skripsi tinjauan hukum terhadap pelaksanaan … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu...

115
i SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT TANAH UNTUK PERTAMA KALI DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MAKASSAR OLEH PUTRI CUT KEUMALAHAYATI B12113310 PROGRAM STUDI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: hoangdang

Post on 19-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

i

SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PROSEDUR

PENERBITAN SERTIFIKAT TANAH UNTUK PERTAMA KALI DI

KANTOR PERTANAHAN KOTA MAKASSAR

OLEH

PUTRI CUT KEUMALAHAYATI

B12113310

PROGRAM STUDI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

ii

HALAMAN JUDUL

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PROSEDUR

PENERBITAN SERTIFIKAT TANAH UNTUK PERTAMA KALI DI

KANTOR PERTANAHAN KOTA MAKASSAR

OLEH

PUTRI CUT KEUMALAHAYATI

B 121 13 310

Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana pada Program Studi Hukum Administrasi Negara

PROGRAM STUDI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

iii

Hhhhh

Page 4: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Diterangkan bahwa skripsi mahasiswa:

Nama : Putri Cut Keumalahayati

Nomor Induk : B 121 13 310

Prodi : Hukum Administrasi Negara

Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Pelaksanaan Prosedur

Penerbitan Sertifikat Tanah Untuk

Pertama Kali Di Kantor Pertanahan

Kota Makassar.

Telah diperiksa dan disetuji untuk diajukan dalam ujian skripsi Makassar, Januari 2017 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Achmad Ruslan, S.H., M.H. Dr. Sri Susyanti Nur, S.H., M.H. NIP. 19570101 198601 1001 NIP. 19641123 199002 2001

Page 5: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

v

Hkj;

Page 6: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin segala puji bagi Allah SWT, Tuhan

semesta alam atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia yang

senantiasa dicurahkan kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada

jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

Salam dan shalawat kepada Baginda Rasulullah Muhammad S.A.W yang

selalu menjadi contoh panutan yang baik dalam segala tingkah dan

perbuatan yang kita lakukan sehingga dapat bernilai ibadah di sisi Allah

SWT. Semoga semua hal yang penulis lakukan berkaitan dengan

penyelesaian skripsi ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya. Aamiin.

Penyelesaian skripsi ini telah dilakukan dengan segenap

kemampuan yang telah penulis curahkan didalamnya. Namun demikian,

maksimalnya usaha dan doa penulis, penulis pun menyadari bahwa

penulisan skrispsi ini memiliki nilai yang tidak semua orang dapat menilai

baik karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.

Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan agar kedepannya dapat membuahkan tulisan yang lebih

baik. Aamiin.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam proses tugas akhir

ini, banyak sekali pihak yang membantu penulis hingga skripsi ini dapat

Page 7: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

vii

diselesaikan. Untuk itu, maka penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. selaku Rektor Universitas

Hasanuddin dan Wakil Rektor, staf serta jajarannya.

2. Ibu Prof. Dr. A. Farida Patittingi, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Hasanuddin, Bapak Prof. Dr. Ahmadi Miru, S.H.,

M.H. selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin,

Bapak Dr. Syamsuddin Muchtar, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dan Bapak Dr. Hamzah

Halim, S.H., MH. Selaku Waki Dekan III.

3. Ketua Program Studi S1 Hukum Administrasi Negara beserta seluruh

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Univesitas Hasanuddin yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani proses

perkuliahan di Fakultas Hukum Univesitas Hasanuddin hingga penulis

dapat menyelesaikan studinya.

4. Bapak Dr. Romi Librayanto, S.H.,M.H. selaku Penasihat Akademik

selama menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

5. Bapak Prof. Dr. Achmad Ruslan, S.H., M.H. selaku Pembimbing I dan

Ibu Dr. Sri Susyanti Nur, S.H., M.H. selaku Pembimbing II, terima kasih

atas segala kesabaran, petunjuk, saran, bimbingan dan waktu yang

diluangkan untuk penulis.

6. Ibu Prof. Dr. Marwati Riza, S.H., M.Si., Bapak Dr. Romi Librayanto,

S.H.,M.H., serta Bapak Muhammad Zulfan Hakim, S.H., M.H. selaku

Page 8: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

viii

dewan penguji yang telah memberikan masukan dan saran-sarannya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Narasumber yang memberikan pendapatnya dalam skripsi ini yaitu

Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Atas Tanah Kantor Pertanahan Kota

Makassar, Bapak Muhammad Thamrin. Kepala Seksi Survei Pemetaan

dan Pengukuran Kantor Pertanahan Kota Makassar, Bapak Taufik.

Kepala Sub Seksi Tematik dan Potensial Tanah Kantor Pertanahan

Kota Makassar, Bapak Susan Surhajana. Serta Kak Asmiyati Anis

selaku staff Bagian Tata Usaha Kantor Pertanahan Kota Makassar

yang membantu penulis dalam proses penelitian.

8. Staff Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Hukum

Univesitas Hasanuddin Bapak Rony, Bapak Bunga, Bapak Usman,

Bapak Ramalang, Bapak Hakim, Kak Tri, Kak Lina, Kak Tia dan lain-

lain yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam pengurusan berkas ujian skripsi.

9. Terima kasih sebesar-besarmya kepada Orang Tua Penulis, Bapak

Drs.H. Supardjono Umar dan Almarhumah Hj. Endah Ekarini yang

senantiasa mendukung penulis dalam setiap aktivitas penulis sejak

masih kanak-kanak hingga dewasa serta selalu mendidik dan

mendoakan penulis. Meskipun kali ini ibunda telah tiada namun jasa-

jasa almarhum sebagai ibu tidak akan pernah penulis lupakan, Terima

kasih telah melahirkan penulis ke dunia. Ragamu mungkin telah tiada

namun engkau selalu hidup di dalam hati, Mah.

Page 9: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

ix

10. Ibunda Emma Erni Harun yang senantiasa mendukung penulis dan

berperan menggantikan ibu penulis. Meskipun tidak lahir dari rahimmu,

tapi kami lahir dari hatimu, ummy.

11. Saudari-saudariku tersayang, kakak Putri Joice Johana, Putri Juwita

Permatahati, S.H. Adikku, Putri Jelita Kusumawati yang semoga cepat

menyusul menjadi S.H., dan Putri Adinda Citra Ceria yang selalu

kompak tidak hanya sebagai saudara tapi sebagai teman juga

12. Opa dan Oma penulis, Bapak Mursidi dan Hj. Doris Umar, Ma epin,

Om Visi, Om Iman, Tante Yuli, Kak Wati, Kak Budi, Ian, Angga, Tante

Ika Mustika Putri S.H. yang semuanya senantiasa memberi dukungan

khususnya finansial penulis. Terkhusus bagi Almh. Ma Ica, yang

layaknya berperan sebagai Ibu bagi penulis yang mengurusi penulis

sejak bayi hingga berusia dua puluh tahun.

13. Kakanda Dana Abrian, yang Insha Allah sebentar lagi S.T. yang

senantiasa mendukung, membantu penulis, tempat berkeluh kesah

dan meminta saran dan berdiskusi banyak hal, serta banyak mengajar

penulis

14. Sahabat yang telah mengetahui cita-cita penulis sejak SMP hingga

sekarang, A. St. Dianti Rahma Sanrima dan Nur Inayah Maghfira yang

Insha Allah segera S.H.. Sejak SMA, Ayu Fratiwi Yusna, Ayu Sri

Wahyu Ningsih, Auliya Munawwarah, Ilma Tina, dan Achmad Noor

serta Teman-teman Exact One SMA Angkasa.

Page 10: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

x

15. Sahabat dan Saudara seperjuangan selama di Fakultas Hukum

Universitas Hasanuddin, Nurul Ilmi, Arridha Fajrin, Dwi Siti Huttami,

Isnaeni, A. Windhasari, dan Nur Adilah Zainuddin yang telah menjadi

keluarga penulis selama tiga tahun terakhir dan mudah-mudahan

seterusnya yang tak henti-hentinya mendoakan penulis, tempat

berbagi suka dan duka, tempat berkeluh kesah,

16. Teman-teman seperjuangan di UKM ALSA LC UNHAS, serta keluarga

besar ALSA LC UNHAS.

17. Teman-teman KKN Tematik Kota Makassar Unhas Gelombang 93,

Rofira Ambar, A. Nilawati Hasbi, Nur Latifa, Kakak Gilang Andika,Muh.

Imran, dan Fachriz Muchtar.

18. Seluruh pihak yang membantu penulis yang tidak dapat penulis

tuliskan satu persatu, terima kasih atas segala semangat, doa, saran

yang diberikan kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis juga memohon maaf sebesar-besarnya atas segala

perbuatan dan ucapan yang sekiranya tidak bb\erkenan. Segala bentuk

kritik, masukan dan saran penulis harapkan guna penyempurnaan skripsi

ini akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat berguna di kemudian hari

dalam memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, Februari 2017

Penulis

Page 11: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

xi

ABSTRAK

Putri Cut Keumalahayati (B12113310), Tinjauan Hukum terhadap Pelaksanaan Prosedur Penerbitan Sertifikat Tanah Untuk Pertama Kali Di Kantor Pertanahan Kota Makassar. Dibimbing oleh Achmad Ruslan dan Sri Susyanti Nur.

Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prosedur penerbitan sertifikat tanah untuk pertama kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar. Untuk mendapatkan sertifikat hak milik atas tanah dari pendaftaran tanah pertama kali dikaitkan dengan asas sederhana, asas aman, dan asas terjangkau yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Makassar, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam pelaksanaan prosedur penerbitan sertifikat hak milik atas tanah pertama kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Penelitian hukum ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dan apabila dilihat dari tujuannya termasuk dalam penelitian hukum deskriptif. Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: wawancara, observasi lapangan dan studi kepustakaan baik berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa pelaksanaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kota Makassar dapat disimpulkan: Bahwa ketepatan waktu dalam proses penerbitan sertifikat tanah untuk pertama kali untuk saat ini belum cukup baik dalam pelaksanaanya. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal yaitu 1) masyarakat yang kurang memahami mengenai persyaratan dalam melaksanakan pendaftaran tanah pertama kali. Tidak adanya tabel atau brosur yang menjelaskan prosedur pendaftaran tanah serta biaya dalam pendaftaran tanah, serta kurangnya sosialisasi dari pihak Kantor Pertanahan Kota Makassar terhadap pemohon yang melaksanakan pendaftaran tanah untuk pertama kali, 2) kurangnya kordinasi antara pemohon dengan pihak kantor pertanahan Kota Makassar dalam melaksanakan proses pengukuran dan penetapan batas-batas bidang tanah. 3) Tidak adanya partisipasi pegawai kantor pertanahan Kota Makassar dalan membantu pemohon dalam pengecekan berkas melalui pin di Kantor Pertanahan Kota Makassar.Adapun masalah yang dihadapi Kantor Pertanahan Kota Makassar yaitu 1) kurangnya sumber daya manusia yang menyebabkan keterlambatan waktu dalam proses penerbitan sertifikat tanah yang tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). 2)Tidak lengkapnya alas hak pemohon sehingga memperlambat dalam proses penerbitan sertifikat tanah 3) Kurangnya peralatan teknis seperti komputer untuk pemetaan..

Page 12: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv

PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI ................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv

DAFTAR TABEL ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pengambilan Keputusan.............................. ...................... 11

1. Tindakan Pemerintah......................... .................................... 11

2. Keputusan Tata Usaha Negara ............................................. 17

B. Pendaftaran Tanah ..................................................................... 22

1. Pengertian Pendaftaran Tanah .............................................. 22

2. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah ......................................... 24

Page 13: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

xiii

3. Asas-Asas Pendaftaran Tanah. ............................................. 27

4. Tujuan Pendaftaran Tanah .................................................... 30

5. Sistem Pendaftaran Tanah .................................................... 33

6. Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah ..................................... .34

7. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Pertama Kali ..................... .41

8. Penyelenggara Pelaksana Pendaftaran Tanah Pertama Kali .43

C. Sertifikat Tanah ........................................................................... 46

1. Pengertian Sertifikat Tanah ................................................... 46

2. Pemberian Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ............................ 48

3. Kegunaan Sertifikat Tanah .................................................... 52

4. Sertifikat Cacat Hukum .......................................................... 53

D. Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan Dalam

Pendaftaran Tanah Pertama Kali ................................................ 61

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 64

1. Jenis Penelitian ...................................................................... 64

2. Lokasi Penelitian .................................................................... 64

3. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 64

4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 65

5. Analisis Data .......................................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 67

A. Deskripsi Lokasi .......................................................................... 67

1. Keadaan Kota Makassar ........................................................ 67

2. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Makassar ........... 70

Page 14: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

xiv

B. Pelaksanaan Prosedur Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah

Pertama Kali Di Kantor Pertanahan Kota Makassar .................. .76

C. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Prosedur

Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Pertama Kali Di Kantor

Pertanahan Kota Makassar ......................................................... .89

BAB V PENUTUP .................................................................................. .94

A. Kesimpulan ................................................................................. .94

B. Saran........................................................................................... .96

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... ........98

Page 15: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur konversi, pengakuan dan penegasan hak ..................... .54

Gambar 2 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Makassar........ .68

Page 16: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah Kota Makassar .................................................... .62

Tabel 2 Tanggapan Tentang Responden Ketepatan Waktu .................. .75

Tabel 3 Tanggapan Tentang Responden Ketepatan Biaya ................... .78

Tabel 4 Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan Prosedur ......... .80

Tabel 5 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Kantor Pertanahan Kota

Makassar ................................................................................... .81

Tabel 6 Rekapitulasi Permhonan Pendaftaran Tanah Pertama Kali Tahun

2016 .......................................................................................... .84

Page 17: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak

dapat dipisahkan dari tata kehidupan mahkluk hidup, seperti

menjadi sarana tempat tinggal maupun menjadi sumber untuk

mencari nafkah bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup. Dimana

dewasa ini tanah merupakan salah satu modal utama dalam rangka

untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu

tanah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Mayoritas orang ingin memiliki dan menguasai tanah

karena ingin memenuhi kebutuhan hidup. Bagi kebanyakan

manusia, tanah merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki,

selain makanan dan pakaian. Tanah merupakan komoditas

pemenuhan kebutuhan hidup yang harus dimiliki agar hidup lebih

sejahtera. Secara psikologis manusia, terutama sebuah keluarga

sejahtera, tidak akan merasa tenang sebelum memiliki sendiri

tanah dan bangunan rumah sebagaai tempat bernaung.

Tanah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, hak-hak atas kepemilikan tanah pun diatur oleh konstitusi

(UUD 1945) yang berlaku di Indonesia sebagai Negara Hukum.

Adapun di dalam konstitusi (UUD 1945) pengaturan terhadap atas

Page 18: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

2

tanah menggunakan istilah Agraria yang mempunyai cakupan yang

lebih luas yaitu bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya. Konstitusi yang mengatur pertanahan secara khusus

seperti hak-hak atas kepemilikan tanah yaitu diatur di Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria atau yang sering dikenal dengan Undang-Undang

Pokok Agraria (UUPA).

UUPA memuat dasar-dasar pemerataan distribusi kepemilikan

tanah (Land reform), dan adapun tujuan diundangkannya UUPA

adalah untuk memberikan jaminan pastian hukum. Tujuan tersebut

dapat terwujud melalui dua upaya, yaitu :1

1. Tersedianya perangkat hukum yang tertulis, lengkap dan jelas

yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan jiwa dan

ketentuan-ketentuanya.

2. Penyelenggaraan pendaftaran tanah yang memungkinkan bagi

pemegang hak atas tanah untuk dengan mudah membuktikan

hak atas tanah yang dikuasainya, dan bagi pihak yang

berkepentingan, seperti calon pembeli dan calon kreditor, untuk

memperoleh keterangan yang diperlukan mengenai tanah yang

menjadi objek perbuatan hukum yang akan dilakukan, serta bagi

Pemerintah untuk melaksanakan kebijaksanaan pertanahan.

Tujuan untuk memberikan jaminan kepastian hukum tersebut

termuat dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA yang berbunyi:

“Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemmerintah

diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republlik

Indonesia menurut ketentuan yaang diatur Peraturan

Pemerintah.”

1 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia sejarah Pembentukan Undang-Undang

Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, (Jakarta: Djambatan, 2003), Hlm: 69

Page 19: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

3

Dari ketentuan tersebut dipahami bahwa pendaftaran tanah

ditujukan kepada pemerintah sebagai penguasa tertinggi terhadap

tanah.2 Beranjak dari ketentuan tersebut maka terbitlah Peraturan

Pemerintah sebagai implementasi dari Pasal 19 UUPA tersebut,

yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun 1961 tentang

Pendaftaran Tanah. Dengan adanya Perarturan tersebut,

diharapkan pelaksanaaan pendaftaran tanah agar dilaksanakan

secepatnya agar terciptanya kepastian hukum dan mengurangi

sengketa tanah.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan

akan kepastian hukum hak atas tanah maka Peraturan tersebut

diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun

1997 tentang Pendaftaran Tanah yang juga menyatakan bahwa PP

No. 10 Tahun 1961 tidak berlaku lagi.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 mempunyai

ketentuan-ketentuan yang bukan hanya pelaksanaan Pasal 19

UUPA, Tetapi sebagai Peraturan Pemerintah yang menjadi Tulang

Punggung yang mendukung berjalannya administrasi pertanahan

sebagai salah satu Tertib Pertanahan dan Hukum Pertanahan di

Indonesia.3

2 R Soehadi, Penyelesaiaan Sengketa Tanah Sesudah Berlakunya Undang-Undang

Pokok Agraria, (Surabaya: Usana Offest Printing), hlm : 53.

