skripsi pengukuran capability levelrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48492... ·...

279
SKRIPSI PENGUKURAN CAPABILITY LEVEL TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS: PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI) Disusun Oleh: WINDY SEPTIANA DEWI 1112093000033 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

PENGUKURAN CAPABILITY LEVEL

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

(STUDI KASUS: PUSAT DATA DAN INFORMASI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI)

Disusun Oleh:

WINDY SEPTIANA DEWI

1112093000033

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

SKRIPSI

PENGUKURAN CAPABILITY LEVEL

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

(STUDI KASUS: PUSAT DATA DAN INFORMASI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI)

Disusun Oleh:

WINDY SEPTIANA DEWI

1112093000033

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

SKRIPSI

PENGUKURAN CAPABILITY LEVEL

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

(STUDI KASUS: PUSAT DATA DAN INFORMASI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Disusun Oleh:

WINDY SEPTIANA DEWI

1112093000033

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

vi

vii

viii

ix

viii

ABSTRAK

Windy Septiana Dewi – 1112093000033. Pengukuran Capability Level Tata

Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5 (Studi Kasus:

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI). Di bawah bimbingan Bapak

Syopiansyah Jaya Putra dan Bapak Asep Fajar Firmansyah.

Pengukuran capability level adalah pengukuran mengenai kondisi organisasi saat

ini serta tujuan bisnis proses yang akan dicapai. Tata kelola Teknologi Informasi

berguna untuk memastikan teknologi dan informasi agar dapat mendukung tujuan

bisnis, serta mendukung atau selaras dengan strategi bisnis. Pusat Data dan

Informasi adalah bagian pada Kementerian Kesehatan yang bertugas dalam

mengelola TI. Terdapat beberapa permasalahan pada Pusdatin, yaitu mengenai

sumber daya manusia, aset dan pengawasan. Oleh karena itu perlu dilakukannya

pengukuran capability level tata kelola TI. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

tingkat kapabilitas dan memberikan rekomendasi tata kelola TI menggunakan

metode Process Assessment Model (PAM) COBIT 5 yang terdiri dari tahapan

Initiation, Planning the Assessment, Briefing, Data Collection, Data Validation,

Process Attribute Level dan Reporting the Result. Hasil penelitian ini menunjukkan

tingkat pengoptimalan sumber daya dan proses pengawasan kinerja berada pada

level 2 (Managed Process) yang artinya proses tersebut telah tercatat, terukur dan

sesuai dengan tujuan. Proses pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan aset

dan pengelolaan operasional berada pada level 1 (Performed Process), yang artinya

proses tersebut telah diterapkan pada Pusdatin. Rekomendasi terkait SDM adalah

dilibatkannya pihak Pusdatin dalam memilih sumber daya, rekomendasi terkait aset

adalah perlu dibuatnya daftar prioritas pemasangan aplikasi dan rekomendasi

terkait pengawasan adalah dibuatnya rincian waktu pada jadwal monitoring.

Dengan demikian, rekomendasi yang dibuat peneliti dapat menjadi pertimbangan

pada Pusdatin untuk perbaikan tata kelola TI.

Kata Kunci: IT Governance, Assessment Process Activities, Capability Level.

V Bab + 171 Halaman + xxi Halaman + 22 Gambar + 36 Tabel + Daftar Pustaka

+ Lampiran

Pustaka Acuan (43, 2004-2016)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillahirabil ‘alamin dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

Allah SWT atas nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk kepada kita.

Skripsi yang berjudul “Pengukuran Capability Level Tata Kelola

Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5 (Studi Kasus: Pusat

Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI)” akhirnya dapat terselesaikan

sesuai yang diharapkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Namun penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana (S1) dalam Program Studi Sistem Informasi dari

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, baik dukungan moril maupun materil kepada

saya selama melakukan penelitan skripsi dan proses penyelesaian skripsi. Secara

khusus saya hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak. DR. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nia Kumala Dewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

x

3. Bapak Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Asep Fajar Firmansyah, MTI yang telah membimbing dan

memberikan ilmu pengetahuan dengan sabar selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Zulfi; MM, Ibu Agustin Setyarin, SH, MH; Ibu Dwiari, SKM,

MKM dan Bapak Yudianto, SKM, Msi selaku pejabat Pusdatin yang telah

mengizinkan dan membantu saya dalam melakukan penelitian.

5. Bapak Aris Priya Handoko, S.Kom, MKM dan Ibu Khairunisa, SKM, MKM

yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk wawancara dan

membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi.

6. Orang tua tersayang dan adik kakak atas segala doa dan dukungan yang

telah diberikan.

7. Sahabat yang menemani sejak SMA, Nabil, Manda, Isa dan Maul yang

selalu memberikan dukungan selama ini.

8. Sahabat sekamar kost-an, Nurul, Yuni dan Naya yang selalu menemani dan

memberikan keceriaan.

9. Sahabat yang menemani penulis sejak menjadi mahasiswa baru hingga

sekarang: Dinnan, Tasya, Yuni, Anita, Nana, Ica, Irma dan Ega.

10. Teman-teman SI A dan SI B 2012 yang telah mewarnai perjalanan selama

menjadi mahasiswa.

11. Kak Nurma, Bang Sandria, Kak Silvana selaku kakak senior yang telah

membantu menjawab segala hal yang membingungkan dalam penyusunan

skripsi ini.

xi

12. Teman-teman ODOJ, HIMSI, LDK yang telah memberikan pengalaman

yang berharga.

13. Teman-teman KKN Katulistiwa 2015, yaitu Yuni, Anita, Naya, Vita, Ica,

Qori, Givel, Ulya, Ijal, Haris, Miqdad, Ajis, Joni dan Zaki serta masyarakat

Desa Sukaharja, Cijeruk, Bogor atas pengalaman selama sebulan penuh

yang tidak pernah terlupakan.

14. Seluruh pihak yang telah berjasa, baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga penulis dapat sampai ke tahapan ini.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas

bantuannya dan berdoa kepada Allah agar memberikan balasan atas

kebaikan yang telah diberikan. Dan penulis berharap agar skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Jakarta, 5 Februari 2018

Windy Septiana Dewi

1112093000033

xii

DAFTAR ISI

SKRIPSI .................................................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ....................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 10

1.3. Rumusan Masalah .................................................................................. 11

1.4. Batasan Masalah ..................................................................................... 11

1.5. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

1.7. Metodologi Penelitian ............................................................................ 13

xiii

1.7.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 13

1.7.2. Metode Analisis Data ...................................................................... 14

1.8. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 18

2.1. Tata Kelola Teknologi Informasi ........................................................... 18

2.1.1. Teknologi Informasi ........................................................................ 18

2.1.2. Tata Kelola ...................................................................................... 19

2.1.3. Tata Kelola Teknologi Informasi .................................................... 19

2.1.4. Pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi ................................. 21

2.1.5. Tata Kelola Teknologi Informasi Pemerintahan ............................. 22

2.2. Capability Level ..................................................................................... 27

2.3. Framework Tata Kelola TI ..................................................................... 28

2.5.1. ITIL (Information Technology Infrastructure Library) .................. 28

2.5.2. AS 8015 (Australian Standard 8015) ............................................. 32

2.5.3. COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)

34

2.5.4. COSO (Committee of Sponsoring Organization of The Treadway

Commission) .................................................................................................. 35

2.5.5. TOGAF (The Open Group Architecture Framework) ......................... 36

2.5.6. Framework Terpilih ............................................................................. 38

xiv

2.4. COBIT .................................................................................................... 40

2.4.1. Sejarah COBIT ................................................................................ 40

2.4.2. Perbedaan COBIT 4.1 dengan COBIT 5......................................... 40

2.4.3. COBIT 5 Principles ........................................................................ 41

2.4.4. Assessment Process Activities Pada COBIT 5 ................................ 46

2.4.5. 7 Enablers ....................................................................................... 48

2.4.6. Process Reference Model ................................................................ 49

2.4.7. Process Assessment Model (Model Proses Penilaian) .................... 52

2.4.8. Pemetaan IT Goals Terhadap Proses COBIT 5............................... 60

2.4.9. Diagram RACI (Responsible, Accountable, Consulted, Informed)

Chart 63

2.5. Fokus Area Tata Kelola Teknologi Informasi ........................................ 68

2.5.1. EDM04 Ensure Resource Optimisation .......................................... 68

2.5.2. APO07 Manage Human Resources ................................................ 69

2.5.3. BAI09 Manage Assets ..................................................................... 71

2.5.4. DSS01 Manage Operations ............................................................ 73

2.5.5. MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance And

Conformance .................................................................................................. 74

2.6. Aset ......................................................................................................... 76

2.7. Manajemen Sumber Daya Manusia ....................................................... 76

xv

2.8. Skala Pengukuran ................................................................................... 78

2.9. Metode Perhitungan ............................................................................... 79

2.10. Penelitian Sejenis ................................................................................ 79

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 83

3.1. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 83

3.2.1. Observasi ......................................................................................... 83

3.2.2. Wawancara ...................................................................................... 84

3.2.3. Analisis Dokumen ........................................................................... 84

3.2. Metode Penilaian Tata Kelola TI ........................................................... 85

3.2.1. Initiation .......................................................................................... 85

3.2.2. Planning the Assessment ................................................................. 85

3.2.3. Briefing ............................................................................................ 86

3.2.4. Data Collection ............................................................................... 86

3.2.5. Data Validation ............................................................................... 86

3.2.6. Process Attribute Level ................................................................... 87

3.2.7. Reporting the Result ........................................................................ 87

3.3. Kerangka Penelitian ............................................................................... 89

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 90

4.1. Initiation ................................................................................................. 90

4.2. Planning The Assessment ....................................................................... 98

xvi

4.3. Briefing ................................................................................................. 100

4.4. Data Collection .................................................................................... 100

4.4.1. Data Collection Pada EDM04 Ensure Resource Optimisation .... 101

4.4.2. Data Collection Pada APO07 Manage Human Resources ........... 102

Tabel 4. 7 Data Collection APO07 .............................................................. 103

4.4.3. Data Collection Pada BAI09 Manage Assets ............................... 105

4.4.4. Data Collection Pada DSS01 Manage Operations ....................... 107

4.4.5. Data Collection Pada MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance ................................................................... 109

4.5. Data Validation .................................................................................... 111

4.6.1. Data Validation EDM04 Ensure Resource Optimisation ............. 111

4.6.2. Data Validation APO07 Manage Human Resources.................... 112

4.6.3. Data Validation BAI09 Manage Assets ........................................ 113

4.6.4. Data Validation DSS01 Manage Operations ............................... 114

4.6.5. Data Validation MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance ................................................................... 115

4.6. Process Attribute Rating ...................................................................... 116

4.6.1. Process Attribute Rating EDM04 Ensure Resource Optimisation 117

4.6.2. Process Attribute Rating APO07 Manage Human Resources ...... 128

4.6.3. Process Attribute Rating BAI09 Manage Assets .......................... 138

xvii

4.6.4. Process Attribute Rating DSS01 Manage Operations .................. 145

4.6.5. Process Attribute Rating MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance ................................................................... 152

4.7. Reporting the Results ............................................................................ 161

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 169

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 169

5.2. Rekomendasi ........................................................................................ 170

5.2. Saran ..................................................................................................... 171

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 172

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model Tata Kelola TIK Nasional ................................................... 24

Gambar 2. 2 Service Management Lifecycle pada ITIL ...................................... 29

Gambar 2. 3 Model Tata Kelola TIK Korporat ................................................... 33

Gambar 2. 4 COBIT 5 Principles ........................................................................ 42

Gambar 2. 5 The Governance Objective: Value Creation .................................. 42

Gambar 2. 6 Gambar COBIT 5 Goals Cascade Overview .................................. 43

Gambar 2. 7 COBIT 5 Enterprise Enablers ........................................................ 44

Gambar 2. 8 COBIT 5 Governance and Management Key Areas ...................... 45

Gambar 2. 9 Assessment Process Activities ........................................................ 46

Gambar 2. 10 Enterprise Enablers Pada COBIT 5 ............................................. 49

Gambar 2. 11 Process Reference Model COBIT 5 .............................................. 50

Gambar 2. 12 Model Kapabilitas Proses ............................................................. 52

Gambar 2. 13 Enterprise Goals ........................................................................... 60

Gambar 2. 14 Pemetaan IT Goals terhadap Proses COBIT 5 ............................. 61

Gambar 3. 1 Assessment Process Activities ........................................................ 85

Gambar 3. 2 Kerangka Penelitian ........................................................................ 89

Gambar 4. 1 Diagram Representasi EDM04 ..................................................... 127

Gambar 4. 2 Diagram Representasi APO07 ...................................................... 138

Gambar 4. 3 Diagram Representasi BAI09 ....................................................... 145

Gambar 4. 4 Diagram representasi DSS01 ........................................................ 151

Gambar 4. 5 Diagram Representasi MEA01 ..................................................... 161

Gambar 4. 6 Rekap Diagram Representasi Penilaian ........................................ 163

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia yang menggunakan aplikasi

berbasis elektronik. ................................................................................................. 6

Tabel 1. 2 Jumlah Pegawai Pusdatin Berdasarkan Jabatan .................................... 9

Tabel 2. 1 Tabel Perbandingan Framework ......................................................... 37

Tabel 2. 2 Perbandingan COBIT 4.1 dan COBIT 5 ............................................. 41

Tabel 4. 1 Identifikasi business goals dengan tujuan bisnis Pusdatin .................. 90

Tabel 4. 2 Process yang terdapat pada EG Optimisation of Business Process Cost

............................................................................................................................... 92

Tabel 4. 3 Deskripsi Jabatan Pusdatin .................................................................. 98

Tabel 4. 4 RACI Chart Pusdatin .......................................................................... 98

Tabel 4. 5 Tahapan Briefing ............................................................................... 100

Tabel 4. 6 Data Collection EDM04 ................................................................... 101

Tabel 4. 7 Data Collection APO07 .................................................................... 103

Tabel 4. 8 Data Collection BAI09 ..................................................................... 105

Tabel 4. 9 Data Collection DSS01 ..................................................................... 108

Tabel 4. 10 Data Collection MEA01 ................................................................. 109

Tabel 4. 11 Data Validation EDM04 ................................................................. 111

Tabel 4. 12 Data Validation APO07 .................................................................. 112

Tabel 4. 13 Data Validation BAI09 ................................................................... 113

Tabel 4. 14 Data Validation DSS01 ................................................................... 114

Tabel 4. 15 Data Validation MEA01 ................................................................. 115

xx

Tabel 4. 16 Process Attribute Rating EDM04 ................................................... 117

Tabel 4. 17 Performance Management EDM04 ................................................ 122

Tabel 4. 18 Work Product Management EDM04 ............................................... 124

Tabel 4. 19 Hasil Pencapaian Level EDM04 ..................................................... 127

Tabel 4. 20 Process Attribute Rating APO07 .................................................... 128

Tabel 4. 21 Hasil Pencapaian level APO07........................................................ 137

Tabel 4. 22 Process Attribute Rating BAI09 ..................................................... 138

Tabel 4. 23 Hasil Pencapaian Level BAI09 ....................................................... 144

Tabel 4. 24 Process Attribute Rating DSS01 ..................................................... 145

Tabel 4. 25 Hasil Pencapaian Level DSS01 ....................................................... 151

Tabel 4. 26 Process Attribute Rating MEA01 ................................................... 152

Tabel 4. 27 Performance Management MEA01 ................................................ 157

Tabel 4. 28 Work Product Management MEA01 ............................................... 159

Tabel 4. 29 Hasil Pencapaian Level MEA01 ..................................................... 160

Tabel 4. 30 Rekapitulasi Hasil Pencapaian ........................................................ 162

Tabel 4. 31 Rekap Diagram Respresentasi Penilaian ......................................... 163

xxi

DAFTAR SINGKATAN

NO. Singkatan Definisi

1 Pusdatin Pusat Data dan Informasi

2 COBIT Control Objective for Information and Related

Technology

3 SDM Sumber Daya Manusia

4 ITIL Information Technology Infrastructure Library

5 TI Teknologi Informasi

6 ITGI Information Technology Governance Institu

7 AS 8015 Australian Standards 8015

8 SOP Standard Operating Procedure

9 IT Information Technology

10 COSO Committee of Sponsoring Organization of The

Treadway Commission

11 TOGAF The Open Group Architecture Framework

12 ISACA Information Systems Audit and Control Association

13 TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi

14 ICT Informations and Communications Technology

xxii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tata Kelola Teknologi Informasi menjadi bagian yang penting untuk

memastikan bahwa informasi perusahaan dan teknologi yang tersedia dapat

mendukung tercapainya tujuan bisnis (Gultom, 2012). Pengertian tata kelola

Teknologi Informasi lainnya adalah upaya menjamin pengelolaan teknologi

informasi agar mendukung bahkan selaras dengan strategi bisnis suatu

enterprise yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen eksekutif, dan

juga oleh manajemen teknologi informasi. (Surendro 2009). Berdasarkan

pendapat keduanya, tata kelola Teknologi Informasi berguna untuk

memastikan teknologi dan informasi agar dapat mendukung tujuan bisnis,

serta mendukung atau selaras dengan strategi bisnis.

Suatu organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dalam

perencanaan tata kelola TI untuk mengarahkan upaya penerapan TI dan

memastikan kinerja TI sesuai dengan tujuan organisasi, yaitu TI selaras

dengan strategi bisnis perusahaan dan mendapatkan manfaat seperti yang

telah dijanjikan sebelumnya, penggunaan TI memungkinkan perusahaan

dapat mengeksploitasi peluang dan memaksimalkan keuntungan yang dapat

diambil, penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab, dan

mengelola risiko yang berkaitan dengan TI secara cepat dan tepat. Maka

2

dari itu tata kelola teknologi infomasi sangat dibutuhkan oleh organisasi

agar dapat mengoptimalkan fungsi dari teknologi informasi tersebut.

Teknologi informasi merupakan hal atau elemen yang penting dan

dibutuhkan oleh hampir semua organisasi atau perusahaan karena dengan

adanya TI dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses

bisnis perusahaan. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan suatu

pengelolaan TI yang baik dan benar agar keberadaan TI dapat mendukung

organisasi dalam mencapai tujuan. Dan untuk mengetahui apakah sudah

cukup baik dan benar pengelolaan TI tersebut maka peneliti melakukan

pengukuran capability level tata kelola TI agar dapat mengukur dan

mengetahui sejauh mana pengelolaan TI telah dilakukan pada Pusdatin.

Terdapat beberapa tools yang sering digunakan untuk merancang

tata kelola TI, yaitu ITIL (Information Technology Infrastructure Library),

AS 8015 (Australian Standards 8015) COSO (Committee of Sponsoring

Organization of The Treadway Commission), TOGAF (The Open Group

Architecture Framework) dan COBIT (Control Objective for Information

and Related Technology).

COBIT memiliki struktur yang lebih baik dalam hal mengalamatkan

masalah-masalah yang berkaitan dengan IT Auditing, dalam hal IT Auditing

pada COBIT mencakup area yang lebih luas dan lebih cocok digunakan

dalam menilai dan mengevaluasi sebuah IT Governance. Fitur-fitur yang

dimiliki COBIT dalam penanganan terhadap masalah yang berkaitan

3

dengan manajemen adalah COBIT mampu mereferensikan Critical Success

Factor yang dibarengi dengan indikator kinerja.

COBIT merupakan salah satu framework yang memiliki prinsip-

prinsip, yaitu meeting stakeholder needs, covering enterprise end-to-end,

applying a single integrated framework, enabling a holistic approach dan

separating governance from management (ISACA, 2012). Di mana

framework lainnya, seperti ITIL, AS8015, COSO dan TOGAF tidak

terdapat prinsip yang harus dipenuhi. Kelebihan COBIT lainnya adalah

COBIT menyediakan tahapan dalam melakukan pengukuran capability

level yang dinamakan dengan Process Assessment Model, di mana terdapat

7 tahapan, yaitu initiation, planning the assessment, briefing, data

collection, data validation, process attribute rating dan reporting the results

(ISACA, 2012).

Pada framework COBIT disediakannya hubungan yang jelas antara

kebutuhan Tata Kelola TI, proses TI dan objektif control TI. Oleh karena

itu, COBIT mendukung Tata Kelola TI dengan penyediaan framework

dengan memastikan bahwa TI selaras dengan kebutuhan bisnis, TI yang

mendukung bisnis dengan lebih baik dan mampu mengoptimalisasi

manfaat, penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab serta risiko

TI dikelola dengan tepat (Sarno, 2009).

Keunggulan COBIT dibanding framework ITIL, AS 8015, COSO

dan TOGAF adalah auditor dapat meninjau proses TI lebih spesifik dengan

adanya control objective, membantu pemilik proses menentukan apa yang

4

harus dilakukan dan juga fokusnya, COBIT menunjukkan best practice

yang tepat (Martono, 2010). Oleh karena itu, penulis memilih framework

COBIT 5 sebagai tools dalam melakukan penelitian.

Berdasarkan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

Nomor: 41/PER/MEN/KOMINFO/11/2007 menyatakan bahwa “dalam

rangka mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintah terhadap pelayanan

publik diperlukan rencana pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi

yang baik (good governance)”. Dalam PERMENPAN-RB No. 30 Tahun

2011 dijelaskan pula mengenai tata kelola pemerintahan yang baik. Tata

kelola pemerintahan yang baik meliputi sepuluh prinsip, yaitu kesetaraan,

pengawasan, penegakan hukum, daya tanggap, efektivitas dan efisiensi,

partisipasi, profesionalisme, akuntabilitas, wawasan ke depan serta

transparansi. Sebagai organisasi pemerintahan, Kementerian Kesehatan

diharapkan melakukan penerapan rencana pengelolaan teknologi informasi

dan komunikasi yang baik. Pada Kementerian Kesehatan, yang memiliki

wewenang dalam mengelola teknologi informasi adalah bagian Pusat Data

dan Informasi.

Pusat Data dan Informasi adalah unsur pendukung pelaksanaan

tugas Kementerian Kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan

melalui Sekretaris Jenderal. Pusat Data dan Informasi sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 64 Tahun 2015

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan,

5

dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan data dan

informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sesuai

dengan tugasnya maka unit ini terdiri dari Bagian Tata Usaha, Bidang

Pengembangan Sistem Informasi, Bidang Pengelolaan

Teknologi Informasi, dan Bidang Pengelolaan Data dan informasi.

Berdasarkan Roadmap Sistem Informasi dan Kesehatan 2010-2014,

Pusat Data dan Informasi mempunyai visi, yaitu “terwujudnya Sistem

Informasi Kesehatan terintegrasi pada tahun 2014 yang mampu mendukung

proses pembangunan kesehatan dalam menuju masyarakat sehat yang

mandiri dan berkeadilan.” Dalam mewujudkan visi tersebut terdapat misi

Pusat Data dan Informasi, yaitu meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan

masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin

tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan

berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya

kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Saat ini pada Pusat Data dan Informasi sudah menerapkan tata kelola

teknologi informasi yang dirumuskan dengan Standard Operating

Procedure (SOP) yang ada. Semua proses pada Pusat Data dan Informasi

sudah mengikuti SOP yang berlaku tersebut. Pusat Data dan Informasi

sudah pernah melakukan evaluasi tata kelola mengenai realisasi dan

implementasi sistem manajemen keamanan informasi perusahaan

menggunakan framework ISO 27001. Pada Pusat Data dan Informasi

6

terdapat IT Master Plan yang dibuat pada tahun 2011 dan sampai saat ini

belum terdapat pembaruan.

Kesuksesan pelaksanaan teknologi informasi harus terukur melalui

metrik tata kelola teknologi informasi, hal itu merupakan salah satu alasan

mengapa tata kelola TI dibutuhkan oleh suatu organisasi. Dan terdapat pula

beberapa harapan dewan direksi terhadap manajemen, salah satunya adalah

memberikan solusi TI dengan kualitas yang baik, tepat waktu dan sesuai

anggaran. Pusat Data dan Informasi sudah menerapkan aplikasi yang

berbasis elektronik pada Puskesmas di Indonesia, namun sampai saat ini

hanya beberapa puskesmas yang menggunakan aplikasi tersebut

dikarenakan anggaran yang ditetapkan pada Pusat Data dan Informasi tidak

cukup untuk menerapkan aplikasi berbasis elektronik pada seluruh

Puskesmas seluruh Indonesia. Berikut ini adalah data mengenai Jumlah

Puskesmas pada Kabupaten/Kota yang menggunakan aplikasi berbasis

elektronik.

Berdasarkan tabel di atas terdapat Jumlah Puskesmas pada

Kabupaten/Kota yang menggunakan aplikasi berbasis elektronik, terdapat

puskesmas yang menggunakan aplikasi berbasis elektronik sebanyak 249

Ya Tidak Tidak Menjawab Total

249 152 16 417

60% 36% 4% 100%

Tabel 1. 1 Jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia yang

Menggunakan Aplikasi Berbasis Elektronik (Pusdatin, 2016)

7

dengan persentase 60%; puskesmas yang tidak menggunakan aplikasi

berbasis elekrtronik adalah sebanyak lebih dari setengah dari puskesmas

yang sudah menggunakan aplikasi berbasis elektronik, yaitu sebanyak 152

Puskesmas dengan persentase 36%; dan sisanya adalah Puskesmas yang

tidak menjawab. Salah satu penyebab belum diterapkannya aplikasi berbasis

elektronik pada seluruh Puskesmas di Indonesia adalah anggaran yang

kurang memadai atau dapat pula disebabkan oleh pengelolaan anggaran

belum diterapkan secara baik.

Ada beberapa alasan mengapa tata kelola TI dibutuhkan oleh suatu

organisasi, salah satunya adalah karena harapan dari organisasi tidak sesuai

dengan realitas yang ada. Dan terdapat pula akar permasalahan yang akan

membuat tata kelola dibutuhkan organisasi, yaitu berkurangnya kualitas dari

proyek yang dikirimkan dengan yang didefinisikan sebelumnya karena

kurangnya pengawasan. Berdasarkan Standard Operational Procedure)

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan terdapat control terhadap

unit yang akan membuat aplikasi. Saat unit mengajukan aplikasi ke

Kementerian Kesehatan, tugas dari Pusat Data dan Informasi adalah

menyeleksi atau memberi rekomendasi diizinkan atau tidaknya aplikasi

tersebut diadakan untuk Kementerian Kesehatan. Prosesnya adalah unit

membuat dokumen yang berisi Topic Of Reference (TOR) beserta

spesifikasi usulan serta biaya, lalu diusulkan ke Pusat Data dan Informasi

dan ditindaklanjuti persetujuan pembuatan aplikasi dan jika mendapatkan

izin, lalu vendor atau pihak ketiga membuat aplikasi tersebut. Namun

8

terdapat banyak kasus di mana usulan aplikasi berbeda dengan hasilnya atau

dapat disebut perencanaan yang sudah dibuat oleh unit berbeda dengan saat

pelaksanaannya. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya komunikasi

yang dilakukan oleh unit (yang juga berhubungan dengan vendor) dengan

Pusat Data dan Informasi dan belum adanya peraturan mengenai

rekomendasi dengan pelaksanaan pengembangan aplikasi.

Beberapa akar permasalahan yang membuat organisasi

membutuhkan tata kelola TI adalah tidak cukupnya sumber daya untuk

memenuhi janji sekarang dan yang akan datang. Berdasarkan data dari

subbagian kepegawaian dan umum terdapat 80 orang Sumber Daya

Manusia yang terdapat pada Pusat Data dan Informasi. Namun berdasarkan

data mengenai Jumlah Pegawai Pusdatin Berdasarkan Jabatan (Puspitasari,

2015) SDM yang paham mengenai Teknologi Informasi hanya sebagian

saja, terlihat dari tabel 1.2. Hal itu diakibatkan karena sumber daya manusia

yang paham teknologi informasi sudah terseleksi dan masuk ke biro

kepegawaian. Di mana yang menyeleksi sumber daya manusia tersebut

adalah bagian biro kepegawaian. Yang menyebabkan sumber daya manusia

yang terseleksi lolos di bagian Pusat Data dan Informasi adalah yang kurang

paham mengenai teknologi informasi atau bukan lulusan teknologi

informasi murni.

9

Tabel 1. 2 Jumlah Pegawai Pusdatin Berdasarkan Jabatan

2012 – 2014 (Puspitasari, 2015)

Jabatan 2011 2012 2013 2014

Fungsional Tertentu 18 17 11 7

Fungsional Umum 53 48 52 61

Struktural 14 14 14 14

Jumlah 85 79 77 82

Berdasarkan tabel di atas, jabatan pada fungsional tertentu setiap

tahunnya menurun. Padahal di dalam jabatan fungsional tertentu terdapat

fungsi dan tugas yang berkaitan dengan pelayanan fungsional yang

berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh

suatu organisasi atau perusahaan.

Beberapa hambatan yang sudah disebutkan menunjukkan bahwa

penerapan tata kelola teknologi dan informasi pada Pusat Data dan

Informasi belum dilakukan secara maksimal. Hal itu terlihat dari

pemenuhan kualitas serta kuantitas SDM pada Pusat Data dan Informasi.

Penganggaran juga merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan

pengelolaan teknologi informasi yang baik. Serta perlunya transparansi saat

pelaksanaan pengembangan aplikasi antara Pusat Data dan Informasi

dengan unit yang mengajukan pengembangan aplikasi. Dari kelemahan

yang ada pada Pusat Data dan Informasi, tata kelola TI perlu dilakukannya

10

evaluasi terhadap performansi serta perlunya dilakukan penyesuaian dalam

mencapai tujuan Kementerian Kesehatan khususnya pada bagian Pusat Data

dan Informasi.

Suatu perusahaan diharapkan untuk melakukan pengukuran

capability level tata kelola teknologi informasi dikarenakan saat perusahaan

telah mengetahui capability level tata kelola teknologi informasi suatu

perusahaan dapat diketahui kinerja yang terdapat pada organisasi, target

yang akan dicapai untuk dikembangkannya teknologi informasi lebih lanjut

serta dapat diidentifikasinya pertumbuhan teknologi informasi pada

perusahaan.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis akan

melakukan penelitian mengenai “Pengukuran Capability Level Tata

Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5 (Studi

Kasus: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia)”. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat membantu

instansi/perusahaan dalam mencapai tujuannya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Anggaran yang ditetapkan tidak dikelola dengan baik yang

mengakibatkan aplikasi berbasis elektronik tidak diterapkan secara

menyeluruh pada seluruh Puskesmas di Indonesia.

11

2. Kurangnya pengawasan antara Pusat Data dan Informasi dengan unit

yang mengakibatkan terjadinya perencanaan aplikasi yang dibuat oleh

unit berbeda dengan aplikasi yang telah dibuat oleh pihak ketiga.

3. Terjadinya ketidakseimbangan antara kebutuhan pekerjaan dengan

jumlah sumber daya manusia yang mengakibatkan SDM yang terdapat

pada Pusat Data dan Informasi tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan

organisasi

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dapat disimpulkan

rumusan masalah adalah “Bagaimana melakukan pengukuran capability

level tata kelola teknologi informasi menggunakan framework COBIT 5

pada Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan?”

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia pada bagian Pusat Data dan Informasi yang beralamat di Jl

H.R. Rasuna Said Blok X.5 Kav. 4-9, Kota Jakarta Selatan, Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta 12950.

2. COBIT 5 adalah framework yang digunakan dalam melakukan

pengukuran capability level tata kelola teknologi informasi dan

12

berfokus pada proses yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia,

Aset dan Pengawasan.

3. Tahapan metode penelitian yang digunakan adalah Assessment Process

Activities yang terdiri dari 7 fase, yaitu Initiation, Planning the

Assessment, Briefing, Data Collection, Data Validation, Process

Attributes Rating dan Reporting the Results yang terdapat pada COBIT

5 (Process Assessment Model).

4. Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Guttman.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Capability Level kondisi saat ini (as is) dan kondisi yang

diinginkan (to be) di Pusat Data dan Informasi.

2. Mengetahui gap pada domain yang diambil pada Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

3. Memberikan rekomendasi tata kelola TI yang diambil berdasarkan

COBIT 5.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Pusat Data dan Informasi pada Kementerian Kesehatan Republik dapat

mengetahui tingkat capability level tata kelola teknologi informasi yang

terdapat pada organisasi yang sedang berjalan.

13

2. Dapat memberikan pengetahuan serta referensi acuan mengenai

pengukuran capability level tata kelola teknologi informasi

menggunakan COBIT 5.

3. Membantu organisasi dalam mengusulkan rekomendasi tata kelola

teknologi informasi dengan menggunakan framework COBIT 5 pada

proses yang diambil.

1.7. Metodologi Penelitian

Penelitian Tata Kelola Teknologi Infomasi ini menggunakan metode

pengumpulan data dan metode analisis data. Metode-metodenya adalah

sebagai berikut:

1.7.1. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi dilakukan menggunakan teknik pengamatan

serta ingatan. Jenis pengamatan terdiri dari dua, yaitu observasi

partisipan dan observasi nonpartisipan. Pengamatan jenis

pertama (observasi partisipan) adalah pengamat terlibat secara

langsung dengan aktivitas harian objek yang diamati. Pada

observasi nonpartisipan, pengamatan dilakukan secara

independen dan pengamat tidak terlibat secara langsung

(Hartono, 2008).

14

2. Wawancara

Metode wawancara ini dilakukan untuk menemukan masalah

dengan terbuka secara penyampaian pendapat dan ide oleh

responden (Sugiyono, 2007).

3. Analisis Dokumen

Metode analisis dokumen dilakukan untuk memperkuat

informasi yang sudah dilakukan pada metode wawancara

(Wood, 2010).

1.7.2. Metode Analisis Data

Tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam

mengidentifikasi Capability Level, menentukan gap dan membuat

rekomendasi yang dapat membantu organisasi dalam mencapai

tujuan. Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan pada Assessment

Process Activities (ISACA, 2012):

1. Initiation

Dilakukannya pengumpulan informasi dan fakta yang terdapat

pada organisasi yang selanjutnya akan dilakukan pemetaan proses

COBIT 5 yang akan diambil.

2. Planning the Asessment

Pada tahapan ini dilakukannya penyusunan daftar partisipan

untuk penelitian Pengukuran Capability Level Tata Kelola TI.

15

3. Briefing

Dilakukannya penjelasan mengenai tahapan dalam menilai tata

kelola TI kepada partisipan.

4. Data Collection

Mengidentifikasi kebutuhan output yang didefinisikan pada

COBIT 5 untuk setiap proses prioritas dalam melakukan

penilaian.

5. Data Validation

Dilakukan validasi bukti/output yang telah ditentukan pada

COBIT 5 dengan dokumen yang terdapat pada organisasi.

6. Process Attributes Rating

Dilakukan pemeriksaan pada kelengkapan dari proses atribut

yang terdapat pada organisasi dari hasil penilaian.

7. Reporting the Results

Dilakukan pelaporan dari hasil penilaian dan mengusulkan atau

memberikan rekomendasi yang sesuai untuk perbaikan

meningkatkan nilai bisnis serta nilai TI pada organisasi.

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan skripsi ini, penulis membuat sistematika

penulisan dengan 5 (lima) bab. Adapun uraian dari masing-masing bab tersebut

adalah:

16

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I terdapat beberapa sub bab, yaitu Latar Belakang

Penulisan, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Batasan

Masalah, Metode Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori mengenai hal-hal yang

berhubungan dan yang dipakai terkait dengan penelitian

penulis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan

untuk membahas dan menganalisis suatu penelitian yang

penulis lakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi, wawancara dan analisis dokumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas penjelasan dan pembahasan secara

lengkap mengenai Pengukuran Capability Level Tata Kelola

Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5

Fokus menggunakan metodologi pada Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari

penelitian dengan kritik dan saran untuk penelitian

selanjutnya.

17

18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tata Kelola Teknologi Informasi

2.1.1. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi komputer (dapat

berupa perangkat keras dan perangkat lunak) yang diterapkan dan

berfungsi untuk banyak hal, yaitu menciptakan, menyimpan,

mempertukarkan dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk

(Fauziyah, 2010).

Manfaat teknologi informasi pada awalnya adalah hanya untuk

mengotomasi proses manual yang ada pada organisasi. Seiring

perkembangan jaman, fungsi teknologi informasi berubah menjadi

fungsi yang dominan dalam organisasi dan menjadi faktor utama dalam

pengambilan keputusan. Teknologi informasi tidak bernilai apabila

para pimpinan organisasi tidak berkoordinasi dengan baik, prosedur

yang ada tidak dijalankan dengan baik, kemampuan sumber daya

manusia kurang dan investasi yang dilaksanakan tidak mengurangi

risiko pada organisasi. Maka dari itu diperlukannya penyusunan tata

kelola teknologi informasi yang selaras dengan tujuan bisnis dan tetap

pada standar-standar internasional yang berlaku.

Information Technology Association of America (ITAA) (dalam

Sutarman, 2009) mendefinisikan bahwa teknologi informasi adalah

19

suatu studi mulai dari perancangan, pengembangan, implementasi,

manajemen sistem informasi yang berbasiskan perangkat komputer

yang terdiri dari perangkat lunak dan juga perangkat keras.

2.1.2. Tata Kelola

Tata kelola adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatasi

masalah-masalah yang ada pada organisasi atau masyarakat (Hartono

dan Abdillah, 2011).

2.1.3. Tata Kelola Teknologi Informasi

The IT Governance Institute (ITGI, 2007) mendefinisikan bahwa

tata kelola teknologi informasi adalah suatu bagian dari tata kelola

perusahaan, yang di dalamnya terdapat kepemimpinan, struktur, dan juga

proses organisasi yang dapat membantu organisasi untuk menyelaraskan

teknologi informasi dengan tujuan serta strategi bisnis. Dan tata kelola

teknologi informasi adalah tanggung jawab dari dewan direksi serta

manajemen eksekutif.

Simonson dan Johnson (dalam Aasi, et al, 2014) sudah mengulas

sebanyak 60 artikel dan mereka mendefinisikan bahwa tata kelola TI

pada dasarnya adalah mengenai pembuatan keputusan TI yang di

dalamnya terdapat persiapan, pembuatan dan perancangan dari

keputusan terkait tujuan, proses, orang dan teknologi pada level strategi

dan taktikal.

