skripsi pengaruh corporate social responsibility dan
TRANSCRIPT
1
SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN CAPITAL
INTENSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PERUSAHAAN JASA
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014
OLEH :
AUDREY YOSEPHINE S
120503224
PROGRAM STUDI STRATA 1
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul βPengaruh Corporate Social
Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan
Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014β adalah benar
hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya perolah dari perusahaan atau
lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin,
dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat
dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, 27 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan,
Audrey Yosephine. S.
NIM : 120503224
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN CAPITAL
INTENSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PERUSAHAAN JASA
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014
Penelitian ini menggunakan corporate social responsibility dan capital
intensity sebagai variabel independen, agresivitas pajak sebagai variabel dependen
dan size serta profitabilitas sebagai variabel kontrol. Penelitian ini mengambil
sampel sebanyak 31 perusahaan sektor jasa sub-sektor property dan real-estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 yang dipilih melalui
metode purposive sampling.
Variabel independen corporate social responsibility diukur dengan
indikator GRI G3.1..Variabel independen capital intensity diukur menggunakan
intensitas aset tetap. Variabel dependen agresivitas pajak diukur dengan effective
tax rates (ETR). Sedangkan variabel kontrol size diukur menggunakan logaritma
natural total aset, dan variabel kontrol profitabilitas diukur dengan ROA.
Berdasarkan hasil penelitian, corporate social responsibility dan capital
intensity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
Kata kunci : corporate social responsibility, capital intensity, agresivitas pajak,
size, profitabilitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND
CAPITAL INTENSITY AGAINTS TAX AGGRESSIVENESS
This study uses corporate social responsibility and capital intensity as
independent variables, tax aggressiveness as dependent variable, size and
profitability as control variables. The sample of this study are 31 property and
real-estate companies listed on Indonesian Stock Exchange in the period of 2012-
2014. Samples were selected by purposive sampling method.
Corporate social responsibility measured by GR G3.1 indicators. Capital
intensity measured by total fixed asset divided by total asset. Tax aggressiveness
measured by effective tax rate. Size measured by natural logarithm of total asset
and profitability measured by return of asset.
The result of this study indicate that corporate social responsibility and
capital intensity are not significantly influence tax aggressiveness.
Keywords : corporate social responsibility, capital intensity, tax aggressiveness,
size, profitability.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan-Nya
yang tak berkesudahan yang menguatkan saya melewati segala tantangan dan
permasalahan selama pengerjaan skripsi ini. Apapun yang terjadi, saya yakin
bahwa Tuhan mempunyai waktu dan rencana yang terindah untuk hidup saya.
Skripsi ini berjudul βPengaruh Corporate Social Responsibility dan
Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Jasa yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014β dan disusun guna memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan proses belajar pada Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis telah menerima
bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari banyak pihak selama penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, terkhusus
kepada kedua orang tua terkasih Papa dan Mama serta abang dan adik tercinta
Andre Yosua dan Alvin Leonard beserta seluruh keluarga besar atas dukungan
dan doanya.
Kepada para sepupu Kertas 6, terima kasih atas doa, dukungan, waktu, dan
ilmu yang telah kalian berikan selama pengerjaan skripsi ini. Terkhusus Kak
Wiwik dan Della yang sama-sama berjuang dalam pengerjaan tugas akhirnya,
mengingatkan serta menyemangati saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini
dan menjadi saudara sekaligus sahabat bagi saya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
Kepada HOREE TEAM, Yose; Nia; Helen; Rima; Cymuth; Deta; dan
Devi yang telah menemani saya selama perkuliahan. Terima kasih untuk segala
pengalaman baik yang paling memalukan sampai yang paling membanggakan,
semua merupakan kenangan yang tidak akan terlupakan dan tidak akan
tergantikan.
Kepada para βBoedak Jambiβ yang telah menjadi sahabat saya selama 10
tahun. Terima kasih telah menjadi orang-orang yang bahkan lebih mengenal saya
daripada diri saya sendiri dan selalu ada kapan pun saya membutuhkan kalian.
Terima kasih juga untuk semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu-
persatu atas dukungan dan perhatiannya.
Selain itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada dosen-dosen
serta rekan-rekan yang telah membantu pengerjaan skripsi ni, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS., Ak. CPA selaku
Ketua Departemen Akuntansi serta Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM., Ak.
Selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1-
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, SE., MM., Ak. selaku Sekertaris
Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
4. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji yang selalu
memberikan arahan dengan baik.
6. Bapak Drs. Sucipto, MM., Ak. selaku Dosen Pembanding yang dengan
ketulusan hati telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dan
menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ..................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis ................................................................. 9
2.1.1 Teori Legitimasi ...................................................... 9
2.1.2 Teori Stakeholder .................................................... 10
2.1.3 Teori Kepatuhan ...................................................... 11
2.1.4 Agresivitas Pajak ..................................................... 13
2.1.5 Corporate Social Responsibility ............................. 13
2.1.6 Pengungkapan CSR ................................................. 14
2.1.7 Capital Intensity ...................................................... 16
2.1.8 Variabel Kontrol...................................................... 16
2.1.8.1 Ukuran Perusahaan...................................... 16
2.1.8.2 Profitabilitas ................................................ 17
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................... 18
2.3 Kerangka Konseptual .......................................................... 25
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................... 29
3.2 Batasan Operasional ............................................................ 29
3.3 Definisi Operasional............................................................ 30
3.3.1 Variabel Bebas ............................................ 30
3.3.2 Variabel Terikat .......................................... 33
3.3.3 Variabel Kontrol.......................................... 33
3.4 Skala Pengukuran Variabel ................................................. 35
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 36
3.6 Jenis Data ............................................................................ 37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
3.7 Metode Pengumpulan Data ................................................. 37
3.8 Teknis Analisis .................................................................... 38
3.8.1 Statistik Deskriptif ...................................... 38
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ....................................... 38
3.8.3 Pengujian Statistik ....................................... 40
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Penelitian ............................................................ 44
4.2 Analisis Hasil Penelitian ...................................................... 44
4.2.1 Statistik Deskriptif ...................................... 44
4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 46
4.3.1 Uji Multikolinearitas ................................... 46
4.3.2 Uji Autokorelasi .......................................... 48
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................ 49
4.3.4 Uji Normalitas ............................................. 51
4.4 Pengujian Statistik ............................................................... 54
4.4.1 Analisis Linear Berganda ............................ 54
4.4.2 Koefisien Determinasi ................................. 55
4.4.3 Uji Parsial .................................................... 57
4.4.4 Uji Simultan ................................................ 58
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 59
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 62
5.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 62
5.3 Saran .................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦............ 64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 23
3.1 Indikator Index GRI G.3.1............................................................... 31
3.2 Skala Pengukuran Variabel ............................................................. 35
3.3 Jumlah Sampel................................................................................. 37
4.1 Statistik Deskriptif ........................................................................... 45
4.2 Uji Multikolinearitas ....................................................................... 47
4.3 Nilai Koefisien Korelasi .................................................................. 48
4.4 Uji Autokorelasi .............................................................................. 49
4.5 Kolmogorov-Smirnov Test .............................................................. 53
4.6 Uji Regresi Linear Berganda ........................................................... 54
4.7 Uji R2 ............................................................................................... 56
4.8 Uji Parsial (Uji t) ............................................................................. 57
4.9 Uji Simultan (Uji F)......................................................................... 59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual......................................................................... 26
4.1 Uji Heterokesdastisitas....................................................................... 26
4.2 Analisis Grafik Histogram................................................................ 26
4.3 Analisis Grafik Nrmal P-Plot............................................................ 26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, tidak bisa
menghindar dari globalisasi, terutama globalisasi ekonomi. Arus sumber daya
ekonomi yang meliputi barang dan jasa, tenaga kerja, serta teknologi dan
informasi akan semakin cepat dan bebas masuk ke wilayah Indonesia. Hadirnya
Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) menjadi salah satu tantangan global yang
sedang dihadapi. Peningkatan kualitas dari segi Sumber Daya Manusia (SDM)
maupun infrastruktur menjadi suatu keharusan demi menaikkan daya saing
Indonesia terhadap Negara lain.
Peningkatan kualitas ini tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana
yang akan digunakan pemerintah berasal dari pendapatan Negara. Pendapatan
Negara dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pendapatan atau penerimaan perpajakan
yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional; dan
penerimaan Negara bukan pajak yaitu penerimaan Sumber Daya Alam, bagian
laba BUMN, penerimaan Badan Layanan Umum, dan Pendapatan Negara Bukan
Pajak lainnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, penerimaan pajak sendiri dapat
menyumbangkan hingga lebih dari 75% dari keseluruhan pendapatan Negara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
Maka dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan pendapatan terbesar pemerintah
dan besarnya kontribusi pajak dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara
(APBN).