3 Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm: 5.

Page 20: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

4

Adapun dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997

menjelaskan pengertian Pendaftaran Tanah yang termuat dalam

Pasal 1 angka 1, yaitu:

“Serangkaian Kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara

terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi

pengumpulan, pengolahan, pemmbukuan, dan penyajian serta

pemeliharaan data fisik dan yuridis dalam bentuk peta dan

daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah

susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi

bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak atas milik

satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang

membebaninya”.

Definisi Pendaftaran tanah dalam Peraturan Pemerintah No.

24 Tahun 1997 merupakan penyempurnaan dari ruang lingkup

kegiatan pendaftaran tanah berdasarkan Pasal 19 ayat (2) PP No.

10 Tahun 1961 yang hanya meliputi: Pengukuran, perpetaan dan

pembukuan tanah, pendaftaran dan peralihan hak atas tanah serta

pemberian tanda bukti hak sebagai alat pembukuan yang kuat.4

Jaminan kepastian hukum yang hendak diwujudkan dalam

pendaftaran tanah ini, meliputi kepastian status hak yang didaftar,

kepastian subjek hak, dan kepastian objek hak. Pendaftaran tanah

ini menghasilkan Sertifikat Tanah atau sertifikat hak-hak atas

tanah sebagai tanda bukti yang sah.

Di Indonesia sertifikat hak-hak atas tanah berlaku sebagai alat

bukti yang kuat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 19 ayat 2

4 Muhammad Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, “Hukum Pendaftaran Tanah, (Bandung: Mandar Maju, 2008), hlm: 138.

Page 21: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

5

huruf c UUPA dan Pasal 32 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1977. Kajian mengenai kekuatan berlakunya sertifikat

sangat penting karena pertama, sertifikat memberikan kepastian

hukum kepemilikan tanah sehingga dapat mencegah sengketa

tanah. Kedua, dengan kepemilikan sertifikat, pemilik tanah dapat

melakukan perbuatan hukum apa saja sepanjang tidak

bertentangan dengan undang-undang yang berlaku, ketertiban

umum, dan kesusilaan. Selain itu, sertifikat memiliki nilai ekonomi

yang tinggi apabila dijadikan investasi untuk masa depan.

Kebijakan agraria merupakan bagian dari otonomi daerah

yaitu pendelagasian wewenang Pemerintah Pusat terhadap

Pemerintah Daerah dalam hal pertanahan. Otonomi Daerah

sebagai respon terhadap tuntutan perubahan atas pola kebijakan

Negara yang sentralistis, sehingga Pemerintahan dapat diharapkan

akan memberdayakan daerah secara lebih optimal.5

Badan Pertanahan Nasional sesuai dalam Peraturan Presiden

No. 20 Tahun 2015 mempunyai kewenangan untuk melaksanakan

tugas dan fungsi pemerintahan di bidang pertanahan secara

nasional, regional, dam sektoral.

Bedasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia untuk melaksanakan fungsi Badan Pertanahan

Nasional didaerah maka diterbitkanlah Keputusan Badan

5 Achmad Sodiki, Politik Hukum Agraria, Cetakan Pertama, (Jakarta: Kompress,

2013), hlm: 13.

Page 22: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

6

Pertanahan No. 1 Tahun 1989 yang bertujuan untuk membentuk

kantor pertanahan ditingkat kota dan kabupaten.

Kantor Pertanahan Kota Makassar adalah instansi vertikal BPN

kota/kabupaten yang berada dibawah tanggung jawab kepada

Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi BPN

yang bersangkutan yang dipimpin oleh seorang kepala.

Agar terciptanya pelaksanaan yang baik, maka pegawai

Kantor Pertanahan Kota Makassar harus tunduk pada Peraturan

Kepala Badan Pertanahan Nasional/PERKABAN No. 1 Tahun 2010

tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pemerintahan sebagai

tolok ukur Kantor Pertanahan Kota Makassar dalam penerbitan

sertifikat tanah secara nasional, regional maupun sektoral. Kantor

Pertanahan Kota Makassar diharapkan agar dalam proses

penerbitan sertifikat tanah dari pendaftaran tanah pertama kali,

terselenggaranya asas-asas pendaftaran tanah sehingga

terjaminnya kepastian hukum yang baik bagi pemegang hak serta

meminimalisirnya keluhan-keluhan masyarakat dalam

melaksanakan pendaftaran tanah. Yang dimana asas-asas

pendaftaran tanah tersebut telah sesuai dengan tujuan dari

Perkaban No. 1 Tahun 2010.

Untuk mendapatkan sertifikat tanah pertama kali, pemohon

terlebih dahulu melaksanakan pendaftaran tanah pertama kali,

Page 23: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

7

yang diharapkan sesuai dengan asas-asas pendaftaran tanah.

Asas Sederhana yang dimaksud ketentuan pokok dan prosedur

dalam pelaksanaan pendaftaran tanah dapat dipahami oleh pihak-

pihak yang melaksanakan pendaftaran tanah serta tidak

mempersulit masyarakat dalam mengurus sertifikat tanah. Asas

Aman dimaksudkan pendaftaran tanah diselenggarakan secara

teliti dan cermat oleh pemohon serta pemerintah sehingga hasilnya

dapat memberikan jaminan kepastian hukum yang baik sesuai

tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. Asas Terjangkau, bahwa tarif

pendaftaran tanah tidak mempersulit masyarakat dalam mengurus

sertifikat tanah. Sehingga tercapainya target pendaftaran tanah dan

tata tertib pertanahan di Kota Makassar.

Permasalahan yang banyak timbul dalam bidang pertanahan

di Kota Makassar yaitu masih banyaknya bidang-bidang tanah yang

belum bersertifikat, sehingga untuk mencapai kepastian tata tertib

pertanahan di Kota Makassar belum terlaksana dengan baik.

Adapun mengenai masih minimnya kualitas pelaksanaan dalam

proses penerbitan sertifikat tanah menyebabkan banyaknya

keluhan-keluhan masyarakat Kota Makassar selaku pemohon

terhadap kinerja Kantor Pertanahan Kota Makassar

Serta kondisi birokrasi yang terkesan lamban dan rumit dalam

melaksanakan penerbitan sertifikat tanah mengakibatkan

keluahan-keluhan masyarakat, sebagian masyarakat menjadi

Page 24: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

8

apatis untuk melakukan sertifikasi tanah. Selain itu kurangnya

pemahaman masyarakat terhadap prosedur dan mekanisme yang

seharusnya untuk menerbitkan sertifikat tanah di Kota Makassar

membuat pelaksanaan pendaftaran tanah terkesan rumit. Biaya

dalam melakukan pendaftaran sertifikat tanah tidak sesuai dengan

PP No. 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementrian

Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Adapun biaya yang sering kita dengar untuk melaksanakan

pendaftaran tanah untuk pertama kali dikeluarkan cukup

mahal,dan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Yang pada

akhirnya mengakibatkan pemohon ekonomi lemah merasa enggan

untuk melakukan pendaftaran tanah untuk pertama kali di Kota

Makassar. Serta kemampuan aparatur yang minim dan lalai dalam

pelaksanaan penerbitan sertifikat tanah sehingga menghasilkan

sertifikat tanah khususnya atas hak milik yang cacat administrasi

atau sertifikat yang tidak sah merupakan deretan keluhan yang

menggambarkan pelaksanaan dalam penerbitan sertifikat tanah

pertama kali yang memprihatinkan.

Kantor Pertanahan Kota Makassar sebagaimana

kewenangnya memiliki fungsi melaksanakan pengurusan

menerbitkan sertifikat tanah sesuai dengan hak-hak atas tanah

diharapkan dapat memberikan pelaksanaan tugas yang optimal

Page 25: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

9

kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Serta,

karena sertifikat tanah ini merupakan produk yang diterbitkan oleh

pejabat tata usaha negara, diharapkannya sikap kehati-hatian

pejabat tata usaha negara dalam menerbitkan sertifikat tanah.

Sehingga dapat meminimalisir sengketa pertanahan dan

terciptanya masyarakat yang taat hukum dan tertib administrasi

dalam bidang pertanahan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pelaksanaan Prosedur Penerbitan Sertifikat Tanah

Untuk Pertama Kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar.

2. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Prosedur

Penerbitan Sertifikat Tanah Untuk Pertama Kali di Kantor

Pertanahan Kota Makassar.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan dan Prosedur Penerbitan

Sertifikat Tanah Untuk Pertama Kali di Kantor Badan

Pertanahan Kota Makassar

2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penghambat Dalam

Pelaksanaan dan Prosedur Penerbitan Sertifikat Tanah Untuk

Pertama Kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Page 26: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

10

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teortis

Hasil Penelitian ini diharapkan untuk menambah pemahaman ilmu

Hukum Administrasi Negara yang khususnya terhadap

pelaksanaan para administrasi negara dalam penerbitan sertifikat

tanah di bidang pertanahan

2. Secara Praktis

Secara Praktis penelitian ini diharapkan berguna untuk penulis dan

masyarakat sehingga dapat menambah pengembangan Ilmu

Pengetahuan bidang hukum khususnya dalam hal kesadaran

hukum masyarakat dalam pendaftaran hak atas tanah.

Page 27: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pengambilan Keputusan Tata Usaha Negara

Pengambilan Keputusan Tata Usaha Negara adalah bagian kunci

dalam kegiatan administrasi pemerintahan. Kegiatan tersebut

merupakan tindakan pemerintahan bedasarkan hukum bersegi satu.

Untuk menjalankan fungsi pemerintahan, dalam melakukan

pengambilan keputusan diharapkan sikap kehati-hatian pejabat tata

usaha negara dalam menentukan keputusan dan sesuai dengan syarat

sahnya keputusan. Adapun pengertian tindakan pemerintahan dalam

mengambil suatu keputusan tata usaha negara akan dibahas sebagai

berikut.

1. Tindakan Pemerintah

A. Pengertian Tindakan Pemerintah

Pemerintah melakukan berbagai tindakan untuk dapat

menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan yang disebut dengan

tindakan pemerintah (bestuurshandeling, jamak =

bestuurshandelingen). Tindakan pemerintah adalah setiap tindakan

atau perbuatan yang dilakukan oleh alat perlangkapan

pemerintahan (bestuurorgan) dalam menjalankan fungsi

Page 28: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

12

pemerintahan (bestuursfunctie).6 Dalam negara hukum modern

(welfarestate), pemerintah memiliki tugas yang lebih luas daripada

hanya menjalankan undang-undang sebab lapangan pekerjaan

pemerintah meliputi tugas penyelenggara kesejahteraan umum.

Terdapat dua pengertian mengenai pemerintahan, yaitu

pemerintahan dalam arti luas dan pemerintahan dalam arti sempit.

Menurut teori Trias Politica (teori pemisahan kekuasaan) dari

Monstequieu, pemerintahan dalam arti luas terbagi atas tiga

kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif, kekuassan eksekutif,,

kekuasaan yudikatif.

Sedangkan pengertian pemerintahan dalam arti sempit yaitu

hanya meliputi kekuasaan melaksanakan undang-undang

(eksekutif, bestuur, bestuurzog) atau tidak termasuk kekuasaan

membuat undang-undang (legislatif) dan menegakkan undang-

undang (yudikatif) serta fuungsi kepolisian. Pengertian

pemerintahan yang akan dibahas dalam skripsi ini merupakan

pengertian tindakan pemerintahan dalam arti sempit.

B. Bentuk-Bentuk Tindakan Pemerintah

Terdapat dua bentuk tindakan pemerintah (bestuurhandeling)

yang dilakukan dalam melaksanakan tugas dan fungsi

pemerintahan, yakni tindakan bedasarkan hukum (rechtshandeling)

dan tindakan bedasarkan fakta/bukan bedasarkan hukum

6 Sadjijono, Memahami Bab-Bab Pokok Hukum Admministrasi negara, (Yogyakarta:

Laksbang, 2008), Hlm: 84

Page 29: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

13

(feitelijkhandeling)7. E. Utrecht mengartikan “bestuurhandeling”

dengan “perbuatan pemerintah” serta menyebuttkan dua bentukan

tindakan pemerintah ini (rechtshandeling dan feitelijkhandeling)

sebagai dua golongan besar perbuatan pemerintah.

1. Tindakan bedasarkan hukum (rechtshandeling)

Menurut R.J.H.M Huisman (sebagaimana dikutip oleh Ridwan

H.R.), tindakan hukum adalah tindakan-tindakan yang

bedasarkan sifatnnya menimbulkan akibat hukum tertentu.

8Tindakan bedasarkan hukum dari pemerintah berarti tindakan

yang dilakukan oleh pemerintah yang menimbulkan akibat

hukum tertentu berupa hak dan kewajiban, seperti tercipta atau

hapusnya hak dan kewajiban tertentu. Menurut H.D. van

Wijk/Williem Konjnebelt (sebagaimana dikutiip oleh Sadjijono),

akibat hukum tindakan pemerintah tersebut dapat berupa :9

1. Menimbulkan beberapa perubahan hak, kewajiban dan

kewenangan yang ada;

2. Menimbulkan perubahan kedudukan hukum bagi seseorang

atau obyek yang ada;

3. Terdapat hak-hak kewajiban, kewenangan ataupun status

yang ditetapkan

7 Djenal Hoesen Koesoemahatmadja, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, Jilid I,

(Bandung: Penerbit Alumni,1983), Hlm: 40-41 8 Ridwan, H.R., Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Raja Grafindo.2007) Hlm: 109-

110 9 Sadjijono , op.cit, Hlm: 85

Page 30: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

14

Ada dua bentuk tindakan hukum pemerintah, yaitu tanda hukum

pemerintah bedasarkan hukum publik dan tindakan hukum

pemerintahan bedasarkan hukum privat. Perbedaan antara

tindakan hukum publik dan tindakan hukum privat akan

melahirkan akibat hukum yang berbeda pula.

Tindakan hukum publik (publiekrechtshandeling) berarti bahwa

tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah didasarkan

pada hukum publik dalam keudukannya sebagai pemegang

jabatan pemerintahan yang dilakukan bedasarkan kewenangan

pemerintah yang bersifat hukum publik yang hanya dapat lahir

dari kewenangan yang bersifat hukum publik pula. Tindakan

hukum publik dibagi menjadi dua bentuk, yakni tindakan hukum

publik bersifat sepihak (eenzijdig publiekrechttelijke handeling)

dan tindakaan hukum publik yang bersifat berbagai pihak, yakni

dua atau lebih atau menurut E. Utrecht disebut dengan tindakan

hukum publik bersegi satu dan tindakan hukum publik bersegi

dua.

Dikatakan sebagai tindakan hukum publik bersegi satu (bersifat

sepihak) karena alat-alat perlengkapan pemerintah memiliki

kekuasaan istimewa dalam melakukan atau tidak melakukan

tindakan tergantung kehendak sepihak dari badan atau pejabat

tata usaha negara yang memiliki wewenang pemerintahan untuk

berbuat demikian.Tindakan hukum publik yang bersifat sepihak

Page 31: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

15

(bersegi satu) ini disebut dengan “beschikking” atau dalam

Bahasa Indonesia disebut dengan istilah “keputusan” atau

“ketetapan”.10 Selain itu dikatakan tindakan hukum publik

bersegi dua merupakan persesuaian kehendak antara dua pihak

atau lebih (pemerintah dan pihak lain) yang diatur dalam suatu

ketentuan publik. Contoh tindakan hukum publik bersegi dua

adalah “kortvband contract” (perjanjian kerja yang berlaku

selama jangka pendek) antara swasta dengan pemerintahan.

Sedangkan tindakan hukum privat adalah tindakan hukum yang

dilakukan oleh pemerintah yang didasarkan pada hukum privat

dalam kedudukannya sebagai badan hukum dan bukan tugas

untuk kepentingan umum sehingga tindakannya didasarkan

pada hukum privat. Contoh tindakan hukum privat misalnya jual

beli tanah dan jual beli barang yang dilakukan oleh pemerintah

dalam hubungan hukum perdata.

2. Tindakan bedasarkan fakta (feitelijkhandeling)

Tindakan bedasarkan fakta adalah tindakan-tindakan yang tidak

ada relevansinya dengan hukum dan oleh karenanya tidak

menimbulkan akibat hukum. Menurut Kuntjoro Probopranoto,

tindakan bedasrkan fakta ini tidak relevan karena tidak

mempunyai hubungan langsung dengan kewenangannya.

Tindakan bedasarkan fakta yang dilakukan oleh pemerintah

10 Ridwan H.R., opcit, Hlm: 111

Page 32: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

16

misalnya tindakan meresmmikan gedung-gedung, monumen

dan menyelenggarakan upacar-upacara serta kegiatan lainnya

yang tidak menimbulkan akibat hukum.11

C. Unsur-Unsur Tindakan Hukum Pemerintah

Menurut E. Utrecht tindakan hukum pemerintah merupakan

tindakan pemerintah yang terpenting dalam hal pelaksanaan tugas

pemerintahan. Adapun unsur-unsur tindakan hukum pemerintah

menurut Ridwan H.R (mengutip pendapat Muchsan) yaitu :12

a. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam

kedudukannya sebagai penguasa maupun sebagai alat

perlengkapan pemerintahan dengan prakarsa dan tanggung

jawab sendiri;

b. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan

fungsi pemerintahan

c. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk

menimbulkan akibat hukum di bidang Hukum Administrasi

Negara

d. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka

pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat

e. Perbuatan hukum administrasi harus didasarkan pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku

(mengedepankan asas legalitas atau wetmatigheid van

bestuur)

Perlunya asas legalitas dalam setiap tindakan hukum

pemerintah mengingat bahwa wewenang sebagai dasar pemerintah

dalam melakukan berbagai tindakan bersumber pada peraturan

perundang-undangan.

