skripsi pengaruh teknik relaksasi guided imagery … · kuesioner psqi. analisa data menunjukkan...

108
1 SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI TAHUN 2019 Oleh : SAMANI NDRURU 032015042 PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETHMEDAN

Upload: others

Post on 29-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

1

SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY

TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA

DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANSIA

BINJAI TAHUN 2019

Oleh :

SAMANI NDRURU

032015042

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA

ELISABETHMEDAN

Page 2: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

2

2019

SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY

TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA

DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANSIA

BINJAI TAHUN 2019

Memperoleh Untuk Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam Program Studi Ners

Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan

Oleh :

SAMANI NDRURU

032015042

PROGRAM STUDI NERS

Page 3: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA

ELISABETHMEDAN

2019

Page 4: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

4

Page 5: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

5

Page 6: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

6

Page 7: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

7

Page 8: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

8

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth

Medan, saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Samani Ndruru

NIM : 032015042

Program studi : Ners

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk meberikan

kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Hak Bebas Royalti

Non-ekslusif (Non-exclusive Royalty free Right) atas karya yang berjudul

“Pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap kualitas tidur lansia di UPT

Pelayanan Sosial Lansia Binjai Tahun 2019”. Beserta perangkat yang ada (jika

diperlukan).

Dengan hak bebas royalty Non-ekslusif ini sekolah tinggi ilmu kesehatan

Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/format, mengolah

dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas

akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta

dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Medan, 21 Mei 2019

Yang menyatakan

(Samani Ndruru)

Page 9: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery Terhadap Kualitas Tidur Pada

Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai” Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan jenjang S1 Ilmu

Keperawatan Program Studi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)

Santa Elisabeth Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih banyak kepada :

1. Mestiana Br. Karo, M.Kep; DNSc selaku ketua STIKes Santa Elisabeth

Medan yang telah memberikan bimbingan, kesempatan, dan fasilitas untuk

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepala UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai, yang telah memberikan izin

kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di UPT pelayanan sosial

lansia Binjai

3. Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN selaku ketua Program Studi Ners

STIKes Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan bimbingan,

kesempatan, dan fasilitas untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Indra Hizkia Perangin-angin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing I

yang senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan, arahan kepada penulis

untuk melakukan dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Page 10: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

10

5. Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II

yang senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan, arahan kepada penulis

untuk melakukan dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Lilis Novitarum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji III yang telah

banyak memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Seluruh tenaga pengajar dan staf di STIKes Santa Elisabeth Medan yang telah

membimbing, mendidik dan membantu penulis selama pendidikan di STIKes

Santa Elisabeth Medan.

8. Kedua orangtua tercinta Ayahanda Tӧnambӧwӧ Ndruru dan Ibunda Saliba

Halawa serta Abang saya Fatӧrӧ Ndruru, Angeragӧ Ndruru, Sindoi Ndruru

dan kakak Rohani Ndruru juga kedua kakak Ipar saya yang telah memberi

kasih sayang, Doa, dukungan material, dukungan sosial dan motivasi selama

penulis mengikuti proses pendidikan, sehingga peneliti dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh pembina Asrama baik suster maupun ibu asrama yang telah

mendukung, membina dan memberi motivasi selama peneliti mengikuti

proses pendidikan di STIkes Santa Elisabeth Medan serta mendoakan peneliti

dalam setiap upaya dan perjuangan dalam menyelesaikan sikripsi ini.

10. Sr. Natalia KYM dan Sr. Emiliana FSE yang telah banyak membantu dan

selalu mendoakan, mendukung, memberi motivasi pada peneliti dalam setiap

upaya dan perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

11

11. Sahabat saya Sridewi Harefa dan adik-adik saya Anita Ndruru, Aderiani

Ndruru, Krismon Ndruru, viktor Ndruru, Vincent Ndruru, Stevan Ndruru dan

Aryanti Gӧri yang telah memberi dukungan, motivasi, dan mendoakan

peneliti dalam setiap upaya dan perjuangan menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh teman-teman Program Studi Ners Tahap Akademik angkatan IX

stambuk 2015 yang selalu berjuang bersama dan berbagi pengetahuan, suka

dan duka selama sampai dengan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sehingga menjadi

bahan masukan penulis untuk masa yang akan datang, khususnya bidang ilmu

pengetahuan keperawatan.

Medan, Mei 2019

Samani Ndruru

Page 12: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

12

ABSTRAK

Samani Ndruru 032015042

Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di

Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2019

Prodi Ners 2019

Kata kunci : Relaksasi Guided imagery, kualitas tidur, lansia

(xvii+58 +Lampiran)

Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam sering kali terjadi diantara lansia.

Kesulitan dalam tidur yang berpengaruh pada kualitas tidur lansia yaitu masih

banyaknya lansia sering mengalami terbangun tengah malam. Guided imagery

merupakan suatu terapi non farmokologi yang sering digunakan untuk mengatasi

gangguan tidur dandapat bermanfaat untuk menurunkan kecemasan, nyeri dan

memfasilitasi kualitas tidur yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap kualitas tidur pada lansia di

UPT pelayanan sosial Lansia Binjai. Metode penelitian ini menggunakan one

group Pre test-post test design. Teknik pengambilan sampel adalah purposive

sampling, dengan jumlah sampel 20 responden. Alat ukur yang digunakan

kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua

lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan post test yang mengalami

kualitas tidur baik sebanyak (10%) dan kualitas tidur buruk sebanyak (90%). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa teknik relaksasi guided imagery berpengaruh

terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT pelayanan Sosial Lansia Binjai

p=0,001, (<0,05). Peneliti menyarankan kepada lansia agar tetap melanjutkan

guided imagery secara mandiri dengan teratur.

Page 13: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

13

Daftar Pustaka (2011-2017)

Page 14: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

14

ABSTRACT

Samani Ndruru 032015042

The Effect of Guided Imagery Relaxation Techniques on the Quality of Elderly

sleep in the Binjai Elderly Social Service Unit Year 2019

Nursing Study Program 2019

Keywords: Guided imagery relaxation, sleep quality, elderly

(xvii + 59 + Appendix)

Complaints about difficulty sleeping at night often occur among the elderly.

Difficulties in sleep that affect wlderly sleep quality that make many elderly

experience waking up at midnight. Guided imagery is a non-pharmokological that

frequently used to decrease enxiety anxiety, pain and facilitating good quality

sleep. This study aims to determine the effect of guided imagery relaxation

techniques on sleep quality in the elderly at Binjai Elderly social service unit. This

research method uses one group Pre-Test-post-test design. The sampling

technique was purposive sampling, with a sample of 20 respondents. The

measuring instrument used by the PSQI questionnaire. Data analysis showthe

results of pre-test sleep quality of all elderly people experiencing poor sleep

quality (100%) and post-test who experienced good sleep quality (10%) and poor

sleep quality (90%). The results showed that guided imagery relaxation

techniques affected sleep quality in the elderly at the Binjai Elderly Social Service

Unit p = 0.001, (<0.05). The researcher suggested that the elderly continue to be

guided guided imagery regularly.

Bibliography (2011-2017)

Page 15: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

15

Page 16: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

16

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i

SAMPUL DALAM ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSYARATAN GELAR ...................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

PERSETUJUAN ............................................................................................. v

PENGESAHAN .............................................................................................. vi

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ........................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

ABSTRACT ..................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 7

1.3 Tujuan ............................................................................................ 7

1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................... 7

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9

Page 17: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

17

2.1 Lansia ............................................................................................ 9

2.1.1 Defenisi ................................................................................ 9

2.1.2Masalah dan penyakit pada lansia ......................................... 10

2.1.3 Faktor –faktor Gangguan pola tidur ..................................... 12

2.1.4 Klasifikasi Gangguan tidur................................................... 12

2.1.5 Kualitas tidur ........................................................................ 13

2.1.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur .............. 18

2.2Guided Imagery ............................................................................... 19

2.2.1 Definisi guided imagery ........................................................ 19

2.2.2 Tujuan ................................................................................... 20

2.2.3Manfaat guided imagery ........................................................ 20

2.2.4 Teknik guided imagery ......................................................... 21

2.2.5Prosedur pelaksanaan guided imagery ................................... 21

2.2.6 Dasar Imajinasi Terbimbing ................................................. 24

2.2.7 Fisiologi ................................................................................ 24

2.2.8 Pelaksanaan guided imagery ................................................. 24

BAB 3 KERANGKA KONSEP..................................................................... 28

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................... 28

3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 29

BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 30

4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 30

4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................ 31

Page 18: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

18

4.2.1 Populasi ...................................................................................... 31

4.2.2 Sampel ........................................................................................ 31

4.3 variabel penelitian dan definisi operasional ..................................... 32

4.3.1 Variabel independen................................................................... 32

4.3.2 Variabel dependen ..................................................................... 33

4.4 Instrumen penelitian ......................................................................... 34

4.5 Lokasi dan waktu penelitian............................................................. 34

4.5.1 Lokasi ......................................................................................... 34

4.5.2 Waktu penelitian ........................................................................ 34

4.6 Prosedur dan Pengumpulan Data ..................................................... 35

4.6.1 Pengambilan data ....................................................................... 35

4.6.2 Uji validitas dan reliabilitas ....................................................... 36

4.7 Kerangka operasional ....................................................................... 36

4.8 Analisis data ..................................................................................... 36

4.9 Etika penelitian................................................................................. 38

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 41

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................ 42

5.2 Hasil Penelitian... ......................................................................... 42

5.2.1 Karakteristik Data Demografi ............................................ 42

5.2.2 Gambaran Kualitas tidur pada lansia pre intervensi

relaksasi guided imagery ................................................... 43

5.2.3 Gambaran Kualitas tidur pada lansia post intervensi

relaksasi guided imagery ................................................... 44

5.2.4Pengaruh teknik guided imagery terhadap kualitas tidur .... 45

5.3 Pembahasan ................................................................................. 46

Page 19: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

19

5.3.1 Gambaran Kualitas tidur pada lansia pre intervensi

relaksasi guided imagery ................................................... 46

5.3.2 Gambaran Kualitas tidur pada lansia post intervensi

relaksasi guided imagery ................................................... 48

5.3.3 Pengaruh teknik guided imagery terhadap kualitas tidur ... 52

5.3.4 Keterbatasan ....................................................................... 56

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 57

6.1 Simpulan ...................................................................................... 57

6.2 Saran ............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59

Lampiran :

1. Usulan judul skripsi dan tim pembimbing .................................... 62

2. Surat permohonan pengambilan data awal .................................... 63

3. Surat balasan pengambilan data awal ............................................ 64

4. Surat Permohonan Izin melakukan penelitian................................ 65

5. Surat Uji Etik ................................................................................ 66

6. Surat Balasan Izin Penelitian Penelitian ........................................ 67

7. Surat selesai penelitian ................................................................... 68

8. Modul Guided Imagery .................................................................. 69

9. SOP ................................................................................................ 70

10. Informed consent ............................................................................ 71

11. Kuesioner ...................................................................................... 72

12. Lembar konsultasi .......................................................................... 73

Page 20: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

20

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Desain penelitian pra-eksperimental dengan penelitian one

groupPre test-post test design (Nursalam 2014) ........................... 30

Tabel 4.2 Defenisi Operasional Pengaruh guided imagery Terhadap

kualitas dan kuantitas tidur lansia di UPT pelayanan sosial

lansia Binjai-Medan ....................................................................... 33

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Klien Gangguan Tidur di UPT Pelayanan SosialLansia Binjai

Tahun 2019 (n=20) ........................................................................ 42

Tabel 5.2 Rerata Kualitas tidur pada lansia pre intervensi relaksasi guided

imagery .......................................................................................... 43

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kualitas tidur pada lansia pre intervensi

relaksasi guided imagery di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia

Binjai Tahun 2019 (n=20) .............................................................. 44

Tabel 5.4 Rerata Kualitas tidur pada lansia post intervensi relaksasi

guided imagery............................................................................... 44

Page 21: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

21

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kualitas tidur pada lansiapost intervensi

relaksasi guided imagery di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia

Binjai Tahun 2019 (n=20) .............................................................. 45

Tabel 5.6 Pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap kualitas

tidur di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2019

(n=20) ............................................................................................. 45

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah

melalui tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki

usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai

dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran

kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh

yang tidak proporsional (Nugroho, 2012)

Pada tahun 2000, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas diperkirakan

meningkat sekitar 15,3 juta (7,4%) dari jumlah penduduk. Pada tahun 2005,

jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi ±18,3 juta (8,5%). Pada tahun 2005-

2010 jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah angka balita, yaitu sekitar 19,3

juta jiwa (9%) dari jumlah penduduk. Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia

Page 22: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

22

akan menduduki peringkat negara dengan struktur dan jumlah penduduk lanjut

usia tertinggi setelah RRC, India dan AS dengan umur harapan hidup di atas 70

tahun. Menurut perkiraan Biro Pusat Statistik, pada tahun 2005 di Indonesia

terdapat 18.283.107 penduduk lanjut usia.