Pentingnya pembayaran pajak ditunjukkan dalam UU Nomor 28 tahun 2007
pasal 1 ayat 1:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Terdapat 2 perspektif mengenai pembayaran pajak, yaitu prespektif
pemerintah dan perusahaan. Dari sudut pandang pemerintah, pembayaran pajak
dianggap sebagai suatu bentuk kepatuhan dan dukungan kepada pemerintah agar
setiap program yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar. Tetapi bila
kita melihat dari sudut pandang perusahaan sebagai wajib pajak, pajak merupakan
beban yang harus dibayar karena pajak dapat mengurangi laba bersih yang didapat
oleh perusahaan.
Kementrian Keuangan mencatat bahwa pada tahun 2013 dan 2014
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) gagal mencapai target penerimaan pajak. Pada
tahun 2013 hanya terkumpul sebesar Rp 917 triliun atau 92,07% dan tahun 2014
penerimaan pajak yang diperoleh sebanyak Rp 1.143,3 triliun atau 91,7% dari
target penerimaan pajak yang telah ditentukan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
Global financial integrity (GFI) mencatat aliran dana haram yang dihasilkan
dari tindakan agresivitas pajak di Indonesia dan dikirim keluar negeri mencapai
UU$ 6,6 trilliun sepanjang satu dekade terakhir. Dari laporan tersebut
diestimasikan Indonesia βkehilangan uangβ hingga Rp 240 trilliun setiap tahunnya.
Tujuan pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan pajak bertentangan
dengan tujuan perusahaan yang ingin mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayar, agar memperoleh laba yang lebih besar. Hal inilah yang mendorong
perusahaan untuk melakukan tindakan agresivitas pajak.
Pajak merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi pengambilan
keputusan perusahaan. Tindakan manajer didesain semata-mata untuk
meminimalisasi pajak perusahaan agar memperoleh laba yang lebih besar. Lanis
dan Richardson (2012) menjelaskan bahwa tindakan manajerial untuk
meminimalkan pajak melalui tindakan agresivitas pajak menjadi fitur yang umum
dari kinerja perusahaan di seluruh dunia. Namun demikian, agresivitas pajak juga
dapat menghasilkan biaya dan manfaat yang signifikan.
Agresivitas pajak sendiri didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan
oleh manajemen untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan melalui
tindakan manajemen pajak ( tax planning ) yang bisa dilakukan baik dengan cara-
cara legal maupun ilegal (Frank, 2009).
Salah satu pengertian dari Corporate social responsibility (CSR) adalah
bagaimana perusahaan memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dalam
lingkup operasinya, memaksimalkan manfaat dan meminimalkan kerugian. Lanis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
dan Richardson (2012) juga menjelaskan bahwa CSR merupakan faktor kunci
kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan menurut Holme dan
Watts (2000) CSR merupakan tindak lanjut dari komitmen perusahaan untuk
bertindak etis dan berkontribusi untuk pengembangan ekonomi untuk
meningkatkan kualitas hidup baik bagi pekerja dan keluarganya, komunitas lokal,
maupun masyarakat dalam lingkungan luas pada umumnya.
Peraturan mengenai CSR diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74
tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan:
(1) perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL); (2) TJSL merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran; (3) perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tindakan agresivitas pajak jelas bertentangan dengan konsep tanggung
jawab sosial perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pajak
digunakan untuk kemakmuran rakyat. Oleh sebab itu, agresivitas pajak dianggap
sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab sosial (Lanis dan Richardson,
2012). Watson (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang pelaksanaan CSRnya
baik, maka agresivitas pajaknya juga rendah.
Capital intensity ratio atau rasio intensitas modal adalah seberapa besar
perusahaan menginvestasikan asetnya pada aset tetap. Penginvestasian aset tetap
ini dapat menjadi salah satu cara perusahaan untuk mengurangi jumlah pajak yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
harus dibayar karena aset tetap yang dimiliki perusahaan memungkinkan
perusahaan memotong pajak akibat dari penyusutan aset tetap perusahaan setiap
tahunnya.
Hampir seluruh aset tetap akan mengalami penyusutan yang akan menjadi
biaya penyusutan dalam laporan keuangan perusahaan. Sementara biaya
penyusutan ini adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam
perhitungan pajak perusahaan yang secara otomatis akan memperkecil jumlah
pajak terutang suatu perusahaan. Maka, semakin besar biaya penyusutan akan
semakin kecil tingkat pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Sehingga
perusahaan dengan tingkat rasio intensitas modal yang besar menunjukan tingkat
pajak efektif yang rendah, hal ini menunjukan hubungan negatif rasio intensitas
modal terhadap tingkat pajak efektif.
Penelitian terdahulu mengenai CSR dan agresivitas pajak terdapat pada
penelitian Lanis dan Richardson (2012). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa semakin baik pelaksanaan dan pengungkapan CSR suatu perusahaan maka
tingkat agresivitas pajaknya semakin rendah. Sedangkan pada peneleitian Lanis
dan Ricahrdson (2013), dimana capital intensity digunakan sebagai salah satu
variable kontrol, menyimpulkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap
agresivitas pajak. Selain itu, penelitian mengenai CSR dan agresivitas pajak juga
dilakukan oleh Watson (2011) yang menunjukkan CSR mempunyai efek
mengurangi agresivitas pajak di suatu perusahaan. Di Indonesia terdapat
penelitian mengenai CSR dan kepemilikan mayoritas terhadap agresivitas pajak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
yang dilakukan oleh Purwanggono (2015) yang menunjukkan hasil bahwa CSR
berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak.
Penelitian ini mencoba melanjutkan penelitian mengenai pengaruh CSR dan
capital intensity terhadap agresivitas pajak perusahaan di Indonesia. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2012-2014. Sedangkan pada penelitian Lanis dan Richardson (2012) sampel
yang digunakan adalah perusahaan yang listing di Australia tahun 2008-2009.
Purwanggono (2015) menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2011-2013.
Fokus dalam penelitian ini adalah pengaruh antara CSR dan capital intensity
terhadap agresivitas pajak. Penelitian ini menggunakan indikator pengungkapan
CSR terbaru yang dikeluarkan oleh GRI tahun 2013, sehingga diharapkan
indikator pengungkapan CSR dalam penelitian ini lebih relevan dan lebih
menggambarkan keadaan pada saat ini. Kerangka pelaporan GRI mengandung isi
yang bersifat umum dan sektor yang spesifik yang dapat di aplikasikan secara
umum dalam pelaporan kinerja berkelanjutan sebuah organisasi (Sudana dan
Arlindania, 2011). Menurut Lanis dan Richardson (2012) CSR merupakan faktor
kunci kesuksesan dan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan.
Sementara itu pajak merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan kepada Negara. Oleh karena itu tindakan penghindaran pajak
merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab secara sosial.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Pajak juga merupakan sumber pendanaan utama bagi Negara, namun disisi
lain pajak bagi perusahaan merupakan biaya yang mengurangi laba perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan perbedaan hasil penelitian yang ada,
maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh CSR dan capital intensity
terhadap agresivitas pajak perusahaan jasa di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan 2 permasalahan
yang akan diteliti, yaitu:
1. Apakah CSR berpengaruh secara parsial terhadap agresivitas pajak
suatu perusahaan?
2. Apakah capital intensity berpengaruh secara parsial terhadap agresivitas
pajak suatu perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh CSR terhadap agresivitas pajak suatu
perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh capital intensity terhadap agresivitas pajak
suatu perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, diharapkan penelitian ini memberi
manfaat sebagai berikut:
Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
peraturan perpajakan di Indonesia dan pengungkapan laporan CSR yang
baik.
Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi investor untuk
pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi pada
suatu perusahaan.
Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kepatuhan pajak di
Indonesia dan menilai efektifitas peraturan perpajakan yang dikeluarkan.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi tambahan literatur yang memberikan bukti
empiris terkait pengaruh CSR dan capital intensity terhadap agresivitas
pajak yang bisa menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Teori Legitimasi
Teori legitimasi merupakan teori yang banyak digunakan dalam
bidang akuntansi sosial dan lingkungan. Teori ini menyatakan bahwa harus
adanya keselarasan atau hubungan yang baik antara kegiatan suatu
organisasi atau perusahaan dengan nilai-nilai sosial dan norma-norma yang
berlaku di lingkungan sosial sekitar dalam menjalankan usahanya.
Kelangsungan hidup suatu perusahaan juga bergantung pada hubungan
antara perusahaan dengan masyarakat sosial disekitar tempat perusahaan
beroperasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan hubungan yang baik antar
perusahaan dan masyarakat atau lingkungan sekitarnya.
Hidayati dan Murni (2009) menyatakan bahwa untuk bisa
mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan membutuhkan
legitimasi baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah maupun
masyarakat sekitar. Untuk memperoleh legitimasi dari investor, perusahaan
akan selalu berusaha meningkatkan return sahamnya. Untuk memperoleh
legitimasi dari kreditor, perusahaan meningkatkan kemampuannya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
mengembalikan hutang. Untuk memperoleh legitimasi dari konsumen,
perusahaan senatiasa terus meningkatkan mutu produk dan layanannya.
