skripsi sistem pelayanan badan penyelenggara …

120
i SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR DIANPUNGKASSARI Nomor Stambuk : 105611109616 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

i

SKRIPSI

SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

DIANPUNGKASSARI

Nomor Stambuk : 105611109616

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

ii

SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh :

DIANPUNGKASSARI

Nomor Stambuk : 105611109616

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

Judul Skripsi : Sistem Pelayanan Badan Penyelenggaraan

Jaminan Sosial Kesehatan di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

Nama Mahasiswa : Dianpungkassari

Nomor Induk Mahasiwa : 105611109616

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I

Dr. Jaelan Usman, M.Si

Pembimbing II

Haerana, S.Sos, M.Pd

Mengetahui:

Dekan

Dr. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si

NBM: 730727

Ketua Program Studi

Nasrul Haq, S.Sos, MPA

NBM: 1067463

Page 4: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

Nomor: 0128/FSP/A.4-11/XI/42/2020 sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana dalam Program Studi Ilmu

Administrasi Negara yang dilaksanakan di Makassar pada

hari…………..tanggal…………….bulan………………tahun………………

TIM PENILAI

Ketua

Dr. Ihyani Malik. S.Sos, M.Si

NBM: 730727

Sekretaris

Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si

NBM: 1084366

PENGUJI:

1. Dr. H. Lukman, M.Si ( )

2. Dr. Jaelan Usman, M.Si ( )

3. Dr. Muhammad Tahir, M.Si ( )

4. Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si ( )

Page 5: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Dianpungkassari

Nomor Induk Mahasiswa : 105611109616

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila nantinya

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai

aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar,

Yang Menyatakan,

Dianpungkassari

Page 6: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimaksih yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang telah menemani penulis selama ini. Skripsi ini penulis

persembahkan kepada yang tercinta terkhusus dan teristimewa untuk kedua

orangtua penulis, orangtua yang tiada henti-hentinya mendoakan dan memberikan

dorongan baik moril maupun materil, kepercayaan, kesabaran, serta senantiasa

mengalunkan doa dan kasih saying yang tak henti-hentinya kepada penulis. Doa

dan dedikasi yang selalu diberikan kepada penulis dan menjadi motivasi terbesar

penulis dalam menyelesaikan studinya.

Selain itu skripsi ini selesai juga berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itulah dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih dan rasa hormat

yang sebesar-besarnya kepada.

1. Bapak selaku pembimbing I Dr. Jaelan Usman, M.Si, dan Ibunda selaku

pembimbing II Haerana, S.Sos, M,Pd yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Page 7: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

v

2. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Kakanda Nasrulhaq, S.Sos, M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Para Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang selama

ini memberikan ilmunya kepada penulis serta dorongan dan semangat yang

selalu diberikan.

5. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

senantiasa membantu penulis dalam pengurusan administrasi.

6. Seluruh staff dan pegawai Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang telah

ramah menerima serta meluangkan waktu untuk memberikan data berupa

wawancara kepada penulis selama proses penelitian.

7. Pasien BPJS kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang sudah mau

menjadi informan penelitian penulis selama proses pengumpulan data.

8. Kedua orangtua Ayahanda Slamet dan Ibunda Rukia serta kakak saya yang

selalu berusaha membiayai dan mendoakan penulis, memberikan semangat dan

bantuan baik moril maupun materil.

9. Para sahabat POKE yang selalu menghibur menemani dan memarahi penulis.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, Desember 2020

Penulis

Page 8: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

vi

ABSTRAK

Dianpungkassari, Jaelan Usman dan Haerana. Sistem Pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar

Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas

kesehatan baik milik Negara maupun swasta tidak diizinkan menolak pasien

maupun meminta uang muka. Faktanya masih banyak pasien yang ditolak oleh

Rumah Sakit yang telah menjadi mitra Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, penelitian ini menggambarkan bagaimana sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder,

kedua jenis data ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan

dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan tentang bagaimana sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar. Sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

sudah cukup baik, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan lima indikator pencapaian

kepuasan yaitu indikator transparansi dalam sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar telah sesuai dengan Sistem Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku,

partisipasi yang dilakukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

juga telah berjalan dengan baik dimana BPJS kesehatan mendukung penyediaan

layanan tambahan untuk pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan secara gratis untuk menambah partisipasi minat masyarakat terkait

dengan sistem pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar,

adapun sifat kondisional sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sudah cukup baik hal ini

ditandai dengan adanya ketersediaan sarana serta prasarana penunjang dalam

sistem pelayanan BPJS kesehatan yang diberikan serta dapat digunakan oleh

pasien sesuai dengan kondisi masing-masing. Selanjutnya kesamaan hak sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit

Islam Faisla Makassar terhadap pasien sudah cukup baik, hal ini terlihat dari tidak

adanya sikap diskriminasi antara pelayanan pasien, serta akuntabilitas yang terjadi

belum cukup baik, tindakan BPJS kesehatan dalam menanggapi masalah yang

terjadi dalam sistem pelayanan dipertanggungjawabkan dengan baik melalui

tindakan penyelesaian masalah yang langsung diselesaikan dengan pasien, akan

tetapi berdasarkan keluhan pasien terkait dengan pendistribusian obat yang tidak

ada kejelasan mengenai pengembalian biaya obat pasien.

Kata Kunci : Sistem Pelayanan, BPJS Kesehatan

Page 9: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ i

HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK........................................................................................................ vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 7

B. Konsep dan Teori ........................................................................................ 9

C. Tinjauan Umum Sistem Pelayanan BPJS Kesehatan .................................. 16

D. Kerangka Pikir ............................................................................................ 25

E. Fokus Penelitian .......................................................................................... 26

F. Deskripsi Fokus Penelitian .......................................................................... 27

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 29

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 29

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 29

C. Informan ..................................................................................................... 29

D. Sumber Data ............................................................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data.................................................................................. 33

G. Teknik Pengabsahan Data .......................................................................... 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 36

A. Gambaran Lokasi Penelitian ...................................................................... 36

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 39

C. Pembahasan Penelitian ............................................................................... 83

Page 10: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

viii

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 94

A. Kesimpulan ................................................................................................ 94

B. Saran ........................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 97

LAMPIRAN ...................................................................................................... 100

Page 11: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

ix

DAFTAR TABEL

3.1 Table Informan Penelitian ......................................................................... 30

4.1 Standar Operasional Prosedur Rumah Sakit Islam Faisal Makassar ........ 54

4.2 Layanan Unggulan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar .......................... 62

4.3 Tenaga Medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar ................................. 69

4.4 Sarana dan Prasarana ................................................................................. 70

Page 12: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

x

DAFTAR GAMBAR

2.1 Sistem Rujukan ......................................................................................... 22

2.2 Kerangka Fikir .......................................................................................... 26

4.1 Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan .......................................................... 50

4.2 Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap ........................................................... 62

Page 13: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ialah hak asasi manusia serta merupakan unsur kesejahteraan

yang harus diwujudkan sesuai tujuan bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam pembukaan UUD 1945. Berdasarkan hal tersebut setiap kegiatan maupun

upaya agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dapat dilaksanakan berdasarkan prinsip berkelanjutan, non

diskriminatif, perlindungan, serta partisipatif yang penting bagi pembentukan

daya saing bangsa, sumber daya manusia, maupun peningkatan ketahanan

Berdasarkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia bisa dinilai

dengan menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan status gizi,

morbiditas (kesakita), serta kondisi mortalitas). Berbagai upaya sudah dilakukan

pemerintah agar menurunkan berbagai kondisi tersebut. Salah satu upaya

pemerintah ialah jaminan berupa perlindungan kesehatan. Berdasar pada Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan, yaitu mewajibkan seluruh penduduk Indonesia agar menjadi

peserta Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Peserta ialah

setiap orang, baik orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di

Indonesia serta telah membayar iuran. Kepesertaan dibagi menjadi dua antara lain:

1) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan merupakan fakir miskin

serta orang tidak mampu yang telah ditetapkan pemerintah serta diatur melalui

peraturan pemerintah.

Page 14: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

2

2) Bukan Penerima Bantuan Iuran (NON PBI).

Pemerintah mulai memperlakukan program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) pada tanggal 1 Januari tahun 2014. Pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) telah diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan

dasar hidup layak bagi setiap peserta atau anggota keluarganya serta

terselenggaranya pemberian jaminan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

mengamanatkan semua fasilitas kesehatan agar menyediakan pelayanan kesehatan

yang merata, bermutu, serta terjangkau untuk masyarakat. Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) menerapkan konsep managed care, salah satunya adalah sistem

pelayanan dengan pola rujukan terstruktur serta berjenjang (UU No. 24 tahun

2011).

Berdasarkan data BPJS kesehatan secara nasional, jumlah peserta JKN-

KIS di Indonesia tercatat 196,66 juta jiwa atau sebesar 77%. Badan usaha milik

negara (BUMN) pada bidang kesehatan menargetkan seluruh penduduk Indonesia

berjumlah 257,5 juta akan tercover program tersebut pada 2019. Pemerintah Kota

Makassar membantu pelaksanaan program JKN-KIS serta menggabungkan

program jamkesda dengan JKN-KIS sejak Februari 2016, terkhusus untuk

masyarakat yang kurang mampu. Dimana biaya masuk dalam APBD provinsi

maupun kota dengan porsi masing-masing 60% dan 40%. berdasarkan total

jumlah penduduk 1.663.479 jiwa, hingga maret 2018 kota Makassar baru

mencapai 78,3% kepesertaan JKN-KIS maupun 1.302.955 jiwa. Tersisa 360.524

jiwa atau sekitar 21,67% yang belum termasuk dalam peserta BPJS kesehatan

Page 15: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

3

(Berita Kota Makassar). Berdasarkan data BPJS 08 Januari 2019 ada 50 Rumah

sakit yang menjadi mitra BPJS Kesehatan termasuk Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan ialah bagian

dari sumberdaya kesehatan yang sangat diperlukan untuk mendukung

penyelenggaraan upaya keselamatan pasien maupun pelayanan kesehatan. Pasal

28 H Ayat (1) UUD 1945, secara tegas menetapkan bahwa setiap orang berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut dalam Pasal 34

Ayat (3) menyatakan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan maupun fasilitas pelayanan umum yang layak yaitu rumah

sakit. Salah satu Rumah Sakit yang menjadi mitra Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan adalah Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang dilakukan

oleh pihak Rumah Sakit terhadap pasien masih kurang baik hal ini berdasarkan

kenyataan yang dialami oleh sebagian pasien yang mengeluhkan sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan berdasarkan aspek

pelayanan pendistribusian obat dimana berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Tahun 2015 yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada masyarakat dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitative

serta pelayanan pendistribusian obat terhadap pasien yang sesuai dengan

kebutuhan medis harus terpenuhi di seluruh Rumah Sakit, baik Rumah Sakit

pemerintah maupun swasta dan pembiayaannya telah ditanggung oleh Badan

Page 16: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

4

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, faktanya obat yang disalurkan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar kurang dan tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan obat pasien

hal inilah yang seringkali dikeluhkan pasien yang diharuskan membeli obat di luar

Rumah Sakit dan tidak ada kejelasan terkait pengembalian biaya pembelian obat

pasien tersebut (Tribun-Timur-Makassar).

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar merupakan salah satu Rumah Sakit

yang menerima rujukan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan, pelayanan terhadap pasien rujukan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan sering kali dikeluhkan perihal masalah rujukan online

yang sistem pengelolaan rujukan berjenjang ditentukan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang membatasi setiap harinya pasien yang

dapat dirujuk pada setiap Rumah Sakit, hal tersebut tentunya menjadi momok

tersendiri bagi pasien yang pada rujukan selanjutnya tidak dapat lagi melanjutkan

berobat di Rumah Sakit yang sama dikarekan sistem pengelolaan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan telah tertutup secara otomatis

karena kuota Rumah Sakit yang ingin dituju sudah penuh (Antara News

Makassar). Sistem rujukan sebagai sistem prokdukfitas penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan kewenangan, sistem rujukan

tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2012 perihal sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan yang

menjelaskan bahwa sistem rujukan yaitu suatu pelaksanaan pelayanan kesehatan

yang mengatur pelimpahan tugas maupun pelimpahan tanggungjawab atas

Page 17: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

5

pelayanan kesehatan secara timbal balik baik secara vertikal serta secara

horizontal. Apabila pihak puskesmas tak mampu memberikan layanan mediknya,

pasien kemudian dirujuk ke rumah sakit kecamatan. Bila rumah sakit kecamatan

tidak mampu memberikan layanan medik yang diperlukan, maka pasien dirujuk

ke fasilitas layanan rumah sakit kabupaten. Pada jenjang tertinggi, pasien yang

sangat parah akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan memiliki fasilitas

yang lebih bagus. Cara untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada proses

rujukan yaitu dengan membangun kerja sama yang kuat antar institusi pelayanan

kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.

Terkait hal tersebut, sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas masih kurang efektif

karena terlalu kaku, Pelayanan masih kurang tepat waktu, kurangnya tenaga medis

dan fasilitas yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan.

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan mengenai pentingnya sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan maka peneliti

bermaksud untuk mengkaji tentang bagaimana ‘Sistem Pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar’.

Page 18: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

Bagaimana sistem pelayanan BPJS kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana sistem pelayanan BPJS kesehatan di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

a) Sebagai tambahan literatur dan bahan kajian dalam studi ilmu administrasi

negara.

b) Sebagai tambahan referensi atau informasi ilmiah bagi peneliti lainnya

kedepan yang ingin mengetahui Sistem Pelayanan BPJS Kesehatan di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar.

2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

dalam memberikan pelayanan pasien rujukan dari tingkat bawah atau memberi

rujukan ke tingkat atas, serta dapat digunakan sebagai bahan masukan serta

evaluasi bagi pihak Rumah Sakit untuk meningkatkan pelayanan rujukan kepada

pasien.

Page 19: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitan Terdahulu

Dalam penelitian terhadap Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar perlu dilakukan

peninjauan terdahulu terkait penelitian-penelitian yang sebelumnya sebagai

berikut:

Apriani (2019). “Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Pasien Peserta

Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Muara Pinang Kabupaten Empat

Lawang”. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini, informasi yang didapat melalui wawancara mendalam

terhadap 11 informan, serta dilakukan observasi dan telaah dokumen. Analisis

data yang digunakan oleh peneliti adalah Content analysis. Uji validasi melalui

triangulasi sumber, metode dan data kemudian diolah dan dideskripsikan

berdasarkan hasil koding. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

sistem rujukan di puskesmas muara pinang belum berjalan sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan dilihat dari tingginya rasio rujukan melebihi

ketetapan standar BPJS Kesehatan yaitu 15%.

Oktaviani (2019). “Analisis Pelaksanaan sistem Rujukan Berjenjang Bagi

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sukoharjo”. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. dalam penelitian ini

informasi dikumpulkan dari Informan kasubag atau tata usaha, kepala puskesmas,

bidan, dokter puskesmas, petugas BPJS, perawat serta triangulasi yang terdiri atas

7

Page 20: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

8

20 pasien pengguna BPJS yang dirujuk serta dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling. Hasil penelitian tersebut ialah pelaksanaan sistem rujukan

berjenjang untuk peserta JKN di Puskesmas Sukoharjo belum berjalan secara

optimal sepenuhnya serta persentase rujukan melebihi ketentuan dari BPJS

kesehatan, yaitu sebesar 17,8%, sumber daya manusia yang tidak sebanding

dengan jumlah penduduk serta sarana dan prasarana yang belum optimal.

Nujannah (2020). “Menejemen Pelayanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan di

RSUD Syech Yusuf Kabupaten Gowa”. Jenis Penelitian yang digunakan di dalam

penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, jenis

data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Kedua jenis data ini

dapat diperoleh dengan cara dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa masih banyak pasien yang datang tidak

mendapatkan pelayanan yang cepat, terkadang mengantri berjam-jam apabila

ingin berobat. Hal yang lain dapat dilihat dari sebagian pegawainya yang sering

datang terlambat. Pasien ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik akan

tetapi pelayanan yang diberikan di RSUD Syech Yusuf Kabupaten Gowa tidak

sesuai dengan harapan pasien.

Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa

pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS kesehatan masih rendah dan sistem

rujukan masih belum berjalan dengan baik serta tidak sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Page 21: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

9

B. Konsep dan Teori

1. Pengertian Pelayanan Publik

Istilah publik berasal dari Bahasa Inggris Publik yang berarti Negara,

masyarakat, dan umum. Kata publik sebenarnya sudah dipakai menjadi Bahasa

Indonesia Baku menjadi publik yang berarti banyak orang, ramai serta umum.

Padahal seharusnya kata yang tepat untuk digunakan yaitu Praja yang bermakna

rakyat sehingga lahirlah istilah pamong praja yang mempunyai arti pemerintah

yang berfungsi melayani kepentingan seluruh rakyat. Kata lain yang memberi

makna sama dengan kata publik ialah koinon yang berasal dari bahasa Yunani

yang diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi common. Definisi pelayanan

publik menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 25

Tahun 2004 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Sedangkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor

54 Tahun 2002 mengelompokkan tiga pelayanan dari instansi serta Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Pengelompokkan jenis pelayanan tersebut didasarkan pada ciri- ciri dan sifat

kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu pelayanan administratif,

pelayanan barang, dan pelayanan jasa.

Menurut Kurniawan (2005:6) mengatakan bahwa pelayanan publik adalah

pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan kepada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok. Monir

Page 22: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

10

(2003:16,) mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktifitas orang lain secara langsung.