Page 23: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

9

Jumlah ini akan melonjak hingga ±33 juta orang lanjut usia (12% dari total

penduduk) pada tahun 2020, dengan umur harapan hidup kurang lebih 70 tahun

(Nugroho, 2012).

Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan

seseorang. Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam sering kali terjadi

diantara lansia sebagai akibat dari penyakit kronik lain. Kecenderungan untuk

tidur siang kelihatannya meningkat secara progresif dengan bertambahnya usia.

Peningkatan waktu siang hari yang dipakai untuk tidur dapat terjadi karena

seringnya terbangun di malam hari, dibandingkan dengan jumlah waktu yang

dihabiskan di tempat tidur, waktu yang dipakai tidur menurun sejam atau lebih.

Rata-rata dewasa sehat membutuhkan waktu 7½ sampai 8 jam untuk tidur

setiap malam. Walaupun demikian, ada beberapa orang yang membutuhkan waktu

tidur lebih atau kurang. Tidur normal dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

usia (Priyoto, 2015). Perubahan pola tidur lansia disebabkan karena perubahan

Sistem Saraf Perifer yang mempengaruhi pengaturan tidur. Kerusakan sensorik

umum dengan penuaan dapat mengurangi sensitivitas terhadap waktu yang

mempertahankan irama sirkadian.

Stanley (2006) dalam Ernawati (2017) mengatakan gangguan tidur

menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan

66% orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang. Terbukti dalam

perolehan hasil penelitian Ernawati (2017) tentang gambaran kualitas tidur dan

gangguan tidur pada lansia sosial Tresna Werdha Budi luhur Kota Jambi, kualitas

Page 24: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

10

tidur pada lansia dengan 24 responden (66,7%) memiliki kualitas tidur kurang

baik dan 26 responden (72,2%) mengalami gangguan tidur ringan.

Ernawati (2017), mengatakan gambaran kualitas tidur pada lansia yang

masih kurang baik atau secara keseluruhan sangat buruk dimana banyak yang

masih mengalami kesulitan dalam tidur yaitu tentang tidak bisa tidur dalam waktu

30 menit. Kesulitan dalam tidur yang berpengaruh pada kualitas tidur lansia yaitu

masih banyaknya lansia sering mengalami terbangun tengah malam atau

menjelang pagi.

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seorang

individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun. Kualitas tidur

yang mencakup aspek kuatitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta

aspek subjektif. Perubahan tidur yang mempengaruhi kualitas tidur yang

berhubungan dengan proses penuaan pada seperti meningkatkan latensi tidur,

efisiensi tidur berkurang, bangun lebih awal, mengurangi tahapan tidur nyenyak

dan gangguan irama sir kardian, peningkatan tidur siang. Perubahan kualitas tidur

lansia umumnya kurang menikmati tidur nyenyak dari pada orang dewasa.

Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%.

Pada kelompok lanjut usia (40 tahun) hanya dijumpai 7% kasus yang mengeluh

masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari 5 jam sehari). Hal yang sama

dijumpai pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun. Demikian pula,

kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh terbangun lebih awal dari pukul

05.00 pagi, selain itu 30% kelompok usia 70 tahun yang banyak terbangun waktu

Page 25: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

11

malam hari. Angka ini ternyata 7 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok

usia 20 tahun (Priyoto, 2015)

Hidayati (2012) dalam penelitiannya tentang kualitas tidur lansia di balai

Rehabilitasi sosial Mandiri semarang, menunjukan hasil sebagian besar lansia

berumur 60-74 sebanyak 75 responden (77,3%) dan yang memiliki kualitas tidur

buruk berada pada usia 60-74 tahun sebanyak 49 responden.

Bukit (2005) dalam penelitian kualitas tidur dan faktor-faktor gangguan

tidur klien lanjut usia yang dirawat inap di rumah sakit Medan, menunjukan

bahwa 62% klien memiliki total jam tidur setiap malam <5 jam 57% klien waktu

mulai tertidur >60 menit, 79% terbangun tiga kali atau lebih setiap malam, 52%

merasa tidak segar bangun di pagi hari, 55% merasa tidurnya tidak nyenyak, 51%

tidak merasa puas dengan tidurnya, dan 46% merasa lelah dan mengantuk di siang

hari. Kualitas tidur 77% klien buruk selama dirawat dirumah sakit dan 43% klien

memiliki kualitas tidur buruk.

Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur buruk dapat mengakibatkan

gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi

penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, koordinasi neuromuskular

buruk, proses penyembuhan lambat, daya tahan tubuh menurun, dan ketidak

stabilan tanda vital sedangkan dampak psikologi meliputi depresi, cemas, tidak

konsentrasi, koping tidak efektif (Ernawati, 2017).

Purwanto dalam sugiyanto (2017), Berbagai cara dapat dilakukan untuk

mengurangi masalah atau meningkatkan kualitas tidur pada lansia salah satunya

adalah terapi komplementer dengan cara pengobatan diluar pengobatan medis

Page 26: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

12

yang konvensional, terapi ini juga sebagai pendukung kepada pengobatan medis

konvensional. Berbagai macam terapi komplementer terdiri dari terapi sentuhan

contohnya pijat refleksi dan akupresure, terapi pikiran tubuh contohnya relaksasi

progresif, guide imagery, terapi musik, terapi humor, slepp hygiene dan

aromaterapi.

Kamora (2010) tentang analisis pemenuhan istirahat dan tidur pasien rawat

inap di RSUD Solok, menunjukkan 75,56 % pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur pasien yang dirawat tidak terpenuhi . Selain itu pada tahun 2007 penelitian

Kalsum tentang Pengaruh teknik guided imagry terhadap penurunan tingkat

kecemasan pasien wanita dengan gangguan tidur, dijelaskan bahwa kelompok

perlakuan yang awalnya sebagian besar mengalami tingkat kecemasan berat

setelah mendapatkan teknik guided imagery rmengalami penurunan tingkat

kecemasan sebesar 81%.

Matassarin dalam deswita (2014) terapi non farmokologi yang sering

digunakan untuk mengatasi gangguan tidur adalah guided imagery, dimana guided

imagery dapat bermanfaat untuk menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan

memfasilitasi atau meningkatkan kualitas tidur.

Novarenta (2013) mengatakan guided imageryefektif untuk mengurangi

rasa nyeri saat menstruasi terbukti dengan hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa setiap subjek mengalami penurunan intensitas nyeri menstruasi. Subjek

pertama yaitu sebelum diberikan pelatihan guided imagery skor intensitas nyeri

pada saatpre test adalah 9 yang menunjukkan nyeri sangat berat. Setelah diberikan

Page 27: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

13

pelatihan guided imagery dan menerapkannya skor intensitas nyeri pada saat post

test menjadi 2 yang menunujukkan nyeri ringan.

Susanti (2013) dalam penelitiannya bahwa guided imagery dapat

menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dikelurahan karangsari kabupaten

kendal tentang pengaruh terapi guided imageryterhadap perubahan tekanan darah

pada pasien hipertensi. Hasil penelitian Susanti menunjukan tekanan darah pada

pasien hipertensi sebelum diberikan terapi guided imagery menunjukkan rata-rata

tekanan darah sistole 165,86 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole 104,83

mmHg, sesudah diberikan terapi imajinasi terpimpin menunjukkan rata-rata

tekanan darah sistole 158,62 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole 97,24

mmHg.

Survei awal pada desember 2018, yang dilakukan oleh peneliti di UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia binjai, dari jumlah 160 orang lansia yang ada di

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai terdapat lansia yang mengalami

gangguan tidur sebanyak 65 orang lansia diantaranya ada yang minum obat tidur

sebanyak 21 orang, terbangun dimalam hari 15 orang, sering tidak dapat tidur

dalam waktu 30 menit 10 orang, tidur hanya 4-5 jam setiap malam 7 orang dan

sering terbangun untuk kekamar mandi dan tidak dapat tidur lagi sebanyak 12

orang.Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang pengaruh guided imageryterhadap kualitas tidur pada lansia di

UPT Pelayanan Sosial lanjut usia Binjai-Medan tahun 2019.

Page 28: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

14

1.2 Rumusan Masalah

Masalah penelitian yang disusun berdasarkan latar belakang diatas

adalah apakah ada pengaruh teknik relaksasi guided imageryterhadap kualitas

tidur pada lansia di UPT pelayanan sosial Lansia Binjai-Medan Tahun 2019

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi

guided imagery terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT pelayanan

sosial Lansia Binjai-Medan 2019

1.3.2 Tujuan khusus

1 Mengidentifikasi kualitas tidur pre testguided imagery pada lansia di UPT

pelayanan sosial Lansia Binjai

2 Mengidentifikasi kualitas tidur post testguided imagerypada lansia di UPT

pelayanan sosial Lansia Binjai

3 Menganalisa pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap kualitas

tidur pada lansia di UPT pelayanan sosial Lansia Binjai

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu serta informasi

yang berguna terutama bagi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien lansia terutama yang mengalami kualitas tidur.

Page 29: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

15

1.4 2 Manfaat praktis

1. Bagi UPT pelayanan sosial lanjut Usia Binjai-Medan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber ilmu sebagai terapi

komplementer untuk gangguan keseimbangan postural lansia

2. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi mengenai intervensi pada

pelayanan keperawatan gerontik.

3. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi non farmakologis

pada lansia untuk meningkatkan kualitas tidur

4. Bagi peneliti

Hasil peneliti ini dapat menjadi refensi dan menambah wawasan

dalam bidang keperawatan yang terkait dengan teknik relaksasi guided

imageryterhadap kualitas tidur pada lansia di UPT pelayanan sosial lanjut

usia Binjai-Medan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lansia

2.1.1 Definisi lansia

Masa usia lanjut merupakan masa yang tidak bisa dielakkan oleh siapa pun

khususnya bagi yang dikaruniai umur panjang (Suardiman, 2011). Proses menua

merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,

Page 30: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

16

tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses

alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap ini berbeda, baik secara

biologis maupun psikologis.

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran

fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai

ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan

lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2012). Umur yang

dijadikan patokan sebagai lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-

65 tahun. Berikut kemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai batasan

umur. Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, ada empat tahap, yakni: usia

pertengahan /middle age (45-59 tahun) lanjut usia /elderly (60-74) lanjut usia

tua/old (75-90) usia sangat tua/Very old (diatas 90), menurut prof DR.Ny.

Sumiati Ahmad Mohammad(alm), Guru Besar Universitas Gajah Mada Fakultas

Kedokteran, periodisasi biologis perkembangan manusia dibagi sebagai berikut;

usia 0-1 tahun (masa bayi) usia 1-6 tahun (masa prasekolah) usia 6-10 tahun

(masa

Page 31: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

28

sekolah) usia 10-20 tahun (masa pubertas) usia 40-65 tahun (masa setengah umur,

prasenium) usia 65 tahun ke atas (masa lanjut usia,senium).

lanjut usia tua/old (75-90) usia sangat tua/Very old (diatas 90), menurut

prof DR.Ny. Sumiati Ahmad Mohammad(alm), Guru Besar Universitas Gajah

Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis perkembangan manusia dibagi

sebagai berikut; usia 0-1 tahun (masa bayi) usia 1-6 tahun (masa prasekolah) usia

6-10 tahun (masa sekolah) usia 10-20 tahun (masa pubertas) usia 40-65 tahun

(masa setengah umur, prasenium) usia 65 tahun ke atas (masa lanjut usia,senium).