Untuk mendapatkan legitimasi dari pemerintah, perusahaan
diwajibkan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Oleh karena itu, perusahaan juga harus membayar pajak dengan jujur,
karena pajak juga diatur dalam undang-undang, yang berarti pelanggaran
terhadap pajak adalah pelanggaran terhadap undang-undang. Untuk
mendapatkan legitimasi dari masyarakat salah satu cara yang dapat
dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan CSR atau aktivitas
tanggung jawab sosial. Jadi, teori legitimasi menunjukkan pentingnya CSR
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.
2.1.2. Teori Stakeholder
Menurut teori stakeholder, kinerja suatu perusahaan juga
dipengaruhi oleh stakeholdernya. Perusahaan tidak hanya beroperasi demi
kepentingan pemegang saham (shareholder) saja. Oleh karena itu, dalam
pengambilan keputusan pihak manajemen perusahaan juga harus
mempertimbangkan manfaat apa yang dapat diterima oleh para stakeholder.
Dalam teori stakeholder juga dinyatakan bahwa perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap semua pihak yang terkena dampak dari
kegiatannya. Dengan kata lain, perusahaan tidak hanya bertanggung jawab
terhadap pemegang saham saja, melainkan juga kepada semua stakeholder
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
lain yang memiliki andil bagi perusahaan dan terkena dampak dari operasi
perusahaan.
Stakeholder sendiri mengacu pada setiap individu maupun kelompok
yang memiliki peran dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Stakeholder dapat merupakan pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan. Stakeholder yang berada di dalam perusahaan adalah seperti
pemegang saham, manajemen, dan karyawan. Sedangkan stakeholder yang
berada di luar perusahaan yaitu konsumen, pemerintah, penyalur, pemasok,
bank, komunitas.Salah satu bentuk pertanggung jawaban yang dapat
diberikan perusahaan terutama kepada stakeholder yang berada di luar
perusahaan seperti konsumen, komunitas, adalah dengan melaksanakan
aktivitas CSR. Sedangkan bentuk pertanggung jawaban kepada pemerintah
salah satunya adalah ketaatan pembayaran pajak.
2.1.3. Teori Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh yang menurut KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada
perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,
ketaatan, tunduk, patuh pada peraturan. Menurut Tyler (1990) terdapat dua
perspektif dasar dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada
hokum yang disebut instrumental dan normative. Perspektif instrumental
mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan
tanggapan terhadap perubahan-perubahan dalam tangible, intensif, dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
penalti yang berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan
berlawan dengan kepentingan pribadi mereka.
Menurut percobaan Migram (2007) terdapat 6 faktor yang
mempengaruhi kepatuhan. Pertama status lokasi, dimana saat lokasi tersebut
memberikan prestige tertentu, maka terdapat kecenderungan seseorang
patuh terhadap peraturan. Kedua tanggung jawab personal, dimana
didapatkan bahwa ketika tanggung jawab personal berkurang maka ketaatan
meningkat. Ketiga legitimasi figur otoritas, dimana adanya otoritas yang sah
yang dimiliki atasan akan membuat bawahan taat kepada atasan dan
perintahnya. Keempat status figure otoritas, dimana seseorang memandang
superior orang yang memiliki status sosial yang baik. Kelima dukungan
sesama rekan atau sesama dalam lingkungan sosialnya. Keenam, kedekatan
figure otoritas, dengan kehadiran figure otoritas dengan kehadiran figure
otoritas maka dapat mengawasi secara langsung mengenai prosedur dan
juga arahan yang harus dilakukan.
Keharusan masyarakat Indonesia membayar pajak ditulis dalam UU
Perpajakan nomor 28 tahun 2007 pasal 1 yang menyatakan pajak sebagai
kontribusi kepada Negara yang bersifat memaksa dan pasal 2 yang
mewajibkan masyarakat yang telah sesuai kriteria untuk mendaftarkan diri
sebagai Wajib Pajak. Undang-undang tersebut secara hukum
mengisyaratkan kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk memenuhi
peraturan tersebut, hal ini sesuai dengan teori kepatuhan (compliance
theory).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
2.1.4. Agresivitas Pajak
Slemrod (2004) berpendapat bahwa agresivitas pajak merupakan
kegiatan yang mencakup transaksi yang tujuan utamanya adalah untuk
menurunkan kewajiban pajak peusahaan. Balakrishnan (2011) menyatakan
bahwa perusahaan yang agresif terhadap pajak ditandai dengan transparansi
yang lebih rendah. Demikian juga dengan Jimenez (2008) yang menyatakan
bahwa bukti empiris baru-baru ini menunjukkan bahwa agresivitas pajak
lebih merasuk dalam tata kelola perusahaan yang lemah. Dari kutipan di
atas dapat disimpulkan bahwa transaksi dan pengambilan keputusan yang
agresif mungkin secara potensial dapat menjadi masalah penghindaran pajak
maupun penggelapan pajak.
Penelitian ini menggunakan 1 model pengukuran Effective Tax Rate
(ETR) sebagai proksi penghindaran pajak, yaitu beban pajak penghasilan
dibagi dengan laba sebelum pajak perusahaan (GAAP ETR). Menurut
Huseynov dan Klamm (2012) model ETR ini mampu menangkap efek dari
pendapatan akuntansi keuangan. GAAP ETR juga lebih baik dalam
mengukur penghindaran pajak jangka panjang dibanding dengan cash ETR
(Dyreng et al., 2008).
2.1.5. Corporate social responsibility
Corporate social responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. CSR merupakan sebuah
komitmen perusahaan untuk bertindak etis, berkontribusi dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
pengembangan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup pekerja, komunitas
lokal, dan masyarakat luas (Holme dan Watts, 2006).
Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu faktor
penting keberlangsungan hidup sebuah perusahaan (Lanis dan Richardson,
2012). Sesuai dengan teori legitimasi, suatu perusahaan harus
memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. CSR merupakan
salah satu bentuk perhatian dan tanggung jawab yang dapat diberikan oleh
perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
2.1.6. Pengungkapan CSR (CSR Disclosure)
Pengungkapan sosial dan lingkungan (CSR disclosure) merupakan
proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengungkapkan informasi
berkaitan dengan kegiatan perusahaan juga pengaruhnya terhadap kondisi
sosial dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007).
Pengungkapan CSR pada dasarnya adalah sebuah bentuk laporan
tindakan-tindakan sosial perusahaan dan tanggung jawab perusahaan kepada
semua stakeholdernya. Menurut OβDonovan (2002) pengungkapan CSR
memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan seperti untuk menselaraskan
nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai soisal, untuk membentuk image dan
reputasi perusahaan yang baik, untuk menghindari tekanan dari kelompok
tertentu, dan juga untuk menunjukan tanggungjawab sosial perusahaan.
Sejauh ini, belum ada standar khusus yang mengatur pengungkapan
CSR (CSR disclosure) di Indonesia. Sehingga perusahaan diperbolehkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
menyusun sendiri format pelaporan tanggungjawab sosialnya. Pada
umumnya perusahaan menggunakan standar sustainability report yang
dibuat oleh GRI (Global Reporting Initiative) sebagai acuan penyusunan
pelaporan CSR. Dalam standard sustainability report yang dikembangkan
oleh GRI terdapat 6 dimensi pelaporan dari pertanggungjawaban sosial
perusahaan, yaitu:
1. Ekonomi.
2. Lingkungan.
3. Praktek tenaga kerja.
4. Hak asasi manusia.
5. Masyarakat.
6. Tanggung jawab Produk.
Terdapat 83 indikator yang tersebar didalam 6 dimensi tersebut.
Kerangka pelaporan yang dibuat GRI ini memiliki dimensi yang umum dan
sektor yang spesifik, yang dapat diaplikasikan secara umum dalam
pelaporan kinerja keberlanjutan sebuah perusahaan. Tetapi pada penelitian
ini dipilih hanya 60 indikator. Indikator-indikator yang dipilih merupakan
indictor yang dianggap berhubungan dengan pengungkapan CSR
perusahaan yang dipakai pada penelitian ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
2.1.7. Capital intensity
Rasio Capital intensity dapat diartikan sebagai seberapa besar
perusahaan menginvestasikan asetnya pada aset tetap. Intensitas aset tetap
adalah seberapa besar proporsi aset tetap perusahaan dari keseluruhan total
aset yang dimiliki perusahaan.
Lanis dan Richardson (2012) menyatakan bahwa capital intensity
berpengaruh positif terhadap agresivitas perusahaan. Capital intensity
merupakan salah satu cara yang dignakan perusahaan-perusahaan untuk
melakukan tindakan agresivitas pajak karena penyusutan dari aset tetap akan
secara langsung mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar.
Dari beberapa hasil penelitian juga menunjukkan hubungan negatif
antara capital intensity dengan Effective tax rate (ETR). Jadi, semakin tinggi
proporsi aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan terhadap jumlah asetnya
maka ETRnya akan semakin rendah, sehingga diasumsinkan bahwa
kemungkinan perusahaan tersebut melakukan tindakan agresivitas pajak
akan semakin tinggi.
