skripsi peranan hubungan masyarakat (humas) d alam …
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PERANAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) DALAM
PENYEBARAN INFORMASI PELAYANAN PUBLIK DI SEKRETARIAT
DAERAH KABUPATEN GOWA
MOCH. ILHAM SETIAWAN
NOMOR STAMBUK : 10561 3232 09
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
ii
PERANAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) DALAM
PENYEBARAN INFORMASI PELAYANAN PUBLIK DI SEKRETARIAT
DAERAH KABUPATEN GOWA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
MOCH. ILHAM SETIAWAN
Nomor Stambuk : 10561 3232 09
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
iii
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Dalam
Penyebaran Informasi Pelayanan Publik Di Sekretariat
Daerah Kabupaten Gowa
Nama Mahasiswa : Moch. Ilham Setiawan
Stambuk : 10561 3232 09
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyetujui :
Pembimbing I
Dr. H. Mappamiring, M.Si
Pembimbing II
Drs. Ruskin Azikin, MM
Mengetahui :
DekanFisipol Unismuh Makassar
Dr. H. Muhlis Madani, M.Si
Ketua JurusanIlmu Administrasi Negara
Burhanuddin, S.Sos., M.Si
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Moch Ilham Setiawan
Nomor Stambuk : 10561 3232 09
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, Januari 2014
Yang Menyatakan
Moch. Ilham Setiawan
vi
ABSTRAK
Moch. Ilham Setiawan. 2014. Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) DalamPenyebaran Informasi Pelayanan Publik di Sekreatariat Daerah KabupatenGowa. Dibimbing oleh H. Mappamiring dan Ruskin Azikin. Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Humas dan prosespelaksanaan Humas dalam penyebaran informasi pelayanan publik di KabupatenGowa. Dalam pemecahan permasalahan tersebut, maka diperlukan tindakanpenelitian untuk mengumpulkan data serta fakta-fakta yang relevan denganpermasalahan penelitian, Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,observasi dan dokumentasi/studi kepustakaan. Jenis penelitian ini adalah deskriptifkualitatif melalui wacana dari hasil wawancara dengan informan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perananHumas Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa bukan hanya dalam hal penyebaraninformasi saja, tetapi juga pemberian penerangan kepada masyarakat, penyaluranaspirasi masyarakat, dan pelaksanaan komunikasi timbal balik yang secara tidaklangsung mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap citra yang positif dimata publik
Adapun saran penulis dalam penelitian ini, kepada Humas dan ProtokolSekretariat Daerah Kabupaten Gowa dalam memberikan pelayanan kepadamasyarakat diperlukan suatu perencanaan strategis untuk setiap kegiatankehumasan seperti pembagian kerja sesuai dengan sub bidang kerja masing-masingstaf dan membina hubungan baik dengan masyarakat di Kabupaten Gowa.
Kata Kunci : Peranan, Hubungan Masyarakat
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul "Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Dalam Penyebaran
Informasi Pelayanan Publik di Secretariat Daerah Kabupaten Gowa".
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Muhlis Madani, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Burhanuddin S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar atas segala bimbingan yang telah diberikan selama
ini.
3. Kedua pembimbing penulis yaitu Bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si sebagai
pembimbing pertama dan Ibu Drs. Ruskin Azikin, MM sebagai pembimbing
kedua yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis walaupun disibukkan dengan aktivitas lain.
viii
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah
menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama mengenyam pendidikan
dibangku perkuliahan.
5. Bapak Drs. Arifuddin Saeni selaku Kepala Bagian Humas dan Protokol
Sekretariat Kabupaten Gowa yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di instansi tersebut
6. Segenap pihak instansi Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten
Gowa yang telah banyak memberikan informasi dan data yang dibutuhkan
selama penelitian.
7. Kedua orang tua tercinta, Jaharuddin Dg. Lallo dan Hj. Sahrina, S.Pd yang
telah mendidik dan membimbing saya dari kecil hingga dewasa dan selalu
memberikan pelajaran yang berharga.
8. Kakak dan adik tercinta, Nur Reskiawati, S.Pd dan Nur Aulia Ash Shaliha yang
selalu memberi saya semangat dan dorongan untuk menjadi orang yang sukses
dalam meraih gelar sarjana.
9. Istri tercinta, Ardillah Amir yang selalu memberikan semangat dan motivasi
untuk menjadi orang yang lebih baik.
10. Sahabat saya, Akhsrullah, Marki Abubakar, S.Sos, Muh. Rivai, Nurcahyono,
Ahmad Sufyan, Firdiansyah, Rendy Arifuddin, Masmal, Syukran Aktsar, Abd.
Rahmat Nur, Aswan Hasan, Dzulfikar, Muh. Syahrul Jaya dan seluruh rekan-
rekan yang tak sempat saya sebutkan satu persatu namanya yang tak pernah
bosan memberikan motivasi, serta seluruh rekan-rekan Ilmu Administrasi
Negara UNISMUH Makassar angkatan 2009 dan Semua pihak yang tidak dapat
ix
penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
kesempurnaan hanyalah milik-Nya dan tiada manusia yang luput dari salah dan
khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga saran dan kritik
tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar. Semoga
karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
pihak yang membutuhkan. Amin.
Makassar, Januari 2014
Penulis,
Moch. Ilham Setiawan
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ............................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori ........................................................................ 10
B. Kerangka Pikir ............................................................................ 33
C. Fokus Penelitian .......................................................................... 35
D. Deskripsi Fokus .......................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 38
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................ 38
C. Sumber Data ................................................................................ 39
D. Informan Penelitian ..................................................................... 39
xi
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 40
G. Keabsahan Data ........................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 43
B. Peranan Humas dan Protokol dalam Penyebaran Informasi
Pelayanan Publik ......................................................................... 48
C. Proses Pelaksanaan Informasi ..................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran ........................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, hubungan masyarakat (HUMAS) merupakan bidang atau
fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang
bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi non komersial. Mulai dari
yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga
pemerintah. Kebutuhan akan kehadiran humas tidak bisa dicegah, terlepas dari
kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang
menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas
sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan
"banjir informasi" seperti saat ini.
Seiring perkembangan arus reformasi birokrasi dan era keterbukaan
informasi publik, peran bagian Humas semakin penting dan strategis. Sebagai
komunikator publik, Humas Pemerintah harus mengamankan kebijakan
lembaganya, memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau
informasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan program kerja lembaganya.
Jadi Humas bukan hanya menyiapkan tempat acara peliputan dan mendampingi
pimpinannya kemana pergi saja, namun Humas Pemerintah dituntut mampu
melakukan penyebaran informasi dalam pelayanan publik.
Sebagaimana diketahui bahwa bagian Rumas/public relation memiliki
kedudukan sebagai penilai sikap masyarakat (publik) agar tercipta keserasian
antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari
1
2
aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang
hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlepas dari dukungan,
serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bagian
Humas bertindak sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani
kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi serta
memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak, dan berperan
menciptakan iklim yang kondusif dalam pembangunan nasional, baik jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang.
Pada prinsipnya, secara struktural, fungsi bagian Humas/public relation
dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu kelembagaan organisasi. Humas terkait langsung dengan fungsi top
manajemen. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara optimal apabila berada
langsung di bawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan
pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/instansi
bersangkutan.
Fungsi bagian Humas dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik
dua arah (reciprocal two way traffic communication) antara organisasi/badan
instansi yang diwakilinya dengan publik sebagai sasaran (target audience) pada
akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak
dicapai oleh organisasi bersangkutan.
Sesungguhnya fungsi kehumasan itu dapat bertindak sebagai tanda
bahaya (early warning system) yang berfungsi mendukung atau membantu
pihak manajemen organisasi berjaga-jaga menghadapi kemungkinan buruk
3
yang terjadi terhadap organisasi. Mulai dari timbulnya isu berita negatif
(negative news) di berbagai media massa, meluasnya isu negatif yang kurang
menguntungkan terhadap sebuah instansi yang sedang bermasalah hingga
penurunan citra, bahkan kehilangan citra (Lost of image) yang dapat
menimbulkan berbagai resiko yang menyangkut krisis kepercayaan maupun
krisis manajemen. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas Humas/
public relation akan menjalankan fungsinya yaitu kepentingan menjaga nama
baik dan citra organisasi/instansi agar instansi/organisasi selalu dalam posisi
yang menguntungkan. Salah satu metode yang dipergunakan adalah melalui
cara-cara edukatif dan informatif serta persuasif, yang mengandung arti suatu
ajakan atau himbauan, bukan merupakan paksaan. Adapun ciri-ciri pelaksanaan
yang bersifat persuasif, yaitu:
1. Informasi atau peran yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan
dan kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
2. Public relation sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya
membentuk sikap, dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui
rangsangan atau stimulasi tertentu.
3. Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktivitas perusahaan/
organisasi, agar tercipta perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari
situasi negatif diubah menjadi situasi yang positif).
4. Perubahan sikap dan penilaian dari pihak publik dapat terjadi maka
pembinaan atau pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta
tersebut terpelihara dengan baik.
4
Melihat sistem otonomi daerah saat ini, bagian Humas dituntut berperan
aktif dalam menyebarkan informasi yang terkait dalam hal pelayanan publik
kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan peran aktif masyarakat terhadap
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah tidak terkecuali
di pemerintah daerah kabupaten Gowa.
Bagian Humas Kabupaten Gowa perlu memperhatikan bahwa dalam
menjalankan aktivitas tugas dan fungsinya, hendaknya mampu memelihara
nama baik institusi/lembaga, mampu melakukan pelayanan yang memadai,
mampu menjalankan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat akan informasi. Dalam mengelola informasi, bagian Humas hams
sudah mulai membuka diri terhadap informasi-informasi yang sangat
diperlukan oleh publik (masyarakat) untuk dapat diakses, kecuali terhadap
informasi yang memang berdasarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi
Publik (UU No. 14 Tahun 2008) dikecualikan. Ada informasi yang tidak boleh
disampaikan kepada publik sebagaimana tercantum dalam Pasal 17 UU No. 14
Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik, kecuali:
1. Informasi yang dapat menghambat proses penegakan hukum
2. Informasi yang dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas
kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat
3. Informasi yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara
4. Informasi yang dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia
5. Informasi yang dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional
6. Informasi yang dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri
5
7. Informasi yang dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi
dan kemauan terakhir atau wasiat seseorang
8. Informasi yang dapat mengungkapkan rahasia pribadi
9. Memorandum atau surat antar badan publik
10. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang
Pada prinsipnya Humas pemerintah daerah Kabupaten Gowa dituntut
untuk mampu menyebarkan informasi mengenai pelayanan publik kepada
masyarakat sesuai dengan kebijakan instansi, yang kemudian disampaikan ke
media sebagai suatu agenda media dan diterima oleh publik sebagai agenda
publik atau masyarakat. Melalui penyebaran informasi tentang pelayanan
publik oleh Humas Kabupaten Gowa, diharapkan ke depan publik akan
mendapatkan informasi alternatif dan benar, sehingga masyarakat tidak lagi
terbelenggu oleh anomali informasi yang setiap detik membanjiri ranah publik,
bahkan ranah privasi seseorang.
