skripsi - digilibadmin.unismuh.ac.idpengesahan skripsi skripsi saudari ratna m, nim 105 27 00113 15...

85
i PERANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TOILI SULAWESI TENGAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh RATNA M NIM : 105270011315 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PERANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI SEKOLAH

    MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TOILI SULAWESI TENGAH

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

    (S.sos) Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam

    Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    RATNA M

    NIM : 105270011315

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    1442 H/ 2020

  • FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    Kantor: JI. Sultan Alauddin No. 259 Gedung lqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

    PENGESAHAN SKRIPSI

    Skripsi Saudari RATNA M, NIM 105 27 00113 15 yang berjudul "Peranan

    Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Di

    Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah" telah

    diujikan pada hari Senin, 16 Rabi'ul Awwal 1442 H, bertepatan dengan 2

    November 2020 M di hadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Agama Islam Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    Makassar, 16 Rabi'ul Awwal 1442 H 02 November 2020 M

    Dewan Penguji :

    Ketua Dr. Abbas, Lc., M.A.

    Sekretaris Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.I.

    Penguji

    1. Dr. Abbas , Lc., M.A.

    2. Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.l.

    3. Dr. Muhammad Ali Bakri, S.Sos., M. Pd. (..P ..)

    4 Dr. Meisil B. Wulur, S.Kom.l., M. Sos.I

    Disahkan Oleh:

    Dekan FAI Unismuh Makassar MU

    AA

    DrHMawardi Pewanci, M.Pd. NBM554 612

  • FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    Kantor: J Sultan Alauddin No. 259 Gedtung Iqra Lt. V Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

    BERITA ACARA MUNAQASYAH Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar telah

    mengadakan sidang Munaqasyah pada Hari/Tanggal Senin, 2 November 2020 M 7 16 Rabi'ul Awwal 1442 H Tempat Gedung Ma'had Al-Birr

    Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar JI. Sultan Alauddin No. 259 Makassar.

    MEMUTUSKAN Bahwa Saudara Nama RATNA M NIM 105 27 00113 15 Judul Skripsi PERANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

    TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SIsWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TOILI SULAWESI TENGAH

    Dinyatakan: LULUS Sekretaris, Ketua

    DrS. H. Mawardi Pewanat, M.Pd.! NIDN 09311262499

    Dr. Amirah Mawardi, S.Ag. M.Si NIDN 0906077301

    Dewan Penguji:

    1. Dr. Abbas, Lc., MA.

    2. Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.l.

    .

    3 Dr. Muhammad Ali Bakri, S.Sos., M.Pd

    4 Dr. Meisil B. Wulur, S.Kom.l., M.Sos.I

    Disahkan Oleh: MUHA Dekan EAI Unismuh Makassar

    Drs:H/Mawardi Pewangi, M.Pd. TULTAS NBM: 554 612

  • v

    ABSTRAK

    RATNA M. 105270011315. 2020. Peranan Bimbingan Konseling

    Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh Abdul Fattah, dan Meisil B Wulur

    Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, yang berlangsung selama 1 bulan sejak tanggal 10 Juli sampai 10 Agustus 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana “Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual siswa di sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik kumpulan data yaitu : observasi, wawancara, dan dokumentasi.

    Sumber data yang penulis gunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diambil dari subjek penelitian sececara langsung dengan orang-orang yang bersangkutan langsung dengan skripsi yang di buat penulis.seperti wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru Bimbingan Konselin, dan siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah. Data skunder atau data pelengkap yang digunakan dalam penulisan skripsi, seperti pustaka-pustaka yang memiliki reverensi berupa buku-buku, internet, jurnal dan dokumentasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa di sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili memiliki peranan yang sangat penting dalam pembinaan kecerdasan spiritual siswa. Dimana bimbingan konseling juga memiliki sebuah pelayanan-pelayan yang di terapkan guna membina kecerdasan spiritual siswa yaitu : individu, kelompok, klasikal, dan perubahan karakter. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam pembinaan kecerdasan spiritual siswa terdapat hambatan, seperti dari diri siswa sendiri (individu), keluarga, pergaulan dan lingkungan.

    .

    Kata kunci : Bimbingan Konseling, kecerdaan Spiritual , SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah

  • vi

    KATA PENGANTAR

    هللا الرحمن الرحيمبسم

    Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

    Allah Subhana wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-

    Nya kepada kita semua. Serta nikmat yang begitu banyak, terutama nikmat

    kesehatan karena dengan nikmat kesehatanlah penulis dapat menyelesaikan

    skripsi dengan Judul “Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap

    Kecerdasan Spiritual siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    sulawesi Tengah”. Bingkisan salam dan shalawat tercurah kepada Kekasih

    Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluargannya serta umat

    yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.Tiada jalan tanpa rintangan, tiada

    puncak tanpa tanjakan,tiada kesuksesan tanpa perjuangan.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak terdapat

    kekurangan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Namun karena adanya

    dorongan semangat, doa serta bantuan dari berbagai pihak yang turut

    membantu dalam penyelesaian skripsi dan tersusunlah karya ilmiah. Skripsi ini

    penulis persembahkan kepada seluruh keluarga terutama kedua orang tua

    tercinta, ayah Dahrin, Ibu Sumarmiati, kakak Wontini, Nasrun, dan Harianto

    Serta kedua Ponakan Adebar Irsyandy dan Fitral. Karena berkat doa dan

    dukungan motivasinyalah sehingga penulis sampai pada tahap ini. Kepada

    saudara-saudara saya, semoga Allah membalas semua kebaikan dengan

    surga-Nya diakhirat kelak.

  • vii

    Dengan kerendahan hati [enulis juga haturkan rasa terima kasih dan

    penghargaan setinggi-tingginya kepada :

    1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. A.g., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

    Makassar, serta segenap Pembantu Rektor I, II, III, dan IV Universitas

    Muhammadiyah Makassar yang telah membina perguruan ini dengan

    penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab sehingga dapat memberikan

    pelayanan yang terbaik bagi segenap aktivitas akademik.

    2. Syekh Dr.(Hc) Mohammad Ibn Mohammad al-Thayyib Khoory, selaku

    Pembina Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) Jakarta, yang telah

    memberikan biaya siswa kepada penulis sehingga proses penyelesaian

    studi dapat berjalan dengan lancar.

    3. Drs. H. Mawardi pewangi, M. Pd. I, selaku dekan Fakultas agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh pimpinan dan

    stafnya.

    4. Dr. Abbas B. Miro, Lc, M. A., selaku ketua Prodi Komunikasi Penyiaran

    Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar beserta

    seluruh stafnya.

    5. Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.I, dan Dr. Meisil B. Wulur, S. Kom., S.

    Sos. I, selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan

    sampai penulisan skripsi ini selesai.

    6. Seluruh dosen Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas

    Muhammadiyah Makassar dan para ustadzah ma’had Al-Birr, yang telah

  • viii

    7. membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat

    bagi penulis.

    8. Seluruh dewan guru SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah yang telah membantu

    penulis dengan memberikan informasi menegnai penelitian dan ilmu yang

    bermanfaat bagi penulis.

    9. Sekolah tahfidz Metode Tabarak, yang telah mendukung penulis dalam

    penyelesaian skripsi dan memberikan ilmu yang bermaanaat bagi penulis.

    10. Teman-teman kelas seperjuangan Prodi Komunikasi Penyiaran Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mendukung, membantu,

    serta memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi.

    11. Kepada seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu-

    persatu.

    Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang

    bersifat membangun, guna kesempurnaan karya ilmiah ini. Karena penulis

    menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

    Semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

    Aamin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

    Makassar, 10 Rabi’ul Awwal 27 Oktober 2020

    RATNA M NIM : 105270011315

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... ii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH........................................................................iii

    PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.....................................................................iv

    ABSTRAK........................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR............................................................................................vi

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

    A. Latar Belakang .............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

    BAB II TINJAUAN TEORITIS.............................................................................10

    A. Kajian Teori...................................................................................10

    B. Kerangka Konseptual...................................................................24

    BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................26

    A. Jenis Penelitian............................................................................26

    B. Lokasi dan Objek Penelitian.........................................................28

    C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian.........................................28

  • x

    D. Sumber Data................................................................................30

    E. Instrumen Penelitian.....................................................................31

    F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................32

    G. Teknik Analisis Data.....................................................................34

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................36

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................36

    B. Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan

    Spiritual Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    Sulawesi Tengah..........................................................................40

    C. Pelayanan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan

    Spiritual Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    Sulawesi Tengah..........................................................................45

    D. Hambatan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan

    Spiritual Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    Sulawesi Tengah..........................................................................52

    BAB V PENUTUP..............................................................................................56

    A. Simpulan .....................................................................................56

    B. Saran ...........................................................................................57

    DAFTRAR PUSTAKA........................................................................................58

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    BIODATA PENULIS

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Bimbingan konseling sangat erat hubungannya engan pendidikan yang

    mana dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah),

    keluarga, masyarakat, organisasi, industri, dan lain sebagainya.1

    Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya yang secara sadar

    dan terencana dalam bentuk untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran

    agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi didalam dirinya

    untuk mencapai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat dan Negara.2

    Dalam kebijakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah di

    Indonesia keberadaan bimbingan konseling dilembaga pendidikan formal

    sangat penting. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha yang secara sadar

    terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

    peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan

    dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peranan yang

    1Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : PT. Grafindo

    Persada, 2009). h.1

    2UU no 20 Tahun 2003. “System Pendidikan Nasional Bab I, Pasal I Ayat I”. 2003. h. 3

  • 2

    sangat penting dalam membentuk pribadi unggul dan berkwalitas baik segi

    jasmani dan rohani.

