skripsi ririn.pdf

54
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu beratnya 1,63 kg. Murtidjo (1987) menyatakan bahwa daging broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena diketahui bahwa broiler sangat efisien berproduksi yaitu dalam waktu 5-7 minggu, ayam tersebut sanggup mencapai berat hidup 1,3-1,8 kg. Keunggulan broiler tersebut didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperatur lingkungan dan pemeliharaan. Konsumen produk ayam kini semakin selektif dalam memilih karkas khususnya karkas dengan kadar rendah lemak dan kolesterol. Kadar kolesterol dalam daging broiler dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia seperti menyebabkan jantung koroner, obesitas dan hipertensi. Melihat fenomena tersebut maka konsumen cenderung untuk mengkonsumsi suatu produk pangan yang aman untuk dikonsumsi atau dengan kata lain suatu produk hewani yang rendah kadar lemak dan kolesterol. Upaya menurunkan kolesterol pada ternak terutama pada broiler perlu mendapat perhatian. Ramuan herbal juga diyakini memiliki zat bioaktif yang dapat menurunkan kolesterol. Penelitian Agustina, dkk (2006), menunjukkan penggunaan 12 macam ramuan herbal dalam bentuk cair dengan pemberian 2,5 ml/l air minum, dapat menurunkan lemak abdominal dan kolesterol darah. Namun, dari 12 bahan ramuan herbal tersebut, terdapat beberapa bahan yang memiliki kandungan zat bioaktif yang sama. Oleh karena itu perlu penelitian

Upload: rahma-amaya

Post on 21-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan

    pesat pada umur 1 5 minggu beratnya 1,63 kg. Murtidjo (1987) menyatakan

    bahwa daging broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena diketahui bahwa

    broiler sangat efisien berproduksi yaitu dalam waktu 5-7 minggu, ayam tersebut

    sanggup mencapai berat hidup 1,3-1,8 kg. Keunggulan broiler tersebut

    didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi

    makanan, temperatur lingkungan dan pemeliharaan.

    Konsumen produk ayam kini semakin selektif dalam memilih karkas

    khususnya karkas dengan kadar rendah lemak dan kolesterol. Kadar kolesterol

    dalam daging broiler dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia

    seperti menyebabkan jantung koroner, obesitas dan hipertensi. Melihat fenomena

    tersebut maka konsumen cenderung untuk mengkonsumsi suatu produk pangan

    yang aman untuk dikonsumsi atau dengan kata lain suatu produk hewani yang

    rendah kadar lemak dan kolesterol.

    Upaya menurunkan kolesterol pada ternak terutama pada broiler perlu

    mendapat perhatian. Ramuan herbal juga diyakini memiliki zat bioaktif yang

    dapat menurunkan kolesterol. Penelitian Agustina, dkk (2006), menunjukkan

    penggunaan 12 macam ramuan herbal dalam bentuk cair dengan pemberian 2,5

    ml/l air minum, dapat menurunkan lemak abdominal dan kolesterol darah.

    Namun, dari 12 bahan ramuan herbal tersebut, terdapat beberapa bahan yang

    memiliki kandungan zat bioaktif yang sama. Oleh karena itu perlu penelitian

  • 2

    pengurangan jenis bahan ramuan herbal dalam meningkatkan bobot karkas dan

    menurunkan kadar lemak serta kolesterol. Menurut Liang et al. (1985) dalam

    Rahayu dan Budiman (2008) menyatakan bahwa kandungan minyak atsiri

    temulawak sekitar 4,6-11% yang berkhasiat sebagai kolagoga yaitu meningkatkan

    produksi sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan mengaktifkan enzim

    pemecah lemak.

    Ramuan herbal memiliki zat bioaktif yang dapat meningkatkan bobot

    karkas, menurunkan lemak dan kolesterol broiler. Namun beberapa bahan ramuan

    herbal memiliki zat bioaktif yang sama sehingga untuk efisiensi perlu mengurangi

    jumlah bahan tersebut. Penggunaan ramuan herbal dalam bentuk serbuk secara

    logika akan lebih stabil dan higenis dibanding bila diberikan dalam air minum

    unggas. Ramuan herbal berbentuk cair dengan beberapa kelemahannya seperti

    mudah terkontaminasi lendir yang dikeluarkan dari air liur ayam, yang terdapat

    banyak sumber penyakit.

    Permasalahan

    Ramuan herbal yang terdiri dari 12 jenis bahan dan 7 jenis bahan berbentuk

    serbuk dan cair, beberapa bahan diantaranya memiliki kandungan zat bioaktif

    yang sama, sehingga perlu mengurangi jenis bahan yang sama tersebut, untuk

    mengefisiensi zat bioaktif ramuan herbal dalam meningkatkan bobot karkas dan

    menurunkan kadar lemak dan kolesterol broiler.

  • 3

    Hipotesis

    Diduga bahwa pemberian ramuan herbal dalam bentuk cair maupun

    serbuk dengan jumlah bahan tertentu dapat meningkatkan persentase bobot karkas

    dan menurunkan lemak serta kadar kolesterol broiler.

    Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah dan

    bentuk ramuan herbal sebagai imbuhan pakan terhadap bobot karkas, lemak dan

    kolesterol broiler.

    Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

    mengenai ramuan herbal yang diberikan dalam bentuk cair pada air minum dan

    serbuk sebagai imbuhan pakan baik 7 bahan herbal maupun 12 bahan herbal pada

    ransum broiler. Sebagai alternatif pengganti antibiotik sintetik terhadap bobot

    karkas, lemak abdominal dan kolesterol broiler.

  • 4

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Gambaran Umum Broiler

    Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

    budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri

    khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan

    rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini

    siap panen pada usia 28-45 hari dengan berat badan 1,2-1,9 kg/ekor. Broiler

    adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki

    karakteristik ekonomis, dengan cirri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil

    daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, serta

    menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Murtidjo, 1987).

    Broiler merupakan hasil rekayasa genetika dihasilkan dengan cara

    menyilangkan strain. Kebanyakan induknya (parent stock) diambil dari Amerika

    prosesnya sendiri diawali dengan mengawinkan sekelompok ayam dalam satu

    keluarga, kemudian dipilihlah turunan yang tumbuh paling cepat. Diantara mereka

    disilangkan kembali. Keturunannya diseleksi lagi, yang cepat tumbuh kemudian

    dikawinkan dengan sesamanya. Demikian seterusnya hingga diperoleh ayam yang

    paling cepat tumbuh disebut broiler. Ayam ini mampu membentuk 1 kg daging

    atau lebih dalam tempo 30 hari, dan bisa mencapai 1,5 kg dalam waktu 40 hari

    (Indro, 2004).

    B. Ramuan Herbal

    Ramuan Herbal adalah media pengobatan yang menggunakan tanaman

    dengan kandungan bahanbahan alamiah sebagai bahan bakunya. Penggunaan

  • 5

    ramuan tradisional memiliki efek samping negatif yang sangat kecil jika

    dibandingkan dengan obatobatan medis modern. Hal ini dikarenakan, bahan

    baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak bersifat sintetik. Meskipun

    demikian, obat herbal tetap harus melewati uji klinis yang sama dengan obat-

    obatan sintetik. Selama mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya

    higienis, cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif ramuan herbal

    tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan (Anonim, 2012a). Berdasarkan hasil

    penelitian Agustina (2006) menunjukkan pemberian ramuan herbal (jamu) pada

    pakan broiler dengan level 2,5 ml/liter air minum, dapat dilihat pada Tabel 1

    berikut:

    Tabel 1. Pemberian Ramuan Herbal dengan level 2,5 ml/liter air minum

    NO Sebelum diberikan ramuan Setelah diberikan ramuan

    1. Konsumsi pakan sebesar 419,0 g/ekor/minggu.

    Adanya penurunan pada konsumsi pakan menjadi 404,5 g/ekor/minggu

    2. Berat badan 256,0 g/ekor/minggu.

    Berat badan meningkat menjadi 278,8 g/ekor/minggu.

    3. Konversi pakan ayam 1,63 g/ekor/minggu.

    Konversi pakan menjadi 1,59 g/ekor/minggu.

    4. Kolesterol ayam 140 mg/dl. Kolesterol menurun menjadi 125 mg/dl untuk dosis 2,5 ml/dl air minum dan 111 mg/dl untuk dosis 5 ml/dl air minum.

    Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa pemberian ramuan herbal (jamu)

    pada pakan broiler dengan level 2,5 ml/liter air minum dapat menurunkan

    konsumsi pakan dan meningkatkan berat badan serta konversi pakan menjadi

    lebih baik. Semakin tinggi level penggunaan ramuan herbal akan menurunkan

    kadar kolesterol broiler.