Keberadaan Humas di pemerintah daerah Kabupaten Gowa sangat
dibutuhkan. Selain memiliki peran penting dalam mendukung tugas
pemerintahan daerah Kabupaten Gowa, peranan Humas di tiap-tiap
pemerintahan daerah secara eksplisit diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. 109/M.PAN/11/2005. Pasal 4
dikatakan: Tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan pelayanan
informasi dan kehumasan, meliputi perencanaan pelayanan informasi dan
kehumasan, pelayanan informasi, hubungan kelembagaan, hubungan personil,
dan pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan.
6
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, Humas pemerintah
daerah Kabupaten Gowa harus menyediakan dan memberikan informasi kepada
masyarakat dan stakeholders semua kegiatan pemerintah daerah kabupaten
Gowa yang akan dan sedang dilaksanakan. Selain itu, berkomunikasi dengan
masyarakat untuk memperoleh dukungan dan partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan kebijakan publik serta menjalin hubungan baik dengan
stakeholders. Humas pemerintah daerah kabupaten Gowa harus membangun
kepercayaan publik melalui jalur komunikasi dengan menunjukkan hasil kerja
nyata dan menyusun strategi komunikasi efektif serta membentuk sikap dan
prilaku dari orang yang diberi kepercayaan. Humas pemerintah Kabupaten
Gowa dituntut bersinergi dan berkoordinasi untuk menjadi citra pemerintah
secara keseluruhan.
Sinergitas perlu dibangun dalam hal pendistribusian informasi-informasi
melalui potensi media yang sesuai dengan sifat-sifat demografis
publik/masyarakat. Untuk itu, Badan Koordinasi Humas Pemerintah daerah
Kabupaten Gowa, yang berkedudukan di Secretariat Daerah Kabupaten Gowa,
perlu segera membangun sinergitas melalui aktivitas nyata dan membangun
sebuah mekanisme aliran informasi.
Eksistensi Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa sesungguhnya
sangat strategis. Kehadiran Humas dibutuhkan, terutama dalam rangka
menyampaikan berbagai informasi publik yang memang wajib diketahui badan
publik (Lembaga Pemerintah) kepada masyarakat. Untuk itu, Humas harus
menjalankan tugas secara profesional seperti memahami cara berkomunikasi
yang baik, memahami budaya birokrasi dan memahami adat istiadat masyarakat
7
setempat. Akan tetapi, saat ini bagian Humas Kabupaten Gowa yang
diharapkan mampu untuk menjadi mediasi antara pemerintah dengan
masyarakat justru tidak mampu untuk menganalisa berbagai macam opini
publik bahkan terkadang tidak mampu untuk mengatasi berbagai persoalan baik
yang ada di dalam masyarakat maupun lingkup lembaga yang diwakilinya.
Para pegawai Humas di ruang lingkup Secretariat Daerah kabupaten
Gowa kurang mampu untuk mempengaruhi pendapat atau opini publik yang
dihadapinya ini terbukti dengan berbagai macam aksi demonstrasi yang sering
dilakukan oleh organisasi masyarakat dan himpunan Mahasiswa Gowa
mengenai masalah-masalah yang menyangkut kebijakan publik yang dianggap
merugikan masyarakat. Disamping itu kemampuan Humas dalam menjalin
hubungan yang baik dan saling mempercayai antara lembaga/organisasi yang
berada di kabupaten Gowa tidak mampu untuk dimaksimalkan bahkan
cenderung digunakan untuk memperoleh keuntungan sepihak dari publik
sebagai objek atau sasarannya, dan bukan untuk memperoleh manfaat bersama.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengangkat
penelitian dengan judul "Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Dalam
Penyebaran Informasi Pelayanan Publik di Sekretariat Daerah Kabupaten
Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
1. Bagaimana peranan Humas dalam penyebaran informasi pelayanan publik
di Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana proses pelaksanaan hubungan masyarakat/public relation dalam
penyebaran informasi yang dilakukan Humas di Sekretariat Daerah
Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peranan Humas dalam penyebaran informasi pelayanan
publik kepada masyarakat luas khususnya di Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan hubungan masyarakat/public
relation dalam penyebaran informasi yang dilakukan Humas di Sekretariat
Daerah Kabupaten Gowa.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau
kegunaan baik teoritis maupun praktikal sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a. Dapat memperluas dan memperkaya wawasan ilmiah, khususnya dalam
Ilmu Administrasi.
b. Sebagai bahan informasi bagi calon peneliti yang akan melakukan
penelitian yang sama.
9
2. Kegunaan Praktikal
Sebagai bahan masukan bagi bidang Humas di lingkup Sekretariat Daerah
(SETDA) Kabupaten Gowa, dalam upaya mengoptimalkan perannya
sebagai pemberi informasi mengenai pelayanan publik kepada masyarakat
di Kabupaten Gowa guna menciptakan pelayanan yang mudah dan efektif.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori
1. Sejarah Manajemen Humas/Public Relation
Menurut sejarah, pada awalnya kemunculan istilah Manajemen Humas
berkenaan dengan suatu metode public relations saat menghadapi suatu puncak
krisis pada tahun 1906. Saat itu terjadi pemogokan perburuhan secara total di
industri pertambangan batubara di Amerika Serikat. Sebagai akibatnya adalah
terancamnya kelumpuhan total terhadap industri batubara terbesar di Negara
tersebut.
Sehingga pada titik puncak krisis yang berlangsung tersebut, maka
muncul Ivy Iedbetter Lee, seorang tokoh Public Relations/Humas pertama,
yang berlatar belakang seorang jurnalis. Beliau mengajukan Manajemen Humas
sebagai salah satu solusi atau sebagai jalan keluar untuk mengatasi krisis yang
tengah terjadi di industri batu bara di Amerika Serikat, karena akibat dampak
dari kasus pemogokan total yang dilancarkan oleh pekerja dalam upaya
menuntut hak-hak kesejahteraan dan kenaikan upah.
Untuk memecahkan permasalahan tersebut Ivy Lee mengajukan
beberapa usulan atau persyaratan yang bersifat revolusioner dan merupakan
terobosan besar dalam peranan PR/Humas untuk mampu mengatasi masalah
besar pada waktu itu melalui suatu konsepsi prinsip-prinsip dasar, yaitu :
10
11
Pertama:
- Membentuk Manajemen Humas untuk mengatur arus informasi/berita
secara terbuka.
- Bekerja sama dengan pihak pers
- Duduk sebagai top pimpinan perusahaan, dan langsung sebagai pengambil
keputusan tertinggi (decision maker) dan (policy maker). Dalam hal ini Ivy
Lee, ditunjuk sebagai Executive Assistant to President Director dalam
struktur manajemen perusahaan.
Kedua:
- Memiliki wewenang penuh dalam melaksanakan fungsi dan peranan
sebagai pejabat Humas untuk mengelola Manajemen Humas/PR.
Ketiga:
- Manajemen Humas, yang notabene terkait dengan manajemen perusahaan
industri pertambangan batu bara tersebut, harus bersifat informasi terbuka
(open communication), baik kepada khalayak/publik, pekerja, maupun
pihak pers. Dan mengacu pada Declaration of Principles atau prinsip-
prinsip dasar.
Jadi dalam kalimat "Manajemen Krisis dan Humas" tersebut terkandung
pengertian tentang kemampuan praktisi Humas (Public Relations Officer)
untuk memimpin, melakukan peranan komunikasi dan mengelola saluran
informasi (Management of Communication) demi tercapainya pemahaman
suatu permasalahan. Terkandung pula kemampuan praktisi Humas untuk
mengatasi krisis (sense of crisis recovery), kepentingan publikasi dan
12
menciptakan citra positif bagi lembaga/organisasi yang diwakilinya itu. Ruslan
(2010:15).
2. Peran Hubungan Masyarakat
Menurut sejarah, pada awalnya kemunculan istilah Manajemen Humas
berkenaan dengan suatu metode public relations saat menghadapi suatu puncak
krisis pada tahun 1906. Saat itu terjadi pemogokan perburuhan secara total di
industri pertambangan batubara di Amerika Serikat. Sebagai akibatnya adalah
terancamnya kelumpuhan total terhadap industri batubara terbesar di Negara
tersebut.
Sehingga pada titik puncak krisis yang berlangsung tersebut, maka
muncul Ivy Iedbetter Lee, seorang tokoh Public Relations/Humas pertama,
yang berlatar belakang seorang jurnalis. Beliau mengajukan Manajemen Humas
sebagai salah satu solusi atau sebagai jalan keluar untuk mengatasi krisis yang
tengah terjadi di industri batu bara di Amerika Serikat, karena akibat dampak
dari kasus pemogokan total yang dilancarkan oleh pekerja dalam upaya
menuntut hak-hak kesejahteraan dan kenaikan upah. Untuk memecahkan
permasalahan tersebut Ivy Lee mengajukan beberapa usulan atau persyaratan
yang bersifat revolusioner dan merupakan terobosan besar dalam peranan
PR/Humas untuk mampu mengatasi masalah besar pada waktu itu melalui
suatu konsepsi prinsip-prinsip dasar, yaitu :
Pertama:
a. Membentuk Manajemen Humas untuk mengatur arus informasi/berita
secara terbuka.
13
b. Bekerja sama dengan pihak pers.
c. Duduk sebagai top pimpinan perusahaan, dan langsung sebagai pengambil
keputusan tertinggi (decision maker)6an (policy maker). Dalam hal ini Ivy
Lee, ditunjuk sebagai Executive Assistant to President Director dalam
struktur manajemen perusahaan.
Kedua:
Memiliki wewenang penuh dalam melaksanakan fungsi dan peranan sebagai
pejabat Humas untuk mengelola Manajemen Humas/PR.
Ketiga:
Manajemen Humas, yang notabene terkait dengan manajemen perusahaan
industri pertambangan batu bara tersebut, harus bersifat informasi terbuka
(open communication), baik kepada khalayak/publik, pekerja, maupun pihak
pers. Dan mengacu pada Declaration of Principles atau prinsip-prinsip dasar.
Jadi dalam kalimat "Manajemen Krisis dan Humas" tersebut terkandung
pengertian tentang kemampuan praktisi Humas (Public Relations Officer)
untuk memimpin, melakukan peranan komunikasi dan mengelola saluran
informasi (Management of Communication) demi tercapainya pemahaman
suatu permasalahan. Terkandung pula kemampuan praktisi Humas untuk
mengatasi krisis (sense of crisis recovery), kepentingan publikasi dan
menciptakan citra positif bagi lembaga/organisasi yang diwakilinya itu. Ruslan
(2010:15)
Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus mutlak
tentang definisi dari PR/Humas. Ketidaksepakatan tersebut disebabkan oleh:
pertama, beragamnya definisi hubungan masyarakat yang telah dirumuskan
14
baik oleh para pakar maupun Profesional Public Relations/Humas didasari
perbedaan sudut pandang mereka terhadap pengertian Hamas/Pubic Relations.
Kedua, perbedaan latar belakang yang berbeda, misalnya definisi yang
dilontarkan oleh kalangan akademisi perguruan tinggi tersebut akan lain
bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi (Public
Relations Practitioner). Dan ketiga, adanya indikasi baik secara teoritis
maupun praktis bahwa kegiatan public relations/kehumasan itu bersifat dinamis
dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang
mengikuti kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisasi dan
millennium ketiga saat ini.
Walaupun berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling
berbeda akan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu
definisi Humas/PR, yang diambil dari The British Institute of Public Relations,
berbunyi:
a. "Public Relations activity is management of communications between an
organization and its publics."(Aktivitas Public Relation's adalah mengelola
komunikasi antara organisasi dan publiknya)
b. "Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to
establish and maintain mutual understanding between an organization and
its public". (Praktek hubungan masyarakat adalah memikirkan,
merencanakan dan mencurakan daya untuk membangun dan menjaga saling
pengertian antara organisasi dan publiknya).
Ada beberapa pengertian Humas/Public Relations menurut para pakar,
diantaranya adalah sebagai berikut:
15
1. Humas/Public Relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara
sesuatu unit dan publiknya yang menentukan hidup unit itu. Widjaja
(2010:54)
2. Humas/Public Relation merupakan bidang atau fungsi tertentu yang
diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat
komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non-komersial. Anggoro
(2008:1)
3. Scott M. Cutlip dan Allen H. Center : Humas merupakan fungsi manajemen
yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan tata cara
seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan
melakukan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian,
pemahaman, dan dukungan dari publiknya.
4. J.C. Seidel : Humas adalah proses yang berkelanjutan dari usaha-usaha
manajemen untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari
langganannya, pegawai, dan publik umumnya ke dalam dengan
mengadakan analisis dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan
mengadakan pernyataan-pernyataan.
5. W. Emerson Reck : Humas adalah kelanjutan dari proses penetapan
kebijaksanaan, penentuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan
kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu
memperoleh kepercayaan dan itikad baik.
6. Cutlip, Center, dan Broom : Humas adalah fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat
16
antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan
dan kegagalan organisasi tersebut.
7. Frank Jeffkins : Humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk
komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi
dengan publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian
bersama.
3. Tujuan Dan Tupoksi Hubungan Masyarakat
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan
juga dapat disebut objective. Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan
kegiatan hubungan masyarakat, sehingga tidak melenceng atau salah sasaran.
Karena hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dalam melaksanakan
kegiatan komunikasi, maka pada dasarnya tujuan hubungan masyarakat adalah
tujuan komunikasi.
Tujuan tersebut diimplementasikan ke dalam program-program public
relations. Dalam realita praktik hubungan masyarakat di perusahaan, tujuan
hubungan masyarakat antara lain:
1. Menciptakan Pemahaman Publik
Tujuan kegiatan hubungan masyarakat pertama kali ialah berupaya
menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui
kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-
informed) antara perusahaan dengan publiknya. Kecukupan informasi
merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Kesalahan akibat
persepsi atau kekurangan informasi merupakan kesalahan mendasar dalam
17
kegiatan komunikasi. Ketercukupan informasi akan terwujud apabila
hubungan masyarakat menyediakan saluran komunikasi yang terbuka (open
communication) dan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang
timbal balik (two way reciprocal).
2. Membangun Citra Korporat
Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang
perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan yang
menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku
perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya.
Persepsi akan mempengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral atau
memusuhi.
3. Membangun Opini Publik Yang Favorable
Sikap publik terhadap perusahaan bila diekspresikan disebut opini publik
mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada 3 (tiga) jenis
opini publik, yaitu opini positif (mendukung atau favorable), negatif
(menentang) dan netral. Dalam kaitannya dengan hal ini, hubungan
masyarakat dituntut memelihara komunikasi persuasif yang ditujukan
untuk:
a) Menjaga opini yang mendukung (mantain favorable opinion)
b) Menciptakan opini yang masih tersembunyi atau yang belum
diekspresikan (create opinion where none exist or where it is latent)
c) Menetralkan opini yang negatif (neutralize hostile opinion)
18
4. Membentuk Goodwill dan Kerja Sama
Goodwill dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan
berulang-ulang oleh hubungan masyarakat perusahaan untuk menanamkan
saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya. Hubungan
masyarakat adalah upaya-upaya perusahaan untuk menciptakan kerjasama
dengan kelompok-kelompok masyarakat. Kriyantono (2008:5-21).
Sedangkan fungsi Humas Menurut Edward L. Bernay, dalam Ruslan
(2010:18), terdapat tiga fungsi utama humas yaitu:
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau
sebaliknya.
Kemudian fungsi humas menurut pakar humas Internasional, Cutlip &
Centre and Canfield dalam Ruslan (2010:19), fungsi Humas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan
tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau
sebaliknya.
19
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada
pimpinan demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur informasi,
publikasi serta pesan dari badan/ organisasi ke publiknya, demi tercapainya
citra positif bagi kedua belah pihak.
4. Proses Hubungan Masyarakat
Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas
hubungan masyarakat di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis
antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau
stakeholder sasaran khalayak yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah
terciptanya citra positif, kemauan baik, saling menghargai, saling timbul
pengertian dan toleransi antara kedua belah pihak.
Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai
aktivitas hubungan masyarakat tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi
dengan baik melalui manajemen Humas yang dikelola secara profesional dan
dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Hal tersebut juga dapat
diwujudkan jika adanya pertukaran pendapat, pesan dan informasi yang jelas
serta mudah dimengerti oleh kedua belah pihak yang terlibat (komunikator dan
komunikan) di mana pertukaran informasi dilakukan melalui sistem saluran
(channel), media massa atau bentuk media non-massa lainnya. Semua itu dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk kegiatan atau aktivitas komunikasi dua arah
timbal balik (reciprocal two ways traffic communication) sehingga diperoleh
pencapaian umpan balik yang positif.
20
Proses hubungan masyarakat sangat tergantung dari input informasi,
karena bidang hubungan masyarakat adalah suatu studi yang menyangkut sikap
manusia yang membutuhkan ketajaman dan kepekaan analisis, serta data yang
dapat mengubah sikap manusia atau kelompok manusia secara efektif. Proses
hubungan masyarakat selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian,
berdasarkan prosesnya ada empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses
hubungan masyarakat sebagaimana yang diajukan oleh Scott M. Cutlip & Allen
H. Center (dalam Ruslan, 2010:148) sebagai berikut:
1. Penelitian dan Mendengarkan (Research-Listening)
Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap
dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan
pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan
keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan
informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu
What's our problem? (Apa yang menjadi problem kita).
2. Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning-Decision)
Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan
kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan
dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan
mulai diberikan. Here's what we can do?(Apa. yang dapat kita kerjakan).
3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication-Action)
Dalam tahap mi informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang
akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang
21
secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan
berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya. Here's what we did
and why? (Apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu).
4. Mengevaluasi {Evaluation)
Pada tahapan ini, pihak hubungan masyarakat/Humas mengadakan
penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas
Humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan
dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan.
How did we do?(Bagaimana yang telah kita lakukan).
Tiap tahapan dari keempat tahapan yang disebutkan di atas saling
berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Artinya tahapan satu dengan tahapan
yang lainnya saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
5. Hubungan Masyarakat Sebagai Fungsi Manajemen
Menurut Mardhiah (dalam jurnal aplikasi manajemen Universitas
Malikussaleh, 2008:94) Public relations merupakan fungsi manajemen yang
khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara
perusahaan dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan dan kerjasama. Ini berarti bahwa dengan adanya hubungan
masyarakat maka dapat membantu manajemen dalam hal menanggapi opini
publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan
secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi
kecenderungan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat
dan etis sebagai sarana utama. Hubungan masyarakat merupakan fungsi
22
manajemen khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam
komunikasi, pemahaman, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dengan
publiknya.
Hubungan masyarakat merupakan bagian dari organisasi yang berfungsi
untuk menjaga dan membina hubungan baik antara perusahaan (instansi)
dengan masyarakat umum atau publik serta konsumennya, hubungan
masyarakat juga menjaga hubungan baik internal perusahaan, yaitu mencoba
menjaga hubungan baik antara semua pegawai kerja dan karyawan baik dari top
manajer hingga pegawai dengan status pangkat paling rendah di perusahaan
tersebut. Fungsi dasar dari public relations atau hubungan masyarakat ini
adalah membentuk dan membina hubungan baik, dengan terciptanya hubungan
baik maka akan terciptalah kinerja dan kualitas kerja yang baik guna mencapai
keuntungan bagi institute tersebut.
Hubungan masyarakat menjalankan fungsinya sebagai boundary role
(memainkan peran di perbatasan), yaitu mereka berfungsi di tepi suatu
perusahaan atau organisasi sebagai penghubung antara perusahaan dengan
public internal dan eksternal. Hubungan masyarakat membantu organisasi
untuk mengantisipasi dan merespon persepsi dan opini public, tanpa hubungan
masyarakat yang efektif organisasi cenderung menjadi tidak peka terhadap
perubahan yang terjadi di sekitarnya dan pertumbuhannya justru menuju kearah
yang berlainan dari arah yang diharapkan lingkungan sekitarnya. Hubungan
masyarakat melayani keinginan publik dengan kesediaan menyuarakannya di
dalam forum publik atau melakukan kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu
meringankan beban sebagian masalah publik.
23
Berbicara kegiatan hubungan masyarakat di perusahaan atau organisasi,
maka ada dua jenis sasaran yang harus mendapat perhatian penuh oleh public
relations officer yaitu internal public relations dan external public relation,
karena berjalan atau tidaknya perusahaan sangatlah bergantung dari kedua
publik ini.
6. Strategi Manajemen Hubungan Masyarakat
Dalam Suatu rencana strategis organisasi menetapkan garis-gari besar
tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu ke depan.
Untuk melihat organisasi kedepan perlu melihat ke belakang, yakni hal-hal
yang telah dicapai masa lalu, harapan yang muncul dari lingkungannya.
Seorang Public Relation tidaklah dibenarkan mengabaikan pelaksanaan
penyusunan rencana jangka panjang ini. la perlu turut aktif mengobservasi
pendapat dan harapan tersebut. Karena prosesnya melibatkan banyak pihak,
suatu rencana jangka panjang yang berhasil disatukan sering disebut pula suatu
"konsensus". Rencana jangka panjang ini yang dijadikan pegangan dalam
menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang diambil
sehari-hari. Seperti dengan divisi lainnya didalam organisasi, untuk
memberikan kontribusi kepada rencana jangka panjang praktisi Public Relation
dapat melakukan langkah-langkah berikut:
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar didalam maupun diluar
organisasi. Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari kliping media massa,
naskah pidato pimpinan, bahan publikasi organisasi, serta wawancara
dengan pihak yang berkepentingan.
24
2. Menyelusuri dokumen resmi organisasi dan mempelajari perubahan yang
terjadi secara historis. Perubahan ini umumnya disertai dengan perubahan
sikap organisasi terhadap publiknya dan sebaliknya.
3. Melakukan analisis SWOT. SWOT adalah kependekan dari strength
(kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats
(ancaman). Komponen S (strength) dan W (weaknesses) di kaji dari unsur-
unsur yang berasal dari dalam organisasi sedangkan kedua komponen
lainnya O (opportunities) dan T (threats) dikaji dari lingkungan dimana dia
ada. Ini sangat bermanfaat untuk program jangka panjang.
7. Model Strategi Manajemen Untuk Hubungan Masyarakat
1. Tahap Stakeholdeers
Sebuah organisasi mempunyai hubungan dengan publik bilamana
perilaku organisasi tersebut mempunyai pengaruh terhadap stakeholdersnya
atau sebaliknya. Public Relations harus melakukan survei untuk terus
membaca perkembangan lingkungannya dan membaca perilaku
organisasinya serta menganalisis konsekuensi yang akan timbul.
Komunikasi yang dilakukan secara kontinyu dengan stakeholders
membantu organisasi untuk tetap stabil.
a. Tahap Publik
Publik terbentuk ketika organisasi menyadari adanya problem tertentu.
Pendapat ini berdasarkan hasil penelitian Grunig dan Hunt (dalam
Rakmat, 1996 : 104), yang menyimpulkan bahwa publik muncul
sebagai akibat adanya problem dan bukan sebaliknya. Dengan kata lain
25
publik selalu eksis bilamana ada problem yang mempunyai potensi
akibat terhadap mereka. Maka publik bukanlah kumpulan massa umum
biasa, mereka sangat selektif dan spesifik terhadap suatu kepentingan
tertentu. Untuk itu Public Relations harus mampu mengidentifikasi
publiknya.
b. Tahap Isu
Publik yang muncul sebagai konsekuensi dari adanya problem selalu
mengorganisasikan dan menciptakan isu bukan berarti isu berkonotasi
negatif. Public Relations perlu mengantisipasi dan responsif terhadap
isu-isu tersebut. Langkah ini didalam manajemen dikenal sebagai Issues
Management. Pada tahap ini media memegang peranan penting karena
media akan mengangkat suatu pokok persoalan kepada masyarakat dan
masyarakat akan menanggapi. Media mempunyai peranan yang sangat
besar dalam perluasan isu dan bahkan membelokkannya sesuai dengan
persepsinya. Media bisa menggunakan sikap publik, meningkatkan
perhatian publik khususnya bagi Hot Issue.
c. Public Relations perlu mengembangkan objective formal seperti
komunikasi, akurasi, pemahaman, persetujuan, dan perilaku tertentu
terhadap program-program kampanye komunikasinya.
d. Public Relations harus mengembangkan program resmi dan kampanye
komunikasi yang jelas untuk menjangkau objek diatas.
e. Publik Relations, khususnya pada pelaksana, memahami permasalahan
dan dapat menerapkan kebijakan kampanye komunikasi.
26
f. Public Relations harus melakukan evaluasi terhadap efektivitas
pelaksanaan tugasnya untuk memenuhi pelaksanaan tugasnya dan
mengurangi konflik yang mungkin muncul di kemudian hari.
8. Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Mengelola Krisis
Menurut Wijaya (2010:56) langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
pembahasan mengelola krisis:
1. Identifikasi Krisis
Untuk dapat mengidentifikasi krisis, praktisi Public Relations perlu
melakukan penelitian. Bila krisis terjadi dengan cepat penelitian harus
dilakukan secara informal dan kilat. Hal ini hanya dimungkinkan bila
praktisi Public Relations mempunyai kecakapan dan kepekaan untuk
mengumpulkan data. Biasanya mantan wartawan yang piawai melakukan
hal ini. Mereka biasa bekerja dengan kepekaan, deadline dan kecermatan.
2. Analisis Krisis
Praktisi Public Relations bukanlah sekedar petugas penerangan yang
melalui mengandalkan aksi. Sebelum melakukan komunikasi, ia harus
melakukan analisis atas masukan yang diperoleh. Analisis ini adalah
pekerjaan belakang meja dengan keahlian membaca permasalahan. Analisis
yang dilakukan mempunyai cakupan yang luas, mulai dari analisis parsial
sampai integral yang saling berkaitan.
3. Isolasi Krisis
Krisis adalah suatu penyakit. Kadang bisa juga berarti lebih dari
sekedar penyakit biasa, ia adalah penyakit menular. Untuk mencegah krisis
27
yang menyebar luas ia harus diisolasi, dikarantinakan sebelum tindakan
serius dilakukan.
4. Pilihan Strategi
Sebelum mengambil langkah-langkah komunikasi untuk
mengendalikan krisis, organisasi perlu melakukan penetapan strategi yang
generic yang akan diambil. Ada 3 strategi generic untuk menangani krisis,
yakni:
a. Defensive Strategy (strategi defensive)
Langkah-langkah yang diambil meliputi hal-hal seperti:
- Mengulur waktu
- Tidak melakukan apa-apa (low profile)
- Membentengi diri dengan kuat (Stone Walling)
b. Adaptive Strategy (strategi Adaptif) Langkah-langkah yang diambil
meliputi hal-hal seperti:
- Mengubah kebijakan
- Modifikasi operasional Kompromi
- Meluruskan citra
c. Dynamic Strategy (strategi dinamis)
Strategi ini sudah bersifat agak makro dan dapat mengakibatkan
berubah karakter organisasi. Pilihannya adalah:
- Merger dan akuisisi
- Investasi baru
- Menjual saham
- Meluncurkan produk baru/menarik peredaran produk lama
28
- Menggandeng kekuasaan
- Melemparkan isu baru untuk mengalihkan perhatian
5. Program pengendalian
Program pengendalian adalah langkah penerapan yang
dilakukan menuju strategi yang generic yang dirumuskan jauh-jauh hari
sebelum krisis timbul, yakni sebagai guidance agar para eksekutif bisa
mengambil langkah yang pasti. Berbeda dengan strategi generic, program
implementasi pengendalian ditetapkan pada:
a. Organisasi (beserta cabang)
b. Industri (Gabungan usaha sejenis)
c. Komunitas
d. Divisi-divisi organisasi
9. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk
membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena
informasi menurunkan ketidakpastian (atau meningkatkan pengetahuan)
Informasi menjadi penting, karena berdasarkan informasi itu para pengelola
dapat mengetahui kondisi obyektif organisasi/instansi. Informasi tersebut
merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan metode
ataupun cara-cara tertentu.
Menurut Barry E (dalam Mulyanto, 2009:17) mengatakan informasi
merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisir
dan berguna kepada orang yang menerimanya. Sedangkan pengertian Informasi
29
Menurut Jogiyanto HM, (1999: 692), "Informasi dapat didefinisikan sebagai
hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event)
yang nyata (fact} yang digunakan untuk pengambilan keputusan".
Abdul Kadir (2002: 31) mendefinisikan informasi sebagai data yang
telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang
yang menggunakan data tersebut. Sedangkan Informasi Menurut George H.
Bonar, (2000:1), "Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan
dasar untuk mengambil keputusan yang tepat".
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi
ialah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
10. Kualitas Informasi
Kualitas informasi merupakan kesesuaian atau kecocokan suatu
informasi yang dihasilkan oleh suatu organisasi dengan spesifikasi yang
diharapkan oleh masyarakat (Budi, 2002 :16-17).
Kualitas informasi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
a. Mudah Diperoleh
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh
secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak
bernilai jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika
memiliki suatu system.
30
b. Luas dan lengkap
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi tidak bernilai karena tidak dapat digunakan secara baik.
c. Ketelitian
Begitu juga dengan ketelitian, informasi akan lebih sempurna apabila
mempunyai ketelitian yang tinggi atau akurat. Informasi yang tidak akurat
akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
d. Kecocokan
Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, sehingga
informasi itu memiliki nilai karena bermanfaat.
e. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui lebih pendek dari pada
siklus untuk mendapatkan informasi. Informasi penting dan bernilai
menjadi tidak bernilai apabila terlambat diterima, karena tidak dapat
dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan.
f. Kejelasan
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi,
kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
g. Fleksibilitas/keluwesan
Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan
keputusan. Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi
makin luwes informasi tersebut.
31
h. Dapat dibuktikan
Keterkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh
beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama.
Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.
i. Tidak ada prasangka
Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini,
sebab dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias.
j. Dapat diukur
Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan
melacak kembali validitas sumber data yang digunakan.
11. Ciri-Ciri Informasi
Informasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam proses
pemenuhan kebutuhan informasi ada beberapa ciri yang harus dimiliki oleh
informasi diantaranya:
a. Benar/salah
Berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan
b. Baru
Informasi benar-benar baru bagi penerima atau masyarakat
c. Tambahan
Informasi dapat memperbaharui/memberikan perubahan terhadap informasi
yang telah ada.
32
d. Korektif
Digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang
$alah.
e. Penegas
Dapat mempertegas informasi yang telah ada, sehingga keyakinan terhadap
informasi semakin meningkat. (Tata Sutabri, 2005:36)
12. Manfaat Informasi
Informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada
para pengguna. (Sutanta, 2003:11) mengatakan adapun manfaat dari informasi
itu sendiri adalah:
a. Menambah pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses
pengambilan keputusan.
b. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi
Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi
dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan
pada saat pengambilan keputusan.
c. Mengurangi resiko kegagalan
Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat
dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.
33
d. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan
Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan
keputusan yang lebih terarah.
e. Memberikan standar, aturan-aturan dan keputusan untuk menentukan
pencapaian, sasaran dan tujuan.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa dengan informasi akan
memberikan standar, aturan, ukuran dan keputusan yang lebih terarah untuk
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik
berdasarkan informasi yang diperoleh.
B. Kerangka Pikir
Humas Kabupaten Gowa perlu memperhatikan bahwa dalam
menjalankan aktivitas tugas dan fungsinya, hendaknya mampu memelihara
nama baik institusi/lembaga, mampu melakukan pelayanan yang memadai,
mampu menjalankan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat akan informasi. Humas pemerintah daerah Kabupaten Gowa
dituntut untuk mampu menyebarkan informasi mengenai pelayanan publik
kepada masyarakat sesuai dengan kebijakan instansi, yang kemudian
disampaikan ke media sebagai suatu agenda media dan diterima oleh publik
sebagai agenda publik atau masyarakat.
Berdasarkan konteks inilah, perlunya mengoptimalisasikan peran Humas
Pemerintah Kabupaten dalam menyebarkan informasi program-program
pelayanan publik kepada seluruh masyarakat. Pelaksanaan peran Humas
tersebut dimaksudkan untuk membangun suatu pengertian, penerimaan dan
34
keikutsertaan public guna mendukung pelaksanaan visi, misi dan program-
program pemerintah Kabupaten Gowa.
Pelaksanaan peran Humas pemerintah Kabupaten Gowa dapat dilihat
dari pelaksanaan tugas-tugas yang berkaitan dengan pencarian dan
pengumpulan informasi, penyebaran informasi pelayanan publik dan pemberian
penerangan kepada masyarakat berkaitan dengan pelayanan publik yang telah
dan akan dilaksanakan oleh Pemda.
Diasumsikan bahwa apabila peran Humas Pemerintah Kabupaten Gowa
dilaksanakan secara optimal dengan didukung oleh faktor sumber daya manusia
yang memadai, peralatan elektronik, komputerisasi, fasilitas kendaraan,
kepercayaan pemerintah dan masyarakat kepada Humas maka mendukung
efektivitas penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan.
Sebaliknya diasumsikan bahwa apabila faktor-faktor yang dimaksud tersebut
kurang tersedia secara memadai, maka akan menjadi penghambat efektivitas
pelaksanaan tugas-tugas Humas Pemerintah Kabupaten Gowa.
Guna memberikan gambaran lebih jelas mengenai alur berpikir dalam
penelitian ini dapat dilihat pada kerangka pikir yang dituangkan dalam bentuk
bagan di bawah ini:
35
BAGAN KERANGKA PIKIR
C. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini ialah bagaimana
peranan Humas Kabupaten Gowa dalam menyebarkan informasi menyangkut
pelayanan publik dari pemerintah kepada masyarakat selaku objek/sasaran
pelayanan, agar dapat membantu terciptanya komunikasi dua arah sehingga
mampu untuk menganalisa berbagai macam opini publik agar memaksimalkan
kinerja bidang Humas yang pada tujuannya memperbaiki citra aparatur
pemerintahan Kabupaten Gowa dalam rangka pencapaian tujuan secara
menyeluruh.
FaktorPendukung
1. Pengumpulan dan penyebaraninformasi.
2. Pemberian penerangan masyarakat3. Penyaluran aspirasi masyarakat4. Pelaksanaan komunikasi timbal
balik
FaktorPenghambat
Peran HumasPemerintahKabupaten
Gowa
TingkatKeberhasilanPeran Humas
36
D. Deskripsi Fokus
Berdasarkan uraian dari landasan teori diatas maka, untuk memberikan
keseragaman pengertian mengenai objek penelitian, berikut ini diuraikan
beberapa deskripsi fokus :
1. Humas merupakan suatu unit kerja berupa bagian sebagai pusat informasi
dan komunikator pemerintah Kabupaten Gowa yang mempunyai tugas
strategis, taktis dan pembinaan hubungan pers dengan melaksanakan
komunikasi keluar dengan memberikan informasi kepada khalayak serta
komunikasi kedalam untuk menyerap reaksi dari khalayak untuk
kepentingan pemerintah Kabupaten.
2. Pengumpulan dan penyebaran informasi pelayanan publik adalah suatu
tugas yang dilaksanakan Humas dalam mengumpulkan informasi dari
masyarakat dan Pemda serta menyebarkan informasi pelayanan publik
kepada masyarakat.
3. Penerangan masyarakat adalah tugas Humas dalam pemberian penjelasan-
penjelasan tentang kebijakan-kebijakan pemerintah daerah berupa peraturan
daerah dan sosialisasinya kepada masyarakat.
4. Penyaluran aspirasi masyarakat adalah tugas Humas dalam memediasi dan
menghubungkan segala tuntutan, saran dan kritikan masyarakat yang
ditujukan kepada pemerintah baik secara langsung maupun melalui media
cetak atau elektornik.
5. Komunikasi timbal balik adalah tugas Humas untuk melaksanakan
komunikasi dalam menyampaikan informasi dari pemerintah daerah kepada
37
masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah daerah Kabupaten
Gowa.
6. Tingkat keberhasilan peran Humas adalah ukuran keberhasilan-keberhasilan
Humas dalam melaksanakan tugas-tugas pemberian informasi berkaitan
dengan pelayanan publik.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 2 (Dua) Bulan.
Sedangkan lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekretariat Daerah
Kabupaten Gowa, Jl. Mesjid Raya No. 30 Kelurahan Sungguminasa Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa sebagai salah satu unsur pemerintah di tingkat
kabupaten yang berfungsi sebagai mediasi antara pemerintah kabupaten dengan
masyarakat/publik sebagai objek atau sasaran dari berbagai kebijakan yang
akan dilaksanakan. Adapun pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian
didasarkan atas efektivitas, waktu, dana dan kemudahan dalam mengumpulkan
data karena lokasi tersebut mudah dijangkau oleh penulis.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang Peran Humas
dalam penyebaran informasi kebijakan publik di Sekretariat Daerah
Kabupaten Gowa adalah Deskriptif Kualitatif yaitu memberikan gambaran
ataupun penjelasan yang berkaitan dengan peranan Humas dalam
penyebaran informasi pelayanan publik.
2. Tipe Penelitian ini adalah tipe fenomenologi dimaksudkan untuk
memperoleh data dan informasi berdasarkan pengalaman yang dialami oleh
informan.
38
39
C. Sumber Data
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung
melalui wawancara dan informasi dari informan. Adapun data dan
informasi yang ingin diperoleh adalah mengenai peranan Humas dalam
penyebaran informasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada publik
dalam hal ini adalah masyarakat di Kabupaten Gowa.
2. Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan-
laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang
digunakan dalam penelitian. Adapun data-data yang dimaksud adalah
mengenai tugas pokok dan fungsi Humas dalam penyebaran informasi
pelayanan publik di Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa.
D. Informan Penelitian
Adapun informan dalam penelitian ini adalah :
1. Kabag. Humas dan Protokol Kabupaten Gowa
2. Sub Bagian Peliputan dan Pemberitaan Humas dan Protokol Kab. Gowa
3. Sub Bagian Protokol dan Perjalanan
4. Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi
Penentuan sumber data didasarkan pada asumsi bahwa subyek yang
menjadi sumber data mengetahui proses penyebaran informasi pelayanan
publik dalam lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa.
40
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi (Pengamatan)
Adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui
pengamatan langsung ke lapangan mengenai Peran Humas Dalam
Penyebaran Informasi Pelayan Publik di Sekretariat Daerah Kabupaten
Gowa.
2. Wawancara
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara peneliti
akan melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada informan
mengenai Peran Humas Dalam Penyebaran Informasi Pelayanan Publik di
Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa.
3. Studi Kepustakaan (Dokumentasi)
Teknik yang digunakan d\penulis untuk mengetahui secara konseptual
tentang permasalahan-permasalahan yang sedang diteliti dengan membaca
literatur khususnya yang berhubungan dengan kinerja humas
F. Teknik Analisis Data
Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana
data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk
menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam penyusunan hasil penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisa
interaktif. Dalam model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut Miles
dan Huberman (Dalam Sugiyono, 2012:92-99) ketiga komponen tersebut yaitu:
41
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak
penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti
dapat dilakukan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan
kesimpulan secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis agar
makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.
c. Penarikan Simpulan (Conclusion and Verification)
Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti
dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat
dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung
jawabkan.
G. Keabsahan Data
Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan
kebenaran data yang akan dikumpulkan dari berbagai sumber data, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang lain, serta pengecekan pada
waktu yang berbeda. Menurut Sugiyono (2012:127) Triangulasi terbagi
kedalam tiga bagian, yaitu :
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada sumber lain
keabsahan data yang telah diperoleh sebelumnya.
42
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan
menggunakan metode atau teknik tertentu, di uji keakuratan atau ketidak
akuratannya.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa
Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa beralam di Jl.
Mesjid Raya No. 30 Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa sebagai salah satu unsur birokrasi pemerintah di tingkat
kabupaten yang secara fungsional bertanggung jawab terhadap terwujudnya
keterbukaan informasi publik.
a. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bagian Humas dan Protokol
1) Tugas
Melaksanakan pengkoordinasian dan penyiapan rancangan kebijakan
penyelenggaraan hubungan masyarakat dan protokol meliputi; peliputan
dan pemberitaan, protokol dan perjalanan serta sandi telekomunikasi.
2) Fungsi
Kepala Bagian Humas dan Protokol mempunyai fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis bagian Humas dan Protokol;
b. Penyelenggaraan program kerja bagian Humas dan Protokol;
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendallian, pengawasan tugas
kepala sub bagian lingkup bagian humas dan protokol;
d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi tugas kepala sub bagian
lingkup bagian humas dan protokol;
43
44
e. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
b. Kepala Sub bagian Peliputan dan Pemberitaan
1) Tugas
Mengumpulkan bahan dan mengolah data dalam rangka perumusan
kebijakan dan melaksanakan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
peliputan dan pemberitaan.
2) Fungsi
a. Penyusunan program dan kegiatan sub bagian peliputan dan
pemberitaan;
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian peliputan dan
pemberitaan;
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan tugas
pejabat non struktural dalam lingkup sub bagian peliputan dan
pemberitaan;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi tugas pejabat non struktural
dalam lingkup sub bagian peliputan dan pemberitaan;
e. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
c. Kepala Sub bagian Protokol dan perjalanan
1) Tugas
Adapun tugas dari Kepala Sub bagian Protokol dan Perjalanan adalah
mengumpulkan bahan dan mengolah data dalam rangka perumusan
45
kebijakan dan melaksanakan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
sub bagian protokol dan perjalanan.
2) Fungsi
a. Penyusunan program dan kegiatan sub bagian protokol dan
perjalanan;
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian protokol dan
perjalanan;
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan tugas
pejabat non struktural dalam lingkup sub bagian protokol dan
perjalanan;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi tugas pejabat non struktural
dalam lingkup sub bagian protokol dan perjalanan;
e. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
d. Kepala Sub bagian Sandi dan Telekomunikasi
1) Tugas
Menyimpulkan bahan dan mengolah data dalam rangka perumusan
kebijakan dan melaksanakan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
sandi dan telekomunikasi.
2) Fungsi
a. Penyusunan program dan kegiatan sub bagian Sandi dan
Telekomunikasi;
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian Sandi dan
Telekomunikasi;
46
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan tugas
pejabat non struktural dalam lingkup sub bagian Sandi dan
Telekomunikasi;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi tugas pejabat non struktural
dalam lingkup sub bagian Sandi dan Telekomunikasi;
e. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
2. Keadaan Pegawai
Keadaan pegawai di bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah
Kabupaten Gowa terdiri dari golongan I, II, III, dan IV dengan kepangkatan a,
b, c, dan d, dimana jumlah pegawai sebanyak 29 orang yang dapat dilihat pada
Tabel 1.1 di bawah ini :
Tabel 1.1. Keadaan Pegawai Menurut Golongan / Pangkat
No Golongan Pangkat JumlahA B C D1 I - - 1 1 22 II 6 3 1 - 103 III 9 2 - 1 124 IV 2 - - - 2
Total 26Sumber : Staf Sub. Bag. Peliputan dan Pemberitaan Tahun 2013
Berdasarkan uraian dari tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah
pegawai bidang Humas dan Protokol sebanyak 26 Pegawai. Pegawai dengan
golongan/pangkat Ic berjumlah 1 orang atau sebesar 3,8 %, pegawai dengan
golongan/pangkat Id berjumlah 1 orang atau sebesar 3,8 %, pegawai dengan
golongan/pangkat IIa berjumlah 6 orang atau sebesar 23,1 %, pegawai yang
47
mempunyai golongan/pangkat IIb berjumlah 3 orang atau sebesar 11,5 %,
pegawai dengan golongan/pangkat IIc berjumlah 1 orang atau sebesar 3,8 %,
pegawai dengan golongan/pangkat IIIa berjumlah 9 orang atau sebesar 35 %,
pegawai yang memiliki golongan/pangkat IIIb berjumlah 2 orang atau sebesar
7,6 %, sedangkan pegawai yang memiliki golongan/pangkat IIId sebanyak 1
orang atau sebesar 3,8 %, pegawai yang memiliki golongan/pangkat Iva
berjumlah 2 orang atau sebesar 7,6 %.
Lebih lanjut keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan terdiri atas
SMA, Strata 1 dan Strata 2. Adapun perincian mengenai tingkat pendidikan
pegawai pada bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Golongan PendidikanSMA Diploma Strata 1 Strata 2
1 I 2 - - -2 II 8 1 1 -3 III 1 - 11 -4 IV - - 1 1
Total 11 1 13 1Sumber; Staf Sub. Bag. Peliputan dan Pemberitaan Tahun 2013
Berdasarkan uraian tabel 1.2 diatas dapat diketahui bahwa pegawai yang
memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 11 orang atau sebesar 42,4 %,
sedangkan pegawai yang memiliki tingkat Diploma sebanyak 1 orang atau
sebesar 3,8 %, pegawai yang memiliki tingkat pendidikan Strata 1 sebanyak 13
orang atau sebesar 50 %, dan pegawai yang memiliki tingkat pendidikan Strata
2 sebanyak 1 orang atau sebesar 3,8 %.
48
B. Peranan Humas dan Protokol Dalam Penyebaran Informasi Pelayanan
Publik
Peran humas dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Dalam
pelaksanaannya humas (public relations), memiliki dua peran besar yang secara
konsisten muncul dalam kegiatan humas yaitu peran sebagai teknisi dan
manajemen. Peran sebagai teknisi mewakili seni dari humas seperti menulis,
mengedit, mengambil foto, menangani produksi komunikasi, membuat event
spesial, dan melakukan kontak telepon dengan media. Peran sebagai manajer
berfokus pada kegiatan yang membantu organisasi dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalah terkait humas. Manajer humas melaksanakan tiga peran,
pertama sebagai pemberi penjelasan, yaitu orang yang bekerja sebagai
konsultan untuk mendefinisikan masalah, menyarankan pilihan, dan memantau
implementasi kebijakan. Kedua sebagai fasilitator komunikasi, yaitu orang
yang berada pada batas antara organisasi dengan lingkungannya yang menjaga
agar komunikasi dua arah tetap berlangsung. Ketiga sebagai fasilitator
pemecahan masalah, yaitu orang yang bermitra dengan manajer senior untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
Seperti halnya yang dikatakan dengan Bapak AS selaku Kepala bagian
Humas dan Protokol sebagai berikut:
"Salah satu peran yang mendasar dari bidang Humas dan Protokol adalahdengan menyampaikan pesan informasi secara obyektif kepada seluruhmasyarakat tentang kegiatan-kegiatan lembaga pemerintah KabupatenGowa untuk menanamkan dan memperoleh kepercayaan dari publik ataumasyarakat yang berada di Kabupaten Gowa itu sendiri." (Wawancaradengan Bapak AS, pada tanggal 9 Oktober 2013).
49
Berdasarkan penjelasan dari Bapak AS di atas dapat diketahui bahwa
bidang Humas dan Protokol Kabupaten Gowa memiliki peran sebagai penyebar
informasi secara obyektif kepada seluruh masyarakat di wilayah kabupaten
Gowa tentang kegiatan-kegiatan pemerintahan. Hal ini dapat menumbuhkan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah khususnya bidang Humas dan
Protokol.
Hal tersebut ditambahkan oleh Bapak N selaku Kasubag Peliputan dan
Pemberitaan sebagai berikut:
"Selain sebagai pengumpul bahan dan pengolah data Humas jugaberperan sebagai alat penghubung antara masyarakat dengan pemerintahdalam hal penyebaran informasi terkait kegiatan-kegiatan kelembagaansekaligus sebagai wadah untuk menciptakan hubungan yang harmonisdan serasi antara pemerintah Kabupaten Gowa dengan masyarakat."(Wawancara dengan Bapak N, pada tanggal 9 Oktober 2013).
Berdasarkan penyampaian dari kedua informan di atas dapat disimpulkan
bahwa bidang Humas adalah wadah untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dan serasi selain berperan sebagai media pemberi pesan informasi
kepada masyarakat. Humas kabupaten Gowa juga bertujuan untuk memberikan
penerangan atau penjelasan kepada masyarakat mengenai cara pelaksanaan
sistem pemerintahan daerah dan mengenai hak-hak dan tanggung jawab
mereka. Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan terkadang
penyampaian informasi tersebut tidak secara menyeluruh disampaikan atau
diketahui oleh masyarakat yang berada di kabupaten Gowa dalam artian
terkadang masyarakat yang berdomisili jauh dari pusat kota tidak mengetahui
tentang kegiatan-kegiatan atau proses pelaksanaan pemerintahan apalagi yang
menyangkut pembangunan daerah.
50
1. Pengumpulan dan Penyebaran Informasi
Salah satu tugas Humas dan Protokol Sekretariat Daerah kabupaten
Gowa adalah dengan menghimpun data-data yang akurat serta fakta-fakta yang
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, termasuk di dalamnya adalah
siapa saja sasarannya, bagaimana opini masyarakat sehingga dapat digali
kemauan masyarakat terhadap pemerintah, kemudian merumuskan apa yang
menjadi permasalahan dan bagaimana tindak penyelesaiannya. Selain itu
program-program pemerintah termasuk didalamnya berbagai kegiatan-kegiatan
umum yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Gowa disampaikan
secara transparan kepada pihak media dan masyarakat untuk menjalin kerja
sama yang baik terhadap semua pihak.
Senada dengan uraian di atas berikut wawancara dengan Bapak MB
selaku Kasubag Sanditel Humas kabupaten Gowa:
"Dalam melaksanakan pengumpulan dan penyebaran informasi padadasarnya adalah sebagai sebuah program kerja Humas dalam mendukungterhadap suksesnya setiap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan olehPemerintah Kabupaten Gowa dalam hal publisitas kegiatan. SebagaiHumas, apalagi di dalam jajaran Pemerintahan Kabupaten Gowa, sudahmenjadi kewajiban seorang Humas Sekretariat Daerah Pemerintah >kabupaten Gowa untuk dapat menyampaikan informasi sedetail mungkinkepada publik melalui media hal tersebut dilaksanakan sebagai sebuahcara atau strategi Humas Sekretariat Daerah Pemerintah kabupaten Gowadalam membentuk citra positif di masyarakat melalui kegiatan-kegiatanyang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Gowa." (Wawancaradengan Bapak MB, pada tanggal 21 Oktober 2013).
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa data-data yang telah
dikumpulkan oleh Humas Kabupaten Gowa pada dasarnya untuk menunjang
berbagai kegiatan-kegiatan pemerintahan Kabupaten Gowa dan untuk menjalin
hubungan yang baik dengan media. Selain itu humas dan protokol Kabupaten
51
Gowa selalu memberikan informasi yang mempunyai nilai berita yang dinilai
tinggi dan penting untuk dipublikasikan. Hal tersebut di atas menjadi sangat
penting, karena tanpa mengetahuinya dengan baik apa yang disukai pers atau
media, maka citra positif yang dibangunnya pun akan menurun.
2. Pemberian Penerangan Masyarakat
Salah satu fungsi dari Humas dan Protokol Kabupaten Gowa adalah
dengan memberikan penerangan kepada masyarakat yang berkaitan dengan
kepentingan organisasi dan kepentingan khalayak dengan cara-cara yang sesuai
dengan jamannya. Hal tersebut berupaya untuk diwujudkan oleh bidang Humas
dan Protokol Kabupaten Gowa, selain itu Humas dan Protokol kabupaten gowa
berusaha untuk menjembatani, membangun dan pemelihara harmoni antara
organisasi dan lingkungannya baik dengan media pers dan masyarakat. Dengan
harmoni, saling pengertian yang lebih baik antara organisasi dengan publiknya,
citra positif organisasi pemerintah Kabupaten Gowa diharapkan terbentuk dan
menguat.
Berhubungan dengan hal di atas berikut wawancara dengan Bapak M
selaku Staf Sub. Bag. Peliputan dan Pemberitaan Humas Kabupaten Gowa
sebagai berikut:
"Kami berupaya memberikan informasi yang lengkap dan akurat baikkepada masyarakat maupun media, selain itu kami juga melakukantahapan pelayanan informasi terkait hal-hal yang berkaitan denganpelaksanaan program pemerintah yang merupakan bagian terpentingdalam usaha untuk memperoleh opini publik yang positif sertamenguntungkan berbagai pihak baik pihak pemerintah Kabupaten Gowamaupun masyarakat dan media." (Wawancara dengan Bapak M, padatanggal 22 Oktober 2013).
52
Berdasarkan informasi yang diterima dari Bapak M dapat diketahui
bahwa pemberian penerangan kepada seluruh pihak menghendaki dengan
melihat jauh kedepan, ke belakang serta sekelilingnya dengan harapan dapat
tercover pada setiap sisinya. Penerangan informasi yang disampaikan tersebut
harus berdasarkan data serta fakta yang lengkap dan akurat yang diberikan pada
tahapan awal. Fakta dan data yang dimaksud adalah hal-hal yang dilihat sendiri
atau hasil-hasil wawancara dengan orang-orang yang bersangkutan serta tanpa
adanya interpretasi lainnya, sehingga dapat dikatakan perencanaan itu disusun
semata-mata berdasarkan fakta dan data, bukan sekedar berdasarkan keinginan
humas dan protokol Kabupaten Gowa.
Lebih lanjut terkait pemberian penerangan kepada masyarakat, peneliti
melakukan wawancara dengan Ibu SM sebagai berikut:
"Humas dan Protokol Kabupaten Gowa berusaha memberikanpenerangan dan pendidikan kepada masyarakat Gowa tentang segalakebijakan, langkah-langkah dan tindakan-tindakan pemerintahKabupaten Gowa serta memberikan pelayanan kepada masyarakatberupa informasi yang diperlukan secara terbuka, jujur dan obyektif."(Wawancara dengan Ibu SM, pada tanggal 22 Oktober 2013).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedua informan di atas dapat
disimpulkan bahwa Humas dan Protokol Kabupaten Gowa telah berupaya
dengan sebaik mungkin dalam memberikan penerangan kepada masyarakat dan
media guna menciptakan informasi yang terbuka, jujur dan obyektif. Namun
berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti di lapangan tampak bahwa dalam
humas pemerintahan kabupaten Gowa sering terjadi kesalahan persepsi.
Kesalahan persepsi ini pun berhubungan dengan fungsi dan tugas humas
pemerintahan kabupaten Gowa yang berjalan kurang optimal. Kesalahan
53
persepsi yang dimaksud adalah humas dan protokol Kabupaten Gowa tidak
hanya berfungsi sebagai juru bicara pemerintah akan tetapi lebih dari sekedar
itu. Kesalahan persepsi ini dapat dimiliki oleh humas itu sendiri, pejabat-
pejabat pemerintahan, dan juga oleh masyarakat luas. Hal ini menyebabkan
proses kerja humas dan protokol di lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten
Gowa tidak berjalan dengan selayaknya sehingga citra dan reputasi pemerintah
Kabupaten Gowa menjadi buruk.
3. Penyaluran Aspirasi Masyarakat
Aspirasi dari masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Gowa haras
dapat dikelola dengan baik sesuai dengan mekanisme yang ada. Masyarakat
yang akan menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Kabupaten Gowa selalu
ingin dapat bertemu dan mendapat tanggapan secara langsung dari Pemerintah,
namun terkadang mereka tidak memperhatikan prosedur dan birokrasi yang
berlaku di Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa mengenai tata cara atau
mekanisme penyampaian aspirasi masyarakat kepada Dewan. Menjadi salah
satu tugas Humas dan Protokol di Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa untuk
dapat melayani aspirasi dari masyarakat dengan baik. Agar aspirasi masyarakat
ini tepat pada sasaran dan bidangnya maka harus ditangani dengan strategi
kehumasan secara efektif.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak AS selaku Kepala Bagian
Humas dan Protokol Kabupaten Gowa sebagai berikut:
"Ketika aspirasi masyarakat disampaikan kepada pemerintah KabupatenGowa, kami akan segera menampung, menanggapi dan akan segeramenindak lanjuti aspirasi tersebut. Namun yang perlu diketahui bahwaapapun aspirasi dan keinginan masyarakat tidak serta merta langsung
54
dijalankan begitu saja, kami sebelumnya hams mengidentifikasi haltersebut dalam menanggapi opini publik yang sesuai atau tidak dengankebijaksanaan yang dilaksanakan oleh pemerintah agar tercapai salingpengertian atau kerjasama antara organisasi dan publiknya." (Wawancaradengan Bapak AS, pada tanggal 28 Oktober 2013).
Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Bapak AS dapat
diketahui bahwa Humas sebagai media penyalur aspirasi masyarakat Gowa
terhadap pemerintah berupaya untuk mewujudkan berbagai aspirasi atau
keinginan masyarakatnya namun perlu diketahui bahwa sebelumnya aspirasi
tersebut dilakukan identifikasi guna melihat apakah aspirasi tersebut telah
sesuai atau tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Kabupaten Gowa itu sendiri. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu usaha
Humas dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan saling pengertian
antara Pemerintah kabupaten Gowa dengan masyarakatnya.
Lebih lanjut wawancara yang dilakukan dengan Bapak N selaku
Kasubag Peliputan dan Pemberitaan Humas Kabupaten Gowa sebagai berikut:
"Humas dan protokol Kabupaten Gowa merupakan salah satu unsurpemerintah Daerah yang mempunyai tugas untuk menampung aspirasimasyarakat di Kabupaten Gowa, dan menjadi tugas Humas dan ProtokolKabupaten Gowa untuk dapat mengakomodasi aspirasi masyarakattersebut. Aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Daerah KabupatenGowa harus dapat diakomodasi dan dikelola dengan baik sesuai bidangpermasalahan yang ada." (Wawancara dengan Bapak N, pada tanggal 28Oktober 2013).
Berdasarkan penjelasan dari kedua informan di atas, dapat disimpulkan
bahwa segala bentuk aspirasi masyarakat terhadap Pemerintah Daerah
kabupaten Gowa akan ditampung dan diakomodasi oleh Humas dan Protokol
Kabupaten Gowa untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kebijaksanaan yang
dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Gowa. Namun berdasarkan hasil
55
pengamatan oleh peneliti di lapangan terkadang aspirasi masyarakat tersebut
tidak selamanya dapat terpenuhi atau dengan kata lain tanggapan dari Humas
dan Protokol Kabupaten Gowa dinilai tidak memuaskan dan tidak memenuhi
aspirasi.
4. Pelaksanaan Komunikasi Timbal Balik
Kegiatan hubungan masyarakat (humas) dan protokol Kabupaten Gowa
pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. Ciri hakiki dari komunikasi
dalam humas dan protokol Kabupaten Gowa adalah komunikasi yang bersifat
dua arah timbal balik. Komunikasi yang bersifat timbal balik ini sangat penting
dan mutlak harus ada dalam kegiatan humas kabupaten Gowa, dan terciptanya
feedback merupakan prinsip pokok dalam humas. Fungsi humas dalam
menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah antara organisasi yang
diwakilinya dalam hal ini pemerintah Kabupaten Gowa dengan publik sebagai
khalayak sasaran yang pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya
tujuan dan citra yang hendak dicapai.
Humas dan Protokol dalam pemerintah daerah Kabupaten Gowa
merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka tugas penyebaran
informasi tentang kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan pemerintah daerah
Kabupaten Gowa kepada masyarakatnya. Humas pemerintah daerah Kabupaten
Gowa disamping bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan lalu
lintas arus informasi ke dalam dan ke luar, ia juga berfungsi sebagai penyaring
atau filter dari komunikasi timbal balik dengan tujuan untuk menciptakan dan
membina stabilitas sosial.
56
Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak MB selaku Kasubag Sandi
dan Telekomunikasi Humas Kabupaten Gowa sebagai berikut:
"Perlu diketahui bahwa Humas dan Protokol Sekretariat DaerahKabupaten Gowa melakukan komunikasi yang bersifat dua arah. Didalam kegiatan media relations ini kami berupaya untukmenginformasikan kepada publik eksternal maupun internal melaluimedia massa. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir pemberitaan negatifyang berdampak dengan citra pemerintah Kabupaten Gowa."(Wawancara dengan Bapak MB, pada tanggal 29 Oktober 2013).
Berdasarkan penjelasan dari Bapak MB di atas dapat diketahui bahwa
Humas dan Protokol Kabupaten Gowa melakukan komunikasi dua arah yang
bertujuan untuk mewujudkan penyampaian informasi kepada seluruh
masyarakat yang berada di Kabupaten Gowa terkait kegiatan atau program-
program kerja dan kebijakan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa dimana
hal tersebut berdampak positif bagi terciptanya keterbukaan informasi dan
meminimalisir berbagai pemberitaan negatif terhadap Pemerintah Daerah
kabupaten Gowa.
Lebih lanjut terkait pelaksanaan komunikasi timbal balik berikut
wawancara dengan Ibu A selaku Staff Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi
sebagai berikut:
"Perlu dipahami bahwa kegiatan utama dari Humas dan ProtokolKabupaten Gowa adalah melakukan komunikasi. Humas dan ProtokolKabupaten Gowa merupakan staff khusus yang melayani paraPemerintah Daerah Kabupaten Gowa, khususnya dalam membantupemerintah untuk berkomunikasi dengan publik-publiknya. Yang kamiinginkan dengan adanya komunikasi dua arah ini adalah mengukur danmenafsirkan sikap, pendapat dan perilaku masyarakat terhadapPemerintah Daerah Kabupaten Gowa, sehingga tercapainya misi pesanyang dikehendaki dan kemudian adalah merumuskan kegiatan-kegiatanyang bertujuan meningkatkan pengertian masyarakat terhadap aktivitaspemerintah Daerah kabupaten Gowa guna memperoleh dukungan dariberbagai pihak termasuk masyarakat." (Wawancara dengan Ibu A, padatanggal 30 oktober 2013).
57
Berdasarkan penjelasan dari kedua informan di atas dapat disimpulkan
bahwa salah satu hasil yang diinginkan dari komunikasi timbal balik yang
dilakukan oleh Humas dan Protokol Kabupaten Gowa adalah terciptanya saling
pengertian antara pihak Pemerintah Daerah dengan masyarakat. Hal tersebut
berarti Humas dan protokol Kabupaten Gowa harus mampu meminimalkan
terjadinya kesalahpamahaman antara Pemerintah Kabupaten Gowa dengan
masyarakatnya. Walaupun strategi yang diterapkan oleh Humas dan Protokol
Kabupaten Gowa dapat dikatakan cukup berhasil namun terkadang
kesalahpahaman antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah kabupaten
Gowa tetap saja terjadi. Hal ini diperkuat oleh pengamatan peneliti di lapangan
yang melihat adanya ketidakpuasan dari beberapa masyarakat mengenai jasa
atau pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa yang
berujung pada keluhan masyarakat mengenai informasi yang disampaikan.
C. Proses Pelaksanaan Informasi
Humas dan Protokol Kabupaten Gowa mempunyai tugas diantaranya
sebagai juru bicara pemerintah daerah, melakukan penyebaran informasi, dan
melakukan hubungan timbal balik antar pemerintah daerah dengan masyarakat
umum dan organisasi kemasyarakatan untuk memperjelas kebijakan dan
kegiatan pemerintah daerah, melakukan hubungan intern dengan satuan dan
unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, melaksanakan usaha untuk
peningkatan peliputan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah maupun masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut seluruh aparatur
Humas dan Protokol kabupaten Gowa dituntut agar melakukan penyebaran
58
informasi secara transparan dan akuntabel kepada seluruh masyarakat yang
membutuhkan dan ingin mengetahui segala bentuk kegiatan, program-program
dan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah kabupaten Gowa.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Ibu SDA selaku Kasubag Protokol
dan Perjalanan terkait proses pelaksanaan informasi sebagai berikut:
"Sebelum dan sesudah sebuah informasi itu disampaikan ada beberapatahapan yang mesti dilakukan oleh Humas dan Protokol KabupatenGowa yaitu pertama adalah proses temuan permasalahan, kemudiandilakukan proses perencanaan dalam penyebaran informasi, ketigaadalah proses melakukan komunikasi dan yang terakhir setelah informasiyang bersifat umum itu disampaikan kepada khalayak maka diadakanlahproses evaluasi untuk melihat respon atau tanggapan dari masyarakatmengenai suatu informasi yang bersifat umum tersebut." (Wawancaradengan Ibu SDA, pada tanggal 31 Oktober 2013).
Berdasarkan penjelasan oleh Ibu SDA di atas dapat diketahui bahwa
dalam penyebaran informasi pihak Humas dan protokol sebelumnya melakukan
beberapa langkah-langkah atau proses sebelum menyebarkan sebuah informasi
terkait kegiatan, program-program pemerintah Daerah Kabupaten Gowa yang
dimulai dengan menemukan permasalahan, melakukan perencanaan,
melakukan komunikasi dan terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap
informasi yang disebarkan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar
penyebaran informasi yang disampaikan kepada media dapat dipertanggung
jawabkan dan untuk dapat dijelaskan kepada masyarakat yang kurang
memahami tentang sebuah informasi terkait sebuah kebijakan yang diterapkan
oleh Pemerintah Kabupaten Gowa.
Lebih lanjut wawancara dilakukan kepada Bapak M.AH selaku staff sub
bagian Protokol dan Perjalan Humas Kabupaten Gowa sebagai berikut:
59
"Kami rasa sebelum informasi tersebut disampaikan kepada masyarakatsebelumnya kami melakukan proses untuk menemukan masalah,masalah-masalah yang ditemukan ini kemudian kami identifikasi apakahmasalah tersebut sesuai dengan program Pemerintah Gowa atau tidak,yang selanjutnya kami melakukan proses komunikasi terhadap semuapihak baik pihak internal maupun eksternal terkait masalah-masalahyang ditemukan sebelumnya untuk disampaikan kepada masyarakat yangmembutuhkan sebuah penjelasan terkait program kerja PemerintahDaerah di Kabupaten Gowa." (Wawancara dengan Bapak M.AH, padatanggal 31 Oktober 2013).
Berdasarkan kedua penjelasan dari informan tersebut di atas dapat kita
simpulkan bahwa untuk menyampaikan sebuah informasi yang berkualitas dan
dibutuhkan oleh masyarakat Humas dan Protokol kabupaten Gowa melakukan
beberapa proses penyebaran informasi agar informasi yang disampaikan
tersebut dapat bermanfaat dan dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak
Humas dan Protokol. Walaupun proses pelaksanaan informasi yang dilakukan
oleh Humas dan Protokol Kabupaten Gowa cukup baik, namun berdasarkan
hasil pengamatan peneliti di lapangan seringkali temuan-temuan masalah
tersebut tidak obyektif bahkan terkadang ditutup-tutupi hal inilah yang dapat
mengakibatkan kepercayaan publik tentang kinerja dari aparat Humas menurun.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Sekretariat
Daerah kabupaten Gowa mengenai peranan hubungan masyarakat dalam
penyebaran informasi pelayanan publik di sekretariat daerah kabupaten Gowa,
maka peneliti menyimpulkan:
1. Penyebaran informasi pelayanan publik yang dilakukan oleh Humas dan
Protokol Kabupaten Gowa mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap penciptaan citra yang positif di mata publik. Peran serta Humas
dalam tumbuh dan berkembangnya stabilisasi Pemerintahan Kabupaten
Gowa sebagai sebuah instansi pemerintahan serta dalam pencapaian tujuan
instansi sangat besar. Penyebaran informasi pelayanan publik, dilakukan
secara berencana dan tersusun dalam program-program yang menggunakan
dasar-dasar kehumasan dalam pelaksanaannya.
2. Kegiatan tersebut dilakukan dalam usaha untuk menjalin hubungan baik
dan harmonis antara pihak pemerintah Daerah Kabupaten Gowa dengan
masyarakat dan media massa (pers), dengan cara menjembatani
kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan insan pers dalam penyediaan
informasi yang lengkap dan akurat.
3. Peran Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa dalam
membentuk citra positif Pemerintah Kabupaten Gowa dilaksanakan secara
tidak langsung atau berada di balik layar, karena Humas dan Protokol
60
61
Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa memberikan informasi-informasi
mengenai pelayanan publik Kabupaten Gowa cenderung satu arah melalui
media massa. Hal ini menyebabkan citra positif yang ingin dibentuk oleh
Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa belum dapat
terlaksana secara optimal, sehingga eksistensi Humas dan Protokol Gowa di
mata publik sebagai lembaga pemerintah dalam menyebarluaskan informasi
mengenai pelayanan publik tidak representatif dalam menampung aspirasi
masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sekretariat Daerah
kabupaten Gowa mengenai peranan humas dalam penyebaran informasi
pelayanan publik, maka dari itu peneliti menyarankan:
1. Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa harus selalu
memberikan yang terbaik bagi lembaga atau instansinya dan pada publik,
sehingga humas selalu menjaga keakuratan informasi serta menjaga
hubungan yang baik terhadap masyarakat melalui penyebaran informasi
pelayanan publik sehingga Humas dan Protokol Sekretariat Daerah
Kabupaten Gowa dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang tepat dan
akurat mengenai pelayanan publik.
2. Untuk mengoptimalkan kerja humas dan protokol dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, diperlukan suatu perencanaan strategis untuk
setiap kegiatan kehumasan. Upaya yang dapat dilakukan, adalah pembagian
62
kerja sesuai dengan sub bidang kerja masing-masing staf, dan membina
hubungan baik dengan masyarakat di Kabupaten Gowa.
3. Dalam kegiatan penerimaan penyaluran aspirasi masyarakat, Humas dan
Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa harus melakukan evaluasi
secara formal, sehingga untuk mengetahui hasil kegiatan kehumasannya
tersebut bisa dilaksanakan secara maksimal dan optimal.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ainol Mardhiah, 2008. Eksistensi Public Relations (Hubungan Masyarakat) PadaSuatu Perusahaan, Jurnal Aplikasi Manajemen Universitas Malikussaleh,Volume 6 Nomor 2.
Anggoro, M. Linggar, 2008. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya DiIndonesia, Jakarta: Bumi Aksara.
Anonym, 2011. Thesis Bab 2, Sumber http://library.binus.ac.id, di akses padatanggal 9 Januari 2013 pada pukul 16.49 Wita.
_________, 2012. Daftar Defenisi Hubungan Masyarakat, Sumberhttp://id.wikipedia.org, di akses pada tanggal 11 Januari 2013 pada pukul19.56 Wita.
Budi, Sutedjo, Dharma, Oetomo, 2002. Perancangan Dan Pengembangan SistemInformasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Edhy, Sutanta, 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
George H Bonar & William S Hopwood, 2000. Sistem Informasi Akuntansi, BukuSatu, Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto, HM, 1999. Analisis dan Desain Informasi: Pendekatan TerstrukturTeori & Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Kadir, Abdul, 2002. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Kementerian Hukum dan HAM, 2011. Undang-Undang No.14 Tahun 2008Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Sumberhttp://www.depkumham.go.id/, Diakses Pada Tanggal 27 Desember 2012Pukul 21.00 Wita.
Kriyantono, Rachmat, 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: PrenadaMedia Group.
Kumorotomo, Wahyudi dan Margono, Agus Subando, 2009. Sistem InformasiManajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik, Yogyakarta: GadjahMada University Press.
Muhammad, Arni, 2009. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyanto, Agus, 2009. Sistem Informasi: Konsep dan Aplikasi, YogyakartaPustaka Pelajar.
63
64
Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi, 2012. Makassar: FisipUniversitas Muhammadiyah Makassar.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:109/M.PAN/11/2005.
Rachmat, Kriyantono, 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: PrenadaMedia Group.
Ruslan, Rosady, 2010. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepdan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Tata, Sutabri, 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Widjaja, HAW, 2010. Komunikasi: Komunikasi & Hubungan Masyarakat,Jakarta: Bumi Aksara.