    Kwalitas seorang yaitu memiliki keseimbangan dalam segala aspek baik

    fisik, intelektual, emosi, spiritual, sosial dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi

    keinginan dan tujuan dari bimbingan konseling. Demi mencapai tujuan tersebut

    pendidikan seharusnya meliputi kegiatan yang menjamin peserta didik secara

    pribadi mendapatkan perkembangan diri secara optimal. Bimbingan konseling

    memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dalam

    mengembangkan kwalitas pribadian, agar menjadi pribadi yang memiliki

    kecerdasan spiritual secara optimal.

    Siswa adalah individu yang memiliki perbedasan antara satu dengan

    yang lainnya, dalam perkembangannya setiap siswa pasti memiliki perbedaan

    dalam dirinya begitu pula dengan masalah-masalah yang dihadapinnya baik

    dalam hal pribadi, sosial maupun akademiknya. Masalah-masalah siswa

    disekolah dapat dikategorikan diantaranya perbedaan individu, perkembangan

    individu (kecerdasan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan,

    kepribadian, fisik, dan latar belakang lingkungan), kebutuhan individu,

    penyesuaian diri dan tingkah laku, masalah belajar.3 Tidak semua siswa

    memahami masalahnya dan mampu menghadapi masalahnya dan mencapai

    solusinya secara individu dalam dirinya. Banyak siswa yang belum memgetahui

    bagaimana peran mereka dan bahkan tidak melaksanakan kewajibannya.

    3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : PT. Grafindo

    Persada, 2009). h.111-112

  • 3

    Sehingga dibutuhkannya bimbingan konseling yang bertujuan membantu siswa

    dalam memahami masalahnya dan membantu mencari solusi dari masalah

    yang dihadapinya baik secara individu maupun kelompok.

    Peranan bimbimbingan konseling dalam hal ini bukan hanya sebagai

    menyelesaikan masalah siswa tetapi juga membantu mengembangkan kwalitas

    pribadi siswa agar mampu berkembang secara optimal seperti yang dijelaskan

    diatas. Karena siswa merupakan individu yang sedang berkembang menuju

    dewasa maka bimbingan konseling diharapkan mampu memiliki guru yang

    yang dapat memberikan pelayanan dalam bidang bimbingan konseling yang

    mengarahkan siswa kepada keberhasilan dalam aspek kecerdasan spiritual

    siswa.

    Toto Tasmara memahami bahwa kecerdasan spiritual bahwa

    kecerdasan spiritual didasarkan atas nilai-nilai agama, sebuah kecerdasan

    yang berpusat pada nilai keagamaan. Apapun langkah yang diambil mengarah

    kepada kecintaannya kepada Allah.4 selanjutnya kecerdasan spiritual siswa

    diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari dirinya dalam berhubungan

    dengan Tuhan. Membangun kecerdasan spiritual berarti membangun

    kesadaran sebagai pengembangan upaya. Kemampuan dalam menghadapi

    beban hidup bak yang ringan maupun yang berat. Dengan demikian

    kecerdasan spiritual menciptakan motivasi diri dalam mencapai tujuan dan

    aktivitas diri.

    4 Toto Tasmara, Kecerdasan Spiritual (Tradental Intelegence) membentuk kepribadian

    yang bertanggung jawab, profesional, dan berakhlak, (Jakarta : Gema Insani press, 2001), h.10

  • 4

    Kecerdasan spiritual harus diutamakan dari pada kecerdasan intelektual

    dan emosional karena kecerdasan spiritual selalu di dasarkan pada ketuhanan

    dan hati nurani setiap orang dalam bertindak. Kecerdasan spiritual dibutuhkan

    oleh siswa sebagai jalan memehami kegiatan belajar yang dilakukan. Siswa

    yang cerdas secara spiritual maka memahami bahwa belajar merupakan salah

    satu cara untuk menjalin hubungan dengan Tuhan Allah SWT. Sehingga

    melalui aktivitas belajar siswa memahami bahwa belajar merupakan sebuah

    kewajiban yang harus ditempuh sebagai langkah menjalankan perintahnya.

    Bukan semata-mata untuk mendapatkan nilai yang tinggi melainkan mampu

    menjadi siswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    Kecerdasan Spiritual (SQ) kini menjadi hal yang sangat penting dan

    prioritas dalam mengembangkan potensi diri siswa dalam hal keberhasilan dan

    mendekatkan diri kepada Tuhan guna mencapai keberhasilan dalam akademis.

    Mengigat pentingnya kecerdasan spiritual siswa ini maka di butuhkannya guru

    bimbingan konseling yang dapat mengarahkan siswa agar dapat melaksankan

    tugas dan kewajiban guna membentuk pribadi siswa yang berkwalitas dan

    tumbuh secara optimal dan dapat mengembangkan dirinya.

    Terkait dengan kecerdasan spiritual dan pembinaanx melalui bimbingan

    konseling diharapkan agar siswa mampu menlaksanakan tugasnya lebih

    melasanakan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah dan

    mengembangkan potensi dirinya agar menjadi pribadi yang dapat memberikan

    motivasi dirinya untuk tidak malas dalam melaksanakan kewajibannya guna

  • 5

    tercapainya tujuan yang di inginkan. kecerdasan spiritual dapat terbentuk

    hingga keselarasan antara manusia sebagai makhluk dengan Khaliq-Nya,

    antara manusia dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial bahkan antara

    manusia dan alam semesta. Sementara manusia sebagai makhluk mempunyai

    hubungan yang sangat erat dengan Khalik-Nya dalam agama. Kebutuhan

    spiritual merupakan kebutuhan manusia terhadap pedoman hidup yang dapat

    menunjukkan jalan kearah kebahagiaan kearah duniawi dan ukhrawi. Ketika

    manusia lahir telah membawa fitrah beragama seperti dijelaskan dalam Al-

    Qur’an surah Ar-Rum Ayat 30 yang berbunyi :

    يِن َحنِيٗفۚا فِۡطَرَت ٱّللَِ ِكَن ٱلَتِي فَطَ فَأَقِۡم َوۡجَهَك ِللد ِ يُن ٱۡلقَي ُِم َوَلَٰ ِلَك ٱلد ِ َر ٱلنَاَس َعلَۡيَهۚا ََل تَۡبِديَل ِلَخۡلِق ٱّلَلِۚ ذََٰ

    أَۡكثََر ٱلنَاِس ََل يَۡعَلُموَن

    Terjemahannya :

    Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.5

    Dalam hadist Nabi juga disebutkan :

    يمجسانه )رواه مسلم( ما من مولود يولد اَل على الفطرة فا بواه يهودانه أو ينصرانه او

    Artinya :

    Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi’.(HR.Muslim)6

    5Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : Darus Sunnah, 2010). Cet.

    ke- 1 h. 407

    6Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), cet. ke-5, h.96

  • 6

    Berdasarkan ayat dan hadist bahwa fitrah beragama pada setiap

    manusia telah ada sejak lahir dan fitrah inilah yang merupakan intisari

    kecerdasan yang disebut kecerdasan spiritual dalam agama Islam. Kecerdasan

    spiritual jika dimiliki oleh setiap siswa, mereka akan lebih memahami berbagai

    macam persoalan yang timbul dalam proses belajar mengajar disekolah.

    Dengan adanya kecerdasan spiritual ini para siswa akan lebih mampu

    memotivasi diri untuk giat belajar dan menuntut ilmu sehingga dapat

    menemukan makna arti dari pelajaran yang diajarkan seorang guru.

    Berdasarkan penjelasan diatas dan pengamatan singkat yang penulis

    lakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili membuat penulis tertarik

    untuk menganggakat julul penelitian “PERANAN BIMBINGAN KONSELING

    ISLAM TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI SEKOLAH

    MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TOILI SULAWESI TENGAH”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan

    spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi

    Tengah?

    2. Bagaimana pelayanan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan

    spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi

    Tengah?

  • 7

    3. Bagaimana hambatan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan

    spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi

    Tengah?

    C. Tujuan penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui peranan bimbingan koseling Islam terhadap kecerdasan

    spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi

    Tengah.

    2. Untuk mengetahui pelayanan bimbingan konseling Islam terhadap

    kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    Sulawesi Tengah.

