gardu induk pln

27
Laporan Kerja Praktek BAB III JTM 20 kV 3.1 Gardu Induk Gardu Induk merupakan simpul di dalam sistem tenaga listrik, yang terdiri dari susunan komponen yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan switching jaringan listrik dan beberapa kegiatan lain untuk menunjang keandalan penyaluran tenaga listrik. Gardu induk beroperasi pada beberapa tegangan diantaranya TET (Tegangan Ekstra Tinggi) 500 kV, TT (Tegangan Tinggi) 150 kV atau 70 kV, dan TM (Tegangan Menengah) 20 kV. 3.2 Fungsi Gardu Induk Fungsi utama gardu induk adalah untuk menyalurkan tenaga listrik yang berasal dari pembangkit atau dari gardu induk lain sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Secara umum gardu induk memiliki fungsi, antara lain : 1. Mentransformasikan tegangan listrik : a. Dari TET ke TT (500 kV/150 kV) dengan frekuensi 50 Hz. b. Dari TT ke tegangan lebih rendah (150 kV/ 70 kV) dengan frekuensi 50 Hz. c. Dari TT ke TM (150 kV/ 20 kV, 70 kV/20 kV) dengan frekuensi 50 Hz. 2. Melakukan pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik. 41

Upload: dwiky-herlambang-prasetyo

Post on 25-Oct-2015

254 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Mengenai Gardu Induk PLN

TRANSCRIPT

Page 1: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

BAB IIIJTM 20 kV

3.1 Gardu Induk Gardu Induk merupakan simpul di dalam sistem tenaga listrik, yang

terdiri dari susunan komponen yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan switching jaringan listrik dan beberapa kegiatan lain untuk menunjang keandalan penyaluran tenaga listrik. Gardu induk beroperasi pada beberapa tegangan diantaranya TET (Tegangan Ekstra Tinggi) 500 kV, TT (Tegangan Tinggi) 150 kV atau 70 kV, dan TM (Tegangan Menengah) 20 kV.

3.2 Fungsi Gardu Induk Fungsi utama gardu induk adalah untuk menyalurkan tenaga listrik

yang berasal dari pembangkit atau dari gardu induk lain sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu.

Secara umum gardu induk memiliki fungsi, antara lain :1. Mentransformasikan tegangan listrik :

a. Dari TET ke TT (500 kV/150 kV) dengan frekuensi 50 Hz.b. Dari TT ke tegangan lebih rendah (150 kV/ 70 kV) dengan

frekuensi 50 Hz.c. Dari TT ke TM (150 kV/ 20 kV, 70 kV/20 kV) dengan

frekuensi 50 Hz.2. Melakukan pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan

dari sistem tenaga listrik.3. Melakukan pengaturan distribusi listrik di tiap penyulang internal

dan layanan beban ke GI atau jaringan lain

3.3 Jenis Gardu IndukGardu induk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya :1. Berdasarkan tegangan operasinya,gardu induk dibagi menjadi :

a. Gardu Transmisi, yaitu gardu induk untuk melayani TET dan TT.

b. Gardu Distribusi, yaitu gardu induk untuk melayani TM.2. Berdasarkan isolasi yang digunakan,gardu induk dibagi menjadi :

a. Garduk induk konvensional, yaitu gardu induk yang menggu-nakan udara sebagai isolasi transformator, ditunjukkan pada gambar 3.1.

41

Page 2: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

b. Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS), yaitu gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi transformator, ditunjukkan pada gambar 3.2.

Gambar 3.1 Gardu Induk Konvensional

Gambar 3.2 Gas Insulated Switchgear (GIS)

3. Berdasarkan sistem rel/bus bar,gardu induk dibagi menjadi :a. Gardu induk sistem single busbar, yaitu gardu yang

menggunakan pencatu tunggal sehingga ketika ada masalah pada rel maka penyaluran listrik akan terganggu. Sistem ini ditunjukkan pada gambar 3.3.

b. Gardu induk sistem double busbar. Sistem rel ini sangat efek-tif untuk mengurangi terjadinya tegangan jatuh pada beban,

42

Page 3: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

khususnya pada saat melakukan perpindahan rel tegangan input transformator. Diagram single line ditunjukkan pada gambar 3.4

Gambar 3.3 Single Line Diagram Single Busbar

Gambar 3.4 Single Line Diagram Sistem Double Busbar.

c. Gardu Induk sistem satu setengah/on half busbar, yaitu gardu induk yang mempunyai dua rel dan menggunakan 3 buah pemutus tegangan (PMT) yang tersusun seri. Sistem ini ditunjukkan pada gambar 3.5.