Tata kelola teknologi informasi adalah proses yang dilakukan yang

berguna untuk memastikan bahwa investasi teknologi informasi dapat

20

menghasilkan program atau proyek tercapai dengan hasil sesuai dengan

tujuan yang diinginkan dan dilakukan dengan benar (Sharma et al, 2009).

Tata kelola teknologi informasi digunakan agar teknologi

informasi yang ada pada organisasi selaras dengan tujuan bisnis

organisasi dan juga memastikan agar strategi teknologi informasi dapat

terkelola dan terjaga dengan baik agar sejalan dengan bisnis pada

organisasi (Selig, 2015).

Tata kelola teknologi informasi adalah struktur organisasi serta

sekumpulan proses yang berfungsi untuk mengelola dan mengontrol

kegiatan teknologi informasi pada organisasi untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah disepakati dengan penambahan value dan

menyeimbangkan risiko dengan nilai yang terdapat pada penerapan

teknologi informasi dengan prosesnya, yaitu perencanaan, implementasi,

eksekusi dan pemantauan (ISACA, 2004).

Van Grembergen dan De Haes (dalam Aasi, et al, 2014) telah

mengenalkan sebuah framework berdasarkan tiga komponen kebutuhan

dari tata kelola TI, yaitu struktur, proses dan mekanisme yang

berhubungan. Tata kelola TI perusahaan adalah sebuah bagian integral

dari tata kelola perusahaan dan menempatkan definisi dan implementasi

proses, struktur dan mekanisme yang berhubungan pada organisasi yang

memungkinkan SDM bisnis dan SDM TI menjalankan tanggung jawab

dalam mendukung keselarasan bisnis/TI serta penciptaan nilai bisnis.

21

2.1.4. Pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi

Kebutuhan teknologi pada jaman sekarang tidak dapat dipungkiri

lagi karena teknologi sudah menjadi suatu syarat utama dalam

menjalankan bisnis dan teknologi informasi juga menjadi suatu enabler

bagi organisasi untuk mencapai tujuan. Jadi teknologi informasi adalah

hal yang sangat penting bagi organisasi.

Terdapat beberapa alasan mengapa tata kelola teknologi informasi

dibutuhkan, yaitu perubahan peran teknologi infromasi dari efisiensi

menjadi peran strategik; terdapat proyek teknologi informasi yang

strategik namun gagal dikarenakan pelaksanaan yang hanya ditangani

oleh teknisi teknologi informasi; keputusan teknologi informasi tidak

terencana dengan baik pada dewan direksi; teknologi informasi

merupakan salah satu hal yang dapat mewujudkan visi, misi serta tujuan

organisasi; dan kesuksesan pelaksanaan teknologi informasi harus

terukur melalui metrik tata kelola teknologi informasi (Hartono dan

Abdillah, 2011).

Terdapat beberapa alasan mengapa tata kelola TI penting adalah

bahwa ekspektasi dan realitas seringkali tidak sejalan. Beberapa harapan

dewan direksi terhadap manajemen adalah memberikan solusi TI dengan

kualitas yang baik, tepat waktu dan sesuai anggaran; menguasai dan

menggunakan TI untuk mendapatkan keuntungan; menerapkan TI untuk

meningkatkan efisiensi serta produktivitas dengan menangani risiko TI.

Dan terdapat beberapa akar permasalahan yang akan membuat tata kelola

22

TI adalah suatu yang penting, yaitu tidak cukupnya sumber daya untuk

memenuhi janji sekarang dan akan datang sehingga diperlukannya

pengelolaan untuk mendapatkan sumber daya tambahan yang diperoleh

dengan cara rekrutmen, pelatihan ataupun menggunakan jasa TI

eksternal; berkurangnya kualitas dari proyek yang dikirimkan dengan

yang didefinisikan sebelumnya karena kurangnya pengawasan;

kurangnya komunikasi dan hubungan antara TI dan bisnis yang

disebabkan tidak responsif terhadap kebutuhan bisnis atau dapat pula

bisnis tidak mendengarkan masukan dan saran TI (Noorhasanah, et al,

2015).

2.1.5. Tata Kelola Teknologi Informasi Pemerintahan

Latar belakang perlunya tata kelola TI pemerintahan atau dapat

disebut dengan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi nasional

adalah perlunya rencana TIK nasional yang terintegrasi dan

tersinkronisasi dengan baik, perlunya pengelolaan yang baik khususnya

antar lembaga dan hubungan dengan penyedia layanan, perlunya

peningkatan efisiensi serta efektivitas investasi TIK, dan perlunya

pendekatan yang meningkatkan pencapaian nilai dari implementasi TIK

nasional. Dengan adanya tata kelola TIK Nasional, diharapkan akan

terjadinya peningkatan pada sinkronisasi dan integrasi Rencana TIK

Nasional; efisiensi belanja TIK Nasional; realisasi solusi TIK yang sesuai

kebutuhan dengan efisien; dan operasi sistem TIK yang memberikan

23

value kepada publik dan juga internal manajemen pemerintahan

(Detiknas, 2007).

Terdapat lima (5) prinsip dasar tata kelola TIK nasional, yaitu

perencanaan TIK yang sinergis dan konvergen di level institusi dan

nasional; penetapan kepemimpinan dan tanggung jawab TIK yang jelas

di level internal institusi dan nasional; pengembangan dan/atau akuisi

TIK secara valid; memastikan operasi TIK berjalan dengan baik; dan

memastikan terjadinya perbaikan berkesinambungan (continuous

improvement) dengan memperhatikan faktor manajemen perubahan

organisasi dan sumber daya manusia (Detiknas, 2007).

Terdapat lima lingkup proses tata kelola, yaitu perencanaan sistem,

manajemen investasi, realisasi sistem dan pengoperasian sistem. Dan

terdapat dua mekanisme proses tata kelola, yaitu kebijakan umum dan

monitoring serta evaluasi (Detiknas, 2007).

24

Gambar 2. 1 Model Tata Kelola TIK Nasional (Detiknas, 2007)

Di dalam gambar pada model tata kelola TIK Nasional terdapat

struktur dan peran tata kelola serta proses tata kelola yang di dalamnya

terdapat perencanaan sistem, manajemen belanja/investasi, realisasi

sistem, pengoperasian sistem, pemeliharaan sistem, kebijakan umum

serta monitoring dan evaluasi. Model keseluruhan tata kelola TIK

Nasional akan dijelaskan sebagai berikut (Detiknas, 2007):

1. Struktur dan Peran Tata Kelola, yaitu entitas apa saja yang ada serta

pembagian peran yang ada pada pengelolaan proses TIK. Struktur

dan peran tata kelola ini adalah dasar dari proses tata kelola.

2. Proses Tata Kelola, yaitu proses yang bertujuan untuk memastikan

tercapainya tujuan-tujuan utama pada tata kelola. Termasuk

25

dengan tujuan organisasi, pengelolaan sumber daya dan

manajemen risiko.

a. Lingkup proses tata kelola

- Perencanaan Sistem, yaitu mengidentifikasi kebutuhan

organisasi serta formulasi inisiatif TIK dalam memenuhi

kebutuhan organisasi. Dengan cara menetapkan visi,

arsitektur TIK yang berguna menjadi referensi dalam

sebuah institusi.

- Manajemen belanja/investasi, yaitu menangani

pengelolaan belanja/investasi TIK sesuai dengan

mekanisme proyek inisiatif TIK yang ada pada portofolio

proyek inisiatif TIK dan road map implementasi dengan

cara melalui mekanisme penganggaran tahunan.

- Realisasi sistem, yaitu menangani pemilihan, penetapan,

pengembangan/akuisisi sistem TIK dan manajemen proyek

TIK. Dimulai dari memilih sistem TIK sampai dengan

mengevaluasi setelah implementasi.

- Pengoperasian sistem, yaitu menangani operasi TIK yang

terdapat jaminan tingkat layanan serta keamanan sistem

TIK yang dioperasikan. Sebagai bentuk dukungan terhadap

proses bisnis manajemen dan pihak yang membutuhkan

sesuai spesifikasi yang telah ada sebelumnya.

26

- Pemeliharaan sistem, yaitu proses dalam menangani

pemeliharaan aset TIK yang berguna dalam mendukung

optimalnya sistem yang dioperasikan.

b. Mekanisme Proses Tata Kelola

- Kebijakan umum, yaitu ditetapkan agar adanya tujuan serta

batasan-batasan dalam proses TIK dan bagaimana sebuah

proses TIK dilakukan dalam memenuhi kebijakan yang

ada.

- Monitoring dan evaluasi, yaitu bertujuan untuk adanya

umpan balik dalam pengelolaan TIK dalam bentuk

ketercapaian kinerja yang diharapkan.Terdapat indikator

keberhasilan pada proses TIK yang akan menjadi bahan

dalam mengetahui proses TIK telah dilakukan dengan baik

untuk manajemen atau auditor.

Berdasarkan buku panduan tata kelola TIK nasional atau sesuai

dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007, suatu pengelolaan TIK pada

organisasi pemerintahan perlu dilakukannya monitoring dan evaluasi

agar terjadinya umpan balik terhadap pengelolaan yang telah dilakukan.

Monitoring dan evaluasi tersebut juga merupakan faktor bagaimana

perubahan dari kebijakan umum. Juga terdapat panduan umum mengenai

struktur dan peran tata kelola yang bertujuan memastikan kapasitas

kepemimpinan yang memadai dan hubungan antar satuan kerja/institusi

27

pemerintahan yang sinergis dalam perencanaan, penganggaran, realisasi

sistem TIK, operasi sistem TIK dan evaluasi secara umum implementasi

TIK pada pemerintahan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 30 Tahun 2011

tentang pedoman umum tata kelola kehumasan di lingkungan instansi

pemerintah, tata kelola kehumasan adalah proses yang meliputi kegiatan

analisis situasi (pengumpulan data dan fakta), strategi (perencanaan dan

program), implementasi (tindakan dan komunikasi), evaluasi

(pengukuran hasil) dengan tetap berpegang kepada komitmen , etika

kehumasan dan praktik-praktik terbaik. Dalam PERMENPAN-RB No.

30 Tahun 2011 dijelaskan pula mengenai tata kelola pemerintahan yang

baik. Tata kelola pemerintahan yang baik meliputi sepuluh prinsip, yaitu

kesetaraan, pengawasan, penegakan hukum, daya tanggap, efektivitas

dan efisiensi, partisipasi, profesionalisme, akuntabilitas, wawasan ke

depan serta transparansi.

2.2. Capability Level

Capability Level adalah dimensi tingkat kemampuan yang

menyediakan pengukuran pada suatu kondisi organisasi saat ini dan juga

tujuan bisnis proses yang akan dicapai. Apakah telah selaras dengan

tujuan bisnis, kesesuaian pada visi dan misi organisasi tersebut (ISACA,

2007).

28

2.3. Framework Tata Kelola TI

Di bawah ini merupakan framework tata kelola teknologi informasi yang

banyak digunakan pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:

2.5.1. ITIL (Information Technology Infrastructure Library)

ITIL adalah standar yang dikeluarkan oleh pemerintah United

Kingdom (UK) sebagai kerangka kerja yang diacu oleh best practice

proses dan prosedur manajemen operasional. Fokus yang terdapat pada

ITIL adalah pendefinisian fungsi, operasional dan atribut organisasi yang

diperlukan agar manajemen operasional dapat dioptimasi secara penuh

ke dalam dua kategori utama pengelolaan aktivitas TI dalam perusahaan,

yaitu Service Support Management dan Service Delivery Management

(Sarno, 2009).

IT Infrastructure Library (ITIL) adalah suatu rangkaian dokumen

yang berguna untuk membantu penerapan dari sebuah kerangka kerja dan

juga untuk mengelola layanan TI (ITSM, IT Service Management). Pada

kerangka kerja ini didefinisikan bagaimana pengelolaan layanan yang

terintegrasi yang juga berbasiskan proses serta praktik-praktik terbaik

dan diterapkan pada organisasi. Framework ini awalnya hanya

digunakan pada pengelolaan layanan TI di pemerintahan Inggris. Namun

framework ini tetap relevan untuk organisasi yang memiliki

ketergantungan pada infrastruktur TI.

29

Framework ITIL dari tahun ke tahun telah mengalami

perkembangan, yang awalnya hanya memiliki 2 modul dan sekarang

sudah terdapat 5 modul dengan minor revision. Intinya adalah ITIL v3

terdapat 5 modul atau publikasi yang masing-masing memberikan arahan

pada tahap yang spesifik dalam siklus mengelola layanan (Service

Management Lifecycle) yang digambarkan di bawah ini (Wibowo, et al,

2016):

Gambar 2. 2 Service Management Lifecycle pada ITIL

(Wibowo, et al, 2016)

1. Service Strategy (SS) adalah mengelompokkan setiap langkah dari

siklus layanan agar terfokus pada business case, dengan cara

30

menetapkan tujuan bisnis, kebutuhan dan prinsip service

management.

2. Service Design (SD) adalah memberikan arahan untuk merancang

dan mengembangkan layanan. Ruang lingkupnya adalah perubahan

dan perbaikan yang diperlukan atau meningkatkan serta mengelola

nilai pada pelanggan dalam siklus layanan, layanan berkelanjutan,

pencapaian tingkat layanan dan kesuaian terhadap standar dan

aturan. Dan berguna agar TI yang ada harus memenuhi “fit for

purpose” dan “fit for use”.

3. Service Transition (ST) adalah mengarahkan dalam hal

pengembangan dan perbaikan kemampuan dalam masa transisi

layanan yang baru dan berubah menjadi operasi.

4. Service Operation (SO) adalah mengarahkan dalam mencapai

efektifitas dan efisiensi dalam menyampaikan dan mendukung

layanan agar memastikan nilai pada pelanggan dan pemberi layanan.

Proses ini mengarah pada keseharian pengelolaan dan operasional

pada layanan bisnis TI.

5. Continual Service Improvement (CSI) adalah meliputi instrumental

dalam membuat serta mengelola nilai kepada pelanggan dengan

rancangan yang lebih baik, praktik dan metode dari pengelolaan

kualitas pengelolaan perubahan dan perbaikan kemampuan yang

didasari pembelajaran untuk meningkatkan dan memperbaiki dalam

31

skala besar dalam hal kualitas layanan, efisiensi operasional dan

bisnis berkelanjutan.

Kelima proses yang disebutkan di atas, dikemas dalam buku “core

guidance publication” yang berisi:

1. Practices fundamental, terdapat latar belakang tahapan lifecycle dan

juga kontribusinya pada pengelolaan layanan TI secara menyeluruh.

2. Practice principle, terdapat konsep-konsep kebijakan

3. Lifecycle processess and activities, berisi penjelasan mengenai

proses dan aktivitas

4. Supporting organization structures and roles, berisi semua aspek

yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.

5. Technology considerations, berisi penjelasan solusi-solusi

otomatisasi serta persyaratannya.

6. Practice implementation, berisi acuan atau panduan bagi organisasi

TI yang ingin mengimplementasikan proses ITIL.

7. Complimentary guideline, berisi acuan model best practices lain

selain ITIL yang digunakan sebagai bahan referensi.

8. Examples and template, berisi template atau contoh pengaplikasian

proses.

32

2.5.2. AS 8015 (Australian Standard 8015)

AS 8015 merupakan standar Australia tentang tata kelola TI

korporat (Corporate Governance of ICT). Standar ini bertujuan sebagai

pedoman bagi direksi untuk penggunaan TI serta pengelolaan risiko TI.

Harapan saat penggunaan standar ini adalah agar mendapatkan imbalan

yang baik dari investasi yang dilakukan pada bidang TI.

Pada standar ini terdapat 6 prinsip, yaitu penyusunan peran serta

tanggung jawab TI yang jelas (establish clearly understood

responsibilities for ICT); perencanaan TI yang sesuai dengan tujuan

organisasi (plan ICT to best support the organization); pengadaan TIK

sesuai dengan aturan yang berlaku (acquire ICT validly);

penyelenggaraan TI yang baik dan juga ada saat dibutuhkan (ensure that

ICT performs well, whenever required); penyelenggaraan TI

mempertimbangkan faktor sumber daya manusia (ensure ICT use

respects human factors) (Kurnia dan Suhardi, 2009).

Pada standar ini disediakan panduan dan prinsip untuk direktur

atau top level management organisasi yang berguna agar teknologi

komunikasi dan informasi digunakan secara efektif, efisien serta dapat

diterima dengan baik pada organisasi.

33

Gambar 2. 3 Model Tata Kelola TIK Korporat

(ISO/IEC38500, 2008)

1. Evaluate

Dalam proses ini, pimpinan harus melakukan pengujian serta

penilaian pada penggunaan TI pada saat ini dan juga yang akan

datang. Pertama adalah dengan memerhatikan tekanan bisnis,

contohnya adalah melihat perubahan teknologi, ekonomi, sosial dan

juga isu-isu politik. Lalu dengan melihat kebutuhan bisnisnya, yaitu

dengan memerhatikan tujuan organisasi yang akan dicapai saat ini

dan juga masa yang akan datang, contohnya adalah dengan

meningkatkan daya saing atau dapat juga mengevaluasi strategi-

strategi.

2. Direct

34

Dalam proses ini, pimpinan harus merencanakan dan juga

menerapkan pertanggungjawaban, mengarahkan persiapan serta

kebijakan. Dalam perencanaan ini, ditentukannya arah investasi

proyek TI dan juga pengoperasiannya. Dalam proses ini pula

dibuatnya rencana kebijakan yang bertujuan agar sumber daya

manusia dalam penggunaan TI merasa nyaman.

Rencana tersebut yang akan menentukan arahan investasi pada

proyek TIK atau perubahan pada operasi TIK. Pimpinan juga harus

memastikan perubahan status proyek menjadi operasional melewati

perencanaan dan manajerial yang baik. Caranya adalah dengan

melihat dampak dari bisnis, tindakan operasional serta keberadaan

TIK.

3. Monitor

Dalam proses ini, pimpinan memonitor performa TIK dengan

menggunakan sistem pengukuran performa yang sesuai dan juga

memastikan bahwa penggunaan TI sesuai dengan ketentuan hukum

eksternal serta praktik kerja internal dan performa TI sesuai dengan

perencanaan dan tujuan bisnis yang ditentukan.

2.5.3. COBIT (Control Objective for Information and Related

Technology)

COBIT dibuat oleh ISACA (Information Systems Audit and

Control Association) dan ITGI (IT Governance Institute) adalah satu set

35

pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi.

COBIT berguna untuk memberikan serangkaian langkah yang dapat

diterima secara luas, indikator, proses dan praktik terbaik pada manajer,

auditor, dan juga pengguna TI. Dan juga berguna agar penggunaan TI

dan pengembangan tata kelola TI yang sesuai dilaksanakan secara

maksimal. COBIT sudah mengalami perubahan menjadi lebih baik untuk

menjadi kerangka kerja yang dapat dipakai untuk mengimplementasikan

IT Governance Enterprise Goal (Hartono dan Abdillah, 2011).

COBIT memberikan kebijakan yang rinci dan praktik yang baik

pada tata kelola teknologi informasi dengan kerangka kerja tata kelola TI

yang rinci untuk pihak manajemen, pemilik proses bisnis, pengguna dan

auditor (Surendro, 2009).

2.5.4. COSO (Committee of Sponsoring Organization of The Treadway

Commission)

Kerangka kerja COSO (Committee of Sponsoring Organization

of The Treadway Commission) terdiri dari tiga dimensi, yaitu:

1. Komponen control COSO

COSO mengidentifikasi lima komponen control yang diintegrasikan

dan dijalankan dalam semua unit bisnis dan akan membantu

mencapai sasaran control internal, yaitu monitoring, information and

communications, control activities, risk assessment dan control

environment.

36

2. Sasaran control internal

Sasaran control internal dikategorikan menjadi beberapa area, yaitu

Operations, efisiensi dan efektifitas operasi dalam mencapai sasaran

bisnis yang juga meliputi tujuan performansi dan keuntungan;

Financial reporting, persiapan pelaporan anggaran finansial yang

dapat dipercaya dan Compliance, pemenuhan hokum dan aturan yang

dapat dipercaya.

3. Unit/aktivitas terhadap organisasi

Dimensi ini mengidentifikasi unit/aktifitas pada organisasi yang

menghubungkan control internal. Kontrol internal menyangkut

keseluruhan organisasi dan semua bagian-bagiannya. Kontrol

internal seharusnya diimplementasikan terhadap unit-unit dan

aktifitas organisasi. (Kaban, 2009)

2.5.5. TOGAF (The Open Group Architecture Framework)

Menurut Supriyana (2010) The Open Group Architecture

Framework (TOGAF) memiliki metodologi desain arsitektur yang

disebut architecture development method (ADM) yaitu suatu proses yang

menyeluruh, terintegrasi untuk mengembangkan dan memelihara suatu

EA. ADM meliputi 9 tahapan dasar, yaitu:

1. Tahap persiapan (Preliminary Phase): Mendefinisikan kerangka

dan prinsip.

2. Phase A: Architecture Vision. Mendefinisikan scope, vision dan

memetakan strategi.

37

3. Phase B: Business Architecture. Mendeskripsikan bisnis

arsitektur saat ini dan sasaran dan menentukan celah (Gap) di

antara mereka.

4. Phase C: Information System Architecture. Mengembangkan

arsitektur sasaran untuk data dan aplikasi.

5. Phase D: Technology Architecture. Menciptakan sasaran

keseluruhan arsitektur yang akan diterapkan pada tahapan

kedepan.

6. Phase E: Opportunities and Solutions. Mengembangkan strategi

keseluruhan, menentukan apa yang akan dibeli, membangun atau

penggunaan ulang, dan bagaimana menerapkan arsitektur yang

dideskripsikan di phase D.

7. Phase F: Migration Planning. Mendahulukan proyek dan

mengembangkan migrasi yang terencana.

8. Phase G: Implementation Governance. Menentukan persiapan

untuk implementasi.

9. Phase H: Architecture Change Management. Memonitor sistem

yang sedang berjalan untuk kepentingan perubahan dan

menentukan tahapan siklus.

Tabel 2. 1 Tabel Perbandingan Framework

Keterangan ITIL AS 8015 COBIT COSO TOGAF

Tujuan Mengelola

layanan

teknologi

informasi,

pengembanga

Menjadi

pedoman bagi

direksi untuk

penggunaan TI

serta

Kebijakan

yang rinci dan

praktik yang

baik pada tata

kelola

Fokus kepada

proses

penyelarasan

TI dengan

strategi TI

Menyediakan

berbagai

metodologi

dan alat

pembantu

38

n dan operasi

teknologi

informasi

pengelolaan

risiko.

teknologi

informasi

dengan

perusahaan

untuk

mengorganisa

sikan dan

mengelola TI

Kelengkapan Relatif tidak

lengkap

karena tidak

menyediakan

prinsip, hanya

menyediakan

model serta

buku Core

Guidance

Publication

Relatif tidak

lengkap, hanya

berisi model,

prinsip dan

tindakan yang

diperlukan untuk

menjalankan

prinsip.

Lengkap,

terdiri dari

framework tata

kelola TI,

Control

Objectives,

Management

Guidelines dan

Matutiry

Model

Relatif tidak

lengkap

karena di

COSO lebih

focus terhadap

akuntansi atau

pelaporan

keuangan

Relatif tidak

lengkap

karena secara

umum hanya

digunakan

untuk

pembuatan IT

Blue Print.

Area 5 domain 3 domain 5 Domain

terdiri dari 37

proses

5 Komponen 10 Fase

Penerbit OGC (Office

Governance

Commerce)

Standard

Australia

Committee IT-30

ISACA

(Information

System Audit

and Control

Association)

5 asosiasi dan

lembaga

akuntansi

professional.

The Open

Group

Fungsi Proses desain

penerapan

teknologi

informasi dan

pelayanan

pelanggan

Menghasilkan

kinerja dengan

sedikit risiko

Kebijakan,

prosedur,

struktur

organisasi

Terdiri dari 3

kategori, yaitu

operasi,

pelaporan dan

kepatuhan.

Mengoptimal

kan seluruh

perusahaan ke

lingkungan

terpadu yang

tanggap

terhadap

perubahan dan

mendukung

strategi bisnis.

2.5.6. Framework Terpilih

Dengan melihat definisi antara framework tata kelola TI dan juga

keunggulan COBIT, maka penulis memilih COBIT sebagai framework

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dilihat dari perbandingan

kelengkapan, area domain, tujuan, fungsi, COBIT lebih unggul

dibadingkan framework ITIL, AS8015, COSO dan TOGAF. Dan juga

39

COBIT membahas secara detail dan luas mengenai proses TI terhadap

inovasi TI, risiko TI, strategi TI, manajemen TI dan sumber daya manusia

sebagai user dari TI tersebut. Lalu, penggunaan COBIT dapat

mendukung dalam menyelaraskan TI dengan kebutuhan bisnis

perusahaan (Sarno, 2009). Oleh karena itu, framework COBIT

diharapkan bisa memberikan usulan rekomendasi dengan melihat dari

masalah yang ditemukan.

Menurut Martono (2010), kelebihan COBIT sebagai framework

adalah :

1. Memungkinkan auditor untuk meninjau proses TI lebih spesifik

dengan adanya control objective pada COBIT untuk menentukan

dimana pengendalian yang kurang baik dan mana yang prosesnya

harus diperbaiki.

2. Membantu pemilik proses menjawab pertanyaan, apakah yang

dilakukan sesuai dengan petunjuk. Bila tidak sesuai apa yang harus

dilakukan dan harus fokus pada apa.

3. Implementasi COBIT berbeda-beda pada tiap organisasi.

4. COBIT menunjukkan best practice yang tepat. Implementasi

COBIT yang dikombinasikan dengan best practice lainnya akan

menunjukkan bagaimana tata kelola TI dan eksekusi pengendalian

proses.

40

2.4. COBIT

2.4.1. Sejarah COBIT

COBIT ada sejak tahun 1996, yaitu COBIT versi 1 yang hanya

menekankan pada bidang audit, COBIT versi 2 menekankan pada tahap

pengendalian, COBIT versi 3 orientasinya pada manajemen, COBIT

versi 4 pada Desember 2005 serta versi 4.1 pada bulan Mei 2007

menekankan pada tata kelola TI, dan COBIT 5 pada bulan Juni 2012

yang menekankan tata kelola TI pada perusahaan. Sesuai perkembangan

COBIT menjadi lebih baik, maka penulis memilih COBIT 5 sebagai

framewok dalam penelitian ini.

2.4.2. Perbedaan COBIT 4.1 dengan COBIT 5

Di bawah ini merupakan perbandingan antara COBIT 4.1 dengan

COBIT 5 (ISACA, 2012), yaitu:

a. Terdapat prinsip baru yaitu Governance of Enterprise IT (GEIT)

dalam tata kelola TI organisasi dan COBIT 5 lebih menekankan pada

prinsip dibanding dengan proses.

b. Enabler lebih ditekankan dalam COBIT 5. Pada COBIT 4.1 tidak

disebutkan secara rinci enabler-enablernya, berbeda dengan COBIT

5 yang menyebutkan enabler secara jelas.

c. Penambahan model referensi pada COBIT 5, yaitu domain

governance dan juga beberapa proses yang baru dan dimodifikasi dari

proses sebelumnya. COBIT 5 adalah integrasi dari framework COBIT

4.1, Risk IT, dan juga Val IT.

41

d. Pada COBIT 5, best practices diselaraskan antara ITIL v3 dan

TOGAF.

Tabel 2. 2 Perbandingan COBIT 4.1 dan COBIT 5

Perbandingan COBIT 4.1 COBIT 5

Enabler - Terdapat 7 enablers

Framework COBIT 4.1 Val IT, Risk IT, COBIT 4.1

Area Domain 4 5

Process Area 34 37

Driver Best Practice Stakeholder expectation

Capability/Maturity

Models

Maturity Model Process Capability Model

2.4.3. COBIT 5 Principles

Prinsip dan faktor pendukung COBIT 5 dapat digunakan pada

organisasi apapun, baik organisasi profit maupun non profit. COBIT 5

dibangun atas lima prinsip dasar yang ada pada gambar di bawah ini:

42

Gambar 2. 4 COBIT 5 Principles (ISACA, 2012)

a. Meeting stakeholder needs, yaitu untuk mendefinisikan prioritas

untuk implementasi, perbaikan dan jaminan. Goals cascade

menerjemahkan kebutuhan stakeholder menjadi tujuan yang lebih

spesifik. Dengan perinciannya, yaitu Enterprise Goals (tujuan

perusahaan), IT-Related Goals (tujuan yang terkait teknologi

informasi), Enabler Goals (Tujuan yang akan dicapai enabler).

Gambar 2. 5 The Governance Objective: Value Creation

(ISACA, 2012)

Goals Cascade yang terdapat pada prinsip pertama COBIT 5 adalah

sebagai berikut:

43

Gambar 2. 6 Gambar COBIT 5 Goals Cascade Overview

(ISACA, 2012)

b. Covering enterprise end-to-end, berguna dalam mengintegrasikan

tata kelola teknologi informasi perusahaan menjadi tata kelola

perusahaan. Prinsip ini di dalamnya terdapat proses dan fungsi yang

dibutuhkan organisasi dalam mengatur serta mengelola teknologi

informasi di manapun informasinya diproses. Semua layanan TI

internal maupun eksternal dan proses bisnis internal serta eksternal

dapat ditangani oleh COBIT 5.

c. Applying a single integrates framework, berguna untuk

menyelaraskan antara standar dengan framework framework yang

relevan dan akan membuat perusahaan mampu menggunakan

COBIT 5 menjadi framework tata kelola umum dan terintegrasi.

d. Enabling a holistic approach, enabler pada COBIT 5 dipengaruhi

satu sama lain serta menenetukan apakah COBIT 5 akan berhasil.

44

Gambar 2. 7 COBIT 5 Enterprise Enablers (ISACA, 2012)

Enablers adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

sesuatu yang akan dikerjakan oleh organisasi yang terkait dengan

pengelolaan TI pada perusahaan. Berikut adalah tujuh kategori enabler:

- Prinsip, Kebijakan, dan Kerangka Kerja (Principles, Policies, and

Framework)

- Proses (Processes)

- Struktur Organisasi (Organizational Structures)

- Budaya, Etika, dan Perilaku (Culture, Ethics, and Behaviour)

- Informasi (Information)

- Layanan, Infrastruktur, dan Aplikasi (Service, Infrastructure, and

Applications)

- Orang, Kemampuan, dan Kompetensi (People, Skills, and

Competencies)

e. Separating governance from management, Tata kelola dengan

manajemen dibuat perbedaan oleh COBIT 5 yang termasuk di

45

dalamnya kegiatan yang tidak sama, contohnya diperlukan struktur

organisasi yang berbeda dan melayani tujuan yang berbeda pula.

Gambar 2. 8 COBIT 5 Governance and Management Key Areas

(ISACA, 2012)

Model referensi yang terdapat pada gambar di atas terbagi menjadi

dua bagian proses utama, yaitu:

a. Tata kelola, ada di bawah tanggung jawab dewan direksi dan di

bawah kepemimpinan ketua yang bertugas dalam pengambilan

keputusan sesuai arah dan tujuan yang disepakati serta memastikan

bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.

b. Manajemen, berada di bawah tanggung jawab dari eksekutif

manajemen dan di bawah dari pimpinan CEO yang mempunyai

tugas, yaitu perencanan, membangun, menjalankan, dan juga

memonitor aktifitas yang sesuai arah dan tujuan yang sudah

disepakati oleh badan tata kelola.

46

2.4.4. Assessment Process Activities Pada COBIT 5

Pada COBIT terdapat tujuh tahapan assessment process activities,

yaitu sebagai berikut (ISACA, 2012):

Gambar 2. 9 Assessment Process Activities (ISACA, 2012)

1. Initiation

Tahapan pertama yang terdapat pada Assessment Process Activities

adalah tahapan initiation. Tahapan ini menjelaskan mengenai

pengenalan objek yang akan diteliti atau dinilai, ditetapkannya ruang

lingkup penelitian dan menjelaskan hasil identifikasi dari informasi

yang dapat dikumpulkan.

2. Planning the Assessment

Pada tahap kedua yaitu planning the assessment ini peneliti

melakukan perencanaan penilaian agar mendapatkan hasil evaluasi

penilaian. Tahapan ini menjelaskan aktivitas pada penilaian

47

capability level, yang memuat jadwal penilaian dan metode-metode

yang digunakan dalam penilaian capability level.

3. Briefing

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengarahkan kepada tim

penilai yang mencakup input, proses dan output pada organisasi

yang dilakukannya penilaian capability level.

4. Data Collection

Pada tahap empat ini, yang akan dilakukan adalah mengumpulkan

data yang didapatkan dari hasil temuan yang terdapat pada

organisasi yang dilakukan penilaian capability level yang berguna

untuk mendapatkan bukti-bukti dalam penilaian capability level.

5. Data Validation

Pada tahap kelima ini dilakukannya validasi atau memastikan bahwa

data yang dikumpulkan sudah cukup dalam melakukan penilaian

capability level.

6. Process Attribute Rating

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah menetapkan level pada

atribut yang terdapat pada setiap indikator. Tahapan ini bertujuan

untuk mengetahui hasil dari penilaian capability level yang

dilakukan.

7. Reporting the Result

Pada tahapan terakhir ini dilakukan pelaporan hasil penilaian

capability level yang bertujuan dalam memberikan rekomendasi.

48

2.4.5. 7 Enablers

Terdapat tujuh kategori enablers pada COBIT 5, yaitu sebagai berikut:

a. Principles, policies and framework (Prinsip, kebijakan dan

kerangka kerja)

Kategori pertama ini adalah suatu pendorong untuk menerjemahkan

tingkah laku yang diinginkan ke dalam panduan praktis untuk

manajemen harian.

b. Processes (proses)

Pada kategori processes ini adalah sekumpulan kegiatan yang

terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dijelaskan. Dan juga

menghasilkan output yang membantu dalam mendukung pencapaian

seluruh tujuan teknologi informasi.

c. Organizational structures (Struktur Organisasi)

Kategori ini adalah sebuah entitas pada organisasi yang berguna

menjadi kunci saat keputusan dibuat.

d. Culture, ethics and behaviour (Budaya, etika dan perilaku)

Kategori ini adalah faktor keberhasilan suatu kegiatan tata kelola dan

manajemen.

e. Information (informasi)

Di dalam kategori ini termasuk informasi yang dihasilkan dan juga

informasi yang digunakan, kategori ini dibutuhkan agar organisasi

berjalan baik.

49

f. Service, infrastructure and applications (Layanan, infrastruktur

dan aplikasi)

Yang terlibat pada kategori ini adalah infrastruktur teknologi dan

juga aplikasi yang di dalamnya tersedia proses serta layanan

teknologi informasi bagi organisasi.

Gambar 2. 10 Enterprise Enablers Pada COBIT 5 (ISACA, 2012)

2.4.6. Process Reference Model

Menentukan proses tata kelola dan manajemen adalah kegunaan dari

model referensi proses pada COBIT 5. Dan juga model tersebut dapat

digunakan sebagai referensi bagi operasional teknologi informasi dan

manajer bisnis. Model tersebut dapat ditemukan dalam sebuah organisasi

yang berkaitan dengan aktivitas teknologi informasi. Di bawah ini

terdapat gambar Process Reference Model menurut ISACA, 2012:

50

Gambar 2. 11 Process Reference Model COBIT 5 (ISACA, 2012)

Terdapat dua bagian proses utama yang terdapat pada gambar di atas,

yaitu Tata Kelola dan Manajemen. Di bawah ini adalah domain-domain

yang terdapat pada proses tata kelola, yaitu:

a. Evaluate, Direct and Monitor (EDM)

Dalam domain EDM ini dilakukannya penilaian, optimasi risiko dan

sumber daya, di dalamnya terdapat praktik serta kegiatan yang

berguna untuk mengevaluasi pilihan strategis, memberikan arahan

kepada teknologi informasi dan juga memantau bagaimana hasilnya.

b. Align, Plan and Organize (APO)

Di dalam domain ini mencakup penggunaan teknologi informasi

serta bagaiman dapat bermanfaat pada suatu organisasi dalam

51

membantu mencapai tujuan organisasi. Dalam domain ini juga

melihat organisasi dan infrastruktur teknologi informasi agar dapat

mencapai hasil yang baik serta kegunaan teknologi informasi

berjalan dengan optimal.

c. Build, Acquire and Implement (BAI)

Pada domain BAI ini berguna untuk memperoleh serta menerapkan

solusi teknologi informasi dengan cara memberikan arahan dalam

kebutuhan proses. Yang di dalamnya adalah kebutuhan

pendefinisian, identifikasi solusi yang ada, menyiapkan dokumen,

serta melatih dan mengizinkan pengguna dalam mengoperasikan

sistem baru. Pedoman yang disediakan berguna dalam membantu

memastikan bahwa solusi sudah teruji serta diawasi dengan baik

selama perubahan diterapkan pada operasional bisnis dan

lingkungan teknologi informasi.

d. Delivery, Service and Support (DSS)

Domain DSS ini menjelaskan tentang pengiriman informasi, proses

serta dukungan pada pengimplementasian sisem teknologi informasi

yang efektif dan efisien.

e. Monitor, Evaluate and Asses (MEA)

Pada domain ini, proses dalam manajemen menerima suatu solusi

yang berguna untuk pengguna akhir. Domain ini terkait dengan

bagaimana tata kelola teknologi informasi yang sudah dijalankan,

dapat diawasi, dievaluasi dan dinilai dengan baik. Hal ini berguna

52

dalam proses peningkatan tata kelola teknologi informasi yang lebih

baik.

2.4.7. Process Assessment Model (Model Proses Penilaian)

Process Assessment Model berguna dalam menilai kinerja pada tata

kelola. Pada COBIT 5 Process Assessment Model memiliki indikator

kapabilitas proses. Penilaian pada kapabilitas proses terbagi menjadi

level 0 sampai dengan level 5. Penaikan dari level awal sampai ke

selanjutnya dapat dilakukan apabila level sebelumnya terpenuhi. Di

bawah ini adalah model kapabilitas proses pada COBIT 5 (ISACA,

2012):

Gambar 2. 12 Model Kapabilitas Proses (ISACA, 2012)

1. Level 0 Incomplete Process

53

Pada level ini, proses tidak dilaksanakan atau gagal dalam

mencapai tujuan. Pada level ini pula, terdapat sedikit bahkan tidak

ada bukti dari setiap pencapaian yang sistematis dari proses tujuan.

2. Level 1 Performed Process

Pada level ini ditentukan apakah suatu proses sudah mencapai

tujuannya. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai ketentuan

atribut pada level 1:

o Process Attribute (PA) 1.1 Process Performance

Pada proses ini diukur mengenai seberapa jauh tujuan dari suatu

proses telah dicapai. Pencapaian penuh terjadi apabila proses

tersebut telah mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Level 2 Managed Process

Performa proses pada tahap ini dikelola yang mencakup

perencanaan, monitor, dan penyesuaian. Work products-nya

dijalankan, dikontrol serta dikelola dengan tepat. Terdapat

beberapa ketentuan atribut pada proses level ini, yaitu:

o Process Attribute (PA) 2.1 Performance Management

Proses ini mengukur sampai mana performa proses di kelola.

Terdapat beberapa indikator pada manajemen inerja, yaitu:

Teridentifikasinya tujuan dari kinerja proses.

Dalam memenuhi permintaan atau rencana sebelumnya,

kinerja pada proses direncanakan, dimonitor dan

disesuaikan.

54

Tanggung jawab pada proses diidentifikasikan,

ditugaskan dan dikomunikasikan.

Sumber daya dan informasi yang dibutuhkan saat

melaksanaan proses diidentifikasi, disediakan,

dialokasikan serta digunakan secara baik.

Sebagai hasil pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel di

bawah ini:

o Process Attribute (PA) 2.2 Work Product Management

Pada proses ini dilakukan pengukuran sejauh mana hasil kerja

yang sudah dilakukan, Indikator pada manajemen hasil kerja,

yaitu:

Persyaratan dari proses yang digunakan untuk

menghasilkan produk telah didefinisikan.

Persyaratan untuk dokumentasi dan control dari hasil

kerja telah didefinisikan.

Hasil kerja diidentifikasi, didokumentasikan dan dikontrol

secara tepat.

Hasil kerja diulas sesuai dengan perencanaan untuk dapat

memenuhi kebutuhan yang diingankan.

4. Level 3 Established

55

Proses berhasil didokumentasikan serta dikomunikasikan

dan berguna untuk mencapai efisiensi organisasi. Pada level

ini terdapat ketentuan atribut, yaitu:

Process Attribute (PA) 3.1 Process Definition

Proses ini mengukur sejauh mana proses standar dikelola

dalam mendukung pengerjaan dari proses yang telah

diidentifikasikan. Indikatornya adalah:

Standar proses yang terdefinisi dan dilengkapi

dengan panduan untuk modifikasi.

Telah menentukan urutan dan interaksi dengan

proses lainnya.

Kebutuhan akan kopetensi dan aturan untuk

melaksanakan suatu proses telah diidentifikasi.

Metode monitoring efektifitas telah didefenisikan.

Process Attribute (PA) 3.2 Process Deployment

Mengukur sejauh mana proses standard secara efektif

telah dijalankan seperti proses yang telah didefinisikan

untuk mencapai hasil dari proses. Proses deployment

memiliki indikator, yaitu:

Proses dikembangkan berdasarkan standar proses

yang tepat.

56

Aturan dan tanggung jawab untuk melaksanakan

suatu proses telah dikomunikasikan.

Sumber daya manusia yang telah melaksanakan

suatu proses memiliki kompetensi berdasarkan

pendidikan, pengelaman dan pelatihan.

5. Level 4 Predictable

Pada level ini, proses dimonitor, diukur serta diprediksi dan

berguna untuk mencapai hasil dari proses yang optimal saat

dilakukan. Ketentuan atribut proses pada level 4 adalah

sebagai berikut:

Process Attribute (PA) 4.1 Process Measurement

Pengukuran mengenai seberapa jauh hasil pengukuran

digunakan untuk memastikan bahwa performa proses

mendukung tujuan perusahaan. Pengukuran bisa berupa

pengukuran proses ataupun pengukuran produk atau

kedua-duanya. Proses pengukuran memiliki indikator,

yaitu:

Informasi yang telah dibutuhkan untuk mendukung

tujuan organisasi telah ditetapkan.

Tujuan pengukuran proses didaapatkan dari

kebutuhan.

57

Sasaran kuantitatif untuk kinerja proses telah

ditetapkan.

Process Attribute (PA) 4.2 Process Control

Pengukuran tentang seberapa jauh suatu proses secara

kuantitatif bisa menghasilkan proses yang stabil,

mampu, dan bisa diprediksi dalam batasan yang telah

ditentukan. Proses control memiliki indikator, yaitu:

Teknik analisis dan control diterapkan jika

memungkinkan.

Data pengukuran dianalisa untuk mengetahui

penyebab khusus.

Tindakan perbaikan diambil untuk memecahkan

masalah.

6. Level 5 Optimizing

Proses yang ada sebelumnya telah diprediksi secara terus menerus

dan juga ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis saat ini dan

yang akan datang.

Ketentuan atribut proses pada level 5 adalah sebagai

berikut:

Process Attribute (PA) 5.1 Process Innovation

Mengukur sebuah perubahan proses yang telah

diidentifikasi dari analisis penyebab umum dari adanya

58

variasi di dalam performa, dan dari investigasi

pendekatan inovatif untuk mendefinisikan dan

melaksanakan proses. Proses inovasi memiliki indikator,

yaitu:

o Sasaran peningkatan proses didefinisikan.

o Data yang sesuai dianalisis untuk mengidentifikasi

penyebab umum terjadinya variasi dalam

peningkatan proses.

o Data yang seusai dianalisis untuk mengidentifikasi

peluang best practice dan inovasi.

Process Attribute (PA) 5.2 Process Optimisation

Mengukur perubahan untuk definisi, manajemen, dan

performa proses agar memiliki hasil yang berdampak

secara efektif untuk mencapai tujuan dari proses

peningkatan. Proses optimisasi memiliki indikator,

yaitu:

Dampak dari semua perubahan yang diajukan

dinilai terhadap sasaran dari proses yang

didefinisikan sebelumnya.

Dilakukan pengelolaan terhadap penerapan

perubahan yang telah diusulkan.

Evaluasi terhadap perubahan proses.

59

Pada penilaian setiap level dari kapabilitas terdapat klasifikasi yang

terdiri dari 4 kategori, yaitu sebagai berikut:

a. N (Not Achieved)

Dalam kategori N ini, tidak terdapat bukti atas pencapaian atribut

proses. Nilai yang diraih adalah kisaran 0-15%.

b. P (Partially Achieved)

Dalam kategori P ini terdapat beberapa bukti berupa pendekatan

dan juga beberapa pencapaian atribut atas proses. Nilai yang diraih

adalah kisaran 15-50%.

c. L (Largely Achieved)

Pada kategori L ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan

juga pencapaian signifikan atas proses, walau mungkin adanya

kelemahan yang tidak signifikan. Nilai yang diraih adalah kisaran

50-85%.

d. F (Fully Achieved)

Pada kategori F ini terdapat bukti berupa pendekatan sistematis,

lengkap dan pencapaian penuh atas atribut proses. Tidak ada

kelemahan pada atribut proses yang ada. Nilai yang diraih adalah

kisaran 85-100%.

60

2.4.8. Pemetaan IT Goals Terhadap Proses COBIT 5

Di bawah ini terdapat tabel mengenai pemetaan IT Goals terhadap

proses COBIT 5. Tabel ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan

kepada perusahaan bagaimana tujuan perusahaan didukung tujuan

terkait teknologi informasi (ISACA, 2012). Dalam tabel tersebut

terdapat 17 IT-Related Goals yang ditetapkan pada COBIT 5. Dalam

pemetaan ini terdapat dua skala yang jelas, yaitu primary dan secondary.

Gambar 2. 13 Enterprise Goals (ISACA, 2012)

61

Berikut adalah gambar yang menjelaskan mengenai pemetaan IT Goals

dengan proses COBIT 5:

Gambar 2. 14 Pemetaan IT Goals terhadap Proses COBIT 5

Bagian I (ISACA, 2012)

62

Gambar 2. 15 Pemetaan IT Goals terhadap Proses COBIT 5

Bagian II (ISACA, 2012)

63

2.4.9. Diagram RACI (Responsible, Accountable, Consulted,

Informed) Chart

Diagram RACI berguna untuk mengidentifikasi struktur organisasi

dan peran serta tanggung jawabbyang ada pada area fungsional.

Diagram ini menggambarkan tingkatan dari peran dan tanggung jawab,

yaitu sebagai berikut:

1. R (Responsibility) adalah setiap individu, kelompok atau badan

yang tugasnya menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana dan

bertanggung jawab terhadap proses kegiatan dan bertanggung

jawab pada kegiatan yang ada.

2. A (Accountability) adalah individu, kelompok atau badan yang

bertanggung jawab pada segala proses, ruang lingkup dan punya

kewenangan dalam mengambil keputusan agar dapat mencapai

keberhasilan.

3. C (Consultancy) adalah individu, kelompok atau badan yang

dimintai pendapat dalam mengambil suatu keputusan. Komunikasi

dua arah di mana pihak yang berpendapat memiliki pengetahuan

yang luas mengenai hal yang ditanyakan.

4. I (Informational) adalah individu, kelompok atau badan yang

bertugas dalam menyebarluaskan informasi dari aktivitas yang ada

pada organisasi. Informasinya harus selalu informasi yang tepat

dan bermanfaat untuk membantu dalam mengambil keputusan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam struktur COBIT 5, yaitu:

64

a. Board adalah kelompok eksekutif paling senior dan/atau direktur

non-eksekutif dari organisasi yang bertanggung jawab untuk tata

kelola organisasi dan memiliki kontrol keseluruhan sumber daya.

b. Chief Executive Officer (CEO) adalah orang yang memiliki

kedudukan tinggi yang bertanggung jawab dari manajemen

keseluruhan organisasi.

c. Chief Financial Officer (COO) adalah seseorang yang memiliki

jabatan senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk

operasi organisasi.

d. Chief Risk Officer (CRO) adalah seseorang yang memiliki jabatan

senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk operasi

organisasi.

e. Chief Risk Officer (CRO) adalah seseorang yang memiliki jabatan

senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk semua aspek

manajemen risiko di seluruh organisasi. Bertugas mengawasi risiko

yang berhubungan dengan TI.

f. Chief Information Officer (CIO) adalah pejabat senior pada

organisasi yang bertanggung jawab untuk menyelaraskan TI dengan

strategi bisnis dan akuntabel untuk perencanaan, sumber daya dan

mengelola pengiriman layanan dan solusi untuk mendukung tujuan

TI organisasi.

65

g. Chief Information Security Officer (CISO) adalah pejabat senior

pada organisasi yang bertanggung jawab untuk keamanan informasi

organisasi dalam segala bentuknya.

h. Business Executive adalah sebuah manajemen individu senior yang

bertanggung jawab untuk operasi unit bisnis tertentu atau anak

organisasi.

i. Business Process Owner adalah seseorang yang bertanggung jawab

pada proses kinerja untuk mewujudkan tujuannya, mendorong

perbaikan proses dan menyetujui perubahan proses.

j. Strategy (IT Executive) Committee adalah sekelompok eksekutif

senior yang ditujukan oleh dewan untuk memastikan bahwa dewan

terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan TI.

Komite ini bertanggung jawab untuk mengelola portfolio investasi

IT-enabled, layanan TI, dan asset TI.

k. (Project and Programme) Steering Committee adalah sekelompok

pemangku kepentingan dan ahli yang bertanggung jawab untuk

bimbingan program dan proyek, termasuk pengelolaan dan

pemantauan rencana, alokasi sumber daya dan manajemen program,

dan risiko proyek.

l. Architecture Board adalah sekelompok pemangku kepentingan dan

ahli yang bertanggung jawab pada organisasi terkait arsitektur dan

keputusan untuk menetapkan kebijakan dan standar arsitektur.

66

m. Enterprise Risk Committee adalah kelompok eksekutif dari

organisasi yang bertanggung jawab untuk kolaborasi tingkat

organisasi untuk mendukung manajemen risiko organisasi.

n. Head of Human Resources adalah pejabat senior pada organisasi

yang bertanggung jawab untuk perencanaan dan kebijakan terhadap

semua sumber daya manusia di organisasi.

o. Compliance adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk

bimbingan pada hukum, peraturan, dan kepatuhan terhadap kontrak.

p. Audit adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penyediaan

audit internal.

q. Head of Architecture adalah seorang individu senior untuk proses

arsitektur enterprise.

r. Head of Development adalah seorang individu senior yang

bertanggung jawab terkait proses TI, proses pembangunan solusi.

s. Head of IT Operations adalah seorang individu senior yang

bertanggung jawab atas lingkungan dan infrastruktur operasional TI.

t. Head of Administrations adalah seorang individu senior yang

bertanggung jawab terkait TI, catatan dan bertanggung jawab untuk

mendukung TI terkait masalah administratif.

u. Programme and Project Management Office (PMO) adalah

seseorang yang bertanggung jawab untuk mendukung program dan

proyek manajer, mengumpulkan, menilai, dan melaporkan informasi

tentang pelaksanaan program dan proyek konstituen.

67

v. Value Management Office (VMO) adalah seseorang yang bertindak

sebagai sekretariat untuk mengelola portfolio investasi dan layanan,

termasuk menilai dan memberi nasihat tentang peluang investasi,

manajemen kontrol, dan menciptakan nilai dari investasi dan jasa.

w. Service Manage adalah seorang individu yang mengelola

pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pengelolaan

berkelanjutan baru dan yang sudah ada.

x. Information Security Manage adalah seorang individu yang

mengelola, desain, mengawasi, dan/atau menilai keamanan

informasi suatu organisasi.

y. Business Continuity Manager adalah seorang individu yang

mengelola, merancang, mengawasi, dan/atau menilai kemampuan

kelangsungan usaha suatu organisasi, untuk memastikan bahwa

fungsi organisasi tetap beroperasi pada saat kritis.

z. Privacy Officer adalah seorang yang bertanggung jawab untuk

memantau risiko dan dampak bisnis undang-undang privasi dan

untuk membimbing dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dan

kegiatan yang akan memastikan bahwa arahan privasi terpenuhi.

Privacy Officer juga disebut sebagai petugas perlindungan data.

68

2.5. Fokus Area Tata Kelola Teknologi Informasi

2.5.1. EDM04 Ensure Resource Optimisation

Deskripsi dari proses EDM04 (Ensure Resource Optimisation)

adalah memastikan bahwa kemampuan TI telah memadai (mencakup

SDM, proses dan teknologi) untuk mendukung tujuan perusahaan

secara efektif dengan biaya yang optimal. Tujuan dari proses ini adalah

memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan pada perusahaan

telah terpenuhi secara optimal, biaya TI ditekan secara optimal dan

memastikan kemungkinan bertambahnya keuntungan dan ketersediaan

untuk perubahan di masa yang akan datang (ISACA, 2012).

1. EDM04.01 Evaluate Resource Management

Memeriksa dan membuat penilaian pada kebutuhan saat ini

dan waktu yang akan datang pada sumber daya TI yang terkait

secara terus menerus, pilihan untuk pemberdayaan sumber daya

(termasuk strategi dalam menentukan sumber daya) dan alokasi

serta prinsip-prinsip pengelolaan untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan dengan optimal.

2. EDM04.02 Direct Resource Management

Memastikan penerapan dari prinsip-prinsip pengelolaan

sumber daya untuk memungkinkan penggunaan sumber daya TI

melalui siklus hidup ekonomis secara optimal.

3. EDM04.03 Monitor Resource Management

69

Memantau tujuan utama dan metrik dari proses pengelolaan

sumber daya dan menetapkan bagaimana penyimpangannya atau

masalah yang akan diidentifikasi, dilacak dan dilaporkan agar

dilakukannya perbaikan.

2.5.2. APO07 Manage Human Resources

Deskripsi dari proses APO07 (Manage Human Resources)

adalah menyediakan pendekatan terstruktur untuk memastikan

penataan, penempatan, keputusan dan keterampilan SDM secara

optimal. Dalam hal ini termasuk juga mengkomunikasikan peran serta

tanggung jawab, rencana pembelajaran dan pengembangan, serta

ekspektasi kinerja yang didukung oleh staf-staf kompeten dan

termotivasi. Tujuan dari proses APO07 ini adalah untuk

mengoptimalkan kemampuan SDM dalam memenuhi tujuan

perusahaan (ISACA, 2012).

1. APO07.01 Maintain Adequate and Appropriate Staffing

Mengevaluasi kebutuhan kepegawaian baik perubahan

dasar atau utama secara teratur pada perusahaan atau operasional

atau lingkungan TI untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki

sumber daya manusia yang mendukung tujuan dan sasaran

perusahaan baik sumber daya internal maupun eksternal.

2. APO07.02 Identify Key IT Personnel

70

Mengidentifikasi personil utama TI dan meminimalkan

ketergantungan pada satu individu dalam melakukan pekerjaan

penting melalui penangkapan pengetahuan (melalui dokumentasi),

pembagian pengetahuan, rangkaian perencanaan dan staf

cadangan.

3. APO07.03 Maintain The Skills and Competencies of Personnel

Mendefinisikan dan mengelola keterampilan dan

kompetensi yang dibutuhkan personil. Membuktikan bahwa SDM

memiliki kompetensi dalam memenuhi perannya pada dasar

pendidikannya, pelatihan dan/atau pengalaman, serta

membuktikan bahwa kompetensi dapat dipertahankan,

menggunakan kualifikasi dan sertifikasi pada program yang tepat.

Menyediakan pegawai dengan kesempatan belajar untuk

memelihara pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada

tingkatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan perusahaan.

4. APO07.04 Evaluate Employee Job Performance

Melakukan evaluasi kinerja tepat waktu secara teratur pada

tujuan individu yang diperoleh dari tujuan perusahaan,

ditetapkannya standar, tanggung jawab pekerjaan yang spesifik dan

keterampilan serta kerangka kerja kompetensi. Pegawai harus

menerima pelatihan pada kinerja dan melaksanakannya dengan

tepat.

71

5. APO07.05 Plan and Track The Usage of IT and Business

Human Resources

Memahami dan melacak permintaan saat ini pada bisnis

dan SDM TI dengan tanggung jawab pada TI perusahaan.

Mengidentifikasi kekurangan dan memberikan masukan ke

rencana penetapan sumber daya dan bisnis serta proses perekrutan

TI.

6. APO07.06 Manage Contract Staff

Memastikan bahwa konsultan dan tenaga kontrak yang

mendukung perusahaan dengan keterampilan TI mengetahui dan

mematuhi kebijakan organisasi dan memenuhi persyaratan kontrak

yang telah disepakati.

2.5.3. BAI09 Manage Assets

Deskripsi dari proses BAI09 (Manage Assets) adalah mengelola

aset TI melalui siklus hidup untuk memastikan bahwa penggunaan TI

memberikan nilai pada biaya yang optimal, TI tetap beroperasi

menyesuaikan tujuan, TI dijelaskan dan dilindungi secara fisik, dan

aset-aset yang sangat penting didukung kemampuan layanan yang

handal dan tersedia serta mengelola lisensi perangkat lunak.

Tujuan dari proses ini adalah melaporkan semua asset TI dan

mengoptimalkan nilai yang diberikan oleh asset.

72

1. BAI09.01 Identify and Record Current Assets

Mempertahankan catatan yang terbaru dan akurat dari

seluruh aset TI yang dibutuhkan dalam menyampaikan layanan

serta memastikan keselarasan dengan manajemen konfigurasu dan

manajemen keuangan.

2. BAI09.02 Manage Critical Assets

Mengidentifikasi asset yang penting dalam menyediakan

kapabilitas layanan dan mengambil langkah dalam

memaksimalkan keandalan dan ketersediaan untuk mendukung

kebutuhan bisnis.

3. BAI09.03 Manage the Asset Life Cycle

Mengelola aset mulai dari pengadaan sampai pembuangan

aset untuk memastikan bahwa aset dimanfaatkan seefektif dan

seefisien mungkin serta dipertanggungjawabkan dan dilindungi

secara fisik.

4. BAI09.04 Optimise Asset Costs

Meninjau secara teratur keseluruhan dasar aset untuk

mengidentifikasi bagaimana biaya dioptimalkan dan menjaga

keselarasan dengan kebutuhan bisnis.

5. BAI09.05 Manage Licences

Mengelola lisensi software sehingga jumlah lisensi yang

optimal dapat dipelihara untuk mendukung kebutuhan bisnis dan

jumlah lisensi sesuai dengan software yang digunakan.

73

2.5.4. DSS01 Manage Operations

Deskripsi dari DSS01 (Manage Operations) adalah

mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dan prosedur

operasional yang dibutuhkan untuk menyampaikan layanan TI internal

dan outsource, termasuk menjalankan standar prosedur operasi yang

telah ditentukan dan kegiatan pemantauan yang diperlukan.

Tujuannya adalah menyampaikan hasil layanan operasional TI

seperti yang direncanakan.

1. DSS01.01 Perform Operational Procedures

Menjaga dan melaksanakan prosedur operasional dan tugas

operasional secara andal dan konsisten.

2. DSS01.02 Manage Outsourced IT Services

Mengelola pengoperasian layanan TI dari layanan TI

outsource untuk menjaga perlindungan informasi perusahaan dan

keandalan dalam penyampaian layanan.

3. DSS01.03 Monitor IT Infrastructure

Memonitor infrastruktur TI dan yang terkait. Menyimpan

informasi yang mencukupi kronologi informasi di log operasi agar

memungkinkan peninjauan dan pemeriksaan dilakukan berdasarkan

urutan waktu.

4. DSS01.04 Manage the Environment

74

Mempertahakan tindakan dalam perlindungan faktor

lingkungan. Memasang peralatan dan perangkat khusus dalam

memantau dan mengontrol lingkungan kerja.

5. DSS01.05 Manage Facilities

Mengelola fasilitas sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, persyaratan teknis dan bisnis, spesifikasi vendor dan

pedoman kesehatan dan keselamatan.

2.5.5. MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance And

Conformance

Deskripsi dari proses MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess

the System of Internal Control) adalah mengumpulkan, memvalidasi

dan mengevaluasi bisnis, TI dan tujuan proses serta metrik. Memantau

bahwa proses berkinerja terhadap persetujuan pada kinerja dan tujuan

yang sesuai dan metrik serta memberikan pelaporan yang sistematis dan

tepat waktu.

Tujuan dari proses ini adalah mendapatkan tranparansi bagi

stakeholder kunci untuk kecukupan pada kontrol sistem internal

yang akan membuat mereka percaya pada kegiatan operational

perusahaan, kepercayaan pada pencapaian dari tujuan perusahaan, dan

pemahaman cukup terhadap risiko yang tersisa.

1. MEA01.01 Establish a Monitoring Apprach

75

Terlibat dengan para pemangku kepentingan dalam

membangun dan memelihara pendekatan pengawasan untuk

menentukan tujuan, ligkup dan metose untuk mengukur solusi bisnis

dan penyampaian pelayanan dan kontribusi untuk tujuan

perusahaan. Mengintegrasikan pendekatan dengan sistem

manajemen kinerja perusahaan.

2. MEA01.02 Set Performance and Conformance Targets

Bekerja dengan para pemangku kepentingan untuk

menentukan, meninjau secara berkala, memperbarui dan menyetujui

kinerja dan kesesuaian target dalam sistem pengukuran kinerja.

3. MEA01.03 Collect and Process Performance and Conformance

Data

Mengumpulkan dan memproses pada waktu yang tepat dan data

yang akurat diselaraskan dengan pendekatan perusahaan.

4. MEA01.04 Analyse and Report Performance

Meninjau dan melaporkan kinerja secara berkala pada target,

menggunakan metode yang menyediakan ringkasan gambaran luas

mengenai kinerja TI dan yang cocok pada sistem pemantauan

perusahaan.

5. MEA01.05 Ensure the Implementation of Corrective Actions

76

Membantu para pemangku kepentingan dalam

mengidentifikasi, memulai dan melacak tindakan dalam mengoreksi

dalam mengatasi keganjilan.

2.6. Aset

Informasi adalah asset organisasi yang sangat berharga dan penting

seperti aset-aset yang lain misalnya gedung, mesin-mesin, kendaraan,

peralatan kantor, SDM dan lain-lain. Berikut adalah kategori aset-aset yang

dapat dimasukkan ke dalam sistem informasi, yaitu personel, hardware,

software aplikasi, system aplikasi, data, fasilitas dan penunjang.

2.7. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan

menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk,

mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan

tujuan organisasi (Samsudin, 2010). Dalam tugasnya, SDM diarahkan oleh

sebuah manajemen yakni manajemen sumber daya manusia. Manajemen

sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya

manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi

perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan

sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian

kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan

hubungan industrial (Marwansyah, 2010).

77

Menurut Prof. Dr. Sedarmayanti (2011), dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Sumber Daya Manusia, menjelaskan bahwa manajemen sumber

daya manusia adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau

sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut,

menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Manajemen sumber

daya manusia merupakan rancangan sistem formal dalam organisasi dalam

memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efesien guna

mencapai tujuan organisasi.

Tujuan MSDM secara umum adalah untuk memastikan bahwa organisasi

mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Secara khusus. MSDM

bertujuan untuk :

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan

karyawan cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti

yang diperlukan.

2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia,

kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.

3. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan

kebutuhan pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah,

manajemen, karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat luas)

4. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang

mereka lakukan dan mereka capai

5. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental

karyawan.

78

Manfaat manajemen sumber daya manusia (Sedarmayanti, 2011:105) :

a. Memperkerjakan orang agar sesuai dengan pekerjaannya

b. Mengalami perputaran karyawan sesuai dengan kebutuhan

c. Menemukan orang melakukan yang terbaik

d. Tidak ada tindakan diskriminasi

e. Mengimplementasikan undang-undang keselataman kerja dan

kesehatan kerja

f. Pemberian kompensasi yang adil dan relatif sama dengan yang lain

dalam organisasi

g. Mengadakan pelatihan untuk menekankan efektifitas dan efisiensi

departemen

h. Bertanggung jawab atas praktik tenaga kerja yang adil

2.8. Skala Pengukuran

Skala Guttman adalah skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

Skala Guttman merupakan skala kumulatif dan skala ini digunakan untuk

mengukur satu dimensi dari satu variabel. Skala Guttman sangat baik untuk

meyakinkan peneliti tentang satuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti.

Jadi skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat

jelas dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ada, seperti yakin dan

tidak; setuju dan tidak setuju; dan ya dan tidak

79

2.9. Metode Perhitungan

Dalam menilai tingkat kapabilitas, peneliti menggunakan metode

perhitungan berikut (Hidayat, 2015):

Keterangan:

𝒚𝒏(𝒚𝟎 − 𝒚𝟓) = Jumlah proses yang berada pada level n

Z = Jumlah proses yang dilakukan penilaian

2.10. Penelitian Sejenis

Penelitian yang sejenis dan digunakan peneliti sebagai referensi adalah

sebagai berikut:

1. Zhang, Peiqin. Dkk (2016)

Penelitian ini berjudul Impact of IT Governance and IT Capability on Firm

Performance. Penelitian ini menemukan bahwa tata kelola TI mempunyai

dampak yang positif pada pengembangan kemampuan TI. Dan kemampuan

TI memberi dampak positif pada kinerja perusahaan dari penilaian serta

perspektif kinerja akuntansi yang berkelanjutan pada

organisasi/perusahaan.

2. Aasi, Parisa, dkk (2016)

Penelitian ini berjudul The Influence of Organizational Culture on IT

Governance Performance: Case of The IT Department in a Large Swedish

Company. Penelitian ini menjelaskan bagaimana budaya organisasi dapat

Capability Level = (𝒚𝟎∗𝟎) + (𝒚𝟏∗𝟏) + (𝒚𝟐∗𝟐) + (𝒚𝟑∗𝟑) + (𝒚𝟒∗𝟒) + (𝒚𝟓∗𝟓)

𝒁

80

mempengaruhi kinerja tata kelola TI. Dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh dari budaya organisasi terhadap kinerja tata kelola TI organisasi.

3. Sandria, Muhammad (2015)

Penelitian ini berjudul Mengukur Capability Level Tata Kelola Kemanan

Teknologi Informasi dengan Framework COBIT 5 (Studi Kasus:

PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah). Penelitian ini menghasilkan

rekomendasi bagi Pustipanda untuk membuat standar dan prosedur dalam

pengelolaan keamanan informasi di Pustipanda agar terjaganya konsistensi

dalam menjalankan suatu prosedur kerja keamanan informasi dan

membantu dalam evaluasi terhadap proses operasional perusahaan yang

berkaitan dengan keamanan informasi.

4. Gusnita, Nurma (2015)

Penelitian ini berjudul Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Menggunakan Framework COBIT 5 Fokus Pada Proses Manage The IT

Management Framework (APO01) Dan Manage Human Resources

(APO07) (Studi Kasus: Pusat Pengolahan Data Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi

tata kelola teknologi informasi sesuai framework COBIT 5 dan mengasilkan

gap sehingga mendapatkan rekomendasi untuk

81

melakukan pemenuhan dokumentasi setiap aktivitas yang ditemukan pada

masing-masing proses sebagai solusi dari permasalahan yang ditemukan.

5. Altemimi, Mohammed Alaa, dkk (2015)

Penelitian ini berjudul Developing Factors for Effective IT Governance

Mechanism. Pada penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu penting bagi

organisasi untuk membangun tata kelola TI yang baik agar lebih efektif

dalam memanfaatkan TI. Tata kelola TI harus praktis dan relevan bagi

organisasi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi domain tata kelola

TI dan memberikan wawasan mengenai praktik tata kelola TI.

6. Janahi, Leena. Dkk (2015)

Penelitian ini berjudul A Conceptual for IT Governance. Hasil penelitian ini

agar memungkinkan organisasi sektor publik untuk mengadopsi model tata

kelola TI secara mudah dan dinamis. Model ini menyediakan struktur dasar

sebuah konsep, memungkinkan organisasi mendapatkan perspektif yang

lebih baik mengenai proses tata kelola TI dan memberikan fokus yang jelas

dalam pengambilan keputusan.

7. Grembergen, Wim Van (2014)

Penelitian ini berjudul Introduction to the Minitrack “IT Governance and

its Mechanisms”. Penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu tata kelola TI atau

tata kelola perusahaan TI merupakan bagian integral dari tata kelola

perusahaan dan membahas definisi dan pelaksanaan proses, struktur dan

mekanisme relasional dalam organisasi yang memungkinkan orang bisnis

dan TI melakukan tanggung jawab mereka untuk mendukung penyelarasan

82

bisnis / TI dan penciptaan nilai bisnis dari investasi bisnis yang diaktifkan

oleh TI.

82

83

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab tiga ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang

digunakan penulis dalam usulan tata kelola TI pada Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan. Pada bab ini pula dijelaskan mengenai metode penelitian

dan tahapan usulan tata kelola TI menggunakan framework COBIT 5. Di bawah ini

merupakan metodologi penelitian yang dilakukan:

3.1. Metode Pengumpulan Data

3.2.1. Observasi

Pada metode observasi yang termasuk ke dalam metode

pengumpulan data ini dilakukan pada:

Tempat : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Alamat : Jalan H. R. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4 – 9, Jakarta

Selatan, 12950

Waktu : Juli – September 2017

Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah pengamatan

secara langsung mengenai proses yang berkaitan mengenai pengukuran

capability level tata kelola TI.

84

3.2.2. Wawancara

Pada tahap wawancara ini, peneliti melakukan wawancara

prapenelitian dengan menanyakan secara langsung kepada Bapak

Yudianto selaku Kepala Bidang Pengembangan Sistem Informasi serta

Ibu Diah selaku anggota dari bagian Bidang Pengembangan Sistem

Informasi mengenai permasalahan yang ada, gambaran umum serta

kondisi tata kelola TI pada Pusat Data dan Informasi Kementerian

Kesehatan. Secara rinci, pertanyaan yang diajukan tersebut adalah

mengenai visi, misi, tujuan, struktur organisasi, pengelolaan TI,

permasalahan yang ada saat pengelolaan TI, pengelolaan TI serta harapan

dari pengelolaan TI. Tahapan wawancara ini juga dilakukan dalam

pengukuran capability level. Pengumpulan data dilakukan dengan

mewawancarai narasumber yang terkait dengan proses COBIT 5.

3.2.3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen dilakukan dengan melakukan analisis dokumen

yang berkaitan dengan pengukuran capability level tata kelola teknologi

informasi pada Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan serta

dokumen yang ada pada COBIT 5. Dokumen yang ada pada Pusat Data

dan Informasi diselaraskan dengan dokumen yang terdapat pada COBIT

5.

85

3.2. Metode Penilaian Tata Kelola TI

Metode penilaian tata kelola TI pada penelitian ini yang sesuai dengan

Assessment Process Activities pada COBIT 5 adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Assessment Process Activities (ISACA, 2012)

3.2.1. Initiation

Pada tahapan initiation ini yang dilakukan adalah pengidentifikasian

informasi yang terdapat pada Pusat Data dan Informasi Kementerian

Kesehatan. Data-data yang diambil adalah yang berkaitan dengan

penelitian ini, yaitu pengukuran capability level tata kelola TI pada

Pusdatin. Tahapan ini digunakan untuk menentukan proses-proses

COBIT 5 yang akan dibahas pada penelitian ini.

3.2.2. Planning the Assessment

Pada tahapan planning the assessment ini yang dilakukan adalah

merencanakan tahapan dalam pengukuran capability level pada proses

yang terpilih. Pada tahapan ini dipetakannya peran-peran yang akan

86

terlibat dalam pengukuran capability level sesuai dengan RACI Chart

pada Pusdatin.

3.2.3. Briefing

Pada tahapan ketiga ini dilakukannya penjelasan kepada partisipan

sehingga mengerti mengenai masukan, proses dan keluaran dalam

penilaian capability level yang akan dilakukan pada Pusdatin. Briefing

dilakukan dengan cara penentuan jadwal dilakukan pengumpulan

dokumen, penilaian dokumen sampai pelaporan hasil pengukuran

capability level tata kelola TI.

3.2.4. Data Collection

Pada tahapan data collection ini dilakukannya pengumpulan informasi

mengenai dokumen output yang dibutuhkan dalam pengukuran

capability level. Pendefinisian dokumen ini bertujuan untuk

memudahkan dalam mencari bukti-bukti temuan yang terdapat pada

Pusdatin.

3.2.5. Data Validation

Pada tahapan data validation ini dilakukannya pengecekan hasil temuan

dokumen yang telah didefinisikan sebelumnya. Tahapan ini bertujuan

untuk memastikan bahwa hasil temuan dokumen yang disampaikan oleh

partisipan adalah dokumen yang akurat.

87

3.2.6. Process Attribute Level

Pada tahapan ini dilakukannya perhitungan terhadap seluruh proses

yang dilakukan penilaian, yaitu APO07 (Manage Human Resources),

BAI09 (Manage Assets), DSS01 (Manage Operations), MEA01

(Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance) dan

EDM04 (Ensure Resource Optimisation). Dilakukannya pemenuhan

Generic Work Product dengan cara mengecek secara bertahap apakah

proses tersebut telah memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi di

setiap levelnya.

3.2.7. Reporting the Result

Pada tahapan terakhir ini dilakukannya pelaporan hasil dari penelitian

mengenai pengukuran capability level Tata Kelola TI pada proses

APO07 (Manage Human Resources), BAI09 (Manage Assets), DSS01

(Manage Operations), MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance) dan EDM04 (Ensure Resource

Optimisation). Pelaporan ini dilakukan setelah mendapatkan hasil

temuan, aktifitas tiap proses dan dapat dibuatkannya gap dari hasil

penelitian. Hasil laporan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

- Gap yang didapat dari kondisi capability level saat ini (as is) dan

kondisi capability level yang diinginkan (to be). Kedua kondisi

tersebut didapatkan dengan cara wawancara terhadap pihak terkait.

- Rekomendasi yang didapatkan dari perhitungan capability level dan

analisis gap serta temuan yang sudah dikumpulkan pada langkah

88

sebelumnya agar didapatkan suatu usulan perbaikan tata kelola yang

mengarahkan Pusdatin Kementerian Kesehatan ke level yang

diharapkan organisasi.

89

3.3. Kerangka Penelitian

Mulai

Observasi

(Jogiyanto, 2008)

Analisis Dokumen

(David J. Wood,

2010)

Wawancara

(Sugiyono, 2007)

Initiation

Data Collection

Data Validation

Planning the

Assessment

Briefing

Process Attribute

Level

Reporting the

Result

Analisis dokumentasi proses

sesuai COBIT 5

Gambaran umum tata kelola TI

pada Pusdatin Kemenkes

Mengamati secara langsung

pada Pusdatin Kemekes

MemvaliMetode Usulan

Tata Kelola TI

Pengenalan objek yang diteliti

menetapkan ruang lingkup.

Perencanaan penilaian

capability level.

Pengarahan mengenai tahapan

penilaian capability level.

Pengidentifikasian dokumen

yang disesuaikan dengan COBIT

5.

Pelaporan hasil penilaian dan

memberikan rekomendasi.

Pengukuran Capability Level.

Kesimpulan

dan Saran

Selesai

Metode Usulan

Tata Kelola TI

(ISACA, 2012)

Metode

Pengumpulan

Data

Identifikasi Masalah Sehingga

Dilakukan Pengukuran

Terdapat Tujuan

Dalam Pengukuran

Identifikasi Area

Pengukuran

Gambar 3. 2 Kerangka Penelitian

89

90

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Initiation

Pada tahapan initiation ini, peneliti melakukan pendefinisian business

goals COBIT 5 yang diselaraskan dengan tujuan bisnis dan sasaran pada

Pusdatin. Berdasarkan fakta dan hambatan yang terdapat pada Pusdatin, yaitu

anggaran yang ditetapkan tidak dikelola dengan baik, kurangnya koordinasi

antara Pusdatin dengan unit terkait pembuatan aplikasi dan terjadinya

ketidakseimbangan antara kebutuhan pekerjaan dengan jumlah SDM, maka

identifikasi business goals COBIT 5 pada penelitian ini berkaitan dengan

pengelolaan sumber daya. Terdapat 5 Enterprise Goals dari 17 Enterprise

Goals COBIT 5 yang berkaitan dengan sumber daya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Identifikasi business goals dengan tujuan bisnis Pusdatin

No. Enterprise Goal

Related

Resources

IT-Related Goals COBIT 5 Process

1. Financial

transparency

Transparency of IT

costs, benefits and

risk.

EDM02, EDM03,

EDM05, APO06,

APO12, APO13, BAI09

2. Optimisation of

service delivery

cost

Managed IT-related

business risk

EDM03, APO10,

APO12, APO13,

BAI01, BAI06, DSS01,

DSS02, DSS03, DSS04,

DSS05, DSSDSS06,

MEA01, MEA02,

MEA03

91

Transparency of IT

costs, benefits and

risk.

EDM02, EDM03,

EDM05, APO06,

APO12, APO13, BAI09

Optimisation of IT

Assets, resorces and

capabilities

EDM04, APO01,

APO03, APO04,

APO07, BAI04, BAI09,

BAI10, DSS01, DSS03,

MEA01

3. Optimisation of

business process

cost

Realised benefits

from IT-enabled

investments and

service portfolio

EDM02, APO04,

APO05, APO06,

APO11, BAI01,

Transparency of IT

costs, benefits and

risk.

EDM02, EDM03,

EDM05, APO06,

APO12, APO13, BAI09

Optimisation of IT

Assets, resorces and

capabilities

EDM04, APO01,

APO03, APO04,

APO07, BAI04, BAI09,

BAI10, DSS01, DSS03,

MEA01

4. Operational and

staff productivity

Adequate use of

applications,

information and

technology solutions

APO04, BAI05, BAI07

Competent and

motivated business

and IT personnel

EDM04, APO01,

APO07

5. Skilled and

motivated people

Competent and

motivated business

and IT personnel

EDM04, APO01,

APO07

Berdasarkan hasil pemetaan enterprise goals terdapat lima enterprise

goals yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya (resources) teknologi

informasi, yaitu Financial transparency, Optimisation of service delivery cost,

92

Optimisation of business process cost, Operational and staff productivity dan

Skilled and motivated people.

Setelah dilakukan penyelarasan dengan tujuan Pusdatin, yaitu

memperkuat SIK yang meliputi landasan hukum, kebijakan dan program,

advokasi dan koordinasi; menstandarisasi indikator kesehatan agar dapat

menggambarkan derajat kesehatan masyarakat; memperkuat sumber data dan

membangun jejaringnya dengan semua pemangku kepentingan termasuk

swasta dan masyarakat madani; meningkatkan pengelolaan data kesehatan

yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi

informasi; memperkuat sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, sumber daya manusia,

pembiayaan, sarana dan prasarana. Maka enterprise goals yang selaras dengan

fakta dan tujuan Pusdatin adalah Optimisation of business process cost. Berikut

di bawah ini dijelaskan IT-related goals yang selaras atau memiliki nilai

primary (p) dengan Optimisation of business process cost:

Tabel 4. 2 Process yang terdapat pada EG Optimisation of Business

Process Cost

Enterprise

Goals

IT-related

Goal

COBIT 5 Process

Optimisation

of business

process cost

Realised

benefits from

IT-enabled

investments

and service

portfolio

EDM02 Ensure benefits delivery

APO04 Manage innovation

APO05 Manage portfolio

APO06 Manage budget and costs

APO11 Manage quality

93

BAI01 Manage programmes and projects

Transparency

of IT costs,

benefits and

risk.

EDM02 Ensure benefits delivery

EDM03 Ensure Risk Optimisation

EDM05 Ensure stakeholder transparency

APO06 Manage budget and costs

APO12 Manage risk

APO13 Manage security

BAI09 Manage assets

Optimisation

of IT Assets,

resorces and

capabilities

EDM04 Ensure resource optimisation

APO01 Manage the IT management

framework

APO03 Manage enterprise architecture

APO04 Manage innovation

APO07 Manage human resources

BAI04 Manage availability and capacity

BAI09 Manage assets

BAI10 Manage configuration

DSS01 Manage operations

DSS03 Manage problems

MEA01 Monitor, evaluate and assess

performance and conformance

Berdasarkan tabel yang menjelaskan mengenai pemetaan IT-related

Goals terdapat 20 proses COBIT 5 yang akan menunjang tujuan organisasi

Pusdatin yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya dan berkaitan

dengan fakta Pusdatin, terdapat 5 proses COBIT yang menjadi prioritas pada

94

penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini. Penjelasan 5 prosesnya adalah

sebagai berikut:

1. EDM04 Ensure Resource Optimisation (Memastikan Optimalisasi

Sumber Daya)

Memastikan bahwa kemampuan terkait TI cukup dan memadai

(mencakup orang, proses dan teknologi) tersedia untuk mendukung tujuan

perusahaan secara efektif pada biaya yang optimal. Tujuan proses EDM04

ini adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan sumber daya pada

perusahaan bertemu pada cara yang optimal, biaya TI dioptimalkan, dan ada

kemungkinan peningkatan manfaat realisasi dan kesiapan untuk perubahan

yang akan datang.

Pada pengelolaan teknologi informasi pada Pusdatin diperlukannya

proses dalam memastikan optimalisasi sumber daya (dalam hal ini sumber

daya manusia) dikarenakan fakta bahwa sumber daya manusia pada

Pusdatin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan organisasi. Hal tersebut

diakibatkan karena pegawai lulusan TI sudah terseleksi dan masuk ke biro

kepegawaian. Di mana yang menyeleksi SDM tersebut adalah bagian biro

kepegawaian. Yang menyebabkan SDM yang terseleksi lolos di bagian

Pusat Data dan Informasi adalah yang kurang paham mengenai TI atau

bukan lulusan TI murni. Dilihat dari fakta yang dijelaskan di atas, maka

dibutuhkannya proses EDM04 Ensure Resource Optimisation agar sumber

daya dapat dikelola dengan baik secara optimal.

95

2. APO07 Manage Human Resources (Mengelola Sumber Daya Manusia)

Memberikan pendekatan terstruktur dalam memastikan penataan

struktur, penempatan, keputusan tepat dan keterampilan sumber daya.

Termasuk mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab, rencana

pembelajaran dan perkembangan, dan ekspektasi kinerja, didukung oleh

orang-orang yang kompeten dan termotivasi. Tujuan proses APO07 adalah

mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia agar memenuhi tujuan

perusahaan.

Dalam pengelolaan teknologi informasi pada Pusdatin

dibutuhkanannya proses APO07 yaitu mengelola sumber daya manusia.

Sesuai dengan fakta mengenai sumber daya manusia pada Pusdatin banyak

yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan organisasi dikarenakan SDM

lulusan TI ditempatkan pada bagian kepegawaian atau bagian yang bertugas

menyeleksi pegawai. Dilihat dari fakta yang dijelaskan di atas, maka

dibutuhkannya proses APO07 Manage Human Resources agar kemampuan

sumber daya manusia sesuai dengan tujuan yang diharapkan perusahaan.

3. BAI09 Manage Assets (Mengelola Aset)

Mengelola aset TI melalui siklus hidup untuk memastikan bahwa

penggunaan TI memberikan nilai pada biaya yang optimal, TI tetap

beroperasi (menyesuaikan tujuan), TI dijelaskan dan dilindungi secara fisik,

dan aset-aset yang sangat penting untuk mendukung kemampuan layanan

yang handal dan tersedia. Mengelola lisensi perangkat lunak untuk

memastikan bahwa jumlah yang diperoleh, dipertahankan dan disebarkan

96

adalah optimal pada kaitannya dengan penggunaan bisnis yang diperlukan,

dan perangkat lunak dipasang sesuai dengan perjanjian pada lisensi. Tujuan

proses ini adalah melaporkan semua aset TI dan mengoptimalkan nilai pada

aset-aset tersebut.

Dalam pengelolaan teknologi informasi pada Pusdatin

dibutuhkanannya proses BAI09, yaitu mengelola aset. Proses BAI09 ini

sesuai dengan fakta pada Pusdatin mengenai anggaran yang ditetapkan

belum dikelola dengan baik sehingga aplikasi berbasis elektronik tidak

diterapkan secara menyeluruh pada seluruh Indonesia. Dilihat dari fakta

yang dijelaskan di atas, maka dibutuhkannya proses BAI09 Manage Assets

agar semua aset TI dapat dikelola secara optimal.

4. DSS01 Manage Operations (Mengelola Operasi)

Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dan prosedur

operasional yang dibutuhkan untuk menyampaikan layanan TI internal dan

outsource, termasuk menjalankan standar prosedur operasi yang telah

ditentukan dan kegiatan pemantauan yang diperlukan. Tujuan proses

DSS01 adalah menyampaikan hasil layanan operasional TI seperti yang

direncanakan.

Dalam pengelolaan teknologi informasi pada Pusdatin

dibutuhkannya proses DSS01, yaitu mengelola operasi. Sesuai dengan fakta

yang terdapat pada Pusdatin mengenai kurangnya koordinasi dan

transparansi antara Pusdatin dengan unit terkait. Maka dibutuhkannya

97

proses DSS01 agar tercapainya hasil layanan operasional TI sesuai dengan

yang direncanakan.

5. MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance

(Pemantauan, Evaluasi dan Penilaian Kinerja dan Kesesuaian)

Mengumpulkan, memeriksa dan mengevaluasi bisnis, TI, tujuan

proses dan metrik. Memantau bahwa proses berjalan sesuai kinerja yang

telah disepakati dan tujuan kesesuaian, metrik dan memberikan laporan

yang sistematis dan tepat waktu. Tujuan proses MEA01 adalah

menyediakan kinerja dan kesesuaian yang transparan dan menggerakkan

tujuan pada pencapaian.

Dalam pengelolaan teknologi informasi pada Pusdatin

dibutuhkannya proses MEA01 yaitu pemantauan, evaluasi dan penilaian

kinerja agar proses pada Pusdatin berjalan sesuai tujuan. Sesuai dengan

fakta mengenai kurangnya koordinasi dan transparansi antara Pusdatin

dengan unit yang mengajukan pembuatan/pengembangan sistem yang

mengakibatkan sistem yang dibuat oleh pihak ketiga (vendor) tidak sesuai

dengan yang diajukan oleh unit yang bersangkutan. Dilihat dari fakta

tersebut, maka dibutuhkannya proses MEA01 Monitor and Asses

Performance and Conformance agar seluruh proses dalam dipantau,

dievaluasi dan dinilai secara baik.

98

4.2. Planning The Assessment

Pada tahapan ini dilakukannya penyusunan daftar partisipan untuk

pengukuran Capability Maturity, yaitu sebagai berikut:

Deskripsi jabatan yang terdapat pada Pusdatin:

Tabel 4. 3 Deskripsi Jabatan Pusdatin

No. Jabatan Nama

1 Kepala Pusdatin Dr. drh. Didik Budijanto,

M.Kes

2 Bagian Tata Usaha Drg. Titi Aryati Soenardi,

M.Kes

3 Bidang Pengembangan Sistem

Informasi

Yudianto, SKM, MSI

4 Bidang Pengelolaan Teknologi

Informasi

Boga Hardhana, S.Si, MM

Deskripsi RACI Chart pada COBIT 5 yang disesuaikan dengan

struktur organisasi Pusdatin:

Tabel 4. 4 RACI Chart Pusdatin

No. RACI Chart COBIT 5 Jabatan Pusdatin

1 Chief Executive Officer Kepala Pusdatin

2 Chief Financial Officer Bagian Tata Usaha

3 Business Executive Bagian Pengelolaan TI

99

4 Chief Information Officer Bagian Pengembangan SI

5 Strategy Executive Committee Bagian Pengelolaan TI

6 Value Management Office Bagian Tata Usaha

7 Head IT Administration Bagian Tata Usaha

8 Project Management Office Bagian Pengembangan SI

9 Head Human Resource Bagian Tata Usaha

10 Head Architect Bagian Pengembangan SI

11 Head Development Bagian Pengembangan SI

12 Head IT Operations Bagian Pengelolaan TI

13 Service Manager Bagian Tata Usaha

14 Information Security Manager Bagian Pengembangan SI

15 Business Continuity Manager Bagian Tata Usaha

16 Steering (Programmes/Projects)

Committee

Bagian Tata Usaha

17 Business Process Owner Kepala Pusdatin

18 Privacy Officer Bagian Pengembangan SI

19 Chief Risk Officer Kepala Pusdatin

20 Audit Bagian Pengembangan SI

100

21 Chief Operating Officer Bagian Tata Usaha

4.3. Briefing

Dalam penilaian pada penelitian ini, semua partisipan diberikan

penjelasan mengenai tahapan dalam penilaian ini:

Tabel 4. 5 Tahapan Briefing

Daftar Kegiatan Aktor

Pelaksana

Metode Lokasi

Wawancara dalam

melakukan penilaian

- Partisipan

- Peneliti

Diskusi Pusdatin

Pengumpulan bukti

sebagai pendukung

dalam penelitian

- Partisipan

- Peneliti

Diskusi Pusdatin

Rekapitulasi hasil dari

penilaian

- Peneliti Diskusi Pusdatin

Pelaporan dari hasil

penelitian

- Peneliti Diskusi Pusdatin

4.4. Data Collection

Mengidentifikasi kebutuhan output yang didefinisikan pada COBIT 5

untuk setiap proses prioritas dalam melakukan penilaian. Penjelasan mengenai

output yang harus dipenuhi pada Pusdatin Kemenkes sesuai dengan fakta yang

ada adalah sebagai berikut:

101

4.4.1. Data Collection Pada EDM04 Ensure Resource Optimisation

Di bawah ini merupakan output dari proses EDM04 Ensure

Resource Optimisation:

Tabel 4. 6 Data Collection EDM04

Sub Proses Bukti Dokumen Definisi output

EDM04.01

Evaluate

resource

management

Guiding principles

for allocation of

resources and

capabilities

Panduan dalam melakukan penempatan

sumber daya manusia sesuai kebutuhan

organisasi dan kompetensi yang dimiliki

pada Pusdatin.

Guiding principles

for enterprise

architecture

Dokumen prinsip mengenai arsitektur

pada perusahaan dapat berupa cetak biru

dari arsitektur data, aplikasi dan

teknologi.

Approved resources

plan

Dokumen mengenai persetujuan dalam

menempatkan sumber daya manusia pada

Pusdatin.

EDM04.02

Direct resource

management

Communication of

resourcing strategies

Dokumen mengenai pengalokasian

sumber daya untuk mencapai strategi

yang ditetapkan perusahaan.

Assigned

responsibilities for

Dokumen mengenai laporan

pertanggungjawaban (LPJ) yang

102

resource

management

mencatat mengenai pengelolaan sumber

daya.

Principles for

safeguarding

resources

Dokumen mengenai prinsip manajemen

dalam menjaga kemampuan tubuh (fisik,

jiwa, raga) dari ancaman.

EDM04.03

Monitor

resource

management

Feedback on

allocation and

effectiveness of

resources and

capabilities

Laporan feedback dari pegawai Pusdatin

mengenai penempatan serta

keefektivitasan Pusdatin dalam

mengelola kemampuan sumber daya

(pegawai Pusdatin).

Remedial actions to

address resource

management

deviations

Dokumen yang mencatat perbaikan yang

dilakukan oleh Pusdatin dalam mengatasi

perilaku yang melanggar aturan dalam

pengelolaan pegawai.

4.4.2. Data Collection Pada APO07 Manage Human Resources

Di bawah ini merupakan output dari proses APO07 Manage Human

Resources:

103

Tabel 4. 7 Data Collection APO07

Subproses Bukti Dokumen Definisi Output

APO07.01

Maintain

adequate and

appropriate

staffing

Staffing requirement

evaluations

Dokumen yang berisi persyaratan pada

Pusdatin dalam membuat susunan

kepegawaian.

Competency and

career development

plans

Dokumen mengenai aktivitas

kepegawaian yang membantu pegawai

dalam merencanakan karir dan

kompetensi pegawai Pusdatin.

Personnel sourcing

plans

Dokumen mengenai rencana pengadaan

atau proses dalam merekrut sampai

penerimaan pegawai Pusdatin.

APO07.02

Identify key IT

personnel

Knowledge sharing Dokumen mengenai penyebaran

pengetahuan agar tidak terjadinya

ketergantuan pada satu individu.

Staff backup plans Dokumen mengenai rencana membuat

cadangan staff apabila terdapat

kekurangan pegawai.

APO07.03

Maintain the

Skill and

competencies matrix

Dokumen mengenai matriks yang

membantu untuk menilai atau meninjau

104

skills and

competencies of

personnel

suatu keterampilan dan kompetensi

pegawai Pudatin.

Skills development

plans

Dokumen mengenai perencanaan

Pusdatin dalam mengembangkan

keterampilan pegawai.

Review reports Laporan mengenai peninjauan dalam

pemeliharaan keterampilan dan

kompetensi pegawai Pusdatin.

APO07.04

Evaluate

employee job

performance

Personnel goals Dokumen mengenai tujuan yang ingin

dicapai individu/pegawai pada Pusdatin.

Performance

evaluations

Dokumen mengenai penilaian kinerja

pegawai Pusdatin.

Improvement plans Dokumen mengenai rencana perbaikan

kinerja pegawai Pusdatin.

APO07.05 Plan

and track the

usage of IT and

business human

resources

Inventory of business

and IT human

resources

Dokumen yang memuat daftar alat kantor

yang memenuhi kebutuhan bisnis dan

SDM TI.

Resourcing shortfall

analyses

Dokumen mengenai analisa kekurangan

yang dapat terjadi dalam penyediaan

sumber daya pada Pusdatin.

105

Resource utilisation

records

Dokumen yang mencatat pemanfaatan

pegawai dalam memaksimalkan kinerja

pada Pusdatin.

APO07.06

Manage

contract staff

Contract staff

policies

Dokumen yang berisi kebijakan pada

Pusdatin mengenai pegawai kontrak.

Contract agreements Dokumen mengenai perjanjian antara

pegawai kontrak dengan Pusdatin yang

berisi syarat kerja, hak dan kewajiban.

Contract agreement

reviews

Dokumen yang mengulas perjanjian

antara pegawai kontrak dengan Pusdatin.

4.4.3. Data Collection Pada BAI09 Manage Assets

Di bawah ini merupakan output dari proses BAI09 Manage Assets:

Tabel 4. 8 Data Collection BAI09

Sub Proses Bukti Dokumen Definisi Output

BAI09.01

Identify and

record current

assets

Asset register Dokumen mengenai pendaftaran aset

yang terdapat pada Pusdatin.

Results of physical

inventory checks

Dokumen mengenai hasil berupa berita

acara mengenai inventarisasi/pemerksaan

fisik.

106

Results of fit-for-

purpose reviews

Dokumen mengenai hasil dari

pemeriksaan yang disesuaikan dengan

tujuan dari inventarisasi.

BAI09.02

Manage critical

assets

Communication of

planned

maintenance

downtime

Dokumen mengenai komunikasi rencana

dalam pemeliharaan dan penyesuaian

yang diperlukan saat terdapat masalah

pada aset penting yang menyebabkan

Pusdatin kehilangan produktifitas.

Maintenance

agreements

Dokumen mengenai persetujuan (misal

Rencana Anggaran Biaya) dalam

pemeliharaan aset.

BAI09.03

Manage the

asset life cycle

Approved asset

procurement

requests

Dokumen mengenai persetujuan dari

permintaan pengadaan aset pada Pusdatin.

Updated asset

register

Dokumen mengenai pembaruan dalam

pendaftaran aset.

Authorised asset

retirements

Dokumen mengenai penarikan atau

penghapusan aset yang terdapat pada

Pusdatin.

107

BAI09.04

Optimise asset

costs

Results of cost

optimisation reviews

Dokumen mengenai hasil dari ulasan

dalam melakukan pengoptimalan biaya

terhadap aset pada Pusdatin.

Opportunities to

reduce asset costs or

increase value

Dokumen yang berisi

peluang/kesempatan Pusdatin dalam

menekan biaya aset atau meningkatkan

nilai aset.

BAI09.05

Manage

licences

Register of software

licences

Dokumen yang berisi daftar-daftar lisensi

perangkat lunak pada Pusdatin.

Results of installed

licence audits

Dokumen mengenai hasil dari

pemasangan lisensi audit

Action plan to adjust

license numbers and

allocations

Dokumen mengenai rencana dalam

mengatur nomor dan penempatan lisensi.

4.4.4. Data Collection Pada DSS01 Manage Operations

Di bawah ini merupakan output dari proses DSS01 Manage

Operations:

108

Tabel 4. 9 Data Collection DSS01

Sub Proses Bukti Dokumen Deskripsi

DSS01.01

Perform

Operational

Procedures

Operational

schedule

Dokumen Jadwal Operasional

Backup log Rekaman aktivitas atau transaksi

DSS01.02

Manage

Outsourced IT

Service

Independent

assurance plans

Dokumen rencana penilaian assurance

yang dilakukan secara independen terkait

outsourced IT

DSS01.03

Monitor IT

Infrastructure

Asset monitoring

rules and event

condition

Dokumen monitoring atau pengawasan

terhadap aset dan insiden

Event log Rekaman dari kegiatan atau insiden yang

terjadi

Incident tickets Bisa berupa form ataupun tabel yang diisi

berdasarkan suatu insiden atau peristiwa

Environmental

Policies

Dokumen mengenai aturan lingkungan

kerja

109

DSS01.04

Manage the

Environment

Insurance policy

reports

Bisa berupa dokumen ataupun laporan

yang berisi mengenai kebijakan insurance

(asuransi/jaminan)

DSS01.05

Manage

Facilities

Facilites assessment

reports

Bisa berupa dokumen ataupun laporan

yang berisi mengenai pengukuran

kualitas dari fasilitas yang digunakan

Health and safety

awareness

Bisa berupa daftar awareness terhadap

kesehatan dan keamanan

4.4.5. Data Collection Pada MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance

Di bawah ini merupakan output dari proses MEA01 Monitor,

Evaluate and Assess Performance and Conformance:

Tabel 4. 10 Data Collection MEA01

Sub Proses Bukti dokumen Definisi Output

MEA01.01

Establish a

monitoring

approach

Monitoring

Requirements

Dokemen mengenai pernyataan yang

mengidentifikasikan kebutuhan dalam

melakukan pengawasan kinerja pada

Pusdatin.

110

MEA01.02 Set

Performance

and

conformance

targets

Approved

monitoring goals

and metrics

Dokumen mengenai tujuan dan metrik

pengawasan kinerja yang terdapat pada

Pusdatin.

MEA01.03

Collect and

process

performance

and

conformance

data

Monitoring Targets Dokumen mengenai rencana yang sudah

disusun secara terukur terhadap

pengawasan kinerja dan kesesuaian yang

terdapat pada Pusdatin.

Processed

Monitoring Data

Dokumen terkait pengawasan data yang

sedang diolah.

MEA01.04

Analyse and

report

performance

Performance

Reports

Dokumen hasil kinerja atas target yang

telah ditetapkan di awal

MEA01.05

Ensure the

implementation

of corrective

actions

Remedial Actions

and Assignments

Adanya laporan terkait proses perbaikan

yang dilakukan dan bagaimana

penilaiannya

Status and results of

actions

Adanya dokumen terkait status dan hasil

dari perbaikan yang dilakukan

111

4.5. Data Validation

Pada tahapan ini dilakukannya validasi bukti/output yang telah

ditentukan pada COBIT 5 dengan dokumen yang terdapat pada Pusdatin.

4.6.1. Data Validation EDM04 Ensure Resource Optimisation

Berikut ini merupakan Data Validation pada proses EDM04 Ensure

Resource Optimisation yang terdapat pada Pusdatin Kementerian Kesehatan

yang telah disesuaikan dengan output pada COBIT 5:

Tabel 4. 11 Data Validation EDM04

Sub Proses Bukti Dokumen Exist Output/Documentation

EDM04.01

Evaluate

resource

management

Guiding principles for

allocation of resources

and capabilities

Form Penyusunan

Kebutuhan, Rencana,

Pemenuhan dan Usul PNS

Guiding principles for

enterprise architecture √

Sistem Informasi

Kesehatan Indonesia

Approved resources plan √ SK CPNS dan SK PNS

EDM04.02

Direct

resource

management

Communication of

resourcing strategies -

Tidak ada dokumen

ditemukan

Assigned responsibilities

for resource management √ Sasaran Kerja Pegawai

Principles for

safeguarding resources √

Risk Register Asset

Personil

EDM04.03

Monitor

resource

management

Feedback on allocation

and effectiveness of

resources and

capabilities

√ Penilaian SKP (Sasaran

Kerja Pegawai)

Remedial actions to

address resource

management deviations

√ Form Penilaian Prestasi

Kerja PNS

112

4.6.2. Data Validation APO07 Manage Human Resources

Berikut ini merupakan Data Validation pada proses APO07 Manage

Human Resources yang terdapat pada Pusdatin Kementerian Kesehatan

yang telah disesuaikan dengan output pada COBIT 5:

Tabel 4. 12 Data Validation APO07

Subproses Bukti Dokumen Exist Output/Documentation

APO07.01

Maintain

adequate

and

appropriate

staffing

Staffing requirement

evaluations √

Form Penyusunan

Kebutuhan, Rencana,

Pemenuhan dan Usul PNS

Competency and career

development plans √ Daftar Pelatihan SDM

Personnel sourcing plans

Form Penyusunan

Kebutuhan, Rencana,

Pemenuhan dan Usul PNS

APO07.02

Identify key

IT personnel

Knowledge sharing √ Daftar Pelatihan SDM

Staff backup plans -

Tidak ada dokumen

ditemukan.

APO07.03

Maintain the

skills and

competencies

of personnel

Skill and competencies

matrix √ Sasaran Kerja Pegawai

Skills development plans √ Daftar Pelatihan SDM

Review reports -

Tidak ada dokumen

ditemukan

APO07.04

Evaluate

employee job

performance

Personnel goals

Info Jabatan dan Sasaran

Kerja Pegawai

Performance evaluations √

Form Penilaian Prestasi

Kerja PNS

Improvement plans

Form Penilaian Prestasi

Kerja PNS

113

APO07.05

Plan and

track the

usage of IT

and business

human

resources

Inventory of business and

IT human resources √

Form Penyusunan

Kebutuhan, Rencana,

Pemenuhan dan Usul PNS

Resourcing shortfall

analyses √

Rekap Jumlah Beban

Kerja Jabatan

Resource utilisation

records √ Form Penilaian

Prestasi Kerja

APO07.06

Manage

contract staff

Contract staff policies √ SK Penetapan Tenaga

Honorer

Contract agreements √ SK Penetapan Tenaga

Honorer

Contract agreement

reviews -

Tidak ada dokumen

ditemukan

4.6.3. Data Validation BAI09 Manage Assets

Berikut ini merupakan Data Validation pada proses BAI09 Manage

Assets yang terdapat pada Pusdatin Kementerian Kesehatan yang telah

disesuaikan dengan output pada COBIT 5:

Tabel 4. 13 Data Validation BAI09

Sub Proses Bukti Dokumen Exist Output/Documentation

BAI09.01

Identify

and record

current

assets

Asset register √ Asset Rack Data Center

Results of physical

inventory checks

√ Kartu Stock Rack Data

Center

Results of fit-for-purpose

reviews

√ Laporan Bulanan

Pemeliharaan Jaringan

BAI09.02

Manage

critical

assets

Communication of planned

maintenance downtime

√ Form Pelaporan Insiden

Maintenance agreements √ Laporan Pemeliharaan

Data Center Kementerian

Kesehatan

114

BAI09.03

Manage the

asset life

cycle

Approved asset

procurement requests

√ Permohonan Pengadaan

Lisensi

Updated asset register √ Asset Rack Data Center

Authorised asset

retirements

√ Berita Acara Penarikan

Server

BAI09.04

Optimise

asset costs

Results of cost

optimisation reviews

- Tidak ada dokumen

ditemukan

Opportunities to reduce

asset costs or increase

value

- Tidak ada dokumen

ditemukan

BAI09.05

Manage

licences

Register of software

licences

- Tidak ada dokumen

ditemukan

Results of installed licence

audits

- Tidak ada dokumen

ditemukan

Action plan to adjust

license numbers and

allocations

- Tidak ada dokumen

ditemukan

4.6.4. Data Validation DSS01 Manage Operations

Berikut ini merupakan Data Validation pada proses DSS01 Manage

Operations yang terdapat pada Pusdatin Kementerian Kesehatan yang telah

disesuaikan dengan output pada COBIT 5:

Tabel 4. 14 Data Validation DSS01

Sub Proses Bukti Dokumen Exist Output/Documentation

DSS01.01

Perform

Operational

Procedures

Operational schedule √ Tupoksi Tanggung Jawab

Pekerjaan

Backup log √ Network Monitoring

System (NMS)

115

DSS01.02

Manage

Outsourced

IT Service

Independent assurance

plans

-

Tidak ada dokumen

ditemukan

DSS01.03

Monitor IT

Infrastructure

Asset monitoring rules

and event condition

√ Risk Register

Event log √ Network Monitoring

System (NMS)

Incident tickets √ Form Pelaporan Insiden

DSS01.04

Manage the

Environment

Environmental Policies √ SOP Perangkat Jaringan

Insurance policy reports √ Risk Register

DSS01.05

Manage

Facilities

Facilites assessment

reports

√ Risk Register

Health and safety

awareness

√ Risk Register

4.6.5. Data Validation MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance

Berikut ini merupakan Data Validation pada proses EDM04

Ensure Resource Optimisation yang terdapat pada Pusdatin Kementerian

Kesehatan yang telah disesuaikan dengan output pada COBIT 5:

Tabel 4. 15 Data Validation MEA01

Sub Proses Bukti dokumen Exist Output/Documentation

MEA01.01

Establish a

monitoring

approach

Monitoring Requirements

SOP Monitoring

Data Center

Approved monitoring

goals and metrics

Tupoksi

Tanggung Jawab

Pekerjaan

116

MEA01.02

Set

Performance

and

conformance

targets

Monitoring Targets

√ Job Desc Time Plan Work

MEA01.03

Collect and

process

performance

and

conformance

data

Processed Monitoring

Data √

Laporan Pemeliharaan

Data Center

MEA01.04

Analyse and

report

performance

Performance Reports √ Laporan Pemeliharaan

Data Center

MEA01.05

Ensure the

implementati

on of

corrective

actions

Remedial Actions and

Assignments √ Request Form Change

Status and results of

actions √ Request Form Change

4.6. Process Attribute Rating

Pada Process Attribute Rating ini dilakukannya pemberian level terhadap

subproses, dilakukan pengecekan dari atribut yang telah tercapai oleh Pusdatin

Kementerian Kesehatan. Proses ini bertujuan untuk menunjukkan hasil dari

penilaian kapabilitas serta tingkatannya yang telah dilakukan pada tahap

sebelumnya.

117

4.6.1. Process Attribute Rating EDM04 Ensure Resource Optimisation

Berikut ini adalah penilaian pada dokumentasi yang telah dikumpulkan pada

proses sebelumnya. Di bawah ini dapat menunjukkan bahwa proses pada

EDM04 Ensure Resource Optimisation sudah mencapai level 1 pada

capability level:

Tabel 4. 16 Process Attribute Rating EDM04

Sub Proses Bukti Dokumen Exist Score

EDM04.01

Evaluate

resource

management

Guiding principles for

allocation of

resources and

capabilities

100% Guiding principles for

enterprise

architecture

Approved resources

plan √

EDM04.02 Direct

resource

management

Communication of

resourcing strategies -

66.67%

Assigned

responsibilities for

resource management

Principles for

safeguarding

resources

EDM04.03

Monitor resource

management

Feedback on

allocation and

effectiveness of

resources and

capabilities

100%

Remedial actions to

address resource √

118

management

deviations

Average Score 88.89%

4.6.1.1. EDM04.01 Evaluate resource management

Pada proses EDM04.01 Ensure Resource Management ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut terpenuhi

secara keseluruhan. Proses EDM04.01 Ensure Resource Management akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses evaluasi manajemen sumber daya Guiding principles for

allocation of resources and capabilities (panduan dalam

mengalokasikan sumber daya dan kemampuan) yang dilakukan

pada Pusdatin saat ini dilakukannya pengisian form penyusunan

kebutuhan, rencana, pemenuhan dan usul PNS yang terdiri dari

tabel yang berisi struktur organisasi (sesuai peta jabatan); ABK

(Analisis Beban Kerja); keberadaan (jumlah pegawai Pusdatin

yang tersedia); BUP, pindah, dll (jumlah pegawai Pusdatin yang

sudah pindah atau pensiun); kekurangan (jumlah kekurangan

pegawai Pusdatin); dan usulan pemenuhan kebutuhan melalui

formasi. Pengisian form tersebut dilakukan sekali dalam setahun

yang diisi oleh Bagian Kepegawaian dan Umum Pusdatin

Kementerian Kesehatan.

119

2. Proses evaluasi manajemen sumber daya Guiding principles for

enterprise architecture (panduan mengenai arsitektur

perusahaan) pada Pusdatin adalah berupa buku Sistem Informasi

Kesehatan Indonesia (SISFOKES) yang didalamnya terdapat

panduan dalam menyusun architecture enterprise.

3. Proses evaluasi manajemen sumber daya Approved resources

plan (rencana sumber daya disetujui) pada Pusdatin adalah

berupa Surat Keputusan (SK) CPNS dan SK PNS. Pada SK

tersebut terdapat persetujuan antara organisasi dengan pegawai

mengenai penempatan SDM tersebut.

4.6.1.2. EDM04.02 Direct resource management

Pada proses EDM04.02 Direct Resource Management ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 66.67% yang artinya proses tersebut tidak

terpenuhi secara keseluruhan. Proses EDM04.02 Direct Resource

Management akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumentasi proses Assigned responsibilities for

resource management (penetapan tanggung jawab

manajemen sumber daya) yaitu dengan adanya dokumen

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang diisi oleh atasan pegawai

tersebut. Dokumen Sasaran Kerja Pegawai berisi biodata

pegawai yang dinilai dan penilai serta kegiatan tugas pokok

jabatan dan target (output, kualitas dan waktu). Penilaian

120

Sasaran Kerja Pegawai pada Pusdatin dilakukan sekali dalam

setahun.

2. Terdapat dokumentasi proses Principles for safeguarding

resources (prinsip mengenai pengamanan sumber daya) yaitu

dokumen Risk Register Asset Personil. Pada dokumen risk

register asset personil di dalamnya terdapat bagaimana

menjaga keamanan informasi agar sesuai dengan kaidah

Confidentiality, Integrity and Availibility. Terdapat tabel

bagaimana informasi dilindungi dari personil, jaringan, fisik

dan sebagainya. Tabel tersebut berisi deskripsi risiko yang

terdiri dari ancaman apa yang akan terjadi, kerawanan dan

dampaknya; kontrol yang ada saat ini pada Pusdatin; serta

bagaimana mengendalikan risiko setelah dilakukannya

penilaian risiko.

3. Tidak ditemukannya dokumen yang berkaitan dengan

bagaimana mengkomunikasikan strategi pengalokasian

sumber daya pada Pusdatin.

4.6.1.3. EDM04.03 Monitor resource management

Pada proses EDM04.03 Monitor Resource Management ini,

Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut

telah terpenuhi secara keseluruhan. Proses EDM04.03 Monitor Resource

Management akan dijelaskan sebagai berikut:

121

1. Terdapat dokumentasi proses feedback on allocation and

effectiveness of resources and capabilities (feedback mengenai

penempatan dan keefektivitasan SDM pada Pusdatin) yaitu

dengan adanya dokumen Penilaian Sasaran Kerja Pegawai

(SKP) yang diisi oleh atasan pegawai tersebut. Penilaian SKP

tersebut berisikan daftar sasaran kerja yang akan dicapai oleh

pegawai, target dalam jangka waktu 12 bulan dan realisasi atas

target dari sasaran kerja yang tekah dibuat sehingga

didapatkan perhitungan dan nilai capaian SKP pada setiap

pegawai. Penilaian SKP akan disetujui oleh pejabat penilai,

yaitu atasan dari pegawai tersebut.

2. Terdapat dokumentasi proses remedial actions to address

resource management deviations (perbaikan dalam mengatasi

perilaku menyimpang SDM), yaitu dokumen Formulir

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Dalam

dokumen tersebut terdapat data pribadi pegawai, nilai SKP,

perilaku kerja, keberatan dari PNS yang dinilai (apabila ada),

tanggapan pejabat penilai atas keberatan, keputusan atasan

pejabat penilai atas keberatan dan rekomendasi. Remedial

actions to address resource management deviations pada

dokumen formulir penilaian prestasi kerja PNS adalah pada

bagian rekomendasi yang akan diisi oleh pejabat penilai.

122

Berdasarkan pemarapan peneliti mengenai dokumen yang

ditemukan pada proses EDM04 Ensure Resource Optimisation dapat

memenuhi level 1 dengan status fully achieved karena sudah melebihi batas

minimal untuk melanjutkan ke level selanjutnya (>85%), yaitu sebesar

88.89%. Selanjutnya akan dilakukan penilaian ke level selanjutnya atau

level 2 berdasarkan pada PA 2.1 Performance Management serta PA 2.2

Work Product Management. Berikut adalah penjelasan mengenai penilaian

proses EDM04 Ensure Resource Optimisation pada level 2:

Tabel 4. 17 Performance Management EDM04

Process Attribute 2.1 Performance Management

Generic

Practices General Work Product Exist Output

Identify the

objectives

Identifikasi tujuan dari proses

ensure resource optimisation √

Sasaran Kerja

Pegawai

Plan and

monitor the

performance

Merencanakan dan memantau

kinerja proses ensure resource

optimisation

Penilaian

SKP (Sasaran

Kerja

Pegawai)

Adjust the

performance

Menyesuaikan kinerja dari proses

ensure resource optimisation bila

tidak memenuhi target

Form

Penilaian

Prestasi Kerja

Define the

responsibilities

and authorities

Menetapkan tanggung jawab dari

proses ensure resource

optimisation

√ Sasaran Kerja

Pegawai

Identify and

make available

Menyediakan sumber daya dari

proses ensure resource

optimisation

Rekap

Jumlah

Beban Kerja

Jabatan

Manage the

interface

Mengelola antarmuka pihak terkait

proses ensure resource

optimisation

- Tidak

terdapat

123

dokumen

terkait

Average Score 83.33%

Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai Process Attribute 2.1

Performance Management pada proses EDM04 ensure resource

optimisation:

1. Identify the objectives

Identifikasi tujuan dari proses ensure resource optimisation terdapat pada

dokumen Sasaran Kerja Pegawai. Di dalam dokumen tersebut terdapat

rincian mengenai kegiatan tugas pegawai yang dapat memastikan bahwa

kebutuhan sumber daya sesuai dengan apa yang diharapkan Pusdatin.

2. Plan and monitor the performance

Merencanakan dan memantau kinerja proses ensure resource optimisation

terdapat pada dokumen Penilaian SKP (Sasaran Kerja Pegawai). Di dalam

dokumen tersebut terdapat rencana pegawai dengan kuantiti target dalam

jangka waktu setahun serta dipantau melalui kuantiti realisasinya sehingga

didapatkan nilai capaian SKP.

3. Adjust the performance

Menyesuaikan kinerja dari proses ensure resource optimisation bila tidak

memenuhi target terdapat pada dokumen Form Penilaian Prestasi Kerja. Di

dalam dokumen tersebut terdapat kolom apabila pegawai yang dinilai

keberatan dengan penilaian tersebut. Dan terdapat kolom mengenai

124

tanggapan pejabat penilai, keputusannya dan rekomendasi atas keberatan

tersebut.

4. Define the responsibilities and authorities

Menetapkan tanggung jawab dari proses ensure resource optimisation

terdapat pada dokumen Sasaran Kerja Pegawai. Dalam dokumen tersebut

terdapat rincian mengenai pekerjaan apa saja yang akan dilakukan pegawai

dalam jangka waktu setahun.

5. Identify and make available

Menyediakan sumber daya dari proses ensure resource optimisation

terdapat pada dokumen Rekapitulasi Jumlah Beban Kerja Jabatan

Berdasarkan Norma Produk. Pada dokumen tersebut terdapat jumlah

pegawai yang dibutuhkan serta pendidikan yang dibutuhkan pada jabatan

tersebut.

6. Manage the interface

Tidak terdapat dokumen mengenai mengelola antarmuka pihak terkait

(rapat) proses ensure resource optimisation.

Tabel 4. 18 Work Product Management EDM04

Process Attribute 2.2 Work Product Management

Generic Practices General Work Product Exist Output

Define the requirements

for the work products

Menetapkan kebutuhan pada hasil

kerja √

Rekap Jumlah

Beban Kerja

Jabatan

Define the requirements

for documentation and

control

Menetapkan kebutuhan dokumentasi

dan kontrol pada hasil kerja √

Sasaran Kerja

Pegawai

125

Identify, document and

control

Mengidentifikasi, mendokumentasi

dan mengontrol pada hasil kerja √

Penilaian SKP

(Sasaran Kerja

Pegawai)

Review and adjust work

product

Mengulas rencana dan menyesuaikan

kebutuhan hasil kerja -

Tidak terdapat

dokumen

terkait

Average Score 75%

Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai Process Attribute 2.2

Work Product Management pada proses ensure resource optimisation:

1. Define the requirements for the work products

Terdapat penetapan kebutuhan pada proses ensure resource

optimisation, yaitu pada dokumen Rekapitulasi Beban Kerja Jabatan.

Pada dokumen tersebut dijelaskan kebutuhan minimal pendidikan pada

setiap jabatan Pusdatin. Terdapat pula jumlah beban kerja, perhitungan

jumlah kebutuhan pegawai, jumlah ketersediaan pegawai, selisih

jumlah pegawai, efektifitas jabatan dan prestasi jabatan.

2. Define the requirements for documentation and control

Terdapat penetapan kebutuhan untuk dokumentasi dan pengawasan

pada proses ensure resource optimisation, yaitu dokumen Sasaran

Kerja Pegawai. Pada dokumen tersebut terdapat kebutuhan

dokumentasi serta pengawasan yang akan dilakukan yaitu dalam bentuk

rincian tugas pokok jabatan serta target yang akan dilakukan pegawai

dalam jangka waktu setahun (kuantiti dan kualitasnya).

3. Identify, document and control

126

Terdapat identifikasi, dokumentasi dan mengontrol pada hasil kerja

pengawasan pada proses ensure resource optimisation, yaitu dokumen

Penilaian SKP (Sasaran Kerja Pegawai). Pada dokumen tersebut

terdapat identifikasi serta dokumentasi untuk dilakukan pengawasan,

yaitu terdapat penilaian terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku

kerja. Terdapat identifikasinya yaitu dalam bentuk keberatan dari

pegawai yang dinilai, tanggapan pejabat penilai atas keberatan yang

diajukan, keputusan atasan pejabat penilai atas keberatan serta

rekomendasi terhadap keberatan yang diajukan.

4. Review and adjust work product

Tidak terdapat dokumen mengenai ulasan rencana dan menyesuaikan

kebutuhan hasil kerja pada proses ensure resource optimisation.

Berdasarkan penilaian atribut PA 2.1 Performance Performance dan

PA 2.2 Work Product Management yang dilakukan pada proses EDM04

Ensure Resource Optimisation, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

proses EDM04 Ensure Resource Optimisation tidak dapat memenuhi ke

level 3, karena rata-rata kedua level tersebut adalah sebesar 79.16% . Karena

persentase tersebut tidak melebihi 85%, maka penilaian capability level

berhenti hanya pada level 2.

127

Tabel 4. 19 Hasil Pencapaian Level EDM04

Process

Name Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

EDM04 PA 1.1 PA 2.1 PA 2.2 PA

3.1

PA

3.2

PA

4.1

PA

4.2

PA

5.1

PA

5.2

Rating by

Criteria

F

(100%)

F

(88.89%)

L

(83.33%)

L

(75%)

Capability

Level

Achieved

1 2 2

Legend:

N(Not Achieved, 0-15%) P(Partially Achieved, >15-50%) L(Largely Achieved, >50-85%)

F(Fully Achieved, >85-100%)

Di bawah ini adalah grafik dari penilaian capability maturity pada proses EDM04

Ensure Resource Optimisation:

Gambar 4. 1 Diagram Representasi EDM04

0

1

2

3

4

5EDM04.01

EDM04.02EDM04.03

Diagram EDM04

Current Capability

Expected Capabilty

Max Capability

128

4.6.2. Process Attribute Rating APO07 Manage Human Resources

Tabel 4. 20 Process Attribute Rating APO07

Subproses Bukti Dokumen Exist Score

APO07.01

Maintain

adequate and

appropriate

staffing

Staffing requirement

evaluations √

100%

Competency and

career development

plans

Personnel sourcing

plans √

APO07.02

Identify key IT

personnel

Knowledge sharing √ 50%

Staff backup plans -

APO07.03

Maintain the

skills and

competencies of

personnel

Skill and

competencies matrix √

66.67% Skills development

plans √

Review reports -

APO07.04

Evaluate

employee job

performance

Personnel goals √

100% Performance

evaluations √

Improvement plans √

APO07.05 Plan

and track the

usage of IT and

business human

resources

Inventory of business

and IT human

resources

100% Resourcing shortfall

analyses √

Resource utilisation

records √

Contract staff policies √ 66.67%

Contract agreements √

129

APO07.06

Manage contract

staff

Contract agreement

reviews -

Average Score 80.56%

4.6.3.1. APO07.01 Maintain adequate and appropriate staffing

Pada proses APO07.01 maintain adequate and appropriate staffing

ini, Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut

terpenuhi secara keseluruhan. Proses APO07.01 maintain adequate and

appropriate staffing akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumentasi mengenai proses staffing requirement

evaluations (persyaratan dalam membuat susunan pegawai),

yaitu dokumen Formulir Penyusunan Kebutuhan, Rencana,

Pemenuhan dan Usul PNS. Dokumen. Dalam Formulir

Penyusunan Kebutuhan, Rencana, Pemenuhan dan Usul PNS

tersebut dijelaskan jumlah keberadaan pegawai saat ini; jumlah

pegawai pensiun (BUP) dan pindah; jumlah kekurangan

pegawai; rencana pemenuhan pegawai serta usulan pemenuhan

kebutuhan pegawai diurutkan berdasarkan struktur organisasi

sesuai peta jabatan. Setiap tahunnya, Pusdatin melakukan

evaluasi mengenai kebutuhan kepegawaian sesuai dengan

dokumen Formulir Penyusunan Kebutuhan, Rencana,

Pemenuhan dan Usul PNS.

130

2. Terdapat dokumentasi pada proses competency and career

development plans (perencanaan karir dan kompetensi), yaitu

dokumen Daftar Pelatihan SDM. Di dalamnya terdapat rincian

mengenai pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh Pusdatin. Dan

juga terdapat rincian anggaran yang dibutuhkan dalam pelatihan

tersebut.

3. Terdapat dokumentasi pada proses personnel sourcing plans

(perencanaan dalam perekrutan pegawai), yaitu dokumen

Formulir Penyusunan Kebutuhan, Rencana, Pemenuhan dan

Usul PNS. Dokumen. Dalam Formulir Penyusunan Kebutuhan,

Rencana, Pemenuhan dan Usul PNS tersebut dijelaskan jumlah

keberadaan pegawai saat ini; jumlah pegawai pensiun (BUP) dan

pindah; jumlah kekurangan pegawai; rencana pemenuhan

pegawai serta usulan pemenuhan kebutuhan pegawai diurutkan

berdasarkan struktur organisasi sesuai peta jabatan. Setelah

dilakukan evaluasi kebutuhan pegawai, Pusdatin dapat membuat

perencanaan dalam merekrut pegawai. Perencanaan tersebut

didasarkan oleh dokumen Formulir Penyusunan Kebutuhan,

Rencana, Pemenuhan dan Usul PNS.

4.6.3.2. APO07.02 Identify key IT personnel

Pada proses APO07.02 Identify key IT personnel ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 66.67% yang artinya proses tersebut tidak

131

terpenuhi secara keseluruhan. Proses APO07.02 Identify key IT personnel

akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai knowledge sharing (penyebaran

pengetahuan), yaitu dokumen Daftar Pelatihan SDM. Di

dalamnya terdapat rincian mengenai pelatihan apa saja yang

dibutuhkan oleh Pusdatin. Dan juga terdapat rincian anggaran

yang dibutuhkan dalam pelatihan tersebut.

2. Tidak terdapat dokumen mengenai staff backup plans (rencana

cadangan SDM). Dalam Pusdatin apabila terdapat pegawai yang

ingin mengajukan cuti, pegawai mengajukan izin cuti dengan

mengisi form pada e-office. Setelahnya akan disetujui oleh

atasan, atasan dari atasan langsung serta kepala subbagian

kepegawaian dan umum. Jika izin telah disetujui, pegawai

tersebut diberikan pilihan, yaitu menyelesaikan tugas yang ada

sebelum waktu cuti atau tugasnya akan dilimpahkan oleh rekan

sejawat pegawai tersebut. Terdapat kebijakan yang tidak tertulis

mengenai cuti dalam Pusdatin, yaitu pegawai yang cuti dalam

satu subbagian sebesar maksimal 10%.

4.6.3.3. APO07.03 Maintain the skills and competencies of personnel

Pada proses APO07.03 maintain the skills and competencies of

personnel ini, Pusdatin mendapatkan rating sebesar 66.67% yang artinya

proses tersebut tidak terpenuhi secara keseluruhan. Proses APO07.03

132

maintain the skills and competencies of personnel akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai skill and competencies matrix

(matriks yang membantu dalam menilai dan meninjau

keterampilan dan kompetensi pegawai), yaitu dengan adanya

dokumen Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang diisi oleh atasan

pegawai tersebut. Dokumen Sasaran Kerja Pegawai berisi

biodata pegawai yang dinilai dan penilai serta kegiatan tugas

pokok jabatan dan target (output, kualitas dan waktu). Penilaian

Sasaran Kerja Pegawai pada Pusdatin dilakukan sekali dalam

setahun.

2. Terdapat dokumen mengenai skills development plans (rencana

pengembangan keterampilan SDM), yaitu dokumen mengenai

Daftar Pelatihan SDM. Pelatihan SDM dilakukan sekali dalam

setahun. Dipilih beberapa pelatihan yang dibutuhkan Pusdatin

yang disesuaikan dengan anggaran. Dan dipilih SDM dari

perwakilan divisi untuk melakukan pelatihan tersebut. Dalam

dokumen tersebut berisi rincian pengembangan skill serta

anggaran yang dibutuhkan. Dokumen tersebut akan disetujui

oleh divisi kepegawaian dan umum.

3. Tidak terdapat dokumen mengenai review reports, yaitu

dokumen laporan review dalam pemeliharaan keterampilan

pegawai.

133

4.6.3.4. APO07.04 Evaluate employee job performance

Pada proses APO07.04 evaluate employee job performance ini,

Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut

telah terpenuhi secara keseluruhan. Proses APO07.04 evaluate employee

job performance akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai personnel goals (tujuan individu

dalam organisasi), yaitu dokumen Info Jabatan dan Sasaran

Kerja Pegawai. Dalam dokumen Info Jabatan ini dijelaskan

mengenai rincian jabatan beserta uraian tugas, bahan kerja yang

digunakan, perangkat/alat kerja, hasil kerja, tanggung jawab,

wewenang, korelasi jabatan sampai ke prestasi kerja yang

diharapkan oleh suatu individu. Dokumen tersebut disahkan

oleh atasan dan pegawai yang bersangkutan. Dokumen lainnya

yang berkaitan dengan personnel goals (tujuan individu dalam

organisasi) adalah Sasaran Kerja Pegawai.

2. Terdapat dokumen mengenai performance evaluations

(evaluasi penilaian kinerja SDM), yaitu dokumen Form

Penilaian Prestasi Kerja PNS. Dokumen ini berisi nilai yang

telah diisi pada dokumen Sasaran Kerja Pegawai. Dari Sasaran

Kerja Pegawai akan dinilai berapa nilai prestasi kerja pegawai

tersebut. Dan terdapat kolom yang berisi keberatan dari pegawai

yang dinilai, tanggapan atas keberatan, keputusan pejabat

134

penilai atas keberatan serta rekomendasi. Pada kolom

rekomendasi itulah yang dimaksud dengan performance

evaluations (evaluasi penilaian kinerja SDM) karena pada

kolom tersebut pegawai akan dievaluasi bagaimana kinerja

dalam jangka waktu setahun.

3. Terdapat dokumen mengenai improvement plans (rencana

perbaikan kinerja pegawai), dokumen Form Penilaian Prestasi

Kerja PNS. Dokumen ini sama dengan proses sebelumnya, yaitu

dokumen mengenai performance evaluation. Rencana

perbaikan terdapat pada bagian rekomendasi yang diisi oleh

atasan pegawai yang bersangkutan.

4.6.3.5. APO07.05 Plan and track the usage of IT and business human

resources

Pada proses APO07.05 plan and track the usage of IT and business

human resources ini, Pusdatin mendapatkan rating sebesar 33.33% yang

artinya proses tersebut tidak terpenuhi secara keseluruhan. Proses

APO07.05 plan and track the usage of IT and business human resources

akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai inventory of business and IT

human resources, yaitu dokumen Formulir Penyusunan

Kebutuhan, Rencana, Pemenuhan dan Usul PNS. Dokumen.

Dalam Formulir Penyusunan Kebutuhan, Rencana, Pemenuhan

135

dan Usul PNS tersebut dijelaskan jumlah keberadaan pegawai

saat ini; jumlah pegawai pensiun (BUP) dan pindah; jumlah

kekurangan pegawai; rencana pemenuhan pegawai serta usulan

pemenuhan kebutuhan pegawai diurutkan berdasarkan struktur

organisasi sesuai peta jabatan. Di dalam dokumen tersebut

terdapat jumlah pegawai yang ada saat ini pada setiap divisi

sesuai struktur organisasi pada Pusdatin.

2. Terdapat dokumen mengenai resourcing shortfall analyses

(analisa kekurangan yang terjadi dalam penyediaan SDM), yaitu

dokumen Rekap Jumlah Beban Kerja Jabatan. Pada dokumen

tersebut dijelaskan jumlah kebutuhan pegawai berdasarkan

jabatan, jumlah ketersediaan pegawai, selisih jumlah pegawai,

efektifitas jabatan dan prestasi jabatan. Di dalam dokumen

tersebut dapat dilihat keefektifitasan pegawai yang ada,

penilaian tersebut dijelaskan dengan indikator “Sangat Baik”,

“Kurang” dan “Sedang”.

3. Terdapat dokumen mengenai resource utilisation records

(pencatatan kinerja pegawai), yaitu dokumen Penilaian Prestasi

Kerja. Dokumen ini berisi nilai yang telah diisi pada dokumen

Sasaran Kerja Pegawai. Dari Sasaran Kerja Pegawai akan dinilai

berapa nilai prestasi kerja pegawai tersebut. Pada dokumen

tersebut dapat dilihat catatan kinerja pegawai dalam bentuk

penilaian angka.

136

4.6.3.6. APO07.06 Manage contract staff

Pada proses APO07.06 manage contract staff ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 66.67% yang artinya proses tersebut tidak

terpenuhi secara keseluruhan. Proses APO07.06 manage contract staff akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai contract staff policies (kebijakan

pada pegawai kontrak), yaitu dokumen SK Penetapan Tenaga

Honorer. Dokumen tersebut adalah keputusan dari Kepala

Pusdatin dan berisi daftar nama pegawai kontrak beserta jabatan.

Di dalamnya terdapat tugas pegawai kontrak dan terdapat

lampiran mengenai honorarium pegawai kontrak tersebut.

2. Terdapat dokumen mengenai contract agreements (persetujuan

pegawai kontrak), yaitu dokumen SK Penetapan Tenaga

Honorer seperti dijelaskan pada poin sebelumnya.

3. Tidak terdapat dokumen mengenai contract agreement reviews

atau dokumen mengenai ulasan perjanjian pegawai kontrak.

Berdasarkan pemarapan peneliti mengenai dokumen yang

ditemukan pada proses APO07 Manage Human Resources. Proses ini

berada pada level 1, dikarenakan persentase dalam proses ini adalah sebesar

80.56%. Di mana proses ini berada pada level largely achieved, yaitu antara

137

>50%-85%. Karena pada proses ini levelnya adalah largely achieved, maka

proses APO07 Manage Human Resources berada pada capability level 1.

Tabel 4. 21 Hasil Pencapaian level APO07

Process

Name Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

APO07 PA 1.1 PA 2.1 PA 2.2 PA

3.1

PA

3.2

PA

4.1

PA

4.2

PA

5.1

PA

5.2

Rating by

Criteria

F

(100%)

F

(80.56%)

Capability

Level

Achieved

1

Legend:

N(Not Achieved, 0-15%) P(Partially Achieved, >15-50%) L(Largely Achieved, >50-85%)

F(Fully Achieved, >85-100%)

Di bawah ini adalah grafik dari penilaian capability maturity pada proses APO07

Manage Human Resources:

138

Gambar 4. 2 Diagram Representasi APO07

4.6.3. Process Attribute Rating BAI09 Manage Assets

Tabel 4. 22 Process Attribute Rating BAI09

Sub Proses Bukti Dokumen Exist Score

BAI09.01

Identify and

record current

assets

Asset register √

100%

Results of physical

inventory checks

Results of fit-for-

purpose reviews

BAI09.02

Manage critical

assets

Communication of

planned maintenance

downtime

100%

Maintenance

agreements

BAI09.03

Manage the asset

life cycle

Approved asset

procurement requests

100%

Updated asset register √

0

1

2

3

4

5APO07.01

APO07.02

APO07.03APO07.04

APO07.05

Diagram APO07

Current Capability

Expected Capability

Max Capability

139

Authorised asset

retirements

BAI09.04

Optimise asset

costs

Results of cost

optimisation reviews

-

0% Opportunities to

reduce asset costs or

increase value

-

BAI09.05

Manage licences

Register of software

licences

-

0%

Results of installed

licence audits

-

Action plan to adjust

license numbers and

allocations

-

Average Score 60%

4.6.3.1. BAI09.01 Identify and record current assets

Pada proses BAI09.01 identify and record current assets ini,

Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut

terpenuhi secara keseluruhan. Proses BAI09.01 identify and record current

assets akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai asset register (daftar aset) pada

Pusdatin, yaitu berupa dokumen Asset Rack Data Center.

Dokumen asset rack data center ini diisi oleh bagian

Pengelolaan TI sebanyak sekali dalam sebulan terdiri dari kolom

nomor rack, label server, nama asset, merk, type dan IP public.

2. Terdapat dokumen mengenai result of physical inventory checks

(hasil pengecekan inventori fisik), yaitu dokumen Kartu Stock

140

Rack Data. Pada Pusdatin setiap harinya dilakukan pengecekan

asset yang ada. Dan hasil dari pengecekan setiap harinya dalam

sebulan akan dikumpulkan pada dokumen kartu stock rack data.

Kartu stock rack data terbagi oleh server beserta merknya. Yang

dicek pada dokumen ini, yaitu power on/off, LAN indikator.

LED indikator dan kebersihan.

3. Terdapat dokumen mengenai results of fit-for-purpose reviews

(hasil dari pemeriksaan berdasarkan tujuan inventaris), yaitu

dokumen Laporan Bulanan Pemeliharaan Jaringan.

4.6.3.2. BAI09.02 Manage critical assets

Pada proses BAI09.02 manage critical assets ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut terpenuhi

secara keseluruhan. Proses BAI09.02 manage critical assets akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai communication of planned

maintenance downtime (komunikasi dalam perancanaan

pemeliharaan pada saat terjadi masalah), yaitu dokumen Form

Pelaporan Insiden. Form pelaporan insiden ini diisi oleh pelapor,

data yang diisi adalah tanggal kejadian, nama pelapor, satuan

kerja, jenis insiden, deskripsi insiden, dampak insiden, aset

terkait insiden. Dan terdapat data yang diisi oleh PIC terkait,

yaitu analisa penyebab insiden, rencana tindak lanjut dan status

141

insiden (closed/not closed). Dokumen tersebut ditandatangani

oleh pelaksana, pelapor dan security officer.

2. Terdapat dokumen mengenai maintenance agreement

(persetujuan dalam pemeliharaan asset), yaitu dokumen Laporan

Pemeliharaan Data Center Kementerian Kesehatan yang

diperbarui setiap bulannya oleh bagian pengelolaan TI.

4.6.3.3. BAI09.03 Manage the asset life cycle

Pada proses BAI09.03 manage the asset life cycle ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut terpenuhi

secara keseluruhan. Proses BAI09.03 manage the asset life cycle akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai approved asset procurement

requests (persetujuan pada permintaan pengadaan asset), yaitu

dokumen Permohonan Pengadaan. Dokumen permohonan

pengadaan pada Pusdatin hanya dalam bentuk nota dinas. Yang

berupa usulan dalam melakukan pengadaan yang ditujukan

kepada Kepala Pusdatin. Dan ditandatangani oleh kepala bagian

yang mengusulkan pengadaan.

2. Terdapat dokumen mengenai updated asset register (pembaruan

dalam daftar aset), yaitu dokumen Asset Rack Data Center.

Dokumen asset rack data center ini diisi oleh bagian

Pengelolaan TI yang terdiri dari kolom nomor rack, label server,

142

nama asset, merk, type dan IP public. Dokumen ini akan selalu

diperbarui selama satu kali dalam sebulan.

3. Terdapat dokumen mengenai authorised asset retirements

(penarikan aset), yaitu dokumen Berita Acara Penarikan Server.

Dalam dokumen ini terdapat rincian pada penarikan server.

Rinciannya adalah terdiri dari tanggal penarikan server, server

yang akan dilakukan penarikan, merk/tipe server, serial number,

operation system, hardisk, memory, CPU, aplikasi, lokasi rak,

alasan penarikan. Serta terdapat data pihak penanggung jawab

dan data pihak penerima server. Dokumen ini akan

ditandatangani oleh kedua pihak tersebut dan juga pihak

Pusdatin Kemenkes.

4.6.3.4. BAI09.04 Optimise asset costs

Pada proses BAI09.04 optimise asset costs ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar0 % yang artinya proses tersebut terpenuhi

secara keseluruhan. Proses BAI09.04 optimise asset costs ts akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Tidak terdapat dokumen mengenai results of cost optimisation

reviews (ulasan dalam pengoptimalan biaya).

2. Tidak terdapat dokumen mengenai opportunities to reduce asset

costs or increase value (peluang penekanan biaya aset atau nilai

aset).

143

4.6.3.5. BAI09.05 Manage licences

Pada proses BAI09.05 manage licences ini, Pusdatin mendapatkan

rating sebesar 0% yang artinya proses tersebut terpenuhi secara

keseluruhan. Proses BAI09.05 manage licences akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Tidak terdapat dokumen mengenai register of software licences

(daftar lisensi perangkat lunak). Pada Pusdatin, pencatatan

hanya dilakukan jika terdapat masalah pada perangkat lunak.

Pencatatan dilakukan pada dokumen trouble ticket terkait

lisensi. Namun daftar secara lengkap mengenai daftar lisensi

perangkat lunak, Pusdatin tidak melakukan proses pencatatan

daftar tersebut.

2. Tidak terdapat dokumen mengenai results of installed licences

audits (ulasan pemasangan lisensi). Karena Pusdatin tidak

melakukan proses pencatatan mengenai daftar perangkat lunak,

maka tidak terdapat pula dokumen mengenai ulasan/hasil

pemasangan lisensi.

3. Tidak terdapat dokumen mengenai action plan to adjust licence

numbers and allocations (rencana pengaturan nomor dan

pengalokasian lisensi). Karena tidak dilakukannya pencatatan

daftar perangkat lunak. Maka tidak terdapat proses perencanaan

dalam penyesuaian dan pengalokasian nomor lisensi.

144

Berdasarkan pemarapan peneliti mengenai dokumen yang

ditemukan pada proses BAI09 Manage Assets. Proses ini berada pada level

1, dikarenakan persentase dalam proses ini adalah sebesar 60%. Di mana

proses ini berada pada level largely achieved, yaitu antara >50%-85%.

Karena pada proses ini levelnya adalah largely achieved, maka proses

BAI09 Manage Assets berada pada capability level 1.

Tabel 4. 23 Hasil Pencapaian Level BAI09

Process

Name Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

BAI09 PA 1.1 PA 2.1 PA 2.2 PA

3.1

PA

3.2

PA

4.1

PA

4.2

PA

5.1

PA

5.2

Rating by

Criteria

F

(100%)

F

(60%)

Capability

Level

Achieved

1

Legend:

N(Not Achieved, 0-15%) P(Partially Achieved, >15-50%) L(Largely Achieved, >50-85%)

F(Fully Achieved, >85-100%)

Di bawah ini adalah grafik dari penilaian capability maturity pada proses BAI09

Manage Assets:

145

Gambar 4. 3 Diagram Representasi BAI09

4.6.4. Process Attribute Rating DSS01 Manage Operations

Tabel 4. 24 Process Attribute Rating DSS01

Sub Proses Bukti Dokumen Exist Score

DSS01.01

Perform

Operational

Procedures

Operational schedule √

100% Backup log √

DSS01.02

Manage

Outsourced IT

Service

Independent

assurance plans - 0%

DSS01.03

Monitor IT

Infrastructure

Asset monitoring rules

and event condition √

100% Event log √

Incident tickets √

0

1

2

3

4

5BAI09.01

BAI09.02

BAI09.03BAI09.04

BAI09.05

Diagram BAI09

Current Capability

Expected Capability

Max Capability

146

DSS01.04

Manage the

Environment

Environmental

Policies √

100% Insurance policy

reports √

DSS01.05

Manage

Facilities

Facilites assessment

reports √

100% Health and safety

awareness √

Average Score 80%

4.6.4.1. DSS01.01 Perform operational procedures

Pada proses DSS01.01 perform operational procedures ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut terpenuhi

secara keseluruhan. Proses DSS01.01 perform operational procedures akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai operational schedule (jadwal

operasional), yaitu dokumen Tugas Pokok dan Fungsi Tanggung

Jawab Pekerjaan (Tupoksi Tanggung Jawab Pekerjaan).

Dokumen ini hanya terdapat pada bagian pemeliharaan jaringan

Pusdatin. Tupoksi Tanggung Jawab Pekerjaan berisi dari kolom

tugas pokok dan fungsi. Tugas pokok terdiri dari tugas harian,

penanganan insiden, pemeliharaan, pendukung pelanggan dan

inisiatif. Dan terdapat juga daftar kegiatan yang dilakukan pada

setiap tugas pokok tersebut.

2. Terdapat dokumen mengenai backup log (rekaman aktivitas),

yaitu Network Monitoring System (NMS). NMS adalah alat

147

dalam melakukan pengawasan pada elemen di dalam jaringan

komputer. Terdapat beberapa NMS pada Pusdatin, yaitu NMS

provider, NMS real time, NMS perangkat jaringan dan trafik

user Depkes, NMS server monitor dan NMS perangkat jaringan

wifi.

4.6.4.2. DSS01.02 Manage outsourced IT service

Pada proses DSS01.02 manage outsourced IT service (pengelolaan

layanan outsource TI) ini, Pusdatin mendapatkan rating sebesar 0% yang

artinya proses tersebut terpenuhi secara keseluruhan. Proses DSS01.02

manage outsourced IT service akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat dokumen mengenai independent assurance

plans, yaitu dokumen mengenai rencana penilaian assurance

secara independen.

4.6.4.3. DSS01.03 Monitor IT infrastructure

Pada proses DSS01.03 monitor IT infrastructure ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut terpenuhi

secara keseluruhan. Proses DSS01.03 monitor IT infrastructure akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai asset monitoring rules and event

condition (pengawasan terhadap aset atau insiden pada kondisi

tertentu), yaitu Risk Register. Di dalam dokumen tersebut

148

terdapat penjelasan mengenai aset yang ada pada Pusdatin serta

deskripsi risiko (ancaman, kerawanan dan dampak), kontrol

yang ada saat ini pada Pusdatin dan penilaian risikonya.

2. Terdapat dokumen mengenai event log (rekaman insiden), yaitu

Network Monitoring System. NMS adalah alat dalam melakukan

pengawasan pada elemen di dalam jaringan komputer.

3. Terdapat dokumen mengenai incident tickets (dokumen

pengisian insiden), yaitu dokumen Form Pelaporan Insiden.

Form pelaporan insiden ini diisi oleh pelapor, data yang diisi

adalah tanggal kejadian, nama pelapor, satuan kerja, jenis

insiden, deskripsi insiden, dampak insiden, aset terkait insiden.

Dan terdapat data yang diisi oleh PIC terkait, yaitu analisa

penyebab insiden, rencana tindak lanjut dan status insiden

(closed/not closed). Dokumen tersebut ditandatangani oleh

pelaksana, pelapor dan security officer.

4.6.4.4. DSS01.04 Manage the environment

Pada proses DSS01.04 manage the environment ini, Pusdatin

mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut terpenuhi

secara keseluruhan. Proses DSS01.04 manage the environment akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai environmental policies atau

dokumen mengenai aturan dalam lingkungan kerja, yaitu

149

Standar Operasional Prosedur Perangkat Jaringan. SOP

Perangkat Jaringan berisi mengenai seluruh proses yang dapat

menunjang lingkungan kerja. Proses tersebut adalah proses

corrective maintenance perangkat jaringan, permintaan setting

konfigurasi jaringan, layanan pengajuan domain, permintaan

koneksi virtual private network (VPN), permintaan pemasangan

jaringan internet (kabel), permintaan pemasangan jaringan wifi

dan permintaan pembuatan SSID wifi.

3. Terdapat dokumen mengenai insurance policy reports (laporan

kebijakan insurance/perlindungan lingkungan kerja dari risiko),

yaitu dokumen Risk Register. Dokumen risk register berisikan

mengenai laporan serta kebijakan yang dibuat oleh Pusdatin

dalam meminimalisir risiko dalam mengelola lingkungan kerja.

Lingkungan kerja di sini dalam bentuk aset/informasi Pusdatin.

Terdapat penjelasan mengenai aset yang ada pada Pusdatin serta

deskripsi risiko (ancaman, kerawanan dan dampak), kontrol

yang ada saat ini pada Pusdatin dan penilaian risikonya.

4.6.4.5. DSS01.05 Manage facilities

Pada proses DSS01.05 manage facilities ini, Pusdatin mendapatkan

rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut terpenuhi secara

keseluruhan. Proses DSS01.05 manage facilities akan dijelaskan sebagai

berikut:

150

1. Terdapat dokumen mengenai facilities assessment reports

(laporan penilaian kualitas pada fasilitas yang ada), yaitu

dokumen Risk Register (fisik). Dokumen tersebut sama seperti

dokumen risk register, namun dokumen ini lebih spesifik dan

lebih mengarah terhadap penilaian fasilitas pada Pusdatin. Sama

seperti dokumen risk register, risk register (fisik) berisikan

deskripsi risiko yang terdiri dari ancaman apa yang akan terjadi,

kerawanan dan dampaknya; kontrol yang ada saat ini pada

Pusdatin; serta bagaimana mengendalikan risiko setelah

dilakukannya penilaian risiko fasilitas Pusdatin.

2. Terdapat dokumen mengenai health and safety awereness

(daftar kesadaran terhadap kesehatan dan keamanan fasilitas),

yaitu dokumen risk register. Di dalam dokumen tersebut

terdapat penjelasan mengenai aset yang ada pada Pusdatin serta

deskripsi risiko (ancaman, kerawanan dan dampak), kontrol

yang ada saat ini pada Pusdatin dan penilaian risikonya.

Berdasarkan pemarapan peneliti mengenai dokumen yang

ditemukan pada proses DSS01 Manage Operations. Proses ini berada pada

level 0, dikarenakan persentase dalam proses ini adalah sebesar 80%. Di

mana proses ini berada pada level largely achieved, yaitu antara 50%-85%.

Karena tidak mencapai batasan dalam penentuan level untuk ke level

selanjutnya, yaitu fully achieved. Maka proses DSS01 berada pada level 1.

151

Tabel 4. 25 Hasil Pencapaian Level DSS01

Process

Name Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

DSS01 PA 1.1 PA 2.1 PA 2.2 PA

3.1

PA

3.2

PA

4.1

PA

4.2

PA

5.1

PA

5.2

Rating by

Criteria

F

(100%)

F

(80%)

Capability

Level

Achieved

1

Legend:

N(Not Achieved, 0-15%) P(Partially Achieved, >15-50%) L(Largely Achieved, >50-85%)

F(Fully Achieved, >85-100%)

Di bawah ini adalah grafik dari penilaian capability maturity pada proses DSS01

Manage Operations:

Gambar 4. 4 Diagram representasi DSS01

0

1

2

3

4

5DSS01.01

DSS01.02

DSS01.03DSS01.04

DSS01.05

Diagram DSS01

Current Capability

Expected Capability

Max Capability

152

4.6.5. Process Attribute Rating MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance

Tabel 4. 26 Process Attribute Rating MEA01

Sub Proses Bukti dokumen Exist Scores

MEA01.01

Establish a

monitoring

approach

Monitoring Requirements

√ 100%

Approved monitoring

goals and metrics

MEA01.02

Set

Performance

and

conformance

targets

Monitoring Targets

√ 100%

MEA01.03

Collect and

process

performance

and

conformance

data

Processed Monitoring

Data √ 100%

MEA01.04

Analyse and

report

performance

Performance Reports √ 100%

MEA01.05

Ensure the

implementati

on of

corrective

actions

Remedial Actions and

Assignments √

100% Status and results of

actions √

Average Scores 100%

153

4.6.5.1. MEA01.01 Establish a monitoring approach

Pada proses MEA01.01 establish a monitoring approach ini,

Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut

terpenuhi secara keseluruhan. Proses MEA01.01 establish a monitoring

approach akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai monitoring requirements

(kebutuhan dalam pengawasan), yaitu SOP Monitoring Data

Center. Di dalam dokumen tersebut terdapat dasar hukum

pelaksanaan monitoring pada Pusdatin.

2. Terdapat dokumen mengenai approved monitoring goals and

metrics (tujuan dan metrik pengawasan yang disetujui), yaitu

Tugas Pokok dan Fungsi Tanggung Jawab Pekerjaan Tim

Pemeliharaan Jaringan Pusdatin. Di dalam dokumen tersebut

terdapat rincian mengenai matriks dan tujuan pemantauan pada

Pusdatin.

4.6.5.2. MEA01.02 Set performance and conformance targets

Pada proses MEA01.02 set performance and conformance targets

ini, Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut

terpenuhi secara keseluruhan. Proses MEA01.02 set performance and

conformance targets akan dijelaskan sebagai berikut:

154

1. Terdapat dokumen mengenai monitoring targets (target dalam

pengawasan kinerja), yaitu dokumen Job Description Time Plan

Work. Pada dokumen ini terdapat rincian mengenai pihak yang

bertanggung jawab dalam beberapa pekerjaan monitoring,

perangkat penunjang dalam monitoring, priority dan ruang

lingkup monitoring.

4.6.5.3. MEA01.03 Collect and process performance and

conformance data

Pada proses MEA01.03 collect and process performance and

conformance data ini, Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang

artinya proses tersebut terpenuhi secara keseluruhan. Proses MEA01.03

collect and process performance and conformance data akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai processed monitoring data (data

mengenai monitoring yang telah dilakukan), yaitu dokumen

Laporan Pemeliharaan Data Center Kementerian Kesehatan

yang diperbarui setiap bulannya oleh bagian pengelolaan TI.

Dalam dokumen tersebut terdapat uraian pekerjaan mengenai

monitor, evaluate and asses performance and conformance.

155

4.6.5.4. MEA01.04 Analyse and report performance

Pada proses MEA01.04 analyse and report performance ini,

Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses tersebut

terpenuhi secara keseluruhan. Proses MEA01.04 analyse and report

performance akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen menganai performance reports (laporan

kinerja atas target yang ditetapkan), yaitu dokumen Laporan

Pemeliharaan Data Center Kementerian Kesehatan yang

diperbarui setiap bulannya oleh bagian pengelolaan TI. Dalam

dokumen tersebut terdapat uraian pekerjaan mengenai monitor,

evaluate and asses performance and conformance.

4.6.5.5. MEA01.05 Ensure the implementation of corrective

actions

Pada proses MEA01.05 ensure the implementation of corrective

actions ini, Pusdatin mendapatkan rating sebesar 100% yang artinya proses

tersebut terpenuhi secara keseluruhan. Proses MEA01.05 ensure the

implementation of corrective actions akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen mengenai remedial actions and assignments

(laporan terkait perbaikan yang dilakukan), yaitu dokumen

Request Form Change (Form Permintaan Perubahan). Pada

dokumen ini terdapat deskripsi perubahan yang akan dilakukan

156

oleh pemohon. Lalu akan dilakukan evaluasi dampak perubahan

oleh change manager. Setelahnya akan dilakukan pengecekan

apakah perubahan akan diterima atau ditolak, dilakukan oleh

change approval. Dan yang terakhir akan dilakukan

implementasi perubahan yang diisi oleh change implementator.

2. Terdapat dokumen mengenai status and results of actions (status

dan hasil dari perbaikan), yaitu dokumen Request Form Change

(Form Permintaan Perubahan). Status and results of actions pada

dokumen ini berada pada tahapan pengecekan apakah perubahan

akan diterima atau ditolak. Status permintaan perubahan terdapat

dua, yaitu diterima dan ditolak. Di bawahnya terdapat kolom

tanggapan, tanggal pelaksanaan perubahan, PIC pelaksana

perubahan dan tanda tangan persetujuan.

Berdasarkan pemarapan peneliti mengenai dokumen yang

ditemukan pada proses MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance

and Conformance dapat memenuhi level 1 dengan status fully achieved

karena sudah melebihi batas minimal untuk melanjutkan ke level

selanjutnya (>85%), yaitu sebesar 90%. Selanjutnya akan dilakukan

penilaian ke level selanjutnya atau level 2 berdasarkan pada PA 2.1

Performance Management serta PA 2.2 Work Product Management.

Berikut adalah penjelasan mengenai penilaian proses MEA01 Monitor,

Evaluate and Assess Performance and Conformance pada level 2:

157

Tabel 4. 27 Performance Management MEA01

Process Attribute 2.1 Performance Management

Generic

Practices General Work Product Exist Output

Identify the

objectives

Identifikasi tujuan dari proses monitor,

evaluate and assess performance and

conformance

Tupoksi

Tanggung

Jawab Pekerjaan

Plan and

monitor the

performance

Merencanakan dan memantau kinerja

proses monitor, evaluate and assess

performance and conformance

Laporan

Pemeliharaan

Data Center

Adjust the

performance

Menyesuaikan kinerja dari proses

monitor, evaluate and assess

performance and conformance bila

tidak memenuhi target

√ Request Form

Change

Define the

responbilities

and authorities

Menetapkan tanggung jawab dari proses

monitor, evaluate and assess

performance and conformance

√ Job Desc Time

Plan Work

Identify and

make available

Menyediakan sumber daya dari proses

monitor, evaluate and assess

performance and conformance

√ Job Desc Time

Plan Work

Manage the

interface

Mengelola antarmuka pihak terkait

(rapat) proses monitor, evaluate and

assess performance and conformance

- Tidak ada

dokumen terkait

Average Score 83.33%

Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai Process Attribute 2.1 Performance

Management pada proses monitor, evaluate and assess performance and conformance:

1. Identify the objectives

Identifikasi tujuan dari proses monitor, evaluate and assess performance and

conformance terdapat dalam Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Tanggung Jawab

Pekerjaan.

2. Plan and monitor the performance

158

Merancanakan dan memonitor kinerja dari proses monitor, evaluate and assess

performance and conformance terdapat pada dokumen Laporan Pemeliharaan Data

Center.

3. Adjust the performance

Menyesuaikan kinerja dari proses monitor, evaluate and assess performance and

conformance terdapat pada dokumen Request Form Change. Pada dokumen tersebut

terdapat kolom yang berisi evaluasi dampak dari perubahan yang dilakukan.

4. Define the responbilities and authorities

Menetapkan tanggung jawab dari proses monitor, evaluate and assess performance

and conformance terdapat pada dokumen Job Desc Time Plan Work. Pada dokumen

tersebut terdapat rincian pekerjaan yang dilakukan pada proses monitor, evaluate and

assess performance and conformance.

5. Identify and make available

Menyediakan sumber daya dari proses monitor, evaluate and assess performance and

conformance terdapat pada dokumen Job Desc Time Plan Work. Selain memuat

rincian pekerjaan yang dilakukan, dokumen Job Desc Time Plan Work ini berisi daftar

nama pegawai yang melakukan proses monitor, evaluate and assess performance and

conformance.

6. Manage the interface

Tidak terdapat dokumentasi pada proses mengelola antarmuka dari proses monitor,

evaluate and assess performance and conformance seperti dilakukannya rapat dalam

rangka mengelola kinerja proses monitor, evaluate and assess performance and

conformance.

159

Tabel 4. 28 Work Product Management MEA01

Process Attribute 2.2 Work Product Management

Generic Practices General Work Product Exist Output

Define the requirements

for the work products

Menetapkan kebutuhan pada hasil

kerja √

Laporan

Pemeliharaan

Data Center

Define the requirements

for documentation and

control

Menetapkan kebutuhan

dokumentasi dan kontrol pada

hasil kerja

Laporan

Pemeliharaan

Data Center

Identify, document and

control

Mengidentifikasi,

mendokumentasi dan mengontrol

pada hasil kerja

Laporan

Pemeliharaan

Data Center

Review and adjust work

product

Mengulas rencana dan

menyesuaikan kebutuhan hasil

kerja

- Tidak ada

dokumen terkait.

Average Score 75%

Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai Process Attribute 2.2 Work Product

Management pada proses monitor, evaluate and asses performance and conformance:

1. Define the requirements for the work products

Terdapat penetapan kebutuhan pada proses monitor, evaluate and assess

performance and conformance, yaitu pada dokumen Laporan Pemeliharaan Data

Center.

2. Define the requirements for documentation and control

Terdapat penetapan kebutuhan untuk dokumentasi dan pengawasan pada proses

monitor, evaluate and assess performance and conformance, yaitu dokumen

Laporan Pemeliharaan Data Center.

3. Identify, document and control

160

Terdapat identifikasi, dokumentasi dan mengontrol pada hasil kerja pengawasan

pada proses monitor, evaluate and assess performance and conformance, yaitu

dokumen Laporan Pemeliharaan Data Center.

4. Review and adjust work product

Tidak terdapat dokumen mengenai ulasan rencana dan menyesuaikan kebutuhan

hasil kerja pada proses monitor, evaluate and assess perormance and

conformance.

Berdasarkan penilaian atribut PA 2.1 Performance Performance dan PA 2.2 Work

Product Management yang dilakukan pada proses MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses MEA01

Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance tidak dapat memenuhi ke

level 3, karena rata-rata kedua level tersebut adalah sebesar 79.16% . Karena persentase

tersebut tidak melebihi 85%, maka penilaian capability level berhenti hanya pada level 2.

Tabel 4. 29 Hasil Pencapaian Level MEA01

Process

Name Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

MEA01 PA 1.1 PA 2.1 PA 2.2 PA

3.1

PA

3.2

PA

4.1

PA

4.2

PA

5.1

PA

5.2

Rating by

Criteria

F

(100%)

F

(90%)

L

(83.33%)

L

(75%)

Capability

Level

Achieved

1 2 2

Legend:

161

N(Not Achieved, 0-15%) P(Partially Achieved, >15-50%) L(Largely Achieved, >50-85%)

F(Fully Achieved, >85-100%)

Di bawah ini adalah grafik dari penilaian capability maturity pada proses MEA01

Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance:

Gambar 4. 5 Diagram Representasi MEA01

4.7. Reporting the Results

Pada proses reporting the results hasil dari penilaian capability level

akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk laporan. Pada laporan ini akan

terlihat kelemahan dan kekuatan pada proses yang diteliti. Juga diberikan

rekomendasi pada proses yang telah dilakukan penilaian pada tahapan sebelum

reporting the results. Di bawah ini akan dijelaskan penilaian yang dilakukan

pada penelitian ini:

0

1

2

3

4

5MEA01.01

MEA01.02

MEA01.03MEA01.04

MEA01.05

Diagram MEA01

Current Capability

Expected Capability

Max Capability

162

Tabel 4. 30 Rekapitulasi Hasil Pencapaian

Process Name Target

Level

Process Capability Level

0 1 2 3 4 5

EDM04 Ensure Resource

Optimisations 3 √

APO07 Manage Human

Resources 3 √

BAI09 Manage

Assets 3 √

DSS01 Manage

Operations 3 √

MEA01 Monitor, Evaluate

and Assess Performance

and Conformance

3 √

Tabel di atas menjelaskan bahwa proses EDM04 Ensure Resource

Optimisation dan MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance berada pada level 2 yang artinya proses tersebut telah tercatat,

terukur dan sesuai dengan tujuan. Proses APO07 Manage Human Resources,

BAI09 Manage Assets dan DSS01 Manage Operations berada pada level 1,

yang artinya proses tersebut telah diterapkan pada Pusdatin.

Di bawah ini adalah grafik dari penilaian capability level pada proses

yang telah diteliti sebelumnya:

163

Gambar 4. 6 Rekap Diagram Respresentasi Penilaian

Berikut ini akan dijelaskan mengenai bagaimana menghitung rata-rata

dari penilaian capability level yang dilakukan pada tahapan sebelumnya pada

Pusdatin Kementerian Kesehatan, yaitu sebagai berikut:

Capability Level = (y0 ∗ 0) + (y1 ∗ 1) + (y2 ∗ 2) + (y3 ∗ 3) + (y4 ∗ 4) + (y5 ∗ 5)

𝑧

Keterangan:

yn = Jumlah proses yang berada pada level ke-n

z = Jumlah proses yang dinilai

Maka perhitungan rata-rata pada penilaian ini adalah sebagai

berikut:

Capability Level = (0∗0)+(3∗1)+(2∗2)+(0∗3)+(0∗4)+(0∗5)

5

0

1

2

3

4

5

EDM04 EnsureResource

Optimisations

APO07ManageHuman

Resources

BAI09 ManageAssets

DSS01 ManageOperations

MEA01Monitor,

Evaluate andAssess

Performance…

Rekap Hasil PenilaianCapability Level

Current Capability

Expected Capabilty

Max Capability

164

Capability Level = 7

5 = 1,4

Maka didapatkan rata-rata penilaian capability level yang telah

dilakukan pada tahapan sebelumnya, yaitu pada level 1 dan memiliki gap

sebesar 2 untuk mencapai pada target level, yaitu level 3 yang telah ditentukan

peneliti pada Pusdatin Kementerian Kesehatan. Analisis temuan dan

rekomendasi perbaikan pada setiap proses yang telah dilakukan penilaian pada

tahap sebelumnya akan dijelaskan sebagai berikut:

Temuan dan rekomendasi EDM04 Ensure Resource Management

Ditemukannya proses guiding principles for allocation of resources and

capabilities oleh bagian kepegawaian dan umum dalam bentuk form

penyusunan kebutuhan, rencana, pemenuhan dan usul PNS.

Ditemukannya proses assigned responsibilities for resource management

yang dilakukan oleh bagian kepegawaian dan umum melalui dokumen

Sasaran Kerja Pegawai. Ditemukannya proses feedback on allocation and

effectiveness of resources and capabilities yang dilakukan oleh atasan dari

pegawai yang bersangkutan dalam bentuk dokumen Penilaian Sasaran

Kerja Pegawai.

Rekomendasi yang diusulkan penulis adalah perlu membuat standar dalam

memilih sumber daya serta dilibatkannya pihak Pusdatin dalam memilih

sumber daya agar sumber daya sesuai dengan harapan Pusdatin, perlu

ditetapkan SOP terkait pemeliharaan sumber daya (pelatihan yang akan

dilakukan), perlu dilakukannya analisis mengenai penilaian SKP.

165

Temuan dan rekomendasi APO07 Manage Human Resources

Adanya proses staffing requirement evaluations yang dilakukan oleh

bagian kepegawaian dan umum Pusdatin dalam bentuk Formulir

Penyusunan Kebutuhan, Rencana, Pemenuhan dan Usul PNS.

Ditemukannya proses knowledge sharing pada setiap divisi yang terdapat

pada dokumen daftar pelatihan SDM. Adanya proses skill development

plans dengan dilakukannya pelatihan dan diklat. Adanya proses

performance evaluations yang dilakukan oleh atasan dari pegawai yang

bersangkutan terdapat pada dokumen formulir penilaian prestasi kerja

PNS. Adanya proses resource utilisation records yaitu dalam bentuk

dokumen form penilaian prestasi kerja. Adanya proses contract staff

policies yaitu pada dokumen SK penetapan tenaga honorer.

Rekomendasi yang diusulkan penulis adalah perlu dilakukan pelaporan

dalam mengembangkan karir dan kompetensi pegawai, perlu dilakukan

pelaporan pada proses knowledge sharing dalam bentuk dokumen laporan

kegiatan, perlu dilakukannya pembagian pengetahuan oleh pegawai yang

melakukan pelatihan, perlu dilakukannya pemberian reward kepada

pegawai, perlu dilakukannya pencatatan pemanfaatan sumber daya dengan

jangka waktu kurang dari setahun agar lebih mendetail dan jelas, Perlu

dibuatnya kebijakan dalam melakukan perekrutan pegawai kontrak agar

sesuai dengan tujuan yang diharapkan organisasi.

Temuan dan rekomendasi BAI09 Manage Assets

166

Adanya proses asset register (pendaftaran aset) yang dilakukan oleh

bagian pengelolaan TI yaitu pada dokumen asset register, adanya proses

communication of planned maintenance downtime yang ditindaklanjuti

oleh bagian pengelolaan TI Pusdatin, adanya proses authorised asset

retirements pada dokumen berita acara penarikan server.

Rekomendasi yang diusulkan penulis adalah perlu dilakukannya audit oleh

Pusdatin sebanyak sekali dalam setahun mengenai aset yang masih

memiliki value dan tidak, perlu dibuatnya kebijakan dalam mengelola

daftar aset, baik dalam bentuk prosedur operasional dan flow chart, perlu

dilakukannya rapat secara berkala mengenai optimalisasi biaya, perlu

dibuatnya dokumen yang berisi daftar lisensi software yang terpasang pada

Pusdatin, dilakukannya audit mengenai pemasangan aplikasi berbasis

elektronik pada seluruh Puskesmas di Indonesia dan dibuatnya daftar

prioritas pemasangan aplikasi berbasis elektronik.

Temuan dan rekomendasi DSS01 Manage Operations

Adanya proses pada backup log (rekaman pencadangan) dalam

pengoperasian TI yang dilakukan oleh bagian pengelolaan TI terdapat

pada dokumen Network Monitoring System (NMS), adanya proses

mengenai incident tickets berupa form pelaporan insiden, adanya proses

mengenai environmental policies (kebijakan terhadap lingkungan) yang

dilakukan oleh bagian pengelolaan TI yang terdapat pada dokumen SOP

perangkat jaringan, adanya proses mengenai health and safety awareness

yang terdapat pada dokumen Risk Register.

167

Rekomendasi yang diusulkan penulis adalah perlu dibuatnya rincian waktu

mengenai jadwal monitoring yang dilakukan oleh bagian Pusdatin, perlu

dibuatnya kebijakan dalam mengelola layanan outsource TI dalam bentuk

SOP, perlu dilakukannya evaluasi terhadap proses mengenai event logs,

perlu dilakukannya evaluasi terhadap insurance policy reports, perlu

dibuatnya kebijakan mengenai bagaimana fasilitas dapat tetap terjaga.

Temuan dan rekomendasi MEA01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance

Adanya proses mengenai monitoring requirements terdapat pada dokumen

SOP monitoring data center, adanya proses mengenai approved

monitoring goals and metrics (matrik dan tujuan monitoring) yang

terdapat pada dokumen Tupoksi Tanggung Jawab Pekerjaan, adanya

proses mengenai monitoring targets berupa prioritas monitoring yang

dilakukan dan deskripsi pekerjaan, adanya proses performance reports

(laporan kinerja mengenai proses pemantauan) yang dilakukan oleh bagian

pengelolaan TI dalam bentuk dokumen laporan pemeliharaan data center,

adanya proses mengenai remedial actions and assignments (tindakan

dalam perbaikan dan tugasnya) yang akan ditindaklanjuti oleh bagian

pengelolaan TI dalam bentuk dokumen request form change.

Rekomendasi yang diusulkan penulis adalah perlu dibuatnya jadwal

dengan rincian waktu mengenai monitoring, perlu dilakukannya evaluasi

mengenai target yang telah dibuat, perlu ditetapkannya KPI (Key

Performance Indicator) yang berkaitan dengan pengumpulan data dari

168

kinerja proses, perlu dilakukan evaluasi terhadap dokumen performance

report yang berguna untuk peningkatan kinerja Pusdatin ke depannya,

perlu dilakukan pencatatan masalah apa yang sering terjadi pada Pusdatin.

168

169

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh penulis

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengukuran capability level yang telah dilakukan, capability

level saat ini (as is) adalah proses EDM04 Ensure Resource Optimisation dan

MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance berada

pada level 2 yang artinya proses tersebut telah dijalankan, dikelola dan dikontrol

dengan tepat dan proses APO07 Manage Human Resources, BAI09 Manage

Assets dan DSS01 Manage Operations berada pada level 1 yang artinya proses

tersebut telah dijalankan oleh organisasi.

2. Berdasarkan poin yang telah dijelaskan sebelumnya, maka capability level tata

kelola TI pada Pusdatin rata-rata berada pada level 1. Hal ini ditandai dengan

adanya proses dasar yang dijalankan dan ada beberapa proses yang belum

dijalankan serta tidak terdapat bukti prosesnya.

170

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan analisa gap yang dianalisis oleh penulis, maka penulis

memberikan usulan rekomendasi sebagai berikut:

a. Usulan rekomendasi yang diberikan sesuai dengan permasalahan mengenai aset

yang terdapat pada domain BAI09 (Manage Assets) adalah perlu dibuatnya

daftar prioritas pemasangan aplikasi berbasis elektronik.

b. Usulan rekomendasi yang diberikan sesuai dengan pengawasan yang terdapat

pada domain DSS01 (Manage Operations) dan MEA01 (Monitor, Evaluate and

Assess Performance and Conformance) antara Pusdatin dengan unit dan vendor

adalah menetapkan Standard Operational Procedure yang berkaitan dengan

target kinerja dan kesesuaian.

c. Usulan rekomendasi yang diberikan sesuai dengan permasalahan mengenai

sumber daya manusia yang terdapat pada EDM04 (Ensure Resource

Optimisation) dan APO07 (Manage Human Resources) pada Pusdatin adalah

dilibatkannya Pusdatin dalam mengelola SDM dikarenakan SDM yang ada

pada Pusdatin tidak sesuai dengan kebutuhan Pusdatin dimana dibutuhkannya

SDM lulusan TI.

171

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang telah dilakukan pada tahapan

sebelumnya, maka terdapat beberapa saran dalam melakukan peningkatan

pengelolaan teknologi informasi pada Pusdatin Kementerian Kesehatan, yaitu:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penilaian

capability level tata kelola teknologi informasi pada Pusdatin dengan

domain yang berbeda dengan yang diambil penulis.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini ke

tahapan perancangan tata kelola teknologi informasi dengan dibuatnya

dokumen-dokumen yang telah penulis berikan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan skala perhitungan dan

metode penelitian yang berbeda dengan yang diambil penulis.

171

172

DAFTAR PUSTAKA

Aasi, P., Rusu, L., Han, S. 2014. The Influence of Culture on IT Governance: A

Literature Review. Stockholm: Stockholm University.

Aasi, P., Rusu, L., Han, S. 2016. The Influence of Organizational Culture on IT

Governance Performance: Case of The IT Department in a Large Swedish

Company. Stockholm: Stockholm University.

Altemimi, M.A.H. & Zakaria, M.S. 2015. Developing Factors for Effective IT

Governance Mechanism. Malaysia: Universiti Kebangsaan Malaysia.

Bermejo, P.H.S. & Tonelli, A.O. 2011. Planning and Implementing IT Governance

in Brazilian Public Organizations. Brazil: Federal University of Lavras.

Castro, M.V.B. & Hernandes, C.A.M. 2013. A Metric of Software Size as a Tool

for IT Governance. Brazil: Tribunal de Contas da Uniao.

Detiknas. 2007. Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

Nasional. Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Fajrin, R.A. 2016. Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi di Bapapsi

Pemkab Bandung Menggunakan Framework COBIT 5 Pada Domain

Evaluate, Direct and Monitor (EDM) dan Deliver, Service and Support

(DSS). Bandung: Universitas Telkom Bandung.

Fauziyah, R.H. 2010. Pengantar Teknologi Informasi. Bandung: Muara Indah.

173

Grembergen, W.V. 2014. Introduction to the Minitrack “ITGovernance and Its

Mechanisms”. Belgia: University of Antwerp.

Gultom, M. 2012. Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Pada PTPN 13 Pontianak

Menggunakan Framework COBIT. Amik Panca Bhakti: Pontianak.

Gusnita, N. 2015. Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan

Framework COBIT5 Fokus Pada Proses APO01 dan APO07 (Studi Kasus:

Pusat Pengolahan Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hartono, J. & Abdillah, W. 2011. Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi.

Yogyakarta:ANDI.

Hartono, J. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Hidayat, A. R. 2015. Audit Control Capability Level Tata Kelola Sistem Informasi

Menggunakan COBIT 5 (Studi: Direktorat TIK UPI Bandung). Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Information Systems Audit and Control Association. 2004. IS Audit and Assurance

Guideline Reasonable Expectation. USA: IT Governance Institute.

Information Systems Audit and Control Association. 2007. IS Audit and Assurance

Guideline Assertions. USA: IT Governance Institute.

Information Systems Audit and Control Association. 2012. COBIT 5 Enabling

Processes. USA: IT Governance Institute.

174

Information Systems Audit and Control Association. 2012. COBIT 5

Implementation. USA: IT Governance Institute.

Information Systems Audit and Control Association. 2012. COBIT 5 Process

Assessment Model. USA: IT Governance Institute.

Information Technology Governance Institute. 2007. COBIT 4.1. USA: IT

Governance Institute.

International Organization for Standardization/International Electrotechnical

Commission 38500 The IT Governance Standard. 2008. Swiss: ISO

Copyright Office.

Islamiah, M.P. 2014. Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework

COBIT 5 (Studi Kasus: Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu).

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Janahi, L., Griffiths, M., Al-Ammal, H. 2015. A Conceptual Model For IT

Governance. UK: University of Salford.

Janssen, L.A., Luciano, E.M., Testa, M.G. 2013. The Influence of Organizational

Culture on IT Governance: Perception of A Group of IT Managers from

Latin American Companies. US: University of Rio Grande.

Kaban, I. E., 2009. Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance). Jakarta:

Universitas Bina Nusantara.

175

Kurnia & Suhardi. 2009. Perancangan Framework Penyusunan Tata Kelola

Teknologi Informasi Untuk Pemerintahan. Bandung: Institut Teknologi

Bandung.

Martono, H.Y. 2010. Pemodelan Aplikasi Tata Kelola Teknologi Informasi Pada

Framework COBIT Menggunakan UML. Surabaya: Electronics

Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS).

Noorhasanah, Winarno. W.W., Adhipta, D. 2015. Evaluasi Tata Kelola Teknologi

Informasi Berbasis Framework COBIT 5. Yogyakarta: STMIK AMIKOM.

Puspitasari, D. 2015. Rencana Aksi Pusat Data dan Informasi Kementerian

Kesehatan. Depok: Universitas Indonesia.

Putra, H. 2014. Penerapan dan Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi

Berdasarkan COBIT 5 Framework (Studi Kasus Pada BPK RI). Depok:

Universitas Indonesia.

Rahmawati, S. 2015. Usulan Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance)

Menggunakan Framework COBIT 5 (Studi Kasus: Pusat Informasi dan

Hubungan Masyarakat Kementerian Agama RI). Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sandria, M. 2015. Mengukur Capability Level Tata Kelola Keamanan Teknologi

Informasi Dengan Framework COBIT 5 Pada PUSTIPANDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sarno, R. 2009. Audit Sistem dan Teknologi Informasi. Surabaya: ITS Press.

176

Selig, G. J. 2015. Implementing Effective IT Governance and IT Management.

Netherland: Van Haren.

Sharma, V., Naiker, V., dan Lee, B. 2009. Determinants of Audit Committee

Meeting Frequency: Evidence From A Voluntary Governance System. New

Zealand: Accounting Horizons.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Pustaka Setia.

Supriyana, I. 2010. Model Arsitektur Bisnis, Sistem Informasi dan Teknologi di

Bakosurtanal Dengan Menggunakan TOGAF. Bandung: Bakosurtanal.

Surendro, K. 2009. Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung:

Informatika.

Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

The IT Service Management Forum. 2007. An Introductory Overview of ITIL V3.

UK: The UK Chapter of The ITSMF.

Wibowo, A.S., Selo, Adipta, D. 2016. Kombinasi Framework COBIT 5, ITIL dan

ISO/IEC 27002 Untuk Membangun Model Tata Kelola Teknologi Informasi

Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Wood, D.J. 2010. Assessing IT Governance Maturity: The Case of San Marcos,

Texas. San Marcos: Texas State University.

Zhang, P., Zhao, K., Kumar, R.L. 2016. Impact of IT Governance and IT Capability

on Firm Performance. Texas: Texas State University.

LAMPIRAN

xx

LAMPIRAN

Hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

1. Apakah pernah dilakukannya evaluasi tata kelola TI pada Pusdatin?

Jawab Sedang berlangsung evaluasi menggunakan framework AMN. Sudah

dilakukan audit menggunakan ISO 27001 dan rekomendasinya sudah

digunakan.

2. Apa saja hambatan yang ada?

Jawab Kendala lebih banyak non teknis. Contohnya sudah mengembangkan sistem

informasi puskesmas atau sikda generik sampai sekarang hanya beberapa

yang menggunakan, kendalanya non teknis yaitu dari sisi uang, pusdatin

tidak punya uang yang banyak untuk seluruh puskesmas indonesia yang

hampir 1000an puskesmas. Kekurangan sdm walau sudah dibantu

outsourcing, untuk jaringan distribusi 1 perusahaan sendiri diluar data

center ke client satu perusahaan. Kontrak dengan perusahaan ada

keterbatasan walau dalam segi teknis bagus yaitu kewenangan ada resiko

pada saat menyerahkan kepada outsourcing walau dapat diantisipasi. Lebih

bagus PNS, PNS sangat terbatas apalagi yang paham IT hanya 5 orang.

Wawancara PraPenelitian

Nama Bapak Yudianto, SKM, MSi

Jabatan Kepala Bidang Pengembangan Sistem Informasi

Tanggal 11 Juli 2017

xxi

3. Bagaimana penerapan tata kelola TI pada Pusdatin?

Jawab Tata kelola dirumuskan dengan SOP, udah ada ISO 27001. Semua proses

sudah mengikuti dalam SOP tersebut. Tetapi belum semua terdapat tata

kelola. Penganggaran IT tidak hanya di pusdatin, bisa di unit atau dirjen

lain. Biro perencanaan mengembangkan aplikasi e-Renggar (e perencanaan

dan penganggaran) tapi sampai sekarang belum ada. Batasnya, bolehnya

unit membuat itu, tata kelola, koordinasi dengan pusdatin sudah ada tapi

belum tertulis. Semua aplikasi yang digunakan ditaro di data center. Arahan

dari pimpinan tapi belum tertulis dalam peraturan menteri. Saat memberikan

aplikasi sudah ada batasan tanda tangan, NDA dsb. Tata kelola belum

menyeluruh. Sekarang sudah ada arahan, ada surat edaran dari sekjen semua

usulan pengembangan sistem harus dikoordinasikan dengan pusdatin,

usulannya kami harus merekomendasikan boleh atau tidak

mengembangkan. Vendor membuat tor, spesifikasi, usulan dari vendor,

harga dsb. Diusulkan ke pusdatin. Nanti akan ditindaklanjuti pusdatin.

Misal vendor sudah lolos spesifikasi pusdatin, terkadang vendor berlaku

curang dengan adanya perbedaan aplikasi yang sudah diusulkan vendor

sebelumnya atau saat pelaksanaan berbeda dengan perencanaan yang dibuat

vendor yang disesuaikan dengan spesifikasi dari Pusdatin. Atau tidak

adanya koordinasi antara vendor dengan pusdatin. Belum adanya peraturan

mengenai rekomendasi dengan pelaksanaan. Tata kelola masih lemah.

Masih mencoba dibenahi.

xxii

4. Apakah pada Pusdatin terdapat IT Master Plan?

Jawab Ada tahun 2011 tapi belum diupdate dan akan diupdate. Ada architecture

entreprise e-kesehatan 2015 Nasional. Peraturan pemerintah ttg SI

Kesehatan no. 46 tahun 2014. Kemenkes satu-satunya yang punya

peraturan pemerintah saat itu.

xxiii

LAMPIRAN PERTANYAAN WAWANCARA

No. Process COBIT Pertanyaan Dokumen/Output

1 EDM 04.01

Evaluate

Resource

Management

Apakah ada kegiatan/proses memeriksa dan

membuat keputusan mengenai IT Master

Plan (strategi perusahaan) mengenai

sumber daya TI?

Adanya dokumen

mengenai persetujuan

perencanaan sumber

daya.

2 Apakah ada kegiatan/proses menentukan

prinsip untuk mengalokasikan dan

mengelola sumber daya serta

kemampuannya?

Adanya dokumen

mengenai prinsip

panduan untuk alokasi

sumber daya dan

kemampuan.

3 Apakah ada kegiatan/proses meninjau dan

menyetujui rencana sumber daya dan

strategi enterprise architecture?

Adanya dokumen atau

laporan mengenai

prinsip panduan untuk

enterprise architecture.

4 Apakah ada kegiatan/proses memahami

persyaratan dalam menyelaraskan

pengelolaan sumber daya dengan keuangan

dan perencanaan SDM?

Adanya dokumen

mengenai persetujuan

perencanaan sumber

daya.

5 Apakah ada kegiatan/proses menentukan

prinsip pengelolaan dan pengendalian

enterprise architecture?

Adanya dokumen atau

laporan mengenai

prinsip panduan untuk

enterprise architecture.

6 EDM 04.02

Direct Resource

Management

Apakah ada kegiatan/proses

mengkomunikasikan dan mendorong

penerapan dari strategi manajemen sumber

daya, prinsip dan persetujuannya serta

strategi enterprise architecture?

Adanya dokumen

mengenai strategi

komunikasi sumber

daya.

7 Apakah ada kegiatan/proses menetapkan

tanggung jawab dalam melaksanakan

pengelolaan sumber daya?

Adanya dokumen

mengenai tanggung

jawab yang ditugaskan

untuk pengelolaan

sumber daya.

8 Apakah ada kegiatan/proses menentukan

tujuan utama dalam mengelola sumber

daya?

9 Apakah ada kegiatan/proses menetapkan

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan

perlindungan sumber daya?

Adanya dokumen

mengenai prinsip yang

digunakan untuk

melindungi sumber

daya.

xxiv

10 Apakah ada kegiatan/proses menyelaraskan

pengelolalaan sumber daya dengan

perencanaan keuangan dan SDM?

Adanya dokumen

mengenai tanggung

jawab yang ditugaskan

untuk pengelolaan

sumber daya.

11 EDM 04.03

Monitor

Resource

Management

Apakah ada kegiatan/proses memantau

alokasi dan optimalisasi sumber daya sesuai

dengan tujuan dan prioritas perusahaan?

Adanya dokumen

laporan tanggapan

mengenai efektivitas

dari sumber daya dan

kemampuan.

12 Apakah ada kegiatan/proses memantau

strategi sumber daya TI, enterprise

architecture dan kemampuannya?

13 Apakah ada kegiatan/proses memantau

kinerja terhadap target, menganalisis

penyebab penyimpangan dan melakukan

tindakan perbaikan?

Adanya dokumen

perbaikan untuk

mengatasi

penyimpangan dari

pengelolaan sumber

daya.

No. Process COBIT Pertanyaan Dokumen/Output

1 APO 07.01

Maintain

adequate and

appropriate

staffing

Apakah ada kegiatan/proses mengevaluasi

kebutuhan staff?

Adanya dokumen

mengenai evaluasi

persyaratan SDM.

2 Apakah ada kegiatan/proses menjalankan

kebijakan dan prosedur dalam perekrutan

pegawai?

Adanya dokumen

mengenai rencana

pengadaan personil.

3 Apakah ada kegiatan/proses pemeriksaan

latar belakang dalam proses perekrutan

pegawai?

4 Apakah ada kegiatan/proses menetapkan

pengaturan sumber daya yang fleksibel

untuk mendukung perubahan kebutuhan

bisnis?

5 Apakah ada kegiatan/proses pelatihan

untuk mengurangi ketergantungan pada

satu individu?

Adanya dokumen

mengenai rencana

pengembangan

kompetensi dan karir.

6 APO 07.02

Identify key IT

personnel

Apakah ada kegiatan/proses mengurangi

ketergantungan pada satu orang dalam

melakukan fungsi pekerjaan?

Adanya dokumen

knowledge sharing.

7 Apakah ada kegiatan/proses pemberian

waktu minimal liburan tahunan? Adanya dokumen staff

backup plans. 8 Apakah ada kegiatan/proses mengambil

tindakan mengenai perubahan pekerjaan,

terutama penghentian pekerjaan?

xxv

9 Apakah ada kegiatan/proses pengujian

rencana backup?

10 APO 07.03

Maintain the

skills and

competencies of

personnel

Apakah ada kegiatan/proses penentuan

keterampilan dan kompetensi SDM

(internal dan eksternal) yang diperlukan?

Adanya dokumen

mengenai matriks

keterampilan dan

kompetensi karyawan.

11 Apakah ada kegiatan/proses menyediakan

perencanaan karir dan pengembangan

profesional? Adanya dokumen

mengenai perencanaan

pengembangan

kemampuan karyawan.

12 Apakah ada kegiatan/proses menyediakan

akses ke repositori (tempat penyimpanan)

pengetahuan dalam mendukung

pengembangan keterampilan dan

kompetensi?

13 Apakah ada kegiatan/proses

mengidentifikasi kesenjangan antara

keterampilan yang dibutuhkan dan yang

tersedia serta mengembangkan rencana?

Adanya dokumen

mengenai hasil laporan

evaluasi kinerja

karyawan.

14 Apakah ada kegiatan/proses

mengembangkan dan menyampaikan

program pelatihan pada organisasi (seperti

pengetahuan perusahaan, pengendalian

internal, kode etik dan keamanan)?

Adanya dokumen

mengenai perencanaan

pengembangan

kemampuan karyawan.

15 Apakah ada kegiatan/proses mereview

untuk menilai perubahan keterampilan dan

kompetensi SDM (internal dan eksternal)? Adanya dokumen

mengenai hasil laporan

evaluasi kinerja

karyawan. 16 Apakah ada kegiatan/proses pelatihan dan

program untuk memastikan perubahan

kebutuhan perusahaan dan dampaknya?

17 APO 07.04

Evaluate

employee job

performance

Apakah ada kegiatan/proses

mempertimbangkan tujuan perusahaan

untuk menetapkan tujuan individu? Adanya dokumen

mengenai tujuan

personil. 18 Apakah ada kegiatan/proses menetapkan

keterampilan yang dibutuhkan pada suatu

peran di perusahaan?

19 Apakah ada kegiatan/proses mengevaluasi

hasil kinerja karyawan? Adanya dokumen

mengenai evaluasi

kinerja karyawan. 20 Apakah ada kegiatan/proses melaksanakan

dan berkomunikasi mengenai proses

disiplin?

21 Apakah ada kegiatan/proses memberikan

instruksi khusus untuk penggunaan dan

penyimpanan informasi pribadi?

Adanya dokumen

mengenai tujuan

personil.

xxvi

22 Apakah ada kegiatan/proses memberikan

feedback tepat waktu mengenai kinerja

karyawan?

Adanya dokumen

mengenai rencana

perbaikan.

23 Apakah ada kegiatan/proses memberikan

penghargaan terhadap pengembangan

kompetensi dan pencapaian keberhasilan

tujuan kinerja?

Adanya dokumen

mengenai evaluasi

kinerja karyawan.

24 Apakah ada kegiatan/proses

mengembangkan rencana peningkatan

kinerja (berdasarkan evaluasi dan

pelatihan)?

Adanya dokumen

mengenai rencana

perbaikan.

25 APO 07.05 Plan

and track the

usage of IT and

business human

resources

Apakah ada kegiatan/proses menciptakan

dan memelihara inventaris (persediaan)

bisnis TI dan sumber daya manusia?

Adanya dokumen

mengenai inventarisasi

bisnis dan pengelolaan

SDM TI.

26 Apakah ada kegiatan/proses memahami

kebutuhan saat ini dan masa akan datang

untuk SDM dalam mendukung tercapainya

tujuan TI? Adanya dokumen

mengenai analisis

kebutuhan/kekurangan

sumber daya. 27 Apakah ada kegiatan/proses

mengidentifikasi kekurangan dan

memberikan saran dalam rencana

perekrutan TI?

28 Apakah ada kegiatan/proses memelihara

informasi yang kompeten tentang waktu

yang dikerjakan dalam tugas atau proyek?

Adanya dokumen

mengenai pemanfaatan

sumber daya.

29 APO 07.06

Manage

contract staff

Apakah ada kegiatan/proses melaksanakan

kebijakan dan prosedur dalam melakukan

suatu pekerjaan?

Adanya dokumen

mengenai kebijakan

tenaga kontrak.

30 Apakah ada kegiatan/proses mendapatkan

persetujuan resmi dari kontraktor pada saat

dimulainya kontrak?

Adanya dokumen

mengenai perjanjian

kontrak.

31 Apakah ada kegiatan/proses menyarankan

kontraktor bahwa manajemen berhak untuk

memantau dan memeriksa semua

penggunaan sumber daya TI?

32 Apakah ada kegiatan/proses menyediakan

definisi yang jelas tentang peran dan

tanggung jawab kontraktor?

33 Apakah ada kegiatan/proses meninjau

pekerjaan kontraktor dan dasar persetujuan

pembayaran mengenai hasil kerja? Adanya dokumen

mengenai tinjauan

perjanjian kontrak. 34 Apakah ada kegiatan/proses menentukan

semua pekerjaan yang dilakukan oleh pihak

eksternal dalam kontrak formal?

xxvii

35 Apakah ada kegiatan/proses melakukan

tinjauan periodik untuk memastikan

kontrak telah disepakati?

36 Apakah ada kegiatan/proses melakukan

evaluasi berkala untuk memastikan bahwa

kontrak telah disepakati?

No Proses COBIT Aktivitas Dokumen Output

1 BAI09.01

Identify and

record current

assets

Apakah ada kegiatan/proses identifikasi

aset yang dimiliki dalam daftar aset?

Daftar aset. 2 Apakah ada kegiatan/proses identifikasi

persyaratan hukum, peraturan atau kontrak

saat mengelola aset?

3 Apakah ada kegiatan/proses memverifikasi

keberadaan semua aset yang dimiliki

dengan melakukan pemeriksaan dan

rekonsiliasi persediaan fisik?

Hasil pemeriksaan fisik

persediaan.

4 Apakah ada kegiatan/proses verifikasi

bahwa aset tersebut sesuai dengan tujuan

organisasi? Hasil review sesuai

dengan tujuan. 5 Apakah ada kegiatan/proses menentukan

bahwa aset memberikan nilai?

6 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

akuntansi (perhitungan) untuk semua aset?

7 BAI09.02

Manage critical

assets

Apakah ada kegiatan/proses identifikasi

aset kritikal dalam menyediakan

kemampuan layanan?

Persyaratan

pemeliharaan/maintena

nce.

8 Apakah ada kegiatan/proses memantau

kinerja aset kritikal dengan memeriksa tren

kejadian dan melakukan tindakan perbaikan

atau pergantian?

9 Apakah ada kegiatan/proses

mempertimbangkan risiko kegagalan atau

kebutuhan dalam pergantian aset?

10 Apakah ada kegiatan/proses memelihara

ketahanan aset kritikal?

11 Apakah ada kegiatan/proses menetapkan

rencana perawatan preventif untuk semua

perangkat keras? Persyaratan

pemeliharaan/maintena

nce. 12 Apakah ada kegiatan/proses menetapkan

perjanjian dalam pemeliharaan yang

melibatkan akses pihak ke fasilitas TI?

13 Apakah ada kegiatan/proses

mengkomunikasikan pada pengguna yang

Komunikasi

pemeliharaan downtime

xxviii

akan terkena dampak dalam aktivitas

pemeliharaan (mis pembatasan kinerja)?

(sumber utama yang

menyebabkan

kehilangan

produktifitas) yang

direncanakan.

14 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa layanan remote access dan profil

pengguna hanya aktif bila diperlukan?

15 Apakah ada kegiatan/proses memasukkan

rencana downtime (waktu dimana satu aset

tidak dapat digunakan) pada keseluruhan

jadwal produksi dan menjadwalkan

kegiatan pemeliharaan?

16 BAI09.03

Manage the

asset life cycle

Apakah ada kegiatan/proses pengadaan

semua aset berdasarkan permintaan?

Permintaan pengadaan

aset yang disetujui.

17 Apakah ada kegiatan/proses mencari,

menerima, memeriksa, menguji dan

mencatat semua aset?

Daftar aset yang

diperbarui.

18 Apakah ada kegiatan/proses menyetujui

pembayaran dan menyelesaikan prosesnya

dengan supplier sesuai dengan persyaratan

kontrak yang disepakati?

Permintaan pengadaan

aset yang disetujui.

19 Apakah ada kegiatan/proses menyetujui

pembayaran dan menyelesaikan prosesnya

sesuai dengan persyaratan kontrak yang

disepakati?

20 Apakah ada kegiatan/proses

mengalokasikan aset kepada pengguna?

21 Apakah ada kegiatan/proses realokasi aset

bila memungkinkan dan tidak diperlukan

lagi karena adanya perubahan peran

pengguna?

Penangguhan aset yang

diotorisasi.

22 Apakah ada kegiatan/proses membuang

aset saat sudah tidak berguna karena

berakhirnya layanan terkait?

23 Apakah ada kegiatan/proses membuang

aset dengan aman, mempertimbangkan,

misalnya penghapusan permanen data yang

tercatat pada perangkat media dan potensi

kerusakan pada lingkungan?

24 Apakah ada kegiatan/proses pembuatan

rencana dan implementasi dana pensiun

serta membuat catatan dalam mencapai

tujuan perusahaan?

25 Apakah ada kegiatan/proses meninjau

keseluruhan dasar aset?

Hasil review dari

optimisasi biaya.

xxix

26 BAI09.04

Optimise asset

costs

Apakah ada kegiatan/proses menilai biaya

maintenance?

27 Apakah ada kegiatan/proses mereview

jaminan perbaikan dan mempertimbangkan

keuangan serta mengubah strategi dalam

menentukan opsi biaya terendah?

28 Apakah ada kegiatan/proses identifikasi

peluang untuk standarisasi, single sourcing

dan strategi lain yang dapat menekan biaya

pengadaan, penunjang dan pemeliharaan?

Kesempatan untuk

mengurangi biaya aset

atau meningkatkan

nilai.

29 Apakah ada kegiatan/proses menggunakan

statistik kapasitas dan pemanfaatan dalam

mengidentifikasi aset yang kurang

dimanfaatkan atau berlebihan, yang dapat

dipertimbangkan dalam penggantian

dengan biaya rendah?

30 Apakah ada kegiatan/proses meninjau

kembali keadaan keseluruhan dalam

mengidentifikasi peluang dalam

memanfaatkan teknologi baru atau strategi

alternatif sourcing?

31 BAI09.05

Manage

licences

Apakah ada kegiatan/proses menjaga daftar

lisensi software yang dibeli dan perjanjian

lisensi terkait? Daftar lisensi software.

32 Apakah ada kegiatan/proses melakukan

audit dalam mengidentifikasi lisensi

software yang diinstall di seluruh instansi?

Hasil audit lisensi yang

dipasang.

33 Apakah ada kegiatan/proses

membandingkan jumlah software yang

dipasang instansi dengan lisensi yang

dimiliki?

Rencana tindakan untuk

menyesuaikan jumlah

lisensi dan alokasinya.

34 Apakah ada kegiatan/proses memutuskan

kebutuhan dalam melanjutkan atau

menghentikan lisensi, ketika instansi lebih

sedikit dari jumlah yang dimiliki? 35 Apakah ada kegiatan/proses

mempertimbangkan kesempatan untuk

meng-uninstall instansi yang tidak

diperlukan dan bila perlu membeli lisensi

tambahan? 36 Apakah ada kegiatan/proses

mempertimbangkan apakah nilai lebih baik

diperoleh dengan mengupgrade produk dan

lisensi terkait?

xxx

No. Process COBIT Pertanyaan Dokumen/Output

1 DSS 01.01

Perform

operational

procedures

Apakah ada kegiatan/proses menghasilkan

serta memelihara SOP dan aktivitas terkait

untuk mendukung seluruh layanan? Adanya dokumen

jadwal kegiatan

operasional. 2 Apakah ada kegiatan/proses memelihara

jadwal kegiatan operasional perusahaan?

3 Apakah ada kegiatan/proses melakukan

verifikasi bahwa seluruh data dalam

pengolahan telah diterima dan diproses

secara lengkap, akurat dan tepat waktu?

Adanya dokumen

rekaman aktivitas

kegiatan.

4 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa standar keamanan memenuhi tujuan

organisasi, kebijakan keamanan organisasi

dan persyaratan regulasi?

5 Apakah ada kegiatan/proses pengelolaan

dalam membuat cadangan data sesuai

dengan SOP?

6 DSS 01.02

Manage

outsourced IT

services

Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa kebutuhan organisasi pada

keamanan proses informasi telah dipatuhi

sesuai dengan kontrak dan SLA (Service

Level Agreement)?

Adanya dokumen

penilaian assurance

yang dilakukan

secara independen

terkait outsourced

IT.

7 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa bisnis operasional di organisasi dan

kebutuhan pengolahan TI dan prioritas

pelayanan sesuai dengan kontrak dan SLA

dengan penyedia layanan?

8 Apakah ada kegiatan/proses

mengintegrasikan proses antara manajemen

internal TI yang kritikal dengan para

penyedia layanan?

9 Apakah ada kegiatan/proses merencanakan

audit dan asuransi yang independen?

10 DSS 01.03

Monitor IT

infrastructure

Apakah ada kegiatan/proses mencatat

kejadian, mengidentifikasi tingkat

informasi berdasarkan pertimbangan risiko

dan kinerja?

Adanya dokumen

rekaman dari

kegiatan atau insiden

yang terjadi.

11 Apakah ada kegiatan/proses

mengidentifikasi dan memelihara daftar

aset infrastruktur? Adanya dokumen

monitoring atau

pengawasan

terhadap aset dan

insiden terkait TI.

12 Apakah ada kegiatan/proses menentukan

dan menerapkan aturan yang

mengidentifikasi dan mencatat pelanggaran

di ambang batas dan kondisi kejadian?

xxxi

13 Apakah ada kegiatan/proses menghasilkan

event log dan mempertahankannya untuk

beberapa waktu? Adanya dokumen

rekaman atau insiden

yang terjadi dari

kegiatan. 14 Apakah ada kegiatan/proses menetapkan

prosedur dalam pemantauan event log dan

melakukan tinjauan rutin?

15 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa tiket insiden dibuat pada waktu yang

tepat saat memantau dan mengidentifikasi

penyimpangan?

Adanya dokumen

yang berisi

berdasarkan suatu

insiden atau

peristiwa.

16 DSS 01.04

Manage the

environment

Apakah ada kegiatan/proses

mengidentifikasi bencana alam atau

kejadian yang diakibatkan oleh manusia

yang mungkin terjadi di mana fasilitas TI

berada?

Adanya dokumen

mengenai aturan

lingkungan kerja

17 Apakah ada kegiatan/proses

mengidentifikasi bagaimana perangkat TI

terlindung dari ancaman lingkungan?

Adanya dokumen

mengenai kebijakan

asuransi atau

jaminan.

18 Apakah ada kegiatan/proses menempatkan

dan membangun fasilitas TI untuk

meminimalkan dan mengurangi kerentanan

terhadap ancaman lingkungan TI?

Adanya dokumen

mengenai aturan

lingkungan kerja.

19 Apakah ada kegiatan/proses memantau dan

memelihara perangkat yang secara proaktif

dalam mendeteksi ancaman lingkungan

(misalnya api, air, asap, kelembaban)

secara teratur? Adanya dokumen

mengenai kebijakan

asuransi atau

jaminan.

20 Apakah ada kegiatan/proses menanggapi

alarm lingkungan dan pemberitahuan

lainnya?

21 Apakah ada kegiatan/proses

membandingkan tindakan dan rencana pada

persyaratan jaminan kebijakan dan

melaporkan hasilnya?

22 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa lokasi TI yang dibangun dan

dirancang dapat meminimalkan dampak

risiko lingkungan dengan

mempertimbangkan zona keamanan

tertentu (misalnya menempatkan

lingkungan server produksi dan

development menjauh)?

Adanya dokumen

mengenai aturan

lingkungan kerja.

xxxii

23 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

lokasi TI dan ruang server bersih dan dalam

kondisi aman setiap saat (yaitu tidak

berantakan, tidak ada kertas, tidak ada

tempat sampah yang penuh, tidak ada

bahan kimia yang mudah terbakar atau

bahan lainnya)?

24 DSS 01.05

Manage

facilities

Apakah ada kegiatan/proses memeriksa

persyaratan fasilitas TI untuk melindungi

perangkat terhadap ketidaktetapan dan

kekurangan daya?

Adanya dokumen

penilaian kualitas

dari fasilitas yang

digunakan.

25 Apakah ada kegiatan/proses mekanisme

UPS dan memastikan daya dapat beralih ke

sumber daya lain?

26 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa fasilitas dari ruang sistem TI

memiliki lebih dari satu sumber untuk

manfaat yang saling tergantung satu dengan

lainnya (misalnya listrik, telekomunikasi,

air, gas)?

27 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa perkabelan dari luar ke lokasi TI

dipasang di bawah tanah atau memiliki

perlindungan alternatif yang memadai?

28 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa perkabelan dan bagian fisik (data

dan telepon) telah terstruktur dan

terorganisir (Misalnya blueprint

perencanaan pembangunan perkabelan)?

29 Apakah ada kegiatan/proses menganalisis

ketersediaan fasilitas sistem TI yang

dimiliki pada gedung TI untuk mengetahui

redundansi dan kegagalan perkabelan

(eksternal dan internal)?

30 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa lokasi TI dan fasilitasnya telah

mematuhi aturan kesehatan dan

keselamatan yang relevan, regulasi,

pedoman, dan spesifikasi vendor?

Adanya dokumen

mengenai daftar

kesadaran/awareness

untuk kesehatan dan

keamanan. 31 Apakah ada kegiatan/proses mengedukasi

personil mengenai aturan kesehatan dan

keselamatan?

32 Apakah ada kegiatan/proses mencatat,

memantau, mengelola dan mengatasi

insiden yang terjadi pada fasilitas?

Adanya dokumen

atau laporan

penilaian kualitas

xxxiii

33 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

bahwa lokasi dan perangkat TI dipelihara

oleh supplier?

dari fasilitas yang

digunakan.

34 Apakah ada kegiatan/proses menganalisis

perubahan fisik untuk lokasi atau gedung

TI untuk menilai kembali risiko akibat

lingkungan (misalnya kebakaran atau

kerusakan air)?

No. Process

COBIT Pertanyaan Dokumen/Output

1 MEA 01.01

Establish a

Monitoring

Approach

Apakah ada kegiatan/proses melakukan

identifikasi atas stakeholder yang terkait?

Adanya dokumen

mengenai

keterkaitan

kebutuhan

pengawasan yang

dilakukan.

2 Apakah ada kegiatan/proses

mengomunikasikan kebutuhan organisasi dan

tujuan pengawasan dengan stakeholder?

3 Apakah ada kegiatan/proses menyelaraskan

dan melakukan pemeliharaan berkelanjutan

terkait pendekatan pengawasan dan evaluasi

terhadap pendekatan organisasi serta alat yang

digunakan untuk melakukan pelaporan?

Adanya dokumen

mengenai tujuan

dan metrik dari

pengawasan yang

dilakukan. 4 Apakah ada kegiatan/proses menyetujui

tujuan dan metriks, taksonomi dan bukti

berupa data?

5 Apakah ada kegiatan/proses menyetujui

manajemen siklus hidup dan mengubah proses

pengendalian untuk pengawasan dan

pelaporan?

Adanya dokumen

mengenai

keterkaitan

kebutuhan

pengawasan yang

dilakukan.

6 Apakah ada kegiatan/proses mengajukan,

mengutamakan dan mengalokasikan sumber

daya dalam melakukan pengawasan?

7 Apakah ada kegiatan/proses melakukan

validasi pendekatan dalam melakukan

identifikasi stakeholder, kebutuhan dan

sumber daya?

Adanya dokumen

mengenai tujuan

dan metrik dari

pengawasan yang

dilakukan.

8 MEA 01.02 Set

Performance

And

Conformance

Targets

Apakah ada kegiatan/proses mendefinisikan

dan mereview secara teratur dengan

stakeholder terkait tujuan dan metriks untuk

mengidentifikasi item yang hilang secara

signifikan dan mendefinisikan target dan

toleransi yang beralasan?

Adanya dokumen

mengenai target

pengawasan yang

akan dilakukan.

9 Apakah ada kegiatan/proses

mengkomunikasikan perubahan yang

xxxiv

ditujukan untuk target dan toleransi kinerja

dan kesesuaian dengan stakeholder?

10 Apakah ada kegiatan/proses mengumumkan

target dan toleransi perubahan kepada

pengguna atas informasi terkait?

11 Apakah ada kegiatan/proses mengevaluasi

tujuan dan metriks telah memadai atau tidak?

12 MEA01.03

Collect and

Process

Performance

and

Conformance

Data

Apakah ada kegiatan/proses mengumpulkan

data melalui proses yang telah didefinisikan?

Adanya dokumen

mengenai

pengawasan data

yang sedang

diproses.

13 Apakah ada kegiatan/proses melakukan

penilaian efisiensi dan ketepatan dari data

yang dikumpulkan?

14 Apakah ada kegiatan/proses mengumpulkan

data secara keseluruhan untuk mendukung

pengukuran pada metriks yang disetujui?

15 Apakah ada kegiatan/proses menyelaraskan

keseluruhan data terhadap pendekatan dan

tujuan pelaporan organisasi?

16 Apakah ada kegiatan/proses menggunakan

alat dan sistem yang sesuai untuk memproses

dan memformat data untuk analisis?

17 MEA 01.04

Analyse and

Report

Performance

Apakah ada kegiatan/proses merancang

laporan kinerja proses secara ringkas, dapat

dimengerti dan terkait dengan kebutuhan

manajemen?

Adanya dokumen

mengenai hasil

kinerja atas target

yang telah

ditetapkan di awal.

18 Apakah ada kegiatan/proses membandingkan

nilai kinerja dengan target dan penggabungan

internal?

19 Apakah ada kegiatan/proses

merekomendasikan perubahan untuk tujuan

dan metriks dengan tepat?

20 Apakah ada kegiatan/proses menyalurkan

laporan kepada stakeholder terkait?

21 Apakah ada kegiatan/proses menganalisis

penyebab penyimpangan taret, menginisiasi

aksi perbaikan, bertanggung jawab dalam

proses perbaikan?

22 Apakah ada kegiatan/proses menghubungkan

pencapaian target kinerja dengan sistem

kompensasi?

23 MEA 01.05

Ensure The

Implementation

of Corrective

Actions

Apakah ada kegiatan/proses meninjau

kembali respon, pilihan dan rekomendasi

manajemen terhadap isu dan penyimpangan

besar?

Adanya dokumen

mengenai proses

perbaikan yang

dilakukan dan

bagaimana

penilaiannya.

xxxv

24 Apakah ada kegiatan/proses memastikan

penilaan tanggung jawab untuk perbaikan

tetap dipelihara? Adanya dokumen

mengenai status

dan hasil

perbaikan yang

dilakukan.

25 Apakah ada kegiatan/proses melacak hasil

atas tindakan yang disetujui?

26 Apakah ada kegiatan/proses melaporkan hasil

pelacakan kepada stakeholder?

xxxvi

LAMPIRAN

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Profil Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas dalam membantu Presiden

dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2016, pasal 3 dalam melaksanakan tugas,

Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan

masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan

kefarmasian dan alat kesehatan;

2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan;

3. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Kesehatan;

4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan;

5. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang

kesehatan serta pengelolaan tenaga kesehatan;

6. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Kesehatan di daerah;

7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan;

8. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kementerian Kesehatan.

xxxvii

Visi dan Misi

Visi misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden Republik

Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong-royong. Visi tersebut diwujudkan dengan 7 (tujuh) misi

pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia

sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati

diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Kementerian Kesehatan juga berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup

masyarakat melalui agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan Nawa

Cita, sebagai berikut:

xxxviii

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Nilai-nilai Kementerian Kesehatan

Di bawah ini merupakan nilai-nilai yang terdapat pada Kementerian

Kesehatan, yaitu sebagai berikut:

1. Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu

mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk

rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang

xxxix

adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama

dan status sosial ekonomi.

2. Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena

pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian

Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus

berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi

masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

3. Responsif

Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta

tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial

budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi

permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan

yang berbeda pula.

4. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah

ditetapkan dan bersifat efisien.

5. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

xl

Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan

Profil Pusat Data dan Informasi

Pusat Data dan Informasi adalah unsur pendukung pelaksanaan tugas

Kementerian Kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris

Jenderal.

Pusat Data dan Informasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

(Permenkes) Nomor 64 Tahun 2015 mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

pengelolaan data dan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

xli

undangan. Sesuai dengan tugasnya maka unit ini terdiri dari Bagian Tata Usaha,

Bidang Pengembangan Sistem Informasi, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi,

dan Bidang Pengelolaan Data dan informasi.

Peraturan perundang-undangan terkait:

- UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, Pasal 46 tentang

kewajiban membuat Rekam Medis.

- UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Pasal 1,

37 & 38 tentang Nomor Induk Kependudukan.

- UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik, Pasal 5

tentang informasi elektronik / dokumen elektronik, sistem elektronik,

sertifikasi sistem elektronik.

- UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

- UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 17 tentang kewajiban

pemerintah terhadap akses informasi; Pasal 168 tentang sistem informasi dan

lintas sektor (mengamanatkan PP); Pasal 169 tentang kemudahan akses

informasi.

- UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,Pasal 52 & 53 tentang

kewajiban menyelenggarakan SIMRS.

- PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi

Elektronik.

- PP Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.

- Inpres Nomor 3 Tahun 2004 tentang e-Goverment.

xlii

Visi dan Misi

Visi dari Pusat Data dan Informasi adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi pada tahun 2014 yang

mampu mendukung proses pembangunan kesehatan dalam menuju masyarakat

sehat yang mandiri dan berkeadilan.” (Roadmap SIK 2010-2014).

Dan misi dari Pusat Data dan Informasi sebagaimana ditetapkan dalam

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, yaitu:

- Memperkuat pengelolaan SIK yang meliputi landasan hukum, kebijakan dan

program, advokasi dan koordinasi.

- Menstandarisasi inidkator kesehatan agar dapat menggambarkan derajat

kesehatan masyarakat.

- Memperkuat sumber data dan membangun jejaringnya dengan semua

pemangku kepentingan termasuk swasta dan masyarakat madani.

- Meningkatkan pengelolaan data kesehatan yang meliputi pengumpulan,

penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi informasi.

- Memperkuat sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, sumber daya manusia,

pembiayaan, sarana dan prasarana.

- Memperkuat kualitas data kesehatan dengan menerapkan jaminan kualitas dan

sistem pengendaliannya.

xliii

- Meningkatkan budaya penggunaan data dan informasi untuk penyelenggaraan

upaya kesehatan yang efektif dan efisien serta mendukung tata kelola

kepemerintahan yang baik dan bagi masyarakat luas.

Struktur Organisasi Pusat Data dan Informasi

Di bawah ini merupakan gambar mengenai struktur organisasi pada

Pusat Data dan Informasi:

Tugas dan Fungsi Pusat Data dan Informasi

Berikut merupakan tugas dan fungsi bagian serta bidang pada Pusat Data dan

Informasi, yaitu sebagai berikut:

a. Bagian Tata Usaha

xliv

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

2015 tanggal 29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan, Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi

memiliki tugas melaksanakan administrasi Pusat. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, Bagian Tata Usaha meyelenggarakan fungsi:

- Penyusunan rencana, program, dan anggaran.

- Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara.

- Penataan organisasi dan tata laksana.

- Pengelolaan urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga,

dan perlengkapan.

- Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, bagian Tata Usaha memiliki 3 (tiga)

subbagian, yakni sebagai berikut:

- Subbagian Program dan Evaluasi.

Subbagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyusunan

rencana, program, dan anggaran, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

- Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara.

Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan

pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara.

- Subbagian Kepegawaian dan Umum.

Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melakukan penataan

organisasi dan tata laksana, urusan

kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga, dan perlengkapan.

xlv

b. Bidang Pengembangan Sistem Informasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

2015 tanggal 29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan, Bidang Pengembangan Sistem Informasi,

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan

di bidang pengembangan sistem informasi.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengembangan Sistem Informasi

menyelenggarakan fungsi:

- Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang arsitektur dan implementasi

serta standarisasi sistem informasi kesehatan dan e-kesehatan.

- Penyiapan pelaksanaan di bidang arsitektur dan implementasi serta

standarisasi sistem informasi kesehatan dan e-kesehatan.

Dalam bidang Pengembangan Sistem Informasi terdiri dari dua subbagian,

yaitu sebagai berikut:

- Subbidang Arsitektur Sistem Informasi

- Subbidang Standarisasi Sistem Kesehatan

c. Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

2015 tanggal 29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan

di bidang pengelolaan teknologi informasi kesehatan. Dalam melaksanakan

xlvi

tugas, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi menjalankan fungsi sebagai

berikut:

- Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengelolaan aplikasi,

database dan infrastruktur teknologi informasi kesehatan.

- Penyiapan pelaksanaan di bidang pengelolaan aplikasi, database dan

infrastruktur teknologi kesehatan.

Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi, terdiri dari:

- Subbidang Pengelolaan Aplikasi dan Database.

- Subbidang Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi.

d. Bidang Pengelolaan Data dan Informasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Bidang

Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengelolaan data dan informasi.

Fungsinya adalah:

- Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengumpulan, pengolahan,

analisis data kesehatan, penyajian, diseminasi dan pelayanan informasi

kesehatan.

- Penyiapan pelaksanaan di bidang pengumpulan, pengolahan, analisis data

kesehatan, penyajian, diseminasi dan pelayanan informasi kesehatan.

Bidang Pengelolaan Data dan Informasi terdiri dari dua subbidang, yaitu:

- Subbidang analisis Data

- Subbidang Diseminasi Informasi.

xlvii

Tabel mengenai penilaian kapabilitas proses.

PA 1.1 Process Performance

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)

Proses meraih tujuan

yang sudah ditentukan.

GP 1.1.1 Meraih Hasil

Proses.

Ada bukti bahwa praktik-

praktik dasar dilakukan

Hasil kerja telah dibuat

sehingga menyediakan bukti

atas hasil proses.

Performed Process

PA 2.1 Performance Management

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)

a. Objektif performa dari

proses teridentifikasi

GP 2.1.1 Identifikasikan

Objektif performa dari proses.

Objektif performa,

digabungkan dengan asumsi

dan batasan, didefinisikan dan

dikomunikasikan

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus menguraikan

lingkup proses

GWP 2.0 Rencana Proses

harus menyediakan detil-detil

dari objektif performa proses.

xlviii

b. Performa dari proses

direncanakan dan

dimonitor

GP 2.1.2 Merencanakan dan

Memonitor Performa dari

proses untuk memenuhi

objektif yang telah ditentukan.

Dasar mengukur performa

proses yang berhubungan

dengan objektif bisnis

ditetapkan dan dimonitor.

Termasuk di dalam dasar

tersebut adalah key milestones,

aktivitas-aktivitas yang

diperlukan, estimasi, dan

jadwal.

GWP 2.0 Rencana Proses

harus menggambarkan secara

detil objektif performa

proses.

GWP 9.0 Performa Proses

catatannya harus

menggambarkan hasil yang

detil.

Catatan: Pada level ini,

setiap catatan performa

proses dapat berbentuk

laporan, daftar masalah, dan

catatan informal.

c. Performa dari proses

disesuaikan untuk

memenuhi perencanaan.

GP 2.1.3 Menyesuaikan

performa dari Proses.

Mengambil tindakan ketika

performa yang direncanakan

tidak tercapai. Tindakan

meliputi identifikasi dari

masalah performa dan

penyesuaian rencana dan

jadwal menjadi lebih sesuai.

GWP 4.0 Catatan Kualitas

harus menyediakan detil dari

tindakan yang dilakukan

ketika performa tidak

mencapai target.

xlix

d. Tanggung jawab dan

otoritas dari melakukan

proses didefinisikan,

ditugaskan, dan

dikomunikasikan.

GP 2.1.4 Mendefinisikan

Tanggung Jawab dan otoritas

dalam melakukan proses.

Tanggung jawab kunci dan

otoritas dalam menjalankan

aktivitas kunci dari proses

didefinisikan, ditugaskan, dan

dikomunikasikan. Pengalaman

yang dibutuhkan,

pengetahuan, dan keahlian

ditetapkan.

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus menyediakan

detil dari pemilik proses dan

siapa saja yang terlibat,

bertanggung jawab,

dikonsultasikan dan/atau

diinformasikan (RACI).

GWP 2.0 Rencana Proses

harus meliputi detil dari

rencana proses komunikasi

demikian juga pengalaman

dan keahlian yang dibutuhkan

dari menjalankan proses.

e. Sumber daya dan

informasi yang

dibutuhkan untuk

menjalankan proses

diidentifikasi,

disediakan, dialokasikan,

dan digunakan.

GP 2.1.5 Identifikasi dan

Sediakan Sumber Daya

untuk melakukan proses

sesuai dengan rencana.

Sumber daya dan informasi

yang dibutuhkan untuk

menjalankan aktivitas kunci

dari proses diidentifikasi,

GWP 2.0 Rencana Proses

harus menyediakan detil dari

proses perencanaan pelatihan

dan proses perencanaan

sumber daya.

l

disediakan, dialokasikan, dan

digunakan.

f. Antarmuka antara

pihak yang terlibat

dikelola untuk

memastikan komunikasi

efektif dan tugas yang

jelas antar pihak yang

terlibat.

GP 2.1.6 Mengelola

Antarmuka antara pihak yang

terlibat. Individu dan grup

yang terlibat dengan proses

diidentifikasi, tanggung jawab

didefinisikan dan mekanisme

komunikasi yang efektif

diterapkan.

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus menyediakan

detil dari individu dan grup

yang terlibat (supplie,

customer, dan RACI).

GWP 2.0 Rencana Proses

harus menyediakan detil dari

rencana proses komunikasi.

Managed Process

PA 2.2 Work Product Management

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)

a. Kebutuhan akan hasil

kerja proses ditetapkan.

GP 2.2.1 Menetapkan

Kebutuhan Untuk Kerja,

meliputi struktur isi dan

kriteria kualitas.

GWP 3.0 Rencana Kualitas

harus menyediakan detil dari

kriteria kualitas dan isi dari

hasil kerja.

b. Kebutuhan untuk

dokumentasi dan kontrol

dari hasil kerja

ditetapkan.

GP 2.2.2 Menetapkan

Kebutuhan Dari

Dokumentasi dan Kontrol

dari hasil kerja. Ini harus

GWO 1.0 Dokumentasi

Proses harus menyediakan

detil dari kontrol (matriks

kontrol).

li

meliputi identifikasi dari

ketergantungan, persetujuan,

dan kemudahan dalam

melacak kebutuhan.

GWP 3.0 Rencana Kualitas

harus menyediakan detil dari

hasil kerja, kriteria kualitas,

dokumentasi yang

dibutuhkan, dan kontrol

perubahan.

c. Hasil kerja

diidentifikasi dengan

baik, didokumentasikan,

dan dikontrol.

GP 2.2.3 Identifikasi,

Dokumentasi, dan Kontrol

hasil kerja. Hasil kerja adalah

subjek dari kontrol perubahan,

begitu juga dengan perubahan

versi, dan manajemen

konfigurasi.

GWP 3.0 Rencana Kualitas

harus menyediakan detil dari

hasil kerja, kriteria kualitas,

kebutuhan dokumentasi, dan

kontrol perubahan.

d. Hasil kerja diulas

kembali sesuai dengan

rencana pengaturan dan

disesuaikan dengan

kebutuhan untuk

mencapai kebutuhan

GP 2.2.4 Ulas Kembali dan

Menyesuaikan Hasil Kerja

untuk memenuhi kebutuhan

yang telah didefinisikan. Hasil

kerja adalah subjek yang

terdapat pengulasan kembali

terhadap kebutuhan yang

disesuaikan dengan

pengaturan yang direncanakan

GWP 4.0 Catatan Kualitas

harus menyediakan jejak

audit dari pengulasan kembali

yang telah dilakukan.

lii

dan isu-isu lain yang muncul

diselesaikan.

Work Product Management

PA 3.3 Process Definiton

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)

a. Proses standar,

meliputi panduan dasar

yang layak,

didefinisikan sehingga

mendeskripsikan elemen

fundamental yang harus

ada dalam proses yang

didefinisi.

GP 3.1.1 Mendefinisikan

Standar dari proses yang

mendukung pengerjaan dari

proses yang telah

didefinisikan. Sebuah proses

standar didefinisikan yang

mengidentifikasi elemen

proses fundamental dan

menyediakan panduandan

prosedur untuk mendukung

implementasi dan panduan

tentang bagaimana standar

tersebut dapat diubah saat

dibutuhkan.

GWP 5.0 Kebijakan dan

Standar harus menyediakan

detil dari objektif organisasi

untuk proses, standar

minimum dari performa,

prosedur standar, pelaporan,

dan kebutuhan monitoring.

Bukti yang diperlukan pada

level ini bukan hanya pada

adanya kebijakan dan standar

tapi juga dgn diterapkannya

kebijakan dan standar

tersebut.

b. Urutan dan interaksi

dari proses standar

GP 3.1.2 Menetapkan

Urutan dan Interaksi

GWP 5.0 Kebijakan dan

Standar harus menyediakan

liii

dengan proses lainnya

ditetapkan.

Antarproses sehingga dapat

bekerja sebagai sistem yang

terintegrasi dalam proses.

Urutan standar proses dan

interaksi dengan proses lain

ditentukan dan dikelola ketika

sebuah proses lain ditentukan

dan dikelola ketika sebuah

proses diimplementasikan

pada bagian lain dalam

organisasi.

proses pemetaan dengan detil

dari proses standar dengan

urutan yang diharapkan dan

interaksinya. Bukti yang

diperlukan pada level ini

bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standar tapi

juga dengan diterapkannya

kebijakan dan standar

tersebut.

c. Kompetensi yang

dibutuhkan dan peran

untuk melakukan proses

diidentifikasi sebagai

bagian dari proses

standar.

GP 3.1.3 Mengidentifikasi

Peran dan Kompetensi dari

menjalankan proses standar.

GWP 5.0 Kebijakan dan

Standar harus menyediakan

proses yang dilakukan. Bukti

yang diperlukan pada level

ini bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standar tapi

juga dengan diterapkannya

kebijakan dan standar

tersebut.

e. Infrastruktur yang

diperlukan dan

GP 3.1.4 Identifikasi

Infrastruktur Yang

GWP 5.0 Kebijakan dan

Standar harus

liv

lingkungan kerja yang

dibutuhkan untuk

melakukan proses

diidentifikasi sebagai

bagian dari proses

standar.

Dibutuhkan dan

Lingkungan Kerja untuk

melakukan proses standar.

Infrastruktur (fasilitas, alat,

metode, dll) dan lingkungan

kerja untuk melakukan proses

standar diidentifikasi.

mengidentifikasi kebutuha

minimum dari infrastruktur

dan lingkungan kerja untuk

melakukan proses. Bukti

yang diperlukan pada level

ini bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standar tapi

juga dengan diterapkannya

kebijakan dan standar

tersebut.

e. Metode yang sesuai

untuk monitoring

keefektifan dan

kesesuaian dari proses

ditetapkan.

GP 3.1.5 Menetapkan

Metode yang sesuai untuk

memonitor keefektifan dan

kesesuaian dengan proses

standar, meliputi kepastian

terhadap kriteria yang layak

dan data yang dibutuhkan

untuk memonitor keefektifan

dan kesesuaian dari proses

didefinisikan, dan menetapkan

kebutuhan untuk melakukan

audit internal dan mengulas

kembali manajemen.

GWP 5.0 Kebijakan dan

Standar harus menyediakan

detil dari objektif organisasi

terhadap proses, prosedur

standar, dan pelaporan serta

kebutuhan monitoring. Bukti

yang diperlukan pada level

ini bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standar tapi

juga dengan diterapkannya

kebijakan dan standar

tersebut.

lv

GWP 4.0 Catatan Kualitas

dan GWP 9.0 Catatan

Performa Proses harus

menyediakan bukti dari ulas

kembali yang telah

dilakukan.

Process Definition

PA 3.2. Process Deployment

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum

(GWPs)

a. Sebuah proses yang

telah didefinisikan

dijalankan berdasarkan

standar proses yang

telah ditentukan.

GP 3.2.1 Menjalankan

Sebuah Proses Yang Telah

Didefinisikan yang

memuaskan konteks. Ketika

proses yang sama digunakan

pada area yang berbeda pada

organisasi, proses tersebut

dilakukan berdasarkan proses

standar, diatur selayak

mungkin, dengan konfirmasi

GWP 5.0 Kebijakan dan

Standar harus

mendefinisikan standar yang

harus diikuti oleh seluruh

implementasi dari proses.

Bukti yang diperlukan pada

level ini bukan hanya pada

adanya kebijakan dan

standar tapi juga dengan

lvi

pada kebutuhan yang telah

didefinisikan pada proses yang

telah diverifikasi.

diterapkannya kebijakan dan

standar tersebut.

b. Peran yang

dibuthkan, tanggung

jawab dan otoritas yang

dibutuhkan untuk

menjalankan proses

yang telah

didefinisikan,

ditugaskan, dan

dikomunikasikan.

GP 3.2.2 Menugaskan dan

Mengkomunikasikan Peran,

Tanggung Jawab, dan

Otoritas untuk menjalankan

proses yang telah didefinisikan.

Ketika proses yang sama

digunakan pada area yang

berbeda dalam organisasi,

otoritas, dan peran untuk

melakukan aktivitas dari proses

telah ditugaskan dan

dikomunikasikan.

GWP 5.0 Kebijakan dan

Standar harus menyediakan

detil, tanggung jawab, dan

otoritas untuk melakukan

aktivitas dari proses. Bukti

yang diperlukan pada level

ini bukan hanya pada

adanya kebijakan dan

standar tapi juga dengan

diterapkannya kebijakan dan

standar tersebut.

c. Personil yang

melakukan proses yang

didefinisikan kompeten

dalam basis edukasi

yang sesuai, pelatihan,

dan pengalaman.

GP 3.2.3 Memastikan

Kompetensi Yang

Dibutuhkan untuk

menjalankan performa dari

proses yang didefinisikan.

Ketika proses yang sama

digunakan dalam area yang

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus menyediakan

detil dari kompetensi dan

pelatihan yang dibutuhkan.

GWP 2.0 Rencana Proses

harus meliputi dari rencana

lvii

berbeda pada organisasi,

kompetensi yang layak untuk

personil yang ditugaskan

diidentifikasikan, dan pelatihan

yang sesuai disediakan.

komunikasi proses, rencana

pelatihan, dan rencana

sumber daya untuk setiap

instansi dari proses.

d. Sumber daya yang

dibutuhkan dan

informasi yang

diperlukan untuk

melakukan proses yang

didefinisikan

disediakan,

dialokasikan, dan

digunakan.

GP 3.2.4 Menyediakan

Sumber Daya dan Informasi

Untuk Mendukung Performa

dari proses yang didefinisikan.

Ketika proses yang sama

digunakan dalam area yang

berbeda dalam organisasi,

kebutuhan sumber daya

manusia, dan informasi untuk

melakukan proses disediakan,

dialokasikan, dan digunakan.

GP 2.0 Rencana Proses

harus meliputi detil dari

rencana sumber daya untuk

setiap instansi dari proses.

e. Infrastruktur dan

lingkungan kerja untuk

melakukan proses yang

didefinisikan,

GP 3.2.5 Menyediakan

Proses Infrastruktur Yang

Layak untuk mendukung

performa dari proses yang

didefinisikan. Ketika proses

yang sama digunakan dalam

GWP 2.0 Rencana Proses

harus meliputi detil dari

proses infrastruktur dan

lingkungan kerja dari setiap

instansi dari proses.

lviii

disediakan, dikelola,

dan dipelihara.

area yang berbeda dalam

organisasi, dukungan

organisasi yang dibutuhkan,

infrastruktur, dan lingkungan

kerja disediakan, dialokasikan,

dan digunakan.

f. Data yang layak

dikumpulkan dan

dianalisis sebagai dasar

untuk mengerti tingkah

laku dari proses, untuk

mendemonstrasikan

kecocokan dan

keefektifan, dan

mengevaluasi di mana

perbaikan terus-

menerus dari proses

dapat dilakukan.

GP 3.2.6 Mengumpulkan dan

Menganalisis Data mengenai

performa dari proses untuk

mendemonstrasikan kecocokan

dan keefektifan. Data yang

dibutuhkan untuk memonitor

keefektifan dan kesesuaian dari

proses di seluruh organisasi

didefinisikan, dikumpulkan,

dan dianalisis sebagai dasar

dari perbaikan terus-menerus.

GWP 4.0 Catatan Kualitas

dan GWP 9.0 Catatan

Performa Proses harus

menyediakan bukti dari alat

ulas kembali yang dilakukan

untuk setiap instansi dari

proses.

Process Deployment

lix

PA 4.1 Process Measurement

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum

(GWPs)

a. Informasi yang

dibutuhkan proses

untuk mendukung

tujuan bisnis telah

ditetapkan.

GP 4.1.1 Identifikasikan

Kebutuhan Informasi, dalam

hubungannya dengan tujuan

bisnis. Tujuan bisnis dan

informasi yang dibutuhkan

pemegang kepentingan telah

ditetapkan sebagai dasar untuk

menentukan tujuan

pengukuran performa proses.

GWP 7.0 Rencana

Pengukuran Proses harus

menyediakan detil dari

tujuan pengukuran yang

disarankan.

b. Tujuan pengukuran

proses didapatkan dari

kebutuhan informasi.

GP 4.1.2 Dapatkan Tujuan

Pengukuran Proses dari

kebutuhan informasi.

GWP 7.0 Rencana

Pengukuran Proses harus

menyediakan detil dari

tujuan pengukuran yang

disarankan.

c. Tujuan kuantitatif

untuk performa proses

dalam mendukung

GP 4.1.3 Tetapkan Tujuan

Kuantitatif atas performa dari

proses, berdasarkan kesesuaian

GWP 7.0 Rencana

Pengukuran Proses harus

menyediakan detil dari

lx

tujuan perusahaan telah

ditetapkan.

proses dengan tujuan

perusahaan. Tujuan

pengukuran kuantitatif telah

ditetapkan dan secara eksplisit

menggambarkan tujuan

perusahaan dan telah

dipastikan realistis dan

berguna oleh manajemen dan

pelaku proses.

ukuran dan indikator

pengukuran.

d. Pengukuran dan

frekuensinya telah

diidentifikasi dan

ditetapkan sejalan

dengan tujuan

pengukuran proses dan

tujuan kuantitatif atas

performa proses.

GP 4.1.4 Identifikasikan

Pengukuran Produk dan

Proses yang mendukung

pencapaian tujuan kuantitatif

atas performa proses.

Pengukuran mendetil untuk

produk dan proses telah

diidentifikasi, sekaligus

dengan frekuensi pengumpulan

data, pengukuran, verifikasi.

GWP 7.0 Rencana

Pengukuran Proses

menyediakan detil dari

ukuran dan indikator

pengukuran sekaligus

prosedur pengumpulan data

dan prosedur analisa.

e. Hasil pengukuran

dikumpulkan, dianalisa,

dan dilaporkan untuk

GP 4.1.5 Mengumpulkan

Hasil Pengukuran Produk

dan Proses dengan melakukan

GWP 7.0 Rencana

Pengukuran Proses harus

menyediakan detil atas

lxi

memantau seberapa

jauh tujuan kuantitatif

proses tercapai.

proses yang telah ditentukan.

Hasil pengukuran

dikumpulkan, dianalisa, dan

dilaporkan sesuai rencana yang

telah ditetapkan.

prosedur analisa yang

disarankan.

DWP 9.0 Catatan Performa

Proses harus menyediakan

detil atas pengukuran yang

sudah dikumpulkan dan

dianalisa.

f. Hasil pengukuran

digunakan untuk

menggambarkan

performa proses.

GP 4.1.6 Menggunakan Hasil

Pengukuran untuk memantau

dan memverifikasi pencapaian

atas tujuan performa proses.

Hasil pengukuran dianalisa

untuk memastikan pencapaian

terhadap tujuan performa

proses. Teknik yang sesuai

digunakan untuk memahami

performa dan kapabilitas

proses dalam batasan yang

sudah ditentukan.

GWP 9.0 Catatan

Performa Proses harus

menyediakan detil atas

pengukuran yang sudah

dikumpulkan dan dianalisa.

Process Measurement

lxii

PA 4.2 Process Control

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum

(GWPs)

a. Teknik analisa dan

kontrol telah ditentukan

dan diaplikasikan.

GP 4.2.1 Tentukan Teknik

Analisa dan Kontrol yang

sesuai untuk mengontrol

performa proses. Metode untuk

mengukur efektivitas kontrol

telah didefinisikan dan

divalidasi.

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus menyediakan

detil pengontrolan (matriks

kontrol).

GWP 8.0 Rencana

Pengendalian Proses harus

ada dan menjelaskan

pendekatan pengukuran

untuk setiap proses.

b. Pengontrolan batas

variasi telah ditetapkan

untuk performa proses

normal.

GP 4.2.2 Tetapkan

Parameter yang cocok untuk

mengontrol performa proses.

Definisi standar atas proses

dimodifikasi untuk

memasukkan metode

pengendalian proses dan

batasan pengontrolan telah

ditetapkan.

GWP 8.0 Rencan

Pengontrolan Proses harus

ada dan menjelaskan

batasan pengontrolan untuk

performa normal.

lxiii

c. Data pengukuran

dianalisa untuk

mengetahui penyebab

khusus atas suatu

variasi.

GP 4.2.3 Analisa Hasil

Pengukuran Proses dan

Produk untuk

mengidentifikasi variasi dan

performa proses. Hasil

pengukuran pengontrolan

proses dianalisa untuk

menentukan masalah yang

perlu diperhatikan dan

diteruskan untuk

penanggulangan.

GWP 9.0 Catatn Performa

Proses harus menyediakan

detil atas pengukuran yan

telah dikumpulkan dan

dianalisa.

d. Tindakan koreksi GP 4.2.4 Identifikasi dan

Implementasikan Tindakan

Koreksi untuk mengatasi

sumber masalah. Tindakan

koreksi diambil untuk

mengatasi masalah

pengontrolan proses dan

hasilnya dipantau serta

dievaluasi.

GWP 9.0 Catatan

Performa Proses harus

menyediakan detil atas

pengukuran yang telah

dikumpulkan dan dianalisa.

e. Batasan kontrol

ditetapkan kembali

GP 4.2.5 Tetapkan Kembali

Batasan Kontrol setelah

GWP 8.0 Rencana

Pengendalian Proses harus

lxiv

(apabila dibutuhkan)

sebagai respon terhadap

tindakan koreksi.

tindakan koreksi. Batasan

kontrol proses dimodifikasi

sesuai kebutuhan setelah

tindakan koreksi dilakukan.

ada dan menjelaskan

batasan kontrol untuk

performa normal.

Process Control

PA 5.1 Process Innovation

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum

(GWPs)

a. Tujuan dari

peningkatan masing-

masing proses

diidentifikasi untuk

mendukung tujuan

bisnis yang relevan.

GP 5.1.1 Mendefinisikan

Tujuan Peningkatan Proses

untuk mendukung tujuan bisnis

yang relevan. Arahan untuk

inovasi proses telah diatur.

Tujuan peningkatan proses

secara kualitatif dan kuantitatif

didasarkan pada potensi

inovasi proses seperti visi dan

goals yang telah didefinisikan

dan didokumentasikan.

GWP 7.0 Rencana

Peningkatan Proses harus

menyediakan tujuan

peningkatan proses dan

tindakan yang dilakukan

untuk peningkatan tersebut.

b. Data yang tepat

dianalisis agar dapat

GP 5.1.2 Analisis

Pengukuran Data Proses

GWP 9.0 Catatan

Performa Proses harus

lxv

mengidentifikasi

penyebab umum dari

variasi performa proses.

untuk mengidentifikasi variasi

yang nyata dan berpotensi di

dalam performa proses. Data

performa proses dianalisis

untuk mengidentifikasi variasi

di dalam performa proses

bersama dengan akar penyebab

dari masalah performa proses

secara umum.

menyediakan penjelasan

mengenai kumpulan dan

pengukuran.

c. Data yang tepat

dianalisis agar dapat

mengidentifikasi

peluang untuk

pelaksanaan praktik

terbaik dan inovasi.

GP 5.1.3 Identifikasi Peluang

Peningkatan Proses

berdasarkan inovasi dan

praktik terbaik. Peluang

peningkatan proses

diidentifikasi berdasarkan

perbandingan dengan praktik

terbaik industri.

GWP 6.0 Renacan

Peningkatan Proses harus

menyediakan penjelasan

mengenai analisis praktik

terbaik.

d. Peluang peningkatan

yang bermula dari

teknologi baru dan

konsep proses baru

diidentifikaiskan.

GP 5.1.4 Didasarkan Pada

Peluang Peningkatan Dari

Teknologi dan Konsep

Proses Baru. Peluang

peningkatan proses

berdasarkan review dan

GWP 6.0 Rencana

Peningkatan Proses harus

menyediakan penjelasan

mengenai analisis peluang

peningkatan teknologi.

lxvi

analisis mengenai inovasi

teknologi dan konsep proses,

yang dilanjutkan pada

perubahan lingkungan bisnis

termasuk munculnya risiko

bisnis.

e. Strategi implementasi

dibuat untuk mencapai

tujuan dari peningkatan

proses.

GP 5.2.5 Definisikan Strategi

Implementasi berdasarkan

visi dan tujuan peningkatan

proses didefinisikan dan

divalidasi berdasarkan goal

dan objektif dari peningkatan.

Komitmen utuk meningkatkan

didemokan oleh manager dan

pemilik proses.

Rencana Peningkatan

Proses harus menyediakan

penjelasan mengenai

strategi implementasi untuk

peningkatan proses.

Process Innovation

PA 5.2 Process Optimisation

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum

(GWPs)

a. Dampak dari

perubahan yang telah

GP 5.2.1 Menilai dampak

dari masing-masing perubahan

GWP 6.0 Rencana

Peningkatan Proses harus

lxvii

dilakukan dinilai

kesesuaiannya dengan

tujuan dari proses yang

telah didefinisikan dan

proses standar.

yang telah dilakukan apakah

telah sesuai dengan tujuan dari

proses standar dan proses yang

telah didefinisikan. Dampak

dari perubahan yang telah

dilakukan dinilai kesesuiannya

agar dapat menentukan

dampak dari kualitas produk

dan performa proses apakah

telah sesuai dengan proses lain

yang berhubungan.

menyediakan rincian

mengenai pendekatan

kualitas proyek peningkatan

proses.

b. Implementasi dari

perubahan yang telah

disetujui dikelola untuk

memastikan bahwa

perbedaan-perbedaan

performa proses

dimengerti dan

dilakukan setelahnya.

GP 5.2.2 Mengelola

Implementasi Dari

Perubahan yang telah

disetujui untuk memilih area

dari proses standar dan proses

yang telah didefinisi sesuai

dengan strategi implementasi.

Implementasi dari perubahan

yang telah disetujui dikelola

sesuai dengan manajemen

GWP 6.0 Rencana

Peningkatan Proses harus

menyediakan rincian

mengenai strategi

implementasi peningkatan

proses dan perubahan yang

terdiri dari GWP 1.0

(Dokumentasi Proses),

GWP 3.0 (Rencana

Kualitas), GWP 5.0

(Kebijakan dan Standar).

lxviii

prubahan dan proses

pendukung perubahan.

c. Berdasarkan

performa saat ini,

keefektifitasan

perubahan proses

dievaluasi berdasarkan

persyaratan produk dan

tujuan proses untuk

menentukan hasil

memiliki penyebab

umum atau khusus.

GP 5.2.3 Berdasarkan

Performa Saat Ini, evaluasi

keefektifitasan perubahan

proses sesuai dengan performa

proses, tujuan kapabilitas, dan

tujuan bisnis. Keefetifitasan

perubahan membuat proses

tersebut perlu diukur,

dievaluasi, dan dilaporkan

setelah diimplementasi.

GWP 6.0 Rencana

Peningkatan Proses harus

menyediakan rincian

mengenai pendekatan

kualitas proyek peningkatan

proses.

Process Optimisation

lxix

Temuan dan Rekomendasi

Berikut terdapat tabel yang menjelaskan mengenai temuan dan rekomendasi pada

5 proses terpilih, yaitu EDM04 Ensure Resource Optimisation, APO07 Manage

Human Resources, BAI09 Manage Assets, DSS01 Manage Operations dan MEA01

Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance.

Temuan dan rekomendasi EDM04

No Key Management

Practice Keterangan

1 EDM04.01 Evaluate Resource Management

Temuan:

Adanya proses guiding principles for allocation of resources

and capabilities (panduan dalam alokasi sumber daya dan

kemampuan) oleh bagian kepegawaian dan umum dalam bentuk

form penyusunan kebutuhan, rencana, pemenuhan dan usul PNS

saat ini hanya dilakukan pendataan mengenai jumlah pegawai

yang dibutuhkan namun belum terdapat rincian mengenai

kemampuan apa saja yang dibutuhkan Pusdatin. Proses dalam

memilih sumber daya hanya dilakukan oleh bagian biro

kepegawaian Kementerian Kesehatan, jadi kemampuan sumber

daya pada Pusdatin tidak sesuai dengan yang diharapkan

organisasi.

Rekomendasi:

Perlu membuat standar dalam memilih sumber daya serta

dilibatkannya pihak Pusdatin dalam memilih sumber daya agar

sumber daya sesuai dengan harapan Pusdatin.

lxx

Perlu ditambahkannya data mengenai kemampuan yang

dibutuhkan pada dokumen guiding principles for allocation of

resources and capabilities.

Perlu dilakukannya proses audit dalam mengelola sumber daya

agar memastikan sumber daya dikelola secara optimal.

2 EDM04.02 Direct Resource Management

Temuan:

Adanya proses assigned responsibilities for resource

management (penetapan tanggung jawab untuk pengelolan

sumber daya) yang dilakukan oleh bagian kepegawaian dan

umum melalui dokumen Sasaran Kerja Pegawai. Di dalam

dokumen tersebut terdapat rincian pekerjaan apa saja yang akan

dilakukan pegawai dalam jangka waktu setahun. Serta akan

terlihat target yang akan dilakukan selama setahun.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya sasaran kerja dengan jangka waktu di bawah

dari setahun, misal dalam jangka waktu bulanan agar lebih

terlihat dengan rinci dan jelas sasaran kerja yang akan dilakukan.

Perlu dibuatnya kebijakan mengenai pemeliharaan atau

perawatan sumber daya. Tidak hanya dalam bentuk tabel seperti

Risk Register. Namun perlu ditetapkan SOP terkait

pemeliharaan sumber daya (pelatihan yang akan dilakukan).

Perlu dilakukannya pertemuan yang membicarakan mengenai

strategi pengalokasian sumber daya pada Pusdatin. Misal

dilakukan rapat rutin sebanyak 2 tahun sekali untuk mereview

kembali bagaimana pengalokasian sumber daya pada Pusdatin.

3 EDM04.03 Monitor Resource Management

lxxi

Temuan:

Adanya proses feedback on allocation and effectiveness of resources

and capabilities (feedback mengenai penempatan dan keefektivitasan

SDM) yang dilakukan oleh atasan dari pegawai yang bersangkutan

dalam bentuk dokumen Penilaian Sasaran Kerja Pegawai. Penilaian

SKP tersebut dilakukan dengan jangka waktu setahun. Terdapat

penilaian dari realisasi pekerjaan yang telah dilakukan oleh pegawai

tersebut. Dan akan menghasilkan nilai capaian SKP.

Rekomendasi:

Perlu dilakukannya analisis mengenai penilaian SKP. Misal

dilakukan review terhadap penilaian SKP agar apabila nilai

capaian SKP tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dapat

dilakukan peningkatan pada bagian yang kurang tersebut.

Perlu dibuatnya rekomendasi dari hasil pengisian form

penilaian prestasi kerja, misal dibuatnya tindakan perbaikan apa

saja proses yang kurang dan dilakukannya perencanaan untuk

pekerjaan ke depannya bagaimana.

Temuan dan rekomendasi APO07

No Key Management

Practice Keterangan

1

APO07.01 Maintain adequate and appropriate staffing

Temuan:

Adanya proses staffing requirement evaluations (evaluasi

kebutuhan penyusunan personalia) yang dilakukan oleh bagian

kepegawaian dan umum Pusdatin dalam bentuk Formulir

Penyusunan Kebutuhan, Rencana, Pemenuhan dan Usul PNS.

Dokumen tersebut diisi sekali dalam setahun. Dokumen tersebut

lxxii

berisikan jumlah keberadaan pegawai saat ini; jumlah pegawai

pensiun dan pindah; jumlah kekurangan pegawai; rencana

pemenuhan kebutuhan pegawai berdasarkan struktur organisasi.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya kebijakan dalam mengevaluasi penyusunan

personalia pada organisasi Pusdatin yang merujuk pada

Peraturan Pemerintah.

Perlu dilibatkannya Pusdatin dalam proses penyusunan

personalia agar SDM yang didapatkan sesuai dengan yang

dibutuhkan Pusdatin.

Perlu dilakukan pelaporan dalam mengembangkan karir dan

kompetensi pegawai. Misal dibuatnya dokumen laporan kegiatan

pada pelatihan atau diklat pegawai.

Perlu dibuatnya rincian mengenai kebutuhan pegawai yang

diperlukan pada Pusdatin untuk ditujukan ke Biro Kepegawaian

Kementerian Kesehatan.

2 APO07.02 Identify key IT pesonnel

Temuan:

Adanya proses knowledge sharing (pembagian pengetahuan)

pada setiap divisi yang terdapat pada dokumen daftar pelatihan

SDM. Pelatihan ini diadakan sebanyak sekali dalam setahun

dengan perwakilan dari divisi pada Pusdatin.

Rekomendasi:

Perlu dilakukan pelaporan pada proses knowledge sharing dalam

bentuk dokumen laporan kegiatan.

Perlu dilakukannya knowledge sharing antar pegawai. Dari

pegawai yang sudah melakukan pelatihan dengan yang belum

lxxiii

melakukan pelatihan agar ilmu yang didapatkan dapat menyebar

di Pusdatin.

Perlu dibuatnya dokumen mengenai staff backup plans, misal

dibuatnya laporan mengenai tugas pegawai yang akan

mengajukan cuti sudah terselesaikan semua.

3 APO07.03 Maintain the skills and competencies of personnel

Temuan:

Adanya proses skill development plans (rencana pengembangan

karir dan kompetensi) dengan dilakukannya pelatihan dan diklat

sebanyak sekali dalam setahun yang dilakukan oleh perwakilan

dari setiap divisi Pusdatin. Dokumen terkait skill development

plans adalah daftar pelatihan SDM. Di dalam dokumen tersebut

hanya berisikan pelatihan yang dibutuhkan Pusdatin selama

setahun dan anggaran yang ditetapkan. Namun pada Pusdatin

biasanya tidak semua pelatihan yang diusulkan dapat

direalisasikan dikarenakan anggaran yang tidak mencukupi.

Rekomendasi:

Perlu dilakukannya pembagian pengetahuan oleh pegawai yang

melakukan pelatihan agar pengetahuan yang di dapat bisa dapat

digunakan pula oleh pegawai lainnya.

Perlu dibuatnya urutan pelatihan mulai dari yang sangat

dibutuhkan sampai dengan pelatihan yang kurang dibutuhkan

agar dapat menyesuaikan anggaran sesuai dengan urutannya.

Misal dibuat skala prioritas pelatihan yang dibutuhkan.

Perlu dibuatnya pelaporan dalam mengembangkan karir dan

kompetensi agar dapat dievaluasi untuk ke depannya. Misal

dibuat laporan kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan.

4 APO07.04 Evaluate employee job performance

lxxiv

Temuan:

Adanya proses performance evaluations (evaluasi kinerja

pegawai) yang dilakukan oleh atasan dari pegawai yang

bersangkutan terdapat pada dokumen formulir penilaian prestasi

kerja PNS. Penilaian dilakukan sebanyak sekali dalam setahun

dengan unsur yang dinilai sesuai dengan SKP dan perilaku kerja.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya pelaporan harian atau mingguan pegawai yang

nantinya akan dinilai pada SKP. Misal dibuatnya rincian

kegiatan apa saja yang dilakukan pegawai selama sehari atau

seminggu.

Perlu dilakukannya pemberian reward kepada pegawai. Misal

terdapat pegawai yang mencapai target maka akan diberikan

bonus.

5 APO07.05 Plan and track the usage of IT and business

human resources

Temuan:

Adanya proses resource utilisation records (pencatatan dalam

pemanfaatan sumber daya) yaitu dalam bentuk dokumen form

penilaian prestasi kerja. Dalam dokumen tersebut dilakukannya

penilaian oleh atasan kepada pegawai yang bersangkutan.

Penilaian tersebut dilakukan dalam jangka waktu setahun.

Rekomendasi:

Perlu dilakukannya pencatatan pemanfaatan sumber daya

dengan jangka waktu kurang dari setahun agar lebih mendetail

dan jelas. Misal dibuatnya log book harian yang isinya terdapat

kegiatan pegawai dalam jangka waktu harian.

lxxv

Perlu dibuatnya dokumen mengenai sumber daya manusia yang

dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan operasional Pusdatin.

6

APO07.06 Manage contract staff

Temuan:

Adanya proses contract staff policies (kebijakan pegawai

kontrak) yaitu pada dokumen SK penetapan tenaga honorer.

Namun di dalam dokumen tersebut hanya terdapat rincian

mengenai data diri pegawai kontrak dan jabatan. Tidak terdapat

rincian mengenai tugas apa saja yang dilakukan pada setiap

jabatannya.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya kebijakan dalam melakukan perekrutan pegawai

kontrak agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan organisasi.

Perlu dibuatnya dokumen mengenai rincian tugas pegawai

kontrak.

Perlu dilakukannya review dokumen mengenai contract

agreement sebanyak sekali dalam setahun agar dapat dilihat

apakah dokumen contract agreement contract agreement yang

ada saat ini sesuai dengan yang dibutuhkan organisasi.

Temuan dan rekomendasi BAI09

No Key Management Practice Keterangan

1 BAI09.01 Identify and record current assets

Temuan:

Adanya proses asset register (pendaftaran aset) yang dilakukan

oleh bagian pengelolaan TI yaitu pada dokumen asset register.

lxxvi

Dokumen tersebut adalah daftar aset yang dimiliki pada Data

Center. Dilakukan pendataan setiap sekali dalam sebulan

Rekomendasi:

Perlu dilakukan penambahan detail pada asset register, yaitu

dokumentasi dan bukti. Misal ditambahkan foto mengenai aset,

detail akuisisi aset, lokasi keberadaan aset, daftar pegawai yang

memiliki akses terhadap aset.

Perlu dilakukan pencadangan rutin terhadap asset register pada

tempat yang aman. Misal menyimpan softfile asset register pada

USB atau hard disk.

Perlu dilakukannya audit oleh Pusdatin sebanyak sekali dalam

setahun mengenai aset yang masih memiliki value dan tidak.

Perlu dibuatnya kebijakan atau SOP mengenai pengecekan

inventaris fisik. Misal dibuat flowchart prosedur operasional

pengecekan inventaris fisik.

2 BAI09.02 Manage critical assets

Temuan:

Adanya proses communication of planned maintenance

downtime yang ditindaklanjuti oleh bagian pengelolaan TI

Pusdatin, yaitu dengan cara menerima laporan terjadinya

masalah lalu mengirim disposisi ke subag pengelolaan

infrastruktur. Setelah disposisi diterima dan masalah yang

terjadi direview, maka dibuatnya form pelaporan insiden setelah

itu dilakukannya proses maintenance. Pengelolaan aset penting

pada Pusdatin hanya dalam bentuk risk register, yaitu dokumen

yang berisi ancaman yang dapat terjadi serta dampaknya dan

hanya sekedar mengontrol apakah ancaman tersebut dapat

lxxvii

terjadi. Namun belum terdapat dokumen mengenai kebijakan

dalam mengelola aset penting tersebut.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya kebijakan mengenai pengelolaan aset penting

Pusdatin dalam bentuk flowchart prosedur operasional

pengelolaan aset.

Perlu dibuatnya dokumen persetujuan dalam pemeliharaan aset.

Misal dalam bentuk lembar pengesahan pemeliharaan aset.

3 BAI09.03 Manage the asset life cycle

Temuan:

Adanya proses authorised asset retirements (mengesahkan

penarikan aset) pada dokumen berita acara penarikan server

dengan proses, yaitu user mengajukan permohonan pergantian

perangkat lalu admin mendata serta melakukan proses backup

data dan penghapusan data dengan memformat harddisk. Lalu

admin melaporkan hasil penghapusan data dan akan dilanjutkan

oleh subag keuangan dan BMN dengan dilakukannya

pemeriksaan terhadap laporan penghapusan data, mengambil

perangkat untuk disimpan, menghapus data aset dan admin

mengupdate data daftar aset.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya prosedur dalam permintaan pengadaan aset

dalam bentuk flowchart mengenai permintaan pengadaan

barang/aset pada Pusdatin.

Perlu dibuatnya kebijakan dalam mengelola daftar aset, baik

dalam bentuk prosedur operasional dan flow chart.

Perlu dilakukannya evaluasi dalam hal pengadaan aset.

lxxviii

4 BAI09.04 Optimise asset costs

Temuan:

Pada Pusdatin tidak terdapatnya proses optimalisasi biaya aset,

namun terdapat proses pada Pusdatin dalam penyusunan

RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga) efisiensi. Pada proses tersebut Pusdatin hanya

melakukan pengusulan kegiatan dalam menggunakan dana hasil

efisiensi tersebut.

Rekomendasi:

Perlu dilakukannya rapat secara berkala mengenai optimalisasi

biaya.

Perlu dibuatnya kebijakan optimalisasi biaya dalam bentuk

prosedur dan flow chart mengenai optimalisasi biaya aset.

Perlu dilakukannya analisa mengenai kesempatan dalam

meminimalisasi biaya aset atau meningkatkan nilai aset, misal

dilakukannya rapat mengenai efisiensi biaya aset.

5 BAI09.05 Manage licences

Temuan:

Pada Pusdatin tidak terdapat proses dalam mengelola lisensi,

hanya terdapat proses mengenai tindakan yang dilakukan saat

terjadinya insiden terkait lisensi. Misal terdapat komputer yang

kinerjanya berjalan lambat, lalu user meminta untuk dilakukan

penginstallan ulang lisensi office. Hanya melakukan pencatatan

dan analisis saat terjadinya insiden.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya dokumen yang berisi daftar lisensi software

yang terpasang pada Pusdatin.

lxxix

Perlu dibuatnya sebuah kebijakan dalam mengelola lisensi,

misal dalam bentuk SOP dan flowchart pengelolaan lisensi

Pusdatin.

Perlu dilakukannya audit rutin terhadap lisensi yang terpasang.

Temuan dan rekomendasi DSS01

No Key Management

Practice Keterangan

1 DSS01.01 Perform operational procedures

Temuan:

Adanya proses pada backup log (rekaman pencadangan) dalam

pengoperasian TI yang dilakukan oleh bagian pengelolaan TI

terdapat pada dokumen Network Monitoring System (NMS).

Pada dokumen tersebut terlihat aktivitas operasional TI.

Misalnya adalah NMS real time yang di dalamnya terdapat

kondisi LAN (Local Area Network) saat ini dan NMS pada

server yang di dalamnya terdapat operasional server yang

sedang digunakan.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya rincian waktu mengenai jadwal monitoring yang

dilakukan oleh bagian Pusdatin, karena saat ini hanya terdapat

rincian deskripsi pekerjaan.

Perlu dilakukannya proses pencadangan rutin terhadap hasil dari

Network Monitoring System. Jadi data yang dihasilkan tidak

hanya tersimpan pada sistem saja.

2 DSS01.02 Manage outsourced IT service

Temuan:

lxxx

Pada Pusdatin tidak ditemukannya dokumentasi mengenai

pengelolaan layanan outsource TI dalam memelihara

perlindungan dari informasi Pusdatin dan keandalan pada

penyampaian layanan.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya dokumentasi proses dalam mengelola layanan

outsource TI, seperti dibuatnya rencana jadwal dalam

melakukan asuransi layanan yang terdapat pada Pusdatin.

Perlu dibuatnya kebijakan dalam mengelola layanan outsource

TI dalam bentuk SOP dan flow chart.

Perlu dilakukannya audit mengenai pengelolaan layanan TI.

3 DSS01.03 Monitor IT infrastructure

Temuan:

Adanya proses mengenai incident tickets. Pada Pusdatin,

incident tickets berupa form pelaporan insiden. Pengguna

melaporkan terjadinya insiden ke bagian pengelolaan TI, lalu

bagian pengelolaan TI memberikan form tersebut ke pengguna

tersebut. Lalu insiden dijelaskan berupa jenis insiden, deskripsi

insiden, dampak insiden dan aset terkait insiden. Lalu dokumen

tersebut akan ditindaklanjuti oleh PIC terkait.

Rekomendasi:

Perlu dilakukannya evaluasi terhadap proses mengenai event

logs. Diperlukannya pemantauan terhadap Network Monitoring

System agar permasalahan yang ada sebelumnya tidak terjadi

lagi setelah dilakukan evaluasi.

Pada proses event logs dalam Network Monitoring System, data

yang terdapat pada sistem ditampilkan melalui monitor yang

disebar di Pusdatin.

lxxxi

Perlu dibuatnya sistem dalam pelaporan incident tickets yang

dapat diakses oleh seluruh pegawai Pusdatin agar proses yang

ada lebih efesien.

Perlu dibuatnya kebijakan dalam pemantauan infrastruktur

Pusdatin, berupa SOP monitoring infrastruktur.

4 DSS01.04 Manage the environment

Temuan:

Adanya proses mengenai environmental policies (kebijakan

terhadap lingkungan) yang dilakukan oleh bagian pengelolaan

TI yang terdapat pada dokumen SOP perangkat jaringan dan

terdiri dari proses perbaikan perangkat jaringan, permintaan

setting konfigurasi jaringan, layanan pengajuan domain,

permintaan koneksi VPN, permintaan pemasangan jaringan

kabel, permintaan pemasangan jaringan wifi dan permintaan

pembuatan SSID wifi.

Rekomendasi:

Perlu dilakukannya evaluasi terhadap insurance policy reports.

Pada Pusdatin dokumen insurance policy reports yaitu berupa

dokumen risk register. Setelah risk register dilengkapi, perlunya

evaluasi agar risiko yang muncul sebelumnya tidak terjadi

kembali atau dapat diminimalisir. Yaitu berupa kolom

rekomendasi pada dokumen risk register.

5 DSS01.05 Manage facilities

Temuan:

Adanya proses mengenai health and safety awareness yang

terdapat pada dokumen Risk Register. Di dalam dokumen

lxxxii

tersebut terdapat cara bagaimana mengontrol fasilitas (dalam hal

ini berupa aset) dari ancaman yang dapat terjadi.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya kebijakan mengenai bagaimana fasilitas dapat

tetap terjaga pada Pusdatin, misal berupa SOP atau flowchart

penilaian fasilitas.

Perlu dibuatnya kebijakan mengenai meningkatkan kesadaran

terhadap keamanan dan kelayakan fasilitas Pusdatin dalam

bentuk SOP dan flowchart.

Perlu dilakukannya audit secara rutin terhadap fasilitas yang ada

pada Pusdatin.

Temuan dan rekomendasi MEA01

No Key Management

Practice Keterangan

1 MEA01.01 Establish a monitoring approach

Temuan:

Adanya proses mengenai monitoring requirements terdapat pada

dokumen SOP monitoring data center. Kebutuhan dalam

melakukan monitoring pada Pusdatin yaitu berdasarkan dasar

hukum Peraturan Menteri, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang

Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Aparatur Negara.

Rekomendasi:

lxxxiii

Perlu ditetapkannya kriteria pengawasan yang dilakukan seperti

apa.

Perlu dibuatnya jadwal dengan rincian waktu mengenai

monitoring.

2 MEA01.02 Set performance and conformance targets

Temuan:

Adanya proses mengenai approved monitoring goals and

metrics (matrik dan tujuan monitoring) yang terdapat pada

dokumen Tupoksi Tanggung Jawab Pekerjaan. Pada dokumen

tersebut terdapat matrik mengenai tugas harian yang dilakukan

pada kegiatan monitoring serta rincian kegiatan dalam

melakukan monitoring.

Rekomendasi:

Perlu ditetapkannya KPI (Key Performance Indicator) yang

berkaitan dengan target kinerja dan kesesuaian Pusdatin.

Perlu dilakukannya evaluasi mengenai target yang telah dibuat.

Pusdatin perlu membuat kebijakan mengenai evaluasi target

kinerja dan kesesuaian.

3 MEA01.03 Collect and process performance and

conformance data

Temuan:

Adanya proses mengenai monitoring targets berupa prioritas

monitoring yang dilakukan dan deskripsi pekerjaan yang

dilakukan oleh pihak yang melakukan monitoring. Dokumen

terkait hal tersebut adalah dokumen job description time pla

work yang dilakukan oleh pihak ke-3 (outsourcing) yang berada

di bawah pengawasan bagian pengelolaan TI.

lxxxiv

Rekomendasi:

Perlu ditetapkannya KPI (Key Performance Indicator) yang

berkaitan dengan pengumpulan data dari kinerja proses yang

dilakukan Pusdatin.

4 MEA01.04 Analyse and report performance

Temuan:

Adanya proses performance reports yang dilakukan oleh bagian

pengelolaan TI dalam bentuk dokumen laporan pemeliharaan

data center. Laporan tersebut berisikan mengenai monitoring

yang dilakukan oleh bagian pengelolaan TI terhadap data center.

Tahapannya adalah subbid pengelolaan infrastruktur TI

membuat rencana jadwal monitoring (pemeliharaan) data center,

lalu pemeliharaan tersebut dibantu oleh vendor, melakukan

monitoring ceklis sesuai rencana yang telah ditentukan,

membuat laporan hasil monitoring, mereview hasil pekerjaan

yang dilakukan vendor sesuai dengan SLA atau kontrak, jika

dirasa dibutuhkan perbaikan ulang maka dibutuhkan persetujuan

kabag TI untuk selanjutnya.

Rekomendasi:

Perlu ditetapkannya KPI (Key Performance Indicator) yang

berkaitan dengan analisis kinerja Pusdatin.

Perlu dilakukan evaluasi terhadap dokumen performance report

yang berguna untuk peningkatan kinerja Pusdatin ke depannya.

5 MEA01.05 Ensure the implementation of corrective

actions

Temuan:

lxxxv

Adanya proses mengenai remedial actions and assignments

yang akan ditindaklanjuti oleh bagian pengelolaan TI dalam

bentuk dokumen request form change. Saat user membutuhkan

perbaikan, maka user akan melaporkan pada bagian pengelolaan

TI dan dilakukan pengisian dokumen request form change.

Selanjutnya akan dilakukan analisis mengenai tindakan

perbaikan.

Rekomendasi:

Perlu dibuatnya kebijakan mengenai tindakan perbaikan dalam

bentuk SOP atau flow chart tindakan perbaikan.

Perlu dilakukan pencatatan masalah apa yang sering terjadi pada

Pusdatin.

Perlu dibuatnya laporan mengenai status dan hasil dari

perbaikan yang dilakukan, misalnya adalah review terhadap

dokumen request form change.

LAMPIRAN

SURAT-SURAT PENDUKUNG PENELITIAN

xx