2.1.8. Variabel Kontrol
2.1.8.1. Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan dapat mengkategorikan perusahaan menjadi
perusahaan besar dan perusahaan kecil berdasarkan jumlah aset yang
dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian Lanis dan Richardson (2007)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
perusahaan besar memiliki tingkat agresivitas pajak yang lebih tinggi
daripada perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki kekuatan
ekonomi dan politik yang lebih besar dibanding perusahaan kecil
Ukuran perusahaan dianggap penting digunakan sebagai variable
kontrol adalah karena berdasarkan beberapa kasus agresivitas pajak
yang terjadi di Indonesia rata-rata dilakukan oleh perusahaan
multinasional yang sebagian besar memiliki nilai aset yang besar.
2.1.8.2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diliat dari
Return on Asset (ROA) perusahaan tersebut. Dari beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa ROA dan ETR berbanding lurus.
Sebab, semakin tinggi laba yang diperoleh suatu perusahaan
seharusnya jumah pajak yang harus dibayar juga meningkat.
Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik biasanya
mempunyai pengungkapan perusahaan (corporate disclosure) yang
baik pula. Sebab, perusahaan tersebut pasti ingin menunjukkan hasil
kinerja mereka yang disusun dalam laporan perusahaan kepada pihak
lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang masalah penghindaran pajak telah banyak dilakukan,
begitu pula dengan penelitian tentang masalah corporate social responsibility.
Namun penelitian mengenai pengaruh CSR terhadap agresivitas pajak belum
banyak dilakukan, dan memiliki hasil yang berbeda-beda. Begitu pula penelitian
yang menghubungkan capital intensity dengan penghindaran pajak, belum banyak
dilakukan dan memiliki hasil yang berbeda-beda. Berikut adalah uraian beberapa
penelitian mengenai penghindaran pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2007) menggunakan
variabel dependen berupa effective tax rates (ETR). Sementara variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,
hutang finansial, intensitas aset tetap, intensitas persediaan, dan intensitas
penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran
perusahaan, hutang perusahaan, intensitas aset tetap, intensitas penelitian dan
pengembangan berpengaruh negatif terhadap effective tax rates (ETR). Sementara
untuk variabel intensitas persediaan memiliki pengaruh yang positif terhadap
effective tax rate (ETR).
Salah satu penelitian lain yang menghubungkan antara intensitas aset tetap
dengan penghindaran pajak adalah penelitian yang dilakukan oleh Noor et al.
(2010). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan di Malaysia menggunakan
effective tax rates (ETR) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan
ukuran perusahaan, return on asset (ROA), hutang perusahaan, intensitas aset
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
tetap, intensitas persediaan, perbedaan bisnis perusahaan, perbedaan metode
perpajakan dan perbedaan tahun pajak sebagai variabel independen. Penelitian ini
menemukan bahwa ROA, hutang perusahaan, dan intensitas aset tetap memiliki
pengaruh negatif terhadap effective tax rates (ETR). Sementara intensitas
persediaan dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap
effective tax rates (ETR). Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Lanis
dan Richardson (2007) yang menemukan adanya pengaruh negatif antara
intensitas aset tetap terhadap effective tax rates.
Pada tahun 2012 Lanis dan Richardson kembali melakukan penelitian yang
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh corporate social responsibility
terhadap agresivitas pajak yang diproksikan menggunakan ETR. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR
perusahaan, maka semakin rendah tingkat agresivitas pajak perusahaan.
Penelitian lain yang menghubungkan corporate social responsibility dengan
penghindaran pajak adalah penelitian yang dilakukan Watson (2012) dengan
corporate social responsibility sebagai variabel independen dan effective tax rates
sebagai variable dependen. Penelitian ini menemukan adanya hubungan negatif
antara CSR dengan effective tax rates (ETR), yang berarti perusahaan yang
melakukan CSR memiliki ETR yang rendah. ETR yang rendah menunjukan
tingginya tingkat penghindaran pajak. Hal ini menunjukan bahwa CSR memiliki
pengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2012)
yang menemukan pengaruh negatif CSR terhadap penghindaran pajak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Penelitian lain yang menghubungkan antara CSR dengan agresivitas pajak
adalah penelitian yang dilakukan kembali oleh Lanis dan Richardson (2013)
dengan tujuan untuk menguji teori legitimasi. Penelitian ini menggunakan
agresivitas pajak dengan proksi ETR sebagai variabel independen, dan CSR
sebagai variabel dependen. Penelitian ini menguji teori legitimasi yang digunakan
Lanis dan Richardson dalam penelitian mereka sebelumnya yang menggunakan
teori legitimasi sebagai landasan teori penelitian mereka. Penelitian ini
menemukan bahwa agresivitas pajak berhubungan positif terhadap pengungkapan
CSR. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat agresivitas pajak suatu perusahaan,
maka semakin besar pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
Penelitian ini memberikan hasil yang mendukung teori legitimasi.
Salah satu penelitian di Indonesia yang menghubungkan capital intensity
dengan ETR adalah yang dilakukan oleh Darmadi dan Zulaikha (2013). Penelitian
ini menggunakan ETR sebagai alat ukur variabel dependen manajemen pajak.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, tingkat
hutang, profitabilitas, intensitas persediaan, intensitas aset tetap, fasilitas
perpajakan. Hasil dari penelitian ini adalah intensitas aset tetap dan intensitas
persediaan memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen pajak. Ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen pajak. Tingkat hutang dan
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak. Hasil
penelitian ini menunjukan intensitas aset tetap berpengaruh positif terhadap ETR,
hal ini bertentangan dengan penelitian Lanis dan Richardson (2007), dan Noor et
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
al. (2010) yang menemukan intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap
ETR.
Penelitian Yoehana (2013) menguji pengaruh CSR terhadap agresivitas
pajak. Penelitian ini menggunakan CSR sebagai variabel independen, dan
agresivitas pajak sebagai variabel dependen. Penelitian ini mengambil sampel
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-
2011. Hasil dari penelitian ini adalah CSR berpengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2012) yang menemukan bahwa CSR
berpengaruh negatif terhadap agresivitas.
Ardyansah dan Zulaikha (2014) juga melakukan penelitian tentang
pengaruh karakteristik perusahaan terhadap effectife tax rates (ETR). Penelitian
ini menguji pengaruh variabel size, leverage, profitability, capital intensity ratio
dan komisaris independen sebagai variabel independen penelitian, terhadap
effective tax rates (ETR) sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini
adalah size berpengaruh negatif signifikan terhadap ETR, komisaris independen
berpengaruh positif signifikan terhadap ETR, leverage berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap ETR, capital intensity dan profitability berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap ETR.
Octaviana (2014) mereplika penelitian Lanis dan Richardson (2013) yang
menguji pengaruh agresivitas pajak terhadap CSR, untuk menguji teori legitimasi.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
diproksikan menggunakan effective tax rates (ETR). Sementara variabel dependen
penelitian ini adalah CSR. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan
pertambangan dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2012. Hasil penelitian ini menemukan bahwa agresivitas pajak berpengaruh
negatif signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR perusahaan. Hasil
penelitian ini memberikan hasil baru yang tidak sejalan dengan hasil penelitian
Lanis dan Richardson (2013) yang menemukan agresivitas pajak berpengaruh
positif terhadap CSR.
Pada tahun 2015 Purwanggono melakukan penelitian dengan
mengembangkan penelitian Lanis dan Richardson (2012) tentang Pengaruh CSR
dan kepemilikan mayoritas terhadap agresivitas pajak. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah CSR dan kepemilikan mayoritas, dengan variabel dependen
agresivitas pajak. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Lanis dan
Richardson yaitu CSR berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak.
Penelitian ini juga menemukan kepemilikan mayoritas berpengaruh negatif
terhadap agresivitas pajak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Richardson dan
Lanis (2007)
Variabel Independen:
ukuran perusahaan,
hutang finansial,
intensitas aset tetap,
intensitas persediaan,
dan intensitas penelitian
dan pengembangan
Variabel Dependen:
Effective tax rates
(ETR).
Ukuran perusahaan, hutang
perusahaan, intensitas aset
tetap, intensitas penelitian
dan pengembangan
berpengaruh negatif terhadap
effective tax rates (ETR).
intensitas persediaan
berpengaruh positif terhadap
effective tax rates (ETR).
2. Noor, dkk
(2010)
Variabel Independen:
ukuran perusahaan,
return on asset (ROA),
hutang perusahaan,
intensitas aset tetap,
intensitas persediaan,
perbedaan bisnis
perusahaan, perbedaan
metode perpajakan dan
perbedaan tahun pajak.
Variabel Dependen:
Effective tax rates
(ETR).
ROA, hutang perusahaan,
dan intensitas aset tetap
berpengaruh negatif terhadap
effective tax rates (ETR).
intensitas persediaan, dan
ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap
Effecrive Tax Rate (ETR).
3. Lanis dan
Richardson
(2012)
Variabel Independen:
CSR.
Variabel Dependen:
Agresivitas Pajak
CSR berpengaruh negatif
terhadap agresivitas pajak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
(ETR).
4. Watson (2012) Variabel Independen:
CSR.
Variabel Dependen:
Tax Avoidance.
CSR berpengaruh positif
terhadap tax avoidance.
5. Lanis dan
Richardson
(2013)
Variabel Independen:
Tax aggressiveness
(ETR).
Variabel Dependen:
CSR
Tax aggressiveness
berpengaruh positif terhadap
CSR.
6. Darmadi dan
Zulaika (2013)
Variabel Independen:
Intensitas persediaan,
intensitas aset tetap,
ukuran perusahaan,
tingkat hutang,
profitabilitas.
Variabel Dependen:
Manajemen pajak.
Intensitas persediaan dan
intensitas aset tetap
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
manajemen pajak. Ukuran
perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap
manajemen pajak. Tingkat
hutang dan profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan
terhadap manajemen pajak.
7. Yoehana (2013) Variabel Independen:
CSR.
Variabel Dependen:
Agresivitas Pajak.
CSR berpengaruh negatif
terhadap agresivitas pajak.
8. Ardyansyah dan
Zulaikha (2014)
Variabel Independen:
Size, leverage,
profitability, capital
intensity ratio dan
komisaris independen.
Size berpengaruh negatif
signifikan terhadap ETR.
Komisaris Independen
berpengaruh positif
signifikan terhadap ETR.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Variabel Dependen:
Effective tax rates
(ETR)
Leverage berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap
ETR.
Profitability dan capital
intensity ratio berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap ETR.
9. Octaviana
(2014)
Variabel Indepeden:
Agresivitas Pajak.
Variabel Dependen:
CSR.
Agresivitas pajak
berpengaruh negatif terhadap
CSR.
10. Purwanggono
(2015)
Variabel Independen:
CSR dan kepemilikan
mayoritas.
Variabel Dependen:
Agresivitas Pajak
CSR dan kepemilikan
mayoritas berpengaruh
negatif signifikan terhadap
agresivitas pajak.
2.3. Kerangka Konseptual
Penelitian ini menggunakan CSR dan capital intensity sebagai variable
independen, agresivitas pajak sebagai variabel dependen, serta profitabilitas dan
size sebagai variabel kontrol. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2012). Hubungan antar variable-variabel
tersebut didasarkan pada teori legitimasi, teori stakeholder serta teori kepatuhan.
Kerangka pemikiran ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
H1(-)
H2(+)
2.4. Hipotesis
Pengaruh CSR Terhadap Agresivitas Pajak
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia diwajibkan
untuk membayar pajak kepada pemerintah. Pendapatan yang diperoleh dari
pengumpulan pajak ini akan kembali disalurkan pemerintah untuk
membangun infrastruktur, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan lain-
Corporate social
responsibility
(CSR)
Variable Kontrol :
β’ Size
β’ Profitabilitas
Capital intensity
Agresivitas Pajak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
lain. Meskipun demikian, masih banyak perusahaan melakukan tindakan
agresivitas pajak untuk meminimalisir jumlah pajak yang harus dibayar.
Freedman (2003) mengatakan bahwa perusahaan yang melakukan
agresivitas pajak berarti perusahaan tersebut tidak membayar kewajibannya
berupa beban pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah untuk
membantu pendanaan barang publik di dalam masyarakat. Dari pernyataan
tersebut, kita dapat menilai bahwa tindakan agresivitas pajak bertentangan
dengan tujuan dari CSR.
Selain Freedman, peneliti lain juga menyatakan bahwa perusahaan
yang melakukan tindakan agresivitas pajak merupakan perusahaan yang
tidak bertanggung jawab secara sosial (Lanis dan Richardson, 2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik pelaksanaan CSR suatu
perusahaan, maka semakin rendah kemungkinan perusahaan tersebut
melakukan tindakan agresivitas pajak.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti kemudian merumuskan hipotesis
ke-1, sebagai berikut :
H1: Corporate social responsibility (CSR) berpengaruh negatif terhadap
agresivitas pajak.
Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak
Capital intensity menunjukkan seberapa besar perusahaan
menginvestasikan asetnya dalam bentuk aset tetap. Seperti yang dijelaskan
Rodriguez dan Arias (dalam Ardyansah dan Zulaikha, 2014) bahwa aset
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
tetap perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pajaknya
akibat dari penyusutan yang muncul dari aset tetap setiap tahunnya, karena
beban penyusutan akan memperkecil laba perusahaan yang secara otomatis
akan mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar. Dalam hal ini
manajemen dapat memanfaatkan penyusutan aset tetap untuk menekan
beban pajak perusahaan. Manajer akan menginvestasikan dana menganggur
perusahaan ke dalam bentuk aset tetap dengan tujuan memanfaatkan
penyusutannya sebagai pengurang beban pajak.
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan Richardson dan Lanis
(2007), juga penelitian Noor et al. (2010) menemukan bahwa intensitas aset
tetap berpengaruh negatif terhadap effective tax rates (ETR), yang berarti
bahwa Capital intensity memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran
pajak. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi capital intensity
perusahaan, semakin tinggi pula penghindaran pajak perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka terbentuklah hipotesis kedua, yaitu:
H2: Capital intensity berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: deskriptif, komparatif,
dan asosiatif. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2011),
penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antar
dua variabel. Penelitian asosiatif dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: hubungan kausal,
simetris, dan interaktif. Hubungan antar variabel yang diteliti adalah kausal.
Hubungan kausal adalah hubungan sebab-akibat antar variabel, dimana salah satu
variabel (independent) mempengaruhi variabel lain (dependent).
3.2. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang diteliti yang diperkirakan dapat mempengaruhi
agresivitas pajak suatu perusahaan adalah pengungkapan CSR dan
capital intensity, dan menggunakan ukuran perusahaan serta
profitabilitas sebagai variabel kontrol.
2. Objek penelitian ini adalah perusahaan jasa sub-sektor property dan
real estate yang terdaftar di BEI.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
3.3.Definisi Operasional
Menurut Erlina (2011) definisi operasional adalah penjelasan karakteristik
dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan
yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam
penelitian.
3.3.1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan dalam variable terikat, atau yang memilki hubungan positif
atau negative bagi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah Corporate social responsibility (CSR) dan
Capital intensity.
3.3.1.1. Corporate social responsibility (CSR)
CSR dalam penelitian ini diproksikan menggunakan rasio
pengungkapan CSR atau CSR disclosure. Penelitian ini menggunakan
tabel checklist dengan indikator pengungkapan CSR yang dikeluarkan
oleh Global Reporting Initiative (GRI). Indikator pengungkapan yang
dibuat GRI ini memiliki dimensi yang umum dan sektor yang spesifik,
yang dapat diaplikasikan secara umum dalam pelaporan kinerja
keberlanjutan sebuah perusahaan.
Indikator pengungkapan CSR yang digunakan dalam
penelitian ini adalah indeks GRI G.3.1 yang dibuat oleh GRI. Dalam
guidelines G.3.1 mencakup 6 dimensi pelaporan, yaitu kinerja
ekonomi, kinerja lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
masyarakat sosial, dan tanggung jawab produk. Pada setiap dimensi
terdapat sejumlah indikator masing-masing yang total keseluruhannya
terdapat sejumlah 83 indikator. Berikut ini indikator GRI G.3.1 yang
digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1
Indikator Index GRI G.3.1 yang Digunakan dalam Penelitian
Indikator Jumlah Item
Ekonomi 8
Lingkungan 12
Tenaga Kerja 14
Hak Asasi Manusia 11
Masyarakat Sosial 10
Tangung Jawab Produk 5
Total Item 60
Pengukuran pengungkapan CSR ini menggunakan variabel
dummy. Hal ini dilakukan dengan mencocokan pengungkapan yang
dilakukan perusahaan dengan tabel checklist. Apabila item dalam tabel
checklist diungkapkan oleh perusahaan maka diberi nilai 1, apabila
tidak diungkapakan diberi nilai 0. Kemudian dijumlahkan semua item
yang bernilai 1 dari perusahaan, kemudian dibandingkan dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
jumlah seluruh item pada tabel checklist. Rumus pengukuran rasio
pengungkapan CSR adalah sebagai berikut:
CSRDi =β ππ
π
Keterangan :
CSRDi : Pengungkapan CSR perusahaan i.
βXi : Jumlah item bernilai 1 pada perusahaan i.
n : Jumlah seluruh item indikator pengungkapan CSR (n=83).
3.3.1.2.Capital Intesity
Capital intensity dalam penelitian ini akan diproksikan
menggunakan rasio intensitas aset tetap. Rasio intensitas aset tetap
adalah perbandingan aset tetap terhadap total aset sebuah perusahaan.