43

Page 4: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.5 Single Line Diagram on half busbar

3.4 Komponen Gardu IndukGardu induk terdiri dari beberapa komponen yang saling

berhubungan. Komponen gardu induk terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu :1. Komponen luar ruangan (switch yard / switch gear)2. Komponen pada gedung kontrol

3.4.1 Switch yard / switch gear Merupakan bagian dari gardu induk yang dijadikan tempat pele-

takan komponen utama gardu induk. Beda penyebutan keduanya terletak pada pemasangan komponen tersebut. Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka maka disebut switch yard dan jika komponen gardu induk terletak di dalam ruangan disebut switch gear. Penyebutan switch yard sebenarnya diperuntukkan untuk gardu induk konvensional sedangkan switch gear digunakan untuk penyebutan GIS.

Komponen penyusun switch yard/switch gear , yaitu :a. Transformator Daya

Pada gambar 3.6 merupakan transformator daya yang berfungsi mentranformasikan daya listrik dengan merubah besaran tegan-gannya tanpa merubah frekuensi. Transformator daya

44

Page 5: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

dilengkapi dengan transformator pentanahan yang disebut Neu-tral Current Transformer (NCT) untuk mendapatkan titik ne-tral dari transformator daya.

b. Neutral Grounding Resistance (NGR)NGR ditunjukkan pada gambar 3.7 dan gambar 3.8 yang merupakan komponen proteksi yang dipasang antara titik netral transformator dengan pentanahan untuk memperkecil arus ketika terjadi gangguan.

Gambar 3.6 Trafo Daya pada Gardu Induk Konvensional

Gambar 3.7 Neutral Grounding Resistance (NGR)

Gambar 3.8 Neutral Grounding Resistance Liquid (NGR Liquid)

45

Page 6: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

c. Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tegangan (PMT)Pada gambar 3.9 merupakan CB atau PMT yaitu peralatan yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. CB dapat dioperasikan secara manual pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan, tetapi pada saat ini CB dikendalikan oleh SCADA yang bertujuan untuk efisiensi pengaturan jaringan. CB dilengkapi dengan pemadam busur api yang bertujuan untuk memadamkan busur api pada konektor CB ketika penyambungan. Pemadam tersebut dapat berupa minyak, udara atau gas SF6.

d. Disconnecting Switch (DS)pada Gambar 3.10 merupakan Disconnecting Switch (DS) yaitu peralatan yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban.

Gambar 3.9 Circuit Breaker 20 kV

46

Page 7: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.10 Disconnecting Switch (DS)

Dalam gardu induk, DS terpasang pada beberapa bagian antara lain :

Transformer Bay (TR Bay). Transmission Line Bay (TL Bay). Busbar. Bus Couple.

Karena DS hanya dapat dioperasikan pada kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, maka DS baru dapat dioperasikan.

e. Lightning Aresster (LA)Pada gambar 3.11 merupakan Lightning Aresster (LA) yang berfungsi sebagai proteksi peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi maupun yang disebabkan oleh lonjakan tegangan pada saat awal proses hubung antar konektor (switching surge).

47

Page 8: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.11 Lightning Aresster (LA)

f. Current Transformator (CT)Pada gambar 3.11 merupakan Current Transformator (CT) yang berfungsi merubah besaran arus dari arus kuat menjadi arus lemah untuk keperluan sistem proteksi dan pengukuran.

Gambar 3.12 Current Transformator (CT)

g. Potensial Transformator (PT)Pada gambar 3.13 merupakan Potensial Transformator (PT) yang berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi menjadi tegangan rendah untuk keperluan sistem proteksi dan pengukuran.