    3. Untuk mengetahui hambatan bimbingan konseling Islam terhadap

    kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    Sulawesi Tengah.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat dalam penelitian ini terjadi atas manfaat Teoritis dan manfaat

    Praktis :

    1. Manfaat Teoritis

    Bagi penulis merupakan suatu pelajaran yang berharga, karena dengan

    penelitian ini kita dapat mengetahui peranan bimbingan konseling Islam

  • 8

    terhadap kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

    Toili Sulawesi Tengah.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi bahan referensi

    bersama untuk melihat bagaimana peranan bimbingan konseling Islam

    terhadap kecerdasan spiritual siswa dan sekaligus merupakan sumbangan

    pemikiran dan evaluasi bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    Sulawesi Tengah dalam memajukan dan mencerahkan bangsa menjadi lebih

    baik di tengah perkembangan dunia pendidikan yang modern ini.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Kajian Teoritis

    1. Pengertian Peranan

    Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu

    yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama dalam terjadinya

    suatu hal atau peristiwa. Atau sebagai tindakan yang dilakukan seseorang atau

    sekelompok orang dalam suatu peristiwa atau bagian yang dimainkan

    seseorang dalam peristiwa.7

    Menurut Soejono dalam buku sosiologi sesuatu pengantar menjelaskan

    bahwa peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status). Suatu rangkaian

    prilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, Ambarwati

    menunjukkan bahwa cakupan peranan sebagai suatu konsep perihal apa yang

    dapat dilakukanya. Sedangkan Levinson mengatakan bahwa peranan adalah

    konsep hubungan sosisal tentang apa yang di lakukan oleh seorang individu

    bagi struktur masyarakat meliputi norma yang berlaku di lingkungan masyarakat

    tersebut.8

    Menurut Bidle dan Thomas peranan adalah serangkaian rumusan yang

    membatasi prilaku-prilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu,

    7Kepustakaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta ; Media Pustaka

    Phoenix, 2012). h. 652

    8Soejiono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajagrofindo Persada, 1982)

    h.213

  • 10

    secara umum dapat dilihat sesuai urgensi dan kedudukannya, maka ia

    berperan sebagai penunjang kegiatan pendidikan dalam proses pemberian

    bantuan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan melalui

    undang-undang. Peranan ini dimanifestasikan dalam bentuk membantu peserta

    didik untuk mengembangkan kompetensi religius, kompetensi kemanusiaan

    dan kompetensi sosial, serta membantu kelancara para peserta didik dalam

    pengembangan kompetensi akademik dan profesional sesuai dengan bidang

    yang ditekuninya melalui pelayanan bimbingan konseling.9

    Bimbingan konseling dalam dunia lembaga pendidikan atau sekolah

    memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan pribadi dan karakter

    peserta didik. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang harmonis dari segala pihak

    baik dari administator, konselor, guru, pekerja sosial, orang tua dan lain-lain.

    Sehingga program bimbingan itu dikoordinasi secara efektif dan

    bergerak serta bertindak sebagai satu sama lain. Untuk dapat mengatasi segala

    masalah yang timbul dari kesulitan diberbagai bidang. Dengan demikian,

    peserta didik dapat mengatasi masalahnya dan menentukan cita-cita yang

    diinginkan sesuai dengan harapan.10

    9Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2015) cet. ke-3

    h.325

    10Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1992), h.198

  • 11

    2. Pengertian Bimbingan dan Konseling

    a. Pengertian Bimbingan

    Bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ guidance’’. Kata

    “guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata benda) yang berasal dari

    kata kerja “to guide” yaitu menunjukkan, membimbing, atau menuntun orang

    lain ke jalan yang benar.11 Jadi, kata “guidance” berarti pemberian petunjuk,

    bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.

    Secara harfiah diartikan sebagai “suatu tindakan menolong, menunjukkan

    jalan, memberikan bantuan dan pertolongan menuntun orang lain kepada

    tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini dan masa mendatang”.

    Pertolongan atau bantuan yang dimaksud bukan berarti memberikan sesuatu

    yang di butuhkan, seperti memberi makanan kepada individu yang lapar atau

    menuntun anak yang menyebrang jalan. Bantuan atau pertolongan yang

    dimaksud dalam bimbingan adalah memberdayakan individu agar ia dapat

    memenuhi kebutuhan sendiri.

    Bimbingan konseling berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1989

    tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan

    Nomor 29 Tahun 1990 masing-masing tentang Pendidikan Dasar dan

    Pendidikan Menengah. Sebagai contoh, dalam PP Nomor 28 disebutkan secara

    eksplisit bahwa pelayanan bimbingan oleh tenaga pendidik yang kompeten

    merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya, dalam PP

    11Arifin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta :

    Bulan Bintang, 1979), h. 18

  • 12

    Nomor 28 pasal 25 disebutkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang

    diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal

    lingkungan, dan merencanakan masa depan.12

    Depertemen pendidikan Amerika Serikat mengatakan pelayanan bimbingan

    adalah kegiatan-kegiatan yang terorganis untuk memberikan bantuan secara

    sistematis kepada murid dalam membuat penyelesain diri terhadap berbagai

    bentuk problem yang dihadapi, misalnya problem pendidikan

    jabatan/kekaryaan, kesehatan, sosial, dan perseorangan. Dalam

    pelaksanaannya maka bimbingan harus mengarahkan segala kegiatannya

    kepada pertolongan terhadap murid agar mengetahui tentang diri pribadinya

    sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dimana Allah-lah

    sebagai pemberi petunjuk kepada manusia akan jalan kebenaran. Hal ini juga

    sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Kahfi ayat 17 :

    ⧫ ◆ ◆❑⬧ ⧫☺ ⧫◆ ◼⬧

    ⬧ ◆ Terjemahannya :

    Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barang siapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.13

    12Muhamad Nursalim, Pengembangan profesi Bimbingan dan konseling, (Jakarta : PT.

    Gelora Aksara Pratama, 2015), h. 19

    13Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta : Darus Sunnah, 2009), h.

    295

  • 13

    Crow & Crow 1962 klasik berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan

    yang diberikan seseorang yang terlatih dengan baik serta memiliki kepribadian

    dan pendidikan memadai, bimbingan diberikan kepada berbagai individu dari

    berbagai kelompok usia agar individu tersebut dapat mengola kehidupannya

    sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan

    sendiri, dan menanggung konsekuensi dari pilihan atau keputusan hidup yang

    telah di buatnya.

    Sedangkan Pietrofesa 1987 mendefinisikan bimbingan dalam penerapannya

    di sekolah yaitu sebagai suatu sistem komprehensif dari fungsi, pelayanan, dan

    program sekolah yang dirancang untuk memengaruhi perkembangan pribadi

    dan kompetensi psikologis peserta didik. Disamping itu Shetzer dan Stone 1994

    mendefinisikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk memahami

    dari lingkungannya.

    W.S.Winkel berpendapat bahwa bimbingan berarti pemberian bantuan

    kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan

    dalam mengadakan penyesuian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan

    ini bersifat psikis (kejiwaan) bukan “pertolongan” finansial, media, dan lain

    sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat mengatasi

    sendiri masalah yang di hadapinya sekarang dan menjadi lebih mapan untuk

    menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak dan hal inilah yang menjadi

    tujuan bimbingan. Jadi, yang memberikan bantuan mengenggap orang lain

  • 14

    mampu menuntun dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus

    digali dan dikembangkan melalui bimbingan.14

    Rachman Natawidjaja bimbingan konseling adalah suatu proses

    pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan

    supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara

    wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan

    masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan demikian ia dapat

    memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat pada

    umumnya. Bimbingan bantuan individu mencapai perkembangan diri secara

    optimal sebagai makhluk sosial.15

    Menurut Hallen dalam buku Bimbingan dan Konseling, bimbingan

    merupakan proses pemberian bantuan yang terus-menerus dari seorang

    pembimbing, yang dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam

    rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal

    dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam

    suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu

    dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungan.16

    14Winkel, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah , (Jakarta : Gramedia, 1989) h.17

    15 15Samsul Munir Amir, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2005) h.6

    16Samsul Munir Amir, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2005) h. 6 - 7

  • 15

    b. Konseling

    Konseling berasal dari kata “counseling” adalah bentuk mashdar dari “to

    counsel” secara etimologis berarti “to give advice” atau memberikan saran dan

    nasihat. Konseling dapat diartikan memberikan nasihat, atau menjadi anjuran

    kepada orang lain secara tatap muka (face to face). konseling juga

    diterjemahkan dari bahasa Inggis ‘counseling’, merupakan suatu bentuk model

    pendekatan dalam bidang pelayanan atau intervensi psikologi.

    Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang

    konselor yang terlatih dan klien. Hubungan itu selalu bersifat antar pribadi

    (person-to-person), meskipun sering kali dapat melibatkan lebih dari dua orang.

    Hubungan tersebut dirancang untuk membantu klien memperoleh pemahaman

    tentang kehidupannya dan untuk belajar mencapai tujuan-tujuan yang

    ditetapkannya sendiri dengan cara memanfaatkan sumber-sumber informasi

    yang terpecaya dan melalui pemecahan masalah-masalah emosional dan

    interpersonal.

    Defenisi diatas menegaskan bahwa konseling merupakan hubungan

    yang bersifat profesional dan pribadi antara konselor dan klien dengan maksud

    mendorong perkebangan pribadi klien dan membantu memecahkan masalah

    yang sedang dihadapi. Dapat ditegaskan bahawa konseling dilakukan dalam

    suasana hubungan tatap muka antara dua orang, dan dilakukan oleh seorang

    yang ahli (memiliki keahlian dibidang konseling). Konseling dapat dijadikan

  • 16

    sebagai media pembelajaran terhadap diri sendiri dalam penyusunan rencana

    masa depan dan penyelesaian masalah.

    Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan

    dimana proses pemberian bantuan secara langsung melalui wawancara dalam

    serangkaian pertemuan. Tatap muka antara guru pembimbing/konselor dengan

    klien dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih

    baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, dan

    mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

    kearah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan

    pribadi dan kemanfaatan sosial.17

    Edward Hoffman mengatakan konseling adalah perjumpaan secara

    berhadapan muka antara konselor dengan konseli atau orang yang disuluh

    sedang dalam pelayanan bimbingan, konseling dapat dianggap sebagai intinya

    proses pemberian pertolongan yang esensial bagi usaha pemberian bantuan

    kepada murid pada saat mereka berusaha memecahkan permasalahan yang

    mereka hadapi. Namun demikian, konselor tidak dapat memadai bilamana hal

    tersebut tidak dibentuk dasar persiapan yang tersusun dalam struktur

    organisasi antara bimbingan dan konseling tampak tidak dapat dipisahkan.