Rasio intensitas aset tetap menggambarkan rasio atau proporsi aset
tetap perusahaan dari total aset yang dimiliki sebuah perusahaan.
Rasio intensitas aset tetap diukur menggunakan rumus sebagai
berikut:
π ππ ππ πΌππ‘πππ ππ‘ππ π΄π ππ‘ πππ‘ππ =πππ‘ππ π΄π ππ‘ πππ‘ππ
πππ‘ππ π΄π ππ‘
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
3.3.2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini,
yang menjadi variabel terikat adalah agresivitas pajak.
Agresivitas pajak adalah keinginan perusahaan untuk
meminimalkan beban pajak yang dibayar dengan cara yang legal, ilegal,
maupun kedua-duanya. Adapun yang menjadi proksi utama dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian Lanis dan Richardson (201)
adalah Effective tax rates (ETR) yang dihitung dari:
πΈππ = π΅ππππ πππππ ππππβππ ππππ
ππππππππ‘ππ π πππππ’π πππππ
ETR menjelaskan persentase atau rasio antara beban pajak
penghasilan perusahaan yang harus dibayarkan kepada pemerintah dari
total pendapatan perusahaan sebelum pajak.
3.3.3. Variabel Kontrol (Control Variable)
Variabel kontrol adalah variabel yang melengkapi atau
mengontrol hubungan kausal antara independen dan dependen variabel
agar diperoleh model empiris yang lebih baik dan lengkap. Dalam
penelitian ini, digunakan 2 variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan
(Size) dan profitabilitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
3.3.3.1. Ukuran Perusahaan (Size)
Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa perusahaan
besar lebih cenderung melakukan agresivitas pajak dibanding
perusahaan kecil karena perusahaan besar lebih berorientasi pada
laba dan mempunyai kekuatan politik yang lebih dibandingkan
perusahaan kecil sehingga mampu mengurangi beban pajak yang
dikenakan. Ukuran perusahaan menurut Lanis dan Richardson
(2013) dapat diukur dengan logaritma natural total aset dengan
rumus sebagai berikut:
πππ§π = πΏπ π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
3.3.3.2. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Penelitian ini menggunakan Return On
Asset (ROA) sebagai proksi untuk mengukur profitabilitas. ROA
diukur dengan menggunakan proksi model Lanis dan Richardson
(2012) yaitu:
π ππ΄ = ππππππππ‘ππ π πππππ’π πππππ
π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
3.4. Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2
Skala Pengukuran Variabel
Variabel
Penelitian Indikator Pengukuran Skala
Corporate
social
responsibility
(CSR)
83 indikator
pengungkapan
CSR oleh
GRI 3.1
Dilakukan pengungkapan =1
Tidak ada pengungkapan = 0
Nominal
Capital
intensity
Presentase
aset tetap
perusahaan
π ππ ππ πΌππ‘πππ ππ‘ππ π΄π ππ‘ πππ‘ππ
=πππ‘ππ π΄π ππ‘ πππ‘ππ
πππ‘ππ π΄π ππ‘
Rasio
Agresivitas
Pajak
Tarif pajak
efektif
perusahaan
πΈππ = π΅ππππ πππππ ππππβππ ππππ
ππππππππ‘ππ π πππππ’π πππππ
Rasio
Ukuran
Perusahaan
Jumlah aset
yang dimiliki
perusahaan
πππ§π = πΏπ π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
Rasio
Profitabilitas Jumlah laba
perusahaan
π ππ΄ = ππππππππ‘ππ π πππππ’π πππππ
π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
Rasio
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
3.5.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lenkap yang dapat berupa orang,
kejadian, atau benda yang memiliki karakteristik tertentu, yang berada dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Erlina, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2011). Pemilihan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode purposive sampling. Dalam metode ini, pengambilan
sampel didasarkan pada kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam
penelitian ini adalah :
1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun
2012-2014.
2. Perusahaan tersebut mengeluarkan laporan tahunan dan laporan keuangan
secara lengkap untuk tahun 2012-2014, dan mempublikasikan laporan
tersebut secara berturut-turut.
3. Perusahaan memiliki laba sebelum pajak bernilai positif selama tahun
2012-2014.
4. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Proses seleksi berdasarkan kriteria:
Tabel 3.3
Jumlah Sampel
No. Kriteria Jumlah Akumulasi
1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar
di BEI pada tahun 2012-2014 49
2.
Perusahaan yang tidak mengeluarkan laporan
tahunan dan laporan keuangan secara lengkap
untuk 2012-2014
(10) 39
3. Perusahaan yang memiliki laba sebelum pajak
positif (7) 32
4. Perusahaan yang tidak membuat laporan tanggung
jawab sosial perusahaan selama tahun 2012-2014 (1) 31
Jumlah (31x3) 93 93
3.6.Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data
sekunder. Data sekunder yang dipakai merupakan laporan tahunan dan laporan
keuangan perusahaan yang telah dipublikasikn di www.idx.co.id
3.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data
sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang
telah dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Selain itu, pengumpulan data
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
juga dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan membaca dan mempelajari
literature, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian.
3.8. Teknik Analisis
3.8.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif merupakan proses transformasi data
penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan (Erlina, 2011). Statistik deskriptif dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang data
sampel yang meliputi perhitungan rata-rata, median, standar deviasi,
nilai maksimum, dan nilai minimum.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang dilakukan atas
model utama dalam penelitian sebelum melakukan regresi untuk
memberikan keyakinan memadai mengenai keandalan data.
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang
diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator).
Terdapat 4 cara untuk melakukan uji asumsi klasik, yaitu uji
multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji
normalitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
3.8.2.1. Uji Multikolonearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
terdapat hubungan antar variabel independen dalam model
regresi (Ghozali, 2013). Karena model regresi yang baik adalah
yang tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi
penelitian ini adalah dengan cara sebagai berikut:
1. Matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi
(diatas 0,95), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas (Ghozali, 2013).
2. Nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Cutoff yang umum
digunakan untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah
nilai tolerance β€ 0,10 atau nilai VIF β₯ 10 (Ghozali, 2012).
3.8.2.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,
2012), karena itu autokorelasi sering ditemukan pada data runtut
(time series). Jika terdapat korelasi maka terdapat autokorelasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
di dalamnya. Sementara model regresi yang baik dalah model
regresi yang tidak memiliki masalah autokorelasi.
3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Regresi yang baik adalah yang tidak
heteroskedastisitas atau homoskedastisitas.
3.8.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi
normal (Ghozali, 2013). Apabila nilai residual tidak terdistribusi
normal maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil.
3.8.3. Pengujian Statistik
3.8.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
meramalkan naik-turunnya variabel dependen apabila dua atau
lebih variabel independen dimanipulasi. Adapun model regresi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
Agresivitas Pajak= Ξ±+Ξ²1CSRD+Ξ²2CINT+Ξ²3SIZE+Ξ²4ROA+e
Keterangan:
Agresivitas Pajak : Agresivitas Pajak diukur dengan proksi ETR.
Ξ± : Konstanta.
Ξ² : Koefisien Variabel.
CSRD : CSR Disclosure
CINT : Capital intensity
Size : Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total aset.
ROA : Profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset.
e : Error (kesalahan pengganggu).
Dengan persamaan statistik di atas, hipotesis alternatif
akan diterima dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila tingkat
sig dari hasil analisis lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis
penelitian diterima.
3.8.3.2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan
satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2013).
3.8.3.3. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
Adapun penerimaan atau penolakan hipotesis dalam uji t
berdasarkan pada kriteria berikut:
1. Jika nilai signifikasi β€ 0,05 berarti variabel independen
secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Jika nilai signifikasi β₯ 0,05 berarti variabel independen
secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
3.8.3.4. Uji Statistik F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
pengeruh secara bersama-sama dengan variabel independen.
Ketentuan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikasi β€ 0,05 berarti variabel independen
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikasi β₯ 0,05 berarti variabel independen tidak
secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
metode dokumentasi yaitu mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang
berupa laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, data dianalisis
dengan menggunakan program SPSS 21.0 (aplikasi software pengolah data).
Dalam menentukan sampel digunakan metode purposive sampling yaitu
dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu agar sampel yang dihasilkan benar-
benar representatif. Melalui metode tersebut diperoleh tiga puluh satu perusahaan
property dan real estate yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam
penelitian yang diamati selama periode 2012 -2014 dengan 93 unit analisis.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-
variabel dalam penelitian. Statistik dreskiptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, Kurtosis,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
dan Skewness (kemenrengan distribusi) (Ghozali, 2013). Berikut ini
disajikan table hasil pengujian dengan analisis descriptive :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian
Berdasarkan table 4.1, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai minimum dari Agresivitas Pajak adalah 0,20 dan nilai
maksimumnya adalah 0,87. Rata-rata dari Agresivitas Pajak pada
penelitian ini adalah 0,423 dan standar deviasinya adalah 0,113.