48

Page 9: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.13 Potensial Transformator (PT)

h. Transformator Pemakaian Sendiri (PS)Transformator ini berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/380 V yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal gardu induk. Tegangan yang dihasilkan digunakan untuk penerangan di switch yard dan gedung kontrol, alat pendingin (AC), rectifier serta peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah.

i. Rel (Busbar)Rel berfungsi sebagai titik pertemuan atau tempat penyambungan antara keluaran transformator daya dan masukan tiappenyulang atau biasa disebut cell. Bentuk dari rel dapat dilihat pada Gambar 3.14

Gambar 3.14 Rel Busbar

49

Page 10: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

3.4.2 Gedung Kontrol (Control Building) Pada gambar 3.15 merupakan gedung kontrol yang berfungsi

sebagai pusat aktifitas pengoperasian gardu induk. Pada gedung kontrol inilah operator bekerja mengontrol dan mengoperasikan fungsi dari gardu induk. Beberapa komponen yang ada di gedung kontrol antara lain :a. Panel Kontrol (Control Panel)

Panel kontrol seperti yang terlihat pada gambar 3.16 berfungsi untuk mengawasi kondisi komponen yang ada di gardu induk dan merupakan pusat pengendali lokal gardu induk. Didalamnya berisi saklar, indikator, perangkat meter, dan tombol/tuas operasional PMT/ PMS. Beberapa kontrol di dalam ruangan operator terdiri dari : Transmission line control panel. Trafo control panel. KWh meter. Bus couple control panel. AC/DC control panel. Syncronizing control panel. Automatic FD switching panel. D/L control panel.

b. Panel ProteksiMerupakan tempat relay pengaman yang ditempatkan di tiap-tiap penyulang/cell, sehingga mudah dalam pengontrolan dan operasionalnya. Relay ini berfungsi untuk memproteksi /melindungi sistem jaringan listrik di gardu induk pada saat terjadi gangguan maupun karena kesalahan operasi. Bentuk dari panel proteksi dapat dilihat pada gambar 3.17.

Gambar 3.15 Gedung Kontrol (Control Building)

50

Page 11: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.16 Panel Kontrol

Gambar 3.17 Panel Proteksi

c. Sumber DC pada Gardu Induk Peralatan sumber DC di gardu induk terdiri dari :

BateraiMerupakan perangkat yang menghasilkan sumber tenaga listrik arus searah yang diperoleh dari hasil proses kimia. Sumber DC berfungsi untuk menggerakkan peralatan kontrol, relay penga-man, motor penggerak CB, DS, dan lain-lain. Sumber DC ini harus selalu terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa se-cara rutin kondisi air baterai, kebersihan, berat jenisnya serta performa baterai. Bentuk dari baterai yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.18.

51

Page 12: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Rectifier / Penyearah Merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah sesuai spesifikasi perangkat. Keluaran dari penyearah ini digunakan sebagai pengisi daya baterai.

Gambar 3.18 Bateraid. Panel AC

Merupakan panel yang terpasang sakelar kecil (mini circuit breaker) atau fuse-fuse, sebagai pembagi beban dan pengaman dari instalasi listrik trafo PS di gardu induk.

Gambar 3.19 Kubikel 20 kV

3.5 Kubikel 20 kVKubikel 20 kV adalah sebuah seperangkat peralatan listrik yang

dipasang pada gardu distribusi yang berfungsi pembagi, pemutus, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik 20 kV. Kubikel pada gambar 3.19 merupakan tempat peletakan PMT/PMS maupun perangkat

52

Page 13: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

metering dan proteksi sistem 20 kV. Pada kubikel ini terdapat tuas untuk pengoperasian secara manual maupun otomatis melalui SCADA.

3.5.1 Jenis - Jenis dan Fungsi KubikelBerdasarkan fungsi dan nama peralatan yang terpasang, kubikel

dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :1. Kubikel PMS (Pemisah) / DS (Disconnecting Switch)

Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik 20 kV dalam kondisi tak berbeban karena kontak penghubung tidak dilengkapi alat peredam busur api. PMS dilambangkan seperti pada gambar 3.21.

Gambar 3.21 Simbol Diagram PMS

2. Kubikel Pemutus Tegangan (PMT/CB) Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban, termasuk memutus pada saat terjadi gangguan hubung singkat. Kubikel ini dilengkapi transformator arus yang terpasang memiliki sisi sekunder ganda dimana satu sisi untuk mensuplai arus ke alat ukur kwh meter dan satu sisi lagi untuk menggerakan relay proteksi pada saat ter jadi gangguan. Diagram Rangkaian PMT dapat dilihat pada gambar 3.22. Kubikel PMT terdiri dari :a. Satu set busbar tiga fasa yaitu 400 A, 630 A atau 1250 Ab. Sebuah pemutus tenaga kutub jenis SF6 atau hampa udara

dengan pengoperasian melalui energi pegas yang pengisiannya dilakukan secara manual atau dengan motor listrik.

c. Kumparan pelepas (trip) dan indikator yang menunjukan posisi buka / tutup secara mekanis.

53

Page 14: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

d. Relay sebagai proteksi untuk beban lebih. Relay harus dirancang agar dapat melepas sumber tenaga dengan atau tanpa memer-lukan suatu daya dari luar.

Gambar 3.22 Simbol Diagram PMT

3. Kubikel PT (Potential Transformer)Kubikel ini berfungsi sebagai kubikel pengukuran,dimana didalam kubikel ini terdapat PMS dan transformator tegangan yang menurunkan tegangan dari 20 kV menjadi 100 Volt untuk mensuplai tegangan pada alat ukur kwh meter. Kubikel ini kadang kala disebut juga dengan istilah kubikel VT (Voltage Transformator). Untuk pengamanan trafo tegangan terhadap gangguan hubung singkat maka dipasanglah fuse TM. Simbol PT ditunjukkan pada gambar 3.23.

Gambar 3.23 Simbol Diagram Kubikel PT

4. Kubikel B1 (Out Going Terminal ) Gambar 3.24 merupakan simbol dari kubikel B1, kubikel ini berfungsi sebagai terminal penghubung tegangan ke penyulang. Dalam keadaan mana posisi membuka maka kontak terhubung dengan pentanahan.

54

Page 15: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.24 Simbol Diagram Kubikel Out Going Terminal

3.5.2 Bagian – Bagian dari Konstruksi Kubikel Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kubikel merupakan tempat dimana beberapa komponen gardu induk dipasang. Beberapa bagian penyusun kubikel, yaitu :1. Kompartemen

Merupakan rumah dari terminal penghubung, PMT, PMS, Fuse, Transformator ukur (CT dan PT), peralatan mekanis, dan instalasi tegangan rendah, sehingga tidak membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke bagian-bagian yang bertegangan. Bentuk dari kompartemen ditunjukkan pada gambar 3.25.

2. Busbar 20 kV Isolator TonggakMerupakan penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, Busbar isolator tonggak ini terbuat dari bahan tembaga atau aluminium dan dilapisi isolator. Umumnya busbar ini terletak pada bagian atas kubikel. Pada kubikel tipe RMU (Ring Main Unit), busbar ini berada dalam tabung vakum SF 6. Bentuk dari busbar isolator tonggak ditunjukkan pada gambar 3.26.

Gambar 3.26 Busbar 20 kV Isolator Tonggak

55

Page 16: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Keterangan :1. Kompartemen busbar2. Kompartemen tegangan rendah3. Pemutus beban dan saklar pentanahan4. Kompartemen mekanik operasi5. Kompartemen kabel

Gambar 3.25 Kompartemen

3. Kontak Pemutus LokalSebagai pemutus/penghubung aliran listrik, kontak pemutus terdiri dari dua bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact). Peredam busur api pada kubikel PMT menggunakan media minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara untuk memperkecil terjadinya busur api ketika dilakukan pembukaan atau penutupan kontak secara mekanis

4. Kontak Hubung PentanahanUntuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan menghubungkan terminal kabel ke tanah (grounding) sehingga bila ada pekerja yang melakukan pekerjaan pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya kesalahan operasi yang menyebabkan kabel terisi tegangan.

56

Page 17: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

PMS tanah ini biasanya mempunyai sistem interlock sehingga pintu kubikel tidak bisa dibuka jika pentanahan PMS belum masuk, sebaliknya PMT tidak bisa masuk sebelum PMS tanah dibuka.

5. Terminal PenghubungSebagai terminal yang menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu dengan yang lainnya, ada beberapa terminal antara lain : a. Terminal busbar sebagai tempat dudukan busbar.b. Terminal kabel sebagai tempat menghubungkan kabel

incoming dan outgoing penyulang.c. Terminal PT sebagai tempat menyambung konektor PT untuk

pengukuran.d. Terminal CT sebagai tempat menyambung konektor CT untuk

pengukuran6. Fuse Holder

Merupakan tempat untuk menempatkan fuse pengaman transformator pada kubikel PS atau kubikel PT yang bentuknya dapat dilihat pada Gambar 3.27

Gambar 3.27 Fuse Holder

7. Mekanik KubikelBerfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi membuka/ menutup kontak PMT dan PMS dengan pentanahan. Mekanik

57

Page 18: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

dirancang sedemikian rupa sehingga waktu membuka dan menutup kontak pemutus berlangsung dengan cepat

8. Lampu IndikatorIndikator diperlukan untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal dari sisi kabel tersebut atau berasal dari busbar . Lampu indikator menyala, dikarenakan adanya arus kapasitif yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.

9. Pemanas (Heater)Digunakan untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga. Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek korona pada terminal kubikel tersebut.

10. Handle Kubikel (Tuas Operasi)Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak hubung PMT, PMS, dan juga kontak hubung pentanahan (grounding).

3.6 Sistem Proteksi JTM 20KVSistem proteksi jaringan tegangan menengah 20 kV merupakan hal

yang sangat penting dalam proses distribusi listrik. Tujuan dari sistem proteksi yaitu :a. Mengamankan peralatan didalam sistem terhadap gangguan.b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu sehingga sistem yang

tidak mengalami gangguan tetap dapat operasi secara normal.c. Pengamanan terhadap manusia dan harta benda termasuk aset

perusahaan.Sistem proteksi merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa

peralatan yang terhubung, antara lain :a. Relai utama, yaitu :

Over Current Relay (OCR), sebagai proteksi beban lebih (over current). Directional Ground Relay (DGR), sebagai proteksi adanya

gangguan fasa ke tanah. Ground Fault Relay (GFR), sebagai proteksi ketika terjadi

kesalahan dala pentanahan.b. Transformator arus dan transformator tegangan.c. PMT.d. Catu Daya (baterai).

Sistem proteksi 20 kV dibagi menjadi dua, yaitu pada gardu induk dan pada jaringan luar. Untuk pengaman pada gardu induk terdapat OCR dan DGR seperti yang terlihat pada Gambar 3.28. Pada saat ini fungsi kedua relay tersebut sudah terintegrasi dalam sistem IED

58

Page 19: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

(Intelligent Electronic Device) yang dikendalikan SCADA. Proteksi jenis ini merupakan salah satu terobosan PLN agar dalam penyaluran listrikan menjadi lebih efisien dan aman.

Gambar 3.28 Sistem Pengaman Pada Sistem Tenaga Listrik

Keterangan :1. DGR pengaman utama generator.2. Distance relay.3. Differential relay pengaman utama transformator.4. OCR transformator sisi 150 kV.5. OCR dan GFR transformator sisi 20 kV.6. OCR dan GFR pengaman utama saluran 20 kV.7. OCR dan GFR pengaman utama saluran tegangan rendah

3.7 Pengaturan Beban Pada Jaringan 20 kVDari tahun ke tahun terjadi kenaikan kebutuhan listrik seiring dengan

bertambahnya rumah, industri, dan padatnya aktifitas manusia yang tidak bisa dipisahkan dengan kebutuhan listrik. Akibat kebutuhan listrik yang semakin besar tentu beban yang ditanggung oleh PLN akan semakin banyak, laju penambahan beban ternyata jauh lebih cepat dari pada laju pertumbuhan gardu induk, untuk bisa mengatasi hal tersebut diterapkan sistem pengaturan/manuver beban. Manuver beban dilakukan jika ada jaringan pada suatu tempat terjadi gangguan, maka akan jaringan akan dialihkan ke jaringan terdekat yang berfungsi normal. Sistem pengaturan beban ini dapat dijalankan oleh SCADA melalui LBS (Load Breaker Switch) pada gambar 3.29. Selain itu pada jaringan tertentu juga dipasang UFR (Under Frekuensi Relay) untuk menghindari keseluruhan sistem jatuh/collapse sehingga ketika frekuensi sistem mengalami penurunan yang disebabkan beban berlebih maka secara otomatis jaringan tersebut dilepas sementara sampai keadaan normal kembali.

59

Page 20: Gardu Induk PLN

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.29 Load Break Switch (LBS)

3.8 Ranah Kerja APD Jatim Ranah kerja APD Jatim meliputi sisi incoming 20 kV di gardu induk

sampai sisi outgoing 20 kV di gardu hubung yang ditunjukkan pada gambar 3.30.

Gambar 3.30 Diagram Penyaluran Tenaga Listrik

60