Menurut Albercht dalam Lovelock, 1992 (dalam Sedarmayanti 2010:243)

pelayanan adalah suatu pendekatan organisasi total yang menjadi kualitas

pelayanan yang diterima pengguna jasa, sebagai kekuatan penggerak utama dalam

pengoperasian bisnis. Selanjutnya Monir (dalam Pasolong Harbani 2013: 128),

mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui

aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara, mengemukakan bahwa pelayanan adalah segala bentuk kegiatan

pelayanan dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Sedangkan menurut Gronroos (dalam Ratminto dan Atik

Septi Winarsih 2013:2) pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian

aktivitaas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang tejadi sebagai

akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau 11 hal- hal lain

yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan.

Menurut Sinambela (2008:5) pelayanan publik merupakan sebagian setiap

kegiatan yang dilakukan pemerintah dengan sejumlah orang yang memiliki

kegiatan memberikan keuntungan di dalam suatu kesatuan maupun kumpulan,

serta menawarkan kepuasan sekalipun hasilnya tidak terikat dengan sebuah

produk secara fisik. Pelayanan publik menurut Sinambela (dalam Pasolong

Harbani 2013: 128) adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang

Page 23: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

11

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan

meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Kurniawan (dalam

Pasolong Harbani 2013: 128) mengatakan bahwa pelayanan publik adalah

pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang telah ditetapkan.

2. Standar dan Kepuasan Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan dari Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No.

63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

standar pelayanan haruslah meliputi:

1. Prosedur Pelayanan.

2. Waktu Penyelesaian.

3. Biaya Pelayanan.

4. Produk Pelayanan.

5. Sarana dan Prasarana.

Menurut Lukman (2000.119) mengatakan bahwa kepuasan sebagai mana

tingkat persamaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan

dengan harapan. Menurut Wexley dan Yulk (1988) dijelaskan bahwa kepuasan

bahwa hakikatnya berkaitan dengan faktor kebutuhan seseorang (pelanggan), jika

kebutuhan seseorang terpenuhi maka orang tersebut merasa puas demikian pula

sebaliknya. Sedangkan menurut Tjiptono (1996:54) kepuasan pelanggan dapat

menciptakan kesetiaan dan loyalitas pelanggan kepada perusahaan.

Page 24: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

12

Berdasarkan berbagai pandangan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

kepuasan pelanggan adalah mencakup perbedaan antara harapan dan kenyataan

atau hasil yang dirasakan, pandangan ini di dasarkan pada disconfirmation

paradigma oleh Oliver dalam Pawitra (1993). Kepuasan masyarakat terhadap

organisasi publik sangat penting karena adanya hubungan kepercayaan

masyarakat.

3. Dasar Hukum Pelayanan Publik

Payung hukum pelayanan publik untuk pemerintah yang berwenang sebagai

penyelenggara atau masyarakat dijamin dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2009 Tentang Pelayanan Publik. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat memiliki

hak untuk menerima pelayanan publik yang terkait kebutuhan masyarakat baik

yang bersifat administratif maupun kebutuhan lain. Sedangkan pemerintah,

berdasar pada Undang-Undang tersebut memiliki kewajiban untuk memberikan

pelayanan publik sesuai prosedur yang berlaku.

4. Jenis Pelayanan Publik

Terdapat beberapa jenis pelayanan publik yang diselenggarakan bagi

masyarakat. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

serta keputusan MENPAN No.63/KEP/MENPAN/7/2003 tentang kegiatan

pelayanan publik atau umum sebagai berikut:

1. Pelayanan barang.

2. Pelayanan administratif.

3. Pelayanan pembangunan.

4. Pelayanan utilitas.

Page 25: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

13

5. Pelayanan kebutuhan pokok.

6. Pelayanan kemasyarakatan.

5. Tujuan dan Kualitas Pelayanan Prima

Tujuan pelayanan publik pada umumnya adalah bagaimana

mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau

dibutuhkan oleh publik dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada

publik mengenai pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan

dan disediakan oleh pemerintah. Pelayanan yang berkualitas menurut Osborne dan

Gebler (1995), serta Bloom (1981), antara lain memiliki cirri-ciri seperti: tidak

prosedural (birokratis), terdistribusi dan terdesentralisasi, serta berorientasi

kepada pelanggan.

Menurut Sinambela (2008:6) dalam bukunya “Reformasi pelayanan public:

teori, kebijakan dan implementasi” secara teoritis mempunyai tujuan yaitu

pelayanan publik pada dasarnya bertujuan untuk memuaskan masyarakat. Serta

agar mencapai kepuasan perlu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin

berdasarkan lima indikator antara lain:

a. Transparan

Pelayanan yang dimaksud yaitu pelayanan yang memiliki sifat mudah,

terbuka serta dapat dijangkau oleh semua pihak yang membutuhkan serta

disediakan dengan cara memadai dah mudah dimengerti.

Page 26: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

14

b. Akuntabilitas

Pelayanan yang dimaksud yaitu pelayanan yang dapat dibuktikan

kebenarannya yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh peraturan

perundang-undangan.

c. Kondisional

Pelayanan ini merupakan pelayanan yang sesuai dengan keadaan sekitar

serta kemampuan pemberi serta penerima pelayanan dengan tetap menjunjung

kepada prinsip evisiensi serta efektifitas.

d. Partisipatif

Pelayanan ini merupakan pelayanan yang mampu memacuh peran serta

masyarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik dan tetap

memperhatikan aspirasi, harapan serta kebutuhan masyarakat.

e. Kesamaan hak

Pelayanan ini adalah pelayanan yang tidak bersifat diskriminasi yang dapat

dilihat dari aspek apapun khususnya suku, golongan, agama, ras, status sosial, dan

lain sebagainya.

Islamy dalam Sulistio (2009: 41) mengatakan bahwa pelayanan publik yang

dilaksanakan oleh pemerintah harus berdasarkan prinsip pelayanan prima sebagai

berikut:

a. Appropriateness, yakni setiap jenis, produk, dan mutu pelayanan yang

disediakan pemerintah harus relevan dan signifikan sesuai dengan apa yang

dibutuhkan masyarakat.

Page 27: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

15

b. Accesibility, setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan

harus dapat diakses sedekat dan sebanyak mungkin oleh pengguna pelayanan.

c. Continuity, setiap jenis , produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan

pemerintah harus secara terus-menerus tersedia bagi masyarakat pengguna jasa

layanan.

d. Technicality, setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan

perintah harus ditangani oleh petugas yang benar-benar memiliki kecakapan

teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan, ketetapan dan kemantapan

aturan, sistem, prosedur dan instrumen pelayanan yang baku.

e. Profitability, setiap, jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan

pemerintah harus benar-benar dapat memberikan keuntungan ekonomi dan

sosial dan masyarakat.

f. Equitability, setiap, jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan

pemerintah harus tersedia dan dapat diakses dan diberikan secara adil dan

merata kepada segenap anggota masyarakat tampa kecuali.

g. Transparency, setiap, jenis produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan

pemerintah dilakukan secara transparan sehingga masyarakat pengguna jasa

layanan dapat menggunakan hak dan kewajiban atas pelayanan tersebut dengan

baik dan benar.

h. Accountability, setiap jenis produk, proses dan mutu pelayanan yang

disediakan pemerintah harus dilaksanakan secara berhasil dan berdaya guna

serta sesuai dengan biaya dan manfaat sebagaimana yang diinginkan oleh

masyarakat.

Page 28: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

16

i. Effectiveness, and Efficiency, setiap jenis produk, proses dan mutu pelayanan

yang disediakan oleh pemerintah harus dilaksanakan secara berhasil dan

berdaya guna serta sesuai dengan biaya dan manfaat sebagaimana yang

diharapkan oleh masyarakat.

C. Tinjauan Umum Sistem Pelayanan BPJS Kesehatan

1. Sistem Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan bisa didapatkan mulai dari tingkat puskesmas, Rumah

Sakit, dokter praktek swasta dan sebagainya. Dewasa masyarakat sudah makin

kritis dengan menyoroti pelayanan kesehatan serta profesional tenaga kesehatan.

Masyarakat menuntut agar pelayanan kesehatan yang diberikan pihak Rumah

Sakit baik, disisi lain pemerintah belum bisa menerapkan pelayanan sebagaimana

yang diharapkan masyarakat karena masih adanya keterbatasan terkait pelayanan

yang baik, terkecuali Rumah Sakit Swasta yang meninjau bisnis, yang dapat

memberikan pelayanan kesehatan dengan baik agar meningkatkan pelayanan

kesehatan maka diperlukan tenaga kesehatan yang berkemampuan serta fasilitas

rumah sakit yang baik, akan tetapi tidak semua rumah sakit bisa memenuhi

kriteria itu sehingga meningkatnya kelemahan sistem pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil penilaian pelayanan kesehatan dapat dilihat berdasarkan

pencatatan rekam medis maupun rekam kesehatan. Berdasarkan pencatatan rekam

medis tersebut dapat menggambarkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan

pada pasien, juga memberikan hal penting dibidang pendidikan, akreditas Rumah

Sakit, penelitian, serta hukum kesehatan. Hal tersebut harus disimpan dalam

rekam medis yang mencakup hal-hal seperti di bawah ini:

Page 29: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

17

a. Identitas penderita maupun formulir persetujuan maupun perizinan.

b. Laporan pemeriksaan fisik.

c. Riwayat penyakit.

d. Ringkasan riwayat waktu pulang.

e. Catatan pengamatan atau observasi.

f. Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan dokter yang

berwenang.

g. Kejadian-kejadian yang menyimpang.

h. Laporan tindakan dan penemuan.

Rekam medis mengandung dua macam informasi yaitu:

a. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan suatu hal yang sesuai

dengan ham, serta berkas catatan medik asli tetap harus disimpan di Rumah

Sakit serta tidak boleh diserahkan pada pasien. Berkas catatan medis tersebut

merupakan bukti panting bagi rumah sakit, apabila nanti timbul suatu perkara

karena memuat catatan penting tentang apa yang sudah dikerjakan di Rumah

Sakit.

b. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan, yaitu merupakan catatan

mengenai diagnosa, hasil pemeriksaan, pengobatan, mengenai hal tersebut ada

kewajiban simpan rahasia kedokteran serta pengamatan mengenai penyakit

penderita.

Page 30: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

18

2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

a. Pengertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Undang-undang nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS, yaitu pelaksanaan

Undang-undang nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan merupakan badan

hukum yang dibentuk agar melaksanakan penyelenggaraan program jaminan

sosial. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program yang dikelola

oleh BPJS kesehatan yang telah diluncurkan pada 1 Januari 2014.

b. Fungsi, Tugas, dan Wewenang BPJS Kesehatan

Fungsi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sesuai

peraturan yang diatur dalam pasal 9 ayat(1) Undang-undang Nomor 24 Tahun

2011 tentang BPJS kesehatan adalah bertujuan untuk menyelenggarakan

Program jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan berdasarkan UU Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diselenggarakan secara nasional berdasarkan

prinsip ekuitas, dan prinsip asuransi social, yang bertujuan menjamin agar

peserta mendapatkan manfaat pemeliharaan kesehatan serta perlindungan

dalam hal memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut

BPJS kesehatan juga memiliki tugas dan wewenang yang diatur dalam pasal

10 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang fungsi sebagai mana

dimaksud pasal 9, melaksanakan dan/atau menerima pendaftaran peserta,

memberikan informasi tentang penyelenggaraan program jaminan sosial

kepada peserta dan masyarakat, membayar manfaat atau membayarkan

pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial,

Page 31: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

19

memungut serta mengumpulkan iuran dari peserta maupun pemberi kerja,

mengumpulkan serta mengelola data peserta program jaminan sosial,

mengelola dana jaminan sosial bagi kepentingan peserta, serta menerima

bantuan iuran dari pemerintah.

Berdasarkan tugas yang telah dijelaskan tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki kewenangan sebagai berikut:

1). Melakukan kerjasama terhadap pihak lain dalam penyelenggaraan program

jaminan sosial.

2). Melaporkan pemberian kerja terhadap instansi yang berwenang terkait tentang

ketidak patuhannya dalam membayar iuran maupun dalam melaksanakan

kewajiban lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3). Mengenakan sanksi administrasi terhadap peserta maupun pemberi kerja yang

tidak memenuhi kewajibannya.

4). Membuat maupun memutuskan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan.

5). Membuat kerjasama dengan fasilitas kesehatan terkait dana pembayaran

fasilitas kesehatan yang mengacu pada ketetapan biaya tarif yang sudah

ditetapkan pemerintah.

6). Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kepatuhan peserta maupun

pemberi kerja di dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional.

7). Menempatkan biaya jaminan sosial untuk tabungan jangka pendek maupun

jangka panjang dengan melihat aspek hasil yang memadai, keamanan dana,

kehati-hatian, serta likuiditas

Page 32: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

20

8). Menagih pembayaran iuran.

3. Sistem Rujukan

a. Pengertian Rujukan

Berdasarkan Pasal 14 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018

tentang rujukan maka sarana serta prasarana yang digunakan untuk alat dalam

memberikan informasi yang menyokong serta memperkuat pernyataan dengan

tugas. Rujukan bisa berwujud alat bukti, kredibilitas serta nilai-nilai. Sumber asal

rujukan adalah tempat rujukan tersebut ditemukan. Sistem rujukan yaitu suatu

sistem penyelenggaraan pelayanan yang dapat melaksanakan pelimpahan

wewenang serta tanggung jawab secara timbal balik, terhadap kasus penyakit

maupun masalah kesehatan. Sistem rujukan bisa berjalan vertikal maupun

horizontal. Secara vertical rujukan dari unit yang terkecil dan memiliki

kemampuan kurang dibandingkan dengan unit yang lebih mampu. Secara

horizontal berarti rujukan antar unit yang setingkat kemampuannya.

b. Jenis Rujukan

Sistem rujukan menurut tata hubungan nya dibagi menjadi:

1) Rujukan internal yaitu rujukan horizontal yang terjadi antara unit pelayanan di

dalam institusi tersebut, misalnya dari ruang penyakit dalam ke ruang

perawatan intensif.

2) Rujukan eksternal yaitu rujukan yang terjadi antara unsur-unsur dalam jenjang

pelayanan kesehatan baik horizontal (puskesmas rawat jalan ke puskesmas

rawat inap) maupun vertikal (puskesmas ke rumah sakit umum daerah). Setiap

pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban untuk merujuk pasien bila dalam

Page 33: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

21

keadaan penyakit maupun permasalahan kesehatan, kecuali dengan alasan yang

sah serta mendapat persetujuan pasien maupun keluarganya. Alasan yang sah

diaman pasien tidak dapat ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya

dan geografis. Rujukan harus mendapat persetujuan dari pasien maupun

keluarga pasien persetujuan diberikan setelah pasien maupun keluarga pasien

mendapat penjelasan oleh tenaga kesehatan yang berwenang. Adapun

penjelasan tersebut sekurang-kurangnya sebagai berikut:

a) Diagnosis serta terapi dan tindakan medis yang diperlukan

b) Alasan serta tujuan dilakukan rujukan

c) Resiko yang timbul apabila rujukan tidak dilakukan

d) Transportasi rujukan

c. Sistem Rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Sistem rujukan BPJS kesehatan berbeda dengan tuntunan asuransi kesehatan

swasta. Seperti yang diketahui, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan adalah asuransi resmi dari pemerintah Indonesia. Setiap anggota Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki faskes maupun

fasilitas kesehatan yang menjadi tempat pemeriksaan pertama jika peserta

mengalami sakit. Apabila tuntunan perusahaan asuransi swasta memberikan

pilihan cashless atau reimbursement yang berbeda dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang memiliki sistem rujukan.

Hal yang paling penting dan perlu di ketahui bahwa ada 3 tingkat fasilitas

kesehatan yang menjadi sistem rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan antara lain :

Page 34: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

22

Bagan 2.1 Sistem Rujukan

1. Faskes Tingkat Pertama

Ketika pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan sakit dapat langsung memeriksakan dirinya ke faskes tingkat kedua

tanpa harus memliki rujukan dari faskes tingkat pertama. Faskes tingkat pertama

biasanya puskesmas, klinik maupun dokter praktek yang menerima pasien Badan

Page 35: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

23

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Setiap peserta dapat memilih

dimana puskesmas maupun klinik yang akan dijadikan fokus ke satu.

2. Faskes Tingkat Kedua

Apabila faskes tingkat pertama sudah tidak mampu menangani maka pasien

akan dirujuk ke faskes tingkat kedua oleh dokter spesialis yang menangani

penyakit. Biasanya terdapat beberapa kondisi yang memungkinkan pasien untuk

segera dirujuk ke faskes tingkat pertama yang sudah tidak dapat melakukan

perawatan kepada pasien, serta karena perawatan yang minim. Namun yang perlu

diperhatikan yaitu sistem rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan berjenjang maka pasien perlu mendatangi fasilitas kesehatan tingkat

pertama terlebih dahulu serta telah bekerjasama dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kemudian peserta dapat memilih fasilitas

kesehatan mana yang akan ditempati berobat selanjutnya. Jika peserta tidak

memeliki penyakit parah dapat berobat ke fasilitas kesehatan tingkat pertama

tanpa rujukan. Sedangkan yang gawat darurat dapat langsung ke rumah sakit

maupun fasilitas kesehatan tingkat kedua.

3. Faskes Tingkat Ketiga atau Lanjutan

Faskes tingkat ketiga merupakan rujukan lanjutan dari fasilitas kesehatan

tingkat kedua, yang apabila faslitas kesehatan tingkat kedua sudah tidak dapat

menangani pasien serta terkendala peralatan maupun sebagainya. Jika pada faskes

tingkat kedua pasien diperiksa dokter spesialis maka pada faskes tingkat lanjutan

pasien akan diperiksa lebih mendalam serta lebih teliti lagi oleh dokter

subspesialis.

Page 36: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

24

Apabila ingin menggunakan jaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan untuk berobat, maka peserta harus mengikuti alur serta sistem

rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sistem rujukan

berjenjang akan membuat pengobatan yang dilakukan lebih mendalam.

