptual D. Interpersonal E. Diagnostik

    ______________________________

    Ekonomi Kesehatan (10 soal)

    Pilih satu jawaban yang paling benar.

    1. Akibat cara pembayaran langsung (out-of pocket payment), maka individu sakit dan

    keluarganya menghadapi pengeluaran kesehatan yang tinggi, melebihi 40% dari

    kemampuan membayar, sehingga memiskinkan individu sakit dan keluarganya.

    A. Negara sejahtera B. Keluarga sejahtera C. Anggaran kesehatan D. Pengeluaran kesehatan katastrofik E. Undang-Undang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional

    2. Dengan prinsip Health financing based on ability to pay, pasien yang kurang mampu membayar pelayanan kesehatan yang sama lebih rendah daripada pasien yang lebih

    mampu, misalnya melalui skema Jamkesmas:

    A. Efisiensi produktif B. Efisiensi teknis C. Efisiensi alokatif D. Keadilan horisontal E. Keadilan vertikal

    3. Metode pembayaran kepada rumah sakit berdasarkan kelompok diagnosis terkait yang memiliki biaya pelayanan medis yang sama:

    A. Kapitasi B. Fee-for service C. Diagnosis-Related Group (DRG) D. Global budget E. Gaji

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 17

    4. Suatu bentuk kegagalan pasar dalam mengalokasikan sumberdaya dengan efisien, karena di sebuah wilayah hanya terdapat seorang dokter spesialis/ RS, sehingga dokter/ RS

    tersebut bisa menetapkan harga tinggi dan jumlah pelayanan yang disediakan (supply)

    lebih rendah daripada yang diminta (demand), sehingga banyak permintaan pelayanan

    yang tidak terpenuhi

    A. Pasar kompetitif B. Eksternalitas C. Public good D. Private good E. Monopoli

    5. Suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan di mana perusahaan asuransi menarik dan mengumpulkan premi dari peserta, lalu membayar pemberi pelayanan kesehatan untuk

    memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta:

    A. Pajak B. Asuransi C. Pembiayaan pra-upaya D. Fee-for service E. Out-of pocket payment

    6. Sebuah puskesmas atau RS memproduksi kuantitas output dengan kombinasi biaya

    seminimal mungkin, atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas output dengan

    biaya yang tersedia:

    A. Efisiensi produktif B. Efisiensi teknis C. Efisiensi alokatif D. Keadilan horisontal E. Keadilan vertikal

    7. Dengan prinsip Equal treatment for equal need, pada setiap kecamatan di seluruh Indonesia didirikan sebuah puskesmas untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap

    pelayanan kesehatan primer:

    A. Efisiensi produktif B. Efisiensi teknis C. Efisiensi alokatif D. Keadilan horisontal E. Keadilan vertikal

  • Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret

    _______________________________

    __________________________________

    Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD 18

    8. Kuantitas barang atau pelayanan kesehatan yang secara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien/ populasi, biasanya ditentukan tenaga

    kesehatan profesional:

    A. Need B. Demand C. Supply D. Want E. Cost

    9. Setiap warga memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan dibutuhkan, dengan biaya yang terjangkau:

    A. Universal Child Immunization (UCI) B. Cakupan akseptor Keluarga Berencana C. Cakupan semesta D. Out-of pocket payment E. Sistem pembayaran pra-upaya

    10. Karakteristik pelayanan kesehatan yang berbeda dengan barang/ pelayanan umumnya, di mana produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama).

    Sebagai contoh, tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama

    digunakan oleh pasien.

    A. Intangibility B. Inseparability C. Inventory D. Inconsistency E. Perishability

    __________________________________