analisis perlakuan akuntansi aset tetap pada badan

17
Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online) Volume 1 Issue 1 (2020) Pages 65 - 81 Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online) Copyright (c) 2020 Baso R, Selfiana Bintari, Sumarni S Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Baso R 1 , Selfiana Bintari 2 , & Sumarni S 3 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar 2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Wira Bhakti Makassar DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) yang tercantum dalam Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019. Metode analisis dalam penelitian ini adalah dekskriptif kuantitatif. Obyek penelitian Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD). Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 serta Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019. Artinya bahwa semua perlakuan aset tetap yang diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Aset tetap yang tercantum di dalam Neraca Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap) masing- masing aset tetap diungkapkan dalam laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) menggunakan aplikasi SIMDA. Keywords: Perlakuan Akuntansi, Aset Tetap, BPKD Abstract : The purpose of this study was to determine and analyze the accounting treatment of fixed assets at the Regional Financial Management Agency (BPKD) listed in Regent Regulation Number 19 of 2019. The method of analysis in this study is quantitative descriptive. The research object of the Regional Financial Management Agency (BPKD). The results of the study show that the fixed asset accounting treatment at the Regional Financial Management Agency (BPKD) is guided by Government Regulation Number 71 of 2010 and Regent Regulation Number 19 of 2019. This means that all fixed asset treatments are applied in accordance with applicable laws and regulations. Fixed assets listed in the Regional Financial Management Agency (BPKD) Balance Sheet from 2015 to 2019 are in accordance with Government Accounting Standards (PSAP No. 07 concerning Fixed Asset Accounting), each fixed asset is disclosed in the financial statements of the Regional Financial Management Agency (RFMA) using the SIMDA application. Keywords : Accounting Treatment, Fixed Assets, RFMA ___________ Corresponding Author : E-mail address: [email protected],id. (Pettarani, Tamamaung, Panakkukang, Sulawesi Selatan) “Received 03 January 2020, Accepted 15 January 2020, Published 29 January 2020”

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Volume 1 Issue 1 (2020) Pages 65 - 81

Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Copyright (c) 2020 Baso R, Selfiana Bintari, Sumarni S

Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar

2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Wira Bhakti Makassar

DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) yang tercantum dalam Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019. Metode analisis dalam penelitian ini adalah dekskriptif kuantitatif. Obyek penelitian Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD). Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 serta Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019. Artinya bahwa semua perlakuan aset tetap yang diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Aset tetap yang tercantum di dalam Neraca Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap) masing-masing aset tetap diungkapkan dalam laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) menggunakan aplikasi SIMDA.

Keywords:

Perlakuan Akuntansi, Aset Tetap, BPKD Abstract : The purpose of this study was to determine and analyze the accounting treatment of fixed assets at the Regional Financial Management Agency (BPKD) listed in Regent Regulation Number 19 of 2019. The method of analysis in this study is quantitative descriptive. The research object of the Regional Financial Management Agency (BPKD). The results of the study show that the fixed asset accounting treatment at the Regional Financial Management Agency (BPKD) is guided by Government Regulation Number 71 of 2010 and Regent Regulation Number 19 of 2019. This means that all fixed asset treatments are applied in accordance with applicable laws and regulations. Fixed assets listed in the Regional Financial Management Agency (BPKD) Balance Sheet from 2015 to 2019 are in accordance with Government Accounting Standards (PSAP No. 07 concerning Fixed Asset Accounting), each fixed asset is disclosed in the financial statements of the Regional Financial Management Agency (RFMA) using the SIMDA application. Keywords : Accounting Treatment, Fixed Assets, RFMA ___________ Corresponding Author : E-mail address: [email protected],id. (Pettarani, Tamamaung, Panakkukang, Sulawesi Selatan) “Received 03 January 2020, Accepted 15 January 2020, Published 29 January 2020”

Page 2: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

66

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

1. Pendahuluan

Aset Pemerintah Daerah merupakan salah satu elemen dari neraca pemerintah daerah.

Informasi aset dalam laporan neraca menggambarkan kondisi kekayaan ekonomi yang dimiliki

pemerintah daerah. Melalui informasi aset yang disajikan dalam neraca, pembaca laporan

keuangan dapat melihat bahwa pemerintah A secara ekonomi relatif lebih kaya dibandingkan

pemerintah B. Kondisi kekayaan pemerintah daerah disimbolkan dalam neraca berupa aset

lancar, investasi jangka panjang, dana cadangan, aset tetap, dan aset lainnya yang dimiliki.

Analisis aset pemerintah daerah dilakukan untuk mengetahui secara lebih dalam tentang

kekayaan dan potensi ekonomi pemerintah daerah sehingga dari informasi tersebut masyarakat

dapat menilai berbagai hal, misalnya seberapa menarik melakukan investasi di wilayah itu

terkait dengan keamanan berinvestasi serta potensi keuntungan yang bisa didapat seberapa

nyaman tinggal di daerah tersebut terkait dengan kelengkapan sarana dan prasarana publik,

seberapa besar kemandirian keuangan pemerintah daerah, seberapa besar potensi kerjasama

kemitraan dengan pemerintah daerah, dan sebagainya. (Mahmudi, 2016)

Dalam laporan keuangan, aset tetap merupakan golongan aset yang mempunyai nilai yang

cukup besar. Pengelolaan aset tetap instansi pemerintah diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dan Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan No. 08 tentang Konstruksi Dalam Pengerjaan (Sita, dkk 2017). Aset

tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum (Standar Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No. 07)

(Tipan, 2015).

Proses pencatatan serta penyajian aset tetap harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan

yang berlaku sekarang, agar tidak terjadi kesalahan penyajian material yang berdampak pada

ketidakakuratan informasi yang tersaji dan mempengaruhi atau menyesatkan keputusan

pengguna laporan keuangan, maka perlakuan akuntansi aset tetap tersebut sangat besar

pengaruhnya terhadap laporan keuangan instansi/perusahaan. Aset Tetap dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.07 merupakan aset berwujud yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan dalam

kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum (IAI PSAP 07:1).

Page 3: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

67

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) merupakan unit kerja pada suatu pemerintahan

kabupaten/kota yang ada di wilayah Pemerintahan Kabupaten Gowa yang mempunyai tugas

antara lain memegang peranan dan fungsi startegis di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah

yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah, serta Peraturan Bupati Gowa Nomor 68 Tahun 2016 tentang Susunan

Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

(BPKD) Kabupaten Gowa. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Gowa

memiliki aset tetap sebesar Rp.4.489.466.360 pada tahun 2019 (BPKD, 2019).

Perlakuan akuntansi untuk aset tetap meliputi pengakuan, pengukuran, pengungkapan,

prosedur akuntansi aset tetap dan konstruksi dalam pengerjaan. Pernyataan-pernyataan dalam

PSAK No.16 Tahun 2015 harus diterapkan dalam perlakuan akuntansi aset tetap kecuali ada

pernyataan lain yang menetapkan atau mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda dengan

standar ini. Di dalam PSAK No.16 tahun 2015 yang dimaksud dengan aset tetap adalah aktiva

berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa

untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif diharapkan digunakan

selama lebih dari satu periode (IAI, 2015).

Perlakuan akuntansi aset tetap telah diteliti oleh peneliti sebelumnya diantaranya (Rusman,

2018) yang meneliti tentang perlakuan aset tetap pada pemerintahan Aceh hasilnya

menunjukkan bahwa perlakuan aset tetap pada pemerintah Aceh dengan studi pada dinas

pendapatan dan kekayaan Aceh pada umumnya telah dilaksanakan sebagaimana yang dimaksud

Standar Akuntansi Pemerintahan menurut peraturan pemerintah No. 71 tahun 2010. (Safitri dan

Rahayu, 2017) yang meneliti tentang perlakuan akuntansi tetap berdasarkan PSAP No. 07

hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi aset tetap pada dinas pertanian dan

ketahanan pangan provinsi Jawa Timur yang meliputi pengakuan, pengakhiran dan pelepasan,

serta pengungkapan pada periode 2011-2014 telah sesuai dengan ketentuan pernyataan

standar akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 07.

Page 4: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

68

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

2. Kajian Literatur

2.1. Pengertian Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengklasifikasi, mengolah dan menyajikan

data transaksi,serta berbagai aktifitas yang terkait dengan keuangan. (Warren, James, dkk.,

2018) mendefinisikan akuntansi adalah system informasi yang menyediakan laporan untuk para

pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. (Kieso, Donald

dkk 2018:4) menyatakan bahwa akuntansi terdiri dari tiga kegiatan yang mendasar yaitu

identifikasi, pencatatan dan pengkomunikasian peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada

pihak yang berkepentingan.

2.2. Aset tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk penyediaan barang atau jasa, disewakan

kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih

dari satu periode (IAI, 2017:06). Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang

mengatur tentang akuntansi aset adalah PSAP Nomor 07. PSAP Nomor 7 mendefinisikan,

standar akuntansi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah (Rusmana, Setyaningrum, dkk,

2017:32).

Aset tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 7 Paragraf 4 aset

berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan,

dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Salah satu kriteria dari

aset yanf dapat dikategorikan sebagai aset tetap adalah nilainya yang besar. Aset tetap yang nilai

per unitnya kecil dapat langsung dikelompokkan sebagai persediaan. (Erlina, dkk 2017:245).

Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan,

namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas,

dan kontraktor dan Hak atas Tanah, tidak termasuk dalam defenisi aset tetap adalah aset yang

dikuasai untuk dikomsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan

perlengkapan (supplies).

Page 5: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

69

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

2.3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap

Dalam Permendagri No.20 Tahun 2009 menjelaskan bahwa prosedur akuntansi aset pada SKPD

mencakup pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi,

perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD.

Transaksi-transaksi tersebut secara garis besar digolongkan dalam 2 kelompok besar transaksi,

yaitu: Penambahan nilai asset dan pengurangan nilai aset. Pencatatan aset dimulai dengan

adanya bukti transaksi yang berupa berita acara penerimaan barang, berita acara serah terima

barang dan berita acara penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan bukti tersebut, PPK-SKPD

membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut dapat dikembangkan dalam format yang

sesuain dengan kebutuhan yang sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai : Jenis/nama

aset tetap, kode rekening yang terkait, klasifikasi aset tetap, nilai aset tetap, tanggal transaksi.

Pada bagian belanja langsung (LS) khususnya untuk belanja modal, selain mempengaruhi

laporan realisasi anggaran juga akan mempengaruhi neraca. Untuk itu perlu dilakukan

pencatatan penambahan nilai aset berdasarkan bukti memorial tersebut, seperti saat PPK-SKPD

mengakui penambahan aset. Pembelian aset tetap tidak mempengaruhi komponen-komponen

perkiraan dalam laporan operasional.

2.4. Pengungkapan Aset Tetap

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 paragraf 80–81, laporan

keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut yaitu

dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carring amount), rekonsiliasi

jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan; akumulasi

penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; atau mutasi aset lainnya, Informasi penyusutan,

meliputi nilai penyusutan; metode penyusutan yang digunakan; manfaat atau tarif penyusutan

yang digunakan; nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang

berkaitan dengan aset tetap. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi. Jumlah

komitmen untuk akuisisi aset tetap. Terkait dengan konstruksi dalam pengerjaan, PSAP Nomor

8 paragraf 34 menyebut suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai kontruksi

dalam pengerjaan pada akhir periode akuntansi dengan melampirkan rincian kontrak kontruksi

dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya, nilai kontrak

Page 6: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

70

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

konstruksi dan sumber pendanaannya, jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan masih harus

dibayar, uang muka kerja yang diberikan dan Retensi (Erlina, 2017:279).

3. Metode Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten

Gowa yang beralamat Jl. Mesjid Raya No.30 Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Waktu penelitian

selama 2 bulan yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan September Tahun 2020. Metode

pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Menurut (Usman,

2017:106) teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Penulis mengumpulkan data dokumen-dokumen internal

instansi yang terkait dengan lingkup penelitian diperoleh dari neraca pada Badan Pengelolaan

Keuangan Daerah (BPKD) periode 2015-2019. Jenis data penelitian yang digunakan adalah jenis

penelitian dekskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan mengetahui

Perlakuan Akuntansi Aset serta dokumen-dokumen yang digunakan sehingga memberikan

deskripsi atau gambaran. Analisis data ialah kegiatan analisis mengategorikan data untuk

mendapatkan pola hubungan tema, menafsirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan atau

melaporkannnya kepada orang lain yang berminat (Usman, 2017). Metode penelitian yang

digunakan penulis adalah metode analisis dekskiptif kuantitatif yaitu dengan metode

mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang bertujuan untuk

menyelidiki, menemukan dan memberikan gambaran yang cukup jelas objek yang diteliti

kemudian dapat ditarik kesimpulan.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian

Pencatatan Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) periode 2015-2019

terdiri dari 7 komponen aset. Berikut daftar jenis Aset tetap Badan Pengelolaan Keuangan

Daerah (BPKD) tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Page 7: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

71

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Tabel 1. Daftar Jenis Aset Tetap BPKD Tahun 2015 - 2019

No

Nama Bidang Barang

Jumlah harga barang (dalam rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 1 Tanah 0 0 0 0 0

2 Peralatan dan Mesin

7.688.057.409

Rp8.094.810.109

2.596.889.909

3.240.798.909

3.413.916.360

3 Gedung dan Bangunan

0 0 59.946.000 0 0

4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

0 0 0 0 0

5 Aset Tetap Lainnya

0 0 0 0 0

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

0 0 0 0 0

7 Akumulasi Penyusutan

(6.140.190.167)

(6.836.704.799)

(1.959.308.250)

(2.338.128.450)

(2.667.189.877)

Total Aset Tetap

1.547.867.242

1.258.105.310

697.527.658 902.670.458 746.726.482

Sumber : Neraca BPKD Kab. Gowa, 2020 diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Aset Tetap Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

(BPKD) Kabupaten Gowa sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

(PSAP) 07 terdapat dalam lampiran Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010. Semua

aset yang bernilai Rp0,00 pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) itu merupakan aset

yang pencatatan Asetnya masuk dalam pengakuan Aset Sekertariat Daerah (SEKDA). Kalaupun

ada pemeliharaan di mutasikan ke Sekertariat Daerah (SEKDA) untuk penggunaan barang.

Pada Tahun 2016 Total Aset Tetap sebesar Rp1.258.105.310,00. Komponen Aset Tetap

Peralatan dan Mesin mengalami peningkatan senilai Rp8.094.810.109,00 dibandingkan Tahun

2015. Sementara Aset Tetap Tanah, Gedung dan bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset

Tetap Lainnya, dan Konstruksi Dalam Pengerjaan nilainya RP0,00 artinya bahwa Aset Tetap

tersebut bukan merupakan Aset Tetap dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kab.

Gowa. Pada Tahun 2017 Total Aset Tetap sebesar Rp697.527.658,00. Peningkatan Aset Tetap

Page 8: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

72

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

dipengaruhi oleh adanya pemeliharaan Gedung dan Bangunan berupa Sekat Ruangan senilai

Rp59.946.000,00. Sementara Aset Tetap Tanah, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya,

dan Konstruksi Dalam Pengerjaan nilainya RP0,00 artinya bahwa Aset Tetap tersebut bukan

merupakan Aset Tetap dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kab. Gowa.

Total Aset Tetap pada Tahun 2018 Rp 902.670.458,00. Penurunan nilai Aset Peralatan dan

mesin dibandingkan Tahun sebelumnaya senilai Rp3.240.798.909,00. Sementara Aset Tetap

Tanah, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi

Dalam Pengerjaan nilainya RP0,00 artinya bahwa Aset Tetap tersebut bukan merupakan Aset

Tetap dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kab.Gowa. Terkait dengan nilai Gedung

dan Bangunan menjadi Rp0,00 kembali dikarenakan sudah dimutasi dan mengembalikannya ke

Sekertariat Daerah (SEKDA). Total Aset Tetap pada Tahun 2019 Rp746.726.482,00. Komponen

Aset Tetap Peralatan dan Mesin mengalami peningkatan senilai Rp3.413.916.360,00

dibandingkan Tahun 2018. Sementara Aset Tetap Tanah, Gedung dan bangunan, Jalan, Irigasi,

dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi Dalam Pengerjaan nilainya RP. 0.00 artinya

bahwa Aset Tetap tersebut bukan merupakan Aset Tetap dari Badan Pengelolaan Keuangan

Daerah (BPKD) Kab.Gowa.

42. Pembahasan

42.1. Pengakuan Aset Tetap

Hasil dari perbandingan Pengakuan Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

(BPKD) sudah sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP), dimana dalam Peraturan Bupati

Nomor 19 Tahun 2019 harus memenuhi kriteria tersebut berwujud dan memiliki masa manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara andal oleh

Pemerintah Daerah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk

diperjualbelikan tetapi diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Page 9: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

73

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Tabel 2. Perbandingan Pengakuan Aset Tetap

PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP) Peraturan Bupati Nomor

19 Tahun 2019 (Kabupaten Gowa)

Keterangan

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:

Sesuai

(a) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

(a) Berwujud;

(b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

(b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

(c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

(c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

(d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

(d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;

(e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;

Pengakuan aset tetap akan dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi

perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah

dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung

dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang

diharuskan, seperti pembelian tanah harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat

kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya

terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya.

Pengakuan Aset Tetap yang berasal dari pengadaan barang dan jasa diperoleh lainnya yang sah,

diakui pada saat barang diterima sesuai Berita Acara Penyelesaian Fisik 100% (PHO) atau

dokumen lainnya yang dipersamakan.

4.2.2. Pengukuran Aset Tetap

Hasil dari perbandingan Pengukuran Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

(BPKD) sudah sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP), dimana dalam Peraturan Bupati

Nomor 19 Tahun 2019 Aset tetap yang dinilai dengan biaya perolehan apabila Penilaian Aset

Page 10: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

74

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap

didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Tabel 3. Perbandingan Pengukuran Aset Tetap

PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP) Peraturan Bupati Nomor 19

Tahun 2019 (Kabupaten Gowa)

Keterangan

Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan

Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan

Sesuai

Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan

Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan

Sesuai

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksud.

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksud.

Sesuai

Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.

Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.

Sesuai

Page 11: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

75

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.

Sesuai

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset tetap lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan.

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset tetap lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan.

Sesuai

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

Sesuai

Pengukuran aset tetap harus memperhatikan kebijakan tentang ketentuan nilai satuan

minimum kapitalisasi aset tetap. Jika nilai perolehan aset tetap dibawah nilai satuan minimum

kapitalisasi maka atas aset tetap tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai aset tetap.

Aset-aset tersebut diperlakukan sebagai aset lainnya. Konstruksi dalam pengerjaan yang sudah

selesai dibuat atau dibangun dan telah siap dipakai harus segera direklasifikasikan ke salah satu

akun yang sesuai dengan pos aset tetap.

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga barang atau konstruksinya, termasuk bea

impor dan setiap biaya yang dapat distribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut

ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

Suatu aset tetap dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikannya aset yang serupa, tidak

ada keuntungan dan kerugian yang diakui didalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh

dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang lepas. Aset tetap yang diperoleh

dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Jadi, sumbangan

Page 12: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

76

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

aset tetap didefenisikan sebagai transfer tanpa persyaratan suatu aset tetap ke satu entitas,

misalnya perusahaan nonpemerintah memberikan bangunan yang dimilikanya untuk digunakan

oleh satu unit Pemerintah Daerah tanpa persyaratan apapun. Penyerahan aset tetap tersebut

akan sangat andal bila didukung dengan bukti perpindahan kepemilikannya secra hukum,

seperti adanya akta hibah.

4.2.3. Pengeluaran Setelah Perolehan Aset Tetap

Hasil dari perbandingan pengeluaran setelah perolehan Aset Tetap pada Badan Pengelolaan

Keuangan Daerah (BPKD) sudah sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP), dimana dalam

Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019 Aset tetap. Pengeluaran setelah perolehan aset tetap

awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar

memberi masa manfaat ekonomik dimasa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu

produksi, atau peningkatan standar kinerja, dan memenuhi nilai Batasan kapitalisasi harus

ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Pengeluaran belanja untuk aset tetap

setelah perolehan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu belanja untuk pemeliharaan dan belanja

untuk peningkatan.

Tabel 4. Perbandingan Pengeluaran Setelah Perolehan Aset Tetap

PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP) Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun

2019 (Kabupaten Gowa) Keterangan

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik dimasa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik dimasa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Pengeluaran dimaksud adalah pengeluaran yang dapat dikelompokkan dalam pengeluaran modal (capital expenditure).

Sesuai dengan SAP

tapi dipertegas

dengan pengeluaran

yang dimaksud

adalah capital

expenditure

Belanja untuk pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aset tetap tersebut

sesuai dengan kondisi normal. Sedangkan belanja untuk peningkatan adalah belanja yang

Page 13: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

77

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

memberi manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, masa

manfaat, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja.

Kebijakan batas minimum kapasitas hanya diberlakukan untuk jenis belanja peralatan/mesin

dan sebagian aset tetap lainnya sedangkan Batasan minimum untuk tanah, bangunan dan

gedung, jalan, irigasi, dan jaringan, serta aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan

barang bercorak kesenian tidak dibatasi berapapun besarannya. Batasan ini hanya untuk

perolehan awal aset tetap melalui pembelian aset tetap atau pembangunan baru yang tidak

terkait dengan aset tetap yang telah ada.

4.2.4. Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal

Hasil dari perbandingan pengukuran berikutnya erhadap pengakuan awal pada Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) sudah sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP),

dimana dalam Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019 Aset tetap. Aset tetap disajikan

berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Dimana

metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomi atau

kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah.

Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal

PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP) Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019 (Kabupaten Gowa)

Keterangan

Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyusuaian pada masing-masing akun aset tetap dan akun diinvestasikan dalam aset tetap.

Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyusuaian pada masing-masing akun aset tetap dan akun diinvestasikan dalam aset tetap.

Sesuai

Page 14: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

78

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian.

Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian.

Sesuai

Metode penyusutan yang dapat dipergunakan antara lain:

(a) Metode Garis Lurus (straighy line method)

(b) Metode Saldo Menurun Ganda (double declining balance method)

(c) Metode Unit Produksi (unit of production method)

(a)

Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus (straight line method), dimana tarif/besarnya penyusutan selalu sama setiap periode selama umur ekonomis untuk seluruh jenis aset tetap yang dimiliki selain tanah dan aset tetap lainnya seperti tanaman dan hewan serta konstruksi dalam pengerjaan .

Pada Perbu Gowa No 19 tahun

2019 metode

penyusutan yang

digunakan adalah

Aset tetap merupakan komponen aset operasi pemerintah yang penting dalam menjalankan

operasional pemerintah dan rentan terhadap penurunan kapasitas sejalan dengan penggunaan

dan pemanfaatannya. Penyusuaian nilai sehubung dengan penurunan kapasitas dan manfaat

dari suatu aset tersebut, maka diterapkan masa manfaat dari masing-masing kelompok aset

tetap. Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat

disusutkan selama masa manfaat yang yang bersangkutan.

Penyusutan aset tetap diakui dengan nilai penyusutan untuk masing-masing periode dan diakui

sebagai pengurangan nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam

laporan operasional. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus (straight

line method), dimana tarif/besarnya penyusutan selalu sama setiap periode selama umur

ekonomis untuk seluruh jenis aset tetap yang dimiliki selain tanah dan aset tetap lainnya seperti

tanaman dan hewan serta konstruksi dalam pengerjaan. Perhitungan penyusutan, dihitung

secara bulanan yaitu perolehan aset tetap dihitun beradasarkan pada bulan dimana aset tetap

tersebut diperoleh.

4.2.5. Penghentian dan Pelepasan

Hasil dari perbandingan Penghentian dan Pelepasan pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

(BPKD) sudah sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP), dimana dalam Peraturan Bupati

Page 15: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

79

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Nomor 19 Tahun 2019 Aset tetap. Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas

harus dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Penghentian dan pelepasan aset tetap didasarkan pada peraturan perundang-undangan.

Perbandingan Penghentian dan Pelepasan

PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP) Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019 (Kabupaten

Gowa)

Keterangan

Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang.

Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. Eliminasi aset tetap tersebut didasarkan pada tanggal transaksi yang terasa pada dokumen bukti pendukung.

Sesuai

Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Sesuai

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi defenisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi defenisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya

Sesuai

Aset-aset yang dihentikan dari pengunaan aktif pemerintah daerah, maka aset tetap tersebut

direklasikasi dalam kelompok aset lainnya. Suatu aset tetap dilepaskan atau dihentikan secara

permanen setelah mendapatkan persetujua penghapusan sesuai ketentuan yang berlaku, maka

aset tetap tersebut dieliminasi dari neraca. Beberapa keadaan dan alasan penghentian aset tetap

antara lain adalah dihibahkan, dipertukarkan dengan aset tetap lainnya, Dijadikan penyertaan

modal, dijual dan dimusnahkan.

Page 16: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

80

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

5. Kesimpulan

Perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri

daripengakuan aset tetap, pengukuran aset tetap, pengeluaran setelah perolehan, pengukuran

berikutnya terhadap penilaian awal, penghentian dan pelepasan, serta pengungkapan aset tetap.

Perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan Pengeloaan Keuangan Daerah (BPKD) berpedoman

pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 serta Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun

2019. Artinya bahwa semua perlakuan aset tetap yang diterapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Aset tetap yang tercantum di dalam Neraca Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 sudah

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP No. 07 Tentang Akuntansi Aset Tetap).

Referensi :

Anastasia, Maria (2017). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset tetap pada CV. Kruwing Indah

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin

Jl. Ahmad Yani Km 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Caronila, Manassoh H. (2019). Analisis perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan Pengelola

Keuangan dan Barang Milik Daerah Kota. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus UNSRAT Manado, Indonesia.

Erlina, dkk (2017) Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual.Salemba Empat. Jakarta Selatan

Fariansyah, Moh Affandy., Faridah., dkk (2018). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada

BPJS Kesehatan Cabang Makassar. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas

Bosowa. Makassar.

Chandrarin, Grahita (2017) Metode Riset Akuntansi. Salemba Empat.Jakarta Selatan

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Standar Akuntansi Pemerintahan Permen RI No. 71 Tahun

2010. Jakarta. Visi media.

Kieso, Donald E. Weygandt, Jerry J., (2018). Akuntansi Keuangan Menengah – Intermediate

Accounting. Edisi IFRS. Jakarta. Salemba Empat.

Mahmudi, (2016). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta. Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen YKPN

Mararu Gandi, Sondakh Julie. (2019). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Perusahaan

Umum Badan Logistik Divisi Regional Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Masipuang, Yefta, Ilat, Ventja. (2015). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan

Kepegawaian dan Diklat BKD Kota Manado.Akuntansi. Gorontalo.

Rahayu Purnaningsih & Pustikaningsih Adeng (2019). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap

Pada Organisasi Nirlaba. Prodi Akuntansi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Reeve, James.R. (2013). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Buku 2. Jakarta. Salemba

Empat.

Rusmana, Oman, Setyaningrum, Dyah.(2017). Akuntansi Pemerintahan Daerah. Jakarta. Salemba

Empat.

Page 17: Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan

Baso R1, Selfiana Bintari2, & Sumarni S3 Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DOI : https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i1.6

81

Volume 1 Issue 1 (2020) Economics and Digital Business Review ISSN: 2774-2563 (Online)

Rusman (2018). Analisis Perlakuan Aset Tetap Pada Pemerintahan Aceh. Provinsi Aceh.

Safitri, Rizkie S.I dan Rahayu Yuliastuti. (2017). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap

Berdasarkan PSAP No.07.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Surabaya Masipuang Yefta, Ilat Ventje, dkk (2015). Analisis Perlakuan Akuntansi

Aset Tetap Pada Badan Kepegawaian dan Diklat BKD Kota Manado. Akuntansi.

Gorontalo.

Sita, Shella Iko, Irmadariyani Ririn. (2017). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada

Rumah Sakit Umum Daerah Genteng. Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ)

Jln. Kalimantan 37, Jember.

Sugiyono. (2010). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Suryabrataa Sumandi (2003). Metodologi Penelitian. Universitas Gadjah Mada. Jakarta

Tipan, Akhyar, Saerang David P.E. (2015). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Dinas

Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara. Fakultas Ekonom Ni dan Bisnis

Jurusan Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado.

Usman H. , Akbar P. (2017). Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Askara. Jakarta

Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun (2019). Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah

Kabupaten Gowa.