pemberdayaan kantor pertanahan …/pemberd… · penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara...

83
PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH DI KABUPATEN BOYOLALI Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Yoga Fernandes NIM. E0008259 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: tranphuc

Post on 29-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN

BOYOLALI SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA TANAH DI KABUPATEN BOYOLALI

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Yoga Fernandes

NIM. E0008259

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

i

PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN

BOYOLALI SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA TANAH DI KABUPATEN BOYOLALI

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Yoga Fernandes

NIM. E0008259

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

v

ABSTRAK

Yoga Fernandes. 2012. PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH DI KABUPATEN BOYOLALI. Fakultas Hukum UNS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, serta untuk mengetahui Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan, dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berasal dari sumber data primer yaitu hasil wawancara dengan pegawai negeri sipil di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Sumber data sekunder berasal dari literatur, buku-buku ilmiah, makalah/hasil ilmiah para sarjana, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut: penerimaan pengaduan, penelitian masalah, mediasi, menentukan opsi yang dipilih, serta formalisasi kesepakatan yang dipilih. Kendala-kendala dalam pelaksanaan mediasi berasal dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, dari para pihak, dan dari putusan mediasi itu sendiri. Demikian halnya dengan solusi terkait pelaksanaan mediasi, masih berasal dari ketiga kategori tersebut. Kata kunci: Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, sengketa pertanahan,

mediasi, kendala dan solusi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

vi

ABSTRACT

Yoga Fernandes. 2012. EMPOWERING BOYOLALI LAND OFFICE AS THE MEDIATOR ON LAND DISPUTE RESOLUTION IN BOYOLALI. Faculty of Law UNS.

This study aims to know clearly about the land dispute mediation by the Boyolali Land Office, and also to find out the obstacles in land dispute mediation, and find what is the best solution to overcome that obstacles..

This study uses empirical legal research is descriptive with qualitative approach. Data resources based on primary data sources that come from interviews with civil servants at the Boyolali Land Office. Secondary data sources come from the literature, scholarly books, papers / scientific results of the scholars, and documents relating to the object of research.

From the results of research and discussion can be concluded that the land dispute mediation by Boyolali Land Office is as follows: receiving complaint, problem research, mediation, assessing settlement options, and formalizing settlement. The obstacles of mediation come from Boyolali Land Office, each parties, and from mediation verdict it selves. And so it is with solution of the obstacle from land dispute mediation. Key words: Boyolali Land Office, land dispute, mediation, obstacle and solution

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

yang telah diberikan kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini dari awal dan

akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI

SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH DI

KABUPATEN BOYOLALI”.

Skripsi ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan mediasi sengketa

pertanahan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali serta kendala apa saja

yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan mediasi

sengketa pertanahan, dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi kendala-

kendala tersebut.

Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis banyak mengalami hambatan dan

kesulitan, tetapi atas bantuan, dorongan dan dukungan dari semua pihak yang

telah banyak membantu, akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

antara lain kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Pius Triwahyudi, S.H, M.Si., selaku Ketua Bagian Hukum

Administrasi Negara.

3. Bapak Purwono Sungkowo Raharjo, S.H., selaku pembimbing skripsi

dalam penelitian hukum ini yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan

petunjuk, bimbingan maupun motivasinya kepada penulis hingga

terselaikannya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Supanto, S.H.,M.Hum selaku pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada Penulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

viii

6. Karyawan dan Staff Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah membantu kelancaran perkuliahan.

7. Bapak Samodra Yogalelana, S.H, bapak Suprayogo, bapak Hartadi,APthn,

bapak Kasinem, serta bapak Tjahjo Tri Rahardjo selaku pegawai Seksi

Sengketa, Konflik dan Perkara di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

yang selalu bersedia membimbing penulis dan telah banyak membantu

serta memberikan izin untuk melakukan penulisan.

8. Ibuku tercinta, Almarhum Ayah yang selalu ku banggakan, adik-adikku

serta keluarga besar penulis atas dorongan moril maupun spirituil

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman di Riau, khususnya alumni SDN 004 Tembilahan, MTsn

094 Tembilahan, dan SMAN 1 Teluk Kuantan.

10. Teman-teman Fakultas Hukum UNS.

11. Sahabat-sahabat karibku mas Ari, mas Yayak, mas Roris, mas Lukman,

mas Yuhdi dan Dedi. Sahabat seperjuangan di FOSMI, BEM FH UNS,

DEMA UNS, serta di Ikatan Keluarga, Pelajar, dan Mahasiswa Riau

Surakarta (IKPMRS).

12. Seorang yang tercinta, terkasih dan selalu memberikan semangat, Ardela

Distri Dinani, nothing gonna change my love for you.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu, Semoga Allah SWT membalas

kebaikan pada kita semua. Amin.

Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat

pada pihak-pihak yang berkepentingan. Dan demi kesempurnaan penulisan

Skripsi ini, segala sumbangan pemikiran dan kritik yang membawa kebaikan

dengan senang hati penulis perhatikan.

Surakarta, Agustus 2012

YOGA FERNANDES

E0008259

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ... iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

E. Metode Penelitian ............................................................................... 7

F. Sistematika .......................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12

A. Kerangka Teori ................................................................................... 12

1. Tinjauan Umum Tentang Pemberdayaan .................................. 12

a. Pengertian Pemberdayaan ..................................................... 12

2. Tinjauan Umum Tentang Mediasi.............................................. 13

a. Pengertian Mediasi ................................................................ 13

b. Pendekatan Mediasi ............................................................... 16

c. Prinsip-prinsip Mediasi ......................................................... 19

d. Jenis Negosiasi ....................................................................... 26

e. Tipe Mediator ........................................................................ 27

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

x

3. Tinjauan Tentang Sengketa Pertanahan .................................... 30

a. Pengertian Sengketa Pertanahan ........................................... 30

b. Sifat Permasalahan Sengketa Pertanahan ............................ 31

c. Bentuk-bentuk Sengketa Pertanahan .................................... 31

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 33

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 35

A. Pelaksanaan Mediasi Sengketa Pertanahan oleh Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali ......................................................... 35

1. Penelitian Permasalahan ............................................................ 35

2. Kompetensi para Pihak ............................................................... 36

3. Musyawarah ................................................................................ 37

a. Persiapan ............................................................................... 39

b. Memulai Mediasi ................................................................... 42

c. Menyamakan Pemahaman dan Menetapkan Agenda

Musyawarah ........................................................................... 45

d. Identifikasi Kepentingan ...................................................... 48

e. Generalisasi Opsi-opsi para Pihak ....................................... 51

f. Penentuan Opsi yang Dipilih ............................................... 53

g. Negosiasi Akhir .................................................................... 54

h. Formulasi Kesepakatan Penyelesaian Sengketa ................. 56

B. Kendala-kendala yang Dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali dalam Pelaksanaan Mediasi Sengketa Pertanahan, serta

Solusi untuk Mengatasi Kendala-kendala tersebut ............................ 57

1. Kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali dalam Pelaksanaan Mediasi Sengketa Pertanahan .. 57

2. Solusi untuk Mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Mediasi

Sengketa Pertanahan ................................................................. 61

BAB IV PENUTUP................................................................................................

A. Simpulan .............................................................................................. 64

B. Saran .................................................................................................... 66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

xi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Jumlah Pokok Permasalahan ............................................................. 48

Tabel 2: Jumlah Kasus berdasarkan Tipologi................................................... 48

Tabel 3: Jumlah penyelesaian kasus pertanahan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali ............................................................................................... 54

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ..................................................................... 33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta kepada Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.

Lampiran 2 : Surat keterangan penelitian dari Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan manusia tidak dapat terpisahkan dengan keberadaan manusia

lainnya, khususnya ketika mereka telah mengenal pergaulan dalam kehidupannya.

Mereka saling membutuhkan dan ditakdirkan tidak dapat hidup tanpa bantuan

manusia atau makhluk hidup lainnya, inilah mengapa manusia disebut juga

sebagai makhluk sosial atau zoon politicon. Karena keberadaannnya tersebut

maka setiap saat dalam menyelenggarakan kehidupan dan penghidupannya,

mereka selalu berinteraksi satu sama lain. Dalam keadaan demikianlah seringkali

terjadi persinggungan bahkan benturan kepentingan antar manusia tersebut, yang

tidak jarang berubah menjadi sengketa dan atau konflik yang tajam.

Agar tata kehidupan masyarakat dapat berlangsung secara harmonis,

diperlukan suatu perlindungan terhadap penyelenggaraan kepentingan manusia.

Hal ini dapat terwujud apabila terdapat suatu pedoman, norma, kaedah, ataupun

patokan yang dipatuhi oleh mereka. Gangguan terhadap kepentingan yang dapat

memunculkan sengketa dan atau konflik harus dicegah atau tidak dibiarkan

berlangsung secara terus menerus, karena akan mengganggu keseimbangan

tatanan masyarakat. Manusia akan selalu berusaha agar tatanan masyarakat dalam

keadaan seimbang, karena keadaan tatanan tersebut menciptakan suasana tertib,

damai, aman, yang merupakan jaminan kelangsungan hidupnya (Sudikno

Mertokusumo, 1991: 4).

Demikian juga terhadap penyelenggaraan kepentingan manusia yang

berkaitan dengan kebutuhan akan tanah, dalam kehidupan sehari-hari banyak

dijumpai permasalahan-permasalahan pertanahan yang memerlukan penanganan

yang serius. Bagi bangsa Indonesia, tanah mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam rangka penyelenggaraan hidup dan kehidupan manusia. Di lain

pihak, bagi negara dan pembangunan, tanah juga menjadi modal dasar bagi

penyelenggaraan kehidupan bernegara dalam rangka integritas Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) dan sebagian besar untuk mewujudkan kemakmuran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

2

rakyat sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pernyataan bahwa tanah dipergunakan untuk kemakmuran rakyat juga dipertegas

kembali dalam Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau disebut juga UUPA. Sebagai roadmap

dari pengaturan pertanahan nasional, di dalam UUPA disebutkan bahwa:

Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari negara tersebut pada ayat (2) Pasal ini digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena kedudukannya yang demikian itulah penguasaan, pemilikan,

penggunaan maupun pemanfaatan tanah perlu memperoleh jaminan perlindungan

hukum dari pemerintah.

Perlindungan hukum dapat diberikan apabila terdapat kepastian hukum

akan hak tanah yang bersangkutan. Kepastian hukum adalah suatu kondisi dimana

kenyataan yang manifest (das sein) sesuai dengan kondisi yang diharapkan (das

sollen). Implementasinya di bidang pertanahan adalah suatu jaminan terhadap

produk-produk pertanahan yang dijamin kebenarannya. Ini berarti data yang

termuat di dalam produk-produk tersebut sesuai dengan kenyataan yang

sebenarnya di lapangan. Namun demikian jaminan kepastian hukum yang

didambakan tersebut seringkali tidak sesuai dengan harapan masyarakat, terbukti

dengan adanya sengketa atau permasalahan-permasalahan pertanahan yang

diadukan atas produk-produk dari pertanahan tersebut di atas. Di Indonesia

kepastian hukum ini sudah seharusnya ditujukan untuk melindungi masyarakat

khususnya mereka yang secara ekonomi masih lemah dan termarjinalisasi oleh

kuatnya cengkraman para kapitalis. Ini dimaksudkan untuk dapat mewujudkan

keadilan dalam bidang pertanahan, dan menghindari hilangnya akses untuk

meraih keadilan tersebut (Jacqueline A.C. Vel dan Stepanus Makambombu, 2010:

18). Berbagai pengaduan masalah pertanahan pada dasarnya merupakan suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

3

fenomena yang mempersoalkan kebenaran suatu kondisi hukum yang berkaitan

dengan pertanahan, yang berupa produk-produk pertanahan, riwayat perolehan

tanah, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, pembebasan

tanah dan sebagainya. Pendek kata, hampir semua aspek pertanahan dapat

mencuat menjadi sumber dan potensi sengketa pertanahan.

Untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan, sengketa maupun

konflik pertanahan yang berkembang, kualitas maupun kuantitas yang sudah tidak

relevan dari ketentuan Perundang-undangan yang ada perlu kebijakan untuk

menghadirkan peraturan perundang-undangan baru yang mengatur tentang konflik

pertanahan sesuai dengan kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang

penologi dan viktimologi yang dapat memberikan perlindungan hukum sesuai

dengan rasa keadilan hukum masyarakat (H. Hambali Thalib, 2009: 188).

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa semua permasalahan

memerlukan penyelesaian secara tuntas. Apalagi permasalahan di b idang

pertanahan yang karena keberadaannya, tanah mempunyai hubungan yang sangat

erat dengan hidup dan kehidupan manusia. Bermacam-macam lembaga yang

dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pertanahan tersebut, salah satunya

adalah Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) atau Mediasi. Masing-

masing lembaga penyelesaian sengketa pertanahan mempunyai keunggulan dan

kekurangan, demikian pula dengan mediasi.

Pilihan penyelesaian sengketa melalui cara perundingan/mediasi ini

mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan berperkara di muka pengadilan

yang tidak menarik dilihat dari segi waktu, biaya, dan pikiran/ tenaga. Di samping

itu, kurangnya kepercayaan atas kemandirian lembaga peradilan dan kendala

administratif yang melingkupinya, membuat pengadilan merupakan pilihan

terakhir untuk penyelesaian sengketa. Mediasi memberikan kepada para pihak

perasaan kesamaan kedudukan dan upaya penentuan hasil akhir perundingan

dicapai menurut kesepakatan bersama tanpa tekanan dan paksaan.

Lembaga mediasi di bidang pertanahan, meskipun sering dilakukan oleh

aparat Badan Pertanahan Nasional (BPN) namun dalam kenyataannya lembaga

tersebut belum tersosialisasi dengan optimal. Hal in i dikarenakan sebab-sebab

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

4

seperti pemahaman yang kurang tepat mengenai penyelesaian sengketa itu sendiri,

adanya kekurangpercayaan pada efektivitas pelaksanaan putusan mediasi dan

adanya kekhawatiran akan menimbulkan kerancuan dari pemanfaatan lembaga

arbitrase yang telah ada.

Atas dasar adanya kelebihan maupun kekurangan mediasi pertanahan

tersebut, perlu adanya suatu pengoptimalan fungsi mediator khususnya dari Badan

Pertanahan Nasional selaku pihak yang bersinggungan langsung dengan

masyarakat dan persoalan agraria untuk menyelesaikan permasalahan-

permasalahan seperti konflik dan sengketa pertanahan yang ada di daerah-daerah

seperti permasalahan dan sengketa tanah di Kabupaten Boyolali yang akan

diangkat o leh penulis dalam penelitian ini.

Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Boyolali

mempunyai luas sekitar 101.510,0965 Ha dengan berbagai jenis kontur tanah

(http://www.boyolalikab.go.id/). Dengan luas sebesar itu, bidang-bidang tanah di

Kabupaten Boyolali memiliki potensi yang besar untuk kepentingan ekonomi

maupun sosial. Potensi-potensi tersebut tentu saja seiring sejalan dengan potensi

konflik dan sengketa di dalamnya, mengingat nilai ekonomis dari bidang-bidang

tanah di Kabupaten Boyolali itu sendiri yang selalu meningkat berbanding lurus

dengan berjalannya waktu. Dari data yang ada, jumlah permasalahan dan kasus

pertanahan yang terjadi di Kabupaten Boyolali adalah sebanyak 13 (tiga belas)

kasus dalam kurun waktu 2011 saja, ini baru jumlah yang dilaporkan di Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali dan belum termasuk permasalahan lain yang

belum dilaporkan, yang jumlahnya bisa lebih besar dari data yang terlapor

(sumber: Sie. SKP Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali).

Berangkat dari kondisi dan data-data yang ada, sudah sewajarnya para

pemegang kepentingan terkait pertanahan di Kabupaten Boyolali, dalam hal ini

adalah Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk mengoptimalkan dan

memberdayakan peranannya sebagai mediator dalam penyelesaian sengketa-

sengketa pertanahan di Kabupaten Boyolali guna membantu masyarakat

mendapatkan keadilan secara win-win solution dengan all win result.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

5

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk menyusun dan

mengkaji lebih mendalam mengenai kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali sebagai mediator dalam penyelesaian sengketa tanah di Kabupaten

Boyolali dalam rangka pemberdayaan fungsi mediasi yang ada melalui sebuah

tulisan yang berjudul “PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN

KABUPATEN BOYOLALI SEBAGAI MEDIATOR DALAM

PENYELESAIAN SENGKETA TANAH DI KABUPATEN BOYOLALI”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas agar permasalahan yang ada dapat dibahas secara

lebih terarah dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan, penulis akan

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan oleh Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali dalam pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan, serta bagaimana

solusi terbaik untuk mengatasi kendala-kendala tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas sehingga dapat

memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Terdapat dua jenis tujuan

dalam suatu penelitian, yaitu tujuan obyektif dan tujuan subyektif. Tujuan

obyektif merupakan tujuan yang berasal dari tujuan penelitian itu sendiri,

sedangkan tujuan subyektif berasal dari penulis. Adapun tujuan obyektif dan

subyektif yang hendak dicapai dalam penelitian in i adalah:

1. Tujuan Obyektif

a. Mengetahui pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan oleh Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali.

b. Mengetahui Kendala-kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali dalam pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan, serta solusi

terbaik untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

6

2. Tujuan Subyektif

a. Memperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan bagi penyelesaian

penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

b. Menambah dan memperluas pengetahuan serta wawasan penulis di bidang

hukum pertanahan, dan sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori dan

pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah di Fakultas Hukum UNS.

D. Manfaat Penelitian

Penulisan suatu penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat yang

dapat diperoleh, terutama bagi bidang ilmu yang diteliti. Manfaat yang diperoleh

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum pada

umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.

b. Menambah referensi ilmiah di bidang hukum tentang pertanahan

khususnya dibidang mediasi sengketa pertanahan.

c. Penulisan hukum ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan

penulisan sejenis untuk selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran,

membentuk pola pikir ilmiah, sekaligus menerapkan ilmu yang telah

diperoleh.

b. Memberikan pemikiran alternatif yang diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan informasi dalam kaitannya dengan hal-hal yang

menyangkut permasalahan yang diangkat.

c. Hasil dari penulisan hukum ini diharapkan dapat membantu

pengembangan hukum terutama dalam penyelesaian sengketa pertanahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

7

melalui mediasi oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali di Kabupaten

Boyolali.

E. Metode Penelitian

Penelitian merupakan cara-cara ilmiah untuk memahami dan memecahkan

masalah sehingga didapatkan kebenaran ilmiah (Muhammad Idrus, 2009: 9).

Suatu penelitian ilmiah dapat dipercaya kebenarannya apabila disusun dengan

menggunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara kerja atau tata

kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran dalam disiplin ilmu

pengetahuan yang terkait. Metode adalah pedoman-pedoman, cara seorang

ilmuwan mempelajari dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapi

(Soerjono Soekanto, 2006:6).

Adapun hal-hal yang berkenaan dengan metode penelitian dalam

penelitian ini, penulis uraikan sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan jenis penelitian yang

tergolong dalam penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris adalah

penelitian yang pada awalnya meneliti data-data sekunder, untuk kemudian

dilanjutkan dengan data primer di lapangan terhadap masyarakat (Soerjono

Soekanto, 2006: 52).

2. Sifat Penelitian

Dalam penelitian hukum ini, penulis menggunakan penelitian hukum yang

bersifat deskriptif. Suatu penelitian yang bersifat deskriptif dimaksudkan

untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau

gejala-gejala lainnya, terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar

dapat membantu di dalam memperkuat teori-teori yang lama, atau di dalam

kerangka menyusun teori-teori yang baru (Soerjono Soekanto, 2006: 10).

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode

pendekatan kualitatif. Adapun pendekatan penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

8

dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy J. Maleong, 2007: 6).

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.

5. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Data yang diperoleh dari keterangan atau fakta langsung dan segera

diperoleh dari sumber-sumber data di lapangan. Data ini diperoleh di

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.

2) Data Sekunder

Data yang tidak diperoleh secara langsung, yaitu data yang mendukung

dan menunjang kelengkapan data primer melalui bahan kepustakaan,

majalah, buku-buku ilmiah dan lain sebagainya.

b. Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Pihak yang terkait secara langsung dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini pihak yang terkait yaitu: Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali.

2) Sumber Data Sekunder

Jenis data yang mempunyai hubungan yang erat dan secara langsung

mendukung sumber data primer yang diperoleh dari literatur, buku-

buku ilmiah, makalah/hasil ilmiah para sarjana, dan dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang

diinginkan oleh peneliti. Dengan ketetapan penggunaan teknik pengumpulan

data, maka data yang diperoleh akan sesuai dengan yang diinginkan.

Sebagaimana yang telah diketahui, di dalam penelitian ini teknik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

9

pengumpulan data yang digunakan penulis, yaitu studi dokumen dan

wawancara.

a. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka

Suatu metode untuk mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen

resmi, buku-buku, laporan, perundang-undangan, publikasi dari berbagai

organisasi dan bahan kepustakaan lainnya yang memiliki keterkaitan

dengan permasalahan yang diteliti.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Lexy J. Maleong,

2007: 186). Wawancara dimaksudkan untuk mengkonstruksi mengenai

orang, kejadian, perasaan, dan motivasi. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan metode wawancara digunakan untuk memperoleh data yang

tidak dapat diperoleh dengan cara pengamatan. Metode ini dilakukan

dengan percakapan formal yang menggunakan pedoman wawancara yang

bersifat baku. Wawancara bersifat depth interview (wawancara secara

mendalam), berstruktur maupun tidak berstruktur, menggunakan petunjuk

umum wawancara dan dimungkinkan dalam kondisi tertentu

menggunakan wawancara pembicaraan informal dan tertutup, dilakukan

langsung kepada pihak terkait yaitu Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali khususnya Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara.

7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menggunakan teknik analisis

data berupa model analisis interaktif (interactive model of analysis). Model

analisis interaktif yaitu data yang terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahap,

yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Model

analisis seperti ini dilakukan melalui suatu proses antar tahap-tahap, sehingga

data yang terkumpul akan saling berhubungan satu dengan yang lain dan

benar-benar merupakan data yang mendukung penulisan penelitian (HB.

Soetopo, 2002: 37). Ketiga tahap tersebut yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

10

a. Reduksi Data

Mereduksi data d itujukan untuk mempertegas, memperpendek,

memfokuskan, membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul dari

catatan dan pengumpulan data, serta mengatur sedemikian rupa sehingga

penarikan kesimpulan dapat dilakukan.

b. Penyajian Data

Merupakan berbagai informasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan

penelitian dapat dilakukan, sajian data dapat meliputi berbagai jenis

matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan atau tabel.

c. Penarikan Kesimpulan

Upaya menarik kesimpulan dari semua hal yang terdapat dalam reduksi

data dan sajian data, dimana sebelumnya data diuji likuiditasnya agar

kesimpulan menjadi leb ih kuat (HB. Soetopo, 2002: 96).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam 4 (empat) bab,

yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan, dan penutup. Secara rinci,

sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab in i berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika

penelitian, dan jadwal penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis memaparkan sejumlah landasan teori yang

berkaitan erat dengan masalah yang diangkat. Tinjauan pustaka

dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Kerangka teori yang berisikan tentang tinjauan mengenai

pemberdayaan, mediasi dan sengketa pertanahan.

2. Kerangka pemikiran yang berisikan tentang gambaran alur

berpikir berupa konsep yang akan dijelaskan dalam penelitian

ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

11

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan berkaitan

dengan rumusan masalah yang ada, yaitu pelaksanaan mediasi

sengketa pertanahan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

dan Kendala-kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali dalam pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan, serta

solusi terbaik untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari hasil

penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, serta memberikan

saran berkaitan dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Pemberdayaan

a. Pengertian Pemberdayaan

Ife mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata

“empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa),

kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya. Segala potensi yang dimiliki

oleh pihak yang kurang berdaya itu ditumbuhkan, diaktifkan,

dikembangkan sehingga mereka memiliki kekuatan untuk membangun

dirinya (J. Ife, 1995).

MacArdle mengartikan pemberdayaan sebagai proses pengambilan

keputusan oleh orang-orang secara konsekuen melaksanakan keputusan

itu. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan

melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih

diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,

keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa

tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal (J. McArdle, 1989:

47-54).

Pemberdayaan dapat diartikan sebagai suatu pelimpahan atau

pemberian kekuatan (power) yang akan menghasilkan hierarki kekuatan

dan ketiadaan kekuatan, seperti yang dikemukakan Simon dalam

tulisannya tentang Rethinking Empowerment. Simon menjelaskan bahwa

pemberdayaan suatu aktivitas refleksi, suatu proses yang mampu

diin isiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang mencari

kekuatan atau penentuan diri sendiri (self-determination). Sementara

proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-

sumber dan alat-alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat

meningkatkan kehidupannya. Pemberdayaan merupakan sistem yang

berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisik. Dengan demikian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

13

pemberdayaan bukan merupakan upaya pemaksaan kehendak, proses yang

dipaksakan, kegiatan untuk kepentingan pemrakarsa dari luar, keterlibatan

dalam kegiatan tertentu saja, dan makna-makna lain yang tidak sesuai

dengan pendelegasian kekuasaan atau kekuatan sesuai potensi yang

dimiliki masyarakat (Barbara Levy Simon, 1987: 27-39).

Sulistiyani menjelaskan lebih rinci bahwa secara etimologis

pemberdayaan berasal dari kata dasar "daya" yang berarti kekuatan atau

kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan

dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau

kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan

dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum

berdaya. Berdasarkan beberapa pengertian pemberdayaan yang

dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya

pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau

memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada individu dan

masyarakat lemah agar dapat mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan

kebutuhan dan potensi serta masalah yang dihadapi dan sekaligus memilih

alternatif pemecahnya dengan mengoptimalkan sumberdaya dan potensi

yang dimiliki secara mandiri (www.damandiri.or.id/file/

dasminsiduipbbab2.pdf).

2. Tinjauan tentang Mediasi

a. Pengertian Mediasi

Mediasi merupakan suatu proses penyelesaian masalah melalui

negosiasi dengan bantuan pihak ketiga (mediator) yang netral (Maria SW

Sumardjono, 2008: 4). Netralitas disini dimaksudkan bahwa mediator

tidak mempengaruhi para p ihak dalam menentukan, menerima atau

menolak alternatif penyelesaian yang ditawarkan oleh masing-masing

pihak, karena mediator merupakan corong untuk menyampaikan

keinginan-keinginan para pihak dalam menyelesaikan masalahnya. Namun

dalam pelaksanaannya, netralitas tersebut tidak berlangsung secara kaku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

14

Untuk memperoleh titik temu penyelesaian masalah, seringkali mediator

harus melakukan intervensi terhadap penyampaian keinginan para pihak,

namun terbatas pada klarifikasi, informasi dan akomodasi kepentingan

para pihak yang dimaksud, tidak berkenaan dengan substansi penyelesaian

masalah.

Menurut Moore sebagaimana dikutip Maria D. Muga, mediasi

adalah intervensi terhadap suatu sengketa atau negosiasi oleh para pihak

ketiga yang dapat diterima, tidak berpihak dan netral yang tidak

mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan dalam membantu

para pihak berselisih dalam upaya mencapai kesepakatan secara sukarela

dalam penyelesaian permasalahan yang disengketakan (Maria D. Muga,

2008: 34).

Sementara itu H. Priyatna Abdurrasyid mengemukakan bahwa

mediasi merupakan suatu proses dimana sengketa antara dua pihak atau

lebih (apakah berupa perorangan, kelompok atau perusahaan) diselesaikan

dengan menyampaikan sengketa tersebut pada pihak ketiga yang mandiri

dan independen yang berperan untuk membantu para pihak untuk

mencapai penyelesaian yang dapat diterima atas masalah yang

disengketakan. Selain itu, dinyatakan pula bahwa mediasi merupakan tata

cara berdasarkan ‘iktikad baik’ dimana para pihak yang bersengketa

menyampaikan saran-saran melalui jalur yang bagaimana sengketa akan

diselesaikan oleh mediator. Melalui mediasi in i d imungkinkan kepada

mediator untuk memberikan penyelesaian yang inovatif melalui suatu

bentuk penyelesaian yang tidak dilakukan oleh pengadilan, akan tetapi

para pihak yang bersengketa memperoleh manfaat yang saling

menguntungkan (Priyatna Abdurrasyid, 2002: 43). Dalam mediasi, kondisi

politik, sosial dan ekonomi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pelaksanaannya. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang berpengaruh

terhadap mediasi dalam kaitannya hubungan berbangsa, seperti hubungan

keetnisan, kedekatan secara geografis, intrik politik, serta permasalahan

keuangan (Frederic S. Pearson, 2001: 283).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

15

Alternatif penyelesaian sengketa, termasuk mediasi merupakan

sekumpulan prosedur atau mekanisme yang berfungsi memberikan pilihan

atau suatu cara penyelesaian sengketa melalui bentuk alternatif agar

memperoleh putusan akhir dan mengikat para pihak (Priyatna

Abdurrasyid, 2002: 17). Alternatif penyelesaian sengketa ditujukan untuk

penyelesaian sengketa dan konflik dalam berbagai situasi dan kondisi,

seperti untuk kegiatan bisnis, keluarga, organisasi, perorangan, serta di

tingkat berbangsa dan bernegara sekalipun. Saat ini perkembangan

Alternatif penyelesaian sengketa sudah cukup pesat dengan berbagai

metode yang ada, dan perkembangan itu akan terus ada mengingat

teknologi yang ada sekarang memungkinkan melahirkan sesuatu yang baru

seperti penyelesaian sengketa secara online yang memudahkan para

pencari keadilan menemukan apa yang seharusnya ada dengan biaya dan

waktu yang akan semakin terjangkau (Tania Sourdin, 2007).

Gary Goodpaster dalam bukunya menyatakan bahwa mediasi

merupakan proses negosiasi penyelesaian masalah, dimana satu pihak luar,

tidak berpihak, netral, dan tidak bekerjasama dengan para pihak yang

bersengketa, untuk membantu mereka guna mencapai suatu kesepakatan

hasil negosiasi yang memuaskan. Istilah mediasi pada umumnya

digunakan untuk merujuk suatu proses resolusi sengketa di luar litigasi,

dimana satu pihak yang tidak terlibat sengketa mencampuri untuk

mengarah pada suatu penyelesaian (Gary Goodpaster, 1995: 241).

Sementara itu negosiasi yang merupakan salah satu instrumen dari

lembaga alternatif penyelesaian sengketa maupun mediasi adalah salah

suatu kegiatan untuk mempertemukan dua kepentingan atau lebih yang

saling bertentangan sehingga terdapat kesamaan persepsi dalam rangka

penyelesaian suatu masalah. Dengan demikian, kegiatan negosiasi adalah

mengupayakan para pihak untuk mencapai kata sepakat tentang

penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Penyelesaian masalah

melalui mediasi pada hakekatnya merupakan penciptaan komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

16

antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam permasalahan yang

bersangkutan.

Berdasarkan pengertian di atas, kedudukan mediator sangat

berperan dalam proses negosiasi yang bersangkutan. Tugasnya adalah

mengupayakan agar tercipta komunikasi di antara para pihak dan menjaga

mereka agar tetap dalam kerangka permasalahan yang hendak

diselesaikan. Pada hakekatnya segala permasalahan, terutama

permasalahan keperdataan dapat diselesaikan melalu i lembaga mediasi.

Oleh karena itu sebenarnya mediasi dapat menjadi salah satu alternatif

penyelesaian masalah, termasuk di bidang pertanahan.

Pada mediasi, penyelesaian suatu masalah lebih mengedepankan

kepuasan dari para pihak yang bersengketa. Dengan demikian

penyelesaian masalah itu harus mampu mengakomodasi kepentingan

mereka masing-masing.

“A dispute arise when two (or more) people (or group) perceive that their interest, needs, or goals are incompatible and seek to maximize fulfillment of their own interest, needs, or achievement of their own goals often at the expense of the others” (Anonim, bahan Alternative Dispute Resolution Training, FHUI-LRP-AusAid, 2003).

Berdasarkan pengertian d i atas, sebenarnya mediasi merupakan

suatu alternatif penyelesaian masalah yang dapat menjawab permasalahan

ketidakadilan maupun masalah ketimpangan, dengan pelaksanaannya yang

harus hati-hati karena untuk tercapainya tujuan penyelesaian secara ideal,

dan para pihak harus ditempatkan pada kedudukan yang sama dan

sederajat.

b. Pendekatan Mediasi

Menurut Sir Laurence Street yang dikutip dari bahan Alternative

Dispute Resolution Training, FHUI-LRP-AusAid, yang dimaksud

pendekatan (approach) disini adalah acuan yang digunakan dalam

penyelesaian sengketa melalui mediasi, yaitu dari sudut pandang mana

suatu sengketa diselesaikan. Untuk menciptakan kondisi masyarakat yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

17

harmonis, setiap permasalahan yang menyebabkan terganggunya

kehidupan masyarakat harus dipulihkan dalam keadaan semula (restitutio

in integrum), dengan berpedoman pada norma-norma atau kaidah-kaidah

yang berlaku. Namun demikian penyelesaian suatu masalah atau sengketa

tidak selalu harus dilakukan dengan pendekatan norma atau kaidah hukum.

Hal ini untuk lebih memberikan bobot kemanfaatan penyelesaian sengketa

yang bersangkutan (Anonim, bahan Alternative Dispute Resolution

Training, FHUI-LRP-AusAid, 2003).

Dengan memberikan bobot yang lebih besar pada asas

kemanfaatan tersebut (Zweckmassigkeit), penyelesaian masalah dirasakan

dapat lebih memenuhi keinginan para pihak yang bersengketa. Oleh

karena itu mediasi merupakan suatu peluang yang perlu dikembangkan

dalam masyarakat. Yang d imaksud kemanfaatan adalah tingkat kepuasaan

yang diperoleh oleh para pihak. Ini dapat terwujud apabila kepentingan

mereka masing-masing sejauh mungkin dapat diakomodasi di dalam

putusan penyelesaian sengketanya.

Perkembangan pendekatan yang digunakan bagi penyelesaian

suatu sengketa banyak dipengaruhi oleh sistem ketatanegaraan yang

berlaku pada suatu negara. Demikian pula lembaga-lembaga penyelesaian

sengketanya. Penyelesaian suatu masalah atau sengketa selalu dapat

didekati melalui tiga aspek, yaitu: aspek kekuasaan atau kewenangan

(power), aspek hak atau hukum (rights) dan aspek kepentingan (interest)

(Sanusi dan JT. Manafe: 24). Dalam pelaksanaannya berbagai pendekatan

tersebut dapat digabung atau merupakan gabungan dari dua atau lebih

aspek pendekatan. Misalnya gabungan dari pendekatan aspek kekuasaan

(power) dengan aspek hukum (rights) yang akan melahirkan penyelesaian

sengketa seperti arbitrase.

Dari aspek kekuasaan (power), penyelesaian suatu masalah

dilakukan melalui kekuasaan dalam berbagai bentuk. Hal ini dapat terlihat

melalui cara-cara seperti unjuk rasa (demonstrative), intimidasi, paksaan

maupun bentuk-bentuk penekanan yang lain bahkan dalam eskalasi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

18

ekstrim bisa berbentuk perang. Cara ini memang dapat dilakukan dan

dalam banyak kasus dapat menyelesaikan sengketa secara proporsional.

Akan tetapi apabila dilakukan secara berleb ihan atau membabi-buta,

meskipun sepintas lalu dapat menyelesaikan masalah namun tidak jarang

juga menyisakan permasalahan lain yang pada suatu ketika muncul

menjadi permasalahan baru.

Dalam negara yang bersifat otoriter, kekuasaan (power) biasanya

menduduki peran sentral dalam menyelesaikan segala persoalan di negara

tersebut, termasuk menyelesaikan sengketa. Tentu saja kekuasaan tersebut

yang telah memperoleh justifikasi dari sistem perundang-undangan atau

hukum positif yang berlaku di negara tersebut. Penyelesaian sengketa

dengan pendekatan kekuasaan ini lebih mengutamakan efektivitas hasil

penyelesaian tersebut, daripada dampak filosofis maupun sosiologisnya

terhadap para pihak. Meskipun segala tindakan tetap dijustifikasi dengan

pranata hukum namun efektivitasnya disandarkan pada kekuatan

berlakunya secara yurid is. Bahwa hukum positif harus ditaati apa adanya.

Dari aspek hukum, penyelesaian suatu masalah atau sengketa (das

sein) dicoba dengan menerapkan prinsip-prinsip das sollen. Semua

masalah akan diselesaikan secara hitam putih, tanpa mempertimbangkan

faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi timbulnya masalah yang

bersangkutan, sehingga yang menjadi acuan dalam penyelesaian sengketa

tersebut adalah kebenaran hak dan perlindungan hukumnya. Yang benar

harus dilindungi, demikian pula yang salah harus dikenai sanksi.

Terhadap sengketa tersebut aspek hukum memegang peran yang

sangat penting. Oleh karena itu peraturan perundang-undangan selalu

menjadi sumber penerapan hukum dalam penyelesaian sengketa tersebut.

Pendekatan hukum mengutamakan aspek kepastian hukum dan keadilan

dalam setiap penyelesaian sengketa. Rasio logisnya, karena hukum

berfungsi sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan tatanan kehidupan

manusia baik secara pribadi, dalam bermasyarakat maupun bernegara.

Setiap gangguan terhadap keseimbangan tersebut harus dikembalikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

19

melalui penegakan hukum, dimana pelaksanaannya dengan menerapkan

hukum apa adanya. Pendekatan penyelesaian seperti ini akan memberikan

perlindungan hukum yang pasti kepada masyarakat.

Penyelesaian sengketa dengan pendekatan hukum, dilakukan oleh

lembaga peradilan negara. Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh

penyelesaian sengketa yang didasarkan pada kebenaran data formil dan

materiil dilihat dari aspek hukum serta mencapai keseimbangan antara

aspek kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatannya. Penyelesaian

sengketa dengan pendekatan hukum tersebut tidak menutup upaya

perdamaian. Perdamaian atau dading dalam penyelesaian suatu perkara

dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu: perdamaian di dalam persidangan

dan perdamaian di luar persidangan.

Dari aspek kepentingan, suatu masalah menghendaki penyelesaian

secara adil dan memberikan manfaat optimal bagi para pihak. Oleh karena

itu pertimbangan utama dalam penyelesaian adalah sejauhmana

kepentingan para pihak harus memperoleh perlakuan secara proporsional

sepanjang tidak bertentangan dengan hukum. Dengan pertimbangan

tersebut penyelesaian suatu masalah dapat diterima secara sukarela oleh

yang bersangkutan (Sanusi dan JT. Manafe, 2003: 25-32).

c. Prinsip-prinsip Mediasi

Jelaslah bahwa mediasi merupakan suatu lembaga alternatif

penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh dalam mengatasi persoalan-

persoalan di dalam masyarakat. Mengingat tujuan utama mediasi adalah

menyelesaikan masalah, bukan sekadar menerapkan norma maupun

menciptakan ketertiban saja maka pelaksanaannya harus didasarkan pada

prinsip-prinsip umum, yakni sebagai berikut:

1) Sukarela

Penyelesaian sengketa melalui lembaga mediasi pada prinsipnya

harus berdasarkan keinginan para pihak secara sukarela. Artinya, tidak

dapat ditentukan penyelesaian suatu masalah apabila salah satu pihak

tidak menghendaki hal itu. Ini disebabkan rumusan penyelesaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

20

masalah yang dicapai merupakan kesepakatan para pihak yang

bersangkutan.

Kesepakatan pada hakekatnya merupakan persesuaian kehendak

para pihak yang untuk mengakhiri sengketa yang sedang berlangsung.

Tentu saja kesepakatan tersebut baru dapat diperoleh apabila kehendak

untuk menyelesaikan sengketa itu dilakukan secara sukarela. Artinya

tidak ada paksaan, kekhilafan atau bahkan penipuan.

Prinsip sukarela ini sangat penting karena para pihak mempunyai

kehendak yang bebas untuk melakukan perbuatan hukum terhadap

obyek sengketa. Hal ini d imaksudkan agar dikemudian hari tidak

terdapat keberatan-keberatan atas kesepakatan yang telah diambil

dalam rangka penyelesaian sengketa tersebut. Kekhilafan, paksaan

maupun penipuan dapat menyebabkan batalnya kesepakatan yang

diperoleh.

Dalam proses mediasi, masing-masing pihak diminta untuk

menyampaikan keinginan-keinginan yang dipilih (option) bagi

penyelesaian masalahnya. Dari keinginan-keinginan tersebut,

dilakukan negosiasi untuk memperoleh the best alternative to

negotiation agreement (BATNA), yang merupakan the better solution

dari opsi-opsi yang ditawarkan. Dengan sukarela maka dalam

menyampaikan opsi-opsi maupun dalam melakukan negosiasi atau

penawaran (offer) terhadap opsi tersebut, tidak terjadi kesesatan.

Artinya, apa yang dimaksud di dalam kesepakatannya adalah apa yang

akan diterima dan dilaksanakan oleh para pihak (Sanusi dan JT.

Manafe, 2003: 33-36).

2) Independen dan Tidak Memihak (Independent and Neutrality)

Penyelesaian sengketa melalui mediasi harus bebas pengaruh dari

pihak manapun, baik dari masing-masing pihak, mediator maupun dari

pihak ketiga. Untuk itu mediator harus independen dan netral.

Independen berarti bebas dari pengaruh pihak manapun, sedangkan

netral berarti mediator tidak boleh mempengaruhi para pihak dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

21

melakukan penawaran atau menyampaikan opsi-opsinya, namun

demikian mediator boleh mengusulkan alternatif penyelesaian atas

sengketa tersebut.

Apabila mediator dapat menempatkan diri dalam kedudukan yang

netral maka hasil negosiasi merupakan resultan dari opsi-opsi murni

para pihak. Mediator tidak mempunyai kepentingan materiil apapun

atas penyelesaian sengketa yang d iajukan. Ia hanya mencoba

memfasilitasi para pihak agar mereka memperoleh penyelesaian yang

memuaskan kedua belah pihak dengan melakukan negosiasi dengan

para pihak secara adil. Oleh karena itu mediator tidak boleh berpihak

pada salah satu pihak yang bersengketa (disputants).

Namun dalam upaya negosiasi, seringkali sulit dihindari adanya

intervensi dari mediator (authoritative mediator). Meskipun demikian,

intervensi ini biasanya tidak berkaitan langsung dengan substansi

sengketa, melainkan untuk meluruskan opsi-opsi yang disampaikan.

Tujuannya agar kesepakatan (argreement) yang dicapai dapat

dilaksanakan secara efektif (Sanusi dan JT. Manafe, 2003: 36-37).

3) Hubungan personal antar pihak (relationship)

Didalam suasana hubungan yang baik akan tercipta suatu suasana

saling percaya, saling menghormati diantara pihak-pihak yang terlibat

dalam proses mediasi. Keadaan ini akan mempermudah komunikasi

yang sangat diperlukan untuk melakukan negosiasi, agar tidak terdapat

informasi yang tersembunyi atau yang disembunyikan (lack-

informations). Untuk membangun suasana yang diperlukan tersebut,

maka harkat dan martabat para pihak didudukkan pada posisi yang

wajar.

Dalam proses penyelesaian sengketa tersebut tidak boleh terjadi

kesenjangan status yang demikian tajam. Mediator harus

mengupayakan bahwa semua pihak harus berada dalam posisi yang

sejajar, dan tidak dipengaruhi oleh status sosial, ekonomi, kedudukan

dalam birokrasi, dan sebagainya. Apabila kesenjangan tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

22

berkembang di dalam proses mediasi, maka dapat dipastikan akan

muncul pula informasi-informasi yang sesat. Hal ini disebabkan

adanya penekanan, keseganan ataupun ketakutan-ketakutan oleh salah

satu pihak kepada pihak lainnya. Akibatnya kesepakatan yang

dihasilkan bukan merupakan penyelesaian yang terbaik, melainkan

suatu penyelesaian sengketa yang semu.

Hubungan antara para pihak (relationships) tidak hanya diperlukan

dalam atau selama proses mediasi saja, melainkan juga diperlukan bagi

pelaksanaan putusan penyelesaian tersebut dan sesudahnya. Hubungan

para pihak diupayakan tetap terjaga meskipun persengketaannya telah

selesai. In ilah yang menjadi alasan mengapa penyelesaian sengketa

melalui mediasi bukan saja berupaya untuk mencapai solusi terbaik,

tetapi juga solusi tersebut tidak mempengaruhi hubungan personal.

Jadi ada pemisahan antara hubungan personal dengan hubungan

persengketaan itu.

Hal ini merupakan salah satu kelebihan yang lain dari alternatif

penyelesaian sengketa melalui mediasi. Selain mediasi, boleh

dikatakan hampir tidak ada penyelesaian sengketa yang tidak

berpengaruh terhadap hubungan personal. Pada penyelesaian sengketa

dengan menggunakan pendekatan hak atau hukum (rights), misalnya

perkara-perkara di pengadilan. Para pihak yaitu penggugat dan

tergugat dihadapkan dalam satu keadaan dimana satu pihak

berhadapan dengan pihak lain sebagai lawan. Disini akan

menghasilkan penyelesaian sengketa dalam konteks ‘menang dan

kalah’. Penyelesaian yang demikian akan selalu meninggalkan

ketidakpuasan dari pihak yang kalah atau dikalahkan. Pelaksanaan

putusannya pun seringkali harus dilakukan secara paksa (eksekusi).

Demikian pula penyelesaian sengketa dengan pendekatan

kekuasaan atau power based. Didalamnya selalu terdapat paksaan, baik

dalam bentuk penekanan-penekanan atau memaksakan kehendak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

23

sampai dengan paksaan secara fisik. Oleh karena itu hasilnya selalu

meninggalkan ketidakpuasan bagi pihak yang dikalahkan.

Dari uraian di atas, penyelesaian sengketa dengan menggunakan

pendekatan hukum (rights) maupun kekuasaan (power) tidak

memperhatikan aspek hubungan personal para pihak (relationships)

yang bersengketa. Hal ini berbeda dengan penyelesaian sengketa

melalui mediasi, dimana hubungan tersebut menjadi prinsip yang harus

diperhatikan (Sanusi dan JT. Manafe, 2003: 37-39).

4) The Best Alternative to Negotiation Agreement (BATNA)

BATNA merupakan alternatif terbaik dari opsi-opsi yang

ditawarkan para pihak. Seorang mediator yang baik akan berusaha agar

negosiasi terhadap opsi-opsi tersebut dapat menghasilkan suatu

kesepakatan yang mampu mengakomodasi kepentingan para pihak

secara proporsional. Penyelesaian sengketa dengan mediasi lebih

merupakan solusi, penyelesaian atau jalan keluar terbaik daripada

sekadar proses maupun hasil rumusan penyelesaian sengketanya itu

sendiri (better solution than the best alternative to negotiation

agreement). Hal ini dilihat dari keseluruhan proses, hasil dan dampak

yang timbul sebagai akibat penyelesaian sengketa yang bersangkutan.

Dari segi prosesnya, para pihak mempunyai kebebasan untuk

mengemukakan opsi dan negosiasi terhadap pihak lainnya. Mereka

lebih aktif dalam proses mencari titik temu atas perbedaan-perbedaan

di antara para pihak. Jadi dalam proses mediasi para pihak mempunyai

kedudukan yang penting sehingga hubungan personal di antara mereka

harus tetap dijaga.

Dari aspek hasil, penyelesaian sengketa melalu i mediasi

merupakan resultan yang optimal dari keinginan dan kepentingan

masing-masing pihak terhadap obyek sengketa. Inilah yang

dimaksudkan sebagai The Best Alternative to Negotiation Agreement

(BATNA) tersebut di atas. Bahkan apabila dikaitkan dengan

terpeliharanya hubungan personal di antara mereka, penyelesaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

24

tersebut merupakan solusi atau jalan keluar terbaik terhadap

perbedaan-perbedaan kepentingan mereka.

Dari aspek dampak yang dicapai, maka penyelesaian sengketa

melalui mediasi tersebut disamping mampu menghasilkan

penyelesaian yang dapat mengakomodasi kepentingan para pihak

secara optimal juga mempunyai keunggulan yaitu dengan tidak

terganggunya. Hubungan personal atau relationships di atas. Hal ini

tentu sangat berarti di dalam pergaulan sosial di masyarakat.

BATNA biasanya dihasilkan dari proses mediasi d imana mediator

bersifat independen. Hal ini baru dapat dilakukan apabila karakteristik

obyek sengketa sepenuhnya dalam lingkup kehendak bebas dan

sepenuhnya dari para pihak. Artinya, penentuan putusan tersebut tidak

dibatasi faktor-faktor ekstern, seperti peraturan perundang-undangan,

nilai-nilai sosial, moral, etika dan sebagainya (Sanusi dan JT. Manafe,

2003: 39-42).

5) Menggunakan pendekatan kepentingan (Interest Based)

Penyelesaian sengketa melalui mediasi berpedoman pada

kepentingan masing-masing pihak. Kepentingan merupakan motif

yang berada di balik sengketa yang terjadi.

Interest are the motivations behind every demand. There are the needs, fears and wants of human being. It is different from a position. A position is merely one way to satisfy a set of interest (Anonim, bahan Alternative Dispute Resolution Training, FHUI-LRP-Aus Aid, 2003).

Kepentingan seringkali dan hampir pasti tidak tampak pada

sengketanya itu sendiri. Ia mungkin berada di balik sengketa, sehingga

untuk mengetahui harus menggalinya lebih dahulu. Kepentingan

merupakan motif, latar belakang, keinginan ataupun alasan dari pihak-

pihak yang bersengketa.

Apabila orang bersengketa dan bersedia diselesaikan melalui

lembaga mediasi, hendaknya dicari kepentingan masing-masing.

Bukan tidak mungkin sengketa itu dilatarbelakangi oleh faktor hak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

25

saja, tetapi dapat disebabkan oleh faktor lain seperti harga diri,

kebutuhan, penghargaan, balas dendam dan sebagainya. Faktor-faktor

ini sebenarnya bukan faktor hukum, melainkan faktor-faktor sosial,

ekonomi, agama, reputasi dan sebagainya.

Karena sifatnya yang berada di bawah permukaan dari persoalan

yang muncul menjadi sengketa tersebut maka penyelesaian sengketa

melalui pendekatan hukum (rights) atau kekuasaan (power) saja

seringkali tidak dapat menyentuh akar permasalahannya. Ini

menyebabkan sengketa tersebut tidak selesai dengan tuntas.

Mediasi bekerja dengan prinsip pendekatan kepentingan. Artinya

putusan mediasi baru mempunyai makna yang sebenarnya apabila

putusan tersebut telah dapat dan didasarkan pada kepentingan para

pihak tersebut. Tugas mediator harus menggali sebanyak mungkin

kepentingan-kepentingan dari masing-masing pihak. Sebab apabila

kepentingan tersebut tidak tergali maka akan sulit untuk menciptakan

better solution. Mediator harus mampu:

a) Menggali kepentingan (interest) para pihak.

b) Mengklarifikasi kepentingan (interest) dari para pihak.

c) Mengestimasi atau memprediksi kepentingan (interest) pihak

lainnya.

d) Mengestimasi dan memprediksi kepentingan (interest) pihak ketiga

yang relevan dengan permasalahan tersebut.

Jadi mengetahui kepentingan yang sebenarnya dari pihak-pihak

yang bersengketa sangat diperlukan dalam suatu proses penyelesaian

masalah melalui mediasi. Penyelesaian sengketa yang bersangkutan

selalu harus disesuaikan dengan kepentingan yang dimaksud (interest

based). Apabila hal ini luput dari peran mediator, bukan tidak mungkin

hakekat penyelesaian sengketa tersebut telah bergeser dari pendekatan

kepentingan (interest based) ke pendekatan hukum (rights based) atau

bahkan ke pendekatan kekuasaan (power based) (Sanusi dan JT.

Manafe, 2003: 43-44).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

26

d. Jenis Negosiasi

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, mediasi dilakukan

melalui negosiasi-negosiasi. Dalam hal in i terdapat dua macam negosiasi,

yaitu negosiasi kompetitif (competitive negotiation) dan negosiasi

kooperatif (cooperative negotiation). Dalam negosiasi kompetitif,

penyelesaian sengketa bertumpu pada positional dispute. Jadi focus

permasalahannya yang akan diselesaikan. Oleh karena itu dikembangkan

pendekatan penyelesaian dengan hukum (rights based). Yang penting

disini adalah pokok sengketa tersebut memperoleh keputusan

penyelesaian, sehingga terdapat kepastian mengenai posisi obyek sengketa

yang dimaksud. Disini tentu saja tidak mempertimbangkan faktor-faktor

non-teknis di balik terjad inya sengketa tersebut.

Para pihak menghendaki bagaimana sebesar mungkin

kepentingannya dapat diakomodasi. Para pihak akan membandingkan

alternatif-alternatif penyelesaian yang dapat mengakomodasi sebanyak

mungkin kepentingan tersebut. Jadi sifat penyelesaian sengketa atau

masalahnya masih diwarnai dengan keuntungan yang sebanyak mungkin

dapat dicapai oleh salah satu pihak dalam sengketa d imaksud. Meskipun

demikian dalam mediasi terhadap sengketa ini, prinsip-prinsip mediasi

tetap harus mewarnai putusan penyelesaian sengketa yang bersangkutan.

Hanya saja ada penekanan-penekanan tertentu dari prinsip-prinsip

tersebut, sementara itu prinsip yang lain kurang diperhatikan.

Apabila mengenai sengketa batas tanah misalnya, yang terpenting

dalam negosiasi kompetitif ini adalah masalah tersebut selesai melalui

mediasi, dengan cara apakah diperoleh manfaat yang lebih

menguntungkan bagi para pihak. Tidak dipersoalkan apakah setelah

penyelesaian tersebut, para pihak merasa puas atau tidak.

Hal sebaliknya terjadi pada negosiasi kooperatif (cooperative

negotiation). Penyelesaian sengketa mengutamakan kerjasama dari para

pihak dan untuk keuntungan atau kemanfaatan di masa yang akan datang.

Jadi dalam sengketa batas tersebut tidak semata-mata ditekankan pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

27

terdapatnya kepastian melainkan juga apakah penyelesaian dapat

menciptakan kepuasan yang dapat diterima oleh para pihak, sehingga di

masa yang akan datang itu tidak mengganggu interaksi atau hubungan

personal di antara mereka. Disini mungkin akan terlihat pengorbanan salah

satu pihak, demi mengakomodasi kepentingan p ihak lawannya. Oleh

karena itu, penyelesaian sengketa didasarkan pada akar permasalahan yang

sebenarnya, dimana digunakan pendekatan kepentingan (interest based)

(Sanusi dan JT. Manafe, 2003: 44-45).

e. Tipe Mediator

Negosiasi dalam rangka mediasi sebenarnya tidak asing dalam

kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap orang melakukan atau pernah

melakukan mediasi ataupun negosiasi. Hal ini disebabkan

beranekaragamnya kepentingan manusia di dalam pergaulan

bermasyarakat, sehingga menimbulkan persinggungan atau konflik

kepentingan tersebut. Namun konflik telah dapat diselesaikan dengan

mekanisme sosial sehingga kehidupan masyarakat kembali dalam

keseimbangan. Dari sanalah muncul mediator-mediator atau negosiator

alamiah.

Dari kenyataan mediasi di lapangan, pada hakekatnya terdapat tiga

macam tipe mediator. Masing-masing didasarkan pada perannya dalam

menyelesaikan masalah yang diajukan kepadanya, yaitu:

1) Mediator Jaring Sosial (Social Network Mediator)

Mediator ini sering dijumpai dalam kehidupan sosial masyarakat

sehari-hari. Yang menjadi mediator biasanya tokoh-tokoh informal

dalam masyarakat, misalnya ulama atau tokoh-tokoh agama lainnya,

tokoh adat, tokoh pemuda dan sebagainya. Mereka biasanya diminta

untuk menjadi mediator dalam permasalahan keluarga, rekan kerja,

tetangga dan sebagainya.

Mediator semacam ini biasanya adalah orang-orang yang

berwibawa, mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat atau orang-

orang yang disegani. Kekuatan mediator di sini tumbuh dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

28

pengakuan sosial lingkungan masyarakatnya. Sebagai hal demikian

maka orientasi penyelesaian sengketa yang diajukan kepadanya

biasanya didasarkan pada nilai-nilai sosial yang berlaku. Itu berupa

nilai-nilai keagamaan atau nilai religius dan sakral lainnya, adat-

kebiasaan, sopan santun, moral dan sebagainya.

Mediator ini akan menggali kepentingan dari pihak-pihak yang

bersengketa, namun sekaligus akan memberikan justifikasi dari aspek

sosial tersebut di atas. Jadi putusan mediasi melalui mediator ini

disamping dimaksudkan untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi

juga untuk mengembalikan keseimbangan nilai-nilai sosial yang

dilanggar.

2) Mediator sebagai Pejabat yang Berwenang (Authoritative Mediator)

Mediator authoritatif merupakan orang yang mempunyai posisi,

potensi dan kapasitas yang kuat yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan dan hasil mediasi. Dikatakan authoritatif karena

kekuasaannya, mediator memberikan pendapat-pendapat yang akan

mempengaruhi opsi, negosiasi serta putusan mediasi. Mediator jenis

ini biasanya adalah pejabat-pejabat atau tokoh-tokoh formal yang

mempunyai kompetensi di bidang sengketa yang ditangani.

Dari pengertian ini maka authoritative mediator disayaratkan

orang yang mempunyai pengetahuan yang cukup berkaitan dengan

sengketa yang ditanganinya. Tujuannya agar dalam proses mediasi

tersebut, mediator dapat memberikan pendapat jalan keluar yang tidak

melanggar ketentuan yang berlaku bagi sengketa yang bersangkutan.

Hal ini dimaksudkan agar putusan sengketa mediasi dapat

dilaksanakan secara efektif, baik dalam arti pelaksanaan fisik maupun

tindak lanjut administrasinya (khususnya di bidang pertanahan).

Bahwa meskipun mediasi menempatkan suatu penyelesaian

sengketa pada kebebasan para pihak, namun putusannya harus tetap di

dalam kerangka hukum. Bahwa penyelesaian sengketa tersebut tidak

boleh menyebabkan dilanggarnya ketentuan-ketentuan hukum yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

29

menguasai obyek sengketa. Disinilah kewajiban mediator tersebut

untuk mengarahkan kesepakatan-kesepakatan para pihak agar tidak

melanggar ketentuan perundang-undangan. Mediasi ini sering

digunakan pula dalam penyelesaian sengketa pertanahan yang diajukan

ke BPN. Instansi BPN yang menerima pengaduan atas sengketa

tersebut dapat mengupayakan penyelesaian sengketa secara damai.

3) Mediator Independen (Independent Mediator)

Mediator independen adalah mediator profesional, yaitu seorang

yang berprofesi sebagai mediator atau orang-orang yang mempunyai

legitimasi untuk melakukan negosiasi-negosiasi dalam proses mediasi.

Ini bisa berupa konsultan hukum, arbiter, pengacara atau orang-orang

lain yang ditunjuk secara resmi sebagai mediator umum.

Sesuai dengan predikatnya, mediator ini menjalankan tugas dengan

tidak memihak serta tidak mempengaruhi para pihak dalam proses

negosiasi. Tugasnya memfasilitasi agar para pihak dapat menciptakan

solusi penyelesaian sengketa yang terbaik. Untuk dapat berfungsi

independen, sengketa yang diselesaikan harus merupakan sengketa

mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-

undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa. Ini

artinya kedudukan obyek hak tersebut termasuk penguasaan dan

pemilikannya tidak terpengaruh oleh faktor-faktor lain. Terhadap

obyek sengketa tersebut dapat melakukan perbuatan apa saja, dengan

batasan-batasan menurut undang-undang tersebut.

Meskipun demikian dalam prakteknya, mediator juga tidak dapat

menyerahkan sepenuhnya penyelesaian sengketa yang bersangkutan

pada kehendak para pihak saja. Ia juga wajib menyampaikan hal-hal

yang dapat membatasi isi putusan mediasi dan pelaksanaannya. Jadi

meskipun independen, dalam batasan-batasan tertentu mediator dapat

mempengaruhi opsi yang ditawarkan serta negosiasinya. Hal ini

dimaksudkan agar kesepakatan yang dicapai dapat dilaksanakan secara

efektif (Sanusi dan JT. Manafe, 2003: 46-48).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

30

3. Tinjauan tentang Sengketa Pertanahan

a. Pengertian Sengketa Pertanahan

Konflik yang secara umum sering juga diistilahkan sama dengan

sengketa, sebenarnya dapat dijelaskan dari asal katanya. Konflik berasal

dari conflict dalam bahasa inggris, sedangkan sengketa berasal dari kata

dispute, yang keduanya berarti perselisihan dan percekcokan, serta

pertentangan antara dua pihak atau lebih. Perbedaan keduanya adalah

bahwa suatu konflik tidak akan berkembang menjadi suatu sengketa,

apabila pihak yang merasa dirugikan hanya memendam perasaan tidak

puas atau keprihatinan. Sedangkan suatu konflik dapat menjadi sengketa,

jika pihak yang tadinya merasa tidak puas dipendam perasaannya atau

masih terbatas pada keprihatinan, kemudian berubah menjadi kejengkelan

bahkan kerap kali berubah menjadi kemarahan yang diungkapkan

langsung kepada pihak-pihak yang menjadi penyebab kerugian. Oleh

karena itu, sengketa merupakan kelanjutan dari konflik yang tidak dapat

diselesaikan (Agung Basuki Prasetyo, 2008: 142).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, sengketa adalah segala

sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat, pertikaian atau

pembantahan timbulnya sengketa hukum yang bermula dari pengaduan

sesuatu pihak (orang / badan) yang berisi keberatan dan tuntutan hak atas

tanah baik terhadap status tanah, prioritas maupun kepemilikannya dengan

harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai dengan

ketentuan peraturan yang berlaku.

Menurut Ali Achmad sengketa adalah pertentangan antara dua

pihak atau lebih yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu

kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi

keduanya (Ali Achmad Chomzah, 2003: 14).

Menurut Rusmadi Murad sengketa adalah perselisihan yang terjadi

antara dua belah pihak atau lebih karena merasa diganggu dan merasa

dirugikan oleh pihak-pihak tersebut atas penggunaan hak dan penguasaan

tanahnya, yang diselesaikan melalui musyawarah atau melalui pengadilan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

31

sedangkan masalah pertanahan yang lebih bersifat teknis, penyelesaiannya

cukup melalui petunjuk-petunjuk teknis kepada aparat pelaksana

berdasarkan kebijakan meupun peraturan yang berlaku (Rusmadi Murad,

1991: 22).

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala

Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1999 tentang Tata Cara

Penanganan Sengketa Pertanahan Pasal 1 butir 1, disebutkan:

sengketa tanah adalah perbedaan pendapat mengenai: 1) Keabsahan suatu pihak. 2) Pemberian hak atas tanah. 3) Pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihan dan penerbitan

tanda bukti haknya antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan instansi badan pertanahan nasional.

b. Sifat Permasalahan Sengketa Pertanahan

Sifat permasalahan dari suatu sengketa tanah secara garis besar ada

empat macam (Rusmadi Murad, 1991: 23), antara lain:

1) Masalah atau persoalan yang menyangkut prioritas untuk dapat

ditetapkan sebagai pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus

hak; ataupun terhadap tanah yang belum ada hak di atasnya.

2) Bantahan terhadap suatu alas hak atau bukti perolehan yang digunakan

sebagai dasar pemberian hak (berkaitan dengan masalah keperdataan).

3) Kekeliruan atau kesalahan pemberian hak yang d isebabkan karena

penerapan peraturan yang kurang tepat ataupun tidak benar.

4) Sengketa atau masalah lain yang mengandung aspek-aspek sosial

praktis yang bersifat strategis.

c. Bentuk-bentuk Sengketa Pertanahan

Menurut Maria S.W. Sumardjono secara garis besar peta

permasalahan tanah dikelompokkan lima (Maria S.W. Sumardjono, 1982:

28), yaitu :

1) Masalah penggarapan rakyat atas tanah areal perkebunan, kehutanan,

proyek perumahan yang ditelantarkan dan lain-lain;

2) Masalah yang berkenaan dengan pelanggaran ketentuan Landerform;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

32

3) Ekses-ekses penyediaan tanah untuk keperluan pembangunan;

4) Sengketa perdata berkenaan dengan masalah tanah;

5) Masalah yang berkenaan dengan hak ulayat masyarakat hukum adat.

Dalam konteks tipologi, BPN membagi sengketa pertanahan dibagi

menjadi sengketa penguasaan dan pemilikan, sengketa prosedur penetapan

dan pendaftaran tanah, sengketa batas/letak bidang tanah, sengketa ganti

rugi eks tanah partikelir, sengketa tanah ulayat, sengketa tanah obyek

landreform, sengketa pengadaan tanah, dan sengketa pelaksanaan putusan

(http://portaldaerah.bpn.go.id/Propinsi/Kalimantan-Selatan/Kota-

banjarmasin/Artikel/Mediasi-Sengketa-Tanah.aspx).

Selain itu, Boedi Harsono dalam bukunya Arie Sukanti

Hutagalung, menyebutkan beberapa jenis masalah tanah yang dapat

disengketakan yang terdiri dari (Ari Sukanti Hutagalung, 2002: 52):

1) Sengketa mengenai bidang mana yang dimaksud;

2) Sengketa mengenai batas-batas bidang tanah;

3) Sengketa mengenai luas bidang tanah;

4) Sengketa mengenai status tanahnya: tanah negara atau tanah hak;

5) Sengketa mengenai pemegang hak;

6) Sengketa mengenai hak yang membebaninya;

7) Sengketa mengenai pemindahan hak;

8) Sengketa mengenai penunjuk lokasi dan penetapannya untuk suatu

proyek atau swasta;

9) Sengketa mengenai pelepasan / pembebasan tanah;

10) Sengketa mengenai pengosongan tanah;

11) Sengketa mengenai pemberian ganti kerugian;

12) Sengketa mengenai pembatalan hak;

13) Sengketa mengenai pemberian hak;

14) Sengketa mengenai pencabutan hak;

15) Sengketa mengenai pemberian sertifikat;

16) Sengketa mengenai alat-alat pembuktian adanya hak/perbuatan;

dan/atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

33

17) Sengketa mengenai tanah waris, dan sengketa-sengketa lainnya.

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Setiap bidang tanah tidak lepas dari potensi-potensi permasalahan

baik itu konflik, maupun sengketa. Sengketa tanah tersebut terjadi akibat

berbagai faktor pemicu, dan hampir terjadi d i seluruh daerah di Indonesia,

termasuk di Kabupaten Boyolali, yang akan menjadi concern utama

penelitian ini. Atas keberadaan sengketa-sengketa yang ada di Kabupaten

Sengketa Pertanahan

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

Mediasi

Berhasil Gagal

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan mediasi dan solusi

penyelesaiannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

34

Boyolali, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai lembaga yang

legitimate khusus menangani permasalahan pertanahan memiliki urgensi

untuk menyelesaikan sengketa-sengketa tersebut melalui berbagai upaya,

salah satunya adalah melalui pelaksanaan mediasi. Dari pelaksanaan

mediasi ini ada dua kemungkinan hasil yang akan ditemui, yaitu gagal atau

berhasil, serta efektif ataupun tidak. Menarik untuk mengetahui kendala-

kendala apa saja yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

dalam pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan, serta bagaimana solusi

terbaik untuk mengatasi kendala-kendala tersebut .

Jadi bisa disimpulkan bahwa concern penelitian ini akan ada pada

bagaimana pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan oleh Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali dan mengungkap kendala-kendala apa saja

yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan

mediasi sengketa pertanahan, serta bagaimana solusi terbaik untuk

mengatasi kendala-kendala tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

35

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Mediasi Sengketa Pertanahan oleh Kantor

PertanahanKabupaten Boyolali

Penyelesaian sengketa pertanahan dapat dilakukan melalui bermacam-

macam lembaga, termasuk oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sendiri

yang dilakukan oleh unit struktural menurut struktur organisasi maupun unit

prosedural oleh Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara (SKP). Penanganan

sengketa tersebut dilakukan dengan mekanisme yang pada pokoknya dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Penelitian Permasalahan

Penelitian masalah pada dasarnya untuk mengetahui relevansi

permasalahan yang diadukan sebelumnya. Sebagaimana yang diutarakan oleh

bapak Suprayogo selaku Kasie Perkara Pertanahan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan tindaklanjut

proses penanganannya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

tentang Pendaftaran Tanah ditentukan bahwa apabila ternyata pengaduan yang

bersangkutan tidak beralasan maka permasalahan tersebut harus ditolak.

Kriteria untuk menentukan relevansi permasalahan tersebut didasarkan pada

kompetensi pihak pengadu terhadap obyek masalah yang diadukan.

Disamping itu juga didasarkan pada alasan materiil mengenai berkaitan

dengan status tanah, kondisi obyektif di lapangan serta hal-hal lain yang harus

memperoleh perlindungan hukum.

Sebagai contoh meskipun secara historis pengadu mempunyai hubungan

yang relevan dengan obyek yang dipermasalahkan akan tetapi karena

kebijakan politik pertanahan, pengaduan yang bersangkutan tidak dapat

dikabulkan; misalnya penuntutan pengembalian tanah (reclaiming action) atas

tanah-tanah obyek Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1958 tentang

Penghapusan Tanah-tanah Partikelir, Undang-Undang Nomor 3 Prp. Tahun

1960 tentang Penguasaan Benda-benda Tetap Milik Perseorangan Warga-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

36

negara Belanda, tanah swapraja dan sebagainya.Namun pada kenyataannya, di

Boyolali sendiri tidak pernah terjadi penolakan atau tidak dikabulkannya

pengaduan-pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat terkait

permasalahan pertanahan, hal ini karena Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali pada dasarnya berperan sebagai fasilitator mediasi, dan jika dalam

pengaduan tersebut masih ada beberapa data yang kurang, Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali dapat menjadi fasilitator dengan melakukan penelitian-

penelitian terkait permasalahan yang ada.

2. Kompetensi Para Pihak

Sebelum proses mediasi dilakukan perlu diteliti terlebih dahulu

kewenangan dari para pihak yang bersengketa. Perlu diingat bahwa mediasi

dimungkinkan karena para pihak dapat berbuat bebas terhadap kebendaan

miliknya. Sebagaimana yang diutarakan oleh bapak Suprayogo selaku Kasie

Perkara Pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Oleh karena itu

kewenangan para pihak terhadap obyek sengketa sangat penting untuk

diklarifikasi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar putusan mediasi dapat

dilaksanakan secara sukarela dan tidak ada keberatan lagi dari p ihak-pihak

yang merasa dirugikan.

Pertama, harus dipastikan terlebih dahulu hubungan hukum para pihak

terhadap obyek sengketa. Mereka bisa sebagai pemilik maupun kuasanya.

Apabila para pihak atau salah satunya tidak mempunyai hubungan hukum

dengan obyek sengketa maka mediasi tidak dapat dilanjutkan. Sebagai pemilik

pun juga harus diketahui apakah merupakan satu-satunya atau bersama-sama

dengan pemilik yang lain. Dalam obyek sengketa merupakan milik bersama

maka semua pihak yang terkait harus hadir, kecuali mereka memberi kuasa

kepada salah satu. Untuk mengetahui hubungan hukum tersebut perlu diteliti

identitas para p ihak dan identitas atau bukti-bukti dari obyek sengketa. Kedua

hal ini harus terdapat hubungan keterkaitan secara langsung. Artinya,

hubungan antara subyek (para pihak) dan obyeknya harus bersesuaian.

Identitas subyek hak minimal harus tercantum dan termuat di dalam bukti

tanah yang menjadi obyek sengketa. Dapat juga terjadi hubungan subyek dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

37

hubungan tersebut telah melalui proses derivatif yang belum tercatat di dalam

bukti obyek tanahnya. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan bukti-bukti

derivatifnya tersebut, misalnya dalam hal pewarisan harus ada surat

keterangan waris.

Kedua, apabila para pihak diwakili oleh kuasanya maka disamping

identitas tersebut, perlu pula diteliti kewenangan yang diberikan oleh para

pihak sebagai pemberi kuasa kepada penerima kuasa dimaksud. Sekiranya

kewenangan penerima kuasa terbatas maka negosiasi yang dilakukan tidak

boleh melampaui kewenangan yang diberikan. Hal ini mungkin dapat

menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses negosiasi. Idealnya

kewenangan yang diberikan kepada kuasa bersifat penuh, mencakup

perbuatan-perbuatan hukum yang dapat dilakukan oleh pemberi kuasa

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

(misalnya larangan kuasa mutlak).

Meskipun pengurusan kepentingan para pihak dapat dikuasakan, tetapi

dalam beberapa hal kehadiran pihak-pihak materiil sangat diperlukan. Dalam

proses mediasi seringkali perlu diketahui keinginan pribadi dari para pihak

atau akar permasalahan yang sebenarnya, sehingga negosiasi dengan kuasanya

saja kurang memperoleh hasil yang maksimal. Kewenangan penerima kuasa

tersebut harus dituangkan dalam bentuk tertulis sehingga dapat dipergunakan

sebagai dokumen penyelesaian sengketa yang bersangkutan. Tidak

dipenuhinya persyaratan kompetensi tersebut menyebabkan putusan mediasi

menjadi error in persona. Bahwa kesepakatan hanya berlaku bagi para pihak

yang membuatnya.

3. Musyawarah

Setelah diketahui pokok permasalahan dan duduk permasalahannya maka

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat mengambil prakarsa untuk

mempertemukan kedua belah pihak dalam sebuah forum musyawarah yang

terdiri dari negosiasi-negosiasi dan mediasi. Sebagaimana yang diutarakan

oleh bapak Suprayogo selaku Kasie Perkara Pertanahan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali. Upaya untuk mempertemukan kedua belah pihak ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

38

merupakan wujud dari asas-asas umum pemerintahan yang baik dengan cara

memberikan kesempatan yang sama untuk menyatakan pendapatnya

berdasarkan asas audi et alteram partem. Tujuannya adalah untuk

mengklarifikasi data yang ada pada masing-masing pihak dan untuk

mengupayakan perdamaian. Untuk tujuan tersebut pertama-tama disiapkan

dasar legitimasi tim yang akan melakukan mediasi. Namun tim ini bersifat

tentatif, artinya tidak selalu dilakukan oleh tim khusus. Berdasarkan tugas

pokok dan fungsinya, musyawarah atau mediasi dapat dilakukan oleh

unit/pejabat struktural pada unit kerja terkait.

Di tingkat pusat, mediasi tersebut biasanya dilakukan oleh Ketua

Sekretariat Penanganan Sengketa Pertanahan sebagaimana dimaksud dalam

PMNA/KBPN Nomor 1 Tahun 1999 atau oleh Sub Direktorat yang

kewenangannya terkait sebagaimana dimaksud di dalam ketentuan-ketentuan

atau pasal-pasal Keputusan Kepala BPN Nomor 6 Tahun 2001. Dalam hal

perlu dibentuk tim khusus, maka diterbitkan Surat Keputusan Kepala BPN

tentang Pembentukan Tim Penyelesaian Sengketa dimaksud dengan

keanggotaan dan tugas serta wewenangnya. Adapun kewenangan tim biasanya

dirumuskan dengan cara menyiapkan bahan bagi penyelesaian sengketa

dimaksud; melaksanakan musyawarah atau mediasi; merumuskan

rekomendasi penyelesaian sengketa kepada Kepala BPN sebagai bahan

pertimbangan penyelesaian sengketa tersebut; dan melaporkan hasil

musyawarah atau mediasi.

Di Kabupaten Boyolali sendiri, tim penyelesaian sengketa pertanahan oleh

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dilaksanakan Seksi Sengketa, Konflik,

dan Perkara (SKP) yang keanggotaannya terdiri dari Ketua (merangkap

anggota), Sekretaris (merangkap anggota) dan Anggota-anggota. Namun

apabila permasalahannya cukup besar dan kompleks, seperti halnya yang

terjadi pada sengketa tanah di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, antara

Pemerintah Desa Dukuh melawan Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta

(PPKS) yang tercatat dalam Nomor Register Kasus: 1/I/2011, yang dapat

dikatakan sebagai suatu kasus yang cukup besar karena jika dilihat dari luas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

39

tanah yang disengketakan, yaitu 4.420 m2, maka kasus ini dapat dikategorikan

demikian, selain itu kompleksitas dari kasus tersebut dapat menimbulkan efek

negatif lain, seperti kenyataan bahwa kasus ini tidak hanya antara Pemerintah

Desa Dukuh dengan PPKS saja, tetapi juga melibatkan Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali yang dinilai telah lalai melakukan tindakan yang

mengakibatkan terjadinya cacat administrasi atas obyek tanah 4.420 m2

tersebut. Untuk kasus seperti Dukuh, tim ini tidak hanya terdiri dari Seksi

Sengketa, Konflik, dan Perkara (SKP) saja, tetapi juga bisa melibatkan Seksi-

Seksi lain seperti Seksi Pendaftaran Hak, Seksi Survey, Pengukuran dan

Pemetaan, Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, dan Seksi Pengendalian

dan Pemberdayaan. Seksi-seksi seperti yang disebutkan tadi tidak hanya

membantu untuk urusan teknis saja, namun memberikan masukan-masukan

konstruktif untuk penyelesaian sengketa pertanahan melalui musyawarah

dalam mediasi in i.

Musyawarah merupakan bagian terpenting dari proses pelaksanaan

mediasi, hal ini karena inti dari mediasi itu sendiri yang berupa kristalisasi dari

beberapa musyawarah yang terjadi di dalamnya. Adapun proses musyawarah

dapat dimulai dengan tahapan sebagai berikut (Sanusi dan JT. Manafe, 2003:

67):

a. Persiapan

Persiapan mediasi oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

dimaksudkan adalah persiapan untuk mempertemukan kedua belah pihak.

Tentu saja hal ini baru dapat dilakukan setelah diketahui pokok

permasalahan serta duduk permasalahannya melalui sebuah pengaduan.

Pengaduan masyarakat ditangani oleh Seksi Sengketa, Konflik, dan

Perkara (SKP). Selanjutnya untuk mengetahui duduk permasalahannya,

maka diadakan penelitian dengan meminta laporan-laporan dari pihak-

pihak.Maksudnya agar mereka memperoleh kesempatan untuk

menyampaikan informasi, baik berupa sanggahan maupun memperkuat

pengaduan. Disamping itu dimaksudkan pula sebagai upaya mewujudkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

40

transparansi penanganan sengketanya serta untuk memperoleh data yang

obyektif.

Berdasarkan laporan dan data lainnya dilakukan pengkajian untuk

ditentukan proses penanganan sengketanya. Apabila permasalahannya

telah mengandung kepastian maka ditindaklanjuti dengan memberikan

putusan atau tanggapan terhadap pengaduan tersebut. Misalnya pengaduan

tindaklanjut pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan

hukum tetap (in kracht van gewijsde), atau permintaan ganti kerugian atas

tanah-tanah yang terkena ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1958

tentang Penghapusan Tanah-tanah Partikelir.

Dikatakan bahwa pengaduan tersebut telah mempunyai kepastian

antara lain karena penyelesaiannya hanya merupakan pelaksanaan dari

putusan yang telah ada. Terhadap putusan pengadilan tinggal

menindaklanjuti dengan pelaksanaan administrasinya. Demikian pula bagi

permintaan ganti rugi tersebut, tinggal realisasinya saja, karena hal ini

telah ditentukan di dalam Undang-Undang yang bersangkutan. Dalam hal

sengketa tersebut penyelesaiannya masih belum mengandung kepastian.

Artinya, penyelesaiannya tidak harus berupa putusan tertentu maka dapat

dilakukan mediasi. Terhadap suatu sengketa yang putusannya sudah dapat

ditentukan dan tidak dapat lain dari yang ditentukan itu, tidak dapat

diselesaikan melalui lembaga mediasi.

Apabila dilakukan juga, mediasi tersebut pada hakekatnya merupakan

mediasi semu. Misalnya pengaduan yang putusannya ‘mau tidak mau’

harus melalui pembatalan hak. Mediasi disini sifatnya tidak

mengupayakan penyelesaian sengketa dengan negosiasi-negosiasi,

melainkan hanya mengupayakan agar para pihak dapat menerima dengan

sportif suatu putusan penyelesaian sengketa pertanahan. Para pihak tidak

bebas lagi mengajukan penawaran atau negosiasi terhadap putusan

tersebut. Hal yang dapat dilakukan para pihak, maksimal hanya menunda

pelaksanaan putusan yang bersangkutan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

41

Pelaksanaan putusan yang lain dari yang telah diputus, akan

menyebabkan pelanggaran hukum, misalnya berdasarkan putusan

pengadilan suatu hak atas tanah harus dibatalkan karena penerbitannya

cacat hukum, dimana subyek haknya bukan satu-satunya pemilik tanah

yang bersangkutan. Kasus ini biasanya terjadi dalam pewarisan tanah.

Namun tidak jarang juga terjadi di atas tanah negara dimana disamping

pihak yang tercatat di dalam buku tanah, masih terdapat pihak lain yang

sebenarnya juga memperoleh prioritas untuk diberikan hak tanahnya.Pada

kasus tersebut tidak dapat diselesaikan melalui mediasi yang sebenarnya.

Bahwa putusan penyelesaian sengketa tersebut tidak boleh lain dari

putusan pengadilan. Jadi harus tetap melalui pembatalan hak. Sebab

apabila hal ini tidak dilaksanakan maka akan terdapat pelanggaran.

Pertama, terjadi inkonsistensi penerapan hukum. Bahwa sengketa yang

telah diputus oleh karena adanya kesepakatan, menjadi tidak dapat

dilaksanakan. Kedua, terjadi penyelundupan hukum. Bahwa dengan

pembatalan tersebut maka status tanahnya menjadi tanah negara. Dalam

setiap pemberian hak tanah atas tanah negara pada prinsipnya dikenakan

uang pemasukan dan bea perolehan hak tanah dan bangunan. Apabila

kesepakatan tersebut ditolerir, artinya hak tanah yang semula menjadi

obyek sengketa tidak dibatalkan maka ada penyelundupan hukum yang

berupa hilangnya uang pemasukan kepada negara. Jadi kesepakatan yang

dicapai pada hakekatnya untuk menyiasati agar pihak yang akan

memperoleh hak tersebut, minimal tidak membayar uang pemasukan

kepada negara.

Setelah jelas permasalahannya dapat diselesaikan melalui mediasi

maka dilakukan pemanggilan kepada pihak-pihak terkait. Selain itu juga

ditentukan unit mana yang akan melakukan mediasi tersebut. Adapun

persiapan-persiapan untuk melaksanakan mediasi, adalah:

1) Pembentukan tim penanganan sengketa

Untuk melakukan mediasi, biasanya dibentuk tim khusus. Namun

adanya tim tersebut tidak merupakan suatu keharusan. Adakalanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

42

pejabat struktural yang berwenang dapat langsung menyelenggarakan

mediasi. Untuk ditingkat BPN pusat, tim tersebut ditetapkan dengan

Surat Keputusan Kepala BPN, dengan susunan keanggotaan terdiri

dari: seorang ketua, seorang sekretaris dan beberapa anggota. Untuk

tingkat daerah, seperti di Kabupaten Boyolali tim penanganan sengketa

juga sama seperti di tingkat pusat, dan ditetapkan oleh Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali.

2) Penyiapan bahan

Selain persiapan prosedural, disiapkan juga bahan-bahan yang

diperlukan untuk melakukan mediasi terhadap pokok

persengketaannya. Sebelumnya tim mediasi harus telah memperoleh

gambaran persengketaan dimaksud dalam bentuk resume maupun

telaahan singkat. Hal ini dimaksudkan agar tim mediasi sudah

menguasai substansi permasalahan yang akan diselesaikan. Hal ini

sangat diperlukan karena mediasi terhadap sengketa pertanahan oleh

Kantor pertanahan Kabupaten Boyolali bersifat authoritative. Artinya,

mediator harus dapat meluruskan persoalan dan memberikan saran

bahkan peringatan apabila kesepakatan yang diupayakan cenderung

melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang pertanahan.

Sejauh dalam kewenangan publik, mediator dapat melakukan campur

tangan dalam proses negosiasi yang berlangsung. Misalnya apabila

dengan kesepakatan tersebut akan merugikan kepentingan pemegang

hak tanggungan, kepentingan ahli waris lain ataupun melanggar

hakekat pemberian haknya (berkaitan dengan tanah redistribusi).

3) Undangan/Surat Panggilan

Para pihak yang berkepentingan serta instansi yang terkait

diundang oleh tim untuk mengadakan musyawarah penyelesaian

sengketa dimaksud. Di dalam undangan harus dijelaskan pula acara

yang akan dibahas dan para pihak atau pejabat instansi tersebut dapat

diminta untuk membawa serta data atau informasi yang diperlukan.

b. Memulai mediasi (beginning the mediation)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

43

1) Mengatasi hambatan hubungan antar pihak (relationship problems)

Sebelum mediasi dimulai, sebaiknya dilakukan upaya untuk

mengatasi masalah hubungan personal (relationship problems) dengan

cara mencairkan suasana diantara kedua belah pihak yang bersengketa.

Misalnya dengan melakukan pembicaraan-pembicaraan ringan

sehingga masing-masing pihak berada di dalam suasana yang akrab

atau sekurang-kurangnya tidak kaku.

2) Penataan struktur pertemuan

Dalam rangka memulai mediasi ini penting pula dipertimbangkan

pengaturan teknis pertemuan berkaitan dengan posisi tempat duduk.

Dari pengalaman yang sering dipergunakan, bentuk forum pertemuan

berupa huruf U atau lingkaran dengan mediator diujung meja, namun

bentuk-bentuk forum ini dapat disesuaikan berdasarkan kondisi tempat

pertemuan.

3) Penjelasan peran mediator

Upaya selanjutnya adalah menjelaskan peran mediator sebagai

pihak ketiga yang tidak memihak. Upaya ini diperlukan agar para

pihak bersedia menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya. Dalam

hal-hal tertentu, persoalan yang dibicarakan sebaiknya kehendak para

pihak jangan dibatasi.Dalam rangka memulai mediasi ini dapat

dikemukakan kedudukan para pihak dan kedudukan mediator sendiri.

Kunci dari sesi ini adalah penegasan mengenai kesediaan para pihak

untuk menyelesaikan sengketa melalui mediasi dan oleh mediator

Kantor Pertanahan.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa kedudukan mediator harus

netral. Artinya tidak boleh memihak pada salah satu dari mereka.

Namun demikian dalam hal-hal tertentu, berdasarkan kewenangannya

(otoritas) mediator dapat melakukan intervensi maupun campur tangan

dalam proses mencari kesepakatan dari persoalan-persoalan yang

disengketakan. Campur tangan ini bukan merupakan keberpihakan

mediator kepada salah-satunya, melainkan untuk menempatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

44

kesepakatan yang hendak dicapai sesuai dengan hukum pertanahan.

Jadi para pihak harus menyadari bahwa kedudukan Kantor Pertanahan

yang memberikan fasilitas mediasi bersifat authoritatif. Hal ini perlu

dipahami terlebih dahulu oleh para pihak agar tidak menimbulkan

dugaan yang a priori sifatnya.

4) Klarifikasi para pihak

Permulaan proses mediasi perlu diperhatikan benar-benar. Tidak

jarang terjadi, karena permulaan yang kurang baik dapat menimbulkan

rasa a priori pada salah satu pihak atau kedua-keduanya akan

kesungguhan dan obyektivitas upaya penyelesaian sengketa dimaksud.

Keadaan ini tentu akan menimbulkan kendala tersendiri bagi

kelancaran berlangsungnya mediasi. Selain itu para pihak perlu

mengetahui kedudukannya, hak dan kewajibannya. Dalam mediasi

para pihak mempunyai kedudukan yang sama. Oleh karena itu semua

ketentuan-ketentuan mediasi berlaku sama bagi keduanya. Demikian

pula hak-hak dan kewajibannya.

Masing-masing pihak berhak untuk memperoleh informasi yang

disampaikan pihak lawan. Hal ini d imaksudkan agar apabila terdapat

informasi yang dirasakan tidak benar, pihak lawan dapat membantah

dan meminta klarifikasi. Sementara itu masing-masing juga wajib

menghormati pihak lainnya, demikian pula kepada mediator.

Kewajiban ini berlangsung sampai pada pelaksanaan kesepakatan yang

dihasilkan.

5) Pengaturan pelaksanaan mediasi

Dalam permulaan mediasi ini dapat dikemukakan aturan-aturan

yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat di dalam mediasi.

Aturan-aturan tersebut dapat berasal dari inisiatif mediator, atau

disusun baru berdasarkan kesepakatan para pihak. Aturan-aturan

tersebut berlaku baik bagi mediator maupun para pihak. Penyimpangan

terhadap aturan teresebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

45

kedua belah pihak. Aturan-aturan tersebut antara lain untuk

menentukan:

a) Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh mediator.

b) Aturan dan tata tertib diskusi dan negosiasi.

c) Pemanfaatan sesi kaukus.

d) Pemberian waktu untuk ‘berfikir’.

Perumusan aturan tersebut mungkin akan mengundang perdebatan

yang panjang. Namun bagi mediator yang sudah terbiasa melakukan

tugas sebagai mediator, tidak sulit untuk mengatasi hal ini.

c. Menyamakan pemahaman dan menetapkan agenda musyawarah (defining

the issues and setting an agenda)

Setelah permulaan mediasi tersebut dilalui maka tahap berikutnya

adalah menentukan fokus permasalahan yang hendak diselesaikan dan

menetapkan agenda pembicaraan.

1) Menyamakan pemahaman (defining the issues)

Dalam rangka menyamakan pemahaman (defining the issues)

tersebut para pihak diminta untuk menyampaikan permasalahannya

serta opsi-opsi alternatif penyelesaian yang ditawarkan, sehingga

ditarik benang merah permasalahannya agar proses negosiasi selalu

terfokus pada issue tersebut. Dari opsi tersebut tidak tertutup

kemungkinan terjadi kesalah-pahaman baik mengenai

permasalahannya, pengertian-pengertian yang terkait dengan

sengketanya maupun hal-hal yang berkaitan dengan status tanah dan

sebagainya. Misalnya mengenai pengertian status tanah negara dan

individualisasi.

Perbedaan-perbedaan yang terjadi harus diatasi sehingga para

pihak akan mempunyai pemahaman yang sama mengenai persoalan

yang hendak dibicarakan. Pembahasan, diskusi, musyawarah, maupun

negosiasi terhadap suatu persoalan (issues) yang tidak sama

pemahamannya hanya akan membuang-buang waktu dan akan

menimbulkan kesesatan mengenai substansi hasilnya. Oleh karena itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

46

upaya untuk menyamakan pemahaman mengenai berbagai hal tersebut

sangat penting disepakati bersama. Tentu saja kesepakatan mengenai

berbagai persoalan tersebut tidak boleh diserahkan sepenuhnya kepada

para pihak. Pejabat Kantor Pertanahan harus memberikan koreksi

apabila pengertian-pengertian persoalan yang disepakati tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Dalam suatu diskusi,

musyawarah, atau komunikasi apapun, kesamaan pemahaman sangat

diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesesatan, dimana

apa yang dimaksud oleh satu pihak dipahami lain oleh pihak lawannya.

Akibatnya seandainya berhasil dicapai kesepakatan akan

mengakibatkan kesesatan atau kekhilafan mengenai obyeknya (error in

subjectum).

2) Menetapkan agenda musyawarah (setting on agenda)

Setelah persoalan-persoalan yang dapat menimbulkan

misinterpretasi diatasi maka barulah ditentukan agenda yang perlu

dibahas. Tentu saja hal ini d ilakukan setelah diketahui persoalan-

persoalan yang melingkupi sengketa yang bersangkutan. Menetapkan

agenda musyawarah tidak kalah pentingnya dengan kegiatan lainnya.

Hal ini dimaksudkan agar proses musyawarah, diskusi atau negosiasi

dapat terarah dan tidak melebar atau keluar dari fokus persoalan.

Mediator harus dapat menjaga momen pembicaraan, sehingga tidak

terpancing atau terbawa oleh pembicaraan para pihak.

Dengan telah disepakatinya persoalan yang hendak dimintakan

penyelesaiannya, maka mediator menyusun agenda atau acara diskusi

yang mencakup substansi permasalahan maupun alokasi waktu bahkan

jadwal pertemuan berikutnya apabila diperlukan. Dalam menyusun

agenda ini dapat dipergunakan catatan-catatan mediator atau

menuangkannya pada papan tulis.

Penentuan agenda pembicaraan harus pula memperoleh

persetujuan kedua belah pihak. Misalanya dalam sengketa tumpang-

tindih (overlapping) batas tanah, agenda yang akan dibahas antara lain:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

47

a) Batas tanah yang disengketakan.

b) Penguasaan tanah yang disengketakan.

c) Bangunan yang ada di atasnya, dan sebagainya.

Ketiga persoalan tersebut harus dibahas satu-persatu dan terfokus.

Selama proses mediasi, konsistensi pada persoalan yang dibicarakan

harus tetap dipegang. Tidak diperkenankan misalnya, diskusi melebar

sampai menyangkut kasus yang lain yang juga melibatkan kedua belah

pihak, misalnya diskusi berkembang ke masalah pewarisan tanah di

tempat lain yang kebetulan kedua belah pihak terikat pertalian darah,

atau masalah-masalah tanah yang bersangkutan tidak dikuasai secara

fisik atau bahkan masalah-masalah non teknis lainnya. Peran mediator

untuk mengelola diskusi agar tetap terfokus sangat penting agar

diskusinya tidak berlarut-larut.

Persoalan (issue) pertama membahas batas tanah, yang tentu saja

termasuk luasnya yang tumpang-tindih itu. Putusan terhadap persoalan

yang pertama ini tentunya benar atau tidak batas tanah tersebut,

dimana batas yang sebenarnya serta berapa luasnya. Pembahasan atau

diskusi tidak akan berlanjut apabila belum terdapat putusan (yang

disetujui oleh kedua belah pihak) mengenai hal ini.

Persoalan kedua, penguasaan tanahnya. Setelah terdapat kejelasan

mengenai persoalan yang pertama maka sebagaimana selanjutnya

penguasaan tanah tersebut. Maksudnya, apakah tanah tersebut

dikembalikan kepada yang seharusnya atau tetap dibiarkan dikuasai

menurut keadaan nyata (existing). Demikian pula prestasi dan kontra-

prestasi atau kompensasi kepada yang pemiliknya.

Persoalan ketiga, status bangunan. Apabila batas tanahnya

dikembalikan kepada yang seharusnya. Harus pula dibicarakan

mengenai bangunan yang berada di atasnya. Apakah dilakukan

pembongkaran, dengan ganti kerugian atau tidak maupun kewajiban

siapa yang harus membongkarnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

48

Persoalan-persoalan tersebut dan pembahasan lanjutannya sangat

bervariatif. Masing-masing persoalan dapat berkembang sesuai dengan

hasil diskusi. Disamping menetapkan persoalan-persoalan yang akan

dibahas, perlu pula perencanaan jadwal waktu pembahasan.

Kemungkinan mediasi tidak dapat dilakukan dalam satu atau dua kali

pertemuan. Hal ini dimaksudkan agar putusan yang diambil dapat

mencerminkan obyektivitas dan memenuhi kepentingan kedua belah

pihak. Disamping itu penentuan jadwal diskusi atau negosiasi pada

hari yang lain, memberikan waktu kepada para pihak untuk

merenungkan kembali hal-hal yang dapat dicapai dalam kesepakatan

yang dihasilkan atau mendiskusikannya dengan pihak-pihak lain yang

dirasakan perlu. Putusan mediasi hendaknya bukan terkesan sebagai

penyelesaian sengketa yang diputus dengan terburu-buru.

d. Identifikasi kepentingan (identifying the interest of the disputants)

Berdasarkan permasalahan yang disampaikan para pihak maka

dilakukan identifikasi untuk menentukan pokok permasalahan yang

sebenarnya serta relevansinya untuk dilakukan negosiasi. Selain itu, pokok

permasalahan perlu diketahui untuk dijadikan masukan dalam pendataan

di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, d imana dari hasil pendataan

terkait pokok permasalahan pertanahan yang terjadi di boyolali, diperoleh

data terkait jumlah pokok permasalahan dalam kurun waktu 2009, 2010,

dan 2011 dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1: Jumlah Pokok Permasalahan Pertanahan di Kabupaten Boyolali

pada Tahun 2009, 2010, dan 2011.

No Tahun Sengketa Konflik Perkara Jumlah

1.

2009

9

-

6

15

2.

2010

12

-

5

17

3.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

49

2011 9 1 3 13

Jumlah

30

1

14

45

Sumber: Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali.

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa jumlah pokok permasalahan

pertanahan yang terjadi di Boyolali mengalami fluktuasi dalam tiga tahun

terakhir. Jumlah permasalahan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010

dengan 17 (tujuh belas) pokok permasalahan yang terdiri dari 12 (dua

belas) sengketa dan lima perkara. Sedangkan jumlah permasalahan paling

sedikit terjadi pada tahun 2011 yang lalu dengan 13 (tiga belas)

permasalahan, terdiri dari sembilan sengketa, satu konflik, dan tiga

perkara. Sedangkan pada tahun 2009 sendiri tercatat ada 15 (lima belas)

permasalahan, sehingga jika dijumlahkan seluruhnya maka dari tiga tahun

terakhir terjadi 45 (empat puluh lima) permasalahan pertanahan yang

terjadi di Kabupaten Boyolali.

Tabel 2: Jumlah Kasus berdasarkan Tipologi Permasalahan Pertanahan di

Kabupaten Boyolali pada Tahun 2009, 2010, dan 2011.

No Tipologi 2009 2010 2011 Jumlah

1. penguasaan pemilikan

tanah

14 9 - 23

2. Penetapan hak dan

pendaftaran tanah

- 2 - 2

3. Batas dan/atau letak

bidang tanah

- 2 3 5

4. Pelaksanaan putusan

pengadilan

1 - 1 2

5. Tumpang tindih

(overlapping)

- - 1 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

50

6. Waris - 4 5 9

7. Lain-lain - - 3 3

jumlah 15 17 13 45

Sumber: Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali.

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dari beberapa tipologi

permasalahan pertanahan yang terjadi d i Kabupaten Boyolali dalam kurun

waktu tiga tahun terakhir, permasalahan penguasaan pemilikan tanah

menjadi jenis permasalahan yang paling banyak terjadi dengan 23 (dua

puluh tiga) kasus, dengan rincian 14 (empat belas) kasus terjadi di 2009,

dan sembilan kasus di 2010. Sedangkan tipe permasalahan yang paling

sedikit terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah permasalahan

tumpang tindih (overlapping). Permasalahan tumpang tindih ini hanya

terjadi satu kali dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, tepatnya pada

tahun 2011. Kasus tumpang tindih yang dimaksud merupakan konflik

yang terjadi di kecamatan Banyudono, Kab. Boyolali yang disebabkan

oleh penerbitan sertip ikat hak pakai diatas lahan yang masih bersertipikat

hak guna bangunan.

Pokok permasalahan tersebut harus selalu menjadi fokus proses

mediasi selanjutnya. Apabila terdapat penyimpangan maka mediator dapat

mengingatkan untuk kembali pada fokus permasalahan. Setelah dipero leh

duduk permasalahan yang sebebarnya (dalam kasus di atas misalnya benar

telah terjadi tumpang-tindih/overlapping), tugas mediator untuk menggali

kepentingan yang terdapat di balik persoalan yang muncul ke permukaan

tersebut. Jadi kepentingan para pihak bukan pokok sengketa yang muncul,

melainkan motif, latar belakang atau persoalan-persoalan yang berada

dibalik sengketa dimaksud.

Sebagaimana kasus tumpang-tindih batas tanah di atas, meskipun

pengaduan atau sengketa yang diajukan mengandung kebenaran, tetapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

51

penyelesaiannya mungkin tidak harus dilakukan eksekusi batas tanah.

Penyelesaian sengketanya dapat berbentuk lain, misalnya:

1) Batas tanah tetap dikembalikan tetapi atas bangunan pihak lain,

diberikan kompensasi.

2) Tanah yang overlapping tersebut direlakan untuk diberikan kepada

yang secara existing menguasainya.

3) Tanah yang menjadi obyek sengketa dibeli oleh yang menguasainya,

dan sebagainya.

Ini dapat dinegosiasi setelah kepentingan para pihak (interest)

diketahui. Dengan diketahuinya kepentingan masing-masing pihak

berkaitan dengan sengketa tersebut maka banyak cara untuk menetapkan

penyelesaian sengketanya. Namun apapun bentuk penyelesaian yang

disepakati, kedua belah pihak memperoleh keuntungan, misalnya dengan

diberikannya ganti rugi, maka tanah yang menjadi obyek sengketa tidak

perlu dikembalikan. Pihak yang berhak atas tanah tersebut mendapat

keuntungan dengan memperoleh ganti rugi sedangkan pihak lawannya

juga mendapat keuntungan dengan tidak dibongkarnya bangunan

miliknya.

Kepentingan yang dijadikan fokus mediasi, dapat menentukan

kesepakatan penyelesaiannya. Oleh karena itu, kepentingan tersebut tidak

perlu harus selalu dilihat dari aspek hukum saja, melainkan dapat dari

aspek-aspek lain sepanjang memungkinkan dilakukan negosiasi dan

hasilnya tidak melanggar hukum. Dalam hal ini kemampuan mediator

menggali kepentigan, menawarkan opsi-opsi penyelesaian serta melakukan

negosiasi sangat berperan dalam menentukan substansi kesepakatan.

e. Generalisasi opsi-opsi para pihak (generating options for settlement)

Setelah semua pihak mengemukakan opsi-opsi sebagai alternatif yang

diminta maka dilakukan generalisasi alternatif-alternatif tersebut sehingga

terdapat hubungan antara alternatif dengan permasalahannya. Dengan

generalisasi ini maka terdapat sekelompok opsi yang tidak dibedakan dari

siapa yang manyampaikan tetapi bagaimana cara menyelesaikan opsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

52

tersebut melalui negosiasi. Dengan generalisasi opsi (maupun alternatif

yang ditawarkan) maka proses negosiasi menjadi lebih mudah.

Opsi adalah sejumlah tuntutan dan alternatif penyelesaian terhadap

sengketa dalam suatu proses mediasi. Opsi tersebut ditawarkan setelah

duduk permasalahan yang sebenarnya diketahui. Kedua belah pihak dapat

mengajukan opsi-opsi penyelesaian yang diinginkan. Selain itu dalam

mediasi authoritatif, mediator juga dapat mengemukakan opsi atau

alternatif penyelesaian yang lain.

Generalisasi opsi yang dipilih misalnya: batas tanah tetap dibiarkan

untuk dikuasai seperti keadaan secara nyata (existing), namun pihak yang

seharusnya berhak, meminta ganti rugi. Disinilah akan dilakukan

negosiasi-negosiasi tersebut secara intensif guna memperoleh kesepakatan

mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi yang dimaksud. Jadi kegiatan

dalam generalisasi ini, telah terfokus pada pemilihan opsi penyelesaian

sengketa yang akan dinegosiasi realisasinya. Dalam momen ini, mediator

harus ekstra hati-hati, karena proses diskusi yang tidak terkendali akan

menyebabkan opsi yang telah disepakati menjadi batal, dan

berlangsungnya mediasi akan menjadi lebih sulit, karena persoalan yang

telah disepakati menjadi mentah kembali.

Bukan tidak mungkin salah satu pihak meminta ganti kerugian yang

tinggi, karena dia menyadari posisinya di pihak yang menang. Sebaliknya

pihak lawan terpaksa mengalah atau menolak opsi yang telah disepakati di

atas. Dalam situasi inilah seringkali diperlukan seorang yang berwibawa

atau mempunyai pengaruh kuat kepada para pihak sebagaimana fungsi

mediator jaring sosial (social network mediator).

Jadi generalisasi terhadap opsi-opsi dilakukan untuk proses negosiasi

sehingga akan mengarah pada kesepakatan yang mungkin dapat dicapai.

Tawar-menawar opsi dalam tahap ini biasanya berlangsung sangat alot,

dan tidak tertutup kemungkinan akan terjadi dead-lock. Disinilah seorang

mediator harus menggunakan sesi pribadi (private session atau caucus) di

atas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

53

Tahap ini merupakan tahap terpenting dalam proses mediasi. Adapun

kegiatannya adalah negosiasi dengan cara tawar-menawar terhadap opsi-

opsi yang telah ditetapkan. Bukan tidak mungkin dalam proses tersebut

terjadi kondisi yang tidak diinginkan. Dalam hal ini mediator harus

mengingatkan para pihak tentang maksud dan tujuan serta fokus

permasalahan yang dihadapi.

Sesi untuk berbicara secara pribadi dengan salah satu pihak, harus

sepengetahuan dan dengan persetujuan pihak lawan. Untuk perlakuan yang

adil pihak lawan harus juga diberikan kesempatan untuk menggunakan

sesi pribadi yang sama. Proses negosiasi seringkali harus dilakukan

berulangkali dalam waktu yang berbeda. Untuk itu penetapan waktu harus

memperhatikan kepentingan para pihak secara seimbang. Hasil dari tahap

ini adalah serangkaian daftar opsi yang dapat dijadikan alternatif

penyelesaian sengketa yang bersangkutan.

f. Penentuan opsi yang dipilih (assesing settlement options)

Setelah diperoleh daftar opsi tersebut maka dilakukan pengkajian

terhadap opsi-opsi tersebut oleh masing-masing pihak. Mereka akan

menentukan menerima atau menolak opsi dimaksud. Untuk menentukan

keputusannya, tentu saja mereka akan menghitung keuntungan dan

kerugiannya bagi masing-masing pihak. Dalam kegiatan ini dimungkinkan

para pihak melakukan konsultasi dengan pihak ketiga seperti pengacara

atau penasehat hukumnya. Demikian pula mediator maupun para pihak

dapat meminta keterangan mengenai posisi opsi-opsi tersebut kepada

pakar di bidang yang bersangkutan.

Sebagaimana maksud dari mediasi untuk memperoleh putusan yang

win-win solution, maka seorang mediator harus mampu mempengaruhi

para pihak untuk tidak menggunakan kesempatan guna menekan pihak

lawan. Disini diperlukan perhitungan dengan pertimbangan-pertimbangan

logis-rasional dan obyektif untuk merealisasi kesepakatan terhadap opsi

yang dipilih tersebut. Dalam kasus sebelumnya, yaitu menentukan bentuk

dan besarnya ganti rugi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

54

Banyak cara untuk menghitung seberapa besar ganti rugi rasional yang

harus diberikan, misalnya:

1) Tidak dihitung berdasarkan seberapa besar keuntungan yang dapat

diperoleh, seandainya tanah tersebut tidak dikuasai pihak lawannya.

Tetapi dapat dipertimbangkan pula seberapa besar pengorbanan yang

telah dikeluarkan oleh pihak lawan itu selama menguasai tanah

dimaksud.

2) Itikad baik salah satu pihak pada waktu memperoleh tanah tersebut.

3) Seberapa besar pengaruh keuntungannya terhadap salah satu pihak,

apabila tanah tersebut dikembalikan atau tidak dikembalikan

kepadanya, dan sebagainya.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka suatu pihak tidak

akan memanfaatkan kesempatan untuk menekan pihak lainnya. Oleh

karena itu kemampuan mediator akan diuji untuk melakukan negosiasi

dalam sesi ini. Dengan berbekal pada kepentingan (interest) para pihak,

pemilihan opsi dan negosiasi alternatif penyelesaiannya harus selalu

dikembalikan pada kepentingan tersebut, misalnya apabila kepentingannya

hanya masalah rasa tersinggung pribadi, mengapa harus meminta ganti

kerugian yang sangat tinggi. Bukankah dengan memperbaiki hubungan

personal, sebenarnya kepentingannya sudah terpenuhi.

Hasil dari kegiatan ini adalah berupa putusan mengenai opsi yang

diterima kedua belah pihak, namun demikian hal ini belum final. Artinya,

pada prinsipnya masing-masing pihak menerima opsi-opsi tertentu, namun

konsekuensi dari penerimaan tersebut masih harus dibicarakan lebih lanjut,

misalnya apabila opsi yang dapat diterima berupa: ‘batas tanah dibiarkan

seperti semula sehingga bangunan yang terdapat di dalam batas tanah

tersebut tidak perlu dibongkar’, selanjutnya apa konsekuensi dari opsi ini,

masih harus dilakukan musyawarah ataupun negosiasi lagi dalam tahap

negosiasi akhir.

g. Negosiasi akhir (final bargaining)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

55

Kegiatan ini merupakan proses negosiasi terhadap tindak-lanjut

sebagai konsekuensi dari opsi yang telah diterima oleh kedua belah pihak.

Setelah diketahui opsi-opsi yang diterima maka bersama-sama dilakukan

negosiasi final yang merupakan kesepakatan para pihak, yang sebenarnya

hanya merupakan klarifikasi untuk memperoleh ketegasan mengenai opsi

yang telah disepakati bagi penyelesaian sengketa dimaksud. Hasil dari

tahap ini adalah putusan penyelesaian sengketa yang merupakan

kesepakatan dari para pihak yang bersengketa. Jadi secara anatomis,

kesepakatan tersebut pada pokoknya berisi mengenai opsi yang diterima,

hak dan kewajiban para pihak.

Untuk menegaskan kesepakatan yang dicapai perlu diklarifikasi

kembali kepada para pihak. Dengan klarifikasi tersebut, diharapkan para

pihak akan memahami kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai,

menyadarinya untuk kemudian menumbuhkan niat untuk secara sukarela

melaksanakannya. Penegasan tersebut diperlukan agar para pihak tidak

ragu-ragu lagi akan pilihannya untuk menyelesaikan sengketa dimaksud.

Dengan demikian secara teknis kesepakatan tersebut tidak mengandung

kelemahan yang dapat mengganggu pelaksanaannya di lapangan.

Namun terkadang dalam tahap ini bisa terjadi negosiasi yang gagal

dikarenakan para pihak tidak menemukan kesepakatan yang

menguntungkan kedua belah pihak atau masing-masing pihak berikeras

terhadap opsinya sendiri. Kegagalan seperti ini masih ditemukan dalam

pelaksanaan mediasi oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, dari

data yang ada jumlah mediasi yang berhasil atau mencapai kata sepakat,

dan yang gagal adalah sebagai berikut:

Tabel 3: Jumlah penyelesaian kasus pertanahan di Kabupaten Boyolali

oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali pada Tahun 2009, 2010, dan

2011.

No Tahun Selesai Tidak selesai

1. 2009 5 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

56

2. 2010 1 16

3. 2011 4 9

Jumlah

10

35

Sumber: Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali.

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dari tiga tahun terakhir,

penyelesaian kasus yang paling banyak berhasil atau selesai adalah pada

tahun 2009 dengan lima kasus pertanahan yang selesai. Sedangkan

penyelesaian kasus yang paling sedikit adalah pada tahun 2010, dengan

hanya satu kasus yang selesai. Sedangkan untuk kasus yang tidak

terselesaikan, paling banyak terjadi pada tahun 2010 dengan 16 (enam

belas) kasus, dan paling sedikit terjadi pada tahun 2011 dengan hanya

sembilan kasus. Secara keseluruhan jumlah kasus yang tidak terselesaikan

lebih banyak dibanding kasus yang terselesaikan, yaitu 35 (tiga puluh

lima) kasus berbanding 10 (sepuluh) kasus.

h. Formulasi kesepakatan penyelesaian sengketa (formalizing settlement)

Kesepakatan final tersebut dirumuskan dalam bentuk kesepakatan atau

agreement. Dengan tercapainya kesepakatan dimaksud maka secara

substantif mediasi telah selesai. Sedangkan tindak-lanjut pelaksanaannya

di bidang pertanahan menjadi kewenangan pejabat tata usaha negara.

Dalam rangka penyelenggaraan mediasi tersebut setiap kegiatan

hendaknya dicatat. Biasanya dibuat dalam bentuk notulen yang

ditandatangani notulis dan mediator. Hasil mediasi dilaporkan kepada

pejabat yang berwenang untuk ditindak-lanjuti sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Formalisasi suatu kesepakatan dituangkan secara tertulis dengan

menggunakan format perjanjian. Demikian pula bukti-bukti dari proses

berlangsungnya mediasi serta kesepakatan-kesepakatan yang diperoleh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

57

Untuk itu dalam setiap kegiatan mediasi perlu dibuatkan berita acara atau

notulis dari mediasi yang berlangsung. Agar mempunyai kekuatan

mengikat maka berita acara tersebut harus ditandatangani pula oleh para

pihak serta mediator.

Selain itu, kesepakatan yang termuat dalam perjanjian perlu untuk

memperhatikan kesesuaian substansinya dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, sebab salah syarat sahnya perjanjian adalah suatu

sebab yang halal, yakni suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh

peraturan perundang-undangan dan/atau apabila berlawanan dengan

kesusilaan atau ketertiban umum.

B. Kendala-kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

dalam pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan, serta solusi untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut

1. Kendala-kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam

pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan.

Sebagaimana yang diutarakan oleh bapak Suprayogo selaku Kasie Perkara

Pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, kendala-kendala yang

dimaksud antara lain:

a. Kendala dari para pihak.

1) Sebagian pihak memandang Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

dapat menyelesaikan seluruh permasalahan yang diadukan dalam

mediasi, dan mampu memberikan putusan yang adil untuk kedua belah

pihak meski para pihak tidak mengutarakan opsi-opsi penyelesaian

yang seharusnya ada untuk menjamin obyektifitas hasil putusan.

Fenomena ini menjadi kendala tersendiri karena semua permasalahan

yang penyelesaiannya dilakukan secara mediasi dipasrahkan kepada

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk diselesaikan secara adil,

dan para pihak hanya tinggal melaksanakan putusan atau kesepakatan

itu jika dirasa tidak merugikan kepentingannya. Intinya para pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

58

tidak terlibat atau melibatkan diri secara aktif dalam penyelesaian

sengketa melalui mediasi tersebut.

2) Sebagian pihak tidak memahami fungsi dan tujuan mediasi, yaitu

untuk menghasilkansuatu rencana atau kesepakatan kedepan yang

dapat diterima dandijalankan oleh para pihak yang bersengketa. Selain

itu, jugamempersiapkan para pihak yang bersengketa untuk

menerimakonsekuensi dari keputusan yang mereka buat dengan

mengurangikekhawatiran dan dampak negatif lainnya dari suatu

konflik, karena parapihak yang bersengketa telah dibantu untuk

mencapai konsensus melalui mediasi.

Karena kurangnya pemahaman pihak terkait fungsi dan tujuan mediasi

sebagaimana disebutkan diatas, maka tidak jarang terjadi mislead atau

kesalahpahaman di antara para pihak bahkan dengan mediatornya

sendiri, dan ini akan mempengaruhi kesepakatan-kesepakatan yang

akan dilaksanakan. Ketidakpahaman atas fungsi dan tujuan mediasi ini

juga dapat berakibat tidak ditemukannya titik temu dari permasalahan

yang disengketakan tersebut, sehingga mediasi tersebut berhenti di

tengah jalan dan pada akhirnya sengketa tersebut dibawa ke jalur

litigasi atau pengadilan yang putusannya memiliki kekuatan

eksekutorial.

3) Pihak-pihak masih ada yang ingin menang sendiri dan bersikukuh

mempertahankan argumentasi masing-masing, serta terkesan hanya

menuntut haknya saja tanpa mau melaksanakan kewajiban-kewajiban

hukumnya sendiri dan juga memperhatikan hak-hak dari pihak

lawannya. Kondisi ini memang sesuatu yang manusiawi bagi pihak-

pihak, namun tetap saja perlu pembatasan-pembatasan yang tegas

antara wilayah hukum masing-masing pihak. Dalam kondisi inilah

peran mediator sangat diharapkan untuk dapat mengambil alih arah

pelaksanaan mediasi yang dijalankan agar tidak mengikuti keinginan

atau ‘jalan cerita’ salah satu pihak yang ingin menang sendiri tanpa

memperhatikan kerugian pihak lawannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

59

4) Pihak-pihak masih ada yang tidak bisa atau tidak mau dipertemukan

dalam mediasi dengan berbagai alasan. Seperti terkait masalah waktu

dan tempat pelaksanaan mediasi. Ada pihak yang tidak datang karena

waktu dan tempat tidak sesuai dengan dengan yang diinginkannya,

atau memandang tempat pelaksanaannya tidak netral dan dapat

mempengaruhi hasil kesepakatan mediasi karena bisa saja terjadi

tekanan-tekanan dari pihak lawan dan pendukungnya. Selain itu juga

ada pihak yang tidak ingin dimediasi dengan alasan hanya ingin

menyelesaikan sengketa yang ada melalui jalur hukum atau melalu i

pengadilan serta menganggap opsi yang ditawarkan dari pihaknya

merupakan opsi yang terbaik. Pihak-pihak seperti ini menilai mediasi

tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat dan lemah dalam hal

eksekusinya.

Kasus pihak yang tidak mau dimediasi terjadi untuk kasus tumpang

tindih atau overlapping Hak Guna Bangunan dengan Hak Pakai di desa

Dukuh, Kecamatan Banyudono, Boyolali yang tercatat dalam Kasus

Pertanahan Register Nomor 1/I/2011. Pihak Desa Dukuh beranggapan

opsinya agar proses peralihan HGB ditangguhkan sampai berakhirnya

hak tersebut, dan mengklaimnya sebagai asset desa merupakan opsi

terbaik bagi semua pihak.

5) Pihak-pihak masih ada yang mengerahkan kekuatan massa dalam

jumlah besar selama proses pelaksanaan mediasi tengah berlangsung.

Tindakan-tindakan seperti ini ditujukan untuk mempengaruhi jalannya

mediasi dimana tekanan-tekanan yang berasal dari massa diharapkan

berdampak pada pihak lawan untuk mengikuti keinginan dan

kepentingan pihak yang mengarahkan massa tersebut, sehingga

jalannya mediasi tidak obyektif lagi. Tekanan-tekanan dan intimidasi

tersebut tidak hanya ditujukan terhadap pihak lawan, tetapi juga

kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai mediator

sengketa pertanahan. Harapannya agar mediator dari Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali ini lebih mendengarkan pihak dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

60

massa yang besar tadi sehingga kesepakatan yang dihasilkan pada

akhirnya lebih menguntungkan pihak tersebut. Tidak hanya intimidasi

maupun tekanan, terkadang massa yang dikerahkan juga melakukan

paksaan-paksaan, baik kepada pihak lawan maupun mediator dari

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk mengikuti keinginan

mereka dengan melaksanakan apapun yang dianggap menguntungkan

bagi mereka tanpa memandang untung rugi bagi pihak lawan. Kejadian

seperti ini pernah terjadi seperti kasus tumpang tindih hak di desa

Dukuh.

6) Pihak-pihak ada yang tidak segera melaksanakan hasil kesepakatan

yang diraih dalam proses mediasi. Kondisi-kondisi seperti ini terjad i

karena beberapa sebab, seperti pihak yang seharusnya melaksanakan

suatu kewajiban hukum dalam kesepakatan tersebut merasa terpaksa

untuk menyetujui opsi-opsi yang ditawarkan pihak lawan. Oleh karena

itu pihak yang mendapat tekanan dan paksaan itu merasa kesepakatan

yang dihasilkan tersebut cacat hukum dan tidak mau untuk segera

melaksanakannya. Pihak-pihak seperti ini biasanya lebih memilih jalur

hukum karena dinilai lebih formal dan mengikat. Ini tidak terlepas dari

anggapan beberapa pihak yang menyatakan putusan dari mediasi tidak

mengikat, karena tidak dikeluarkan oleh pejabat atau instansi yang

berwenang dan memiliki legitimasi yang kuat.

b. Kendala dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.

1) Dalam pelaksanaan mediasi, kendala yang dirasa sangat menyulitkan

oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah ketika menghadapi

sebuah sengketa, alat-alat bukti yang diberikan oleh pihak-pihak yang

terlibat tidak mencukupi atau kurang untuk dapat menyelesaikan

sengketa yang dihadapi. Misalnya ketika terjadi permasalahan terkait

jual beli tanah yang dilakukan secara di bawah tangan, dan pihak yang

berkepentingan secara langsung telah meninggal, saksi-saksi yang

melihat dan menyaksikan kesepakatan jual beli tersebut ternyata juga

tidak ada, ini akan menjadi permasalahan tersendiri karena saksi-saksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

61

tersebut sangat diperlukan untuk menentukan keabsahan jual beli

tersebut.

Beberapa alat bukti lain yang biasanya diperlukan dalam proses

mediasi adalah seperti Buku C Desa, Surat Penguasaan Fisik, Surat

Pernyataan Kesaksian, Surat Pernyataan dari Kepala Desa, Surat

Keterangan Waris, Surat Kematian, Surat Keterangan Pembagian

Waris, Akta Jual Beli, Saksi-saksi, serta surat-surat dan alat-alat bukti

lain yang diperlukan untuk penyelesaian sengketa pertanahan melalui

mediasi ini.

c. Kendala terkait putusan mediasi.

1) Kendala yang dirasakan para pihak terhadap putusan mediasi adalah

bahwa putusan mediasi tersebut tidak dapat langsung dieksekusi.

Misalnya untuk putusan yang mengisyaratkan adanya pembagian

tanah, seperti sengketa tanah waris, maka para ahli waris yang berhak

sesuai kesepakatan mediasi tidak dapat langsung memiliki dan

menguasai tanah tersebut, tetapi harus melalui beberapa prosedur lagi

seperti persetujuan dari Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk

proses pembagian tanah. Ini artinya putusan mediasi terkadang dinilai

kurang komprehensif, bersifat parsial, sulit untuk dieksekusi secara

langsung, dan juga terkadang belum final. Meski mediasi telah selesai,

pelaksanaan kesepakatan masih tetap harus dilaksanakan. Jadi harus

ada kesinambungan.

2. Solusi untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan mediasi sengketa

pertanahan.

a. Solusi terkait kendala dari para pihak.

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali perlu memberikan pengertian-

pengertian dan pemahaman-pemahaman secara intens dan benar kepada

masing-masing pihak terkait kedudukan pihak dalam proses mediasi

tersebut. Pengertian-pengertian dan pemahaman tersebut bisa berupa

penjelasan dari tujuan dan fungsi mediasi serta penjelasan hak-hak dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

62

kewajiban-kewajiban setiap pihak termasuk mediator dari Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali agar masalah-masalah dan kendala-

kendala yang timbul selama proses mediasi dapat dihindari seperti halnya

ketika para pihak yang hanya ingin menang sendiri dengan bersikeras

terhadap argumen dan opsinya sendiri atau menggunakan berbagai cara

untuk ‘memenangkan’ mediasi tersebut seperti menggunakan tekanan dan

paksaan melalu i pengerahan massa dan sebagainya.

Pemahaman ini juga bertujuan agar para pihak berkomitmen untuk

melaksanakan hasil putusan mediasi, apapun bentuknya, karena putusan

tersebut pastilah telah d iekstraksi dari setiap opsi-opsi yang ditawarkan

masing-masing pihak, dan merupakan solusi yang terbaik bagi kedua

pihak yang hanya akan bisa diraih melalui penyelesaian sengketa lewat

jalur mediasi dan akan sulit untuk diraih jika melalui jalur formal seperti

pengadilan, yang pastinya akan ada yang menang dan kalah serta akan

menyita banyak tenaga, waktu dan biaya untuk penyelesaiannya, dan itu

merupakan hal yang menjadikan mediasi sebagai alternatif penyelesaian

sengketa yang perlu untuk diberdayakan lebih lanjut dalam masyarakat

ketika terjadi persinggungan-persinggungan maupun sengketa, seperti

halnya sengketa pertanahan.

Untuk kendala-kendala yang bersifat lebih teknis, seperti waktu dan

tempat tidak sesuai keinginan pihak, serta ketika pihak mengerahkan

massa, hal-hal seperti ini bisa menjadi bahan masukan untuk Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk lebih sering melakukan komunikasi

dengan para pihak.

Komunikasi menjadi penting untuk menghadapi pihak-pihak yang

mengerahkan massa. Komunikasi yang baik akan dapat mempengaruhi

pola pikir massa bahwa mediasi akan memberikan jalan keluar terbaik

bagi kedua belah pihak karena esensi dari mediasi adalah mengasilkan

win-win solution, sehingga kepentingan pihak yang mengarahkan massa

dapat diakomodir dengan baik.Komunikasi juga menjadi solusi ketika

tidak ditemukannya titik temu terkait persoalan netralitas tempat dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

63

waktu pelaksanaan mediasi. Komunikasi yang baik akan membuat para

pihak bisa menerima opsi yang netral dari mediator terkait tempat dan

waktu pelaksanaan mediasi, sehingg hal-hal yang tidak diinginkan seperti

adanya pengerahan massa dari salah satu pihak dapat dihindari.

b. Solusi terkait kendala dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.

Terkait kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

seperti disebutkan di atas, bahwa kurangnya alat bukti untuk penyelesaian

sebuah sengketa menjadi hal yang paling menyulitkan seperti ketika terjadi

cacat administrasi dalam penerbitan sertipikat maupun permasalahan-

permasalahan lainnya. Kurangnya alat bukti ini dapat diatasi dengan

melakukan penelitian. Penelitian yang dimaksud disini biasanya oleh

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berupa penelitian terhadap Data

Yuridis Administratif dan Data Fisik. Penelitian terhadap Data Yuridis

Administratif ini berupa penelitian terhadap Hak Atas Tanahnya, meliputi

juga pemilik, asal-usul hak, dan bagaimana Hak Atas Tanah tersebut

didaftarkan. Sedangkan penelitian Data Fisik berupa penelitian terhadap

bidang tanah yang bersangkutan. Penelitian ini meliputi pengukuran luas

tanah, penguasaan, peruntukan, dan batas-batas dari tanah tersebut. Baik

Data Fisik maupun Data Yuridis Administratif harus memiliki kesesuaian,

karena jika tidak sesuai, maka ada indikasi terjadinya cacat administrasi

yang disebagian kasus berasal dari ketidakcermatan administrasi Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali.

c. Solusi terkait kendala dari putusan mediasi.

Terkait kendala putusan mediasi yang tidak bisa langsung dieksekusi

karena masih perlu tindakan hukum lanjutan seperti diperlukannya

persetujuan dari Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk pembagian

tanah, maka hal ini sulit untuk dicarikan solusinya agar putusan tersebut

bisa langsung merubah suatu kondisi hukum seperti kepemilikan bidang

tanah untuk beberapa orang atau ahli waris dalam pembagian tanah waris.

Kendala ini terjadi karena aturan hukum positif kita yang mengharuskan

adanya prosedur seperti yang dimaksud diatas, yang dengan alasan adanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

64

suatu keharusan akan kepastian hukum, telah mengesampingkan asas-asas

kesederhanaan khususnya dalam mediasi tersebut. Memang cukup sulit

untuk memperbaiki kondisi seperti ini, namun hal tersebut bukan tidak

mungkin dirubah, salah satu solusinya adalah dengan merubah aturan-

aturan prosedural atau aturan-aturan hukum yang dinilai menghambat

putusan mediasi, sehingga dapat langsung dirasakan efeknya oleh para

pihak.

Namun untuk kendala dimana ada salah satu pihak yang tidak segera

melaksanakan putusan mediasi dan diindikasikan adanya wan prestasi

(breach of contract) atas putusan tersebut, maka solusinya dapat kita

jumpai dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase

dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Undang-undang ini mengatur

sebuah mekanisme hukum yang dimaksudkan untuk memperkuat kekuatan

hukum dari kesepakatan mediasi, yaitu Pasal 6 ayat (7). Pasal 6 ayat (7)

menegaskan bahwa kesepakatan penyelesaian sengketa secara tertulis

bersifat final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad

baik serta wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan. Selain itu dengan

dikeluarkannya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan, kesepakatan-kesepakatan penyelesaian

sengketa di luar pengadilan dapat diajukan kepada Pengadilan Tingkat

Pertama di lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama untuk

kemudian dikuatkan dengan apa yang dinamakan Akta Perdamaian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

65

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Untuk menyempurnakan skripsi ini maka penulis akan menyimpulkan dari

apa yang telah diuraikan tersebut di muka, sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Mediasi Sengketa Pertanahan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali

Secara garis besar pelaksanaan mediasi di Kantor Pertanahan Kabupaten

Boyolali dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama dalam proses

mediasi tentu saja Penerimaan Pelaporan dari pihak yang bersangkutan.

Setelah itu dilanjutkan dengan penelitian permasalahan guna mengetahui

relevansi permasalahan yang diadukan. Perlu juga mengetahui Kompetensi

para Pihak, karena kompetensi ini terkait dengan kewenangan pihak atas

obyek sengketa sehingga perlu diklarifikasi terlebih dahulu.

Setelah penelitian permasalahan dan kompetensi para pihak telah

terlaksana, maka pelaksanaan musyawarah dapat dilaksanakan. Musyawarah

ini terbagi dalam beberapa tahap lagi, dimulai dengan melakukan persiapan

seperti pembentukan tim penanganan sengketa, penyiapan bahan, dan

menyebarkan undangan. Setelah persiapan selesai, mediasi dapat dimulai.

Mediasi diawali dengan mengatasi hambatan hubungan antar pihak dengan

mencairkan suasana yang tegang. Dilanjutkan dengan penataan struktur

pertemuan agar mediasi berjalan lebih santai. Setelah hal teknis selesai,

mediator akan menjelaskan perannya sebagai p ihak ketiga yang tidak

memihak, dan diharapkan agar para pihak bersedia menyampaikan informasi

sebanyak-banyaknya. Selanjutnya ada sesi klarifikasi para pihak, dimaksudkan

agar apabila terdapat informasi yang dirasakan tidak benar, pihak lawan dapat

membantah dan meminta klarifikasi. Tahapan berikutnya ada pengaturan

pelaksanaan mediasi, disini diatur hal-hal seperti apa yang boleh dan tidak

boleh dilakukan oleh mediator serta aturan dan tata tertib diskusi dan

negosiasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

66

Selanjutnya adalah menyamakan pemahaman dan menetapkan agenda

musyawarah atau dengan kata lain menentukan fokus permasalahan yang

hendak diselesaikan dan menetapkan agenda pembicaraan. Setelah itu

dilakukan identifikasi kepentingan, tujuannya untuk menentukan pokok

permasalahan yang sebenarnya serta relevansinya untuk dilakukan negosiasi.

Tahapan krusial berikutnya adalah ketika generalisasi opsi-opsi yang

diperoleh dari pihak-pihak. Setelah semua pihak mengemukakan opsi-opsi

sebagai alternatif yang diminta maka dilakukan generalisasi alternatif-

alternatif tersebut sehingga terdapat hubungan antara alternatif dengan

permasalahannya. Setelah dilakukan generalisasi opsi maka selanjutnya ada

penentuan opsi yang dipilih. Setelah diperoleh daftar opsi tersebut maka

dilakukan pengkajian terhadap opsi-opsi tersebut oleh masing-masing pihak.

Mereka akan menentukan menerima atau menolak opsi dimaksud. Tahapan

selanjutnya adalah negosiasi akhir. Kegiatan ini merupakan proses negosiasi

terhadap tindak-lanjut sebagai konsekuensi dari opsi yang telah diterima oleh

kedua belah pihak dan merupakan penegasan atas opsi yang dipilih dan akan

dilaksanakan. Setelah tahapan demi tahapan terlaksana, maka kesepakatan

diformulasikan dalam sebuah kesepakatan penyelesaian sengketa yang

berformat perjanjian.

2. Kendala-kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam

pelaksanaan mediasi sengketa pertanahan, serta solusi untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan mediasi ini dapat

dibagi menjadi tiga kategori, yaitu yang berasal dari para pihak, Kantor

Pertanahan Kabupaten Boyolali, maupun dari putusan mediasi itu sendiri,

demikian halnya dengan solusi yang akan diberikan, pembagiannya berasal

dari ketiga kategori tersebut.

Kendala dari para pihak adalah ketika sebagian atau para pihak tidak

memahami arti dan tujuan mediasi, sehingga terkadang ada pihak yang

menyerahkan seluruh penyelesaian masalah kepada Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali. Selain itu ada juga pihak yang hanya ingin menang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

67

sendiri dengan memaksakan opsi dari pihaknya. Kendala lain adalah ketika

pihak ada yang tidak mau atau tidak bias dipertemukan, atau ketika pihak telah

menggunakan kekuatan massa, serta ketika pihak tidak mau melaksanakan

hasil kesepakatan.

Solusi untuk kendala-kendala dari para pihak diatas adalah dengan

memberikan pemahaman terkait mediasi, mulai dari kedudukan masing-

masing pihak maupun tujuan dan fungsi dari mediasi itu sendiri. Selain itu

perlu juga untuk membangun komunikasi yang baik dengan setiap pihak agar

kendala-kendala yang bersifat teknis bisa diselesaikan.

Kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah

ketika menghadapi sebuah sengketa, alat-alat bukti yang diberikan oleh pihak-

pihak yang terlibat tidak mencukupi atau kurang untuk dapat menyelesaikan

sengketa yang dihadapi. Solusi untuk kendala ini adalah dengan melakukan

penelitian-penelitian baik terhadap data fisik maupun data yuridis.

Kendala yang berasal dari putusan mediasi adalah bahwa putusan mediasi

tersebut tidak dapat langsung dieksekusi, kurang komprehensif, bersifat

parsial, dan juga terkadang belum final. Solusinya bisa dengan menguatkan isi

putusan mediasi dengan membuat akta perdamaian yang dikeluarkan oleh

pengadilan, seh ingga putusan tadi memiliki kekuatan eksekutorial.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran dapat penulis

sampaikan sebagai berikut :

1. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali perlu memberdayakan atau bahkan

menambah sumber daya manusia dalam menjalankan proses mediasi agar

mampu menggali lebih dalam setiap permasalahan pertanahan yang diadukan

sehingga ketidakpahaman pihak terkait mediasi yang dapat berimbas pada

gagalnya mediasi dapat diminimalisir, dan diharapkan dapat berefek domino

pada turunnya angka mediasi yang gagal.

2. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali perlu meningkatkan pelayanannya

terkait keadministrasian untuk membantu masyarakat dalam melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PEMBERDAYAAN KANTOR PERTANAHAN …/Pemberd… · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai ... Sebagai roadmap ... dalam arti kebahagiaan,

68

penelitian data yuridis terkait masalah yang diadukan, sebab system

administrasi yang bagus akan mempermudah penelitian masalah dan akan

meminimalisir kecacatan dalam mediasi tersebut. Keadministrasian ini

misalnya sistem pengarsipan dari data-data yuridis yang berkaitan dengan

sebuah kasus.

3. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali perlu untuk mendaftarkan setiap

putusan mediasi ke pengadilan untuk dikuatkan menjadi akta perdamaian. Hal

ini untuk memberikan kekuatan eksekutorial guna memastikan p ihak-pihak

menjalankan isi putusan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user