  • 6

    Zat bioaktif yang umumnya terdapat dalam tanaman herbal yang bersifat

    antibakteri diantaranya fenol, flavonoid, terpenoid dan alicin. Hal tersebut sejalan

    dengan pendapat Cowan (1999), bahwa fenol, flavonoid dan terpenoid dapat

    merusak dinding sel bakteri. Secara umum, mekanisme kerja zat bioaktif dalam

    herbal sama dengan mekanisme kerja dari antibiotik. Pelczar dan Chan, (1988),

    melaporkan bahwa mekanisme kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme

    yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak atau menghambat

    sintesis membran sel. Begitu pula alicin yang terkandung bawang putih dan

    bawang merah memiliki kerja yang sama dengan fenol yaitu dapat menekan

    bakteri patogen dengan merusak membran sel bakteri dan menghambat sintesis

    protein.

    Ramuan herbal terdiri atas beberapa tanaman herbal yaitu :

    a. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

    Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang termasuk salah satu

    jenis temu-temuan atau jahe-jahean. Kandungan kimia rimpang temu lawak

    dibedakan atas tiga komponen besar, yaitu fraksi pati, fraksi kurkuminoid dan

    fraksi minyak atsiri (Sidik et. al., 1995 dalam Rahayu dan Budiman 2008).

    Kandungan minyak atsiri temulawak sekitar 4,6-11% yang berkhasiat sebagai

    kolagoga yaitu meningkatkan produksi sekresi empedu, menurunkan kadar

    kolesterol dan mengaktifkan enzim pemecah lemak. Fraksi kurkuminoid yang

    terkandung dalam tepung temulawak berjumlah 3,16%. Kurkuminoid pada

    rimpang temulawak terdiri dari dua jenis yaitu kurkumin dan desmetoksikurkumin,

    mempunyai warna kuning, berbentuk serbuk dengan aroma yang khas, rasa sedikit

  • 7

    pahit, tidak bersifat toksik, serta larut dalam aseton, alkohol, asam asetat dan

    alkali hidroksida (Purseglove et al, 1981).

    Selain itu, berdasarkan penelitian, manfaat temulawak kini diketahui juga

    dapat mengatasi penyakit anemia, menurunkan kolesterol, melancarkan peredaran

    darah, mengatasi gumpalan darah, mengobati demam, malaria, penyakit campak,

    mengatasi pegal linu, sakit pinggang, reumatik, mengobati keputihan, ambeien,

    sembelit, batuk, asma, radang tenggorokan, hingga radang saluran pernapasan,

    mengobati eksim, jerawat, radang empedu, serta meningkatkan stamina (Anonim,

    2012b).

    b. Bawang Putih (Allium sativum)

    Bawang putih (Allium sativum) termasuk genus afilum atau di Indonesia

    lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna

    berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

    dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 cm, mempunyai batang semu yang

    terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih

    dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang

    bejumlah banyak. Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang

    berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk

    dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan

    mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru (Syukur, 2005).

    Pemberian bawang putih hingga 2,5% dalam ransum ayam broiler dapat

    meningkatkan konversi pakan, meningkatkan karkas, menurunkan koloni bakteri

    S. Typhimurium dalam feses dengan tidak mempengaruhi kadar immunoglobulin

  • 8

    dalam darah. Dengan demikian, bawang putih ini cukup potensial menjadi

    alternative suplemen zat antimikroba. Namun, masih perlu dilakukan penelitian

    lagi sampai sejauh mana bawang putih effektif digunakan dalam pakan broiler

    (Anonim, 2011c).

    Rismunandar (1986) menambahkan beberapa komponen kimia lainnya

    yaitu antihemolitik sebagai antilesu darah, selenium yaitu mikromineral yang

    dapat menghindarkan penggumpalan darah, antitoksin pembersih darah dan

    scordinin untuk mempercepat pertumbuhan sel.

    Manfaat bawang putih antara lain membantu menurunkan kadar

    kolesterol. Hal ini disebabkan karena adanya zat ajoene yang terkandung di

    dalamnya, yaitu suatu senyawa yang bersifat antikolesterol dan membantu

    mencegah penggumpalan darah. Pemberian bawang putih hingga 2,5% dalam

    pakan ayam broiler dapat meningkatkan konversi pakan, meningkatkan karkas,

    menurunkan koloni bakteri S. typhimurium dalam feses dengan tidak

    mempengaruhi kadar immunoglobulin dalam darah (Anonim, 2012d).

    c. Bawang Merah (Allium Cepa L)

    Bawang merah sama dengan bawang putih termasuk dalam herba semusim

    dengan tinggi sekitar 40-60 cm. Tanaman ini tidak memiliki batang, berumbi

    lapis, berwarna merah keputih-putihan, berlubang, bentuknya lurus, ujungnya

    lurus tetapi rata, panjangnya sekitar 50 cm, lebar 0,5 cm, menebal dan berdaging,

    serta mengandung persediaan yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis,

    daunnya tunggal dan bunga majemuk serta bijinya berbentuk segitiga, berwarna

    hitam, dan akarnya merupakan akar serabut dan putih. Efek farmakologis yang

  • 9

    dihasilkan adalah menurunkan panas, antibakteri, perut kembung, flu, dan panas

    dingin (Syukur, 2005).

    Bawang merah mengandung protein serta kaya akan kalsium dan

    ribovlafin. Bawang merah dewasa mengandung protein 1,2%, lemak 0,1%, serat

    0,6%, mineral 0,4%, dan karbohidrat 11,1% per 100 gram (Ahira, 2011). Bawang

    merah berfungsi membunuh bakteri penyebab penyakit Entamuba coli dan

    Salmonella. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang merah mampu

    menurunkan kadar kadar gula dan kolesterol dalam darah. Selain itu bawang

    merah dapat meningkatkan aktivitas fibriolitik sehingga memperlancar aliran

    darah. Tidak kalah pentingnya bawang merah dapat memobilisasi kolesterol dari

    tempat penimbunannya (Anonim, 2012d).

    d. Kunyit (Curcuma domestica)

    Kunyit dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang dinding

    kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah

    pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna

    untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan

    protein. Kunyit atau Curcuma domestica termasuk salah satu tanaman rempah

    yang berasal dari wilayah Asia khususnya Asia Tenggara (Anonim, 2012d).

    Klasifikasi tanaman kunyit berdasarkan penggolongan dan tata nama

    tumbuhan adalah sebagai berikut :

    Kingdom : Plantarum

    Divisio : Spermatophyta

    Sub divisi : Angiospermae

  • 10

    Kelas : Monocotyledone

    Ordo : Zingiberaces

    Famili : Zingiberaceae

    Genus : Curcuma

    Spesies : Curcuma domestica

    Senyawa yang terkandung dalam tanaman kunyit adalah senyawa

    kurkuminoid yang memberi warna kuning padan kunyit. Kurkuminoid ini

    kebanyakan berupa kurkumin yang mempunyai kegunaan sebagai anti oksidan,

    anti inflamasi, efek pencegah kanker serta menurunkan risiko serangan jantung.

    Kunyit termasuk tanaman yang mempunyai banyak kegunaan, terutama bagian

    rimpangnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisional, bahan

    pewarna tekstil dan makanan serta kerajinan tangan, penyedap masakan, bumbu,

    rempah-rempah, dan bahan kosmetik (Anonim, 2012d).

    Winarto (2003) mengatakan bahwa zat warna kuning (kurkumin)

    dimanfaatkan untuk menambah cerah atau warna kuning kemerahan pada kuning

    telur. Kunyit jika dicampurkan pada pakan ayam, dapat menghilangkan bau

    kotoran ayam dan menambah berat badan ayam, juga minyak atsiri kunyit bersifat

    antimikroba. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari ar-tumeron, dan

    -tumeron, tumerol, -atlanton, -kariofilen, linalol, 1,8 sineol (Rahardjo dan

    Rostiana 2005).

    Kunyit dalam bentuk tepung dapat digunakan untuk mengoptimalkan kerja

    organ pencernaan karena kunyit yang termasuk tanaman famili Zingiberaceae

    yang sering digunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan nafsu makan dan

  • 11

    mengobati kelainan organ tubuh khususnya pencernaan. Jika ditambahkan dalam

    pakan, kunyit diharapkan dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, dan

    akhirnya berpengaruh terhadap kualitas karkas ayam pedaging. Fungsi kunyit

    dalam meningkatkan kerja organ pencernaan unggas adalah merangsang dinding

    kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah

    pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna

    untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan

    protein. Disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat

    pengosongan isi lambung (Anonim, 2012d).

    e. Jahe (Zingiber officinale)

    Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman herbal tahunan yang tergolong

    famili Zingiberaceae, dengan daun berpasang pasangan dua-duanya berbentuk

    pedang, rimpang seperti tanduk, beraroma. Selama ini di Indonesia, berdasarkan

    bentuk, warna, dan aroma rimpang serta komposisi kimianya dikenal 3 tipe jahe,

    yaitu jahe putih besar, jahe emprit dan jahe merah (Rostiana dkk., 2005).