2. CSR diukur dengan melihat jumlah indikator yang terpenuhi
berdasarkan indikator GRI . Dari tabel diatas, dapat dilihat
bahwa nilai minimum dari CSR pada penelitian ini adalah 0,09
dan nilai maksimumnya adalah sebesar 0,63. Nilai rata-rata yang
dimiliki adalah 0,283 dengan standar deviasinya sebesar 0,173.
3. Capital intensity diukur dengan perbandingan antara aset tetap
dan total aset yang dimiliki perusahaan. Dari tabel diatas, dapat
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Agresivitas_pajak 93 .67 .20 .87 .4273 .11384 .013 1.160 .250 2.649 .495
CSR 93 .54 .09 .63 .3189 .10421 .011 .463 .250 .366 .495
Capital_Intensity 93 .87 .05 .92 .2837 .17370 .030 1.364 .250 3.191 .495
SIZE 93 .41 6.48 6.88 6.7303 .08195 .007 -.570 .250 .075 .495
Profitabilitas 93 .65 .08 .73 .2864 .09836 .010 1.239 .250 4.396 .495
Valid N (listwise) 93
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
dilihat bahwa nilai minimum dari capital intensity pada
penelitian ini adalah 0,05 dan nilai maksimumnya adalah sebesar
0,92. Nilai rata-rata yang dimiliki adalah 0,427 dengan standar
deviasinya sebesar 0,113.
4. Size atau ukuran perusahaan diukur dengan menghitung
logaritma natural dari total aset perusahaan . Dari tabel diatas,
dapat dilihat bahwa nilai minimum dari size pada penelitian ini
adalah 6,48 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 6,88. Nilai
rata-rata yang dimiliki adalah 6,73 dengan standar deviasinya
sebesar 0,08.
5. Profitabilitas perusahaan diukur dengan perbandingan antara
pendapatan sebelum pajak perusahaan dan total aset perusahaan
tersebut. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimum
dari profitabilitas pada penelitian ini adalah 0,08 dan nilai
maksimumnya adalah sebesar 0,73. Nilai rata-rata yang dimiliki
adalah 0,28 dengan standar deviasinya sebesar 0,098.
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan menguji apakah model
regresi terjadi korelasi antara variabel independen. Model regresi data
dikatakan bebas dari multikolinearitas jika nilai tolerance < 0,1 atau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
sama dengan nilai VIF>10. Hasil uji multikolenearitas dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.237 .829 2.699 .008
CSR .119 .099 .109 1.203 .232 .889 1.125
Capital.Intensity -.059 .061 -.082 -.961 .339 .991 1.009
SIZE -.212 .124 -.153 -1.714 .090 .919 1.088
Profitabilitas1 -.741 .110 -.587 -6.735 .000 .960 1.041
a. Dependent Variable: Agresivitas_pajak
Dari tabel 4.2 nilai Tolerance variabel capital intensity sebesar
0,991; CSR sebesar 0,889; SIZE sebesar 0,919; dan profitabilitas
sebesar 0,960 berada diatas nilai 0,10 (Tolerance> 0,10) dan nilai VIF
variabel CSR sebesar 1.125; capital intensity sebesar 1.009; SIZE
sebesar 1.088; dan profitabilitas sebesar 1.041 lebih kecil dari 10
(VIF<10), sehingga disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak
mengalami masalah multikolinearitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
Tabel 4.3
Nilai Koefisien Korelasi
Coefficient Correlationsa
Model Profitabilitas1 SIZE Capital.Intensity CSR
1
Correlations
Profitabilitas1 1.000 .065 -.050 -.191
SIZE .065 1.000 -.047 -.278
Capital.Intensity -.050 -.047 1.000 -.041
CSR -.191 -.278 -.041 1.000
Covariances
Profitabilitas1 .012 .001 .000 -.002
SIZE .001 .015 .000 -.003
Capital.Intensity .000 .000 .004 .000
CSR -.002 -.003 .000 .010
a. Dependent Variable: Agresivitas_pajak
Dari tabel koefisien korelasi di atas, dapat dilihat bahwa
hubungan antar variabel-variabel independen dalam penelitian
mempunyai hasil korelasi antar variabel dibawah 0,95 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
4.3.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji
Autokorelasi dilakukan dengan melakukan uji Run Test. Run Test
sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat pula digunakan
untuk menguji pakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random (Ghozali, 2013:120).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.00513
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 47
Total Cases 93
Number of Runs 53
Z 1.148
Asymp. Sig. (2-tailed) .251
a. Median
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah
-0,00513 dengan probabilitas 0,251 signifikan pada 0,05, berarti dapat
disimpulkan bahwa residual acak atau random dan tidak terjadi
autokorelasi antar nilai residual.
4.3.3. Uji Heteroskedasitisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lainnya dalam model regresi (Ghozali, 2013). Model regresi
yang baik adalah jika varian dari residual pengamatan tetap
(homoskedastisitas) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini
dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi
variabel independen dengan nilai residualnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gaambar 4.1 diatas menujukkan bahwa data- data
pada penelitian ini menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu
pola tertentu serta tersebar diatas maupun dibawah titik nol yang
dapat dilihat dari grafik Scatter Plot.
Oleh karena itu, maka model regresi disimpulkan tidak
mengalami masalah heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi agresivitas pajak perusahaan berdasarkan
masukan variabel independen capital intensity dan CSR serta SIZE
dan profitabilitas sebagai variabel kontrol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
4.3.4. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis
grafik dengan analisis grafik dan analisis statistik.
4.3.4.1. Analisis Grafik
Analisis grafik dilakukan dengan cara melihat grafik
histogram dan grafik normal propability plot. Pada grafik
histogram data dikatakan berdistribusi normal apabila data tersebut
mengikuti atau mendekati distribusi dengan berbentuk lonceng.
Gambar 4.2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Pada grafik normal propability plot, data berdistibusi
normal apabila titik-titik data mengkuti garis diagonal yang
memanjang. Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa grafik
histogram data penelitian ini berdistribusi normal, hal ini dapat
dilihat dari bentuk grafik yang berbentuk lonceng yang tidak
melenceng dari ke kiri ataupun ke kanan pada persamaan regresi di
atas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai pada
penelitian ini.
Gambar 4.3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
Pada gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa adanya titik-
titik yang mengikuti garis normal yang memanjang dan tersebar
mengikti garis normal.Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi dengan normal dan model regresi dapat
digunakan dapat penelitian ini.
4.3.4.2. Analisis Statistik
Analisis ini dilakukan melalui Uji Kolmogorov-Smirnov.
Jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka data dapat dikatakan
berdistribusi normal. Hasil dari pengujian Kolmogorov-Smirnov
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 93
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .09119441
Most Extreme Differences
Absolute .117
Positive .117
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.133
Asymp. Sig. (2-tailed) .153
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Nilai Kolmogrov-Smirnov dari tabel 4.5 adalah 1.133
dengan nilai Asmp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,153. Nilai signifikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
pada persamaan regresi ini lebih besar 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pada model berdistribusi normal.
4.4. Pengujian Statistik
4.4.1. Analisis Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda pada penelitian ini dilakukan
untuk meramalkan bagaimana hubungan variabel dependen bila dua
atau lebih variabel dimanipulasi (Sugiono, 2011:210). Variabel
dependen pada penelitian ini adalah agresivitas pajak sedangkan
variabel independenya adalah capital intensity dan CSR, serta . Hasil
uji regresi berganda dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.6
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.237 .829 2.699 .008
CSR .119 .099 .109 1.203 .232
Capital.Intensity -.059 .061 -.082 -.961 .339
SIZE -.212 .124 -.153 -1.714 .090
Profitabilitas1 -.741 .110 -.587 -6.735 .000
a. Dependent Variable: Agresivitas_pajak
Berdasarkan hasil uji regresi berganda di atas, maka diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Agresivitas pajak = 2,237+0,119CSR-0,059CINT-0,212SIZE-0,741ROA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
Keterangan :
a. Konstanta (Ξ±) 2,237
Nilai konstanta tersebut menunjukkan jika variabel independen
bernilai 0 (nol), maka agresivitas pajak perusahaan menjadi sebesar
2,237.
b. Koefisien CSR (Ξ²1) 0,119
Nilai koefisien CSR memiliki arah positif, maka variabel ini
memiliki hubungan yang searah dengan agresivitas pajak. Hal ini
menunjukkan jika terjadi kenaikan pada kualitas pengungakapan CSR
satu satuan maka tingkat agresivitas pajak akan naik 0,119 dengan
asumsi variabel-variabel lainnya dianggap tetap.
c. Koefisien Capital Intensity (Ξ²2) -0,059
Nilai koefisien Capital Intensity memiliki arah negatif, maka
variabel ini memiliki hubungan yang berlawanan dengan agresivitas
pajak. Hal ini menunjukkan jika terjadi kenaikan tingkat capital
intensity satu satuan maka tingkat agresivitas pajak akan turun 0,059
dengan asumsi variabel-variabel lainnya dianggap tetap.