4. Gawat Darurat

Ketika pasien dalam kondisi gawat darurat sesuai dengan kriterai BPJS

kesehatan, maka pasien maupun peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan tidak memerlukan rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat

pertama melainkan dapat langsung datang ke fasilitas kesehatan tingkat kedua

untuk mendapatkan perawatan di IGD.

Syarat Mengajukan Rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan, surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama dapat digunakan

sebagai pengantar dalam pengobatan rawat jalan atau rawat inap di faskes tingkat

kedua atau faskes lanjutan. Selain itu dapat juga digunakan dalam pengobatan di

luar kota. Dalam membuat surat rujukan, tenaga kesehatan memerluhkan beberapa

dokumen yang harus dimiliki oleh pasien antar lain:

1) Fotokopi Kartu Keluarga

2) Fotokopi KTP

3) Kartu BPJS Kesehatan asli dan fotokopi

4) Surat rujukan yang telah dibuat oleh dokter faskestingkat 1

5) Surat etigibilitas Peserta (SEP) Kartu berobat

Page 37: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

25

D. Kerangka Fikir

Penelitian ini membahas Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Sinambela

(2008), mengemukakan bahwa pelayanan yaitu setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan maupun kesatuan, serta menawarkan

kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Hal ini

menunjukkan bahwa pelayanan kepada seorang pasien harus diberikan dengan

baik sehingga pasien akan merasa puas dengan layananan yang diberikan Rumah

Sakit, baik itu pelayanan administrasi maupun dalam penanganan rujukan pasien.

Jadi, untuk mengetahui sejauh mana sistem pelayanan BPJS kesehatan di

Rumah Sakit tersebut berjalan dengan semestinya diperlukan analisis yang cukup

mendalam yang berkaitan dengan kepuasan yang diterima oleh pasien rujukan

BPJS kesehatan dengan mempertimbangkan berbagai indikator kepuasan yang

meliputi transparansi, kondisional, akuntabilitas, partisipatif, serta kesamaan hak.

Dengan alasan tersebut maka peneliti menggunakan model pelayanan publik

Sinambela (2008), hal ini karena model pelayanan publik tersebut menyebutkan

bahwa untuk mencapai kepuasan dalam suatu pelayanan publik harus dituntut

kualitas pelayanan prima yang terdiri dari lima indicator yaitu transparansi,

kondisional, akuntabilitas, partisipatif, serta kesamaan hak.

Menurut Sinambela (2008:6) dalam bukunya “Reformasi pelayanan public:

teori, kebijakan dan implementasi” secara teoritis mempunyai tujuan yaitu

pelayanan publik pada dasarnya bertujuan untuk memuaskan masyarakat, untuk

mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari lima

Page 38: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

26

indikator. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti dapat menentukan bahwa

model pelayanan publik tersebut akan memudahkan peneliti dalam memahami

bagaimana sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan melihat bagaimana

proses transparansi, kondisional, akuntabilitas, partisipatif, serta kesamaan hak.

Berdasarkan proses pelayanan publik tersebut dapat diketahui kepuasan pelayanan

pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan berdasakan sistem

pelayanan prima yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar .

Bagan 2.2 Kerangka Pikir

E. Fokus Penelitian

Fokus penulis dalam penelitian ini adalah sistem pelayanan BPJS kesehatan

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dalam meberikan pelayanan kepada pasien

rujukan BPJS kesehatan dengan menggunakan indikator pelayanan publik

Sinambela (2008) yaitu: transparansi, akuntabilitas, partisipan, kondisional, serta

kesamaan hak. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan melihat serta mengkaji

bagaimana sistem pelayanan BPJS kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Akuntabilitas Transparansi Kondisional Persamaan Hak Partisipatif

Kepuasan

Pelayanan Pasien

di Rumah Sakit

Islam Faisal

Makassar

Sistem Pelayanan BPJS Kesehatan

Page 39: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

27

Makassar dalam menangani pasien rujukan BPJS baik secara vertikal (masuk)

maupun secara horizontal (keluar). Dengan adanya fokus penelitian ini,

diharapkan dapat membantu penulis dalam proses penelitian.

Penulis akan menelitih apakah pelayanan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar sudah baik , sesuai dengan peraturan yang berlaku, bagaimana Rumah

Sakit Islam Faisal Dalam menanggapi rujukan masuk dan rujukan keluar peserta

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan melihat tahap

rujukan yang ada, dan apakah pertimbangan Rumah Sakit Islam Faisal dalam

meberikan rujukan apakah karena permintaan pasien atau karena kurangnya

fasilitas, tenanga medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Maka dari itu

peneliti ingin menelitih setiap bagian yang memengaruhi sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar, dengan menggunakan model pelayanan publik Sinambela (2008) yang

terdiri atas lima indikator transparansi, akuntabilitas, partisipan, kondisional, serta

kesamaan hak sehingga pasien bisa merasakan kepuasan pelayanan yang

diberikan Rumah sakit.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan konsep kerangka pikir yang digunakan peneliti untuk

mengetahui bagaimana sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, maka dapat

dikemukakan deskripsi fokus penelitian sebagai berikut:

Page 40: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

28

1. Transparansi yaitu sistem pelayanan yang transparan harus memiliki sifat

mudah, keterbukaan, serta bisa dijangkau oleh semua pihak yang

membutuhkan pelayanan.

2. Akuntabilitas yaitu pelayanan yang maksudkan adalah pelayanan yang dapat

dibuktikan kebenarannya sesuai dengan aturan dan Sistem Operational

Prosedur (SOP) yang berlaku.

3. Partisipatif yaitu pelayanan ini merupakan pelayanan yang dapat mendorong

masyarakat dalam proses pelayanan publik secara aspirasi, memperhatikan

kebutuhan masyarakat, serta harapan masyarakat.

4. Kondisional yaitu sistem pelayanan yang kondisional adalah pelayanan yang

diberikan harus bersifat efektif dan efisien.

5. Kesamaan hak yaitu sistem pelayanan yang berdasarkan pada proses pelayanan

publik yang tidak memiliki perbedaan maupun membeda-bedakan antara

sesama masyarakat baik dari segi golongan, agama, ras, suku, maupun status

sosial seseorang semua warga Negara mempunyai hak yang sama dalam proses

pelayanan publik yang betujuan untuk mendapatkan kepuasan atas pelayanan

yang diberikan.

Page 41: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Juni sampai

bulan Agustus dan selama itu pula peneliti mengambil data. Adapun lokasi objek

penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif serta bersifat deskriptif yang

bertujuan agar mengetahui serta menggambarkan kenyataan sesuai kejadian

yang akan diteliti sehingga akan mempermudah penulis dalam mendapatkan data

secara objektif agar mengetahui sistem pelayanan BPJS Kesehatan di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar.

Adapun tipe penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas terkait masalah yang akan

diteliti, serta mampu menjelaskan data secara sistematis, dimaksudkan agar

memberi gambaran secara jelas mengenai masalah yang diteliti ialah Sistem

Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar yang lebih mengarah ke rujukan.

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang dapat memberikan data

sesuai dengan masalah yang diteliti seacara provosive atau secara sengaja untuk

memilih orang-orang yang dianggap mempunyai pengetahuan tentang masalah

Page 42: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

30

yang akan diteliti untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. Informan

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan/Strata Keterangan

1. Satriani, S.Kep SI Kepala Bidang Pelayanan dan

Penunjang Medis Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar

1 Orang

2. Sarfianah, S.Kep SH Penanggung Jawab BPJS

Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar

1 Orang

3. Framaya Indraswaty FI Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

4. Nurdin Mamma NM Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

5. Hj. Sitti Cahaya HSC Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

6. Tajuddin TN Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

7. Muh. Qalbilal MQ Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

8. Shanum Afriza

Humairah

SAH Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

9. Jessica JA Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

10. Dwi Suci Nur DSN Pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

1 Orang

Total Informan 10 Orang

Sumber : Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun 2020

D. Jenis Data

1. Data primer

Data primer yang digunakan oleh penulis adalah data yang ditemukan

melalui sumber informan yaitu individu seperti hasil wawancara mendalam dan

Page 43: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

31

observasi lapangan. Data primer yang digunakan berupa wawancara mendalam

dengan pihak Rumah Sakit dan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan dengan menekankan lima indikator pencapaian kepuasan

pasien yang ditanyakan langsung secara lisan kepada pasien Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar yaitu akuntabilitas, transparansi, partisipasi, kondisional serta

kesamaan hak yang dilakukan pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dalam

menerapkan sistem pelayanan yang prima. Sedangkan teknik observasi lapangan

yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melihat langsung apakah terjadi

penyimpangan antara data yang telah ditemukan sebelumnya dengan data yang

ditemukan langsung, seperti bagaimana penerapan sistem pelayanan yang

diberikan Rumah Sakit terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan apakah telah sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan

berlandaskan kepada akuntabilitas, transparansi, partisipasi, kondisional dan

kesamaan hak. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data mengenai

perilaku serta kejadian secara mendalam, dan juga hal ini dilakukan agar tidak

terjadi manipulasi data maupun kejadian yang diamati secara langsung oleh

peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar yaitu dokumen-dokumen yang di perlukan dalam penelitan ini dan

sumber-sumber lainnya seperti buku, undang-undang, peraturan-peraturan

pendukung program yang mendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil

penelitian, adapun data sekunder yang didapatkan oleh peneliti yaitu terkait

Page 44: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

32

dengan sistem pelayanan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar berupa, Sistem

Operasional Prosedur Pelayanan, alur rujukan masuk dan rujukan keluar, data

tenaga medis, data sarana dan prasarana, aturan tarif kamar rawat inap pasien

umum, serta data rekam medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, serta aturan

yang berlaku secara umum terkait dengan sistem pelayanan publik.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam (Indepth interview)

Wawancara Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara

wawancarai yaitu dengan melakukan wawancara mendalam kepada pihak

informan atau semua pihak yang terlibat dalam program Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar untuk memenuhi keperluan peneliti mengenai kejelasan masalah

penelitian sehingga dapat mengeksplorasi data dari informan yang bersifat

makna, nilai, serta pemahaman yang mungkin tidak dilakukan melalui teknik

survei.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung ini dimaksudkan sebagai pengumpulan

data yang selektif. Selanjutnya, peneliti memahami serta menganalisis adanya

gejala yang berkaitan dengan objek penelitian dengan berbagai situasi

maupun kondisi nyata iang terjadi baik secara formal maupun non formal.

3. Dokumentasi

Studi dokumen yang digunakan sebagai pengumpulan data serta telaah

pustaka, dimana dokumen yang dianggap layak serta relevan terkait

Page 45: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

33

permasalahan yang ingin diteliti baik berupa literatur, buku-buku, laporan

tahunan, tabel, jurnal, karya tulis ilmiah dokumen peraturan pemerintahan

serta undang-undang yang sudah tersedia di lembaga terkait untuk dipelajari,

dikaji serta disusun sedemikian rupa sehingga diperoleh data untuk

memberikan informasi yang berkenaan dengan penelitiaan yang akan

dilakukan. Hasil dokumentasi tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan

data sekunder yang mendukung maupun melengkapi data primer hasil

wawancara.

F. Analisis data

Analisis data penelitian kualitatif dalam penelitian berawal dari menelaah

seluruh data yang telah dikumpulkan. Sejalan dengan apa yang telah diuatarakan

oleh Matthew Miles dan Michael Huberman (2014) bahwa analisis dari tiga jalur

kegiatan akan terjadi secara bersamaan antara lain penyajian data, reduksi data,

serta penarikan kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data sebagai proses pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, pemilihan serta transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan tertulis dilapangan. Sebagaimana diketahui bahwa reduksi data

berlangsung secara terus menerus selama proyek berlangsung berorientasi

secara kualitatif.

2. Penyajian Data

Alur penting kedua dari kegiatan analisis yaitu penyajian data. Peneliti

membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan infomasi tersusun yang

Page 46: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

34

berfungsi memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan maupun

pengambilan tindakan.

3. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi

Kegiatan analisis ketiga ialah menarik kesimpulan serta verifikasi. Dari

permulaan pengumpulan data, penelitian kualitatif mulai mencari arti benda,

pola-pola, proposisi, serta mencatat keteraturan.

G. Teknik Pengabsahan Data

Menurut Moleong, (2014:324) menjelaskan bahwa pengabsahan data

merupakan bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur

benar-benar merupakan variable yang ingin diukur. Keabsahan ini juga bisa

didapatkan dengan proses pengumpulan data yang cepat . salah satu caranya

yaiitu dengan triangualsi, ialah teknik pemeriksaan data yang dapat

memanfaatkan sesuatu lain diluar data itu sendiri untuk keperluan pengecekan

maupun sebagai perbandingan terhadap data tersebut.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang tingkatan

kepercayaan informasi yang diperoleh dengan sumber yang berbeda.

Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan yang

dijelaskan umum dan yang dikatakan pribadi, serta membandingkan hasil

wawancara yang dilakukanoleh peneliti dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Teknik data untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu untuk

Page 47: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

35

menguji akurat tidaknya sebuah data. Oleh karena itu peneliti menggunakan

terknik tertentu yang berbeda dengan teknik yang digunakan sebelumnya.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validasi data yang berhubungan dengan

pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara serta berbagai waktu.

Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu

diadakan pengamatan yang tidak hanya satu kali pengamatan saja.

Page 48: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar adalah Rumah Sakit Swasta yang

dimiliki oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang berupa Rumah

Sakit Umum (RSU) dan tergolong Rumah Sakit kelas B berdasarkan akreditasi

KARS KEMENKES RI. Nomor : KARS-SERT/310/II/2019 . Rumah Sakit

Islam Faisal Makassar diresmikan pada tanggal 24 September 1980.

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar merupakan salah satu Rumah Sakit di

Kota Makassar yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan, singga Rumah Sakit Islam Faisal Makassar bukan saja

menerima pasien umum tetapi juga menerima pasien peserta Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Visi Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Mewujudkan Rumah Sakit yang professional dan menjadi Rumah Sakit

pilihan masyarakat.

Misi Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional.

b. Meningkatkan ketersediaan SDM serta saranan dan prasarana Rumah Sakit.

c. Menyediakan wahana pelatihan serta pelatihan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang bersaing dangen mutu.

Page 49: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

37

d. Mengutamakan kepuasan pelanggan, serta penyelenggaraan Rumah Sakit

yang berlandaskan pada Ukhuwah Islamiah.

e. Meningkatkan keterjangkauan pelayanan.

f. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

2. Data Demokrafi Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar adalah Rumah Sakit yang berada di

Jalan A. P. Pettarani, Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan 90222. Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

dibangun di atas tanah seluas 44.632 m2 dengan luas tanah bangunan 4.400 m2.

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar telah memiliki Sumber Daya Manusia

yang cukup memadai untuk memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Adapun Sumber Daya

Manusia (SDM) yang ada di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar antara lain :

dokter anak 1 orang, dokter bedah 3 orang, dokter endoktrin 2 orang, dokter

gastroenterology 3 orang, dokter gigi 3 orang, dokter ginjal 1 orang, dokter gizi

1 orang, dokter jantung 1 orang, dokter kandungan 1 orang, dokter kulit 2 orang,

dokter mata 3 orang, dokter onkologi 2 orang, dokter paru 1 orang, dokter

penyakit dalam 3 orang, dokter psikiater 1 orang, dokter saraf 3 orang, dokter

THT 2 orang, paramedis 92 orang, Non paramedis 41 orang, apoteker 10 orang,

tenaga magang 200 orang, supir ambulans 5 orang.

3. Sarana dan Prasarana

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar senantiasa meningkatkan pelayanan

terhadap masyarakat dengan selalu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)

Page 50: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

38

yang ada sedangkan sarana dan prasarana yang terdapat di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar sebagai berikut : layanan penyakit dalam 1 unit, poli paru 1

unit, poli jantung 1 unit, poli bedah umum 1 unit, poli bedah digestif 1 unit, poli

bedah onkologi 1 unit, poli bedah tulang 1 unit, poli bedah saraf 1 unit, poli anak

1 unit, poli saraf 1 unit, poli kebinan 1 unit, poli kulit dan kelamin 1 unit, poli

THT 1 unit, poli mata 1 unit, poli gigi dan mulut 1 unit, poli kejiwaan 1 unit,

poli gizi 1 unit, radiologi 1 unit, laboratorium 1 unit, apotek 2 unit, kamar

operasi 1 unit, hemodialisa 1 unit, fisioterapi 1 unit, rekam medis 1 unit, IGD 1

unit.

4. Struktur Birokrasi

a. Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dipimpin oleh direktur, serta dibantu

kepala bagian tata usaha serta tiga orang kepala bidang.

b. Tata usaha terdiri atas sub bagian keuangan serta sub bagian umum dan

eprencana serta evapor. Sub bagian keuangan berfungsi sebagai penata usaha

keuangan, kasir, asuransi kesehatan maupun bendahara. Sedengkan sub

bagian perencanaan maupun evaluasi pelaporan berfungsi sebagai

kepegawaian, evapor, perlengkapan, humas, diklat dan kemitraan, marketing,

Rumah Sakit serta tata usaha.

c. Bidang-bidang tersebut meliputi pelayanan medis, penunjang dan

keperawatan. Bidang pelayanan medis terdiri atas seksi pelayanan medis serta

seksi pelayanan non medis, seksi pelayanan medis berfungsi terhadap

instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, dan instalasi gawat darurat.