Menurut Dra. Ny.Jos Masdani (psikolog dari Universitas indonesia), lanjut

usia merupakan kelanjutan usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat

bagian, yaitu : fase iuventus, antara usia 25-40 tahun, fase Verilitas, antara usia

40-50 tahun, fase praesenium, antara usia 55-65 tahun, fase senium, antara usia 65

tahun hingga tutup usia. Menurut prof. Dr. Koesomanto setyonegoro, SpKJ, lanjut

usia dikelompokkan sebagai berikut ; maturitas (usia 25-60/65 tahun) lanjut usia

(geriatric age) usia lebih dari 65/70 tahun), terbagi ; usia 70-75 tahun (young old),

usia 75-80 tahun (old) usia lebih dari 80 tahun (very old). Menurut Bee (1996),

usia 65-75 masa dewasa lanjut, usia > 75 tahun masa dewasa sangat lanjut

(Nugroho, 2012)

2.1.2 Masalah dan penyakit pada lanjut usia

a. Mudah jatuh

b. Mudah lelah

c. Gangguan kardiovaskular

d. Sesak napas pada kerja fisik

Page 32: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

29

e. Palpitasi

f. Edema kaki

g. Nyeri atau ketidaknyaman

h. Berat badan menurun

i. Gangguan Eliminasi

j. Gangguan ketajaman Penglihatan

k. Gangguan pendengaran

l. Mudah gatal

m. Gangguan Tidur

Feinberg dalam Nugroho (2012) mengungkapkan bahwa sejak

meninggalkan masa remaja, kebutuhan tidur seseorang menjadi relatif tetap. Luce

dan segal mengungkapkan bahwa faktor usia merupakan faktor terpenting yang

berpengaruh terhadap kualitas tidur. Keluhan kualitas tidur seiring dengan

bertambahnya usia.

Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%.

Pada kelompok lanjut usia (40 tahun) hanya dijumpai 7% kasus yang mengeluh

masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari 5 jam sehari). Hal yang sama

dijumpai pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun. Demikian pula,

kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh terbangun lebih awal dari pukul

05.00 pagi, selain itu 30% kelompok usia 70 tahun yang banyak terbangun waktu

malam hari. Angka ini ternyata 7 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok

usia 20 tahun (Priyoto, 2015)

Page 33: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

30

Rata-rata dewasa sehat membutuhkan waktu 7½ sampai 8 jam untuk tidur

setiap malam. Walaupun demikian, ada beberapa orang yang membutuhkan waktu

tidur lebih atau kurang. Tidur normal dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

usia (Priyoto, 2015). Menurut Potter (2005) beberapa hal yang dapat

menyebabkan masalah tidur adalah setiap penyakit yang dapat menyebabkan

nyeri, ketidaknyamanan fisik (misalnya kesulitan bernafas), atau masalah suasana

hati seperti kecemasan atau depresi.

2.1.3 Faktor –faktor Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

1. Faktor ekstrinsik (luar), misal :lingkungan yang kurang tenang

2. Faktor intrinsik, dapat bersifat organik maupun psikogenik.

a. Organik, misal : nyeri, gatal-gatal, dan penyakit tertentu yang

membuat gelisah.

b. Psikogenik, misal : depresi, kecemasan, dan iritabilitas.

2.1.4 Klasifikasi Gangguan tidur

1. Gangguan Tidur Primer

Gangguan tidur primer adalah gangguan tidur yang bukan disebabkan oleh

gangguan mental lain, kondisi medis umum, atau zat. Gangguan tidur ini dibagi

dua, yaitu disomnia dan parasomnia. Disomnia ditandai dengan gangguan pada

jumlah, kualitas, dan waktu tidur. Parasomnia dikaitkan dengan perilaku tidur

atau peristiwa fisiologis yang dikaitkan dengan tidur, stadium tidur tertentu, atau

perpindahan tidur-bangun. Disomnia terdiri atas insomnia primer, hipersomnia

primer, narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan,

Page 34: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

31

gangguan ritmik sirkadian tidur, dan isomnia yang tidak dapat diklasifikasi.

Parasomnia terdiri atas gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, berjalan saat

tidur, dan parasomnia yang tidak dapat diklasifikasikan.

2. Gangguan tidur Terkait gangguan mental lain

Terdapatnya keluhan gangguan tidur yang menonjol, diakibatkan oleh

gangguan mental lain (sering karena gangguan mood) tetapi tidak memenuhi

syarat untuk ditegaskan sebagai gangguan tidur tersendiri. Ada dugaan bahwa

mekanisme patofisiologis yang mendasari gangguan mental juga mempengaruhi

terjadinya gangguan tidur-bangun.

3. Gangguan tidur Akibat Kondisi Medis umum

Gangguan akibat kondisi medis yang umum yaitu adanya keluhan tidur

yang menonjol yang diakibatkan oleh pengaruh fisiologis langsung kondisi medis

umum terhadap siklus tidur-bangun

4. Gangguan tidur akibat Zat

Adanya keluhan tidur yang menonjol akibat sedang menggunakan atau

menghentikan penggunaan zat (termasuk medikasi). Penilaian sistematis perlu

dilakukan terhadap seseorang yang mengalami keluhan tidur, seperti evaluasi

bentuk gangguan tidur yang spesifik, gangguan mental saat ini, kondisi medis

umum, dan zat atau medikasi yang digunakan.

2.1.5. Kualitas tidur

Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan dalam

memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur, kualitas tidur seseorang dapat

digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan – keluhan yang dirasakan saat

Page 35: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

32

tidur atau pun sehabis bangun tidur. Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain

oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur

(kualitas tidur).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur yaitu,

faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup. Dari faktor

fisiologis berdampak dengan penurunan aktivitas sehari – hari, rasa lemah, lelah,

daya tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari

faktor psikologis berdampak depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi (Potter

dan Perry. 2005)

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga

seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan

gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering

menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006)

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seorang

individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun. Kualitas tidur

yang mencakup aspek kuatitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta

aspek subjektif.

Perubahan tidur yang mempengaruhi kualitas tidur yang berhubungan dengan

proses penuaan pada seperti meningkatkan latensi tidur, efisiensi tidur berkurang,

bangun lebih awal, mengurangi tahapan tidur nyenyak dan gangguan irama

sirkardian, peningkatan tidur siang. Perubahan kualitas tidur lansia umumnya

kurang menikmati tidur nyenyak dari pada orang dewasa (Ernawati, 2017)

Page 36: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

33

Dalam pengukuran kualitas tidur seseorang biasanya digunakan skor yang

diperoleh dari responden yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan pada

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), yang terdiri dari 7 (tujuh) komponen,

yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari,

gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari. Masing-

masing komponen memiliki kisaran nilai 0–3 dengan 0 menunjukkan tidak adanya

kesulitan tidur dan 3 menunjukkan kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh

komponen tersebut dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai

0 – 21. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan kriteria penilaian yang di

kelompokkan sebagai berikut :Kualitas tidur baik : ≤ 5 Kualitas tidur buruk : > 5

a. Kualitas tidur subyektif

Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 9 dalam

PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, bagaimana Anda menilai

kualitas tidur Anda secara keseluruhan?” Kriteria penilaian disesuaikan

dengan pilihan jawaban responden sebagai berikut, Sangat baik : 0, Cukup

baik : 1, Cukup buruk : 2, Sangat buruk : 3

b. Latensi tidur

Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 2 dalam

PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, berapa lama (dalam menit)

biasanya waktu yang Anda perlukan untuk dapat jatuh tertidur setiap malam?”,

dan pertanyaan nomor 5a, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda mengalami kesulitan tidur karena Anda tidak dapat tertidur dalam

waktu 30 menit setelah pergi ke tempat tidur?” Masing-masing pertanyaan

Page 37: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

34

tersebut memiliki skor 0-3, yang kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh skor

latensi tidur. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan kriteria penilaian sebagai

berikut: Skor latensi tidur 0 : 0, Skor latensi tidur 1-2 : 1, Skor latensi tidur 3-4

: 2, Skor latensi tidur 5-6 : 3

c. Durasi tidur

Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 4

dalam PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, berapa jam Anda

benar-benar tidur di malam hari?” Jawaban responden dikelompokkan dalam

4 kategori dengan kriteria penilaian sebagai berikut; Durasi tidur >7 jam : 0,

durasi tidur 6-7 jam : 1, durasi tidur 5-6 jam : 2, durasi tidur <5 jam : 3

d. Efisiensi tidur sehari-hari

Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 1, 3,

dan 4 dalam PSQI mengenai jam tidur malam dan bangun pagi serta durasi

tidur. Jawaban responden kemudian dihitung dengan rumus:

Durasi tidur (#4) x 100

Jumlah bangun pagi (#3) - jam tidur malam (#1)

Hasil perhitungan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori dengan

kriterian penilaian sebagai berikut:

>85=0, 75-84=1, 65-74=2, <65=3

e. Gangguan tidur

Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 5b 5j

dalam PSQI, yang terdiri dari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan tidur.

Tiap item memiliki skor 0-3, dengan 0 berarti tidak pernah sama sekali dan 3

Page 38: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

35

berarti sangat sering dalam sebulan. Skor kemudian dijumlahkan sehingga

dapat diperoleh skor gangguan tidur. Jumlah skor tersebut dikelompokkan

sesuai kriteria penilaian sebagai berikut : Skor gangguan tidur 0 : 0 ,Skor

gangguan tidur 1-9 : 1, Skor gangguan tidur 10-18 : 2, Skor gangguan tidur

19-27 : 3,

f. Penggunaan obat tidur

Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 6 dalam

PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, seberapa sering Anda

mengkonsumsi obat-obatan (dengan atau tanpa resep dokter) untuk membantu

Anda tidur?” Kriteria penilaian disesuaikan dengan pilihan jawaban responden

sebagai berikut: Tidak pernah sama sekali : 0, Kurang dari sekali dalam

seminggu : 1, Satu atau dua kali seminggu : 2, Tiga kali atau lebih seminggu : 3

g. Disfungsi aktivitas siang hari

Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 7 dalam

PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, seberapa sering Anda

mengalami kesulitan untuk tetap terjaga ketika sedang mengemudi, makan,

atau melakukan aktivitas sosial?”, dan pertanyaan nomor 8, yang berbunyi:

“Selama sebulan terakhir, seberapa besar menjadi masalah bagi Anda untuk

menjaga antusiasme yang cukup dalam menyelesaikan sesuatu?” Setiap

pertanyaan memiliki skor 0-3, yang kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh

skor disfungsi aktivitas siang hari. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan

kriteria penilaian sebagai berikut Skor disfungsi aktivitas siang hari 0 : 0, Skor

Page 39: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

36

disfungsi aktivitas siang hari 1-2 : 1, Skor disfungsi aktivitas siang hari 3-4 : 2,

Skor disfungsi aktivitas siang hari 5-6 : 3

2.1.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda – beda, ada yang

dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa tidur ataupun

tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya sebagai berikut,

(Asmadi, 2008)

1. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur

dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang

sehat (sakit) dan rasa nyeri , makan kebutuhan tidurnya akan tidak

nyenyak (Asmadi, 2008)

2. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk

tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana yang tidak gaduh

(tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang akan membuat

seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitu pun sebaliknya jika

lingkungan kotor, bersuhu panas, susana yang ramai dan penerangan yang

sangat terang, dapat mempengaruhi kualitas tidurnya (Asmadi, 2008)

3. Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekwensi

tidur. Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan meningkatkan

Page 40: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

37

norepineprin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi

tahap IV NREM dan REM (Asmadi, 2008).

4. Diet

Makanan yang banyak menandung L – Triptofan seperti keju, susu,

daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.

Sebaliknya minuman yang menandung kafein maupun alkohol akan

mengganggu tidur (Asmadi, 2008).

5. Gaya hidup

Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula memengaruhi

kualitas tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur

dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebih akan

menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008)

6. Obat – obatan

Obat – obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek

menyebabkan tidur, ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur (Asmadi,

2008).

2.2.Guided Imagery

2.2.1 Definisi guided imagery

Guided imagery adalah teknik relaksasi yang menggunakan imajinasi

seseorang mencapai efek positif tertentu (smeltzer, 2002). Teknik ini dimulai

Page 41: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

38

dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta kepada klien untuk

perlahan –lahan menutup matanya dan fokus pada nafas mereka, klien didorong

untuk relaksasi mengosongkan pikiran dan memahami pikiran dengan bayangan

untuk membuat damai dan tenang (Rahmayati, 2010).

Guided imagery menurut Patricia (dalam Kalsum, 2007) adalah suatu

teknik yang menggunakan imajinasi individu dengan imajinasi terarah untuk

mengurangi stres. Guided imagery dapat digunakan dalam berbagai keadaan

antara lain mengurangi stres dan rasa nyeri, kesulitan tidur, elergi atau asma,

pusing, migren, hipertensi, dan keadaan lain.

2.2.2 Tujuan guided imagery

Guided imagery atau imajinasi terbimbing merupakan penciptaan kesan

dalam pikiran klien, dan dapat berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara

bertahap dapat menurunkan persepsi terhadap nyeri. Sehingga memiliki tujuan:

a. Mengurangi rasa nyeri yang dialami

b. Memberikan rasa aman dan nyaman

c. Mengurangi stres dan meningkakan perasaan tenang

d. Dapat mempercepat penyembuhan yang efektif

2.2.3 Manfaat Guided Imagery

Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari menerapkan prosedur guided

imagery, berikut ini manfat dari guided imagery menurut Townsend (1977)

1. Mengurangi stres dan kecemasan

2. Mengurangi nyeri

3. Mengurangi sakit kepala

Page 42: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

39

4. Mengurangi tekanan darah tinggi

5. Mengurangi biaya rumah sakit Mengurangi alergi dan gejala gangguan

pernafasan

6. Meningkatkan penyembuhan

2.2.4 Teknik guided imagery

a. Guided Walking Imagery

Pada teknik ini klien dianjurkan untuk mengimajinasikan

pemandangan standar seperti padang rumput, peguungan, pantai

dll.

b. Autogenik Abstraction

Dalam teknik ini klien diminta untuk memilih sebuah perilaku

negatif yang ada dalam pikrannya kemudian klien mengungkapkan

secara verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan tampak perubahan

dalam hal emosional dan raut muka klien.

c. Covert Sensitization

Teknik ini bersandar pada paradigma reinforcement yang

menyimpulkan bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi

berdasarkan pada prinsip yang sama dalam modifikasi perilaku.

d. Covert Behaviour Rehearsel

Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku

koping yang dia inginkan. Teknik ini lebih banyak diguanakan.

2.2.5 Prosedur Pelaksanaan Guided Imagery

Page 43: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

40

Terapi guided imagery dalam aplikasinya terhadap pasien memiliki

prosedur yang berbeda-beda. Tetapi pada intinya, terapi ini diberikan kepada

pasien untuk meningkatkan relaksasi. Keadaan rileks ini akan mengurangi

keadaan patologis fisik maupun mental pada pasien.Terapi guided imagery dalam

aplikasinya terhadap pasien memiliki prosedur yang berbeda-beda. Tetapi pada

intinya, terapi ini diberikan kepada pasien untuk meningkatkan relaksasi. Keadaan

rileks ini akan mengurangi keadaan patologis fisik maupun mental pada pasien.

Guided imagery yang diberikan pada pasien harus didukung oleh keadaan

intern dan ekstern. Keadaan yang intern yang mendukung lancarnya proses terapi

ini adalah salah satunya pasien harus kooperatif dengan perawat, tidak mengalami

gangguan pendengaran, dan mudah berkonsentrasi. Keadaan ekstern yang

mendukung imajinasi terpimpin adalah lingkungan yang tenang, nyaman sehingga

akan meningkatkan konsentrasi pada saat terapi berlangsung.

Berikut ini adalah standar operasional prosedur dari pelaksanaan guided

imagery:

a. Bina hubungan saling percaya

b. Jelaskan prosedur, tujuan, posisi, waktu dan peran perawat

pembimbing.

c. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman menurut klien.

d. Duduk dengan klien tetapi tidak mengganggu.

e. Lakukan bimbingan dengan baik terhadap klien

Page 44: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

41

f. Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau

pengalaman yang membantu pengguanaan semua indra dengan suara

yang lembut

g. Ketika klien rileks, klien perlu berfokus pada bayangan dan saat itu

perawat tidak perlu bicara lagi

h. Jika klien menunjukkan tanda-tanda gelisah, atau tidak nyaman

perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika

klien telah siap.

i. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit klien dan

daerah ini akan digantikan dengan relaksasi. Biasanya klien rileks

setelah menutup matanya atau mendengarkan musik yang lembut

sebagai background yang membantu.

j. Catat hal-hal yang digambarkan oleh klien dalam pikiran untuk

diguanakan pada latihan selanjutnya dengan mengguanakan

informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat

perubahan pernyataan klien.

Prosedur menurut (Berman, 2009).

a. Anjurkan klien mengenakan pakaian yang longgar

b. Tidur dengan posisi yang nyaman.

c. Anjurkan klien untuk menutup mata dengan lembut.

d. Minta klien menarik napas dalam dan perlahan untuk menimbulkan

relaksasi.

Page 45: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

42

e. Minta klien untuk menggunakan seluruh panca indranya dalam

menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan tersebut.

f. Mulailah membayangkan tempat yang menyenangkan dan dapat

dinikmati.

g. Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang

ditimbulkan oleh bayangannya, dan bantu klien untuk mengekplorasi

respons terhadap bayangannya.

h. Ulangi 10 sampai 15 menit sampai Anda tertidur.

i. Ciptakan lingkungan yang sunyi dan bebas dari gangguan.

2.2.6 Dasar Imajinasi Terbimbing

Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk

berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh

tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangasangan yang diterima

oleh berbagai inderaseperti gambar, aroma, rasa, suara dan sentuhan (Holistic

online, 2006). Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan

antara bayangan dan aktifitas nyata (Tusek, 2000 yang dikutip dalam anonim,

2008).

2.2.7 Fisiologi

Guided Imagery akan memberikan efek rileks dengan menurunkan otot

sehingga nyeri akan berkurang. Pasien dalam keadaan rileks secara alamiah akan

memicu pengeluaran hormon endorfin. Hormon ini merupakan analgesik alami

dari tubuh yang terdapat pada otak, spinal, dan traktus gastrointestinal (Tamsuri

A, 2006).

Page 46: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

43

2.2.8 Pelaksanaan guided imagery

Pada pemasangan infus Pemasangan infus pada anak merupakan tantangan

yang unik bagi perawat yang bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan

di ruang anak. Tindakan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan aspek lain

yang mungkin berdampak adanya trauma (Frey, 2001). Setiawati dan Dermawan

(2009) mengatakan bahwa alasan umum pasien mendapatkan terapi infus adalah

untuk menstabilkan aliran vena dan mencegah terjadinya injuri. Prinsip utama

pemasangan infus pada anak yaitu efektif, efisien, aman,dengan

mempertimbangkan emosi anak sesuai tahap perkembangannya. Tindakan

pemasangan infus dilakukan pada anak merupakan prosedur emergensi,

karenadapat menimbulkan kecemasan dan ketakukan pada anak (Whaley &

Wong’s,1999).

Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayal tempat dan

kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan

tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi

(Kaplan & Sadock, 2010 dalam Novarenta, 2013). Guided imagery mempunyai

elemen yang secara umum sama dengan relaksasi, yaitu sama-sama

membawaklien ke arah relaksasi

Guided imagery menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal nyaman

dan menenangkan dan tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak hal dalam

satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan satu imajinasi yang sangat

kuat dan menyenangkan (Brannon &Feist, 2000 dalam Novarenta 2013).

Menurut Snyder (2006) teknik guided imagery secara umum antara lain:

Page 47: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

44

1. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:

1. Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring)

2. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu benda

didalam ruangan

3. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan,

napas berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus

pada pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan

lebih santai

4. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai

ujung kaki.

5. Jika pikiran tidak fokus, ulangikembali pernapasan dalam dan pelan

2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu:

1) Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang

menyenangkandan merasa senang ditempat tersebut

2) Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan

3) Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat

tersebut

4) Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan

sesuai tujuan yang akan dicapai/ diinginkan

3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:

1) Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara

ini kapan saja anda menginginkan

Page 48: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

45

2) Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda,

santai,dan membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda

senangi

4. Kembali ke keadaan semula yaitu:

1) Ketika anda telah siap kembali ke ruang dimana anda berada

2) Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda

3) Sebelumnya anda dapat menceritakan pengalaman anda ketika anda

telah siap Teknik pelaksanaan guided imagery pada anak perlu

dimodifikasi sesuaidengan tahap perkembangan anak, kognitif, dan

pilihan anak. Waktu yangdigunakan untuk pelaksanaan guided

imagery pada anak-anak hanya boleh 10-15 menit dan anak

biasanyatidak suka menutup mata mereka saat berimajinasi (Snyder,

2008 dalam Dewanti, 2013).

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Tahap yang penting dalam suatu penelitian yaitu kerangka konsep,

dimana kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar

dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel baik itu variabel yang diteliti maupun yang tidak

diteliti (Nursalam, 2013). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh

Page 49: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

46

guided imageryterhadap kualitas tidur lansia di UPT pelayanan sosial

lanjut usia wilayah Binjai-Medan tahun 2019.

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh teknik relaksasi guided

imageryterhadap kualitas tidur pada lansia di UPT

Pelayanan Sosial lanjut usia Binjai-Medan Tahun 2019.

Variabel independe

= Variabel yang diteliti

-------------= Tidak diteliti

Pre

test

Kualitas Tidur

Kualitastidur subjektif

Latensi tidur

Durasi tidur

Efisiensi tidur sehari-hari

Gangguan tidur

Penggunaan obat tidur

Disfungsi

aktivitas sianghari

Sampel

Guided

imagery

y

Post

test

Kualitas Tidur

Kualitas tidur subjektif

Latensi tidur

Durasi tidur

Efisiensi tidur sehari-hari

Gangguan tidur

Penggunaan obat tidur

Disfungsi aktivitas sianghari

- Menutup mata

- Tari nafas

- Mengosongkan pikiran dan

membayangkan hal positif

yang membuat damai.

Page 50: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

30

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sementara dari

rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Menurut La Biondo-Wood

dan haber (2002) dalam Nursalam, 2014. Hipotesis disusun sebelum

penelitian dilaksanakan karena hipotesis akan bisa memberikan petunjuk

pada tahap pengumpulan data, analisa dan intervensi data. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh Pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap

kualitas tidur pada lansia di UPT Pelayanan Sosial lanjut usia Binjai-

Medan tahun 2019.

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan

rancanganonegroup Pretest-posttest design. Desain penelitian ini,

mengungkapakan hubungan sebab akibat dengan melibatkan satu kelompok

subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, yaitu diberi

pre test kemudian diobservasi kembali setelah pemberian perlakuan atau

intervensi untuk mengetahui akibat dari perlakukan atau intervensi yang telah

diberikan (Creswell, 2009)

Tabel 4.1 Desain penelitian pra-eksperimental dengan penelitian onegroup

Pretest-posttest design (Nursalam 2014)

Page 51: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

31

Subjek Pretest Intervensi post test

Keterangan :

O1 = Nilai pre-test guided imagery

X = Intervensi (guided imagery)

O2 = Nilai Post-testguided imagery

K O1 x 1x2x3x4 O2

Page 52: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

41

4.2 Populasi dan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Nursalam 2014). Populasi pada penelitian ini adalah dari jumlah lansia

160 orang lansia yang ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai

yang mengalami gangguan tidur sebanyak 65 orang lansia.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Grove,

2015). Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat dijadikan

sebagai subjek pada penelitian melalui proses penentuan pengambilan

sampel yang ditentukan dalam berbagai pengambilan sampel (Nursalam,

2014)

Menurut Suryani (2015) untuk penelitian eksperimen yang

sederhana, ukuran sampel dapat diambil 10 s/d 20 orang elemen. Teknik

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknikpurposive sampling yang

berarti pengambilan sampel berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 20responden

Metode purposive sampling merupakan suatu teknik penetapan

sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang

Page 53: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

42

dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dan penelitian), sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2016).

Teknik pengambilan sampel dalam peneliti ini adalah teknik

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih

sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai

dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria inklusi yang telah

ditetapkan oleh peneliti yakni:

1. Lansia yang mengalami gangguan tidur,

2. Lansia yang kooperatif

3. Lansia bersedia menjadi responden.

4. Lansia yang tidak mengalami gangguan pendengaran

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah perilaku atau karakterisktik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu(benda, manusia, dan lain-lain)

4.3.1 Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimana populasi, diamati

dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam, 2014). Dalam penelitian ini variabel independen adalah relaksasi

guided imagery.

Page 54: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

43

4.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi nilainya oleh

variabel lain. Variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi

variabel-variabel lain. Dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah

laku yang diamati dari suatu organisme yang dikenal stimulus. Dengan kata lain,

variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada

tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2014). Dalam

penelitian ini variabel dependennya adalah kualitas tidur lansia.

Tabel 4.2 Defenisi Operasional Pengaruh Guided imageryterhadap

kualitas tidur lansia di UPT pelayanan sosial lansia Binjai-

Medan

N

o

Variabel Defenisi Indikator Alatuk

ur

Ska

la

Skor

1

2

Guided

imagery

Kualitas

tidur

Suatu teknik

yangmenggun

akanimajinasii

ndividudengan

imajinasiterara

h

Kualitas tidur

merupakankea

daan dimana s

eseorangmeras

a bugar

atau perasaan

menyegarkan

dan bersemang

atuntuk menjal

aniaktivitassel

anjutnyasetela

h banguntidur.

- Menutup mata

- Tarik nafas

- Mengosongka

n pikiran dan

membayangk

an hal positif

yang

membuat

damai.

- Kualitas tidur

subyektif

- Latensi tidur

- Durasi tidur

- Efesiensi tidur

sehari-hari

- Gangguan

tidur

- Penggunaaan

obat tidur

- Disfungsi

aktivitas siang

hari

SOP

Kuesion

er

-

O

R

D

I

N

A

l

-

Baik = ≤5

Buruk =>5

4.4 Instrumen penelitian

Page 55: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

44

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2013) Instrumen yang digunakan

oleh peneliti pada variabel independen adalah SOP dan pada variabel dependen

adalah kuesioner PSQI.Jumlah pertanyaan pada kuesioner ini adalah 18 butir

pertanyaan yang membentuk 7 komponen penilaian, meliputi: kualitas tidur secara

subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur,

penggunaan obat tidur, dan disfungsi aktivitas pada siang hari. Jumlah skor dari

ketujuh komponen ini menghasilkan satu skor global. Skor Masing-masing

komponen memiliki kisaran nilai 0 – 3 dengan 0 menunjukkan tidak adanya

kesulitan tidur dan 3 menunjukkan kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh

komponen tersebut dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai

0 – 21. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan kriteria penilaian yang

dikelompokkan sebagai berikutKualitas tidur baik : ≤ 5 Kualitas tidur buruk : > 5

4.5 Lokasi dan waktu penelitian

4.5.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT pelayanan sosial lansia Binjai. Dasar

peneliti untuk memilih di UPT Pelayanan sosial lansia Binjai, karena UPT

pelayanan sosial binjai dibawah naungan dinas kesehatan sumatera utara.

4.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan surat izin penelitian dari

ketua prodi ners dan dilaksanakan pada bulan yang telah ditentukan untuk

Page 56: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

45

diadakan penelitian yang dimulai pada tanggal 26 Maret -13 April tahun 2019 di

UPT Pelayanan sosial lanjut usia binjai.

4.6 Prosedur pengambilan data dan pengumpulan data

4.6.1 Pengambilan Data

Pengambilan data ialah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2013).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

adalah data diperoleh secara langsung oleh peneliti terhadap sasarannya. Data

akan diambil dan kumpulkan memiliki 3 tahap sebagai berikut:

a. Pre test dengan menggunakan kuesioner.

Sebelumnya peneliti meminta persetujuan responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian dengan memberikan informed consent, dimana responden bersedia

menjadi tanpa paksaan dan setiap informasi yang telah diberikan oleh responden

terjamin kerahasiaannya.

a. Memberikan intervensi guided imagery

b. Post test dengan menggunakan kuesioner.

Setelah melakukan intervensi guided imagery, maka tahap selanjutnya adalah

peneliti meminta pada responden untuk mengisi kembali kuesioner yang telah

disediakan.

4.6.2 Uji Validitas Reabilitasi

Page 57: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

46

UjiValiditasadalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji

validitas karena menggunakan kuesioner baku (PSQI)

4.7 Kerangka Operasional

Bagan 4.7 Kerangka Operasional pengaruh teknik relaksasi Guided

Imageryterhadap kualitas tidur pada lansia di UPT pelayanan sosial

Lansia Binjai Tahun 2019

4.8. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data dengan cara

perhitungan statistik pengaruh guided imagery terhadap kualitas tidur pada lansia.

Dalam proses pengolahan data penelitian terdapat langkah-langkah yang harus

dilalui untuk memastikan dan memeriksa kelengkapan data dalam penelitian.

Adapun proses pengolahan data pada rancangan penelitian ini adalah

Pengelolaan data

Pengambilan data awal

Prosedur izin penelitian

Informend consent

Pengambilan data (pre test)

Dilakukan terapi guided imagery

Analisa data

Hasil

Pengambilan data post test

Page 58: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

47

1. Editing yaitu kegiatan memeriksa kelengkapan data penelitian, pengecekan

dan perbaikan isian formulir atau kuesioner data penelitian sehingga dapat

diolah dengan benar.

2. Coding pada langkah ini, setelah data penelitian berupa formulir atau

kuesioner telah melalui proses editing selanjutnya akan dilakukan proses

pengkodean data penelitian yang berupa kalimat menjadi data angka atau

bilangan untuk memudahkan dalam pengelolaan data penelitian.

3. Data entry pada langkah ini data yang telah dilakukan dimasukkan kedalam

program computer.

4. Cleanning atau pembersih data, setelah dilakukan proses data entry perlu

dilakukan pengecekan kembali untuk memastikan kelengkapan data ketiadaan

kesalahan. Setelah proses cleaning atau pembersih data selanjutnya akan

dilakukan proses analisi data yang dilakukan oleh pakar program komputer.

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap

variabel, distribusi frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variabel

dependen maupun variabel independen. Dengan melihat frekuensi dapat

diketahui deskripsi masing-masing variabel dalam penelitian yaitu data

demografi responden. Distribusi frekuensi dalam penelitian ini yaitu :

Inisial responden, usia jenis kelamin, pre dan postintervensi

2. Analisis Bivariat

Page 59: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

48

Analisis bivariat merupakan analisa untuk mengetahui apakah ada

atau tidaknya pengaruhguided imagery terhadap kualitas tidur lansia

(Polit, 2012)

Analisa statistik pada penelitian ini menggunakan uji T.test apa bila

data berdistribusi normal. Data dalam penelitian ini diperoleh nilai

shapiro wilk dengan p=0.006, yang artinya data tidak berdistribusi

normal. Maka uji alternatif yang digunakan oleh peneliti adalah uji

Wilcoxon Sing Rank Test. Dari hasil uji wilcoxon sign rank test didapat

kan nilai p=0,001 (<0,05) yang artinya ada pengaruh teknik relaksasi

guided imageryterhadap peningkatan kualitas tidur lansia di UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2019.

4.9 Etika penelitian

Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan

peneliti kepada Ketua Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan,

kemudian akan diserahkan kepada pihak UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Binjai, untuk melaksanakan penelitian. Setelah mendapat izin penelitian dari UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai peneliti melakukan pengumpulan data

penelitian di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, responden diberikan

penjelasan tentang informasi dari penelitian yang akan dilakukan. Apabila

responden menyetujui maka peneliti memberikan lembarinformed consent dan

responden menandatangani lembar informed consent. Jika reponden menolak

maka peneliti akan tetap menghormati haknya. Subjek mempunyai hak untuk

Page 60: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

49

meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan informasi yang diberikan

oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam,2013).

Menurut Polit dan Hungler (2012) beberapa aspek yang harus diperhatikan

dalam penelitian:

1. Self determination

Reponden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau

tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela.

2. Privacy

Responden dijaga ketat yaitu dengan cara merahasiakan informasi-

informasi yang didpat dari responden dan informasi tersebut hanaya

untuk kepentingan penelitian.

3. Anonimity,

Selama kegiatan penelitian nama dari responden tidak digunakan,

sebagai penggantinya peneliti menggunakan nomor responden.

4. Informed consent

Seluruh responden bersedia menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden penelitian, setelah penelitian menjelaskan tujuan,

manfaat dan harapan terhadap responden, juga setelah responden

memahami semua penejelasan peneliti.

5. Protection from discomfort

Responden bebas dari rasa tidak nyaman dan tidak aman, apabila

menimbulkan gejala psikologis maka responden boleh memilih

menghentikan partisipasinya atau terus berpartisipasi dalam penelitian.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

50

Penelitian ini telah dinyatakan layak etik dari komite etik STIKes

Santa Elisabeth Medan dengan nomor surat 0088/KEPK/PE-

DT/III/2019 (Surat terlampir).

Page 62: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

51

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan diUPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia

BinjaiKecamatan Binjai Utara Kelurahan Cengkeh Turi. UPT Pelayanan Sosial

Lanjut Usia Wilayah Binjai merupakan unit Pelayanan Lanjut Usia dibawah

departemen Dinas Kesejahteraan dan sosial pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

UPT Pelayanan sosial tersebut menerima orang tua baik laki-laki maupun

perempuan yang sudah lanjut usia. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah

Binjai ini memiliki hampir 160 orang penghuni panti, yang terdiri dari laki-laki

dan perempuan. Lingkungan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai

ini memiliki 19 wisma dan dijaga oleh satu atau 2 orang pengasuh setiap wisma.

Visi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia wilayah Binjai adalah” terciptanya

kenyamanan bagi lanjut usia dalam menikmati kehidupan dihari tua”.Misi UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai adalah memenuhi kebutuhan dasar

bagi lanjut usia, meningkatkan pelayanan kesehatan keagamaan dan perlindungan

sosial bagi lanjut usia.

Batasan-batasan Wilayah UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah

Binjai sebelah utara berbatasan dengan Jl. Tampan, sebelah timur berbatsana

dengan Jl.Umar Bachri, sebelah selatan berbatasan dengan UPT Pelayanan Sosial

Gelandangan dan pengemis Pungai, sebelah barat berbatasan dengan Jl. Perintis

Kemerdekaan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai. Sumber dana Di

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai adalah pemerintah Provinsi

Sumatera Utara, bantuan atau kunjungan masyarakat yang tidak mengikat.

Page 63: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

57

5.2 Hasil Penelitian

Hasil univariat dalam penelitian ini berdasarkan karakter responden di

UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia Binjai meliputi: Jenis kelamin, Umur, Agama,

Suku, pre dan post intervensi.

5.2.1 Karakteristik Data Demografi

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Klien

Gangguan Tidur di UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai Tahun

2019 (n=20)

Karakteristik F %

Jenis kelamin

Laki-laki 2 10

Perempuan 18 90

Total 20 100

Umur

60-70 14 70

71-80 5 25

81-90 1 5

Total 20 100

Agama

Protestan 3 15

Islam 17 85

Total 20 100

Suku

Toba 3 15

Karo 2 10

Jawa 11 55

Mandailing 1 5

Pak-pak 1 5

Dan lain-lain 2 10

Total 20 100

Page 64: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

58

Hasil penelitian diperoleh bahwa responden berjenis kelamin perempuan

18 orang (90%) dan laki-laki 2 orang (10 %). Responden berumur ≥ 60-70 tahun

sebanyak 14 orang (70%), berumur 71-80 tahun sebanyak 5 orang (25%) dan

berumur 81-90 sebanyak 1 orang (5%). Responden beragama kristen protestan

sebanyak 3 orang (15%), islam sebanyak 17 orang (85%). Responden yang

bersuku toba sebanyak 3 orang (15%), karo sebanyak 2 orang (10%), jawa

sebanyak 11 orang (55%), mandailing 1 orang (5%), pak-pak sebanyak 1 orang

(5%), dan lain-lain sebanyak 2 orang (10%).

Pengukuran kualitas tidur dilakukan dengan menggunakan kuesioner The

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) pada pertemuan pertama kemudian

dilakukan teknik relaksasi guided imagery sebanyak 4 kali selama 1 minggu

(senin,selasa,rabu,kamis) kemudian kuesioner yang sama dibagikan kembali

sebagai post test. Setelah semua data terkumpul maka data diolah menggunakan

alat bantu program statistik komputer.

5.2.2 Gambaran Kualitas tidur pada lansia pre intervensi relaksasi guided

imagery

Tabel 5.2 Rerata Kualitas tidur pada lansia pre intervensi relaksasi

guided imagery

No Kategori N Mean Std. Min-Max CI 95%

Deviation 1 Pre_test 20 15,30 2,364 9-19 14,19

16,41

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 responden didapatkan

rerata kualitas tidur lansia pre intervensi adalah 15,30 dengan standar deviasi

2,364 dengan nilai terendah 9 dan nilai tertinggi 19. Rerata kualitas tidur di UPT

Page 65: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

59

Pelayanan Sosial Lansia Binjai berdasarkan hasil estimasi interval adalah 14,19-

16,41. Kualitas tidur pada lansia pre intervensi relaksasi guided imagerydi UPT

Pelayanan sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2019 (n=20) ditunjukan pada tabel 5.3

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kualitas tidur pada lansia pre intervensi

relaksasi guided imagery di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia

Binjai Tahun 2019 (n=20)

Kategori Kualitas Tidur f %

Buruk 20 100

Baik - -

Total 20 100

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh bahwa pada pre intervensi didapatkan

bahwa semua yang menjadi responden memiliki kualitas tidur buruk dengan

jumlah 20 orang (100%)

5.2.3 Gambaran Kualitas tidur pada lansia post intervensi relaksasi

guided imagery

Tabel 5.4 Rerata Kualitas tidur pada lansia post intervensi relaksasi

guided imagery

No Kategori N Mean Std. Min-Max CI

Deviation 95%

1 Post_test 20 7,20 1,196 5-9 6,64-7,76

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 responden didapatkan

rerata kualitas tidur lansia post intervensi adalah 7,20 dengan standar deviasi

1,196 dengan nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 9. Rerata kualitas tidur post

Page 66: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

60

intervensi di UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai berdasarkan hasil estimasi

interval adalah 6,64-7,76.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kualitas tidur pada lansia post intervensi

relaksasi guided imagery di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia

Binjai Tahun 2019 (n=20)

Kualitas Tidur f %

Baik 2 10

Buruk 18 90

Total 20 100

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh bahwa pada post intervensi didapatkan

hasil bahwa responden dengan kualitas tidur baik sebanyak 2 orang (10%)dan

responden dengankualitas tidur buruk sebanyak 18 orang (90%).

5.2.4 Pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap kualitas tidur

Pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap kualitas tidur lansia di UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2019 ditunjukan pada tabel 5.4

Tabel 5.6Pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap kualitas tidur

lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2019 (n=20)

No Kategori N Mean Median Std.

Deviation

Min

Max

CI

95%

P

Value

1 Kualitas

tidur

Pretest

20 15,30 16,00 2,364 9-19 14,19

16,41

0,001

2 Kualitas

tidur

posttest

20 7,20 7,00 1,196 5-9 6,64-

7,76

Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh hasil bahwa 20 responden didapatkan

rerata kualitas tidur sebelum intervensi 15,30 (95% CI= 14,19), dengan standar

Page 67: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

61

deviasi 2,364 dan sesudah intervensi rerata kualitas tidur 7,20 (95% CI= 6,64-

7,76) dengan standar deviasi 1,196.

Dengan demikian ada perbedaan rerata sebelum intervensi dan sesudah

intervensi guided imagery terhadap responden. Hasiluji wilcoxon Sign Rank

Testdiperoleh p Value = 0,001 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa ada

pengaruh teknik relaksasi guided imageryterhadap peningkatan kualitas tidur

lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2019.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Kualitas tidur pada lansia pre intervensi teknik relaksasi guided

imagery di UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai tahun 2019

Kualitas tidur pada lansia preintervensi teknik relaksasi guided imagery di

UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai tahun 2019 didapatkan hasil dari 20

responden menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi teknik relaksasi guided

imageryresponden yang mengalami kualitas tidur buruk terdapat sebanyak 20

orang (100%), sebagian besar lansia yang memiliki gangguan tidur berada pada

umur 60-70 sebanyak 14 responden (70%), pada usia 71-80 tahun sebanyak 5

responden (25%) dan usia 81-90 sebanyak (5%).

Hasil penelitian ini bahwa gangguan tidur ataupun kesulitan tidur

disebabkan oleh sebagian besar adalah faktor usia dimana terlihat di hasil yang

didapatkan oleh peneliti rata-rata yang mengalami gangguan tidur berusia ≥ 60

tahun dengan kategori rata-rata kualitas tidur buruk.Selama ini upaya yang

dilakukan untuk mengatasi masalah atau mengurangi gangguan tidur di UPT

Pelayanan Sosial Lansian Binjai adalah dengan memberikan obat tidur pada lansia

yang mengeluh adanya gangguan tidur.

Page 68: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

62

Lanjut usia kebanyakan mengeluh tidak dapat tidur pada malam hari,

karena sering terbangun malam hari, sering kekamar mandi dan juga karena

gangguan nyeri. Ketika memulai tidur lansia mengatakan susah langsung tidur

atau membutuhkan waktu beberapa menit bahkan diatas 60 menit lanjut usia dapat

tertidur di tempat tidurnya.Hal ini dikarenakan beberapa hal bisa terjadi karena

faktor usia, penyakit yang sedang diderita, lingkungan yang berisik dan kurang

nyaman,depresi, nyeri, gatal-gatal, atau pun penyakit tertentu yang membuat

gelisah dan cemas.Seseorang mengalami penurunan pada fungsi organnya ketika

memasuki masa tua yang mengakibatkan lansia rentan terhadap penyakit seperti

nyeri sendi, osteoporosis, parkinson.

Usia memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur seseorang yang dikaitkan

dengan penyakit somatik dan kesehatan yang buruk. Selain itu lanjut usia yang

hidup sendirian cenderung sering memikirkan hal-hal negatif atau sering merasa

khawatir hal buruk akan terjadi kepadanya, tidak adanya anggota keluarga atau

kehilangan orang yang dicintai membuat lanjut usia khawatir memikirkan siapa

yang akan menolongnya ketika musibah menimpa lansia.Jam mulai tidur Lanjut

usia di UPT Pelayanan sosial dimulai dari jam 20.00-21.00 malam hari dan

bangun pagi hari rata-rata jam 04.00. Lanjut usia memiliki kamar dan tempat tidur

sendiri-sendiri. Kamar tidur terlihat bersih dan rapi dan jauh dari kebisingan.

Hidayati (2012) dalam penelitiannya tentang kualitas tidur lansia di balai

Rehabilitasi sosial Mandiri semarang, menunjukan hasil sebagian besar lansia

berumur 60-74 sebanyak 75 responden (77,3%) dan yang memiliki kualitas tidur

buruk berada pada usia 60-74 tahun sebanyak 49 responden. Seseorang

Page 69: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

63

mengalami penurunan pada fungsi organnya ketika memasuki masa tua yang

mengakibatkan lansia rentan terhadap penyakit seperti nyeri sendi, osteoporosis,

parkinson. Usia memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur seseorang yang

dikaitkan dengan penyakit somatik dan kesehatan yang buruk.

Ernawati (2017) mengatakan gangguan tidur menyerang 50% orang yang

berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% orang yang tinggal di

fasilitas perawatan jangka panjang. Terbukti dalam perolehan hasil penelitian

Ernawati (2017) tentang gambaran kualitas tidur dan gangguan tidur pada lansia

sosial Tresna Werdha Budi luhur Kota Jambi, memiliki kualitas tidur kurang baik

(72,2%) mengalami gangguan tidur ringan. Kebanyakan lansia berisiko

mengalami gangguan tidur yang disebabkan oleh banyak faktor (misalnya pensiun

dan perubahan pola sosial, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan

penggunaan obat-obatan, penyakit yang baru saja dialami, perubahan irama

sirkadian).

Ernawati (2017), mengatakan gambaran kualitas tidur pada lansia yang

masih kurang baik atau secara keseluruhan sangat buruk dimana banyak yang

masih mengalami kesulitan dalam tidur yaitu tentang tidak bisa tidur dalam waktu

30 menit. Kesulitan dalam tidur yang berpengaruh pada kualitas tidur lansia yaitu

masih banyaknya lansia sering mengalami terbangun tengah malam atau

menjelang pagi. Selain itu, lambatnya lansia untuk bisa tidur dapat disebabkan

karena kecemasan dan depresi yang dialaminya.

5.3.2 Kualitas tidur pada lansia post intervensi teknik relaksasi guided

imagery di UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai tahun 2019.

Page 70: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

64

Kualitas tidur pada lansia postintervensi teknik relaksasi guided imagery

di UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai tahun 2019 didapatkan hasil dari 20

responden menunjukkan bahwa setelah diberikan terapi teknik relaksasi guided

imageryresponden yang mengalami kualitas tidur baik sebanyak 2 orang (10%)

dankualitas tidur buruk sebanyak 18 orang (90%), dalam penelitian ini dijelaskan

bahwa seorang lanjut usia yang mengalami gangguan tidur dapat diberikan teknik

relaksasi guided imageryuntuk mengatasi gangguan tidur.

Sebelum dilakukan intervensi rata-rata jam tidur responden yaitu 2-3 jam

sedangkan setelah dilakukan teknik guided imagery pada responden terjadi

peningkatan dimana rata-rata jam tidur menjadi 5 jam, dengan hasil yang

didapatkan oleh peneliti dalam penelitian ini dari hasil kualitas tidur awalnya

sebelum dilakukan guided imagery yang mengalami kualitas tidur sangat buruk

100 % dan setelah pemberian teknik relaksasi guided imagery terjadi peningkatan

yakni kualitas tidur baik sebanyak (10%) dan kualitas tidur buruk sebanyak

(90%), maka dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian teknik relaksasi guided

imagery terhadap peningkatan kualitas tidur lansia. Perubahan ini terjadi karena

guide imagery memberikan manfaat bagi tubuh lanjut usia untuk senantiasa

rileks, menjadi termotivasi dalam menghadapi suatu masalah, mengatasi atau

menghilangkan marah, mengolah situasi stres dan kecemasan.

Imajinasi terbimbing menuntut seseorang untuk membentuk sebuah

bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang terbentuk

tersebut akan diterima sebagai rangsangan oleh berbagai indra, kemudian

ransangan tersebut akan dijalankan kebatang otak menuju sensor thalamus dan

Page 71: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

65

akan muncul kembali ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal

yang disukai, keberhasilan teknik guided imagery bisa dijelaskan melalui konsep

pengkondisian klasik berupa pengalaman yang menyenangkan sehingga

menimbulkan reaksi terhadap stimulus, teknik ini juga berhasil karena klien

kooperatif.

Mekanisme terjadinya perubahan kualitas tidur lanjut usia yang diberikan

guided imagery, dimulai dengan mengajak responden mencari posisi duduk yang

nyaman. Kemudian responden diminta untuk memposisikan diri diposisi yang

membuat responden nyaman lalu menutup mata. Peneliti memandu responden

untuk merasakan rasa rileks dengan nafas dalam dan memberi arahan untuk

mengimajinasikan hal-hal yang disukai responden dalam memberikan rasa

nyaman dan rileks, responden diminta untuk tetap menjaga pola nafasnya agar

tetap rileks dan merasa nyaman. Peneliti memberikan motivasi melalui proses

membayangkan sesuatu yang disukai responden, setelah diberikan guided imagery

responden diminta untuk mengungkapkan perasaan dan kesannya setelah

diberikan treatment.

Kamra (2010) tentang analisis pemenuhan istirahat dan tidur pasien rawat

inap di RSUD Solok, menunjukkan 75,56 % pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur pasien yang dirawat tidak terpenuhi . Selain itu penelitian Kalsum tentang

Pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien

wanita dengan gangguan tidur, dijelaskan bahwa kelompok perlakuan yang

awalnya sebagian besar mengalami tingkat kecemasan berat setelah mendapatkan

teknik guided imagerymengalami penurunan tingkat kecemasan sebesar 81%.

Page 72: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

66

Matassarin dalam deswita (2014) terapi non farmokologi yang sering

digunakan untuk mengatasi gangguan tidur adalah guided imagery, dimana guided

imagery dapat bermanfaat untuk menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan

memfasilitasi atau meningkatkan kualitas tidur. Gangguan tidur dapat diatasi

dengan terapi farmakologi dan terapi non farmaklogi. Hasil yang didapatkan

dalam penelitiannya bahwa pemenuhan kebutuhan tidur anak sebelum diberikan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing tidak terpenuhi semuanya dan mengalami

gangguan tidur dan terjadi peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur anak setelah

diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

Dharmayana(2018) mengatakan guided imagery dapat menurunkan tingkat

kecemasan. Cara sederhana dan efektif untuk mengola gejala kecemasan atau stes

adalah melalui teknik relaksasi. Menurut Black dan martassarin seperti dikutip

oleh deswita et al (2014:111), guided imagery merupakan suatu teknik relaksasi

non farmakologi yang bermanfaat untuk menurunkan kecemasan, kontraksi otot,

dan memfasilitasi tidur. Guided imagery adalah teknik relaksasi yang mudah dan

sederhana yang dapat membantu mengatasi stress dengan cepat dan mudah

mengurangi ketegangan ditubuh. Teknik ini dapat membantu untuk lebih

mengakses hikmat batin seseorang (Prabu, 2015 :56). Peneliti kalsum et al (2012),

menunjukan bahwa teknik guided imagery dapat menurunkan tingkat kecemasan

pada klien dengan insomnia usia 20-25. Setelah dilakukan teknik guided imagery

diperoleh 81% subjek penelitian mengalami penurunan tingkat kecemasan dan

19% tingkat kecemasannya tetap. Penelitian yang dilakukan oleh kamora et al

Page 73: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

67

(2012), mengenai efektifitas teknik relaksasi guided imagery terhadap pemenuhan

rata-rata jam tidur pada pasien rawat inap.

Novarenta (2013) mengatakan guided imagery efektif untuk mengurangi

rasa nyeri saat menstruasi terbukti dengan hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa setiap subjek mengalami penurunan intensitas nyeri menstruasi. Subjek

pertama yaitu sebelum diberikan pelatihan guided imagery skor intensitas nyeri

pada saat pre test adalah 9 yang menunjukkan nyeri sangat berat. Setelah

diberikan pelatihan guided imagery dan menerapkannya skor intensitas nyeri pada

saat post test menjadi 2 yang menunjukkan nyeri ringan.