    Menurut Nursal et. al., (2006) bahwa jehe mengandung senyawa

    flavonoid, fenol, terpenoid. Khasiat jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan.

    Minyak astiri yang terkandung dalam jahe bermanfaat untuk menghilangkan

    nyeri, antiinflamasi dan antibakteri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

    Mahendra (2005) bahwa rimpang jahe memiliki efek farmakologi seperti

    melancarkan peredaran darah, anti inflamasi, anti bakteri, melancarkan

    pengeluaran empedu dan antipiretik.

  • 12

    f. Kencur(Kaempferia galangal L)

    Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran

    rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.

    Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang) dengan susunan

    berhadapan, tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga majemuk

    tersusun setengah duduk dengan kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12

    buah, bibir bunga (labellum) berwarna lembayung dengan warna putih lebih

    dominan (Anonim, 2012e). Kencur merupakan tanaman yang telah dikenal dalam

    khasanah tradisional masyarakat Indonesia. Sebagai bumbu dapur, urap dan

    karedok merupakan contoh masakan yang menggunakan kencur sebagai bumbu

    Nugroho (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa rimpang kencur mengandung pati

    (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil

    kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol,

    kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom. Kencur segar

    mengandung antibakteri walau cuma sedikit.

    g. Temu Hitam (Curcuma aeruginoas ROXB)

    Temu hitam merupakan salah satu obat tradisional yang telah lama

    dikenal dan dibudidayakan secara luas sebagai bahan baku obat. Curcuma

    aeruginosa roxburg mengandung curcumin dan minyak atsiri yang dapat

    digunakan untuk menambah nafsu makan dan memacu pertumbuhan. Bahan-

    bahan yang terkandung di dalam temu hitam dapat digunakan sebagai feed

    suplement (feed additif) dalam pakan ayam buras (Gallus domesticus), tepung

  • 13

    temu hitam berpengaruh terhadap kesehatan ternak, pertumbuhan, produktivitas,

    meningkatkan efisiensi pakan dan memperbaiki daya cerna (Anonim, 2012f).

    Menurut Rukmana (2005), di dalam tepung temu hitam terkandung zat-zat

    aktif berupa minyak atsiri dan curcumin yang mempengaruhi saluran pencernaan

    dengan menimbulkan keseimbangan antara peristaltik usus dengan aktivitas

    absorbsi nutrisi, serta meningkatkan kemampuan metabolisme tubuh ayam

    sehingga dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan.

    h. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata ROBX)

    Temu kunci adalah tanaman sejenis temu- temuan, yang rimpangnya

    digunakan untuk bumbu masak orang Asia Tenggara. Tanaman herbal temu kunci

    ini berbeda dengan tanaman herbal temu-temuan yang lain, sebab tumbuhnya

    vertikal kebawah. Rimpang tanaman herbal ini berguna untuk mengatasi

    gangguan pencernaan. Zat yang terkandung didalam hebal ini adalah sebagai

    berikut : Minyak asiri (sineol, kamfer, d-borneol, d-pinen, seskuiterpene,

    zingiberen, kurkumin, zedoarin), rhisoma ; pati (hanya ada sesudah musim

    kemarau) (Faris, 2011).

    i. Kemangi (Ocimum sanctum)

    Kemangi (Ocimum sanctum) merupakan tanaman dengan tinggi 60-70 cm,

    batang halus dengan daun pada setiap ruas daun berwarna hijau muda, bentuk

    oval, dengan panjang 3-4 cm, berambut halus dipermukaan bagian bawah

    bunganya berwarna putih, kurang menarik, tersusun dalam tandan, bila dibiarkan

    berbunga, maka pertumbuhan daun lebih sedikit dan tanaman cenderung cepat

    menua dan mati, Zat flavonoid seperti orientin dan vicenin di dalam kemangi

  • 14

    mampu melindungi struktur sel tubuh. Sedangkan Flavonoid seperti cineole,

    myrcene dan eugenol mempunyai manfaat sebagai antibiotik alami dan anti

    inflamasi ( Hayati, 2008).

    j. Daun Sirih (Piper betle)

    Tanaman sirih tumbuh memanjat dengan tinggi tanaman mencapai 2-4 m

    batang sirih berkayu lunak, berbentuk bulat, beruas-ruas, beralur-alur, dan

    berwarna hijau abu-abu. Daun sirih tunggal dan letaknya berseling. Bentuk daun

    bervariasi, dari bundar oval. Ujung daun runcing, bagian pangkal berbentuk

    jantung atau agak bundar asimetris, tepi dan permukaan rata, dan pertulangan

    menyirip. Daun sirih berbau aromatis, dan warnanya bervariasi, dari kuning, hijau

    sampai hijau tua. Bunganya majemuk, berbentuk bulir, dan berwarna kuning atau

    hijau. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol),

    seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya

    mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat

    menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih

    juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan

    saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak,

    meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan (Mahendra, 2005).

    k. Sereh (Adropogon nardus)

    Menurut Sastroamidjojo (2001), tanaman sereh dapat tumbuh diberbagai

    tempat, hidp lama, kuat, akar panjang, semacam rumput, mengumpul banyak dan

    bergerombol. Daunnya panjang, tidak lebar, biru hijau, tepi kasar dan berbau

    wangi. Tanaman ini juga memiliki bunga yaitu banyak bulir, melengkung dan

  • 15

    berkembang. Zat yang terkandung didalamnya Citrol (aldehyda), geraniol,

    dihydrokuninalkohol, phellandren, d-limonen, dipeten, i-carvon dan citronellae.

    Bagian tanaman yang digunakan adalah daun. Bahan aktif yang

    terkandung dalam daun antara lain minyak atsiri sitronelol, geraniol, fenol dan

    asam organik bebas. Minyak sereh dikenal dengan minyak atsiri berkhasiat

    sebagai antibakteri dan antijamur (Sarwono, 2010).

    l. Lengkuas (Alpinia galanga)

    Lengkuas (Alpinia galanga) merupakan tanaman semak berumur tahunan.

    Lengkuas yang tumbuh subur dan dapat mencapai ketinggian 1,5-2,5 m. Lengkuas

    mengandung minyak atsiri berwarna hijau kekuningan dan berbau khas. Rasanya

    pahit dan mendinginkan lidah. Minyak atsiri ini terdiri atas bahan metal sinamat

    48 %, cineol 20 %-30 %, kamfer, d-alfa-pinen, galangin, dan eugenol 3 %-4 %.

    Khasiat lengkuas dapat menguatkan lambung dan isi perut, memperbaiki

    pencernaan, mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, mengobati sakit kepala,

    nyeri dada dan meningkatkan nafsu makan. Biji lengkuas juga dapat meredakan

    kolik atau perut mulas, diare, dan antimual (Muhlizah, 1999).

    Lengkuas merupakan tanaman herbal yang berkhasiat menyembuhkan

    berbagai penyakit dari tubuh manusia. Khasiat dan kegunaan tanaman herbal

    lengkuas ini banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu pelestarian

    dan budidaya tanaman lengkuas harus dipertahankan (Anonim, 2012g).

  • 16

    Tabel 2. Kandungan Zat Bioaktif Berbagai Jenis Herbal (Agustina, dkk, 2009) : Jenis Herbal Jenis Zat Bioaktif Kandungan (%)

    Temulawak Kadar minyak atsiri 6,55 Kadar Kurkumin 2,33 Kunyit Kadar minyak atsiri 6,18 Kadar Kurkumin 8,6 Daun Sirih Kadar minyak atsiri 0,91 Kadar Metil caviol* 2,68 Jahe Kadar minyak atsiri 2,49 Kadar gingerol* 0,799 Sereh Dapur Kadar minyak atsiri 1,33 Kencur Kadar minyak atsiri 3,35 Kadar Kurkumin 0,006 Kemangi Kadar minyak atsiri 1,11 Kadar eugenol* 27,98 Kadar sitral A* 14,07 Kadar sitral B* 10,9

    Kadar flavonoid* sebagai Quersetin 0,47

    Lengkuas Kadar minyak atsiri 0,81 Temu hitam Kadar minyak atsiri 1,89 Temu kunci

    Bawang putih* Bawang merah*

    Kadar minyak atsiri Kadar kurkumin Kadar Alicin Kadar Alicin

    3,42 0,02

    Analisis : Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balittro Bogor (2009) * Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UGM (2009)

    Ket : Tulisan bold merupakan bahan yang dikeluarkan (12 bahan menjadi 7 bahan)

  • 17

    C. Kandungan Zat Bioaktif Ramuan Herbal

    Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan jumlah kandungan zat

    bioaktif yang terdapat pada ramuan herbal terlihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Perbedaan Jumlah zat bioaktif pada 12 bahan dan 7 bahan.