11 Sadjijono, opcit, Hlm : 84

12 Ridwan H.R. opcit, Hlm: 112-113

Page 33: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

17

2. Keputusan Tata Usaha Negara

A. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Keputusan Tata Usahaa Neegara (selanjutnya disebut KTUN)

merupakan tindakan hukum publik pemerintah yang bersegi satu

atau bersifat sepihak (eenzijdge publiekrechtlijke handeling). Istilah

Keputusan Tata Usaha Negara pertama kali diperkenalkan oleh

Otto Meyer dengan istilah “verwaltungsakt” (Jerman). Istilah ini

diperkenalkan di Belandan oleh C.W. van der pot dan C. Van

Vollenhoven dengan istilah “beschikking”. Istilah “beschikking”

diperkenalkan di Indonesia oleh WF. Pins dan diterjemahkan

dengan istilah “ketetapan” (E. Utrecht, Bagir Manan), “penetapan”

(Prajudi Amtosudirjo), dan “keputusan” (Philipus M. Hadjon).13

Menurut E. Utrecht, beschikking diartikan sebagai perbuatan

hukum publik (yang bersegi satu yang dilakukan oleh alat-alat

pemerintahan bedasarkan suatu kekuasaan istimewa).

Bedasarkan ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang

Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara menyatakan bahwa :

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertullis

yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara

yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang

bedasarkan peraturran perundang-undangan yang berlaku,

yang bersifat konkret, individual, dan final yang meniimbulkan

akibat hukum bagi seorang atau badan hukum perdata.

13 Ridwan H.R. opcit, Hlm : 139-140

Page 34: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

18

Sedangkan bedasarkan ketentuan Pasal 1 angka 7 Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

menyatakan bahwa:

Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut

Keputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan Administrasi

Negara yang selanjutnya disebut Keputusan atau ketetapan

tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat

Pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Dari pemaran beberapa pengertian mengenai KTUN di atas,

dapat disimpulkan bahwa KTUN merupakan tindakan hukum

publik bersegi satu (sepihak) yang dilakukan oleh pemerintah,

melalui alat-alat perlengkapan pemerintahan (badan atau

pejabat tata usaha negara), yang berisi tindakan hukum Tata

Usaha Negara ( sebagai bentuk pernyataan kehendak),

bedasarlan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,

bersifat konkret, individual dan final, serta menimbulkan akibat

hukum terrtentu (dalam bidang administrasi) bagi seseorang

atau badan hukum.

B. Unsur-Unsur KTUN

Bedasarkan pada definisi yang dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan unsur-unsur dari KTUN (beschikking), yakni:14

a. Pernyataan kehendak yang bersifat sepihak (bersegi satu);

b. Dikeluarkan oleh organ pemerintahan;

c. Bedasarkan pada norma wewenang yang diatur dalam hukum

publik;

14 Sadjijono, opcit, Hlm: 94-95

Page 35: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

19

d. Ditujukan untuk hal-hal yang bersifat khusus atau peristiwa

konkret dan individual;

e. Dengan maksud untuk menimbulkan akibat hukum dalam

bidang administrasi;

Unsur-unsur KTUN bedasarkan ketentuan Pasal 1 angka 7

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan, yaitu:

a. Ketetapan tertulis;

b. Dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;

c. Yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.

C. Syarat Sah KTUN

Suatu KTUN yang sah akan dengan sendirinya memiliki

kekuatan hukum, baik kekuatan hukum formal maupun kekuatan

hukum materil. Hal ini kemudian melahirkan prinsip praduga

rechtmmatig (presumption iustitae causa) yaitu setiap Keputusan

Tata Usaha Negara dikeluarkan oleh pemerinta dianggap sah

menurut hukum sampai terbukti sebaliknya melalui suatu

pembatalan dari pengadilan.

Menurut Van der Pot, terdapat empat syarat yang harus

dipenuhi agar suatu Keputusan Tata Usaha Negara berlaku

sebagai ketetapan (keputusan) yang sah, yaitu :15

15 Djenal Hoesen Koesomahatmaja, opcit, Hlm: 80

Page 36: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

20

a. Ketetapan harus dibuat oleh alat pemerintah (organ) yang

berwenang (bevoegd);

b. Pembentukan kehendak alat pemerintahan yang membuat

ketetapan tidak boleh memuat kekurangan yuridis (geen

juridische gebreken in de wilsvorming);

c. Ketetapan harus diberi bentuk (vorm) yang ditetapkan dalam

peraturan yang menjadi dasarnya dan pembuatnya harus juga

memperhatikan cara (procedure) membuat ketetapan itu,

bilamana cara itu ditetapkan dengan tegas dalaam peraturan

dasar tersebut;

d. Isi dan tujuan ketetapan itu, harus sesuai dengan isi dan

tujuan peraturan dasar

Sedangkan menurut Kuntjoro Purbopranoto (sebagaimana

dikutip oleh Sadjijono), ada dua syarat yang harus dipenuhi agar

Keputusan Tata Usaha Negara yang dibuat oleh pemerintah

menjadi keputusan yang sah. Kedua syarat tersebut yakni:16

a) Syarat Materi, meliputi:

1) alat pemerintahan yang membuat keputusan harus

berwenang (berhak);

2) dalam kehendak alat pemerintahan yang membuat

keputusan tidak boleh ada kekurangan yuridis (geen

yuridiche gebreken in de welsvorming);

3) keputusan harus dibentuk (vorm) yang ditetapkan

dalam peraturan yang menjadi dasarnya dan

pemmbuatannya harus juga memperhatikan prosedur

membuat keputusan bilamana prosedur itu ditetapkan

dengan tegas dalam peraturan itu (rechtmatig);

4) isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi

dan tujuan yang hendak dicapai (doelmatig).

b) Syarat Formil, meliputi:

1) Syarat-syarat yang ditentukan berhubungan dengan

persiapan dibuatnya keputusan dan berhubungan

dengan cara dibutnya keputusan harus dipenuhi;

2) Harus diberi bentuk yang telah ditentukan;

16 Sadjijono, opcit, Hlm: 100-101

Page 37: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

21

3) Syarat-syarat berhubungan dengan pelaksanaan

keputusan itu dipenuhi;

4) Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hak-

hak yang menyebabkan dibuatnya dan

diumumkannya keputusan itu dan tidak boleh

dilupakan;

5) Ditandatangani oleh pejabat pemmerintahan yang

berwenang membuat keputusan.

Dalam Undnag-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan juga diatur mengenai syarat sahnya

suatu Keputusan Tata Usaha Negara, yakni diatur dalam ketentuan

Pasal 52 ayat (1) yang menyatakan bahwa :

Syarat sahnya Keputusan meliputi:

a. Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;

b. Dibuat sesuai dengan prosedur;

c. Subtansi yang sesuai dengan objek Keputusan.

Bedasarkan ketentuan Pasal 52 ayat (2) dari Undang-Undang

tersebut menyatakan bahwa sahnya KTUN juga didasarkan pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum

pemerintahan yang baik. Terhadap Keputusan Tata Usaha Negara

yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas, maka akan

menimbulkan kekurangan dan dapat mengakibatkan keputusan itu

dianggap batal sama sekali atau pemberlakuaanya dapat digugat.

Page 38: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

22

B. Pendaftaran Tanah

1. Pengertian Pendaftaran Tanah

Pendaftaran berasaal dari kata cadastre (bahasa Belanda

Kadaster) suatu istilah teknis untuk record (rekaman), menunjukan

kepada luas, nilai dan kepemilikan terhadap suatu bidang tanah.

Kata ini berasal dari bahasa latin Capitastrum yang berati suatu

register atau capita atau unit yang diperbuat untuk pajak tanah

Romawi (Capotaatio Terrens). Dalam artian yang tegas Cadastre

adalah record (rekaman dari lahan-lahan, nilai dari tanah dan

pemegang haknya dan untuk kepentingan perpajakkan).17

Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

tentang Pendaftaran Tanah, dijelaskan mengenai pengertian

pendaftaran tanah, yaitu: Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,

meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian

serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta

dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan

rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi

bidang-bidang tanah yang ada haknya dan hak milik atas satuan

rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Data fisik menurut Pasal 1 angka 6 PP 24/1997 adalah

keterangan mengenai letak, batas dan luas bidangdas dan satuan

17 A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, (Bandung: Mandar Maju,

2009), Hlm :18.

Page 39: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

23

rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya

bangunan atau bagian bangunan di atasnya.

Sedangkan Data Yuridis menurut Pasal 1 angka 7 PP No. 24

Tahun 1997 adalah keterangan mengenai status hukum bidang

tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya

dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya.

Pendaftaran tanah menurut Boedi Harsono adalah:

“Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Negara/Pemerintah secara terus menerus dan teratur, berupa

pengumpulan keterangan atau data tertentu mengenai tanah-

tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu,

pengolahan, penyimpanan dan penyajiannya bagi kepentingan

rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum di

bidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda bukti dan

pemeliharaanya.”18

Bedasarkan pengertian di atas pendaftaran tanah merupakan

tugas negara yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk

kepentingan rakyat dalam rangka menjamin kepastian hukum di

bidang pertanahan.

Sedangkan penyelenggaraan pendaftaran tanah meliputi :

1. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan yang menghasilkan

peta-peta pendaftaran dan surat ukur, dari peta dan pendaftaran

surat ukur dapat diperoleh kepastian luas dan batas tanah yang

bersangkutan;

18 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia sejarah Pembentukan Undang-Undang

Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, (Jakarta: Djambatan, 2003), Hlm: 72

Page 40: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

24

2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut

termasuk dalam hal ini pendaftaran atau pencatatan dari hak-

hak lain (baik hak atas tanah maupun jaminan) serta beban-

beban lainnya yang membebani hak-hak atas tanah yang

didaftarkan itu;

3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang menurut Pasal 19

ayat (2) huruf c UUPA berlaku sebagai alat bukti yang kuat.

Mengenai Sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama kali

tentunya tidak akan terlepas dari bahasan mengenai pendaftaran

tanah pertama kali, karena Sertifkat hak milik atas tanah untuk

pertama kali merupakan hasil kegiatan pendaftaran tanah pertama

kali yang bertujuan untuk menjamin kepastian hukum hak atas

tanah.

2. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah

Peraturan Perundang-undangan yang menjadi landasan hukum

bagi pendaftaran tanah yaitu:

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria (UUPA)

a) Pasal 19 UUPA:

(1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah

diadakan pendaftaran diseluruh wilayah Republik

Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah.

Page 41: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

25

(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal 6 meliputi :

a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;

b. Pendaftran hak-hak atas dan peralihan hak tersebut;

c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku

sebagai alat pembuktian yang kuat.

(3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat

keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas

sosial ekonomi serta kemungkinan penyelenggaraannya,

menurut pertimbangan Menteri Agraria.

(4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang

bersangkutan dengan pendaftaran yang dimaksud dalam

ayat (1) diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat tidak

mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya

tersebut

b) Pasal 23 UUPA

(1) Hak milik, demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan

pembenahannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan

menurut ketentuan-ketentuan yang termaksud dalam

Pasal 19

(2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat

pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak milik

serta sahnya peralihan dan pembebasan tersebut.

c) Pasal 32 UUPA

Page 42: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

26

(1) Hak guna usaha, termasuk syarat-syarat pemberiannya,

demikian pula setiap peralihan dan hapusnya hak

tersebut harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan

yang dimaksud dalam pasal 19

(2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat

pembuktian yang kuat mengenai peralihan serta

hapusnya hak guna usaha, kecuali dalam hak-hak itu

hapus karena jangka waktunya berakhir.

d) Pasal 38 UUPA

(1) Hak guna bangunan termasuk syarat-syarat

pemberiannya demikian juga setiap peralihan dan

hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut

ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam pasal 19

(2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat

pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak guna

bangunan serta sahnya peralihan hak tersebut, kecuali

dalam hal hak itu hapus karena jangka waktunya

berakhir.

Pasal 19 UUPA merupakan perintah untuk melaksanakan

pendaftaraan tanah yang ditujukan kepada pemerintah. Sedangkan

Pasal 23, 32, dan 38 UUPA merupakan perintah untuk melakukan

pendaftaran hak atas tanah yang ditujukan kepada para pemegang

Page 43: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

27

hak yang bersangkutan agar mereka memperoleh kepastian

tentang hak mereka tersebut.19

2. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah.

3. Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional

No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Menteri ini di undangkan sebagai implementasi atau

pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.

3. Asas-Asas Pendaftaran Tanah

Penjelasan Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997 menentukan bahwa

asas pendaftaran tanah yaitu:20

1. Asas Sederhana

Dimaksudkan ketentuan pokok dan prosedur dalam

pelaksanaan pendaftaran tanah dapat dipahami oleh pihak-

pihak–pihak yang berkepentingan terutama para pemegang hak

atas tanah;

19 Boedi Harsono , Hukum Agraria Indonesia sejarah Pembentukan Undang-Undang

Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, (Jakarta: Djambatan, 2003), Hlm: 11-16 20 A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, (Bandung: Mandar Maju,

2009), Hlm : 76-77

Page 44: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

28

2. Asas Aman

Dimaksudkan pendaftaran tanah diselenggarakan secara

teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan

kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.

Sesuai ketentuan Pasal 32 PP No. 24 Tahun 1997 yang

menyebutkan, Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang

berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik

dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik

dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam

surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan. Bahwa

selama belum dibuktikan sebaliknya data fisik dan data yuridis

yang dicantumkan dalam sertifikat harus diterima sebagai data

yang benar, baik dalam perbuatan hukum sehari-hari maupun

dalam sengketa di Pengadilan sepanjang data tersebut sesuai

dengan apa yang tercantum dalam surat ukur dan buku tanah.

Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan

sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang

memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata

menguasainnya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak

atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak

tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya

sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada

pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang

Page 45: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

29

bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan

mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut.

Bahwa orang yang tidak menuntut tanahnya yang sudah

bersertifikat atas nama orang atau badan hukum lain, jika

selama 5 (lima) tahun sejak dikeluarkannya sertifikat itu tidak

mengajukan keberatan kepada pemegang sertifikat dan Kepala

Kantor Pertanahan atau tidak mengajukan gugatan pengadilan,

sedangkan tanah tersebut diperoleh orang atau badan hukum

lain tersebut dengan itikad baik dan secara fisik nyata dikuasai

olehnya atau orang lain atau badan hukum yang mendapat

persetujuannya.

3. Asas Terjangkau

Berarti keterjangkauan bagi para pihak untuk

memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi

lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka

penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh

pihak yang memerlukan.

Dalam peraturan pemeriintah diatur biaya-biaya yang

bersangkutan dengan pendaftaran tanah termaksud dalam ayat

(4) Pasal 19 UUPA, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak

mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.

Page 46: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

30

4. Asas Mutakhir

Berarti kelengkapan yang memadai dalam pelaksanannya

dan kesinambungan dalam pemeliharaan data pendaftaran

tanah. Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang

mutakhir sehingga perlu diikuti kewajiban mendaftar dan

pencatatan perubahan yang terjadi di kemudian hari.

Tugas dari Kantor Pertanahan selain sebagi sumber

informasi/data, juga melakukan pendaftaran awal yang disebut

sebagai Recording of Title dan dilanjutkan dengan Continuous

Recording, artinya pendaftaran tersebut secara terus menerus

berkesinambungan artinya selalu dimutakhirkan.

5. Asas Terbuka

Berarti data pendaftaran tanah harus dipelihara secara

terus menerus dan berkesinambungan sehingga data yang

tersimpan di Kantor Pertanahan harus selalu sesuai dengan

keadaan nyata di lapangan dan masyarakat dapat memperoleh

keterangan mengenai data yang benar setiap saat.

4. Tujuan Pendaftaran Tanah

Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) merupakan peraturan

dasar yang mmengatur penguasaan, pemilikan, peruntukan,

penggunaan dan pengendalian pemanfaatan tanah yang bertujuan

terselenggaranya pengelolaan dan pemanfaatan tanah untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Page 47: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

31

Salah satu aspek yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut adalah

mengenai kepastian hak atas tanah (kepastian hukum), yang

menjadi dasar utama dalam rangka kepastian hukum pemilikan

tanah.

Secara garis besar tujuan pendaftaran tanah dinyatakan dalam

Pasal 3 PP No. 24 Tahun 1997, yaitu:21

1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum

kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah

susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah

dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang

bersangkutan. Untuk itu kepada pemegang haknya diberikan

Sertifikat sebagai tanda buktinya;

2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat

memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan

perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan

rumah susun yang telah terdaftar;

3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Adapun mengenai kepastian hukum yang dimaksud adalah

meliputi:

1) Kepastian mengenai orang/badan hukum yang menjadi

pemegang hak atas tanah tersebut. Kepastian berkenaan

dengan siapakah pemegang hak atas tanah disebut dengan

kepastian mengenai subyek hak atas tanah.