    Hallen mengatakan bahwa konseling adalah salah satu teknik dalam

    pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung

    melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung tatap muka antara

    17Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005), h. 8-9

  • 17

    guru pembimbing/konselor dengan klien dengan tujuan agar klien itu mampu

    memeperoleh pemahaman yang lebih terhadap dirinya, mampu memecahkan

    masalah yang dihadapinya, dan mampu mengarahkan dirinya untuk

    mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal,

    sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan manfaat sosial.18

    Sedang dalam Islam bimbingan konseling adalah proses pemberian

    bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat

    mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara

    mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal

    dengan cara menginternalisasikan nila-nilai yang terkandung didalam Al-Qur’an

    dan Hadist kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai

    dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.

    Di dalam Islam bimbingan dan konseling di disampaikan melalui

    penjelasan Al-Qur’an diantaranya adalah

    1. Al - Qur’an Surah An- Nahl 16 : 125

    ِدۡلُهم بِ ِإَن َربََك هَُو أَۡعَلُم بَِمن َضَل ٱۡدعُ ِإلَىَٰ َسبِيِل َرب َِك بِٱۡلِحۡكَمِة َوٱۡلَمۡوِعَظِة ٱۡلَحَسنَِةِۖ َوَجَٰٱلَتِي ِهَي أَۡحَسُنۚ

    َعن َسبِيِلِهۦ َوهَُو أَۡعَلُم بِٱۡلُمۡهتَِديَن

    Terjemahanya :

    serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

    18Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2005) h. 12-13

  • 18

    jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.19

    2. Al – Qur’an Surah Al-Isra’ 17 : 82

    ۡلُمۡؤِمنِيَن َوََل يَِزيدُ ُل ِمَن ٱۡلقُۡرَءاِن َما هَُو ِشفَاٞٓء َوَرۡحَمٞة ل ِ ِلِميَن إََِل َخَساٗراَونُنَز َِٰ ٱلَظ

    Terjemahan :

    Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.20

    3. Al-Qur’an Surah At-Tahrim 66 : 6

    ٓ َمَلَٰ َعَلۡيَها َوٱۡلِحَجاَرةُ ٱلنَاُس َوقُوُدَها نَاٗرا َوأَۡهِليُكۡم أَنفَُسُكۡم قُٓوْا َءاَمنُواْ ٱَلِذيَن ٓأَيَُّها ََل يََٰ ِشَداٞد ِغََلٞظ ئَِكةٌ

    ٱّلَلَ َمآ أََمَرهُۡم َويَۡفعَلُوَن َما يُۡؤَمُروَن يَۡعُصونَ

    Terjemahan :

    Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.21 Sehingga berdasarkan fungsinya bimbingan konseling disekolah bukan

    hanya bersifat memberi sebuah bantuan terhadap peserta didik setelah terjadi

    suatu masalah namun juga sebagai sarana pencegahan masalah. Bimbingan

    disekolah memiliki fungsi sebagai pembinaan situasi yang baik dalam proses

    19Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : Darus Sunnah, 2010). h.

    320

    20Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : PT Sygma Examedia

    Arkanleema, 2009). h. 290

    21Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : Darus Sunnah, 2010). h.

    560

  • 19

    belajar, mencegah sebelum terjadinya sebuah masalah, pembetulan masalah-

    masalah, dan mengadakan tindak lanjut serta pendekatan sesudah diadakan

    pendekatan yang memadai.

    Berdasarkan beberapa pengertian dan fungsi bimbingan konseling

    penulis menarik kesimpulan bahwa bimbingan konseling adalah bantuan yang

    di berikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan

    wawancara, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang

    dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup dan memiliki fungsi sebagai

    pencegahan sebelum terjadinya sebuah masalah guna mencapai suatu tujuan

    yang lebih baik lagi.

    Berdasarkan teknik pelaksanaannya untuk membentuk kecerdasan

    spiritual ALLAH berfirman dalam surah Al-Baqoroh Ayat 112 yaitu :

    ◼⧫ ⧫ ◼ ◆ ◆❑➔◆ ⧫➔ ⬧⬧ ◼ ◼◆ ◆ ❑

    ◼⧫ ◆ ➔ ⧫❑⧫⧫⬧ Terjemahannya :

    ‘’(tidak demikian) bahkan Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati’’.22 Berdasarkan fungsi spiritual bimbingan konseling Islam Allah

    ditempatkan sebagai Konselor Yang Maha Agung, satu-satunya tempat

    manusia menyerahkan diri dari berbagai macam masalah sebagai sumber

    22Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta : Raja Publishing, 2011).

    h. 17

  • 20

    penyelesaian masalah, sumber kekuatan, pertolongan dan sebagai

    penyembuh. Dalam proses pelakanaannya ada cara yang paling sering

    digunakan yaitu dengan melakukan pendekatan secara langsung yang terpusat

    pada konselor untuk menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya konselor

    lebih banyak berperan untuk memahami klien sebagai proses pengumpulan

    data, menyimpulkan penyebab timbulnya suatu masalah, guna dapat

    menyelesaikan pemecahan masalah terhadap klien.

    kemudian dalam proses pelaksanaan konseling yang paling banyak

    berhak memilih, merencanakana dan memutuskan nilai-nilai yang paling

    bermakna adalah klien itu sendiri dimana konselor hanya membantu

    memberikan kondisi-kondisi kemudahan terhadap klien untuk mengembangkan

    prilaku secara lebih produktif.

    Wiliamson mengatakan dalam pelaksanaan bimbingan konseling

    disekolah yang berperan penting sebagai konseleor yaitu konselor sekolah atau

    lebih dikenal dengan tenaga ahli yang mendapatkan pendidikan dalam bidang

    bimbingan konseling, guru bimbingan konseling yang ditunjuk dari sekolah

    sebagai pelaksana layanan jika tidak ada tenaga ahli, kepala sekolah sebagai

    penanggung jawab akhir tentang maju mundurnya pendidikan yang

    diselengarakan disekolah karena bimbingan tidak akan berjalan tanpa adanya

    izin dari kepala sekolah.23 Guru wali kelas memiliki peran andil dalam

    pelayanan karena guru wali kelas mengetahui keluh kesah peserta didiknya,

    23Ariyani Siswohardjo, Perspektif Bimbingan dan konseling dan peranannya di Berbagai

    Institusi, (Semarang : Satya wacana, 1990) h. 384

  • 21

    guru mata pelajaran akan lebih mengetahui tentang keadaan peserta didik jika

    memperoleh kesulitan dalam proses belajar, kemudian wali murid tidak kalah

    pentingnya dalam hal pelaksanaan bimbingan konseling karena tidak semua

    masalah berasal dari sekolah. Sehingga wali murid atau orang tua siswa

    memiliki peranan yang sangat penting demi kemajuan klien kearah yang lebih

    terarah.

    3. Kecerdasan Spiritual

    kecerdasan spiritual berasal dari dua kata “kecerdasan” dan “spiritual”.

    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Kecerdasan yaitu kesempurnaan

    akal budi seperti : kepandaian, ketajaman pikiran.24 Sementara kecerdasan

    menurut kamus psikologi yaitu kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri

    terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.25 Dalam istilah moderen

    mengacu pada energi batin yang non jasmani meliputi emosi dan karakter.

    Berdasarkan bahasa Inggris kecerdasan yaitu intelligence dan dalam

    bahasa arab Al-Dzaka menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan dan

    kesempurnaan sesuatu. Didalam arti sebuah kemampuan al-Qudrah dalam

    memahami segala sesuatu secara cepat dan sempurna, begitu pula dengan

    24Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi Keempat,

    (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), cet. Ke-4 h. 262

    25J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi Terjemahan kartini Kartono, (Jakarta : PT. Raja

    Grafindo Persada, 2008) h. 253

  • 22

    Ibnu Sina seorang psikolog falasafi mengatakan kecerdasan sebagai kekuatan

    intuatif (al-hads).26

    Rodolf Otto, sebagaiamana yang di kutip oleh Sayyed Hossein Nasr,

    mendefenisikan spiritual sebagai pengalaman yang suci. Sementara Danah

    Zohar dan Ian Marshall, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk

    menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk

    menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

    kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang

    lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

    seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.27 Spiritual Quetion

    (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan Intelligent Quetion

    (IQ) dan Emotional quetion (EQ) secara efektif Bahkan SQ merupakan

    kecerdasan tertinggi dimiliki oleh manusia.28

    Marsha Sinetar menafsirkan kecerdasan spiritual sebagai pemikiran

    yang terilhami maksudnya adalah kecerdasan yang di ilhami oleh dorongan dan

    efektivitas, keberadaan atau hidup keilahian yang mempersatukan kita sebagai

    bagian-bagiannya.29

    26Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

    2002), cet. Ke-2 h. 317

    27Saifuddin Aman, Tren Spiritual Millenium Ketiga, (Larangan Tangerang Banten :

    Ruhama, 2013), cet. Ke-1 h. 25

    28Ary Ginanjar A. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ

    berdasarkan 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam, (Jakarta : Arga, 2001) cet ke-1 h. 57

    29Abdul wahab dan Umiarso, Kepemimpinan pendidikan dan Kecerdasan Spiritual,

    (Jakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), cet. Ke-1 h. 45

  • 23

    Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan yang sempurna dari

    perkembangan akal budi untuk memikirkan hal-hal diluar alam materi yang

    bersifat kekuatan yang memancarkan energi batin untuk memotivasi lahirnya

    ibadah dan moral. Dalam ESQ adalah kemampuan untuk memberi makna

    spiritual terhadap pemikiran, prilaku dan kegiatan, secara mampu

    menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komperensif.30

    Berdasarkan pengertian kecerdasan spiritual siswa penulis

    menyimpulkan bahwa kecerdasan Spiritual adalah kemampuan untuk

    menghadapi persoalan dengan konteks yang lebih luas untuk menjalankan IQ

    dan EQ. Dalam dunia pendidikan untuk pembentukan kecerdasan spiritual

    siswa maka peserta didik diperlukan adanya kejujuran, kasih sayang, percaya

    diri dan pendidikan sabar. Kecerdasan spiritual dalam indikatornya seseorang

    dapat memiliki kecerdasan spiritual yaitu, mempunyai visi dan misi dalam

    hidupnya, merasakan kehadiran Allah, berzikir dan berdoa, memiliki kwalitas

    sabar, dan berjiwa besar.