    Jenis Zat Bioaktif 12 ramuan Herbal (%) 7 Ramuan Herbal (%) Minyak atsiri 2,33 2,64 Kurkumin 0,91 1,5 Metil cavinol 0,22 0,38 Gingerol 0,06 0,11 Eugenol 2,33 3,99 Sitral A 1,17 2,0

    Sitral B 0,90 1,55 Flavonoid Alisin

    0,03

    -

    0,06 -

    Sumber : Berdasarkan Perhitungan Zat Bioaktif bahan Ramuan Herbal (Agustina dkk, 2009).

    Tabel 3 menunjukkan kandungan zat bioaktif pada ramuan herbal berupa

    kurkumin, minyak atsiri, metal cavicol, gingerol, eugenol, sitral A, sitral B,

    flavonoid sebagai quersetin dan alisin. Jumlah kandungan zat bioaktif pada

    ramuan herbal terdapat perbedaan antara 12 bahan maupun 7 bahan. Kandungan

    minyak atsiri pada 12 ramuan herbal adalah sebanyak 2,33% dan pada 7 ramuan

    herbal hanya terdapat 2,64% minyak atsiri. Sedangkan kandungan kurkumin pada

    12 dan 7 ramuan masing-masing sebesar 0,91%dan 1,5%. Tujuh kandungan Zat

    bioaktif yang lain pada 12 bahan maupun 7 bahan ramuan herbal memiliki kadar

    yang berbeda. Pada perhitungan diatas terlihat bahwa kandungan zat bioaktif pada

    12 bahan ramuan herbal lebih sedikit dibandingkan 7 bahan ramuan herbal. Hal

    ini disebabkan karena jumlah ramuan 7 bahan mensubtitusi 5 bahan yang

  • 18

    dihilangkan, dan ke 5 bahan tersebut memiliki sedikit kandungan zat bioaktif.

    Sehingga meskipun 12 bahan lebih banyak macamnya tidak menjamin kandungan

    zat bioaktifnya lebih banyak. Jumlah bahan ramuan herbal pada 12 macam bahan

    adalah sama dengan yang menggunakan 7 macam bahan ramuan herbal.

    Minyak atsiri dan kurkumin merupakan zat bioaktif yang paling banyak

    didapatkan pada ramuan herbal utamanya pada bahan temu-temuan. Jumlah

    kandungan alicin tidak terdeteksi dalam hasil analisis (Agustina dkk, 2009) hanya

    dinyatakan bahwa bawang putih dan bawang merah mengandung alicin.

    D. Bobot Karkas

    Karkas merupakan berat tubuh ternak potong setelah pemotongan

    dikurangi kepala, darah serta organ-prgan internal yaitu kaki dan bulu (Soeparno,

    1992). Menurut Murtidjo (2003), karkas broiler adalah daging bersama tulang

    ayam setelah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher, dari kaki sampai

    lutut serta isi rongga perut.

    Pertumbuhan komponen karkas diawali dengan pertumbuhan tulang, lalu

    pertumbuhan otot yang akan menurun setelah mencapai pubertas selanjutnya

    diikuti pertumbuhan lemak yang meningkat (Soeparno, 1992). Pembentukan

    tubuh yang terjadi akibat tingkat pertumbuhan jaringan, kemudian akan

    membentuk karkas yang terdiri dari 3 jaringan utama yang tumbuh secara teratur

    dan serasi: Jaringan tulang yang akan membentuk kerangka, selanjutnya

    pertumbuhan otot atau urat yang akan membentuk daging, yang menyelubungi

    seluruh kerangka, kemudian sesuai dengan pertumbuhan jaringan tersebut, lemak

  • 19

    (fat) tumbuh dan cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya bobot badan

    (Anggorodi, 1990).

    Soeparno (1992) menjelaskan faktor yang mempengaruhi bobot karkas

    broiler adalah genetik, jenis kelamin, fisiologi, umur, berat tubuh dan nutrisi

    ransum. Sedangkan Menurut Murtidjo (2003), faktor yang mempengaruhi kualitas

    karkas yaitu pengaruh rasa dan aroma, cacat karkas, cara pemeliharaan, cara

    pemotongan dan penanganan lepas potong.

    Hasil penelitian Saenab et. al., (2006) menunjukkan pemberian jamu

    cenderung meningkatkan persentase karkas akibat pembentukan daging dada pada

    ayam yang diberi jamu lebih tinggi dari pada perlakuan kontrol.

    E. Lemak Abdominal

    Lemak abdominal adalah lemak yang terdapat disekitar usus membentang

    sampai ischium, disekitar fabricus dan rongga perut. Lemak abdominal

    merupakan bagian yang biasa diamati untuk menilai kandungan lemak yang

    berhubungan dengan selera konsumen (Griffiths et al., 1997). Lemak yang berasal

    dari hewan mempunyai lebih rendah nilai yodium dan lebih tinggi penyerapannya

    jika dibandingkan dengan minyak yang berasal dari tumbuhan. Menurut Ramdani

    (2005) penambahan kunyit 0,6% dan temulawak 0,4 serta 0,6% dalam ransum

    sangat nyata menurunkan kadar lemak abdominal broiler.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi lemak abdominal adalah untuk

    memberikan tingkat komsumsi yang optimum terhadap kalori dan protein dengan

    harapan daging yang dihasilkan tidak berkurang, malah lebih meningkat baik

    kuantitas maupun kualitasnya serta tidak menyebabkan terjadinya penimbunan

  • 20

    lemak tubuh terutama lemak abdominal. Karena lemak tersebut dikaitkan dengan

    aspek yang merugikan antara lain pemborosan energi, mengalami perubahan berat

    setelah prosessing, banyak yang hilang pada saat dimasak dan kolesterol dapat

    mengganggu kesehatan. Dikatakan pula, biasanya berat lemak abdominal berkisar

    2-2,5% dari berat karkas, bahkan dapat mencapai 5-6%, lemak ditimbun dalam

    tiga bagian pertama dalam rongga abdomen terutama sekeliling tembolok, kedua

    pada kulit terutama pada pangkal bulu dan bagian belakang dekat pangkal ekor

    dan ketiga pada organ tubuh lainnya (Waskito, 1981).

    F. Kolesterol Darah

    Kolesterol adalah suatu substansi seperti lilin yang berwarna putih, secara

    alami ditemukan di dalam tubuh kita. Kolesterol diproduksi di hati, fungsinya

    untuk membangun dinding sel dan membuat hormon-hormon tertentu (Anonim,

    2012e).

    Kolestrol merupakan salah satu sterol hewani dan menyusun 17% bahan

    kering otak. Namun, fungsinya dalam tubuh hewan tidak dapat diketahui dengan

    pasti. Kolestrol dapat disintesa dari asetat dalam bahan asal dari asam kolat,

    penyusun asam empedu. Kolestrol berhubungan erat dengan keadaan

    aterosklerosis, dimana terdapat penimbunan bahan-bahan mengandung kolestrol

    pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyakit jantung. Namun

    demikian, penting untuk memperkenalkan bahwa kolestrol juga mempunyai

    peranan yang berguna (amat vital) untuk mempertahankan fungsi tubuh (Tillman,

    dkk, 1986). Dimana kadar kolesterol darah normal broiler berkisar antara 125-200

    mg/dl (Mangisah, 2003).

  • 21

    Kolesterol karkas broiler dapat diturunkan dengan penambahan kunyit

    0,6% dan temulawak 0,6% dalam ransum. Penelitian bawang putih berhasil

    menemukan dan mengisolasi sejumlah komponen aktif dari bawang putih antara

    lain allisin; zat aktif yang mempunyai daya bunuh pada bakteri gram positif

    maupun gram negative dan antiradang; alliin; suatu asam amino antibakteri, dan

    menurunkan kolesterol darah dan daging broiler (Jaya, 1997).

    Mekanisme penurunan kolesterol oleh alisin terjadi melalui penghambatan

    secara langsung aktivitas enzim HMG-CoA reduktase oleh alisin, penghambatan

    aktivitas enzim ini menyebabkan tidak terbentuknya mevalonat dari HMG-CoA,

    mevalonat akan diubah menjadi skualen, lanosterol, dihidrolanosterol, D 8-

    dimetilsterol, 7-dihidrokolesterol dan akhirnya menjadi kolesterol (Wahyono,

    1999).

    Pada dasarnya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa

    tahapan reaksi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah

    menjadi isopentenil piroposfat dan dimetil pirofosfat bereaksi yang melibatkan

    beberapa enzim. Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetil pirofosfat bereaksi

    membentuk kolesterol (Poedjiadi, 2007).

  • 22

    METODE PENELITIAN

    Waktu dan Tempat

    Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2012 di

    Laboratorium Omnivora/ Non Ruminansia Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak,

    Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

    Materi Penelitian

    Penelitian ini menggunakan alat-alat yaitu timbangan, kandang baterai yang

    terbuat dari besi, tempat makan, tempat air minum, ember, gayung, surat kabar

    dan lampu pijar 40 watt.