Sedangkan pelayanan non medis berfungsi terhadap unit-unit non medis

Page 51: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

39

seperti pendaftaran rawat inap, pendaftaran rawat jalan, rekam medis, pusat

informasi dan promosi kesehatan.

d. Bidang keperawatan membantu seksi rawat jalan maupun rawat inap serta

seksi asuhan keperawatan sekalipun tidak membawahi langsung tetapi bidang

ini tetap berhubungan terhadap instalasi rawat jalan serta rawat inap dan

instalasi gawat darurat, instalasi farmasi, radiologi, instalasi gizi dan instalasi

laboratorium.

e. Bidang penunjang terdiri atas seksi penunjang medis dan non medis. Seksi ini

terdiri atas instalasi laboratorium, farmasi, radiologi dan instalasi gizi,

sedangkan Seksi Penunjang Non Medis yaitu IPSRS dari Kesling Laundry

dan SIRS.

B. Hasil Penelitian

Sistem pelayanan merupakan pemberian pelayanan yang dapat memenuhi

serta memuaskan masyarakat atau seseorang yang membutuhkan pelayanan dan

memberikan fokus pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan.

Hakikatnya setiap perbuatan baik tentu akan memiliki tujuan yang baik juga

sehingga dapat memberikan manfaat yang baik pula kepada orang lain. Sistem

pelayanan yang baik adalah hal yang sangat penting dalam keseluruhan

rangkaian pelayanan yang diberikan. Rencana yang telah dibuat dan telah

ditetapkan tidak akan berarti baik jika sistem pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Sistem pelayanan sebuah program adalah suatu paket yang lengkap, hal ini

dikarenakan banyak faktor yang saling mempengaruhi dalam suatu sistem yang

Page 52: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

40

membuat hal ini saling berkaitan yang tidak terlepas dari faktor lingkungan yang

sering kali berubah-ubah. Proses yang terjadi dalam sistem pelayanan publik

pada kenyataannya dapat berhasil ditinjau dari indikator kepuasan yang berhasil

diberikan kepada masyarakat. Hal ini karena di dalam proses tersebut melibatkan

berbagai indikator yang dapat menjadi faktor pendukung atau faktor penghambat

pencapaian kepuasan pasien program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah

program pemerintah yang bertujuan untuk menjamin kesehatan masyarakat atau

setiap warga Negara Indonesia secara nasional dan merata tanpa terkecuali.

Masyarakat menuntut agar pelayanan kesehatan yang diberikan pihak rumah

sakit baik, disisi lain pemerintah belum bisa menerapkan pelayanan sebagaimana

yang diharapkan masyarakat karena masih adanya keterbatasan terkait pelayanan

yang baik, terkecuali Rumah Sakit Swasta yang meninjau bisnis yang dapat

memberikah pelayanan kesehatan dengan baik agar meningkatkan pelayanan

kesehatan maka diperlukan tenaga kesehatan yang berkemampuan serta fasilitas

rumah sakit yang baik, akan tetapi tidak semua Rumah Sakit bisa memenuhi

kriteria itu sehingga meningkatnya kelemahan sistem pelayanan kesehatan, salah

satunya di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

1. Akuntabilitas Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Akuntabilitas merupakan pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(Sinambela, 2008:6). Keberhasilan sistem pelayanan publik dapat ditinjau dari

Page 53: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

41

seberapa jauh akuntabilitas yang dilakukan oleh para pelaksana pelayanan

publik, semakin baik akuntabilitas yang dilakukan maka semakin kecil

kemungkinan sistem pelayanan publik tersebut tidak baik.

Akuntabilitas dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan yang diberikan kepada pasien harus sesuai dengan

peraturan yang berlaku guna terwujudnya sistem pelayanan yang baik untuk

kepuasan pasien. Agar dapat mengetahui bagaimana akuntabilitas dalam sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang

diberikan kepada pasien berdasarkan hasil wawancara langsung dengan

penanggung jawab pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar mengenai akuntabilitas sebagai

berikut:

“Sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

di Rumah Sakit ini berjalan dengan baik, masalah pasien terhadap sistem

pelayanan BPJS langsung diselesaikan dan dikoordinasikan dengan baik

antara pihak Rumah Sakit dengan pasien. Masalah yang umum terjadi

yaitu masalah pembagian kamar pasien BPJS kesehatan”. (hasil

wawancara SH, 21 Juli 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut permasalahan yang sering kali

ditemukan adalah keluhan pasien terkait pembagian kamar, terkadang pasien

tidak memahami bahkan marah serta tidak terima ketika pihak Rumah Sakit

memberikan kamar yang tidak sesuai dengan kelas yang digunakan dalam

kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Kamar di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terkadang full dikarenakan banyaknya

pasien yang masuk sehingga mau tidak mau pihak Rumah Sakit memasukkan

pasien di kamar lain yang tidak sesuai dengan kelas kepesertaan Badan

Page 54: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

42

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan mereka, hal tersebut dikenal

dengan nama pasien titipan yang artinya pasien itu hanya dititip untuk sementara

waktu di kamar yang levelnya naik satu tingkatan dari kelas Badan

Penyelenggara Jaminan Sosia (BPJS) kesehatan yang digunakan dan hal ini

tidak dikenakan biaya selisi karena jangka waktu titipnya itu tidak lebih dari 3

hari saja, lewat dari 3 hari apabila masih belum ada kamar kosong yang sesuai

dengan kelas pasien titipan tersebut dikenakan biaya yaitu 70% dari biaya kelas

yang mereka pakai sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan dan hal tersebut sudah menjadi keputusan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang diterapkan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar. Tentunya ketika ada permasalahan seperti ini pihak Rumah Sakit dan

pasien hari itu juga mengkomunikasikan dengan baik terkait penyelesaikan

masalahnya secara langsung.

Senada dengan apa yang disampaikan kepala pelayanan dan penunjang

medis Rumah Sakit Faisal Makassar:

“Akuntabilitas dalam sistem pelayanan BPJS kesehatan maupun segala

keluhan pasien kami selesaikan langsung dan tentunya kami

komunikasikan dengan baik kepada pasien. Rumah Sakit memberikan

resep kepada pasien untuk dibeli obatnya di luar dan nantinya uang pasien

itu diganti karena obat pasien itu sudah dijamin dalam kepesertaan BPJS

kesehatan hal ini karena hampir setahun ini pihak BPJS kesehatan kurang

mendistribusikan obat ke Faisal sehingga kami tidak mampu mengcover

semua obat pasien”. (hasil wawancara SI, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut sistem pelayanan yang diatur oleh

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar telah memberikan aturan terkait dengan pendistribusian obat

kepada pasien Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dimana

Page 55: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

43

pihak setiap Rumah Sakit, baik Rumah Sakit pemerintah maupun swasta

sepenuhnya menggratiskan biaya obat kepada pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan karena hal ini telah ditanggung oleh

penjaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Adapun

resep obat yang di keluarkan pihak Rumah Sakit kepada pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang diberatkan pasien untuk

membeli obat di luar dikarenakan ketersediaan obat yang dibutuhkan tidak ada

di Rumah Sakit pembiayaan tersebut akan digantikan oleh pihak Rumah Sakit

yang telah ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dalam

hal macam-macam obat yang tidak tersedia dalam formularium nasional serta

harganya yang tidak terdapat dalam e-katalog, maka dari itu pengadaannya dapat

menggunakan mekanisme pengadaan yang lain, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan (Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang

Peraturan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

Tentunya hal tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam hal

meringankan masalah kesehatan mereka, dan mendapatkan kepuasan dalam

proses pelayanan publik, akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan langsung dan

wawancara mendalam dengan salah seorang pasien peserta Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal,

apa yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Page 56: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

44

kesehatan tidak sejalan denga hasil yang didapatkan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar:

“Tidak ada pertanggungjawaban yang jelas dari penanggungjawab BPJS

disini terkait dengan pendistribusian obat kepada pasien rujukan rawat

jalan, terbukti obat yang saya beli di luar tidak pernah diganti oleh BPJS,

bukan hanya sekali Rumah Sakit kekurangan obat tetapi berkali-kali obat

yang saya butuhkan tidak tersedia dan saya harus beli diluar dengan uang

pribadi yah”. ( hasil wawancara FI, 21 Juli 2020)

Akuntabilitas dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan masih belum sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara tersebut. Suatu sistem pelayanan

yang baik dapat terlihat dari seberapa baiknya pertanggungjawaban pihak Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terhadap segala sesuatu yang

menyangkut masalah pelayanan tentunya hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis melihat bahwa

akuntabilitas dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar belum terpenuhi

dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya keluhan pasien akan ketidak

sesuaian antara apa yang telah ditetapkan oleh aturan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dengan apa yang diterima oleh pasien. Bagi

masyarakat selaku peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan wajar untuk menyampaikan keluhan atas ketidakpuasan pelayanan

yang diberikan, respon yang cepat diterima oleh pihak Rumah Sakit terhadap

Page 57: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

45

keluhan pasien cukup baik akan tetapi respon penyelesaian masalah hari itu juga

tidak berarti apa-apa apabila pada kenyataannya aturan yang telah ditetapkan

oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tidak sepenuhnya

berjalan sebagaimana mestinya. Pertanggungjawaban atas pasien rujukan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sangat diperlukan untuk

mewujudkan sistem pelayanan yang baik demi terciptanya kepuasan terhadap

pelayanan yang diterima pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan.

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar menyediakan fasilitas penunjang

medis yang didukung oleh sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan terdiri dari radiologi, laboratorium, apotek, fisioterapi,

serta rekam medis. Salah satunya yaitu rekam medis yang bertujuan untuk

menyimpan semua riwayat penyakit pasien sehingga dapat memantau

perkembangan kondisi kesehatannya secara berkala yang nantinya akan

tersimpan rapi dalam catatan riwayat penyakit dalam sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang dapat digunakan kembali

oleh pasien (data Rekam Medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar).

Berdasarkan data dari rekam medis pasien tersebut dapat memantau

perkembangan kondisinya sendiri dalam bentuk catatan perkembangan pasien

terintegrasi sehingga pihak sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan dapat mempertanggungjawabkan riwayat penyakit

pasien kepada seluruh pasien baik pasien rujukan masuk dan pasien rujukan

keluar di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Page 58: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

46

Akuntabilitas merupakan hal yang paling utama dalam menjalankan

sebuah pelayanan publik, akuntabilitas bukan hanya sebatas berpegang teguh

pada aturan perundang-undangan akan tetapi akuntabilitas merupakan bagaiman

cara kita untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi tugas kita sebagai

seorang pelayan masyarakat dengan sangat baik kepada seseorang yang

membutuhkan pelayanan dan pertanggungjawaban kita di akhirat. Dalam hadis,

Nabi SAW pernah berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab

untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah

hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi

umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.”

(HR Muslim).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa pemimpin, pejabat atau pegawai

pemerintah, pada hakikatnya adalah pelayan publik yang bertugas melayani

mereka, bukan sebaliknya: minta dilayani. Nabi bersabda, “Sayyid (pemimpin,

pejabat, pegawai pemerintah) suatu kaum adalah pelayan (khadim) mereka.”

(HR Al-Bukhari dan Muslim). Mempermudah urusan publik adalah termasuk

memberikan pelayanan yang baik. Jika urusan itu mudah, kenapa mesti

dipersulit? Adapun mempersulit urusan publik termasuk bentuk tindakan zalim

dan membuka pintu-pintu perbuatan buruk lainnya, misalnya korupsi, suap-

menyuap, kongkalikong dan seterusnya. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah

SAW bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan duniawi seorang Muslim,

Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa

Page 59: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

47

memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan

urusannya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim).

Pelayanan publik yang baik menjadi kunci utama kemajuan. Sebaliknya,

pelayanan publik yang buruk menjadi penghambat kemajuan dan penyebab

keterpurukan dan krisis multidimensi serta menjadi lahan subur bagi tumbuh dan

berkembangnya praktik-praktik korupsi yang menyengsarakan dan membuat

rakyat menderita lahir dan batin.

Berdasarkan analisis dan kesimpulan penulis menunjukkan bahwa teori

yang dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator akuntabilitas

dalam pencapaian kepuasan belum terpenuhi seutuhnya dalam hal dengan

pembuktian adanya keluhan pasien terkait tidak adanya penggantian uang pasien

atas pembelian obat di luar Rumah Sakit yang tidak diselesaikan dengan baik

dan tidak ada kejelasan dari pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan kapan uang pasien tersebut diganti. Pelayanan yang cepat merespon

keluhan pasien dalam proses pelayanan sangat berpengaruh terhadap hasil

kepuasan yang diterima pasien akan tetapi pertanggungjawaban atas masalah

tersebut juga menjadi hal yang sangat penting untuk mewujudkan pelayanan

yang baik serta mendapatkan kepuasan pasien dalam sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar.

2. Transparansi dalam Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Transparansi dalam sistem pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan

yang memiliki sifat mudah, terbuka serta dapat dijangkau oleh semua pihak yang

Page 60: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

48

membutuhkan serta disediakan dengan cara memadai dan mudah dimengerti

(Sinambela, 2008:6). Keberhasilan dalam proses pelayanan publik yang sangat

berpengaruh kepada kepuasan masyarakat salah satunya adalah prosedur

pelayanan yang bersifat transparan. Asas-asas penyelenggaraan pelayanan

publik juga diatur dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik yang dikutip oleh Eny Kusdarini (2011: 190) yakni

menyebutkan ada 12 asas pelayanan publik salah satunya adalah asas

transparansi yang menyokong terbentuknya pelayanan yang berkualitas.

Sistem pelayanan yang dilakukan harus bersifat transparan antara pihak

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dengan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Hal tersebut bertujuan agar

tidak terjadi penyimpangan anatara harapan pasien dengan kenyataan yang

diterima oleh pasien. Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dan bersifat terbuka mudah

dijaungkau oleh pasien sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik dan

pasien merasa puasa atas pelayanan yang telah diberikan.

Agar mengetahui bagaimana proses transparansi dalam sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakkt Islam

Faisal Makassar berdasarkan hasil wawancara langsung dengan kepala bagian

pelayanan dan penunjang medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terkait

transparansi pelayanan sebagai berikut:

“ Transparansi dalam sistem pelayanan BPJS kesehatan sudah baik, hanya

saja terkadang apa yang telah ditetapkan oleh BPJS tidak berjalan dengan

baik sehingga pasien beranggapan bahwa sistem Rumah Sakitlah yang

bermaslah”. (hasil wawancara SI, 21 Juli 2020).

Page 61: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

49

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menerapkan

sistem pelayanan yang transparan dimana segala kebutuhan pasien terkait

dengan pelayanan yang baik semua bisa dengan mudah diakses oleh pasien.

Rumah Sakit membuka 2 loket pendaftaran untuk pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dimana ada loket pendaftaran rawat inap dan

rawat jalan serta alur pendaftaran terpasang pada lekot pendaftaran, hal ini

bertujuan untuk memudahkan pasien dalam sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Selain itu Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar juga menyediakan beberapa fasilitas penunjang medik yang

sejalan dengan sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan yang bisa diakses oleh pasien dengan mudah dan juga beberapa poli

yang tersedia, akan tetapi selama pandemi covid-19 ini pihak Rumah Sakit tidak

menerima pasien rawat jalan karena persediaan dokter yang ditanggung Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar tidak ada. Dokter tersebut ditugaskan ke Rumah Sakit lain untuk

membantu dalam penanganan covid-19.

Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008

tentang keterbukaan informasi publik, hal tersebut menjelaskan tentang

pentingnya keterbukaan dalam sistem pelayanan publik dalam mewujudkan

partisipasi dalam proses pelayanan yang ada di Negara Republik Indonesia yang

bersifat transparan, akuntabel, efektif serta efisien. Keterbukaan dalam sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan merupakan

hak asasi bagi setiap masyarakat, berdasarkan hal tersebut masyarakat berhak

Page 62: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

50

mendapatkan informasi salah satunya adalah mendapatkan pelayanan kesehatan

yang layak dan baik serta seluruh warga Negara Indonesia.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit

Islam Faisal Makassar memberikan keterbukaan akses berobat bagi pasien

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dengan memperhatikan

beberapa pertimbangan alur pendaftaran sebagai berikut:

Bagan 4.1 Alur Pelayanan Pasien BPJS Rawat Jalan Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar

Sumber: RS Islam Faisal Makassar Tahun 2020

SYARAT BERKAS YANG PERLU

DIPERSIAPKAN:

1. MEMBAWA:

FOTO COPY BPJS , FOTO COPY KTP, FOTO COPY

KARTU KELUARGA, SURAT RUJUKAN DARI PUSKESMAS, KLINIK/DOKTER BPJS.

2. SURAT RUJUKAN BERLAKU SEPANJANG TERTULIS PERMINTAAN KONTROL DARI RS YANG BERSANGKUTAN

3. SURAT RUJUKAN HARUS MINTA BARU,

JIKA TERTULIS KONSULTASI SELESAI PADA SURAT RUJUKAN BALIK

REKAM MEDIS

1. VERIFIKASI PERSYARATAN

2. PEMBERIAN NOMOR ANTRIAN

3. LOKET PENDAFTARAN (Cetak SEP hasil pasien BPJS) (Cetak KARCIS bagi pasien umum)

PASIEN DATANG

KLINIK RAWAT JALAN

(MENUNGGU PEMERIKSAAN

DOKTER SPESIALIS DI

POLIKLINIK)

PENUNJANG

(LABORATORIUM

/RADIOLOGI)

APOTEK

PENUNJANG

(LABORATORIUM

/RADIOLOGI)

LABORATORIUM/RA

DIOLOGI

RAWAT INAP

PEMBAYARAN

PULANG

Page 63: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

51

Alur pelayanan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar berdasarkan hasil observasi

langasung pada bagian sistem pelayanan administrasi dan pendaftaran pasien

peserta Badan Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar sebagai berikut:

a. Pasien datang ke Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, pihak keamanan

menerima serta menanyakan kepentingan pasien datang ke Rumah

Sakit.

b. Selanjutnya pasien diarahkan oleh petugas keamanan untuk mengambil

nomor antrian serta pengecekan berkas pasien, apakah pasien tersebut

berstatus peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan atau berstatus peserta umum.

c. Apabila berkasnya telah lengkap, selanjutnya pasien diarahkan

langsung ke bagian pendaftaran peserta Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan terkecuali pasien gawat darurat bisa langsung

ke UGD dengan memperlihatkan kartu kepesertaan program Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan serta E-KTP pasien .

d. Selanjutnya pasien dipersilahkan untuk menunggu sesuai dengan

nomor antrian, pasien akan dimintai bekas berupa foto copy BPJS, foto

copy E-KTP, foto copy Kartu Keluarga (KK), surat rujukan lanjut dari

PUSKESMAS, Klinik/Dokter BPJS (berlaku 3 bulan). Surat berlaku

sepanjang tertulis permintaan control dari Rumah Sakit yang

bersangkutan, surat rujukan harus minta baru jika tertulis konsultasi

Page 64: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

52

selesai pada surat rujukan balik. Apabila berkas dan datanya telah

lengkap, bagian administrasi selanjutnya mengeluarkan surat

eligibilitas pasien dengan cara online serta menyatakan apakah pasien

tersebut telah terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan dan bisa mendapatkan layanan yang dibutuhkan serta waktu

pengelolaan berkas pasien rawat jalan <10 menit . Setelah itu, petugas

akan mengarahkan pasien untuk ke poli atau pelayanan medis lainnya

yang dibutuhkan.

e. Pasien datang ke poli dan melakukan pemeriksaan dengan dokter

spesialis. Setelah pengobatannya selesai pasien dapat langsung

kebagian farmasi (apotek) Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dan

pulang.

f. Apabila pasien ternyata harus mendapatkan perawatan lebih lanjut atau

harus di rawat inap maka pasien tidak diperbolehkan pulang, pasien

diminta untuk mengkonfirmasi kepada bagian administrasi rawat inap

untuk kelengkapan data status rawat inap, waktu yang dibutuhkan

untuk pengelolaan berkas rawat inap <15 menit. Jika pasien

memerlukan tindakan yang lebih lanjut lagi maupun membutuhkan

pelayanan medis lainnya yang tidak ada di Rumah Sakit tersebut, maka

pasien tersebut akan di rujuk ke Rumah Sakit tingkat lain yang lebih

lengkap fasilitas medisnya.

Page 65: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

53

Bagan 4.2 Alur Rawat Inap Pasien BPSJ Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Sumber: RS Islam Faisal Makassar Tahun 2020

Berdasarkan bagan alur pendaftaran tersebut, pasien dapat dengan mudah

memahami sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan yang ada di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar guna melakukan

perawatan rawat inap dan tentunya hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi

kesenjangan pasien terkait transparansi pelayanan yang diberikan.

Rawat Jalan/IGD

Pernah

berobat/dirawat

Nomor rekam

medik baru

TRPP

Ruang rawat

inap

Pulang

Dirujuk ke

Rumah Sakit

lain

Dirawat

Pasien datang sendiri

dengan membawa atau

tidak membawa surat

rujukan dari:

Dokter Praktek

Puskesmas

Rumah Sakit

Tenaga Kesehatan

Instansi Lainnya

Page 66: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

54

Senada dengan apa yang disampaikan oleh penanggung jawab pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar:

“Segala jenis pelayanan BPJS kesehatan yang ada di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar berjalan sesuai dengan Standar Operational Prosedur

(SOP) yang berlaku dan bersifat terbuka serta mudah diakses oleh pasien

begitu pula dengan proses transparansi pasien rujukan masuk dan rujukan

keluar” (hasil wawancara SH, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa segala jenis

pelayanan yang ada di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang menyangkut

kebutuhan pasien semuanya dilaksanakan oleh staff Rumah Sakit sesuai dengan

Sistem Operasional Prosedur (SOP) yang Berlaku.

Tabel 4.1 Standar Operational Prosedur Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar

RUMAH SAKIT

ISLAM FAISAL

MAKASSAR

PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (BARU/LAMA)

No. Dokumen

070/A.6/SPO/RSIF/XII/2017

No. Revisi

4

Halaman

½

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

26 Desember 2017

Ditetapkan :

Direktur utama

dr. Hj. Arliah Arabe. T.,MARS

PENGERTIAN Suatu proses penerimaan atau register pasien yang dating berobat

rawat jalam (poliklinik) untuk pasien baru maupun pasien lama.

Page 67: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

55

TUJUAN

1. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pendaftaran pasien baru

di Rumah Sakit Islam Faisal.

2. Memperoleh informasi data demografi dan kebutuhan layanan

pasien dirawat jalan.

3. Memperlancar proses pelayanan.

4. Tertib administrasi dalam pengelolahan data Rumah Sakit

Islam Faisal Makassar.

5. Mencegah terjadinya duplikasi nomor rekam medis.

6. Sebagai salah satu proses skrining pasien.

7. Setiap pasien memiliki kartu control pasien (kartu berobat)

yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk berobat baik rawat

jalan maupun rawat inap.

KEBIJAKAN

Surat Keputusan Direktur Nomor 101/A.1/SKK/RSIF/XII/2017

tentang Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

Islam Faisal.

PROSEDUR Pasien Umum :

1. Admisi mengucapkan “assalamualaikum/selamat pagi, ada

yang bias dibantu?” kepada pasien/keluarga pasien dan

menanyakan surat berobat pasien (untuk pasien lama) maupun

mempersilahkan pasien/keluarga pasien agar mengisi lembar

data/identitas pasien dengan lengkap atau meminta kartu

identitas (KTP/SIM) bagi pasien baru.

2. Admisi memberitahu kepada pasien/keluarga pasien mengenai

Poli yang akan dituju dan menjelaskan besar biaya berobat

rawat jalan (untuk pasien baru).

3. Pasien/keluarga pasien mengisikan surat pernyataan pasien

berlaku umum untuk rawat jalan dan diberi nomor antrian

berkas identitas pasien untuk didaftarkan.

4. Admisi mengarahkan pasien ke Poli yang dituju untuk

menunggu pemeriksaan dokter

RUMAH SAKIT

ISLAM FAISAL

MAKASSAR

PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (BARU/LAMA)

No. Dokumen

070/A.6/SPO/RSIF/XII/2017

No. Revisi

4

Halaman

2/2

Page 68: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

56

5. Petugas pendaftaran menginput identitas pasien, tanggal

kunjungan dan poliklinik yang dituju ke computer, mencetak

lembar OPD 1 dan karcis umum (untuk pasien baru).

6. Petugas distribusi membuat kartu berobat (untuk pasien baru)

dan membuat rekam medis pasien (untuk pasien baru).

7. Untuk pasien lama, petugas registrasi mengirim tracer ke

petugas penyimpanan.

8. Selanjutnya rekam medis pasien rawat jalan diantar oleh

petugas distribusi ke masing-masing poli yang dituju.

Pasien BPJS :

1. Admisi mengucapkan “assalamualaikum/selamat pagi, ada

yang bias dibatu?” kepada pasien/keluarga pasien dan

menanyakan kartu kontrol pasien (pasien lama) maupun

mempersilahkan pasien/keluarga pasien agar mengisi lembar

data/identitas pasien dengan lengkap atau meminta kartu

identitas (KTP/SIM), kartu BPJS, surat rekomendasi DPJP

untuk pasien control dan nomor surat registrasi, serta surat

rujukan (untuk pasien baru).

2. Admisi memastikan kartu BPJS, surat rekomendasi DPJP dan

rujukan pasien sesua serta memeriksa rujukan pasien masih

berlaku atau tidak. Dan diberi nomor antrian berkas identitas

pasien untuk didaftarkan.

3. Admisi menyerahkan fotocopy kartu BPJS dan KTP serta

rujukan pasien ke petugas registrasi dan mempersilahkan

pasien menunggu di poli yang dituju sesuai dengan rujukan.

4. Petugas pendaftran menginput identitas pasien, tanggal

kunjungan dan poliklinik yang dituju ke computer,

menerbitkan SEP (Surat Eligibilitas Pasien), mencetak SJP dan

lembar OPD 1 (untuk pasien baru).

5. Petugas distribusi membuat kartu berobat (untuk pasien baru)

dan membuat berkas rekam medis pasien (untuk pasien baru).

6. Untuk pasien lama, petugas registrasi mengirim tracer ke

petugas penyimpanan.

7. Selanjutnya rekam medis pasien rawat jalan diantar oleh

petugas distribusi ke masing-masing poli yang dituju.

Pasien dengan Menggunakan Asuransi Lainnya :

1. Admisi mengucapkan “assalamualaikum/selamat pagi, ada

yang bias dibantu?” kepada pasien/keluarga pasien serta

menanyakan kartu berobat pasien (pasien lama) maupun

mempersilahkan pasien/keluarga pasien agar mengisi lembar

data/identitas pasien dengan lengkap atau meminta kartu

identitas (KTP/SIM), kartu asuransi, serta surat pengantar dari

asuransi terkait untuk pasien baru.

2. Admisi memastikan kartu asuransi dan surat pengantar dari

Page 69: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

57

asuransi terkait sesuai dan diberi nomor antrian berkas

identitas pasien untuk didaftarkan.

3. Admisi menyerahkan fotocopy kartu asuransi, KTP serta surat

pengantar pasien ke petugas registrasi dan mempersilahkan

pasien menunggu di poli yang dituju sesuai dengan rujukan.

4. Petugas pendaftaran menginput identitas pasien, tanggal

kunjungan dan poliklinik yang dituju ke computer,

menerbitkan SJP dari asuransi terkait, mencetak tracer dan

lembar OPD 1 (untuk pasien baru).

5. Petugas distribusi membuat kartu berobat (untuk pasien baru)

dan membuat rekam medis pasien (untuk pasien baru).

6. Untuk pasien lama, petugas registrasi mengirim tracer ke

petugas penyimpanan.

7. Selanjutnya rekam medis pasien rawat jalan diantar oleh

petugas distribusi ke msing-masing poli yang dituju.

UNIT TERKAIT

1. Admisi

2. Instalasi rawat inap

3. Rekam medis

4. Instalasi gawat darurat

5. Biling/kasir

6. Instalasi rawat jalan

Sumber : RS Islam Faisal Makassar Tahun 2020

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar merupakan Rumah Sakit yang

menerapkan sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan terhadap pasien rujukan masuk dan rujukan keluar Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan dalam mengelola pasien rujukan masuk dari faskes

tingkat dasar yaitu puskesmas dengan sistem rujukannya online, selain itu

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar juga diberikan hak untuk menerima pasien

Page 70: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

58

rujukan dari Rumah Sakit lain serta adapun pasien yang tidak perlu memakai

rujukan yaitu pasien gawat darurat langsung diberikan tindakan lewat IGD oleh

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Pertimbangan pasien dirujuk keluar karena pasien tersebut membutuhkan

fasilitas pelayanan yang lebih serta rekam medis yang mendalam. Selain itu

pasien yang dirujuk keluar tergantung dari jenis penyakitnya terkadang pihak

Rumah Sakit terkendala tenaga medis yang ahli dan fasilitas penunjang yang

tidak tersedia dengan kebutuhan penyakit pasien, sedangkan pasien rujukan

masuk itu kami menerima dari faskes tingkat dasar yaitu puskesmas dan itu

sistem rujukannya online ada juga pasien rujukan dari rumah sakit lain

kaminterima juga, terus ada pasien yang tidak perlu memakai rujukan yaitu

pasien gawat darurat langsung kami tindaki lewat IGD

Hal tersebut selanjutnya diperkuat oleh pasien peserta Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar

“Sistem Pelayanan BPJS kesehatan di sini baik, saya merasa suka

dan puas, kamar rawat baik tetapi disini ada istilah pasien titipan dan

ibu saya salah satunya tapi sekarang ini ibu saya sudah dipindah

kembali ke kamarnya yang sesuai dengan kelas kepesertaannya.

Masalah obat sampai detik ini masih ada semua menurut susternya

kalaupun ada obat yang harus dibeli diluar uangnya akan digantikan,

menurut saya itu sudah termasuk dalam sistem pelayanan yang

transaparan”. (hasil wawancara NM, 23 Juli 2020)

Transparansi yang dilakukan antara pihak Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar dengan pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan sudah berjalan dengan baik. Hal itu dapat dilihat berdasarkan hasil

wawancara tersebut. Proses pelayanan yang baik yang bersifat transparan akan

Page 71: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

59

menghasilkan kepuasan layanan yang diterima oleh pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator transparansi dalam

pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian

dibuktikan dengan adanya staff Rumah Sakit yang sudah menjalankan tugasnya

sesuai dengan Sistem Operational Prosedur (SOP), keterbukaan dalam segi

pelayanan baik pelayanan administrasi maupun pelayanan lainnya dapat dengan

cepat diatasi dan dapat memberikan kemudah bagi pasien. Bagi masyarakat

pelayanan yang diterima secara baik adalah nilai tambah tersendiri bagi

kepuasan setiap orang dan sebagai tujuan Rumah Sakit dalam menciptakan

sistem pelayanan yang prima.

3. Partisipasi dalam Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Partisipasi dalam sistem pelayanan merupakan pelayanan yang mampu

memacuh peran serta masyarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan

publik dan tetap memperhatikan aspirasi, harapan serta kebutuhan masyarakat.

Indikator partisipasi dalam konsep kupuasan sistem pelayanan publik yang

diterima merupakan sesuatu yang penting sebab setiap orang yang berharap

mendapatkan pelayanan yang baik yang dapat memuaskan seseorang yang

membutuhkan pelayanan.

Partisipasi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan merupakan proses penyelenggaraan pelayanan publik yang

tetap memperhatikan aspirasi, harapan serta kebutuhan pasien. Tentunya pasien

Page 72: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

60

selalu mengharapkan mendapatkan kenyamanan serta kemudahan selama berada

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi

yang terjadi dalam sistem pelaynaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar mengenai partisipasi sebagai berikut :

“partisipasi dalam sistem pelayanan BPJS yang dilakukan saat ini di

Rumah Sakit berjalan dengan baik, antusias masyarakat untuk

berobat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar cukup baik, BPJS

kesehatan mengamanatkan kepada RS.Faisal agar selalu

mengedukasi pasien terkait sistem pelayanan BPJS, apa yang tidak

diketahui pasien kita jelaskan secara langsung termasuk

permasalahan sistem rujukan”. (hasil wawancara S, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

selalu memberikan pemahaman kepada pasien terkait dengan sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang berlaku di Rumah

Sakit tersebut. Pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehtan juga

terbuka atas saran-saran yang diberikan pasien. Banyak pasien yang

mengeluhkan terkait masalah sistem rujukan online, surat rujukan itu berlaku

selama 3 bulan saja terlepas dari itu pasien diarahkan kembali ke faskes tingkat

pertama yaitu puskesmas untuk meminta rujukan baru dan biasanya rujukannya

tersebut tidak dikembalikan lagi ke Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Hal ini

dikarenakan rujukan tersebut sudah diatur oleh sistem yang di jalankan oleh

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, jadi perhari setiap

Rumah Sakit membatasi menerima pasien rawat jalan di Rumah Sakit Faisal

Makassar hanya menerima pasien sebanyak 100 orang/poli setiap harinya,

apabila sudah full 100 kuota otomatis sistemnya akan tertutup dengan sendirinya

Page 73: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

61

dan tidak dapat diakses lagi. Dengan demikian secara otomatis pasien tersebut

dialihkan ke Rumah Sakit lain yang kuotanya masih mencukupi.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Pelayanan dan

Penunjang Medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar :

“partisipasi dalam sistem BPJS sangat baik karena kami selalu

mengkomunikasikan dengan baik perihal masalah yang dialami oleh

pasien perihal saran serta harapan maupun kebutuhan pasien terkait

masalah pelayanan BPJS di Rumah Sakit ini, riwayat penyakit pasien

semua ada di rekam medis. Selain itu Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

juga memiliki layanan unggulan yang telah bekerjasama dengan BPJS

untk lebih meningkatkan partisipasi masyarakat”. (hasil wawancara SI, 21

Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara antara pihak penanggung jawab Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dengan kepala pelayanan serta

penunjang medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terlihat bahwa partisipasi

yang dilakukan dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan sudah baik, hal ini dibuktikan dengan adanya upaya metode

layanan tambahan dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehtaan yang bisa digunakan oleh pasien yang membutuhkan layanan

tersebut secara gratis.