5.3.3 Pengaruh teknik relaksasiguided imagery terhadap kualitas

tidur di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2019 (n=20)

Teknik relaksasi guided imagery dalam penelitian ini, yang dilakukan pada

20 orang responden didapatkan hasil adanya perubahan kualitas tidur lansia.

Relaksasi ini dilakukan 4 kali selama 4 hari berturut-turut dengan frekuesi 1x

sehari durasi waktu 15-30 menit. Setelah dilakukan relaksasi guided

imagerydiperoleh hasil bahwa 20 responden didapatkan rerata kualitas tidur

sebelum intervensi 15,30 (95% CI= 14,19), dengan standar deviasi 2,364 dan

sesudah intervensi rerata kualitas tidur 7,20 (95% CI= 6,64- 7,76) dengan standar

deviasi 1,196.

Dengan demikian ada perbedaan rerata sebelum intervensi dan sesudah

intervensi guided imagery terhadap responden. Hasil uji wilcoxon Sign Rank Test

diperoleh p Value = 0,001 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa ada

pengaruh teknik relaksasi guided imageryterhadap peningkatan kualitas tidur

lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2019.

Page 74: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

68

Guided imagery ini membawa perasaan seseorang merasa nyaman dengan

kondisi tubuh yang baik. Pola nafas yang teratur akan membimbing untuk

mengikuti irama yang lambat menuju relaksasi dalam. Suatu respon terjadi

dimana tubuh bergerak kepola-pola baru relaksasi, tubuh melakukan hal ini secara

alami.

Teknik relaksasi ini dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu

meminta klien atau lansia untuk perlaha-lahan menutup matanya dan fokus pada

nafas mereka, klien didorong untuk relaksasi mengosongkan pikiran dan

memahami pikiran dengan bayangan untuk membuat damai dan tenang, maka

keadaan rileks ini akan mengurangi keadaan patologis fisik maupun mental

seseorang. Guided imagery ini merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk

berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh

tubuh melalui bayangan.

Imajinasi terbentuk melalui ransangan yang diterima oleh berbagai indera

seperti gambar, aroma, rasa, suara dan sentuhan. Respon tersebut timbul karena

otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan aktifitas nyata, hal ini juga

dapat memberikan efek rileks dengan menurunkan otot sehingga nyeri akan

berkurang. Tubuh seseorang dalam keadaan rileks secara alamiah akan memicu

pengeluaran hormon endorfin. Hormon ini merupakan analgesik alami dari tubuh

yang terdapat pada otak, spinal, dan traktus gastrointestinal.

Guided imagery membantu melawan pikiran yang kaku, otomatis, dan

putus asa. Dalam hal ini guided imagery membantu memperkuat harga diri dan

transendensi pribadi. Harga diri dan transendensi memberikan kontribusi pada

Page 75: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

69

pengalaman yang lebih positif. Imajinasi menciptakan jembatan antara pikiran dan

tubuh, menghubungkan persepsi, emosi, dan respons psikologis, fisiologis, dan

perilaku.

Guided imagery adalah suatu teknik teraupetik yang digunakan untuk

relaksasi atau untuk tujuan proses penyembuhan termasuk masalah gangguan

tidur. Nyeri juga sering kali mengganggu kenyamanan seseorang termasuk ridur,

salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi rasa

nyeri responden yakni guided imagery dianggap lebih ekonomis dan tidak

memiliki efek samping. Teknik relaksasi bisa mencapai keadaan rileks secara

menyeluruh, mencakup relaksasi secara fisiologis, secara kognitif, dan secara

behavioral. Teknik relaksasi nafas dalam akan lebih efektif bila dikombinasikan

dengan beberapa teknik lainnya seperti guided imagery hal ini dapat mencapai

seseorang ke efek positif yang membuat damai dan tenang.

Bigham (2014) Pemberian imajinasi terbimbing ini secara terus menerus

baik dalam waktu yang singkat atau dalam waktu yang lama bisa membuat tubuh

seseorang menjadi sehat. Imajinasi termbing ini juga mempengaruhi emosional,

mental, fisik, dan rohani yang akan meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Emosional, mental, fisik dan rohani yang dipengaruhi oleh imajinsi terbimbing

(guided imgery) akan membuat seorang lanjut usia membantu untuk mengurangi

gangguan tidur ataupun meningkat kualitas tidur.

Kamora (2010) tentang analisis pemenuhan istirahat dan tidur pasien rawat

inap di RSUD Solok, menunjukkan 75,56 % pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur pasien yang dirawat tidak terpenuhi . Selain itu pada tahun 2007 penelitian

Page 76: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

70

Kalsum tentang Pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan tingkat

kecemasan pasien wanita dengan gangguan tidur, dijelaskan bahwa kelompok

perlakuan yang awalnya sebagian besar mengalami tingkat kecemasan berat

setelah mendapatkan teknik guided imagerymengalami penurunan tingkat

kecemasan sebesar 81%.

Purwanto dalam sugiyanto (2017), dengan menunjukan usia harapan hidup

lansia, maka memberi permasalahan lain yaitu psikososial. Masalah psikososial

akibat proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami

berbagai macam perasaan, seperti sedih, cemas, kesepian, gangguan tidur dan

mudah tersinggung. Perasaan tersebut merupakan masalah kesehatan jiwa yang

terjadi pada lansia. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi masalah atau

meningkatkan kualitas tidur pada lansia salah satunya adalah guided imagery yang

merupakan terapi komplementer dengan cara pengobatan diluar pengobatan medis

yang konvensional, terapi ini juga sebagai pendukung kepada pengobatan medis

konvensional, guided imageri ini adalah memberikan teknik teraupetik yang

digunakan untuk relaksasi atau untuk tujuan proses penyembuhan.

Khojasteh (2016) Guided imagery ini juga dapat membantu Wanita hamil

dalam kekhawatiran tentang kelahiran, kesehatan janin, dan perubahan

penampilan mereka selama kehamilan. Penelitiannya dalam membandingkan efek

terapi pijat dan terapi guided imagery pada kecemasanwanita nulipara selama

kehamilan. Penggunaan teknik ini dalam kehamilan mengurangi kecemasan

selama kehamilan. Namun tidak dapat mengamati perbedaan yang signifikan

antara kedua metode sedangkan penggunaan teknik pijat lebih dapat diterima oleh

Page 77: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

71

semua wanita nulipara dan penggunaan teknik guided imagery lebih disambut

oleh subjek dengan yang lebih tinggipendidikan. Oleh karena itu

direkomendasikan bahwa tingkat pendidikan dipertimbangkan untuk memilih

metodeguided imagery untuk mengurangikecemasan pada ibu hamil.

5.3.4 Keterbatasan penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian peneliti masih mimiliki keterbatasan yaitu:

1. Peneliti memiliki keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian,

Sehingga saat penelitian peneliti tidak mengobservasi secara langsung

lanjut usia pada saat tidur dimalam hari.

2. Waktu evaluasi terhadap pengaruh guidedimagery pada kualitas tidur

lanjut usia terlalu pendek, seharusnya pengaruh dievaluasi setelah satu

bulan pemberian terapi.

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Hasil penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang didapatkan

adanya pengaruh teknik relaksasi Guided Imagery terhadap kualitas tidur pada

lansia di UPT pelayanan sosial Lansia Binjai Tahun 2019. Secara keseluruhan

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kualitas tidur respondenpre intervensi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial

Lanjut Usia Binjai Tahun 2019 didapatkankualitas tidur buruk sebanyak 20

orang (100%)

Page 78: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

72

2. Kualitas tidur responden post intervensi pada lansia di UPT pelayanan sosial

Lanjut Usia Binjai 2019 didapatkankualitas tidur baik sebanyak 2 orang

(10%) dan responden dengankualitas tidur buruk sebanyak 18 orang (90%)

3. Ada pengaruh teknik relaksasi Guided Imageryterhadap kualitas tidur pada

lansia di UPT pelayanan sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2019 dengan hasil uji

statistic wilcoxon sign rank test, diperoleh p Value = 0,001 (p < 0,05).

6.2 Saran

Hasil penelitiandengan jumlah responden sebanyak 20 orang mengenai

pengaruh teknik relaksasi Guided Imagery terhadap kualitas tidur pada lansia di

UPT pelayanan sosial Lansia Binjai Tahun 2019, maka disarankan kepada:

1. Bagi UPT Pelayanan Sosial Lansia Binjai

Memberikan informasi kesehatan mengenai penanganan, pencegahan tentang

permasalahan yang berkaitan dengan gangguan tidur lansia, serta

Page 79: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

73

menerapakan teknik relaksasi Guided imagery yang dapat digunakan untuk

membantu dan meningkatkan kualitas tidur pada lansia.

1. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi non farmakologis oleh

lansia untuk meningkatkan kualitas tidur

2. Bagi Lingkungan STIKes santa Elisabeth Medan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan menjadi referensi yang

berguna bagi mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan tentang

pengaruh teknik relaksasi Guided imagery terhadap peningkatan kualitas

tidur lansia

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memberikan intervensi teknik relaksasi

guided imagery setiap 1 kali dalam sehari pada saat malam hari secara teratur

dengan waktu yang lebih lama serta menggunakan kelompok kontrol untuk

membandingkan hasil atau pengaruh yang signifikan.

Page 80: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

74

DAFTAR PUSTAKA

Bigham, E., McDannel, L., Luciano, I., & Salgado-Lopez, G. (2014). Effect of a

brief guided imagery on stress. Biofeedback, 42(1), 28-35.

Creswell, J. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative AND Mixed

Methods Approacher Third Edition : American : Sage

Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk kedokteran kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Deswita. (2014). Pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap pemenuhan

kebutuhan tidur anak usia sekolah di ruang rawat inap anak Rsud

Prof. Dr.Ma hanafiah SM Batusangkar.Ners jurnal Keperawatan,

10(1), 110-117

Dharmayana, I. W., & Shaddri, I. (2019, April). The Effect of Guided Imagery

Techniques to Decrease Students’ Anxiety in Group Counseling

Activities. In 3rd Asian Education Symposium (AES 2018). Atlantis

Press.

Haisah, S. Gambaran Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi. Jurnal Gambaran

Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.

Kalsum, U., Herawati, T., & Hidayati, F. (2012). Pengaruh teknik relaksasi guided

imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan wanita dengan

insomnia usia 20-25 tahun. Jurnal Makalah Kesehatan FKUB.

Diunduh dari http://www. google. co. id/# hl= id&gsnf= 3&pq=

pengaruh% 20teknik, 2(0).

Kamora, M., Utomo, W., & Hasanah, O. (2012). Efektifitas Teknik Relaksasi

Guided Imagery Terhadap Pemenuhan Rata-Rata Jam Tidur Pasien

Di Ruang Rawat Inap Bedah. Diunduh dari https://repository. unri.

Ac. id/jspui/bitstream/123456789/1784/1/Efektifitas% 20teknik, 20.

Khasanah, K., & Handayani, W. (2012). Kualitas tidur lansia balai rehabilitasi

sosial “mandiri” Semarang. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1),

189-196.

Khojasteh, F., Rezaee, N., Safarzadeh, A., Sahlabadi, R., & Shahrakipoor, M.

(2016). Comparison of the effects of massage therapy and guided

Page 81: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

75

imagery on anxiety of nulliparous women during

pregnancy. depression, 13, 14.

Kurniadi, A., Jehosua, S., & Ngantung, D. J. (2018). perbandingan gangguan

tidur pada lanjut usia dengan dan tanpa penyakit

parkinson. Jurnal Sinaps, 1(2), 10-19.

Novarenta, A. (2013). Guided imagery untuk mengurangi rasa nyeri saat

menstruasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2), 179-190.

Nugroho. (2012). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik . Jakarta : EGC

Nursalam. (2014). Metodologi penelitian ilmu keperawatan pendekatan praktis

Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Padila. (2013). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medik.

Patasik, C. K., Tangka, J., & Rottie, J. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas

Dalam Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien

Post Operasi Sectio Caesare Di Irina D Blu Rsup Prof. Dr. RD

Kandou Manado. Jurnal Keperawatan, 1(1).

Polit, Denise. (2010). NursingResearch appraising Evidence for Nursing Practice,

Seventh Edition. New York : Lippincott

Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1. Jakarta : EGC

Priyoto. (2015). Nursing Intervention classification dalam keperawatan gerontik.

Jakarta: Salemba Medika.

Purwanto, B. (2013). Herbal dan keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Shaddri, I., Dharmayana, I. W., & Sulian, I. (2018). Penggunaan Teknik Guided

Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Siswa Mengikuti Aktivitas

Konseling Kelompok. Consilia, 1(3).

Stanly. (2006). Buku Ajar keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Suardiman. (2011). Psikologi usia lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada university

press

Suganya. (2016). Effectiveness of Guided Imagery in Reducing Examination

Anxiety among Secondary School Students in South India: ISSN

2348, vol.3 Issu 3, no. 3.

Page 82: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

76

Sulian. (2018). Influence The Use Of Guided Imagery Techniques To The Anxiety

Level Of Students Following Group Counseling Activities. Volume

1 No 3 : hal 68-78

Suryani. (2015). Metode Riset kuantitatif teori dan aplikasi pada penelitian

bidang manajemen dan ekonomi. Jakarta: Prenada Media

Susanti. (2013). Pengaruh terapi imajinasi terpimpin terhadap perubahan

tekanan darah pada pasien hipertensi di kelurahan karangsari

kabupaten kendal. Prosiding konferensi nasional PPNI Jawa

tengah.

Yantu, F., Hiola, R., Pakaya, A. W., & S Kep, N. S. (2014). Pengaruh teknik

guided imagery (imajinasi terbimbing) terhadap penurunan nyeri

pada pasien post apendektomi diruangan bedah rsud Prof. DR. Hi.

Aloei Saboe Kota Gorontalo. KIM Fakultas Ilmu Kesehatan dan

Keolahragaan, 2(3).

Page 83: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

77

Page 84: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

78

Page 85: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

79

Page 86: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

80

Page 87: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

81

Page 88: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

82

Page 89: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

83

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

GUIDED IMAGERY

Pengertian

Guided Imagery adalah sebuah teknik yang menggunakan

imajinasi dan visualisasi untuk membantu mengurangi stres dan

mendorong relaksasi.

Tujuan Mengarahkan secara lembut seseorang ke dalam keadaandimana

pikiran mereka tenang dan tetap rileks.

Manfaat

Mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi nyeri, mengurangi

efek samping, mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi level

gula darah (diabetes), mengurangi alergi dan gejala pernapasan,

mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya rumah sakit,

meningkatkan penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain.

Prosedur Tahap pre interaksi:

1. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri

sendiri.

2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat

sendiri.

3. Mengumpulkan data tentang pasien

4. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

Tahap Persiapan:

1. Berikan salam, tanyakan nama pasien dan perkenalkan

diri.

2. Menjelaskan prosedur dan tujuan kepada klien atau

keluarga klien.

3. Memberi kesempatan klien untuk bertanya

Page 90: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

84

4. Menjaga privasi klien Mencuci tangan (Dengan prinsip 7

langkah benar)

Tahap Pelaksanaan:

1. Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu

meminta kepada klien untuk perlahan-lahan menutup

matanya dan fokus pada nafas mereka. Klien didorong

untuk relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi

pikiran dengan bayangan yang membuat damai dan

tenang.

2. Klien dibawa menuju tempat spesial dalam imajinasi

mereka (misal: sebuah pantai tropis, air terjun, lereng

pegunungan, dll), mereka dapat merasa aman dan bebas

dari segala gangguan (interupsi). (Bila keadaan klien

memungkinkan)

3. Pendengaran difokuskan pada semua detail dari

pemandangan tersebut, pada apa yang terlihat, terdengar

dan tercium dimana mereka berada di tempat special

tersebut (Bila keadaan klien memungkinkan)

Tahap Terminasi:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah

dilakukan.

2. Rencana tindak lanjut.

3. Dokumentasi

MODUL GUIDED IMAGERY

Page 91: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

85

1. Definisi guided imagery

Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk

mengurangistress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai. Imajinasi

terbimbing atauimajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji

kekuatan pikiran saat sadarmaupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan

gambar yang membawa ketenangan dan keheningan (National Safety Council,

2004).

Imagerymerupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek,tempat,

peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui indra. Saat berimajinasiindividu

dapat membayangkan melihat sesuatu, mendengar, merasakan, mencium,dan atau

menyentuh sesuatu (Snyder, 2006).

Istilahguide imagerymerujuk pada berbagai teknik termasuk

visualisasisederhana, saran yang menggunakan imaginasi langsung, metafora dan

bercerita,eksplorasi fantasi dan bermain “game”, penafsiran mimpi, gambar, dan

imajinasiyang aktif dimana unsur-unsur ketidaksadaran dihadirkan untuk

ditampilkansebagai gambaran yang dapat berkomunikasi dengan pikiran sadar

(Academic for GuideImagery,2010).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwaguided imagery merupakan

teknik untuk menuntun individu dalam membayangkan sensasi apayang dilihat,

dirasakan, didengar, dicium, dan disentuh tentang kondisi yangsantai atau

pengalaman yangmenyenangkan untuk membawa respon fisik yangdiinginkan

(sebagai pengurang stres, kecemasan, dan nyeri).

2. Manfaat guided imagery

Page 92: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

86

Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik relaksasi

sehinggamanfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik

relaksasiyang lain. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat

penyembuhan danmembantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti

depresi, alergi danasma (Holistic-online, 2006). Dalam imajinasi terbimbing klien

menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasipada kesan tersebut, sehingga

secara bertahap mampu mengurangi ketegangan dannyeri (Potter dan Perry,

2006).

Guidedimagerymerupakan salah satu jenis teknik relaksasi sehinggamanfaat

dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang

lain. Para ahli dalam bidang teknikguided imageryberpendapat bahwaimajinasi

merupakan penyembuh yang efektif yang dapat mengurangi nyeri,kecemasan,

mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh mengurangiberbagai macam

penyakit.Guided imagerytelah menjadi terapi standar untukmengurangi

kecemasan dan memberikan relaksasi pada orang dewasa atau anak-anak, dapat

juga untuk mengurangi nyeri kronis, tindakan prosedural yangmenimbulkan nyeri,

susah tidur, mencegah reaksi alergi, dan menurunkan tekanandarah (Snyder,

2006).

3. Dasar Imajinasi Terbimbing Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan

oleh otak untuk berkomunikasidengan tubuh. Segala sesuatu yang kita

lakukan akan diproses oleh tubuh melaluibayangan. Imajinasi terbentuk

Page 93: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

87

melalui rangasangan yang diterima oleh berbagai inderaseperti gambar,

aroma, rasa, suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respontersebut

timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan

aktifitasnyata (Tusek, 2000 yang dikutip dalam anonim, 2008).

4. Proses Asosiasi Imajinasi

Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang

untukmembentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai.

Imajinasi yangterbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai

indra, kemudianrangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju

sensor thalamus.Ditalamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak,

sebagian kecil rangsangan ituditransmisikan ke amigdala dan hipotalamus

sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirimke korteks serebri, dikorteks serebri

terjadi proses asosiasi pengindraan dimanarangsangan dianalisis, dipahami dan

disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otakmengenali objek dan arti

kehadiran tersebut.

Hipotalamus berperan sebagai penentusinyal sensorik dianggap penting atau

tidak sehingga jika hipokampus memutuskansinyal yang masuk adalah penting

maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan.Hal-hal yang disukai

dianggap sebagai sinyal penting oleh hipotalamus sehinggadiproses menjadi

memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal-halyang disukai

tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali danmenimbulkan

suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang sebenarnya,

walaupunpengaruh/akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi

(Guyton danHall, 2008).

Page 94: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

88

5. Macam-Macam Teknik Imajinasi terbimbing Berdasarkan pada

penggunaannya terdapat beberapa macam teknik imajinasiterbimbing

(Holistic-Online, 2006) :

a. Guided Walking Imagery

Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk mengimajinasikan pemandangan

standarseperti padang rumput, pegunungan, pantai dll, kemudian

imajinasi pasien dikajiuntuk mengetahui sumber konflik.

b. Autogenic Abeaction

Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif

yang adadalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara

verbal tanpa batasan. Bilaberhasil akan tampak perubahan dalam hal

emosional dan raut muka pasien.

c. Covert sensitization

Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan

bahwaproses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang

sama dalammodifikasi perilaku.

d. Covert Behaviour Rehearsal

Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping

yang diainginkan.

6. Pelaksanaan guided imagery

pada pemasangan infus Pemasangan infus pada anak merupakan tantangan

yang unik bagi perawat yang bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan

di ruang anak. Tindakan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan aspek lain

yang mungkin berdampak adanya trauma (Frey, 2001). Terapi intravena

Page 95: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

89

merupakan terapi medisyang dilakukan secara invasif dengan menggunakan

metode yang efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi dan obat melalui

pembuluh darah (intravascular) (Perry & potter, 2005). Setiawati dan Dermawan

(2009) mengatakan bahwa alasan umum pasien mendapatkan terapi infus adalah

untuk menstabilkan aliran vena dan mencegah terjadinya injuri. Prinsip utama

pemasangan infus pada anak yaitu efektif, efisien, aman,dengan

mempertimbangkan emosi anak sesuai tahap perkembangannya. Tindakan

pemasangan infus dilakukan pada anak merupakan prosedur emergensi,

karenadapat menimbulkan kecemasan dan ketakukan pada anak (Whaley &

Wong’s,1999).

Guided imageryadalah metode relaksasi untuk mengkhayal tempat

dankejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan.

Khayalantersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman

relaksasi(Kaplan & Sadock, 2010 dalam Novarenta, 2013).Guided

imagerymempunyaielemen yang secara umum sama dengan relaksasi, yaitu sama-

sama membawaklien ke arah relaksasi namunguided imagerymenekankan bahwa

klien membayangkan hal-hal nyaman dan menenangkan dan tidak dapat

memusatkanperhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien

harusmembayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan

(Brannon &Feist, 2000 dalam Novarenta 2013).Menurut Snyder (2006)

teknikguided imagerysecara umum antara lain:

1. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:

1) Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring)

Page 96: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

90

2) Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu

benda didalam ruangan.

3) Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan,

napas berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus

pada pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan

lebih santai.

4) Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala

sampai ujung kaki.

5) Jika pikiran tidak fokus, ulangikembali pernapasan dalam dan pelan

2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu:

5) Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang

menyenangkandan merasa senang ditempat tersebut.

6) Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang

dirasakan

7) Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat

tersebut.

8) Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan

sesuai tujuan yang akan dicapai/diinginkan

3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:

3) Mengingat bahwa anda dapat kembalike tempat ini, perasaan ini,

cara inikapan saja anda menginginkan

4) Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda,

santai,dan membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda

senangi

Page 97: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

91

4. Kembali ke keadaan semula yaitu:

4) Ketika anda telah siap kembali ke ruang dimana anda berada

5) Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda

6) Sebelumnya anda dapat menceritakan pengalaman anda ketika anda

telahsiap Teknik pelaksanaan guided imagery pada anak perlu

dimodifikasi sesuaidengan tahap perkembangan anak, kognitif, dan

pilihan anak. Waktu yangdigunakan untuk pelaksanaan guided

imagery pada anak-anak hanya boleh 10-15menit dan anak biasanya

tidak suka menutup mata mereka saat berimajinasi (Snyder, 2008

dalam Dewanti, 2013).

Descriptives

Page 98: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

92

Statistic Std. Error

Total_Pre_Test

Mean 15,30 ,529

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 14,19

Upper Bound 16,41

5% Trimmed Mean 15,44

Median 16,00

Variance 5,589

Std. Deviation 2,364

Minimum 9

Maximum 19

Range 10

Interquartile Range 3

Skewness -1,408 ,512

Kurtosis 2,566 ,992

Total_Post_Test

Mean 7,20 ,268

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 6,64

Upper Bound 7,76

5% Trimmed Mean 7,22

Median 7,00

Variance 1,432

Std. Deviation 1,196

Minimum 5

Page 99: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

93

Maximum 9

Range 4

Interquartile Range 2

Skewness -,221 ,512

Kurtosis -,486 ,992

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total_Pre_Test ,216 20 ,015 ,852 20 ,006

Total_Post_Test ,184 20 ,076 ,922 20 ,108

a. Lilliefors Significance Correction

Page 100: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

94

Kriteria_pre

Page 101: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

95

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 20 100,0 100,0 100,0

Kriteria_Post

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Baik 2 10,0 10,0 10,0

buruk 18 90,0 90,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean

Rank

Sum of

Ranks

Total_Post_Test -

Total_Pre_Test

Negative

Ranks 20a 10,50 210,00

Positive Ranks 0b ,00 ,00

Ties 0c

Total 20

Test Statisticsa

Page 102: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

96

Total_Post_

Test -

Total_Pre_T

est

Z -3,936b

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Page 103: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

97

Page 104: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

98

Page 105: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

99

Page 106: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

100

Page 107: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

101

Page 108: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY … · kuesioner PSQI. Analisa data menunjukkan hasil kualitas tidur pre test semua lansia mengalami kualitas tidur buruk (100%) dan

102