2) Kepastian mengenai letak tanah, batas-batas tanah, panjang

dan lebar tanah. Kepastian berkenaan dengan letak, batas-

21 Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Di Indonesia, (Surabaya:

Arkola. 2003), Hlm: 157.

Page 48: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

32

batas dan panjang serta lebar tanah ini disebut dengan

kepastian mengenai obyek hak atas tanah.

Tujuan pendaftaran tanah yang tercantum pada huruf a

merupakan tujuan pendaftaran tanah yang diperintahkan oleh Pasal

19 UUPA. Disamping itu terselenggaranya pendaftaran tanah juga

dimaksudkan untuk tercapainya pusat informasi mengenai bidang-

bidang tanah sehingga pihak-pihak yang berkepentingan termasuk

pemerintah dapat dengan mudah memperoleh data yang

diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-

bidang tanah yang sudah terdaftar. Dengan demikian

terselenggaranya pendaftaran tanah yang baik merupakan dasar

dan perwujudan tertib administrasi di bidang pertanahan.

Atas dasar hal tersebut di atas, maka tujuan pendaftaran tanah

itu adalah :

1) Penyediaan data-data penggunaan tanah untuk Pemerintah

ataupun untuk masyarakat agar dengan mudah dapat

memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan

perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah yang sudah

terdaftar

2) Jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemegang hak atas suatu bidang tanah yang terdaftar agar

dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang

hak yang bersangkutan

Page 49: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

33

3) Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

5. Sistem Pendaftaran Tanah

Sistem pendaftaran tanah mempermasalahkan apa yang

didaftar, bentuk dan penyimpanan dan penyajian data yuridisnya

serta bentuk tanda bukti haknya. Menurut Boedi Harsono sistem

pendaftaran tanah ada 2 (dua) macam, yaitu sistem pendaftaran

akta (registration of deeds) dan sistem pendaftaran hak (registration

of title). Baik dalam sistem pendaftaran akta maupun sistem

pendaftaran hak, setiap pemberian atau penciptaan hak baru,

peralihan serta pembebanannya dengan hak lain, harus dibuktikan

dengan suatu akta.

Pada sistem pendaftaran akta, akta-akta itulah yang didaftarkan

oleh pejabat pendaftaran tanah. Dalam sistem ini pejabatnya

bersifat pasif sehingga ia tidak melakukan penyelidikan data yang

tercantum dalam akta yang didaftar. Tiap kali melakukan

penyelidikan data yang tercantum dalam akta yang didaftar. Tiap

kali terjadi perubahan wajib dibuatkan akta sebagai buktinya. Maka

dalam sistem ini data yuridis yang diperlukan harus dicari dalam

akta-akta yang bersangkutan. Untuk memperoleh data yuridis yang

diperlukan harus melakukan apa yang disebut “tiitlesearch” yang

dapat memakan waktu lama dan biaya.22

22 Boedi Harsono , Hukum Agraria Indonesia sejarah Pembentukan Undang-Undang

Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, (Jakarta: Djambatan, 2003), Hlm: 76.

Page 50: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

34

Pada sistem pendaftaran hak, bukan aktanya yang didaftar,

melainkan haknya yang diciptakan dan perubahan-perubahannya

kemudian. Akta merupakan sumber datanya. Untuk pendaftaran

hak dan perubahan-perubahan yang terjadi disediakan suatu daftar

isian (register), atau disebut juga buku tanah. Buku tanah ini

disimpan di kantor pertanahan dan terbuka untuk umum. Dalam

sistem ini pejabat pendaftaran tanah bersikap aktif dan sebaggai

tanda bukti hak diterbitkan Sertipikat yang merupakan salinan

register (certificate of title).23

Sistem pendaftaran tanah akan mempengaruhi sistem publikasi

yang digunakan pada suatu negara. Untuk itu perlu juga dibhas

tentang sistem publikasi dalam pendaftaran tanah.

6. Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah

Sistem pendaftaran tanah tergantung pada asas hukum yang

dibuat oleh negara dalam mengalihkan hak atas tanahnya. Dikenal

ada 2 (dua) macam asas hukum, yaitu asas itikad baik dan asas

nemo plus yuris.

Asas itikad baik berarti orang yang memperoleh hak dengan

itikad baik akan tetap menjadi pemegang yang sah menurut hukum.

Jadi asas ini bertujuan untuk melindungi orang yang beritikad baik,

sehingga diperlukan daftar umum yang mempunyai kekuatan bukti.

Sistem pendaftaran tanahnya disebut sistem positif.

23 Boedi Harsono,Ibid, Hlm : 77

Page 51: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

35

Asas nemo plus yuris artinya orang tidak dapat mengalihkan

hak melebihi hak yang adaa padanya. Jadi pengalihan hak oleh

orang yang tidak berhak adalah batal. Asas ini bertujuan untuk

melindungi pemegang hak yang sebenarnya. Ia selalu dapat

menuntut kembali haknya yang terdaftar atas nama orang lain.

Sistem pendaftaran tanahnya disebut sistem negatif. Dengan

adanya pendaftaran tanah diharapkan seseorang akan merasa

aman tidak ada gangguan atas hak yang dipunyainya. Jaminan

kepastian hukum terhadap pemegang hak atas tanah tergantung

pada sistem publikasi apa yang dipakai dalam melaksanakan

pendaftaran tanah.

Adapun sistem publikasi dalam pendaftaran tanah itu antara

lain :

1. Sistem Publikasi Positif

Sistem publikasi positif selalu menggunakan sistem

pendaftaran hak, maka harus ada register atau buku tanah sebagai

bentuk penyimpanan dan penyajian data yuridis dan Sertifikat hak

sebagai surat tanda bukti hak. Maka apa yang tercantum dalam

buku tanah dan Sertifikat yang dikeluarkan merupakan alat

pembuktian yang mutlak.

Pihak ketiga yang mempunyai bukti dan beritikad baik yang

bertindak atas dasar bukti tersebut mendapat perlindungan mutlak

meskipun kemudian keterangan-keterangan yang tercantum di

Page 52: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

36

dalamnya tidak benar. Pihak ketiga yang merasa dirugikan harus

mendapat ganti rugi (kompensasi) dalam bentuk lain.

Ciri-ciri pokok sistem ini adalah:24

a. Sistem ini menjamin sempurna bahwa nama yang terdaftar

dalam buku tanah tidak dapat dibantah, walaupun ia ternyata

bukan pemilik tanah yang sebenarnya. Jadi sistem ini

memberikan kepercayaan yang mutlak pada buku tanah.

b. Pejabat-pejabat pertanahan dalam sistem ini memainkan

peranan yang aktif, yaitu menyelidiki apakah hak atas tanah

yang dipindah itu dapat didaftar atau tidak, dan menyelidiki

identitas para pihak, wewenangnya serta apakah formalitas

yang disyaratkan telah terpenuhi atau belum.

c. Menurut sistem ini, hubungan antara hak dari orang yang

namanya tercantum dalam buku tanah dengan pemberi hak

sebelumnya terputus sejak hak tersebut didaftarkan.

Kebaikan dari sistem positif adalah:

a. Adanya kepastian dari buku tanah, sehingga mendorong orang

untuk mendaftarkan tanahnya;

b. Pejabat pertanahan melakukan peran aktif dalam melaksanakan

tugasnya;

24 Bachtiar Effendie, Pendaftaran tanah di Indonesia dan Peraturan Pelaksanaanya,

(Bandung : Alumni, 1993), hlm : 32

Page 53: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

37

c. Mekanisme kerja dalam penerbitan Sertifikat Tanah mudah

dimengerti oleh orang awam.

Sedangkan kelemahan dari sistem positif :

a. Adanya peran aktif para pejabat pertanahan mengakibatkan

diperlukannya jumlah petugas yang lebih banyak dan waktu

yang lebih lama dalam pendaftaran tanah;

b. Pemilik yang sebenarnya berhak atas tanah akan kehilangan

haknya oleh karena kepastian dari buku tanah itu sendiri;

c. Dalam penyelesaian persoalan maka segala hal yang

seharusnya menjadi wewenang pengadilan ditempatkan

dibawah kekuasaan administratif.

2. Sistem Publikasi Negatif

Menurut sistem ini surat tanda bukti hak berlaku sebagai alat

pembuktian yang kuat, berarti keterangan-keteranggan yang

tercantum didalamnya mempunyai kekuatan hukum dan harus

diterima sebagai keterangan yang benar selama tidak ada alat

pembuktian lain yang membuktikan sebaliknya.25

Jadi, jaminan perlindungan yang diberikan oleh sistem

publikasi negatif ini tidak bersifat mutlak seperti pada sistem

publikasi positif. Selalu ada kemungkinan adanya gugatan dari

25 Effendi Perangin, Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah Dari Sudut Pandang

Praktisi Hukum, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1994), Hlm: 93-94.

Page 54: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

38

pihak lain yang dapat membuktikan bahwa dialah pemegang hak

yang sebenarnya.

Ciri pokok sistem ini adalah :

a. Pendaftaran hak atas tanah tidak menjamin bahwa nama yang

terdaftar dalam buku tanah tidak dapat dibantah jika ternyata di

kemudian hari diketahui bahwa ia bukan pemilik sebenarnya.

Hak dari nama yang terdaftar ditentukan oleh hak dari pemberi

hak seblumnya, jadi perolehan hak tersebut merupakan mata

rantai perbuatan hukum dalam pendaftaran hak atas tanah;

b. Pejabat pertanahan berperan pasif , artinya ia tidak berkewajiban

menyelidiki kebenaran data-data yang diserahkan kepadanya.

Kebaikan dari sistem negatif ini yaitu adanya perlindungan

kepada pemegang hak sejati. Pendaftaran tanah juga dapat

dilakukan lebih cepat karena pejabat pertanahan tidak

berkewajiban menyelidiki data-data tanah tersebut. Sedangkan

kelemahan dari sistem negatif ini adalah:

a. Peran pasif dari pejabat pertanahan dapat menyebabkan

tumpang tindihnya Serifikat Tanah;

b. Mekanisme kerja dalam proses penerbitan sertifikat sedemikian

rumit sehingga kurang dimengerti orang awam;

c. Buku tanah dan segala surat pendaftaran kurang memberikan

kepastian hukum karena surat tersebut masih dapat dikalahkan

oleh alat bukti lain, sehingga mereka yang namanya terdaftar

Page 55: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

39

dalam buku tanah bukan merupakan jaminan sebagai

pemiliknya.26

Kelemahan sistem ini oleh negara-negara yang

menggunakannya diatasi dengan lembaga “acquistive verjaring”.

Sistem publikasi yang diapakai UUPA adalah sistem negatif yang

mengandung unsur positif karena akan menghasilkan surat tanda

bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat,

bedasarkan Pasal 19 ayat (2) huruf c, Pasal 32 ayat (2) dan Pasal

38 UUPA.

Kata “kuat” berarti tidak mutlak, sehingga membawa

konsekuensi bahwa segala hal yang tercantum di dalamnya

mempunyai kekuatan hukum dan diterima sebagai keterangan yang

benar sepanjang tidak ada pihak lain yang membuktikan sebaliknya

dengan alat bukti lain bahwa Sertifikat tersebut tidak benar.

Penjelasan Umum PP No. 24 Tahun 1997 menyatakan bahwa PP

ini tetap mempertahankan sistem publikasi tanah yang

dipergunakan UUPA, yaitu sistem negatif yang mengandung unsur

positif.

Unsur positif dalam Peraturan Pemerintah ini tampak jelas

dengan adanya upaya untuk sejauh mungkin memperoleh data

yang benar, yaitu dengan diaturnya secara rinci dan saksama

prosedur pengumpulan data yang diperlukan untuk pendaftaran

26 Effendi Perangin, Ibid, Hlm: 94.

Page 56: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

40

tanah, pembuatan peta-peta pendaftaran tanah dan surat ukurnya,

pembuktian hak, penyimpanan dan penyajian data dalam buku

tanah, penerbitan sertifikat serta pencatatan perubahan-perubahan

yang terjadi kemudian.

Menurut Boedi Harsono, PP No. 24 Tahun 1997

menggunakan sistem pendaftaran hak (registration of title). Hal ini

terlihat adanya buku tanah yang memuat data fisik dan data yuridis

tanah yang bersangkutan dan diterbitkannya Sertifikat sebagai

tanda bukti hak atas tanah. Umumnya sistem pendaftaran hak

digunakan apabila sistem publikasi yang digunakan adalah sistem

publikasi positif. Ini menunjukan bahwa PP No. 24 Tahun 1997

menggunakan sistem publikasi negatif yang mengandung unsur

positif. Pengertian negatif disini adalah apabila keterangan dalam

surat tanda bukti hak itu ternyata tidak benar, maka masih ada

diadakan perubahan dan dibetulkan.

Sedangkan pengertian unsur positif yaitu adanya peran aktif

dari pejabat pendaftaran tanah/Kantor Pertanahan dalam

pengumpulan data-data hak-hak atas tanah yang didaftar, yaitu

sebelum diterbitkan Sertifikat diadakan pengumuman,

menggunnakan asas contratdictoir delimitatie dalam menetapkan

batas-batas tanah dan menggunakan sistem pendaftaran hak

seperti yang dianut oleh negara-negara yang menganut sistem

publikasi positif.

Page 57: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

41

Kelemahan sistem publikasi negatif bahwa pihak yang

namanya tercantum sebagai pemegang hak dalam buku tanah dan

Sertifikat selalu menghadapi kemungkinann gugatan dari pihak lain

yang merasa mempunyai tanah itu, dann umumnya kelemahan ini

diatasi dengan lembaga acqusitive verjaring atau adverse

possesion. Sedangkan hukum tanah kita (UUPA) yang

menggunakan dasar hukum adat tidak dapat menggunakann

lembaga tersebut, karena hukum adat tidak mengenalnya.

Untuk mengatasi kelemahan ini dalam hukum adat dikenal

lembaga rectsverwerking (penglepasan hak). Dalam hukum adat

jika seorang selama sekian waktu tanahnya tidak dikerjakan,

kemudian tanah itu dikerjakan orang lain yang memperolehnya

dengan itikad baik, maka hilanglah haknya untuk menuntut kembali

tanah tersebut. Ketentuan dalam UUPA yang menyatakan

hapusnya hak atas tanah karena ditelantarkan (Pasal 27, 34, dan

40 UUPA) sesuai dengan lembaga ini.

7. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali

Pendaftaran tanah untuk pertama kali merupakan kegiatan

pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran

tanah yang belum didaftar berdasarkan PP No. 24 Tahun 1997,

pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali diatur dalam

Pasal 13 dengan ketentuan :

Page 58: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

42

1) Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui

pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah

secara sporadik.

2) Pendaftaran secara sistematik didasarkan pada suatu rencana

kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh

menteri.

3) Dalam hal suatu desa/kelurahan belum ditetapkan sebagai

wilayah pendaftaran tanah secara sistematik sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), pendaftarannya dilaksanakan melalui

pendaftaran secara sporadik.

4) Pelaksanaan pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan

atas permintaan pihak yang berkepentingan.

a. Kegiatan dalam rangka Pendaftaran tanah

Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah yang bertujuan untuk

menjamin kepastian hukum atas tanah bagi pemegang haknya,

dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan dalam bidang yuridis berupa pengumpulan

keterangan atau menginvetarisasi :

a) Hak atas tanah (status hukum dari tanah)

b) Siapa pemegang haknya (subyeknya)

c) Hak-hak atau beban lain yang ada diatas tanah

Page 59: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

43

2) Kegiatan dalam bidang teknik geodesi, berupa pengukuran

pemetaan tanah dengan hasil peta-peta pemilikan tanah, surat-

surat ukur dan gambar situasi.

3) Kegiatan dalam bidang administratif berupa pembukuan hasil

kegiatan yuridis dan teknis geodesi diatas, dalam daftar umum

secara berkelanjutan dan terus menerus.

4) Pemberian sertifikat atau surat-surat tanda bukti hak dan

pemberian keterangan serta pelayanan kepada masyarakat

mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan hak atas

tanah seperti yang tercantum dalam daftar umum.

Adapun mengenai kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama

kali bedasarkan atas ketentuan Pasal 12 ayat (1) PP No. 24 Tahun

1997, dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :

a. Pengumpulan dan pengelolaan data fisik;

b. Pengumpulan dan pengeloaan data yuridis serta pembukuan

haknya;

c. Penerbitan sertifikat

d. Penyajian data fisik dan yuridis

e. Penyediaan daftar umum dan dokumen;

8. Penyelenggara Pelaksana Pendaftaran Tanah Pertama Kali

Pasal 19 UUPA menentukan bahwa pendaftaran tanah

diselenggarakan oleh Pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan

Nasional (BPN). BPN adalah lembaga pemerintah non departemen

Page 60: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

44

yang mempunyai tugas di bidang pertanahan dengan unit kerja

yaitu Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional di Propinsi dan

Kantor Pertanahan di Kota/Kabupaten.27

Tugas pokok BPN adalah melaksaanakan tugas pemerintah

secara nasional, regional, dan sektoral. Seperti tercantum dalam

Pasal 2 Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2015.