Page 74: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

62

Tabel 4.2 Layanan Unggulan dalam Sistem Pelayanan BPJS Kesehatan Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar

LAYANAN UNGGULAN RSI FAISAL MAKASSAR

JENIS LAYANAN JUMLAH RUANGAN

Pelayanan Extracorporeal Shock Wave (ESWL) 1

Operasi Katarak metode Phaco (Phaecoemulsification) 1

Treadmill test/strees test 1

Laparascopy 1

Echocardiaography 1

Radioterapi 1

Sumber : RS Islam Faisal Makassar Tahun 2020

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar memiliki layanan unggulan seperti

ESWL, operasi katarak metode phaco (phaecoemulsification), treadmill

test/stress test, laparascopy, serta radioterapi hal tersebut dibuat untuk lebih

meningkatkan partisipasi masyarakat dan tentunya peran serta masyarakat sangat

berpengaruh dalam layanan ini, selain bekerjasama dengan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar juga bekerjasama dengan mitra lain seperti jasaraharja, bank mandiri

dll, hal ini lakukan untuk menambah partisipasi masyarakat terhadap Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar terkait partisipasi yang terjadi antara pihak Rumah Sakit dengan

pasien sebagai berikut :

“saya antusias berobat di Rumah Sakit ini karena dalam sistem pelayanan

BPJS kesehatan yang baik, perawatnya semua ramah-ramah dan semua

keputusan Rumah Sakit terkait kondisi pasien dapat dikomunikasikan

dengan baik dengan adanya beberapa penunjang medik yang bisa kami

gunakan”. (hasil wawancara HSC, 25 Juli 2020)

Page 75: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

63

Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa partisipasi

yang terjadi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar telah berjalan dengan

baik. Selain memberikan layanan unggulan untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat, sistem pelyanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan yang di jalankan oleh Rumah Sakit Islam Faisal Makassar juga

memiliki beberapa fasilitas penunjang medis seperti, radiologi, pemulasaraan

jenazah, laboratorium, rekam medis, dan fisioterapi yang diupayakan pihak

Rumah Sakit agar lebih meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berobat di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar secara gratis karena telah ditanggung dalam

jaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh pasien peserta Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar tentang partisipasi sebagai berikut :

“Partisipasi? Cukup baik kerjasama yang dilakukan oleh pihak BPJS

kesehatan dengan pasien sudah baik, pasien di Rumah Sakit ini

cukup banyak antusias untuk berobat di Rumah Sakit ini, karena

selain tempatnya yang strategis disini juga menerima pasien BPJS

kesehatan”. (hasil wawancara TN, 30 Juli 2020)

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti terkait masalah partisipasi

dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sudah baik, hal ini terlihat dari adanya upaya

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan untuk dapat bekerjasama

dengan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang merupakan Rumah Sakit

swasta yang telah terakreditasi B yang memiliki lokasi strategis dan mudah

Page 76: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

64

untuk dijangkau oleh pasien tentunya hal ini adalah upaya yang dilakukan untuk

menambah partisipasi serta kepercayaan dari masyarakat.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator partisipasi dalam

pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian

dibuktikan dengan adanya upaya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan yang mampu bekerjasama dengan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

tentunya hal ini adalah upaya yang dilakukan untuk menambah partisipasi serta

kepercayaan dari masyarakat, dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan selalu memperhatikan aspirasi, harapan serta

kebutuhan pasien selama melakukan proses pelayanan di Rumah Sakit, tentunya

hal ini sangat mempengaruhi dalam terciptanya pelayanan yang baik dan

pencapaian kepuasan terhadap pasien. Selain itu, Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan memberikan kepercayaan terhadap Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar menjalankan layanan tambahanan yang dapat digunakan pasien

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan secara gratis karena hal

tersebut telah ditanggung dalam penjaminan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan.

4. Kondisional dalam Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Indikator kondisional dalam sistem pelayanan merupakan pelayanan yang

sesuai dengan keadaan sekitar serta kemampuan pemberi serta penerima

pelayanan dengan tetap menjunjung kepada prinsip efisiensi serta efektifitas.

Dalam proses sistem pelayanan publik dalam mencapai tingkat kepuasan

Page 77: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

65

masyarakat selain menjunjung tinggi indikator akuntabilitas, transparansi serta

partisipasi indikator ke empat yaitu kondisional dimana indikator ini

menggunakan prinsip efisiensi serta efektifitas pelayanan yang sudah seharusnya

diberikan dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terhadap pasien Badan Penyelenggara

Jaminan (BPJS) kesehatan dengan mempermudah segala urusan yang

berhubungan dengan kepentingan pasien.

Pihak yang bertanggung jawab terhadap segala jenis sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar merupakan segala sesuatu pelayanan yang dilakukan oleh

penyelenggara pelayanan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pasien. Terkait

hal ini, pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang terbaik secara efektif dan

efisien terhadap seluruh pasien dalam hal menciptakan suasana nyaman dan

kepuasan pelayanan kepada pasien.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 987/Per/1/1992

tentang pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah Departemen Kesehatan dan

Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi lima kelas atau tipe adalah tipe A,

tipe B, tipe C, tipe D dan tipe E. (data Rumah Sakit Islam Faisal Makassar).

a. Rumah Sakit Tipe A

Rumah Sakit tipe A adalah pelayanan kesehatan rujukan tertinggi alias

pusat. Rumah Sakit yang biasa disebut sebagai rujukan fasilitas

kesehatan (faskes) tingkat tiga ini memberikan pelayanan kesehatan

Page 78: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

66

yang lebih lengkap mulai dari yang umum, subspesialis sampai dokter

spesialis oleh pihak yang disiapkan pemerintah. Salah satu rumah sakit

tipe A yang ada di Makassar adalah Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin

Sudirohusodo.

b. Rumah Sakit Tipe B

Rumah Sakit tipe B merupakan Rumah Sakit yang memberikan

pelayanan berupa dokter medis spesialis luas dan spesialis terbatas.

Rumah Sakit tipe ini akan dijadikan sebagai pelayanan kesehatan

rujukan dari setiap Rumah Sakit Kabupaten. Salah satu Rumah Sakit

tipe B yang ada di Makassar adalah Rumah Sakit Umum Labuang Baji

dan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

“sebelum pasien diberikan pelayanan terlebih dahulu kita melihat surat

rujukannya apakah betul isi surat rujukannya itu di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar kemudian kita proses ketahapan selanjutnya”. ( hasil

wawancara SI, 21 Juli 2020)

c. Rumah Sakit Tipe C

Rumah Sakit tipe C atau biasa disebut faskes tingkat dua biasanya

memberikan pelayanan hanya dokter subspesialis, namun sifatnya

terbatas, misalnya pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bidan

dan kandungan, serta bedah.

d. Rumah Sakit Tipe D

Rumah Sakit tipe D hanya sebagai Rumah Sakit sementara atau

transisi, terkadang, jika pasien yang awalnya melakukan pemeriksaan

di Puskesmas kemudian dirujuk ke Rumah Sakit tipe D tetapi apabila

jika pasien membutuhkan perawatan atau penanganan lebih lanjut

Page 79: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

67

maka Rumah Sakit tipe D akan membuat surat rujukan ke faskes yang

lebih tinggi.

e. Rumah Sakit Tipe E

Rumah Sakit tipe E hanya dikhususkan memberi satu pelayanan

kesehatan saja. Misalnya yaitu khusus jantung, ibu dan anak, paru,

kanker dan sebagainya. Rumah Sakit khusus seperti ini tidak tersedia

banyak di Indonesia.

Sebelum melakukan proses pelayanan di Rumah Sakit, terlebih dahulu

pasien harus memilih Rumah Sakit yang sesuai dengan kebutuhan dan juga

rujukannya yang telah diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan. Kebanyakan orang hanya mengandalkan jarak terdekat dari Rumah

dalam memilih Rumah Sakit rujukan pasien Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan padahal belum tentu Rumah Sakit tersebut memiliki

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Apabila pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan perlu dirujuk ke Rumah Sakit pastikan terlebih

dahulu Rumah Sakit yang menyediakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

ada atau tidak ada. Jangan merasa ragu untuk mendapatkan informasi langsung

dari pihak Rumah Sakit yang akan dituju serta pasien harus memastikan bahwa

Rumah sakit tersebut menerima pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan.

Kondisional yang terjadi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan harus

Page 80: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

68

bersifat efektif serta efisien guna mencapai kepuasan pasien atas pelayanan yang

diterima. Agar dapat mengetahui bagaimana indikator kondisional dapat berjalan

sebagaimana mestinya dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan peserta

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan berdasarkan hasil

wawancara mendalam dengan penanggung jawab pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar terkait dengan kondisional sebagai berikut:

“Sistem pelyanaan BPJS kesehatan dalam menerima pasien BPJS sudah

baik, selain kita menjelaskan secara langsung apa yang tidak dipahami,

untuk memudahkan pasien dalam berobat BPJS kesehatan telah

mengamanatkan kepada pihak Rumah Sakit untuk memasang alur

pendaftaran beserta aturan pelayanan yang telah ditetapkan oleh BPJS di

depan agar pasien dapat lihat dan membacanya apabila ada yang tidak

dipahami selama melakukan pelayanan di Rumah Sakit ini. Rumah Sakit

Islam Faisal Makassar menyediakan sejumlah tenaga medis, dan fasilitas

penunjang medis yang telah ditanggung oleh BPJS yang cukup memadai

untuk kebutuhan pasien”. (hasil wawancara SH, 21 Juli 2020)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan telah bekerjasama

dengan tenaga medis yang cukup memadai, indikator kondisional yang

digunakan dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tidak terlepas dari banyaknya

tenaga medis yang dibutuhkan dan telah ditanggung oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan untuk mencapai kepuasan pasien dalam

melakukan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

Page 81: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

69

Tabel 4.3 Tenaga Medis BPJS di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

No Tenaga Medis Nama Total (orang)

1. Dokter Anak dr. Sri Juniarty, Sp. A, M. Kes 1

2. Dokter Bedah dr. Arham Arsyad, Sp.B, M.Kes dr. Andi Faisal, Sp.B

dr. Muharram Zulfikar, Sp.B

3

3. Dokter Endokrin Prof. DR. dr. Harsinen Sanusi, Sp.PD, K-EMD

dr. Himawan Sanusi, Sp.PD, K-EMD

2

4. Dokter Gastroenterologi dr. Rini Rachmawarni Bachtiar, Sp.PD, K-EMD dr. Wahyu Sulistio Wibowo, Sp.B-KBD

dr. M. Ilham Kusuma, Sp.B-KBD

3

5. Dokter Gigi drg. Chusnul Chotimah, Sp. Pros

drg. Widya Ayu Lestari

drg. Lenni Indriani H, M.Kes

3

6. Dokter Ginjal Dr. dr. Hisyam Kasim, Sp. PD, KGH, FINASIM 1

7. Dokter Gizi Prof. DR. dr. Suryani As’ad, Sp. GK(K) 1

8. Dokter Jantung Prof. DR. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD, Sp.Jp(K) 1

9. Dokter Kandungan Prof. DR. dr. H. Syahrul Rauf, Sp. OG(K) 1

10. Dokter Kulit dr. Soraya Bakti, Sp.KK

dr. Safruddin Amin, Sp.KK

2

11. Dokter Mata dr. Andi Rukmini Madringkang, Sp.M

dr. Rahasia Taufik, Sp.M(K)

dr. Miftahul Akhyar Latief, Sp.M

3

12. Dokter Onkologi dr. Septimsn Rachman, Sp.B(K)Onk

DR. dr. Sahyuddin, Sp.PD-KHOM

2

13. Dokter Ortopedi dr. Andi Dhedie Prasatia Sam, Sp.OT(K) dr. Fadlyansyah Farid, Sp.OT

2

14. Dokter Paru dr. Irawaty Djaharuddin, Sp.P(K) 1

15. Dokter Penyakit Dalam dr. Asriani, Sp.PD

dr. Umairah Assagaf, Sp.PD

dr. Satriawan Abadi, Sp.PD, K-IC dr. Risna Halim Mubin, Sp.PD

4

16. Dokter Psikiater dr. M. Faisal Idrus, Sp.KJ(K) 1

17. Dokter Syaraf Dr. dr. Nadra Maricar, Sp.S(K)

dr. Mochammad Erwin Rachman, M.Kes, Sp.S(K)

Prof. DR. dr. Amiruddin Aliah, Sp.S(K) Dr. dr. Hj. Susi Auliah, Sp.S(K)

4

18. Dokter THT Prof. DR. dr. Sutji Pratiwi Rahardjo, Sp.THT-KL(K)

dr. Andi Baso Sulaiman, Sp. THT-KL(K), MARS

2

Sumber: RS Islam Faisal Makassar Tahun 2020

Tenaga medis yang terdapat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

berfungsi sebagai pendukung indikator partisipasi, setiap pasien yang melakukan

pengobatan di Rumah Sakit tentunya memiliki penyakit dan keluhan yang

berbeda-beda sehingga dibutuhkan tenaga medis yang memiliki keahlian yang

berbeda-beda pula, hal inilah yang dilakukan untuk memberikan pelayanan yang

Page 82: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

70

sesuai dengan kondisi dan situasi yang dibutuhkan oleh pasien. Selain

menyediakan tenaga medis yang cukup memadai untuk mendukung pelayanan

yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi pasien, Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar juga

menyediakan beberapa sarana serta prasarana yang dapat digunakan pasien

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang sesuai dengan

kebutuhan kondisinya masing-masing.

Tabel 4.4 Sarana Prasarana Pasien BPJS Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar

No Nama Gedung Jumlah (Unit)

1. Gedung Berlantai 2 2

2. Gedung ICU 1

3. UGD Bedah 1

4. UGD Non Bedah 1

5. UGD HCU 1

6. UGD Kebidanan dan Kandungan 1

7. Poliklinik Umum 1

8. Poliklinik Bedah 1

9. Poliklinik THT 1

10. Poliklinik Syaraf 1

11. Poliklinik Penyakit Dalam 1

12. Poliklinik Paru 1

13. Poliklinik Jantung 1

14. Poliklinik Bedah Saraf 1

15. Poliklinik Bedah Tulang 1

16. Poliklinik Kulit dan Kelamin 1

17. Poliklinik Mata 1

18. Poliklinik Gigi dan Mulut 1

19. Poliklinik Kejiwaan 1

20. Poliklinik Gizi 1

21. Poliklinik Bedah Digestif 1

22. Poliklinik Bedah Onkologi 1

23. Gedung Radiologi 1

24. Gedung Laboratorium 1

25. Gedung Farmasi (Umum/BPJS) 1

26. Gedung Operasi 1

27. Gedung Hemodialisa 1

28. Gedung Fisioterapi 1

29. Gedung Rekam Medis 1

30. Kamar Perawatan 1

31. Ambulance 12

Sumber: RS Islam Faisal Makassar Tahun 2020

Page 83: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

71

Sarana serta prasarana yang disediakan oleh Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar juga digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi pasien yang telah

disepakati bersama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang efektif dan efisien guna

menyediakan pelayanan yang sesuai dengan keadaan kondisi dan situasi yang

dibutuhkan oleh pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Berdasarkan dari hasil penelitian serta observasi peneliti secara langsung

fasilitas yang ada di Rumah sakit Islam Faisal Makassar sudah cukup memadahi,

penunjang medis Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang

tersedia disesuaikan dengan keadaan pasien yang ada. Tingkat ketepatan serta

kecakapan sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit sudah baik berdasarkan data yang ditemukan peneliti

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar standar pelayanan pendaftaran rawat

jalan kurang dari 10 menit serta standar pelayanan rawat inap kurang dari 15

menit hal ini disesuaikan dengan keputusan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan yang mengikuti Sistem Operasional Prosedur (SOP)

Rumah Sakit dalam hal mendukung sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan juga menjadi salah satu alasan bahwa sistem

pelayanan yang di berikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan sudah efektif dan efisien (data di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar).

Page 84: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

72

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar tentang kondisional sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sebagai berikut :

“pelayanan BPJS di Rumah Sakit ini bagus, kita dilayanin sesuai dengan

kebutuhan”. (hasil wawancara MQ, 2 Agustus 2020)

Secara ideal sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar akan bersifat efisien

apabila penyelenggara pelayanan dapat menyediakan input pelayanan seperti

biaya serta waktu pelayanan yang diberikan dapat meringankan pasien.

Demikian dengan output pelayanan, penyelenggara pelayanan secara idieal harus

dapat memberikan hasil pelayanan yang berkualitas terutama dalam aspek waktu

dan biaya. Sedangkan sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar akan bersifat efektif

apabila penyelenggara pelayanan memberikan pelayanan yang baik serta

memberikan kepuasan terhadap pasien dan tingkat pencapaian tujuan pelayanan

dapat berhasil dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan kepala pelayanan dan

penunjang medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tentang kondisional

sebagai berikut :

“BPJS kesehatan memberikan kepercayaan kepada Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar dalam menerima pasien rujukan masuk dan rujukan

keluar dengan mempertimbangkan beberapa alasan yang tentunya

keputusan yang diambil disesuaikan dengan sistem pelayanan BPJS

kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi yang akan diberikan kepada

pasien BPJS.”. (hasil wawancara SI, 21 Juli 2020)

Page 85: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

73

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang bersifat kondisional

dalam penerimaan pasien rujukan masuk dan rujukan keluar melalui beberapa

pertimbangan. Pertimbangan dalam menerima pasien rujukan masuk Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang

Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional pasal (2) ayat (1)

tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan meliputi fasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

berupa fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat

lanjutan, hal ini adalah termasuk Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang

termasuk dalam Rumah Sakit terakreditasi B serta merupakan Rumah Sakit yang

bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

sehingga Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sudah seharusnya menerima dan

melayani pasien rujukan masuk peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan.

Pertimbangan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dalam merujuk pasien

keluar atau ke Rumah Sakit lain berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada

Jaminan Kesehatan Nasional pasal (3) ayat (3) tentang penyelenggaraan

pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud ayat (1) bagi fasilitas

kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib membangun jejaring

dengan sarana penunjang lain dan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar merujuk

Page 86: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

74

keluar pasien ke Rumah Sakit yang lebih besar yaitu Rumah Sakit yang

terakreditasi A yang tentunya lebih lengkap sarana dan prasarana yang

mendukung keadaan pasien. Berdasarkan hal tersebut Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar menerapkan aturan ini dalam sistem pelayanan pengelolaan pasien

rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan untuk

mendukung sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan yang bersifat kondisional yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator kondisional yang

terkait dengan sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan telah berjalan dengan baik,

tingkat efektifitas dan efisien pelayanan tercermin dari proses pelayanan yang

disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara cepat dan tepat dalam merespon

keadaan pasien serta kebutuhan pasien, sistem pelayanan yang dilakukan secara

baik tentunya akan memuaskan pasien, adanya fasilitas penunjang medis serta

tenaga medis dan tenaga ahli yang telah ditanggung oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang memadai menjamin keberlangsungan

keberhasilan sistem pelayanan yang baik yang sesuai dengan situasi serta

keadaan pasien.

5. Persamaan Hak dalam Sistem Pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar

Page 87: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

75

Sistem pelayanan yang baik harus memiliki indikator yang menyokong

terbentuknya pelayanan yang prima (baik), kesamaan hak merupakan indikator

terakhir dalam proses pencapaian kepuasan dalam proses pelayanan publik yang

baik (Sinambella, 2008). Pelayanan ini adalah pelayanan yang tidak bersifat

diskriminasi yang dapat dilihat dari aspek apapun khususnya suku, golongan,

agama, ras, status sosial, dan lain sebagainya.

Kesamaan hak dalam proses pelayanan publik sangat diperlukan agar tidak

terjadi perbedaan satu dengan yang lainnya. Proses pelayanan publik yang

terjadi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit harus baik serta tidak membeda-bedakan masyarakat

yang akan diberikan pelayanan. Rumah Sakit Islam Faisal Makassar menjunjung

tinggi sikap sopan santun dalam proses pelayanan yang diberikan, kesamaan hak

dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang terjadi merupakan kunci utama

dalam proses pencapai tujuan serta kepuasaan pasien atas pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang telah diterima.

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yaitu Rumah Sakit yang menerima

pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan tentu saja

dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

menerapkan prinsip kesamaan hak, untuk mengetahui sejauh mana kesamaan

hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah sakit Islam Faisal Makassar terhadap pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan berdasarkan wawancara dengan

Page 88: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

76

penanggung jawab Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tentang kesamaan hak sebagai berikut :

“tidak ada perbedaan hak yang diberikan oleh BPJS terhadap pasien, baik

itu pasien kelas 1, 2, 3 bahkan pasien BPJS yang dijamin oleh pemerintah.

Perlakukan semau pasien sama, mereka mendapatkan haknya masing-

masing”. (hasil wawancara SH, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa persamaan

hak yang dilakukan dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan terhadap pasien sama saja tidak ada perbedaan hak

antara pasien. Sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar memberikan hak kepada pasien

sesuai dengan ketentuan yang berlaku hak pasien Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan diberikan sebagaimana mestinya.

Senada dengan yang disampaikan oleh Kepala Pelayanan dan Penunjang

Medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar :

“Kesamaan hak dalam proses pelayanan BPJS di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar terjalin dengan baik, dari segi perlakuan yang

diberikan terhadap pasien BPJS sama saja, hanya saja perbedaannya

ada di biaya jaminan masing-masing tingakatan kelas kepesertaan

pasien”. (hasil wawancara SI, 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis melihat bahwa dalam

indikator kesamaan hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dari segi

perlakuan pelayanan yang diberikan Badan Peneyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan baik itu kelas 1, 2, 3 maupun kepesertaan pasien yang ditanggung oleh

pemerintah de sama saja tidak ada perbedaan, hanya saja perbedaannya hanya

Page 89: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

77

pada biaya iuran bagi masing-masing kelas kepesertaan pasien yang berstatus

pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Masalah biaya biasanya menjadi momok bagi setiap masyarakat yang

memiliki penghasilan rendah tentunya sangat merasa terbebani terkait biaya

serta satu-satunya harapan yaitu mendapatkan bantuan dari pemerintah agar

mendapatkan pengobatan dengan biaya yang terjangkau dan murah bahkan

gratis. Hal tersebut juga dirasakan oleh salah seorang pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesahatan Rumah Sakit Islam Faisal

Makaassar berdasarkan hasil wawancara :

“Saya merupakan peserta BPJS kesehatan kelas 3 dimana selama berobat

disini perlakuan pelayanan yang diberikan sama saja baik, tidak ada yang

dibeda-bedakan, hanya saja perbedaannya ada pada iuran perbulan

tentunyan BPJS kelas 3 itu lebih murah sehingga saya masih bisa

membayarnya ”. (hasil wawancara SAH, 23 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kesamaan hak dalam sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar dalam segi perlakuan pelayanan yang diberikan

sama saja, perbedaannya hanya terdapat dalam pembebanan iuran perbulan yang

berbeda-beda pada setiap kelas kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan dan tentunya kepesertaan kelas 3 biayanya lebih murah

dibandingkan dengan kepesertaan kelas 1 dan kelas 2. Berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 64 tahun 2020 menyatakan bahwa iuran peserta Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kelas 1 sebesar Rp. 150.000,

kelas 2 sebesar Rp. 100.000 dan kelas 3 sebesar Rp. 42.000 perbulan, namun

peserta kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kelas 3

Page 90: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

78

hanya wajib membayar Rp. 25.500 perbulan dan sisanya sebesar Rp. 16.600

akan dibayar oleh pemerintah (data Rumah Sakit Islam Faisal Makassar).

Negara Republik Indonesia adalah Negara yang sangat memperhatikan

tentang masalah kesehatan untuk warga negaranya hal ini merupakan bagian dari

UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) tentang setiap orang berhak hidup sejahtera lahir

dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan

sehat serta serta berhak memperoleh kesehatan. Pasal 34 Undang-Undang Dasar

1945 secara garis besar berbunyi setiap orang berhak untuk mendapatkan

fasilitas kesehatan yang layak dan Negara hadir untuk memberikan fasilitas

tersebut. Berdasarkan hal tersebut bukan masalah ketika masyarakat menuntut

hak atas pelayanan yang baik serta layak kepada Negara baik untuk masyarakat

yang berpenghasilan rendah maupun masyarakat yang berpenghasilan tinggi.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki visi dan

misi dimana terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi

dengan memberikan layanan terbaik kepada peserta serta masyarakat. Tentu hal

tersebut bukan berarti tidak terdapat masalah dalam prakteknya di lapangan,

banyak keluhan dari masyarakat saat menjadi peserta dan menggunakan haknya

dalam sistem pembayaran, sama halnya dengan pasien Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar yang tentunya memiliki keluhan masing-masing terhadap sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar. Demi terwujudnya pelayanan publik diwajibkan

untuk menyediakan sarana pengaduan, Pemerintah mengeluarkan Peraturan

Page 91: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

79

Presiden Nomor 76/2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik yang

mengatur secara lengkap pengelolaan pengaduan pelayanan publik.

Hal tersebut sejalan dengan sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dimana

setiap pasien yang akan melakukan pemeriksaan baik itu pemeriksaan rawat

jalan maupun rawat inap terlebih dahulu akan dicek posisi kelas kepesertaan

Badan Penyelenggara Jamina Sosial (BPJS) kesehatannya kemudian pihak

Rumah Sakit akan mengecek apakah pasien tersebut memiliki tunggakan iuran

atau tidak. Apabila pasien tersebut memiliki tunggakan iuran maka pihak Rumah

Sakit akan mengarahkan pasien tersebut untuk menyelesaikan tunggakannya

terlebih dahulu 1x24 jam selama jam kerja, aturan ini diberlakukan bagi semua

pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tanpa terkecuali

dan tidak membeda-bedakan hak pasien.

Berdasarkan hasil wawancara pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar :

“kesamaan hak yang diberikan BPJS dalam sistem pelayanannya sama

saja. Pasien BPJS yang masih mempunyai tunggakan iuran diminta untuk

menyelesaikannya terlebih dahulu, tetapi pasiennya tetap diberikan

perawatan terlebih dahulu kemudian pihak keluarga pasien mengurus

tunggakannya, setelah semuanya selesai pasien tetap akan diberikan hak

kepesertaannya sebagaimana mestinya”. ( hasil wawancara HSC, 25 Juli

2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, analisis penulis yaitu sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan berjalan sebagaimana mestinya, dimana pasien yang

Page 92: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

80

masih memiliki tunggakan iuran diharuskan untuk membayar tunggakannya

terlebih dahulu, hal tersebut tentunya tidak menjadi masalah dalam pemberian

pelayanan terhadap pasien. Pihak Rumah Sakit akan tetap menjalankan tugas

dalam memberikan perawatan yang maksimal kepada pasien yang membutuhkan

perawatan sekalipun pasien tersebut masih memiliki tunggakan iuran yang harus

segera diluasi. Berdasarkan peraturan BPJS kesehatan, tidak ada denda dalam

penunggakan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan,

denda hanya berlaku bagi peserta yang memperoleh pelayanan rawat inap dalam

waktu 45 hari sejak status kepesertaan aktif kembali, yaitu sebesar 2,5% dari

biaya pelayanan kesehatan rawat inap dikali lama bulan tertunggak dengan

ketetntuan jumlah bulan tertunggak maksimal selama 12 bulan dan besar denda

paling tinggi sebesar Rp. 30.000.000

Berdasarkan Pasal 34 Peraturan Presiden yang ditandatangi pada 5 Mei

2020 desebutkan tarif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

2020, iuran JKN-KIS bagi peserta kelas 1 naik dari Rp.80.000 jadi 150.000

perbulan. Iuran kelas II naik dari Rp.51.000 menjadi Rp.100.000 serta kelas III

segmen peserta pekerja bukan peneriman upah (PBPU) dan peserta bukan

pekerja (BP) menjadi Rp.42.000 per bulan. (data Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 85 Tahun 2015

terdapat perbedaan biaya anatar Rumah Sakit Negeri dan Rumah Sakit Swasta,

Pasal 2 menyatakan tarif Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah Pusat

ditetapkan oleh Menteri atas usul kepala atau direktur Rumah Sakit, sementara

tarif Rumah Sakit Swasta diatur dalam Pasal 4 yang ditetapkan oleh Kepala atau

Page 93: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

81

Direktur Rumah Sakit dengan persetujuan pemeliki Rumah Sakit, hal tersebut

wajar apabila tarif pasien umum pada Rumah Sakit Swasta lebih mahal

dibandingkan arif pasien umum di Rumah Sakit Negeri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tentang kesamaan

hak :

“Pelayanan yang diberikan baik tidak ada perbedaan antara pasien yang

satu dan yang lain”. (hasil wawancara JA, 03 Agustus 2020)

Senada dengan apa yang disampaikan oleh pasien di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar :

“Kesamaan hak yang diberikan disini tidak membeda-bedakan pasien,dari

segi perlakuannya tidak ada perbedaan”. (hasil wawancara DSN, 04

Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis melihat bahwa kesamaan

hak dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal tehadap pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan pasien peserta sudah baik hal ini dapat

dilihat dari segi perlakuan pelayanan yang diberikan kepada pasien sama saja

tidak ada perbedaan yang dilakukan.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator kesamaan hak dalam

pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian

dibuktikan dengan melihat berdasarkan segi perlakuan pelayanan yang diberikan

kepada pasien kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan sama saja tidak ada perbedaan yang dilakukan. Sistem pelayanan yang

baik harus bersifat bebas diskriminasi hal ini tentunya sangat perpengaruh dalam

proses pelayanan publik, sikap seorang pelayan publik yang tidak membeda-

Page 94: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

82

bedakan sesorang baik dari segi ras, agama, golongan serta budaya sangat

dibutuhkan dalam proses pelayanan publik agar tercipta proses pelayanan yang

baik serta mendapatkan kepuasan atas sistem pelayanan terhadap pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Kepuasan merupakan kunci utama dalam hasil atas proses pelayanan yang

telah dilaksanakan, kepuasan seseorang dalam sistem pelayanan publik akan

menentukan keberlangsungan sistem pelayanan yang baik. Menurut Lijan Poltak

Sinambela (2008) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri dan

didukung oleh hal-hal yang diluar dirinya, hasil kerja, kerja itu sendiri, dan atas

dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil analisis penulis sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dapat

diukur berdasarkan 5 indikator kuliatas pelayaan publik dalam Sinambela

(2008:6), secara teoritis tujuan pelayanan publik adalah memuaskan masyarakat.

Upaya untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang

tercermin dari akuntabilitas, transparansi, partisipasi, kondisional dan kesamaaan

hak dimana ke 5 indikator tersebut telah memenuhi dalam sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang mewujudkan

terciptanya sistem pelayanan yang prima (baik) sehingga menghasilkan

kepuasan terhadap pasien yang sedang membutuhkan pelayanan yang baik.

Page 95: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

83

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas dalam sistem pelayanan merupakan pelayanan yang dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya sesuai dengan peraturan yang berlaku

(Sinambella 2006:6). Sistem pelayanan publik yang baik tentunya tidak terlepas

dari indikator akuntabilitas dimana hal tersebut sangat perpengaruh dalam proses

pelayanan, suatu pelayanan publik yang dilakukan untuk memberikan pelayanan

terhadap orang lain yang membutuhkan pelayanan sesuai dengan aturan yang

berlaku (Kurniawan 2005:6). Hal tersebut membuktikan bahwa dalam proses

pelayanan publik akuntabilitas pelayanan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan

suatu pelayanan yang prima sehingga hasil yang diterima oleh masyarakat

memuaskan.

Akuntabilitas sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar belum terlaksana dengan baik hal ini

ditandai dengan adanya keluhan pasien terkait masalah pendistribusian obat

yang masih belum jelas arah pembiayaannya. Berdasarkan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Jasa Umum Pelayanan Kesehatan di Kota Makassar Pasal (6) ayat (2)

tentang pemanfaatan dana pelayanan kesehatan merupakan pembiayaan

pelayanan kesehatan gratis 20% dapat digunakan untuk pengadaan obatan-

obatan, bahan habis pakai serta alat kesehatan, 80% digunakan untuk jasa, biaya

menejemen dan operasional Rumah Sakit. Keterbukaan dalam sistem pelayanan

akan peraturan yang berlaku masih dijunjung tinggi, serta pertanggung jawaban

Page 96: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

84

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terhadap keluhan pasien

diterima baik.

Penanggung jawab Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar mengungkapkan bahwa segala

permasalah di Rumah Sakit yang menyangkut sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang diberikan ditindak lanjuti

secepat mungkin, permasalahan pendistribusian obat kepada pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terkadang mengalami kendala

tersendiri berupa tidak adanya pendistribusian obat yang cukup keberbagai

Rumah Sakit oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, hal

ini yang menyebabkan pihak Rumah Sakit memberikan resep obat kepada pasien

dan kemudian uang pasien akan digantikan tetapi pada kenyataannya tidak ada

penggantian uang pasien oleh pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

dikarenakan tidaknya kejelasan dari pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan. Berdasarkan data yang ditemukan penulis terkait akuntabilitas

pendistribusian obat masih belum sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, tidak ada pengembalian

uang pasien terkait dengan pembelian obat diluar. Pihak Rumah Sakit

memberikan kejelasan tentang pengembalian uang pasien tetapi tidak juga

terealisasikan pengembalian uang pasien di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

( Bab IV Sistem Pelayanan, Bagian Akuntabilitas Data Pasien). Berdasarkan hal

tersebut perlu adanya tindakan yang keras terhadap bagaimana

pertanggungjawaban dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Page 97: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

85

Sosial (BPJS) kesehtaan dalam menanggapi hal tersebut serta adanya koordinasi

yang baik antara pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,

Rumah Sakit dan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator akuntabilitas dalam

pencapaian kepuasan belum terpenuhi seutuhnya dalam hal penelitian dengan

pembuktian adanya keluhan pasien terkait penggantian uang pasien atas

pembelian obat di luar Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang tidak

diselesaikan dengan baik dan tidak ada kejelasan dari pihak Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kapan uang pasien tersebut

diganti. Berdasarkan pelayanan yang cepat merespon keluhan pasien dalam

proses pelayanan sangat berpengaruh terhadap hasil kepuasan yang diterima

pasien akan tetapi pertanggungjawaban atas masalah tersebut juga menjadi hal

yang sangat penting untuk mewujudkan pelayanan yang baik serta mendapatkan

kepuasan pelayanan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar.

2. Transparansi

Transparansi dalam sistem pelayanan merupakan pelayanan yang memliki

sifat mudah, terbuka, serta dapat dijangkau oleh semua pihak yang

membutuhkan serta disediakan dengan cara memadai dan mudah dimengerti

(Sinambella 2008:6). Sistem pelayanan yang dilakukan harus bersifat transparan

dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) keshetan

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan pasien Badan Penyelenggara

Page 98: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

86

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi

penyimpangan harapan dan kenyataan yang diterima oleh pasien. Pelayanan

yang diberikan harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang

berlaku dan bersifat terbuka mudah dijaungkau oleh pasien sehingga dapat

memberikan pelayanan yang baik dan pasien merasa puas atas pelayanan yang

telah diberikan.

Sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Rumah Sakit

harus sesuai dengan prosedur pelayanan yang berlaku, segala kebutuhan pasien

baik pasien rujukan masuk dan rujukan keluar, pasien rawat jalan maupun pasien

rawat inap harus sesuai dengan kebutuhan serta mudah untuk diakses oleh

pasien. Kejelasan dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar harus dapat memudahkan pasien selama

berobat, permasalahan kamar seringkali menjadi sorotan melalui komunikasi

yang baik pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dapat memberikan

pengertian atas masalah yang tidak dipahami oleh pasien. Keterbukaan alur

pendaftaran juga telah diberikan oleh pihak Rumah Sakit sehingga memudahkan

pasien dalam berobat.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator transparansi dalam

pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian

dibuktikan dengan adanya staff Rumah Sakit yang sudah menjalankan tugasnya

sesuai dengan Sistem Operational Prosedur (SOP), keterbukaan dalam segi

pelayanan baik pelayanan administrasi maupun pelayanan lainnya dapat dengan

Page 99: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

87

cepat diatasi dan dapat memberikan kemudah bagi pasien. Bagi masyarakat

pelayanan yang diterima secara baik adalah nilai tambah tersendiri bagi

kepuasan setiap orang dan sebagai tujuan Rumah Sakit dalam menciptakan

sistem pelayanan yang prima.