4.4.2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R Square) mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independent dapat menjelaskan variabel
terikat.Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien
determinan.Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan
1. Semakin tinggi nilai R Square (koefisien korelasi) maka akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
semakin baik model regresi karena variabel independen mampu
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Namun, nilai R Square yang kecil
memiliki arti bahwa kemapuan variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen amat terbatas. R Square memiliki
kelemahan yaitu apabila setiap penambhan variabel independen ke
dalam model, maka R Square pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013).
Angka koefisien korelasi (Adjusted R Square) menunjukan
seberapa besar variasi dependen dapat dijelaskan oleh variasi yang
terjadi pada variabel independen. Nilai Adjusted R Square dapat turun
maupun naik meskipun ada penambahan variabel. Standar Eror of
Estimate, apabila semakin kecil maka akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Tabel 4.7
Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .599a .358 .329 .09324
a. Predictors: (Constant), SQCAPIN2, SQprof2, SIZE, CSR
b. Dependent Variable: Agresivitas_pajak
Dari tampilan output SPSS di atas nilai adjusted R square
adalah 0,329. Hal ini berarti variabel CSR dan capital intensity
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
mampu menjelaskan sebesar 32,9% variabel agresivitas pajak.
Sedangakan sisanya, yaitu 67,1% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
4.4.3. Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Ketentuan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
a. Bila t hitung < t tabel, atau probability lebih besar dari tingkat
singfikasi (sig. > 0,05), artinya bahwa secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen;
b. Bila t hitung > t tabel, atau probability lebih kecil dari tingkat
signifikasi (sig. < 0,05) artinya bahwa secara parsial variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.237 .829 2.699 .008
CSR .119 .099 .109 1.203 .232
Capital.Intensity -.059 .061 -.082 -.961 .339
SIZE -.212 .124 -.153 -1.714 .090
Profitabilitas1 -.741 .110 -.587 -6.735 .000
a. Dependent Variable: Agresivitas_pajak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas variabel
independen yaitu CSR dan capital intensity adalah 0,232 dan 0,339;
serta nilai probabilitas variabel kontrol SIZE yaitu 0,09. Nilai
probabilitas ketiganya lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, yang
berarti baik variabel independen CSR dan capital intensity, maupun
variabel kontrol SIZE secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Hanya variabel kontrol Profitabilitas yang
memiliki nilai probabilitas 0,000 yang secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
4.4.4. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama dengan variabel independen ( Ghozali, 2013).
Ketentuan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
a. Bila F hitung< F tabel, atauprofitability lebih besar dari tingkat
singfikasi (sig.>0,05), artinya secara simutan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Bila F hitung > F tabel, atauprofitability lebih kecil dari tingkat
signifikasi (sig.<0,05) artinya bahwa secara simutan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
Tabel 4.9
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .427 4 .107 12.285 .000b
Residual .765 88 .009
Total 1.192 92
a. Dependent Variable: Agresivitas_pajak
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas1, SIZE, Capital.Intensity, CSR
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas
signifikansi F dari model regresi adalah 0,000. Nilai tersebut berada di
atas nilai 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel-variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1. Pengaruh CSR terhadap Agresivitas Pajak perusahaan
Hasil penelitian mengenai variabel CSR menunjukkan bahwa
CSR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap agresivitas
pajak perusahaan secara parsial. Hal ini juga menunjukkan bahwa H1
pada penelitian ini ditolak.
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Purwanggono (2015) yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh
negatif signifikan terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan, yang
berarti perusahaan dengan pengungkapan CSR yang baik diindaksi
memiliki tingkat agresivitas pajak yang rendah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
Namun hasil penelitian ini mendukung atau memiliki hasil yang
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson
(2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara
CSR dan agresivitas pajak perusahaan. Lanis dan Richardson
menyatakan hal ini diperkirakan terjadi karena perusahaan yang
memiliki tingkat agresivitas pajak yang cukup tinggi cenderung akan
membuat pengungkapan CSR yang baik karena perusahaan tersebut
berusaha menutupi tindakan agresivitas pajak yang dilakukan.
4.5.2. Pengaruh Capital Intensity terhadap Agresivitas Pajak
perusahaan
Hasil penelitian mengenai variabel Capital Intensity
menunjukkan bahwa Capital Intensity berpengaruh negatif signifikan
terhadap agresivitas pajak perusahaan. Ini menunjukkan bahwa H1
pada penelitian ini ditolak.
Hasil penelitian in berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Darmadi (2013) maupun Ardyansyah dan Zulaikha
(2014). Kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa Capital Intensity
berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan.
Perbedaan hasil ini diperkiraan terjadi karena perbedaan sampel
perusahaan yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Darmadi(2013) maupun Ardyansyah dan Zulaikha
(2014), keduanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur.
Sedangkan pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
perusahaan property dan real estate yang cenderung memiliki nilai
aset tetap yang rendah karena aset perusahaan rata-rata berupa
property investasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini
maka kesimpulan yang diperoleh yaitu:
1. CSR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
2. Capital intensity berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
agresivitas pajak perusahaan.
3. SIZE atau ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol berpengaruh negatif
tetapi tidak signifkan terhadap agresivitas pajak perusahaan.
4. Profitabilitas sebagai variabel kontrol berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap agresivitas pajak perusahaan.
5. CSR dan Profitabilitas sebagai variabel independen; SIZE dan profitabilitas
sebagai variabel kotrol secara simultan berpengaruh signifikan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu CSR dan
Capital Intensity. Sementara itu, masih banyak variabel-variabel lainnya
yang mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
2. Penelitian ini menggunakan SIZE dan profitabilitas sebagai variabel
kontrol dan masih banyak variabel yang dapat dijadikan sebagai variabel
kontrol.
3. Populasi penelitian ini adalah perusahaan Sektor property dan real estate
yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penggunaan pada sektor lainnya
mungkin memberikan hasil penelitian yang berbeda.
4. Peneltian ini menggunakan periode pengamatan selama tiga tahun,
sehingga hasil yang diberikan akan berbeda dengan periode waktu yang
lebih lama dari tiga tahun.
5.3. Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel lain
yang belum pernah digunakan oleh peneliti sebelumnyasehingga hasil
penelitian dapat terus berkembang dan mengetahui faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan.
2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan menggunakan sektor/ketegori
perusahaan lainnya sebagai populasi penelitian.
3. Penelitian salajutnya menggunakan penelitian yang sejenis dengan periode
pengamatan yang lebih lama sehingga memberikan hasil yag berbeda
karena memiliki jumlah sampel yang lebih besar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
DAFTAR PUSTAKA
Bursa Efek Indonesia. Website: www.idx.co.id
Erlina .2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Frank, M., Lynch,L., Rego, S., 2009, Tax Reporting Aggressiveness and Its
Relation To Aggressive Financial Reporting. The Accounting Review 84.
Freedman, J., 2003. Tax and corporate responsibility. Tax Journal 695 (2), 1β4.
Ghozali, Iman. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Universitas Dipanegoro, Semarang.
Global Reporting Initiative. 2013 .http://www.globalreporting.org/
Lanis, R., dan Richardson, G. 2012. Corporate Social Responsibility and Tax
Aggresiveness: an Empirical Analysis. Journal of Accounting and Public
Policy. 31, 86-108.
Lord Holme and Richard Watts .2000, " Corporate Social responsibility: Making
Good BusinessSense", The World Business Council for Sustainable
Development.
Mary Margaret Frank. 2009. DISCUSSION OF Inferring U.S. Tax Liability from
Financial Statement Information. The Journal of the American Taxation
Association 31:1, 65-74.
Octaviana, N. E dan Abdul Roman. 2014. Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap
Corporate Social Responsibility : Untuk Menguji Teori Legistimasi.
Diponegoro Journal of Accounting. Volume 03, Nomor 02, Tahun 2014,
Halaman 1 -1. ISSN (Online): 2337-3806. Diakses: 18 September 2014
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
Purwanggono.Erlang Anugrahendra (2015). Pengaruh Corporate Social
Responsibility dan Kepemilikan Mayoritas Terhadap Agresivitas Pajak.
Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Richardson, Grant and R. Lanis. 2007. βDeterminants of Variability In Corporate
Effective Tax Rates and Tax Reform: Evidence From Australiaβ. Journal
of Accounting and Public Policy 26 (2007) 689-704.
Richardson, G., Taylor, G., dan Lanis, R. 2013. The Impact Of Board Of Director
Oversight Characteristics On Corporate Tax Aggressiveness: An Empirical
Analysis. Journal Accounting and Public Policy. 32 (2013) 68β 88
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, CV : Bandung.
Undang-Undang No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan
UU Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas
Watson, Luke. 2011. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness:
An Examination of Unrecognized Tax Benefits. American Taxation
Association Midyear Meeting Paper: New Faculty/Doctoral Student
Research Session (SSRN: http://ssrn.com/abstract=1760073)
Yoehana, Mareta. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Agresivitas Pajak. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA