slide kusta mb
TRANSCRIPT
Oleh:INTAN INDRIANI
09310095
Pembimbing :dr.Filliandini P. Sp.KK
dr. Yuni Lidya. M.Sc.,Sp.KKdr. Roni Aldiano
Kusta/Leprae/Morbus Hansen merupakan penyakit infeksi mikobakterium yang bersifat kronik progresif, mula-mula menyerang saraf tepi, dan kemudian terdapat manifestasi kulit.
Mycobacterium leprae
Kuman ini berbentuk batang tahan asam yang termasuk familial Mycobacteriaceae atas dasar
morfologik, biokimiawi, antigenik, dan kemiripan genetik dengan mikobakterium
lainnya.
1. Anggapan pertama yaitu melalui kontaklangsung antarkulit yang lama dan erat.
2. Anggapan kedua ialah secara inhalasi, sebab M.leprae masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet.
- Diawali lesi bercak putih bersisik halus lesi merah- Tidak gatal- Kemudian membesar dan meluas- kesemutan dan baal pada bagian tertentu- Sukar menggerakan anggota badan kekakuan sendi
a. LokalisasiSeluruh tubuh
b. Efloresensi dan sifat-sifatnyaBerdasarkan klasifikasi WHO :
PB : Lesi kulit berupa makula datar, papul yang meninggi, nodus,
eritema/hipopigmentasi, distribusi tidak simetris, hilang sensasi yang jelas, dan lesi berjumlah 1-5.
MB : Lesi kulit berupa makula datar, papula yang meninggi, nodus, distribusi lebih simetris, hilang
sensasi rasa dan jumlah lesi lebih dari 5.
Diagnosis : gambaran klinis, bakterioskopik,histopatologiDiagnosis klinis : Berdasarkan diagnosis klinis
WHO(1995).
WHO (1995), salah satu tanda cardinal sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis, yaitu : Ada lesi kulit, Kehilangan sensibilitas Ditemukannya M.Leprae (BTA positif)
Lesi yang berupa makula hipopigmentasi : tinea versikolor, vitiligo, dermatitis seborika.
Lesi berupa makula eritematosa dengan pinggir mininggi : tinea korporis, psoriasis, lupus eritematosus tipe diskoid, pitiriasis rosea.
Lesi berupa infiltrat tak berbatas tegas : selulitis, erisepelas, psoriasis.
Lesi berupa nodula : SLE, erupsi obat.
Tipe PB (I, TT, BT) : DDS 100 mg/hari dan rifampisin
600 mg setiap bulan pengobatan selama 6-9 bulan.
Tipe MB (BB, MB, LL, dan semua tipe yang tes BTA dengan hasil positif) :
DDS 100 mg/hari + rifampisin 600 mg/bulan + lampren (klofazimin) 300 mg/bulan, diteruskan dengan 50 mg setiap hari, selama 2-3 tahun.
Apabila sudah terjadi reaksi kusta (ENL & Reversal) maka :
1. tablet kortikosteroid (predinosn, metyprednisolon,dll).
2. analgetik-antipiretik atau obat sedativa atau obat yang mencegah iritasi saluran pencernaan dapat diberikan mengingat efek dan kontraindikasi dari pemberian tablet kortikosteroid.
Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih
sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah
ada kontraktur dan ulkus kronik, prognosis menjadi kurang baik.
No. Rekam Medis : 075545Nama : Tn. RTUmur : 26 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : Batu Aji, PuskopkarAgama : KristenStatus : Belum MenikahPekerjaan : Juru Kemudi
Kapal Laut/Swasta
Autoanamnesis dan Alloanamnesis dilakukan padatanggal 21 Desember 2013 pada pukul 11.00 WIB.
Keluhan Utama :Bercak-bercak merah di seluruh badan sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan :Baal/mati rasa di sebagian lesi, kesemutan, demam yang hilang timbul sejak 1 bulan terakhir, dan ada bekas luka bakar yang sudah mengering (krusta) di pergelangan tangan kanan.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien mengalami perubahan pada warna kulit berupa bercak-bercak kemerahan tidak teratur selama kurang lebih 2 bulan, awalnya perubahan warna dari putih kecil sebesar koin menjadi merah, timbul di daerah dada kemudian menjalar ke hampir seluruh bagian tubuh lain, yaitu punggung, perut, kedua tangan, kedua kaki, dan yang terakhir di daerah muka dan leher. Bercak kemerahan disertai adanya sisik-sisik halus. Tidak gatal dan tidak nyeri pada daerah lesi.
Riwayat Alergi : riwayat alergi disangkal pasien.
Riwayat Pengobatan : ada pemakaian obat penurun demam.
Riwayat Penyakit Keluarga : riwayat penyakit serupa disangkal.
Riwayat Terdahulu : riwayat penyakit serupa disangkal.
Status Generalisata
Keadaan Umum : tampak sakit ringanKesadaran : compos mentisTanda Vital
TD : tidak dilakukanNadi : tidak dilakukanRR : tidak dilakukanSuhu : tidak dilakukan
Keadaan SpesifikKepala : DBNLeher : DBNThoraks : DBNAbdomen : DBNGenitalia : DBNEkstremitas : deformitas jari-jari tangan kiri
Status dermatologis Lokalisasi : thorax, truncus dorsum,
abdomen, extremitas inferior, extremitas superior,
collum/regio cervicalis, facialis.
Ruam : makula eritematosa numular sampai plak, makula hipopigmentasi, berbatas tegas dengan tepi aktif, polisiklik sampai dengan bentuk tidak teratur, permukaan kering,
terdapat gambaran bagian tengah sembuh pada beberapa lesi,
skuama halus, dan universal.
DIAGNOSIS BANDING- Kusta (Morbus Hansen) tipe PB atau tipe MB- Pitiriasis Rosea- Tinea Korporis- Psoriasis
DIAGNOSIS KERJA- Kusta/Morbus Hansen (tipe MB)
TES-TES YANG DILAKUKAN- Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG-Pemeriksaan bakteriologi (BTA) dengan hasil positif (+) didapatkan basil tahan asam pada kerokan kulit tengkuk leher yang berjumlah 6 bakteri tahan asam dalam 100 lapang pandang.
Pengobatan berdasarkan etiologi, simptomatis dan
status dermatologis pasien :
- MDT (multi drug treatment) MH tipe MB
- Ibuprofen Tab 2 kali sehari- Carmed lotion dipakai setelah mandi seluruh badan- Metylprednisolon 2 kali sehari- Ranitidin 2 kali sehari- Gentamicin krim 2% 2-3 kali sehari pada luka bakar
KUSTA TIPE MB(multibasiler)
ANAMNESA :
1.Bercak-bercak merah di seluruh badan (dada, punggung, perut, leher, kedua kaki, kedua tangan dan muka).2.Baal/mati rasa di sebagian lesi3.Kesemutan4.Panas/demam yang hilang timbul sejak 1 bulan terakhir
PX.FISIK :
Lokalisasi : Hampir seluruh badan
Ruam : makula eritematosa numular sampai plak, makula hipopigmentasi, berbatas tegas dengan tepi aktif, polisiklik sampai dengan bentuk tidak teratur, permukaan kering, terdapat gambaran bagian tengah sembuh pada beberapa lesi, skuama halus, dan universal.
PX.PENUNJANG :
Dilakukan pemeriksaan
BTA didapatakan hasil
(+) basil tahan asam
sebanyak 6 dalam 100
lapang pandang pada
kerokan kulit tengkuk
leher.
PROGNOSIS
Prognosis untuk vitam umumnya bonam, namun dubia ad malam pada fungsi ekstremitas, karena dapat terjadi deformitas, atropi atau mutilasi, demikian pula untuk kejadian berulang.