skripsi peran storytelling terhadap...

121
SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP PEMBINAAN MINAT BACA ANAK DI TAMAN BACAAN YAYASAN WAKAF KHADIJAH AISYAH KAMPUNG GAGAK, TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakan dan Informasi Diajukan oleh: NAMA : PUTRI YULIANTI NIM : 104025000875 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./2008 M.

Upload: lamxuyen

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

SKRIPSI

PERAN STORYTELLING TERHADAP PEMBINAAN

MINAT BACA ANAK DI TAMAN BACAAN

YAYASAN WAKAF KHADIJAH AISYAH

KAMPUNG GAGAK, TANGERANG Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakan dan Informasi

Diajukan oleh:

NAMA : PUTRI YULIANTI

NIM : 104025000875

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H./2008 M.

Page 2: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

ABSTRAK

Skripsi ini tentang peran storytelling (mendongeng) terhadap pembinaan dan

pengembangan minat baca anak-anak. Penulis mengambil tema ini karena pada

umumnya, anak-anak menyukai kegiatan mendongeng. Beberapa perpustakaan

dan taman bacaan pun menjadikan kegiatan mendongeng sebagai program untuk

pembinaan minat baca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh

mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman

Bacaan YWKA Kampung Gagak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif kuantitatif-kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan

data melalui wawancara dan angket.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa storytelling dapat memotivasi

anak-anak untuk gemar membaca, Hal ini dapat dilihat dari keinginan responden

untuk menambah pengetahuan cukup baik (50%). Respon anak-anak terhadap

kegiatan storytelling juga baik, hal ini dibuktikan dengan pencapaian (62,5%)

sering mengikuti kegiatan mendongeng, yaitu sebanyak 3-4 kali seminggu,

tanggapan responden terhadap kegiatan mendongeng baik dengan pencapaian

(56,25%) menyatakan senang dan (43,75%) sangat senang, peran storytelling

terhadap pembinaan minat baca baik, hal ini dibuktikan dengan pencapaian

(72,25%) responden merasa termotivasi minat bacanya setelah mengikuti

storytelling, (87,5%) responden menyatakan alasan utama mengikuti dongeng

adalah karena dapat membuat mereka semakin gemar membaca, (37,5%)

responden menyatakan manfaat yang paling banyak didapat dari storytelling

Page 3: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

adalah semakin gemar membaca, (56,25%) responden menyatakan segera

membaca buku yang didongengkan setelah mendengarkan dongeng.

Setelah diadakan kegiatan storytelling (75%) responden termotivasi untuk

membaca lebih dari 4 buku cerita sejenis dengan yang didongengkan petugas

dalam seminggu, (68,75%) responden membaca buku nonfiksi sejenis dengan

dongeng sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Tidak ada satu pun responden yang

tidak pernah membaca buku yang sudah didongengkan. Selain itu, dapat diketahui

pula bahwa hanya (18,75%) responden yang merasa tidak terbantu dengan adanya

kegiatan mendongeng. Indikator-indikator tersebut membuktikan bahwa kegiatan

storytelling baik untuk pengembangan minat baca anak-anak.

Page 4: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji hanya milik Allah sumber segala

ilmu dan hikmah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarganya. Walaupun dalam penyelesaian skripsi ini,

begitu banyak kendala yang harus penulis hadapi hingga akhir, namun berkat

rahmat dan pertolongan-Nyalah penulis dapat menghadapi kendala-kendala

tersebut dan menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengakui bahwa dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, maka

skripsi ini belum sempurna baik materi maupun susunannya. Oleh karena itu,

segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini

penulis terima dengan senang hati.

Tak lupa penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi

ini, antara lain:

1. Kepada Bapak. Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

2. Kepada Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, dan kepada Bapak. Pungki Purnomo, MLIS

selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Kepada Ibu Alfida, MLIS yang bertindak sebagai dosen pembimbing

dalam penulisan skripsi yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahannya serta telah berkenan untuk meluangkan waktu, tenaga dan

pikirannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini

Page 5: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

4. Kepada segenap dosen ilmu perpustakaan dan informasi yang telah

memberikan penulis banyak ilmu dan pengetahuan yang tidak terhingga

nilainya, semoga dapat bermanfaat dan penulis dapat mengamalkannya

selalu.

5. Kepada segenap petugas dan staf karyawan Yayasan Wakaf Khadijah

Aisyah yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan

penelitian di sini, terutama kepada Bapak Ahmad Misbah selaku

Koordinator Dakwah I, Ibu Sophia Aidid selaku Koordinator Dakwah II,

Bapak Ahmad AS, Mba Eva, Bu Ela, Nurul, Lia dan juga kepada seluruh

staf karyawan Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

6. Kepada kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Satiyo dan Ibu Danis yang

tidak pernah lelah mendidik dan memberikan kasih sayang yang berlimpah

pada penulis, “Terima kasih banyak, Mama, Bapak tolong doakan Putri

selalu.” Tidak lupa penulis berterima kasih kepada kakak dan adik penulis,

Mba Yuni dan Bang Dadang tempat hiburanku, Mba Tuti dan Mas Suroto

tempat berteduhku, adikku Sari dan Ponco yang selalu menggembirakan

ku, “Terima kasih, karena semuanya tidak pernah bosan

menyemangatiku”.

7. Kepada seluruh keluarga besar Mbah Putuk dan Mbah Darum yang selalu

menanyakan “Bagaimana kabar skripsi dan kuliahku?” Terima kasih

banyak atas perhatian dan dukungan semuanya.

8. Teman-teman terbaik Jurusan Ilmu Perpustakaan, Tedy, Dian, Agil, Ijul,

Ihsan dan seluruhnya. Sahabat terbaikku di kampus, Muji, ”Terima kasih

sekali untuk semuanya, ayo cepat dikejar, ayo, Muji pasti bisa!”

Page 6: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

9. Kepada Pimpinan Pondok Pesantren Tapak Sunan yaitu K.H. Muhammad

Nuruddin Munawar dan keluarga besarnya yang senantiasa mendoakan

penulis menjadi orang yang bermanfaat. Dan kepada segenap guru dan

ustadz di Pondok Pesantren Tapak Sunan, yang telah memberikan penulis

banyak ilmu agama dan ilmu umum lainnya.

10. Kepada teman-teman Alumni Pondok Pesantren Tapak Sunan, yaitu Nina,

Tari, Dila, Ipeh, Umil, Nasrul dan semuanya “Jangan lupakan kenangan 6

tahun kita bersama susah, senang.” Kepada kakak kelasku, Sadiana, Fitri,

“Terima kasih banyak”

11. Kepada Pembina Pengajian Remaja Rastika, Bang Ulis, “Terima kasih

banyak sudah bagi-bagi ilmu dan doanya,” dan teman-teman seluruhnya,

terutama Wiwit, Diana, Agus, Saiful, Sulton, Toro, dan semuanya.

12. Kepada seseorang yang sangat istimewa bagi penulis, yang selalu

menghibur di kala sedih, membantu di kala sulit, menemani di kala

sendiri, menyemangatiku, memperhatikanku, semoga Allah meridhoi kita,

Amin.

Penulis tidak dapat membalas kebaikan semuanya, semoga Allah

membalas kebaikan semuanya dengan pahala dan ridho-Nya dan akhirnya

penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya,

Amin.

Jakarta, 20 Januari 2009

Penulis

Page 7: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10

D. Metode Penelitian ........................................................................ 11

E. Sistematika Penulisan .................................................................. 14

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. STORYTELLING

1. Sejarah Singkat dan Pengertian Storytelling ......................... 17

2. Tujuan dan manfaat Storytelling ........................................... 18

3. Metode-metode dalam Storytelling ....................................... 21

4. Hal–Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Storytelling .......... 22

5. Hambatan–Hambatan yang Ditemui dalam Melakukan

Storytelling ............................................................................ 25

Page 8: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

B. PEMBINAAN MINAT BACA

1. Pengertian Pembinaan Minat Baca ........................................ 27

2. Fungsi dan Tujuan Pembinaan Minat Baca ........................... 34

3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca anak .......... 36

4. Program-program Pembinaan Minat Baca ............................ 41

C. PERANAN STORYTELLING DALAM PEMBINAAN

MINAT BACA

1. Hubungan Storytelling dengan Minat Baca ........................... 44

2. Efek/Implikasi Storytelling terhadap Minat Baca ................. 46

D. TAMAN BACAAN

1. Pengertian Taman Bacaan ..................................................... 48

2. Fungsi dan Tujuan Taman Bacaan, ....................................... 51

BAB III GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN YAYASAN

WAKAF KHADIJAH AISYAH KAMPUNG GAGAK,

LARANGAN SELATAN, TANGERANG

A. Sejarah Singkat Taman Bacaan ............................................ 54

B. Visi, Misi dan Tujuan Taman Bacaan .................................. 57

C. Sumber Daya Manusia Taman Bacaan ................................ 57

D. Koleksi dan Fasilitas Taman Bacaan .................................... 59

E. Pengunjung dan Anggota Taman Bacaan ............................ 60

F. Layanan dan Program-program Taman Bacaan .................. 61

G. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Kegiatan

Storytelling ............................................................................ 64

Page 9: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

H. Pendapat Petugas Mengenai Manfaat dan Peran Storytelling

terhadap Pembinaan Minat Baca Anak-anak ........................ 64

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ....................................................................... 66

B. Analisa Hasil Penelitian ........................................................ 67

1. Identitas Responden ........................................................ 67

2. Minat Baca Anak-anak dan Storytelling di Taman

Bacaan YWKA ................................................................ 67

3. Peran Storytelling terhadap Pembinaan Minat Baca

Anak-anak di Taman Bacaan YWKA ............................. 71

4. Respon Anak-anak terhadap Kegiatan Storytelling ......... 74

5. Indikasi-indikasi Peningkatan Minat Baca Anak-anak ... 77

6. Efek Storytelling terhadap Perilaku Anak yang

Berkaitan dengan Peningkatan Minat Baca ..................... 81

7. Cerita, Waktu, dan Cara Penyampaian Storytelling ........ 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 89

B. Saran ...................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Sumber Daya Manusia Taman Bacaan ...................................... 59

TABEL 2 : Koleksi Taman Bacaan ................................................................ 59

TABEL 3 : Koleksi Majalah Taman Bacaan .................................................. 60

TABEL 4 : Fasilitas Taman Bacaan ............................................................... 60

TABEL 5 : Identitas Responden .................................................................... 67

TABEL 6 : Tujuan utama mengunjungi Taman Bacaan ................................ 68

TABEL 7 : Sejak kapan mengikuti kegiatan mendongeng ............................ 69

TABEL 8 : Informasi tentang adanya kegiatan mendongeng ........................ 70

TABEL 9 : Alasan utama mengikuti dongeng ............................................... 71

TABEL 10 : Apakah kegiatan mendongeng dapat membantu gemar

membaca ...................................................................................... 72

TABEL 11 : Hal yang sering dilakukan setelah mendengarkan dongeng....... 73

TABEL 12 : Manfaat yang paling dirasakan dari kegiatan mendongeng ....... 74

TABEL 13 : Berapa kali dalam seminggu mengikuti dongeng ....................... 75

TABEL 14 : Hal yang paling membuat betah untuk mendengarkan dongeng. 76

TABEL 15 : Perasaan Responden dengan adanya kegiatan mendongeng ....... 77

TABEL 16 : Seberapa sering membaca buku yang sudah didongengkan

petugas ......................................................................................... 78

TABEL 17 : Berapa banyak membaca buku yang sudah didongengkan ......... 79

TABEL 18 : Setelah mengikuti dongeng, berapa banyak buku cerita sejenis

dengan dongeng yang dibaca dalam seminggu ........................... 80

Page 11: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

TABEL 19 : Seberapa sering membaca buku lain yang sejenis dengan

dongeng ....................................................................................... 81

TABEL 20 : Seberapa sering memiliki buku yang sudah didongengkan ........ 82

TABEL 21 : Seberapa sering datang kembali untuk mengikuti dongeng ........ 83

TABEL 22 : Apakah responden mengajak teman di sekolah untuk membaca

buku cerita yang didongengkan ................................................... 84

TABEL 23 : Apakah responden mengajak keluarga untuk membaca buku

cerita yang didongengkan ............................................................ 85

TABEL 24 : Pendapat responden tentang cerita yang didongengkan oleh

petugas ......................................................................................... 86

TABEL 25 : Pendapat responden tentang waktu yang digunakan untuk

mendongeng ................................................................................ 87

TABEL 26 : Pendapat responden tentang cara mendongeng yang dilakukan

oleh petugas ................................................................................. 88

Page 12: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perpustakaan adalah sarana informasi, edukasi (pendidikan), riset (penelitian),

rekreasi, pelestarian khazanah budaya bangsa yang mempunyai peran penting

dalam upaya memajukan dan mengembangkan masyarakat dalam bidang ilmu

pengetahuan. Dalam kehidupan yang serba modern dan serba cepat ini,

masyarakat sangat membutuhkan informasi. Tanpa informasi, kehidupan

masyarakat dapat menjadi terbelakang. Oleh karena itu, perpustakaan sebagai

pusat informasi harus terus dikembangkan.

Melalui perpustakaan, masyarakat dapat saling tukar-menukar informasi,

saling menambah dan memperkaya, saling menguji, dan saling memperoleh nilai

tambah untuk mengembangkan peradaban manusia. Salah satu bentuk

perpustakaan yang sangat membantu dalam mengembangkan pengetahuan

masyarakat adalah perpustakaan umum.

“Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya

disediakan oleh masyarakat dan penggunaannya tidak terbatas pada kelompok orang

tertentu.”1

Perpustakaan juga mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai sarana

pembinaan dan pengembangan minat baca masyarakat. Dapat kita ketahui,

meskipun membaca adalah sesuatu yang sangat penting, ternyata minat baca 1 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum ( Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), hal. 17

Page 13: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Data yang dikeluarkan Badan Pusat

Statistik (BPS) pada 2006 menunjukkan bahwa masyarakat kita belum

menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi.

Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) atau mendengarkan radio (40,3%)

daripada membaca koran (23,5%).2

Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, minat baca masyarakat

Indonesia sangat memprihatinkan. Beberapa hasil survei dan jajak pendapat selalu

menempatkan Indonesia pada posisi yang menyedihkan dalam hal gemar

membaca ini. Survei yang dilakukan United Nations Development Programme

(UNDP) terhadap 41 negara, misalnya, menempatkan Indonesia pada posisi 39.

Sementara itu, riset tentang kemampuan membaca murid-murid SD di

Indonesia juga menunjukkan hal yang sama-sama memprihatinkan. Pada tahun

1992, International Association for Evaluation of Educational (IEA) melakukan

riset tentang kemampuan membaca murid-murid Sekolah Dasar (SD) kelas IV 30

negara di dunia, di mana di dalamnya termasuk Indonesia. Hasil riset tersebut

menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29.3

Karena itu, pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Budaya Baca,

Direktorat Jenderal Pendidikan Luas Sekolah (PLS) Departemen Pendidikan

Nasional, meluncurkan sebuah program riil pengentasan pemberantasan buta

aksara yang diberi nama Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

2 Badan Pusat Stastika, artikel ini diakses pada Rabu, 2 April 2008 dari (http://www.bps.go.id) 3 Sudaryanto, “Mengatasi Rendahnya Minat Baca di Indonesia,”artikel ini diakses pada 2 April 2008 dari http://writingsdy.wordpress.com/2007/06/01/mengatasi-rendahnya-minat-baca-di-indonesia/

Page 14: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Program ini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan nonformal bagi

masyarakat. TBM merupakan sarana pendukung perpustakaan umum yang cukup

efektif sebagai usaha pengembangan minat baca masyarakat Indonesia yang masih

rendah. Program TBM ini ternyata mendapat respon positif dari sekelompok

orang atau organisasi (yayasan) yang peduli terhadap masalah-masalah sosial,

khususnya dalam bidang pendidikan.

Sejak tahun 1990-an TBM mulai banyak didirikan. Menurut Ir. H. Zulkarnaen,

Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM), sebagaimana dikutip oleh Ayu.

N. Andini dalam artikelnya yang berjudul “Peningkatan Mutu untuk Pengelola

Taman Bacaan Masyarakat” bahwa sampai kini ada sekitar 5000 Taman Bacaan

Masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun demikian,

untuk membangun minat baca di negara ini masih diperlukan kerja keras dari

semua pihak. Pasalnya, Indonesia masih punya target pemberantasan buta aksara

yang cukup tinggi. Tahun 2000 yang lalu, 15,4 juta orang masih buta aksara. Saat

ini masih ada 12,7 juta warga usia 15 tahun ke atas yang belum melek huruf. Pada

tahun 2009 nanti pemerintah menargetkan angka buta huruf akan berkurang

sampai sekitar 7,7 juta orang. Jumlah target ini bukanlah jumlah yang sedikit.

Tidak hanya dari pihak pemerintah yang giat menggempurnya, tetapi juga dari

kalangan yang paling bawah, yakni masyarakat. Taman Bacaan rakyat merupakan

salah satu bentuk kegiatan riil dari masyarakat untuk terlibat secara langsung

dalam membangun minat baca masyarakat.4

Salah satu Taman Bacaan yang didirikan atas swadaya masyarakat adalah

Taman Bacaan Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah (Taman Bacaan YWKA). 4 Ayu N. Andini, “Peningkatan Mutu untuk Pengelola Taman Bacaan Masyarakat,” pada Sabtu,

26 April 2008 artikel ini diakses dari http://www.jugaguru.com/article/all/tahun/2007/bulan/06/tanggal/27/id/528

Page 15: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Taman Bacaan YWKA merupakan salah satu program bidang sosial-pendidikan

dari YWKA untuk meningkatkan minat baca anak-anak dari masyarakat kelas

ekonomi menengah ke bawah yang lemah akibat rendahnya daya beli mereka

terhadap buku. Pihak YWKA berharap supaya Taman Bacaan yang mereka

dirikan ini dapat menjadi sarana penunjang dalam usaha pembinaan dan

pengembangan minat baca masyarakat di sekitarnya, khususnya untuk anak-anak.

Minat dan kebiasaan membaca anak-anak sudah sepatutnya terus dikembangkan

supaya mereka terbiasa untuk membaca sejak masih kecil dan menyadari manfaat

buku bagi perkembangan intelektual mereka.

Membaca adalah “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan

melisankan atau hanya dalam hati.”5 Sedangkan menurut Drs. Mudjito, M.A,

bahwa minat merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan.

Dengan demikian, minat membaca bukanlah kebiasaan bawaan. Oleh karena itu,

minat baca dapat dipupuk, dibina, dan dikembangkan.6 Pengertian minat baca

adalah sikap menunjukkan perhatian dan kemampuan membaca, dan kegiatan

membaca tersebut terlihat menyenangkan, penuh motivasi, semangat, fokus dan

bermanfaat.

Bagi seseorang yang cenderung ingin mengetahui sesuatu yang dikandung

dalam sebuah bacaan, maka kunci utamanya adalah membaca. Banyak ahli yang

telah menulis mengenai manfaat membaca ini. Dapat dikatakan bahwa dengan

membaca seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan di antaranya untuk

mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat, mengetahui hal–hal yang

aktual, mengetahui informasi disekitarnya, dapat memuaskan rasa ingin tahu

5 Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1998), h. 62 6 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), hal. 8.