Pelaksanaan pendaftaran tanah secara sporadiik dilakukan

oleh Kepala Kantor Pertanahan kecuali mengenai kegiatan-

kegiatan tertentu yang ditugaskan kepada pejabat lain yaitu

kegiatan yang pemanfaatannya bersifat nasional atau melebihi

wilayah kerja Kepala Kantor Pertanahan misalnya pengukuran titik

dasar dan pemetaan fotogrametri. Dalam melaksanakan tugas

sebagai penyelenggara pendaftaran tanah secara sporadik, maka

Kantor Pertanahan menyusun panitia yang melaksanakan

penyelenggaraan tersebut dan dibantu oleh pejabat yang

bersangkutan. Adapun susunan panitianya yang sesuai dalam PP

No. 24 Tahun 1997 yaitu :

1) Panitia A

Adapun susunan Panitia A adalah :

1. Kepala seksi atau staf senior seksi hak-hak atas tanah,

sebagai ketua panitia

27 Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Di Indonesia, (Surabaya: Arkola.

2003), Hlm: 165.

Page 61: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

45

2. Kepala seksi atau staf senior seksi pengukuran dan

pendaftaran tanah, sebagai wakil ketua panitia

3. Kepala seksi atau staf senior seksi pengaturan penguasaan

tanah, sebagai anggota

4. Kepala seksi atau staf senior seksi penatagunaan tanah,

sebagai anggota

5. Kepala seksi atau staf senior seksi pengurusan hak-hak atas

tanah, sebagai anggota

6. Kepala desa/Lurah

Tugas Panitia A, yaitu :

1. Meneliti data yuridis bidang tanah yang tidak dilengkapi alat

bukti tertulis mengenai pemilikan tanah secara lengkap

2. Melakukan pemeriksaan lapangan untuk menentukan

kebenaran alat bukti yang diajukan oleh pemohon

3. Mencatat kesimpulan mengenai data yuridis bidang tanah

yang dimaksud

4. Mengisi daftar isian 201

2) PPAT

Membuat akte jual beli, jika tanah yang dimohon diperoleh

bedasarkan jual beli

3) Kepala Desa/Lurah

Membantu membuat kutipan Letter C, riwayat tanah,

menandatangani sporadik, berita acara pengukuran, sebagai

Page 62: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

46

anggota Panitia A, ikut meneliti data yuridis, membuat surat

keterangan ahli waris jika diperlukan, menandatangani

pengumuman.

4) Camat

Sebagai PPAT sementara, membantu dalam menandatangani

keterangan waris.

C. Sertifikat Tanah

1. Pengertian Sertifikat Tanah

Dalam Pasal 1 angka 20 PP No. 24 Tahun 1997 yang

dimaksud sertifikat adalah:

“Surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan,

tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak

tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku

tanah yang bersangkutan.”

Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat

data yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftaran tanah yang

sudah ada haknya. (Pasal 1 angka 19 PP No. 24 Tahun 1997).

Menurut Ali Achmad Chomsah, yang dimaksud dengan

Sertifikat adalah:28

”surat tanda buktii hak yang terdiri salinan buku tanah dan surat

ukur, diberi sampul, dijilid menjadi satu, yang bentuknya

ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional.”

28 Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan Seri Hukum Pertanahan I-Pemberian Hak

atas Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan II- Sertipikat dan Permasalahannya (Jakarta :Prestasi Pustaka, 2002) Hlm: 122

Page 63: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

47

Surat Ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu

bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian. (Pasal 1 angka 17 PP

No. 24 Tahun 1997) Peta Pendaftaran adalah peta yang

menggambarkan bidang atau bidang-bidang tanah untuk keperluan

pembukuan tanah (Pasal 1 angka 15 PP No. 24 Tahun 1997).

Sertifikat diberikan bagi tanah-tanah yang sudah ada surat

ukurnya ataupun tanah-tanah yang sudah diselenggarakan

Pengukuran Desa demi Desa, karenanya Sertifikat merupakan

pembuktian yang kuat, baik subyek maupun obyek ilmu hak atas

tanah.

Adapun pengertian Sertifikat Tanah adalah:29

a. Di dalam hukum Agraria pengertian sertifikat pada dasarnya

merupakan abstraksi dari daftar umum hak atas tanah dan

merupakan satu-satunya pembuktian formal hak atas tanah dan

merupakan satu-satunya pembuktian formal hak atas tanah;

atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa sertifikat

merupakan turunan atau salinan dari buku tanah dan surat

ukur.

b. Daftar Umum didalam rangkah pendaftaran tanah terdiri dari

daftar tanah; daftar nama; daftar buku tanah, dan daftar surat

ukur yang merupakan hasil kegiatan inventarisasi (pendaftaran

29 Prof. Dr. Mhd Yamin Lubis,S.H.,MS.,CN. dan Abd. Rahim Lubis, SH., M.Kn., Hukum

Pendaftaran Tanah. Ed.Rev, (Medan: Mandar Maju, 2010), hlm: 204.

Page 64: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

48

tanah) Desa demi Desa atau sporandis dalam rangka pelayanan

masyarakat.

c. Surat Ukur adalah akta Authentik yang secara jelas

menguraikan objek hak atas tanah, letak, luas, tanda dan

petunjuk batas dan sebagainya.

d. Gambar Tanah, dapat diperoleh melalui kutipan peta tanah

(Krawangan).

Mengenai jenis Sertifikat Tanah Achmad Chomsah

berpendapat bahwa sampai saat ini ada 3 jenis Sertifikat Yaitu :30

a. Serifikat hak atas tanah yang biasa disebut Sertifikat

b. Sertifikat hak atas tanah yang sebelum Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dikenal

sebagai Serifikat Hypotheek dan Sertifikat Credietverband.

Setelah berlakunya Undang-Undang No. 4 Ttahun 1996

tentang Hak Tanggungan, penyebutan Sertifikat Hypoteek

dan Sertifikat credietverband sudah tidak digunakan lagi

yang ada penyebutannya adalah Sertiffikat Hak

Tanggungan saja.

c. Sertifikat hak milik atas satuan rumah susun.

2. Pemberian Hak Milik Atas Tanah

Hak milik juga memiliki sifat yang Terkuat dan Terpenuhi

maksudnya hak milik ini mempunyai kedudukan yang lebih tinggi

30 Ali Achmad Chomsah, Op.Cit. Hlm: 125

Page 65: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

49

dibandingkan dengan hak lain baik hak guna usaha, hak guna

bangunan, hak pengelolaan maupun hak pakai serta hak-hak

lainnya.31

Permohonan hak milik yang diajukan harus memuat identitas

dari pemohon dan yang terpenting adalah bidang-bidang tanah apa

saja yang telah dipunyai oleh pemohon, keterangan yang meliputi

data yuridis dan data fisik atas tanah sertifikat tanah, letak tanah,

batas-batas tanah dan luas tanah.

Tata Cara pemberiian dan pembatalan hak milik atas tanah

negara dan hak pengelolaan diatur dalam Perkaban No. 9 Tahun

1999. Bedasarkan peraturan tersebut, hak milik atas tanah negara

dapat diberikan kepada warga negara Indonesia dan badan-badan

hukum yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang belaku Hal ini sesuai dengan Pasal 8

ayat (1) Peraturan Menteri Agraria/KBPN No. 9 Tahun 1999 yang

menetapkan bahwa hak milik dapat diberikan kepada :

a. Warga Negara Indonesia

b. Badan-badan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yaitu:

1. Bank Pemerintah

31 Benny Bosu, Perkembangan Terbaru Sertipikat (Tanah, Tanggungan, dan

Condominium). (Jakarta: Mediatama Saptakarya, 1999), Hlm: 16.

Page 66: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

50

2. Badan Keagamaan dan Badan Sosial yang ditunjuk oleh

pemerintah.

Sebelum hak milik atas tanah diperoleh, harus terlebih dahulu

diajukan permohonan tertulis dan memenuhi syarat-syarat

sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 9 ayat (2) Peraturan

Menteri Agraria/KBPN No. 9 Tahun 1999. Disebutkan bahwa

permohonan hak milik, sebagaimana dimaksud ayat (1) harus

memuat hal-hal tersebut.

1. Keterangan mengenai pemohon

a. Apabila perorangan, nama, umur, kewarganegaraan, tempat

tinggal dan pekerjaannya, serta keterangan mengenai

isteri/suami dan anak yang masih menjadi tanggungannya.

b. Apabila badan hukum, nama, tempat kedudukan, akta atau

peraturan pendiriannya, tanggal dan nomor surat keputusan

pengesahannya oleh pejabat yang berwenang tentang

penunjukannya sebagai badan hukum yang dapat

mempunyai hak milik berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Keterangan mengenai tanahnya yang meliputi data yuridis dan

data fisik

a. Dasar penguasaan atau alas haknya dapat berupa sertifikat

girik, surat kapling, surat-surat bukti pelepasan hak dan

pelunasan tanah dan rumah dan atau tanah yang telah

Page 67: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

51

dibeli dari pemerintah, putusan pengadilan, akta PPAT, akta

pelepasan hak, dan surat-surat bukti perolehan tanah

lainnya;

b. Letak, batas-batas dan luasnya (jika ada surat ukur atau

gambar situasi, sebutkan tanggal dan nomornya);

c. Jenis tanah (pertanian/non pertanian);

d. Rencana penggunaan tanah

e. Status tanahnya (tanah hak atau tanah negara),

3. Lain-lain

Keterarangan mengenai jumlah bidang, luas dan status tanah-

tanah yang dimiliki oleh pemohon, termasuk bidang tanah yang

dimohon dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Permohonan tersebut ditujukan kepada Kepala Badan

Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Pertanahan meliputi

letak tanah yang bersangkutan.

Proses lanjutan yang dilakukan Kepala Kantor Pertanahan

adalah mengadakan pengukuran, pemetaan dan pemeriksaan

tanah setempat. Setelah hal ini dilakukan langkah selanjutnya

adalah memeriksa apakah permohonan tersebut telah memiliki

surat daftar, data yuridis dan data fisiknya secara lengkap atau

belum dan hal ini dituangkan ke dalam risalah pemeriksaan tanah.

Jika ketidak lengkapan dalam persyaratan permohonan tersebut,

Page 68: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

52

kepala kantor akan meminta kepada pemohon untuk

melengkapinya agar dapat diproses lebih lanjut.

Apabila permohonan tersebut dinyatakan lengkap, berkas

permohonan tersebut dilimpakan ke kantor wilayah badan

pertanahan nasional untuk diterbitkan Surat Keputusannya. Jika

kewenangan untuk memberikan keputusan pemberian hak miliknya

ada pada Kepala Kantor Pertanahan, maka Kepala Kantor

Pertanahan akan menerbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak

Miliknya.

3. Kegunaan Sertifikat Tanah

Adapun fungsi dari sertifikat tanah yaitu berguna sebagai alat

bukti, alat bukti yang menyatakan tanah ini telah diadministrasi oleh

Negara. Dengan dilakukannya administrasinya lalu diberikan

buktinya kepada orang yang mengadministrasi tersebut.32

Ketentuan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah dalam

penerbitan sertifikat ini, pada hakekatnya dimaksudnya untuk :33

1. Memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah

baik oleh manusia secara perseorangan maupun oleh suatu

badan hukum.

32 Prof. Dr. Mhd Yamin Lubis,S.H.,MS.,CN. dan Abd. Rahim Lubis, SH., M.Kn., Hukum

Pendaftaran Tanah. Ed.Rev, (Medan: Mandar Maju, 2010), hlm: 204.

33 Benny Bosu, opcit, Hlm: 3.

Page 69: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

53

2. Memberikan bukti autentik bahwa orang yang tercantum

namanya dalam sertifikat tersebut adalah pemegang hak

sesungguhnya.

3. Memberikan kepastian mengenai subjek dan objek hak atas

tanah serta status hak atas tanah tersebut.

Singkatnya dengan adanya sertifikat tersebut akan memberikan

kekuatan pembuktian bagi orang yang tercantum namanya dalam

sertifikat tersebut manakala suatu ketika terjadi sengketa perdata

dipersidangkan pengadilan negeri.

Adanya sertifikat tersebut juga akan menambah kepercayaan

masyarakat di dalam lalu lintas hukum misalnya jual-beli tukar-

menukar dan lain-lain; di samping itu akan menambah nilai jual

suatu hak atas tanah.

Demikian pentingnya peranan sertifikat sehingga kekuatan

pembuktiannya memberikan rasa aman bagi para

pemegang/pemiliknya serta para ahli warisnya agar ahli warisnya di

kemudian hari tidak mengalami kesulitan, dalam arti tidak perlu

bersusah-payah untuk mengurusnya .

4. Sertifikat Cacat Hukum

Sertifikat cacat Hukum adalah penerbitan sertifikat yang keliru

pada saat penerbitannya. Keliru pada saat penerbitannya dapat

terjadi karena cacat hukum administrasi dan cacat kepemilikan.

Page 70: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

54

Suatu Sertifikat Hak Atas Tanah dikatakan cacat hukum

administrasi apabila melanggar ketentuan sebagaimana diatur

dalam Pasal 107 PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999, sedangkan

dikatakan cacat kepemilikan apabila Serifikat yang diterbitkan

tersebut didasrkan kepada alas hak/bbukti kepemilikan yang tidak

sah. Cacat kepemilikan ini terjadi apabila bukti-bukti/alas hak

peralihan tanah tersebut diperoleh dengan cara melawan hukum.

Adapun bentuk-bentuk Sertifikat Cacat Hukum :

1) Sertifikat Palsu

Sertifikat disebut Sertifikat palsu, apabilla :34

a. Data pembuatan Sertifikat palsu atau dipalsukan;

b. Tanda tangan Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kotamadya dipalsukan;

c. Blanko yang dipergunakan untuk membuat Sertifikat

merupakan blanko yang palsu/bukan blanko yang

dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional.

Sebuah Sertifikat dinyatakan palsu atau tidak, dapat diketahui

dari buku tanah yang ada pada Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kotamadya setempat, yaitu bahwa data yang ada pada

Sertifikat tidak sesuai dengan data yang ada pada buku tanah.

Meskipun jumlah sertifikat palsu relatif tidak banyak, namun adanya

34 Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan Seri Hukum Pertanahan I-Pemberian

Hak atas Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan II- Sertipikat dan Permasalahannya (Jakarta :Prestasi Pustaka, 2002) Hlm: 136.

Page 71: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

55

sertifikat palsu dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan

tersendiri dalam bidang pertanahan.

Umumnya sertifikat palsu ini dibuat tehadap tanah-tanah yang

masih kosong dan mempunyai nilai tanah yang cukup tinggi, serta

terhadap tanah-tanah yang sertifikatnya masih menggunakan

blanko sertifikat lama.

Untuk memonitor setiap lembar sertifikat palsu yang telah

beredar tidaklah mudah, sehingga masih saja adanya sertifikat

palsu meskipun telah ada usaha-usaha pencegahannya.

Upaya untuk mencegah timbulnya sertifikat palsu ini telah

dilakukan dengan:35

1. Blanko Sertifikat dicetak demikian rupa dengan teknik

pencetakan mutakhir sehingga sulit dipalsukan dan ditunjang

dengan pengelolaan yang tertib.

2. Meningkatkan tertib administrasi pertanahan.

3. Upaya-upaya untuk mencegah dan mendeteksi Sertifikat palsu

Apabila pada suatu ketika Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

mengetahui adanya Sertifikat Palsu, sementara pihak Badan

Pertanahan Nasional tidak mempunyai wewenang untuk

menyatakan bahwa sertifikat yang dimaksud adalah palsu, maka

sertifikat yang sebenarnya palsu tersebut, diteliti, kemudian

distempel dengan kata-kata: “Sertifikat ini bukan produk Badan

35 Ali Achmad Chomzah, Ibid, Hlm : 137

Page 72: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

56

Pertanahan Nasional”, dan perlu dilaporkan kepada pihak

kepolisian setempat untuk diadakan penelitian lebih lanjut.36

2) Sertifikat Asli Tapi Palsu

Sertifikat asli tetapi palsu, yaitu sertifikat secara formal

diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya

setempat, tetapi surat-surat bukti kepemilikan ataupun surat-

surat lain yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan dan

penerbitan sertifikat tersebut palsu.37

Sertifikat semacam itu tentunya harus dibatalkan dan

dinyatakan tidak berlaku serta ditarik dari peredaran setelah

dibuktikan melalui proses di Pengadilan Negeri atau Pengadilan

Tata Usaha Negara, bahwa surat keterangan yang merupakan

dokumen yang mendasari penerbitan sertifikat tersebut adalah

palsu. Termasuk kategori sertifikat asli tetapi palsu, yaitu

sertifikat yang diterbitkan tenyata didasari atas bukti-bukti surat

keterangan atau dokumen yang kurang/tidak lengkap.Upaya

untuk mencegah terjadinya sertifikat asli tetapi palsu, yaitu

dengan meningkatkan kecepatan dan ketelitian aparat yang

memproses pembuatan penerbitan sertifikat.

36 Ali Achmad Chomzah, Op.Cit, Hlm :138 37 Ibid, Hlm : 138

Page 73: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

57

3) Sertifikat Ganda

Sertifikat ganda adalah sertifikat-sertifikat yang menguraikan

satu bidang tanah yang sama. Jadi dengan demikian satu

bidang tanah diuraikan dengan 2 (dua) sertifikat atau lebih yang

berlainan datanya. Hal semacam ini disebut pula “Sertifikat

tumpang tindih” (overlapping), baik tumpah tindih seluruh bidang

maupun tumpah tindih sebagian dari tanah tersebut.38

Yang tidak termasuk dalam kategori Sertifikat Ganda yaitu :

a. Sertifikat yang diterbitkan sebagai pengganti sertifikat yang

hilang;

b. Sertifikat yang diterbitkan sebagai pengganti sertifikat yang

rusak;

c. Sertifikat yang diterbitkan sebagai pengganti sertifikat yang

dibatalkan. Hal ini disebabkan karena sertifikat-sertifikat

dimaksud diatas telah dinyatakan dan tidak berlaku sebagai

tanda bukti.

d. Sertifikat Hak Guna Bangunan di atas Hak Milik maupun di

atas Hak Pengelolaan, karena menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku, hal yang dimaksud

memang dimungkinkan.

Sertifikat ganda sering terjadi di wilyah-wilayah yang masih

kosong, belum dibangun dan di daerah perbatasan kota dimana

38 Ali Achmad Chomzah, Ibid Hlm : 139

Page 74: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

58

untuk lokasi tersebut belum ada peta-peta pendaftaran

tanahnya. Sertifikat ganda dapat terjadi karena beberapa hal

sebagai berikut :39

a. Pada waktu dilakukan pengukuran atau penelitian di

lapangan, pemohon dengan sengaja atau tidak sengaja

menunjukkan letak tanah dan batas-batas yang salah;

b. Adanya surat bukti atau pengakuan hak dibelakang hari

terbukti mengandung ketidakbenaran, kepalsuan atau sudah

tidak berlaku lagi;

c. Untuk wilayah yang bersangkutan belum tersedia peta

pendaftaran tanahnya.

d. Kasus penertiban lebih dari satu sertifikat atas sebidang

tanah dapat pula terjadi atas tanah warisan. Latar belakang

kasus tersebut adalah sengketa harta warisan yaitu oleh

pemilik sebelum meninggalnya telah dijual kepada pihak lain

(tidak diketahui oleh anak-anaknya) dan telah diterbitkan

sertifikat atas nama pembeli, dan kemudian para ahli

warisnya menyertifikatkan tanah yang sama, sehingga

mengakibatkan terjadi sertifikat ganda, karena sertifikat

terdahulu ternyata belum dipetakan.

Upaya untuk mencegah timbulnya sertifikat ganda yaitu melalui

program Pengadaan Peta Pendaftaran Tanah yang dilakukan

39 Ali Achmad Chomzah, Ibid. Hlm: 140-141

Page 75: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

59

oleh Badan Pertanahan Nasional. Namun demikian dalam

melaksanakan pengadaan peta pendaftaran tanah ini

memerlukan dana dan waktu, maka pengadaanya dilakukan

secara bertahap melalui pendekatan pengukuran desa demi

desa, sebagai tercantum dalam ketentuan PP No. 24 Tahun

1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Bedasarkan apa yang dilakukan diatas bahwa dalam proses

penerbitan sertifikat didahului dengan pendaftaran tanah dan

mengenai pendaftaran tanah ini secara yuridis formal telah diatur

dalam PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Bedasarkan aturan-aturan pendaftaran tanah tersebut sehingga

dapat diketahui apa yang menjadi faktor-faktor terbitnya sertifikat

diatas tanah orang lain diantaranya adalah faktor intern :

1. Tidak dilaksanakannya Undang-Undang Pokok Agraria dan

peraturan pelaksanaannya secara konsekuen dan

bertanggungjawab disamping masih adanya orang yang

berbuat untuk memperoleh keuntungan pribadi.

2. Kurang berfungsinya aparat pengawas sehingga memberikan

peluang kepada aparat bawahannya untuk bertindak

menyeleweng dalam arti tidak melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sesuai sumpah jabatannya.

3. Ketidaktelitian pejabat Kantor Pertanahan dalam menerbitkan

sertifikat tanah yaitu dokumen-dokumen yang menjadi dasar

Page 76: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

60

bagi penerbitan sertifikat tidak diteliti dengan seksama yang

mungkin saja dokumen-dokumen tersebut belum memenuhi

persyaratan sebagaimana ditentukan oleh ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Selain dari pada faktor intern hal ini juga dipengaruhi oleh faktor

ekstern antara lain:

1. Masyarakat masih kurang mengetahui undang-undang dan

peraturan tentang pertanahan khususnya tentang prosedur

pembuatan sertifikat tanah.

2. Persediaan tanah tidak seimbang dengan jumlah peminat

yang memerlukan tanah.

3. Pembangunan mengakibatkan kebutuhan akan tanah

semakin meningkat sedangkan persediaan tanah sangat

terbatas sehingga mendorong peralihan fungsi tanah dari

tanah pertanian ke non pertanian, mengakibatkan harga

tanah melonjak.

Sertifikat tanah merupakan produk yang dihasilkan atau yang

dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara. Dalam proses

penerbitan sertifikat tanah diharapkan sikap kehati-hatian dari

pejabat tata usaha negara sehingga tidak mengakibatkannya

sertifikat yang cacat hukum atau cacat admministrasi dan

terjaminnya rasa aman akan kepastian hukum bagi pemilik sertifikat

tanah tersebut.

Page 77: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

61

D. Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan Dalam

Pendaftaran Tanah Pertama Kali

Suatu sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama kali tidak

begitu saja diberikan kepada yang berhak. Untuk mendapatkan

sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama kali harus dilakukan

tahapan-tahapan proses pendaftaran tanah pertama kali sebagai

suatu proses yang diakhiri dengan terbitnya sertifikat yang

bermanfaat bagi pemegang hak atas tanah, pihak yang

berkepentingan dan bagi pemerintah dalam mendukung kebijakan

pertanahan. Berikut mekanisme alir proses pendaftaran tanah

pertama kali yang hasilnya akan menerbitan sertifikat tanah atas

hak milik untuk pertama kali

Gambar 1

Proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali

(Sumber Perkaban No. 1 Tahun 2010)

Page 78: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

62

Dasar Hukum :

1. UUPA No. 5 Tahun 1960

2. UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No. 20 Tahun 2000

3. PP No. 48 Tahun 1994 jo. PP No. 79 Tahun 1996

4. PP No. 24 Tahun 1997

5. PP No. 13 Tahun 2010

6. PMNA/KBPN No. 3 Tahun 1997

7. Peraturan KBPN RI No. 7 Tahun 2007

Persyaratan :

1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani

pemohon atau kuasanya diatas materai cukup

2. Surat Kuasa apabila dikuasakan

3. Fotocopy identitas (KTP, KK) pemohon dan kuasa apabila

dikuasakan yang telah dicocokan dengan aslinya oleh

petugas loket

4. Bukti Pemilikan tanah/alas hak milik adat/bekas milik adat

5. Fotocopy SPPT PBB Tahun berjalan yang telah dicocokan

dengan aslinya oleh petugas loket dan penyerahan bukti

SSB (BPHTB)

6. Melampirkan bukti SSP/PPh sesuai dengan ketentuan

Page 79: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

63

Biaya :

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah tentang jenis

dan tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak yang

berlaku pada Badan Pertanahan Republik Indonesia yaitu PP

No. 128 Tahun 2015.

Waktu :

98 (sembilan puluh delapan) hari.

Page 80: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

64

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian yang

bersifat empiris, yaitu suatu metode penelitian hukum yang

berfungsi untuk melihat ketentuan-ketentuan hukum secara nyata

dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum dilingkungan

masyarakat.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dimaksud adalah suatu tempat atau

wilayah dimana penelitian tersebut akan dilaksanakan. Bedasarkan

judul “Tinjauan Hukum Terhadap Penerbitan Sertifikat Tanah

Pertama Kali Di Kantor Pertanahan Kota Makassar” Maka penulis

menetapkan lokasi penelitian di Kantor Pertanahan Kota Makassar

sebagai instansi publik yang mengurus dan mengatur pertanahan

di Kota Makassar.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang disajikan meliputi data primer dan data sekunder.

Adapun Jenis dan sumber data yang akan digunakan

penjelasannya sebagai berikut :

Page 81: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

65

1. Data primer

Yaitu sumber data atau keterangan yang merupakan data yang

diperoleh langsung dari sumber utama bedasarkan penelitian di

lapangan. Data primer dalam penelitian ini nantinya merupakan

hasil wawancara dan observasi lapangan di Kantor Pertanahan

Kota Makassar.

2. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan terhadap

berbagai macam bahan bacaan yang berkaitan dengan objek

kajian seperti perundang-undangan, literatur-literatur, dokumen,

yang memiliki relevansi dengan objek penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan proposani adalah

sebagai berikut :

a) Penelitian Lapangan

1. Wawancara (interview), yaitu dengan cara melakukan

proses tanya jawab kepada pihak-pihak yang terkait

ataupun yang menangani antara lain pegawai di Kantor

Pertanahan Kota Makassar, khususnya yang mengurus

dalam pelaksaanaan penerbitan sertifikat tanah

2. Pengamatan (observasi), yaitu cara untuk memperoleh data

dengan cara mengamati langsung terhadap obyek penelitian

Page 82: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

66

yaitu pada instansi yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

b) Studi Kepustakaan

Cara memperoleh dengan mempelajari buku-buku referensi

atau buku-buku ilmiah, dokumen-dokumen yang menunjang dan

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pokok

permasalahan.

E. Analisis Data

Untuk memeroleh hasil akhir yang diinginkan, data-data yang

diperoleh baik itu data primer maupun data sekunder, kemudian

dianalisa dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif yaitu metode yang menganalisis data yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti, kemudian dipilih dengan pikiran yang

logis untuk menghindarkan kesalahan dalam proses analisis data.

Hasil yang diperoleh dipaparkan secara deskriptif, yaitu dengan

menguraikan, menjelaskan, dan menggambarkan sesuai dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

Page 83: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi

1. Keadaan Kota Makassar

a) Letak Wilayah

Kota Makassar terletak di pesisir pantai Barat bagian

Selatan pulau Sulawesi. Secara geografis, Kota Makassar berada

pada garis lintang antara 05°31’30,”81 - 05°14’6,”49 LS dan garis

bujur antara 119° 28’19” – 119°32’31” BT, dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene

Kepulauan;

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros;

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa;

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Wilayah Kota Makassar yang berbatasan langsung dengan

Selat Makassar mempunyai garis pantai sepanjang 32 km yang

membentang dari arah Selatan ke Utara, membujur ke arah Timur

Laut. Wilayahnya mencakup beberapa pulau, diantaranya ada 13

pulau yang mempunyai nama, yaitu : Pulau Kayangan, Pulau Lae-

Lae, Pulau Lanjukang, Pulau Langkai, Pulau Lumu-Lumu, Pulau

Page 84: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

68

Bone Batang, Pulau Barang Lompo, Pulau Barangkeke, Pulau

Kodingarenglompo, Pulau Samalona dan Pulau-pulau kecil lainnya.

b) Luas Wilayah

Luas Wilayah Kota Makassar adalah 17.577 Ha. Secara

umum konfigurasi bentuk wilayah Kota Makassar termasuk datar

dan menurut morfologi regional merupakan deretan pegunungan

Lompobattang yang berelief rendah. Keadaan topogratifinya datar

hingga berombak dengan ketinggian berkisar antara 0-25 meter

di atas permukaan laut. Satuan relief di daerah ini pada umumnya

ditutupi aluvium hasil sedimentasi rawa, pantai dan sungai serta

material hasil gunung api, dengan kemiringan lereng 0-2 %.

Bentuk lahan adalah hasil bentukan asal aluvial di beberapa

tempat mempunyai ketinggian yang sangat rendah dari permukaan

laut sehingga sering tergenang dan merupakan rawa-rawa. Bentuk

lahan ini dijumpai disekitar muara Sungai Tallo dan Sungai

Jeneberang yang secara geomorfologi dikategorikan sebagai

dataran banjir sungai. Selanjutnya daerah yang mempunyai bentuk

topografi berombak sebagai bagian terkecil dari wilayah Kota

Makassar hanya dijumpai di Wilayah Utara dan Timur yang secara

administratif termasuk Kecamatan Biringkanaya.

c) Administrasi

Secara administratif Kota Makassar sebagai Ibukota

Propinsi Sulawesi Selatan, mempunyai luas wilayah 17.577 Ha

Page 85: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

69

atau 0,28 % dari luas wilayah Sulawesi Selatan, terdiri dari 14

Kecamatan 143 Kelurahan.

Dari 14 Wilayah Kecamatan, Kecamatan Tamalate yang

merupakan wilayah terluas yaitu : 1,997 Ha dan Kecamatan Mariso

yang merupakan wilayah Kecamatan terkecil dengan luas wilayah :

0, 182 Ha.

Gambaran Luas Wilayah perkecamatan dalam Kota

Makassar dapat dilihat pada tabel berikut : 40

Tabel 1

Luas Wilayah Kota Makassar

No. Nama Kecamatan Luas Wilayah (Ha)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Mariso

Mamajang

Tamalate

Makassar

Ujung pandang

Wajo

Bontoala

Ujung tanah

Tallo

Panakkukang

Biringkanaya

Tamalanrea

Manggala

Rappocini

182.000

542.000

1.997.000

251.000

263.000

199.000

209.000

593.000

583.000

1.686.000

4.654.000

3.352.000

2.433.000

947.000

Jumlah 17.577.000

(Sumber : Kantor Pertanahan Kota Makassar, 2016)

Jumlah Bidang Tanah Bersertifikat : 233.377 bidang

40 Sumber dari Kantor Pertanahan Kota Makassar, Tahun 2016

Page 86: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

70

Jumlah Bidang Tanah Belum Bersertifikat : 17.363.822

Apabila dilihat dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan

masih banyaknya jumlah bidang tanah yang belum bersertifikat di

Kota Makassar karena tidak mencapai setengah dari jumlah bidang

tanah yang telah bersertifikat. Dapat disimpulkan tata tertib

administrasi pertanahan di Kota Makassar belum terlaksana

dengan baik serta untuk mewujudkan pendaftaran tanah yang

merata dapat dikatakan masih jauh yang diharapkan dengan tujuan

UUPA. Perlu adanya peningkatan dalam mencapai tujuan UUPA.

2. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Makassar

a) Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Makassar

Kantor Pertanahan Kota Makassar adalah lembaga

pemerintah non departemen yang berkoordinasi langsung dengan

Badan Pertanahan Nasional (BPN). BPN sendiri yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan pimpinan oleh

Kepala (sesuai Perpres No. 20 Tahun 2015). Badan Pertanahan

Nasional mempunyai tugas melaksanakan nasional, regional,

mauupun sektoral.

Adapun agenda Kantor Pertanahan Kota Makassar adalah :

1. Membangun kepercayaan masyarakat kepada BPN.

2. Meningkatkan pelayan dan pelaksanaan pendaftaran tanah.

3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah.

Page 87: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

71

4. Menyelesaikan persyaratan atas pertanahan di daerah-daerah

korban bencana alam dan daerah-daerah konflik di seluruh

tanah air.

5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah sengketa dan

konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.

6. Membangun Sistem Informasi dan Manajemen (SIMTANAS)

dan sistem pengamanan dokumen.

7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat.

8. Membangun database penguasaan dan pemilikan tanah skala

besar.

9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-

undangan pertanahan yang ditetapkan.

10. Menata kelembagaan

11. Mengembangkan dan memperbaiki politik dan kebijakan

pertanahan.

Penilaian kinerja suatu instansi adalah kegiatan

membandingkan antara hasil yang diperoleh atau kenyataan yang

ada di lapangan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan visi dan misi Kantor Pertanahan Kota

Makassar, yaitu :41

41 Sumber Kantor Pertanahan Kota Makassar

Page 88: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

72

Visi :

Bersertipikatnya seluruh Bidang Tanah dalam Wilayah Kota

Makassar Tahun 2020”.

Misi :

1. Meningkatkan penyelesaian Sertifikat Hak Atas Tanah

2. Meningkatkan Pemanfaatan, Penggunaan, Penguasaan

dan Kepemilikan Tanah yang efektif

3. Memberikan jaminan kepastian hukum dan kepastian hak

serta perlindungan hukum kepada masyarakat dan

investor

4. Mendukung peningkatan Ekonomi masyarakat dalam

rangka mewujudkan Makassar sebagai Kota Maritim,

Niaga, Pendidikan, Budaya dan Jasa yang berorientasi

global, berwawasan lingkungan dan paling bersahabat.

Janji/Maklumat Pelayanan :

1. Memberikan layanan sesuai Norma, Standar, Prosedur

dan Kriteria

2. Bekerja dengan jujur, tertib, disiplin, dan tidak

diskriminatif

3. Memberikan kemudahan dalam memberikan informasi

yang diperlukan sesuai ketentuan yang berlaku

4. Merespon cepat keluhan pengguna layanan pertanahan

Page 89: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

73

5. Melakukan inovasi pelayanan untuk memenuhi standar

pelayanan prima.

b) Susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kota Makassar

Kantor Pertanahan Kota Makassar dipimpin oleh satu orang

Kepala Kantor yang membawahi satu Kepala Sub Bagian dan lima

Kepala Seksi. Masing-masing Kepala Seksi membawahi Kepalaa

Sub Seksi dan masing-masing Kepala Sub Seksi membawahi staff-

stafnya. Demikian terjadi kepemimpinan secara hierarki dari atas

sampai bawah.

a. Sub Bagian Tata Usaha

Tugas dari bagian Tata Usaha adalah :

1) Memberikan pelayanan admministratif kepada semua satuan

organisasi Kantor Pertanahan

2) Menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan proogram

dan peraturan perundang-undangan

3) Melaksanakan urusan surat menyurat, kepegawaian,

perlengkapan dan rumah tangga kantor.