    Bahan yang digunakan yaitu broiler umur 1 hari atau day old chik (DOC)

    sebanyak 100 ekor dengan jenis kelamin campuran (unsexed) 38gram/ekor,

    molases, EM4, air sumur, 12 ramuan herbal yang terdiri atas temulawak, jahe,

    sirih, kunyit, bawang putih, kemangi, sereh, bawang merah, kencur, lengkuas,

    temu hitam dan temu kunci, 7 ramuan herbal yang dikurangi terdiri dari :

    temulawak, jahe, sirih, kunyit, bawang putih, kemangi dan sereh. Pakan basal

    terdiri dari jagung kuning, dedak, tepung ikan, tepung bulu, bungkil kelapa,

    bungkil kedelai, minyak nabati, premix, mineral mix, CaCO3, NaCl.

    Jenis bahan yang digunakan dan komposisi ransum yang disusun

    berdasarkan hasil perhitungan tertera pada Tabel 3 dan kandungan nutrisi

    berdasarkan perhitungan disajikan pada Tabel 4.

  • 23

    Tabel 4. Komposisi Ransum dan Kandungan Nutrisinya yang Digunakan dalam Percobaan Berdasarkan Hitungan

    Protein (%) 22,4 20,27 Energi Metabolisme (Kkal/kg) 3074,5 3121,1 Lemak (%) 4,9 6,265 Serat Kasar (%) 4,5 4,831 Kalsium (%) 0,90 0,4005 Posfor (%) 0,6 0,53

    Sumber : * :Ichwan (2003) ** :Hasil Analisa Proksimat (2012) *** :Wahyu (1985)

    Metode Penelitian

    Ramuan Herbal

    Ramuan herbal yang digunakan adalah ramuan herbal labio-1 yang

    terdiri dari 12 macam bahan baik sediaan serbuk dan cair (Agustina dkk,

    2012).

    Jenis Pakan Komposisi Ransum (%)

    Fase Starter Fase Finisher

    Jagung Kuning 55 54 Dedak *** 6,5 6 Bungkil Kedele* 13 17 Bungkil Kelapa* 6 10 Tepung Ikan** 9 5 T. Bulu Unggas* 2 1

    Minyak Kelapa*

    Tepung Udang** Premix*

    1,5 7

    0

    2

    5 0

  • 24

    Cara Pemeliharaan

    Broiler dipelihara dari DOC (strain PT 707) sampai umur 6 minggu

    diatas kandang panggung yang terbuat dari besi dengan ukuran 60 x 70 cm/

    unit. Perlakuan diberi pada ayam sejak umur 1 hari sampai panen. Sebelum

    diberi perlakuan, broiler ditimbang untuk mendapatkan berat awal yang

    homongen sebanyak 100 ekor dan secara acak dimasukkan kedalam petak

    masing-masing 5 ekor.

    Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum. Ransum basal yang

    digunakan disusun menurut ransum broiler fase starter Standar SNI (2006).

    Parameter yang diamati

    Setelah proses pemeliharaan, pada akhir penelitian dilakukan penimbangan

    bobot karkas dan mengamati lemak abdominal tiap objek penelitian (broiler)

    untuk diamati:

    1. Persentase Bobot Karkas

    Persentase bobot karkas diperoleh dengan cara melakukan penimbangan

    berat badan akhir ayam pada akhir penelitian dengan mengambil sampel sebanyak

    1 ekor dari tiap kandang. Ayam tersebut kemudian dipotong pada vena jugularis

    dan darah dikeluarkan pada posisi kaki diatas dan kepala dibawah. Setelah darah

    berhenti mengalir dan ayam tidak bergerak lagi, maka dilakukan perendaman

    dengan air panas suhu 52-550, Selama 45 detik (metode semiscalding), sehingga

    bulu ayam dengan mudah dapat dicabut (Murtidjo, 2003).

    Bulu dicabut, bagian isi rongga perut dikeluarkan serta kepala dan kaki

    dipotong, karkas yang diperoleh kemudian untuk mengetahui barat karkas.

  • 25

    Persentase karkas dihitung dengan rumus menurut Buddy dan Diggins (1960)

    berikut ini :

    % Berat Karkas g

    Berat Hidup g x 100

    2. Persentase lemak abdominal

    Persentase lemak abdominal diketahui dengan cara memisahkan organ di

    sekitar gizzard/ rempela, usus membentang sampai ischium disektar fabricus dan

    rongga perut) diperoleh dengan cara memisahkan dari karkas kemudian

    ditimbang. Penentuan lemak abdominal dihitung menurut Waskito (1981) sebagai

    berikut :

    !" #$"%&% Berat lemak Abdominal g

    Berat Karkas g X 100

    3. Pengukuran Kolestrol Total

    Menurut Dachriyanus, dkk (2007), pengukuran kadar kolesterol total

    dilakukan dengan menggunakan metode Enzimatik CHOD-PAP dengan cara

    sebagai berikut :

    Darah diambil dengan memotong pembuluh darah leher ayam dan

    ditampung dengan tabung sentrifus. Darah didiamkan selama 15 menit dan

    disentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

    Serum darah dipipet dengan pipet mikro sebanyak 10 l dimasukkan

    dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan larutan pereaksi kolesterol sebanyak

    1000 l lalu dicampur dengan menggunakan vortex, dan dibiarkan selama 20

  • 26

    menit pada suhu kamar. Ukur serapan pada panjang gelombang 500 nm terhadap

    blanko. Sebagai blanko digunakan pereaksi kolesterol 1000 l dan aquadest 10 l.

    Untuk larutan standar dipipet 10 l larutan standar kolesterol, dimasukkan

    dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan laruran pereaksi kolesterol (reagen)

    sebanyak 1000 l. Diamkan selama 20 menit pada suhu kamar. Ukur serapan

    pada panjang gelombang 500 nm.

    Kadar kolesterol total dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    C # /"&

    # /$0 1

    Dimana : C = kadar kolesterol (mg/dl) A = serapan

    Cst = kadar kolesterol standar (200 mg/dl)

    Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gasperz,

    1991) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dimana setiap unit percobaan terdiri dari

    5 ekor ayam. Perlakuaannya sebagai berikut :

    A1 = Pemberian 12 bahan ramuan herbal cair

    A2 = Pemberian 7 bahan ramuan herbal cair

    A3 = Pemberian 12 bahan serbuk ramuan herbal

    A4 = Pemberian 7 bahan serbuk ramuan herbal

    Pengolahan Data

    Data yang diperoleh diolah dengan sidik ragam sesuai dengan Rancangan

    Acak Lengkap (RAL) dengan bantuan software SPSS versi 16. Adapun model

    matematikanya (Gaspersz, 1991) adalah :

  • 27

    Yij = + i + ij

    Keterangan :

    Yij = Hasil pengamatan dari peubah pada penggunaan ramuan herbal ke-i dengan ke-j

    = Rata-rata pengamatan

    i = Pengaruh perlakuan ke-i

    ij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

    dimana:

    i = 1,2,3, 4

    j = 1,2,3, 4, dan 5

  • 28

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Bobot karkas, Lemak abdominal dan kolesterol darah broiler

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil rataan

    bobot karkas, lemak abdominal dan kolesterol darah broiler dengan penambahan

    ramuan herbal tertera pada Tabel 5.

    Tabel 5. Rataan bobot karkas, lemak abdominal dan kolesterol darah broiler dengan pemberian ramuan herbal selama penelitian.

    Perlakuan

    Parameter

    Bobot karkas (%) Lemak abdominal (%) Kolesterol (mg/dl)

    A1 79,32 8.12 2,59 0,98 106.6 8,96

    A2 79,21 3,39 2,21 0,84 103 9,56

    A3 73,22 10,56 2,44 1,26 112.8 6,98

    A4 82,05 5,34 2,01 1,12 103 17,87

    Keteranagan : A1 : Pemberian Herbal cair 12 bahan A2 : Pemberian Herbal cair 7 bahan A3 : Pemberian Herbal serbuk 12 bahan A4 : Pemberian Herbal serbuk 7 bahan

    Persentase Bobot Karkas

    Analisis ragam menunjukan bahwa pemberian ramuan herbal cair dan

    serbuk tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot karkas pada ayam

    broiler. Berdasarkan perhitungan secara stastistik tidak memperlihatkan adanya

    perbedaan, namun perhitungan secara numerik memperlihatkan (A4) cenderung

    lebih baik dalam meningkatkan presentase bobot karkas.

    Hasil penilitian yang dilakukan oleh Marwandana (2012) pada perlakuan

    yang sama terhadap pertambahan berat badan menunjukkan bahwa perlakuan

  • 29

    tidak berpengaruh nyata, hal ini disebabkan karena tidak adanya perbedaan pada

    bobot badan menyebabkan bobot karkas juga tidak berbeda karena bobot badan

    berbanding lurus dengan pertambahan bobot karkas. Hal ini sesuai dengan Ichwan

    (2003) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persentase bobot karkas yaitu

    pertambahan bobot badan, komsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi

    yang terdapat dalam pakan. Karkas erat hubungannya dengan bobot badan,

    apabila bobot badan meningkat, karkas juga meningkat (Anonim, 2012h).

    Lemak Abdominal

    Analisis ragam menunjukan bahwa pemberian ramuan herbal tidak

    berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap lemak abdominal. Persentase lemak

    abdominal pada penelitian ini tergolong normal yaitu berkisar 2,01% - 2,59%. Hal

    ini sesuai dengan pendapat waskito (1983) bahwa berat lemak abdominal berkisar

    2%-2,5% dari bobot karkas, bahkan dapat mencapai 5-6%.

    Rumantyo (1989) menyatakan bahwa temulawak dan kunyit dapat

    menurunkan lemak abdominal. Pakan yang mengandung ramuan herbal

    menghasilkan aroma yang wangi karena mengandung zat bioaktif yaitu kurkumin

    dan minyak atsiri yang dapat merangsang keluarnya getah pankreas dimana getah

    pankreas mengeluarkan enzim lipase yang dapat memecah asam lemak griserol

    sehingga lemak yang terbentuk berkurang. Tidak adanya pengaruh perlakuan

    terhadap lemak abdominal kemungkinaan disebabkan karena jumlah pakan yang

    dikonsumsi pada perlakuan yang sama pada penelitian Marwandana (2012) tidak

    berpengaruh nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat Waskito (1981)

  • 30

    mengemukakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi lemak abdominal yaitu

    tingkat komsumsi, kandungan energi dan protein pakan basal yang digunakan.

    Selain itu, kandungan energi dan protein ransum basal (protein 22-23%

    dan EM 3000 Kkal) yang digunakan dalam penelitian adalah sama dan disusun

    sesuai dengan kebutuhan nutrisi ayam. Soeparno (1994) menyatakan bahwa jika

    seekor ternak mengkonsumsi energi melebihi kebutuhannya untuk pemeliharaan

    tubuh, maka dapat diharapkan ternak tersebut akan menimbun energi dalam

    bentuk lemak didalam tubuhnya. Selanjutnya Beaton dan Marylin (1974) bahwa

    kandungan energi ransum cenderung mempengaruhi lemak abdomen pada ayam

    broiler selain itu meningkatnya umur dan bobot ayam.

    Kolesterol Darah

    Analisis ragam menunjukan bahwa pada pemberian ramuan herbal cair

    dan serbuk tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol

    dalam darah broiler. Hal ini dapat dilihat pada kadar kolesterol untuk A1 =106,6

    mg/dl, A2 = 103 mg/dl, A3 = 112,8 mg/dl, dan A4 = 103 mg/dl. Hal ini

    kemungkinan disebabkan karena kandungan zat bioaktif antara 12 dan tujuh

    bahan ramuan herbal tidak berbeda jauh (hampir sama). Jumlah bahan ramuan

    herbal serbuk dan cair penggunaanya telah diekuevalenkan dalam jumlah yang

    sama. Zat bioaktif antara 12 dan tujuh bahan ramuan herbal serbuk maupun cair

    mempunyai kandungan zat bioaktif yaitu kurkumin sebagai antioksidan yang

    mampu mencegah pembentukan kolesterol. Selain kurkumin, alisin juga

    merupakan zat bioaktif yang terkandung dalam ramuan herbal. Senyawa alisin

    berperan langsung dalam menurunkan kolesterol, senyawa alisin yang terdapat

  • 31

    pada bawang putih dan bawang merah selain sebagai anti oksidant, anti bakteri

    juga berperan dalam metabolisme kolesterol. Mekanisme penurunan kolesterol

    oleh alisin terjadi melalui penghambatan secara langsung aktivitas enzim HMG-

    CoA yang berperan dalam pembentukan kolesterol (Wahyono, 1999).

    Ditambahkan Candra (2011), bahwa flavonoid dan eugenol berperan sebagai

    antioksidan, yang dapat menetralkan radikal bebas, menetralkan kolesterol dan

    bersifat antikanker.

    Mangisah (2003), menyatakan bahwa penurunan kadar kolesterol darah

    pada broiler disebabkan karena adanya kandungan zat bioaktif kurkumin dan

    minyak atsiri dalam ramuan herbal yang dapat meningkatkan produksi dan sekresi

    empedu. Meningkatnya sekresi empedu ke dalam duodenum serta banyaknya

    ekskresi asam empedu dan kolesterol dalam feses menyebabkan kolesterol dalam

    darah dan tubuh berkurang.

    Hasil penelitian di atas masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar

    kolesterol darah ayam normal, dimana kadar kolesterol darah normal broiler

    berkisar antara 125-200 mg/dl (Mangisah, 2003). Kolestrol adalah termasuk

    keluarga lemak yang disimpan dalam jaringan hati atau dinding pembuluh darah.

    Kolesterol berhubungan erat dengan keadaan aterosklerosis, dimana terdapat

    penimbunan bahan-bahan mengandung kolesterol pada dinding pembuluh darah

    yang menyebabkan penyakit jantung (Tillman, dkk, 1986).

    Purwanti (2009) menduga senyawa allisin pada serbuk bawang putih dapat

    menurunkan kadar kolesterol karkas. Sejauh ini hanya diketahui satu jenis

    senyawa dalam bawang putih yang mempunyai aktifitas farmakologi yaitu

  • 32

    senyawa thiosulfinat dimana alisin sebagai kandungan utamanya (70%). Senyawa

    thiosulfinat dalam bawang putih terbentuk karena aktivitas enzim alliinase

    terhadap allisin (asam amino yang mengandung atom sulfur).

    Alicin pada bawang merah berfungsi sebagai pengawet bakterisida dan

    fungisida untuk bakteri cendawan tertentu. Mampu menurunkan kandungan gula

    dan kolesterol tubuh. Rahayu dan Berliana (2007) mengemukakan bahwa alicin

    mampu memobilisasi kolesterol dari tempat penimbunannya dan dapat membuat

    vitamin B1 menjadi lebih efisien dimanfaatkan tubuh.

  • 33

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ramuan

    herbal dalam bentuk serbuk dan cair tidak memberikan pengaruh terhadap

    persentase bobot karkas, penurunan lemak abdominal dan kolesterol broiler.

    Pemberian 7 bahan ramuan herbal serbuk maupun cair cenderung lebih baik

    dalam pertambahan bobot karkas, menurunkan lemak abdominal dan menurunkan

    kolesterol.

    Saran

    Penggunaan 7 bahan ramuan herbal cenderung lebih efisien bila diberikan

    pada broiler. Sebaiknya menggunakan 7 bahan ramuan herbal baik serbuk

    maupun cair dalam meningkatkan bobot karkas, menurunkan kadar lemak

    abdominal dan kolesterol darah pada ayam broiler.

  • 34

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustina, L. 2006. Penggunaan Ramuan Herbal Sebagai Feed Additive Untuk Meningkatkan Performans Broiler. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

    ________., M. Hatta dan S. Purwanti. 2009. Penggunaan ramuan herbal untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas broiler. 1. Analisis zat bioaktif dan uji aktifitas antibakteri ramuan herbal dalam menghambat bakteri gram positif dan gram negatif. Pengembangan Sistem Produksi dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal untuk Kemandirian Pangan Asal Ternak.Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Jatinangor, 21-22 September 2009. Hal. 60-75

    Ahira, A., 2011. Klasifikasi Bawang Merah. http://www.anneahira.com/klasifikasi-bawang-merah.htm. diakses pada tanggal 3 Maret 2012.

    Anonim, 2012a.Ramuan Herbal. http://www.multiherbal.net/artikel/arti-ramuan-herbal. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar.

    ________, 2012b.Khasiat Temulawak. http://turunberatbadan.com/2228/manfaat-temulawak/. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar.

    ________, 2012c. Manfaat Bawang Putih Untuk Mencegah dan Mengobati Penyakit.http://www.forumsains.com/artikel/manfaat-bawang-putih-untuk-mencegah-dan-mengobati-penyakit/. Diakses pada Tanggal 5 Maret 2012.Makassar.

    , 2012d. Kunyit dan Jahe Baik Untuk Ayam Broiler. http://slamet riyadi03.blogspot.com/2009/04/kunyit/dan/jahe/baik/untuk/ayam/broiler.html. Diakses pada Tanggal 5 Maret 2012.Makassar.

    ________, 2012e. Khasiat Tanaman Kencur. http://safuan.wordpress.com/2007/11/07/khasiat-tanaman-kencur/. Diakses pada Tanggal 5 Maret 2012.Makassar.

    ________, 2012f. Menjaga Tingkat Hidup 100% Peternakan Ayam Potong. http://morindatetra.blogspot.com/. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar.

    ________, 2012g. Lengkuas Sebagai Pengganti Formalin. http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/25/lengkuas pengganti formalin/. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012. Makassar.

  • 35

    ________, 2012h. Prosessing Broiler. http://hendro-sinichi-kudo.blogspot.com/2012/06/laporan-pratikum-menajemen-ternak.html. Diakses pada Tanggal 7 Agustus 2012. Makassar.

    Anggorodi, H.R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbitan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Beaton, W.L., Austin and A.C Marylin. 1974. Effect of dietary energy, environment temperature and sex marker broiler on lipoprotein composition. Poultry science, 60: 1282-1286.

    Buddy, C.E and R.V. Diggins. 1960. Poultry Production. Prentice Hall Inc Englewood Cliffs. New Jersey. USA.

    Candra, 2011. Kemangi Menjaga Kesehatan Reproduksi. http://www.tribunnews. Com /2011/09/28/kemangi-menjaga-kesehatan-reproduksi. (11 Desember 2011).

    Cowan, M.M., 1999. Plant Product as Antimcrobial Agent. Clinical Microbiology Reviews, p 564-582.

    Dachriyanus, D.O. Katrin, R. Oktarina, O. Ernas, Suhatri, dan M. H. Mukhtar. 2007. Uji Efek A-Mangostin Terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas. Padang.

    Faris, A., 2011. Manfaat dan Khasiat Temu Kunci.http://aghifaris.blogspot.com/2012/02/manfaat-dan-khasiat-tanaman-herbal-temu.html.Diakses pada tanggal 3 Maret 2012.

    Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico. Bandung.

    Griffiths, L,.S.Leeson and J.D Summers. 1997. Fat deposition in broiler effect of dietary energy to protein balance and early life carolic restriction productive performance and abdominal fat pad size. Poultry science 5: 638-646.

    Hayati, I. 2008. Manfaat Kemangi. www.blogger.com. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar.

    Ichwan, W.M., 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Angromedia Pustaka. Jakarta.

    Indro, 2004. Serba-serbi Ayam Broiler.www. Republik_on Line ( 3 Maret 2012). Jaya, I.N.S. 1997. Pengaruh penambahan bawangputih (Allium sativum L.) dalam

    pakan pada kadar kolesterol ayam broiler. Tesis.Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

  • 36

    Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh.Cetakan 1. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Mangisah, I. 2003. Pemanfaatan Kunyit dan Temulawak Sebagai Upaya Menurunkan Kadar Kolesterol Broiler. File//A//Curcuma/kunyit/htm. (!7 Maret 2012).

    Marwandana, Z. 2012. Efektifitas Kombinasi Jumlah dan Bentuk Ramuan Herbal sebagai Imbuhan Pakan Terhadap Performa Broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

    Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Cetakan Pertama. Kanisius, Yoyakarta.

    Murtidjo, B.A. 2003. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yoyakarta. Muslizah, F. 1999. Temu-Temuan dan Empon-Empon Budidaya dan Manfaatnya.

    Kanisius,Yogyakarta.

    Nugroho, A. 2011. Khasiat Kencur. http://aryonugroho.blogspot.com/2011/0 5/khasiat-kencur.html. (18 Maret 2012)

    Nursal, Wulandari S., dan Juwita W.S. 2006. Bioaktivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichiacoli Dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol. 2 (2) : 64-66.

    Pelczar, M. J., dan E. S. Chan. 1988. Dasar- Dasar Microbiologi. Edisi ke-2. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

    Purwanti, S. 2009. Pemberian Kunyit, Bawang Putih dan Mineral Zink Terhadap Persentase Karkas, Lemak Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Broiler. Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan, Jatinangor, 21-22 September 2009. Hal. 420-423.

    Poedjiadi, A. dan Titin, S. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

    Purseglove, J. W., E. G. Brown, C. L. Green dan S. R. J. Robbins. 1981. Spices. Vol. 2. Longman Inc., New York.

    Rahayu dan Berliana. 2007. Bawang Merah. Cetakan XIV. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Rahayu dan Budiman, 2008. Pemanfaatan Tanaman Tradisional Sebagai Feed Additive dalam Upaya Menciptakan Budidaya Ayam Lokal Ramah Lingkungan. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal.

  • 37

    Rahardjo M dan Rostiana, O. 2005. Budidaya Tanaman Kunyit. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Sirkuler No. 11, 2005.http://www.balittro.go.id/includes/Kunyit.pdf. (21 Februari 2012).

    Ramdani, D. 2005. Penambahan kunyit (Curcuma domestica, Val.) atau temulawak (Curcuma xanthorriza, Roxb) dalam ransum untukmenurunkan kadar lemak dan kolesterolkarkas broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

    Rismunndar. 1986. Membudidayakan Lima Jenis Bawang. Bandung: Sinar Baru.

    Rostiana, O. Nurliani B dan R. Mono. 2005. Budidaya Tanaman Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Sirkuler No. 11.

    Rukmana, R. 2005. Temu Hitam. Yogyakarta: Kanisius.

    Saenab, A. B. Bakrie, T. Ramadhan dan Nasrullah. 2006. Pengaruh pemberian jamu terhadap kualitas karkas ayam buras. Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Vol X(2) :133 143.

    Sangat, H. dan Rumantyo. 1989. Etnobotani Kunyit (Curcuma domestica Val). Kongres Nasional Biologi lX. Universitas Andalas, Padang.

    Sarwono. 2010. Jamu untuk Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Sastroamidjojo, S. 2001. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat, Jakarta. Soeparno.1992. Ilmu Teknologi daginng. Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta.

    _______. 1994. Ilmu Teknologi daginng. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

    Syukur, C. 2005. Pembibitan Tanaman Obat. Penebar Swadaya.

    Tillman, Hartadi, Reksohadiprodjo, Prawirakusumo, dan Lebdosoekodjo. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

    Wahyono, S. 1999. Bawang putih sebagai penurun kolesterol darah. BulPiogama 1:1-2

    Wahyu, J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Waskito, W. M. 1981. Pengaruh berbagai factor lingkungan terhadap gala

    tumbuh ayam broiler. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung. Waskito, W. M. 1983. Pengaruh berbagai factor lingkungan terhadap gala

    tumbuh ayam broiler. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung.

  • 38

    Winarto, W. P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

  • 39

    LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN

  • 40

    Lampiran 1. Persentase Karkas Broiler Selama 35 Hari

    Ulangan Perlakuan

    A1 A2 A3 A4

    1 74,96 77,90 77,58 82,21

    2 92,53 82,38 66,62 73,22

    3 71,13 75,42 67,04 83,68

    4 80,21 77,18 89,88 83,47

    5 77,77 83,18 64,96 87,65

    Total 396,6 396,06 336,08 410,23

    Rata-Rata 79,32 79,21 73,22 82,05

    Lampiran 2. Persentase Lemak Abdominal Selama 35 Hari

    Ulangan Perlakuan

    A1 A2 A3 A4

    1 1,03 2,75 3,34 1,58

    2 3,27 2,16 0,92 3,89

    3 2,83 3,31 3,67 1,29

    4 3,48 1,23 1,24 2,11

    5 2,30 1,58 3,0 1,14

    Total 12,91 11,03 12,17 10,01

    Rata-Rata 2,58 2,20 2,44 2,00

  • 41

    Lampiran 3. Kolesterol Darah Broiler Selama 35 Hari

    Ulangan Perlakuan

    A1 A2 A3 A4

    1 113 115 114 117

    2 104 101 115 105

    3 111 91 122 109

    4 92 110 103 112

    5 113 98 110 72

    Total 553 515 564 515

    Rata-Rata 106,6 103 112,80 103

  • 42

    Lampiran 4. Perhitungan Rancangan Acak Lengkap Uji SPSS Versi 16

    Jumlah dan Bentuk Ramuan Herbal sebagai Imbuhan Pakan

    Terhadap Bobot Karkas, Lemak Abdominal dan Kolesterol

    Darah Broiler.

    A. Persentase Bobot Karkas

    Tests of Between-Subjects Effects

    Dependent Variable:Bobot_Karkas

    Source

    Type III Sum

    of Squares Df Mean Square F Sig.

    Corrected

    Model 208.318a 3 69.439 1.277 .316

    Intercept 123083.343 1 123083.343 2.263E3 .000

    Perlakuan 208.318 3 69.439 1.277 .316

    Error 870.368 16 54.398

    Total 124162.029 20

    Corrected Total 1078.686 19

    a. R Squared = ,193 (Adjusted R Squared = ,042)

  • 43

    B. Persentase Lemak Abdominal

    Tests of Between-Subjects Effects

    Dependent Variable:Lemak

    Source

    Type III Sum

    of Squares df Mean Square F Sig.

    Corrected

    Model .996a 3 .332 .294 .829

    Intercept 106.676 1 106.676 94.339 .000

    Perlakuan .996 3 .332 .294 .829

    Error 18.092 16 1.131

    Total 125.764 20

    Corrected Total 19.088 19

    a. R Squared = ,052 (Adjusted R Squared = -,126)

  • 44

    4. Kolesterol Darah Broiler

    Tests of Between-Subjects Effects

    Dependent Variable:Kolesterol

    Source

    Type III Sum

    of Squares df Mean Square F Sig.

    Corrected

    Model 320.550a 3 106.850 .791 .516

    Intercept 226206.450 1 226206.450 1.676E3 .000

    Perlakuan 320.550 3 106.850 .791 .516

    Error 2160.000 16 135.000

    Total 228687.000 20

    Corrected Total 2480.550 19

    a. R Squared = ,129 (Adjusted R Squared = -,034)

  • 45

    Lampiran 5. Perhitungan Jumlah Zat Bioaktif pada 12 Bahan dan 7 Bahan Ramuan Herbal.

    Minyak Atsiri Bahan Ramuan Herbal 12 Temulawak : 6,55 x 125 / 100 = 8,18 gram Kunyit : 6,18 x 125 / 100 = 7,72 gram Daun Sirih : 0,91 x 125 / 100 = 1,13 gram Jahe : 2,49 x 125 / 100 = 3,11 gram Sereh Dapur : 1,33 x 125 / 100 = 1,66 gram Kencur : 3,35 x 125 / 100 = 4,18 gram Kemangi : 1,11 x 125 / 100 = 1,38 gram Lengkuas : 0,81 x 125 / 100 = 1,01 gram Temu Hitam : 1,89 x 125 / 100 = 2,36 gram Temu Kunci : 3,42 x 125 / 100 = 4,27 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram+ 35 gram : 35/1500x 100 = 2,33%

    Minyak Atsiri Bahan Ramuan Herbal 7 Temulawak : 6,55 x 214,2 / 100 = 14,03 gram Kunyit : 6,18 x 214,2 / 100 = 13,23 gram Daun Sirih : 0,91 x 214,2 / 100 = 1,94 gram Jahe : 2,49 x 214,2 / 100 = 5,33 gram Sereh Dapur : 1,33 x 214,2 / 100 = 2,84 gram Kemangi : 1,11 x 214,2 / 100 = 2,37 gram

    Bawang putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram + 39, 74 gram : 39,74/1500 x 100 = 2,64%

    Kurkumin Bahan Ramuan Herbal 12 Temulawak : 2,33 x 125 / 100 = 2,91 gram Kunyit : 8,6 x 125 / 100 = 10,75gram

    Kencur : 0,006 x 125 / 100 = 0,0075 gram

  • 46

    Daun Sirih : 0 x 125 / 100 = 0 gram Jahe : 0 x 125 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kemangi : 0 x 125 / 100 = 0 gram Lengkuas : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Hitam : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Kunci : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram +

    13, 67 gram : 13, 67/ 1500 x 100 = 0,91% Kurkumin Bahan Ramuan Herbal 7 Temulawak : 2,33 x 214,2 / 100 = 4,99 gram Kunyit : 8,6 x 214,2 / 100 = 18,42 gram

    Daun Sirih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Jahe : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Sereh Dapur : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Kemangi : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Bawang Putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram + 23,41 gram

    : 23,41/ 1500 x 100 = 1,5% Metil caviol Bahan Ramuan Herbal 12 Daun Sirih : 2,68 x 125 / 100 = 3,35 gram

    Temulawak : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kunyit : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Kencur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Jahe : 0 x 125 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kemangi : 0 x 125 / 100 = 0 gram Lengkuas : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Hitam : 0 x 125 / 100 = 0 gram

  • 47

    Temu Kunci : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram +

    3,35gram : 3,35/1500 x 100 = 0,22% Metil caviol Bahan Ramuan Herbal 7 Daun Sirih : 2,68 x 214,2 / 100 = 5,74 gram Temulawak : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Kunyit : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Jahe : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Sereh Dapur : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Kemangi : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Bawang Putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram + 5,74 gram : 5,74 / 1500 x 100 = 0,38% Gingerol Bahan Ramuan Herbal 12 Jahe : 0,799 x 125 / 100 = 0,998gram Daun Sirih : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Temulawak : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kunyit : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Kencur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kemangi : 0 x 125 / 100 = 0 gram Lengkuas : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Hitam : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Kunci : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram +

    0,998 gram : 0,998/1500 x 100 = 0,06%

  • 48

    Gingerol Bahan Ramuan Herbal 7 Jahe : 0,799 x 214,2 / 100 = 1,71 gram Daun Sirih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Temulawak : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Kunyit : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Kemangi : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram +

    1,71 gram

    : 1,71 /1500 x 100 = 0,11% Eugenol Bahan Ramuan Herbal 12 Kemangi : 27,98 x 125 / 100 = 34,97 gram Jahe : 0 x 125 / 100 = 0 gram Daun Sirih : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Temulawak : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kunyit : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Kencur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Lengkuas : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Hitam : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Kunci : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram + 34,97gram

    : 34,97/ 1500 x 100 = 2,33% Eugenol Bahan Ramuan Herbal 7 Kemangi : 27,98 x 214,2 / 100 = 59,93 gram Jahe : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Daun Sirih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Temulawak : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Kunyit : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

  • 49

    Sereh Dapur : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram +

    59,93gram : 59,93 /1500 x 100 = 3,99% Sitral A Bahan Ramuan Herbal 12 Kemangi : 14,07 x 125 / 100 = 17,58 gram Jahe : 0 x 125 / 100 = 0 gram Daun Sirih : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Temulawak : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kunyit : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Kencur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Lengkuas : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Hitam : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Kunci : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram +

    17,58gram : 17,58/1500 x 100 = 1,17% Sitral A Bahan Ramuan Herbal 7 Kemangi : 14,07 x 214,2 / 100 = 30,13 gram Jahe : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Daun Sirih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Temulawak : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Kunyit : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Bawang Putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram + 30,13gram

    : 30,13 /1500 x 100 = 2,0% Sitral B Bahan Ramuan Herbal 12 Kemangi : 10,9 x 125 / 100 = 13,62 gram

  • 50

    Jahe : 0 x 125 / 100 = 0 gram Daun Sirih : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Temulawak : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kunyit : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Kencur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Lengkuas : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Hitam : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Kunci : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram + 13,62gram

    : 13,62/1500 x 100= 0,90% Sitral B Bahan Ramuan Herbal 7 Kemangi : 10,9 x 214,2 /100 = 23,34 gram Jahe : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Daun Sirih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Temulawak : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Kunyit : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Bawang Putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram + 23,34 gram

    : 23,34/1500 x 100 = 1,55% Flavonoid Bahan Ramuan Herbal 12 Kemangi : 0,47 x 125 / 100 = 0,58 gram Jahe : 0 x 125 / 100 = 0 gram Daun Sirih : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Temulawak : 0 x 125 / 100 = 0 gram Kunyit : 0 x 125 / 100 = 0 gram

    Kencur : 0 x 125 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 125 / 100 = 0 gram

  • 51

    Lengkuas : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Hitam : 0 x 125 / 100 = 0 gram Temu Kunci : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Merah : 0 x 125 / 100 = 0 gram Bawang Putih : 0 x 125 / 100 = 0 gram +

    0,58 gram : 0,58/ 1500 x 100 = 0,3% Flavonoid Bahan Ramuan Herbal 7 Kemangi : 0,47 x 214,2 / 100 = 1,0 gram Jahe : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Daun Sirih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Temulawak : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Kunyit : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram Sereh Dapur : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram

    Bawang Putih : 0 x 214,2 / 100 = 0 gram + 1,0 gram

    : 1,0 /1500 x 100 = 0,06%

  • 52

    Lampiran 7. Dokumentasi penelitian

    Kemangi Bawang Putih Bawang Merah Daun Sirih

    Temu Kunci Temu Ireng Sereh Lengkuas

    Kunyit Kencur Jahe Temulawak

    Bahan Bahan Ramuan Herbal

  • 53

    Pembuatan Ramuan Herbal Cair Sebelum Fermentasi

    Pembuatan Ramuan Herbal Cair Sesudah Fermentasi

  • 54

    RIWAYAT HIDUP

    RIRIN FAUZIAH HARLIN, Lahir pada tanggal 5 Oktober

    1990 di Raha. Anak ke-2 dari Empat bersaudara. Jenjang

    Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah SDN 9

    Katobu, lulus pada tahun 2002, Kemudian lanjut di SMPN

    1 Raha dan lulus pada tahun 2005. Kemudian masuk di

    SMAN 1 Raha pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008, penulis diterima di

    Universitas Hasanuddin melalui jalur SNPTN sebagai mahasiswa program Strata

    1 (S1) Pada Fakultas Peternakan, Jurusan Nutrisi dan makanan Ternak,

    Universitas Hasanuddin, Makassar.