Page 16: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

pribadi–pribadi, memenuhi tuntutan praktis dalam kehidupan sehari–hari,

meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut, memuaskan tuntutan

intelektual, memuaskan tuntutan spiritual, dan lain–lain. Kegiatan membaca

merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Dengan membaca, manusia

akan berkembang peradabannya.

Penulis menyadari begitu banyaknya manfaat yang didapat dari kegiatan

membaca, maka penulis berpikir kegemaran membaca khususnya pada anak-anak

masih perlu ditumbuhkan dan dikembangkan lagi secara maksimal. Agar gemar

membaca, minat baca anak-anak harus ditumbuhkan terlebih dahulu. Apabila

minat sudah tumbuh dalam jiwa anak, maka hasrat tersebut akan disalurkan

melalui membaca. Selanjutnya anak tersebut harus dirangsang dengan kegiatan–

kegiatan yang menyenangkan melalui buku dan membaca, sehingga ia tidak

merasa bosan tetapi malah semakin senang dengan membaca buku.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam pembinaan minat baca anak di

perpustakaan atau Taman Bacaan adalah storytelling. Storytelling adalah

menuturkan cerita (mendongeng), baik menggunakan buku maupun tidak

menggunakan buku. Menuturkan cerita kepada anak merupakan program yang

dapat memotivasi anak untuk membaca sekaligus memperbaiki keterampilannya

dalam membaca serta membangun kenikmatannya terhadap cerita. Sebagaimana

kita ketahui bahwa masyarakat kita memiliki akar tradisi lisan yang kuat, sehingga

storytelling yang sejatinya juga merupakan bagian dari tradisi lisan dapat menjadi

jembatan untuk memupuk minat baca anak.

Program storytelling ini sering dilakukan oleh pustakawan untuk anak-anak

yang masih belum lancar dalam membaca dan kurang berminat terhadap

Page 17: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

membaca. Pada saat anak-anak mendengarkan cerita, maka mereka akan

memberikan respon terhadap cerita itu. Pustakawan dapat meminta anak untuk

menebak, membuat dugaan, mengidentifikasi karakter secara kreatif dan kritis.

Bahkan anak-anak dapat diajak untuk membuat ilustrasi dari cerita yang telah

didongengkan tersebut. Pustakawan yang membacakan cerita sebaiknya terlebih

dahulu memahami urutan cerita sehingga memudahkan ketika berhadapan dengan

anak. Sebaiknya pustakawan duduk di tempat yang lebih tinggi agar semua siswa

dapat melihat dan menyimaknya dengan baik.7

Storytelling mempunyai banyak manfaat dan tujuan, seperti dapat membangun

imajinasi, kreativitas, membuat anak-anak lebih percaya diri, dengan mengadakan

interaksi langsung dengan mereka, dan yang terpenting adalah storytelling dapat

mengembangkan minat baca, serta kegemaran anak-anak terhadap buku–buku.

Dengan demikian, storytelling adalah cara yang tepat dan efektif untuk membina

minat baca anak-anak.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan penulisan skripsi ini dalam penelitiannya adalah lebih

memfokuskan pada storytelling sebagai media dalam pembinaan minat

baca anak-anak di Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak, Tangerang.

7 Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Jakarta: Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 137

Page 18: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Storytelling adalah mendongeng atau menuturkan cerita baik dengan

menggunakan buku maupun tidak menggunakan buku.8 Storytelling

menjadi bagian dari program rutin Taman Bacaan YWKA Kampung

Gagak dalam rangka membina minat baca anak-anak di sana. Pengertian

minat di sini adalah “kecenderungan hati tertinggi terhadap sesuatu,

gairah, dan keinginan”. 9Sedangkan membaca adalah “melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam

hati.”10Dari definisi tersebut, penulis membatasi pengertian minat baca

yaitu: dorongan dari dalam hati untuk melihat dan membaca tulisan serta

berusaha untuk menangkap maknanya sesuai dengan yang dimaksud

pengarang.

Adapun yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah anak-

anak yang mengikuti kegiatan storytelling, berumur mulai dari 7 dan 8

tahun serta menjadi anggota dari Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak.

Peneliti menjadikan anak berusia 7 dan 8 tahun sebagai responden karena

dalam pengembangan literasi anak-anak mengalami beberapa periode,

sebagai berikut:

1. Prenatal period (sebelum melahirkan) , ini adalah masa dimana

anak masih didalam kandungan ibunya sampai lahir. Pada

periode ini, anak mengalami pertumbuhan yang luar biasa, yaitu

yang awalnya hanya berupa satu sel kemudian menjadi manusia

lengkap dengan otak dan kemampuan bertingkah laku.

8 Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Baca (Jakarta: Pustaka Tangga, 2004), h. 9 9 Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 583 10 ibid., h.62

Page 19: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

2. Infancy (masa kanak-kanak), Periode ini adalah sejak anak

dilahirkan sampai anak berusia 2 tahun. Pada masa ini anak

mulai mengembangkan kemampuan dalam bahasa, berfikir

simbolis, sensor motoriknya pun berkembang, dan belajar

bersosialisasi.

3. Early Childhood (awal masa kanak-kanak), yaitu sejak anak

berusia 2-6 tahun terkadang disebut juga masa sebelum sekolah

(preschool years). Pada periode ini anak mengalami emergent

literacy (awal perkembangan literasi), dimana anak belajar untuk

peduli pada dirinya, mengembangkan ketrampilan dalam

persiapan masuk sekolah, seperti mengikuti perintah,

mengidentifikasi huruf dan mereka menghabiskan beberapa jam

untuk bermain dan mencari panutan dalam dirinya.

4. Middle and late childhood (pertengahan dan akhir masa kanak-

kanak). Periode ini adalah saat anak berusia 6-11 tahun atau

disebut juga elementary school years (masa sekolah dasar).

Anak mulai menguasai ketrampilan pokok dari membaca,

menulis, berhitung dan belajar mengenal dunia serta budaya

lebih luas lagi. Selain itu, mereka lebih meningkatkan

pengendalian dirinya dan belajar untuk lebih berprestasi.

5. adolescence (masa remaja), Masa ini adalah perpindahan dari

masa anak-anak menjadi awal masa remaja, yaitu usia 10-12

tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Pada masa ini, anak

mengalami perubahan fisik dan perubahan pola pikir, jadi

Page 20: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

mereka lebih berpikir logis, abstrak, dan idealistis. Selain itu

pada masa ini, anak mulai mencari identitas diri mereka dan

lebih banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.11

Berdasarkan penjabaran kelima fase di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa pada usia 7dan 8 tahun anak mengalami dua fase, yaitu emergent

literacy (awal perkembangan literasi), di mana ia mulai mengembangkan

ketrampilannya seperti mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf dan

menghabiskan waktunya untuk bermain serta mencari panutan dalam

dirinya, kemudian memasuki awal fase middle and late childhood, di mana

anak mulai menguasai ketrampilan pokok dari membaca, menulis,

berhitung, belajar mengenal dunia dan budaya lebih luas lagi, serta lebih

meningkatkan pengendalian diri dan prestasinya. Jika pada masa transisi

dua fase ini, anak-anak sudah tertarik dengan dongeng maka minat

bacanya mulai tumbuh sehingga pada usia selanjutnya, ia akan

meningkatkan kemampuan membacanya agar dapat membaca buku-buku

yang disukainya. Dengan demikian, masa 7-8 tahun dapat dikatakan

merupakan awal dari tumbuh dan berkembangnya minat baca anak.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena di atas yang digambarkan sebagai latar

belakang masalah, maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi

adalah “Bagaimana peran storytelling dalam mengembangkan dan

11 John W. Santrock, Child Development, (New York: McGraw-Hill Companies, 2004), Ed.10, h.

18

Page 21: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

membina minat baca anak-anak di Taman Bacaan YWKA Kampung

Gagak, Tangerang?” Permasalahan tersebut dapat dijabarkan secara rinci,

sebagai berikut:

1. Seberapa jauh anak-anak tertarik dengan program storytelling yang

diadakan oleh Taman Bacaan YWKA?

2. Bagaimana pengaruh dari storytelling terhadap minat baca anak-anak

di Taman Bacaan YWKA?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui sejauh mana keberhasilan Taman Bacaan YWKA Kampung

Gagak dalam menarik minat baca anak-anak di lingkungan sekitarnya.

2. Mengetahui sejauh mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat

baca anak-anak di Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Menambah dan memperkaya penelitian masalah kepustakawanan,

terutama tentang tema storytelling.

2. Menambah dan memperkaya pembahasan tentang hubungan storytelling

dan minat baca anak.

3. Dapat dijadikan masukan bagi Taman Bacaan lain dalam kaitannya dengan

pembinaan minat dan kebiasaan membaca anak-anak di lingkungan

sekitarnya.

Page 22: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

E. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, maupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta–fakta, sifat–sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.12

Pendekatan yang digunakan dalam metode ini adalah bersifat kuantitatif

yaitu mengajukan data–data yang berupa angka-angka dan teori–teori yang

relevan kemudian diperkuat dengan pendekatan kualitatif yaitu menggunakan

data–data yang telah diperoleh untuk mengukur kualitas yang ingin diteliti,

dalam hal ini adalah minat baca anak-anak setelah diadakan storytelling.

2. Populasi dan Sampel

Jumlah seluruh anak yang menjadi anggota Taman Bacaan YWKA sampai

dengan bulan April tahun 2008 adalah 824 anak, yang terdiri dari usia 4-13

tahun. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak yang mengikuti

kegiatan storytelling, berumur mulai dari 7 dan 8 tahun serta menjadi anggota

dari Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak. Populasi adalah “sekumpulan

12 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), cet.5, hal. 54

Page 23: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian”13

Sampel adalah “sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri–ciri

dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri–

ciri keberadaan populasi yang sebenartnya.”14 Dalam pengambilan sampel,

penulis mengambilnya secara acak, teknik ini berdasarkan konsep sampel

secara acak (random sampling), yang pada dasarnya setiap elemen populasi

dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. 15Sampel

yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari total 153 anak yang

mengikuti kegiatan storytelling yaitu sekitar 16 anak (pembulatan ke atas). Hal

ini didasarkan pada pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa jika populasi

lebih dari seratus orang, maka sampel dapat diambil 10%-15%, atau 20%-30%

atau sesuai dengan kemampuan peneliti.16

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini, yaitu terdiri dari data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari lapangan, seperti hasil wawancara dengan koordinator dakwah YWKA,

dan petugas Taman Bacaan sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh dari perpustakaan dan internet, dengan membaca buku, skripsi,

13 Mardelis, Metodologi suatu pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.5,hal. 53 14 Sugiarto, dkk., Teknik Sampling, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.2 15 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: PT. Raja

Grasindo Persada, 2007), h. 122 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

1992), h.25

Page 24: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

majalah, artikel–artikel, laporan penelitian, yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

b. Wawancara atau interview, yaitu suatu bentuk komunikasi verbal

berbentuk percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi.

Penulis melakukan wawancara dengan staf perpustakaan untuk

mendapatkan informasi dan opini tentang Taman Bacaan YWKA

Kampung Gagak dan storytelling yang telah dilaksanakan di Taman

Bacaan YWKA Kampung Gagak.

c. Angket, yaitu daftar pertanyaan berstruktur yang didistribusikan untuk

diisi dan dikembalikan pada peneliti untuk mendapatkan keterangan

dari sampel. Penulis menyebarkan daftar pertanyaan yang diberikan

pada anak-anak untuk memperoleh keterangan yang berkaitan dengan

peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di

Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak.

5. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, setelah data diperoleh dari subjek penelitian, maka

tahap selanjutnya adalah mengolah data dengan cara memindahkan jawaban–

Page 25: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

jawaban responden ke dalam tabel yang kemudian dicari prosentasinya untuk

dianalisa, dan adapun untuk memperoleh data angket telah ditabulasikan dan

diprosentasikan digunakan rumus:

P = F x 100

N

P = angka prosentase untuk setiap kategori

F = frekuensi jawaban responden

N = jumlah responden17

Dalam melakukan analisa data, maka digunakan kategori prosentasenya

sebagai berikut:

0%-25% = kurang baik

26%-50% = cukup baik

51%-75% = Baik

76%-100% = Baik sekali

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi ini, penulis akan membagi menjadi lima bab, di

antaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang

masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

17 Ronny Kountur, Statistik Praktis (Jakarta: PPM,2005), h.27

Page 26: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

BAB II TINJAUAN LITERATUR, yang berisi tentang sejarah

singkat dan pengertian storytelling, tujuan dan manfaat

storytelling, metode-metode yang dapat digunakan dalam

melakukan storytelling, hal–hal yang perlu diperhatikan

dalam storytelling, hambatan–hambatan yang ditemui

dalam melakukan storytelling, pengertian pembinaan minat

baca, fungsi dan tujuan pembinaan minat baca, faktor–

faktor yang mempengaruhi minat baca anak, program-

program pembinaan minat baca, hubungan storytelling

dengan minat baca, efek/implikasi storytelling dan minat

baca, pengertian taman bacaan, fungsi dan tujuan taman

bacaan

BAB III TINJAUAN UMUM, yaitu menjabarkan sejarah, visi, misi

dan tujuan, sumber daya manusia, koleksi dan fasilitas,

pengunjung dan anggota, dan layanan dan program-

program Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak, kendala-

kendala yang dihadapi petugas dalam pelaksanaan kegiatan

storytelling, pendapat petugas mengenai manfaat dan peran

storytelling terhadap pembinaan minat baca anak-anak

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

B. Analisa Hasil Penelitian

1. Identitas Responden

Page 27: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

2. Minat Baca Anak-anak dan Storytelling di Taman

Bacaan YWKA

3. Peran Storytelling Terhadap Pembinaan Minat Baca

Anak-anak di Taman Bacaan YWKA

4. Respon Anak-anak Terhadap Kegiatan Storytelling

5. Indikasi-indikasi Peningkatan Minat Baca Anak-

anak

6. Efek Storytelling Terhadap Perilaku Anak yang

Berkaitan dengan Peningkatan Minat Baca

7. Cerita, Waktu, dan Cara Penyampaian Storytelling

BAB V PENUTUP, yang berisikan kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 28: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. STORYTELLING

1. Sejarah Singkat dan Pengertian Storytelling

Storytelling atau mendongeng telah ada dari zaman orangtua

bahkan sejak nenek–nenek kita masih kecil. Seni dongeng sebagai tradisi

penuturan cerita lisan di Indonesia sudah tumbuh sejak berabad–abad

silam. Pada zaman dahulu kala, jika seorang raja sedang sedih,

pendongeng pun dipanggil ke istana untuk menghibur raja. Di luar istana,

nenek moyang kita juga hebat dalam bercerita. Petualangan rimba raya,

samudera luas, mereka dongengkan dengan kebanggaan. Seiring dengan

perjalanan zaman, tradisi lisan semakin terkalahkan dengan kebudayaan

modern untuk memperoleh tempat dalam sarana komunikasi modern

seperti media cetak, elektronik, bioskop, dan dunia panggung. Kegiatan

mendongeng semakin terkikis oleh kemajuan teknologi.

Melalui taman bacaan, mendongeng dapat digunakan sebagai

program pembinaan minat baca anak. Dongeng bahkan mulai marak

kembali di ruang–ruang kelas, sampai ke internet. Saat ini telah banyak

orang yang menyadari bahwa storytelling atau mendongeng mempunyai

manfaat yang besar sekali terutama untuk mengembangkan minat baca

Page 29: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

anak. Mendongeng itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan menuturkan

cerita. Mendongeng dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain

dengan menggunakan pantomim, gambar, alat peraga, boneka, wayang

dan lain sebagainya penulis akan menjelaskan di bawah.

2. Tujuan dan Manfaat Storytelling (Mendongeng)

Mendongeng mempunyai banyak sekali manfaat. Di perpustakaan

dan taman bacaan, mendongeng mempunyai peran penting untuk membina

dan mengembangkan minat baca anak, selain itu juga untuk membuat anak

suka pada cerita. Tujuan dan manfaat mendongeng, antara lain:

a. Mendongeng dapat membawa anak–anak kepada pengalaman-

pengalaman baru yang belum pernah dialaminya.

b. Mendongeng dapat memberikan beribu–ribu hikmah yang

membuat anak merasa belajar sesuatu.

c. Dongeng melatih kemampuan bahasa dan bicara anak. Dengan

dongeng anak akan mengenal kosakata baru.

d. Dongeng membuat anak menyukai pada buku dan membaca.

Hal inilah yang sangat penting bagi pustakawan, karena

dongeng dapat mendorong anak untuk segera membaca

langsung buku tersebut.

e. Dongeng dapat meningkatkan kemampuan membaca anak dan

memperluas wawasan anak.

f. Dongeng membuat anak seperti diberi ide dan inspirasi baru.

Page 30: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

g. Anak–anak kurang suka jika dinasehati, dengan mendongeng

dapat menasehati anak–anak tanpa membuatnya merasa

dinasehati, jadi anak seperti diajak mengobrol seperti biasa.

h. Mendongeng dapat melatih daya konsentrasi anak.

i. Dongeng melatih anak berasosiasi.

j. Dongeng dapat menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas

anak.

k. Melalui dongeng, anak dapat bermain sambil belajar, dengan

begitu dapat memberi pengertian pada anak, bahwa belajar

bukanlah hal yang membosankan.

l. Mendongeng dapat memupuk rasa keindahan dan kehalusan

budi.

m. Mendongeng dapat menumbuhkan kepekaan dan keharuan

pada anak.

n. Dongeng terkadang membuat anak beridentifikasi, jadi lewat

dongeng, akan tampak bahwa seorang anak mencari tokoh

identifikasi yang sering kali menjadi pujaannya. Tokoh–tokoh

protagonis yang menampilkan kehebatan menjadi idola mereka

sehingga segala hal yang berkaitan dengan protagonis ini ditiru

oleh anak–anak.

o. Dongeng dapat menjadi apresiatif indera lihat, dengar, gerak,

emosi anak–anak. Dongeng sebagai bagian dari seni dan sastra

tutur dengan vokal, gerak tubuh, sistematika bercerita, dan

unsur–unsur psikologis yang terkandung di dalamnya.

Page 31: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

p. Dengan mendongeng, dapat mengembangkan imajinasi anak.

q. Mendongeng dapat membuat anak berkomunikasi dengan

dirinya sekaligus dengan orang lain.

r. Mendongeng juga merupakan lambang ketulusan dan kasih

sayang. Jadi dengan mendongeng anak dapat merasa diberi

kasih sayang.

s. Mendongeng dapat merangsang jiwa petualangan anak.

t. Mendongeng dapat memicu daya kritis dan rasa keingin tahuan

anak. Dengan dongeng anak akan menanyakan hal–hal yang

tidak diketahuinya tentang dongeng yang telah diberikan.

u. Dongeng dapat melatih anak berfikir sistematis. Dalam

dongeng terkandung alur, tokoh, dan latar. Saat mendengarkan

dongeng, anak secara tidak langsung membayangkan kisah

yang diceritakan tersebut, ini dapat membuat anak melatih

ketelitiannya.

v. Dongeng merupakan rekreasi batin dan dapat dijadikan hiburan

bagi anak.

w. Dongeng bisa menjadi pengobatan tanpa obat. Dongeng

membawa suasana yang menyenangkan, sehingga menjadi

hiburan saat sedih, dan sakit.18

Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mendongeng.

Oleh karena itu, taman bacaan menggunakan strategi storytelling

(mendongeng) sebagai salah satu program pembinaan dan pengembangan

18 Andi Yuda Asfandiar, Cara Pintar Mendongeng ( Bandung: Dar! Mizan, 2007) h. 28-73

Page 32: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

minat baca anak. Dalam hal ini, strategi storytelling yang menjadi prioritas

pustakawan adalah untuk meningkatkan minat baca anak, meningkatkan

kemampuan baca siswa, mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak,

memperluas wawasan dan pengetahuan anak, membuat anak menyukai

buku.

3. Metode-metode dalam Storytelling

Dahulu mendongeng dilakukan hanya dengan lisan saja, atau yang

biasa disebut dengan cara tradisional. Namun, seiring dengan

perkembangan zaman, saat ini telah banyak dikembangkan berbagai cara

dalam mendongeng, sehingga kegiatan mendongeng terlihat lebih menarik

dan semakin interaktif.

Beberapa cara mendongeng yang dapat disebutkan di sini, antara

lain:

a. Mendongeng secara lisan atau dalam bahasa Inggrisnya disebut

dengan storytelling.

b. Dongeng dengan menggunakan buku (reading aloud).

c. Dongeng dengan menggunakan boneka. Boneka yang

digunakan, bisa boneka tangan maupun boneka utuh. Dengan

menggunakan boneka, maka akan membuat anak lebih tertarik

dalam mengikuti jalannya cerita.

d. Dongeng dengan menggunakan chart, yaitu dengan chart yang

dapat dipindah–pindahkan.

Page 33: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

e. Mendongeng dengan menggunakan gambar, seperti yang biasa

dilakukan oleh Pak Raden.

f. Mendongeng dengan menggunakan powerpoint.

g. Mendongeng dengan menggunakan pantomim.

h. Mendongeng dengan menggunakan jari-jari tangan.

i. Mendongeng dengan menggunakan wayang.

j. Mendongeng dnegan menggunakan musik, seperti gitar,

seruling, perkusi.19

Banyak taman bacaan yang menerapkan metode storytelling agar

anak-anak gemar membaca dan tertarik untuk membaca buku, di antaranya

Taman Bacaan YWKA. Dapat dilihat bahwa anak-anak semakin tertarik

datang ke taman bacaan untuk membaca buku. Awalnya mereka dibacakan

buku, dan diberikan dongeng namun setelah itu mereka tertarik untuk

membaca buku sendiri.

Dengan demikian, mendongeng (storytelling) merupakan salah

satu cara yang efektif dalam pembinaan minat baca anak.

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Storytelling

Sebelum mendongeng, banyak hal yang perlu diperhatikan agar

mendongeng dapat berlajalan lancar dan mencapai tujuan yang kita

inginkan. Hal–hal yang perlu diperhatikan sebelum mendongeng adalah:

19 Ibid., h. 132-133

Page 34: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

a. Pendongeng sebaiknya memilih dan menyiapkan cerita yang

baik. Cerita yang baik adalah cerita yang sesuai dengan umur,

keadaan mereka dan mempunyai alur yang jelas, sederhana.

b. Pendongeng dapat memilih cerita yang dapat mengundang

imajinasi, inspirasi, dan kreativitas anak.

c. Coba berlatih dahulu di depan cermin.

d. Latihlah vokal, gerak dan mimik muka.

e. Setelah itu, berlatihlah tanpa cermin.

f. Gunakan media–media untuk membantu dalam mendongeng.

Media yang dimaksud seperti kostum yang mendukung

dongeng, bisa juga dengan menggunakan boneka, gambar,

topeng, balon, musik pendukung, dan lain sebagainya.

g. Kenalilah dan hafalkanlah lebih dulu, tokoh-tokohnya, jalan

ceritanya. Agar tidak gugup di tengah–tengah cerita.

h. Pendongeng harus peka terhadap situasi dan kondisi anak-anak

serta dimana kita mendongeng. Jika di lapangan kita harus

mencari tempat yang kira–kira tidak terganggu dengan

kebisingan yang ada. Jika anak terlihat lapar, letih sebaiknya

mendongeng jangan dilanjutkan.

i. Pendongeng harus memperhatikan berapa jumlah anak dan

berapa luas ruangan.

j. Pilihlah tempat yang nyaman, terbuka dan luas, agar anak dapat

berkonsentrasi dalam mendengarkan dongeng.

Page 35: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

k. Sebelum mendongeng, kondisikan anak-anak untuk siap

berkonsentrasi pada dongeng.

l. Bersikaplah wajar dan tidak melakukan gerakan yang dibuat-

buat. Jangan terlalu sering mangulang gerakan yang sama.

m. Sebelum mendongeng, buatlah suasana hati ceria dan riang.

n. Libatkan perasaan saat mendongeng, Ubahlah ekspresi wajah,

sesuai karakter yang diceritakan. Misalnya, saat sedih,

tampilkanlah wajah sedih, saat marah maka tampilkanlah muka

marah, dan sebagainya.

o. Pandangan mata pendongeng hendaknya tertuju pada semua

anak. Dengan melakukan kontak mata dengan anak–anak maka

ia akan merasa diperhatikan dan ia akan balik memperhatikan

pendongeng.

p. Siapkan suara dengan baik, jangan berbicara sebelum

mengambil napas, tirulah suara–suara dari tokoh–tokoh yang

diceritakan agar lebih menarik perhatian anak–anak.

q. Perhatikan intonasi suara, kapan harus tinggi, rendah, lambat

dan lain-lain.

r. Pendongeng sebaiknya tenang dan berkonsentrasi.

s. Berpakaianlah secara wajar dan sesuai dengan situasi dan

kondisi yang ada.

t. Dalam mendongeng, sebaiknya pendongeng memiliki

keyakinan yang tinggi pada kemampuan diri, sehingga tidak

gugup dalm mendongeng.

Page 36: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

u. Usahakan ada satu klimaks dalam cerita.

v. Libatkan rasa humor dalam cerita, jadi suasana tidak kaku.

w. Memulai dan mengakhiri cerita merupakan hal yang paling

penting dalam mendongeng. Dalam memulai cerita,

pendongeng harus membuat awalan yang menarik sehingga

membuat anak–anak tertarik untuk mengikuti cerita tersebut

dan tidak lupa dalam mengakhiri cerita harus dengan cara

halus. 20

x. Lakukan interaksi dengan anak. Ajak anak–anak untuk

menjawab pertanyaan–pertanyan tentang cerita yang sedang

diceritakan. Agar anak dapat lebih aktif dan memahami

ceritanya. 21

y. Yang terakhir sebaiknya, anak–anak di ajak untuk duduk

melingkar atau biasa juga dengan membentuk huruf “U”.

Dengan begitu, maka anak–anak dapat melihat pendongeng

dengan jelas.

5. Hambatan–hambatan yang Ditemui dalam Melakukan Storytelling

Dalam melakukan segala hal, pasti seseorang akan menemui

berbagai hambatan. Penulis melihat ada beberapa hambatan yang ditemui

dalam program storytelling sebagai pembinaan minat baca, yaitu:

20 Ibid., h. 110 21 Ibid., h. 143

Page 37: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

a. Masih minimnya para pelaku dongeng (pendongeng) yang

benar-benar menguasai ilmunya. Artinya, banyak di antara

mereka yang hanya sekedar “bisa” mendongeng, sehingga

hasilnya mendongeng malah menjadi sesuatu yang

membosankan bagi anak di kemudian hari.

b. Terkait dengan poin di atas, minimnya SDM pendongeng

tersebut tidak diantisipasi oleh sarana-sarana pelatihan atau

kursus yang bisa mencetak SDM-SDM pendongeng yang

profesional.

c. Masih kurangnya pemahaman masyarakat akan begitu

banyaknya manfaat dari dongeng terutama dalam penumbuhan

minat baca anak.

d. Masih sedikitnya sumber bacaan yang mengulas mengenai

kegiatan mendongeng.

Storytelling merupakan program yang dirasa efektif dalam usaha

pengembangan minat baca anak, namun masih terdapat beberapa kendala

yang dihadapi dalam kegiatan storytelling. Sehingga perlu dipikirkan

bagaimana cara-cara untuk menghadapi kendala tersebut. Penulis berpikir

cara untuk menghadapi kendala tersebut, yaitu dengan cara memberikan

penyuluhan dan pengarahan pada anggota keluarga terutama para ibu akan

banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan mendongeng, salah

satunya yaitu dapat mendorong anak untuk gemar membaca. Dengan ini

diharapkan, kegiatan mendongeng tidak hanya dilakukan di taman bacaan

ataupun di perpustakaan saja.

Page 38: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Para orangtua pun diharapkan tergerak untuk membacakan cerita

pada anak-anaknya agar anak-anak mengenal buku dan terbangun minat

bacanya sejak dini. Pustakawan pun sebaiknya mulai mengikuti pelatihan-

pelatihan mendongeng agar lebih mahir dalam mengadakan dongeng.

Selain itu, pustakawan juga harus lebih aktif mencari sumber-sumber

bacaan mengenai storytelling agar dapat terus mengembangkan kegiatan

storytelling.

B. PEMBINAAN MINAT BACA

1. Pengertian Pembinaan Minat Baca

Pembinaan minat baca merupakan salah satu aspek dari pembinaan

yang ada di perpustakaan dan taman bacaan, karena tujuan dari taman

bacaan adalah ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa

demi meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Indonesia. Dalam

instruksi presiden No. 15 tahun 1974, tanggal 13 September 1974, pasal 4

bahwa yang dimaksud dengan pembinaan secara menyeluruh adalah

mencakup “perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan penilaian kegiatan

penumbuhan dan pengembangan minat baca.22 Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, pengertian pembinaan adalah usaha atau tindakan dari

kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.23

Pengertian minat dalam Ensiklopedi Indonesia adalah (interest:

perhatian) kecenderungan untuk bertingkah laku yang terarah terhadap

22 Mudjito, Pembinaan minat baca ( Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 61 23 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bhs. Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), cet. Ke-3, h.890

Page 39: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

objek atau kegiatan atau pengalaman tertentu.24 Definisi lain dari minat

dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah kemauan yang

terdapat dalam hati atas sesuatu, gairah, keinginan.25

Pengertian membaca dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer

adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya

(dengan melisankan dalam hati)26. Jadi, pengertian minat baca merupakan

kecenderungan hati seseorang untuk selalu membaca, bukan hanya karena

keperluan tugas, melainkan karena memang suka membaca.

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pembinaan minat baca adalah usaha yang dilakukan perpustakaan dan

taman bacaan dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat, yaitu

dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan dan

mengembangkan minat baca masyarakat, seperti dengan menyediakan

koleksi yang beragam, mengadakan kegiatan peminjaman buku,

storytelling, lingkar sastra, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan

buku.

Kegemaran membaca khususnya pada anak perlu ditumbuhkan dan

dikembangkan terus menerus. Apabila minat sudah tumbuh dalam jiwa

anak, maka akan disalurkan melalui membaca dan harus dirangsang

dengan kegiatan–kegiatan yang menyenangkan melalui buku dan

membaca, sehingga anak tidak merasa bosan tetapi anak malah merasa

puas dengan membaca dan buku. Seperti yang kemukan oleh Drs.

24 Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, Vol. 4 ( Jakarta: Ichtiar Baru, 1986) h. 25 Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Ed. 3 (Jakarta: Modern English Press, 2002) h. 979 26 ibid., h. 114

Page 40: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Mudjito, M.A, bahwa “minat membaca merupakan kebiasaan yang

diperoleh setelah seseorang dilahirkan”. Dengan demikian minat membaca

bukanlah kebiasaan bawaan. Oleh karena itu, minat baca dapat dipupuk,

dibina, dan dikembangkan”.27

Taman bacaan sebagai pusat belajar masyarakat khususnya untuk

anak-anak, mempunyai peran penting untuk mengembangkan minat baca

anak-anak dan masyarakat. Taman bacaan perlu merancang strategi–

strategi untuk pembinaan minat baca anak-anak disekitarnya. Mengingat

pentingnya faedah membaca, maka minat baca perlu ditumbuhkan sejak

anak–anak masih kecil.

Gray dan Rogers (1995) menyebutkan beberapa faedah dari

membaca, yaitu dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya sehingga

daya nalarnya berkembang yang dapat bermanfaat untuk dirinya maupun

orang lain, dapat memenuhi tuntutan intelektual karena pengetahuannya

terus bertambah dan berkembang, imajinasi dan daya pikir terus terlatih

sehingga terpenuhilah kepuasan intelektualnya, dapat memperoleh

pengetahuan praktis yang berguna dalam kehihdupan sehari-hari, dapat

meningkatkan minat terhadap suatu bidang, yang terakhir, dapat

mengetahui hal-hal yang aktual tanpa harus mendatangi langsung, seperti

gempa bumi, kebakaran dan lain-lain.28

Lili Roesma mengungkapkan bahwa dengan membaca, dapat

menjadikan seseorang cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang

tinggi terhadap setiap sesuatu, dengan membaca akan selalu tersedia waktu 27 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, hal. 8 28 Supriyono, “Kontribusi Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca,” Media Pustakawan, vol. V, no. 3 (September 1998): h. 46

Page 41: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

untuk berfikir, merenung sehingga dapat mengembangkan kreativitas

dalam berfikir.29

Dalam buku 99 Cara Menjadikan Anak Anda Keranjingan

Membaca, yang ditulis oleh Mary Leonhardt, dijelaskan 10 alasan utama

mengapa kita harus menumbuhkan minat baca anak. Menurutnya, dengan

menumbuhkan minat baca, anak akan memperoleh banyak manfaat dan

kebaikan, antara lain:

a. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu untuk membaca

dengan baik.

b. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai

kemampuan bahasa yang tinggi. Mereka dapat berbicara,

menulis dengan lebih baik.

c. Dengan membaca, anak mendapatkan wawasan yang lebih luas

dan beragam, sehingga membuatnya lebih mudah untuk belajar

tentang segala hal.

d. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai

keterampilan bahasa, sehingga menjadi unggul dalam setiap

pelajaran yang memerlukan banyak membaca. Mereka adalah

anak yang senantiasa unggul di kelas.

e. Anak yang tidak suka membaca akan mudah mengalami krisis

kepribadian, sedangkan anak yang gemar membaca

kemungkinan dapat mengatasi rasa kepercayaan dirinya dengan

baik.

29 Lili Roesma, “ Kiat Menumbuhkan Budaya Baca,” 10 Februari 1993 (Jakarta), h. 3

Page 42: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

f. Kegemaran membaca dapat membuat anak mempunyai

perspektif yang beragam dan terus berkembang.

g. Membaca dapat membantu anak untuk memiliki rasa kasih

sayang, karena dengan membaca anak akan ikut merasakan apa

yang dirasakan dan dialami oleh tokoh dalam buku yang

dibacanya tersebut.

h. Dengan membaca, anak dihadapkan apada suatu dunia yang

penuh kesempatan dan kemungkinan, sehingga anak dapat

memimpikan apapun dengan imajinasinya.

i. Anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan

pola berpikir kreatif dalam dirinya.

j. Kecintaan membaca adalah salah satu kebahagiaan utama

dalam hidup. Sebab, tanpa membaca, hidup akan terasa gelap

dan membosankan.30

Mengingat begitu banyaknya manfaat yang dapat diambil dari

kegiatan membaca, maka upaya meningkatkan minat baca dan pemenuhan

bahan bacaan sudah seharusnya menjadi agenda utama dalam usaha

mencerdaskan kehidupan bangsa selain usaha-usaha yang telah dilakukan

pemerintah lewat dunia pendidikan. Pembinaan minat baca di

perpustakaan dan taman bacaan harus lebih digalakkan lagi.

Pembinaan dan pengembangan minat baca dapat dilakukan dengan

memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut:

30 Mary Leonhardt, 99 Cara membuat anak anda “keranjingan” membaca (Bandung: Kaifa, 1999), h. 27-30

Page 43: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

a. Pembinaan minat baca merupakan suatu proses yang

berkelanjutan. Jadi pembinaan minat baca merupakan proses

yang berkesinambungan dan telah terencana dengan baik.

b. Pembinaan minat baca merupakan suatu proses untuk

membantu masyarakat agar minat bacanya terus tumbuh dan

berkembang.

c. Pembinaan minat baca diberikan pada masyarakat untuk

menumbuhkan minat bacanya secara maksimal. Individu

mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam

menumbuhkan minat bacanya, melalui pembinaan minat baca

maka individu tersebut dapat mengembangkan minat bacanya

secara maksimal.

d. Dalam pelaksanaan pembinaan minat baca, diperlukan

pustakawan maupun petugas yang memiliki kemampuan dalam

usaha pembinaan minat baca.31

Perlu diketahui bahwa yang berperan terhadap pembinaan minat

baca anak, bukan hanya lingkungan sekolah, tetapi pihak keluarga dan

lingkungan rumah juga mempunyai peran yang sangat penting dalam

membina dan mengembangkan minat baca anak. Berikut akan dijelaskan

pihak-pihak yang sangat berperan terhadap pembinaan minat baca anak,

yaitu:

a. Keluarga, khususnya orangtua, hal ini dikarenakan anak selalu

mengikuti kebiasaan orangtua, Jika orangtua mereka sering

31 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, hal. 74-75

Page 44: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

membaca dan mempunyai minat baca yang tinggi maka anak

sebagian besar akan mengikuti orangtuanya yang suka

membaca. Akan tetapi, apabila orangtuanya suka bermalas–

malasan dan menonton TV saja, maka anak pun sebagian besar

akan mengikuti perilaku orangtuanya tersebut. Maka, sebagai

orangtua sebaiknya sudah harus mulai membantu anaknya

untuk membaca dan membuatnya tertarik dengan buku. Hal ini

bisa dilakukan dengan membacakan cerita untuk anak atau

membatasi menonton televisi untuk anak.

b. Pihak perpustakaan sekolah. Pustakawan harus membuat

program–program untuk pembinaan dan pengembangan minat

baca anak. Pustakawan harus bekerja sama dengan pihak guru,

kepala sekolah, dan staf lainnya dalam melaksanakan program–

programnya.

c. Pihak Sekolah. Pihak sekolah juga memegang peranan yang

penting dalam pembinaan minat baca anak. Pihak sekolah

harus membantu pustakawan dalam program pembinaan minat

baca anak. Misalnya, kepala sekolah memberikan kebijakan–

kebijakan yang berkenaan dengan program pembinaan minat

baca tersebut, dan lain sebagainya.

d. Lingkungan rumah. Lingkungan di sekitar rumah berperan

penting dalam menumbuhkan minat baca anak. Apakah anak-

anak disekitar lingkungan rumahnya sepulang sekolah hanya

main-main atau membaca buku dirumah temannya. Sungguh

Page 45: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

beruntung apabila di lingkungan sekitar rumahnya terdapat

taman bacaan yang terbuka untuk umum, sehingga anak-anak

mulai mengenal dengan buku dan tertarik untuk membaca.

Taman bacaan tentu sangat menunjang dalam usaha

menumbuhkan minat baca anak terutama apabila di taman

bacaan tersebut mempunyai program pembinaan minat baca,

seperti mendongeng (storytelling) yang baik untuk

mengembangkan minat baca anak.

2. Fungsi dan Tujuan Pembinaan Minat Baca

Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh taman bacaan untuk

membina dan mengembangkan minat baca anak. Sebelum strategi tersebut

dilaksanakan, pustakawan atau petugas harus mengetahui fungsi dan

tujuan dari pembinaan minat baca terlebih dahulu. Dalam buku Pembinaan

Minat Baca, Mudjito menjelaskan beberapa fungsi dari pembinaan minat

baca, antara lain:

a. Sebagai sumber untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan minat

baca.

b. Sebagai pedoman atau acuan terhadap kegiatan–kegiatan yang

dilakukan dalam pembinaan minat baca.

c. Sebagai tolok ukur terhadap keberhasilan pembinan minat

baca.

Page 46: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

d. Membuat pemahaman bagi anak bahwa membaca itu

menyenangkan dan begitu penting untuk kehidupan serta masa

depannya.32

Sedangkan tujuan dari pembinaan minat baca, dibagi menjadi dua,

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pembinaan minat

baca adalah untuk mengembangkan dan membina masyarakat yang gemar

membaca lewat layanan perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan

lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan

masyarakat.

Tujuan khusus pembinaan minat baca adalah:

a. Mewujudkan sistem pembinaan minat baca yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

b. Menyelenggarakan program pengembangan dan pembinaan

minat baca yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

c. Mengembangkan minat baca bagi semua lapisan masyarakat

untuk mengantisipasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

terus berkembang.

d. Menyediakan berbagai jenis koleksi yang sesuai dengan

kebutuhan pemakai perpustakaan. 33

Secara umum, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari

pembinaan minat baca yaitu agar masyarakat, khususnya anak-anak gemar

untuk membaca dan sadar akan pentingnya membaca, bahwa dengan

membaca dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan untuk

32 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, hal. 69-70 33 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, hal. 75

Page 47: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

memajukan kehidupan bangsa. Dengan pembinaan minat baca, diharapkan

masyarakat dapat menjadi masyarakat baca (reading society) dan

masyarakat terpelajar (educated society) yang selalu berlandaskan atas

kecintaan mereka terhadap buku dan menjadikan membaca sebagai

kebutuhan penting selain kebutuhan pokok sehari-hari.

3. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Anak

Tinggi rendahnya minat baca anak, dipengaruhi oleh banyak

faktor, antara lain kemampuan membaca anak. Anak-anak yang kurang

bisa membaca maka ia akan malas membaca, karena itu dari sedini

mungkin sebaiknya orang tua mulai mengajarkan anaknya membaca dan

mendekatkan anaknya dengan buku. Ironisnya, sekarang ini banyak orang

tua yang kurang memperhatikan anak–anaknya dalam membaca. Banyak

orang tua yang sudah sibuk bekerja di kantor, sehingga kurang

memperhatikan kemampuan membaca anaknya. Anak yang kurang bisa

membaca akan sulit ditumbuhkan minat bacanya. Karena itu, pihak

orangtua seyogyanya harus memperhatikan kemampuan baca anaknya

sedini mungkin.

Berikut penulis akan menjelaskan secara rinci apa saja yang

menjadi faktor rendahnya minat baca, yaitu:

1. Sistem pembelajaran di Indonesia yang belum mengkondisikan

siswa untuk membaca buku sebagai sarana untuk mendapatkan

informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan.

Page 48: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

2. Tradisi lisan atau tutur masyarakat Indonesia masih sangat

kuat. Tradisi ini berkembang sebagai media komunikasi turun-

temurun dari nenek moyang kita.

3. Semakin banyaknya sarana hiburan dan berkembangnya

teknologi audio visual yang semakin menjauhkan anak dengan

buku, seperti: tempat rekreasi, permainan, playstation, dan

tontonan televisi.34

4. Para orang tua selalu disibukkan oleh berbagai pekerjaan,

sehingga sangat sedikit waktu yang biasa disediakan para orang

tua untuk membantu anak membaca buku, apalagi untuk

mengajarkan anak membaca.

5. Kondisi ekonomi, tingkat pendapatan ekonomi yang rendah

menyebabkan masyarakat lebih memilih membeli hal–hal yang

dianggap lebih menjadi prioritas dalam kehidupan, seperti

sandang, pangan, dan papan. Hal inilah yang turut

menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat terhadap buku.

6. Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau

taman bacaan masih langka dan minim sekali, apalagi harga

buku semakin mahal dan memberatkan masyarakat.35

7. Kemauan membaca masyarakat yang tingkat kesejahteraannya

tinggi masih rendah. Meskipun mereka sebenarnya mampu

membeli buku, tapi seringkali ditemukan mereka lebih senang

34 Mulyo Sunyoto, “Menunggu Kerja Besar Himpunan Penggemar Membaca,” artikel diakses pada Sabtu, 10 Mei 2008 dari http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/ 1997/05/05/0069.html 35 Arixs, “Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca,” artikel diakses pada Selasa, 1 April 2008 dari http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=1063

Page 49: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

mengoleksi barang–barang antik dan benda-benda seni lainnya

daripada membeli buku. Hal itu menunjukkan usaha

pemenuhan kebutuhan estetis masyarakat seringkali tanpa

diimbangi pemenuhan kebutuhan akan buku dan sumber

informasi lainnya. Faktor inilah yang membuat minat baca

masyarakat tidak kunjung meningkat.36

8. Aspek nurtural, yaitu sikap penduduk Indonesia yang belum

mengerti pentingnya kemampuan dan minat baca.

Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

beberapa hal penting yang sangat mempengaruhi rendahnya minat baca

masyarakat Indonesia terutama untuk anak-anak. Beberapa faktor dominan

yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah:

1. Faktor ekonomi, yaitu rendahnya tingkat pendapatan

masyarakat Indonesia menyebabkan seorang kepala keluarga

atau ibu lebih mementingkan untuk membeli sandang, pangan,

dan papan daripada harus membeli buku untuk anaknya.

2. Faktor kultural (budaya), yaitu masyarakat Indonesia sejak

dahulu kala sudah terbiasa dengan budaya lisan yang dapat

membuat masyarakat menjadi pasif dalam menerima informasi

sehingga malas untuk membaca.

3. Semakin maraknya sarana hiburan dan berkembangnya

teknologi audio visual seperti playstation yang dapat semakin

menjauhkan anak-anak dari buku. 36 Syaifuddin A. Rasyid, Perpustakaan dalam Penumbuhan Sikap Gemar Membaca Siswa Madrasah dalam Abdul Hakim Sudarnoto, ed., Perpustakaan sebagai Center for Learning Society(Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2005) hal. 6.

Page 50: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

4. Masih langkanya sarana-sarana untuk memperoleh bacaan,

khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan minim

sedangkan harga buku semakin tidak terjangkau. Anak-anak

yang hidup di bawah garis kemiskinan sangat sulit sekali untuk

mendapatkan bacaan, malah banyak dari mereka yang tidak

diajarkan membaca.

Setelah kita mengetahui ada kurang lebih 4 faktor dominan yang

menyebabkan minat baca di Indonesia masih rendah, maka kita harus

bersiap untuk mengantisipasi faktor-faktor tersebut, antara lain dengan

mengembangkan terus program minat baca di taman bacaan maupun

perpustakaan.

Pertumbuhan minat baca bisa dimulai sejak anak masih dalam

kandungan, misalnya ibu dapat mengajaknya berbicara, kemudian setelah

bayi lahir, ibu dapat membacakan cerita atau mendongeng. Saat itu, otak

anak akan merekam isi bacaan apapun yang disampaikan orang tuanya

dalam gaya cerita. Hal ini telah dipraktikkan dan menjadi tradisi di Jepang

yang dikenal dengan nama “Gerakan Membaca 20 Menit Ibu dan Anak”.

Gerakan ini menganjurkan seorang ibu untuk membacakan anaknya

sebuah buku yang dipinjam dari perpustakaan umum atau sekolah selama

20 menit sebelum anaknya pergi tidur.37

Saat usia sekolah, perpustakaan sekolah pun menjadi sarana yang

perlu mendapat perhatian sebagai pusat pengembangan minat dan

kegemaran membaca. Pihak guru, kepala sekolah, pustakawan juga dapat

37 Depdiknas, Buletin Pusat Perbukuan, No. 1. 2000, h. 24

Page 51: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

bersama-sama membantu anak agar tumbuh minat bacanya, misalnya guru

memberikan tugas, agar anak ke perpustakaan untuk membaca buku dan

membuat resensi dari buku yang dibacanya, dengan begitu anak akan

termotivasi untuk membaca buku kemudian pustakawan dapat

mendongeng kepada siswa agar siswa lebih tertarik untuk membaca buku

yang telah didongengkan oleh pustakawan tersebut dan masih banyak

kegiatan lainnya yang dapat merangsang anak untuk gemar membaca.

Pengenalan buku pada anak sejak dini, dapat menumbuhkan dan

mengembangkan minat baca anak, sesuai dengan prinsip psikologi bahwa

cara bertindak seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan yang

terekam dalam memori otaknya semasa kecil. Dengan mengenalkan anak

pada kebiasaan membaca sejak ia masih dalam kandungan, maka saat ia

dewasa akan terbiasa untuk membaca sehingga ia mampu beradaptasi.

4. Program-program Pembinaan Minat Baca

Taman bacaan merupakan tempat di mana anak-anak dapat

memperoleh beragam bacaan secara mudah. Namun, walaupun mudah,

terkadang anak-anak malas datang ke taman bacaan untuk membaca buku.

Mereka lebih suka bermain bola, playstation, menonton film kartun di di

rumah dan lain sebagainya. Karena itu, peran pustakawan sangat

Page 52: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

dibutuhkan dalam menumbuhkan minat baca anak-anak. Pustakawan

hendaknya lebih kreatif untuk mengadakan kegiatan-kegiatan

menyenangkan bagi anak agar anak terbiasa dengan membaca.

Program pembinaan minat baca yang dapat dilakukan taman

bacaan, antara lain:

a. Melakukan tur perpustakaan. Dengan program ini, pustakawan dapat

memperkenalkan anak tentang bacaan-bacaan dan bagian-bagian dari

perpustakaan yang menarik, sehingga anak menyukai untuk datang ke

taman bacaan atau perpustakaan.

b. Menyediakan sumber bacaan yang beragam. Pustakawan harus pandai-

pandai dalam memilih bahan bacaan yang sesuai dan paling diminati

oleh anak. Taman Bacaan juga sebaiknya menyediakan bahan bacaan

yang beragam, sehingga anak tidak cepat bosan membaca buku karena

banyak pilihan buku yang tersedia di taman bacaan.

c. Mengadakan peminjaman buku saat libur sekolah. Pada saat anak libur

sekolah, anak mempunyai banyak waktu senggang, daripada bermain

dan hanya menonton televisi yang dapat membuat anak semakin malas

membaca, lebih baik anak dibolehkan untuk meminjam buku agar

waktu senggang tersebut dapat dipakai untuk hal yang lebih berguna,

yaitu membaca buku supaya minat bacanya terus terjaga dan

berkembang.

d. Membuat slogan mengenai manfaat membaca. Agar anak tertarik

untuk membaca, sebaiknya di dinding taman bacaan ditempel slogan-

slogan mengenai manfaat membaca, dengan begitu anak dapat lebih

Page 53: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

menyadari manfaat membaca sehingga membuat mereka terpengaruh

untuk gemar membaca.

e. Membacakan dengan suara keras (reading aloud). Reading aloud

mempunyai manfaat yang baik sekali untuk anak. Dengan program

reading aloud ini dapat membantu anak dalam mengembangkan

kemampuan membaca, menulis, mendengar dan berbicara.

f. Lingkar sastra (literature circle) merupakan kegiatan yang dapat

melatih anak untuk berdiskusi dan menganalisa buku yang dibacanya,

dengan begitu dapat mendorong anak agar berfikir kritis dan luas.

g. Menuturkan cerita atau mendongeng (storytelling) merupakan program

yang dapat mendorong anak untuk membaca dan memperbaiki

ketrampilannya dalam membaca serta membangun kenikmatannya

terhadap cerita. Mendongeng dapat dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu seperti dengan menggunakan boneka, gambar, balon, musik, dan

lain-lain.

h. Mengundang penulis cerita. Kegiatan ini dilakukan dengan

mengundang seorang penulis untuk berbagi cerita mengenai

pengalamannya dalam membaca dan mengarang suatu cerita membuat

anak untuk tertarik membaca.

i. Mendramatisasikan cerita. Kegiatan ini dilakukan dengan pustakawan

membacakan cerita lalu anak diminta untuk memperagakan cerita

tersebut. Jadi, agar anak dapat memperagakannya, ia harus

mendengarkan ceritanya dengan baik dan seksama.

Page 54: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

j. Membuat ilustrasi pada cerita. Anak diminta untuk membuat ilustrasi

dari apa yang telah didongengkan oleh pustakawan, karena biasanya

anak suka sekali menggambar, setelah itu anak pasti tertarik untuk

membaca bukunya.

k. Pemutaran film, program ini merupakan kegiatan yang dapat

menghubungkan pengalaman sebenarnya, yaitu film dengan

pengalaman membaca yang baik.

l. Memajang karya anak. Membentuk anak-anak agar gemar membaca

dapat dilakukan dengan membuat anak merasa dihargai dengan hasil

karya yang telah dikerjakannya. Pustakawan dapat meminta anak

untuk membuat karya tertentu, lalu memajang karyanya tersbut,

dengan begitu anak akan merasa dihargai,38

m. Mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan buku, misalnya:

lomba membaca puisi, mengarang cerita pendek, mengarang puisi,

membuat kliping, membuat mading (majalah dinding). 39

C. PERANAN STORYTELLING DALAM PEMBINAAN MINAT BACA

1. Hubungan Storytelling dengan Minat Baca

Seringkali kita dihadapkan pada kenyataan bahwa minat baca

anak-anak di Indonesia masih rendah. Anak-anak lebih memilih untuk

bermain di lapangan, menonton televisi, bermain playstation dan lain

38 Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Jakarta:

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 133-141 39 Kosam Rimbarawa, “Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis,” dalam

Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 29

Page 55: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

sebagainya. Kegiatan membaca membutuhkan waktu agar dapat tertanam

dengan baik pada anak. Selain itu, harus ada pengawasan terus-menerus

dari orang-orang terdekat dengan anak agar minat bacanya terus tumbuh

dan berkembang dengan baik.

Namun, sampai saat ini masih banyak orangtua yang masih kurang

peduli akan pentingnya membaca. Banyak orangtua yang lalai

mengajarkan membaca pada anak-anaknya, sehingga mereka tidak siap

dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus

berkembang dengan pesatnya. Orangtua harus sadar bahwa dengan banyak

membaca, anak-anak akan mempunyai wawasan yang luas sehingga dapat

membuatnya lebih mudah dan siap dalam menghadapi segala hal di masa

depannya kelak.

Taman bacaan sadar sekali terhadap pentingnya membaca. Oleh

karena itu, taman bacaan melalui program pembinaan minat baca

khususnya untuk anak-anak mengadakan beragam kegiatan yang dapat

mendorong anak untuk gemar membaca. Dengan beragam program yang

dapat dilakukan taman bacaan tersebut, maka minat baca anak-anak akan

tumbuh dan berkembang.

Program–program pembinaan minat baca yang dapat dilaksanakan

misalnya: lingkar sastra (literature circle), pemutaran film, membaca

dengan keras (reading aloud), mendongeng (storytelling), mendramatisasi

cerita, lomba-lomba yang berhubungan dengan buku, dan masih banyak

lainnya. Dari banyak program tersebut, program mendongenglah yang saat

ini sedang banyak dilakukan di perpustakaan, terutama di taman bacaan.

Page 56: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak mengadakan storytelling

dalam program pembinaan minat baca untuk anak-anak yang mengunjungi

taman bacaan. Dengan adanya kegiatan mendongeng minat baca anak-

anak dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini dapat dilihat dengan

indikator, sebagai berikut:

a. Intensitas kedatangan anak-anak ke taman bacaan yang

meningkat, misalnya semula hanya dua kali seminggu menjadi

tiga kali atau lebih dalam seminggu.

b. Secara kualitatif, anak-anak yang berkembang minat baca akan

mampu menceritakan kembali buku-buku yang dibacanya

dengan baik. Dengan menceritakan kembali buku-buku yang

dibacanya, kita dapat kemampuan anak dalam menyerap

bacaan, apakah ia hanya sekedar membaca, sudah meresapi

isinya, atau sudah sampai mengembangkan imajinasinya

dengan ide-ide yang didapatkan dari buku.

c. Anak-anak yang pada awalnya enggan untuk membaca buku,

dengan adanya kegiatan mendongeng termotivasi untuk

membaca buku. Awalnya anak-anak mendengarkan cerita dari

petugas, setelah itu mereka tertarik untuk membaca buku

tersebut sendiri, dengan begitu ia akan tertarik untuk membaca

buku, semakin lama mereka akan terbiasa dan terlatih untuk

membaca buku sendiri sehingga menjadi tumbuh dan

berkembanglah minat bacanya.

Page 57: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

d. Dengan program storytelling, anak yang pada awalnya sudah

tertarik untuk membaca satu buku, maka akan termotivasi

untuk membaca buku lebih banyak lagi, baik mulai dari buku

sejenis yang didongengkan sampai buku-buku lainnya.

e. Anak-anak juga aktif mengajak anggota keluarganya maupun

teman-temannya untuk membaca buku yang didongengkan.

Mendongeng selain dapat menumbuhkan dan mengembangkan

minat baca anak, juga mempunyai banyak manfaat lainnya, antara lain:

mengembangkan imajinasi anak, menambah pengetahuan dan wawasan,

anak mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, mengajak anak untuk

berfikir kritis dan lebih kreatif, meningkatkan daya konsentrasi, melatih

kemampuan bahasa dan bicara anak, dapat memicu daya kritis dan rasa

keingin tahuan anak, merangsang jiwa petualangan anak, anak–anak

mendapatkan ide dan inspirasi baru.

2. Efek/Implikasi Storytelling Terhadap Minat Baca

Dalam sebuah laporan penelitian yang dilakukan pada anak-anak

batita (bawah tiga tahun), Brandsford dan Brown (2000) menyatakan

bahwa dengan storytelling, anak-anak batita belajar memberikan perhatian

pada kegiatan dongeng, seperti intonasi, nada, dan membantu mereka

untuk menyerap informasi kritis mengenai bahasa dan arti.” Brandsford

dan Brown juga menyatakan bahwa,”Storytelling dapat membantu anak-

anak dalam mendengarkan kata-kata (pengenalan bahasa lisan), membaca,

Page 58: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

mengembangkan minat baca, berbicara, dan mengolah kata (berfikir

dengan bahasa).” Brandsford dan Brown menyimpulkan bahwa awal

aktivitas bahasa lisan (storytelling) adalah bagian dasar yang utama dan

penting untuk mengembangkan minat baca dan kemampuan membaca

serta kemampuan mengolah kata dan bahasa.40

Sebuah penelitian lainnya di Kanada yang dipublikasikan pada

tahun 2004 tentang kemampuan storytelling pada anak TK di Ontario

Kanada, menemukan bahwa adanya hubungan yang cukup signifikan

antara kemampuan storytelling dengan kemampuan matematis anak di

kemudian hari.41

Studi ilmu pengetahuan telah menetapkan bahwa pengembangan

kemampuan manusia untuk memahami dan menginterpretasikan dunia di

sekitar melalui struktur dan konsep cerita (storytelling) lebih dahulu

dilakukan sebelum mereka mengembangkan pemikiran logis.

Membaca merupakan salah satu sarana untuk membangun struktur

pemikiran logis. Dengan demikian, storytelling dapat dijadikan pengantar

sebelum seorang anak dikenalkan pada pemikiran logis yang dikandung

sebuah buku. Jika anak menyukai storytelling, maka minat anak terhadap

buku juga bisa dimunculkan karena pada dasarnya anak memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi. Misalnya, seorang anak ingin tahu lebih banyak

tentang cerita yang dibawakan melalui storytelling maka orang yang

bercerita (teller) dapat mengarahkan anak untuk mencari di buku.

40 Kendall Haven, MaryGay Ducey, Crash Course in Storytelling ( USA: Libraries Unlimited,

2007) h. 99 41 Ibid, h. 10

Page 59: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

D. TAMAN BACAAN

1. Pengertian Taman Bacaan

Perpustakaan berperan sebagai lembaga yang ikut melestarikan

kebudayaan, mempunyai tugas menyimpan hasil karya manusia yang

dapat digunakan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, rekreasi,

budaya dan lain sebagainya bagi masyarakat.42 Pengertian Perpustakaan

itu sendiri adalah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu

sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang

biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan masyarakat

pembaca, bukan untuk dijual. 43

Perpustakaan masih terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu

perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan

pribadi, perpustakaan nasional, perpustakan internasional, perpustakaan

khusus, perpustakaan umum. Perpustakaan Umum diibaratkan sebagai

Universitas Rakyat atau Universitas Mayarakat. Perpustakaan Umum

merupakan lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dengan

menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan

budaya, sebagai sarana sumber belajar untuk memperoleh dan

meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Perpustakaan umum masih dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis, yaitu:

a. Perpustakaan Umum Kabupaten / Kota

42 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 1 43 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 3

Page 60: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

b. Perpustakaan Umum Kecamatan

c. Perpustakaan Umum Desa / Kelurahan

d. Perpustakaan Cabang

e. Perpustakaan Taman Bacaan Rakyat / Perpustakaan Umum Taman

Bacaan Masyarakat

f. Perpustakaan Keliling.44

Jadi, Taman Bacaan termasuk kedalam jenis Perpustakaan Umum.

Seperti halnya perpustakaan umum , taman bacaan dimaksudkan untuk

dikunjungi masyarakat. Taman bacaan menjadi ruang publik yang terbuka

bagi anak-anak seluruh lapisan untuk belajar, membaca, menelaah, serta

berinteraksi dengan sesama serta dengan gagasan yang tertulis dalam

buku.45 Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Budaya Baca,

Direktorat Jenderal Pendidikan Luas Sekolah (PLS) Departemen

Pendidikan Nasional, meluncurkan sebuah program riil pengentasan

pemberantasan buta aksara yang diberi nama Taman Bacaan Masyarakat

(TBM).

Program ini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan

nonformal bagi masyarakat. TBM merupakan sarana pendukung

perpustakaan umum yang cukup efektif sebagai usaha pengembangan

minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah. Program TBM ini

ternyata mendapat respon positif dari sekelompok orang atau organisasi

(yayasan) yang peduli terhadap masalah-masalah sosial, khususnya dalam

bidang pendidikan. 44 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003) h. 32-33 45 Ani Taruastuti, “Taman Bacaan,” artikel diakses pada Rabu, 18 Juni 2008 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/24/opi05.htm

Page 61: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Taman Bacaan telah banyak didirikan sejak tahun 1990-an.

Menurut Ir. H. Zulkarnaen, Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat

(TBM), sebagaimana dikutip oleh Ayu. N. Andini dalam artikelnya yang

berjudul “Peningkatan Mutu untuk Pengelola Taman Bacaan Masyarakat”

bahwa sampai kini ada sekitar 5000 Taman Bacaan Masyarakat yang

tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Taman bacaan rakyat merupakan

salah satu bentuk kegiatan riil dari masyarakat untuk terlibat secara

langsung dalam membangun minat baca masyarakat.46

Salah satu taman bacaan yang didirikan atas swadaya masyarakat

adalah Taman Bacaan Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah (Taman Bacaan

YWKA). Taman Bacaan YWKA merupakan salah satu program bidang

sosial-pendidikan dari YWKA untuk meningkatkan minat baca anak-anak

dari masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah yang lemah akibat

rendahnya daya beli mereka terhadap buku. Khususnya Taman Bacaan

YWKA ini lebih menitik beratkan untuk anak-anak.

Anak-anak harus ditumbuhkan dan dikembangkan minat bacanya

sejak dini. Melalui taman bacaan, anak dapat termotivasi untuk membaca

dan tertarik dengan buku. Terutama apabila Taman Bacaan itu

mempunyai program-program yang dapat menunjang untuk tumbuhnya

minat baca, seperti storytelling (mendongeng). Dengan adanya program

storytelling di Taman Bacaan YWKA, diharapkan anak-anak dapat

tumbuh dan berkembang minat bacanya.

46 Ayu N. Andini, “Peningkatan Mutu untuk Pengelola Taman Bacaan Masyarakat,” pada Sabtu, 26 April 2008 artikel ini diakses dari http://www.jugaguru.com/article/all/tahun/2007/bulan/06/tanggal/27/id/528

Page 62: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

2. Fungsi Dan Tujuan Taman Bacaan

Menyadari pentingnya peningkatan minat baca masyarakat, maka

perlu diupayakan pengembangan sarana dan prasarana serta program-

program pembinaan minat baca di perpustakaan dan taman bacaan agar

masyarakat memperoleh bacaan sesuai dengan kebutuhannya serta tumbuh

dan berkembanglah minat bacanya. Khususnya bagi anak-anak yang

harusnya sudah mulai ditumbuhkan minat bacanya sejak dini. Seperti

halnya perpustakaan, yang mempunyai fungsi sebagai sarana simpan karya

manusia, sarana pendidikan (education), sarana informasi, sarana hiburan

(recreation), sarana budaya (cultural), sarana penelitian (research).47

Taman bacaan juga mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

e. Sebagai sarana memperoleh bahan bacaan bagi masyarakat

dengan cara mudah.

f. Sebagai sarana yang tepat bagi pengembangan minat baca

g. Sebagai salah satu tempat pembelajaran masyarakat luas

khususnya bagi anak-anak

h. Sebagai sumber informasi baik ilmu pengetahuan maupun

teknologi.

i. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat yang harus

dijadikan pusat kegiatan membaca.

Direktorat Pendidikan Masyarakat Depdiknas RI, Dra Katarina

menjelaskan bahwa TBM (Taman Bacaan Masyarakat) memiliki tiga

47 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 27-29

Page 63: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

fungsi penting yaitu: Pertama, sebagai sumber pembelajaran dan

pendidikan bagi masyarakat agar belajar mandiri dan sebagai penunjang

kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) bagi siswa; kedua,

sebagai sumber informasi dari bahan bacaan yang sesuai dengan

kebutuhan belajar masyarakat setempat; ketiga, sebagai sumber penelitian

(research) dengan menyediakan buku-buku dan bahan bacaan.48

Taman bacaan selain mempunyai fungsi, juga mempunyai

beberapa tujuan. Tujuan dari taman bacaan, antara lain:

a. Untuk membangkitkan dan meningkatkan minat dan budaya

baca masyarakat khususnya anak-anak untuk membaca dan

belajar, sehingga tercipta masyarakat dan generasi penerus

bangsa yang cerdas.49

b. Untuk membuat sebuah perpustakaan rakyat yang

menyediakan buku-buku bacaan segar bagi anak-anak dan

masyarakat.50

c. Taman bacaan didirikan dengan tujuan untuk menambah ilmu

pengetahuan, pengembangan daya imajinasi dan kreativitas

anak dan masyarakat serta untuk pembentukan moral yang

terpuji sejak dini.

48 Dinas Infokom Pemda Jatim, “Peningkatan kecerdasan melalui taman bacaan masyarakat,” pada

Rabu, 18 Juni 2008 artikel ini diakses dari http://mediarent.blogspot.com/2006/10/peningkatan-kecerdasan-melalui-taman.html

49 Ibid 50 Muh. Muslih, “Budaya Membaca Masih Di Awang-awng ,“ pada Rabu, 18 Juni 2008 artikel ini

diakses dari http://mediarent.blogspot.com/

Page 64: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

d. Taman bacaan diharapkan dapat menjadi sarana membaca

dan juga untuk memotivasi anak agar dapat mengembangkan

bakat dan minat, serta kemampuan diri mereka.51

BAB III

TAMAN BACAAN YAYASAN WAKAF KHADIJAH AISYAH

51 “Menyemai Kasih Lewat Taman Bacaan Anak,” Kompas, Sabtu 23 November 2002, h. 12

Page 65: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

A. Sejarah Singkat Taman Bacaan Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah

Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah (YWKA) merupakan sebuah

yayasan sosial yang telah lama dirintis oleh keluarga besar pemilik Pabrik

Kecap Korma. Yayasan ini merupakan amanah pengembangan dana wakaf

dari sepasang saudara bernama Khadijah dan Aisyah yang merupakan

pendiri Pabrik Kecap Korma.

Mula-mula yayasan hanya berupa kegiatan Taman Pengajian Al

Qur’an (TPA) saja untuk anak-anak sekitar. Namun, seiring dengan

bertambahnya kebutuhan masyarakat, maka keluarga besar pemilik yayasan

kemudian mengembangkannya menjadi sebuah lembaga sosial yang

bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat sekitar yang

tidak mampu.

Pada bulan Juli 2003, YWKA resmi berdiri dengan Akta Notaris No.

C-369. HT. 01.02.TH.2005. Dengan status resminya, YWKA dapat lebih

leluasa untuk mengembangkan program-program kegiatannya dalam

memberdayakan kaum dhu’afa dan anak-anak yatim yang tinggal di sekitar

YWKA untuk mengoptimalkan fungsi pemberdayaan tersebut. YWKA

membaginya dalam unit-unit kegiatan sebagai berikut:

1. Bidang Pendidikan:

a. Raudhatul Athfal (RA) atau TK Islam Khadijah Aisyah

b. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)

c. Khadijah Aisyah English Course (KEC)

Page 66: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

d. Bimbingan Belajar Khadijah Aisyah

e. Kelompok Dongeng Matahari (KDM)

f. Taman Bacaan Khadijah Aisyah

g. Program Tahsin-Tahfidz Al Qur’an

h. Jejaring TPA

i. Program Pembinaan Keagamaan

j. Beasiswa

2. Bidang Kesehatan

a. Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan

b. Olahraga

c. Penyuluhan Gizi dan Kesehatan

d. Donor Darah

e. Khitanan Massal52

Pada tahun 2007, YWKA menawarkan kepada anggota masyarakat

yang berminat untuk membuka taman bacaan secara mandiri dengan

bergabung di bawah jaringan Taman Bacaan YWKA. Peran YWKA di sini

adalah membantu dalam hal manajemennya, misalnya: dalam pengadaan,

pengklasifikasian, dan penomoran buku, serta penyusunan program-program

penunjang taman bacaan tersebut. Sementara masyarakat yang berminat,

cukup menyediakan tempat dan biaya operasionalnya. Taman bacaan itu

nantinya secara struktural akan menjadi cabang dari Taman Bacaan YWKA

pusat.

52 http://www.ywka.org diakses pada 24 Juni 2008

Page 67: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Pada bulan Juli 2007, salah satu anggota masyarakat yang

berdomisili di Jl. Prof. Dr. Hamka No. 50A, Larangan Selatan, Kampung

Gagak, Tangerang menyambut ide pendirian jaringan TBM yang digagas

oleh YWKA tersebut dengan mendirikan sebuah TBM yang secara

manajerial menjadi cabang Taman Bacaan YWKA yang beralamat di Jl. M.

Saidi RT.009/ RW.01 No. 3A, Jakarta Selatan. Taman Bacaan YWKA

cabang Kampung Gagak ini didirikan atas sumbangan dan keinginan dari

keluarga Ibu Jamilah, yang masih merupakan keluarga pendiri YWKA.

Keberadaan Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak ini sangat

menunjang dalam program-program pengembangan minat baca anak di

sekitar Kampung Gagak. Minat baca anak di sekitar, yang tadinya tidak

dapat tersalurkan karena terhadang daya beli orang tua mereka terhadap

buku, dengan adanya taman bacaan ini mereka dapat tetap menyalurkan

kemampuan dan keinginan membaca mereka. Dengan begitu, minat baca

mereka akan tetap terjaga dan berkembang dengan baik.

Anak-anak di sekitar Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak pada

awalnya kurang tertarik datang ke taman bacaan untuk membaca. Namun,

dengan adanya storytelling dan beragamnya koleksi yang tersedia, mereka

mulai tertarik datang ke taman bacaan untuk membaca buku. Mereka senang

sekali dengan adanya taman bacaan dan kegiatan mendongeng di Taman

Bacaan YWKA. Mereka merasa semakin tumbuh dan berkembang minat

bacanya. Mereka yang pada mulanya malas membaca kemudian mulai

gemar membaca dan semakin suka akan membaca. Taman Bacaan YWKA

Page 68: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Kampung Gagak dinilai sangat membantu dalam penumbuhan dan

pengembangan minat baca anak di sekitar Kampung Gagak tersebut.

B. Visi, Misi, dan Tujuan

Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak mempunyai visi ingin

berperan dalam mencerdaskan masyarakat khususnya untuk anak-anak.

Sedangkan misi dari Taman Bacaan YWKA adalah untuk meningkatkan

minat baca masyarakat melalui pendirian TBM.

Tujuan umum dari Taman Bacaan YWKA adalah untuk menjembatani

kesenjangan akses buku dan bahan bacaan lainnya yang dirasakan oleh anak-

anak dari keluarga tidak mampu. Yang tidak kalah pentingnya, YWKA

berpandangan bahwa taman bacaan itu sendiri juga harus dapat mengantar

anak-anak untuk gemar membaca dan terbiasa membaca sehingga anak-anak

mampu belajar secara mandiri.

C. Sumber Daya Manusia

Manajemen Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak menggunakan

sistem semacam waralaba tetapi bersifat nonprofit. Artinya, taman bacaan ini

didirikan oleh perseorangan tetapi pengelolaannya mendapat pembinaan dari

Taman Bacaan YWKA pusat dan tidak menggunakan sistem profit sharing

(pembagian keuntungan). Karena itu, struktur organisasi Taman Bacaan

Page 69: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

YWKA Kampung Gagak berada di bawah struktur manajemen Taman Bacaan

YWKA Pusat.

Saat ini struktur material taman bacaan berada di bawah pembinaan

dari Ketua Operasional 2 bidang non-dakwah YWKA, yang merupakan

Pembina Taman Bacaan YWKA Pusat, yaitu Ibu Sophia Aidid. Sedangkan

untuk operasionalnya, taman bacaan ini memperkerjakan 2 orang yang bekerja

secara bergantian dari Senin–Ahad. Jam buka taman bacaan itu sendiri adalah:

Senin - Jum’at : Pukul 13.00 – 17.00 WIB

Sabtu - Ahad : Pukul 08.00 – 16.00 WIB

Dalam pengadaan buku, Taman Bacaan YWKA terbilang sangat ketat

dalam menyeleksi buku-buku yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan

anak-anak dan masyarakat sekitar. Untuk mempermudah pemesanan buku,

Taman Bacaan YWKA telah menjalin kerjasama dengan beberapa penerbit

besar untuk memasok buku-buku yang berkualitas setiap bulannya. Sebagai

pendukung kegiatan belajar mandiri dan pembinaan minat baca anak, Taman

Bacaan YWKA mengadakan program storytelling (mendongeng). Taman

Bacaan YWKA sangat berharap dengan adanya kegiatan mendongeng dapat

memotivasi anak-anak untuk gemar membaca dan mampu belajar secara

mandiri.

Tabel 1 SDM Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak

Page 70: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

D. Koleksi dan Fasilitas

Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak, beralamat di Jl. Prof. Dr.

Hamka No. 50A Larangan Selatan, Kampung Gagak, Tangerang. Taman

bacaan berada di lantai dua, seluas 5m x 4m= 20m2.

Tabel 2 Koleksi Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak

NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN

1. Jamilah Pendiri S1

2. Sophia Aidid Pembina S1

3. Hiliya Petugas S1

4. Nurul Ekawati Petugas D3

NO. KLASIFIKASI BUKU NOMOR

KELAS

KOLEKSI BAHAN PUSTAKA

ANAK-ANAK REMAJA DEWASA

NONFIKSI

1 Karya Umum 0 15

2 Psikologi 100

3 Agama 200 14 67

4 Ilmu-Ilmu Sosial 300 10 6 7

5 Bahasa 400 18 1

6 Ilmu Murni 500 55 55

7 Teknologi Terapan 600 7 23

8 Kesenian 700 2 3

9 Kesusastraan 800

10 Geografi/Sejarah 900 18 7

TOTAL 104 172 32

FIKSI

221 96 15

Page 71: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

E. Pengunjung dan Anggota

Pengunjung Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak ini terdiri dari

beragam usia, namun sebagian besar adalah anak-anak. Para pengunjung

tersebut terdiri dari orangtua, remaja, anak-anak yang belum mampu membaca

sampai yang sudah mampu membaca. Untuk keanggotaan, Taman Bacaan

YWKA terbuka bagi anak-anak dari usia 4–17 tahun. Namun, sampai saat ini,

yang menjadi anggota adalah anak-anak dari usia 4-13 tahun seluruhnya

Tabel 3

Majalah Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak

NO. NAMA MAJALAH QTY

1 BEE MAGAZINE 56

2 KREATIF 5

3 IRFAN 12

4 TAMAN MELATI 6

TOTAL 79 Tabel 4

Fasilitas Taman Bacaan YWKA Kampung Gagak

NO. NAMA QTY

1 LEMARI 2

2 RAK 6

3 KURSI 1

4 MEJA KERJA 1

5 MEJA BUNDAR 5

6 KARPET 5

7 TOILET 1

8. POSTER 6

Page 72: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

berjumlah 824 orang. Sementara anak-anak yang mengikuti kegiatan

mendongeng (storytelling) adalah yang berusia 4-8 tahun.

F. Layanan dan Program-program

Layanan perpustakaan merupakan jasa-jasa yang disediakan oleh

perpustakaan atau taman bacaan dalam upaya memenuhi kebutuhan

masyarakat sekitar Taman Bacaan YWKA mengunakankan sistem terbuka

(open access) dalam pelayanannya, yaitu terbuka untuk umum, jadi siapa saja

boleh datang ke taman bacaan. Anak-anak boleh membaca buku apa saja yang

mereka inginkan, namun disediakan satu rak khusus yang digunakan untuk

menyimpan buku yang rentan rusak, seperti buku-buku lift the flap, dengan

tujuan agar buku tersebut lebih terjaga dengan baik. Sebelum anak boleh

membaca buku tersebut harus diberi arahan terlebih dahulu dari kakak petugas

mengenai bagaimana cara membuka, membalik halaman buku, membuka

lipatan buku, setelah ia dapat memperlakukan buku tersebut dengan baik, baru

anak dibolehkan membaca buku di rak khusus. Layanan yang disediakan di

Taman Bacaan YWKA antara lain:

1. Layanan membaca, merupakan layanan kepada seluruh pemakai

dalam menggunakan buku dan bahan bacaan lainnya.

2. Layanan referensi, merupakan layanan kepada seluruh pemakai

dalam menggunakan referensi yang tersedia di taman bacaan.

3. Layanan mendongeng, merupakan layanan kepada anak-anak yang

menjadi anggota Taman Bacaan YWKA, mulai dari usia 4-8 tahun.

Page 73: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Anak-anak didongengkan terlebih dahulu agar tertarik untuk

membaca.

4. Layanan pengajaran membaca, layanan ini diberikan kepada anak-

anak yang belum mampu membaca. Layanan ini dimaksudkan agar

anak-anak mempunyai kemampuan membaca dengan baik.

Anak-anak juga wajib menaati tata tertib yang ada di Taman Bacaan

YWKA, sebagai berikut ini:

1. Ucapkan salam sebelum masuk taman bacaan.

2. Letakkan tas, sepatu, dan sandal di tempat yang telah disediakan.

3. Isilah daftar hadir yang telah disediakan.

4. Jangan membawa makanan dan minuman ke dalam taman bacaan.

5. Jangan bercanda dan berisik didalam taman bacaan.

6. Jagalah buku yang sedang kamu baca (jangan merobek, mencoret

atau mengotorinya).

7. Jagalah selalu kebersihan taman bacaan (jangan mengotori dinding

dan meja).

8. Mintalah izin terlebih dahulu kepada kakak petugas bila ingin

membaca buku yang ada di rak khusus.

9. Laporkan buku yang sudah kamu baca pada kakak petugas.

Program yang diadakan Taman Bacaan YWKA, antara lain:

1. Program pengadaan dan pengelolaan koleksi. Pengadaan koleksi

diadakan setiap bulan sekali. Anggaran yang disiapkan untuk

pengadaan koleksi Rp. 500.000/bulan. Pengadaan dan pengelolaan

Page 74: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

koleksi dilakukan oleh koordinator dakwah 2 selaku Pembina

Taman Bacaan YWKA, yaitu: Sophia Aidid.

2. Program pembinaan minat baca melalui kegiatan mendongeng

(storytelling) dan pengajaran membaca. Program ini dilakukan oleh

petugas harian taman bacaan. Sebelum mendongeng, petugas

mempersiapkan terlebih dahulu cerita-cerita dan buku yang akan

didongengkan. Dalam memberikan dongeng, petugas

menggunakan cara tradisional dan juga dengan menggunakan

buku. Petugas membuat agar dongeng lebih menarik dengan

menrukan suara-suara tokoh dalam cerita. Anak-anak diatur

dengan duduk membentuk huruf “u”, maupun berjajar seperti

biasa. Setelah itu anak-anak diajak berdiskusi mengenai cerita yang

telah didongengkan tadi.

Taman Bacaan YWKA akan mengembangkan kegiatan mendongeng

yaitu dengan mengadakan berbagai media dalam kegiatan mendongeng,

seperti boneka,boneka tangan, boneka jari, chart. Selain itu, petugas juga

mengembangkan cara dalam mendongeng, yaitu dengan cara

mendramatisasi cerita, dengan menggunakan gambar, meminta anak-anak

untuk membuat ilustrasi dari cerita yang telah didongengkan.

Anak-anak dapat dikategorikan sering mengikuti kegiatan

mendongeng di Taman Bacaan jika mengikuti 3-4 kali dalam semingggu,

terlebih jika setiap hari. Namun jika hanya 1-2 kali dalam seminggu

mengikuti kegiatan mendongeng di Taman Bacaan dapat dikategorikan

kadang-kadang.

Page 75: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

G. Kendala-kendala yang Dihadapi Petugas dalam Pelaksanaan Kegiatan

Storytelling

Dari wawancara yang telah dilaksanakan oleh penulis, terdapat beberapa

kendala yang dihadapi oleh petugas dalam mengadakan kegiatan storytelling

di Taman Bacaan YWKA ini, yaitu antara lain:

a. Kondisi berisik dari anak-anak yang tidak mengikuti dongeng,

sehingga mengganggu jalannya kegiatan storytelling.

b. Kondisi fisik petugas dalam mendongeng seringkali menurun akibat

letih mendongeng sendirian. Dalam seminggu ada dua petugas yang

bekerja di Taman Bacaan YWKA secara bergantian, yaitu Nurul

Ekawati (21 tahun) yang bertugas pada hari Senin – Sabtu dan Hiliya

(23 tahun) yang bertugas pada hari Minggu. Untuk setiap harinya,

hanya ada satu petugas yang bertugas di taman bacaan jadi tidak ada

yang membantu untuk mendongeng bergantian untuk setiap harinya.

c. Kurangnya media yang dapat membantu agar kegiatan mendongeng

menjadi lebih menarik, seperti boneka tangan, boneka jari, musik,

gambar, chart dan lain-lain.

H. Pendapat Petugas Mengenai Manfaat dan Peran Storytelling terhadap

Pembinaan Minat Baca Anak-anak

Menurut petugas, ada banyak manfaat storytelling bagi anak-anak, antara

lain:

Page 76: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

a. Mengembangkan minat baca anak. Anak-anak yang pada awalnya

hanya membaca 1 buku dalam sehari, kemudian menjadi meningkat

kuantitas buku bacaannya. Dengan mengikuti kegiatan mendongeng,

anak-anak lebih tertarik untuk membaca buku.

b. Mengembangkan kepercayaan diri. Ada beberapa anak yang mulanya

terlihat malu-malu dalam berinteraksi kemudian menjadi lebih berani.

c. Menjadikan anak lebih kreatif dalam menggambar, membuat tugas

prakarya di sekolahnya dan lain sebagainya.

d. Mengembangkan imajinasi anak. Melalui kegiatan mendongeng, anak

bisa lebih menggambarkan isi dari sebuah cerita melalui imajinasinya.

Apabila mendengarkan cerita sedih mengenai anak yatim yang miskin,

anak-anak akan berimajinasi bagaimana caranya untuk membantu anak

tersebut jika ia berada didekatnya. Selain itu, apabila anak-anak

mendengarkan dongeng mengenai petualangan, mereka akan

berimajinasi seandainya mereka ikut berpetualang dalam cerita.

Mendongeng sangat berperan penting dalam pengembangan minat baca

anak karena secara umum, anak- anak setelah mendengarkan dongeng

langsung tertarik untuk membaca sendiri bukunya mulai dari yang telah

didongengkan sampai buku-buku lainnya dan anak-anak yang pada awalnya

hanya tertarik membaca satu buku di taman bacaan, lama kelamaan bertambah

terus setelah mengikuti dongeng.

Page 77: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data-data penelitian mengenai peran mendongeng dalam pembinaan minat

baca anak-anak di Taman Bacaan Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah, Kampung

Gagak, penulis peroleh melalui observasi, wawancara dan angket. Observasi

penulis lakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap Taman

Bacaan YWKA itu sendiri.

Wawancara penulis lakukan dengan petugas Taman Bacaan YWKA,

sedangkan angket penulis berikan kepada anggota Taman Bacaan YWKA

yang berusia 7 dan 8 tahun. Waktu pelaksanaan wawancara yaitu pada hari

Selasa, 23 September 2008 sedangkan untuk pembagian angket yaitu pada hari

Rabu dan Kamis, 24-25 September 2008.

Page 78: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

B. Analisa Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Identitas Responden

Tabel 5

Identitas Responden

Pada tabel 5, dapat dilihat bahwa 13 responden (81%) Taman Bacaan

YWKA adalah perempuan, sementara 3 responden (19%) adalah laki-laki.

Setelah penulis memperoleh data-data berdasarkan hasil dari angket yang

telah dibagikan dan diisi oleh responden, selanjutnya data-data tersebut

diolah dalam bentuk tabel. Hasil angket yang diperoleh dapat dilihat pada

halaman berikut.

2. Minat Baca Anak-anak dan Kegiatan Storytelling di Taman Bacaan

YWKA

Minat baca anak-anak sejak dini harus terus dikembangkan. Taman bacaan

mempunyai peran penting untuk mengembangkan minat baca, khususnya bagi

anak-anak. Pada dasarnya program pembinaan minat baca begitu banyak,

seperti: mendongeng, reading aloud, lingkar sastra, majalah dinding,

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Perempuan 13 81,25

Laki-laki 3 18,75

Jumlah 16 100

Page 79: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

mendramatisasi cerita, pemutaran film dan lain sebagainya. Taman Bacaan

YWKA mengadakan kegiatan storytelling sebagai program pembinaan minat

baca agar anak-anak lebih tertarik untuk membaca buku sehingga minat

bacanya terus meningkat.

Tujuan anak-anak mengunjungi taman bacaan bermacam-macam yaitu

untuk hiburan, menambah pengetahuan, mengerjakan PR, dan mengikuti

Storytelling. Untuk mengetahui tujuan utama responden mengunjungi taman

bacaan, dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6

Tujuan Utama Responden Mengunjungi Taman Bacaan YWKA

Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa tujuan utama responden

mengunjungi Taman Bacaan dengan pencapaian (50%) adalah untuk

menambah pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan responden

untuk menambah pengetahuan cukup baik.

Kegiatan Storytelling di Taman Bacaan YWKA sudah ada sejak taman

bacaan ini dibuka, yaitu pada Bulan Juli 2007. Sejak hari pertama taman

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Untuk hiburan 3 18,75

Untuk menambah pengetahuan 8 50

Untuk mengerjakan PR 2 12,5

Untuk mengikuti storytelling 3 18,75

Jumlah 16 100

Page 80: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

bacaan mengadakan Storytelling, sudah banyak anak yang mengikuti kegiatan

tersebut. Untuk mengetahui sejak kapan pengunjung mengikuti kegiatan

storytelling, dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7

Sejak Kapan Responden Mengikuti Kegiatan Mendongeng

di Taman Bacaan YWKA

Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap

keberadaan kegiatan mendongeng di taman bacaan baik karena 12 responden

(75%) mengikuti kegiatan mendongeng sejak Juli 2007, yaitu sejak Taman

Bacaan YWKA ini ada.

Ada berbagai macam cara informasi tentang adanya kegiatan storytelling

sampai kepada pengunjung, diantaranya: pengunjung secara langsung tahu

sendiri tentang adanya kegiatan mendongeng di taman bacaan, namun ada

juga yang mengetahui dari teman-temannya, keluarganya maupun petugas

taman bacaan itu sendiri. Untuk melihat cara pengunjung mengetahui adanya

kegiatan mendongeng, dapat dilihat pada tabel 8.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Sejak Juli 2007 12 75

Sejak lebih dari 1 bulan lalu 1 6,25

Sejak 1 bulan lalu 2 12,5

Belum ada 1 bulan 1 6,25

Jumlah 16 100

Page 81: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 8

Informasi Adanya Kegiatan Mendongeng di Taman Bacaan YWKA

Dari tabel 8, dapat diketahui bahwa responden mendapatkan informasi

cukup baik dari petugas dan temannya mengenai adanya kegiatan

mendongeng di Taman Bacaan, dengan pencapaian 6 responden (37,5%)

mengetahui kegiatan mendongeng dari petugas, 6 responden (37,5%) lainnya

mengetahui dari teman dan 4 responden (25%) lainnya mengetahui sendiri

tentang adanya kegiatan mendongeng di Taman Bacaan YWKA.

Hal ini menunjukkan bahwa Ada bermacam-macam alasan anak-anak

dalam mengikuti kegiatan mendongeng, yaitu karena dapat membuat mereka

semakin gemar membaca, karena dengan dongeng mereka mendapat

pengalaman baru, dan karena suasananya mengasyikkan. Untuk mengetahui

alasan utama responden mengikuti dongeng, dapat dilihat pada tabel 9 di

bawah ini.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Petugas 6 37,5

Keluarga 0 0

Teman 6 37,5

Tahu sendiri 4 25

Jumlah 16 100

Page 82: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 9

Alasan Utama Responden Mengikuti Dongeng

Dapat diketahui dari tabel 9 ini, bahwa alasan utama responden mengikuti

kegiatan mendongeng adalah karena dapat membuat mereka gemar membaca

dengan pencapaian 14 responden (87,5%). Dari hal ini, dapat diketahui bahwa

kegiatan mendongeng berperan baik sekali dalam menumbuhkan minat baca

anak.

3. Peran Storytelling Terhadap Pembinaan Minat Baca Anak-anak di

Taman Bacaan YWKA

Taman Bacaan YWKA mengadakan kegiatan mendongeng dalam usaha

pengembangan minat baca anak-anak. Pada tabel 10 penulis menanyakan

apakah kegiatan dapat membantu responden untuk gemar membaca.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Karena membuat semakin gemar membaca 14 87,5

Karena suasananya mengasyikkan 1 6,25

Karena mendapat pengalaman baru 1 6,25

Untuk mengisi waktu kosong 0 0

Jumlah 16 100

Page 83: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 10

Kegiatan Mendongeng Dapat Membantu

dalam Pengembangan Minat Baca

Dengan melihat tabel 10 ini, dapat diketahui hanya 3 responden (18,75%)

yang merasa tidak terbantu dengan adanya kegiatan mendongeng. Responden

lain yang merasa sedikit terbantu ada 2 responden (12,5%); responden yang

merasa cukup terbantu ada 4 responden (25%) dan responden yang merasa

sangat terbantu ada 7 responden (43,75%). Dengan melihat pada prosentase

yang ada dapat diketahui bahwa kegiatan mendongeng cukup baik untuk

menumbuhkan dan mengembangkan minat baca anak.

Ada beberapa hal yang sering dilakukan anak-anak setelah mendengarkan

dongeng, seperti membaca bukunya, membaca buku lain yang mirip dengan

dongeng, menceritakan dongeng pada teman, namun ada juga yang tidak

melakukan apa-apa. Pada tabel 11 ini dapat diketahui mengenai apa yang

paling sering responden lakukan setelah mendengarkan dongeng.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak membantu 3 18,75

Sedikit membantu 2 12,5

Membantu 4 25

Sangat membantu 7 43,75

Jumlah 16 100

Page 84: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 11

Hal yang Paling Sering Dilakukan Responden Setelah

Mendengarkan Dongeng

Dengan melihat tabel 11, dapat dijelaskan bahwa yang sering dilakukan

responden setelah mendengarkan dongeng adalah sebanyak 9 responden

(56,25%) menjawab mereka segera membaca buku yang didongengkan

tersebut dan 6 responden (37,5%) menceritakan dongeng tersebut pada teman

lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengikuti kegiatan mendongeng

anak-anak termotivasi untuk membaca buku dan dapat diketahui bahwa

kegiatan mendongeng baik untuk mengembangkan minat baca anak.

Manfaat-manfaat yang didapat dari kegiatan mendongeng, secara umum

dapat menumbuhkan minat baca, mengembangkan imajinasi, meningkatkan

kepercayaan diri anak, membuat anak semakin kreatif (semakin kreatif dalam

membuat gambar-gambar, prakarya, dan lain-lain), mendapat pengalaman

seru, mendapat pengetahuan. Pada tabel 12 di bawah ini akan dijelaskan

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Segera membaca bukunya 9 56,25

Membaca buku lain yang mirip

dengan dongeng

0 0

Menceritakan dongeng tadi pada

teman lainnya

6 37,5

Tidak melakukan apa-apa 1 6,25

Jumlah 16 100

Page 85: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

mengenai manfaat yang paling dirasakan responden dengan mengikuti

dongeng.

Tabel 12

Manfaat yang Paling Dirasakan Responden dari Kegiatan Mendongeng

Melalui tabel 12 ini dapat diketahui bahwa manfaat yang paling besar

dirasakan responden dengan adanya kegiatan mendongeng adalah dapat

membuat responden semakin gemar membaca yaitu dengan pencapaian

sebanyak 6 responden (37,5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa

mendongeng cukup baik dalam pengembangan minat baca anak. Sedangkan 5

responden (31,25%) menyatakan semakin kreatif, 1 responden (6,25%)

mendapat pengalaman seru, 4 responden (25%) mendapat pengetahuan.

4. Respon Anak-anak terhadap Kegiatan Storytelling.

Respon anak-anak terhadap kegiatan mendongeng di Taman Bacaan

Yayasan Wakaf Khadijah ini bermacam-macam Hal ini dapat diketahui

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Semakin gemar membaca 6 37,5

Semakin kreatif dalam

mengambar, mengarang puisi,dll

5 31,25

Mendapat pengalaman seru 1 6,25

Mendapat pengetahuan 4 25

Jumlah 16 100

Page 86: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

dengan menanyakan pada responden berapa kali dalam seminggu responden

mengikuti kegiatan mendongeng, apa yang membuat responden senang untuk

mendengarkan dongeng, dan perasaan responden dengan adanya kegiatan

mendongeng. Pada tabel 13, dapat diketahui intensitas anak-anak mengikuti

dongeng dalam seminggu. Jika anak-anak sering mengikuti dongeng, artinya

respon mereka terhadap kegiatan dongeng adalah baik.

Tabel 13

Intensitas Responden Mengikuti Dongeng dalam Seminggu

Dapat diketahui dari tabel 13 ini, bahwa 10 responden (62,5%) mengikuti

kegiatan mendongeng sebanyak 3-4 kali dalam seminggu dan 5 responden

(31,25%) menjawab setiap hari mengikuti kegiatan mendongeng. Hal ini

menunjukkan bahwa respon anak-anak terhadap kegiatan mendongeng baik.

Ada beberapa hal yang dapat membuat responden senang mendengarkan

dongeng, yaitu seperti cara petugas dalam mendongeng menarik, ceritanya

menarik, gambar-gambar yang didongengkan bagus. Adapun untuk

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak pernah mengikuti 0 0

1-2 kali (kadang-kadang) 1 6,25

3-4 kali (sering) 10 62,5

Setiap hari 5 31,25

Jumlah 16 100

Page 87: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

mengetahui apa yang membuat responden senang mendengarkan dongeng,

dapat dilihat pada tabel 14 di bawah ini.

Tabel 14

Hal yang Paling Membuat Responden Senang

Mendengarkan Dongeng

Dengan melihat tabel 14 ini dapat diketahui bahwa tanggapan responden

cukup baik terhadap kegiatan mendongeng, karena 8 responden (50%)

menyatakan tertarik dengan kegiatan mendongeng karena ceritanya, 7

responden (43,75%) karena cara mendongengnya dan 1 (6,25%) responden

karena tertarik dengan gambar-gambar dalam buku yang didongengkan. Hal

ini menunjukkan bahwa cerita yang didongengkan dan cara dalam

penyampaian dongeng cukup penting dalam kegiatan mendongeng.

Untuk mengetahui respon anak-anak terhadap kegiatan storytelling, maka

pada tabel 15 di bawah ini penulis menanyakan perasaan responden dengan

adanya kegiatan mendongeng di taman bacaan.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Cara petugas mendongeng asyik 7 43,75

Ceritanya menarik 8 50

Gambar-gambar yang

didongengkan bagus

1 6,25

Ruangannya nyaman 0 0

Jumlah 16 100

Page 88: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 15

Perasaan Responden terhadap Kegiatan Mendongeng

Melalui tabel 15 ini dapat dapat diketahui bahwa tanggapan responden

terhadap kegiatan mendongeng baik karena tidak satupun anak yang merasa

tidak senang dengan kegiatan mendongeng. Hal ini ditunjukkan dengan

jawaban dari 9 responden (56,25%) merasa senang dengan adanya kegiatan

mendongeng ini dan 7 (43,75%) responden menyatakan sangat senang dengan

kegiatan tersebut.

5. Indikasi-indikasi Peningkatan Minat Baca Anak-anak

Menurut petugas di Taman Bacaan YWKA, setelah anak-anak mengikuti

kegiatan storytelling, terdapat beberapa indikasi peningkatan minat baca yang

dialami anak-anak, terutama dari sisi intensitasnya dalam membaca buku.

Secara umum, anak-anak yang pada awalnya enggan membaca kemudian

mulai tertarik untuk membaca, anak-anak yang awalnya hanya membaca satu

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak senang 0 0

Biasa saja 0 0

Senang 9 56,25

Sangat senang 7 43,75

Jumlah 16 100

Page 89: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

atau dua buku, lalu secara kuantitas bertambah. Keinginan anak untuk

membaca buku-buku sejenis yang didongengkan juga baik sekali. Untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai peningkatan minat baca maka pada tabel 16

dan 17 di bawah ini, penulis menanyakan seberapa sering membaca buku yang

sudah didongengkan dan jumlah buku yang dibaca anak dalam seminggu.

Tabel 16

Seberapa Sering Membaca Buku Yang Sudah Didongengkan Petugas

Dengan melihat tabel 16 ini dapat dilihat 7 responden (43,75%) membaca

buku yang didongengkan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu, 5 (31,25%)

responden membacanya setiap hari, 3 responden (18,75%) membaca

seminggu sekali dan hanya ada 1 responden (6,25%) yang tidak membaca.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan mendongeng cukup baik

dalam memotivasi anak-anak untuk membaca.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak pernah dibaca 0 0

Seminggu sekali 5 31,25

2-3 kali dalam seminggu 7 43,75

Setiap hari 4 25

Jumlah 16 100

Page 90: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 17

Berapa Banyak Buku yang Sudah Didongengkan Dibaca oleh Responden

dalam Seminggu

Melalui tabel 17 ini dapat diketahui bahwa sebanyak 7 responden

(43,75%) membaca buku yang didongengkan 3-4 buku seminggu, 4 responden

(25%) lebih dari empat buku, 5 responden (31,25%) membaca 1-2 buku, dan

tidak satupun anak yang tidak pernah membaca buku cerita yang sudah

didongengkan dalam seminggu. Hal ini menunjukkan kualitas bacaan

responden terhadap buku yang sudah didongengkan dalam seminggu cukup

baik karena 7 responden (43,75%) membaca 3-4 buku dalam seminggu.

Peningkatan minat baca responden setelah mengikuti dongeng dapat

diketahui dengan melihat seberapa sering dan berapa banyak responden

membaca buku cerita sejenis dengan yang didongengkan. Untuk mengetahui

peningkatan minat baca responden setelah mengikuti dongeng, dapat dilihat

pada tabel 18 dan 19 di bawah ini.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak pernah dibaca 0 0

1-2 buku 5 31,25

3-4 buku 7 43,75

Lebih dari 4 buku 4 25

Jumlah 16 100

Page 91: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 18

Setelah Mengikuti Dongeng, Berapa Banyak Buku Cerita Sejenis dengan

Dongeng yang Responden Baca dalam Seminggu

Melalui tabel 18 ini dapat diketahui bahwa sebanyak 12 responden (75%)

membaca buku cerita sejenis dengan dongeng lebih dari empat buku dalam

seminggu dan tidak satupun responden yang tidak pernah membaca buku

cerita sejenis dengan dongeng dalam waktu seminggu. Kualitas bacaan

responden terhadap buku cerita sejenis dengan yang sudah didongengkan

dalam seminggu baik karena 12 responden (75%) membaca lebih dari 4 buku

dalam seminggu.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak pernah dibaca 0 0

1-2 buku 2 12,5

3-4 buku 2 12,5

Lebih dari 4 buku 12 75

Jumlah 16 100

Page 92: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 19

Seberapa Sering Responden Membaca Buku Lain

yang Sejenis dengan Dongeng

Dapat diketahui dari tabel 19 ini, bahwa 11 responden (68,75%) membaca

buku lain yang sejenis 2-3 kali dalam seminggu. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa kegiatan mendongeng baik dalam memotivasi anak untuk

membaca buku lain yang sejenis dengan dongeng.

6. Efek Storytelling Terhadap Perilaku Anak yang Berkaitan dengan

Peningkatan Minat Baca

Storytelling selain berpengaruh terhadap minat baca anak, namun dapat

juga berpengaruh pada perubahan perilaku anak yang berkaitan dengan

peningkatan minat baca. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh

storytelling terhadap perilaku anak yang berkaitan dengan minat baca, maka

dapat melihat tabel 20 di bawah ini.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

4-5 kali dalam seminggu 2 12,5

2-3 kali dalam seminggu 11 68,75

Seminggu sekali 1 6,25

Sebulan 2 kali 2 12,5

Jumlah 16 100

Page 93: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 20

Seberapa Banyak Responden Memiliki Buku yang Sudah Didongengkan

di Taman Bacaan YWKA

Dengan melihat tabel 20 ini dapat diketahui bahwa 8 responden (50%)

tidak pernah memiliki buku yang didongengkan. Hal ini bukan dikarenakan

minat baca mereka yang rendah akan tetapi mereka kurang mampu untuk

membeli buku bacaan. Hal ini banyak diungkapkan responden saat penulis

menyebarkan angket.

Tabel 21 adalah untuk mengetahui pengaruh storytelling yang telah diikuti

responden terhadap intensitas mengikuti storytelling selanjutnya. Jika

responden tertarik dengan storytelling maka ia tentu akan semakin rajin

mengikutinya.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak pernah memiliki 8 50

1-2 buku (kadang-kadang) 3 18,75

3-4 buku (sering) 2 12,5

Lebih dari 4 buku 3 18,75

Jumlah 16 100

Page 94: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 21

Seberapa Sering Responden Datang Kembali untuk Mengikuti Dongeng

Dengan melihat tabel 21 ini dapat diketahui bahwa 9 responden (56,25%)

datang kembali 2-3 kali dalam seminggu untuk mengikuti dongeng, 4

responden (25%) datang seminggu sekali, 1 (6,25%)responden datang sebulan

dua kali, dan 2 responden (12,5%) datang 4-5 kali dalam seminggu. Hal ini

menunjukkan bahwa anak-anak paling banyak meluangkan waktunya 2-3

dalam seminggu untuk mengikuti dongeng. Hal ini menunjukkan bahwa

respon anak-anak baik terhadap kegiatan mendongeng

Menurut petugas di Taman Bacaan YWKA, pada umumnya anak-anak

yang menyukai storytelling dan tertarik dengan buku yang didongengkan,

maka akan timbul keinginan dari dalam dirinya untuk mengajak teman atau

keluarganya untuk membaca buku tersebut. Untuk mengetahui dampak

storytelling terhadap perilaku anak, maka dapat melihat pada tabel 22 dan 23

di bawah ini.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

4-5 kali dalam seminggu 2 12,5

2-3 kali dalam seminggu 9 56,25

Seminggu sekali 4 25

Sebulan 2 kali 1 6,25

Jumlah 16 100

Page 95: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 22

Apakah Responden Mengajak Teman di Sekolah untuk Membaca Buku

Cerita yang Didongengkan

Melalui tabel 22 ini dapat diketahui bahwa menunjukkan bahwa respon

anak-anak terhadap kegiatan mendongeng cukup baik dan kegiatan

mendongeng berperan cukup baik terhadap perilaku anak yang berkaitan

dengan minat baca. Hal ini dibuktikan dengan jawaban 6 responden (37,5%)

sering mengajak temannya untuk membaca buku cerita yang didongengkan, 5

responden (31,25%) kadang-kadang mengajak temannya, dan 4 responden

(25%) lebih sering mengajak temannya, yaitu lebih dari 4 kali.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak pernah mengajak 1 6,25

Pernah 1-2 kali (kadang-kadang) 5 31,25

Pernah 3-4 kali (sering) 6 37,5

Pernah lebih dari 4 kali 4 25

Jumlah 16 100

Page 96: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 23

Apakah Responden Mengajak Keluarga untuk Membaca

Buku Cerita yang Didongengkan

Melalui tabel 23 ini dapat diketahui bahwa sebanyak 2 responden (12,5%)

sering mengajak keluarganya untuk membaca buku cerita yang didongengkan,

4 responden (25%) kadang-kadang mengajak keluarganya, 3 responden

(18,75%) yang lebih sering mengajak keluarganya, yaitu lebih dari 4 kali.

Namun 7 responden (43,75%) yang tidak pernah mengajak keluarganya.

Storytelling tidak hanya berpengaruh pada meningkatnya intensitas minat

baca anak terhadap buku-buku yang didongengkan, tetapi juga berpengaruh

terhadap minat baca terhadap buku secara keseluruhan. Artinya, dia juga dapat

mempengaruhi perilaku anak yang menunjukkan adanya peningkatan kualitas

minat baca. Misalnya, setelah mengikuti storytelling, tumbuh keinginan anak

untuk memiliki buku yang didongengkan, mengajak teman dan keluarganya

untuk membaca, khususnya buku-buku yang sudah didongengkan.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Tidak pernah mengajak 6 37,5

Pernah 1-2 kali (kadang-kadang) 5 31,25

Pernah 3-4 kali (sering) 2 12,5

Pernah lebih dari 4 kali 3 18,75

Jumlah 16 100

Page 97: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

7. Cerita, Waktu, dan Cara Penyampaian Storytelling

Cerita, Waktu, dan Cara Penyampaian Storytelling merupakan aspek

penting dari kegiatan storytelling. Agar storytelling dapat berjalan dengan baik

dan efektif, maka sebelumnya harus mempersiapkan cerita yang akan

didongengkan. Kemudian, mengatur berapa lama waktu yang digunakan untuk

mendongeng. Selain itu juga perlu merencanakan bagaimana cara yang

digunakan untuk penyampaian storytelling, seperti dengan menggunakan

buku, gambar, boneka, wayang, gerak tubuh dan lain sebagainya.

Pada tabel 24, 25 dan 26, penulis menanyakan pendapat anak-anak

mengenai cerita-cerita, waktu dan cara yang digunakan oleh petugas dalam

kegiatan storytelling.

Tabel 24

Bagaimana Cerita yang Didongengkan oleh Petugas

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Membosankan 1 6,25

Biasa saja 1 6,25

Menyenangkan 9 56,25

Sangat menyenangkan 5 31,25

Jumlah 16 100

Page 98: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Dengan melihat tabel 24 di atas ini, dapat diketahui bahwa cerita yang

didongengkan oleh petugas baik dan menarik bagi anak-anak karena 9

responden (56,25%) menyatakan bahwa cerita yang didongengkan petugas

menyenangkan dan 5 responden (31,25%) menyatakan cerita yang

didongengkan sangat menyenangkan.

Tabel 25

Bagaimana Waktu yang Digunakan untuk Mendongeng

Dengan melihat tabel 25 ini dapat diketahui bahwa 1 responden (6,25%)

menyatakan waktu untuk mendongeng kurang lama, 11 responden (68,75%)

menyatakan cukup, 3 responden (18,75%) menyatakan lama, dan hanya 1

responden yang menyatakan sangat lama. Hal ini menunjukkan bahwa waktu

yang digunakan petugas untuk mendongeng adalah baik karena 11 anak

(68,75%) merasa cukup dengan waktu yang digunakan untuk mendongeng.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Kurang lama (5menit untuk satu

buku)

1 6,25

Cukup (10-15menit untuk satu

buku)

11 68,75

Lama (20 menit untuk satu buku) 3 18,75

Sangat Lama (30 menit untuk

satu buku)

1 6,25

Jumlah 16 100

Page 99: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Tabel 26

Bagaimana Cara Mendongeng yang Dilakukan oleh Petugas

Dengan melihat tabel 26, ini dapat diketahui bahwa cara mendongeng dari

petugas baik sekali, hal ini dibuktikan dengan melihat jawaban dari 15

responden (93,75%) menyatakan cara mendongeng dari petugas

menyenangkan, 1 responden (6,25%) menyatakan sangat menyenangkan.

JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE (%)

Membosankan 0 0

Biasa saja 0 0

Menyenangkan 15 93,75

Sangat menyenangkan 1 6,25

Jumlah 16 100

Page 100: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari

angket yang diberikan pada anak-anak yang berusia 7 dan 8 tahun yang

merupakan anggota dari Taman Bacaan YWKA. Penulis kemudian memberikan

saran-saran yang penulis harapkan dapat membantu mengembangkan Taman

Bacaan YWKA dan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan minat baca

anak-anak.

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data-data dan sumber lainnya yang

diperoleh dalam melakukan penelitian mengenai peran storytelling dalam

pembinaan minat baca anak-anak di Taman Bacaan YWKA, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tujuan responden mengunjungi taman bacaan adalah untuk

menambah pengetahuan, yaitu dengan pencapaian (50%). Hal ini

menunjukkan bahwa keinginan responden untuk menambah

pengetahuan cukup baik.

Page 101: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

2. Pada tabel 7 dapat diketahui bahwa (75%) responden telah

mengikuti kegiatan mendongeng sejak taman bacaan ini dibuka,

sehingga dapat disimpulkan bahwa respon anak-anak terhadap

kegiatan mendongeng baik.

3. Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa responden mendapatkan

informasi cukup baik dari petugas dan temannya mengenai adanya

kegiatan mendongeng di taman bacaan yaitu dengan pencapaian

(37,5%) responden.

4. Respon anak-anak terhadap kegiatan storytelling baik, hal ini

dibuktikan dengan pencapaian (62,5%) responden sering mengikuti

kegiatan mendongeng, yaitu sebanyak 3-4 kali seminggu. Pada

tabel 15 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap

kegiatan mendongeng baik yaitu dengan pencapaian (56,25%)

responden menyatakan senang dan (43,75%) responden sangat

senang.

5. Alasan utama responden mengikuti kegiatan storytelling adalah

karena dapat membuat mereka semakin gemar membaca dengan

pencapaian (87,5%) responden. Selain itu, (37,5%) responden

menyatakan manfaat yang paling dirasakan dari kegiatan

storytelling adalah dapat membuat mereka semakin gemar

membaca. Pada tabel 10 juga dapat diketahui bahwa hanya

(18,75%) responden yang merasa tidak terbantu minat bacanya

dengan adanya kegiatan mendongeng. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 102: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

kegiatan mendongeng, berperan baik sekali untuk pembinaan minat

baca.

6. Setelah didongengkan, (56,25%) responden menyatakan segera

membaca buku yang didongengkan. Tabel 17 menunjukkan tidak

satupun anak yang tidak pernah membaca buku yang sudah

didongengkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan mendongeng berperan baik untuk mengembangkan minat

baca anak.

7. Kegiatan storytelling berperan baik dalam memotivasi anak-anak

untuk membaca, hal ini dapat dibuktikan dengan melihat pada tabel

18, yaitu (75%) responden membaca lebih dari 4 buku cerita

sejenis dengan yang didongengkan petugas dalam seminggu. Pada

tabel 19 menunjukkan (68,75%) responden membaca buku

nonfiksi sejenis dengan dongeng sebanyak 2-3 kali dalam

seminggu.

8. Kegiatan storytelling berpengaruh cukup baik terhadap perilaku

anak yang berkaitan dengan peningkatan minat baca, seperti

keinginan anak-anak untuk memiliki buku yang didongengkan,

serta perilaku anak-anak yang mengajak teman dan keluarganya

untuk membaca buku yang didongengkan di taman bacaan. Pada

tabel 20 dapat diketahui bahwa (50%) responden menjawab

memiliki buku yang sudah didongengkan petugas. Tabel 22

menunjukkan bahwa (37,5%) responden sering mengajak

temannya. Tabel 23 juga menunjukan bahwa (31,25%) responden

Page 103: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

kadang-kadang mengajak keluarganya membaca buku yang

didongengkan.

9. Berdasarkan tabel 24, dapat diketahui bahwa cerita yang

didongengkan petugas baik sekali karena (87, 5%) responden

menyatakan senang dengan cerita yang didongengkan. Berdasarkan

tabel 25, waktu dongeng 1,5 jam dalam sehari yang digunakan oleh

petugas adalah waktu yang cukup menurut (68,75%) responden.

Sementara itu dari tabel 26 dapat diketahui bahwa cara

mendongeng dari petugas baik sekali, hal ini dibuktikan dengan

pencapaian (93,75%) responden menyatakan cara petugas dalam

mendongeng menyenangkan.

10. Mendongeng berperan penting dalam pengembangan minat baca

anak karena setelah didongengkan anak-anak langsung tertarik

untuk membaca sendiri bukunya mulai dari yang telah

didongengkan sampai buku-buku lainnya. Pada awalnya mereka

hanya membaca satu buku di taman bacaan, lama kelamaan

bertambah terus setelah mengikuti dongeng. Kemudian mereka

akan terbiasa untuk selalu membaca buku.

11. Kendala-kendala yang dihadapi petugas di Taman Bacaan, adalah

kurangnya tenaga kerja dan media yang dapat membuat dongeng

lebih berkembang dan menarik bagi anak-anak di Taman Bacaan

YWKA.

Page 104: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

D. Saran

1. Para petugas hendaknya terus mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan. Hal ini

dianjurkan agar kegiatan mendongeng di taman bacaan dapat terus

berkembang.

2. Pembina dan petugas taman bacaan disarankan untuk terus

mengembangkan kegiatan mendongeng di taman bacaan, yaitu

dengan menggunakan berbagai media dalam mendongeng, seperti

boneka, gambar, chart dan lain-lain. Selain itu juga sebaiknya

mengembangkan cara-cara dalam membawakan dongeng, yaitu

dengan mendramatisasi cerita, memperagakan cerita dan lain-lain.

Hal ini dimaksudkan agar anak-anak lebih tertarik dengan

dongeng, dan kegiatan mendongeng menjadi lebih variatif dan

menarik.

3. Pemilik, pembina, dan petugas taman bacaan hendaknya secara

aktif mempromosikan taman bacaan agar keberadaan taman bacaan

lebih diketahui dan digunakan secara lebih efektif oleh masyarakat

sekitar, khususnya bagi anak-anak.

4. Taman bacaan sebaiknya tidak hanya memiliki satu petugas yang

bertugas setiap hari. Hal ini dimaksudkan supaya kegiatan

mendongeng dapat berjalan baik dan tidak terganggu dengan anak

lainnya yang tidak ikut kegiatan mendongeng. Apabila ada dua

petugas, maka satu petugas dapat mendongeng, dan satu petugas

Page 105: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

lainnya mengawasi anak-anak yang tidak ikut mendongeng agar

tidak berisik karena dapat mengganggu terlaksananya kegiatan

mendongeng.

5. Taman bacaan seharusnya terus mengembangkan koleksinya dan

lebih menata ruangannya agar menjadi lebih menarik dan anak-

anak semakin senang dan tidak bosan berada di taman bacaan.

6. Anak-anak yang tidak mengikuti kegiatan mendongeng hendaknya

tidak berisik dan dapat lebih teratur di dalam ruangan taman

bacaan.

7. Penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya supaya

melakukan observasi sebagai teknik pengumpulan data.

Page 106: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, Sudarnoto, ed. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta:Fakultas Adab dan Humaniora: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006

Abdul Majid, Abdul Aziz. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001

Andini, Ayu N. “Peningkatan Mutu untuk Pengelola Taman Bacaan Masyarakat,” pada Sabtu, 26 April 2008 artikel ini diakses dari http://www.jugaguru.com/article/all/tahun/2007/bulan/06/tanggal/27/id/528

Arixs, “Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca,” artikel diakses pada Selasa, 1 April 2008 dari http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=1063

Asfandiyar, Andi Yudha. Cara Pintar Mendongeng. Jakarta: Dar! Mizan, 2007

Ati. “Kebiasaan Mendongeng Hilang, Sastra pun Mati.” Antara, Juli 2006

Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2006

Basuki, Sulistyo, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia,tt

Bishop, Kay dan Kimball, Melanie. Enganging Students in Storytelling. Teacher Librarian , 2006

Bunanta Murti. Strategi Membangun Minat Baca Melalui Perpustakaan Sekolah: Konferensi Nasional Perpustakaan: Promosi Bacaan Anak. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, 2006

Bunanta, Murti. Buku, Mendongeng, dan Minat Baca. Jakarta, Pustaka Tangga, 2004

Dinas Infokom Pemda Jatim, “Peningkatan kecerdasan melalui taman bacaan masyarakat,” pada Rabu, 18 Juni 2008 artikel ini diakses dari

Page 107: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

http://mediarent.blogspot.com/2006/10/peningkatan-kecerdasan-melalui-taman.html

Haq, Rizal Saiful, dkk. Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan Peran serta Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005

Haryadi, Heri. Peran Perpustakaan Umum Kabupaten Bogor dalam Upaya Pembinaan Minat dan Kebiasaan Membaca Pengguna Perpustakaan. Skrispi Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2005

Haven, Kendall dan Ducey, MaryGay, Crash Course in Storytelling. USA: Libraries Unlimited, 2007

Hernandono. Perpustakaan dan Kepustakawanan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999

Hernowo, Andaikan Buku itu Sepotong Pizza, Bandung: Kaifa, 2003

Hidayati, Sri. Peran Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa: Studi Kasus pada MTsN 07 Model Ciracas, Jaktim. Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2003

Ikhwan Sam, Muhammad. Meningkatkan Minat Baca untuk Mencerdaskan Ummat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997

Irhashon, Luthfie. Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa : Studi kasus di SD Pembangunan Jaya Bintaro. Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2006

Kountur, Ronny, Statistik Praktis. Jakarta: PPM, 2005

Leonhard, Mary. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca. Bandung: Kaifa, 2000

Maulina, Lisye. Pembinaan Minat Baca dalam Membangun Kreativitas Anak pada Taman Bacaan Anak “Dave”. Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2006

Page 108: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Mbk. “Tingkatkan Kualitas Pendidikan melalui Dongeng.” Antara, 9 September 2006

Moh. Nazir, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003

Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999

Muslih, Muhammad “Budaya Membaca Masih di Awang-awang,” artikel diakses pada Rabu 18 Juni 2008 dari http://mediarent.blogspot.com/2006/10/peningkatan-kecerdasan-melalui-taman.html

Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) . Jakarta: Ceqda, 2007

Pertiwi, Santhi. Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Membina Minat Baca Siswa Kelas 6 SD Islam Al Azhar 4 Keb. Lama, Jaksel. Skripi Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2004

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bhs. Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1990, cet. ke-3

Rasyid, Saifuddin. “Perpustakaan dalam Penumbuhan Sikap Gemar Membaca Siswa Madrasah” dalam Sudarnoto Abdul Hakim, ed. Perpustakaan sebagai Centre for Learning Society. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2005

Rimbarawa, Kosam. “Peranan Perpustakaan Dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis” dalam Sudarnoto Abdul Hakim, ed. Perpustakaan sebagai Centre for Learning Society. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2005

Salim,Peter dan Salim, Yenny. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi 3. Jakarta: Modern English Press, 2002

Santrock, John W. Child Development. New York: McGraw-Hill Companies,

2004

Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia, Vol. I4 .Jakarta: Ikhtiar Baru, 1986

Smith, M.M dan Gilpatrick, M.A. Storytelling 101: Resources for Librarians Storytellers & Stroytelling Librarians. New York: [tp], 2005

Page 109: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

Sunyoto, Mulyo “Menunggu Kerja Besar Himpunan Penggemar Membaca,” artikel diakses pada Sabtu, 10 Mei 2008 dari http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/ 1997/05/05/0069.html

Supriyanto, dkk. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta, 2006

Supriyono, “Kontribusi Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca,” Media Pustakawan, vol. V, no. 3 (September 1998): h. 46

Sutarno. Manajemen Perpustakaan: Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Samitra Media Utama, 2004

Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003

Taruastuti, Ani “Taman Bacaan,” artikel diakses pada Rabu, 18 Juni 2008 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/24/opi05.html

Wagner, J. A., Et Smith, R.W. Teacher’s Guide to Storytelling. www. storynet.org guilds/ index.htm

Wawancara Pribadi dengan Nurul Ekawati. Jakarta, 23 September 2008

Page 110: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan
Page 111: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

WAWANCARA UNTUK PETUGAS

1. Berapa kali dalam seminggu diadakan kegiatan storytelling di Taman Bacaan

YWKA ini?

2. Berapa lama waktu yang digunakan untuk kegiatan storytelling dalam sehari?

3. Dari semua buku yang tersedia di Taman Bacaan YWKA, berapa persen buku

yang sudah didongengkan?

4. Bagaimana sikap anak-anak saat diberikan storytelling?

5. Biasanya apa yang dilakukan anak-anak setelah diberikan storytelling?

6. Menurut Anda, apakah storytelling sangat berperan dalam pengembangan minat

baca anak?

7. Bagaimana minat membaca anak-anak sebelum mengikuti storytelling di Taman

Bacaan YWKA ini?

8. Apakah ada perlombaan mendongeng yang diselenggarakan Taman Bacaan

YWKA untuk menumbuhkan minat baca?

9. Apa sajakah even-even lain yang dibuat Taman Bacaan YWKA untuk

mengembangkan minat baca melalui kegiatan mendongeng?

10. Apa saja kendala atau hambatan yang Anda hadapi dalam mengadakan kegiatan

storytelling di Taman Bacaan YWKA ini?

11. Bagaimana dukungan yang diberikan oleh Ketua Yayasan terhadap storytelling

yang diadakan di Taman Bacaan YWKA ini?

12. Pernahkah Anda mengikuti pelatihan-pelatihan storytelling?

Page 112: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

13. Apa saja cara yang Anda lakukan untuk mengembangkan kegiatan storytelling di

Taman Bacaan YWKA?

14. Menurut Anda, apa saja manfaat storytelling bagi anak-anak?

15. Apakah storytelling menjadi kegiatan reguler yang dilakukan di Taman Bacaan

YWKA?

16. Apakah ada petugas yang ahli dalam mendongeng?

17. Selain storytelling, menurut Anda cara apa yang paling efektif untuk

mengembangkan minat baca anak?

Page 113: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

HASIL WAWANCARA DENGAN PETUGAS

2. Berapa kali dalam seminggu diadakan kegiatan storytelling di Taman

Bacaan YWKA ini?

J: Setiap hari di Tamn Bacaan ini diasakan kegiatan storytelling.

3. Berapa lama waktu yang digunakan untuk storytelling?

J: 1,5 jam dalam sehari, yaitu masing-masing kira-kira 10 menit untuk satu

buku.

4. Dari semua buku yang tersedia di Taman Bacaan YWKA, berapa persen

buku yang sudah didongengkan?

J: 50% dari buku yang tersedia, atau sekitar 370 buku.

5. Bagaimana sikap anak-anak saat diberikan storytelling?

J: Serius, antusias, dan interaktif (aktif bertanya).

6. Biasanya apa yang dilakukan anak-anak setelah diberikan storytelling?

J: Anak-anak segera membaca buku yang baru saja didongengkan dan

yang lainnya membaca buku lainnya yang sejenis.

7. Menurut Anda, apakah storytelling sangat berperan dalam pengembangan

minat baca anak?

J: Mendongeng sangat berperan dalam pengembangan minat baca anak

karena setelah didongengkan anak-anak langsung tertarik untuk membaca

sendiri bukunya mulai dari yang telah didongengkan sampai buku-buku

lainnya.

8. Bagaimana minat membaca anak-anak sebelum mengikuti storytelling di

Taman Bacaan YWKA ini?

Page 114: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

J: Minat baca anak-anak sebelum mengikuti dongeng relatif malas

membaca buku sendiri, namun setelah mengikuti dongeng mereka mulai

rajin membaca buku sendiri.

9. Apakah ada perlombaan mendongeng yang diselenggarakan Taman

Bacaan YWKA untuk menumbuhkan minat baca?

J: Selama ini belum ada.

10. Apa sajakah acara-acara lain yang diadakan Taman Bacaan YWKA untuk

mengembangkan minat baca melalui kegiatan mendongeng?

J: Anak-anak yang lebih dewasa, bergantian mendongeng untuk anak-anak

yang lebih kecil. Selain itu, kami mengadakan pengajaran membaca untuk

anak-anak yang belum bisa membaca, yang berumur antara 5 – 10 tahun.

11. Apa saja kendala atau hambatan yang Anda hadapi dalam mengadakan

kegiatan storytelling di Taman Bacaan YWKA ini?

J: Ada beberapa kendala, pertama kondisi berisik dari anak-anak yang

tidak mengikuti dongeng, sehingga mengganggu jalannya kegiatan

storytelling. Kedua, kondisi fisik kami dalam mendongeng seringkali

menurun akibat letih mendongeng sendirian.

12. Bagaimana dukungan yang diberikan oleh Ketua Yayasan terhadap

kegiatan storytelling yang diadakan di Taman Bacaan YWKA ini?

J: Setiap bulan Ketua Yayasan menyumbangkan buku-buku baru sehingga

anak-anak tidak merasa bosan.

13. Pernahkah Anda mengikuti pelatihan-pelatihan storytelling?

J: Belum pernah.

Page 115: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

14. Apa saja cara Anda untuk mengembangkan kegiatan storytelling di Taman

Bacaan YWKA?

J: Ada beberapa cara yang kami lakukan untuk membuat storytelling

menjadi lebih menarik dan berkembang, di antaranya dengan cara

menirukan suara binatang serta menirukan suara tokoh-tokoh dalam cerita

secara lebih alami.

15. Apa saja manfaat storytelling bagi anak-anak yang Anda ketahui?

J: Ada banyak manfaat storytelling bagi anak-anak, antara lain:

a. Mengembangkan minat baca anak. Anak-anak yang pada awalnya

hanya membaca 1 buku dalam sehari, kemudian menjadi meningkat

kuantitas buku bacaannya.

b.Mengembangkan kepercayaan diri. Ada beberapa anak yang mulanya

terlihat malu-malu dalam berinteraksi kemudian menjadi lebih atraktif.

c. Menjadikan anak lebih kreatif. Anak-anak menjadi lebih kreatif dalam

memahami cerita karena mereka dapat berinteraksi dengan orang yang

mendongengkannya dan aktif bertanya.

d.Mengembangkan imajinasi anak. Melalui kegiatan mendongeng, anak

bisa lebih menggambarkan isi dari sebuah cerita melalui imajinasinya.

16. Apakah storytelling menjadi kegiatan reguler yang dilakukan di Taman

Bacaan YWKA?

J: Iya, storytelling merupakan kegiatan reguler yang dilakukan di Taman

Bacaan.

Page 116: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

17. Apakah ada petugas yang ahli dalam mendongeng?

J: Kalau yang dimaksud ahli dalam arti profesional dan pernah mengikuti

pelatihan, belum ada. Kami hanya bekerja dengan sungguh-sungguh dan

berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari pengalaman dan

membaca buku maupun artikel mengenai storytelling.

18. Selain storytelling, menurut Anda cara apa yang paling efektif untuk

mengembangkan minat baca anak?

J: Memajang buku-buku baru (mendisplay) dan menata susunannya secara

menarik, misalnya buku-buku yang gambar sampulnya banyak disukai

anak-anak diletakkan paling depan dan mudah untuk dilihat.

Mengetahui,

Petugas

Nurul Ekawati

Page 117: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

ANGKET PERAN STORYTELLING TERHADAP PEMBINAAN MINAT

BACA ANAK di TAMAN BACAAN

YAYASAN WAKAF KHADIJAH AISYAH

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Sebelum mengisi pertanyaan dibawah ini, isilah data diri adik pada

bagian identitas responden.

2. Angket ini harap dibaca dan dipahami dulu sebelum diisi.

3. Berilah tanda silang pada jawaban yang adik anggap sesuai.

4. Apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami, dapat bertanya pada

kakak penulis.

5. Terima kasih banyak atas bantuannya.

B. IDENTITAS RESPONDEN

NAMA :

UMUR / KELAS :

JENIS KELAMIN :

C. PERTANYAAN

1. Apa tujuan utama adik datang ke Taman Bacaan YWKA?

a. Untuk hiburan c. Untuk mengerjakan PR

b. Untuk menambah pengetahuan d. Untuk mengikuti dongeng

2. Sejak kapan adik mengikuti kegiatan mendongeng di taman bacaan?

a. Sejak mendongeng ada(Juli, 2007) c. Sejak 1 bulan yang lalu

b. Sejak lebih 1 bulan yang lalu d. Belum ada sebulan

Page 118: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

3. Dari siapakah adik mengetahui tentang adanya kegiatan mendongeng

di taman bacaan?

a. Dari petugas c. Dari teman

b. Dari keluarga d. Dari saya sendiri

4. Apa alasan utama adik mengikuti kegiatan mendongeng di taman

bacaan?

a. Karena dapat membuat saya semakin gemar membaca

b. Karena suasananya mengasyikkan

c. Karena saya banyak mendapat pengalaman baru

d. Karena untuk mengisi waktu kosong saya

5. Dalam seminggu, berapa kali adik mengikuti kegiatan mendongeng di

taman bacaan?

a. Tidak pernah c. 3-4 kali (sering)

b. 1-2 kali (kadang-kadang) d. Setiap hari

6. Menurut adik, bagaimana waktu yang digunakan untuk mendongeng?

a. Kurang lama c. Lama

b. Cukup d. Sangat lama

7. Menurut adik, bagaimana cerita-cerita yang didongengkan kakak

petugas?

a. Membosankan c. Cukup menarik

b. Biasa saja d. Sangat menarik

8. Menurut adik, bagaimana cara mendongeng dari kakak petugas?

a. Membosankan c. Menyenangkan

b. Biasa saja d. Sangat Menyenangkan

Page 119: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

9. Apa yang paling membuat adik betah untuk mendengarkan dongeng?

a. Cara kakak mendongeng menarik

b. Ceritanya menarik

c. Gambar-gambar buku yang didongengkan bagus

d. Ruangannya nyaman

10. Bagaimana perasaan adik dengan adanya kegiatan mendongeng di

taman bacaan?

a. Tidak senang c. Senang

b. Biasa saja d. Sangat senang

11. Apa yang paling sering adik lakukan setelah mendengarkan dongeng?

a. Saya segera membaca bukunya

b. Saya membaca buku lain yang mirip dengan buku yang sudah

didongengkan

c. Saya menceritakan dongeng tadi pada teman lainnya

d. Saya tidak melakukan apa-apa

12. Seberapa sering, adik membaca buku yang sudah didongengkan

petugas?

a. Tidak pernah c. 2-3 kali dalam seminggu

b. Seminggu sekali d. Sehari sekali

13. Setelah mengikuti kegiatan mendongeng, Seberapa sering Adik datang

kembali ke taman bacaan untuk kegiatan dongeng?

a. 4-5 kali dalam seminggu c. Seminggu sekali

b. 2-3 kali dalam seminggu d. Sebulan 2 kali

Page 120: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

14. Seberapa sering adik membaca buku lain yang sejenis dengan cerita

yang didongengkan?

a. 4-5 kali dalam seminggu c. Seminggu sekali

b. 2-3 kali dalam seminggu d. Sebulan 2 kali

15. Setelah mengikuti kegiatan mendongeng, berapa banyak buku cerita

sejenis dengan dongeng yang adik baca dalam seminggu?

a. Tidak pernah c. 3-4 buku

b. 1-2 buku d. lebih dari 4 buku

16. Berapa banyak buku yang ada kaitannya dengan cerita dalam dongeng

yang adik baca dalam seminggu?

a. Tidak pernah c. 3-4 buku

b. 1-2 buku d. lebih dari 4 buku

17. Selama ini, seberapa sering adik membeli buku yang sudah

didongengkan di Taman Bacaan?

a. Tidak pernah c. 3-4 kali (sering)

b. 1-2 kali (kadang-kadang) d. Lebih dari 4 kali

18. Manfaat apa yang paling adik rasakan dari kegiatan mendongeng ini?

a. Semakin gemar membaca c.Mendapat pengalaman seru

b. Semakin kreatif d.Mendapat pengetahuan

19. Apakah adik mengajak teman di sekolah untuk membaca buku cerita

yang didongengkan?

a. Tidak pernah c. 3-4 kali (sering)

b. 1-2 kali (kadang-kadang) d. Lebih dari 4 kali

Page 121: SKRIPSI PERAN STORYTELLING TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19766...mana peranan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Taman Bacaan

20. Apakah adik mengajak anggota keluarga untuk membaca buku cerita

yang didongengkan?

a. Tidak pernah c. 3-4 kali (sering)

b. 1-2 kali (kadang-kadang) d. Lebih dari 4 kali

21. Menurut adik, apakah kegiatan mendongeng dapat membantu adik

untuk gemar membaca?

a. Tidak membantu c. Membantu

b. Sedikit membantu d. Sangat membantu