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, maka dapat

dilihat fungsi dari Sub Bagian Tata Usaha ini adalah :

1) Mengelola data informasi

2) Menyusun rencana program dan anggaran serta laporan

akuntabilitas kinerja pemerintah

3) Pelaksanaan urusan kepegawaian

Page 90: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

74

4) Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran

5) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan

prasarana.

b. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

Seksi ini mempunyai tugas melakukan survei, pengukuran dan

pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, peratapan

kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan

tematik dan survei potensi tanah, serta penyiapan pembinaar

surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah.

c. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Bagian ini bertugas unruk mengurus pendaftaran, peralihan, dan

pembebanan hak atas tanah serta melakukan bimbingan

kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

d. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

Bagian ini bertugas untuk mengumpulkan data dan menyiapkan

pengaturan, penggunaan tanah dan perubahan penatagunaan

tanah.

e. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Bagian ini bertugas untuk menyiapkan dan melakukan

pengendalian dan pemberdayaan tanah masyarakat

f. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

Bagian ini mengatasi dan menyelesaikan sengketa, konflik dan

perkara yang timbull dalam pelaksanaan maupun hasil dari

Page 91: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

75

Kepala Kantor

ACHMAD KADIR, S.H, M.H

Ka. Seksi Sengketa Konflik dan Perkara

MUHALLIS, S.SiT, M.H

Ka. Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

ASIH LESTARI, S.H

Ka. Sub Seksi Perkara Pertanahan

NANY JUMAWATY, S.H

Ka. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

HJ. NURAENI, S.H, M.H.

Ka. Sub Seksi Pengendalian Pertanahan

ANDI MUSTAINAH, S.H

Ka. Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Ka. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

A. AYA NURDIN, B.A, S.Sos

Ka. Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu

MANSYUR, S.P

Ka. Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

YOHANNIS

Ka. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

SUHARTONO, S.H

Ka. Sub Seksi Penetapan Hak Tanah

M. THAMRIN

Ka. Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah

MUHAMMAD HADRAWI, S.SiT

Ka. Sub Seksi Pendaftaran Hak

ACHMAD, S.ST

Ka. Sub Seksi Peralihan Pembebanan Hak dan PPAT

KAMARUDDIN, S.H, M.H

Plt. Ka. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

TAUFIK, S.TKa. Sub Seksi

Pengukuran dan Pemetaan

MUH.NATSIR MAUDU, S.H

Ka. Sub Seksi Tematik dan Potensi Tanah

SUSAN SUHARJANA, S.H

Ka. Sub Bagian Tata Usaha

HASANUDDIN, S.E, M.M

Ka. Urusan Umum dan Kepegawaian

SITTI SAYIDAH SAHYANI, S.Sos

Ka. Urusan Perencanaan dan Keuangan

ANDI SANTI, S.E

kegiatan serta menjadi wakil di pengadilan karena adanya

sengketa, konflik dan perkara yang tidak bisa diselesaikan lewat

jalur musyawarah.

Adapun susunan organisasi Kantor Pertanahan Kota Makassar

adalah sebagai berikut :42

Gambar 2

Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Makassar

(Sumber Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2016)

42 Sumber Data Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2016

Page 92: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

76

B. Pelaksanaan Prosedur Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas

Tanah Pertama Kali Di Kantor Pertanahan Kota Makassar

Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2015,

bahwa Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas dan fungsi di

bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Untuk

melaksanakan fungsi Badan Pertanahan Nasional didaerah maka

bedasarkan Keputusan Badan Pertanahan No. 1 Tahun 1989

dibentuklah kantor pertanahan ditingkat kota dan kabupaten.

Kantor Pertanahan Kota Makassar adalah instansi vertikal

BPN kota/kabupaten yang berada dibawah tanggung jawab

kepada Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Selatan.

Dimana mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan

fungsi BPN yaitu dalam menerbitkan sertifikat tanah.

Dalam proses penerbitan sertifikat hak milik atas tanah untuk

pertama kali merupakan proses yang sangat penting, karena

sertifikat tanah dianggap suatu tanda bukti yang secepatnya harus

dimiliki sehingga terjaminnya kepastian hukum bagi pemohon hak

sendiri. Adapun dalam proses tersebut diharapkannya penerapan

Asas Sederhana, Asas Aman dan Asas Terjangkau dalam

pendaftaran tanah pertama kali yang pada akhirnya menghasilkan

sertifikat hak milik atas tanah tersebut belum terselanggara dengan

baik. Sehingga banyaknya keluhan dari masyarakat bahwa dalam

proses penerbitan sertifikat hak milik atas tanah dari pendaftaran

Page 93: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

77

tanah pertama kali terkesan sangat lambat atau belum mencukupi

kepuasaan pemohon hak tersebut, biaya dalam mengurus sertifikat

tanah yang relatif mahal bagi pemohon yang khususnya golongan

ekonomi lemah, serta masih kurangnya pengetahuan masyarakat

terhadap prosedur dalam penerbitan sertifikat hak milik tanah dari

pendaftaran tanah pertama kali.

Sebelum melaksanakan proses penerbitan sertifikat hak milik

atas tanah untuk pertama kali, pemohon hak diharapkan

melakukan pendaftaran tanah untuk pertama kali. Dalam proses

pendaftaran tanah pertama kali, Kantor Pertanahan Kota Makassar

pertama kali membuat susunan Panitia A untuk melaksanakan

pengumpulan dan pengolahan data fisik dan yuridis yang pada

akhirnya menghasilkan sertifikat hak milik atas tanah. Dalam

penyusunan panitia tersebut mempunyai kendala-kendala yang

dihadapi oleh Kantor Pertanahan Kota Makassar sendiri, selain itu

ada pula permasalahan-permasalahan yang dihadapi panitia

tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga tidak terjadinya

penerbitan sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama kali yang

tepat waktu sesuai dengan SPOP (Standar Pengaturan Operasi

Pelayanan) Kantor Pertanahan Kota Makassar tersebut.

Kantor Pertanahan Kota Makassar diharapkan dapat

meningkatkan kinerjanya dalam penerbitan sertifikat tanah

sehingga masyarakat Kota Makassar dapat mengembalikan rasa

Page 94: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

78

percaya kepada pemerintahannya dan terciptnya peningkatan

kepastian hukum terhadap bidang pertanahan di Kota Makassar.

Kinerja yang optimal diwujudkan dalam suatu kinerja instansi yang

berdasarkan peraturan-peraturan dan SPOP (Standar Pengaturan

Operasi Pelayanan) sebagai tolok ukur keberhasilannya dalam

menerbitkan sertifikat tanah.

Adapun Peraturan-Peraturan sebagai landasan-landasan

dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama kali

yaittu :

1. Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 Tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

2. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran

Tanah

3. Peraturan Menteri Agraria No. 3 Tahun 1997 Tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun

1997 tentang Pendaftaran Tanah

4. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 2010

Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan

Dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai proses

prosedur penerbitan sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama

kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar, apakah sudah berjalan

dengan peraturan yang berlaku atau mengalami masalah teknis

tertentu. Dari ketepatan waktu, biaya, serta prosedur dan

Page 95: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

79

permasalahan-permasalahan yang dialami oleh pemohon hak dan

Kantor Pertanahan Kota Makassar sendiri dalam penerbitan

sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama kali.

1. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data Fisik dan

Data Yuridis

Dalam proses penerbitan sertifikat hak milik atas tanah, maka

dilakukan pengumpulan dan pengolahan data fisik dan data yuridis

terlebih dahulu oleh Panitia A, yang dimana hasil dari proses

tersebut menghasilkan sertifikat tanah. Proses ini merupakan

proses yang terpenting dalam penerbitan sertifikat tanah, karena

dalam proses ini dilakukan penelitian data yuridis bidang tanah dan

pengumpulan data fisik bidang-bidang tanah yang akan dilampirkan

dalam buku tanah.

Menurut narasumber penulis bernama Ibu Elizabeth selaku

pemohon dari pendaftaran tanah untuk pertama kali ketepatan

waktu dalam proses ini yaitu :43

“Kalau yang buatki lama dalam penerbitan sertifikat itu di

kegiatan penetapan batas dan pengembalian batas-batas.

Karena susahki atur waktunya dari pihak Kantor Pertanahan

sama kita sendiri, lurah dan pihak-pihak yang bersebelahan

sama tanahta’. Tapi kinerjanya bagus ji.”

Dari pernyataan Ibu Elizabeth di atas, dapat disimpulkan

adapun permasalahan dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu

43 Wawancara 23 Januari 2017, Pukul 10.40, WITA.

Page 96: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

80

kurang adanya koordinasi antara pemohon hak dan pihak kantor

pertanahan kota makassar dalam menentukan jadwal pengukuran

dan penetapan batas-batas bidang tanah. Sehingga tidak

terpenuhinya ketepatan waktu dalam melaksanakan proses ini dan

juga dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama

kali.

Adapun ketetapan waktu dalam proses ini yaitu 18 hari, sesuai

dengan dikatakan pejabat pelaksana tugas Seksi Survei,

Pengukuran dan Pemetaan, Bapak Taufik :44

“Ketetapan waktunya SOP itu 18 hari, tetapi dalam

kenyataannya tidak begitu menurut kami ketetapan waktunya

itu masih rendah. Yang berat di lapangan kita sulit hubungi

pemohon, waktu kita hubungi ki waktunya sama kita ndak

sesuai. Biasanya ada kesibukan masing-masing pemohon.

Harus ada kesepakatan diantara kami, pemohon, sama pemilik

batas, nah disitu ki yang buatki lambat Kadang juga ada lokasi

yang dimohon luasannya berbeda dengan permohonan.

Kadang ada yang lebih luas dari permohonan jadi kita ukur lagi

dan masyarakat semakin hari sudah sadar dalam pembuatan

sertifikat tanah. Jadi jumlah pengukuran bidang tanah dalam

melaksanakan proses ini tidak sesuai dengan sumber daya

yang ada. Lebih banyak yang mau diukur daripada

pengukurnya”

Dari pernyataan Bapak Taufik di atas, dapat diketahui bahwa

penghambat dalam proses pengukuran ini yaitu kurangnya jumlah

sumber daya manusia dibandingkan dengan kebutuhan yang

dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, adapun

44 Wawancara 23 Januari 2017, Pukul 10.40, WITA.

Page 97: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

81

permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu lokasi pemohon yang

ada di alas hak tidak sesuai dengan kondisi lapangan, serta

kurangnya kordinasi antara pihak pengukur dengan pihak pemohon

dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Dalam proses ini diperlukan Asas Aman, yang diimaksudkan

pendaftaran tanah diselenggarakan secara teliti dan cermat

sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum

sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri sehingga tidak

terjadinya sertifikat ganda atau sertifikat cacat hukum.

Agar terwujudnya asas aman tersebut, maka Kantor

Pertanahan Kota Makassar berusaha meminimalisir permasalahan-

permasalahan yang mengakibatkan sertifikat tanah menjadi cacat

hukum/sertifikat ganda. Adapun upaya-upaya yang dilakukan

Kantor Pertanahan tersebut menurut Bapak Taufik :45

“Sekarang itu kemampuan teknologi itu semakin hari semakin

canggih. Kalau untuk mengatasi sertifikat ganda atau yang

tumpah tindih, kita sudah punya aplikasi yang dibangun yang

dimana diharapkan semua bidang-bidang tanah sudah

dipetakkan. Sudah di validasi secara gambar. Jadi sekarang

sudah tidak bisa di validasi kalau ada kembar gambarnya,

kayak di filter lah, jadi ndak adami overlapnya.’

Dalam melakukan observasi di lapangan, Adapun

permasalahan dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu kurang

adanya koordinasi antara pemohon hak dan pihak kantor

pertanahan kota makakassar dalam menentukan jadwal

45 Wawancara 23 Januari 2017, Pukul 10.40, WITA.

Page 98: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

82

pengukuran dan penetapan batas-batas bidang tanah. Tetapi

menurut sebagian pemohon hak mengatakan kinerja Kantor

Pertanahan Kota Makassar dalam melaksanakan kegiatan

pengukuran penetapan batas-batas bidang tanah sudah baik dan

kinerja Kantor Pertanahan Kota Makassar dalam meminimalisir

sertifikat ganda sudah baik.

2. Ketepatan Waktu Dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Milik

Atas Tanah Pertama Kali Di Kantor Pertanahan Kota Makassar

Seperti yang diketahui Kantor Pertanahan Kota Makassar

adalah tempat dimana masyarakat Kota Makassar mengajukan

permohonan dalam pengurusan penerbitan Sertifikat Tanah. Dalam

menerbitkan sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama kali,

adapun banyaknya keluhan-keluhan dari masyarakat sebagai

pemohon dalam proses ketepatan penerbitan sertifikat tanah dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2

Tanggapan Responden Tentang Ketepatan Waktu Dalam

Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Pertama Kali46

Tanggapan Responden Responden Persentase

Baik 2 10%

Cukup Baik 8 40%

Tidak Baik 10 50%

Total 20 100%

46 Sumber Data Diolah dari Kuisioner di Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2017

Page 99: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

83

Dalam tabel tersebut disimpulkan masih banyaknya keluhan

masyarakat dalam ketepatan waktu penerbitan sertifikat tanah

untuk pertama kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Responden penulis yang bernama Hj. Jamila mengatakan bahwa

dari dua tahun yang lalu hingga saat ini sertifikat hak milik atas

tanahnya belum diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Adapun responden penulis yang lainnya bernama bapak Aslan

Landewa, mengatakan bahwa sertifikat hak milik atas tanahnya

telah jadi setelah ia menunggu kurang lebih 1 setengah tahun.

Ketetapan waktu dalam proses penerbitan sertifikat tanah

untuk pertama kali sesuai dengan Perkaban No. 1 Tahun 2010

yaitu 98 hari. Kantor Pertanahan Kota Makassar pun membenarkan

atas permasalahan ketepatan waktu proses penerbitan sertifikat

hak milik atas tanah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala

Sub. Seksi Penetapan Hak Tanah, Bapak Muhammad Thamrin

yang mengatakan :47

“Dalam proses penerbitan sertifikat tanah, sudah sesuai dengan

prosedur. Hanya kita tidak dapat mengatakan sertifikat itu sudah

jadi 98 hari, karena dalam pendaftaran tanah untuk pertama kali

dibuatlah panitia A. Dalam menyusun panitia tersebut itu agak

susah mengkoordinirnya karena semua pegawai disini

volumelitas pekerjaanya semakin hari semakin meningkat. Alas

Hak yang diberikan pemohon juga tidak lengkap. Jadi saya rasa

sertifikat itu tidak bisa jadi 98 hari, kalau berkas-berkas dari

pemohon juga tidak lengkap. Yang terutama itu kita disini

memaksimalkan kinerja kita, tetapi volume pekerjaan kami

semakin hari meningkat ditambah lagi SDM kami juga kurang.”

47 Wawancara, 16 Januari 2017, 09.15 WITA

Page 100: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

84

Dari hasil wawancara dan observasi kepada responden, 50%

responden tidak merasa puas dalam ketepatan waktu penerbitan

sertifikat hak milik atas tanah dari pendaftaran tanah pertama kali

dikarenakan salah satunya yaitu tugas Kantor Pertanahan semakin

hari semakin meningkat. Dengan adanya permasalahan seperti ini

Kantor Pertanahan Kota Makassar harus melakukan beberapa

upaya yang optimal dengan tujuan penerbitan sertifikat hak milik

atas tanah pertama kali bisa sesuai dengan waktu yang ditentukan

pada Standar Operasional Prosedur (SOP), karena kebutuhan

masyarakat sendiri terhadap kepastian hukum kepemilikan tanah

semakin hari semakin meningkat. Adapun dalam upaya tersebut

mempunyai dampak positif kepada Kantor Pertanahan Kota

Makassar sehingga tidak terjadinya penumpukan berkas yang

menambah volume pekerjaan Kantor Pertanahan Kota Makassar.

3. Ketepatan Biaya Dalam Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas

Tanah Pertama Kali Di Kantor Pertanahan Kota Makassar

Pengenaan biaya dalam proses penerbitan sertifikat tanah

untuk perama kali harus diitetapkan secara wajar dan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut

Kepala Sub. Seksi Penetapan Hak Tanah, Bapak Muhammad

Thamrin, pembiayaan terkait pelaksanaan penerbitan sertifikasi

tanah diatur dalam PP No. 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif

Page 101: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

85

atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak.48 Berikut tabel yang

menggambarkan hasil respondensi terhadap ketepatan biaya

dalam mengurus sertiifikat hak milik atas tanah

Tabel 3

Tanggapan Responden Tentang Ketepatan Biaya Dalam Penerbitan

Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Pertama Kali 49

Tanggapan Responden Responden Persentase

Baik 7 35%

Cukup Baik 10 50%

Tidak Baik 3 15%

Total 20 100%

Bedasarkan observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

ketepatan dari segi biaya dapat dikatakan sudah cukup baik, atau

dapat dikatakan sudah cukup terjangkau bagi masyarakat Kota

Makassar dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 125 Tahun

2015 yang mengatur tarif dalam pelaksanaan penerbitan sertifikat

tanah.

Namun masih ada juga masyarakat Kota Makassar yang

mengeluh terhadap pembiayaan dalam proses penerbitan sertifikat

tanah untuk pertama kali. Adapun responden penulis yang bernama

Bapak Mustafa, mengatakan bahwa dalam biaya dalam

melaksanakan penerbitan sertifikat tanah menghabiskan biaya

48 Wawancara, 16 Januari 2017, 09.15 WITA 49 Sumber Data Diolah dari Kuisioner di Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2017

Page 102: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

86

sebesar lebih dari 2 (dua) juta rupiah. Responden lain penulis yang

bernama, Ibu Rasna mengatakan bahwa dalam pelaksanaan

penerbitan sertifikat tanah juga menghabiskan biaya sebesar 1,5

(satu koma lima) juta hingga 2 (dua) juta rupiah.

Bedasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka

penulis berasumsi terselenggaranya Asas Terjangkau sudah cukup

baik. Tetapi Kantor Pertanahan Kota Makassar harus berkinerja

dengan lebih baik lagi dan mendengarkan keluhan-keluhan bagi

masyarakat yang tidak terlalu mampu dalam melakukan

pembiayaan dalam proses penerbitan sertifikat tanah, sehingga

tercapainya kepastian hukum pertanahan di Kota Makassar.

4. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Prosedur Penerbitan

Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Pertama Kali Di Kantor

Pertanahan Kota Makassar

Pengetahuan masyarakat selaku pemohon terhadap prosedur

dalam melakukan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah di

wilayah Kantor Pertanahan Kota Makassar sangatlah penting,

sehingga kantor pertanahan kota makassar lebih mudah melakukan

tertib administrasi di bidang pertanahan dan terjadinya ketepatan

waktu dalam proses penerbitan sertifikat tanah. Untuk lebih jelas

mengenai pengetahuan masyarakat atau responden tentang

prosedur penerbitan sertifikat hak milik atas tanah untuk pertama

kali dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Page 103: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

87

Tabel 4

Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan Prosedur Penerbitan

Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Pertama Kali 50

Tanggapan Responden Responden Persentase

Mengetahui 5 25%

Tidak Mengetahui 15 75%

Total 20 100%

Dalam tabel tersebut disimpulkan masih banyaknya

masyarakat yang tidak mengetahui prosedur penerbitan sertifikat

tanah untuk pertama kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Responden penulis yang bernama Bapak Harmin mengatakan :

“Saya kurang mengetahui prosedurnya sehingga bolak balik ke

informasi”51

Adapun responden penulis yang lainnya, Bapak Aslan

Landewa mengatakan:

“Kalau tahu prosedur atau tidak. Saya tidak tahu. Tapi kalau

kita bertanya sama pegawai di loket langsung diberi tahu apa

langkah selanjutnya.”52

Dari pernyataan kedua responden penulis diatas, dapat

disimpulkan bahwa ketidak tahuan prosedur penerbitan sertifikat

50 Sumber Data Diolah dari Kuisioner di Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2017 51 Wawancara, 20 Januari 2017, 10.40 WITA 52 Wawancara, 25 Januari 2017, 12.00 WITA

Page 104: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

88

hak milik atas tanah untuk pertama kali dapat diatasi dengan cukup

baik oleh pegawai kantor pertanahan kota makassar sendiri.

Adanya bagian informasi merupakan upaya kantor pertanahan kota

makassar sendiri dalam membantu masyarakat atau pemohon

dalam menjawab ketidaktahuan prosedur serta keluhan-keluhan

yang dihadapi pemohon.

Banyaknya tanggapan positif dari responden selaku

pemohon dalam penerbitan sertifikat hak milik atas tanah dari

pendaftaran tanah pertama kali terhadap kinerja pegawai Kantor

Pertanahan Kota Makassar dalam menangani kesulitan yang

dihadapi pemohon dalam menerbitkan sertifikat tanah dapat dilihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 5

Tanggapan Responden Tentang Kinerja Pegawai Kantor Pertanahan

Kota Makassar Dalam Menyelesaikan Kesulitan/Keluhan Pemohon53

Tanggapan Responden Responden Persentase

Baik 3 15%

Cukup Baik 15 75%

Tidak Baik 2 10%

Total 20 100%

53 Sumber Data Diolah dari Kuisioner di Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2017

Page 105: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

89

C. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Prosedur

Penerbitan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Untuk Pertama Kali

Di Kantor Pertanahan Kota Makassar

1. Hambatan Yang Dihadapi Kantor Pertanahan Kota Makassar

Hambatan yang dihadapi Kantor Pertanahan Kota

Makassar dalam menerbitkan sertifikat hak atas tanah dari

pendaftaran tanah pertama kali ada yang berupa faktor eksternal

dan faktor internal. Adapun hambatan dalam faktor internal yaitu

mengakibatkan pemohon hak di Kantor Pertanahan Kota

Makassar merasa kecewa karena ketepatan waku dalam

pelaksanaan penerbitan sertifikat tanah terkesan lambat, dan

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yaitu 98 hari.

Sedangkan hambatan yang berasal dari faktor eksternal

dalam melaksanakan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah

untuk pertama kali, masih banyak pemohon yang dalam

melakukan pendaftaran tanah untuk pertama kali tidak

melengkapi alas haknya, yang dimana alas hak merupakan

syarat yang penting dalam melaksanakan pendaftaran tanah

untuk pertama kali.

Adapun hambatan-hambatan yang ada pada Kantor

Pertanahan Kota Makassar, yaitu dapat dilihat sebagai berikut :

Page 106: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

90

1. Kurangnya sumber daya manusia. Dalam hal ini tenaga ahli

di bidang pertanahan, yang menangani pendaftaran tanah

untuk pertama kali tersebut pada Seksi Hak Tanah dan

Pendaftaran Tanah dan Seksi Survei, Pengukuran dan

Pemetaan sangatlah minim. Dalam pelaksanaan ini

dibutuhkan banyaknya tenaga ahli yang sesuai bidangnya

karena volume pekerjaan dalam bidang tersebut selalu

meningkat. Diharapkan keseimbangan antara jumlah tenaga

ahli dengan tugas yang harus diselesaikan sehingga dapat

mempercepat proses penertiban sertifikat hak milik atas

tanah.

2. Setiap tahunnya Kantor pertanahan Kota Makassar selalu

meninggalkan berkas-berkas permohonan yang belum

diselesaikan. Yang dimana berkas-berkas permohonan

tersebut menjadi “hutang” yang harus diselesaikan tersendiri

bagi kantor pertanahan ditahun berikutnya. Berikut ini

adalah tabel rekapitulasi permohonan pendaftaran tanah

untuk pertama kali periode Januari sampai dengan

Desember 2016.

Page 107: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

91

Tabel 6

Rekapitulasi Permohonan Pendaftaran Pertama Kali Bulan Januari

S/D Desember Tahun 2016 54

Uraian Sisa Tahun Lalu Masuk Selesai Sisa

Konversi 832 871 1336 367

3. Adanya berkas-berkas yang diperlukan untuk melakukan

pendaftaran tanah untuk pertama kali, tidak lengkap atau

kurang lengkap. Hal ini dapat dilihat dari kelengkapan alas

haknya tidak dipenuhi atau berbeda dengan data yang di

lapangan. Berkas yang kurang lengkap inilah yang nantinya

dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi terlebih

dahulu. Hal inilah juga yang yang memperpanjang waktu

dalam proses penerbitan sertifikat hak milik atas tanah

untuk pertama kali sehingga yang mengakibatkan kesan

buruk pada pelaksanaannya.

4. Serta Kurangnya kordinasi antara pemohon hak dan Kantor

Pertanahan Kota Makassar dalam menentukan waktu untuk

melaksanakan proses pengukuran dan penetapan batas-

batas bidang tanah, sehingga dapat menghambat dallam

proses penerbitan sertifikat hak milik atas tanah untuk

pertama kali.

54 Sumber Data Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2016

Page 108: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

92

2. Hambatan Yang Dihadapi Pemohon

Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali,

pemohon juga mengalami hambatan-hambatan sehingga

pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali tidak berjalan

dengan harapan yang diinginkan. Beberapa faktor penghambat

yang timbul terdiri dari faktor eksternal, dalam hal ini pemohon

sendiri, yakni sebagai berikut :

1. Masih Kurangnya Pemahaman Masyarakat terhadap

prosedur pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali.

Tidak adanya papan informasi seperti tabel atau brosur yang

menjelaskan prosedur dan tata cara untuk melaksanakan

pendaftaran tanah untuk pertama kali, sehingga

menghambat dalam pelaksanaan penerbitan sertifikat hak

milik atas tanah untuk pertama kali di Kantor Pertanahan

Kota Makassar.

2. Tidak adanya partisipasi pegawai Kantor Pertanahan Kota

Makassar dalam membantu pemohon, khususnya pemohon

yang tak tahu melacak berkas melalui pin dengan sistem

komputerisasi.

3. Biaya Pendaftaran Mahal, Bagi masyarakat Kota Makassar

yang khususnya masyarakat dengan golongan ekonomi

lemah. Biaya yang dikeluarkan unruk melaksanakan

pendaftaran tanah untuk pertama kali cukup mahal,dan

Page 109: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

93

mengeluarkan biaya yang sangat besar bagi masyarakat

dengan ekonomi lemah. Yang pada akhirnya mengakibatkan

pemohon ekonomi lemah merasa enggan untuk melakukan

pendaftaran tanah untuk pertama kali di Kota Makassar.

Di dalam UUPA, Pasal 19 Ayat (4) dikatakan bahwa orang yang

tidak mampu dapat dibebaskan dari biaya pendaftaran tanah. Tetapi

dalam keyataannya, peraturan tersebut belum terlaksana dengan

baik. Sehingga bagi masyarakat Kota Makassar yang golongan

ekonomi lemah memilih befikir kembali untuk mendaftarkan tanahnya.

Sebagian besar pemohon dalam melaksanakan pendaftaran

tanah untuk pertama kali belum mengetahui prosedur pelaksanaanya

Sehingga dalam melaksanakan pendaftaran tanah untuk pertama kali

banyaknya syarat-syarat atau berkas-berkas yang belum dilengkapi

yang dapat mengakibatkan lambatnya proses penerbitan sertifikat hak

milik atas tanah. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi atau

penyuluhan kepada masyarakat bagaimana mekanisme prosedur

dalam pendaftaran tanah untuk pertama kali.

Page 110: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan dimuka, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja

Kantor Pertanahan Kota Makassar dalam Penerbitan Sertifikat Hak

Milik Atas Tanah Pertama Kali (dari Pendaftaran Tanah Pertama

Kali) termasuk dalam kategori belum cukup baik, dapat dilihat dari

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah dalam

prosedur pendaftaran tanah untuk pertama kali pada Kantor

Pertanahan Kota Makassar, belum cukup baik dapat dilihat dari

beberapa tanggapan masyarakat yang merasa tidak puas

dalam ketepatan waktu penerbitan sertifikat tanah dari

pendaftaran tanah pertama kali tersebut. Sesuai dengan

Perkaban No. 1 Tahun 2010, proses penerbitan sertifikat hak

milik atas tanah dari pendaftaran tanah untuk pertama kali

hanya memerlukan waktu 98 hari. Namun kondisi yang terjadi di

lapangan, banyaknya keluhan masyarakat yang telah

menunggu cukup lama terhadap penerbitan sertifikat hak milik

atas tanah dari pendaftaran tanah pertama kali.

Page 111: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

95

2. Adapun penyebab pelaksanaan Kantor Pertanahan Kota

Makassar belum cukup baik, yaitu setiap tahun Kantor

Pertanahan Kota Makassar meninggalkan berkas-berkas

permohonan yang belum diselesaikan sehingga menjadi

“hutang” untuk dikerjakan di tahun berikutnya. Hal itu lah yang

membuat pekerjaan di Kantor Pertanahan Kota Makassar tidak

tepatnya ketepatan waktu yang dianjurkan sesuai Standar

Operasi Prosedur, Serta masih kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai tata cara atau prosedur dalam

pendaftaran tanah pertama kali, dan ketepatan waktu serta

biaya yang dibutuhkan dalam proses penerbitan sertifikat hak

milik atas tanah dari pendaftaran tanah pertama kali. Kurangnya

pengetahuan masyarakat mengakibatkan terhambatnya proses

penerbitan sertifikat tanah pertama kali, seperti contohnya

berkas-berkas pemohon tidak lengkap yang akhirnya

dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi terlebih dahulu.

Serta alas hak berbeda dengan data dilapangan, dan kurangnya

sumber daya manusia di Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Sedangkan volumelitas pekerjaan di Kantor Pertanahan Kota

Makassar semakin hari semakin meningkat, tidak seimbangnya

jumlah SDM dengan volume pekerjaan di Kantor Pertanahan

Kota Makassar yang menyebabkan pekerjaannya tidak

maksimal

Page 112: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

96

B. Saran

Bedasarkan hasil kesimpulan diatas, penulis hendak

mengajukan saran yang dapat berguna bagi peningkatan kinerja

Kantor Pertanahan Kota Makassar khususnya dalam penerbitan

sertifikat hak milik atas tanah pertama kali yaitu :

1. Perlu adanya penyerdehanaan prosedur dalam pendaftaran

tanah untuk pertama kali karena masyarakat cenderung masih

kurang paham apa saja yang perlu dilengkapi dalam

melaksanakan pendaftaran tanah untuk pertama kali. Serta

perlunya pemasangan papan informasi tata cara pendaftaran

tanah untuk pertama kali sesuai prosedur

2. Kantor Pertanahan Kota Makassar sebaiknya selalu

meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi. Meskipun

selama ini Kantor Pertanahan Kota Makassar sudah

menanggapi dengan baik berbagai keluhan yang ada,

diharapkan selanjutnya untuk berupaya lebih baik lagi agar

dapat meminimalisir keluhan yang dialami pemohon. Perlunya

evaluasi yang intensif dalam melaksanakan tugas-tugasnya,

sehingga Kantor Pertanahan Kota Makassar dapat mengetahui

kekurangan-kekurangan kinerjanya, dan dapat membenahinya

sedini mungkin.

3. Kepada Kantor Pertanahan Kota Makassar, agar lebih giat

memberikan penyuluhan atau melakukan sosialisasi kepada

Page 113: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

97

masyarakat akan pentingnya pengetahuan tentang pentingnya

melaksanakan pendaftaran tanah dan prosedur atau tata cara

dalam melakasanakan pendaftaran tanah pertama kali,

sehingga tercapainya tertib administrasi pertanahan di Kota

Makassar serta terjaminnya kepastian hukum terhadap pemilik

hak.

4. Diharapkannya Kantor Pertanahan Kota Makassar

memerhatikan dengan lebih baik lagi terhadap pemohon-

pemohon hak yang bergolongan ekonomi lemah dalam

mengurus sertifikat tanah

5. Perlunya pemasangan papan informasi mengenai prosedur

dalam pengurusan sertifikat tanah serta tabel biaya-biaya

pengurusan sertifikat, sehingga masyarakat dapat mengetahui

secara jelas mengenai biaya-biaya yang seharusnya dibayar

dalam melaksanakan penerbitan sertifikat tanah.

6. Perlunya partisipasi pegawai Kantor Pertanahan Kota Makassar

dalam membantu pemohon, khususnya pemohon yang tak tahu

melacak berkas melalui pin dengan sistem komputerisasi.

7. Penambahan prasarana dalaam proses penerbitan sertifikat

tanah, seperti penambahan unit komputer di bidang pemetaan.

Page 114: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

98

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Achmad Sodiki. 2013. Politik Hukum Agraria, Cetakan Pertama. Jakarta:

Kompress

Ali Achmad Chomzah.2002. Hukum Pertanahan Seri Hukum Pertanahan

I-Pemberian Hak atas Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan II-

Sertipikat dan Permasalahannya Jakarta :Prestasi Pustaka.

A.P. Parlindungan. 2009 Pendaftaran Tanah di Indonesia. Bandung:

Mandar Maju.

Bachtiar Effendie.1993. Pendaftaran tanah di Indonesia dan Peraturan

Pelaksanaanya. Bandung : Alumni.

Benny Bosu. 1997. Perkembangan Terbaru Sertipikat (Tanah,

Tanggungan, dan Condominium). Jakarta: Mediatama Saptakarya.

Boedi Harsono. 2003. Hukum Agraria Indonesia sejarah Pembentukan

Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya. Jakarta:

Djambatan.

Djenal Hoesen Koesoehatmadja. 1983. Pokok-Pokok Hukum Tata

Negara. Bandung: Penerbit Alumni

Effendi Perangin. 1994. Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah Dari

Sudut Pandang Praktisi Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Irawan Soerodjo. 2003. Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Di Indonesia.

Surabaya: Arkola.

Muhammad Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis. 2008. Hukum

Pendaftaran Tanah Bandung: Mandar Maju.

Philippus M Hadjon. 2005. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Page 115: SKRIPSI TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN … · menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas

99

Prof. Dr. Mhd Yamin Lubis,S.H.,MS.,CN. dan Abd. Rahim Lubis, SH.,

M.Kn. 2010. Hukum Pendaftaran Tanah. Ed.Rev. Medan: Mandar Maju.

Ridwan HR. 2007. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo.

R Soehadi. Penyelesaiaan Sengketa Tanah Sesudah Berlakunya Undang-

Undang Pokok Agraria. Surabaya: Usana Offest Printing.

Sadjijono. 2008. Memahami Bab-Bab Pokok Hukum Administrasi Negara.

Yogyakarta: Laksbang

Urip Santoso. 2010. Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sumber Undang-Undang :

1. Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960

2. Peraturan Pemerintah No. 128 Tahun 2015

3. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997

4. Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2015

5. Peraturan Menteri Negeri Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional No. 9 Tahun 1999

6. Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.

3 Tahun 1997

7. Peraturan Kepala Badan Pertanahan No. 1 Tahun 2010