skripsi trafo gardu induk

7
Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1 ANALISIS KEANDALAN TRAFO DAYA 500 KV PADA SISTEM TRANSMISI PT. PLN P3B JAWA BALI BERDASAR SWEEP FREQUENCY RESPONSE ANALYSIS (SFRA) DENGAN METODE STOKASTIK Dendi Pramana, I.G.N Satriyadi H ,ST.,MT., Dr.Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc Program Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Gedung B dan C Sukolilo Surabaya 60111 Telp. 031-5947302, 5994251 s/d 54 pswt. 1206, 1239 Fax. 031-5931237 Abstrak : PT. PLN P3B Jawa Bali sebagai perusahaan milik negara harus memenuhi standar operasi peralatan pendukung kinerjanya. Salah satu peralatan yang mempunyai peranan sangat penting dalam sistem transmisi tenaga listrik adalah transformator daya. Kegagalan pada transformator daya sering kali menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem transmisi. Oleh karena itu, perlu diketahui kondisi dari transformator daya. Kondisi transformator tersebut dapat diketahui dengan melakukan pegujian Sweep Frequency Response Analysis. Dari pengujian yang telah dilakukan, selanjutnya dianalisis sehingga didapatkan keadaan dari transformator tersebut. Setelah kondisi transformator diketahui, dapat diperkirakan keandalannya dengan mengaplikasikan sistem predictive maintenance. Sistem tersebut sangat berhubungan dengan keandalan dari peralatan tenaga listrik. Pengaplikasian metode stokastik digunakan untuk mengetahui keandalan dari transformator daya. Salah satu metode stokastik yang dapat digunakan untuk menganalisis keandalan transformator daya adalah metode Poisson. Metode Poisson merupakan metode sederhana dari metode Markov. Selain itu, keandalan transformator juga dapat diketahui dengan memperhitungkan Forced Outage Rate dari transformator tersebut. Jika keandalan peralatan dapat diketahui, maka PT. PLN P3B Jawa Bali dapat mempertahankan kualitasnya sebagai pemasok energi listrik terbesar se-Jawa Bali. Kata kunci : Sweep Frequency Response Analysis, Predictive Maintenance, Metode Poisson, dan Forced Outage Rate 1. PENDAHULUAN Sistem transmisi Jawa Bali merupakan sistem transmisi yang menanggung beban tertinggi di Indonesia. PT. PLN (Persero), sebagai satu satunya perusahaan milik negara yang menyediakan listrik, harus memenuhi standar operasi unit unit pendukung kinerjanya. Dalam hal ini, keandalan unit unit peralatan transmisi PT. PLN, khususnya sistem interkoneksi PT. PLN P3B JB, harus menjadi prinsip dasar yang wajib dipenuhi untuk menjaga kontinyuitas sistem kelistrikan Indonesia. Namun, hal tersebut telah terabaikan dikarenakan terbatasnya dana dan kemampuan manusia. Keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan mengaplikasikan predictive maintenance. Sistem ini dapat mengurangi faktor human error pada saat terjadi gangguan. Salah satu penyebab gangguan adalah kerusakan dan kegagalan pada transformator daya 500 kV. Transformator merupakan peralatan listrik yang penting karena berhubungan langsung dengan saluran transmisi dan distribusi listrik. Gangguan pada transformator dapat mengakibatkan terbakarnya transformator dan juga turunnya kinerja transformator. Oleh karena itu, perawatan dan pendeteksian kerusakan transformator perlu dilakukan secara rutin agar transformator bisa bekerja sesuai dengan masa pemakaian maksimumnya. 2. TRANSFORMATOR DAYA DAN RESPON FREKUENSI 2.1. Karakteristik Material Transformator [7] Secara umum transformator terdiri dari dua komponen penyusun, yakni material dielektrik, yang menyusun sistem isolasi transformator, yaitu isolasi cair (minyak transformator, askarel, dan silicon) dan isolasi padat (kertas kraft, pressboard, kayu, dan produk selulosa lainnya), dan material magnetik, yang terdiri dari belitan (winding) dan inti (core). Gambar 2.1. Bagian Material Magnetik dan Dielektrik Transformator

Upload: tofan-aryanto

Post on 13-Dec-2014

361 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

trafo 150 kv

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi trafo gardu induk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1

ANALISIS KEANDALAN TRAFO DAYA 500 KV PADA SISTEM TRANSMISI

PT. PLN P3B JAWA – BALI BERDASAR SWEEP FREQUENCY RESPONSE

ANALYSIS (SFRA) DENGAN METODE STOKASTIK

Dendi Pramana, I.G.N Satriyadi H ,ST.,MT., Dr.Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc

Program Studi Teknik Sistem Tenaga

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus ITS Gedung B dan C Sukolilo Surabaya – 60111

Telp. 031-5947302, 5994251 s/d 54 pswt. 1206, 1239 Fax. 031-5931237

Abstrak :

PT. PLN P3B Jawa – Bali sebagai perusahaan

milik negara harus memenuhi standar operasi peralatan

pendukung kinerjanya. Salah satu peralatan yang

mempunyai peranan sangat penting dalam sistem transmisi

tenaga listrik adalah transformator daya. Kegagalan pada

transformator daya sering kali menyebabkan terjadinya

gangguan pada sistem transmisi. Oleh karena itu, perlu

diketahui kondisi dari transformator daya.

Kondisi transformator tersebut dapat diketahui

dengan melakukan pegujian Sweep Frequency Response

Analysis. Dari pengujian yang telah dilakukan, selanjutnya

dianalisis sehingga didapatkan keadaan dari transformator

tersebut. Setelah kondisi transformator diketahui, dapat

diperkirakan keandalannya dengan mengaplikasikan sistem

predictive maintenance. Sistem tersebut sangat

berhubungan dengan keandalan dari peralatan tenaga

listrik.

Pengaplikasian metode stokastik digunakan untuk

mengetahui keandalan dari transformator daya. Salah satu

metode stokastik yang dapat digunakan untuk menganalisis

keandalan transformator daya adalah metode Poisson.

Metode Poisson merupakan metode sederhana dari metode

Markov. Selain itu, keandalan transformator juga dapat

diketahui dengan memperhitungkan Forced Outage Rate

dari transformator tersebut. Jika keandalan peralatan dapat

diketahui, maka PT. PLN P3B Jawa – Bali dapat

mempertahankan kualitasnya sebagai pemasok energi

listrik terbesar se-Jawa – Bali.

Kata kunci : Sweep Frequency Response Analysis,

Predictive Maintenance, Metode Poisson, dan Forced

Outage Rate

1. PENDAHULUAN

Sistem transmisi Jawa – Bali merupakan sistem

transmisi yang menanggung beban tertinggi di Indonesia.

PT. PLN (Persero), sebagai satu – satunya perusahaan milik

negara yang menyediakan listrik, harus memenuhi standar

operasi unit – unit pendukung kinerjanya. Dalam hal ini,

keandalan unit – unit peralatan transmisi PT. PLN,

khususnya sistem interkoneksi PT. PLN P3B JB, harus

menjadi prinsip dasar yang wajib dipenuhi untuk menjaga

kontinyuitas sistem kelistrikan Indonesia. Namun, hal

tersebut telah terabaikan dikarenakan terbatasnya dana dan

kemampuan manusia. Keterbatasan tersebut dapat diatasi

dengan mengaplikasikan predictive maintenance. Sistem

ini dapat mengurangi faktor human error pada saat terjadi

gangguan.

Salah satu penyebab gangguan adalah kerusakan

dan kegagalan pada transformator daya 500 kV.

Transformator merupakan peralatan listrik yang penting

karena berhubungan langsung dengan saluran transmisi dan

distribusi listrik. Gangguan pada transformator dapat

mengakibatkan terbakarnya transformator dan juga

turunnya kinerja transformator. Oleh karena itu, perawatan

dan pendeteksian kerusakan transformator perlu dilakukan

secara rutin agar transformator bisa bekerja sesuai dengan

masa pemakaian maksimumnya.

2. TRANSFORMATOR DAYA DAN RESPON

FREKUENSI

2.1. Karakteristik Material Transformator [7]

Secara umum transformator terdiri dari dua

komponen penyusun, yakni material dielektrik, yang

menyusun sistem isolasi transformator, yaitu isolasi cair

(minyak transformator, askarel, dan silicon) dan isolasi

padat (kertas kraft, pressboard, kayu, dan produk selulosa

lainnya), dan material magnetik, yang terdiri dari belitan

(winding) dan inti (core).

Gambar 2.1. Bagian Material Magnetik dan Dielektrik

Transformator

Page 2: skripsi trafo gardu induk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 2

Gambar 2.2. Rangkaian Ekivalen RLC Transformator

2.2. Definisi Fungsi Transfer Respon Frekuensi

Fungsi transfer secara umum didefinisikan sebagai

representasi matematika dari hubungan antara input dan

output sistem linear-time invariant dengan kondisi mula

nol. Untuk sistem linear, fungsi transfer tidak tergantung

sinyal input yang diberikan dan fungsi transfer

menggambarkan karakteristik sistem.

Fungsi transfer dapat dinyatakan dalam respon

frekuensi, yang merupakan respon fasa dan magnitude

terhadap frekuensi. Respon frekuensi fungsi transfer dapat

ditentukan melalui pengukuran respon fasa dan magnitude

dengan eksperimen.

Gambar 2.3. Diagram Blok Fungsi Transfer

Sweep frequency merupakan metoda langsung

untuk menentukan respon frekuensi karena sinyal input

dalam daerah frekuensi tertentu langsung diberikan pada

alat yang diukur.

Gambar 2.4. Penentuan respon frekuensi pada

metoda sweep frequency

3. METODE PENGUKURAN KEANDALAN

TRANSFORMATOR DAYA

3.1. Sweep Frequency Response Analysis (SFRA)

Sweep Frequency Response Analysis Test (SFRA)

adalah pengujian yang dilakukan 1 kali dalam 2 tahun

untuk mengetahui kondisi inti dan belitan didalam

transformator sehingga pengukuran SFRA sangat perlu

dilakukan untuk menghindari adanya gangguan transfer

daya pada trafo.

Ada beberapa alasan sehingga harus dilakukan

pengujian SFRA, antara lain :

Tahap pembuatan agar diketahui kualitas

transformator daya

Terjadinya hubung singkat pada transformator

Adanya pengujian impulse pada transformator

Diketahui terdapat penurunan kinerja dari sistem

tekanan mekanis kumparan

Terdapat tanda – tanda gangguan sistem

transportasi pada transformator daya

Telah terjadi perpindahan letak transformator

Gambar 3.1. Proses Pengujian SFRA Secara garis besar ada dua tipe pengukuran FRA:

1. Pengukuran open circuit

2. Pengukuran short circuit

Gambar 3.2. Konfigurasi Pengukuran SFRA Pada peralatan Sweep Frequency Response

Analyzer terdapat 3 probe, yang terdiri dari :

1. Probe Output, dihubungkan ke terminal bushing

netral pada belitan transformator konfigurasi Y

dengan netral atau dihubungkan ke bushing fasa

pada belitan konfigurasi Δ.

2. Probe Referensi, dihubungkan ke bushing yang

sama dengan probe output. Probe ini akan

bertindak sebagai acuan titik netral pengukuran.

3. Probe Input, sebagai probe yang mengalirkan

arus/tegangan sinusoidal ke fasa yang diukur.

Sweep Frequency Response Analyzer akan

menginjeksikan sinyal input dengan nilai tegangan yang

kecil namun dengan frekuensi yang nilainya bervariasi

Page 3: skripsi trafo gardu induk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 3

(antara 20 Hz - 2 MHz). Sweep Frequency Response

Analyzer ini kemudian dihubungkan dengan komputer yang

akan menampilkan respon frekuensi transformator pada

display monitor.

Gambar 3.3. Rangkaian ekivalen pengukuran SFRA

Pada kabel pengukuran terdapat resistansi sebesar

50 ohm. Analyzer pada penelitian ini menampilkan kurva

FRA dalam bentuk fungsi transfer (H(jω)) antara tegangan

output dan input, yang ditampilkan dalam bentuk hubungan

matematis :

Gambar 3.4. Alat SFRA doble M5100

3.2. Analisis Hasil Tes SFRA

Hasil yang didapatkan dari pengukuran SFRA

kemudian dibandingkan dengan kondisi normalnya (tanpa

gangguan). Referensi transformator keadaan normal dapat

diperoleh dari:

1. Transformator baru atau pengujian pada beberapa

tahun sebelumnya.

2. Transformator sejenis yang memiliki daya yang

sama dan dengan merek yang sama (sister unit).

3. Fasa lainnya pada transformator yang sama untuk

pengujian kondisi antar fasa belitan.

Gangguan dapat terdeteksi dengan menganalisis

setiap tingkat frekuensi sesuai referensi transformator

dalam keadaan normal, dimana perbedaan dengan

pembanding maksimal +/- 3 dB (≤ +/- 3dB = baik ; > +/-

3dB = buruk).

Low frequency dominan pada frequency 10 Hz

sampai 1kHz, biasanya range ini mendeteksi gangguan di

inti trafo (frekuensi rendah) diantaranya :

a. Deformasi/kerusakan pada inti transformator

b. Gangguan magnetisasi pada inti

c. Hubung singkat pada belitan (intertrip short turn

circuit)

d. Belitan terbuka (open winding)

Gambar 3.5. Contoh SFRA sebelum gangguan

Gambar 3.6. Contoh SFRA setelah gangguan

Middle frequency dominan pada frequency 1kHz

sampai 1MHz, biasanya range ini mendeteksi gangguan

pada belitan trafo diantaranya :

a. Hoop buckling

Gangguan yang terjadi akibat adanya

pengendoran/benjolan pada belitan.

b. Axial Shift

Gangguan yang terjadi akibat belitan

bergeser/merenggang.

c. Kerusakan pada belitan utama atau tap belitan

d. Kerusakan pada struktur penjepit (clamping

structure)

Pergeseran kurva pada frekuensi tinggi, 1 MHz – 2

MHz menunjukkan adanya :

a. Pergeseran lead (ujung) belitan utama atau tap

belitan

b. Terdapat tes penempatan ujung belitan

c. Perubahan formasi dalam belitan

Page 4: skripsi trafo gardu induk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 4

3.3. Perhitungan Forced Outage Rate (FOR)

Dalam menentukan keandalan peralatan tegangan

tinggi juga dapat ditentukan dengan cara memperhitungkan

FOR, yaitu dengan cara membandingkan lamanya terjadi

kerusakan pada peralatan dengan lamanya peralatan

tersebut bekerja. Setelah itu, keandalan dapat ditentukan

dengan berdasar hasil FOR tersebut. Bila dirumuskan

sebagai berikut :

Dimana :

FOR = Forced Outage Rate

FOH = Forced Outage Hours (jam)

SH = Service Hours (jam)

A = Keandalan

3.4. Proses Poisson[10]

Fungsi laju kegagalan :

Dimana :

: Probabilitas dalam t tertentu

: Perbandingan jumlah kegagalan dengan periode

t : Waktu yang diinginkan

n : Jumlah kegagalan yang diinginkan

3.5. Korelasi [6]

Bila terdapat dua buah kumpulan data x dan y,

serta ẋ menyatakan rata – rata dari data x dan ẏ

menyatakan rata – rata dari data y, maka korelasi antara x

dan y ditunjukkan dengan persamaan berikut :

Bila x dan y memiliki hubungan linier, maka nilai

corr(x,y) bernilai = 1, sedangkan bila tidak memiliki

hubungan maka nilai corr(x,y) adalah = 0. Nilai korelasi

yang mendekati 1 menunjukkan kecenderungan kedua buah

data memiliki hubungan linier.

4. ANALISIS KEANDALAN TRAFO DAYA

4.1. GITET Krian

Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Krian

mempunyai 3 set transformator daya dengan susunan

tegangan yang sama pada sisi tengan tinggi dan rendahnya.

Dimana transformator I bermerek BBC (Brown Bovery

Company), transformator II bermerek A-BB (ASEA-Brown

Bovery), dan transformator III bermerek Elin.

Gangguan – gangguan yang terjadi pada

transformator tersebut. Gangguan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Transformator I – BBC, gangguan frekuensi

tinggi :

a. Pergeseran lead (ujung) belitan utama

atau tap belitan

b. Terdapat tes penempatan ujung

belitan

c. Perubahan formasi dalam belitan

2. Transformator III – Elin, gangguan di setiap

range frekuensi pada 6 Mei 2006 :

a. Deformasi pada inti transformator

b. Deformasi pada belitan transformator

4.2. GITET Grati Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Grati hanya

mempunyai 1 transformator daya 500 KV. Merek dari

transformator di GITET Grati ini adalah Alsthom, namun

merek pada transformator 1 fasa pada fasa R, yaitu GEC

Alsthom. GITET Grati telah melakukan 2 kali pengujian

SFRA pada transformator daya tersebut. Dimana pengujian

I dilakukan saat kondisi baru (initial new) yaitu pada

tanggal 17 Januari 2007. Dan pengujian selanjutnya

dilakukan dengan alasan pemeliharaan rutin yaitu pada

tanggal 22 Nopember 2009.

-67

-79

-63

-33

-13

-26

-100

-80

-60

-40

-20

0

2005

Krian I - BBC Belitan 500 kV

100 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

500 kHz

1.5 MHz

-57 -59 -57

-78-72

-78

-48 -45 -48

-25 -28 -25

-10-5

-10

-28-34

-28

-100

-80

-60

-40

-20

0

1988 2006 2009

Krian III - Elin Belitan 500 kV

100 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

500 kHz

1.5 MHz

Page 5: skripsi trafo gardu induk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 5

Gangguan – gangguan yang terjadi pada

transformator Alsthom – GEC Alsthom tersebut. Gangguan

terjadi pada fasa T pada tanggal 22 Nopember 2009 di

batas frekuensi menengah dan frekuensi tinggi. Gangguan

yang terjadi adalah :

a. Hoop buckling

b. Axial shift

c. Perubahan formasi pada ujung dan dalam

belitan utama

4.3. GITET Paiton Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Paiton

mempunyai 2 set transformator daya utama yang bermerek

Elin dan A-BB (ASEA-Brown Bovery) dan 1 set

transformator daya cadangan yang bermerek Siemens.

Pengujian SFRA di GITET Paiton dilakukan

sebanyak 1 kali untuk transformator Elin, 2 kali untuk

transformator A-BB, dan 1 kali untuk transformator

Siemens. Pengujian dilakukan dengan alasan transformator

baru dan pemeliharaan rutin.

Terlihat bahwa tidak terdapat gangguan –

gangguan yang terjadi pada seluruh transformator di

GITET tersebut. Meskipun terdapat perbedaan respon

frekuensi, tetapi perbedaan tersebut dapat ditoleransi karena

perbedaan yang terjadi tidak terlalu signifikan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kondisi seluruh transformator di

GITET Paiton dalam keadaan baik. Namun, dengan adanya

hasil respon frekuensi yang tidak cukup baik, maka

gangguan berpeluang besar akan terjadi pada pengujian

selanjutnya.

4.4. GITET Kediri

Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Kediri

mempunyai 2 set transformator daya 500 KV dengan merek

Elin dan Mitsubishi. Dimana susunan tegangan dari

transformator tersebut adalah 500 KV untuk sisi tegangan

tinggi (primer), 150 KV untuk sisi tegangan rendah

(sekunder), dan 70 KV untuk sisi tegangan rendah (tersier).

Di GITET Kediri, hanya transformator mitsubishi saja yang

telah melakukan tes SFRA.

Pengujian SFRA hanya dilakukan 1 kali untuk

kondisi initial new atau pengujian awal sebagai basis untuk

perbandingan pengujian – pengujian selanjutnya.

Terlihat bahwa tidak terdapat gangguan –

gangguan yang terjadi pada seluruh transformator di

GITET tersebut. kondisi transformator di GITET Kediri

dalam keadaan baik.

4.5. Perhitungan FOR Transformator Daya 500 KV Perhitungan berdasarkan data kegagalan

transformator dalam 8 tahun terakhir (1 Feburari 2002 – 31

Januari 2010) atau 70.080 jam. Dengan menggunakan

-12

-65

-26

-77

-46 -47-47 -47

-16 -12-21 -21

-100

-80

-60

-40

-20

0

2007 2009

Grati I - GEC Alsthom Belitan 500 kV

100 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

500 kHz

1.5 MHz

-66-74-67

-50-46

-25

-80

-60

-40

-20

0

2005

Paiton I - Elin Belitan 500 kV

100 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

500 kHz

1.5 MHz

-55

-38

-66-56

-64 -62

-33 -32

-6

-17-25

-20

-80

-60

-40

-20

0

2007 2009

Paiton II - A-BB Belitan 500 kV

100 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

500 kHz

1.5 MHz

-52

-85

-55-44

-28-17

-100

-80

-60

-40

-20

0

2009

Paiton III - Siemens Belitan 500 kV

100 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

500 kHz

1.5 MHz

-52

-67-72

-44

-28

-55

-80

-60

-40

-20

0

2009

Kediri II - Mitsubishi Belitan 500 kV

100 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

500 kHz

1.5 MHz

Page 6: skripsi trafo gardu induk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 6

persamaan Force Outage Rate (FOR), maka dihasilkan

nilai FOR dan keandalan transformator.

4.6. Prediksi Keandalan dengan Perhitungan

Stokastik

Analisis ini menggunakan data histori kerusakan

inti dan belitan pada transformator

Dengan proses Poisson didapatkan probabilitas

kerusakan untuk transformator. Perbandingan kurva untuk

beberapa transformator daya 500 KV dengan probabilitas

minimal 1 kerusakan selama 1 – 5 tahun.

4.7. Korelasi Probabilitas Kerusakan dengan Hasil

SFRA

Sesuai dengan perhitungan korelasi pada

persamaan 3.10, nilai corr(∆, ) adalah 0.693133. Dimana

laju perubahan respon frekuensi (∆) dari transformator daya

menunjukkan kecenderungan memiliki hubungan linier

dengan laju kerusakan dari transformator tersebut ( ).

5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Transformator daya 500 KV pada sistem transmisi

Jawa – Bali berada pada kondisi baik. Dari 7 set

transformator yang telah dianalisis, hanya terdapat

3 set transformator yang pernah mengalami

kerusakan saat pengujian Sweep Frequency

Response Analysis (SFRA). Selain itu, dari 11

pengujian yang dilakukan pada seluruh

transformator, hanya 3 kali pengujian terdeteksi

kerusakan pada transformator tersebut. Secara

keseluruhan, kerusakan tersebut terjadi pada

belitan dari transformator.

2. Nilai keandalan transformator berdasarkan

perhitungan Forced Outage Rate (FOR) dalam 8

tahun terakhir atau 70.080 jam berada dalam

kondisi baik. Nilai FOR terbesar 0.012 dan nilai

keandalan terkecil 0.988 untuk transformator

Alsthom – GEC Alsthom di GITET Grati.

3. Berdasarkan perhitungan dengan metode Poisson,

transformator berada dalam kondisi baik. Peluang

terjadinya kerusakan pada inti dan belitan

transformator dalam 1 tahun ke depan, untuk

keseluruhan transformator, sebesar 0.6321. Selain

itu, peluang untuk masing – masing transformator

adalah kurang dari 0.32.

4. Dari perhitungan didapatkan korelasi sebesar

0.693133 yang berarti ada kecenderungan

memiliki hubungan linier antara laju perubahan

respon frekuensi dan laju kerusakan pada suatu

transformator daya 500 KV.

5.2. Saran

1. Karena keterbatasan data, maka hasil yang

didapatkan kurang akurat. Agar mendapatkan hasil

analisis yang lebih akurat maka diperlukan data

pengujian transformator yang lebih banyak

sehingga mendekati dengan keadaan sebenarnya.

GITET Trafo FOR Keandalan

I - BBC 0,0009 0,9991

III - Elin 0 1

GITET Grati I - Alsthom 0,012 0,988

I - Elin 0 1

II - A-BB 0,0016 0,9984

III - Siemens 0 1

GITET Kediri II - Mitsubushi 0,0008 0,9992

GITET Krian

GITET Paiton

Gardu Induk Trafo Tanggal kerusakan keterangan

24/11/2004 gangguan

05/03/2005 hasil tes SFRA

20/05/2008 gangguan

III - Elin 06/05/2006 hasil tes SFRA

08/01/2007 gangguan

22/11/2009 hasil tes SFRA

I - Elin 06/03/2005 hasil tes SFRA

II - A-BB 18/10/2009 hasil tes SFRA

III - Siemens - -

GITET Kediri II - Mitsubishi - -

GITET KrianI - BBC

GITET Grati I - Alsthom/GEC Alsthom

GITET Paiton

0,11750,2212

0,31270,3935

0,4647

0,2212

0,39350,5276

0,63210,7135

0,3127

0,5276

0,67530,7769

0,8466

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1 2 3 4 5

A-BB GITET Paiton Alsthom GITET GratiBBC GITET Krian

Frekuensi Perubahan Respon Lama Waktu (tahun) Laju Perubahan (∆ )

100 Hz -66,67 -3,7

500 HZ 200 11,11

5 kHz 100 5,55

50 kHz -100 -5,55

500 kHz 166,67 9,26

1.5 MHz -200 -11,11

rata - rata 5,56

GITET Krian Elin - 500 KV

Respon FrekuensiGITET Transformator Laju Kerusakan ( )

18 0,125

-300

-200

-100

0

100

200

300

100 Hz 500 HZ 5 kHz 50 kHz 500 kHz

1.5 MHz

GITET Krian Elin - 500 KV

Page 7: skripsi trafo gardu induk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 7

2. Perlu dilakukan pengujian SFRA dengan lebih

sering oleh PT. PLN P3B Jawa - Bali, minimal

sekali dalam 2 tahun, untuk mengetahui kondisi

dari transformator daya sehingga keandalan dari

transformator tersebut dapat dipertahankan.

3. Diperlukan pengujian lebih lanjut tentang aplikasi

metode Poisson sehingga dapat dijadikan sebagai

salah satu metode yang dapat digunakan sebagai

pendukung sistem predictive maintenance untuk

mengetahui keandalan peralatan dalam suatu

sistem tenaga listrik.

DAFTAR PUSTAKA

1. PT. PLN P3B Jawa – Bali, “Resume Rapat Klarifikasi

SCANFORX dan SIM T”, PT. PLN, 30 Juni 2009.

2. PT. PLN P3B Jawa – Bali, “Transformer Assessment

Concept”, PT. PLN, 30 Juni 2009.

3. Hydroelectric Research and Technical Services

Group, “Facilities Instructions Standard and

Techniques Volume 3 - 31, Transfomer

Diagnostics”, United States Department of The

Interior Bureau of Reclamation, United States, 2003.

4. Aradhana Ray, “Sweep Frequency Response Analysis

Training”, Omicron , Jakarta, 2009.

5. IGN Satriyadi, I Made Yulistya N., Lailiyana Farida,

“Analisis Kualitas Transformator Daya150 KV/70KV

Di GI Banaran Berdasarkan HasilPengujian Isolasi

Minyak Menggunakan Metode Stokastik”, Bidang

Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Industri, ITS, Surabaya, 2009.

6. I Made Yulistya N., IGN Satriyadi, Shanti Aranda S.,

“Analisis Kualitas Saluran Kabel Distribusi 20 KV

Akibat Partial Discharge Di PT. PLN (Persero)

Distribusi Jaya Dan Tangerang Dengan Metode

Oscillating Wave Test System”, Bidang Studi Teknik

Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknologi Industri, ITS, Surabaya, 2008.

7. Suwarno, Donald Fransisco, “Teknik FRA (Frequency

Response Analysis Untuk Diagnostik Pergeseran

Belitan Transformator daya”, Program Studi Teknik

Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB,

Bandung, 2008.

8. Zuhal, “Dasar Tenaga Listrik”. ITB Bandung,

Bandung, 1991.

9. PT. PLN P3B Jawa - Bali, “Data Hasil Pengujian

Sweep Frequency Response Analysis”, PT. PLN

(Persero), 2010.

10. Anders , George J. ”Probability Concepts in Electric

Power System”, Ontario Hydro Research Division,

Kanada, 1989.

11. PT. PLN P3B Jawa - Bali, “Sweep Frequency

Response Analysis”, PT. PLN (Persero), 2010.

12. Charles Sweetser, Tony McGrail, “Sweep Frequency

Response Analysis Transformer Applications”, Doble

Engineering, 2003

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Dendi Pramana

Tempat/Tanggal Lahir :

Surabaya, 02 Oktober 1988

Agama : Islam

Nama Ayah : Agoes Priambodo

Nama Ibu : Ina Dijah Retnowulan

Riwayat Pendidikan :

SD Negeri Kertajaya XIII Surabaya ( 1994 – 2000)

SLTP Negeri 19 Surabaya ( 2000 – 2003 )

SMA Negeri 9 Surabaya ( 2003 – 2006 )

Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya dan mengambil bidang studi Teknik

Sistem Tenaga.

Di samping mengikuti kuliah, penulis juga aktif

dalam organisasi di Jurusan Teknik Elektro ITS. Penulis

menjadi anggota Departemen Riset dan Teknologi

Himatektro periode 2008 – 2009 dan pernah menjadi ketua

IEE Expo 2009. Selain itu, penulis juga tercatat sebagai

asisten laboratorium Teknik Tegangan Tinggi. Pada bulan

Juni 2010, Penulis mengikuti seminar dan ujian Tugas

Akhir di Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan

Teknik Elektro FTI-ITS sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana teknik elektro.