    B. Kerangka Konseptual

    Bimbingan konseling memiliki peranan yang penting dalam dunia

    pendidikan yaitu sebagai penunjuk arah hidup generasi muda dalam berbagai

    bidang yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan mental.

    Setiap manusia memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang peranannya sangat

    30Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

    ESQ Emotional spiritual Quotient The Best ESQ Way 165 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun

    Islam, (Jakarta : Arga Publishing, 2007) cet ke-40 h.13

  • 24

    besar dalam penentuan suatu keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi

    yang di inginkan dalam dunia pendidikan. Karena pada umumnya setiap orang

    yang memiliki kecerdasan yang tinggi mampu belajar diberbagai bidang apapun

    dibandingkan orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

    Kecerdasan intelektual tindak menjamin seseorang untuk mencapai

    sebuah keberhasilan, tanpa adanya kecerdasan emosional. Karena,

    kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang mengacu untuk

    mencapai kecerdasan yang mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan

    hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial.

    Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan landasan yang diperlukan untuk

    memfungsikan IQ dan EQ secara efektif yang membuat kita mampu

    menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

    kaya. Spiritual Quotien (SQ) memberikan potensi kepada setiap orang untuk

    tumbuh dan berubah, bersikap kreatif, luwes, berwawasan luas bahkan

    memungkinkan setiap orang untuk menyatukan hal yang bersifat intrapersonal

    dan interpersonal serta menjembatani kesenjangan dalam bermasyarakat.

    Sebab, kecerdasan utama pada setiap orang terdapat pada kecerdasan

    spiritual. Kecerdasan spiritual difungsikan untuk memecahkan segala masalah

    dan menghadapi segala masalah yang bersifat nilai dan makna.

    Apabila kecerdasan spiritual (SQ) dimiliki oleh setiap siswa/siswi maka

    mereka akan lebih mampu dalam menghadapi berbagai bentuk masalah dalam

    proses belajar mengajar disetiap harinya. Dengan kecerdasan spiritual yang

  • 25

    dimiliki oleh setiap siswa/siswi maka mereka akan lebih mampu mencapai

    prestasinya dan memotivikasi diri untuk menemukan apa arti dari pembelajaran

    yang telah diajarkan oleh seorang guru dalam setiap harinya. SQ mendorong

    siswa menjadi kreatif dan serta memiliki cita rasa hingga meningkatnya

    prestasi. Peranan bimbingan konseling dan kecerdasan spiritual dapat

    memupuk sikap positif, semangat, motivasi, kepemimpinan, kecerdasan

    emosional dan sikap positif lainnya.31

    31Tridhonanto dan Beranda Agency, Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati,

    (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2009), cet. Ke-1, h.4

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata penelitian yaitu

    rancangan yang berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti,

    teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan analisis data

    berkenaan dengan fokus masalah tertentu.32

    Pendekatan utama yang digunakan dalam pendekatan ini yaitu deskriptif

    kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk

    memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara

    sistematis dan akurat.33 Pada penelitian ini penulis berusaha menggambarkan

    kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan

    sistematis.34

    Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskriptif, yaitu

    menggambarkan sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian, dan

    memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Jadi, metode penelitian

    menekankan gambaran objek yang diselidiki dalam keadaan sekarang atau

    32Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

    2006), cet. Ke-2 h. 5

    33Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi (Jakarta : PT.

    Bumi Aksara, 2006), h.47

    34Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : Bumi Aksara,

    2014) h.14

  • 27

    waktu penelitian dilakukan.35

    Penelitian kulitatif adalah pelopor penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

    yang dapat diamati. Penelitian kualitatif berakar alamiah sebagai keutuhan,

    mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan mode kualitatif,

    mengadakan analisis secara induktif, lebih mementingkan proses dari hasil,

    membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa

    keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil

    penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, yakni peneliti dan subyek yang

    di teliti.

    Menurut M. Nasir Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu dalam

    meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu seri kondisi, suatu set

    kondisi suatu sistem pemikiran adapun suatu kelas peristiwa pada masa

    sekarang.36 Tujuannya adalah untuk membuat deskriptif, gambaran suatu lokasi

    secara sistematis, factual, dan akurat dengan fakta-fakta sifat serta hubungan

    fenomena yang diselidiki.

    Berdasarkan judul yang peneliti pilih yaitu “Peranan Bimbingan Konseling

    Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual siswa di Sekolah Menegah Kejuruan

    Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah”. Penelitian jenis ini merupakan jenis penelitian

    yang mengungkap suatu peristiwa yaitu bagaimana peranan bimbingan

    35Imam Suprayono dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, (Bandung :

    PT. Remaja Rosdakarya, 2003) h.136

    36Lexy J.Moleong, Metode penelitian kualitatif, Metodologi Kualitatif,(Bandung :

    PT.Remaja Rosdakarya, 2005) h. 4

  • 28

    konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa, dan pelayanan bimbingan

    konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa, serta hambatan

    bimbingan konseling lsam terhadap kecerdasan spiritual siswa khususnya di

    Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah. Oleh karena itu,

    untuk memahami fenomena secara menyeluruh tentunya harus memahami

    segenap konteks dan penjabarannya dengan dideskriptifkannya.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan bimbingan konseling

    Islam yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling terhadap kecerdasan

    spiritual siswa dan untuk menetahui pelayanan bimbingan konseling Islam

    terhadap kecerdasan spiritual siswa dan hambatan bimbingan konseling Islam

    terhadap kecerdasan spiritual siswa setelah dilakukannya pembinaan. Jenis

    penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif.

    B. Lokasi Objek Penelitian

    Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, dan

    peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Provinsi

    Sulawesi Tengah. Adapun objeknya adalah siswa dan guru pembina bimbingan

    konseling Islam di Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah ,

    dimana peneliti akan meneliti tentang peranan bimbingan konseling Islam

    terhadap kecerdasan spiritual siswa.

    C. Fokus Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang peneliti buat maka

    peneliti memfokuskan penelitian yaitu pada peranan bimbingan konseling Islam

  • 29

    terhadap kecerdasan spiritual siswa, pelayanan bimbinangan konseling Islam

    dan hambatan bimbingan konseling Islam.

    D. Deskripsi Fokus Penelitian

    Berdasarkan fokus penelitian maka peneliti akan mendeskripsikan dari

    pada fokus penelitian yaitu :

    1. Peranan bimbingan konseling Islam yaitu sebagai penunjang kegiatan

    pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan

    melalui Undang-Undang. Peranan ini dimanifestasikan dalam bentuk

    pemberian bantuan, pembinaan, pencerahan, teladan, motivasi dan

    pemecahan masalah, terhadap para peserta didik untuk mengembangkan

    kompetensi religius, kemanusiaan dan sosial, serta membantu kelancaran

    para peserta didik dalam pengembangan kompetensi akademik dan

    profesional sesuai bidang yang ditekuninya melalui pelayanan bimbingan

    konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk

    menghadapi dan memecahkan persoalan makna kehidupan, nilai-nilai, dan

    kebutuhan diri yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan kehidupan

    kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk

    menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

    dibandingkan dengan orang lain.

    2. Pelayanan bimbingan konseling Islam adalah sebuah proses pemberian

    bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah

    dipersiapkan kepada individu, kelompok, klasikal, yang membutuhkan

  • 30

    dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal

    dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam

    suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga

    individu, kelompok dan klasikal bermanfaat baik bagi dirinya sendiri

    maupun bagi lingkungan.

    3. Hambatan bimbingan konseling adalah hal apa saja yang melatar belakangi

    tidak terlaksananya/terhambatnya peranan bimbingan konseling Islam

    terhadap kecerdasan spiritul siswa.

    E. Sumber Data

    Data merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui suatu

    permasalahan, dan data juga diperlukan untuk menjawab masalah penelitian

    yang sudah dirumuskan. Dalam melakukan penelitian data-data yang

    diperlukan diperoleh dari dua sumber yaitu :

    1. Data Primer

    Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh

    langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau

    alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang

    dicari.37 Data primer juga merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif, data ini

    diperoleh dari informasi, dimana guru dan siswa yang lain sebagai sumber

    informasinya data-data diperoleh dari wawancara terbuka dan mendalam yang

    berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan.

    37Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), cet. Ke-16 h.

    91

  • 31

    2. Data Sekunder

    Data sekunder atau data tangan ke dua adalah data yang diperoleh dari

    pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data

    sekunder juga merupakan data yang sudah ada dan mempunyai hubungan

    masalah yang diteliti yaitu meliputi literatur-literatur yang ada, dokumen-

    dokumen berupa catatan-catatan, perekam, foto-foto atau data laporan yang

    telah tersedia yang dapat digunakan sebagai pelengkap.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

    data penelitian dalam suatu penelitian.38 Selain itu instrumen juga merupakan

    alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif

    tentang variasi karakteristik variabel penelitian secara objektif. Instrumen dalam

    penelitian ini yaitu :

    1. Pedoman Observasi

    Pedoman observasi merupakan bentuk pengamatan awal sebelum

    melakukan penelitian. Atau aktivitas terhadap suatu proses atau objek

    dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari

    sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah

    diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang

    dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

    38Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan prosedur, (Jakarta : Kharisma

    Putra Utama, 2013), cet. Ke-1 h. 247

  • 32

    2. Pedoman Wawancara

    Pedoman wawancara yaitu teknik mengumpulkan informasi dengan cara

    menayakan beberapa pertanyaan secara terstruktur terhadap responden

    atau pedoman yang berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan

    bagaimana peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan

    spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi

    Tengah.

    3. Acuan Dokumentasi

    Acuan dokumentasi yaitu berupa catatan tambahan khususnya yang

    berkaitan dengan peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan

    spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi

    Tengah.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan cara kerja yang harus dilalui oleh

    setiap peneliti. Peneliti memerlukan cara tertentu agar semua data dapat

    terkumpul, setelah data terkumpul akan dianalisis berdasarkan prosedur yang

    ada. Data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Jika dalam

    suatu penelitian tidak disertai data, maka penelitian tersebut masih

    dipertanyakan validitasnya. Hasil dari penelitiannya pun tidak akan bersifat

    objektif, sehingga tidak dapat dipertangung jawabkan. Dalam usaha

    mengumpulkan data, peneliti menggunakan tiga teknik diantarnya teknik

    observasi, teknik interview (wawancara), dan dokumentasi.

  • 33

    1. Teknik Observasi

    Teknik observasi adalah metode penelitian yang menggunakan cara

    pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian.39 Secara

    sistematis terhadap fakta-fakta yang diselidiki. Dalam bukunya Sanafiah Faisal

    menjelaskan bahwa metode ini menggunakan sebuah pengamatan atau

    penginderaan langsung terhadap benda, kondisi, situasi, prose atau prilaku.40

    Teknik penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang peranan

    bimbingan konseling Islam terhadap kecedasan spiritual siswa di Sekolah

    Menengah Kejuruan Negeroi 1 Toili Sulawesi Tengah.

    2. Teknik Interview (wawancara)

    Teknik interview atau wawancara adalah teknik penelitian yang

    menggunakan cara tanya jawab. Dalam penelitian ini dimana peneliti terlibat

    langsung dengan objek yang diteliti, untuk memperoleh informasi dari

    terwawancara.41

    Metode interview merupakan suatu bentuk komunikasi verbal seperti

    percakapan yang digunakan untuk memperoleh data tentang : bagaimana

    peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa di

    Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah.

    39Jasa Unggah Mulyawan, Metodologi penelitian Pendidikan, (Yogyakarta : Penerbit

    Gava Media, 2014) cet. Ke-1 h. 62

    40Sanafiah Faisal, Format-Format Social, (Jakarta : Raja Wali Pers, 1995) h. 52

    41Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka

    Cipta, 1998) h. 132

  • 34

    3. Teknik Dokumentasi

    Teknik dokumentasi adalah metode penelitian untuk meperoleh suatu

    keterangan dengan cara memeriksa dan mencatat laporan data yang telah

    didokumentasikan dalam bentuk buku yang ditulis seperti : buku induk,

    pribadi.42

    H. Teknik Analisis Data

    Setelah semua data yang diperlukan terkumpul maka langkah

    selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data merupakan upaya untuk

    mencapai serta menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi,

    dokumentasi dan yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti.43

    Dalam karya ilmiah ini melihat dari judul dan latar belakang penelitian

    deskriptif kualitatif. Menurut Suharmisi Arikunto pada umumnya penelitian

    deskriptif kualitatif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah

    penelitiannya tidak diperlukan lagi penelitian hipotesa.

    Data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif yaitu

    penulis mengelola data yang selanjutnya akan diintrepetasikan dalam bentuk

    konsep yang dapat mendukung pembahasan. Dalam pengelolaan data

    tersebut, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

    1. Metode Deduktif

    Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum yang diuraikan

    42Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung : CV. Ilmu, 1975), h. 64

    43Neon Muhajirin, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), h.183

  • 35

    menjadi contoh-contoh kongrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan

    kesimpulan atau generelisasi yang bersifat khusus tersebut atau yang lebih

    dikenal yaitu teknik menganalisis data dari yang umum ke yang khusus.

    2. Metode Induktif

    Metode induktif yaitu metode yang menekankan pada pengamatan dahulu,

    lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut atau metode ini

    sering disebut pengambilan data dari yang bersifat umum kemudian di tarik

    kesimpulan yang bersifat khusus.

  • 36

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Latar Belakang Sekolah

    Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili (SMKN 1 Toili) Sulawesi

    Tengah merupakan sekolah berstandar kejuruan pertama yang beralamatkan di

    Jl. Ahmad Yani No. 68 wilayah Kec. Toili, Kab.Banggai, Prov. Sulawesi Tengah.

    Berdasarkan izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banggai No. SK

    Pendi : 624.2/373/Dis. PDK tanggal 12 April 2004 MPSN/Statistik Sekolah

    301180408006, dengan kode pos. 94763.

    SMKN 1 Toili didirikan atas dasar kebutuhan lapangan kerja sehingga

    para tokoh masyarakat dan pendidik mengajukan pembangunan sekolah. Pada

    tanggal 12 April 2004 sekolah diresmikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

    Banggai dengan kepala sekolah pejabat sementara bernama Arsad Nonci,

    S.Pd, dengan jumlah siswa 32 orang dari 2 jurusan yaitu : Teknik Audio Vidio

    (TAV) dan Teknik Mekanik Otomotif (TMO). Pada tahun 2005 SMKN 1 Toili

    Sulawesi Tengah sudah memiliki Kepala Sekolah tetap yaitu bapak Hamka

    Puasa, S. Pd. Dengan jumlah siswa sekitar 50 orang dari 4 jurusan.

    Pada tahun 2012-2019 SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah memiliki jumlah

    siswa/siswi sebanyak 654 dari 6 jurusan yaitu diantaranya TKJ (Teknik

    Komunikasi dan Jaringan), TAV (Teknik Audio Vidio), TKR (Teknik Kendaraan

    Ringan), TGB (Teknik Gambar Bagunan), Pemasaran, dan TSM (Teknik

  • 37

    Sepeda Motor), dengan jumlah guru sebanyak 34 orang, jumlah ruang kelas

    sebanyak 22 ruangan, 6 ruang lap praktek di masing-masing jurusan dan

    dipimpin oleh kepala Sekolah bernama H. Awaluddin Abdullah, S. Pd.44

    2. Letak Geografis

    Berdasarkan letak geografis Sekolah SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah

    berada di lingkungan masyarakat dengan pekerjaan petani dan Pengawai

    Negeri sipil (PNS). Sekolah didirikan diatas sebidang tanah seluas 2.907 meter

    persegi adapun status sekolah yaitu milik Pemda Provinsi Sulawesi Tengah

    dengan nomor pokok Sekolah Nasional (NPSN : 4020989). Sekolah SMKN 1

    Toili dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupun

    empat. Adapun letak geografis Sekolah SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah adalah :

    Sebelah Timur : Berbatasan dengan SMPN 1 Toili

    Sebelah selatan : Berbatasan dengan Balai Desa Sentral Timur

    Sebelah Utara : Berbatasan dengan Rumah Masyarakat

    Sebelah Barat : Berbatasan dengan Lapangan Bola Sentralsari.45

    3. Visi dan Misi SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah

    Setiap sekolah memiliki tujuan pendidikan demi menghasilkan lulusan

    Siswa/siswi yang berpotensi dan berkualitas tinggi, profesional, produktif, dan

    kompetitif. Adapun visi Sekolah yaitu :

    44H. Awaluddin Abdullah (47 th), wawancara, Kepala Selolah, 14 Juli 2018

    45Haris Fahmi (38 th), Kepala Bagian Tata Usaha, Wawancara, 15 Juli 2018

  • 38

    Visi : “ Kreatif, terampil, inovatif, dan produktif berjiwa enterpreneur yang

    mandiri dan berakhlak mulia (AKTIP E-MAN)”

    Misi :

    1. Melaksanakan kegiatan dan pelatihan tenaga pendidikan yang berjiwa

    wirausaha.

    2. Bersikap proaktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan

    tamatan yang profisioanal, produktif, dan kompetitif.

    3. Membudayakan kemampuan berbahasa Nasional dan Internasional.

    4. Memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efesien untuk memenuhi

    kebutuhan masyarakat dan industri akan tenaga Kerja Madya ditingkat

    Lokal dan Nasional.

    5. Menghasilkan tamatan yang dapat berilmu amaliah dan ilmiah

    6. Membangun budaya Enterpreneur bagi siswa.

    4. Struktur Organisasi

    Struktur yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili

    menunjukkan bahwa adanya manajemen kerja masing-masing dalam

    menjalankan tugasnya. Agar dapat terlaksana dengan baik guna mencapai

    sebuah tujuan yaitu membangun sekolah yang lebih baik, terdepan dan

    tercapaian tujuan secara umum bersama-sama.46

    Adapun susunan struktur organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

    1 Toili Tahun Ajaran 2017-2018 adalah sebagai berikut :

    46Awaluddin Abdullah (47 th), Kepala Sekolah, Wawancara, 16 Juli 2019

  • 39

    Struktur Organisasi SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah

    Kab. Prodi TGB

    KABAG TAS Haris Fahmi, S. Sos

    Kepala Sekolah H.Awaluddin Abdullah, S.pd. MM

    Nip : 19581020 198703 1 007

    Kab.Prodi Pemasaran

    Kab. Prodi TKJ

    Kab. Prodi

    TAV

    Kab. Prodi TSM

    Kab. Prodi TSM

    ASS. Sarpras

    ASS. Wakasek Kesiswaan

    K

    WAKASEK

    Humas

    WAKASEK Sarpras

    Wakasek Kesiswaan

    Ass Wakasek

    Kurikulum

    Komite Sekolah

    Marwan S . P

    WAKASEK

    Kurikulum

    Bendahara

    Sri Lestari A. Md

    Kordinator BK

    Siswa SMKN 1 TOILI

    Fungsional

    Guru

    Wali

    Kelas

  • 40

    B. Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual

    Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah

    Setiap sekolah pasti memiliki sebuah peranan penting terhadap

    siswa/siswinya begitu pula dengan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan

    merupakan salah satu bentuk satuan pendidkan formal yang memiliki tujuan

    umum yaitu menyiapkan peserta didik agar menjadi produktif dan mampu

    bekerja mandiri dan berprestasi dalam bidang keahliannya. Namun dalam hal

    ini seorang peserta didik bukan hanya di harapakan pandai pada bidangnya

    dan memiliki kecerdasan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Intelegence

    saja seorang siswa juga harus dapat memiliki kecerdasan Spiritual Quotien.

    Kecerdasan IQ dan EQ tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa

    adanya SQ, karena SQ merupakan kecerdasan yang paling utama yang harus

    dimiliki dalam diri peserta didik. Sehingganya, disekolah dibutuhkannya satu

    wadah pembinaan terhadap siswa agar dapat menjalankan itu semua. Seperti

    yang kita ketahui bahwa di setiap sekolah memiliki tempat pembinaan khusus

    terhadap siswa yaitu Bimbingan Konseling (BK), maka disinilah siswa akan

    dilakukan pembinaan secara mendalam tersebut. Sehingga dibutuhkannya

    seorang guru atau tenaga ahli yang memiliki peranan dalam bidangnya untuk

    dapat mencerdaskan siswa bukan hanya IQ, EQ dan yang paling utama guru

    harus dapat melakukan pembinaan SQ terhadap siswa.

    Dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada Sekolah Menengeh

    Kejuruan Negeri 1 Toili Sukawesi Tengah (SMKN 1 TOILI), maka sudah tentu

  • 41

    sekolah memiliki sebuah peranan dalam bidang Bimbingan Konseling dalam

    pembinaannya terhadap siswa. Sekolah SMKN 1 Toili tentu memiliki cara-cara

    tertentu dalam membina siswanya agar mencapai kecerdasan Spiritual. Hal ini

    sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada informan pertama yang

    mengakatakan bahwa:

    “....Setiap sekolah tentu memiliki peranan pendidikan yang penting terhadap siswa bukan hanya masalah pelajaran saja yang di utamakan dan prestasinya tetapi sekolah juga memiliki peranan penting dalam bidang bimbingan konseling apalagi mengenai bimbingan konseling Islam. Bimbingan konseling sangat dibutuhkan disekolah oleh siswa/siswi dalam menentukan arah hidup yang menjadi tujuan mereka dimasa depan dan mencapai kecerdasan spiritual dirinya sendiri. Sehingganya diperlukan seorang guru bimbingan konseling yang berperan secara langsung untuk pembinaan’’.47

    Hal ini juga diperkuat oleh peryataan kedua dari guru Bimbingan Konseling

    (BK) SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah bahwa :

    “....Di Sekolah SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah guru bimbingan konseling memiliki sebuah peranan yang penting dalam proses pembinaan peserta didik. Sekolah juga melakukan bimbingan konseling yang dikemas dalam bentuk bimbingan konseling Islam. Dalam bimbingan ini selaku guru tentu memiliki peranan penting dalam pembinaan siswa diantaranya adalah pemberian bantuan, pembinaan/pengarahan, pencerahan, teladan, motivasi dan pemecahan masalah”.48

    Hal yang sama diungkapkan oleh siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah bahwa:

    “....Guru bimbingan konseling memiliki banyak peranan terhadap kami dalam pembinaan, kami di berikan bantuan dalam menyelesaikan masalah yang sedang kami hadapi, kami diarahkan untuk melakukan

    47Awaluddin Abdullah (47), Kepala Sekolah, Wawancara, 17 Juli 2019

    48Citro (33 th), Guru Bimbingan Konseling, Wawancara, 18 Juli 2018

  • 42

    hal-hal positif misalnya guru BK memberikan contoh ke kami jika tiba waktu sholat untuk melakukan secara bersama.49 Hal ini juga diperkuat oleh peryataan teori dari crow & crow, dalam buku

    Bimbingan dan Konseling Islam bahwa :

    “....Crow & Crow 1962 klasik berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang yang terlatih dengan baik serta memiliki kepribadian dan pendidikan memadai, bimbingan diberikan kepada berbagai individu dari berbagai kelompok usia agar individu tersebut dapat mengola kehidupannya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung konsekuensi dari pilihan atau keputusan hidup yang telah di buatnya.50 Berdasarkan dari hasil wawancara dari tiga informan dan peryataan teori

    bimbingan konseling yang penulis peroleh tentang “peranan bimbingan

    konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah

    Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah, maka pada peranannya bimbingan

    konseling sangat penting terhadap siswa dalam proses pemberian bantuan,

    pembinaan/pengarahan, pencerahan, teladan, motivasi dan pemecahan

    masalah. Sehingga dalam peranannya bimbingan konseling sebagai :

    1. Pemberian Bantuan

    Pemberian bantuan dilakukan oleh guru bimbingan konseling terhadap

    siswa/siswi secara efektif untuk mengetahui tugas dan potensi diri dalam

    proses pendidikan dan lingkungan sehingga tercapainya tujuan dari pendidikan

    dan mencapai kecerdasan sprituial.

    49Ahmad Zaenul Hasan Annur (18 th), Siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah,

    wawancara, 19 Juli 2019

    50Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2015) cet. ke-3,

    h.4

  • 43

    2. Pembinaan/pengarahan

    Pembinaan/pengarahan dilakukan terhadap siswa/siswi dalam mencapai

    kecerdasan spiritual biasanya berupa pembinaan akhlak, akidah, dan cara

    dalam bermuamalah. Dalam pembinaan siswa akan diajarkan bagaimana cara

    bertingkah laku/bersikap yang baik terhadap guru, teman dan lainnya.

    Pengarahan dalam pembentukan kecerdasan spiritual biasanya guru

    bimbingan konseling akan mengarahkan siswa/siswi untuk melakukan

    kegiatan-kegiatan yang bersifat kearah positif dan menjauhi segala hal yang

    menjadi larangan. Pengarahan juga dilakukan terhadap siswa agar mereka

    dapat lebih mudah dalam mengarahkan diri baik dalam belajar di sekolah dan

    lingkungan.

    3. Pencerahan

    Pencerahan dilakukan terhadap siswa/siswi terbimbing untuk

    memberikan mereka kesempatan mengungkapkan segala-sesuatu yang

    menjadi beban pemikiran dalam pendidikan. Kemudian guru pembimbing akan

    mengarahkan dan memberikan pemahaman terhadap siswa/siswi untuk

    kembali mengimani Allah karena tidak ada masalah yang tidak dapat dihadapi

    dengan seizin Allah.

    4. Teladan

    Guru bimbingan konseling dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa

    ketika proses pembinaan siswa/siswi akan menempatkan dirinya sebagai

    seorang teladan yaitu memberikan contoh terhadap siswa untuk mengarahkan

  • 44

    diri melakukan hal-hal yang baik. Misalnya mengajak siswa/siswi ketika tiba

    waktu sholat dzuhur untuk melakukan secara berjamaah dimusholla.

    5. Motivasi dan Pemecahan Masalah

    Pemberian motivasi dan pemecahan masalah dilakukan guru bimbingan

    konseling SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah dalam peranannanya untuk

    menjadikan siswa/siswi cerdas secara spiritual yaitu siswa/siswi diberikan

    motivasi untuk menentukan arah dan tujuan. Motivasi juga dijadikan sebagai

    pendorong untuk melakukan sesuatu sehingga menjadi unsur yang penting

    terhadap tingkah laku dan tindakan dalam menguji sikap siswa/siswi dalam

    beramal benar atau salah sehingga dapat melihat dimana letak kebenaran dan

    kesalahan dalam proses penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Hal ini

    dapat dilihat berdasarkan penjelasan ayat Al-Qur’an dalam surah Ar-Ra’d ayat

    11 yaitu :

    ⧫ ⧫ ❑⬧

    ⧫ ⧫

    Terjemahannya :

    “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga

    mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.51

    51Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta : PT.Sygma Examedia

    Arkanleema), h. 250

  • 45

    Berdsarkan hasil paparan penelitian maka penulis menarik kesimpulan

    bahwa bimbingan konseling Islam memiliki peranan yang sangat penting

    terhadap pembinaan siswa/siswi didik. Dimana guru BK memiliki peranan

    dalam pemberian bantuan, pembinaan/pengarahan, pencerahan, teladan,

    motivasi dan pemecahan masalah. Sehingga dalam pencapaian kecerdasan

    spiritual siswa dapat dibentuk secara terstruktur dan terintegral, dan saling

    mendukung dalam proses bimbingan demi kelancaran pembinaan siswa/siswi

    kearah kecerdasan spiritual.

    C. Pelayanan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual

    Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah

    Pelayanan merupakan bagian yang integral dalam pendidikan. Dimana

    bimbingan konseling sebagai sebuah pelayanan nyata dalam bidang

    pendidikan yang dilakukan oleh guru bimbingan terhadap siswa untuk dapat

    membatu siswa dalam menghadapi berbagai bentuk persoalan mengenai

    pendidikan terutama kecerdasan spiritual siswa. Hal ini diungkapkan oleh guru

    bimbingan konseling bahwa :

    “....Bimbingan konseling Islam di SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah dalam pelayanannya terhadap siswa ditujukan untuk perkembangan siswa/siswi guna membantu mengatasi problematika dalam berbagai bidang. Berdasarkan pelayanan bimbingan konseling (BK) untuk mencapai kecerdasan spiritual Siswa di SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah, terdapat beberapa pelayanan yang dilakukan oleh guru BK diantaranya adalah pelayanan secara individu (pribadi), pelayanan kelompok, pelayanan klasikal (menyeluruh), dan pelayanan perubahan karakter. Pelayanan dilakukan agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan mengetahui potensi dirinya dengan pengarahan pendekatan diri terhadap Allah agar tercipainya kecerdasan spiritual. Dalam pelayananya juga kami akan melakukan bimbingan konseling melakukan bimbingan

  • 46

    terhadap siswa diantara bimbingan akidah, akhlak, ibadah dan muamalah. Biasanya kita pihak BK buat kegiatan lain juga untuk membentuk kecerdasan spiritual siswa, diantaranya membiasakan mereka mengucapkan salam, membaca doa, sholat dzuhur berjamaah, jumat sero dan seja dan menghafal surah pendek”.52 Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah

    bahwa : “....Pelayanan bimbingan sangat kami butuhkan sebagai siswa karena dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, kami merasa terbantu dalam menghadapi masalah dan kesulitan-kesulitan yang sedang kami alami. Disekolah biasanya kami juga dibimbing kearah untuk melakukan hal-hal positif. Disekolah kami diajarkan oleh guru untuk membiasakan mengucapkan salam, membaca doa sebelum belajar, sholat dzuhur berjamaah, pengajian biasanya pada kegiatan jumat sero dan seja dan juga hafalan surah pendek.53

    Berdasarkan hasil wawancara dari dua informan bahwa dinyatakan

    bimbingan konseling dalam pelayanannya saat pembinaan siswa memiliki

    beberapa bentuk diantaranya yaitu : pelayanan individu (Pribadi), pelayanan

    kelompk, pelayanan klasikal (menyeluruh), dan pelayanan perubahan karakter.

    Dan juga adanya pelayanan bimbingan yang lainnya berupa bimbingan akidah,

    akhlak, ibadah dan muamalah. Bimbingan konseling dalam pelayanannya

    sangat dibutuhkan untuk membantu siswa/siswi memahami tentang dirinya

    sendiri, terhadap kemungkinan perkembangannya dalam mencapai kecerdasan

    spiritual dan membantu perkembangan sosial (berkelompok) kearah yang lebih

    positif. Guru bimbingan konseling dalam pelayanannya dalam kecerdasan

    52Citro (33 th), Guru Bimbingan Konseling, Wawancara, 25 Juli 2019

    53Ahmad Zaenul Hasan Annur (18 th), Siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah, Wawancara, 26 Juli 2018

  • 47

    spiritual siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah maka akan melakukan beberapa

    bentuk pelayanan diantaranya adalah :

    1. Pelayanan Individu (Pribadi)

    Pelayanan secara individu dilakukan oleh guru BK terhadap siswa SMKN

    1 Toili Sulawesi Tengah, secara pribadi untuk membantu siswa dalam

    menemukan dan mengembangkan diri pribadi yang beriman dan bertakwa

    kepada Allah secara mandiri, sehat jasmani dan rohani dalam mencapai

    kecerdasan spiritual. Bimbingan konseling berdasarkan pelayanannya

    mengarahkan siswa untuk melakukan pemantapan pemahaman tentang

    kelemahan diri, pengambilan keputusan, kemampuan mengarahkan diri dalam

    penyelesaian masalah agar tercapainya kecerdasan spiritual.

    2. Pelayanan Kelompok

    Pelayanan bimbingan konseling secara kelompok diberikan terhadap

    siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah secara menyeluruh di ruang bimbingan

    berdasarkan tahapan dalam pencapaian kecerdasan spiritual siswa. Hal ini

    dilakukan guru Bk dengan tujuan agar siswa dapat saling menghargai dan

    menghormati pendapat, kreativitas, siswa lannya. Siswa diajarkan bagaimana

    cara dalam mengemukakan pendapat, memperluas wawasan, dan memberikan

    pelajaran mengenai lingkungan dalam menghadapi suatu tugas secara

    bersama (kelompok) dalam pemecahkan masalah secara bersama serta

    berdiskusi.

  • 48

    Pelayanan kelompok dilakukan agar siswa dapat menemukan pribadi,

    mengenal lingkungan, dan pengetahui tentang potensi dirinya dengan

    pengarahan pendekatan diri terhadap Allah agar tercapainya kecerdasan

    spiritual.

    3. Pelayan secara Klasikal (menyeluruh)

    Pelayanan klasikal dilakukan guru bimbingan konseling dalam pencapaian

    kecerdasan spiritual siswa secara menyeluruh biasanya akan didatangkan

    tenaga ahli atau jika tidak maka Kepala Sekolah yang akan melakukan

    pembinaan. Pelayanan klasikal ini biasanya siswa akan diberikan sebuah

    nasehat. Dimana dalam pelayanan klasikal siswa akan diarahkan untuk

    melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti jumat sero (jumat sehat

    rohani) dan jumat Seja (sehat Jasmani)

    Kegiatan jumat sero yaitu kegiatan dalam bentuk pengajian yang

    dilaksanakan secara bersama dari siawa kelas X-XII biasanya pengajian

    dilakukan di lapangan dan aula sekolah. Dan kegiatan jumat sero juga

    biasanya siswa akan diajarkan mengaji, baca surah yasin. Sementara untuk

    jumat seja (sehat jasmani) yaitu biasanya akan melakukan senam dan juga

    kerja bakti dan juga dalam bentuk lomba-lomba lainnya

    4. Pelayanan Perubahan Karakter

    Pelayanan perubahan karakter dilakukan guru bimbingan konseling

    terhadap siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah untuk mencapai kecerdasan

  • 49

    spiritual maka guru BK akan melakukan pembinaan terhadap karakter siswa

    diantara lain yaitu :

    a. Sopan Santun, guru bimbingan konseling memberikan pengarahan

    terhadap siswa bagaimana cara bersikap atau bertingkah laku serta

    berbicara yang ramah terhadap guru, orang tua, dan teman dalam situasi

    dan kondisi apapun dalam menjalankan norma-norma yang berlaku dalam

    lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dimanapun berada.

    Melakukan sikap sopan santun juga di sebutkan dalam Hadis Riwayat

    Imam Muslim yang berbunyi “Berkatalah kalian dengan sopan dan jujur

    Niscaya Allah akan menambahkan Ampunan-Nya kepada kalian”. Sehingga

    dalam pelayanan karakter guna mencapai kecerdasan spiritual dibutuhkan

    pembinaan karakter tentang sopan santun.

    b. Kejujuran, dalam pelayanannya dilakukan guru konseling terhadap siswa

    dalam proses keterbukaan pemecahan masalah, sehingga siswa didik tidak

    menyembunyiakan hal apapun baik berupa informasi pengenai

    permasalahan yang dialaminya.

    c. Keimanan, dalam pembinaannya sangat dibutuhkan oleh siswa agar dapat

    membina dirinya menjadi manusia yang berbudi luhur. Keimanan sangat

    mempegaruhi prilaku siswa dalam pencapaian kecerdasan spiritual. Dalam

    pembinaan keimanan siswa akan diarahkan melakukan aktivitas sholat

    dzuhur berjamaah, menghafal Ayat Al-Qur’an dan mengucapkan salam.

  • 50

    d. Ketakwaan, dalam pelaksanaannya guru bimbingan konseling akan

    melakukan pembinaan sejak siswa mulai masuk sekolah melalui berbagai

    kegiatan, karena ketakwaan merupakan cerminan dari keimanan siswa

    dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya.

    e. Kepedulian, berdasarkan pembinaan bimbingan konseling kepedulian

    sangat penting, dimana guru BK akan memberikan arahan terhadap siswa

    untuk memiliki sikap empati dan simpati terhadap orang lain.

    Selain itu untuk mencapai kecerdasan spiritual siswa di Sekolah

    Menengah kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah maka ada juga program

    pelayanan bimbingan yang akan dilakukan dalam pembinaan bimbingan untuk

    mencapai kecerdasan spiritual siswa diantaranya adalah :

    1. Bimbingan akidah merupakan bimbingan pelayanan yang dilakukan guru

    agama islam yang membantu siswa konseling dalam proses mengenal,

    memahami, menghayati, mengamalkan. Kemudian mengembangkan

    dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, beriman kepada ALLAH SWT,

    istikomah, mandiri, sehat dan bahagia baik lahiriah dan batiniah

    berdasarkan rukun islam seperti yang di ajarkan dalam ajaran Agama

    Islam.

    2. Bimbingan akhlak merupakan bimbingan dalam bentuk pelayanan

    membentuk akhlak dari siswa (konseli) dalam mengembangkan sikap dan

    tingkah laku kearah yang lebih baik dan positif. Mengarahkan untuk

    mematuhi peraturan seperti melaksanakan kewajiban dan menjauhi