skripsi pemberdayaan masyarakat petani …/pemberd… · pencanangan program pertanian terpadu pada...

186
SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL Endang Sri Rahayu H 0406028 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: nguyenbao

Post on 22-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

SKRIPSI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM

PEKARANGAN TERPADU DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN

NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Endang Sri Rahayu

H 0406028

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

1) Mahasiswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2) Dosen Pembimbing Utama 3) Dosen Pembimbing Pendamping

ABSTRAK

The endurance of food is the most important part of food right fulfil. The

farmers have strategic posotion within the food endurance, because the farmer is the

food producer and also the biggest consument. The ability for producing food by

themselves is one off the effort to fulfil the need of food and increase productivity and

quality of farmer society’s food endurance. So that, an empowerment of farmer

society is done in order to increase the farmer’s ability to achieve the purposes.

The method that is used is qualitative with descriptive approach. The research

location purposively was at Sambirejo Village, Ngawen District, Gunungkidul

Regency. The informant and subject appoinment was done with purposive and

snowball sampling. The kind of data source that is used was informant, subject, and

archive or documentation. The validity of data that is used was source and method

triangulation and informat review. The data analysis that is used was data reduction,

data presentation, and conclusion drawing or verification and analisis score median.

According to the research result, it can be concluted that: 1) Concept from yard

intensification was the use of yard unitedly, 2) Process of society empowerment in

united yard program consist of instruction activity and training about the order of

yard, the development of breeding animal, fish and yard plant, 3) internal factor in the

empowerment society was education level, that majority was junior high school, the

wide of yard is about 0,2 ha. Sum of the little familiy member is four people.

Meanwhile, the external factor consist of the hight society participation, lack of

goverment accountability, the capacity of local organization, that gave advantage for

farmer society and information access that was very easy from Farmer Group Leader,

Gapoktan Leader and PPL. 4) The increase of yard produktivity can be seen from the

harvest result of vegetable, fruit, breeding, animal and fish, besides the incrase of

farmer family income. 5) Supporter factor of farmer society empowerment was

participation, local organization capacity, informant access, yard wide and education

level, meanwhile obstacle factor was goverment accountability and sum of familiy

member. 6) Intensivication yard formula in the future was with intenfivication

approach of yard naturally to aim at organic agriculture using source existed in the

yard. The empowerment of society is necessary to give mitifation and support the

farmer for doing the increase life quality activity of family selfly.

THE EMPOWERMENT OF FARMER SOCIETY

IN UNITED YARD PROGRAM AT SAMBIREJO

VILLAGE, NGAWEN DISTRICT,

GUNUNGKIDUL REGENCY

Endang Sri Rahayu1)

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS2)

Emi Widiyanti, SP, MSi3)

Key Word: Empowerment of Society, united yard program, Sambirejo Village

Page 3: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

1) Mahasiswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2) Dosen Pembimbing Utama 3) Dosen Pembimbing Pendamping

ABSTRAK

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas

pangan. Petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, karena petani

adalah produsen pangan sekaligus konsumen terbesar. Kemampuan untuk

memproduksi pangan secara mandiri merupakan salah satu upaya untuk memenuhi

kebutuhan pangan serta meningkatkan produktifitas dan kualitas ketahanan pangan

masyarakat petani. Sehingga dilakukan suatu pemberdayaan masyarakat petani guna

meningkatkan kemandirian petani dalam mencapai tujuan tersebut.

Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi

penelitian secara purposive yaitu di Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten

Gunungkidul. Penentuan informan dan subyek dilakukan secara purposive dan

snowball sampling. Jenis sumber data yang digunakan adalah informan, subyek dan

arsip atau dokumen. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara, observasi, dan

dokumenter. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode

serta review informan. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian data,

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi serta analisis median skor.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)Konsep dari

intensifikasi pekarangan merupakan pemanfaatan pekarangan secara terpadu.

(2)Proses pemberdayaan masyarakat dalam program pekarangan terpadu meliputi

kegiatan penyuluhan dan pelatihan mengenai penataan lahan pekarangan,

pengembangan ternak dan ikan serta budidaya tanaman pekarangan (3)Faktor internal

dalam pemberdayaan masyarakat yaitu tingkat pendidikan yang mayoritas SMP, luas

lahan pekarangan rata-rata 0,2 Ha dan jumlah anggota keluarga yang kecil(empat

orang). Sedangkan faktor eksternal meliputi partisipasi masyarakat yang tinggi,

akuntabilitas pemerintah yang kurang, kapasitas organisasi lokal yang memberikan

manfaat bagi masyarakat petani dan aksesitas informasi yang mudah dari ketua

kelompok tani, ketua Gapoktan dan PPL. (4)Peningkatan produktivitas lahan

pekarangan dilihat dari kenaikan hasil panen dari tanaman sayuran, buah, ternak serta

ikan, selain itu juga terjadinya peningkatan pendapatan keluarga petani. (5)Faktor

pendukung pemberdayaan masyarakat petani adalah partisipasi, kapasitas organisai

lokal, aksesitas informasi, luas lahan pekarangan dan tingkat pendidikan, sedangkan

faktor penghambat adalah akuntabilitas pemerintah dan jumlah anggota keluarga.

(6)Rumusan intensifikasi pekarangan masa depan adalah dengan pendekatan

intensifikasi pekarangan secara alami menuju pertanian organik dengan pemanfaatan

sumberdaya yang ada di pekarangan. Pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan

untuk memotivasi dan menggerakkan petani untuk melakukan kegiatan peningkatan

kualitas hidup keluarga secara mandiri.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM

PROGRAM PEKARANGAN TERPADU DI DESA

SAMBIREJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN

GUNUNGKIDUL

Endang Sri Rahayu1)

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS2)

Emi Widiyanti, SP, MSi3)

Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Petani dan wanita tani, Kegiatan

Pekarangan Terpadu, Desa Sambirejo

Page 4: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

RINGKASAN ............................................................................................ xi

SUMMARY ............................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 4

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 5

B. Kerangka Berfikir............................................................................ 32

C. Dimensi Penelitian .......................................................................... 33

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................. 36

B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 37

C. Teknik Cuplikan (Sampling) ........................................................... 37

D. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ...................................... 41

F. Validitas Data .................................................................................. 45

G. Teknik Analisis ............................................................................... 48

Page 5: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

vi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Desa ...................................................................... 55

B. Keadaan Penduduk .......................................................................... 57

C. Keadaan Pertanian dan Peternakan ................................................. 62

D. Keadaan Perekonomian ................................................................... 67

E. Keadaan Pendidikan ........................................................................ 68

V. SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sajian Data ...................................................................................... 70

1. . Gambaran Umum Keadaan Program Pekarangan

Terpadu......................................................................................... 70

2. . Konsep Program Intensifikasi Pekarangan di Desa

Sambirejo...................................................................................... 72

3. . Proses Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Program

Pekarangan Terpadu................................................................... 73

4. . Peningkatan Produktivitas Lahan Pekarangan dan Pendapatan petani

dalam Program Pekarangan Terpadu.......................................... 83

5. . Faktor Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Program Pekarangan

Terpadu ....................................................................................... 88

6. . Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemberdayaan

Masyarakat Petani dalam Program Pekarangan Terpadu .......... 100

7. . Rumusan Intensifikasi Pekarangan Masa Depan........................ 104

B. Pembahasan …………………………………………………….... 106

1. Konsep Program Intensifikasi Pekarangan di Desa Sambirejo..... 106

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Program

Pekarangan Terpadu................................................................... 107

3. Peningkatan Produktivitas Lahan Pekarangan dan Pendapatan

petani dalam Program Pekarangan Terpadu............................... 111

4. Faktor Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Program Pekarangan

Terpadu ....................................................................................... 114

5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemberdayaan

Masyarakat Petani dalam Program Pekarangan Terpadu .......... 118

Page 6: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

vii

6. Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani................ 119

7. Rumusan Intensifikasi Pekarangan Masa Depan........................... 121

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 123

B. Saran ............................................................................................. 126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Luas Lahan Desa Sambirejo..................................................... 37

Tabel 2. Jenis dan Sumber Data yang dibutuhkan.......................................... 39

Tabel 3. Pedoman Pemberian Skor dalam Penelitian..................................... 52

Tabel 4. Luas Lahan Desa Sambirejo Menurut Penggunaan Tanah............... 56

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sambirejo........ 57

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Desa Sambirejo.................................................................................

58

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sambirejo. 60

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sambirejo... 61

Tabel 9. Luas Panen Tanaman Pangan Di Desa Sambirejo............................ 62

Tabel 10. Luas Panen Tanaman Hortikultura Di Desa Sambirejo.................... 64

Tabel 11. Luas Panen Tanaman Perkebunan Di Desa Sambirejo..................... 65

Tabel 12. Keadaan Peternakan di Desa Sambirejo........................................... 66

Tabel 13. Keadaan Perikanan di Desa Sambirejo............................................. 67

Tabel 14. Keadaan Kelembagaan Perekonomian di Desa Sambirejo............... 68

Tabel 15. Keadaan Lembaga Pendidikan di Desa Sambirejo........................... 68

Tabel 16. Produktivitas Tanaman Buah di Pekarangan .................................. 83

Tabel 17. Produktivitas Ternak di Pekarangan ............................................... 84

Tabel 18. Produktivitas Tanaman Sayuran di Pekarangan .............................. 85

Tabel 19. Produktivitas Ternak dan Ikan di Pekarangan ................................ 87

Tabel 20. Distribusi Petani dan Wanita tani berdasarkan Tingkat Pendidikan. 88

Tabel 21. Distribusi Petani dan Wanita tani berdasar Luas Lahan Pekarangan 89

Tabel 22. Distribusi Petani dan Wanita tani berdasar Jumlah Anggota

Keluarga……………………………………………………………

90

Tabel 23. Partisipasi Petani dan Wanita tani dalam Tahap Perencanaan……. 91

Tabel 24. Partisipasi Petani dan Wanita tani dalam Tahap Pelaksanaan…….. 93

Tabel 25. Partisipasi Petani dan Wanita tani dalam Pemantauan dan Evaluasi 97

Tabel 26. Partisipasi Petani dan Wanita tani dalam Tahap Pemanfaatan

Hasil.................................................................................................

98

Halaman

Page 8: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ...................................................................... 32

Gambar 2. Skema Triangulasi Sumber .................................................................... 47

Gambar 3. Skema Model Analisis Data Interaktif ................................................... 50

Gambar 4. Denah Pekarangan Terpadu .................................................................... 78

Gambar 5. Kandang Kambing di pekarangan ........................................................... 79

Gambar 6. Kolam Ikan di pekarangan ...................................................................... 80

Page 9: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Informan dan Pendapatan petani dan Wanita Tani

Lampiran 2. Hasil Wawancara

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

Lampiran 4. Catatan Harian Penelitian

Lampiran 5. Produktivitas Lahan Pertanian

Lampiran 6. Partisipasi Subyek

Lampiran 7. Triangulasi

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9. Peta Desa Penelitian Desa Sambirejo.

Lampiran 10. Foto Penelitian Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Program

Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo.

Page 10: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak

atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak azasi manusia.

Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari ketahanan

nasional. Dalam hal ini hak atas pangan seharusnya mendapat perhatian yang

sama besar dengan usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi manusia lain.

Untuk mewujudkan kondisi ketahanan pangan nasional yang mantap,

subsistem ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi dan konsumsi) dalam

system ketahanan pengan diharapkan dapat berfungsi secara sinergis, melalui

kerja sama antar komponen-komponen yang digerakkan oleh pemerintah dan

masyarakat (Suryana, 2003)

Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan

pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk

membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak

manapun. Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam

ketahanan pangan, dimana petani adalah produsen pangan sekaligus kelompok

konsumen pangan terbesar. Petani harus memiliki kemampuan untuk

memproduksi pangan secara mandiri dan juga harus memiliki pendapatan

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Salah satu

upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan produktifitas

dan kualitas ketahanan pangan masyarakat petani dapat dilakukan secara

beranekaragam. Dengan demikian diperlukan pendekatan-pendekatan yang

pelaksanaannya mengikutsertakan masyarakat termasuk memanfaatkan

sumberdaya alam yang tersedia dilingkungan.

Peranan masyarakat dalam pembangunan sangatlah mutlak diperlukan.

Tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan

masyarakat sebagai objek semata. Penempatan masyarakat sebagai subjek

pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat dapat berperan serta

secara aktif mulai dalam kegiatan pembangunan pedesaan. Terlebih apabila

kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat lokalitas.

1

Page 11: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

2

Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya,

dan hal ini tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga.

Masyarakat lokal dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal

yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat lokallah

yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta potensi sumberdaya

alam yang dimiliki oleh daerahnya.

Salah satu sumberdaya alam yang berpotensi dalam peningkatan kinerja

petani pedesaan adalah pemanfaatan pekarangan. Usaha di pekarangan jika

dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan itu sendiri,

disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat

memberikan sumbangan pendapatan bagi rumah tangga. Lahan pekarangan

sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna, yaitu untuk menghasilkan

bahan makan sebagai tambahan hasil sawah dan tegalnya, sayur dan buah-

buahan, unggas, ternak kecil dan ikan, rempah, bumbu-bumbu dan wangi-

wangian, bahan kerajinan tangan, serta uang tunai.

Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang

disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

oleh masyarakat petani di wilayah Kabupaten Gunungkidul terutama

Kecamatan Ngawen yang tepatnya di Desa Sambirejo untuk menjalankan

program pekarangan terpadu. Program pekarangan terpadu ini pertama kali

dilakukan di Desa Sambirejo yang merupakan salah satu desa percontohan di

Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul sehingga diharapkan masyarakat

Desa Sambirejo sendiri mampu meningkatkan peran ”Desa Mandiri” dalam

membangun Agricultural Comunity Development yang berbasis pada

partisipasi masyarakat sesuai dengan tujuan dari program pertanian terpadu

yang dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa

Sambirejo pada khususnya dan Pertanian Indonesia pada umumnya.

Page 12: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

3

B. Perumusan Masalah

Memberdayakan masyarakat merupakan upaya peningkatan kualitas

keluarga yang mandiri dan ketahanan keluarga yang tinggi dalam

meningkatkan harkat dan martabat masyarakat dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

kemandirian masyarakat dalam mencapai ketahanan pangan keluarga dapat

dicapai melalui peningkatan produktivitas sumberdaya alam yang ada

dilingkungan sekitar yaitu pekarangan.

Lahan pekarangan sebenarnya mempunyai fungsi multiguna, baik dalam

bentuk tata lahan maupun budidaya tanaman, beternak serta budidaya ikan

untuk menambah nilai ekonomis dari pekarangan. Secara berkesinambungan,

pekarangan dapat menyediakan kebutuhan sehari-hari keluarga petani.

Pentingnya pengembangan program pekarangan terpadu sehingga menarik

untuk diteliti yaitu terkait dengan upaya pemberdayaan masyarakat terhadap

intensifikasi pekarangan secara alami untuk menuju pertanian terpadu di Desa

Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disusun suatu rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep program intensifikasi pekarangan di Desa Sambirejo

Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul?

2. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat petani dalam program

pekarangan terpadu di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten

Gunungkidul?

3. Seberapa besar terjadi peningkatan produktivitas lahan pekarangan dan

pendapatan petani setelah pelaksanaan program pekarangan terpadu di

Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul?

4. Apasajakah faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi

pemberdayaan masyarakat petani di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen

Kabupaten Gunungkidul?

5. Bagaimana rumusan intensifikasi pekarangan di masa depan?

Page 13: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengkaji konsep program intensifikasi pekarangan di Desa Sambirejo

Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul.

2. Mengkaji proses pemberdayaan masyarakat petani dalam program

pekarangan terpadu di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten

Gunungkidul.

3. Mengetahui seberapa besar terjadi peningkatan produktivitas lahan

pekarangan dan pendapatan petani setelah pelaksanaan program

pekarangan terpadu di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten

Gunungkidul.

4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi

pemberdayaan masyarakat petani di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen

Kabupaten Gunungkidul.

5. Mengetahui rumusan intensifikasi pekarangan di masa depan.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk menambah wawasan peneliti serta

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas

Pertanian UNS

2. Bagi Pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan selanjutnya mengenai program peningkatan

produktivitas pekarangan dan pendapatan masyarakat petani.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

4. Bagi Petani, sebagai bahan pembelajaran untuk menentukan tindakan

pelestarian lingkungan dan peningkatan produktivitas rumah tangga petani

guna mancapai ketahanan pangan rumah tangga petani pedesaan.

Page 14: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

5

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah proses untuk memperbaiki orang dengan cara

membangun dan menyebarkan pengaruh wewenang. Untuk dapat

melakukan hal tersebut, seseorang atau suatu organisasi harus memiliki

kekuasaan. Dengan demikian kekuasaan merupakan kemampuan untuk

mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Teori

penerimaan wewenang pada dasarnya terletak pada pihak yang

dipengaruhi (influencee), bukan pada pihak yang mempengaruhi

(influencer) (Kinlaw, 1999).

Menurut Prijono dan Pranarka dalam Sulistiyani (2004), menyatakan

bahwa pemberdayaan mengandung dua arti. Pengertian yang pertama

adalah to give power or aurthority, pengertian yang kedua to give ability ti

or eneble. Pemaknaan pengertian pertama meliputi memberikan

kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada

pihak yang kurang/belum berdaya. Di sisi lain pemaknaan pengertian

kedua adalah memberikan kemampuan atau kebudayaan serta peluang

kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu.

Pemberdayaan atau empowerment secara singkat dapat diartikan

sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada

masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) serta

kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice) alternative perbaikan

kehidupan yang baik. Karena itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai

proses terencana guna meningkatkan skala/upgrade utilitas dari objek

yang diberdayakan. Dasar pemikiran suatu objek atau target group perlu

diberdayagunakan karena objek tersebut mencapai keterbatasan,

ketidakberdayaan, keterbelakangan dan kebodohan dari berbagai aspek.

Oleh karena itu guna mengupayakan kesetaraan serta untuk mengurangi

kesenjangan diperlukan upaya merevitalisasi untuk mengoptimalkan

utilitas melalui penambahan nilai (Mardikanto, 2009).

5

II. LANDASAN TEORI

Page 15: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

6

Czuba (1999) menyatakan bahwa:

“Empowerment is a construct shared by many disciplines

and arenas: community development, psychology, education,

economics, and studies of social movements and

organizations, among others”.

Pemberdayaan adalah sebuah upaya pembangunan bagi barbagai

disiplin ilmu dan wilayah; pembangunan masyarakat, psikologi,

pendidikan, ekonomi dan ilmu pengetahuan dari kehidupan sosial serta

organisasi dan lain sebagainya.

Pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan

meningkatkan memandirian masyarakat. Sejalan dengan itu,

pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan

masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan

mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung jawab

(accountable) demi perbaikan kehidupan. Oleh karena itu,

memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk terus menerus

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat bawah yang tidak

mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan

(Mardikanto, 2009).

Wilkinson (1998), menyatakan bahwa:

“Empowerment in the workplace is regarded by critics as

more a empowerment exercise, the idea of which is to change

the attitudes of workers, so as to make them work harder

rather than giving them any real power”

Pemberdayaan adalam tempat bekarja yang dihargai dari kritik

sebagai pelatihan pemberdayaan, sebuah gagasan yang mengetahui

perilaku dari manusia sehingga akan membuat mereka bekerja lebih keras

sesuai kemampuan mereka

Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaan masyarakat,

inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan

(enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), dan terciptanya

kemandirian (autonomy). Bertolak dari pendapat ini, berarti pemberdayaan

tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan

tetapi pada masyarakat yang masih memiliki daya yang masih terbatas,

Page 16: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

7

dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian (Winarni, 1998).

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk

membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian

tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa

yang mereka lakukan tersebut. Untuk menjadi mandiri perlu dukungan

kemampuan berupa sumberdaya manusia yang utuh dengan kondisi

kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif serta sumberdaya lainnya yang

bersifat fisik material (Sulistiyani, 2004).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan pemberdayaan masyarakat

terdiri dari faktor lntern dan faktor ekstern. Faktor intern seperti

pendidikan, pekerjaan, luas lahan pekarangan dan jumlah anggota

keluarga. Sedangkan faktor ekstern seperti partisipasi, aksesitas informasi,

kapasitas organisasi lokal, dan akuntabilitas. Menurut Sudarwati (2003),

faktor intern merupakan faktor pendorong untuk bekerja yakni biasanya

disebabkan oleh desakan atau kesulitan ekonomi keluarga sedangkan

faktor ekstern merupakan faktor penarik untuk bekerja yakni adanya

kesempatan kerja yang ditawarkan. Menurut Muhdar (2008), faktor

internal biasanya berasal dari dalam diri sendiri. Sementara faktor

eksternal bisa berasal dari lingkungan rumah atau teman kondisi keluarga

yang kurang kondusif. Namun faktor internal dan eksternal dapat

mendorong atau menghambat kemajuan seseorang.

Pemberdayaan menunjukkan kemampuan orang, khususnya

kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau

kemampuan dalam (a). Memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga mereka

memiliki kebebasan(freedom), dalam arti bukan saja bebas

mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, bebas dari kesakitan. (b). Terjangkau sumber-sumber

produktif yang memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

perlukan, dan (c) Partisipasi dalam proses pembanguanan dan keputusan-

keputusan yang pemberdayaanya dilihat dari proses, tujuan dan cara

pemberdayaan (Suharto, 2009).

Page 17: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

8

Menurut Sulistiyani (2004), pemberdayaan masyarakat merupakan

suatu proses yang akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang

harus dilalui meliputi:

a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar

dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan

keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam

pembangunan.

c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk

mengantarkan pada kemandirian.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

atau keberdayaan kelompok lemah masyarakat. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

sebuah instansi sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan

dan mempunyai pengetahuandan kemampiuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya (Soeharto,2009).

Proses pemberdayaan oleh penyuluh pertanian memiliki tujuan yang

tidak terbatas pada “better farming, better business, dan better living”,

tetapi untuk menfasilitasi masyarakat dalam mengadopsi inovasi dan

pemasaran demi peningkatan pendapatan (Mardikanto, 2009).

Upaya peningkatan pendapatan petani melalui kegiatan usahatani

secara mandiri sekarang sudah banyak beralih pada usahatani komersial,

yaitu usaha tani yang menjual sebagian atau seluruh produksinya kepada

pihak luar. Menurut Popkin dalam Mardikanto (2009), mengemukakan

cirri-ciri usaha tani komersial yaitu:

a. Menyukai inovasi (perubahan). Usahatani komersiil selalu mencari

inovasi demi perubahan demi peningkatan produksi dan

produktivitasnya serta perbaikan efisiensi. Perubahan bukanlah

Page 18: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

9

ancaman, malainkan justru dinilai sebagai peluang menuju perbaikan

usaha tani dan kehidupannya.

b. Memerlukan pasar. Karena usahatani komersiil selalu berusaha untuk

meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya, maka mereka sangat

membutuhkan pasar sebagai tempat menjual (kelebihan) produksi

yang tidak habis dikonsumsi sendiri. Pada perkembangan lebih lanjut,

pasar juga diperlukan sebagai sumber input dan peralatan yang

dibutuhka, serta sebagai sumber informasi/inovasi yang sangat

dibutuhkan bagi perbaikan menajemen, perbaikan teknik berusahatani

serta peningkatan efisien usahataninya.

c. Hubungan eksploitasi. Yaitu hubungan kerjasama bisnis yang saling

mengeksploitasi demi peningkatan pendapatan.

Pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan

terpadu adalah kegiatan teknis yang dilakukan guna manjalankan program

pekarangan terpadu di Desa Sambirejo. Kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan meliputi: penyuluhan, Penataan lahan

pekarangan, pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan di

pekarangan, dan pemilihan tanaman pekarangan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Masyarakat

a. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berhubungan dengan kegiatan

yang berasal dari luar lingkup bidang kajian. Menurut Mardikanto

(2009), Pemberdayaan masyarakat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang

harus diperhatikan antara lain: aksesibilitas informasi, keterlibatan

atau partisipasi, akuntabilitas dan kapasitas organisasi lokal.

1) Aksesibilitas Informasi

Informasi dan komunikasi merupakan bagian hakiki dari

kehidupan manusia, sebagaimana juga manusia merupakan bagian

dari masyarakat. Hanya orang atau suatu bangsa yang mempunyai

banyak informasi yang dapat berkembang dengan pesat. Dengan

informasi orang dapat mengetahui apa yang telah, sedang dan

Page 19: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

10

akan terjadi di suatu masyarakat atau negara. Dengan informasi

pula, orang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan

diperbaiki hidupnya ( Rachmadi, 1988).

Aksesibilitas informasi merupakan kebutuhan yang harus di

perhatikan kelancarannya dalam kegiatan pemberdayaan

masyarakat karena informasi merupakan kekuasaaan baru

kaitannya dengan peluang, layanan, penegakan hokum, efektivitas

negosiasi dan akuntabilitas (Mardikanto, 2009).

Pearson (2004) mengatakan bahwa:

“A pit fall top be avoided in organizing the

collection of information in the assumption that no

one else has carried out any relevant previous work

on the commondity systems to be studied”

Dapat di artikan bahwa:

Kesulitan yang perlu diwaspadai dalam mengatur kumpulan

informasi yang menganggap bahwa tak seorangpun mampu

bekerja secara relevan dan semua anggota kelompok organisasi

masih melakukan proses belajar.

Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses

informasi bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat

dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi

peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Oleh sebab

itu, pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi

ketidakberdayaan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan

akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi

kemiskinan yang dialami sebagaian masyarakat, dan adanya

keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang

berada pada pemerintah kepada masyarakat

(Sumardi dan Evers, 1982).

Petani di pedesaan tak kalah aksesnya terhadap informasi ,

media elektronik berupa televisi, radio dan HP senantiasa melekat

dalam kehidupan mereka. Selain itu peranan penyuluh dalam

Page 20: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

11

kegiatan pendampingan petani selalu mengakses internet dan

harian pertanian yang nantinya akan disampaikan kepada petani.

Aliran informasi yang terjadi di masyarakat petani adalah bermula

dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, kecamatan,

penyuluh pertanian lapangan dan akhirnya kepada petani,

sehingga akses petani terhadap informasi yang dibutuhkan biasa

memasai (Rachmadi, 1988).

Golongan petani yang inovatif biasanya banyak

memanfaatkan beragam sumber informasi, seperti: LEmbaga

ppendidikan/perguruan tinggi, lembaga penelitian, dinas-dinas

terkait, media massa, tokoh-tokoh masyarakat (petani) setempat

maupun dari luar, maupun lembega-lembaga komersial. Berbeda

dengan golongan inovatif, golongan masyarakat yang kurang

inovatif umumnya hanya memanfaatkan informasi dari tokoh-

tokoh (petani) setempat, dan relative sedikit memanfaatkan

informasi dari media masa (Mardikanto, 2009).

2) Kapasitas Organisasi Lokal

Kapasitas yaitu kemampuan untuk menunjukan/memerankan

fungsinya secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Kapasitas

organisasi lokal berkaitan dengan kemampuan bekerjasama,

mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya

untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi

(Mardikanto, 2009).

Pengembangan kapasitas manusia dapat berupa

pengembangan wawasan dan tingkat pengetahuan, peningkatan

pegetahuan, peningkatan kemampuan untuk merespons dinamika

lingkungannya, peningkatan skill, peningkatan akses pada

informasi, peningkatan akses dalam proses pengambilan

keputusan. Sebagai perubahan yang terencana, yang direncanakan

adalah bagaimana memberikan ransangan dan dorongan agar

masyarakat terbangun dan berkembang kapasitasnya (Soetomo,

Page 21: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

12

2009).

Kapasitas yang selalu berkembang meliputi kapasitas untuk

mengorganisasi dan mengelola tindakan bersama dalam rangka

memenuhi kebutuhan melalui pemanfaatan sumber daya dan

peluang, serta antisipasi tantangan dan kelola masalah sosial yang

muncul. Dengan demikian, pengembangan organisasional yang

dapat meningkatkan kemampuan dalam struktur manajemen,

proses dan prosedur dalam pencapaian tujuan juga dapat

ditempatkan sebagai bagian penting dalam pengembangan

kapasitas masyarakat (Soetomo,2009).

Organisasi lokal merupakan kelompok yang tumbuh dari

bawah. Kelompok ini memberikan kesempatan yang sebesar-

besarnya pada mereka yang terlibat untuk saling bantu dalam

memecahkan persoalan. Dengan cara koordinasi secara ekonomis

beban yang harus ditanggung oleh seorang yang membangun

sebuah kondisi akan terkurangi. Prinsip resiprokal ini

mnampaknya telah diterima dengan baik dikalangan penduduk

desa dan yang menjadi catatan penting, kebanykan petani atau

penduduk miskin terlibat dalam pranata organisasi ini

(Mubyarto, 1994).

Setiap masyarakat hidup dalam bentuk dan dikuasai oleh

lembaga-lembaga sosial tertentu. Yang dimaksudkan lembaga

(institution) disini adalah organisasi atau kaidah-kaidah, baik

formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan

anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari

maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu

(Mubyarto, 1994).

Peranan organisasi pedesaan dalam memecahkan problema

pertanian Indonesia antara lain membantu pemerintah dengan

usaha-usaha yang dapat membuat pemerintah desa lebih mandiri

dalam menangani problema pangan bagi si miskin, selain itu

Page 22: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

13

organisasi pedesaan dapat meningkatkan ketrampilan anak muda

desa menjadi tenaga buruh yang profesional (Hagul, 1992).

3) Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan aktif dan bermakna dari massa

penduduk pada tingkatan berbeda seperti: a) pembentukan

keputusan untuk menentukan tujuan-tujuan b) Pelaksanaan

program-program dan proyek-proyek secara sukarela dan

pembagian yang merata, dan c) Pemanfaatan hasil-hasil dari suatu

program. Jadi partisipasi masyarakat disini merupakan partsipasi

aktif baik dalam identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan,

monitoring maupun evaluasi dalam suatu kegiatan atau program

pembangunan (Awang, 1999).

Istilah partisipasi telah cukup lama dikenal khususnya di

dalam pengkajian peranan anggota di dalam suatu organisasi, baik

organisasi yang sifatnya tidak sukarela maupun yang sukarela.

Partisipasi sering diartikan dalam kaitannya dengan pembangunan

sebagai pembangunan masyarakat yang mandiri, mobilitas sosial,

pembagian sosial yang merata terhadap hasil pembangunan,

penetapan kelembagaan khusus, demokrasi politik dan sosial.

Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran dan

perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok

dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab

terhadap usaha yang bersangkutan (Slamet, 1994).

Ada beberapa alasan mengapa petani dianjurkan untuk

berpartisipasi. Pertama adalah mereka memiliki informasi yang

sangat penting untuk merencanakan program yang berhasil. Kedua

adalah mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja dalam

kegiatan jika mereka ikut di dalamnya. Alasan ketiga adalah

masyarakat yang demokrtatis secara umum menerima bahwa

rakyat yang terlibat mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam

Page 23: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

14

keputusan mengenai tujuan yang ingin mereka capai. Alasan

keempat adalah banyak permasalahan pembangunan pertanian

sehingga partisipasi kelompok dalam keputusan kelompok sangat

dibutuhkan. Partisipasi memungkinkan perubahan-perubahan yang

lebih besar dalam cara berpikir manusia. Perubahan dalam

pemikiran dan tindakan akan lebih sedikit terjadi dan perubahan-

perubahan ini tidak akan berjalan lama jika perubahan tersebut

dikarenakan menuruti agen penyuluhan dengan patuh dari pada

apabila mereka ikut bertanggung jawab di dalamnya

(Hawkins dan Ven den Ban, 1999).

Berkaitan dengan berbagai bentuk kegiatan partisipasi,

Yadav (1973) dalam Mardikanto (1988) mengemukakan tentang

adanya empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi

masyarakat di dalam pembangunan, yaitu :

a) Partisipasi dalam pengambilan keputusan, yaitu menumbuhkan

partisipasi masyarakat melalui forum yang memungkinkan

masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalam proses

pengambilan keputusan tentang program-program

pembangunan di wilayah lokal (setempat).

b) Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, yaitu pemerataan

sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja dan uang

tunai yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh

masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan.

c) Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi, dilakukan agar

tujuan kegiatan dapat dicapai seperti yang diharapkan, dan juga

diperlukan untuk memperoleh umpan balik tentang masalah-

masalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan

pembangunan yang bersangkutan.

d) Partisipasi dalam pemanfaatan hasil, yang bertujuan untuk

memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak. Di samping itu

dengan pemanfaatan hasil akan merangsang kemauan dan

Page 24: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

15

kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam

setiap program pembangunan yang akan datang.

Slamet (1994) mengemukakan adanya tiga bentuk kegiatan

partisipsi yaitu : (a) Parisipasi dalam tahap perencanaan, (b)

Partisipsi dalam tahap pelaksanaan, (c) partisipasi dalam tahap

pemanfaatan. Partisipasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Partisipasi pada tahap perencanaan

Keterlibatan seseorang dalam perencanaan pembangunan

sekaligus membawa dalam proses pembentukan keputusan,

mencakup empat tingkatan yang pertama ialah mendefinisikan

situasi yang menghendaki adanya keputusan. Kedua, memilih

alternatif yang cocok untuk dipilih sesuai dengan kondisi dan

situasi, dan yang ketiga, menentukan cara terbaik agar

keputusan yang telah dibuat dapat dilaksanakan. Dengan

demikian dalam tahapan ketiga ini merupakan jabaran rencana,

operasionalisasi rencana. Berikutnya adalah mengevaluasi

akibat apa saja yang timbul sebagai akibat dari pilihan

keputusan itu.

b) Partisipasi pada tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, pengukuran bertitik tolak pada

sejauh mana masyarakat secara nyata terlibat dalam aktivitas-

aktivitas riil yang merupakan perwujudan program-program

yang telah digariskan di dalam kegiatan-kegiatan fisik.

c) Partisipasi pada tahap pemanfaatan

Pada tahap pemanfaatan ialah partisipasi masyarakat di

dalam fase penggunaan atau pemanfaatan hasil-hasil kegiatan

pembangunan.

4) Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan upaya pemberdayaan masyarakat

yang perlu mengikutsertakan semua potensi masyarakat.

Akuntabilitas berkaitan dengan pertanggungjawaban public atas

Page 25: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

16

segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat.

Dalam hal ini pemerintah harus mengambil peranan lebih besar

karena mereka yang paling mengetahui mengenai kondisi, potensi

dan kebutuhan masyarakat (Mardikanto, 2009).

Akuntabilitas dalam pemberdayaan bisa dikatakan sebagai

upaya mengendalikan usaha-usaha kelompok karena kontribusi

individu mereka tidak dapat teridentifikasi. Tim yang kinerjanya

tinggi mengurangi kecenderungan semacam ini dengan tetap

memberikan mereka tanggung jawab baik ditingkat individu

maupun tingkat lain. Tim yang sukses memberi tanggung jawab

individu dan tanggung jawab bersama demi tujuan suatu tim

(Robbins, 2002).

b. Faktor Intern

Faktor intern yang mempengaruhi pelaksanaa pemberdayaan

masyarakat adalah faktor yang berasal dari dalam rumah tangga petani

itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain Luas lahan, tingkat

pendidikan, dan jumlah anggota keluarga.

a. Luas Lahan

Menurut Prayitno dan Lincolin (1987), besarnya luas

garapan dapat meningkatkan produksi petani. Berhubungan

dengan kepemilikan tanah oleh petani miskin sudah sangat

terbatas, maka usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

pendapatan adalah dengan pendayagunaan seluruh potensi tanah

garapan yang dimiliki oleh petani. Selain itu ada beberapa upaya

lain misalnya berusaha menurut kemampuan dan keterampilannya.

Menurut Buckett (1988), menjelaskan bahwa:

“Land is primary agricultural resource but it varies

enormously in quality. This variation has a major

influence on the type of farming practiced and upon

farm values.”

Page 26: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

17

Dapat diartikan bahwa tanah merupakan sumber alam paling

penting dalam pertanian tapi mempunyai kualitas jenis tanah yang

sangat bervariasi sehingga akan memepengaruhi kualitas

kesuburan lahan tersebut. Bebarapa jenis tersebut memberikan

pengaruh besar dalam menentukan tipe pelatihan pertanian dan

menilai hasil pertanian.

Pearson (2004) mengatakan bahwa:

“Land is a fixed factor in agricultural production.

Some land is lacated near an urban center and has

residential or industrial uses. That periurban land

is very valuable. But it is not relevant for assessing

land cost in agriculture for agricultural land” Bahwa, lahan pakarangan merupakan salah satu faktor

penentu produksi pertanian. Beberapa lahan pertanian biasanya

dekat dengan pemukiman atau perusahaan industri. Tanah yang

berada di dekat pemukiman sangatlah bernilai tinggi. Tapi hal

tersebut tidak relevan jika tanah pertanian diubah menjadi non

pertanian.

Menurut Kuswardhani (1998), bahwa luas penguasaan lahan

akan menentukan partisipasi petani terhadap program. Luas

sempitnya lahan yang dikuasai akan mempengaruhi anggota untuk

mengolah lahan. Menurut Mubyarto (1979), hasil bruto produksi

pertanian dihitung dengan mengalikan luas lahan tanah dan hasil

persatuan luas. Dengan demikian semakin luas tanah garapan,

hasil produksi pertanian pun semakin tinggi.

Kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk menanami

pekarangan dengan sayuran yang dapat digunakan sepanjang

tahun, perlu perencanaan yang mantap. Untuk itu perlu

mengetahui luas lahan pekarangan yang tepat. Luas pekarangan

sangat menentukan jumlah komoditas yang diusahakan dalam

kegiatan usaha tani, semakin besar lahan semakin tinggi

kesempatan hasil yang diperoleh nantinya (Sajogjo, 1994).

Page 27: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

18

b. Pendidikan

Mardikanto (1993) menerangkan bahwa pendidikan

merupakan proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam

penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta.

Pendidikan formal merupakn jenjang pendidikan dari terendah

sampai tertinggi yang biasanya diterima di bangku sekolah.

Sedangkan pendidikan non formal biasanya diartikan sebagai

penyelenggaraan pendidikan terorganisir diluar sistem pendidikan

sekolah dengan isi pendidikan yang terprogram.

Darvan (2004) menjelaskan bahwa:

“Educational activities related to empowerment,

gender awareness etc. must be given to rural people.

Both women and men should be taken into

consideration together in this educational activity.

However, women are dependent on their husband. So,

first of all men have to be persuaded about women’s

active participation in rural life, especially on

economic/productive roles”. Jadi kegiatan pendidikan berkaitan dengan pemberdayaan.

Kesadaran akan persamaan gender harus disosialisasikan pada

masyarakat pedesaan. Baik laki-laki maupun wanita harus

bersama-sama terlibat dalam kegiatan pendidikan. Walaupun

semua itu juga tergantung kepala keluarga, sehingga pertama kali

suami harus diberitau mengenai pentingnya partisipasi wanita

terutama dalam meningkatkan ekonomi dan peran produktifnya

Menurut Mosher (1966) telah menempatkan arti pentingnya

program pendidikan untuk petani di pedesaan sebagai salah satu

factor pelancar pembangunan pertanian. Dalam proses adopsi

teknologi baru akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

petani dan masyarakat pedesaan pada umumnya. Hal ini

disebabkan karena adopsi teknologi baru akan berkembang dengan

cepatnya apabila masyarakat petani yang menerimanya cukup

mempunyai dasar pendidikan/pengetahuan dan ketrampilan untuk

Page 28: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

19

menerapkannya sesuai dengan segala persyaratan yang harus

ditaati.

Salah satu indikator penting mengenai kedudukan social dan

mutu sumberdaya manusia adalah tingkat pendidikan penduduk.

Hal ini dapat tercermin dari komposisi berdasarkan tingkat

pendidikan yang diselesaikan oleh pendidik yang bersangkutan.

Dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi pendidik, secara tidak

langsung juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang.

Sehingga tingkat pendidikan yang diselesaikan akan berpengaruh

terhadap tingkat pemilihan pekerjaan tertentu. Terutama yang

memerlukan ketrampilan khusus. Disamping itu tingkat

pendidikan dapat menggambarkan tingkat kecerdasan seseorang.

Maka bisa digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui potensi

masyarakat secara umum dalam suatu wilayah (Sujarno, 1999).

c. Jumlah Anggota Keluarga

Anggota-anggota suatu rumah tangga petani bisa berfungsi

secara independen dan memiliki kebutuhan, orientasi serta tujuan

masing-masing yang berbeda. Mungkin ini beberapa subunit

dalam rumah tangga didalam tiap-tiap subunit itu berada di bawah

pengolahan seorang dewasa yang bertanggungjawab atas

rumahtangga secara keseluruhan. Dalam pengambilan keputusan

mereka, perempuan bisa memberi nilai yang lebih tinggi pada

perawatan lingkungan daripada anggota keluarga laki-laki

(Dankelman & Davidson, 1988).

3. Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari tersediannya pangan yang cukup, baik

dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dengan

pengertian tersebut, terwujudnya ketahanan pangan dapat diartikan lebih

lanjut sebagai berikut:

Page 29: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

20

a. Terpenuhinya pangan yang cukup, bukan hanya beras tetapi mencakup

pangan yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi

kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang

bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia.

b. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari

cemaran biologis, kimia dan benda/zat lain yang dapat manganggu,

merugikan dan mambahayakan kesehatan manusia serta aman dari

kaidah agama.

c. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, dapat diartikan

pangan harus tersedia setiap saat dan merata diseluruh tanah air.

d. Terpanuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan pangan

mudah diperoleh setiap rumah tangga dengan harga yang terjangkau

( Suryana, 2003).

Konsep ketahanan pengan mengandung tiga dimensi yang saling

berkait yaitu: Ketersediaan pangan, aksesibilitas terhadap pangan dan

stabilitas harga pengan. Sesuatu yang diyakini para ahli adlah apabila salah

satu dari dimensi tersebut belum terpenuhi, suatu Negara belum bisa

dika\takan mempunyai ketahanan pangan yang baik (Arifin, 2007).

Berdasarkan definisi ketahanan pangan dari FAO (1996) dan UU RI

No. 7 tahun 1996, yang mengadopsi definisi dari FAO, ada 4 komponen

yang harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan yaitu:

kecukupan ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan pangan tanpa

fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun,

aksesibilitas/keterjangkauan terhadap pangan serta dan kualitas/keamanan

pangan ( LIPI, 2004).

Ketersediaan pangan dalam rumah tangga yang dipakai dalam

pengukuran mengacu p ada pangan yang cukup dan tersedia dalam jumlah

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Penentuan

jangka waktu ketersediaan makanan pokok di perdesaan (seperti daerah

penelitian) biasanya dilihat dengan mempertimbangkan jarak antara

musim tanam dengan musim tanam berikutnya (Suharjo dkk, 1985).

Page 30: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

21

Stabilitas ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga diukur

berdasarkan kecukupan ketersediaan pangan dan frekuensi makan anggota

rumah tangga dalam sehari. Dengan asumsi bahwa di daerah tertentu

masyarakat mempunyai kebiasaan makan 3 (tiga) kali sehari, frekuensi

makan sebenarnya dapat menggSulistiyanikan keberlanjutan ketersediaan

pangan dalam rumah tangga. Dalam satu rumah tangga, salah satu cara

untuk mempertahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu

adalah dengan mengurangi frekuensi makan atau mengkombinasikan

bahan makanan pokok (misal beras dengan ubi kayu)

(Raharto & Romdiati, 1999).

Indikator aksesibilitas atau keterjangkauan dalam pengukuran

ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dilihat dari kemudahan

rumahtangga memperoleh pangan, yang diukur dari pemilikan lahan

(missal sawah untuk provinsi Lampung dan ladang untuk provinsi NTT)

serta cara rumah tangga untuk memperoleh pangan. Akses yang diukur

berdasarkan pemilikan lahan dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori:

Akses langsung (direct access), jika rumah tangga memiliki lahan

sawah/ladang dan Akses tidak langsung (indirect access) jika rumah

tangga tidak memiliki lahan sawah/ladang.

Kualitas atau keamanan jenis pangan yang dikonsumsi untuk

memenuhi kebutuhan gizi. Ukuran kualitas pangan seperti ini sangat sulit

dilakukan karena melibatkan berbagai macam jenis makanan dengan

kandungan gizi yang berbeda-beda, sehingga ukuran keamanan pangan

hanya dilihat dari „ada‟ atau „tidak‟nya bahan makanan yang mengandung

protein hewani dan/atau nabati yang dikonsumsi dalam rumah tangga.

Karena itu, ukuran kualitas pangan dilihat dari data pengeluaran untuk

konsumsi makanan (lauk-pauk) sehari-hari yang mengandung protein

hewani dan/atau nabati (LIPI, 2004).

Cooper (1995) menyatakan bahwa:

“The body needs food with protein to build and rebuild its

cells, hair, skin, teeth, and bones are all parts of your body

Page 31: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

22

that’s require protein.. Aproximately 3 to 5 percent of your

body’s protein is rebuild each day.”

Jadi, tubuh membutuhkan makanan yang kandungan protein untuk

proses pembangunan dan pertumbuhan sel, rambut, kulit, gigi dan semua

bagian tubuh yang membutuhkan protein. Diperkirakan tiap hari tubuh kita

membutuhkan 3 sampai 5 persen protein untuk pembangunan.

Ketahanan pangan merupakan suatu sistem ekonomi pangan yang

terintegrasi yang terdiri atas berbagai subsistem. Subsistem utamannya

adalah ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan.

Subsistem ketersediaan pengan mencakup aspek produksi, cadangan serta

keseimbangan antara ekspor dan impor pangan. Ketersediaan pangan harus

dikelola sedemikian rupa, sehingga walaupun produksi pangan bersifat

musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, volume pangan yang

tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan jenisnya, serta stabil

penyediaannya dari waktu ke waktu. Distribusi pangan mancakup aspek

eksistabilitas secara fisik dan ekonomi atas pangan secara merata.

Sedangkan subsistem konsumsi menyangkut pengetahuan dan kemampuan

masyarakat agar mempunyai pemahaman atas pangan, gizi dan kesehatan

yang baik, sehingga dapat mengolah konsumsinya secara optimal

(Suryana, 2003).

4. Pekarangan Terpadu

Pekarangan adalah sebidang tanah sekitar rumah yang masih

diusahakan secara sambilan, sering disebut lumbung hidup, warung hidup

atau apotik hidup. Disebut lumbung hidup karena sewaktu-waktu

persediaan pangan pokok seperti beras, jagung dan sebagainya habis dapat

diperoleh bahan-bahan seperti buah dan sayuran untuk bahan makanan .

Bahan-bahan tersebut disimpan dalam pekarangan dalam keadaan hidup.

Disebut warung hidup, karena dalam pekarangan terdapat sayuran yang

berguna untuk memenuhi kebutuhan komsumsi keluarga. Disebut sebagai

apotik hidup karena dalam pekarangan ditanami berbagai tanaman obat-

Page 32: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

23

obatan yang sangat bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit secara

tradisional (Sajogjo, 1994).

Menurut Terra (1948) dalam Mardikanto (1994), mengatakan bahwa

pekarangan adalah tanah sekitar perumahan, kebanyakan berpagar keliling,

dan biasanya ditanami tanaman padat dengan beraneka macam tanaman

semusim maupun tanaman tahunan untuk keperluan sehari-hari dan untuk

diperdagangkan. Pekarangan kebanyakan saling berdekatan, dan bersama-

sama membentuk kampung, dukuh atau desa.

Menurut Terra (1967) dalam Sajogjo (1994), mengatakan bahwa

lahan pekarangan di Indonesia memiliki multiguna. Fungsinya adalah

untuk menghasilkan: 1) bahan makanan sebagai tambahan hasil sawah dan

tegalnya; 2) sayuran dan buah-buahan; 3) rempah, bumbu-bumbu dan

wangi-wangi; 4) bahan kerajinan tangan; 5) kayu bakar; 6) uang tunai dan;

7) hasil ternak dan ikan. Tradisi mengelola pekarangan untuk

mengembangkan diversifikasi produk bahan pangan, dengan berbagai

tanaman (pohon, semak, tanaman menjalar) telah lama berlangsung dijawa

dan beberapa tempat diluar jawa. Namun, oleh karena intensitas

pengelolaan masih bervariasi, maka pembinaan masih sangat diperlukan.

Kelebihan pekarangan dalam kehidupan petani adalah secara

berkesinambungan dapat menyediakan kebutuhan sehari-hari keluarga

petani. Sistem pekarangan dalam mempertahankan produktivitasnya dapat

ditinjau berdasarkan:

a. Mempertahankan dan meningkatkan hasil tanaman secara

berkelanjutan

b. Meningkatkan pasokan energi yang berasal dari sumber daya lokal,

terutama kayu bakar.

c. Menghasilkan beraneka bahan yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari atau dijual kepasar, termasuk kayu,

sayuran, toga, buah-buahan dan lain-lain.

d. Perlindungan dan sekaligus meningkatkan kualitas ligkungan,

terutama tanah, air, flora dan fauna.

Page 33: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

24

e. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani sesuai dengan budaya

setempat (Sutanto, 2002).

Selain berfungsi sebagai perbaikan gizi, pekarangan juga berfungsi

sebagai bahan tambahan penghasilan. Bagi masyarakat yang tidak

mengharapkan pekarangan sebagai sumber pendapatan atau kebutuhan

sehari-hari, pekarangan difungsikan sebagai pemuas kebutuhan rohani

dalam bentuk keindahan. Hal itu disebut adanya penguasahaan penanaman

tanaman bungan atau tanaman hias. Sehubungan dengan hal tersebut,

pekarangan ditekankan sebagai lahan yang dapat ditanami tanaman bergizi

tinggi serta obat-obatan yang siap menghasilkan hasil setiap kali

dibutuhkan. Untuk itu, fungsi pekarangan mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Letaknya harus berdekatan dengan rumah

b. Isinya beraneka macam kebutuhan rumah tangga

c. Hasilnya kecil untuk kebutuhan rumah tangga

d. Tidak memerlukan modal besar

(Soetriono, 2006).

Menurut Danoesastro (1978) dalam Mardikanto (1994), menyatakan

bahwa sedikitnya ada empat fungsi pokok pekarangan yaitu sebagai

sumber bahan makanan, sebagai penghasil tanaman perdagangan, sebagai

panghasil tanaman rempah-rempah atau obat-obatan, dan juga sumber

berbagai macam kayu-kayuan (untuk kayu bakar, bahan bangunan,

maupun bahan kerajinan). Hasil pekarangan yang bervariasi dapat

dihasilkan sepanjang tahun, dengan hasil yang segar. Bercocok tanam di

pekarangan dan pemeliharaannya dapat dilakukan setiap saat, tentu saja

mudah dijangkau, menghemat waktu, ekonomis, efisien dan efektif.

Pekarangan terpadu merupakan program peningkatan kemandirian

masyarakat petani dengan memanfaatkan sumberdaya sekitar yaitu

pekarangan. Karena pada umumnya pekarangan petani pedesaan

mempunyai potensi besar terhadap upaya ketahanan pangan bagi rumah

tangga petani di pedesaan. Pekarangan dapat merupakan tempat selingan

Page 34: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

25

pekerjaan, menyalurkan hobi, dapat menjadi pengikat yang baik bagi

anggota rumah tangga, sehingga kebiasaan yang tidak perlu dapat

dikurangi. Demikian pula pengorbanan atau biaya untuk menanami

pekarangan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil yang

diberikannya, bahkan hasilnya pun berkualitas tinggi.

Pekarangan terpadu dilakukan melalui penanaman tanaman yang

berproduktif dan membuat taman pekarangan mampu memberikan

kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmaniah dan rohaniah. Pemanfaatan

pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura

(tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah,

obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan

yang berlipat ganda. Selain ditanami dengan tanaman dapat juga

memelihara ternak. Kotoran ternak itu dapat dimanfaatkan untuk dijadikan

pupuk. Begitu pula sampah atau daun-daunan bisa dijadikan kompos. Di

samping memberikan hasil bersifat kebendaan yang dapat memenuhi

kebutuhan jasmaniah, pekarangan juga memberikan hasil yang abstrak

yaitu ketenangan, keindahan dan kedamaian yang dapat memenuhi

kebutuhan untuk kesehatan rohaniah.

5. Rumah Tangga Petani

Rumah tangga petani merupakan sebuah gabungan yang unik antara

laki-laki dan perempuan, orang dewasa dan anak-anak yang semuannya

memberikan pengelolaan, pengetahuan, tenaga kerja, modal, dan lahan

untuk usaha tani dan mengkonsumsi paling tidak sebagian dari hasil usaha

usahatani. Rumah tangga berkenaan dengan proses dan hasil usaha tani

merupakan pusat sekaligus objek pengambilan keputusan. Tiap rumah

tangga dan tiap individu di dalamnya memiliki kebutuhan dan keinginan

khusus, namun dilihat dari tindakan dan pertanyaannya rumah tangga

petani dengan lahan sempit tampaknya secara bersama memiliki berbagai

macam tujuan antara lain produktivitas, keamanan, kesinambungan dan

identitas ( Reijntjes, C. Bertus H. Water, B, 1992).

Page 35: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

26

Menurut Dankelman & Davidson (1988) dalam Reijntjes (1992)

Anggota-anggota suatu rumah tangga petani bisa berfungsi secara

independen dan memiliki kebutuhan, orientasi serta tujuan masing-masing

yang berbeda. Mungkin ini beberapa subunit dalam rumah tangga didalam

tiap-tiap subunit itu berada di bawah pengolahan seorang dewasa yang

bertanggungjawab atas rumahtangga secara keseluruhan. Karena biasanya

perempuan yeng bertugas mengambil air, bahan bakar, tumbuhan obat-

obatan dan sebagainya, mereka ini secara langsung merugikan degradasi

lingkungan. Dalam pengambilan keputusan mereka, perempuan bisa

memberi nilai yang lebih tinggi pada perawatan lingkungan daripada

anggota keluarga laki-laki.

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti

luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan

pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani

berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor

produksi yang diketahui (Hernanto, 1993).

Ibu tani atau yang biasa disebut wanita tani, adalah wanita pedesaan,

baik dewasa maupun muda. Mereka adalah istri petani atau anggota

keluarga petani yang terlibat secara langsung atau tidak langsung, petani

atau sewaktu-waktu dalam kegiatan usaha tani dan kesibukan lain yang

berhubungan dengan kehidupan dan penghidupan keluarga petani di

pedesaan (Mardikanto dan Sri Sutarni, 1982).

Seorang wanita dalam kehidupan berumah tangganya harus bersedia

meluangkan waktu untuk bekerja dan berjuang menemukan identitasnya

sendiri. Seperti yang dinyatakan Kleiman (1980) sebagai berikut:

”Being a wife is a full time job and often women need to get

together just to talk about the realities of marrige. Wives often

struggle hard to find their own identity.”

Jadi seorang wanita selalu mempunyai pekerjaan yang penuh atau

banyak dan seringkali mereka membutuhkan waktu bersama hanya untuk

berbicara mengenai rumah tangganya atau pernikahannya. Istri-istri sering

Page 36: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

27

berjuang keras menemukan identitas dirinya sendiri.

Menurut Sajogyo (1983) menyatakan bahwa rumah tangga petani

menerima pendapatan yang dikenal sebagai “single labour income” artinya

secara nyata hasil kerja per unit kerja tidak dapat dipisahkan dari hasil unit

kerja lainnya. Pendapatan rumah tangga petani di pedesaan tidak hanya

melalui sektor pertanian tetapi juga di bidang lainnya seperti usaha

dagang, kerajinan tangan dan industri.

Ketahanan pangan rumah tangga petani dalam suatu kelompok, salah

satu indikatornya adalah dengan melihat besarnya produktivitas dari

rumah tangga petani tersebut. Produktivitas merupakan hasil persatuan

lahan, tenaga kerja, modal, waktu atau input lainnya. Orang luar

cenderung mengukur produktivitas usaha tani berdasarkan hasil total

biomassa, hasil komponen-komponen tertentu, hasil ekonomis dan

keuntungan, seringkali memandang perlu untuk memeksimalkan hasil

persatuan lahan. Keluarga petani dan individu-individu didalam keluarga

itu memiliki cara mereka sendiri untuk merumuskan dan mandefinisikan,

produktivitas, mungkin dengan satuan tenaga kerja yang dibutuhkan pada

saat penanaman atau penyiangan, atau dengan satuan air irigasi yang

dimanfaatkan. Memang penting sekali, bahwa orang luar perlu menyadari

parameter ini, karena parameter ini sangat menentukan bagi petani

( Reijntjes, C. Bertus H. Water, B, 1992).

6. Pertanian Terpadu

Menurut Matsui (2002), yang menjelaskan bahwa para petani

melaksanakan pertanian terpadu, memproduksi produk-produk pertanian

untuk konsumsi mereka sendiri tanpa merusak lingkungan. Mencakup

pengembangbiakan ikan, menanam pohon buah-buahan, menanam padi,

sayur mayur dan beternak. Wanita juga memainkan peran utama dalam

jenis pertanian semacam ini. Wanita juga ikut memikul tanggung jawab

besar bagi kehidupan jika kaum laki-laki harus meninggalkan rumah untuk

bekerja sebagai buruh musiman.

Page 37: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

28

Menurut Hesaterman dan Thorburn (1994) dalam Mardikanto

(2009), menyatakan bahwa melalui kegiatan pertanian dan produksi

pangan yang terpadu sebagai satu kesatuan yang utuh, akan meningkatkan

efisiensi penggunaan sumberdaya alam, ekonomi, dan social. Termasuk

dalam konsep ini adalah “Integrated and resource efficient crop and

livestock systems” yang mampu memelihara produktivitas, keuntungan

dan melindungi lingkungan, serta kesehatan petani dan keluarganya.

Pertanian terpadu merupakan usaha pertanian dengan dikelola secara

terpadu yaitu memadukan antara sumber daya yang memanfaatkan, yang

ada yang meliputi tanaman, keberadaan hewan ternak dan perikanan yang

diharapkan dengan adanya hubungan yang saling melengkapi dan

berkesinambungan sehingga tidak dikenal limbah sebagai produk

sampingan, semua hasil pertanian di asumsikan sebagai prooduk ekonomis

dan semua kegiatan adalah profit center, hasil sampingan dari salah satu

sub bidang usaha manjadi bahan baku atau bahan pembantu sub bidang

yang lainnya yang masih terkait.

Menurut Wididana (1999) dalam Salikin (2000), terdapat dua model

sistem pertanian terpadu, yaitu sistem pertanian terpadu konvensional dan

sistem pertanian terpadu dengan teknologi EM (Effective

Microorganisme). Praktek-praktek pertanian terpadu konvensional ini

belum tentu merupakan sistem berkelanjutan, karena hanya mengandalkan

proses dekomposisi biomassa alamiah yang berlangsung sangat lambat.

Oleh karena itu, diperlukan sentuhan teknologi yang mampu mempercepat

proses pembusukan dan penguraian bahan-bahan organik menjadi unsur

hara yang dibutuhkan oleh tanaman atau hewan. Sedangkan model sistem

pertanian terpadu dengan teknologi EM memadukan budidaya tanaman,

perkebunan, peternakan, perikanan dan pengolahan daur limbah secara

selaras, serasi dan berkesinambungan.

Page 38: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

29

7. Intensifikasi Pekarangan

Intensifikasi pekarangan merupakan usaha memanfaatkan

pekarangan secara intensif melalui penanaman lahan pekarangan dengan

tanaman yang bermanfaat dan produktif yang dipadukan dengan

pengembangan ternak dan ikan sehingga dapat menambah pendapatan dan

sumber gizi keluarga. Kegiatan intensifikasi pekarangan yang dilakukan

antara lain: daur ulang hara, penggunaan bahan-bahan lokal, penggunaan

tenaga intensif, keanekaragaman tanaman dan keseimbangan ekosistem

secara terpadu yang nantinya akan mampu meningkatkan ketahanan

pangan rumah tangga petani (Dinas Pertanian DIY, 1990).

Menurut Sutanto (2002), Intensifikasi pekarangan dilakukan dengan

dua cara yaitu konvensional dan alami. Intensifikasi pekarangan

konvensional mempunyai ketergantungan yang tinggi pada masukan dari

luar termasuk benih, bibit, pupuk kimia, pestisida dan kebutuhan lainnya.

Keberhasilan intensifikasi pekarangan konvensional sangat tergantung

pada penyediaan masukan dari luar usaha tani. Pengembangan pekarangan

harus lebih menitikberatkan pada ketersediaan sumberdaya dan

pengetahuan yang dimiliki petani setempat. Sedangkan intensifikasi

pekarangan alami untuk petani kecil dilakukan dengan lebih menitik

beratkan pada penyiapan petak pertanaman dengan pengolahan tanah, daur

ulang hara, membangun kesuburan tanah, keanekaragaman pertanaman

dan keseimbangan ekosistem secara terpadu.

Melalui intensifikasi pekarangan alami, bahan organik didaur ulang

dengan cara dikembalikan ketanah dalam bentuk kompos. Berbagai jenis

tanaman ditanam berbeda kedalaman perakaran dan limbah organic

dimasukan kembali kedalam tanah pada kedalaman yang berbeda.

Pendekatan intensifikasi alamu juga membatasi penggunaan pestisida

sintetis. Keanekaregaman jenis sayuran pada setiap petak pertanaman

mampu mengendalikan serangan hama dan penyakit (Sutanto, 2002).

Page 39: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

30

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensifikasi Pekarangan

Intensifikasi pekarangan dapat dilakukan melalui dua pendekatan

yaitu intensifikasi pekarangan konvensional dan pendekatan pekarangan

alami. Kedua pendekatan tersebut mampu memberikan dampak yang

berbeda dalam peningkatan produktifitas lahan pekarangan dan

pendapatan petani (Sutanto, 2002).

Faktor intern yang mempengaruhi intensifikasi pekarangan adalah

faktor yang berasal dari dalam usaha tani di pekarangan itu sendiri. Faktor-

faktor tersebut antara lain bahan organik, jenis tanaman dan keadaan

tanah. Menurut Soetriono (2006), faktor ekstern yang mempengaruhi

intensifikasi pekarangan antara lain: benih, pupuk kimia, limbah organik,

pestisida, perairan dan kultur teknik.

B. Kerangka Berpikir

Memberdayakan masyarakat berarti melakukan investasi pada

masyarakat, dan organisasi mereka, sehingga asset dan kemampuan mereka

bertambah, baik kapabilitas perorangan maupun kapasitas kelompok.

Keberhasilan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dipengaruhi oleh faktor-

faktor: (1) partisipasi; (2) aksesibilitas informasi; (3) organisasi lokal; dan (4)

akuntabilitas. Keempat elemen ini terkait satu sama lain dan saling

mendukung. Kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam pengembangan

program pekarangan terpadu ini meliputi kegiatan penyuluhan, pengaturan

lahan pekarangan, pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan

di pekarangan, dan pemilihan tanaman pekarangan.

Tujuan dari pemberdayaan masyarakat dalam program pekarangan

terpadu adalah melatih kemandirian petani serta meningkatkan kualitas rumah

tangga petani melalui kegiatan budidaya tanaman hortikultura, tanaman

perkebunan, tanaman obat-obatan, rempah-rempah, dan disertai memelihara

binatang ternak dan perikanan di pekarangan guna meningkatkan

produktivitas pekarangan dan pendapatan rumah tangga dalam upaya

menciptakan ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Sambirejo.

Page 40: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

31

Tercapainya ketahanan pangan rumah tangga petani dapat dilihat dari:

kecukupan ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi

dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun, aksesibilitas/keterjangkauan

terhadap pangan serta dan kualitas pangan.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan, dari keadaan

masyarakat desa serta kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program

pekarangan terpadu yang ada dapat dituangkan dalam kerangka berfikirnya

yaitu sebagai berikut:

Page 41: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

32

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir Pemberdayaan Masyarakat Petani Dalam

Program Pekarangan Terpadu Di Desa Sambirejo Kecamatan

Ngawen Kabupaten Gunungkidul.

Pemberdayaan Masyarakat

Petani Dalam Program

pekarangan terpadu:

1. Penyuluhan

2. Pelatihan

a. Penataan

pekarangan

b. Pengembangan

ternak

c. Pengembangan

perikanan

d. Budidaya tanaman

pekarangan

Peningkatan

produktivitas lahan

pekarangan dan

pendapatan petani

dalam program

pekarangan terpadu

meliputi:

1. Budidaya

beragam

tanaman

2. Beternak

3. Budidaya ikan

Ketahanan pangan

rumah tangga petani

Faktor Pendukung

Faktor Pengambat

1. Faktor ekstern :

a. Partisipasi

b. Aksesibilitas infomasi

c. Kapasitas organisasi lokal

d. Akuntabilitas

2. Faktor intern:

a. Luas lahan pekarangan

b. Jumlah anggota keluarga

c. Pendidikan

1. Faktor ekstern :

a. Partisipasi

b. Aksesibilitas infomasi

c. Kapasitas organisasi lokal

d. Akuntabilitas

2. Faktor intern:

a. Luas lahan pekarangan

b. Jumlah anggota keluarga

c. Pendidikan

Page 42: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

33

Dimensi Penelitian

1. Pemberdayaan Masyarakat Petani

Pemberdayaan masyarakat petani adalah keterkaitan antara pemberian

akses bagi masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat dalam upaya

meningkatkan produktivitas dan kemandirian masyarakat petani melalui

kegiatan antara lain penyuluhan dan pelatihan yang meliputi kegiatan

penataan lahan pekarangan, pengembangan ternak, pengembangan ikan,

dan budidaya tanaman pekarangan. Tahap-tahap tersebut termasuk dalam

proses pemberdayaan masyarakat yang meliputi: (a) Tahap penyadaran

dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar, (b) Tahap transformasi

kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan ketrampilan dan (c)

Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk

mengantarkan pada kemandirian.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di pengaruhi oleh faktor ekstern dan

faktor intern. Faktor ekstern yang mempengaruhi pemberdayaan

masyarakat antara lain:

1) Aksesibilitas informasi

Aksesibilitas informasi adalah banyaknya informasi yang diperoleh

oleh masyarakat petani terkait dengan kegiatan pemberdayaan

masyarakat dalam program pekarangan terpadu. Informasi dapat

diakses melalui kegiatan penyuluhan dan pembinaan oleh PPL serta

komunikasi di dalam organisasi pertanian seperti Gapoktan, Kelompok

Tani, dan Kelompok Wanita Tani.

2) Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan aktif dan bermakna dari masyarakat

pada berbagai kegiatan pemberdayaan baik dalam tahap pengambilan

keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pemanfaatan

hasil-hasil dari program pekarangan terpadu.

Page 43: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

34

3) Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban dari pihak pemberdaya untuk

memberikan perlindungan dan pertanggungjawaban atas kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan. Pihak pemberdayaan dalam kegiatan

pemberdayaan ini adalah Pemerintah Desa Sambirejo yang dibantu

oleh Penyuluh Pertanian Lapang Kecamatan Ngawen dan juga petani

sendiri.

4) Kapasitas organisasi lokal.

Kapasitas organisasi lokal adalah kemampuan organisasi untuk

menunjukkan atau memerankan fungsinya secara efektif, efisien dan

berkelanjutan. Peran organisasi lokal dalam kegiatan pemberdayaan

terlihat dari bentuk kerjasama, koordinasi antar masyarakat serta

membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi bersama-sama.

Faktor intern yang mempengaruhi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

adalah faktor yang berasal dari dalam rumah tangga petani itu sendiri

antara lain: Luas lahan pekarangan, tingkat pendidikan, dan jumlah

anggota keluarga.

a. Luas lahan pekarangan yang dimiliki keluarga petani akan

mempengaruhi tingkat produktivitas keluarga petani.

b. Tingkat pendidikan anggota keluarga akan mempengaruhi tingkat

pertisipasi terhadap kegiatan pekarangan terpadu.

c. Jumlah anggota keluarga yang tinggal akan mempengaruhi jumlah

tenaga kerja produktif keluarga serta tingkat konsumsi keluarga.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan

terpadu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan guna

meningkatkan ketrampilan dan kemandirian keluarga petani antara lain

penyuluhan, pengaturan lahan pekarangan, pengembangan ternak di

pekarangan, pengembangan ikan di pekarangan, dan pemilihan tanaman

pekarangan.

Page 44: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

35

2. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang dapat mendukung atau

mempengaruhi pemberdayaan masyarakat. Faktor pendukung ini dapat

muncul dari faktor intern atau faktor ekstern dari pemberdayaan

masyarakat petani, antara lain: luas lahan pekarangan, tingkat pendidikan,

jumlah anggota keluarga, partisipasi, akuntabilitas, aksesitas informasi dan

kapasitas organisasi lokal.

3. Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah faktor yang dapat menghambat atau merupakan

faktor kendala dari kegiatan pemberdayaan masyarakat petani. Faktor

penghambat ini dapat muncul dari faktor intern atau faktor ekstern dari

pemberdayaan masyarakat petani, antara lain: luas lahan pekarangan,

tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, partisipasi, akuntabilitas,

aksesitas informasi dan kapasitas organisasi lokal.

4. Produktivitas dan Pendapatan

Produktivitas adalah hasil usaha tani yang diperoleh per satuan luas.

Peningkatan produktivitas rumah tangga petani dilihat dari penambahan

nilai dari produksi pekarangan, yaitu melalui kegiatan budidaya

beranekaragam tanaman, berternak dan budidaya perikanan untuk

menambah nilai ekonomis dari pekarangan terpadu.

Pendapatan adalah semua benda yang dimiliki dan mempunyai nilai uang

yang dimiliki oleh petani. Peningkatan pendapatan petani dilihat dari

peningkatan nilai uang yang diperoleh petani dari pelaksanaan pekarangan

terpadu ini.

5. Ketahanan Pangan

Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah

tangga yang tercermin dari kecukupan pangan, kualitas pangan,

ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan oleh keluarga petani.

Page 45: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

36

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian kualitatif yaitu penelitian yang memiliki karakteristik bahwa

datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya dan bagaimana adanya

(natural setting), dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol dan

bilangan, sedangkan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif.

Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai suatu prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

obyek penelitian pada saat sekarang, dan memusatkan perhatiannya pada

penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya

(Nawawi dan Mimi Martini, 1996).

Penelitian kualitatif lebih banyak dipilih (terutama untuk penelitian

sosial) karena memiliki keunggulan dalam menjelaskan atau memberikan

deskripsi tentang banyak hal seperti: sifat-sifat hubungan antar manusia,

perubahan-perubahan perilaku manusia terhadap suatu obyek atau

lingkungannya (Mardikanto, 2006). Penelitian kualitatif bertitik tolak dari

fenomenologis atau fenomena sosial yaitu berasumsi bahwa pengalaman

manusia diperoleh melalui hasil intepretasi dan pada penelitian kualitatif

sebenarnya tidaklah tabu dengan angka-angka sebab angka-angka pun dapat

berbicara untuk memperkuat argumen-argumen kualitatif (Danim, 2002).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan keadaan atau situasi

yang sebenarnya terjadi pada saat ini dengan menganalisis data dari bentuk

aslinya seperti pada waktu dicatat tanpa memotong cerita maupun datanya

dengan simbol-simbol angka. Sedangkan teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studi kasus tunggal karena dalam penelitian ini

menyatakan kasus penting dalam menguji suatu teori yang telah tersusun

dengan baik dan perhatian diberikan pada satu unit analisis (Yin, 2000).

36

Page 46: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

37

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) yaitu di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten

Gunungkidul. Dengan pertimbangan karena di Kecamatan Ngawen telah

melaksanakan program pekarangan terpadu untuk pertama kalinya di

Kecamatan Ngawen sejak akhir tahun 2008. Selain itu luas lahan pekarangan

di Desa Sambirejo termasuk masih tinggi namun realisasinya masih banyak

lahan pekarangan yang belum di manfaatkan secara potensial, seperti terlihat

dalam table berikut:

Tabel 1. Data Luas Lahan Desa Sambirejo

No Lahan Baku Luas (Ha) Tanah Potensial Luas (Ha)

1

2

3

4

5

6

Sawah Irigasi teknis

Sawah tadah hujan

Tegal

Pekarangan

Hutan rakyat

Lain-lain

3,50

172,88

332,74

301,04

41,25

23,39

Sawah Irigasi teknis

Sawah tadah hujan

Tegal

Pekarangan

Lain-lain

3,50

156,50

234,00

90,00

5,00

Jumlah 874,79 Jumlah 489,00

Sumber: Data Sekunder Desa Sambirejo tahun 2008

Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat bahwa luas lahan pekarangan yang

dimanfaatkan secara potensial sangat rendah dibanding dengan luas lahan

pekarangan yang ada, sehingga potensi pekarangan di Desa Sambirejo cocok

untuk dilakukan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi petani melalui

program pekarangan terpadu dan menjadi lokasi penelitian dari peneliti.

C. Teknik Cuplikan (Sampling)

Penentuan sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling

atau disengaja. Menurut Moleong (2009), penentuan sampling bertujuan untuk

menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang

muncul. Dengan secara sengaja memilih sampling diharapkan dapat

mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam.

Penentuan subyek dan informan dalam penelitian ini dilakukan secara

snowball sampling atau teknik bola salju. Menurut Bungin (2008), Teknik

snowball sampling didefinisikan sebagai teknik untuk memperoleh beberapa

Page 47: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

38

informasi dalam organisasi atau kelompok yang terbatas dan yang dikenal

sebagai teman dekat atau kerabat, kemudian informan tersebut bersedia

menunjukkan teman-teman kerabat lainnya sampai peneliti menemukan

konstilasi persahabatan yang berubah manjadi suatu pola-pola sosial yang

lengkap.

Teknik snowball sampling digunakan bilamana peneliti ingin

mengumpulkan data yang berupa informasi dari subyek penelitian dan

informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak mengetahui siapa yang

tepat untuk dipilih, sehingga peneliti tidak dapat merencanakan pengumpulan

data secara pasti. Oleh karena itu, peneliti dapat bertanya secara langsung

kepada key informan yang dianggap mengetahui informasi tentang objek

penelitian. Key informan dalam penelitian ini adalah ketua Gapoktan Desa

Sambirejo. Kemudian dari informan pertama yaitu key informan ini, peneliti

mendapatkan petunjuk mengenai pelaksanaan serta menemukan subyek dan

informan selanjutnya.

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland (1984:47) dalam Moleong (2009) sumber data dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan yang

dimaksud disini adalah perkataan dan tindakan dari manusia yang

diwawancarai. Sedangkan sumber data penelitian ini adalah subyek, informan,

arsip atau dokumen.

Page 48: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

39

Tabel 2. Jenis dan Sumber Data yang dibutuhkan

Data yang digunakan Cara

memperoleh

data

Sifat Data Sumber Data

Primer Sekunder Kuantitatif Kualitatif

Data Pokok

1. Proses Pemberdayaan

a. Penataan pekarangan

b. Pengembangan ternak

c. Pengembangan perikanan

d. Penanaman tanaman

2. Faktor Internal Pemberdayaan

a. Luas lahan pekarangan

b. Jumlah anggota keluarga

c. Tingkat pendidikan

3. Faktor Eksternal Pemberdayaan

a. Partisipasi

b. Aksesibilitas Informasi

c. Kapasitas Organisasi Lokal

d. Akuntabilitas

4. Faktor Pendukung

Pemberdayaan

5. Faktor Penghambat

Pemberdayaan

6. Tujuan pekarangan terpadu

a. Peningkatan produktivitas

b. Peningkatan pendapatan

keluarga

c. Pencapaian ketahanan

pangan rumah tangga

petani.

Data Pendukung

1. Keadaan Alam

2. Keadaan Pertanian

3. Data Pertanian Desa Sambirejo

4. Data Organisasi pertanian Desa

5.

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Subyek

Subyek

Subyek

Subyek

Subyek dan informan

Subyek dan informan

Subyek dan informan

Subyek

Subyek

Subyek

Subyek dan informan

Subyek

Subyek

Subyek

Subyek

Subyek

Monografi desa

Monografi desa

Arsip Gapoktan

Arsip PPL

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

1. Subyek

Subyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang

mempunyai keterlibatan langsung dengan objek penelitian. Menurut

Afifudin dan Saebani (2009) mengatakan bahwa istilah lain dari subyek

adalah partisipan, terutama apabila subyek mewakili suatu kelompok

tertentu. Subyek penelitian yang termasuk dalam penelitian ini antara lain:

Page 49: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

40

a. Petani

Petani disini adalah petani yang sudah melaksanakan pekarangan

terpadu dan menjadi anggota kelompok tani sehingga terlibat langsung

dalam pelaksanaan program pekarangan terpadu. Petani yang menjadi

subyek dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang berasal dari

anggota kelompok tani di Desa Sambirejo.

b. Wanita Tani.

Wanita tani disini adalah wanita tani yang sudah melaksanakan

pekarangan terpadu dan menjadi anggota kelompok wanita tani

sehingga terlibat langsung dalam pelaksanaan program pekarangan

terpadu. Wanita tani yang menjadi subyek dalam penelitian ini

berjumlah 4 orang yang berasal dari anggota kelompok wanita tani di

Desa Sambirejo.

2. Informan

Menurut Bungin (2008), Informan penelitian adalah pihak yang

memahami objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang

memahami objek penelitian. Informan dalam penelitian ini antara lain

Ketua Gapoktan Desa Sambirejo, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan

Tokoh Masyarakat yang merupakan pihak yang dianggap mengetahui

informasi mengenai masalah yang diteliti.

a. Ketua Gapoktan Desa Sambirejo, karena mengetahui informasi

mengenai program pertanian yang ada di desa sehingga dapat

memberikan informasi mengenai pekarangan terpadu.

b. Penyuluh Pertanian Lapang Desa Sambirejo, merupakan pendamping

dalam pelaksanaan program pekarangan terpadu sehingga mengetahui

seluk beluk tentang pekarangan terpadu.

c. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngawen karena

mengetahui informasi mengenai program pertanian di Kecamatan

Ngawen.

d. Ketua Urusan Pembangunan Desa Sambirejo karena mengetahui

segala sesuatu yang berkembang dan terjadi di desa dan mengikuti

Page 50: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

41

penyuluhan perencanaan program pertanian terpadu di Desa

Sambirejo.

3. Arsip atau Dokumen

Arsip atau dokumen merupakan bahan tertulis yang berhubungan

dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu, selain itu bisa disebut

sebagai sumber data yang mempunyai posisi penting dalam penelitian

kualitatif, karena mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang

diteliti (Sutopo, 2002). Arsip atau dokumen yang dianalisis pada penelitian

ini yaitu yang berasal dari BPP Kecamatan Ngawen, Kelurahan Desa

Sambirejo serta data-data yang diperoleh dari Gapoktan Desa Sambirejo.

Dokumen tersebut antara lain seperti data tentang proposal kegiatan

pekarangan terpadu, petunjuk teknis intensifikasi pekarangan, petunjuk

kegiatan kelompok wanita tani, data pengurus gapoktan, peta desa dan

monografi desa.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Kegiatan pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai

data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Proses pengumpulan

data ini mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam

desain penelitian. Adapun data berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas data

primer, data sekunder, data kualitatif dan data kuantitatif (Afifudin dan

Saebani, 2009).

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Instrumen

diperlukan karena peneliti dituntut untuk dapat menemukan data yang

diangkat dari peristiwa tertentu atau dokumen tertentu. Data kemudian diolah

diberi makna melalui interpretasi, dianalisis untuk selanjutnya menarik

kesimpulan (Danim, 2002).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan

Page 51: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

42

maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.

Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang

(Bungin, 2003). Maksud dari kegiatan wawancara, seperti yang ditegaskan

oleh Lincoln dan Guba (1985) dalam Moleong (2009), antara lain:

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,

dan tuntutan yang selanjutnya memverifikasi, mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain.

An interview is an exchage, two-way communication. An interview is

porposeful. The interviewer has information to give and he expects

to receive information. Successful interviewers know that

preparation is required for good interviews. They begin by making a

check list of their purposes anf of the information that they hope to

elicit (Anastasi, 1974).

Wawancara adalah sebuah pertukaran, komunikasi dua arah.

Wawancara mempunyai maksud tertentu. Pewawancara mempunyai tujuan

dimana dia memberikan informasi dan berharap menerima informasi.

Pewawancara yang berhasil tahu bahwa persiapan diperlukan agar

wawancara berlangsung dengan baik. Mereka dapat memulai dengan

membuat daftar pertanyaan dari tujuan dan informasi yang mereka

harapkan (Anastasi, 1974).

Instrumen yang digunakan dalam kegiatan wawancara agar

wawancara dapat terfokus yaitu pedoman wawancara. Wawancara

biasanya dilakukan kepada sejumlah responden yang jumlahnya relative

terbatas dan memungkinkan bagi peneliti untuk mengadakan kontak

langsung secara berulang-ulang sesuai dengan keperluan (Danim, 2002).

Pedoman wawancara yang berisi petunjuk secara garis besar tentang

proses dan isi wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan

ditanyakan kepada informan untuk menjaga agar pokok-pokok yang

direncanakan dapat seluruhnya tercakup. Peneliti juga menyiapkan alat

rekam serta alat tulis sehingga hasil wawancara terdokumentasikan, yang

nantinya akan dibutuhkan untuk mereview hasil wawancara

(Moleong, 2009)

Page 52: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

43

Wawancara yang dilakukan peneliti bersifat terbuka yaitu subyek

yang diwawancara tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan

mengetahui pula maksud dan tujuan wawancara. Wawancara dilakukan

secara terstruktur dimana peneliti menetapkan sendiri masalah dan

pertanyaan yang diajukan kepada informan (Moleong, 2009).

Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan secara

berkala. Dimana dilakukan kepada key informan terlebih dahulu yaitu

Ketua Gapoktan Desa Sambirejo, yang selanjutnya diarahkan kepada PPL

Desa Sambirejo Bapak Sunaryo dan petani-petani yang melaksanakan

pekarangan terpadu. Wawancara yang dilakukan selama penelitian kepada

informan antara lain kepada Ketua Gapoktan Desa Sambirejo selama enam

kali, penyuluh pertanian Desa Sambirejo selama enam kali, Koordinator

PPL Kecamatan Ngawen selama dua kali, dan Ketua Urusan

Pembangunan Desa Sambirejo selama dua kali. Selain itu, wawancara

kepada subyek dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali. Hal ini dilakukan

untuk mendapatkan data yang lebih akurat serta mengetahui

perkembangan informasi dilapangan. Peneliti melakukan kegiatan

wawancara langsung di rumah subyek penelitian, sehingga peneliti

mengetahui langsung lokasi pekarangan yang dimiliki petani. Dari

kegiatan wawancara ini peneliti mendapatkan informasi mengenai

kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh penyuluh kepada petani serta

pelaksana program pekarangan terpadu oleh keluarga petani di Desa

Sambirejo.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala

yang diteliti (Nawawi dan Martini, 1996). Menurut Patton dalam Afifudin

dan Saebani (2009), tujuan observasi adalah mendiskripsikan setting yang

dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat

dalam aktivitas dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka

yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Page 53: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

44

Instrumen untuk melaksanakan observasi dengan baik yaitu dengan

menggunakan pedoman observasi. Pedoman observasi biasanya dalam

bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian, dimana aspek yang di

observasi meliputi keperilakuan, keadaan fisik dan pertumbuhan dan

perkembangan subjek tertentu. Obyek yang diobservasi dapat terbatas dan

dapat pula banyak jumlahnya (Danim, 2002)

Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan mendatangi lokasi

penelitian secara langsung, baik di kantor BPP Kecamatan Ngawen dan

Kelurahan Desa Sambirejo maupun di beberapa tempat kegiatan

pekarangan terpadu dilakukan. Kegiatan observasi ini akan dilakukan

bersamaan dengan wawancara dengan informan yang langsung ditemui di

lapang. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas kegiatan

perberdayaan di pekarangan terpadu, serta kegiatan pekarangan terpadu.

Hasil dari observasi peneliti di lokasi pekarangan terpadu sebagian sudah

membudidayakan beberapa jenis tanaman buah, sayur dan buah walaupun

jumlahnya masih sedikit serta membudidayakan ternak dan ikan. Selain

itu, beberapa subyek juga terlihat melakukan kegiatan dipekarangan

mereka sendiri.

3. Dokumenter

Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data

yang digunakan dalam metode penelitian sosial, dimana metode ini

digunakan untuk menelusuri data historis. Menurut Afifudin dan Saebani

(2009), metode dokumenter adalah metode pengumpulan data dan

informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti yang berasal dari

sumber nonmanusia.

Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,

catatan harian, foto, cindera mata, laporan dan sebagainya. Sifat utama

dari data ini tidak tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan

peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi

diwaktu silam (Bungin, 2008). Dokumen-dokumen yang dikumpulkan

akan membantu peneliti dalam memahami fenomena yang terjadi dilokasi

Page 54: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

45

penelitian dan membantu dalam menginterpretasi data. Selain itu,

dokumen dan data-data literer dapat membantu dalam penyusunan teori

dan melakukan validitas data.

Data-data yang diperoleh dari penelitian di lapangan ini antara lain

data monografi desa, proposal pertanian terpadu, data anggota gapoktan,

data kelompok tani, peta desa dan foto dokumenter lokasi kegiatan, dan

informasi dari lokasi yang di tuangkan dalam catatan lapang yang disebut

catatan harian. Data-data tersebut digunakan untuk melakukan analisis dari

penelitian terkait dengan data penduduk Desa Sambirejo, sarana dan

prasarana desa, komoditas tanaman yang di budidayakan serta keadaan

lokasi penelitian secara nyata mengenai kegiatan pemberdayaan

masyarakat petani dalam program pekarangan terpadu.

F. Validitas Data

Validitas data merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian.

Data yang telah berhasil dikumpulkan, digali dan dicatat harus diusahakan

kemantapan dan kebenarannya. Validitas ini merupakan jaminan bagi

kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian

(Sutopo, 2002).

Validitas data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain

validitas sumber dan validitas metode. Pengembangan validitas data yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan cara teknik triangulasi dan review

informan. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Menurut Denzin (1978)

terdapat 4 teknik triangulasi yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi metode,

trianggulasi penyidik dan trianggulasi teori (Moleong, 2009).

Dalam penelitian ini teknik trianggulasi yang digunakan adalah teknik

trianggulasi sumber dan triangulasi metode. Menurut Patton (1987) dalam

Moleong (2009) trianggulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

Page 55: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

46

alat yang berbeda. Artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Tujuannya agar

peneliti memperoleh informasi dari subyek dan informan yang berbeda-beda

posisinya, sehingga informasi dari subyek dan informan yang satu dapat

dibandingkan dengan subyek dan informan yang lain.

Hasil dari triangulasi sumber yang dilakukan peneliti dalam penelitian

ini, dari kegiatan wawancara pada subyek dan informan program pekarangan

terpadu, maka dapat disimpulkan dari beberapa informasi dan pendapat yang

disampaikan oleh subyek dan juga informan dalam penelitian ini, antara lain:

akuntabilitas pemerintah/keterlibatan pemerintah sebagai penanggung jawab

program dillihat sangat kurang oleh beberapa informan. Menurut Bapak

Daryoto (Koordinator PPL Kecamatan Ngawen) mengatakan bahwa

“Seharusnya pihak pemerintah desa itu yang melakukan pemantauan dan

evaluasi program ini, tapi sampai saat ini tidak ada tindakan yang

menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah sendiri mengenai program ini.

Padahal pada waktu pencanangan program, dari pihak pemerintah desa yang

mengusulkan adanya program pekarangan terpadu. Dahulu yang datang adalah

Kepala Desa Bapak Marjono dan Kaurbang Bapak Giyanto. Setelah Bapak

Marjono meninggal dunia setahun yang lalu, program ini kurang diperhatikan.

Namun sejak awal, pemerintah desa penunjuk PPL sebagai pendamping dalam

program ini guna membantu pelaksanaan program ini”. Menurut sebagian

besar subyek yang di wawancarai dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa

petani bertanggung jawab penuh dalam kegiatan ini, karena semua yang

meenentukan adalah petani sendiri, tapi PPL juga ikut dalam membantunya.

Selain itu, selama ini tidak ada pemantauan langsung dari pihak pemerintah

desa sambirejo, hanya PPL saja yang mendampingi, walaupun PPL juga tidak

memantau di seluruh pelaksana program secara langsung dan menyeluruh.

Selain triangulasi sumber, peneliti juga menggunakan triangulasi

metode, yaitu penggunaan berbagai metode untuk meneliti sesuatu hal, seperti

metode wawancara, metode observasi dan juga di cocokan dengan dokumen

yang diperoleh dilapang. Menurut Patton dalam Moleong (2009), terdapat dua

Page 56: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

47

strategi triangulasi metode yaitu: Pengecekan derajat kepercayaan penemuan

hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan beberapa sumber data

dengan metode yang sama. Teknik trianggulasi metode yang di lakukan dalam

penelitian ini dilihat dari metode wawancara secara langsung kepada petani

dan observasi pada lahan pekarangan petani pelaksana serta dokumenter yang

di peroleh dari Kelurahan Desa, PPL dan juga dokumen gapoktan.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa subyek

telah membudidayakan tanaman sayuran, buah, bat dan hias serta memelihara

ternak dan ikan yang menurut mereka mampu memenuhi kebutuhan konsumsi

keluarga, selain itu juga terjadi peningkatan pendapatan dari hasil penjualan

buah, kayu, ternak dan juga ikan. Sedangkan berdasarkan observasi yang

dilakukan peneliti, subyek telah membudidayakan tanaman, ternak dan ikan

dilahan pekaranganya walaupun jumlahnya tidak besar. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terjadi sinkron antara hasil wawancara petani dengan

observasi yang dilakukan di lokasi penelitian. Namun terdapat perbedaan

informasi menngenai akuntabilitas pemerintah antara informan dan subyek

penelitian, karena informan penelitian yaitu PPL, Ketua Gapoktan dan

Kaurbang Desa Sambirejo lebih mengetahuinya.

Gambar 2. Skema Trianggulasi Sumber (Sutopo, 2002)

Review informan dapat dikatakan sebagai konfirmasi dengan informan

pokok (key informan) mengenai data yang telah diperoleh. Pada waktu peneliti

sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan menyusun sajian datanya,

meskipun belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah

Data

Wawancara

Dokumenter

observasi

Subyek

Informan

Dokumen/arsip

aktivitas

Page 57: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

48

disusunnya perlu dikomunikasikan dengan key informan. Hal ini perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah laporan tersebut merupakan pernyataan

yang disetujui oleh mereka. Begitu pula dengan peneliti dalam program

pekarangan terpadu ini, setelah peneliti melakukan pencarian data yang di

anggap valid, maka ada konsultasi yang dilakukan antara peneliti dengan

informan yang diantaranya adalah Ketua Gapoktan Desa Sambirejo sebanyak

dua kali, penyuluh pertanian Desa Sambirejo sebanyak dua kali, dan Ketua

Urusan Pembangunan Desa Sambirejo sebanyak sekali. Hal ini dilakukan

untuk mendapatkan data baru serta mengetahui perkembangan kegiatan

pekarangan terpadu.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar

(Afifudin dan Saebani, 2009). Metode analisis data yang dipilih pada

penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis data dalam penelitian

pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan terpadu di Desa

Sambirejo berawal dari kegiatan pengumpulan data yaitu wawancara dengan

subyek dan informan, observasi di lokasi pekarangan dan dokumen yang

diperoleh dari foto, buku petunjuk, gambar dan lain sebagainya. Selanjutnya

dilakukan reduksi data guna mendapatkan bagian-bagian terpenting dari data,

dengan cara membuat abstraksi yang merupakan usaha membuat rangkuman

yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap

berada di dalamnya, sehingga hasil reduksi tersebut bisa di sajikan dalam

bentuk narasi dari peneliti. Setelah data disajikan, yang terakhir dilakukan

adalah penarikan simpulan (verifikasi) dari keseluruhan informasi yang

diperoleh.

Tahapan-tahapan proses analisis data tersebut dapat lebih dijelaskan

sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.

Page 58: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

49

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencari bila diperlukan (Afifudin dan Saebani,2009).

Kegiatan reduksi data yang dalam penelitian ini dilakukan melalui

kegiatan wawancara, observasi langsung ke lapang serta melalui dokumen

yang di peroleh dari lapang. Dimana hasil dari wawancara, observasi dan

dokumen tersebut di reduksi untuk menemukan informasi yang bisa di

simpulkan dalam penelitian ini. Data atau informasi yang diperoleh dari

kegiatan reduksi data antara lain keterlibatan pemerintah sebagai

penanggungjawab program yang kurang perhatiannya terhadap program

pekarangan terpadu, penataan tanaman pekarangan yang dilakukan oleh

subyek sesuai kemauan dan kemampuan sendiri, budidaya ikan sesuai

kemampuan subyek, manfaat organisasi dalam program pekarangan

terpadu yang dirasa member manfaat, serta partisipasi petani dalam

program yang termasuk tinggi dan aktif melakukan kegiatan di

pekarangan.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi atau penyajian

sekumpulan informasi dalam bentuk narasi yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan tindakan. Penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan

sejenisnya. Dalam menyusun sajian ini harus disusun secara logis dan

sistematis, supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami,

dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matriks, gambar dan

sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian data (Sutopo, 2002).

Dari hasil reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan

dalam bentuk tabel dan juga dalam bentuk narasi/cerita mengenai kegiatan

penelitian yang dilakukan untuk memudahkan dalam memahaminya.

Page 59: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

50

Pengumpulan data

Reduksi

data

Sajian

data

Penarikan simpulan

/verifikasi

3. Kesimpulan (Verifikasi)

Simpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data berakhir, dan

simpulan perlu diverifikasi agar mantap dan benar-benar bisa

dipertanggungjawabkan. Verifikasi dilakukan dengan cara pengulangan

untuk tujuan pemantapan. Selain itu verifikasi juga dapat dilakukan

dengan usaha yang lebih luas yaitu dengan melakukan replikasi dalam

satuan data yang lain dan data harus diuji validitasnya supaya simpulan

penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya (Sutopo, 2002).

Model analisis dalam penelitian ini adalah model analisis data

interaktif yaitu aktivitas dari ketiga komponen analisis diatas dilakukan secara

interaksi, baik antar komponennya maupun dengan proses pengumpulan

datanya dalam proses yang berbentuk siklus.

Gambar 3. Skema Model Analisis Data Interaktif (Miles&Huberman, 1992)

Dari gambar diatas dapat dilihat prosesnya pada data, harus sudah

membuat reduksi data dan sajian data. Yaitu dengan menyusun rumusan

pengertiannya secara singkat, berupa pokok-pokok temuan yang penting

kemudian diikuti penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan

logis supaya makna peristiwa mudah dipahami. Reduksi data dan sajian data

harus disusun pada waktu unit data dari sejumlah unit yang diperlukan

diperoleh. Pada waktu pengumpulan data berakhir barulah melakukan usaha

penarikan kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat

dalam reduksi data dan sajian data (Sutopo, 2002). Selain itu, untuk

Page 60: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

51

memudahkan pembahasan juga digunakan analisis median skor yaitu melihat

nilai kecenderungan pada tiap variabel dengan mengukur nilai tengahnya,

dimana dari masing-masing dimensi penelitian partisipasi diberikan skor 1-5

untuk memudahkan menganalisis tingkat partisipasi petani dan wanita tani

dalam kegiatan pekarangan terpadu.

Page 61: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

52

Tabel 3. Pedoman Pemberian Skor dalam Penelitian Pemberdayaan Msyarakat Petani

dalam Program Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo, Kecamatan Masaran, Kabupaten

Gunungkidul.

Variabel Indikator Kriteria Skor

1. Faktor Internal Pemberdayaan Petani

Pendidikan Formal

Jumlah Anggota

Keluarga

Luas Lahan

Pekarangan

Tingkat pendidikan yang

dicapai pada bangku

sekolah

Jumlah anggota keluarga

yang ikut melakukan

kegiatan pekarangan

terpadu

Luas lahan pekarangan

yang dikuasi subyek pada

waktu penelitian

Tidak sekolah

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA/SMK

Tamat PT

Sangat banyak (≥ 7)

Banyak (6)

Cukup (5)

Sedikit (4)

Sangat sedikit (≤ 3)

Sangat sempit (≤ 0,1 Ha)

Sempit (0,1-0,2 Ha)

Sedang (0,21-0,3 Ha)

Luas (0,31-0,4 Ha)

Sangat luas (≥ 0, 4 Ha)

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

2. Faktor Eksternal Pemberdayaan Petani

Akuntabilitas

Aksesibilitas

Informasi

Kapasitas Organisasi

Lokal

Tingkat keterlibatan

Pemerintah dalam program

pekarangan terpadu

Informasi yang didapat

tentang pekarangan terpadu

Keterlibatan organisasi

lokal pedesaan dalam

program pekaranmgan

terpadu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

Page 62: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

53

Partisipasi

Partisipasi tahap

perencanaan

Partisipasi tahap

pelaksanaan

Kehadiran dalam rapat

pengambilan keputusan

(perencanaan)

Memberikan Gagasan/

pertanyaan dalam rapat

Perencanaan

Memberikan tanggapan atas

gagasan/pertanyaan yang

diberikan dalam rapat

perencanaan

Kehadiran dalam

penyuluhan

Keterlibatan petani dalam

penataan tanaman

pekarangan

Keterlibatan petani dalam

pengembangan ternak di

pekarangan

Keterlibatan petani dalam

pengembangan perikanan di

pekarangan

Tidak pernah hadir dalam rapat

Jarang (1)

Kadang-kadang (2)

Sering (3)

Selalu (4)

Tidak ada ide/Gagasan

Mengajukan 1 ide/Gagasan

dalam rapat perencanaan

Mengajukan 2 ide/Gagasan

dalam rapat perencanaan

Mengajukan 3 ide/Gagasan

dalam rapat perencanaan

Mengajukan lebih dari 3 ide/

Gagasan dalam rapat

perencanaan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Tidak pernah hadir

Jarang (2-5)

Kadang-kadang (5-7)

Sering (7-10)

Selalu (>10)

tidak pernah

jarang

sering

aktif

sangat aktif

tidak pernah

jarang

sering

aktif

sangat aktif

tidak pernah

jarang

sering

aktif

sangat aktif

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

Page 63: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

54

Partisipasi tahap

pemantauan dan evaluasi

kegiatan

Partisipasi tahap

pemanfaatan hasil

Keterlibatan petani dalam

penentuan jenis tanaman di

pekarangan

Keterlibatan petani dalam

memantau pekarangan

terpadu

Keterlibatan petani dalam

mengevaluasi kegiatan di

pekarangan terpadu

Keterlibatan petani dalam

kegiatan pemanenan hasil

Keterlibatan petani dalam

kegiatan pemanfaatan hasil

dari pekarangan

Manfaat yang diperoleh dari

kegiatan Pekarangan

Terpadu

tidak pernah

jarang

sering

aktif

sangat aktif

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

Page 64: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

55

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Desa

1. Letak Geografis dan Topografi

Desa Sambirejo terletak di Desa Sambirejo terdiri dari 9 dusun antara

lain Dusun Sambeng I, Dusun Sambeng II, Dusun Sambeng III, Dusun

Sambeng IV, Dusun Sambeng V, Dusun Tobong, Dusun Nongso, Dusun

Ngepek, dan Dusun Candi. Batas–batas wilayahnya adalah sebagai berikut

Jarak Desa Sambirejo dari Pusat Pemerintahan adalah sebagai berikut

Jarak dengan Ibukota Desa = 3 km

Jarak dengan Ibukota Kabupaten = 30 km

Jarak dengan Ibukota Propinsi = 60 km

Jarak dari Pusat Pemerintahan kota administrasi = 60 km

Desa Sambirejo termasuk daratan tinggi. Desa Sambirejo mempunyai

ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dengan kondisi yang

demikian maka Desa Sambirejo termasuk daerah dataran tinggi. Suhu di

Desa Sambirejo berkisar 26oC hingga 36

oC sepanjang tahun.

2. Luas Wilayah dan Tata Guna Lahan

Luas wilayah merupakan potensi yang dimiliki masyarakat yang

dapat dimanfaatkan secara optimal. Tata guna lahan dapat

menggambarkan sejauhmana penduduk disuatu wilayah dapat

mendayagunakan luas lahan yang ada agar lebih bermanfaat bagi

masyarakat setempat.

Sebelah Utara : Desa Weru, Sukoharjo

Sebelah Selatan : Desa Sumberejo Desa Semin

Sebelah Barat : Desa Tancep

Sebelah Timur : Desa Candirejo Desa Semin

55

Page 65: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

56

Desa Sambirejo, Desa Ngawen, Kabupaten Gunungkidul memiliki

luas wilayah 874,7957 Ha. Adapun tata guna lahan di Desa Sambirejo

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. Luas Lahan Desa Sambirejo menurut Penggunaan Tanah

No. Jenis Tanah Luas (Ha) Prosentase(%)

1. Tanah Sawah a. Irigasi1/2 teknis 3,50 0,4

b. Tadah Hujan 172,88 19,75

Jumlah 176,38 20,15

2. Tanah Kering a.Pekarangan/bangunan 301,04 34,42

b.Tegal/ kebun 332,74 38,03

c. Hutan rakyat

d. Lain-lain

41,25

23,39

4,7

2,7

Jumlah 698,42 79,85

Jumlah (1+2) 874,79 100

Sumber: Data Sekunder Desa Sambirejo tahun 2008

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa pada lahan sawah

paling banyak menggunakan sistem tadah hujan dengan prosentase

19,75%. Sehingga para petani menggantungkan air hujan untuk

pengelolaan lahan sawah. Bahkan hanya sebagian kecil petani yang

menggunakan irigasi dalam pengolahan lahan sawah yaitu sekitar 0,4%

saja. Hal ini dikarenakan wilayah Desa Sambirejo merupakan daerah

dataran tinggi yang kering, sehingga untuk kebutuhan pertanian disawah

hanya mengandalkan irigasi dari tadah hujan. Dengan kondisi yang

demikian maka untuk kedepannya diharapkan pemanfaatan tanah di Desa

Sambirejo lebih dioptimalkan terutama lahan yang tahan air seperti tegal

dan pekarangan untuk kepentingan petani.

Hampir 80% tanah di wilayah Desa Sambirejo merupakan tanah

kering dengan luas 698,41 ha, yang sebagian besar terdapat lahan tegal dan

pekarangan penduduk. Lahan tegal atau kebun di wilayah Desa Sambirejo

yaitu sebesar 38,03%, sedangkan untuk pekarangan atau bangunan sebesar

301,04 atau 34,42%. Banyaknya luas lahan tanah kering untuk pekarangan

perlu dioptimalkan untuk mengembangkan potensi pertanian dan

peternakan yang ada. Sehingga dengan luasnya lahan pekarangan akan

Page 66: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

57

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila dapat dikelola dengan

baik guna menunjang ketahanan pangan keluarga.

B. Keadaan Pendudukan

Keadaan penduduk di suatu daerah erat hubungannya dengan kondisi

sosial ekonomi di daerah tersebut. Berikut adalah data keadaan penduduk

Desa Sambirejo menurut umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan mata

pencaharian. Adapun penjelasan secara lebih rinci yaitu sebagai berikut:

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk merupakan sejumlah orang yang bertempat tinggal di

suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk

dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Keadaan penduduk menurut

jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui besarnya Sex Ratio atau

perbandingan antara jumlah penduduk laki-kaki dan perempuan. Keadaan

penduduk menurut jenis kelamin di Desa Sambirejo adalah sebagai

berikut :

Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sambirejo

No. Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Prosentase (%)

1. Laki-laki 3.728 49,3

2. Perempuan 3.834 50,7

Jumlah 7.562 100

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo Tahun 2008

Berdasarkan tabel 5 maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

laki-laki sebesar 3.728 jiwa (49,3%), sedangkan jumlah penduduk

perempuan sebesar 3.834 jiwa (50,7%). Maka dapat dihitung sex ratio

sebagai berikut:

Sex Ratio = %100xmpuanjumlahpere

lakijumlahlaki

= 3.728 x 100 %

3.834

= 97,24 %

Angka sex ratio di Desa Sepat sebesar 97,24 %. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 97

Page 67: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

58

penduduk laki-laki. Dengan demikian pembagian kerja yang harus

ditanggung oleh keduanya tidak jauh berbeda, misalnya dalam menggarap

lahan pekarangan perempuan cenderung melakukan pekerjaan yang ringan

seperti menanam dan memelihara tanaman.

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Penduduk menurut umur dapat digambarkan menurut jenjang yang

berhubungan dengan kehidupan produktif manusia yaitu 0–14 tahun

merupakan kelompok umur non-produktif, umur 15–64 tahun merupakan

kelompok umur produktif dan penduduk umur 64 tahun keatas adalah

kelompok umur sudah tidak produktif (Mantra, 1995). Keadaan penduduk

menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui besarnya Angka Beban

Tanggungan (ABT) di suatu wilayah. Adapun besarnya jumlah penduduk

menurut umur dan jenis kelamin yaitu sebagai berikut:

Tabel 6. Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa

Sambirejo

Kelompok

Umur (th)

Laki-laki Perempuan Jumlah

(L+P)

Prosen-

tase (%)

0 – 4 308 316 624 8,2

5 – 9 421 434 855 11,3

10 – 14 354 372 726 9,67

15 – 19 446 459 905 11,94

20 – 24 315 322 637 8,47

25 – 29 279 288 567 7,52

30 – 34 267 272 539 7,11

35 – 39 229 234 463 6,12

40 – 44 258 276 534 7,07

45 – 49 196 178 374 4,92

50 – 54 139 157 296 3,97

55 – 59 138 138 276 3,61

60 – 64 123 131 254 3,31

65 – 69 109 109 218 2,85

70 – 74 77 78 155 2,04

75 + 69 70 139 1,80

Jumlah 3.728 3.834 7.562 100,00

Sumber : Data Sekunder Desa Sambirejo tahun 2008

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa kelompok umur yang mempunyai

jumlah terbesar yaitu pada umur 15-19 tahun sebesar 905 jiwa (11,94%).

Page 68: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

59

Sedangkan kelompok umur terkecil yaitu pada umur lebih dari 75 tahun

sebesar 139 jiwa (1,80%). Angka Beban Tanggungan (ABT) penduduk

Sambirejo dapat diketahui dengan menghitung nilai ABT dengan rumus

berikut:

ABT = 100Xproduktifusiapenduduk

produktifnonusiapenduduk

Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-64 tahun, sehingga di

Desa Sambirejo terdapat 4854 orang usia produktif. Sedangkan usia non

produktif yaitu usia penduduk antara 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas

terdapat 2717 penduduk usia non produktif. Sehingga dapat dihitung ABT

di Desa Sambirejo yaitu sebesar 55,9% berarti setiap 100 orang penduduk

usia produktif harus menanggung 56 orang usia non produktif. Usia non

produktif 0-14 tahun merupakan kelompok usia anak-anak yang secara

ekonomis belum produktif.

Dalam Program Pekarangan Terpadu melibatkan anggota keluarga

secara fleksible, dimana anggota keluarga yang kiranya mampu dan mau

melaksanakan dapat membantu kelancaran pelaksanaan pekarangan

terpadu di rumah tangga petani sendiri. Namun dari kegiatan pekarangan

terpadu ini di peruntukkan juga untuk melatih keterampilan anggota

keluarga petani dalam memanfaatkan lahan pekarangan secara intensif dan

optimal. Keterlibatan setiap anggota keluarga diharapkan mampu

menambah pengetahuan bagi anggota keluarga baik usia non produktif

maupun produktif untuk ikut serta dalam meningkatkan ketahanan pangan

rumah tangga petani.

3. Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di suatu wilayah dapat menggambarkan kwalitas

penduduk di wilayah tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka

keadaan penduduk akan semakin baik jika diukur dari aspek

pengetahuannya. Namun hal ini belum tentu dapat menjamin kesadaran

masyarakat. Apabila dalam suatu masyarakat yang mempunyai tingkat

pendidikan yang tinggi dan didukung dengan kesadaran masyarakat untuk

Page 69: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

60

berkembang, maka tatanan masyarakat yang lebih baik akan dapat

terwujud. Keadaan penduduk di Desa Sambirejo menurut pendidikan dapat

dilihat dalam gambar berikut ini:

Tabel 7. Distribusi Penduduk Desa Sambirejo Menurut Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Prosentase

Tidak/belum sekolah

Belum tamat SD

Tidak tamat SD

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Tamat PT/ Akademi

114

393

1632

1553

1129

893

181

1,93

6,67

27,69

26,34

19,15

15,15

3,07

Jumlah 5895 100

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo tahun 2008

Berdasarkan tabel 7. dari data monografi Desa Sambirejo tahun 2008

dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan di Desa Sambirejo belum

tergolong tinggi, walaupun masyarakat yang bersekolah dalam jumlah

banyak namun mayoritas hanya sampai Sekolah Dasar. Hal ini

dikarenakan faktor ekonomi masyarakat, sehingga banyak masyarakat usia

sekolah yang memilih untuk bekerja daripada melanjutkan pendidikan

yang tinggi dengan biaya yang mahal. Tingkat pendidikan anggota

keluarga petani juga mempengaruhi kesadaran dan keterlibatannya dalam

mengelola pekarangan serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Semakin tinggi tingkat pendidikan anggota keluarga, kemungkinan

semakin peduli terhadap lingkungan sekitar.

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Salah satu penunjang keberhasilan pembangunan daerah yaitu

tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk sehingga mampu

meningkatkan pendapatan asli daerah. Adanya berbagai jenis pekerjaan,

maka pendapatan yang diperoleh juga berbeda-beda sesuai dengan

pekerjaannya. Mata pencaharian penduduk disuatu wilayah dapat

dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam atau potensi lokal,

Page 70: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

61

ketersediaan jumlah tenaga kerja, serta kondisi sosial ekonomi penduduk

di suatu wilayah tersebut. Semakin banyak jenis mata pencaharian di suatu

wilayah, maka semakin banyak pula kesempatan masyarakat untuk bekerja

dan juga menunjukkan kemampuan wilayah tersebut untuk menyerap

tenaga kerja. Adapun jenis mata pencaharian penduduk di Desa Sambirejo

adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Penduduk Desa Sambirejo Menurut Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Prosentase

Petani dan buruh tani

Buruh/ karyawan swasta

Pedagang

Kesehatan

TNI/ Polri

PNS

Jasa dan sosial

2.832

76

40

11

64

157

313

89,06

2,4

0,35

1,26

4,9

2,0

9,8

Jumlah 3.493 100

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo tahun 2008

Berdasarkan tabel 8 dari data monografi Desa Sambirejo tahun 2008

dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Sambirejo bekerja

di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Banyaknya

penduduk yang bekerja di sektor tersebut, terutama sektor pertanian

dikarenakan adanya sumberdaya alam potensial yang mampu mendukung

pengelolaan usaha tani untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selain itu

masyarakat juga memiliki keahlian dan pengalaman dalam berusaha tani

karena telah diwariskan secara turun temurun. Sehingga dari hasil usaha

tani dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan

banyaknya penduduk yang bekerja disektor pertanian maka diharapkan

dari kegiatan pekarangan terpadu ini mampu meningkatkan produktivitas

dan pendapatan masyarakat petani untuk menuju pada ketahanan pangan

rumah tangga petani di Desa Sambirejo. Berdasarkan tabel 4.2 bahwa jika

dilihat dari sex ratio yaitu sebesar 97, maka proporsi antara laki-laki dan

perempuan tidak jauh berbeda walaupun terlihat bahwa jumlah perempuan

Page 71: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

62

yang bekerja lebih banyak dibanding laki-laki terutama dalam

pemeliharaan lahan pekarangan.

C. Keadaan Pertanian

Keadaan pertanian disuatu wilayah dapat menjadi indikator

kemampuan suatu wilayah dalam mencukupi kebutuhan pangan penduduk di

wilayah tersebut. Kemampuan tersebut tentunya harus didukung oleh

tersedianya lahan usaha tani yang potensial, teknologi yang mendukung, serta

sumberdaya manusia yang memadai untuk mengolah lahan usaha tani secara

optimal. Lahan usaha tani di Desa Sambirejo ditanami tanaman pangan, sayur,

serta buah-buahan.

1. Tanaman Pangan

Tanaman pangan merupakan tanaman utama yang dibudidayakan

oleh penduduk di suatu wilayah untuk mencukupi kebutuhan pangan

pokok di wilayah tersebut. Luas areal panen dan produksi tanaman pangan

di suatu wilayah dapat menggambarkan potensi yang dimiliki oleh wilayah

tersebut, serta kemampuannya untuk menghasilkan makanan pokok untuk

penduduk di wilayah tersebut. Adapun luas panen dan produksi tanaman

pangan di Desa Sambirejo yaitu sebagai berikut:

Tabel 9. Luas Panen Tanaman Pangan di Desa Sambirejo

No Tanaman Pangan Luas Panen (Ha)

1. Jagung 365

2. Kedelai 216

3. Kacang Tanah 230

4. Padi Sawah 205

5. Padi Ladang 225

6. Ubi Kayu 350

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo tahun 2008

Prioritas komoditas yang dibudidayakan oleh penduduk di suatu

wilayah dapat dipengaruhi oleh kebiasaan penduduk di wilayah tersebut

serta tingkat kebutuhan penduduk terhadap suatu komoditas tertentu.

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa luas panen terbesar yaitu pada

tanaman jagung. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tanaman jagung

Page 72: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

63

menjadi prioritas utama untuk dibudaidayakan petani, karena komoditas

ini merupakan komoditas tanaman yang paling cocok untuk di tanam di

tanah kering seperti pada lahan tegal, selain itu tanaman jagung juga

merupakan tanaman yang tahan akan air sehngga cocok untuk daerah Desa

Sambirejo yang hanya mengandalkan tadah hujan untuk penyediaan

pengairan tanaman sehingga potensial untuk ditanami komoditas jagung.

Selain tanaman jagung, yang menjadi komoditas unggulan yaitu ubi kayu

yang menempati luas areal panen 350 ha, ubi kayu hanya dijadikan

tanaman tambahan atau tumpangsari pada tanaman pokok karena

pemeliharaannya yang tidak membutuhkan banyak biaya dan tenaga

sehingga banyak dibudidayakan.

2. Tanaman Hortikultura

Tanaman hortikultura merupakan tanaman pendukung dari tanaman

pangan. Tanaman hortikultura didalamnya termasuk tanaman buah dan

sayur yang dapat digunakan untuk mancukupi kebutuhan gizi penduduk.

Selain itu, tanaman buah dan sayur dapat digunakan sebagai tambahan

pendapatan penduduk apabila dibudidayakan untuk tujuan komersil.

Potensi produksi tanaman buah-buahan dan sayur di Desa Sambirejo

adalah sebagai berikut:

Page 73: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

64

Tabel 10. Luas Panen Tanaman Hortikultura di Desa Sambirejo

No. Jenis Komoditi Luas panen (ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Pepaya

Pisang

Rambutan

Mangga

Sawo

Nangka

Sukun

Petai

Melinjo

Kluwih

Jambu biji

Belimbing

Kedondong

5,100

8,350

0,078

2,615

3,415

6,390

1,170

5,090

1,100

1,980

0,500

1,270

3,460

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo Tahun 2008

Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa buah yang berpotensi untuk

dikembangkan di daerah Desa Sambirejo yaitu pisang, nangka dan pepaya.

Selama ini buah yang dihasilkan hanya dikonsumsi sendiri namununtuk

jenis buah tertentu yang produksinya banyak seperti mangga dan sawo

terkadang dijual dipasar maupun ditebas seluruh pohonnya. Hasil panen

dari buah-buahan ini juga hanya di bagikan kepada tetangga untuk tetap

menjaga kerukunan antar bertetangga. Sebagian besar penduduk di Desa

Sambirejo memiliki tanaman buah di pekarangannya, namun belum ada

usaha mendiri dari masyarakat untuk mengolahnya menjadi bentuk yang

lebih menarik. Oleh karena itu, melalui Kelompok Wanita Tani di Desa

sambirejo ini, masyarakat wanita tani akan dibimbing untuk melakukan

usaha mandiri wanita tani.

3. Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan merupakan tanaman pendukung dari tanaman

pangan. Tanaman perkebunan banyak di budidayakan di Desa Sambirejo

sebagaimana di anjurkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul

yang juga memberikan bantuan bibit jambu mete, supaya lahan kosong

Page 74: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

65

sekitar tegal petani lebih bermanfaat, mengingat bahwa sering terjadi

hujan angin di daerah pegunungan seperti Desa Sambirejo sehingga

diharapkan mampu menahan resapan air kedalam tanah. Luas panen

tanaman perkebunan di Desa Sambirejo adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Luas Panen Tanaman Perkebunan di Desa Sambirejo

No. Jenis Komoditi Luas panen (ha)

1.

2.

3.

Kelapa

Tembakau

Jambu Mete

12

10

65

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo Tahun 2008

Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa budidaya tanaman perkebunan

sangat dianjurkan oleh pemerintah Kabupaten Gunungkidul, terutama

komoditas jambu mete yang memiliki luas panen terbesar yaitu 65 ha.

Bahkan terdapat kelompok petani jambu mete di Desa Sambirejo yang

bekerja dalam pengembangan tanaman jambu mete.

4. Peternakan

Peternakan merupakan komoditas usaha tani yang banyak

dikembangkan oleh masyarakat petani di Desa Sambirejo. Pengembangan

ternak banyak dilakukan oleh petani karena disamping mampu

menghasilkan nilai ekonomis yang relatif tinggi juga limbah kotoran

ternak sangat berguna bagi kegiatan budidaya pertanian di lahan pertanian.

Selain itu, sebagian petani menyatakan bahwa memelihara ternak

merupakan bagian dari hobi. Terdapat beberapa jenis ternak yang

dikembangkan di Desa Sambirejo, antara lain yaitu sebagai berikut:

Page 75: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

66

Tabel 12. Peternakan di Desa Sambirejo

Jenis Ternak Jumlah (ekor)

Sapi 915

Kambing 1.276

Domba 13

Ayam Buras 7.578

Ayam Petelur 1.500

Ayam Pedaging 5.300

Itik

Anjing

Kelinci

Angsa

Bebek

141

415

250

500

300

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo Tahun 2008

Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa jenis ternak yang paling banyak

di Desa Sambirejo yaitu ayam buras yaitu sebanyak 7.578 ekor, dan pada

urutan kedua yaitu ayam pedaging sebanyak 5.300 ekor. Selain itu jenis

ternak yang lain yaitu sapi, domba, kambing, itik, anjing, kelinci, bebek,

ayam petelur, sapi, dan angsa. Ternak yang ada di Desa Sambirejo tersebut

termasuk ternak yang dikembangkan untuk dijual tetapi ada sebagian yang

dipelihara sebagai hobi dan juga tabungan maupun untuk dikonsumsi

sendiri.

5. Perikanan

Perikanan banyak dikembangkan oleh masyarakat pedesaan karena

melihat prospek budidaya perikanan yang semakin baik bahkan di Desa

Sambirejo sendiri. Kegiatan budidaya ikan di Desa Sambirejo sebenarnya

mudah untuk dilakukan apalagi di lahan pekarangan sebagai tambahan

bahan konsumsi keluarga. Terutama untuk ikan lele dumbo, selain

kandungan gizi yang tinggi juga limbahnya sangat bermanfaat bagi pupuk

untuk tanaman pekarangan lainnya. Terdapat beberapa jenis ikan yang

dikembangkan di Desa Sambirejo, antara lain yaitu sebagai berikut:

Page 76: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

67

Tabel 13. Perikanan di Desa Sambirejo

Jenis Ikan Luas Kolam

(Ha/m2)

Jumlah

(ekor)

Produktivitas(ton/th)

Lele

Nila

0,5

0,25

93.000

3.250

3

0,1

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo Tahun 2008

Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa jernis ikan yang paling banyak

di kembangkan di Desa Sambirejo yaitu ikan lele, terutama lele dumbo

yaitu sebanyak 93.000 ekor dengan produktivitas yang diperoleh mencapai

3 ton/th, dan ikan nila berjumlah 3.250 ekor. Sebagian besar kegiatan

perikanan dilakukan untuk usaha komersial, namun sebagian penduduk

menbudidayakan ikan dalam jumlah kecil untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi keluarga.

D. Keadaan Perekonomian

Sarana perekonomian merupakan tempat dimana terjadi kegiatan jual

beli atau pemindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen, yang

merupakan kegiatan yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.

Keberadaan sarana perekonomian di suatu wilayah merupakan suatu hal yang

sangat dibutuhkan untuk mendukung laju kegiatan perekonomian penduduk di

wilayah tersebut. Semakin banyak terjadi kegiatan jual beli maka akan

semakin tinggi pula laju kegiatan perekonomian penduduk, dan akan semakin

besar pula tingkat pendapatan daerah. Dengan adanya sarana perekonomian

maka dapat mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan juga

dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Keadaan lembaga

perekonomian di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten

Gunungkidul dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 77: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

68

Tabel 14. Keadaan Lembaga Perekonomian di Desa Sambirejo

No Jenis Sarana Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

Pasar

Warung Serba ada

Toko

Industri Kerajinan

Usaha Peternakan

Industri Makanan

KSP

1

55

55

15

20

15

15

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo Tahun 2008

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian

yang terdapat di Desa Sambirejo sudah bisa dikatakan cukup lengkap mulai

dari pasar hingga terdapatnya Kelompok Simpan Pinjam (KSP). Sarana

perekonomian yang terbanyak adalah toko dan warung serba ada yaitu 55

buah yang tersebar di seluruh Desa Sambirejo. Pasar hanya terdapat 1 buah

yaitu terdapat di dekat pusat Desa Sambirejo. Lembaga-lembaga

perekonomian yang lainnya adalah KSP sebanyak 15 buah,industri kerajinan

15 buah, industri makanan 15 buah dan usaha peternakan 20 buah.

E. Keadaan Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan tempat terjadinya proses belajar

mengajar untuk mendapatkan ilmu. Sarana pendidikan sangat penting dalam

suatu wilayah agar tingkat pengetahuan masyarakat lebih tinggi. Sehingga

dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka masyarakat dapat lebih maju dan

berkembang. Adapun lembaga pendidikan di Desa Sambirejo yaitu sebagai

berikut:

Tabel 15. Keadaan Lembaga Pendidikan di Desa Sambirejo tahun 2008

No Nama Jumlah

1

2

3

4

PAUD

Play grup

SD/Sederajat

SMP/Sederajat

6

6

7

1

Sumber: Data Monografi Desa Sambirejo Tahun 2008

Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa sarana pendidikan paling banyak

di wilayah Desa Sambirejo yaitu Sekolah Dasar atau MI sebanyak 7 unit yang

Page 78: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

69

tersebar di seluruh dusun. Dengan banyaknya SD/MI ini dikarenakan tingkat

sekolah dasar ini penting sebagai modal awal untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi.

Selain lembaga pendidikan sekolah dasar, di Desa Sambirejo juga

terdapat sarana pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTsN) sebanyak satu unit

sekolah. Dengan adanya sarana pendidikan di Desa Sambirejo maka

diharapkan pennduduk usia sekolah dapat memperoleh pendidikan yang layak.

Sehingga kualitas sumber daya manusia yang ada juga semakin baik. Guna

menunjang pendidikan bagi masyarakat Desa Sambirejo, sebenarnya masih

membutuhkan sarana pendidikan SMA atau sederajatnya di Desa Sambirejo,

hal ini dikarenakan jarak SMA yang jauh.

Page 79: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

70

V. SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. SAJIAN DATA

1. Gambaran Umum Program Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo

a. Latar Belakang Program Pekarangan Terpadu

Program pekarangan terpadu merupakan salah satu program untuk

masyarakat yang telah dirintis dan dipelopori oleh Dinas Pertanian

Kabupaten Gunungkidul pada akhir tahun 2008 yang diharapkan

masyarakat pedesaan mampu meningkatkan peran ”Desa Mandiri” dalam

membangun Agricultural Comunity Development yang berbasis pada

partisipasi masyarakat.

Sejauh ini, program pertanian terpadu baru di kembangkan di tiga

kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul yaitu Kecamatan

Karangmojo, Kecamatan Bejiarjo dan Kecamatan Ngawen. Kecamatan

Ngawen yang ditunjuk sebagai pelaksana program pertanian terpadu ini

adalah Desa Sambirejo. Desa Sambirejo merupakan desa percontohan

yang dipilih untuk mengembangkan program pekarangan terpadu. Keadaan

sumberdaya manusia yang berpotensi di bidang pertanian juga karena

sumberdaya alam yang dimiliki Desa Sambirejo perlu untuk

dikembangkan terkait dengan pekarangan yang belum dimanfaatkan secara

potensial. Oleh karena itu dipilih Desa Sambirejo sebagai desa pelaksana

program pekarangan terpadu.

Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo merupakan kegiatan

pembangunan pertanian yang ditujukan untuk memantapkan swasembada

pangan dan sekaligus untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat,

melalui penganekaraganam pangan baik yang bersumber dari tanaman,

ternak dan ikan yang diperoleh dari pemanfaatan pekarangan oleh petani

secara mandiri. Pekarangan yang dikelola secara intensif diharapkan

mampu memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan meningkatkan

pendapatan keluarga petani. Lahan pekarangan dikenal memiliki fungsi

multiguna, antara lain untuk menghasilkan bahan makan sebagai tambahan

70

Page 80: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

71

hasil tanaman pangan dari sawah dan tegal antara lain sayuran dan buah-

buahan, unggas, ternak kecil dan ikan, rempah, bumbu-bumbu dan wangi-

wangian, bahan kerajinan tangan, serta uang tunai.

Program pekarangan terpadu tidak lepas dari peran organisasi

pertanian pedesaan. Bahkan di tingkat desa terdapat tempat pekarangan

percontohan sebagai acuan bagi seluruh petani supaya termotivasi untuk

melaksanakan pekarangan terpadu. Pemberdayaan masyarakat petani

dalam program pekarangan terpadu meliputi pendampingan dalam

kegiatan penyuluhan, pengaturan lahan pekarangan, pengembangan ternak

untuk pekarangan, pengembangan ikan untuk pekarangan, dan budidaya

tanaman pekarangan. Penyuluh pertanian sebagai pendamping hanya

bertanggungwajab pada kegiatan pendampingan petani dalam pelaksanaan

pekarangan terpadu, selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada petani

pemilik pekarangan untuk melaksanakan intensifikasi pekarangan karena

program ini dilakukan secara swadaya atau dengan modal dari petani

sendiri tanpa bantuan materi dari pemerintah.

b. Tujuan Pekarangan Terpadu

Program pertanian terpadu diharapkan mampu meningkatkan peran

”Desa Mandiri” dalam membangun Agricultural Comunity Development

yang berbasis pada partisipasi masyarakat sesuai dengan tujuan dari

program pertanian terpadu antara lain:

a. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani di

pedesaan.

b. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di pedesaan

c. Mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran pedesaan.

d. Meningkatkan kemampuan para petani dalam mengembangkan

usahatani pekarangan secara mandiri dan berkesinambungan sehingga

dapat meningkatkan mutu konsumsi pangan keluarga untuk

mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera.

Page 81: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

72

2. Konsep Program Intensifikasi Pekarangan

Masyarakat memahami konsep program intensifikasi pekarangan yang

ada di Desa Sambirejo ini merupakan suatu usaha memanfaatkan sumberdaya

pekarangan yang ada secara intensif dengan melakukan kegiatan

pembudidayaan tanaman, ternak dan/atau ikan yang dilakukan di lahan

pekarangan petani. Pengembangan intensifikasi pekarangan pada dasarnya

tergantung dengan ketersediaan sumber daya dan pengetahuan yang dimiliki

petani setempat dengan berorientasi pada pasar guna memenuhi kebutuhan

keluarga.

Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngawen mengatakan bahwa program

pekarangan terpadu ini merupakan kegiatan intensifikasi pekarangan, dimana

pada kenyataannya masih banyak pekarangan yang belum di manfaatkan

secara optimal untuk kebutuhan subsistem ataupun komersial, sehingga petani

dan wanita tani diarahkan pada kegiatan pemanfaatan pekarangan secara

potensial melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Petani dan wanita tani di

berikan bimbingan dengan mengikuti kegiatan penyuluhan selama beberapa

kali dan juga pelatihan yang dibina oleh PPL Desa Sambirejo. Setelah itu,

petani diharapkan mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam kegiatan

pembudidayaan pekarangan pribadi dengan orientasi pada peningkatan

produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan keluarga sehingga mampu

tercapainya ketahanan pangan keluarga. Hasil yang diperoleh dari komoditas

pekarangan di jual ke pasar, sehingga petani juga akan mendapatkan

keuntungan dari penjualan hasil pekarangan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

Komoditas yang dibudidayakan di lahan pekarangan pada program ini

diarahkan untuk jenis tanaman yang bernilai jual dan juga bisa dimanfaatkan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakat bisa menjangkaunya

dalam pemeliharaan dan membudidayakannya, misalnya sayuran dan buah-

buahan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga, selain itu,

manfaat dari memelihara ternak dan ikan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi

Page 82: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

73

juga bisa memanfaatkan kotoran ternak dan ikan sebagai pupuk bagi lahan

pakarangan dan juga tambahan hasil berupa uang1.

Masyarakat petani memahami konsep pekarangan terpadu ini harus

memiliki tiga unsur utama dalam pekarangan mereka yaitu pertanian,

peternakan dan perikanan. Sehingga beberapa petani yang tingkat ekonominya

rendah masih merasa kesulitan untuk melakukan kegiatan keterpaduan ini,

apalagi dari pihak pemerintah tidak ada perhatian untuk membantu dalam

upaya awal pelaksanaannya, terutama permodalan sebagai bentuk dukungan

kapada masyarakat. Hal ini menjadi salah satu penghambat diterapkannya

kegiatan ini di masyarakat pedesaan. Namun sebenarnya, konsep program

intensifikasi pekarangan itu sendiri merupakan program pemanfaatan lahan

pekarangan secara optimal, jadi apapun yang bisa dimanfaatkan di pekarangan

maka manfaatkan sebaik mungkin selama hal tersebut bisa memberikan hasil

kepada petani pemilik untuk dimanfaatkan dan dijual kepasar untuk memenuhi

kebutuhan. Seperti yang diterangkan oleh Dinas Pertanian DIY (1990) yang

menjelaskan “intensifikasi pekarangan sebagai usaha memanfaatkan

pekarangan secara intensif melalui penanaman lahan pekarangan dengan

tanaman yang bermanfaat dan produktif serta pemeliharaan ternak yang

intensif di pekarangan sehingga dapat menambah pendapatan dan sumber gizi

keluarga petani”.

Program Intensifikasi pekarangan ini diusulkan guna meningkatkan

produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan keluarga petani di Desa

Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul melalui kegiatan

pemberdayaan yang meliputi penyuluhan dan pelatihan kepada petani sehingga

petani mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kebutuhan,

kemampuan dan kemauan petani sendiri.

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat Petani Dalam Program Pekarangan

Terpadu

Kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan

terpadu di Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul

yaitu melalui kegiatan pembinaan yang meliputi kegiatan penyuluhan dan

1Menurut Bapak Sunaryo, PPL Desa Sambirejo Wawancara 25 Agustus 2009

Page 83: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

74

pelatihan intensifikasi pekarangan guna pemanfaatan lahan pekarangan secara

optimal, yang didalamnya meliputi kegiatan penataan lahan pekarangan,

pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan di pekarangan, dan

budidaya tanaman pekarangan.

a. Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilakukan dalam dua periode yang berbeda

yaitu penyuluhan di kelompok tani dan juga kelompok wanita tani. Hal ini

terjadi karena tidak semua wanita tani menjadi anggota kelompok tani, dan

juga sebaliknya. Kegiatan penyuluhan tidak hanya dilakukan oleh PPL

saja, melainkan juga kegiatan pertemuan yang dipimpin oleh ketua untuk

menyampaikan informasi dan memecahkan masalah pertanian yang

menjadi masalah bersama.

Kegiatan penyuluhan di kelompok tani mengenai program

pekarangan terpadu tidak dijadwalkan secara khusus yang fokus dengan

pokok bahasan tersebut, melainkan hanya sebagai pokok materi yang

menjadi alternatif bahasan jika petani menanyakan pada waktu kegiatan

penyuluhan berlangsung, yaitu setiap selapan sekali (35 hari) tiap

bulannya. Hal ini dikarenakan di kelompok tani memiliki kegiatan yang

dianggap lebih besar dan lebih membutuhkan perhatian lebih untuk

peningkatan produktivitas sawah dan tegal mereka, misalnya SLPTT,

PUAP, pelatihan pupuk organik dan bokasi, pembagian benih padi dan

jagung hibrida, lomba kelompok tani, perbaikan saluran irigasi dan lain

sebagainya. Namun jika petani membutuhkan penyuluhan mengenai

pekarangan terpadu ini PPL selalu membantu. Karena beberapa petani

yang antusias melakukan kegiatan intensifikasi pekarangan ini juga

mengikuti pelatihan yang dilakukan PPL bersama dengan pelaksana dari

kelompok wanita tani.

Penyuluhan yang dilakukan pada kelompok wanita tani dilakukan

setiap bulan sekali yang bertempat di rumah ketua kelompok wanita tani

masing-masing. Kegiatan penyuluhan mengenai intensifikasi pekarangan

di kelompok wanita tani ini lebih secara lengkap, dimana wanita tani lebih

Page 84: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

75

2Menurut Bapak Siswo Hartono selaku Ketua Gapoktan Desa Sambirejo Wawancara tanggal

7 Maret 2010

tertarik dalam program ini sehingga menjadikan materi intensifikasi

pekarangan sebagai materi utama dalam beberapa kegiatan penyuluhan.

Selama penyuluhan, PPL lebih banyak memberikan menjelaskan karena

pertanyaan mengenai kegiatan intensifikasi pekarangan dan juga

memberikan pengarahan mengenai pekarangan terpadu. Wanita tani

terlihat antusias karena hal ini merupakan sebuah hal yang baru bagi

wanita tani.

Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang disampaikan

kepada pelaku utama (petani) dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk

yang meliputi: informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,

hukum dan kelestarian lingkungan. Materi yang disampaikan PPL dan

ketua kelompok tani pada waktu penyuluhan merupakan rekomendasi dari

petani sendiri mengenai permasalahan yang dialami dan informasi yang

diperolehnya. Sehingga terjadi partisipasi/keikutsertaan petani dalam

menentukan materi yang disampaikan dalam forum. Selain itu, materi

penyuluhan juga sangat beragam, diantaranya yaitu pemanfaatan kedelai

menjadi susu kedelai yang dilakukan secara berkelompok untuk

menambah pendapatan wanita tani2.

Petani yang ingin berbagi mengenai

permasalahn dilahan pertaniannya diberikan waktu setelah kegiatan

penyuluhan bersama PPL.

Penyuluhan yang dilaksanakan di ikuti oleh sebagian besar anggota

dari tiap kelompok tani dan kelompok wanita tani. Manfaat dari

penyuluhan ini sendiri dirasa penting bagi anggota karena petani merasa

memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru setelah mengikuti

kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan juga sering kali dilakukan

secara demplot di lahan secara langsung agar materi yang disampaikan

mudah diterima melalui kegiatan praktek langsung. Demplot yang

dilakukan antara lain pembuatan pupuk organik langsung di lahan milik

Ketua Gapoktan, serta pemanenan hasil SLPTT.

Page 85: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

76

b. Pelatihan di Pekarangan

Kegiatan pelatihan dalam program pekarangan terpadu ini meliputi

kegiatan penataan lahan pekarangan, pengembangan ternak, dan

pengembangan ikan. Setelah materi penyuluhan disampaikan, PPL

menawarkan kepada petani dan wanita tani untuk diadakan pelatihan bagi

petani dan wanita tani yang membutuhkan bantuan dalam intensifikasi

pekarangan ini. Pelatihan dilakukan di lahan pekarangan percontohan

milik Ibu Lilis yang juga merupakan ketua kelompok wanita tani.

Kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan intensifikai pekarangan ini yaitu:

1) Penataan Lahan Pekarangan

Penataan lahan pekarangan bertujuan untuk merencanaan tata

tanam pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat

dimanfaatkan secara optimal dan produktif serta memperbaiki sanitasi

pekarangan. Penerapan pekarangan secara terpadu dimaksudkan agar

pekarangan ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang meliputi

tanaman buah, tanaman hias, tanaman sayuran, dan tanaman obat,

terdapat ternak dan atau ikan yang disesuaikan dengan potensi wilayah

dan masyarakat yang mampu melakukannya. PPL memberikan

bimbingan dalam kegiatan penataan tanaman dan budidaya bibit yang

baik. Dan selanjutnya dilakukan sendiri oleh petani sesuai kemampuan

dan kemauannya masing-masing3.

Penataan lahan pekarangan di bagi menjadi beberapa bagian

menurut tata letak dari berbagai komoditas usaha tani, ternak dan juga

kolam ikan. Penataan tanaman di pekarangan di bagi menjadi bagian

halaman depan, halaman samping dan halaman belakang. Halaman

depan rumah ditanami tanaman yang indah seperti tanaman hias,

tanaman sayuran maupun tanaman buah seperti mangga, sawo atau

lamtoro yang ditanam di tepi halaman sebagai pagar hidup yaitu

pemisah halaman depan dengan jalan dibuat rapi agar terkesan indah

dan melindungi. Pohon pelindung ditanam pada halaman depan agar

debu, angin, dan udara kotor tidak leluasa masuk ke dalam rumah. Pada

Page 86: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

77

halaman samping rumah ditanam tanaman sayur seperti terung,

mentimun dan tanaman obat-obatan yang tidak terlalu tinggi seperti

kumis kucing, daun dewa, mahkota dewa dan rempah-rempah supaya

sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah. Sedangkan halaman

belakang ditanam tanaman seperti pisang, jagung, ubi kayu, dan

tanaman rempah-rempah.

Kandang ternak di tempatkan di tempat yang jauh dari rumah

bertujuan untuk menjaga kesehatan anggota keluarga dari bakteri dan

penyakit yang bisa ditimbulkan akibat ternak dan kotorannya serta

menjaga kebersihan kandang agar kesehatan ternak terjamin.

Bangunan kandang ternak seperti kambing, dan sapi disertai tempat

pembuangan kotoran hewan sekaligus tempat persediaan pupuk

kandang sedangkan kandang ayam dan itik di siapkan tempat untuk

mengerami telur. Manfaat pembuatan kandang yang aman bagi ternak

yang dipelihara antara lain untuk mengamankan dari gangguan pihak

lain (pencuri dan hewan pemangsa), dan melindungi dari perubahan

cuaca. Penempatan kolam ikan di pekarangan sangat tergantung pada

persediaan air untuk memudahkan dalam pemenuhan media hidup

ikan, sehingga penempatan kolam ikan diletakkan di dekat dengan

sumber air atau dekat dengan kandang ternak untuk memudahkan

dalam memanfaatkan kotoran ternak untuk pakan ikan. Selain itu

sebagian subyek membuat kolam di dekat tanaman sayuran untuk

memudahkan pembuangan limbah air kolam sebagai bahan pupuk bagi

tanaman sayuran tersebut.

Page 87: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

78

Denah penataan lahan pekarangan pada pekarangan terpadu Desa

Sambirejodapat terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4. Denah pekarangan terpadu di Desa Sambirejo

2) Pengembangan ternak di pekarangan

Ternak yang dikembangkan dalam pekarangan terpadu yaitu

kambing. Karena bantuan yang diberikan dalam kegiatan gaduhan yaitu

kambing untuk dikembangkan oleh masyarakat miskin yang nantinya

petani akan mendapatkan keuntungan berupa anakan dari kambing

Keterangan:

1. Kelapa

2. Mangga

3. Mangga

4. Jati

5. Mahoni

6. Pisang

7. Jati

8. Pepaya

9. Srikaya

10. Rambutan

11. Anggur

12. Sawo

13. Jalan

14. Halaman rumput

15. Rumah

16. Tanaman Pangan dan obat-

obatan

17. Tanaman sayur

18. Tanaman Sayur

19. Tanaman obat & rempah2

20. Kandang sapi

21. Kandang Ayam

22. Kandang Bebek

23. Kolam Ikan

24. Sumur

25. Tanaman Hias

26. Pagar hidup [ ]

24

15

14

5

8 9

10

7

3

4

6

1 2

23 23

16

21 22

18

20

17

19

13

11

12

24

24

24

24

24

24

24

24

24

25

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

Page 88: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

79

tersebut. Selain itu, dalam pekarangan terpadu ini juga memberikan

kegiatan pengaturan ternak lainnya yang sudah dimiliki petani misalnya

ayam buras, bebek, dan angsa, kelinci, serta sapi. Kegiatan

pengembangan ternak disini bertujuan agar ternak tidak berkeliaran di

lahan pekarangan sehingga dirasa kurang intensif dalam

pemeliharaannya. Kegiatan pengembangan ternak dalam kegiatan

pekarangan terpadu ini di khususkan untuk kambing sedangkan ternak

unggas dan sapi sebagai ternak yang sudah dimiliki petani

dikembangkan agar lebih teratur dalam pemeliharaannya. Kegiatan

pengembangan unggas meliputi kegiatan budidaya jenis ayam kampung

yang baik untuk di pelihara yaitu ayam yang sehat dan tidak terinfeksi

virus, pembuatan kandang ayam secara semi terkurung, pembuatan

kandang angsa, dan bebek yang lebih terbuka dan luas. Kandang

dilengkapi dengan tempat minum dan alat untuk bertengger, penyediaan

tempat untuk bertelur dan mengerami, pemberian makanan yang cukup

pada pagi dan sore hari, dan melakukan vaksinasi untuk anggota

kelompok ayam buras kepada ayam serta menjaga kebersihan kandang.

Pembuatan kandang untuk kambing dan sapi yang baik dengan

sertai tempat pakan di sekat di depan kandang, dan juga tempat

pembuangan limbah yang tersekat di belakang ternak. Kandang diberi

sekat antara tempat pakan, kandang, dan tempat limbah kotoran ternak

sehingga dapat memudahkan pemilik untuk membersihkan kandang dan

menjauhkan hewan ternak dari penyakit. Seperti terlihat pada gambar

kandang ternak berikut ini:

Gambar 5. Kandang Kambing/sapi

Kandang Kambing

Tempat pakan

Limbah Kotoran

Page 89: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

80

3) Pengembangan Perikanan di Pekarangan

Kegiatan pengembangan ikan untuk pekarangan dalam

pekarangan meliputi pemeliharaan dan pengembangan benih ikan lele.

Kegiatan pengembangan ikan untuk pekarangan meliputi penyediaan

lahan untuk kolam, membuat bentuk dan denah kolam sesuai dengan

keadaan lahan, pemupukan dasar kolam, ketersediaan air yang cukup,

tidak beracun dan tidak berlumpur, pemberian makan yang berkualitas

baik seperti pellet serta jenis ikan yang dipilih yaitu yang mudah

menghasilkan misalnya lele dumbo, dan mudah diperoleh, cepat besar

dan cepat berkembang biak, disukai masyarakat dan mudah di

usahakan. Pemeliharaan ikan di Desa Sambirejo belum terlalu banyak

yang melaksanakan, hal ini karena ketersediaan air yang relatif rendah

untuk daerah dataran tinggi seperti Desa Sambirejo. Oleh karena itu

kebanyakan budidaya ikan di daerah Desa Sambirejo mayoritas adalah

ikan lele dumbo karena dapat hidup di air dengan kualitas rendah.

Selain itu, makanan untuk lele juga sangat mudah, yaitu seperti jentik

nyamuk, siput, cacing, larva, bahkan limbah rumah tangga.

Gambar 6. Kolam budidaya Ikan Lele

4) Budidaya Tanaman Pekarangan

Budidaya tanaman untuk pekarangan harus diperhatikan sebelum

melakukan pengolahan lahan. Dalam memilih hendaknya dipilih

tanaman yang banyak manfaat dan fungsinya antara lain: penghijauan,

Kolan Permanen

Ukuran 4x6

Kolam

pembibitan

Ukuran 2x3

Kolam

Pembibitan

Ukuran 2x3

Page 90: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

81

4Menurut Sri Nuryani anggota Kelompok Wanita Tani Wawancara tanggal 12 Maret 2010

5Menurut Ibu Lilis Ketua Kelompok Wanita Tani Dusun Sambeng III Wawancara tanggal 10

Maret 2010

keindahan, peneduh dan pelindung, selain itu lahan dikelola sebagai

lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup dan sekaligus sebagai

penambah keindahan tempat tinggal mereka.

Jenis tanaman yang dibudidayakan di pekarangan dalam

pelaksanaan program pekarangan terpadu meliputi tanaman sayuran,

tanaman buah, tanaman hias, tanaman obat dan juga sebagian tanaman

keras sebagai tanaman pelindung rumah.

a) Tanaman Sayuran

Budidaya tanaman sayuran di pekarangan ditanam di lahan

yang dekat dengan sumber air misalnya sumur dan rumah agar

memudahkan pemeliharaan dan pengawasan, selain itu tanaman

sayur dipilih yang bernilai gizi tinggi, mudah diperoleh benihnya,

mudah perawatannya dan cepat menghasilkan. Desa Sambirejo

Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah

dataran tinggi berbukit-bukit, sehingga tanaman sayuran yang

dibudidayakan oleh petani antara lain bayam, mentimun, cabai,

terong, tomat, kacang panjang, dan ubi kayu. Sebagian besar

tanaman sayuran yang dibudidayakan di pekarangan petani hanya

dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga sendiri dan diberikan

kepada tetangga, karena jumlahnya yang tidak begitu banyak4.

b) Tanaman Buah-buahan

Tanaman buah yang dikembangkan di pekarangan terpadu ini,

yaitu tanaman mangga, karena terdapat bantuan berupa bibit

mangga dari pemerintah. Sedangkan tanaman buah-buahan yang

banyak ditanam di pekarangan petani antara lain; mangga,

rambutan, jambu air, kedondong, jeruk, pepaya, pisang, sawo,

srikaya, belimbing, dan kalapa. Hasil dari budidaya tanaman buah

pada umumnya hanya dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri, namun

jika produktivitasnya banyak juga sebagian dijual ke pasar ataupun

kepenebas5.

Page 91: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

82

6Menurut Ibu Puji anggota Kelompok Wanita Tani Dusun Sambeng III Wawancara tanggal 12

Maret 2010

c) Tanaman Hias

Tanaman hias dan bunga-bunga ditanam di pekarangan untuk

menambah nilai keindahan yaitu indah untuk dipandang baik

menurut bentuk, warna dan letak. Sebagian besar tanaman hias

dalam pekarangan tidak di budidayakan secara komersial,

melainkan hanya sebagai tanaman penghias pekarangan untuk

memperindah rumah. Tanaman hias yang dibudidayakan di

pekarangan petani antara lain: mawar, melati, gelombang cinta,

cocor bebek, lidah mertua, dan bonsai. Pengembangan tanaman hias

hanya sebagai perindah pekarangan saja sesuai kemampuan dan

kemauan dari petani, bukan merupakan bantuan dari pemerintah.

d) Tanaman obat

Tanaman obat merupakan tanaman yang digunakan sebagai

pengganti obat-obatan kimia untuk menyembuhkan berbagai

macam penyakit. Penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk obat secara

tradisional semakin disukai karena pada umumnya tidak

menimbulkan efek samping sehingga baik untuk dibudidayakan.

Selain tanaman obat, tanaman rempah-rempah pun bisa

dimanfaatkan sebagai obat dan juga bumbu masak.

Tanaman obat-obatan yang dikembangkan dalam program

pekarangan terpadu adalah tanaman rempah-rempah. Jenis tanaman

obat dan rempah yang biasa diusahakan petani di pekarangan

terpadu antara lain: jahe, kencur, kunyit, lengkuas, temulawak,

sirih, kumis kucing, dan temu giring. Sedangkan beberapa petani

juga mempunyai tanaman obat lain diantaranya gingseng, mahkota

dewa dan daun dewa. Seluruh tanaman tersebut mempunyai

kegunaan sendiri-sendiri sehingga sangat baik untuk dibudidayakan

di pekarangan petani, selain agar keluarga tetap sehat juga untuk

mengurangi biaya berobat ke rumah sakit6.

Page 92: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

83

4. Peningkatan produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan petani

a. Produktivitas

Peningkatan produktivitas lahan pekarangan yang dapat dilihat dari

program ini adalah dengan adanya penambahan komoditas selama

program pekarangan terpadu dilaksanakan. produktivitas dari tanaman

sayuran, tanaman buah mangga, tanaman obat, ternak kambing dan juga

ikan lele, karena hanya komoditas tersebut yang diusahakan selama

program pekarangan terpadu. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari

yang mulanya “tidak ada” menjadi “ada”. Peningkatan ini juga didukung

dengan dilakukannya penataan pekarangan serta penggunaan limbah

kolam dan juga ternak hewan sebagai pupuk.

1) Peningkatan Produktivitas Komoditas yang Sudah Ada Sebelum

Program.

a). Tanaman Buah

Tanaman buah-buahan dilahan pekarangan banyak dimiliki

oleh masyarakat di Desa Sambirejo karena dimanfaatkan sebagai

pohon pelindung dan juga buahnya banyak disukai keluarga. Namun

selama program pekarangan terpadu ini dilaksanakan, komoditas

yang ditambahkan adalah bibit mangga, namun sampai sekarang

belum memberikan hasil yang terlihat. Tanaman buah yang sudah

ada di pekarangan antara lain: mangga, pisang, sawo, rambutan dan

jambu air. Produktifitas tanaman buah petani subyek pelaksana

pekarangan terpadu dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 16. Produktivitas Tanaman Buah-buahan Petani dan Wanita

Tani di Pekarangan tahun 2010

Sumber: Data primer

No. Komoditas Rata-rata (Kg/masa panen)

1. Mangga 31,1

2.

3.

4.

5.

Pisang

Sawo

Rambutan

Jambu air

31,6 20,7 15

29,5

Page 93: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

84

7Menurut Ibu Lilis Ketua Kelompok Wanita Tani Dusun Sambeng III Wawancara tanggal 10

Maret 2010

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa produktivitas

lahan pekarangan untuk komoditas tanaman buah-buahan belum bisa

dilihan secara nyata setelah melaksanakan program pekarangan

terpadu, karena bibit buah mangga baru berumur 2 tahun sehingga

peningkatan produktifitasnya belum bisa dihitung. Perbedaannya

adalah dengan adanya tanaman mangga baru, maka jumlah tanaman

peneduh bertambah. Penambahan jumlah pohon yang dibudidayakan

di pekarangan mampu meningkatkan produktivitas pekarangan,

selain itu pemeliharaan tanaman yang meningkatkan penggunaan

limbah organik misalnya dari limbah kolam ikan serta kotoran ternak

yang cukup. Sebagian besar hasil dari tanaman buah-buahan hanya

dikonsumsi untuk keluarga sendiri dan dibagikan ke tetangga, namun

jika hasilnya tinggi sebagian di jual di pasar7.

b). Ternak

Komoditas hewan ternak yang mayoritas ternak yang di

pelihara petani dan wanita tani di pekarangan adalah ayam, bebek,

angsa, dan juga sapi seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17. Produktivitas ternak Petani dan Wanita Tani di Pekarangan

tahun 2010

No. Komoditas Rata-rata setelah melaksanakan

(Ekor/RT)

1. Ayam 13

2.

3.

4.

5.

Angsa

Kambing

Sapi

Bebek

2

4

2

28

Sumber: Data primer

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa produktivitas

lahan pekarangan untuk komoditas hewan ternak yang mayoritas

adalah ayam, bebek, angsa, kambing dan juga sapi yang sudah

dimilikinya sebelum program ini dilaksanakan rata-rata 13 ekor/RT

ayam, 2 ekor/RT angsa, 4 ekor/RT kambing, 2 ekor/Rt angsa dan 28

ekor/RT untuk bebek.

Page 94: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

85

2) Peningkatan Produktivitas Komoditas yang Ada Dalam Program

Pekarangan Terpadu.

a). Tanaman Sayuran

Produktifitas lahan pekarangan untuk komoditas tanaman

sayuran setelah melaksanakan program pekarangan terpadu dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Produktivitas Tanaman Sayuran Petani dan Wanita Tani

dalam Program Pekarangan terpadu

No. Komoditas Rata-rata setelah melaksanakan

(kg/massa panen)

1. Mentimun 9,7

2.

3.

4.

5.

6.

Terung

Kacang panjang

Cabai Rawit

Tomat

Ubi kayu

9,5

17

7,4

10

43

Sumber: Data primer

Berdasarkan Tabel 18. dapat diketahui bahwa produktivitas

lahan pekarangan untuk komoditas tanaman sayuran sebelum

melaksanakan pekarangan terpadu sebagian besar subyek penelitian

merasa kurang memperhatikan adanya tanaman sayuran yang terdapat

di pekarangan, hal ini dimaksudkan bahwa subyek belum

membudidayakan tanaman sayuran secara baik karena penataan lahan

pekarangan yang masih di biarkan begitu saja seperti rumput liar,

sehingga keluarga juga tidak memanfaatkannya secara baik. Hasil

produktivitas tanaman sayuran setelah melaksanakan pekarangan

terpadu pada tahun 2010 yaitu rata-rata untuk komoditas sayuran

mentimun 9,7kg/masa panen, terung 9,5 kg/masa panen, kacang

panjang 17kg/masa panen, cabai 7,4 kg/masa panen, tomat 10 kg/masa

panen dan ubi kayu sebesar 43kg/ masa panen. Komoditas tanaman

sayuran mampu menghasilkan panen setelah pemeliharaan selama

kurang lebih tiga bulan. Komoditas tanaman sayuran terbesar yaitu

ubi kayu, karena ubi kayu mudah di tanam serta banyak digunakan

sebagai pagar pekarangan.

Page 95: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

86

Perhitungan tanaman sayuran dilihat dari jumlah rata-rata hasil

panen yang dijual dipasar dalam bentuk kilogram. Sebagian hasil

dari tanaman sayuran ini hanya dikonsumsi untuk keluarga sendiri

untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan diberikan kepada

tetangga namun jika hasilnya berlebih sebagian juga di jual di pasar.

b). Tanaman Buah

Tanaman buah yang ditanam dalam program pekarangan

terpadu ini adalah komoditas tanaman mangga karena anggota

kelompok tani mendapatkan bantuan berupa bibit berupa pohon

mangga, namun sampai sekarang belum memberikan hasil yang

terlihat karena pertumbuhan pohon mangga lama dan bibit yang

masih sangat muda. Perbedaan dari komoditas ini yaitu adanya

tanaman mangga baru, maka jumlah tanaman peneduh bertambah.

c). Ternak dan Ikan

Peningkatan produktivitas dari pekarangan setelah

melaksanakan pekarangan terpadu jika dilihat dari hewan yang

memberikan manfaat baru yaitu adanya kambing gaduhan untuk

masyarakat miskin. Sedangkan beberapa subyek menyatakan bahwa

mereka hanya memelihara ternak yang telah dimilikinya dari dulu

yang mayoritas ayam, bebek, angsa, kambing dan juga sapi sejak

sebelum melaksanakan pekarangan terpadu. Sedangkan produktivitas

kambing sebagai salah satu bantuan kepada petani seletah

melaksanakan pekarangan terpadu sebesar 25 ekor/2 tahun ini untuk .

Selain itu, peningkatan lain yang bisa diambil manfaatnya adalah

dengan adanya modal berupa kambing gaduhan untuk di kembangkan

oleh petani miskin dan juga manfaat dari kotoran ternak yang

dimanfaatkan sebagai pupuk kandang di lahan pertanian.

Page 96: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

87

Tabel 19. Produktivitas ternak dan ikan Petani dan Wanita Tani

dalam Program Pekarangan terpadu

No. Komoditas Produktifitas Ikan lele setelah melaksanakan rata-rata

1.

2.

Kambing

Lele

25 (kg/2 tahun)

388 (Kg/3 bulan)

Sumber: Data primer

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa produktivitas

lahan pekarangan untuk budidaya ikan lele yang mayoritas adalah

lele dumbo setelah melaksanakan pekarangan terpadu sebesar 388

kg/masa panen. Budidaya ikan lele mulai banyak di terapkan di

pekarangan masyarakat setelah melihat keuntungan dari budidaya

ikan lele ini, selain menambah nilai gizi keluarga juga mampu

meningkatkan pendapatan keluarga sehari-hari dengan menjualnya ke

pasar. Budidaya ikan lele yang dilakukan di Desa Sambirejo masih

tergolong kecil sampai menengah, karena orientasi pada pasar belum

begitu besar, sebagian untuk konsumsi sendiri. Selain itu, memelihara

ikan juga merupakan salah satu hobi dari petani untuk mengisi waktu

dirumah.

Peningkatan produktivitas lahan pekarangan setelah

melaksanakan program pekarangan terpadu pada tanaman buah

belum terlihat pasti karena bibit mangga yang baru berumur 2 tahun.

Sedangkan untuk komoditas tanaman sayur sebesar 96,6 kg/masa

panen di kali 5 kali masa panen yaitu 483 kg/2 tahun ini, untuk

komoditas kambing yaitu 25 kg selama 2 tahun ini, dan produktivitas

ikan lele per 3 bulan rata-rata sebesar 388 kg/masa penen, sedangkan

selama 2 tahun ini telah panen selama 5 kali, sehingga produktifitas

ikan lele yaitu 1.940 kg/2 tahun ini.

b. Pendapatan

Pendapatan petani dan wanita tani dari usaha tani tiap bulan rata-rata

sebesar Rp. 1.042.857,- dan pendapatan dari luar usaha tani sebesar

Rp. 864.286,-. Keadaan ini dirasa sudah mampu mencukupi kebutuhan

keluarga sehari-hari walaupun terkadang masih terdapat pengeluaran tak

terhingga dari tiap keluarganya. Hal ini terjadi karena sebagian petani

Page 97: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

88

mempunyai pekerjaan sampingan baik sebagai pedagang maupun

wirausaha lainnya, disamping itu sebagian petani pelaksana pekarangan

terpadu ini terdapat beberapa anggota keluarga yang bekerja sebagai

guru/PNS, sehingga mempu memberikan tambahan pendapatan bagi

keluarga. Karena sebagian besar kaum istri di Desa Sambirejo mampunyai

pekerjaan untuk membantu memenuhi pendapatan keluarga.

Pendapatan yang diperoleh dari pekarangan tiap bulannya rata-rata

sebesar Rp. 340.000,-, suatu nilai yang cukup tinggi untuk pekarangan

petani yang belum secara sempurna melaksanakan intensifikasi

pekarangan secara terpadu. Peningkatan pendapatan petani dari hasil

budidaya tanaman, ternak dan budidaya ikan yang nilainya karena nilai

penjualan daari ikan lele yang tinggi sangat dirasa manfaatnya oleh petani,

selain nilai ekonomis yang diperoleh juga terpenuhinya konsumsi dan gizi

keluarga.

5. Faktor Pemberdayaan Masyarakat Petani Dalam Program Pekarangan

Terpadu Di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten

Gunungkidul

a. Faktor Internal

1) Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan dari terendah

sampai tertinggi yang biasanya diterima di bangku sekolah

(Mardikanto, 1993). Tingkat pendidikan yang ditempuh wanita tani

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 20. Distribusi Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Kriteria Skor Jumlah

(orang)

Prosentase

(%)

Median

1.

2.

3.

4.

5.

Tidak sekolah

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA/SMK

Tamat PT

1

2

3

4

5

0

2

6

3

3

0

14,3

42,8

21,4

21,4

3

Sumber : Analisis Data Primer, 2010

Page 98: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

89

Berdasarkan tabel 20 dapat adiketahui bahwa tingkat pendidikan

formal petani dan wanita tani dalam pekarangan terpadu termasuk

dalam kategori cukup tinggi (median 3). Tingkat pendidikan formal

yang banyak ditempuh petani adalah SMP yaitu sebanyak 6 orang.

Tingkat pendidikan petani dan wanita tani yang cukup tinggi akan

berpengaruh pada partisipasi petani dan wanita tani dalam kegiatan

pekarangan terpadu. Selain itu, tingkat pendidikan juga dapat

mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, dan pada umumnya

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka pola berfikirnya pun

juga semakin lebih maju dan berkembang.

2) Luas Lahan Pekarangan

Luas penguasaan lahan pekarangan yang dimiliki masyarakat

petani akan menentukan petani terhadap kegiatan pemberdayaan

masyarakat dalam program pekarangan terpadu. Luas sempitnya lahan

yang dikuasai akan mempengaruhi anggota untuk melakukan

pengolahan lahan. Menurut Prayitno (1987), besar kecilnya pendapatan

petani dari usahataninya terutama ditentukan oleh luas tanah

garapannya. Berikut ini dapat dilihat luas lahan pekarangan milik

petani pelaksana pekarangan terpadu:

Tabel 21. Distribusi Petani Berdasarkan Luas Lahan Pekarangan.

No Kriteria Skor Jumlah (orang) Median

1.

2.

3.

4.

5.

≤ 100 m2

100-200 m2

210-300 m2

310-400 m2

≥ 400 m2

1

2

3

4

5

0

5

7

2

0

3

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui bahwa distribusi petani

berdasarkan luas lahan pekarangan termasuk dalam kategori sedang

(median 3). Luas lahan pekarangan disekitar rumah terbanyak yang

dikuasai petani yaitu 210-300 m2 sebanyak 7 orang. Luas lahan

pekarangan yang relatif luas untuk pekarangan di pedesaan menjadikan

petani mempunyai banyak peluang untuk memanfaatkan pekarangan

Page 99: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

90

secara optimal dan efektif sehingga mampu meningkatkan

produktivitas lahan pekarangan serta menambah pendapatan keluarga.

3) Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga dilihat dari banyaknya tanggungan yang

ada pada keluarga, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya.

Berikut adalah distribusi jumlah anggota keluarga padapetani dan

wanita tani:

Tabel 22. Distribusi Petani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

No Kriteria Skor Jumlah (orang) Median

1.

2.

3.

4.

5.

sangat sedikit (≤ 3)

sedikit (4)

cukup (5)

banyak (6)

sangat banyak (≥ 7)

1

2

3

4

5

1

7

4

1

1

2

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 22 di atas dapat diketahui bahwa jumlah

anggota keluarga yang dimiliki responden termasuk dalam kategori

sedikit (median 2) yaitu responden yang memiliki jumlah anggota

keluarga berjumlah empat orang sebanyak 7 orang. Empat anggota

keluarga yaitu suami, istri dan dua orang anak. Suami sebagian besar

melakukan pekerjaan pengolahan pekarangan sendiri, dengan dibantu

oleh istri dan juga anggota keluarga lainnya. Dalam pengolahan

pekarangan yang membutuhkan tenaga besar petani sering meminta

bantuan orang lain untuk membantunya misalnya dalam pembuatan

kolam ikan.

b. Faktor Eksternal

1) Akuntabilitas

Akuntabilitas terkait dengan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program

pekarangan terpadu ini, yaitu pemerintah kelurahan Sambirejo dan di

limpahkan kepada PPL Desa Sambirejo untuk mendampingi program

tersebut. Keterlibatan pemerintah kelurahan pada awal kegiatan

perencanaan untuk memberdayakan masyarakat petani melalui

Page 100: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

91

8Menurut Bapak Daryoto Koordinator PPL Kecamatan Ngawen Wawancara tanggal 20

Maret 2010 9Menurut Bapak Sunarya PPL Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Wawancara tanggal 20

Maret 2010

pekarangan terpadu adalah penyuluhan mengenai program pertanian

terpadu termasuk pekarangan terpadu di Desa Sambirejo, serta

penentuan pekarangan percontohan di tingkat desa dan tiap kelompok

tani8.

Selama pelaksanaan pemberdayaan, pemerintah desa tidak

melakukan pendampingan , hanya PPL desa yang sebagai pendamping

terkait dengan pelatihan yang dilakukan antara lain pembuatan

pembuatan kandang ternak serta budidaya tanaman pekarangan dan

juga pendampingan guna melakukan monitoring. Walaupun tidak

selalu terkait langsung setiap saat, namun PPL merupakan sumber

informasi yang dipercaya oleh petani Desa Sambirejo. Sedangkan

pada tahap evaluasi dan pemanfaatan hasil pemerintah pusat dan PPL

pun tidak terlibat. Kegiatan ini dilakukan oleh keluarga petani sendiri

karena kegiatan pemberdayaan merupakan kegiatan yang di

peruntukkan guna melatih masyarakat agar mendiri. Selain itu,

program ini juga bersifat swadana dimana modal dan kegiatan

keseluruhan dilakukan oleh petani termasuk pemanfaatan hasil

pekarangan tersebut. Penyuluh hanya sekedar mengetahui bahwa

petani sudah melaksanakan dan memberikan manfaat bagi keluarga

petani9.

2) Partisipasi

Partisipasi petani dalam kegiatan pekarangan terpadu di Desa

Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul meliputi

partisipasi dalam tahap perencanaan, partisipasi dalam tahap

pelaksanaan, partisipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi serta

partisipasi dalam tahap pemanfaatan hasil.

a) Partisipasi Tahap Perencanaan

Partisipasi pada tahap perencanaan yaitu keikutsertaan

masyarakat secara langsung dalam kegiatan rapat perencanaan dan

pengambilan keputusan dalam kegiatan yang akan dilakukan.

Partisipasi masyarakat petani dan wanita tani dalam tahap

Page 101: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

92

perencanaan meliputi intensitas kehadiran rapat pengambilan

keputusan, memberikan gagasan/ pertanyaan dalam rapat, dan

memberikan tanggapan atas gagasan/pertanyaan yang diberikan.

Uraian mengenai partisipasi petani pada tahap perencanaan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 23. Partisipasi Petani dan wanita tani pada Tahap

Perencanaan Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah (orang) Median

1.

.

2.

3.

Kehadiran dalam rapat

pengambilan keputusan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Memberikan gagasan/

pertanyaan dalam rapat

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Memberikan tanggapan atas

gagasan/pertanyaan yang

diberikan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

1

2

7

0

0

4

4

1

1

0

0

0

0

10

4

3

5

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 23 menunjukkan bahwa partisipasi petani

dan wanita tani dilihat dari kehadiran petani pada rapat perencanaan

termasuk pada kategori tinggi (median 4) hal ini dapat diartikan

bahwa mereka mau dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, dimana

rapat perencanaan dilaksanakan selama empat kali mulai bulan

April sampai September 2008. Sebanyak 7 petani dan wanita tani

sering menghadiri rapat perencanaan yang dilakukan di Balai Desa

Page 102: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

93

Sambirejo dan dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Desa

Sambirejo serta PPL kecamatan Ngawen. Rapat perencanaan

program pertanian terpadu ini meliputi kegiatan penentuan program

yang diusulkan meliputi SLPTT, Pelatihan pembuatan pupuk

organik cair, pekarangan terpadu dan lain-lain. Selain itu, petani

juga menyetujui usulan program ini walaupun modal dari kegiatan

pekarangan terpadu ini bersifat swadaya masyarakat10

.

Partisipasi masyarakat petani dan wanita tani dalam kegiatan

memberikan ide/gagasan pada saat pengambilan keputusan pada

saat rapat tergolong sedang dengan median 3. Sebanyak 4 petani

dan wanita tani terkadang memberikan gagasan/pertanyaan pada

saat pengambilan keputusan ini artinya bahwa kamauan petani dan

wanita tani untuk melaksanakan program pertanian terpadu

termasuk tinggi dan juga gagasan/pertanyaan yang disampaikan

bisa menjadi pertimbangan dalam melaksanakan program tersebut.

Sedangkan dua orang sering memberikan ide gagasan pada saat

pengambilan keputusan karena mereka merupakan ketua kelompok

tani dan juga kelompok wanita tani, yaitu Bapak Siswo Suwono

dan juga Ibu Lilis.

Selain itu, partisipasi petani dan wanita tani dalam tahap

perencanaan juga dilihat dari keterlibatan petani dan wanita tani

dalam memberikan tanggapan atas gagsan/pertanyaan dalam

kegiatan rapat perencanaan dapat dikatakan sangat tinggi dengan

median 5, dimana secara keseluruhan subyek selalu menanggapi

gagasan/pertanyaan yang diberikan pada saat rapat sebagai bentuk

keterlibatan petani dan wanita tani dalam perencanaan kegiatan.

Bentuk tanggapan yang di berikan meliputi pernyataan menyetujui

ide/gagasan yang disampaikan, melakukan feed back/ umpan balik

terhadap usulan atau pertanyaan dari pihak lain dan lain

sebagainya.

10Menurut Bapak Sunarya PPL Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Wawancara tanggal

10 Maret 2010

Page 103: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

94

b) Partisipasi Tahap Pelaksanaan

Partisipasi petani dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan

masyarakat dalam pekarangan terpadu ini meliputi:

Tabel 24. Partisipasi Petani dan wanita tani pada Tahap

Pelaksanaan Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah (orang) Median

1.

.

2.

3.

4.

5.

Kehadiran dalam penyuluhan

Tidak pernah hadir

Jarang (2-5)

Kadang-kadang (5-7)

Sering (7-10)

Selalu (>10)

Keterlibatan petani dalam

penataan tanaman

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

pengembangan ternak di

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

pengembangan perikanan di

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

budidaya tanaman di pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

0

0

4

6

0

0

3

6

1

0

0

1

4

5

0

0

5

4

1

0

2

4

2

2

5

4

5

3

3

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Page 104: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

95

11Menurut Bapak Giyanto Kaurbang Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Wawancara

tanggal 10 Maret 2010

Berdasarkan tabel 24 menunjukkan bahwa partisipasi petani

dan wanita tani dilihat dari kehadiran dalam penyuluhan termasuk

pada kategori tinggi (median 5) yaitu 6 petani dan wanita tani aktif

mengikuti kegiatan penyuluhan. Hal ini dapat diartikan bahwa

petani subyek memiliki kesadaran akan pentingnya kegiatan

penyuluhan guna menambah pengetahuan mengenai pekarangan

terpadu juga melakukan kewajiban anggota kelompok tani dan

kelompok wanita tani untuk menghadiri penyuluhan rutin dari tiap

kelompok. Kagiatan penyuluhan yang dilakukan di kelompok tani

dan kelompok wanita tani di lakukan secara rutin pada tiap

bulannya. Kegiatan penyuluhan selama dilakukan program

pertanian terpadu dilaksanakan mulai bulan Desember tahun 2008

sampai sekarang ini masih berlangsung11

.

Keterlibatan petani dan wanita tani dalam kegiatan penataan

tanaman di pekarangan termasuk dalam kategori tinggi (median 4),

dengan kata lain bahwa petani dan wanita tani subyek aktif

melakukan penataan pekarangan mereka dengan tenaga kerja

keluarga yang dimiliki untuk mengoptimalkan fungsi pekarangan

sebagai lumbung hidup, warung hidup dan apotik hidup. Sebagian

besar petani atau 6 petani dan wanita tani subyek aktif melakukan

penataan pekarangan karena letaknya yang di sekitar rumah

sehingga mudah dijangkau dan juga tidak membutuhkan banyak

waktu untuk melakukannya.

Partisipasi masyarakat petani dalam pengembangan ternak di

pekarangan termasuk dalam kategori tinggi yaitu median 5, dimana

petani sangat aktif dalam mengembangkan ternak di pekarangannya

karena selain pemeliharaan hewan ternak harus secara teliti dan

teratur, juga karena sebagian besar memelihara ternak adalah hobi

bagi petani. Selain itu, memelihara ternak merupakan salah satu

inventaris bagi petani untuk menabung di hari depan. Keterlibatan

petani dalam kegiatan pengembangan ikan pun tidak jauh beda

Page 105: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

96

12Menurut Bapak Sunarya PPL Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Wawancara

tanggal 10 Maret 2010

dengan pengembangan ternak, hanya saja pengembangan ikan lebih

membutuhkan tenaga yang sudah berpengalaman, baik dalam

pembuatan kolam, penyebaran bibit, pemeliharaan sampai pada

panen membutuhkan tenaga yang berpengalaman dan teliti.

Sebagian petani subyek kurang aktif melakukan pengembangan

perikanan dengan median 3 karena biasanya dilakukan oleh

anggota keluarga laki-laki ataupun meminta bantuan orang lain

untuk melakukannya. Sedangkan keterlibatan petani subyek dalam

penentuan jenis tanaman pekarangan yang ditanam dipekarangan

dilakukan oleh petani sendiri, dengan kategori sedang yaitu 4

petani dan wanita tani sering melakukan penentuan jenis tanaman

yang akan ditanam di lahan pekarangan, selain itu petani juga

membiarkan tanaman yang tumbuh kurang beraturan guna

melakukan penghijauan pekarangan, yang penting pekarangan tetap

terlihat hijau dan subur12

.

c) Partisipasi Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Partisipasi petani dan wanita tani dalam kegiatan pemantauan

dan evaluasi secara sepenuhnya dilakukan sendiri oleh petani,

karena kegiatan ini merupakan kegiatan swadana masyarakat

sehingga seluruh kegiatan dibiayai oleh masyarakat. Masyarakat

sendiri bertanggungjawab terhadap keberhasilan program ini dan

juga secara tidak langsung juga bertanggung jawab kepada

pemerintah desa yang diperoleh dari laporan penyuluh pertanian

desa yang merupakan pendamping program ini.

Page 106: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

97

Tabel 25. Partisipasi Petani dan wanita tani pada Tahap

Pemantauan dan evaluasi Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah (orang) Median

1.

.

2.

Keterlibatan petani dalam

memantau pekarangan terpadu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

mengevaluasi kegiatan di

pekarangan terpadu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

0

0

0

10

0

0

0

0

10

5

5

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Hasil dari tabel 25 menunjukkan bahwa partisipasi

masyarakat petani pada tahap pemantauan dan evaluasi kegiatan

pekarangan terpadu ini sangat tinggi dengan 10 petani dan wanita

tani subyek selalu melakukan pemantauan dan evaluasi secara

penuh. Kegiatan pemantauan dilakukan selama melaksanakan

kegiatan di pekarangan sedangkan evaluasi di lakukan pada saat

pemanenan, dari hasil yang diperoleh dilakukan perbandingan dari

hasil yang diperoleh saat ini dengan yang sebelumnya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui besarnya produktivitas dan pendapatan

yang diperoleh tiap tahunnya.

d) Partisipasi Tahap Pemanfaatan Hasil

Partisipasi petani dan wanita tani dalam kegiatan pekarangan

terpadu pada tahap pemanfaatan hasil dapat dilihat dari adanya

manfaat ekonomi, manfaat sosial dan manfaat psikologis yang

dirasakan oleh petani. Petani memanfaatkan hasil secara sendiri

tanpa melibatkan pihak manapun.

Page 107: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

98

Tabel 26. Partisipasi Petani dan wanita tani pada Tahap

Pemanfaatan Hasil Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah (orang) Median

1.

.

2.

3.

Keterlibatan petani dalam

kegiatan pemanenan hasil

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

kegiatan pemanfaatan hasil

dari pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Manfaat yang diperoleh dari

kegiatan Pekarangan Terpadu

Sangat rendah

Rendah

Cukup

Tinggi

Sangat tinggi

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

0

0

0

10

0

0

0

0

10

0

0

0

4

6

5

5

5

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 26 bahwa di peroleh median 5 untuk

keterlibatan petani dan wanita tani dalam kegiatan pemanenan dan

pemanfaatan hasil dari pekarangan terpadu ini. Hal ini dikarenakan

modal yang digunakan adalah milik petani sendiri (swadana) sehingga

petani di beri hak untuk melakukan kegiatan pemanfaatan hasil.

Sedangkan untuk menfaat yang diperoleh dari kegiatan pekarangan

terpadu ini termasuk dalam ketegori sangat tinggi dengan median 5

dimana 6 orang petani telah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi

keluarga, meningkatkan produktivitas dan juga meningkatkan

pendapatan keluarga petani.

Page 108: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

99

3) Kapasitas Organisasi Lokal

Organisasi lokal pedesaan yang ada di Desa Sambirejo berada di

setiap dusun antara lain kelompok tani, kelompok wanita tani,

kelompok dasa wisma, PKK, dan kelompok ternak. Namun, dalam

penanganan program pekarangan terpadu ini, organisasi yang terlibat

langsung hanya kelompok tani dan kelompok wanita tani. Menurut

beberapa petani dan wanita tani, peranan organisasi pedesaan terhadap

program pekarangan terpadu bisa dirasakan oleh petani antara lain

bertambahnya pengalaman dan pengetahuan, menjalin silaturahmi,

dan sering mendapat bantuan, misalnya pupuk dan benih bagi anggota

kelompok tani pertanian tersebut sebagaimana diungkapkan oleh

petani dan wanita tani pelaksana pekarangan terpadu berikut ini:

“ kalau ikut kan bisa sering komunikasi sama temen-temen bisa

tukar kabar, menyambung silaturahmi, bisa dapat ilmu juga.

Kadang-kadang juga dapat bantuan bibit pohon mangga dan

mete, kadang juga dapat benih jagung”

(Ibu Lilis, wawancara tanggal 28 Februari 2010)

“ Kemarin pernah dapat kambing gaduhan tapi sekarang dah

tidak ada, ada juga penyuluhan tentang usaha pemanfaatan

hasil pertanian buat ibu-ibu, untuk memberdayakan ibu-ibu

rumah tangga. Ya kayak buat susu kedelai, buat jamu dari

empon-empon, dan hasilnya buat ibu-ibu sendiri”

(Sri Nuryani, wawancara tanggal 10 Maret 2010)

Dengan adanya organisasi pertanian di Desa Sambirejo

memberikan manfaat dalam memecahkan masalah pertanian pedesaan

antara lain membantu pemerintah mengkoordinir petani di tiap

pedukuhan melalui kegiatan-kegiatan usaha tani untuk meningkatkan

kemandirian dan partisipasi petani dalam menangani masalah

pertanian di Desa Sambirejo.

4) Aksesibilitas Informasi

Informasi mengenai pekarangan terpadu diperoleh melalui

kegiatan penyuluhan dan interaksi antar masyarakat petani pelaksana

pekarangan terpadu dan juga dari pengetahuan yang dimiliki oleh

petani sendiri. Pihak yang sering dijadikan acuan atau sumber

Page 109: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

100

informasi bagi petani pelaksana pekarangan terpadu adalah penyuluh

pertanian, ketua kelompok tani dan ketua kelompok tani karena

merupakan sumber informasi yang paling mudah diakses oleh petani

terkait dengan lokasi pemukiman yang berdekatan. Petani sering

bertanya kepada PPL dan juga ketua kelompok tani serta ketua

kelompok wanita tani sebagaimana diungkapkan oleh petani dan

wanita tani palaksana pekarangan terpadu berikut ini:

”Informasi tentang pekarangan terpadu saya tanya sama teman

yang juga ikut program, kalau teman saya tidak tahu baru saya

tanya sama ketua kelompok wanita tani”

(Ibu Sri Nuryani, wawancara tanggal 10 Maret 2010)

”Kalau selama ini saya selalu bertanya ke PPL, karena saya

juga sering bertemu beliau ketika mengurusi kegiatan-kegiatan

pertanian di luar, selain itu saya mendapat pengetahuan sendiri

tentang pekarangan dari pengalaman terdahulu”

(Lilis, wawancara tanggal 28 Februari 2010)

“Kalau saya biasanya cari informasi tentang pekarangan

terpadu ke kelompok tani. Kebetulan rumahnya dekat dengan

rumah saya juga”

(Wariyo, wawancara tanggal 10 Maret 2010)

Ketua gapoktan dan PPL merupakan sumber informasi yang

sering di akses dan juga dijamin mempunyai informasi mengenai

pekarangan terpadu. Selain itu pihak pemerintah desa misalnya kepala

urusan pembangunan juga merupakan pihak yang mengetahui tentang

pekarangan terpadu karena merupakan salah satu penanggungjawab

program tersebut.

6. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemberdayaan Masyarakat

Petani dalam Pekarangan Terpadu

a. Faktor Pendukung

Faktor internal dan faktor eksternal petani untuk melaksanakan

pekarangan terpadu dapat menjadi faktor pendukung atau penghambat

dalam kegiatan pemberdayaan dalam program pekarangan terpadu.

Faktor internal antara lain luas lahan pekarangan, pendidikan dan jumlah

anggota keluarga, sedangkan faktor eksternal meliputi partisipasi,

Page 110: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

101

13Menurut Bapak Sunarya PPL Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Wawancara tanggal 10

Maret 2010

aksesibilitas informasi, kapasitas organisasi lokal dan akuntabilitas.

Faktor-faktor tersebut dapat menjadi faktor pendukung dan faktor

penghambat pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan

terpadu.

Luas lahan pekarangan yang dimiliki petani merupakan faktor

pendukung kegiatan pekarangan terpadu. Jika lahan pekarangan petani

cukup luas untuk budidaya tanaman yang beranekaragam, memelihara

ternak dan ikan, maka bisa dikatakan petani tersebut bisa lebih mudah

menerapkan intensifikasi pekarangan secara terpadu. Walaupun

sebenarnya pekarangan terpadu tidak menuntut untuk menanam tanaman

di lahan tanah tapi bisa juga dengan menggunakan tabulampot atau media

tanam lainnya. Luas lahan pekarangan rata-rata petani berkisar antara 200-

400m2, dengan luas lahan pekarangan seluas itu kegiatan intensifikasi

pekarangan sudah bisa dilaksanakan13

.

Pendidikan formal petani dapat dikatakan sebagai faktor pendukung

kegiatan pekarangan terpadu. Tingkat pendidikan petani akan berpengaruh

pada pengetahuan dan cara berpikir petani. Kemampuan dasar dalam baca

tulis dan berhitung yang mana pada umumnya diperoleh pada pendidikan

formal sangat diperlukan untuk melakukan manajemen usaha tani yang

baik disektor pertanian dan juga berguna dalam sektor non pertanian.

Mayoritas pendidikan petani sudah sampai Sekolah Menengah Pertama

(SMP), hal ini mempengaruhi pengetahuan dan pola pikir petani terhadap

program pekarangan terpadu. Pekarangan terpadu yang mempunyai tujuan

untuk meningkatkan nilai konsumsi keluarga dan meningkatkan

produktivitas lahan pekarangan serta pendapatan petani, merupakan salah

satu motivasi petani untuk memanfaatkan pekarangan secara lebih intensif

sehingga bisa tercapai ketahanan rumah tangga petani.

Selain faktor internal, faktor eksternal seperti partisipasi,

aksesibilitas informasi, dan kapasitas organisasi lokal juga dapat menjadi

faktor pendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam

program pekarangan terpadu. Partisipasi petani merupakan kunci

Page 111: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

102

terlaksananya seluruh kegiatan yang yang berhubungan dengan

masyarakat, karena selalu membutuhkan keterlibatan masyarakat setempat

untuk memperlancar kegiatan kemasyarakatan tersebut. Partisipasi

masyarakat dalam kegiatan pekarangan terpadu ini bisa dikatakan aktif,

apalagi kegiatan pekarangan terpadu ini bersifat swadana dan swadaya,

dimana seluruh biaya pelaksanaannya ditanggung oleh petani sendiri.

Keaktifan petani untuk mengikuti penyuluhan juga diikuti dengan

keaktifan petani ketika berdiskusi pada saat penyuluhan. Keaktifan petani

dalam mengikuti penyuluhan merupakan salah satu cerminan dari

keaktifan petani dalam mengikuti kegiatan dalam organisasi lokal

pedesaan, misalnya kelompok tani dan kelompok wanita tani, sehingga

kapasitas organisasi lokal disini memberikan manfaat yang positif bagi

petani Desa Sambirejo pada tentunya. Melalui kegiatan di organisasi dan

juga komunikasi yang terjalin antara anggota kelompok organisasi dan

hubungan tetangga dalam satu wilayah manghasilkan kemudahan dalam

mengakses informasi mengenai program pekarangan terpadu.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dari pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan

pekarangan terpadu bisa berasal dari faktor internal dan juga faktor

eksternal dari masyarakat petani. Jumlah anggota keluarga petani dan

akuntabilitas pemerintah desa menjadi faktor penghambat dalam

pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pekarangan terpadu.

Jumlah anggota keluarga dapat manjadi faktor penghambat

pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pekarangan terpadu. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah anggota petani yang sedikit dan mempunyai anak

yang masih kecil, selain itu petani yang mempunyai pekerjaan lain selain

menjadi petani sehingga hal tersebut juga akan menghambat kegiatan

pengelolaan pekarangan. Sebagaimana diungkapkan oleh wanita tani

pelaksana pekarangan terpadu berikut ini

“ Sebenarnya yang paling menghambat itu kalau sedang banyak

kerjaan dirumah apalagi kalau masa panen di sawah mbak, jadi

Page 112: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

103

kadang pekarangan tidak di gagas karena anak-anak masih kecil-

kecil dan belum ngerti ngatur pekarangan”

(Mursio, wawancara tanggal 12 Maret 2010)

“dirumah banyak cucu saya yang masih kecil-kecil Mbak, kalau

waktu orang tuanya tidak ada ya saya yang jagain mereka, makanya

kadang tertunda mau bersih-bersih pekarangan Mbak ”

(Lilis, wawancara tanggal 13 Februari 2010) “...kalau anak saya lagi tidak rewel ya saya bisa beres-beres

pekarangan saya, apalagi kalau istri sedang ada kerjaan dari

sekolahan, saya tidak bisa ngerjain pekarangan terus......”

(Fajar, wawancara tanggal 11 Maret 2010)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pekarangan terpadu oleh petani terhambat oleh kesibukan sendiri dan

kurangnya anggota keluarga yang mengerti tentang intensifikasi

pekarangan. Hal ini dikarenakan banyak anak-anak petani yang masih

kecil dan juga pendidikan anak yang belum begitu tinggi sehingga

pengetahuannya pun belum seberapa tentang intensifikasi pekarangan.

Selain jumlah anggota keluarga, faktor eksternal seperti akuntabilitas

juga dapat menjadi faktor penghambat kegiatan pemberdayaan masyarakat

dalam kegiatan pekarangan terpadu. Akuntabilitas atau

pertanggungjawaban serta keterlibatan pemerintah kelurahan dalam

kegiatan pemberdayaan masyarakat, hal ini dikarenakan oleh pendanaan

teknis kegiatan pekarangan terpadu ini di bebankan seluruhnya oleh

petani, tanpa ada bantuan finansial dari pemerintah untuk

melaksanakannya, selain itu pemerintah sendiri tidak melakukan

pemantauan atau evaluasi dari kegiatan tersebut, seluruhnya kegiatan

pendampingan di serahkan kepada PPL. Hal ini menyebabkan petani yang

kurang mampu merasa kewalahan dalam menerapkan pekarangan terpadu,

terkait

Page 113: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

104

7. Peningkatan Ketahanan Pangan Keluarga Petani

Ketahanan pangan keluarga petani selama program pekarangan terpadu

ini dilaksanakan dilihat dengan indicator ketahanan pangan yang meliputi

empat komponen yaitu ketersediaan pangan, kualitas pangan, kecukupan

pangan dan juga aksesibilitas/keterjangkauan pangan. Ketahanan pangan

keluarga bisa dicapai dari hasil usaha anggota keluarga sendiri, baik dari

pekerjaan maupun kegiatan lain yang dilakuka oleh angota kaluarga. Dari

hasil wawancara pada penelitian ini di peroleh bahwa kesediaan pengan

keluarga petani meyoritas cukup, walaupun dari beberapa subyek menyatakan

bahwa

“Yah, lumayan mbak hasilnya buat makan sehari-hari. Kalau

dulu makan seadanya, makan semampunya, tapi sekarang bisa

makan enak dari hasil pekarangan sendiri, Alqamdulillah..Tiap

hari bisa makan sesukanya, gak pernah kurang lagi tidak

kayak dulu, lagipula sekarang bapak juga kerja jadi pedagang

kayu”

(Wawancara Sri Nuryani, 10 Maret 2010)

“Kalau dulu mau makan lele mesti beli mbak, tapi sekarang

kan bisa ambil sendiri,kalau kebetulan g bisa ke pasar bisa

langsung cari sayuran ke pekarangan, jadi bisa ngirit uang

belanja kan. Yang penting keluarga bisa makan bergizi tiap

hari biar cuma seadanya di pekarangan”

(Wawancara Ibu Puji, 12 Maret 2010)

Sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan pangan keluarga petani

sudah tercukupi oleh tanaman sayuran, buah dan rempah-rempah serta ikan

dan ternak yang bisa digunakan sebagai bahan masakan yang sudah tersedia

di pekarangan, sehingga ketersediaan pengan sudah tercukupi. Bahkan semua

subyek mengatakan bahwa tiap hari keluarga bisa makan sebanyak tiga kali,

bahkan bisa lebih untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan juga

untuk membayar upah tenaga kerja dari luar. selain itu kualitas dari makanan

yang ditanam sendiri di pekarangan bisa di pantau sendiri. Dimana arahan

dari PPL untuk tidak menggunakan pupuk kimia dalam setiap kegiatan

pemdudidayaan, guna melindungi keluarga dan komoditas yang ada di

pekarangan tersebut.

Page 114: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

105

8. Rumusan Intensifikasi Pekarangan di Masa Depan

Pekarangan terpadu merupakan salah satu kegiatan dari intensifikasi

pekarangan yang merupakan salah satu upaya pelestarian sumberdaya sekitar

khususnya pekarangan bagi keluarga petani yang mayoritas miskin untuk

meningkatkan nilai ekonomis konsumsi keluarga petani. Setelah melihat

manfaat dari kegiatan pekarangan terpadu di Desa Sambirejo disamping

mampu meningkatkan produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan petani,

intensifikasi pekarangan juga mampu mengembalikan kesuburan tanah

melalui pola pertanian organik.

Dari penelitian yang dilakukan dalam program pekarangan terpadu ini

dapat di simpulkan bahwa sebagian besar petani yang sudah melaksanakan

program pekarangan terpadu tergolong dalam petani yang memiliki tingkat

ekonomi menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari keadaan rumah yang

baik dan pekerjaan dari anggota keluarga lain yang mampu menambah

pendapatan keluarga, sehingga hal ini bisa mendukung pelaksanaan

pekarangan terpadu ini. Oleh karena itu, adanya pekerjaan lain dalam

keluarga menjadi salah satu faktor pendukung terlaksananya pekarangan

terpadu karena untuk mulai menerapkannya juga membutuhkan biaya yang

tidak sedikit.

Guna menanggulangi keadaan tersebut maka dapat dirumuskan sebuah

gagasan mengenai intensifikasi pekarangan untuk masa depan, yaitu kegiatan

intensifikasi pekarangan yang diterapkan di lahan pekarangan masyarakat

petani dengan menerapkan intensifikasi pekarangan secara alami, bukan

konvensional. Intensifikasi pekarangan alami mengarahkan petani untuk

menggunakan segala sesuatu yang ada di lingkungan sendiri, penggunaan

tenaga kerja keluarga, pemanfaatan input dari lingkungan sekitar,tanpa perlu

mendatangkan input dari luar yang akan menambah beban biaya petani serta

mengarah pada pertanian organik yang aman bagi keluarga petani. Keadaan

yang seperti ini merupakan sebuah inovsi baru bagi petani pedesaan sehingga

masih sangat membutuhkan perhatian dan dampingan dari pihak yang

bertanggungjawab, yaitu pemerintah dan PPL.

Page 115: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

106

B. PEMBAHASAN

1. Konsep Program Intensifikasi Pekarangan

Pengembangan intensifikasi pekarangan pada dasarnya tergantung

dengan ketersediaan sumber daya dan pengetahuan yang dimiliki petani

setempat. Konsep dari intensifikasi pekarangan merupakan perpaduan antara

tiga unsur utama dalam pekarangan yaitu pertanian, peternakan dan perikanan.

Sehingga petani yang tingkat ekonominya rendah pun mampu melaksanakan

intensifikasi pekarangan mereka sesuai kemampuan dan kemauan mereka yang

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Masyarakat petani di berikan pendekatan mengenai kegiatan intensifikasi

pekarangan secara alami, yaitu kegiatan pemanfaatan segala input dari dalam

pekarangan untuk melaksanakan intensifikasi tersebut. Sehingga petani lebih

kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam

disekitar rumahnya. Karena konsep program intensifikasi pekarangan itu

sendiri merupakan program pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal, jadi

apapun yang bisa dimanfaatkan di pekarangan maka manfaatkan sebaik

mungkin selama hal tersebut bisa memberikan hasil kepada petani pemilik. Hal

ini adalah bentuk kemandirian dari petani dalam kegiatan intensifikasi

pekarangan yang juga merupakan tujuan dari kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

Program Intensifikasi pekarangan ini diusulkan guna meningkatkan

produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan keluarga petani di Desa

Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul melalui kegiatan

pemberdayaan yang meliputi penyuluhan dan pelatihan kepada petani sehingga

petani mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kebutuhan,

kemampuan dan kemauan petani sendiri. Terbentuknya konsep program

intensifikasi pekarangan ini di bantu oleh PPL dan juga Gapoktan Desa

Sambirejo yang di perkuat oleh petani di Desa Sambirejo sendiri. PPL

merupakan sumber informasi bagi petani kaitannya dengan pekarangan

terpadu. Dengan adanya PPL sebagai pendamping, petani cara mendaur ulang

daun-daun busuk dan limbah kolam ikan untuk dijadikan pupuk di pekarangan,

Page 116: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

107

petani mengetahui cara membuat kandang sapi yang aman bagi kesehatan

keluarga petani dan lain sebagainya. Sehingga petani memahami konsep

program intensifikasi pekarangan ini membantu petani memperbaiki kehidupan

petani melalui pendayagunaan sumberdaya alam di lingkungan sekitar secara

mandiri.

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Program Pekarangan

Terpadu

Proses pemberdayaan masyarakat petani yang dilakukan dalam program

pekarangan terpadu mencakup kegiatan pembinaan yang meliputi kegiatan

penyuluhan dan pelatihan intensifikasi pekarangan guna pemanfaatan lahan

pekarangan secara optimal, yang didalamnya meliputi kegiatan penataan lahan

pekarangan, pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan di

pekarangan, dan budidaya tanaman pekarangan yang di damping oleh PPL

Desa Sambirejo Bapak Sunaryo.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan dalam proses pemberdayaan

masyarakat ini dilakukan pada awal pencanangan program saja selama

beberapa kali, selanjutnya petani melakukan kegiatan di pekarangan mereka

sendiri, berdasarkan kemampuan, kemauan dan kebutuhan sendiri. Selain itu,

petani juga meminta untuk dilakukan pelatihan selama dua kali guna

membantu dalam kegiatan intensifikasi pekarangan yaitu pelatihan penataan

lahan pekarangan dan pembuatan kandang ayam serta pembudidayaan ikan di

pekarangan. Selanjutnya petani dan wanita tani melakukan kegiatan

intensifikasi pekarangan sendiri dengan tenaga kerja dari intern keluarga

sendiri. Sehingga keadaan ini memberikan kesempatan bagi petani dan wanita

tani untuk kreatif melakukan kegiatan di pekarangan sesuai dengan kemauan,

kemampuan dan sesuatu yang diinginkan guna tercapai tujuannya

meningkatkan pendapatan. Tahapan dari proses pemberdayaan ini dilakukan

melalui beberapa pendekatan, mulai dari pendekatan secara personal sampai

pada massa. Proses ini dilakukan mulai dari tahap penyadaran, pelatihan dan

pendampingan seperti yang dilakukan oleh PPL. Seperti yang di sampaikan

oleh Sulistyani (2004), bahwa “Tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses

Page 117: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

108

pemberdayaan masyarakat meliputi: (a) Tahap penyadaran dan pembentukan

perilaku menuju perilaku sadar, (b) Tahap transformasi kemampuan berupa

wawasan pengetahuan, kecakapan ketrampilan agar terbuka wawasan dan

memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran dalam

pembangunan, dan (c) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-

ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk

mengantarkan pada kemandirian” Pada tahap penyadaran ini merupakan tahap

persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini penyuluh

sebagai pihak yang memberdayakan, memberikan sentuhan penyadaran yang

akan membuka keinginan dan kesadaran masyarakat mengenai kondisinya saat

ini, dan dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka tentang

perlunya perbaikan kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Begitu juga dengan proses penyadaaran pada pemberdayaan masyarakat dalam

program pekarangan terpadu ini, dimana penyuluh dan pemerintah desa

melakukan kegiatan penyuluhan sebelum menyampaikan usulan program

pekarangan terpadu ini. Masyarakat Desa Sambirejo menanggapinya dengan

antusias mengikuti penyuluhan mengenai upaya peningkatan pendapatan

keluarga ini, namun karena keterbatasan dana sampai saat ini pelaksana

pekarangan terpadu belum mencapai sepenuhnya.

Kegiatan penyuluhan ini merupakan upaya penyadaran dan sekaligus

pengenalan program. Seperti pernyataan mosher (1966), yang menyatakan

bahwa penyuluh pertanian hanya sebagai “faktor pelancar”, pengalaman di

Indonesia menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan menjadi sangat mutlak,

sebagai pemicu sekaligus pemacu pembangunan pertanian, atau lebih sering

dikatakan sebagai ujung tombak pembangunan pertanian. Oleh karena itu,

dengan keterlibatan penyuluh dalam kegiatan pemberdayaan ini sangat

memberikan manfaat yang besar bagi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan

dalam program pekarangan terpadu.

Tahap transformasi kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat ini

pelatihan pekarangan percontohan milik Ibu Lilis yang meliputi kegiatan

penataan lahan pekarangan, meliputi cara menempatkan tanaman, kandang dan

Page 118: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

109

ikan yang baik, cara membuat kandang ayam yang aman, dan membuat kolam

ikan, pengembangan ternak dan ikan. Penyuluh hanya melakukan pengawasan

dan pendampingan jika petani hendak bertanya, seluruh kegiatan tersebut

dilakukan oleh petani. Kegiatan Penyuluhan dan demplot pada tahap

pembelajaran/transformasi kemampuan ini hanya dilakukan selama dua kali

pada awal program pekarangan terpadu ini dilaksanakan, setelah itu semuanya

dilakukan oleh petani sendiri.

Tahap ketiga ini merupakan tahan pengayaan atau peningkatan

intelektualitas dan ketrampilan yang diperlukan supaya mereka membentuk

kemampuan yang mandiri. Dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam

program pekaranga terpadu ini selama pelaksanaan pemberdayaan masyarakat,

petani mengambil keputusan dan melakukan kegiatan di pekarangan sendiri,

dengan modal sendiri dan tenaga sendiri melakukan kegiatan penataan

pekarangan, pengembangan ternak dan ikan serta memilih tanaman yang akan

ditanam di pekarangan sendiri. Penyuluh hanya melakukan kegiatan

pembinaan pada saat penyuluhan rutin setiap bulannya dan pendampingan

ketika mendatangi lahan petani.

Pemahaman petani mengenai program pekarangan terpadu dan petani

yang melakukan kegiatan pengolahan pekarangan sendiri merupakan wujud

kemandirian petani dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Hal ini sangat

membantu pelaksanaan proses pemberdayaan masyarakat dalam program

pekarangan terpadu seperti di ungkapkan oleh Mardikanto (2009), bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan

meningkatkan memandirian masyarakat. Sejalan dengan itu, pemberdayaan

dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin)

untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan

kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung jawab (accountable) demi

perbaikan kehidupan. Oleh karena itu, melalui partisipasi petani terhadap

program pekarangan terpadu ini menjadi modal utama keberhasilan kegiatan

pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan petani Desa

Sambirejo.

Page 119: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

110

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Sambirejo Kecamatan

Ngawen, Kabupaten Gunungkidul meliputi kegiatan penyuluhan, penataan

lahan pekarangan, pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan di

pekarangan, dan budidaya tanaman pekarangan. Masyarakat petani paham

bahwa kegiatan pemberdayaan ini merupakan kegiatan guna meningkatkan

kemandirian petani serta membantu meningkatkan produktivitas serta

pendapatan keluarga. Upaya meningkatkan kemandirian masyarakat petani

melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan

terpadu ini seperti yang diungkapkan oleh Sulistyani (2004) bahwa “tujuan

yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan

masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian

berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.

Untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumberdaya

manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif

serta sumberdaya lainnya yang bersifat fisik material”. Sehingga masyarakat

petani Desa Sambirejo mengetahui tujuan kegiatan pemberdayaan ini.

Kegiatan dalam peningkatan kemampuan petani sendiri meliputi kegiatan

penataan lahan pekarangan dilakukan oleh petani pemilik pekarangan sendiri,

dengan arahan dari penyuluh pada saat penyuluhan, sehingga petani melakukan

penataan pekarangan sesuai keinginannya sendiri dengan memanfaatkan apa

yang ada di lahan pekarangan miliknya. Selain itu kegiatan pengembangan

ternak yang di budidayakan, dimana di pilih ternak yang mudah dalam

pemeliharaannya, misalnya unggas, sapi dan kambing. Selain mudah

pemeliharaannya, juga sangat bermanfaat bagi kehidupan petani baik untuk

konsumsi keluarga, dijual ataupun kotorannnya yang berguna untuk tanah

pertanian petani. Kegiatan pengembangan ternak di pekarangan dalam

pemberdayaan ini dilakukan kegiatan pemeliharaan ternak yang bisa

dimanfaatkan oleh petani, baik untuk konsumsi, dijual ataupun kotorannya

seperti unggas, kambing atau sapi.

Pengembangan ikan lele merupakan jenis ikan yang paling banyak

dibudidayakan karena mudah dalam pembudidayaannya dimana lele bisa hidup

Page 120: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

111

di dalam lumpur atau air yang mengandung sedikit oksigen, sehingga lele bisa

dipelihara di perairan yang kualitas airnya rendah sekalipun. Selain itu,

makanan untuk lele juga sangat mudah, yaitu seperti jentik nyamuk, siput,

cacing, larva, bahkan limbah rumah tangga. Seperti yang dikemukakan oleh

Bapak Sunaryo (wawancara, 10 Maret 2010) sebaiknya dalam memilih

tanaman pekarangan, petani memperhatikan hal-hal antara lain nilai gizi, umur

tanaman, menghasilkan hasil yang tinggi, baik dalam pengaturan iklim,

memilih jenis tanaman sesuai selera, serta budidaya jenis tanaman yang

disesuaikan dengan keadaan lingkungan.

3. Peningkatan Produktivitas Lahan Pekarangan Dan Pendapatan Petani

Peningkatan produktivitas lahan pekarangan setelah adanya kegiatan

pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan program pekarangan terpadu

ini mampu meningkatkan pendapatan petani di Desa Sambirejo dapat dilihat

dari komoditas tanaman sayuran, kambing dan ikan. Karena komoditas

tersebutlah yang merupakan bantuan yang diberikan selama program

pekarangan terpadu ini dilaksanakan. Selain itu, dalam komoditas tanaman dan

ternak yang sudah ada di pekarangan petani dan wanita tani Desa Sambirejo,

dengan adanya program ini dibantu dalam melakukan kegiatan penataan lahan

pekarangan dan juga pengoptimalan pemeliharaan komoditas tanaman dan

ternak yang sudah ada supaya mampu meningkatkan hasil yang telah lalu.

Penataan letak tanaman akan mempengaruhi sanitasi lingkungan sekitar rumah,

system ekologi antara tanaman, hewan dan manusia, memperindah pekarangan

serta memperbaiki kesuburan tanah karena kebutuhan akan unsur hara dan

pupuk organik dalam tanah akan di pengaruhi oleh jarak tanam antar tanaman

dan jenis tanaman yang di tanam.

Meskipun peningkatan produktivitas hewan ternak yang sudah dimiliki

petani dan wanita tani sebelum adanya program ini tidak begitu besar namun

paling tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga hasilnya

pun mampu meningkatkan ketahanan pangan keluarga petani. Peningkatan

produktivitas hewan ternak dilahan pekarangan ini di sebabkan pula oleh hobi

dan kemauan keluarga petani untuk meningkatkan nilai gizi keluarga. Selain

Page 121: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

112

hasil penjualan dari hewan ternak tersebut, produktivitas dari telur dan daging

yang diperoleh dari hewan-hewan ternak tersebut mampu meningkatkan

kemampuan komsumsi keluarga sehingga kebutuhan gizi keluarga bisa

tercukupu misalnya kebutuhan akan protein hewani,kalsium dan lemak.

Budidaya ikan lele mulai banyak di terapkan di pekarangan masyarakat

setelah melihat keuntungan dari budidaya ikan lele ini, selain menambah nilai

gizi keluarga juga mampu meningkatkan pendapatan keluarga sehari-hari

dengan menjualnya ke pasar.

Perbandingan produktifitas tanaman, ternak dan ikan di pekarangan

sebelum dan sesudah melaksanakan pekarangan terpadu dapat dilihat dari

peningkatan hasil panen tiap komoditas serta rendahnya input yang dikeluarkan

oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena sudah terpenuhi

oleh milik pribadi. Seperti yang disampaikan Sutanto dalam buku Pertanian

Organik (2002), bahwa “Produktifitas tidak hanya didasarkan atas parameter

sederhana, hasil tanaman/pendapatan saja, tetapi penilaian harus didasarkan

atas bahan yang dapat dikumpulkan sehingga meningkatkan pendapatan

keluarga petani, termasuk bahan pangan dan pendapatan”. Produktivitas juga

harus didasarkan perbaikan stabilitas usaha tani, meningkatkan efisiensi tenaga

kerja, menurunnya masukan dari luar usaha tani dan harkat lahan meningkat.

Dari teori di atas maka peroduktifitas juga dilihat dari besarnya perbandingan

antara masukan dari luar yang harus dikeluarkan dengan hasil yang di peroleh

dari pekarangan tersebut.

Peningkatan pendapatan petani melalui kegiatan usahatani di pekarangan

ini dilakukan secara mandiri dan juga komersial, yaitu dengan menjual

sebagian atau seluruh produksinya kepada pihak luar. Seperti ungkapkan oleh

Popkin dalam Mardikanto (2009), bahwa “ciri-ciri usaha tani komersial yaitu:

menyukai inovasi (perubahan),memerlukan pasar dan hubungan eksploitasi”.

Usahatani komersiil selalu mencari inovasi demi perubahan demi peningkatan

produksi dan produktivitasnya serta perbaikan efisiensi. Karena dengan adanya

inovasi memberikan peluang menuju perbaikan usaha tani dan

kehidupannya.Sedangkan petani juga membutuhkan pasar sebagai tempat

Page 122: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

113

menjual (kelebihan) produksi yang tidak habis dikonsumsi sendiri. Akses

petani Desa Sambirejo sebagian besar menjual hasil pekarangannya di pasar

tradisional Desa Sambirejo, Pasar Kecamatan Ngawen dan juga pasar Cawas

yang merupakan pasar yang lebih besar dan beragam. Selain itu, petani juga

membutuhkan dampingan dari PPL dan pemerintah guna memperbaiki kualitas

dari hasil pekarangan dan juga mengakses pasar dan inovasi yang dibutuhkan.

Peningkatan pendapatan keluarga petani tidak hanya diakibatkan dari

peningkatan pendapatan dari pekarangan melainkan juga terjadi karena

sebagian petani mempunyai pekerjaan sampingan baik sebagai pedagang

maupun wirausaha lainnya, disamping itu sebagian petani pelaksana

pekarangan terpadu ini terdapat beberapa anggota keluarga yang bekerja

sebagai guru/pedagang, sehingga mampu memberikan tambahan pendapatan

bagi keluarga. Karena sebagian besar ibu rumah tangga di Desa Sambirejo

mampunyai pekerjaan untuk membantu memenuhi pendapatan keluarga.

Pencapaian ketahanan pengan yang di lihat dari unsur kesediaan pangan

keluarga petani mayoritas cukup, walaupun dari beberapa subyek menyatakan

bahwa dahulu belum bisa semudah ini mendapatkan makanan seperti saat ini

karena faktor ekonomi, namun setelah melakukan kegiatan pekarangan

terpadu dan didukung dengan adanya pekerjaan sampingan anggota keluarga

sehingga pangan bisa tersedia setiap hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa

kebutuhan pangan keluarga sudah tercukupi oleh bahan masakan yang sudah

tersedia di pekarangan sehingga keluarga petani bisa mengaksesnya dengan

cepat, selain dari pekarangan milik sendiri juga karena letak pasar desa juga

terletak di tengan-tengan kelurahan sehingga mudah mengaksesnya. Kualitas

dari makanan yang ditanam sendiri di pekarangan bisa di pantau sendiri oleh

petani, sehingga petani mengerti tingkat keamanan/kualitas dari tanaman

tersebut untuk keluarga karena dalam program pekarangan terpadu ini

diarahkan untuk tidak menggunakan pupuk kimia, semuanya meggunakan

organik.

Page 123: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

114

4. Faktor Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Pekarangan Terpadu

Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam program

pekarangan terpadu di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten

Gunungkidul ini dipengaruhi oleh beberapa faktor intern dan faktor ekstern.

Berdasarkan pernyataan dari Mardikanto (2009) bahwa “unsur-unsur yang

mempengaruhi keberhasilan dari pemberdayaan masyarakat adalah

partisipasi, akuntabilitas, aksesibilitas informasi dan kapasitas organisasi

lokal”. Unsur tersebut di terangkan sebagai faktor eksternal yang

mempengaruhi kegiatan pemberdayaan masyarakat ini. Sedangkan faktor

internal yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat petani adalah luas

lahan pekarangan, pendidikan dan juga jumlah anggota keluarga.

Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pekarangan terpadu ini

membawa pada keberhasilan proses pemberdayaan dan juga program

pekarangan terpadu ini. Masayarakat sebagai perencana, penyedia modal juga

sebagai pelaksana dan pengevaluasi kegiatan pekarangan terpadu juga di

bantu oleh PPL desa sebagai pendamping untuk mengarahkan teknis dari

kegiatan di pekarangan dan pemerintah. Petani pelaksana sebagai pembuat

perencanaan dalam menentukan penataan lahan pekarangan, mulai dari

penyedia modal sampai perancang komoditas yang ditanam, dilakukan oleh

petani sendiri. Pelaksana teknis kegiatan budidaya jenis tanaman, penataan

lahan pekarangan, pengembangan ternak dan juga ikan juga di lakukan oleh

petani. Sedangkan dalam proses monitoring dilakukan oleh petani, sedangkan

evaluasi dilakukan oleh petani dan PPL, yang melakukan pelaporan bagi

keberhasilan program pembangunan pertanian di Desa sambirejo. Menurut

Mardikanto (2009), ”Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau

sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Partisipasi

masyarakat dalam pembangunan merupakan aktualisasi dari ketersediaan

dan kemauan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam

pelaksanaan program yang dilaksanakan”. Sehingga tujuan dari

pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan terpadu ini dapat

tercapai bila disertai dengan partisipasi masyarakat. Dengan mengikuti

Page 124: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

115

kegiatan pemberdayaan secara penuh, masyarakat lebih memahami konsep

dari pekarangan terpadu melalui intensifikasi pekarangan dengan tujuan untuk

meningkatkan pendapatan keluarga petani khususnya dan membantu petani

supaya mandiri.

Partisipasi petani pada saat perencanaan kegiatan ini tercermin dari

kesediaan petani menghadiri penyuluhan dari pemerintah desa dan PPL

selama beberapa kali, begitu pula dalam kegiatan penyuluhan petani tidak

hanya diam, melainkan petani juga mengikuti kegiatan diskusi dengan

beberapa kali bertanya dan memberikan usulan. Selama pelaksanaan

pemberdayaan, partisipasi petani terlihat dari keterlibatan petani secara

langsung mengenai kegiatan intensifikasi pekarangan seperti budidaya

tanaman untuk pekarangan, kegiatan usahatani (penanaman, pemeliharaan,

pemupukan, irigasi, pemanenan), pembuatan kandang ternak, pembuatan

kolam ikan dan lain-lain. Sedangkan pada tahap pemantauan dan evaluasi,

petani melakukan sendiri. Dimana kegiatan pekarangan terpadu ini di kelola

sendiri oleh petani, dan posisi PPL hanya sebagai pendamping yang

membantu masalah dan kesulitan petani dalam kegiatannya. Sedangkan pada

tahan pemanfaatan hasil, petani juga melakukannya sendiri dan hasilnyapun di

nikmati keluarga endiri dan tetangga. Pihak pemerintah dan PPL tidak terlibat

di dalamnya, hanya sekali-kali PPL mendatangi pekarangan petani untuk

melakukan pemantauan.

Menurut Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngawen, Bapak

Daryoto (Wawancara, 20 Maret 2010) menyatakan bahwa, Pihak yang paling

bertanggungjawab dalam program pekarangan terpadu ini adalah Pemerintah

Desa Sambirejo, karena pihak pemerintah desa adalah pihak yang

mengusulkan program pertanian terpadu yang didalamnya terdapat program

pekarangan terpadu. Namun pihak pemerintah hanya menunjuk PPL Desa

Sambirejo untuk mendampingi petani dalam melaksanakannya. Keterlibatan

pemerintah dalam program ini tidak terlihat menonjol, karena pemerintah

langsung melepaskan petani dan PPL untuk melaksanakan, bahkan evaluasi

juga hanya dilakukan oleh PPL dan petani sendiri.

Page 125: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

116

Organisasi pertanian lokal di Desa Sambirejo termasuk banyak yang

maju, hal ini dilihat dari banyaknya kegiatan yang di lakukan dan subsidi yang

di peroleh dari organisasi pertanian di Desa Sambirejo. Salah satunya adalah

Gapoktan, Organisasi Gapoktan Desa Sambirejo sudah pernah melakukan

kegiatan besar seperti SLPTT dan mendapat dana PUAP selama beberapa

kali, mengikuti perlombaan gapoktan sampai tingkat kabupaten, mendirikan

koperasi pertanian, mendirikan radio RAG, mengikuti Pekan Nasional

(PENAS) bagi petani berprestasi se-Indonesia dan juga mampu mengkoordinir

kelompok tani dan kelompok wanita tani untuk selalu eksis di Sambirejo.

Menurut subyek petani pelaksana pekarangan terpadu Bapak Mursiyo dan Ibu

Sri Nuryani (wawancara, 21 Maret 2010), bahwa dengan mengikuti organisasi

Gapoktan, kelompok tani dan kelompok ternak mereka merasakan manfaat

yang banyak. Karena anggota organisasi tersebut sering dibantu dalam

mencari pupuk untuk tanaman, mendapatkan vaksinasi ayam, sering

mendapatkan penyuluhan dari PPL baik untuk pertanian maupun peternakan,

mendapat bantuan bibit tanaman mangga dan jambu mete, mendapat pelatihan

pembuatan pupuk organik dan lain sebagainya . Oleh karena itu, organisasi

pertanian lokal ini mereka rasa sangat memberi dampak yang baik bagi petani

di Desa Sambirejo.

PPL merupakan sumber informasi bagi petani, terutama berkaitan

dengan program pertanian terpadu ini. Selain itu, Ketua Gapoktan juga

merupakan salah satu pihak yang mengetahui program pertanian terpadu

sehingga merupakan informan dalam pelaksanaan program. Selain itu, tokoh

masyarakat yaitu Kepala Urusan Pembangunan Desa Sambirejo, karena

Kepala Desa Sambirejo baru dilantik sehingga yang lebih mengetahui

program ini karena dahulu ikut serta dalam merancang program ini adalah

Kepala Urusan Pembangunan Bapak Giyanto dan Mantan Kepala Desa

Alm.Bapak Marjono yang sudah meninggal dunia. Menurut Bapak Daryoto

dan Bapak Sunaryo (wawancara 20 Maret 2010), mengatakan bahwa

sebenarnya yang paling menguasai konsep dari program ini adalah Almarhum

Bapak Marjono (Kepala Desa) dan Bapak Giyanto (Kaurbang), karena beliau

Page 126: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

117

yang mengikuti rapat perencanaan dahulu. Sampai tahun 2009 kemarin

Almarhum masih sering melakukan monitoring dengan PPL mengenai

perkembangan program, namun sekarang ini sama sekali tidak ada kabar dari

pemerintah desa mengenai perkembangan program ini.

Luas lahan pekarangan petani subyek pelaksana pekarangan terpadu

rata-rata sebesar 210-300 m2 yang dimanfaatkan sebagai lahan budidaya

beraneka macam tanaman, kandang ternak serta kolam ikan yang mampu

meningkatkan produktifitas dan pendapatan keluarga petani. Semakin sempit

luas lahan pekarangan, keberhasilah dalam meningkatkan pendapatan

keluarga juga tidak tinggi, yang penting mampu mencukupi kebutuhan pangan

dan gizi keluarga. Sedangkan pendidikan petani subyek pelaksana pekarangan

terpadu ini sebagian besar adalah SMP, sehingga kemampuan mengakses

informasi, mengadopsi inovasi pun bisa dikatakan cukup tinggi. Selain itu,

sebagian anggota keluarga juga terdapat anggota keluarga yang berpendidikan

sampai keperguruan tinggi dan juga ada yang menjadi PNS. Hal ini mampu

mendukung bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka kemampuan

mengadopsi inovasi juga semakin cepat.

Faktor yang terakhir adalah jumlah anggota keluarga, bahwa rata-rata

jumlah anggota keluargadari petani subyek pekarangan terpadu berjumlah

empat orang. Hal ini juga mempengaruhi besarnya konsumsi keluarga yang

dibutuhkan dan juga tenaga kerja keluarga yang dapat digunakan untuk

memelihara pekarangan. Dengan jumlah anggota keluarga empat orang ini,

keluarga petani sudah mampu membudidayakan lahan pekarangan secara

optimal, walaupun terkadang membutuhkan bantuan dari tenaga kerja luar

untuk memanen ikan dan membuat kolam. Jumlah anggota keluarga yang

sedemikian tersebut sudah bisa dijamin kecukupan dan ketersediaan pangan

oleh keluarga, sehingga ketahanan pangan pada oetani subyek pekarangan

terpadu sudah mencapai tingkat cukup.

Page 127: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

118

5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemberdayaan Masyarakat

Petani dalam Pekarangan Terpadu

Dari pembahasan dan wawancara dengan subyek dan informan penelitian

dapat di peroleh faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan

pemberdayaan masyarakat dalam program pekarangan terpadu di Desa

Sambirejo. Faktor pendukung dari kegiatan pemberdayaan ini adalah

pendidikan formal, luas lahan pekarangan, partisipasi, aksesibilitas informasi

dan kapasitas organasi lokal. Pendidikan formal keluarga subyek mayoritas

SMP, dimana dengan pendidikan yang relatif tinggi untuk kalangan petani

sudah bisa melakukan kegiatan membaca dan menulis, sehingga sangat

membantu petani dalam memahami konsep dari program pekarangan terpadu

ini. Selain itu, dengan pendidikan yeng relatif tinggi petani bisa secara kreatif

melakukan seni penataan pekarangan sesuai kemauan dan kemampuan petani

dan sumberdaya yang ada di sekitarnya.

Luas lahan pekarangan menjadi salah satu faktor mendukung dalam

pemberdayaan masyarakat ini karena dengan luas lahan pekarangan petani

yang relatif luas tapi kurang dimanfaatkan dengan baik, membuat petani

merasa diharuskan untuk melakukan pengolahan guna menambah pendapatan

keluarga sesuai dengan tujuan pemberdayaan itu sendiri. Partisipasi masyarakat

Desa Sambirejo yang aktif merupakan salah satu faktor pendukung dalam

pemberdayaan masyarakat, dimana dengan masyarakat desa yang aktif dalam

mengikuti kegiatan penyuluhan, tertarik dengan materi yang disampaikan,

bersedia menerapkan program di pekarangan miliknya sendiri dengan

kemampuan yang mereka miliki merupakan bentuk partisipasi masyarakat

yang aktif. Hal ini juga di pengaruhi oleh kapasitas organisasi lokal yang

memberikan sarana untuk selalu terlibat langsung dengan kegiatan pertanian

dan kemasyarakatan di desa, misalnya penyuluhan dan pelatihan bersama

anggota dan PPL Desa Sambirejo. Kapasitas organisasi lokal menjadi salah

satu faktor pendukung dilihat dari pelaku program semuanya mengikuti

organisasi di pedesaan, minimal adalah anggota dari kelompok tani dan

kelompok wanita tani. Karena dengan menjadi anggota dari organisasi

Page 128: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

119

pedesaan ini memudahkan petani dalam mendapatkan subsidi, informasi dan

pengetahuan yang banyak dari berbagai pihak. Informasi yang di peroleh

merupakan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian, kebijakan

pemerintah, program pembangunan, dan lain sebagainya. Petani sebagian besar

bisa mengakses informasi dari PPL Desa Sambirejo Bapak Sunaryo dan juga

Bapak Siswo Hartono selaku Ketua Gapoktan Desa Sambirejo.

Faktor penghambat dalam pemberdayaan masyarakat petani adalah

jumlah anggota keluarga dan akuntabilitas. Jumlah anggota keluarga dapat

manjadi faktor penghambat pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan

pekarangan terpadu karena sebagian dari petani memiliki jumlah anggota yang

sedikit dan mempunyai anak yang masih kecil, selain itu petani yang

mempunyai pekerjaan lain selain menjadi petani yang juga menjadi

penghambat kegiatan pengelolaan pekarangan karena waktu yang banyak

digunakan untuk melakukan kegiatan yang lebih utama, misalnya bertani di

sawah dan menjadi pedagang. Selain itu, akuntabilitas atau

pertanggungjawaban serta keterlibatan pemerintah desa dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat juga bisa menjadi faktor penghambat karena

pendanaan teknis kegiatan pekarangan terpadu ini dipenuhi oleh petani sendiri,

tanpa ada bantuan finansial dari pemerintah untuk melaksanakannya, dan juga

pemerintah sendiri tidak pernah melakukan pemantauan atau evaluasi dari

kegiatan tersebut, seluruhnya kegiatan pendampingan di serahkan kepada PPL.

6. Peningkatan Ketahanan Pangan Keluarga Petani

Ketersediaan pangan dalam rumah tangga yang dipakai dalam

pengukuran mengacu pada pangan yang cukup dan tersedia dalam jumlah

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Penentuan jangka

waktu ketersediaan makanan pokok di perdesaan biasanya dilihat dengan

mempertimbangkan jarak antara musim tanam dengan musim tanam

berikutnya (Suharjo dkk, 1985). Jenis makanan yang dikonsumsi di desa

Sambirejo adalah nasi sebagai makanan pokok, sedangkan sebagian

penduduk juga masih mengkonsumsi tiwul sebagai makanan khas daerah

Gunungkidul. Selain itu, ketersediaan pangan berupa ubi kayu yang banyak di

Page 129: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

120

budidayakan di daerah Gunungkidul juga menjadi prioritas bagi petani untuk

menanamnya sebagai tambahan pendapatan karena selain bisa dijual juga bisa

dimanfaatkan sebagai makanan sehari-hari dan sayuran. Sehingga

ketersediaan pangan antara musim tanam dengan musim berikutnya bisa di

penuhi dengan adanya tiwul dan bahan makanan lainnya misalnya membeli

beras dipasar.

Stabilitas ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga diukur

berdasarkan kecukupan ketersediaan pangan dan frekuensi makan anggota

rumah tangga dalam sehari. Satu rumah tangga dikatakan memiliki stabilitas

ketersediaan pangan jika mempunyai persediaan pangan dan anggota rumah

tangga dapat makan 3 (tiga) kali sehari sesuai dengan kebiasaan makan

penduduk di daerah tersebut. Dengan adanya bukti bahwa di daerah tertentu

masyarakat mempunyai kebiasaan makan 3 (tiga) kali sehari, frekuensi

makan dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam

rumah tangga dimana salah satu cara untuk mempertahankan ketersediaan

pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengkombinasikan bahan

makanan pokok yaitu beras dengan tiwul/ubi kayu. Walaupun jumlah protein

dari tiwul lebih rendah disbanding beras, namun hal ini bisa di imbangi

dengan lauk pauk yaitu lele atau telur ayam yang mengandung protein tinggi.

Kualitas/keamanan jenis pangan yang dikonsumsi untuk memenuhi

kebutuhan gizi. Ukuran kualitas pangan seperti ini sangat sulit dilakukan

karena melibatkan berbagai macam jenis makanan dengan kandungan gizi

yang berbeda-beda, sehingga ukuran keamanan pangan hanya dilihat dari

„ada‟ atau „tidak‟nya bahan makanan yang mengandung protein hewani

dan/atau nabati yang dikonsumsi dalam rumah tangga. Karena itu, ukuran

kualitas pangan dilihat dari data pengeluaran untuk konsumsi makanan (lauk-

pauk) sehari-hari yang mengandung protein hewani dan/atau nabati. Dari

hasil pekarangan terpadu ini di tekankan pada pemenuhan gizi keluarga dari

komoditas yang dibudidayakan di pekarangan, misalnya Sayuran yang

mengandung vitamin dan mineral, telur ayam dan daging ayam yang

mengandung protein dan lemak sehingga sebagian gizi keluarga bisa

Page 130: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

121

terpenuhi. Selain itu hasil penjualan dari pekarangan juga bisa dimanfaatkan

untuk membeli lauk pauk yang memenuhi gizi.

7. Rumusan Intensifikasi Pekarangan di Masa Depan

Pekarangan terpadu merupakan salah satu kegiatan dari intensifikasi

pekarangan yang merupakan salah satu upaya pelestarian sumberdaya sekitar

khususnya pekarangan bagi keluarga petani yang mayoritas miskin untuk

meningkatkan nilai ekonomis konsumsi keluarga petani. kegiatan intensifikasi

pekarangan yang diterapkan di lahan pekarangan masyarakat petani dengan

menerapkan intensifikasi pekarangan secara alami, bukan konvensional.

Intensifikasi pekarangan alami mengarahkan petani untuk menggunakan segala

sesuatu yang ada di lingkungan sendiri, menggunakan input lokal dari alam dan

dari dalam usaha tani tersebut misalnya, pupuk berasal dari limbah kolam ikan,

kotoran ternak dan kompos, sedangkan bibit berasal dari anakan produk sendiri

atau mengusahakan varietas yang baik dengan membeli ke pasar, tenaga kerja

dari anggota keluarga sendiri sehingga bisa menghemat biaya tenaga kerja,

pemanfaatan input dari lingkungan sekitar,tanpa perlu mendatangkan input dari

luar yang akan menambah beban biaya petani serta mengarah pada pertanian

organik yang aman bagi keluarga petani, sedangkan hasil panen dimanfaatkan

sendiri.

Seperti yang diungkapkan oleh sutanto (2002), bahwa “Pengembangan

pekarangan harus lebih menitikberatkan pada ketersediaan sumberdaya dan

pengetahuan yang dimiliki petani setempat. Sedangkan intensifikasi

pekarangan alami untuk petani kecil dilakukan dengan lebih menitik beratkan

pada penyiapan petak pertanaman dengan pengolahan tanah, daur ulang

hara, membangun kesuburan tanah, keanekaragaman pertanaman dan

keseimbangan ekosistem secara terpadu”. Keadaan yang seperti ini merupakan

sebuah inovasi baru bagi petani pedesaan sehingga masih sangat

membutuhkan perhatian dan dampingan dari pihak yang bertanggungjawab,

yaitu pemerintah dan PPL. Program pekarangan terpadu di Desa Sambirejo

sangat tepat untuk di terapkan pada saat sekarang sebagai sarana menuntun

petani di Desa Sambirejo dan sekitarnya untuk lebih memperhatikan potensi

Page 131: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

122

yang ada di lingkungan sekitar secara mandiri dengan memanfaatkan

pekarangan dengan seoptimal untuk mencapai pertanian organik serta guna

meningkatkan ketahanan pangan keluarga petani.

Page 132: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

123

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa

1. Konsep dari intensifikasi pekarangan merupakan perpaduan antara tiga

unsur utama dalam pekarangan yaitu pertanian, peternakan dan perikanan

yang pada dasarnya tergantung dengan ketersediaan sumber daya dan

pengetahuan yang dimiliki petani setempat.

2. Proses pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan

terpadu meliputi:

a. Penyuluhan, yang dilakukan di kelompok tani dan kelompok wanita

tani sebagai bahasan jika petani dan wanita tani tertanya mengenai

pekarangan terpadu pada waktu kegiatan penyuluhan berlangsung.

b. Pelatihan, dilakukan selama dua kali dilokasi pekarangan

percontohan pada saat petani dan wanita tani mengharapkan bantuan

PPL dalam teknis kegiatan yang meliputi:

1) Penataan lahan pekarangan, dimana pekarangan di bagi menjadi

bagian halaman depan, halaman samping dan halaman belakang

dengan ditanami tanaman sayuran, buah, hias dan obat-obatan ,

ternak dan juga kolam ikan.

2) Pengembangan ternak, dilakukan dengan pelatihan membuat

kandang ayam dan kambing, serta pemeliharaan ternak kambing

dan pemeliharaan ternak lain yang dimiliki.

3) Pengembangan ikan, dilakukan dengan pemilihan bibit ikan lele,

persiapan pembibitan, pembuatan kolam terpal dan

pemeliharaannya.

4) Budidaya tanaman pekarangan, dilakukan dengan memilih

komoditas yang cocok ditanam di iklim Desa Sambirejo, antara

lain: mangga, mentimun, cabe, terung dan ain sebagainya.

123

Page 133: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

124

3. Peningkatan produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan petani

setelah pelaksanaan program pekarangan terpadu di Desa Sambirejo

Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul, yaitu:

a. Peningkatan produktivitas lahan pekarangan setelah melaksanakan

program pekarangan terpadu pada tanaman buah belum terlihat pasti

karena bibit mangga yang baru berumur 2 tahun. Sedangkan untuk

komoditas tanaman sayur sebesar 96,6 kg/masa panen di kali 5 kali

masa panen yaitu 483 kg/2 tahun ini, dan produktivitas ikan lele per

3 bulan rata-rata sebesar 388 kg/masa penen, sedangkan selama 2

tahun ini telah panen selama 5 kali, sehingga produktifitas ikan lele

yaitu 1.940 kg/2 tahun ini.

b. Pendapatan yang diperoleh dari pekarangan tiap bulannya rata-rata

sebesar Rp. 335.000,- sedangkan pendapatan total tiap bulannya rata-

rata sebesar Rp. 2.246.428,- Peningkatan pendapatan petani dari

pekarangan berasal dari hasil budidaya tanaman sayur, ternak

kambing dan budidaya ikan lele sangat dirasa manfaatnya oleh

petani.

4. Faktor pendukung pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pekarangan

terpadu yaitu:

a. Pendidikan formal petani dan wanita tani yaitu sampai SMP

sehingga mempengaruhi tingkat adopsi inovasi untuk melaksanakan

pekarangan terpadu.

b. Luas penguasaan lahan dimana luas rata-rata lahan pekarangan

petani subyek rata-rata sebesar 210-400 m2, sehingga sangat

berpotensi untuk di laksanakan pekarangan terpadu.

c. Aksesitas informasi petani dan wanita tani mengenai program

pekarangan terpadu diperoleh dari PPL dan Ketua Gapoktan.

d. Partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan pekarangan terpadu

termasuk dalam kategori tinggi, karena pelaksanaan, monitoring,

evaluasi sampai pemanfaatan hasil petani melakukan sendiri. Walau

terkadang di bantu oleh PPL sebagai pendamping program.

Page 134: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

125

1) Partisipasi petani dan wanita tani dalam tahap perencanaan dalam

kategori cukup tinggi meliputi intensitas kehadiran rapat

pengambilan keputusan, memberikan gagasan/ pertanyaan dalam

rapat, dan memberikan tanggapan atas gagasan/pertanyaan yang

diberikan dalam rapat perencanaan

2) Partisipasi petani dan wanita tani dalam kegiatan pekarangan

terpadu pada tahap pelaksanaan dalam kategori tinggi, dapat

dilihat dari kehadiran petani dalam penyuluhan, keterlibatan

petani dalam kegiatan penataan tanaman pekarangan, keterlibatan

dalam pengembangan ternak, keterlibatan petani dalam

pengembangan perikanan di pekarangan serta keterlibatan petani

dalam penentuan jenis tanaman di pekarangan.

3) Partisipasi petani dan wanita tani dalam kegiatan pekarangan

terpadu pada tahap pemantauan dan evaluasi dapat dikatakan

sangat tinggi artinya bahwa petani terlibat langsung dalam

kegiatan pemantauan dan evaluasi, karena segala bentuk

pemantauan dan evaluasi dilaksanakan sendiri oleh petani sebagai

pemilik pekarangan walau terkadang PPL juga memantau

4) Partisipasi petani dan wanita tani dalam kegiatan pekarangan

terpadu pada tahap pemanfaatan hasil dalam kategori sangat

tinggi dapat dilihat dari adanya peningkatan produktivitas,

pendapatan dan ketahanan pengan keluarga petani.

e. Kapasitas organisasi lokal dalam kegiatan pekarangan terpadu sangat

dirasa oleh petani dan wanita tani memberikan manfaat dalam

memecahkan masalah pertanian, peternakan dan bantuan teknis

berupa subsidi melalui kegiatan penyuluhan.

5. Faktor penghambat pemberdayaan masyarakat petani dalam kegiatan

pekarangan terpadu, yaitu:

a. Jumlah anggota keluarga, dimana keluarga petani rata-rata empat

orang dan mempunyai anak yang masih kecil, selain itu terdapat

Page 135: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

126

anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan lain, sehingga waktu

digunakan untuk melakukan kegiatan pekarangan sangat minim.

b. Akuntabilitas pemerintah, dimana pemerintah desa tidak melakukan

kegiatan dalam kegiatan pemantauan/evaluasi sehingga petani

kurang merasa di perhatikan, selain itu petani merasa membutuhkan

bantuan modal yang diharapkan dari pemerintah.

6. Peningkatan ketahanan pangan keluarga terjadi karena adanya

peningkatan produktivitas dan pendapatan keluarga, dilihat dari

kecukupan pangan keluarga untuk makan semua anggota keluarga

sebanyak tiga kali sehari karena ketersediaannya bahan pangan yang

sudah tersedia di pekarangan dan kualitas pangan yang baik karena

budidaya di lakukan sendiri.

7. Rumusan intensifikasi pekarangan masa depan sangat menentukan dari

keberadaan input dari alam sekitar dan bersifat lokal sehingga petani

tidak tergantung pada input dari luar yang membutuhkan biaya yang

lebih tinggi. Sehingga petani akan lebih kreatif dan mendiri dalam

melaksanakan intensifikasi pekarangan untuk keluarga petani.

B. SARAN

1. Bagi Pemerintah Desa Sambirejo, sebaiknya ikut berpartisipasi dalam

pemantauan dan evaluasi dari kegiatan pekarangan terpadu agar petani

lebih termotivasi.

2. Bagi petani dan wanita tani, sebaiknya lebih memperhatikan keadaan

pekarangannya dan lebih kreatif memanfaatkan apa yang ada di

lingkungan sekitar guna meningkatkan kelestarian dan ketahanan pangan

keluarga.

3. Bagi penyuluh pertanian, sebaiknya melakukan pemantauan langsung pada

lokasi pekarangan terpadu untuk mengetahui keadaan pekarangan tiap

petani dan juga memudahkan dalam evaluasi.

Page 136: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin dan Saebani. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Pustaka Setia.

Bandung

Anastasi, Thomas E. 1974. Desk Guide To Communition. Addison-Wesley

Publishing Company. Philippines.

Arifin, Bastanul. 2007. Diagnosis ekonomi Pangan dan Ekonomi. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Astrid S. 1994. Pembangunan Masyarakat Pedesaan Suatu Telaah Analitis

Masyarakat Wamena, Irian jaya. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Awang , B. 1999. Kebijakan pangan nasional. PT. Dharma karsa utama. Jakarta

Buckett, M. 1988. An Introdution To Farm Organisation and Management.

Pergamon Press. U.S.A.

Bungin, B. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Cooper, E. 1995. Agriscience Fundamentals and Applications. Delmar Publishers.

Tokyo.

Cambers, Robert. 1996. Partipatory Rural Appraisal Memahami Desa Secara

Partisipatif. Kanisius. Yogyakarta

Cheryl E. Czuba. 1999. Empowerment. University of Connecticut Cooperative

Extension System. Haddam,

[email protected] Diakses pada hari Minggu

tanggal 13 Juni 2010.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Pustaka Setia. Bandung

Davran, Müge. 2004. Participation of Women Farmer and Women Agricultural

Engineer to Water Management in Turkey From the Gender Point of

View: Threads and Opportunities. http://www.fao.org.. Diakses pada

hari Minggu tanggal 30 Agustus 2009.

Dinas Pertanian Provinsi Sumatra. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Jagung.http://209.85.175.104/search?q=cache:3JAzv7bAohYJ:www.d

enpasarkota.go.id. Diakses Pada Tanggal 25 Oktober Pukul 17.00

WIB.

Page 137: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta.

Hagul, Peter. 1992. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Rajawali Pers. Jakarta.

Hawkins, HS. Van den Ban, AW. 1999. Penyuluhan Pertanian. Penerbit

Kanisius. Yogyakarta

Hernanto. F. 1984. Petani Kecil Potensi dan Tantangan Pembangunan. Ganesha.

Jakarta

Ibrahim, 2003. Dasar-dasar Penyuluhan pertanian. Erlangga. Yogyakarta.

Kontjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Mardikanto, T dan Sri Sutarni. 1982. Pengantar Penyuluhan Pertanian. LSP3.

Surakarta

. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta.

. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. UNS Press.

Surakarta.

. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. UNS Pers. Surakarta

. 2009. Membangun Pertanian Modern. UNS Pers. Surakarta

. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Pers. Surakarta

Matsui, Yayori. 2002. Perempuan Asia. Obor Indonesia. Jakarta.

Moleong, L. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Mosher, A. T. 1978 Menggerakkan dan Membangun Pertanian Syarat-Syarat

Pokok Pembangunan dan Modernisasi. Yasaguna. Jakarta.

Mubyarto. 1994. Keswadayaan Masyarakat Desa Tertinggal. Adtya Media.

Yogyakarta.

Nawawi, H dan Mimi. 1996. Penelitian Terapan. Gadjah Mada University.

Yogyakarta.

Page 138: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Pearson, Scoott. 2004. Applications of The Policy Analisis Matrix in Indonesian

Agriculture. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

PPK-LIPI. 2004. Ketahanan Pangan, Kemiskinan dan Demografi Rumah Tangga.

Seri Penelitian PPK-LIPI No. 56/2004. Jakarta: Puslit kependudukan _

LIPI

Prijono, OS dan AMW Pranarka. 1996. Pemberdayaan; Konsep, Kebijakan dan

Implementasi. Jakarta. CSIS.

Prayitno dan Lincolin. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta.

Rachmadi. 1988. Informasi dan Komunikasi Dalam Percaturan Internasional. PT.

Alumni. Bandung.

Raharto, Aswatini dan Haning Romdiati. 1999. “Identifikasi Rumah Tangga

Miskin”, dalam Seta, Ananto Kusuma et.al (editor), Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi VII, hal: 259-284. Jakarta: Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesan dan Pertanian. Universitas Gadjah

Mada Press. Yogyakarta

Reinjntjes, Bertus. 1992. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta.

Robbins. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Erlangga. Jakarta.

Sajogyo, Pudjiwati. 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat

Desa. CV Rajawali. Jakarta

. 1994. Menuju Gizi Baik Yang Merata di Pedesaan dan Di Kota. Gajah

Mada Press. Yogyakarta.

Salikin, Karwan. 2005. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.

Slamet, Y.1989. Konsep-konsep Dasar Partisipasi Sosial. Pusat Antar

Universitas-Studi Sosial, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Slamet, Y. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. UNS Press.

Surakarta.

Soeharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Refika

Aditama. Bandung.

Soetomo. 2007. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Page 139: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Soetomo. 2009. Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Soetriono. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Bayu Media Publishing. Malang

Sugandhy, Aca. 2007. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan

Berwawasan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta

Suhartono. 1995. Metode Penelitian Sosial. Remaja Roesdakarya, Bandung

Sulistiyani, Ambar. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Gava

Media. Yogyakarta.

Suryana, A. 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan

Pangan. BPFE. Yogyakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan

Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya

dalam Penelitian. UNS Press. Surakarta

Sutrisno. 1999. Pertanian Pada Abad 21. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Usman, Sunyoto. 2003. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat,

Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Wilkinson, A. 1998. Empowerment: theory and practice. Personnel Review.

http://hermia.emeraldinsight.com

Yin, K. 2000. Study Kasus Tunggal (Desain dan Metode). PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Page 140: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

DATA SUBJEK DAN INFORMAN

PENELITIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI

DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU

DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

No

Nama Umur Pendidik

an

terakhir

Jumlah

Anggota

keluarga

Pekerjaan lain

anggota

keluarga

Luas

Lahan

usaha tani

/m2

Luas

Lahan

pekarang

an / m2

Pendapatan

Usaha

tani/bulan

Pendapatan

Non usaha

tani/bulan

Pendapatan

bersih

dari

pekarangan/

bulan

Total

pendapatan/

bulan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

11.

12.

13.

14.

Suratman

Lilis

Siswo Suwono

Sri Nuryani

Fajarudin L

Abdul Mukti

Daryoto

Encik

Mursiyo

Puji

Wariyo

Giyanto

Siswo Hartono

Sunaryo

35

55

37

53

32

67

40

30

53

32

54

40

58

54

SMP

SMP

SMP

SD

SMA

SD

SMP

SMP

SMA

PT

PT

SMP

SMA

PT

4

7

6

5

3

5

4

4

5

4

4

4

4

4

Supir

Pensiunan Guru

-

Pedagang

Guru

Pensiunan Guru

Pedagang

-

Wiraswasta

Guru

-

Pedagang

Wiraswasta

-

500

5000

7000

500

1000

5000

4000

3000

6000

4000

4000

3000

30000

5000

100

400

300

100

350

300

200

200

200

100

200

200

100

100

Rp. 700.000

Rp.1.500.000

Rp.1.600.000

Rp. 500.000

Rp. 800.000

Rp.1.900.000

Rp. 700.000

Rp. 500.000

Rp. 800.000

Rp. 600.000

Rp. 700.000

Rp. 500.000

Rp.3.000.000

Rp. 800.000

Rp. 300.000

Rp. 1.500.000

Rp. 500.000

Rp. 500.000

Rp. 1.700.000

Rp. 1.000.000

Rp. 1.200.000

Rp. 400.000

Rp. 400.000

Rp. 1.000.000

Rp. 600.000

Rp. 800.000

Rp. 1.000.000

Rp. 1.200.000

Rp. 200.000

Rp. 700.000

Rp. 300.000

Rp. 300.000

Rp. 700.000

Rp. 250.000

Rp. 150.000

Rp. 400.000

Rp. 300.000

Rp. 300.000

Rp. 400.000

Rp. 300.000

Rp. 300.000

Rp. 150.000

Rp. 1.200.000

Rp. 3.700.000

Rp. 2.400.000

Rp. 1.300.000

Rp. 3.200.000

Rp. 3.150.000

Rp. 2.050.000

Rp. 1.300.000

Rp. 1.500.000

Rp. 1.900.000

Rp. 1.700.000

Rp. 1.600.000

Rp. 4.300.000

Rp. 2.150.000

78.000 2.850 Rp.14.600.000 Rp.12.100.000 Rp.4.750.000 Rp.31.450.000

Rata-rata 200 Rp. 1.042.857 Rp. 864.286 Rp. 339.285 Rp. 2.246.428

Lampiran 1

Page 141: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Hasil Wawancara Penelitian Pekarangan terpadu

No Pertanyaan Subjek/Informan Jawaban

1 Motivasi Anda memanfaatkan

pekarangan

Wariyo Menambah pendapatan keluarga dan

memanfaatkan pekarangan yang tidak

teratur.

2 Informan yang sudah

melaksanakan pekarangan

terpadu secara optimal

Pak Naryo (PPL) Bu lilis, dan dijadikan lokasi

percontohan di tingkat desa.

3 Keterlibatan langsung dalam

kegiatan pekarangan terpadu

Bu Lilis Keluarga terlibat langsung sepagar

manajer dan pelaksana, tapi kadang di

bantu pekerja untuk membuat kolam

dsb.

Fajarudin L Semua dilakukan keluarga sendiri

4 Yang bertanggungjawab dalam

program pekarangan terpadu

Bu Lilis Petani pemilik pekarangan sendiri

sebagai penanggung jawab mutlak,

Dan PPL sebagai pendamping

Pak Daryoto

(Koordinator

PPL)

Pemerintah Kelurahan, karena yang

mengusulkan program ini. Tapi

kenyataannya belum ada tindak lanjut

dari pemerintah sendiri. Semua

diserahkan kepada petani agar mandiri

dan di damping oleh PPL desa.

Giyanto Pemerintah Desa, tapi telah di serahkan

ke PPL sebagai pendamping, Kelurahan

hanya menerima leporannya saja.

5 Keterlibatan pemerintah pada

awal program

Puji Adanya penyuluhan besar untuk semua

kelompok tani di Dsa Sambirejo dan

pemerintah pusat mengusulkan program

ini. Dengan catatan, modal berasal dari

petani sendiri.

Sri Nuryani Cuma sekali waktu disuruh

memanfaatkan pekarangan, suruhbuat

pekarangan terpadu, nanti akan di bantu

penyuluh.

Ada juga bantuan kambing gaduhan,

tapi udah lama itu.

Giyanto Pemerintah yang mengusulkan dan

mengurusi semua program pertanian

terpadu ke dinas, untuk program

pekarangan terpadu di serahkan kepada

PPL sebagai pendamping.

6 Keterlibatan pemerintah pada

pelaksanaan program

Bu Lilis Penyuluh sering melihat ke pekarangan,

kadang-kadang membantu memperbaiki

kandang dan mengarahkan yang salah.

Ada juga pemantauan dari dinas

perikanan yang memantau keadaan

perikanan saya.

Lampiran 2

Page 142: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Sri Nuryani Ada penyuluhan dengan wanita tani,

jadi bisa Tanya-tanya masalah

pekarangan.

7 Keterlibatan pemerintah pada

evaluasi dan pemanfaatan hasil

program

Bapak Siswo

Hartono

Evaluasi hanya di di tingkat kelompok

tani dan gapoktan, itu puin hanya

sebatas laporan lisan dari petani

pelaksana.

Selanjutnya dari pihak petani sendiri

yang mengevaluasi.

Wariyo Tidak ada evaluasi, hasil dimanfaatkan

sendiri sama keluarga. Tapi jika ditanya

ya tetap meningkat pendpatannya.

Suratman Pemerintah tidak Tanya apa-apa, hanya

penyuluh yang menanyakan, tapi tetap

keluarga dan tetangga yang menikmati

hasilnya.

8 Mendapatkan informasi

darimana?

Sri Nuryani PPL, di waktu ketemu dan penyuluhan.

Ke Ketua KWT

Siswo Suwono Ke PPL dan Ketua Gapoktan

9 Organisasi lokal yang di ikuti Sri Nuryani dan

puji

KWT, Kelompok ternak ayam buras dan

PKK

Suratman, encik,

Fajar

Kelompok Tani, Karang taruna

10 Kontribusi organisasi terhadap

pekarangan terpadu

Mursiyo Tambah pengetahuan tentang budidaya

ternak dan ikan yang baik.

Abdul Mukti Dapat ilmu tentang ternak itik dan ikan

lele.

Suratman Tahu cara daur ulang kompos yang

baik.

11 Yang merancang tata letak

tanaman, ternak dan ikan

Bu Lilis Awalnya saya dan keluarga, tapi

kemudian di ubah sama-sama penyuluh

waktu meninjau dirumah.

Encik Saya sendiri, awalnya seadanya aj. Tapi

setelah ikut penyuluhan agak saya ubah.

12 Ternak yang di pelihara di

pekarangan

Bu Lilis Ayam 25 ekor

Itik 20 ekor

Kelinci 4 ekor

Wariyo Kambing4 ekor

Burung Merpati2 ekor

Itik2 ekor

Ayam 12 ekor

Kelinci2 ekor

Sri Nuryani Ayam 30 ekor

Burung dara 10 ekor

Kelinci 7 ekor

Fajarudin L Sapi3 ekor

Ayam 25 ekor

Bebek50 ekor

Kambing8 ekor

Page 143: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Angsa3 ekor

13 Jenis dan jumlah ikan yang

dibudidayakan di pekarangan

Bu Lilis Lele dumbo Bibit 10.000 ekor

Encik Lele 500 ekor

Puji Lele dumbo 1500 ekor

Sri Nuryani Lele 300 ekor

Fajarudin L Lele 2500 ekor

Page 144: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

PEDOMAN WAWANCARA

A. SUBYEK

Nomor Subyek :

Nama Subyek :

Umur :

Hari/ tanggal :

Tempat :

Waktu wawancara :

B. INTENSIFIKASI PEKARANGAN

1. Apa motivasi Anda memanfaatkan pekarangan Anda?

2. Sejauhmana Anda mengetahui mengenai intensifikasi pekarangan yang dilaksanakan

ini?

C. FAKTOR INTERN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

3. Jumlah Anggota Keluarga

Berapa jumlah anggota keluarga anda?

4. Pendidikan

Apasajakahkah pendidikan setiap anggota keluarga Anda?

5. Luas Lahan

Berapa luas lahan pertanian yang Anda garap?

………..Ha

Berapa luas lahan pekarangan yang Anda miliki?

………..Ha

D. FAKTOR EKSTERN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

6. Akuntabilitas.

Siapakah yang bertangungjawab atas program Pekarangan Terpadu?

Sejauhmana pihak pemerintah terlibat dalam program Pekarangan Terpadu?

Bagaimana keterlibatan pemerintah pada awal program Pekarangan Terpadu?

Bagaimana keterlibatan pemerintah pada saat pelaksanaan program Pekarangan

Terpadu?

Bagaimana keterlibatan pemerintah pada saat pemanfaatan hasil dari program

Pekarangan Terpadu?

Bagaimana peran Penyuluh Pertanian terhadap program Pekarangan Terpadu?

Lampiran 3

Page 145: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

7. Aksesitas Informasi.

Apakah Anda pernah kesulitan dalam mandapatkan informasi mengenai

pekarangan terpadu yang di anjurkan oleh pemerintah?

Ya/Tidak, jika ya bagaimana Anda mandapatkan informasi tersebut?

Jika tidak, darimana Anda mendapatkan informasi mengenai pekarangan terpadu?

Kepada siapa Anda bertanya tentang pekarangan terpadu?

Apakah Anda pernah kesulitan dalam mengakses informasi pasar?

8. Kapasitas Organisasi Lokal

Apakah Anda mengikuti organisasi lokal di desa?

Ya/Tidak, jika ya organisasi apa?

Apakah Anda merasakan manfaat setelah mengikuti organisasi tersebut?

Apakah kontribusi organisasi yang diberikan terhadap kegiatan pekarangan

terpadu?

Apakah Anda aktif dalam kegiatan organisasi tersebut?

9. Partisipasi

Sejauhmana partisipasi Anda dalam kegiatan perencanaan program pekarangan

terpadu yang meliputi

a. Kehadiran dalam rapat pengambilan keputusan?

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

b. Memberikan gagasan/ pertanyaan dalam rapat perencanaan pekarangan

terpadu?

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

c. Memberikan tanggapan atas gagasan/pertanyaan yang diberikan dalam rapat

perencanaan program pekarangan terpadu?

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

Sejauhmana partisipasi Anda dalam kegiatan pelaksanaan program pekarangan

terpadu yang meliputi

Page 146: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

a. Kehadiran dalam penyuluhan?

1) Tidak pernah hadir

2) Jarang (2-5)

3) Kadang-kadang (5-7)

4) Sering (7-10)

5) Selalu (>10)

b. Keterlibatan petani dalam penataan tanaman pekarangan?

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

c. Keterlibatan petani dalam pengembangan ternak di pekarangan ?

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

d. Keterlibatan petani dalam pengembangan perikanan di pekarangan ?

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

e. Keterlibatan petani dalam penentuan jenis tanaman di pekarangan ?

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

Sejauhmana partisipasi Anda dalam kegiatan pemantauan program pekarangan

terpadu yang meliputi

a. Keterlibatan petani dalam memantau pekarangan terpadu

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

b. Keterlibatan petani dalam mengevaluasi kegiatan di pekarangan terpadu

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

Sejauhmana partisipasi Anda dalam kegiatan pemanfaatan hasil dari program

pekarangan terpadu yang meliputi

Page 147: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

a. Keterlibatan petani dalam kegiatan pemanenan hasil

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

b. Keterlibatan petani dalam kegiatan pemanfaatan hasil dari pekarangan

1) Tidak pernah

2) Jarang

3) Kadang-kadang

4) Sering

5) Selalu

c. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Pekarangan Terpadu

1) Sangat rendah

2) Rendah

3) Sedang

4) Tinggi

5) Sangat tinggi

E. PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

10. Penyuluhan

Apa manfaat yang Anda peroleh dari kegiatan penyuluhan mengenai pekarangan

terpadu?

Apakah Anda mengikuti kegiatan penyuluhan?

Ya/Tidak, jika ya berapa kali anda mengikutinya?

Jika tidak, mengapa Anda tidak mengikutinya?

11. Penataan Pekarangan

Siapakah yang merancang tata penanaman tanaman, letak kandang dan kolam di

pekarangan Anda?

12. Pengembangan ternak

Apakah Anda memelihara ternak di pekarangan?

Ya/Tidak, jika ya apasaja ternak yang Anda pelihara?

Berapa jumlah ternak yang Anda budidayakan?

Siapa yang membuat kandang ternak di pekarangan Anda?

13. Pengembangan perikanan

Apakah Anda memelihara ikan di pekarangan Anda?

Ya/Tidak, jika ya apasaja jenis ikan yang anda budidayakan?

Berapa jumlah ikan yang Anda budidayakan?

Siapa yang membuat kolam ikan di pekarangan Anda?

Berapa jumlah kolam yang anda miliki untuk budidaya ikan di pekarangan Anda?

14. Pemilihan tanaman pekarangan

Apasajakah komoditas tanaman sayuran yang ada di pekarangan Anda?

Page 148: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Apasajakah komoditas tanaman buah-buahan yang ada di pekarangan Anda?

Apasajakah komoditas tanaman hias yang ada di pekarangan Anda?

Apasajakah komoditas tanaman obat-obatan yang ada di pekarangan Anda?

Apa saja kegiatan yang Anda lakukan dalam pemeliharaan pekarangan?

F. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN PEKARANGAN DAN

PENDAPATAN PETANI

15. Apakah Anda merasakan manfaat dari program pekarangan terpadu?

Ya/Tidak. Jika ya, apa saja manfaat yang bisa Anda rasakan?

Jika tidak, mengapa?

16. Dampak apa yang Anda rasakan dari kegiatan pekarangan terpadu?

17. Produktivitas

Apakah Anda merasakan adanya peningkatan produktivitas rumah tangga dari

kegiatan intensifikasi pekarangan?

Ya./Tidak, jika ya seberapabesar peningkatan produktivitas Anda?

Berapa Produktivitas dari hasil budidaya tanaman di pekarangan Anda?

Berapa Produktivitas dari hasil beternak di pekarangan Anda?

Berapa Produktivitas dari hasil budidaya ikan di pekarangan Anda?

18. Pendapatan

Apakah Anda merasakan adanya peningkatan pendapatan dari kegiatan

intensifikasi pekarangan?

Ya./Tidak, jika ya seberapabesar peningkatan pendapatan Anda?

Berapa Pendapatan usaha tani Anda perbulan?

Berapa Pendapatan non usaha tani Anda perbulan?

Berapa Pendapatan dari pekarangan Anda sebelum melaksanakan pekarangan

terpadu?

Berapa Pendapatan dari pekarangan Anda setelah melaksanakan pekarangan

terpadu ?

Page 149: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

CATATAN HARIAN PENELITIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU DI DESA SAMBIREJO

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

No Tanggal Subyek/

Informan

Kegiatan Tempat Dokumen Keterangan

PRA PENELITIAN

1. 23 Agustus

2009

Bapak

Siswo

Hartono

Mencari informasi

mengenai program

pertanian di

Gapoktan Desa

Sambirejo

Rumah

Ketua

Gapoktan

(Bapak

Siswo

Hartono)

Pedoman

FMA dan

PRA

Program kegiatan pertanian di Gapoktan tahun ini antara lain pembuatan pupuk

bokasi, pupuk organik, PUAP, SLPTT dan pekarangan terpadu.

PUAP sudah dilaksanakan dan sedang berlangsung, SLPTT pada bulan

November.

Pekarangan terpadu baru dirintis, evaluasi belum dilakukan dari pemerintah desa.

Pekarangan percontohan yang di tunjuk tingkat desa di rumah ibu Lilis Sambeng

III.

2. 25 Agustus

2009

Bapak

Sunaryo

Mengetahui

program pekarangan

terpadu

BPP Kec.

Ngawen

Proposal

kegiatan

pertanian

terpadu

Sampel pekarangan sebagai contoh pekarangan perintis yaitu di Bu Lilis Sambeng

III

Pertemuan membahas program ini dilakukan pada tanggal 15 tiap bulannya.

Bupati Gunungkidul juga menghimbau untuk menanam pagar dari tanaman

karena tahan kering dan bisa digunakan untuk pakan ternak

Komoditas yang di budidayakan di pekarangan: Ternak-Besar, Ternak Kecil,

Ikan, Tanaman obat, Hortikultura(Sayur dan Buah)

Arahan program pekarangan terpadu berasal dari Bupati Gunungkidul. Desa yang

di tunjuk sebagai desa percontohan adalah : Desa Bejiarjo, Desa Karangmojo, dan

Desa Sambirejo.

Program pertanian terpadu mendapatkan dana VIT sebesar 100jt. Namun untuk

program pekarangan terpadu tidak ada alokasi dana.Sehingga bersifat swadana

petani sendiri.

3. 21

November

2009

Sekretaris

Desa

Mengetahui

program

pembangunan Desa

Kelurahan

Desa

Sambirejo

Monografi

Desa

Profil Desa

Kegiatan pertanian yang mengetahui secara lengkap adalah kepada Bapak

Giyanto selaku Kepala Urusan Pembangunan.

4. 02

Desember

2009

Ibu Lilis Survey dan

wawancara

mengenai

pekarangan terpadu

Rumah

ibu Lilis

Denah lahan

pekarangan

Pekarangan bu Lilis merupakan lokasi percontohan yang dipilih dari beberapa

pekarangan sebagai contoh pekarangan terpadu yang nantinya akan di lombakan

di tingkat kabupaten.

PPL sering melihat kelokasi pekarangan milik Bu Lili, selain itu juga dari

penyuluh perikanan kabupaten memantau perkembangan dari ikan lele.

Peneliti di beritahu mengenai petani sekitar Bu Lilis yang juga sedang

melaksanakan program ini antara lain ibu Puji, Bapak Triman, Bapak Wagino.

Bu Lilis merupakan ketua kelompok wanita tani Dusun Sambeng III, anggota

gapoktan, ketua kelompok Dasa Wisma dan ketua PKK Dusun Sambeng III,

anggota kelompok tani, anggota kelompok ternak unggas dsb.

Lampiran 4

Page 150: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

PENELITIAN

1. 30 Januari

2010

Bapak

Sunaryo

Wawancara dengan

PPL Desa Sambirejo

selaku pendamping

petani dalam

program pekarangan

terpadu

BPP Kec.

Ngawen

Buku

Petunjuk

KWT

Diversifika

si pangan

dan gizi

Buku

Intensifikas

i

Pekarangan

Buku

Pemanfaata

n Air

Budidaya

leledumbo

untuk

tanaman

sayuran

Wawancara dilakukan selama 30 menit PPL Pertanian dan PPL Perikanan Kab tidk ada koordinasi, PPL Pertanian sudah

merupakan multifungsi,jadi penyuluh yang berkembang dalam semua bidang

(Pertanian, perikanan, peternakan dsb), Jadi pihak PPL Perikanan Kabupaten

hanya berwenang sebagai pemantau dan mengawasi perkembangan perikanan

dalam pekarangan terpadu ini.

PPL mempunyai tugas:

# Melakukan kegiatan penyuluhan tentang teknik pemanfaatan pekarangan

# Menfasilitasi kegiatan penyuluhan

# Mengarahkan pelaksanaan pekarangan terpadu (Penanaman dab)

Bentuk partisipasi masyarakat dalam program Pekarangan terpadu

# Ikut penyuluhan secara aktif

# Praktek dirumah belum semua melaksanakan pekarangan terpadu

# Tingkat adopsi relative

# Adanya pembinaan dari kabupaten

2. 13 Februari

2010

Bu Lilis Wawancara dengan

Bu Lilis selaku

ketua kelompok

wanita tani

Rumah Bu

Lilis

Agenda

Kelompok

Wanita

Tani

Dusun

Sambeng

III

Wawancara dilakukan selama 90 menit Partisipasi masyarakat petani anggota KWT, Dasa Wisma dan Kelompok tani :

# Dalam menghadiri kegiatan penyuluhan: Aktif (banyak yang datang)

# Tapi yang melaksanakan belum sepenuhnya, karena alasan diatas.

# Penyuluh hanya membina dalam penataan penanaman dan pembuatan kolam.

Tapi yang melakukan semuanya dari pihak keluarga petani sendiri.

# Penyuluh melakukan penyuluhan setiap bulan sekali

# Penyuluh memonitoring kadang2 untuk melihat perkembangan tanaman dan

membantu petani mengenai perkembangan tanaman dan ternak serta ikan.

# Hasil dari pekarangan

Di konsumsi sendiri dan untuk tetangga sekitar rumah

Jika jumlahnya banyak, dijual ke pasar tradisional desa.

Tanaman keras digunakan sebagai pelindung dan merupakan tanaman

tahunan sebagai asset masa depan.

kotoran ternak di manfaatkan sebagai pupuk organik bersama dengan

kompos.

Kendala dalam melaksanakan pekarangan terpadu:

# Luas pekarangan yang sempit dan halaman yang di semen.

# Kurangnya akses pada bibit tanaman yang akan ditanam

Page 151: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

# Tingkat perekonomian keluarga yang rendah

# Pekerjaan sebagai petani yang lebih banyak menyita waktu untuk di sawah

dibanding dirumah.

# Jumlah anggota keluarga yang sedikit, sehingga tenaga kerja keluarga untuk

mengurusi pekarangan kurang.

3. 26 Februari

2010

Bapak

Siswo H

Wawancara dengan

Bapak Siswo

Hartono selaku

ketua Gapoktan

Desa Sambirejo

Rumah

Bapak

Siswo

Hartono

Dokumen

Kelompok

tani Desa

Sambirejo

Dokumena

nggota

Gapoktan

Desa

Sambirejo

Wawancara dilakukan selama 20 menit Pelaksana program pekarangan terpadu di beberapa kelompok tani antara lain

adalah Bapak Siswo suwono, Bapak Nemu, Bapak Abdul Mukti, Bapak

Fajarudin, Ibu Lilis, Bapak Mursiyo.

Data anggota Gapoktan ada 20 anggota

Data kelompok tani di Desa Sambirejo ada 9 Kelompok tani

4. 28 Februari

2010

Bu Lilis Wawancara dengan

Ibu Lilis

Rumah Bu

Lilis

- Wawancara dilakukan selama 60 menit

Tujuan melaksanakan pekarangan terpadu ini untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

Luas lahan pekarangan : Sekitar 0,5 Ha

Komoditas yang di budidayakan di pekarangan a. l kelapa, mangga, sawo,

jambu air, kelengkeng, duku, duren, nangka, pisang, jeruk nipis, rambutan,

sukun, belimbing, srikaya, kedondong. Sedangkan untuk tanaman sayuran

antara lain: kacang panjang, cabai, salam, pandan, tomat, mentimun, ubi

kayu, ubi jalar, terung. Sedangkan tanaman obat-obatan yang di

budidayakan antara lain: daun dewa, kunyit, temu giring, gingseng jawa,

mahkota dewa, kumis kucing, daun sirih, lengkuas, dan lain sebagainya.

Jenis ternak yang dibudidayakan antara lain: Ayam, itik, kelinci.

Jenis Ikan : Ikan Lele dumbo

Kolam : Permanen ( 6 buah Kolam ) ukuran 4x5

Kolam terpal

Penataan ruang penanaman di pekarangan di lakukan sendiri oleh pemilik

pekarangan dan di bantu di arahkan oleh penyuluh pertanian Bapak

Sunaryo.

Mulai penanaman tanaman pada pekarangan: Sudah lama, dan sekarang

komoditasnya ditambahi dan mulai di tata agar lebih rapi 5. 7 Maret

2010

Bapak

Siswo

Hartono

Mencari data

kelompok tani

pelaksana

Rumah

Bapak

Siswo

Data

pengurus

Gapoktan

Wawancara dilakukan selama 20 menit

Kelompok tani yang sudah melaksanakan antara lain: Kelompok tani

Sentul sari, Al-Barokah, dan Dadi manunggal.

Page 152: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

pekarangan terpadu

dengan Ketua

Gapoktan

Hartono Daftar

inventeris

kelompok

tani

Profil

kelompok

tani desa

sambirejo

Data

pengurus

kelompok

tani di

Desa

Sambirejo

Peta Desa

Sambirejo

Pertemuan Gapoktan dnan seluruh kelompok tani di adakan setiap bulan

pada tanggal 15.

Anggota kelompok wanita tani yang melaksanakan adalah ibu Puji, ibu

Nuryani, dan yang jelas ibu Lilis.

6. 10 Maret

2010

Ibu Lilis Wawancara Bu Lilis

dan observasi di

pekarangan milik

Ibu Lilis.

Rumah ibu

Lilis

- Wawancara dilakukan selama 90 menit mengenai produktivitas lahan

pekarangan yang di peroleh dari tanaman, ternak dan ikan.

Pendapatan yang di peroleh selama melaksanakan pekarangan terpadu

relative tinggi minimal mampu mencukupi kebutuhan konsumsi keluarga. Bapak

Fajarudin

Wawancara dengan

Bapak Fajarudin dan

observasi di

pekarangan milik

Bapak Fajarudin

Rumah

Bapak

Fajarudin

- Wawancara dilakukan selama 45 menit

Lokasi pekarangan Bapak Fajar cukup luas, namun tanaman yang ditanami

belum begitu beragam. Sebagian

Ibu Sri

Nuryani

Wawancara dengan

Ibu Sri Nuryani dan

observasi di

pekarangan milik

Ibu Sri Nuryani

Rumah Ibu

Sri Nuryani

- Wawancara dilakukan selama 30 menit

Beliau merasakan manfaat dari mengikuti organisasi lokal seperti

kelompok wanita tani dan PKK.

Hasil dari panen ikan dan tanaman sayuran dari pekarangan hanya

dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga sendiri, sebagian juga di berikan

kepada tetangga.

Pekarangan Ibu Sri Nuryani tidak begitu luas, tapi sekeliling rumah di

tanami berbagai tanaman dan juga kolam ikan berukuran 2x3 di depan

rumah. Bapak

Wariyo

Wawancara dengan

Bapak Wariyo dan

observasi di

pekarangan milik

Bapak Wariyo

Rumah

Bapak

Wariyo

- Wawancara dilakukan selama 45 menit

Page 153: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Bapak

Sunaryo

Wawancara dengan

Bapak Sunaryo

Rumah

Bapak

Sunaryo

- Wawancara dilakukan selama 30 menit karena Bapak PPL hendak pergi

menghadiri kegiatan pengubinan di desa lain.

Pekarangan terpadu ini bisa di siasati dengan menerapkan penanaman

pekarangan menggunakan hidroponik dan penanaman vertikal untuk

tanaman sayur2an

Penanaman dengan membudidayakan tanaman pagar untuk melindungi

rumah dari debu 11 Maret

2010

Bapak

Abdul

Mukti

Wawancara dengan

Bapak Abdul M dan

observasi

pekarangan

Rumah

Bapak

Abdul M

Wawancara dilakukan selama 60 menit

Memelihara rerumputan di lahan pekarangan agar terlihat hijau dan juga

bisa digunakan sebagai pakan ternak.

12 Maret

2010

Ibu Sri

Nuryani

Wawancara dengan

Ibu Sri Nuryani

observasi

pekarangan

Wawancara dilakukan selama 45 menit

Hasil dari tanaman sayuran dan buah hanya di konsumsi keluatga dan

tetangga, bahkan tidak di jual ke pasar. Karena hasilnya pun tidak

seberapa, banyakan di minta tetangga. Ibu Puji Wawancara dengan

Ibu Puji dan

observasi

pekarangan

Wawancara dilakukan selama 70 menit

Hasil produktivitas yang diperoleh dari pekarangan relative tinggi,

sebagian di jual di pasar, tapi juga kebanyakan dikonsumsi sendiri.

Lahan pekarangan millik bu Puji cukup luas, dan sebagian besar di tanami

tanaman sayur dan buah-buhan seperti mangga, sawo, jambu air dan

rambutan. Bapak

Encik

Wawancara dengan

Bapak Encik

observasi

pekarangan

Wawancara dilakukan selama 45 menit

Selama ini, lahan pekarangan saya atur sendiri. Letak2 tanaman dan kolam

saya atur sendiri. Penyuluh tidak pernah datang ke pekarangan saya.

20 Maret

2010

Bapak

Darno

Wawancara dilakukan selama 30 menit

Penanggungjawab program ini sebenarnya ada pada pemerintah desa

karena program ini di usulkan dari pemerintah pusat dan juga PPL hanya

ditunjuk sebagai pendamping program ini. Bapak

Sunaryo

Wawancara dilakukan selama 30 menit

Pelaksanaan program dimulai pada tahun 2008 dengan melibatkan

Pemerintah Desa Sambirejo dan juga PPL Kecamatan Ngawen. Bapak

Giyanto

Wawancara dilakukan selama 25 menit

Dari pemerintah desa selama ini belum melaksanakan evaluasi secara

langsung, melainkan melalui perantara PPL desa Bpak Sunaryo. 21 Maret

2010

Bapak

Mursiyo

Wawancara dengan

Bapak Mursiyo dan

observasi

Wawancara dilakukan selama 50 menit

Page 154: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

pekarangan

Bapak

Siswo

Suwono

Wawancara dengan

Bapak Siswo

Suwono dan

observasi

pekarangan

Wawancara dilakukan selama 60 menit

25 Maret

2010

Bapak

Giyanto

Wawancara dengan

Bapak Giyanto dan

selaku Kaurbang

desa Sambirejo

Wawancara dilakukan selama 30 menit

Page 155: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

`

Data Produktivitas Tanaman Sayuran Petani setelah Melaksanakan Pekarangan Terpadu

No Nama

Komoditas Tanaman Sayuran (Kg/masa panen)

Mentimun

Terung Kacang

panjang

Cabai Tomat Ubi Kayu

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

Wariyo

Sri Nuryani

Siswo Suwono

Lilis

Puji

Suratman

Fajarudin L

Abdul Mukti

Encik

Mursiyo

7

7

13

15

9

-

-

-

7

10

-

15

-

10

5

10

10

7

10

-

10

14

20

15

-

20

-

-

25

15

6

12

5

8

13

7

5

5

4

9

-

5

10

20

10

5

5

10

5

20

30

30

50

60

40

30

40

70

50

80

68 67 119 74 90 430

Rata-rata/RT 9,7 9,5 17 7,4 10 43

Data Produktivitas Tanaman Buah di Pekarangan

No Nama Komoditas Tanaman Buah (Kg/Masa Panen)

Mangga

Sawo Rambutan Jambu air Pisang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

Wariyo

Sri Nuryani

Siswo Suwono

Lilis

Puji

Suratman

Fajarudin L

Abdul Mukti

Encik

Mursiyo

30

-

40

40

40

20

20

30

20

40

-

-

30

30

-

20

40

40

-

30

15

-

20

20

40

15

-

20

-

15

10

15

15

10

20

15

-

20

10

20

15

20

30

60

20

30

30

40

20

30

280 190 145 135 295

Rata-rata/RT 31,1 31,6 20,7 15 29,5

Lampiran 5

Page 156: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Data Produktivitas Ternak di Pekarangan

Data Produktivitas Ikan Lele Setelah Melaksanakan Pekarangan Terpadu

No Nama Komoditas ternak (ekor)

Ayam

Bebek Angsa Kambing Sapi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

Wariyo

Sri Nuryani

Siswo Suwono

Lilis

Puji

Suratman

Fajarudin L

Abdul Mukti

Encik

Mursiyo

4

8

20

25

-

8

15

15

20

10

10

-

-

20

-

-

50

20

-

40

2

2

-

4

2

-

3

2

-

2

-

4

2

-

-

2

-

8

6

3

-

-

3

-

4

2

2

2

1

2

121 140 17 25 16

Rata-rata/RT 13,4 28 2,4 4,1 2,3

No Nama Produktivitas Ikan Lele(Kg/masa panen

3 bulan)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

Wariyo

Sri Nuryani

Siswo Suwono

Lilis

Puji

Suratman

Fajarudin L

Abdul Mukti

Encik

Mursiyo

240

240

300

750

600

210

300

400

240

600

3880

Rata-rata/RT 388

Page 157: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM

PEKARANGAN TERPADU

Partisipasi Petani pada Tahap Perencanaan Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah

(orang)

Prosentase

(%)

Median

1.

.

2.

3.

Kehadiran dalam rapat

pengambilan keputusan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Memberikan gagasan/

pertanyaan dalam rapat

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Memberikan tanggapan

atas gagasan/pertanyaan

yang diberikan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

1

2

7

0

0

4

4

1

1

0

0

0

0

10

0

10

20

70

0

0

40

40

10

10

0

0

0

0

100

4

3

5

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Lampiran 6

Page 158: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Partisipasi Petani pada Tahap Pelaksanaan Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah

(orang)

Prosentase

(%)

Median

1.

.

2.

3.

4.

5.

Kehadiran dalam penyuluhan

Tidak pernah hadir

Jarang (2-5)

Kadang-kadang (5-7)

Sering (7-10)

Selalu (>10)

Keterlibatan petani dalam

penataan tanaman

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

pengembangan ternak di

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

pengembangan perikanan di

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

penentuan jenis tanaman di

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

0

0

4

6

0

0

3

6

1

0

0

1

4

5

0

0

5

4

1

0

2

4

2

2

0

0

0

40

60

0

0

30

60

10

0

0

10

40

50

0

0

50

40

10

0

20

40

20

20

5

4

5

3

3

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Page 159: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Partisipasi Petani pada Tahap Pemantauan dan evaluasi Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah

(orang)

Prosentase

(%)

Median

1.

.

2.

Keterlibatan petani dalam

memantau pekarangan terpadu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

mengevaluasi kegiatan di

pekarangan terpadu

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

0

0

0

10

0

0

0

0

10

0

0

0

0

100

0

0

0

0

100

5

5

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Partisipasi Petani pada Tahap Pemanfaatan Hasil Program Pekarangan Terpadu

No Kriteria Skor Jumlah (orang) Prosentase(%) Median

1.

.

2.

3.

Keterlibatan petani dalam

kegiatan pemanenan hasil

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Keterlibatan petani dalam

kegiatan pemanfaatan hasil dari

pekarangan

Tidak pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Selalu

Manfaat yang diperoleh dari

kegiatan Pekarangan Terpadu

Sangat rendah

Rendah

Cukup

Tinggi

Sangat tinggi

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

0

0

0

0

10

0

0

0

0

10

0

0

0

4

6

0

0

0

0

100

0

0

0

0

100

0

0

0

40

60

5

5

5

Page 160: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Sumber: Analisis Data Primer, 2010

Page 161: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

TRIANGULASI SUMBER

PENELITIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU

DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

A. INTENSIFIKASI PEKARANGAN

Pertanyaan 1. Apa motivasi Anda memanfaatkan pekarangan Anda? No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Ya untuk menambah pendapatan keluarga mbak, kan bisa mengurangi uang buat

ke pasar kalau sayuran, buah, ayam dan lele sudah punya sendiri dirumah. Lagian

bisa bagi-bagi sama tetangga, rasanya seneng.

Bisa menambah penghasilan mbak, kan uangnya juga bisa buat keperluan lain.

Lagian ne juga di sarankan dari desa, jadi dilaksanakan saja, kan pekarangan juga

biar terawat.

Buat nambah konsumsi keluarga saja, biar kalau butuh masak apa-apa tinggal

ambil di kebun. Jadi tidak perlu ke pasar tiap hari.

Kalau ikan dan ternak itu karena hobi saja, tapi semenjak ada program pekarangan

terpadu ini tanaman semakin di tata lagi, ternyata hasilnya lumayan untuk makan

keuarga sehari-hari.

Buat makan sehari-hari mbak, lagian agak jauh dari pasar jadi kalau di

pekarangan dan ada ya tinggal ambil aja. Kalau ada tetangga/saudara pengan ikan

juga bisa ngasih. Alqamdulillah juga bisa makan lele hampir tiap hari, jadi gizi

keluarga bertambah.

Memelihara ikan dan ternak kelinci dan burung ini hanya hibi saya saja sejak

dahulu. Trus istri juga rajin memelihara tanaman di pekarangan jadi bisa lebih

menghemat pengeluaran belanja

.Buat ngisi waktu aja mbak, dari pada nganggur dirumah, lahian saya sudah tua,

mau kesawah juga gak kuat lama. Syukur aja bisa nambah-nambah penghasilan.

Awalnya Cuma pengen-pengen tetangga punya ikan, trus kebetulan juga punya

ternak lumayan, jadi kenapa tidak sekalian di lengkapi kayak pekarangan terpadu

itu, gitu.

Motivasi terbesar dari

petani subyek adalah

untuk menambah

pendapatan keluarga,

selain itu untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi

keluarga sehari2

Dengan tersedianya

sayuran, buah, dan ikan di

pekarangan sendiri di rasa

lebih menghemat

pengeluaran untuk

konsumsi keluarga pada

sehari-harinya. Lagi pula

bisa berbagi dengan

tetangga sangat

menyenangkan.

Lampiran 7

Page 162: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

9.

10.

12 Maret 2010

21 Maret 2010

Puji

Mursiyo

Untuk menambah bahan makanan keluarga mbak. Lagian pasar juga agak jauh

dari rumah. Jadi bisa lebih hemat juga.

Menambah pendapatan keluarga dan memanfaatkan pekarangan yang tidak

teratur.

Pertanyaan 2. Sejauhmana Anda mengetahui mengenai intensifikasi pekarangan yang dilaksanakan ini? No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Memanfaatkan pekarangan sebaik mungkin. Ya dengan ditanami tanaman sayuran,

obat, hias, keras, buah, dan lain-lain yang bisa digunakan keluarga sendiri, seperti

warung hidupternak juga dimanfaatkan dengan teratur dan rapi, tidak di biarkan

begitu saja.

Pekarangan dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif mbak. Bisa buat memelihara

ternak, ikan dan juga ditanami sayuran. Selain itu juga bisa digunakan untuk

melakukan kegiatan industri juga kan.

Kalau setahu saya, intensifikasi pekarangan itu ya memanfaaatkan pekarangan

secara intensif, jadi pekarangan tidak dibiarkan begitu saja, tapi juga dimanfaatksn

entah dengan ditanami tanaman apapun, yang nantinya bisa diambil manfaatnya.

Memanfaatkan pekarangan dengan baik. Dengan dirapikan, ditata yang baik agar

enak dipandang. Apalagi sekarang ada pekarangan terpadu, jadi ya supaya lebih di

perhatikan keberadaan ternak dan ikan dipekarangan juga.

Tanaman tidak dibiarkan begitu saja jadi bisa ditanami tannaman apa aja dan

memelihara ternak juga dari pada tidak buat apa-apa, kan bisa menambah

pendapatan.

Memelihara ikan dan ternak serta tanaman yang bisa dimanfaatkan dipekarangan

tentunya, jaadi pekarangan tidak nganggur.

.Buat ngisi waktu aja mbak, dari pada nganggur dirumah, lahian saya sudah tua, mau

kesawah juga gak kuat lama. Syukur aja bisa nambah-nambah penghasilan.

Awalnya Cuma pengen-pengen tetangga punya ikan, trus kebetulan juga punya

ternak lumayan, jadi kenapa tidak sekalian di lengkapi kayak pekarangan terpadu

itu, gitu.

Untuk menambah bahan makanan keluarga mbak. Lagian pasar juga agak jauh dari

rumah. Jadi bisa lebih hemat juga.

Menambah pendapatan keluarga dan memanfaatkan pekarangan yang tidak teratur.

Sebagian besar petani dan

wanita tani mengetahui

intensifikasi pekarangan

hanya sebatas

memenfaatkan

pekarangan untuk

memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

Konsep yang diketahui

yaitu pekarangan terpadu

yang memedukan antara

unsur pertanian, hewan

dan ikan dipekarangan.

Page 163: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

B. FAKTOR INTERN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pertanyaan 3. Berapa Jumlah Anggota Keluarga Anda?

No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

25 Maret 2010

12 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

Yang tinggal dirumah ada 7 orang . Saya, suami, anak, menantu dan tiga cucu.

Anak-anak yang lain sudah punya rumah sendiri. Kadang saya dititipi cucu karena

ayah ibu mereka yang masih bekerja.

4 orang. Saya, istri dan dua orang anak perempuan yang masih bersekolah di SMP

dan SMA.

4 orang. Anak saya masih kecil-kecil. Anak pertama masih kelas 1 SD, dan yang

kecil masih di TK

3 orang. Saya, istri dan putri satu-satunta saya berumur 1 tahun 2 bulan. Anak

masih butuh perhatian banyak dari keluarga.

5 orang.

4 orang.

5 orang. Saya, istri dan anak saya. Ada juga 2 orang cucu saya yang masih kecil.

4 orang.

5 orang. Ada suami, anak yang masih 1 tahun dan ayah, ibu yang sudah tua.

4 orang.

4 orang. Tapi anak-anak juga jarang dirumah karena sudah kuliah di Universitas.

5 orang

4 orang

4 orang

Jumlah anggota keluarga

petani dan wanita tani yaitu

antara 3 sampai 7 orang.

Mayoritas keluarga masih

mempunyai anak kecil

dirumah atau bahkan cucu,

sehingga pekerjaan menjaga

anak-anak sering dilakukan

oleh wanita tani terutama.

Pertanyaan 4. Apasajakahkah pendidikan setiap anggota keluarga Anda?

Page 164: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

25 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

Suami Lulusan D3.tapi sekarang sudah pensiun.

Saya SLTP tapi itu sudah jaman dahulu, sekolah perempuan gitu.

Anak SMA dan PT, sedangkan menentu juga SMA.

Cucu masih di Play grup dan SD

Saya lulusan SMP, sedangkan ibu SD. Kalau anak masih bersekolah di SMP dan

SMA.

Saya hanya sampai SMA, kalau istri sampai SMA, tapi sekarang baru

melanjutkan kuliah S1. Anak pertama masih SD kelas 2 sedangkan anak kedua

masih di TK.

Saya sampai SMA saja, kalau istri lulusan PT, S1 di UMS. Anak masih 1 tahun

mbak..

Suami sekolah sampai SMA, kalau saya hanya sampai SD saja. Tapi anak-anak

harus tetap sekolah. Anak pertama di SMA, anak kedua masih SMP dan anak

ketiga masih di SD.

Saya dan istri dulu sekolah sampai SMP. Kalau anak masih di SMP dan SD

Saya lulusan SD dan ibu juga SMP. Kalau anak-anak lulusan SMP, SMA dan ada

juga yang PT.

Saya dulu sekolah sampai SMP kalau istri sampai SMA. Kalau ayah ibu tidak

sekolah dulunya.

Saya dan Suami lulusan PT. Kalau ibu lulusan SMA dan anak saya baru 1 tahun.

Saya dan ibu dulkunya sekolah sampai SMA, kalau anak-anak sekarangan masih

di SMP dan SMA.

Saya lulusan SMP, ibu lulusan SD. Kalau anak masih kuliah semua.

Saya lulusan D3 kalau ibu sampai SMA. Sedangkan anak masih di SMA semua.

Saya lulusan SMA, istri SMP. Dan dua anak saya masih duduk di bangku SMP

dan SMA.

Saya dan ibu lulusan PT tapi ya cuma D3. Kalau anak masih di SMP dan SMA.

Dari seluruh subyek dan

informan yang

diwawancarai, sebagian

besar lulusan SMP.

Bhakan anggota keluarga

mereka juga msaih banyak

yang masih muda yang

masih bersekolah di SMP

dan SMA.

Sehingga hal ini bisa

mempengaruhi pola pikir

keluarga untuk menerima

sebuah inovasi baru

ataupu melakukan sebuah

pembaruan.

Page 165: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Pertanyaan 5. Berapa luas lahan usaha tani yang Anda garap?

No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

25 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

1 ha

1 ha

0,3 ha

0,5 ha

0,2 ha

0,4 ha

1,5 ha

0,3 ha

0,4 ha

0,6 ha

3 ha

0,5 ha

0,3 ha

0,4 ha

Rata-rata luas lahan

pertanian subyek dan

informan yaitu 0,4 ha.

Lahan pertanian di desa

Sambirejo banyak yang

terdiri dari tegalan,

sedangkan sawah hanya

ada sawah tadah hujan

saja.

Pertanyaan 6. Berapa luas lahan pekarangan yang Anda miliki? No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

25 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

0,4

0,3

0,1

0,35

0,2

0,3

0,2

0,2

0,1

0,2

0,1

0,1

0,2

0,1

Rata-rata luas lahan

pertanian subyek dan

informan yaitu 0,2 ha.

Lahan pekarangan di Desa

Sambirejo masih

tergolong luas, namun

pemanfaatannya yang

belum baik. Hanya

dibersihkan tanpa

ditanami apa-apa.

Page 166: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

C. FAKTOR EKSTERN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pertanyaan 7. Akuntabilitas.

Siapakah yang bertangungjawab atas program Pekarangan Terpadu?

Sejauhmana pihak pemerintah terlibat dalam program Pekarangan Terpadu?

Bagaimana keterlibatan pemerintah pada awal program Pekarangan Terpadu?

Bagaimana keterlibatan pemerintah pada saat pelaksanaan program Pekarangan Terpadu?

Bagaimana keterlibatan pemerintah pada saat pemanfaatan hasil dari program Pekarangan Terpadu?

Bagaimana peran Penyuluh Pertanian terhadap program Pekarangan Terpadu? No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Petani pemilik pekarangan sendiri sebagai penanggung jawab mutlak,

Dan PPL sebagai pendamping. Kalau dari pemerintah sama sekali tidak ada

perhatian, jenguk atau apa. Hanya PPL saja yang kadang datang melihat

pekarangan saya.

Sebenarnya ya dari peyani sendiri yang harus bertanggungjawab. Karena ini

untuk kepentingan petani sendiri, bukan orang lain.

Pemerintah Desa melakukan penyuluhan pada awal pengenalan program ini.

Pemerintah tidak pernah datang kepekarangan saya untuk melihat pekarangan.

Hanya pada waktu penyuluhan dan ketemu PPL saja bisa tanya-tanya kalau saya

lagi bingung.

Dari awal sebenarnya yang pengen memanfaatkan pekarangan kan ya saya sendiri

mbak. Hanya saja kemarin itu pemerintah ngasih arahan lagi mengenai

pekarangan terpadu. Kegiatan ini kan dari kita sendiri, untuk kita juga, jadi yeng

tanggung jawab ya petani sendiri, pemerintah dan ppl hanya membantu saja.

Kalau masalah yang tanggungjawab, saya kurang tahu mbak. Setahu saya ya ini

dari kita sendiri, pemerintah g pernah nengok atau tanya-tanya lagi. Pemerintah

hanya mengurusi program besar bukan yang seperti ini mungkin lho.

Ini juga hobi saya sejak dulu, jadi kalau bicara pertanggungjawaban, ya kita

sendiri. Tapi karna pemerintah juga menyarankan dan memberikan penyuluhan

melalui PPL harusnya juga memberikan perhatian sedikit. Bantuk atau modal

awal gitu buat pinjaman. Karena tetangga itu ada yang tidak mampu banget, ya

karena kekurangan biaya juga.

Pemerintah hanya terlibat pada awal perencanaannya saja, selanjutnya saya

kurang mengetahui kinerja pemerintah terhadap program ini. Soalnya jarang ada

keterlibatan langsung yang saya tahu dari pemerintah sendiri.

Pemilik pakarangan

adalah penanggungjawb

mutlak dari program ini.

Karena semuanya oleh

petani dan untuk etani.

Sedangkan pemerintah

psat sangat kuran

memberikan perhatian

mengenai program ini,

paling tidak melakukan

evaluasi atau memberikan

sedikit perhatian supaya

pelaksana program

banyak dan merasa

dibantu.

Page 167: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

Sayan malah tidak tahu mengenai pemerintah sebenarnya mau gimana kalau tidak

membantu seperti ini. Karena untuk memulai melakukan pekarangan terpadu ini

juga butuh biaya, terutama untuk ikan. Kalau masyarakat petaninya mampu sih

tak masalah, tapi kan tidak semua mampu, butuh bantuan juga donk..

Yang melakukan keluarga sendiri, karena kesadaran sendiri, jadi ya keluarga yang

harus tanggungjawab. Kalau pemerintah kurang tahu, soalnya tidak pernah ada

keterlibatan langsung. Mungkin kalau dari PL ada. Baliaunya yang sering

membantu.

Pemerintah sudah memberikan arahan pada waktu perencanaan, selanjutnya

diserahkan kepada petani sendiri, den menunjuk PPL sebagai pendamping.PPL

juga sangat membantu, jika ada yang kurang paman, saya bisa langsung

menghubungi beliaunya.

Pemerintah banyak fokus pada program besar yang membutuhkan biaya banyak,

apalagi jika ada bantuan dari APBD/APBN, pemerintah kurang memperhatikan

program kecil seperti ini. Untung ada PPL yang sering ada jika dibutuhkan petani

mengenai kegiatan teknik maupun non teknis.

Pemerintah tidak terlibat dalam pelaksanaaannya, bahkan monitoring pun tidak.

Jadi petani di biarkan begitu saja dengan saya.

Pemerintah Desa, tapi telah di serahkan ke PPL sebagai pendamping, Kelurahan

hanya menerima leporannya saja.

Pemerintah Kelurahan, karena yang mengusulkan program ini. Tapi kenyataannya

belum ada tindak lanjut dari pemerintah sendiri. Semua diserahkan kepada petani

agar mandiri dan di damping oleh PPL desa..

Pertanyaan 8. Aksesitas Informasi.

Apakah Anda pernah kesulitan dalam mandapatkan informasi mengenai pekarangan terpadu yang di anjurkan oleh pemerintah?

Ya/Tidak, jika ya bagaimana Anda mandapatkan informasi tersebut?

Jika tidak, darimana Anda mendapatkan informasi mengenai pekarangan terpadu?

Kepada siapa Anda bertanya tentang pekarangan terpadu?

Apakah Anda pernah kesulitan dalam mengakses informasi pasar?

No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

13 Februari 2010

Lilis

Tidak, saya sering berkomunikasi dengan PPL, dan anggota Gapoktan lainnya

karena saya juga pengurus gapoktan, selain itu juga berbincang dengan tetangga

yang melaksanakan program, sehingga saya bisa sering bertanya menganai

pekarangan. Lagi pula pekarangan saya kan pekarangan percontohan yang kadang

Informasi sebagian besar

diperoleh dari PPL, ketua

gapoktan dan ketua

kelompok tani, selain itu

Page 168: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

buat praktek/pelatihan.

Tidak. Pada waktu penyuluhan sering ada diskusi mengenai kegiatan pertanian,

jadi bisa tanya ke PPL langsug. Atau pada waktu rapat dengan Gapoktan.

Tidak juga mbak, biasanya pada waktu ikut penyuluhan ada yang tanya mengenai

permasalahan, jadi bisa tanya juga mengenai masalah pekarangan ke PPL. Dan

terkadang petani yang lain juga ikut membantu memecahkan masalah..

Tidak. Tetangga juga ada yang ketua kalompok tani jadi bisa langsung tanya ke

beliaunyaKadang juga telpon/sms sama PPL kalau bener-bener tidak

mengetahuinya. Informasi pasar bisa langsung duakses ketempatnya, kan jaraknya

juga tidk begitu jauh.

Tidak juga. Ketua Gapoktan kan pakde saya sendiri, rumahnya juga dekat, jadi

mudah bisa tanya-tanya. Pada waktu Panyuluhan juga bisa tanya-tanya ko.

Informasi pasar juga mudah di peroleh, banyak tetangga yang jualan ke pasar,

baik pasar tradisional maupun pasar besar.

Tidak. Bisa tanya ke PPL atau tetangga sendiri. Kan ini masalah pekarangan yang

saya sudah hafal dari dulu, jadi ya saya buat santai saja. Kalau informasi pasar

didapat dari tetangga, kebanyakna jadfi pedagang. Lagipula pasar juga tidak jauh

dari rumah ko.

Tidak juga. Dari kecil sudah di ajari sama orang tua. Lagian pada waktu

penyuluhan juga mengerti.

Kadang-kadang, karena rumah saya agak jauh dari balai desa dan pasar,

sedangkan rumah saya juga di pinggir desa, jadi agak lama mengakses

informasinya.

Tidak, ibu sering kepasar. Suami juga mengetahui cara memelihara ternak dan

ikan. Kalau mau tanya ya ke PPL langsung apa ke ketua kelompok tani pada

waktu ketemu.

Tidak. Karena saya sering ketemu dengan PPL dan ketua gapoktan di pertemuan

apasaja. Sering sekali.

juga dari komunikasi

dengan tetanga mengatani

pekarangan.

Pertanyaan 9. Kapasitas Organisasi Lokal

Apakah Anda mengikuti organisasi lokal di desa?

Ya/Tidak, jika ya organisasi apa?

Apakah Anda merasakan manfaat setelah mengikuti organisasi tersebut?

Page 169: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Apakah kontribusi organisasi yang diberikan terhadap kegiatan pekarangan terpadu?

Apakah Anda aktif dalam kegiatan organisasi tersebut?

No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Ikut. Saya banyak mengikuti organisasi di desa antara lain ketua kelompok wanita

tani Dusun Sambeng III, anggota gapoktan, ketua kelompok Dasa Wisma dan

ketua PKK Dusun Sambeng III, anggota kelompok tani, anggota kelompok ternak

unggas dsb. Dan saya sangat merasakan manfaatnya, biasa saling bertukar

pengetahuan, pengalaman, bisa silaturahmi, kedang dapat bantuan alat dan lain

sebagainya.

Saya Ketua kalompok tani Sambeng I. Dan saya merasakan manfaat dari

organisaasi ini, kan sering ada penyuluhan dan diskusi dengan PPL dan opetani

lain jadi bisa tahu masalah2 dan pemecahannya.bisa tahu kasus dan pemechannya.

Kadang juga dapat subsidi pupuk.

Saya hanya anggota kelompok tani. Dan punya pekerjaan lain, sehingga jarang

mengikuti rapat rutin karena pekarjaan lain saya. Tapi dengan ikut di kelompok

tani saya jadi lebih memahami menganai pertanian di tegal dan sawah, karena

dulu saya hanya membantu orang tua, sekarang bekerja sendiria.

Ikut kelompok tani dan kelompok ternak, selain itu juga karang taruna. Bisa tukar

pendapat dan pengalaman hidup. Bisa ikut pelatihan pekarangan, dapat bibit

tanaman jati dan mangga kadang-kadang.

Ikut kelompok wanita tani mbak. Alqamdulilah dulu pernah dapat kambing

gaduhan sehingga bisa di pelihara untuk menambah pendpatan. Makannya ada

pupuk kandang dirumah yang bisa dimanfaatkan di pekarangan.

Saya jarang mengikuti penyuluhan karena sekarang juga bekerja sebagai

pedagang, jadi istri yang banyak ikut kegiatan. Padahal kalau ikut penyuluhan,

ikut ngumpul2 juga bisa namabah pengetahuan. Apalagi pekarangan saya masih

belum baik banget.

Saya ikut kelompok tani dan kelompok ternak, tapi bisa dapat menfaat yang

banyak. Sering ada kegiatan yang melibatkan petani langsung, bisa sering

interaksai dengan PPL dan petani lainnya. Dan juga bisa mengatahui intensifikasi

pekarangan yang baru sekarang saya mengetahuinya.

Saya ikut kelompok tani, tapi saya jarang ikut p[enyuluihan. Bisa dibilang kurang

begitu aktif karena saya juga punya pekarjaan lainnya diluar.

Semua petanu subyek

adalah aggota dari

organisasi di Desa

Sambirejo. Yaitu

kelompok tani ataupun

kelompok wanita atani.

Petani dan wanita tani

sangat merasakan

manfaatnya, mulai dari

tambah pengetahuan,

pengalaman, silaturahmi,

mengetahui cara

melakukan intensifikasi

pekarangan dan lain

sebagainya.

Page 170: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

9.

10.

12 Maret 2010

21 Maret 2010

Puji

Mursiyo

Iktu kelompok wanita tani karena punya lahan juga, kan wanita tani juga

melakukan kegiatan seperti di rumah tangg, misalnya etika memasak, membuat

kerajinan dan lain sebagainya..

Saya sering mendapatkan informasi dari gapoktan, kelompok tani dan PPL

langsung, karena saya pengurus kelompoktani dan gapoktan juga..

Pertanyaan 10. Partisipasi

Sejauhmana partisipasi Anda dalam kegiatan perencanaan program pekarangan terpadu yang meliputi Kehadiran dalam rapat pengambilan keputusan,

Memberikan gagasan/ pertanyaan dalam rapat perencanaan pekarangan dan Memberikan tanggapan atas gagasan/pertanyaan yang diberikan dalam rapat

perencanaan program pekarangan terpadu?

No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Pada waktu perencanaan saya ikut dalam rapatnya. Dalam pengambilan keputusan

untu melaksanakan program ini pun saya memberikan usulan. Dan pekarangan

saya dipilih sebagai pekarangan percontohan untuk dilaksanakan pelatihan jika

dibutuhkan oleh petani.

Saya ketua kelompok tani, jadi saya sering ditanya dan memberikan masukan

dalam setiap penyuluhan. Dan saya juga sering ikut penyuluhan, bahkan selalu.

Karena tanggungjawab sebagai ketua kelompok tani.

Waktu perencanaan saya hanya mengkuti dua kali saja. Karena saja juga punya

pekerjaan lain.tapi juga bertanya mengenai pekarangan yang agak sempit jika

akan dilakukan pekarangan terpadu.

Saya ikut terus waktu perencanaan di balai desa itu,memberikan tanggapan sih

semuanya memberikan tanggapan/respon mengenai setiap usulan dan pendapat.

Karena kan petani Desa itu masih kolot yang masih pengen tahu lebih dan juga

ngeyel.

Saya ikut terus ko.kadangjuga memberikan pertanyaan.

Saya jarang mengikuti penyuluhan karena sekarang juga bekerja sebagai

pedagang, jadi istri yang banyak ikut kegiatan. Padahal kalau ikut penyuluhan,

ikut ngumpul2 juga bisa namabah pengetahuan. Apalagi pekarangan saya masih

belum baik banget.

Saya ikut penyuluhan awal hanya beberapa kali. Itu pun sebentar. Tapi saya

mengetahui maksudnya, karena bisa bertanya lengsung dengan PPLnya.

Saya ikut kelompok tani, tapi saya jarang ikut penyuluihan. Bisa dibilang kurang

Mayoritas petani aktif

dalam kegiatan

perencanaan, mulai dari

memberikan pertanyaan

dan pendapat juga

memberika tangggapan

atas keputusan yang

diambil.

Hal ini menunjukkna

bahwa petani sudah

memahami dan menerima

dilaksanakannya

prkarangan terpadu ini.

Page 171: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

9.

10.

11.

12.

13

14.

12 Maret 2010

21 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

begitu aktif karena saya juga punya pekarjaan lainnya diluar.

Waktu perencanaa saya ikut hanya 3 kali, kadang juga memberikan pertanyaan

dan kalao tanggapan pasti itu.

Saya ikut terus selama perencanaan. Saya juga sering memberikan pertannyaan

dan tenggapan, karena saya ingin lebih tahu.

Banyak yang ikut serta dalam penyuluhan perencanaan ini, dan banyak yang

antusias untuk bertanya.

Petani tertarik dengan pekarangan terpadu, namun biaya yang menghambat

mereka. Karena dilihat pada waktu perencanaan mereka antusian, tapi sempai

sekarang masih benyak yang belum melakukan.

Pada waktu perencanaan banyak yang datang dan bertanya.

Banyak petani yang memberikan tanggapan dan pertanyaan mengenai program

oertanian terpadu ini.

Pertanyaan 11. Sejauhmana partisipasi Anda dalam kegiatan pelaksanaan program pekarangan terpadu yang meliputi

Kehadiran dalam penyuluhan?

Keterlibatan petani dalam penentuan jenis tanaman di pekarangan ?

Keterlibatan petani dalam pengembangan ternak di pekarangan ?

Keterlibatan petani dalam pengembangan perikanan di pekarangan ?

Keterlibatan petani dalam penataan tanaman pekarangan? No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

5.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Pada waktu pelaksanaan ya saya melakukan sendiri kegiatan di pekarangan. Kalau

penyuluhan dilakukan tidak untuk pekarangan saja, tetapi juga pada waktu bhas

maslah pertanian lainnya.

Penyuluhan tetap ikut. Dan pelaksanaan di pekarangan saya lakukan sendiri

bersama keluarga. Klau pelatihan mengenai pekalsanaan juga ikut di pekarangan

bu Lilis.

Penyuluhan jarang ikut, tapi kelau pelatihan penataan, dan pengembangan ternak

ikan saya ikut.

Saya ikut penyuluhan dan juga pelaithannya, sering sekali..

Ikut terus pelatihannya. Kan selanjutnya saya melakukannya sendiri di rumah.

Semua petani aktif dalam

kegiatan pemberdayaan,

yaitu penyuluhan dan

pelatihan. Sedangkan

kegiatan di pekarangan

dilakukan sendiri.

Page 172: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

Penyuluhan jarang ikut, tapi kelau pelatihan penataan, dan pengembangan ternak

ikan saya ikut.

Saya ikut penyuluhan awal hanya beberapa kali. Itu pun sebentar. Tapi saya

mengetahui maksudnya, karena bisa bertanya lengsung dengan PPLnya.

Penyuluhan kadang ikut, tapi kelau pelatihan penataan, dan pengembangan ternak

ikan saya ikut

Ikut terus kegiatan selama pelaksanaanya. Kan ini tergantung bagaimana kita

memanfaatkan pekarangan milik sendiri.

Saya ikut terus selama penyuluhan dan pelatihan.

Petani mengikuti penyuluhan dan pelatihan, mereka bertanya mengenai hal yang

tidak dimengertinya untuk selanjutnya diterapkan di pekarangan mereka sendiri.

Petani terlihat menikmeti pelatihan yang dilakukan, karena baanyak hal baru yang

dilatihkan di pelatihan pekarangan ini.

Saya kurang tahu mengenai kegiatan petani.

Petani berpartisipasi aktif.

Pertanyaan 12. partisipasi Anda dalam kegiatan pemantauan dan pemanfaatan hasil dari program pekarangan terpadu Keterlibatan petani dalam kegiatan pemanenan hasil

Keterlibatan petani dalam kegiatan pemanfaatan hasil dari pekarangan

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Pekarangan Terpadu No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

4.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Fajarudin L

Dipantau sendiri mbak, yang ngetur kan juga saya sendiri. Tapi kadang PPL juga

datang untuk mengecek perkembangannya. Hasilnya dimanfatakan sendiri, untuk

konsumsi sendiri. Sebagian juga dijual di pasar.

Diawasi sendiri mbak, hanya kadang PPL bertanya mengenai perkembangan

pekarangannya. Manfaatnya juga buat keluarga sendiri, unyuk makan dan dijual..

Semuanya dilakukan saya sendiri mbak.

Diawaasi sendiri.hasilnya juga buat keluarga sendiri, buat tetangga juga dan dijual

ke pasar.

Semua petani aktif dalam

kegiatan pemantauan dan

evaluasi. Karena semua

keberhasilan yang

menentukan adalah petani

sendiri sebagai pihak yang

akan memenfaatkan

hasilnya. PPl hanya

mendatangi beberapa

pekarangan untuk

dipantau.

Page 173: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

PPL tidak mengawasi sampai ketempat saya, jadi yang ngawasi dan

memanfaatkan ya saya sendiri.

Sendiri semuanya. Kan untuk kebutuhan keluarga sendiri juga.

Dilakukan sendiri, PPL tidak ikut. Hanya kadang ditanykan pada waktu bertemu/

pada waktu penyuluhan.

Semuany saya lakukan sendiri dengan keluarga.

Suamu, dan keluarga sendiri yang mengawasi dan mengevaluasi keadaan

pekarangan kami.

Sendiri yang melakukan. Tanpa ada bantuan nhu.

Petani sendiri yang melakukan, terkadang PPL juga mendatangi rumah masing-

masing.

Saya hanya mengmantau saja kadang2, semuanya tetap tergantung dari petani

sendiri.

Petani sendiri yang melakukannya. PPl juga iya. Pemerintah juga sebaiknya iya,

tapi belum terlaksnaa sampai sekaranga ini.

Petani sendiri yang melakukannya..

D. PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pertanyaan 13. Penyuluhan

Apa manfaat yang Anda peroleh dari kegiatan penyuluhan mengenai pekarangan terpadu?

Apakah Anda mengikuti kegiatan penyuluhan?

Ya/Tidak, jika ya berapa kali anda mengikutinya?

Jika tidak, mengapa Anda tidak mengikutinya? No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

3.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

11 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Suratman

Ikut penyuluhan sering. Bisa tambah pengetahuan.

Saya ikut terus mbak. Penyuluhan pekarangan terpadu kan berengan dengan

penyuluhan materi lain, jadi maslah yang dibahas banyak sekali.

Bisa mengetahui pengembangaan ternak dan ikan yang baik. Bisa mengetahui

Semua petani aktif dalam

kegiatan penyuluhan.

Petani juga memberikan

pendapat dan tanggapan

terhadap materi yang

diberikan dengan diskusi..

Page 174: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

10 Maret 2010

12 Maret 2010

11 Maret 2010

10 Maret 2010

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

maslah baru.

Ikut. Bisa tukar pendapat mengenai intensifikasi pekarangan dan modal juga

dengan teman-teman.

Ikut. Bisa silaturahmi, bisa dapat ilmu baru lagi.

Kadang-kadang ikut.

Kadang-kadang ikut. Disesuaikan dengan keadaan kesehatan saya mbak.

Jarang ikut. Karena banyak pekerjaan juga diluar.

Ikut, kan bisa tambah pengetahuan dan pengalaman.

Ikut terus.

Banyak yang ikut dan mereka antusia mengikutinya, dengan saling bertanya dan

memberikan pendapat.

Partisipasi petani sudah aktif, karena banyak yang bertanya pada waktu

penyuluhan., tidak hanya diam saja.

Kurang tahu.

Petani aktif

Pertanyaan 14. Pelatihan

Penataan Pekarangan

Pengembangan ternak

Pengembangan perikanan

Pemilihan tanaman pekarangan

No. Pelaksanaan

Wawancara

Subyek/Informan Hasil Wawancara Rangkuman

1.

2.

13 Februari 2010

21 Maret 2010

Lilis

Siswo Suwono

Ikut pelatihannya. Ikut membantu dalam prakteknya. Selanjutnya saya lakukan

sendiri di rumah..

Saya ikut terus mbak. Biar mengetahui mengenai penataan lahan, pengembangan

ikan dan ternak juga. Karena itu ribet menurut saya..

Semua petani aktif dalam

kegiatan pelatihan. Dan

selanjutnya petani

menerapkan apa yang

dilakukan di pelatihan

pada pekarangannya

Page 175: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

14.

11 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

10 Maret 2010

10 Maret 2010

11 Maret 2010

12 Maret 2010

12 Maret 2010

21 Maret 2010

Suratman

Fajarudin L

Sri Nuryani

Wariyo

Abdul Mukti

Encik

Puji

Mursiyo

Siswo Hartono

Sunaryo

Giyanto

Daryoto

Bisa mengetahui pengembangaan ternak dan ikan yang baik. Bisa mengetahui

maslah baru.

Ikut pelatihannya. Ikut membantu dalam prakteknya. Selanjutnya saya lakukan

sendiri di rumah..

Ikut donk. Kan saya kurang tahu kalau tidak di praktekkan seperti itu.

Ikut pelatihannya. Ikut membantu dalam prakteknya. Selanjutnya saya lakukan

sendiri di rumah..

Kadang-kadang ikut. Disesuaikan dengan keadaan kesehatan saya mbak.

Ikut pelatihannya. Ikut membantu dalam prakteknya. Selanjutnya saya lakukan

sendiri di rumah..

Ikut, kan bisa tambah pengetahuan dan pengalaman.

Ikut terus.

Banyak yang ikut dan mereka antusia mengikutinya, dengan saling praktek dan

mencoba melakukannya..

Petani bekerjasama dalam melakukannya. Dan seling membantu untuk mencoba.

Dan selanjutnya untuk diterapkan di pekarangan sendiri.

Kurang tahu.

Petani antuasias.

sendiri.

Page 176: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

TRIANGULASI METODE

PENELITIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN

NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

No Tanggal Subyek/

Informan

Wawancara Observasi Dokumen Keterangan

1. 23 Agustus

2009

Bapak Siswo

Hartono

Program yang ada

Rumah Ketua Gapoktan

(Bapak Siswo Hartono)

Hasil pelatihan

pembuatan pupuk

organic di rumah Bapak

Siswo Hartono dan

dokumen PUAP juga.

Pedoman FMA

dan PRA

Proposal Program

pertanian terpadu

PUAP sudah dilaksanakan dan sedang

berlangsung, SLPTT pada bulan November.

Pekarangan terpadu baru dirintis, evaluasi belum

dilakukan dari pemerintah desa.

Pekarangan percontohan yang di tunjuk tingkat

desa di rumah ibu Lilis Sambeng III.

2. 25 Agustus

2009

Bapak

Sunaryo

Kegiatan Program

Pertanian terpadu

SLPTT

Kegiatan ubinan

SLPTT dilakukan

bersama petani.

Data pelaporan

SLPTT

Komoditas yang di budidayakan di pekarangan:

Ternak-Besar, Ternak Kecil, Ikan, Tanaman obat,

Hortikultura(Sayur dan Buah)

3. 21

November

2009

Sekretaris

Desa

Mengetahui program

pembangunan Desa

Kelurahan Desa

Sambirejo

Monografi Desa

Profil Desa

Kegiatan pertanian yang mengetahui secara

lengkap adalah kepada Bapak Giyanto selaku

Kepala Urusan Pembangunan.

4. 02

Desember

2009

Ibu Lilis Survey dan

wawancara mengenai

pekarangan terpadu

Rumah

ibu Lilis

Denah lahan

pekarangan

Pekarangan bu Lilis merupakan lokasi

percontohan yang dipilih dari beberapa

pekarangan sebagai contoh pekarangan terpadu

yang nantinya akan di lombakan di tingkat

kabupaten.

PPL sering melihat kelokasi pekarangan milik Bu

Lili, selain itu juga dari penyuluh perikanan

kabupaten memantau perkembangan dari ikan lele.

Peneliti di beritahu mengenai petani sekitar Bu

Lilis yang juga sedang melaksanakan program ini

antara lain ibu Puji, Bapak Triman, Bapak

Wagino.

Bu Lilis merupakan ketua kelompok wanita tani

Dusun Sambeng III, anggota gapoktan, ketua

kelompok Dasa Wisma dan ketua PKK Dusun

Sambeng III, anggota kelompok tani, anggota

kelompok ternak unggas dsb.

Lampiran 8

Page 177: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

2. 13 Februari

2010

Bu Lilis Wawancara dengan

Bu Lilis selaku ketua

kelompok wanita tani

Rumah Bu Lilis Agenda Kelompok

Wanita Tani

Dusun Sambeng

III

Wawancara dilakukan selama 90 menit Partisipasi masyarakat petani anggota KWT, Dasa

Wisma dan Kelompok tani :

# Dalam menghadiri kegiatan penyuluhan: Aktif

(banyak yang datang)

# Tapi yang melaksanakan belum sepenuhnya,

karena alasan diatas.

# Penyuluh hanya membina dalam penataan

penanaman dan pembuatan kolam. Tapi yang

melakukan semuanya dari pihak keluarga

petani sendiri.

# Penyuluh melakukan penyuluhan setiap bulan

sekali

# Penyuluh memonitoring kadang2 untuk

melihat perkembangan tanaman dan

membantu petani mengenai perkembangan

tanaman dan ternak serta ikan.

# Hasil dari pekarangan

Di konsumsi sendiri dan untuk tetangga

sekitar rumah

Jika jumlahnya banyak, dijual ke pasar

tradisional desa.

Tanaman keras digunakan sebagai

pelindung dan merupakan tanaman

tahunan sebagai asset masa depan.

kotoran ternak di manfaatkan sebagai

pupuk organik bersama dengan kompos.

Kendala dalam melaksanakan pekarangan terpadu:

# Luas pekarangan yang sempit dan halaman

yang di semen.

# Kurangnya akses pada bibit tanaman yang

akan ditanam

# Tingkat perekonomian keluarga yang rendah

# Pekerjaan sebagai petani yang lebih banyak

menyita waktu untuk di sawah dibanding

Page 178: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

dirumah.

# Jumlah anggota keluarga yang sedikit,

sehingga tenaga kerja keluarga untuk

mengurusi pekarangan kurang.

3. 26 Februari

2010

Bapak Siswo

H

Wawancara dengan

Bapak Siswo

Hartono selaku ketua

Gapoktan Desa

Sambirejo

Rumah Bapak Siswo

Hartono

Dokumen

Kelompok tani

Desa Sambirejo

Dokumen anggota

Gapoktan Desa

Sambirejo

Wawancara dilakukan selama 20 menit Pelaksana program pekarangan terpadu di

beberapa kelompok tani antara lain adalah Bapak

Siswo suwono, Bapak Nemu, Bapak Abdul Mukti,

Bapak Fajarudin, Ibu Lilis, Bapak Mursiyo.

Data anggota Gapoktan ada 20 anggota

Data kelompok tani di Desa Sambirejo ada 9

Kelompok tani

4. 28 Februari

2010

Bu Lilis Wawancara dengan

Ibu Lilis

Rumah Bu Lilis - Wawancara dilakukan selama 60 menit

Tujuan melaksanakan pekarangan terpadu ini

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Luas lahan pekarangan : Sekitar 0,5 Ha

Komoditas yang di budidayakan di

pekarangan a. l kelapa, mangga, sawo, jambu

air, kelengkeng, duku, duren, nangka, pisang,

jeruk nipis, rambutan, sukun, belimbing,

srikaya, kedondong. Sedangkan untuk

tanaman sayuran antara lain: kacang panjang,

cabai, salam, pandan, tomat, mentimun, ubi

kayu, ubi jalar, terung. Sedangkan tanaman

obat-obatan yang di budidayakan antara lain:

daun dewa, kunyit, temu giring, gingseng

jawa, mahkota dewa, kumis kucing, daun

sirih, lengkuas, dan lain sebagainya.

Jenis ternak yang dibudidayakan antara lain:

Ayam, itik, kelinci.

Jenis Ikan : Ikan Lele dumbo

Kolam : Permanen ( 6 buah Kolam ) ukuran

4x5

Kolam terpal

Penataan ruang penanaman di pekarangan di

lakukan sendiri oleh pemilik pekarangan dan

di bantu di arahkan oleh penyuluh pertanian

Page 179: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Bapak Sunaryo.

Mulai penanaman tanaman pada pekarangan:

Sudah lama, dan sekarang komoditasnya

ditambahi dan mulai di tata agar lebih rapi 5. 7 Maret

2010

Bapak Siswo

Hartono

Mencari data

kelompok tani

pelaksana

pekarangan terpadu

dengan Ketua

Gapoktan

Rumah Bapak Siswo

Hartono

Data pengurus

Gapoktan

Daftar inventeris

kelompok tani

Profil kelompok

tani desa sambirejo

Data pengurus

kelompok tani di

Desa Sambirejo

Peta Desa

Sambirejo

Wawancara dilakukan selama 20 menit

Kelompok tani yang sudah melaksanakan

antara lain: Kelompok tani Sentul sari, Al-

Barokah, dan Dadi manunggal.

Pertemuan Gapoktan dnan seluruh kelompok

tani di adakan setiap bulan pada tanggal 15.

Anggota kelompok wanita tani yang

melaksanakan adalah ibu Puji, ibu Nuryani,

dan yang jelas ibu Lilis.

6. 10 Maret

2010

Ibu Lilis Wawancara Bu Lilis

dan observasi di

pekarangan milik Ibu

Lilis.

Rumah ibu Lilis - Wawancara dilakukan selama 90 menit

mengenai produktivitas lahan pekarangan

yang di peroleh dari tanaman, ternak dan ikan.

Pendapatan yang di peroleh selama

melaksanakan pekarangan terpadu relative

tinggi minimal mampu mencukupi kebutuhan

konsumsi keluarga. Bapak

Fajarudin

Wawancara dengan

Bapak Fajarudin dan

observasi di

pekarangan milik

Bapak Fajarudin

Rumah Bapak

Fajarudin

- Wawancara dilakukan selama 45 menit

Lokasi pekarangan Bapak Fajar cukup luas,

namun tanaman yang ditanami belum begitu

beragam. Sebagian

Ibu Sri

Nuryani

Wawancara dengan

Ibu Sri Nuryani dan

observasi di

pekarangan milik Ibu

Sri Nuryani

Rumah Ibu Sri Nuryani - Wawancara dilakukan selama 30 menit

Beliau merasakan manfaat dari mengikuti

organisasi lokal seperti kelompok wanita tani

dan PKK.

Hasil dari panen ikan dan tanaman sayuran

dari pekarangan hanya dimanfaatkan untuk

konsumsi keluarga sendiri, sebagian juga di

berikan kepada tetangga.

Pekarangan Ibu Sri Nuryani tidak begitu luas,

tapi mengelilingi rumah dengan di Tanami

berbagai tanaman dan juga kolam ikan

Page 180: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

berukuran 2x3 di depan rumah. Bapak Wariyo Wawancara dengan

Bapak Wariyo dan

observasi di

pekarangan milik

Bapak Wariyo

Rumah Bapak Wariyo - Wawancara dilakukan selama 45 menit

Bapak

Sunaryo

Wawancara dengan

Bapak Sunaryo

Rumah Bapak Sunaryo - Wawancara dilakukan selama 30 menit karena

Bapak PPL hendak pergi menghadiri kegiatan

pengubinan di desa lain.

Pekarangan terpadu ini bisa di siasati dengan

menerapkan penanaman pekarangan

menggunakan hidroponik dan penanaman

vertikal untuk tanaman sayur2an

Penanaman dengan membudidayakan

tanaman pagar untuk melindungi rumah dari

debu 11 Maret

2010

Bapak Abdul

Mukti

Wawancara dengan

Bapak Abdul M dan

observasi pekarangan

Rumah Bapak Abdul M Wawancara dilakukan selama 60 menit

Memelihara rerumputan di lahan pekarangan

agar terlihat hijau dan juga bisa digunakan

sebagai pakan ternak. 12 Maret

2010

Ibu Sri

Nuryani

Wawancara dengan

Ibu Sri Nuryani

observasi pekarangan

Wawancara dilakukan selama 45 menit

Hasil dari tanaman sayuran dan buah hanya di

konsumsi keluatga dan tetangga, bahkan tidak

di jual ke pasar. Karena hasilnya pun tidak

seberapa, banyakan di minta tetangga. Ibu Puji Wawancara dengan

Ibu Puji dan

observasi pekarangan

Wawancara dilakukan selama 70 menit

Hasil produktivitas yang diperoleh dari

pekarangan relative tinggi, sebagian di jual di

pasar, tapi juga kebanyakan dikonsumsi

sendiri.

Lahan pekarangan millik bu Puji cukup luas,

dan sebagian besar di tanami tanaman sayur

dan buah-buhan seperti mangga, sawo, jambu

air dan rambutan. Bapak Encik Wawancara dengan

Bapak Encik

observasi pekarangan

Wawancara dilakukan selama 45 menit

Selama ini, lahan pekarangan saya atur

sendiri. Letak2 tanaman dan kolam saya atur

Page 181: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

sendiri. Penyuluh tidak pernah datang ke

pekarangan saya. 20 Maret

2010

Bapak

Daryoto

Wawancara dilakukan selama 30 menit

Penanggungjawab program ini sebenarnya ada

pada pemerintah desa karena program ini di

usulkan dari pemerintah pusat dan juga PPL

hanya ditunjuk sebagai pendamping program

ini. Bapak

Sunaryo

Wawancara dilakukan selama 30 menit

Pelaksanaan program dimulai pada tahun

2008 dengan melibatkan Pemerintah Desa

Sambirejo dan juga PPL Kecamatan Ngawen. Bapak

Giyanto

Wawancara dilakukan selama 25 menit

Dari pemerintah desa selama ini belum

melaksanakan evaluasi secara langsung,

melainkan melalui perantara PPL desa Bpak

Sunaryo. 21 Maret

2010

Bapak

Mursiyo

Wawancara dengan

Bapak Mursiyo dan

observasi pekarangan

Wawancara dilakukan selama 50 menit

Keadaan pekarangan yang sangat banyak

dengan ternak ayam, kembing, sapi dan ikan

serta tanaman pekarangan yang cukup banyak.

Ibu dan anak-anak juga sering bantu di

pekaarangan. Bapak Siswo

Suwono

Wawancara dengan

Bapak Siswo

Suwono dan

observasi pekarangan

Wawancara dilakukan selama 60 menit

Pekarjaan disawah sangat menyita waktu,

sehingga untuk memelihara pekarangan juga

agak terhambat, kalau waktu penataan dulu

diluangkan waktunya tapi sekarangan hanya

abu dan anak yang merawat. 25 Maret

2010

Bapak

Giyanto

Wawancara dengan

Bapak Giyanto dan

selaku Kaurbang

desa Sambirejo

Wawancara dilakukan selama 30 menit

Pemerintah yang mengusulkan program

pertanian terpadu ini, tapi yang buat

perencanaannya ya dari petani sendiri,

khususnya PPL dan gapoktan yang nantinya

dibagikan kepada seluruh kelompok tani di

Desa Sambirejo.

Pemerintah sekarang sedang banyak gawean

Page 182: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

di pembangunan jalan, lomba Desa dan juga

perbaikan birokrasi pemerintahan, dan

program pertanian lain yang menyangkut

biaya dari pemerintah pusat. Kalau pekarngan

terpadu kan pakai modal petani sendiri, jadi di

serahkan kepatani biar mandiri dan PPL

sebagai pendampingnya. Lagian ini kan

pemberdayaan masyarakan, biar petani

mandiri.

Page 183: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Gambar 2 pekarangan yang ditanami tanaman buah-buahan

Gambar 1 Halaman Belakang pekarangan yang ditanami

bermacam-macam tanaman

Lampiran 10

Page 184: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Gambar 4 Kolam Permanen Ikan Lele di Pekarangan

Gambar 3 Kolam terpal Ikan Lele di Pekarangan

Page 185: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Gambar 5 Wawancara dengan Bapak Fajarudin dan Ibu Titik di Rumah

Gambar 6 Wawancara dengan Ibu Lilis di halaman depan rumah

Page 186: SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI …/Pemberd… · Pencanangan program pertanian terpadu pada tahun 2008 yang disetujui oleh Dinas Pertanian Gunungkidul diharapkan untuk direalisasikan

Gambar 7 Halaman Depan pekarangan ditanami tanaman hias

Gambar 8 Kandang Ayam di Pekarangan