slab

8
Editor : Ifa Skills Lab I: Konseling Individu Metode CEA 22 nd Block—Family Medicine | 1 st Chapter Skillslab’s Assistance. 07.02 .201 3 Pengantar Semua Penyakit yang ada selalu mengandung aspek biopsikososial. Sebagian besar pasien rawat jalan datang bukan hanya dengan 1 masalah, tapi 2 masalah (Biopsikososial): - Masalah Fisik (Biologis) - Kecemasan yang dapat menyebabkan masalah fisik ( Psikososial) Sehingga dalam penanganan penyakit, harus ditangani juga dampak emosionalnya. Alasan perlunya penanganan dampak emosional dari keadaan sakit pasien: - Karena yang sering ditangani adalah hanya patofisiologi dan farmakologis yang tidak selalu dapat member rasa nyaman bagi pasien - Karena ketika pasien dalam kondisi kecemasan, pasien menjadi sulit untuk menerima segala nasehat dan penjelasan ilmiah dokter tentang penyakitnya - Bahwa seringkali pada pasien itu terdapat ECM (Emotionally Critical Misperseption), karena emosi pasien tersebut disebabkan oleh persepsinya, yang mana dapat berdampak pada kondisi sakit fisiknya. Melalui penggunaan keterampilan mendengarkan aktif dari konseling metode CEA ini, dokter secara akurat dapat mengidentifikasi kesalahan persepsi yang paling dapat menimbulkan kecemasan terbesar tersebut - yang kita sebut sebagai ECMs atau Emotionally Critical Misperceptions. Hal-hal yang Diperlukan dalam Melakukan Konseling Metode CEA A. Gabungan Komunikasi Verbal & Komunikasi Non-Verbal B. Sikap Empati & Dapat Dipercaya C. Ketrampilan Mendengar Aktif D. Komponen Konseling Metode CEA Konseling Individu 2 jam 1

Upload: mol3y

Post on 27-Sep-2015

251 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

slb

TRANSCRIPT

Editor : Ifa

22nd BlockFamily Medicine | 1st Chapter

Skillslabs Assistance.07.02 .20132 jamSkills Lab I: Konseling Individu Metode CEAPengantar Semua Penyakit yang ada selalu mengandung aspek biopsikososial. Sebagian besar pasien rawat jalan datang bukan hanya dengan 1 masalah, tapi 2 masalah (Biopsikososial): Masalah Fisik (Biologis) Kecemasan yang dapat menyebabkan masalah fisik ( Psikososial) Sehingga dalam penanganan penyakit, harus ditangani juga dampak emosionalnya. Alasan perlunya penanganan dampak emosional dari keadaan sakit pasien: Karena yang sering ditangani adalah hanya patofisiologi dan farmakologis yang tidak selalu dapat member rasa nyaman bagi pasien Karena ketika pasien dalam kondisi kecemasan, pasien menjadi sulit untuk menerima segala nasehat dan penjelasan ilmiah dokter tentang penyakitnya Bahwa seringkali pada pasien itu terdapat ECM (Emotionally Critical Misperseption), karena emosi pasien tersebut disebabkan oleh persepsinya, yang mana dapat berdampak pada kondisi sakit fisiknya.

Melalui penggunaan keterampilan mendengarkan aktif dari konseling metode CEA ini, dokter secara akurat dapat mengidentifikasi kesalahan persepsi yang paling dapat menimbulkan kecemasan terbesar tersebut - yang kita sebut sebagai ECMs atau Emotionally Critical Misperceptions.

Hal-hal yang Diperlukan dalam Melakukan Konseling Metode CEAA. Gabungan Komunikasi Verbal & Komunikasi Non-Verbal B. Sikap Empati & Dapat Dipercaya C. Ketrampilan Mendengar Aktif D. Komponen Konseling Metode CEA

Komponen Konseling Metode CEA 1. CATHARSIS Pengeluaran emosi/ perasaan pasien atas keadaan sakit yang dialaminya Tujuan: mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan mengeluarkan emosi/perasaan pasien, sehingga emotionally critical misperception (ECM) dari pasien dapat teridentifikasi.[ECM = kesalahpahaman yang banyak menimbulkan kecemasan atau yang menyebabkan tekanan emosi terbesar] Menggunakan ketrampilan mendengarkan aktif (active listening skills) Menggali keadaan sakit pasien (illness) dengan 4 dimensi: pikiran, perasaan, efek pada fungsi & harapan pasien Menggunakan 4 langkah dasar:a. Apa yang Bapak/Ibu pikirkan pada saat Bapak/Ibu merasakan sakit / mulai merasakan gejala2 yang muncul?b. Apa yang Bapak/Ibu rasakan pada waktu Bapak/Ibu berpikir seperti itu?[Catatan = Emosi dasar manusia : marah, sedih, takut, gembira]c. Hal apa dari penyakit Bapak/Ibu yang paling membuat Bapak/Ibu merasa begitu[Catatan= Pada kebanyakan kasus, jawaban pada pertanyaan inilah muncul ECM yang akan difokuskan pada edukasi pasien nantinya]d. Menyimpulkan ECM dan perasaan-perasaan yang berhubungan dengan ECM tersebut.

2. EDUCATION Koreksi atas kesalahpahaman pasien tentang keadaan sakitnya dan edukasi tentang penyakit pasien. Kondisi Pasien saat ini: a. Pasien sudah mengeluarkan emosi/perasaannya yang tersembunyi. b. Oleh karena tidak terbelenggu lagi oleh emosi/ perasaannya, sekarang dia sudah siap & terbuka untuk mendengarkanpenjelasan dokter tentang penyakitnya. Ini merupakan saat yang tepat untuk mengedukasinya. Setelah mengidentifikasi ECM, tugas dokter harus segera memberikan perhatian pada hal tsb sebelum menangani hal lainnya. ECM adalah kesalahpahaman yang menimbulkan dorongan emosi yang membawa pasien pergi ke dokter sehingga perlu mendapat prioritas perhatian. Tujuan: memberikan edukasi kepada pasien dengan mengkoreksi ECM terlebih dahulu memberi penjelasan lainnya tentang penyakit yang diderita. Menangani ECM secara langsung mengkomunikasikan kepada pasien bahwa dokter telah mendengarkan pasien dan memahami kekhawatirannya, sehingga adanya hubungan emosional seperti ini dapat mempengaruhi hubungan dokter-pasien secara bermakna. Dalam memberikan penjelasan biologis dari keadaan sakit pasien, hal-hal yang harus diperhatikan:a. Menggunakan bahasa sederhana yang dipahami pasien b. Cobalah membuat analogi sederhana dalam memberikan penjelasanc. Mengkombinasikan penjelasan ilmiah (EBM) dengan kesaksian (testimoni) hasil kesembuhan pasien jauh lebih efektif, serta mendorong pasien untuk bertemu & berbicara dengan pasien yang digambarkan dalam testimoni tersebut d. ECM yang menyebabkan kecemasan terbesar bagi pasien mungkin hanya berhubungan dengan patofisiologi atau farmakologi.e. Berhati-hati dalam upaya meredakan kecemasan pasien. Dokter perlu menimbang antara supaya pasien tidak terlalu menjadi tidak berdaya akibat ketakutan, namun pada saat yang sama juga menjaga agar terdapat kecemasan yang cukup untuk memberikan energi bagi pasien mengambil langkah-langkah tepat menuju kesehatan (misal: patuh pada pengobatan) Edukasi meliputi: a. Definisi: Tekankan kronisitas jika masalah kesehatan tsb membutuhkan kepatuhan jangka panjang b. Etiologi: Tekankan predisposisi genetik versus penularan infeksi dan sebaliknya c. Gejala & Tanda: Tekankan komplikasi untuk meningkatkan stress (penekanan) jika persepsi pasien meminimalkan realitas d. Terapi: Tekankan ada terapi dalam rangka untuk menenangkan pasien (meredakan perasaan/ kecemasan) jika persepsi pasien terlalu melebih-lebihkan realitas.

3. ACTION Tindakan untuk pengelolaan penyakit pasien Tujuan: menentukan tindakan selanjutnya yang berkaitan dengan penatalaksanaan. Langkah-langkah: a. Menerangkan pengelolaan penyakit b. Perception checking: Klarifikasi pemahaman pasien untuk hal-hal yang penting dari penyakit & pengelolaan c. Feeling checking: Klarifikasi perasaan pasien terhadap sakitnya d. Membuat janji untuk follow-up meeting

Okee, itu tadi teori dan langkah2nya. Biar lebih memahami yang penting coba dipraktekin aja sih konselingnya. Gak harus kaku sama contoh yang di ceklist, pake kata2 sendiri kayaknya bakal lebih mengalir konselingnya selamat mencoba. Ini dia ceklist nya..

Role Play:Lakukan role-play dalam melakukan konseling metode CEA dengan teman anda. Buatlah pasangan 2 orang dan secara bergantian berperan sebagai: Dokter yang akan meng-konseling pasien dengan penyakit kronik. Pasien yang datang dengan penyakit kronik Mahasiswa yang berperan sebagai pasien juga bertindak sebagai observer yang mengevaluasi dokter konselor dengan menggunakan Check List Konseling Metode CEA

Selamat bekerja!

Panduan untuk Peran Pasien: Pilihlah satu dari masalah kesehatan kronik di bawah ini. Anda datang ke dokter dengan membawa kecemasan/ kekhawatiran/ ketakutan yang berkaitan dengan kesalahapahaman tentang penyakit kronik yang Anda derita. Pilihlah satu atau lebih kesalapahaman yang sesuai dengan penyakit kronik yang Anda pilih. Anda bisa mengembangkan kesalahpahaman yang terjadi berdasarkan hasil observasi atau pengalaman pribadi Anda. PenyakitKesalahpahaman

Hipertensi Kontrol ke dokter hanya kalau ada keluhan Konsumsi timun, seledri dan bawang putih dapat menurunkan tekanan darah tanpa minum obat sama sekali Makanan tanpa garam sama sekali dapat menurunkan tekanan darah dan menggunakan MSG dipakai sebagai pengganti garam saat memasak makanan Tidak boleh banyak beraktifitas Banyak beraktifitas untuk menurunkan tekanan darah Hipertensi bisa disembuhkan (promosi dari iklan pengobatan alternatif)

Diabetes Mellitus Mengurangi asupan gula (minuman manis), tapi tetap makan karbohidrat lain dalam jumlah tetap/banyak Mengurangi segala macam karbohidrat/ makanan agar gula darahnya turun Harus minum obat setiap hari, termasuk pada saat tidak makan Takut tergantung dengan insulin, kalau sudah dengan insulin berarti penyakitnya sudah parah DM bisa disembuhkan (promosi dari iklan pengobatan alternatif) Kalau sakit DM kaki bisa diamputasi Orang tua menderita DM anaknya pasti sakit DM juga (padahal DM bersifat genetik multifaktorial, juga tergantung dari gaya hidup) Orang penderita DM tidak boleh menikah dengan orang penderita DM

TBC Sakit parah, bisa mati Malu dijauhi tetangga, menganggap TBC adalah penyakit hina/ penyakitnya orang miskin Begitu pasien merasa sudah baik tidak meneruskan pengobatan sampai selesai Setelah dinyatakan sembuh, pasien berpikir tidak akan kambuh lagi (padahal dia harus menjaga kondisi tubuhnya tetap sehat) Pengobatan TBC selama 6 bulan sudah dianggap otomatis selesai (padahal harus dievaluasi) Pasien TBC takut dianggap selalu menularkan penyakitnya ke orang lain walaupun dia sudah melewati pengobatan 2 minggu pertama Cara penularan dianggap hanya melalui batuk di depan orang lain, tetapi pasien tetap meludah disembarang tempat

PKTB Flek ditularkan antar anak yang bermain bersama Anak yang tidak doyan makan dianggap menderita flek Penyebab dari flek berbeda dengan penyebab penyakit TBC Orang tua anak tidak merasa perlu mencari sumber penularan dan melakukan pencegahan

Asma Bronkiale Menyangkal diagnosis asma karena merasa orang tua sama sekali tidak ada yang menderita asma, walaupun ada anggota keluarga alergi makanan atau rhinitis alergika) Pasien lupa / tidak mau menghindari zat allergen Persepsi bahwa asma muncul hanya saat anak-anak, tidak bisa muncul saat dewasa

Checklist Konseling Individu Metode CEANo.Aspek yang Dinilai ParameterNilai

0123

I.Komunikasi verbal

A.Membina Sambung Rasa

1Memberikan salam dan membuat pasien merasa nyaman Assalamualaikum.... Silahkan duduk... Silahkan nanti menceritakan keluhannya/ keluh kesahnya/ uneg-unegnya....

B.Catharsis Pengeluaran emosi/ perasaan pasien atas keadaan sakit yang dialaminya, dapat mengidentifikasi adanya kesalahpahaman pasien tentang keadaan sakitnya yang menyebabkan kecemasan (emotionally critical misperception =ECM) ECM = kesalahpahaman yang banyak menimbulkan kecemasan atau yang menyebabkan tekanan emosi terbesar

Empat langkah dasar: Pertanyaan (3) & Merangkum (1)

2. Apa yang Bapak/Ibu pikirkan pada saat Bapak/Ibu merasakan sakitnya?

3. Apa yang Bapak/Ibu rasakan pada waktu Bapak/Ibu berpikir seperti itu? Catatan = Emosi dasar manusia : marah, sedih, takut, gembira

4. Hal apa dari penyakit Bapak/Ibu yang paling membuat Bapak/Ibu merasa begitu? Catatan= Pada kebanyakan kasus, jawaban pada pertanyaan inilah muncul ECM yang akan difokuskan pada edukasi pasien nantinya

5. Menyimpulkan ECM dan perasaan-perasaan yang berhubungan dengan ECM tersebut

C.Edukasi Memberikan edukasi kepada pasien dengan mengkoreksi ECM terlebih dahulu kemudian memberi penjelasan lainnya tentang penyakit yang diderita

6.Mengkoreksi ECM pasien

Edukasi tentang penyakit:

7.a. Definisi Tekankan kronisitas jika masalah kesehatan Tsb membutuhkan kepatuhan jangka panjang

8.b. Etiologi Tekankan predisposisi enture versus penularan infeksi dan sebaliknya

9.c. Gejala & Tanda Tekankan komplikasi untuk meningkatkan stress (penekanan) jika persepsi pasien meminimalkan realitas

10.d. Terapi Tekankan ada terapi dalam rangka untuk menenangkan pasien (meredakan perasaan/ kecemasan) jika persepsi pasien terlalu melebih-lebihkan realitas

D.Tindakan / aksi Menentukan tindakan selanjutnya yang berkaitan dengan penatalaksanaan pasien.

11.Menerangkan pengelolaan penyakit

12.Perception checking:

Klarifikasi pemahaman pasien untuk hal-hal yang penting dari penyakit & pengelolaannya

13.Feeling checking: Klarifikasi perasaan pasien terhadap keadaan sakitnya

14.Membuat janji untuk pertemuan berikutnya jika diperlukan

II.Komunikasi Non Verbal

15.Aspek-aspek komunikasi non-verbal Menjaga tatapan mata Ekspresi wajah ramah, tersenyum Postur tubuh terbuka, menghadap pasien dengan sudut 45 derajat Artikulasi suara jelas & intonasi tepat Penampilan bersih & rapi

III.Empati dan ketrampilan mendengar aktif

16.Aspek-aspek dari empati dan ketrampilan mendengar aktif Refleksi isi Refleksi perasaan

0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan tapi tidak tepat 2 = Dilakukan secara tepat 3 = Dilakukan secara tepat & sempurna

SUKSES OSCE SEMUANYA AMIN.

2

Skills Lab I: Konseling Individu Metode CEA