3. Partisipasi

Partisipasi dalam sistem pelayanan merupakan pelayanan yang mampu

peran serta masyarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik serta

tetap memperhatikan aspirasi, harapan serta kebutuhan masyarakat. Rumah Sakit

Islam Faisal Makassar merupakan Rumah Sakit yang menerima pasien program

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dalam hal tersebut

tentunya partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit untuk

meningkatkan kepercayaan serta minat pasien terhadap pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, aspirasi, harapan serta

kebutuhan pasien senantiasa diperhatikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan. Segala jenis keluhan pasien secara cepat diatasi oleh

pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, disamping itu

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan juga bekerjasama

dengan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dan menyetujui layanan tambahan

yang ada di Rumah Sakit yang dapat digunakan oleh pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan secara gratis karena layanan

tersebut telah ditanggung seutuhnya oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan, layanan tersebut adalah Operasi Katarak metode Phaco

Page 100: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

88

(Phaecoemulsification), Treadmill test/strees test, Laparascopy,

Echocardiaography hal tersebut tentunya adalah upaya pihak Rumah Sakit

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator partisipasi dalam

pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian

dibuktikan dengan adanya upaya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan yang mampu bekerjasama dengan Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar tentunya hal ini adalah upaya yang dilakukan untuk menambah

partisipasi serta kepercayaan dari masyarakat. Selain itu, Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan memfasilitasi Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar dengan layanan tambahanan yang dapat digunakan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan secara gratis karena hal tersebut

telah ditanggung dalam penjaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) kesehatan.

4. Kondisional

Kondisional dalam sistem pelayanan merupakan pelayanan yang sesuai

dengan keadaan sekitar serta kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap memperhatikan dan menjunjung tinggi kepada prinsip efektifitas

dan efisiensi (Sinambella 2008:6). Senada dengan pendapat Moenir (2002:88),

mengatakan bahwa dalam proses pelayanan publik berdasarkan faktor sarana

pelayanan sangat dibutuhkan dengan adanya sarana serta prasarana yang

memadai dan mencukupi dapat tercipta pelayanan yang efektif dan efisien.

Page 101: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

89

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar memiliki sarana serta prasarana yang

cukup memadai untuk kebutuhan pasien, kelengkapan sarana dan prasarana yang

memadai merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan suatu pelayanan yang

baik dan tentunya hal ini telah ditanggung dalam sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan telah memberikan wewenang atas Rumah Sakit dalam

merujuk keluar pasien dengan beberapa pertimbangan salah satunya adalah

kurangnya ketersediaan tenaga medis maupun penunjang medis yang ditanggung

oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang dibutuhkan

pasien sehingga hal tersebut yang membuat pasien dapat dierujuk keluar. Rumah

Sakit yang dijadikan rujukan keluar oleh Rumah sakit Islam Faisal Makassar

adalah Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo yang merupakan Rumah Sakit

tipe A. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 987/Per/1/1992

tentang pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah Departemen Kesehatan dan

Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi lima kelas atau tipe adalah tipe A,

tipe B, tipe C, tipe D dan tipe E. (data Rumah Sakit Islam Faisal Makassar).

Berdasarkan hal tersebut Rumah Sakit Islam Faisal Makassar merupakan Rumah

Sakit tipe B yang dimana Rumah Sakit Islam Faisal Makassar mempunyai

kewajiban dalam hal menerima serta melayani pasien rujukan masuk dan

rujukan keluar dengan baik berdasarkan keputusan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator kondisional dalam

Page 102: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

90

pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang tercermin dari proses

pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara cepat dan tepat

dalam merespon keadaan pasien serta kebutuhan pasien, berdasrkan arahan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan Rumah Sakit

menyediakan dua loket pendaftaran dan alur pendaftaran pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit agar

memudahkan pasien serta fasilitas penunjang medis yang ditanggung oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan salah satunya adalah rekam

medis dimana dalam rekam medis pasien dapat memantau perkembangan

penyakitnya selama di rawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang

nantinya akan otomatis tercatat dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial. Sistem pelayanan yang dilakukan secara baik tentunya akan

memuaskan pasien, adanya fasilitas penunjang medis serta tenaga medis dan

tenaga ahli yang tercatat dalam sistem pelayanan Badan Penyeelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatn yang memadai menjamin keberlangsungan

keberhasilan sistem pelayann yang baik yang sesuai dengan situasi serta keadaan

pasien.

5. Kesamaan Hak

Kesamaan hak dalam proses sistem pelayanan merupakan pelayanan yang

tidak bersifat diskriminasi yang dapat dilihat dari aspek apapun khususnya suku,

golongan, agama, ras, status sosial, dan lain sebagainya (Sinambella 2008:6).

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar merupakan Rumah Sakit yang menjalankan

Page 103: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

91

sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan

tentu saja dalam proses pelayanan ini menerapkan prinsip kesamaan hak.

Permasalah biaya kesehatan seringkali menjadi masalah bagi masyarakat,

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah menetapkan

besaran biaya pembayaran perbulan, terkecuali masyarakat yang kurang mampu

akan ditanggung pembiayaannya oleh Pemerintah. Kesamaan hak yang

dilakukan dalam sistem pelayanan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dalam

hal perlakuan yang diberikan terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan sama saja, tidak ada perbedaan yang diberikan melalui

sifat transparansi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

di Rumah Sakit senantiasa menyokong terciptanya persamaan hak yang baik,

hak pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan diberikan

sebagaimana mestinya.

Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa teori yang

dikemukakan oleh Sinambela (2008:6) tentang indikator kesamaan hak dalam

pencapaian kepuasan telah terpenuhi dengan baik dalam hal penelitian

dibuktikan dengan melihat berdasarkan segi perlakuan pelayanan yang diberikan

kepada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kelas 1, 2,

3 dan pasien kepeseryaan yang ditanggung oleh pemerintah sama saja tidak ada

perbedaan yang dilakukan. Sistem pelayanan yang baik harus bersifat bebas

diskriminasi hal ini tentunya sangat perpengaruh dalam proses pelayanan publik,

sikap seorang pelayan publik yang tidak membeda-bedakan sesorang baik dari

segi ras, agama, golongan serta budaya sangat dibutuhkan dalam proses

Page 104: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

92

pelayanan publik agar tercipta proses pelayanan yang baik serta mendapatkan

kepuasan layanan terhadap pasien sebagi penerima sistem pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar.

Sistem pelayanan publik adalah isu penting yang terdapat pada reformasi

birokrasi yang selalu berkembang serta menjadi perhatian masyarakat. Sistem

pelayanan publik mempunyai tujuan agar memuaskan serta mencapai kebutuhan

sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat, umumnya dalam memenuhi

hal tersebut dibutuhkan kualitas pelayanan yang sama dengan harapan

masyarakat. Kepuasan yaitu kunci utama dalam hasil atas proses pelayanan yang

telah dilaksanakan, kepuasan seseorang dalam sistem pelayanan publik akan

menentukan keberlangsungan sistem pelayanan yang baik. Menurut Sinambela

(2008:6) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri dan didukung oleh

hal-hal yang diluar dirinya, hasil kerja, kerja itu sendiri, dan atas dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terkait dengan

sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sudah cukup baik, hal ini berdasarkan

kepuasan layanan yang diterima oleh pasien Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan. Melalui 5 indikator pencapaian kepuasan yaitu

akuntabilitas, transparansi, partisipasi, kondisional dan kesamaaan hak, penulis

menganalisis bahwa kepuasan dalam layanan yang diterima pasien dalam proses

Page 105: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

93

sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sudah cukup baik, hanya saja perlunya

peningkatan dalam proses pelayanan yang bersifat akuntabilitas pendistribusian

obat terhadap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Page 106: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pelayanan merupakan pemberian pelayanan yang dapat memenuhi

serta memuaskan masyarakat. Sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dapat dilihat

berdasarkan 5 indikator yang pencapaian kepuasan Sinambela (2008:6) yaitu:

Akuntabilitas yang terjadi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan

pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan masih belum

berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan adanya keluhan pasien terkait

pengembalian biaya obat yang tidak ada kejelasannya. Transparansi yang terjadi

melalui sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sudah berjalan dengan baik,

keterbukaan sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan yang memudahkan pasien dalam melakukan pelayanan selama berada

di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Partisipasi yang terjadi dalam sistem pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dengan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sudah berjalan dengan baik.

Upaya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dalam melakukan

kerjasama dengan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang membantu dalam

Page 107: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

95

layanan tambahan yang dapat digunakan oleh pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan secara gratis layanan tersebut adalah Operasi

Katarak metode Phaco (Phaecoemulsification), Treadmill test/strees test,

Laparascopy, Echocardiaography hal tersebut tentunya adalah upaya dalam

sistem pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar dalam meningkatkan partisipasi masyarak. Kondisional sistem

pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar dengan pasien program Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sudah berjalan dengan baik, sarana serta

prasarana yang difasilitasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan kepada Rumah Sakit sudah cukup menunjang pelayanan yang

dibutuhkan oleh setiap pasien. Kesamaan hak pasien Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan baik pasien kepesertaan kelas 1, kelas 2, kelas

3, dan kepesertaan yang ditanggung oleh pemerintah sudah berjalan dengan

baik, tidak ada perbedaan hak dalam perlakuan pelayanan, perlakuan pelayanan

yang diberikan sama saja, tidak ada tindakan diskriminasi antara pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Masing-masing mendapatkan

haknya sesuai dengan jaminan mereka masing-masing.

Kepuasan pelayanan pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar melalui sistem pelayanan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

berdasarkan indikator pencapaian kepuasan akuntabilitas, transparansi,

partisipasi, kondisional dan kesamaan hak sudah cukup baik. Hanya saja masih

Page 108: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

96

perlu perbaikan dalam meningkatkan sistem pelayanan khususnya sistem

pertanggungjawaban dalam pendistribusian obat kepada pasien pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan

adanya keluhan pasien terkait tidak adanya kepastian dari pihak Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terkait dengan pengembalian

uang obat pasien yang dibeli di luar apotek Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

B. Saran

1. Pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosisal (BPJS) kesehatan yang di

tempatkan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar perlu ditambah, karena

banyaknya pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan yang harus dilayani.

2. Pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sebaiknya meningkatkan fasilitas

serta tenaga medis untuk menunjang segala kebutuhan pasien selama

melakukan perawatan di Rumah Sakit.

3. Pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dalam melayani pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan perlu ditingkatkan lagi,

khususnya dalam sistem pelayanan pendistribusian obat terhadap pasien.

4. Pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar perlu meningkatkan sistem

pelayanan yang berlandaskan pada akuntabilitas yang sesuai dengan aturan

atau Sistem Operasional Prosedur (SOP) pelayanan untuk menciptakan

pelayanan yang prima dan mendapatkan kepuasan pelayanan terhadap pasien.

Page 109: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

97

DAFTAR PUSTAKA

Amri. (17 Juli 2019). Keluhan Layanan RS Islam Faisal Makassar.

(https://www.makassartribuntimurnewa.com), diakses 16 Juni 2020,

jam 19:25 WITA.

Apriani, Hesti. (2019). Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Pasien JKN di

Puskesmas Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang. Jurnal Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Kalijaga. Volume 1(2). 25-30.

Astarina. 2018 “Analisis Pelaksanaan Prinsip Pelayanan Kesehatan Masyarakat

di Puskesmas Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir” Jurnal

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN SUSKA Riau.

Bloom. 1981. Evaluationin Education. Allynand Bacon. New York.

Darwin. (27 Desember 2019). Pasien Keluhkan Kamar Selalu Penuh.

(https://www.antaranews.com), diakses 16 Juni 2020, jam 20:00 WITA.

Harbani, Pasolong.2013.Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta.

Hartini, Septo Pawelas Arso, Ayun Sriatmi. 2017 “Analisis Pelayanan Rujukan

Pasien BPJS di RSUD Chatib Quzwain Kabupaten Sarolangun Provinsi

Jambi”. Jurnal Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan,

Universitas Diponegoro.

Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 25 tahun 2004

Tentang Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan.

Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 54 tahun 2002

Tentang Pengelompokan Pelayanan.

Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003

Tentang Pedoman Umum Penyelenggara Pelayanan Publik.

Keputusan MENPAN Nomor 63/KEP/MENPAN/7/2003 Tentang Kegiatan

Pelayanan Publik atau Umum.

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaharuan.

Lovelock, Christoper H. 1992. Managing Service: Marketing, Operations and

Human Resources. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN

Press.

MENKES 2010 Tentang Rumah Sakit.

Page 110: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

98

Minor, Michael. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 2014. Analisis Data Kualitatif Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP.

Nujannah, Rahmah. (2020). Menejemen Pelayanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan

di RSUD Syech Yusuf Kabupaten Gowa. Jurnal Kolaborasi administrasi

Publik Universitas Muhammadiyah Makassar, Volume 3(1), 69-77.

Oktaviani, Emi. (2019). Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Bagi

Peserta JKN di Puskesmas Sukoharjo. Jurnal Administrasi Negara,

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Volume 2(1). 20-25.

Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Osborne dan Gebler. 2005. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta: PPM.

Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 Tentang Setiap Orang Berhak Memperoleh

Pelayanan Kesehatan.

Pasal 34 ayat (3) Tentang Negara Bertanggung Jawab Terhadap Penyediaan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Umum yang

Layak Termasuk Rumah Sakit.

Pawitra, T. 1993. Kepuasan Pelanggan Sebagai Keunggulan Daya Saing. Skripsi.

UI. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2012 Tentang

Sistem Rujukan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2018 Pasal (14) Tentang Rujukan.

PERMENKES 2004 Tentang Rumah Sakit.

Ratminto dan Atik Septi Winarsi. 2013. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Sedarmayanti, 2010, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, cetakan

kedua, penerbit: Mandar Maju. Bandung.

Sinambela, P. Lijan. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2017. Metode Penlitian Kuantitaif, kualitatif, dan R&D, Bandung.

ALFABETA.

Sulistio, Basuki. 2009. Pelayanan Publik Yang Prima. Jakarta: Wedatama Widya

Sastra.

Tjiptono, Panji 1996. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 111: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

99

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 Tentang BPJS Kesehatan, Mewajibkan

Seluruh Penduduk Indonesia Untuk Menjadi Pasien BPJS Kesehatan.

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Berdasarkan

Keputusan MENPAN No. 63/KEP/MENPAN/7/2003 Tentang

Karakteristik Pelayanan Publik Menurut Lembaga Administrasi Negara

(2003).

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Jenis Pelayanan Publik yang

Diselenggarakan untuk Masyarakat Berdasarkan Keputusan MENPAN

No. 63/KEP/MENPAN/7/2003.

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, Pasal (4) dan Pasal (5) Tentang Fungsi

dan Tugas Rumah Sakit dalam Pelayanan Kesehatan.

Wahyuddin. (29 November 2019). Optimalkan JKN-KIS, BPJS Kesehatan

Rangkul Partisipasi BUMN. (https://www.beritakotamakassar.co.id),

diakses 16 Juni 2020, jam 21:15 WITA.

Wexley dan Yukl. 1997. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta:

Bina Aksara.

Page 112: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

100

LAMPIRAN

Page 113: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

101

PEDOMAN WAWANCARA

1. Mengapa Rumah Sakit Islam Faisal Makassar mau menerima pasien

rujukan BPJS kesehatan rawat inap dan rawat jalan?

2. Apa perbedaaan pelayanan antara pasien rujukan BPJS dengan pasien

rujukan umum yang diberikan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar?

3. Bagaimana sistem pelayanan administrasi yang diberikan Rumah Sakit

Faisal Makassar terhadap pasien rujukan rawat inap dan rawat jalan?

4. Bagaimana proses transparansi antara rumah sakit dengan pasien BPJS

kesehatan dalam menangani pasien rujukan masuk dan rujukan keluar?

5. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pelayanan pasien

rujukan BPJS kesehatan?

6. Bagaimana pertanggungjawaban (Akuntabilitas) pihak rumah sakit dalam

meneriman pasien rujukan BPJS kesehatan?

7. Bagaimana pertanggungjawaban (Akuntabilitas) pihak rumah sakit terhadap

pasien BPJS kesehatan terkait masalah yang dihadapi pasien rawat inap dan

rawat jalan?

8. Upaya apa yang dilakukan Rs. Faisal dalam meningkatkan partisipatif

maupun kepercayaan masyarakat terhadap sistem pelayanan prima yang

diterapkan pihak rumah sakit?

9. Pembinaan apa yang dilakukan pihak rumah sakit dalam mengelola SDM

agar tercipta pelayanan yang sesuai dengan keadaan sekitar serta efektif dan

efisien?

Page 114: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

102

10. Bagaimana respon rumah sakit dalam memberikan hak yang sama

terhadap pasien rujukan BPJS Kesehatan?

11. Fasilitas dan penunjang medik apa yang diberikan pihak rumah sakit

terhadap pasien rujukan rawat inap dan rawat jalan?

12. Bagaimana proses pemberian kamar rawat untuk pasien rujukan BPJS

rawat inap?

13. Sistem apakah yang diterapkan Rs. Faisal dalam menangani pasien

rujukan BPJS rawat jalan ditengah pandemi COVID-19?

14. Bagaimana proses pendistribusian obat kepada pasien rujukan BPJS rawat

inap dan rawat jalan d Rumah Sakit Islam Faisal Makassar?

15. Apakah pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien

rujukan BPJS kesehatan telah sesuai dengan Sistem Operational Procedur

(SOP) yang berlaku?

Page 115: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

103

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Penanggung Jawab BPJS Kesehatan Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar (Sarfiana, S.Kep. 21 Juli 2020)

Wawancara dengan Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar (Satriani S.Kep. 21 Juli 2020)

Page 116: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

104

Sistem Pelayanan Pasien Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Sistem Administrasi Pelayanan Pasien BPJS

Sakit Islam Faisal Makassar

Page 117: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

105

Sistem Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Tarif Kamar Perawatan Pasien Umum RS. Islam Faisal Makassar

Page 118: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

106

Standar Pelayanan Pendaftaran Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Gambar Ruangan Poliklinik Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Page 119: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

107

Wawancara dengan Pasien BPJS Kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

(Tajuddin, 30 Juli 2020)

Gambar Denah Evakuasi Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Page 120: SKRIPSI SISTEM PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA …

108

Gambar Visi dan Misi Poliklinik Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Apotek Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar