skripsi perlakuan akuntansi aset tetap pada badan
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BANTAENG
NUNUNG PARWATI
10573 03717 12
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ii
SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BANTAENG
NUNUNG PARWATI
10573 03717 12
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
iii
iv
)
v
MOTTO PERSEMBAHAN
Bismillah...
Selalu Berpikir Besar, Dan Bertindak Mulai Sekarang.
Lakukan Yang Terbaik,
Bersikaplah Yang Baik,
Maka Kau Akan Menjadi Orang Yang Terbaik
“Jika Anda Memiliki Keberanian Untuk Memulai, Anda Juga
Memiliki Keeranian Untuk Sukses” David Viscoot
vi
ABSTRAK
NUNUNG PARWATI, 2015. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng. Skripsi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Di Bimbing Oleh H. Ansyarif Khalid selaku pembimbing I dan Ismail Badollahi
selaku pembimbing II.
Aset tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 07 tahun 2010 tentang
Aset Tetap untuk menilai perlakuan akuntansi yang diterapkan pada aset terutama
dalam hal aset tetap yang dimiliki Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng.
Dalam menilai penerapan akuntansi pada aset yang dimiliki, Metode
penyusutan menjadi salah satu hal penting dalam menilai perlakuan akuntansinya
untuk menentukan masa manfaat dan umur eknomis penggunaan aset tetap.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perlakuan akuntansi pada aset tetap
yang dimiliki dan digunakan dalam operasional instansi yang bersangkutan
menurut Standar Akuntansi Pemerintah. Metode analisis yang digunakan adalah
metode komparatif. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan akuntansi yang
diterapkan dalam pencatatan maupun kebijakan-kebijakan pada aset tetap yang
dimiliki berdasarkan PSAP No. 07 Tahun 2010 tentang Aset Tetap.
Kata Kunci: Aset Tetap, Perlakuan Akuntansi, Standar Akuntansi
Pemerintah.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan Kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan segala
Rahmat dan Hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng”. Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, kepada Keluarga, beserta Para Sahabatnya.
Banyak hikmah dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tetapi tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan
yang didapatkan, namun berkat ketabahan, kesabaran, kerjakeras, kemauan besar,
ketekunan,serta kemauan besar disertai pula bantuan, motivasi dan bimbingan dari
berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Karena Itu adalah suatu kewajiban penulis untuk menghaturkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
langsung, baik selama penulis menempuh pendidikan ataupun dalam proses penyelesaian.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya dan sembah sujud Ananda haturkan kepada
Ayahanda Alimuddin dan Ibunda Syamsiah, yang telah mencurahkan cinta dan kasih
sayangnya serta keikhlasan dalam membesarkan, mendidik dan membiayai penulis serta
doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Semoga apa yang telah
mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di
dunia dan di akhirat. Kepada adik-adiku tercinta Imamul Ummu, Ahmad Abrar, M. Ilham
viii
beserta keluarga atas segala dukungan moral maupun material. Tak lupa pula penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE,M. Si,Ak.CA selaku pembimbing I dan bapak
Ismail Badollahi, SE,M. Si,Ak.CA selaku pembimbing II dengan segala
kerendahan hati telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
telah memberikan banyak ilmu dan berbagai pengalaman selama penulis menuntut
ilmu.
6. Kepada Kepala Kantor dan seluruh Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng yang telah bersedia menerima dan mmberikan data dan
informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan penyusunan skripsi ini.
7. Kepada teman-teman saya Endang Permata Sari, Rini Anggraeni Idris, Mulviani
Safitri, Riskayanti, Asniar, Risma Haruna yang telah setia menemani dan
memberikan spirit selama proses penyusunan skripsi ini.
8. Kepada keluarga Besar AK5-12 yang selama ±4 tahun ini bebagi suka maupun
duka dalam proses pembelajaran maupun kebersamaan yang dipenuhi kekacauan
yang heboh, terima kasih untuk kalian semua teman dan saudara/i mengukir memori
indah bersamaku.
ix
9. Teman-teman di Pondok Hidayah, terima kasih atas semua bantuan, doa, dan
dukungannya yang telah memberikan banyak keceriaan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
kesempurnaan Hanyalah Milik Allah Swt. Dan tiada manusia yang luput dari salah dan
khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skrips iini.Semoga saran dan kritik
tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar.
Makassar, Februari 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO PERSEMBAHAN ............................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9
A. Aset Tetap .............................................................................................. 9
B. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap ............................................................ 13
C. Pengakuan Aset Tetap ............................................................................ 21
D. Pengukuran Aset Tetap .......................................................................... 25
E. Penghentian Dan Pengungkapan Aset Tetap Sektor Publik .................. 31
F. Kerangka Fikir ....................................................................................... 33
G. Hipotesis ................................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 34
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 34
B. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34
C. Jenis Dan Sumber Data .......................................................................... 35
D. Metode Analisis ..................................................................................... 35
E. Defenisi Operasional .............................................................................. 36
xi
BAB IV GAMBARAN UMUM INSTANSI ..................................................... 38
A. Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng .............................................................................. 38
B. Visi Dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng .............................................................................. 41
C. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ...................................... 42
D. Strategi Dan Kebijakan .......................................................................... 43
E. Kedudukan Dan Tugas Pokok ................................................................ 44
F. Struktur Organisasi ................................................................................ 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 48
A. Aset Tetap .............................................................................................. 48
B. Aset Tetap Yang Dimiliki Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng .............................................................................. 49
C. Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Aset Tetap Berdasarkan
PP No. 71 Tahun 2010 ........................................................................... 52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 59
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 59
B. SARAN ................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ 64
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 : Kriteria material/batasan minimal kapitalisasi asset tetap ............ 22
Tabel 2 : Daftar aset tetap yang dimiliki oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng ............................... 50
Tabel 3.1 : Pengakuan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07 ..................... 52
Tabel 3.2 : Pengukuran Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No.07 ...................... 53
Tabel 3.3 : Pengeluaran Setelah Perolehan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng dengan
PSAP No. 07 ................................................................................ 54
Tabel 3.4 : Penyusutan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No 07 .................................. 55
Tabel 3.5 : Penghentian dan Pelepasan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07 ...................... 56
Tabel 3.6 : Pengungkapan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07 ...................... 57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Kerangka Pikir .................................................................................33
Gambar 2 : Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng ........................................................................47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi keuangan menjadi semakin penting dalam kehidupan
perekonomian, khususnya untuk dunia usaha. Hal ini terjadi karena para pelaku
ekonomi dalam mengambil keputusan semakin bijaksana serta ditunjang dengan
perkembangan tehnologi informasi yang sangat pesat. Akuntansi keuangan
sebagai salah satu cabang ilmu dan praktik akuntansi yang berhubungan dengan
permasalahan laporan keuangan perusahaan kepada berbagai pihak pengambil
keputusan dalam manajemen perusahaan, perlu diselenggarakan dengan
berlandaskan pada standar akuntansi yang berlaku. Salah satu tujuan akuntansi
adalah untuk memberikan informasi akuntansi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aset, kewajiban, modal dan potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
Perusahaan bisnis yang menginvestasikan modalnya dalam bentuk harta yang
bersifat tahan lama dan dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan dalam
akuntansi dikenal dengan istilah aset tetap. Aset tetap (fixed asset) adalah aset
berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.
2
Aset tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aset lancar. Jika
aseta lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aset tetap
dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aset tersebut. Hal ini disebabkan
banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aset tetap yang tidak
bisa tidak harus dilakukan karena berupa commited cost, yang dalam masa
pengoperasian aset tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen melalui wewenang yang dimilikinya. Karena pengendalian aset tetap
dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem akuntansi aset tetap
menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat
pelaksanaan.
Aset tetap berwujud meliputi berbagai bentuk kekayaan yang dipergunakan
dalam operasi perusahaan yang biasa secara permanen atau untuk jangka panjang.
Yang termasuk dalam aset tetap antara lain tanah, gedung atau bangunan,
kendaraan, mesin-mesin dan alat-alat perkantoran. Tanah adalah bagian dari bumi
yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam kaitannya dengan pelaksanaan
kegiatan normal perusahaan. Gedung atau bangunan adalah bangunan-bangunan
yang dikuasai oleh perusahaan yang penggunaannya berkaitan dengan kegiatan
normal perusahaan, contoh: gedung kantor, gedung pabrik dan gedung garasi.
Kendaraan adalah segala alat transportasi yang dikuasai perusahaan dan
digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan, sebagai pengangkut barang
atau karyawan. Mesin adalah segenap alat yang digunakan dalam pengolahan
barang yang berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan. Sedangkan alat-alat
3
perkantoran adalah perangkat, perabot dan perkakas perkantoran yang dikuasai
perusahaan dan digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan normal perusahaan.
Penilaian aset tetap berwujud, aset tetap dinyatakan sebesar nilai buku. Nilai
buku adalah harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap.
Sedangkan harga perolehan aset tetap adalah uang yang dikeluarkan atau utang
yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh aset tetap sejak
pembelian sampai aset tetap tersebut siap digunakan untuk operasional
perusahaan.
Dalam Standar Akuntansi Pemerintah PP no.71 tahun 2010 di jelaskan bahwa
yang di maksud aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki
oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya. Dan yang di maksudkan aset tetap adalah adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aset tetap pada Badan Perncanaan Pembanguna Daerah Kabupaten
Bantaneng mempunyai peranan penting dalam kegiatan operasional. Untuk
memperlancar kegiatan operasional perusahan dibutuhkan aset tetap seperti tanah,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, kendaraan, dan inventaris / perabot kantor
yang nantinya akan dipergunakan untuk melakukan kegiatan operasinal.
4
Mengingat pentingnya peranan aset tetap dalam kelangsungan sebuah
perusahaan maka penerapan sistem akuntansi aset tetap perlu diperhatikan. Oleh
karena itu, suatu instansi pemerintah ataupun perusahaan tanpa mempunyai aset
tetap tidak akan dapat menjalankan usahanya dengan baik. Dengan adanya aset
tetap, proses kegiatan operasional berjalan dengan baik dan lancar.
Pentingnya keberadaan aset tetap dalam kegiatan operasional perusahaan,
maka diperlukan sebuah sistem akuntansi aset tetap. Sistem akuntansi aset tetap
direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar
maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi aset tetap yang disusun oleh
perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi
yang mengubah harga pokok aset tetap dan akuntansi penyusutan aset tetap yang
bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif dalam perolehan,
pencatatan, penggunaan metode penyusutan, dan pelaporan dalam laporan
keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aset tetap yang ditetapkan oleh
perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur penyusutan akuntansi
aset tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan secara konsisten dari tahun
ke tahun.
Peran pemerintah daerah terkait aset tetap di kabupaten bantaeng sangat baik
dengan di aturnya prosedur akuntansi aset tetap dalam Peraturan Daerah
(PERDA) no. 6 tahun 2012 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
dengan menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 151 Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Pasal 330 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
5
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta untuk mewujudkan
penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif dan efisien dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pelayanan yang
optimal, maka perlu adanya sistem Pengelolaan Keuangan Daerah yang baik,
transparan dan bertanggungjawab sehingga perlu membentuk peraturan daerah
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Pada paragraf 3 tentang
Prosedur Akuntansi Aset Tetap Pada SKPD pasal 196-200 sesuai yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah no. 71 tahun 2010 tetang Standar Akuntansi
Pemerintah.
Salah satu isi dari pasal 196 dengan 4 ayatnya yaitu (1) Prosedur akuntansi
aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan,
pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset
tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. (2) Pemeliharaan aset tetap yang bersifat
rutin dan berkala tidak dikapitalisasi. (3) Rehabilitasi yang bersifat sedang dan
berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah satu kriteria menambah volume,
menambah kapasitas, meningkatkan fungsi, meningkatkan efisiensi dan/atau
menambah masa manfaat. (4) Perubahan klasifikasi aset tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa perubahan aset tetap ke klasifikasi selain aset tetap
atau sebaliknya. (5) Penyusutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu
aset tetap.
Perlakuan akuntansi aset tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi
mengenai penggunaan atau pengelolaan aset tetap. Perlakuan akuntansi yang
6
dimaksud yaitu untuk mngetahui penerapan SAP terhadap aset tetap yang dimiliki
instansi dalam hal perolehan, pencatatan, penggunaan metode penyusutan, dan
pelaporan.
Hal ini dimaksud untuk mempermudah pihak yang berkepentingan dalam
mengadakan analisa perbandingan laporan keuangan suatu periode tertentu
dengan periode sebelumnya, agar dapat menggambarkan secara jelas sifat dan
perkembangan perubahan yang dialami perusahaan dari waktu ke waktu.
Atas dasar latar belakang pemikiran tersebut di atas maka penulis merasa
perlu agar penyusutan aset tetap khususnya aset tetap terwujud mendapat
perhatian khusus, sehingga dijadikan sebagai obyek dalam propsal yang berjudul
“Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng”.
B. Rumusan masalah
Aset tetap mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan
operasional perusahaan ataupun instansi pemerintahan, maka perlu di bentuk
sebuah sistem akuntansi aset tetap sehingga serangkaian kegiatan berjalan secara
optimal.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah
yaitu Apakah Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng Telah Diterapkan Sesuai Dengan
Standar Akuntansi Pemerintah?.
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya satu hal
yang diperoleh setelah penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui sistem akuntansi yang terdapat pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabuaten Bantaeng .
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yaitu:
a. Manfaat praktis
1. Bagi perusahaan ataupun instansi pemerintahan, dapat dijadikan
masukan dalam usaha perbaikan kinerja pelaksanaan terhadap
penerapan perlakuan akuntansi aset tetap yang selama ini telah
dilaksanakan.
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat dijadikan bahan kajian
untuk lebih memahami bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap
menurut standar akuntansi pemerintah.
b. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
keilmuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang efektivitas
penerapan sistem yang dilakukan pemerintah terutama pada perlakuan
akuntansi aset tetap pada badan atau instansi pemeritahan. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan tentang sistem
8
akuntansi aset tetap pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng
c. Kebijakan
Akuntansi aset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 (PSAP 07), dari Lampiran I
PP 71 Tahun 2010. PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi
pemerintah dalam melakukan pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran,
dan penyajian serta pengungkapan aset tetap berdasarkan peristiwa yang
terjadi, seperti perolehan aset tetap pertama kali, pemeliharaan aset tetap,
pertukaran aset tetap, perolehan aset dari hibah/donasi, dan penyusutan.
Seperti dalam hal kebijakan yatitu memebantu Pemerintah Daerah
khususnya PEMDA kab. Bantaeng dalam menetapkan peraturan daerah
dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
pemerintah no 71 tahun 2010.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aset Tetap
1. Pengertian Aset Tetap
Yang dimaksud dengan aset tetap adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan, yang dimana kekayaan tersebut didapatkan dalam bentuk siap pakai
atau telah dibangun terlebih dahulu, sifatnya permanen dan dapat digunakan
dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka waktu yang relatif panjang serta
memiliki nilai cukup material.
Aset tetap yaitu sumber daya ekonomi yang didapatkan dan dikuasai oleh
perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya yaitu aktiva tetap
yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dalam
menghasilkan produk atau jasa.
Definisi atau Pengertian Aset Tetap menurut para ahli, Aset Tetap atau yang
juga biasa disebut Aktiva Tetap adalah harta kekayaan atau sumber daya entitas
bisnis (perusahaan) yang diperoleh serta dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi
(transaksi) pada masa yang lalu. aset tetap diguanakan dalam menjalankan
aktivitas operasional usaha entitas bisnis guna menghasilkan barang atau jasa.
dalam menghasilkan barang dan jasa, peranan aset tetap sangat signifikan.
misalnya tanah/lahan dan banguan tempat produksi, mesin dan berbagai peralatan
10
lainnya yang digunakan sebagai alat produksi dan yang lainnya. Sofyan Safri
berpendapat bahwa:
"Aset tetap adalah Aset suatu entitas yang menjadi hak milik entitas bisnis
(perusahaan) yang digunakan untuk memproduksi (menghasilkan) barang
atau jasa entitas bisnis dan penggunaannya secarara terus menerus."
Sedangkan SAP menuturkan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi
yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaatekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baikoleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satua uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dan yang di maksud Aset tetap
adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset pemerintah, dan
karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap
pemerintah adalah:
a. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh
entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan
kontraktor;
11
b. Hak atas tanah.
Dan dalam SAP juga di jelaskan yang tidak termasuk dalam definisi aset tetap
adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti
bahan (materials) dan perlengkapan (supplies).
Sejak ditetapkannya kewajiban penyusunan neraca sebagai bagian dari
laporan keuangan pemerintah, pengakuan/pencatatan, klasifikasi,
pengukuran/penilaian, dan penyajian serta pengungkapan aset tetap menjadi fokus
akuntansi, karena aset tetap memiliki nilai yang signifikan dan memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi.
Akuntansi aset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 (PSAP 07), dari Lampiran I PP 71 Tahun 2010.
PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintah dalam melakukan
pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran, dan penyajian serta pengungkapan
aset tetap berdasarkan peristiwa yang terjadi, seperti perolehan aset tetap pertama
kali, pemeliharaan aset tetap, pertukaran aset tetap, perolehan aset dari
hibah/donasi, dan penyusutan.
2. Klasifikasi Aset Tetap
Menurut Lampiran II.08 PPRI No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No.07 Aset tetap diklasifikasikan
berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.
Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:
12
1. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai. Apabila pemerintah memiliki tanah yang belum digunakan,
misalnya untuk persiapan terminal, lapangan udara dan lainnya maka tidak masuk
kelompok tanah namun dicatat dalam aset lainnya.
2. Peralatan dan mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik dan seluruh investasi kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari dua belas (12) bulan dan dalam kondisi
siap makai masuk dalam kategori aset tetap.
3. Gedung dan bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap pakai.
4. Jalan, irigasi dan jaringan
Mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta
dimiliki atau dikuasai dan dalam kondisi siap pakai.
5. Kontruksi dalam pengerjaan
Kontrusi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
13
6. Aset tetap lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
kedalam kelompok aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
B. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap
1. Pengeluaran Setelah Perlakuan
Aset tetap diperoleh pemerintah dengan maksud untuk digunakan dalam
kegiatan operasional pemerintahan. Aset tetap bagi pemerintah, di satu sisi
merupakan sumberdaya ekonomi, di sisi lain merupakan suatu komitmen, artinya
di kemudian hari pemerintah wajib memelihara atau merehabilitasi aset tetap yang
bersangkutan. Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu belanja untuk pemeliharaan dan belanja untuk
peningkatan.
Belanja pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aset tetap
tersebut sesuai dengan kondisi awal. Sedangkan belanja untuk peningkatan adalah
belanja yang memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas, masa manfaat, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja. Pengeluaran yang dikategorikan sebagai pemeliharaan tidak berpengaruh
pada nilai aset tetap yang bersangkutan. Sedangkan pengeluaran yang memberi
manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,
mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja merupakan belanja modal, harus
dikapitalisasi untuk menambah nilai aset tetap tersebut.
14
Misalnya Pemda A mempunyai sebuah komputer yang dibeli tahun 2004
dengan nilai perolehan Rp5.000.000,00. Setiap tahun dikeluarkan biaya
pemeliharaan sebesar Rp200.000,00. Setelah biaya pemeliharaan tersebut
dikeluarkan, nilai komputer tetap Rp5.000.000,00. Pada tahun 2005 komputer
tersebut di upgrade dengan biaya Rp500.000,00. Atas biaya upgrade yang dapat
meningkatkan kapasitas komputer tersebut, maka nilai komputer menjadi
Rp5.500.000,00.
2. Pengukuran Berikutnya
Seiring dengan semakin lamanya digunakan, aset tetap selain tanah akan
mengalami penurunan manfaat karena aus atau rusak karena pemakaian. Dalam
rangka penyajian nilai wajar terhadap aset-aset tersebut dapat dilakukan
penyusutan. Selain itu aset tetap juga dapat direvaluasi, dihentikan
penggunaannya, atau dilepaskan.
a. Penyusutan
Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Selain tanah dan konstruksi dalam
pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan
karakteristik aset tersebut.
Penyusutan ini bukan untuk alokasi biaya sebagaimana penyusutan di
sektor komersial, tetapi untuk menyesuaikan nilai sehingga dapat disajikan
secara wajar. Pengertian ini berdampak pada jurnal yang harus dibuat pada
saat mengakui penyusutan, dimana tidak ada pengakuan beban penyusutan
melainkan hanya penurunan nilai aset. Nilai penyusutan untuk masing-masing
15
periode dicatat dengan cara mengurangi nilai tercatat aset tetap dan akun
Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Jurnal standar untuk penyusutan adalah
sebagai berikut:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap XXX
Akumulasi penyusutan XXX
(untuk mencatat penyusutan)
Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode
yang sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang
digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomik atau
kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah.
Metode Penyusutan yang dapat diterapkan sesuai dengan PSAP 07 adalah:
a. Metode garis lurus (straight line method); atau
b. Metode saldo menurun ganda (double declining method); atau
c. Metode unit produksi (unit of production method)
Penerapan dari masing-masing metode ini dapat digambarkan
melalui contoh berikut:
Sebuah mesin fotocopy yang dibeli dengan harga Rp10.000.000,00
dan diperkirakan mempunyai masa manfaat selama 4 tahun dan
kapasitasnya mampu memfotocopy sebanyak 100.000 lembar. Penyusutan
yang dapat dihitung setiap tahun dari mesin ini adalah sebagai berikut:
16
a. Metode garis lurus
Tahun I : Rp10.000.000,00 : 4 = Rp2.500.000,00
Jurnal:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap 2.500.000
Akumulasi penyusutan 2.500.000
(untuk mencatat penyusutan)
Penghitungan dan jurnal yang sama harus dilakukan untuk 3 tahun
berikutnya sehingga nilai dari mesin tersebut pada akhir tahun ke 4 adalah
Rp1,00
b. Metode saldo menurun ganda
Persentase penyusutan per tahun = 2 x (100/4) = 50%
Tahun I : Rp10.000.000,00 x 50% = Rp5.000.000,00
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap 5.000.000
Akumulasi penyusutan 5.000.000
(untuk mencatat penyusutan)
Tahun II: (Rp. 10.000.000,00 - 5.000.000,00) x 50% = Rp. 2.500.000,00
Jurnal:
17
SKPD
Tahun III : (Rp5.000.000,00 – 2.500.000,00) x 50% = Rp1.250.000,00
Jurnal:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap 1.250.000
Akumulasi penyusutan 1.250.000
(untuk mencatat penyusutan)
Tahun IV: (Rp. 2.500.000,00 – 1.250.000,00) = Rp. 1.250.000,00
Jurnal:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap 1.250.000
Akumulasi penyusutan 1.250.000
(untuk mencatat penyusutan)
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap 2.500.000
Akumulasi penyusutan 2.500.000
(untuk mencatat penyusutan)
18
c. Metode unit produksi
Persentase penyusutan per tahun tergantung dari jumlah produksi pada
tahun tersebut
Tahun I : Produksi 30.000 lembar
Penyusutan = (30.000/100.000) x Rp10.000.000,00
= Rp3.000.000,00
Jurnal:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap 3.000.000
Akumulasi penyusutan 3.000.000
(untuk mencatat penyusutan)
Tahun II dan seterusnya penyusutan dihitung berdasarkan produksi
pada tahun tersebut, dan penyusutan tersebut harus terus dilakukan
meskipun telah melewati umur teknisnya.
Penilaian Kembali Aset Tetap
Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan, pemerintah
dapat melakukan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki. Hal ini
diperlukan agar nilai aset tetap pemerintah yang ada saat ini
mencerminkan nilai wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah
dapat melakukan penilaian kembali (revaluasi) sepanjang revaluasi
tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara
nasional misalkan undang-undang, peraturan pemerintah, atau peraturan
presiden.
19
Apabila revaluasi telah dilakukan maka nilai aset tetap yang ada di
neraca harus disesuaikan dengan cara menambah/mengurangi nilai tercatat
dari setiap aset tetap yang bersangkutan dan akun Diinvestasikan dalam
Aset Tetap sesuai dengan selisih antara nilai hasil revaluasi dengan nilai
tercatat.
Jurnal standar untuk mencatat hasil revaluasi adalah:
a. Bila nilai revaluasi lebih kecil daripada nilai tercatat, misalnya untuk
tanah
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap XXX
Tanah XXX
(untuk mencatat revaluasi)
b. Bila nilai revaluasi lebih besar daripada nilai tercatat, misalnya untuk
tanah
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Tanah XXX
Diinvestasikan dalam aset tetap XXX
(untuk mencatat revaluasi)
3. Penghentian dan Pelepasan
Bila aset tetap sudah rusak berat dan tidak dapat digunakan lagi maka aset
tetap tersebut akan dihapuskan dari pembukuan. Proses penghapusan seringkali
20
memerlukan waktu yang lama, maka sementara menunggu surat keputusan
penghapusan terbit aset yang rusak atau tidak dapat digunakan lagi dipindahkan
dari kelompok aset tetap menjadi akun Aset Lain-lain dalam kelompok aset
lainnya di neraca dan diungkapkan dalam CaLK. Hal yang sama diterapkan untuk
aset tetap yang karena alasan lain juga tidak digunakan secara aktif lagi dalam
operasional pemerintah meskipun tidak dalam kondisi rusak berat.
Jurnal standar untuk penghentian aset tetap dari penggunaannya adalah sebagai
berikut:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap XXX
Peralatan dan Mesin XXX
Aset lainnya
Diinvestasikan dalam aset lainnya
(untuk mencatat penghentian aset
tetap)
Apabila suatu aset tetap telah dilepaskan atau secara permanen dihentikan
penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang, berarti
aset tetap tersebut tidak lagi memenuhi definisi aset tertap sehingga harus
dihapuskan. Jika aset tetap tersebut telah dihapuskan melalui surat keputusan
penghapusan, maka aset tetap tersebut harus dieliminasi dari neraca dan
diungkapkan dalam CaLK.
21
Jurnal standar untuk mencatat transaksi tersebut adalah sbb:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Diinvestasikan dalam aset tetap XXX
Peralatan dan Mesin XXX
(untuk mencatat pelepasan aset tetap)
C. Pengakuan Aset Tetap
Pengakuan aset tetap adalah aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi
masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk
dapat diakui sebagai aset tetap, menurut Lampiran II.08 PPRI N.71 Tahun
2010 suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria, yaitu:
a. Berwujud,
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas (12) bulan. Masa manfaat
adalah periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan
atau pelayanan publik dan jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan
diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan atau pelayanan publik,
c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal,
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas,
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
f. Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara.
22
g. Nilai rupiah pembelian barang matrial atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut mempunyai batas minimal kapitalisasi asset tetap yang telah
ditetapkan.
Table.1
kriteria material/batasan minimal kapitalisasi asset tetap sebagai berikut:
No Uraian
Jumlah Harga
Lusin/Set/Satuan
(Rp)
1 Tanah Rp xxx
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat Rp xxx
2.2 Alat-alat Angkutan Rp xxx
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Rp xxx
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan Rp xxx
2.5 Alat-alat kantor dan Rumah Tangga
- Alat-alat Kantor Rp xxx
- Alat-alat Rumah Tangga Rp xxx
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi Rp xxx
2.7 Alat-alat kedokteran Rp xxx
2.8 Alat-alat Laboratorium Rp xxx
2.9 Alat-alat keamanan Rp xxx
3 Gedung dan bangunan, yang terdiri atas:
3.1 Bangunan gedung Rp xxx
3.2 Bangunan Monumen Rp xxx
4 Jalan, irigasi dan jaringan, yang terdiri atas:
4.1 Jalan dan jembatan Rp xxx
4.2 Bangunan Air atau irigasi Rp xxx
4.3 Instalasi Rp xxx
4.4 Jaringan Rp xxx
23
No Uraian
Jumlah Harga
Lusin/Set/Satuan
(Rp)
5 Aset tetap lainnya, yang terdiri atas:
5.1 Buku dan perpustakaan Rp xxx
5.2 Barang bercorak kesenian/kebudayaan Rp xxx
5.3 He Hewan ternak dan tumbuhan Rp xxx
6 Konstruksi dalam pengerjaan Rp xxx
Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh
pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan
untuk dijual. Pengakuan aset tetap akan handal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya atau pada saat penguasaannya berpindah.
Dalam menentukan apakah suatu pos mempunyai manfaat lebih dari 12
bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat
diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan
operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi pemerintah. (Mursyidi, 2009:184)
Manfaat ekonomi masa yang akan datang akan mengalir ke suatu entitas
dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima risiko
terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersediajika manfaat dan risiko telah diterima
entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui.
(Mursyidi, 2009:184)
Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti
bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan penguasaan secara hukum,
misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila
perolehan aset tetap belum didukung dengan buktisecara hukum dikarenakan
24
masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah
yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat
kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut diakui harus pada
saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah,
misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama
pemilik sebelumnya. (Mursyidi, 2009:185)
Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada umumnya
didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan mengurangi Kas Umum
Negara/Daerah. Dokumen sumber untuk merekam pembayaran ini adalah Surat
Perintah Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D LS).
Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Belanja Modal XXX
Piutang dari BUD XXX
(Untuk mencatat realisasi belanja modal)
BUD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Belanja Modal XXX
Kas di Kas Daerah XXX
(Untuk mencatat realisasi belanja modal)
25
Atas belanja modal tersebut, pemerintah akan memperoleh aset tetap yang
harus disajikan di neraca. Untuk memunculkan aset tetap di neraca dapat
dilakukan dengan cara membuat jurnal pendamping (korolari). Jurnal korolari ini
merupakan jurnal ikutan untuk setiap transaksi pendapatan, belanja, atau
pembiayaan yang mempengaruhi pos-pos neraca. Jurnal korolari untuk pengakuan
perolehan aset tetap adalah sebagai berikut:
SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Tanah XXX
Peralatan dan Mesin XXX
Gedung dan Bangunan XXX
Jalan, Irrigáis, dan Jaringan XXX
Aset Tetap Lainnya XXX
Konstruksi dalam Pengerjaan XXX
Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXX
(Untuk mencatat perolehan semua jenis
aset tetap)
Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui belanja
modal untuk mengakui penambahan aset tetap yang bersangkutan.
D. Pengukuran Aset Tetap
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
26
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan aset tetap yang
dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung tenaga kerja, bahan
baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. (Mursyidi, 2009:184)
1. Penilaian awal aset tetap
Menurut Lampiran II.08 PPRI N.71 Tahun 2010 penilaian awal aset tetap
harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa
nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut
diperoleh.
Suatu aset tetap mungkin diterima pemerintah sebagai hadiah atau donasi.
Suatu aset juga mungkin diperoleh tanpa nilai melalui pengimplementasian
wewenang yang dimiliki pemerintah. Untuk kedua hal tersebut aset tetap yang
diperoleh harus dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat aset tetap tersebut
diperoleh.
Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan
aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut
disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan
aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila
biaya perolehan tidak ada.
2. Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
kontruksinya termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
27
langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut
dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Contoh biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung, yaitu sebagai berikut:
a. Biaya persiapan tempat
b. Biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan bongkar muat
c. Biaya pemasangan
d. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
e. Biaya kontruksi
Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan
dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan
biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanh tersebut siap dipakai. Nilai tanah juga
meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika
bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran
yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap
pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan
sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap dipakai.
Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya kontruksi, termasuk
biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak.
28
Biaya perolehan, jalan irigasi dan jaringan menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai.
Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya kontruksi, dan biaya – biaya lain
yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap dipakai.
Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Pengecualian
Komponen Biaya Perolehan aset tetap yaitu:
a. Biaya administrasi dan biaya umum sepanjang biaya tersebut tidak dapat
diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa
aset ke kondisi kerjanya.
b. Biaya permulaan dan pra – produksi, kecuali biaya tersebut perlu untuk
membawa aset ke kondisi kerjanya.
3. Kontruksi dalam pengerjaan
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi atau melewati satu
periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan
dan dilaporkan sebagai kontruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut
selesai dan siap dipakai. Kontrusksi dalam pengerjaan yang sudah selesai dibuat
atau dibangun dan telah siap dipakai harus segera direklasifikasikan de dalam aset
tetap.
4. Perolehan secara gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
29
5. Pertukaran aset
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa atau
aset lainnya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai
ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah
setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran yang serupa yang
memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset
tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa.
Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam
transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat atas aset
yang dilepas.
6. Aset Donasi
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai
wajar pada saat perolehan. Perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria
perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan
operasional.
7. Pengeluaran Setelah Perolehan(Subsequent Expenditures)
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa
yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi atau peningkatan
standar kinerja, hatus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
Kapitalisasi biaya dimaksud yang telah disebutkan di atas harus ditetapkan dalam
kebijakan akuntansi suatu entitas berupa kriteria dan batasan jumlah biaya (
30
capitalization thresholds) tertentu untuk dapat digunakan dalam penentuan apakah
suatu pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak. Kebijakan akuntansi mengenai
capitalization thresholds harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
8. Pengukuran berikut (Subsequen measurement) terhadap pengakuan awal
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan. Bila terjadi kondisi yang memungkinkan revaluasi, maka
aset tetap disajikan berdasarkan penyesuaian pada masing – masing aset tetap
yang direvaluasi, dan pada rekening ekuitas (sebesar selisih nilai revaluasi dengan
nilai tercatat). Penyusutan yaitu penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Nilai penyusutan untuk masing – masing
periode diakui sebagai pengurangan nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan
beban penyusutan dalam laporan operasional. Selain tanah dan kontruksi dalam
pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan
karakteristik aset tersebut.
Adapun prasyarat penyusutannya adalah sebagai berikut:
a. Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan
b. Identifikasi aset nilainya menurun
c. Harus diketahui masa manfaatnya
d. Diketahui kondisi yang menyebabkan penurunan aset tetap
Menurut PSAP 07 Par 57, masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan
harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi
sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan
31
penyesuaian. Metode penyusutan yang dapat dipergunakan harus dapat
menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa yang akan mengalir ke
pemerintah antara lain:
a. Metode garis lurus (straight line method). Metode ini menghasilkan nilai
sama untuk setiap periode akuntansi.
b. Metode saldo menurun ganda(double declining balance method). Metode ini
dapat dilakukan dengan cara tarif metode garis lurus dikaitkan dua, namun
dasar penyusutannya adalah nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi
dengan akumulisi penyusutan.
c. Metode unit produksi(unit of production method).
E. Penghentian Dan Pengungkapan Aset Tetap Sektor Publik
1. Penghentian
Suatu asset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset
secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa
yang akan datang.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi
dari neraca dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keungan. Aset tetap yang
dihentikan dari dihentikan dari penggunaan aktif pemerintahan tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai
tercatatnya.
2. Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing- masing jenis aset
tetap sebagai berikut:
32
a. Dasar penilaian yang digunakan yang digunakan untuk menentukan nilai
tercat (carrying amount)
b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan:
1) Penambahan
2) Pelepasan
3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada
4) Mutasi aset tetap lainnya
c. Informasi penyusutan, meliputi:
1) Nilai penyusutan
2) Metode penyusutan yang digunakan
3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode
3. Pengungkapan
a. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap
2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap
3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstuksi
4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
33
F. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu:
Gambar 1.
G. Hipotesis
Hipotesis yang dapat penulis ajukan pada penelitian ini adalah “Diduga
bahwa Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng Telah Diterapkan Sesuai Dengan Standar Akuntansi
Pemerintah”.
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng
Perlakuan Akuntansi
Aset Tetap
Penyajian, Pencatatan
dan Pengungkapan
Efektivitas
34
BAB III
METODE PENILITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penulis melakukan penelitian adalah pada Badan Perencaan
pembangunan daerah kabupaten bantaengyang beralamat di Jl. Raya Lanto,
Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Waktu
penelitian yaitu kurang lebih 2 bulan, yang dilaksanakan mulai tanggal 30 April
sapai dengan 30 Juni 2016 .
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengumpulan data berikut
ini:
1. Penelitian lapangan, penelitian ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Observasi, yaitu pengaamatan yang dilakukan penulis untuk menambah
data-data yang diperoleh.
b. Wawancara, yaitu metode pebgumpulan data dengan jalan melakukan
wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam
organisasi
c. Dokument, yaitu Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun
elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung
kelengkapan data yang lain.
35
C. Jenis Dan Sumber Data
Untuk menunjukkan kelengkapan dari penelitian ini, maka penulis
mencoba memperoleh data yang terdiri dari:
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Adalah data yang penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik
bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagimana
adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau
bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaina
keggiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum
diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang
sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Sumber data
Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini merupakan data
primer. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap
suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
D. Metode Analisis
Metode Analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah Penelitian
komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-
fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
36
Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari
satu atau dalam waktu yang berbeda.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu. Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu
variabel tertentu.
E. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2012:31), definisi operasional adalah penentuan
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan
cara pengukuran konstrak yang lebih baik.
Definisi variabel yang dikemukakan dalam penyusunan proposal penelitian
ini adalah:
1. Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan
dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi (Jusuf, 2001: 5). Menurut
Harahap (1996: 47) akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan
informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis hasil usahanya pada suatu
waktu atau pada suatu periode tertentu. Sedangkan menurut Soemarso (2000:
akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pencatatan dan pengkomunikasian
37
kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun bukan
perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan.
2. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaatekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,
baikoleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satua uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM INSTANSI
A. Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng
Berdasarkan hasil penelitian penulis, terutama melalui penelitiankepustakaan
tentang sejarah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng
(BAPPEDA), yaitu semenjak mulai berdirinya di Indonesia, sejarah singkat
BAPPEDA disajikan sebagai berikut :
Menimbang dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di
Daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral
dan pembangunan daerah serta untuk menjamin laju perkembangan,
keseimbangan, dan kesinambungan pembangunan di Daerah diperlukan
perencanaan yang lebih menyeluruh, tearah, dan terpadu, maka atas dasar
pertimbangan pertimbangan di atas, pengaturan tentang pembentukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan
Presiden Nomor 15 Tahun 1974, dipandang perlu untuk di tinjau kembali;
1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1978
Tentang Garis Garis Besar Haluan Negara;
39
3. Undang undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok
Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
4. Keputusan Presiden Nomor 59/M Tahun 1978 tentang Pembangunan
Kabinet Pembangunan III;
5. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Rencana Pembangunan
Lima Tahun Ketiga (REPELITA III);
6. Atas dasar tsb dengan mencabut Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun
1974 tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Maka atas dasar tersebut diatas maka menetapkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan
Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kronologis berdiri dan
berkembangnya BAPPEDA dicatat sebagai berikut :
1. Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1964 tentang Pembentukan Badan
Koordinasi Pembangunan Daerah disingkat BAKOPDA.
2. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 tahun 1969 dan
Keputusan Presiden Nomor 4 tahun 1969, maka keluarlah Surat Keputusan
Gubernur Nomor SK 132/I-A/1 tanggal 28 Agustus 1969 tentang
Pembentukan Biro Khusus.
3. Dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor SK 044/I-A/1 tanggal 18 April
1970 yang disempurnakan untuk pertama kali tanggal 28 Mei 1970, maka
40
sebutan Biro Khusus diubah menjadi Badan Pengendalian Operasionil
Pembangunan Daerah.
4. Surat Keputusan Gubernur Nomor SK 018 Tahun 1973 tanggal 17 Januari
1973 membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disingkat
BAPPEMDA.
5. Surat Keputusan Gubernur tanggal 17 Agustus 1974 Nomor 137 Tahun
1974 dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, disingkat
BAPPEDA, berdasar Keputusan Presiden tanggal 18 Maret 1974 No. 15
Tahun 1974 jo. Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Juli 1974 no.
142 tahun 1974 dan Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 13 Juli 1974
Nomor EKBANG 7/39/48.
BAPPEDA dibentuk sebagai Badan Staf yang langsung berada dan
bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah yang dengan demikian
sekaligus melaksanakan fungsi membantu Gubernur Kepala Daerah dalam
menentukan kebijaksanaan di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah dalam
menentukan kebijaksanaan dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah serta
menilai pelaksanaannya.
Untuk melengkapi kepentingan organisasi, maka dengan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah tanggal 11 Januari 1978 Nomor : telah ditetapkan pola
tata kerja/ pembagian tugas Bagian dan Sub Bidang pada BAPPEDA.
Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
1980 tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
41
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 tahun 1980 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I
dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II, telah ditetapkan
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nomor 4 tanggal 29 Juni 1983
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BAPPEDA.
Kepala/ketua Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kabupaten
Bantaeng saat ini adalah DR. Ir. H. SYAMSU ALAM, M.Si
B. Visi Misi Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Kabupaten Bantaeng
1. Visi BAPPEDA
Visi BAPPEDA dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Kabupaten
Bantaeng. Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan
berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu.
Visi BAPPEDA :
"Mewujudkan Bappeda sebagai Perencana yang Aspiratif dan
Partisipatif dalam Rangka Percepatan Pengembangan Wilayah Kabupaten
Bantaeng”
2. Misi BAPPEDA
Misi BAPPEDA :
1. Mengembangkan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan yang terpadu, terukur dan realistis;
2. Mengembangkan potensi daerah secara optimal melalui inovasi dan
partisipasi pembangunan.
42
3. Mengoptimalkan perencanaan dan jaringan dalam rangka kerjasama
antar daerah dan lembaga;
4. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam rangka perencanaan
pembangunan Daerah;
5. Meningkatkan koordinasi, Pengendalian, monitoring dan evaluasi
perencanaan pembangunan.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparat Perencana melalui
pembinaan dan pengembangan SDM.
C. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Dengan memperhatikan Visi dan Misi SKPD BAPPEDA dengan tetap
mengacu pada Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam
periode tahun 2013-2018 tujuan yang ingin dicapai BAPPEDA adalah :
1. Meningkatnya pelaksanaan koordinasi antar instansi, sektor dan
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan;
2. Mewujudkan rumusan kebijakan perencanaan pembangunan;
3. Meningkatkan partsipasi masyarakat dalam Perencanaan pembangunan ;
4. Pengendalian dan penilaian pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui
monitoring, dan evaluasi pelaksanaan yang efektif dan efisien;
5. Penyedian data dan laporan perencanaan secara aktual, akurat dan
profesional;
6. Meningkatkan kerjasama antar daerah dan non pemerintah;
7. Pemanfaatan kemajuan teknologi;
8. Pengembangan SDM.
43
Berdasarkan pada tujuan diatas, maka sasaran yang diambil adalah sebagai
berikut :
1. Terlaksananya koordinasi program pembangunan;
2. Tersusunnya dokumen-dokumen perencanaan Daerah;
3. Tersusunnya rencana uraura pembangunan tahunan Kab. Bantaeng;
4. Terwujudnya evaluasi pelaksanaan kegiatan yang menjadi dasar
perencanaan selanjutnya;
5. Tersedianya data perencanaan dan laporan yang aktual, faktual dan
optimal;
6. Terwujudnya kerjasama yang saling menguntungkan;
7. Penerapan teknologi dalam perencanaan pembangunan Kab. Bantaeng;
8. Meningkatnya profesionalisme aparat;
Secara rincai Tujuan dan Sasaran Jangka menengah pelayanan SKPD
tergambar dalam Tabel 4.1. terlampir.
D. Strategi dan Kebijakan
Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah diuraikan
diatas, ditetapkan Strategi dan Kebijakan SKPD BAPPEDA yang mengacu pada
RPJMD 2013-2018.
1. Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Bantaeng
Sebagaimana dijelaskan, banyak pengaruh yang besar terhadap
kebijakan pembangunan diantaranya arus globalisasi yang mengalirkan
keterbukaan informasi, fleksibilitas barang dan jasa, otonomi daerah, climate
44
change, MP3EI, percepatan pencapaian MDGs, percepatan penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran, ketahanan pangan serta berbagai masalah yang
ada di Kabupaten Bantaeng.
2. Strategi dan Arah Kebijakan SKPD BAPPEDA Kabupaten Bantaeng
Bertolak dari visi, misi dan tujuan SKPD BAPPEDA Kabupaten
Bantaeng dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah
diperlukan suatu rencana pembangunan yang handal, berkualitas dan kebijakan
pembangunan lainnya yang akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan
daerah bahkan pembangunan nasional, maka strategi dan kebijakan yang akan
dilakukan dalam periode 2013-2018.
E. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi
1. Kedudukan
Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Kabupaten Bantaeng BAPPEDA
adalah Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan merupakan unsur
penunjang pemerintah Kabupaten di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah
dan dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati Bantaeng melalui Sekretaris Daerah Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 27 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng, Struktur
Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari kepala Bappeda
dengan tingkat eselon II/b, Sekretaris dan dibantu oleh 4 (empat) Bidang Yaitu:
45
a) Bidang Sumber Daya Alam dan Prasarana Wilayah
b) Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya
c) Bidang Penelitian dan Statistik
d) Bidang Pengendalian dan Evaluasi
2. Tugas Pokok
Berdasrkan Perda Nomor : 27 Tahun 2010 tugas pokok Bappeda Kabupaten
Bantaeng adalah malaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perencanaan pembangunan daerah.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas bappeda menyelenggaraan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan
b. Pengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pmbangunan
daerah
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut diatas, berdasarkan Perda
Nomor 27 Tahun 2010 Kepala BAPPEDA dibantu oleh :
1. Sekretariat:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Program dan Pelaporan
46
c. Sub Bagian Keuangan
2. Bidang Sumber Daya Alam dan Prasarana Wilayah:
a. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
b. Sub Bidang Prasarana Wilayah
3. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya:
a. Sub Bidang Pertanian dan Ekonomi
b. Sub Bidang Sosial dan Kebudayaan
4. Bidang Penelitian dan Statistik:
a. Sub Bidang Penelitian
b. Sub Bidang Statistik
5. Bidang Pengendalian dan Evaluasi:
a. Sub Bidang Pengendalian
b. Sub Bidang Evaluasi
Kelompok Jabatan Fungsional
F. Stuktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan pembagian fungsi dalam suatu organisasi.
Pembagian tersebut akan memisahkan secara formal masing-masing komponen
yang ada sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta menunjukkan hubungan
komponen yang satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik,
diharapkan suatu sistem kerja dapat berjalan dengan lancar sehingga memberikan
47
stabilitas dan kontinyunitas usaha yang baik pula yang memungkinkan organisasi
tersebut tetap berlangsung walaupun anggotanya silih berganti.
Bappeda Kabupaten Bantaeng berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun
2010 mempenyai Struktur Organisasi Sebagai berikut :
Gambar 2.
KEPALA BADAN DR. Ir. H. SYAMSU ALAM,
M.Si
Pembina Tk.I / IV/b
SEKRETARIS Drs. ABDULLAH, M.Si
Pembina Tk.I / IV/b
Kasubag Program
dan Pelaporan
SURYADI, S.Sos
Penata / III.c
Kasubag
Keuangan SUMIATI, S.Kom
Penata Muda TK.I/III.b
Kasubag Umum &
Kepegawaian
DIANA DACHLAN, SE
Penata Muda Tk.I/III.b
Kabid Penelitian dan
Statistik
AGUSTIAWAN. AY, SIP, M.Adm,KP
Penata Tk.I / III.d
Kabid Sumber Daya Alam & LH
Drs. NUR SYALIM, M.Si
Pembina Tk.I / IV.b
Kabid Pengendalian & Evaliasi
Drs. A. MUHLIS HINDRAH, MM
Pembina / IV.a
Kabid EkoSosBud
SUDYAWANI, S.STP, M.AP
Penata Tk. I / III.d
Kasubid Penelitian
SYAMSUSDDIN. C, S.Sos
Penata / III.c
Kasubid SDA & LH
ROSNIATI, ST
Penata Tk.I / III.d
Kasubid Pengendalian
SUHARDI JAYA, ST, MM
Penata / III.c
Kasubid Ekonomi
TRI ULFANI RAHMAN, SE
Penata / III.c
Kasubid Statistik
ALIA, S.Sos Penata / III.c
Kasubid Praswil
SRI WAHYUNI GANI, S.Si, M.Si
Penata Tk.I / III.d
Kasubid Evaluasi
SALIM MAHARISANDY, S,STP
Penata / III.c
Kasubid Sosial & Budaya
NURAHMI KUSUMA WARDANI,
SE
Penata / III.c
48
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Aset Tetap
Aset tetap pada Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Kabupaten
Bantaeng adalah aset yang dimiliki oleh BAPPEDA selain dari pada bagunan dan
tanah karena merupakan pinjaman pemerintah atau disediakan oleh pemerintah
untuk mendukung sarana pemerintahan dalam hal ini pemerintah daerah
kabupaten Bantaeng untuk instansi pemerintah Badan Perencanaan Pembanguna
Daerah Kabupaten Bantaeng.
Jenis-jenis aset tetap yang dimiliki oleh Badan Perencanaan Pembanguna
Daerah Kabupaten Bantaeng meliputi:
1. Tanah
Tanah yang dipergunakan untuk membangun gedung adalah tanah milik
pemerintah untuk membangun gedung instansi pemerintahan.
2. Bangunan
Bangunan yang ditempati oleh BAPPEDA untuk operasional adalah
bangunan instansi pemerintah Pekerjaan Umum (PU) yang sebagian
bagunannya di pakai oleh BAPPEDA dengan luas bangunaan ± 431,25 m2
dan bangunan tersebut termasuk dalam kelompok bangunan permanent/tidak
permanent.
49
3. Mesin kantor
Mesin kantor BAPPEDA berupa semua jenis Komputer, PC, Printer, Mesin
Ketik Manual Standar (14-16), Proyektor + Attachment dan Mesin Absensi
yang dipergunakan dalam opersional sehari.
4. Kendaraan Dinas
Kendaraan yang terdiri dari mobil dan motor yang dipergunakan untuk
menunjang kegiatan operasional BAPPEDA.
5. Meubelair kantor
Meubelir kantor seperti furniture, peralatan kerja dan peralatan lainnya yang
dipakai dalam kegiatan operasional sehari-hari.
6. Komputer kantor
Semua jenis aset tetap yang dimiliki oleh BAPPEDA memegang peranan
penting dalam kegiatan operasionalnya. Untuk itu diperlukan kebijkan dalam
penggunaan dan pengelolaannya yang baik.
B. Aset Tetap Yang Dimiliki Badan Perencanaan Pembanguna Daerah
Kabupaten Bantaeng
1. Tabel Aset Tetap
Tabel aset tetap atau daftar jenis aset tetap yang dimiiki Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten bantaeng termasuk di dalamnya nilai perolehan,
masa manfaat, kemudian nilai perolehan dapat dilihat pada tabel 2 aset tetap
tersebut akan dihitung akuntansinya dengan menghitung penyusutan dan masa
manfaat jenis-jenis aset tersebut.
50
Tabel.2 Aset Tetap
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng
No. Keterangan Unit
Kerja* Unit
Tahun
Perolehan
Umur
Manfaat
Nilai
Perolehan/
Unit (Rp.)
Total
Perolehan
(Rp.)
Penyusutan
Tahun
2015
(Rp.)
Nilai Buku
Tahun 2016
(Rp.)
Penilaian
Kembali Aset
Tahun 2016
(Rp.)
1 Meja Biro SUK 19 2009 4 tahun 900,000 17,100,000 225,000 - 675,000
2 Meja Kerja Pejabat Eselon
II
KB 2 2012 4 tahun 9,500,000 19,000,000 2,375,000 7,125,000 --
3 Kursi Kerja Pejabat Eselon
II
KB 1 2012 4 tahun 2,500,000 2,500,000 625,000 1,875,000 -
4 Meja Rapat RR 4 2015 4 tahun 4,000,000 16,000,000 1,000,000 3,000,.000 -
5 Kursi Putar SUK 3 2008 4 tahun 500,000 1,500,000 125,000 - 375,000
6 Kursi Tamu KB 1 2007 4 tahun 6,000,000 6,000,000 1,500,000 - 4,500,000
7 Lemari kayu SUK 3 2003 5 tahun 2,250,000 6,750,000 450,000 - 1,800,000
8 Lemari Besi BPS 2 2004 10 tahun 3,475,000 6,950,000 347,500 - 3,127,500
9 Lemari Buku untuk
Perpustakaan
BPS 1 2009 4 tahun
5,000,000 5,000,000 1,250,000 - 3,750,000
10 Air Blower DP 1 1998 2 tahun 525,000 525,000 262,500 - 262,500
11 Loudspeaker SEK 1 2001 2 tahun 3,500,000 3,500,000 1,750,000 - 1,750,000
12 Peta RR 2 1998 5 tahun 855,000 1,710,000 171,000 - 684,000
13 Televisi KB 1 2012 3 tahun 4,000,000 4,000,000 1,000000 3,000000 -
14 Dispenser DP 1 2011 2 tahun 2,250,000 2,250,000 750,000 - 1,500,000
15 AC Unit SUK 3 2012 4 tahun 3,500,000 10,500,000 875.000 2,625.000 -
16 Kabel Konektor RR 1 2014 1 tahun 1,350,000 1,350,000 1,350,000 - 1,350,000
17 Tripot Speaker BPS 1 2014 2 tahun 9,000,000 9,000,000 3,000,000 6,000,000 -
18 Mixer Power BPS 1 2014 5 tahun 7,850,000 7,850,000 1,570,000 6,280,000 -
19 Mic Warless BPS 1 2014 4 tahun 1,650,000 1,650,000 412,500 1,237,500 -
20 Camera Electronic BPS 3 2013 5 tahun 15,000,000 45,000,000 3,000,000 12,000,000 -
21 Mesin Ketik Manual
Standar (14-16)
SEK 2 2008 5 tahun
1,670,000 3,340,000 334,000 - 1,336,000
50
51
No. Keterangan Unit
Kerja* Unit
Tahun
Perolehan
Umur
Manfaat
Nilai
Perolehan/
Unit (Rp.)
Total
Perolehan
(Rp.)
Penyusutan
Tahun
2015
(Rp.)
Nilai Buku
Tahun 2016
(Rp.)
Penilaian
Kembali Aset
Tahun 2016
(Rp.)
22 Mesin Absensi BPS 1 2013 4 tahun 7,000,000 7,000,000 1,750,000 5,250,000 -
23 Mesin Pemotong Biasa BPS 1 2011 4 tahun 1,500,000 1,500,000 375,000 - 1,125,000
24 Printer SUK 7 2015 2 tahun 1,000,000 7,000,000 500.000 500,000 -
25 P.C Unit/ Komputer PC SUK 6 2014 4 tahun 8,900,000 53,400,000 2,225,000 6,675,000 -
26 Note Book SEK 2 2014 4 tahun 8,000,000 16,000,000 2,000,000 6,000,000 -
27 Lap Top SUK 12 2015 4 tahun 15,500,000 186,000,000 3,875,000 11,625,000 -
28 Proyektor + Attachment RR 3 2014 4 tahun 8,000,000 24,000,000 2.000,000 6,000,000 -
29 Layar Proyektor RR 4 2014 3 tahun 15,000,000 60.000.000 5,000,000 10,000,000 -
30 Sepeda Motor KJF 4 2013 5 tahun 12,775,000 51,100,000 2,555,000 10,220,000 -
31 Mobil Dinas KJF 2 2015 5 tahun 161,100,000 322,200,000 32,220,000 128,880,000 -
Total asset tahun 2016 Rp. 228,292,500 Rp. 20,660,000
Rp. 248,252,500
Keterangan:
*SUK: Semua Unit Kerja
KB: Kepala Badan
RR: Ruang Rapat
BPS: Bidang Penelitian dan Statistik
SEK: Sekretariat
KJF: Kelompok Jabatan Fungsional
DP: Dapur
51
52
C. Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Aset Tetap Berdasarkan PP
No.71 Tahun 2010
Penelitian ini juga menguraikan beberapa tabel perbandingan sesuai atau tidaknya
perlakuan Akuntansi Pemerintahan tentang Aset Tetap pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010, Pernyataan Nomor 7 tentang akuntansi aset tetap.
Tabel 3.1
Pengakuan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng dengan PSAP No. 07
PSAP Nomor 07
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng
Keterangan
a. Masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan.
a. Suatu aset akan diakui sebagai aset
tetap apabila aset tersebut memiliki
masa manfaat lebih dari dua belas
bulan.
Sesuai
b. Biaya perolehan dapat
diukur secara andal.
b. Aset tetap diakui menggunakan
biaya perolehan yang dapat diukur
secara andal.
Sesuai
c. Tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam operasi
normal entitas.
c. Maksud pengadaan aset tetap
bukan untuk dijual melainkan suatu
aset tetap diperoleh dengan maksud
untuk digunakan dalam menunjang
kegiatan operasional entititas.
Sesuai
d. Diperoleh atau dibangun
dengan maksud untuk
digunakan.
d. Pengadaan suatu aset adalah untuk
digunakan dalam aktifitas entitas.
Sesuai
e. Pengakuan aset tetap
akan sangat andal apabila
aset tetap telah diterima
atau diserahkan hak
kepemilikannya pada saat
penguasaannya berpindah.
e. Aset tetap akan diakui pada saat
transaksi atas aset tetap tersebut
terjadi. Contohnya jika transaksi
terjadi tanggal 8 Juni maka aset tetap
tersebut diakui pada tanggal 8 Juni.
Sesuai
(Sumber : Data Olahan, 2015)
53
Dari tabel 3.1 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap atas
pengakuan aset tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng telah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku yaitu Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang akuntansi aset tetap.
Mulai dari masa manfaat asset yang harus lebih dari 12 bulan hingga saat yang
tepat untuk aset diakui sebagai aset tetap.
Tabel 3.2
Pengukuran Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No.07
PSAP Nomor 07
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten
Bantaeng
Keterangan
a. Aset tetap dinilai dengan
biaya perolehan. Apabila
penilaian aset tetap dengan
biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai
aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat
perolehan.
a. Penilaian atas suatu aset tetap pada
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng adalah
dengan menggunakan biaya
perolehan yakni dinilai berdasar kan
seluruh biaya yang dikeluarkan
hingga aset tetap tersebut siap untuk
digunakan.
Sesuai
b. Biaya perolehan suatu
aset tetap terdiri dari harga
belinya termasuk bea impor
dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara
langsung
b. Biaya perolehan suatu aset tetap
pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng terdiri harga beli aset tetap
tersebut, biaya angkut dan biaya
instalasi yang dikeluarkan untuk aset
tetap tersebut.
Sesuai
(Sumber : Data Olahan, 2015)
Berdasarkan tabel 3.2 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap
tentang pengukuran aset tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng telah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku yaitu
54
Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang akuntansi aset
tetap dinilai dengan biaya perolehan.
Tabel 3.3
Pengeluaran Setelah Perolehan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07
PSAP Nomor 07
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng
Keterangan
a. Pengeluaran setelah
perolehan awal suatu aset
tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang
kemungkinan besar
memberi manfaat
ekonomik di masa yang
akan datang dalam bentuk
kapasitas, mutu produksi
atau peningkatan standar
kinerja, harus ditambahkan
pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.
a. Pengeluaran untuk perbaikan atau
perawatan aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat dan
akan memberi manfaat dalam
periode berjalan dan dimasa akan
datang dalam bentuk kapasitas, mutu
produksi, atau peningkatan standar
kinerja, dan ditambahkan pada nilai
tercatat aset yang bersangkutan.
Belum
Sesuai
(Sumber : Data Olahan, 2015)
Pada tabel 3.3 di atas terlihat bahwa pengeluaran untuk perbaikan suatu
aset teta pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng
tidak dikapitalisasi pada aset tetap karena Hal ini belum menjadi wewenang dari
instansi yang bersangkutan karena hal ini masih di kelolah oleh pos yang khusus
menangani mengenai aset daerah. Hal ini dianggap belum sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang akuntansi
aset tetap.
55
Tabel 3.4
Penyusutan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng
dengan PSAP No 07
PSAP Nomor 07 Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten
Bantaeng
Keterangan
Nilai penyusutan untuk
masingmasing periode
diakui sebagai pengurang
nilai tercatat aset tetap dan
diinvestasikan dalam aset
tetap.
Kaupaten Bantaeng belum pernah
melakukan penyusutan atas nilai aset
tetap yang dimiliki.
Belum
Sesuai
(Sumber : Data Olahan, 2015)
Berdasarkan tabel 3.4 diatas terlihat bahwa hingga saat peneliti melakukan
penelitian ini, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng
belum pernah melakukan penyusutan hal ini dikarenakan belum adanya petunjuk
teknis tentang penyustan aset tetap yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang,
hal ini belum menjadi wewenang dari instansi yang bersangkutan karena hal ini
masih di kelolah oleh pos yang khusus menangani mengenai aset daerah.
Hal ini dianggap belum sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
yaitu Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang
akuntansi aset tetap karena penyusutan sangatlah penting untuk mengetahui nilai
atas suatu aset yang dimiliki.
56
Tabel 3.5
Penghentian dan Pelepasan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07
PSAP Nomor 07 Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten
Bantaeng
Keterangan
a. Suatu aset tetap
dieliminasi dari neraca
ketika dilepaskan atau bila
aset secara permanen
dihentikan penggunaannya
dan tidak ada manfaat
ekonomik masa yang akang
datang.
a. pengeliminasian aset pada dari
neraca masih belum dilakukan.
Belum
Sesuai
b. Aset tetap yang
dihentikan dari
penggunaan aktif
pemerintah tidak
memenuhi definisi aset
tetap dan harus
dipindahkan ke pos aset
lainnya.
b. Aset tetap didefinisikan
merupakan aset yang memiliki masa
manfaat lebih dari dua belas bulan
namun jika aset tetap tidak lagi
memenuhi definisi yang ada maka
aset tersebut akan dihentikan dari
penggunaannya dan dipindahkan ke
pos aset lain-lain.
Sesuai
(Sumber : Data Olahan, 2015)
Pada tabel 3.5 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap tentang
penghentian dan pelepasan yang diterapkan pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng telah sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010
pernyataan No. 07 namun dalam pengelimenasian dalam neraca tidak di lakukan
karena proses pencatatan atas aset tidak dilakukan oleh instansi tersebut karena
hal ini belum menjadi wewenang dari instansi yang bersangkutan karena hal ini
masih di kelolah oleh pos yang khusus menangani mengenai aset daerah.
57
. Maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng akan
segera memindahkan aset tetap yang dianggap tidak lagi memenuhi definisi aset
tetap ke pos aset lain-lain.
Tabel 3.6
Pengungkapan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07
PSAP Nomor 07 Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng
Keterangan
a. Laporan keuangan harus
mengungkapkan dasar
penilaian yang digunakan
untuk menentukan nilai
tercatat.
a. Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantaeng
mengungkapkan dasar penilaian
yang digunakan untuk menentukan
nilai tercatat dalam laporan
keuangan, yaitu aset tetap dinilai
dengan biaya perolehan.
Sesuai
b. Setiap jenis aset seperti
tanah, gedung dan
bangunan, peralatan dan
mesin dan lain sebagainya
harus dinyatakan dalam
neraca secara terpisah atau
terperinci dalam catatan
atas laporan keuangan.
b. Semua aset tetap yang dimiliki
oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Bantaeng tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan irigasi
dan jaringan dan aset lain-lain dalam
proses pencatatan neraca belum
dilakukan sendiri.
Belum
Sesuai
c. Rekonsiliasi jumlah
tercatat pada awal dan akhir
periode yang menunjukkan
penambahan, pelepasan,
akumulasi penyusutan dan
perubahan nilai jika ada
mutasi aset tetap lainnya.
c. laporan keuangan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantaeng belum dikelola
sendiri oleh instansi tersebut.
Belum
Sesuai
(Sumber : Data Olahan, 2015)
Berdasarkan tabel 3.6 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap
atas pengungkapan aset tetap yang diterapkan pada Badan Perencanaan
58
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng belum secara keseluruhan sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 71
tahun 2010 pernyataan N0. 07 karena hal ini belum menjadi wewenang dari
instansi yang bersangkutan karena hal ini masih di kelolah oleh pos yang khusus
menangani mengenai aset daerah.
59
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Akuntansi aset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 (PSAP 07), dari Lampiran I PP 71 Tahun 2010.
PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintah dalam melakukan
pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran, dan penyajian serta pengungkapan
aset tetap berdasarkan peristiwa yang terjadi, seperti perolehan aset tetap pertama
kali, pemeliharaan aset tetap, pertukaran aset tetap, perolehan aset dari
hibah/donasi, dan penyusutan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng telah
mengelompokkan aset tetapnya sesuai dengan jenis, masa manfaat dan nilai
perolehan. Pengelompokkannya terdiri dari peralatan dan perlengkapan kantor
juga kendraan yang dimiliki.
Penerapan perlakuan akuntansi aset tetap pada karena Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng belum di terapkan secara keseluruhan
sesuai dengan PSAP No. 7 tahun 2010 peryataan nomor 7 karena belum adanya
wewenang dari instansi yang bersangkutan untuk mengelola dalam proses
pencatatan karena hal ini masih di kelolah oleh pos yang khusus menangani
mengenai aset daerah.
60
B. Saran
Saran dalam penelitian ini yaitu:
1. Penyajian akuntansi terhadap asset tetap yang dimiliki Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah kabupaten Bantaeng telah sesusi dengan SAP PP No.
71 Tahun 2010 tentang Aset Tetap.
2. Adanya pertimbangan penggunaan metode penyusutan dengan ketentuan
SAP, misalnya dengan metode garis lurus. Karena setiap aset tetap akan
mengalami penurunan kondisi. Dimana, apabila biaya yang disusutkan setiap
tahunnya sama dan kinerja dari aset tetap perusahaan maupun instansi
semakin menurun, akan mengakibatkan beban penyusutan di tahun-tahun
terakhir menjadi kurang efektif.
61
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.
H. Bordnar, George Dan S. Hopwood. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.. (2008). Jakarta: Renyowijoyo Muindro.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah: Lampiran II.08 PPRI N.71 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 06 Tahun 2012
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
Standar Akuntansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Lampitan II.08-PSAP-07 tentang Akuntansi Aset Tetap.
Sugiri, Slamet Dan Agus, Riyono Bogat. 2002. Akuntansi Pengantar 1.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
https://kedua.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-
akuntansi-berbasis-akrual/modul3/09.SPAD-Aset-Tetap.fdf/. Diakses 16
Februari 2016
https://fadhlanaccounting.wordpress.com//2012/04/22/sistem-informasi-aktiva-
tetap/ . Diakses 17 Februari 2016
https://kedua.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-
akuntansi-berbasis-akrual/modul3/09.SAPD-aset-tetap.pdf/. Diakses 15
Februari 2016
https://docs.google.com/document/d/1ksNyqbiQZeFcaBzZp6net8JunstB3iHbS1o
0Tiwe53c/edit?hl=in. Diakses 17 April 2016.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/download/70
4/902. Diakses 17 April 2016.
http://novianhidayat-polban.blogspot.co.id/2014/09/buletin-teknis-akuntansi-aset-
tetap.html. Diakses 17 April 2016
http://radensanopaputra.blogspot.co.id/2013/05/analisis-komparatif.html. Diakses
17 April 2016
62
http://eprints.unisnu.ac.id/408/ Diakses 25 Mei 2016
http://eprints.unisnu.ac.id/cgi/users/login?target=http%3A%2F%2Feprints.unisnu.
ac.id%2F408%2F5%2FSKRIPSI-final%2520Bab%2520IV.pdf Diakses
25 Mei 2016
http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan
akuntansi-berbasis-akrual/modul3/10.SAPD-Penyusutan.pdf
Diakses 25 Mei 2016
Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 02.06.02.01.48 Meja Biro 000001-000003 Kayu 1990 Pembelian 2,250,000 Meja 1/2 Biro
2 02.06.02.01.48 Meja Biro 4 Kayu 1990 Pembelian 900,000 Meja 1 Biro
3 02.06.02.01.48 Meja Biro 000005-000006 Kayu 1995 Pembelian 1,500,000 Meja 1/2 Biro
4 02.06.02.01.48 Meja Biro 7 Kayu 1996 Pembelian 700,000
5 02.04.01.09.02 Air Blower 1 Fiber 1998 Pembelian 525,000
6 02.06.01.04.14 Lemari kayu 2 Kayu 1998 Pembelian 2,250,000
7 02.06.01.05.14 Peta 1 Tripleks 1998 Pembelian 855,000 Peta Indonesia
8 02.06.01.05.14 Peta 2 Tripleks 1998 Pembelian 855,000 Peta Bantaeng
9 02.06.01.04.14 Lemari kayu 000004-000005 Kayu 1999 Pembelian 5,500,000
10 02.06.02.01.48 Meja Biro 8 Kayu 1999 Pembelian 750,000 Meja 1 Biro
11 02.06.02.01.48 Meja Biro 000009-000012 Kayu/Aluminium 1999 Pembelian 1,500,000 Meja 1/2 Biro
12 02.06.02.01.48 Meja Biro 10 Kayu/Aluminium 1999 Pembelian 750,000
13 02.06.02.01.48 Meja Biro 11 Kayu Aluminium 1999 Pembelian 750,000 Meja 1/2 Biro
14 02.06.01.04.04 Filling Besi/Metal 9 Besi 2000 Pembelian 925,000
15 02.06.01.04.05 Filling Kayu 1 Kayu 2000 Pembelian 835,500
16 02.06.02.01.48 Meja Biro 000013-000015 Kayu 2000 Pembelian 2,250,000 Meja 1/2 Biro
17 02.06.02.01.30 Kursi Putar 6 Besi/Plastik 2001 Pembelian 500,000
18 02.06.02.01.48 Meja Biro 000016-000018 Kayu 2001 Pembelian 2,250,000
19 02.06.02.06.07 Loudspeaker 1 Super Woofer, Fiber 2001 Pembelian 3,500,000
20 02.06.02.01.48 Meja Biro 19 Kayu 2002 Pembelian 750,000 Meja 1 Biro
21 02.06.02.01.48 Meja Biro 20 Kayu 2002 Pembelian 750,000
22 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 14 Suzuki 110 cc Besi 2003 MH8BE4DFA7J-452545 E451-ID-453384 DD 4312 F Pembelian 12,775,000 Adyan Haryanto, S.Sos
23 02.06.01.04.01 Lemari Besi 2 Besi 2003 Pembelian 3,475,000
24 02.06.01.04.04 Filling Besi/Metal 000010-000011 Besi 2003 Pembelian 2,750,000
25 02.06.02.01.01 Lemari Kayu 1 Kayu 2003 Pembelian 1,250,000
26 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000006-000009 Kayu/Kaca 2003 Pembelian 4,000,000
27 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000014-000015 Kayu 2003 Pembelian 3,000,000
28 02.06.02.01.48 Meja Biro 21 Kayu 2003 Pembelian 750,000 Meja 1 Biro
29 02.06.02.01.48 Meja Biro 000022-000024 Kayu 2003 Pembelian 3,600,000 Meja 1/2 Biro
30 02.06.01.04.01 Lemari Besi 3 Besi 2004 Pembelian 3,475,000
31 02.06.02.01.30 Kursi Putar 000010-000011 Besi/Kain 2006 Pembelian 3,000,000
32 02.06.02.01.48 Meja Biro 000025-000029 Kayu 2006 Pembelian 3,750,000
33 02.06.02.01.48 Meja Biro 000032-000035 Kayu 2006 Pembelian 5,000,000 Meja 1 Biro
34 02.06.02.01.48 Meja Biro 36 Kayu 2006 Pembelian 750,000 Meja 1/2 Biro
35 02.06.02.01.28 Kursi Tamu 2 Ligna Kayu 2007 Pembelian 6,000,000
36 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000009-000011 Samsung Fiber 2007 Pembelian 21,000,000
37 02.06.03.04.08 Printer 5 HP 3920 Fiber 2007 Pembelian 1,000,000
38 02.06.01.01.02 Mesin Ketik Manual Standar
(14-16)
000005-000006 Oliviette Linea Besi 2008 Pembelian 3,375,000
39 02.06.01.01.02 Mesin Ketik Manual Standar
(14-16)
7 Oliviette Linea Besi 2008 Pembelian 1,670,000
40 02.06.02.01.30 Kursi Putar 12 Besi/Plastik 2008 Pembelian 1,500,000
41 02.06.02.01.48 Meja Biro 000038-000040 Kayu 2008 Pembelian 2,250,000 Meja 1/2 Biro
Harga KeteranganUkuran/ CC Bahan Tahun Nomor Asal Usul
Perolehan
No Kode Barang Nama Barang No. Register Merek/Tipe
Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Harga KeteranganUkuran/ CC Bahan Tahun Nomor Asal Usul
Perolehan
No Kode Barang Nama Barang No. Register Merek/Tipe
42 02.07.01.01.03 Proyektor + Attachment 2 Toshiba Fiber 2008 Pembelian 25,000,000
43 02.06.02.01.10 Meja Rapat 13 Hardboar 2009 Pembelian 29,300,000
44 02.06.02.01.48 Meja Biro 000041-000043 Kayu 2009 Pembelian 9,000,000 Meja 1/2 Biro
45 02.06.02.04.03 AC Unit 3 LG 1 PK Fiber 2009 Pembelian 3,500,000
46 02.06.03.02.02 Lap Top 4 Tosiba Fiber 2009 Pembelian 15,000,000
47 02.06.04.07.05 Lemari Buku untuk Perpustakaan 000001-000004 Kayu 2009 Pembelian 5,000,000
48 02.06.02.05.15 Dispenser 5 Fiber 2011 Pembelian 750,000
49 02.06.03.01.05 Personal Komputer Lain-lain 1 fiber 2011 Pembelian 12,000,000 aplikasi Komputerisasi
Keuangan50 02.06.03.02.02 Lap Top 5 Tosiba Fiber 2011 Pembelian 15,700,000
51 02.06.03.02.02 Lap Top 000006-000007 Tosiba Fiber 2011 Pembelian 20,000,000
52 02.06.03.02.02 Lap Top 8 Tosiba Fiber 2011 Pembelian 9,800,000
53 02.07.01.04.09 Mesin Pemotong Biasa 1 Besi/Plastik 2011 Pembelian 1,500,000
54 02.06.02.04.03 AC Unit 000009-000010 Panasonic 1 PK Fiber 2012 Pembelian 7,500,000
55 02.06.02.06.03 Televisi 1 Sony 32 Inci Fiber 2012 Pembelian 4,000,000
56 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000012-000013 LG Flatron Fiber 2012 Pembelian 15,000,000
57 02.06.03.02.02 Lap Top 9 Tosiba Fiber 2012 Pembelian 10,000,000
58 02.06.03.02.02 Lap Top 10 Lenovo Fiber 2012 Pembelian 10,000,000
59 02.06.03.04.08 Printer 13 Laser Jet 1102 Fiber 2012 Pembelian 1,875,000
60 02.06.03.04.08 Printer 14 Canon MP280 Fiber 2012 Pembelian 1,875,000
61 02.06.04.01.04 Meja Kerja Pejabat Eselon II 1 Kayu 2012 Pembelian 9,500,000
62 02.06.04.03.04 Kursi Kerja Pejabat Eselon II 1 Informa Besi/Kain 2012 Pembelian 2,500,000
63 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 11 Yamaha 135 Besi/Fiber 2013 MH350C004DK617696 50C-617848 DD 3154 F 49421107Y701.1324 Pembelian 17,417,000 Abdul Wahab, SE, M.Si
64 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 12 Yamaha 113 Besi/Fiber 2013 MH31KP00CDJ5357 1KP-535865 DD 3132 F 49421309Y701.1324 Pembelian 14,944,000 La Lufi, S.Sos
65 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 13 Yamaha 113 Besi/Fiber 2013 MH31KP00CDJ4359 1KP-436294 DD 3133 F 49421309Y701.1324 Pembelian 14,944,000 Darmawansyah, S.Sos
66 02.06.01.05.17 Mesin Absensi 1 Solufion Fiber 2013 Pembelian 7,000,000 Ruang Rapat Bappeda
67 02.06.02.04.06 Kipas Angin 000003-000004 Munters Fiber 2013 Pembelian 7,000,000 Ruang Rapat Bappeda
68 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 15 Lenovo Fiber 2013 Pembelian 8,000,000 Salim Maharishandy, S.STP
69 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000016 Lenovo Fiber 2013 Pembelian 14,000,000 Asset Berwujud pada Pembuatan
SIM Monitoring Evalu70 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000017 Lenovo Fiber 2013 Pembelian 11,000,000 Asset Berwujud pada Kegiatan
Pengolahan Updating A71 02.06.03.02.02 Lap Top 11 Asuz Fiber 2013 Pembelian 15,000,000 Sulkifli Syahadat
72 02.06.03.02.02 Lap Top 12 Apple Fiber 2013 Pembelian 15,000,000 Abdul Wahab, SE, M.Si
73 02.06.03.02.02 Lap Top 13 Tosiba Fiber 2013 Pembelian 10,000,000 Dra. Ratna Ningsih
74 02.06.03.02.02 Lap Top 000014 Sony Fiber 2013 Pembelian 16,000,000 Asset Berwujud pada Pembuatan
SIM Monitoring Evalu75 02.06.03.04.08 Printer 000015 Epson Fiber 2013 Pembelian 3,000,000 Asset Berwujud pada Pembuatan
SIM Monitoring Evalu76 02.06.03.04.08 Printer 000016 Canon Pixma Fiber 2013 Pembelian 1,500,000 Asset Berwujud pada Kegiatan
Pengolahan Updating A77 02.06.03.05.03 Printer 1 Epson Fiber 2013 Pembelian 2,350,000 Dra. Ratna Ningsih
78 02.07.01.01.03 Proyektor + Attachment 3 Sony Fiber 2013 Pembelian 10,000,000 La Lufi, S.Sos
79 02.07.01.01.87 Layar Proyektor 1 World Series 3 x 4
Meter
Aluminium/Kain 2013 Pembelian 17,000,000 La Lufi, S.Sos
80 02.07.01.02.03 Camera Electronic 3 Canon Fiber 2013 Pembelian 15,000,000 La Lufi, S.Sos
81 02.07.01.02.03 Camera Electronic 4 Canon Fiber 2013 Pembelian 6,000,000 Dra. Ratna Ningsih
82 02.06.01.05.59 Speaker 1 RCH 40 x 46 cm Fiber, Besi 2014 1402951436
F
- - - - Pembelian 13,250,000 Speaker Aktif 2 Unit @ Rp.
6.625.000,-
Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Harga KeteranganUkuran/ CC Bahan Tahun Nomor Asal Usul
Perolehan
No Kode Barang Nama Barang No. Register Merek/Tipe
83 02.06.01.05.64 Kabel Konektor 1 CANJURE 30 Meter Plastik, Tembaga 2014 - - - - - Pembelian 1,350,000 Kabel Sound @ Rp
45.000,-/meter84 02.06.02.06.52 Tripot Speaker 1 BMA SS30 2 meter Besi 2014 - - - - - Pembelian 900,000 Tripod Speaker @ Rp.
450.000,-85 02.06.02.06.60 Mixer Power 1 Yamaha 47 x 34 cm Besi, Fiber 2014 ECUJ01060 - - - - Pembelian 7,850,000 1 Unit Mixer Power
86 02.06.02.06.62 Mic Warless 1 BMA 50 cm Besi, Fiber 2014 50093 - - - - Pembelian 1,650,000 Mic Wireles 1 unit + 2 Mic
87 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000018 Acer 23" Fiber 2014 - - - - - Pembelian 21,600,000 1 Unit Komputer Rp.
15.000.000,- + Box Rp.88 02.06.03.02.03 Note Book 1 lenovo - Fiber 2014 59403324-1 - - - PEMBELIAN 8,000,000
89 02.06.03.02.03 Note Book 2 Lenovo - Fiber 2014 59403324-2 - - - PEMBELIAN 8,000,000
90 02.07.01.01.03 Proyektor + Attachment 4 Panasonic LB
280 XGA
31,5 x 23 cm Fiber, Besi, Kaca 2014 BZ4350332 - - - - Pembelian 15,000,000 Proyektor
91 02.07.01.01.87 Layar Proyektor 2 World Screen 2 x 3 M Plastik, Aluminium 2014 - - - - - Pembelian 15,000,000 Layar Proyektor 2 x 3 Meter
92 02.03.01.01.05 Mobil Dinas 2 Toyota 2000CC Besi 2015 MHFXW43GXE4086810 1TR-7803974 DD 48 F PEMBELIAN 322,200,000
93 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000017-000036 - - Kayu 2015 - - - - PEMBELIAN 14,820,000
94 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000038-000039 - - Kayu 2015 - - - - PEMBELIAN 2,980,000
95 02.06.02.01.27 Kursi Rapat 000002-000005 Alvaro - Besi 2015 - - - - PEMBELIAN 6,000,000
96 02.06.02.01.27 Kursi Rapat 000070-000104 Futura - Besi 2015 - - - - PEMBELIAN 17,500,000
97 02.06.02.04.16 AC 1 PK 000002-000005 SHARP - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 16,000,000
98 02.06.03.02.02 Lap Top 2 ASUS - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 14,950,000 SURYADI, S.Sos
99 02.06.03.02.02 Lap Top 000016-000017 HP - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 24,800,000
100 02.06.03.05.03 Printer 2 EPSONL550 - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 4,000,000 PRINTER SCANNER
101 02.07.01.01.87 Layar Proyektor 2 SCREENWORD - Kain 2015 - - - - PEMBELIAN 24,900,000
1,069,920,500Jumlah
RIWAYAT HIDUP
NUNUNG PARWATI, dilahirkan di Desa Banyorang
kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng, Tepatnya
pada Tanggal 14 Desember 1994. Penulis ini adalah anak
pertama dari empat bersaudara, buah cinta kasih dari
pasangan Alimuddin dengan Syamsiah.
Mulai memasuki pendidikan formal di SD Negeri 53 Banyorang pada tahun 2001
dan tamat pada tahun 2006, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tompobulu
pada tahun 2006 dan tamat pada tahun 2009, penulis kemudian melanjutkan ke
SMA Negeri 2 Bantaeng dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis
melanjutkan studinya ke salah satu perguruan tinggi swasta yaitu Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan Memilih Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
Akhir Studi penulis mempertahankan skripsi di hadapan penguji dengan
judul “Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng ”.